1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana
bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan. (Sanjaya,
2013:183) Menurut Aristoteles (328-322 SM), musik adalah sesuatu yang
dapat dipakai untuk memulihkan keseimbangan jiwa yang sedang goyah,
menghibur hati yang sedang goyah dan merangsang rasa patriotisme dan
kepahlawanan. Sedangkan seni musik adalah suatu tiruan seluk beluk hati dengan
menggunakan melodi dan irama. (Sanjaya, 2013:185)
Musik senantiasa hadir dalam berbagai sendi kehidupan manusia melalui berbagai
media seperti radio, televisi, internet, cd (compact disk), belum lagi akan adanya
konser dan pentas musik yang diselenggarakan. Bagi sebagian orang termasuk
peneliti, musik mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi yang
mendengarkan. Musik bukanlah bahasa konvensional seperti bahasa Indonesia,
Inggris, Jepang, Cina, dan lain-lain. Namun dapat dikatakan sebagai sebuah
sistem nilai yang mewakili suasana, perasaan, bahkan sebuah gagasan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_Musik) Musik sendiri terdiri dari
2
beberapa bagian diantaranya ialah vokal, nada, dan teks atau lirik. Dalam seni
bermusik, selain sebagai media hiburan dan pemenuhan dalam budaya kapitalis,
musik juga digunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan.
Proses penyampaian pesan dalam bermusik dilakukan melalui perantara teks atau
lirik yang terdapat pada lagu tersebut.
Lirik yang ada pada suatu lagu pada dasarnya memiliki pesan, pesan yang coba
disampaikan tersebut dapat berupa perasaan cinta, senang, sedih, kecewa, protes,
bahkan hingga permasalahan sosial dan isu-isu politik. Musik sebagai hasil karya
seni, tidak mungkin dihadirkan oleh penciptanya jika tidak memiliki manfaat bagi
masyarakat. Lirik lagu yang dibuat merupakan media komunikasi untuk
menyampaikan
apa
yang
ada
dalam
benak
penciptanya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_Musik) Lirik dari lagu merupakan
representasi dari sebuah realitas atau fenomena yang dirasakan pencipta lagu.
Kekuatan lirik lagu merupakan unsur penting bagi keberhasilan bermusik. Melalui
lirik lagu, pencipta berusaha menyampaikan apa yang diungkapkannya.
(http://digilib.upnjatim.ac.id/files/disk1/4/jiptupn-gdl-meytatriwa-152-5-babii.pdf)
Terdapat beberapa fungsi dan manfaat lagu di kehidupan masyarakat yang tanpa
disadari memiliki cakupan yang luas. Seperti pada penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, bahwa lagu sebagai sebuah karya seni memiliki beberapa fungsi,
diantaranya fungsi ekspresi emosional, penikmat estetis, hiburan, komunikasi,
representasi simbolik, respon sosial, pendidikan norma sosial, pelestari
kebudayaan, dan pemersatu bangsa. (Melina, 2012)
3
Sekarang ini, banyak bermunculan lagu-lagu yang menurut penulis jauh dari sifat
positif. Hampir setiap lagu baru didominasi oleh masalah percintaan serta hanya
mengutamakan kepentingan industri musik dan keuntungan dalam budaya
kapitalis. Namun jika kita mengingat ke belakang, ada beberapa pemusik yang
memiliki keprihatinan atas kondisi bangsa dan negara Indonesia yang kemudian
menciptakan beberapa lagu yang menyangkut permasalahan yang melanda negeri
ini. Di era industri musik, kritik sosial yang menyoroti kepincangan-kepincangan
sosial juga banyak ditemui, seperti pada lagu-lagu Iwan Fals, Franky Sahilatua,
Leo Kristi, Gombloh, Harry Roesli, Mogi Darusman, God Bless, Swami, Kantata
Takwa, dan Slank. (https://www.academia.edu/Download)
Misalkan saja Iwan Fals, lagu-lagunya banyak yang bernuansa tentang kritikan,
permasalahan sosial, isu-isu politik serta sistem pemerintahan yang tidak berpihak
pada masyarakat Indonesia kala itu. Dengan memanfaatkan adanya lirik dalam
setiap lagu, pemusik dapat menyisipkan pesan-pesan yang dapat menggugah pola
pikir serta tindakan khususnya yang mengarah pada perubahan ke arah yang lebih
baik lagi.
Gerakan kritis yang dilakukan oleh Iwan Fals terhadap sistem pemerintahan kala
itu juga diikuti oleh salah satu group band papan atas Indonesia yang sudah sangat
terkenal yaitu Slank. Lagu-lagunya memang banyak berkisar pada lagu yang
mengedepankan pesan kritik. Tidak heran ketika Slank mendapat predikat sebagai
salah satu band yang konsisten menyuarakan kritik terhadap permasalahan sosial
(Nurrahim, 2009:3).
4
Dalam hasil karya bermusiknya, tidak sedikit lagu-lagu milik Slank yang
mengangkat tema seputar permasalahan sosial politik yang terjadi di Indonesia.
Tanpa kita sadari mereka telah membuka mata, hati, dan telinga kita mengenai
bagaimana kondisi real negeri tercinta ini. Tidak hanya itu, musik juga mampu
menjadi alat kontrol sosial untuk menjaga kestabilan dalam kehidupan sosial.
Dengan hasil karyanya tersebut tidak jarang mereka melakukan sindiran dan
kritikan kepada pihak tertentu (pemerintah misalnya) atas kinerja dan
permasalahan yang ditimbulkan. Sindiran dan kritikan tersebut sebenarnya
bukanlah untuk menjatuhkan, melainkan memberikan kesadaran agar kedepan
dapat berintrospeksi diri.
Di Indonesia sudah banyak pemusik yang menciptakan lagu-lagu yang
menyinggung tentang permasalahan sosial politik khususnya yang berkaitan
dengan keadaan dan sistem pemerintah Indonesia. Selain kedua pemusik yang
telah disebutkan tadi, hadirlah sosok Eka Gustiwana yang juga seorang pemusik
memberikan warna baru dalam dunia musik Indonesia. Eka Gustiwana adalah
seorang komposer muda yang dikenal publik atas karyanya ketika hasil editing
video perseteruan Arya Wiguna dengan Eyang Subur di-upload dalam situs
YouTube. Hasil karyanya tersebut ia beri nama speech composing, yakni sebuah
proses kreativitas yang mengubah pidato/perkataan seseorang menjadi sebuah
nyanyian, dengan memasukkan nada-nada tertentu ke dalamnya sehingga katakata tersebut seolah dinyanyikan sendiri oleh sang objek. (Gustiwana, 2014)
5
Karya speech composing-nya yang pertama tersebut diberi judul Demi Tuhan,
cukup mendapat perhatian dari masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya acara talkshow yang mengundang Eka Gustiwana sebagai narasumber
terkait dengan karyanya tersebut. Setelah itu terciptalah beberapa lagu speech
composing lainnya yang tidak kalah menarik.
Disamping dengan kesuksesannya menciptakan lagu speech composing sebagai
suatu hiburan, ia juga membuat beberapa lagu speech composing yang berkaitan
dengan topik-topik terhangat seputar Indonesia. Pesan dalam lagunya sangatlah
menarik, hal ini dikarenakan keunikan dan kelucuan dalam mengemas tampilan
pesan tersebut. Dengan pembawaan yang humoris secara audiovisual, membuat
audiens yang menyaksikan merasa terhibur. Melihat dan menyaksikan hal
tersebut, lagu pada akhirnya dapat menjadi suatu media bagi masyarakat yang
tidak berkecimpung dalam dunia politik untuk bisa memberikan suara dan
gagasannya.
Lagu milik Eka Gustiwana yang ia sebut sebagai speech composing tersebut
menurut penulis layak untuk diteliti karena memiliki isi atau konten yang cukup
menarik terkait dengan fenomena sosial politik ketika lagu tersebut muncul. Lagulagu speech composing karya Eka Gustiwana tersebut memiliki pesan dan makna
yang menarik untuk diungkap. Hal ini dikarenakan situasi dan kondisi ketika lagu
tersebut muncul bersamaan dengan berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia.
Alasan lain bagi penulis memilih lagu speech composing karya Eka Gustiwana
sebagai studi penelitian adalah dikarenakan kesesuaian konten dengan keadaan
6
Indonesia yang mengalami berbagai pergolakan seperti fenomena pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang kontroversial, masih adanya
budaya kasus korupsi, hingga kinerja pejabat yang kurang maksimal. Ditambah
lagi berdasarkan pengamatan dan pencarian yang dilakukan oleh penulis, belum
ditemukannya penelitian serupa mengenai mengenai lagu speech composing
tersebut sehingga mendorong penulis untuk menelitinya.
Penelitian ini menggunakan teori hermeneutika, hermeneutika dipilih karena
menurut penulis teori ini merupakan bentuk interpretasi terhadap teks. Teks yang
akan diinterpretasikan disini adalah lirik lagu. Dengan demikian peneliti akan
menginterpretasikan teks lagu speech composing karya Eka Gustiwana yang
kemudian bertujuan untuk mencari makna tersembunyi dalam teks lagu tersbeut,
yakni makna pesan persuasi dan propaganda. Dengan menggunakan teori tersebut
maka hasil yang akan didapat nantinya tidak dituntut untuk bersifat objektif
melainkan subjektif menurut pandangan dan pemikiran peneliti.
Penelitian ini juga di dorong oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Seperti penelitian oleh Melina (2012) yang meneliti mengenai fungsi musik punk
sebagai sarana penyampai kritik. Dalam penelitiannya tersebut dijelaskan bahwa
musik punk berfungsi sebagai sarana ekspresi emosional, sarana kritik sosial, dan
sebagai sarana kritik politik.
Dalam penelitian tersebut yang menjadi objek penelitiannya ialah berupa lirik
lagu punk. Dijelaskan bahwa lirik lagu-lagu punk lebih mengarah pada keadaan
7
sosial yang terjadi. Hal ini kemudian memiliki relevansi dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan. Yakni pemilihan lagu speech composing yang juga didasari
pada keadaan sosial yang terjadi pada saat lagu tersebut diciptakan. Selain itu lagu
pada dasarnya merupakan sarana ekspresi emosional, seperti pada penelitian
sebelumnya tersebut. Sehingga kemudian mendorong penulis untuk meneliti
pesan persuasi dan propaganda yang juga merupakan bentuk ekspresi emosional.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lirik lagu speech composing karya Eka
Gustiwana. Teks atau lirik yang akan diteliti adalah lirik lagu speech composing
karya Eka Gustiwana pada situs YouTube.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil rumusan
masalah yaitu :
1.
Bagaimana makna pesan persuasi yang terdapat pada lirik lagu speech
composing karya Eka Gustiwana ?
2.
Bagaimana makna pesan propaganda yang terdapat pada lirik lagu speech
composing karya Eka Gustiwana ?
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapat tujuan penelitian yaitu :
1.
Untuk menjelaskan pesan persuasi yang terdapat pada lirik lagu speech
composing karya Eka Gustiwana.
2.
Untuk menjelaskan pesan propaganda yang terdapat pada lirik lagu speech
composing karya Eka Gustiwana.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dalam penelitian ini, diantaranya :
1.
Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi rujukan, sumbangan ilmu
pengetahuan serta menjadi acuan kajian studi ilmu komunikasi khususnya
yang terkait dengan lirik lagu sebagai media persuasi dan propaganda.
2.
Secara praktis, penelitian ini dapat berfungsi sebagai penambah wawasan
ilmu pengetahuan dan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan kajian komunikasi massa.
Download