Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata laut

advertisement
Panduan Lapangan
Identifikasi Ikan Karang
Dan Invertebrata laut
Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya
Oleh: Fakhrizal Setiawan
Panduan Lapangan
Identifikasi Ikan Karang
Dan Invertebrata Laut
Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya
Oleh: Fakhrizal Setiawan
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT atas berkat dan izinNyalah buku Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata
Laut dapat diselesaikan. Penulis juga berterimakasih terhadap Fisheries Diving Club
(FDC-IPB) karena di FDC lah penulis mengenyam ilmu selam dan belajar identifikasi
ikan karang untuk pertama kalinya serta Ilmu Dan Teknologi Kelautan –IPB dimana
penulis menyelesaikan jenjang strata satu dan banyak memahami tentang dunia kelautan. Penulis juga sangat berterimakasih terhadap Wildlife Conservation Society (WCSIP) karena foto-foto yang diambil menggunakan kamera dari Marine Program. Buku ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan karena kualitas dan jumlah stok foto yang sangat
minim dan keterbatasan lainnya.
Penulis juga berterimakasih kepada Mas Rizya Legawa Ardiwijaya selaku program
manager WCS-IP Marine Program yang mensuport serta contributor foto,begitu juga
Bang Tasrif Kartawijaya, Rian Prasetia dan Bang Yudi Herdiana, Mba Shinta T. Pardede dan Efin Muttaqien. Ucapan terimakasih juga kepada Mba Shinta T. Pardede yang
mau menjadi editor serta ………..yang bersedia menjadi sponsor untuk mencetak buku
ini. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman di Lapangan baik di Pulau Weh
(ODC, Rubiah tirta Divers,WCS sabang), Karimunjawa (staf TNKJ, MDC, WCS Karimunjawa), Labuan Bajo (Staf PNK dan kru Kapal) dan lainnya yang belum disebutkan
untuk menemani hari-hari selama penyelaman.
Penulis sengaja menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah pembelajaran serta mengharapkan kedepannya banyak putra/putri Indonesia yang belajar dan
meneliti sumberdaya hayati laut bumi pertiwi yang sangat kaya dan beranekaragam ini.
Buku ini sengaja didesin sesederhana mungkin sehingga orang awam sekalipun dapat
memahami isi dari buku ini. Keritik, saran dan koreksi sangat diharapkan untuk revisi
dan kesempurnaan buku ini. Keritik, saran dan koreksi yang membangun dapat di
alamatkan ke: [email protected] atau [email protected].
Fakhrizal Setiawan
Manado, Indonesia
Panduan Lapangan
Identifikasi Ikan Karang
Dan Invertebrata Laut
Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya
TENTANG PENULIS
Penulis menamatkan jenjang S1 nya di Jurusan Ilmu dan
Teknologi Kelautan IPB tahun 2006. Penulis memulai
karirnya di bidang ikan karang sejak di bangku kuliah dan
bergabung Fisheries Diving Club (FDC-IPB). Setelah lulus
kuliah, penulis bergabung dengan WCS Marine program
hingga sekarang. Selama di WCS lah penulis banyak belajar
dunia bawah air khususnya ikan karang. Penulis sekarang
berdomisili di Manado dan tetap bekerja di WCS Indonesia
Marine program, site Sulawesi Utara.
Editor:
Shinta Trilestari Pardede
Ilustrator:
Fakhrizal Setiawan
Foto credit:
Fakhrizal Setiawan
Rizya L. Ardiwijaya
Tasrif Kartawijaya
Rian Prasetia
Yudi Herdiana
Efin Muttaqien
Shinta Trilestari Pardede
DAFTAR ISI
Bagaimana menggunakan buku ini …………………………………….………….
Pendahuluan
….……………………………………………………………….….
Monitoring ikan karang ………………………………………………… ………….....
Monitoring Invertebrata bentik non karang ……...……………………….……
Acanthuridae
40
Pomacentridae
Apogonidae
46
Priacanthidae
Aulostomidae
56
Pseudochromidae
Balistidae
58
Scaridae
Blenidae
62
Scorpaenidae
Caesionidae
64
Serranidae
Carangidae
68
Siganidae
Carchanidae
71
Sphyraenidae
Centriscidae
75
Syngnathidae
Chaetodontidae
77
Synodonthidae
Cirrhitidae
94
Tetraodonthidae
Dasyatidae
97
Zanclidae
Ephippidae
99
Diademidae
Fistularidae
102
Bintang laut
Gobidae
104
Teripang
Haemulidae
107
Nudibranchia
Holocentridae
111
Spons
Kyphosidae
115
Clams/kerang
Labridae
117
Gorgonian
Lethrinidae
132
Crustacea
Lutjanidae
136
Ascidian
Monacanthidae
139
Anemone
Moorynidae
143
Sephia/sotong
Mullidae
147
Octopus/gurita
Nemipteridae
152
Ostracidae
156
Pempheridae
158
Pinguipedidae
160
Plesiopidae
165
Plotosidae
167
Pomacanthidae
169
iii
iv
11
266
176
212
214
218
224
229
243
249
251
254
257
264
277
284
290
294
296
301
305
308
309
311
313
314
BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU INI
1
Sewaktu kecil kita sering didengungkan akan lokasi Indonesia yang sangat stratergis
yaitu diapit oleh 2 samudra yaitu Hindia dan Pasifik. Hal ini sangatlah masuk akal dikarenakan di Indonesialah terdapat percampuran biota laut dari kedua samudra tersebut. Dalam buku ini anda dapat melihat ikan – ikan dari samudra Hindia dan Pasifik
bertemu di Indonesia serta batas jenisnya yang tergantikan oleh saudaranya di
Samudra lainnya. Buku ini merupakan panduan prkatis di lapangan bagi yang ingin
belajar survey serta identifikasi ikan karang dan invertebrata bentik selain karang.
Buku ini didesian sesederhana mungkin dan seinteraktif mungkin sehingga mengurangi kebosanan dalam mempelajarinya.
Dibagian awalnya juga diterangkan mengenai metode-metode monitoring ikan
karang dari seluruh dunia untuk memudahkan monitoring. Penggolongan ikan kedalam family di buku ini ditandai dengan warna sehingga memudahkan dalam pencariannya. Urutan family ikan juga berdasarkan alphabet meski kadang bentuk yang
mirip namun nama familynya berbeda menyebabkan gambar menjadi sulit dibandingkan. Identifikasi dibuku ini menggunakan nama latin, nama inggris/ common name
dan nama Indonesia. Selanjutanya ciri-ciri fisik, habitatnya, distribusinya dan terakhir
makannnya. Salah satu kesulitannya yitu dalam pengumpulan materi adalah kurangnya
informasi nama-nama lokal ikan di Indonesia dan perbedaan nama lokal untuk satu
jenis ikan di beberapa lokasi namanya berbeda dan banyak. Umumnya nama lokal
diberikan untuk level family dan bukan level species. Pewarnaan dalam tiap halaman
yang berbeda untuk setiap family akan membantu menemukan species yang dicari dengan lebih mudah. Identifikasi ikan bersumber dari www.fishbase.org dan Allen, 2003.
Identifikasi kelompok
Buku ini terbagi kedalam dua kelompok yaitu Identifikasi ikan karang dang identifikasi invertebrata. Identifikasi ikan paling mudah dimulai dari bentuk tubuh dari sini
dapat dikatehui identifikasi level Family.
Penandaan Anatomi
Identifikasi level ini sudah masuk kebagian species, namun sebelum masuk lebih
jauh akan sedikit diulas bagaimana cara mengidentifikasi ikan karang secara lebih mudah. Kunci identifikasi ikan karang terdiri dari:
Cara berenang
Waktu aktifnya
Bentuk sirip, baik sirip pectoral (dada), sirip anal(dekat dubur), dorsal
(punggung) maupun ventral(Perut)
Pola warna
Ciri-ciri khusus lainnya, seperti organ tambahan, dll.
2
Anantomi ikan dan bagian-bagiannya. Panjang ikan berguna dalam mengkonversi
dari panjang menjadi berat dimana nilai TL (total length), FL (fork length) dan SL
(standar length) untuk nilai a dan b masing-masing berbeda. Rumus pengkonversi
dari panjang menjadi berat adalah W= a x Lb
Dimana:
W = berat ikan dalam gram
a dan b = konstanta laju pertumbuhan
L (TL/SL/FL) = Panjang ikan
3
Pola, bentuk serta warna merupakan salah satu kunci
identifikasi hingga tingkat species untuk ikan karang.
Organ Tambahan pada ikan
sebagai salah satu kunci
identifikasi
PENDAHULUAN
Ikan karang dan biota pengisinya merupakan jantung dan hatinya terumbu
karang. Kehidupan di laut tidak akan berwarna-warni tanpa kehadiran biota-biota
pengisinya yang beranekaragam serta umumnya memiliki warna-warna yang cerah.
Sehingga menjaga jantungnya terumbu karang sudah sewajarnya kita sebagai manusia
untuk melakukannya. Ikan karang merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan
serta akuarium laut maka dari itu pengawasan perlu dilakukan agar stok di alam masih
dapat terjaga dengan lestari. Hal yang paling bisa kita lakukan adalah melakukan monitoring ikan karang untuk melihat perubahannya tiap tahun.
Buku ini akan mengupas mengenai monitoring ikan karang dimana merupakan
bidang keahlian khusus dikarenakan ikan umumnya bergerak cepat, pola yang mirip
dengan keragamannya yang melimpah. Pengamat yang kurang berpengalaman sebaiknya menghitung target ikan lebih sedikit dari pengamat yang lebih berpengalaman.
Cara terbaik untuk mengurangi variasi di daerah yang kompleks adalah melakukan perhitungan lebih terperinci, misalnya banyak mengambil sampel yang sedikit, daripada
mencoba untuk meningkatkan ketepatan suatu jumlah yang besar (Bohnsack dan Bannerot 1986). Berlatih dan terus berlatih menemukan ikan baru merupakan salah satu
cara untuk terus mengingat dan belajar identifikasi ikan meski itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Monitoring juga dapat dilakukan dengan menggunakan snorkeling meski scuba
memungkinkan survei dilakukan pada kisaran lebih dalam dan banyak dari spesies lebih berlimpah pada perairan yang lebih dalam. Meskipun sulit untuk memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara tepat dari kelimpahan dan struktur
ukuran populasi ikan, data kehadiran juga dapat bermanfaat untuk menentukan
apakah ikan dapat bergerak jauh dari daerah asal ke tempat yang lebih baik.
Dibagian kedua buku ini dibahas mengenai Invertebrata non karang dan dikupas
sedikit mengenai metode dan identifikasinya meski bukan bidang yang dikuasaai oleh
penulis. Diharapkan dengan membaca buku ini, akan menumbuhkan kesadaran akan
ekosistem terumbu karang di Indonesia yang belum tentu banyak orang mengetahuinya. Penulis mengutip banyak dari Hill dan Wilkinson, 2004 tentang metode monitoring ekosistem terumbu kiarang. Semoga dengan buku ini memudahkan kita semua
untuk belajar mengidentifikasi ikan karang dan biota invertebarta unik lainnya.
4
Monitoring Ikan Karang
Monitoring ikan karang di buku ini terfokus pada metode visual sensus dimana
observer mencatat langsung ikan yang dia lihat. Metode ini merupakan metode paling
ramah lingkungan karena menimbulkan efek merusak paling kecil dibandingkan metode lain. Namun baik tidaknya suatu metode monitoring secara visual tergantung
kepada:
5
Kemampuan penyelam dalam identifikasi ikan
Kemampuan penglihatan penyelam ex; visibility air dan kondisi mata
Skala spasial dari metode sampling terhadap tingkat gerakan ikan, atau ukuran
area yang sedang dicatat dibandingkan dengan rentang pergerakan ikan
Kisaran ecology species ikan yang berbeda yang sedang dicatat
Ikan yang berenang cepat akan lebih mudah terlihat oleh seorang penyelam yang
berenang perlahan
Metode yang baik juga tergantung arah penelitian, akan seperti apa dan apa
yang ingin kita ketahui dari masalah yang sedang kita teliti. Sehingga metode yang paling tepat dapat di gunakan untuk mencapai tingkat efisiensi di air dan data yang memadai. Kita mungkin menginginkan survei keanekaragaman jenis sebagai bagian dari
studi baseline ketika memulai suatu program monitoring. Survei keanekaragaman jenis
juga dapat membantu memutuskan spesies apa yang dapat dimasukkan ke dalam program monitoring. Pertanyaannya yang sering timbul:
- Spesies ikan apa saja yang terdapat di site tersebut?
- Kelimpahan spesies target kunci apakah dari site tersebut?
Monitoring keanekaragaman ikan karang membutuhkan tingkat keahlian teknis yang
tinggi, sebagai contoh yaitu dibutuhkan seorang ahli setiap taksonomi. Jika Anda tidak
memiliki keahlian teknis, mungkin perlu untuk mendatangkan seorang ahli. Metode
standar untuk keanekaragaman jenis telah dikembangkan dan digunakan oleh sejumlah organisasi non-pemerintah internasional (NGO) di dunia.
Jenis metode sensus ikan yang ada saat ini:
1. Belt transek memberikan perkiraan keragaman dan mencakup wilayah besar per
sensus (banyak digunakan untuk estimasi kelimpahan dan ukuran)
2. Stationery visual census terfokus pada kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran semua spesies di site (banyak digunakan pada terumbu karang yang
mengelompok)
3. Plotless methods (sensus visual cepat) dilakukan dengan cara penyelam
berenang secara acak dan menghitung ikan untuk memberikan informasi yang lebih
lengkap tentang total kekayaan spesies.(Hill dan Wilkinson, 2004)
1. Manta Tow Ikan
Instansi yang menggunakan metode ini:
NOAA Fisheries Pacific Islands Fisheries Science Center Coral Reef Ecosystem Division
(CRED)
Deskripsi Metode:
Survei dimana penyelam ditarik melibatkan dua penyelam di belakang perahu
pada kecepatan konstan (~ 1,5 knot). Setiap penyelam yang melakukan manuver terhubung ke perahu dengan tali dan ditarik dan dilengkapi dengan peralatan survei
seperti digital kamera video. Survei manta tow ikan dapat digunakan untuk melakukan
penilaian cepat dalam area terumbu karang yg luas dalam waktu singkat, yang dapat
berguna ketika bekerja di lokasi terpencil. Dibandingkan dengan survei penyelaman
umumnya, yang telah membatasi cakupan luasan, survei manta-tow lebih efektif dalam
memperkirakan kelimpahan dan kepadatan ikan besar yang mobile. Kami merekomendasikan bahwa komponen video dalam metode ini hanya akan digunakan untuk penelitian dengan dana cukup untuk membeli dan memelihara peralatan. Pengelolaan dan
pemantauan ditingkat masyarakat dapat menggunakan bagian dari metode visual ini
untuk rapid survei atau ikan besar. Kami merekomendasikan bahwa tipe habitat juga
dicatat selama survei visual dimana video tidak digunakan.
Informasi yang diperoleh:
- Ikan dengan panjang total lebih dari 50 cm selama in situ survey
- Ikan dengan panjang total lebih dari 20 cm selama analisis video digital
- klasifikasi habitat Ikan (zona fisiografi, tipe habitat dan sifat sugositasnya)
- Keanekaragaman ikan (untuk ikan lebih besar dan mobile saja
peralatan lapangan:
- 10 mm tambang towing dengan panjang 60 m;
- Towboard dengan dipasang alat untuk meletak
kan kamera dan lembar data dan pensil
-kamera video digital;
-Perekam temperature dan kedalaman(SBE39
misalnya);
- jam waterproof yang memiliki stopwatch;
- jam waterproof sebagai cadangan dan untuk
memonitor waktu menyelam;
- Depth gauge (e.g UWATEC);
- Magnetic switch telegraph system untuk komunikasi antara penyelam dan orang dikapal
- GPS dalam perahu (misalnya Garmin 76);
- Echosounder di perahu untuk mempertahankan
kedalaman towing konstan.
Peralatan di kantor:
- Video player dan kabel s-video;
- Monitor resolusi tinggi;
- ArcView GIS.
Personel Lapangan:
semakin baik jika ada dua tim sehingga
tim permukaan dan tim menyelam dapat
berganti personel pada akhir masingmasing survey.
Personel di Kantor:
Analis berpengalaman dalam identifikasi
terumbu karang dan tingkat spesies
ikan, serta memperkirakan ukuran kelas
dan kelimpahan.
6
Prosedur Umum di Lapangan:
Saat penyelam turun, GPS langsung mencatat koordinat di permukaan;
Setelah penyelam mencapai dasar, mereka mulai berkoordinasi satu sama lain untuk memulai survey menggunakan sinyal tangan dan dengan tim di kapal menggunakan telegraf;
Saat mulai survey langsung mengaktifkan stopwatch dan kamera, catat waktu di
datasheet dan dihitung sejak survei berlangsung (jika kamera digunakan);
Para pengemudi perahu mempertahankan kecepatan ~ 1,5 knot; arus dan kondisi
laut mungkin memerlukan perubahan dalam kecepatan kapal;
Penyelam dapat bermanuver di papan diatas 1 meter dari karang;
Survei ini dibagi dalam 5 segmen menit, yang termasuk 1 menit lingkaran survey
dan 4 menit transek. Selama survei lingkaran, semua ikan-ikan yang lebih besar
dari 50 cm panjang totalnya dicatat dalam pengamatan 360 °. Selama towsurvey,
penyelam melihat ikan di dalam sabuk 5 m dan 10 m di depan;
Pada akhir survey ini (50 menit, yang ' 2km), para penyelam diberi tanda dari tim
di permukaan untuk naik dan memulai safety stop
7
Prosedur umum di kantor:
40% dari tape untuk ikan dengan panjang total 20-50 dan melihat 100% dari tape
untuk ikan > 50 cm;
Tape dilihat di 10 x 5 menit segmen dan ikan dicatat dalam sabuk lebar 10 m;
Ikan diidentifikasi hingga tingkat spesies, dan dicatat ukuran kategorinya;
Klasifikasi Habitat dan rugosity (sifat berkerut)diklasifikasi dari setiap segmen 1
menit.
Keterbatasan:
Memerlukan penyelam berpengalaman dan terlatih dalam bahaya yang spesifik
dari manuver towboards; m
peralatan Field ini mahal dan membutuhkan pemeliharaan rutin, sehingga metode
ini hanya cocok untuk penelitian proyek dengan anggaran besar; mahal dan memakan waktu untuk menganalisis citra;
Mengurangi bias Taksonomi dengan menganalisis gambar dibandingkan metode
survey ikan biasanyai; m
Ikan yg samar / cryptic dapat dengan mudah diabaikan. m
Keuntungan:
Sebuah wilayah besar dicover dalam waktu singkat
Ikan yg menempati habitat yang berbeda, misalnya karang patchy, pasir, daerah
rubble dan transisi di antara mereka dapat diamati dalam satu tarikan;
Dibandingkan dengan survei menyelam biasanya, yang telah membatasi cakupan
spasial, survei mana-tow lebih efektif dalam memperkirakan kelimpahan dan
kepadatan ikan besar yang mobile
Ikan yang jarang atau tidak biasa dijumpai selama survei konvensional lebih
cenderung ditemukan selama survei manta-tow karena wilayah yang lebih luas;
Analisis video manta-tow menghasilkan penilaian yang lebih rinci dari ikan besar,
termasuk kemampuan untuk menghitung jumlah individu lebih baik dalam schooling besar selama survei insitu
Survey manta tow cocok untuk lokasi terpencil yang jarang dikunjungi
Penyelam towed bisa mensurvey area yang tidak cocok bagi penyelam karena arus
kuat,gelombang, atau kondisi yang buruk
Penggunaan alternating permukaan dan tim menyelam meningkatkan survei per
hari; m
Sebuah rekaman visual dapat diarsipkan(di re-sampel atau di re-analisis).
Video ini juga berguna untuk menggambarkan karakteristik bentik yaitu zona fisiografi, tipe habitat dan sifat rugosity
Sebuah penerima GPS pada kapal penarik memungkinkan geo-referensi track survey , menghubungkan image di lokasi.
Bidang pelatihan yang dibutuhkan:
- Penyelam terlatih dalam menggunakan towboards
- Mengoperasikan kapal kecil, GPS, video digital
- Ukuran estimasi ikan dan buku identifikai spesies ikan
- Software ArcView GIS
Informasi lebih lanjuti: Ed Demartini, Edward.DeMartini @ noaa.gov; Stephani
Holzwarth, Stephani.Holzwarth @ noaa.gov; Joseph Laughlin, Joseph.Laughlin @
noaa.gov; atau Brian Zgliczynski, Brian.Zgliczynski @ noaa.gov
Referensi:
www.crei.nmfs.hawaii.edu / eko / tow_board.html
code
1
2
3
4
5
Panjang kelas (cm)
20 - 34
35 - 49
50 - 74
75 - 99
100 - 149
code
6
7
8
9
Panjang kelas (cm)
150 - 199
200 - 249
250 - 299
> 300
8
2. Fish Roving Diver Technique
Instansi yang menggunakan metode ini:
Reef Education and Environmental Foundation (REEF);
Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA);
Mesoamerican Barrier Reef System Synoptic Monitoring Program (MBRS SMP);
Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).
Informasi yang diperoleh:
Informasi tentang kelimpahan dari semua spesies ikan dan disajikan sebagai indeks
kelimpahan log10
Jenis kehadiran / ketidakhadiran (presence/absence) dan frekuensi kejadian)
Kelimpahan relatif per site dapat diperoleh dengan mengalikan nilai indeks berdasarkan frekuensi kelimpahan.
Personil lapangan:
1 pengemudi perahu dan pengamat di permukaan
Minimum 2 pengamat (penyelam). Setidaknya 1 penyelam harus mampu mengidentifikasi spesies semua ikan di daerah tersebut.
9
Prosedur Umum:
Biasanya dilakukan antara jam 10,00 - 14,00
Satu survei yang dilakukan per site
Berenang di sekitar lokasi (kira-kira 200 m dari awal) selama 30 menit dan mencatat semua jenis ikan yang diamati
Perkiraan kepadatan setiap spesies dengan menggunakan logarithmic kategori: Single (1 ikan), Sedikit (2-10), Banyak (11-100), atau melimpah (> 100 ikan).
Pelatihan yang dibutuhkan:
Berenang acak diperlukan untuk memastikan pengamat terbiasa dengan segala
jenis ikan di daerah tersebut
Pengamat yang menjadi bagian dari program REEF harus melakukan tes yang
mengkategorikan mereka ke tingkat level keterampilan yang sesuai
Pengamat harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat
ikan yang berbeda.
Keuntungan:
cepat
Peralatan yang dibutuhkan sangat minim
Memungkinkan cakupan spasial area yang luas
Data frekuensi kumulatif secara statistik berguna
Plotless metode yang baik untuk list spesies
Terutama berguna untuk ikan besar yang waspada terhadap penyelam, cryptic species/samar dan ikan pelagis yang memerlukan pencarian yang intensif di terumbu
karang
Panjang estimasi dapat dibantu dengan menggunakan (two laser beams) dua sinar
laser (bila ada dalam anggaran Anda); 4 laser pointer diposisikan 10 cm terpisah
dan proyek titik keluar laser merah( Colin et al. 2003).
Keterbatasan:
Dibatasi oleh usaha dan kemampuan identifikasi penyelam
Menyelam disetiap titik sampling dan dapat mencakup berbagai kedalaman dan
habitat tergantung pada topgrafi area. Relawan berkonsentrasi pada tempat menyelam populer dan tidak secara acak terdistribusi di antara habitat.
Oleh karena itu, tidak ada kontrol sebagai berikut:
Meliputi wilayah Spasial per sampel (susah untuk membandingkan kelimpahan diantara survei)
Jumlah mikro-habitat tertutup per sampel
Site seleksi
Waktu sampling
Pelatihan dan keterampilan penyelam sangat bervariasi antara pemula dan ahli,
meskipun tes penyelam oleh REEF dan mengkategorikan mereka kedalam level kemampuan sehingga data diurutkan berdasarkan tingkat keterampilan
Estimasi Kelimpahan merupakan sebuah indeks yang membutuhkan sejumlah besar sampel untuk studi perbandingan dan tidak dapat dikonversi ke dalam
perkiraan kelimpahan mutlak.
Referensi: REEF: www.reef.org/; MBRS SMP: www.mbrs.org.bz; AGRRA:
www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html
Juga lihat Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985); Rogers et al. (1994); Almada-Villela et
al. (2003).
10
3. Fish Belt Transect
11
Instansi yang menggunakan metode ini:
Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program of the Great
Barrier Reef;
Global Coral Reef Monitoring Network, English et al.;
Reef Check;
Reef Check program’s MAQTRAC method;
Large fish belt transect method;
English et al. fish recruitment method.
IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method
WCS Indonesian Marine Program
Deskripsi Metode:
Metode ini bertujuan untuk menghitung (mengukur) kelimpahan dan komposisi komunitas ikan di transek. Saat ikan bergerak, sangat sulit untuk mendapatkan sebuah metode sampling yang seragam di sepanjang transek. Pengamat harus berenang dengan
kecepatan konstan dan berhati-hati untuk tidak menghitung ikan yang sama atau
kelompok ikan dua kali karena mereka dapat pindah di sepanjang transek tersebut.
Kehati-hatian juga harus dilakukan untuk menghabiskan waktu yang sama setiap mengamati bagian dari transek tersebut.
Personil lapangan untuk semua survei sabuk/belt transect:
- 1 pengamat dan 1 pemasang roll meter;
- 1 timer / pengemudi perahu.
Personel di kantor:
entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Contoh 1: AIMS LTMP metode (Monitoring penelitian)
Deskripsi Metode:
Tujuannya adalah untuk segera memperkirakan kelimpahan ikan di daerah tertentu
(transek sabuk). Ukuran estimasi dapat ditambahkan ke metode ini jika diinginkan.
Informasi yang diperoleh:
Kelimpahan populasi ikan target
Parameter Fisik:
- Tutupan awan diukur dengan menggunakan skala Beaufort
- kekuatan angin
- Status lautnya
- Visibility bawah air
Peralatan yang diperlukan:
- Roll meter ukurun (5 x 50 m)
- Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk.
Prosedur Umum:
Survei ini dilakukan antara jam 09.00 dan 16,30 di musim dingin dan antara 08.30
dan 17,00 di musim panas
Pertama awan, angin dan status laut dicatat (lihat informasi yang diperoleh di atas);
Survei dilakukan sepanjang 5 transek permanen x 50 m digunakan untuk LTMP
AIMS.
Transek ini ditetapkan antara 6 dan 9 m di lereng terumbu
Visibilitas horizontal air dicatat dalam data entry
Pengamat berenang di atas roll meter dan menggunakan stakes permanen yang
diposisikan setiap 10m untuk memandu arah mereka. Berenang ditransek dua kali;
terlebih dulu mencatat ikan yg lebih mobile, ikan yang lebih besar pada sabuk 5 m;
tim kembali berenang sepanjang transek menghitung ikan yg seddikit bergerak
(misalnya famili Pomacentridae) dalam luasan sapuan sabuk 1
Pengamat harus melihat ke depan untuk stekes permanent berikutnya dan menghitung ikan dengan menghabiskan jumlah waktu yang sama pada setiap bagian transek untuk setiap kelompok ikan target. Ikan mobile harus dihitung terlebih dulu,
diikuti oleh lebih kecil / spesies lebih cryptic /samar
Hanya ikan dalam kelas umur + 1 tahun dihitung karena variabilitas temporal
dalam kelas umur +0 m
Keuntungan:
Meletakkan roll meter ikan di belakang untuk mengurangi gangguan ikan.
Keterbatasan:
Pengamat tidak dapat mengumpulkan data yang memadai pada komposisi jenis,
kelimpahan, frekuensi kejadian dan biomassa pada saat yang sama;
Transek mustahil untuk digunakan pada beberapa terumbu karang karena bentuk
dan kondisi habitat yang kompleks, regulasi pemerintah atau campur tangan sengaja dari penyelam lainnya;
Beberapa ikan tertarik terhadap penyelam; ada juga yang menolaknya. Hal ini dapat membiaskan hasil;
Transek tidak cocok untuk sampling kecil, daerah terlarang, misalnya beberapa
mikrohabitat karang dan kawasan yang rusak atau karang dengan tipe habitat yang
berbeda dan heterogenitas habitat (patchiness), karakteristik karang Karibia.
Bohnsack dan Bohnsack (1986) merancang 'metode visual diam/Fish Stationery
Plot Survey' untuk memecahkan masalah dalam metode transek sabuk.
Pelatihan yang dibutuhkan:
-Identifikasi ikan dan estimasi kelimpahan serta pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda, pelatihan ukuran estimasi jika diperlukan.
12
Contoh 2: Global Coral Reef Monitoring Network, Inggris et al.
method (Management and research monitoring)
Deskripsi Metode:
Tujuannya adalah mengestimasi kelimpahan dan ukuran ikan secara bersamaan di
daerah tertentu.
Informasi yang diperoleh:
Meyelam dengan hati-hati dilakukan untuk mendeteksi perbedaan kumpulan ikan
karang di lokasi yang berbeda menggunakan kategori kelimpahan. Ini memberikan
data dasar untuk zonasi, pengelolaan dan monitoring. Sensus visual ikan pada transek
sabuk menyediakan estimasi jumlah kelimpahan dan ukuran individu ikan untuk menentukan stok dan struktur ukuran populasi spesies spesifik. Pengamat berpengalaman dapat mengestimasi jumlah yang sebenarnya, tetapi untuk pengamat yg kurang
berpengalaman atau untuk kepastian jumlah ikan yang melimpah, kategori kelimpahan
harus digunakan.
Kategori Kelimpahan yang digunakan untuk menghitung ikan.
Log 4 Kelimpahan Kategori Jumlah ikan
13
Log4 Kategori Kelimpahan
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah Ikan
1
2-4
5 - 16
17 - 64
65 - 256
257 - 1024
1025 - 4096
4097 - 16384
Peralatan yang diperlukan:
Roll meter ukuran (5 x 50 m);
Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk;
Model Ikan untuk berlatih estimasi panjang ikan ( Inggris et al 1997).
Prosedur Umum:
Menyelam dengan hati-hati
Dilakukan selama siang hari;
List spesies yang dominan untuk disertai dalam pencatatan transek sabuk. Ini mengurangi waktu yang diperlukan untuk menulis nama-nama spesies pada lembar data, sehingga meningkatkan kemampuan pengamat untuk mencatat ikan terus-menerus.
Spesies yang dimasukkan harus dipilih dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
- Nampak secara visual dan dominan, tanpa perilaku samar/cryptic;
- Mudah diidentifikasi di bawah air;
- berasosiasi dengan terumbu karang.
Kelompok dari spesies yang sesuai untuk penilaian terumbu karang harus digunakan untuk:
- Perkiraan kuantitatif struktur kelimpahan dan ukuran spesies yang menjadi
'target' nelayan, misalnya Serranidae, Siganidae, Acanthuridae, Lutjanidae,
Lethrinidae, Haemulidae Balistidae
- Perkiraan kuantitatif kelimpahan ikan sepanjang garis 50 m yang sama diguna
kan untuk intercept transek garis / LIT
- Estimasi Semi-kuantitatif kelimpahan relatif dari spesies lain yang termasuk
kategori mayor trofik (planktivores, grazers ganggang, dan feeders karang),
misalnya Pomacentridae, Acanthuridae, Caesionidae, Scaridae, Siganidae,
Labridae, Mullidae dan spesies lain yang 'visualnya jelas', misalnya Chaetodontidae.
Belt transek
Dilakukan selama siang hari di sepanjang 3 transek sama dengan LIT tetapi transek
sensus ikan harus 50 m panjangnya dan di 2 kedalaman (3-5 m dan 8-10 m)
Tunggu selama 5 sampai 15 menit setelah meletakkan roll meter sebelum menghitung untuk memungkinkan ikan untuk melanjutkan perilaku normalnya
Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek, mencatat ikan yang dijumpai
dalam transek sabuk lebar 5 m dan 5 m di atas terowongan transek tersebut
Hitung jumlah spesies target yang sebenarnya terlihat dalam transek dan estimasi
ukuran (dalam cm) dari masing-masing ikan tersebut
Jangan kompromi untuk mendapatkan gambaran yang baik dari masyarakat dengan berusaha menghitung semua individu dari taksa tertentu, dengan mengorbankan estimasi yang hilang dari kelimpahan ikan lainnya.
Satu penyelam melakukan sensus dalam area transek sedangkan penyelam satunya
lagi menyelam di belakang pengamat dan membuat observasi umum lingkungan
karang dan kumpulan ikan
Di daerah dimana keanekaragaman dan kelimpahan ikan yang tinggi, kami merekomendasikan tugas dipisahkan. Hal ini dapat dilakukan dalam 2 atau lebih sapuan, mobilitas kelompok ikan yang lebih besar dilakukan pada sapuan pertama
dan ikan teritorial yang lebih kecil dilakukan pada sapuan kedua atau tugas tersebut
dapat dibagi diantara penyelam.
Keuntungan:
Visual sensus ikan adalah salah satu metode sampling yang paling umum digunakan kuantitatif dan kualitatif
Cepat, non-destruktif dan murah
Minim personel dan peralatan khusus yang diperlukan
Informasi yang diperoleh berguna bagi manajemen dan stok assessment
14
Keterbatasan:
Pengamat harus sangat terlatih
Ada 2 kemungkinan ikan mungkin tertarik terhadap penyelam, atau menjauh dari
penyelam
Kesalahan Observer dan bias terjadi dalam memperkirakan jumlah dan ukuran;
Ada kekuatan statistik yang rendah untuk mendeteksi perubahan spesies langka;
Penggunaan kategori kelimpahan mengurangi kekuatan untuk mendeteksi perubahan kecil dari ukuran ikan.
Pelatihan yang dibutuhkan:
-Identifikasi ikan, penghitungan dan estimasi panjang. Lihat Inggris et al. (1997) untuk
rincian tentang pelatihan untuk memperkirakan panjang ikan. Ini harus diulang setiap
6 bulan.
CP:
Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au
Referensi:
Inggris et al. (1997)
15
Contoh 3. Metode Reef Check (Community Monitoring)
Deskripsi Metode:
Metode ini dirancang untuk digunakan oleh penyelam relawan atau snorkellers.
Data yang diperoleh:
Kelimpahan ikan target utama.
Peralatan yang diperlukan:
- Roll meter (100 m)
- Pipa PVC untuk memperkirakan lebar sabuk (opsional).
Prosedur Umum:
Bentangkan rollmeter transek 100 m di masing-masing 2 kedalaman, 2-6 m dan 612 m
Tunggu selama 15 menit
Transek panjang 20 m dengan lebar 5 m dan 5 m tinggi;
Pengamat berenang perlahan di sepanjang garis transek dan berhenti setiap 5 m
untuk menghitung spesies target. Pengamat kemudian menunggu selama 1-3 menit
sebelum melanjutkan ke titik perhentian berikutnya. Proses ini diulang 3 kali sampai 20 meter transek telah selesai disurvei. Satu transek lengkap terdiri dari 4 segmen replikasi 20 m untuk panjang total survei 80 m.
Keuntungan:
- dapat digunakan oleh pekerja non-profesional, sehingga biaya lebih murah
- Satu survei penuh, cukup untuk mendapatkan gambaran tentang kelimpahan ikan
target bila dibandingkan pada skala regional atau global. Survei ditingkatkan dalam
ruang dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat tentang kelimpahan dan perubahan dari waktu ke waktu pada skala site.
Keterbatasan:
- Replikasi lebih banyak dan survei lebih sering diperlukan untuk memperoleh indikasi
yang lebih baik terhadap kelimpahan local ikan serta perubahannya. Peningkatan replikasi menyebabkan kenaikan biaya.
Pelatihan yang dibutuhkan:
- Identifikasi spesies target (untuk tingkat family dan spesies bagi spesies yang paling
umum). Pelatihan dapat dilakukan dalam satu hari.
CP: [email protected]
Reference:
www.reefcheck.org
16
Contoh 4. Program Reef Check metode MAQTRAC (Research Monitoring)
Deskripsi Metode:
Metode ini dirancang untuk menentukan dampak perdagangan akuarium terhadap
populasi ikan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ukuran sampel yang cukup spesies ikan indikator yang dapat dibandingkan secara statistik dan membedakan antara
pengumpulan ikan dan site kontrol.
Data yang diperoleh:
Tingkat kelimpahan jenis dan ukuran informasi.
Peralatan yang diperlukan:
Roll meter (100 m).
17
Prosedur Umum:
Jumlah transek yang diperlukan tergantung pada kepadatan ikan di daerah tersebut,
ukuran area sampling dan heterogenitas spasial area sampling. Hal ini biasanya berarti
bahwa minimal 5 dan terbanyak 15 transek akan dibutuhkan untuk mencapai ukuran
sampel yang cukup untuk sebagian besar spesies.
-Lihat Reef Check metode transek sabuk di samping. Kedalaman survey bervariasi tergantung di mana ikan target yang dicatat
- Untuk mencatat kelimpahan, jika individu-individu dari kelas ukuran dalam kelompok ikan antara 1-50 individu, hitung setiap ikan dalam ukuran kelas. Masukan
perkiraan panjang kedalam selang kelas . Ketika ada schooling besar ikan, perkiraan
kelimpahan harus dibuat dengan membuat kuadrat imajiner ke schooling dengan
membagi sepertiga atau seperempat dari ukuran schooling dan memperkirakan kelimpahan ikan di dalam sepertiga atau seperempat bagian tersebut.
Time Swim
Time swim dapat dilakukan di luar transek 100m (yang juga digunakan untuk Reef
Check PIT dan transek sabuk MAQTRAC invertebrata) daripada meletakkan roll
meter ulang . Time swim harus dilakukan sebagai teknik survei utama ketika spesies ikan tidak cukup melimpah di survei transek sabuk atau di habitat yang tidak
memungkinkan untuk transek sabuk. Apabila time swim adalah satu-satunya cara
mendapatkan data kelimpahan, sangat penting untuk memperkirakan jarak dan
mencatat waktu secara akurat.
Survei ini sepanjang jalan 5 m sabuk yang sama, tetapi panjang transek diukur dengan waktu berenang bukan roll meter transek
Catatan awal dan waktu berhenti (ini sangat penting)
Pertahankan kecepatan berenang secara konstan
Ketika berhenti digunakan untuk menghitung sebuah schooling besar atau untuk
melihat ke dalam celah-celah karang, waktu harus dihentikan dan kemudian dijalankan lagi ketika berenang dilanjutkan kembali. Ini merupakan langkah penting
karena pengukuran densitas/kepadatan dapat diperoleh dari waktu sampel dan kecepatan berenang;
Perhitungan semua individu dari spesies ikan target dan ukuran dengan cara yang
sama seperti pada survei transek.
Keuntungan:
Metode yang secara statistik cukup kuat jika ada ulangan yang cukup. Oleh karena
itu dapat digunakan untuk mendeteksi dampak perdagangan akuarium pada populasi ikan
Metode ini dirancang sebagai versi yang lebih rinci dari reef chek monitoring dilakukan masyarakat, oleh karena itu data dapat dibandingkan dengan data masyarakat.
Keterbatasan:
Sulit untuk menentukan apakah dampak yang cukup signifikan secara statistik juga
signifikan secara ekologis;
Memakan banyak waktu dan mahal jika banyak ulangan diperlukan.
Pelatihan yang dibutuhkan:
Penyelam yang sudah terlatih untuk tingkat identifikasi spesies dan estimasi ukuran
ikan. m Harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari habitat ikan untuk melakukan pencarian tepat.
CP:
[email protected]
Referensi:
www.reefcheck.org
Metode ikan lainnya dengan mudah dapat diubah untuk ikan akuarium, namun banyak
spesies sangat kecil dimana kebutuhan untuk menentukan metode ukuran sampel optimum. Lihat Russ dan Choat (1988) untuk rincian tentang rancangan percobaan dan
analisis data perikanan.
18
Contoh 5. Metode transek sabuk ikan besar
Deskripsi Metode:
Observer memperkirakan kelimpahan ikan besar sepanjang transek sabuk, misalnya
ikan kerapu dan napoleon.
Data yang diperoleh:
Kelimpahan spesies target perkiraan.
Peralatan yang diperlukan:
Tidak ada peralatan khusus.
Prosedur Umum:
Kedua survei ini termasuk time swim. Akan sangat membantu untuk memperkirakan
jarak pengamat mengcover area pada saat survei sehingga perkiraan densitas dapat
dihitung dan dibandingkan dari waktu ke waktu dan antara site. Kerapu cenderung
memiliki perilaku cryptic/samar dan tinggal dekat dengan bagian dasar, atau bersembunyi di gua-gua atau di bawah karang. Untuk memastikan ini
tidak terlewat, kecepatan berenang yang konsatan diperlukan untuk sensus visual.
19
Yang termasuk kedalam metode ini antara lain:
Teknik Long-swim untuk ikan besar dan ikan karang yang mobile
Berenang selama 20 menit dengan kecepatan standar pada kedalaman 5 m konstan
di sepanjang terumbu karang (reef crest);
Catat jumlah dan ukuran dari semua individu spesies target besar yang diamati
dalam area 10 m di kedua sisi pengamat;
Untuk jenis ikan besar yang bergera, dimensi transek yang tepat adalah 400 x 20 m.
Untuk ikan yang lebih kecil, lebar transek diperkecil menjadi 5 m di kedua sisii.
Salah satu contoh Metode ini adalah:
Long Swim Method (IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method)
Deskripsi Metode:
Metode ini digunakan untuk ikan-ikan ukuran besar (> 35 cm TL) dimana untuk mengetahui functional grup ikan.
Informasi yang didapat:
Kelimpahan ikan target ukuran besar
Kelimpahan functional group ikan ukuran besar
Peralatan yang dibutuhkan:
alat Scuba
Alat tulis bawah air
Jam anti air
Prosedur umum:
Menyelam hingga kedalaman 10 m
Berenang sejajar kedalaman selama 20 menit atau sekitar 400 m
Catat ikan dengan lebar 20 m (10 meter tiap sisi dikiri dan kanan)
Catat ikan ukuran besar (>35 cm)
Jika menemukan ikan schooling kategorikan kedalam ukuran kelas
Keuntungan:
Cepat dan mudah karena list ikan sudah dibuat dari darat
Keterbatasan:
Jika arus kuat, sapuan berenang yang didapat menjadi pendek
Dalam kondisi tertentu (Kontur karang) menyebabkan disorientasi arah
Pelatihan yang dibutuhkan:
Identifikasi ikan besar beserta estimasi panjangnya
Referensi:
IUCN – The International Union for the Conservation of Nature – Global Marine Program. Web: www.iucn.org/marine; [email protected]
Gabriel Grimsditch; [email protected]
CORDIO East Africa (Coastal Oceans Research and Development – Indian Ocean
Web: www.cordioea.org . David Obura; [email protected]
Survey kerapu
Berenang dengan kecepatan 6 meter per menit selama 30 menit;
Cek substrat secara seksama, hitung dan estimasi ukuran semua individu dalam
sabuk 5 m;
Seorang pengamat kedua harus mengikuti di belakang dan mencatat jumlah dan
ukuran ikan kerapu yang lebih besar yang bergerak dalam jarak 10 m kedua sisi.
Keterbatasan:
Pengamat dapat dilatih untuk berenang dengan kecepatan konstan tetapi sulit dalam
keadaan berarus .
20
Keuntungan:
Long-swim memungkinkan tutupan daerah yang lebih luas dalam waktu terbatas
dibandingkan dengan transek kecil;
Gangguan ikan oleh penyelam diminimalkan karena tidak ada rollmeter yang
digunakan sebelum menghitung;
Teknik ini lebih cocok untuk ikan yang sensitif terhadap penyelam ;
Transek yang lebih lebar untuk spesies mencolok berguna untuk menghitung ikan
yang lebih besar yang tidak memungkinkan didekati menggunakan rollmeter;
kecepatan berenang yang lambat dengan intensitas pencarianyang meningkat
dalam sabuk 5 m menghasilkan jumlah yang lebih tinggi daripada metode lain untuk ikan kerapu yang criptic/lebih samar;
Long-swim metode memerlukan peralatan yang sederhana dan menyediakan data
yang berguna berguna di samping metode survei visual yang lebih baik.
Pelatihan yang dibutuhkan:
Identifikasi ikan kerapu;
Berenang dengan kecepatan konstan.
21
CP: Rachael Pir, Rachael.pears @ jcu.edu.au atau Howard Choat,
howard.choat @ jcu.edu.au
Referensi:
Samoilys (1997); Wilkinson et al. (2003); Hill and Wilkinson (2004).
Contoh 6. Fish recruitment method (management and research
monitoring)
Deskripsi Metode:
berenang sepanjang transek sabuk yang sempit dan menghitung rekrut ikan yang baru
datang menetap. Ini memberikan informasi mengenai komposisi rekrut baru, dan distribusi serta kelimpahan stok ikan karang (spesies dengan juvenile yang mencolok). Ini
digunakan untuk memprediksi masa depan kelimpahan populasi ikan dewasa serta
memberikan gambaran temporal perubahan dalam rekrutmen.
Peralatan yang diperlukan:
50 m panjang roll meter;
1 meter ukuran untuk panjang referensi.
Personil Lapangan:
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan;
2 pengamat (penyelam). m Setidaknya 1 dari penyelam harus mampu mengidentifikasi ikan di daerah rekrut dan terbiasa dengan batas ukuran yang membedakan
rekrut ikan dari ukuran kelas lain.
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
3 x 50 m panjang transek harus diletakkan secara acak pada kedalaman antara 6-9
m di daerah lereng karang
Transek tidak boleh tumpang tindih dan harus dipisahkan dengan jarak 10-20 m;
Letakkan transek dalam garis lurus
Jika LIT digunakan di site-site rekrutmen, dianjurkan bahwa hal itu dilakukan
sepanjang 50 m. namun transek ikan harus diselesaikan terlebih dahulu;
Tunggu 5-15 menit sebelum memulai penghitungan untuk memungkinkan ikan untuk perilaku normal kembali
Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek dan catat ikan dengan lebar 1 m
kedua sisi dari garis transek
Menghitung rekrutmen dengan pencarian habitat yang seksama sepanjang transek
tersebut. Catat schooling species ikan di depan penyelam
Transek tidak harus dipecah menjadi unit yang lebih kecil karena banyak spesies
langka yang jarang
Pelatihan yang dibutuhkan:
Pelatihan dan pengalaman yang terperinci
Keterbatasan:
Membutuhkan pengamat yang terlatih dan berpengalaman;
Visual sensus rekrut ikan terbatas pada spesies juvenile yang menetap
Tidak berguna untuk spesies pelagis.
Keuntungan:
Cepat dan non-destruktif
Sederhana dan murah
Minim jumlah personel dan peralatan.
CP:
Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au
Referensi:
Inggris et al. (1997).
22
4. Fish Stationery Plot Survey / Survey Ikan secara Diam
Instansi yang menggunakan metode ini:
Atlantic and Gulf Reef Rapid Assessment (AGRRA);
Florida Keys National Marine Sanctuary Coral Reef Monitoring Program (FKNMS
CRMP).
IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method
Deskripsi Metode:
Ikan berada dalam sebuah tabung imajiner yang dihitung oleh penyelam yang mengamati dari luar daerah. Metode ini dirancang untuk memperkirakan struktur komunitas
ikan dan digunakan untuk melakukan penilaian stok ikan di Amerika Serikat bersama
dengan data perikanan tradisional.
Informasi yang diperoleh:
Keanekaragaman jenis dan ukuran struktur komunitas.
Peralatan yang diperlukan:
Tidak ada peralatan khusus.
23
Personil Lapangan:
2 pengamat (1 harus sudah terlatih dengan metode , yang lain adalah buddy
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.
Personel di Kantor:
entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Satu pengamat menghitung jumlah ikan secara visual dalam sebuah tabung imajiner dengan radius/jari-jari 7,5 m selama 5 menit
Estimasi dan catat panjang untuk setiap ikan yang dihitung
Keuntungan:
Kunci kelebihan dibandingkan dengan metode transek meliputi:
Sangat mudah digunakan dan dapat mencatat ukuran sampel yang besar
Minim peralatan yang dibutuhkan
Minimum '' kesalahan’ atau eror
Tidak ada waktu yang terbuang dalam memasang rollmeter
Efesiensi waktu dibawah air (karena konsumsi udara minimum)
Menyediakan penggabungan spasial jika terdapat beberapa tipe habitat yang
di cover
Masalah tingkah laku dan ketertarikan ikan terhadap penyelam dapat diminimalkan dibandingkan dengan dengan berenang karena cenderung untuk membiasakan
penyelam diam dan bertindak lebih normal;
Bias melalui metode matrac dapat tereliminasi
Ukuran data maksimum lebih sensitif untuk perikanan dan efek mortalitas ikan
dewasa sedangkan ukuran minimum lebih sensitif terhadap efek rekrutmen
Data dikumpulkan secara bersamaan dengan komposisi jenis, kelimpahan, frekuensi kejadian dan panjang individu untuk semua jenis ikan yang terdeteksi secara
visual. Data-data ini pada semua komunitas parameter utama dapat dikumpulkan
dengan praktis melalui metode ini;
Metode pengumpulan data ini telah diuji secara luas dan tidak berubah selama 25
tahun terakhir;
Teknik ini sangat berguna untuk terumbu karang yang patch/mengelompok dan
terumbu buatan.
Keterbatasan:
Metode ini tidak cocok untuk celah karang dimana ikan tinggal, ikan yang tersembunyi dan sangat rahasia ikan dan tidak efisien untuk studi tentang beberapa spesies atau genus
Tidak bekerja dengan baik dalam kondisi gelombang tinggi, arus kuat, dan di
bawah visibilitas rendah meskipun faktor-faktor koreksi dapat diterapkan untuk
mengoreksi visibilitas rendah. Namun, metode ini memberikan data yang konsisten
dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi visibilitas yang biasanya ditemukan
pada terumbu karang;
Indeks kelimpahan (kerapatan per sampel) dapat diperoleh dari data dan cocok
untuk perbandingan yang relatif, namun ketepatan dari metode ini adalah kemampuan pengamat untuk memperkirakan diameter tabung. Jika kelimpahan mutlak
diperlukan, secara empiris diperoleh faktor koreksi habitat khusus yang perlu
ditentukan dan diterapkan. Ini bukan masalah bagi kebanyakan studi yang hanya
perlu untuk menunjukkan perubahan relatifatau perbedaan;presisi yang dicapai
sangat tergantung pada keterampilan penyelam untuk memperkirakan jari-jari 7,5
m.
24
Perbaikan metode sensus visual diam/Plot Statinery
Perbaikan signifikan dalam perkiraan dari koefisien variasi (perkiraan presisi) telah dicapai dengan menggunakan dua tahap stratifikasi acak untuk memilih 200 x
200 m sampling site. Statistik perbaikan ini dijelaskan secara rinci di Ault et al.
(2001); Ault et al. (2002). Keutamaan dari presisi perbaikan dicapai dengan tidak
lebih dari sampling site individu tetapi upaya mendistribusikan sampel atas site lebih;
Auto korelasi pasangan buddy (yang sering melihat ikan yang sama) bisa dikurangi
dan perbedaan individu dapat dikurangi dengan mengkombinasikan data dari
buddy selam. Replikasi disediakan oleh buddy penyelam yang memiliki metode
sampling yang sama;
Distribusi ukuran populasi dapat dihasilkan dengan menggunakan mean, maksimum, dan minimum ukuran seperti yang dijelaskan oleh Meester et al. (1999).
Pelatihan yang dibutuhkan:
Identifikasi Ikan, penghitungan, estimasi ukuran dan estimasi panjang tabung imajiner.
25
CP:
Robert Ginsburg, [email protected] atau Phil Kramer,
[email protected]
Referensi:
AGRRA www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
FKNMS CRMP: http://www.fknms.nos.noaa.gov/research_monitoring/
Publikasi dikutip di atas dapat dilihat dan download di:
www.sefsc.noaa.gov / articlesandpublications.jsp. Juga lihat Kimmel (1985); Bohnsack
dan Bannerot (1986), Obura dan Grimsdtich (2008) dan Hill dan Wilkinson (2008)
Skema metode Fish Sationery Plot Survey
5. Fish Rapid Visual Census
Digunakan untuk menentukan keragaman spesies. Berguna untuk menentukan spesies
yang akan disertakan dalam monitoring jangka panjang.
Deskripsi Metode:
Pengamat melakukan survei ini pada kecepatan konstan untuk waktu yang tetap,dan
bukan mengukur daerah dengan rollmeter transek. Metode ini berguna untuk memperkirakan kelimpahan relatif dan didasarkan pada asumsi bahwa kemungkinan
menghadapi suatu spesies meningkat kelimpahannya. Oleh karena itu, spesies yang
lebih umum kemungkinan dapat semakin cepat pengamat menghadapi itu.
Informasi yang diperoleh:
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan relatif disajikan dalam frekuensi kejadian.
Bagaimana Anda menganalisis dan menginterpretasikan data?
Nilai Spesies menunjukkan kelimpahan relatif dari spesies yang berbeda dari satu
sama lain;
List Spesies yang didapat memberikan estimasi keragaman spesies di suatu daerah.
Personil Lapangan:
1 pengamat dan 1 buddy
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan
Personel di Kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Pengamat berenang di sekitar terumbu secara acak untuk menemukan dan mencatat sebanyak mungkin spesies ikan
Penyelam harus terbatas pada habitat yang spesifik (kedalaman, zona terumbu) untuk menentukan jenis kekayaan
Spesies hanya dicatat satu kali ketika saat pertama terlihat pada Interval 10 menit
waktu, dengan total 10 menit interval 5 menit. 10 menit interval pencarian memungkinkan penyelam untuk memperoleh perkiraan kelimpahan relatif dari
masing-masing spesies selain ada atau tidak adanya data yang berasal dari daftar
spesies. Asumsinya adalah bahwa spesies terjadi dalam interval waktu
awal yang paling melimpah di komunitas
Ikan tyang ditemukan diinterval 10 menit pertama menerima nilai 5, pada interval
kedua 4, dan seterusnya sehingga interval kelima skor ikan 1. Skor Spesies yang
dijumlahkan untuk menunjukkan frekuensi kejadian
Ulangi jumlah tersebut 8 kali per site
26
Keuntungan:
Sederhana dengan peralatan yang minim
Menghindari metode transek yang memakan waktu
Berguna untuk survei awal keanekaragaman jenis, dan untuk memilih spesies yang
akan diikutsertakan dalam monitoring jangka panjang sesuai dengan kelimpahan
mereka, hal ini akan mempengaruhi kualitas data dari panjang transek yang dipilih
dapat diimplementasikan pada daerah patch reef dimana interval waktu berhenti
penyelam berenang di antara area terumbu karang.
Keterbatasan:
Data tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan tutupan karang atau data
makro-invertebrata sebagai daerah berbeda yang diteliti;
Seperti semua metode sensus ikan, keanekaragaman jenis yang diperkirakan sebagai spesies samar/cryptic mungkin banyak yang diabaikan;
27
Metode yang ini menekankan pentingnya luas yang discover meskipun kadang sepeciesnya jarang (umumnya untuk ikan di terumbu karang), sementara banyak di
daerah patchreef kita sudah underestimate /di bawah perkiraan tapi ikannya berlimpah.
Pelatihan yang dibutuhkan:
Identifikasi level Spesies dan pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat
ikan yang berbeda.
Referensi:
Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985).
6. Butterfly Fish Method (Metode Survey Ikan Kepe-kepe)
Instansi yang menggunakan metode ini:
Metode ini digunakan oleh peneliti di Hawaii. Tidak ada instansi yang menggunakan
metode sebagai metode utama.
Deskripsi Metode:
Metode ini dilakukan dengan cara mengobservasi ikan kepe-kepe dan perilaku
makannya untuk menentukan kelimpahan makanan dan habitat ikan butterfl y per
pasangan. Persentase tutupan komunitas bentik juga harus ditentukan. Konsep ini didasarkan pada asumsi bahwa ikan kepe2 yang memakan karang akan bergerak jauh
dari daerah terumbu karang ketika kesehatan/kondisi karang memburuk.
Peralatan yang diperlukan:
Rollmeter panjang 30 m
Alat tulis bawah air dengan penggaris dengan panjang 20 cm.
Prosedur Umum:
Wajib dilaksanakan minimal pada 2 studi site di mana satu site adalah kontrol
(tanpa gangguan antropogenik )
Level dasar estimasi kelimpahan ikan; level lanjutan untuk mengukur tingkah laku
ikan dan ukuran area teritorialnya(tergantung sumber daya).
Estimasi Kelimpahan
Tempatkan sampai 4 x 30 m transek pada wilayah tutupan karang yang tinggi
(tidak sembarangan);
Berenang perlahan dengan kecepatan 6 m per menit sepanjang transek dan targetnya kelimpahan ikan kepe-kepe sepanjang transek sabuk selebar 10 meter.
Persentase tutupan komunitas bentik
Kami merekomendasikan menggunakan metode transek titik (Point Intersept Transect) sebagai cara termudah ). Perilaku berpindah (diharapkan meningkat karena
makanan menjadi terbatas)
Diimplementasikan setelah survei kelimpahan;
Survei ini dilakukan selama 5 x 10 menit periode observasi. penyelam berenang
sepanjang transek untuk mencatat sepasang ikan kupu-kupu;
Batas wilayah mereka ditandai (ujung terjauh di mana mereka bergerak);
Amati perilaku ikan selama 10 menit;
Catat setiap kali mengejar sepasang ikan targetdi wilayah yang berdekatan;
Ulangi untuk pasangan yang sama selama 50 menit dari pengamatan;
28
Observasi ini tidak perlu diimplementasikan selama satu kali penyelaman, tetapi
berturut-turut penyelaman yang terus dilaksanakan sebatas persyaratan keselamatan penyelaman yang memungkinkan;
Perkiraan ukuran ikan yang menjadi target dengan mencatat posisi mulut mereka,
eyespot (tanda) di belakang atau ekor di karang saat mereka makan, ketika mereka
pindah, ukur panjangnya dengan penggaris.
Perilaku makan (untuk menentukan Makanan yang disukai)
Amati perilaku makan selama periode 3 x 10 menit;
Catat jumlah gigitan pada spesies tertentu karang;
Hitung jumlah gigitan per 10 menit untuk setiap jenis karang.
29
Mengukur daerah territorial ikan kepe2 (diharapkan meningkat karena
keterbatasan makanan)
Tandai batas wilayah territorial (lingkaran atau oval) dengan penanda(bisa dengan
patahan karang mati);
Ukur panjang wilayah territorial di diameter terpanjangnya (cross section).
Satu penyelam memegang di ujung dari pita, penyelam kedua mengukur jarak
wilayah teritorialnya terus dilakukan berulang untuk daerah lainnya;
Ukuran wilayah territorial dihitung dengan menjumlahkan semua nilai pada lembar
data.
Personil Lapangan:
2 pengamat;
1 perahu orang / pengamat permukaan.
Personel di Kantor:
Kalkulasi perilaku makan dan pengukuran luas wilayah teritorialnya
Analisis data, interpretasi dan pelaporan.
Keuntungan:
Sederhana dan murah
Dapat dilaksanakan oleh pemula yang tidak mendapat pelatihan teknis sebelumnya
Sangat peka untuk mengetahui perubahan kondisi terumbu karang secara perlahan
-lahan; ikan kepe2 pemakan polip karang akan memperbesar wilayah
makannya jika kepadatan karang menurun untuk mencukupi kebutuhan makannya, sehingga ukuran pengamatan wilayah territorial ikan
kepe-kepe dapat menunjukkan penurunan kondisi karang secara bertahap namun yang mungkin tidak secara signifikan dibandingkan survey langsung tutupan karang
modifikasi desain di mana informasi lebih lanjut dapat ditambahkan jika sumber
daya dan kapasitas penyelam memungkinkan.
Keterbatasan:
Lebih mudah untuk mengukur tutupan karang secara langsung yaitu dengan melakukan intercept transek titik(Point Intersept Transect/PIT).
Pelatihan yang dibutuhkan:
Tidak pelatihan ilmiah formal yang diperlukan tetapi 1 atau 2 ikan coralivores kunci
harus diketahui per lokasi geografis.
Referensi:
Crosby dan Reese (1996).
30
7. Fish Spawning Aggregations Method (Metode Agregasi
Pemijahan Ikan)
Instansi yang menggunakan metode ini:
Society for Conservation of Reef Fish Aggregations (SCRFA)
Deskripsi Metode:
Metode ini melibatkan penentuan lokasi, musim pemijahan dan ukuran site pemijahan
dan melakukan sensus visual bawah air untuk memperkirakan kelimpahan pemijahan
ikan dewasa.
Data yang diperoleh:
kepadatan pemijahan
Size populasi pemijahan dan struktur komposisi jenis kelamin
Pola Temporal saat aktivitas pemijahan dan daerahnya
Jumlah ikan di lokasi pemijahan.
Peralatan yang diperlukan:
Meteran/penggaris untuk memperkirakan ukuran.
31
Personil Lapangan:
2 pengamat (penyelam);
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan .
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Ada kebutuhan untuk mendefinisikannya sebagai berikut:
1. Di mana agregasi?
Sebuah agregasi/berkumpul diakui jika meningkat 3 kali lipat dari kepadatan pemijahan ikan. Untuk informasi pemijahan, tanda-tanda langsung 'pemijahan' juga harus
diidentifikasi, termasuk:
i. Perlu tidaknya pengamatan pemijahan;
ii. Betina dengan telur terhidrasi; dan
iii. Kehadiran folikel pasca-ovulasi pada ovarium dari sekumpulan betina.
tanda-tanda tidak langsung mencakup:
i. Perilaku atau perubahan pola warna yang diketahui hanya berhubungan dengan
pemijahan; dan
ii. Data Gonad somatik indeks (GSI), perut bengkak dan lainnya yang terbukti ada in-
2. Apa yang dikatahui dari waktu atau musim agregasi itu?
Informasi ini diperoleh dari nelayan, pengamatan ikan bunting/bengkak di pasar, dan
dari histologi gonad.
3. Dimana agregasi berada?
Nautical chart, citra satelit, foto udara dan pengintaian udara yang berguna untuk
menilai site potensial agregasi dan diketahui dari profil batimetri dan oseanografi untuk spesies. Kumpulan perahu nelayan lokal disinkronkan dengan fase bulan adalah
indikasi yang bermanfaat untuk mengetahui agregasi pemijahan, dan wawancara dengan nelayan sangat membantu. survei skala luas dengan snorkeling atau manta-tow
juga dapat berguna.
Ada 3 metode monitoring yang dapat digunakan:
Underwater Sensus Visual atau Stationery Plot Survey
Kumpulan data-data perikanan, Domeier et al. m (2002); Colin et al. (2003);
Remoute surfeilance teqhnique/ teknik pengawasan jarak jauh.
Underwater Visual Sensus untuk agregasi pemijahan
Survei visual dengan cara melintasi site agregasi banyak direkomendasikan. Untuk spesies yang sulit dijumpai/mudah kabur , jumlah stasiun direkomendasikan. Time swim
tidak dianjurkan karena mereka tidak menyediakan data kuantitatif. Kriteria berikut ini
akan menentukan metode berlakut:
kedalaman site
Kepadatan ikan
Arus (ketika arus kuat atau bila ikan waspada terhadap penyelam di dekatnya).
Stationery plots mungkin lebih tepat di sini untuk menghemat energi).
Parameter yang diukur:
Jumlah ikan per satuan luas
Ukura
Sex rasio
Tingkah Laku
Lokasi di peta (pemetaan).
Mengukur daerah agregasi .Tandai daerah batasnya saat melakukan survei dan
kembali ke pengukuran ini nanti. Tanda disini bisa berupa batu dicat atau pemasangan buoy (hati-hati hal ini bisa memancing nelayan untuk menangkap didaerah
SPAGs) .
Jika memungkinkan, video transek dapat digunakan untuk memperkirakan kelimpahan secara akurat; video jarak jauh juga berguna untuk ikan yang takut terhadap
manusia.
32
Keuntungan:
Metode Non-destruktif;
33
Keterbatasan:
Site Monitoring lebih dari satu merlukan beberapa tim pengamat kalau agregasi
terjadi pada waktu yang sama, dimana pemihjahan sering berlangsung secara bersamaan;
Karena variasi lokasi pemijahan dan waktunya yang musiman selama agregasi itu,
tidak mungkin untuk mengunjungi site pemijahan hanya sekali dan mengharapkan
data survei yang baik. perencanaan hati-hati sangat penting;
Karena setiap site pemijahan yang berbeda, metode survei yang disarankan di sini
harus diambil sebagai panduan;
Umumnya agregasi terjadi didaerah yang tutupan karang nya signifikan, seringkali
dengan berlimpahnya tempat persembunyian, ikan yang tersembunyi di celah-celah
atau di bawah karang akan menyebabkan nilainya lebih kcil dari angka yang sebenarnya;
Sangat sulit untuk mendapatkan data ikan akurat dan valid setiap sehingga setiap
interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati. Pengulangan analisis video adalah
salah satu pilihan, tetapi tidak selalu cocok untuk semua jenis ikan;
Data ukuran harus ditafsirkan secara hati-hati, karena estimasi ukuran panjang
minimum dan maksimum adalah relatif;
Menentukan seks hanya mungkin untuk spesies yang memiliki ukuran jelas atau
perbedaan warna.
Pelatihan yang dibutuhkan:
Training untuk pemantauan agregasi; hubungi the Society for Conservation of Reef
Fish Aggregations (SCRFA);
Bias dari Observer untuk itu perlu pelatihan estimasi panjang ikan, identifikasi spesies dan tingkah laku pemijahan, gangguan perilaku ikan oleh penyelam merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Jika memungkinkan, nelayan dan stakeholders lainnya harus terlibat dalam program pelatihan Spags ini.
Referensi:
Lihat Domeier et al. (2002); Colin et al. (2003) for fisheries dependent data and remoute surveillance techniques; www.scrfa.org/
The Nature Conservancy juga mengembangkan metode inil untuk pemantauan agregasi
pemijahan kerapu di Indo Pasifik (Lihat www.nature.org), begitu juga Wildlife Conservation Society (WCS) di Pulau Weh, Aceh.
34
ACANTHURIDAE
Surgeon fish, Ikan butana
Acanthurus leucosternon
Powderblue surgeonfish
Nama Umum: Ikan butana biru,
kuli pasir (sulawesi),
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
35
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL).Badan berwarna biru, dorsal
kuning, sekitar muka berwarna hitam dan sangat mudah dibedakan
dengan jenis Paracanthus hepatus
Habitat: Perairan terumbu karang
dari kedalaman 45 m hingga dangkal 2-3 m.
Distribusi: Perairan terumbu
karang tersebar dari Afrika hingga
Papua New Guinea
Tipe pemakan: Pemakan Alga
Paracanthurus hepatus
Palette surgeonfish
Nama Umum: ikan dori, leter six
Ciri-ciri: Panjang max 31 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Warna biru cerah dengan pola
hitem seperti angka enam, ekor
kuning dengan strip hitam. Sirip
dada biru dengan ujungnya hitam
dilingkari kuning.
Habitat: Daerah karang yang
jernih dan berarus. Soliter atau
kelompok kecil, juv sering terlihat
sembunyi di celah karang Pocillopora. Benthopelagic.
Distribusi: Indo-Pasifik:Afrika
timur– Samoa, Jepang-GBR
Tipe pemakan: Zooplankton
Acanthurus lineatus
Lined surgeonfish
Nama Umum: Butana kasur
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
3/4 badan atas terdiri dari garis
kuning dan garis biru strip hitam, 1/4
badan bawahnya berwarna abu-abu.
Kill dipangkal ekor tajam, kuat dan
beracun. Sirip perut oranye
Habitat: Pejantan mengontrol
daerah teritorial makan dan haremnya, benthopelagic. Dewasa umumnya schooling di daerah dangkal.
Juv soliter dan di habitat rubble.
Membentuk kelompok pemijahan.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
timur-Hawai, Marquesan dan
Kep.Tuamoto, Jepang –GBR dan
New Caledonia. Digantikan Acanthurus sohal di Laut merah.
Tipe pemakan: Bentik alga/ herbivorus kadang krustacea
Acanthurus pyropherus
Mimic surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Berwarna kecoklatan,
garis hitam dari atas sampai bawah
katup insang, sirip pectoral berwarna kuning diujungnya
Habitat: Biasanya hidup soliter/
sendiri, hidup di area laguna hingga
terumbu karang dari 2 - 40 m
Distribusi: berada di seluruh
perairan terumbu karang di Indonesia
Tipe pemakan: Pemakan alga
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
36
Acanthurus triostegus
Convict surgeonfish
Nama Umum: Butana lorek
Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan kuning krem dengan 6 garis
vertikal dibadan. Perubahan metamorphosis dari post larva–juv pada
ukuran 3,2 cm
Habitat: Daerah laguna dan
karang , juv berada di daerah
pasang surut, benthopelagic, kadang mencari makan di daerah masukan air tawar dimana banyak
alga.
Distribusi: Indo-Pasifik:Arabian
peninsula. Pasifik timur : Teluk California-Panama
Tipe pemakan: Zoobenthos, bentik alga, fitoplankton
37
Ctenochaetus binotatus
Twospot surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 22 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
spot hitam di belakang sirip dorsal
dan anal, dewasa terdapat lingkaran
biru di mata. Dorsal dan anal coklat
gelap, sirip ekor coklat dewasa dan
juv berwarna kuning.
Habitat: Daerah karang dan rubble
di laguna dan pantai habits coral and
rubble areas of deep lagoon and
seaward reefs.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
timur Kep.Tuamoto, Jepang –NSW
dan New Caledonia)
Tipe pemakan: fitoplankton dan
detritus (dinoflagelata /
Gambierdiscus toxicus )
Ctenochaetus striatus
Striated surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan berwarna coklat kehitaman .spot oranye di kepala. Sirip
pectoral kekuningan, sirip ekor dan
perut coklat. Pangkal ekor terdapat
kill tajam.
Habitat: Daerah karang , rubble,
berbatu yang flat di laguna dan
karang hingga kedalaman 30 m.
ditemukan soliter hingga schooling
dengan species lain.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Fitoplankton
(diatom) dan Bentik alga (lapisan
luar blue green alga yang membuat
species ini kunci rantai makanan
ciguatera)
Ctenochaetus cyanocheilus
Bluelipped bristletooth
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan coklat kekunngan dengan
garis kebiruan di badan. Terdapat
lingkaran kuning di mata dan bibir
berwarna biru.
Habitat: Dareah kaya karang mulai
dari laguna hingga lereng karang.
Biasa ditemukan di kedalaman 7-15
m. Range kedalaman 2-30 m.
Distribusi: Pasifik barat: Kep.
Ogaswara, Filipina, Indonesia-GBR
dan New Caledonia, Samoa-Kep.
Marshal.
Tipe pemakan: Bentik alga / herbivora
38
Naso lituratus
Orangespine unicornfish
Nama Umum: Naso
Ciri-ciri: Panjang max 46 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
39
badan coklat keabuan, sirip ekor berbentuk sabit dengan batas hitam,
pangkal ekor oranye dengan strip
putih, dorsal oranye dengan batas
garis biru, kuning dan hitam dari mulut hingga kepala. Sirip perut oranye.
Habitat: Daerah karang, rubble dan
berbatu di laguna dan pantai . Dewasa dalam soliter/kelompok kecil.
Juv di daerah berbatu dangkal.
Range kedalaman 0-90 m.
Distribusi: Samudra Pasifik untuk
Samudra Hindia sekarang diketahui
sebagai species yang terpisah dengan nama Naso elegans.
Tipe pemakan: Alga (Sargassum
dan Dictyota) dan zooplankton
Naso vlamingii
Bignose unicornfish
Nama Umum: Naso
Ciri-ciri:
Bagian muka berwaran kecoklatan,
badan berwarna biru kecoklatan,
memiliki garis biru di dekat mata,
serta bagian ekor yang menjuntai,
panjang max 50 cm,
Habitat:
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Umumnya dijumpai di kolom perairan
atau di perairan agak dalam mulai
dari 4-50 m dan biasanya ditemukan
sendiri,
Distribusi: tersebar di perairan area
terumbu karang di Indonesia
Tipe pemakan: Omnivore
40
APOGONIDAE
Cardinal fish, Ikan capungan
Apogon compressus
Split-banded cardinalfish
Nama Umum: Ikan
capungan
Ciri-ciri:
Berwarana putih atau pink
dengan 6 garisdi sisinya,lingkar mata berwarna
biru, sewaktu juvenile
memilki warna kuning
didekat ekor dengan spot
hitam ditengahnya, panjang
max 12 cm.
41
Habitat:
Ditemukan berkelompok di
dekat karang bercabang,
merupakan ikan nocturnal,
ditemukan di area karang
mulai dari kedalaman 2-20
m.
Distribusi:
Indo pasifik: GBR hingga
jepang
Tipe pemakan:
carnivora
Kesukaan habitat:
karang bercabang seperti
Porites cylindrical atau
P.nigrescens
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon aureus
Ring-tailed cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 14,5
cm (TL), garis hitam melingkar
dipangkal ekor, warna coklat
krem, strip biru dimata.
Habitat: Biasa dijumpai di
perairan dangkal, bersembunyi di celah atau dibawah
karang dijumpai mulai dari
kedalaman 1- 40 m.
Distribusi: Hampir ditemukan diseluruh perairan Indonesia
Tipe pemakan: Carnivore
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
42
Apogon bandanensis
Bigaye cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), warna badan kecoklatan
dengan strip halus vertical,
dipangkal ekor terdapat
bagian putih dengan lingkaran
hitam, di bagian sirip perut
terdapat warna biru,sinonim
Nectamia bandanensis.
Habitat: Biasanya ditemukan
diperairan karang agak dalam,
merupakan ikan nocturnal,
rang kedalaman 10-34 m.
Tipe pemakan: Carnivore
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon chrysopomus
Spotted-gill cardinalfish
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm(TL), dewasa memiliki spot kuning dikatup insang, berwarna coklat
krem, dengan 3 garis coklat memanjang serta spot hitam kecil
dekat pangkal ekor.
Habitat:
Biasa dijumpai berkelompok di
atas karang branching.
Distribusi:
Indo-pacifik, Indonesia
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
43
Apogon seleii
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm(TL),garis
kuning/coklat dekat katup insang, pola bdan ,corak serta
warna mirip dengan Apogon
chrysopomus.
Habitat:
Perairan karang dan berasosiasi
dengan karang branching.
Distribusi:
Tersebar di hamper seluruh
perairan Indonesia
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon fucata
Nerrowlined cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri:
Panjang max 9 cm (TL),
begariskuning dengan strip
biru di dekat mata, memiliki
spot hitam dipangkal ekor,
Habitat:
Umumnya berkelompok di
gua-gua kecil disekitar laguna atau disela-sela karang
branching. Range kedalamannya 2-60 m.
Distribusi:
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pantai timur benua Afrika
hingga Samoa, baratdaya
Jepang hingga New Caledonia
Tipe pemakan:
Zooplankton
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
44
Apogon komodoensis
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), dipangkal ekor berwarna
hitam samar dan dipangkal berwarna putih, terdapat garis warna
coklat strip putih memanjang dari
mulut hingga mata.
Habitat:
Berkelompok di sela-sela karang
branching, dengan range kedalaman 10-12 m.
Distribusi:
Diketahui hanya di perairan TN
Komodo, NTT
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan:
Zooplankton
45
Apogon hoevenii
Frostfin cardinalfish
Nama Umum: Serinding layar
Ciri-ciri: Panjang max 6cm
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL),berwarna coklat kekuningan,
siripdorsal pertama berwanna coklat gelap dengan bagian berwarna
putih yang lebar.
Habitat: Biasanya dijumpai didaerah estuaria atau telukserta
dihabitat yang dasarnya pasir/
pasir berlumpur, tempatpavoritnya
berada disekitar spong, crinoids
dan bulubabi. Range kedalaman
20-30 m.
Distribusi:Indo-West Pacific:
India, Indochina n Malay , sertadari utara Australia - Japang
Tipe pemakan: Zooplankton
Apogon fragilis
Fragile cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 5,5 cm
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), berwarna putih perak
transparan, memiliki spot hitam
dipangkal ekor dan cirri utamanya adalah spot hitam dikedua
ujung cagak sirip ekornya.
Habitat: Biasanya dijumpai di
laguna dan teluk, diatsa karang
branching, berkumpul dalam
jumlah besar kadang-kadang
dengan jenis yang lain. Range 1
-15 m.
Distribusi: Indo-pasifik, Timur
Afrika—Samoa, dan di Great
Barier Reef Australia
Tipe pemakan: Belum diketahui
46
Apogon zosterophera
Blackbelted cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), memiliki garis hitam dibawah sirip dorsal kedua,
memiliki dua garis berwarna orange dekat katup insang, serta
memiliki spot hitam kecil dipangkal ekor.
Habitat: Biasa hidup di
perairan dangkal di area terumbu karang atau sekitar laguna / sela-sela karang dengan
range kedalaman 2-15 m.
Distribusi: Laut jawa dan Kalimantan di Indonesia
Tipe pemakan: Zoobenthos
Sphaeramia nematoptera
Pajama cardinalfish
Nama Umum: Capungan
Ciri-ciri: Panjang max 8,5 cm (TL),
bentuknya sangat mudah dikenali
dengan mata merah besar, kepala
yang berwarna kuning,garis hitam
disirip prtama dorsal, spot coklat
yang banyak di badan belakang.
Habitat: Berkumpul bisasanya
diatas karang branching, menyebar
di malam hari untuk mencari makan
karena ikan nocturnal. Range 1–
14m.
Distribusi: Laut jawa– Fiji
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
47
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Cheilodipterus artus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Wolf cardinalfish
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri: Panjang max 18,7 cm (TL), saat juvenile memiliki spot hitam kecil yang dikelil-
ingi warna kuning dipangkal ekornya. Memiliki 8 strip garis kecoklatan.
Habitat: Biasanya bersembunyi di celah/goa kecil di karang, laguna, kadang juga
berada diatas karang bercabang, lebih sering terlihat soliter
Distribusi:Indo pasifik, timur afrika-Kep. Tuamoto, selatan GBR Australia
Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora
Cheilodipterus isostigmus
Dog-toothed cardinalfish
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri:
Panjang max 11 cm (TL), sangat mirip dengan
C.qunquilineatus dimana perbedaanya hanya pada spot
hitam dikelilingi warna kuning.
C. qunquilineatus garis strip
dibadan hingga mengenai spot
hitam di pangkal ekor sedangkan C. isostigmus tidak.
Habitat:
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hidup didarah karang laguna,
bisanya berkelompok dalam
jumlah kecil dikarang bercabang, Range 4 - 40 m.
Distribusi:
Perairan laut jawa, kalimantan
di Indonesia.
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
48
Cheilodipterus macrodon
Large toothed cardinalfish
Nama Umum: Serinding besar
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), saat
juvenile mamiliki spot hitam
yang berangsur-angsur hilang
saat dewasa. Dewasa sangat
mirip dengan C.artus hanya saja
strip garis dibadan lebih tebal
dan lebih gelap.
Habitat:
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
49
Foto by Fakhrizal Setiawan
Umumnya ditemukan didaerah
reef slope 4-30 m, suka bersembunya di gua-gua kecil / celah
karang . Kadang juga ditemukan
didaerah laguna dari kedalaman
0-40 m. lebih sering ditemukan
soliter/sendiri atau berpasangan.
Juv lebih terlihat dalam kelompok kecil.
Distribusi:
Indo pasifik, laut merah, timur
Afrika, Pulau Ryukyu, Perairan
karang di Indonesia
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Lokasi foto: : TN Komodo,NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pterapogon kauderni
Banggai cardinal fish
Nama Umum: Kardinal
banggai
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), mudah dikenali dari
warna yang mencolok dengan
empat garis vertikal di badan.
Pola garis hitam yang memanjang dari sirip pertama dorsal
hingga sirip perut dan sirip
kedua sampai sirip anal dengan spot putih. Sirip ekor cagak panjang dengan garis hitam dan spot putih disisinya.
Lokasi foto: : Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Habitat: Biasa dijumpai di
daerah darmaga, didasar pasir
di padang lamun serta di selasela bulu babi sebagai tempat
perlindungan. Jantan
mengerami telur, larva yang
menetas tidak memiliki periode
plankton. Juvenil biasa tinggal
di dekat anemone sebagai perlindungan.
Distribusi: Alami endemic di
Kep. Banggai, Indonesia namun setelah ditangkarkan banyak di daerah lain.
Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan zooplankton
Lokasi foto: : Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
50
51
AULOSTOMIDAE
Aulostomus chinensis
Chinese trumpetfish
Nama Umum: lkan
trompet
Ciri-ciri:
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panjang max 80 cm (TL),
memiliki 2 warna dasar
yaitu coklat ke hijauan
serta kuning (Jenis
variannya), sirip pertama
dorsal tegak karena terdapat duri, sirip dorsal kedua
tipis sama seperti sirip
analnya. Dekat pangkal
ekor warna hitam gelap,
bagian sirip ekor berwarna
kuning dengan spot hitam
diujung-ujungnya
Habitat:
Ditemukan soliter di
perairan dangkal dan
jernih, kadang diarea habitat berbatu . Kebisaanya
yang suka berkamuflase
untuk menangkap mangsa
dan bersembunyi di atas
ikan yang lebih besar
Distribusi:
Hampir ditemukan di seluruh perairan karang di Indonesia
Tipe pemakan:
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Udang dan ikan kecil /
Carnivora
52
53
BALISTIDAE
Triger fish, Ikan Tato (Sulawesi utara),
Balistoides conspicillum
Clown triggerfish
Nama Umum: Triger biji
nangka
Ciri-ciri:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panjang max 50 cm (TL),
memiliki pola warna yang unik,
mulut berwarna kuning, garis
putih dimata, separuh badan
bagian bawah spot putih besar
dan separuh atasanya hitam
dengan bercak kuning, pangkal ekor putih dengan bintik
hitam serta sirip ekor terdapat
bagian putih lebar. Merupakan
target perdagangan ikan hias
yang mahal.
Habitat:
Spesies soliter, hidup
diperairan jernih didaerah reef
slope dan drop-off, saat juvenile hidup di gua-gua karang.
Distribusi:
Indo-pasifik, sebagian timur
dan selkatan Afrika, Indonesa
hingga Samoa, selatan New
Caledonia
Tipe pemakan:
Bulubabi, krustasea, tunicate
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
54
Balistapus undulatus
Orange-lined triggerfish
Nama Umum: Triget ijo
Ciri-ciri: Panjang max 30
cm (TL), badan hijau gelap ke
coklatan dengan garis oranye
diagonal di badan dan muka.
Sirip berwarna oranye.
Memiliki spot hitam dipangkal
ekor.
Habitat:
55
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Didaerah kaya karang di laguna dan terumbu karang.
Jenis yang territorial, biasa
meletakkan telur dalam
lubang di daerah pasir atau
rubble di daerah karang.
Range kedalaman 1-50 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik : Laut merah,
Afrika Selatan, Kep. Line,
Marquesan dan Tuamoto,
Jepang-GBR dan New Caledonia.
Tipe pemakan:
Zoobenthos (Echinodermata,
moluska, tunikata, sponge
dan hydrozoa), ikan kecil dan
alga bentik.
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Melichthys indicus
Indian triggerfish
Nama Umum: Triger item
Ciri-ciri: panjang max 25 cm
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), badan coklat kehitaman dengan strip putih di dasar sirip dorsal
dan Anal. Batas luar sirip caudal
berwarna putih.
Habitat: Daerah kaya karang .
Soliter, biasa menggali lobang di
dasar untuk tempat tinggal
Distribusi: Samudra Hindia; Laut
Merah dan Timur Afrika– Thailand
dan Sumatra di Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(sponge,tunikata,bentik invertebrate, bentik krustacea, ) dan bentik alga
56
Sufflamen chrysopterus
Halfmoon triggerfish
Nama Umum: Triger bulan
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan coklat gelap dibawahnya
dengan sirip ekor dibatasi putih
dan membentuk segitiga coklat
ditengahnya.
Habitat: Daerah pantai berkarang
mulai dari laguna hingga lereng
karang. Soliter dan territorial, ovipar dan monogami.
Distribusi: Indo-Pasifik barat:
Afrika timur, Afsel, Samoa, JepangPulau Lord Howe. Digantikan Sufflamen albicaudatus di Laut Merah.
Tipe pemakan: Zoobenthos dan
zooplankton
57
BLEINIDAE
Blennies fish, Ikan Blenie
Escenious sp.
Nama Umum: Bleni
Ciri-ciri:
Panjang max 5,5 cm
(TL), badan coklat dengan garis terang sepanjang dorsal, bagian
kepala kehijauan, strip
hijau dari mata hingga
katup insang.terdapat
sepasang mirip sungut di
depan mata.
Habitat:
Daerah kaya karang,
bias dijumpai berda di
atas karang, soliter namun kadang dalam
kelompok kecil.
Distribusi:
Baru diketahui dari laut
jawa
Tipe pemakan: Belum
diketahui
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
58
59
CAESIONIDAE
Fusilier fish, Ikan ekor kuning
Caesio caerulaureus
Blue and gold fusilier
Nama Umum: Ekor kuning
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
memiliki garis kuning emas memanjang dari pangkal ekor hingga diatas
mata, serta strip hitam di kedua
ujung cagak sirip ekornya.
Habitat: Area terumbu karang
yang jernih, sering ditemukan
schooling dalam jumlah besar bersama jenis caesionidae lainnya.
Range 5-50 m.
Distribusi: Hampir seluruh
perairan Indonesia
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Caesio teres
Yellow and blueback fusilier
Nama Umum: Ekor kuning
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL),
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
berwarna 2/3 biru keperakan, warna
kuning mulai dari ekor hingga ke
badan atas dekat sirip dorsal,
Habitat: Di kolom perairan karang
yang jernih kedalaman 5-50 m, bermigrasi saat purnama mencari
daerah di karang yang memiliki celah sempit serta arus yang kuat untuk menyebarkan telurnya.
Distribusi: Hampir diseluruh
perairan di Indonesia
Tipe pemakan: Zooplankton
60
Caesio xanthonota
Yellowback fusilier
Nama Umum: lkan ekor
kuning
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), berwarna biru keperakan dengan
warna kuning hampir 1/2 badan
hingga bagian kepala.Sirip ekor
berwarna kuning.
Habitat:
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
61
Foto by Fakhrizal Setiawan
Daerah karang namun umumnya berada di kolom perairan.
Aktif schooling dengan caesionid lain di kolom perairan
karang. Range kedalaman 0-50
m.
Distribusi:
Timur Afrika hingga Indonesia
(tidak di laut merah and Persia)
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pterocaesio tile
Dark banded fusilier
Nama Umum: lkan ekor
kuning
Ciri-ciri:
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panjang max 30 cm (TL),
berwarna biru keperakan
(foto fase merahnya),
memiliki strip garis dari
pangkal ekor hingga dekat
mata, cirri khasnya adalah
strip biru yang menyala terutama saat malam hari, beberapa literature menerangkan ikan ini memiliki kemampuan untuk mengganti warna
yang biru menjadi kemerahan di bagian bawah untuk
dibersihkan atau untuk tidur.
62
Habitat:
Berkelompok di kolom
perairan terumbu karang
yang jernih atau slope
karang bersama jenis caesionid lainnya. Range kedalaman 0 - 60 m
Distribusi:
Indo-pasifik, Indonesia,
Jepang, dan kep. Di t imur
PNG
Tipe pemakan:
Zooplankton
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
63
CARANGIDAE
Jacks fish, Ikan Kwe, Bobara (Sulut)
Carangoides bajad
Orangespotted trevally
Nama Umum: Kwe macan
Ciri-ciri: Panjang max 55 cm (TL),
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan agak kekuningan dengan
banyak spot oranye tersebar di
badan,
Habitat: Kolom perairan yang agak
dalam di area karang, biasanya soliter atau berpasangan. Range kedalamannya 2-50 m
Distribusi: Laut merah, teluk
Oman,Persia,Thailand dan Indonesia serta Okinawa.
Tipe pemakan: Carnivora
Caranx melampygus
Bluefin trefally
Nama Umum: Kwe biru / bobara
Ciri-ciri: Panjang max 117 cm
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara
Foto by Rizya L. Ardiwijaya
(TL), badan berwaran perak biru
kehijauan, kadang soliter, berpasangan atau schooling di spot site tertentu, sirip berwarna biru. Sirip pectoral berbentuk sabit.
Habitat: Species perairan pelagis
dan pantai serta di karang.
(chiguatera)Dagingnya menjadi
beracun jika sudah melebihi panjang (TL) 50 cm.
Distribusi: Hampir di seluruh
peraian karang di dunia
Tipe pemakan: ikan kecil dan
64
65
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Caranx ignobilis
Giant trefally
Nama Umum: Ikan kwe, bobara
Ciri-ciri:
Panjang max 170 cm (TL), berwarna keperakan, warna sirip biasanya abu-abu gelap,
memiliki 28-36 scutes keras, ukuran dewasa dari corak badannya dapat mudah dikenali.
Habitat:
Jenis ikan pelagis biasa ditemukan di pasir, batu dan di terumbu karang, saat juvenile
biasa ditemukan di estuaria dan dewasa umumnya soliter atau berpasangan. Ukuran
dewasa biasanya ciguatoxic.
Distribusi:
Perairan karang di dunia
Tipe pemakan:
krustacea dan ikan (malam) / carnivora
66
CARCHARHINIDAE
Shark fish, Ikan hiu
Carcharhinus obsesus
Whitetip reef shark
lokal: ikan hiu sirip putih
Ciri-ciri: Panjang max 213 cm
(TL), ramping dengan moncong
pendek, mata oval, tanda putih
berada di sirip dorsal pertama
dan ujung sirip ekor.
Habitat: Biasa dijumpai di la67
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
guna, karang dan digoa-goa
beristirahat di siang hari. Lebih
aktif saat malam dan daerah
pasut yang memiliki arus kuat.
Jarak ruaya 0,3-3 km satu periodenya /tahun. Jarang dilaporkan menyerang manusia.
Range kedalaman 1 - 330 m.
Distribusi: Tersebar hampir di
seluruh perairan karang di dunia
Tipe pemakan: Memakan ikan
kecil, gurita, lobster kecil dan
kepiting / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
68
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Rizya L. Ardiwijaya
Stegostoma fasciatum (juv)
Zebra shark
Lokal: Ikan hiu totol
Ciri-ciri: Panjang max 235 cm (TL), memiliki 5 celah insang dan 3 terahir dibelakang
sisirp dada, lubang hidung dekat dengan moncong, sirip ekor panjang dengan lekukan
subterminal dalam dimana lobus hamper tidak ada. Warna kuning kecoklatan dengan
bintik coklat gelap. Sirip dadabesar dan bult melebar.
Habitat: Perairan lepas pantai, pasir, patahan karang, dan di dasar karang. Aktif dimalam hari (nocturnal), siang hari beristirahat di celah-celah atau di bawah karang.
Berenang lambat di celah-celah karang saat berburu makanan.
Distribusi: Indo-west pasifik barat (Laut merah dan sisi timur Afrika hingga New
Caledonia, utara Jepang– New South Wales, Australia)
Tipe pemakan: moluska, ikan kecil, krustasea, dan ular laut / Carnivora
69
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Rhinobatus typus
Giant shovelnose ray
Lokal: Ikan cucut
Ciri-ciri: Panjang max 270 cm (TL), ciri utamanya adalah warna gelap di ujung mon-
congnya, badan berwarna coklat dengan kepala yang triangular serta sirip dorsal yang
pendek.
Habitat: Saat juvenile hidup di perairan intertidal (pantai berpasir, atol dan di mangrove) dan dewasa di lepas pantai, pantai berlumpur/pasir, hidup soliter. Range kedalaman 0-100 m,
Distribusi: Indo-pasifik barat (Thailand - PNG, )
Tipe pemakan: moluska / Zoobenthos
70
CENTRISCIDAE
Shrimp fishes, Ikan piso-piso
71
Lokasi foto: TN Karimunjawa (kiri)
dan TN Komodo (kanan)
Aeoliscus strigatus
Common name:Razorfish, nama lokal: Ikan piso-piso
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), warna bervariasi tergantung daerahnya, mudah dikenali dari bentuk badan dan cara berenangnya, bentuk duri sirip dorsalnya yang memanjang ke ekor,
Habitat: Biasanya berkelompok, sembunyi di sela-sela duri bulubabi atau cabang karang,
range kedalaman 1-20 m.
Distribusi:Indo-west pasifik, dari selatan jepang hingga New south Wales, Australia
Tipe pemakan: Zooplankton
72
CHAETODONTIDAE
Buterfly fish, Ikan kepe-kepe
73
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Chaetodon octofasciatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Eightband butterfly fish
Nama Umum: kepe-kepe strip 8
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), warna krem kekuningan dengan 7 strip vertikal
dikedua sisi badan, sirip ventral berwarna kuning
Habitat: biasanya berpasangan dan ditemukan didaerah karang yang masih baik, juvenile sering terlihat berkelompok di karang Acropora bercabang.
Distribusi: Hampir di seluruh perairan terumbu karang
Tipe pemakan: Coralivore
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
74
Chaetodon collare
Redtail butterfly fish
Nama Umum:
Kepe-kepe belanda
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), dikenali dengan warna
merah di sirip ekor dan garis putih
vertikal belakang mata.
Habitat: Biasa ditemukan berpasangan atau berkelompok di
daerah karang / bersembunyi di
bawah karang yang lebar.
Distribusi: Laut Persia, Maldives
- Jepang, Indonesia dan Filipina
Tipe pemakan: Pemakan polip
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
karang / Coralivore
Chaetodon triangulum
Triangle butterflyfish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 16 cm (TL),
75
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan hamper triangular, abu-abu
gelap dengan garis bersudut , sirip
ekor hitam segitiga dengan garis luar
kuning. Ini yang membedakan dengan C. Baronessa.
Habitat: Daerah kaya karang di laguna hingga lereng karang, territorial
dan berpasangan. Juv soliter di dekat
karang. Ovipar, monogami, berpasangan saat memijah.
Distribusi: Samudra Hindia: Afrika
Timur-Teluk Bengal, Laut AndamanLaut Jawa. Posisinya digantikan C.
Baronessa di timur Indonesia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore
Chaetodon trifascialis
Chevron butterflyfish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan memanjang putih dengan
garis hitam bersudut, muka garis
hitam memanjang, sirip dorsal dan
anal oranye, ekor hitam dengan batas kuning.
Habitat: Daerah laguna dan karang
semi terlindung, territorial, berasosiasi dengan acropora meja dan menjari, soliter atau berpasangan(saat
memijah)
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika-Hawai dan
Kep. Society.
Tipe pemakan: Pemakan mucus
dan polip karang / Coralivore
Chaetodon lunulatus
Oval butterfly fish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), sangat mirip dengan
C.trifasciatus dimana perbedaannya terletak di pangkal
ekor yang berwarna biru abuabu.
Habitat: Selalu berpasangan
di area terumbu karang. Juvenile bersembunyi di celah
karang bercabang. Range kedalaman 3-20m.
Distribusi: Tersebar dari
jepang, Hawai - Australia. Tergantikan oleh C.trifasciatus di
samudra hindia
Tipe pemakan: Pemakan
polip karang / Coralivore
76
Chaetodon trifasciatus
Melon butterflyfish
lokal: Ikan kepe roti
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Badan atas kebiruan dan
bawahnya kekuningan, pangkal
sirip ekor kuning serta sirip
anal..
Habitat: Daerah kaya karang di
laguna dan karang semi terlindung. Territorial dan agresif
terhadap chaetodon lain. Juv
sembunyi di karang.
Distribusi: Samudra Hindia:
Timur Afrika – Sumatra. Tergantikan oleh C. lunulatus di
Indonesia tengah-timur
Tipe pemakan: Pemakan
polip karang / Coralivore
Chaetodon kleinii
Sunburst butterfly fish
lokal: lkan kepe coklat
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), tubuh berwarna kuning,
dengan 2 garis putih vertikal,pertama di pangkal ekor dan
kedua di badan depan, garis
hitam vertikal memanjang melewati mata.
Habitat: Area terumbu karang,
laguna, alur dan area rumput
laut/alga. Biasa soliter atau berpasangan
Distribusi: Indo pasifik
Tipe pemakan:Pemakan polip
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
karang / Coralivore
77
Chaetodon rafflesi
Latticed butterflyfish
lokal: lkan kepe nanas
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), badan kuning dengan pola
garis menyilang, garis hitam memanjang melewati mata, sirip
dorsal, anal, dan caudal memiliki
strip hitam yang berubah sesuai
usia. Habitat: Daerah kaya
karang, rubble, karang berbatu di
laguna hingga lereng. Ovipar dan
berpasangan saat memijah
Distribusi: Indo-Pasifik: Sri
Lanka - Kep. Tuamoto , JepangGBR, Palau-Micronesia
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore (anemone,
octocoralia dan scleratinia polip)
dan cacing polychaeta
Chaetodon citrinellus
Speckled butterflyfish
lokal: lkan kepe pasangan / biasa
Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL).
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Krem kekuningan dengan spot hitam
menyebar di badan, garis memanjang
melewati mata. Strip hitam diujung sirip
anal.
Habitat: Didaerah reef flat yang dangkal, laguna, lereng karang. Juv dalam
kelompok kecil dan kadang bercampur
dengan C.kleinii. Berpasangan saat
memijah.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika TimurHawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto,
Jepang– Australia) dan P. Lord Howe.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore, cacing polychaeta,
dan alga berfilamen
78
Chaetodon guttatissimus
Peppered butterflyfish
lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan krem dengan spot hitam di
badan, garis hitam memanjang melewati mata, ujung sirip dorsal kuning
dan bawahnya oranye, kuning muda di
ekor dan anal, sirip ekor transparan
dan kuning muda dibatasi hitam.
Habitat: Daerah laguna dan lereng
karang , berpasangan atau kelompok
kecil.
Distribusi: Samudra Hindia: laut
merah, Durban, Afsel, Christmas Island, Thaliand dan barat Indonesia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore, cacaing polychaeta, bentik invertebrate, dan alga
bentik
Chaetodon meyeri
Scrawled butterflyfish
lokal: lkan kepe mayeri
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
(TL), Badan krem kebiruuan garis
hitam melengkung di badan, muka
hingga sirip.
Habitat: Didaerah kaya karang di
laguan yang jernih dan lereng
karang. Juv soliter di karang
branching, dewasa berpasangan
saat memijah.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur-Kep.line, Kep.Ryukyu,
GBR, Micronesia dan Kep. Galapagos.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore
79
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon vagabundus
Vagabond butterflyfish
lokal: lkan kepe tiker
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan putih krem dengan garis
diagonal berlawanan diatas dan
dibawah badan. Strip hitam melewati mata, garis hitam memanjang
dari belakang badan dari dorsal
hingga anal. Ini yang membedakan
dengan C.decussatus
Habitat: Didaerah reef flat, laguna
dan lereng karang. Berpasangan
monogami, aggressive tritorial
dengan Chaetodon lain.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut
Merah dan Timur Afrika - Kep.Line
dan Tuamoto, Jepang-Australia.
Tipe pemakan: Coralivore, bentik alga dan bentik invertebrata
Chaetodon falcula
Blackwedged butterflyfish
lokal: lkan kepe biji 2
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), badan putih dengan garis
hitam vertikal, bagian atas
kuning, dorsal belakang dan ekor
oranye. Spot hitam besar 2 di
punggung, spot hitam kecil di
pangkal ekor
Habitat: Didaerah Terumbu
karang dan lereng karang berarus, berpasangan (saat memijah)
atau kelompok kecil, ovipar.
Distribusi: Samudra Hindia:
Timur Afrika - Indonesia.
Tipe pemakan: Bentik invertebrates/zoobenthos dan alga bentik
80
Chaetodon melannotus
Blackback butterflyfish
lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Badan putih dengan banyak
garis hitam diagonal, gitam bagian
punggung atas, spot hitam di
pangkal ekor dan sirip anal,warna
berubah saat ketakutan dan pengamatan malam.
Habitat: Didaerah kaya karang di
reef flat, laguna dan lereng
karang. Berpasangan atau kelompok kecil. Range kedalaman 1-20
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika-Samoa,
Jepang, P.Lord Howe dan Micronesia.
Tipe pemakan: Coralivore
Coradion chrysozonus
Goldengirdled coral fish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Coradion dapat dibedakan
dengan Chaetodon karena
memiliki duri dorsal (8-10 vs 1116). Memiliki sirip dorsal dan anal
yang halus yang memberikan tampilan lebar
Habitat: Area terumbu drop-off
dimana kaya akan invertebrate
juga di area karang yang
sedikit.Range kedalaman 3-60m
Distribusi: Indo fasifik
Tipe pemakan: Sponge
81
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Parachaetodon ocellatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Sixspine butterfly fish
Lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), berwarna putih mutiara dengan garis oranye,
memiliki spot hitam di garis oranye ke 3
Habitat: Berpasangan di dasar dan di area karang yang keruh, dewasa berkelompok
didaerah dasar belumpur yang agak dalam. Juv hidup diarea dangkal laguna
Distribusi: Indo Pasifik:NTT, Indonesia, Australia, Malaysia
Tipe pemakan: Benthic algae / Zoobenthos
82
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Chelmon rostratus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Copperband butterflyfish
Nama Umum: Kepe monyong
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), mudah dikenali dengan moncongnya serta garis
oranye dan spot hitam di dorsal belakang
Habitat: Range kedlaman 1-25m,ditemukan di pantai bebatu, terumbu karang,estuaria.
Termasuk ikan territorial dan monogami
Distribusi: Pasifik barat (laut Andaman-Jepang), Indonesia dan Australia
Tipe pemakan: Bentik invertebrate/zoobenthos
Lokasi foto: Pulau weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
83
Forcipiger longirostris
Big longnose butterflyfish
lokal: monyong asli
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), warna kuning dengan hitam dibagian atas kepala, bagian bawah
kepala perak dengan mulut panjang. Spot hitam di sirip anal. Varian ada yang berwarna
gelap
Habitat:
Berpasangan monogami, biasa berada di area
karang dangkal hingga dalam. Range kedalaman 3-70m
Distribusi: Indopasifik
Tipe pemakan: memakan apa saja seperti
krustacea kecil / Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon speculum
Mirror butterflyfish
Nama Umum: Kepe Bulan
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
warna badan kuning terang deangan
spot hitam besar di badan serta garis
vertikal memanjang melalui mata
Habitat: Soliter atau berpasangan
(selama memijah), berada diarea
karang yang kaya hydroid dan anemone. Range kedalaman 3-30m
Distribusi: Indopasifik(IndonesiaJepang, Selatan GBR-PNG)
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang dan invertebrata
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
84
Chaetodon ephippium
Saddle butterflyfish
Nama Umum: Kepe monalisa
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
badan bbiru hijau keabuan, spot hitam besar dengan batas putih di
punggung belakang. Oranye dari mulut-sirip perut.
Habitat: Didaerah Laguna dan lereng karang, yang jernih, soliter, berpasangan (saat memijah) dan grup
kecil.Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Sri Lanka
dan Kep. Cocos-Keeling - Hawai,
kep. Marquesan and Tuamoto,
Jepang-Australia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang dan invertebrate, cacing polychaeta, bentik krustacea,alga bentik.
Hemitaurichthys polylepis
Pyramid butterflyfish
Lokal: kepe-kepe piramid
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), ciri utamanya bentuk pyramid putih besar dibadan hingga
ekor, kepala coklat, dengan
warna dasar badan kuning
Habitat: Biasa schooling dalam
jumlah besar di kolom perairan
karang. Range kedalaman 3-60
m
Distribusi: Samudra pasifik
(hawai, indosesia timur hingga
pulau Christmas), samudra hindia diganti kan dengan H. zoster
Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara
Foto by Fakhrizal Setiawan
85
Hemitaurichthys zoster
Brown-and-white butterflyfish
Nama Umum: Piramid coklat
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Badan tengah putih berbentuk piramid yang dibatasi coklat
gelap di bagian depan dan belakang badan.
Habitat: Didaerah batas terumbu karang. Schooling dalam
jumlah besar . Berpasangan saat
memijah, ovipar. Range kedalaman 1-40m.
Distribusi: Samudra Hindia :
Timur Afrika - Guam, India, Mauritius hingga Sumatra (Indonesia)
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang dan invertebrate, zooplankton dan bentik alga
Heniochus diphreutes
False morish idol / Schooling
bannerfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 21 cm
(TL), badan putih dengan 2 garis
hitam besar memanjang dari dorsal ke perut dan sirip anal. Strip
hitam dari kepala sampai mata.
Sebagian sirip dorsal dan ekor
kuning.
Habitat: Schooling dalam jumlah
besar di daerah reef slope agak
dalam. Range kedalaman 15-210
m.
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
86
Heniochus acuminatus
Pennant coralfish / Longfin
banner fish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), yang membedakan dari
H.diphreutes adalah moncong
yang lebih panjang, bentuk badan
yang lebih bulat dan memanjang
Habitat: Perairan karang yang
agak dalam, laguna atau alur
karang, soliter (juv) dan berpasangan (dewasa)
Distribusi: Indopasifik (Afrika
timur dan teluk Persia hingga Micronesia dan Jepang)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Planktivore
Heniochus varius
Horned bannerfish / Humphead
bannerfish
Lokal: Keling tanduk
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
berwarna coklat gelap dengan 2
garis putih di dekat kepala dan di
dorsal memanjang hingga pangkal
ekor, mirip tanduk di atas mata.
Habitat: Area terumbu karang
yang baik dan laguna. Rang kedalaman 2-20 m
Distribusi: Samudra pasifik
(Indonesia-Micronesia dan jepang),
Samudra hindia digantikan dengan
H. pleurotaenia
Tipe pemakan: Polip karang dan
invertebrata kecil
87
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Heniochus pleurotaenia
Phantom bannerfish
lokal: Keling tanduk
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
2 garis putih dibatasi garis coklat
gelap gingga sirip perut dan anal.
Yang membedakan dengan
H.varius adala garis putih ini.
Habitat: Daerah kaya karang di
laguna dan lereng karang , soliter,
berpasangan atau kelompok. Biasa
juga diarea campuran laga dan
karang. Range kedalaman 1-25 m.
Distribusi: Samudra Hindia: Maldives, Sri Lanka—Indian Ocean:
Maldives and Sri Lanka, Laut Andaman Sumatra dan Jawa Barat.
Tipe pemakan: Zoobenthos / bentik invertebrata
Chaetodon adiergsatos
Philipinne butterflyfish / panda
butterflyfish
Lokal: Kepe-kepe panda
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm(TL),
berwarna putih dengan garis diagonal coklat. Sirip dorsal, anal dan
dada berwaran kuning dan spot hitam besar di sekitar mata serta spt
hitam di atas kepala.
Habitat: Berpasangan atau kelompok di area terumbu karang yang
sehat. Range kedalaman 3-25 m
Distribusi: Pasifik barat (Jepang,
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Rian Prasetia
Taiwan - Indonesia dan baratlaut
Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
88
Chaetodon lunula
Raccoon butterfly fish
Nama Umum: Kepe gajah
Ciri-ciri: Warna kuning-oranye dengan hitam abu-abu di badan, strip
hitam besar diagonal, strip hitam dimata dan strip putih disampingnya.
Warna hitam juga dipangkal ekor
Habitat: Soliter, berpasangan dan
juga berkelompok di laguna dan
perairan karang agak dalam. Rang
kedalaman 0-30m
Distribusi: Indo-pasifik, Atlantik
tenggara
Tipe pemakan: Bentik invertebrata ,
alga dan polip karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
89
CIRRHITIDAE
Hawkfishes
Paracirrhites arcatus
Arc-eye hawkfish
Nama Umum: Mata nyender
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), biasanya bervariasi warnanya, tapi
selalu memiliki cincing kuning
dibelakang matanya.
Habitat:
Lokasi foto: TN Bunaken , Sulawesi Utara
Foto by Fakhrizal Setiawan
Soliter di daerah karang, biasa
ditemukan berada diatas karang
bercabang seperti: Stylophora,
Pocillopora, Porites, Acropora.
Range kedalaman 1 - 91m
Distribusi:
Indo-Pasifik (Afrika timur – Hawai,Utara Jepang-Australia)
Tipe pemakan:
Ikan kecil dan krustacea kecil /
Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
90
Paracirhites forsteri
Blackside hawkfish
Nama Umum: Nyender asli
Ciri-ciri:
Panjang max 22 cm (TL),
Badan kekuningan dengan
muka abu-abu kehitaman dengan banyak titik hitam, garis
merah berlanjut hitam disisi
badan. Warna berubah seiring
pertumbuhan.
Habitat:
91
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Di daerah dasar karang yang
jernih serta laguna, soliter dan
berpasangan. Suka berdiam
iatas karang bercabangseperti
Stylophora, Acropora. Jenis
territorial. Range kedalaman 1
- 35m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Timur Afrika dan
Laut merah-Hawai, jepangAustralia)
Tipe pemakan:
Ikan kecil dan krustacea kecil /
Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
92
DASYATIDAE
Sting fish, Ikan pari
93
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Taeniura lymma
Foto by Fakhrizal Setiawan
Ribbontail stingray
Lokal: Pari totol biru
Ciri-ciri: Diameter cakram max 90 cm, badan berwarna kuning kecoklatan dengan
spot biru yang mencolok, garis biru di bagian ekor
Habitat: Berada di area terumbu karang bersembunyi di bawah karang atau celah
batu. Jarang ditemukan di pasir. Migrasi berkelompok di area pasir dangkal selama air
pasang untuk mencari makan. Range kedalaman 0-20 m.
Distribusi: Indo-west pasifik( Laut merah dan timur Afrika hingga Kep.Solomon dan
Australia)
Tipe pemakan: Moluska, cacing, udang dan kepiting / Carnivora
94
EPHIPPIDAE
Batfish, Ikan platax
95
Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo
Platax pinnatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dusky batfish / long-fined batfish
Nama Umum: Platax asli
Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), juvenil coklat gelap dengan batas oranye merah
terang dengan sisip dorsal dan anal panjang, dewasa berwarna perak dengan sirip
pendek pipih dan bulat. 2 garis hitam memanjang dari kepal hingga bawah mata dan
kedua badan hingga sirip perut. Memiliki mulut yang lebih moncong
Habitat: Juv umumnya soliter sembunyi dibawah / goa karang dan di mangrove . Dewasa sering terlihat schooling. Range kedalaman 15-30 m.
Distribusi: Pasifik barat( Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Alga, ubur-ubur dan Zooplankton
96
Lokasi foto: TN Karimunjawa , Jawa Tengah
Platax teira
Foto by Fakhrizal Setiawan
Longfin batfish
Nama Umum: Platax kertas
Ciri-ciri: Panjang max 70 cm (TL), sirip perut berwarna kuning dengan spot hitam di
atas sirip perut. Memiliki 2 garis hitam satu melewati mata dan kedua melewati sisip dada
yang semakin tua semakin pudar.
Habitat: Dewasa lebih suka berada perairan lepas pantai agak dalam berkelompok. Juvenile suka berada dilaguna, karang dangkal. Range kedalaman 0-20 m.
Distribusi: Indo-west pasifik (Laut merah dan timur Afrika - PNG, Jepang - Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos dan nekton (finfish)
97
FISTULARIDAE
Cornetfishes / Ikan
Fistularia commersonii
Bluespotted cornetfish
Nama Umum: Julung
alus
Ciri-ciri:
Panjang max 160 cm (TL),
bentuk runcing memanjang, warna hijau di dorsal ,
keperakan di perut, ekor
meruncing panjang. 2 spot
biru di punggung. Sirip dorsal dan anal transparan.
98
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Didaerah terumbu karang
dan dasra berpasir,. Soliter
atau dalam kelompok kecil.
Range kedlaman 2 - 130
m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah
dan Timur Afrika, JepangAustralia dan Selandia
baru. Pasifik timur: Mexico,
Panama.
Tipe pemakan:
Ikan kecil, zooplankton,
bentik krustacea
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
99
Gobidae
Gobies fish, Ikan gobi
100
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Amblygobius albimaculatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Butterfly goby
Nama Umum: lkan gobi
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), jantan dengan 3 spot dekat dasar dari sirip kedua
dorsal. Betina dengan garis coklat dari atas mulut hingga atas operculum. Spot hitam di
sirip ekor. Memiliki 4-5 garis vertikal coklat dibadan.
Habitat: Didaerah muara dan laguna, biasanya berpasangan didasar substrat berpasir
dan pasir berlumpur, monogami, membuat lobang dengan memindahkan pasir menggunakan mulutnya.
Distribusi: Indo-Pasifik barat: Laut Merah, Afrika Timur, Durban, Indonesia, Australia
Jepang dan Filipina
Tipe pemakan: Zoobenthos/bentik invertebrate, cacing, detritus dan bentik alga
101
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Istigobius rigilius
Foto by Fakhrizal Setiawan
Rigilius goby
Nama Umum: lkan gobi
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), 2 garis diagonal cokelat dari preoperculum di rahang atas, dihubungkan oleh satu baris, 2 baris coklat hampir vertikal di operkulum. Duri
keempat dari dorsal pertama terpanjang. Tidak ada perbedaan yang jelas antara jenis
kelamin dalam pigmentasi dan sudut sirip kediua dorsal, sirip perut dan dubur. Jantan
kadang-kadang dengan 3-4 garis vertikal kehitaman pada perut.
Habitat: Didaerah berpasir yang jernih disela-sela terumbu karang dan rubble
Distribusi: Pasifik barat: Filipina dan Indonesia - Kiribati dan Fiji, Rowley Shoals di
timur Samudra Hindia dan GBR serta Kep.Ryukyu
Tipe pemakan: Belum diketahui
102
HAEMULIDAE
Sweetlips fish, Ikan bibir tebal
103
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Plectorhinchus vittatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Indian Ocean oriental sweetlips
Nama Umum: lkan lilis
Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL), dewasa putih dengan garis horizontal hitam, sirip
kuning dengan spot hitam. Perubahan ciri dari juvenile ke dewasa saat panjang sekitar
15 cm.
Habitat: Didaerah Terumbu karang dan pantai karang berbatu, Juvenil soliter di daerah
laguna dangkal yang terlindung. Dewasa bias soliter atau berkelompok.
Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika Timur-samudra Hindia bagian barat, PNG dan
New Caledonia.
Tipe pemakan: Krustasea, moluska, dan ikan kecil / Carnivora
Plectorhinchus polytaenia
Ribboned sweetlips
Nama Umum: lilis asli
Ciri-ciri:
Panjang max 50 cm (TL), Dewasa dengan warna garis tebal kuning dan biru keputihan
silih berganti dari depan
hingga pangkal ekor.Terjadi
perubahan warna dari juvenile
hingga dewasa
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo , NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Biasa ditemukan didaerah
karang dalam, reef slope dengan banyak kelimpahan invertebrata. Soliter atau dalam
kelompok kecil sembunyi di
karang saat siang hari. Aktif
malam hari mencari makan.
Distribusi:
Indonesia, Filipina-PNG dan
barat laut Australia
Tipe pemakan:
Bentik invertebrata / Carnivore
Lokasi foto: TN Komodo , NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
104
Diagramma sp.
Indonesian sweetlips
Nama Umum: Macanan
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
Lokasi foto: TN Komodo , NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
abubabu kekuningan dengan spot
abu-abu teresbar di tubuh dimana
semakin besar ukuran spotnya di
sirip dorsal belakang dan ekor. Sirip
bagian bawah dari ekor, anal dan
perut berwarna gelap.
Habitat: Soliter kadang juga
berkelompok di daerah berpasir, pantai berkarang dan laguna. Range kedalaman 3-40 m.
Distribusi: Malaysia, Indonesia,
filipina
Tipe pemakan: Bentik invertebrata
105
Plectorhinchus chaetodontoides
Harlequin sweetlips / Many-spotted
sweetlips
Nama Umum: onde / bronkeli
Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL),
Lokasi foto: TN Komodo , NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
dewasa warna dasarnya putih kekuningan atau kehijauan. Juvenil berwarna
coklat dengan banyak spot putih besar,spot berubah dari putih menjadi
hitam saat dewasa.
Habitat: Daerah terumbu karang yang
sehat, laguna. Dewasa soliter sembunyi didasar karang dan aktif saat
malam mencari makan, juvenile suka
bersembunyi disela-sela karang.
Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Samudra Hindia (Maldives
-Kep.cocos), Samudra Pasifik (Kep. Fiji
-Sumatra)
Tipe pemakan: Krustasea, moluska,
dan ikan kecil / Carnivora
106
HOLOCENTRIDAE
Squarel fish, Ikan mata belo
Sargocentron rubrum
Redcoat Squarelfish
Nama Umum: Menyeng
belo
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
107
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), waran merah kecoklatan
dengan garis putih, strip
merah di cagak sirip
ekornya,dorsal dan sirip anal
Habitat: Soliter atau
berkelompol bersembunyi dibawah karang didaerah tak
berarus
Distribusi: Indo-west pasifik
Tipe pemakan: Bentik Invertebrata / Zoobenthos
Neoniphon sammara
Sammara squirrelfish
Nama Umum: menyeng
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), warna pink kekuninga
dan keperakan.Garis merah
disirip dorsal. Sirip ujung
kemerahan kecuali dada dan
perut.
Habitat: Didaerah lamun dan
didasar karang bersembunyi.
Umumnya didaerah dangkal,
nokturnal. Range 1-50 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos,
ikan dan zooplankton dan alga
Myripristis violacea
Lattice soldierfish / violet soldierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan violet keperakan,
sirip berwarna oranye diujungnya,
tutup insang berwarna merah
gelap.
Habitat: Biasanya di laguna,
alur karang, perairan karang semi
tertutup. Range 4-25 m.
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton/
larva krustacea
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
108
Sargocentron caudimaculatum
Silverspot squirrelfish
Nama Umum: belo buntut putih
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), kepala dan
badan merah bagian belakang
hingga pankal ekor dan sirip ekor
putih keperakan.
Habitat:
Didaerah terumbu karang luar, laguna dan tebing karang. Soliter atau
berkelompok. Range kedalaman 240 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur
Afrika - Kep. Marshal dan French
Polynesia Jepang dan Australia
Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan ikan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Myripristis murdjan
Pinecone souldierfish / Blotcheye souldierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna badan merah keperakan, semua sirip merah, tutup insang berwarna coklat
Habitat: Soliter, hidup sembunyi
di karang di siang hari. Dan aktif
malam hari (nocturnal) mencari
makan
Distribusi: Indo-pasifik (Laut
merah n Timur Afrika-Samoa,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton
109
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Myripristis hexagona
Doubletooth souldierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm
(TL), bdan berwarna merah terang ke kuningan, sirip merah,
sirup yang terbuka merupakan
bagian sirip yg lembut (dorsal,
anal dan ekor).
Habitat: Daerah pantai
berkarang, sembunyi dibawah /
goa karang dan kadang bersama
jenis lainnya juga ditemukan didaerah keruh. Ikan nocturnal
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
110
KYPHOSIDAE
Chubs fish
111
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Kyphosus bigibbus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Brown chub
Nama Umum: Tampalbor (sulut)
Ciri-ciri: Panjang max 75 cm (TL), bdan abu-abu keperakan kadang ada juga yang
kuning dan putih albino. Garis yang terbentuk antara sirip ekor dan sirip anal lebih
tegak dibandingkan K.vaigiensis.
Habitat: Didaerah terbuka di lereng karango dan kadang didaerah dangkal dan karang
berbatu. Range kedalaman 1-25 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Timur Afrika, timur dan barat Australia, Kep. Lord
Howe dan Rapa dan Jepang.
Tipe pemakan: Bentik alga, (Sargassum dan Turbinaria) bentik krustacea, cacing
112
LABRIDAE
Wrasse fish, Ikan
Cheilinus undulatus
Humphead wrasse /
Napoleon wrasse
Lokal: lkan Napoleon
Ciri-ciri: Panjang max
229 cm (TL), dewasa
memiliki benjolan di depan kepala, juvenile berwarna hijau pucat dengan spot hitam memanjang. Terdapat 2 garis
hitam memanjang dibelakang mata.
113
Habitat: Hidup di area
reef slope, laguna dan di
alur karang. Soliter terkadang berpasangan.
Juvenile biasa ditemukan di area terumbu
karang yang sehat. Dewasa biasa menjelajah
dan istirahat di celah /
gua karang malam
harinya.Range 1-100m
Distribusi: Indo-pasifik
Status: Masuk daftar
merah IUCN dan terddaftar Appendix 2
CITES
Tipe pemakan: Moluska, ikan, bulubabi,
krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Oxycheilinus digrammus
Cheeklined wrasse
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 40
cm (TL), Terdapat beberapa
varian (merah, garis diagonal
di bawah insang ciri utamanya. Badan hijau dengan
sedikit merah. Variannya
berwarna merah.
Habitat: Di area karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
sehat, sering terlihat sembunyi di karang lunak dan
hydroid. Interval kedalaman
3-50 m.
Distribusi: Indo pasifik
ILaut merah dan Timur Afrika
- Kep. Marshal dan Samoa)
Tipe pemakan:
Moluska, krustacea dan bulubabi / Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
114
Cheilinus fasciatus
Redbreasted wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), Bentuknya sangat mudah dikenali dengan warna merah terang mulai dr
depan dorsal sampai sirip perut
dan belakang mata serta garis vertikal dibadan belakangnya
Habitat:
Di area laguna, karang beralga dan
diarea campuran antara karang,
pasir dan rubble. Range kedalaman
4-40 m
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Moluska, krustaLokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
115
Gomphosus varius
Bird wrasse
Nama Umum: Pinguin ijo
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL)
dicirikan dengan mulut panjang,
warna saat juv hingga dewasa serta
sebaran distribusinya dengan kembarannya G. caeruleus ).
Habitat: Didaerah karang yang
sehat di laguna dan lereng
karang.Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: CocosKeeling-Hawai,Marquesan dan
Kep.Tuamoto digantikan oleh Gomphosus caeruleus di Samudra Hindia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(krustacea, bintang ular, moluska)
dan ikan kecil
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Cheilinus chlorurus
Floral wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), hanya genus Cheilinus yang memiliki 10 duri
dorsal,miripdengan C. trilobatus namun
badan berwarna coklat dan memiliki
spot hitam di bagian sirip ekor,
Habitat:
Laguna dan pantai berkarang yang
bercampur pasir dan rubble. Range
kedalaman 1-30m
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Moluska dan crustacea / Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
116
Cheilinus trilobatus
Tripletail wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), hijau
kemerahan tipis vertikal di badan, d2
garis putih di pangkal ekor, garis tidak
beraturan di kepala dan dada. Dewasa sirip ekor trilobe.
Habitat:
Dewasa didaerah laguna dan lereng
karang,juv daerah karang beralga dan
di hydrozoa. Umumnya soliter.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika-Kep.
Tuamoto dan Australia, Kep.Ryukyu
dan New Caledonia.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Moluska, bentik krustacea, ikan
kecil,echinodermata
Epibulus insidiator
Sling-jaw wrasse
Nama Umum: Kukuniran
(sulut), kenari / trompet
kuning (jawa)
Ciri-ciri:
Panjang max 54 cm(TL), cirinya
mulut dapat dipanjangkan dan
berguna menangkap mangsa.
Warna berubah sesuai dengan
umur dan variasi ada yang coklat(betina) dan kuning.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
117
Habitat:
Daerah karang yang sehat,
umumnya soliter. Dewasa didaerah lereng karang atau
karang terjal. Range kedalaman
1-42 m
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan:
Krustacea kecil dan ikan kecil /
karnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
118
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Halichoeres hotulanus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Checkerboard wrasse
Nama Umum: Keling perak
Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL), bagian muka dengan corak merah, badan biru kehi-
jauan dan sirip ekor dan dorsal kuning. Juvenile bercorak hitam putih dan berubah saat
dewasa.
Habitat: Area terumbu karang dari dangkal hingga dalam dan laguna. Range kedalaman 1-30 m
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos
Halichoeres vroliki
Indian ocean pinstriped
wrasse
Nama Umum: keling strip
Ciri-ciri: Panjang max 13
cm (TL), badan hijau terang
dengan 3-4 garis vertikal di
punggung serta garis pingk di
kepala
Habitat: Area terumbu karang
dengan Range Kedlaman 2-20m
Distribusi: Indo-west pasifik:
(Maldives-maluku(Indonesia)
dan Laut Andaman
Tipe pemakan: Belum diketahui
119
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Halichoeres leucurus
Greyhead wrasse
Nama Umum: Keling tua
Ciri-ciri: Panjang max 13 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Kepala coklat dengan
garis biru, dipangkal sirip pectoral terdapat spot merah.
Ekor segitiga dengan garis
biru serta dasarnya kuning
(mirip H.richmondi)
Habitat: Didaerah laguna dan
karang yang sehat juga ditemukan dihabitat campuran
karang beralga. Range kedalaman 2-15m
Distribusi: Pasifik barat( Indonesia, Filipina - PNG, Palau)
Tipe pemakan: Belum
diketahui
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Halichoeres chloropterus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pastel-green wrasse
Nama Umum: Keling ijo
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), berwarna hijau cerah, bagian kepala dan badan
depan terdapat garis pink menyebar.
Habitat: Habitat di area karang laguna, pantai karang dengan pasir dan rubble substratnya. Soliter dan memiliki daerah territorial. Range kedalaman 0-10m.
Distribusi: Filipina-GBR, Sumatra, Jawa dan Malaysia
Tipe pemakan: moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos
Halichoeres melanochir
Orangfin wrasse
Nama Umum: keling biru
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), badan berwarna ungu,
pangkal sirip dada terdapat spot
hitam, ekor berwarna kuning.
Habitat: Biasa dijumpai soliter,
berpasangan atau kelompok
kecil. Hidup di daerah terumbu
karang berpasir dan banyak rubble, pantai berbatu,
Distribusi: Pasifik barat
(Filipina-Indonesia, TaiwanAustralia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
120
Halichoeres richmondi (Inisial
Fase)
Tailspot wrasse / Richmond’s
wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
121
jantan dikenali dari kepala coklatoranye dan garis biru berantai. Juv
dan betina memiliki sirip ekor
oranye atau kuning. Muka lebih bersudut. Saat Inisial fase sangat mirip
dengan H. melanurus dan
H.leucurus yang dibedakan dari
spot hitam dan warna ekor.
Habitat: Dari laguna hingga
daerah karang yang sehat. Range
kedalaman 0-12 m.
Distribusi: Pasifik barat (jawaIndonesia timur, Filipina, jepang,
palau )
Halichoeres marginatus
Dusky wrasse
Nama Umum: Keling coklat
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm(TL),
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Badan hijau tua kecoklatan, ekor
hijau dipangkalnya lalu biru dengangaris kuning diujungnya
Habitat: Biasa soliter atau kelompok kecil, daerah laguna dan karang
yang sehat. Range kedalaman 0 30m
Distribusi: Indo-pasifik (laut merah
dan timur Afrika-Micronesia, JepangAustralia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
Coris batuensis
Batu coris
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 17
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
cm (TL), putih kehijauan
dengan bagian bawah
sedikit pink, beberapa garis
vertical dibadan dan spot
hitam di tengah sirip dorsalnya.
Habitat: Soliter di habitat
pasirdan rubble disekitar
karang dan laguna
Distribusi: Indo-pasifik
(Afrika timur-Kep. Marshal,
Jepang-GBR, Australia)
Tipe pemakan: Krustacea
kecil dan moluska/
zoobenthos
122
Stethojulis trilineata
Three-lined rainbowfish
Nama Umum: Es lilin
Ciri-ciri: Panjang max 15
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
cm (TL), badan kehijauan
dengan dorsal merah, 4
garis biru horizontal dan
daerah kuning sekitar sirip
dada.
Habitat: Didaerah dangkal
yang jernih, di reef crest dan
lereng karang. Range 0-8 m.
Distribusi: Indo-{asifik
barat: Laut merah, Maldives,
Samua dan palau, JepangAustralia.
Tipe pemakan: Zoobnethos
Labroides bicolor
Bicolor cleaner wrasse
Nama Umum: Dokter asli
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL),
Habitat: Didaerah laguna dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
lereng karang, territorial
karena memiliki stasiun pembersih. Juv soliter , di goa-goa
karang, dewasa didaerah terbuka
Distribusi: Indo-Pasifik:
Timur Afrika –Line,Marquesan
dan Kep. Society, Jepang dan
P. Lord.
Tipe pemakan: Ectoparasit
krustacea dan mucus ikan
123
Labroides dimidiatus
Bluestreak cleaner wrasse
Nama Umum: Dokter
Ciri-ciri: Panjang max 14
cm (TL), Putih kekuningan di
kepala dan kebiruan di belakangnya. Garis hitam dari
mulut dan melenar ke ekor.
Habitat: Soliter, berpasangan dan berkelompok didaerah karang. Tinggal di
stasiun pembersihan dimana
ikan dating untuk dibersihkan.
Range kedalaman 1 - 40m
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Ectoparasit
krustacea dan mucus ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Labrichthys unilineatus
Tubelip wrasse
Nama Umum: Keling item
Ciri-ciri: Panjang max 17,5 cm(TL), saat
juvenile terdapat 2 garis putih horizontal di
badan. Dewasa badan hitam keabuan
dengan spot putih memanjang di belakang
insang. Mulut menyerupai tabung.
Habitat: Daerah laguna dan lereng
karang dengan tutupan karang yang bagus. Biasa ditemukan dekat karang bercabang. Range kedalaman 0-20m
Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur Samoa dan Micronesia)
Tipe pemakan: Cnidaria / Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Cirrhilabrus solorensis (Inisial
fase)
Solor wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
warna bervariasi dan dapat berubah
warna saat proses perkawinan. Mata
merah cerah Badan atas oranye, kepala
violet, badan bawah biru muda terang.
Habitat: Didaerah rubble didasar disekitar karang, laguna dan kadang daerah
karang berpasir. Range kedalaman 5 35m.
Distribusi: Indonesia
Tipe pemakan: Belum diketahui
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
124
Hemigymnus fasciatus (juv)
Barred thicklip
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Badan gelap dengan 5 garis
putih vertikal, Kepala hijau dengan
bercak pink, Bibir semakin tebal
sesuai usia.
Habitat: Didaerah terumbu
karang dan reef flats. Juv bersembunyi di karang pantai dangkal,
dewasa di karang yang terbuka,
soliter atau kelompok kecil.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika—
Micronesia, S. Jepang - Tenggara
Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
125
Bodianus axillaris (Juv)
Axilspot hogfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Juv dan betina dikenali dari badan
hitam dengan spot putih. Jantan
dewasa memiliki spot hitam di sirip
dorsal dan anal.
Habitat: Didaerah laguna dan
terumbu karang yang jernih. Juv
soliter di celah karang dan membersihkan tubuh ikan lain.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah ,Timur Afrika - French Polynesia, S.Jepang-Austalia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(cacing, bentik krustacea, moluska,
echinodermata), zooplankton dan
ikan kecil
Pseudocheilinus hexataenia
Sixline wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), Badan
violet merah dengan 6 garis
merah, spot hitam kecil di atas
pangkal ekor. Pangkal ekor kehijauan.
Habitat:
Didaerah terumbu karang dan
pantai, biasa bersembunyi di sela
karang dalam kelompok kecil.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Indo-Pasifik: Laut Merah, Afrika
Timur - Kep. Tuamoto di French
Polynesia, Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
126
127
LETHRINIDAE
Emperor fish, Ikan lencam
Lethrinus erythropterus
Longfin emperor
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Kepala dan tubuh atas berwarna
merah kecoklatan, dekat pangkal
ekor terdapat 2 garis putih vertical,
sirip berwarna kemerahan.
Habitat: Didaerah berkarang atau
pasir berkarang. Range 2 - 25m.
Distribusi: Indo-Pasifik barat
(Tanzania n MozambikPNG,Palau)
Tipe pemakan: Echinodermata,
krustacea, moluska, ikan kecil /
Carnivora
Lethrinus harak
Thumbprint Emperor
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), punggung berwarna hijau
muda, bercak hitam besar dibadan yang dikelilingi warna
kuning, ada titik biru di depan
mata, sirip berwarna merah muda.
Habitat: Soliter atau kelompok
kecil di perairan dangkal, mangrove, laguna, lamun dan karang.
Range 0-20m
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Ikan kecil, krustacea, moluska / Carnivora
128
Gnathodentex aureolineatus
Striped large-eye bream
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), berwarna perak abu-abu, 4-5 garis
coklat dibadan dengan spot
kuning dibelakang sirip dorsal.
Pangkal sirip dada kuning.
Habitat:
Terumbu karang yang dangkal
dan laguna, sering terlihat
schooling bergabung dengan
ikan lain. Nokturnal, Range kedalaman 3-30m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-pasifik (Afrika Timur - Kep.
Tuamoto di French Polynesia,
Jepang-Australia)
129
Tipe pemakan:
Krustacea kecil, Gastropoda /
Zoobenthos
Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh
Foto by Tasrif kartawijaya
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Monotaxis grandoculis
Humpnose big-eye bream
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), hitam keabu-abuan, garis
vertical putih yang semakin dewasa pudar, daerah sekitar mata
kekuningan,
Habitat: Didaerah pasir dan rubble dekat karang, soliter atau
berkelompok. Aktif malam hari,
ukuran dewasa berpotensi ciguatera.Range kedalaman 1-100m
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah dan Timur Afrika-Hawai,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Moluska, krustacea, Teripang, Tunikata, Polychaeta/ Zoobenthos
130
131
LUTJANIDAE
Snapper fish, Ikan kakap
Lutjanus biguttatus
Two-spoted banden
snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
cm (TL), garis coklat memanjang dari mulut hingga
pangkal ekor diselingi garis
putih, 2 spot putih dibawah
sirip dorsalny, sirip kuning.
Habitat: Area terumbu
karang, biasanya schooling
namun kadang ada juga
soliter. Range 3-36m
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan:Carnivora
Lutjanus decussatus
Checkered snapper
Nama Umum: Kakap
bata
Ciri-ciri: Panjang max 35
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
cm (TL), wrna dasar putih
dengan badan atas tersusun
kotak coklat dan bawahnya
garis, dengan spot hitam
dipangkal ekor.
Habitat: Daerah dangakl
dan lereng karang, soliter
kadang kelompok,range
kedalaman 2-30m
Distribusi: Indo west Pasifik (selatan India-PNG)
Tipe pemakan: Carnivora
132
Lutjanus monostigma
One-spot snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), badan perak kekuningan
dengan sirip kuning. Kadang terdapat spot hitam di badan. Badan
kadang ciguatoxic.
Habitat: Di daerah terumbu
karang berada di goa, sela-sela
karang besar dan bangkai kapal.
Soliter atau berkelompok.
Range kedalaman 1-60m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur - Marqueses dan Kep.
Line, utara Kep. Ryukyu , selatan
Australia.
Tipe pemakan: Carnivora (Ikan
dan bentik krustacea)
133
Lutjanus kasmira
Common bluestrip snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), berwarna kuning2/3
badan, bawah putih dengan 4
strip biru,ekor kuning.
Habitat: Schooling di terumbu
karang, laguna dangkal, dan
lereng karangyang terlindung.
Range 3-265m.
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah dan timur Afrika—Kep
Marquises dan line, JepangAustralia)
Tipe pemakan: Carnivora
(ikan, krustacea, cephalopoda,stomatopoda)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
134
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Lutjanus sebae
Foto by Tasrif Kartawijaya
Emperor red snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 116 cm (TL), bagian kepala agak melengkung kedalam. Saat
juvenile dan semidewasa warna dasar putih keperakan dengan garis merah dimuka,
dorsal depan hingga sirip perut dan ujung sisip anal, di sirip halus dorsal hingga
melengkung ke ujung bawah sirip ekor dan di ujung atas sirip ekor. Saat dewasa warna
merah seluruhnya.
Habitat: Biasa dijumpai didaerah terumbu karang dan berbatu. Juvenile di daerah pantai, air keruh, mangrove, kdang juga disela-sela bulu babi di pantai dangkal. Saat dewasa bergerak ke daerah lebih dalam, berkelompok dalam ukuran yang sama dan kadang juga soliter.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan Laut Merah dan Afrika Timur - New Caledonia,
Jepang dan Australia.
Tipe pemakan: Carnivora (ikan, bentik krustacea, cephalopoda,stomatopoda)
135
MONACANTHIDAE
Filefishes, Ikan
136
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Amanses scopas
Foto by Fakhrizal Setiawan
Broom filefish
Nama Umum:
Ciri-ciri: .Panjang max 20 cm (TL), badan coklat dengan 12 garis gelap. Sirip ekor
coklat gelap, jmulut coklat gelap, jantan memiliki duri panjang di dekat pangkal ekor.
Habitat: Didaerah pantai hingga lereng karang yang jernih, biasa didaerah kaya
karang dan rubble, bersembunyi di celah rubble saat didekati. Range kedalaman 318m.
Distribusi: Indo-Pacsifik: Laut merah, Mozambiqu– Kep. Tuamoto dan Society di
French Polynesia, Jepang– GBR di Australia.
Tipe pemakan: Belum diketahui
137
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Cantherhines pardalis
Foto by Fakhrizal Setiawan
Honeycomb filefish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), memiliki tiga pola warna dasar: abu-abu belangbelang dan coklat, coklat gelap, atau abu-abu dengan bentuk poligonal yang berdekatan. Terdapat spot putih diatas pangkal ekor.
Habitat: Didaerah Terumbu karang hingga lereng karang, kadang di daerah keruh,
soliter.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur, Jepang, Tenggara Oceania.
Atlantik timur: Teluk guinea, Kep. Annobon. Digantikan Cantherhines sandwichiensis di
Kep. Hawai.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)
138
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Efin Muttaqien
Aluterus scriptus
Scribbled leatherjacket filefish
Nama Umum: Ikan Ayam-ayam
Ciri-ciri: Panjang max 110 cm (TL), mulut cekung, kecoklatan dan abu-abu, remaja
coklat kekuningan dengan bintik-bintik gelap. Memanjang, sangat pipih; dewasa
cokelat dengan garis-garis biru dan titik-titik. sirip ekor bulat dan panjang. insang
membuka miring dan kepala dengan bintik-bintik hitam kecil tersebar .
Habitat: Hidup laguna dan terumbu ke arah laut. Sesekali terlihat di bawah objek
mengambang. Juvenile mengikuti dibawah objek mengapung di laut terbuka untuk
waktu yang lama dan mencapai ukuran besar. Dewasa biasanya terlihat di sepanjang
lereng pantai dalam atau luar terumbu karang drop-off pada sekitar 20 meter kedalaman. Bentopelagis. Rentang kedalaman 3-120 m.
Distribusi: Circumtropical. Atlantic Barat: Nova Scotia, Kanada dan utara Teluk
Meksiko ke Brazil.Atlantic Timur: St Paul's Rocks, Tanjung Verde dan Pulau Ascension; Pulau São Tomé; Afrika Selatan. Samudera Pasifik: selatan Jepang ke Great
Barrier Reef selatan, Kaledonia Baru dan Easter Island. Di Pasifik timur, dari Teluk
California ke Kolombia
Tipe pemakan: Alga, rumput laut, hydrozoans, gorgonian, colonial anemones, dan
tunicate.
139
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Oxymonacanthus longirostris
Foto by Fakhrizal Setiawan
Harlequin filefish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), badan hijau kebiruan dengan spot oranye tersebar.
Spot hitam di sirip ekor dengan mulut yang panjang dan kecil.
Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang yang jernih, biasa soliter atau berpasangan. Bersarang di dasar karang yang mati kadang di alga. Range kedalaman 030 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur, Mozambique - French Polynesia. Jepang GBRAustralia, New Caledonia dan Tonga. Digantikan Oxymonacanthus halli di lLaut
Merah.
Tipe pemakan: Cnidarians (polyp karang) karang jenis:Acropora acuminate,Acropora
nasuta,Acropora valida,Heliopora coerulea,Porites cylindrical.
140
MOORAYNIDAE
Surgeon fish, Ikan butana
Gymnothorax javanicus
Giant moray
Lokal:Lindong laut/belut laut
Ciri-ciri: Panjang max 300cm
(TL), Juv coklat dengan banyak
bintik hitam besar, dewasa coklat
dengan bintik hitam mirip leopard
dan area hitam disekitar insang
Habitat: Daerah karang dan
karang berbatu dengan banyak
celah persembunyian. Menyerang
jika diganggu. Range 0-50m.
141
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Gymnothorax flavimarginatus
Yellow-edged moray
Nama Umum: Belut laut
Ciri-ciri: Panjang max 240 cm
(TL), mata kemerahan, badan kekuningan dengan bintik hitam dan
coklat tua padat. Bukaan insang
hitam .
Habitat: Dasar goa/celah batu dikarang.Sangat sensitive terhadap
ikan luka atau stress. Range kedlamana 1-150m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Cephalopoda,
ikan dan krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Rhinomuraenia quaesita
Ribbon eel
Nama Umum: Belut pelangi
Ciri-ciri:
Panjang max 130 cm (TL), Badan
biru cerah dengan dorsal kuning.
memiliki 3 tentakel berdaging diujung
moncong. Tentakel tersebut berada
dibawah rahang memanjang kedepan.Juvenil berwarna hitam dengan
dorsal kuning. Hanya moray yang
mengalami perubahan warna dan
kelamin mendadak (protandeus hermaprodit) dimana belut jantan
berubah kelamin menjadi betina.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (dewasa)
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hidup dilaguna dan daerah karang
berpasir, bersembunyi di lubang dan
hanya mengeluarkan kepalanya.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Timur AfrikaKep.Tuamoto, Jepang,selatan New
Caledonia,French Polynesia, Kep.
Marianas dan Marshal)
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (Juvenil)
Foto by Fakhrizal Setiawan
142
Gymnothorax isingteena
Spotted moray
Nama Umum: Belut sapi
Ciri-ciri:
Panjang max 180 cm (TL),
Warna dasar badan putih dengan bentuk tidak beraturanspot hitam besar dan
kadang hempir melingkar.
Habitat:
Daerah pantai dengan terumbu karang dan lereng
karang. Rang kedalaman 3 30m.
143
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo west Pasifik (Mauritius
dan Comoro - Pasifik barat)
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
144
MULLIDAE
Goat fish, Ikan jenggot
Parupeneus barberinus
Dash and dot goatfish
Lokal: Ikan jenggot
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
145
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), warna dasar putih dengan
garis hitam dari mulut hingga belakang dorsal, dibagian atasnya
berwarna kuning dengan spot
hitam dipangkal ekor.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble dekat karang dan laguna,
Range kedalaman 0-100 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos
(cacing, moluska,krustacea)
Parupeneus macronemus
Long-barbel goatfish
Nama Umum: Ikan jenggot
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), Tubuh merah abu-abu
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
bagian punggung keabu-abuan,
perut berwarna merah muda,
dengan garis hitam dari mata ke
bagian ekor; spot hitam dekat
pangkal ekor. Strip hitam sepanjang sirip kedua dorsal.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble dekat karang. Range kedalaman 3-25m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos /
cacing plychaeta dan krustacea
Parupeneus bifasciatus
Doublebar goatfish
Nama Umum: Jenggot totol
2
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan putih kehijauan,
bercak hitam di sekitar mata
dan 2 spot hitam samar di
badan.
Habitat: Biasanya soliter atau
berpasangan didaerah pantai,
laguna dan terumbu karang.
Range 0-80 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
(Indonesia, Filipina-Hawai,
French Plynesia, JepangAustralia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
146
Parupeneus trifasciatus
Doublebar goatfish
Nama Umum: Jenggot
garis
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Putih krem dengan spot
merah di perut bawah, 2 garis
di bawah dorsal dan garis pertama memanjang hingga sirip
perut.
Habitat: Didarah laguna dan
terumbu karang: juv didaerah
reef flats, dewasa disekitar
daerah berbatu atau karang.
Distribusi: Laut Merah, Laut
Andaman– timur Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(bentik krustacea dan cacing)
dan ikan kecil
Mulloidichthys vanicolensis
Yellowfin goatfish
Nama Umum: Jenggot kuning
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL), perut berwarna putih; garis
memanjang kuning , Semua sirip
kuning
Habitat: Biasanya schooling didaerah karang dangkal, schooling
saat siang hari dan malam menyebar untuk mencari makan. Range
5-113 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos/
cacing plychaeta dan krustacea
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara
Foto by Tasrif Kartawijaya
147
Parupeneus cyclostomus
Gold-saddle goatfish
Nama Umum: Jenggot totol
kuning
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Badan kombinasi abu keunguankehijauan dan kekuningan. Spot kuning di atas pangkal ekor dan dibawah dorsal.garis biru di sekitar mata
Habitat: Didaerah Terumbu
karang, berbatu dan rubbleo di
reef flat, laguna dan lereng
karang. Juv umumnya schooling
kecil dan dewasa soliter.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah, Afsel, Hawai - French
Polynesia, Kep. Ryukyu, New
Caledonia dan Rapa.
Tipe pemakan: Ikan kecil dan
bentik krustacea
148
Lokasi foto: Pulau Weh dan TN Komodo
Upeneus tragula
Foto by Fakhrizal Setiawan
Freckled goatfish
Nama Umum: Jenggot samar
Ciri-ciri: Panjang max 33 cm (TL), sungut kuning, garis coklat memanjang dari mulit
hingga ekor, badan banyak spot dan bercak hitam, ujung dorsal berwarna gelap, sirip
ekor coklat bergaris-garis.
Habitat: Biasa di daerah rubble dan pasir di dekat karang, umumnya soliter damun
kadang juga berkelompok. Range kedalaman 2 - 50 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik (timur Afrika-New Caledonia, Jepang)
Tipe pemakan: Zoobenthos
149
NEMIPTERIDAE
Surgeon fish, Ikan butana
Pentapodus aureofasciatus
Yellowstripe threadfin bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), biru keabu-abuan samar,
dua garis kuning satu memanjang dari mulut ke belakang dorsal dan dari belakang mata
hingga dekat sirip ekor
Habitat: Dikolom perairan
daerah berpasir dekat terumbu
karang. Range 5-20m
Distribusi: Indonesia-Samoa
dan Tonga
Tipe pemakan:
Pentapodus trivittatus
Three-striped whiptail
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Warna: badan atasabuabu gelap atau coklat zaitun,
putih keperakan di bawah.
Garis putih kekuningan memanjang menyempit dari badan
ke ekor.
Habitat: Daerah karang yang
jernih dan daerah dangkal banyak rubble. Range 1-15 m.
Distribusi: Western Pasifik
Tipe pemakan: ikan kecil dan
zoobenthos
150
Scolopsis binileata
Two-lined monocle bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm
151
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), abu-abu gelap ke kuningan dibagian atas da putih
dibawah badan. 3 garis diatas
kepala, 2 garis melengkung
dari dekat mata ke dorsal.
Habitat: Daerah terumbu
karang, soliter atau berpasangan. Juv daerah dangkal, laguna atau rubble. Range 1-25
m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos
dan ikan kecil
Scolopsis lineata
Striped monocle bream
Nama Umum: l
Ciri-ciri: badan atas coklat
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
zaitun, putih-keperakan di
bawah ini. 3 garis-garis putih
kekuningan dari kepala kebadan. Juv, ada 3 garis hitam
pada badan atas dengan sela
-sela kuning
Habitat: Daerah berpasir
karang, biasanya schooling,
juv sendiri daerah perairan
dangkal. Range 4-20 m.
Distribusi: Timur samudara
Hindia dan Pasifik barat
Tipe pemakan: Zoobenthos
dan ikan kecil
Scolopsis margaritifera
Pearly monocle bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panjang max 28 cm (TL),
abu-abu gelap dari kepala
hingga bawah dorsal, Juv
garishitam sempit sepanjang
punggung (hanya pada beberapa spesimen) dan hitam. Beberapa dengan perut
kekuningan. variasi warna
antara populasi di Hindia
dan Pasifik: juvenile kurang
warna garis kuning di
Samudra Hindia dan dewasa
menunjukkan bagian belakang yang gelap dibandingkan dengan bentuk Pasifik.
Habitat:
Daerah dasar berpasir di
area terumbu karang. Range
kedalaman 1-20 m.
Distribusi:
Pasifik barat:(Laut cina selatan-Vanuatu and timur laut
Australia.)
Tipe pemakan:
Krustacea kecil, moluska,
cacing polychaeta dan ikan
kecil / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
152
153
OSTRACIIDAE
Boxfishes, Ikan kotak
Ostracion cubicus (Juv)
Yellow boxfish
Nama Umum: Buntel kuning
Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), Juv
kuning cerah dengan spot hitam. Spot
berkurang dan warna menjadi kusam
menjadi kebiruan seiring pertumbuhan.
Habitat: Didaerah laguna dan karang
semi tertutup. Juv biasa dijumpai dekat
Acropora, soliter. Range kedlaman 1-35m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan
Afrika Timur, Hawai dan Kep.Tuamoto,
Kep.Ryukyu, Jepang– New Zealand.
Tipe pemakan: Zoobenthos, ikan kecil
dan alga bentik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Ostracion meleagris
Whitespotted boxfish
Nama Umum: Buntel item
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Badan hitam kecoklatan dengan spot
putih dipunggung dan kuning di sisi
badan.
Habitat: Dihabitat laguna dan lereng
karang yang jernih. Kedalaman 0-30m.
Distribusi: Indo-Pasifik dan Pasifik
timur: Subspecies Ostracion meleagris
camurum ditemukan di Hawai dan Ostracion meleagris clippertonense Di Pasifik
Timur. Species digantikan Ostracion
cyanurus di Laut Merah dan Teluk Aden.
Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge
dan tunikata) dan bentik alga
154
155
PEMPHERIDAE
156
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Pempheris vanicolensis
Foto by Rizya L. Ardiwijaya
Vanikoro sweeper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), biasanya warna agak kehijaun terlihat dibagian
tasa, bdan berwarna coklat, sirip anal terlihat jelas garis hitam di ujungnya, ujung sired
dorsal berwarna hitam
Habitat: Biasa ditemukan daerah pantai berbatu dan terumbu karang. Dewasa biasa
schooling di goa-goa atau daerah terlinding di karang saing hari. Malam mencari makan
dan kembali kegua sebelum terbit fajar.
Distribusi: Indo-west Pasifik (laut merah - Samoa, Filipina, dan laut mediterania)
Tipe pemakan: Zoobenthos dan zooplankton
157
PINGUIPEDIDAE
Sandperches fish, Ikan Cicak
158
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Parapercis hexophtalma
Foto by Fakhrizal Setiawan
Speckled sandperch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 29 cm (TL), Badan putih dengan keabuan di punggung dan bercak hitam kecoklatan merata di badan, spot hitam dengan ujung putih di ekor
Habitat: Didaerah pasir dan rubble didasar area laguna dangkal dan lereng karang
yang terlindung.
Distribusi: Samudra Hindia: Laut Merah, dan Afrika Timur - Micronesia dan Samoa.
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
159
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Parapercis tetracantha
Foto by Fakhrizal Setiawan
Reticulated sandperch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL), badan keputihan dengan 7-8 persegi coklat yang
terhubung garis di sisi bawah badan.bercak hitam di bawah mata serta garis hitam tak
beraturan memanjang melewati katup insang. Dorsal transparan dengan serentetan
spot hitam diujung dan tengah.
Habitat: Didaerah berbatu dan karang mulai dari dangkal hingga dalam dengan
dasar yang berpasir. Range kedalaman 6 - 25m.
Distribusi: Indo-Pasifik barat : teluk Bengal - Jepang dan Indonesia dan Papua New
Guinea.
Tipe pemakan: Belum diketahui
160
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Parapercis sp.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Yellowtail sandperch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm (TL), warna dasar putih, tanda gelap yang tidak
beraturan di punggung, 9 garis hitam di kedua sisi badan dengan spot hitam
ditiap garisnya. Sirip ekor kuning
Habitat: Daerah karang dan pantai yang dasarnya pasir atau rubble. Soliter atau
kelompok kecil. Range kedalaman 3-20 m
Distribusi: Indonesia
Tipe pemakan: Zoobenthos
161
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Parapercis millipunctata
Black dotted sand perch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), Badan krem dengan pola coklat b di punggung,
Spt putih pada sirip ekor, dua spot coklat tak beraturan di badan bagian atas dan
bawah serta dihubungkan dengan spot kuning memanjang di sisi badan.
Habitat: Didaerah terumbu karang mengelompok, rubble, pasir disela karang dan
karang berbatu. Range kedalaman 3-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius dan Maldives - French Polynesia, Kep. Ryukyu
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
162
PLESIOPIDAE
Devilfishes, Ikan cupang laut
Calloplesiops altivelis
Comet
Nama Umum: cupang laut
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL),
warna badan hitam kecoklatan dengan spot putih menyebar diseluruh badan dan sirip
kecuali sirip dada. Pangkal
sirip dorsal terdapat spot hitam dilingkari putih dan spot
kuning di bagian atas pangkal
ekor.
163
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Didaerah karang, goa atau
celah karang. Nocturnal. Apabila terancam dapat menirukan/ mimikri seperti mouray.
Range kedalaman 3-50 m.
Distribusi:
Indo-pasifik (Laut merah dan
Afrika timur-Pulau Line,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan:
Bentik crustacean dan ikan
kecil / karnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
164
PLOTOSIDAE
Plotosus lineatus
Striped eel catfish
Nama Umum: Lele laut
Ciri-ciri:
Panjang max 32 cm (TL), sirip dorsal dan anal bersambung dengan
sirip caudal/ekor, 4 pasang sungut,
sebuah tulang bergigi tunggal sangat berbisa di awal punggung pertama dan setiap sirip dada.
165
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Juvenil schooling dalam jumlah
banyak. Dewasa dalam kelompok
yang lebih kecil di area terumbu
karang. Range kedalaman 1-60 m.
Distribusi: Indo Pasifik
Tipe pemakan:
Krustacea, moluska, cacing dan
ikan kecil
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Shinta T. Pardede
166
POMACANTHIDAE
Angel fish, Ikan enjel
Pygoplites diacanthus
Regal angelfish
Nama Umum: Enjel doreng
asli
Ciri-ciri:
167
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panjang max 25 cm (TL), bagian
mata gelap dengan garis kebiruan
dekat mata. Badan kuning dengan
garus lengkung putih dibatasi hitam dari dekat insang hingga
pangkal ekor, dari sirip punggung
hitam kebiruan. Bagian belakang
sirip anal garis lengkung kuning
dan biru berjalan sejajar dengan
kontur tubuh; sirip ekor kuning.
juvenil dengan bintik hitam besar
pada bagian basal lunak sirip dorsal.
Habitat:
Biasa terdapat didaerah karang
yang sehat di laguna atau lereng
karang. Soliter , berpasangan atau
berkelompok.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan
Timur Afrika– Kep.Tuomoto,
Jepang-GBR, New Caledonia)
Tipe pemakan:
Tunikata dan spong / zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacanthus semicirculatus
Semicircle angelfish
Nama Umum: Brustun roti
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), Juvenil
species ini berwarna biru kehitaman dengan garis setengah lingkaran. Dewasa bagian depan berwarna coklat kehijauan, bagian
tengah kekuningan, banyak bintik
biru disisinya, perubahan warna
dari jvenil ke dewasa dalam rentang ukuran 8-16 cm.
Habitat:
Juvenile menyukai perairan dangkal yang terlindung. Dewasa di
daerah karang yang sehat yang
menyediakan banyak tempat
bersembunyi. Soliter dan berpasangan. Range kedalaman 1-30
m.
Distribusi:
Indo-west Pasifik (laut merah dan
timur Afrika-Samoa, JepangAustralia)
Tipe pemakan:
Sponge, tinikata dan alga / Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
168
Pomacanthus sexfasciatus
Sixbar angelfish
Nama Umum: Kambingan
biru
Ciri-ciri:
Panjang max 46 cm (TL), Dewasa coklat kekuningan dengan
6 garis hiteam vertikal. Badan
banyak binti-bintik biru. Kepala
kehitaman dengan garis vertikal
putih, sirip ekor, anal memiliki
bintik biru. Juvenil berwarna kehitaman dengan 15 garis biru
putih melengkung di sisi badan.
Habitat:
169
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Juvenil lebih suka didaerah
karang yang dangkal, dewasa
menyukai daerah karang yang
sehat. Soliter kadang berpasangan. Mengeluarkan suara apabila diganggu. Range kedalaman 3-50 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Kep. Ryukyu - Malaysia dan Indonesia - Kep.
Solomon, selatan Australia.
Tipe pemakan:
Sponge, tunikata dan alga /
zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacanthus imperator
Emperor angelfish
Lokal: Enjel betmen
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Juvenil berwrna hitam
kebiruan dengan garis putih
melingkar konsentris, dewasa
garis kuning diagonal, mulut
putih, mata tertupup garis hitam, sekitar insang hingga
bawah berwarna hitam dengan tepi biru. Perubahan
warna terjadi dari ukuran 8-12
cm.
Habitat: Juv daerah dangkal,
dewasa daerah goa/celah di
daerah karang yang sehat,
range 1-100 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos
170
Pomacanthus navarchus
Bluegirdled angelfish
Lokal: Bidadari bercadar
Ciri-ciri: Panjang max 28 cm
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara
Foto by Tasrif Kartawijaya
(TL), juv hitam dengan garis
biru muda melingkar. Dewasa
kuning cerah badan dan ekor,
sirip dada dan perut biru tua
dengan banyak bintik-bintik
biru muda. Garis biru muda
sejajar di wajah dari bawah
mata, dan pada daerah yang
tepat di belakang kepala. Sirip
biru muda.
Habitat: Daerah karang sehat dari laguna hingga lereng
karang. Range 3-40m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Sponge dan
tunikata / zoobenthos
Genicanthus Lamarck
Blackstriped angelfish
Nama Umum: Enjel putih
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
Lokasi foto: TN. Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), badan putih dengan 4 garis
memanjang. Depan dorsal spot
kuning, dorsal atas hotam, buntut
cagak memanjang. Betina dengan
garis hitam yang luas pada punggung dan tepi bagian perut.
Habitat: Biasa di daerah dangkal
dan lereng karang. Memiliki harem
3-7 betina. Range kedalaman 1035 m.
Distribusi: Indo-West Pacific:
Indo-Malayan region,Vanuatu,
Japan, GBR Australia.
Tipe pemakan: Zooplankton
171
Apolemichthys trimaculatus
Threespot angelfish
Nama Umum: Enjel kuning
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm
(TL), tubuh pendek kuning, mulut
biru, garsi hitam disirip anal, spot
hitam di atas kepala dan belakang
kepala.
Habitat: Di daerah laguna dan
karang dangkal. Range Kedalaman 3-40 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(Jepang-Australia, timur Afrika,
Samoa)
Tipe pemakan: Sponge dan
tunikata / zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodontoplus mesoleucus
Vermiculated angelfish
Nama Umum: Kepe palsu
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
sekilas mirip Chaetodontidae namun dibedakan dari opercula tulang belakangnya yang kuat.
Badan 2/3 hitam abu-abu dan sisnya putih. Garis hitam memanjang
dari kepala hingga bawah.sebagian
muka depan kuning dengan mulut
biru. Ekor kuning.
Habitat: Daerah terumbu karang
dan jarang di laut terbuka. Range
kedalaman 1-20m.
Distribusi: Indo-west pasifik
(Indonesia-Jepang, SriLanka-timur
PNG)
Tipe pemakan: Sponge, tunikata
dan alga berfilamen / zoobenthos
172
Centropyge eibli
Blacktail angelfish
Nama Umum: Enjel abu doreng
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Badan abu-abu gelap dengan garis
coklat keemasan di sisi badan.
Daerah sekitar sirip perut oranye.
Pangkal ekor, belakang dorsal
hinga sirip ekor hitam.
Habitat: Didaerah karang berbatu
dan lereng karang yang sehat.
Membentuk harem 3-7 individu.
Bentuk sangat mirip dengan juvenile Acanthurus tristis. Range kedalaman 0-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Sri
Lanka - Indo-Malay timur.
Tipe pemakan: Bentik alga dan
cnidarians (hard coral).
173
POMACENTRIDAE
Damsel fish, Ikan betok laut
174
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Amphiprion clarkii
Foto by Fakhrizal Setiawan
Yellowtail clownfish
Nama Umum: Giru pasir
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), Sangat bervariasi secara geografis dalam bentuk
dan warna. Dua garis putih, satu vertikal di belakang mata dan satunya memanjang
dari dorsal hingga di adepan anal. Pangkal sirip ekor putih, dengan bagian berwarna
kekuningan. Ovipar dan monogamy.
Habitat: Daerah laguna karang dangkal dan lereng karang. Berasosiasi dengan
anemon jenis: Cryptodendrum adhaesivum, Entacmaea quadricolor, Heteractis aurora,
Heteractis crispa, Heteractis magnifica, Heteractis malu, Macrodactyla doreensis, Stichodactyla gigantea, Stichodactyla haddoni, Stichodactyla mertensii . Range 1- 60m.
Distribusi: Indo-west Pasifik (Teluk Persia-barat Australia, Kep. Indo-Australia, Melanesia, Micronesia, Taiwan dan Jepang)
Tipe pemakan: Omnivora
175
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Amphiprion ocellaris
Foto by Fakhrizal Setiawan
Clown anemonefish
Nama Umum: Ikan badut, nemo, kelonpis
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), warna badan oranye dengan tiga garis putih lebar,
bagian yang tengah berbentuk segitiga maju ke dekat sirip dada. Sirip ekor bulat.
Habitat: Daerah karang yang dangkal dan tenang. Diurnal, protandrous hermaprodit.
Berpasangan monogamy. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica,
Stichodactyla gigantea, dan Stichodactyla mertensii . Range kedalaman 1-15 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Omnivora
176
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Amphiprion perideraion
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pink anemonefish
Nama Umum: Pelet tambah
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), Warna dasar oranye. Sirip transparan. Satu garisputih mengikuti kontur punggung dari atas mulut hingga batang ekor. Garis vertikal putih
di antara kepala dan katup insang.
Habitat: Daerah karang dangkal yang tenang, diurnal, monogami, protandrous hermaphrodit. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica (umumnya), Heteractis crispa, Macrodactyla doreensis, and Stichodactyla gigantea . Dibeberapa tempat malah berbagi tempat di anemone dengan A. akallopison. Range 1-38 m.
Distribusi: Western Pasifik
Tipe pemakan: Omnivora
Amphiprion sandaracinos
Yellow clownfish
Nama Umum: Pelet
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan oranye dengan garis
putih memanjang dari mulut
hingga dekat ekor
Habitat: Biasa dijumpai didaerah
laguna dan lereng karang. Biasa
berpasangan atau kelompok kecil.
Monogami. Protandrous hermaprodit. Biasa berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis
crispa dan Stichodactyla mertensii. Range 3-20 m.
177
Distribusi: Western pasifik
(Pulau cristmas, dan Australia
barat-Kep. Ryukyu, Taiwan,
Filipina, PNG, Kep. D’Entrecasteux, New Britain dan Kep. Solomon)
Tipe pemakan: Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
178
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Amphiprion akallopisos
Skunk clownfish
Nama Umum: Pelet
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), Badan berwarna oranye dengan garis
putih memanjang dari atas mulut hingga ekor. Inilah yang membedakan dengan A. sandaracinos.
Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang dangkal dekat pantai namun ada juga di
daerah lereng karang dengan arus cukup kuat. Protandeus hermaprodit. Berpasangan
dan monogami. Setipa anemone dengan satu betina lebih besar dan pejantan fungsional yang lebih kecil. Jantan mengalami perubahan jenis kelamin juvenile berkembang menjadi jantan fungsional. Biasa berasosiasi dengan jenis anemone: Heteractis
magnifica dan Stichodactyla mertensii. Range kedalaman 3-25 m.
Distribusi: Indo-west pasifik (Afrika timur, Madagaskar, Kep.Comoro, Seychelles,
Laut Andaman, Sumatra, Jawa)
Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton (omnivora)
Amphiprion ephippium
Saddle anemonefish
Nama Umum: Giro tompel
(aceh), tompel Jakarta
(Jakarta)
Ciri-ciri:
Panjang max 14 cm (TL), badan
oranye kemerahan dengan spot
hitam besar di badan bagian belakang. Juvenil tidak memiliki spot
hitam tapi memiliki garis putih memanjang hanya di belakang
kepala.
Habitat:
179
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Didaerah karang dangkal dengan
perairan agak keruh dan teluk
yang tertutup dimana kecerahan
berkurang. Biasa ditemukan
sepasang. Berasosiasi dengan
anemon: Entacmaea quadricolor
and Heteractis crispa .Range kedalaman 1-15 m.
Distribusi:
Samudra Hindia timur: Laut Andaman, Kep. Nicobar, Thailand, Malaysia, Sumatra dan Jawa di Indonesia.
Tipe pemakan:
Zooplankton dan bentik alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
180
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Premnas biaculeatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Spinecheek anemonfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL), memiliki tulang belakang yang menonjol di bagian
kepala, juvenile dan jantan merah cerah sedang betina merah hati. Jantan ukurannya lebih kecil dari betina
Habitat: Daerah laguna dan karang yang terlindung. Biasa ditemukan berpasangan .
Berasosiasi dengan anemone Entacmaea quadricolor. Range kedalaman 1-16 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik (Asia tenggara, Kep.Solomon,Vanwatu, Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik / Omnivora
Amblyglyphidodon aureus
Golden damselfish
Nama Umum: Betok kuning
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL),
Badan kuning oval, dewasa
bagian kepala agak keunguan
sedikit.
Habitat:
181
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hidup didaerah lereng karang,
laguna dan karang terjal berarus. Biasa berada dekat dengan Gorgonian /kipas laut dimana mereka meletakan telurnya. Juvenile biasa ditemukan dalam kelompok kecil di
dekat gorgonian atau karang
hitam. Range kedalaman 3 - 45
m.
Distribusi:
Pasifik barat(Laut Andaman
dan Pulau Christmas - Fiji, Kep.
Ryukyu, New Caledonia)
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Amblyglyphidodon batunai
Batuna damselfish
Nama Umum: Betok perak
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), Badan
perak kehijauan.
Habitat:
Daerah laguna dan karang dangkal. Biasa berada dekat koloni
karang besar. Biasa ditemukan
soliter atau berpasangan di atas
karang. Range kedalaman 0 - 12
m.
Distribusi:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Indo-west Pasifik (Maldives dan
Indonesia)
Tipe pemakan: Belum diketahui
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
182
Amblyglyphidodon leucogaster
Yellowbelly damselfish
Nama Umum: Betok perut
kuning
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), duri dorsal
(total): 13; sirip lunak dorsal (total):
12-13; sirip duri Anal: 2; Sirip lunak
anal: 12-14. Variasi warna tergantung geofrafis. Populasi di Indonesia
umumnya dengan perut kuningoranye .
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
183
Mendiami lagunakarang dan lereng
karang. Soliter atau dalam kelompok
kecil. Range kedalaman 2-45 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan:
Copepoda, amphipods, mysids, telur
ikan, larva Crustacea, dan sebagian
kecil dari alga /Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Amblyglyphidodon curacao
Staghorn damselfish
Nama Umum: Betok strip ijo
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), memiliki
beberpa variasi geografis. Populasi di Indonesia berwarna hijau
dengan garis kehitaman saat dewasanya. Papua berwarna lebih
keperakan dengan garis kehijaun
dengan range dari jepangAustralia timur.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Daerah laguna dan lereng karang
bagian luar, Juvenil sering terlihat
dekat karang lunak jenis Sarcophyton dan Sinularia. Makan sering berkelompok didaerah karang.
Range kedalaman 1 - 40 m.
Distribusi:
Pasifik barat ( Rowley shoals, Malaysia - Samoa dan Tonga. Utara
kep.Ryukyu - selatan GBR)
Tipe pemakan:
Zooplankton dan filamentous alga
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
184
Abudefduf bengalensis
Bengal sergeant
Nama Umum:
Ciri-ciri:
Panjang max 17 cm (TL),
Badan putih keabu-abuan,
oval dengan 6-7 garis hitam.
ciri khasnya bentuk ekor cagak yang membulat dan berwarna redup.
Habitat:
Biasa ditemukan sendiri atau
kelompok kecil di daerah laguna dan karang dangkal.
Sangat territorial. Range kedalaman 1 - 6 m.
185
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Pasifik barat (Timur Samudra
Hindia-Jepang dan Australia)
Tipe pemakan:
Alga, gastropoda dan krustacea kecil / Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Abudefduf notatus
Yellowtail sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 17 cm (TL), badan
abu-abu dengan 5 garis putih
vertikal, sirip ekor berwarna
kuning.
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Didaerah karang berbatu serta
lereng curam dengan arus dan
gelombang sedang. Biasa ditemukan dalam schooling namun
kadang soliter. Range kedalaman 1-12 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Afrika timur,
Afrika selatan, New Britain, Sumatra di Indonesia, timur Papua
New Guenia dan Jepang.
Tipe pemakan:
Bentik alga dan zooplankton
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
186
Abudefduf septemfasciatus
Banded sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 23 cm (TL), badan
putih krem dengan 6-7 garis abu
gelap.
Habitat:
Habitat didaerah laguna dan
terumbu karang berbatu dangkal
dengan gelombang sedang.
Sangat territorial. Range kedalaman 0 - 3 m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifikc: Afrika timur - Kep.
Line dan French Polynesia.
Jepang - GBR Australia.
187
Tipe pemakan:
Bentik alga, zoobnethos(bentik
copepod), dan zooplankton.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Abudefduf sexfasciatus
Scissortail sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 16 cm (TL),
Badan putih dan agak kehijaun
saat dewasa dengan 5 garis
hitam, ciri khasnya adalah
memiliki garis hitam di bagian
cagak ekornya.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Daerah pantai, karang berbatu
dan trumbu karang yang baik.
Biasa berada di karang lunak
dan koloni hydroid. Range kedalaman 1 - 20 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (laut merah, Mozambique hingga Jepang,
Kep. Tuomoto, Lord Howe dan
Kep. Rapa).
Tipe pemakan: Zooplankton
dan alga / omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
188
Abudefduf sordidus
Blackspot sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm
189
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), badan abu-abu dengan 5-6
garis gelap, terdapat spot hitam di
pangkal ekor atas dan dibagian
bawah sirip dorsal halus.
Habitat: Didaerah laguna berbatu, rataan terumbu, hingga
daerah pecah gelombang. Juvenil
biasa di daerah pasut. Kadangkadang schooling, sangat territorial. Range kedalaman 0-3 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah an Afrika Timur - hawaidan
Kep. Pitcairn, Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(bentik krustacea, moluska,
cacing), zooplankton dan detritus
Abudefduf vaigiensis
Indo-Pacific sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Abu-abu dengan 5 garis
hitam atau biru tua vertikal,
daerah kuning di badan atas.
Habitat: Di daerah rataan
trumbu hingga lereng karang
serta daerah berbatu. Berkelompok, memijah dalam jumlah besar. Jantan menjaga telurnya.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah an Afrika Timur - French
Polynesia. Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Omnivora
(zoobenthos, zooplankton, alga
bentik dan ikan kecil)
Dischistodus prosopotaenia
Honey-head damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), badan hijau kecoklatan dengan garis putih besar. Soliter dan
teritorial.
Habitat: Mendiami daerah berpasir di laguna dan terumbu
karang. Range kedalaman 1 - 12
m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(varian normal tersebar dari Singapura - Sulawesi, varian yang
bagian dada agak kuning dari
Papua - timur Australia dan
Vanuatu)
Tipe pemakan: Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
190
Dischistodus melanotus
Black-vent damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 16 cm
(TL), bagian badan atas dari
kepala hingga tengah dorsal
hijau kehitaman dengan batas
kuning dan sebagian perut
bawah dekat anal. Badan putih
dengan bercak pink disekitar
insang.
Habitat: Memilih di daerah
pasir dan rubble di area laguna
dan terumbu karang. Range kedalaman 1 - 12 m.
Distribusi: Pasifik barat
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dischistodus perspicillatus
White damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Putih krem dengan 2-3 spot
hitam agak memanjang. Bagian
depan kepala kehijaun, garis
bpingk dengan batas biru di
antara mata dan mulut.
Habitat: Daerah patch reef, laguna dangkal, pasir di daerah
karang, dan padang lamun.
Range kedalaman 1 - 10 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Alga bentik dan
detritus
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
191
Chrysiptera oxycephala
Blue-spot demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), Juv biru cerah yang hilang
saat dewasa.abu-abu kekuningan dengan banyak bintik biru
di badan. Garis abu-abu samar
dari atas mulut ke mata.
Habitat: Biasa berkelompok
dalam jumlah besar, Didaerah
laguna dan karang dangkal.range 1-16 m.
Distribusi: Western central
Pasifik (Indonesia, Filipina,
PNG, Palau)
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera unimaculata
Onespot demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
badan abu gelap, sekitar sirip dada
berwarna kuning dan spot hitam
dikelilingi biru di bagian belakang
sirip dorsal.
Habitat: Di Daerah pantai karang
beralga, rubble atau daerah karang
berbatu dangkal. Soliter atau kelompok kecil, Range kedalaman 0 - 30
m..
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut
Merah dan Afrika Timur - Fiji,
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Bentik Alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
192
Chrysiptera talboti
Talbot's demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 6 cm (TL), bagian
kepala hingga tengah dorsal kuning
sisa badan lainnya coklat keunguan.
Spot hitam d belakang sirip dorsal.
Habitat:
Didaerah kaya karang di laguna
dalam dan lereng karang serta rubble. Soliter, range kedalaman 3-35 m.
Distribusi:
Pasifik Barat: Laut Andaman - Fiji,
Palau, Tonga dan GBR Australia.
Tipe pemakan:
Bentik Alga dan zooplankton
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera sp.
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm (TL, bagian
atas badan terdapat garis biru yang memangjang dari depan mata hingga pangkal sirip ekor, badan kuning dengan bercak hitam dibagian pangkal belakang sirip
dorsal. kepala kuning dan warnanya memanjang hingga sirip dorsal belakang.
Habitat: karang dan batu berkarang di
daerah dangkal hingga lereng karang.
Distribusi: Samudra Hindia (diketahui
hanya di Pulau Weh)
Tipe pemakan: Alga
193
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chromis dimidiata
Chocolatedip chromis
Nama Umum: Betok 1/2
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
coklat gelap 1/2 dari kepala hingga
badan depan. Sisanya berwarna putih
mulai dari sirip anal, 1/2 sirip dorsal dan
sirik caudal.
Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang , berkelompok di atas
karang dan dilereng karang. Tinggal
dekat dengan substrat. Range kedalaman 1-36 m.
Distribusi: Samudra Hindia: Laut
Merah, Kenya, Tanzania, Afsel, Mauritius, Reunion, Kep. Chagos, Maldives,
Laut Andaman, Thailand, Sumatra dan
P. Christmas serta Guam.
Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Chromis atripectoralis
Foto by Fakhrizal Setiawan
Black-axil chromis
Nama Umum: Betok ijo / jae-jae
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Badan hijau kebiruan, ekor cagak dan sangat mirip
dengan C. viridis hanya dibedakan dengan spot hitam dipangkal sirip dadanya.
Habitat: Dearah karang dangkal, laguna dan lereng karang. Biasa dijumpai kelompok
besar di koloni karang bercabang. Range kedalaman 1-29 m.
Distribusi: Indo Pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton
Chromis viridis
Blue green damselfish
Nama Umum: Betok ijo / jae-jae
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
warna Hijau pucat hingga biru terang. Jantan yang bersarang berwarna kuning.
Habitat: Berkelompok di Acropora
bercabang, daerah laguna dan
karang dangkal. Range 0-12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah - French Polynesia, Jepang,
New Caledonia.
Tipe pemakan: Zooplankton, fitoplankton, dan bentik alga.
194
Chromis atripes
Dark-fin chromis
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), coklat cerah dengan
ujung sirip dorsal, anal dan
cagak caudal hitam.
Habitat: Daerah karang yang
sehat dan lereng karang.
Range kedalaman 2-40 m.
Distribusi: Pasifik barat
Tipe pemakan: Zooplankton
dan alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
195
Chromis ternatensis
Ternate chromis
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), coklat dengan warna pudar dibagian bawah perut. Garis
hitam di bagian cagak ekor merupakan ciri khasnya.
Habitat: Schooling di atas
karang bercabang di daerah
laguna hingga lereng karang
yang jernih. Range kedlaman 3 36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut
Merah dan Afrika timur - Samoa
dan Tonga, Kep.Ryukyu, New
Caledonia.
Tipe pemakan: Zooplankton
Chrysiptera springeri
Springer's demoiselle
Nama Umum: Betok neon
Ciri-ciri: Panjang max 6 cm
(TL), dengan bercak hitam
dibagian atas kepala, mirip
dengan C.cymatilis.
Habitat: Habitat karang yang
sehat dan laguna, biasa
berada dikoloni Acropora bercabang. Range kedlaman 2-30
m.
Distribusi: Pasifik barat
(Indonesia-Filipina)
Tipe pemakan: Zooplankton
dan alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
196
Pomacentrus auriventris
Goldbelly damsel
Nama Umum: blu kuning
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), kepala biru neon dan
badan atas juga. Kuning
badan bawah, sirip ekor dan
anal.
Habitat: Daerah karang,
pasir dengan alga. Biasa
kelompok kecil didasar. Range
kedalaman 2-15 m.
Distribusi: Western Central
Pacific (Micronesia - Indonesia, Pulau Christmas)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan:
belum diketahui
Chrysiptera rolandi
Rolland's demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7,5 cm
(TL), warna bervariasi, umumnya
badan bagian kepala kebawah
hingga belakang dorsal gelap
dan bagian bawahnya putih
krem.
Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang, karang dengan
rubble, laguna.Range kedalaman
2-35 m.
Distribusi: Samudra Hinia
timur dan Pasifik barat
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
197
Chrysiptera rex
King demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), Juv pink cerah, Bagian
atas badan krem kecoklatan,
kepala abu-abu. Badan bawah
putih krem.
Habitat: karang dari dangkal
hingga lereng karang. Range
kedalaman 1-20 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Alga
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dascyllus aruanus
Whitetail dascyllus
Nama Umum: Dakocan
belang
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), dasar putih denga 3 garis
hitam, depan mata putih, ekor
transparan, sisip perut hitam.
Habitat: Biasa dilaguna dangkal dan karang dangkal,
berkelompok diatas karang bercabang, territorial (terutama saat
memijah). Range 0-20 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(Laut merah, Afrika timurline,marquesan dan Kep.
Tuamoto, Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton,
bentik invertebrate dan alga
198
Dascyllus reticulatus
Reticulate dascyllus
Nama Umum: Dakocan putih
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Bagian kepala coklat dengan garis hitam dibelakangnya,
badan krem kecoklatan, bagian
atas dorsal hitam, garis hitam di
belakang vertikal dari dorsal ke
anal.
Habitat: Biasa didaerah laguna
dan karang. Berkeloompok di
karang bercabang dan menjari.
Range 1-50 m.
Distribusi: Samudra Pasifik.
Samudra Hindia diganti oleh D.
carneus.
Tipe pemakan: Zooplankton,
zoobenthos dan alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
199
Dascyllus trimaculatus
Threespot dascyllus
Nama Umum: Dakocan item
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan hitam, juv ada spot
putih dai kepala dan di badan
atas, dewasa spot dorsal putih
samar dan yang di kepala hilang, sirip hitamkecuali transparan sirip dada dan belakang
dorsal.
Habitat: Daerah karang dan
karang berbatu, biasa juga di
anemone, sela-sela bulubabi
dan karang bercabang. Range
kedalaman 1-55 m.
Distribusi: Indo-Pacific: Red
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Sea and East Africa to the Line
and Pitcairn islands, north to
southern Japan, south to Sydney, Australia. Not found in the
Hawaiian and Marquesan islands.
Tipe pemakan: Zooplankton,
Neoglyphidodon nigroris
Black-and-gold chromis
Nama Umum: Manukan
Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), Juvenil
berwarna kuning dengan 2 garis
hitam memanjang. Dewasa warna
kuning diganti hitam dengan 2 garis
vertikal di katup insang.
Habitat:
Daerah karang yang sehat di laguna dan lereng karang. Soliter.
Range 2-23 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Ada 2 bentuk (yang hitam ekor cagak dari Laut Andaman-Bali –
Jepang) dan (Pasifik barat). Yuang
keduanya bercampur di Bali.
Tipe pemakan:
Alga, krustacea kecil, tunikata pelagis / Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
200
Plectroglyphidodon leucozonus
Singlebar devil
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 12 cm (TL), Juvenile
memiliki spot hitam di dorsalnya
dibelakang garis putih di tengah
badan. Dewasa cokalt gelap dengan garis putih lebar di tenagah
badannya.
Habitat:
201
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Mendiami daerah reef crest dan
daerah karang dangkal. Juvenil
suka berada di zona intertidal di
reef crest, dewasa biasa di area
agak dalam. Juvenile juga biasa
ditemukan di teluk yang terlindung, batu dan pasir. Range
kedalaman 0-6 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Temur - Marshall dan Kep.
Pitcairn, Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Neopomacentrus anabatoides
Silver demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10,5 cm
(TL), warna hijau metalik dengan
spot biru kecil dekat katup insang
atas. Garis hitam di cagak ekor.
Habitat: Daerah laguna, karang
dangkal, schooling dalam jumlah
besar di ddekat koloni besar karang
bercabang. Range 2-15 m.
Distribusi: Western central Pasifik
( Filipina selatan-Indonesia, Kep.
Solomon-New Caledonia)
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
202
Neopomacentrus azysron
Yellowtail demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL),abu-abu hijau kebiruan dengan sirip belakang dorsal, anal
dan sirip ekor kuning. Spot hitam
dipangkal sirip dada serta di operculum atas.
Habitat: Di daerah lereng
karang dan alur karang yang lebih
dalam. Dalam kelompok kecil di
daerah sub-tidal. Range kedalaman 1 - 12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat:
Afrika Timur - Kep. Indo-Malay
dan Vanuatu, Taiwan, Australia,
PNG dan Kep. Solomon.
Tipe pemakan: Zooplankton
Hemiglyphidodon plagiometopon
Lagoon damselfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 18 cm (TL), Badan coklat gelap, bagian kepala coklat terang
dengan gradasi coklat gelap di belakangnya. Juvenil berwarna kuning
oranye di bagian perut dan coklat di
punggungnya dengan banyak garis
biru dan spot di muka dan bagian belakang.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
203
Biasa dijumpai di daerah laguna yang
terlindung, pantai berkarang di daerah
banyak alga dengan substrat karang
becabang. Range kedalaman 1-20 m.
Distribusi:
Pasifik barat( Thailand (Phuket), China,
Philippines, Indonesia, New Guinea,
Laut Timor (Ashmore Reef), Australia
barat, Great Barrier Reef, New Britain
dan Kep. Solomon)
Tipe pemakan: Alga
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Plectroglyphidodon dicki
Blackbar devil
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Badan coklat dengan pangkal sirip ekor
dan ekor putih yang dibatasi dengan
garis hitam didepannya.
Habitat: IDi daerah Karang yang sehat, di laguan jernih, dan lereng karang.
Umumnya berasosiasi dengan Acropora
dan Pocillopora. . Range kedalaman 115 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur French Polynesia, jepang - Australia.
Tipe pemakan: Detritus, zoobenthos,
alga bentik, ikan kecil
204
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Plectroglyphidodon lacrymatus
Whitespotted devil
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
Badan coklat dengan banyak bintik
biru terang. Putih krem dari sirip ekor
hingga pangkal ekor.
Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang jernih, serta daerah
campuran dengan rubble dan karang
mati. Range kedalaman 1-40 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah
dan Afrika Timur - Marshal dan Kep.
Society, Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Bentik alga, fitoplankton dan bentik invertebrata.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus burroughi
Burrough's damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 8,5 cm (TL), badan
berwarna coklat gelap dengan ciri
khasnya spot kuning di bagian sirip
lembut dorsal belakangnya.
Habitat:
Daerah laguna dan terumbu karang
dengan banyak rubble. Range kedalaman 1-16 m.
Distribusi:
Western Central Pacific (Filipina,
Indonesia, PNG, Kep. Solomon, dan
Palau)
Tipe pemakan: Alga bentik / herbivora
205
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus chrysurus
Whitetail damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
Badan coklat abu-abu dengan sirip
ekor putih. Juvenile berwarna abu
kebiruan dengan spot hitam di dorsal. Punggung berwarna kuning dari
mulut hinnga dorsal belakang. Spot
berangsur menghilang saat dewasa.
Habitat: Mendiami daerah berpasir
di laguna dan pantai berkarang.
Range kedalaman 0-3 m.
Distribusi: Pasifik barat (Pulau
Christmas,- Kep.Solomon, utara
Kep. Ryukyu, selatan New Caledonia)
Tipe pemakan: Alga/ herbivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus cuneatus
Wedgespot damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
abu-abu kecoklatan dengan spot
biru di katup insang atas. Garis
tipis dibagian dorsal atas. Juv berwarna kuning dan biru diatasnya
dengan spot hitam di belakang
dorsal yang menghilang saat dewasa.
Habitat: Daerah terumbu karang
dan biasa bersama jenis lain sehingga sulit teridentifikasi. Range
1-15 m.
Distribusi: Pasifik barat
(Indonesia, Malaysia, Thailand)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
206
Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo
Pomacentrus amboinensis
Foto by Fakhrizal Setiawan
Ambon damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), warna badan bervariasi, umumnya kuning cerah . Juvenile bagian atas badan agak kebiruan dengan spot hitam di dorsal belakang.
Habitat: Daerah laguna, karang, daerah pasir/batu di karang. Range kedalam 2-40 m.
Distribusi: Pasifik barat( Indonesia-Vanuatu, New Caledonia, Tonga)
Tipe pemakan: Alga dan zooplankton
Pomacentrus moluccensis
Lemon damsel
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), badan kuning dengan batas sirip anal berwarna hitam.
Habitat: Laguna, terumbu karang dengan banyak karang bercabang. Range 1-14 m.
Distribusi: Pasifik barat (Laut Andaman - Fiji,Tonga, Kep.Ryukyu, P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Alga dan krustacea planktonic
207
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Pomacentrus alexanderae
Foto by Fakhrizal Setiawan
Alexander's damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), Abu-abu merata dengan spot hitam dipangkal sirip
dada/pectoral
Habitat: Daerah laguna, karang dangkal hingga dalam.Soluter/kelompok. Range 1-60 m.
Distribusi: Pasifik barat (Indonesia-Taiwan, Kep. Ryukyu).
Tipe pemakan: Alga, remis/bernacle, copepoda, telur ikan, gastropoda kecil / omnivora
Pomacentrus philippinus
Philippine damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(FL),badan biru ungu kehitaman
dengan warna ekor, ujung dorsal dan anal kuning tua. Spot
hitam di pangkal sirip dada/
pectoral.
Habitat: Daerah laguna, lereng karang, karang drop-off.
Biasa sendiri/berkelompok
kecil.range kedalaman 1-12 m.
Distribusi: Indo-West Pacific
(Maldives - Rowley Shoals, New
Caledonia, Tonga,Fiji, utara
Kep. Ryukyu)
Tipe pemakan: Bentik alga
dan zooplankton
208
Neoglyphidodon melas
(Juvenil)
Bowtie damselfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), juvenil badan biru terang
dengan garis kuning besar dari
mulut hingggasirip dorsal serta
sirip perut dan anal ujungnya
biru kehitaman. Dewasa hitam
kebiruan. Perubahan warna terjadi pada ukuran 5-6 cm.
Habitat: Juv di karang bercabang, dewasa laguna– lereng
karang. Soliter/berpasangan.
Range 1-12 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Bentik alga,
zoobenthos, zooplankton
209
PRIACANTHIDAE
Priacanthus hamrur
Moontail bullseye
Nama Umum: lkan Mata belo
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), warna
merah namun kadang ada juga
yang perak kemerahan dengan
15 spot hitam sepanjang gurat
sisi. Mata merah besar yang
menjadi ciri khasnya serta ekor
cagak yang membentuk seperti
bulan sabit.
Habitat:
Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Jarang ditemukan didaerah dangakal di karang. Namun di aceh
ditemukan dikedalaman dangakal. Kadang ditemukan di lautan
samudra. Range kedalaman 5250 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan selatan Afrika - French Polynesia,
Jepang, Australia)
Tipe pemakan:
Ikan dan zoobenthos / carnivora
Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
210
211
PSEUDOCHROMIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda
Pseudochromis perspicillatus
Southeast Asian blackstripe dottyback
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang total 12 cm (TL), terdapat 2 variasi satu coklat merah dan satunya putih.
Keduanya punya pola garis hitam yang
melengkung dari mulut hingga punggung.
Varian yang merah memiliki pola titik putih
kuning memanjang mengikuti pola lengkungan garis hitam.
Habitat:
Biasa ditemukan berada dipasir atau rubble di daerah karang, hidup soliter. Range
kedalaman 3 - 27 m.
Distribusi:
Indonesia, Filipina dan PNG
Tipe pemakan: Belum diketahui
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
212
213
Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara
Pseudochromis splendens
Foto by Tasrif Kartawijaya
Splendid dottyback
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), warna dasar badan abu-abu dengan spot kuning
yang berantai membentuk strip dibadan. Ekor kuning. Mulut kuning muda, terdapat
garis hitam melewati mata. Ujung sirip dorsal dan ventral biru terang.
Habitat: Umumnya soliter namun kadang berpasangan. Ditemukan di daerah laguna
dan karang yang mengarah ke laut dan daerah curam di terumbu karang. Suka dijumpai dekat dengan spong dan karang. Range kedalaman 5-40 m.
Distribusi: Eastern Indo-West Pasifik (timur Indonesia)
Tipe pemakan: Belum diketahui
Labricanus cyclophthalmus
Fire-tail devil
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 22 cm (TL), memiliki 3
varian warna, varian ini memiliki ciri
badan hijau kekuningan dengan 10
garis hijau tipis, garis kuning vertikal , sirip dorsal, anal dan caudal
merah.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Biasa terlihat berlindung dicelah
batu/ karang. Soliter tau berpasangan. Sudah dapat ditangkarkan.
Range kedalaman 2 - 20m.
Distribusi:
Indonesia, Sabah dan Filipina
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
214
215
SCARIDAE
Parot fish, Ikan Kakatua
Bolbometopon muricatum
Green humphead parrotfish
Nama Umum: Kakatua besar
Ciri-ciri:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panjang max 130 cm (TL), tidak
seperti ikan kakatua umumnya, jenis
terbesar dari varies kakaktua,
memiliki profil kepala menonjol yang
berubah hijau menjadi merah muda,
dan memiliki permukaan luar nodular untuk paruhnya yang besar .
Fase utama adalah kusam abu-abu
dengan bintik-bintik putih tersebar,
secara bertahap menjadi seragam
hijau gelap saat dewasa.
Habitat:
Juvenil ditemukan di laguna, dewasa di luar laguna dan terumbu ke
arah laut hingga kedalaman minimal
30 m. Biasanya dalam kelompok
kecil. Tidur di gua-gua dan sering
ditemukan di bangkai kapal di malam hari
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan Afrika
timur - Samoa dan kep.Line, Kep.
Yaeyama dan Wake, GBR dan New
Caledonia)
Tipe pemakan:
Memakan alga bentik dan alga di
karang dan juga kerang-kerangan
Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara
Foto by Tasrif Katriwijaya
216
Chlorurus microrhinos
Steephead parrots
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
217
Panjang max 70 cm (TL), juvenil sekitar 8 cm hitam putih dengan beberapa garis-garis horizontal. Ukuran lebih besar sampai sekitar 20 cm seragam gelap, coklat kehijauan, perlahanlahan menjadi biru sesuai usia.
Garis biru memanjang di belakang mulut jantan dewasa
dibawahnya putih kebiruan.
Jenis yang jarang berwarnacokelat kekuningan seragam.
Ekor berbentuk sabit. Jantan
menonjol dibagian dahinya.
Habitat:
Biasa ditemukan didaerah laguna dan terumbu karang, juvenile umumnya soliter, dewasa
biasa berkelompok. Range kedalaman 1-35 m.
Distribusi:
Samudra Pasifik (Indonesia,
Filipina,Kep. Line dan Pitcairn,
Kep. Ryukyu, P. Rottnest, P.
Lord howe dan P. Rapa)
Tipe pemakan: Herbivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Scarus ghoban (Inisial fase)
Blue-barred parrotfish
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 90 cm
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), Kuning-kuning oranye dengan garis biru dibadan (4-5 garis),
cagak ekor dan disekitar wajah
(IP). Dewasa dasar kuning dengan
bagian atasnya biru kehijauan dan
sekitar mulutnya.
Habitat: Juvenil di daerah laguna. Dewasa, laguna, karang,
atol dan daerah curam di lereng
karang. Range kedalaman 3-36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Alga di karang /
herbivora
218
Cetoscarus bicolor (Juvenil
fase)
Bicolour parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 90 cm
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), mengalami perubahan warna
selama pertumbuhannya, juv
badan putih dengan bagian kepala
antara mata dan insang merah
juga di ujung ekor, dorsal terdapat
spot hitam dikelilingi merah. Dewasa bdan hikau dengan banyak
spot pink di wajah.
Habitat: Laguna dan karang. Juv
soliter, dewasa membentuk
harem. Territorial, range 1-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah-Tuamoto, P. Izu, GBR)
Tipe pemakan: Alga bentik
Chlorurus sordidus
Daisy parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40
cm (TL), mengalami perubahan warna saat pertumbuhan. Dewasa ciri khasnya di
pangkal ekor yang berwarna
lebih terang.
Habitat: Daerah laguna,
rubble hinga karang yang
sehat. Range kedalaman 050 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
219
Scarus niger
Dusky parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), ada
perbedaan warna antara Pasifik dan Hindia.Pasifik lebih monokromatik. Hindia
cenderung fase kemerahan, juvenile dikenali dari binti-bintik hitam kembar pada
ekornya.
Habitat: Daerah kaya karang di laguna,
pantai dan lereng karang luar. Umumnya
soliter, juvenile berkelompok. Range kedalaman 0-15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Scarus quoyi
Quoy's parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan berwarna pingk di
bagian perut dan dibagian atas
kehijauan. ciri utamanya
adalah hijau stabilo pada
bagian atas pangkal ekornya.
Habitat:
Daerah kaya karang di pantai
hingga lereng. Soliter atau
berkelompok kecil. Range kedalaman 2-18 m.
Distribusi:
Indo-West Pasifik (IndiaVanuatu, utara Kep.Ryukyu,
selatan New Caledonia, Palau
di Micronesia)
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
220
221
SCORPAENIDAE
Lion fish, scorpion fish / Ikan lepu
222
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Pterois antennata
Foto by Fakhrizal Setiawan
Broadbarred firefish
Nama Umum: Lepu ayam, 1/2 biting (perdagangan)
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), badan kemerahan dengan garis lebih gelap. Sirip
dada termodifikasi dengan tulang sirip memanjang seperti tali dengan spot biru di tiap
ruasnya. Sepasang tentakel diatas mata memanjang.
Habitat: Daerah laguna dan terumbu karang. Sembunyi sepanjang siang dan aktif malam hari. Range kedalaman 2-50 m.
Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur-Kep Marquesan, Jepang-Australia, Queensland)
Tipe pemakan: Krustacea / zoobenthos
Pterois volitans
Red lionfish
Nama Umum: Lepu ayam politan
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
223
bervariasi dalam warna umumnya
disesuaikan dengan habitat. Species pantai umumnya lebih gelap,
kadang hampir hitam di daerah estuaria. Duri dorsal sangat berbisa
Habitat: Daerah laguna, pantai
dan karang. Siang hari bersembunyi dari matahari dan aktif malam
hari (nokturnal). Umumnya ditemukan sembunyi dengan posisi menempel terbalik .Range kedalaman
2-55 m.
Distribusi: Samudra Pasifik
Tipe pemakan: Ikan kecil dan
zoobenthos / carnivora
Pterois muricata
Indian lionfish
Nama Umum: Lepu ayam
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), cokelat kemerahan dengan
banyak garis gelap tipis pada
tubuh dan kepala. Dewasa
memiliki sebuah duri kecil di
sepanjang pipi dan bintik-bintik
kecil di sirip median
Habitat: Daerah laguna, pantai
keruh dan karang. Range kedalaman 2-50 m.
Distribusi: Samudra Hindia
( Laut merah, laut Andaman - Sumatra)
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Scorpaenopsis oxycephala
Tassled scorpionfish
Nama Umum: Lepu Batu
Ciri-ciri:
Panjang max 36 cm (TL), Mulut yang
agak panjang berwarna lebih cerah
dari badannya. Terdapat kulit dibawah
mulutnya seperti jenggot berwarna
oranye kemerahan. Memiliki banyak
variasi warna dan pola. Duri dorsal
beracun.
Habitat:
Habitat daerah karang yang jernih
serta habitat campuran karang dan
batu. Bentuk serta warnanya sangat
mendukung dalam penyamaran untuk
menyergap mangsanya.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Indo-west Pasifik (laut merah, Afrika
selatan - Kep.Mariana, utara Taiwan,
Palau dan Guam (Micronesia))
Tipe pemakan:
Ikan kecil dan invertebrate bentik /
Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
224
Scorpaenopsis macrochir
Flasher scorpionfish
Nama Umum: lepu tembaga
Ciri-ciri:
Panjang max 15 cm (TL), garis
lebih coklat di permukaan sirip
dada bagian dalam; mata relatif
besar; moncong yang relatif
pendek; punuk di punggung
kurang jelas terlihat.Tidak ada
bercak hitam hampir sama besar
dengan mata di permukaan
bagian dalam sirip dada. Tanda
segitiga hitam sempit di dalam
mulut di depan rahang atas gigi
belakang. Tulang hidung tunggal.
Duri dorsal dapat menyuntikkan
bias/racun yang bersumber dari
kelenjar di bawah duri dorsalnya.
225
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Biasa dijumpai di daerah campuran pasir dan rubble di rataan terumbu dan laguna dangkal. Biasanya mengubur diri dalam substrat pasir atau berkamuflase di
rubble untuk menjebak mangsa.
Range kedalaman 1-75 m.
Distribusi:
Samudra Pasifik (Australia, Indonesia, Filipina - Kep. Marquesan
dan Society, selatan Rowley
shoals, Tongan dan Micronesia)
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Yudi Herdiana
226
SERRANIDAE
Anthias, Grouper fish, Ikan kerapu
227
Lokasi foto: Pulau Weh dan Komodo
Pseudanthias squamipinnis (Sub family
Foto by Fakhrizal Setiawan
Anthiniae)
Scalefin Anthias
Nama Umum: lkan Antias
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), terdapat beberapa variasi warna baik jantan maupun betina. Jantan merah kekuningan dan hijau dengan sirip merah dengan spot ungu,
betinaoranye dengan garis kuning dan ungu memanjang dari belakang mata hingga
katup insang dekat sirip.
Habitat: Biasa ditemukan diatas koloni karang di daerah laguna dan lereng karang.
Berkelompok dalam jumlah yang banyak, protogynous hermaprodit. Pejantan sangat
territorial dan memiliki harem. Range kedalaman 2-20 m.
Distribusi: Indo-West Pasifik ( Laut merah dan natal, Afrika selatan - Niue, utara
Jepang, Selatan Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton
228
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Anyperodon leucogramicus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Slender grouper
Nama Umum: Kerapu sunu
Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), juvenile memiliki warna biru dengan garis oranye
kemerahan dan 10-12 spot hitam di ekornya. Dewasa badan abu kehijaun denngan
spot merah tersebar di badan. Sirip ekor dabelakang dorsal kuning.
Habitat: Daerah kaya karang dan jernih di laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1-60 m.
Distribusi: Indo-Pasifik ( Laut merah-Mozambik, timur Kep. Phoenix, Utara Jepang,
selatan Australia. Kemungkinan pulau-pulau di Samudra Hindia)
Tipe pemakan: Ikan dan krustacea / carnivora
229
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Cephalopholis argus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Peacock hind
Nama Umum: kerapu
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan coklat dengan 5-6 garis coklat redup. Spot
biru terang di seluruh badan, sirip ekor, dada perut dan ujung anal dan dorsal biru gelap dengan spot biru terang.
Habitat: Biasa dijumpai di berbagai variasi habitat terumbu karang. Juvenile lebih
menyukai perairan dangkal dan terlindung dengan bersembunyi di karang. Range kedalaman 1-40 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Durban, Afsel - French Polynesia dan
Kep.Pitcairn, Kep.Ryukyu dan Kep .Ogasawara, Australia dan P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Carnivore ( ikan, udang, kepiting, cacing).
Cephalopholis boenak
Chocolate hind
Nama Umum: Kerapu karet
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), coklat
kehijauan dengan 7-8 garis vertikal samar-samar di badan. Sirip
coklat dengan ujung di sirip dorsal, anal dan pojok caudal hitam
dengan ujung kebiruan.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Umumnya di daerah pesisir. Di
habitat rubble, karang yang agak
keruh. Sering terlihat soliter dan
berpasangan saat memijah.
Diandric protogenynous hermaphrodite. Range kedalaman 1
- 64 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Kenya - selatan Mozambique Aldabra,
Comoro, Madagascar, Laut Andaman, Indonesia, Palau.
Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , dan bentik krustacea)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Rian Prasetia
230
231
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Cephalopholis cyanostigma
Foto by Fakhrizal Setiawan
Bluespotted hind
Nama Umum: l
Ciri-ciri: panjang max 40 cm (TL), Juvenil coklat gelap dengan sirip dorsal, anal, dada
dan ekor kuning terang. Ukuran 9 cm , mulai muncul spot biru di badan dan kuning
berkurang. Dewasa coklat kemerahan ditutupi spot biru, badan terdapat garis coklat
samar 4-5 baris.
Habitat: daerah karang dangkal yang terlindung, padang lamun, dan karah yang sehat. Range kedalaman 1-50 m.
Distribusi: Pasifik Barat: Filipina - Australia, Palau, New Britain dan Kep. Solomon.
Tipe pemakan: Carnivora (bentik krustacea dan ikan)
Cromileptes altivelis
Humpback grouper
Nama Umum: Kerapu bebek
Ciri-ciri:
Panjang max 70 cm (TL), mudah dikenali dari bentuk kepala
yang kecil mengkerucut, badan
putih krem kehijaun dengan spot
hitam kecoklatan menyebar di
seluruh badan hingga ke siripsiripnya.
Habitat:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Umumnya mendiami laguna dan
karangterumbu ke arah laut
serta daerah keruh. Juga ditemukan di sekitar terumbu
karang dan di kolam pasang
surut. Pertumbuhan sangat lambat.
Distribusi:
Pasifik Barat: Selatan Jepang Palau, Guam, New Caledonia
dan selatan Queensland di Australia. Timur Samudra Hindia:
Kep. Nicobar - Broome di barat
Australia.
Tipe pemakan:
Ikan kecil (Carnivora) dan krustacea
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
232
Cephalopholis miniata
Coral hind
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), badan
oranye kemerahan - merah gelap dengan bintik biru terang di
badan serta sirip kecuali sisip
dada. Juvenil kuning dengan
spot biru samar. Saat remaja
memiliki garis yang mirip dengan C. sexmaculata dan dibedakan dari spot dimulutnya yang
beralur biru.
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
233
Biasa di temukan di daerah
karang pesisir, dinding karang
yang banyak terdapat goa, dan
daerah jernih di karang. Membentuk harem dengan 2-12 betina. Range kedalaman 6 - 150
m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah - Durban dan Kep. Line, termasuk
pulau-pulau di Samudra Hindia
dan barat-timur Pasifik
Tipe pemakan:
Carnivora (bentik krustacea dan
ikan)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Cephalopholis spiloparaea
Strawberry hind
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), badan
oranye kemerahan, kadang terlihat banyak bercak kemerahan
dibadan, Ciri khasnya terdapat
garis biru melingkar mengikuti
kontur ekor diujung sirip ekor.
Kadang salah identifikasi dengan Cephalopholis aurantia.
(atau sebagai Cephalopholis
analis, a junior synonym of
Cephalopholis aurantia)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Biasa dijumpai di perairan
karang agak dalam, soliter.
Range kedalaman 6 - 108 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Pinda, Mozambique (15°S) - French Polynesia
dan Kep. Pitcairn, Kep.Ryukyu GBR Australia.
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: TN. Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
234
235
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Epinephelus coeruleopunctatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Whitespotted grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 76 cm (TL), Badan coklat gelap dengan spot dan bercak putih
yang banyak di badan. Sirip ekor dipangkal berwarna putih dan bagian belakangnya
hitam gelap. Kadang sangat mirip dengan 3 spot putih lainnya: Epinephelus ongus, Epinephelus summana, dan Epinephelus corallicola.
Habitat: Habitat di daerah berbatu atau karang yang subur di laguna atau di lereng
karang. Biasa juga dijumpai di celah dan goa karang. Juvenil di daerah pasang surut.
Range kedalaman 2– 65 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Timur London, Afrika Selatan - Fiji
Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)
236
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Epinephelus fasciatus
Blacktip grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), warna bervariasi dali putih krem hingga kecoklatan,
umumnya memiliki 5-6 garis agak gelap vertikal di badan. Warna lebih gelap di bagian
kepala namun kadang bergaris-garis. Terdapat spot hitam di sirip dorsal.
Habitat: Umumnya didaerah lereng karang dengan kedalaman lebih dari 15 m, juga
didaerah teluk yang tertutup dan laguna yang dangkal. Range kedalaman 4-160 m.
Distribusi:Indo-Pasifik: Laut Merah - Afrika Selatan hingga laut Arafura, Jepang, Korea, Selatan Queensland (Australia) dan P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Zoobenthos(moluska, echinodermata, bentik krustacea) dan ikan.
237
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Epinephelus mera
Foto by Fakhrizal Setiawan
Honeycomb grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm (TL) warna dasar kuning dengan spot polygonal warna
coklat. Bentuk kepala yang agak meruncing dengan spot lebih kecil di banding badan.
Habitat: Biasa ditemukan di daerah laguna dangkal dan karang yang semi tertutup. mon
in shallow lagoon and semi-protected seaward reefs. Juvenil umumnya terlihat di selasela acropora bercabang. Range kedlaman 1 - 50 m.
Distribusi:Indo-Pasifik: Afrika Selatan - French Polynesia
Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)
Epinephelus ongus
White-streaked grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan coklat dengan banyak
spot putih halus dikepala,
sirip dan badan. Bercak putih
besar muncul saat dewasa.
Juvenil spot putih lebih besar
mrip polkadot dengan badan
lebih gelap.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Di daerah pantai dan laguna
juga lereng karang deimana
banyak celah dan goa
karang. Range kedlaman 5 25 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Afrika
Timur - Kep.Ryukyu, Kep.
Marshal, Fiji, New Caledonia,
dan utara Australia.
Tipe pemakan:
Carnivora ( ikan, dan bentik
krustacea )
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
238
Epinephelus quoyanus
Longfin grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan putih dengan polygon
coklat yang lebih rapat. Kadang salah identifikasi dengan Epinephelus macrospilos
atau Epinephelus hexagonatus.
Habitat:
Didaerah karang yang agak
keruh, mulai dari laguna
hingga lereng karang. Range
kedalaman 1– 50 m.
239
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Pasifik Barat: Jepang - Australia, Laut Andaman.
Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , cacing dan
bentik krustacea)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
240
SIGANIDAE
Rabit fish, Ikan beronang, semadar,
241
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Siganus guttatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Goldlined spinefoot
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 42 cm (TL), badan abu-abu kusam dengan spot oranye keemasan menyebar di badan, spot kuning besar di bawah pangkal sirip halus dorsal. Kepala
dengan garis dan spot oranye, duri dorsal beracun.
Habitat: Di habitat pantai yang agak keruh didekat mangrove, lamun dan karang
dangkal. Toleran terhadap salinitas rendah. Berpasangan maupun dalam kelompok
kecil. Jenis ini dilaporkan aktif di malam hari. Range kedalaman 1– 25 m.
Distribusi: Samudra Hindia Timur dan Pasifik Barat: Laut Andaman, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia,Viet Nam, Ryukyus, China, Taiwan, Laut China Selatan,
Filipina dan Palau.
Tipe pemakan: Zooplankton dan bentik alga
242
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Siganus virgatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Barhead spinefoot
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), kuning di bagian tubuh atas hingga ekor, dan sisa
lainnya keabuan, dua garis coklat diagonal di bagian depan. Badan atas dengan spot
biru dan garis biru di bagian kepala atas. Duri dorsal beracun.
Habitat: Di daerah perairan dangkal, mulai dari daerah berpasir dengan spot-spot
karang maupun yang tutupannya rapat. Toleran terhadap kekeruhan, Juvenil bisanya di
daerah mangrove dan pindah ke daerah karang saat dewasa. Bias dalam kelompok
kecil. Range kedalaman 1 - 12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan India, Sri Lanka, Kep. Andaman, Thailand, Pantai selatan dan timur China, Taiwan, Ryukyu, Filipina, Malaysia, Singapore, Indonesia
dan daerah utara Australia.
Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik
243
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Siganus puellus
Masked spinefoot
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL), badan kuning keoranyean dan sedikit keperakan di
bagian perut. Terdapat garis kehitaman diagonal melewati mata. Terdapat bagian kehitaman di katup insang, sirip berwarna kuning. Duri dorsal tajam dan beracun. Terdapat alur
garis keperakan di badan.
Habitat: Didaerah kaya karang di laguna, karang dangkal hingga lereng karang. Sering
terlihat berpasangan dan schooling. Duri dorsal tajam dan beracun. Range kedalaman 3
- 12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kep. Cocos-Keling dan Laut China Selatan hingga Kep.
Gilbert, Utara Kep. Ryukyu Jepang, GBR Australia dan New Caledonia.
Tipe pemakan: Juvenil (alga berfilamen) dan dewasa (alga, tunikata dan spong)
244
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Siganus vulpinus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Foxface
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), Badan, sirip dorsal, anal dan caudal kuning. Kepala
putih dengan garis coklat gelap tebal dari mulut hingga ujung dorsal, bagian bawah insang hingga perut depan terdapat tanda coklat gelap, duri dorsal beracun. Mirip dengan
S. unimaculatus yang membedakannya spot hitam dibadannya.
Habitat: Biasa ditemukan di daerah kaya karang di laguna dan lereng karang. Soliter
atau berpasangan. Juvenile dan semi dewasa biasa dijumpai dalam schooling di karang
Acropora dimana memakan alga yang tumbuh didasar karang yang mati. Duri dorsal
beracun, Range kedalaman 0-30 m.
Distribusi: Pasifik Barat: Barat Filipina, Indonesia, Papua New Guinea, Great Barrier
Reef, Vanuatu, New Caledonia, Kep. Caroline, Kep. Marshall dan Tonga.
Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik
245
Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh
Siganus magnificus
Foto by Tasrif Kartawijaya
Magnificent rabbitfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: panjang max 24 cm (TL), Kepala putih dengan garis hitam tebal dari mulut
hingga ujung sirip dorsal. Badan atas gelap dan tergradasi keabu-abuan dibagian
bawahnya. Sirip ekor, ujung anal dan pectoral kuning, ujung sirip dorsal kemerahanHabitat: Didaerah terumbu karang. Dewasa bias ditemukan berpasangan, juvenile
biasa bersembunyi di sela karang. Range kedalaman 3 - 30 m.
Distribusi: Timur Samudra Hindia: Thailand termasuk Kep. Similian hingga Jawa di
Indonesia.
Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik
246
SPHYRAENIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda
247
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Sphyraena flavicauda
Foto by Fakhrizal Setiawan
Yellowtail barracuda
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan silinder panjang dengan mulut runcing. Dua
garis coklat atau coklat kekuningan memanjang. Sirip ekor kuning.
Habitat: Habita di daerah laguna dan lereng karang terbuka, kadang juga ditemukan di
teluk dalam schooling . Range kedalaman 2 - 25 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: laut Merah - Samoa, Kep. Ryukyu, GBR Australia.
Tipe pemakan: Zooplankton, zoobenthos(bentik krustacea) dan ikan kecil.
248
SOLENOSTOMIDAE
Ghost pipe fish
249
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Solenostomus paradoxus
Foto by Tasrif Kartawijaya
Ornate Ghost Pipefish/Harlequin ghost pipefish
Nama Umum: Tangkur kuda palsu
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Post-pelagis hampir sepenuhnya transparan dan
lebih langsing dibandingkan dengan mereka yang berada pada fase bentik. Bervariasi
dalam warna dari hitam menjadi merah dan kuning, biasanya dalam suatu campuran
garis dan bintik-bintik. Sirip ekor bulat atau berbentuk pisau bedah.
Habitat: Biasanya berada di sepanjang tepi terumbu karang. Kadang ditemukan spesoliter atau berpasangan, di antara cabang gorgonian atau crinoids. Betina membawa
telur di sirip perut mereka yang dimodifikasi membentuk kantong.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah dan Timur Afrika - Fiji, Jepang, Australia,
New Caledonia dan Tonga.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea)
250
SYNGNATHIDAE
Pipefishes, Ikan Tangkur Kuda
251
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Dunckerocampus dactyliophorus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Ringed pipefish
Nama Umum: Tangkur kuda buntut merah
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), Badan putih belang-belang dengan coklat kemerahan
hingga mulut. Ekor merah dengan batas luar putih serta spot putih ditengahnya.
Habitat: Di daerah pasang surut, laguna, dan lereng karang. Biasa dijumpai di goa dan
celah karang. Ovovivipar, Jantan membawa telur dalam kantung di bawah ekornya.
Range kedalaman 5 - 56 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur hingga Samoa, jepang, Australia.
Tipe pemakan: Zooplankton (telur/larva), zoobenthos (bentik krustacea)
252
Corythoichthys haematopterus
Messmate pipefish
Nama Umum: Tangkur kuda asli
Ciri-ciri:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Panjang max 19.8 cm (SL), badan putih krem dengan serentetan pola di badan, ciri utamanya adalah sirip ekor umumnya berwarna pink kemerahan.
Habitat:
Didaerah dangkal yang terlindung dengan substrat pasir dan rubble, biasa juga di
daerah agak keruh, ovovipipar, pejantan membawa telur yang disimpan dalam kantung
di dekat ekor. Dewasa umumnya sendiri atau berpasangan. Range kedalaman 0-21 cm.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Vanuatu dan Jepang.
Tipe pemakan:
Zoobenthos (bentik krustacea) dan zooplankton (larva dan telur ikan)
253
SYNODONTHIDAE
Lizardfishes, Ikan Tokek
254
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Synodus variegatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Variegated lizardfish
Nama Umum: lkan tokek
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), dewasa bervariasi dari abu-abu hingga kecoklatan.,
pola dengan sekitar 6 spot kecoklatan di sisi badan.
Habitat: Didaerah laguna dan lereng karang. Kadang di temukan di daerah brpasir, biasa dijumpai bertengger diatas karang dan di atas pasir. Soliter atau berpasangan. Range
kedalaman 3 - 121 cm.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Hawai, Line, Marquesan dan
Kep. Ducie, Kep.Ryukyu, Lord Howe, Kermadec dan P. Rapa serta New Zealand.
Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).
255
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Saurida nebulosa
Foto by Fakhrizal Setiawan
Clouded lizardfish
Nama Umum: lkan tokek
Ciri-ciri: Panjang max 16,5 cm (TL). Saurida berbeda dengan lizardfishes lainnya dari
baris gigi yang keluar bibir. Species ini dicirikan dari bercak hitam besar di bawah sirip
punggung.
Habitat: Mendiami dasar pasir, lumpur, batu dan habitat garden eel. Ditemukan di
perairan pantai seperti di mangrove, lamun an kadang di muara sungai. Piscivorus,
range kedalaman 0 - 6 m
Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius - Kep. Society, Hawai, Sydney, New South Wales
Australia.
Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).
256
TETRAODONTIDAE
Puffers Fish, Ikan buntal
257
Arothron nigropunctatus
Blackspotted puffer
Nama Umum: Buntal monyet
Ciri-ciri: Panjang max 33 cm
Lokasi foto: TN Komodo dan TN Bunaken
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), warna bervariasi namun
ciri utamanya mulut berwarna
hitam.
Habitat: Di daerah terumbu
karang. Dewasa sendiri atau
berpasangan. Kedalaman 3-25
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur - Micronesia dan Samoa,
Jepang - Australia. Digantikan
A. diadematus di Laut Merah.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(bentik krustacea, moluska,
sponge, tunikata, cnidarians/
karang keras) dan bentik alga
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Arothron mappa
Map puffer
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), saat blom sampai usia dewasa badan di penuhi
dengan spot putih yang menyebar merata di badan dengan perut berwarna putih. Saat
dewasa spot itu memanjang membentuk alur tak beraturan dengan perut kekuningan.
ciri khasnya adalah alur garis hitam radial melingkari mata.
Habitat: Biasa dijumpai di daerah laguna dan terumbu karang tepi hingga lereng
karang. Dewasa bisanya di daerah drop off, soliter. Range kedalaman 4 - 30 m.
Distribusi: Indo - Pasifik: Afrika Timur - Afrika Selatan, Samoa, Kep. Ryukyu dan
Laut barat Jepang, selatan New Caledonia dan Queensland, Australia.
Tipe pemakan: Bentik alga dan zoobenthos (sponge,tunikata,bentik invertebrata).
258
Arothron stellatus
Stellate puffer
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 120 cm (TL),
badan abu-abu kusam dengan
diselimuti spot hitam kecil merata di badan. Terdapat pola hitam di sekitar sirip pectoral. Juvenil memiliki garis-garis gelap
di perut yang menjadi spot saat
dewasa.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
259
Didaerah laguna dan lereng
karang yang jernih. Juvenile biasa di daerah pantai berpasir
dan karang dangkal di daerah
agak keruh dan estuaria. Kadang bersembunyi di goa-goa
karang. Range kedalaman 3 58 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan
Afrika Timur - Kep. Tuamoto,
Jepang, selatan P. Lord Howe,.
Atlantik tenggara: pantai selatan
Afrika Selatan.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
260
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Diodon liturosus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Black-blotched porcupinefish
Nama Umum: Buntal Durian
Ciri-ciri: PAnjang max 65 cm (TL), badan coklat dengan duri siseluruh badan, pola coklat kehitaman di mata, punggung / badan dengan batas putih menjadi ciri khasnya D.
liturosus dibedakan dari D. hystrix dari duri pendek dan warna.
Habitat: Di daerah batas karang dan lereng karang. Bersembunyi di bawah dan goa
karang siang hari. Juvenile bias di daerah laguna dan estuaria. Range kedalaman 1 - 90
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Society Islands, Jepang, NSW Australia. Atlantik
tenggara: Pantai tenggara Afrika Selatan.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)
261
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Diodon hystrix
Foto by Fakhrizal Setiawan
Spot-fin porcupinefish
Nama Umum: Buntal Durian
Ciri-ciri: Panjang max 91 cm (TL), badan kuning kecoklatan hingga coklat, spot hitam
kecil menyebar di badan, kepala dan sirip. Badan ditutupi duri yang tersebar merata. Gigi
menyatu di tiap rahang.
Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang terbuka. Umumnya ditemukan di celah
dan goa karang. Juvenil hingga ukuran 20 cm pelagis. Dewasa tinggal di dasar , soliter
dan aktif di malam hari.range kedalaman 1 - 50 m.
Distribusi: Lautan tropis: Pasifik Timur: San Diego, California, USA - Chili dan Kep.
Galapagos. Atlantik Barat: Bermuda, Massachusetts (USA), dan utara teluk Meksiko Brazil. Atlantik Timu: 30°N to 23°S . Samudra Hindia Barat: Laut Merah - Madagaskar,
Reunion dan Mauritius.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, bentik invertebrata, moluska) dan ikan.
Chantigaster valentini
Valentin's sharpnose puffer
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Badan putih dengan spot abu-abu terang. Terdapat 4 pola hitam di punggung hingga badan, 2 pola tersebut
ditengah memanjang hingga perut
bawah. Mimic dengan filefish
Paraluteres prionurus.
Habitat: Ditemukan di puncak karang
dan batu di daerah laguna dan karang
pantai. Jantan territorial, memiliki
harem. Jantan kawin dengan beberapa
betina. Range kedalaman 1 - 55 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut Merah Afrika Selatan, Kep.Tuamoto, Jepang,
P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Alga bentik dan zoo262
Canthigaster papua
Papuan toby
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
coklat kemerahan, spot menyebar
dibadan dan spot hitam disirip dorsal. (ini yg membedakan dengan
C.compressa)
Habitat: Di daerah pantai - batas
karang luar mulai yang keruh hingga
jernih. Dewasa biasa berpasangan di
daerah lereng karang, juvenile bioasa di daerah dangkal. Range kedalaman 1 - 50 m
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Maldives-PNG, Filipina-Palau, GBR dan
New Caledonia.
Tipe pemakan: Belum diketahui
263
ZANCLIDAE
Morish idol fish,
264
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara
Zanclus cornutus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Moorish idol
Nama Umum: lkan moris
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL), badan pipih dengan 3 garis hitam di ekor, dorsal belakang hingga anal dan dorsal depan hingga sirip ventral. Dan bagian kuning lebar di diantara garis hitam tengah. Moncong mulut terdapat segitiga kuning debngan batas hitam.
Sirip dorsal memanjang seperti antenna.
Habitat: Di daerah keruh dekat laguna, reef flats, lereng karang. Bisanya dewasa berpasangan atau kelompok kecil, metamorphosis dari post larva ke juvenil saat ukuran 7,5
cm. Range kedalaman 3 - 182 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur –Rapa dan Kep.Ducie, Jepang, Kep. Hawai, Selatan P. Lord Howe. Pasifik Timur: selatan Teluk California – Peru.
Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge dan tunikata) dan bentik alga.
265
Invertebrata Bentik Non karang
Selain ikan terdapat penghuni terumbu karang yang jumlahnya sangat melimpah
meliputi 9 phylum. Dialah invertebrata yang memberikan sumbangsih secara ekologi
serta ekonomi di terumbu karang. Namun karena keterbatasan stok foto tidak semua
jenis dapat dimasukkan kedalam buku ini. Penulis juga akan memasukkan metode
monitoring khusus biota bentik namun hanya beberapa jenis invertebrata yang di survey karena apabila jumlahnya melimpah dapat mempengaruhi dan menimbulkan masalah keseimbangan ekologi di kawasan terumbu karang tempat biota tersebut tinggal.
1. Metode Belt Transect
Instansi yang menggunakan metode ini:
Reef Check;
Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program (AIMS
LTMP);
Various Pacific monitoring programs (Lincoln-Smith transect);
Reef Check MAQTRAC Program.
WCS Indonesian Marine program
Deskripsi metode:
Melibatkan 2 pengamat berenang di sepanjang sabuk transek dan menghitung target
spesies invertebrate serta informasi khusus pada terumbu karang, seperti kesehatan
karang atau kerusakan fisik.
Informasi yang diperoleh:
Kelimpahan relatif makro-invertebrata serta ukuran kerusakan fisik dan kesehatan
karang. Sebuah survei tunggal menyediakan informasi awal tentang status invertebrata
makro dan dampak pada skala regional/ global. Untuk mencapai presisi yang lebih baik
untuk mendeteksi perubahan lokal, peneliti dapat membuat ulangan lebih banyak dan
meningkatkan frekuensi monitoring (misalnya 4 x per tahun).
Peralatan yang diperlukan:
Roll meter (100 m).
Tali 5 m atau pipa PVC untuk membantu memperkirakan lebar sabuk lebar.
Personel lapangan:
2 pengamat (penyelam scuba atau snorkel;
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.
266
Personel di kantor:
Pengamat harus memasukkan data ke dalam spreadsheet Excel segera setelah menyelam . Hasil juga harus pengolahan diinterpretsikan dan dibuat laporannya.
267
Prosedur Umum:
Bentangkan roll meter sejajar kontur karang/ garis pantai sepanjang 100 m
Biasanya monitoring invertebrate berbarengan dengan monitoring karang
Setelah selesai memasang rollmeter, langsung mencatat invertebrate kunci sepanjang 4 x 20 m transek dengan jeda 5 m tiap transek (Jumlah dan jenisnya)
Informasi tambahan catat pula kesehatan karang dan adanya kerusakan karang akibat invertebrate sepanjang 5 m transek sabuk (2,5 m kiri dan kanan). Masingmasing pengamat survei setengah dari sabuk (2,5 m lebar);
2 pilihan untuk ketepatan lebar sabuk :
1. Pengamat membawa pipa panjang PVC 2,5 m ;
2. Berbaring trus ukur mulai dr ujung kepala hingga ujung fin sekitar 2 - 2,5 m
untuk memperkirakan lebar sabuk;
Keuntungan:
Biaya lebih minim, terutama bila menggunakan penyelam volunteer;
Pelatihan identifikasi dan meningkatkan kesadaran terhadap terumbu karang pada
saat yang sama;
Menyediakan informasi global secara cepat tentang kesehatan terumbu karang;
Pengulangan monitoring dapat dilakukan sebagai program monitoring oleh
masyarakat.
Keterbatasan:
Survei idealnya melakukan pengulangan sampai 3 kali per site dan sampai 4 kali
per tahun untuk data yang bkomprehensifuntuk melihat perbandingan lokal. Hal
ini akan menambah biaya.
Pelatihan yang dibutuhkan:
Penyelam rekreasi bisa belajar metode ini dalam satu hari.
CP: [email protected]
Referensi:
www.reefcheck.org / metode / instructions.asp
2. AIMS LTMP method
Deskripsi metode:
Ini adalah metode transek sabuk selebar 2 m dimana penyelam meneliti penyakit
karang , bekas pemangsaan, predator dan pemutihan karang.
Informasi yang diperoleh:
Informasi yangjumlah terbuat dari sebagai berikut:
COT (bintang laut berduri) (jumlah total COT dalam 3 ukuran kelas ) dan luasan
bekas makannya
Drupella dan luasan bekas makannya
Bekas luasan terkena White syndrome desease
Bekas luasan terkena Black band desease
Insiden bekas penyakit lain dan bekas luka/penyakit yang tidak diketahui;
Estimasi persentase tutupan karang yang mengalami bleaching/pemutihan pada
transek tersebut.
Prosedur Umum:
Transek tetap
Survei ini mengikuti sensus ikan sepanjang transek 5 x 50 m (AIMS fish LTMP sensus visual).
Sepasang pengamat video menyelam di transek dan berenang sepanjang transek
masing-masing mengcover sebuah sabuk 2 m untuk mortalitas karang, penyakit,
COTs dan Drupella. Foto-foto diambil untuk identifikasi penyakit lebih jelasnya.
Peralatan:
Rollmeter transek 50 m;
kamera digital dalam air jika memungkinkan
Personel lapangan:
1 Observer berpengalaman dengan metode ini ditambah seorang buddy (penyelam);
1 pengemudi perahu / pengamat menonton.
Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
268
Keuntungan:
Cepat dan mudah melakukan penilaian makro-invertebrata dan indikator kesehatan karang;
Dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan transek garis (LIT) sehingga buddy
tidak banyak
Keterbatasan:
Pengamat harus mampu mencari dengan cepat penyakit, drupela, COTs, dan mortalitas karang karena akan terganggu dengan penyelam lain yang mengambil data lain secara besrsama-sama (AIMS LTMP video transek ).
Pelatihan yang dibutuhkan:
Identifi kation spesies target dan indikator kesehatan karang
CP:
Hugh Sweatman, h.sweatman @ aims.gov.au
Referensi:
Bass dan Miller (1998); www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/monsop1/mon-sop1-11.html
269
3. Lincoln-Smith transect
Deskripsi metode:
Metode ini banyak digunakan di daerah pasifik untuk menentukan kelimpahan makroinvertebrata yang dipanen untuk makanan.
Informasi yang diperoleh:
Estimasi Kelimpahan spesies invertebrata misalnya kima raksasa,
teripang, kerang mutiara, kerang-kerangan untuk memberikan perbandingan terhadap
kelimpahan spesies yang dipanen.
Peralatan yang diperlukan:
Rollmeter 50 m
Tali penanda lebar 2 m
Personel di lapangan:
2 pengamat terlatih (1 untuk meletakkan transek dan 1 untuk menghitung);
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan menonton.
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Bentangkantransek sepanjang 6 x 50 m di dua kedalaman, dangkal di area reef flat
sekitar 0,5—3,5 m dan dalam di daerah reef slope sekitar 15-22 m;
Merekam lebih baik sejajar arus sehingga survei lebih mudah untuk dilakukan.
Untuk habitat dangkal
1. Hitung dan estimasi panjang invertebrata sepanjang sabuk 2 m, yang diukur dengan menggunakan tali 2m.
2. Teripang laut diukur dari mulut ke anus,
3. Kima diukur panjang cangkangnya
4. Trochus/kerang diukur di titik terlebar dari dasar kerang
5. Kerang mutiara dari ujung hingga bagian engselnyal;
6. Ulangan ditempatkan terpisah 10-15 m
Untuk habitat dalam
1. Transek diletakkan di sepanjang hamparan karang, rubble dan area pasir.
2. Teripang laut dan jenis kerang-kerangan dihitung dan diukur sepanjang 50 m dan
lebar 5 m transek sabuk.
270
Keuntungan:
Mudah dilakukan;
Kedalaman dan lebar transek memeperlihatkan kesukaan habitat dari invertebrate
yang berbeda termasuk ukuran dan kelimpahannya.
Keterbatasan:
Penyelam yang berpengalaman harus dilibatkan karena pemasangan transek dalam.
Pelatihan yang dibutuhkan:
Identifikasi invertebrata target dan cara pengukurannya.
Referensi:
Lincoln-Smith et al. (2001);
www.gbrmpa.gov.au/corp_site/info_services/publications/research_publications/
rp69/
271
4. MAQTRAC method
Program yang menggunakan metode ini:
Reef Check’s MAQTRAC program
Deskripsi metode:
Metode ini melibatkan dua orang pengamat berenang sepanjang transek sabuk dan
menghitung dan mengukur target spesies invertebrata serta mencatat dampaknya terhadap terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik.
Informasi yang diperoleh:
jumlah dan ukuran invertebrate target
Peralatan yang diperlukan:
Kertas bawah air, penggaris dan papan mika
Personel di lapangan:
2 pengamat terlatih dalam metode ini, seorang pengamat dapat melakukan survei
karang (Reef Check PIT), sementara yang lainnya melakukan survei invertebrata;
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan
Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Sebuah studi pendahuluan harus dilakukan untuk menentukan jumlah ulangan
diperlukan untuk presisi/ketepatan yang mencukupi
Survei yang dilakukan di sepanjang transek sabuk sama dengan transek MAQTRAC
ikan (5 m lebar);
Hitung semua spesies invertebrate target dan spesies karang;
Hitung estimasi panjang untuk semua jenis individu, ini mencakup pengukuran
bagian panjang terpanjang, biota yang memiliki bentuk simetris radial diukur tegak
lurus. Pengukuran tambahan harus dibuat untuk pengukuran koloni karang;
Catat estimasi secara kualitatif persentase koloni karang yang mati;
Identifikasi dan ukur bekas luka diagonal panjang terpanjang dari karang tersebut.
Beri kategori bekas luka dikarang dengan kriteria sebagai berikut:
1. '1 'untuk kategori bekas scars/luka baru di karang tanpa ada tanda pertumbuhan
baru;
2. '2 'untuk kategori bekas scars/luka yang telah ditutupi oleh alga dan / atau invertebrata Sessile;
3. '3 'untuk kategori bekas scars/luka sebelumnya diketahui sebagai bekas luka yang
hampir tertutup dan sulit untuk membedakan bekasnya dari sekitar.
272
Keuntungan:
Penilaian hasil yang didapat lebih detail dan terperinci untuk mengetahui dampak
perdagangan ikan hias jika ulangan untuk monitoring cukup.
Keterbatasan:
Banyak memakan waktu
Mungkin membutuhkan banyak replikasi bagi spesies langka atau komunitas yang
kompleks
Membutuhkan tingkat keahlian identifikasi yang mencukupi
Pelatihan yang dibutuhkan:
Pelatihan identifikasi tingkat lanjut
CP:
[email protected]
5. DIADEMA BELT TRANSECT/ Transek Sabuk untuk Bulu Babi
273
Instansi yang menggunakan metode ini:
Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA);
Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).
Deskripsi metode:
Metode ini melibatkan dipakai awalnya untuk menghitung kelimpahan dan mengukur
panjang Diadema antillarum sepanjang transek sabuk namun metode ini dapat
digunakan untuk biota lainnya. Disarankan untuk survei ini dilakukan di lokasi yang
sama dengan survei komunitas bentik (karang,dll).
Informasi yang diperoleh:
Kelimpahan Bulu babi
Kepadatan biota
Struktur ukuran panjang
Peralatan yang diperlukan:
1 m pipa PVC atau transek/rollmeter yang ditandai tiap 10 cm
Personel di lapangan:
2 pengamat (penyelam)
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Beberapa metode yang termasuk jenis ini antara lain:
Contoh 1. AGRRA method
Prosedur Umum:
Transek sabuk ini dilakukan bersamaan dengan survey AGRRA karang, alga dan
survei Diadema
Gunakan alat pengukur 1 m untuk skala, berenang dengan sapuan 1 m disepanjang
transek sabuk masing-masing 6 x 10 m . Catat bulu babi dalam 0,5 m di kedua sisi
sapuan.
Contoh 2. basic CARICOMP method
Prosedur Umum:
Transek sabuk ini dilakukan bersama dengan metode CARICOMP coral community
Tandai the rod transek sehingga Anda dapat mengukur 50 cm kedua sisi dari garis
transek
Berenang kembali di sepanjang transek dan mencatat jumlah bulu babi Diadema
dan lainnya yang ditemui
Contoh 3. CARICOMP Diadema status method (lebih detail
daripada basic CARICOMP method)
Metode ini terdiri dari sebuah survei snorkeling diikuti dengan survei scuba.
a. Metode snorkel
Hitung jumlah bulu babi selama 2 x 15 menit survey snorkeling per luasan karang
Pisahkan bulu babi ke dalam 2 kelas ukuran: diameter <5 cm diameter (juvenil)
dan diameter > 5 cm (dewasa)
Catat mengenai kondisi spasial keheterogenan yang didapat dari habitat yang diobservasi.
b. Survey Scuba,Pilih 3 site
Bagi terumbu karang kedalam kelompok reef front dan reef slope, dan jika ada back
reef yang tumbuh berkembang dengan baik, bagi menjadi 3 interval kedalaman (05 m, 50-10 m dan> 10 m)
274
Pada setiap kedalaman, tempatkan sedikitnya lima 10 x 2 m transek sabuk. Gunakan tabel nomor acak untuk memilih penempatan transek yang tepat;
Hitung jumlah bulu babi di setiap size kategori di sepanjang transek sabuk.
Keuntungan:
Mudah untuk melaksanakannya
Keterbatasan:
tabel nomor acak dapat menyulitkan untuk digunakan karena terumbu karang
memiliki bentuk tidak teratur (pelajari metode sampling fix 'permanen versus metode
sampel acak).
Hubungi:
AGRRA: Robert Ginsburg, [email protected]
CARICOMP: Dulcie Linton, [email protected] dan John Ogden, [email protected]
Referensi:
AGRRA: http://www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html
275
6. COLLECTION OF DIADEMA
Instansi yang menggunakan metode ini:
Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).
Deskripsi metode:
Metode ini dilakukan setelah snorkeling Diadema dan Scuba belt transect / transek
sabuk dimana melakukan pengumpulan dan pengukuran bulu babi di site yang sama di
mana rantai intercept transek selesai dilakukan.
Informasi yang diperoleh:
Struktur ukuran populasi bulu babi yang berbeda
Hubungan kompleksitas habitat dengan struktur ukuran populasi bulu babi
Peralatan yang diperlukan:
Keranjang plastik yang besar
Penjepit dan garpu besar
2 kompas
Penggaris atau meteran jahit, papan meja dan kertas anti air
Tali / rollmeter yang dipakai hanya sepanjang 2-3 meter
Personel di lapangan:
2 pengamat (penyelam)
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan
Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan
Prosedur Umum:
Mengikuti survei belt transect CARICOMP bulu babi
Kumpulkan minimum 200 bulu babi dari semua ukuran ditiap interval kedalaman
Gunakan penjepit, pilih individu bulu babi dari keranjang, tebalikkan bulu babi
tersebut sehingga bagian mulutnya terlihat kemudian ukur diameternya menggunakan penggaris/ jangka sorong
Keuntungan:
Estimasi yang tepat untuk kelimpahan dan ukuran bulu babi (mengukur panjang bulubabi hasilnya lebih akurat dibandingakan dengan estimasi)
Keterbatasan:
Memakan waktu
Dampak ekologis yang ditimbulkan dari mengumpulkan bulu babi
Beberapa kerusakan karang terjadi tidak dapat terhindarkan apalagi di cabang
karang.
Dampak ekologis mengumpulkan bulu babi tidak dapat dihindari
Pelatihan yang dibutuhkan:
Rantai transek membutuhkan pelatihan khusus
CP:
Dulcie Linton, [email protected] dan John C. Ogden, [email protected]
Referensi:
http://www.ccdc.org.jm/caricomp_main.html
276
ECHINOIDEA
277
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Mespilia globules
Foto by Fakhrizal Setiawan
(Temnopleuridae)
Globular sea urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang badan max 5 cm, badan biru dengan duri oranye merah belang putih
yang tersusun rata vertikal dan tentakel keluar dari sela-sela duri tersebut.
Habitat: Daerah fringing reef (terumbu karang tepi) dan padang lamun, range kedalaman
0 - 60 m.
Distribusi: Filipina, Indonesia, Palau, PNG, the loyality islands dan Australia
278
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Diadema setosum
(Diadematidae)
Long spined Urchin
Nama Umum: Bulu babi
Ciri-ciri: Badan hitam dengan duri panjang di bagian atas serta duri halus dan pendek
di bagian bawah tubuh.
Habitat: Di daerah terdapat banyak karang mati dan rubble
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Pulau-pulau di Pasifik Selatan dan
Jepang.
Pemakan: Alga bentik yang terdapat di karang mati dan rubble
Echinothrix calamaris
(Diadematidae)
Banded sea urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 15 cm, merupakan jenids yang memiliki
rentang warna terbanyak
dalam family Diadematidae.
Kebanyakan warna di IndoPasifik adalah putih(duri)
dan coklat. Dimana duri ada
yang polos dan belang.
Habitat:
279
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Di dearah perairan karang
dangkal dan Karang dengan
banyak rubble, range kedalaman 1– 40 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Samudra
Hindia, Tahiti, Jepang - Pulau-pulau di Selatan Pasifik.
Pemakan: Alga Bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Asthenosoma varium
(Echinothuridae)
Fire urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm,
memiliki duri dengan
bagian menggelembung
yang beracun dan sangat
menyakitkan, badan dapat
fleksibel apabila melewati
celah sempit.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Di daerah berpasir dan
rubble. Rumah bagi udang
comensal Allopontonia
iaini, Periclimenes colemani and Leutzenia asthenosomae (commensal),
range kedalaman 0 - 45 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Laut
Merah - New Caledonia
dan Jepang.
Pemakan:
Zoobenthos (bentik invertebrata) dan Alga bentik.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
280
281
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Rizya L Ardiwijaya
Toxopneustes pileolus
(Toxopneustidae)
Flower urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm, duri pendek dan sangat mudah dikenali dari pedicel-
laria yang berbentuk bunga yang menutupi badan dan berwarna krem-pink. Sengatan
dari pedicellaria yang menyuntikkan racun sangat menyakitkan dan kadang-kadang
juga mematikan bagi manusia.duri penyengat sangat kecil, tidak selalu dapat menembus kulit keras di telapak tangan kita, sehingga kita sering bisa menyentuhnya tanpa
takut tertusuk. Tapi bagaimanapun, sengatan pada bagian tubuh lainnya bisa sangat
berbahaya.Lokal biasa, tinggal di teluk dan laguna, di dasar berpasir atau puingpuing. Ini benar-benar suka menutup diri dengan puing-puing dan detritus, menghilang. Mudah untuk mengidentifikasi oleh bunga seperti pedicellaria.
Habitat: Di daerah karang berubble, karang berbatu, padang lamun dan terumbu
karang juga di teluk dan laguna. Suka menutup duri dengan pecahan karang dan detritus.
Distribusi: Atlantik Tenggara dan Indo - Pasifik Barat.
282
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Rizya L Ardiwijaya
Echinometra mathaei
(Echinometridae)
Nama Umum: Bulu babi
Ciri-ciri:
Badan berwarna hitam dengan duri pendek di sekujur badan berwarna coklat dan kadang di ujungnya berwarna putih.
Habitat:
Biasa ditemukan di sela daerah berbatu di area terumbu karang, membuat lobang dan
tinggal disana.
Distribusi:
Daerah tropis dan subtropis di Indo-Pasifik Barat.
ASTEROIDEA
Bintang Laut
Protoreaster nodosus
(Oreasteridae)
Horned sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm, bintang
laut besar, tinggi dan memiliki 5
lengan pendek. Perubahan
warna dasar antara krem dan
oranye, dengan tuberkulum/
tanduk menonjol besar, biru, hijau, hitam atau berwarna gelap.
283
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Biasa berada di daerah padang
lamun dan daerah rumput laut.
Kadang menjadi rumah gastropopda parasit Thyca astericola dan
juga udang comensal Periclimenes
soror. Range kdalaman 1 - 30 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: dari Seychelles - Australia dan Jepang.
Tipe pemakan: Detritus
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Fromia monilis
(Ophidiasteridae)
Peppermint sea star / Necklace
sea star
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Diameter max 10 cm,
cakram tengah oranye juga di
ujung-ujung lengan. Badan krem
kekuningan dengan banyak pola
di lengan dengan margin merah.
Habitat: Di daerah laguna dan
karang dangkal hingga lereng
karang. Range kedalaman 1-51
m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat:
Kep. Andaman - Australia dan
Jepang.
Tipe pemakan: Detritus, sponge
dan invertebrata kecil.
284
Fromia indica
(Ophidiasteridae)
Indian sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang diameter max 8
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
cm dan tangan max 3 cm . Bintang
laut kecil dengan 5 lengan, ditutupi
warna merah, dengan pola garis
hitam diantara spot-spotnya. Jenis
Formia dibedakan dari bentuk spot
di bagian atasnya.
Habitat:; Daerah terumbu karang ,
range kedalaman 0-44m.
Distribusi: Atlantik teenggara dan
Indo-Pasifik Barat: Afrika selatan Australia dan Jepang.
Tipe pemakan: Belum diketahui
Nardoa rosea
(Ophidiasteridae )
Rose sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Large tubercles on nonmarginal parts of arms. Found in
shallow reef, rocky areas.
Habitat: Di daerah perairan karang
dangkal dan karang berbatu.
Distribusi:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
285
Nardoa pauciforis
(Ophidiasteridae)
Pauciform Seastar
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 28 cm, species ini sangat mirip dengan the New Caledonian
Seastar (Nardoa novaecaledonia) dan
the Tuber Seastar (Nardoa tuberculata).
Habitat:
Daerah perairan hangat di daerah
karang pasang surut dan laguna.
Range kedalaman 1-20m.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe Pemakan:
Alga bentik
Acanthaster planci
(Acanthasteridae)
Crown of Thorn
Nama Umum: Bintang laut berduri, bulu seribu( jawa), lipan laut
(sulawesi tengah)
Ciri-ciri:
Max length : 80.0 cm dengan 9-23
lengan. Warna bervariasi untuk
Samudra hindia umumnya merah
keunguan dan untuk Pasifik Barat
abu-abu merah dan agak oranye.
Badan atas ditutupi duri tajam
yang beracun. Predatornya: kerang triton (Charonia tritonis), ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
napoleon (Cheilinus undulatus), ikan
trigger (Balistoides viridescens). 1
ekor COT dapat mematikan karang 1
meter persegi karang/hari.
Habitat:
Daerah terumbu karang, mulai
dari laguna dangkal hingga lereng
karang. Range kedalaman 0 - 65
m
Distribusi:
Samudra Hindia umumnya berwarna keungaun hingga Sumatra
dan Pasifik barat abu-abu merah
oranye mulai dari indonesia tengah kearah timur.
Tipe pemakan:
Zoobenthos(cnidarians/polyp
karang keras, brittle star/
echinoderms) dan tanaman ( bentik alga dan fitoplankton (diatom
dan dinoflagelata)).
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
286
Echinaster luzonicus
(Echinasteridae)
Orange sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri:S Diameter max 15 cm,
umumnya 5 lengan, mengkerucut dengan ujung tumpul. Warna bervariasi:
merah muda-kuning, oranye, merah
dan coklat.
Habitat: Di daerah terumbu karang
muali dari daerah intertidal hingga
lereng karang. Range kedalaman 0
- 73 m.
Distribusi: Indo-West Pacific.
Tipe Pemakan: Mikroinvertebrata
dan material organik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
287
Linckia laevigata
(Ophidiasteridae)
Blue linckia / blue star
Nama Umum:
Ciri-ciri: Diameter 30 cm, umumnya
5 lengan yang membulat. Umumnya
biru namun ada, kuning, merah muda.
Dibedakan dari Linkia purpurea dan
Linkia guildingi dari warna dan bentuk
lebih pendek (lengan pendek dan ujung
membulat tumpul)
Habitat: Di daerah karang dangkal,
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
berbatu, karang mati dan rubble. Kadang berasosiasi dengan udang Periclimenes soror (simbion) dan Thyca
crystallina (parasitic). Range kedalaman 0 - 60 m.
Distribusi: Indo-Pacific.
Tipe pemakan: Detritus, bentik invertebrata dan orgnaisme mati.
Choriaster granulates
(Oreasteridae)
Cushion star/granular sea star
Nama Umum: Bintang laut bantal
Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lenganpendek tebal mengerucut bulat. Warna dasar pink, dengan
kelompok papilla ditengahnya.
Habitat: Di daerah terumbu karang
dari dangkal hingga lereng, daerah rubble,. Berasosiasi dengan udang simbion
Periclimenes soror .dan ikan dari genus
Carapus dapat hidup dalam system
pencernan dan dapat keluar masuk dari
mulut. Range kedalaman 0-40 m.
Distribusi: Indo-Psifik Barat: Afrika
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Timur-Fiji.
Tipe Pemakan: polyp karang, detritus invertebrata kecil dan bangkai.
288
Echinaster callosus
(Echinasteridae)
warty starfish
Nama Umum: Bintang laut benjol
Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lengan ujung membulat. Warna dasar
coklat denagn tuberkulum merah muda
atau putih. Dikenali dari tuberkulum
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara
Foto by Tasrif Kartawijaya
besar dalam baris transversal, dan
menyatu bersama-sama di ujung
lengan untuk membuat sebuah garis.
Habitat: Di daerah berpasir, rubble
dan karang.Range kedalaman 0 - 30
m
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Jepang dan New Caledonia.
Tipe Pemakan: Zoobenthos
(bentik invertebrata)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Culcita novaeguineae
(Oreasteridae)
Cushion star
Nama Umum: Bintang laut bantal
Ciri-ciri: Diameter max 40 cm, bentuk
289
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
pentagonal dengan lengan pendek.
Warna sangat variasi:cokelat, merah,
kuning, hijau, dengan piring dan tuberkulum kontras dibandingkan
dasarnya.
Habitat: Didaerah laguna, karang
dangkal hingga lereng. Berasosiasi
dengan udang komensal Periclimenes
soror dan ikan komensal genus
Carapus yang hidup di system pencernaan dan dapat keluar masuk melalui
mulut Culcita. Range kedalaman 0-90
m.
Distribusi: Indo-Psifik Barat. .
Tipe Pemakan: Zoobnethos
(cnidarians / polyp karang dan Bentik
invertebrata)
TERIPANG
Sea cucumber/ Mentimun Laut
Holothuria edulis
(Holothuridae)
Pinkfish
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), berat 200-300 g. Badan
silindris, memanjang, dengan
ujung membulat. Warna pink
dan coklat kehitaman (atas) dan
Pink (bawah). Kulit tebal 3mm.
Habitat: Daerah bersubstrat
pasir atau rubble di daerah terumbu karang. Range kedalaman 0 - 45 m.
Distribusi: Indo-Pasifik kecuali Hawai.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Thelenota ananas
(Stichopodidae)
Prickly redfish
Nama Umum: Teripang
durian
Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), berat 2,5 - 7 Kg. Kulit tebal 0,15 cm. Badan tegas,
kaku, bagian perut rata. Spikula pada kulit berbentuk salib,
berduri bercabang.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble di ekosistem terumbu
karang, range kedalaman 0-30
m
Distribusi: Indo-Pasifikc ex-
290
Bohadschia sp.
(Holothuridae)
Nama Umum: Teripang
Ciri-ciri:
Panjang sekitar 30 cm, badan coklat kekuningan, berbentuk agak
bulat mengkotak, spikul coklat gelap.
Habitat:
Di daerah karang dan berbatu di
daerah rataan terumbu dan daerah
subtidal yang terkena gelombang.saat di temukan pada kedalaman 5 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
291
Pearsonothuria graffei
(Holothuridae)
Blackspotted sea cucumber
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL),berat 7001300g. Dinding badan tebal 0,4 cm.
Tubuh silindris, punggung melengkung dan perut rata. Badan krem
coklat dan terdapat spot coklat gelap dan titik kecil hitam dibadan
merata.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Daerah terumbu karang, berbatu.
Range kedalaman 0 - 25 m
Distribusi: Indo-Pasifik kecuali
Teluk Persia dan Hawai.
Stichopus chloronotus
(Stichopodidae)
Greenfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
bobot hidup: 100-400 g. Dinding
badan tebal 0,2 cm. Badan hitam
kehijauan, kaku dengan bagian
persegi empat, rata bagian perut
(trivium); dinding tubuh mudah hancur air laut di luar. Terdapat banyak
kulit menonjol mirip duri namun lembut dengan ujung oranye.
Habitat: Daerah terumbu karang
yang datar dengan substrat keras.
Range kedalaman 0 - 15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik kecuali
Teluk Persia dan Hawai.
Tipe pemakan: Umumnya tanaman dan detritus
Holothuria atra
(Holothuridae)
lollyfish
Nama Umum: Teripang pasir
Ciri-ciri:
Panjang max 60 cm (TL), berat
200-1000g, dinding badan 0,4 cm.
Badan hitam silindris, memanjang
dan kulit ditutupi pasir.
Habitat:
Daerah dasar berpasir di padang
lamun dan terumbu karang, range
0 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik barat.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tanaman (fotoplankton dan
Halimeda sp.)
292
Pseudocholchirus violaceus
(Cucumaridae)
Sea apple cucumber
Nama Umum: Apel laut
Ciri-ciri:
Badan bersegi namunmembulat
oval. Warna bervariasi merah ,
biru, kuning serta percampuran
ketiganya. Mulut bertentakel yang
berfungsi menangkap makanan.
Dapat mengeluarkan racun dalam
keadaan stres dan mati.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Daerah terumbu karang yang
kaya plankton.
Distribusi:
293
Indonesia, Filipina, Australia,dll
Tipe pemakan:
Filter feeder (fitoplankton)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pentacta lutea
(Cucumaridae)
Nama Umum: Teripang kuning
Ciri-ciri:
Panjang max 12 cm.Badan kuning
dan kuning kecoklatan, berbentuk
persegi dengan tentakel di mulutnya untuk menangkap makanan.
Habitat:
Daerah karang berbatu agak
keruh dan terlindung dari gelombang. Range kedalaman 1-15 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
294
Pentacta quadrangularis
(Cucumaridae)
Pink sea cucumber
Nama Umum: Teripang merah
Ciri-ciri:
Panjang 17 cm, Badan pink kemerahan
dengan mulut bertentakel panjang yang
berfungsi menangkap makanan.
Habitat:
Daerah yang kaya plankton dan semi
terlindung dari arus dan gelombang.
Saat ditemukan kedlaman max 15 m.
Distribusi:
Indo-pasifik
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Stichopus variegatus
(Stichopodidae)
Curryfish
Nama Umum: Teripang gama
Ciri-ciri: Panjang max 90 cm (TL),
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
berat 1-2,5 Kg, dinding badan tebal
0,8 cm. Badan berwarna kuning
kecoklatan dengan banyak lekuk
tubuh.Terdapat bintik hitam terdapat
simbion ikan yang hidup di dalam
rongga pencernaan.
Habitat: Di daerah berpasir dan
rubble berpasir. Range 0-25 m.
Distribusi: Indo-Pacific kecuali
Hawai
Tipe pemakan: Detritus /Grazes
partikel organik
295
Neothyonidium magnum
(Phyllophoridae )
Large Burrowing Sea Cucumber
Ciri-ciri:
Tentakel panjang bercabang seperti
ranting pohon yang berfungsi
menangkap makanan. Warna hitam
teransparan dan badan sebagian
terpendam di substrat.
Habitat:
Didaerah berpasir dan rubble
Distribusi:
Indonesia (Sulawesi, NTT) daerah
lain belum ada informasi.
Tipe pemakan:
Plankton (filter feeder)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
NUDIBRANCHIA
Kelinci laut
Chromodoris magnifica
(Chromodorididae)
Nama Umum: Kelinci laut
Ciri-ciri:
Bentuk dan warna yang sangat
cerah di daerah karang. Merupakan hewan yang menjadi favorit fotografer. Panjang 6 cm,
dengan garis hitam dan putih
serta di kelilingi mantel oranye,
insang oranye. Sangat miip dengan Chromodoris africana dan C.
quadricolor, keduanya dari Samudra
Hindia.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Daerah terumbu karang hingga
lereng karang.
Distribusi:
Western Central Pacific.
Tipe Pemakan:
Zoobenthos (spons).
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
296
Chromodoris annae
(Chromodorididae )
Nama Umum: Kelinci laut
Ciri-ciri:
Panjang max 2 cm (TL), mirip
dengan C.magnifica hanya perbedaannya warna biru di punggung atasnya.
Habitat:
Daerah terumbu karang di laguna hingga lereng karang,
range kedalaman 15 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Malaysia Kep. Marshall.
297
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Hypselodoris whitei
(Chromodorididae )
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
(TL), Warna tubuh oranye sampai coklat, dengan beberapa
spesimen variasi di bantalan
cincin merah-oranye tersebar di
permukaannya. memiliki karakteristik garis ungu tipis sepanjang tepi.Memiliki mantel berwarna yang memproduksi sekresi kelenjar berbisa menyengat
digunakan dalam pertahanan
melawan predator
Habitat: Daerah terumbu
karang berpasir
Distribusi: Tropical Western
Pacific : Laut Merah-Australia
dan Indonesia
Ceratosoma trilobatum
(Chromodorididae )
Sea Slug
Ciri-ciri:
Panjang max 11 cm (TL),
Warna tubuh oranye sampai
coklat, dengan beberapa spesimen bervariasi bantalan cincin merah-oranye tersebar di
permukaannya dengan garis
batas ungu. Badan keras hampir kaku dengan kaki panjang
dan insang bercabang.
Habitat:
Daerah karang berpasir
Distribusi:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Indo-Pasifik Barat: Laut Merah
- Australia.
298
Chromodoris lochi
(Chromodorididae )
Loch's magnificent slug
Ciri-ciri:
Panjang max 3 cm (TL), warna
dasar putih dengan garis biru
tua di mantel dan di dasar
badan. Antena dan insang
putih.
Habitat:
Habitat terumbu karang dan
substrat pasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indonesia - Fiji dan Tonga.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Tipe pemakan:
Zoobenthos (Spons dan tunikata)
Hypselodoris kanga
(Chromodorididae )
Ciri-ciri:
Panjang max 4 cm (TL), warna
kebiru-biruan, pendek garis biru
gelap dengan spot kuning atau
oranye. Salah satu karakter eksternal yang paling menonjol
adalah insang segitiga, bermata
biru dengan serangkaian titik
kuning sampai wajah luar.
Habitat:
Daerah terumbu karang berpasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: afrika Selatan
–Oman, India-hongkong dan Indonesia.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Tipe pemakan:
Zoobenthos(spons dari genus
299
Tambja morosa
(Polyceridae)
Gloomy nudibranch
Ciri-ciri:
Panjang max 7 cm (TL), warna
hijau gelap dengan batas mantel
biru. Ujung insang juga berwarna
biru.
Habitat:
Subtidal, biasa di daerah dekat
dasar di lereng karang. Range
kedalaman 1-4 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indonesia, Filipina - Hawaii.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Phyllidia pustulosa
(Phyllidiidae)
Nama Umum: Kelinci laut
Ciri-ciri:
Panjang max 9 cm, Badan hitam
dengan pola menonjol berbentuk
segitiga tak beraturan,
Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal
dan rubble. Range kedalaman 115m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Zoobenthos (spons)
300
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Phyllidia varicosa
(Phyllidiidae)
Nama Umum: Kelinci laut
Ciri-ciri:
Panjang max 7 cm (TL), warna
dasar hitam, dengan pola kasar
seperti bagian menonjol berwarna
abuabu dengan ujung kuning
membentuk pola alur.
Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal.
Pergerakan sangat lambat. Range
kedalaman 10-20 m.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Indo-Pasifik
Gymnodoris aurata
(Gymnodorididae)
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), badan
merah oranye menyala dengan
spot kuning di badan. Insang berwarna kuning namun ada juga yang
merah.
Habitat:
Di daerah karang dangkal dan aktif
dimalam hari.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Filipina, Indonesia dan Fiji
Tipe pemakan:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Predator nudibranchia lain (tritonid
nudibranchia)
301
Pteraeolidia ianthina
(Facelinidae )
Blue Dragon nudibranch
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
jenis ini telah mengembangkan simbion mutualistik zooxanthellae dalam
badannya. Zooxanthellae berkembang
terlindung dan ketika mereka
mengkonversi energi matahari menjadi
gula dapat digunakan oleh nudibranchia tersebut. Juvenile berwarna putih
dan zooxanthellae blom dimanfaatkan
sebagai penghasil energy sendiri.
Habitat: Terumbu karang kaya hydroid.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur,
Laut arab - Australia, Jepang, Hawaii,
New South Wales dan Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(hydroid) dan gula dari Zooxanthellae.
SPONS
Sponge/Porifera
Xestospongia testudinaria
(Petrosiidae)
Barrel sponge
Nama Umum: Spons gentong
Ciri-ciri: Sangat mirip dengan X. muta dari
Karibia baik morfologi, spikula, dll yang dibedakan dari zat kimia yang terkandung didalamnya.
Habitat: Umumnya di daerah terumbu
karang yang agak dalam.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Aaptos sp.
(Suberitidae)
Nama Umum: Spons kunyit
Ciri-ciri: Warna untuk di daerah terpapar
matahari coklat gelap sedangkan di daerah
goa berwarna kuning cerah. Makanan penyu
Eretmochelys imbricata.
Habitat: Di daerah perairan karang dangkal
dan laguna.
Distribusi: Perairan trumbu karang
Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
302
Callyspongia sp.
(Callyspongiidae)
Nama Umum: Spons trompet
Ciri-ciri:
Bentuk memanjang mirip trompet, berwarna
abu-abu, spikul agak keras, permukaan kasar
seperti berduri, koloni membentuk tabung
memanjang berkelompok.
Habitat:
Perairan karang dan umumnya di jumpai di
lereng karang yang tenang dan agak keruh.
Distribusi:
Western Central Pasifik: Perairan Indonesia
Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
303
Cribrochalina olemda
(Niphatidae)
Ciri-ciri:
Bentuk memanjang membentuk koloni,
warna abu-abu, spikul tidak menonjol sehingga permukaan luar lebih halus.
Habitat:
Perairan karang dan biasanya dijumpai di
lereng karang dan
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Iricinia sp.
(Astrophorida, Coppatiidae)
Ciri-ciri: Warna coklat kekuningan
dengan bentuk bulat dengan tengah
berlubang sebagai tempat pengeluaran. Badan kasar dengan banyak
benjolan.
Habitat: Daerah terumbu karang
Distribusi: Indo-Pasifik Barat:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
304
Cinachyra sp.
(Spirophorida, Tetillidae)
Nama Umum: Spons golf
Ciri-ciri:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Diameter max 12 cm. Bentuk seperti bola golf, berwarna kuning dan kuning kecoklatan
dengan banyak lobang di sekitarnya dan di tengah atas lubang lebih besar, spikul tajam.
Habitat: Daerah terumbu karang yang agak tenang dan terlindung.
Distribusi: Indo-Pasifik barat
Tipe pemakan: Filter feeder
Haliclona sp.
(Haplosclerida, Chalinidae)
Ciri-ciri:
Berkoloni dengan tiap individu bentuknya seperti kapsul dengan badan
berpori halus dan lembut. Berwarna
ungu.
Habitat:
Daerah terumbu karang
Distribusi:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
305
Theonella sp.
(Theonellidae)
Ciri-ciri:
Badan membentuk kapsul, berwarna
coklat kekuningan. Dilaporkan mengandung senyawa bioaktif.
Habitat:
Perairan trumbu karang dimana banyak
partikel yang terbawa arus.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Plakortis lita
(Plakinidae )
Nama Umum: Spons hati ayam
Ciri-ciri:
Warana coklat kemerahan dan sedikit
keunguan, pori-pori sedikit namun
cukup besar.
Habitat:
Perairan terumbu karang dengan
kondisi yang jernih.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
306
Astroclera sp.
(Astroscleridae )
Ciri-ciri:
Warna ungu kecoklatan,mengkerak
menempel pada substrat. Permukaan
berpori mudah terlihat dan membentuk pola di permukaannya.
Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel
di substrat keras, kadang di dalam
goa-goa karang.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Aplysina sp.
(Aplysinidae)
Ciri-ciri:
Warna krem kecoklatan, dengan permukaan kasar banyak benjolan dengan poripori menyebar di permukaan.
Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel
pada substrat keras.
Distribusi:
Perairan Komodo, NTT
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan:
Filter feeder
307
Clathria sp.
(Myxillidae)
Ciri-ciri:
Warna merah bata, dengan pori-pori kecil
diseluruh permukaan. Corong besar
ditengahnya.
Habitat:
Daerah Terumbu karang yang jernih denagn banyak intensitas matahari.
Distribusi:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Aplysinella sp.
(Aplysinellidae)
Ciri-ciri:
Warna krem dengan permukaan
kasar menonjol karena spikulnya.
Habitat:
Perairan terumbu karang, umumnya agak dalam. Range kedalaman
8-60 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
308
Dysidea granulose
(Dysideidae )
Ciri-ciri:
Warna keabu-abuan, memanjang
membentuk rangkaian tersambung.
Pori-pori tersebar di ujung permukaan.
Habitat:
Perairan terumbu karang dangkal,
bias berdekatan dengan karang
jenis tabulate.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: Pulau weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
CLAMS/KERANG
Tridacna squamosa
(Tridacnaeidae)
Fluted giant clam
Nama Umum: Kima
Ciri-ciri:
Panjang max: 40.0 cm (diameter
cangkang),
Habitat:
Perairan terumbu karang, tinggal di dasar menetap, range kedalaman 3 –35 m.
Distribusi: Indo-Pasifik.
309
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tridacna maxima
(Tridacnaeidae)
Elongate giant clam
Nama Umum: Kima
Ciri-ciri:
Panjang saat ditemukan 35 cm
(diameter cangkang)
Habitat:
Menetap di substrat dasar dan
biasa di temukan di daerah intertidal di area terumbu karang.
Range kedalaman 0-35 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hyotissa hyotis
(Gryphaeidae )
Honeycomb oyster
Ciri-ciri:
Panjang max aperture 30 cm, aperture berbentik zigzag.
Habitat:
Daerah terumbu karang dengan
substrat keras untuk menempel,range kedalaman 0 - 50 m
Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Polynesia, Jepang - Australia.
Tipe pemakan:
Penyaring plankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pinctada margaritifera
Pacific pearl-oyster
Nama Umum: Kerang mutiara
Ciri-ciri: Cangkang agak tebal dan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
besar (mencapai 25 cm), Luar permukaan katup terdapat duri-sisi sejajar dan diratakan dengan ujung
runcing atau membulat; duri relatif
datar pada permukaan katup.
Warna: luar cangkang cokelat keabu
-abuan atau hijau untuk hampir hitam. Dalam wilayah nacreous keperakan, dengan warna yang lebih
gelap dan warna merah dan hijau di
perbatasan.
Habitat: Didaerah rubble, pasir,
daerah garden eel dan tanaman laut.
Sessile; kisaran kedalaman 0-40 m
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Afrika Timur - Polynesia.
310
Coriocella nigra
(Lamellariidae)
Ciri-ciri:
Gastropoda yang tidak biasa, lebih terlihat seperti nudibranchia
dan memiliki cangkang internal.
Habitat:
Rubble di daerah terumbu
karang.
Distribusi:
Indo-PAsifik Barat: Indonesia,
Mauritius dan Reunion.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
311
Cypraea tigris
(Cypraeidae)
Tiger cowrie
Nama Umum: Kerang bintik
Ciri-ciri:
Panjang max : 16.0 cm (diameter bukaan cangkang), bnayak terdapat
spot hitam di cangkang dan sangat
mudah dikenali dari ciri fisiknya.
Habitat:
Berasosiasi di daerah terumbu
karang, umumnya terlihat diperairan
dangkal, range kedalaman 0 - 30 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chicoreus microphyllus
(Muricidae)
Nama Umum: Keong
Ciri-ciri:
Badan banyak terdapat tonjolan
dengan warna oranye, panjang sekitar 8-10 cm.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di
dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
312
Lambis scorpius
(Strombidae)
Scorpio spider conch
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), Ujung cangkang berduri tumpul dan panajng.
Habitat:
Di daerah terumbu karang, biasa di temukan di bawah / disekitar karang mati
dan di daerah subtidal. Range kedalaman 0 - 5 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Barat Indonesia hingga
baratPolynesia; utara-selatan Jepang,
selatan - utara Queensland dan New
Caledonia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Turbo petholatus
(Turbinidae)
Nama Umum: Keong
Ciri-ciri:
Badan mengkilat dengan pola warna
yang indah hijau berulrir berselang
coklat kemerahan. Operculum (tutup
cangkang) tebal mirip dengan mata
kucing.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di
dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Tasrif kartawijaya
313
Pedum spondyloidum
(Pectinidae)
Coral clam
Ciri-ciri:
Badan mengkilat dengan pola warna
yang indah hijau berulrir berselang
coklat kemerahan. Operculum (tutup
cangkang) tebal mirip dengan mata
kucing.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan biasanya berada di sela-sela karang
mengebor.
Distribusi:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif kartawijaya
Indo-Pasifik Barat.
GORGONIAN
Kipas Laut / Sea fan
Subergorgia mollis
(Subergorgiidae)
Gorgonian fan
Nama Umum: Akar bahar
Ciri-ciri:
Warna umumnya krem dengan bentuk kipas lebar sekitar 250 cm. Tulang yang menyerupai daun tebal ditengahnya.
Habitat:
Berasosiasi diperairan terumbu karang
agak dalam, range kedalaman 3 - 8 m.
Distribusi: Western Central Pacific
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Astrogorgia sp.
(Plexauridae)
Ciri-ciri:
Warna umumnya merah dengan
pola yang rapat namun tersusun
rapi.
Habitat:
Perairan terumbu karang di
daerah lereng karang yang agak
dalam.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
314
Muricella sp.
(Acanthogorgiidae)
Ciri-ciri:
Warna umumnya krem kekuningan, dangan bentuk yang lebih tak
beraturan.
Habitat:
Berasosiasi dengan terumbu
karang dalam. Biasa di daerah
dorp off dengan substrat berbatu.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
315
Melithaea sp.
(Melithaeidae)
Nama Umum: Kipas Laut
Ciri-ciri:
Bentuk seperti tulang daun, umumnya berwarna oranye kemerahan.
Memiliki bagian yang keras. Sering
di jadikan souvenir dan cendramata
serta perdagangan akuarium.
Habitat:
Di daerah turumbu karang di tubir
dan lereng karang serta di karang
terjal. Kadang berada di daerah
substrat berbatu. Range kedalaman
3 - 8 m.
Distribusi:
Western Central Pacific.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
316
CRUSTACEA
Panulirus versicolor
(Palinuridae)
Painted spiny lobster
Nama Umum: Lobster mutiara
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), pangkal antenna pink dengan
bdan hijau gelap dengan strip
putih. Kepala berduri hitam.
Habitat: Di daerah sublitoral
(karang, daerah pecah gelombang)
bersembunyi di celah dan goa
karang dan batu. Nocturnal, range
kedalaman 1-15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik.
317
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Odontodactylus scyllarus
Reef odontodactylid mantis
shrimp
Nama Umum: Udang pletek /
udang mantis
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
(TL), jenis stomatopoda yang paling cemerlang dengan uropods
biru dan setae merah.
Habitat: Hidup di celah dan
lubang di dekat terumbu karang
dangkal dan rubble area. Aktif
siang, range kedalaman 2-36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(bentik krustacea)
Periclimenes holthuisi
(Palaemonidae)
Anemone shrimp
Ciri-ciri:
Badan transparan dengan spot
biru putih di ujung capit, badan
dan ekor. Panjang rata-rata sekitar 3 cm (TL).
Habitat:
Bersimbiosis dengan anemone
dan tinggal di Anemone.
Distribusi:
Indo-Pasifik
318
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
Periclimenes imperator
(Palaemonidae)
Emperor shrimp
Ciri-ciri:
Panjang rata-rata 3 cm (TL),
badan merah dengan pola putih di
kepala, badan dan ekor.
Habitat:
Bersimbion dengan teripang.
Distribusi: Perairan Indonesia
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
319
Neopetrolisthes maculatus
(Porcellanidae)
Anemone crab
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Tasrif Kartawijaya
Ciri-ciri:
Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di punggung, pangkal kaki
dan capit serta ujung capit besarnya..
Habitat:
Tinggal menetap di tentakel anemone.
Distribusi:
Samudra Hindia dan Indo-Pasifik Barat.
ASCIDIAN
Atriolum robustum
(Didemnidae)
Ascidians
Ciri-ciri:
Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di badan. Lubang atas berwarna
hijau.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasa, range kedalaman 7 - 20 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Polycarpa aurata
(Styelidae)
Ciri-ciri:
Warna dasar putih dengan perpaduan kuning
dengan bercak ungu. Mengeras apabila tersentuh.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 3 - 20 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulut
Foto by Fakhrizal Setiawan
320
Oxycorynia fascicularis
(Polycitoridae)
Ciri-ciri:
Bentuk koloni seperti kantung bulat dengan warna hitam ,coklat
kehijauan dengan ujung kuning.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar, range kedalaman 7 - 13 m.
Distribusi: Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
321
Clavelina robusta
(Clavelinidae)
Ciri-ciri:
Koloni tidak besar dengan warna
dasar hitam transparan dengan
ujung kuning.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar, range kedalaman 3 - 30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Anemone dan Black Coral
Cerianthus filiformis
(Cerianthidae)
Tube anemone
Nama umum: Anemon
tabung
Ciri-ciri:
Soliter, jenis ini berwarna
oranye dan ada pula yang
putih transparan, badan
memiliki bentuk seperti tabung
silinder yang terkubur dalam
substrat.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dearah berpasir, rubble dengan banyak sedimentasi.
Distribusi:
Indo-West Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
322
Actinodendron plumosum
(Actinodendriidae)
Branching anemone
Ciri-ciri:
Warna dasar abu-abu denagn
tentakel tebal yang berpola sehingga seperti bercabang.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar berpasir atau rubble, kedalaman saat di foto 8 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Great
Barrier Reef dan Indonesia
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
323
Cirrhipathes sp.
(Antipathidae)
Spiral coral
Ciri-ciri:
Perbedaan warna polyp merepresentasikan perbedaan species
serta ukuran diameter.
Habitat:
Perairan terumbu karang agak
dalam. Umumnya didaerah drop
off serta di lereng karang dalam.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
SEPHIA/SOTONG
Sephia latimanus
(Sepiidae)
Broadclub cuttlefish
Nama Umum: Sotong
Gajah
Ciri-ciri: Panjang max: 120
cm, dapat berubah wrna
dalam keadaan terancam
serta dapat mengeluarkan
tinta.
Habitat: Indo-Pasifik Barat:
Afrika Timur - Kep. Hawaii.
Distribusi: Tropical; 33°N 31°S, 31°E - 152°W .
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Sephia apama
(Sepiidae)
Australian Giant cuttlefish
Nama Umum: Sotong
Ciri-ciri: Dapat melakukan
perubahan warna seperti
substrat dalam keadaan terancam serta dapat mengeluarkan tinta.
Habitat: Indo-Pasifik
Distribusi: Western Central Pacific: Australia dan
Indonesia
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
324
OCTOPUS/GURITA
325
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Octopus cyanea
Foto by Fakhrizal Setiawan
(Octopodidae)
Nama Umum: Gurita
Ciri-ciri: Panjang max: 120 cm, tentakel panjang, dapat mimikri sesuai habitat dan
substartnya. Memiliki paruh yang kuat untuk menghancurkan mangsa.
Habitat: Tropical; 33°N - 31°S, 31°E - 152°W
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika timur - Kep. Hawaii.
Tipe pemakan: Bentik krustacea (kepiting)
POLYCHAETA
Christmas worms
326
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Spirobranchus giganteus
(Serpulidae)
Nama Umum: Cacing tabung
Ciri-ciri:
Panjang max: 20.0 cm DL, warna sangat bervariasi, apabila tersentuh akan sangat responsive menutup diri.
Habitat:
Biasanya tinggal mengebor di karang massive, saat larva hidup sebagai plankton selama 9-12 hari.
Distribusi: Atlantic, Indo-Pasifik, Mediterannean dan Karibia.
KARANG LUNAK
Soft corals
Dendronephthya sp.
(Nephtheidae)
Nama Umum: Karang Lunak
Ciri-ciri:
Polip dalam kelompokkelompok dari berbagai cabang
distal koloni yang lebat. Tidak
mengandung alga simbion
zooxanthellae.
Habitat:
327
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Beberapa jenis tumbuh
terekspos bebas dan banyak
juga yang di dalam gua dan
daerah terlindung.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat, Laut Merah,
Afrika Timur-Jepang, Filipina,
Polynesia, Indonesia.
Tipe pemakan:
Tidak mengandung alga
zooxanthellae simbiotik. Oleh
karena itu, makanan berasal
dari mikro-plankton dan bahan
organic terlarut.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng
Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng
Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Foto by Fakhrizal Setiawan
328
Crinoidea
Feather Star
Oxycomanthus bennetti
(Comasteridae)
Nama Umum: Lily laut
Ciri-ciri:
Ini merupakan jenis crinoids yang
paling umum. Memiliki beberapa
variasi warna.
Habitat:
Biasa bergantung pada karang, batu
atau gorgonian. Menyukai daerah
terumbu karang yang berarus.
Distribusi:
329
Timur Samudra Hindia– Kep. Marshall.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Himerometra robustipinna
(Himerometridae)
Nama Umum: Lily laut
Ciri-ciri:
Warna merah menyala dengan bagian
lebih tengah lebih putih.
Habitat:
Biasa ditemukan di tubir karang baik
disiang maupun malam hari.
Distribusi:
Perairan Indonesia, Kep. Marshall, Sri
Lanka, Australia dan Filipina.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hydrozoa
Jelatang Laut
Plumularia sp.
(Plumaridae)
Nama Umum: Jelatang laut
Ciri-ciri:
Umumnya berwarna putih atau abu-abu
namun ini oranye yang cerah. Memiliki
sel penyengat apabila tersentuh.
Habitat:
Biasa ditemukan di aderah etrumbu
karang yang jernih an terlindung.
Distribusi:
Indo-Pasifik
330
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Sertularia sp.
(Sertulariidae)
Nama Umum: Jelatang Laut
Ciri-ciri:
Warna umumnya abu-abu dan
putih. Memiliki cabang yang
lebih banyak. Mengandung sel
penyengat.
Habitat:
Perairan terumbu karang yang
tenang dan kadang tersembunyi di bawah karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
331
Daftar Pustaka
Allen, G.R. and R. Steene. 1999. Indo Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef Research.
Singapore.
Bass, DK and IR Miller (1998). Crown-of-Thorns Starfish and Coral Surveys Using the Manta
Tow and Scuba SearchTechniques. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef.
Standard Operations Procedure Number 1,www.aims.gov.au/pages/research/reefmonitoring/methods.html.
Bohnsack, JA and SP Bannerot (1986). A Stationary Visual Census Technique for Quantitatively
Assessing Community Structure of Coral Reef Fishes. NOAA Technical Report NMFS
41: 1-15.
Brock, RE (1982). A Critique of the Visual Census Method for Assessing Coral Reef Fish Populations. Bulletin of Marine Science 18: 297-276.
Brock, VE (1954). A Preliminary Report on a Method of Estimating Reef Fish Populations. Journal of Wildlife Management 18: 297-308.
Brown, E, E Cox, BN Tissot, K Rodgers, W Smith, P Jokiel and S Coles (2000). Evaluation of
Benthic SamplingMethods Considered for the Coral Reef Assessment and Monitoring
Program (CRAMP) in Hawai’i, http://cramp.wcc.hawaii.edu/overview/3._methods.
Carleton, JH and TJ Done (1995). Quantitative Video Sampling of Coal Reef Benthos: Large
Scale Application. CoralnReefs 14; 35-46.
Choat, JH and DR Bellwood (1985). Interactions Amongst Herbivorous Fishes on a Coral Reef:
Influence of Spatial Variation. Marine Biology 89: 221-234.
Colin, P.L., and C. Arneson. 1995. Tropical Pacific Invertebrate, A Field Guide to Marine Invertebrates Occurring on Tropical Pacific Coral Reefs, Seagrass Beds and Mangroves.
Coral Reef Press, Beverly Hills, C.A., USA
Colin, PL, YJ Sadovy and ML Domeier (2003). Manual for the Study and Conservation of Reef
Fish Spawning Aggregations, Society for the Conservation of Reef Fish Aggregations
Special Publication No. 1 (Version 1.0).
Crosby, MP and ES Reese (1996). A Manual for Monitoring Coral Reefs with Indicator Species:
Butterflyfishes as Indicators of Change on Indo-Pacific Reefs. Silver Spring, MD, Office of Ocean and Coastal ResourceManagement, National Oceanic and Atmospheric
Administration: pp. 45.
Domeier, ML, PL Colin, TJ Donaldson, WD Heyman, JS Pet, M Russell, Y Sadavoy, MA
Samoilys, A Smith, BM Yeeting and S Smith (2002). Transforming Coral Reef Conservation: Reef Fish Spawning AggregationsComponent. Working Group Report: pp. 85.
Donnelly, R, D Neville and PJ Mous, Eds. (2003). Report on a Rapid Ecological Assessment of
the Raja Ampat Islands, Papua, Eastern Indonesia, held October 30 - November 22,
2002, The Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sanur, Bali Indonesia: pp. 249, www.komodonationalpark.org
Downing, JA and MR Anderson (1985). Estimating the Standing Biomass of Aquatic Macrophytes. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science 42: 1860-1869.
English, S, C Wilkinson and V Baker (1997). Survey Manual for Tropical Marine Resources.
Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp.
378
Green, AL (1996a). Spatial, Temporal and Ontogenetic Patterns of Habitat Use by Coral Reef
Fishes (Family Labridae). Marine Ecology Progress Series 133: 1-11.
Halford, AR and AA Thompson (1994). Visual Census Surveys of Reef Fish. Standard Operational Procedure Number 3. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Townsville, Australian Institute of Marine Science. Townsville Australia: pp 22, http://
www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-sop3/fishsop.pdf
Hill and Wilkinson (2004). Methods for Ecological Monitoring of Coral Reef. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 63-94
Hodgson, G (2003). Reef Check Instruction Manual, Reef Check Foundation, http://
www.reefcheck.org/infocenter/publications.asp
Jones, RS and MJ Thompson (1978). Comparison of Florida Reef Fish Assemblages Using a
Rapid Visual Technique.Bulletin of Marine Science 28: 159-172.
Kimmel, JJ (1985). A New Species-Time Method for Visual Assessment of Fishes and Its Comparison withEstablished Methods. Environmental Biology of Fishes 12: pp. 23-32.
Lincoln-Smith, MP, J Bell, P Ramohia and KA Pitt (2001). Testing the Use of Marine Protected
Areas to Restore and Manage Tropical Multispecies Invertebrate Fisheries at the Arnavon Islands, Solomon Islands: Termination Report. Great Barrier Reef Marine Park
Authority Research Publication No. 69; ACIAR Project No. FIS/1994/117; ICLARMN
Contribution No. 1609: pp. 72.
Maragos, J and D Gulko (2002). Coral Reef Ecosystems of the Northwestern Hawaiian Islands:
Interim ResultsEmphasizing the 2000 Surveys. U.S. Fish and Wildlife Service and the
Hawai’i Department of Land andNatural Resources. Honolulu, Hawai’i.
www.hawaii.edu/ssri/hcri/files/nwhi_report_1of4.pdf
Meester, GA, JS Ault and JA Bohnsack (1999). Visual Censusing and the Extraction of Average
Length as a Biological Indicator of Stock Health. Naturalista sicil XX111 (Suppl.)(205222).
Obura and Grimsditch (2008). Ressilience Assessment of Coral Reef. IUCN CCCR Resilience
Assessment Protocol. IUCN – The International Union for the Conservation of Nature
– Global Marine Program.Rue Mauverney 28, 1196 Gland, Switzerland. Pp. 21-25
Oxley, WG (1997). Sampling Design and Monitoring. In: English et al, Survey Manual for Tropical Marine Resources.Townsville, Australian Institute of Marine Science: pp. 307-326.
Rogers, CS and J Miller (1999). Coral Bleaching, Hurricane Damage, and Benthic Cover on Coral
Reefs in St John, U.S. Virgin Islands: A Comparison of Surveys with the Chain Transect
Method and Videography. Proceedingsof the International Conference on Scientific
Aspects of Coral Reef Assessment, Monitoring and Restoration. Bulletin of Marine Science 69: 459-470.
Russ, GR (1996). Do Marine Reserves Export Adult Fish Biomass? Evidence from Apo Island,
Central Philippines.Marine Ecology Progress Series 132: 1-9.
Russ, GR (2002). Marine Reserves as Reef Fisheries Management Tools: Yet Another Review.
San Diego, AcademicPress. pp. 421-443.
Russ, GR and AC Alcala (1996). Marine Reserves: Rates and Patterns of Recover and Decline in
Abundance of Large Predatory Fish. Ecological Applications 6: 947-961.
Russ, GR and JH Choat (1988). Reef Resources: Survey Techniques and Methods of Study,
South PacificCommission/Inshore Fishery Research/WP.10.
Sale, PF and BJ Sharp (1983). Correction for Bias in Visual Transect Censuses of Coral Reef
Fishes. Coral Reefs 2:37-42.
Samoilys, MA (1997). Manual for Assessing Fish Stocks on Pacific Coral Reefs, Department of
Primary Industries,Queensland.
Tomkins, PA, DK Bass, DA Ryan and H Sweatman (1999). Video Identification of Benthic Organisms: How AccurateIs It? Proceedings of the International Conference on Science.
Aspects of coral reef assessment and monitoring, and rest., April 14-16, 1999, Ft
Lauderdale, FL.
Vogt, H, ARF Montebon and MLR Alcala (1997). Underwater Video Sampling: An Effective
Method for Coral Reef Surveys? Proceedings, 8th Inte4444ernational Coral Reef Symposium, Smithsonian Tropical Research Institute,Panama: 2, pp. 1447-1452
Wilkinson, C, A Green, J Almany and S Dionne (2003). Monitoring Coral Reef Marine Protected
Areas. A Practical Guide on How Monitoring Can Support Effective Management of
MPAs. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science and the IUCN
Marine Program: pp. 68
Www.fishbase.org
Www.sealifebase.org
Www.seadb.net
DAFTAR ISTILAH
Antopogenik
Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan
Bentik invertebrata
Mahluk invrtebrata (tanpa tulang punggung) yang
hidup di dasar perairan
Buddy
Teman/mitra selam
Cephalophoda
Bangsa hewan yang memiliki kaki di kepala seperti:
cumi-cumi, gurita dan sotong
Cnidaria
Filum yang memiliki cirri sel penyengat
Copepoda
Subkelas dari filum crustacean yang merupakan sumber protein karena umumnya plankton dan benthos
Detritus
Partikel organic yang tidak hidup berasal dari
mahluk hidup yang terurai.
Echinodermata
Filum yang termasuk teripang, Bintang laut, dll
Gastropoda
Jenis moluska yang berjalan dengan kaki perut
(Contohnya siput)
Juvenil
Fase biota saat masih muda dan belom dewasa
Krustacea
Filum untuk biota sebangsa udang, kepiting
Laguna
Daerah agak dalam sebelum batas karang
Moluska
Filum untuk biota yang berbadan lunak biasanya dilindungi oleh cangkang keras
Nokturnal
Biota yang aktif di malam hari
Patch reef
Sebutan untuk area terumbu karang yang mengelompok-mengelompok yang dipisahkan dengan dasar
pasir atau batu
Polychaeta
adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di
air.
Tuberkulum
Istilah untuk oragn tubunh yang menonjol dalam
kasus ini adalah duri tumpul dari genus Protoreaster
Reef slope
Area yang berada di lereng terumbu karang
Rubble
Patahan-patahan karang yang sudah mati
Schooling
Kumpulan ikan dalam jumlah besar
Soliter
Spikul
Menyendiri (ada sebagian ikan yang lebih menyukai
hidup sendiri dan hanya berpasangan saat mau
memijah)
Struktur rangka spons yang tersusun dari kalsium
Zoobenthos
Hewan yang hidup di dasar perairan
Zooplankton
Hewan yang berukuran kecil yang hidupnya terbawa
arus di kolom perairan
Index Nama Species Ikan karang
Abudefduf sordidus
Abudefduf vaigiensis
Abudefduf bengalensis
Abudefduf notatus
Abudefduf septemfasciatus
Abudefduf sexfasciatus
Acanthurus leucosternon
Acanthurus lineatus
Acanthurus pyroferus
Acanthurus triostegus
Aeoliscus strigatus
Aluterus scriptus
Amanses scopas
Amblyglyphidodon aureus
Amblyglyphidodon batunai
Amblyglyphidodon curacao
Amblyglyphidodon leucogaster
Amblygobius albimaculatus
Amphiprion akallopisos
Amphiprion clarkii
Amphiprion ephippium
Amphiprion ocellaris
Amphiprion perideraion
Amphiprion sandaracinos
Anyperodon leucogramicus
Apogon aureus
Apogon bandanensis
Apogon chrysopomus
Apogon compressus
Apogon fragilis
Apogon fucata
Apogon hoevenii
Apogon komodoensis
189
189
185
186
187
188
35
36
36
37
71
138
136
181
182
184
183
100
178
174
179
175
176
177
228
42
42
43
41
46
44
45
45
Apogon seleii
Apogon zosterophera
Apolemichthys trimaculatus
Arothron mappa
Arothron nigropunctatus
Arothron stellatus
Aulostomus chinensis
Balistapus undulatus
Balistoides conspicillum
Bodianus axillaris (Juv)
Bolbometopon muricatum
Caesio caerulaureus
Caesio teres
Caesio xanthonota
Calloplesiops altivelis
Cantherhines pardalis
Canthigaster papua
Carangoides bajad
Caranx ignobilis
Caranx melampygus
Carcharhinus obsesus
Centropyge eibli
Cephalopholis argus
Cephalopholis boenak
Cephalopholis cyanostigma
Cephalopholis miniata
Cephalopholis spiloparaea
Cetoscarus bicolor (Juvenil fase)
Chaetodon adiergsatos
Chaetodon citrinellus
Chaetodon collare
Chaetodon ephippium
Chaetodon falcula
43
46
171
258
257
259
52
55
54
125
216
60
60
61
163
137
262
64
65
64
67
172
229
230
231
233
234
218
88
78
74
84
80
Chaetodon guttatissimus
Chaetodon kleinii
Chaetodon lunula
Chaetodon lunulatus
Chaetodon melannotus
Chaetodon meyeri
Chaetodon octofasciatus
Chaetodon rafflesi
Chaetodon speculum
Chaetodon triangulum
Chaetodon trifascialis
Chaetodon trifasciatus
Chaetodon vagabundus
Chaetodontoplus mesoleucus
Chantigaster valentini
Cheilinus chlorurus
Cheilinus fasciatus
Cheilinus trilobatus
Cheilinus undulatus
Cheilodipterus artus
Cheilodipterus isostigmus
Cheilodipterus macrodon
Chelmon rostratus
Chlorurus microrhinos
Chlorurus sordidus
Chromis atripectoralis
Chromis atripes
Chromis dimidiata
Chromis ternatensis
Chromis viridis
Chrysiptera oxycephala
Chrysiptera rex
Chrysiptera rolandi
78
77
88
76
80
79
73
77
84
75
75
76
79
172
262
116
115
116
113
47
48
49
82
217
219
194
195
193
195
194
191
197
197
Chrysiptera sp.
Chrysiptera springeri
Chrysiptera talboti
Chrysiptera unimaculata
Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase)
Coradion chrysozonus
Coris batuensis
Corythoichthys haematopterus
Cromileptes altivelis
Ctenochaetus binotatus
Ctenochaetus cyanocheilus
Ctenochaetus striatus
Dascyllus aruanus
Dascyllus reticulatus
Dascyllus trimaculatus
Diagramma sp.
Diodon hystrix
Diodon liturosus
Dischistodus melanotus
Dischistodus perspicillatus
Dischistodus prosopotaenia
Dunckerocampus dactyliophorus
Epibulus insidiator
Epinephelus coeruleopunctatus
Epinephelus fasciatus
Epinephelus mera
Epinephelus ongus
Epinephelus quoyanus
Escenious sp.
Fistularia commersonii
Forcipiger longirostris
Genicanthus Lamarck
Gnathodentex aureolineatus
193
196
192
192
124
81
122
252
232
37
38
38
198
198
199
105
261
260
190
191
190
251
117
235
236
237
238
239
58
98
83
171
129
Gomphosus varius
Gymnothorax flavimarginatus
Gymnothorax isingteena
Gymnothorax javanicus
Halichoeres chloropterus
Halichoeres hotulanus
Halichoeres leucurus
Halichoeres marginatus
Halichoeres melanochir
115
141
143
141
120
118
119
121
120
Halichoeres richmondi (Inisial Fase)
Halichoeres vroliki
Hemiglyphidodon plagiometopon
Hemigymnus fasciatus (juv)
Hemitaurichthys polylepis
Hemitaurichthys zoster
Heniochus acuminatus
Heniochus diphreutes
Heniochus pleurotaenia
Heniochus varius
Istigobius rigilius
Kyphosus bigibbus
Labricanus cyclophthalmus
Labrichthys unilineatus
Labroides bicolor
Labroides dimidiatus
Lethrinus erythropterus
Lethrinus harak
Lutjanus biguttatus
Lutjanus decussatus
Lutjanus kasmira
Lutjanus monostigma
Lutjanus sebae
Melichthys indicus
121
119
203
125
85
85
86
86
87
87
101
111
214
124
123
123
128
128
132
132
133
133
134
56
Monotaxis grandoculis
Mulloidichthys vanicolensis
Myripristis hexagona
Myripristis murdjan
Myripristis violacea
Naso lituratus
Naso vlamingii
Neoglyphidodon melas (Juvenil)
Neoglyphidodon nigroris
Neoniphon sammara
Neopomacentrus anabatoides
Neopomacentrus azysron
Ostracion cubicus (Juv)
Ostracion meleagris
Oxycheilinus digrammus
Oxymonacanthus longirostris
Paracanthurus hepatus
Parachaetodon ocellatus
Paracirhites forsteri
Paracirrhites arcatus
Parapercis hexophtalma
Parapercis millipunctata
Parapercis sp.
Parapercis tetracantha
Parupeneus barberinus
Parupeneus bifasciatus
Parupeneus cyclostomus
Parupeneus macronemus
Parupeneus trifasciatus
Pempheris vanicolensis
Pentapodus aureofasciatus
Pentapodus trivittatus
Platax pinnatus
130
147
109
109
108
39
39
208
200
107
202
202
154
154
114
139
35
81
91
90
158
161
160
159
145
146
147
145
146
156
150
150
95
Platax teira
Plectorhinchus chaetodontoides
Plectorhinchus polytaenia
Plectorhinchus vittatus
Plectroglyphidodon dicki
Plectroglyphidodon lacrymatus
Plectroglyphidodon leucozonus
Plotosus lineatus
Pomacanthus imperator
Pomacanthus navarchus
Pomacanthus semicirculatus
Pomacanthus sexfasciatus
Pomacentrus alexanderae
Pomacentrus amboinensis
Pomacentrus auriventris
Pomacentrus burroughi
Pomacentrus chrysurus
Pomacentrus cuneatus
Pomacentrus moluccensis
Pomacentrus philippinus
Premnas biaculeatus
Priacanthus hamrur
Pseudanthias squamipinnis
Pseudocheilinus hexataenia
Pseudochromis perspicillatus
Pseudochromis splendens
Pterapogon kauderni
Pterocaesio tile
Pterois antennata
Pterois muricata
Pterois volitans
Pygoplites diacanthus
Rhinobatus typus
96
105
104
103
204
204
201
165
170
170
168
169
207
206
196
205
205
206
207
208
180
210
227
126
212
213
50
62
222
223
223
167
69
Rhinomuraenia quaesita
Sargocentron caudimaculatum
Sargocentron rubrum
Saurida nebulosa
Scarus ghoban (Inisial fase)
Scarus niger
Scarus quoyi
Scolopsis binileata
Scolopsis lineata
Scolopsis margaritifera
Scorpaenopsis macrochir
Scorpaenopsis oxycephala
Siganus guttatus
Siganus magnificus
Siganus puellus
Siganus virgatus
Siganus vulpinus
Solenostomus paradoxus
Sphaeramia nematoptera
Sphyraena flavicauda
Stegostoma fasciatum (juv)
Stethojulis trilineata
Sufflamen chrysopterus
Synodus variegatus
Taeniura lymma
Upeneus tragula
Zanclus cornutus
142
108
107
255
218
219
220
151
151
152
225
224
241
245
243
242
244
249
47
247
68
122
56
254
93
148
264
Index Nama Species Invertebrata Laut
Aaptos sp.
Acanthaster planci
Actinodendron plumosum
Aplysina sp.
Aplysinella sp.
Asthenosoma varium
Astroclera sp.
Astrogorgia sp.
Atriolum robustum
Bohadschia sp.
Callyspongia sp.
Ceratosoma trilobatum
Cerianthus filiformis
Chicoreus microphyllus
Choriaster granulates
Chromodoris annae
Chromodoris lochi
Chromodoris magnifica
Cinachyra sp.
Cirrhipathes sp.
Clathria sp.
Clavelina robusta
Coriocella nigra
Cribrochalina olemda
Culcita novaeguineae
Cypraea tigris
Dendronephthya sp.
Diadema setosum
Dysidea granulose
Echinaster callosus
Echinaster luzonicus
Echinometra mathaei
Echinothrix calamaris
302
286
323
307
308
280
306
314
320
291
303
298
322
312
288
297
298
296
304
323
307
321
311
303
289
311
327
278
308
288
287
282
279
Aaptos sp.
Acanthaster planci
Actinodendron plumosum
Aplysina sp.
Aplysinella sp.
Asthenosoma varium
Astroclera sp.
Astrogorgia sp.
Atriolum robustum
Bohadschia sp.
Callyspongia sp.
Ceratosoma trilobatum
Cerianthus filiformis
Chicoreus microphyllus
Choriaster granulates
Chromodoris annae
Chromodoris lochi
Chromodoris magnifica
Cinachyra sp.
Cirrhipathes sp.
Clathria sp.
Clavelina robusta
Coriocella nigra
Cribrochalina olemda
Culcita novaeguineae
Cypraea tigris
Dendronephthya sp.
Diadema setosum
Dysidea granulose
Echinaster callosus
Echinaster luzonicus
Echinometra mathaei
Echinothrix calamaris
302
286
323
307
308
280
306
314
320
291
303
298
322
312
288
297
298
296
304
323
307
321
311
303
289
311
327
278
308
288
287
282
279
Pinctada margaritifera
Plakortis lita
Plumularia sp.
Polycarpa aurata
Protoreaster nodosus
Pseudocholchirus violaceus
Pteraeolidia ianthina
Sephia apama
Sephia latimanus
Sertularia sp.
Spirobranchus giganteus
Stichopus chloronotus
Stichopus variegatus
Subergorgia mollis
Tambja morosa
Thelenota ananas
Theonella sp.
Toxopneustes pileolus
Tridacna maxima
Tridacna squamosa
Turbo petholatus
Xestospongia testudinaria
310
306
330
320
283
293
301
324
324
330
326
292
295
314
299
290
305
281
309
309
313
302
Semoga dengan buku ini menambah kecintaan kita akan dunia kelautan
khususnya ekosistem terumbu karang. Foto-foto yang diambil semuanya di
Indonesia mulai dari Pulau Weh dan Kep. Banyak di Provinsi Aceh, TN.
Karimunjawa di Jawa Tengah, TN. Komodo di NTT, TN. Bunaken dan Selat
lembeh di Sulawesi Utara dan Kep. Kayoa di Maluku Utara.
Download