BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Komunikasi Komunikasi dipahami sebagai interaksi atau tindakan oleh satu orang atau lebih, mengirim serta menerima pesan yang terjadi dalam suatu konteks tertentu serta tedapat kesempatan umpan balik (Devito,1996). Hal ini diperkuat oleh pendapat Suprapto ( 2006) yang mengumukakan bahwa komunikasi merupakan proses transfer informasi dari pengirim pesan atau komunikator kepada penerima pesan. Dengan kata lain komunikasi dapat terjadi bila terdapat komukan dan komunikator. Devito (1996) mengungkapkan komunikasi memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Menemukan, Salah satu tujuan komunikasi yang utama adalah penemuan diri atau personal discover. Apabila kita berkomunikasi dengan orang lain, kita akan belajar untuk mengenali diri sendiri, persepsi atas diri kita pada kenyataannya diperoleh dan apa yang telah kita pelajari selama berkomunikasi dengan orang lain. 2. Berhubungan, Salah satu motivasi yang paling kuat dalam berkomunikasi adalah berhubungan dengan orang lain dan memeliharanya, kita ingin merasa nyaman, merasa disayangi dan dicintai serta disukai oleh orang lain. 3. Meyakinkan, dengan berkomunikasi, kita dapat merubah sikap lawan komunikasi kita dengan bahasa-bahasa yang bersifat mengajak, mempengaruhi dan menekan orang lain untuk berpikir maupun melakukan suatu hal tertentu. 4. Bermain, kita menggunakan perilaku komunikasi kita juga untukbermain, menghibur din maupun orang lain, membuat orang lain merasa senang dan dekat dengan kita, mengajak orang lain untuk merasakan kesenangan adalah salah satu tujuan utama komunikasi.(masi ada tambahan). 8 2.2. Komunitas Komunitas merupkan sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dan yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya Hermawan, 2008). Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soenarno (2002) Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Dengan kata lain komunitas merupakan sekelompok orang dimana secara sadar maupun tidak mengikat dirinya secara bersama-sama. Komunitas dapat terbentuk jika terdapat kekuatan pengikat, terutama adalah kepentingan bersama dalarn memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesarnaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan inemiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya. Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. 2.3 Strategi Komunikasi dalam komunitas Komunikasi dalam komunitas adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam komunitas tersebut baik formal maupun informal (De Vito,1997 : 340), apabila komunitas semakin besar, maka demikian pula dengan strategi komunikasinya juga akan lebih kompleks, sebagai gambaran pada sebuah komunitas yang beranggotakan hanya 4 (empat) orang akan lebih sederhana komunikasinya dibandingkan dengan komunitas yang beranggotakan seribu orang. Dalam Komunikasi pada sebuah komunitas terdapat arah arus informasi ke atas dan ke bawah (De Vito, 1997). Arus komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dan tingkat hirarki yang lebih rendah anggota komunitas ke tingkat atas (pemimpin komunitas). Arus komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikinim dan tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, Selain kedua arah komunikasi tersebut, terdapat juga arah komunikasi yang lateral, artinya arah komunikasi yang sejajar, antar teman, antar pemimpin dan 9 sebagainya, komunikasi komunitas padaarah ini memperlancar pertukaran informasi karena komunikator dankomunikan berada pada derajat tingkatan hierarki yang sama. Dalam komunikasi juga mempunyai tujuan tertentu. Begitulah strategi komunikasi menjadi penting yaitu untuk mencapai tujuan komunikasi itu dijalankan. Liliweri (2011) mengungkapkan strategi komunikasi melihat term pesan yang dihasilkan, atau pesan yang direduksi untuk mewadahi atau melengkapi tujuan. Terdapat beberapa prinsip strategi komunikasi yang diungkapkan oleh liliweri, sebagaimana berikut ini: 1. Integrate, menggabungkan semua aktivitas yang berkaitan dengan program komunikasi 2. Straigthforward, mengatakan kejujuran menyertai perjalanan untuk perjuangan masa depan. 3. Succint, pesan yang disampaikan sangat pendek dan sederhana. 4. Target segment, tetapkan segment yang dijadikan sasaran. 5. Personalia, memastikan komunikasi dapat memperoleh dampak personalia. 6. Memorable, ukuran komunikasi yang dapat dilakukan 7. Multimedia, menggunakan metode dan media yang bervariasi 8. Be realistic, hendaknya realistis dalam menetapkan orang-orang yang akan ditemui 9. Be result, komunikasi diarahkan agar dapat effektif dan dapat diukur Selain teori tersebut Liliweri (2011) juga menyebutkan beberapa strategi komunikasi secara praktis. Secara garis besar Liliweri mengungkapkan bahwa terdapat 8 strategi yang dapat dilakukan ketika berkomunikasi, untuk lebih jelasnya di jabarkan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi visi misi. Strategi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dari visi misi komunitas yang dimiliki. Untuk itu strategi komunikasi harus disesuaikan dengan visi misinya. 2. Menentukan program dan kegiatan. Program dan kegiatan merupakan penjabaran dari visi misi yang dimiliki oleh komunitas. 10 3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan tentu mempunyai tujuan dan hasil yang ingin diraih. Biasanya para pengurus membuat tujuan dan hasil yang ingin dicapai. 4. Seleksi audiens. Audiense adalah merupakan sasaran dari komunikasi yang akan didapatnya. 5. Mengembangkan pesan. Pesan yang disampaikan harus jelas, persuasif, dan merepresentasikan nilai-nilai yang audiens. 6. identifikasi pembawa pesan. Pembawa pesan harusnya orang yang mempunyai kredibilitas dan kemampuan yang dibutuhkan. 7. mekanisme komunikasi dan media. Media yang dipilih hendaknya adalah media yang dapat diakses oleh anggota komunikasi. 8. scan kontek dan persaingan. Menghitung semua resiko yang mungkin muncul untuk dapat memenangkan hati audience. 2.3. Nilai Nilai dipahami sebagai harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga bermakna secara fungsional (Fathurohman). Berbeda dengan Fefani (2009) nilai adalah pencapaian tujuan dengan berbagai situasi, berdasarkan kepentinganya, yang digunakan sebagai prinsip dalam hidup seseorang atau berbagai entitas sosial. Kedua pengertian diatas memberi landasan yang sama yaitu nilai dipahami sebagai prinsip, semangat, dan jiwa yang di anut oleh individu maupun lingkungan sosial. Schwartz and Bilzky (dalam Fefani, 2009) menjelaskan terdapat lima ciri-ciri nilai yang dianut 1. Konsep atau keyakinan 2. Berkaitan dengan tingkah laku atau tujuan tertentu 3. Melampaui situasi spesifik 4. Mengarahkan kapada evaluasi sesorang, tingkah laku dan kejadian 5. Dilaksanakan berdasarkan kepentinganya. 11 Nilai dalam komunitas dapat terus dijaga dengan menggunakan normanorma yang ada dalam kelompok tersebut. Pada umumya komunitas membentuk norma, atau peraturan untuk menjaga perilaku agar tetap sesuai dengan tataran nilai yang diyakini (Devito,1996) 2.4 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muhatir (2015) yang dipublis di Universitas Riau pada tahun 2015 dengan judul Pola Komunikasi Komunitas Laskar Sepeda Tua Pekanbaru Dalam Mempertahankan Solidaritas Kelompok. Dengan tujuan penelitianya adalah tujuan mengetahui bagaimana analisis komunikasi, arus komunikasi, dan jaringan komunikasi yang dilakukan oleh komunitas laskar sepeda tua pekan baru dalam mempertahankan solidaritas kelompoknya. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil pada komunitas sepeda tua tersebut pola komunikasi intens sehingga terbentuk solidaritas. Penelitian yang sama dilakukan oleh Manoppo (2011) penelitian dengan judul Pola komunikasi kamunitas balap mobil dalam mempertahankan solidaritas studi kasus pada komunitas bugs salatiga di publis di UKSW. Tujuan penelitian tersebut adalah pola komunikasi kemunitas bugs dalam mempertahankan solidaritas kelompok. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa komunikasi di dalam komunitas bugs terjadi secara vertikal dan horisontal, darai sana segala konflik dapat diatasi dengan kekeluargaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmat (2014) mengambil judul pola komunkasi Sosialita dilingkungan masyarakat bandung studi kasus komunitas absolve. dimana tujuan penelitianya adalah kebiasaan kaum sosialita di Komunitas Absolve Bandung, . Untuk itulah, cara berinteraksi komunitas absolve, pertukaran informasi komunitas absolve, pengetahuan tentang kaum sosialita komunitas abslove. Hasil dari penelitian tersebut adalah kebiasaan dilakukan dengan melakukan pertemuan setiap hari jum'at, cara berinteraksi dengan cara langsung dan melalui media social, pertukaran informasi menggunakan pola roda dimana humas sebagai pusatnya,. 12 Ketiga penelitian yang diambil dapat ditarik bahwa hampir ke semuanya meneliti tentang pola komunikasi pada komunitas, bahkan dua penelitian yang dilakukan Manoppo dan Muhatir secara lebih spesifik melihat pola komunikasi komunitas untuk mempertahankan solidaritas. Dari sana kami melihat bahwa penelitian ini akan lebih menarik jika melihat strategi komunikasi dengan menitik beratkan pada mempertahankan nilai yang dianut oleh komunitas FOXY Salatiga 2.6. Kerangka Berpikir Komunitas Foxy Salatiga Proses Komunikasi Strategi Komunikasi Mempertahankan Nilai Komunitas Foxy mempunyai tataran nilai yang dianut bersama. Tataran nilai tersebut menjadi prinsip, dan semangat yang terus dibawa oleh komunitas. Nilai-nilai yang dianut akan ditularkan pada setiap anggota, baik anggota baru maupun anggota lama. Seiring perkembangan anggota komunitas ini akan terus bertambah. Lambat laun nilai ini akan sulit untuk ditularkan. Untuk itulah, dalam mempertahankan tataran nilai tersebut, komunitas foxy Salatiga harus mempunyai serangkaian strategi untuk mengatasinya. Komunitas Foxy mempunyai strategi komunikasi yang dilakukan secara intens oleh organisasi baik oleh ketua maupun bawahanya. Tentu saja dengan tujuan tetap mempertahankan nilai yang diakui dan dianut bersama. 13