BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Marketing communication atau komunikasi pemasaran dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki1. Marketing mix dalam pemasaran meliputi2 : A. Product (Produk) B. Price (Harga) C. Place (Tempat, Distribusi) D. Promotion (Promosi) Dalam pemasaran dalam bidang jasa, dari bauran pemasaran yang awalnya hanya terdiri dari 4 elemen yang telah disebutkan diatas, nantinya akan 1 Kennedy, John E., R. Dermawan Soemanagara. Marketing Communication Taktik dan Strategi. PT. Buana Ilmu Populer. 2006 hal 5 2 Ardha, Berliani, SE. M.Si. Modul Manajemen Promosi. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 9 ditambahkan 3 elemen tambahan lainnya sehingga akan membentuk 7P. Elemen tambahan tersebut terdiri dari3 : A. People (Orang) Pelayanan dilakukan dan dilaksanakan oleh orang-orang yang jelas agar pelayanan yang diberikan dapat dengan jelas tersampaikan. Orang-orang inilah yang melakukan kontak dengan para konsumen yang akan berdampak terhadap kepuasan pelanggan. B. Process (Proses) Proses berhubungan dalam penyediaan jasa dan bagaimana cara orangorang tersebut melakukan suatu penyampaian pelayanan dan ini merupakan hal yang sangat penting demi tersampaikannya layanan yang akan diberikan nantinya. C. Physical Evidence (Bukti Fisik) Berhubungan dengan pengalaman dari para konsumen setelah menggunakan jasa tersebut Kotler dan Armstrong4 dalam bukunya memberikan penjabaran mengenai langkah-langkah dalam mengembangkan komunikasi yang efektif. Komunikator pemasaran harus melakukan langkah-langkah berikut ini: 3 Lancaster, Geoff., Paul Reynolds. Management of Marketing. Elsevier Butterworth-Heinemann, 2005. hal. 41 4 Kotler, Philip. Armstrong, Gary. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta 2001 hal. 125 10 1. Mengenali Audiens Sasaran. Seorang komunikator pemasaran memulai pekerjaannya dengan sasaran yang telah tertanam dengan jelas dalam benaknya. Sasarannya bisa saja pembeli potensial atau pemakai lama, mereka yang mengambil keputusan pembelian atau mereka yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Audiens bisa berupa individu, kelompok, masyarakat tertentu atau masyarakat pada umumnya. 2. Menetapkan Tujuan Komunikasi. Setelah audiens ditentukan, komunikator pemasaran harus memutuskan respon apa yang dicari, tentu saja pada akhirnya yang diharapkan adalah melakukan pembelian. Membeli adalah hasil dari proses panjang yang dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan. Komunikator pemasaran perlu mengetahui di mana audiens berada. Setelah menetapkan respon audiens yang dikehendaki, komunikator beralih ke pembuatan pesan yang efektif. Pesan yang efektif harus mampu mengundang perhatian (attention); mempertahankan Minat (Interest); membangkitkan Keinginan (Desire); dan memperoleh Tindakan (Action). 3. Memilih Media a. Saluran Komunikasi Pribadi Dalam saluran ini, dua orang atau lebih saling berkomunikasi langsung. Beberapa saluran komunikasi pribadi dikendalikan 11 langsung oleh perusahaan. Contohnya wiraniaga perusahaan menghubungi pembelidi pasar sasaran. Pada komunikasi pribadi lain mengenai produk bisa menjangkau pembeli lain tanpa dikendalikan oleh perusahaan, bisa dilakukan oleh ahli independen. b. Saluran Komunikasi Non Pribadi Adalah media yang membawa pesan tanpa mengadakan kontak atau umpan balikpribadi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah media utama, atmosfer dan acara. Media utama meliputi media cetak, media siaran dan media tampilan. Atmosfer adalah lingkungan yang dirancang secara khusus demi menciptakan atau meningkatkan kecenderungan pembeli membeli produk. Acara adalah kejadian disengaja yang bertujuan agar pesan dapat sampai kepada audiens sasaran. 4. Menyeleksi Sumber Pesan Pesan yang disampaikan oleh sumber yang terpercaya akan lebih persuasif. Contohnya perusahaan farmasi ingin agar para dokter menyuarakan manfaat produk karena dokter adalah tokoh dengan kredibilitas tinggi. 5. Mengumpulkan umpan balik Setelah mengirimkan pesan, komunikator harus meneliti pengaruh pesan tersebut pada audiens. Ini mencangkup menanyakan kepada audiens 12 sasaran apakah mereka mengingat pesan, berapa kali mereka melihatnya, hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana pendapat mereka mengenai pesan tersebut dan sikap mereka sebelum dan sesudah melihat pesan. Umpan balik komunikasi pemasaran bisa saja mengindikasikan perlunya perubahan program promosi atau perubahan tawaran produk. Lovelock (1994)5 mendeskripsikan jasa sebagai proses daipada sebuah produk, dimana suatu proses melibatkan input dan mentransformasikannya sebagai output. Kotler mengungkapkan bahwa; a service can be define as any activity or benefit that one party can offer another that is essential intangible and that does not result in the ownership anything. It’s production may or may not tied to a physical product” Philip Kotler menyebutkan bahwa pada umumnya empat karakteristik jasa6 yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Intangibility : Jasa tak berwujud. Jasa dirasakan secara subyektif dan ketika jasa dideskripsikan oleh pelangan ekspresi seperti pengalaman, kepercayaan, perasaan dan keamanan adalah tolak ukur yang dipakai 2. Inseparability : Jasa bukanlah benda tetapi merupakan suatu seri aktivitas atau proses dimana produksi dan konsumsi dilakukan secara simultan. Dengan demikian, pada suatu tingkatan sangat sulit untuk mengontrol 5 Arief, Muhtosim. Pemasaran Jasa & Kulitas Pelayanan. Bayumedia Publishing. Malang. 2006 hal 11 6 Arief, Muhtosim. Op.cit., hal 20 13 kualitas dan melakukan pemasaran dengan cara tradisional. Tak ada pra produksi untuk mengontrol kualitas dan melakukan pemasaran dengan cara tradisional. 3. Perishability : Karakteristik yang menyatakan bahwa tidak memungkinkan untuk menyimpan jasa seperti barang.jika sebuah pesawat tinggal landas dengan hanya separuh kapasitas tempat duduknya, tempat duduk yang kosong tidak dapat pada hari berikutnya dan kapasitas sisa tempat duduk tersebut hilang. 4. Variability : Karena proses produksi dan proses penyampaian dilakukan oleh manusia. Oleh karena manusia mempunyai sifat yang tidak konsisten sehingga penyampaian suatu jasa belum tentu sama pada tiap-tiap pelanggan. 2.2 Marketing Communication Tools Dalam menyukseskan program pemasaran sebuah perusahaan diperlukan penerapan strategi agar berhasil sesuai dengan yang telah diprogramkan sebelumnya. Menurut Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkait7. Kelima elemen tersebut adalah: 1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor : 7 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. ANDI, Yogyakarta. 1997 hal 6 14 a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi. b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit. c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial and error di dalam menanggapi peluang dan tantangan. d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi. 2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan. 3. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. 4. Komunikasi pemasaran yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relation. Alat-alat yang digunakan dalam komunikasi pemasaran sangatlah beragam dan memiliki keunggulan masing-masing yang dapat berguna tergantung dari kebutuhan sang perusahaan atau pemasar. Macam-macam alat dalam komunikasi pemasaran dapat diuraikan menjadi berikut ini: 15 A. Advertising Suatu iklan yang baik dapat menjadi suatu alasan bagi para masyarakat untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk membuat iklan yang baik, pemasar harus memiliki pesan yang berbeda, bermakna dan dapat dipercaya. Jika suatu pesan tidak menunjukan suatu nilai lebih yang dibutuhkan masyarakat, maka merek pastinya tidak akan bereaksi. Pada akhirnya masyarakat tidak akan mempercayai produk dan layanan tersebut, nantinya mereka akan hanya mengabaikan pesan-pesan yang telah diberikan.8 B. Sales Promotion Promosi penjualan merupakan suatu kegiatan yang sifatnya jangka pendek untuk mendorong pelanggan agar melakukan suatu pembelian. Sales promotion mencangkup beberapa kegiatan yang memberikan suatu nilai tambah kepada konsumen, pedagang grosir, pengecer atau pelanggan organisasi untuk merangsang suatu penjualan secara langsung. Upaya ini dapat merangsang minat akan produk, hingga pembelian.9 Teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:10 1. 8 9 Coupons (kupon) Moore, Karl and Niketh Pareek. Marketing the basic. Taylor & Francis e-Library, 2006 hal 95 Moore, Karl., Niketh Pareek. Marketing the basic. Taylor & Francis e-Library, 2006 hal 97 10 Ardha, Berliani, SE. M.Si. Modul Manajemen Promosi. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 16 2. Price-off Deals 3. Premium and advertising specialties 4. Contest and sweepstakes (Kontes dan Undian) 5. Sampling and trial offers (pemberian contoh produk) 6. Brand (Product) placement 7. Rebates (Rabat/ tawaran pengembalian tunai) 8. Frequency (Continuity) programs 9. Sponsorship event C. Public Relation Definisi Public Relation oleh International Public Relation Association (IPRA) 11 yaitu public relation merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini public mereka 11 Rumanti, Maria Assumpta Sr.OSF. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002 hal 11 17 Konsep PR dalam praktiknya adalah12: 1. Konsep kebijaksanaan sosial, penerapan falsafah sosial 2. Konsep manajemen/administrasi/fungsional 3. Konsep operasional/konsep integrasi 4. Konsep ekologi/lingkungan relasi 5. Konsep sistem komunikasi/teori/teknik komunikasi/pola berpikir D. Personal Selling Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.13 Personal selling melibatkan interaksi antara pembeli potensial dan sang sales itu sendiri. Personal selling dapat menjadi metode yang unggul dengan dua alasan. J Paul Peter dan Jerry C Olsen14 memberikan penjabaran, pertama komunikasi pribadi antara sang sales yang dapat meningkatkan keterlibatan dari sang konsumen dengan produk dan proses keputusan pembelian tersebut. Yang kedua, situasi komunikasi yang saling berinteraksi memberikan kesempatan bagi sang sales untuk mengadaptasikan informasi 12 Rumanti, Maria Assumpta Sr. OSF, op.cit., hal 7 Ardha, Berliani, SE. M.Si. Modul Manajemen Promosi. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 14 Peter, J Paul., Jerry C Olsen. Consumer Behavior & Marketing Strategy 7th Edition. McGrawHill/Irwin. 2005 hal 427 13 18 mengenai keinginan dari tiap-tiap pembeli potensial di setiap presentasi yang diberikan. E. Direct Marketing Direct Marketing adalah system pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Salah satu kegunaan direct marketing adalah untuk meningkatkan penjualan baru. Meskipun demikian, karena pesannya dapat ditargetkan secara individual dan personal.15 Aplikasi Media pada Direct Marketing16 ádalah : 1. Direct Mail: Fax, e-mail dan voice mail 2. Telemarketing 3. Pemasaran melalui katalog 4. Infomercials 2.3 Personal Selling Kegiatan personal selling merupakan suatu bagian dari kegiatan pemasaran yaitu suatu cara untuk memperkenalkan dan menarik minat konsumen terhadap 15 Ardha, Berliani, SE. M.Si. Modul Manajemen Promosi. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 16 Ardha, Berliani, SE. M.Si. op.cit 19 produk yang ditawarkan yang dilakukan secara tatap muka dengan konsumen. Pemasaran melalui personal selling ini merupakan sebuah sebuah aktifitas yang tercangkup dalam marketing mix yang fungsi serta kegunaannya sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam menawarkan produknya. Personal selling dalam kegiatannya lebih bersifat lisan, baik kepada calon konsumen atau pembeli yang dimaksudkan untuk menciptakan terjadinya suatu transaksi pembelian dengan calon pembeli yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tersebut. Komunikasi yang berlangsung secara dua arah harus tercipta dengan baik sehingga muncul umpan balik dari sisi calon konsumen mengenai keinginan mereka.Personal selling merupakan seni kuno, ilmu yang telah menghasilkan banyak literature dan prinsi. Wiraniaga yang efektif tidak hanya memiliki naluri; mereka juga terlatih dalam berbagai metode analisis dan pengelolaan pelanggan.17 Philip Kotler memberikan 3 pernyataan bahwa personal seling memiliki tiga sifat khusus bila dibandingkan dengan periklanan. Tiga hal tersebut yaitu:18 A. Konfrontasi Personal (personal confrontation) Mencangkup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian. 17 18 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Jilid II. PT. Prenhallindo. Jakarta. 2000 hal 724 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Jilid I. PT. Prenhallindo. Jakarta. 1997 hal 224 20 B. Pengembangan (cultivation) Memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai dengan hubungan persahabatan. C. Tanggapan (response) Personal selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi wiraniaga. Langkah-langkah atau proses pesonal selling19 adalah: 1. Memilih dan menilai prospek Langkah pertama dalam proses penjualan yaitu memilih prospek (prospecting), yaitu mengidentifikasikan orang-orang yang dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Walau perusahaan memberikan beberapa panduan, diperlukan keterampilan dari wiraniaga untuk menemukan mereka. Wiraniaga dapat bertanya kepada pelanggan lama. Wiraniaga dapat membangun sumber referensi seperti pemasok, agen, dsb. Wiraniaga dapat mencari nama dalam surat kabar atau direktori dengan menggunakan teelpon untuk membuka hubungan. 2. Prapendekatan Sebelum mengunjungi seorang prospek, wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin tentang organisasi yang didatanginya itu da pembelinya 19 Kotler, Philip. Armstrong, Gary. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta 2001 hal. 224 21 (karakteristik dan gaya pembeli). Langkah tersebut dikenal dengan istilah pra pendekatan (preaproach). Untuk mempelajari perusahaan, wiraniaga dapat mencari informasi dari sumber standar, kenalan dan smber lainnya. Tugas lainnya yaitu memutuskan pendekatan terbaik, bisa berupa kunjungan pribadi, telepon atau sepucuk surat. 3. Pendekatan Dalam langkah pendekatan (approach), wiraniaga harus mengetahui bagaimana cara menemui dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan untuk merintis awal yang baik. Langkah ini melibatkan penampilan, katakata pembuka dan penjelasan lanjutan. 4. Presentasi dan Demo Selama langkah presentasi (presentation) dari proses penjualan, wiraniaga memberi informasi produk kepada pembeli, menunjukan bagaimana produk akan menghasilkan atau menghemat uang. Wiraniaga mengurai fitur produk namun tetap berkonsentrasi pada manfaat produk tersebut. Presentasi penjualan dapat ditingkatkan dengan alat bantu demo seperti buku, flip chart, slide video dan sampel produk. 5. Menangani Keberatan Selama presentasi, pelanggan hampir mempunyai keberatan, demikian juga sewaktu mereka diminta menuliskan pesanan. Masalah dapat berupa logis dan psikologis dan keberatan sering tidak diungkapkan keluar. 22 Dalam mengatasi keberatan (handling objection), wiraniaga harus menggunakan pendekatan positif, menggali keberatan yang tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi lebih banyak. 6. Menutup Penjualan Setelah mengatas keberatan prospek, sekarang wiraniaga dapat mencoba menutup penjualan. Beberapa wiraniaga tidak sampai melakukan penutupan penjualan (closing) atau tak menangani dengan baik. Mereka kurang percaya diri, tak enak menanyakan pesanan atau tak mengetahui cara menutup penjualan. 7. Tindak Lanjut Langkah terakhir dalam proses penjualan yaitu tindak lanjut (follow up), diperlukan bila wiraniaga ingin memastikan kepuasan pelanggan dan berulang bisnisnya. Segera setelah menutup penjualan, wiraniaga harus memenuhi segala rincaian waktu penyerahan barang dan sebagainya. Menurut Swastha dan Irawan (2000: 225) bentuk-bentuk personal selling ada enam macam yang antara lain adalah sebagai berikut:20 A. Accros the counter selling. 20 Bentuk personal selling. http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2186211bentuk-bentuk-dan-sifat-sifat/ 23 Metode penjualan ini dapat dilihat seperti yang banyak dilakukan oleh toko-toko pengecer tapi tidak termasuk toko yang self service. B. House to house selling. Di sini petugas penjualan menawarkan barangnya dengan mendatangi para calon konsumennya dari rumah ke rumah. C. Sales employed by wholeseller to call upon retailers. Adalah salesman yang dipekerjakan oleh wholesaller (pedagang besar) untuk berhubungan dengan para pengecer (retailers). D. Salesman used by manufactures to call upon wholesallers and or retailers. Adalah salesman yang ditugaskan produsen untuk menghubungi para pedagang besar dan atau pedagang pengecer. E. Call made upon important customers by executive to effect sales. Kunjungan terhadap langganan-langganan penting yang dilakukan oleh eksekutif untuk mengadakan penjualan. F. Engineering trained salesman. Salesman yang berpendidikan teknis yang menawarkan dan menerangkan barang kepada calon pembeli 24 Tugas dari seorang salesman secara umum adalah menjual barang, namun dapat diperinci lagi menjadi beberapa tugas utama. Tugas utama dari seorang salesman yaitu21: A. Order Getting Salesman Sering disebut dengan sebutan “creative selling” yang artinya adalah kegiatan mencari pembeli potensial secara agresif. Keagresifan ini diserta dengan persiapan yang matang untuk menjual berbagai ide mengenai barang. Order getting selling adalah petugas yang menjual pasar baru. B. Order Taking salesman Adalah kegiatan promosi mendatangi konsumen yang sudah rutin membeli barang. Salesman ini bukan membuka pasar baru, tetapi tinggal “menyelesaikan” segala sesuatunya, sampai terjadi transaksi berulang. C. Supporting Salesman Yang termasuk dalam kelompok ketiga ini tidak secara langsung menawarkan produk kepada konsumen seperti halnya order taking maupun order getting selesman. Supporting Salesman dibagi menjadi 2, yaitu: 1. 21 Missionary Salesman Asri, Marwan Drs.MBA. MARKETING. AMP YKPN. Yogyakarta. 1991 hal 373 25 Missionary salesman diperlukan oleh produsen guna menghubungkan mereka dengan para wholesaler, retailer maupun konsumen. Tugas salesman dalam hal ini adalah mengembangkan goodwill dan menstimulir permintaan, membantuk middleman melatih tenaga penjual, dan kadang melayani pesanan. 2. Technical Specialist Biasanya mereka adalah para teknisi atau ahli dalam suatu bidang, yang sebenarnya tidak tertarik dengan kegiatan pemasaran. Tetapi dengan kemampuan yang dimiliki mereka dapat menjelaskan berbagai kelebihan produk yang dihasilkan perusahaan. Diumpamakan dalam menawarkan barang industri ke pabrik-pabrik, konsumen akan menuntut penjelasan hal yang bersifat teknis, disini para technical specialist ikut membangun goodwill perusahaan sehinga punya peranan yang tidak kecil terhadap perkembangan volume penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran personal selling dalam pemasaran22 : A. Sumber daya perusahaan, Tujuan dan Strategi Pemasaran Penggunaan personal selling harus disesuaikan dengan tujuan dan strategi pemasaran. Tujuan dan strategi membantu dalam menentukan 22 Endah, Dra. Murwani, M.Si. Modul Komunikasi Pemasaran Terpadu. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta 26 jenis-jenis komunikasi yang harus dijalankan dan alat-alat promosional yang tepat. B. Karakteristik dan kepentingan konsumen Penggunaan alat promosi personal selling harus memperhatikan pasar sasaran yang hendak disasar. Karena biaya per kontak relatif lebih tinggi dari alat promosi yang lain, maka personal selling paling sering dipakai ketika pasar sasaran relatif sedikit. C. Karakteristik Produk Biasanya personal selling digunakan untuk memasarkan produk-produk industri dan consumer goods yang tahan lama, karena konsumen memerlukan banyak informasi untuk membuat keputusan pembelian. D. Kebijakan saluran distribusi Personal selling diperlukan untuk membangun suatu dukungan penjualan kembali dan mengembangkan distribusi yang cocok dengan produk, hal ini ditandai dengan tidak memperhatikan apakah barang konsumsi atau barang industri. E. Kebijakan harga Kebijakan harga produk yang dilakukan perusahaan dapat mempengaruhi komposisi bauran promosi. Produk yang berharga mahal yang memiliki resiko besar, tingkat kecanggihan dan estetika tinggi 27 biasanya pembeli potensial memerlukan informasi yang detil yang hanya bisa diperoleh melalui personal selling Menurut Saladin, tugas dari personal selling adalah sebagai berikut23: A. Mencari Calon Pembeli (prospecting) Personal selling memiliki suatu kewajiban dalam mencari pelanggan baru yang kemudian dijadikan sebagai pelanggan yang sifatnya potensial bagi perusahaannya. B. Komunikasi (communication) Personal selling memberikan suatu informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan mengenai seluk beluk produk yang jelas dan tepat. C. Penjualan (selling) Personal selling harus tahu seni untuk menjual, mendekati pelanggan, mempresentasikan produk kepada pelanggan, menjawab berbagai pertanyaan serta pernyataan mengenai rasa keterberatan mereka serta menutup penjualan yang telah berlangsung. D. Mengumpulkan Informasi (Information Gathering) Melakukan riset pasar sehingga mendapatkan informasi mengenai pelanggan dan keadaan pasar srta membuat laporan kunjungan baik yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan. 23 http://online1pemasaran.blogspot.com/2009/05/teknik-personal-selling.html 28 E. Pelayanan Melakukan pelayanan kepada pelanggan, mengkomunikasikan masalah pelanggan, memberikan bantuan teknis dan melakukan pengiriman. F. Pengalokasian (allocation) Memutuskan pelanggan mana yang akan terlebih dahulu memperoleh produk apabila terjadi kekurangan produk pada produsen. Paul Copley24 memberikan petunjuk singkat bagaimana melakukan proses penjualan pada personal selling yaitu: A. Preparing (persiapan) Prospecting, qualifying targets, developing relationships. Paul Copley memberikan uraian singkat tersebut agar kita mampu memahami proses persiapan yang akan kita lakukan yaitu prospeksi seperti apa nanti sasaran atau calon konsumen kita. Kualifikasi sasaran membutuhkan kecermatan kita membaca kebutuhan dari calon konsumen sehingga penawaran kita dapat tepat sasaran dan tidak membuang waktu serta tenaga. Pengembangan hubungan yang harmonis perlu dilakukan agar kita dapat dekat dengan calon konsumen. 24 Copley, Paul. Marketing Communications Management: Concepts and theories, cases and practices“. Elseivier Butterworth Heinemann. 2004 hal 339 29 B. Presenting (penyajian) Presenting sales materials, meeting objections, closing. Penyajian materi-materi penjualan dengan baik dapat membantu kita dalam meyakinkan konsumen, materi seperti produk yang ditawarkan, informasi tambahan yang terangkum dalam catalog hingga materi presentasi seperti proyektor. C. After-sales support (dukungan setelah proses penjualan) Further developing relationships, maintaining trust and commitment. Hal yang penting dilaksanakan yaitu after-sales support, membangun hubungan lebih lanjut seperti dukungan komitmen serta menjaga kepercayaan konsumen dengan dukungan atau bantuan terhadap kesulitan yang tiba-tiba mereka hadapi dengan produk kita dapat memberikan esensi nilai yang tinggi dimata konsumen. Drs. Marwan Asri, MBA25 memberikan pemahaman terhadap tugas yang dibebankan kepada para salesman akan lebih lengkap apabila ditinjau juga dari berbagai cara pendekatan yang dipakai dalam sales presentation. Beberapa teori yang dipakai adalah : A. Stimulus-Response Theory: 25 Asri, Marwan Drs.MBA. MARKETING. AMP YKPN. Yogyakarta. 1991 hal 376 30 Calon pembeli yang diberi stimulus tertentu diharapkan akan memberikan tanggapan yang positif, yakni bersedia membeli barang yang ditawarkan, karena disini seorang penjual diharapkan akan lebih aktif dalam memberikan keterangan yang berguna. Di awal pertemuan, salesman diasumsikan belum mengetahui apa yang ada di pikiran calon pembeli. Karena itu ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan berbagai pesan kepada calon pembeli tersebut. Teori ini tidak membedakan calon pembeli yang dihadapi. Kesemua calon pembeli dianggap sebagai pihak yang pasif pada mulanya, dan inisiatif komunikasi berada pada sang penjual. B. Selling Formula Theory Teori yang hampir sama dengan stimulus-response, namun pada teori ini berlaku anggapan bahwa penjual telah mengetahui terlebih dahulu apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Penjual hanya tinggal mengarahkan ke arah keputusan yang tepat. Penjual seolah-olah mengajak calon pembeli untuk berdiskusi, membicarakan barang yang dibutuhkan oleh calon pembeli. Suatu saat aktivitas calon pembeli akan mencapai puncaknya. Ia akan menjelaskan kriteria yang harus dipenuhi agar suatu barang dapat memuaskan kebutuhannya. Pada akhirnya salesman akan menyimpulkan, lalu mengajak calon konsumen mengambil keputusan yang sebaik-baiknya. 31 C. Need-Satisfaction Theory Dalam cara ini, salesman membiarkan calon pembeli untuk terlebih dahulu berbicara, mengemukakan segala sesuatu yang diinginkannya. Setelah salesman memahami keadaan yang dihadapi oleh calon pembeli ia sedikit demi sedikit demi sedikit berpartisipasi dalam pembicaraan. Menjual barang adalah pekerjaan yang mudah, tetapi menjadi seorang penjual yang baik bukan suatu hal yang gampang26. Agar proses jual beli dengan sempurna dan dapat mendatangkan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang penjual, yaitu : A. Pengetahuan yang dimiliki oleh penjual, baik tentang barang yang ditawarkannya maupun tentang perusahaan yang mengirimkannya harus luas, sehingga ia dapat menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan keduanya. Kemampuan dan pengetahuan harus dimiliki karena akan menimbulkan kesan tertentu pada calon pembeli dan akan menentukan respon yang akan diberikannya. B. Kesabaran yang luar biasa sangat diperlukan pada diri seorang penjual. Seorang penjual tidak boleh mendesak calon pembeli dan memburuburunya dengan waktu. Kesabaran diperlukan antara lain untuk 26 Westright, L., Become a Seller. Alpha Book Company. 1978 32 memberikan kesempatan kepada calon pembeli untuk memilih barang yang dinilainya sesuai dengan kebutuhannya. C. Penjual harus memberikan perhatian kepada calon pembeli. Calon pembeli harus diberi kesempatan bicara meskipun mungkin mula-mula salesman lebih aktif. Perhatian yang diberikan oleh penjual ini akan membantu dalam menentukan keputusan yang akan diambil oleh konsumen. D. Penjual harus mempunyai sopan santun dan tutur kata maupun bahasa yang baik. Bahasa yang digunakan, selain harus jelas juga harus sesuai keadaan. Sopan santun yang berlebih juga akan menimbulkan kesan berlebihan. E. Hubungan antara penjual dengan calon pembeli didasarkan pada hubungan usaha saja. Ini tak berarti bahwa hubungan itu harus berjalan kaku, melainkan menghindari pembicaraan yang bersifat pribadi yang tak ada kaitannya dengan pokok permasalahan. Setiap konsumen memiliki sifat yang unik. Ada yang menyukai berhubungan dengan petugas penjualan yang agresif, ada pula yang menghindarinya. Karakteristik yang harus ada pada setiap petugas penjualan untuk menjadi sukses adalah sebagai berikut (Weltz: 2001, 19-21)27 27 Rangkuti, Freddy,. Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communicationd. Gramedia. Jakarta. 2010 hal 184 33 A. Memiliki motivasi yang tinggi (highly motivation) B. Dapat diandalkan dan dapat dipercaya (dependability and trustworthiness) C. Memiliki etika dalam berprilaku (ethical sales behavior) D. Memiliki pengetahuan yang tepat dan benar mengenai konsumen serta produk (consumer and product knowledge) E. Keahlian dalam berkomunikasi (communication skills) F. Fleksibilitas (flexibility) G. Intelegensi emosional (emotional intelegence): 1. Mengetahui peranan dan emosi melalui pengalaman pribadi 2. Mampu mengendalikan emosi masing-masing 3. Mengenal emosi konsumen (empati) 4. Menggunakan emosi untuk berhubungan secara efektif dengan konsumen. 2.4 Komunikasi Antar Pribadi Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran pesan serta makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi ini terjadi secara bertatap muka (face to face) antara dua individu, 34 karena itu pemahaman komunikasi serta hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses konteks psikologis. Menurut Hovland (dalam Blake dan Haroldsen, 1979 :26) 28 komunikasi antar personal adalah komunikasi antar personal sebagai suatu situasi interaksi, yaitu individu mengirimkan pesan (stimuli) dalam hal ini berupa simbol verbal untuk merubah perilaku individu lain di dalam situasi tatap muka. (interpersonal communication transmit stimuli (usually) verbal symbol to modify the behavior of other individuals (communicates) in face to face setting). Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera. Barnlund mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai pertemuan antara dua, tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan berstruktur. Barnlund sebagaimana dikutip oleh Alo Liliweri (1991) 29 mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali komunikasi antar pribadi, sebagai berikut: A. Bersifat spontan B. Tidak mempunyai struktur C. Terjadi secara kebetulan D. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan 28 Atmojo, Juwono Tri, M.Si. Modul Komunikasi Massa. Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Mercu Buana. Jakarta 29 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo. Jakarta hal 33 35 E. Identitas keanggotannya tidak jelas F. Dapat terjadi hanya sambil lalu. Everett M. Rogers30 mengartikan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antar beberapa pribadi. Ciri-ciri komunikasi antar pribadi menurut Rogers adalah sebagai berikut: A. Arus pesan cenderung dua arah B. Konteks komunikasinya dua arah C. Tingkat umpan balik yang terjadi sangat tinggi D. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi. E. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relative lambat F. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap (Edward Depari dan Colin McAndrews, 19995: 17-18) Efektivitas komunikasi antarpribadi mempunyai lima ciri seperti yang disampaikan oleh Kumar (2000: 121-122) 31 yaitu: A. Keterbukaan (openness) 30 31 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo. Jakarta. hal 35 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo. Jakarta hal 36 36 Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. B. Empati (empathy) Merasakan apa yang dirasakan orang lain. C. Dukungan (supportiveness) Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. D. Rasa positif (positiveness) Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. E. Kesetaraan (equality) Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. 2.5 Jati Diri Koperasi Sesuai dengan hasil forum koperasi sedunia (International Coopertive Alliance = ICA) di Manchester Inggris tanggal 23 September 1995, maka jatidiri koperasi melingkupi Definisi Koperasi, Nilai-nilai Koperasi dan prinsip-prinsip koperasi. 37 Definisi Koperasi32 adalah perkumpulan otonomi dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis. Menurut Hendar dan Kusnadi33, Koperasi adalah organisasi bisnis yang para pemiliknya atau anggotanya adalah juga pelanggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas), kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan dalil atau prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha lainnya. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Nilai-nilai koperasi34 memiliki cangkupan yaitu nilai-nilai menolong diri sendiri, tanggung jawab sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan. Mengikuti tradisi para pendirinya, anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nlai etis dari kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap orang-orang lain. 32 Elias, Abbat., Benardus SL Situngkir SE.Manajemen Perkreditan Untuk Credit Union.Publikasi Inkopdit. Jakarta. 2006. hal 2 33 Hendar, Kusnadi. Ekonomi Koperasi. LPFE UI. Jakarta. 2005. hal 21 34 Elias, Abbat., Benardus SL Situngkir SE.Manajemen Perkreditan Untuk Credit Union.Publikasi Inkopdit. Jakarta. 2006. hal 3 38 Prinsip koperasi35 adalah garis-garis penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilai tersebut dalam praktek. Tujuh prinsip koperasi yaitu: 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka 2. Pengendalian oleh anggota-anggota secara demokratis 3. Partisipasi ekonomi anggota 4. Otonomi dan kebebasan 5. Pendidikan, pelatihan dan informasi 6. Kerjasama diantara koperasi 7. Kepedulian terhadap komunitas 35 Elias, Abbat., Benardus SL Situngkir SE., op.cit., hal 4 39