ABSTRACT ANALISIS PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE (PBV

advertisement
ABSTRACT
ANALISIS PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE (PBV), RETURN ON ASSET
(ROA), DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN SAHAM
( Studi Kasus Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Listing di BEI
Periode 2011-2014)
Nia Trisnawati 1, Rika Desiyanti 1, Yuhelmi 2
Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University
Lecture Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University
E-mail: [email protected], [email protected] dan [email protected]
Capital market presence in Indonesia was marked by many investors began to invest
their shares in the consumer goods industry sector. The rapid development of consumer goods
industry sector is followed by the high demand for the needs of the consumer goods industry.
This study aims to determine the effect of PBV, ROA and NPM on stock returns consumer
goods industry sector listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2011-2014. The
independent variables were used in this study is the PBV, ROA and NPM while the dependent
variable is the stock return. The sample used in this study as many as 37 companies using the
census. The data used in this research is secondary data obtained from the capital market
directorate Indonesia (IDX). Analysis of the data used in this research is multiple linear
regression analysis.
Results obtained from this research that PBV no effect on stock returns consumer
goods industry sector, ROA effect on stock returns consumer goods industry sector, and NPM
no effect on stock returns consumer goods industry sector.
Keywords: PBV, ROA, NPM, dan Stock Return
1
1. PENDAHULUAN
2013-2014, sedangkan return saham pada
Latar Belakang
sektor ini mengalami penurunan dari tahun
Di era masyarakat ekonomi ASEAN
2011-2012 dan tahun 2013-2014. Hal ini
(MEA) saat ini, salah satu sektor pendukung
berbanding terbalik dengan teori yang ada,
untuk kelangsungan suatu industri adalah
dimana
tersedianya dana. Sumber dana murah yang
profitabilitas
dapat diperoleh oleh suatu industri atau
memberikan
perusahaan adalah dengan menjual saham
investor
kepada
Bagi
mengalami peningkatan. Sebaliknya apabila
perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal
profitabilitas suatu perusahaan menurun akan
perlu
memberikan sinyal
yang negatif kepada
dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator
investor
return
pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus
mengalami
mampu
profitabilitas perusahaan menurun investor
publik
di
pasar
memperhatikan
syarat-syarat
meningkatkan
perusahaan
sehingga
modal.
return
terjadi
yang
saham
peningkatan
menurut
teori
suatu
sinyal
sehingga
sehingga
semakin
tinggi
perusahaan
akan
yang
positif
return
penurunan
kepada
saham
akan
saham
dan
akan
apabila
akan enggan untuk melakukan investasi.
penjualan sahamnya di pasar modal. Untuk
Untuk melakukan analisis tentang
berinvestasi dalam bentuk saham, seorang
return saham tersebut diperlukan adanya
investor yang rasional akan mengivestasikan
informasi yang bersifat fundamental dan
dananya dengan memilih saham yang tepat,
teknikal (Halim, 2005). Analisis fundamental
yang dapat memberikan return maksimal
didasarkan pada informasi-informasi yang
dengan tingkat risiko tertentu atau return
diterbitkan oleh emiten maupun administrator
tertentu
bursa
dengan
risiko
yang
seminimal
mungkin (Budi dan Gunawan, 2003).
efek.
Sedangkan
analisis
teknikal
didasarkan pada data harga saham di masa lalu
Kehadiran pasar modal di Indonesia
sebagai upaya untuk memperkirakan harga
ditandai dengan banyaknya investor yang
saham di masa mendatang (Halim, 2005).
mulai menanamkan sahamnya pada sektor
Analisis fundamental dipengaruhi oleh rasio-
industri barang konsumsi. Semakin pesatnya
rasio keuangan yang merupakan salah satu
perkembangan
indikator kinerja keuangan perusahaan.
sektor
industri
barang
konsumsi ini diikuti dengan semakin tingginya
Didalam penelitian ini rasio yang
permintaan akan kebutuhan industri barang
keuangan yang digunakan adalah PBV, ROA,
konsumsi. Berdasarkan data yang diperoleh
dan NPM hal ini dikarenakan pada pemetaan
pada sektor industri barang dan konsumsi,
penelitian terdahulu diperoleh fenomena gap
dimana terjadinya penurunan profitabilitas
dari hasil penelitian dan juga ketiga rasio
perusahaan dari tahun 2011-2012 dan tahun
tersebut berdasarkan teori adalah rasio yang
2
paling dekat yang dapat mempengaruhi return
saham.
2.2. Teori Return Saham
a. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Berdasarkan
latar
belakang
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
permasalahan dan penelitian terdahulu yang
menggambarkan hubungan tingkat return
telah ada dimana terdapat perbedaan hasil
dan risiko secara sederhana dan hanya
penelitian yang dilakukan maka
menggunakan satu variabel (variabel beta)
penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ulang
untuk
menggambarkan
dengan judul “Analisis Pengaruh Price to
2009).
Book Value (PBV), Return on Asset (ROA),
b. Arbitrage Pricing Theory (APT)
Arbitrage
dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap
risiko
Pricing
Theory
menggunakan
Industri Barang Konsumsi yang Listing di
pengukur risiko untuk melihat hubungan
BEI Periode 2011-2014)”.
return dan risiko atau dengan kata lain APT
2. LANDASAN TEORI
tidak menjelaskan faktor-faktor apa yang
2.1. Return Saham
mempengaruhi pricing (Harahap, 2009).
return
atau
kembalian
(Tandelilin, 2010) adalah tingkat keuntungan
yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
banyak
(APT)
Return Saham (Studi Kasus Pada Sektor
Konsep
sekian
(Harahap,
variabel
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Return Saham
1. Price to Book Value (PBV)
investasi yang dilakukannya. Return saham
Menurut (Tandelilin, 2010) Price to
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi
Book Value merupakan rasio pasar yang
(Jogiyanto, 2010). Return merupakan hasil
digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar
yang diperoleh dari investasi atau tingkat
saham
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas
Siamat (2005) PBV merupakan nilai buku
suatu investasi yang dilakukannya (Munawir,
pada dasarnya nilai riil suatu saham, nilai buku
2010).
suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara
terhadap nilai
bukunya. Menurut
Return saham merupakan income
membagi seluruh modal sendiri perusahaan
(pendapatan) yang diperoleh oleh pemegang
dengan semua saham yang telah dikeluarkan
saham sebagai hasil dari investasinya di
dan disetor penuh.
perusahaan tertentu. Tanpa keuntungan yang
diperoleh
dari
suatu
yang
Value, maka semakin tinggi pula perusahaan
investor tidak mau
dinilai oleh investor. Apabila suatu perusahaan
melakukan investasi yang tidak ada hasilnya
dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga
(Herlianto, 2008).
saham akan semakin meningkat di pasar, yang
dilakukannya, tentunya
investasi
Semakin tinggi rasio Price to Book
pada akhirnya return saham tersebut akan
3
meningkat. Semakin kecil nilai Price to Book
bersihnya. NPM menunjukkan perbandingan
Value maka harga dari suatu saham dianggap
antara laba bersih dengan penjualan (Hanafi
semakin murah (Budi dan Gunawan, 2003
dan Halim, 2005). Jadi dapat disimpulkan dari
dalam Martono, 2009).
beberapa
2. Return On Asset ( ROA)
digunakan untuk menghitung sejauh mana
Return
on
Asset
(ROA)
pendapat
tersebut
NPM
ini
yaitu
kemampuan perusahaan yang bersangkutan
merupakan rasio yang digunakan untuk
dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari
mengukur
sudut total penjualannya.
kemampuan
manajemen
perusahaan dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan (Munawir, 2010).
Return on Asset (ROA) adalah rasio yang
mengukur
kemampuan
Dengan pencapaian laba yang tinggi,
keuntungan
dapat
dari
deviden
karena
pada
investasi adalah untuk memperoleh laba yang
maka
apabila
suatu
juga
kondisi
tersebut
akan meningkat,
akan
makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI periode 2003-2005. Penelitian yang
dilakukan oleh Arista dan Asthohar
(2012) variabel PBV berpengaruh positif
saham
menghasilkan deviden yang tinggi ketertarikan
investor
Price to Book Value (PBV) berpengaruh
mengharapkan
hakikatnya dalam ekonomi konvesional, motif
tinggi,
oleh Sugiarto (2011) memperoleh hasil
positif terhadap return saham perusahan
tertentu (Hanafi dan Halim, 2005).
investor
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset
maka
2.4. Hipotesis
sehingga
berdampak
pada
terhadap
return
saham
perusahaan
manufaktur di BEI periode 2005-2009.
Jadi berdasarkan penjelasan dan hasil
peningkatan harga saham. Apabila harga
saham meningkat return saham juga akan
meningkat (Darmadji dan Fakhrudin, 2008).
3. Net Profit Margin (NPM)
penelitian
diatas
maka
peneliti
mengajukan sebuah hipotesis yang akan
dibuktikan yaitu:
Net Profit Margin (NPM) merupakan
rasio keuangan yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan net income
dari kegiatan operasional pokok perusahaan
H1 : Price to Book Value (PBV) berpengaruh
positif terhadap retun
saham perusahaan
sektor industri barang konsumsi.
Harahap (2009). Net Profit Margin (NPM)
berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian
keuntungan
bersih
terhadap
penjualan
2. Berdasarkan
pada
penelitian
yang
dilakukan oleh Budi (2013), penelitian ini
4
menghasilkan
kesimpulan
ROA
pada
(NPM)
pada perusahaan consumer good periode
Hasil
dikemukakan
yang
oleh
sama
penelitian
manufaktur
menunjukkan bahwa Net Profit Margin
berpengaruh positif terhadap return saham
2007-2009.
perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
return saham. Penelitian yang dilakukan
juga
Farkhan dan Ika (2012) menunjukkan
hasil Net Profit Margin
yang
memiliki
pengaruh positif terhadap return saham
dilakukan oleh Arista dan Asthohar
pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
(2012) variabel ROA berpengaruh positif
terhadap
return
saham
Jadi dari beberapa penelitian tersebut
maka
perusahaan
peneliti
mengajukan
sebuah
hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
manufaktur di BEI periode 2005-2009.
Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati
dan Turyanto (2013), yang menganalisis
H3
:
Net
Profit
Margin
berpengaruh positif terhadap retun
(NPM)
saham
perusahaan sektor industri barang konsumsi.
4. METODE PENELITIAN
reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitas
terhadap
return
saham
perusahaan perbankan juga menghasilkan
Populasi
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang listing di Bursa
Efek Indonesia yaitu sebanyak 37 bank.
kesimpulan ROA berpengaruh positif
terhadap return saham. Jadi berdasarkan
penjelasan
dan
hasil
dari
beberapa
(Sumber
dari
diatas
maka
peneliti
mengajukan sebuah hipotesis yang akan
dibuktikan yaitu:
dan
sahamok.com).
Menurut Sugiyono (2014), sampel
merupakan
penelitian
www.idx.co.id
bagian
dari
jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode
sensus, yaitu metode pengambilan sampel
H2
: Return on Asset (ROA) berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan
sektor industri barang konsumsi.
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Ratnasari (2003) mengenai pengaruh Net
Profit Margin (NPM) terhadap return
saham di Bursa Efek Jakarta studi kasus
yang dilakukan dengan mengamati secara
langsung data atau fisik dari target sampel
yang akan menjadi sasaran dimana anggota
populasi dijadikan sampel, (Sugiyono, 2014).
Sedangkan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data panel, dimana data
panel tersebut merupakan gabungan dari data
5
time series dan data cross section. Metode
pengumpulan
data
dalam
penelitian
Return on Asset (ROA) termasuk
ini
salah satu rasio profitabilitas yang dapat
dilakukan dengan cara dokumentasi dari
diperoleh dengan membagi laba bersih dengan
www.idx.co.id dan sahamok.com.
total asset yang dimiliki perusahaan.
Secara
5. VARIABEL PENELITIAN
a. Variabel Dependen (Y)
sistematis
ROA
dapat
dirumuskan sebagai berikut (Hanafi dan
Variabel dependen yang digunakan
Halim, 2005):
dalam penelitian ini adalah return saham.
Return
saham
keuntungan
yang
merupakan
diterima
tingkat
investor
dari
sejumlah dana yang telah dikeluarkannya
3. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan rasio
(Tandelilin, 2010).
antara laba bersih setelah pajak (net income
Return Saham =
after tax) terhadap total penjualan (sales).
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
b. Variabel Independen (X)
1. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) ditunjukkan
menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap
total penjualan yang dicapai oleh perusahaan.
Tandelilin
(2010),
rumus
untuk
dengan perbandingan antara harga saham
menghitung Net Profit Margin adalah sebagai
terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil dari
berikut:
ekuitas pemegang saham dengan jumlah
NPM =
saham yang beredar. PBV menunjukkan harga
pasar dari suatu saham jika dibandingkan
dengan
nilai
bukunya.
Perusahaan yang
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Uji Asumsi Klasik
aktifitasnya berjalan dengan baik, umumnya
1. Hasil Pengujian Normalitas
memiliki rasio PVB mencapai di atas satu
Pada
(>1), yang menunjukkan bahwa nilai pasar
saham lebih besar dari nilai bukunya.
penelitian
ini
uji
normalitas
dilakukan dengan menggunakan bantuan uji
Jarque Berra. Dalam pengujian normalnya
Secara matematis Price to Book Value
dapat dirumuskan sebagai berikut (Husnan,
masing-masing variabel ditentukan dari nilai
2009):
probability yang harus berada diatas alpha
PBV=
0.05 (Winarno, 2015).
2. Return On Asset ( ROA)
6
Tabel 1
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas (Sudah Normal)
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Probability
Alpha
Koefisien
Keterangan
PBV
0.054199
0.05
Normal
ROA
0.431717
0.05
Normal
NPM
0.245634
0.05
Normal
Return Saham
0.080056
0.05
Normal
Variabel
Korelasi
Cut-Off
PBV- ROA
0.566278
0.80
PBV-NPM
0.453850
0.80
ROA-NPM
0.741833
0.80
Bebas
uji
normalitas
semua
variabel telah berdistribusi normal dimana
nilai probability variabel berada diatas alpha
(0,05) sehingga
dapat
digunakan
multikolinearitas
Bebas
Dari tabel 1 diatas dilihat bahwa
dilakukan
multikolinearitas
Bebas
Sumber: data diolah, 2016
setelah
Keterangan
variabel-variabel
untuk
tersebut
pengujian
tahap
Sumber: data diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat
dilihat bahwa semua variabel independen yang
ada didalam penelitian ini memiliki koefisien
korelasi
dibawah
disimpulkan
selanjutnya.
multikolinearitas
0.80,
bahwa
tidak
sehingga
dapat
tejadi
gejala
multikolinearitas terhadap semua variabel
2. Hasil Pengujian Multikolinearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk
independen penelitian.
3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Pada
model regresi yang baik seharusnya antar
variabel
bebas
tidak
terjadi
korelasi.
Multikolinearitas terjadi apabila koefisien
korelasi
diantara
masing-masing
variabel
bebas lebih besar dari 0.80 (Ajijah, et. all,
2011).
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
residual
pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan
menggunakan uji white, didalam pengujian
gejala heteroskedastisitas tidak akan terjadi
bila nilai probability dari observasi R-squared
memiliki nilai koefisien besar dari alpha 0.05
(Winarno, 2015).
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
F-statistic
0.418080
Probability
0.865567
Obs*Rsquare
2.613279
Probability
0.855581
Sumber: data diolah, 2016
7
maka tahap pengujian hipotesis telah dapat
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat
dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk
bahwa nilai probability observasi r-square
memaparkan secara empiris pengaruh PBV,
yang dihasilkan adalah sebesar 0.855581, hal
ROA, dan NPM terhadap return saham
ini menunjukkan bahwa nilai probability yang
perusahaan sektor industri barang konsumsi
dihasilkan > dari alpha (0.05) sehingga dapat
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Proses
disimpulkan
variabel
pengujian dilakukan dengan mengunakan
independen yang ada didalam model regresi
bantuan progran eviews. Berdasarkan pada
terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh
bahwa
seluruh
4. Hasil Pengujian Autokorelasi
hasil seperti terlihat dibawah ini:
Didalam penelitian ini pendekatan
Tabel 5
yang digunakan untuk melihat ada atau
tidaknya autokorelasi adalah uji BreuschGodfrey. Gejala autokorelasi tidak akan terjadi
Hasil Uji Hipotesis
Variabel
Koefisisen
Probability
Kesimpulan
11.97249
-
-
PBV
-1.147206
0.5780
Tidak Signifikan
ROA
0.636686
0.0340
Signifikan
NPM
0.802754
0.3672
Tidak Signifikan
Regresi
(Constanta)
bila nilai Durbin Watson (DW) terletak
diantara -2 sampai +2 (Santoso, 2015).
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Model
DW-test
Keterangan
1.480005
-2 sampai +2
Autokorelasi
Durbin Watson
(DW)
R - Squared
DW
Bebas
0.160320
Sumber: data diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5 diatas
terlihat
bahwa masing-masing variabel penelitian telah
Sumber: data diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat
memiliki koefisien regresi. Dari hasil olahan
bahwa hasil pengujian autokorelasi diperoleh
yang ditampilkan pada tabel diatas, dibentuk
nilai Durbin Watson sebesar 1.480005 dengan
persamaan
nilai diatas -2 dan dibawah 2. Hasil yang
terlihat dibawah ini:
diperoleh menunjukkan bahwa nilai Durbin
Y= 11.97249 – 1.147206X1 + 0.636686X2 +
Watson dibawah 2 sehingga dapat disimpulkan
regresi berganda seperti yang
0.802754X3
bahwa seluruh variabel penelitian yang akan
dibentuk kedalam model regresi berganda
Pengaruh Price to Book Value (PBV)
terbebas dari gejala autokorelasi
Terhadap Return Saham
b. Hipotesis
Setelah
7. PEMBAHASAN PENELITIAN
seluruh
variabel
telah
berdistribusi normal dan telah terbebas dari
seluruh gejala yang ada pada asusmsi klasik
Berdasarkan pada pengujian regeresi
linear berganda yang telah dilakukan diperoleh
nilai koefisien regresi untuk variabel Price to
8
Book Value (PBV) sebesar -1.147206 dengan
nilai probability sebesar 0.5780. Hasil yang
diperoleh
menunjukkan
bahwa
oleh
Anis
(2004)
dan
Anggun
(2012)
menemukan bahwa Price to Book Value
nilai
probability yaitu 0.5780 > alpha 0.05, maka
keputusannya adalah hipotesis ditolak. Artinya
Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh
(PBV) tidak berpengaruh terhadap return
saham. Price to Book Value (PBV) merupakan
rasio pasar yang digunakan untuk mengukur
signifikan terhadap return saham.
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini
tidak konsisten dengan uraian teori maupun
hipotesis yang diajukan. Penyimpangan ini
kinerja harga pasar saham terhadap nilai
bukunya. Semakin tinggi rasio Price to Book
Value (PBV) yang menunjukkan semakin
terjadi karena para investor dalam melakukan
investasi tidak melihat PBV sebagai faktor
penentu return saham yang akan diterima oleh
para
investor.
Nilai
buku
saham
berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi
pemegang saham (Sari, 2013).
yang
Dengan demikian, tidak ada masalah
diperoleh dari laporan posisi keuangan hanya
memberikan informasi tentang nilai bersih
sumber daya yang dimiliki perusahaan, tetapi
tidak merefleksikan hasil dari penggunaan
dengan naik maupun turunnya nilai harga
pasar
saham
dibanding
nilai
bukunya.
Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai
sumber daya perusahaan tersebut. Jadi nilai
buku saham tidak menjelaskan apakah sumber
daya perusahaan tersebut dapat memberikan
nilai tambah atau tidak bagi perusahaan. Oleh
tersebut tentunya memberikan harapan kepada
pemegang saham berupa keuntungan (return)
yang lebih besar pula (Sartono, 2010).
karena hal inilah, investor tidak melihat PBV
dalam pertimbangan investasinya, sehingga
PBV tidak berpengaruh terhadap return saham
Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap
Return Saham
Berdasarkan pada pengujian hipotesis
Taufik dan Prihantoro (2010).
Temuan ini tidak sejalan dengan hasil
yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien
regresi untuk variabel Return on Asset sebesar
penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan
Ika (2013), dan Wirawati (2008) yang
menemukan bahwa PBV berpengaruh positif
0.636686 dengan nilai probabilty sebesar
0.0340. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa nilai probability yaitu 0.0340 < alpha
0.05,
terhadap return saham. Namun hasil penelitian
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
maka keputusannya adalah hipotesis
diterima yang artinya hasil ini menunjukkan
bahwa ROA mempunyai
pengaruh
yang
9
signifikan
terhadap return saham
yang
apabila nilai ROA meningkat maka kinerja
diterima oleh pemegang saham. Artinya, bagi
suatu
perusahaan
juga
para pemegang saham semakin tinggi angka
sehingga
rasio berpengaruh terhadap return saham yang
perusahaan akan meningkatkan keuntungan
diterima oleh pemegang saham dan cenderung
atau return saham dengan hubungan yang
semakin naik return saham yang diterima oleh
positif (Hardiningsih, et. all, 2002).
pemegang saham. Berdasarkan pada pengujian
Pengaruh
hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai
Terhadap Return Saham
dengan
Net
akan
meningkat
meningkatnya
Profit
Margin
kinerja
(NPM)
koefisien regresi untuk variabel Return on
Berdasarkan pada pengujian hipotesis
Asset sebesar 0.636686 dengan nilai probabilty
yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien
sebesar
regresi untuk variabel Net Profit Margin
0.0340.
Hasil
yang
diperoleh
menunjukkan bahwa nilai probability yaitu
(NPM)
0.0340 < alpha 0.05,
probability
sebesar
adalah hipotesis diterima yang artinya hasil ini
diperoleh
menunjukkan
menunjukkan
probability yaitu 0.3672 > alpha 0.05, maka
maka keputusannya
bahwa ROA mempunyai
pengaruh
yang
sebesar
0.802754
dengan
nilai
Hasil
yang
0.3672.
bahwa
nilai
signifikan
keputusannya adalah hipotesis ditolak artinya
terhadap return saham yang diterima oleh
Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh
pemegang
signifikan terhadap return saham.
saham.
Artinya,
bagi
para
ikut meningkat dan tentunya laba
pemegang saham semakin tinggi angka rasio
berpengaruh
terhadap return saham
yang
(return) juga meningkat (Wijaya, 2008).
diterima oleh pemegang saham dan cenderung
Hasil penelitian ini tidak sejalan
semakin naik return saham yang diterima oleh
dengan
pemegang saham.
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Hermawan (2012) yang hasilnya menunjukkan
penelitian yang dilakukan Budi (2013) dan
Christanti (2009) yang hasilnya menunjukkan
bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
return saham. Namun hasil penelitian ini
bahwa NPM berpengaruh positif terhadap
return saham. Namun hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Ryan dan Kurniadi (2012) menemukan bahwa
Retun on Asset berpengaruh terhadap return
saham. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini
konsisten
dengan
uraian
teori
Widyarani (2006), Stella (2009), dan Prasetya
(2000) memperoleh hasil Net Profit Margin
(NPM) tidak berpengaruh terhadap return
maupun
hipotesis yang diajukan dimana menurut teori
saham. Net Profit Margin (NPM) tidak dapat
10
dijadikan sebagai acuan para investor dalam
menentukan
strategi
investasi.
Hal
KESIMPULAN
ini
Berdasarakan pada hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat Net Profit Margin
hipotesis yang telah dilakukan maka dapat
(NPM) yang tinggi tidak memperlihatkan
ditarik kesimpulan bahwa PBV dan NPM tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham
bahwa perusahaan mempunyai kemampuan
perusahaan sektor industri barang konsumsi
menghasilkan laba bersih dengan presentase
yang listing di Bursa Efek Indonesia pada
yang tinggi dalam pendapatan operasional
tahun 2011-2014 sedangkan ROA berpengaruh
terhadap return saham perusahaan
sektor
sehingga tidak menarik minat investor untuk
industri barang konsumsi yang listing di Bursa
menanamkan modalnya.
Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.
Hal ini disebabkan para pemegang
SARAN
saham cenderung tidak memperhitungkan
Berdasarkan
besar kecilnya nilai NPM dan investor tidak
lagi menggunakan NPM sebagai alat ukur
analisis
untuk
beberapa
melihat
keuntungan
perusahaan
data
saran
maka
hasil
pengujian
dan
penulis
mengajukan
yang dapat
memberikan
lebih
manfaat positif bagi peneliti selanjutnya, yaitu:
merperhitungkan rasio profitabilitas seperti
1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya
melainkan
para
investor
ROE. Hal ini karena ROE merupakan rasio
sebaiknya
yang digunakan untuk melihat laba bersih
periode pengamatan minimal 5 tahun
yang akan diterima oleh investor, sehingga
penelitian sehingga nantinya hasil yang
investor lebih memperhitungkan ROE dari
diperoleh lebih akurat.
pada NPM untuk memperhitungkan return
saham
yang diterima.
menyebabkan
NPM
Situasi
tidak
ini
memperpanjang
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya
menggunakan rasio keuangan selain PBV,
yang
ROA, dan NPM.
berpengaruh
terhadap return saham sektor industri barang
peneliti
3.
Disarankan dalam penelitian selanjutnya
ini
untuk menambahkan variabel independen
bertentangan dengan teori yang menyatakan
lainnya yang belum dimasukkan dalm
bahwa semakin besar NPM maka akan
penelitian ini seperti variabel makro
menarik minat investor untuk menanamkan
ekonomi yaitu: inflasi, nilai kurs, tingkat
modalnya pada perusahaan yang menyebabkan
suku bunga dan lainnya. Hal ini penting
harga saham ikut meningkat dan tentunya laba
untuk dilakukan agar mendapatkan hasil
(return) juga meningkat (Wijaya, 2008).
yang lebih baik.
konsumsi
di
BEI.
Hasil
penelitian
11
DAFTAR PUSTAKA
Ajijah, et all. 2011. Cara Cerdas Menguasai
Eviews. Jakarta: Salemba Empat.
Anggun. 2012. Analisis variabel ROA, EPS,
NPM, DER DAN PBV terhadap
Return Saham Skripsi Universitas
Diponegoro: Semarang.
Budi, Leksmana, Antariksa.,dan Gunawan,
Barbara. 2003. Pengaruh Indikator
Rasio Keuangan Perusahaan Price
Earning Ratio (PER) dan Price to Book
Value (PBV) terhadap Return Saham di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi
dan Investasi, Vol. 4, No. 2.
Darmadji, Tjiptono., dan Fakhrudin, Hendy M.
2008. Pasar
Modal
Indonesia:
Pendekatan
Tanya
Jawab. Edisi
Kedua. Jakarta: Salemba empat.
Farkhan dan Ika. 2012. Pengaruh Rasio
Keuangan terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
Jurnal
Bisnis
dan
Manajemen. Vol. 9 No. 1. Semarang:
Universitas Stikubank.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi
Dua, Jakarta: Salemba Empat.
Hanafi, Mamduh, M., dan Halim, Abdul.
2008. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Harahap, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Herlianto, Didit. 2008. Teori Portofolio dan
Analisis
Investasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Wimaya Press
UPN.
Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE.
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan
Keuangan.
Edisi
Keempat.
Yogyakarta: Liberty.
Prasetya, Ali. 2000. Pengaruh Diveden Payout
Ratio, Price to Book Value Ratio, dan
Price to Earning Ratio Pada Return
Saham di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2011. Skripsi Universitas
Udayana: Bali.
Ryan dan Kurniadi. 2012. Pengaruh Kinerja
Keuangan Perusahaan Manufaktur
Terhadap Return Saham di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
Universitas Malikussaleh: Aceh.
Santoso, Singgih. 2015. Konsep dan Aplikasi
dengan Evies dan SPSS. Jakarta: PT
Alex Media Komputindo Siamat,
Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga
Keuangan, Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Edisi
Kelima. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Sari, Novita. 2013. Analisis Pengaruh Faktor
Fundamental terhadap Return Saham
(Pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 20092012). Skripsi Universitas Diponegoro:
Semarang.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Stella. 2009. Pengaruh Price To Earning Ratio,
Debt Too Equity Ratio, Return On
Hermawan, Dedi. 2012. Pengaruh Debt to
Asset, dan Price To Book Value
Equity Ratio, Earning Per Share dan
Terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis
Net Profit Margin Terhadap Return
Dan Akuntansi. 11 (2), h: 97-196.
Saham. Jurnal Universitas Negri
Semarang: Semarang.
12
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: KANISIUS.
Taufik, M., dan Prihantoro. 2010. Analisys on
the Value Relevance of Cash Operating
Profit and Book Value of Equity Shares
at The Price in Stock Suspension Listed
Companies in the Index in BEI LQ45.
Jurnal Manajemen. STIE Nusa Megar
Kencana.Wijaya,
David.
2008.
Pengaruh Rasio Modal terhadap Return
Saham. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol. 10 No. 2
September 2008.
Wijaya, David. 2008. Pengaruh Rasio Modal
terhadap Return Saham. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.
10 No. 2 September 2008.
Winarno, Wing wahyu. 2015. Analisis
Ekomometrika dan Statistik dengan
Eviews. Edisi kedua. Yokyakarta:
STIM YKPN.
Wirawati, Putu Gusto Ni. 2008. Pengaruh
Faktor
fundamental
Perusahaan
terhadap Price to Book Value dalam
Penilaian Saham di Bursa Efek Jakarta
dalam Kondisi Krisis Moneter. Jurnal
Ekonomi. Vol. 13 No. 1.
sahamOK.com
www.Idx.co.id
13
Download