1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dampak adanya globalisasi sangat dirasakan bagi kita selaku pendidik, namun apabila tidak mengikuti akan terjadi jauh ketingalan. Terutama dalam teknologi informasi sangat-sangat terasa yang kadang betul pepatah “suatu saat ada kerbau minta disusui oleh anaknya”. Apa yang terjadi sekarang nyata adanya orang tua banyak yang minta tolong anak-anaknya untuk diberitahu cara membuka Hand Phone (HP), komputer atau internet. Semua itu apabila tidak kita kejar akan ketinggalan jauh dibelakang. Untuk itu pendidik sebagai orang dewasa tentunya apabila mendidik harus yang berdampak terhadap perubahan kurikulum pembelajaran, kualitas pembelajaran perlu selalu ditingkatkan. Keadaan tersebut dapat dimulai dengan peningkatan kompetensi para guru, baik dalam menyampaikan meteri, menggunakan metode dan teknik mengajar yang tepat, menggunakan media pembelajaran maupun kebutuhan peserta didik. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP-nomor 74 tahun 2009: psl 1.1). Guru yang profesional pada hakekatnya adalah mampu menyampaikan materi pembelajaran secara tepat sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Namun demikian untuk mencapai ke arah tersebut perlu berbagai latihan, penguasaan dan wawasan dalam pembelajaran, termasuk salah satunya menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran Matematika, guru tidak cukup terfokus hanya pada satu model dan metode tertentu saja. Kenyataan dilapangan siswa diadakan evaluasi tentang mengalikan dan membagi sebagai perkalian berulang, yang diikuti oleh 26 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan hasilnya masih kurang memuaskan. Setelah dilakukan analisa maka hasil evaluasinya diperoleh nilai rata-rata 53,9 berarti masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Matematika SD Negeri 2 Abean, Mirit adalah ≥ 70. 1 2 Setelah melihat kenyataan di atas maka guru merasa kurang berhasil dalam mengajar, maka guru perlu mencoba menerapkan berbagai model dan metode yang sesuai dengan tuntutan jaman dan materi pembelajaran, termasuk dalam penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Pembelajaran yang menumbuhkan semangat sosial terhadap teman sebaya. Pemilihan model dan metode yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Model dunia nyata (konkret) sangat tepat dalam membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi bersama, sehingga pemahaman setiap siswa menjadi merata. Siswa mengetahui benda yang sesungguhnya dan siswa mengetahui fungsi senyatanya. Siswa akan diarahrahkan kedunianya dan sesuai denga dunianya. Keberadaan penerapan sistim pembelajaran ini tepat untuk mata pelajaran Matematika sangat diperlukan. Para siswa dapat saling tukar pendapat dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama. Keadaan tersebut memberikan manfaat sebagai pengalaman belajar yang nyata bagi para siswa apalagi mata pelajaran Matematika secara keseluruhan lebih menekankan kepada praktik dibandingkan dengan hanya memahami konsep secara abstrak saja. Permasalahan pembelajaran merupakan hal yang sangat kompleks yang dialami guru dan siswa. Permasalahn guru adalah cara menyampaikan materi pelajaran yang masih kurang tepat, sedangkan siswa menyerap materi pelajaran secara keseluruhan (ketuntasan). Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh kepala sekolah, guru dan siswa dalam memecahkan permasalahan tersebut, namun demikian dari waktu ke waktu permasalahan tersebut tetap ada, seiring dengan perubahan dan perkembangan dunia pendidikan. 1.2. Identifikasi Masalah Dengan adanya beberapa permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran maka pada pembelajaran Matematika ternyata setelah dicari dan ditemui melalui diskusi hasil observasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Guru mengajar kurang menguasai materi, sehingga siswa hasilnya rendah. 3 2. Guru mengajar dengan perencanaan yang kurang matang, sehingga materi yang disajikan sangat dirasakan sulit oleh siswa. 3. Guru mengajar belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga siswa sulit menguasai. 4. Guru mengajar kurang menyenangkan, terpusat sehingga siswa masih belum terlihat kegairahan untuk belajar Matematika. 1.3. Cara Pemecahan Masalah Dari identifikasi di atas maka peneliti perlu menganalisa supaya masalah yang akan diselesaikan dapat tuntas. Sebab jika kondisi tersebut tidak segera dicari solusinya, maka dikhawatirkan akan berdampak pada materi pembelajaran Matematika, antara lain: 1. Agar proses pembelajaran lebih menarik dan dapat memperoleh hasil yang maksimal, guru perlu mendesain dan merubah proses pembelajaran; 2. Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang teknik dan alat pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan pada pembelajaran Matematika di Kelas 3; 3. Meningkatkan kemampuan guru memahami dan cara membuat silabus pembelajaran; 4. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Matematika di Kelas 3 dengan menggunakan media konkret; 5. Meningkatkan waktu-waktu efektif belajar siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas 3 melalui optimalisasi penggunaan media konkret; 6. Meningkatkan kerja ilmiah (keterampilan proses) siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas 3 melalui optimalisasi penggunaan media konkret; 7. Meningkatkan hasil belajar penguasaan konsep siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas 3 melalui optimalisasi penggunaan media konkret; Salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Adapun judul penelitiannya yaitu: “Penerapan Metode Tanya Jawab Berbantuan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri 2 Abean, Mirit Tahun Pelajaran 2012/2013.” 4 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah Penerapan Metode Tanya Jawab Berbantuan Media Konkret dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang mengenal pecahan sederhana bagi siswa kelas 3 SD Negeri 2 Abean? 2. Bagaimanakan langkah-langkah penggunaan Media Konkret untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang mengenal pecahan sederhana di kelas 3 SD Negeri 2 Abean? 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan yang terdapat dalam perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: a. Untuk mengetahui apakah penggunaan Penerapan Metode Tanya Jawab Berbantuan Media Konkret pada pembelajaran Matematika tentang mengenal pecahan sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 3 SD Negeri 2 Abean; b. Untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan 1Media Konkret pada pembelajaran Matematika tentang mengenal pecahan sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 3 SD Negeri 2 Abean. 1.5.2. Manfaat Penelitian Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis 1) Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang relevan dalam upaya meningkatkan hasil belajar Matematika tentang mengenal pecahan sederhana; 2) Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian lebih lanjut, baik untuk diri sendiri maupun guru kelas. b. Manfaat Praktis 5 Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti Bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini: 1) Bagi Siswa a) Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari Matematika tentang mengenal pecahan sederhana; b) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran Matematika tentang mengenal pecahan sederhana; c) Merasa tertingkatnya antusiasme siswa dalanm pembelajaran Matematika tentang mengenal pecahan sederhana; d) Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan. 2) Bagi guru a) Memberikan manfaat kepada guru lain dalam rangka memperbaharui dan mengembangkan cara melaksanakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan perhatian siswa; b) Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar; c) Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifatsifat cahaya. 3) Bagi Kepala Sekolah a) Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar; b) Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu sekolah; c) Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM. 4) Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat memberikan manfaat dalam memperkuat landasan teori yang dibutuhkan dalam penelitiannya. c. Manfaat Kelembagaan Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Antara lain merintis pelaksanaan 6 pembelajaran yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan kompetensi realistis sekolah yang bersangkutan.