Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 203 Kajian Pengaruh Susunan Lapisan Aktif terhadap Jumlah Rekombinasi Eksiton dalam Peranti Sel Surya Organik melalui Analisis Arus-foto dan Parameter Kunci Sholihun, Kuwat Triyana dan Pekik Nurwantoro Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara BLS 21, Yogyakarta 55281, Indonesia Email: [email protected] Abstrak – Kajian pengaruh susunan lapisan aktif terhadap jumlah rekombinasi eksiton melalui pemodelan arus-foto dan komputasi parameter kunci telah dilakukan. Analisis dilakukan pada dua peranti sel surya organik (SSO) yang mempunyai lapisan aktif copper phthalocyanine (CuPc), 3,4,9,10 - perylenetetracarboxylic bis-benzimidazole (PTCBI) and 3,4,9,10-perylenetetracarboxylic diimide (PTCDI). Susunan lapisan aktif dari dua peranti yang dimaksud adalah CuPc / PTCBI / PTCDI / PTCBI (untuk peranti pertama) dan CuPc / PTCDI / PTCBI / PTCDI (untuk peranti kedua). Perbedaan kedua peranti yang dikaji adalah pada susunan lapisan PTCBI dan PTCDI. Dari hasil komputasi, ditemukan perbedaan yang cukup signifikan antara kedua peranti tersebut. Untuk peranti pertama diperoleh efisiensi 1,21 % dan untuk peranti kedua diperoleh efisiensi 0,57 %. Untuk mencari penyebab dari perbedaan efisiensi ini, dilakukan dua pemodelan yaitu pemodelan arus-foto dan pemodelan rangkaian ekuivalen untuk mendapatkan parameter kunci secara numerik, sedangkan parameter kunci yang dikaji di sini adalah hambatan seri (Rs) dan hambatan paralel (Rp). Dari hasil pemodelan arus-foto, diperoleh hasil bahwa jumlah generasi eksiton kedua peranti yang dikaji adalah hampir sama. Jika semua eksiton terdisosiasi, maka efisiensi kedua peranti seharusnya tidak menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Ini berarti bahwa telah terjadi rekombinasi yang cukup banyak pada peranti kedua, sedangkan dari komputasi parameter kunci, diperoleh hasil bahwa rasio Rs terhadap Rp (Rs/Rp) adalah 4,72 × 10-3 (peranti pertama) dan 9,59 × 10-3 (peranti kedua). Semakin besar nilai Rs/Rp, semakin kecil jumlah disosiasi eksiton yang terjadi. Analisis memberikan informasi bahwa telah terjadi rekombinasi eksiton yang besar pada peranti kedua yang merupakan penyebab terjadinya perbedaan efisisiensi yang cukup signifikan antara kedua peranti. Kata kunci : generasi dan rekombinasi eksiton, parameter kunci, susunan lapisan aktif I. PENDAHULUAN Upaya mengatasi krisis energi global dunia menuntut peneliti untuk mencari inovasi sumber energi yang murah, baru dan terbarukan serta ramah lingkungan. Sumber energi alternatif yang diyakini para peneliti yang akan bisa mewujudkan impian tersebut adalah peranti sel surya organik (SSO). Tetapi karena efisiensi konversi dayanya masih belum bisa diterima secara komersial [1], maka diperlukan adanya kajian yang komprehensif (eksperimen yang didukung dengan pemodelan komputasi) untuk meningkatkannya [2]. Pada penelitian ini dilakukan dua pemodelan yaitu pemodelan rangkaian ekuivalen SSO dan pemodelan arus-foto. Dengan telaah teoritis dan pemodelan secara komputasi, akan dihitung parameter kunci melalui kajian rangkaian ekuivalen dan disimulasikan kuadrat medan listrik masingmasing lapisan melalui kajian arus-foto. Kurva kuadrat medan listrik menafsirkan besar-kecilnya terjadinya generasi eksiton. II. EKSPERIMEN Dalam penelitian ini ditinjau peranti sel surya berbahan organik heterojunction dengan lapisan aktif CuPC, PTCBI dan PTCDI. Struktur peranti sel surya yang digunakan ditunjukkan oleh Gambar 1 [3]. Lapisan ITO dan Ag berperan sebagai elektrode yang mengumpulkan muatan-muatan yang terbentuk dari penguraian eksiton yang lazim diasumsikan terjadi pada daerah sambungan lapisan bahan-bahan aktif. Lapisan PEDOT:PSS digunakan sebagai penyangga yang menghindari adanya efek hubungan singkat yang mungkin terjadi akibat ketidakrataan pembuatan lapisan ITO. Struktur peranti yang dikaji mempunyai tiga lapisan aktif yaitu CuPc, PTCBI dan PTCDI. Sedangkan pemilihan lapisan aktif CuPC antara lain menangkap sinar yang sulit untuk ditangkap oleh PTCBI dan PTCDI yaitu pada panjang gelombang lebih dari 500 nm (Gambar 2) [3]. Gambar 1. Struktur peranti sel SSO yang dikaji: Glass/ITO/PEDOT:PPS/CuPc/PTCDI/PTCBI/PTCDI/Ag (kiri) dan Glass/ITO/PEDOT:PPS/CuPc/PTCBI/PTCDI/PTCBI/Ag [3] Gambar 2. Grafik koefisien absorpsi terhadap panjang gelombang material PTCBI dan CuPC. ISSN 0853-0823 204 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY III. PEMODELAN PARAMETER KUNCI Pencarian parameter internal sel surya dilakukan menggunakan metode yang telah berhasil dirancang yang diberi nama LANBV (Linear Approximation Near Breakdown Voltage) yaitu pendekatan profil linear di dekat tegangan dadal pada kurva J-V [5]. Pemodelan dilakukan menggunakan rangkaian ekuivalen standar satu diode (Gambar 3) untuk mencari parameter kunci SSO. Adapun parameter kunci yang dimaksud adalah faktor ideal diode (n), rapat arus foto (Jph), rapat arus hubung singkat (Jsc), tegangan rangkai terbuka (Voc), hambatan seri (Rs) dan hambatan paralel (Rp). c=− J s + J ph Rp Rs + R p (4) IV. PEMODELAN ARUS-FOTO Terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk mendapatkan koefisien pantulan dan koefisien transmisi dari GEM (gelombang elektromagnetik), salah satunya adalah pendekatan matriks. Struktur lapisan yang datar dengan medium yang isotropik dan homogen dan saling sejajar dapat digambarkan dengan matriks 2×2. Digunakannya matriks 2×2 ini karena persamaan perambatan medan listrik merupakan persamaan linear dan komponen tangensial medan listrik kontinyu di perbatasan kedua medium [7]. Gelombang datar datang dari sebelah kiri tepat mengenai peranti yang mempunyai m lapisan di antara semi-infinite ambient transparan dan semi-infinite substrat. Skema peranti dideskripsikan oleh Gambar 4 [5]. Gambar 3. Rangkaian ekuivalen satu dioda Persamaan dasar sel surya yang sering dipakai adalah ⎡ ⎧ ⎛ V − JRs A ⎞ ⎫⎤ − 1⎬⎥ ⎢ J s ⎨exp ⎜ e nkT ⎟⎠ ⎭⎥ 1 ⎢ ⎩ ⎝ J= ⎥ R ⎢ 1 + s ⎢ − J ph + V ⎥ Rp ⎢ Rp A ⎣ ⎦⎥ (1) dengan Js, n, k, T,e dan A berturut-turut adalah rapat arus saturasi diode, faktor ideal diode, konstanta Boltzman, temperatur, muatan keunsuran dan luas lapisan aktif. Pendekatan yang digunakan dalam pemodelan adalah asumsi adanya profil linear di dekat tegangan dadal. Pendekatan tersebut sesuai dengan karakteristik kurva J-V yang secara jelas diterangkan sebagai berikut, kurva J-V terdiri dari dua bagian, yaitu bagian forward bias (tegangan maju) dan reverse bias (tegangan mundur). Pada bagian forward bias, kurva J-V didominasi oleh kurva eksponensial karena nilai ekponensial ⎛ V − JRs A ⎞ exp⎜ e ⎟ nkT ⎠ meledak dengan membesarnya nilai V. Pada ⎝ keadaan reverse bias sebelum terjadi tegangan dadal, nilai eksponensial tersebut meluruh mendekati nilai nol. Hal ini terjadi karena V bernilai negatif dan JRsA kecil menyebabkan eksponensial negatif dan dengan mengecilnya nilai V menyebabkan ekponensial tersebut meluruh mendekati nilai nol. Akibatnya, pers. (1) dapat didekati persamaan linear yang ditunjukkan oleh persamaan [6] J reverse = J s + J ph V − (Rs + R p )A Rs + R p R p (2) 1 ( Rs + R p ) A dan titik potong terhadap sumbu J Setiap lapisan j (j=0,1,2,...m) mempunyai ketebalan dj dan properti optik digambarkan melalui indeks bias kompleks n~ j = η j + iκ j , atau dapat juga melalui konstanta dielektrik kompleks (3) (5) ε~ j = ε 'j + iε 'j' = n~ j2 , (6) yang keduanya merupakan fungsi dari panjang gelombang cahaya yang datang. Medan listrik optik di setiap titik pada setiap lapisan dapat diuraikan menjadi dua komponen. Komponen yang pertama adalah komponen perambatan + pada arah sumbu-X positif, E j ( x ) , sedangkan komponen yang kedua adalah komponen perambatan pada arah sumbu− X negatif, E j ( x ) . Sebuah matriks interface, Ijk, merupakan matriks yang menghubungkan besar medan listrik antara lapisan satu dengan yang lainnya yang berurutan. Matriks interface didefinisikan sebagai [5] I jk = Pers. (2) merupakan persamaan linear dengan gradien m= Gambar 4. Peranti yang mempunyai m lapisan di antara semiinfinite ambient dan semi-infinite substrat. 1 ⎡1 ⎢ t jk ⎣ r jk r jk ⎤ 1 ⎥⎦ (7) dengan rjk dan tjk merupakan koefisien Fresnel pantul kompleks dan koefisien Fresnel transmisi kompleks. Untuk cahaya dengan medan listrik tegak lurus dengan bidang datang (s-polarized atau gelombang transversal electric, TE), koefisien Fresnel kompleks pantul dan transmisi adalah ISSN 0853-0823 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY r jk = t jk = 205 q j − qk q j + qk , (8a) . (8b) 2q j q j + qk φ0 merupakan sudut datang, dan φ j merupakan sudut bias pada lapisan j. Matriks fase, Lj, mewakili perubahan fase gelombang ketika merambat dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Matriks fase dideskripsikan sebagai ⎡e − iξ j d j Lj = ⎢ ⎣ 0 0 ⎤ ⎥ e ⎦ iξ j d j (9) 2π ξj = qj λ dengan merupakan ketebalan fase lapisan. Total matriks transfer sistem, S, dapat didefinisikan sebagai ⎡S S = ⎢ 11 ⎣ S 21 S12 ⎤ ⎛ m ⎞ = ⎜⎜ ∏ I (υ −1)υ Lυ ⎟⎟ I m (m +1) ⎥ S 22 ⎦ ⎝ υ =1 ⎠ (10) Medan listrik sebagai fungsi posisi mengacu pada perbatasan j(j–1), didefinisikan sebagai E j (x ) = E [ + j = t +j e [ − (x ) + E j ( x ) iξ j x + t −j e iξ j x + r j"e = t +j e −iξ j x ]E + 0 ( ) iξ j 2 d j − x ]E + 0 (11) Persamaan (11) dapat ditulis dalam bentuk total transfer sistem matriks, S, dinyatakan sebagai E j (x) = S "j11e ( −iξ j d j −x S 'j11S "j11e ) −iξ j d j ( iξ j d j −x + S "j 21e ) iξ j d j + S 'j12S "j 21e + E0 (12) Kemudian didefinisikan Qj(x) sebagai energi disipasi yang sebanding dengan kuadrat medan listrik melalui kaitan Q j (x ) = C E j (x ) (13) dengan C adalah konstanta kesebandingan. Jumlah eksiton yang tereksitasi mempunyai ketergantungan secara langsung dengan energi yang diserap material. Energi yang diserap material ini sering disebut sebagai energi disipasi. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Fokus penelitian ini adalah penyelidikan pengaruh sususan lapisan aktif terhadap terjadinya rekombinasi eksiton dalam peranti SSO yang merupakan faktor dominan terhadap besar kecilnya efisiensi. Penyelidikan dilakukan dengan pencarian nilai-nilai parameter kunci SSO melalui kajian rangkaian ekuivalen dan simulasi kuadrat medan listrik masing-masing lapisan melalui kajian arus-foto. Tabel 1 adalah nilai-nilai parameter kunci SSO dari D1 (peranti 1) dan D2 (peranti 2). Parameter kunci yang menjadi fokus perhatian adalah parameter Rs dan Rp yang secara berurutan merupakan bulk resitance dan lack current dalam peranti SSO. Peranti semakin ideal jika nilai Rs sangat kecil dan nilai Rp sangat besar, atau dengan kata lain, peranti semakin ideal jika nilai perbandingan Rs/Rp sangat kecil (mendekati nol). Pada Tabel 1, nilai Rs/Rp dari D2 adalah sekitar dua kali lebih besar dari nilai Rs/Rp D1 sehingga dapat dikatakan D1 lebih bagus dari D2. Hasil komputasi ini sesuai dengan kenyataan bahwa efisiensi D1 yaitu 1.21 % yang lebih besar dari efisiensi D2 yaitu 0,57 %. Tabel 2 adalah posisi-posisi puncak lapisan aktif interface dari kurva kuadrat medan listrik versus ketebalan dalam peranti SSO yang merupakan hasil pemodelan arus foto kedua peranti. Tinggi rendahnya puncak menafsirkan banyak-sedikitnya generasi eksiton yang terjadi di daerah di sekitar interface lapisan aktif [5]. Semakin banyak generasi eksiton yang terjadi di daerah sekitar interface, maka semakin besar pula peluang terjadinya disosiasi eksiton, karena daerah domin terjadinya disosiasi eksiton adalah di daerah sekitar interface lapisan aktif. Posisi-posisi puncak dari kedua peranti pada Tabel 2 menunjukkan ketinggian puncak yang hampir sama. Ini artinya, generasi eksiton yang terjadi untuk kedua peranti hampir sama banyaknya. Namun tidak berarti bahwa terjadi disosiasi eksiton yang sama besar dari kedua peranti, karena jika demikian, seharusnya efisiensi kedua peranti tidak jauh berbeda. Akan tetapi fakta menunjukkan bahwa terjadi perbedaan efisiensi yang cukup signifikan antara kedua peranti tersebut. Dari analisis tersebut dapat ditafsirkan bahwa terjadi rekombinasi eksiton yang cukup besar yang terjadi pada D2 yang merupakan efek dari penyusunan lapisan aktif SSO yang tepat. TABEL 1. PARAMETER KUNCI SSO UNTUK D1 (DEVICE 1) AND D2 (DEVICE 2) ISSN 0853-0823 206 TABLE Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 2. NILAI PUNCAK-PUNCAK DARI KURVA KUADRAT MEDAN LISTRIK VERSUS KETEBALAN VI. KESIMPULAN Kajian pengaruh susunan lapisan aktif terhadap besarkecilnya efisiensi SSO telah dilakukan melalui pemodelan rangkaian ekuivalen dan pemodelan arus-foto. Dari kedua pemodelan didapatkan kesimpulan yang saling mendukung yaitu terjadinya jumlah rekombinasi yang cukup besar pada D2 yang merupakan efek dari penyusunan lapisan aktif yang kurang tepat sehingga menurunkan efisiensi SSO peranti secara signifikan. PUSTAKA [1] Ghosh, A. K., and Feng, T., 1978, Merocyanine organic solar cells, Journal of Applied Physics, vol. 49, no. 12, 5982-9. [2] Al Mohamad, A. 2003, Solar Cells Based on Two Organic Layers, published on Elsevier Ltd. [3] Triyana, K., Yasuda, T., Fujita, K., and Tsutsui, T., 2004, Tandemtype organic solar cells by stacking different heterojunction materials, Thin Solid Films, vol. 477, 198-202. [4] Stübinger, Thomas., Brütting, Wolfgang. 2001, Eksiton Diffusion and Optical Interference in Organic Donor-Acceptor Photovoltaic Cells, Journal of Applied Physics, Volume 90, number 7. [5] Sholihun, Triyana, K., Siahaan, T., Soewondo, B. P., A Proof of Dependency of Organic Photovoltaic Device Diode Ideality Factor on Light Intensity Using Linear Approximation near Break-down Voltage Method, Proc. of ISSTEC (2009). Sholihun, Komputasi Parameter Internal Sel Surya Organik dan Penentuan Pola Keterkaitannya terhadap Intensitas Menggunakan Metode LANBV, Tesis, Jurusan Fisika, FMIPA UGM, Yogyakarta (2009). Pettersson, L. A. A., Roman, L. S., and Inganas, O., 1999, Modeling photocurrent action spectra of photovoltaic devices based on organic thin films, Journal of Applied Physics, vol. 86, no. 1, 487-96. [6] [7] ISSN 0853-0823