BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Inklusi Istilah inklusi memiliki

advertisement
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Inklusi
Istilah inklusi memiliki ukuran universal. Istilah inklusi dapat
dikaitkan dengan persamaan, keadilan, dan hak individual dalam pembagian
sumber-sumber seperti politik, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Menurut
Reid, masing-masing dari aspek-aspek tersebut tidak berdiri sendiri,
melainkan saling berkaitan satu sama lain.13
Istilah inklusi dalam ranah pendidikan dikaitkan dengan model
pendidikan yang tidak membeda-bedakan individu berdasarkan kemampuan
atau kelainan yang dimiliki individu. Dengan mengacu pada istilah inklusi
yang disampaikan Reid di atas, pendidikan inklusi didasarkan atas prinsip
persamaan, keadilan, dan hak individu.
MIF. Baihaqi dan M. Sugiarmin menyatakan bahwa hakikat inklusi
adalah mengenai hak setiap siswa atas perkembangan individu, sosial, dan
intelektual. Para siswa harus diberi kesempatan untuk mencapai potensi
mereka. Untuk mencapai potensi tersebut, sistem pendidikan harus dirancang
dengan memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang ada pada diri siswa.
13
Gavin Reid, Dyslexia and Inclusion; Classroom Approaches for Assesment, Teaching and
Learning, (London: David Fulton Publisher, 2005) h. 88
9
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
10
Bagi mereka yang memiliki ketidakmampuan khusus dan memiliki kebutuhan
belajar yang luar biasa harus mempunyai akses terhadap pendidikan yang
bermutu tinggi dan tepat.14
Sesuai dengan pernyataan MIF. Baihaqi dan M. Sugiarmin
menekankan bahwa siswa memiliki hak yang sama tanpa dibeda-bedakan
berdasarkan perkembangan individu, sosial, dan intelektual. Perbedaan yang
terdapat dalam diri individu harus disikapi dunia pendidikan dengan
mempersiapkan model pendidikan yang disesuaikan dengan perbedaanperbedaan individu tersebut.
Daniel P. Hallahan mengemukakan pengertian pendidikan inklusi
sebagai pendidikan yang menempatkan semua peserta didik berkebutuhan
khusus dalam sekolah reguler sepanjang hari. Dalam pendidikan seperti ini,
guru memiliki tanggung jawab penuh terhadap peserta didik berkebutuhan
khusus tersebut.15 Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa pendidikan
inklusi menyamakan anak berkebutuhan khusus dengan anak normal lainnya.
Untuk itulah, guru memiliki tanggung jawab penuh terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan demikian guru harus memiliki
kemampuan dalam menghadapi banyaknya perbedaan peserta didik.
14
MIF. Baihaqi dan M. Sugiarmin, Memahami dan Membantu Anak ADHD, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2006) h. 75-76
15
Daniel P. Hallahan dkk., Exceptional Learners: An Introduction to Special Education,
(Boston: Pearson Education Inc., 2009), cet. ke-10, h. 53
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
11
Senada dengan pengertian yang disampaikan Daniel P. Hallahan,
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 70
Tahun 2009 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan inklusi
adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan
dan
bakat
istimewa
untuk
mengikuti
pendidikan
atau
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik pada umumnya.16
Pengertian pendidikan dalam Permendiknas di atas memberikan
penjelasan secara lebih rinci mengenai siapa saja yang dapat dimasukkan
dalam pendidikan inklusi. Perincian yang diberikan pemerintah ini dapat
dipahami sebagai bentuk kebijakan yang sudah disesuaikan dengan kondisi
Indonesia, sehingga pemerintah memandang perlu memberikan kesempatan
yang sama kepada semua peserta didik dari yang normal, memilik kelainan,
dan memiliki kecerdasan dan bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan.
Rumusan mengenai pendidikan inklusi yang disusun oleh Direktorat
Pendidikan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Kementrian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas) mengenai pendidikan inklusi menyebutkan bahwa
pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak
16
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif
Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
12
berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa
bersama-sama teman seusianya. Sekolah penyelenggara pendidikan inklusi
adalah sekolah yang menampung semua murid di sekolah yang sama. Sekolah
ini menyediakan program pendidikan yang layak dan menantang, tetapi
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan
dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil.17
Ensiklopedi Online Wikipedia menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan inklusi yaitu pendidikan yang memasukkan peserta didik
berkebutuhan khusus untuk bersama-sama dengan peserta didik normal
lainnya. Pendidikan inklusi adalah mengenai hak yang sama yang dimiliki
setiap anak. Pendidikan inklusi merupakan suatu proses untuk menghilangkan
penghalang yang memisahkan peserta didik berkebutuhan khusus dari peserta
didik normal agar mereka dapat belajar dan bekerja sama secara efektif dalam
satu sekolah.18
Pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas secara umum
menyatakan hal yang sama mengenai pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi
berarti pendidikan yang dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan semua
peserta didik, baik peserta didik yang normal maupun peserta didik
berkebutuhan khusus. Masing-masing dari mereka memperoleh layanan
pendidikan yang sama tanpa dibeda-bedakan satu sama lain.
17
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif, h. 4
Ensiklopedi Online Wikipedia “Inclusion” dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Inclusion_%28education%29. Diakses 30 Oktober 2012.
18
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
13
B. Pembelajaran Matematika
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal
dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. Secara umum belajar
dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Yang dimaksud
pengalaman adalah segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun
tidak sengaja dialami oleh setiap orang, sedangkan latihan merupakan
kejadian yang dengan sengaja dilakukan oleh setiap orang secara berulangulang.
Hal senada juga dikemukakan oleh M. Dalyono bahwa belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan
perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah laku,
sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.19 Dari
pendapat ini dapat dipahami bahwa seseorang dapat dikatakan belajar, jika
dapat diasumsikan bahwa dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan
yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Sedangkan menurut
Slameto mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individual itu sendiri dalam interaksi
19
Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 1997) h. 49
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
14
dengan lingkungannya.20 Sedangkan menurut Howard L. Kingsley bahwa
belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan.21
Berdasarkan ungkapan yang dikemukakan para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan baru yang dapat diamati dengan adanya perilaku yang terjadi
dalam diri siswa. Dalam hal ini perubahan tingkah laku tersebut merupakan
hasil belajar. Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan belajar matematika
apabila dalam diri orang tersebut terjadi suatu kegiatan yang dapat
mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika
seperti terjadi perubahan dari tidak tahu sesuatu konsep menjadi tahu konsep
tersebut dan mampu menggunakannya dalam mempelajari materi selanjutnya.
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika
Kata prinsip berasal dari bahasa latin yang berarti dasar (pendirian,
tindakan) atau sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama.22
Sedangkan prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar)
yang harus diterapkan di dalam proses pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip
pembelajaran matematika antara lain:
20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina aksara, 1988)
h.13
21
22
h.1089
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 104
Zain dan Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.2002)
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
15
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa
tanpa adanya perhatian atau mungkin terjadi belajar (Gagne dan Berliner).
Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa
kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian terhadap pelajaran
akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan dan diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi
untuk mempelajarinya.
Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivation is the concept we use when
describe the force action on or within an organism to initiate and direct
behavior (Petri, Herbert L). motivasi dapat merupakan tujuan dan alat
dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu
tujuan untuk mengajar.23
2. Keaktifan
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan
mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap
23
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada media
group,2010) h. 72
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
16
guru di dalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat
diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan
belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual,
emosional dan fisik jika dibutuhkan.24
3. Keterlibatan Langsung
Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran
memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa
tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan
tetapi terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan
dan mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti
siswa aktif mengalami dan melakukan proses belajar sendiri. Sejumlah
hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang diperoleh dari
kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langsung. Edgar Dale dalam
penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan di dalam krucut
pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik
adalah belajar melalui pengalaman. 25
4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang
dikemukakan oleh teori psikolog daya adalah melatih daya-daya yang ada
pada manusia yang terdiri atas saya pengamatan, menanggap, mengingat,
24
25
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2011) h.119
Ibid,.121
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
17
menghayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Thordike dalam teori psikologi asosiasi atau koneksionisme,
berangkat dari salah satu hokum belajarnya “law of exercise”, ia
mengemukakan
bahwa
belajar
adalah
pembentukan
hubungan
antarstimulus dan respons dan pengulangan terhadap pengalamanpengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons besar. 26
5. Tantangan
Kurt Lewin dalam sebuah teori yang dinamakan “Teori Medan”
(Field Theory), mengemukakan bahwa siswa di dalam suatu situasi belajar
berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Di dalam situasi
belajar, siswa berhadapan dengan cita-cita yang ingin dicapainya, akan
tetapi ia selalu dihadapkan pada hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar. Melalui motif dalam dirinya dan dorongan dari luar (termasuk
guru) tumbuh dorongan untuk mempelajari bahan belajar tersebut.
Bilamana hambatan-hambatan belajar dapat diatasi dan tujuan belajarnya
dapat tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru,
demikian seterusnya. Agar motif pada anak tumbuh dengan kuat guna
mengatasi hambatan yang dihadapi, maka bahan belajar harus menantang.
Dalam keadaan ini guru perlu sekali menemukan dan mempersiapkan
26
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada media
group,2010) h .74
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
18
bahan-bahan belajar yang menarik, baru dan mampu mendorong
keikutsertaan siswa untuk mencermati dan memecahkan masalah. Bahan
pelajaran yang diharapkan adalah yang sebesar mungkin memberi peluang
dan dorongan bagi siswa untuk turut menemukan konsep-konsep,prinsipprinsip dan generalisasi.
6. Balikan dan Penguatan
Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan
implementasi dari teori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui
Teori Operant Conditioning dan salah satu hukum belajar dari Thorndike
yaitu “law of effect”. Menurut hukum belajar ini, siswa akan belajar lebih
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil
belajar, apalagi hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan
dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar berikutnya. Namun
dorongan belajar, menurut Skinner tidak hanya muncul karena penguatan
yang menyenagkan, akan tetapi juga terdorong oleh penguatan yang tidak
menyenagkan, dengan kata lain penguatan positif dan negatif dapat
memperkuat belajar.
7. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan
sifat-sifatnya.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
19
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar
siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam
upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di
sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual,
umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa
sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang
lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
D. Perencanaan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan
Perencanaan merupakan penyusunan langka-langka kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu
perencanaan dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Dalam membuat
suatu perencanaan prinsip yang paling utama adalah harus dapat dilaksanakan
dengan mudah dan tepat sasaran.
1. Definisi Perencanaan Pembelajaran Matematika
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta
merumuskan dan mengatur perdayagunaan manusia, informasi, financial,
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
20
metode dan waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektifitas
pencapaian tujuan. 27
Sedangkan
William
H.
Newman
dalam
Abdul
Masjid:
memgemukakan bahwa “ perencanaan adalah menentukan apa yang akan
dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang
luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan,
penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan
penentuan kegiatan berdasarkan kegiatan sehari-hari. 28 Sedangkan
pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa. Aktivitas pembelajaran
tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang membutuhkan perencanaan.
Oleh sebab itu, aktivitas pembelajaran Matematika sebagai salah satu mata
pelajaran di Sekolah / Madrasah yang syarat dengan muatan nilai
kehidupan
sehari-hari,
perlu
diupayakan
melalui
perencanaan
pembelajaran yang baik, agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan
pengembangan kehidupan murid.
Belajar matematika yang direncanakan adalah aktivitas pendidikan
yang
secara
sadar
dirancang
untuk
membantu
murid
dalam
mengembangkan pandangan hidup yang dinamis yang selanjutnya
diwujudkan dalam sikap hidup dan keterampilan hidup baik yang bersifat
27
Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan agama Islam, (Jakarta:gaung
persada press,2007) h.28
28
Abdul Masjid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarnya, 2008) h. 15-16
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
21
manual maupun mental spiritual. Oleh karena itu salah satu kemampuan
yang harus dimiliki oleh guru adalah membuat perencanaan pembelajaran
secara profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai seorang pendidik, pembelajar sekaligus sebagai perancang
pembelajaran.
Dengan demikian, inti dari perencanaan pembelajaran adalah
proses memilih, menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan
pengalaaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan
proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran. 29
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran
Matematika adalah suatu kerangka pembelajaran yang disusun secara
logis dan sistematis oleh tenaga pengajar Matematika dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat membantu peserta
didik dalam mengembangkan pandangan hidup.
2. Manfaat Perencanaan Pembelajaran Matematika
Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang diharapkan. Oleh kareana itulah, proses
perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya:30
29
30
Ibid., 12
Wina sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran KTSP, (Jakarta: Kencana,2008),h. 197
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
22
a. Melalui perencanaan yang matang, guru akan terhindar dari
keberhasilan secara untung-untungan.
b. Melalui
perencanaan
yang
sistematis,
setiap
guru
dapat
menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi
sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Melalui perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam
memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk
ketercapaian tujuan.
3. Komponen Perencanaan Pembelajaran Matematika
Komponen Perencanaan proses pembelajaran yang dibuat oleh BSNP
meliputi:
a. Silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana
bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,
sebagai hasil dari seleksi, pengelompokkan, pengurutan, dan penyajian
materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri kebutuhan
daerah setempat.31
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara
31
Abdul Masjid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosydakarya, 2008) h .38
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
23
sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
mencapai penguasaan kompetensi dasar.32
Sesuai PERMENDIKNAS Nomor 41 Silabus sebagai acuan
RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam penyusunan silabus disertakan pula sistem penilaian,
karena silabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian
bagian-bagian materi pelajaran dan sistem penilaian suatu mata
pelajaran. Silabus dan sistem penilaian tersebut dapat berfungsi untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar,
memberikan umpan balik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih
baik.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan silabus berbasis KTSP
yang di buat oleh BSNP antara lain :
32
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Pakar Raya, 2004) h. 123
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
24
1) Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan
prinsip ilmiah yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi
dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar,
logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secar keilmuan.
2) Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup,
kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi silabus
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, yakni: tingkat
perkembangan intelektual, susila, emosional, dan spiritual peserta
didik.
3) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika yang terjadi di sekolah dan
kebutuhan masyarakat.
4) Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap
program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki
keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan
pribadi peserta didik.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
25
5) Konsisten
Artinya bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam
membentuk kompetensi peserta didik.
6) Memadai
Ruang lingkup indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat
mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
7) Aktual dan Kontekstual
Cakupan kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dikembangkan
memperhatikan perkembagan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi di
masyarakat.
8) Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara
efektif, yakni memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut
dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi
sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
26
9) Efesien
Efesien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil
atau menghambat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa
mengurangi hasil atau kompetensi yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaanya, pengembangan silabus dapat dilakukan
oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas
Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervise Dinas
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk
SD dan SMP, dan Dinas Provinsi yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani
urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI,MTs,MA dan MAK.33
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan menejeman pembelajaran untuk
mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan dijabarkan dalam silabus.34
Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis
KTSP adalah menjabarkan silabus kedalam RPP yang lebih opersional
33
Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional (Bandung : Yrama Widya,
2009) h.120
34
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Bandung:Rosdakarya,2010) h. 212
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
27
dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam
pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan
untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan
kondisi sekolah dan daerah, serta dengan kriteria peserta didik.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 antara
lain:35
1) Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas,
semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema
pelajaran, jumlah pertemuan.
2) Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3) Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
35
2007.
Depdiknas, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, Jakarta
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
28
4) Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
6) Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
8) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
29
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata
pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk
peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
9) Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi
dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
30
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan
balik, dan tindak lanjut.
10) Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada Standar Penilaian.
11) Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan suatu
perkiraan guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik
guru maupun peserta didik di kelas sehingga kegiatan pembelajaaran
berjalan dengan baik yang mana dalam pembuatan perencanaan
pembelajaran guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan
RPP.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
31
Terdapat berapa prinsip penyusunan RPP yang diamanatkan
dalam PERMENDIKNAS nomor 41 yakni:36
1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar.
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remidi.
36
ibid
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
32
5) Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
6) Menerangkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
E. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan
1. Definisi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Menurut oemar Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdisri dari
siswa, guru dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboraturium. Material
meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide dan film, audio dan video
tipe. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
33
audio visual juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.37
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor
yang mempengaruhinya, baik faktor yang datang dari dalam diri individu
maupun faktor yang datang dari lingkungan.38 Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pelaksanaan proses pembelajaran peserta didiklah yang menjadi
fokus perhatian. Pendidik harus kreatif dalam mengelola pembelajaran
dengan memilih dan menetapkan berbagai pendekatan, metode dan media
pembelajaran yang releven dengan kondisi peserta didik dan pencapaian
kompetensi.
Proses pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman
peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
37
38
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi aksara,1995) h.57
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Bandung:Rosdakarya,2010) h.255
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
34
2. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
1) SD/MI
: 28 peserta didik
2) SMP/MT : 32 peserta didik
3) SMA/MA : 32 peserta didik
4) SMK/MAK : 32 peserta didik
b. Beban kerja minimal guru
1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran,
menilai
hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan;
2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas
adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu.
c. Buku teks pelajaran
1) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah
dipilih
melalui
rapat
guru
dengan
pertimbangan
komite
sekolah/madrasah dari buku buku teks pelajaran yang ditetapkan
oleh Menteri.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
35
2) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata
pelajaran.
3) Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru,
buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.
4) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.
d. Pengelolaan kelas
1) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
2) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus
dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
3) Gutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
4) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
5) Guru
menciptakan
keselamatan,
dan
ketertiban,
kedisiplinan,
kepatuhan
pada
kenyamanan,
peraturan
dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran.
6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
36
7) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
8) Guru menghargai pendapat peserta didik.
9) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.
10) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata
pelajaran yang diampunya.
11) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP
pelaksanaan Pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan sebagaimana dalam PERMENDIKNAS
No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses antara lain meliputi39
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
39
Depdiknas, Permendinas No.41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
37
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran merupakan proses
untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemebelajaran.
Dijelaskan dalam PERMENDIKNAS No 41 bahwa kegiatan inti
dalam Proses pembelajaran menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 40
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
2) menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
40
ibid
pembelajaran,
media
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
38
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
b. Elaborasi
Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru
akan menjadi lebih bermakna.41
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis.
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
41
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
(Jakarta:Prestasi Pustaka,2007) h. 92
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
39
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
6) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok.
7) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan.
8) memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
kegiatan
yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik.
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
40
Setelah
kegiatan
inti,
maka
pelaksanaan
pembelajaran
dilanjutkan dengan kegiatan penutup. Dalam PERMENDIKNAS No.
41 Tahun 2007 kegiatan penutup yang dapat dilakukan oleh guru
antara lain:. 42
1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi,
program
pengayaan,
layanan
konseling
dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
F. Penilaian Pembelajaran Matematika Berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan
Setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung, perlu diketahui
tentang hasil belajar peserta didik dalam periode waktu tertentu dibandingkan
42
ibid
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
41
dengan hasil periode sebelumnya untuk melihat perkembangan pencapainaan
indikator atau kompetensi dari masing-masing peserta didik. Hal tersebut
dapat diketahui melalui penilaian. Dengan penilaian, guru akan mengetahui
perkembangan proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar, intelegensi,
bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik
juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran.
1. Definisi Penilaian Hasil Pembelajaran Matematika
Penilaian (assesment) merupakan istilah yang umum dan mencakup
semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar
siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau
kelompok. Menurut Griffin dan Nix (1991) penilaian adalah sesuatu
pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik
seseorang atau sesuatu.43
Salah satu pilar dalam penilaian pada tingkat satuan pendidikan
adalah penilaian kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan data
dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil
belajar siswa berdasarkan tahap kemajuan siswa dengan daftar kompetensi
yang ditetapkan dalam kurikulum. 44 Penilaian dilakukan oleh guru
terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
43
Mimin Haryati, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (
Jakarta:Gaung Persada Press,2007) h.15
44
Ibid.,
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
42
kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunana
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian kelas dilaksanankan dengan berbagai cara, di antaranya tes tulis,
penilaian unjuk kerja siswa (performance) dan penilaian hasil kerja siswa
melalui pengumpulan hasil kerja (karya).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian hasil
pembelajaran matematika adalah kegiatan yang dilakukan untuk
,memperoleh informasi tentang sejauh mana ketercapaian kompetensi
yang telah dicapai pedserta didik setelah melalui proses pembelajaran
Matematika.
2. Fungsi Penilaian Pembelajaran Matematika
Dalam penilaian pembelajaran, terdapat dua fungsi utama penilaian
yang perlu diwujudkan; pertama, mengetahui tingkat efektifitas program
dalam mencapai tujuan-tujuannya. Kedua, mengidentifikasi bagian-bagian
dari program pembelajaran yang perlu diperbaiki.45Abdul Masjid dalam
buku perencanaan pembelajaran, menguraikan terdapat beberapa fungsi
penilaian dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut:
a. Fungsi Motivasi, artinya dengan adanya penilaian maka siswa akan
terdorong untuk dapat mempelajari bagian-bagian yang belum
dikuasai.
45
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran,(Jakarta:Rineja Cipta,2003) h.132
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
43
b. Fungsi belajar tuntas, artinya penilaian yang dilakukan harus
diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa.
c. Fungsi sebagai indikator efektifitas, artinya penilaian ini menjadi tolak
ukur sejauh mana proses belajar mengajar telah berhasil
d. Fungsi umpan balik, artinya penilaian yang dilakukan berfungsi
sebagai bahan acuan untuk memberikan follow up bagi ketercapaian
pembelajaran tersebut.46
Penilaian pendidikan (baca: pembelajaran) yang dilakukan guru
matematika mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang
telah ditetapkan pada 11 juli tahun 2007 yakni PERMENDIKNAS NO.20
tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Standar penilaian pendidikan itu
sendiri merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta
didik.47
3. Prinsip-prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika
Dalam penilaian hasil pembelajaran matematika, guru harus
senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang ada sehingga
output yang dihasilkan dapat memenuhi standar minimal yang telah
ditentukan. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
46
Abdul Masjid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung : Remaja Rosydakarya, 2008) h.188
47
PERMENDIKNAS NO.20 tahun 2007 tentang standar penilaian
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
44
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti periilaiah1idak meriguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i.
Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
45
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan
secara berkesinambungan, yang bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut:
a. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat
rancangan dan kriteria penilaian padsa awal semester.
b. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian
yang sesuai pads saat menyusun silabus mata pelajaran.
c. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.
d. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan,dan/atau bentuk lain yang
diperlukan.
e.
Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan
kesulitan belajar peserta didik.
f. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
g. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
h. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
46
belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
kompetensi utuh,
i.
Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan
hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak
dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau
kurang baik.48
4. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika
Adapun teknik dan instrument penilaian pembelajaran dilakukan
dengan seksama sesuai dengan pedoman standar penilaian, teknik dan
instrument penilaian yang dimaksud yakni;
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
Penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik.
b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
c. Teknik
observasi
atau
pengamatan
dilakukan
selama
pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
d. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
48
Ibid,.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
47
e. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan
kompetensi
yang
dinilai,
(b)
konstruksi,
adalah
memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan,
dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
f. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam
bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
g. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pernerintah dalam
bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa,
dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor
yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antar
tahun.
Download