pengaruh keanekaragaman produk, kualitas pelayanan dan store

advertisement
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
PENGARUH KEANEKARAGAMAN PRODUK, KUALITAS
PELAYANAN DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP DAP IMPULSE
BUYING DI BUTIK CASSANOVA SEMARANG
Jenni Anggraeni1), Patricia Dhiana Paramita2),M Mukery Warso3)
1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
ABSTRACT
The increase in sales turnover Boutique Cassanova Semarang significant
for 7 months indicates that the marketing strategies used by the company over the
past few months that provides a diversity of products, providing quality service
and store atmosphere structuring a positive impact on the company's sales
turnover. Formulation of the problem in this research is how the business
management Boutique Cassanova increase impulse buying consumers to various
products.
The data analysis technique used in this research is multiple linear regression
method and test probability value (ρ value). Based on the results of calculations
known that variable product diversity has ρ-value of 0.050 = α = 0.05, then the
research hypothesis which states that the diversity of products gave positive and
significant effect on the impulse buying at Boutique Cassanova Semarang
unacceptable, variable service quality and store atmosphere each has ρ-value of
0.000 and 0.001 <α = 0.05, the research hypothesis which states that service
quality and store atmosphere partially gave positive and significant impact on
impulse buying at Boutique Cassanova Semarang acceptable. Variable diversity
of products, service quality and store atmosphere simultaneously have ρ-value of
0.000 <α =, 0.05, so that the hypothesis that the diversity of products, quality of
service and simultaneously gave positive and significant impact on impulse
buying at Boutique Cassanova Semarang acceptable. Diversity of products,
service quality and store atmosphere) simultaneously able to explain the variance
of the variable
impulse buying by 64.9 percent, which is equal to the remaining 35.1 percent is
explained by other factors outside of the study.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Keywords: Diversity of products, service quality, store atmosphere and impulse
buying.
ABSTRAKSI
Peningkatan omzet penjualan Boutique Cassanova Semarang signifikan selama 7
bulan menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan
selama beberapa bulan terakhir yang menyediakan keragaman produk,
memberikan pelayanan yang berkualitas dan toko suasana penataan dampak
positif pada omset penjualan perusahaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
bagaimana
manajemen
bisnis
Boutique
Cassanova
Semarang
meningkatkan dorongan membeli konsumen untuk berbagai produk yang
ditawarkan di butik.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
metode regresi dan uji nilai probabilitas (nilai ρ). Berdasarkan hasil perhitungan
diketahui bahwa keragaman produk variabel memiliki ρ-nilai 0.050 = α = 0,05,
maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa keragaman produk
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap impuls membeli di
Boutique Cassanova Semarang tidak dapat diterima, variabel layanan kualitas dan
store atmosphere masing-masing memiliki ρ-value sebesar 0,000 dan 0,001 <α =
0,05, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kualitas layanan dan store
atmosphere sebagian memberi dampak positif dan signifikan terhadap impulse
buying di Boutique Cassanova Semarang diterima. keragaman variabel produk,
kualitas layanan dan toko atmosfer secara bersamaan memiliki ρ-value sebesar
0,000 <α =, 0,05, sehingga hipotesis bahwa keragaman produk, kualitas layanan
dan sekaligus memberi dampak positif dan signifikan terhadap impulse buying di
Boutique Cassanova Semarang diterima. Keragaman produk, kualitas layanan dan
suasana toko) secara bersamaan mampu menjelaskan varians dari membeli impuls
variabel dengan 64,9 persen, yang sama dengan 35,1 persen sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.
Kata kunci: Keanekaragaman produk, kualitas layanan, atmosfir toko dan impuls
pembelian.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
tersendiri
juga
perkembangan
mengalami
yang
pesat. Dari
tahun ke tahun butik pakaian yang
merupakan
menjual
toko
dengan
pakaian
up-to-date
eksklusif menjadi toko
PENDAHULUAN
Selera warga Semarang yang
yang
konsep
dan
pakaian
banyak dituju oleh wanita
fashion
maupun pria yang berselera tinggi
menciptakan pasar baru di dunia
dalam hal menjaga penampilannya.
fashion, terutama dengan banyaknya
Biasanya wanita dan pria yang ingin
pelajar,
pekerja
tampil beda lebih memilih butik
wanita maupun pria yang ingin
pakaian sebagai tempat berbelanja
tampil
pakaian dan accesoriesnya. Hal ini
berbeda-beda
akan
mahasiswa
trendy
tampak
dan
up-to-date.
berdampak
pada
dan
selalu
Hal
ingin
tersebut
menjamurnya
dikarenakan
desain
yang
ditawarkan oleh butik
pakaian
penjualan pakaian wanita maupun
kebanyakan memang menarik
pria
limited
serta
berbagai
accessories
edition.
dan
Nilai eksklusif
pendukungnya seperti di department
yang disandang butik pakaian pun
store, factory outlet, toko butik atau
membuatnya
butik fashion hingga toko pakaian
Memang
pada
distro. Toko-toko penjual pakaian
menjadi
tempat
tersebut
pakaian untuk memasarkan
konsumen
banyak
dituju
untuk
oleh
memenuhi
dari
terkesan
mahal.
awalnya
bagi
rancangannya,
butik
desainer
hasil
karenanya
kebutuhan akan fashionnya, dimana
wajar saja apabila butik mematok
masing-masing toko penjual pakaian
harga yang mahal untuk pakaian
tersebut menawarkan produk yang
yang ditawarkannya, karena desain
dijualnya dengan berbagai cara agar
tersebut
menarik minat konsumen.
sedikit dan bukan produk massal.
biasanya
hanya
dibuat
Khusus untuk butik pakaian
Khusus untuk butik pakaian
yang hanya menjual produk-produk
yang hanya menjual produk-produk
bermerek
dan memiliki
kelas
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
bermerek
dan memiliki
tersendiri
kelas
an, tumbuhlah butik dengan sasaran
mengalami
yang berbeda. Tetap mengusung
pesat. Dari
konsep eksklusif dan up-to-date,
juga
perkembangan
yang
tahun ke tahun butik pakaian yang
namun dengan harga yang
lebih
merupakan
murah. Munculnya
baru
menjual
toko
dengan
pakaian
up-to-date
eksklusif menjadi toko
yang
konsep
dan
pakaian
pasar
dengan melihat semakin banyaknya
konsumen
yang
membutuhkan
banyak dituju oleh wanita
pakaian unik, tapi tetap terjangkau
maupun pria yang berselera tinggi
adalah salah satu alasan kemunculan
dalam hal menjaga penampilannya.
butik-butik tersebut. Butik ini tak
Biasanya wanita dan pria yang ingin
lagi
tampil beda lebih memilih butik
desainer,
pakaian sebagai tempat berbelanja
pakaian-pakaian grosir yang berasal
pakaian dan accesoriesnya. Hal ini
dari Jakarta dan Bandung, atau impor
dikarenakan
dari negara-negara luar seperti dari
desain
yang
ditawarkan oleh butik
pakaian
kebanyakan memang menarik
limited
edition.
menjual
rancangan
melainkan
Jepang,
Korea,
para
menjual
Cina
dan
dan
Singapura. Tetap eksklusif, karena
Nilai eksklusif
setiap model pakaian-pakaian ini
yang disandang butik pakaian pun
biasanya diproduksi pada
membuatnya
mahal.
yang lebih terbatas dan tidak dijual
butik
di pusat-pusat perbelanjaan atau
terkesan
Memang
pada
menjadi
tempat
awalnya
bagi
desainer
pakaian untuk memasarkan
dari
rancangannya,
hasil
karenanya
mall. Karena mempunyai
membeli
untuk
harga yang mahal untuk pakaian
dilakukan supaya
yang ditawarkannya, karena desain
dibeli
tersebut
keinginan pasar. Tidak
dibuat
sedikit dan bukan produk massal.
Namun seiring waktu dan
permintaan pasar, pada tahun 2000-
maka
pemilihan pakaian mana yang layak
dijual
hanya
sistem
dijual,
wajar saja apabila butik mematok
biasanya
jumlah
butik
juga
di
butik, sangat
tersebut
para
pakaian yang
sesuai
desainer,
sangat
penting
dengan
seidealis
butik
ini
mementingkan
keinginan pasar, oleh
karena
itu
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
setiap butik
yang
mempunyai
bertugas
membeli
memilih
pakaian
accessories
yang
orang
menyangkut kedalaman, luas dan
dan
kualitas produk yang ditawarkan juga
serta
ketersediaan produk tersebut setiap
sesuai dengan
saat
di
toko.
Keanekaragaman
keinginan pasar untuk dijual lagi
produk menurut Maharani Vinci
di butiknya, seperti halnya di Butik
(2009:84)
Cassanova
perencanaan dan pengendalian ragam
yang
terletak
di
adalah
suatu
proses
Kompleks Ruko Citraland lantai
produk dalam satu kelompok.
III blok F 27-29 Semarang.
Pengertian Pelayanan
TELAAH PUSTAKA
Pengertian
Pelayanan
adalah
suatu
Keanekaragaman
kegiatan atau urutan kegiatan yang
Produk
Keanekaragaman
(product
produk
assortment)
adalah
terjadi dalam
interaksi
langsung
antara seseorang dengan orang lain
kumpulan seluruh produk dan barang
yang ditawarkan penjual tertentu
kepada pembeli (Kotler, 2007: 115).
Hubungan antara keragaman produk
dan perilaku
melakukan
konsumen
keputusan
dalam
kondisi
tercantum
produk
yang
tercipta
adalah
jenis
yang
sangat
sehingga
belanja
variatif,
menimbulkan
banyaknya pilihan
konsumen
9).Menurut
James
dalam
(2007:83) adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan
kepemilikan
apapun. Produksinya dapat dikaitkan
proses
(Asep,
2005:
F.
Engels
(2005:258), keanekaragaman produk
adalah
Pengertian pelayanan menurut Kotler
dari
ketersediaan barang dalam jumlah
dan
menyediakan kepuasan pelanggan.
dalam
belanja barang.
Keanekaragaman
atau dengan mesin secara fisik dan
kelengkapan produk yang
atau tidak dikaitkan pada satu produk
fisik, sehingga pelayanan merupakan
perilaku produsen dalam rangka
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
memenuhi kebutuhan dan keinginan
dan penciuman untuk merangsang
konsumen
persepsi dan emosi dari pelanggan
demi
tercapainya
kepuasan pada konsumen sendiri.
dan
Pelayanan
mempengaruhi
adalah
penyerahan,
proses
terjadinya
akhirnya
untuk
perilaku
adanya
pembelanjaan mereka. (Levy dan
performa atau kualitas yang dapat
Weitz, 2001:576). Menurut Berman
dirasakan oleh pengguna (Zeithaml,
dan Evans (2001:602) untuk toko
V.A., M.J. Bitner, and D.D. Gremler,
yang merupakan basic retailer atau
2006:15).
eceran, suasana lingkungan toko itu
Pengertian Store Atmosphere
berdasarkan karakteristik fisik yang
Seiring
tingginya
dan
pada
dengan
persaingan
semakin
di
dunia
biasanya
digunakan
membangun
kesan
untuk
dan
menarik
bisnis, maka diperlukan senjata yang
pelanggan. Store atmosphere adalah
ampuh untuk memenangi permainan.
penataan ruang dalam (instore) dan
Jika kita dapat mengelola dengan
ruang luar (outstore) yang dapat
baik, maka store atmosphere dapat
menciptakan
dijadikan senjata ampuh tersebut.
pelanggan.
Penampilan serta performa dari toko
merupakan salah satu komponen dari
eceran memposisikan image toko
citra
dalam benak konsumen.
Store
terdapat kombinasi antara produk
atmosphere adalah mendesain suatu
yang dijual, pelayanan, pelanggan,
lingkungan toko melalui komunikasi
toko sebagai tempat untuk menikmati
visual, pencahayaan, warna, musik,
kesenangan
toko,
kenyamanan
Store
atmosphere
dimana
hidup
bagi
didalamnya
dan
aktivitas
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
promosi toko (Sutisna, 2001:164).
tiba mengalami keinginan yang kuat
Store Atmosphere (suasana toko)
dan kukuh untuk membeli sesuatu
adalah suasan terencana yang sesuai
secepatnya, nsecara spontan, reflek,
dengan pasar sasarannya dan yang
tiba-tiba
dapat
untuk
2007:610).
Impulse
membeli (Kotler, 2007:115). Store
merupakan
keputusan
Atmosphere memiliki elemen-elemen
emosional atau menurut desakan hati
yang
berpengaruh
dan terjadi pada saat konsumen
terhadap suasana toko yang ingin
masuk ke toko ritel dan ternyata
diciptakan
membeli (Schiffman
menarik
konsumen
semuanya
(Berman
and
Evan,
dan
otomatis
2007:76), elemen-elemen tersebut
2007:511).
terdiri dari Exterior, Interior, Store
Penelitian Terdahulu
Layout,
Interior
Display,
Social
(Kotler,
buying
dan
yang
Kanuk,
Penelitian terdahulu sangat
Dimensions.
penting sebagai dasar pijakan dalam
Pengertian Impulse Buying
rangka penyusunan penelitian ini.
Impulse
buying
adalah
Kegunaannya
untuk
mengetahui
pembelian yang lebih menarik, tanpa
hasil
maksud, tanpa direncanakan dan
peneliti
terdahulu.
lebih menyenangkan dibandingkan
penelitian
yang
dengan
yang
keanekaragaman produk, pelayanan,
dan
store atmosphere dan impulse buying
Impulse
yang telah dilakukan terdapat pada
perilaku
membeli
direncanakan
(Chien-Huang
Hung-ming,
2005:92).
buying terjadi ketika konsumen tiba-
yang telah dilakukan oleh
tabel 2.1.
terkait
Beberapa
dengan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Pengarang (tahun)
Judul
Alat
Analisis
Hasil Penelitian
Bahri
Analisis Pengaruh Harga,
Pelayanan,
Atmosfer
Kenyamanan dan Desain
Toko Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi
Kasus
Pada
Gardenia
Departemen Store)
Regresi
Berganda
Harga,
Pelayanan,
Atmosfer Kenyamanan dan
Desain Toko berpengaruh
secara
parsial
dan
simultan
Terhadap
Keputusan
Pembelian Konsumen pada
Gardenia
Departemen
Store
Pengaruh Merchandising,
Promosi dan Atmosfir Toko
Terhadap Impulse Buying
SEM
Merchandising, Promosi,
Atmosfir
Toko
berpengaruh
signifikan
secara
parsial dan
simultan
terhadap
Impulse Buying
Pengaruh Promosi dan
Store Atmosphere Terhadap
Impulse Buying
dengan
Shopping Emotion Sebagai
Variabel Intervening Studi
Kasus di Matahari
Departement Store Cabang
Supermall Surabaya
SEM
- Promotion
dan
Store
Atmosphere
berpengaruh
terhadap Shopping Emotion
- Promotion
dan
Store
Atmosphere
berpengaruh
terhadap Impulse Buying
- Shopping
Emotion
berpengaruh
terhadap
Impulse Buying.
(2011)
Dewa Ayu Tamansari
dan Alit Suryani
(2012)
Denny Kurniawan
dan Yohanes
Sondang Kunto, SSi,
MSc
(2013)
El-Bachir Sabrina
(2014)
Putri Mawar
Fadmawati
(2014)
The Influence of Store
Atmosphere on the
Customer Behavior
Analisis Pengaruh Harga,
Pelayanan, Lokasi dan
Keragaman Produk
Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Mini
Market Andina
Correlation Store
Atmosphere
berpengaruh
terhadap
Perilaku Pelanggan
Regresi
Linier
Barganda
Harga, Pelayanan, Lokasi
dan Keragaman Produk
secara
simultan
berpengaruh
terhadap
keputusan pembelian pada
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Mini Market Andina
H2 :
Hipotesis Penelitian
Kualitas pelayanan
Hipotesis adalah pernyataan
berpengaruh positif dan
yang masih lemah kebenarannya dan
signifikan terhadap
masih
impulse buying di Butik
perlu
dibuktikan
kenyataannya, dimana hipotesis yang
dikemukakan
nantinya
bukanlah
Cassanova Semarang.
H3
:
Store
Atmosphere
suatu jawaban yang benar secara
berpengaruh positif dan
mutlak, tetapi dipakai sebagai jalan
signifikan
untuk mengatasi permasalahan yang
impulse buying di Butik
ada, dan masih harus dibuktikan
Cassanova Semarang.
kebenarannya (Sugiyono, 2002:98).
Hipotesis penelitian yang
terhadap
H4 : Keanekaragaman produk,
kualitas pelayanan dan
diajukan adalah sebagai berikut :
store atmosphere secara
H1 : Keanekaragaman produk
simultan
berpengaruh
berpengaruh positif dan
positif
signifikan
terhadap impulse buying
terhadap
dan
impulse buying di Butik
di
Butik
Cassanova Semarang.
Semarang.
signifikan
Cassanova
Kerangka Pemikiran Teoritis
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Berdasarkan latar belakang
dan
store
atmosphere
permasalahan serta didukung oleh
impulse
telah
Cassanova
Semarang,
dapat
kerangka pemikiran teoritis yang
digambarkan
sebagaimana
yang
menunjukkan
terdapat pada gambar 2.1.
pustaka
yang
ada,
maka
pengaruh
buying
terhadap
pada
Butik
keanekaragaman produk, pelayanan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Keanekaragama
n Produk (X1)
(X1)
H1
Kualitas
Pelayanan (X2)
Impulse Buying
(Y)
H2
H3
Store Atmosphere
(X3)
H4
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
Sampling Hasil perhitungan dengan
adalah konsumen yang melakukan
menggunakan rumus Slovin, maka
pembelian berbagai produk di Butik
diketahui
Cassanova Semarang dari tanggal 4
penelitian ini sebanyak 85 orang.
April 2015 sampai dengan 3 Juli
2015 yang berjumlah 550 orang.
Jumlah sampel yang diambil
dalam
penelitian
ini
melalui
metode
Simple
ditentukan
Random
jumlah
sampel
dalam
VARIABEL PENELITIAN
Independent Variable
- Keanekaragaman Produk(X1)
- Kualitas Pelayanan (X2)
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
- Store Atmosphere (X3)
melakukan
dan
pencatatan secara sistematik terhadap
Dependent Variable
fenomena
- Impulse Buying (Y)
METODE
pengamatan
yang diselidiki secara
langsung ke pbyek penelitian. Dalam
PENGUMPULAN
hal ini observasi dilakukan dengan
pengamatan
DATA
obyek
langsung
penelitian
terhadap
observasi
ini
Dalam penelitian ini digunakan tiga
dilakukan untuk memperoleh data
metode pengumpulan data, yaitu:
yang mendukung hasil kuesioner
yang
Metode Kuesioner.
telah
disebarkan
kepada
responden (Husein, 2004:52).
Metode
kuesioner
adalah
metode pengumpulan data dengan
cara memberikan atau menyebarkan
daftar pertanyaan/pernyataan kepada
responden dengan harapan responden
memberikan respon atas pertanyaan
TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis Regresi Linier Berganda
tersebut (Husein Umar, 2004:97).
Analisis
regresi
linier
berganda digunakan dalam penelitian
ini
untuk
mengetahui
keaneragaman
Wawancara.
pelayanan
Wawancara
teknik pengumpulan
merupakan
data dalam
produk,
dan store
pengaruh
kualitas
atmosphere
terhadap impulse buying pada Butik
Cassanova Semarang.
survey yang menggunakan pernyatan
secara lisan kepada subjek penelitian
(Indriantoro dan Supomo, 2002:43).
observasi
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Metode Observasi.
Metode
Persamaan model analisis regresi
adalah
teknik pengumpulan dta dengan cara
Y = β0 + β1X1 + β2X2 +β3X3 + e
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
HASIL
PENELITIAN
DAN
dengan r tabel. Jika nilai corrected
item-total correlation lebih besar dari
PEMBAHASAN
r tabel dan nilai positif, maka data
Uji Validitas
dinyatakan valid (Ghozali, 2011:94).
Dalam uji validitas ini dapat
dilakukan dengan membandingkan
nilai correccted item-total correlation
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Indikator
Keanekaragaman Produk (X1)
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
Kualitas Pelayanan (X2)
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
Store Atmosphere (X3)
X3.1
X3..2
X3.3
X3.4
X3.5
Impulse Buying (Y)
Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5
r hitung
r kritis
Keterangan
0,649
0,675
0,792
0,621
0,541
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,524
0,689
0,736
0,750
0,549
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,567
0,526
0,624
0,615
0,510
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,624
0,662
0,619
0,671
0,579
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan
tabel
3,
diketahui bahwa seluruh indikator
variabel yang digunakan dalam
penelitian ini mempunyai nilai r
hitung berkisar 0,510 sampai 0,792
dan berada di atas nilai r kritis 0,213
(two tail), sehingga dapat dikatakan
bahwa seluruh indikator variabel
penelitian adalah valid.
Uji Reabilitas
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Pengukuran yang digunakan
dalam pengukuran ini adalah
Cronbach Alpha, dimana apabila
nilai Cronbach Alpha variable
penelitian > 0,60, maka variabel
tersebut reliabel.
Table 2. Hasil Uji Reliabilitas.
No
1.
2.
3.
4.
Variabel
Keanekaragaman Produk (X1)
Kualitas Pelayanan (X2)
Store Atmosphere (X3)
Impulse Buying (Y)
Cronbach Alpha
0.846
0.842
0.789
0.828
Nilai Cronbach Alpha dari
independen
maupun
variabel
dependen lebih dari 0.6, maka dapat
dikatakan bahwa nilai instrumen
yang digunakan dalam penelitian
adalah reliabel.
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Regresi Linier Berganda
keempat variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, baik variabel
Nilai Batas
0.6
0.6
0.6
0.6
Analisis
regresi
linier
berganda digunakan dalam penelitian
ini
untuk
mengetahui
keaneragaman
pelayanan
pengaruh
produk,
dan store
kualitas
atmosphere
terhadap impulse buying pada Butik
Cassanova
Semarang
ANALISIS DATA
.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Std. Error
Beta
2.573
1.583
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
X1
X2
X3
.113
.549
.246
.057
.059
.073
.135
.658
.230
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data primer yang diolah, 2015.
Persamaan regresi dari
Y = 2,573 + 0,113 X1 + 0,549 X2 +
pengaruh keanekaragaman produk,
0,246 X3 + e
kualitas pelayanan dan store
atmosphere terhadap impulse buying
Pengujian Hipotesis Statistik
Uji Parsial
adalah :
Tabel 4. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Standardized
Coefficients
Model
Beta
t
Sig.
1.625
.108
.135
.658
1.990
9.304
.050
.000
X3
.230
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
3.385
.001
1
(Constant)
X1
X2
Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Variabel
produk
Variabel kualitas pelayanan (X2)
(X1) memiliki nilai ρ-value sebesar
memiliki nilai ρ-value sebesar 0,000
0,050 = α = 0,05 dan nilai t hitung
< α = 0,05 dan nilai t hitung sebesar
sebesar 1,990 > t tabel 1,66342 (one
9,304 > t tabel 1,66342 (one tail),
tailed), maka
maka Ho ditolak dan menerima Ha,
keanekaragaman
Ho diterima dan
menolak
Ha,
sehingga
pertama
(H1)
yang
hipotesis
menyatakan
sehingga hipotesis kedua (H2) yang
menyatakan
kualitas
pelayanan
keanekaragaman produk berpengaruh
berpengaruh positif dan signifikan
positif
terhadap impulse buying di Butik
dan
signifikan
terhadap
impulse buying di Butik Cassanova
Cassanova
Semarang tidak dapat diterima.
diterima.
Semarang
dapat
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
maka hipotesis ketiga (H3) yang
Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Variabel
store
atmosphere
menyatakan
(X3)
store
atmosphere
berpengaruh positif dan signifikan
memiliki nilai ρ-value sebesar 0,001
terhadap impulse buying di Butik
< α = 0,05 dan nilai t hitung sebesar
Cassanova Semarang dapat diterima.
3,385 > t tabel 1,66342 (one tailed),
maka Ho ditolak dan menerima Ha,
Uji Simultan ( Uji f )
Table 5. Hasil Uji Simultan ( f )
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
548.475
280.749
829.224
Regression
1
Residual
Total
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
df
Mean Square
F
Sig.
3
81
84
182.825
3.466
52.748
.000b
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Variabel
keanekaragaman
produk
bahwa
keanekaragaman
(X1), kualitas pelayanan (X2) dan
kualitas
store atmosphere (X3) memiliki nilai
atmosphere
ρ-value sebesar 0,000 < α = 0.05 dan
berpengaruh positif dan signifikan
nilai F hitung 52,748 > F tabel 2,72
terhadap impulse buying di Butik
serta bertanda positif, maka Ho
Cassanova
ditolak dan menerima Ha, sehingga
diterima.
hipotesis keempat yang menyatakan
pelayanan
dan
produk,
secara
Semarang
store
simultan
dapat
Koefisien Determinasi (R Square)
Table 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
a
1
.813 .661
.649
1.86173
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Durbin-Watson
2.053
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Nilai koefisien determinasi adalah
nilai t hitung sebesar 1,990 >
sebesar
t tabel 1,66342 (one tail).
0,649.
Nilai
tersebut
menunjukkan bahwa ketiga variabel
bebas
dalam
penelitian
ini
b) Hipotesis kedua (H2) yang
menyatakan bahwa kualitas
(keanekaragaman produk, kualitas
pelayanan
berpengaruh
pelayanan dan store atmosphere)
positif
secara simultan mampu menjelaskan
terhadap impulse buying di
varians variabel terikatnya sebesar
Butik Cassanova Semarang
64,9 persen, dimana sisanya yaitu
dapat
sebesar 35,1 persen dijelaskan oleh
variabel kualitas pelayanan
faktor lain di luar penelitian ini,
(X2) memiliki nilai ρ-value
seperti store environment, in store
sebesar 0,000 < α = 0,05 dan
promotion serta personal selling
nilai t hitung sebesar 9,304 >
skills (Dunne dan Lusch, 2005:138).
t tabel 1,66342 (one tail).
dan
signifikan
diterima,
karena
c) Hipotesis ketiga (H3) yang
KESIMPULAN
menyatakan
1. Hasil uji hipotesis adalah :
bahwa
atmosphere
a) Hipotesis pertama (H1) yang
positif
store
berpengaruh
dan
signifikan
menyatakan
bahwa
terhadap impulse buying di
keanekaragaman
produk
Butik Cassanova Semarang
berpengaruh
positif
dan
dapat
diterima,
karena
signifikan terhadap impulse
variabel
buying di Butik Cassanova
(X3) memiliki nilai ρ-value
Semarang
dapat
sebesar 0,001 < α = 0,05 dan
variabel
nilai t hitung sebesar 3,385 >
diterima,
tidak
karena
keanekaragaman
memiliki
nilai
(X1)
ρ-value
sebesar 0,050 = α = 0,05 dan
store
atmosphere
t tabel 1,66342 (one tail).
d) Hipotesis keempat (H4) yang
menyatakan
keanekaragaman
bahwa
produk,
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
kualitas pelayanan dan store
atmosphere secara simultan
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap impulse
buying di Butik Cassanova
Semarang
dapat
diterima,
karena
variabel
SARAN
Manajemen
Butik
Cassanova
Semarang
sebaiknya
tetap
berupaya :
a. Meningkatkan
keanekaragaman produk yang
keanekaragaman produk (X1),
ditawarkan
di
kualitas pelayanan (X2) dan
meskipun
variabel
store atmosphere (X3) secara
memberikan pengaruh paling
simultan memiliki nilai ρ-
kecil
value sebesar 0,000 < α =
buying di butik tersebut.
0.05 dan nilai
F hitung
52,748 > F tabel 2,72 serta
bertanda positif.
2. Nilai
koefisien
adalah
sebesar
tersebut
0,649.
menunjukkan
Nilai
bahwa
ketiga variabel bebas dalam
penelitian ini (keanekaragaman
produk, kualitas pelayanan dan
store
terhadap
b. Meningkatkan
atmosphere)
ini
impulse
kualitas
pelayanan dari karyawannya,
karena
determinasi
butiknya,
variabel
ini
memberikan pengaruh paling
dominan terhadap impulse
buying di Butik Cassanova
Semarang
variabel
dibandingkan
keanekaragaman
produk dan store atmosphere.
secara
simultan mampu menjelaskan
c. Meningkatkan penataan store
terikatnya
atmosphere di butiknya yang
sebesar 64,9 persen, dimana
sudah ada menjadi semakin
sisanya yaitu sebesar 35,1 persen
menarik,
dijelaskan oleh faktor lain di luar
store atmosphere memberi
penelitian
pengaruh
varians
variabel
ini,
seperti
store
karena
terbesar
variabel
kedua
environment, in store promotion
sesudah kualitas pelayanan
serta
terhadap impulse buying di
personal
selling
skills
(Dunne dan Lusch, 2005:138).
Butik Cassanova Semarang
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000. Analisis Regresi,
Teori, Kasus, dan Solusi, Edisi
2,
Cetakan
Pertama,
Yogyakarta : BPPE
Arikunto, Suharsimi, 2001. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Asep, 2005. Manajemen Pemasaran,
Jakarta : PPM
Ayu, Dewa Tamansari dan Alit
Suryani,
2012.
Pengaruh
Merchandising, Promosi dan
Atmosfir
Toko
Terhadap
Impulse
Buying,
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis,
Universitas Udayana, Bali
Bahri, 2011. Analisis Pengaruh
Harga, Pelayanan, Atmosfer
Kenyamanan dan Desain Toko
Terhadap
Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi
Kasus
Pada
Gardenia
Departemen Store), Universitas
Ahmad Dahlan
Berman, Barry dan Joel R. Evans .
2001. Retail Management, A
Strategic Approach, United
States of America : Prentice
Hall
Blaxter, et. al., 2001. Blaxter,
Loraine et. al. 2001, How To
Research. Maidenhead: Open
University Press.
Chien-Huang
dan
Hung-ming,
2005.Impulse Buying Effect,
Jakarta : Salemba
Djarwanto, PS. Dan Pangestu
Subagyo, 2002, Yogyakarta :
Statistik Induktif
Dunne dan Lusch, 2005. Advertising
and Promotion: An Integrated
Marketing
Communication
Perpective.
New
York:
McGraw-Hill.
El-Bachir Sabrina, 2014. The
Influence of Store Atmosphere
on the Customer Behavior,
Mediterranian
Journal
of
Sciences MCSER Publishing,
Rome-Italy, Vol. 5 No. 8
Engel, James F., Roger D. Blackwell
dan Paul W. Miniard, 2005.
Perilaku Konsumen, Jilid I,
Jakarta : Bina Rupa Aksara
Ferdinand, Augusty T. 2006.
Metode Penelitian Manajemen,
Edisi II, Semarang : BP. Undip
Ghozali, Imam. 2011. Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS, Semarang: BP Undip
Hadi, Sutrisno, 2003. Metodologi
Research, Yogyakarta: Andi
Offset
Hatch and Farhady, 2011, Marketing
Management, Bandung:
Alfabeta
Indriantoro,
Supomo.,
2002.
Metodologi Penelitian Bisnis
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Untuk
Akuntansi
dan
Manajemen, Yogyakarta :
BPFE
Kotler, Philip and Armstrong, G. ,
2003.
Principles
of
Marketing, 10th
Edition /
International
Edition, New
Jersey : Prentice Hall
Kotler, Philip. 2007. Manajemen
Pemasaran, Edisi Milenium,
Jilid 2,
Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Kurniawan, Denny dan Yohanes
Sondang Kunto, SSi, MSc,
2013. Pengaruh Promosi dan
Store Atmosphere Terhadap
Impulse Buying
dengan
Shopping Emotion Sebagai
Variabel Intervening
Studi
Kasus
di
Matahari
Departement
Store Cabang
Supermall Surabaya, Jurnal
Manajemen Pemasaran Petra,
Vol.1 No. 2(2013), 1-8
Levy dan Weitz, 200.Store
Atmosphere, Jilid I, Jakarta:Erlangga
Loundon dan Bitta, 2010. Pembelian
Impuls, Bandung : Mega Mendung
Press
Lupiyoadi, Rambat, 2008.
Manajemen Pemasaran Jasa,
Jakarta: Salemba Empat
Pelayanan,
Lokasi
dan
Keragaman Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada
Mini Market Andina, Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis,
Universitas Muhammadiyah,
Surakarta
Moh.
Nazir,
2003.
Metode
Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Schiffman, L. G. & Kanuk, L. L.
2007. Consumer Behavior. N
inth Edition, New Jersey :
Pearson Prentice Hall.
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Supranto, J., 2001. Stastistik Teori
dan Aplikasi Jilid II, Jakarta :
LP3ES
Sutisna, 2001. Pelayanan Jasa,
Jakarta : Erlangga
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi
Pemasaran, Yogyakarta :
Penerbit Andi
Umar, Husein, 2004. Metode Riset
Perilaku Organisasi, Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Yahya, Umar, 2004. Pendidikan
Nasional dalam
Ujian, Jakarta:
Andi Offset
Marzuki, 2005. Metode Penelitian,
Jakarta:Ghalia
Vinci, Maharani, 2009. Strategi
Pemasaran, Jakarta : Inti Prima
Promosindo
Mawar, Putri, Fadmawati, 2014.
Analisis Pengaruh Harga,
Zeithaml V.A., M.J. Bitner, and D.D.
Gremler, 2006. Service
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Marketing Integrating
Customer across the Firm 2nd
ed. Boston : Mc Graw Hill
Download