PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET OLEH JURNALIS LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) "DIMENSI" DI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora Oleh Siti Nur Rohmah NIM : 13040110110022 PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat. (QS Al-Baqarah: 269) Ada yang mengeluh, ingin gugur dan jatuh, lalu dia berkata LELAH. Ada yang lelah tubuhnya penat, tapi semangatnya kuat, dan dia berkata LILLAH (Anonim) Persembahan : Skripsi ini saya persembahkan kepada semua guru kehidupan saya. Kepada mereka yang telah tulus membagi ilmu dan pengalamannya, demi kebaikan bersama, kesuksesan bersama. PRAKATA Syukur Alhamdulillah, segala puji atas ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan pertolongan-Nya-lah peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet oleh Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dimnesi di Politeknik Negeri Semarang” ini guna memperoleh gelar Sarjana Humaniora. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah banyak membantu dalam melakukan penyusunan skripsi ini, yaitu: 1. Dra. Rukiyah, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro; 2. Drs. Jumino, M.Lib., selaku sekretaris juruan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro 3. Yanuar Yoga Prasetyawan, S.Hum., M.hum., selaku dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 4. Dra. Sri Ati Suwanto, M.Si., selaku ketua penguji yang telah memberikan banyak masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik; 5. Jazimatul Husna, S.IP., M.IP., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik; 6. Dra. Ana Irhandayaningsih, M.S., selaku dosen wali yang selama ini telah banyak memberikan arahan dalam perjalanan akademik peneliti; 7. Dosen-dosen jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, informasi dan membentuk pikiran peneliti selama masa perkuliahan; 8. Bapak Suhud dan Ibu Sri Hartutik, kedua orangtua yang selalu memcurahkan kasih sayangnya disetiap kehidupan; 9. Hefi, Pipi, Sita, Peni, Maul, Hana, Bintang, dan teman-teman lain yang telah begitu banyak membantu, berbagi motivasi selama proses pengerjaan skripsi ini; 10. Teman-teman Edelweis; Restu, Febita, Ayu, Shabrina, Tiya, Suci, Arum, dan Lina atas ukhuwah sejak masa SMA; 11. Teman-teman jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010 yang telah empat tahun menjadi rekan seperjuangan dalam menimba ilmu, berdiskusi, saling berbagi dan bercerita tentang mimpi dan cita-cita; 12. Teman-teman sebimbingan: Aulya, Agil, Ayna, Restu dan Gandos, yang selalu menjadi tempat berbagi informasi utama selama bulan-bulan penyusunan skripsi; 13. Pihak-pihak lain yang juga telah memberi kontribusi dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat begitu banyak kekurangan dalam skripsi ini. Meskipun demikian, peneliti senantiasa berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, terutama bagi pemerhati bidang perpustakaan. Semarang, 10 November 2014 Siti Nur Rohmah DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………………… ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iii HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………… iv HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… v PRAKATA ………………………………………………………………………. vi DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. viii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xii DAFTAR TABEL .…….………………………………………………………… xiii ABSTRAK ...…………………………………………………………………….. xiv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...……………………………………..……………… 1 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 5 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………… 6 1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 6 1.6 Kerangka Pikir ….....…………………………………………………. 7 1.7 Batasan Istilah ……………………………………………………….. 8 BAB II. TINJAUAN LITERATUR 2.1 Informasi …………………………………………………………….. 10 2.1.1 Definisi Informasi ……………………………………………… 10 2.1.2 Kebutuhan Informasi dan Sumber Informasi ..………………… 11 2.1.3 Perilaku Pencarian Informasi ..…………………………………. 13 2.2 Internet……………………………………………………….............. 15 2.2.1 Definisi Internet... ……………………………………………… 15 2.2.2 Keunggulan Internet……………………………………………. 15 2.2.3 Strategi Penelusuran Informasi diInternet………………………. 17 2.2.4 Kendala Pencarian Informasi di Internet……………………...... 23 2.2.5 Evaluasi Pencarian Informasi di Internet…..…………………… 24 2.3 Jurnalis dan Pers Mahasiswa…………………………………………. 27 2.3.1 Jurnalis ….……………………………………………………... 27 2.3.2 Pers Mahasiswa …..……………………………………………. 28 2.4 Penelitian Terdahulu …….…………………………………………... 29 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian…………………………………………... 34 3.2 Objek dan Subjek Penelitia ……………………………………….….. 35 3.3 Informan ..……………………………………………………………. 35 3.4 Jenis dan Sumber Data ……………………………………………….. 36 3.4.1 Jenis Data ...……………………………………………………. 36 3.4.2 Sumber Data …………………………………………………… 37 3.5 Teknik Pengumpulan Data ..….…..………………………………….. 37 3.6 Pengolahan dan Analisis Data ..…..………………………………….. 38 BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) "DIMENSI" POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 4.1 Sekilas Tentang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang ....…………………….………………… 40 4.2 Struktur Organisasi..………………………..………………………… 41 4.3 Kegiatan dan Produk .………………………………………………… 44 4.3.1 Kegiatan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang..……....……………………………………… 44 4.3.2 Produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang .………………………..…………….………. 45 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Identitas Informan...…………………………………………………. 47 5.2 Analisis Informasi yang dicari Informan di internet....……………… 48 5.2.1 Alasan Informan Menggunakan Internet sebagai Sumber Informasi…………………………………………….. 48 5.2.2 Informasi yang dicari Informan di Internet .....……………….. 50 5.3 Analisis Perilaku Pencarian Informasi di Internet…………………… 53 5.3.1 Browser yang digunakan Saat Mencari Informasi di Internet…. 53 5.3.2 Cara Pencarian Informasi di Internet …………………………. 56 5.3.3 Strategi Pencarian Informasi di Internet .……………………… 57 5.3.4 Tindak Lanjut setelah Menemukan Informasi di Internet .……. 60 5.3.5 Cara Evaluasi Pencarian Informasi di Internet ..………………. 63 5.3.6 Pencarian bila Informasi Tidak ditemukan di Internet..……….. 67 5.4 Analisis Kendala Pencarian Informasi di Internet…………………… 69 5.5 Analisis Pendapat Informan mengenai Materi Pencarian Informasi di internet untuk Jurnalis…..……………………………... 73 BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan………………….…………………………………………….. 77 6.2 Saran.…………………………………………………………………… 80 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 81 LAMPIRAN A. Pedoman Wawancara LAMPIRAN B. Tabel Reduksi Hasil Wawancara LAMPIRAN C. Surat Pengantar Penelitian LAMPIRAN D. Lembar Konsultasi Penulisan Skripsi DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Pikir ……………………………………………………… 7 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang………………………………………… 43 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 1………….……. 32 Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 2……………….. 33 Tabel 5.1 Daftar Identitas Informan……………………………………..………… 47 ABSTRAK Penelitian ini berjudul "Perilaku Pencarian Informasi melalui Internet oleh Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dimensi di Politeknik Negeri Semarang". Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil survey perusahaan Maverick yang menunjukkan bahwa 91% wartawan Indonesia bergantung pada internet dalam mencari berita dan tujuh dari sepuluh wartawan mendapatkan ide membuat berita dari internet. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) informasi apa saja yang dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang?, 2) bagaimana perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang?, dan 3) Kendala apa saja yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di internet?. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur. Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang. Analisis data dilakukan menggunakan analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis informasi yang dicari oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang di internet yaitu informasi yang berkaitan dengan seni dan tema majalah. Jurnalis mencari informasi di internet melalui beberapa cara yaitu dengan pencarian di search engine, pencarian di URL, dan mengklik thumbnail pada halaman awal browser. Sedangkan strategi pencarian yang digunakan saat mencari informasi di informasi yaitu dengan memanfaatkan fasilitas pencarian search engine. Setelah menemukan informasi hal yang dilakukan oleh jurnalis adalah menyimpan web atau gambar yang diperoleh, menghafal web yang dikunjungi, dan memberikan tanda bookmark pada web yang dianggap penting. Sebagian jurnalis sudah mengevaluasi pencarian informasi di internet. Hal yang dilakukan jurnalis saat tidak menemukan informasi di internet yaitu mencari di sumber infomasi lain yaitu majalah. Kendala yang dialami oleh jurnalis saat mencari informasi di internet yaitu menemukan web kosong dan berisi iklan, sering menemukan web yang hanya membahas tema majalah dari satu sudut pandang saja, akses pencarian informasi terhenti (hank) karena terlalu banyak membuka halaman web, akses informasi terbatas karena terdapat perintah login dengan username dalam suatu web, dan kendala dalam merumuskan informasi yang dibutuhkan ke dalam query. Kata kunci: perilaku pencarian informasi, internet, jurnalis, pers mahasiswa ABSTRACK This research titled “Information Searching Behavior through the Internet by student Press Agency Dimensi in Semarang State Polytechnic". This research is motivated by the result of the survey Maverick Company that showed 91% of Indonesian Journalists rely on the internet in searching news and seven of ten journalists get the idea of making news from internet. The problem formulations of this research are: 1) what kind information are sought through the internet by the jo urnalist of student Press Agency "Dimensi" Semarang State Polytechnic? 2) How the information seeking behavior through the internet by journalists of Student Press Agency “Dimensi” Semarang State Polytechnic? And 3) what the constraints are experienced by the journalist of Student Press Agency “Dimensi" Semarang State Polytechnic when searching for the information in the internet? This research used a qualitative research design with case study research. Data was collected by the way of structured interviews. Informants in this research consists of four people. Data analysis was performed by using data analysis Miles and Huberman. The results of this research show that information that are sought by the journalists of Student Press Agency “Dimensi” Semarang State Polytechnic in the internet are the information that related with art and magazine theme. Journalist sought the information in internet use some ways; they are seeking in search engine, seeking in URL, and by click thumbnails in browser home page. Some journalists have done a search strategy by utilizing the search engine. After finding the information, things that done by the journalists are saving web or pictures that obtained, memorizing web that visited, and giving mark bookmark in the web that are considered important. Some journalists have evaluated searching information in internet. Things that done by the journalists when they did not find information in internet is by searching in other information sources, it is magazine. The problems that faced by the journalists when searching for the information in the internet is finding an empty web and contained advertisements, the journalist often found web that discuss magazine theme only from one point of view, information searching access that stopped (hank) caused to much open web pages, information access that is limited caused finding login command with username in a web, and constraints in formulate information that needed into query. Keywords: information searching behavior, the Internet, journalists, student press BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi sekarang ini informasi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap waktu manusia menggunakan dan mencari informasi untuk mendukung aktivitasnya. Kegiatan pencarian informasi merupakan kegiatan yang secara sengaja dilakukan oleh manusia dengan maksud tertentu, diantaranya yaitu untuk memenuhi kebutuhan kognitif. Seperti pendapat Marchionini (1995: 5) yang menyatakan bahwa pencarian informasi adalah proses yang secara sengaja dilakukan oleh manusia untuk menambah pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya. Media pencarian yang digunakan dalam pencarian informasi beragam. Menurut Surachman (2007: 2), dilihat dari cara dan alat telusurnya, penelusuran konvensional dibedakan dan menjadi penelusuran dua yaitu informasi penelusuran digital. Pada informasi penelusuran konvensional pengguna masih menggunakan alat manual dalam menelusur informasi, seperti kartu katalog, kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks, dan sebagainya. Sedangkan pada penelusuran digital pengguna memanfaatkan media digital atau elektronik untuk mencari informasi, seperti OPAC (Onilne Public Access Catalog), search engine (di internet), database online, jurnal elektronik, refrence online, dan informasi lain yang tersedia secara elektronik/ digital. Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ternyata memberikan pengaruh terhadap penggunaan internet dalam pencarian informasi. Masyarakat kini cenderung memanfaatkan media internet untuk memperoleh informasi. Menurut Yusup dan Subekti (2010: 47), kini masyarakat mengalami perubahan dalam pencarian informasi dari media cetak ke media online. "Pada 1970-an hingga 1980-an, masyarakat menggunakan media cetak dalam mencari informasi, tetapi secara di tahun 2000-an ada perubahan dalam perilaku pencarian informasi. Masyarakat lebih suka mencari informasi di newspaper online (e-newspaper) karena mereka merasakan kemudahan dalam mengaksesnya dan informasinya up-todate." Dari peryataan tersebut dapat dilihat bahwa saat ini internet lebih diminati masyarakat dibanding media konvensional karena mampu memberikan kemudahan dalam pencarian informasi. Salah satu kemudahan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna internet yaitu adanya berbagai macam mesin pencari (search engine). Melalui mesin pencari orang bisa dengan cepat menemukan berbagai macam informasi. Selain itu mesin pencari juga memberikan informasi dengan jumlah yang banyak. Jumlah informasi yang begitu banyak dalam mesin pencari memungkinkan terjadinya kendala dalam pencarian infromasi, seperti lamanya waktu dalam pencarian dan ketidaksesuaian informasi dengan yang dicari. Oleh karena itu seseorang harus memperhatikan bagaimana cara mencari informasi malalui internet. Kemampuan seseorang dalam mencari informasi di internet dilakukan dengan strategi pencarian. Dengan strategi pencarian informasi maka penelusuran bisa berjalan maksimal dan hasil temuan informasi relevan dengan kebutuhan. Salah satu pengguna informasi yang erat dengan kegiatan pencarian informasi yaitu jurnalis. Menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009: 15) jurnalis adalah orang yang melakukan kegiatan jurnalistik, yaitu meliputi kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita kepada masyarakat melalui sarana-sarana penerbitan. Pada kegiatan jurnalistiknya ada dua jenis sumber informasi yang dicari oleh jurnalis yakni sumber primer dan sumber sekunder (Rolnicki, 2008: 20). Sumber informasi primer diperoleh dari saksi mata dari suatu persitiwa dalam bentuk tercetak ataupun rekaman. Sedangkan sumber sekunder diperoleh dari orang yang memiliki berbagai pengetahuan mengenai suatu hal atau karya yang mengutip kata-kata dari sumber primer. Dari kedua sumber informasi tersebut, sumber informasi yang lazim digunakan oleh jurnalis yaitu sumber informasi primer. Hal tersebut dikarenakan pemberitaan yang diperoleh dari pihak pertama atau saksi mata akan lebih terpercaya, lebih profesional, dan lebih penting bagi pembaca (Rolnicki, 2008: 24). Adanya kemajuan penggunaan internet dalam pencarian informasi ternyata memberikan dampak pada pencarian informasi jurnalis. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh perusahan Maverick, perusahaan konsultan komunikasi, yang bekerjasama dengan Research Centre The London School of Public Relations (LSPR) di Jakarta. Survei tersebut dilakukan dengan 321 responden yang terdiri atas jurnalis, jurnalis foto, dan editor di 141 media, dari bulan Juni hingga September 2010. Perusahaan Maverick merilis hasil survey dalam webnya melalui artikel yang berjudul "7 dari 10 Wartawan Indonesia Dapatkan Ide Berita dari Internet". Dua hasil suvei yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu 91% wartawan bergantung pada internet dalam mencari berita dan tujuh dari sepuluh wartawan mendapatkan ide membuat berita dari internet. Dari dua hasil survey tersebut dapat diketahui bahwa seorang jurnalis juga memanfaakan internet untuk mencari informasi, salah satunya yiatu untuk keperluan mendapatkan ide pemberitaan. Melihat adanya fakta menegenai jurnalis dalam pencarian informasi melalui internet, penulis tertarik untuk mengatahui bagaimana perilaku pencarian informasi melalui internet dalam lingkup kecil yaitu oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. "Dimensi" merupakan nama lembaga pers mahasiswa yang berada di Politeknik Negeri Semarang. Pada kegiatan jurnalistiknya, mereka juga memanfaatkan internet sebagai sumber informasi salah satunya yaitu saat membuat majalah Dimensi (Gaza, 2014). Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian "Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet oleh Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" di Politeknik Negeri Semarang". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Informasi apa saja yang dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang? 2. Bagaimana perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang? 3. Kendala apa saja yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di internet? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui informasi yang dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 2. Mengetahui perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 3. Mengetahui kendala yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di internet. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat akademis Penelitian ini diharapakan bisa memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu perpustakaan khususnya mengenai perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang mengenai perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis. . 1.5 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di sekertariat LPM "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang mulai dari bulan Juni 2014 hingga bulan September 2014. 1.6 Kerangka Pikir Gambar 1.1 Kerangka Pikir Kebutuhan informasi muncul karena adanya kesenjangan informasi yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Semarang Adanya kebutuhan informasi tersebut mendorong merek mereka untuk melakukan pencarian informasi. Pada pencarian informasi, jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang dapat menggunakan sumber primer, yang diperoleh dari saksi mata, dan sumber sekunder, yang diperoleh dari orang yang mengetahui berbagai hal atau karya yang mengutip kata-kata dari sumber primer. Internet merupakan sumber sekunder yang bisa dimanfaatkan oleh jurnalis. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui perilaku jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi melalui internet yang dilihat dari beberapa aspek yaitu: 1. Informasi yang dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 2. Perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 3. Kendala yang dialami jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di internet. 1.7 Batasan Istilah Berikut ini adalah beberapa istilah yang dibatasi ruang lingkupnya dalam penelitian ini: 1. Perilaku Pencarian Informasi Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dalam rangka menambah pengetahuan mereka melalui interaksi dengan berbagai sumber informasi.. 2. Strategi penelusuran informasi Strategi penlulusan informasi adalah cara sistematis yang digunakaan seseorang saat menelusur informasi, seperti menggunakan kata kunci, frase, subjek dokumen, logika boolean, dan fasilitas pencarian lain yang tersedia pada search engine. 3. Jurnalis Jurnalis adalah orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik, meliputi kegiatan mencari, menyajikan berita mengumpulkan, kepada mengolah, masyarakat menyusun, melalui dan sarana-sarana penerbitan. Pada penelitian ini yang dimaksud jurnalis ialah mahasiswa Politeknik Negeri Semarang yang bergabung dalam Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" dan melakukan pekerjaan jurnalistik yang nantinya disajikan khususnya kepada warga Politeknik Negeri Semarang dan umumnya kepada masyarakat sekitar. 4. Pers Mahasiswa Pers mahasiswa yaitu pers yang dikelola oleh mahasiswa. Pada penelitian ini yang dimaksud pers mahasiswa yaitu pers mahasiswa "Dimensi" yang dikelola oleh mahasiswa Politeknik Negeri Semarang. BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Informasi 2.1.1. Definisi Informasi Informasi memiliki beragam definisi. Menurut Lasa, H.S., (2009: 116) dalam Kamus Kepustakawanan Indonesia dijelaskan pengertian informasi dari berbagai bidang ilmu. Dalam ilmu perpustakaan, informasi diartikan sebagai berita, peristiwa, data, maupun literatur. Dalam ilmu komunikasi informasi merupakan keterangan maupun pesan yang berupa suara, isyarat, maupun cahaya yang dengan cara tertentu dapat diterima oleh sasaran (sebagai penerima) baik berupa mesin maupun makhluk hidup. Dervin dan Nilan (dalam Suwanto, 1997: 17) menyebutkan bahwa informasi adalah 1) Segala berita, 2) Segala dokumen atau sumbersumbernya, 3) Segala data, atau 4) Segala bahan yang diterbitkan. Menurut Pendit dalam Suwanto (2011: 1) informasi adalah segala yang kita komunikasikan seperti yang disampaikan lewat lisan, lewat surat kabar, video, dan sebagainya. Dari berbagai definisi mengenai informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah segala sesuatu, berupa data, berita, peristiwa, serta bentuk lainnya, yang dikomunikasikan melalui berbagai media, bisa melalui lisan, tulisan, radio, surat kabar, televisi, atau media lainnya. 2.1.2. Kebutuhan Informasi dan Sumber Informasi Kebutuhan informasi (Sulistyo-Basuki, 2004: 393) adalah informasi yang diinginkan seseorang untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan dan lain-lain. Menurut Belkin (dalam Suwanto, 1997: 19) kebutuhan informasi terjadi karena keadaan tidak menentu yang timbul akibat kesenjangan (gap) dalam diri manusia antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang dibutuhkannya. Pemakai akan mencari informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Chen dan Chemon (dalam Suwanto, 1997: 19) menjelaskan bahwa untuk menjembatani kesenjangan tersebut, manusia menggunakan atau berusaha menggunakan berbagai sumber informasi. Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi menimbulkan adanya pencarian informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Kebutuhan informasi antara satu individu dengan individu lain berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang dari individu yang mencari informasi. Menurut Belkin (dalam Suwanto, 1997: 20) ada beberapa hal yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan (dan perilaku pencarian) informasi yaitu latar belakang sosial budaya, pendidikan, tujuan yang ada dalam diri manusia tersebut, serta lingkungan sosialnya. Sementara itu Pannen dalam Suwanto (1997: 20) menjelaskan faktor paling umum yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan pemakai, termasuk kegiatan profesi, pekerjaan atau subjek yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan. Seperti yang diungkapkan Chen dan Chernon (dalam Suwanto, 1997: 19) untuk mengatasi kesenjangan informasi manusia menggunakan atau berusaha menggunakan berbagai sumber informasi. Begitu juga dengan jurnalis yang memanfaatkan sumber informasi ketika mengalami kesenjangan informasi. Menurut Rolnicki (2008: 20) ada dua sumber informasi yang dicari oleh jurnalis yaitu: 1. Sumber primer Sumber primer adalah saksi mata atau peristiwa atau pencipta suatu karya atau kerja orisinal -properti fisik atau intelektual. Sumber informasi primer dapat berbentuk cetak maupun rekaman. Contoh sumber primer bagi jurnalis yaitu pimpinan dan juru bicara untuk organisasi, asosiasi, tokoh politik dan sosial dan agen pemerintah. 2. Sumber sekunder Sumber sekunder adalah orang yang memiliki beberapa pengetahuan namun tidak terlibat secara pribadi, atau sebuah karya yang dipublikasikan yang mengutip kata-kata dari karya lain, kata-kata yang telah dipublikasikan dalam sumber primer. Karya publikasi tidak terbatas pada bentuk cetak, tetapi termasuk rekaman, film, dan file elektronik. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa internet tergolong ke dalam sumber informasi sekunder bagi jurnalis. 2.1.3. Perilaku Pencarian Informasi Secara sederhana perilaku (Yusup dan Subekti, 2010: 64) dapat diartikan suatu perbuatan yang dilakukan oleh individu. Menurut Robert Kwick (dalam Sunaryo, 2004: 3) perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Dan secara operasional, perilaku (Soekidjo dalam Sunaryo, 2004; 3) dapat diartikan sebagai suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Dari tiga pengertian perilaku tersebut dapat diketahui bahwa perilaku adalah aktivitas manusia dengan lingkungannya sebagai bentuk respon terhadap rangsangan yang diberikan padanya dan merupakan sesuatu yang bisa dilihat dan dipelajari. Mengenai perilaku dalam pencarian informasi setiap tokoh memiliki definisi yang berbeda. Menurut Krikelas (dalam Suwanto, 1997: 21) perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Perilaku pencarian informasi dilakukan ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimiliki kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Tindakan menggunakan literatur adalah suatu perilaku yang kenyataannya menggambarkan berbagai tujuan. Sementara itu, Marchionini (1995: 5) berpendapat bahwa pencarian informasi adalah proses yang secara sengaja dilakukan oleh manusia untuk menambah pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya. Menurut Wilson (dalam Pendit, 2003: 29) perilaku pencarian informasi didefinisikan sebagai perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik ditingkat interaksi dengan komputer (misalnya penggunaan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link), maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi boolean atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan). Dari beberapa penjelasan tersbut dapat disimpulkan bahwa perilaku pencarian informasi adalah kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dalam rangka menambah pengetahuan mereka melalui interaksi dengan berbagai sumber informasi. 2.2.Internet 2.2.1. Definisi Internet Pencarian informasi dapat dilakukan melalui berbagai media, salah satunya yaitu media elektronik berupa internet. Menurut Yusup dan Subekti (2010: 55) internet merupakan sebuah jaringan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menghubungkan perangkat komputer dari berbagai wilayah. Komputer-komputer tersebut terhubung sehingga masing-masing data dapat ditransmisikan ke dalam jaringan dan dapat diakses dari berbagai wilayah. Internet merupakan jaringan komputer global yang memungkinkan dua komputer atau lebih berkoneksi dengannya untuk mentransfer file dan tukarmenukar email dan pesan-pesan real time (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004: 289). Dari definisi internet tersebut dapat diketahui bahwa internet adalah komputer yang saling terhubung dengan yang lain sehingga dapat diakses oleh komputer lain seperti melakukan tukar-menukar email. 2.2.2. Keunggulan Internet Internet memiliki keuunggulan sebagai media pencarian informasi dibanding dengan media konvensional. Menurut Joing (dalam Yusup dan Subekti, 2010: 57), beberapa keunggulan dari internet yaitu : a. Internet memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam hal pengoperasian, di mana pengguna hanya perlu mengklik tombol atau simbol yang mereka butuhkan dan berbagai aplikasi juga dapat dijalankan. b. Internet memberikan kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman data. Apabila proses pengiriman data mengalami kegagalan bisa dilakukan pengulangan pengiriman. Internet memberikan ketepatan pengirim, di mana karakter alamat yang dipakai dalam internet sangat sensitif sehingga tidak mungkin terjadi kepemilikan ganda alamat serta terdapat pemberitahuan dari program server jika alamat yang dituju tidak terdaftar di internet. c. Internet memberikan kapasitas penyimpanan data yang lebih besar dibanding dengan media konvensional. Frespace/ ruang yang tersedia untuk mailbox yang diciptakan bagi tiap-tiap user oleh tiap website tidak sama. Sebagai contoh adalah hot mail (salah satu websaite) menyiapkan 2 MB, 4 BM, dan oleh Net sebesar 5 MB sedangkan disket hanya mampu memuat data sebesar 1,44 MB. d. Internet menjamin kerahasiaan data dari penggunanya. Pemakai internet akan mendapatkan fasilitas password untuk mengakses internet, di mana hanya dirinya yang mengetahui, sehingga pihak lain tidak bisa menggunakan akun internet sebelum mengetahui password yang dirahasiakan tersebut. . e. Internet lebih efisien dan efektif. Penggunaan internet lebih murah dan cepat dibanding media lainnya seperti faksimil yang memerlukan biaya dan waktu. f. Internet telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru. Perkembangan teknologi yang disebut internet telah mengubah pola interaksi masyarakat. Internet memberikan konstribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan maupun pemerintah. Internet dijadikan sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. 2.2.3. Strategi Penelusuran Informasi di Internet Internet menyediakan berjuta informasi. Dibutuhkan keterampilan khusus dalam mencari informasi di internet yang menyediakan informasi tak terbatas jumlahnya. Jika penelusuran informasi tidak dibekali dengan keterampilan, maka penelusuran bisa berjalan dengan tidak efektif. Penelusuran bisa memakan waktu lama, hasil informasi tidak relevan, dan hasil temuan masih terlalu luas sehingga bisa mengakibatkan kejenuhan pada pencari informasi. Menurut Purwono (2008: 2) strategi penelusuran informasi adalah penelusuran yang dilakukan secara sistematis (systematic searching), yang meliputi cara-cara bagaimana menggunakan kata kunci (keyword), frase, subjek dokumen, menggunakan logika Boolean (Boolean logic) serta fasilitas- fasilitas penelusuran lain yang tersedia pada masing-masing serach engine. Strategi penelusuran informsi di internet perlu dilakukan karena: 1. Informasi yang tersedia sangat banyak. 2. Untuk memperoleh informasi yang relevan. 3. Untuk mengehemat waktu pencarian. 4. Untuk mempermudah pencarian. Masih menurut Purwono (8: 2008) sebelum melakukan penelusuran informasi di internet, terdapat beberapa hal yang harus diketahui yaitu: 1. Mesin pencari / Search Engine Mesin pencari / search enginne merupakan program komputer yang berfungsi untuk mencari informasi di internet melalui kata kunci. Terdapat berbagai macam search engine yang tersedia di internet, diantaranya : Google: http://www.google.com Yahoo: http://www.yahoo.com InfoSeek: http://www.infoseek.com Excit:http://www.excite.com Goto: http://www.goto.com Caccha: http://www.catcha.com AOL Anywhere: http://www.aol.com Vivisimo: http://www.vivisimo.com Altavista : http://www.altavista.com Lycos: http://www.lycos.com Alltheweb: http://www.alltheweb.com Ask : http://www.ask.com Theoma : http://www.theoma.com Di anatara beberapa search engine tersebut, data dari modul Information Skill, Zayed University menyebutkan bahwa 42% penelusur menggunakan google dan 27 % lainnya menggunakan Yahoo. 2. Browser Pada Kamus Linux dijelaskan bahwa browser adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai penghubung antara user (pengguna internet) dengan jaringan internet (2005: 15). Menurut Sufandi browser adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan penggunan untuk menampilkan dan berinteraksi dengan text, gambar, dan informasi yang ada pada halaman web pada sebuah di World Wide Web (WWW) atau local area network (LAN) (2003: 1). Beberapa browser yang bisa digunakan untuk mengakses internet seperti Internet Explorer, Netscape Navigator, Opera, Neoplanet, Firefox Mozzila, dan Google Chrome. Salah satu fitur dalam browser yang bisa membantu pencarian informasi di internet yaitu bookmark. Pada Kamus Istilah Internet dijelaskan bahwa Bookmark/ favourites adalah fitur pada web browser untuk mengelola daftar link halaman web yang pernah diakses. Fitur ini memudahkan pengaksesan kembali alamat-alamat tertentu yang dianggap penting dan telah dimasukkan pada fitur ini (2004: 20). 3. Bentuk informasi di Internet Beberapa bentuk informasi yang dapat ditemui di internet yaitu berupa Teks/ full-text Indeks/ abstrak Suara/ lagu Gambar/ foto/ image Perangkat Lunak Video, film 4. Fasilitas Pencarian Secara umum fasilitas pencarian yang tersedia di search engine, secara umum fasilitas tersebut hampir ada pada mesin pencari seperti: a. Logika Boolean (Boolean logic), yaitu fasilitas pencarian di internet berupa logika AND, OR, NOT yang berfungsi untuk memperluas maupun memfokuskan hasil pencarian. b. Frasa (Phrase search), yaitu penggabungan beberapa kata agar tidak ditelusur secara terpisah oleh mesin pencari c. Pemenggalan (Truncation), yaitu fasilitas untuk memenggal kata d. Pembatasan field, yaitu fasilitas pencarian di internet yang digunakan untuk penelusur yang ingin membatasi format tertentu yang diinginkan, misalnya format pdf., ppt., doc dan sebagainya e. Langsung ke alamat situs (URL) tertentu yang kita inginkan f. Case sensitive , yaitu pencarian dengan huruf besar dan huruf kecil yang akan menghasilkan temuan berbeda g. Fasilitas pencarian lain yang tersedia pada search engine, misalnya penelusuran dengan menggunakan Basic search, Advanced Search, Publication search, dan sebagainya 5. Penentuan Kata Kunci Kata kunci merupakan sejumlah kata yang dituliskan dalam search engine sebagai perwakilan dari informasi yang penulusur cari. Penentuan kata kunci perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil pencarian. Untuk mengetahui yang tepat dan memperluas kata kunci seseroang bisa memanfaatkan kamus, ensiklopedi, buku, atau bertanya pada pakar. Lavene juga menjelaskan mengenai strategi dalam pencarian informasi di internet. Menurut Lavene (2010: 24) ada tiga strategi yang bisa digunakan dalam mencari informasi di internet yaitu: 1. Pencarian langsung Pencarian ini merupakan strategi paling sederhana dalam pencarian informasi di internet. Pencarian ini dilakukan dengan cara mengetikkan langsung alamat web/ URL ke dalam browser. 2. Pencarian Direktori Situs direktori merupakan sebuah situs portal yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk menyerupai direktori subjek. Situs direktori berisikan topik yang terorganisir, termasuk kategori seni, bisnis, komputer, dan internet. Beberapa contoh web portal berisikan direktori yaitu: www.msn.com, www.aol.com, www.netscape.com, dan www.yahoo.com. 3. Pencarian dengan Mesin Pencari. Pada pencarian informasi menggunakan mesin pencari, pengguna hendaknya menggunakan strategi pencarian sebagai berikut: a. Memformulasikan pertanyaan (query), yaitu dengan memasukkan pertanyaan ke dalam mesin pencari. Biasanya pertanyaan terdiri atas satu kata atau lebih. b. Menentukan pilihan, yaitu dengan memilih salah satu daftar hasil pencarian, mengklik halaman web, dan membaca halaman yang ditampilkan oleh browser. c. Melakukan penelusuran, yaitu dengan mengikuti link di dalam web dan mulai melakukan aktivitas pencarian. d. Modifikasi pertanyaan, yaitu saat pengguna mulai menetapkan untuk memodifikasi pertanyaan dan memasukkannya ke mesin pencari maka proses pencarian diulang dari tahap satu. 2.2.4. Kendala Pencarian Informasi di Internet Berbagai kendala dapat terjadi ketika mencari informasi di internet. Tee (dalam Wardhani, 2005: 20) menyebutkan terdapat empat hal yang bisa menghambat pencarian informasi di internet yaitu : 1. Akses ke internet yang lama. 2. Tulisan pada layar tidak nyaman bagi mata. 3. Web seringkali menghilang tanpa pemberitahuan sebelumnya. 4. Banyak informasi yang tidak berguna yang tidak dapat dipercaya kebenarannya. Selain itu ada juga pendapat lain yang menjelaskan mengenai kendala saat mencari informasi di web. Levene (2010: 26) menyebutkan tiga kendala pencarian informasi di web yaitu: 1. Web merupakan sistem yang sifatya terbuka dimana akan terus mengalami perubahan: situs baru akan bermunculan, situs lama akan menghilang, dan secara umum konten informasi lebih banyak bermunculan dibanding dengan yang diharapkan. Hal tersebut menyiratkan bahwa hasil pencarian tidak tetap sehingga pengguna perlu mengubah strategi pencarian secara berkala. 2. Kualitas informasi di web sangatlah bervariasi sehingga pencari harus menetukan web mana yang akan digunakan dan sesuai dengan yang ia butuhkan. 3. Pengetahuan yang tersedia di web tidak bersifat objektif. Seperti ketika pengguna membutuhkan informasi mengenai presiden Amerika sebaiknya pengguna mencari di situs milik negara atau pemerintah. 4. Tidak ada cakupan pasti mengenai informasi yang tersedia di web. Pada beberapa kasus pengguna tidak mengetahui apakah informasi yang dicarinya tersedia atau tidak di sebuah web sehingga pengguna harus mempunyai strategi pencarian informasi dan memodifikasi pertanyaan pencarian. 2.2.5. Evaluasi Pencarian Informasi di Internet Harris (2013) menjelaskan bahwa informasi tersebar luas di internet, jumlahnya yang banyak, dan akan terus diciptakan dan diperbaiki. Selain itu informasi juga memiliki beragam jenis (seperti fakta, opini, cerita, interpretasi, statistik) dan diciptakan untuk berbagai tujuan (seperti untuk memberikan informasi, untuk mengajak, untuk menjual, untuk menjelaskan sudut pandang, dan untuk menciptakan atau mengubah sikap atau kepercayaan). Pada setiap ragam dan tujuan tersebut, informasi berada pada tingkat kualitas dan kepercayaan yang berbeda, dari yang bernilai baik hingga sangat buruk. Oleh karena itu pengguna perlu memeriksa kualitas informasi agar apa yang ia cari dapat sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengevaluasi informasi yang diperoleh dari internet, Harris (2013) menggunakan cara dengan memeriksa kualitas informasi melalui metode CARS ( Credibility, Accuracy, Reliability, Support) yaitu: 1. Credibility Yaitu melihat kualitas informasi dari hal-hal yang bisa membuat pengguna mempercayai sebuah informasi dengan melihat beberapa aspek yaitu: a. Latar belakang penulis, meliputi tingkat pendidikan penulis, kontak penulis, pengalaman penulis, dan kedudukan penulis. b. Kualitas kontrol dari keterangan, dimana informasi ditulis pada web yang terorganisir, jurnal online direview oleh editor atau yang lain, dan informasi yang ditampilkan berasal dari buku atau jurnal yang berkualitas, c. Metadata informasi, meliputi semua ringkasan dari informasi seperti abstrak, ringkasan, dan tabel. Metadata akan membantu seseorang untuk mempertimbangkan berbagai sumber informasi tanpa membacanya secara mendalam. d. Organisai yang menaungi sebuah web atau tempat di mana informasi disebarluaskan. 2. Accuracy Yaitu melihat kualitas informasi dari akurasi dengan tujuan untuk menjamin bahwa informasi yang diperoleh benar: up to date,bersifat faktual, mendetail, pasti, komprehensif, dan berorientasi pada pembaca. Seperti sebuah informasi benar yang ditulis dua puluh tahun lalu, belum tentu informasi tersebut bisa dikatakan benar pada masa ini. 3. Reliability Yaitu melihat kualitas informasi yang dapat diterima dengan akal sehat yaitu adil, seimbang, objektif, memberikan alasan, tidak memicu konflik kepentingan, dan tidak memberikan pandangan yang keliru. 4. Support Yaitu melihat kualitas informasi dari sumber acuan dan bukti-bukti yang menguatkan informasi berupa daftar sumber acuan, informasi kontak, bukti-bukti yang menguatkan, adanya layanan tuntutan, dan ketersediaan dokumen. Keberadaan sumber acuan tersebut memberikan keluasan pengguna untuk menanyakan informasi yang dibuat penulis. 2.3. Jurnalis dan Pers Mahasiswa 2.3.1. Jurnalis Menurut Suhandang (2004: 19) istilah jurnalis berasal dari istilah diurnarius (arti tunggal) atau diurnarii (arti jamak) yaitu sebutan untuk budak belia zaman kerajaan Romawi yang bertugas mengutip dan menjual informasi untuk raja dan atau untuk masyarakat yang membutuhkan. Kedua istilah tersebut hakikatnya mengandung arti orang yang mencari dan mengolah (mengutip dan memperbanyak) informasi untuk kemudian dijual kepada mereka yang membutuhkan. Dan secara sederhana Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009: 15) mengartikan jurnalis sebagai orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Mneurut Effendy (dalam Suhandang, 2004: 21) jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat. Pada ensiklopedi Indonesia (dalam Suhandang, 2004: 22) dijelaskan bahwa jurnalistik yaitu kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. Dan menurut Suhandang (2004: 23) jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya. Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai junalis dan jurnalistik, penulis mengartikan jurnalis sebagai orang yang melakukan kegiatan junalistik mulai dari mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, hingga menyajikan berita untuk masyarakat luas. 2.3.2. Pers Mahasiswa Pada bagian ini penulis akan menguraikan pengertian pers dan pers mahasiswa. Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009: 17) menjelaskan pers dalam arti sempit dan arti luas. Pers dalam arti kata sempit yaitu yang menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan barang cetakan. Sedangkan pers dalam arti kata luas adalah yang menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak maupun dengan media eletronik seperti radio, televisi, maupun internet. Menurut Siregar (1987: 35), yang dimaksud dengan pers mahasiswa adalah pers yang dikelola oleh mahasiswa. Terdapat dua macam pers mahasiswa (Supriyanto dalam Arismunandar, 2012: 1) yaitu: 1. Pers mahasiswa yang diterbitkan oleh mahasiswa di tingkat fakultas atau jurusan. Penerbitan ini biasanya menyajikan hal-hal khusus yang berkaitan dengan bidang studinya. 2. Pers mahasiswa yang diterbitkan di tingkat universitas. Penerbitan ini menyajikan hal-hal yang bersifat umum. Pada penelitian ini pers mahasiswa "Dimensi" merupakan pers mahasiswa tingkat universitas yang berada di Politeknik Negeri Semarang. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan pers mahasiswa adalah kegiatan komunikasi yang menyajikan berita seputar fakultas atau universitas maupun hal umum yang dikelola oleh mahasiswa dan disebarluaskan melalui media cetak maupun media elektronik. 2.4. Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai perilaku pencarian informasi melalui internet sudah pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang peneliti gunakan sebagai refrensi dalam penelitian ini di antaranya : 1. Penelitian dengan judul "Penelusuran Informasi melalui intrenet Jurnalis The Jakarta Post" yang dilakukan oleh Istiyana Meidita, mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, tahun 2011. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengidentifikasi proses penelusuran informasi di internet yang dilakukan oleh jurnalis The Jakarta Post dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh jurnalis dalam proses pencarian dan penemuan informasi. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Untuk metode pengumpulan data, peneliti menggunakan observasi dan wawancara. Simpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Jurnalis The Jakarta Post memanfaatkan internet utamanya untuk mencari latar belakang berita, pemicu munculnya ide pemberitaan, mengecek berita yang pernah terbit sebelumnya, dan mencari berita yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu adanya perbedaan kebutuhan informasi jurnalis The Jakarta Post ternyata berpengaruh terhadap penggunaan strategi penelusuran. Jurnalis yang menggunakan startegi penelusuran adalah jurnalis yang membutuhkan informasi mendalam sedangkan sedangkan jurnalis yang membutuhkan informasi yang sifatnya tidak mendalam ia hanya menggunakan pencarian biasa. 2. Penelitian dengan judul "Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa yang Memanfaatkan Layanan Search Engines dalam Menyusun Skripsi: Studi Kasus Mahasiswa S1 Program Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia", oleh Abdi Halim Munggaran, mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2009. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku pencarian informasi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia yang memanfaatkan layanan search engines dalam menyusun skripsi, untuk mengetahui apa saja yang mendorong mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia yang sedang menyusun skripsi untuk menggunakan layanan search engine, dan untuk mengetahui apa saja yang menjadi penghambat mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia yang sedang menyusun skripsi. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode penelitian deskriptif, dan jenis penelitian studi kasus. Sedangkan untuk metode pengumpulan data peneliti menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Simpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi bersesuaian dengan enam fitur model perilaku pencarian informasi Ellis, hanya satu fitur model perilaku pencarian informasi Ellis yang tidak ditemukan dalam mahasiswa yang sedang menyusun skripsi yaitu monitoring. Fitur tersebut sepertinya dianggap tidak urgen untuk dilakukan dalam penyusunan skripsi karena pesnyusunan skripsi hanya menuntut kesimpulan yang hanya bersifat deskriptif, tidak dituntut untuk menemukan sesuatu yang baru dari suatu bidang kajian tertentu. Adapun hambatan yang dialami oleh mahasiswa yang memanfaatkan layanan search engine dalam menyusun skripsi yaitu hambatan bahasa dan pencarian di internet yang terkadang menampilkan banyak hasil. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian yaitu mengenai pencarian informasi melalui internet. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 1 Penelitian ini 1. Subjek penelitian Penelitian Terdahulu 2 (Meidita) ini adalah 1. Subjek penelitian terdahulu jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa adalah jurnalis harian The (LPM) "Dimensi" di Politeknik Jakarta Post. Negeri Semarang. 2. Mengkaji cara evaluasi pencarian informasi di menggunakan metode (Credibility, internet CARS Accuracy, Reliability, Support) milik Robert Harris. 2. Tidak evaluasi mengkaji cara pencarian informasi di internet. Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu 2 Penelitian ini 1. Subjek penelitian Penelitian Terdahulu 2 (Munggaran) ini adalah 1. Subjek penelitian terdahulu jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa adalah mahasiswa S-1 Program (LPM) "Dimensi" di Politeknik Ilmu Perpustakaan, Universitas Negeri Semarang. Indonesia, yang memanfaatkan search engine untuk menyusun skripsi. 2. Mengkaji secara umum pencarian informasi menggunakan internet. 2. Mengkaji secara khusus mengenai pencarian informasi menggunakan mesin pencarian/ search engine. 3. Mengkaji cara evaluasi pencarian informasi di menggunakan metode (Credibility, internet CARS Accuracy, Reliability, Support) milik Robert Harris. 3. Tidak mengkaji cara evaluasi pencarian informasi di internet BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kualtitatif dan jenis penelitian studi kasus. Menurut Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tantang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi. tindakan, dll. Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 78) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti; kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut SulistyoBasuki (2006: 113) studi kasus adalah kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu yang memungkinkan mengungkapkan atau memahami suatu hal. Ciri khusus dari jenis penelitian ini (Herdiansyah, 2012: 79) adalah adanya sistem yang berbatas. Maksud sistem yang berbatas adalah adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang diangkat (dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau subjek penelitian. Selain itu studi kasus juga memiliki keunikan, salah satunya yaitu bisa memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia. Melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karateristik dan hubungan-hubungan yang mungkin tidak diduga sebelumnya (Bungin dalam Herdiansyah, 2012: 79). Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti ingin mendapatkan gambaran mengenai perilaku dari informan yaitu perilaku pencarian informasi melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 3.2 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perilaku pencarian informasi melalui internet dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 3.3 Informan Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 216) sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut sebagai responden, melainkan disebut dengan narasumber, partisipan, atau informan, teman dan guru penelitian. Informan (Bungin, 2009: 105). adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009: 85) sampling purposive adalah teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan menurut Herdiansyah (2012: 106) purposeful sampling yaitu teknik dalam non-probability sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini penulis memilih empat informan dengan menentukan kriteria sebagai berikut: 1. Informan merupakan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang yang telah bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" selama lebih dari satu tahun. Penentuan kriteria ini dikarenakan informan yang sudah lama bergabung dianggap lebih sering mencaria informasi melalui internet sehingga bisa memberikan informasi lebih untuk penelitian ini. 2. Informan memanfaatkan internet untuk mencari informasi. 3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Bentuk data pada penelitian kualitatif (Herdiansyah, 2012: 116) berupa kalimat, atau narasi dari subjek atau responden penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data yang kemudian data tersebut akan dianalisis dan diolah menggunkan teknik analisis data kualitatif dan akan menghasilkan suatu temuan atau hasil penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. 3.4.2 Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer (Sugiyono, 2009: 225) adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara kepada informan. Sumber data sekunder (Sugiyono, 2009: 225) adalah sumber data yang tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu ADART dan gambaran pekerjaan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang 2014. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Data meruapakan fakta yang ada di lapangan. Data dalam penelitian dikumpulkan menggunakan cara atau teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara. Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur (Sulistyo-Basuki, 2006: 171) adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam. Pada penelitian ini informan diberikan perntanyaan seputar perilaku pencarian informasi, yang dimulai dari informasi apa saja yang dicari melalui internet, bagaimana cara pencarian informasi di internet, dan kendala apa saja yang dialami saat mencari informasi melalui internet. Wawancara dengan informan dilakukan selama kurang lebih selama lima belas hingga tiga puluh menit tergantung dari data yang dibutuhkan peneliti dan jawaban yang diberikan informan. 3.6 Pengolahan dan Analisis Data Saat semua data penelitian sudah terkumpul maka tahap selanjutnya adalah mengolah dan menganalisa data. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono. 2009: 247) terdapat tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif yaitu : 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpula data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Model Data (Data Display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. 3. Conclusion Drawing/ Verification Pada langkah ketiga dalam anallisis data adalah penarikan simpulan dan verifikasi. Data yang tertersaji maka akan dengan mudah dipahami dan ditarik suatu kesimpulan. Menurut Herdiansyah (2012: 179) pada penelitian kualitatif kesimpulannya menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkap what dan how dari temuan peneliti tersebut. BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) "DIMENSI" POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 4.1. Sekilas Tentang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" atau sering disebut LPM "Dimensi" adalah organisasi mahasiwa yang bergerak dalam bidang jurnalistik yang berkedudukan di Politeknik Negeri Semarang (Polines). Di dalam keluarga besar mahasiswa, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" berkedudukan sebagai badan semi otonom. Badan semi otonom bertanggung jawab langsung dalam setiap kegiatannya kepada institusi dan tidak bertanggung jawab kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dalam hal ini, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" bertanggung jawab langsung terhadap institusi Politeknik Negerri Semarang dalam setiap produk yang akan di publikasikan ke masyarakat umum dan khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Semarang. Kantor Sekertariat Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" berlokasi di gedung barat PKM baru lantai II Nomor 5-6, Jalan Prof. Soedharto, S.H., Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. 4.2. Struktur Organisasi Pada tahun 2014-2015 jumlah pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang yaitu 61 orang. Dalam kepengurusannya Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" terbagi menjadi tiga pilar yang masing-masing dipimpin oleh satu orang pemimpin pilar. Ketiga pilar tersebut yaitu: 1. Pilar Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Kegiatan pilar Litbang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan yang menunjang kelangsungan hidup Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" dan bekerjasama dengan bidang lain dalam hal yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan yang menunjang kelangsungan hidup Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 2. Pilar Redaksi Kegiatan pilar redaksi berkaitan dengan segala hal penerbitan dan keredaksian dan bekerjasama dengan bidang lain dalam hal yang berkaitan dengan penerbitan dan keredaksian seluruh produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. 3. Pilar Perusahaan Kegiatan pilar perusahaan berkaitan dengan perusahaan dalam Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" dan bekerja sama dengan bidang lain dan pihak ekstern dalam hal yang berhubungan dengan perusahaan dalam Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Berikut ini adalah struktur organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang tahun kepengurusan 2014-2015: Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang Tahun 2014-2015 Sumber: Arsip LPM "Dimensi" Polines 4.3. Kegiatan dan Produk 4.3.1 Kegiatan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang bergerak di bidang penerbitan majalah kampus Dimensi dan menerbitkan suplemen lainnya. Demi mencapai visi, misi, dan tujuan, Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi" menyelenggarakan bentuk-bentuk kegiatan sebagai berikut: 1. Penerbitan majalah kampus Politeknik Negeri Semarang yang bernama Dimensi dan suplemen penerbitan yang lain. 2. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menumbuhkan daya nalar yang kritis bagi anggota, mahasiswa Politeknik Negeri Semarang, maupun masyarakat umum. 3. Menambah pengetahuan anggota tentang jurnalistik dan keorganisasian, serta mengimplementasikannya. 4. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat dan menguntungkan Lembaga Pers Mahasiswa "Dimensi". 4.3.2 Produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang Produk penerbitan yang dihasilkan oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang yaitu: 1. Majalah Kampus Dimensi Majalah Dimensi terbit setiap satu semester sekali atau dengan kata lain dalam satu periode kepengurusan menghasilkan dua buah majalah. Hingga saat ini Majalah Dimensi sudah mencapai edisi ke-50. Majalah Dimensi berisikan isu-isu hangat berskala nasional dan isu-isu hangat yang terjadi di kampus Politeknik Negeri Seamarang, yang disebut dengan kampusiana. Selain itu dalam Majalah Dimensi terdapat pula rubrik galeri foto, tradisi, backpacker, komunitas, kuliner, resensi film, sastra, dan kelakar. 2. Buletin Ekspose Buletin Ekspose adalah produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" berupa 1-2 lembar kertas A4 yang berisi hal-hal yang sedang terjadi di kampus Politeknik Negeri Semarang. Buletin Ekspose terdiri atas satu headline dan tiga strike news/feature dengan tambahan ilustrasi ataupun galeri foto. Buletin "Dimensi" ini terbit setiap dua minggu sekali. Selain buletin Ekspose ada pula buletin lain yang diterbitkan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" yaitu buletin edisi spesial. Buletin edisi spesia merupakan buletin yang terbit jika terjadi hal penting di Polines, seperti pemilihan direktur Polines dan pemilihan ketua BEM. 3. Cyber Dimensi Cyber Dimensi merupakan produk online dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" yang berisi berita-berita yang bersifat cepat basi dan ringan. Selain itu dalam Cyber Dimensi juga terdapat rubrik sastra, resensi, opini, galeri foto, dan karikatur. Melalui produk onlinenya ini, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" menerima opini-opini dari masyarakat asalkan tidak mengandung SARA dan mengandung propaganda di dalamnya. Cyber Dimensi dapat diakses dengan alamat http://lpmdimensi.com/. BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis menguraikan analisis penelitian mengenai perilaku pencarian informasi melalui internet yang dilakukan oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Analisis data penelitian dilakukan berdasar pada sumber primer yang diperoleh melalui wawancara dengan informan dari bulan Juni - September 2014 dengan empat informan. 5.1. Identitas Informaan Berikut adalah identitas informan dalam penelitian ini: Tabel 5.1 : Daftar Identitas Informan No Nama Kode Informan 1 Sapto Nugroho SN 2 Gatot Zakaria M. GZ 3 Afrizal Fajar AF 4 Hilmi Imawan W. W HI Jabatan Jurusan Redaktur Artistik Pemimpin Redaksi Pemimpin Umum Redaktur Artistik Teknik Mesin 2012 Akutansi 2012 Teknik Mesin 2012 Teknik Mesin 2102 Lama Kepengurusan 2 tahun 2 tahun 2 tahun 2 tahun Tanggal Wawancara Selasa, 1 Juli 2014 Rabu, 2 Juli 2014 Kamis, 3 Juli 2014 Jumat, 4 Juli 2014 Sumber: Data hasil wawancara, 2014 5.2. Analisis Informasi yang dicari Informan di Internet Pada analisis mengenai informasi yang dicari melalui internet oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang peneliti menanyakan alasan informan menggunakan internet sebagai sumber informasi dan informasi yang dicari oleh informan di internet. Berikut ini adalah analisis dari kedua pertanyaan wawancara tersebut. 5.2.1. Alasan Informan Menggunakan Internet sebagai Sumber Informasi Untuk mengetahui alasan pencarian informasi menggunakan internt peneliti menanyakan alasan informan menggunakan internet sebagai sumber informasi Dua informan menjelaskan alasan mereka dalam menggunakan internet sebagai sumber informasi karena internet mudah diakses. Hal ini seperti dengan apa yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut. "Kalau internet jadi lebih mudah sih, Mbak. Kalau misalkan kayak harus nyari di surat kabar apa di mana itu kan ya susah. Kita nggak bisa langsung ke pokok masalah yang mau kita ambil." (AF, 3 Juli 2104) "Mudah soalnya. Tinggal online wifi langsung nyari banyak sumber kan bisa. Kalau misalnya media cetak kan harus beli dulu apa nggak ke toko dulu, lama. Kalau internet di rumah kan bisa. Kapan aja bisa." (HI, 4 Juli 2014) Sementara itu informan GZ mengungkapkan alasan menggunakan internet sebagai sumber informasi karena memberikan kemudahan untuk mendaptkan pembanding berita. Dengan demikian ia bisa mengetahui apakah berita yang ia buat bisa mengimbangi dengan berita yang sudah ada di internet. Berikut adalah jawaban wawancara informan GZ: "Menurut saya Semua ide, semua tema itu udah ada di internet. Jadi menurut saya tuh nggak ada tema atau ide baru. Yang kita lakukan cuma memperbaharui apa yang sudah disampaikan di sana dengan apa yang berada dilist kita. Itu tadi kan tentang kelengkapan. Bisa juga kan kemudahan juga. Karena sekarang kan kalau nggak pakai internet kan istilahnya di berita kami kan nggak ada pembanding. Intinya berita itu udah bisa mengimbangi apa yang sudah ada di internet dan mendapat tanggapan yang mungkin lebih positif seperti itu atau nggak." (GZ, 2 Juli 2014) Selain memberikan kemudahan akses dan kemudahan untuk mendapatkan pembanding berita, alasan lain informan menggunakan internet sebagai sumber informasi karena internet menyediakan banyak informasi. Dengan kelebihan internet tersebut informan bisa memiliki alternatif pilihan informasi sehingga bisa memilih informasi mana yang sesuai dengan kebutuhan informasinya. Hal ini seperti dengan yang diungkapkan oleh informan SN sebagai berikut: "Karena informasi lewat internet lebih mudah diperoleh. Kalo nyari informasi di internet itu alternatif pilihannya banyak sesuai yang aku butuhin jadi bisa menyaring informasi mana yang tepat." (SN, 1 Juli 2014) Berdasarkan analisis jawaban informan tersebut dapat diketahui bahwa alasan informan menggunakan internet sebagai sumber informasi karena internet mudah diakses dan menyediakan banyak informasi. Alasan tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Joing dalam Yusup dan Subekti (2010: 57) bahwa keunggulan internet di antaranya yaitu memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam hal pengoperasian, di mana pengguna hanya perlu mengklik tombol atau simbol yang mereka butuhkan dan berbagai aplikasi juga dapat dijalankan dan mengubah pola interaksi masyarakat di mana internet dijadikan sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. 5.2.2. Informasi yang dicari Informan di internet Untuk mengetahui informasi yang dicari oleh informan di internet peneliti menanyakan informasi apa saja yang dicari melalui internet. Dari hasil wawancara, keempat informan memberikan jawaban yang seragam. Informasi yang mereka cari di internet yaitu informasi yang berkaitan dengan seni. Hal ini seperti dengan jawaban yang diungkapkan oleh informan SN yang bertugas di bagian redaksi artistik bagian ilustrasi berikut: "Kalau misal di artistik kan sering tuh hubungannya sama kaya layoutlayout gitu Mbak. Nah kita cari suatu refrensi, biasanya kita udah punya patokan sendiri. Biasanya kalau refrensi di internet pakai devianart.com. Itu situs web buat hampir seluruh pengunjung di situs itu punya akun sendiri buat saling share kayak seni. Entah itu infografis, karikatur, layoutan. Lebih ke kayak gitu sih. Kayak misal kita juga tiap desain juga biasanya paling sering itu bikin font. Font yang cocok itu apa. Terus contoh lainnya dari segi ilustrasi. Kita sering nonton kayak komik strip. Contohnya "Si Juki" yang di facebook. Kalau nggak sijuki.com. Nah itu lebih ke pewarnaannya yang kita ambil refrensinya kayak gimana. Terus kalau tata letak apa, tiap komik kan mesti punya layoutan, entah itu mulai dari kiri ke kanan atau dari atas bawah." (SN, 1 Juli 2014), Informan SN menjelaskan bahwa informasi yang ia cari di internet di antaranya yaitu informasi mengenai karikatur, font, pewarnaan komik, dan layout komik. Adapun informasi yang dicari oleh informan AF, yang bertugas sebagai pemimpin umum dengan latar belakang artistik, juga berkaitan dengan seni yaitu informasi mengenai cara mendesain menggunakan corel dan photoshop, Hal ini seperti dengan keterangan dari informan AF berikut ini: "Jadi kalau di internet seringnya kalau masalah gini-gini tuh nyari masalah desain-desain yang bagus. Kan kita itu juga masih dasar banget tahu masalah bikin desain, masalah corel, masalah photoshop. Jadi sering kita punya ide bagus tapi nggak bisa ngejalaninnya. Jadi seringnya cari di youtube yang emang cocok sama kita." (AF, 3 Juli 2014) Begitu juga informan HI, yang bertugas sebagai redaktur artistik bagian layout, yang memberikan jawaban mengenai informasi yang dicari di internet yaitu informasi desain terbaru dan cara efek layout. Berikut ini adalah jawaban dari HI: "Biasanya nyari-nyari kayak desain-desain yang baru, yang baru dari luar gitu. Terus ya biasanya itu aja sih. Terus sama misalnya cari efekefek buat ngelayoutnya sendiri kan kalau kita mau bikin kayak gini tuh caranya gimana." (HI, 4 Juli 2014) Selain informasi yang berkaitan dengan seni, informasi lain yang informan cari di internet adalah informasi tema majalah. Hal ini diungkapkan oleh informan GZ yang bertugas sebagai pemimpin redaksi sebagai berikut: "Refrensi bagaimana suatu majalah itu perkembangan layoutingnya seperti apa. Lalu untuk komik-komik itu bagaimana cara mereka menggambarkan kegiatan atau kritisi mereka dalam bentuk komik sehingga lebih enak dibaca atau dilihat. Lalu yang paling penting menurut saya itu pencarian refrensi untuk pembuatan berita atau pencarian tema bagi majalah." (GZ, 2 Juli 2014) Informasi mengenai tema majalah merupakan informasi penting bagi informan di bagian redaksi karena bagian tersebut berkaitan dengan penerbitan produk "Dimensi", salah satunya penerbitan Majalah Dimensi. Akan tetapi informan juga mencari informasi perkembangan layout majalah dan cara penggambaran atau kritisi melalui komik. Hal ini dilakukan karena informan menjabat sebagai pemimpin redaksi, di mana ia juga ikut andil untuk memutuskan layout majalah dan konsep komik yang akan diterapkan dalam majalah. Dari analisis data di atas dapat di ketahui bahwa informan yang bertugas di bagian redaksi artistik mencari informasi yang berkaitan dengan seni, meliputi informasi layout majalah, font, gambar karikatur, pewarnaan komik, layout komik, efek layout dan tutorial desain menggunakan corel draw dan photosop. Sementara itu informan yang bertugas sebagai pemimpin redaksi utamanya mencari informasi mengenai tema majalah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa informasi yang dicari informan di internet dipengaruhi oleh pekerjaan atau tugas masing-masing informan. Hal ini bersesuaian dengan konsep kebutuhan informasi menurut Pannen. Menurut Pannen dalam Suwanto (1997: 20) faktor yang peling umum yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan pemakai, termasuk kegiatan profesi, pekerjaan atau subjek yang diminati, kebiasan, dan lingkungan pekerjaan . 5.3. Analisis Perilaku Pencarian Informasi di Internet Pada bagian ini penulis menganalisis perilaku pencarian informasi para informan melalui internet yang dilihat dari enam aspek yaitu browser yang digunakan saat pencarian, cara pencarian informasi di internet, strategi pencarian informasi di internet, tindak lanjut setelah menemukan informasi di internet, cara evaluasi pencarian informasi di internet, dan pencarian informasi bila informasi yang dicari tidak ditemukan di internet. 5.3.1. Browser yang digunakan saat Pencarian Informasi Browser adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai penghubung antara user (pengguna internet) dengan jaringan internet (Kamus Linux, 2005: 15). Terdapat berbagai macam browser yang dapat digunakan saat mencari informasi di internet. Menurut Purwono beberapa browser yang bisa digunakan seperti Internet Explorer, Netscape Navigator, Opera, Neoplanet, Firefox Mozzila, dan Google Chrome (8: 2008). Untuk mengetahui browser yang digunakan saat mencari informasi di internet, penulis menanyakan kepada informan mengenai browser yang digunakan dan alasan informan memilih browaser tersebut. Jawaban yang diberikan keempat informan sama yaitu informan menggunakan browser Google Chrome untuk mencari informasi. Akan tetapi, setiap informan memiliki alasan berbeda dalam menggunakan browser tersebut. Informan SN dan HI menyatakan alasan menggunakan browser Google Chrome karena browser tersebut enteng saat digunakan dalam pencarian informasi. Berikut ini adalah pernyataan para informan: "Ya kalau saya pribadi senengnya Google Chrome. Kalau yang di laptop saya tuh, nggak tahu kenapa kalo pakainya yang itu (Mozila) sering crash. Sering keluar sendiri atau kalo nggak tiap over atau sering buka tab banyak gitu lemot. Beda kalo pakai Chrome lebih enteng." (SN, 1 Juli 2014) "Google Chrome. Nggak tahu udah sreg dari dulu, enteng." (HI, 4 Juli 2014) Informan lain mengungkapkan alasan berbeda dalam menggunakan browser Google Chrome karena mudah untuk pencarian dan nyaman saat digunakan. "Google. Mudah aja buat nyari-nyari. Ya udah nyaman aja sama itu." (AF, 3 Juli 2014) Sementara itu, informan GZ meyatakan alasan yang lebih rinci mengapa ia memilih menggunakan Google Chrome dibanding dengan browser lain. Informan GZ memilih menggunakan Google Chrome sebagai browser karena ia mempercayai hasil sebuah survei yang menyatakan bahwa Google Chrome merupakan browser yang aman dan cepat saat digunakan untuk mencari informasi. Berikut ini adalah keterangan dari GZ: "Chrome. Yang pertama tuh saya melihat survei di internet yang diadakan oleh, menurut saya itu situs yang terpercaya tentang IT. Nah di situ disebutkan kalau browser yang baik dalam surfing, internet dalam hal keamanan, dalam hal kecepatan menjangkau tuh Chrome. Jadi mungkin saya terpercaya seperti itu." (GZ, 2 Juli 2014) Dari analisis jawaban informan tersebut dapat disimpulkan bahwa informan menggunakan browser yang sama saat mencari informasi yaitu Google Chrome. Akan tetapi informan mempunyai alasan berbeda mengapa mereka menggunakan browser tersebut yaitu mudah untuk mencari informasi, enteng, nyaman, cepat dan aman saat digunakan dalam pencarian informasi di internet. 5.3.2. Cara Pencarian Informasi di Internet Untuk mengetahui cara pencarian informasi di internet, penulis menanyakan kepada informan mengenai cara mereka mencari informasi di internet dan di mana mereka mengetikkan query dalam suatu browser. Hasil wawancara menunjukan bahwa informan memiliki cara yang berbeda-beda saat mencari informasi di internet. Tiga informan menggunakan pencarian dengan search engine dan pencarian langsung. Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut: "Biasanya di kolom googlenya. Kalau URLnya langung sih jarang." (HI, 4 Juli 2014) "Lebih yang di googlenya itu, Mbak. Kalu yang di URL itu, kecuali nyari yang kaya gini tuh. Misalnya kita kan udah tahu kalau yang nyari kaya gini tuh tempatnya di website ini, langsung ke URLnya aja. Misal kaya devianart. Cuma kalo kita masih ngawang-awang, ini ada apa nggak atau kalau nggak kita pengen refrensi yang lebih luas, googling pake yang google ini, yang secara umum." (SN, 1 Juli 2014) "Di search engine. Tapi kalau misalkan ya kaya web-web yang udah tahu misalkan kaya facebook kaya apa itu langsung di URLnya." (AF, 3 Juli 2014). Dari jawaban wawancara dengan ketiga informan di atas, dapat diketahui bahwa saat mencari informasi di internet, informan menggunakan pencarian dengan search engine dan pencarian langsung dengan URL. Informan SN dan AF menjelaskan bahwa pencarian langsung dengan URL dilakukan ketika informan sudah mengetahui alamat web yang akan dituju. Sementara itu, informan GZ memiliki cara tambahan selain pencarian dengan search engine yaitu mengklik kolom thumbnail pada halaman awal browser. Pencarian informasi dengan cara tersebut dilakukan ketika informan membutuhkan refrensi dari web yang ditampilkan di kolom thumbnail, yaitu web Kompas dan Kaskus. Berikut ini adalah jawaban dari informan GZ: "Kalau misalnya sudah ada dibenak saya apa yang harus dicari pasti google, searching google. Kalau nggak ada misalnya ee kayak saya semacem cari-cari refrensi, dua situs yang selalu saya buka itu pasti Kompas sama Kaskus. Kaya semacam ada thumbnail di Chrome saya. Jadi dua situs itu selalu ada di halaman depan." (GZ, 2 Juli 2014) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keempat informan menggunakan beberapa cara saat mencari informasi di internet, yaitu dengan pencarian dengan search engine, pencarian langsung, dan pencarian dengan mengklik thumbnail pada halaman awal browser. Cara pencarian informasi yang dilakukan oleh informan, berupa pencarian dengan search engine dan pencarian langsung dengan URL, sesuai dengan cara pencarian informasi menurut Lavene (2010: 24) yaitu menggunakan pencarian langsung (mengetikkan alamat web di URL), dan menggunakan pencarian dengan mesin pencari/ search engine. 5.3.3. Strategi Pencarian Informasi di Internet Untuk mengetahui startegi pencarian informasi di internet yang dilakukan, penulis menanyakan kepada informan apakah ia sudah memanfaatkan fasilitas pencarian informasi search engine sebagai strategi dalam pencarian informasi dan menanyakan fasilitas pencarian apa saja yang digunakan sebagai strategi pencarian informasi di internet. Dari jawaban keempat informan dapat diketahui bahwa dua informan menyatakan pernah memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk strategi pencarian informasi di internet. Hal ini seperti dengan apa yang jawaban informan sebagai berikut: "Oh pernah. Tapi saya lebih itu sih sederhana sih. Trik-triknya itu yang saya cuma ada kaya semacem misal saya ingin yang lebih ya ke fix kata-kata ini, misal saya pakai tanda petik. Atau misal saya ingin berita atau tema yang atau berita atau isu yang ingin saya cari itu dalam bentuk file, jadi saya ketik file type titik dua apa nama ekstensinya seperti itu. Cuma itu aja." (GZ, 2 Juli 2014) "Kadang kalau misalnya nyari di kaskus kan susah to, ditype kaskus.com terus apa gitu. Kayak kelebihan dari google kan bisa nyari langsung yang kita inginkan. Kalau misalnya desain majalah doang di di google kan entar keluarnya banyak. Ini terperinci biar kasukus doang apa yang website lain doang. Ngetiknya dikolomnya, site: kaskus.com spasi yang kita inginkan." (HI, 4 Juli 2014) Dari keterangan dua informan tersebut dapat diketahui bahwa dua informan sudah memanfaatkan fasilitas pencarian search engine, yaitu menggunakan tanda petik ganda ("…") yang berfungsi memunculkan semua query pada hasil pencarian, pembatas field yang berfungsi membatasi format file tertentu yang diinginkan pencari, dan pembatas pencarian halaman (site:….) yang berfungsi membatasi halaman web yang dituju pengguna. Sementara itu, dua informan lainnya menyatakan bahwa ia tidak memanfaatkan fasilitas serach engine untuk startegi pencarian informasi di internet. Hal ini sesuai dengan jawaban informan sebagai berikut: "Kalau selama ini untuk mencari refrensi sih belum pernah. Cuma kalau saya sendiri kalau nyari tugas pernah. Pakainya biasa sih mungkin keyword yang berhubungan dengan apa yang kita cari." (SN, 1 Juli 2014) Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa informan SN belum pernah memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik. Untuk mencari informasi di internet, SN melakukan dengan mengetikkan keyword yang berkaitan dengan informasi yang dicari. Ia mengakui bahwa strategi pencarian informasi dimanfaatkan ketika ia mencari tugas di internet. Berikut ini adalah jawaban dari informan AF yang juga tidak memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk strategi pencarian informasi. "Lebih nyarinya itu langsung ke pokok masalahnya. Jadikan gini kan misalkan butuh informasi apa kita lebih milih fokus masalahnya daripada bentuknya kayak apa, itu disingkirin dulu." (AF, 3 Juli 2014) AF menjelaskan bahwa saat mencari informasi di internet, ia lebih memfokuskan pada masalah atau informasi mengesampingkan cara mencari informasi di internet. yang dicari dan Dari analisis data di atas dapat diketahui bahwa sebagian informan sudah memanfaatkan fasilitas pencarian informasi search engine, meliputi tanda petik ganda ("…"), pembatas field, dan pembatas pencarian halaman (site:….). Hal ini menunjukkan bahwa kedua informan tersebut mengatahui jika fasilitas pencarian search engine bisa menunjang pencarian informasi di internet bagi jurnalis. Dengan menggunakan strategi pencarian maka informan bisa memfokuskan informasi yang dicari dan hasil pencariannya. Akan tetapi dua informan lainnya belum memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk keperluan jurnalistiknya. Pada saat mencari informasi di internet kedua informan hanya mengetikkan query yang berkaitan dengan informasi yang dicari di internet. 5.3.4. Tindak Lanjut setelah Menemukan Informasi di Internet Pencarian informasi dilakukan dalam rangka untuk memproleh informasi yang dibutuhkan. Setelah memperoleh informasi di internet, setiap individu memiliki bermacam cara dalam mengelola informasinya. Untuk mengetahui cara informan dalam menindaklanjuti informasi yang telah diperoleh di internet, peneliti menanyakan kepada informan mengenai hal yang dilakukan setelah menemukan informasi di internet. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa semua informan melakukan cara yang sama setelah menemukan informasi yang dicari di internet yaitu dengan menyimpan web atau gambar yang diperoleh. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban informan sebagai berikut: "Kalau teknisnya itu saya lebih control+S. Lebih suka ngesave ke dokumen seperlunya daripada copypaste kayak gitu. Lebih baik saya save itu seperlunya. Saya buatkan folder baru yang mengenai bahas tentang tema tersebut." (GZ, 2 Juli 2014) Informan GZ menjelaskan bahwa hal yang dilakukan setelah menemukan informasi di internet adalah menyimpan web ke folder sesuai dengan tema informasi. Hal serupa juga dilakukan oleh informan AF. Setelah menemukan informasi di internet, ia menyimpan informasi yang diperoleh lalu membaca satu-persatu informasi dan memilah informasi mana yang sesuai dengan kebutuhan. Beikut ini adalah pernyataan dari informan AF: "Kalau itu disave dulu. Kalau baca langsung kan ya gimana. Jadi biasanya disave dulu. Nanti udah dapat semua menurut diperluin langsung dibaca oh ini ini. Terus baru disortir yang dibutuhin yang mana yang nggak yang mana" (AF, 3 Juli 2014) Sementara itu dua informan lain memiliki cara lain selain menyimpan informasi yang ditemukan. Seperti dengan apa yang diungkapkan oleh kedua informan berikut: "Yaa paling cuma sebatas apa ya, kalau nyimpen webnya sih ya pernah. Cuma sebatas diapalin. Jadi kalo nyari yang kayak gini di web ini. Cuma sebatas hafalan." (SN, 1 Juli 2014) Informan SN menjelaskan bahwa cara yang dilakukan setelah memperoleh informasi di internet adalah menyimpan halaman web dan menghafal web yang dikunjungi. Dengan menghafal web yang pernah dikunjungi maka informan akan mengetahui sebuah informasi berada di web mana sehingga akan memepermudah pencarian informasi di lain waktu. Selain SN, informan HI juga mempunyai cara lain selain menyimpan informasi yaitu dengan memberikan label bookmark pada halaman web yang dianggap penting. Berikut ini adalah penjelasan dari HI: "Biasanya ngesave gambarnya. Biasanya tuh kan ada gambar, kalau nggak dibookmark, kalau itu penting banget kalau pas ribet kan bisa buka lagi." (HI, 4 Juli 2014) HI menjelaskan, setelah menemukan informasi yang dicari, hal lain yang dilakukan selain menyimpan gambar adalah dengan memberikan label bookmark pada informasi yang dianggap penting. Dengan memberikan tanda bookmark, informan akan cepat menemukan kembali informasi ketika dibutuhkan. Berdasarkan analisis data di atas, dapat dapat diketahui keempat informan memiliki cara yang sama setelah menemukan informasi di internet, yaitu dengan menyimpan web atau gambar. Setelah menemukan informasi, informan tidak langsung menggunakannya. Informan memilah kembali informasi yang diperoleh dari internet kamudian baru menggunakan informasi untuk keperluan jurnalistiknya. Sementara itu dua dari empat informan memiliki cara tambahan setelah menemukan informasi, yaitu dengan menghafal web yang dikunjungi dan memberikan tanda bookmark pada web yang dianggap penting. Melihat perilaku informan setelah memperoleh informasi di internet, dengan menyimpan, memberikan tanda bookmark, serta menghafal web yang pernah dikunjungi, hal ini menunjukkan bahwa informan memiliki cara agar informasi yang sudah diperoleh mudah untuk ditemukan kembali saat informasi tersebut dibutuhkan. 5.3.5. Cara Evaluasi Pencarian Informasi di Internet Informasi yang tersedia di internet memiliki tingkat kualitas dan kepercayaan yang berbeda, dari yang bernilai bagus hingga sangat buruk. Oleh karena itu pengguna perlu memeriksa kualitas informasi agar apa yang ia cari dapat sesuai dengan kebutuhan (Harris, 2007). Sebelum memutuskan untuk menyimpan dan atau menggunakan infromasi, hendaknya pengguna memeriksa terlebih dahulu bagaimana kualitas informasi yang diperoleh di internet. Kualitas informasi pada internet dapat dilihat dari profil penulis, detail isi informasi, refrensi yang digunakan penulis, dan lain-lain. Untuk mengetahui cara informan melihat kualitas informasi yang ditemukan di internet, penulis menyakan kepada informan apakah informan pernah melakukan evaluasi pencarian di internet dan kriteria yang digunakan untuk melihat kualitas informasi di sebuah web. Hasil wawancara menunjukkan bahwa dua informan melakukan evaluasi pencarian informasi di internet. Berikut adalah jawaban dari kedua informan: "Jadi kalau masalah kayak gitu itu lebih ke detail gitu lho Mbak. Kan sering ada yang e.. misalkan kita butuh ini ternyata di web lain itu ada yang ini tapi masih dikembangin gitu loh. Ya akhirnya lebih milih yang kaya gini. Kalau masalah yang nulis siapa nggak terlalu dipikirin." (AF, 3 Juli 2014) Informan AF menjelaskan cara evaluasi pencarian informasi di internet yang dilakukan dengan melihat detail informasi yang disajikan dalam sebuah web. Dalam hal ini informan lebih memilih web yang menyajikan informasi lebih detail dibanding dengan web yang memberikan informasi dengan tidak mendetail. Selain informan AF, informan GZ juga memiliki kriteria untuk melihat kualitas informasi di internet. Berikut ini adalah jawaban dari GZ: "Kalau kompasiana lebih ke situs opini, situs opini dari orang-orang seluruh Indonesia. Nah kenapa saya memandang kalau kompasiana terpercaya atau tidak itu yang pertama itu dari profil penulisnya. Di profil penulisnya itu e.. ya meskipun saya nggak ada patokan mereka harus kritikannya apa tapi kebanyakan mereka kan menyertakan pekerjaan atau nggak pendidikan, seperti itu. Lalu yang kedua tentu saja tentang, selain profil, tentang tata bahasanya. Menurut saya tata bahasa itu penting soalnya untuk menyampaikan ide yang rumit, misal untuk ide yang rumit tapi dengan tata bahasa yang baik saya kira tidak begitu mudah. Kalau untuk Metro News atau Kompas, itu saya lebih melihat ke nama besar mereka." (GZ, 2 Juli 2014) Informan GZ menjelaskan cara mengevaluasi pencarian informasi di internet dengan memberikan contoh web yang ia percayai sebagai sumber informasi yaitu metronews.com dan kompas.com. Informan memandang bahwa dua web tersebut dapat dipercaya sebagai sumber informasi dengan melihat beberapa kriteria, antara lain profil penulis; yang dilihat dari pekerjaan dan pendidikannya, tata bahasa tulisan, dan nama besar perusahaan yang menaungi web tersebut. Sementara itu, dua informan lain menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kriteria khusus untuk melihat kualitas informasi di internet. Hal ini seperti yang diungkapkan kedua informan sebagai berikut: "Kalau pengecekan sih nggak pernah. Cuma kita di "Dimensi" kalau masalah hak cipta kita tetep juga nggak mau asal ambil walaupun itu ngambil dari internet mesti nyantumin dari mana sumbernya." (SN, 1 Juli 2014) Informan SN memberikan keterangan bahwa ia tidak memerikasa apakah suatu web terpercaya atau tidak. Ia hanya mengungkapkan ketika jurnalis mengutip sebuah informasi dari internet maka ia harus menyantumkan sumber di mana ia memperoleh informasi. Selain SN, informan HI juga tidak melihat apakah suatu web terpercaya atau tidak untuk dijadikan sebagai sumber informasi. Berikut ini pernyataan dari HI: "Enggak. Kalau aku sih nggak lihat webnya terpercaya atau enggak sih Mbak. Yang penting ngelihat desainnya cocok apa enggak sama yang kita mau." (HI, 4 Juli 2014) HI mengakui bahwa ia tidak memiliki kriteria tertentu untuk menentukan suatu web terpercaya atau tidak. Baginya yang terpenting adalah informasi yang diperoleh sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua informan sudah melakukan evaluasi pencarian informasi di internet dengan melihat profil penulis; yang dilihat dari pekerjaan dan pendidikan, tata bahasa tulisan, detail informasi, dan nama besar perusahaan yang menaungi suatu web. Hal ini bersesuaian dengan dua metode CARS oleh Robert Harris (2007) dalam menentukan kualitas informasi, yaitu melalui metode Credibility dan Accuracy. Pada metode Credibilty, informan melihat kualitas informasi melalui profil penulis; yang dilihat dari pekerjaan dan pendidikan, serta nama besar perusahaan yang menaungi suatu web. Sedangkan pada metode Accuracy, infroman melihat kualitas informasi dari tata bahasa tulisan dan detail informasi. Sementara itu dua informan lain tidak melakukan evaluasi pencarian informasi di internet karena informan hanya melihat ketika jurnalis mengutip informasi di internet maka ia harus mencantumkan sumbernya dan yang terpenting adalah informasi diperoleh sesuai dengan apa yang dibutuhkan. 5.3.6. Pencarian bila Informasi yang dicari Tidak ditemukan di Internet Informasi yang tesedia di internet begitu banyak. Ketika pengguna melakukan pencarian informasi di internet, sangat mungkin informasi yang dicari tidak ditemukan. Untuk tetap bisa memperoleh informasi yang dicarinya, pengguna perlu melakukan pencarian ulang dengan tetap mencari di internet atau beralih ke media lain. Untuk mengetahui bagaimana cara informan ketika tidak menemukan informasi, penulis menanyakan kepada informan apakah mereka pernah tidak menemukan informasi yang dicari di internet dan hal yang dilakukan jika informasi yang dicari tidak ditemukan di internet. Berdasarkan dari hasil wawancara, satu informan menyatakan pernah tidak menemukan informasi di internet. Hal ini seperti dengan apa yang disampaikan oleh informan sebagai berikut: "Pernah. Kalau alternatif kedua cari refrensi kita kembali ke buku, entah itu majalah entah majalah-majalah Dimensi yang sebelumnya. Kalau nggak ya kayak Majalah Jannah, Tempo, lebih ke gitu. Majalah Pers. Bahkan majalah dari pers mahasiswa lainpun bisa jadi refrensi." (SN, 1 Juli 2014) Dari keterangan informan SN, dapat diketahui bahwa hal yang dilakukan saat tidak menemukan informasi di internet yaitu mencari di sumber informasi lain, yaitu Majalah Dimensi edisi lama, Majalah Jannah, Majalah Tempo, dan majalah dari pers mahasiswa lain. Tiga informan lain menyatakan bahwa ia belum pernah tidak menemukan informasi di internet. Berikut ini adalah pernyataan dari ketiga informan tersebut: "Belum pernah. Kalau isunya untuk majalah belum pernah. Beda lagi kalau untuk kuliah, sering." (GZ, 2 Juli 2104) Informan GZ memberikan keterangan bahwa ia belum pernah tidak menemukan informasi di internet untuk keperluan jurnalistiknya. Informan pernah mengalami tidak menemukan informasi saat mencari informasi untuk keperluan kuliah. Hal serupa juga diakui oleh informan HI bahwa ia belum pernah tidak menemukan informasi di internet. Akan tetapi HI memiliki cara agar informasi tetap dapat ditemukan yaitu dengan mengubah-ubah keyword pencarian. Hal ini adalah pernyataan dari HI berikut: "Belum pernah. Kan biasane ini nggak sesuai keinginan padahal udah sampe page berapa. Kalau aku sih satu. Kalau satu belum, keywordnya ganti, keywordnya ganti. ganti keyword. Jarang next page sih mbak, males. Yang bagus tu page satu, page dua udah mulai ngaco." (HI, 4 Juli 2014) Sementara itu informan AF mengungkapan cara yang dilakukan agar informasi yang dicari di internet ditemukan. Berikut adalah keterangan dari informan AF: "Nggak sering juga. Kalau aku sih biasanya yang mendekati aja gitu Mbak." (AF, 3 Juli 2014) Dari jawaban di atas menunjukkan bahwa informan AF tetap menemukan informasi yang dicarinya di internet dengan mencari mencari informasi di internet yang isinya mendekati dengan informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa satu informan pernah tidak menemukan informasinya di internet. Hal yang dilakukan informan ketika tidak menemukan informasi di internet adalah mencari di sumber infomasi lain, berupa majalah Dimensi edisi lama, Majalah Jannah, Majalah Tempo, dan majalah dari pers mahasiswa lain. Sedangkan tiga dari empat informan belum pernah tidak menemukan informasi di internet. 5.4.Analisis Kendala Pencarian Informasi di Internet Kendala pencarian informasi bisa terjadi ketika pengguna mencari informasi di internet. Kendala pencarian informasi di internet dapat berasal dari pengguna sendiri, dari internet yang digunakan atau lingkungan eksternal dari pengguna. Untuk mengetahui kendala yang dialami informan saat mencari informasi di internet, penulis menanyakan kepada informan apakah mereka pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet dan mengenai kendala apa saja yang pernah dialami informan saat mencari informasi di internet. Dari hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa semua informan pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet. Berikut ini adalah jawaban dari keempat informan tersebut: "Ya sering sih. Sering ngalami kayak gitu. Biasanya kalau udah kita nyari dengan keyword yang udah bener yang muncul di urutan atas kan biasanya yang sering, yang sering apa ya lebih kaya apa yang kita cari. Ketika kita buka isinya kalo nggak web kosong. Cuma isinya iklan." (SN, 1 Juli 2014) Informan SN menyatakan bahwa kendala yang dialami saat mencari informasi di internet yaitu mendapatkan web kosong dan web yang hanya berisi iklan. Kedua web tersebut sering ditemukan informan walaupun informan sudah mencari dengan keyword yang benar dan memilih web yang berada di urutan atas dalam daftar hasil pencarian di mesin pencari. Informan GZ menjelaskan kendala lain yang dialami saat mencari informasi di internet. Berikut ini adalah keterangan dari GZ: "Kalau kendala, kalau mencari itu berhubungan sama isu majalah atau tema majalah kayaknya belum pernah sih. Cuma yang paling sering itu tema tersebut cuma dibahas oleh satu sudut pandang. Itu agak kesulitan. Jadi misal ada tiga situs yang membahas tema yang sama, ketiga situs tersebut mambahas satu sudut pandang, satu sudut pandang, satu sudut pandang gitu. Kalau kita di jurnalis, di Dimensi itu, apa-apa itu harus dibahas dari lebih dari satu, paling nggak dua gitu. Jadi kalau misalnya berita tersebut cuma membuat, menggarap isu tersebut dari satu pihak saja maka menurut saya itu juga kesulitan buat kami untuk nentuin dari yang sudut pandang lainnya seperti apa." (GZ, 2 Juli 2014) Dari keterangan informan di atas dapat diketahui bahwa kendala yang dialami saat mencari informasi yaitu kendala yang berkaitan dengan isi informasi. Saat mencari informasi mengenai isu majalah atau tema majalah, informan mengalami kesulitan untuk memperoleh web yang membahas tema dari dua atau tiga sudut pandang. Informan lebih sering menemukan web yang membahas tema hanya dari satu sudut pandang. Dalam hal ini informan membutuhkan web yang membahas tema lebih dari satu sudut pandang karena seorang jurnalis harus membahas tema majalah dari berbagai sudut pandang. Kendala lain dialami oleh AF saat mencari informasi di internet. Berikut keterangan dari AF: "Iya. Kalau masalah ya seringnya kayak kan kalo aplikasi itu kan sering kalau buka yang banyak, kita butuh banyak, ternyata apa ngehank apa gimana. Ya masalah-masalahnya teknis kaya gitu aja sih. Kalau nggak ya kalau mau masuk harus login, masukin apa, kadang harus bikin ke mereka kan bikin nggak nyaman buat pencarian informasi." (AF, 3 Juli 2014) Dari jawaban AF dapat diketahui bahwa kendala yang ia alami saat mencari informasi di internet yaitu kendala teknis saat mengakses internet, di mana akses internet terhenti (ngehank) ketika terlalu banyak membuka halaman web dan adanya keterbatasan akses informasi karena ada perintah login dengan username dalam suatu web. Sementara itu kendala pencarian informasi di intrenet yang dialami oleh informan HI yaitu kendala dalam merumuskan informasi yang dibutuhkan ke dalam query. Kendala tersebut terjadi saat informan mengetahui desain gambar yang ingin dicari tetapi ia tidak mengatahui nama dari desain tersebut. Berikut ini adalah pernyataan informan mengenai kendala pencarian informasinya: "Yo pernah. Kalau aku pengen desain ini tapi nggak tahu namanya kan bingung. Tahu desainnya tapi nggak tahu namanya, Biasanya itu sih." (HI, 4 Juli 2014) Berdasarkan analisis data di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua informan pernah mengalami kendala saat mencari informasi dan kendala yang dihadapi setiap informan berbeda-beda. Beberapa kendala yang dialami informan saat mencari informasi di internet yaitu menemukan web yang kosong dan web yang hanya berisi iklan, sering menemukan web yang membahas tema majalah hanya dari satu sudut pandang saja, akses pencarian terhenti (hank) karena terlalu banyak membuka halaman web, akses informasi terbatas karena terdapat perintah login dengan username dalam suatu web, dan tidak mengetahui nama sebuah desain gambar sehingga terkendala dalam merumuskan informasi yang dibutuhkan ke dalam query. Kendala informan yang menemukan web kosong dan sering menemukan web yang membahas tema hanya dari satu sudut pandang sesuai dengan konsep kendala pencarian informasi di web milik Lavene (2010: 27) yaitu kualitas informasi di web sangatlah bervariasi sehingga pencari harus menentukan web mana yang akan digunakan dan sesuai dengan yang ia butuhkan dan tidak ada cakupan pasti mengenai infromasi yang tersedia di web sehingga pengguna harus mempunyai strategi pencarian informasi dan memodifikasi pertanyaan pencarian. 5.5. Analisis Pendapat Informan mengenai Materi Pencarian Informasi di internet untuk Jurnalis Pada era sekarang ini, pekerjaan jurnalis tidak terlepas dari pencarian informasi di internet. Dalam pencarian informasi di internet terdapat baberapa aspek yang harus diketahui oleh pengguna agar informasi yang dicari bisa dengan cepat ditemukan. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui pendapat jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang mengenai perlu atau tidaknya materi pencarian informasi bagi jurnalis dengan menyakan kepada informan apakah mereka pernah memperoleh materi mengenai cara pencarian informasi di internet dan menanyakan pendapat informan mengenai perlu atau tidaknya materi pencarian informasi di internet di berikan kepada kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Dari hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa semua informan menyatakan belum pernah mendapatkan materi khusus pencarian informasi di internet dan tiga informan menyatakan bahwa materi tersebut perlu diberikan kepada jurnalis. Hal ini sesuai dengan jawaban para informan sebagai berikut: "Sebelumnya kalau pelatihan, kalau dari narasumber lain mungkin udah sering dikasih pelatihan-pelatihan. Kalau cuma dari sumber internet tuh kita baru, baru beberapa kali mungkin, satu dua kali untuk pembekalan. Udah pernah dari alumni sendiri. Pembekalan buat kayak buat cyber. Cyber Dimensi, cyber kan buat pemberitaan lewat internet. Perlu banget, Mbak. Karena buat saat ini perkembangan pers kan bukan Cuma lewat media cetak saja tapi juga lewat media internet karena kebanyakan orang cenderung untuk tertarik membaca berita atau kabar, salah satunya kaya cybernya "Dimensi"." (SN, 1 Juli 2014) Informan SN menjelaskan bahwa pemberian meteri tentang pencarian informasi perlu diberikan kepada jurnalis "Dimensi" karena informan merasa bahwa saat ini perkembangan pers bukan hanya melalui media cetak saja akan tetapi juga melalui media online. Berikut ini adalah pendapat dari informan GZ: "Belum pernah. Menurut saya kalau pencarian seperti itu seharunya itu memang sudah ada bakat jurnalis mereka. Untuk materinya barang kali kalau ke semuanya barang kali enggak perlu. Barang kali yang paling perlu tuh cuma temen-temen redaksi aja. Soalnya yang paling sering berkutat sama tema, berita, itu memang mereka. Kalau dari artistik atau fotografer sepertinya sudah kayak semacam di jiwa mereka. Kalau menurut saya ide-ide mengenai foto, atau kartun, atau karikatur kan susah. Jadi mau nggak mau mereka harus menambah pengetahuan mereka dengan cari banyak refrensi." (GZ, 2 Juli 2014) Menurut GZ, materi pencarian informasi perlu diberikan kepada teman-teman jurnalis "Dimensi" yang berada di pilar redaksi dan bagian artistik. Jurnalis bagian redaksi dirasa perlu diberikan materi pencarian informasi karena mereka yang berhubungan dengan tema dan berita. Sementara itu materi tersebut juga perlu diberikan kepada jurnalis bagian artistik karena mereka membutuhkan banyak refrensi mengenai foto, kartun, maupun gambar karitkatur. Informan HI juga berpedapat sama bahwa materi pencarian informasi di internet perlu diberikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang untuk mempermudah jurnalis dalam mencari informasi di internet. Berikut ini adalah jawaban dari informan HI: "Belum. Biasanya latihan kayak kalau aku sendiri kan artistik jadi latihan ngelayout. Penting sih. Biar nggak muter-muter di google terus. Kan biasane ini nggak sesuai keinginan padahal udah sampe page berapa." (HI, 4 Juli 2014) Dari empat informan hanya satu informan yang berpendapat bahwa materi mengenai pencarian informasi di internet tidak perlu diberikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Hal ini seperti dengan yang diungkapkan oleh informan AF beikut ini: "Kalau menurut saya tidak perlu tetapi lebih ditekankan ke metode pencarian beritanya. Menurut saya temen-temen dah paham kalau hanya cara mencari informasi di internet" (AF, 3 Juli 2014) Menurut AF materi yang lebih diutamakan untuk jurnalis adalah metode pencarian berita. Selain itu ia juga merasa bahwa teman-teman jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang sudah memahami cara mencari informasi di internet. Berdasarkan pendapat dari para informan, dapat disimpulkan bahwa materi mengenai pencarian informasi di internet perlu diberikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang, khususnya untuk jurnalis bagian redaksi. Hal tersebut dirasa perlu diberikan bagi para jurnalis untuk meningkatkan kemampuan dalam mencari informasi di internet sehingga bisa mendukung tugas informan di bagian redaksi yang bertanggungjawab dalam hal penerbitan produk-produk Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang. Lembaga Pers BAB VI PENUTUP 6.1. Simpulan Berdasarkan analisis peneliti pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Jenis informasi yang dicari oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang di internet yaitu informasi yang berkaitan dengan seni dan tema majalah. Informasi tentang seni meliputi informasi layout majalah, font, gambar karikatur, pewarnaan komik, layout komik, efek layout, cara penggambaran atau kritisi melalui komik dan tutorial desain menggunakan corel draw dan photosop. 2. Perilaku pencarian informasi oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini: a. Semua jurnalis menggunakan browser google chrome saat mencari informasi di internet. b. Ketika mencari informasi di internet, jurnalis mencari melalui beberapa cara yaitu dengan pencarian di search engine, pencarian langsung dengan URL, dan mengklik thumbnail pada halaman awal browser. c. Ketika mencari informasi di internet, dua jurnalis sudah melakukan strategi pencarian dengan memanfaatkan fasilitas pencarian search engine yaitu tanda petik ganda ("…"), pembatas field, dan pembatas pencarian halaman (site:….). Sedangkan dua jurnalis lainnya belum memanfaatkan fasilitas pencarian search engine untuk keperluan jurnalistiknya. Pada saat mencari informasi di internet mereka hanya mengetikkan query yang berkaitan dengan informasi yang dicari di internet. d. Keempat jurnalis mempunyai cara yang sama setelah menemukan informasi di internet yaitu menyimpan web atau gambar yang diperoleh. Sedangkan dua dari empat jurnalis memiliki cara tambahan setelah menemukan informasi di internet yaitu dengan menghafal web yang dikunjungi dan memberikan tanda bookmark pada web yang dianggap penting. e. Dua jurnalis sudah mengevaluasi pencarian informasi di internet dengan melihat kualitas informasi melalui profil penulis; yang dilihat dari pekerjaan dan pendidikan, tata bahasa tulisan, detail informasi, dan nama besar perusahaan yang menaungi suatu web. Sedangkan dua jurnalis lain tidak mengevaluasi pencarian informasi di internet karena informan hanya melihat ketika jurnalis mengutip ia harus menyantumkan sumbernya dan yang terpenting adalah informasi diperoleh sesuai dengan apa yang dibutuhkan. f. Seorang jurnalis pernah tidak menemukan informasi di internet. Sedangkan tiga jurnalis lain belum pernah tidak menemukan informasi di internet. Hal yang dilakukan jurnalis saat tidak menemukan informasi di internet yaitu mencari di sumber infomasi lain, berupa majalah Dimensi edisi lama, Majalah Jannah, Majalah Tempo, dan majalah dari pers mahasiswa lain. 3. Beberapa kendala yang dialami oleh jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang saat mencari informasi di internet yaitu: a. Menemukan web yang kosong dan web yang hanya berisi iklan. b. Sering menemukan web yang hanya membahas tema majalah dari satu sudut pandang saja. c. Akses pencarian informasi terhenti (hank) karena terlalu banyak membuka halaman web. d. Akses informasi terbatas karena terdapat perintah login dengan username dalam suatu web. e. Kendala dalam merumuskan informasi yang dibutuhkan ke dalam query. 6.2. Saran Berdasarkan hasil analisis dan uraian simpulan di atas, berikut beberapa saran yang dapat peneliti berikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang: 1. Perlunya pemberian materi mengenai pencarian informasi di internet untuk jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi", khususnya untuk jurnalis di bagian redaksi. 2. Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi Politeknik Negeri Semarang perlu menambah keterampilan dalam pencarian informasi di internet, terutama strategi dalam pencarian informasi di internet dan evaluasi pencarian informasi di internet. 3. Jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi Politeknik Negeri Semarang perlu menambah wawasannya, khususnya mengenai pencarian informasi di internet dan umumnya perkembangan pers media online . Hal ini bisa didapatkan dari artikel, hasil penelitian, atau survei yang membahas pers atau jurnalisme online. DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Satrio. 2012. "Makalah Sejarah dan Fenomena Pers Mahasiswa". http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32227002/Academia__Sejarah___Fenomena_Pers_Mahasiswa__juni_2012 libre.pdf. Diakses 2 April 2014 pukul 20:52. Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana. Harris, Robert. 2013. "Evaluating Internet Research". http://www.virtualsalt.com/evalu8it.htm. Diakses 4 Juli 2014 pukul 11: 09. Herdiansyah, Haris. 2012. Metode Penelitian Kualitatif unutk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lasa H.S. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Levene, Mark. 2010. An Introduction to Search Engines and Web Navigation. http://dl.lux.bookfi.org/genesis/357000/4e6849818102c5c5ecf42f2ead58af00/ _as/[Mark_Levene]_An_Introduction_to_Search_Engines_an(BookFi.org).pd f. Canada: John Wiley dan Sons. Diakses 20 Juni 2014 pukul 11:56. Marchionini, Gary. 1995. Information Seeking in Electronic Environments. http://dl.lux.bookfi.org/genesis/552000/30cb15fa96206a9dbd01bc473523835/ _as/[Gary_Marchionini]_Information_Seeking_in_Electron(BookFi.org).pdf. UK: Cambridge University Press. Diakses 24 Juni 2014 pukul 01:06. Maverick. 2010. "7 dari 10 Wartawan Indonesia Dapatkan Ide Berita dari Internet" http://maverick.co.id/journalists/2010/12/7-dari-10-wartawan-indonesiadapatkan-ide-berita-dari-internet/. Diakses 20 Oktober 2013 pukul 08:14 Meidita, Istiana. 2011. "Penelusuran Informasi Melalui Internet oleh Jurnalis The Jakarta Post" Skripsi UI. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20237349S521-Istiyana%20Meidita.pdf. Diakses 29 September 2013 pukul 16:15. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Munggaran, Abdi Halim. 2009. "Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa yang Memanfaatkan Layanan Search Engine dalam Menyusun Skripsi" Skripsi UI. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127386-RB13A44pPerilaku%20pencarian-HA.pdf." Diakses 26 Oktober 2013 pukul 00:34 Pendit, Putu Laxman.2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar Diskusi dan Metodologi. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Purwono. 2008. "Strategi Penelusuran Informasi Melalui Internet" Makalah Seminar Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri, Jakarta, tanggal 30 April 2008. http://eprints.rclis.org/12193/1/Strategi_Penelusuran_melalui_Internet.pdf. Diakses 29 September 2013 pukul 22:46 Rolnicki, Tom E., dkk. 2008. Pengantar Dasar Jurnalistik (Scholastic Journalism). Jakarta: Kencana, 2008. Siregar, Amir Effendi. 1987. Pers Mahasiswa Indonesia: Patah Tumbang Hilang Berganti. Jakarta: Karya Unipress. Sufandi, Unggul Utan. 2003. "Bijak Memilih Web Browser". http://www.ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2007/03/usa-browser.pdf. Diakses 27 Agustus 2014 pukul 00:02. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta. Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains. ____________. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Surachaman, Arif. 2007. "Penelusuran Informasi: Sebuah Pengenalan" Materi Pelatihan PUSDOKINFO, UPU Perpustakaan UGM Yogyakarta. http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/luke/KuliahS2/PEMROSESAN%20TEKS/ penelusuran_informasi.doc. Diakses 20 Juni 2014. Suwanto, Sri Ati. 1997. "Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Dosen Fakultas Kedokteran Undip dan http://eprints.undip.ac.id/19618/1/sriati-tesis.pdf. Unissula Tesis UI. Semarang”. Diakses 8 September 2014 pukul 14:27. ______________. 2011. "Pengantar Ilmu Informasi". Materi Perkuliahan Pengantar Ilmu Informasi. Fakultas Ilmu Budaya Undip. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2004. Kamus Lengkap Jaringan Komputer. Jakarta: Salemba Infotek. ______________________________________________. 2004. Kamus Istilah 2005. Kamus Linux. Internet. Yogyakarta: Andi. ______________________________________________. Yogyakarta: Andi. Wardhani, Dhestari. 2005. "Pencarian Informasi melalui Internet oleh Peneliti Pusat Studi Jepang Universitas Indoensia mengenai Study of Human Resources Management Practice in Japan and Indonesia" Skripsi UI. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20159345-S-Dhestari%20Wardhani.pdf. Diakses 8 September 2014 pukul 10:00 Yusup, Pawit M., dan Priyo Subekti. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval). Jakarta: Kencana. LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET OLEH JURNALIS LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM} "DIMENSI" DI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 1. Mengapa Anda memilih internet sebagai sumber informasi? 2. Informasi apa saja yang biasa Anda cari melalui internet? 3. Browser apa yang Anda gunakan saat mencari informasi di internet? 4. Mengapa Anda memilih menggunakan browser tersebut? 5. Bagaimana cara Anda mencari informasi di internet? Di mana biasanya Anda mengetikkan query dalam suatu browser? 6. Apakah Anda memanfaatkan fasilitas search engine untuk strategi atau cara khusus mencari informasi di internet? 7. Jika iya, strategi atau cara khusus apa yang Anda gunakan saat mencari informasi di internet? 8. Apa yang Anda lakukan setelah menemukan informasi di internet? 9. Apakah Anda melakukan evaluasi pencarian informasi di internet? 10. Jika iya, kriteria apa yang Anda gunakan untuk melihat kualitas informasi di sebuah web? 11. Apakah Anda pernah tidak menemukan informasi di internet? 12. Jika pernah, apa yang Anda lakukan untuk menemukan informasi yang Anda butuhkan? 13. Apakah Anda pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet? 14. Jika iya, kendala apa yang Anda alami saat mencari informasi di internet? 15. Apakah Anda pernah mendapatkan materi pencarian informasi melalui internet? 16. Menurut Anda apakah materi pencarian informasi melalui internet perlu diberikan kepada pers mahasiswa "Dimensi" Polines ? Mengapa? LAMPIRAN B TABEL REDUKSI HASIL WAWANCARA 1. Mengapa Anda memilih internet sebagai sumber informasi? No. Informan 1. SN 2. GZ 3. AF Jawaban Reduksi Data Karena informasi lewat internet lebih mudah diperoleh. Kalo nyari informasi di internet itu alternatif pilihannya banyak sesuai yang aku butuhin jadi bisa menyaring informasi mana yang tepat. Menurut saya semua ide, semua tema itu udah ada di internet. Jadi menurut saya tuh nggak ada tema atau ide baru. Yang kita lakukan cuma memperbaharui apa yang sudah disampaikan di sana dengan apa yang berada di list kita. Itu tadi kan tentang kelengkapan. Bisa juga kemudahan. Karena sekarang kan kalau nggak pakai internet kan istilahnya di berita kami kan nggak ada pembanding. Intinya berita itu udah bisa mengimbangi apa yang sudah ada di internet dan mendapat tanggapan yang mungkin lebih positif seperti itu atau nggak. Kalau internet, jadi lebih mudah sih Mbak. Kalau misalkan kayak harus nyari di surat kabar apa di mana itu kan ya susah. Kita nggak bisa langsung ke pokok masalah yang Secara umum alasan informan memilih internet sebagai sumber informasi yaitu mudah diakses dan teresedia banyak pilihan informasi. 4. HI mau kita ambil Mudah soalnya. Tinggal online wifi langsung nyari banyak sumber kan bisa. Kalau misalnya media cetak kan harus beli dulu apa nggak ke toko dulu, lama. Kalau internet di rumah kan bisa. Kapan aja bisa. 2. Informasi apa saja yang biasanya Anda cari di internet ? No. Informan 1. SN Jawaban Reduksi Data Kalau misal di artistik kan sering tuh hubungannya sama kaya layoutlayout gitu Mbak. Kita cari suatu refrensi, biasanya kita udah punya patokan sendiri. Biasanya kalau refrensi di internet pakai devianart.com. Itu situs web buat hampir seluruh pengunjung di situs itu punya akun sendiri buat saling share kayak seni. Entah itu infografis, karikatur, layoutan. Lebih ke kayak gitu sih. Kayak misal kita juga tiap desain juga biasanya paling sering itu bikin font. Font yang cocok itu apa. Terus contoh lainnya dari segi ilustrasi. Kita sering nonton kayak komik strip. Contohnya "Si Juki" yang di facebook. Kalau nggak sijuki.com. Nah itu lebih ke pewarnaannya yang kita ambil refrensinya kayak gimana. Terus kalau tata letak apa, tiap komik kan mesti punya layoutan, entah itu mulai dari kiri ke kanan atau dari Secara umum informasi yang biasa informan cari di internet antara lain informasi mengenai layout majalah, tema majalah, font, gambar karikatur, pewarnaan komik, layout komik, efek layout, cara penggambaran atau kritisi melalui komik, tutorial desain menggunakan corel draw dan photosop. 2. GZ 3. AF 4. HI atas bawah. Refrensi bagaimana suatu majalah itu perkembangan layoutingnya seperti apa. Lalu untuk komikkomik itu bagaimana cara mereka menggambarkan kegiatan atau kritisi mereka dalam bentuk komik sehingga lebih enak dibaca atau dilihat. Lalu yang paling penting menurut saya itu pencarian refrensi untuk pembuatan berita atau pencarian tema bagi majalah. Jadi kalau di internet seringnya kalau masalah gini-gini tuh nyari masalah desain-desain yang bagus. Kan kita itu juga masih dasar banget tahu masalah bikin desain, masalah corel, masalah photoshop. Jadi sering kita punya ide bagus tapi nggak bisa ngejalaninnya. Jadi seringnya cari di youtube yang emang cocok sama kita. Biasanya nyari-nyari kayak desaindesain yang baru, yang baru dari luar gitu. Terus ya biasanya itu aja sih. Terus sama misalnya cari efekefek buat ngelayoutnya sendiri kan kalau kita mau bikin kayak gini tuh caranya gimana. 3. Browser apa yang Anda gunakan saat mencari informasi di internet? Mengapa Anda memilih menggunakan browser tersebut? No. Informan 1. SN 2. GZ 3. AF 4. HI Jawaban Reduksi Data Ya kalau saya pribadi senengnya Google Chrome. Kalau yang di laptop saya, nggak tahu kenapa kalo pakainya yang itu (Mozila) sering crash. Sering keluar sendiri atau kalo nggak tiap over atau sering buka tab banyak gitu lemot. Beda kalo pakai Chrome lebih enteng. Chrome. Yang pertama tuh saya melihat survey di internet yang diadakan oleh menurut saya itu situs yang terpercaya tentang IT. Nah di situ disebutkan kalau browser yang baik dalam surfing, internet dalam hal keamanan, dalam hal kecepatan menjangkau tuh Chrome. Jadi mungkin saya terpercaya seperti itu. Google. Mudah aja buat nyari-nyari. Ya udah nyaman aja sama itu. Google Chrome. Nggak tahu udah sreg dari dulu, enteng. Semua informan menggunakan browser google chrome dengan alasan enteng,aman, cepat, mudah, dan nyaman saat digunakan untuk mencari informasi di internet. 4. Bagaimana cara Anda mencari informasi di internet? Di mana biasanya Anda mengetikkan query dalam suatu browser? No. Informan 1. SN Jawaban Reduksi Data Lebih yang di googlenya itu, Mbak. Secara umum, cara 2. GZ 3. AF 4. HI Kalu yang di URL itu, kecuali nyari yang kaya gini tuh. Misalnya kita kan udah tahu kalau yang nyari kaya gini tuh tempatnya di website ini, langsung ke URLnya aja. Misal kaya devianart. Cuma kalo kita masih ngawang-awang, ini ada apa nggak atau kalau nggak kita pengen refrensi yang lebih luas, googling pake yang google ini, yang secara umum Kalau misalnya sudah ada dibenak saya apa yang harus dicari pasti google, searching google. Kalau nggak ada misalnya ee kayak saya semacem cari-cari refrensi, dua situs yang selalu saya buka itu pasti Kompas sama Kaskus. Kaya semacam ada thumbnail di Chrome saya. Jadi dua situs itu selalu ada di halaman depan. Di search engine. Tapi kalau misalkan ya kaya web-web yang udah tahu misalkan kaya facebook kaya apa itu langsung di URLnya. Biasanya di kolom googlenya. Kalau URLnya langung sih jarang. informan mencari informasi di internet yaitu dengan mengetikkan pertanyaan di search engine dan mengetikkan alamat web di URL. Satu informan memiliki cara pencarian informasi lain yaitu dengan mengklik thumbnail yang ada di browser. 5. Apakah Anda memanfaatkan fasilitas search engine untuk strategi atau cara khusus mencari informasi di internet? Jika iya, strategi atau cara khusus apa yang Anda gunakan saat mencari informasi di internet? No. Informan 1. SN 2. GZ 3. AF 4. HI Jawaban Reduksi Data Kalau selama ini untuk mencari refrensi sih belum pernah. Cuma kalau saya sendiri kalau nyari tugas pernah. Pakainya biasa sih mungkin keyword yang berhubungan dengan apa yang kita cari. Pernah. Tapi saya lebih itu sih, sederhana sih. Trik-triknya itu yang saya cuma ada kaya semacem misal saya ingin yang lebih ya ke fix kata-kata ini, misal saya pakai tanda petik. Atau misal saya ingin e.. berita atau tema yang atau berita atau isu yang ingin saya cari itu dalam bentuk file, jadi saya ketik file type titik dua apa nama ekstensinya seperti itu. Cuma itu aja. Lebih nyarinya itu langsung ke pokok masalahnya. Jadikan gini kan, misalkan butuh informasi apa kita lebih milih fokus masalahnya daripada bentuknya kayak apa, itu disingkirin dulu. Kadang kalau misalnya nyari di kaskus kan susah to, ditype kaskus.com terus apa gitu. Kayak kelebihan dari google kan bisa nyari langsung yang kita inginkan. Kalau misalnya desain majalah doang di google kan entar keluarnya banyak. Ini terperinci biar kasukus doang apa yang website lain doang. Dua dari empat informan menyatakan menggunakan strategi pencarian informasi di internet yaitu tanda petik ganda ("…"), pembatas field, dan pembatas pencarian halaman (site:….). Sedangkan dua informan lainnya menyatakan tidak menggunakan strategi pencarian informasi di internet. Ngetiknya kaskus.com inginkan. dikolomnya, spasi yang site: kita 6. Apa yang Anda lakukan setelah menemukan informasi di internet? No. Informan 1. SN 2. GZ 3. AF 4. HI Jawaban Reduksi Data Yaa paling cuma sebatas apa ya, kalau nyimpen webnya sih ya pernah. Cuma sebatas diapalin. Jadi kalo nyari yang kayak gini di web ini. Cuma sebatas hafalan. Kalau teknisnya itu saya lebih contrl+S. Lebih suka ngesave ke dokumen seperlunya daripada copypaste kayak gitu. Lebih baik saya save itu seperlunya. Saya buatkan folder baru yang mengenai bahas tentang tema tersebut. Kalau itu disave dulu. Kalau baca langsung kan ya gimana. Jadi biasanya disave dulu. Nanti udah dapat semua menurut diperluin langsung dibaca oh ini ini. Terus baru disortir yang dibutuhin yang mana yang nggak yang mana Biasanya ngesave gambarnya. Biasanya tuh kan ada gambar, kalau nggak dibookmark kalau itu penting banget kalau pas ribet kan bisa buka lagi. Semua informan melakukan aktivitas yang seragam setelah menemukan informasi di internet yaitu dengan menyimpan web. Selain itu dua informan melakukan aktivitas tambahan selain menyimpan web yaitu dengan memberikan label bookmark pada web yang dikunjungi dan menghafal web yang dikunjungi agar mempermudah pencarian informasi diwaktu mendatang. 7. Apakah Anda melakukan evaluasi pencarian informasi di internet ? Jika iya, kriteria apa yang Anda gunakan untuk melihat kualitas informasi di sebuah web? No. Informan 1. SN 2. GZ Jawaban Reduksi Data Kalau pengecekan sih nggak pernah. Cuma kita di "Dimensi" kalau masalah hak cipta kita tetep juga nggak mau asal ambil walaupun itu ngambil dari internet mesti nyantumin dari mana sumbernya. Kalau kompasiana lebih ke situs opini, situs opini dari orang-orang seluruh Indonesia. Nah kenapa saya memandang kalau kompasiana terpercaya atau tidak itu yang pertama itu dari profil penulisnya. Di profil penulisnya itu e.. ya meskipun saya nggak ada patokan mereka harus kritikannya apa tapi kebanyakan mereka kan menyertakan pekerjaan atau nggak pendidikan, seperti itu. Lalu yang kedua tentu saja tentang, selain profiL, tentang tata bahasanya. Menurut saya tata bahasa itu penting soalnya untuk menyampaikan ide yang rumit, misal untuk ide yang rumit tapi dengan tata bahasa yang baik saya kira tidak begitu mudah. Kalau untuk Metro News atau Kompas, itu saya lebih melihat ke nama besar mereka. Dua informan melakukan evaluasi pencarian informasi di internet dengan melihat kualitas informasi dari beberapa aspek yaitu profil penulis yang dilihat dari pekerjaan dan pendidikan, tata bahasa tulisan, detail informasi, dan nama besar perusahaan yang menaungi suatu web. Satu informan yang tidak mengevaluasi pencarian informasi di internet menjelaskan bahwa ia tidak melihat melakukan aktivitas tersebut karena baginya yang terpenting adalah informasi yang diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan. 3. AF 4. HI Jadi kalau masalah kayak gitu itu lebih ke detail gitu lho Mbak. Kan sering ada yang e.. misalkan kita butuh ini ternyata di web lain itu ada yang ini tapi masih dikembangin gitu loh. Ya akhirnya lebih milih yang kaya gini. Kalau masalah yang nulis siapa nggak terlalu dipikirin. Enggak. Kalau aku sih nggak lihat webnya terpercaya atau enggak sih Mbak. Yang penting ngelihat desainnya cocok apa enggak sama yang kita mau. 8. Apakah Anda pernah tidak menemukan informasi di internet? Jika pernah, apa yang Anda lakukan untuk menemukan informasi yang Anda butuhkan? No. Informan 1. SN 2. GZ 3. AF Jawaban Reduksi Data Pernah. Kalau alternatif kedua cari refrensi kita kembali ke buku, entah itu majalah entah majalah-majalah Dimensi yang sebelumnya. Kalau nggak ya kayak majalah Jannah, Tempo, lebih ke gitu. Majalah Pers. Bahkan majalah dari pers mahasiswa lainpun bisa jadi refrensi. Belum pernah. Kalau isunya untuk majalah belum pernah. Beda lagi kalau untuk kuliah, sering. Pernah. Nggak sering juga. Kalau aku sih biasanya yang mendekati aja Satu dari empat informan menyatakan pernah tidak menemukan informasi yang dicari di internet. Sementara itu tiga informan lainnya menyatakan belum pernah tidak menemukan informasi di internet. 4. HI gitu Mbak. Belum pernah. Kan biasane ini nggak sesuai keinginan padahal udah sampe page berapa. Kalau aku sih satu. Kalau satu belum, keywordnya ganti, keywordnya ganti. ganti keyword. Jarang next page sih mbak, males. Yang bagus tu page satu, page dua udah mulai ngaco. 9. Apakah Anda pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet? Jika iya, kendala apa yang Anda alami saat mencari informasi di internet? No. Informan 1. SN 2. GZ Jawaban Reduksi Data Ya sering sih. Sering ngalami kayak gitu. Biasanya kalau udah kita nyari dengan keyword yang udah bener yang muncul di urutan atas kan biasanya yang sering, yang sering apa ya lebih kaya apa yang kita cari. Ketika kita buka isinya kalo nggak web kosong cuma isinya iklan. Kalau kendala, kalau mencari itu berhubungan sama isu majalah atau tema majalah kayaknya belum pernah sih. Cuma yang paling sering itu tema tersebut cuma dibahas oleh satu sudut pandang. Itu agak kesulitan. Jadi misal ada tiga situs yang membahas tema yang sama, ketiga situs tersebut mambahas satu sudut pandang, satu sudut pandang, satu sudut pandang Semua informan pernah mengalami kendala saat mencari informasi di internet. Kendala yang mereka alami beragama, anatara lain mendapatkan web kosong, tema artikel hanya dibahas dari satu sudut pandang, pencarian terhenti (hank) karena terlalu banyak membuka halaman web, kendala karena harus login terlebih dahulu untuk bisa mengakses suatu informasi, dan sulit merumuskan query 3. AF 4. HI gitu. Kalau kita di jurnalis, di atas informasi yang Dimensi itu, apa-apa itu harus dibutuhkan. dibahas dari lebih dari satu, paling nggak dua gitu. Jadi kalau misalnya berita tersebut cuma membuat, menggarap isu tersebut dari satu pihak saja maka menurut saya itu juga kesulitan buat kami untuk nentiun dari yang sudut pandang lainnya seperti apa. Iya. Kalau masalah ya seringnya kayak kan kalo aplikasi itu kan sering kalau buka yang banyak, kita butuh banyak, ternyata apa ngehank apa gimana. Ya masalah-masalahnya teknis kaya gitu aja sih. Kalau nggak ya kalau mau masuk harus login, masukin apa, kadang harus bikin ke mereka kan bikin nggak nyaman buat pencarian informasi. Yo pernah. Kalau aku pengen desain ini tapi nggak tahu namanya kan bingung. Tahu desainnya tapi nggak tahu namanya, Biasanya itu sih. 10. Apakah Anda pernah mendapatkan materi pencarian informasi melalui internet? Menurut Anda apakah materi pencarian informasi melalui internet perlu diberikan kepada jurnalis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) "Dimensi" Politeknik Negeri Semarang? Mengapa? No. Informan 1. SN 2. GZ Jawaban Reduksi Data Sebelumnya kalau pelatihan, kalau dari narasumber lain mungkin udah sering dikasih pelatihan-pelatihan. Kalau cuma dari sumber internet tuh kita baru, baru beberapa kali mungkin, satu dua kali untuk pembekalan. Udah pernah dari alumni sendiri. Pembekalan buat kayak buat cyber. Cyber Dimensi, cyber kan buat pemberitaan lewat internet. Perlu banget, Mbak. Karena buat saat ini perkembangan pers kan bukan Cuma lewat media cetak saja tapi juga lewat media internet karena kebanyakan orang cenderung untuk tertarik membaca berita atau kabar, salah satunya kaya cybernya "Dimensi". Belum pernah. Menurut saya kalau pencarian seperti itu seharunya itu memang sudah ada bakat jurnalis mereka. Untuk materinya barang kali kalau ke semuanya barang kali enggak perlu. Barang kali yang paling perlu tuh cuma temen-temen redaksi aja. Soalnya yang paling sering berkutat sama tema, berita, itu memang mereka. Kalau dari artistik atau fotografer sepertinya sudah kayak semacam di jiwa mereka. Kalau menurut saya ide-ide mengenai foto, atau kartun, atau karikatur kan susah. Jadi mau nggak mau mereka Seluruh informan menyatakan bahwa mereka belum pernah mendapatkan materi atau pelatihan mengenai pencarian informasi di internet. Mengenai perlu atau tidaknya pemberian meteri atau pelatihan pencarian informasi di internet untuk jurnalis "Dimensi", tiga informan menyatakan bahwa hal tersebut perlu dilakukan sedangkan satu informan menyatakan tidak perlu. 3. AF 4. HI harus menambah pengetahuan mereka dengan cari banyak refrensi. Kalau kami belum. Kalau menurut saya tidak perlu tetapi lebih ditekankan ke metode pencarian beritanya. Menurut saya temen-temen dah paham kalau hanya cara mencari informasi di internet. Belum. Biasanya latihan kayak kalau aku sendiri kan artistik jadi latihan ngelayout. Penting sih. Biar nggak muter-muter di google terus. Kan biasane ini nggak sesuai keinginan padahal udah sampe page berapa. LAMPIRAN C SURAT PENGANTAR PENELITIAN LAMPIRAN D LEMBAR KONSULTASI PENULISAN SKRIPSI