BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication ( Wiryanto, 2004 : 69 ). Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak, dan selintas khususnya media elektronik ( Mulyana, 2005 : 75 ) Komunikasi massa terdiri dari atas lembaga dan teknik dimana kelompok kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol - simbol kepada audien yang tersebar luas dan bersifat heterogen ( Morissan, 2010 : 7 - 8). Ada beberapa karakteristik Komunikasi Massa sebagai berikut : 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah. Komunikator pada komunikasi massa menyampaikan pesan secara satu arah, umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) biasanya berlangsung secara tertunda. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni institusi atau organisasi. Komunikator dalam komunikasi massa disebut komunikator kolektif karena hasil yang dihasilkan merupakan hasil kerjasama sebagai kerabat kerja. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang di sebarluaskan pada komunikasi massa ditujukan untuk umum dan mengenai kepentingan umum. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (stimultanaeity) pada pihak khalayak yang menonton televisi, khalayak secara serentak dan sesaat menerima pesan yang diberikan oleh media massa tersebut. 5. Komunikan bersifat heterogen Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang di tuju komunikator bersifat heterogen. Khalayak ini dalam keberadaannya terpencar - pencar, tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi dan masing - masing berbeda dalam berbagai hal yakni jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. 6. Stimulasi alat indera terbatas Ciri komunikasi massa yang dapat di tanggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Pada karakteristik ini kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Pada komunikasi massa stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa seperti surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Lalu pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. 7. Umpan balik tertunda Pada umumnya umpan balik tertunda efektivitas seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik berfungsi sebagai respon dan mempunyai volume yang tidak terbatas pada komunikasi antarpersonal ( Elvinaro, 2004 : 7 - 12 ). Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melaui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukkan pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca ( Nuruddin, 2007 : 3 - 4 ). Pendapat penulis mengenai komunikasi massa ini ialah komunikasi massa sangat di perlukan sekali dalam dunia komunikasi massa dalam komunikasi melalui media - media massa, karena saat ini perkembangan media massa sangat pesat sehingga penulis menyadari betul peran dari komunikasi massa yang sangat penting. Berdasarkan beberapa pengertian yang di paparkan di atas, penulis memahami bahwa komunikasi massa berfungsi menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Komunikasi massa memiliki komunikan yang bersifat heterogen. Dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing - masing berbeda dalam berbagai hal : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita - cita dan sebagainya. Dalam penelitian ini komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa elektronik berupa televisi yang di kenal dengan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dalam program musik Dahsyat RCTI. 2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Joseph A. Devito fungsi khusus komunikasi massa secara khusus ada lima adalah : 1. Fungsi komunikasi massa secara umum antara lain memberikan hiburan kepada khalayaknya. Namun ada fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu pesuasi. Persuasi bisa dating dari bentuk : a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. b. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang. c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. 2. Fungsi menganugerahkan status Penganugerahan melaporkan status kegiatan terjadi individu apabila - berita individu yang sehingga disebarluaskan gengsi mereka meningkat. 3. Fungsi membius Salah satu fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak diluapkan adalah fungsi membiusnya. Intinya berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. 4. Fungsi menciptakan rasa kebersatuan Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. 5. Fungsi Privatisasi Privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunia sendiri. (Elvinaro, 2007 : 14 ) 2.1.2 Model Berlo Model lain yang dikenal luas adalah model David K. Berlo, yang ia kemukakan pada tahun 1960. Model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Sebagaimana dikemukakan Berlo : Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Saluran adalah medium yang membawa pesan. Penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. Gambar 2.1Komunikasi Model Berlo Sumber : Mulyana, 2005 : 163 Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan di pengaruhi oleh faktor faktor : - Keterampilan komunikasi - Sikap - Pengetahuan - Sistem sosial - Budaya Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan panca indera : melihat, mendengar, menyentuh, mencium dan merasa. Model ini lebih bersifat organisasional daripada mendeskripsikan proses karena tidak menjelaskan umpan balik. Salah satu kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga pada komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristic (merangsang penelitian), karena merinci unsur - unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model Berlo juga punya keterbatasan, meskipun Berlo menganggap komunikasi sebagai proses, model Berlo juga menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis ketimbang fenomena yang dinamis dan terus berubah ( Mulyana, 2005 : 162 - 164 ). 2.2 Manajemen Media Massa Pada dasarnya manajemen erat kaitannya dengan organisasi. Adanya proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan hingga pengendalian dan pengawasan. Sekumpulan orang atau kelompok memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuan melalui kerjasama. Manajemen media adalah perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat, sehingga manajemen modern paling tepat bila diterapkan ke dalam proses penyelenggaraan siaran ( Suprapto, 2009 : 136 ). Manajemen sebagai sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran - sasaran ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan yang telah sumber - sumber lainnya ( Suprapto, 2009 : 121 ). Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal ( Bungin, 2006 : 7 ). Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif politik, media massa telah menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena menyediakan arena dan saluran bagi debat publik, menjadikan calon pemimpin politik di kenal luas masyarakat dan juga berperan menyebarluaskan berbagai informasi dan pendapat ( Morissan, 2010 : 1 ). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan - tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal - hal sebagai berikut : perencanaan, meliputi : penerapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa yang akan terjadi. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan dengan benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, financial, dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut. Begitu juga dengan Program Musik Dahsyat RCTI. 2.3 Televisi Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa media massa yang digunakan untuk menyampaikan kepada khalayak luas yang juga saat ini paling efektif yaitu televisi, daya jangkauannya yang sangat luas, cepat dan televisi juga sangat popular di masyarakat dan juga sudah menjadi barang umum yang mudah sekali dijumpai di mana saja. Karena kedekatan masyarakat terhadap tv, setiap stasiun televisi menampilkan program - program acara dan tampilan yang semenarik mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Dari semua media komunikasi yang ada, televisi lah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia, 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka di jejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. Televisi merupakan salah satu medium terfavorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya, televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja. Siaran televisi di Indonesia di mulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke - 17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke - 4 dari stadion utama Gelora Bung Karno ( Morrisan, 2008 : 9 - 10 ). Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa yang lebih spesifik yaitu gabungan antara audio dan visual. Dan televisi adalah sebuah alat komunikasi massa yang paling akrab dengan masyarakat yang berguna untuk menyiarkan gambar dan suara dan dapat membawakan penyiaran program yang tidak terbatas dan publilk dapat menyaksikannya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan televisi adalah RCTI sebagai media penyiaran dari Program Musik Dahsyat. Televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton ini adalah hal wajar. Jadi hal - hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan menghipnotis penonton sehingga penonton tersebut di hanyutkan dalam suasana hiburan musik. Program musik di tampilkan dalam dua format, yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat di tentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaiman mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik ( Morissan, 2008 : 219 ). 2.3.1 Karakteristik Televisi Media elektronik televisi memiliki karakteristik, yaitu : a. Audio Visual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya menggunakan pendengaran, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak, mendengar kata - kata, musik dan efek suara lainnya. Antara satu dengan yang lainnya harus ada keharmonisan. b. Berpikir dalam gambar Yakni kegiatan merangkai gambar - gambar individual sedemikian rupa, shingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Misalnya pikturisasi tentang proses metamorphosis dari telur menjadi katak. Dalam proses pengamnbilan gambar ini ada gambar sangat besar , gambar diambil dari jarak dekat, secara menyamping, dari atas ke bawah, dan lain sebagainya. c. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunkannya pun lebih banyak dan untukpengoperasiannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang - orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada radio, surat kabar dan majalah ( Elvinaro, 2004 : 128 - 130 ). 2.3.2 Tahapan Produksi Dalam tahapan produksi televisi melalui 3 tahap, yaitu : pra produksi, produksi dan pasca produksi. a. Pra Produksi Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi direncanakan sudah beres. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini : - Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. - Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati - hati dan teliti. - Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang di perlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. b. Produksi Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shotting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam scenario (naskah sinetron atau film cerita) dipecah menjadi empat shoot atau lebih. c. Pasca Produksi Pasca+ produksi memilki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu : Pertama, yang disebut Editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, Editing engan teknik digital atau non linier dengan komputer. - Editing Offline dengan Teknik Analog Setelah shooting selesai, script boy / girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar ) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung - sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau di edit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editingoffline dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian - bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario. Di dalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu, tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online. Kaset VHS hasil editing offline digunakan sebagai pedoman oleh editor. Biasanya editor mengerjakan editing online menggunakan pita Betacam SP atau lainnya dengan kualitas broadcast standard. - Editing Online dengan Teknik Analog Berdasarkan naskahediting, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan - sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time - code dalam naskah editing. Demikian pulasound asli dimasukkan dengan level yang seimbangdan sempurna. Setelah editing online siap, proses berlanjut dengan mixing. - Mixing (pencampuran gambar dengan suara) Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan. - Editing Offline dengan Teknik Digital atau non linier Editing non linier atau editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus editing. Alat editing tersebut bermacam - macam nama, jenis dan fasilitasnya, misalnya : Pinacle - Matrox - Canupus, dll. Dengan alat editing tersebut dapat digunakan berbagai macam program editing berdasarkan kebutuhan, seperti : Adobe Premiere - Three D Max - After Effect dan banyak program lainnya. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah memasukan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke dalam harddisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Tetapi baru bagian akhir lalu bagian awal. Sesudah tersusun baik saudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi atau menyisipi shoot yang diperlukan. Setelah semuanya memuaskan boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan offline dalam computer langsung dibuat menjadi online. - Editing Online menjadi Teknik Digital Editing online penyempurnaan dengan hasil teknik editing offline digital dalam sebenarnya komputer, tinggal sekaligus mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesedah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standard. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakn pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi. Pemikiran - pemikiran tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi seorang produser, penulis naskah, dan sutradara. Pemikiran itu akan melahirkan mekanisme kerja yang penuh pertimbangan, teratur, sistematis dan tepat waktu. Semua itu sangat diperlukan dalam suatu produksi program televisi dengan video ( Wibowo, 2009 : 39 - 45 ). 2.3.3 Program Acara Musik di Televisi Program hiburan musik, seperti musik dangdut misalnya, biasanya merupakan program primadona di televisi. Sementara musik jazz dan klasik sebagai program seni budaya masih mencari format dan penggemarnya. Menciptakan program musik pop atau dangdut dapat menggunakan berbagai macam format. Yang paling umum biasanya digunakan format musik klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau animasi sebagai latar belakang, dipadu dengan penyanyi dan back voice - nya merupakan format klip yang konvensional. Format lain biasanya menggunakan bentuk live show. Stage atau panggung, baik indoor di dalam gedung, maupun outdoor di suatu lapangan, dengan tata pencahayaan yang warana - warni, dibuat lebih heboh dengan laser dan camera movement yang sangat cepat geraknya. Dalam hal ini, yang perlu dipikirkan, penonton dirumah tidak hanya ingin menonton suasana, mealinkan juga artisnya. Banyak program musik yang hanya menyuguhkan bayangan dan hingar - bingar musik dengan asap dry - ice tanpa pernah jelas memunculkan artis penyanyinya. Maka jadilah sajian asap, bukan lagi program musik. Sebagai entertainment, program hiburan pop, lebih - lebih musik pop atau dangdut, daya tariknya sering diarahkan pada daya tarik seksual, baik melaui kostum maupun gerakan - gerakannya. Dalam live show semacam ini digunakan beberapa kamera yang memungkinkan sajian gambaar menjadi sangat bervariasi. Format lain untuk sajian musik adalah format feature dan magazine. Bentuk format dapat dipelajari kemudian isian materi produksinya berupa musik. Format feature atau magazine untuk program musik biasanya sangat bervariasi dan dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pencipta jenis musik itu ( Wibowo, 2009 : 60 - 61 ). Program acara musik adalah program acara yang bersifat fleksibel. Dapat ditempatkan dimana saja. Bisa pagi, bisa sore, bisa juga pada malam hari. Terlebih lagi yang berformat video klip yang dapat diajdiakn acara sisipan menjelang acara berita, acara khusus atau saat menunggu acra selanjutnya. Karena acara itu luwes untuk ditempatkan dimana saja, maka dia juga bisa ditempatkan untuk prime time. 2.4 Definisi Konsep 2.4.1 Strategi Tim Kreatif Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan - tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata “ program ” dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar, dan rasional yang di mainkan oleh manajer dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang di gunakan untuk mencapai tujuan ( Morissan, 2008 : 136 ). Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program - program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal program akan membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan audiennya. Selain itu, stasiun televisi yang akan menayangkan program unggulan sebaliknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time ( Morissan, 2008 : 308 ). Perencanaan strategis (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan - tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program strategis yang di perlukan untuk mencapai tujuan - tujuan tersebut dan penetapan metode yang di perlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah di implementasikan. Dalam hal ini, perencanaan strategis stasiun penyiaran meliputi kegiatan : 1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program penyiaran 2. Melakukan identifikasi dan sasaran (target) audien 3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan di pilih 4. Memutuskan strategi yang akan di gunakan ( Morissan, 2008 : 136 ) Strategi adalah rencana jangka panjang dengan di ikuti tindakan tindakan yang di tujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah “kemenangan“. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut : 1. Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai. 2. Pengertian Khusus Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus - menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pada konsumen memerlukan mencari kompetensi kompetensi inti inti (core di competencies). dalam bisnis Perusahaan yang di perlu lakukan (http//www.wordpress.com, 2009 ). Dari definisi di atas, maka dapat penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah suatu perencanaan yang di lakukan beberapa orang, di jadikan pedoman atau taktik dalam tindakan operasional untuk mencapai tujuan tertentu. 2.4.2 Kreatif Kreatif dapat untukmenciptakan, di pekerjaan sebut yang sebagai menghendaki memiliki kecerdasan, kemampuan kreasi dan imajinasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 739). Jadi bila kreativitas, melibatkan respon atau gagasan yang baru dan kreativitas dapat memecahkan persoalan secara realitas.Orang - orang yang berfikir kreatif biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, terbuka pada lingkungan dan peduli terhadap apa yang sedang terjadi di masyarakat, selalu memiliki keinginan bertanya dan menjawab serta mencari solusi atau alternative dalam suatu masalah dan sebaiknya orang - orang yang kreatif dapat menciptakan suatu hal yang dapat membuka mata khalayak. Dalam pembuatan program televisi, strategi tim kreatif sangat di perlukan karena program televisi akan bertahan di hati pemirsa jika strategi tim kreatifnya mempunyai pemikiran - pemikiran baru dalam pembuatan ide. 2.5 Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan untuk melihat apa dan bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta bagaiman peluang dan ancaman yang berasal dari luar. Kekuatan dan kelemahan itu berada pada lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman berasal dari lingkungan eksternal. Berikut cara yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT adalah: a. Strenght Melihat kekuatan ( Strenght ) sesuatu yang dimiliki pada stasiun televisi dalam program acara tersebut. b. Weakness Melihat kelemahan ( Weakness ) segala sesuatu yang dimiliki agar stasiun beserta tim produksi tidak memaksakandiri melakukan usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu. c. Opportunities Melihat peluang (Opportunities) adanya kesempatan yang dapatdimanfaatkan dan memberika keuntungan. d. Threats Melihat ancaman ( Threats ) terhadap usaha - usaha yang beresiko tinggi, melihat siklus yang pendek dan tidak teratur. Terlebih pesaing - pesaing kita yng memiliki kemampuan lebih dari kita (http://www.smeru.or.id ,2012). 2.6 Meningkatkan RatingMusik Dahsyat dalam menjadikanProgramUnggulan Rating adalah evaluasi atau penilaian terhadap sesuatu. Rating merupakan data kepermisaan televisi. Data merupakan hasil pengukuran secara kuantitatif. Jadi rating bisa dikatakan sebagai rata-rata pemirsa pada suatu program tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kelompok sampel atau potensi total. Pengertian yang lebih mudah, rating adalah jumlah orang yang menonton suatu program televisi terhadap populasi televisi yang di presentasekan. Apabila dirumuskan menjadi : Data kepermisaan TV itu dihasilkan berdasarkan survey kepermisaan TV (TV Audience Measurement/TAM). Di Indonesia survey kepermisaan televisi kini di selenggarakan oleh AGB Nielsen Media Research (AGB NMR). Sebenarnya ada perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama, tetapi para stokeholders dari data kepermisaan TV itu, seperti pengelola stasiun televisi, pengiklan, media dan lainnya yang berlangganan rating tersebut, lebih mempercayakan terhadap hasil data kuantitatif yang dihasilakn oleh AGB NMR. AGB NMR mengacu pada pandangan global “Global Guidelines for TV Audience Measurement (GGTAM)” yang dibuat oleh Audience Research Method (ARM)Group. (http//www.agbniel.net,2009 ). Rating dari sebuah acara dicatat perubahannya setiap beberapa detik selama durasi acara tersebut berlangsung. Setiap acara televisi, tidak selalu stabil penilaian ratingnya. Rating akan turun apabila penonton mulai merasa bosan dengan adeganadegan tertentu, begitu juga sebaliknya rating akan naik bila penontontiba-tiba mengganti channel untuk melihat acara tersebut, semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia. Adalah hal yangmustahil bagi setiap stasiun televisi untuk mendapat share sebesar 100%. Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiunpenyiaran komersial. Perusahaan atau lembaga rating,menyediakan jasa kepada jasa kepada stasiun penyiaran dengan mengeluarkan laporan rutin mengenai program apa saja yang sudah ditinggalkan audiennya. Rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau didengar orang ( Morrisan, 2008 : 342 ). MenurutHead Sterling, bagaimanapun menariknya suatu programsiaran televisi, tidaklah mungkin mampu menarik seluruh rumah tangga untuk menyaksikan program itu (Morrisan, 2008 : 347 ).