PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET OLEH

advertisement
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET
OLEH JURNALIS LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM)
"DIMENSI" DI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora
Oleh
Siti Nur Rohmah
NIM : 13040110110022
PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi
hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang
dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
(QS Al-Baqarah: 269)
Ada yang mengeluh, ingin gugur dan jatuh, lalu dia berkata LELAH.
Ada yang lelah tubuhnya penat, tapi semangatnya kuat, dan dia berkata LILLAH
(Anonim)
Persembahan :
Skripsi ini saya persembahkan kepada semua guru kehidupan saya.
Kepada mereka yang telah tulus membagi ilmu dan pengalamannya, demi kebaikan
bersama, kesuksesan bersama.
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah, segala puji atas ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan
pertolongan-Nya-lah peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Perilaku
Pencarian Informasi Melalui Internet oleh Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
Dimnesi di Politeknik Negeri Semarang” ini guna memperoleh gelar Sarjana
Humaniora.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah banyak membantu dalam melakukan penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Dra. Rukiyah, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas
Diponegoro;
2. Drs. Jumino, M.Lib., selaku sekretaris juruan S1 Ilmu Perpustakaan
Universitas Diponegoro
3. Yanuar Yoga Prasetyawan, S.Hum., M.hum., selaku dosen pembimbing dan
dosen penguji yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
4. Dra. Sri Ati Suwanto, M.Si., selaku ketua penguji yang telah memberikan
banyak masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik;
5. Jazimatul Husna, S.IP., M.IP., selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik;
6. Dra. Ana Irhandayaningsih, M.S., selaku dosen wali yang selama ini telah
banyak memberikan arahan dalam perjalanan akademik peneliti;
7. Dosen-dosen jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro yang telah
banyak memberikan ilmu, motivasi, informasi dan membentuk pikiran
peneliti selama masa perkuliahan;
8. Bapak Suhud dan Ibu Sri Hartutik, kedua orangtua yang selalu memcurahkan
kasih sayangnya disetiap kehidupan;
9. Hefi, Pipi, Sita, Peni, Maul, Hana, Bintang, dan teman-teman lain yang telah
begitu banyak membantu, berbagi motivasi selama proses pengerjaan skripsi
ini;
10. Teman-teman Edelweis; Restu, Febita, Ayu, Shabrina, Tiya, Suci, Arum, dan
Lina atas ukhuwah sejak masa SMA;
11. Teman-teman jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010 yang telah empat
tahun menjadi rekan seperjuangan dalam menimba ilmu, berdiskusi, saling
berbagi dan bercerita tentang mimpi dan cita-cita;
12. Teman-teman sebimbingan: Aulya, Agil, Ayna, Restu dan Gandos, yang
selalu menjadi tempat berbagi informasi utama selama bulan-bulan
penyusunan skripsi;
13. Pihak-pihak lain yang juga telah memberi kontribusi dari awal hingga akhir
penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat begitu banyak kekurangan dalam
skripsi ini. Meskipun demikian, peneliti senantiasa berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, terutama bagi pemerhati bidang
perpustakaan.
Semarang, 10 November 2014
Siti Nur Rohmah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………………… ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………… iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… v
PRAKATA ………………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL .…….………………………………………………………… xiii
ABSTRAK ...…………………………………………………………………….. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...……………………………………..……………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………… 6
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 6
1.6 Kerangka Pikir ….....…………………………………………………. 7
1.7 Batasan Istilah ……………………………………………………….. 8
BAB II. TINJAUAN LITERATUR
2.1 Informasi …………………………………………………………….. 10
2.1.1 Definisi Informasi ……………………………………………… 10
2.1.2 Kebutuhan Informasi dan Sumber Informasi ..………………… 11
2.1.3 Perilaku Pencarian Informasi ..…………………………………. 13
2.2 Internet……………………………………………………….............. 15
2.2.1 Definisi Internet... ……………………………………………… 15
2.2.2 Keunggulan Internet……………………………………………. 15
2.2.3 Strategi Penelusuran Informasi diInternet………………………. 17
2.2.4 Kendala Pencarian Informasi di Internet……………………...... 23
2.2.5 Evaluasi Pencarian Informasi di Internet…..…………………… 24
2.3 Jurnalis dan Pers Mahasiswa…………………………………………. 27
2.3.1 Jurnalis ….……………………………………………………... 27
2.3.2 Pers Mahasiswa …..……………………………………………. 28
2.4 Penelitian Terdahulu …….…………………………………………... 29
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian…………………………………………... 34
3.2 Objek dan Subjek Penelitia ……………………………………….….. 35
3.3 Informan ..……………………………………………………………. 35
3.4 Jenis dan Sumber Data ……………………………………………….. 36
3.4.1 Jenis Data ...……………………………………………………. 36
3.4.2 Sumber Data …………………………………………………… 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..….…..………………………………….. 37
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ..…..………………………………….. 38
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM)
"DIMENSI" POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
4.1 Sekilas Tentang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi"
Politeknik Negeri Semarang ....…………………….………………… 40
4.2 Struktur Organisasi..………………………..………………………… 41
4.3 Kegiatan dan Produk .………………………………………………… 44
4.3.1 Kegiatan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik
Negeri Semarang..……....……………………………………… 44
4.3.2 Produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik
Negeri Semarang .………………………..…………….………. 45
BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 Identitas Informan...…………………………………………………. 47
5.2 Analisis Informasi yang dicari Informan di internet....……………… 48
5.2.1 Alasan Informan Menggunakan Internet sebagai
Sumber Informasi…………………………………………….. 48
5.2.2 Informasi yang dicari Informan di Internet .....……………….. 50
5.3 Analisis Perilaku Pencarian Informasi di Internet…………………… 53
5.3.1 Browser yang digunakan Saat Mencari Informasi di Internet…. 53
5.3.2 Cara Pencarian Informasi di Internet …………………………. 56
5.3.3 Strategi Pencarian Informasi di Internet .……………………… 57
5.3.4 Tindak Lanjut setelah Menemukan Informasi di Internet .……. 60
5.3.5 Cara Evaluasi Pencarian Informasi di Internet ..………………. 63
5.3.6 Pencarian bila Informasi Tidak ditemukan di Internet..……….. 67
5.4 Analisis Kendala Pencarian Informasi di Internet…………………… 69
5.5 Analisis Pendapat Informan mengenai Materi Pencarian
Informasi di internet untuk Jurnalis…..……………………………... 73
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan………………….…………………………………………….. 77
6.2 Saran.…………………………………………………………………… 80
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 81
LAMPIRAN A. Pedoman Wawancara
LAMPIRAN B. Tabel Reduksi Hasil Wawancara
LAMPIRAN C. Surat Pengantar Penelitian
LAMPIRAN D. Lembar Konsultasi Penulisan Skripsi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pikir ……………………………………………………… 7
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi"
Politeknik Negeri Semarang………………………………………… 43
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 1………….……. 32
Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 2……………….. 33
Tabel 5.1 Daftar Identitas Informan……………………………………..………… 47
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul "Perilaku Pencarian Informasi melalui Internet oleh Jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dimensi di Politeknik Negeri Semarang".
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil survey perusahaan Maverick yang
menunjukkan bahwa 91% wartawan Indonesia bergantung pada internet dalam
mencari berita dan tujuh dari sepuluh wartawan mendapatkan ide membuat berita dari
internet. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) informasi apa saja yang
dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi"
Politeknik Negeri Semarang?, 2) bagaimana perilaku pencarian informasi melalui
internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri
Semarang?, dan 3) Kendala apa saja yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di internet?.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur. Informan dalam
penelitian ini berjumlah empat orang. Analisis data dilakukan menggunakan analisis
data Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis informasi
yang dicari oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik
Negeri Semarang di internet yaitu informasi yang berkaitan dengan seni dan tema
majalah. Jurnalis mencari informasi di internet melalui beberapa cara yaitu dengan
pencarian di search engine, pencarian di URL, dan mengklik thumbnail pada halaman
awal browser. Sedangkan strategi pencarian yang digunakan saat mencari informasi
di informasi yaitu dengan memanfaatkan fasilitas pencarian search engine. Setelah
menemukan informasi hal yang dilakukan oleh jurnalis adalah menyimpan web atau
gambar yang diperoleh, menghafal web yang dikunjungi, dan memberikan tanda
bookmark pada web yang dianggap penting. Sebagian jurnalis sudah mengevaluasi
pencarian informasi di internet. Hal yang dilakukan jurnalis saat tidak menemukan
informasi di internet yaitu mencari di sumber infomasi lain yaitu majalah. Kendala
yang dialami oleh jurnalis saat mencari informasi di internet yaitu menemukan web
kosong dan berisi iklan, sering menemukan web yang hanya membahas tema majalah
dari satu sudut pandang saja, akses pencarian informasi terhenti (hank) karena terlalu
banyak membuka halaman web, akses informasi terbatas karena terdapat perintah
login dengan username dalam suatu web, dan kendala dalam merumuskan informasi
yang dibutuhkan ke dalam query.
Kata kunci: perilaku pencarian informasi, internet, jurnalis, pers mahasiswa
ABSTRACK
This research titled “Information Searching Behavior through the Internet by student
Press Agency Dimensi in Semarang State Polytechnic". This research is motivated by
the result of the survey Maverick Company that showed 91% of Indonesian
Journalists rely on the internet in searching news and seven of ten journalists get the
idea of making news from internet. The problem formulations of this research are: 1)
what kind information are sought through the internet by the jo urnalist of student
Press Agency "Dimensi" Semarang State Polytechnic? 2) How the information
seeking behavior through the internet by journalists of Student Press Agency
“Dimensi” Semarang State Polytechnic? And 3) what the constraints are experienced
by the journalist of Student Press Agency “Dimensi" Semarang State Polytechnic
when searching for the information in the internet? This research used a qualitative
research design with case study research. Data was collected by the way of
structured interviews. Informants in this research consists of four people. Data
analysis was performed by using data analysis Miles and Huberman. The results of
this research show that information that are sought by the journalists of Student
Press Agency “Dimensi” Semarang State Polytechnic in the internet are the
information that related with art and magazine theme. Journalist sought the
information in internet use some ways; they are seeking in search engine, seeking in
URL, and by click thumbnails in browser home page. Some journalists have done a
search strategy by utilizing the search engine. After finding the information, things
that done by the journalists are saving web or pictures that obtained, memorizing
web that visited, and giving mark bookmark in the web that are considered important.
Some journalists have evaluated searching information in internet. Things that done
by the journalists when they did not find information in internet is by searching in
other information sources, it is magazine. The problems that faced by the journalists
when searching for the information in the internet is finding an empty web and
contained advertisements, the journalist often found web that discuss magazine theme
only from one point of view, information searching access that stopped (hank) caused
to much open web pages, information access that is limited caused finding login
command with username in a web, and constraints in formulate information that
needed into query.
Keywords: information searching behavior, the Internet, journalists, student press
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era informasi sekarang ini informasi sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap waktu manusia menggunakan
dan mencari informasi untuk mendukung aktivitasnya. Kegiatan pencarian
informasi merupakan kegiatan yang secara sengaja dilakukan oleh manusia
dengan maksud tertentu, diantaranya yaitu untuk memenuhi kebutuhan
kognitif. Seperti pendapat Marchionini (1995: 5) yang menyatakan bahwa
pencarian informasi adalah
proses yang secara sengaja dilakukan oleh
manusia untuk menambah pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya.
Media pencarian yang digunakan dalam pencarian informasi beragam.
Menurut Surachman (2007: 2), dilihat dari cara dan alat telusurnya,
penelusuran
konvensional
dibedakan
dan
menjadi
penelusuran
dua
yaitu
informasi
penelusuran
digital.
Pada
informasi
penelusuran
konvensional pengguna masih menggunakan alat manual dalam menelusur
informasi, seperti kartu katalog, kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks, dan
sebagainya. Sedangkan pada penelusuran digital pengguna memanfaatkan
media digital atau
elektronik untuk mencari informasi, seperti OPAC
(Onilne Public Access Catalog), search engine (di internet), database online,
jurnal elektronik, refrence online, dan informasi lain yang tersedia secara
elektronik/ digital.
Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
ternyata memberikan pengaruh terhadap penggunaan internet dalam
pencarian informasi. Masyarakat kini cenderung memanfaatkan media
internet untuk memperoleh informasi. Menurut Yusup dan Subekti (2010:
47), kini masyarakat mengalami perubahan dalam pencarian informasi dari
media cetak ke media online.
"Pada 1970-an hingga 1980-an, masyarakat menggunakan media cetak
dalam mencari informasi, tetapi secara di tahun 2000-an ada
perubahan dalam perilaku pencarian informasi. Masyarakat lebih suka
mencari informasi di newspaper online (e-newspaper) karena mereka
merasakan kemudahan dalam mengaksesnya dan informasinya up-todate."
Dari peryataan tersebut dapat dilihat bahwa saat ini internet lebih diminati
masyarakat dibanding media konvensional karena mampu memberikan
kemudahan dalam pencarian informasi. Salah satu kemudahan yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna internet yaitu adanya berbagai macam mesin
pencari (search engine). Melalui mesin pencari orang bisa dengan cepat
menemukan berbagai macam informasi. Selain itu mesin pencari juga
memberikan informasi dengan jumlah yang banyak. Jumlah informasi yang
begitu banyak dalam mesin pencari memungkinkan terjadinya kendala dalam
pencarian infromasi, seperti lamanya waktu dalam pencarian dan
ketidaksesuaian informasi dengan yang dicari. Oleh karena itu seseorang
harus memperhatikan bagaimana cara mencari informasi malalui internet.
Kemampuan seseorang dalam mencari informasi di internet dilakukan
dengan strategi pencarian. Dengan strategi pencarian informasi maka
penelusuran bisa berjalan maksimal dan hasil temuan informasi relevan
dengan kebutuhan.
Salah satu pengguna informasi yang erat dengan kegiatan pencarian
informasi yaitu jurnalis. Menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009:
15) jurnalis adalah orang yang melakukan kegiatan jurnalistik, yaitu meliputi
kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan
berita kepada masyarakat melalui sarana-sarana penerbitan. Pada kegiatan
jurnalistiknya ada dua jenis sumber informasi yang dicari oleh jurnalis yakni
sumber primer dan sumber sekunder (Rolnicki, 2008: 20). Sumber informasi
primer diperoleh dari saksi mata dari suatu persitiwa dalam bentuk tercetak
ataupun rekaman. Sedangkan sumber sekunder diperoleh dari orang yang
memiliki berbagai pengetahuan mengenai suatu hal atau karya yang
mengutip kata-kata dari sumber primer. Dari kedua sumber informasi
tersebut, sumber informasi yang lazim digunakan oleh jurnalis yaitu sumber
informasi primer. Hal tersebut dikarenakan pemberitaan yang diperoleh dari
pihak pertama atau saksi mata akan lebih terpercaya, lebih profesional, dan
lebih penting bagi pembaca (Rolnicki, 2008: 24).
Adanya kemajuan penggunaan internet dalam pencarian informasi
ternyata memberikan dampak pada pencarian informasi jurnalis. Hal ini
dapat dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh perusahan Maverick,
perusahaan konsultan komunikasi, yang bekerjasama dengan Research
Centre The London School of Public Relations (LSPR) di Jakarta. Survei
tersebut dilakukan dengan 321 responden yang terdiri atas jurnalis, jurnalis
foto, dan editor di 141 media, dari bulan Juni hingga September 2010.
Perusahaan Maverick merilis hasil survey dalam webnya melalui artikel yang
berjudul "7 dari 10 Wartawan Indonesia Dapatkan Ide Berita dari Internet".
Dua hasil suvei yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu 91% wartawan
bergantung pada internet dalam mencari berita dan tujuh dari sepuluh
wartawan mendapatkan ide membuat berita dari internet. Dari dua hasil
survey tersebut dapat diketahui bahwa seorang jurnalis juga memanfaakan
internet untuk mencari informasi, salah satunya yiatu untuk keperluan
mendapatkan ide pemberitaan.
Melihat adanya fakta menegenai jurnalis dalam pencarian informasi
melalui internet, penulis tertarik untuk mengatahui
bagaimana perilaku
pencarian informasi melalui internet dalam lingkup kecil yaitu oleh jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
"Dimensi" merupakan nama lembaga pers mahasiswa yang berada di
Politeknik Negeri Semarang. Pada kegiatan jurnalistiknya, mereka juga
memanfaatkan internet sebagai sumber informasi salah satunya yaitu saat
membuat majalah Dimensi (Gaza, 2014). Oleh karena itu, penulis mengambil
judul penelitian "Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet oleh Jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" di Politeknik Negeri
Semarang".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah diuraikan, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Informasi apa saja yang dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang?
2.
Bagaimana perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri
Semarang?
3.
Kendala apa saja yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi
di internet?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1.
Mengetahui informasi yang dicari melalui internet oleh jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri
Semarang.
2.
Mengetahui perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri
Semarang.
3.
Mengetahui kendala yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi
di internet.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.
Manfaat akademis
Penelitian ini diharapakan bisa memberikan sumbangan pemikiran
dalam ilmu perpustakaan khususnya mengenai perilaku pencarian
informasi melalui internet oleh jurnalis.
2.
Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang
mengenai perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis.
.
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di sekertariat LPM "Dimensi" Politeknik
Negeri Semarang mulai dari bulan Juni 2014 hingga bulan September 2014.
1.6 Kerangka Pikir
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
Kebutuhan informasi muncul karena adanya kesenjangan informasi yang
dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik
Negeri Semarang.
Semarang Adanya kebutuhan informasi tersebut mendorong merek
mereka
untuk melakukan pencarian informasi. Pada pencarian informasi, jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang
dapat menggunakan sumber primer, yang diperoleh dari saksi mata, dan
sumber sekunder, yang diperoleh dari orang yang mengetahui berbagai hal
atau karya yang mengutip kata-kata dari sumber primer. Internet merupakan
sumber sekunder yang bisa dimanfaatkan oleh jurnalis.
Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui perilaku jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang
saat mencari informasi melalui internet yang dilihat dari beberapa aspek
yaitu:
1.
Informasi yang dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
2.
Perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
3.
Kendala yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
"Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di
internet.
1.7 Batasan Istilah
Berikut ini adalah beberapa istilah yang dibatasi ruang lingkupnya dalam
penelitian ini:
1. Perilaku Pencarian Informasi
Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan yang secara sengaja
dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dalam rangka
menambah pengetahuan mereka melalui interaksi dengan berbagai
sumber informasi..
2. Strategi penelusuran informasi
Strategi penlulusan informasi adalah cara sistematis yang digunakaan
seseorang saat menelusur informasi, seperti menggunakan kata kunci,
frase, subjek dokumen, logika boolean, dan fasilitas pencarian lain
yang tersedia pada search engine.
3. Jurnalis
Jurnalis adalah orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik, meliputi
kegiatan
mencari,
menyajikan
berita
mengumpulkan,
kepada
mengolah,
masyarakat
menyusun,
melalui
dan
sarana-sarana
penerbitan. Pada penelitian ini yang dimaksud jurnalis ialah
mahasiswa Politeknik Negeri Semarang yang bergabung dalam
Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" dan melakukan pekerjaan
jurnalistik yang nantinya disajikan khususnya kepada warga Politeknik
Negeri Semarang dan umumnya kepada masyarakat sekitar.
4. Pers Mahasiswa
Pers mahasiswa yaitu pers yang dikelola oleh mahasiswa. Pada
penelitian ini yang dimaksud pers mahasiswa yaitu pers mahasiswa
"Dimensi" yang dikelola oleh mahasiswa Politeknik Negeri Semarang.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1. Informasi
2.1.1. Definisi Informasi
Informasi memiliki beragam definisi. Menurut Lasa, H.S., (2009: 116) dalam
Kamus Kepustakawanan Indonesia dijelaskan pengertian informasi dari
berbagai bidang ilmu. Dalam ilmu perpustakaan, informasi diartikan sebagai
berita, peristiwa, data, maupun literatur. Dalam ilmu komunikasi informasi
merupakan keterangan maupun pesan yang berupa suara, isyarat, maupun
cahaya yang dengan cara tertentu dapat diterima oleh sasaran (sebagai
penerima) baik berupa mesin maupun makhluk hidup.
Dervin dan Nilan (dalam Suwanto, 1997: 17) menyebutkan bahwa
informasi adalah 1) Segala berita, 2) Segala dokumen atau sumbersumbernya, 3) Segala data, atau 4) Segala bahan yang diterbitkan. Menurut
Pendit dalam Suwanto (2011: 1) informasi adalah segala yang kita
komunikasikan seperti yang disampaikan lewat lisan, lewat surat kabar, video,
dan sebagainya. Dari berbagai definisi mengenai informasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah segala sesuatu, berupa data, berita,
peristiwa, serta bentuk lainnya, yang dikomunikasikan melalui berbagai
media, bisa melalui lisan, tulisan, radio, surat kabar, televisi, atau media
lainnya.
2.1.2. Kebutuhan Informasi dan Sumber Informasi
Kebutuhan informasi (Sulistyo-Basuki, 2004: 393) adalah informasi yang
diinginkan seseorang untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah,
pendidikan dan lain-lain. Menurut Belkin (dalam Suwanto, 1997: 19)
kebutuhan informasi terjadi karena keadaan tidak menentu yang timbul akibat
kesenjangan (gap) dalam diri manusia antara pengetahuan yang dimiliki
dengan yang dibutuhkannya. Pemakai akan mencari informasi untuk
memenuhi kebutuhannya. Chen dan Chemon (dalam Suwanto, 1997: 19)
menjelaskan bahwa untuk menjembatani kesenjangan tersebut, manusia
menggunakan atau berusaha menggunakan berbagai sumber informasi. Dari
pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi menimbulkan
adanya pencarian informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
Kebutuhan informasi antara satu individu dengan individu lain
berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang dari individu yang mencari
informasi. Menurut Belkin (dalam Suwanto, 1997: 20) ada beberapa hal yang
mempengaruhi perbedaan kebutuhan (dan perilaku pencarian) informasi yaitu
latar belakang sosial budaya, pendidikan, tujuan yang ada dalam diri manusia
tersebut, serta lingkungan sosialnya. Sementara itu Pannen dalam Suwanto
(1997: 20) menjelaskan faktor paling umum yang mempengaruhi kebutuhan
informasi adalah pekerjaan pemakai, termasuk kegiatan profesi, pekerjaan
atau subjek yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan.
Seperti yang diungkapkan Chen dan Chernon (dalam Suwanto, 1997:
19) untuk mengatasi kesenjangan informasi manusia menggunakan atau
berusaha menggunakan berbagai sumber informasi. Begitu juga dengan
jurnalis yang memanfaatkan sumber informasi ketika mengalami kesenjangan
informasi. Menurut Rolnicki (2008: 20) ada dua sumber informasi yang dicari
oleh jurnalis yaitu:
1. Sumber primer
Sumber primer adalah saksi mata atau peristiwa atau pencipta suatu
karya atau kerja orisinal -properti fisik atau intelektual. Sumber
informasi primer dapat berbentuk cetak maupun rekaman. Contoh
sumber primer bagi jurnalis yaitu pimpinan dan juru bicara untuk
organisasi, asosiasi, tokoh politik dan sosial dan agen pemerintah.
2. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah orang yang memiliki beberapa pengetahuan
namun tidak terlibat secara pribadi, atau sebuah karya yang
dipublikasikan yang mengutip kata-kata dari karya lain, kata-kata yang
telah dipublikasikan dalam sumber primer. Karya publikasi tidak
terbatas pada bentuk cetak, tetapi termasuk rekaman, film, dan file
elektronik.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa internet tergolong ke dalam
sumber informasi sekunder bagi jurnalis.
2.1.3. Perilaku Pencarian Informasi
Secara sederhana perilaku (Yusup dan Subekti, 2010: 64) dapat diartikan
suatu perbuatan yang dilakukan oleh individu. Menurut Robert Kwick (dalam
Sunaryo, 2004: 3) perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme
yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Dan secara operasional,
perilaku (Soekidjo dalam Sunaryo, 2004; 3) dapat diartikan sebagai suatu
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek
tersebut. Dari tiga pengertian perilaku tersebut dapat diketahui bahwa perilaku
adalah aktivitas manusia dengan lingkungannya sebagai bentuk respon
terhadap rangsangan yang diberikan padanya dan merupakan sesuatu yang
bisa dilihat dan dipelajari.
Mengenai perilaku dalam pencarian informasi setiap tokoh memiliki
definisi yang berbeda. Menurut Krikelas (dalam Suwanto, 1997: 21) perilaku
pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi. Perilaku pencarian informasi dilakukan ketika
seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimiliki kurang dari pengetahuan
yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari
informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Tindakan
menggunakan
literatur
adalah
suatu
perilaku
yang
kenyataannya
menggambarkan berbagai tujuan.
Sementara itu, Marchionini (1995: 5) berpendapat bahwa pencarian
informasi adalah proses yang secara sengaja dilakukan oleh manusia untuk
menambah pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya. Menurut Wilson
(dalam Pendit, 2003: 29) perilaku pencarian informasi didefinisikan sebagai
perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan
seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri dari
berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik ditingkat interaksi dengan
komputer (misalnya penggunaan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link),
maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi
boolean atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan
buku di rak perpustakaan).
Dari beberapa penjelasan tersbut dapat disimpulkan bahwa perilaku
pencarian informasi adalah kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang
untuk memperoleh informasi dalam rangka menambah pengetahuan mereka
melalui interaksi dengan berbagai sumber informasi.
2.2.Internet
2.2.1.
Definisi Internet
Pencarian informasi dapat dilakukan melalui berbagai media, salah satunya
yaitu media elektronik berupa internet. Menurut Yusup dan Subekti (2010:
55) internet merupakan sebuah jaringan yang dibuat sedemikian rupa
sehingga menghubungkan perangkat komputer dari berbagai wilayah.
Komputer-komputer tersebut terhubung sehingga masing-masing data dapat
ditransmisikan ke dalam jaringan dan dapat diakses dari berbagai wilayah.
Internet merupakan jaringan komputer global yang memungkinkan dua
komputer atau lebih berkoneksi dengannya untuk mentransfer file dan tukarmenukar
email
dan
pesan-pesan
real
time
(Tim
Penelitian
dan
Pengembangan Wahana Komputer, 2004: 289). Dari definisi internet tersebut
dapat diketahui bahwa internet adalah komputer yang saling terhubung
dengan yang lain sehingga dapat diakses oleh komputer lain seperti
melakukan tukar-menukar email.
2.2.2. Keunggulan Internet
Internet memiliki keuunggulan sebagai media pencarian informasi dibanding
dengan media konvensional. Menurut Joing (dalam Yusup dan Subekti,
2010: 57), beberapa keunggulan dari internet yaitu :
a. Internet
memberikan
kemudahan
bagi
penggunanya
dalam
hal
pengoperasian, di mana pengguna hanya perlu mengklik tombol atau
simbol yang mereka butuhkan dan berbagai aplikasi juga dapat
dijalankan.
b. Internet memberikan kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman data.
Apabila proses pengiriman data mengalami kegagalan bisa dilakukan
pengulangan pengiriman. Internet memberikan ketepatan pengirim, di
mana karakter alamat yang dipakai dalam internet sangat sensitif
sehingga tidak mungkin terjadi kepemilikan ganda alamat serta terdapat
pemberitahuan dari program server jika alamat yang dituju tidak terdaftar
di internet.
c. Internet memberikan kapasitas penyimpanan data yang lebih besar
dibanding dengan media konvensional. Frespace/ ruang yang tersedia
untuk mailbox yang diciptakan bagi tiap-tiap user oleh tiap website tidak
sama. Sebagai contoh adalah hot mail (salah satu websaite) menyiapkan
2 MB, 4 BM, dan oleh Net sebesar 5 MB sedangkan disket hanya mampu
memuat data sebesar 1,44 MB.
d. Internet menjamin kerahasiaan data dari penggunanya. Pemakai internet
akan mendapatkan fasilitas password untuk mengakses internet, di mana
hanya dirinya yang mengetahui, sehingga pihak lain tidak bisa
menggunakan akun internet sebelum mengetahui password yang
dirahasiakan tersebut. .
e. Internet lebih efisien dan efektif. Penggunaan internet lebih murah dan
cepat dibanding media lainnya seperti faksimil yang memerlukan biaya
dan waktu.
f. Internet telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru.
Perkembangan teknologi yang disebut internet telah mengubah pola
interaksi masyarakat. Internet memberikan konstribusi yang demikian
besar bagi masyarakat, perusahaan maupun pemerintah. Internet
dijadikan sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk
mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan.
2.2.3. Strategi Penelusuran Informasi di Internet
Internet menyediakan berjuta informasi. Dibutuhkan keterampilan khusus
dalam mencari informasi di internet yang menyediakan informasi tak terbatas
jumlahnya. Jika penelusuran informasi tidak dibekali dengan keterampilan,
maka penelusuran bisa berjalan dengan tidak efektif. Penelusuran bisa
memakan waktu lama, hasil informasi tidak relevan, dan hasil temuan masih
terlalu luas sehingga bisa mengakibatkan kejenuhan pada pencari informasi.
Menurut Purwono (2008: 2) strategi penelusuran informasi adalah
penelusuran yang dilakukan secara sistematis (systematic searching), yang
meliputi cara-cara bagaimana menggunakan kata kunci (keyword), frase,
subjek dokumen, menggunakan logika Boolean (Boolean logic) serta fasilitas-
fasilitas penelusuran lain yang tersedia pada masing-masing serach engine.
Strategi penelusuran informsi di internet perlu dilakukan karena:
1.
Informasi yang tersedia sangat banyak.
2.
Untuk memperoleh informasi yang relevan.
3.
Untuk mengehemat waktu pencarian.
4.
Untuk mempermudah pencarian.
Masih menurut Purwono (8: 2008) sebelum melakukan penelusuran
informasi di internet, terdapat beberapa hal yang harus diketahui yaitu:
1.
Mesin pencari / Search Engine
Mesin pencari / search enginne merupakan program komputer yang
berfungsi untuk mencari informasi di internet melalui kata kunci.
Terdapat berbagai macam search engine yang tersedia di internet,
diantaranya :
 Google: http://www.google.com
 Yahoo: http://www.yahoo.com
 InfoSeek: http://www.infoseek.com
 Excit:http://www.excite.com
 Goto: http://www.goto.com
 Caccha: http://www.catcha.com
 AOL Anywhere: http://www.aol.com
 Vivisimo: http://www.vivisimo.com
 Altavista : http://www.altavista.com
 Lycos: http://www.lycos.com
 Alltheweb: http://www.alltheweb.com
 Ask : http://www.ask.com
 Theoma : http://www.theoma.com
Di anatara beberapa search engine tersebut, data dari modul
Information Skill, Zayed University menyebutkan bahwa 42%
penelusur menggunakan google dan 27 %
lainnya menggunakan
Yahoo.
2.
Browser
Pada Kamus Linux dijelaskan bahwa browser adalah perangkat lunak
yang berfungsi sebagai penghubung antara user (pengguna internet)
dengan jaringan internet (2005: 15). Menurut Sufandi browser adalah
sebuah perangkat lunak yang memungkinkan penggunan untuk
menampilkan dan berinteraksi dengan text, gambar, dan informasi
yang ada pada halaman web pada sebuah di World Wide Web (WWW)
atau local area network (LAN) (2003: 1). Beberapa browser yang bisa
digunakan untuk
mengakses internet seperti Internet Explorer,
Netscape Navigator, Opera, Neoplanet, Firefox Mozzila, dan Google
Chrome.
Salah satu fitur dalam browser yang bisa membantu pencarian
informasi di internet yaitu bookmark. Pada Kamus Istilah Internet
dijelaskan bahwa Bookmark/ favourites adalah fitur pada web browser
untuk mengelola daftar link halaman web yang pernah diakses. Fitur
ini memudahkan pengaksesan kembali alamat-alamat tertentu yang
dianggap penting dan telah dimasukkan pada fitur ini (2004: 20).
3.
Bentuk informasi di Internet
Beberapa bentuk informasi yang dapat ditemui di internet yaitu berupa
 Teks/ full-text
 Indeks/ abstrak
 Suara/ lagu
 Gambar/ foto/ image
 Perangkat Lunak
 Video, film
4.
Fasilitas Pencarian
Secara umum fasilitas pencarian yang tersedia di search engine, secara
umum fasilitas tersebut hampir ada pada mesin pencari seperti:
a. Logika Boolean (Boolean logic), yaitu fasilitas pencarian di
internet berupa logika AND, OR, NOT yang berfungsi untuk
memperluas maupun memfokuskan hasil pencarian.
b. Frasa (Phrase search), yaitu penggabungan beberapa kata agar
tidak ditelusur secara terpisah oleh mesin pencari
c. Pemenggalan (Truncation), yaitu fasilitas untuk memenggal kata
d. Pembatasan field, yaitu fasilitas pencarian di internet yang
digunakan untuk penelusur yang ingin membatasi format tertentu
yang diinginkan, misalnya format pdf., ppt., doc dan sebagainya
e. Langsung ke alamat situs (URL) tertentu yang kita inginkan
f. Case sensitive , yaitu pencarian dengan huruf besar dan huruf kecil
yang akan menghasilkan temuan berbeda
g. Fasilitas pencarian lain yang tersedia pada search engine, misalnya
penelusuran dengan menggunakan Basic search, Advanced Search,
Publication search, dan sebagainya
5.
Penentuan Kata Kunci
Kata kunci merupakan sejumlah kata yang dituliskan dalam search
engine sebagai perwakilan dari informasi yang penulusur cari.
Penentuan kata kunci perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi
hasil pencarian. Untuk mengetahui yang tepat dan memperluas kata
kunci seseroang bisa memanfaatkan kamus, ensiklopedi, buku, atau
bertanya pada pakar.
Lavene juga menjelaskan mengenai strategi dalam pencarian informasi
di internet. Menurut Lavene (2010: 24) ada tiga strategi yang bisa digunakan
dalam mencari informasi di internet yaitu:
1. Pencarian langsung
Pencarian ini merupakan strategi paling sederhana dalam pencarian
informasi
di internet. Pencarian ini
dilakukan
dengan
cara
mengetikkan langsung alamat web/ URL ke dalam browser.
2. Pencarian Direktori
Situs direktori merupakan sebuah situs portal yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga berbentuk menyerupai direktori subjek.
Situs direktori berisikan topik yang terorganisir, termasuk kategori
seni, bisnis, komputer, dan internet. Beberapa contoh web portal
berisikan
direktori
yaitu:
www.msn.com,
www.aol.com,
www.netscape.com, dan www.yahoo.com.
3. Pencarian dengan Mesin Pencari.
Pada pencarian informasi menggunakan mesin pencari, pengguna
hendaknya menggunakan strategi pencarian sebagai berikut:
a. Memformulasikan pertanyaan (query), yaitu dengan memasukkan
pertanyaan ke dalam mesin pencari. Biasanya pertanyaan terdiri
atas satu kata atau lebih.
b. Menentukan pilihan, yaitu dengan memilih salah satu daftar hasil
pencarian, mengklik halaman web, dan membaca halaman yang
ditampilkan oleh browser.
c. Melakukan penelusuran, yaitu dengan mengikuti link di dalam
web dan mulai melakukan aktivitas pencarian.
d. Modifikasi pertanyaan, yaitu saat pengguna mulai menetapkan
untuk memodifikasi pertanyaan dan memasukkannya ke mesin
pencari maka proses pencarian diulang dari tahap satu.
2.2.4. Kendala Pencarian Informasi di Internet
Berbagai kendala dapat terjadi ketika mencari informasi di internet. Tee
(dalam Wardhani, 2005: 20) menyebutkan terdapat empat hal yang bisa
menghambat pencarian informasi di internet yaitu :
1. Akses ke internet yang lama.
2. Tulisan pada layar tidak nyaman bagi mata.
3. Web seringkali menghilang tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4. Banyak informasi yang tidak berguna yang tidak dapat dipercaya
kebenarannya.
Selain itu ada juga pendapat lain yang menjelaskan mengenai kendala saat
mencari informasi di web. Levene (2010: 26) menyebutkan tiga kendala
pencarian informasi di web yaitu:
1.
Web merupakan sistem yang sifatya terbuka dimana akan terus
mengalami perubahan: situs baru akan bermunculan, situs lama akan
menghilang, dan secara umum konten informasi lebih banyak
bermunculan dibanding dengan yang diharapkan. Hal tersebut
menyiratkan bahwa hasil pencarian tidak tetap sehingga pengguna
perlu mengubah strategi pencarian secara berkala.
2.
Kualitas informasi di web sangatlah bervariasi sehingga pencari
harus menetukan web mana yang akan digunakan dan sesuai dengan
yang ia butuhkan.
3.
Pengetahuan yang tersedia di web tidak bersifat objektif. Seperti
ketika pengguna membutuhkan informasi mengenai presiden
Amerika sebaiknya pengguna mencari di situs milik negara atau
pemerintah.
4.
Tidak ada cakupan pasti mengenai informasi yang tersedia di web.
Pada beberapa kasus pengguna tidak mengetahui apakah informasi
yang dicarinya tersedia atau tidak di sebuah web sehingga pengguna
harus mempunyai strategi pencarian informasi dan memodifikasi
pertanyaan pencarian.
2.2.5. Evaluasi Pencarian Informasi di Internet
Harris (2013) menjelaskan bahwa informasi tersebar luas di internet,
jumlahnya yang banyak, dan akan terus diciptakan dan diperbaiki. Selain itu
informasi juga memiliki beragam jenis (seperti fakta, opini, cerita,
interpretasi, statistik) dan diciptakan untuk berbagai tujuan (seperti untuk
memberikan informasi, untuk mengajak, untuk menjual, untuk menjelaskan
sudut pandang, dan untuk menciptakan atau mengubah sikap atau
kepercayaan). Pada setiap ragam dan tujuan tersebut, informasi berada pada
tingkat kualitas dan kepercayaan yang berbeda, dari yang bernilai baik
hingga sangat buruk. Oleh karena itu pengguna perlu memeriksa kualitas
informasi agar apa yang ia cari dapat sesuai dengan kebutuhan.
Untuk mengevaluasi informasi yang diperoleh dari internet, Harris
(2013) menggunakan cara dengan memeriksa kualitas informasi melalui
metode CARS ( Credibility, Accuracy, Reliability, Support) yaitu:
1.
Credibility
Yaitu melihat kualitas informasi dari hal-hal yang bisa membuat
pengguna mempercayai sebuah informasi dengan melihat beberapa
aspek yaitu:
a. Latar belakang penulis, meliputi tingkat pendidikan penulis,
kontak penulis, pengalaman penulis, dan kedudukan penulis.
b. Kualitas kontrol dari keterangan, dimana informasi ditulis pada
web yang terorganisir, jurnal online direview oleh editor atau yang
lain, dan informasi yang ditampilkan berasal dari buku atau jurnal
yang berkualitas,
c. Metadata informasi, meliputi semua ringkasan dari informasi
seperti abstrak, ringkasan, dan tabel. Metadata akan membantu
seseorang untuk mempertimbangkan berbagai sumber informasi
tanpa membacanya secara mendalam.
d. Organisai yang menaungi sebuah web atau tempat di mana
informasi disebarluaskan.
2.
Accuracy
Yaitu melihat kualitas informasi dari akurasi dengan tujuan untuk
menjamin bahwa informasi yang diperoleh benar: up to date,bersifat
faktual, mendetail, pasti,
komprehensif, dan berorientasi pada
pembaca. Seperti sebuah informasi benar yang ditulis dua puluh tahun
lalu, belum tentu informasi tersebut bisa dikatakan benar pada masa
ini.
3.
Reliability
Yaitu melihat kualitas informasi yang dapat diterima dengan akal
sehat yaitu adil, seimbang, objektif, memberikan alasan, tidak memicu
konflik kepentingan, dan tidak memberikan pandangan yang keliru.
4.
Support
Yaitu melihat kualitas informasi dari sumber acuan dan bukti-bukti
yang menguatkan informasi berupa daftar sumber acuan, informasi
kontak, bukti-bukti yang menguatkan, adanya layanan tuntutan, dan
ketersediaan
dokumen.
Keberadaan
sumber
acuan
tersebut
memberikan keluasan pengguna untuk menanyakan informasi yang
dibuat penulis.
2.3. Jurnalis dan Pers Mahasiswa
2.3.1. Jurnalis
Menurut Suhandang (2004: 19) istilah jurnalis berasal dari istilah diurnarius
(arti tunggal) atau diurnarii (arti jamak) yaitu sebutan untuk budak belia
zaman kerajaan Romawi yang bertugas mengutip dan menjual informasi
untuk raja dan atau untuk masyarakat yang membutuhkan. Kedua istilah
tersebut hakikatnya mengandung arti orang yang mencari dan mengolah
(mengutip dan memperbanyak) informasi untuk kemudian dijual kepada
mereka yang membutuhkan. Dan secara sederhana Kusumaningrat dan
Kusumaningrat (2009: 15) mengartikan jurnalis sebagai orang yang
melakukan pekerjaan jurnalistik.
Mneurut Effendy (dalam Suhandang, 2004: 21) jurnalistik merupakan
kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari
peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat. Pada ensiklopedi
Indonesia (dalam Suhandang, 2004: 22) dijelaskan bahwa jurnalistik yaitu
kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak
seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. Dan menurut Suhandang (2004: 23)
jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi
sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati
nurani khalayaknya.
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai junalis dan jurnalistik,
penulis mengartikan jurnalis sebagai orang yang melakukan kegiatan
junalistik mulai dari mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, hingga
menyajikan berita untuk masyarakat luas.
2.3.2. Pers Mahasiswa
Pada bagian ini penulis akan menguraikan pengertian pers dan pers
mahasiswa. Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009: 17) menjelaskan pers
dalam arti sempit dan arti luas. Pers dalam arti kata sempit yaitu yang
menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan
barang cetakan. Sedangkan pers dalam arti kata luas adalah yang menyangkut
kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak maupun
dengan media eletronik seperti radio, televisi, maupun internet.
Menurut Siregar (1987: 35), yang dimaksud dengan pers mahasiswa
adalah pers yang dikelola oleh mahasiswa. Terdapat dua macam pers
mahasiswa (Supriyanto dalam Arismunandar, 2012: 1) yaitu:
1. Pers mahasiswa yang diterbitkan oleh mahasiswa di tingkat fakultas atau
jurusan. Penerbitan ini biasanya menyajikan hal-hal khusus yang berkaitan
dengan bidang studinya.
2. Pers mahasiswa yang diterbitkan di tingkat universitas. Penerbitan ini
menyajikan hal-hal yang bersifat umum.
Pada penelitian ini pers mahasiswa "Dimensi" merupakan pers mahasiswa
tingkat universitas yang berada di Politeknik Negeri Semarang.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan pers mahasiswa adalah
kegiatan komunikasi yang menyajikan berita seputar fakultas atau universitas
maupun hal umum yang dikelola oleh mahasiswa dan disebarluaskan melalui
media cetak maupun media elektronik.
2.4. Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian mengenai perilaku pencarian informasi melalui internet sudah
pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang peneliti gunakan sebagai refrensi
dalam penelitian ini di antaranya :
1.
Penelitian dengan judul "Penelusuran Informasi melalui intrenet Jurnalis
The Jakarta Post" yang dilakukan oleh Istiyana Meidita, mahasiswa
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, tahun 2011.
Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengidentifikasi proses
penelusuran informasi di internet yang dilakukan oleh jurnalis The Jakarta
Post dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh jurnalis
dalam proses pencarian dan penemuan informasi. Peneliti menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus.
Untuk metode pengumpulan data, peneliti menggunakan observasi dan
wawancara.
Simpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Jurnalis The
Jakarta Post memanfaatkan internet utamanya untuk mencari latar belakang
berita, pemicu munculnya ide pemberitaan, mengecek berita yang pernah
terbit sebelumnya, dan mencari berita yang akan diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Selain itu adanya perbedaan kebutuhan informasi jurnalis
The Jakarta Post ternyata berpengaruh terhadap penggunaan strategi
penelusuran. Jurnalis yang menggunakan startegi penelusuran adalah
jurnalis yang membutuhkan informasi mendalam sedangkan sedangkan
jurnalis yang membutuhkan informasi yang sifatnya tidak mendalam ia
hanya menggunakan pencarian biasa.
2.
Penelitian dengan judul "Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa yang
Memanfaatkan Layanan Search Engines dalam Menyusun Skripsi: Studi
Kasus Mahasiswa S1 Program Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia",
oleh Abdi Halim Munggaran, mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2009.
Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui gambaran
mengenai perilaku pencarian informasi mahasiswa Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia yang memanfaatkan
layanan search engines dalam menyusun skripsi, untuk mengetahui apa saja
yang mendorong mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Universitas Indonesia yang sedang menyusun skripsi untuk
menggunakan layanan search engine, dan untuk mengetahui apa saja yang
menjadi penghambat mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Universitas Indonesia yang sedang menyusun skripsi. Peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode penelitian
deskriptif, dan jenis penelitian studi kasus. Sedangkan untuk metode
pengumpulan data peneliti menggunakan observasi dan wawancara
mendalam.
Simpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku
pencarian informasi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi bersesuaian
dengan enam fitur model perilaku pencarian informasi Ellis, hanya satu fitur
model perilaku pencarian informasi Ellis yang tidak ditemukan dalam
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi yaitu monitoring. Fitur tersebut
sepertinya dianggap tidak urgen untuk dilakukan dalam penyusunan skripsi
karena pesnyusunan skripsi hanya menuntut kesimpulan yang hanya bersifat
deskriptif, tidak dituntut untuk menemukan sesuatu yang baru dari suatu
bidang kajian tertentu. Adapun hambatan yang dialami oleh mahasiswa
yang memanfaatkan layanan search engine dalam menyusun skripsi yaitu
hambatan bahasa dan pencarian di internet yang terkadang menampilkan
banyak hasil.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya.
Persamaan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya terletak pada objek
penelitian yaitu mengenai pencarian informasi melalui internet. Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya disajikan dalam tabel
di bawah ini.
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 1
Penelitian ini
1. Subjek
penelitian
Penelitian Terdahulu 2 (Meidita)
ini
adalah
1. Subjek penelitian terdahulu
jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
adalah jurnalis harian The
(LPM) "Dimensi" di Politeknik
Jakarta Post.
Negeri Semarang.
2. Mengkaji cara evaluasi pencarian
informasi
di
menggunakan
metode
(Credibility,
internet
CARS
Accuracy,
Reliability, Support) milik Robert
Harris.
2. Tidak
evaluasi
mengkaji
cara
pencarian
informasi di internet.
Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 2
Penelitian ini
1. Subjek
penelitian
Penelitian Terdahulu 2 (Munggaran)
ini
adalah
1. Subjek
penelitian
terdahulu
jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
adalah mahasiswa S-1 Program
(LPM) "Dimensi" di Politeknik
Ilmu Perpustakaan, Universitas
Negeri Semarang.
Indonesia, yang memanfaatkan
search engine untuk menyusun
skripsi.
2. Mengkaji secara umum pencarian
informasi menggunakan internet.
2. Mengkaji secara khusus mengenai
pencarian
informasi
menggunakan mesin pencarian/
search engine.
3. Mengkaji cara evaluasi pencarian
informasi
di
menggunakan
metode
(Credibility,
internet
CARS
Accuracy,
Reliability, Support) milik Robert
Harris.
3. Tidak mengkaji cara evaluasi
pencarian informasi di internet
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kualtitatif dan jenis
penelitian studi kasus.
Menurut Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tantang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi. tindakan, dll. Menurut
Sulistyo-Basuki (2006: 78) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang
diteliti; kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut SulistyoBasuki (2006: 113) studi kasus adalah kajian mendalam tentang peristiwa,
lingkungan, dan situasi tertentu yang memungkinkan mengungkapkan atau
memahami suatu hal. Ciri khusus dari jenis penelitian ini (Herdiansyah, 2012:
79) adalah adanya sistem yang berbatas. Maksud sistem yang berbatas adalah
adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang
diangkat (dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau subjek penelitian. Selain
itu studi kasus juga memiliki keunikan, salah satunya yaitu bisa memberikan
kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku
manusia. Melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karateristik dan
hubungan-hubungan yang mungkin tidak diduga sebelumnya (Bungin dalam
Herdiansyah, 2012: 79). Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti ingin
mendapatkan gambaran mengenai perilaku dari informan yaitu perilaku pencarian
informasi melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi"
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
3.2 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perilaku pencarian informasi melalui internet
dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah jurnalis Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
3.3 Informan Penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 216) sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut
sebagai responden, melainkan disebut dengan narasumber, partisipan, atau
informan, teman dan guru penelitian. Informan (Bungin, 2009: 105). adalah orang
yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari
objek penelitian
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009: 85) sampling purposive adalah
teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan menurut
Herdiansyah (2012: 106) purposeful sampling yaitu teknik dalam non-probability
sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih
karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.
Pada penelitian ini penulis memilih empat informan dengan
menentukan kriteria sebagai berikut:
1.
Informan merupakan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang yang telah
bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" selama
lebih dari satu tahun. Penentuan kriteria ini dikarenakan informan yang
sudah lama bergabung dianggap lebih sering mencaria informasi melalui
internet sehingga bisa memberikan informasi lebih untuk penelitian ini.
2.
Informan memanfaatkan internet untuk mencari informasi.
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Bentuk
data pada penelitian kualitatif (Herdiansyah, 2012: 116) berupa kalimat, atau
narasi dari subjek atau responden penelitian yang diperoleh melalui suatu
teknik pengumpulan data yang kemudian data tersebut akan dianalisis dan
diolah menggunkan teknik analisis data kualitatif dan akan menghasilkan
suatu temuan atau hasil penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian
yang diajukan.
3.4.2 Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer
dan sumber data sekunder.
Sumber data primer (Sugiyono, 2009: 225) adalah sumber data yang
secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara kepada informan.
Sumber data sekunder (Sugiyono, 2009: 225) adalah sumber data yang
tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber
data ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang
disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini yaitu ADART dan gambaran pekerjaan Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang 2014.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data meruapakan fakta yang ada di lapangan. Data dalam penelitian
dikumpulkan menggunakan cara atau teknik pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara. Wawancara dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong, 2007: 186). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur (Sulistyo-Basuki, 2006: 171) adalah
wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua responden, dalam
kalimat dan urutan yang seragam.
Pada penelitian ini informan diberikan perntanyaan seputar perilaku
pencarian informasi, yang dimulai dari informasi apa saja yang dicari melalui
internet, bagaimana cara pencarian informasi di internet, dan kendala apa saja
yang dialami saat mencari informasi melalui internet. Wawancara dengan
informan dilakukan selama kurang lebih selama lima belas hingga tiga puluh
menit tergantung dari data yang dibutuhkan peneliti dan jawaban yang diberikan
informan.
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
Saat semua data penelitian sudah terkumpul maka tahap selanjutnya adalah
mengolah dan menganalisa data. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono.
2009: 247) terdapat tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif yaitu :
1. Reduksi Data
Mereduksi
data
berarti
merangkum,
memilih
hal-hal
yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpula data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Model Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard,
pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami.
3. Conclusion Drawing/ Verification
Pada langkah ketiga dalam anallisis data adalah penarikan simpulan dan
verifikasi. Data yang tertersaji maka akan dengan mudah dipahami dan ditarik
suatu kesimpulan. Menurut Herdiansyah (2012: 179) pada penelitian kualitatif
kesimpulannya menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang
diajukan sebelumnya dan mengungkap what dan how dari temuan peneliti
tersebut.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) "DIMENSI"
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
4.1. Sekilas Tentang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik
Negeri Semarang.
Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" atau sering disebut LPM "Dimensi" adalah
organisasi mahasiwa yang bergerak dalam bidang jurnalistik yang berkedudukan
di Politeknik Negeri Semarang (Polines). Di dalam keluarga besar mahasiswa,
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" berkedudukan sebagai badan semi
otonom. Badan semi otonom bertanggung jawab langsung dalam setiap
kegiatannya kepada institusi dan tidak bertanggung jawab kepada Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dalam hal ini, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
"Dimensi" bertanggung jawab langsung terhadap institusi Politeknik Negerri
Semarang dalam setiap produk yang akan di publikasikan ke masyarakat umum
dan khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Semarang. Kantor Sekertariat
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" berlokasi di gedung barat PKM
baru lantai II Nomor 5-6, Jalan Prof. Soedharto, S.H., Kelurahan Tembalang,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
4.2. Struktur Organisasi
Pada tahun 2014-2015 jumlah pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
"Dimensi" Politeknik Negeri Semarang yaitu 61 orang. Dalam kepengurusannya
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" terbagi menjadi tiga pilar yang
masing-masing dipimpin oleh satu orang pemimpin pilar. Ketiga pilar tersebut
yaitu:
1.
Pilar Litbang (Penelitian dan Pengembangan)
Kegiatan pilar Litbang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan yang
menunjang kelangsungan hidup Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" dan
bekerjasama dengan bidang lain dalam hal yang berkaitan dengan penelitian
dan pengembangan yang menunjang kelangsungan hidup Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
2.
Pilar Redaksi
Kegiatan pilar redaksi berkaitan dengan segala hal penerbitan dan
keredaksian dan bekerjasama dengan bidang lain dalam hal yang berkaitan
dengan penerbitan dan keredaksian seluruh produk Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
3.
Pilar Perusahaan
Kegiatan pilar perusahaan berkaitan dengan perusahaan dalam Lembaga
Pers Mahasiswa "Dimensi" dan bekerja sama dengan bidang lain dan pihak
ekstern dalam hal yang berhubungan dengan perusahaan dalam Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
Berikut ini adalah struktur organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
"Dimensi" Politeknik Negeri Semarang tahun kepengurusan 2014-2015:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM
LPM) "Dimensi"
Politeknik Negeri Semarang Tahun 2014-2015
Sumber: Arsip LPM "Dimensi" Polines
4.3. Kegiatan dan Produk
4.3.1 Kegiatan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri
Semarang
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang
bergerak di bidang penerbitan majalah kampus Dimensi dan menerbitkan
suplemen lainnya. Demi mencapai visi, misi, dan tujuan, Lembaga Pers
Mahasiswa
"Dimensi" menyelenggarakan bentuk-bentuk kegiatan sebagai
berikut:
1.
Penerbitan majalah kampus Politeknik Negeri Semarang yang bernama
Dimensi dan suplemen penerbitan yang lain.
2.
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menumbuhkan daya
nalar yang kritis bagi anggota, mahasiswa Politeknik Negeri Semarang,
maupun masyarakat umum.
3.
Menambah pengetahuan anggota tentang jurnalistik dan keorganisasian,
serta mengimplementasikannya.
4.
Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat dan menguntungkan
Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi".
4.3.2 Produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri
Semarang
Produk penerbitan yang dihasilkan oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang yaitu:
1. Majalah Kampus Dimensi
Majalah Dimensi terbit setiap satu semester sekali atau dengan kata lain
dalam satu periode kepengurusan menghasilkan dua buah majalah. Hingga
saat ini Majalah Dimensi sudah mencapai edisi ke-50. Majalah Dimensi
berisikan isu-isu hangat berskala nasional dan isu-isu hangat yang terjadi
di kampus Politeknik Negeri Seamarang, yang disebut dengan
kampusiana. Selain itu dalam Majalah Dimensi terdapat pula rubrik galeri
foto, tradisi, backpacker, komunitas, kuliner, resensi film, sastra, dan
kelakar.
2. Buletin Ekspose
Buletin Ekspose adalah produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
"Dimensi" berupa 1-2 lembar kertas A4 yang berisi hal-hal yang sedang
terjadi di kampus Politeknik Negeri Semarang. Buletin Ekspose terdiri
atas satu headline dan tiga strike news/feature dengan tambahan ilustrasi
ataupun galeri foto. Buletin "Dimensi" ini terbit setiap dua minggu sekali.
Selain buletin Ekspose ada pula buletin lain yang diterbitkan Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" yaitu buletin edisi spesial. Buletin edisi
spesia merupakan buletin yang terbit jika terjadi hal penting di Polines,
seperti pemilihan direktur Polines dan pemilihan ketua BEM.
3. Cyber Dimensi
Cyber Dimensi merupakan produk online dari Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" yang berisi berita-berita yang bersifat cepat basi dan
ringan. Selain itu dalam Cyber Dimensi
juga terdapat rubrik sastra,
resensi, opini, galeri foto, dan karikatur. Melalui produk onlinenya ini,
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" menerima opini-opini dari
masyarakat asalkan tidak mengandung SARA dan mengandung
propaganda di dalamnya. Cyber Dimensi dapat diakses dengan alamat
http://lpmdimensi.com/.
BAB V
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan analisis penelitian mengenai perilaku pencarian
informasi melalui internet yang dilakukan oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Analisis data penelitian dilakukan
berdasar pada sumber primer yang diperoleh melalui wawancara dengan informan
dari bulan Juni - September 2014 dengan empat informan.
5.1. Identitas Informaan
Berikut adalah identitas informan dalam penelitian ini:
Tabel 5.1 : Daftar Identitas Informan
No
Nama
Kode
Informan
1
Sapto Nugroho
SN
2
Gatot Zakaria M.
GZ
3
Afrizal Fajar
AF
4
Hilmi Imawan
W. W
HI
Jabatan
Jurusan
Redaktur
Artistik
Pemimpin
Redaksi
Pemimpin
Umum
Redaktur
Artistik
Teknik
Mesin 2012
Akutansi
2012
Teknik
Mesin 2012
Teknik
Mesin 2102
Lama
Kepengurusan
2 tahun
2 tahun
2 tahun
2 tahun
Tanggal
Wawancara
Selasa,
1 Juli 2014
Rabu,
2 Juli 2014
Kamis,
3 Juli 2014
Jumat,
4 Juli 2014
Sumber: Data hasil wawancara, 2014
5.2. Analisis Informasi yang dicari Informan di Internet
Pada analisis mengenai informasi yang dicari melalui internet oleh jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang peneliti
menanyakan alasan informan menggunakan internet sebagai sumber informasi
dan informasi yang dicari oleh informan di internet. Berikut ini adalah analisis
dari kedua pertanyaan wawancara tersebut.
5.2.1. Alasan Informan Menggunakan Internet sebagai Sumber Informasi
Untuk mengetahui alasan pencarian informasi menggunakan internt peneliti
menanyakan alasan informan menggunakan internet sebagai sumber informasi
Dua informan menjelaskan alasan mereka dalam menggunakan internet
sebagai sumber informasi karena internet mudah diakses. Hal ini seperti
dengan apa yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut.
"Kalau internet jadi lebih mudah sih, Mbak. Kalau misalkan kayak
harus nyari di surat kabar apa di mana itu kan ya susah. Kita nggak
bisa langsung ke pokok masalah yang mau kita ambil." (AF, 3 Juli
2104)
"Mudah soalnya. Tinggal online wifi langsung nyari banyak sumber
kan bisa. Kalau misalnya media cetak kan harus beli dulu apa nggak
ke toko dulu, lama. Kalau internet di rumah kan bisa. Kapan aja bisa."
(HI, 4 Juli 2014)
Sementara itu informan GZ mengungkapkan alasan menggunakan
internet sebagai sumber informasi karena memberikan kemudahan untuk
mendaptkan pembanding berita. Dengan demikian ia bisa mengetahui apakah
berita yang ia buat bisa mengimbangi dengan berita yang sudah ada di
internet. Berikut adalah jawaban wawancara informan GZ:
"Menurut saya Semua ide, semua tema itu udah ada di internet. Jadi
menurut saya tuh nggak ada tema atau ide baru. Yang kita lakukan
cuma memperbaharui apa yang sudah disampaikan di sana dengan apa
yang berada dilist kita. Itu tadi kan tentang kelengkapan. Bisa juga kan
kemudahan juga. Karena sekarang kan kalau nggak pakai internet kan
istilahnya di berita kami kan nggak ada pembanding. Intinya berita itu
udah bisa mengimbangi apa yang sudah ada di internet dan mendapat
tanggapan yang mungkin lebih positif seperti itu atau nggak." (GZ, 2
Juli 2014)
Selain memberikan kemudahan akses dan kemudahan untuk
mendapatkan pembanding berita, alasan lain informan menggunakan internet
sebagai sumber informasi karena internet menyediakan banyak informasi.
Dengan kelebihan internet tersebut informan bisa memiliki alternatif pilihan
informasi sehingga bisa memilih informasi mana yang sesuai dengan
kebutuhan informasinya. Hal ini seperti dengan yang diungkapkan oleh
informan SN sebagai berikut:
"Karena informasi lewat internet lebih mudah diperoleh. Kalo nyari
informasi di internet itu alternatif pilihannya banyak sesuai yang aku
butuhin jadi bisa menyaring informasi mana yang tepat." (SN, 1 Juli
2014)
Berdasarkan analisis jawaban informan tersebut dapat diketahui bahwa
alasan informan menggunakan internet sebagai sumber informasi karena
internet mudah diakses dan menyediakan banyak informasi. Alasan tersebut
sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Joing dalam Yusup dan Subekti
(2010: 57)
bahwa keunggulan internet di antaranya yaitu memberikan
kemudahan bagi penggunanya dalam hal pengoperasian, di mana pengguna
hanya perlu mengklik tombol atau simbol yang mereka butuhkan dan berbagai
aplikasi juga dapat dijalankan dan mengubah pola interaksi masyarakat di
mana internet dijadikan sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana
untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan.
5.2.2. Informasi yang dicari Informan di internet
Untuk mengetahui informasi yang dicari oleh informan di internet peneliti
menanyakan informasi apa saja yang dicari melalui internet. Dari hasil
wawancara, keempat informan memberikan jawaban yang seragam. Informasi
yang mereka cari di internet yaitu informasi yang berkaitan dengan seni. Hal
ini seperti dengan jawaban yang diungkapkan oleh informan SN yang
bertugas di bagian redaksi artistik bagian ilustrasi berikut:
"Kalau misal di artistik kan sering tuh hubungannya sama kaya layoutlayout gitu Mbak. Nah kita cari suatu refrensi, biasanya kita udah
punya patokan sendiri. Biasanya kalau refrensi di internet pakai
devianart.com. Itu situs web buat hampir seluruh pengunjung di situs
itu punya akun sendiri buat saling share kayak seni. Entah itu
infografis, karikatur, layoutan. Lebih ke kayak gitu sih. Kayak misal
kita juga tiap desain juga biasanya paling sering itu bikin font. Font
yang cocok itu apa. Terus contoh lainnya dari segi ilustrasi. Kita
sering nonton kayak komik strip. Contohnya "Si Juki" yang di
facebook. Kalau nggak sijuki.com. Nah itu lebih ke pewarnaannya
yang kita ambil refrensinya kayak gimana. Terus kalau tata letak apa,
tiap komik kan mesti punya layoutan, entah itu mulai dari kiri ke
kanan atau dari atas bawah." (SN, 1 Juli 2014),
Informan SN menjelaskan bahwa informasi yang ia cari di internet di
antaranya yaitu informasi mengenai karikatur, font, pewarnaan komik, dan
layout komik.
Adapun informasi yang dicari oleh informan AF, yang bertugas
sebagai pemimpin umum dengan latar belakang artistik, juga berkaitan
dengan seni yaitu informasi mengenai cara mendesain menggunakan corel
dan photoshop,
Hal ini seperti dengan keterangan dari informan AF berikut ini:
"Jadi kalau di internet seringnya kalau masalah gini-gini tuh nyari
masalah desain-desain yang bagus. Kan kita itu juga masih dasar
banget tahu masalah bikin desain, masalah corel, masalah photoshop.
Jadi sering kita punya ide bagus tapi nggak bisa ngejalaninnya. Jadi
seringnya cari di youtube yang emang cocok sama kita." (AF, 3 Juli
2014)
Begitu juga informan HI, yang bertugas sebagai redaktur artistik
bagian layout, yang memberikan jawaban mengenai informasi yang dicari di
internet yaitu informasi desain terbaru dan cara efek layout.
Berikut ini
adalah jawaban dari HI:
"Biasanya nyari-nyari kayak desain-desain yang baru, yang baru dari
luar gitu. Terus ya biasanya itu aja sih. Terus sama misalnya cari efekefek buat ngelayoutnya sendiri kan kalau kita mau bikin kayak gini tuh
caranya gimana." (HI, 4 Juli 2014)
Selain informasi yang berkaitan dengan seni, informasi lain yang
informan cari di internet adalah informasi tema majalah. Hal ini diungkapkan
oleh informan GZ yang bertugas sebagai pemimpin redaksi sebagai berikut:
"Refrensi bagaimana suatu majalah itu perkembangan layoutingnya
seperti apa. Lalu untuk komik-komik itu bagaimana cara mereka
menggambarkan kegiatan atau kritisi mereka dalam bentuk komik
sehingga lebih enak dibaca atau dilihat. Lalu yang paling penting
menurut saya itu pencarian refrensi untuk pembuatan berita atau
pencarian tema bagi majalah." (GZ, 2 Juli 2014)
Informasi mengenai tema majalah merupakan informasi penting bagi
informan di bagian redaksi karena bagian tersebut berkaitan dengan
penerbitan produk "Dimensi", salah satunya penerbitan Majalah Dimensi.
Akan tetapi informan juga mencari informasi perkembangan layout majalah
dan cara penggambaran atau kritisi melalui komik. Hal ini dilakukan karena
informan menjabat sebagai pemimpin redaksi, di mana ia juga ikut andil
untuk memutuskan layout majalah dan konsep komik yang akan diterapkan
dalam majalah.
Dari analisis data di atas dapat di ketahui bahwa informan yang
bertugas di bagian redaksi artistik mencari informasi yang berkaitan dengan
seni, meliputi informasi layout majalah, font, gambar karikatur, pewarnaan
komik, layout komik, efek layout dan tutorial desain menggunakan corel draw
dan photosop. Sementara itu informan yang bertugas sebagai pemimpin
redaksi utamanya mencari informasi mengenai tema majalah. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa informasi yang dicari informan di internet
dipengaruhi oleh pekerjaan atau tugas masing-masing informan. Hal ini
bersesuaian dengan konsep kebutuhan informasi menurut Pannen. Menurut
Pannen dalam Suwanto (1997: 20) faktor yang peling umum yang
mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan pemakai, termasuk
kegiatan profesi, pekerjaan atau subjek yang diminati, kebiasan, dan
lingkungan pekerjaan .
5.3. Analisis Perilaku Pencarian Informasi di Internet
Pada bagian ini penulis menganalisis perilaku pencarian informasi para
informan melalui internet yang dilihat dari enam aspek yaitu browser yang
digunakan saat pencarian, cara pencarian informasi di internet, strategi pencarian
informasi di internet, tindak lanjut setelah menemukan informasi di internet, cara
evaluasi pencarian informasi di internet, dan pencarian informasi bila informasi
yang dicari tidak ditemukan di internet.
5.3.1. Browser yang digunakan saat Pencarian Informasi
Browser adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai penghubung antara
user (pengguna internet) dengan jaringan internet (Kamus Linux, 2005: 15).
Terdapat berbagai macam browser yang dapat digunakan saat mencari
informasi di internet. Menurut Purwono beberapa browser yang bisa
digunakan seperti Internet Explorer, Netscape Navigator, Opera, Neoplanet,
Firefox Mozzila, dan Google Chrome (8: 2008).
Untuk mengetahui browser yang digunakan saat mencari informasi di
internet, penulis menanyakan kepada informan mengenai browser yang
digunakan dan alasan informan memilih browaser tersebut.
Jawaban yang diberikan keempat informan sama yaitu informan
menggunakan browser Google Chrome untuk mencari informasi. Akan tetapi,
setiap informan memiliki alasan berbeda dalam menggunakan browser
tersebut.
Informan SN dan HI menyatakan alasan menggunakan browser
Google Chrome karena browser tersebut enteng saat digunakan dalam
pencarian informasi. Berikut ini adalah pernyataan para informan:
"Ya kalau saya pribadi senengnya Google Chrome. Kalau yang di
laptop saya tuh, nggak tahu kenapa kalo pakainya yang itu (Mozila)
sering crash. Sering keluar sendiri atau kalo nggak tiap over atau
sering buka tab banyak gitu lemot. Beda kalo pakai Chrome lebih
enteng." (SN, 1 Juli 2014)
"Google Chrome. Nggak tahu udah sreg dari dulu, enteng." (HI, 4 Juli
2014)
Informan lain mengungkapkan alasan berbeda dalam menggunakan
browser Google Chrome karena mudah untuk pencarian dan nyaman saat
digunakan.
"Google. Mudah aja buat nyari-nyari. Ya udah nyaman aja sama itu."
(AF, 3 Juli 2014)
Sementara itu, informan GZ meyatakan alasan yang lebih rinci
mengapa ia memilih menggunakan Google Chrome dibanding dengan
browser lain. Informan GZ memilih menggunakan Google Chrome sebagai
browser karena ia mempercayai hasil sebuah survei yang menyatakan bahwa
Google Chrome merupakan browser yang aman dan cepat saat digunakan
untuk mencari informasi. Berikut ini adalah keterangan dari GZ:
"Chrome. Yang pertama tuh saya melihat survei di internet yang
diadakan oleh, menurut saya itu situs yang terpercaya tentang IT. Nah
di situ disebutkan kalau browser yang baik dalam surfing, internet
dalam hal keamanan, dalam hal kecepatan menjangkau tuh Chrome.
Jadi mungkin saya terpercaya seperti itu." (GZ, 2 Juli 2014)
Dari analisis jawaban informan tersebut dapat disimpulkan bahwa
informan menggunakan browser yang sama saat mencari informasi yaitu
Google Chrome. Akan tetapi informan mempunyai alasan berbeda mengapa
mereka menggunakan browser tersebut yaitu mudah untuk mencari informasi,
enteng, nyaman, cepat dan aman saat digunakan dalam pencarian informasi di
internet.
5.3.2. Cara Pencarian Informasi di Internet
Untuk mengetahui cara pencarian informasi di internet, penulis menanyakan
kepada informan mengenai cara mereka mencari informasi di internet dan di
mana mereka mengetikkan query dalam suatu browser.
Hasil wawancara menunjukan bahwa informan memiliki cara yang
berbeda-beda saat mencari informasi di internet. Tiga informan menggunakan
pencarian dengan search engine dan pencarian langsung. Hal ini seperti apa
yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
"Biasanya di kolom googlenya. Kalau URLnya langung sih jarang."
(HI, 4 Juli 2014)
"Lebih yang di googlenya itu, Mbak. Kalu yang di URL itu, kecuali
nyari yang kaya gini tuh. Misalnya kita kan udah tahu kalau yang
nyari kaya gini tuh tempatnya di website ini, langsung ke URLnya aja.
Misal kaya devianart. Cuma kalo kita masih ngawang-awang, ini ada
apa nggak atau kalau nggak kita pengen refrensi yang lebih luas,
googling pake yang google ini, yang secara umum." (SN, 1 Juli 2014)
"Di search engine. Tapi kalau misalkan ya kaya web-web yang udah
tahu misalkan kaya facebook kaya apa itu langsung di URLnya." (AF,
3 Juli 2014).
Dari jawaban wawancara dengan ketiga informan di atas, dapat
diketahui bahwa saat mencari informasi di internet, informan menggunakan
pencarian dengan search engine dan pencarian langsung dengan URL.
Informan SN dan AF menjelaskan bahwa pencarian langsung dengan URL
dilakukan ketika informan sudah mengetahui alamat web yang akan dituju.
Sementara itu, informan GZ memiliki cara tambahan selain pencarian
dengan search engine yaitu mengklik kolom thumbnail pada halaman awal
browser. Pencarian informasi dengan cara tersebut dilakukan ketika informan
membutuhkan refrensi dari web yang ditampilkan di kolom thumbnail, yaitu
web Kompas dan Kaskus. Berikut ini adalah jawaban dari informan GZ:
"Kalau misalnya sudah ada dibenak saya apa yang harus dicari pasti
google, searching google. Kalau nggak ada misalnya ee kayak saya
semacem cari-cari refrensi, dua situs yang selalu saya buka itu pasti
Kompas sama Kaskus. Kaya semacam ada thumbnail di Chrome saya.
Jadi dua situs itu selalu ada di halaman depan." (GZ, 2 Juli 2014)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keempat informan
menggunakan beberapa cara saat mencari informasi di internet, yaitu dengan
pencarian dengan search engine, pencarian langsung, dan pencarian dengan
mengklik thumbnail pada halaman awal browser. Cara pencarian informasi
yang dilakukan oleh informan, berupa pencarian dengan search engine dan
pencarian langsung dengan URL, sesuai dengan cara pencarian informasi
menurut Lavene (2010: 24) yaitu menggunakan pencarian langsung
(mengetikkan alamat web di URL), dan menggunakan pencarian dengan
mesin pencari/ search engine.
5.3.3. Strategi Pencarian Informasi di Internet
Untuk mengetahui startegi pencarian informasi di internet yang
dilakukan, penulis menanyakan kepada informan apakah ia sudah
memanfaatkan fasilitas pencarian informasi search engine sebagai strategi
dalam pencarian informasi dan menanyakan fasilitas pencarian apa saja yang
digunakan sebagai strategi pencarian informasi di internet.
Dari jawaban keempat informan dapat diketahui bahwa dua informan
menyatakan pernah memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk
strategi pencarian informasi di internet. Hal ini seperti dengan apa yang
jawaban informan sebagai berikut:
"Oh pernah. Tapi saya lebih itu sih sederhana sih. Trik-triknya itu
yang saya cuma ada kaya semacem misal saya ingin yang lebih ya ke
fix kata-kata ini, misal saya pakai tanda petik. Atau misal saya ingin
berita atau tema yang atau berita atau isu yang ingin saya cari itu
dalam bentuk file, jadi saya ketik file type titik dua apa nama
ekstensinya seperti itu. Cuma itu aja." (GZ, 2 Juli 2014)
"Kadang kalau misalnya nyari di kaskus kan susah to, ditype
kaskus.com terus apa gitu. Kayak kelebihan dari google kan bisa nyari
langsung yang kita inginkan. Kalau misalnya desain majalah doang di
di google kan entar keluarnya banyak. Ini terperinci biar kasukus
doang apa yang website lain doang. Ngetiknya dikolomnya, site:
kaskus.com spasi yang kita inginkan." (HI, 4 Juli 2014)
Dari keterangan dua informan tersebut dapat diketahui bahwa dua
informan sudah memanfaatkan fasilitas pencarian search engine, yaitu
menggunakan tanda petik ganda ("…") yang berfungsi memunculkan semua
query pada hasil pencarian, pembatas field yang berfungsi membatasi format
file tertentu yang diinginkan pencari, dan pembatas pencarian halaman
(site:….) yang berfungsi membatasi halaman web yang dituju pengguna.
Sementara itu, dua informan lainnya menyatakan bahwa ia tidak
memanfaatkan fasilitas serach engine untuk startegi pencarian informasi di
internet. Hal ini sesuai dengan jawaban informan sebagai berikut:
"Kalau selama ini untuk mencari refrensi sih belum pernah. Cuma
kalau saya sendiri kalau nyari tugas pernah. Pakainya biasa sih
mungkin keyword yang berhubungan dengan apa yang kita cari."
(SN, 1 Juli 2014)
Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa informan SN belum
pernah memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik. Untuk mencari
informasi di internet, SN melakukan dengan mengetikkan keyword yang
berkaitan dengan informasi yang dicari. Ia mengakui bahwa strategi pencarian
informasi dimanfaatkan ketika ia mencari tugas di internet.
Berikut ini adalah jawaban dari informan AF yang juga tidak
memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk strategi pencarian
informasi.
"Lebih nyarinya itu langsung ke pokok masalahnya. Jadikan gini kan
misalkan butuh informasi apa kita lebih milih fokus masalahnya
daripada bentuknya kayak apa, itu disingkirin dulu." (AF, 3 Juli
2014)
AF menjelaskan bahwa saat mencari informasi di internet, ia lebih
memfokuskan
pada
masalah
atau
informasi
mengesampingkan cara mencari informasi di internet.
yang
dicari
dan
Dari analisis data di atas dapat diketahui bahwa sebagian informan
sudah memanfaatkan fasilitas pencarian informasi search engine, meliputi
tanda petik ganda ("…"), pembatas field, dan pembatas pencarian halaman
(site:….). Hal ini menunjukkan bahwa kedua informan tersebut mengatahui
jika fasilitas pencarian search engine bisa menunjang pencarian informasi di
internet bagi jurnalis. Dengan menggunakan strategi pencarian maka informan
bisa memfokuskan informasi yang dicari dan hasil pencariannya. Akan tetapi
dua informan lainnya belum memanfaatkan fasilitas pencarian search engine
untuk keperluan jurnalistiknya. Pada saat mencari informasi di internet kedua
informan hanya mengetikkan query yang berkaitan dengan informasi yang
dicari di internet.
5.3.4. Tindak Lanjut setelah Menemukan Informasi di Internet
Pencarian informasi dilakukan dalam rangka untuk memproleh informasi
yang dibutuhkan. Setelah memperoleh informasi di internet, setiap individu
memiliki bermacam cara dalam mengelola informasinya. Untuk mengetahui
cara informan dalam menindaklanjuti informasi yang telah diperoleh di
internet, peneliti menanyakan kepada informan mengenai hal yang dilakukan
setelah menemukan informasi di internet.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa
semua informan melakukan cara yang sama setelah menemukan informasi
yang dicari di internet yaitu dengan menyimpan web atau gambar yang
diperoleh. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban informan sebagai berikut:
"Kalau teknisnya itu saya lebih control+S. Lebih suka ngesave ke
dokumen seperlunya daripada copypaste kayak gitu. Lebih baik saya
save itu seperlunya. Saya buatkan folder baru yang mengenai bahas
tentang tema tersebut." (GZ, 2 Juli 2014)
Informan GZ menjelaskan bahwa hal yang dilakukan setelah
menemukan informasi di internet adalah menyimpan web ke folder sesuai
dengan tema informasi.
Hal serupa juga dilakukan oleh informan AF. Setelah menemukan
informasi di internet, ia menyimpan informasi yang diperoleh lalu membaca
satu-persatu informasi dan memilah informasi mana yang sesuai dengan
kebutuhan. Beikut ini adalah pernyataan dari informan AF:
"Kalau itu disave dulu. Kalau baca langsung kan ya gimana. Jadi
biasanya disave dulu. Nanti udah dapat semua menurut diperluin
langsung dibaca oh ini ini. Terus baru disortir yang dibutuhin yang
mana yang nggak yang mana" (AF, 3 Juli 2014)
Sementara itu dua informan lain memiliki cara lain selain menyimpan
informasi yang ditemukan. Seperti dengan apa yang diungkapkan oleh kedua
informan berikut:
"Yaa paling cuma sebatas apa ya, kalau nyimpen webnya sih ya
pernah. Cuma sebatas diapalin. Jadi kalo nyari yang kayak gini di web
ini. Cuma sebatas hafalan." (SN, 1 Juli 2014)
Informan SN menjelaskan bahwa cara yang dilakukan setelah
memperoleh informasi di internet adalah menyimpan halaman web dan
menghafal web yang dikunjungi. Dengan menghafal web yang pernah
dikunjungi maka informan akan mengetahui sebuah informasi berada di web
mana sehingga akan memepermudah pencarian informasi di lain waktu.
Selain SN, informan HI juga mempunyai cara lain selain menyimpan
informasi yaitu dengan memberikan label bookmark pada halaman web yang
dianggap penting. Berikut ini adalah penjelasan dari HI:
"Biasanya ngesave gambarnya. Biasanya tuh kan ada gambar, kalau
nggak dibookmark, kalau itu penting banget kalau pas ribet kan bisa
buka lagi." (HI, 4 Juli 2014)
HI menjelaskan, setelah menemukan informasi yang dicari, hal lain
yang dilakukan selain menyimpan gambar adalah dengan memberikan label
bookmark pada informasi yang dianggap penting. Dengan memberikan tanda
bookmark, informan akan cepat menemukan kembali informasi ketika
dibutuhkan.
Berdasarkan analisis data di atas, dapat dapat diketahui keempat
informan memiliki cara yang sama setelah menemukan informasi di internet,
yaitu dengan menyimpan web atau gambar. Setelah menemukan informasi,
informan tidak langsung menggunakannya. Informan memilah kembali
informasi yang diperoleh dari internet kamudian baru menggunakan informasi
untuk keperluan jurnalistiknya. Sementara itu dua dari empat informan
memiliki cara tambahan setelah menemukan informasi, yaitu dengan
menghafal web yang dikunjungi dan memberikan tanda bookmark pada web
yang dianggap penting. Melihat perilaku informan setelah memperoleh
informasi di internet, dengan menyimpan, memberikan tanda bookmark, serta
menghafal web yang pernah dikunjungi, hal ini menunjukkan bahwa informan
memiliki cara agar informasi yang sudah diperoleh mudah untuk ditemukan
kembali saat informasi tersebut dibutuhkan.
5.3.5. Cara Evaluasi Pencarian Informasi di Internet
Informasi yang tersedia di internet memiliki tingkat kualitas dan kepercayaan
yang berbeda, dari yang bernilai bagus hingga sangat buruk. Oleh karena itu
pengguna perlu memeriksa kualitas informasi agar apa yang ia cari dapat
sesuai dengan kebutuhan (Harris, 2007).
Sebelum memutuskan untuk menyimpan dan atau menggunakan
infromasi, hendaknya pengguna memeriksa terlebih dahulu bagaimana
kualitas informasi yang diperoleh di internet. Kualitas informasi pada internet
dapat dilihat dari profil penulis, detail isi informasi, refrensi yang digunakan
penulis, dan lain-lain. Untuk mengetahui cara informan melihat kualitas
informasi yang ditemukan di internet, penulis menyakan kepada informan
apakah informan pernah melakukan evaluasi pencarian di internet dan kriteria
yang digunakan untuk melihat kualitas informasi di sebuah web.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa dua informan melakukan
evaluasi pencarian informasi di internet. Berikut adalah jawaban dari kedua
informan:
"Jadi kalau masalah kayak gitu itu lebih ke detail gitu lho Mbak. Kan
sering ada yang e.. misalkan kita butuh ini ternyata di web lain itu ada
yang ini tapi masih dikembangin gitu loh. Ya akhirnya lebih milih
yang kaya gini. Kalau masalah yang nulis siapa nggak terlalu
dipikirin." (AF, 3 Juli 2014)
Informan AF menjelaskan cara evaluasi pencarian informasi di
internet yang dilakukan dengan melihat detail informasi yang disajikan dalam
sebuah web. Dalam hal ini informan lebih memilih web yang menyajikan
informasi lebih detail dibanding dengan web yang memberikan informasi
dengan tidak mendetail.
Selain informan AF, informan GZ juga memiliki kriteria untuk melihat
kualitas informasi di internet. Berikut ini adalah jawaban dari GZ:
"Kalau kompasiana lebih ke situs opini, situs opini dari orang-orang
seluruh Indonesia. Nah kenapa saya memandang kalau kompasiana
terpercaya atau tidak itu yang pertama itu dari profil penulisnya. Di
profil penulisnya itu e.. ya meskipun saya nggak ada patokan mereka
harus kritikannya apa tapi kebanyakan mereka kan menyertakan
pekerjaan atau nggak pendidikan, seperti itu. Lalu yang kedua tentu
saja tentang, selain profil, tentang tata bahasanya. Menurut saya tata
bahasa itu penting soalnya untuk menyampaikan ide yang rumit, misal
untuk ide yang rumit tapi dengan tata bahasa yang baik saya kira tidak
begitu mudah. Kalau untuk Metro News atau Kompas, itu saya lebih
melihat ke nama besar mereka." (GZ, 2 Juli 2014)
Informan GZ menjelaskan cara mengevaluasi pencarian informasi di
internet dengan memberikan contoh web yang ia percayai sebagai sumber
informasi yaitu metronews.com dan kompas.com. Informan memandang
bahwa dua web tersebut dapat dipercaya sebagai sumber informasi dengan
melihat beberapa kriteria, antara lain profil penulis; yang dilihat dari
pekerjaan dan pendidikannya, tata bahasa tulisan, dan nama besar perusahaan
yang menaungi web tersebut.
Sementara itu, dua informan lain menyatakan bahwa mereka tidak
memiliki kriteria khusus untuk melihat kualitas informasi di internet. Hal ini
seperti yang diungkapkan kedua informan sebagai berikut:
"Kalau pengecekan sih nggak pernah. Cuma kita di "Dimensi" kalau
masalah hak cipta kita tetep juga nggak mau asal ambil walaupun itu
ngambil dari internet mesti nyantumin dari mana sumbernya." (SN, 1
Juli 2014)
Informan SN memberikan keterangan bahwa ia tidak memerikasa
apakah suatu web terpercaya atau tidak. Ia hanya mengungkapkan ketika
jurnalis
mengutip
sebuah
informasi
dari
internet
maka
ia
harus
menyantumkan sumber di mana ia memperoleh informasi.
Selain SN, informan HI juga tidak melihat apakah suatu web
terpercaya atau tidak untuk dijadikan sebagai sumber informasi. Berikut ini
pernyataan dari HI:
"Enggak. Kalau aku sih nggak lihat webnya terpercaya atau enggak sih
Mbak. Yang penting ngelihat desainnya cocok apa enggak sama yang
kita mau." (HI, 4 Juli 2014)
HI mengakui bahwa ia tidak memiliki kriteria tertentu untuk
menentukan suatu web terpercaya atau tidak. Baginya yang terpenting adalah
informasi yang diperoleh sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua informan
sudah melakukan evaluasi pencarian informasi di internet dengan melihat
profil penulis; yang dilihat dari pekerjaan dan pendidikan, tata bahasa tulisan,
detail informasi, dan nama besar perusahaan yang menaungi suatu web. Hal
ini bersesuaian dengan dua metode CARS oleh Robert Harris (2007) dalam
menentukan kualitas informasi, yaitu melalui metode Credibility dan
Accuracy. Pada metode Credibilty, informan melihat kualitas informasi
melalui profil penulis; yang dilihat dari pekerjaan dan pendidikan, serta nama
besar perusahaan yang menaungi suatu web. Sedangkan pada metode
Accuracy, infroman melihat kualitas informasi dari tata bahasa tulisan dan
detail informasi. Sementara itu dua informan lain tidak melakukan evaluasi
pencarian informasi di internet karena informan hanya melihat ketika jurnalis
mengutip informasi di internet maka ia harus mencantumkan sumbernya dan
yang terpenting adalah informasi diperoleh sesuai dengan apa yang
dibutuhkan.
5.3.6. Pencarian bila Informasi yang dicari Tidak ditemukan di Internet
Informasi yang tesedia di internet begitu banyak. Ketika pengguna melakukan
pencarian informasi di internet, sangat mungkin informasi yang dicari tidak
ditemukan. Untuk tetap bisa memperoleh informasi yang dicarinya, pengguna
perlu melakukan pencarian ulang dengan tetap mencari di internet atau beralih
ke media lain.
Untuk mengetahui bagaimana cara informan ketika tidak menemukan
informasi, penulis menanyakan kepada informan apakah mereka pernah tidak
menemukan informasi yang dicari di internet dan hal yang dilakukan jika
informasi yang dicari tidak ditemukan di internet.
Berdasarkan dari hasil wawancara, satu informan menyatakan pernah
tidak menemukan informasi di internet. Hal ini seperti dengan apa yang
disampaikan oleh informan sebagai berikut:
"Pernah. Kalau alternatif kedua cari refrensi kita kembali ke buku,
entah itu majalah entah majalah-majalah Dimensi yang sebelumnya.
Kalau nggak ya kayak Majalah Jannah, Tempo, lebih ke gitu. Majalah
Pers. Bahkan majalah dari pers mahasiswa lainpun bisa jadi refrensi."
(SN, 1 Juli 2014)
Dari keterangan informan SN, dapat diketahui bahwa hal yang
dilakukan saat tidak menemukan informasi di internet yaitu mencari di
sumber informasi lain, yaitu Majalah Dimensi edisi lama, Majalah Jannah,
Majalah Tempo, dan majalah dari pers mahasiswa lain.
Tiga informan lain menyatakan bahwa ia belum pernah tidak
menemukan informasi di internet. Berikut ini adalah pernyataan dari ketiga
informan tersebut:
"Belum pernah. Kalau isunya untuk majalah belum pernah. Beda lagi
kalau untuk kuliah, sering." (GZ, 2 Juli 2104)
Informan GZ memberikan keterangan bahwa ia belum pernah tidak
menemukan informasi di internet untuk keperluan jurnalistiknya. Informan
pernah mengalami tidak menemukan informasi saat mencari informasi untuk
keperluan kuliah.
Hal serupa juga diakui oleh informan HI bahwa ia belum pernah tidak
menemukan informasi di internet. Akan tetapi HI memiliki cara agar
informasi tetap dapat ditemukan yaitu dengan mengubah-ubah keyword
pencarian. Hal ini adalah pernyataan dari HI berikut:
"Belum pernah. Kan biasane ini nggak sesuai keinginan padahal udah
sampe page berapa. Kalau aku sih satu. Kalau satu belum,
keywordnya ganti, keywordnya ganti. ganti keyword. Jarang next page
sih mbak, males. Yang bagus tu page satu, page dua udah mulai
ngaco." (HI, 4 Juli 2014)
Sementara itu informan AF mengungkapan cara yang dilakukan agar
informasi yang dicari di internet ditemukan. Berikut adalah keterangan dari
informan AF:
"Nggak sering juga. Kalau aku sih biasanya yang mendekati aja gitu
Mbak." (AF, 3 Juli 2014)
Dari jawaban di atas menunjukkan bahwa informan AF tetap
menemukan informasi yang dicarinya di internet dengan mencari mencari
informasi di internet yang isinya mendekati dengan informasi yang
dibutuhkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa satu informan pernah
tidak menemukan informasinya di internet. Hal yang dilakukan informan
ketika tidak menemukan informasi di internet adalah mencari di sumber
infomasi lain, berupa majalah Dimensi edisi lama, Majalah Jannah, Majalah
Tempo, dan majalah dari pers mahasiswa lain. Sedangkan tiga dari empat
informan belum pernah tidak menemukan informasi di internet.
5.4.Analisis Kendala Pencarian Informasi di Internet
Kendala pencarian informasi bisa terjadi ketika pengguna mencari informasi di
internet. Kendala pencarian informasi di internet dapat berasal dari pengguna
sendiri, dari internet yang digunakan atau lingkungan eksternal dari pengguna.
Untuk mengetahui kendala yang dialami informan saat mencari informasi di
internet, penulis menanyakan kepada informan apakah mereka pernah mengalami
kendala saat mencari informasi di internet dan mengenai kendala apa saja yang
pernah dialami informan saat mencari informasi di internet.
Dari hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa semua
informan pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet. Berikut
ini adalah jawaban dari keempat informan tersebut:
"Ya sering sih. Sering ngalami kayak gitu. Biasanya kalau udah kita nyari
dengan keyword yang udah bener yang muncul di urutan atas kan biasanya
yang sering, yang sering apa ya lebih kaya apa yang kita cari. Ketika kita buka
isinya kalo nggak web kosong. Cuma isinya iklan." (SN, 1 Juli 2014)
Informan SN menyatakan bahwa kendala yang dialami saat mencari informasi
di internet yaitu mendapatkan web kosong dan web yang hanya berisi iklan.
Kedua web tersebut sering ditemukan informan walaupun informan sudah
mencari dengan keyword yang benar dan memilih web yang berada di urutan atas
dalam daftar hasil pencarian di mesin pencari.
Informan GZ menjelaskan kendala lain yang dialami saat mencari informasi
di internet. Berikut ini adalah keterangan dari GZ:
"Kalau kendala, kalau mencari itu berhubungan sama isu majalah atau tema
majalah kayaknya belum pernah sih. Cuma yang paling sering itu tema
tersebut cuma dibahas oleh satu sudut pandang. Itu agak kesulitan. Jadi misal
ada tiga situs yang membahas tema yang sama, ketiga situs tersebut
mambahas satu sudut pandang, satu sudut pandang, satu sudut pandang gitu.
Kalau kita di jurnalis, di Dimensi itu, apa-apa itu harus dibahas dari lebih
dari satu, paling nggak dua gitu. Jadi kalau misalnya berita tersebut cuma
membuat, menggarap isu tersebut dari satu pihak saja maka menurut saya itu
juga kesulitan buat kami untuk nentuin dari yang sudut pandang lainnya
seperti apa." (GZ, 2 Juli 2014)
Dari keterangan informan di atas dapat diketahui bahwa kendala yang dialami
saat mencari informasi yaitu kendala yang berkaitan dengan isi informasi. Saat
mencari informasi mengenai isu majalah atau tema majalah, informan mengalami
kesulitan untuk memperoleh web yang membahas tema dari dua atau tiga sudut
pandang. Informan lebih sering menemukan web yang membahas tema hanya
dari satu sudut pandang. Dalam hal ini informan membutuhkan web yang
membahas tema lebih dari satu sudut pandang karena seorang jurnalis harus
membahas tema majalah dari berbagai sudut pandang.
Kendala lain dialami oleh AF saat mencari informasi di internet. Berikut
keterangan dari AF:
"Iya. Kalau masalah ya seringnya kayak kan kalo aplikasi itu kan sering kalau
buka yang banyak, kita butuh banyak, ternyata apa ngehank apa gimana. Ya
masalah-masalahnya teknis kaya gitu aja sih. Kalau nggak ya kalau mau
masuk harus login, masukin apa, kadang harus bikin ke mereka kan bikin
nggak nyaman buat pencarian informasi." (AF, 3 Juli 2014)
Dari jawaban AF dapat diketahui bahwa kendala yang ia alami saat mencari
informasi di internet yaitu kendala teknis saat mengakses internet, di mana akses
internet terhenti (ngehank) ketika terlalu banyak membuka halaman web dan
adanya keterbatasan akses informasi karena ada perintah login dengan username
dalam suatu web.
Sementara itu kendala pencarian informasi di intrenet yang dialami oleh
informan HI yaitu kendala dalam merumuskan informasi yang dibutuhkan ke
dalam query. Kendala tersebut terjadi saat informan mengetahui desain gambar
yang ingin dicari tetapi ia tidak mengatahui nama dari desain tersebut. Berikut ini
adalah pernyataan informan mengenai kendala pencarian informasinya:
"Yo pernah. Kalau aku pengen desain ini tapi nggak tahu namanya kan
bingung. Tahu desainnya tapi nggak tahu namanya, Biasanya itu sih." (HI, 4
Juli 2014)
Berdasarkan analisis data di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua
informan pernah mengalami kendala saat mencari informasi dan kendala yang
dihadapi setiap informan berbeda-beda. Beberapa kendala yang dialami informan
saat mencari informasi di internet yaitu menemukan web yang kosong dan web
yang hanya berisi iklan, sering menemukan web yang membahas tema majalah
hanya dari satu sudut pandang saja, akses pencarian terhenti (hank) karena terlalu
banyak membuka halaman web, akses informasi terbatas karena terdapat perintah
login dengan username dalam suatu web, dan tidak mengetahui nama sebuah
desain gambar sehingga terkendala dalam merumuskan informasi yang
dibutuhkan ke dalam query.
Kendala informan yang menemukan web kosong dan sering menemukan web
yang membahas tema hanya dari satu sudut pandang sesuai dengan konsep
kendala pencarian informasi di web milik Lavene (2010: 27) yaitu kualitas
informasi di web sangatlah bervariasi sehingga pencari harus menentukan web
mana yang akan digunakan dan sesuai dengan yang ia butuhkan dan tidak ada
cakupan pasti mengenai infromasi yang tersedia di web sehingga pengguna harus
mempunyai strategi pencarian informasi dan memodifikasi pertanyaan pencarian.
5.5. Analisis Pendapat Informan mengenai Materi Pencarian Informasi di
internet untuk Jurnalis
Pada era sekarang ini, pekerjaan jurnalis tidak terlepas dari pencarian informasi di
internet. Dalam pencarian informasi di internet terdapat baberapa aspek yang
harus diketahui oleh pengguna agar informasi yang dicari bisa dengan cepat
ditemukan. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui pendapat jurnalis Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang mengenai perlu
atau tidaknya materi pencarian informasi bagi jurnalis dengan menyakan kepada
informan apakah mereka pernah memperoleh materi mengenai cara pencarian
informasi di internet dan menanyakan pendapat informan mengenai perlu atau
tidaknya materi pencarian informasi di internet di berikan kepada kepada jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
Dari hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa semua
informan menyatakan belum pernah mendapatkan materi khusus pencarian
informasi di internet dan tiga informan menyatakan bahwa materi tersebut perlu
diberikan kepada jurnalis. Hal ini sesuai dengan jawaban para informan sebagai
berikut:
"Sebelumnya kalau pelatihan, kalau dari narasumber lain mungkin udah
sering dikasih pelatihan-pelatihan. Kalau cuma dari sumber internet tuh kita
baru, baru beberapa kali mungkin, satu dua kali untuk pembekalan. Udah
pernah dari alumni sendiri. Pembekalan buat kayak buat cyber. Cyber
Dimensi, cyber kan buat pemberitaan lewat internet. Perlu banget, Mbak.
Karena buat saat ini perkembangan pers kan bukan Cuma lewat media cetak
saja tapi juga lewat media internet karena kebanyakan orang cenderung untuk
tertarik membaca berita atau kabar, salah satunya kaya cybernya "Dimensi"."
(SN, 1 Juli 2014)
Informan SN menjelaskan bahwa pemberian meteri tentang pencarian
informasi perlu diberikan kepada jurnalis "Dimensi" karena informan merasa
bahwa saat ini perkembangan pers bukan hanya melalui media cetak saja akan
tetapi juga melalui media online.
Berikut ini adalah pendapat dari informan GZ:
"Belum pernah. Menurut saya kalau pencarian seperti itu seharunya itu
memang sudah ada bakat jurnalis mereka. Untuk materinya barang kali kalau
ke semuanya barang kali enggak perlu. Barang kali yang paling perlu tuh
cuma temen-temen redaksi aja. Soalnya yang paling sering berkutat sama
tema, berita, itu memang mereka. Kalau dari artistik atau fotografer sepertinya
sudah kayak semacam di jiwa mereka. Kalau menurut saya ide-ide mengenai
foto, atau kartun, atau karikatur kan susah. Jadi mau nggak mau mereka harus
menambah pengetahuan mereka dengan cari banyak refrensi." (GZ, 2 Juli
2014)
Menurut GZ, materi pencarian informasi perlu diberikan kepada teman-teman
jurnalis "Dimensi" yang berada di pilar redaksi dan bagian artistik. Jurnalis
bagian redaksi dirasa perlu diberikan materi pencarian informasi karena mereka
yang berhubungan dengan tema dan berita. Sementara itu materi tersebut juga
perlu diberikan kepada jurnalis bagian artistik karena mereka membutuhkan
banyak refrensi mengenai foto, kartun, maupun gambar karitkatur.
Informan HI juga berpedapat sama bahwa materi pencarian informasi di
internet perlu diberikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
"Dimensi" Politeknik Negeri Semarang untuk
mempermudah jurnalis dalam
mencari informasi di internet. Berikut ini adalah jawaban dari informan HI:
"Belum. Biasanya latihan kayak kalau aku sendiri kan artistik jadi latihan
ngelayout. Penting sih. Biar nggak muter-muter di google terus. Kan biasane
ini nggak sesuai keinginan padahal udah sampe page berapa." (HI, 4 Juli
2014)
Dari empat informan hanya satu informan yang berpendapat bahwa materi
mengenai pencarian informasi di internet tidak perlu diberikan kepada jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Hal ini
seperti dengan yang diungkapkan oleh informan AF beikut ini:
"Kalau menurut saya tidak perlu tetapi lebih ditekankan ke metode pencarian
beritanya. Menurut saya temen-temen dah paham kalau hanya cara mencari
informasi di internet" (AF, 3 Juli 2014)
Menurut AF materi yang lebih diutamakan untuk jurnalis adalah metode
pencarian berita. Selain itu ia juga merasa bahwa teman-teman jurnalis Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang sudah memahami
cara mencari informasi di internet.
Berdasarkan pendapat dari para informan, dapat disimpulkan bahwa materi
mengenai pencarian informasi di internet perlu diberikan kepada jurnalis
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang,
khususnya untuk jurnalis bagian redaksi. Hal tersebut dirasa perlu diberikan bagi
para jurnalis untuk meningkatkan kemampuan dalam mencari informasi di
internet sehingga bisa mendukung tugas informan di bagian redaksi yang
bertanggungjawab
dalam
hal
penerbitan
produk-produk
Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang.
Lembaga
Pers
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
Berdasarkan analisis peneliti pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Jenis informasi yang dicari oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang di internet yaitu
informasi yang berkaitan dengan seni dan tema majalah. Informasi
tentang seni meliputi informasi layout majalah, font, gambar karikatur,
pewarnaan komik, layout komik, efek layout, cara penggambaran atau
kritisi melalui komik dan tutorial desain menggunakan corel draw dan
photosop.
2. Perilaku pencarian informasi oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang dapat dilihat dari
penjelasan di bawah ini:
a. Semua jurnalis menggunakan browser google chrome saat
mencari informasi di internet.
b. Ketika mencari informasi di internet, jurnalis mencari melalui
beberapa cara yaitu dengan pencarian di search engine,
pencarian langsung dengan URL, dan mengklik thumbnail pada
halaman awal browser.
c. Ketika mencari informasi di internet, dua jurnalis sudah
melakukan strategi pencarian dengan memanfaatkan fasilitas
pencarian search engine yaitu tanda petik ganda ("…"),
pembatas field, dan pembatas pencarian halaman (site:….).
Sedangkan dua jurnalis lainnya belum memanfaatkan fasilitas
pencarian search engine untuk keperluan jurnalistiknya. Pada
saat mencari informasi di internet mereka hanya mengetikkan
query yang berkaitan dengan informasi yang dicari di internet.
d. Keempat
jurnalis
mempunyai
cara
yang
sama
setelah
menemukan informasi di internet yaitu menyimpan web atau
gambar yang diperoleh. Sedangkan dua dari empat jurnalis
memiliki cara tambahan setelah menemukan informasi di
internet yaitu dengan menghafal web yang dikunjungi dan
memberikan tanda bookmark pada web yang dianggap penting.
e. Dua jurnalis sudah mengevaluasi pencarian informasi di internet
dengan melihat kualitas informasi melalui profil penulis; yang
dilihat dari pekerjaan dan pendidikan, tata bahasa tulisan, detail
informasi, dan nama besar perusahaan yang menaungi suatu
web. Sedangkan dua jurnalis lain tidak mengevaluasi pencarian
informasi di internet karena informan hanya melihat ketika
jurnalis mengutip ia harus menyantumkan sumbernya dan yang
terpenting adalah informasi diperoleh sesuai dengan apa yang
dibutuhkan.
f. Seorang jurnalis pernah tidak menemukan informasi di internet.
Sedangkan tiga jurnalis lain belum pernah tidak menemukan
informasi di internet. Hal yang dilakukan jurnalis saat tidak
menemukan informasi di internet yaitu mencari di sumber
infomasi lain, berupa
majalah Dimensi edisi lama, Majalah
Jannah, Majalah Tempo, dan majalah dari pers mahasiswa lain.
3. Beberapa kendala yang dialami oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di
internet yaitu:
a. Menemukan web yang kosong dan web yang hanya berisi iklan.
b. Sering menemukan web yang hanya membahas tema majalah dari
satu sudut pandang saja.
c. Akses pencarian informasi terhenti (hank) karena terlalu banyak
membuka halaman web.
d. Akses informasi terbatas karena terdapat perintah login dengan
username dalam suatu web.
e. Kendala dalam merumuskan informasi yang dibutuhkan ke dalam
query.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan uraian simpulan di atas, berikut beberapa saran
yang dapat peneliti berikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
"Dimensi" Politeknik Negeri Semarang:
1. Perlunya pemberian materi mengenai pencarian informasi di internet
untuk jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi", khususnya
untuk jurnalis di bagian redaksi.
2. Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi Politeknik Negeri
Semarang perlu menambah keterampilan dalam pencarian informasi di
internet, terutama strategi dalam pencarian informasi di internet dan
evaluasi pencarian informasi di internet.
3. Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi Politeknik Negeri
Semarang
perlu
menambah
wawasannya,
khususnya
mengenai
pencarian informasi di internet dan umumnya perkembangan pers media
online . Hal ini bisa didapatkan dari artikel, hasil penelitian, atau survei
yang membahas pers atau jurnalisme online.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, Satrio. 2012. "Makalah Sejarah dan Fenomena Pers Mahasiswa".
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32227002/Academia__Sejarah___Fenomena_Pers_Mahasiswa__juni_2012 libre.pdf. Diakses 2
April 2014 pukul 20:52.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.
Harris,
Robert.
2013.
"Evaluating
Internet
Research".
http://www.virtualsalt.com/evalu8it.htm. Diakses 4 Juli 2014 pukul 11: 09.
Herdiansyah, Haris. 2012. Metode Penelitian Kualitatif unutk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik: Teori dan
Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lasa H.S. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Levene, Mark. 2010. An Introduction to Search Engines and Web Navigation.
http://dl.lux.bookfi.org/genesis/357000/4e6849818102c5c5ecf42f2ead58af00/
_as/[Mark_Levene]_An_Introduction_to_Search_Engines_an(BookFi.org).pd
f. Canada: John Wiley dan Sons. Diakses 20 Juni 2014 pukul 11:56.
Marchionini, Gary. 1995. Information Seeking in Electronic Environments.
http://dl.lux.bookfi.org/genesis/552000/30cb15fa96206a9dbd01bc473523835/
_as/[Gary_Marchionini]_Information_Seeking_in_Electron(BookFi.org).pdf.
UK: Cambridge University Press. Diakses 24 Juni 2014 pukul 01:06.
Maverick. 2010. "7 dari 10 Wartawan Indonesia Dapatkan Ide Berita dari Internet"
http://maverick.co.id/journalists/2010/12/7-dari-10-wartawan-indonesiadapatkan-ide-berita-dari-internet/. Diakses 20 Oktober 2013 pukul 08:14
Meidita, Istiana. 2011. "Penelusuran Informasi Melalui Internet oleh Jurnalis The
Jakarta Post" Skripsi UI. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20237349S521-Istiyana%20Meidita.pdf. Diakses 29 September 2013 pukul 16:15.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munggaran, Abdi Halim. 2009. "Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa yang
Memanfaatkan Layanan Search Engine dalam Menyusun Skripsi" Skripsi UI.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127386-RB13A44pPerilaku%20pencarian-HA.pdf." Diakses 26 Oktober 2013 pukul 00:34
Pendit, Putu Laxman.2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu
Pengantar Diskusi dan Metodologi. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.
Purwono. 2008. "Strategi Penelusuran Informasi Melalui Internet" Makalah Seminar
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri, Jakarta, tanggal 30 April 2008.
http://eprints.rclis.org/12193/1/Strategi_Penelusuran_melalui_Internet.pdf.
Diakses 29 September 2013 pukul 22:46
Rolnicki, Tom E., dkk. 2008. Pengantar Dasar Jurnalistik (Scholastic Journalism).
Jakarta: Kencana, 2008.
Siregar, Amir Effendi. 1987. Pers Mahasiswa Indonesia: Patah Tumbang Hilang
Berganti. Jakarta: Karya Unipress.
Sufandi,
Unggul
Utan.
2003.
"Bijak
Memilih
Web
Browser".
http://www.ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2007/03/usa-browser.pdf.
Diakses 27 Agustus 2014 pukul 00:02.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains.
____________. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra
Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Surachaman, Arif. 2007. "Penelusuran Informasi: Sebuah Pengenalan" Materi
Pelatihan
PUSDOKINFO,
UPU
Perpustakaan
UGM
Yogyakarta.
http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/luke/KuliahS2/PEMROSESAN%20TEKS/
penelusuran_informasi.doc. Diakses 20 Juni 2014.
Suwanto, Sri Ati. 1997. "Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Dosen
Fakultas
Kedokteran
Undip
dan
http://eprints.undip.ac.id/19618/1/sriati-tesis.pdf.
Unissula
Tesis
UI.
Semarang”.
Diakses
8
September 2014 pukul 14:27.
______________. 2011. "Pengantar Ilmu Informasi". Materi Perkuliahan Pengantar
Ilmu Informasi. Fakultas Ilmu Budaya Undip.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2004. Kamus Lengkap
Jaringan Komputer. Jakarta: Salemba Infotek.
______________________________________________.
2004.
Kamus
Istilah
2005.
Kamus
Linux.
Internet. Yogyakarta: Andi.
______________________________________________.
Yogyakarta: Andi.
Wardhani, Dhestari. 2005. "Pencarian Informasi melalui Internet oleh Peneliti Pusat
Studi Jepang Universitas Indoensia mengenai Study of Human Resources
Management
Practice
in
Japan
and
Indonesia"
Skripsi
UI.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20159345-S-Dhestari%20Wardhani.pdf.
Diakses 8 September 2014 pukul 10:00
Yusup, Pawit M., dan Priyo Subekti. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi
(Information Retrieval). Jakarta: Kencana.
LAMPIRAN A
PEDOMAN WAWANCARA
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET
OLEH JURNALIS LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM}
"DIMENSI" DI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
1. Mengapa Anda memilih internet sebagai sumber informasi?
2. Informasi apa saja yang biasa Anda cari melalui internet?
3. Browser apa yang Anda gunakan saat mencari informasi di internet?
4. Mengapa Anda memilih menggunakan browser tersebut?
5. Bagaimana cara Anda mencari informasi di internet? Di mana biasanya Anda
mengetikkan query dalam suatu browser?
6. Apakah Anda memanfaatkan fasilitas search engine untuk strategi atau cara
khusus mencari informasi di internet?
7. Jika iya, strategi atau cara khusus apa yang Anda gunakan saat mencari
informasi di internet?
8. Apa yang Anda lakukan setelah menemukan informasi di internet?
9. Apakah Anda melakukan evaluasi pencarian informasi di internet?
10. Jika iya, kriteria apa yang Anda gunakan untuk melihat kualitas informasi di
sebuah web?
11. Apakah Anda pernah tidak menemukan informasi di internet?
12. Jika pernah, apa yang Anda lakukan untuk menemukan informasi yang Anda
butuhkan?
13. Apakah Anda pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet?
14. Jika iya, kendala apa yang Anda alami saat mencari informasi di internet?
15. Apakah Anda pernah mendapatkan materi
pencarian informasi melalui
internet?
16. Menurut Anda apakah materi pencarian informasi melalui internet perlu
diberikan kepada pers mahasiswa "Dimensi" Polines ? Mengapa?
LAMPIRAN B
TABEL REDUKSI HASIL WAWANCARA
1. Mengapa Anda memilih internet sebagai sumber informasi?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
3.
AF
Jawaban
Reduksi Data
Karena informasi lewat internet
lebih mudah diperoleh. Kalo nyari
informasi di internet itu alternatif
pilihannya banyak sesuai yang aku
butuhin jadi bisa menyaring
informasi mana yang tepat.
Menurut saya semua ide, semua
tema itu udah ada di internet. Jadi
menurut saya tuh nggak ada tema
atau ide baru. Yang kita lakukan
cuma memperbaharui apa yang
sudah disampaikan di sana dengan
apa yang berada di list kita. Itu tadi
kan tentang kelengkapan.
Bisa juga kemudahan. Karena
sekarang kan kalau nggak pakai
internet kan istilahnya di berita kami
kan nggak ada pembanding. Intinya
berita itu udah bisa mengimbangi
apa yang sudah ada di internet dan
mendapat tanggapan yang mungkin
lebih positif seperti itu atau nggak.
Kalau internet, jadi lebih mudah sih
Mbak. Kalau misalkan kayak harus
nyari di surat kabar apa di mana itu
kan ya susah. Kita nggak bisa
langsung ke pokok masalah yang
Secara umum alasan
informan
memilih
internet
sebagai
sumber
informasi
yaitu mudah diakses
dan teresedia banyak
pilihan informasi.
4.
HI
mau kita ambil
Mudah soalnya. Tinggal online wifi
langsung nyari banyak sumber kan
bisa. Kalau misalnya media cetak
kan harus beli dulu apa nggak ke
toko dulu, lama. Kalau internet di
rumah kan bisa. Kapan aja bisa.
2. Informasi apa saja yang biasanya Anda cari di internet ?
No.
Informan
1.
SN
Jawaban
Reduksi Data
Kalau misal di artistik kan sering
tuh hubungannya sama kaya layoutlayout gitu Mbak.
Kita cari suatu refrensi, biasanya
kita udah punya patokan sendiri.
Biasanya kalau refrensi di internet
pakai devianart.com. Itu situs web
buat hampir seluruh pengunjung di
situs itu punya akun sendiri buat
saling share kayak seni. Entah itu
infografis, karikatur, layoutan.
Lebih ke kayak gitu sih. Kayak
misal kita juga tiap desain juga
biasanya paling sering itu bikin font.
Font yang cocok itu apa.
Terus contoh lainnya dari segi
ilustrasi. Kita sering nonton kayak
komik strip. Contohnya "Si Juki"
yang di facebook. Kalau nggak
sijuki.com. Nah itu lebih ke
pewarnaannya yang kita ambil
refrensinya kayak gimana. Terus
kalau tata letak apa, tiap komik kan
mesti punya layoutan, entah itu
mulai dari kiri ke kanan atau dari
Secara
umum
informasi yang biasa
informan cari di
internet antara lain
informasi mengenai
layout majalah, tema
majalah, font, gambar
karikatur, pewarnaan
komik, layout komik,
efek layout, cara
penggambaran atau
kritisi melalui komik,
tutorial
desain
menggunakan corel
draw dan photosop.
2.
GZ
3.
AF
4.
HI
atas bawah.
Refrensi bagaimana suatu majalah
itu perkembangan layoutingnya
seperti apa. Lalu untuk komikkomik itu bagaimana cara mereka
menggambarkan kegiatan atau
kritisi mereka dalam bentuk komik
sehingga lebih enak dibaca atau
dilihat. Lalu yang paling penting
menurut saya itu pencarian refrensi
untuk pembuatan berita atau
pencarian tema bagi majalah.
Jadi kalau di internet seringnya
kalau masalah gini-gini tuh nyari
masalah desain-desain yang bagus.
Kan kita itu juga masih dasar banget
tahu masalah bikin desain, masalah
corel, masalah photoshop. Jadi
sering kita punya ide bagus tapi
nggak bisa ngejalaninnya. Jadi
seringnya cari di youtube yang
emang cocok sama kita.
Biasanya nyari-nyari kayak desaindesain yang baru, yang baru dari
luar gitu. Terus ya biasanya itu aja
sih. Terus sama misalnya cari efekefek buat ngelayoutnya sendiri kan
kalau kita mau bikin kayak gini tuh
caranya gimana.
3. Browser apa yang Anda gunakan saat mencari informasi di internet? Mengapa
Anda memilih menggunakan browser tersebut?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
3.
AF
4.
HI
Jawaban
Reduksi Data
Ya kalau saya pribadi senengnya
Google Chrome.
Kalau yang di laptop saya, nggak
tahu kenapa kalo pakainya yang itu
(Mozila) sering crash. Sering keluar
sendiri atau kalo nggak tiap over
atau sering buka tab banyak gitu
lemot. Beda kalo pakai Chrome
lebih enteng.
Chrome.
Yang pertama tuh saya melihat
survey di internet yang diadakan
oleh menurut saya itu situs yang
terpercaya tentang IT. Nah di situ
disebutkan kalau browser yang baik
dalam surfing, internet dalam hal
keamanan, dalam hal kecepatan
menjangkau tuh Chrome. Jadi
mungkin saya terpercaya seperti itu.
Google.
Mudah aja buat nyari-nyari. Ya
udah nyaman aja sama itu.
Google Chrome.
Nggak tahu udah sreg dari dulu,
enteng.
Semua
informan
menggunakan browser
google chrome dengan
alasan enteng,aman,
cepat, mudah, dan
nyaman
saat
digunakan
untuk
mencari informasi di
internet.
4. Bagaimana cara Anda mencari informasi di internet? Di mana biasanya Anda
mengetikkan query dalam suatu browser?
No.
Informan
1.
SN
Jawaban
Reduksi Data
Lebih yang di googlenya itu, Mbak. Secara
umum,
cara
2.
GZ
3.
AF
4.
HI
Kalu yang di URL itu, kecuali nyari
yang kaya gini tuh. Misalnya kita
kan udah tahu kalau yang nyari
kaya gini tuh tempatnya di website
ini, langsung ke URLnya aja. Misal
kaya devianart. Cuma kalo kita
masih ngawang-awang, ini ada apa
nggak atau kalau nggak kita pengen
refrensi yang lebih luas, googling
pake yang google ini, yang secara
umum
Kalau misalnya sudah ada dibenak
saya apa yang harus dicari pasti
google, searching google. Kalau
nggak ada misalnya ee kayak saya
semacem cari-cari refrensi, dua situs
yang selalu saya buka itu pasti
Kompas sama Kaskus. Kaya
semacam ada thumbnail di Chrome
saya. Jadi dua situs itu selalu ada di
halaman depan.
Di search engine. Tapi kalau
misalkan ya kaya web-web yang
udah tahu misalkan kaya facebook
kaya apa itu langsung di URLnya.
Biasanya di kolom googlenya.
Kalau URLnya langung sih jarang.
informan
mencari
informasi di internet
yaitu
dengan
mengetikkan
pertanyaan di search
engine
dan
mengetikkan alamat
web di URL. Satu
informan
memiliki
cara
pencarian
informasi lain yaitu
dengan
mengklik
thumbnail yang ada di
browser.
5. Apakah Anda memanfaatkan fasilitas search engine untuk strategi atau cara
khusus mencari informasi di internet? Jika iya, strategi atau cara khusus apa
yang Anda gunakan saat mencari informasi di internet?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
3.
AF
4.
HI
Jawaban
Reduksi Data
Kalau selama ini untuk mencari
refrensi sih belum pernah. Cuma
kalau saya sendiri kalau nyari tugas
pernah.
Pakainya biasa sih mungkin
keyword yang berhubungan dengan
apa yang kita cari.
Pernah.
Tapi saya lebih itu sih, sederhana
sih. Trik-triknya itu yang saya cuma
ada kaya semacem misal saya ingin
yang lebih ya ke fix kata-kata ini,
misal saya pakai tanda petik. Atau
misal saya ingin e.. berita atau tema
yang atau berita atau isu yang ingin
saya cari itu dalam bentuk file, jadi
saya ketik file type titik dua apa
nama ekstensinya seperti itu. Cuma
itu aja.
Lebih nyarinya itu langsung ke
pokok masalahnya. Jadikan gini
kan, misalkan butuh informasi apa
kita lebih milih fokus masalahnya
daripada bentuknya kayak apa, itu
disingkirin dulu.
Kadang kalau misalnya nyari di
kaskus kan susah to, ditype
kaskus.com terus apa gitu.
Kayak kelebihan dari google kan
bisa nyari langsung yang kita
inginkan. Kalau misalnya desain
majalah doang di google kan entar
keluarnya banyak. Ini terperinci biar
kasukus doang apa yang website
lain doang.
Dua
dari
empat
informan menyatakan
menggunakan strategi
pencarian informasi di
internet yaitu tanda
petik ganda ("…"),
pembatas field, dan
pembatas
pencarian
halaman (site:….).
Sedangkan
dua
informan
lainnya
menyatakan
tidak
menggunakan strategi
pencarian informasi di
internet.
Ngetiknya
kaskus.com
inginkan.
dikolomnya,
spasi
yang
site:
kita
6. Apa yang Anda lakukan setelah menemukan informasi di internet?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
3.
AF
4.
HI
Jawaban
Reduksi Data
Yaa paling cuma sebatas apa ya,
kalau nyimpen webnya sih ya
pernah. Cuma sebatas diapalin. Jadi
kalo nyari yang kayak gini di web
ini. Cuma sebatas hafalan.
Kalau teknisnya itu saya lebih
contrl+S. Lebih suka ngesave ke
dokumen
seperlunya
daripada
copypaste kayak gitu. Lebih baik
saya save itu seperlunya. Saya
buatkan folder baru yang mengenai
bahas tentang tema tersebut.
Kalau itu disave dulu. Kalau baca
langsung kan ya gimana. Jadi
biasanya disave dulu. Nanti udah
dapat semua menurut diperluin
langsung dibaca oh ini ini. Terus
baru disortir yang dibutuhin yang
mana yang nggak yang mana
Biasanya
ngesave
gambarnya.
Biasanya tuh kan ada gambar, kalau
nggak dibookmark kalau itu penting
banget kalau pas ribet kan bisa buka
lagi.
Semua
informan
melakukan aktivitas
yang seragam setelah
menemukan informasi
di
internet
yaitu
dengan
menyimpan
web.
Selain
itu
dua
informan melakukan
aktivitas
tambahan
selain menyimpan web
yaitu
dengan
memberikan
label
bookmark pada web
yang dikunjungi dan
menghafal web yang
dikunjungi
agar
mempermudah
pencarian informasi
diwaktu mendatang.
7. Apakah Anda melakukan evaluasi pencarian informasi di internet ? Jika iya,
kriteria apa yang Anda gunakan untuk melihat kualitas informasi di sebuah
web?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
Jawaban
Reduksi Data
Kalau pengecekan sih nggak
pernah. Cuma kita di "Dimensi"
kalau masalah hak cipta kita tetep
juga nggak mau asal ambil
walaupun itu ngambil dari internet
mesti nyantumin dari mana
sumbernya.
Kalau kompasiana lebih ke situs
opini, situs opini dari orang-orang
seluruh Indonesia. Nah kenapa saya
memandang kalau kompasiana
terpercaya atau tidak itu yang
pertama itu dari profil penulisnya.
Di profil penulisnya itu e.. ya
meskipun saya nggak ada patokan
mereka harus kritikannya apa tapi
kebanyakan
mereka
kan
menyertakan pekerjaan atau nggak
pendidikan, seperti itu. Lalu yang
kedua tentu saja tentang, selain
profiL, tentang tata bahasanya.
Menurut saya tata bahasa itu
penting
soalnya
untuk
menyampaikan ide yang rumit,
misal untuk ide yang rumit tapi
dengan tata bahasa yang baik saya
kira tidak begitu mudah. Kalau
untuk Metro News atau Kompas, itu
saya lebih melihat ke nama besar
mereka.
Dua
informan
melakukan
evaluasi
pencarian informasi di
internet
dengan
melihat
kualitas
informasi
dari
beberapa aspek yaitu
profil penulis yang
dilihat dari pekerjaan
dan pendidikan, tata
bahasa tulisan, detail
informasi, dan nama
besar perusahaan yang
menaungi suatu web.
Satu informan yang
tidak
mengevaluasi
pencarian informasi di
internet menjelaskan
bahwa ia tidak melihat
melakukan aktivitas
tersebut
karena
baginya
yang
terpenting
adalah
informasi
yang
diperoleh
sesuai
dengan
yang
dibutuhkan.
3.
AF
4.
HI
Jadi kalau masalah kayak gitu itu
lebih ke detail gitu lho Mbak. Kan
sering ada yang e.. misalkan kita
butuh ini ternyata di web lain itu
ada
yang
ini
tapi
masih
dikembangin gitu loh. Ya akhirnya
lebih milih yang kaya gini. Kalau
masalah yang nulis siapa nggak
terlalu dipikirin.
Enggak. Kalau aku sih nggak lihat
webnya terpercaya atau enggak sih
Mbak. Yang penting ngelihat
desainnya cocok apa enggak sama
yang kita mau.
8. Apakah Anda pernah tidak menemukan informasi di internet? Jika pernah,
apa yang Anda lakukan untuk menemukan informasi yang Anda butuhkan?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
3.
AF
Jawaban
Reduksi Data
Pernah.
Kalau alternatif kedua cari refrensi
kita kembali ke buku, entah itu
majalah entah majalah-majalah
Dimensi yang sebelumnya. Kalau
nggak ya kayak majalah Jannah,
Tempo, lebih ke gitu. Majalah Pers.
Bahkan
majalah
dari
pers
mahasiswa lainpun bisa jadi
refrensi.
Belum pernah.
Kalau isunya untuk majalah belum
pernah. Beda lagi kalau untuk
kuliah, sering.
Pernah. Nggak sering juga. Kalau
aku sih biasanya yang mendekati aja
Satu
dari
empat
informan menyatakan
pernah
tidak
menemukan informasi
yang dicari di internet.
Sementara itu tiga
informan
lainnya
menyatakan
belum
pernah
tidak
menemukan informasi
di internet.
4.
HI
gitu Mbak.
Belum pernah.
Kan biasane ini nggak sesuai
keinginan padahal udah sampe page
berapa. Kalau aku sih satu. Kalau
satu belum, keywordnya ganti,
keywordnya ganti. ganti keyword.
Jarang next page sih mbak, males.
Yang bagus tu page satu, page dua
udah mulai ngaco.
9. Apakah Anda pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet?
Jika iya, kendala apa yang Anda alami saat mencari informasi di internet?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
Jawaban
Reduksi Data
Ya sering sih. Sering ngalami kayak
gitu.
Biasanya kalau udah kita nyari
dengan keyword yang udah bener
yang muncul di urutan atas kan
biasanya yang sering, yang sering
apa ya lebih kaya apa yang kita cari.
Ketika kita buka isinya kalo nggak
web kosong cuma isinya iklan.
Kalau kendala, kalau mencari itu
berhubungan sama isu majalah atau
tema majalah kayaknya belum
pernah sih. Cuma yang paling
sering itu tema tersebut cuma
dibahas oleh satu sudut pandang. Itu
agak kesulitan. Jadi misal ada tiga
situs yang membahas tema yang
sama,
ketiga
situs
tersebut
mambahas satu sudut pandang, satu
sudut pandang, satu sudut pandang
Semua
informan
pernah
mengalami
kendala saat mencari
informasi di internet.
Kendala yang mereka
alami
beragama,
anatara
lain
mendapatkan
web
kosong, tema artikel
hanya dibahas dari
satu sudut pandang,
pencarian
terhenti
(hank) karena terlalu
banyak
membuka
halaman web, kendala
karena harus login
terlebih dahulu untuk
bisa mengakses suatu
informasi, dan sulit
merumuskan
query
3.
AF
4.
HI
gitu. Kalau kita di jurnalis, di atas informasi yang
Dimensi itu, apa-apa itu harus dibutuhkan.
dibahas dari lebih dari satu, paling
nggak dua gitu. Jadi kalau misalnya
berita tersebut cuma membuat,
menggarap isu tersebut dari satu
pihak saja maka menurut saya itu
juga kesulitan buat kami untuk
nentiun dari yang sudut pandang
lainnya seperti apa.
Iya.
Kalau masalah ya seringnya kayak
kan kalo aplikasi itu kan sering
kalau buka yang banyak, kita butuh
banyak, ternyata apa ngehank apa
gimana. Ya masalah-masalahnya
teknis kaya gitu aja sih. Kalau
nggak ya kalau mau masuk harus
login, masukin apa, kadang harus
bikin ke mereka kan bikin nggak
nyaman buat pencarian informasi.
Yo pernah.
Kalau aku pengen desain ini tapi
nggak tahu namanya kan bingung.
Tahu desainnya tapi nggak tahu
namanya, Biasanya itu sih.
10. Apakah Anda pernah mendapatkan materi pencarian informasi melalui
internet? Menurut Anda apakah materi pencarian informasi melalui internet
perlu diberikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi"
Politeknik Negeri Semarang? Mengapa?
No.
Informan
1.
SN
2.
GZ
Jawaban
Reduksi Data
Sebelumnya kalau pelatihan, kalau
dari narasumber lain mungkin udah
sering dikasih pelatihan-pelatihan.
Kalau cuma dari sumber internet tuh
kita baru, baru beberapa kali
mungkin, satu dua kali untuk
pembekalan. Udah pernah dari
alumni sendiri. Pembekalan buat
kayak buat cyber. Cyber Dimensi,
cyber kan buat pemberitaan lewat
internet.
Perlu banget, Mbak. Karena buat
saat ini perkembangan pers kan
bukan Cuma lewat media cetak saja
tapi juga lewat media internet
karena kebanyakan orang cenderung
untuk tertarik membaca berita atau
kabar, salah satunya kaya cybernya
"Dimensi".
Belum pernah.
Menurut saya kalau pencarian
seperti itu seharunya itu memang
sudah ada bakat jurnalis mereka.
Untuk materinya barang kali kalau
ke semuanya barang kali enggak
perlu. Barang kali yang paling perlu
tuh cuma temen-temen redaksi aja.
Soalnya yang paling sering berkutat
sama tema, berita, itu memang
mereka. Kalau dari artistik atau
fotografer sepertinya sudah kayak
semacam di jiwa mereka. Kalau
menurut saya ide-ide mengenai foto,
atau kartun, atau karikatur kan
susah. Jadi mau nggak mau mereka
Seluruh
informan
menyatakan
bahwa
mereka belum pernah
mendapatkan materi
atau
pelatihan
mengenai pencarian
informasi di internet.
Mengenai perlu atau
tidaknya
pemberian
meteri atau pelatihan
pencarian informasi di
internet untuk jurnalis
"Dimensi",
tiga
informan menyatakan
bahwa hal tersebut
perlu
dilakukan
sedangkan
satu
informan menyatakan
tidak perlu.
3.
AF
4.
HI
harus
menambah
pengetahuan
mereka dengan cari banyak refrensi.
Kalau kami belum.
Kalau menurut saya tidak perlu
tetapi lebih ditekankan ke metode
pencarian beritanya. Menurut saya
temen-temen dah paham kalau
hanya cara mencari informasi di
internet.
Belum. Biasanya latihan kayak
kalau aku sendiri kan artistik jadi
latihan ngelayout.
Penting sih. Biar nggak muter-muter
di google terus. Kan biasane ini
nggak sesuai keinginan padahal
udah sampe page berapa.
LAMPIRAN C
SURAT PENGANTAR PENELITIAN
LAMPIRAN D
LEMBAR KONSULTASI PENULISAN SKRIPSI
Download