BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Latihan Power Tungkai
Power tungkai juga merupakan salah satu unsur membentuk daya ledak
otot tungkai, dalam peningkatan kekuatan untuk menghasilkan lompatan yang
baik, diperlukan kualitas otot tungkai yang baik pula. Kekuatan otot tungkai dapat
dikembangkan dan ditingkatkan melalui latihan-latihan yang mengarah pada hasil
lompatan. Bentuk latihan untuk meningkatkan otot tungkai, daya ledak dan daya
tahan otot adalah latihan-latihan yang membentuk kontraksi isotonik, kontraksi
isometrik dan kontraksi isokinetis. Selain itu ada beberapa prinsip latihan yang
meningkatkan otot tungkai, seperti berjalan dan berlari sedangkan daya ledak dan
daya tahan otot yaitu penambahan beban, berulang-ulang, frekuensi latihan dan
lama latihan. Gilang (2008:200) menjelaskan bahwa untuk membentuk kekuatan
otot, maka otot perlu dilatih melebihi beban normal.
Menurut Bucher (Harsono, 1988) dikatakan bahwa seorang individu yang
mempunyai power adalah orang yang memiliki : (a) Derajat kekuatan otot yang
tinggi, (b) Derajat kecepatan yang tinggi, dan (c) Derajat yang tinggi dalam
keterampilan mengabungkan kecepatan dan kekuatan otot.
Lebih lanjut menurut Bosco (dalam Hadjarati, 2010:69) mendefinisikan
bahwa power sebagai kemampuan atau mengeluarkan kemampuan maksimum
yang dapat dihitung dengan rumus : Power = kekuatan x kecepatan, Power =
kekuatan x jarak/waktu, Power = kerja/waktu. Power adalah kemampuan kerja
otot (usaha) dalam satuan waktu (detik). Power tersebut merupakan hasil kali
kekuatan dan kecepatan sehingga satuan power
= kg (berat) * mt/detik.
Sedangkan kg*mt adalah satuan usaha dengan demikian power dapat diartikan
usaha perdetik.
Kekuatan (power ) otot menunjukan kekuatan maksimal (dinyatakan
dalam Newtons, meski kg yang digunakan) yang ditimbulkan oleh sebuah otot
atau kelompok otot tertentu. Kekuatan merupakan kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjalankan
suatu aktivitas, Atmadja (2004:69)
Selanjutnya Potteiger (dalam Faidullah, 2009:23) mengemukakan bahwa
power adalah kekuatan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam
waktu yang sangat cepat. Berdasarkan pendapat diatas menyebutkan dua unsur
penting dalam power
yaitu : (1) Kekuatan otot dan (2) Kecepatan, dalam
mengerahkan tenaga maksimal. Peningkatan power tungkai adalah proses yang
sangat komplit dimana beberapa aspek berbeda saling berkaitan dalam suatu
rangkaian komponen pendukung, antara lain adalah fleksibilitas komponen
sendi, kekuatan tendon, keseimbangan dan kontrol
motor, kekuatan otot,
keseimbangan kerja otot, fleksibilitas otot serta ketahanan otot. Latihan power
memberikan pengaruh yang
baik pada
adaptasi sistem saraf pusat serta
peningkatan kekuatan dan kemampuan menendang Hagl (dalam Faidlullah,
2009:23).
Menurut Harsono (1998:178) bahwa kekuatan otot adalah usaha
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan, sehingga latihan-latihan
tahanan adalah mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Agar efektif
hasilnya, latihan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga individu dapat
mengeluarkan tenaga maksimal untuk menahan beban tersebut. Selanjuntnya Mile
(2010:64) mengemukakan bahwa kekuatan bisa diukur dengan alat dynamometer.
Menurut Roji (2007:128) kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot
melawan beban dalam suatu usaha. Kekuatan diidentifikasikan sebagai
kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terarah terhadap sesuatu tahan.
Apabila seorang pemain sepak bola memiliki otot panjang tidak menutup
kemungkinan lebih besar kekuatan otot yang dimiliki. Panjang otot tungkai sama
pentingnya dengan panjang tulang, semakin panjang tulang-tulang dimiliki
seseorang, semakin panjang ototnya dan besar pula kekuatannya. Faktor-faktor
yang harus benar-benar diperhatikan secara seksama melalui pembinaan secara
dini, serta juga memperhatikan postur tubuh yang meliputi: (a) Ukuran tinggi
togok dan panjang tubuh,(b) Ukuran besar, lebar dan berat tubuh, (c) Samato type
(bentuk tubuh:endomophy, mesomorphy, dan sctomorphy).
Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot
adalah suatu kenyataan. Pemain yang memilik tulang panjang tetapi tidak
didukung otot yang panjang tidak memiliki kekuatan yang besar. Semakin besar
serabut otot seseorang semakin kuat pula otot tersebut. Dan makin panjang ukuran
otot, maka kuat pula seorang pemain. Faktor ukuran ini baik besanya maupun
panjangnya sangat dipengaruhi oleh pembawaan atau keturunan.
Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepak bola juga harus
mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam meningkatkan kondisi fisik maka perlu
dilatihkan beberapa kondisi fisik, sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi
kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Sedangkan unsur
kondisi fisik khusus mencakup stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan,
dan keseimbangan. Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan
sangat dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga, kekuatan adalah kemampuan
dari otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam
menjalankan aktivitasnya.
Hal ini disebabkan karena: 1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas, 2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang
dari kemungkinan cidera, dan 3) Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi
fisik yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih
memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya.
Namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar
memperoleh hasil yang baik. Kekuatan ada 3 macam yaitu: kekuatan maksimal,
kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat dan tahan lama).
Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi maksimal
serta dapat melawan/menahan beban yang maksimal pula. Kekuatan daya ledak
adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan
beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.
Power
endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan tahan lamanya
kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya.
Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kekuatan menendang
bola adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk
mencapai kekuatan menendang bola harus ada unsur kondisi fisik terutama
kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada
saat menendang bola. Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam
meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang, karena frekuensi langkah adalah
perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam melangkah.
Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari menendang bola. Seorang pemain
sepak bola harus memiliki kaki yang kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut yang
kuat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul togok yang berat.
Dalam pencapaian menendang bola maka kekuatan otot tungkai sangat
berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan seseorang
untuk melangkahkan kaki. Faktor tersebut harus benar-benar diperhatikan secara
seksama melalui pembinaan secara dini, serta memperhatikan postur tubuh, yang
meliputi: a) ukuran tinggi togok dan panjang tubuh, b) ukuran besar, lebar dan
berat tubuh, c) samato type, (bentuk tubuh: endomorphy, mesomorphy, dan
ectomorphy ).
Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para
ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah
luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut-serabut otot
seseorang, makin kuat pula otot tersebut. Kekuatan atau strength komponen
kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat
mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan.
Tungkai adalah “kaki (seluruh kaki dari pangkal paha kebawah)”.
Kekuatan otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk
mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu.
Kekuatan otot tungkai disini yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan
sekelompok otot untuk melakukan gerakan menyundul bola.
Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering digunakan pelatih
adalah weight training, circuit training, dan interval training, disamping bentukbentuk latihan yang lain. Weight training adalah bentuk latihan yang bertujuan
mengembangkan dan memperkuat. Ini berarti otot yang mempunyai volume besar
kekuatannya juga besar. “umumnya diketahui suatu otot dipengaruhi oleh unsur
struktural otot itu, khususnya volume. Telah diketahui bahwa kekuatan otot
meningkat sesuai dengan volume otot”. Berkat latihan dan pembinaan secara
teratur dan terus menerus akan diperoleh kekuatan, yang berarti seseorang akan
dapat memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki.
2.1.2 Pengertian Latihan Kelentukan Togok
Kelentukan merupakan salah satu kemampuan fisik yang harus dimilki
oleh setiap orang, untuk menghasilkan gerakan secara luas, lancar, luwes, dan
tidak mengalami kekakuan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan antara lain :
faktor usia, jenis kelamin, jenis dan struktur persendian, jenis dan struktur
jaringan otot, ligament, kulit, tendos, temperatur atau suhu udara dan latihan.
Bompa ( dalam Yunanda 2010). Selain itu kelentukan merupakan kemampuan
seseorang untuk melakukan gerakan secara luas melalui persendiannya secara
optimal. Pemeliharaan kelentukan pada persendian secara alami akan mengurangi
resiko
cidera pada atlet
Wirhed (dalam Yunanda 2010).
Kelentukan
menggambarkan suatu kemampuan untuk melakukan gerak menekuk melebihi
kemampuan biasanya (Flexi) termasuk pada gerakan memutar tanpa berhenti.
Mengacu pada uraian diatas maka yang dimaksud dengan kelentukan togok dalam
penelitian ini adalah kemampuan togok (truk) untuk menggerakan persendian,
otot, tendons dan ligament secara luas, luwes, dan lancar kesemua arah sesuai
dengan tujuan gerakan yang diinginkan.
Kelentukan togok menurut Gilang (2008:200) merupakan gerakan yang
berada disekeliling tulang sendi. Selanjutnya kelentukan togok menurut Nenggala
(2008:130) adalah kemampuan menggerakan persendian dan otot pada semua
ruang geraknya.
Kelentukan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk
segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, Sajoto (dalam Zamroni
2009:11).
Kelentukan dipengaruhi oleh elastisitas otot-otot serta dinyatakan
dalam satuan derajat (°). Harsono (dalam Zamroni 2009:11). menyatakan bahwa
lentuk tidaknya seseorang ditentukan luas atau sempitnya ruang gerak sendisendinya. Jadi kelentukan adalah kemampuan melakukan gerakan dalam ruang
gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan elastisitas
tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen.
Togok/tulang belakang (Kolumna
Vertebralis) terdiri dari empat bagian Vertebra servikalis, vertebra torakalis,
vertebra lumbalis dan vertebra sakralis yang berfungsi sebagai penopang togok
yang kokoh dan memberi fleksibilitas memungkinkan membengkok tanpa patah.
Kelentukan togok sangat berguna untuk mencegah terjadinya cidera.
Dengan dimilikinya kelentukan oleh seseorang akan dapat: 1) Mengurangi
kemungkinan
terjadinya
mengembangkan
cidera
kecepatan,
otot
koordinasi
dan sendi,
dan
2)
Membantu
kelincahan,
3)
dalam
Membantu
memperkembang prestasi, 4) Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu
melakukan gerakan-gerakan, dan 5) Membantu memperbaiki sikap tubuh Harsono
(dalam Zamroni 2009:11).
2.1.3 Hakekat Sejarah Permainan Sepak Bola
Sejarah Munculnya Olahraga Sepak Bola masih mengundang perdebatan.
Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepak bola lahir sejak masa Romawi,
sebagian lagi menjelaskan sepak bola berasal dari tiongkok. FIFA sebagai togok
sepak bola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepak bola lahir dari daratan
Cina yaitu berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke3 SM. Olahraga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu“.. Permainan bola
saat itu menggunakan bola yang terbuat dari kulit binatang, dengan aturan
menendang dan menggiring dan memasukkanya ke sebuah jaring yang
dibentangkan diantara dua tiang. Selanjutnya tahun 1886 terbentuk lagi togok
yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern sedunia, yaitu: International
Football Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh FA Inggris dengan
Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football
Association di Manchester, Inggris. Sejarah sepak bola semakin teruji hingga saat
ini IFAB merupakan togok yang mengeluarkan berbagai peraturan pada
permainan sepak bola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit,
bahkan sampai transfer perpindahan pemain, Shalimow (2008).
2.1.4 Teknik Permainan Sepak Bola
Ada beberapa macam skill/teknik dasar yang harus dimiliki seorang
pemain sepak bola. Tanpa itu, pertandingan menjadi kurang menarik Harry
(2007:1) teknik itu yakni :
1. Menendang (kicking)
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola
yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan
dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper
(passing), menembak kegawang (shooting), dan menyapu untuk menggagalkan
lawan (sweeping).
a. Menendang dengan kaki bagian dalam
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk
mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai
berikut :
1) Togok menghadap sasaran dibelakang bola.
2) Kaki tumpuan berada disamping bola, lutut sedikit ditekuk.
3) Kaki ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola.
4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat ditengah-tengah
bola.
5) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola
b. Menendang dengan punggung kaki bagian dalam.
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian menendang dengan
punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long
passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut :
1) Posisi togok berada dibelakang bola, sedikit serong. Kaki tumpuan
diletakan disamping bola.
2) Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai
bola . Perkenaaan kaki pada bola tepat dipunggung kaki bagian dalam dan
tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola,
pergelangan kaki ditegangkan.
3) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola
c. Menendang dengan punggung kaki.
Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk
menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis geraknya adalah sebagai
berikut :
1) Togok dibelakang bola sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakan
disamping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit
ditekuk.
2) Kaki tendang berada dibelakang bola dengan punggung kaki menghadap
kesasaran.
3) Kaki tendang tarik kebelakang dan ayunkan kedepan perkenaan kaki pada
bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola.
4) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola.
2. Menerima / Menghentikan bola.
Tujuan menerima / menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola yang
termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju
permainan dan mempermudah untuk passing.
1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.
2) Posisi togok segaris dengan datangnya bola.
3) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk.
4) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki
dijulurkan kedepan segaris dengan datangnya bola.
5) Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam.
6) Kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah togok (terkuasai).
b. Menghentikan bola dengan punggung kaki.
1) Posisi togok menghadap datangnya bola.
2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit kedepan menjemput
datangnya bola.
4) Bola menyentuh kaki persis dipunggung kaki.
c. Menghentikan bola dengan telapak kaki.
1) Posisi togok lurus dengan arah datangnya bola.
2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan
menghadap kesasaran.
4) Pada saat bola masuk kekaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola
berhenti di depan badan.
d. Menghentikan bola dengan paha.
1) Posisi togok menghadap datangnya bola.
2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Paha diangkat tegak lurus dengan togok ditekuk tegak lurus dengan paha.
4) Bola mengenai paha tepat pada tengah-tengah paha antara lutut dan
pangkal paha.
f. Menghentikan bola dengan dada.
1) Posisi togok menghadap datangnya bola.
2) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk.
3) Dada sedikit dibusungkan kedepan menghadap arah datangnya bola.
4) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada.
3. Menggiring bola (dribbling).
Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan.
Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan
menghambat permainan. Kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama
dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola, antara lain :
1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam.
2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar.
3) Menggiring bola dengan punggung kaki.
4. Menyundul bola.
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepak bola adalah untuk
mengoper, mencetak bola dan mematahkan serangan lawan / membuang bola.
Banyak gol tercipta dalam permainan sepak bola dari hasil sundulan kepala.
Pemain harus belajar untuk menyundul bola menggunakan dahi, bukan ubun-ubun
kepala. Pemain harus sadar bahwa mereka yang akan menyundul bola, bukan bola
yang membentur mereka. Ditinjau dari posisi tubuhnya, menyundul bola dapat
dilakukan sambil berdiri dan sambil meloncat / melompat.
2.1.5 Hakeket Menyundul (Heading) Bola Dalam Permainan Sepak Bola
Heading pada hakekatnya memainkan bola menggunakan kepala. Tujuan
heading dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan
untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola. Ditinjau dari posisi
tubuhnya,
heading dapat dilakukan sambil berdiri, melompat, dan sambil
meloncat. Tehnik dasar heading dalam permainan sepabola merupakan salah
satu tehnik dasar yang penting dalam bermain sepakbola, oleh karena itu harus
dikuasai oleh setiap pemain. Kemampuan heading secara terarah akan bertambah
penting artinya apabila lawan bermain dengan sistem bertahan, sehingga ruang
gerak hanya ada lewat kepala. Banyak gol tercipta secara langsung atau tidak
langsung tercipta dari duel diudara.
Pemain yang ahli dalam heading sangat dicari kesebelasan-kesebelasan
didunia, karena tidak banyak pemain yang mampu heading secara terarah pada
saat dijaga ketat oleh pemain lawan. Situasi pertandingan yang demikian
menghendaki bentuk latihan yang realistis, dimana pemain belajar melonjak
(melompat) dengan tolakan pada kaki kiri dan kaki kanan bahkan juga dengan
kedua kaki atau sambil berdiri posisi tegak. Banyak gol tercipta dalam permainan
sepakbola dari hasil heading kepala Sucipto dkk (dalam Zamroni 2009:8).
Sebelum melakukan heading, togok harus siap dalam keadaan yang dapat
mendukung pelaksanaan heading. Posisi togok tegak, kedua kaki dibuka selebar
bahu atau salah satu kaki maju kedepan (Sucipto. dkk, 2000:32) Posisi kedua
kaki juga akan berpengaruh terhadap jauhnya heading, apakah kedua kaki sejajar
selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan. Walaupun tergantung pada
kenyamanan pemain tersebut untuk melakukan persiapan heading.
Heading dengan kelentukan togok sebagai upaya persiapan pelaksanan
heading dimana kelentukan akan memberikan sudut gerakan togok dalam ayunan.
Kedua aspek tersebut merupakan satu kesatuan gerak yang penting dalam
menunjang pelaksanan heading sehingga menghasilkan unjuk kerja yang optimal.
Oleh karena itu heading perlu adanya kesinambungan antara kerja otot dan teknik.
Heading bola dengan berdiri sebagai upaya persiapan sebelum melakukan
heading ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan kedua kaki sejajar
dibuka selebar bahu. Hal ini berhubungan dengan kenyamanan dan mungkin akan
berpengaruh terhadap kekuatan atau jauhnya sundulan.
Dengan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelentukan togok
sangat mempengaruhi kemampuan menyundul bola (Heading).
2.1.6 Langkah-Langkah Menyundul (Heading) Bola
Dalam pelaksanaannya heading bola dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1)
Heading bola sambil berdiri, 2) Heading bola sambil meloncat, 3) Dan heading
bola sambil melayang.
Heading harus dilakukan dengan kening, pandangan mata harus ditujukan
kebola, harus membiarkan diri melempar pandangan mata ke bola. Heading bola
dilakukan
dengan
cara
mengayunkan
punggung.
Punggung
diayunkan
kebelakang, kemudian diayunkan dengan kuat kedepan supaya kepala dapat
menghantam bola dengan keras. Ditinjau dari posisi tubuhnya heading bola dapat
dilakukan sambil berdiri, melompat dan meloncat, heading bola sambil berdiri
dilakukan manakala datangnya bola maksimal setinggi kepala. Sukatamsi
menjelaskan beberapa hal teknik dasar heading bola yaitu: 1) Lari menjemput
datangnya bola dengan pandangan mata terarah ke bola. 2) Otot leher
dikuatkan/dikencangkan, untuk heading bola gunakan perkenaan dahi, 3) Togok
digerakan atau ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang kemudian
dengan menggerakan seluruh tubuh yang terdiri dari daya ledak otot perut,
dorongan panggul dan kaki (lutut bengkok lalu diluruskan) togok diayunkan atau
dihentakan kedepan sehingga dahi tepat mengenai bola Sukatamsi, (dalam
Zamroni 2009:9).
Menurut Roji (2009:1) teknik dasar menyundul bola terdiri atas :
1. Tahap Persiapan.
Gambar 3. Tahap Persiapan Menyundul Bola
(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awascidera-otak-karena-menyundul)
a. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar
bahu/sikap
melangkah, kedua lutut agak rendah.
b. Kedua lengan di depan samping badan.
c. Pandangan tertuju pada arah bola.
2. Tahap Gerakan.
Gambar 4. Tahap Pelaksanaan Menyundul Bola
(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awascidera-otak-karena-menyundul)
a. Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta
berat togok bertumpu pada kaki belakang.
b. Arah pandangan pada bola.
c.
gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong
arah datangnya bola.
d. Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua
lengan ke belakang.
3. Tahap Akhir Gerakan.
Gambar 5. Tahap Akhir Gerakan Menyundul Bola
(Yohanes Gitoyo dalam http://health.kompas.com)
a. Gerakan togok di bawah ke depan.
b. Kedua lutut diluruskan serta kedua tumit terangkat dari tanah.
c. Pandangan mengikuti arah gerak bola.
Analisis heading sambil berdiri adalah sebagai berikut: 1) Posisi togok
tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan dan
menghadap kesasaran, 2) Kedua kaki sedikit ditekuk, 3) Lentingkan togok
kebelakang, pandangan mata diarahkan ke datangnya bola, dan dagu merapat
dengan leher, 4) Dengan gerakan bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul,
dan kedua lutut diluruskan, togok dilecutkan kedepan sehingga dahi mengenai
bola, 5) Seluruh berat togok di di ikut sertakan kedepan, sehingga berat togok
didepan menghadap kesasaran, 6) Salah satu kaki maju kedepan sebagai gerak
lanjutan, 7) Kedua tungkai menjaga keseimbangan. Sucipto dkk (dalam Zamroni
2009:9).
2.1.7 Fungsi Dan Tujuan Menyundul (Heading) Bola
Adapun fungsi dan tujuan heading bola antara lain:1) Untuk member
umpan kepada teman, 2) Untuk membuat gol, 3) Untuk menghentikan bola (hanya
kalau sangat perlu). Berorientasi pada pelaksanaan heading bola yang dilakukan
dengan posisi berdiri tersebut diatas, kelentukan togok, kekuatan otot leher dan
kekuatan otot perut sangat penting sebagai upaya persiapan pelaksanaan.
2.1.8 Model Pembelajaran Keterampilan Teknik Dasar Menyundul Bola
Menurut Roji (2009:2-3) model pembelajaran keterampilan teknik dasar
menyundul bola terdiri atas tiga model yakni :
1) Model I
Menyundul bola dilakukan sendiri.
Cara melakukan :
a) Dilakukan di tempat.
b) Dilanjutkan sambil bergerak maju atau jalan.
c) Sumber gerakan dari pinggang.
2) Model II
Menyundul bola ditempat
dilanjutkan gerak
maju
mundur
dan
menyamping
Cara melakukan :
a) Dilakukan berpasangan dan berhadapan
b) Bola dilambung dan diarahkan tepat pada dahi teman.
c) Sundulan bola diarahkan pada pelambung bola.
d) Lakukan bergantian.
3) Model III
Melakukan permainan menyundul bola menggunakan net atau taliyang
dipasang melintang.
Cara melakukan :
a) Dilakukan dilapangan bola voli atau bulu tangkis
b) Jumlah pemain setiap regu terdiri atas 4 dan 5 orang.
c) Awal permainan dilakukan dengan melambungkan bola melewati
net atau tali.
d) Bola dimainkan dilapangan sendiri 3x sundulan atau langsung
pada lawan melewati net atau tali.
e) Regu yang tidak dapat menyundul bola melewati net dianggap
kalah.
2.2 Kerangka Pikir
Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang membutuhkan
teknik-teknik tersendiri, salah satunya adalah teknik menyundul (heading) bola
dengan menggunakan kepala. Sudah barang tentu untuk mencapai pengetahuan
teknik-teknik itu secara maksimal, maka perlu suatu bentuk latihan agar bisa
dilakukan dengan baik.
Dengan memperhatikan pernyataan diatas, maka peneliti berpendapat
bahwa latihan power tungkai dan kelentukan togok merupakan suatu bentuk
latihan yang dapat mempengaruhi kemampuan menyundul bola (heading) pada
permainan sepak bola dan apabila ada latihan secara baik maka diharapkan akan
memberikan suatu pengaruh terhadap kemampuan menyundul bola dalam
permainan sepak bola.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh
latihan power tungkai dan kelentukan togok terhadap kemampuan menyundul
(heading) bola dalam permainan sepak bola Pada Siswa Putera SMP Negeri 2 Telaga
Kabupaten Gorontalo.
Download