PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS DAN ANALISISNYA PADA PT. BARA MITRA BANJARMASIN Ibnu Sutomo ABSTRAKSI Penyusunan Laporan Arus Kas Dan Analisisnya Pada PT. Putra Bara Mitra Banjarmasin. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penyusunan laporan arus kas dan Analisisnya yang selama ini diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra, bagaimana laporan arus kas dan analisisnya yang seharusnya diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra. Teknik analisa data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan dasar dasar teoritis akuntansi manajemen yang menggunakan rumus atau aturan aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian yang kemudian yang ditarik suatu kesimpulan yang objektif dan relevan dengan masalah yang dibahas. Pembahasan dalam penelitian ini diketahui selama berdiri PT. Putera Bara Mitra belum pernah melakukan penyusunan dan analisa terhadap laporan arus kas yang sesuai dengan PSAK No 2 tahun 2007 karena perusahaan beranggapan bahwa informasi yang diperlukannya hanya cukup dari laporan keuangan yang terdiri dari atas neraca dan laporan rugi laba. Dengan melakukan Penyusunan arus kas dan analisisnya yang sesuai dengan PSAK No. 7 tahun 2007 maka laporan arus kas dan analisinya tersebut dapat dipergunakan oleh PT. Putera Bara Mitra sebagai dasar manajemen untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai arus kas dan juga manajemen perusahaan dapat menaksir kebutuhan kas dan setara kas dimasa yang akan datang, serta kemungkinan sumbersumber kas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan sehingga perusahaan akan bekerja lebih optimal. Kata Kunci: Penyusunan Laporan Arus Kas penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 2.1). Laporan arus kas adalah arus kas masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Dari laporan akan memberikan informasi tentang arus kas suatu perusahaan yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap 1.1 Latar Belakang Penyusunan laporan arus kas dapat membantu untuk mengetahui jumlah seluruh dana yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha agar dana tersebut tidak dapat dipergunakan secara bebas oleh pihak pihak tertentu. Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu dan dapat memberikan informasi historis mengenai kas dan setara kas perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat 181 182 kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. PT. Putera Bara Mitra adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan besar ( Batubara ). Saat ini PT. Putera Bara Mitra telah banyak menangani proyek proyek, Kegiatan penjualan yang selama ini dilakukan oleh perusahaan berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan penjualan dalam rangka mempertahankan kontinuitas usahanya, oleh sebab itu untuk menunjang semua kegiatan dan tujuan perusahaan, maka dituntut untuk dapat menjalankan usahanya secara berdaya guna dan berhasil guna melalui pengaturan system administrasi yang lancar, khususnya menyangkut bidang financial ( dalam hal ini disajikan dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi ). Oleh karena itu perlu suatu informasi akuntansi yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi bagi terciptanya tujuan perusahaan. Salah satu harta perusahaan yang memegang peranan penting dalam kelancaran kegiatan operasionalnya adalah kas. Kas adalah harta yang paling likuid dan merupakan media pertukaran yang baku. Secara nyata keadaan jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibanya pada saat jatuh tempo. Perusahaan selama ini dalam menyajikan laporan keuangan tidak membuat laporan arus kas, sehingga tidak dapat mengetahui secara pasti darimana sumber kas diperoleh, kemana saja, atau untuk apa saja penggunaan kas tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbulnya penyelewengan terhadap kas, sehingga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan laba. Dampak dari masalah tersebut adalah perusahaan tidak dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih serta struktur keuangan perusahaan. Masalah ini penting untuk dipecahkan agar perusahaan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penyusunan laporan arus kas dan Analisisnya yang selama ini diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra 2. Bagaimana laporan arus kas dan analisisnya yang seharusnya diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai didalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Mengetahui penyusunan laporan arus kas dan analisisnya yang selama ini diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra 2. Mengetahui laporan arus kas dan analisisnya yang seharusnya diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra. Manfaat Penelitian Aspek Akademis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk dijadikan bahan masukan untuk kemajuan perusahaan tersebut terutama dalam penilaian posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis laporan arus kas. Aspek Ilmu Pengetahuan Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran guna meningkatkan, memperluas serta memantapkan wawasan bagi khalayak umum. Pengertian Laporan Keuangan 183 Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007;2) pengertian laporan keuangan adalah Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dan biasanya meliputi, neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga segmen industri dan georgafis serta pengungkapan perubahan harga. Menurut Munawir (2002:2) Pengertian Laporan Keuangan adalah Laporan keuangan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan aktifitas perusahaan tersebut. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan suatu daftar yang digunakan sebagai alat untuk menginformasikan kondisi keuangan pada periode tertentu, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, Laporan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No. 4, Sumber: Harahap (2007;133), adalah : Tujuan Umum Menyajikan laporan posisi keuangan, serta hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. Tujuan Khusus Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan, dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan. Ikatan Akuntansi Indonesia (2007;2) mengemukakan bahwa Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat mengevaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama porfitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehigga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas. Pemakai Laporan Keuangan Pemakai Laporan Keuangan menurut Prastowo dan Juliaty (2005;4-5) meliputi : a. Investor 184 b. c. d. e. f. Para investor (dan penasehatnya) berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. Kreditor Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Pemasok dan kreditor usahan lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibaya pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor. Shareholder’s (para pemengang saham) Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan stastistik lainnya. g. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. h. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Komponen-Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi Keuangan(2007;12) meliputi : 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan atas laporan keuangan Komponen-komponen dari laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut : Neraca 185 Untuk dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai tiga unsur keuangan, yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas. Masingmasing unsur ini dapat disubklasifikasikan sebagai berikut : 1) Aktiva, yang merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan dapat disubklasifikasikan lebih jauh mejadi lima sub-klasifikasi aktiva, yaitu a. Aktiva lancar, yaitu yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun kurang (atau siklus operasi normal) misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang dan persekot biaya. b. Investasi jangka panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi obligasi c. Aktiva tetap, yaitu aktiva yang memiliki substansi (wujud) fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Termasuk dalam subklasifikasi aktiva ini antara lain tanah, gedung, kendaraan dan mesin serta peralatan. d. Aktiva yang tidak berwujud, yaitu aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik dan biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam subklasifikasi aktiva ini misalnya patent, royalti, copyright (hakcipta), trade name/trade mark (merek, nama dagang) franchise dan license (lisensi) e. Aktiva lain-lain, yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari empat sub-klasifikasi tersebut, misalnya beban ditangguhkan, piutang kepala direksi, deposito, pinjaman karyawan. 2) Kewajiban yang merupakan utang perusahaan masa kini dapat disubklasifikasikan lebih jauh mejadi tiga sub-klasifikasi, yaitu : a. Kewajiban lancar, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal) Termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang dagang, utang wesel, utang gaji, dan upah, utang pajak, dan utang biaya atau beban lainnya yang belum dibayar. b. Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam kaategori kewajiban ini misalnya utang obligasi, utang hipotik, dan utang bank atau kredit investasi. c. Kewajiban lain-lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat dikategorikan ke dalam salah satu sub-klasifikasi kewajiban tersebut, misalnya utang pada direksi, utang kepala pemegang saham. 186 3) Ekuitas, yaitu merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, Unsur ekuitas ini dapat disubklasifikasikan lebih jauh menjadi dua sub klasifikasi, yaitu : a. Ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada) b. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk deviden, (ditahan) Laporan Laba-Rugi Untuk dapat menggambarkan informasi mengenai potensi (kemampuan) perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan laba rugi mempunyai dua unsur, yaitu penghasilan dan beban, yang dijelaskan sebagai berikut : 1) Penghasilan (income) yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban (yang menyebabkan kenaikan ekuitas selain yang berasal dari kontribusi pemilik) perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan meliputi: a. Pendapatan (revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti misalnya penjualan barang dagangan, penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan deviden, royalties dan sewa. b. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktifitas perusahaan yang rutin misalnya pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan jumlah aktiva jangka panjang. 2) Beban (expense) yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama periode tertentu dapat disub-klasifikasikan menjadi : a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (yang biasanya arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan, aktiva tetap) yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dan upah penyusutan. b. Kerugian yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, misalnya rugi karena bencana kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar. Pengertian laporan arus kas Laporan arus kas adalah suatu laporan yang memperlihatkan bagaimana aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan mempengaruhi kas selama periode akuntansi, serta menjelaskan tentang kenaikan atau penurunan kas bersih selama periode akuntansi tersebut. (Simamora, 2007) Laporan arus kas adalah salah satu dari kegiatan dari tiga laporan keuangan utama yang disusun oleh suatu organisasi. Laporan tersebut menjelaskan bagaimanakah kas tersebut dihasilkan dan digunakan selama satu periode. Laporan arus 187 kas digunakan secara luas sebagai alat untuk menafsir kesehatan financial suatu organisasi. (Noreen, 2007) Berdasarkan beberapa pendapat mengenai laporan arus kas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas merupakan komponen dasar dari laporan keuangan yang memberikan informasi arus kas yang diperoleh dari aktivitas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sehingga dapat menafsir kesehatan financial suatu organisasi. Uang tunai atau cash merupakan saldo sisa dari arus kas masuk dikurangi arus kas keluar yang berasal dari periode-periode lalu. Arus kas bersih (net cash flow) mengacu pada arus kas masuk dikurangi arus kas keluar pada periode berjalan. Arus kas berbeda dengan ukuran kinerja akrual. Ukuran arus kas mengakui arus masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan, dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun beban belum terjadi. Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas utama dalam bisnis yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Secara umum, informasi arus kas membantu untuk menilai kemampuan peusahaan dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan pendanaan. Informasi arus kas juga membantu dalam menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan asumsi tentang arus kas di masa depan. Tujuan laporan arus aks adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode . Tujuan dan kegunaan laporan arus kas Laporan arus kas dapat memberikan informasi mengenai penerimaan kas dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu periode. Tujuan kedua dari laporan arus kas memberikan informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaanya. (Kieso E. Donald, 2007) Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaanya, informasi yang diberikan dalam suatu laporan arus kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan dengan laporan keuangan lain, harus membantu investor, kreditor dan pihak lain untuk sebagai berikut : 1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa depan 2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanya, kemampuanya membayar dividen, dan kebutuhanya untuk pendanaan ekstren. 3. Menilai alas an perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan. 4. Menilai pengaruh pada posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan non kasnya selama satu periode. (Baridwan, 2007) Berdasarkan beberapa pendapat mengenai laporan arus kas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas dapat memberikan informasi atas dasar kas mengenai operasi, investasi, dan pendanaanya, sebagai informasi penerimaan kas dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu periode, dan juga dapat memberikan informasi arus kas berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan. Penyusunan Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:24.) berpendapat mengenai metode langsung yaitu Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. 188 Metode langsung dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan menggunakan metode langsung informasi mengenai penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh.Hal ini sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan karena dapat menjelaskan aliran kas masuk dank as keluar secara jelas. a. Metode tak langsung (indirect method) Dengan menggunakan metode tidak langsung, penyajian laporan arus kas dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan utang lancar. Berikut ini adalah contoh penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung (Tabel 2.1.) dan metode tidak langsung (Tabel 2.2.) Tabel 1 Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung PT ABC LAPORAN ARUS KAS TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX Arus Kas dan Aktivasi Operasi Penerimaan kas dari pelangganxxx Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan(xxx) Kas yang dihasilkan operasi xxx Pembayaran bunga (xxx) Pembayaran pajak penghasilan(xxx) Arus kas sebelum pos luar biasaxxx Hasil dari asuransi gempa bumixxx Arus kas bersih dari aktivitas operasi xxx Arus Kas dari Akrivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas (xxx) Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (xxx) Hasil dari penjualan peralatan Penerimaan bunga Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No 2 (2007;220) xxx xxx Tabel .2. Contoh Laporan Arus Kas Metode Tidak langsung PT ABC LAPORAN ARUS KAS TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasaxxx Penyesuaian untuk : Penyesuaianxxx Kerugian selisih kursxxx Penghasilan investasi Beban bungaxxx Laba operasi sebelum perubahan modal kerjaxxx Kenaikan piutang dagang dan piutang lain Penurunan persediaan Penurunan hutang dagang(xxx) Kas yang dihasilkan operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan(xxx) Arus kas sebelum pos luar biasa Hasil dari asuransi gempa bumixxx Arus kas bersih dari aktivitas operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi (xxx) (xxx) xxx xxx (xxx) xxx xxx Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No 2 (2007;221) Menyiapkan Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan campuran antara laporan laba rugi dengan neraca. Laba bersih mulamula disesuaikan untuk penghasilan dan beban nonkas untuk menghasilkan laba kas. Laba kas ini kemudian disesuaikan untuk kas yang dihasilkan dan digunakan oleh transaksi neraca untuk menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Titik awal laporan arus kas adalah laba bersih yang mula-mula disesuaikan untuk beban penyusutan dan amortisasi nonkas. Proses penyusutan kemudian mengalokasikan biaya perolehan selama masa manfaatnya unuk menandingkan beban terhadap pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Karena laporan arus kas berfokus pada arus 189 kas, beban nonkas yang diakui dalam perhitungan laba besih harus dihilangkan, yaitu dengan menambahkan kembali beban penyusutan dan amortisasi. Penambahan beban penyusutan dan amotisasi tersebut tidak meningkatkan arus kas operasi melainkan hanya menghapuskan beban yang dikurangkan dalam perhitungan laba bersih. Cara yang sama juga digunakan unuk menyesuaikan laba bersih terhadap keuntungan (kerugian) penjualan aktiva. Tujuan penyesuaian ini bukanlah untuk mengeleminasi keuntungan (kerugian) secara keseluruhan, melainkan memindahkannya dari bagian operasi laporan arus kas. Arus kas masuk dari penjualan aktiva disajikan dalam arus kas bersih dari aktivitas investasi. Penyesuaian terakhir adalah analisis kas yang dihasilkan oleh perubahan dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar. 2.2.1 Analisis Arus Kas Kondisi perusahaan antara yang satu dengan lainnya berbeda, oleh karena itu sulit untuk merumuskan analisis arus kas yang standar. analisis laporan arus kas memungkinkan kita untuk menilai kualitas keputusan manajemen dari waktu ke waktu dan dampaknya pada hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan. Kesimpulan analisis arus kas meliputi kesimpulan dimana manajemen meletakkan komitmen sumber dayanya, dimana manajemen mengurangi investasi, dari mana kas tambahan dihasilkan, dan dimana klaim atas perusahaan dikurangi. kesimpulan juga terkait dengan penggunaan laba dan pilihan investasi arus kas. analisis juga memungkinkan kita untuk menyimpulkan ukuran, komposisi, pola, dan kestabilan arus kas operasi, operasi yang menguntungkan menghasilkan pemulihan kas melebihi jumlah yang diinvestasikan, dan sebagai konsekuensinya meningkatkan arus kas masuk. sedangkan kerugian memberikan hasil yang sebaliknya, kesimpulan harus juga meliputi penjualan untuk variasi segmentasi arus kas. komponen arus kas sering kali menunjukkan petunjuk penting tentang stabilitas sumber kas. Menganalisa laporan arus kas diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan kas serta hasil yang telah dicapai secara kuantatif untuk diberikan kepada semua pihak yang berkepantingan dalam perusahaan. Alat analisa yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan arus kas adalah likuiditas keuangan, fleksibilitas keuangan, dan arus kas bebas, seperti yang diterapkan oleh Kieso dan Weygandt (2002:243): 1. Likuiditas Keuangan Rasio yang dapat digunakan untuk menilai likuiditas adalah rasio cakupan hutang tunai lancar. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya dalam tahun tertentu dari operasinya. Rumus rasio ini adalah sebagai berikut: Kas bersih yang Disediakan oleh Aktivitas operasi : Kewajib an lancar rata rata = Rasio cukupan hutang tunai lancar 2. Fleksibilitas Keuangan Ukuran yang lebih bersifat jangka panjang dan menyediakan informasi mengenai fleksibilitas keuangan adalah rasio cakupan hutang tunai. Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali kewajibannya dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi, tanpa harus melikuidasi aktiva yang dipakai dalam operasi. Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi Total Kewajiban rata-rata Rasio cakupan hutang tunai 190 3. Arus Kas Bebas Analisis ini di mulai dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dan berakhir pada arus kas bebas, yang dihitung sebagai kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dikurangi dengan pengeluaran model dan deviden. Menurut Wild et al. (2005:18): Dalam mengestimasi tren, gunakan total sumber dan pengunaan kas selama beberapa tahun, karena angka atau kuartalan sering kali terlalu pendek untuk menghasilkan kesimpulan bermakna, sebagai contoh pendanaan untuk proyek besar sering melewati beberapa periode. Saat mengevaluasi sumber dan penggunaan dana, analisis harus berfokus pada pertanyaan – pertanyaan seperti : 1. Apakah penggantian aktiva didanai oleh dana internal atau eksernal. 2. Dari manakah sumber pendanaan untuk ekspansi dan akuisisi bisnis 3. Apakah perusahaan bergantung pada perusahaan eksternal 4. Apakah kebutuhan dan kesempatan investasi perusahaan 5. Apakah kebijakan manajerial sangat sensitif terhadap arus kas. 2.2.6 Klasifikasi Laporan Arus Kas Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 3.3) bahwa laporan arus kas, diklarifikasikan berdasar : 1. Aktivitas Operasi Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenueproducing activities) dan aktivitas lainnya yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator yang menentukan apakah dri operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, a. b. c. d. e. 2. memelihara kemampuan operasi Rasio cakupan perusahaan, ,membayar deviden danhutang melakukan tunai investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar informasi mengenai unsure tertentu arus kas historis bersama dngan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.Arus kas dari aktivitas operasi terutama di perusahaan dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, antara lain : Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa. Penerimaan kas dari royalty, komisi dan pendapatan lain. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. Pembayaran kas kepada karyawan. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim dan lain-lain. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah : a. Prmbayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak terwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya, dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan,aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya. 191 c. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan). 3. Aktiva Pendanaan (Financing) Aktiva pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan antara lain : a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya. b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya. d. Pelunasan pinjaman. e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan. Menurut Harahap (2007 : 218) memberikan penjelasan pengklasifikasian Laporan arus kas sebagai berikut : 1. Arus kas dari kegiatan Investasi Yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah menerima dan menagih pinjaman, hutang surat-surat berharga atau modal, aktiva tetap, dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Contoh arus kas masuk dari kegiatan investasi : a. Penerimaan pinjaman dari pihak luar baik yang masih baru maupun yang sudah lama. b. Penjualan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk investasi. c. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya. Pengertian perolehan disini termasuk harga pembelian dan capital expenditure. 2. Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan Yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah kegiatan untuk mendapatkan sumbersumber dana tersebut, melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu. Contoh arus kas masuk dari kegiatan pembiayaan : a. Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk equitas. b. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipoti, wesel, dan pinjaman jangka pendek lainnya. c. Pembayaran deviden atau bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga tadi. d. Pembayaran hutang kepada kreditur yang sudah diperpanjang. 3. Arus Kas dari Kegiatan Operasi perusahaan Yang termasuk dalam kelompok ini adalah seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi dan pendanaan.. Contoh arus kas masuk dari kegiatan operasi : a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk penerimaan piutang akibat penjualan baik jangka panjang maupun jangka pendek. b. Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat berharga lainnya bunga atau deviden. c. Semua penerimaan yang bukan berasall dari sebagian yang sudah dimasukkan dalam 192 kelompok investasi dan pembiayaan, seperti karena kerusakan gedung dan pengembalian dari supplier Contoh arus kas keluar dari kegiatan operasi : a. Pembayaran kas masuk untuk membeli bahan yang digunakan untuk produksi jangka panjang kepada supplier. b. Pembayaran kas kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain produksi dan jasa. c. Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, denda dan kewajiban lainnya. d. Pembayaran kepada pemberian pinjaman kredit lainnya berupa bunga. e. Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi. Menurut Wild et al. (2005 : 5) : Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, aktvitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan, yaitu : 1. Aktivitas operasi, merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang di sajikan dalam laporan laba rugi. 2. Aktivitas Investasi, merupakan cara untuk memperoleh dan menghentikan aktiva non kas. Aktivitas ini meliputi aktiva yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan 3. Aktiva Pendanaan, merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik dan mendapatkan dana untuk mendukung aktiva bebas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klasifikasi laporan arus kas menjadi tiga jenis yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. 2.3 Kerangka Pemikiran PT. Putera Bara mitra selama ini belum pernah melakukan penyusunan laporan arus kas, akibatnya sulit dilakukan penelusuran dari mana kas berasal dan digunakan untuk apa saja kas tersebut, selain itu sulit untuk menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada. Dalam penyusunan laporan arus kas penulis menggunakan metode tidak langsung. Permasalahan yang terjadi diperusahaan dan alternative untuk pemecahan masalah dapat digambarkan dalam model penelitian yaitu : MASALAH POKOK Manajemen tidak mengetahui sumber dan penggunaan kas serta analisisnya secara rinci 1. 2. PERMASALAHAN PT. Putera Bara Mitra belum membuat laporan arus kas dalam laporan keuanganya. Tidak diperolehnya gambaran yang jelas mengenai kondisi keuangan kinerja perusahaan PERTANYAAN YANG INGIN DICARIKAN SOLUSINYA 1. Bagaimana penyusunan laporan arus kas dan analisinya yang selama ini diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra 2. Bagaimana laporan arus kas dan analisisnya yang seharusnya diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra PEMECAHAN Penyusunan laporam arus kas menurut teori Baridwan yaitu penyusunan laporan arus kas dan melakukan analisa menurut teori Kieso et al yaitu dengan analisa liquiditas keuangan, fleksibilitas keuangan, dan arus kas bebas serta mengacu pada PSAK No.2 tahun 2007 HASIL YANG INGIN DICAPAI Menyusun laporan arus kas dan analisisnya sehingga dapat diketahui sumber dan penggunaan kas Gambar.1 Kerangka berpikir Sumber : diolah Penulis METODE PENELITIAN 193 3.1 Penjelasan Judul Dari konsep yang penulis peroleh mempunyai pengertian bahwa untuk melakukan proses seleksi dan pelatihan karyawan dibutuhkan suatu sistem perencanaan yaitu sistem seleksi dan pelatihan yang dapat dengan efektif mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. 1. Laporan arus kas Laporan arus kas adalah suatu laporan yang memperlihatkan bagaimana aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan mempengaruhi kas selama periode akuntansi, serta menjelaskan tentang kenaikan atau penurunan kas bersih selama periode akuntansi tersebut. Laporan tersebut menjelaskan bagaimanakah kas tersebut dihasilkan dan digunakan selama satu periode. Laporan arus kas digunakan secara luas sebagai alat untuk menafsir kesehatan financial suatu organisasi 2. Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mendapatkan fakta yang tepat dari asal usul, sebab penyebab sebenarnya serta penguraian pokok persoalan atas bagianbagian, penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dengan memahami secara keseluruhan. 3. Dibidang perdagangan Putera Bara Mitra (PBM) PT. Putera Bara Mitra adalah suatu perusahaan yang bergerak besar ( Batubara ). Saat ini PT. Putera Bara Mitra telah banyak menangani proyek proyek, Kegiatan penjualan yang selama ini dilakukan oleh perusahaan berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan penjualan dalam rangka mempertahankan kontinuitas usahanya, oleh sebab itu untuk menunjang semua kegiatan dan tujuan perusahaan, maka dituntut untuk dapat menjalankan usahanya secara berdaya guna dan berhasil guna melalui pengaturan system administrasi yang lancar, khususnya menyangkut bidang financial ( dalam hal ini disajikan dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi ). Dimana selama ini PT. Putera Bara Mitra yang dalam perkembangan usahanya sedang mengalami masalah mengenai penyusunan laporan dan analisis arus kas. 3.2 Metode Pengumpulan Data Di dalam menemukan masalah penulis mengadakan penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah. Dalam usaha mengumpulkan data dan menganalisis data penulis menggunakan metode-metode dan teknik-teknik agar data yang dibutuhkan diperoleh dengan lebih lengkap. Adapun metode-metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan dan memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini adalah : 1. Metode Kepustakaan (Libraxy Resea-rch Method) Yaitu suatu cara penelitian untuk menemukan, mengembangkan suatu pengetahuan dengan membaca bukubuku literatur untuk mendapatkan dasar-dasar teoritisyang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas. 2. Metode Lapangan (Field Research Method) Yaitu cara yang dilakukan oleh penulis dengan melihat dan mencatat data-data serta bahan-bahan yang dibutuhkan dengan terjun langsung ke lapangan. Dalam metode ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk mengumpulkan data dengan cara menggunakan dokumen yang tersedia sebagai informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. b. Wawancara Yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara langsung kepada pihak perusahaan. Wawancara ini digunakan untuk mencari data yang berkenaan dengan data primer dan data sekunder. 194 c. Observasi Teknik observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang dibahas.. 3.3 Metode Analisis Data Teknik analisa data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan dasar dasar teoritis akuntansi manajemen yang menggunakan rumus atau aturan aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian yang kemudian yang ditarik suatu kesimpulan yang objektif dan relevan dengan masalah yang dibahas. 3.4 Jenis Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini ada dua bagian yaitu sebagai berikut : a. Data Kualitatif Data yang tidak diwujudkan dengan angka, melainkan dalam bentuk penjelasan yang menggambarkan keadaan perusahaan. b. Data Kuantitatif Data yang diberikan dalam bentuk angka yang dalam perhitunganya menggunakan rumus rumus atau pendekatan pendekatan yang berhubungan dengan analisis yang bersangkutan. 3.5 Sumber Data Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini ada dua bagian adalah sebagai berikut : a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, hal ini dilakukan dengan Tanya jawab pada beberapa bagian yang terkait didalam penelitian. b. Data Sekunder Data penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara ( diperoleh dan dicatat oleh pihak lain ). serta dokumendokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian. 3.6 Tempat dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan PT. Putera Bara Mitra yang beralamat kan dijalan A.Yani km 7 Kertak Hanyar Kabupaten Banjar, Kalimantan selatan Waktu yang diperlukan oleh penulis dalam penelitian ini sampai penyelesaian skripsi layak untuk diperkirakan selama 4 bulan. Tabel 3 Jadwal Penelitian NO 1 2 3 4 KETERANGAN APRIL BULAN KE MEI JUNI Tahap Persiapan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap Penyusunan Skripsi Sumber : diolah Penulis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Singkat PT. PUTERA BARA MITRA PT. Putera Bara Mitra adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan besar ( Batubara ) yang beralamatkan di Jl. A. Yani Km.7 (Gedung Cbu Word) Rt.16 Rw.02, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Propinsi Kalimantan Selatan. PT. Putera Bara Mitra berdiri pada tanggal 12 oktober 2009 dengan no Surat Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ) 510/292/BP2T/PK/2009. Saat ini PT. Putera Bara Mitra telah banyak menangani proyek proyek, Kegiatan penjualan yang selama ini dilakukan oleh perusahaan berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan penjualan dalam rangka mempertahankan kontinuitas usahanya. 4.2. Struktur Organisasi Dalam rangka meningkatkan kinerja terhadap perusahaan dimulai dengan terselenggaranya tugas pokok dan fungsi personalia masing masing secara efektif, maka tata kerja unsur-unsur organisasi sangat JULI 195 penting keberadaanya agar pembagian kerja jelas dan sesuai dengan proporsinya serta kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Struktur organisasi yang jelas memberikan kewenangan dan pertanggung jawaban terhadap kegiatan dari perusahaan itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini : DIREKTUR UTAMA GENERAL MANAGER MANAGER KEUANGAN MANAGER AKUNTANSI PURCHASING DIV. PAJAK KASIR STAFF AKUNTANSI ADMINISTRASI KONSULTAN PAJAK HRD Gambar 2. . Struktur Organisasi PT. PUTERA BARA MITRA Sumber : PT. PUTERA BARA MITRA Mekanisme Kerja Dalam melaksanakan tata kerja, PT. Putera Bara Mitra dipimpin oleh seorang Direktur. Dan masing-masing bagian dipimpin oleh seorang kepala bagian yang membawahi beberapa seksi yang berada dan bertanggung jawab kepada direktur. Pelaksanaan tugas setiap satuan organisasi perusahaan PT. Putera Bara Mitra menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan singkronisasi baik dalam lingkungan masingmasing maupun antar satuan organisasi dilingkungan perusahaan. Adapun uraian tugas pada PT. Putera Bara Mitra adalah sebagai berikut : a. Direktur Direktur mempunyai tugas melaksanakan penentuan kebijakan umum dalam pengurusan dan pembinaan perusahaan, diantaranya menentukan langkah kebijakan dalam pengurusan perusahaan berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Perusahaan, menentukan langkah kebijakan dalam pengelolaan perusahaan, menyelenggarakan rapatrapat pada waktu tertentu dengan unsur unit kerja perusahaan dibawahnya dalam rangka membahas penyelenggaraan tugas dan fungsi perusahaan secara menyeluruh, serta pembinaan dan pengawasan terhadap karyawan. b. General Manajer Manajer berfungsi sebagai pengelola kegiatan perusahaan, berdasarkan wewenang yang dilimpahkan oleh pengurus yang telah ditetapkan dalam rapat anggota dan pengurus, peranan dan tugas manajer adalah : 1. Melaksanakan kebijaksanaan pengurus dibidang keuangan dan akuntansi yang telah ditetapkan dalam rapat anggota dan rapat pengurus. 2. Membuat laporan pertanggung jawaban keuangan secara periodik serta lampiran hasil usaha masingmasing unit. 196 3. Mensahkan pengeluaran uang dan barang serta kekayaan sampai dengan batas wewenang yang didelegasikan oleh pengurus. 4. Bertanggung jawab terhadap keamanan harta perusahaan untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan kerugian. 5. Menyusun rancangan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja serta perkiraan perhitungan hasil usaha. c. Manajer Keuangan Manager keuangan mempunyai tugas dan wewenang mengatur dan mengetahui atas arus keluar masuk keuangan dalam periode tertentu pada PT. Putera Bara Mitra. d. Manajer Akuntansi Manager akuntansi mempunyai tugas untuk mengatur dan mencatat serta memperefikasikan data keuangan yang terjadi dalam suatu periode akuntansi pada PT. Putera Bara Mitra. e. Purchasing Bagian purchasing mempunyai tugas untuk mengecek suatu harga dan mengatur pembelian atau order barang pada PT. Putera Bara Mitra dalam masa periode tertentu f. Divisi Pajak Bagian div. perpajakan mempunyai tugas untuk menghitung, membayar serta melaporkan keuangan yang berkaitan dengan perpajakan perusahaan. g. HRD ( Human Resourses Development ) Bagian HRD (Human Resourses Development) mempunyai tugas untuk mengatur job description serta mengawasi atas karyawan pada PT. Putera Bara Mitra. h. Staff akuntansi Bagian staff akuntansi mempunyai tugas untuk memverifikasi, mencatat, dan mengelompokan data kedalam sebuah laporan keuangan serta melaporkanya kepada manager akuntansi. i. Administrasi Bagian administrasi mempunyai tugas untuk mengatur keluar masuknya surat masuk dan surat keluar setiap harinya. j. Kasir Tugas dan tanggung jawab kasir dalam perusahaan adalah , sebagai berikut : 1. Menerima dan menyimpan uang, cek serta menyimpan bukti-bukti penerimaan kas. 2. Mengeluarkan uang sesuai dengan perintah atau otorisasi dari manajer, bendahara, ketua pengurus serta menyiapkan bukti pengeluaran. 3. Bertanggung jawab atas saldo kas. 4. Melaporkan saldo kas dan adanya pembayaran dari seluruh unit usaha kepada manajer. 5. Menyetorkan dan mengambil uang ke bank atas perintah manajer. 197 4.2 4.3 6. Melaporkan adanya pembelian atau penjualan kepada manajer. 7. Mencatat penagihan piutang dari anggota. Aktivitas Perusahaan PT. Putra Bara Mitra bertindak sebagai kantor pusat yang mana kegiatan utama perusahaan ini adalah bergerak dalam bidang produksi dan trading batu bara. Kegiatan atau jaringan pemasaran yang dilakukan perusahaan PT. Putera Bara Mitra selama ini untuk menjual batu bara secara local dan ekspor . Pencarian konsumen dilakukan dengan sistem promosi baik langsung maupun tidak langsung . Pencatatan Keuangan selama ini dilakukan secara manual berdasarkan transaksi transaksi yang terjadi didalam perusahaan. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.3.1 Penyusunan Laporan Arus Kas Dan Analisisnya Yang selama ini diterapkan Pada PT. Putera Bara Mitra Banjarmasin.. Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT. Putera Bara Mitra selama ini belum pernah melakukan penyusunan dan analisa terhadap laporan arus kas yang sesuai dengan PSAK No. 2 tahun 2007, karena perusahaan beranggapan bahwa informasi yang diperlukannya hanya cukup dari laporan keuangan yang terdiri atas laporan neraca dan laporan rugi laba. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan guna meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pengelolaan kas dan menghasilkan laba yang optimal. Penyusunan laporan arus kas ini dapat membantu untuk mengetahui jumlah seluruh dana yang dikeluarkan untuk kegiatan usha agar dana tersebut tidak dapat dipergunakan secara bebas oleh pihak-pihak tertentu. Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu dan dapat memberikan informasi historis mengenai kas dan setara kas perusahaan. Laporan arus kas yang harus disusun maka akan dapat dianalisa arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi pada kas. Ketiga aktivitas tersebut akan memberkan informasi gluna membantu perusahaan untuk melengkapi laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. Berikut dapat dilihat laporan keuangan PT Putera Bara Mitra yang terdiri atas laporan neraca dan laporan rugi laba pada table berikut ini : Tabel 4 Neraca PT. Putera Bara Mitra Per 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah) Aktiva Aktiva Lancar Kas Piutang Biaya Dibayar Dimuka Perlengkapan Persediaan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Mesin-mesin Akm. Penyusutan mesin-mesin Peralatan Kantor Akm. Penyusutan Peralatan Kantor Peralatan Kantor Akm/ Penyusutan Perlengkapan Kantor Total Aktiva Tetap Total Aktiva Pasiva Hutang Lancar Hutang Dagang Hutang Pajak Hutang lain-lain Total Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang Total Hutang Jangka Panjang Total Hutang Ekuitas Modal Laba Ditahan Total Modal Total Pasiva Sumber : PT Putera Bara Mitra 830,372,760.00 228,406,200.00 61,141,690.00 130,000,000.00 305,133,400.00 1,555,054,050.00 1,042,500,000.00 25,000,000.00 54,750,000.00 27,300,000.00 46,005,000.00 19,206,000.00 1,071,749,000.00 2,626,803,050.00 137,500,675.00 90,075,000.00 19,713,600.00 247,289,275.00 132,800,000.00 132,800,000.00 380,089,275.00 1,983,810,162.00 262,903,613.00 2,246,713,775.00 2,626,803,050.00 198 Tabel 5 Neraca PT PUTERA BARA MITRA Periode Tahun 2010 (Dalam Rupiah) Aktiva Aktiva Lancar Kas Piutang Biaya Dibayar Dimuka Perlengkapan Persediaan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Mesin-mesin Akm. Penyusutan mesin-mesin Peralatan Kantor Akm. Penyusutan Peralatan Kantor Peralatan Kantor Akm/ Penyusutan Perlengkapan Kantor Total Aktiva Tetap Total Aktiva Pasiva Hutang Lancar Hutang Dagang Hutang Pajak Hutang lain-lain Total Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang Total Hutang Jangka Panjang Total Hutang Ekuitas Modal Laba Ditahan Total Modal Total Pasiva 904,819,881.00 240,520,074.00 59,094,010.00 150,500,000.00 240,250,000.00 1,595,183,965.00 1,478,900,000.00 45,125,000.00 67,500,000.00 33,895,000.00 50,974,100.00 24,940,500.00 1,493,413,600.00 3,088,597,565,00 110,908,200.00 96,000,000.00 19,405,200.00 226,313,400.00 142,000,000.00 142,000,000.00 368,313,400.00 2,406,899,053.00 313,385,112.00 2,720,284,165.00 3,088,597,565.00 Sumber : PT Putera Bara Mitra Tabel 6 Laporan Laba Rugi PT Putera Bara Mitra Periode Tahun 2009 Biaya Adm dan Umum Biaya Gaji Bagi Adm dan Umum Biaya Langganan dan Iuran Biaya Perjalanan Biaya Listrik, Air,dan Telepon Biaya Alat Tulis kantor Biaya Sewa gudang Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusutan Peralatan kantor Biaya Adm dan Umum Lainnya Jumlah Biaya Adm dan Umum Laba Usaha Pendapatan Non Operasi Beban Bunga Jasa Giro Jumlah Pendapatan/Biaya Non Operasi Laba Sebelum Pajak Laba Ditahan Awal Taksiran Pajak Penghasilan Jumlah Laba Sesudah Pajak Laba Ditahan Akhir Sumber : PT Putera Bara Mitra 1,253,117,000.00 492,500,300.00 760,616,700.00 11,732,756.00 36,040,000.00 33,920,615.00 44,407,120.00 126,100,491.00 60,320,000.00 1,122,000.00 47,489,382.00 28,156,087.00 23,390,000.00 25,000,000.00 12,500,000.00 2,275,000.00 2,134,000.00 28,750,699.00 231,137,168.00 403,379,041.00 2,400,000.00 26,880.00 2,373,120.00 401,005,921.00 173,385,784.0 0 35,283,476.00 Penjualan Beban Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Biaya Operasional Biaya Iklan Biaya Gaji Bagian Penjualan Biaya Pengiriman Biaya Penjualan Lain-lain Jumlah Biaya Penjualan Biaya Adm dan Umum Biaya Gaji Bagi Adm dan Umum Biaya Langganan dan Iuran Biaya Perjalanan Biaya Listrik, Air,dan Telepon Biaya Alat Tulis kantor Biaya Sewa gudang Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusutan Peralatan kantor Biaya Adm dan Umum Lainnya Jumlah Biaya Adm dan Umum Laba Usaha Pendapatan Non Operasi Beban Bunga Jasa Giro Jumlah Pendapatan/Biaya Non Operasi Laba Sebelum Pajak Laba Ditahan Awal Taksiran Pajak Penghasilan Jumlah Laba Sesudah Pajak Laba Ditahan Akhir 1,387,300,000.00 520,002,000.00 867,298,000.00 3,410,000.00 36,040,000.00 34,050,000.00 45,006,000.00 118,506,000.00 60,320,000.00 3,341,000.00 49,260,049.00 35,560,001.00 24,050,071.00 26,700,000.00 15,432,500.00 4,320,000.00 3,600,500.00 38,050,814.00 260,634,935.00 488,157,065.00 4,200,000.00 60,300.00 4,139,700.00 484,017,365.00 214,732,472.0 0 44,100,219.00 170,632,253.00 313,385,112.00 Sumber : PT Putera Bara Mitra h) Penjualan Beban Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Biaya Operasional Biaya Iklan Biaya Gaji Bagian Penjualan Biaya Pengiriman Biaya Penjualan Lain-lain Jumlah Biaya Penjualan Tabel 4.4 Laporan Laba Rugi PT Putera Bara Mitra Periode Tahun 2009 (Dalam Rupiah) 138,102,308.00 262,903,613.00 4.3.2 Penyusunan Laporan Arus Kas dan Analisinya Yang Seharusnya Diterapkan Pada PT. Putera Bara Mitra a. Penyusunan Laporan Arus Kas Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan dua metode yaitu metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dari kegiatan operasi diungkapkan secara lengkap baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pendanaan. Sementara metode tidak langsung, laba bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalllu dan masa depan dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. 199 Arus kas yang dihasilkan dedua metode ini akan menampilkan jumlah yang sama dari aktivitas operasi dan pendanaan, hanya saja pada laporan arus kas dengan metode langsung arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dilaporkan secara langsung dan rinci untuk setiap penerimaan kas dan pengeluaran kas, sementara metode tidak langsung akan memberikan hubungan antara laporan laba rugi dan laporan neraca. Laba bersih yang terdapat dalam laporan laba rugi disesuaikan dengan pos-pos yang tidak melibatkan kas dan juga perubahan pada pos-pos aktiva lancar selain kas dan hutang lancar yang terdapat pada neraca, seperti perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan, pos bukan kas sepeerti penyusutan, penyisihan dan pajak yang ditangguhkan, kemudian baru dilanjutkan dengan melihat perubahan dari aktivitas operasi. Pada metode langsung pelaporan arus kas dari aktiva investasi langsung melihat dari laporan laba rugi dan neraca dari perusahaan tersebut sementara metode tidak langsung juga sama, melihat hubungan antara laporan laba rugi dan neraca. Penerimaan jasa giro yang terdapat pada laba rugi disesuaikan dengan perubahan pos-pos aktiva yang terdapat pada neraca seperti, pembelian investaris kantor dan pembelian kendaraan atau mobil maupun juga pembelian tanah, bangunan kendaraan yang kesemuanya berpengaruh pada aktivitas investasi, sedangkan aktivitas pendanaan pelaporannya harus diadakan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran bruto yang berasal dari aktivitas pendanaan itu sendiri, kecuali arus kas yang dilaporkan atau dasar arus kas bersih. Metode laporan arus kas yang penulis sarankan kepada perusahaan akan menggunakan metode tidak langsung. Keunggulan dari metode tidak langsung adalah datanya lebih mudah dicari dan umumnya lebih mudah dari metode langsung, kelemahan dari metode ini adalah hanya berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari operasi saja. Penulis selama penelitian menemukan beberapa informasi pendukung yang diperlukan dalam penyusunan laporan arus kas, informasi pendukung tersebut yaitu : 1. Pembelian mesin untuk penunjang aktivitas operasi yaitu sebesar Rp. 436.400.000. Pembelian peralatan kantor untuk penunjang aktivitas operasi yaitu sebesar Rp. 12.750.000. Dan pembelian peralatan toko untuk penunjang aktivitas operasi yaitu sebesar Rp. 4.969.100. 2. Biaya penyusutan mesin sebesar Rp.20.125.000, peralatan kantor sebesar Rp.16.595.000, peralatan took Rp. 5.734.000 Penyusutan laporan arus kas dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun neraca komparatif. Berikut neraca komperatif pada tahun 2009 sampai dengan 2010 200 dapat dilihat pada table 7 berikut ini : 313,385,112.00 Laba Bersih Sesudah Pajak Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba Laba bersih ke kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi : Tabel 7 Neraca Diperbandingkan PT Putera Bara Mitra Per 31 Desember 2009 dan 2010 (Dalam Rupiah) Keterangan 2009 2010 Selisih Kenaikan/Penur unan Kenaikan Penyusutan 32,454,500.00 Kenaikan Piutang 12,113,874.00 Penurunan Biaya Dibayar Dimuka (2,047,680.00) Kenaikan Perlengkapan Penurunan Persediaan 20,500,000.00 (64,883,400.00) 1,862,706.00 Aktiva Lancar Kas Piutang Biaya Dibayar Dimuka Perlengkapan Pesediaan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 830,372,760.00 228,406,200.00 61,141,690.00 130,000,000.00 305,133,400.00 904,819,881.00 240,520,074.00 59,094,010.00 150,500,000.00 240,250,000.00 74,447,121.00 12,113,874.00 (2,047,680.00) 20,500,000.00 (64,883,400.00) Arus kas dari aktivitas investasi Kenaikan Mesin-mesin 20,125,000.00 Kenaikan Peralatan Kantor 12,750,000.00 Kenaikan Perlengkapan kantor 1,555,054,050.00 1,595,183,965.00 40,129,915.00 1,042,500,000.00 (25,000,000.00) 54,750,000.00 (27,300,000.00) 46,005,000.00 (19,206,000.00) 1,476,900,000.00 (45,125,000.00) 67,500,000.00 (33,895,000.00) 50,974,100.00 (24,940,500.00) 436,400,000.00 (20,125,000.00) 12,750,000.00 (6,595,000.00) 4,969,100.00 (5,734,500.00) Total Aktiva Tetap 1,071,749,000.00 1,493,413,600.00 421,664,600.00 Penurunan Hutang Dagang Kenaikan Hutang Pajak 2,262,803,050.00 3,088,597,565.00 461,794,515.00 137,500,675.00 90,075,000.00 19,713,600.00 110,908,200.00 96.000,000.00 19,405,200.00 (26,592,475.00) 5,925,000.00 (308,400.00) Total Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang 247,289,275.00 132,800,000.00 226,313,400.00 142,000,000.00 (20,975,875.00) 9,200,000.00 Total Hutang Jk. Panjang 132,800,000.00 142,000,000.00 9,200,000.00 Total Hutang Ekuitas Modal Laba Ditahan 380,089,275.00 368,313,400.00 (11,775,875.00) 1,983,810,162.00 262,903,613.00 2,406,899,053.00 313,385,112.00 423,088,891.00 50,481,499.00 2,246,713,775.00 2,720,284,165.00 473,570,390.00 2,626,803,050.00 3,088,597,565.00 461,794,515.00 Total Modal Total Pasiva Sumber : PT Putera Bara Mitra Kemudian dari Neraca PT Putera Bara Mitra yang di [perbandingkan antara untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2010, maka dapatlah disusun dengan metode tidak langsung laporan arus kas berikut : Tabel 8 Laporan Arus Kas PT Putera Bara Mitra Per 31 Desember 2010 (Metode Tidak Langsung ) (Dalam Rupiah) Arus Kas dari Aktivitas Operasi 37,844,100.00 (26,592,475.00) 5,925,000.00 Penurunan Hutang Lain-lain (308,400.00) Kenaikan Hutang Jangka Panjang 9,200,000.00 Pembayaran Deviden Pasiva Hutang lancar Hutang Dagang Hutang Pajak Hutang Lain-lain 4,969,100.00 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Total Aktiva lancer Aktiva Tetap Mesin-mesin Akm. Penytn Mesin-mesin Peralatan kantor Akm. Penytn Perltn Kantor Peralatan Toko Akm. Penyt Perleng Kantor Total Aktiva 315,247,818.00 214,732,472.00 202,956,597.00 Kenaikan kas dan setara kas 74,447,121.00 Kas pada awal periode 830,372,760.00 Kas pada akhir periode 904,819,881.00 Sumber : Diolah penulis Berdasarkan laporan arus kas dengan metode tidak langsung pada PT Putera Bara Mitra per 31 Desember 2010 yang telah disusun tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa telah terjadi kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp. 83.548.621, kenaikan kas dan setara kas tersebut disebabkan oleh : 1. Dari aktivitas operasi terjadi kenaikan karena penyesuaian menjadi sebesar Rp.350.079.443. Hal ini di sebabkan adanya biaya penyusutan aktiva tetap Rp.23.353.000, kenaikan piutang sebesar Rp.12.113.874, penurunan biaya dibayar dimuka Rp. 2.047.680 , Kenaikan perlengkapan Rp.20.500.000, penurunan persediaan Rp 64.883.400, penurunan hutang dagang sebesar Rp.26.592.475, kenaikan hutang pajak sebesar Rp 5.925.000, dan penurunan hutang lain-lain sebesar Rp. 308.400. 2. Dari aktivitas investasi terdapat pengeluaran kas sebesar Rp.454.119.1000, hal ini dikarenakan adanya pembelian mesin-mesin sebesar Rp. 436.400.000, adanya 201 pembelian peralatan kantor sebesat 12.750.000, dan kenaikan peralatan kantor Rp. 4.969.100. 3. Dari aktivitas pendanaan terdapat penerimaan kas bersih sebesar Rp.187.588.278, yang dikarenakan penerimaan hutang jangka panjang Rp. 9.200.000, pembayaran deviden Rp. 261.903.613 dan penambahan modal sebesar Rp 441.291.891. a. Melihat dari hasil penyusunan dan analisa yang penulis lakukan dapat dikatakan bahwa laporan arus kas dan hasill analisa tersebut dapat digunakan sebagai dasar manajemen untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai arus kas dan jug manajemen perusahaan dapat menaksir kebutuhan kas dan setara kas dimasa yang akan datang, serta kemungkinan sumber-sumber kas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. b. Analisis Laporan Arus Kas Yang Sebaiknya Diterapkan Pada PT. Putera Bara Mitra Berdasarkan data laporan keuangan PT Putera Bara Mitra tahun 2009 dan 2010 yang telah disajikan dalam neraca dan laporan laba rugi, maka untuk perhitungan rasio-rasio keuangan serta analisis perubahan rasio dengan menggunakan analisis rasio dapat dihitung sebagai berikut : 1. Likuiditas, salah satu rasio yang sering digunakan untuk menilai likuiditas adalah rasio cakupan hutang tunai lancar. Rasio ini mengindentifikasikan apakah perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya dalam tahun tertentu operasinya. Kas bersih yang Disediakan oleh Aktivitas : Kewajiban Lancar rata-rata = Rasio cakupan hutang tunai lancar Tahun 2010 tampak bahwa PT Putera Bara Mitra sebesar Rp 1,33 yang berarti setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh Rp 1,33 aktiva lancar. Kewajiban lancar rata-rata sebesar Rp 236.801.337,50 diperoleh dari jumlah utang lancar tahun 2009 ditambah dengan jumlah utang tahun 2010 dibagi 2. Tahun 2009 Rp 315.247.818,00 ; Rp 236.801.337,50 = Rp Rp 1,33 rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya hutang jangka pendek, walaupun tidak ada patokan tentang berapa besar rasio ini, perusahaan sebaiknya memiliki rasio minimal dua banding satu (2 : 1) atau aktiva lancar dua kali lipat dari kewajiban jangka pendeknya. 2. Fleksibilitas Keuangan, ukuran yang lebih bersifat jangka panjang dan menyediakan informasi mengenai fleksibilitas keuangan adalah rasio cakupan hutang tunai. Rasio ini mengindentifikasi kemampuan perusahaan untuk membayar kembali kewajibannya dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi. Kas bersih yang Disediakan oleh aktivitas operasi : Total kewajiban Lancar ratarata = Rasio cakupan hutang tunai Tunai Tahun 2010 tampak bahwa PT Putera Bara Mitra sebesar Rp 0,84 yang berarti setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh Rp 0,84 aktiva lancar. Total kewajiban lancar rata-rata sebesar Rp 374.201.337,50 diperoleh dari total utang tahun 2009 ditambah dengan total utang tahun2010 dibagi 2. Tahun 2010 Rp 315.247.818,00 : Rp 374.201.337,50 = Rp 0,84 rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya hutang jangka pendek, walaupun tidak ada patokan tentang berapa besar rasio ini, perusahaan sebaikknya memiliki rasio minimal dua banding satu (2 : 1) atau aktiva lancar dua kali lipat dari kewajiban jangka pendeknya sehingga arus kas tidak fleksibel. 3. Arus kas bebas, cara memeriksa fleksibilitas keuangan perusahaan adalah mengembangkan analisis arus kas bebas. Analisis ini dimulai dengan 202 kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dan berakhir pada arus kas bebas. Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tahun 2010 Rp 315.247.818,00 Dikurangi Aktivitas Investasi Rp 37.844.100,00) Aktivitas Pendanaan Rp 202.956.597,00) Arus kas bebas Rp 74.447.121,00 Analisis ini menunjukan bahwa PT Putera Bara Mitra memiliki kas positif dan substansial sebesar Rp 315.247.818,00 yang disediakan oleh aktivitas operasi. PT Putera Bara Mitra melaporkan dalam laporan arus kasnya bahwa perusahaan telah melakukan pembelian aktiva seharga Rp 37.844.100,00. Selanjutnya aktifitas pendanaan dikurangkan untuk mendapatkan arus kas bebas walaupun dapat memotong pendanaan sebesar Rp 202.956.597,00 , namun perusahaan hanya akan melakukan hal ini dalam keadaan darurat. PT Putera Bara Mitra memiliki arus kas yang tidak cukup untuk memenuhi pembayaran deviden dan dengan demikian mempunyai fleksibilitas keuangan yang kurang memuaskan. KESIMPULAN 1. Selama berdiri PT. Putera Bara Mitra belum pernah melakukan penyusunan dan analisa terhadap laporan arus kas yang sesuai dengan PSAK No 2 tahun 2007 karena perusahaan beranggapan bahwa informasi yang diperlukannya hanya cukup dari laporan keuangan yang terdiri dari atas neraca dan laporan rugi laba.. 2. Dengan melakukan Penyusunan arus kas dan analisisnya yang sesuai dengan PSAK No. 7 tahun 2007 maka laporan arus kas dan analisinya tersebut dapat dipergunakan oleh PT. Putera Bara Mitra sebagai dasar manajemen untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai arus kas dan juga manajemen perusahaan dapat menaksir kebutuhan kas dan setara kas dimasa yang akan datang, serta kemungkinan sumber-sumber kas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan sehingga perusahaan akan bekerja lebih optimal. SARAN 1. Perusahaan sebaiknya membuat dan menusun laporan arus kas untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat menghasilkan kas serta kepastian perolehannya. 2. Dalam pembuatan laporan arus kas sebaiknya metode tidak langsung atau metode langsung, karena dalam metode ini cukup dengan melakukan perbandingan neraca dan perhitungan laba rugi masa lalu dan masa sekarang. 3. Para pengelola diharapkan mampu meningkatkan kualitas manajerial yang dimiliki sehingga dapat memaksimalkan usahanya dalam memperkenalkan usaha perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Baridwan. (2007). Tujuan laporan arus kas. Analisa laporan keuangan Indonesia, I. A. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kieso E. Donald, J. J. (2007). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Salemba Empat. Noreen. (2007). laporan arus kas. Standar akuntansi keuangan , 760. Sigit, S. (1980). Pengertian Pemasaran. 5. Simamora. (2007). Pengertian Laporan Arus Kas. Teory akuntansi laporan keuangan , 372. Swastha, B. (1987). Pemasaran. 10. Swastha, B. (1987). Pengertian Pemasaran. 4. Wild Jhon J, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke sepuluh, Cetakan Pertama, : Salemba Empat. Jakarta