BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Kepatuhan (compliance theory) Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu-ilmu sosial khususnya dibidang psikologi yng lebih menekankan pada pentingnya proses sosilisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Menurut Tyler (dalam nurul rizfani baktiyanti, 2012) terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hokum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan insentif, dan penalti yang berhungan dengan prilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di indonsia telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran keputusan ketua Bapepam Nomor : KEP-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan 7 8 perusahaan secara tetap waktu kepada Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory). 2. Teori Keagenan Informasi laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi yang erat kaitannya dengan teori ageng (Saleh, 2004: 893). Sehingga hubungan keagengan, manajemen diharapkan dalam mengambil kebijakan perusahaan terutama kebijakan keuangan menguntungkan pemilik perusahaan. Bila keputusan manjemen merugikan bagi pemilik perusahaan maka akan timbul maslah kegengan (Lutfiah, 2011). Jensen dan Meckling ( dalam Masdupi,2005: 59) mendefinisikan teori keagengan sebagai hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan kegengan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agen) untuk melakukan suatu jas atas nama principal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh sebab itu manajer mempunyai kewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkakapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan perusahaan. Laporan perusahaan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai 9 pihak, termasuk manajemen perusahaan. Namum yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal ( diluar manajemen) karena pengguna laporan keuangan diluar manajemen berada dalam kondisi yang paling besar ketiakpastian. Sedangkan para pengguna internal (manajemen perusahaan) memilik kontak langsung dengan perusahaan yang mengatahui peristiwa yang terjadi sehingga tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal . 3. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara mendalam mengenai membaca, menganalisis, dan menafsirkan kondisi keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai definsi akuntansi laporan keuangan. Sebab sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan produk akhir dari siklus akuntansi. Pengertian laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan dalam (IAI, 2007) adalah : Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan laporan arus dana ) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan bunga. 10 Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 paragraf 7 (revisi 2009) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indinesia (IAI) yaitu “ suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas “ Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut (Wikipedia .org). Bagi pihak-pihak yang berkepentigan terdapat posisi dan kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Informasi tersebut sangat diperluka oleh pihak-pihak yang go public dalam persiapannya untuk melakukan penwaran umum karena salah satu syarat perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan keuanganny 2 tahun terkahir yang sudah di periksa oleh akuntan publik. b. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (SAK) No.1 (revisi 2009) yang di keluarkan oleh ikatan akuntan Indonesia (IAI) yaitu : Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggugjawaban menejemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan iformasi mengenai entitas yang meliputi : 11 1) Asset 2) Liabilitas 3) Ekuitas 4) Pendapatan dan beban termasuk keuntugan dan kerugian 5) Konstribusi dari da distribusi kepada pemilik dan kepastianya sebagai pemilik 6) Arus kas c. Komponen Laporan Keuangan Komponen Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan(SAK) No.1(revisi 2009) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu : 1) Laporan posisi keuangan 2) Laporan laba rugi komprehensif 3) Laporan perubahan ekuitas 4) Laporan arus kas 5) Catatan atas laporan keuangan 6) Laporan posisi keuangan awal periode komparatif sajian akibat penerapan retrospektif, peyajian kembali atau reklasipikasi pospos laporan keuangan. d. Pengguna Laporan Keuangan Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya terhadap laporan keuangan dalam (IAI,2007) yaitu : 12 1) Investor Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi.selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 2) Karyawan Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 3) Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4) Pemasok dan kreditur lain untuk mengetahui apakah jumlah yang terutang dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 5) Pelanggan Berkepentingan mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka panjang. 6) Pemerintah Pemerintah memerlukan informasi keuangan utuk mengatur aktivitas perusahaan,menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 13 7) Masyarakat Menyediakan iformasi perkembangan agar kemakmuran masyarakat dapat mengetahui perusahaan serta serangkaian aktivitasnya.selain itu juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan. 4. Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan merupakan informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan untuk membantu pemakaiannya membuat keputusan-keputusan alokasi modal perusahaan (kieso, weygandt, dan warfield,2007 ). Tujuan laporan keuangan menurut (kieso, weygandt, dan warfield, 2007) yaitu : (1) informasi yang berguna dalam membuat keputusan investasi dan kredit, (2) informasi yang berguna dalam menilai dalam prospek arus kas masa depan dan (3) informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klam terhadap sumber daya tersebut dan perubahan di dalamnya. Pelaporan keuangan di harapkan memberi informasi mengenai kinerja keuangan peusahaan selama satu periode dan bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan menggunakan tanggungjawab pengurusannya kepada pemilik. Pelaporan keuangan tidak dirancang untuk mengukur nilai dari perusahaan bisnis secara langsung. Namun informasi yang disajikannya mugkin dapat membantu bagi mereka yang ingin memperkirakan nilainya. 14 5. Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia Pada undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tetang pasar modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan incidental lainnya kepada Bapepam. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik diatur dalam peraturan Bapepam Nomor : KEP38/PM/2003 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7 Desesmber 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor X.L.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120) setelah tanggal laporankeuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 september 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran keputusan ketua Bapepam Nomor : KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan keuangan tahunan sebagmana datur dalam peraturan Bapepam 15 Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahuanan. Apabila perusahaan tidak Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, persyaratan ketepatan waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tetang penyelenggaraan kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa : “emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda denda Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).” Pasar modal di Indonesia memandang keterlambatan tersebut sebagai pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan informasi di pasar modal. Ketepatan waktu juga turut mendukung kinerja pasar yang efisien dan cepat serta mengurangi kebocoran dan rumor di pasar saham . 6. Ketepatan Waktu (timeliness) Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif yang merupakan cirri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakaianya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi 16 yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala salah satunya adalah kendala ketetapan waktu. Ketepatan waktu bagi pemakai informasi sangat penting. Informasi yang tepat waktu berarti jangan sampai informasi yang disampaikan sudah lama.ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan. Ketepatan waktu menginmplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pad suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang akan mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Rentan waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik penghubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan. Secara konsepsual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Sedangkan Chamber dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu laporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. 17 7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Banyak faktor yang memperngaruhi dalam ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan. Adapun faktor-faktor tersebut : a. Likuiditas Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo pada tepat waktu. Rasio likuiditas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, dengan kata lain bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannnya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang diajukan (Indra Bastian, 2008) Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quick ratio. Menurut Kasmir, (2008) Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuit yang dimiliki oleh bank. Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan menunjukan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik, sedangkan tingkat likiuditas yang rendah menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menunjukan kabar baik (good news) bagi perusahaan, hal ini nantinya akan mempengaruhi perusahaan untuk menyampaikan laporan 18 keuangannya dengan tepat waktu karena akan membuat reaksi pasar menjadi positif terhadap perusahaan. a.1 likuiditas dan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sesuai dengan tangal jatuh tempo pembayaran. Tingkat likuiditas yang tinggi suatu perusahaan menunjukan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik bagi pemakai laporan keuangan sehingga perusahaan akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas rendah menunjukan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang rendah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan ini merupakan berita buruk. Oleh karena itu, perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannnya. Pendapat ini sesuai dengan Hilmi dan Ali, dalam Wahyu (2010) yang mengungkapkan bahwa jika perusahaan mengalami good news, maka perusahaan akan cenderung untukmenyampaikan laporan keuangannya lebih tepat waktu. Hilmi dan Ali (2008) dan Triani (2010) juga melakukan penelitian tentang tingkat likuiditas suatu perusahaan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan ditemukan bukti empiris bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif dalam penyampaian laporan keuangan. 19 b. Return On Investment (ROI) ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Mahmud dan Abdul, 2007). Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor : a. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi b. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. ROI ini sering disebut Return On Total Assets dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on investment atau return on assets merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on investment juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya (Wikipedia.org) . Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknnya. Profitabilitas menunjukan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat profitnya tinggi merupakan berita baik 20 (good news) bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda dalam menyampaikan informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan mampu mengahasilkan profit yang lebih cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang menghasilkan profit yang rendah atau kegagalan. b.1 return on investment dan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan Informasi kinerja keuangan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan (IAI, 2009). Return on investment atau Profitabilitas juga digunakan sebagai indikator keberhasilan kinerja suatu perusahaan untuk menghasilakan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan tersebut mengandung berita baik (good news). Perusahaan yang laporannya berisikan berita baik akan cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan yang tingkat profitabilitasnya rendah maka laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan tersebut mengandung berita buruk (bad news). Oleh Karena itu, perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa peneliti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mahmud dan Abdul (dalam wahyu 2010) diperoleh bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya jika mengalami kerugian maka perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan. 21 c. Return on Equity (ROE) Rentabilitas modal sendiri merupakan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal sendiri, karena yang bekerja hanya modal sendiri. Maka laba yang dibagi adalah laba untuk pemegang saham yakni earning after tax. Selanjutnya return on equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri (wikipedia,org). Return on equity adalah kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Return on equity menggambarkan besarnya perolehan atas modal yang ditanamkan atau kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa (Mahmud dan Abdul, 2007). Hasil pengembalian atas ekuitas (return on equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja, semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh, semakin baik pula kedudukan pemilik perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 22 c.1 Return on equity dan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan Return on equity adalah kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Hasil pengembalian atas ekuitas (return on equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Return on equity juga termasuk dalam profitabilitas, dalam return on equity lebih ditekankan sebagai indikator keberhasilan kinerja suatu perusahaan untuk menghasilakan laba dengan modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan tersebut mengandung berita baik (good news). Perusahaan yang laporannya berisikan berita baik akan cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan yang tingkat profitabilitasnya rendah maka laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan tersebut mengandung berita buruk (bad news). Oleh Karena itu, perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Respati ( dalam Alief fadil 2011) diperoleh bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya jika mengalami kerugian maka perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan. 23 d. Kepemilikan Publik Struktur kepemilikan dapat disebut juga sebagai struktur kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara jumlah saham yang dimilik oleh pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider’s ownership) (Erna, 2010). Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan institute yang signifikan) terhadap perusahaan publik. Wahyu (2010) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut juga sebagai struktur kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider ownership’s) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar (oudsider ownership’s). oleh karena itu pihak manajemen dituntut secara tepat waktu karena ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan akan berpengaruh pada pengambilan keputusan ekonomi. Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa maupun kritikan atau komentar yang di anggap opini publik atau masyarakat sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi perusahaan yang berjalan dengan pengawasan. Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut melakukan kinerja dengan baik dalam menyajikan informasi secara tepat waktu karena ketapatan waktu dalam pelaporan keuangan akan berpengaruh pada pengambilan keputusan ekonomi. d.1 kepemilikan publik dan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap perusahaan publik dalam Hilmu dan Ali (dalam Wahyu 24 2010) juga mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut juga sebagai struktur kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider ownership’s) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar (oudsider ownership’s). Upaya pihak manajemen untuk menunjukkan kinerja yang baik adalah dengan memberikan informasi perkembangan dan kondisi perusahaan. Manajemen sebagai penyedia informasi dituntut untuk menyajikan informasi secara relevan dan tepat waktu. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan publik maka pihak manajemen akan lebih mendapat tekanan dari pihak luar perusahaan atau shareholder untuk lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2010) menguji hubungan kepemilikan publik dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan publik mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. e. Kualitas auditor Laporan keuangan yang di sampaikan kepada Bapepam merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Auditor yang berkualitas tinggi harus memenuhi standar professional akuntan publik (SPAP). Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Standar umum yang kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam tugasnya. Standar 25 umum yang ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (Lutfiyah, 2011). kualitas auditor sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan keuangan yang material. De Angelo (dalam Lutfiyah 2011) menyimpukan bahwa kantor akuntan publik lebih besar, kualitas audit dihasilkan juga lebih baik. Auditor berkualitas menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang memiliki reputasi baik. Jika laporan keuangan di audit oleh Auditor yang berkualitas maka perusahaan cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dan begitu juga sebaliknya jika laporan keuangan di audit oleh auditor yang tidak berkualitas perusahaan akan tidak tepat waktu dalam penyaampaian laporan keuangannya. e.1 Kualitas auditor dan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan Kualitas auditor sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan keuangan yang material. De Angelo (dalam Lutfiyah 2011) menyimpukan bahwa kantor akuntan publik lebih besar, kualitas audit dihasilkan juga lebih baik. Reputasi auditor sering digunakan sebagai gambaran dari kualitas auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor. Jika perusahaan merupakan klien KAP the big four, maka perusahaan cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dan jika perusahaan bukan merupakan klien KAP the big four perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. 26 Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Lutfiah (2011) menguji hubungan kualitas auditor dengan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan . f. Opini auditor Proses audit akan menghasilkan sebuah laporan audit. laporan audit adalah suatu sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan memiliki suatu kepentingan dengan kliennya. Jadi laporan audit berisi tentang opini auditor yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Opini Auditor terdiri atas 5 jenis (Indra Bastian 2007 :194) yaitu : 1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) 27 Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Kondisi atau keadaan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language) dapat diuraikan sebagai berikut : a) Pendapat auditor sebagian besar didasarkan atas laporan auditor indepanden lain. b) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapka oleh profesi atau pihak yang berwenang. c) Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material d) Auditor meragukan kemampuan satuan uasaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. e) Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi. 2) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila : a) Tidak adanya bukti kompeten dan mencukupi atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. 28 b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum dan berdampak material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. 3) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi laporan keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 4) Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion) Penyataan auditor untuk memberikan pendapat ini layak diberikan apabila : a) Ada pembatasan yang sangat material terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu b) Auditor tidak independen terhadap auditor 5) Pendapat tidak penuh Pendapat ini sebenarnya bukan merupakan suatu jenis pendapat tersendiri. Pendapat tidak penuh adalah pendapat atas unsure tertentu dalam laporan keuangan. Pendapat ini boleh dinyatakan, jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat atau menyatakan pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara keseluruhan. 29 f.1 Opini auditor dan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia Mulyadi ,dalam Wahyu (2010). Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam penelitian Hilmu dan Ali , dalam Wahyu( 2010) juga menyatakan bahwa keterlambatan penyampaian laporan keuangan berhubungan positif dengan opini audit yang diberikan oleh auditor dan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion memiliki audit delay yang lebih lama. Berarti perusahaan yang mendapat unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan berita baik (good news) dari auditor. Sebaliknya, perusahaan akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap sebagai berita buruk (bad news). g. Kompleksitas Operasi Perusahaan Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi 30 ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik OwusuAnsah dalam Wahyu (2010). Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan Owusu-Ansah, dalam Wahyu (2010) menemukan bukti empiris bahwa tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan memiliki hubungan positif sehingga akan mempengaruhi ketepatan waktu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik. g.1 kompleksitas operasi perusahaan dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Hubungan tersebut juga didukung oleh penelitian Owusu-Ansah dalam Wahyu (2010) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kompleksitas operasi perusahaan dengan audit delay. Kompleksitas operasi perusahaan ditentukan dengan ada tidaknya anak perusahaan, jika perusahaan tersebut memiliki anak perusahaan, maka akan menujukan bahwa tingkat kompleksitas perusahan itu baik, akan memberikan berita baik bagi perusahaan, maka perusahaan cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyu (2010) adalah hubungan kompleksitas operasi perusahaan dengan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan . 31 B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan akademisi sebelumnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dengan mengunakan beberapa variable. Beberapa penelitian terdahulu, yaitu : Wahyu (2010) melakukan penelitian tentang studi empiris faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan menggunakan seluruh perusahaan listing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. Variable independen yang digunakan antara lain profitabilitas, likuiditas, leverage , ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik, dan opini auditor. Variable independen yang digunakan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam menguji hipotesis penelitian ini menggunakan metode regresi logistik. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik, dan opini auditor berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan sedangkan likuiditas dan leverage keuangan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Monalisa Asri (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepata waktu penyampaian laporan keuangan perusahaanperusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia. Variable independen yang digunakan adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan , item luar 32 biasa / kontijensi. Variable dependen yang digunakan adalah ketepatan waku pelaporan keuangan. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, umur perusahaan dan item luara biasa / kontijensi tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Fitri indah sari M (2011) melakukan penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan property dan real estate di perusahaan Bursa Efek Indonesia. Variable independen yang digunakan adalah DER ( dept to equity rasio ), umur perusahaan, kepemilikan instutional, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Variable dependen yang digunakan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa DER, umur perusahaan,profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif pada ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan kepemilikan instutional berpengaruh negative terhadap ketepatan waktu penyamoaian laporan keuangan. Lutfiyah (2011) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuagan (studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Variable independen yang digunakan adalah debt to equity, profitabilitas, struktur kepemilikan dan kualitas auditor. Variable independen yang digunakan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam menguji hipotesis penelitian ini menggunakan metode regresi logistik. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa debt to equty dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan penyapaian laporan keuangan, sedangkan 33 struktur kepemilikan dan kualitas auditor berpengaruh terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan. Nurul Rizfani Baktiyanti (2012) melakukan penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan publik dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Variable independen yang digunakan antara lain profitabilitas, leverage keuangan dan kepemilikan publik. Variable independen yang digunakan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam menguji hipotesis penelitian ini menggunakan metode regresi logistik. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, leverage keuangan, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap penyampaian laporan keuangan. 34 C. KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan hubungan teoritis antara variable-variabel likuiditas, Return on investmen, Return on equity, kepemilikan publik, kualitas auditor,opini auditor, dan kompleksitas oprerasi perusahaan terhadapat ketetapan penyampaian laporan keuangan maka kerangka pemikiran teoritis akan tampak sebagai berikut : Likuiditas ROI ROE Kepemilikan publik Kualitas auditor Opini auditor Kompleksitas oprasi perusahaan Ketepatan waktu penyampaian laporan keuagan