PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS DAN KEBIJAKAN UTANG TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI Fera Sriyunianti Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang Abstract This research aims to examine the effect of free cash flow and debt policy on the investment decision. This study also examines the expected free cash flow agency problem on investment decision.In so doing, this study conducted112 observations from 2008 to 2011. The manufacturing firms which were listed in Bursa Efek Jakarta since 2000wereselected as samples. Meanwhile, firms which did not have complete financial statementwere excluded from sample selection. Similarly, firms which were dealing with company takeover, acquisition and merger, were also excluded due to the fact that these firms have different characteristics in their investment modes. Data were obtained from yearlyIDX (Indonesia Stock Exchange) Fact Book.Further, the hypotheses wereexamined through regression models and Chow Test.The results show that there area positive insignifficant effect of last periodfree cash flow on investment decision and negative insignifficant effect of current free cash flow on investment decision. The results were also provide evidences to support the negative signifficant effect of debt policy on investment decision but cannot provide evidence to support the negative effect of debt policy on the use of free cash flow on investment decision. However, the results show a positive signifficant effect of last free cash flow on investment decision and a negative effect of debt policy on the use of free cash flow on investment decision for the low investment opportunity firms.Therefore, this study concludesthat there is no free cash flow agency problem on investment decision for all firms. Keywords: Investment decision, free cash flow, debt policy and the agency problem of free cash flow Pendahuluan Keputusan investasi merupakan salah satu keputusan manajerial yang penting dalam kegiatan operasional perusahaan.Myers, Brealey dan Marcus(2001) mendefinisikan keputusan investasi sebagai keputusan untuk berinvestasi pada aktiva riil seperti peralatan, tanah, dan knowhow.Perusahaan memutuskan berinvestasi apabila investasi tersebut dapat memberikan manfaat di masa datang (Seitz dan Ellison 1999). Berbagai literatur keuangan telah mendokumentasikan pengaruh aliran kas terhadap keputusan investasi. Menurut Modigliani dan Miller (1958), keputusan investasi perusahaan tidak bergantung pada kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan akan melakukan investasi apabila nilai sekarang dari aliran kasinvestasi melebihi nilaiinvestasi tersebut. Walaupun demikian, beberapa peneliti telah mendokumentasikan hubungan positif keputusan investasi terhadap kondisi keuangan perusahaan (misalnya, Fazzari, Hubbard dan Petersen 1988 dalam analisis Hubbard 1998 dan Richardson 2006). Peneliti menggunakan aliran kas perusahaan sebagai proksi kondisi keuangan perusahaan. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan ke-tergantungan keputusan investasi ter-hadap aliran kas perusahaan. Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan hubungan antara keputusan investasi dengan aliran kas. Salah satu faktor tersebut adalah masalah keagenan aliran kas bebas antara manajer dan pemegang saham (Jensen 1986; 1987). Aliran kas bebas merupakan aliran kas yang harus dibayarkan kepada peme-gang saham. Walaupun demikian, mana-jer dapat menginvestasikan kembali alir-an kas bebas tersebut dengan harapan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penginvestasian kembali aliran kas bebas menimbulkan masalah keagenan apabila manajer cenderung menginvestasikan aliran kas bebas daripada mem-bayarkannya kepada pemegang saham. Manajer tetap melakukan investasi wa-laupun proyek tersebut tidak memiliki nilai net present value (NPV) yang positif lagi. Jika manajer melakukan investasi pada proyek yang tidak memiliki NPV positif, maka keputusan investasi ini dinilai tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Cleary (1999) menya-takan bahwa kondisi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan juga dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara keputusan investasi dengan aliran kas. Ketidakpastian pada prospek perusahaan mempengaruhi pe-nilaian pemegang saham mengenai nilai perusahaan serta kebutuhan pendanaan investasi. Pemegang saham dapat me-lakukan undervalue nilai saham peru-sahaan, meningkatkan pengendalian pa-sar dan biaya modal. Kondisi ini me-motivasi manajer perusahaan untuk menghindari pendanaan eksternal. Oleh karena itu, manajer akan cenderung menggunakan sumber pendanaan inter-nal daripada sumber pendanaan eks-ternal dalam melakukan investasi. Masalah keagenan dapat diminimalisir dengan menggunakan mekanisme pengendalian tertentu. Jensen (1987) berpendapat bahwa utang dapat mengu-rangi biaya keagenan aliran kas bebas dengan cara mengurangi ketersediaan a-liran kas untuk pengeluaran diskresi ma-najer. Walaupun demikian, mekanisme pengendalian dengan menggunakan utang tidak dapat memberikan manfaat pada perusahaan yang bertumbuh 78 tinggi. Perusahaan-perusahaan ini perlu mela-kukan investasi sepanjang kesempatan investasinya tinggi. Tingkat utang yang tinggi dinilai dapat mengurangi keter-sediaan sumber dana investasi dan ak-hirnya menimbulkan underinvestment. Banyak penelitian terdahulu yang telah mendokumentasikan pengaruh aliran kas bebas terhadap kebijakan utang dan keputusan investasi sebagai ma-salah keagenan (misalnya, Richardson 2006, Pawlina dan Renneboog 2005 dan Tarjo 2005). Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh aliran kas bebas dan kebijakan utang terhadap keputusan investasi. Variable kebijakan utang digu-nakan untuk menjelaskan kemungkinan adanya masalah keagenan aliran kas be-bas dalam keputusan investasi.Peneli-tian ini juga menggunakan informasi la-poran arus kas untuk mengukur aliran kas bebas perusahaan.Hal ini dilakukan karena masih sedikit peneliti yang menggunakan informasi laporan arus kas untuk mengukur aliran kas bebas. Review teori dan pengembang hipotesis Teori Keagenan Teori keagenan merupakan suatu teori yang menjelaskan hubungan keagenan antara principle dan agen serta masalah-masalah keagenan yang muncul dalam hubungan tersebut.Salah satu hubungan keagenan dalam suatu perusahaan ada-lah hubungan antara manajer dan pe-megang saham. Manajer merupakan agen pemegang saham yang bertanggung jawab untuk mengelola kekayaan pemegang saham di perusahaan.Mereka memiliki wewenang mengambil keputusan yang seharusnya sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Walaupun demikian, Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi ketika manajer maupun pemegang sa-ham sama-sama berkepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan masing-masing. Faktor pemaksimalan kesejahte-raan ini akan memotivasi manajer untuk membuat keputusan yang mengun-tungkan dari sisi manajer namun meru-gikan (costly) Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi dari sisi pemegang saham. Oleh karena itu, perbedaan kepentingan ini menyebabkan masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham. Menurut Jensen (1986), masalah keagenan aliran kas bebas adalah masa-lah bagaimana memotivasi manajer agar menggunakan kas pada hal-hal selain menginvestasikannya pada proyek-proyek yang memiliki NPV negatif atau kegiatan-kegiatan yang tidak efisien. Penginvestasian pada proyek-proyek yang memiliki NPV negatif dapat mening-katkan kekayaan perusahaan namun me-ngurangi nilai perusahaan. Walaupun de-mikian, pembayaran kas untuk peme-gang saham mengurangi sumber danamanajer dalam melaksanakan berbagai kebijakannya. Oleh karena itu, manajer cenderung untuk menginvestasikan kem-bali aliran kas bebas daripada memba-yarkannya kepada pemegang saham. Masalah keagenan aliran kas bebas dapat dikurangi dengan cara melakukan mekanisme pengendalian tertentu. Jen-sen (1986, 1987) mengajukan suatu teori aliran kas bebas yang memprediksikan mengenai penggunaan aliran kas bebas, pengaruhnya serta mekanisme pengendalian untuk mengurangi biaya keagenan aliran kas bebas. Keputusan Investasi, Aliran Kas Bebas dan Kebijakan Utang Investasi merupakan pengeluaran yang diharapkan dapat menghasilkan manfaat di masa datang (Seitz dan Ellison 1999). Perusahaan dapat berinvestasi dalam bentuk asetfinansial, berwujud maupun tidak berwujud. Literatur keuangan mendefinisikan asetberwujud dan tidak berwujud sebagai aktiva riil. Keputusan untuk berinvestasi pada asetriil disebut sebagai keputusan investasi (Myers et al. 2001). Suatu keputusan investasi yang baik memerlukan perencanaan yang baik. Ke-putusan investasi memerlukan beberapa kriteria, antara lain kriteria pembuatan keputusan, waktu pelaksanaan, keputus-an penggantian investasi, pilihan inves-tasi jangka pendek atau jangka panjang(Myers et al. 2001). Perhatian pada kriteria- kriteria ini dapat mempengaruhi keberhasilan suatu keputusan investasi. Sebagai contoh, penelitian Freund, Pre-zas dan Vasudevan (2003) dan Chen (2006) telah membuktikan rendahnya kinerja pada perusahaandiversifikasian daripada perusahaanyang memiliki satu jenis usaha dan penurunan kinerja pada perusahaanyang memiliki set kesempatan investasi yang rendah. Hasil penelitian ini membuktikan perlunya suatu perhatian terhadap kriteria keputusan in-vestasi. Istilah aliran kas bebas pertama kali diperkenalkan oleh Jensen (1986). Jensen (1986) mendefinisikan aliran kas bebas sebagai: …cash flow in excess of that required to fund all projects that have positive net present values when discounted at the relevant cost of capital. Such free cash flow must be paid out to shareholders if the firm is to be efficient and to maximize value for shareholders. Definisi ini mengindikasikan bahwa aliran kas bebas tidak akan digunakan untuk kegiatan lainnya kecuali dibagikan kepa-da pemegang saham. Walaupun demi-kian, pemegang saham berkemungkinan besar menginginkan aliran kas bebas ter-sebut untuk diinvestasikan kembali agar dapat meningkatkan kinerja atau nilai pa-sar perusahaan. Penginvestasian kembali aliran kas bebas bertentangan dengan pendapat Modigliani dan Miller (1958). Menurut mereka, keputusan investasi perusahaan tidak akan tergantung pada kondisi ke-uangannya. Perusahaan melakukan in-vestasi apabila nilai sekarang aliran kas yang akan diterima melebihi pembe-lanjaan modalnya. Walaupun demikian, dalam suatu pasar yang tidak sempurna (imperfect market)(Hubbard 1998), kon-disi keuangan dapat relevan dengan keputusan investasi. Asimetri informasi an-tara manajer dan pemegang saham mengenai kualitas suatu proyek dan prospek perusahaan akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan pendanaan ma-najer. Manajer berkemungkinan besar cenderung untuk menggunakan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 79 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi aliran kas bebas daripada sumber pendanaan eksternal. Beberapa peneliti telah membuktikan pengaruh aliran kas bebas terhadap keputusan investasi. Fazzari, Hubbard dan Petersen (1988) telah membuktikan pengaruh positif aliran kas bebas ter-hadap keputusan investasi. Pengaruh positif ini lebih besar terjadi pada pe-rusahaan yang memiliki tekanan secara keuangan 1 (financially constraint firm) . Cleary (1999) merespon penelitian Fazzari, Hubbard dan Petersen (1988) dengan cara membagi perusahaan menurut indeks tekanan secara ke-uangannya (ZFC). Penelitiannya membe-rikan hasil yang berbeda dengan hasil penelitian Fazzari, Hubbard dan Petersen (1988).Cleary menemukan pengaruhpositif aliran kas terhadap keputusan investasi lebih besar terjadi pada perusahaan yang tidak mengalami tekanan secara keuangan. Hasil pene-litiannya juga mengindikasikan tidak adanya pengaruh tekanan keuangan terhadap keputusan investasi. Pawlina dan Renneboog (2005) menguji pengaruh aliran kas terhadap keputusan investasi tanpa membagi sampel penelitiannya menurut tekanan keuangannya. Mereka membuktikan hasil yang sama dengan penelitian Fazzari, Hubbard dan Petersen (1988) dan Cleary (1999). Pawlina dan Renneboog memberikan bukti secara statistik mengenai pengaruh positif aliran kas terhadap keputusan investasi perusahaan-perusahaan di Inggris. Walaupun demikian, hasil penelitian me-reka tidak sama dengan hasil penelitian Goergen dan Renneboog (2001). Goergen dan Renneboog (2001) me-nemukan bahwa aliran kas bebas tahun lalu memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan investasi sekarang. Mereka berpendapat bahwa pengaruh negatif tersebut mengindikasikan tidak adanya overinvestment ketika perusahaan meng-hasilkan aliran kas yang tinggi atau un-derinvestment ketika perusahaan meng-hasilkan aliran kas yang rendah. Peneliti juga berpendapat 1 Tekanan secara keuangan diukur dengan menggunakan proksi penurunan dividen 80 bahwa pengaruh ne-gatif tersebut bisa jadi disebabkan masa resesi yang dihadapi Inggris selama tahun 19881993. Dechow, Richardson dan Sloan (2007) menguji pengaruh komponen kas dari aliran kas bebas sekarang terhadap investasi masa datang. Mereka menduga bahwa jika perusahaan akan berinvestasi di masa datang, maka perusahaan akan meningkatkan kasnya di masa sekarang. Hasil pengujian mereka telah membuk-tikan pengaruh positif komponen kas ter-sebut terhadap investasi masa datang. Hasil penelitian-penelitian tersebut memberikan beberapa dugaan. Pertama, berdasarkan hasil penelitian Dechow, Richardson dan Sloan (2007), aliran kas bebas tahun lalu memiliki hubungan posi-tif dengan keputusan investasi tahun se-karang. Artinya, apabila terdapat masa-lah keagenan, perusahaan yang meng-hasilkan aliran kas bebas besar saat ini akan menginvestasikan kembali aliran kas bebas tersebut di masa datang. H1 a: Aliran kas bebas tahun lalu memiliki pengaruh positif terhadap keputusan inves-tasi sekarang Kedua, berdasarkan penelitian Richardson (2006), perusahaan yang memiliki aliran kas bebas terbukti melakukan overinvestment, yaitu investasi secara berlebihan setelah melakukan investasi sebelumnya. Hal ini membuktikan adanya masalah keagenan dalam pengguna-an aliran kas bebas. Manajer melaksana-kan proyek tidak hanya disebabkan ke-inginan untuk mempegaruhi nilai pasar perusahaan (McConnel dan Muscarella 1985 dan Chen 2006) atau dorongan kompensasi manajer (Larcker 1983 dan Rajgopal dan Shevlin 2002) tetapi juga disebabkan adanya aliran kas bebas perusahaan (Jensen 1986).Apabila investasi yang dilakukan didasari dengan masalah keagenan aliran kas, maka seharusnya ada hubungan positif antara keputusan investasi tahun sekarang dengan aliran kas bebas tahun sekarang. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi H1 b: Aliran kas bebas sekarang memiliki pengaruh positif terhadap keputus-an investasi sekarang Jensen (1986, 1987) mengajukan suatu ide bahwa utang memiliki manfaat sebagai mekanisme pengendalian untuk masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham. Ide Jensen (1987) dinyatakan sebagai berikut: Debt creation, without retention of the proceeds of the issue, enables managers effectively to bond their promise to pay out future cash flows… Thus, debt reduces the agency costs of free cash flow by reducing the cash flow available for spending at the discretion of managers. Pendapat Jensen (1987) tersebut meng-indikasikan bahwa manfaat utang dalam masalah keagenan lebih difokuskan pada masalah keagenan aliran kas bebas. Be-berapa perjanjian utang akan membatasi pengeluaran diskresioner manajer. Oleh karena itu, utang akan mengurangi ma-salah keagenan aliran kas bebas antara manajer dan pemegang saham. Di Indonesia, Wahidahwati(2002) dan Tarjotelah membuktikan pengaruh negatif kepemilikan manajerial terhadap kebijakan utang. Temuan ini mengindikasikan bahwa utang dapat digunakan sebagai substitusi peranmekanisme pengendalian kepemilikan manajerial. Tarjo (2005) lebih lanjut membuktikan pengaruh positif aliran kas bebas terhadap kebijakan utang perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Inanga (2011) juga terbukti mendukung temuan Tarjo (2005) dimana aliran kas bebas berpengaruh secara positif terhadap leverage perusahaan. Temuan ini mengindikasikan penggunaan kebi-jakan utang sebagai mekanisme pengen-dalian masalah keagenan aliran kas be-bas pada perusahaan-perusahaan manu-faktur Indonesia. Beberapa hasil penelitian tersebut memberikan beberapa dugaan.Pertama, apabila utang digunakan sebagai salah satu sumber dana berinvestasi, maka keberadaan utang akan mendorong ke-putusan investasi perusahaan. Kedua, apabila kebijakan utang memiliki peran dalam mekanisme pengendalian, maka kebijakan utang akan berpengaruh nega-tif terhadap keputusan investasi. Karena manajer tidak akan membuat keputusan investasi yang berdampak penurunan nilai perusahaan apabila memiliki tingkat utang yang tinggi. Apabila terdapat ma-salah keagenan dalam aliran kas bebas perusahaan, dugaan kedua akan terjadi yang dinyatakan dalam hipotesis berikut. H2: Utang memiliki pengaruh negatif terhadap kepu-tusan investasi sekarang Ketiga, semakin tinggi tingkat utang maka akan semakin rendah penggunaan aliran kas bebas untuk keputusan investasi, baik aliran kas bebas masa lalu maupun aliran kas bebas sekarang. Dugaan tersebut dinyatakan dalam hipotesis alternatifsebagai berikut: H3 a: Interaksi antara tingkat utang dan aliran kas be-bas tahun lalu memiliki pengaruh negatif terha-dap keputusan investasi sekarang H3b: Interaksi antara tingkat utang dan aliran kas be-bas sekarang memiliki pengaruh negatif terha-dap keputusan investasi sekarang Metodologi Data dan Pemilihan Sampel Penelitian ini menggunakan informasi keuangan seperti laporan posisi keuangan dan laporan arus kas dan harga penutupan saham bulanan selama 3 tahun (2008-2011). Data tersebut diperoleh dari database IDX Fact Book tahunan.Sampel penelitian terdiri dari perusahaan manufaktur menurut IDX Fact Book. Perusahaan manufaktur di-gunakan sebagai sampel disebabkan dua alasan.Pertama, Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 81 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi perusahaan ma-nufaktur merupakan perusahaan yang investasinya sebagian besar dalam ben-tuk aktiva tetap.Kedua, penelitian ter-dahulu telah menggunakan perusahaan manufaktur dan non-finansial, asuransi dan real estate sebagai sampel penelitian.Bentuk investasi perusahaan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Jadi apabila pengujian pada perusahaan manufaktur ini konsisten dengan peneli-tian sebelumnya maka hasil penelitian sebelumnya tersebut dapat digenerali-sasikan pada seluruh perusahaan non-finansial, asuransi, dan real estate. Peru-sahaan yang menjadi sample penelitian harus terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak sebelum tahun 2008dan melapor-kan laporan keuangannya secara konsisten selama tahun 2008-2011. Perusahaan-perusahaan yang melakukan take-over,akuisisi dan merger dikeluarkan da-ri sampel penelitian karena bentuk inves-tasinya berbeda dengan investasi menu-rut definisi keputusan investasi. Analisis empiris dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama menguji pengaruh variabel aliran kas bebas, ke-bijakan utang dan set kesempatan in-vestasi terhadap variabel keputusan in-vestasi. Dalam tahap ini, variabel kebi-jakan utang digunakan sebagai moderasi dalam hubungan antara aliran kas bebas dan keputusan investasi. Tahap kedua adalah sampel penelitian dibagi menjadi dua menurut besaran kesempatan inves-tasinya.Setiap subsampel dilakukan pengujian pengaruh variabel aliran kas bebas dan kebijakan utang terhadap va-riabel keputusan investasi. No. SE-29/PJ.42/1998 tanggal 17 September 1998 me-ngenai revaluasi asettetap, beberapa perusahaan telah mengganti nilai asettetapnya sesuai dengan nilai revalu-asinya. Adanya revaluasi asettetap akan menimbulkan bias terhadap pengukuran keputusan investasi. Oleh karena itu, pengukuran keputusan investasi dila-kukan sebagai berikut: Definisi Operasional dan Pengukuran Keputusan investasi didefinisikan menurut definisi Myers et al.(2001). Perubahan nilai aktiva tetap digunakansebagai proksi untuk keputusan investasi. Pengukuran keputusan investasi mengikuti pengukuran yang digunakan oleh Pawlina dan Renneboog (2005) dengan melakukan satu penyesuaian. Menurut SK Menteri Keuangan No. 384/KMK/04/1998 tanggal 14 Agustus 1998 dan Surat Edaran Jendral Pajak Hasil Deskripsi Umum Sampel Sampel penelitian ini terdiri dari 112 observasi dari tahun 2008-2011. Tabel 4.1 menyajikan deskripsi umum sampel: 82 Investasit = ∆nilai buku aktiva tetap + depresiasit – revaluasit Investasit=keputusan investasi periode t Aliran kas bebas didefinisikan me-nurut definisi Jensen (1986).Penelitian sebelumnya telah menggunakan laporan laba rugi untuk mengukur aliran kas be-bas (mis, EBITDA).Pengukuran tersebut memiliki 2 beberapa kelemahan .Oleh ka-rena itu, pengukuran aliran kas bebas menggunakan pengukuran menurut Subramanyam et al.(2003) sebagai berikut: AKBt = Aliran kas operasit – pengeluaran kas bersih untuk aktiva tetapt AKBt=aliran kas bebas periode t Variabel keputusan investasi dan aliran kas bebas dideflasikan dengan nilai aktiva tetap awal tahun. Leverage digunakan sebagai prok-si untuk kebijakan utang dikarenakan le-verage mencerminkan risiko dan fungsi pengendalian untuk keputusan investasi.Hipotesis pertama hingga ketiga diuji se-cara pooled dengan model regresi berikut: Invt = a + b1 AKB(t-1) + b2 AKBt + b3Debtt + b4 (AKB(t-1)*Debtt) + b5 (AKB(t-1)*Debtt) + b6 Q(t-1) + b7 Growth (t-1) + e 2 Salah satu kelemahan EBITDA adalah masih adanya beberapa transaksi yang bersifat non kas (akrual) Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi Tabel 1 Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Tabel 2 Uji Regresi Seluruh Data 1. Seluruh perusahaan Investasi 112 0.239 0.125 Debt t 112 0.922 0.708 AKB t 112 0.437 0.266 AKB t-1 112 0.434 0.268 Q t-1 112 -0.555 1.193 Growth t-1 112 1.075 0.133 AKB t * Debt 112 -1.156 1.712 AKB t-1 * Debt 112 -1.250 1.904 Selama tahun 2008 hingga tahun 2011, rata-rata investasi perusahaan se-besar 0,239. Artinya pembelian aktiva te-tap oleh perusahaan rata-rata terjadi ha-nya sebesar 23.9% dari tahun sebelum-nya. Rata-rata tingkat investasi perusa-haan selama tiga tahun dapat dikatakan cukup rendah. Rata-rata nilai aliran kas bebas perusahaan cukup besar yaitu se-kitar 43% dari nilai aktiva tetap awal ta-hun. Nilai aliran kas bebas yang dimiliki pada tahun sekarang tidak ada perbedaan yang besar dengan nilai aliran kas bebas tahun sebelumnya. Perbedaan yang tidak begitu besar pada nilai aliran kas bebas perusahaan mengindikasikan kurangnya penggunaan aliran kas bebas dalam keputusan investasi perusahaan. Sampel penelitian secara rata-rata juga memiliki kesempatan investasi yang ren-dah yaitu sebesar -0,555 dan kesempat-an bertumbuh yang besar yaitu 1,075. Tingkat utang perusahaan rata-rata tinggi yaitu sebesar 0,922. Hasil Regresi Hasil uji model regresi I untuk seluruh sampel dapat dilihat pada Tabel 2. Pada variabel AKB(t-1) memiliki arah positif na-mun tidak terbukti signifikan mempenga-ruhi keputusan investasi perusahaan. Be-gitu juga dengan variabel AKB(t), walau memiliki arah negatif namun tidak signi-fikan mempengaruhi keputusan investa-si. Hasil ini tidak berhasil membuktikan hipotesis 1a dan 1b bahwa keputusan in-vestasi perusahaan dipengaruhi oleh kondisi aliran kas bebasnya dan tidak ada indikasi masalah keagenan dalam penggunaan aliran kas bebas perusahaan. Hasil pengujian ini tidak berhasil mendukung temuan Georgen dan Renneboog (2001) maupun Pawlina dan Renneboog (2005). Hipotesis kedua terbukti secara signifikan pada level 0.047 dimana kondisi utang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan sebesar -0.048. Wa-laupun besaran pengaruhnya rendah, na-mun hal ini membuktikan bahwa kondisi utang perusahaan memang digunakan sebagai mekanisme pengendalian dalam keputusan investasi perusahaan. Hasil ini mendukung temuan Tarjo (2005) dan Utami dan Inanga (2011) dimana jika perusahaan memperbesar tingkat utang-nya akibat peningkatan aliran kas bebas tentu akan mengurangi tingkat investa-sinya. Walaupun demikian, pada uji hipotesis ketiga (3a dan 3b) tidak terbukti secara signifikan bahwa tingkat utang da-pat digunakan sebagai variabel moderasi dalam penggunaan aliran kas bebas perusahaan untuk keputusan investasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa tingkat utang tidak digunakan sebagai meka-nisme pengendalian untuk masalah keagenan aliran kas bebas. Selain tingkat utang, keputusan investasi perusahaan juga dipengaruhi oleh kesempatan inves-tasi dan kesempatan bertumbuh yaitu masing-masing 0.058 dan 0.203. Artinya perusahaan masih mempertimbangkan kesempatan investasi dan kesempatan bertumbuhnya dalam membuat keputus-an investasi daripada kondisi aliran kas bebasnya. Pengujian lebih lanjut dilakukan dengan cara membagi sampel menjadi 2 kelompok berdasarkan kesempatan in-vestasinya. Tujuannya adalah untuk me-ngetahui secara jelas pengaruh aliran kas bebas, tingkat utang dan penga-ruhnya terhadap penggunaan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 83 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi aliran kas bebas untuk investasi. Masing-masing kelompok diuji dengan model regresi di atas. Tabel 4 Uji Regresi Kesempatan Investasi Rendah Tabel 3 Uji Regresi Kesempatan Investasi Tinggi Berdasarkan Tabel 3, kondisi alir-an kas bebas tahun sebelumnya dan ta-hun sekarang tidak terbukti secara sig-nifikan berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan yang memiliki kesempatan investasi tinggi. Tingkat u-tang juga tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi dan memoderasi penggunaan aliran kas bebas dalam membuat keputusan investasi. Hanya variabel ke-sempatan investasi yang terbukti secara signifikan mempengaruhi keputusan in-vestasi dengan besaran hanya 1.7%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada perusahaan dengan kesempatan inves-tasi yang tinggi memang tidak memiliki masalah keagenan dalam penggunaan aliran kas bebas untuk investasi. Sebaliknya, pada Tabel 4, perusahaan dengan kesempatan investasi yang rendah, variabel AKB t-1 terbukti secara signifikan mempengaruhi keputusan investasi namun tidak pada variabel AKB t. Artinya, perusahaan yang me-miliki kesempatan investasi rendah akan menggunakan aliran kas bebasnya tahun ini untuk berinvestasi di tahun depan. Meskipun demikian, investasi tersebut ti-dak dilakukan secara berlebihan (over-investment). Hal itu ditunjukkan dengan arah pengaruh variabel AKB t yang ne-gatif dan tidak signifikan. 84 Variabel tingkat utang ternyata juga tidak terbukti secara signifikan mem-pengaruhi keputusan investasi. Walau-pun pada pengujian data secara keselu-ruhan tingkat utang terbukti mempenga-ruhi keputusan investasi, namun ketika data dibagi menjadi 2 kelompok menurut kesempatan investasinya, masing-ma-sing kelompok tidak menunjukkan pengaruh tingkat utang pada keputusan inves-tasi. Variabel moderasi tahun lalu (AKBt-1*Debtt) terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan investasi (-0.645). Dengan adanya utang, mengu-rangi penggunaan aliran kas bebas tahun sekarang untuk berinvestasi di tahun de-pan. Hal ini menunjukkan adanya masa-lah keagenan aliran kas bebas pada perusahaan yang memiliki kesempatan investasi rendah. Pengujian ini menunjukkan hasil yang berbeda jika dibandingkan dengan pengujian data secara keseluruhan (Tabel 2). Dapat dikatakan bahwa hipotesis 3a terbukti dengan catatan bahwa pengaruh tingkat utang ter-hadap penggunaan aliran kas bebas ha-nya terjadi pada perusahaan yang me-miliki kesempatan investasi rendah. Perusahaan dengan kesempatan investasi rendah juga terbukti lebih mem-perhatikan kesempatan bertumbuhnya daripada kesempatan investasinya da-lam keputusan investasinya. Artinya, se-panjang masih ada kesempatan untuk memperbesar aset perusahaan maka in-vestasi akan terus dilakukan walaupun saat itu kesempatan investasinya sema-kin rendah. Hasil ini mempertegas ada-nya masalah keagenan dalam peng-gunaan aliran kas bebas dalam keputus-an Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi investasi terutama pada perusahaan dengan kesempatan investasi rendah. Perbedaan hasil uji regresi pada keseluruhan perusahaan maupun masing-masing kelompok perusahaan dapat diketahui dengan cara melakukan uji Chow Test. Apakah memang terdapat perbedaan secara struktural pada ma-sing-masing kelompok. Berdasarkan ha-sil Chow Test (Tabel 5), nilai Fhitung lebih kecil daripada Ftabel ( -47.506 > -3.09) yang artinya terdapat perbedaan secara signifikan antara kelompok perusahaan dengan kesempatan investasi tinggi dan rendah. Hasil ini sesuai dengan hasil re-gresi kedua kelompok perusahaan di atas dimana variabel AKB tahun seka-rang dan tahun lalu memiliki pengaruh yang berbeda pada kedua kelompok pe-rusahaan tersebut.Begitu juga halnya dengan tingkat utang serta pengaruhnya terhadap penggunaan aliran kas bebas dalam keputusan investasi pada masing-masing kelompok perusahaan. Tabel 5 Hasil Chow Test RSStinggi RSSrendah RSSur RSSr Fhitung Ftabel dengan pengujian secara kese-luruhan. Secara statistik terbukti bahwa aliran kas bebas tahun lalu berpengaruh secara positif terhadap keputusan inves-tasi dan tingkat utang yang dimiliki me-ngurangi penggunaan aliran kas bebas untuk investasi pada perusahaan-peru-sahaan dengan kesempatan investasi yang rendah. Penelitian ini menghasilkan bukti yang berbeda dengan hasil penelitian Goergen dan Renneboog (2001) dan Pawlina dan Rennebog (2005) namun sama dengan hasil penelitianGoergen dan Renneboog (2001) ketika pengujian dilakukan pada perusahaan dengan kesempatan investasi rendah. Penelitian ini juga mendukung penelitian Tarjo (2005) dan Utami dan Inanga (2011) mengenai peranan kebijakan utang sebagai pengendali penggunaan aliran kas bebas dalam keputusan investasi, khususnya pada perusahaan dengan kesempatan investasi rendah. Referensi 0.102 92.944 93.046 0.957 -47.506 -3.09 Kesimpulan Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya masalah keagenan aliran kas be-bas dalam keputusan investasi, baik ter-kait dengan penggunaan aliran kas be-bas maupun peranan monitoring tingkat utang dalam penggunaan aliran kas be-bas untuk investasi. Penelitian ini hanya berhasil membuktikan pengaruh negatif tingkat utang terhadap keputusan inves-tasi. Namun ketika pengujian dilakukan lebih lanjut dengan membagi sampel ke dalam 2 kelompok berdasarkan kesem-patan investasinya, tampak perbedaan hasil Barth,M.E., Cram,D.P., dan Nelson,K.K. (2001).Accruals and the predicttion of future cash flows. Accounting Review,76(1), 27-58. Borokhovich, K. A., dan Brunarski, K. R. (2005). Dividend, corporate monitors and agency costs. Financial Review, 40(1), 37-65. Brailsford, Timothy J., dan Daniel Yeoh. (2004). Agency problems and capital expenditure announcements. Jour-nal of Business, 77(2), 223-256. Chen, S. (2006). The economic impact of corporate capital expenditures: Focused firms versus diversified firms. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 41(2),341355. Cleary,S.(1999).The relationship between firm investment and financial status.Journal of Finance,54(2), 673-692. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 85 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi Dechow, P. M., Richardson, S. A.,dan Sloan, R. G.(2007). The persistence and pricing of the cash component of earnings.Journal of Accounting Research, 46(3), 537566. Jensen, M. C., dan Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4),305360. Fitrijanti, T., dan Hartono, J.(2002). Set Kesempatan Investasi: Konstruksi Proksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 5(1). Jensen, M. C. (1986). Agency costs of free cash flow, corporate finance, and takeovers.American Economic Review,76(2). Freund,S.,Prezas,A.P.,dan Vasudevan, G.K. (2003).Operating performance and free cash flow of asset buyers.Financial Management, 32(4), 87-106 Griner, E. H., dan Gordon, L. A. (1995). Internal cash flow, insider ownership, and capital expenditures: A test of the pecking order and managerial hypotheses. Journal of Business Finance & Accounting, 22(2), 179-199. Goergen, M., Renneboog, L. (2001).Investment policy, internal financing and ownership concentration in the UK.Journal of Corporate Finance, 7(4). Gujarati, D. N. (2003).Basic Econometrics: International Edition. McGRAW – Hill. Hair, Joseph E. JR., Rolph E. Anderson., Ronald L. Tatham dan William C. Black. (1998). Multivariate data analysis.Fifth Edition.Prentice Hall. Hamidi, Mashuri. (2001). Internal Cash Flow, Insider Ownership, Investment Opportunity, dan Capital Expen-diture: Suatu Pengujian terhadap Hipotesis Pecking Order dan Mana-jerial. Tesis S2. Universitas Gadjah Mada. Hubbard, R. G. (1998).Capital-market imperfections and investment.Journal of Economic Literature,36(1), 193-225. 86 Jensen, M. C. (1987). The free cash flow theory of takeovers: A financial perspective on mergers and acqui-sitions and the economy. Pro-ceedings of a Conference spon-sored by Federal Reserve Bank of Boston, 102-143. Kallapur, S.,dan Trombley, M. A. (1999).The association between investment opportunity set proxies and realized growth. Journal of Business Finance & Accounting, 26(3), 505-519. Kallapur, Sanjay. (2001). The investment opportunity set: determinants, con-sequences and measurement. Ma-nagerial Finance,27(3), 3-10. Larcker, David F. (1983).The association between performance plan adoption and corporate capital investment. Journal of Accounting and Eco-nomics, 5(1), 3-30. McConnell, J. J., dan Muscarella, C. J. (1985). Corporate capital expenditure decisions and the market value of the firm.Journal of Financial Economics, 14(3), 399-422. McNichols, M. F., Stubben, S. R.(2008). Does earnings management affect firms’ investment decisions?. Accounting Review, 83(6), 15711603. Mills, J., Bible, L., dan Mason, R. (2002). Defining free cash flow.The CPA Journal. Modigliani, F., Miller, M. H. (1958). The cost of capital, corporation finance Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 Pengaruh aliran kas bebas dan kebijkan utang terhadap keputusan investasi and the theory of investment. American Economic Review, 48(3), 261-297. pada perubahan harga saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(1). Myers, S. C. (1977).Determinants of corporate borrowing.Journal of Financial Economics,5(2), 147175. Subramanyam, K.R., Wild, J. J., dan Halsey, R. F. (2003).Financial statement analysis.McGrawHill.International Edition. Myers, S. C., Brealey, R. A.,dan Marcus, A. J. (2001). Fundamental of corporate finance.McGraw-Hill Irwin.Third Edition. Tarjo. (2005). Analisa free cash flow dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan utang pada perusahaan publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 8(1). Pawlina, G., and Renneboog, L. (2005).Is investment-cash flow sensitivity caused by the agency coasts or asymmetric information? Evidence from the UK. Discussion Paper.Tilburg University, Januari. Rajgopal, S., dan Shevlin, T. (2002).Empirical evidence on the relation between stock option compensation and risk taking.Journal of Accounting and Economics, 33(2), 145-171. Richardson, S. (2006). Over-investment of free cash flow.Review Accounting Studies, 11, 159-189. Utami, S. R., dan Inanga, E. L. (2011). Agency costs of free cash flow, dividend policy, and leverage of firms in Indonesia. European Journal of Economics, Finance and Adminstrative Sciences, 33, 724. Wahidahwati. (2002). Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kebijakan hutang perusahaan: Sebuah perspektif theory agency.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,5(1). Sartono, Agus. (2002). Pengaruh aliran kas internal dan kepemilikan manajer dalam perusahaan terhadap pembelanjaan modal: Managerial hypotheses atau pecking order hypotheses. Bunga Rampai: Kajian Teori Keuangan. Seitz, Neil.,dan Ellison,Mitch. (1999). capital budgeting and long-term financing decisions. Harcount Brace Collage Publishers.Third Edition. Smith, C. W. Jr., dan Watts, R. L. (1992). The investment opportunity set and corporate financing, dividend, and compensation policies. Journal of Financial Economics,32, 263-292. Subekti, Imam.,dan Kusuma, Indra Wijaya. (2001). Asosiasi antara set kesempatan investasi dengan kebi-jakan pendanaan dan dividen pe-rusahaan, serta implikasinya Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013 ISSN 1858-3687 hal 77-87 87