BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Agency Teori Teori

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Agency Teori
Teori ini dikembangkan oleh Michael C Jensen dan William H. Meckling. Teori
ini muncul karena adanya keterpisahan antara pemilik dan manajemen. Agency
Relationship muncul ketika individu (majikan/principal) membayar individu lain
(agent) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat
keputusan kepada agen atau karyawannya. (Anggyansyah Arief;2013)
2. Signaling Teori
Informasi merupakan unsur penting bagi para investor dan pelaku bisnis. Informasi
tersebut digunakan para penggunanya sebagai alat dalam pengambilan kepututsan
investasi. Informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik atau mengalami prospek yang kurang baik dimasa yang akan
datang.
Modigliani Miller dalam brigham and Houston (2006:38) berasumsi bahwa
investor memiliki informasi yang sama tentang prospek sebuah prusahaan seperti
para manajernya hal ini disebut sebagai informasi simetris (symmetric
information).
9
10
Namun kenyataannya, para manajer seringkali memiliki informasi yang lebih baik
daripada investor pihak luar, hal ini disebut informasi asimetris (Asyimmetric
Information).
B. Laporan Keuangan
Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia No 1 (2012:1,3) “Laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisikeuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan keungan dalam pembuatan
keputusan
ekonomi.
pertanggungjawaban
Laporan
manajemen
keuangan
atas
juga
penggunaan
menunjukan
sumber
daya
hasil
yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan
keunangan menyajikan keuangan informasi mengenai entitas yang meliputi :
1. Asset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik; dan
6. Arus kas
11
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan,membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi
arus kas masa depan dan, khususnya, dalam halwaktu dan kepastian
diperolehnya arus kas dan setara kas.
Laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut
ini :
1. Laporan posisi keuangan ( neraca) pada akhir periode
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode
4. Laporan arus kas selama periode
5. Catatan atas laporan keuangan, berisiringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain; dan
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang dijadikan entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrosproktif atau membuat
penyajian kembali pos-pos dalam laporan keuangannya.
Hanafi (2004: 36) dalam analisa Laporan Keuangan dalam bukunya
Manajemen Keuangan mengatakan bahwa laporan keuangan adalah dua daftar
yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua
daftar itu adalah daftar neracaatau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan
atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
12
perseroan- perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau
daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
C. Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2008: 143) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar
bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar.
Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli
saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan. Dalam
aktivitas di pasar modal harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan
harus diperhatikan oleh investor dalam melaksanakan investasi, karena harga saham
menunjukkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai harga saham semakin
tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan juga sebaliknya.
harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir
transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga bulanan hingga rata-rata harga
tahunan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:201),
namun dalam penelitian ini menggunakan rata-rata harga saham bulanan :
∑ Harga Saham Harian
Rata-rata harga saham bulanan
=
∑ Hari Transaksi
13
D. Economic Value Added (EVA)
1. Definisi Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennet
Steward III, managing partner dari Stern Steward dan Co dalam bukunya “
The Quest For Value”. Konsep Economic Value Added (EVA) diluncurkan
Stern Steward & Co paa tahun 1989, Economic Value Added (EVA)
merupakan modifikasi residual income, Steward berusaha memperbaiki
residual income dengan melakukan penyesuaian atas Net Operating After Tax
(NOPAT) dan capital.
Menurut Brigham & Houston (2006:68) :
EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari
bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba
akuntansi. Dengan kata lain EVA merupakan pengukuran pendapatan
sisa (Residual Income) yang mengurangkan biaya-biaya modal terhadap
laba operasi.
Menurut James C. Van Horne (2007:141) EVA adalah laba operasional bersih
setelah pajak (Net Operating Profit After Tax-NOPAT) dikurangi beban
nilai biaya modal untuk modal yang digunakan. EVA merupakan
pendekatan khusus yang menghitung laba ekonomi yang dikembangkan
oleh perusahaan konsultan Stern Stewart & Co.
14
2. Kelebihan dan Kelemahan Konsep EVA
Menurut Hanif dan Darsono (2009:88) penilaian kinerja dengan metode
Analisis EVA memiliki kebaikan sebagai berikut:
a. Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut
ROI tidak menguntungkan ROI sehingga tidak menerima walaupun
secara perusahaan keseluruhannya menguntungkan.
b. Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada
jenis aktiva.
Akan tetapi EVA mempunyai kelemahan karena kurang
informatif karena tidak dinyatakan dalam rasio sehingga sulit digunakan
sebagai alat pembanding. Jadi, jika suatu perusahaan di mana pendapatan
dalam suatu periode hanya mampu menutupi beban operasional dan
beban bunga serta membayar dividen pemegang saham, maka periode itu
perusahaan gagal menciptakan nilai tambah.
3. Tolok Ukur Economic Value Added (EVA)
Menurut Gatot Wijayanto dalam Fatimah (2011:14) penilaian EVA
dapat dinyatakan sebagai berikut:
a.
Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkkan telah
terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
15
b.
Apabila EVA = 0, menunjukkan posisi impas atau Break Even Point
c.
Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai tambah.
Dari uraian singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada dasarnya
pendekatan EVA(Economic Value Added) berfungsi sebagai:
a.
Indikator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi.
b.
Indikator
kinerja
sebuah
perusahaan
dalam
setiap
kegiatan
operasional ekonomisnya.
c.
Pendekatan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan
memperhatikan secara adil para penyandang dana atau pemegang
saham.
bagi pemilik modal. Namun demikian, dalam prakteknya EVA dapat
menimbulkan masalah, terutama karena diperlukannya estimasi atas tingkat
biaya modal. Untuk itu dalam menerapkan EVA, kita harus selalu memonitor
dan mengevaluasi atas kewajaran tingkat biaya modal yang digunakan.
4. Langkah -langkah Menghitung EVA :
a. Menghitung Biaya modal Hutang (cost of debt) atau Kd
Kd = Kd* x (1-T)
Keterangan :
16
Kd
: Biaya modal hutang setelah pajak
Kd*
: Biaya modal hutang setelah pajak
T
: Tarif pajak marginal dari perusahaan.
b. Menghitung biaya modal ekuitas (cost of equity) atau Ke
Ke = Rf + β (Rm-Rf)
Keterangan :
Ke : Biaya Modal
Rf : Tingkat pengembalian bebas resiko
β : Kovarians pengembalian perusahaan terhadap portfolio
Rm : pengembalian rata-rata saham biasa.
c. Menghitung struktur permodalan (dari neraca)
Proporsi hutang (Wd) diperoleh dengan :
Wd = [total hutang /(Total hutang + ekuitas)] x 100%
Proporsi ekuitas (We) diperoleh dengan :
We = [Total Ekuitas / (Total Hutang + Ekuitas)] x 100%
d. Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
WACC
= (Kd x Wd) + (Ke x We)
17
e. Menghitung NOPAT = EAT + (i(1-T))
i = Beban bunga
f. Menghitung EVA
EVA = NOPAT –(WACC x Ekuitas )
E. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
Menurut Kasmir (2012:6) rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan ekuitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
=
Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ini , maka semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,
demikian pula sebaliknya.
F. Earnings Per Share (EPS)
Rasio laba per lembar saham atau disebut juga dengan nilai buku merupakan rasio
untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham. Rasio ini menunjukan bila rendah nilainya berarti belum
berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasioa yang
tinggi nilainya maka kesejahteraan pemegang saham meningkat yaitu tingkat
pengembalian yang tinggi.
18
Rumusnya untuk mencari laba perlembar saham biasa adalah sebagai berikut :
=
ℎ
ℎ
G. Basic Earning Power
Basic Earning Power (BEP) adalah kemampuan dasar untuk menghasilkan laba
dari aktivas-aktivas perusahaan, sebelum ada pengaruh dari pajak dan bunga, dan
angka ini bermanfaat dalam membandingkan perusahaan-perusahaan dengan
berbagai situasi pajak, (Brigham dan Houston 2006;109).
Rumus yang digunakan :
=
19
H. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
2
Nama Peneliti
dan Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Kartika
Saptorini Dewi
(2004)
Pengaruh EVA
dan Rasio
Keuangan
Terhadap
Perubahan Harga
Saham
Perusahaan
Manufaktur di
BEJ
Return on Assets,
Return on Equity
Ratio, Return on
Sales, EVA dan Book
Value Per Share
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan,
sedangkan ROE tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
Yevi
Dwitayanti
(2005)
judul Analisis
Pengaruh
Economic Value
Added (EVA)
terhadap Market
Value Added
(MVA) pada
Industri
Manufaktur di
Bursa Efek
Jakarta
Return on Equity,
Earning Per Share,
Return on Sales dan
Book Value Per Share
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan,
sedangkan Return on
Asset tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
20
Noer Sasongko
dan Wulandari
(2006)
Pengaruh EVA
dan Rasio-rasio
Prifitabilitas
Terhadap Harga
Saham
hanya earning per
share yang
berpengaruh terhadap
harga saham
sedangkan variabel
lainnya yaitu return on
asset, return on equity,
return on sale, basic
earning power, dan
economic value added
tidak berpengaruh
terhadap harga saham
4
Ahmad Arfan
(2008)
pengaruh earning
per share (EPS),
basic earning
power (BEP) dan
economic value
added (EVA)
terhadap harga
saham pada
perusahaan food
and beverage
yang listing di BEI
(Bursa Efek
Indonesia) periode
2004-2006
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
earning per share
(EPS) berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
sedangkan basic
earning power BEP
dan economic value
added tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
5
return on assets,
pengaruh faktor
earning per share,
fundamental
debt to equity ratio dan
keuangan terhadap price earning ratio
harga saham
mempunyai pengaruh
Urrachmansyah
perusahaan sektor yang signifikan
(2003)
perdagangan di
terhadap harga saham.
Bursa Efek
Sedangkan book value
Indonesia pada
per share tidak
tahun 2000-2001. berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
3
Sumber : Dari beberapa jurnal
21
I.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model yang menjelaskan hubungan suatu teori dan
factor-faktor penting.kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis
antara variable-variabel penelitian, yaitu variable independen dan variable
dependen. Dalam penelitian ini variable independen adalah Economic Value
Added (EVA), Return on asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning per
share (EPS) dan Basic earning power (BEP).
1. Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham
EVA digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang
memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya. Kegiatan
atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif
menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan
dengan demikian sebaiknya diambil. Sebaliknya, jika nilai sekarang dari
total
EVA
negative
maka
kegiatan
atau
proyek
tersebut
tidak
menguntungkan dan tidak perlu diambil.
H1 : Economic Value Added berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen (Harga Saham )
22
2. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modal pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya
semakin bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam
menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.
H2 : Return On Equity berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen (Harga Saham )
3. Pengaruh Earnign Per Share (EPS) terhadap Harga Saham
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini menunjukan bila rendah nilainya
berarti belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham dan sebaliknya
dengan rasioa yang tinggi nilainya maka kesejahteraan pemegang saham
meningkat yaitu tingkat pengembalian yang tinggi.
H3 : Earning Per Share berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen (Harga Saham )
4. Pengaruh Basic Earning Power (BEP) terhadap Harga Saham
Basic Earning Power (BEP) adalah kemampuan dasar untuk menghasilkan
laba dari aktivas-aktivas perusahaan, sebelum ada pengaruh dari pajak dan
23
bunga, dan angka ini bermanfaat dalam membandingkan perusahaanperusahaan dengan berbagai situasi pajak, (Brigham dan Houston 2006;109).
Apabila Basic Earning Power (BEP) meningkat, maka keuntungan
perusahaan akan meningkat. Investor akan memandang perusahaan tersebut
mempunyai prospek yang baik sehingga mereka mau membeli saham
perusahaan tersebut. Permintaan (demand) saham yang tinggi akan membuat
harga saham tersebut naik. Ini berarti bahwa apabila Basic Earning Power
(BEP) semakin tinggi, maka semakin besar kemungkinan harga saham itu
dinilai tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila Basic Earning Power (BEP)
rendah (menurun), maka harga saham akan dinilai rendah.
H4 : Basic Earning Power berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen (Harga Saham )
Variable Independen X
Variabel Dependen Y
Economic Value
Added
Return On Equity
Harga Saham
Earning Per Share
Basic Earning Power
Gambar 2.1
Model Kerangka Pemikiran
Download