1.1 Latar Belakang Penyusunan laporan arus kas dapat membantu

advertisement
PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS DAN ANALISISNYA PADA
PT. BARA MITRA BANJARMASIN
Ibnu Sutomo
ABSTRAKSI
Penyusunan Laporan Arus Kas Dan Analisisnya Pada PT. Putra Bara Mitra
Banjarmasin. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penyusunan
laporan arus kas dan Analisisnya yang selama ini diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra,
bagaimana laporan arus kas dan analisisnya yang seharusnya diterapkan pada PT. Putera
Bara Mitra.
Teknik analisa data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan dasar dasar
teoritis akuntansi manajemen yang menggunakan rumus atau aturan aturan yang ada
sesuai dengan pendekatan penelitian yang kemudian yang ditarik suatu kesimpulan yang
objektif dan relevan dengan masalah yang dibahas.
Pembahasan dalam penelitian ini diketahui selama berdiri PT. Putera Bara Mitra
belum pernah melakukan penyusunan dan analisa terhadap laporan arus kas yang sesuai
dengan PSAK No 2 tahun 2007 karena perusahaan beranggapan bahwa informasi yang
diperlukannya hanya cukup dari laporan keuangan yang terdiri dari atas neraca dan
laporan rugi laba. Dengan melakukan Penyusunan arus kas dan analisisnya yang sesuai
dengan PSAK No. 7 tahun 2007 maka laporan arus kas dan analisinya tersebut dapat
dipergunakan oleh PT. Putera Bara Mitra sebagai dasar manajemen untuk mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai arus kas dan juga manajemen perusahaan dapat menaksir
kebutuhan kas dan setara kas dimasa yang akan datang, serta kemungkinan sumbersumber kas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan sehingga perusahaan akan bekerja
lebih optimal.
Kata Kunci: Penyusunan Laporan Arus Kas
penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia (2007 : 2.1). Laporan arus kas
adalah arus kas masuk dan arus keluar kas
atau setara kas. Dari laporan akan
memberikan informasi tentang arus kas
suatu perusahaan yang berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar
untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas
dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Dalam
pengambilan keputusan ekonomi, para
pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
1.1 Latar Belakang
Penyusunan laporan arus kas
dapat membantu untuk mengetahui jumlah
seluruh dana yang dikeluarkan untuk
kegiatan usaha agar dana tersebut tidak
dapat dipergunakan secara bebas oleh
pihak pihak tertentu. Penyajian laporan arus
kas mempunyai tujuan utama untuk
memberikan
informasi
yang
relevan
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
dalam
periode tertentu
dan dapat
memberikan informasi historis mengenai
kas dan setara kas perusahaan. Laporan
keuangan merupakan alat yang sangat
181
182
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian perolehannya.
PT. Putera Bara Mitra adalah
suatu perusahaan yang bergerak dibidang
perdagangan besar ( Batubara ). Saat ini
PT. Putera Bara Mitra telah banyak
menangani proyek proyek, Kegiatan
penjualan yang selama ini dilakukan oleh
perusahaan
berupaya
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan
penjualan dalam rangka mempertahankan
kontinuitas usahanya, oleh sebab itu untuk
menunjang semua kegiatan dan tujuan
perusahaan, maka dituntut untuk dapat
menjalankan usahanya secara berdaya
guna dan berhasil guna melalui pengaturan
system administrasi yang lancar, khususnya
menyangkut bidang financial ( dalam hal ini
disajikan dalam bentuk neraca dan laporan
laba rugi ).
Oleh karena itu perlu suatu
informasi akuntansi yang akurat sebagai
dasar pengambilan keputusan ekonomi bagi
terciptanya tujuan perusahaan. Salah satu
harta perusahaan yang memegang peranan
penting
dalam
kelancaran
kegiatan
operasionalnya adalah kas. Kas adalah
harta yang paling likuid dan merupakan
media pertukaran yang baku. Secara nyata
keadaan jumlah kas yang dimiliki suatu
perusahaan menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajibanya
pada saat jatuh tempo.
Perusahaan selama ini dalam
menyajikan
laporan
keuangan
tidak
membuat laporan arus kas, sehingga tidak
dapat mengetahui secara pasti darimana
sumber kas diperoleh, kemana saja, atau
untuk apa saja penggunaan kas tersebut.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya penyelewengan terhadap kas,
sehingga dapat membantu perusahaan
dalam meningkatkan laba. Dampak dari
masalah tersebut adalah perusahaan tidak
dapat
memberikan
informasi
yang
memungkinkan pemakai laporan keuangan
untuk mengevaluasi perubahan dalam
aktiva bersih serta struktur keuangan
perusahaan. Masalah ini penting untuk
dipecahkan
agar
perusahaan
dapat
mengambil keputusan dengan tepat dan
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penyusunan laporan
arus kas dan Analisisnya
yang
selama ini diterapkan pada PT.
Putera Bara Mitra
2. Bagaimana laporan arus kas dan
analisisnya
yang
seharusnya
diterapkan pada PT. Putera Bara
Mitra
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai
didalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
1. Mengetahui penyusunan laporan arus
kas dan analisisnya yang selama ini
diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra
2. Mengetahui laporan arus kas dan
analisisnya
yang
seharusnya
diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra.
Manfaat Penelitian
Aspek Akademis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan pengetahuan
dan dapat menjadi bahan referensi
khususnya untuk mengkaji topik-topik
yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam skripsi ini.
Aspek Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan untuk dijadikan
bahan masukan untuk kemajuan
perusahaan tersebut terutama dalam
penilaian posisi keuangan perusahaan
dengan menggunakan analisis laporan
arus kas.
Aspek Ilmu Pengetahuan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sumbangan pemikiran guna
meningkatkan,
memperluas
serta
memantapkan wawasan bagi khalayak
umum.
Pengertian Laporan Keuangan
183
Menurut
Standar
Akuntansi
Keuangan (2007;2) pengertian laporan
keuangan adalah Laporan Keuangan
merupakan
bagian
dari
proses
pelaporan keuangan yang lengkap,
dan
biasanya
meliputi,
neraca,
laporan laba rugi, laporan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam
beberapa cara, laporan arus kas
dan laporan arus dana), catatan dan
laporan
lain
serta
materi
penjelasan yang merupakan bagian
integral
dari
laporan
keuangan,
disamping itu juga segmen industri dan
georgafis
serta
pengungkapan
perubahan harga.
Menurut
Munawir
(2002:2)
Pengertian Laporan Keuangan adalah
Laporan keuangan hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan
atau
aktifitas
suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data dan
aktifitas perusahaan tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat
dikatakan bahwa laporan keuangan
merupakan suatu daftar yang digunakan
sebagai alat untuk menginformasikan
kondisi keuangan pada periode tertentu,
yang terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, Laporan
ekuitas,
laporan
perubahan posisi keuangan serta
catatan atas laporan keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan
laporan
keuangan
menurut APB Statement No. 4,
Sumber:
Harahap
(2007;133), adalah :
Tujuan Umum
Menyajikan laporan posisi keuangan,
serta hasil usaha dan perubahan posisi
keuangan secara wajar sesuai prinsip
akuntansi yang diterima.
Tujuan Khusus
Memberikan informasi tentang kekayaan,
kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi
laba,
perubahan
kekayaan,
dan
kewajiban serta informasi lainnya yang
relevan.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2007;2)
mengemukakan bahwa Tujuan Laporan
Keuangan
adalah
menyediakan
informasi
menyangkut
posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna
dalam
pengambilan
keputusan ekonomi.
Informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan
sangat
diperlukan
untuk
dapat
mengevaluasi
atas
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas
(dan setara kas), dan waktu serta
kepastian dari hasil tersebut.Posisi
keuangan perusahaan dipengaruhi oleh
sumber daya yang dikendalikan, struktur
keuangan, likuiditas dan solvabilitas
serta kemampuan beradaptasi dengan
perubahan lingkungan.
Informasi kinerja perusahaan, terutama
porfitabilitas diperlukan untuk menilai
perubahan
potensi
sumber
daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan
di masa depan, sehigga dapat
memprediksi
kapasitas
perusahaan
dalam menghasilkan kas (dan setara
kas) serta untuk merumuskan efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan
tambahan sumber daya. Informasi
perubahan
posisi
keuangan
perusahaan bermanfaat untuk menilai
aktivitas, pendanaan dan operasi
perusahaan
selama
periode
pelaporan. Selain
berguna
untuk
menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas (dan setara
kas), informasi ini juga berguna untuk
menilai kebutuhan perusahaan dalam
memanfaatkan arus kas.
Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai Laporan Keuangan menurut
Prastowo dan Juliaty
(2005;4-5)
meliputi :
a. Investor
184
b.
c.
d.
e.
f.
Para investor (dan penasehatnya)
berkepentingan terhadap resiko
yang
melekat
dan
hasil
pengembangan dari investasi yang
dilakukannya.
Investor
ini
membutuhkan
informasi untuk
membantu menentukan apakah
harus membeli, menahan atau
menjual investasi tersebut. Selain
itu, mereka juga tertarik pada
informasi
yang
memungkinkan
melakukan
penilaian
terhadap
kemampuan perusahaan dalam
membayar deviden.
Kreditor
Para
kreditor
tertarik
dengan
informasi
keuangan
yang
memungkinkan
mereka
untuk
memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
Pemasok dan kreditor usahan
lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang
memungkinkan
mereka
untuk
memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibaya pada saat
jatuh
tempo.
Kreditur
usaha
berkepentingan pada perusahaan
dalam tenggang waktu yang lebih
pendek dibanding kreditor.
Shareholder’s (para pemengang
saham)
Para
pemegang
saham
berkepentingan dengan informasi
mengenai kemajuan perusahaan,
pembagian keuntungan yang akan
diperoleh, dan penambahan modal
untuk business plan selanjutnya.
Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan
dengan
informasi
mengenai
kelangsungan hidup perusahaan,
terutama jika mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan
atau bergantung pada perusahaan.
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga
yang
berada
di
bawah
kekuasaannya
berkepentingan
dengan alokasi sumber daya dan
oleh karenanya berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Selain
itu, mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan
pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun
statistik
pendapatan
nasional dan stastistik lainnya.
g. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok
yang mewakilinya tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan
profitabilitas
perusahaan.Mereka
juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka melakukan
penilaian
atas
kemampuan
perusahaan dalam memberikan
balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
h. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota
masyarakat dalam berbagai cara,
seperti pemberian kontribusi pada
perekonomian nasional, termasuk
jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada para penanam
modal domestik. Laporan keuangan
dapat
membantu
masyarakat
dengan
menyediakan
informasi
kecenderungan
(trend)
dan
perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan
serta
rangkaian
aktivitasnya.
Komponen-Komponen Laporan
Keuangan
Laporan
keuangan
yang
lengkap menurut Standar Akuntansi
Keuangan(2007;12) meliputi :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Komponen-komponen
dari
laporan keuangan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Neraca
185
Untuk
dapat
menggambarkan
posisi keuangan perusahaan pada
saat tertentu, neraca mempunyai tiga
unsur
keuangan,
yaitu
aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Masingmasing
unsur
ini
dapat
disubklasifikasikan sebagai berikut :
1) Aktiva, yang merupakan sumber
daya yang dikuasai perusahaan
dapat disubklasifikasikan lebih jauh
mejadi lima sub-klasifikasi aktiva,
yaitu
a. Aktiva lancar, yaitu yang
manfaat
ekonominya
diharapkan akan diperoleh
dalam waktu satu tahun
kurang (atau siklus operasi
normal) misalnya kas, surat
berharga, persediaan, piutang
dan persekot biaya.
b. Investasi jangka panjang, yaitu
penanaman
modal
yang
biasanya dilakukan dengan
tujuan
untuk
memperoleh
penghasilan tetap atau untuk
menguasai perusahaan lain
dan jangka waktunya lebih dari
satu tahun, misalnya investasi
saham, investasi obligasi
c. Aktiva tetap, yaitu aktiva yang
memiliki substansi (wujud)
fisik, digunakan dalam operasi
normal
perusahaan
(tidak
dimaksudkan untuk dijual) dan
memberikan manfaat ekonomi
lebih
dari
satu
tahun.
Termasuk
dalam
subklasifikasi aktiva ini antara lain
tanah, gedung, kendaraan dan
mesin serta peralatan.
d. Aktiva yang tidak berwujud,
yaitu
aktiva
yang
tidak
mempunyai substansi fisik dan
biasanya berupa hak atau hak
istimewa yang memberikan
manfaat
ekonomi
bagi
perusahaan
untuk
jangka
waktu lebih dari satu tahun.
Termasuk
dalam
subklasifikasi aktiva ini misalnya
patent,
royalti,
copyright
(hakcipta), trade name/trade
mark (merek, nama dagang)
franchise dan license (lisensi)
e. Aktiva lain-lain, yaitu aktiva
yang tidak dapat dimasukkan
ke dalam salah satu dari
empat sub-klasifikasi tersebut,
misalnya beban ditangguhkan,
piutang
kepala
direksi,
deposito, pinjaman karyawan.
2) Kewajiban yang merupakan utang
perusahaan masa kini dapat
disubklasifikasikan
lebih
jauh
mejadi tiga sub-klasifikasi, yaitu :
a. Kewajiban
lancar,
yaitu
kewajiban
yang
penyelesaiannya diharapkan
akan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya
perusahaan (yang memiliki
manfaat
ekonomi)
dalam
jangka waktu satu tahun atau
kurang (atau siklus operasi
normal)
Termasuk
dalam
kategori kewajiban ini misalnya
utang dagang, utang wesel,
utang gaji, dan upah, utang
pajak, dan utang biaya atau
beban lainnya yang belum
dibayar.
b. Kewajiban jangka panjang,
yaitu
kewajiban
yang
penyelesaiannya diharapkan
akan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya
perusahaan (yang memiliki
manfaat
ekonomi)
dalam
jangka waktu lebih dari satu
tahun.
Termasuk
dalam
kaategori
kewajiban
ini
misalnya utang obligasi, utang
hipotik, dan utang bank atau
kredit investasi.
c. Kewajiban
lain-lain,
yaitu
kewajiban yang tidak dapat
dikategorikan ke dalam salah
satu sub-klasifikasi kewajiban
tersebut, misalnya utang pada
direksi,
utang
kepala
pemegang saham.
186
3) Ekuitas, yaitu merupakan bagian
hak pemilik dalam perusahaan
yang merupakan selisih antara
aktiva dan kewajiban yang ada,
Unsur
ekuitas
ini
dapat
disubklasifikasikan lebih jauh
menjadi dua sub klasifikasi, yaitu :
a. Ekuitas yang berasal dari
setoran
pemilik,
misalnya
modal saham (termasuk agio
saham bila ada)
b. Ekuitas yang berasal dari hasil
operasi, yaitu laba yang tidak
dibagikan kepada para pemilik,
misalnya
dalam
bentuk
deviden, (ditahan)
Laporan Laba-Rugi
Untuk
dapat
menggambarkan
informasi
mengenai
potensi
(kemampuan)
perusahaan
dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu (kinerja), laporan
laba rugi mempunyai dua unsur, yaitu
penghasilan dan beban, yang
dijelaskan sebagai berikut :
1) Penghasilan
(income)
yang
diartikan sebagai kenaikan manfaat
ekonomi dalam bentuk pemasukan
atau peningkatan aktiva atau
penurunan
kewajiban
(yang
menyebabkan kenaikan ekuitas
selain yang berasal dari kontribusi
pemilik)
perusahaan
selama
periode tertentu dapat disubklasifikasikan meliputi:
a. Pendapatan (revenues), yaitu
penghasilan yang timbul dalam
pelaksanaan
aktivitas
yang
biasa dan yang dikenal dengan
sebutan yang berbeda, seperti
misalnya
penjualan
barang
dagangan, penghasilan jasa
(fees),
pendapatan
bunga,
pendapatan deviden, royalties
dan sewa.
b. Keuntungan (gains), yaitu pos
lain yang memenuhi definisi
penghasilan dan mungkin timbul
atau
tidak
timbul
dalam
pelaksanaan
aktifitas
perusahaan yang rutin misalnya
pos
yang
timbul
dalam
pengalihan
aktiva
lancar,
revaluasi sekuritas, kenaikan
jumlah aktiva jangka panjang.
2) Beban (expense) yang diartikan
sebagai
penurunan
manfaat
ekonomi dalam bentuk arus keluar,
penurunan aktiva, atau kewajiban
(yang menyebabkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian
kepada
pemilik)
perusahaan
selama
periode
tertentu dapat disub-klasifikasikan
menjadi :
a. Beban yang timbul dalam
pelaksanaan
aktivitas
perusahaan yang biasa (yang
biasanya arus keluar atau
berkurangnya aktiva seperti
kas, persediaan, aktiva tetap)
yang meliputi misalnya harga
pokok penjualan, gaji dan
upah penyusutan.
b. Kerugian yang mencerminkan
pos lain yang memenuhi
definisi beban yang timbul atau
tidak timbul dari aktivitas
perusahaan
yang
jarang
terjadi, misalnya rugi karena
bencana kebakaran, banjir
atau pelepasan aktiva tidak
lancar.
Pengertian laporan arus kas
Laporan arus kas adalah
suatu laporan yang memperlihatkan
bagaimana
aktivitas
operasi,
investasi,
dan
pendanaan
mempengaruhi kas selama periode
akuntansi,
serta
menjelaskan
tentang kenaikan atau penurunan
kas bersih selama periode akuntansi
tersebut. (Simamora, 2007)
Laporan arus kas adalah salah
satu dari kegiatan dari tiga laporan
keuangan utama yang disusun oleh
suatu organisasi. Laporan tersebut
menjelaskan bagaimanakah kas
tersebut dihasilkan dan digunakan
selama satu periode. Laporan arus
187
kas digunakan secara luas sebagai
alat untuk menafsir kesehatan
financial suatu organisasi. (Noreen,
2007)
Berdasarkan beberapa pendapat
mengenai laporan arus kas diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa
laporan
arus
kas
merupakan
komponen
dasar
dari
laporan
keuangan
yang
memberikan
informasi arus kas yang diperoleh
dari aktivitas aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan sehingga
dapat menafsir kesehatan financial
suatu organisasi.
Uang
tunai
atau
cash
merupakan saldo sisa dari arus kas
masuk dikurangi arus kas keluar
yang berasal dari periode-periode
lalu. Arus kas bersih (net cash flow)
mengacu pada arus kas masuk
dikurangi arus kas keluar pada
periode berjalan. Arus kas berbeda
dengan ukuran kinerja akrual. Ukuran
arus kas mengakui arus masuk saat
kas
diterima
walaupun
belum
dihasilkan, dan mengakui arus keluar
saat kas dibayarkan walaupun beban
belum terjadi. Laporan arus kas
melaporkan ukuran arus kas untuk
tiga aktivitas utama dalam bisnis
yaitu
operasi,
investasi,
dan
pendanaan.
Secara umum, informasi arus kas
membantu untuk menilai kemampuan
peusahaan
dalam
memenuhi
kewajibannya, membayar dividen,
meningkatkan
kapasitas,
dan
mendapatkan pendanaan. Informasi
arus kas juga membantu dalam
menilai
kualitas
laba
dan
ketergantungan laba pada estimasi
dan asumsi tentang arus kas di masa
depan. Tujuan laporan arus aks
adalah menyediakan informasi arus
kas masuk dan arus kas keluar untuk
satu periode
.
Tujuan dan kegunaan laporan arus kas
Laporan arus kas dapat memberikan
informasi mengenai penerimaan kas dan
pembayaran kas suatu kesatuan selama
satu periode. Tujuan kedua dari laporan
arus kas memberikan informasi atas dasar
kas mengenai aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaanya. (Kieso E. Donald, 2007)
Tujuan utama dari laporan arus
kas adalah memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas suatu
kesatuan selama satu periode. Tujuan
keduanya adalah memberikan informasi
atas dasar kas mengenai aktivitas operasi,
investasi dan pendanaanya, informasi yang
diberikan dalam suatu laporan arus kas, jika
digunakan dengan pengungkapan yang
berkaitan dengan laporan keuangan lain,
harus membantu investor, kreditor dan
pihak lain untuk sebagai berikut :
1. Menilai
kemampuan
perusahaan
menghasilkan arus kas bersih masa
depan
2. Menilai
kemampuan
perusahaan
memenuhi kewajibanya, kemampuanya
membayar dividen, dan kebutuhanya
untuk pendanaan ekstren.
3. Menilai alas an perbedaan antara laba
bersih
dan
penerimaan
serta
pembayaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh pada posisi keuangan
suatu
perusahaan
dari
transaksi
investasi dan pendanaan kas dan non
kasnya selama satu periode. (Baridwan,
2007)
Berdasarkan beberapa pendapat
mengenai laporan arus kas diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas
dapat memberikan informasi atas dasar kas
mengenai
operasi,
investasi,
dan
pendanaanya,
sebagai
informasi
penerimaan kas dan pembayaran kas suatu
kesatuan selama satu periode, dan juga
dapat memberikan informasi arus kas
berguna untuk meneliti kecermatan dari
taksiran arus kas masa depan.
Penyusunan Laporan Arus Kas
Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:24.)
berpendapat mengenai metode langsung
yaitu
Perusahaan
dianjurkan
untuk
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
dengan menggunakan metode langsung.
188
Metode
langsung
dapat
menghasilkan informasi yang berguna
dalam mengestimasi arus kas masa depan
yang tidak dapat dihasilkan dengan metode
tidak langsung. Dengan menggunakan
metode langsung informasi mengenai
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto dapat diperoleh.Hal ini sangat
berguna bagi para pemakai laporan
keuangan karena dapat menjelaskan aliran
kas masuk dank as keluar secara jelas.
a. Metode tak langsung (indirect method)
Dengan menggunakan metode
tidak langsung, penyajian laporan arus
kas dimulai dari laba rugi bersih dan
selanjutnya
disesuaikan
dengan
menambah
atau
mengurangi
perubahan
pos-pos
yang
mempengaruhi kegiatan operasional
seperti penyusutan, naik turun pos
aktiva dan utang lancar.
Berikut
ini
adalah
contoh
penyusunan laporan arus kas dengan
menggunakan metode langsung (Tabel
2.1.) dan metode tidak langsung (Tabel
2.2.)
Tabel 1
Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX
Arus Kas dan Aktivasi Operasi
Penerimaan kas dari pelangganxxx
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan(xxx)
Kas yang dihasilkan operasi
xxx
Pembayaran bunga
(xxx)
Pembayaran pajak penghasilan(xxx)
Arus kas sebelum pos luar biasaxxx
Hasil dari asuransi gempa bumixxx
Arus
kas
bersih
dari
aktivitas
operasi
xxx
Arus Kas dari Akrivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas
(xxx)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan
(xxx)
Hasil dari penjualan peralatan
Penerimaan bunga
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No 2 (2007;220)
xxx
xxx
Tabel .2.
Contoh Laporan Arus Kas Metode Tidak langsung
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasaxxx
Penyesuaian untuk :
Penyesuaianxxx
Kerugian selisih kursxxx
Penghasilan investasi
Beban bungaxxx
Laba operasi sebelum perubahan modal kerjaxxx
Kenaikan piutang dagang dan piutang lain
Penurunan persediaan
Penurunan hutang dagang(xxx)
Kas yang dihasilkan operasi
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan(xxx)
Arus kas sebelum pos luar biasa
Hasil dari asuransi gempa bumixxx
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No 2 (2007;221)
Menyiapkan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan
campuran antara laporan laba rugi
dengan neraca. Laba bersih mulamula disesuaikan untuk penghasilan
dan
beban
nonkas
untuk
menghasilkan laba kas. Laba kas ini
kemudian disesuaikan untuk kas yang
dihasilkan
dan
digunakan
oleh
transaksi neraca untuk menghasilkan
arus kas dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.
Titik awal laporan arus kas
adalah laba bersih yang mula-mula
disesuaikan untuk beban penyusutan
dan amortisasi nonkas. Proses
penyusutan
kemudian
mengalokasikan
biaya
perolehan
selama masa manfaatnya unuk
menandingkan
beban
terhadap
pendapatan yang dihasilkan oleh
aktiva yang bersangkutan. Karena
laporan arus kas berfokus pada arus
189
kas, beban nonkas yang diakui dalam
perhitungan
laba
besih
harus
dihilangkan,
yaitu
dengan
menambahkan
kembali
beban
penyusutan
dan
amortisasi.
Penambahan beban penyusutan dan
amotisasi tersebut tidak meningkatkan
arus kas operasi melainkan hanya
menghapuskan
beban
yang
dikurangkan dalam perhitungan laba
bersih. Cara yang sama juga
digunakan unuk menyesuaikan laba
bersih
terhadap
keuntungan
(kerugian) penjualan aktiva. Tujuan
penyesuaian ini bukanlah untuk
mengeleminasi keuntungan (kerugian)
secara
keseluruhan,
melainkan
memindahkannya dari bagian operasi
laporan arus kas. Arus kas masuk dari
penjualan aktiva disajikan dalam arus
kas bersih dari aktivitas investasi.
Penyesuaian terakhir adalah analisis
kas yang dihasilkan oleh perubahan
dalam aktiva lancar dan kewajiban
lancar.
2.2.1
Analisis Arus Kas
Kondisi perusahaan antara yang
satu dengan lainnya berbeda, oleh
karena itu sulit untuk merumuskan
analisis arus kas yang standar.
analisis
laporan
arus
kas
memungkinkan kita untuk menilai
kualitas keputusan manajemen dari
waktu ke waktu dan dampaknya pada
hasil operasi dan posisi keuangan
perusahaan. Kesimpulan analisis arus
kas meliputi kesimpulan dimana
manajemen meletakkan komitmen
sumber dayanya, dimana manajemen
mengurangi investasi, dari mana kas
tambahan dihasilkan, dan dimana
klaim atas perusahaan dikurangi.
kesimpulan juga terkait dengan
penggunaan laba dan pilihan investasi
arus kas. analisis juga memungkinkan
kita untuk menyimpulkan ukuran,
komposisi, pola, dan kestabilan arus
kas
operasi,
operasi
yang
menguntungkan
menghasilkan
pemulihan kas melebihi jumlah yang
diinvestasikan,
dan
sebagai
konsekuensinya meningkatkan arus
kas masuk. sedangkan kerugian
memberikan hasil yang sebaliknya,
kesimpulan harus juga meliputi
penjualan untuk variasi segmentasi
arus kas. komponen arus kas sering
kali menunjukkan petunjuk penting
tentang stabilitas sumber kas.
Menganalisa laporan arus kas
diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai keadaan kas serta hasil yang
telah dicapai secara kuantatif untuk
diberikan kepada semua pihak yang
berkepantingan dalam perusahaan. Alat
analisa yang dapat digunakan untuk
menganalisa laporan arus kas adalah
likuiditas keuangan, fleksibilitas keuangan,
dan arus kas bebas, seperti yang
diterapkan oleh Kieso dan Weygandt
(2002:243):
1.
Likuiditas Keuangan
Rasio
yang
dapat
digunakan untuk menilai likuiditas
adalah rasio cakupan hutang tunai
lancar. Rasio ini mengindikasikan
apakah perusahaan dapat melunasi
kewajiban lancarnya dalam tahun
tertentu dari operasinya.
Rumus rasio ini adalah sebagai
berikut:
Kas bersih yang
Disediakan oleh
Aktivitas operasi
:
Kewajib
an
lancar
rata rata
=
Rasio
cukupan
hutang tunai
lancar
2. Fleksibilitas Keuangan
Ukuran yang lebih bersifat
jangka panjang dan menyediakan
informasi
mengenai
fleksibilitas
keuangan adalah rasio cakupan
hutang
tunai.
Rasio
ini
mengindikasikan
kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali
kewajibannya dengan kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi,
tanpa harus melikuidasi aktiva yang
dipakai dalam operasi.
Kas bersih yang
disediakan oleh
aktivitas operasi
Total
Kewajiban
rata-rata
Rasio
cakupan
hutang tunai
190
3. Arus Kas Bebas
Analisis ini di mulai dengan kas
bersih yang disediakan oleh aktivitas
operasi dan berakhir pada arus kas
bebas, yang dihitung sebagai kas
bersih yang disediakan oleh aktivitas
operasi dikurangi dengan pengeluaran
model dan deviden.
Menurut Wild et al. (2005:18):
Dalam mengestimasi tren, gunakan total
sumber dan pengunaan kas selama
beberapa tahun, karena angka atau
kuartalan sering kali terlalu pendek untuk
menghasilkan
kesimpulan
bermakna,
sebagai contoh pendanaan untuk proyek
besar sering melewati beberapa periode.
Saat
mengevaluasi
sumber
dan
penggunaan dana, analisis harus berfokus
pada pertanyaan – pertanyaan seperti :
1. Apakah penggantian aktiva didanai oleh
dana internal atau eksernal.
2. Dari manakah sumber pendanaan untuk
ekspansi dan akuisisi bisnis
3. Apakah perusahaan bergantung pada
perusahaan eksternal
4. Apakah kebutuhan dan kesempatan
investasi perusahaan
5. Apakah kebijakan manajerial sangat
sensitif terhadap arus kas.
2.2.6 Klasifikasi Laporan Arus Kas
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
(2007 : 3.3) bahwa laporan arus kas,
diklarifikasikan berdasar :
1. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas
penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenueproducing activities) dan aktivitas
lainnya yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan. Jumlah arus kas
yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan
indicator
yang
menentukan
apakah
dri
operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman,
a.
b.
c.
d.
e.
2.
memelihara kemampuan operasi
Rasio cakupan
perusahaan,
,membayar deviden
danhutang
melakukan
tunai investasi baru
tanpa
mengandalkan
pada
sumber pendanaan dari luar
informasi
mengenai
unsure
tertentu arus kas historis bersama
dngan informasi lain, berguna
dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan.Arus kas
dari aktivitas operasi terutama di
perusahaan
dari
aktivitas
penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu, arus
kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan
peristiwa
lain
yang
mempengaruhi penetapan laba
atau rugi bersih, antara lain :
Penerimaan kas dari penjualan
barang dan jasa.
Penerimaan kas dari royalty,
komisi dan pendapatan lain.
Pembayaran
kas
kepada
pemasok barang dan jasa.
Pembayaran
kas
kepada
karyawan.
Penerimaan dan pembayaran kas
oleh
perusahaan
asuransi
sehubungan dengan premi, klaim
dan lain-lain.
Aktivitas Investasi
Aktivitas
investasi
adalah
perolehan dan pelepasan aktiva
jangka panjang serta investasi lain
yang tidak termasuk setara kas.
Beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi
adalah :
a. Prmbayaran
kas
untuk
membeli aktiva tetap, aktiva
tidak terwujud, dan aktiva
jangka
panjang
lainnya, dan aktiva tetap
yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan
kas
dari
penjualan tanah, bangunan
dan
peralatan,aktiva
tak
berwujud, dan aktiva jangka
panjang lainnya.
191
c. Uang muka dan pinjaman
yang diberikan kepada pihak
lain
serta
pelunasannya
(kecuali yang dilakukan oleh
lembaga keuangan).
3. Aktiva Pendanaan (Financing)
Aktiva
pendanaan
adalah
aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman
perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas pendanaan
antara lain :
a. Penerimaan kas dari emisi
saham atau instrument modal
lainnya.
b. Pembayaran kas kepada
para pemegang saham untuk
menarik
atau
menebus
saham perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi
obligasi, pinjaman, wesel,
hipotik dan pinjaman lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran
kas
oleh
penyewa guna usaha untuk
mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa
guna usaha pembiayaan.
Menurut
Harahap (2007 :
218)
memberikan
penjelasan
pengklasifikasian
Laporan arus kas sebagai berikut :
1. Arus kas dari kegiatan Investasi
Yang termasuk dalam arus kas
kegiatan
investasi
adalah
menerima
dan
menagih
pinjaman, hutang surat-surat
berharga atau modal, aktiva
tetap, dan aktiva produktif
lainnya yang digunakan dalam
proses produksi.
Contoh arus kas masuk dari
kegiatan investasi :
a. Penerimaan pinjaman dari pihak
luar baik yang masih baru
maupun yang sudah lama.
b. Penjualan saham baik saham
sendiri maupun saham dalam
bentuk investasi.
c. Perolehan aktiva tetap dan
aktiva
produktif
lainnya.
Pengertian perolehan disini
termasuk harga pembelian dan
capital expenditure.
2. Arus
Kas
dari
Kegiatan
Pembiayaan
Yang
termasuk
kegiatan
pembiayaan adalah kegiatan
untuk mendapatkan sumbersumber
dana
tersebut,
melakukan pinjaman jangka
panjang
untuk
membayar
hutang tertentu.
Contoh arus kas masuk dari
kegiatan pembiayaan :
a. Penerimaan dan pengeluaran
surat berharga dalam bentuk
equitas.
b. Penerimaan dan pengeluaran
obligasi, hipoti, wesel, dan
pinjaman
jangka
pendek
lainnya.
c. Pembayaran
deviden
atau
bunga kepada pemilik akibat
adanya surat berharga tadi.
d. Pembayaran hutang kepada
kreditur
yang
sudah
diperpanjang.
3. Arus Kas dari Kegiatan Operasi
perusahaan
Yang termasuk dalam kelompok
ini adalah seluruh transaksi dan
peristiwa-peristiwa lain yang
tidak dapat dianggap sebagai
kegiatan
investasi
dan
pendanaan..
Contoh arus kas masuk dari
kegiatan operasi :
a. Penerimaan kas dari penjualan
barang dan jasa termasuk
penerimaan
piutang
akibat
penjualan baik jangka panjang
maupun jangka pendek.
b. Penerimaan
dari
bunga
pinjaman atas penerimaan dari
surat berharga lainnya bunga
atau deviden.
c. Semua penerimaan yang bukan
berasall dari sebagian yang
sudah
dimasukkan
dalam
192
kelompok
investasi
dan
pembiayaan, seperti karena
kerusakan
gedung
dan
pengembalian dari supplier
Contoh
arus kas keluar dari
kegiatan operasi :
a. Pembayaran kas masuk untuk
membeli bahan yang digunakan
untuk produksi jangka panjang
kepada supplier.
b. Pembayaran
kas
kepada
supplier lain dan pegawai untuk
kegiatan selain produksi dan
jasa.
c. Pembayaran
kas
kepada
pemerintah untuk pajak, denda
dan kewajiban lainnya.
d. Pembayaran kepada pemberian
pinjaman kredit lainnya berupa
bunga.
e. Seluruh pembayaran kas yang tidak
berasal dari transaksi investasi.
Menurut Wild et al. (2005 : 5) :
Laporan arus kas melaporkan
penerimaan kas dan pembayaran
kas berdasarkan aktivitas operasi,
aktvitas investasi, dan aktivitas
pendanaan
yang
merupakan
aktivitas
utama
dalam
bisnis
perusahaan, yaitu :
1. Aktivitas operasi, merupakan
aktivitas
perusahaan
yang
terkait dengan laba. Selain
pendapatan dan beban yang di
sajikan dalam laporan laba rugi.
2. Aktivitas Investasi, merupakan
cara untuk memperoleh dan
menghentikan aktiva non kas.
Aktivitas ini meliputi aktiva yang
diharapkan untuk menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan
3. Aktiva Pendanaan, merupakan
cara untuk mendistribusikan,
menarik dan mendapatkan dana
untuk mendukung aktiva bebas.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa
klasifikasi laporan arus kas menjadi tiga
jenis yaitu aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan.
2.3
Kerangka Pemikiran
PT. Putera Bara mitra selama
ini
belum
pernah
melakukan
penyusunan
laporan
arus
kas,
akibatnya sulit dilakukan penelusuran
dari mana kas berasal dan digunakan
untuk apa saja kas tersebut, selain itu
sulit untuk menaksir kebutuhan kas
dimasa mendatang dan kemungkinan
sumber-sumber yang ada.
Dalam penyusunan laporan
arus kas penulis menggunakan metode
tidak langsung. Permasalahan yang
terjadi diperusahaan dan alternative
untuk pemecahan masalah dapat
digambarkan dalam model penelitian
yaitu :
MASALAH POKOK
Manajemen tidak mengetahui sumber dan penggunaan kas
serta analisisnya secara rinci
1.
2.
PERMASALAHAN
PT. Putera Bara Mitra belum membuat laporan arus
kas dalam laporan keuanganya.
Tidak diperolehnya gambaran yang jelas mengenai
kondisi keuangan kinerja perusahaan
PERTANYAAN YANG INGIN DICARIKAN SOLUSINYA
1. Bagaimana penyusunan laporan arus kas dan
analisinya yang selama ini diterapkan pada PT. Putera
Bara Mitra
2. Bagaimana laporan arus kas dan analisisnya yang
seharusnya diterapkan pada PT. Putera Bara Mitra
PEMECAHAN
Penyusunan laporam arus kas menurut teori Baridwan yaitu
penyusunan laporan arus kas dan melakukan analisa
menurut teori Kieso et al yaitu dengan analisa liquiditas
keuangan, fleksibilitas keuangan, dan arus kas bebas serta
mengacu pada PSAK No.2 tahun 2007
HASIL YANG INGIN DICAPAI
Menyusun laporan arus kas dan analisisnya sehingga dapat
diketahui sumber dan penggunaan kas
Gambar.1 Kerangka berpikir
Sumber : diolah Penulis
METODE PENELITIAN
193
3.1 Penjelasan Judul
Dari konsep yang penulis peroleh
mempunyai pengertian bahwa untuk
melakukan proses seleksi dan pelatihan
karyawan
dibutuhkan
suatu
sistem
perencanaan yaitu sistem seleksi dan
pelatihan yang dapat dengan efektif
mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan.
1. Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah suatu
laporan yang memperlihatkan bagaimana
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
mempengaruhi
kas
selama
periode
akuntansi, serta menjelaskan tentang
kenaikan atau penurunan kas bersih selama
periode akuntansi tersebut. Laporan
tersebut menjelaskan bagaimanakah kas
tersebut dihasilkan dan digunakan selama
satu periode. Laporan arus kas digunakan
secara luas sebagai alat untuk menafsir
kesehatan financial suatu organisasi
2. Analisis
Analisis
adalah
penyelidikan
terhadap
suatu
peristiwa
untuk
mendapatkan fakta yang tepat dari asal
usul, sebab penyebab sebenarnya serta
penguraian pokok persoalan atas bagianbagian, penelaahan bagian-bagian tersebut
dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan
memahami secara keseluruhan.
3. Dibidang perdagangan Putera Bara
Mitra (PBM)
PT. Putera Bara Mitra adalah
suatu perusahaan yang bergerak besar (
Batubara ). Saat ini PT. Putera Bara Mitra
telah banyak menangani proyek proyek,
Kegiatan penjualan yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan berupaya untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan
penjualan dalam rangka mempertahankan
kontinuitas usahanya, oleh sebab itu untuk
menunjang semua kegiatan dan tujuan
perusahaan, maka dituntut untuk dapat
menjalankan usahanya secara berdaya
guna dan berhasil guna melalui pengaturan
system administrasi yang lancar, khususnya
menyangkut bidang financial ( dalam hal ini
disajikan dalam bentuk neraca dan laporan
laba rugi ). Dimana selama ini PT. Putera
Bara Mitra yang dalam perkembangan
usahanya sedang mengalami masalah
mengenai penyusunan laporan dan analisis
arus kas.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Di dalam menemukan masalah
penulis mengadakan penelitian untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan guna
memecahkan masalah. Dalam usaha
mengumpulkan data dan menganalisis data
penulis menggunakan metode-metode dan
teknik-teknik agar data yang dibutuhkan
diperoleh dengan lebih lengkap.
Adapun metode-metode yang
penulis gunakan untuk mengumpulkan dan
memperoleh data dalam penyusunan skripsi
ini adalah :
1. Metode Kepustakaan (Libraxy Resea-rch
Method)
Yaitu suatu cara penelitian untuk
menemukan, mengembangkan suatu
pengetahuan dengan membaca bukubuku literatur untuk mendapatkan
dasar-dasar teoritisyang
berhubungan
dengan masalah yang penulis bahas.
2. Metode Lapangan (Field Research
Method)
Yaitu cara yang dilakukan oleh penulis
dengan melihat dan mencatat data-data
serta bahan-bahan yang dibutuhkan
dengan terjun langsung ke lapangan.
Dalam metode ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah suatu usaha
yang dilakukan dalam penelitian untuk
mengumpulkan data dengan cara
menggunakan dokumen yang tersedia
sebagai informasi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
b. Wawancara
Yaitu suatu cara pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara langsung
kepada pihak perusahaan. Wawancara
ini digunakan untuk mencari data yang
berkenaan dengan data primer dan data
sekunder.
194
c. Observasi
Teknik observasi adalah pengumpulan
data dengan melakukan pengamatan
secara langsung pada objek penelitian
untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang permasalahan yang dibahas..
3.3 Metode Analisis Data
Teknik analisa data yang diperoleh
dianalisa dengan menggunakan dasar
dasar teoritis akuntansi manajemen yang
menggunakan rumus atau aturan aturan
yang ada sesuai dengan pendekatan
penelitian yang kemudian yang ditarik suatu
kesimpulan yang objektif dan relevan
dengan masalah yang dibahas.
3.4 Jenis Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam
penulisan penelitian ini ada dua bagian
yaitu sebagai berikut :
a. Data Kualitatif
Data yang tidak diwujudkan dengan
angka,
melainkan
dalam
bentuk
penjelasan
yang
menggambarkan
keadaan perusahaan.
b. Data Kuantitatif
Data yang diberikan dalam bentuk
angka yang dalam perhitunganya
menggunakan rumus rumus atau
pendekatan
pendekatan
yang
berhubungan dengan analisis yang
bersangkutan.
3.5 Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan
dalam penulisan penelitian ini ada dua
bagian adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung
dari objek yang diteliti, hal ini dilakukan
dengan Tanya jawab pada beberapa
bagian yang terkait didalam penelitian.
b. Data Sekunder
Data penelitian yang diperoleh oleh
peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara ( diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain ). serta dokumendokumen lainnya yang berhubungan
dengan penelitian.
3.6 Tempat dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan PT. Putera
Bara Mitra yang beralamat kan dijalan
A.Yani km 7 Kertak Hanyar Kabupaten
Banjar, Kalimantan selatan Waktu yang
diperlukan oleh penulis dalam penelitian ini
sampai penyelesaian skripsi layak untuk
diperkirakan selama 4 bulan.
Tabel 3
Jadwal Penelitian
NO
1
2
3
4
KETERANGAN
APRIL
BULAN KE
MEI
JUNI
Tahap Persiapan
Tahap Pengumpulan
Data
Tahap Pengolahan
Data
Tahap Penyusunan
Skripsi
Sumber : diolah Penulis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Sejarah Singkat PT. PUTERA BARA
MITRA
PT. Putera Bara Mitra adalah
suatu perusahaan yang bergerak
dibidang perdagangan besar (
Batubara ) yang beralamatkan di Jl.
A. Yani Km.7 (Gedung Cbu Word)
Rt.16 Rw.02, Kecamatan Kertak
Hanyar, Kabupaten Banjar, Propinsi
Kalimantan Selatan. PT. Putera Bara
Mitra berdiri pada tanggal 12 oktober
2009 dengan no Surat Ijin Usaha
Perdagangan
(
SIUP
)
510/292/BP2T/PK/2009. Saat ini PT.
Putera Bara Mitra telah banyak
menangani proyek proyek, Kegiatan
penjualan yang selama ini dilakukan
oleh perusahaan berupaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan
penjualan
dalam
rangka
mempertahankan
kontinuitas
usahanya.
4.2. Struktur Organisasi
Dalam rangka meningkatkan
kinerja terhadap perusahaan dimulai
dengan terselenggaranya tugas
pokok dan fungsi personalia masing
masing secara efektif, maka tata
kerja unsur-unsur organisasi sangat
JULI
195
penting
keberadaanya
agar
pembagian kerja jelas dan sesuai
dengan proporsinya serta kegiatan
operasional
perusahaan
dapat
berjalan dengan lancar. Struktur
organisasi yang jelas memberikan
kewenangan
dan
pertanggung
jawaban terhadap kegiatan dari
perusahaan itu sendiri. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada struktur
organisasi dibawah ini :
DIREKTUR
UTAMA
GENERAL
MANAGER
MANAGER
KEUANGAN
MANAGER
AKUNTANSI
PURCHASING
DIV. PAJAK
KASIR
STAFF
AKUNTANSI
ADMINISTRASI
KONSULTAN
PAJAK
HRD
Gambar 2. . Struktur Organisasi PT. PUTERA BARA MITRA
Sumber : PT. PUTERA BARA MITRA
Mekanisme Kerja
Dalam melaksanakan tata kerja,
PT. Putera Bara Mitra dipimpin oleh
seorang Direktur. Dan masing-masing
bagian dipimpin oleh seorang kepala
bagian yang membawahi beberapa
seksi yang berada dan bertanggung
jawab kepada direktur.
Pelaksanaan
tugas
setiap
satuan organisasi perusahaan
PT.
Putera
Bara
Mitra
menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan singkronisasi baik
dalam
lingkungan
masingmasing maupun antar satuan
organisasi
dilingkungan
perusahaan. Adapun uraian
tugas pada PT. Putera Bara
Mitra adalah sebagai berikut :
a. Direktur
Direktur mempunyai
tugas
melaksanakan
penentuan kebijakan umum
dalam
pengurusan dan
pembinaan
perusahaan,
diantaranya
menentukan
langkah kebijakan dalam
pengurusan
perusahaan
berdasarkan
kebijakan
umum yang ditetapkan oleh
Perusahaan, menentukan
langkah kebijakan dalam
pengelolaan
perusahaan,
menyelenggarakan
rapatrapat pada waktu tertentu
dengan unsur unit kerja
perusahaan
dibawahnya
dalam rangka membahas
penyelenggaraan tugas dan
fungsi perusahaan secara
menyeluruh,
serta
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
karyawan.
b. General Manajer
Manajer
berfungsi
sebagai pengelola kegiatan
perusahaan,
berdasarkan
wewenang
yang
dilimpahkan oleh pengurus
yang telah ditetapkan dalam
rapat
anggota
dan
pengurus, peranan dan
tugas manajer adalah :
1. Melaksanakan
kebijaksanaan pengurus
dibidang keuangan dan
akuntansi yang telah
ditetapkan dalam rapat
anggota
dan
rapat
pengurus.
2. Membuat
laporan
pertanggung
jawaban
keuangan
secara
periodik serta lampiran
hasil usaha masingmasing unit.
196
3. Mensahkan pengeluaran
uang dan barang serta
kekayaan
sampai
dengan
batas
wewenang
yang
didelegasikan
oleh
pengurus.
4. Bertanggung
jawab
terhadap
keamanan
harta perusahaan untuk
menghindari
atau
memperkecil
kemungkinan kerugian.
5. Menyusun
rancangan
rencana
kerja
dan
rencana
anggaran
pendapatan dan belanja
serta
perkiraan
perhitungan hasil usaha.
c. Manajer Keuangan
Manager
keuangan
mempunyai
tugas
dan
wewenang mengatur dan
mengetahui atas arus keluar
masuk keuangan dalam
periode tertentu pada PT.
Putera Bara Mitra.
d. Manajer Akuntansi
Manager
akuntansi
mempunyai tugas untuk
mengatur dan mencatat
serta
memperefikasikan
data keuangan yang terjadi
dalam
suatu
periode
akuntansi pada PT. Putera
Bara Mitra.
e. Purchasing
Bagian
purchasing
mempunyai tugas untuk
mengecek suatu harga dan
mengatur pembelian atau
order barang pada PT.
Putera Bara Mitra dalam
masa periode tertentu
f. Divisi Pajak
Bagian div. perpajakan
mempunyai tugas untuk
menghitung,
membayar
serta melaporkan keuangan
yang
berkaitan
dengan
perpajakan perusahaan.
g. HRD ( Human Resourses
Development )
Bagian HRD (Human
Resourses
Development)
mempunyai tugas untuk
mengatur job description
serta
mengawasi
atas
karyawan pada PT. Putera
Bara Mitra.
h. Staff akuntansi
Bagian staff akuntansi
mempunyai tugas untuk
memverifikasi,
mencatat,
dan mengelompokan data
kedalam sebuah laporan
keuangan
serta
melaporkanya
kepada
manager akuntansi.
i. Administrasi
Bagian
administrasi
mempunyai tugas untuk
mengatur keluar masuknya
surat masuk dan surat
keluar setiap harinya.
j. Kasir
Tugas dan tanggung
jawab
kasir
dalam
perusahaan
adalah
,
sebagai berikut :
1. Menerima dan menyimpan
uang,
cek
serta
menyimpan
bukti-bukti
penerimaan kas.
2. Mengeluarkan
uang
sesuai dengan perintah
atau
otorisasi
dari
manajer,
bendahara,
ketua
pengurus
serta
menyiapkan
bukti
pengeluaran.
3. Bertanggung jawab atas
saldo kas.
4. Melaporkan saldo kas dan
adanya pembayaran dari
seluruh unit usaha kepada
manajer.
5. Menyetorkan
dan
mengambil uang ke bank
atas perintah manajer.
197
4.2
4.3
6. Melaporkan
adanya
pembelian atau penjualan
kepada manajer.
7. Mencatat
penagihan
piutang dari anggota.
Aktivitas Perusahaan
PT. Putra Bara Mitra bertindak
sebagai kantor pusat yang mana
kegiatan utama perusahaan ini
adalah bergerak dalam bidang
produksi dan trading batu bara.
Kegiatan atau jaringan pemasaran
yang dilakukan perusahaan PT.
Putera Bara Mitra selama ini untuk
menjual batu bara secara local dan
ekspor . Pencarian konsumen
dilakukan dengan sistem promosi
baik
langsung
maupun
tidak
langsung . Pencatatan Keuangan
selama ini dilakukan secara manual
berdasarkan transaksi transaksi
yang terjadi didalam perusahaan.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.3.1 Penyusunan Laporan Arus
Kas Dan Analisisnya Yang selama
ini diterapkan Pada PT. Putera Bara
Mitra Banjarmasin..
Penelitian yang telah dilakukan
oleh penulis pada PT. Putera Bara
Mitra selama ini belum pernah
melakukan penyusunan dan analisa
terhadap laporan arus kas yang
sesuai dengan PSAK No. 2 tahun
2007,
karena
perusahaan
beranggapan bahwa informasi yang
diperlukannya hanya cukup dari
laporan keuangan yang terdiri atas
laporan neraca dan laporan rugi
laba. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan guna
meningkatkan
kemampuan
perusahaan dalam pengelolaan kas
dan menghasilkan laba yang
optimal.
Penyusunan laporan arus kas
ini
dapat
membantu
untuk
mengetahui jumlah seluruh dana
yang dikeluarkan untuk kegiatan
usha agar dana tersebut tidak dapat
dipergunakan secara bebas oleh
pihak-pihak
tertentu.
Penyajian
laporan arus kas mempunyai tujuan
utama untuk memberikan informasi
yang relevan mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam periode
tertentu dan dapat memberikan
informasi historis mengenai kas dan
setara kas perusahaan.
Laporan arus kas yang harus
disusun maka akan dapat dianalisa
arus kas masuk dan keluar dari
aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan
sehingga
dapat
diketahui
perubahan-perubahan
yang terjadi pada kas.
Ketiga
aktivitas tersebut akan memberkan
informasi
gluna
membantu
perusahaan
untuk
melengkapi
laporan keuangan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan.
Berikut dapat dilihat laporan
keuangan PT Putera Bara Mitra
yang terdiri atas laporan neraca dan
laporan rugi laba pada table berikut
ini :
Tabel 4
Neraca PT. Putera Bara Mitra
Per 31 Desember 2009
(Dalam Rupiah)
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Biaya Dibayar Dimuka
Perlengkapan
Persediaan
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Mesin-mesin
Akm. Penyusutan mesin-mesin
Peralatan Kantor
Akm. Penyusutan Peralatan
Kantor
Peralatan Kantor
Akm/
Penyusutan
Perlengkapan Kantor
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva
Pasiva
Hutang Lancar
Hutang Dagang
Hutang Pajak
Hutang lain-lain
Total Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang
Total Hutang Jangka Panjang
Total Hutang
Ekuitas
Modal
Laba Ditahan
Total Modal
Total Pasiva
Sumber : PT Putera Bara Mitra
830,372,760.00
228,406,200.00
61,141,690.00
130,000,000.00
305,133,400.00
1,555,054,050.00
1,042,500,000.00
25,000,000.00
54,750,000.00
27,300,000.00
46,005,000.00
19,206,000.00
1,071,749,000.00
2,626,803,050.00
137,500,675.00
90,075,000.00
19,713,600.00
247,289,275.00
132,800,000.00
132,800,000.00
380,089,275.00
1,983,810,162.00
262,903,613.00
2,246,713,775.00
2,626,803,050.00
198
Tabel 5
Neraca PT PUTERA BARA MITRA
Periode Tahun 2010
(Dalam Rupiah)
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Biaya Dibayar Dimuka
Perlengkapan
Persediaan
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Mesin-mesin
Akm. Penyusutan mesin-mesin
Peralatan Kantor
Akm. Penyusutan Peralatan Kantor
Peralatan Kantor
Akm/ Penyusutan Perlengkapan Kantor
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva
Pasiva
Hutang Lancar
Hutang Dagang
Hutang Pajak
Hutang lain-lain
Total Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang
Total Hutang Jangka Panjang
Total Hutang
Ekuitas
Modal
Laba Ditahan
Total Modal
Total Pasiva
904,819,881.00
240,520,074.00
59,094,010.00
150,500,000.00
240,250,000.00
1,595,183,965.00
1,478,900,000.00
45,125,000.00
67,500,000.00
33,895,000.00
50,974,100.00
24,940,500.00
1,493,413,600.00
3,088,597,565,00
110,908,200.00
96,000,000.00
19,405,200.00
226,313,400.00
142,000,000.00
142,000,000.00
368,313,400.00
2,406,899,053.00
313,385,112.00
2,720,284,165.00
3,088,597,565.00
Sumber : PT Putera Bara Mitra
Tabel 6
Laporan Laba Rugi PT Putera Bara Mitra
Periode Tahun 2009
Biaya Adm dan Umum
Biaya Gaji Bagi Adm dan Umum
Biaya Langganan dan Iuran
Biaya Perjalanan
Biaya Listrik, Air,dan Telepon
Biaya Alat Tulis kantor
Biaya Sewa gudang
Biaya Penyusutan Mesin
Biaya Penyusutan Peralatan
kantor
Biaya Adm dan Umum Lainnya
Jumlah Biaya Adm dan Umum
Laba Usaha
Pendapatan Non Operasi
Beban Bunga
Jasa Giro
Jumlah Pendapatan/Biaya Non
Operasi
Laba Sebelum Pajak
Laba Ditahan Awal
Taksiran Pajak Penghasilan
Jumlah Laba Sesudah Pajak
Laba Ditahan Akhir
Sumber : PT Putera Bara Mitra
1,253,117,000.00
492,500,300.00
760,616,700.00
11,732,756.00
36,040,000.00
33,920,615.00
44,407,120.00
126,100,491.00
60,320,000.00
1,122,000.00
47,489,382.00
28,156,087.00
23,390,000.00
25,000,000.00
12,500,000.00
2,275,000.00
2,134,000.00
28,750,699.00
231,137,168.00
403,379,041.00
2,400,000.00
26,880.00
2,373,120.00
401,005,921.00
173,385,784.0
0
35,283,476.00
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Laba Rugi Kotor
Biaya Operasional
Biaya Iklan
Biaya Gaji Bagian Penjualan
Biaya Pengiriman
Biaya Penjualan Lain-lain
Jumlah Biaya Penjualan
Biaya Adm dan Umum
Biaya Gaji Bagi Adm dan Umum
Biaya Langganan dan Iuran
Biaya Perjalanan
Biaya Listrik, Air,dan Telepon
Biaya Alat Tulis kantor
Biaya Sewa gudang
Biaya Penyusutan Mesin
Biaya Penyusutan Peralatan
kantor
Biaya Adm dan Umum Lainnya
Jumlah Biaya Adm dan Umum
Laba Usaha
Pendapatan Non Operasi
Beban Bunga
Jasa Giro
Jumlah Pendapatan/Biaya Non
Operasi
Laba Sebelum Pajak
Laba Ditahan Awal
Taksiran Pajak Penghasilan
Jumlah Laba Sesudah Pajak
Laba Ditahan Akhir
1,387,300,000.00
520,002,000.00
867,298,000.00
3,410,000.00
36,040,000.00
34,050,000.00
45,006,000.00
118,506,000.00
60,320,000.00
3,341,000.00
49,260,049.00
35,560,001.00
24,050,071.00
26,700,000.00
15,432,500.00
4,320,000.00
3,600,500.00
38,050,814.00
260,634,935.00
488,157,065.00
4,200,000.00
60,300.00
4,139,700.00
484,017,365.00
214,732,472.0
0
44,100,219.00
170,632,253.00
313,385,112.00
Sumber : PT Putera Bara Mitra
h)
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Laba Rugi Kotor
Biaya Operasional
Biaya Iklan
Biaya Gaji Bagian Penjualan
Biaya Pengiriman
Biaya Penjualan Lain-lain
Jumlah Biaya Penjualan
Tabel 4.4
Laporan Laba Rugi PT Putera Bara Mitra
Periode Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
138,102,308.00
262,903,613.00
4.3.2 Penyusunan Laporan Arus Kas dan
Analisinya Yang Seharusnya
Diterapkan Pada PT. Putera Bara
Mitra
a. Penyusunan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat
disusun dengan menggunakan
dua
metode
yaitu
metode
langsung kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dari
kegiatan operasi diungkapkan
secara lengkap baru dilanjutkan
dengan kegiatan investasi dan
pendanaan. Sementara metode
tidak langsung, laba bersih
disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan
kas,
penangguhan
atau
pembayaran kas untuk operasi
dimasa lalllu dan masa depan
dan unsure penghasilan atau
beban yang berkaitan dengan
arus
kas
investasi
atau
pendanaan.
199
Arus kas yang dihasilkan
dedua
metode
ini
akan
menampilkan jumlah yang sama
dari
aktivitas
operasi
dan
pendanaan, hanya saja pada
laporan arus kas dengan metode
langsung arus kas yang diperoleh
dari aktivitas operasi, investasi
dan
pendanaan
dilaporkan
secara langsung dan rinci untuk
setiap penerimaan kas dan
pengeluaran kas, sementara
metode tidak langsung akan
memberikan hubungan antara
laporan laba rugi dan laporan
neraca.
Laba
bersih
yang
terdapat dalam laporan laba rugi
disesuaikan dengan pos-pos
yang tidak melibatkan kas dan
juga perubahan pada pos-pos
aktiva lancar selain kas dan
hutang lancar yang terdapat pada
neraca,
seperti
perubahan
persediaan dan piutang usaha
serta hutang usaha selama
periode berjalan, pos bukan kas
sepeerti penyusutan, penyisihan
dan pajak yang ditangguhkan,
kemudian
baru
dilanjutkan
dengan melihat perubahan dari
aktivitas operasi.
Pada
metode
langsung
pelaporan arus kas dari aktiva
investasi langsung melihat dari
laporan laba rugi dan neraca dari
perusahaan tersebut sementara
metode tidak langsung juga
sama, melihat hubungan antara
laporan laba rugi dan neraca.
Penerimaan jasa giro yang
terdapat
pada
laba
rugi
disesuaikan dengan perubahan
pos-pos aktiva yang terdapat
pada neraca seperti, pembelian
investaris kantor dan pembelian
kendaraan atau mobil maupun
juga pembelian tanah, bangunan
kendaraan yang kesemuanya
berpengaruh
pada
aktivitas
investasi, sedangkan aktivitas
pendanaan pelaporannya harus
diadakan
secara
terpisah
kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran bruto yang
berasal dari aktivitas pendanaan
itu sendiri, kecuali arus kas yang
dilaporkan atau dasar arus kas
bersih.
Metode laporan arus kas
yang penulis sarankan kepada
perusahaan
akan
menggunakan metode tidak
langsung. Keunggulan dari
metode tidak langsung adalah
datanya lebih mudah dicari dan
umumnya lebih mudah dari
metode langsung, kelemahan
dari metode ini adalah hanya
berfokus
pada
perbedaan
antara laba bersih dan arus
kas dari operasi saja.
Penulis selama penelitian
menemukan
beberapa
informasi pendukung yang
diperlukan dalam penyusunan
laporan arus kas, informasi
pendukung tersebut yaitu :
1. Pembelian mesin untuk
penunjang aktivitas operasi
yaitu
sebesar
Rp.
436.400.000.
Pembelian
peralatan kantor untuk
penunjang aktivitas operasi
yaitu
sebesar
Rp.
12.750.000.
Dan
pembelian peralatan toko
untuk penunjang aktivitas
operasi yaitu sebesar Rp.
4.969.100.
2. Biaya penyusutan mesin
sebesar
Rp.20.125.000,
peralatan kantor sebesar
Rp.16.595.000, peralatan
took Rp. 5.734.000
Penyusutan laporan arus
kas
dapat
dilakukan
dengan terlebih dahulu
menyusun
neraca
komparatif. Berikut neraca
komperatif pada tahun
2009 sampai dengan 2010
200
dapat dilihat pada table 7
berikut ini :
313,385,112.00
Laba Bersih Sesudah Pajak
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba
Laba
bersih
ke
kas
bersih
yang
disediakan oleh aktivitas operasi :
Tabel 7
Neraca Diperbandingkan PT Putera Bara Mitra
Per 31 Desember 2009 dan 2010 (Dalam Rupiah)
Keterangan
2009
2010
Selisih
Kenaikan/Penur
unan
Kenaikan Penyusutan
32,454,500.00
Kenaikan Piutang
12,113,874.00
Penurunan Biaya Dibayar Dimuka
(2,047,680.00)
Kenaikan Perlengkapan
Penurunan Persediaan
20,500,000.00
(64,883,400.00)
1,862,706.00
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Biaya Dibayar Dimuka
Perlengkapan
Pesediaan
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
830,372,760.00
228,406,200.00
61,141,690.00
130,000,000.00
305,133,400.00
904,819,881.00
240,520,074.00
59,094,010.00
150,500,000.00
240,250,000.00
74,447,121.00
12,113,874.00
(2,047,680.00)
20,500,000.00
(64,883,400.00)
Arus kas dari aktivitas investasi
Kenaikan Mesin-mesin
20,125,000.00
Kenaikan Peralatan Kantor
12,750,000.00
Kenaikan Perlengkapan kantor
1,555,054,050.00
1,595,183,965.00
40,129,915.00
1,042,500,000.00
(25,000,000.00)
54,750,000.00
(27,300,000.00)
46,005,000.00
(19,206,000.00)
1,476,900,000.00
(45,125,000.00)
67,500,000.00
(33,895,000.00)
50,974,100.00
(24,940,500.00)
436,400,000.00
(20,125,000.00)
12,750,000.00
(6,595,000.00)
4,969,100.00
(5,734,500.00)
Total Aktiva Tetap
1,071,749,000.00
1,493,413,600.00
421,664,600.00
Penurunan Hutang Dagang
Kenaikan Hutang Pajak
2,262,803,050.00
3,088,597,565.00
461,794,515.00
137,500,675.00
90,075,000.00
19,713,600.00
110,908,200.00
96.000,000.00
19,405,200.00
(26,592,475.00)
5,925,000.00
(308,400.00)
Total Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang
247,289,275.00
132,800,000.00
226,313,400.00
142,000,000.00
(20,975,875.00)
9,200,000.00
Total Hutang Jk. Panjang
132,800,000.00
142,000,000.00
9,200,000.00
Total Hutang
Ekuitas
Modal
Laba Ditahan
380,089,275.00
368,313,400.00
(11,775,875.00)
1,983,810,162.00
262,903,613.00
2,406,899,053.00
313,385,112.00
423,088,891.00
50,481,499.00
2,246,713,775.00
2,720,284,165.00
473,570,390.00
2,626,803,050.00
3,088,597,565.00
461,794,515.00
Total Modal
Total Pasiva
Sumber : PT Putera Bara Mitra
Kemudian dari Neraca PT Putera
Bara Mitra yang di [perbandingkan antara
untuk periode tahun yang berakhir 31
Desember 2009 dan untuk periode tahun
yang berakhir 31 Desember 2010, maka
dapatlah disusun dengan metode tidak
langsung laporan arus kas berikut :
Tabel 8
Laporan Arus Kas PT Putera Bara Mitra
Per 31 Desember 2010 (Metode Tidak
Langsung ) (Dalam Rupiah)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
37,844,100.00
(26,592,475.00)
5,925,000.00
Penurunan Hutang Lain-lain
(308,400.00)
Kenaikan Hutang Jangka Panjang
9,200,000.00
Pembayaran Deviden
Pasiva
Hutang lancar
Hutang Dagang
Hutang Pajak
Hutang Lain-lain
4,969,100.00
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Total Aktiva lancer
Aktiva Tetap
Mesin-mesin
Akm. Penytn Mesin-mesin
Peralatan kantor
Akm. Penytn Perltn Kantor
Peralatan Toko
Akm. Penyt Perleng Kantor
Total Aktiva
315,247,818.00
214,732,472.00
202,956,597.00
Kenaikan kas dan setara kas
74,447,121.00
Kas pada awal periode
830,372,760.00
Kas pada akhir periode
904,819,881.00
Sumber : Diolah penulis
Berdasarkan laporan arus kas dengan
metode tidak langsung pada PT Putera
Bara Mitra per 31 Desember 2010 yang
telah disusun tersebut diatas, maka dapat
diketahui bahwa telah terjadi kenaikan kas
dan setara kas sebesar Rp. 83.548.621,
kenaikan kas dan setara kas tersebut
disebabkan oleh :
1. Dari aktivitas operasi terjadi kenaikan
karena penyesuaian menjadi sebesar
Rp.350.079.443. Hal ini di sebabkan
adanya biaya penyusutan aktiva tetap
Rp.23.353.000,
kenaikan
piutang
sebesar Rp.12.113.874, penurunan
biaya dibayar dimuka Rp. 2.047.680 ,
Kenaikan perlengkapan Rp.20.500.000,
penurunan persediaan Rp 64.883.400,
penurunan hutang dagang sebesar
Rp.26.592.475, kenaikan hutang pajak
sebesar Rp 5.925.000, dan penurunan
hutang lain-lain sebesar Rp. 308.400.
2. Dari
aktivitas
investasi
terdapat
pengeluaran
kas
sebesar
Rp.454.119.1000, hal ini dikarenakan
adanya
pembelian
mesin-mesin
sebesar Rp. 436.400.000, adanya
201
pembelian peralatan kantor sebesat
12.750.000, dan kenaikan peralatan
kantor Rp. 4.969.100.
3. Dari aktivitas pendanaan terdapat
penerimaan
kas
bersih
sebesar
Rp.187.588.278, yang dikarenakan
penerimaan hutang jangka panjang Rp.
9.200.000, pembayaran deviden Rp.
261.903.613 dan penambahan modal
sebesar Rp 441.291.891.
a. Melihat dari hasil penyusunan dan
analisa yang penulis lakukan dapat
dikatakan bahwa laporan arus kas
dan hasill analisa tersebut dapat
digunakan sebagai dasar manajemen
untuk mendapatkan gambaran yang
jelas mengenai arus kas dan jug
manajemen
perusahaan
dapat
menaksir kebutuhan kas dan setara
kas dimasa yang akan datang, serta
kemungkinan sumber-sumber kas
yang
dapat
dihasilkan
oleh
perusahaan.
b. Analisis Laporan Arus Kas Yang
Sebaiknya Diterapkan Pada PT.
Putera Bara Mitra
Berdasarkan data laporan keuangan
PT Putera Bara Mitra tahun 2009 dan
2010 yang telah disajikan dalam
neraca dan laporan laba rugi, maka
untuk
perhitungan
rasio-rasio
keuangan serta analisis perubahan
rasio dengan menggunakan analisis
rasio dapat dihitung sebagai berikut :
1. Likuiditas, salah satu rasio yang
sering digunakan untuk menilai
likuiditas adalah rasio cakupan
hutang tunai lancar. Rasio ini
mengindentifikasikan
apakah
perusahaan
dapat
melunasi
kewajiban lancarnya dalam tahun
tertentu operasinya.
Kas bersih
yang
Disediakan
oleh
Aktivitas
:
Kewajiban
Lancar
rata-rata
=
Rasio cakupan
hutang tunai
lancar
Tahun 2010 tampak bahwa PT
Putera Bara Mitra sebesar Rp 1,33 yang
berarti setiap Rp 1,- utang lancar dijamin
oleh Rp 1,33 aktiva lancar. Kewajiban
lancar
rata-rata
sebesar
Rp
236.801.337,50 diperoleh dari jumlah
utang lancar tahun 2009 ditambah
dengan jumlah utang tahun 2010 dibagi
2. Tahun 2009 Rp 315.247.818,00 ; Rp
236.801.337,50 = Rp Rp 1,33 rasio ini
menunjukkan bahwa nilai kekayaan
lancar ada sekian kalinya hutang jangka
pendek, walaupun tidak ada patokan
tentang berapa besar rasio ini,
perusahaan sebaiknya memiliki rasio
minimal dua banding satu (2 : 1) atau
aktiva lancar dua kali lipat dari kewajiban
jangka pendeknya.
2. Fleksibilitas Keuangan, ukuran yang
lebih bersifat jangka panjang dan
menyediakan
informasi
mengenai
fleksibilitas keuangan adalah rasio
cakupan hutang tunai.
Rasio ini
mengindentifikasi
kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali
kewajibannya dengan kas bersih yang
disediakan oleh aktivitas operasi.
Kas bersih yang
Disediakan oleh
aktivitas operasi
:
Total
kewajiban
Lancar ratarata
=
Rasio cakupan
hutang tunai
Tunai
Tahun 2010 tampak bahwa PT
Putera Bara Mitra sebesar Rp 0,84 yang
berarti setiap Rp 1,- utang lancar dijamin
oleh Rp 0,84 aktiva lancar.
Total kewajiban lancar rata-rata
sebesar Rp 374.201.337,50 diperoleh
dari total utang tahun 2009 ditambah
dengan total utang tahun2010 dibagi 2.
Tahun 2010 Rp 315.247.818,00 : Rp
374.201.337,50 = Rp 0,84 rasio ini
menunjukkan bahwa nilai kekayaan
lancar ada sekian kalinya hutang jangka
pendek, walaupun tidak ada patokan
tentang berapa besar rasio ini,
perusahaan sebaikknya memiliki rasio
minimal dua banding satu (2 : 1) atau
aktiva lancar dua kali lipat dari kewajiban
jangka pendeknya sehingga arus kas
tidak fleksibel.
3. Arus kas bebas, cara memeriksa
fleksibilitas keuangan perusahaan
adalah mengembangkan analisis arus
kas bebas. Analisis ini dimulai dengan
202
kas bersih yang disediakan oleh
aktivitas operasi dan berakhir pada
arus kas bebas.
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tahun 2010
Rp 315.247.818,00
Dikurangi
Aktivitas Investasi
Rp
37.844.100,00)
Aktivitas Pendanaan
Rp
202.956.597,00)
Arus kas bebas
Rp
74.447.121,00
Analisis ini menunjukan bahwa PT
Putera Bara Mitra memiliki kas positif
dan
substansial
sebesar
Rp
315.247.818,00 yang disediakan oleh
aktivitas operasi. PT Putera Bara Mitra
melaporkan dalam laporan arus kasnya
bahwa perusahaan telah melakukan
pembelian
aktiva
seharga
Rp
37.844.100,00.
Selanjutnya aktifitas
pendanaan
dikurangkan
untuk
mendapatkan arus kas bebas walaupun
dapat memotong pendanaan sebesar
Rp 202.956.597,00 , namun perusahaan
hanya akan melakukan hal ini dalam
keadaan darurat. PT Putera Bara Mitra
memiliki arus kas yang tidak cukup untuk
memenuhi pembayaran deviden dan
dengan demikian mempunyai fleksibilitas
keuangan yang kurang memuaskan.
KESIMPULAN
1. Selama berdiri PT. Putera Bara Mitra
belum
pernah
melakukan
penyusunan dan analisa terhadap
laporan arus kas yang sesuai dengan
PSAK No 2 tahun 2007 karena
perusahaan beranggapan bahwa
informasi yang diperlukannya hanya
cukup dari laporan keuangan yang
terdiri dari atas neraca dan laporan
rugi laba..
2. Dengan melakukan
Penyusunan
arus kas dan analisisnya yang sesuai
dengan PSAK No. 7 tahun 2007 maka
laporan arus kas dan analisinya
tersebut dapat dipergunakan oleh PT.
Putera Bara Mitra sebagai dasar
manajemen
untuk
mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai arus
kas dan juga manajemen perusahaan
dapat menaksir kebutuhan kas dan
setara kas dimasa yang akan datang,
serta kemungkinan sumber-sumber
kas yang dapat dihasilkan oleh
perusahaan sehingga perusahaan
akan bekerja lebih optimal.
SARAN
1. Perusahaan sebaiknya membuat dan
menusun laporan arus kas untuk
mengetahui bagaimana perusahaan
dapat
menghasilkan
kas
serta
kepastian perolehannya.
2. Dalam pembuatan laporan arus kas
sebaiknya metode tidak langsung
atau metode langsung, karena dalam
metode ini cukup dengan melakukan
perbandingan neraca dan perhitungan
laba rugi masa lalu dan masa
sekarang.
3. Para pengelola diharapkan mampu
meningkatkan kualitas manajerial
yang
dimiliki
sehingga
dapat
memaksimalkan usahanya dalam
memperkenalkan usaha perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan. (2007). Tujuan laporan arus kas.
Analisa laporan keuangan
Indonesia, I. A. (2007). Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kieso E. Donald, J. J. (2007). Akuntansi
Intermediate. Jakarta: Salemba Empat.
Noreen. (2007). laporan arus kas. Standar
akuntansi keuangan , 760.
Sigit, S. (1980). Pengertian Pemasaran. 5.
Simamora. (2007). Pengertian Laporan Arus Kas.
Teory akuntansi laporan keuangan , 372.
Swastha, B. (1987). Pemasaran. 10.
Swastha, B. (1987). Pengertian Pemasaran. 4.
Wild Jhon J, 2008, Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Ke sepuluh, Cetakan
Pertama, : Salemba Empat. Jakarta
Download