JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Kesamben Silky Roudhotus Sa’adah Sapir ABSTRACT This study attempts to know: (1) an increase in interest learn economic after determining model cooperative TGT and (2) increasing the study results economic after determining learning model cooperative TGT.Research approach that is used is the qualitative study is descriptive analytic. The kind of research that is used is the act of instrumen research be used that is a sheet of observation, poll, and about pretax post test and test. The subject of study class XI social scient 3 SMAN 1 Kesamben, object research cooperative TGT learning. Is using the research in 2 cycles.Study results class XI Social Scient 3 SMAN 1 Kesamben increase after done a method of learning team games tournemnt (TGT). Look increase on the outcome of post test for each cycle. On the outcome of pre test there was only one of students are be completed. Then on the outcome of post test 1 in cycle 1 the percentage rose to 41.2 %. These increases do not too large on the outcome of post test to 2 the percentage forty-seven percent only up as many as 5.8 % .But the result look significant to the test to 3 that is up from 47 % to 91.2 % the percentage the increase in 44 .2 %. Interest learn class XI Social Scient 3 SMAN 1 kesamben increased. Keywords: Cooperative Learning Method Teams Games Tournament (TGT), Interest , Study Results. Seiring dengan perkembangan yang mulia agar terbentuk pribadi zaman, dunia pendidikan dituntut yang sempurna”. memberikan yang ditunjukan dengan adanya perbaikan dominan dalam mencetak generasi dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas. Menurut Illahi menjadi (2012:27) pendidikan adalah “ upaya mencetak untuk mengembangkan, mendorong, berkualitas sesuai standar yang telah dan mengajak manusia agar terampil ditetapkan. Pendidikan merupakan lebih progresif dengan berdasarkan suatu hal yang penting yang harus pada nilai yang tinggi dan kehidupan dinikmati oleh semua warga negara kontribusi Alamat Korespondensi: Silky Roudhotus Sa’adah 84Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UM E-mail: [email protected] 84 ujung Kualitas tersebut tombak generasi baru dalam yang JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 Indonesia tanpa terkecuali. kurang ada perhatian dengan metode Pendidikan sangat penting, karena yang ditetapkan guru tersebut, siswa adanya dapat cenderung asyik dengan kegiatannya meningkatkan kualitas sumber daya sendiri seperti bermain handphone di manusia dan pengetahuan kelas, pendidikan yang dimiliki seseorang tersebut. Proses bergurau dengan teman ataupun mencoret-coret kertas. Selain pembelajaran yang penerapan metode ceramah guru berhasil bisa dilihat dari minat siswa tersebut juga menerapkan metode lain akan suatu mata pelajaran tinggi seperti sehingga hasil belajar siswa itu bagus. untuk menyampaikan materi, namun Hasil maksimal hasilnya tetap sama dengan metode diperoleh dari pemahaman siswa akan ceramah. Tanya jawab dipakai guru materi yang disampaikan oleh guru untuk variasi proses pembelajaran, tersebut. Hasil belajar diperoleh pada namun para siswa tidak sepenuhnya akhir aktif dalam proses pembelajaran. belajar proses yang pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa menyerap pelajaran. power point Sesuai dengan pengamatan yang Hal yang terjadi di penggunaan dilakukan penulis dan SMA wawancara yang dilakukan pada guru Negeri I Kesamben khususnya kelas mata pelajaran ekonomi penyebab XI IIS 3 adalah pembelajaran pada masih rendahnya nilai dipengaruhi mata pelajaran ekonomi dalam proses oleh beberapa faktor diantaranya belajar mengajar yang selama ini yaitu dilakukan cenderung masing-masing siswa yang rendah, menggunakan model pembelajaran kurang adanya ketertarikan siswa konvensional model ceramah, di dalam proses belajar mengajar pada mana pusat mata pelajaran ekonomi, partisipasi pembelajaran. Selain itu Metode siswa yang masih rendah dalam ceramah menjadi sumber informasi proses pembelajaran, dan minat yang yang dapat didapatkan siswa dari rendah guru. metode pembelajaran. Metode ceramah yang aktif digunakan guru membuat para siswa dengan kegiatannya sendiri, mereka bosan dan mengantuk dalam proses masih guru Pada ceramah menjadi pelaksanaan siswa cenderung kemampuan untuk yang mengikuti dimiliki proses 85 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 pembelajaran, metode tersebut kurang menarik perhatian siswa. pembelajaran, menarik Kurang ketertarikan terhadap metode perhatian menggunakan ini dapat siswa karena perpaduan belajar pelajaran terlihat dari banyak siswa bermain dan kompetisi, sehingga yang asyik dengan kesibukannya akan meningkatkan minat untuk sendiri dan kurang memperhatikan belajar ekonomi. Metode ini dapat apa yang guru jelaskan. Kurangnya melibatkan semua anggota kelompok ketertarikan membuat minat siswa yang heterogen dalam satu kolompok untuk rendah dan mengandung unsur permainan menyebabkan hasil nilai ulangan dan ada unsur kompetisi sehingga maupun tugas-tugas banyak yang di dapat merangsang keaktifan siswa bawah KKM, KKM yang ditetapkan agar kelompoknya memperoleh point di SMA Negeri 1 Kesamben yaitu 75. terbaik. Karena pembelajaran yang kurang pembelajaran menarik dan minat siswa yang rendah menikmati membuat turnamen. belajar ekonomi banyak siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM yang sudah ditetapkan. menerapkan kooperatif model Setiap ini penerapan siswa akan bagaimana suasana kelompok berusaha memperoleh skor terbaik. Setiap Pada penelitian ini penulis akan Dalam pembelajaran dalam proses berlangsungnya Games turnamen tersebut sehingga tidak ada Tournament ( TGT). Model ini sangat siswa yang sibuk dengan aktivitas nya mudah diterapkan dan lebih bisa sendiri sehingga pembelajaran ini menarik perhatian siswa dari pada sangat sesuai dengan keadaan kelas penggunaan metode ceramah, diskusi yang ataupun menggunakan media power pembelajaran kurang menarik minat point. Model pembelajaran Teams siswa Games memiliki ceramah ataupun model penggunaan proses power point. Model pembelajaran ini yang diharapkan dapat memotivasi siswa menuntut keterlibatan siswa dari awal untuk saling membantu antara siswa pembelajaran yang mempunyai kemapuan yang Tournament kelebihan pembelajaran 86 Teams anggota kelompok akan terlibat aktif yaitu pada kooperatif hingga akhir partisipasinya jika menggunakan dalam model JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 berbeda. Sehingga menimbulkan minat akan 1. Pendekatan yang tinggi Pendekatan Penelitian : penelitian yang kepada siswa. Model pembelajaran digunakan adalah penelitian yang bisa merangsang minat siswa ini kualitatif bersifat deskriptif akan membuat siswa lebih berminat analitik. Data yang diperoleh untuk pada belajar tanpa diperintah, saat penelitian sehingga akan meningkatkan hasil dideskripsikan belajarnya. secara jelas dan dianalisis untuk Berdasarkan belakang diatas mengetahui sejauh diuraikan uraian latar mencari hubungannya kemudian penulis ingin dituangkan dengan bentuk kata- mana model kata agar diperoleh informasi kemudian disajikan dalam bentuk pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan minat dan hail belajar siswa, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul “Penerapan Model dan Pembelajaran Cooperative uraian naratif. 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas 3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. Penelitian ini Learning Metode Teams Games dilaksanakan di kelas XI IIS 3 Tournament untuk Meningkatkan SMA Negeri 1 Kesamben. Waktu Minat Hasil Belajar pelaksanaa bulan Oktober 2015. dan Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Kesamben”. 4. Subjek Penulisan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 3 berjumlah 38 anak, Dimana siswa berjumlah 12 laki-laki dan siswi perempuan berjumlah 26 dan diselenggarakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN 87 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 5. Data dan Sumber Data No Data Tekhik pengumpulan data 1. Penerapan model Observasi pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Lembar observasi kegiatan guru 2. Minat siswa Angket Angket 3. Hasil belajar siswa Tes Pre Tes dan Pos Tes 6. Penggumpulan Data a. Lembar sebelum dilakukan tindakan Observasi. model pembelajaran TGT Penelitian ini menggunakan dan setelah diterapkan model instrumen pembelajaran TGT. berupa lembar observasi untuk diisi oleh observer untuk b. dan digunakan meneliti Catatan lapangan ini digunakan untuk melengkapi penulis dalam menerapkan data yang tidak ada pada rencana observasi, sehingga tidak pembelajaran (RPP). ada data yang terlewatkkan Soal Tes. Soal tes yang selama proses pembelajaran digunakan dalam penelitian berlangsung. ini berupe pre test dan pos e. Pedoman test, dalam setiap siklusnya Pedoman diadakan pre test dan post untuk memperoleh informasi test untuk mengetahui hasil tanggapan belajar penerapan siswa, ketika menggunakan model TGT dan sesudahnya. Soal c. d. Lembar Catatan Lapangan. ketetapan sebelum tes berupa pilihan wawancara. ini guru terhadap model 7. Analisis Data a. Lembar Observasi soal. Oleh Penulis. Angket. Angket digunakan digunakan pembelajaran TGT ini. ganda yang terdiri dari 20 untuk mengukur minat siswa 88 Instrumen Pengelolaan Pembelajaran JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 ∑ 𝑇=𝑁 ∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100 : Banyaknya siswa yang mengikuti tes % ( Sumber : diadobsi Arikunto, 2012 : ( Sumber : Arikunto, 2012 : 272) 272) Indikator b. Hasil Belajar Siswa Keterangan : penerapan keberhasilan TGT terhadap peningkatan hasil belajar siswa S = skor dapat R = jumlah benar dilihat dengan membandingkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I da W = jumlah salah siklus II. Penerapan TGT dikatakan berhasil apabila rata(Sumber : Arikunto, 2012 : 262) rata pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑋 100 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙 c. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran TGT (Sumber : diadobsi Arikunto, 2012 : Untuk melihat minat 272) siswa terhadap pembelajaran Untuk mengetahui presentase yang menggunakan model banyak siswa yang telah mencapai TGT ini dianalisis secara ketuntasan belajar dapat digunakan deskriptif rumus sebagai berikut : 𝐻 = Keterangan : rumus sebagai 𝑆 𝑋 100 𝑇 Keterangan : Ketuntasan Belajar ∑𝑇 dihitung berikut : ∑𝑇 𝑇𝐵 = 𝑋 100 % ∑𝑇𝑁 TB dengan dan : Banyaknya : H : Hasil kriteria minat S : Penjumlahan nilai angket dari No. 1 - 15 siswa yang mendapatkan skor ≥ 75 89 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 T : Total skor, yakni jumlah soal Implementasi tindakan 1 dikali Bobot nilai tertinggi dilakukan hari rabu tanggal 7 Oktober pada angket, 15 x 4 = 60 2015 (Sumber : diadobsi Arikunto, 2012 : 198) dan 12 Oktober 2015. Pertemuan ke 2 yaitu pada tanggal 12 Oktober 2015. Pelaksanaan peretemuan ke 2 yaitu hari senin HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN waktu pelajaran ekonomi yaitu jam ke 4 dan 5. Alokasi waktu yaitu 2 x 45 menit, dimana 20 menit untuk belajar 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I kelompok, kemudian 20 menit untuk Proses perencanan pada siklus game. 25 menit untuk turnamen dan I dari hasil yang diperoleh observasi 25 menit untuk kegiatan pos test. awal, kegiatan atau hal-hal yang perlu 1) Penyajian kelas dipersiapkan antara lain adalah: 1) Menyusun Dalam Rencana Pembelajaran (RPP digunakan tujuan dari yang akan dilakukan untuk 90 menit ke depan. Penulis meminta kelompok mengelompokkan siswa yaitu untuk berkumpul sesuai dengan sebanyak anggota yang telah dibagi pada 38 siswa dibagi pertemuan sebelumnya. Pembagian 3) Menyiapkan materi yang akan disampaikan yaitu materi Pendapatan Nasional 4) Menyiapkan penelitian berupa kelompok sesuai dengan hasil nilai Pre Test pada pertemuan sebelumnya. Pada tahap ini penulis instrumen lembar observasi guru dan siswa, lembar catatan lapangan, angket dan soal pre test 5) Menyiapkan soal games dan soal 90 penulis untuk menjadi 6 kelompok. a. apa ini pembelajaran ini, kemudian apa saja 2) Memberikan soal pre test yang hasilnya menjelaskan tahap menjelaskan semua aturan main proses pembelajaran TGT. 2) Belajar dalam Kelompok Pada tahap ini penulis meminta setiap kelompok belajar bersama, yaitu penulis membagiakan tournament kartu soal yang sudah terdapat Tahap Implementasi Tindakan jawabannya sebanyak 38 soal untuk JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 digunakan sebagai media belajar, masing-masing kelompok 4) Pertandingan (Tournament) belajar Pada tahap ini penulis secara bergantian membaca kartu soal meminta untuk tulisan kelompok yang dibagikan penulis. meja ditata di meja paling depan 3) Game (Permainan) secara berurutan, yaitu dari barat Setelah belajar kelompok, nomor 1 sampai nomor 6. Kemudian penulis menjelaskan aturan main penulis memaggil urutan nama yang tahap selanjutnya yaitu game. Pada akan tahap ini setiap kelompok duduk kemampun pada hasil Pre Test .. secara melingkar. Kartu soal yang 5) Penghargaan Kelompok telah dibuat diskusi kemudian ditutup. bertanding Pemenang sesuai dengan turnamen yaitu Setiap siswa mempunyai tanggung memperoleh poin 60 untuk kelompok jawab untuk membacakan soal secara 5 berurutan. Ketika salah satu siswa memanggil semua anggota kelompok dalam 5 untuk menerima reward yang telah kelompok pertanyaan, siswa memberikan lain dalam kelompok tersebut berebut dengan cara mengangkat tangan untuk “Giant”. Setelah itu penulis disediakan penulis. 1) Hasil Belajar Siswa Hasil belajar dilihat dari menjawab soal yang dilontarkan perbandingan nilai pre test dan pos tersebut. test yang telah di peroleh siswa. Tabel 1 Hasil Belajar Pre Test Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1 Kesamben. 1 Siswa yang ikut pre test 38 siswa 2 siswa yang tuntas KKM 1 siswa 3 siswa yang belum tuntas KKM 37 siswa 4 % Siswa yang tuntas KKM dalam kelas 3,6 % 5 Rata – Rata Nilai Kelas 47.3 Tabel 2 Hasil Belajar Pos Test 1 Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1 Kesamben. 1 Siswa yang ikut post test 34 siswa 2 Siswa yang tuntas KKM 14 siswa 3 Siswa yang belum tuntas KKM 20 siswa 91 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 4 % Siswa yang tuntas KKM dalam kelas 41.2 % 5 Rata – Rata Nilai Kelas 69.1 2) Hasil Lembar Observasi Penulis dalam Kegitan Pembelajaran dengan Model TGT pada Siklus 1. Hasil lembar observasi penelitian secara ringkas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 3 Hasil Lembar Observasi Penulis dalam Kegiatan Pembelajaran dengan Model TGT pada Siklus 1. No 1. Nama ∑ Observer Muncul Eko Deskriptor yang ∑ Deskriptor % Skor yang Diperoleh Budi, 17 19 89.5% S.Pd 2. Siti Nur 16 19 84.2% 3. Sri Wahyuni 15 19 78.9% ∑ 48 57 Rata-rata 16 84.2% Berdasarkan tabel 3 terlihat jika presentase keberhasilan penulis dalam menerapkan pembelajaran model TGT sebanyak 84.2%. Tabel 4 Hasil Belajar Pos Test 2 Siklus 2 Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1 Kesamben. 1 Siswa yang ikut pre test 34 siswa 2 siswa yang tuntas KKM 16 siswa 3 siswa yang belum tuntas KKM 18 siswa 4 % Siswa yang tuntas KKM dalam kelas 47 % 5 Rata – Rata Nilai Kelas 71.2 Tabel 5 Hasil Belajar Pos Test ke 3 Siklus 2 Siswa Kelas XI IIS 3 SMAN 1 Kesamben. 1 Siswa yang ikut pre test 34 siswa 2 siswa yang tuntas KKM 31 siswa 3 siswa yang belum tuntas KKM 3 siswa 92 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 4 % Siswa yang tuntas KKM dalam kelas 91.2% 5 Rata – Rata Nilai Kelas 85.6 Hasil Minat Belajar Siswa dan Hasil Nilai Belajar Siswa 1) Minat Belajar Minat belajar kelas XI IIS 3 terhadap mata pelajaran ekonomi dapat dilihat dalam tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 6 Hasil Angket Minat Belajar Ekonomi Siswa Sebelum Penerapan TGT Kriteria Jawaban Jumlah Siswa Sangat Minat 0 Minat 38 Kurang Minat 0 Tidak Minat 0 Tabel 7 Hasil Angket Minat Belajar Ekonomi Siswa Setelah Penerapan TGT Kriteria Jawaban Jumlah siswa Sangat Minat 18 Minat 20 Kurang Minat 0 Tidak Minat 0 2) Hasil belajar Berdasarkan data Hasil belajar sebelum dan sesudah melakukan metode pembelajaran dengan model TGT dari 2 siklus yaitu pre tes dan pos tes kemudian penulis membandingkan hasil pre tes dan pos tes tersebut di tunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 8 Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Pre Tes dan Pos Tes Siklus 1 dan 2 Siklus 1 ∑ Siswa yang Ikut Tes Siklus 2 Pre Tes Pos Tes 1 Pos Tes 2 Pos Tes 3 38 siswa 34 siswa 34 siswa 34 siswa 93 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 Rata – Rata nilai kelas 47.36 69,1 71.2 85.6 % Ketuntasan kelas 3.6 % 41.2 % 47 % 91.2% Siswa Tuntas KKM 1 siswa 14 siswa 16 siswa 31 siswa 20 siswa 18 siswa 3 siswa Siswa Tidak Tuntas 37 siswa KKM PEMBAHASAN ingin memperoleh tujuan yang ingin A. Minat Belajar di capai mereka harus bekerja sama Peningkatan minat tersebut untuk meraihnya sesuai dengan tentunya bukan merupakan kebetulan Slavin (dalam Isjoni, 2007 : 22) Tiga saja, peningkatan minat tersebut konsep terjadi karena adanya penerapan karakteristik Cooperative Learning model yaitu pembelajaran kooperatif sentral yang menjadi : “ Penghargan Kelompok, metode Teams Games Tournament pertanggung jawaban individu, dan (TGT) di kelas XI IIS 3 sehingga kesempatan meningkatkan belajar. berhasil” Ketiga konsep tersebut Pembelajaran TGT merupakan salah saling berhubungan. Ketika siswa satu tipe pembelajaran kooperatif mendapat penghargaan kelompok hal yang dalam proses pembelajaran tersebut merangsang siswa kelas XI mudah di terapkan di dalam kelas, IIS 3 untuk lebih senang melakukan adanya pembelajaran kooperatif TGT sesuatu hal tersebut menimbulkan ini meningkatkan minat belajar siswa minat siswa kelas XI IIS 3, Dalam kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 kelompok Kesamben. Dalam pembelajaran jawab secara individu. Tanggung kooperatif dikelas siswa dituntut jawab tersebut berupa setiap siswa langsung dalam proses pembelajaran. dalam kelompok pada saat mendapat Pembelajaran kooperatif mempunyai tugas bisa menjawab hal tersebut tiga konsep sentral, 3 konsep sentral memberikan sumbangan poin bagi tersebut yang mendorong siswa untuk kelompoknya. Dan yang terakhir lebih dalam yaitu kesempatan yang sama untuk kegiatan pembelajaran, Hal tersebut berhasil, karena mereka sama-sama menimbulkan ikatan apabila mereka belajar. Mereka mempunyai kadar 94 minat melibatkan siswa yang sama mempunyai untuk tanggung JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 kesempatan yang untuk terlibat secara penuh dalam proses memperoleh keberhasilan kelompok. pembelajaran sehingga mereka secara Hal tersebut yaang meningkatkan penuh akan terlibat dalam proses minat belajar siswa kelas XI IIS 3. pembelajaran, hal tersebut sesuai Siswa sama menikmati dengan Smith (dalam Barkley dkk, proses pembelajaran TGT ini, hal 2012:7) yakni “menuntut para pelajar tersebut menimbulkan minat yang untuk bekerja sama menyelesaikan tinggi untuk belajar sesuai dengan tugas bersama, berbagai informasi, Slameto (2010 : 180) minat adalah dan “suatu rasa lebih suka dan rasa penelitian menunjukkan bahwa dalam keterikatan pada suatu hal atau penerapan kooperatif model TGT di aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. kelas XI IIS 3 membuat siswa lebih Adanya minat yang timbul tersebut dominan dalam proses pembelajaran akibat faktor dorongan dari dalam mereka siswa itu sendiri, Factor-faktor yang kekompakan mempengaruhi minat menurut Crow kelompok, & Crow (dalam Shaleh & Wahab, menggantungkan 2004 : 264), “yaitu factor intern dan Adanya pembelajaran kooperatif ini faktorn setiap membuat siswa lebih konsentrasi soal dalam pembelajaran karena mereka turnamen hal tersebut membuat faktor dituntut terlibat secara penuh dalan emosional dalam diri setiap siswa proses pembelajaran. kelompok sangat ekstern”. Saat bisa menjawab meningkat. Faktor ini dinyatakan bahwa suatu mendukung”. lebih Hasil menunjukkan dalam dan kepada sisi belajar tidak guru. Minat tersebut terlihat karena yang cara belajar yang berbeda membuat dilaksanakan oleh individu yang siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1 dapat dicapai dengan sukses akan Kesamben merasa tertarik dalam menyebabkan perasaan yang belajar. Mereka merasa senang dalam menyenangkan. Hal akan belajar ekonomi. Peningkatan minat berakibat pula bisa memperbesar dalam pembelajaran tersebut karena minat dalam hal tersebut. siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1 Minat aktifitas saling ini meningkat karena Kesamben, merasa tertarik dengan dalam proses pembelajaran siswa proses pembelajaran dengan metode 95 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 Teams Games Tournament (TGT) tersebut. Adanya siswa yang banyak yang belum pernah mereka lakukan. memperhatikan semua perintah guru Dalam proses pembelajaran TGT ini tersebut lah yang terlihat ketika semua siswa turut terlibat dalam peningkatan minat terlihat. proses B. Hasil Belajar pembelajaran. menikmati aturan Siswa main proses Observasi awal sebelum pembelajaran TGT ini dari diskusi, adanya penerapan TGT ini terlihat game sampai kegiatan turnamen. jika nilai siswa kelas XI IIS 3 SMAN Perolehan poin yang memacu mereka 1 Kesamben kurang dari KKM. Nilai untuk terus berusaha agar mereka bisa yang tuntas KKM hanya beberapa menjawab pertanyaan pada saat game siswa saja. Hal tersebut karena cara ataupun pada saat turnamen. Ketika belajar mereka yang kurang efektif mereka bisa menjawab pertanyaan, menyebabkan hasil belajar mereka mempunyai rasa bangga rendah sesuai dengan tersendiri. ini (2008:62) “konsep belajar adalah membuat setiap anggota kelompok sebagai suatu upaya atau proses harus benar-benar berusaha agar perubahan perilaku seseorang sebagai mereka pada saat kegiatan turmen akibat interaksi peserta didik dengan memenangkan kompetisi tersebut. berbagai sumber belajar yang ada Rangsangan disekitarnya. Perubahan tingkah laku Model kompetisi tersebut membuat Warsita ketersediaan mereka dalam belajar tersebut ekonomi datang dari diri pengetahuan (kognitif), ketrampilan sendiri tanpa di paksa mereka yang meliputi yang (psikomotor), dan perubahan nilai sikap menimbulkan minat belajar ekonomi (afektif)”. Hasil belajar yang rendah meningkat. menggambarkan jika tujuan utama Minat belajar siswa kelas XI belajar di kelas XI IIS 3 SMAN 1 IIS 3 terlihat ketika mereka antusias Kesamben belum berhasil karena dalam melakukan semua yang di perubahan hasil kognitif siswa belum perintah oleh guru, antusias yang terlihat. mereka tunjukkan tanpa ada unsur Hasil belajar bisa dijadikan keberatan sehingga mereka suka rela indikator sebagai keberhasilan dalam melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran 96 proses pembelajaran JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 dikatakan berhasil apabila nilai yang Hasil belajar siswa kelas XI II di peroleh siswa sudah sesuai dengan S 3 SMA Negeri 1 Kesamben kriteria yang telah di tentukan , Meningkat setelah di terapkan Model begitupula Pembelajaran terihatnya sebaliknya. aktivitas Belum yang Kooperatif Teams dapat Games Tournament (TGT) ini karena menghasilkan perubahan dalam diri siswa ada rangsangan belajar secara seseorang, baik secara aktual maupun mandiri, mereka berupaya sendiri potensial belum untuk memahami materi yang di tercapainya tujuan belajar karena berikan oleh guru. Hal tersebut proses pembelajaran di SMA Negeri membuat siswa lebih suka rela dalam 1 terlalu belajar dan tanpa disuruh. Suka rela menggantungkan diri kepada guru, siswa tersebut menyebabkan siswa sehingga merasa senang akan mata pelajaran merupakan Kesamben, murid mereka dalam belajar kurang mandiri. Proses belajar akan ekonomi berhasil dipengaruhi beberapa faktor ketertarikan, sehingga memberikan diantaranya yang diungkapkan oleh pengaruh Dalyono (2009:55-57) yaitu minat. pembelajaran. Adanya minat sangat berpengaruh tersebut terlihat dari hasil nilai siswa terhadap hasil pembelajaran. Minat yang sudah tuntas dari KKM pada yang rendah terjadi karena siswa tidak siklus 2. merasa nyaman positif menimbulkan dalam proses Pengaruh positif proses Selain itu unsur game dan pembelajaran, hal tersebut sejalan turnamen dalam pembelajaran di dengan oleh kelas XI IIS 3 membuat setiap siswa Dalyono (2009 : 235) “tidak adanya antusian untuk memperoleh nilai minat seorang anak terhadap suatu yang optimal untuk kelompoknya. pelajaran akan Nilai yang tinggi akan membuat belajar”. Ketika yang dalam dan dikemukakan timbul kesulitan tidak mereka menjadi pemenang turnamen mempunyai minta belajar ekonomi, dikelas. Ketika kelompok tersebut hal tersebut menyebabkan mereka menjadi yang terbaik di kelas hal kurang belajar tersebut membuat lebih mendorong ekonomi, hal tersebut menyebabkan siswa untuk lebih giat belajar lagi, dan hasil belajar ekonomi mereka rendah. yang belum memenangkan turnamen tertarik siswa untuk 97 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 mereka berusaha dengan giat belajar pembelajaran”. Ketika minat dalam agar kelompok mereka memenangkan diri siswa tersebut tinggi, maka secara turnamen. Hal tersebut sesuai dengan sadar Sanjaya (2006:246) yaitu : “Prinsip perintah, Ketergantungan (Positive ketertarikan akan belajar ekonomi Interdependence), Tanggung Jawab tinggi. Ketika seorang siswa sudah Perseorangan tertarik Positif (Individual Accountability), Interaksi mereka hal belajar tanpa tersebut terhadap di membuat sesuatu tanpa Tatap dipaksapun mereka dengan senang Muka(Face to Face Prommotion hati akan melakukan hal yang tanpa Interaction), dan orang lain perintah. Siswa yang Komunikasi (Paeticipation belajar sudah timbul dalam dirinya Communication) “. sendiri Partisipasi pembelajaran ini Dalam diperintah akan siswa membuat mereka ingin memperoleh memperoleh tanggung jawab penuh nilai yang bagus. Sehingga mereka sehingga mereka berupaya belajar dengan suka rela belajar, di kelas XI sendiri, IIS 3 ketika guru menjelaskan materi hal setiap tanpa tersebut yang meningkatkan hasil belajar siswa. Mereka secara suka awal, mereka secara mandiri belajar rela dan mengaitkan dengan apa yang belajar tanpa ada unsur paksaaan. Hal telah tersebut mepermudah siswa dalam mereka lebih mandiri dalam belajar, belajar. Belajar yang tanpa dipaksa dan pembelajaran sudah sesuai yaitu dan berasal dari diri siswa sendiri berpusat pada siswa, hanya ada akan menimbulkan hasil yang baik. beberapa siswa saja yang belum Hasil yang baik itu terlihat dari hasil tuntas dalam KKM tersebut. Sehingga belajar siswa pelajaran ekonomi model pembelajaran Teams Games meningkat dari setiap siklus hal Tournament (TGT) ini cocok di tersebut Slameto terapkan di kelas untuk meningkatkan (2003:4) menjelaskan hasil belajar minat dan hasil belajar siswa tersebut. sesuai dengan mereka pelajari sehingga adalah “perubahan yang terjadi secara sadar, bersifat fungsional kontinyu setelah dan mengalami pelatihan dan pengalaman dalam 98 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 sebelumnya, maka dapat ditarik masing- masing siklus. Hasil kesimpulan penelitian sebagai berikut belajar yang meningkat tersebut : merupakan akibat adanya minat 1. Minat belajar siswa kelas XI IIS belajar ekonomi yang tinggi 3 meningkat setelah di terapkan dalam diri siswa. Minat yang model pembelajaran Teams tinggi tersebut mendorong siswa Games Tournament (TGT) untuk memperoleh nilai yang karena, model pembelajaran ini baik membuat siswa lebih senang diperoleh meningkat. Hasil yang belajar ekonomi tanpa disuruh, meningkat terlihat dari nilai pre mereka test dan pos test yang terus antusias dalam melakukan semua yang di suruh sehingga hasil yang meningkat. oleh guru. Minat meningkat karena mereka ingin memperoleh A. Saran nilai dalam 1. Bagi guru mata pelajaran tersebut ekonomi di SMA Negeri 1 maksaimal berkompetisi. Hal menimbulkan dorongan dalam Kesamben diri siswa untuk belajar lebih giat dalam pembelajaran. agar memperoleh hasil yang Diharapkan guru dapat maksimal untuk kelompoknya. menerapkan pada proses Sehingga pembelajaran sehingga dapat kelompoknya mmeproleh nilai yang lebih unggul dari kelompok lain. Hal sebagai variasi meningkatkan nilai siswa. 2. Bagi Peneliti yang lain tersebut mendorong minat dalam disarankan untuk mencoba diri siswa kelas XI IIS 3 untuk pada materi ataupun mata belajar ekonomi. pelajaran yang lain dan di 2. Hasil belajar kelas XI IIS 3 SMA sekolah yang berbeda Negeri 1 Kesamben meningkat sehingga dapat digunakan setelah metode untuk melihat sejauh mana Games keberhasilan dilakukan pembelajaran Tournemnt Team (TGT). Terlihat model pembelajaran TGT ini apabila peningkatan pada hasil pos tes 99 JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 di terapkan pada kondisi yang berbeda. 3. Bagi sekolah disarankan untuk mengenalkan metode pembelajaran pada guru-guru yang mengajar mata pelajaran selain digunakan ekonomi, agar sebagai variasi pembelajaran yang bisa di terapkan dalam proses pengajaran di kelas. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Iif, Khoiru. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta : PT Prestasi Pustakarya. Arikunto , Suharsimi , (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto , Suharsimi , (2012). DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Barkley, Elizabeth dkk. 2005. Collaborative Learning Techniques. Bandung : Nusa Media. Dahar, Ratna, Wilis. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta Huda, Miftakhul. 2013. Cooperative Learning Metode,Teknik, Struktur, dan, Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Huda, Miftakhul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran isu-isu 100 Metodis dan Paradigmatis.. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hurlock,Elizabeth. 1990.Psikologi Perkembangan.Jakarta:Erlangga. Illahi,Muhammad,Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jakarta : Arruzz Media. Isjoni, Cooperative Learning. 2007. Bandung : Alfabeta. Komalasari, Kokom. 2011.Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan Aplikasi). Bandung : PT Refika Aditama. Margono,S. 1996 . Metodologi Penelitian Pendidikan .Jakarta : PT Rineka Cipta. Nurkancana,Wayan. & Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional. Nurhadi dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PRESS) Respati, Agustina, Dwi. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi – BKK Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret. 1(2). 1 -10 Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelaaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Shaleh, & A.R Wahab.2004 .Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Pranada Media. Sholihatin, Etin & Raharjo. 2009. Cooperative Learning Analisis Model Pemebelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara. JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016 Slameto.2010.Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta. Sumardoyo, Samsu, 2013 . Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Thobroni,Muhammad. & Mustofa, Ali. 2011. Belajar dan Pembelajaran (pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pembangunan rasional ). Jakarta : AR-ruzz media. Uno, Hamzah B dan Koni, Satria. 2012. Assessment Pembelajaran : salah satu bagian penting dari pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat diabaikan dalam pelaksanaan penilaian.Jakarta : Bumi Aksara. Wahyudin,Sutikno. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan, 6 : 59. WarsitaBambang. 2008. Teknologi Pembelajaran ( Landasan dan Aplikasinya).Jakarta : PT Rineka Cipta. 101