Analisis Pengaruh Harmonik terhadap Arus Netral Transformator

advertisement
Analisis Pengaruh Harmonik terhadap Arus Netral Transformator
Pelanggan Industri, Bisnis, dan Rumah Tangga
Setiatmoko Adi Prakoso, Iwa Garniwa M.K
Program Studi Teknik Elektro, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, 16424
[email protected]; [email protected]
Abstrak
Terjadinya arus netral pada suatu tranformator disebabkan oleh dua hal, pertama oleh ketidakseimbangan beban,
dan yang kedua disebabkan adanya Total Harmonics Distrortion (THD) Arus khususnya triplen harmonik.
Pengambilan data primer harmonik dilakukan di PT. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, dengan pengukuran
langsung menggunakan Power Quality Meter DM-III Multitest-Control Amprobe Power Quality pada
transformator distribusi beban industri, bisnis, dan rumah tangga. Berdasarkan pengukuran didapatkan hasil
bahwa hubungan antara ketidakseimbangan beban terhadap arus netral pada beban industri, bisnis, dan rumah
tangga berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori yang berlaku. Sedangkan hubungan antara THD Arus
terhadap arus netral pada beban industri dan rumah tangga adalah berbanding terbalik, hal ini tidak sesuai
dengan teori. Pada beban bisnis, hubungan antara THD Arus terhadap arus netral berbanding lurus. Selain itu
dilakukan pembandingan harmonik di tiap gardu dengan standar internasional untuk harmonik IEEE Standard
519-1992.
Analysis of Harmonics Impact on Transformer Neutral Current in Industrial, Business,
and Residential Area Load
Abstract
Neutral current on the transformer is caused by two main reason, first is caused by unbalanced load, and second
is caused by Total Harmonics Distortion (THD) current, especially triplen harmonics. The data is taken from
primer data that measured on PT. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang using Power Quality Meter DM-III
Multitest-Control Amprobe Power Quality from industrial, business, dan residential load distribution
transformer. According measured data, the relationship between unbalanced load and neutral current from
industrial, business, dan residential load is linear, this is suitable with the theorem. Whereas relationship between
THD current and neutral current from industrial and residential load is opposite, this is unsuitable with theorem.
In business load, relationship between industrial and residential load is linear. Beside that, harmonics data in
each relay station will be compared with international standard for harmonics IEEE Standard 519-1992.
Keywords : Distribution transformer; neutral current; total harmonics distortion; triplen harmonic; unbalanced
load
Pendahuluan
Harmonik merupakan salah satu parameter buruknya kualitas daya tenaga listrik.
Penyebab utama terjadinya harmonik adalah beban-beban non-linear dari komponen
elektronika yang berbahan dasar semikonduktor. Fenomena harmonik saat ini bukan hal baru
dan kini telah menjadi salah satu topik yang banyak diteliti oleh insinyur dalam aplikasi
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
industri. Saat ini, sebab utamanya banyak disebabkan oleh beban non-linear pada industri, hal
ini menyebabkan distorsi harmonik pada jaringan distribusi tetap meningkat. Contohnya
adalah static power converter, dan capasitor bank untuk koreksi faktor daya.
Pengukuran harmonik dapat menjadi pencegahan prediktif terhadap besarnya harmonik
yang melebihi standar internasional pada suatu sistem tenaga. Asuransi mengklaim data pada
NFPA 70 B mengindikasikan setengah dari biaya yang dikeluarkan akibat kegagalan listrik
dapat dicegah dengan perawatan rutin[4]. Suatu studi pada IEEE 493-1997 menjelaskan bahwa
buruknya sistem perawatan dapat menyebabkan meningkatnya 49% kegagalan kerja
peralatan[4]. Oleh sebab itu, dengan melakukan pencegahan awal dengan pengujian peralatan,
maka kerusakan dapat dikurangi.
Munculnya
arus
netral
pada
transformator
merupakan
representasi
dari
ketidakseimbangan beban. Semakin besar ketidakseimbangan beban, maka jumlah arus
netralnya akan semakin meningkat. Persentase jumlah arus netral tersebut akan semakin
meningkat dengan adanya arus harmonik, terutama arus harmonik dengan kelipatan tiga
ganjil, atau biasa disebut triplen harmonik[3]. Triplen harmonik ini menjadi permasalahan
yang serius pada sistem jaringan bintang yang diketanahkan (grounded wye systems) dengan
adanya arus yang mengalir pada netral sistem tersebut. Arus harmonik tersebut akan tersebar
pada masing-masing fasanya, dan kemudian akan saling menjumlahkan pada arus netral. Hal
ini tentu menjadi permasalahan sendiri dimana kawat netral yang dipasang tidak dirancang
untuk menampung arus lebih besar dari tiap fasanya dan dapat terjadi overload, yang akhirnya
akan menimbulkan pemanasan berlebih pada arus netral. Efek jangka panjangnya adalah
menurunkan usia (lifetime) dan meningkatkan resiko kebakaran transformator[4].
Dari latar belakang diatas, maka akan diturunkan menjadi tiga masalah utama sebagai
penyebab terjadinya arus netral pada suatu transformator. Yang pertama adalah arus harmonik
yang melebihi standar internasional sehingga akan dibandingkan nilai THD Arus
transformator pada beban industri, bisnis, dan rumah tangga terhadap standar internasional
IEEE Std 519-1992. Yang kedua adalah terjadinya arus netral yang disebabkan oleh THD
Arus sehingga akan dibandingkan nilai THD Arus terhadap arus netral pada beban industri,
bisnis, dan rumah tangga. Dan yang ketiga, terjadinya arus netral disebabkan oleh
ketidakseimbangan beban sehingga akan dibandingkan nilai ketidakseimbangan beban
terhadap arus netral pada beban industri, bisnis, dan rumah tangga arus netral pada beban
industri, bisnis, dan rumah tangga.
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Tinjauan Teoritis
A. Pengertian Harmonik
Pada dasarnya, listrik ditransmisikan dan didistribusikan dari pembangkit ke konsumen
dengan menggunakan tegangan tiga fasa sinusoidal dan frekuensi dasar 50 Hz (atau 60 Hz
untuk beberapa negara Amerika Utara)[4]. Hal yang perlu diperhatikan dari tegangan tiga fasa
sinusoidal adalah bentuk tegangan yang ditransmisikan dan didistribusikan, idealnya berupa
gelombang sinusoidal murni seperti gambar dibawah ini :
Gambar 1 : Frekuensi dasar 50 Hz[7]
Dengan adanya gangguan pada sistem transmisi maupun distribusi tenaga listrik, bentuk
dari gelombang sinus tegangan atau arus akan berubah dari kondisi awalnya, sehingga tidak
seperti gelombang sinus murni lagi. Perubahan tersebut dikarenakan adanya sejumlah
gelombang sinus yang masuk ke dalam sistem kelistrikan. Gelombang tersebut satu dan
lainnya mempunyai frekuensi yang berbeda, yang didalamnya juga termasuk frekuensi dasar
yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik. Bila gelombang frekuensi dasar dan
gelombang sinus dengan frekuensi berbeda yang masuk ke sistem saling dijumlahkan, maka
akan terjadi suatu fenomena yang disebut dengan distorsi harmonik, dimana gelombang yang
ditransmisikan atau didistribusikan terdiri atas superposisi gelombang frekuensi dasar dengan
gelombang frekuensi harmonik sehingga gelombang tersebut tidak lagi berbentuk sinusoidal,
seperti dapat dilihat pada Gambar 2.
Harmonik atau harmonisa adalah distorsi periodik dari gelombang sinus tegangan atau
arus, yang membentuk gelombang dengan frekuensi merupakan kelipatan integer (bilangan
bulat positif) dari frekuensi dasar yang dibangkitkan oleh suatu pembangkit listrik. Persamaan
untuk frekuensi harmonik adalah :
h = n . f....................................(1)
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Keterangan :
h : frekuensi harmonik orde ke-n (Hz)
f : frekuensi fundamental system (50 Hz atau 60 Hz)
n : orde dari harmonik
Gambar 2 : Proses terbentuknya gelombang harmonik[8]
Biasanya, orde tertinggi terjadi pada orde harmonik 3 dan 5. Untuk jaringan listrik dengan
frekuensi dasar 50 Hz (60 Hz), maka frekuensi 150 Hz (180 Hz) dan 250 Hz (300 Hz) adalah
frekuensi orde tertingginya.
B. Triplen Harmonik
Triplen harmonik merupakan harmonik yang terjadi pada kelipatan ketiga (h = 3, 9, 15,
21,…) dari frekuensi dasarnya (50 atau 60 Hz). Triplen harmonik perlu mendapat perhatian
khusus, karena respon sistem yang terjadi saat terjadi triplen harmonik umumnya berbeda
dibandingkan dengan respon dari orde harmonik yang lain. Triplen harmonik atau biasa
disebut dengan triplen saja, menjadi persoalan yang penting bagi sistem jaringan bintang yang
diketanahkan (grounded wye systems) dengan adanya arus yang mengalir pada konduktor
netral sistem tersebut. Dengan mengalirnya arus pada konduktor netral menyebabkan kawat
netral menjadi overload, karena arus yang mengalir pada konduktor netral tidak lagi saling
menghilangkan antar fasanya melainkan saling menjumlahkan. Efek lainnya adalah
pemanasan berlebih (over heating) pada konduktor netral. Selain itu, dapat juga menyebabkan
peralatan salah beroperasi karena tegangan line-to-netral yang terdistorsi cukup besar oleh
triplen harmonik pada kawat netralnya[4][6].
Pada lilitan wye-delta terlihat arus triplen harmonik memasuki sisi wye pada setiap
fasanya dan pada netralnya terjadi arus triplen yang merupakan penjumlahan dari setiap
fasanya. Sedangkan pada sisi delta terlihat tidak ada hubungan langsung antara lilitan wye dan
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
delta, dalam hal ini melalui ground sehingga arus triplen harmonik yang mengalir melalui
netral pada sisi wye menuju ground tidak dapat mengalir ke sisi delta, arus seolah-olah
terperangkap dan tidak mengalir pada sisi delta. Saat arus yang mengair pada setiap fasa
seimbang, arus triplen harmonik berperilaku seperti arus urutan nol yang pada sisi netralnya
akan saling menjumlahkan. Type lilitan transformator seperti ini yang banyak digunakan pada
jaringan distribusi sistem tenaga listrik dengan sisi lilitan delta (bagian kanan) dihubungkan
ke saluran transmisi (transmission feeder)[5][6].
Gambar 3 : Aliran arus triplen harmonik pada transformator tiga fasa
Sedangkan dengan menggunakan hubungan lilitan wye-wye, seperti terlihat pada
gambar bagian bawah, apabila terjadi arus triplen pada keadaan seimbang, seperti telah
diilustrasikan di atas, arus triplen akan mengalir pada kedua sisi, mengalir dari sisi tegangan
rendah (sisi beban) menuju sisi tegangan tinggi (sisi feeder). Sehingga, arus triplen ini akan
terjadi pada kedua sisi dengan proporsi yang sama. Besarnya arus harmonik akibat triplen
tidak dapat dihindari sehingga dapat dipastikan arus harmonik akan berkontribusi terhadap
arus netral. Sehingga, didapatkan hubungan antara arus netral dengan arus harmonik sebagai
berikut :
!!"#$%& !"!#$ = !!"#$%& + !!!"#$%&' … … … … … … … … (2)
C. Ketidakseimbangan Beban
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan dimana :
• Ketiga vektor arus/tegangan sama besar
• Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain.
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana salah satu atau
kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada
tiga yaitu :
• Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain.
• Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120o satu sama lain.
• Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain[5].
Gambar 4 : Vektor diagram arus (a) Vektor diagram keadaan seimbang, (b) tidak seimbang
Pada gambar (a) menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Dapat
dilihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, dan IT) adalah sama dengan nol
sehingga tidak muncul arus netral (IN). Sedangkan pada gambar (b) menunjukkan vektor
diagram arus yang tidak seimbang. Disini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya
(IR, IS, dan IT) tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN)
yang besarnya bergantung dari seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
Jika daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral, apabila
pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang maka besarnya daya dapat
dinyatakan sebagai berikut :
P = 3 . [V] . [I] . cos φ..............................(3)
Keterangan :
P
: Daya pada ujung kirim (W)
V
: Tegangan pada ujung kirim (V)
cos φ
: Faktor daya
Misalnya [I] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan
seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan tak seimbang
besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b, dan c sebagai berikut :
[IR] = a [I]
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
[IS] = b [I]................................................(4)
[IT] = c [I]
dengan IR, IS, dan IT berturut-turut adalah arus fasa di R, S, dan T. Bila faktor daya di ketiga
fasa dianggap sama walaupun besarnya arus berbeda, besarnya daya yang dapat disalurkan
dapat dinyatakan sebagai berikut :
P = (a+b+c) . [V] . [I] . cos φ......................(5)
Jika persamaan P pertama dan P kedua diatas menunjukkan daya yang besarnya sama, maka
dari kedua persamaan itu dapat diperoleh hubungan :
a+b+c = 3
dimana pada keadaan seimbang nilai a=b=c=1. Nilai rata-rata ketidakseimbangan beban
(dalam %) dapat diketahui dengan persamaan berikut ini[5] :
∆! =
!−1 + !−1 + !−1
×100% … … … … … (6)
3
Standar IEEE1 519-1992 didasarkan pada pengukuran THD yang diambil dari PCC
(Point of Common Coupling), dengan parameter yang diukur dari utilitas terpasang dari
pelanggan. PCC adalah lokasi dimana distorsi harmonik tegangan dan arus berada dan dapat
dihitung. Standar batas maksimal dari THD baik tegangan dan arus adalah :
• Untuk tegangan, THD tidak boleh lebih dari 5%,
• Untuk arus, THD tidak boleh lebih dari 5-20%[2].
Metode Penelitian
A. Objek Pengukuran
Jumlah transformator yang digunakan dalam peneltian ini sebanyak 33 buah,
representasi 11,3% dari total 292 jumlah transformator distribusi yang ada di PT. PLN
(Persero) Area Pelayanan Cengkareng Durikosambi, Distribusi Jakarta dan Tangerang. Ke-33
transformator distribusi tersebut merupakan transformator yang sudah diseleksi dan
diperkirakan memiliki tingkat arus harmonisa yang tinggi. Transformator distribusi tersebut
dibagi kedalam tiga jenis kelompok beban, yaitu beban industri, bisnis, dan rumah tangga.
Proses pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Power Quality Meter DM-III
Multitest-Control Amprobe Power Quality yang diukur pada sisi sekunder transformator
tegangan rendah pada transformator yang telah dipilih. Berikut ini merupakan diagram
lingkaran yang menjelaskan persentase persebaran ke-33 gardu terhadap jenis bebannya :
1
IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), merupakan organisasi profesi nirlaba yang
mempromosikan standar-standar telekominukasi, kelistrikan,dan elektronika.
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Jumlah Gardu Distribusi
Yang Diukur
33%
40%
27%
Nama
Pelanggan
Jumlah
Gardu
Industri
Bisnis
Rumah
Tangga
Jumlah
11
9
Industri
Bisnis
Rumah
Tangga
13
33
Gambar 5 : Diagram lingkaran persentase gardu distribusi yang diukur
MULAI
TAHAP
PENDAHULUAN
Perumusan Masalah
Tinjauan
Pustaka
Tujuan Penelitian
Koordinasi dengan PT. PLN (Persero) Area
Pelayanan Cengkareng Durikosambi Distribusi
Jakarta dan Tangerang
TAHAP
IDENTIFIKASI
Peninjauan lokasi Gardu Distribusi yang
diperkirakan mempunyai kandungan THD
Arus yang besar
TAHAP
PENGUMPULAN
DATA
Pengambilan data primer dengan pengukuran langsung
dengan Power Quality Meter DM-III Multitest-Control
Amprobe Power Quality pada Gardu Distribusi
penyulang tegangan rendah
TAHAP
PENGOLAHAN
DATA
Pembacaan Hasil Pengukuran dengan perangkat
lunak Toplink dan Klasifikasi Data Pengukuran
Analisis Data Pengukuran
TAHAP
ANALISIS
DATA
Analisis THD Arus sesuai IEEE Std 512-1992,
hubungan antara THD Arus terhadap Inetral, ΔI
terhadap Inetral pelanggan industri, bisnis, dan rumah
tangga
Kesimpulan
KESIMPULAN
SELESAI
Gambar 6 : Diagram alur metode pengukuran
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
B. Daftar Peralatan
Pengujian harmonisa transformator bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus
harmonisa dan ketidakseimbangan beban terhadap arus netral transformator. Pengujian ini
dilaksanakan dalam kondisi berbeban pada sisi sekunder trafo di PT. PLN (Persero) Area
Pelayanan Cengkareng Durikosambi, Distribusi Jakarta dan Tangerang. Peralatan kerja yang
diperlukan antara lain Power Quality Meter DM-III Multitest-Control Amprobe Power
Quality, Tang ampere, Data loader (laptop), Perangkat lunak Toplink, Kabel dan aksesoris
(port bentuk batang dan penjepit buaya), Multimeter, Kabel Power Suplai, Tool set, dan Buku
manual PQM. Untuk perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) diantaranya,
Pakaian kerja, Rambu-rambu keselamatan, dan Tagging.
Gambar 7 : Power Quality Meter Amprobe DM-III F 3000A Power Quality Recorder
PQM digunakan sebagai alat ukur distorsi harmonik, baik harmonik arus maupun
harmonik tegangan. Dengan alat tersebut akan didapatkan nilai-nilai parameter yang
dibutuhkan untuk analisis pengaruh harmonik terhadap arus netral, rugi-rugi, dan penurunan
kapasitas pada transformator distribusi sisi tegangan 380 V. Parameter-parameter tersebut
antara lain IRMS, VRMS, THD arus, THD tegangan beserta nilai-nilai setiap ordenya, bentuk
gelombang serta spektrum harmonik. Gambar dari Power Quality Meter DM-III MultitestControl Amprobe Power Quality dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
C. Rangkaian Percobaan
Rangkaian berawal dari tegangan 20 kV/380 V yang diukur pada sisi sekunder 380 V.
Pengujuran dilakukan pada current transformer (transformator CT) dengan konfigurasi Wye
dengan rasio 300/5 A. Pengukuran dilakukan pada keadaan berbeban.
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Gambar 8 : Rangkaian pengukuran PQM dengan Trafo CT konfigurasi Wye
Power Quality Meter DM-III Multitest-Control Amprobe Power Quality memiliki 3 port
(terminal) untuk tiap fasanya. Port 1 (port positif) dengan ujung berbentuk batang dimasukkan
ke dalam port pengukuran VPN. Port 2 (port negatif) dengan ujung berbentuk batang
dimasukkan ke dalan port netral, dan Port 3 dengan ujung berbentuk clamp (penjepit)
dihubungkan ke port IPN.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Analisis Besar Kandungan THD Arus sesuai Standar IEEE 512-1992
1. THD Arus pada Beban Industri
Berdasarkan data pengukuran harmonik dari 33 penyulang, terdapat 123 feeder yang
diukur. Pada beban industri sendiri memiliki komposisi 11 penyulang (33,3%) dari penyulang
total yang terdiri dari 36 feeder (29,27%) dari keseluruhan feeder. Berdasarkan standar
internasional yang digunakan secara luas dalam mengukur harmonik yaitu IEEE 519-1992,
bahwa nilai THD Arus tidak boleh melebihi nilai 5-20%. Untuk mendapatkan pengamanan
terbaik pada suatu peralatan listrik yang diukur, maka penulis memutuskan untuk
menggunakan batas maksimum THD Arus sebesar 5%.
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Perhitungan nilai THD Arus tersebut merupakan penjumlahan dari nilai harmonik dari
masing-masing orde ganjilnya, mulai orde ke-3 sampai ke-11, sehingga nilai THD Arus diatas
merupakan gabungan antara besarnya arus harmonik urutan positif, urutan negatif dan urutan
nol (triplen harmonik). Adanya triplen harmonik menyebabkan munculnya arus netral
harmonik yang akan dijelaskan pada subbab selanjutnya. Hasil akhir batasan nilai THD Arus
dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini. Terlihat bahwa jumlah transformator dalam
keadaan aman (THD Arus ≤ 5%) memiliki jumlah 12 feeder (33,33%), dan dalam keadaan
tidak aman (THD Arus > 5%) memiliki jumlah sebesar 23 feeder (63,89%).
Persentase THD Arus Pelanggan Industri
3% 33% THD Arus Dibawah
Standar ≤ 5%
THD Arus Diatas
Standar > 5%
64% Data Gardu Distribusi
Pelanggan Industri
Jumlah
Persentase
(%)
THD Arus ≤ 5%
12
33,33%
THD Arus > 5%
23
63,89%
Data Error
1
2,78%
Jumlah Data
36
100,00%
Data Error
Gambar 9 : Diagram Lingkaran persentase THD Arus Pelanggan Industri
Persentase kondisi arus harmonik dari transformator-transformator beban industri
sebagian besar memiliki nilai yang besar, bahkan diatas 15%. Hal ini disebabkan karena
beban industri banyak menggunakan motor dan mesin penggerak besar. Pada pengukuran
pada beban industri ini juga terdapat 2 data error (2,78%) dimana arus fasa dan THD Arus
yang mengalir bernilai 0 A, kemungkinan beban industri tidak dalam masa produksi, sehingga
motor dan mesin produksi tidak beroperasi.
2. THD Arus pada Beban Bisnis
Berdasarkan data pengukuran harmonik dari 33 penyulang, terdapat 123 feeder yang
diukur. Pada beban bisnis sendiri memiliki komposisi 9 penyulang (27,27%) dari penyulang
total yang terdiri dari 32 feeder (26,02%) dari keseluruhan feeder. Hasil akhir batasan nilai
THD Arus dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini. Terlihat bahwa jumlah
transformator dalam keadaan aman (THD Arus ≤ 5%) memiliki jumlah 13 feeder (40,63%),
dan dalam keadaan tidak aman (THD Arus > 5%) memiliki jumlah sebesar 17 feeder
(53,13%).
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Persentase THD Arus Pelanggan Bisnis
6% 41% THD Arus Dibawah
Standar ≤ 5%
THD Arus Diatas
Standar > 5%
53% Data Gardu Distribusi
Pelanggan Bisnis
Jumlah
Persentase
(%)
THD Arus ≤ 5%
13
40,63%
THD Arus > 5%
17
53,13%
Data Error
2
6,25%
Jumlah Data
32
100,00%
Data Error
Gambar 10 : Diagram Lingkaran persentase THD Arus Pelanggan Bisnis
Persentase kondisi arus harmonik dari transformator-transformator beban bisnis
sebagian besar memiliki nilai yang besar, bahkan diatas 15%. Hal ini disebabkan karena
beban bisnis menggunakan sistem penerangan yang besar, sejumlah besar peralatan elektronik
seperti puluhan komputer, laptop dan mesin fotokopi. Pada pengukuran pada beban bisnis ini
juga terdapat 2 data error (6,25%) dimana arus fasa dan THD Arus yang mengalir bernilai 0
A, kemungkinan beban bisnis tidak dalam masa aktif (kantor tutup) ataupun peralatan
elektronik yang digunakan tidak terlalu banyak.
3. THD Arus pada Beban Rumah Tangga
Berdasarkan data pengukuran harmonik dari 33 penyulang, terdapat 123 feeder yang
diukur. Pada beban rumah tangga sendiri memiliki komposisi 13 penyulang (39,39%) dari
penyulang total yang terdiri dari 55 feeder (44,72%) dari keseluruhan feeder, yang merupakan
feeder terbanyak dari beban lainnya. Hasil akhir batasan nilai THD Arus dapat dilihat pada
diagram lingkaran dibawah ini. Terlihat bahwa jumlah transformator dalam keadaan aman
(THD Arus ≤ 5%) memiliki jumlah 3 feeder (5,45%), dan dalam keadaan tidak aman (THD
Arus > 5%) memiliki jumlah sebesar 50 feeder (90,91%). Persentase jumlah transformator
yang tidak aman pada beban rumah tangga ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan
beban-beban lainnya.
Persentase THD Arus Pelanggan
Rumah Tangga
4% 91% 5% THD Arus Dibawah
Standar ≤ 5%
THD Arus Diatas
Standar > 5%
Data Error
Data Gardu Distribusi
Pelanggan Rumah Tangga
Jumlah
Persentase
(%)
THD Arus ≤ 5%
3
5,45%
THD Arus > 5%
50
90,91%
Data Error
2
3,64%
Jumlah Data
55
100,00%
Gambar 11 : Diagram Lingkaran persentase THD Arus Pelanggan Rumah Tangga
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Persentase kondisi arus harmonik dari transformator-transformator beban rumah tangga
menunjukan hasil yang kurang baik, 11 transformator mendekati nilai 15% bahkan ada yang
bernilai lebih dari 20%. Hal ini menunjukkan bahwa beban rumah tangga merupakan
penghasil arus harmonik terbesar dari sistem kelistrikan. Analisisnya, karena beban rumah
tangga banyak menggunakan lampu TL, sejumlah besar peralatan elektronik seperti AC,
laptop, televisi, dan mesin cuci. Pada pengukuran pada beban rumah tangga ini juga terdapat
2 data error (3,64%) dimana arus fasa dan THD Arus yang mengalir bernilai 0 A,
kemungkinan terjadi kesalahan pengukuran dari pengambilan data beban rumah tangga
karena di setiap rumah tangga dapat dipastikan memiliki beban-beban non-linear yang
dioperasikan setiap harinya.
B. Analisis Pengaruh Ketidakseimbangan Beban terhadap I Netral Hitung
1. Ketidakseimbangan Beban terhadap I Netral Hitung Beban Industri
Salah satu munculnya arus netral pada suatu transformator disebabkan adanya
ketidakseimbangan beban. Sesuai teori, semakin besar ketidakseimbangan beban maka
besarnya arus netral yang mengalir pada kawat penghantar juga semakin besar. Keadaan
seimbang memiliki dua syarat, yaitu ketiga vektor arus/tegangan sama besar, dan ketiga
vektor saling membentuk sudut 120o satu dengan yang lainnya. Apabila dalam penyaluran
suatu daya arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
P = 3 . [V] . [I] . cos φ
Data yang diambil dalam pengukuran ini merupakan data primer. Data primer adalah
data yang diambil secara langsung oleh peneliti sebagai hasil pengukuran dan penelitian
langsung terhadap suatu objek yang diamati. Pengambilan data primer memiliki kelebihan
yaitu keakuratan data dalam menggambarkan kondisi suatu objek pengamatan pada saat itu
juga. Selain itu memiliki kekurangan yaitu kadangkala data yang diamati tidak memiliki
hubungan yang sesuai perkiraan/dasar teori sehingga perlu dilakukan penyaringan data
pengujian yang kita ambil sehingga dapat menggambarkan kondisi suatu objek pengamatan
yang presisi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada tabel beban industri dibawah ini diambil data transformator yang I netral totalnya
tidak ada komposisi dari I netral harmonik, sesuai persamaan !!!!!!!!!!!! = !!!t!!! + !ℎ!!!!!!!. Karena
pada subbab ini dibahas mengenai hubungan ketidakseimbangan beban dengan I netral, maka
kita perlu memastikan bahwa komposisi arus netral yang mengalir pada transformator hanya
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
arus netral akibat ketidakseimbangan beban saja. Setelah diketahui nilai ΔI dan IN maka
dibuatlah grafik dengan menggunakan Microsoft Excel untuk melihat hubungan dan
persamaan yang paling menggambarkan hubungan keduanya. Dapat kita lihat pada grafik
dibawah ini pembuatan grafik dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu linear, eksponensial, dan
polinomial derajat dua.
Dalam pembuatan grafik, perlu diperhatikan variabel mana yang menjadi variabel bebas
(sumbu x) dan variabel terikat (sumbu y). Sesuai teori, dengan adanya ketidakseimbangan
beban maka akan muncul arus netral. Oleh karena itu, dapat kita lihat bahwa sumbu x sebagai
penyebab (variabel bebas) diletakkan nilai ketidakseimbangan beban, dan sumbu y sebagai
akibat (variabel terikat) diletakkan nilai arus netral. Dari grafik dibawah dapat dilihat bahwa
jika nilai varian (R2) mendekati nilai 1 maka semakin sesuai kaitan antara variabel dengan
persamaan yang dibuat. Pendekatan dengan persamaan polinomial derajat dua menunjukkan
bahwa nilai varian bernilai 0,999, sehingga persamaan inilah yang paling menggambarkan
hubungan antara ketidakseimbangan beban dengan arus netral.
I Netral Hitung vs Ketidakseimbangan Beban
I Netral vs Ketidakseimbangan Beban
I Netral Hitung
200.00
Linear (I Netral vs
Ketidakseimbangan Beban)
Expon. (I Netral vs
Ketidakseimbangan Beban)
Poly. (I Netral vs Ketidakseimbangan
Beban)
150.00
100.00
50.00
0.00
0.00% 10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%
% Ketidakseimbangan Beban
y = 112.43x + 52.971
R² = 0.59814
y = 50.565e1.6009x
R² = 0.55206
y = -1522,x2 + 935,7x + 14,04
R² = 0,999
Gambar 12 : Grafik I Netral Hitung vs Ketidakseimbangan Beban Industri
2. Ketidakseimbangan Beban terhadap I Netral Hitung Beban Bisnis
Pada hubungan ketidakseimbangan beban dengan arus netral beban bisnis, penguji
melakukan dua kali pemfilteran data iterasi. Iterasi pertama dirasa belum menggambarkan
sepenuhnya hubungan variabel dengan persamaan yang didekati (R2 belum mencapai 0,8)
sehingga perlu dilakukan iterasi kedua. Dari grafik hasil iterasi kedua, dapat dilihat bahwa
nilai varian terbaik adalah R2=0,964 yang bernilai lebih besar dari 0,8. Hubungan variabel
didekati dengan persamaan polinomial derajat dua dengan bentuk hubungan linear. Sehingga
dapat ditarik suatu hubungan pada beban bisnis yaitu semakin besar ketidakseimbangan beban
maka nilai arus netralnya pun akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai
dengan dasar teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Selain itu dapat kita lihat juga
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
besarnya error yang terjadi dari % error perhitungan dan % error percobaan bernilai relatif
kecil, dengan nilai rata-rata 10%.
I Netral Hitung vs Ketidakseimbangan Beban v.2
I Netral Hitng vs
Ketidakseimbangan Beban v.2
Linear (I Netral Hitng vs
Ketidakseimbangan Beban v.2)
Expon. (I Netral Hitng vs
Ketidakseimbangan Beban v.2)
Poly. (I Netral Hitng vs
Ketidakseimbangan Beban v.2)
60.00
I Netral Hitung
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0.00%10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
% Ketidakseimbangan Beban
y = 64.029x + 7.9856
R² = 0.94727
y = 12.773e2.0927x
R² = 0.91513
y = 54,96x2
+ 21,31x + 13,12
R² = 0,964
Gambar 13 : Grafik I Netral Hitung vs Ketidakseimbangan Beban Bisnis v.2
3. Ketidakseimbangan Beban terhadap I Netral Hitung Beban Rumah Tangga
Pada hubungan ketidakseimbangan beban dengan arus netral beban rumah tangga,
penguji melakukan dua kali pemfilteran data iterasi. Iterasi pertama dirasa belum
menggambarkan sepenuhnya hubungan variabel dengan persamaan yang didekati (R2 belum
mencapai 0,8) sehingga perlu dilakukan iterasi kedua.
I Netral Hitung
I Netral Hitung vs Ketidakseimbangan Beban v.2
140.00
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%
% Ketidakseimbangan Beban
I Netral Hitung vs
Ketidakseimbangan Beban v.2
Linear (I Netral Hitung vs
Ketidakseimbangan Beban v.2)
Expon. (I Netral Hitung vs
Ketidakseimbangan Beban v.2)
Poly. (I Netral Hitung vs
Ketidakseimbangan Beban v.2)
y = 193,6x + 18,77
R² = 0,800
y = 37.014e2.2951x
R² =+0.82284
y = -894,6x2
831,6x - 82,03
R² = 0,843
Gambar 14 : Grafik I Netral Hitung vs Ketidakseimbangan Beban Rumah Tangga v.2
Dari grafik hasil iterasi kedua, dapat dilihat bahwa nilai varian terbaik adalah R2=0,843
yang bernilai lebih besar dari 0,8 dengan pendekatan polinomial derajat dua. Namun besar
error yang terjadi lebih besar dari error pada hubungan linear, sehingga penguji mengambil
pendekatan persamaan dengan error terkecil, yaitu dengan regresi linear. Sehingga dapat
ditarik suatu hubungan pada beban rumah tangga yaitu semakin besar ketidakseimbangan
beban maka nilai arus netralnya pun akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini
sesuai dengan dasar teori yang telah dikemukakan. Selain itu dapat kita lihat juga besarnya
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
error yang terjadi dari %error perhitungan dan % error percobaan bernilai relatif kecil, dengan
nilai rata-rata 12%.
C. Analisis Pengaruh THD Arus terhadap I Netral Harmonik
1. THD Arus terhadap I Netral Harmonik pada Beban Industri
Penyebab adanya arus netral akibat harmonik terutama disebabkan oleh adanya triplen
harmonik. Dengan munculnya triplen harmonik, maka efek yang terjadi pada suatu
transformator adalah pemanasan pada konduktor, CB, dan munculnya arus pada netral yang
dapat menyebabkan panas berlebih. Hubungan antara arus netral harmonik dengan THD Arus
sesuai teori adalah linear, dimana semakin besar THD Arus maka nilai arus netral
harmoniknya juga semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena nilai
THD Arus dinilai dari arus harmonik pada orde-orde ganjilnya saja. Triplen harmonik adalah
nilai harmonik dari kelipatan tiga ganjil. Sehingga dapat ditarik suatu hubungan ketika nilai
triplen harmonik semakin besar, maka nilai THD Arus juga semakin besar.
Peristiwa arus triplen yang terjadi pada transformator hanya dapat diketahui efeknya
ketika diukur pada sisi wye pada transformator wye-delta karena tidak ada hubungan
langsung antara lilitan wye dan delta, sehingga arus triplen harmonik yang mengalir melalui
netral pada sisi wye menuju ground tidak dapat mengalir ke sisi delta, sehingga arus seolaholah terperangkap dan tidak mengalir pada sisi delta. Pengukuran pada sisi delta tidak
memberikan alasan terhadap terjadinya pemanasan pada transformator.
Arus triplen dapat muncul baik pada kondisi seimbang maupun tidak seimbang. Saat
fasa seimbang, arus triplen harmonik berperilaku seperti arus urutan nol yang pada sisi
netralnya saling menjumlahkan. Ketika pembebanan tidak seimbang arus triplen dapat
muncul pada daerah-daerah yang tidak diinginkan dengan memiliki komponen positif maupun
negatifnya. Pada subbab ini, data yang diambil adalah nilai THD arus sebagai variabel bebas
(sumbu x) dan arus netral yang diakibatkan oleh harmonik sebagai variabel terikat (sumbu y).
Nilai arus netral harmonik didapatkan dengan mengurangkan nilai I netral terukur dengan I
netral hasil pengukuran. Seperti sesuai dasar teori diatas bahwa :
!!!!!!! !!!!! = !!!!!!! + !ℎ!!!!!!!
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
sehingga arus netral harmonik dapat diketahui. Data ini pada pengujian hubungan THD Arus
terhadap arus netral tidak memasukkan data pengujian dengan arus netral murni, karena arus
netral murni tidak memiliki komposisi nilai arus netral harmonik.
Setelah diketahui nilai THD Arus dan I netral harmonik, maka dibuatlah grafik dengan
menggunakan Microsoft Excel untuk melihat hubungan dan persamaan yang paling
menggambarkan hubungan keduanya. Dapat kita lihat pada grafik dibawah ini pembuatan
grafik dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu linear, eksponensial, dan polinomial derajat dua.
Pada THD Arus terhadap I Netral Harmonik pada Beban Industri, dilakukan dua kali iterasi
pemfilteran, karena pada iterasi pertama nilai variannya kurang dari 0,8 sehingga perlu
dilakukan iterasi pemfilteran kedua.
I Netral Harmonik vs THD Arus v.2
I Netral Harmonik vs THD Arus
v.2
Linear (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.2)
Expon. (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.2)
Poly. (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.2)
I Netral Harmonik
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
0.00
-50.00
5.00
10.00
% THD Arus
y = -17.609x + 226.3
R² = 0.79657
y = 303,3e-0,22x
15.00
R² = 0,962
y = 1.9464x2 - 45.666x + 285.19
R² = 0.83198
Gambar 15 : Grafik I Netral Harmonik vs THD Arus Beban Industri v.2
Dari grafik hasil iterasi kedua, dapat dilihat bahwa nilai varian terbaik adalah R2 =
0,962 yang bernilai lebih besar dari 0,8. Hubungan variabel didekati dengan persamaan
eksponensial negatif dengan hubungan berbanding terbalik. Namun hal ini tidak sesuai
dengan teori bahwa seharusnya nilai THD Arus dan arus netral harmonik adalah linear. Hasil
dari pengujian hubungan THD Arus dan arus netral harmonik ini berbeda dengan teori yang
telah disepakati bersama, sehingga dapat dikatakan bahwa data-data yang dilakukan oleh
praktikan kurang akurat dalam menggambarkan hubungan THD Arus dan arus harmonik
sesungguhnya. Hal ini dapat disebabkan oleh dua sebab, yang pertama kurang tepatnya
prosedur pengukuran, misalnya dalam pemasangan probe arus dan kabel netral antara gardu
distribusi dan alat ukur. Yang kedua, dapat disebabkan oleh kurang akuratnya pengukuran
akibat adanya kesalahan kalibrasi alat. Usia alat ukur juga mempengaruhi kualitas
pengukuran, sehingga dimungkinkan nilai harmonik yang terbaca berbeda dengan kondisi
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
sesungguhnya. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan pengambilan data sehingga
menghasilkan nilai error yang besar.
2. THD Arus terhadap I Netral Harmonik pada Beban Bisnis
Pada hubungan THD Arus dengan arus netral harmonik, penguji melakukan tiga kali
pemfilteran data iterasi.
I Netral Harmonik
I Netral Harmonik vs THD Arus v.3
I Netral Harmonik vs THD
Arus v.3
Linear (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.3)
Expon. (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.3)
Poly. (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.3)
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
% THD Arus
y = 0.668x + 10.836
R² = 0.98898
y = 12.237e0.0356x
R² = 0.98368
y = -0,042x2
+ 1,703x + 4,852
R² = 1
Gambar 16 : Grafik I Netral Harmonik vs THD Arus Beban Bisnis v.3
Dari grafik hasil iterasi ketiga, didapatkan nilai varian terbaik adalah R2 = 1 yang
menandakan bahwa hubungan antara variabel dan pendekatan persamaan memiliki tingkat
keakuratan 100%. Sesuai grafik dibawah, pada beban bisnis THD Arus terhadap I netral
harmonik memiliki hubungan yang sesuai teori, dimana semakin besar THD Arus, maka I
netral harmoniknya juga semakin besar, begitu pula sebaliknya. Sehingga pada beban bisnis
THD Arus terhadap I netral harmonik memiliki hubungan yang linier.
3. THD Arus terhadap I Netral Harmonik pada Beban Rumah Tangga
Pada hubungan THD Arus terhadap arus netral harmonik pada beban rumah tangga,
penguji melakukan dua kali pemfilteran data iterasi.
Dari grafik hasil iterasi kedua dapat dilihat bahwa hubungan THD Arus dengan I netral
harmonik adalah berbanding terbalik, dengan didekati dengan persamaan polinomial derajat
dua (nilai R2 = 0,901). Tetapi hubungan tersebut tidak sesuai dengan teori bahwa nilai THD
Arus dan arus netral harmonik adalah berbanding lurus atau linear. Hasil dari pengujian
hubungan THD Arus dan arus harmonik pada beban rumah tangga ini berbeda dengan teori
yang telah disepakati bersama, sehingga dapat dikatakan bahwa data-data yang dilakukan oleh
praktikan kurang akurat dalam menggambarkan hubungan THD Arus dan arus harmonik pada
beban rumah tangga sesungguhnya. Hal ini dapat disebabkan oleh dua hal, yang pertama
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
kurang tepatnya prosedur pengukuran, misalnya dalam pemasangan probe arus dan kabel
netral antara gardu distribusi dan alat ukur. Yang kedua, dapat disebabkan oleh kurang
akuratnya pengukuran akibat adanya kesalahan kalibrasi alat. Usia alat ukur juga
mempengaruhi kualitas pengukuran, sehingga dimungkinkan nilai harmonik yang terbaca
berbeda dengan kondisi sesungguhnya. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan
pengambilan data sehingga menghasilkan nilai error yang besar.
I Netral Harmonik
I Netral Harmonik vs THD Arus v.2
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00
I Netral Harmonik vs THD Arus
v.2
Linear (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.2)
Expon. (I Netral Harmonik vs
THD Arus v.2)
Poly. (I Netral Harmonik vs THD
Arus v.2)
2.00
4.00
6.00
% THD Arus
8.00
10.00
y = -3.3603x + 49.543
R² = 0.5711
y = 61.155e-0.123x
R² = 0.58818
y = 3,585x2 - 54,97x + 233,3
R² = 0,901
Gambar 17 : Grafik I Netral Harmonik vs THD Arus Beban Rumah Tangga v.2
Kesimpulan
1. Hasil pengukuran harmonik yang dibandingkan terhadap IEEE Standard 512-1992
dengan batas THD Arus maksimum 5% menunjukkan bahwa beban pada keadaan
paling aman adalah beban bisnis (13 dari 32 feeder memiliki nilai THD ≤ 5%
[40,63%]). Beban pada keadaan paling tidak aman adalah beban rumah tangga (50
dari 55 feeder memiliki nilai THD Arus > 5% [90,91%]). Beban dengan keadaan nilai
error paling banyak adalah beban bisnis (2 dari 32 error [6,25%]).
2. Berdasarkan analisis pengukuran arus netral pada pelanggan industri, bisnis, dan
rumah tangga, hubungan antara ketidakseimbangan beban terhadap arus netral adalah
linear, dimana semakin besar ketidakseimbangan beban maka arus netral yang terjadi
juga semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori yang berlaku
dan disepakati bersama.
3. Berdasarkan analisis pengukuran arus netral pada pelanggan industri dan rumah
tangga, hubungan antara THD Arus terhadap arus netral harmonik adalah berbanding
terbalik, dimana semakin besar THD Arus maka arus netral harmonik yang terjadi
semakin kecil. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa hubungan THD Arus terhadap
arus netral harmonik adalah linear. Hal ini dapat disebabkan dua hal, yang pertama
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
kurang tepatnya dalam prosedur pengukuran, dan yang kedua kalibrasi alat yang
kurang baik sehingga hasil pembacaan menjadi tidak akurat.
4. Berdasarkan analisis pengukuran arus netral pada pelanggan bisnis, hubungan antara
THD Arus terhadap arus netral harmonik adalah linear, dimana semakin besar THD
Arus maka arus netral harmonik yang terjadi semakin besar. Hal ini sesuai dengan
teori yang berlaku dan disepakati bersama.
Saran
Pada pengukuran selanjutnya disarankan penguji dapat melakukan prosedur pengukuran
dengan baik dan benar, meliputi pemasangan port arus, tegangan, dan grounding. Selain itu
perlu dipastikan kalibrasi alat ukurnya sehingga pembacaan menjadi akurat. Diusahakan
menggunakan alat ukur dengan usia < 10 tahun agar didapatkan hasil yang akurat.
Kepustakaan
[1] A. P., N. H., D. N., A. M., & Pranyoto, M. F. (2011). A Study of Harmonic Impact on
High Voltage and Low Voltage Networks in PT. PLN Distribution System. IEEE , 6.
[2] Committee, S. P. (1992). IEEE Recommended Practices and Requirements for Harmonic
Control in Electrical Power Systems. IEEE Std 512-1992 , 101.
[3] D. P., É. N., M. d., & P. S. (2005). Characterization of Neutral and Line Current
Harmonics in Three-Phase Computer Power Systems. IEEE , 6.
[4] Gill, P. (2010). Electrical Power Equipment Maintenance and testing. New York: CRC
Press.
[5] Setiadji, J. S., T. M., & Y. I. (2008). Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus
Netral dan Losses pada Trafo Distribusi. Jurnal Teknik Elektro Vol. 6, No. 1, Maret 2006: 68
- 73 , 6.
[6] Zulkarnain, I. (2009). Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap Arus Netral, Rugi-Rugi
Dan Penurunan Kapasitas Pada Transformator Distribusi. Jurnal Teknik Elektro , 8.
[7] http://www.electronics-tutorials.ws/articles/harmonic1.gif
[8] http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/e/ec/Squarewave01CJC.png/
300px-Squarewave01CJC.png
[9] https://www.emetor.com/static/img_110303_p4Qs3MMF3.png
Analisis pengaruh…, Setiatmoko Adi Prakoso,, FT UI, 201
Download