ABSTRACT ANALISIS PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE (PBV), RETURN ON ASSET (ROA), DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN SAHAM ( Studi Kasus Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Listing di BEI Periode 2011-2014) Nia Trisnawati 1, Rika Desiyanti 1, Yuhelmi 2 Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University Lecture Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University E-mail: [email protected], [email protected] dan [email protected] Capital market presence in Indonesia was marked by many investors began to invest their shares in the consumer goods industry sector. The rapid development of consumer goods industry sector is followed by the high demand for the needs of the consumer goods industry. This study aims to determine the effect of PBV, ROA and NPM on stock returns consumer goods industry sector listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2011-2014. The independent variables were used in this study is the PBV, ROA and NPM while the dependent variable is the stock return. The sample used in this study as many as 37 companies using the census. The data used in this research is secondary data obtained from the capital market directorate Indonesia (IDX). Analysis of the data used in this research is multiple linear regression analysis. Results obtained from this research that PBV no effect on stock returns consumer goods industry sector, ROA effect on stock returns consumer goods industry sector, and NPM no effect on stock returns consumer goods industry sector. Keywords: PBV, ROA, NPM, dan Stock Return 1 1. PENDAHULUAN 2013-2014, sedangkan return saham pada Latar Belakang sektor ini mengalami penurunan dari tahun Di era masyarakat ekonomi ASEAN 2011-2012 dan tahun 2013-2014. Hal ini (MEA) saat ini, salah satu sektor pendukung berbanding terbalik dengan teori yang ada, untuk kelangsungan suatu industri adalah dimana tersedianya dana. Sumber dana murah yang profitabilitas dapat diperoleh oleh suatu industri atau memberikan perusahaan adalah dengan menjual saham investor kepada Bagi mengalami peningkatan. Sebaliknya apabila perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal profitabilitas suatu perusahaan menurun akan perlu memberikan sinyal yang negatif kepada dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator investor return pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus mengalami mampu profitabilitas perusahaan menurun investor publik di pasar memperhatikan syarat-syarat meningkatkan perusahaan sehingga modal. return terjadi yang saham peningkatan menurut teori suatu sinyal sehingga sehingga semakin tinggi perusahaan akan yang positif return penurunan kepada saham akan saham dan akan apabila akan enggan untuk melakukan investasi. penjualan sahamnya di pasar modal. Untuk Untuk melakukan analisis tentang berinvestasi dalam bentuk saham, seorang return saham tersebut diperlukan adanya investor yang rasional akan mengivestasikan informasi yang bersifat fundamental dan dananya dengan memilih saham yang tepat, teknikal (Halim, 2005). Analisis fundamental yang dapat memberikan return maksimal didasarkan pada informasi-informasi yang dengan tingkat risiko tertentu atau return diterbitkan oleh emiten maupun administrator tertentu bursa dengan risiko yang seminimal mungkin (Budi dan Gunawan, 2003). efek. Sedangkan analisis teknikal didasarkan pada data harga saham di masa lalu Kehadiran pasar modal di Indonesia sebagai upaya untuk memperkirakan harga ditandai dengan banyaknya investor yang saham di masa mendatang (Halim, 2005). mulai menanamkan sahamnya pada sektor Analisis fundamental dipengaruhi oleh rasio- industri barang konsumsi. Semakin pesatnya rasio keuangan yang merupakan salah satu perkembangan indikator kinerja keuangan perusahaan. sektor industri barang konsumsi ini diikuti dengan semakin tingginya Didalam penelitian ini rasio yang permintaan akan kebutuhan industri barang keuangan yang digunakan adalah PBV, ROA, konsumsi. Berdasarkan data yang diperoleh dan NPM hal ini dikarenakan pada pemetaan pada sektor industri barang dan konsumsi, penelitian terdahulu diperoleh fenomena gap dimana terjadinya penurunan profitabilitas dari hasil penelitian dan juga ketiga rasio perusahaan dari tahun 2011-2012 dan tahun tersebut berdasarkan teori adalah rasio yang 2 paling dekat yang dapat mempengaruhi return saham. 2.2. Teori Return Saham a. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Berdasarkan latar belakang Capital Asset Pricing Model (CAPM) permasalahan dan penelitian terdahulu yang menggambarkan hubungan tingkat return telah ada dimana terdapat perbedaan hasil dan risiko secara sederhana dan hanya penelitian yang dilakukan maka menggunakan satu variabel (variabel beta) penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang untuk menggambarkan dengan judul “Analisis Pengaruh Price to 2009). Book Value (PBV), Return on Asset (ROA), b. Arbitrage Pricing Theory (APT) Arbitrage dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap risiko Pricing Theory menggunakan Industri Barang Konsumsi yang Listing di pengukur risiko untuk melihat hubungan BEI Periode 2011-2014)”. return dan risiko atau dengan kata lain APT 2. LANDASAN TEORI tidak menjelaskan faktor-faktor apa yang 2.1. Return Saham mempengaruhi pricing (Harahap, 2009). return atau kembalian (Tandelilin, 2010) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu banyak (APT) Return Saham (Studi Kasus Pada Sektor Konsep sekian (Harahap, variabel 2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham 1. Price to Book Value (PBV) investasi yang dilakukannya. Return saham Menurut (Tandelilin, 2010) Price to merupakan hasil yang diperoleh dari investasi Book Value merupakan rasio pasar yang (Jogiyanto, 2010). Return merupakan hasil digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar yang diperoleh dari investasi atau tingkat saham keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas Siamat (2005) PBV merupakan nilai buku suatu investasi yang dilakukannya (Munawir, pada dasarnya nilai riil suatu saham, nilai buku 2010). suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara terhadap nilai bukunya. Menurut Return saham merupakan income membagi seluruh modal sendiri perusahaan (pendapatan) yang diperoleh oleh pemegang dengan semua saham yang telah dikeluarkan saham sebagai hasil dari investasinya di dan disetor penuh. perusahaan tertentu. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu yang Value, maka semakin tinggi pula perusahaan investor tidak mau dinilai oleh investor. Apabila suatu perusahaan melakukan investasi yang tidak ada hasilnya dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga (Herlianto, 2008). saham akan semakin meningkat di pasar, yang dilakukannya, tentunya investasi Semakin tinggi rasio Price to Book pada akhirnya return saham tersebut akan 3 meningkat. Semakin kecil nilai Price to Book bersihnya. NPM menunjukkan perbandingan Value maka harga dari suatu saham dianggap antara laba bersih dengan penjualan (Hanafi semakin murah (Budi dan Gunawan, 2003 dan Halim, 2005). Jadi dapat disimpulkan dari dalam Martono, 2009). beberapa 2. Return On Asset ( ROA) digunakan untuk menghitung sejauh mana Return on Asset (ROA) pendapat tersebut NPM ini yaitu kemampuan perusahaan yang bersangkutan merupakan rasio yang digunakan untuk dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari mengukur sudut total penjualannya. kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Munawir, 2010). Return on Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan Dengan pencapaian laba yang tinggi, keuntungan dapat dari deviden karena pada investasi adalah untuk memperoleh laba yang maka apabila suatu juga kondisi tersebut akan meningkat, akan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2003-2005. Penelitian yang dilakukan oleh Arista dan Asthohar (2012) variabel PBV berpengaruh positif saham menghasilkan deviden yang tinggi ketertarikan investor Price to Book Value (PBV) berpengaruh mengharapkan hakikatnya dalam ekonomi konvesional, motif tinggi, oleh Sugiarto (2011) memperoleh hasil positif terhadap return saham perusahan tertentu (Hanafi dan Halim, 2005). investor 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset maka 2.4. Hipotesis sehingga berdampak pada terhadap return saham perusahaan manufaktur di BEI periode 2005-2009. Jadi berdasarkan penjelasan dan hasil peningkatan harga saham. Apabila harga saham meningkat return saham juga akan meningkat (Darmadji dan Fakhrudin, 2008). 3. Net Profit Margin (NPM) penelitian diatas maka peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional pokok perusahaan H1 : Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif terhadap retun saham perusahaan sektor industri barang konsumsi. Harahap (2009). Net Profit Margin (NPM) berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan 2. Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Budi (2013), penelitian ini 4 menghasilkan kesimpulan ROA pada (NPM) pada perusahaan consumer good periode Hasil dikemukakan yang oleh sama penelitian manufaktur menunjukkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap return saham 2007-2009. perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan juga Farkhan dan Ika (2012) menunjukkan hasil Net Profit Margin yang memiliki pengaruh positif terhadap return saham dilakukan oleh Arista dan Asthohar pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. (2012) variabel ROA berpengaruh positif terhadap return saham Jadi dari beberapa penelitian tersebut maka perusahaan peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: manufaktur di BEI periode 2005-2009. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Turyanto (2013), yang menganalisis H3 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap retun (NPM) saham perusahaan sektor industri barang konsumsi. 4. METODE PENELITIAN reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return saham perusahaan perbankan juga menghasilkan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 37 bank. kesimpulan ROA berpengaruh positif terhadap return saham. Jadi berdasarkan penjelasan dan hasil dari beberapa (Sumber dari diatas maka peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: dan sahamok.com). Menurut Sugiyono (2014), sampel merupakan penelitian www.idx.co.id bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode sensus, yaitu metode pengambilan sampel H2 : Return on Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan sektor industri barang konsumsi. 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ratnasari (2003) mengenai pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta studi kasus yang dilakukan dengan mengamati secara langsung data atau fisik dari target sampel yang akan menjadi sasaran dimana anggota populasi dijadikan sampel, (Sugiyono, 2014). Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data panel, dimana data panel tersebut merupakan gabungan dari data 5 time series dan data cross section. Metode pengumpulan data dalam penelitian Return on Asset (ROA) termasuk ini salah satu rasio profitabilitas yang dapat dilakukan dengan cara dokumentasi dari diperoleh dengan membagi laba bersih dengan www.idx.co.id dan sahamok.com. total asset yang dimiliki perusahaan. Secara 5. VARIABEL PENELITIAN a. Variabel Dependen (Y) sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Hanafi dan Variabel dependen yang digunakan Halim, 2005): dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham keuntungan yang merupakan diterima tingkat investor dari sejumlah dana yang telah dikeluarkannya 3. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin merupakan rasio (Tandelilin, 2010). antara laba bersih setelah pajak (net income Return Saham = after tax) terhadap total penjualan (sales). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan b. Variabel Independen (X) 1. Price to Book Value (PBV) Price to Book Value (PBV) ditunjukkan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. Tandelilin (2010), rumus untuk dengan perbandingan antara harga saham menghitung Net Profit Margin adalah sebagai terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil dari berikut: ekuitas pemegang saham dengan jumlah NPM = saham yang beredar. PBV menunjukkan harga pasar dari suatu saham jika dibandingkan dengan nilai bukunya. Perusahaan yang 6. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Uji Asumsi Klasik aktifitasnya berjalan dengan baik, umumnya 1. Hasil Pengujian Normalitas memiliki rasio PVB mencapai di atas satu Pada (>1), yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan uji Jarque Berra. Dalam pengujian normalnya Secara matematis Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai berikut (Husnan, masing-masing variabel ditentukan dari nilai 2009): probability yang harus berada diatas alpha PBV= 0.05 (Winarno, 2015). 2. Return On Asset ( ROA) 6 Tabel 1 Tabel 2 Hasil Uji Normalitas (Sudah Normal) Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Probability Alpha Koefisien Keterangan PBV 0.054199 0.05 Normal ROA 0.431717 0.05 Normal NPM 0.245634 0.05 Normal Return Saham 0.080056 0.05 Normal Variabel Korelasi Cut-Off PBV- ROA 0.566278 0.80 PBV-NPM 0.453850 0.80 ROA-NPM 0.741833 0.80 Bebas uji normalitas semua variabel telah berdistribusi normal dimana nilai probability variabel berada diatas alpha (0,05) sehingga dapat digunakan multikolinearitas Bebas Dari tabel 1 diatas dilihat bahwa dilakukan multikolinearitas Bebas Sumber: data diolah, 2016 setelah Keterangan variabel-variabel untuk tersebut pengujian tahap Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang ada didalam penelitian ini memiliki koefisien korelasi dibawah disimpulkan selanjutnya. multikolinearitas 0.80, bahwa tidak sehingga dapat tejadi gejala multikolinearitas terhadap semua variabel 2. Hasil Pengujian Multikolinearitas Uji multikoliniearitas bertujuan untuk independen penelitian. 3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel bebas tidak terjadi korelasi. Multikolinearitas terjadi apabila koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0.80 (Ajijah, et. all, 2011). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji white, didalam pengujian gejala heteroskedastisitas tidak akan terjadi bila nilai probability dari observasi R-squared memiliki nilai koefisien besar dari alpha 0.05 (Winarno, 2015). Tabel 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas F-statistic 0.418080 Probability 0.865567 Obs*Rsquare 2.613279 Probability 0.855581 Sumber: data diolah, 2016 7 maka tahap pengujian hipotesis telah dapat Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk bahwa nilai probability observasi r-square memaparkan secara empiris pengaruh PBV, yang dihasilkan adalah sebesar 0.855581, hal ROA, dan NPM terhadap return saham ini menunjukkan bahwa nilai probability yang perusahaan sektor industri barang konsumsi dihasilkan > dari alpha (0.05) sehingga dapat yang listing di Bursa Efek Indonesia. Proses disimpulkan variabel pengujian dilakukan dengan mengunakan independen yang ada didalam model regresi bantuan progran eviews. Berdasarkan pada terbebas dari gejala heteroskedastisitas. pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa seluruh 4. Hasil Pengujian Autokorelasi hasil seperti terlihat dibawah ini: Didalam penelitian ini pendekatan Tabel 5 yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji BreuschGodfrey. Gejala autokorelasi tidak akan terjadi Hasil Uji Hipotesis Variabel Koefisisen Probability Kesimpulan 11.97249 - - PBV -1.147206 0.5780 Tidak Signifikan ROA 0.636686 0.0340 Signifikan NPM 0.802754 0.3672 Tidak Signifikan Regresi (Constanta) bila nilai Durbin Watson (DW) terletak diantara -2 sampai +2 (Santoso, 2015). Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Model DW-test Keterangan 1.480005 -2 sampai +2 Autokorelasi Durbin Watson (DW) R - Squared DW Bebas 0.160320 Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5 diatas terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah Sumber: data diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat memiliki koefisien regresi. Dari hasil olahan bahwa hasil pengujian autokorelasi diperoleh yang ditampilkan pada tabel diatas, dibentuk nilai Durbin Watson sebesar 1.480005 dengan persamaan nilai diatas -2 dan dibawah 2. Hasil yang terlihat dibawah ini: diperoleh menunjukkan bahwa nilai Durbin Y= 11.97249 – 1.147206X1 + 0.636686X2 + Watson dibawah 2 sehingga dapat disimpulkan regresi berganda seperti yang 0.802754X3 bahwa seluruh variabel penelitian yang akan dibentuk kedalam model regresi berganda Pengaruh Price to Book Value (PBV) terbebas dari gejala autokorelasi Terhadap Return Saham b. Hipotesis Setelah 7. PEMBAHASAN PENELITIAN seluruh variabel telah berdistribusi normal dan telah terbebas dari seluruh gejala yang ada pada asusmsi klasik Berdasarkan pada pengujian regeresi linear berganda yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Price to 8 Book Value (PBV) sebesar -1.147206 dengan nilai probability sebesar 0.5780. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa oleh Anis (2004) dan Anggun (2012) menemukan bahwa Price to Book Value nilai probability yaitu 0.5780 > alpha 0.05, maka keputusannya adalah hipotesis ditolak. Artinya Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh (PBV) tidak berpengaruh terhadap return saham. Price to Book Value (PBV) merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur signifikan terhadap return saham. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini tidak konsisten dengan uraian teori maupun hipotesis yang diajukan. Penyimpangan ini kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi rasio Price to Book Value (PBV) yang menunjukkan semakin terjadi karena para investor dalam melakukan investasi tidak melihat PBV sebagai faktor penentu return saham yang akan diterima oleh para investor. Nilai buku saham berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Sari, 2013). yang Dengan demikian, tidak ada masalah diperoleh dari laporan posisi keuangan hanya memberikan informasi tentang nilai bersih sumber daya yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak merefleksikan hasil dari penggunaan dengan naik maupun turunnya nilai harga pasar saham dibanding nilai bukunya. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai sumber daya perusahaan tersebut. Jadi nilai buku saham tidak menjelaskan apakah sumber daya perusahaan tersebut dapat memberikan nilai tambah atau tidak bagi perusahaan. Oleh tersebut tentunya memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan (return) yang lebih besar pula (Sartono, 2010). karena hal inilah, investor tidak melihat PBV dalam pertimbangan investasinya, sehingga PBV tidak berpengaruh terhadap return saham Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Return Saham Berdasarkan pada pengujian hipotesis Taufik dan Prihantoro (2010). Temuan ini tidak sejalan dengan hasil yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Return on Asset sebesar penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013), dan Wirawati (2008) yang menemukan bahwa PBV berpengaruh positif 0.636686 dengan nilai probabilty sebesar 0.0340. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probability yaitu 0.0340 < alpha 0.05, terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan maka keputusannya adalah hipotesis diterima yang artinya hasil ini menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang 9 signifikan terhadap return saham yang apabila nilai ROA meningkat maka kinerja diterima oleh pemegang saham. Artinya, bagi suatu perusahaan juga para pemegang saham semakin tinggi angka sehingga rasio berpengaruh terhadap return saham yang perusahaan akan meningkatkan keuntungan diterima oleh pemegang saham dan cenderung atau return saham dengan hubungan yang semakin naik return saham yang diterima oleh positif (Hardiningsih, et. all, 2002). pemegang saham. Berdasarkan pada pengujian Pengaruh hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai Terhadap Return Saham dengan Net akan meningkat meningkatnya Profit Margin kinerja (NPM) koefisien regresi untuk variabel Return on Berdasarkan pada pengujian hipotesis Asset sebesar 0.636686 dengan nilai probabilty yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien sebesar regresi untuk variabel Net Profit Margin 0.0340. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probability yaitu (NPM) 0.0340 < alpha 0.05, probability sebesar adalah hipotesis diterima yang artinya hasil ini diperoleh menunjukkan menunjukkan probability yaitu 0.3672 > alpha 0.05, maka maka keputusannya bahwa ROA mempunyai pengaruh yang sebesar 0.802754 dengan nilai Hasil yang 0.3672. bahwa nilai signifikan keputusannya adalah hipotesis ditolak artinya terhadap return saham yang diterima oleh Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh pemegang signifikan terhadap return saham. saham. Artinya, bagi para ikut meningkat dan tentunya laba pemegang saham semakin tinggi angka rasio berpengaruh terhadap return saham yang (return) juga meningkat (Wijaya, 2008). diterima oleh pemegang saham dan cenderung Hasil penelitian ini tidak sejalan semakin naik return saham yang diterima oleh dengan pemegang saham. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2012) yang hasilnya menunjukkan penelitian yang dilakukan Budi (2013) dan Christanti (2009) yang hasilnya menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini bahwa NPM berpengaruh positif terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ryan dan Kurniadi (2012) menemukan bahwa Retun on Asset berpengaruh terhadap return saham. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini konsisten dengan uraian teori Widyarani (2006), Stella (2009), dan Prasetya (2000) memperoleh hasil Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap return maupun hipotesis yang diajukan dimana menurut teori saham. Net Profit Margin (NPM) tidak dapat 10 dijadikan sebagai acuan para investor dalam menentukan strategi investasi. Hal KESIMPULAN ini Berdasarakan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Net Profit Margin hipotesis yang telah dilakukan maka dapat (NPM) yang tinggi tidak memperlihatkan ditarik kesimpulan bahwa PBV dan NPM tidak berpengaruh terhadap return saham bahwa perusahaan mempunyai kemampuan perusahaan sektor industri barang konsumsi menghasilkan laba bersih dengan presentase yang listing di Bursa Efek Indonesia pada yang tinggi dalam pendapatan operasional tahun 2011-2014 sedangkan ROA berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor sehingga tidak menarik minat investor untuk industri barang konsumsi yang listing di Bursa menanamkan modalnya. Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Hal ini disebabkan para pemegang SARAN saham cenderung tidak memperhitungkan Berdasarkan besar kecilnya nilai NPM dan investor tidak lagi menggunakan NPM sebagai alat ukur analisis untuk beberapa melihat keuntungan perusahaan data saran maka hasil pengujian dan penulis mengajukan yang dapat memberikan lebih manfaat positif bagi peneliti selanjutnya, yaitu: merperhitungkan rasio profitabilitas seperti 1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya melainkan para investor ROE. Hal ini karena ROE merupakan rasio sebaiknya yang digunakan untuk melihat laba bersih periode pengamatan minimal 5 tahun yang akan diterima oleh investor, sehingga penelitian sehingga nantinya hasil yang investor lebih memperhitungkan ROE dari diperoleh lebih akurat. pada NPM untuk memperhitungkan return saham yang diterima. menyebabkan NPM Situasi tidak ini memperpanjang 2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan rasio keuangan selain PBV, yang ROA, dan NPM. berpengaruh terhadap return saham sektor industri barang peneliti 3. Disarankan dalam penelitian selanjutnya ini untuk menambahkan variabel independen bertentangan dengan teori yang menyatakan lainnya yang belum dimasukkan dalm bahwa semakin besar NPM maka akan penelitian ini seperti variabel makro menarik minat investor untuk menanamkan ekonomi yaitu: inflasi, nilai kurs, tingkat modalnya pada perusahaan yang menyebabkan suku bunga dan lainnya. Hal ini penting harga saham ikut meningkat dan tentunya laba untuk dilakukan agar mendapatkan hasil (return) juga meningkat (Wijaya, 2008). yang lebih baik. konsumsi di BEI. Hasil penelitian 11 DAFTAR PUSTAKA Ajijah, et all. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat. Anggun. 2012. Analisis variabel ROA, EPS, NPM, DER DAN PBV terhadap Return Saham Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang. Budi, Leksmana, Antariksa.,dan Gunawan, Barbara. 2003. Pengaruh Indikator Rasio Keuangan Perusahaan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 4, No. 2. Darmadji, Tjiptono., dan Fakhrudin, Hendy M. 2008. Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba empat. Farkhan dan Ika. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 9 No. 1. Semarang: Universitas Stikubank. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi Dua, Jakarta: Salemba Empat. Hanafi, Mamduh, M., dan Halim, Abdul. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Harahap, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Herlianto, Didit. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Wimaya Press UPN. Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Prasetya, Ali. 2000. Pengaruh Diveden Payout Ratio, Price to Book Value Ratio, dan Price to Earning Ratio Pada Return Saham di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Skripsi Universitas Udayana: Bali. Ryan dan Kurniadi. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Universitas Malikussaleh: Aceh. Santoso, Singgih. 2015. Konsep dan Aplikasi dengan Evies dan SPSS. Jakarta: PT Alex Media Komputindo Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sari, Novita. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham (Pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20092012). Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Stella. 2009. Pengaruh Price To Earning Ratio, Debt Too Equity Ratio, Return On Hermawan, Dedi. 2012. Pengaruh Debt to Asset, dan Price To Book Value Equity Ratio, Earning Per Share dan Terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis Net Profit Margin Terhadap Return Dan Akuntansi. 11 (2), h: 97-196. Saham. Jurnal Universitas Negri Semarang: Semarang. 12 Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS. Taufik, M., dan Prihantoro. 2010. Analisys on the Value Relevance of Cash Operating Profit and Book Value of Equity Shares at The Price in Stock Suspension Listed Companies in the Index in BEI LQ45. Jurnal Manajemen. STIE Nusa Megar Kencana.Wijaya, David. 2008. Pengaruh Rasio Modal terhadap Return Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 10 No. 2 September 2008. Wijaya, David. 2008. Pengaruh Rasio Modal terhadap Return Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 10 No. 2 September 2008. Winarno, Wing wahyu. 2015. Analisis Ekomometrika dan Statistik dengan Eviews. Edisi kedua. Yokyakarta: STIM YKPN. Wirawati, Putu Gusto Ni. 2008. Pengaruh Faktor fundamental Perusahaan terhadap Price to Book Value dalam Penilaian Saham di Bursa Efek Jakarta dalam Kondisi Krisis Moneter. Jurnal Ekonomi. Vol. 13 No. 1. sahamOK.com www.Idx.co.id 13