PERBAIKAN PROSES MENGAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN PRODUKSI UNTUK MAHASISWA POLITEKNIK MELALUI PENGEMBANGAN METODE MENGAJAR Mulyadi(1), Nasirwan(1) (1) Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang ABSTRACT All of the student Mechanical Technic in Politeknik Negeri Padang must study Production Management. Production Management, studies about production process. In this case we want to rehab this object. The steps of rehabilitaton are: (a) presentation and discussion about the topic and then the student must do the homework. (b) Known the software (3) Fieltrip. The presentation is to give information to the student about the topic and object. After lecturer presentation, the student may ask to the lecturer about the object with they not understand. The objective of this discussion is to make the student understand about that topic very much. Then, the lecturer instruction the student to do homework about the next topic. The objective of the homework is to instruction the student read the next topic before class The objective of known the software is to give information to the student about software in Production Management. And the student can do this software well. The objective of fieltrip at the end of study to give motivation the student to know the theory about Production Management and match them whit condition in fabric. Keywords: Production Management PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata kuliah Manajemen Produksi merupakan salah satu mata kuliah wajib, yang harus diikuti oleh mahasiswa program studi Teknik Mesin Politeknik Teknologi. Mata kuliah ini diberikan untuk mahasiswa tingkat III semester ganjil. Tujuan diberikan mata kuliah Manajemen Produksi pada program studi Teknik Mesin ini agar mahasiswa dapat meningkatkan kreativitasnya untuk dapat menemukan peralatan-peralatan produksi dan prosesproses produksi yang dibutuhkan oleh dunia usaha. Proses pengajaran mata kuliah Manajemen Produksi selama ini di Politeknik Universitas Andalas lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan kuliah mimbar. Beberapa metode kuantitatif yang dikenalkan kepada mahasiswa diselesaikan dengan cara manual, padahal semua metode tersebut sudah bisa diselesaikan dengan program-program (software) yang sudah ada. Di perusahaan penggunaan program (software) sudah banyak dipakai. Maka sangat perlu sekali kita mengajarkan cara menggunakan program (software) kepada mahasiswa. Hanya saja cara menggunakan software selama ini belum diberikan kepada mahasiswa. Metode ceramah ini hanya akan memberikan pemahaman secara teoritis kepada mahasiswa. Menurut Bahri Zain (2002), metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional dan metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara dosen/guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah akan menyebabkan mahasiswa menjadi pasif. Disamping itu juga dengan hanya menggunakan metode ceramah ini mahasiswa kurang bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam manajemen produksi yang cukup kompleks. Penyelesaian masalah dalam manajemen produksi yang dilakukan dengan cara manual hanya bisa untuk masalah yang sederhana, sementara untuk permasalahan yang kompleks akan sangat mudah diselesaikan dengan menggunakan software yang sudah tersedia. Padahal dalam praktek di lapangan (dunia kerja) persoalan yang akan ditemui sangatlah beragam dan kompleks. Dari itu mahasiswa perlu dipersiapkan untuk mengenal dan dapat menggunakan program-program yang sudah ada. Beberapa tahun terakhir ini dapat kita lihat sebaran nilai hasil belajar mahasiswa. Dari sebaran nilai tergambar tingkat penyerapan mahasiswa terhadap materi kuliah Manajemen Produksi. Berikut dapat dilihat sebaran nilai mahasiswa dua tahun terakhir : Tabel 1. Nilai Mahasisiwa Kelompok Nilai 0-40 41-55 56-65 66-80 81-100 Tahun 2005 0 0 10 15 1 Tahun 2006 0 0 11 14 1 Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.1, Juni 2008 Untuk mata kuliah manajemen produksi metode perkuliahan yang diberikan haruslah terdiri dari kuliah mimbar (metode ceramah) di kelas dan praktek penggunaan software di labor komputer serta peninjauan ke lapangan Hal ini bertujuan agar mahasiswa yang sudah selesai dapat memasuki pasar tenaga kerja dengan lebih baik dan lebih sempurna. Disamping itu mahasiswa perlu mengetahui bagaimana kondisi perusahaan manufaktur yang sebenarnya. Apalagi untuk mahasiswa politeknik, dengan melihat kondisi perusahaan ini, dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi mahasiswa dalam menciptakan mesin-mesin sederhana yang dapat digunakan dalam proses produksi. Disamping itu dapat layout perusahaan dapat mempengaruhi penciptaan rancangan mesin dan peralatan yang akan diciptakan. Setelah itu diharapkan mahasiswa akan dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat pada kebutuhan dunia kerja nantinya. 1.2. Perumusan Masalah Dari kondisi yang telah dipaparkan dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa dalam pengajaran Mata Kuliah Manajemen Produksi selama ini? 2. Apakah perbaikan materi dan metode pengajaran dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi mahasiswa? 3. Apakah ada pengaruh pengajaran dengan melakukan praktikum komputer dan peninjauan lapangan terhadap penguasaan teori yang diberikan? 1.3. Tujuan Penelitian. Tujuan dari kegiatan teaching grant ini adalah: 1. 2. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah manajemen produksi yang sudah diberikan selama ini. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah manajemen produksi setelah dilakukan perbaikan metode mengajar ini Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari pengajaran yang menggunakan software dengan praktikum komputer dan peninjauan ke lapangan? 1.4 Manfaat Penelitian. Dengan adanya perbaikan metode mengajar ini diharapkan hasilnya sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah manajemen produksi selama ini. ISSN 1829-8958 2. Dapat mengetahui bagaiman pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah manajemen produksi setelah dilakukan perbaikan metode mengajar ini. 3. Dapat mengetahui berapa besar pengaruh pengenalan dan penggunaan software serta peninjauan ke lapangan terhadap pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah manajemen produksi. 2. TINJAUAN TEORITIK DAN KONSEP PERBAIKAN PENGEMBANGAN 2.1 Landasan Teoritik Metode pengajaran dirancang dengan memperhatikan keseimbangan antara peningkatan pengetahuan teoritis dan peningkatan ketrampilan yang dilaksanakan dengan melalui: (1) perkuliahan, (2) tugas baca, latihan tertulis, diskusi, (3) penulisan makalah ilmiah dan seminar, (4) belajar mandiri, (5) tugas akhir. Cara pengajaran ini diharapkan dapat memperkokoh latar belakang pengetahuan teoritis yang dimiliki oleh lulusan serta memiliki ketrampilan dalam penerapan di lapangan. Cara belajar ini dirancang untuk membuat peserta selalu aktif belajar. 2.2 Konsep Perbaikan dan Pengembangan Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Produksi akan ditekankan pada beberapa konsep perbaikan dan pengembangan pengajaran sebagai berikut: a) Perbaikan metode perkuliahan berupa kuliah tatap muka, tugas rumah, diskusi, posttest dan ujian akhir. b) Perbaikan metode dan media pengajaran berupa perbaikan dan pengembangan materi pelajaran dan pembuatan SAP, melengkapi media pengajaran dengan peralatan audio visual. c) Penyiapan penggunaan teknik peninjauan lapangan dan penetapan lokasi perusahaan yang dapat dikunjungi. 2.2.1 Perbaikan Metode Perkuliahan Dalam kuliah tatap muka menggunakan berbagai jenis teknik yang dilakukan secara tepat dan penuh kesadaran oleh pengajar, dan ini akan memperbesar minat belajar para peserta didik dan karena itu pula akan mempertinggi hasil belajar mereka (Alipandie, 1984: 72). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran akan meningkat bila dalam proses itu melibatkan keaktifan mahasiswa sebanyak mungkin. Keterlibatan itu akan dapat terlaksana bila materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran disampaikan dengan cara menarik. Kegiatan selanjutnya memberi penjelasan tentang teori, konsep, untuk materi yang dibahas pada minggu yang bersangkutan. 46 Perbaikan Proses Mengajar Mata Kuliah Manajemen Produksi untuk Mahasiswa Politeknik melalui Pengembangan Metode Mengajar (Mulyadi) Setelah seluruh materi selesai disajikan untuk minggu yang bersangkutan, kemudian mahasiswa diberi tugas rumah. Dengan kegiatan memberikan tugas ini mahasiswa akan terangsang untuk meningkatkan aktivitas belajarnya kearah yang lebih baik serta dapat memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab (Roestiyah, 1995). Tugas ini diberikan dalam bentuk essay yang sebagian besar berupa soal-soal aplikasi dalam menyelesaikan masalah. Tugas rumah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami materi yang baru saja dibahas pada pertemuan tatap muka. Kemudian untuk kuliah berikutnya kegiatan diskusi dilaksanakan dalam satu sessi sebanyak 20-25 mahasiswa yang dibagi dalam kelompok kecil 4 – 5 orang. dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik misalnya studi kasus untuk pemecahan masalah, berhitung dengan angka untuk pemecahan soal matematika. 2.2.2 Perbaikan Materi dan Media Pengajaran Dalam menyiapkan bahan-bahan perkuliahan perlu dilengkapi buku-buku teks yang terbaru. Sebagian buku-buku teks asing sudah dilengkapi dengan CD, dari itu perlu disiapkan infokus dan laptop dalam perkuliahan di kelas. Perbaikan dan pengembangan materi pelajaran dapat dilaksanakan dengan berdasarkan prinsip teori belajar behaviorisme, dimana materi pelajaran disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga mahasiswa mudah mempelajarinya. Setiap kali unit tersebut selesai dipelajari diharapkan mahasiswa segera memperoleh umpan balik. Dan setiap unit materi pelajaran tersebut harus dikuasai terlebih dahulu oleh setiap mahasiswa sebelum melanjutkan ke materi berikutnya (Soekamto, 1997). Namun demikian proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila mahasiswa ikut berpartisipasi secara aktif didalamnya. Menurut Gagne (1985), belajar tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah tetapi hanya akan terjadi dengan ada kondisi-kondisi tertentu, yaitu: factor internal, yang merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli yang secara sengaja diatur oleh dosen dengan tujuan untuk memperlancar proses belajar. sedangkan untuk kondisi eksternal yang telah dilaksanakan oleh dosen yang bersangkutan baru terbatas pada penyiapan SAP dan materi pelajaran. Untuk itu masih perlu dikembangkan dan diperbaiki penyajian stimuli untuk memperlancar proses belajar, antara lain dengan mengembangkan media pengajaran, seperti pembuatan video cassette. Satuan acara pengajaran (SAP) berisi materi kuliah yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Didalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut: Uraian, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya, model dan demontrasi gerak Contoh dan non contoh yang pasti dan konkrit dari uraian konsep yang bersifat abstrak Latihan yang merupakan praktek bagi mahasiswa untuk menerapkan konsep abstrak yang sedang Pada bagian penutup terdiri dari : Pelaksanaan hasil tes belajar untuk dijawab dan dikerjakan mahasiswa, umpan balik yang merupakan informasi atas hasil tes, tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun mempersiapkan diri mengikuti pertemuan yang akan datang. 3. METODE PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SISTEM 3.1. Materi pendukung Untuk mendukung usaha perbaikan proses belajar mengajar dan evaluasinya diperlukan sarana, dan prasarana pendukung infokus dan laptop yang digunakan sebagai media untuk meyampaikan materi ajar dalam bentuk gambar dan foto berbagai macam fenomena/konsep yang ada dalam perusahaan manufaktur dan proses produksi. Sarana pendukung lain yang diperlukan adalah video kamera dan kamera foto untuk merekam dan memotret berbagai macam kegiatan belajar mengajar seperti melihat dan mendengar ulang kejadian tentang aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan ataupun dalam diskusi serta penampilan dosen dalam memberikan kuliah dan membimbing mahasiswa. 3.2. Perencanaan 3.2.1. Subjek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Politeknik Negeri Padang Program Studi teknik mesin angkatan 2006 yang mengikuti mata kuliah Manajemen Produksi. 3.2.2. Yang Terlibat Dalam Kegiatan Kegiatan ini merupakan penelitian tindakan class (classroom action research) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas oleh dosen yang bersangkutan berdasarkan kekurangan-kekurangan di dalam pembelajaran yang dirasakan selama ini, dimana anggota peneliti terdiri dari dua orang dosen, yang mengajar mata kuliah Manajemen Produksi (mata kuliah ini ditawarkan pada semester ganjil Oktober-Februari 2007). Kedua dosen bertindak sekaligus sebagai instruktur dalam kegiatan belajar mengajar. Ketua peneliti disamping memberikan kuliah tatap muka juga bertindak sebagai pengelola dalam semua kegiatan. Setelah beberapa kali pertemuan proses belajar mengajar berlangsung 47 Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.1, Juni 2008 dilakukan diskusi diantara tim untuk membahas permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebagai dasar melakukan tindakan berikutnya. 3.2.3. Rencana Tindakan Dalam rangka rencana perbaikan mata kuliah Manajemen Produksi Pada Jurusan Mesin Politeknik Negeri Padang ini penulis akan melakukan beberapa langkah perbaikan sebagai berikut: a. Mempelajari silabus mata kuliah Manajemen Produksi yang digunakan oleh jurusan lain seperti Fakultas Teknik Universitas Andalas, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Padang. Kemudian membandingkannya dengan silabus yang sudah digunakan selama ini di Politeknik Negeri Padang. Dan akan diadakan diskusi perbaikan silabus Mata Kuliah Manajemen Produksi dengan staf pengajar Manajemen Produksi di Politeknik Negeri Padang. b. Mewawancarai pihak-pihak yang dianggap relevan diantaranya: mahasiswa Jurusan Mesin Politeknik Negeri Padang yang sudah mengambil mata kuliah Manajemen Produksi, dosen-dosen yang pernah mengajar mata Manajemen Produksi dan dosen-dosen Politeknik Negeri Padang yang aktif dalam penelitian. Untuk itu akan diambil beberapa sampel sesuai dengan kebutuhan. c. Membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP) d. Membuat buku ajar Manajemen Produksi untuk mata kuliah e. Melengkapi sarana pengajaran dengan menyiapkan program software, infokus dan laptop yang akan digunakan dalam perkuliahan, f. Menyiapkan tempat dan waktu praktek mahasiswa di labor komputer dalam rangka menggunakan software. 3.2.4. Pelaksanaan Kegiatan ISSN 1829-8958 a. Pengamatan Langsung. Karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa seoptimal mungkin, maka data yang diperlukan terutama yang menyangkut aktivitas tersebut. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas mahasiswa pada saat perkuliahan tatap muka (penyampaian materi perkuliahan) dan pada saat kegiatan diskusi. b. Wawancara Untuk mengetahui kesan ataupun persepsi mahasiswa tentang proses perkuliahan Manajemen Produksi yang sedang mereka ikuti dilakukan wawancara langsung dengan lisan ataupun dengan cara tidak langsung tertulis, yang dilakukan secara acak, ada kalanya setelah perkuliahan tatap muka selesai setelah kegiatan diskusi, dan adakalanya setelah postest. Untuk wawancara secara langsung mahasiswa yang diwawancarai sebanyak dua orang yang diambil secara acak, sedangkan untuk wawancara tertulis melibatkan seluruh mahasiswa. Yang ditanyakan hal-hal positif yang dilakukan dosen dan saran-saran perbaikan menurut mereka sehubungan dengan kegiatan tatap muka/penyajian, posttest, dan diskusi, hasil wawancara ini dicatat dan dianalisis. Setelah selesai ujian tengah semester, mahasiswa diberi angket untuk menanyakan kembali tentang kesan dan persepsi mereka secara keseluruhan tentang perkuliahan . 3.3.2. Teknik Analisis Data Secara umum data dan informasi yang diperoleh dalam observasi dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu kuantitatif keaktifan mahasiswa, informasi tentang hal-hal positif dan negatif serta saran-saran perbaikan dan skor yang diperoleh mahasiswa dalam posttest dan ujian akhir siklus pertama. Teknik analisis tiap kelompok data adalah sebagai berikut : a. Data Keaktiifan Mahasiswa 3.3. Observasi Data keaktifan mahasiswa yang diamati dibagi dalam tiga bagian, yaitu keaktifan pada saat perkuliahan, keaktifan pada saat kegiatan diskusi, dan keaktifan dalam membuat tugas. Untuk keaktifan dalam perkuliahan dan kegiatan diskusi masing-masing dibagi lagi atas dua aspek yaitu aktivitas positif dan aktivitas negatif. Untuk data pada aktivitas yang positif yaitu yang mendukung kegiatan perkuliahan dan aktivitas negatif yang menghambat kelancaran perkuliahan. 3.3.1. Teknik Pengumpulan Data. b. Nilai Mahasiswa. Pada kegiatan ini pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara, merekam dengan kamera video dan rekaman pita, dan melaksanakan test dalam bentuk posttest dan test setiap akhir siklus. Dari data mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Produksi terdiri dari empat (4) bentuk nilai/skor, yaitu nilai/skor posttest setiap akhir pokok bahasan, nilai Ujian Tengah Semester, nilai praktek Kegiatan ini dilaksanakan dalam satu semester dengan dua tahapan. Tahapan yang pertama adalah dari awal semester sampai ujian tengah semester dan tahapan kedua dilanjutkan dari setelah ujian tengah semester sampai ujian semester. Hasil ujian tengah semester dan ujian semester akan digunakan sebagai bahan analisis kegiatan. 48 Perbaikan Proses Mengajar Mata Kuliah Manajemen Produksi untuk Mahasiswa Politeknik melalui Pengembangan Metode Mengajar (Mulyadi) penguasaan penggunaan software dan nilai Ujian Akhir Semester. Setelah didapat nilai pada setiap topik bahasan akan diberikan pertanyaan kepada mahasiswa untuk mengetahui kelemahan yang diberikan dalam perkuliahan topik tersebut. Dan untuk topik berikutnya akan dilakukan langkah perbaikan. Jadi perbaikan dan koreksi akan dilakukan setelah setiap evaluasi topik-topik tertentu perkuliahan. 3.3.3. Teknik Pemecahan Masalah Dari hasil penelitian ini nantinya akan disarankan untuk mengadakan perbaikan dalam metoda sistem pengajaran mata kuliah Manajemen Produksi. Disamping metoda yang sudah biasa dilakukan, yaitu kuliah mimbar dengan memberikan latihan-latihan yang hanya melakukan penyelesaian masalah secara manual akan diberikan tambahan metoda mengajar yang lain yaitu praktikum di labor komputer untuk mengenalkan penggunaan beberapa soft ware yang dibutuhkan dan metode simulasi untuk beberapa teknik pemecahan masalah serta kunjungan ke lapangan Untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan penggunaan komputer dalam mata kuliah Manajemen Produksi akan dilakukan uji coba penggunaan beberapa program yang dibutuhkan. Hasilnya akan dibandingkan dengan metoda mengajar yang sudah pernah dilakukan. 4. HASIL IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1. Keaktifan Mahasiswa Keaktifan mahasiswa diamati dalam tiga bentuk kegiatan, yaitu keaktifan pada saat perkuliahan, diskusi kelas dan membuat tugas yang diberikan. Disamping itu keaktifan mahasiswa juga dapat dilihat sewaktu pengenalan program komputer dan studi lapangan. Pengamatan dilakukan terhadap mahasiswa kelas III pagi dengan jumlah mahasiswa sebanyak 26 orang. 4.1.1. Kegiatan Perkuliahan (Kuliah Mimbar) Selama perkuliahan mimbar berlangsung beraneka ragam kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, baik kegiatan yang positif ataupun kegiatan negatif. Adapun kegiatan positif yang dilakukan mahasiswa yaitu: memperhatikan penjelasan dosen, mengajukan pertanyaan pada dosen, menjawab pertanyaan dosen, memperhatikan teman bertanya, mencatat materi kuliah, mengerjakan contoh soal, menyelesaikan soal ke depan. Sedangkan kegiatan negatif yang dilakukan mahasiswa adalah: terlambat masuk kelas, acuh, mengantuk bercanda dengan teman, gelisah, minta izin keluar. Pengamatan dilakukan pada tiga kali kuliah kuliah mimbar, yaitu: kuliah 1 materi tentang teori, kuliah 2 perhitungan, kuliah 3 teori. Karena mata kuliah manajemen produksi terdiri dari mata kuliah teori dan sebagian topik kuliah berhubungan dengan perhitungan-perhitungan kuantitatif. Dari tiga kali pengamatan didapat hasil sebagai berikut: Tabel 2. Kegiatan Selama Kuliah Mimbar Berlangsung Aktivitas Mahasiswa Kuliah 1 Kuliah 2 Kuliah 3 (orang) (orang) (orang) Aktifitas Positif 1. Memperhatikan penjelasan dosen 26 23 21 2. Mengajukan pertanyaan pada dosen 3 4 2 3. Menjawab dosen 1 1 1 4. Memperhatikan bertanya 25] 23 18 5. Mencatat materi kuliah 26 26 26 6. Mengerjakan contoh soal - 20 - 7. Menyelesaikan soal ke depan - 1 - pertanyaan teman Aktivitas Negatif 1. Terlambat masuk kelas 0 2 5 2. Acuh 0 0 3 3. Mengantuk 2 0 5 4. Bercanda dengan teman 1 1 3 5. Gelisah Minta izin keluar 1 1 4 Dari tiga kali pengamatan yang dilakukan ternyata pada kuliah pertama hampir semua mahasiswa memperhatikan dosen menjelaskan materi kuliah, karena pada kuliah pertama lebih banyak diberikan penjelasan dan pengenalan tentang mata kuliah manajemen produksi dan apa saja yang akan dibahas dalam kuliah satu semester ini. Pada kuliah pertama ini juga diberikan cerita tentang beberapa kegiatan produksi yang terdapat pada beberap jenis industri yang ada di Negara kita ini. Berarti kuliah pertama cukup menarik bagi mahasiswa. Pada kuliah pertama ini sifat negatif mahasiswa tidak terlihat karena mungkin mereka ingin tahu topik/ materi kuliah yang akan mereka dapat selama satu semester kedepan . Pada pengamatan kedua materi kuliah adalah yang berhubungan dengan soal dan perhitungan. Saat ini mahasiswa juga cendrung lebih serius dibandingkan dengan pengamatan ketiga yaitu materi kuliah tentang teori saja. Dan sifat negatif juga lebih terlihat pada saat materi kuliah yang diberikan bersifat teori dibandingkan dengan perhitungan. 4.1.2. Kegiatan Diskusi Kelas Kegiatan diskusi kelas dilakukan dua kali selama satu semester. Yang menjadi topik diskusi adalah bahan yang menjadi tugas rumah dan tugas tersebut didiskusikan. Tugas juga diberikan dalam bentuk teori dan perhitungan. Kuliah 1 materi diskusi tentang teori dan kuliah 2 materi diskusi tentang 49 Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.1, Juni 2008 perhitungan. Dalam kegiatan diskusi kelas ini juga ada sikap positif dan negatif yang dilakukan oleh mahasiswa. Sikap positif mahasiswa sewaktu kegiatan diskusi kelas berlangsung adalah: memperhatikan penjelasan materi (presentasi), mengajukan pertanyaan, menanggapi pertanyaan teman, mencatat hasil diskusi. Sikap negatif yang dilakukan selama berlangsungnya diskusi kelas adalah: acuh, ngobrol dengan teman, minta izin keluar. Dari dua kali pengamatan didapat data sebagai berikut: Tabel 3. Kegiatan Selama Diskusi Kelas Berlangsung No Aktivitas Mahasiswa Kuliah 1 (orang) Kuliah 2 (orang) 23 20 3 Aktivitas Positif 1. Memperhatikan materi (presentasi) penjelasan 2. Mengajukan pertanyaan 5 3. Menanggapi pertanyaan teman 3 1 4. Mencatat hasil diskusi 10 15 Aktivitas Negatif 1. Acuh 3 6 2. Ngobrol dengan teman 6 4 3. Minta izin keluar 2 4 Dari dua kali tugas rumah yang diberikan mahasiswa yang mengerjakan tuntas untuk materi kuliah teori lebih banyak dibandingkan dengan materi kuliah perhitungan, sebaliknya yang tidak mengerjakan sama sekali lebih banyak pada materi tugas perhitungan dibandingkan dengan materi tugas teori. Mahasiswa yang tidak mengerjakan sama sekali dengan alasan tidak mengerti dan karena tidak masuk pada perkuliahan sebelumnya. 4.1.4. 4.1.3. Kegiatan Tugas Rumah Tugas rumah diberikan dua kali yaitu: tugas 1 untuk materi kuliah teori saja dan tugas 2 untuk materi kuliah yang ada perhitungan. Kriteria aktivitas mahasiswa dalam mengerjakan tugas rumah ini adalah: mengerjakan tuntas, mengerjakan sebagian dan tidak mengerjakan sama sekali. Dari hasil pengamatan terhadap 26 peserta kuliah diperoleh informasi sebagai berikut Tabel 4. Kegiatan Tugas Rumah No. Tugas 1 Tugas 2 1. Mengerjakan tuntas Aktivitas Mahasiswa 20 16 2. Mengerjakan sebagian 4 6 3. Tidak mengerjakan 2 4 Presentasi Tugas Rumah Tugas rumah dipresentasikan didepan kelas dan diperhatikan oleh semua mahasiswa, presentasi dilaksanakan selama 20 menit. Selesai presentasi mahasiswa meminta teman-temannya untuk bertanya dan memberikan rekomendasi dan masukan untuk kesempurnaan tugas yang telah dipresentasikan. Kriteria aktivitas mahasiswa dalam mempresentasikan tugas rumah ini adalah: ingin segera presentasi, ditunjuk untuk presentasi, raguragu untuk presentasi, menolak untuk presentasi dan tidak mau presentasi. Dari hasil pengamatan terhadap 26 peserta kuliah diperoleh informasi sebagai berikut: Tabel 5. Presentasi Tugas Rumah No. Pada kegiatan diskusi kelas ini terlihat bahwa pada saat materi diskusi berhubungan dengan teori saja, maka mahasiswa cendrung lebih tertarik dibandingkan dengan materi diskusi yang berhubungan dengan perhitungan. Berarti mahasiswa yang tidak mengerti dan tidak peduli dengan perhitungan lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak peduli dengan materi kuliah teori. Mahasiswa yang mengajukan pertanyaan pada kuliah teori lebih banyak dibandingkan dengan kuliah perhitungan. Mahasiswa yang bertanya dianggap lebih mengerti dibandingkan dengan yang tidak bertanya. Berarti mahasiswa yang lebih paham kuliah teori lebih banyak dibandingkan dengan yang paham kuliah perhitungan. ISSN 1829-8958 Aktivitas Mahasiswa Mahasiswa (orang) 1. Ingin segera presentasi 6 2. Ditunjuk untuk presentasi 17 3. Ragu-ragu untuk presentasi 2 4. Menolak untuk presentasi 1 5. Tidak mau presentasi 0 Dari pengamatan presentasi tugas rumah, ada sekitar 25 % ingin segera presentasi dengan spontan. Ini karena mereka sangat antusias dengan tugas rumah yang mereka kerjakan. Sebagian besar mahasiswa ditunjuk untuk presentasi, karena mereka hanya mengerjakan tugas rumah mendekati sempurna. Kurang dari 10 % yang ragu-ragu untuk mempresentasikan tugas rumah yang telah dikerjakan, karena kondisinya yang masih belum sempurna. Hanya satu orang yang menunda melakukan presentasi tugas rumah, karena masih sedang mengerjakannya. Semua mahasiswa mau mempresentasikan hasil tugas rumah yang sudah mereka kerjakan. 4.1.5. Pengenalan Program Komputer Pengenalan program komputer hanya diberikan dengan menggunakan infokus saja dan program dijalankan oleh dosen. Mahasiswa diberi kesempatan bertanya hal-hal yang tidak mengerti. Dari 26 mahasiswa, yang bertanya ada sekitar 6 orang. Materi yang ditanyakan adalah tentang penggunaan fungsifungsi dari program yang diberikan. 50 Perbaikan Proses Mengajar Mata Kuliah Manajemen Produksi untuk Mahasiswa Politeknik melalui Pengembangan Metode Mengajar (Mulyadi) 4.1.6. Kunjungan Lapangan ke Pabrik Kunjungan lapangan dilakukan satu kali yaitu ke pabrik pengolahan produk dari plastik bekas (proses daur ulang) yang terdapat di Bukittinggi. Produk yang dihasilkan antara lain gayung air, derigen, baskom, ember plastik, celengan plastik, dan lainlain. Kegiatan yang dilihat adalah proses produksi dan kegiatan manajemen produksi. Untuk satu kali kunjungan lapangan ini diikuti oleh 40 orang mahasiswa. Mahasiswa yang tidak ikut adalah yang terlambat datang yaitu 1 orang. Dari hasil kunjungan lapangan ini terlihat antusias mahasiswa. Mereka banyak aktif bertanya hal-hal yang tidak mereka ketahui. Untuk mengetahui manfaat dari kunjungan lapangan ini diberikan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa. Jawaban yang diberikan mahasiswa adalah sebagai berikut: Tabel 6. Kegiatan Kunjungan Lapangan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Keterangan Kunj lap ini bermanfaat bagi saudara Kunj lap ini hanya untuk hura-hura Kunj lap ini diperlukan untuk beberapa mata kuliah lain Kunj lap ini sebaiknya dilakukan lebih dari 1 x Kunj lap ini sebaiknya juga dilakukan ke pabrik di luar Sumbar Kunj lap ini sebaiknya dilakukan ke beberapa jenis industri Kunj lap ini hanya menambah pengeluaran mhs saja Kunj lap ini tidak ada manfaatnya terhadap penguasaan materi kuliah Sangat Setuju Setuju 20 6 Kurang Setuju Tidak Setuju 0 0 ini sangat bermanfaat untuk penguasaan materi kuliah. 5. Penilaian Kinerja Untuk mengukur keberhasilan dalam metode yang diperbaiki ini dilihat hasil yang dicapai pada setiap tahapan evaluasi. Nilai yang diberikan dikelompokkan atas lima kelompok. Masing-masing tahap evaluasi diberi bobot. Dan nilai akhir adalah jumlah dari hasil kali nilai dengan bobot. Dari 26 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Manajemen Produksi diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut: Tabel 7. Evaluasi Tahap I Kelomp ok Ev. I (orang) Ev. II (orang) Rata2 (orang) UTS (orang) Nilai Tahap I Nilai (1) (2) (3) (4) (orang) 0-40 0 0 0 0 0 41-55 0 0 0 2 0 56-65 0 2 0 7 9 66-80 20 21 23 15 16 81-100 6 3 5 1 1 Keterangan: 0 0 16 (3) = (1) + (2) 10 2 Nilai Tahap I = (3) x 30% + (4) x 70% 16 10 0 0 2 16 6 2 5 14 4 3 16 8 2 0 0 0 18 8 0 0 4 22 Dari jawaban yang diberikan mahasiswa, ternyata sebagian besar mahasiswa sangat setuju dengan adanya kegiatan studi lapangan ini, terutama jika kepada mahasiswa tidak dibebankan biaya. Tidak ada mahasiswa yang menyatakan bahwa kegiatan studi lapangan ini hanya sekedar hura-hura saja atau tidak bermanfaat untuk mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa mengiginkan studi lapangan ini juga dilakukan untuk beberapa mata kuliah lain dan dilakukan ke beberapa jenis industri. Sebagian besar mahasiswa juga menyatakan bahwa studi lapangan Evaluasi tahap I dilakukan pada kuliah berikutnya setelah satu topik pembahasan dilakukan pada minggu yang sama. Materi yang dievaluasi adalah yang berhubungan dengan perhitungan kuantitatif. Untuk Ujian Tengah Semester (UTS) materi yang diberikan bervariasi yaitu ada yang bersifat teori dan ada yang berupa perhitungan kuantitatif. Bahan yang diuji meliputi materi kuliah selama setengah semester. Yaitu sekitar delapan kali tatap muka. Dari hasil evaluasi tahap I dapat dilihat bahwa nilai mahasiswa pada saat evaluasi jauh lebih baik daripada nilai ujian tengah semester. Diduga hal ini disebabkan karena evaluasi dilakukan pada setiap selesai satu topik perkuliahan, jadi materi ujian hanya mengenai satu topik tersebut. Berarti mahasiswa lebih mampu menguasai materi evaluasi dan terfokus mempersiapkan diri. Tabel 8. Evaluasi Tahap II Kelomp ok Nilai Ev. I (orang) (1) Ev. II (orang) (2) Rata2 (orang) (3) UA (orang) (4) Nilai Tahap II (orang) 0-40 0 0 0 0 0 41-55 0 0 0 0 0 56-65 0 2 0 9 6 66-80 20 21 21 13 18 81-100 6 3 5 4 2 Keterangan: (3) = (1) + (2) 2 Nilai Tahap II = (3) x 30% + (4) x 70 ) 51 Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.1, Juni 2008 Evaluasi tahap II dilakukan pada hari yang sama setelah selesai membahas satu topik perkuliahan. Materi yang dievaluasi adalah yang berhubungan dengan teori saja. Untuk Ujian Akhir Semester materi yang diuji adalah yang berhubungan dengan teori dan analisis kuantitatif. Bahan yang diuji meliputi semua materi perkuliah selama satu semester. c. Diskusi kelas, ini dapat dilakukan setelah memberikan tugas rumah. Tugas rumah tersebut didiskusikan bersama sehingga mahasiswa sudah mempersiapkan materi diskusi sewaktu mengerjakan tugas rumah. d. Pengenalan program untuk materi tertentu yang memang software nya sudah tersedia, Kegiatan ini diperlukan agar mahasiswa bisa menggunakan fasilitas dan teknologi yang sudah tersedia, disamping juga harus mengerti pemakaian dan penerapan materi secara manual. e. Kunjungan lapangan, ini dibutuhkan untuk mensosialisasikan kegiatan dan segala hal yang terdapat di lapangan. Diharapkan mahasiswa termotivasi untuk lebih banyak mengenal teori dan mencoba mecocokkan dengan kondisi yang ada di lapangan. Untuk mahasiswa politeknik kegiatan pengenalan kondisi di perusahaan dan pabrik ini sangat diperlukan karena alumni politeknik ini diharapkan dapat menjadi tenaga kerja siap pakai. Tabel 9. Nilai Akhir Mahasisiwa Kelompok Nilai NT I (1) NT II (2) Nilai Akhir (3) 0-40 0 0 0 41-55 0 0 0 56-65 9 6 7 66-80 16 18 18 1 2 81-100 Keterangan : Nilai Akhir = (1) x 30% + (2) x 70 % 1 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pada kesempatan penelitian “teaching grant” ini penulis mencoba menerapkan beberapa metode perkuliahan sekaligus selama satu semester. Metode yang diterapkan adalah: a. b. Kuliah mimbar diiringi dengan tanya jawab setiap akhir selesai pembahasan satu topik bahasan agar mahasiswa yang belum mengerti dapat diberi kesempatan untuk menanyakan lebih jelas lagi. Kelemahan yang ditemukan dalam memberikan kuliah mimbar ini adalah mahasiswa cendrung mengantuk, acuh dan kadangkala ngobrol dan bercanda dengan teman. Terutama pada saat memberikan materi yang hanya berhubungan dengan teori. Hal ini lebih terlihat pada setelah kurang lebih enam puluh menit kuliah berjalan. Dari itu dosen harus dapat memotivasi mahasiswa agar terhindar dari rasa jenuh. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan kuis atau pertanyaanpertanyaan atau latihan-latihan. Tugas rumah, ini diberikan sebelum masuk kepada topik yang baru. Tujuan dalam memberikan tugas rumah ini untuk memotivasi mahasiswa agar mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum dosen menjelaskan topik yang baru. Disamping itu pemberian tugas rumah ini juga bertujuan untuk memotivasi mahasiswa belajar mandiri dengan mambaca dan menganalisis sendiri materi kuliah yang sudah diberikan dalam silabus perkuliahan. Pada saat pembahasan, mahasiswa dapat menanyakan hal-hal yang belum atau kurang dimengerti dan dosen hanya akan menjelaskan bagian yang tidak dimengerti tersebut. ISSN 1829-8958 6.2. Saran-saran Dari beberapa metode perkuliahan serta metode evaluasi yang diberikan, terdapat beberapa kelemahan dan kebaikan dari masing-masing metode. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik seharusnya dosen menggunakan beberapa metode sekaligus secara bervariasi, agar diperoleh hasil yang maksimal. Lima metode perkuliahan yang dicobakan pada kesempatan ini seharusnya selalu digunakan untuk seterusnya. PUSTAKA 1. Irwan, Prasetia Suciati, I.G.A.K Wardani, Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar pekerti, PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Instruksional. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Jakarta, 1997. 2. Jonner Simarmarta. MM, Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan Tinggi Profesional Berdasarkan Analisa Kompetensi , Jurnal Akademika APTISI KOPERTIS Wilayah X. , 2003. 3. McDermot, Lillian C, Shaffer, Petter S, and Somers, Mark D. Research as Aquide for Teaching Introductory Mechanics an Illustration in The Context of The Atwood’s Machine, 1994. 4. PAU-PPAI, 1996, Mengajar di Perguruan Tinggi , bagian IV Program Aplied Aproach, PAU – PPAI , Dirjen Dikti Depdikbud Jakarta. 5. Prayitno, Membangun Jaringan Akademik untuk Motivasi Kepemimpinan Profesi. Jurnal 52 Perbaikan Proses Mengajar Mata Kuliah Manajemen Produksi untuk Mahasiswa Politeknik melalui Pengembangan Metode Mengajar (Mulyadi) Lontor Gajah mada, Volume 1, Yokyakarta, 2004. 6. Roestiyah N.K.. Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta. Bina Aksara, 1985. 7. Suparman. Atwi, Pokok–pokok panduan penulisan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi, PAU–Dirjen Dikti Depdikbud, 1994. 8. Soekamto, Toeti, Teori Belajar dan Model– model Pembelajaran Pekerti, PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Insruksional. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, 1997. 9. Suparman, Atwi, Garis–garis Besar Program Pengajaran Pekerti, PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktifitas Instruksional. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Jakarta, 1997. 10. Suparman, Atwi, Desain Instruksional. Pekerti, PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktifitas Instruksional. Dikti, Jakarta, 1997. 53