Cover Issue: Sinergi Roda Dhamma dan Zaman Info

advertisement
Edisi XXXVIII/September/2015
ISSN 2089-4902
Sinergi Roda Dhamma dan Zaman
Cover Issue:
Modernisasi Teknologi Informasi
Info:
Gadget dan Pembabaran Dhamma
Dampak Perkembangan Teknologi
dan segenap kru mengucapkan
SELAMAT dan SUKSES
kepada
Besar harapan kami
kepada Kamadhis UGM
untuk terus berkembang dan berkarya
KELUARGA MAHASISWA BUDDHIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Salam Redaksi
Namo Buddhaya,
Betapa senangnya kami dapat berjumpa kembali dengan
pembaca Eka-citta edisi XXXIX. Pada edisi ini, kami akan membawa
pembaca untuk mengetahui perkembangan teknologi dari waktu ke
waktu dan melihat perkembangan tersebut dari kacamata umat
Buddha. Saat ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari
penggunaan teknologi terbaru. Perkembangan teknologi tersebut
membawakan berbagai dampak positif dan negatif dalam kehidupan
manusia. Lalu apa dampak dari perkembangan teknologi tersebut
untuk umat Buddha? Untuk membicarakan topik tersebut kami
menyajikan artikel utama yang akan mengulas perkembangan
teknologi dan Buddha Dhamma dan juga akan kita lengkapi dengan
berbagai rubrik menarik lainnya.
Semoga dengan rubrik-rubrik yang telah kami sajikan, kami
dapat memberikan manfaat bagi pembaca Eka-citta edisi XXXIX.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan Ekacitta. Akhir kata, kami segenap tim Eka-citta mohon maaf jika
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam kata ataupun dalam
penyajian informasi. Diharapkan ada saran dan kritik sehingga dapat
membawa Eka-citta berkembang menjadi buletin yang lebih baik.
Salam hangat,
Redaksi
Daftar Isi
Salam Redaksi
Daftar Isi
Cover Issue
Untaian Dhamma
Info:
Gadget dan Pembabaran Dhamma
Dampak Perkembangan Teknologi
Profil
Profil DP
Serba - Serbi:
Fakta Unik Seputar Teknologi
Resensi
Liputan:
LPDS Kamadhis UGM
GKM Kamadhis UGM
Dhammapada Atthakatha
Kontak Dhamma
PonoKamad
Buddhist Quote
1
2
3
7
13
17
19
23
25
28
31
36
39
41
42
43
EKA-CITTA
PELINDUNG Prof. Ir. DWIKORITA KARNAWATI, M.Sc., Ph.D.
PEMBINA Dr. Dr. Ir. EFFENDIE TANUMIHARDJA, S.U., MM
PENANGGUNG JAWAB RICKY WINATA
PIMPINAN UMUM MICHAEL TAN
SEKRETARIS MEILIANA
REDAKSI NOVIA RISA; DEWI KARINA; FRENDY TANOTO
YOGA; LEONARDO WIGEN; SUYUDI KHOMARUDIN
EDITOR SANDRA IRNA; ALFRIN; VITY
TATA LETAK RYAN KURNIA; FELICIA CHANDRA; SANDY
KANG
IKLAN DAN PEMASARAN RENDY KURNIA; MEGA SAKTI
KEMILAU; SHILVY CANDRA
Cover Issue
MODERNISASI TEKNOLOGI INFORMASI
Suyudi Khomarudin
Perkembangan zaman telah membawa banyak perubahan
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perkembangan ini
kemudian diistilahkan dengan modernisasi. Secara sederhana,
modernisasi dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari caracara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Modernisasi kemudian
berdampak pada perubahan sosial yang lebih terarah dan terencana.
Di Indonesia, bentuk-bentuk modernisasi banyak kita jumpai
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya dalam
bidang teknologi. Teknologi berkembang dengan pesat untuk
memudahkan aktivitas manusia. Melalui kemajuan teknologi,
kehidupan manusia dituntut untuk serba cepat dan efektif sehingga
kemajuan teknologi saat ini telah menjadi kebutuhan primer manusia.
Kemudian, kondisi seperti ini berdampak pada pola-pola perilaku
baru, baik positif maupun negatif, yang terwujud pada kehidupan
masyarakat modern. Oleh karena itu, perkembangan teknologi ini
perlu disikapi secara arif dan bijak agar tindakan manusia senantiasa
selaras dalam hubungannya dengan manusia lain dan lingkungan.
Agama Buddha dan Teknologi Informasi
“Doktrin Buddha Dhamma yang ada dewasa ini tidak
terpengaruh oleh perjalanan waktu dan perkembangan ilmu
pengetahuan, dan masih tetap seperti ketika petama kali Ia
ucapkan. Tidak peduli seberapa jauh pengetahuan ilmiah
dapat memperluas cakrawala mental seseorang, di dalam
kerangka kerja Dhamma terdapatlah ruang untuk
penerimaan dan asimilasi terhadap penemuan yang lebih
jauh/baru. Ia tidak bergantung kepada konsep–konsep
terbatas dari pikiran–pikiran yang primitif/kuno juga tidak
pada kekuatan pikiran yang negatif,” (Francis Story dalam
Sri Dhammananda, 1992: 9).
Kutipan tersebut memberikan gambaran bahwa Dhamma
tidak pernah menutup diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
saat ini apabila digunakan dengan tepat maka dapat memberikan
kesempatan kepada setiap individu untuk mempelajari hal-hal baru.
Akan tetapi, banyak penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Contohnya dalam
penggunaan teknologi informasi yang dapat mempermudah
penyebaran agama. Namun, di sisi lain dengan adanya teknologi
informasi juga memudahkan seseorang untuk melakukan dan
mengakses hal-hal negatif, seperti penipuan melalui media sosial,
pornografi, dan lain-lain.
“Dari ketiga jenis kamma ini, petapa, yang dianalisis dan
dibedakan demikian, Aku menggambarkan kamma
pikiran sebagai paling tercela untuk pelaksanaan kamma
buruk, dan tidak demikian besarnya kamma jasmani
atau kamma ucapan,” (Lanny Anggawati & Wena
Cintiawati, 2006: 983).
Seperti yang disampaikan oleh Buddha dalam Upali Sutta,
segala sesuatu dimulai dari pikiran. Pikiran kita harus dapat dikuasai
dengan baik agar setiap keputusan yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan Dhamma. Pikiran yang tidak dikendalikan
dengan baik akan menjerumuskan individu kepada hawa nafsu.
Hawa nafsu yang dimaksud ada dalam bentuk nafsu seksual,
nafsu ingin mencelakai orang lain, atau nafsu untuk membuat
seseorang rugi.
4
Eka-citta edisi XXXIX
Agama Buddha merupakan agama yang menekankan pada
Ehipassiko, “datang, lihat, dan buktikan sendiri”. Ehipassiko adalah
cara kita sebagai umat Buddha untuk harus dapat mencari tahu
tentang hal baru sebelum menerimanya. Dalam sebuah diskusi yang
membahas tentang Buddhism and Technology dikatakan bahwa:
“Buddhism if it's pointing to anything, it's pointing to this
ongoing process of investigating life and investigating
the world and my relationship to the world and continuing
to see through those things, those resistances and those ways
I struggle with reality itself instead of actually being in
harmony with the way things are, the way things are actually
happening” (Vincent, 2013: 3).
Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa agama Buddha
mengajarkan kita untuk tidak percaya pada suatu hal tanpa
menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu. Segala sesuatu
merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang patut untuk
diselidiki, termasuk juga teknologi informasi. Seiring dengan
perkembangan teknologi, informasi dapat kita peroleh dengan
mudah. Akan tetapi, sebaiknya informasi tersebut tidak kita terima
secara langsung, melainkan harus kita selidiki terlebih dahulu
kebenarannya.
Fakta Buddhis
Tahukah kamu bahwa Sang Buddha merupakan
makhluk hidup ter-aktif di dunia? Sang Buddha
tidak pernah tidur dan hanya beristirahat 1 jam
saja dalam satu hari selama 45 tahun
pembabaran Dhamma Agung-Nya.
Cover Issue
5
Penyelidikan terhadap informasi-informasi yang kita peroleh
haruslah didasari dengan kebijaksanaan. Kebijaksanaan
mengarahkan pada penggunaan teknologi hanya sebagai sarana,
bukan sebagai yang utama. Teknologi perlu diwaspadai dalam
pemanfaatannya karena ketika kita telah melekat dengan teknologi,
kita akan sangat bergantung dengan teknologi. Dalam paradigma
Buddhis, awal dari penderitaan didasari dengan keinginan nafsu
dan kemelekatan . Ketika seseorang menjadi "pemuja” teknologi,
hal tersebut akan menambah penderitaan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan harus menjadi fondasi dalam penggunaan teknologi
informasi. Bijaksana yang dimaksud bahwa manusia harus
mempertimbangkan dengan matang dampak pengunaan teknologi
informasi.
Sumber:
Liliana, E. 2015. Tantangan Agama Buddha di Era Teknologi
Informasi. Bimas Buddha Kementrian Agama Republik
Indonesia.
Anonim. 2013. Pengertian Modernisasi.
http://www.pengertianahli.com /2013/08/pengertianmodernisasi.html#_. Diakses tanggal 24 Mei 2015.
6
Eka-citta edisi XXXIX
Untaian Dhamma
RELEVANSI ANTARA BUDDHA DHAMMA DAN
TEKNOLOGI
Henri Widiyanto
Ribuan tahun telah berlalu, tepatnya 2559 tahun sejak Sang
Buddha parinibbana di Kusinara, India. Hanya sekitar 30-50 generasi
manusia yang berlalu, tetapi lompatan teknologi telah berkali-kali
lipat dari itu. Sekadar informasi, rentang satu generasi manusia
adalah sekitar 50-100 tahun. Sejak zaman Sang Buddha yang belum
ada listrik hingga abad 21 sekarang yang semuanya serba canggih,
teknologi telah berkembang begitu pesat.
Mungkin di antara kita, ada yang telah bertanya-tanya.
Bagaimana seharusnya sikap seorang Buddhis dalam menyikapi
segala perkembangan teknologi yang begitu pesat di dunia?
Bagaimana relevansi antara ajaran Buddha dengan teknologi? Sang
Buddha pernah bersabda, "Bila orang bodoh menyadari
kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana. Tetapi, orang
bodoh yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah
yang disebut orang bodoh." (Dhammapada V, 4). Kutipan sabda Sang
Buddha pada Dhammapada di atas dihadirkan dalam maksud untuk
menjawab semua pertanyaan yang mungkin timbul. Tentu saja, sikap
kita sebagai seorang Buddhis adalah tetap mengikuti perkembangan
yang ada, tetapi dengan catatan kita “menyadari” kebodohan dan
kemelekatan diri kita terhadap teknologi. Sederhananya, kita bebas
untuk terus belajar hal-hal baru, meningkatkan kompetensi dan
kemampuan kita sejalan dengan perkembangan teknologi, tetapi
dengan tetap sadar akan kebutuhan kita yang sesungguhnya, sadar
bahwa segala teknologi yang ada tidaklah lebih dari sekadar
penunjang dan alat untuk mempermudah pekerjaan kita, bukan
sebagai sesuatu yang kita tidak dapat hidup tanpa alat teknologi
tersebut.
Sang Buddha menjelaskan bahwa tiap manusia berhak untuk
menentukan jalan hidupnya sendiri, sesuai dengan sabda Sang
Buddha yang sangat terkenal yaitu Ehipassiko, datang dan lihatlah.
Demikianlah yang seharusnya kita lakukan sekarang. Kenali,
analisis, dan pertimbangkan segala sisi positif dan negatif dari
perkembangan teknologi. Disamping itu, perlu juga dipertimbangkan
ada tidaknya manfaat bagi kita serta tidak merugikan orang lain. Jika
bermanfaat dan tidak merugikan orang lain, maka hal itu positif untuk
kita pakai, demikian pula sebaliknya.
Semua keputusan ada di tangan kita dalam menentukan
apakah sebuah teknologi akan diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Mari kita ambil contoh sederhananya saja, teknologi canggih
saat ini, smartphone. Hari gini, siapa yang tidak memiliki ponsel
pintar? Hampir semua orang khususnya anak muda memiliki ponsel
pintar. Lantas, apakah hal tersebut merupakan hal yang kurang baik?
Jawabannya adalah masih terlalu dini untuk menentukan, tergantung
pada kondisi dan pemakaian dari ponsel itu sendiri. Jika seseorang
memiliki ponsel pintar untuk mempermudah komunikasi dan
koordinasi dirinya dengan keluarga, teman, maupun timnya, hal itu
tentunya positif. Akan tetapi, apabila seseorang memiliki ponsel
pintar dan hanya digunakan untuk bermain games dan chatting
seharian, tentunya hal itu sudah merupakan suatu kemelekatan,
kecanduan terhadap hal-hal duniawi.
8
Eka-citta edisi XXXIX
Betapa ironisnya jika kita melihat dunia saat ini ketika
hubungan interpersonal antarmanusia secara perlahan-lahan terus
memburuk, baik dalam frekuensi, intensitas, maupun artikulasi
afeksinya. Berkurang dalam frekuensi, maksudnya kebanyakan
manusia saat ini jarang, dan berkurang jumlah pertemuan maupun
interaksi dengan manusia lainnya. Dikatakan berkurang dalam
intensitas, maksudnya kebanyakan manusia saat ini, kalaupun
berinteraksi dengan manusia lainnya, hubungannya hanya dalam
waktu yang cukup singkat, mungkin hanya untuk sekadar menyapa.
Terakhir, dikatakan berkurang dalam afeksi, maksudnya interaksi
manusia yang pure atau murni karena perasaan saling membutuhkan,
cinta kasih, saling peduli, dan kasih sayang saat ini terus menerus
berkurang. Sebaliknya, hubungan yang terjadi saat ini bagaikan
mesin dan robot, begitu emotionless. Semuanya berjalan dan berdiri
di atas kepentingan bisnis dan keuntungan pribadi semata.
Relevansi
Pada bagian sebelumnya, kita telah membahas bagaimana
seorang Buddhis seharusnya menyikapi perkembangan teknologi
saat ini. Kesimpulan yang bisa kita peroleh, jalani apa yang
membawa manfaat positif bagimu dan tidak merugikan orang
lain.Tetap sadari bahwa teknologi itu ada sebagai alat utuk
mempermudah pekerjaan kita, bukan sebagai suatu kemelekatan
yang tanpanya kita tidak dapat hidup. Sang Buddha menyatakan
bahwa tidak pernah ada yang salah dengan ilmu pengetahuan,
semuanya netral. Baik atau buruk itu timbul karena perspektif
manusia awam itu sendiri. Demikianlah teknologi yang terus
berkembang dengan pesat hingga hari ini, tidak pernah ada yang salah
dengan hal tersebut. Teknologi itu netral dan sekarang hanya tinggal
bagaimana kita dalam menyikapi perkembangan tersebut, antara kita
pergunakan hal yang baik atau sebaliknya.
Untaian Dhamma
9
Poin kedua untuk ulasan kita kali ini, yaitu relevansi,
hubungan dan keterkaitan antara ajaran Buddha dengan teknologi itu
sendiri. Nah, tentunya kita semua mengetahui bahwa agama Buddha
merupakan salah satu dari agama-agama yang dijunjung dan
dianggap sejalan dengan perkembangan teknologi. Semua hal yang
Sang Buddha kemukakan 2500 tahun yang lalu terbukti sangat
relevan dan ilmiah. Salah satu contoh sederhananya adalah:
“Lebih awal atau lebih lambat, ada suatu waktu,
sesudah masa waktu yang sangat panjang sekali,
alam semesta menciut.
Tetapi lebih awal atau lebih lambat,
sesudah masa yang lama sekali,
alam semesta mulai mengembang lagi.”
( Digha Nikaya III : 84)
Hal itu juga dapat dilihat dalam Anguttara Nikaya I : 227
tentang sabda Sang Buddha mengenai sistem tata surya, revolusi
planet dan bintang, serta galaksi luar angkasa yang jumlahnya begitu
banyak. Sungguh luar biasa dimana dalam 2500 tahun yang lalu,
tanpa teleskop ataupun teori-teori fisika, Sang Buddha telah berbicara
tentang suatu hal yang luar biasa jauh jangkauannya dan terbukti
akurat setelah para ahli memastikan hal tersebut dengan bantuan
teknologi. Para ilmuwan barat seperti Albert Einstein dan Niels Bohr,
misalnya. Mereka tidak segan-segan menyebut agama Buddha
sebagai suatu ajaran yang melebihi tingkat “agama” itu sendiri.
Agama Buddha telah dianggap sebagai suatu pedoman, way of life.
Ajaran Buddha adalah satu-satunya ajaran yang mampu bertahan
mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, baik dari sisi ilmiah,
psikologis, maupun spiritual. Tentunya hal tersebut, bagi kita sebagai
umat Buddhis, bukanlah suatu hal yang aneh lagi. Mengapa? Jelas,
karena Sang Buddha merupakan Yang Tercerahkan, Yang
Mengetahui Segenap Alam (Lokavidu). Tidak ada yang tidak
diketahui oleh seorang Buddha, apabila diri-Nya berkehendak untuk
mengetahui tentang hal tersebut.
10
Eka-citta edisi XXXIX
Kini jelaslah sudah bahwa antara perkembangan teknologi
yang kian pesat pada zaman sekarang dan ajaran Buddha memiliki
keterikatan maupun relevansi yang sangat kuat. Bukan saja karena
sebagian dari keajaiban teknologi maupun fakta ilmiah yang ada
sekarang telah dikemukakan oleh Buddha ribuan tahun lalu, melainkan
juga karena kita merupakan umat Buddhis itu sendiri. Buddha
menganjurkan kita untuk selalu sadar akan keterbatasan, akan
kebodohan kita sendiri. Makna dari anjuran ini sungguh sangat luas,
bahwa Sang Buddha sesungguhnya telah mengetahui tentang masa
depan, masa saat ini, dan untuk dapat terus bertahan, seseorang
haruslah beradaptasi. Sang Buddha bersabda bahwa tidak ada yang
salah dengan ilmu pengetahuan, bahkan ilmu itu sendiri cenderung
bersifat positif, adalah baik bagi kita untuk terus belajar dan
mengadopsi ilmu-ilmu baru dalam hidup kita selama hal tersebut
memang bermanfaat dan tidak merugikan bagi diri kita sendiri maupun
orang lain.
Anjuran Sang Buddha sangatlah relevan pada zaman sekarang,
di saat kehidupan sebagai seeorang petapa maupunupasaka-upasika
(garavasa) persis seperti pada zaman Buddha dulu tampaknya agak
sulit diaplikasikan pada zaman sekarang. Bukan berarti mustahil, tetapi
di tengah-tengah perkembangan pesat seperti sekarang ini, apabila kita
terus menutup diri dan ingin tetap konservatif terhadap nilai-nilai
tradisional zaman dahulu, tentunya bukan sesuatu yang baik. Buddha
tidak melarang kita untuk mengikuti perkembangan yang ada. Buddha
tidak pernah melarang apapun. Buddha hanya menganjurkan dan
menunjukkan jalan yang benar. Kitalah yang akan berjalan dan
menapaki jalan tersebut. Sama halnya dengan perkembangan teknologi
saat ini. Bahwa adanya laptop, smartphone, internet, dan lain-lain
bukanlah sesuatu yang pantang kita sentuh. Justru kita harus mampu
untuk menggunakan hal tersebut, menggunakannya untuk
meningkatkan kualitas diri kita dan orang lain, di samping untuk
mempermudah pekerjaan kita. Teknologi yang ada tidak akan
menghambat perkembangan spiritual kita, tidak akan menghalangi
perjuangan kita menuju Pembebasan Sejati, asalkan penggunaan dari
teknologi itu sendiri kita sadari dengan jelas tujuannya dan kita tidak
melekat dan terikat padanya.
Untaian Dhamma
11
Relevansi antara Buddha Dhamma dan teknologi ini
sesungguhnya merupakan suatu topik lama yang telah banyak diulas.
Baik oleh para Bhikkhu, para ilmuwan, maupun orang-orang awam.
Para ahli barat yang bahkan tidak beragama Buddha juga mengakui
bahwa ajaran Buddha merupakan ajaran yang penuh kebenaran, yang
dalam arti, sangat selaras dan ilmiah dengan sains. Tentunya kita
sebagai umat Buddha itu sendiri harus lebih yakin lagi terhadap ajaran
Sang Guru kita, Buddha Sakyamuni. Hapuslah keraguan yang ada di
dalam hati, teguhkan keyakinan serta tekad kita untuk terus berusaha
mengikis kilesa demi mencapai Nibbana suatu saat nanti.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta,
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
12
Eka-citta edisi XXXIX
Info
GADGET DAN PEMBABARAN DHAMMA
Leonardo Wigen
Secara sederhana, gadget merupakan sebuah sebutan dalam
bahasa Inggris yang berarti suatu perangkat elektronik kecil dengan
fungsi khusus. Hal utama yang membedakan gadget dengan
perangkat elektronik lainnnya adalah unsur “pembaharuan”. Intinya,
gagdet adalah perangkat elektronik yang selalu muncul dengan halhal baru, yang membuatnya lebih canggih dan membuat kehidupan
manusia menjadi lebih praktis. Contoh perangkat elektronik yang
dapat disebut gadget adalah handphone atau telepon pintar.
Sedangkan telepon rumah bukanlah sebuah gadget, melainkan
sebuah perangkat elektronik.
Berdasarkan pengertiannya, pembahasan mengenai gadget
tentu tidak akan ada habisnya karena gadget selalu memperbaharui
dirinya. Namun, segala sesuatu pastilah memiliki awal. Lalu, apa
yang menjadi awal mula dari suatu perangkat yang terus tumbuh itu?
?
Nathan Stubblefield
dengan telepon selularnya
Berbicara tentang awal dari suatu hal yang baru, tentu kita juga
akan berbicara mengenai penemu atau pencetus pertama hal tersebut.
Uniknya, penemu gadget pertama bukanlah seorang ahli teknologi,
melainkan seorang petani melon yang jenius, Nathan Stubblefield.
Jika dilihat dari segi desain dan ukuran, ponsel pertama di dunia ini
memang berbeda jauh dengan ponsel masa kini yang cukup kecil
untuk menyelinap di saku dan dapat menghubungi hampir ke segala
tempat di dunia. Akan tetapi, dari sinilah telepon tanpa kabel bermula
dan dunia pun menjuluki Nathan Stubblefield sebagai “Father of The
Modern Mobile Phone” (Bapak Teknologi Telepon Seluler).
Kemudian, dari penemuan Nathan Stubblefield inilah
teknologi telepon seluler terus dikembangkan. Hal ini dimulai dari
telepon seluler generasi 0 (nol) yang merupakan teknologi
komunikasi satu arah. Sekarang, perkembangan ini berlanjut sampai
dengan generasi keempat (4G) yang telah mengintegrasikan berbagai
fitur dan teknologi canggih seperti wireless LAN, CDMA, internet,
dan lain sebagainya.
Perkembangan gadget ini tentunya juga terus mengikuti
perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks,
terutama di bidang komunikasi. Perkembangan ini berawal dari
komunikasi yang tidak terlalu rumit dan kompleks karena hanya
terbatas pada komunikasi kepada orang-orang yang dekat saja,
sampai sekarang ketika komunikasi sudah tidak mengenal batas jarak
dan waktu. Kebutuhan masyarakat akan teknologi komunikasi terus
meningkat, yang kemudian mendorong berbagai inovasi dan
perkembangan gadget.
14
Eka-citta edisi XXXIX
Hal ini tentu saja membawa perubahan yang cukup besar dalam
kehidupan manusia. Salah satu aspek yang cukup terpengaruh dari
adanya perkembangan gadget ini adalah pembabaran Dhamma.
Pembabaran Dhamma pada awal berkembangnya agama Buddha
hanya dilakukan melalui mulut ke mulut, melalui suatu pertemuan
langsung antara pembabar Dhamma dengan yang mendengarkan.
Beginilah kemudian agama Buddha tersebar ke seluruh dunia dan terus
berkembang.
Namun, saat ini pembabaran Dhamma tidak terbatas pada
tempat dan waktu lagi. Dhamma dapat dibabarkan di setiap tempat dan
“kapan saja”. Namun, perlu juga diingat bahwa mendengarkan
Dhamma juga harus dilakukan pada saat yang tepat, dan ini merupakan
salah satu kamma baik, sehingga kata-kata “kapan saja” di sini haruslah
diartikan secara tepat. Yang ingin ditekankan di sini sesungguhnya
adalah pembabaran Dhamma tidak lagi terhalangi oleh waktu.
Misalnya, seorang yang tidak sempat mendengarkan Dhamma di
vihara, dapat mendengarkan Dhamma secara online. Tentu, banyak
sekali situs yang dapat dikunjungi untuk menambah pengetahuan
Dhamma.
Bahkan, pada suatu ketika penulis pernah mendapati seorang
Bhikku Sangha yang ternyata memiliki sebuah gadget, Blackberry. Hal
ini menjadi bukti bahwa Bhikku Sangha pun menggunakan
perkembangan teknologi gadget yang ada demi pembabaran Dhamma
yang lebih baik dengan tepat. Bhikku Sangha tersebut menjelaskan
bahwa gadget tersebut tidak hanya ia gunakan untuk berkomunikasi
dengan umat, tetapi juga sebagai penunjuk waktu.
Fakta Buddhis
Tahukah kamu bahwa Pangeran Siddharta akan menjadi
seorang Buddha telah diramalkan oleh Petapa Asita dan
Brahmana muda bernama Kondanna? Tetapi, Petapa
Asita menambahkan bahwa Pangeran Siddharta juga
mungkin saja akan menjadi seorang Raja Dunia.
Info
15
Perlu diingat bahwa selama seorang Bhikku Sangha tidak
melekat dan tidak terbuai oleh keduniawian seperti gadget, dan hal
tersebut tidak ia gunakan untuk hal-hal yang dilarang seperti
mendengarkan lagu dan lain sebagainya, maka hal ini tidaklah
bertentangan dengan vinaya. Agama Buddha selalu mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala
perubahan yang dibawanya. Namun, perlu untuk terus dihayati bahwa
dalam agama Buddha dikenal dengan namanya “Ehipassiko”, yang
pada intinya mengajarkan bahwa kita harus selalu membuktikan
terlebih dahulu. Apabila hal tersebut memang sesuatu yang baik dan
bermanfaat, hal tersebut bukanlah sebuah masalah. Agama Buddha
selalu mengajarkan umatnya untuk tidak selalu percaya dan menerima
mentah-mentah segala sesuatu yang diberikan kepadanya, tetapi harus
dapat menguji terlebih dahulu kebaikan yang diberikan.
Oleh karena itu, perkembangan gadget dan pembabaran
Dhamma terus berkembang dan harus berjalan beriringan. Apabila
perkembangan gadget ditujukan bagi kehidupan manusia yang lebih
baik, perkembangan itu dapat pula diterapkan guna mewujudkan suatu
pembabaran Dhamma yang lebih baik. Hal tersebut bukan mengenai
hal substansi dari Dhamma, melainkan pembabarannya.
16
Eka-citta edisi XXXIX
Info
DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Leonardo Wigen
Semua orang pasti menyadari dampak-dampak positif maupun
negatif yang disebabkan oleh perkembangan teknologi, apalagi di
zaman yang serba canggih sekarang ini. Namun, sadarkah kita bahwa
kita sendirilah yang menciptakan dampak tersebut?
Teknologi, apabila digunakan dengan arif dan bijaksana,
akan membawa pengaruh yang positif pula sebagaimana tujuan awal
manusia yang mengembangkan dan menciptakan teknologi itu
sendiri. Namun, ketika teknologi tersebut disalahgunakan, timbulah
berbagai dampak negatif, misalnya seperti niat Alfred Noble yang
menemukan dinamit. Apakah ketika ia menemukan dinamit tersebut,
ia memang berniat agar temuannya itu digunakan untuk mencelakai
orang?
Manusia sejak awal selalu dilatih untuk menggunakan otak
kirinya hanya untuk merasakansehingga kita sering lupa bahwa yang
menjadi permasalahan kita sebagai manusia adalah usaha mencapai
kebahagiaan. Oleh karena itu, lobha (keserakahan), dosa (kebencian),
dan moha (kebodohan batin) terus menjadi momok yang menakutkan
bagi semua orang. Alhasil, perkembangan teknologi yang baik
tersebut disalahgunakan dan pada gilirannya mulai bermunculanlah
semua “efek samping” dari kebaikan teknologi itu.
?
Dengan demikian, manusia menjadi sangat mudah
terpancing untuk selalu mengejar keduniawian, sehingga tidak heran
ketika kemudian kita menjadi arogan, egois, dan haus akan
kekuasaan. Sebagai contoh, perkembangan teknologi di bidang
militer, dimana berbagai negara berlomba-lomba untuk
mengembangkan kekuatan militernya. Teknologi tersebut bukan
lagisemata-mata ditujukan untuk menjaga perdamaian, tetapi justru
menjadi ajang “pamer” kekuasaan dan kekuatan.
Maka dari itu, yang penting untuk diketahui dan terus
diingat bahwa pada dasarnya tidak ada dampak negatif dari suatu
perkembangan teknologi. Yang ada hanyalah dampak yang
diciptakan manusia terhadap perkembangan teknologi tersebut. Oleh
karena itu, berhentilah menyalahkan perkembangan teknologi,
karena teknologi dan orang yang menciptakan atau menemukannya
tidak salah. Lihat kembali kepada diri sendiri, apakah kita sudah
benar memanfaatkannya? Jika belum, maka pada dasarnya kita
manusia masih mempunyai banyak PR untuk mencapai kebahagiaan
sejati dan terbebas dari penderitaan.
18
Eka-citta edisi XXXIX
Pro l
PROFIL
diwawancarai oleh: Michael Tan
Nama Lengkap
Edy Masran
Tempat Tanggal Lahir
Tarakan, 24 Februari 1971
Kewarganegaraan
Indonesia
Jenis Kelamin
Laki - laki
Agama
Buddha
Pada tahun ini, Kamadhis UGM telah memasuki usianya yang
ke-25 tahun. Hal ini tentu tidak luput dari perjuangan para alumni
terdahulu yang telah mendirikan dan membawa Kamadhis UGM
hingga menjadi seperti saat ini. Pada edisi Eka-citta kali ini, kami
akan mewawancarai salah seorang pendiri Kamadhis UGM, saudara
Edy Masran.
Saudara Edy Masran lahir di Tarakan, Kalimantan Utara dan
dibesarkan di Nunukan. Beliau menempuh pendidikan tinggi di
UGM pada tahun 1990, dengan mengambil program studi D3 Teknik.
Saudara Edy Masran yang biasa disapa Ko Edy ini pernah menjabat
sebagai ketua Kamadhis UGM yang kedua pada periode 1992-1993
dan juga sebagai Ketua Umum Vihara Vidyasena pada periode 1992.
Berikut wawancara tim Eka-citta dengan saudara Edy Masran.
Menurut sumber yang kami peroleh, Ko Edy merupakan salah
satu pendiri Kamadhis UGM. Apakah hal tersebut benar?
Benar. Saya membentuk Kamadhis UGM bersama teman-teman,
yaitu Hartono, Herdi, dan Rudi Ananda. Pada saat itu yang terpilih
jadi Ketua Umum Kamadhis UGM yang pertama adalah Hartono.
Saya sendiri menjabat sebagai Ketua Umum Kamadhis UGM yang
kedua.
Apa latar belakang terbentuknya Kamadhis UGM?
Pembentukan Kamadhis UGM pada awalnya sebenarnya adalah
untuk penjaringan mahasiswa Buddhis pada saat penerimaan
mahasiswa baru UGM. Kemudian terus berkembang hingga menjadi
seperti sekarang ini.
Berbicara mengenai perancangan logo Kamadhis UGM?
Saya yang merancang logo Kamadhis UGM. Pada awalnya logo
Kamadhis memiliki kemiripan dengan teratai pada logo UGM. Akan
tetapi setelah diketahui bahwa tidak boleh mengambil ciri-ciri logo
UGM, maka logonya diganti seperti yang sekarang. Namun pada saat
pergantian logo tersebut, sudah bukan pada periode kepemimpinan
saya.
Apakah terdapat kendala pada masa awal terbentuknya
Kamadhis UGM?
Kendala Kamadhis UGM pada awalnya adalah terjadinya gesekan
antar sektarian soal ritual. Karena terdapat perbedaan ritual masingmasing sektarian. Akhirnya menimbulkan persaingan antar sektarian.
Selain itu, masalah yang lain adalah kurangnya pendanaan.
Apa solusi terhadap masalah tersebut?
Solusi yang diambil untuk kedua kendala tersebut adalah dibuat
kajian bersama. Itu merupakan program kerja pertama Kamadhis
UGM. Kajian tersebut dilaksanakan lesehan tanpa biaya di Balairung
UGM, sehingga dapat mengatasi masalah dana. Pada kajian tersebut,
dibahas berbagai hal, mengenai masalah sosial, politik, dan
sebagainya. Manfaat dari kajian tersebut adalah dapat
mempersatukan anggota Kamadhis tanpa melihat perbedaan
sektarian, karena isu-isu yang dibahas tidak berkenaan dengan hal
yang berhubungan dengan perbedaan antar sektarian.
20
Eka-citta edisi XXXIX
Fakta Buddhis
Tahukah kamu bahwa Sariputta
merupakan yang kedua setelah Sang
Buddha dalam hal Kebijaksanaan
sedangkan Moggallana merupakana
yang kedua setelah Sang Buddha
dalam hal Kemampuan Batin
(Abhinna).
Berbicara mengenai program kerja, adakah program kerja yang
gagal?
Program kerja yang gagal adalah meditasi. Karena pada masa itu,
meditasi masih dianggap suatu hal yang awam dan menyeramkan,
bahkan bagi umat Buddhis sendiri. Sehingga program meditasi tidak
dapat terlaksana dengan baik
.
Berapa jumlah anggota Kamadhis UGM pada saat itu?
Anggota Kamadhis UGM pada saat itu sekitar 50-an anggota.
Sedangkan yang aktif hanya sekitar 15 anggota.
Adakah kejadian yang menarik ketika Ko Edy menjabat sebagai
Ketua Umum Kamadhis UGM?
Pada masa Orde Baru, Buddhis sangat takut politik. Setiap kali
mengajak pengurus Kamadhis UGM yang lain mengikuti rapat BEM
KM UGM, tidak ada yang berani. Sehingga setiap kali rapat BEM KM
UGM yang mewakili Kamadhis UGM hanya saya. Padahal pada saat
itu, UGM adalah satu-satunya universitas di Indonesia yang dimanja,
diperbolehkan untuk melakukan gerakan mahasiswa, demonstrasi, dan
mengadakan Pemilu melalui buletin Balairung. Akan tetapi, temanteman yang lain tetap tidak berani.
Profil
21
Apa harapan Ko Edy untuk generasi Kamadhis UGM yang
sekarang dan selanjutnya?
Saya berharap generasi Kamadhis dapat belajar kebijaksanaan dari
Buddhis dan mengaplikasikan hal tersebut ke dunia nyata. Tantangan
kita saat ini tidak hanya menjadi orang baik, tapi bagaimana kita bisa
mewarnai lingkungan kita menjadi lebih baik, salah satu contohnya
adalah melalui dunia politik. Dunia politik menentukan masa depan
bangsa, sehingga Buddhis juga harus turut eksis dalam politik. Apabila
tidak turut terjun langsung ke dalam dunia politik, setidaknya bisa turut
berpartisipasi dalam memilih wakil rakyat yang dapat membenahi
bangsa.
Dari wawancara tersebut, dapat dilihat semangat perjuangan
saudara Edy Masran bersama teman-temannya dalam mendirikan
Kamadhis UGM dan mempersatukan mahasiswa Buddhis di UGM
tanpa membeda-bedakan antar sektarian. Semoga semangat beliau
dapat diteladani oleh generasi-generasi penerus selanjutnya sehingga
dapat membawa Kamadhis UGM menjadi lebih baik lagi.
22
Eka-citta edisi XXXIX
Pro l DP
Haloo semuaaa
Kami dari dewan pengurus
memperkenalkan diri,
Kamadhis
UGM
Ketua Umum
Nama
: Ricky Winata
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 29 Mei 1995
Alamat di Yogyakarta : Pogung Lor RT 6 RW
46 no. 636
Program Studi
: Teknik Elektro (2013)
Sekretaris Umum
Nama
: Vincent Wijaya
Tempat, tanggal lahir : Sibolga, 24 Agustus 1995
Alamat di Yogyakarta : Jalan Welang 70 A, Gg.
Karang Gayam
Program Studi
: Teknik Sipil (2013)
Bendahara Umum
Nama
: Cindy Putri
Tempat, tanggal lahir : Pontianak, 6 Januari 1996
Alamat di Yogyakarta : Jln. Kaliurang KM 4,5
Komplek Swakarya no. 8A
Program Studi
: Ilmu Hukum (2013)
2015
ingin
Ketua Bidang Dhamma dan Pendidikan
Nama
: Shawn Kelvin
Tempat, tanggal lahir : Bengkulu, 23 April 1995
Alamat di Yogyakarta : Jln. Weling no. 64, Gg.
Karanggayam
Program Studi
: Farmasi (2013)
Ketua Bidang Sosial dan Pengabdian
Masyarakat
Nama
: Shinta Yuwono
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 28 Februari
1996
Alamat di Yogyakarta : Jln. Kaliurang Km 5, Gg.
Karangwuni B2
Program Studi
: Teknologi Pangan dan
Hasil Pertanian (2013)
Selain kami berlima, masih ada satu rekan kami yang bertugas untuk
mengurus Eka-citta yaitu
Nama
: Michael Tan
Tempat, tanggal lahir : Batam, 25 Desember
1995
Alamat di Yogyakarta : Pandega Marta D1
Program Studi
: Farmasi (2013)
Sekian perkenalan dari kami dan terima kasih atas kepercayaan yang
telah diberikan, kami akan berusaha untuk mengemban visi dan misi
kami untuk membawa Kamadhis menjadi lebih baik
24
Eka-citta edisi XXXIX
Serba - Serbi
FAKTA UNIK SEPUTAR TEKNOLOGI
Dewi Karina
Tahukah anda???
1. Nama Google diambil dari kata
Googol yang pernah diucapkan oleh 2
orang anak perempuan bernama Milton
Sirotta dan Edwin Sirotta ketika
mereka sedang bermain-main
2. Filipina dijuluki dengan Negara
SMS di dunia karena sebanyak 1.4
miliar SMS terkirim setiap harinya.
3. Perangkat mobile terkuat di dunia
berdasarkan catatan Guiness World
Records adalah Sonim XP3300 Force
yang mampu bertahan hidup walaupun
ditenggelamkan di dalam air dengan
kedalaman 25 meter tanpa mengalami
kerusakan.
4. Nokia awalnya adalah perusahaan
pembuat kertas yang kemudian terus
berganti fokus, mulai dari
memproduksi kertas, karet, kawat
telegram sampai akhirnya perangkat
elektronik.
!
5.
Asal usul apel di logo Apple
adalah pada awalnya perusahaan Steve
Jobs ini menggunakan logo bergambar
Isaac Newton yang sedang duduk di
bawah pohon apel. Namun, kemudian
diubah menjadi buah apel yang tergigit.
Konon gigitan tersebut terinspirasi dari
Alan Turning, bapak komputer modern
yang mengakhiri hidupnya dengan
memakan apel yang mengandung
sianida.
6.
Webserver pertama didunia
adalah komputer NeXT yang digunakan
oleh tim Berners-Lee. Kini, komputer itu
dipamerkan dalam sebuah lemari kaca di
CERN,Jenewa, Swiss.
7.
Laptop yang pertama kali
digunakan adalah Grid Compass yang
hanya mampu dibeli oleh NASA dan
angkatan bersenjata Amerika Serikat.
8.
Bagaimana menyebut @ ? Orang
Indonesia menyebutnya “et” atau “ a
keong”. Di Cina namanya “tikus kecil”.
Di Swedia dan Denmark namanya
“belalai gajah”. Di Jerman “ spider
monkey”. Di Italia “keong” dan di Israel
menyebutnya “strudel”.
26
Eka-citta edisi XXXIX
9.
Ikon save dalam aplikasi
Microsoft Word merupakan gambar
sebuah disket. Namun,
dibandingkan dengan disket
sungguhan, ternyata gambar
tersebut memiliki posisi terbalik.
10. “Folder terlarang” dalam sistem operasi Windows. Pengguna
tidak akan pernah bisa membuat folder atau file dengan nama Con.
Apa sebabnya? Nama tersebut konon dikunci oleh Windows sebagai
nama sebuah device.
Sumber :
Sultan, T.J. 2013. Fakta Unik Seputar Teknologi Informasi. http://trijun-sultan.blogspot.com/2013/03/fakta-unik-seputar-teknologiinformasi.html?m=1. Diakses tanggal 6 Mei 2015.
Susanto, D.A. 2014a. 20 Fakta Unik dan Menarik dari Google yang
Jarang diketahui. http://m.merdeka.com/teknologi/20-fakta-unikdan-menarik-dari-google-yang-jarang-diketahui-tekstory.html.
Diakses 6 Mei 2015.
Susanto, D.A. 2014b. 10 Fakta Unik Seputar Ponsel dan Smartphone.
http://www.merdeka.com/teknologi/10-fakta-unik-seputarponsel-dan-smartphone.html. Diakses tanggal 6 Mei 2015.
Fakta Unik
27
Resensi
Judul
: Si Cacing dan Kotoran
Kesayangannya 3!
: Ajahn Brahm
Penulis
Cetakan Pertama : Maret 2012
:Awareness Publication
Penerbit
:308 halaman
Tebal
: 978-602-8194-62-4
ISBN
RESENSI
Dewi Karina
Seri ketiga buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
karya Ajahn Brahm ini menjadi salah satu buku best seller di
Indonesia. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat buku ini
berisikan 108 buah cerita yang menarik, sederhana, mudah dipahami,
dan memiliki kandungan moral yang dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Cerita-cerita dalam buku ini dapat
menginspirasi kita untuk menjadi lebih peka, mawas, dan bijaksana
dalam menghadapi ketidakpastian kehidupan dan kematian. Kita
juga dapat menghadapi masalah sebagai bukan masalah jika kita bisa
menyikapi kehidupan dengan penuh ketulusan, penerimaan,dan
kewelasan.
Fakta Buddhis
Tahukah kamu bahwa Rahula, anak semata
wayang Sang Buddha, merupakan Samanera
pertama dalam Buddha Dhamma? Rahula
ditahbiskan sendiri oleh Yang Ariya Sariputta
era.
Kisah yang diulas oleh Ajahn Brahm begitu sederhana tetapi
dapat menyentuh sang pembaca. Ajahn Brahm juga membagikan kisah
kehidupannya dalam buku ini. Salah satu kisah perjalanan hidup Ajahn
Brahm diceritakan di sini dengan judul cerita “Jujur Itu Enak”. Di sini,
Ajahn Brahm menceritakan pengalaman beliau pergi ke toko bahan
bangunan untuk membeli suatu barang. Sesampainya disana, pelayan
toko memberikan suatu brosur untuknya. Lalu, beliau mencari tempat
untuk membentangkan brosur tersebut, yang ternyata di sana terdapat
mesin kas otomatis. Beliau memilih untuk membentangkan brosur
tersebut di sana. Ketika beliau membentangkan brosur, tanpa disengaja
ia menekan kunci pada mesin dan terbukalah tempat penyimpanan
uangnya. Saat terbuka, mesin kas otomatis tersebut mengeluarkan
bunyi “DING” yang kencang. Orang-orang di sekitar pun langsung
menoleh ke arahnya dan salah satu diantara mereka mengatakan kepada
pemilik toko bahwa beliau akan mencuri uangnya. Namun, pemilik
toko justru berkata, “Orang semacam dia ini bahkan tidak bisa
menyentuh uang itu. Mereka tidak diperbolehkan menyentuh uang”.
Betapa hal ini mengajarkan kita bahwa kepercayaan dan kejujuran itu
begitu penting dalam hidup kita. Sungguh indah bila kita mampu
memberikan kejujuran dan kepercayaan kepada dunia.
Resensi
29
Selain itu, terdapat juga beberapa cerita lain yang
mengandung unsur humor sehingga pembaca tidak bosan dan dapat
menikmati membaca buku ini. Satu cerita biasanya hanya terdiri dari
1 hingga 3 halaman, sehingga pembaca tidak akan kelamaan
membaca serta mudah mendapatkan makna dari setiap cerita
tersebut. Namun, diantara cerita-cerita tersebut juga terdapat cerita
yang hampir serupa dengan cerita pada seri sebelumnya. Hal ini dapat
ditanggapi dengan positif karena dapat membuat kita terus mengingat
dan menerapkan sisi moral cerita tersebut dalam kehidupan kita.
Cover buku ini cukup menarik dan mengandung filosofi
tersendiri, berdasarkan cerita ke 108 (cerita terakhir) yaitu “Pikiran
Monyet”, menggambarkan karakteristik “Tiga Monyet Mistik” yang
melambangkan prinsip see no evil, hear no evil , speak no evil. Prinsip
ini begitu sederhana tetapi sulit untuk dilaksanakan. Akan tetapi, jika
kita mampu menyadari dan memahami apa yang benar-benar hakiki
dan bermakna dalam hidup ini, maka tidaklah sulit bagi kita untuk
merealisasikannya.
“Jika Anda tahu bagaimana menjalani hal-hal penting
terlebih dahulu: kebaikan, kedamaian, kasih
kedermawanan, maka hal-hal selain itu akan menyusul
belakangan. Anda tidak akan menjadi seekor monyet yang
hanya berayun dari satu pohon ke pohon urusan
berikutnya,tanpa pernah menemukan kebahagiaan dan
kedamaian sejati dalam hidup” (hal 308).
30
Eka-citta edisi XXXIX
Liputan
LATIHAN PENGEMBANGAN DIRI DAN
SPIRITUAL KAMADHIS UGM
REJUVENATE YOUR SOUL AND ENHANCE YOUR SKILL
Latihan Pengembangan Diri dan Spiritual atau yang lebih akrab
dikenal sebagai LPDS merupakan program kerja rutin tahunan
bidang Dhamma dan Pendidikan Kamadhis UGM. Kegiatan ini
memiliki tujuan untuk menunjang perkembangan mental dan
spiritual serta meningkatkan kemampuan softskill para pesertanya
melalui serangkaian acara yang menarik. Pada tahun 2015 ini, LPDS
kembali diadakan dengan tema “Rejuvenate Your Soul and Enchance
Your Skill” pada tanggal 27 hingga 29 Maret 2015 di Vihara
Bodhivamsa, Wisma Dhammaguna, Klaten, Jawa Tengah. Konsep
acara yang diterapkan ialah pelaksanaan Atthasila dan noble silence
yang dilangsungkan selama kegiatan yang berbau spiritual ini
berlangsung. Apa saja kegiatan tersebut? Mari kita lihat bersamasama.
Peserta tiba di lokasi pada hari Jumat, 27 Maret 2015 dan
mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pada keesokan
harinya. Hari kedua, acara dimulai dengan senam pagi berkesadaran.
Kemudian peserta dipersilahkan untuk mandi dan diarahkan menuju
Medi hall untuk mengikuti Puja Bakti pengambilan Atthasila. Setelah
meditasi selesai dilaksanakan, pembawa acara mengarahkan peserta
untuk sarapan. Konsep menarik juga diterapkan saat sarapan
berlangsung yaitu konsep makan berkesadaran. Dalam konsep ini,
peserta diajak untuk mulai memperhatikan makan secara tenang,
tidak tergesa-gesa, dan berkesadaran. Maksud dari penerapan konsep
makan berkesadaran tersebut adalah melatih kesadaran peserta dalam
segala kegiatan dalam kehidupan, termasuk rutinitas sehari-hari,
seperti makan.
Acara dilanjutkan dengan pengantar meditasi yang
dilaksanakan di Medi Hall. Materi pengantar meditasi tersebut
disampaikan tidak lain oleh ketua panitia kegiatan LPDS ini sendiri,
saudara Anathapindika Kamandjaja. Berlatar belakang pengalaman
mengikuti retret Buddhis beberapa kali, ia membagikan
pengetahuannya mengenai tata cara meditasi dimana kondisi batin
selama pelaksaan meditasi menjadi objek dalam meditasi tersebut.
Setelah pemberian materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab
antara peserta dengan narasumber serta pelatihan dan penerapan
metode yang telah diajarkan.
32
Eka-citta edisi XXXIX
Acara dilanjutkan dengan diskusi dhamma dengan pembicara
yang sudah memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam bidang
dhamma, yakni saudara Adi Yanto. Acara ini dibagi menjadi dua sesi
yang diselingi dengan makan siang berkesadaran. Topik pembahasan
dhamma talk adalah seputar bakti anak dan jasa orang tua. Setelah
acara diskusi dhamma, peserta menerima sebuah kertas yang
berisikan salah satu bait Dhammapada beserta kisah yang
melatarbelakangi adanya syair Dhammapada tersebut. Peserta
diminta untuk membaca dan menceritakan kisah tersebut kembali
dengan bahasa sendiri serta makna di baliknya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan kegiatan baru pada LPDS
tahun ini yang dinamai 'Identifikasi Dirimu'. Peserta diminta untuk
menggambar sesuatu atau objek yang dianggap merepresentasikan
diri mereka masing-masing. Di balik objek yang digambar tersebut,
terselip makna yang sangat berarti bagi orang yang membuatnya,
yang dianggap mewakili makna hidup peserta yang bersangkutan.
Peserta kemudian memiliki waktu untuk tea break serta diikuti oleh
acara games yang digunakan untuk membangun softskill peserta dan
juga pembagian kelompok untuk acara berikutnya, yakni 'Pengantar
Dhammadesana'.
Pengantar Dhammadesana merupakan acara yang bertujuan
membangun softskill peserta, khususnya dalam public speaking serta
dapat memperdalam pengetahuan dhamma peserta. Untuk acara ini,
didatangkan pembicara yang sudah sangat sering membabarkan
dhamma, yakni saudara Tri. Beliau merupakan tokoh yang sering
membabarkan dhamma di vihara di sekitar Yogya. Setelah
mendapatkan materi Dhammadesana, peserta langsung menerapkan
materi dengan berpresentasi pada saat pembabaran dhamma atau
Dhammadesana yang dilakukan per kelompok.
Liputan
33
Acara selanjutnya merupakan penyampaian materi public
speaking yang diberikan oleh anggota senior kamadhis UGM yang
sudah berpengalaman, yaitu saudara Henry Harto dan mantan ketua
Kamadhis UGM periode 2013, saudara Sucipto. Dalam penyampaian
materi public speaking tersebut, para peserta dilibatkan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Setelah pematerian
softskill tersebut berakhir, diputarkan sebuah film berjudul A Long
Visit. Pemutaran film ini dimaksudkan agar peserta dapat mengambil
nilai moral yang tersirat dalam film tersebut, yaitu bakti seorang anak
kepada orangtua atas jasa dan kasih sayang mereka yang begitu besar.
Dengan berakhirnya film, acara hari itu juga diakhiri dengan meditasi
jalan pada alur yang telah dipersiapkan selama satu jam dan diiringi
dengan noble silence.
Hari terakhir, Minggu, 29 Maret 2015, acara dimulai dengan
senam pagi yang bertumpu pada kesadaran seperti hari sebelumnya,
dan tetap mempertahankan penerapan konsep noble silence. Setelah
itu, dilanjutkan dengan mandi serta makan berkesadaran lalu
pelaksanaan puja bakti menggunakan paritta yang biasanya
digunakan dalam puja bakti sehari-hari. Puja bakti ini dimaksudnya
untuk melepaskan Atthasila dan noble silence yang telah diambil
pada hari sebelumnya.
34
Eka-citta edisi XXXIX
Kegiatan terakhir pada LPDS ini berupa kegiatan outbond yang
menjadi tumpuan tema Enchancing Skill. Kegiatan ini bertujuan
untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu pada beberapa pos yang
harus dilewati. Memasuki siang hari, acara dilanjutkan dengan
pemberian award untuk tim terbaik, peserta terbaik dalam meditasi,
serta award menarik lainnya. Para peserta kemudian diarahkan untuk
menikmati makan siang yang telah disiapkan. Setelah itu, para
peserta mengikuti rangkaian acara penutup dan pulang ke
Yogyakarta.
Frendy Tanoto Yoga
Fakta Buddhis
Tahukah kamu bahwa Sotapanna
secara har ah berarti: “Pemasuk
Arus”? Dikatakan Pemasuk Arus
karena ketika seseorang mencapai
tahap ini, ia tidak akan pernah lagi
jatuh ke kegelapan dan pasti akan terus
maju batinnya hingga mencapai
Nibbana.
Liputan
35
Liputan
GERAKAN KAMADHIS MENGAJAR 2015
KAMADHIS UGM
Gerakan Kamadhis Mengajar (GKM) merupakan program kerja
rutin yang dilaksanakan tahunan oleh Keluarga Mahasiswa Buddhis
(Kamadhis). Pada GKM tahun ini, Bidang Dhamma dan Pendidikan
bersama Bidang Sosial dan Pengabdian Masyarakat bekerja sama
dalam menyelenggarakan kegiatan tahunan ini. Kegiatan ini diketuai
oleh saudari Shinta Yuwono. Shinta sendiri merupakan Kepala
Bidang Sosial dan Pengabdian Masyarakat. Kegiatan yang
dilaksanakan selama dua hari satu malam ini berlokasi di Vihara
Jhina Dharma Sradha, Wonosari. Berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, pada GKM tahun ini terdapat sesi motivasi yang
melibatkan seorang motivator. Motivator tersebut adalah salah
seorang senior Kamadhis yang sudah berpengalaman, saudari
Refnita.
Kegiatan GKM ini dimulai pada hari Sabtu, 25 April 2015, ketika
para panitia dan relawan tiba di lokasi. Sebelumnya, telah dilakukan
pertemuan teknis kepada pada relawan pengajar dan persiapan
materi. Target peserta yaitu pelajar anggota Vihara Jhina Dharma
Sradha yang masih berada di bangku sekolah menengah atas maupun
kejuruan, dan juga sekolah menengah pertama. Kegiatan belajar
mengajar dimulai dengan membagi tim pengajar menjadi beberapa
kelompok. Hal ini bertujuan agar kegiatan pengajaran dapat
berlangsung secara efektif dan sesuai dengan bahan yang telah
dipersiapkan.
Mata pelajaran pertama yang diajarkan adalah bahasa Inggris.
Alasan pemilihan mata pelajaran ini dikarenakan panitia menimbang
bahwa mata pelajaran ini merupakan pelajaran umum yang dipelajari
berbagai tingkatan dan jurusan. Selain itu, kemampuan serta
pemahaman akan bahasa Inggris juga dinilai merupakan sesuatu yang
sangat fundamental dalam dunia pendidikan. Setelah sesi belajar
mengajar bahasa Inggris, pelajar, relawan, dan panitia memasuki
waktu istirahat, makan, dan mandi. Kemudian, mereka melanjutkan
kegiatan dengan mengikuti puja bakti yang telah menjadi rutinitas di
vihara tersebut saat hari menjelang malam. Setelah kegiatan tersebut,
aktivitas belajar mengajar kemudian dilanjutkan dengan peserta
memilih salah satu mata pelajaran yang sudah dipersiapkan panitia.
Mata pelajaran itu antara lain matematika, kimia, fisika, dan bahasa
Inggris. Masing-masing mata pelajaran yang diajarkan
didistribusikan pada tempat yang berbeda di dalam vihara dan setiap
mata pelajaran diajarkan oleh tim pengajar tertentu. Kegiatan belajar
mengajar hari itu diselesaikan sekitar pukul 10 malam karena para
pelajar memerlukan istirahat dan telah memasuki waktu tidur yang
telah ditetapkan.
Memasuki hari berikutnya, Minggu, 26 April 2015, kegiatan
dimulai dengan mengikuti puja bakti pada subuh hari. Setelah itu,
panitia, relawan, dan para pelajar kemudian bersiap-siap untuk
melanjutkan kegiatan belajar mengajar setelah menikmati sarapan
yang telah disediakan. Kegiatan belajar mengajar pada hari tersebut
melanjutkan sistem pada sebelumnya, yaitu distribusi pengajar untuk
mata pelajaran yang berbeda pada tempat yang berbeda. Para pelajar
tetap diperbolehkan untuk memilih mata pelajaran yang ingin
dipelajarinya. Hal yang menarik adalah para pelajar cenderung
memilih mata pelajaran matematika yang cukup menantang untuk
dipelajari.
Liputan
37
Setelah belajar mengajar tersebut selesai di tengah hari. Kegiatan
dilanjutkan dengan sesi motivasi. Proses kegiatan motivasi diri
berjalan dengan lancar dan para pelajar sangat antusias akan kegiatan
tersebut. Hal ini tercermin dari aktifnya para pelajar dalam
menanggapi dan merespons pertanyaan yang diajukan pembicara.
Hal yang menarik pada salah satu bagian di sesi motivasi adalah
peserta diberi selembar karton dan alat tulis berwarna untuk
menggambar life map mereka masing-masing, Kemudian beberapa
peserta diminta maju ke depan untuk menjelaskan dan menceritakan
life map yang telah dibuat.
Pada acara penutupan, dipandu oleh pembawa acara, terdapat
pembagian award untuk para peserta dengan life map terbaik serta
peserta teraktif pada saat kegiatan motivasi berlangsung. Peserta
terlihat sangat senang dengan kegiatan yang telah dipersiapkan oleh
panitia. Setelah itu, dilakukan sesi foto bersama panitia, relawan, dan
para peserta sebagai kenang-kenangan. Selanjutnya, antara panitia,
relawan, dan pelajar berbincang-bincang sebelum relawan serta panitia
bersiap-siap untuk pulang.
Frendy Tanota Yoga
38
Eka-citta edisi XXXIX
Dhammapada
KISAH - KISAH DHAMMAPADA
Syair 171
Kisah Pangeran Abhaya
Suatu waktu , Pangeran Abhaya pulang kembali dengan
kemenangan setelah berhasil memberantas sebuah pemberontakan di
perbatasan negara. Raja Bimbisara sangat senang kepadanya
sehingga selama tujuh hari, Abhaya yang telah memberikan kejayaan
dan kemuliaan negara mendapat sambutan dan hiburan bersama
seorang gadis penari untuk menghiburnya. Pada hari terakhir, ketika
si penari sedang menghibur pangeran dan teman-temannya di taman,
penari tersebut terkena stroke yang hebat. Dia terjatuh dan
meninggal dunia seketika. Pangeran terkejut dan amat sangat sedih.
Dengan sedih, Pangeran pergi menemui Sang Buddha untuk mencari
pelipur lara. Kepadanya, Sang Buddha berkata, “ O Pangeran, air
mata yang engkau cucurkan melalui kelahiran yang berulang-ulang
tidak dapat diukur. Kumpulan-kumpulan yang berulang-ulang tidak
dapat diukur. Kumpulan-kumpulan dunia ini (khandha) adalah
tempat orang bodoh terlelap di dalamnya.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 171 berikut:
“Marilah, pandanglah dunia ini yang seperti kereta kerajaan
yang penuh hiasan, yang membuat orang bodoh terlelap di
dalamnya. Tetapi bagi orang yang mengetahui, maka tak
ada lagi ikatan dalam dirinya.”
Syair 345 dan 346
Kisah Hukuman Penjara
Suatu hari, tiga puluh bhikkhu datang ke Savatthi untuk
berpindapatta. Ketika mereka sedang mengumpulkan dana makanan,
mereka melihat beberapa tawanan sedang diangkut dengan kaki dan
tangan terikat rantai. Ketika tiba kembali di vihara, setelah mengingat
apa yang telah dilihat di pagi hari, mereka bertanya kepada Sang
Buddha apakah ada ikatan lain yang lebih kuat daripada itu.
Kepada mereka, Sang Buddha menjawab. “ Para bhikkhu!
Ikatan ini tidak ada artinya dibandingkan dengan nafsu keinginan
akan makanan dan pakaian, akan kekayaan, serta akan keluarga.
Nafsu keinginan ribuan, ratusan ribu lebih kuat daripada rantai itu,
borgol, dan kurungan. Itulah sebabnya mengapa orang bijaksana
memotong nafsu dan meninggalkan keduniawian, serta memasuki
pasamuan para bhikkhu.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 345 dan 346
berikut ini :
“Orang bijaksana menyatakan bahwa belenggu yang
terbuat dari besi, kayu, ataupun rami tidaklah begitu kuat.
Tetapi, ikatan terhadap anak-anak, isteri, dan hartabenda,
sesungguhnya merupakan belenggu yang jauh lebih kuat.
Orang bijaksana menyatakan bahwa belenggu seperti itu
amat kuat, dapat melemparkan orang ke bawah, halus dan
sukar untuk dilepaskan. Walaupun demikian, para bijaksana
akan dapat memutuskan belenggu itu, mereka
meninggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan, serta
melepaskan kesenangan-kesenangan indria.”
Novia Risa
40
Eka-citta edisi XXXIX
Kontak Dhamma
KONTAK DHAMMA
Rubrik ini diasuh oleh Romo Effendie Tanumihardja.
Bila ada pembaca yang ingin mengirimkan pertanyaan dapat dikirim
ke email Eka-citta, [email protected]. Pertanyaan
terpilih akan dijawab dengan berdiskusi dahulu dengan Romo
Effendie.
Kenapa setiap kali reinkarnasi kita tidak ingat dengan
kehidupan di masa lalu kita?
Karena yang terlahir adalah akumulasi kamma masa lampau dan
akumulasi kamma selama hidup kita saat ini. Oleh karena itu kita
tidak bisa mengingat kehidupan masa lampau karena yang berpindah
adalah akumulasi kamma dan bukan jiwa.
Apakah manusia baru terbentuk atau jumlah jiwa di seluruh
kehidupan itu tetap?
Jumlah jiwa di seluruh kehidupan itu tetap, karena banyaknya jiwa
yang ada di saat ini merupakan hasil dari perubahan bentuk lain
(dalam artian bisa jadi asalnya adalah hewan, atau bisa jadi berada di
alam lain dan sekarang menjadi manusia atau merupakan jiwa yang
tertahan sangat lama sebelum dilahirkan kembali.
Jasa seorang tua terhadap anak sangat besar. Apakah jasa orang
tua angkat yang membesarkan dan mendidik seorang anak lebih
besar dibandingkan dengan jasa orang tua yang hanya
melahirkan anaknya dan meninggalkan anak tersebut?
Keduanya sama besarnya, karena sebagai orang tua kandung telah
berjasa melahirkan anak tersebut ke dunia ini dan telah memberikan
kehidupan kepada anak tersebut sedangkan orang tua angkat yang
mengangkat anak tersebut memiliki jasa telah membesarkan,
memberikan kasih sayang, perlindungan dan mendidiknya menjadi
seorang manusia yang dewasa.
Pono Kamad
“We are what we think. All that we are
arises with our thoughts. With our
thoughts, we make the world”
-Buddha-
“Si pembuat kebajikan berbahagia dalam kehidupan ini, ia juga berbahagia dalam
kehidupan yang akan dating. Ia berbahagia di kedua alam kehidupan, ia sangat
berbahagia ketika merenungkan perbuatan bajiknya, dan ia akan lebih bahagia
lagi setelah terlahir di alam surge/bahagia”
(Dhammapada BAB 1-18)
Ayahanda dari Meista
Wafat dalam usia 55 tahun
Surya Hartanto (Tan Kok Sun)
Sabbe Sankhara Anicca
(Segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal)
Mengucapkan
Keluarga Mahasiswa Buddhis
Universitas Gadjah Mada
Sleman, DIY
Waroeng SS Perjuangan Jl.Kaliurang Km 3 Barat Graha Saha Pramana UGM, Mlati
SS Babarsari 1 Timur Pertigaan Babarsari , Depok
SS Condong Catur Barat Timur Perempatan Ringroad Utara Condong Catur, Depok
Waroeng SS Pandega Jl. Pandega Marta , Mlati
Waroeng SS Besi Jl. Kaliurang Km 13 Besi, Ngaglik
Waroeng SS Monjali Jl. Monjali , Mlati
Waroeng SS Godean Timur Jl. Godean Km 5, Godean
Waroeng SS Condong Catur Timur Jl. Ringroad Utara (200mt barat POLDA DIY), Depok
Waroeng SS Godean Barat Jl.Godean Km 5,5 , Godean
Waroeng SS Babarsari 2 Jl Babarsari ( Samping SMA Babarsari), Depok,
PREDATOR BILLIARD SPORT CENTRE
Café - Billiard - Karaoke
Jl, Pringgodani 6E Mrican Yogyakarta Telp. 087738118877 - 08562718877
Download