Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1, No. 1, Juni 2014 ISSN 2355-9683 SUPERVISI AKADEMIK BERNASIS OPEN CLASS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Sopiyah Ginawati SDN Klampok 01 Kecamatan Wanasari,Brebes. [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Supervisi Akademik berbasis Open Class dalam meningkatkan kemampuan guru kelas I-IV menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Proses penelitian tindakan sekolah (PTS) dilakukan di SDN Klampok 01 dengan subyek penelitian sejumlah 8 orang. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya ada 4 kegiatan, yaitu : a) Rencana (Planing), b) Pelaksanaan (action), c) observasi dan evaluasi, dan d). Refleksi. Kegiatan pelaksanaan setiap siklus mencakup 4 materi, yaitu: 1).Pendalaman materi tentang implikasi pembelajaran tematik terpadu, 2) mencermati / menyempurnakan RPP tematik terpadu, 3) Kegiatan Open Class 4) observasi Pelaksanakan pembelajaran tematik terpadu. Melalui pelaksanaan 2 siklus diperoleh hasil untuk kemampuan guru menerapkan pendekatan tematik terpadu dalam proses pembelajaran : rata-rata siklus I = 66,45, rata-rata hasil Siklus II = mencapai 87,58 dari kondisi sebelum tindakan yang hanya = 49,2. Sedangkan selisih skor yang dicapai dari sebelum tindakan sampai selesai tindakan (akhir siklus II ) adalah = 78 % . Analisa data menyatakan penelitian akan dikatakan berhasil bila ada selisih skor sebelum dan sesudah tindakan mencapai > 50 %. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ”Melalui supervisi akademik berbasis Open Class kemampuan guru kelas I-IV menerapkan pendekatan Tematik terpadu dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan” © 2014 Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Kata Kunci: pembelajaran Tematik Terpadu, Supervisi Akademik berbasis Open Class PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tidak lepas dari Kurikulum yang berlaku. Kurikulum tidak bisa berhenti / bertahan pada satu kurikulum. Kurikulum senantiasa harus menyesuaikan seiring dengan perkembangan jaman. Seperti yang sedang berkembang di dunia pendidikan sekarang ini. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemendikbud menerapkan Kurikulum Baru yaitu Kurikulum 2013 dengan pendekatan pembelajaran tematik terpadu/ tematik integratif. Adanya perubahan Kurikulum ini Kepala Sekolah dituntut untuk melakukan perubahan termasuk di dalamnya adalah guru.(Kemendikbud, 2013. Kurikulum 2013 Sekolah Dasar.) Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 ditekankan bahwa pembelajaran pada kelas I sampai dengan kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Bahkan mulai tahun 2013/2014 perubahan kurikulum yaitu Kurikulum tahun 2013 sudah diberlakukan secara terbatas di seluruh Indonesia yang menggunakan pendekatan Tematik Terpadu dalam proses pembelajaran untuk kelas I dan IV.Sementara di Kabupaten Brebes melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes memberlakukan untuk seluruh SD . Praktis model pembelajaran dengan pendekatan Tematik sudah berlaku dari Klas I – IV. Khusus untuk kelas I dan IV melalui pembaharuan kurikulum menggunakan pendekatan tematik terpadu. Adanya Kurikulum Baru yaitu Kurikulum 2013, Setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan dan pengembangan pendidikan secara berencana berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Akan sangat urgen bila dihadapkan pada realitas yang kurang sesuai apalagi ada dampak yang mengarah pada tidak tercapainya tujuan . Kepala sekolah harus bisa dan segera melakukan tindakan represif persuasip untuk mengatasinya. Seperti yang penulis temukan di tempat kerja penulis yaitu SDN Klampok 01. Sosialisasi tentang Kurikulum 2013 , pelaksanaan pembelajaran tematik dan tematik terpadu telah beberapa kali dilaksanakan baik melalui pembinaan Kepala Sekolah, KKG maupul PLPG yang langsung dibina oleh LPMP, namun sesuai hasil pemantauan/supervisi, proses pembelajaran di kelas I - IV SDN Klampok 01 Kecamatan Wanasari belum maksimal dalam penerapan pembelajaran tematik terpadu. Dari jumlah 8 guru hanya ada 3 guru yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik terpadu, itupun masih belum maksimal. Sisanya masih cenderung menyampaikan pelajaran secara terpisah-pisah dan masih banyak yang menggunakan ceramah, sehingga siswa belum mempunyai kompetensi seperti yang diharapkan. Sebagian besar kompetensi yang dimiliki oleh siswa masih berfokus pada aspek kognitif. Kenyataan tersebut salah satunya disebabkan karena: 1) Guru masih belum paham akan makna dan tujuan dari pendekatan tematik itu sendiri. 2) Guru masih bingung menerapkan penyampaian materi dari mapel 1 ke mapel berikutnya. 3) Guru belum memaknai secara cermat RPP yang disusunnya. 4) Guru masih mengabaikan persiapan media yang dituliskan dalam skenario pembelajaran (RPP). 5) Guru belum menerapkan metode yang direncanakan dalam pembelajaran. Bila hal ini dibiarkan maka tujuan kurikulum tidak akan tecapai bahkan adanya perubahan kurikulum tidak bermakna. Siswa juga dirugikan . Karena perkembangan potensi siswa tidak maksimal terutama pada aspek sosial, spiritual, dan ketrampilannya. Dengan pengembangan aspek-aspek tadi, juga pengembangan karakter positif , diharapkan kelak menjadi anak yang tahan uji dan memiliki daya saing di era global , sesuai dengan pesan yang tersirat dalam Kurikulum 2013 melalui pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan Tematik Terpadu. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran tematik terpadu. Berdasarkan Latar Belakang di atas secara operasional, penulis sebagai peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimanakah tingkat pemahaman guru klas I – IV SD Negeri Klampok 01 Kecamatan Wanasari terhadap pembelajaran tematik terpadu?. 2). Bagaimanakah pelaksanaan Open Class dalam upaya meningkatkan kemampuan guru menerapkan proses pembelajaran tematik terpadu ? 3)Apakah kemampuan penerapan pembelajaran tematik terpadu dalam Proses Pembelajaran pada Guru klas I-IV SDN Klampok 01 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes dapat ditingkatkan Melalui Supervisi akademik berbasis Open Class? Menurut Barlow dalam Sugiharto (psykologi Pendidikan, 2009) kompetensi profesional guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Oleh karena itu, guru yang profesional adalah guru yang mampu melaksanakan tugas keguruannya dengan kemampuan tinggi ( Profesional) sebagai sumber kehidupan (profesi). Dalam menjalankan kemampuan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan (kompetensi) yang bersifat psykologis , meliputi : kompetensi kognitif guru, kompetensi afektif guru dan kompetensi psikomotor guru. Model pembelajaran tematik terpadu yang sangat disarankan penggunaannya di sekolah dasar atau sederajat ini juga dikenal dengan nama pembelajaran tematik terintegrasi (integrated thematic instruction, ITI). Pada mulanya model pembelajaran tematik terintegrasi dikonseptualisasikan pada tahun 1970-an. Pendekatan pembelajaran tematik integratif ini sebelumnya telah dikembangkan khusus untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted and talented), anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat. Implemementasi model pembelajaran ini (PTP) akan menuntut kemampuan guru untuk dapat mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Setiap guru yang menerapkan model pembelajaran ini harus terlebih dahulu memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas saat bersama siswa. Dengan demikian diharapkan Model PTP ini akan bersifat ramah otak (mudah memberikan pemahaman kepada siswa), di mana untuk itu guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan dan dapat dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses SUPERVISI AKADEMIK BERNASIS OPEN CLASS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Sopiyah Ginawati 39 pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, kegiatan inti dengan alokasi waktu 150 menit dan kegiatan penutup dengan alokasi waktu 15 menit.(blogspot.com/2013/9/model-pembelajaran-tematik-terpadu-d-sd-html).Karakteristik Pembelajaran Tematik terpadu adalah adanya 4 KI (kompetensi Inti) yang mengikat seluruh KD (Kompetensi Dasar) serta indikatornya. 4 KI terdiri dari KI 1 yang memuat tentang Kompetensi Spiritual, KI 2 memuat tentang Kompetensi Sosial, KI 3 memuat tentang Kompetensi Pengetahuan dan KI 4 memuat tentang Kompetensi Ketrampilan. Pendapat penulis : Adanya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 adalah termasuk Kurikulum yang mengharapkan adanya kemampuan guru untuk dapat menerapkannya . mampu untuk berubah dari pola lama yang serba mengarah pada pengetahuan (Knowlight) ke pola baru yang mengarah pada 3 ranah yaitu Knowlight, afektif dan psykomotorik . Dari uraian di atas Penulis sebagai kepala sekolah yang juga sudah mendapat pelatihan dari LPMP tergerak untuk melakukan upaya /tindakan untuk meningkatkan kemampuan guru kelas I-IV menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu melalui Supervisi Akademik berbasis Open Class. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran ( Glickman at al : 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran . Sergiovani dalam BBM BERMUTU , 2010, menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan misalnya, apa yang terjadi di dalam kelas? . apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas ?, aktifitas-aktifitas mana dari keseluruhan aktifitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan siswa?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini bahwa setelah melaksanakan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.Open Class adalah kegiatan pembelajaran yang terbuka untuk diamati baik secara sendiri maupun oleh kelompok . Open Class sengaja dipersiapkan menggunakan guru model yang bisa dianggap sebagai panutan. Kegiatan Open Class membuka wawasan guru tentang paradigma pendidikan guru secara perlahan untuk diajak memperbaiki pembelajaran di dalam kelas . METODE PENELITIAN Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan subyek penelitian adalah guru kelas Ia/b,IIa/b, III a/b,IV a/IV b ( 8 orang guru) SDN Klampok 01 . Bertempat di SDN Klampok 01 dengan mengambil waktu pelaksanaan dari tanggal 16 September 2013 – 30 Desember 2013.Pelaksanaan ini merujuk pada pendapat Sulfan ( 2008 ) secara tegas mengatakan bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan beruntun, dari siklus yang kedua, ketiga dan seterusnya, tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian dilakukan melalui kegiatan Open Class sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran tematik terpadu merupakan inovasi yang dikembangkan sendiri oleh penulis. Hal ini bertujuan untuk lebih mengembangkan atau menyesuaikan dengan keadaan . Dengan Open Class peserta akan mendapat gambaran nyata tentang pembelajaran TT yang akan dijadikan panutan minimal untuk dikembangkan sesuai potensi dan kreafitas 40 Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1. No. 1. (2014) masing-masing peserta.Modifikasi langkah-langkah yang diambil diharapkan dapat lebih memperjelas dan memudahkan guru dalam memahami dan mampu menerapkankan pembelajaran tematik terpadu. Pelaksanaan tiap siklusnya mencakup 4 tahapan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun perencanaan tindakan setiap siklusnya adalah : Siklus 1. A) Rencana (Planing): Mengkoordinasikan hasil analisis permasalahan, Merencanakan kegiatan, Menyampaikan jadwal pelaksanaan , Menyusun instrumen , Menetapkan guru sekaligus kelasnya untuk menjadi model kegiatan Open Class, Menetapkan Guru Senior sebagai Observer. B) Pelaksanaan (action): Pendalaman materi tentang implikasi pembelajaran tematik , Membimbing dan mencermati/menyempurnakan RPP kelas I, Melaksanakan kegiatan Open Class dengan pembelajaran tematik terpadu di kelas dan guru model yang sudah ditetapkan, uru melaksanakan simulasi pembelajaran tematik terpadu dihadapan teman guru berlaku sebagai siswa. (Penilaian oleh Observer), Peneliti manampung pendapat, saran, kritik, dan saran terhadap pelaksanaan simulasi, kemudian mengarahkan dan memberi solusi tentang segala permasalahan yang muncul berkaitan dengan proses pembelajaran tematik terpadu, Peneliti, pengamat, dan peserta mengambil kesimpulan tentang hasil pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu kelas I - IV . C) Observasi : Observasi dilaksanakan peneliti setelah dilakukan tindakan, dengan teknik penilaian diri peserta terhadap pemahaman pembelajaran tematik terpadu serta pengamatan kegiatan Open Class dan pengamatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data tentang perubahan kemampuan guru kelas I-IV dalam ketrampilan / kemampuan guru menerapkan pendekatan pembelajaran tematik terpadu setelah dilaksanakan Open Class. Dari hasil tersebut digunakan sebagai bahan untuk refleksi. D) Refleksi : Refleksi dilakukan dengan pengamat menggunakan metode diskusi. Peneliti mencatat hasil temuan pada proses pembelajaran tematik terpadu yang dapat digunakan sebagai uji hipotesis dan sebagai dasar untuk rancangan tindakan selanjutnya. Hasil dari diskusi bersama Kepala Sekolah sebagai peneliti dan Pengamat / Observer mengadakan refleksi tindakan-tindakan yang telah dilakukan melalui Open Class . Tentang keberhasilan/ keuntungan atau kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan tindakan akan dijadikan dasar dalam membuat perbaikan perencanaan siklus kedua. Jika guru kemampuan dalam proses pembelajaran tematik terpadu sudah meningkat mencapai skor ≥ 50, maka tindakan dikatakan berhasil dan jika peningkatannya belum mencapai skor ≥ 50 tindakan dilakukan lagi pada siklus 2 dengan alur seperti pada siklus 1. Siklus 2. Dilaksanakan dengan tahapan yang sama dengan siklus 1, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Siklus berikutnya dilaksanakan jika penelitian belum mencapai kriteria yang ditetapkan. Teknik Analisis Data. Data penelitian ini berupa catatan hasil temuan di lapangan, yaitu hasil observasi/supervisi kelas sebelum melaksanakan dan sesudah melaksanakan Open Class. Data tersebut tentang penilaian pemahaman guru terhadap pembelajaran tematik terpadu dan kegiatan Open Class serta pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu . Jenis data tersebut adalah data kualitatif yang diubah dalam bentuk angka (kuantitatif). Data yang terkumpul menggunakan teknik Penilaian Diri Peserta untuk menangkap tingkat pemahaman guru/peserta terhadap model pembelajaran tematik terpadu dan pengamatan kegiatan Open Class serta pengamatan (observation) saat simulasi pembelajaran. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Penelitian menggunakan observasi karena penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perilaku, tindakan manusia, proses kerja dan respondennya kecil (8orang). Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis sebagai berikut : 1.Mencari selisih skor sesudah tindakan dan sebelum tindakan. 2.Menentukan peningkatan kemampuan sesuai dengan kriteria sebagai berikut : kemampuan guru dikatakan meningkat jika selisih skor antara nilai sebelum tindakan dan sesudah tindakan ≥ 50 % , 3.Menentukan keberhasilan penelitian. SUPERVISI AKADEMIK BERNASIS OPEN CLASS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Sopiyah Ginawati 41 Variabel Penelitian Dalam suatu penelitian variabel merupakan suatu hal yang pokok, karena variabel merupakan obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel yang akan diteliti dijabarkan melalui item-item dari variable yang disebut indikator. Berikut ini adalah penjabaran variabel kedalam indikator, yaitu :Variabel Bebas ( Independent Variable ) adalah merupakan variabel X atau variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah supervisi Aklademik berbasis Open Class.Variabel Terikat ( Dependent Variable ) merupakan variabel Y atau variabel yang terkena pengaruh, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kemampuan guru menerapkan pendekatan Tematik terpadu dalam proses pembelajan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Diawali dengan pengisian Lembar Penilaian Diri peserta untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta terhadap pembelajaran Tematik Terpadu. Digunakan penulis / peneliti sebagai dasar untuk mempersiapkan materi yang diperlukan peserta. Hasil Penilaian Diri Peserta terhadap pemahaman pembelajaran Tematik terpadu adalah dengan rerata 49,4 maka dapat dikategorikan rendah. Pemahaman peserta terhadap pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 awal Siklus I sebelum adanya tindakan pelaksanaan masih kategori rendah, hal ini diakui peserta dan sangat ingin mendapatkan gambarannya melalui kegiatan penelitian yang diupayakan oleh Kepala Sekolah. Gambar 1. Hasil pengisian instrumen penilaian diri peserta terhadap pemahaman pembelajaran TT Pada Kegiatan 1 , Pendalaman materi tentang pelaksanaan/implikasi pembelajaran tematik terpadu , Semua peserta sangat antusias dalam kegiatan tersebut, karena menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan diskusi serta dilengkapi dengan media ICT LCD pemutaran video pembelajaran tematik terpadu serta pemaparan dari rekaman nara sumber (Gultom ) dari kemendikbud Pusat Jakarta. Banyak pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta berkaitan dengan langkah-langkah penyusunan RPP dan Penilaian Autentik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penelitian mendapat sambutan positif dari peserta. Kegiatan selanjutnya (Kegiatan ke 2) adalah penyusunan RPP oleh masing-masing Guru secara individu . Peneliti memerikasa RPP guru satu persatu dan mengadakan melengkapi bila ada yang belum lengkap. Materi KD dalam RPP mengambil KD yang akan diajarkan pada saat observasi kelas. Kegiatan 3 adalah kegiatan Open Class. Kegiatan ini dilaksanankan untuk mendapatkan gambaran nyata penerapan pembelajaran tematik terpadu terhadap kondisi nyata dengan peserta didik. Dilakukan oleh guru model yang sengaja disiapkan peneliti . Peserta lain mengamati dan mengapresiasi terhadap setiap langkah pembelajaran untuk didiskusikan. Obser- 42 Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1. No. 1. (2014) fer mengamati dan menilai jalannya kegiatan Open Class . hasil nya dinilai sangat baik. Karena peserta sangat meng-apresiasi dengan mengamati secara cermat setiap tahapnya. Adapun rekap hasil nilainya adalah seperti pada tabel 1. Tabel 1. Rekap rata-rata Hasil Penilaian Kegiatan Open Class Komponen Nilai Perhatian Peserta saat Open Class 4 Performa Guru Model 5 Keaktifan siswa saat Open Class 5 Apresiasi peserta terhadap kegiatan Open Class 4 Kelancaran seluruh kegiatan (awal-akhir) 4 Nilai 82 Kategori Baik Kegiatan Open Class berjalan sangat baik dan sangat memberi gambaran nyata sebagai panutan untuk hal-hal yang sudah sesuai dan dikembangkan sendiri oleh kreatifitas peserta. Sedangkan yang belum sesuai sebagai bahan diskusi untuk didapat pencapaian yang baik. Kegiatan ke 4 adalah observasi pembelajaran di kelas, sesuai jadwal . Dengan RPP yang sudah dibuat pada kegiatan ke 3. Hasil penilaian observer tehadap Observasi proses pembelajaran mulai dari kegiatan awal/pembukaan sampai pada kegiatan akhir/Penutup. Rekapitulasi hasil dari kegiatan tersebut diperoleh skor kemampuan guru dalam proses pembelajaran tematik seperti pada tabel 2. Tabel 2. Skor Hasil observasi Pembelajaran siklus I Subyek Skor Nilai I 33 75 II 32 72,7 III 25 56,8 IV 24 54,5 V 29 70,4 VI 28 63,6 VII 30 68,2 VIII 30 68,2 Rerata 66,18 Kategori Cukup Untuk dapat membandingkan, apakah setelah dilakukan tindakan, proses pembelajaran tematik terpadu oleh guru kelas I – IV Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes telah meningkat atau tidak , penulis tuangkan data hasil pengamatan kegiatan pembelajaran sebelum tindakan , yaitu dokumen hasil observasi kegiatan pembelajaran pada awal semester 1 tahun pelajaran 2013/2014, yaitu Rerata 49,15 dengan kategori rendah. Peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran tematik setelah dilaksanakan tindakan dengan sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Perbandingan Nilai Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Sebelum Tindakan Dengan Nilai Pengamatan Siklus I Sebelum Tindakan Siklus I Selisih Prosentase Rerata 49,15 66,5 17.35 35 % Kategori Naik SUPERVISI AKADEMIK BERNASIS OPEN CLASS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Sopiyah Ginawati 43 Gambar 1. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Sebelum Tindakan Dengan Nilai Pengamatan Siklus I Dari data observasi pembelajaran anatara siklus I dengan sebelum tindakan untuk 8 peserta diperoleh selisih skor : 16,2 dengan prosentasi 32 %. Selisih skor ini belum mencapai selisih skor sesuai pencapaian keberhasilan dalam penelitian yaitu > 50 % Sementara pada hasil penilaian pemahaman peserta terhadap pembelajaran Tematik Terpadu pada akhir siklus I tejadi kenaikan , tapi juga belum mencapai kategori “baik”. Hasil Penilaian Diri Peserta Tentang Pemahaman Terhadap Pembelajaran Tematik Terpadu Setelah Kegiatan siklus I dengan nilai rata rata 58,13 maka dikategorikan sedang. Pemahaman Guru ada peningkatan, tapi masih pada nilai cukup/sedang. Kegiatan Open Class sudah baik sehingga tujuan yang ingin dicapai sudah terpenuhi. Untuk penilaian/Pengamatan Observasi pembelajaran ada beberapa hal yang ditemukan, anatara lain : a)Pada kegiatan awal guru belum sepenuhnya melibatkan peserta didik dalam menggali pengalaman dan sebagian besar guru belum menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan. b)Pada kegiatan inti : 1) Dalam menanamkan konsep mata pelajaran belum nampak saentifiknya, masih dominan pada penekanan kognitif permata pelajaran. 2) Belum semua mampu menggunakan berbagai sumber belajar secara efektif. 3) Dalam merespon hasil kegiatan siswa belum sepenuhnya menggunakan teknik yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. 4) Dalam penilaian non tes sebagian besar belum mampu membuat rubrik. 5) elama proses pembelajaran guru belum melaksanakan penilaian pengamatan aspek KI 1 dan KI 2 yaitu sikap dan religius. c)Pada kegiatan akhir atau penutup sebagian besar guru belum merangkum kegiatan dengan melibatkan siswa Siklus II Kegiatan 1,Pendalaman materi.Materi yang disampaikan adalah kelemahan pada siklus I, Dilajutkan dengan Tanyajawab tentang Materi K ‘13. Kegiatan 2: Menyusun RPP untuk observasi pembelajaran pada siklus II, Menyusun jadwal pelaksanaan observasi. Kegiatan ke 3. Kegiatan Open Class kedua . Dilanjutkan Diskusi pelaksanaan pembelajaran dalam Open Class.Peneliti mengarahkan pada guru dalam menganalisa proses pembelajaran.Mendiskusikan kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan Open Class yang menerapkan pendekatan tematik terpadu, kemudian diambil solusinya. Peneliti memberi masukan tentang menanamkan konsep beberapa mata pelajaran yang terkait dalam satu tema. Kegiatan 4: Pelaksanaan observasi pembelajaran diamati dan dinilai oleh observer. Dari hasil observasi tersebut diperoleh data Skor Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Tematik siklus II dengan rata rata 88,2 maka dikategorikan baik. Untuk memberi gambaran hasil pelaksanaan, apakah kegiatan pada siklus II hasilnya meningkat atau tidak dibanding dengan hasil kegiatan siklus I, maka kami paparkan perbandingan hasil pengamatan tersebut , pada tabel 4. 44 Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1. No. 1. (2014) Tabel 4. Perbandingan Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Siklus 1 dan Siklus II Guru Kelas I-IV SDN Klampok 01. Rata-rata Selisih Skor Selisih Skor dalam Prosentase Siklus I 66,5 Siklus II 87,58 21,1 31,77 % Selisih Skor dalam prosentase menggunakan penghitungan: Selisih Skor : Nilai awal X 100 % Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan penelitian yaitu membandingkan proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dengan sesudah tindakan. Dari siklus II diperoleh dari nilai hasil pengamatan sebelum dilakukan tindakan dan nilai hasil pengamatan pembelajaran pada siklus II oleh Observer. Data tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 5. Nilai Hasil Pengamatan Sebelum Dilakukan Tindakan Dengan Nilai Hasil Pengamatan Pada Siklus II Sebelum Tindakan Siklus II Rata-rata Selisih Skor Selisih Skor dalam Prosentase 87,58 49,2 38,38 78 % Hasil observasi kemampuan guru menerapkan pembelajaran tematik terpadu pada siklus II mencapai nilai rata-rata 87,58. sedangkan pada sebelum tindakan ,nilai rata-rata 49,2. Dari data tersebut dihitung selisih skornya dengan prosentasi adalah 78 % . Selisih skor ini > dari 50 % sebagai analisa keberhasilan penelitian tindakan sekolah (PTS) . sehingga tindakan berhenti pada siklus II . Diperkuat dengan hasil penilaian diri peserta terhadap pembelajaran Tematik terpadu pada akhir siklus II, peserta dinyatakan sudah “baik” tingkat pemahamannya dengan nilai seperti berikut Tabel 6. Hasil Penilaian Diri Peserta terhadap Pemahaman implikasi penerapan pembelajaran tematik terpadu. Sebelum Tindakan Siklus I siklus II Rata-rata 49,4 % 58,13% 85 % Gambar 2. Grafik Hasil Penilaian Diri Peserta terhadap Pemahaman implikasi penerapan pembelajaran tematik terpadu Dari perolehan hasil penelitian baik melalui pemahaman peserta terhadap implementasi SUPERVISI AKADEMIK BERNASIS OPEN CLASS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Sopiyah Ginawati 45 pembelajaran tematik terpadu, kegiatan Open Class maupun kemampuan menerapkan pembelajaran tematik terpadu pada akhir siklus II mencapai kenaikan . Perubahan proses pembelajaran tematik terpadu sebelum diadakan supervisi akademik berbasis Open Class dengan setelah diadakan , mencapai selisih skor lebih 50%. Melalui pelaksanaan 2 siklus diperoleh hasil untuk kemampuan guru menerapkan pendekatan tematik terpadu dalam proses pembelajaran : rata-rata siklus I = 66,45, rata-rata hasil Siklus II = mencapai 87,58 dari kondisi sebelum tindakan yang hanya = 49,2. Sedangkan selisih skor yang dicapai dari sebelum tindakan sampai selesai tindakan (akhir siklus II ) adalah = 78 % . Analisa data menyatakan penelitian akan dikatakan berhasil bila ada selisih skor sebelum dan sesudah tindakan mencapai > 50 %. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ”Melalui supervisi akademik berbasis Open Class kemampuan guru kelas I-IV menerapkan pendekatan Tematik terpadu dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan” Dari Yang semula PBM tematik terpadu di kelas I-IV hanya dominan kontekstual sedangkan pelaksanaannya masih terpisah, kini guru telah mampu memadukan beberapa materi dan menciptakan PBM lebih bermakna. Dengan diterapkannya tematik terpadu siswa dapat mengembangkan kompetensinya secara menyeluruh , baik kognitip, afektif maupun motorik. Hal ini berarti kemampuan guru kelas I-IV dalam proses pembelajaran tematik untuk kelas II dan III dan tematik terpadu untuk kelas I dan IV di SDN Klampok 01 Kecamatan Wanasari telah meningkat. Peningkatan tersebut menandakan bahwa kemampuan guru telah meningkat sebesar peningkatan pembelajaran itu. Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan penulis menunjukkan keberhasilan sesuai yang diharapkan / tujuan yang dirumuskan pada Bab I. Indikasi yang dapat penulis uraikan adalah : 1) Pada keadaan awal yang ditemukan melalui supervisi Akademik pada kegiatan observasi Kelas untuk Guru Kelas Ia/b, Kelas II a/ b , III a/ b , dan IV a / b kemampuan penerapan pendekatan tematik terpadu dalam proses pembelajaran adalah masih rendah. Masih didapat pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran. 2) Setelah melalui komunikasi dan diskusi disepakati untuk bersama penulis sebagai Kepala Sekolah melakukan upaya peningkatan baik melalui pemahaman tentang pendekatan tematik terpadu itu sendiri sesuai amanat Kurikulum 2013 maupun pada penilaian proses pembelajaran melalui kegiatan Open Class yang direncanakan oleh penulis. 3) Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, pemahaman maupun hasil penilaian observasi ada peningkatan, tapi nilai atau hasil yang didapat dari rekap penilaian Observer terhadap guru kals I – IV masih belum mencapai nilai / hasil yang diharapkan .Sehingga penulis perlu melanjutkannya pada siklus II. Sementara penilaian kegiatan Open Class sendiri dinilai Observer sangat baik ( Tabel ). Sehingga masih digunakan untuk kegiatan di siklus II khususnya untuk meningkatkan pemahan guru sekaligus memberi gambaran / visualisasi tentang bagaimana menerapkan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran. Hasil kegiatan pada siklus II baik untuk pemahaman maupun penilaian proses pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu dengan mengambil kelas IVa dan IV b sebagai kelas sasaran ada peningkatan pula. Hasil peningkatan dari siklus II dibanding dengan sebelum tindakan menunjukkan hasil yang sesui dengan kriteria keberhasilan yang tertuang pada Analisa Data, yaitu kemampuan guru dikatakan meningkat jika selisih antara nilai sebelum tindakan dan sesudah tindakan ≥ 50 % PENUTUP Dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa Kegiatan Supervisi Akademik berbasis Open Class dapat meningkatkan 1) pemahan guru terhadap pembelajaran tematik terpadu. Dari awal sebelum tindakan nilai pemahaman guru masih rendah hanya 49,4 pada siklus I ada kenaikan walaupun belum mencapai “Baik”yaitu menjadi 58,13 , dan pada siklus II mengalami kenaikan lagi dengan nilai sangat baik yaitu 85. 2) Untuk kegiatan Open Class sendiri dilaksana- 46 Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1. No. 1. (2014) kan dengan hasil baik yaitu diukur dengan hasil pengamatan dalam kesungguhan guru dalam mengikuti kegiatan. Sesuai hasil pengamatan kesungguhan guru dalam mengikuti kegiatan. Sesuai hasil pengamatan kesungguhan tersebut mencapai skor 22 atau dinilai 88, nilai tersebut masuk dalam rentangan sangat baik.. 3) Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik terpadu pada proses pembelajaran juga meninglat. Dari awal sebelum tindakan dengan nilai 49,2, meningkat menjadi 66,45 pada siklus I dan 87,58 pada siklus II. Dari nilai antar siklus ini dihitung nilai selisih skornya untuk memenuhi hipotesis tindakan penelitian yaitu > 50 %. Selisih skor yang di dapat dari siklus II dengan sebelum tindakan didapat nilai selisih di atas 50 % yaitu 87,58 . Dalam hal ini kegiatan Supervisi Akademik berbasis Open Class dapat dilaksanakan untuk kegiatan di Sekolah lain dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik terpadu yang berujung pada peningkatan sumberdaya manusia khususnya guru yang menjadi ujung tombak pembelajaran. Satu hal yang dapat diamati adalah respon guru yang sangat positif dan pro aktif dengan kegiatan penelitian ini. Saran. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan kemajuan dan perubahan yang terjadi, maka Kepala Sekolah dapat mengembangkan supak berbasis Open Class untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran tematik dan tematik terpadu. DAFTAR PUSTAKA blogspot.com/2013/9/model-pembelajaran-tematik-terpadu-d-sd-html BBM BERMUTU. 2010 , Supervisi Akademik, Kemendikbud, Direktorat Pendidikan Dasar Depdiknas. 2007. Model Pembelajaran Tematik (Revisi) Jakarta : Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan. Depdiknas, 2007. Permendiknas No 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi Glickman, C.D, Gordon. S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Inatructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason Kemendikbud Badan Pengembangan SDM Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2013 , Kurikulum 2013 SD Sugihartono, add.all, Psikologi Pendidikan, UNY Press, Yogyakarta, 2009 Sopiyah Ginawati, PTS. Peningkatan Kemampuan Guru Kelas I-IV dalam pembelajaran Tematik terpadu melalui Supervisi Akademik Berbasis Open Class. SDN Klampok 01. Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. 2013 SUPERVISI AKADEMIK BERNASIS OPEN CLASS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Sopiyah Ginawati 47