(TGT) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar

advertisement
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode
Teams Games Tournament (TGT)
Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar
Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IIS 3
SMA Negeri 1 Kesamben
Silky Roudhotus Sa’adah
Sapir
ABSTRACT
This study attempts to know: (1) an increase in interest learn economic after
determining model cooperative TGT and (2) increasing the study results
economic after determining learning model cooperative TGT.Research
approach that is used is the qualitative study is descriptive analytic. The kind
of research that is used is the act of instrumen research be used that is a sheet
of observation, poll, and about pretax post test and test. The subject of study
class XI social scient 3 SMAN 1 Kesamben, object research cooperative TGT
learning. Is using the research in 2 cycles.Study results class XI Social Scient
3 SMAN 1 Kesamben increase after done a method of learning team games
tournemnt (TGT). Look increase on the outcome of post test for each cycle.
On the outcome of pre test there was only one of students are be completed.
Then on the outcome of post test 1 in cycle 1 the percentage rose to 41.2 %.
These increases do not too large on the outcome of post test to 2 the percentage
forty-seven percent only up as many as 5.8 % .But the result look significant
to the test to 3 that is up from 47 % to 91.2 % the percentage the increase in
44 .2 %. Interest learn class XI Social Scient 3 SMAN 1 kesamben increased.
Keywords: Cooperative Learning Method Teams Games Tournament (TGT),
Interest , Study Results.
Seiring dengan perkembangan
yang mulia agar terbentuk pribadi
zaman, dunia pendidikan dituntut
yang sempurna”.
memberikan
yang
ditunjukan dengan adanya perbaikan
dominan dalam mencetak generasi
dalam bidang pendidikan. Pendidikan
yang berkualitas. Menurut Illahi
menjadi
(2012:27) pendidikan adalah “ upaya
mencetak
untuk mengembangkan, mendorong,
berkualitas sesuai standar yang telah
dan mengajak manusia agar terampil
ditetapkan. Pendidikan merupakan
lebih progresif dengan berdasarkan
suatu hal yang penting yang harus
pada nilai yang tinggi dan kehidupan
dinikmati oleh semua warga negara
kontribusi
Alamat Korespondensi:
Silky Roudhotus Sa’adah
84Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UM
E-mail: [email protected]
84
ujung
Kualitas tersebut
tombak
generasi
baru
dalam
yang
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Indonesia
tanpa
terkecuali.
kurang ada perhatian dengan metode
Pendidikan sangat penting, karena
yang ditetapkan guru tersebut, siswa
adanya
dapat
cenderung asyik dengan kegiatannya
meningkatkan kualitas sumber daya
sendiri seperti bermain handphone di
manusia dan pengetahuan
kelas,
pendidikan
yang
dimiliki seseorang tersebut.
Proses
bergurau
dengan
teman
ataupun mencoret-coret kertas. Selain
pembelajaran
yang
penerapan metode ceramah guru
berhasil bisa dilihat dari minat siswa
tersebut juga menerapkan metode lain
akan suatu mata pelajaran tinggi
seperti
sehingga hasil belajar siswa itu bagus.
untuk menyampaikan materi, namun
Hasil
maksimal
hasilnya tetap sama dengan metode
diperoleh dari pemahaman siswa akan
ceramah. Tanya jawab dipakai guru
materi yang disampaikan oleh guru
untuk variasi proses pembelajaran,
tersebut. Hasil belajar diperoleh pada
namun para siswa tidak sepenuhnya
akhir
aktif dalam proses pembelajaran.
belajar
proses
yang
pembelajaran
dan
berkaitan dengan kemampuan siswa
menyerap pelajaran.
power
point
Sesuai dengan pengamatan
yang
Hal yang terjadi di
penggunaan
dilakukan
penulis
dan
SMA
wawancara yang dilakukan pada guru
Negeri I Kesamben khususnya kelas
mata pelajaran ekonomi penyebab
XI IIS 3 adalah pembelajaran pada
masih rendahnya nilai dipengaruhi
mata pelajaran ekonomi dalam proses
oleh beberapa faktor diantaranya
belajar mengajar yang selama ini
yaitu
dilakukan
cenderung
masing-masing siswa yang rendah,
menggunakan model pembelajaran
kurang adanya ketertarikan siswa
konvensional model ceramah, di
dalam proses belajar mengajar pada
mana
pusat
mata pelajaran ekonomi, partisipasi
pembelajaran. Selain itu Metode
siswa yang masih rendah dalam
ceramah menjadi sumber informasi
proses pembelajaran, dan minat yang
yang dapat didapatkan siswa dari
rendah
guru.
metode
pembelajaran. Metode ceramah yang
aktif
digunakan guru membuat para siswa
dengan kegiatannya sendiri, mereka
bosan dan mengantuk dalam proses
masih
guru
Pada
ceramah
menjadi
pelaksanaan
siswa
cenderung
kemampuan
untuk
yang
mengikuti
dimiliki
proses
85
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
pembelajaran,
metode
tersebut
kurang menarik perhatian siswa.
pembelajaran,
menarik
Kurang ketertarikan terhadap
metode
perhatian
menggunakan
ini
dapat
siswa
karena
perpaduan
belajar
pelajaran terlihat dari banyak siswa
bermain dan kompetisi, sehingga
yang asyik dengan kesibukannya
akan meningkatkan minat untuk
sendiri dan kurang memperhatikan
belajar ekonomi. Metode ini dapat
apa yang guru jelaskan. Kurangnya
melibatkan semua anggota kelompok
ketertarikan membuat minat siswa
yang heterogen dalam satu kolompok
untuk
rendah
dan mengandung unsur permainan
menyebabkan hasil nilai ulangan
dan ada unsur kompetisi sehingga
maupun tugas-tugas banyak yang di
dapat merangsang keaktifan siswa
bawah KKM, KKM yang ditetapkan
agar kelompoknya memperoleh point
di SMA Negeri 1 Kesamben yaitu 75.
terbaik.
Karena pembelajaran yang kurang
pembelajaran
menarik dan minat siswa yang rendah
menikmati
membuat
turnamen.
belajar
ekonomi
banyak
siswa
yang
memperoleh nilai kurang dari KKM
yang sudah ditetapkan.
menerapkan
kooperatif
model
Setiap
ini
penerapan
siswa
akan
bagaimana
suasana
kelompok
berusaha
memperoleh skor terbaik. Setiap
Pada penelitian ini penulis
akan
Dalam
pembelajaran
dalam
proses
berlangsungnya
Games
turnamen tersebut sehingga tidak ada
Tournament ( TGT). Model ini sangat
siswa yang sibuk dengan aktivitas nya
mudah diterapkan dan lebih bisa
sendiri sehingga pembelajaran ini
menarik perhatian siswa dari pada
sangat sesuai dengan keadaan kelas
penggunaan metode ceramah, diskusi
yang
ataupun menggunakan media power
pembelajaran kurang menarik minat
point. Model pembelajaran Teams
siswa
Games
memiliki
ceramah ataupun model penggunaan
proses
power point. Model pembelajaran ini
yang
diharapkan dapat memotivasi siswa
menuntut keterlibatan siswa dari awal
untuk saling membantu antara siswa
pembelajaran
yang mempunyai kemapuan yang
Tournament
kelebihan
pembelajaran
86
Teams
anggota kelompok akan terlibat aktif
yaitu
pada
kooperatif
hingga
akhir
partisipasinya
jika
menggunakan
dalam
model
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
berbeda.
Sehingga
menimbulkan minat
akan
1. Pendekatan
yang tinggi
Pendekatan
Penelitian
:
penelitian yang
kepada siswa. Model pembelajaran
digunakan
adalah
penelitian
yang bisa merangsang minat siswa ini
kualitatif
bersifat
deskriptif
akan membuat siswa lebih berminat
analitik. Data yang diperoleh
untuk
pada
belajar
tanpa
diperintah,
saat
penelitian
sehingga akan meningkatkan hasil
dideskripsikan
belajarnya.
secara jelas dan dianalisis untuk
Berdasarkan
belakang
diatas
mengetahui
sejauh
diuraikan
uraian
latar
mencari hubungannya kemudian
penulis
ingin
dituangkan dengan bentuk kata-
mana
model
kata agar diperoleh informasi
kemudian disajikan dalam bentuk
pembelajaran
Teams
Games
Tournament
(TGT)
dapat
meningkatkan minat dan hail belajar
siswa, oleh karena itu penulis tertarik
untuk mengambil judul “Penerapan
Model
dan
Pembelajaran Cooperative
uraian naratif.
2. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas
3. Lokasi Penelitian dan Waktu
Penelitian.
Penelitian
ini
Learning Metode Teams Games
dilaksanakan di kelas XI IIS 3
Tournament
untuk
Meningkatkan
SMA Negeri 1 Kesamben. Waktu
Minat
Hasil
Belajar
pelaksanaa bulan Oktober 2015.
dan
Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI IIS
3 SMA Negeri 1 Kesamben”.
4. Subjek
Penulisan.
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas
XI IIS 3
berjumlah 38 anak,
Dimana
siswa
berjumlah
12
laki-laki
dan
siswi
perempuan berjumlah 26 dan
diselenggarakan pada semester
ganjil tahun ajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
87
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
5. Data dan Sumber Data
No
Data
Tekhik
pengumpulan data
1.
Penerapan
model Observasi
pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT)
Lembar observasi
kegiatan guru
2.
Minat siswa
Angket
Angket
3.
Hasil belajar siswa
Tes
Pre Tes dan Pos Tes
6. Penggumpulan Data
a.
Lembar
sebelum dilakukan tindakan
Observasi.
model pembelajaran TGT
Penelitian ini menggunakan
dan setelah diterapkan model
instrumen
pembelajaran TGT.
berupa
lembar
observasi untuk diisi oleh
observer
untuk
b.
dan
digunakan
meneliti
Catatan
lapangan
ini
digunakan untuk melengkapi
penulis dalam menerapkan
data yang tidak ada pada
rencana
observasi, sehingga tidak
pembelajaran
(RPP).
ada data yang terlewatkkan
Soal Tes. Soal tes yang
selama proses pembelajaran
digunakan dalam penelitian
berlangsung.
ini berupe pre test dan pos
e. Pedoman
test, dalam setiap siklusnya
Pedoman
diadakan pre test dan post
untuk memperoleh informasi
test untuk mengetahui hasil
tanggapan
belajar
penerapan
siswa,
ketika
menggunakan
model TGT dan sesudahnya.
Soal
c.
d. Lembar Catatan Lapangan.
ketetapan
sebelum
tes
berupa
pilihan
wawancara.
ini
guru
terhadap
model
7. Analisis Data
a. Lembar
Observasi
soal.
Oleh Penulis.
Angket. Angket digunakan
digunakan
pembelajaran TGT ini.
ganda yang terdiri dari 20
untuk mengukur minat siswa
88
Instrumen
Pengelolaan
Pembelajaran
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛
∑ 𝑇=𝑁
∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100
: Banyaknya
siswa yang mengikuti tes
%
( Sumber : diadobsi Arikunto, 2012 :
( Sumber : Arikunto, 2012 :
272)
272)
Indikator
b. Hasil Belajar Siswa
Keterangan
:
penerapan
keberhasilan
TGT
terhadap
peningkatan hasil belajar siswa
S = skor
dapat
R = jumlah benar
dilihat
dengan
membandingkan rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I da
W = jumlah salah
siklus
II.
Penerapan
TGT
dikatakan berhasil apabila rata(Sumber : Arikunto, 2012 : 262)
rata pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑋 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙
c. Angket Tanggapan Siswa
Terhadap
Pembelajaran
TGT
(Sumber : diadobsi Arikunto, 2012 :
Untuk melihat minat
272)
siswa terhadap pembelajaran
Untuk mengetahui presentase
yang menggunakan model
banyak siswa yang telah mencapai
TGT ini dianalisis secara
ketuntasan belajar dapat digunakan
deskriptif
rumus sebagai berikut :
𝐻 =
Keterangan :
rumus
sebagai
𝑆
𝑋 100
𝑇
Keterangan
: Ketuntasan
Belajar
∑𝑇
dihitung
berikut :
∑𝑇
𝑇𝐵 =
𝑋 100 %
∑𝑇𝑁
TB
dengan
dan
: Banyaknya
:
H
: Hasil kriteria minat
S
: Penjumlahan nilai
angket dari No. 1 - 15
siswa yang mendapatkan skor ≥ 75
89
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
T
: Total skor, yakni jumlah soal
Implementasi
tindakan
1
dikali Bobot nilai tertinggi
dilakukan hari rabu tanggal 7 Oktober
pada angket, 15 x 4 = 60
2015
(Sumber : diadobsi Arikunto, 2012 :
198)
dan
12
Oktober
2015.
Pertemuan ke 2 yaitu pada tanggal 12
Oktober
2015.
Pelaksanaan
peretemuan ke 2 yaitu hari senin
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
waktu pelajaran ekonomi yaitu jam ke
4 dan 5. Alokasi waktu yaitu 2 x 45
menit, dimana 20 menit untuk belajar
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
kelompok, kemudian 20 menit untuk
Proses perencanan pada siklus
game. 25 menit untuk turnamen dan
I dari hasil yang diperoleh observasi
25 menit untuk kegiatan pos test.
awal, kegiatan atau hal-hal yang perlu
1) Penyajian kelas
dipersiapkan antara lain adalah:
1) Menyusun
Dalam
Rencana
Pembelajaran (RPP
digunakan
tujuan
dari
yang akan dilakukan untuk 90 menit
ke depan. Penulis meminta kelompok
mengelompokkan siswa yaitu
untuk berkumpul sesuai dengan
sebanyak
anggota yang telah dibagi pada
38
siswa
dibagi
pertemuan sebelumnya. Pembagian
3) Menyiapkan materi yang akan
disampaikan
yaitu
materi
Pendapatan Nasional
4) Menyiapkan
penelitian
berupa
kelompok sesuai dengan hasil nilai
Pre
Test
pada
pertemuan
sebelumnya. Pada tahap ini penulis
instrumen
lembar
observasi guru dan siswa, lembar
catatan lapangan, angket dan soal
pre test
5) Menyiapkan soal games dan soal
90
penulis
untuk
menjadi 6 kelompok.
a.
apa
ini
pembelajaran ini, kemudian apa saja
2) Memberikan soal pre test yang
hasilnya
menjelaskan
tahap
menjelaskan semua aturan main
proses pembelajaran TGT.
2) Belajar dalam Kelompok
Pada
tahap
ini
penulis
meminta setiap kelompok belajar
bersama, yaitu penulis membagiakan
tournament
kartu soal yang sudah terdapat
Tahap Implementasi Tindakan
jawabannya sebanyak 38 soal untuk
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
digunakan sebagai media belajar,
masing-masing
kelompok
4) Pertandingan (Tournament)
belajar
Pada
tahap
ini
penulis
secara bergantian membaca kartu soal
meminta untuk tulisan kelompok
yang dibagikan penulis.
meja ditata di meja paling depan
3) Game (Permainan)
secara berurutan, yaitu dari barat
Setelah
belajar
kelompok,
nomor 1 sampai nomor 6. Kemudian
penulis menjelaskan aturan main
penulis memaggil urutan nama yang
tahap selanjutnya yaitu game. Pada
akan
tahap ini setiap kelompok duduk
kemampun pada hasil Pre Test ..
secara melingkar. Kartu soal yang
5) Penghargaan Kelompok
telah dibuat diskusi kemudian ditutup.
bertanding
Pemenang
sesuai
dengan
turnamen
yaitu
Setiap siswa mempunyai tanggung
memperoleh poin 60 untuk kelompok
jawab untuk membacakan soal secara
5
berurutan. Ketika salah satu siswa
memanggil semua anggota kelompok
dalam
5 untuk menerima reward yang telah
kelompok
pertanyaan,
siswa
memberikan
lain
dalam
kelompok tersebut berebut dengan
cara
mengangkat
tangan
untuk
“Giant”.
Setelah
itu
penulis
disediakan penulis.
1) Hasil Belajar Siswa
Hasil
belajar
dilihat
dari
menjawab soal yang dilontarkan
perbandingan nilai pre test dan pos
tersebut.
test yang telah di peroleh siswa.
Tabel 1 Hasil Belajar Pre Test Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1 Kesamben.
1
Siswa yang ikut pre test
38 siswa
2
siswa yang tuntas KKM
1 siswa
3
siswa yang belum tuntas KKM
37 siswa
4
% Siswa yang tuntas KKM dalam kelas
3,6 %
5
Rata – Rata Nilai Kelas
47.3
Tabel 2 Hasil Belajar Pos Test 1 Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1 Kesamben.
1
Siswa yang ikut post test
34 siswa
2
Siswa yang tuntas KKM
14 siswa
3
Siswa yang belum tuntas KKM
20 siswa
91
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
4
% Siswa yang tuntas KKM dalam kelas
41.2 %
5
Rata – Rata Nilai Kelas
69.1
2)
Hasil Lembar Observasi Penulis dalam Kegitan Pembelajaran dengan
Model TGT pada Siklus 1.
Hasil lembar observasi penelitian secara ringkas dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 3 Hasil Lembar Observasi Penulis dalam Kegiatan Pembelajaran dengan
Model TGT pada Siklus 1.
No
1.
Nama
∑
Observer
Muncul
Eko
Deskriptor
yang ∑ Deskriptor
% Skor yang
Diperoleh
Budi, 17
19
89.5%
S.Pd
2.
Siti Nur
16
19
84.2%
3.
Sri Wahyuni
15
19
78.9%
∑
48
57
Rata-rata
16
84.2%
Berdasarkan tabel 3 terlihat jika presentase keberhasilan penulis dalam
menerapkan pembelajaran model TGT sebanyak 84.2%.
Tabel 4 Hasil Belajar Pos Test 2 Siklus 2 Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1
Kesamben.
1
Siswa yang ikut pre test
34 siswa
2
siswa yang tuntas KKM
16 siswa
3
siswa yang belum tuntas KKM
18 siswa
4
% Siswa yang tuntas KKM dalam kelas
47 %
5
Rata – Rata Nilai Kelas
71.2
Tabel 5 Hasil Belajar Pos Test ke 3 Siklus 2 Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1 Kesamben.
1
Siswa yang ikut pre test
34 siswa
2
siswa yang tuntas KKM
31 siswa
3
siswa yang belum tuntas KKM
3 siswa
92
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
4
% Siswa yang tuntas KKM dalam kelas
91.2%
5
Rata – Rata Nilai Kelas
85.6
Hasil Minat Belajar Siswa dan Hasil Nilai Belajar Siswa
1) Minat Belajar
Minat belajar kelas XI IIS 3 terhadap mata pelajaran ekonomi dapat
dilihat dalam tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 6 Hasil Angket Minat Belajar Ekonomi Siswa Sebelum Penerapan TGT
Kriteria Jawaban
Jumlah Siswa
Sangat Minat
0
Minat
38
Kurang Minat
0
Tidak Minat
0
Tabel 7 Hasil Angket Minat Belajar Ekonomi Siswa Setelah Penerapan TGT
Kriteria Jawaban
Jumlah siswa
Sangat Minat
18
Minat
20
Kurang Minat
0
Tidak Minat
0
2) Hasil belajar
Berdasarkan data Hasil belajar sebelum dan sesudah melakukan metode
pembelajaran dengan model TGT dari 2 siklus yaitu pre tes dan pos tes kemudian
penulis membandingkan hasil pre tes dan pos tes tersebut di tunjukkan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 8 Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Pre Tes dan Pos Tes
Siklus 1 dan 2
Siklus 1
∑ Siswa yang Ikut Tes
Siklus 2
Pre Tes
Pos Tes 1
Pos Tes 2
Pos Tes 3
38 siswa
34 siswa
34 siswa
34 siswa
93
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Rata – Rata nilai kelas
47.36
69,1
71.2
85.6
% Ketuntasan kelas
3.6 %
41.2 %
47 %
91.2%
Siswa Tuntas KKM
1 siswa
14 siswa
16 siswa
31 siswa
20 siswa
18 siswa
3 siswa
Siswa
Tidak
Tuntas 37 siswa
KKM
PEMBAHASAN
ingin memperoleh tujuan yang ingin
A. Minat Belajar
di capai mereka harus bekerja sama
Peningkatan minat tersebut
untuk
meraihnya
sesuai
dengan
tentunya bukan merupakan kebetulan
Slavin (dalam Isjoni, 2007 : 22) Tiga
saja, peningkatan minat tersebut
konsep
terjadi karena adanya penerapan
karakteristik Cooperative Learning
model
yaitu
pembelajaran
kooperatif
sentral
yang
menjadi
: “ Penghargan Kelompok,
metode Teams Games Tournament
pertanggung jawaban individu, dan
(TGT) di kelas XI IIS 3 sehingga
kesempatan
meningkatkan
belajar.
berhasil” Ketiga konsep tersebut
Pembelajaran TGT merupakan salah
saling berhubungan. Ketika siswa
satu tipe pembelajaran kooperatif
mendapat penghargaan kelompok hal
yang dalam proses pembelajaran
tersebut merangsang siswa kelas XI
mudah di terapkan di dalam kelas,
IIS 3 untuk lebih senang melakukan
adanya pembelajaran kooperatif TGT
sesuatu hal tersebut menimbulkan
ini meningkatkan minat belajar siswa
minat siswa kelas XI IIS 3, Dalam
kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1
kelompok
Kesamben.
Dalam
pembelajaran
jawab secara individu. Tanggung
kooperatif
dikelas siswa dituntut
jawab tersebut berupa setiap siswa
langsung dalam proses pembelajaran.
dalam kelompok pada saat mendapat
Pembelajaran kooperatif mempunyai
tugas bisa menjawab hal tersebut
tiga konsep sentral, 3 konsep sentral
memberikan sumbangan poin bagi
tersebut yang mendorong siswa untuk
kelompoknya. Dan yang terakhir
lebih
dalam
yaitu kesempatan yang sama untuk
kegiatan pembelajaran, Hal tersebut
berhasil, karena mereka sama-sama
menimbulkan ikatan apabila mereka
belajar. Mereka mempunyai kadar
94
minat
melibatkan
siswa
yang
sama
mempunyai
untuk
tanggung
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
kesempatan
yang
untuk
terlibat secara penuh dalam proses
memperoleh keberhasilan kelompok.
pembelajaran sehingga mereka secara
Hal tersebut yaang meningkatkan
penuh akan terlibat dalam proses
minat belajar siswa kelas XI IIS 3.
pembelajaran, hal tersebut sesuai
Siswa
sama
menikmati
dengan Smith (dalam Barkley dkk,
proses pembelajaran TGT ini, hal
2012:7) yakni “menuntut para pelajar
tersebut menimbulkan minat yang
untuk bekerja sama menyelesaikan
tinggi untuk belajar sesuai dengan
tugas bersama, berbagai informasi,
Slameto (2010 : 180) minat adalah
dan
“suatu rasa lebih suka dan rasa
penelitian menunjukkan bahwa dalam
keterikatan pada suatu hal atau
penerapan kooperatif model TGT di
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
kelas XI IIS 3 membuat siswa lebih
Adanya minat yang timbul tersebut
dominan dalam proses pembelajaran
akibat faktor dorongan dari dalam
mereka
siswa itu sendiri, Factor-faktor yang
kekompakan
mempengaruhi minat menurut Crow
kelompok,
& Crow (dalam Shaleh & Wahab,
menggantungkan
2004 : 264), “yaitu factor intern dan
Adanya pembelajaran kooperatif ini
faktorn
setiap
membuat siswa lebih konsentrasi
soal
dalam pembelajaran karena mereka
turnamen hal tersebut membuat faktor
dituntut terlibat secara penuh dalan
emosional dalam diri setiap siswa
proses pembelajaran.
kelompok
sangat
ekstern”.
Saat
bisa
menjawab
meningkat. Faktor ini dinyatakan
bahwa
suatu
mendukung”.
lebih
Hasil
menunjukkan
dalam
dan
kepada
sisi
belajar
tidak
guru.
Minat tersebut terlihat karena
yang
cara belajar yang berbeda membuat
dilaksanakan oleh individu yang
siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1
dapat dicapai dengan sukses akan
Kesamben merasa tertarik dalam
menyebabkan
perasaan
yang
belajar. Mereka merasa senang dalam
menyenangkan.
Hal
akan
belajar ekonomi. Peningkatan minat
berakibat pula bisa memperbesar
dalam pembelajaran tersebut karena
minat dalam hal tersebut.
siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1
Minat
aktifitas
saling
ini
meningkat
karena
Kesamben, merasa tertarik dengan
dalam proses pembelajaran siswa
proses pembelajaran dengan metode
95
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Teams Games Tournament (TGT)
tersebut. Adanya siswa yang banyak
yang belum pernah mereka lakukan.
memperhatikan semua perintah guru
Dalam proses pembelajaran TGT ini
tersebut lah yang terlihat ketika
semua siswa turut terlibat dalam
peningkatan minat terlihat.
proses
B. Hasil Belajar
pembelajaran.
menikmati
aturan
Siswa
main
proses
Observasi
awal
sebelum
pembelajaran TGT ini dari diskusi,
adanya penerapan TGT ini terlihat
game sampai kegiatan turnamen.
jika nilai siswa kelas XI IIS 3 SMAN
Perolehan poin yang memacu mereka
1 Kesamben kurang dari KKM. Nilai
untuk terus berusaha agar mereka bisa
yang tuntas KKM hanya beberapa
menjawab pertanyaan pada saat game
siswa saja. Hal tersebut karena cara
ataupun pada saat turnamen. Ketika
belajar mereka yang kurang efektif
mereka bisa menjawab pertanyaan,
menyebabkan hasil belajar
mereka mempunyai rasa bangga
rendah sesuai dengan
tersendiri.
ini
(2008:62) “konsep belajar adalah
membuat setiap anggota kelompok
sebagai suatu upaya atau proses
harus benar-benar berusaha agar
perubahan perilaku seseorang sebagai
mereka pada saat kegiatan turmen
akibat interaksi peserta didik dengan
memenangkan kompetisi tersebut.
berbagai sumber belajar yang ada
Rangsangan
disekitarnya. Perubahan tingkah laku
Model
kompetisi
tersebut
membuat
Warsita
ketersediaan mereka dalam belajar
tersebut
ekonomi datang dari diri
pengetahuan (kognitif), ketrampilan
sendiri
tanpa
di
paksa
mereka
yang
meliputi
yang
(psikomotor),
dan
perubahan
nilai
sikap
menimbulkan minat belajar ekonomi
(afektif)”. Hasil belajar yang rendah
meningkat.
menggambarkan jika tujuan utama
Minat belajar siswa kelas XI
belajar di kelas XI IIS 3 SMAN 1
IIS 3 terlihat ketika mereka antusias
Kesamben belum berhasil karena
dalam melakukan semua yang di
perubahan hasil kognitif siswa belum
perintah oleh guru, antusias yang
terlihat.
mereka tunjukkan tanpa ada unsur
Hasil belajar bisa dijadikan
keberatan sehingga mereka suka rela
indikator sebagai keberhasilan dalam
melakukan
proses pembelajaran. Pembelajaran
96
proses
pembelajaran
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
dikatakan berhasil apabila nilai yang
Hasil belajar siswa kelas XI II
di peroleh siswa sudah sesuai dengan
S 3 SMA Negeri 1 Kesamben
kriteria yang telah di tentukan ,
Meningkat setelah di terapkan Model
begitupula
Pembelajaran
terihatnya
sebaliknya.
aktivitas
Belum
yang
Kooperatif
Teams
dapat
Games Tournament (TGT) ini karena
menghasilkan perubahan dalam diri
siswa ada rangsangan belajar secara
seseorang, baik secara aktual maupun
mandiri, mereka berupaya sendiri
potensial
belum
untuk memahami materi yang di
tercapainya tujuan belajar karena
berikan oleh guru. Hal tersebut
proses pembelajaran di SMA Negeri
membuat siswa lebih suka rela dalam
1
terlalu
belajar dan tanpa disuruh. Suka rela
menggantungkan diri kepada guru,
siswa tersebut menyebabkan siswa
sehingga
merasa senang akan mata pelajaran
merupakan
Kesamben,
murid
mereka
dalam
belajar
kurang mandiri. Proses belajar akan
ekonomi
berhasil dipengaruhi beberapa faktor
ketertarikan, sehingga memberikan
diantaranya yang diungkapkan oleh
pengaruh
Dalyono (2009:55-57) yaitu minat.
pembelajaran.
Adanya minat sangat berpengaruh
tersebut terlihat dari hasil nilai siswa
terhadap hasil pembelajaran. Minat
yang sudah tuntas dari KKM pada
yang rendah terjadi karena siswa tidak
siklus 2.
merasa
nyaman
positif
menimbulkan
dalam
proses
Pengaruh
positif
proses
Selain itu unsur game dan
pembelajaran, hal tersebut sejalan
turnamen dalam pembelajaran di
dengan
oleh
kelas XI IIS 3 membuat setiap siswa
Dalyono (2009 : 235) “tidak adanya
antusian untuk memperoleh nilai
minat seorang anak terhadap suatu
yang optimal untuk kelompoknya.
pelajaran
akan
Nilai yang tinggi akan membuat
belajar”.
Ketika
yang
dalam
dan
dikemukakan
timbul
kesulitan
tidak
mereka menjadi pemenang turnamen
mempunyai minta belajar ekonomi,
dikelas. Ketika kelompok tersebut
hal tersebut menyebabkan mereka
menjadi yang terbaik di kelas hal
kurang
belajar
tersebut membuat lebih mendorong
ekonomi, hal tersebut menyebabkan
siswa untuk lebih giat belajar lagi, dan
hasil belajar ekonomi mereka rendah.
yang belum memenangkan turnamen
tertarik
siswa
untuk
97
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
mereka berusaha dengan giat belajar
pembelajaran”. Ketika minat dalam
agar kelompok mereka memenangkan
diri siswa tersebut tinggi, maka secara
turnamen. Hal tersebut sesuai dengan
sadar
Sanjaya (2006:246) yaitu : “Prinsip
perintah,
Ketergantungan
(Positive
ketertarikan akan belajar ekonomi
Interdependence), Tanggung Jawab
tinggi. Ketika seorang siswa sudah
Perseorangan
tertarik
Positif
(Individual
Accountability),
Interaksi
mereka
hal
belajar
tanpa
tersebut
terhadap
di
membuat
sesuatu
tanpa
Tatap
dipaksapun mereka dengan senang
Muka(Face to Face Prommotion
hati akan melakukan hal yang tanpa
Interaction),
dan
orang lain perintah. Siswa yang
Komunikasi
(Paeticipation
belajar sudah timbul dalam dirinya
Communication)
“.
sendiri
Partisipasi
pembelajaran
ini
Dalam
diperintah
akan
siswa
membuat mereka ingin memperoleh
memperoleh tanggung jawab penuh
nilai yang bagus. Sehingga mereka
sehingga mereka berupaya belajar
dengan suka rela belajar, di kelas XI
sendiri,
IIS 3 ketika guru menjelaskan materi
hal
setiap
tanpa
tersebut
yang
meningkatkan hasil belajar siswa.
Mereka
secara
suka
awal, mereka secara mandiri belajar
rela
dan mengaitkan dengan apa yang
belajar tanpa ada unsur paksaaan. Hal
telah
tersebut mepermudah siswa dalam
mereka lebih mandiri dalam belajar,
belajar. Belajar yang tanpa dipaksa
dan pembelajaran sudah sesuai yaitu
dan berasal dari diri siswa sendiri
berpusat pada siswa, hanya ada
akan menimbulkan hasil yang baik.
beberapa siswa saja yang belum
Hasil yang baik itu terlihat dari hasil
tuntas dalam KKM tersebut. Sehingga
belajar siswa pelajaran ekonomi
model pembelajaran Teams Games
meningkat dari setiap siklus hal
Tournament (TGT) ini cocok di
tersebut
Slameto
terapkan di kelas untuk meningkatkan
(2003:4) menjelaskan hasil belajar
minat dan hasil belajar siswa tersebut.
sesuai
dengan
mereka
pelajari
sehingga
adalah “perubahan yang terjadi secara
sadar,
bersifat
fungsional
kontinyu
setelah
dan
mengalami
pelatihan dan pengalaman dalam
98
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
pembahasan
yang telah dipaparkan dalam bab
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
sebelumnya,
maka
dapat
ditarik
masing- masing siklus. Hasil
kesimpulan penelitian sebagai berikut
belajar yang meningkat tersebut
:
merupakan akibat adanya minat
1. Minat belajar siswa kelas XI IIS
belajar ekonomi yang tinggi
3 meningkat setelah di terapkan
dalam diri siswa. Minat yang
model
pembelajaran
Teams
tinggi tersebut mendorong siswa
Games
Tournament
(TGT)
untuk memperoleh nilai yang
karena, model pembelajaran ini
baik
membuat siswa lebih senang
diperoleh meningkat. Hasil yang
belajar ekonomi tanpa disuruh,
meningkat terlihat dari nilai pre
mereka
test dan pos test yang terus
antusias
dalam
melakukan semua yang di suruh
sehingga
hasil
yang
meningkat.
oleh guru. Minat meningkat
karena mereka ingin memperoleh
A. Saran
nilai
dalam
1. Bagi guru mata pelajaran
tersebut
ekonomi di SMA Negeri 1
maksaimal
berkompetisi.
Hal
menimbulkan dorongan dalam
Kesamben
diri siswa untuk belajar lebih giat
dalam
pembelajaran.
agar memperoleh hasil yang
Diharapkan
guru
dapat
maksimal untuk kelompoknya.
menerapkan
pada
proses
Sehingga
pembelajaran sehingga dapat
kelompoknya
mmeproleh nilai
yang lebih
unggul dari kelompok lain. Hal
sebagai
variasi
meningkatkan nilai siswa.
2. Bagi
Peneliti
yang
lain
tersebut mendorong minat dalam
disarankan untuk mencoba
diri siswa kelas XI IIS 3 untuk
pada materi ataupun mata
belajar ekonomi.
pelajaran yang lain dan di
2. Hasil belajar kelas XI IIS 3 SMA
sekolah
yang
berbeda
Negeri 1 Kesamben meningkat
sehingga
dapat
digunakan
setelah
metode
untuk melihat sejauh mana
Games
keberhasilan
dilakukan
pembelajaran
Tournemnt
Team
(TGT).
Terlihat
model
pembelajaran TGT ini apabila
peningkatan pada hasil pos tes
99
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
di terapkan pada kondisi yang
berbeda.
3. Bagi
sekolah
disarankan
untuk mengenalkan metode
pembelajaran pada guru-guru
yang mengajar mata pelajaran
selain
digunakan
ekonomi,
agar
sebagai
variasi
pembelajaran yang bisa di
terapkan
dalam
proses
pengajaran di kelas.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Iif, Khoiru. 2011. Strategi
Pembelajaran
Sekolah
Terpadu. Jakarta : PT
Prestasi Pustakarya.
Arikunto , Suharsimi , (2002).
Prosedur Penelitian Suatu
pendekatan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
Arikunto , Suharsimi , (2012). DasarDasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Barkley, Elizabeth dkk. 2005.
Collaborative
Learning
Techniques. Bandung :
Nusa Media.
Dahar, Ratna, Wilis. 2006. Teori
Belajar dan Pembelajaran.
Bandung : Erlangga.
Dalyono, M. 2009. Psikologi
Pendidikan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Huda, Miftakhul. 2013. Cooperative
Learning
Metode,Teknik,
Struktur,
dan,
Model
Penerapan.
Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Huda, Miftakhul. 2014. Model-Model
Pengajaran
dan
Pembelajaran
isu-isu
100
Metodis dan Paradigmatis..
Yogyakarta
:
Pustaka
Pelajar.
Hurlock,Elizabeth. 1990.Psikologi
Perkembangan.Jakarta:Erlangga.
Illahi,Muhammad,Takdir.
2012.
Revitalisasi
Pendidikan
Berbasis Moral. Jakarta : Arruzz Media.
Isjoni, Cooperative Learning. 2007.
Bandung : Alfabeta.
Komalasari,
Kokom.
2011.Pembelajaran
Kontekstual (Konsep dan
Aplikasi). Bandung : PT
Refika Aditama.
Margono,S. 1996 . Metodologi
Penelitian Pendidikan .Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Nurkancana,Wayan. & Sumartana.
1986.
Evaluasi
Pendidikan.Surabaya
:
Usaha Nasional.
Nurhadi dkk. 2004. Pembelajaran
Kontekstual.
Malang
:
Universitas Negeri Malang
(UM PRESS)
Respati, Agustina, Dwi. Penerapan
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT untuk
Meningkatkan
Prestasi
Belajar Akuntansi. Jurnal
Pendidikan Ekonomi – BKK
Akuntansi FKIP Universitas
Sebelas Maret. 1(2). 1 -10
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Pembelaaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada
Media.
Shaleh,
& A.R Wahab.2004
.Psikologi Suatu Pengantar.
Jakarta : Pranada Media.
Sholihatin, Etin & Raharjo. 2009.
Cooperative
Learning
Analisis
Model
Pemebelajaran IPS. Jakarta :
Bumi Aksara.
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Slameto.2010.Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta.
Sumardoyo, Samsu, 2013 . Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Thobroni,Muhammad. & Mustofa,
Ali. 2011. Belajar dan
Pembelajaran
(pengembangan wacana dan
praktik pembelajaran dalam
pembangunan rasional ).
Jakarta : AR-ruzz media.
Uno, Hamzah B dan Koni, Satria.
2012.
Assessment
Pembelajaran : salah satu
bagian
penting
dari
pelaksanaan pembelajaran
yang tidak dapat diabaikan
dalam
pelaksanaan
penilaian.Jakarta : Bumi
Aksara.
Wahyudin,Sutikno.
2010.
Keefektifan Pembelajaran
Berbantuan
Multimedia
Menggunakan
Metode
Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Minat dan
Pemahaman Siswa. Jurnal
Pendidikan, 6 : 59.
WarsitaBambang. 2008. Teknologi
Pembelajaran ( Landasan
dan Aplikasinya).Jakarta :
PT Rineka Cipta.
101
Download