PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG (Studi Tentang Perilaku Menyimpang Pengamen Kawasan Tepi Laut) Naskah Publikasi Oleh HARYO PHEBI GUNANTORO NIM: 090569201004 PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut dibawah ini: Nama : HARYO PHEBI GUNANTORO NIM : 090569201004 Jurusan/Prodi : ILMU SOSIOLOGI Alamat : JALAN BRIGJEN KATAMSO Gg. KENANGA I No. 3a,TANJUNGPINANG Nomor TELP : 085264672919 Email : [email protected] Judul Naskah : PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG (Studi Tentang Perilaku Pengamen Kawasan Tepi Laut) Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan. Tanjungpinang, 21 Maret 2016 Yang menyatakan, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Suryaningsih, M.Si NIDN. 1016076901 Emmy Solina, M.Si NIDN.1020118401 1 PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG (Studi Tentang Perilaku Pengamen Kawasan Tepi Laut) Haryo Phebi Gunantoro [email protected] Suryaningsih, M.Si [email protected] Emmy Solina, M.Si [email protected] ABSTRAK Pengamen adalah seorang seniman jalanan yang melakukan aktivitas dalam menjajakan keahlian alat musik berupa gitar, jimbe dan lain-lain dengan menghibur para pengunjung melaluai alunan lagu dan musik yang mereka mainkan. Masih adanya perilaku menyimpang yang terjadi diantara para pengamen Kota Tanjungpinang, sebab masih terbiasa dengan kehidupan yang bebas sehingga para pengamen berbuat sesuka hati mereka tanpa memikirkan dampak yang terjadi pada masyarakat sekitar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bentuk – bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pengamen kota tanjungpinang. Populasi adalah pengamen Kota Tanjungpinang, yang jumlahnya 14 pengamen. Mengingat jumlah populasi yang tergolong sedikit, maka populasi penelitian sekaligus akan menjadi sampel penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data kedalam pola dan kategori serta satuan uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti yang disarankan oleh data. Hasil penelitian adalah, para pengamen masih sering melakukan perilaku menyimpang di kawasan tepi laut Kota Tanjungpinang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah para pengamen masih sering melakukan perilaku menyimpang. Hal ini ditandai dengan tindakan – tindakan serta perilaku yang dilakukan oleh para pengamen tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Saran yang peneliti berikan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu perlunya di buat suatu wadah atau rehabilitasi dimana para pengamen jalanan yang mempunyai bakat agar di bina hingga bisa membuat suatu karya dan bisa mencari jati diri nya selain sebagai pengamen yang mana pada profesi ini hanya di pandang sebelah mata oleh masyarakat. Kata Kunci : Pengamen, Faktor internal dan eksternal, Perilaku Menyimpang 2 PENGAMEN KOTA TANJUNGPINANG (Studi Tentang Perilaku Pengamen Kawasan Tepi Laut) Haryo Phebi Gunantoro [email protected] Suryaningsih, M.Si [email protected] Emmy Solina, M.Si [email protected] ABSTRACT Street singers is an artist who conduct activities in selling musical instrument skills by using a guitars, jimbe, etc to entertain the visitors with rhythm of the song and the music that they are playing. There are still have deviant behavior occurred between the street singers at Tanjungpinang City because they are accustomed to a free life so that the street singers do as they pleased without thinking the impact of what happening in the society. The purpose of this research is wanted to know the deviant behavior of the street singers in Tanjungpinang City. The population are the street singers in Tanjungpinang City, totally 14 street singers. Because of the population is not more, so the population became sample in the research. The method of research that used is descriptive qualitative is a process of data organize and order the data into category also the basic explanation, so we can find the theme which suggested by the data. The result of the research is the street singers still do a deviant behavior activity in tepi laut region Kota Tanjungpinang. The conclusion of this research is the street singers still do a deviant behavior activity, this is indicated by the street singers actions and behaviors are not in accordance with the norms that apply in society. The suggestion from the research based on this research is need to create the forum in which the rahbilitation of street singers who have talent in order to building until they could make a work and can find their identity than as a street singers which in this profession that only seen with one the public eye. Key words : Street singers, Internal and external factors, Deviant behavior 3 sebagai pemicu, di antara beberapa pemicu I. Pendahuluan yang lain, perkembangan daerah perkotaan 1.1. Latar Belakang secara Di negara sedang berkembang, kota urbanisasi mengalami pertambahan jumlah penduduk dan faktor penarik secara pesat mengundang dan dampak yang bisa kita lihat dan sering terjadinya kita temui di kota-kota besar. urbanisasi dan kemudian komunitas-komunitas kumuh atau daerah Para pendatang atau kaum migran kumuh yang identik dengan kemiskinan yang datang ke kota tanpa memiliki bekal perkotaan. Indonesia merupakan negara keterampilan yang memadai hanya akan berkembang identik dengan kemiskinan, jadi menjadi tuna karya dikota. Kalaupun mereka masih mengandung kemiskinan dimana- bekerja biasanya hanya menjadi buruh mana, baik dikota maupun didesa. Kita serabutan, pengemis, pengamen, pemulung dapat melihat di setiap kota pasti ada daerah dan bahkan ada juga yang pada akhirnya yang menjadi penjahat dikota. Akibat persaingan perumahannya berhimpitan satu dengan yang lain, banyaknya pengamen, yang ketat dalam memperoleh pendapatan pengemis, anak jalanan dan masih banyak kerja lagi keadaan yang dapat menggambarkan memunculkan pula pengangguran yang pada masyarakat miskin perkotaan. Bahkan di tidak malam hari banyak orang-orang tertentu terhormat, disamping menyertakan pula yang tidur di emperan toko pinggir jalan. berbagai patologis sosial lainnya. perkotaan timbulkannya. sehingga menyebabkan migrasi sebagai kaum kaya kota yang memiliki kemewahan, Pengamen di yang lain, perkembangan daerah perkotaan ekonomi antara kaum miskin kota dengan pekerjaan yang sebagai pemicu, di antara beberapa pemicu kemiskinan, terjadinya kesenjangan sosial melahirkan politik Modernisasi dan sering kali di tuding ditimbulkan dari migrasi itu antara lain gilirannya adalah banyaknya permasalahan sosial ekonomi dibandingkan di desa. Adapun dampak yang lapangan perkotaan masalah serius, terutama dengan semakin bahwa prospek ekonomi diperkotaan lebih baik minimnya komunitas- fenomena yang mulai di pandang sebagai Alasan utama perpindahan ini adalah faktor serta kemudian Pengamen dari desa ke kota yang tidak terkendali. menganggap terjadinya identik dengan kemiskinan perkotaan. adanya migrasi atau berpindahnya penduduk mereka dan mengundang komunitas kumuh atau daerah kumuh yang dengan sangat pesat, hal ini diakibatkan oleh ekonomi, pesat Kondisi demikian sangat memprihatinkan adalah dan harus segera di atasi. fenomena yang mulai dipandang sebagai Banyak cara telah di lakukan baik masalah serius, terutama dengan semakin oleh lembaga pemerintah maupun non banyaknya permasalahan sosial ekonomi dan pemerintah politik yang di timbulkannya. Modernisasi dan juga individu-individu pemerhati kemiskinan dalam menyelesaikan dan industrialisasi sering kali dituding 4 permasalahannya mengatasinya tindakan atau perilaku yang tidak sesuai seperti transmigrasi penduduk dari daerah dengan norma dan nilai yang di anut dalam padat lingkungan ke untuk daerah yang penduduknya, masih jarang baik lingkungan keluarga penanggulangan maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi bertambahnya penduduk dengan program apabila seseorang atau kelompok tidak Keluarga Berencana (KB), dan lain-lain. mematuhi norma dan nilai yang berlaku Semua itu ternyata belum berhasil, dan dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap bahkan pemerintah terkesan tidak serius nilai dan norma dalam masyarakat disebut dalam tersebut. dengan Semua itu berdasarkan pada kenyataan di pelaku lapangan memang penyimpangan disebut devian (deviant). menghadapi fenomena fenomena itu tidak berkurang tetapi justru semakin banyak. jumpai adanya menyimpang. perilaku Perilaku atau Pada Dalam kehidupan masyarakat sering di deviasi (deviation), individu yang masyarakat sedangkan melakukan tradisional penyimpangan jarang sekali terjadi dan yang dapat di kendalikan. Sebaliknya, pada menyimpang masyarakat modern, penyimpangan di rasa merupakan hasil dari proses sosialisasi yang semakin banyak dan bahkan seringkali tidak menyimpang menimbulkan kerugian yang sangat besar adalah semua tindakan yang menyimpang bagi pihak lainnya. Salah satu bentuk dari norma-norma yang berlaku dalam suatu penyimpangan adalah penyimpangan sosial. sempurna. Perilaku sistem sosial dan menimbulkan usaha dari Seperti halnya kebudayaan yang mereka yang berwenang dalam sistem itu bersifat relatif maka penyimpangan sosial untuk memperbaiki perilaku menyimpang juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan tersebut. Perilaku menyimpang di tentukan sosial sangat tergantung pada nilai dan batasannya norma-norma norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah kemasyarakatan yang berlaku dalam suatu laku dapat di katakan menyimpang oleh kebudayaan, sehingga pengertian perilaku suatu masyarakat, namun belum tentu di menyimpang masyarakat anggap menyimpang oleh masyarakat lain dengan masyarakat lainnya akan berbeda- yang memiliki norma dan nilai yang beda. Hal tersebut menyebabkan individu berbeda. oleh antara suatu atau kelompok terjerumus ke dalam pola Tidak adanya optimalisasi dalam perilaku yang menyimpang. Dengan kata pengembangan diri menyebabkan perilaku- lain, terjadilah penyimpangan sosial dalam perilaku menyimpang yang dapat kita kehidupan. jumpai dimasyarakat. Mulai dari tawuran Penyimpangan adalah segala bentuk pelajar, seks bebas, penyalahgunaan perilaku yang tidak menyesuaikan diri narkoba, dan lain sebagainya. Tidak sedikit dengan norma-norma kehendak masyarakat. dari kita yang tidak asing dengan kata Dengan kata lain, penyimpangan adalah perilaku menyimpang, akan tetapi tidak 5 mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengamen perilaku menyimpang tersebut. seharusnya dapat perhatian khusus, sehingga mereka merasa Perilaku menyimpang yang juga bahwa dirinya di akui oleh masyarakat biasa dikenal dengan nama penyimpangan hanya sosial adalah perilaku yang tidak sesuai memaksa mereka untuk mempertahankan dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, hidupnya baik dalam sudut pandang kemanusiaan Pengamen sering di kucilkan dan tidak di (agama) maupun anggap keberadaannya dalam masyarakat, pembenarannya sebagai bagian daripada mereka sudah memiliki labeling atau sudah makhluk sosial. di cap yang jelek dalam masyarakat atas secara individu karena keadaan dengan ekonomi cara yang semacam itu. Penyimpangan yang sering mereka penilaian dari segi berpakaian yang urakan lakukan disaat waktu luang yang tidak di atau nyeleneh, tidak rapi, serta sering aktualisasikan secara baik, banyak orang mabuk-mabukan, berpendapat penyimpangan pengamen yang sebagainya. Di jalanan mereka berinteraksi umum adalah gaya pakaian yang selekeh dengan nilai dan norma yang jauh berbeda (tidak rapi), rambut panjang, badan bertato dengan apa yang ada dilingkungan keluarga, dan susah menjaga kebersihan badannya. sekolah dan masyarakat. seks bebas dan lain Untuk itu kelompok penyanyi jalanan ini di Berdasarkan latar belakang diatas bentuk sebagai wadah dalam mengurangi maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang sedikit perilaku yang tidak baik di mata bagaimana masyarakat agar mereka bisa di terima di dilakukan oleh pengamen dikawasan tepi khalayak masyarakat luas sebagai manusia laut Kota Tanjungpinang, penelitian ini yang bertujuan beradab hidupnya dalam dengan mempertahankan menghibur sebagai satu untuk menyimpang menganalisa yang secara fenomena perilaku menyimpang pengamen penyanyi jalanan. Salah perilaku berdasarkan kajian secara sosiologis. Dari tempat diKota pemaparan di atas maka di ambil judul “ Perilaku Tanjungpinang yang marak dengan anak penelitian jalanan yaitu kawasan Tepi Laut yang Pengamen di merupakan kawasan strategis Tanjungpinang”. di Kota Menyimpang Kawasan Tepi Laut Kota Tanjungpinang, tempat ini selalu ramai dengan pengunjung pada sore dan malam 1.2. Rumusan Masalah hari untuk melepaskan kepenatan dalam Berdasarkan seharian bekerja dengan menikmati angin menyimpang laut serta panorama tepi laut dimalam hari dirumuskan menjadikan lahan bagi anak jalanan mencari gambaran pengamen dalam perilaku yang rumusan telah masalah sebagai berikut : nafkah. Anak jalanan di kawasan Tepi Laut a) kebanyakan berprofesi sebagai pengamen. Apa saja bentuk-bentuk perilaku menyimpang 6 pada pengamen kawasan tepi laut Kota II. Tanjungpinang ? b) Bagaimana Landasan Teori 2.1. Perilaku Menyimpang perilaku Perilaku menyimpang adalah suatu lakukan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pengamen di kawasan tepi laut dan norma sosial yang berlaku dalam Kota Tanjungpinang ? masyarakat menyimpang terjadinya yang di atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil 1.3. Tujuan Peneltiian menyesuaikan Tujuan dari penelitian ini adalah : a) masyarakat. Untuk mengetahui bentuk–bentuk tepi laut merupakan batas toleransi. Menurut Kornblum (1989:202-204) b) Untuk mengidentifikasi proses di samping penyimpangan dan penyimpang, terjadinya kita menjumpai pula institusi menyimpang perilaku menyimpang dikalangan pengamen Penyimpangan kehendak anggap sebagai hal yang tercela dan diluar Kota Tanjungpinang. bagaimana terhadap perilaku yang oleh sejumlah besar orang di perilaku menyimpang dikalangan pengamen diri tepi laut (deviant Kota institution). Contohnya ialah kejahatan terorganisasi pencurian yang telah Tanjungpinang. di rencanakan, dan bentuk institusi menyimpang lain adalah seperti bisnis seks, 1.4. Manfaat Penelitian sindikat bordil, sindikat narkotika, sindikat pemalsu paspor. Manfaat penelitian ini antara lain Menurut Doyle Paul Jhonson dalam manfaat teoritis dan manfaat praktis. Robert M.Z Lawang (1995:84-86) perilaku Manfaat teoritis. a) Penelitian ini dapat menambah menyimpang adalah semua tindakan yang pengetahuan dan dapat di jadikan menyimpang dari norma yang berlaku dalam kajian gejala sosial masyarakat di sistem sosial dan menimbulkan usaha dari kalangan pengamen. mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang. b) Dapat membantu pemerintah guna Menurut Lemert penyimpangan dapat memecahkan masalah sosial serta untuk di bedakan menjadi dua macam yaitu menyelsaikan masalah sosial yang penyimpangan primer dan penyimpangan berkaitan dengan pengamen jalan di sekunder. Kota Tanjungpinang. suatu bentuk perilaku menyimpang yang memberikan solusi Penyimpangan primer adalah bersifat sementara dan tidak di lakukan secara terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu 7 lintas, buang sampah sembarangan dan lain- remaja lain. terlarang karena faktor broken home. Perilaku menyimpang di sebut c. sebagai salah satu penyakit masyarakat atau penyakit sosial. Penyakit sosial yang menggunakan Pelampiasan rasa kecewa. Seseorang atau obat-obat kekecewaan yang apabila mengalami tidak dapat penyakit masyarakat adalah segala bentuk mengalihkan ke hal yang positif, maka ia tingkah laku yang di anggap tidak sesuai, akan berusaha mencari pelarian untuk melanggar memuaskan rasa kecewanya tersebut. Misal : norma-norma umum, adat- istiadat, hukum formal atau tidak bisa di bunuh diri. integrasikan dalam pola tingkah laku umum. d. Dorongan kebutuhan ekonomi. Di sebut sebagai penyakit masyarakat karena e. Pengaruh gejala sosialnya yang terjadi di tengah lingkungan dan media massa. masyarakat itu meletus menjadi "penyakit". f. Deviation merupakan penyimpangan Keinginan untuk dipuji. Seseorang dapat terhadap kaidah atau norma-norma dan nilai- menyimpang nilai dalam masyarakat. Kaidah timbul mendapat pujian, seperti seseorang yang dalam perlukan menginginkan kehidupan yang mewah. Agar sebagai pengatur hubungan antara seseorang keinginannya terwujud, ia rela melakukan dengan orang lain atau antara seseorang perilaku yang menyimpang seperti korupsi, dengan menjual diri dan merampok. masyarakat karena masyarakatnya. di Di adakannya kaidah serta peraturan di dalam masyarakat g. karena bertindak keinginan untuk Proses belajar yang menyimpang. bertujuan supaya ada konformitas warga Hal ini dapat terjadi melalui interaksi masyarakat terhadap nilai-nilai yang berlaku sosial dengan orang-orang yang berperilaku di dalam masyarakat yang bersangkutan menyimpang. (Soerjono Soekanto, 1990:237). h. Perilaku menyimpang biasanya disebabkan Adanya ikatan sosial yang berlainan. Seseorang individu oleh beberapa faktor penyebab, antara lain: mengidentifikasikan a. Sikap mental yang tidak sehat. kelompok yang paling ia hargai dan akan Perilaku dapat di sebabkan karena lebih senang bergaul dengan kelompok itu sikap mental yang tidak sehat. Sikap itu di daripada dengan kelompok lainnya. Dalam tunjukkan dengan tidak merasa bersalah atau proses ini, individu akan memperoleh pola menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa sikap dan perilaku kelompoknya. senang. Misal : profesi melacur. kelompok yang di pengaruhi menyimpang, b. Ketidakharmonisan dalam keluarga. kemungkinan besar individu tersebut akan Tidak adanya keharmonisan dalam berperilaku menyimpang juga. keluarga dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku menyimpang. Misal : kalangan 8 dirinya cenderung dengan Jika i. Proses sosialisasi nilai-nilai 2. Penyimpangan Sekunder subkebudayaan menyimpang Merupakan Perilaku menyimpang yang terjadi dilakukan perbuatan secara yang khas dengan dalam masyarakat dapat disebabkan karena memperlihatkan perilaku menyimpang. seseorang memilih nilai subkebudayaan Ciri penyimpangan sekunder adalah yang menyimpang, yaitu sub kebudayaan gaya khusus yang normanya bertentangan dengan perilaku menyimpang dan masyarakat norma budaya yang dominan. tidak j. Ketidaksanggupan menyerap norma menyimpang tersebut. Ketidaksanggupan untuk menyerap 3. Penyimpangan Individu norma ke dalam kepribadian seseorang hidupnya bisa didominasi mentolerir Adalah perilaku penyimpangan oleh oleh seorang yang diakibatkan karena ia mempelajari proses dilakukan individu sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga ia dengan melakukan tindakan-tindakan tidak sanggup menjalankan perannya sesuai yang menyimpang dari norma-norma dengan perilaku yang diharapkan oleh yang berlaku. masyarakat. 4. Penyimpangan Kelompok Kepribadian yang menyimpang dalam diri Merupakan penyimpangan yang seseorang dapat terbentuk karena adanya dilakukan secara berkelompok dengan media pencetus yang dapat mendorong melakukan terbentuknya kepribadian menyimpang itu. menyimpang dari norma yang berlaku. Media 5. Penyimpangan Situasional pembentukan kepribadian yang menyimpang antara lain: keluarga, tempat tinggal, oleh kelompok bermain dan media massa. pengaruh kekuatan individu Perilaku Contoh: 1. Penyimpangan Primer Penyimpanagn menguasai sebagian dan memaksa diluar individu seorang suami terpaksa tahan melihat anak istrinya kelaparan. yang 6. Penyimpangan Sistematik bersifat temporer atau sementara dan hanya situasional/sosial melakukan pencurian karena tidak primer penyimpangan bermacam-macam tersebut untuk berbuat menyimpang. yang Menyimpang merupakan yang Penyimpangan ini disebabkan lingkungan 2.2.Bentuk-bentuk tindakan-tindakan Merupakan suatu sistem tingkah kecil laku yang disertai organisasi sosial kehidupan seseorang. Cirinya adalah khusus, status formal, peran-peran, bersifat sementara, gaya hidupnya tidak nilai, norma dan moral tertentu yang didominasi oleh perilaku menyimpang semua berbeda dengan situasi umum. dan Segala masyarakat masih mentolerir/menerima. fikiran dan perbuatan menyimpang itu kemudian dibenarkan 9 oleh semua anggota kelompok. Contoh: 2.3.Konsep Pengamen dalam sebuah geng terdapat aturan- Pengamen itu sendiri, awalnya aturan tertentu yang biasanya harus berasal dari kata Amen atau mengamen dipatuhi semua anggotanya. (menyanyi, main musik, dsb) untuk mencari 7. Penyimpangan Positif uang. Amen/pengamen (penari, penyanyi, Merupakan peyimpangan bentuk yang atau pemain musik yang tidak bertempat mempunyai tinggal tetap, berpindah-pindah dan dampak positif karena mengandung mengadakan pertunjukkan di tempat umum). unsur inovatif, kreatif dan memperkaya Jadi alternatif. Jadi penyimpangan positif keahliannya merupakan penyimpangan yang terarah pengamen tidak bisa dibilang pengemis, pada yang karena yang Seorang pengamen yang sebenarnya harus dilakuakan tampaknya menyimpang betul-betul dapat menghibur orang banyak dari norma yang berlaku. Contoh: ibu dan rumah tangga dengan terpaksa menjadi Sehingga yang melihat, mendengar atau sopir angkot karena desakan ekonomi. menonton pertunjukkan itu secara rela untuk 8. Penyimpangan Negatif merogoh koceknya, bahkan dapat memesan nilai-nilai didambakan, sosial meskipun cara Merupakan penyimpangan yang pengamen cenderung bertindak kearah nilai-nilai di mempertunjukkan bidang perbedaannya memiliki sebuah itu nilai lagu seni. cukup seni Seorang mendasar. yang tinggi. kesayangannya dengan hari banyak membayar mahal. sosial yang dipandang rendah dan Semakin semakin berakibat buruk. Dalam penyimpangan pengamen jalanan yang bertambah di setiap negatif, tindakan yang dilakukan akan sudut-sudut jalan, lampu merah yang ada di dicela oleh masyarakat dan pelakunya Kota Tanjungpinang, bahkan akan rumah makan mulai dari anak balita sampai tidak dapat ditolerir oleh masyarakat. di setiap yang sudah tua, dari yang di lengkapi Menurut Dwi Narwoko (2007:101), dengan alat musik seadanya sampai yang yang termasuk dalam perilaku menyimpang lengkap seperti pemain band, dari yang adalah berpenampilan kotor sampai yang rapi, dari 1. Tindakan non-conform (yang tidak yang suaranya sumbang (fals) sampai yang sesuai dengan nilai dan norma) bagus. Yang paling memprihatinkan adalah 2. Tindakan anti sosial (tindakan yang anak balita yang terpaksa dan dipaksa untuk melawan kebiasaan masyarakat) ngamen dan semua itu diatur oleh jaringan 3. Tindakan melanggar kriminal, hukum tindakan yang memasok mereka dan setiap uang yang tertulis, ada disetor kepada orang tua mereka. melanggar norma serta tindakan Pengamen yang membahayakan jiwa. merupakan komunitas yang relatif baru dalam kehidupan pinggiran 10 perkotaan, setelah kaum gelandangan, yang ada. Jenis pemulung, pekerja seks kelas rendah, selain gunakan itu juga dianggap sebagai “virus social” Pendekatan yang mengungkapkan, mengancam adalah penelitian yang deskriptif kualitatif. kualitatif di menggambarkan, kemampuan hidup pengamen jalanan meringkas berbagai kondisi dan situasi dianggap sebagai anak nakal, tidak tahu yang ada. Penelitian ini menggunakan sopan santun, brutal, pengganggu ketertiban pendekatan kualitatif. masyarakat, artinya menceritakan dan masyarakat. Oleh karena itu tidak mengherankan 3.2. Lokasi Penelitian jika mereka sering diperlakukan tidak adil dan kurang kelompok manusiawi terutama masyarakat yang Subjek penelitian yang peneliti kaji oleh mengenai permasalah perilaku menyimpang merasa pengamen ini di laksanakan didaerah terganggu oleh komunitas anak jalanan seputaran tepi laut Kota Tanjungpinang. seperti golongan kelas ekonomi rendah. Penentuan lokasi ini di lakukan dengan Anak jalanan adalah anak yang sebagian pertimbangan besar merupakan daerah operasional terbanyak menghabiskan mencari nafkah dijalanan dan dengan cara waktunya atau untuk berkeliaran mereka para sendiri bahwa pengamen ada lokasi ditepi tersebut laut Kota Tanjungpinang. bekerja sebagai pengamen, penyemir sepatu, penjual koran, pengemis, atau bahkan 3.3. Jenis Data melacur. Data primer Berdasarkan uraian di atas dapat Yaitu data yang secara langsung disimpulkan bahwa pengamen adalah salah peneliti peroleh dari sumbernya, dalam hal satu pekerjaan yang dilakukan anak jalanan dengan cara menyanyikan lagu ini baik menghabiskan waktunya tersebut diperoleh melalui wawancara dengan para informan tentang menggunakan alat maupun tidak. Sebagian besar data permasalahan untuk penelitian yaitu perilaku menyimpang dikalangan pengamen. mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalan atau tempat-tempat umum lainnya, tidak Data sekunder atau bergantung dengan keluarga, dan Data sekunder merupakan data yang mempunyai kemampuan untuk bertahan di kumpulkan dari pihak kedua atau dari hidup dijalanan. sumber lain yang tersedia sebelum penelitian di lakukan. Dalam penelitian ini data III. Metode Penelitian sekunder berupa foto dan juga dokumen dari 3.1. Jenis Penelitian Metode untuk penelitian mengumpulkan data adalah cara dan fakta sumber data tertulis yang berasal dari pihak terkait dalam masalah penelitian ini. 11 guna mematangkan hasil yang akan di 3.4.Populasi dan Sampel Sesuai dengan jenis penelitian bahwa analisis. penelitian kualitatif tidak menggunakan pendekatan populasi dan sampel tetapi yang 3.6.Teknik Analisa Data di gunakan dengan pendekatan secara Dalam menentukan maka sebagai sumber data dalam penelitian ini. deskriptif Dalam penelitian ini informan merupakan memberikan gambaran tentang kenyataan subjek yang menjadi sumber peneliti dalam yang ada untuk selanjutnya di analisa guna mendapatkan informasi sebagai data yang di menemukan hasil yang akhirnya dapat di perlukan sesuai dengan permasalahan dan tarik kesimpulan dan di jadikan landasan kebutuhan penentuan dalam memberikan saran-saran dan pendapat informan yang di gunakan dalam penelitian dari penulis. Menurut Ian Dey (Moleong ini menggunakan purposive sampling yaitu 2006) pemilihan terletak pada tiga proses yang berkaitan Teknik informan bertujuan dalam mempergunakan data intensif ke informan yang akan di jadikan peneliti. peneliti analisa kualitatif analisa analisis, mengatakan bahwa inti analisis memberikan informasi yang di butuhkan. yaitu Pemilihan informan berdasarkan penilaian mengklasifikasikan dan melihat bagaimana atau karakteristik yang di peroleh data sesuai konsep-konsep yang muncul satu dengan dengan lainnya maksud 2010:272). penelitian Pengambilan (Silalahi, sampel ini mendefinisikannya yaitu saling dipaparkan berkaitan, secara fenomena, agar jelas dapat sehingga menggunakan metode purposive sampling, memperoleh sebuah pemahaman dan fakta kriteria yang di tetapkan adalah : para jelas tentang masalah dalam penelitian. pengamen biasa, dan telah bekerja sebagai Untuk menganalisis data yang di pengamen di atas 3 tahun berjumlah 14 peroleh dari hasil penelitian, di gunakan orang. teknik deskriptif analisis, yaitu metode yang di gunakan terhadap suatu data yang telah di kumpulkan kemudian di susun dan di 3.5.Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah segala jelaskan untuk selanjutnya di analisa. Data kegiatan yang di lakukan dalam usaha yang berupa ucapan, tulisan dan perilaku mengumpulkan data-data atau informasi yang dapat di amati dari interaksi antara yang menunjang penelitian di antaranya peneliti dengan pengamen yang di peroleh pengetahuan mengenai permasalahan dan selama data kualitatif untuk memperoleh kesimpulan. yang belakang berhubungan informan dengan terhadap latar penelitian. Adapun teknik dan alat pengumpul data yaitu berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi selama kurang lebih setahun 12 penelitian di laporkan secara mayoritas tingkat pendidikan yang telah IV. Pembahasan ditamatkan informan Dalam penelitian kualitatif, informan pendidikan SMP sengaja dipilih oleh peneliti karena mampu Sedangkan memberikan informasi tentang masalah yang pendidikan SMA terdapat sebanyak 2 orang akan di teliti. Untuk itu peneliti melakukan informan, penggalian data sumber terpecaya langsung menamatkan dari sebanyak 1 orang. 4.1. Karakteristik Informan pengamen sebagai informan penelitian sebanyak yang 11 memiliki Sementara sisanya pendidikan sekolah adalah orang. tingkat hanya dasar penelitiannya. Informan yang di ambil peneliti yaitu pengamen yang berada 4.1.4. diKawasan Tepi Laut tergabung dalam kelompok penyanyi jalanan Asal Daerah Informan Berdasarakan Kota data lapangan dapat diketahui bahwa informan berasal dari Tanjungpinang. daerah yang beragam, dari data dapat terlihat bahwa informan yang berasal dari Provinsi 4.1.1. Kepulauan Umur Informan Riau yaitu dari Kota Berdasarkan data hasil lapangan dapat Tanjungpinang dan berasal dari Kabupaten terlihat perbedaan umur informan penelitian, Karimun sebanyak 9 orang, Sementara dari data mayoritas informan berada pada sisanya berasal dari Provinsi lain seperti usia 21-30 tahun dari keseluruhan informan. Sumatra Sedangkan yang memiliki umur 31-40 Lampung sebanyak 5 orang. sebanyak 6 orang Sementara Utara dan Provinsi Bandar sisanya memiliki umur diatas 40 tahun sebanyak 1 4.1.5. orang. Pendapatan Informan Berbagai jenis aktivitas manusia tentunya mengharapkan imbalan, apalagi Jenis Kelamin yang bernilai ekonomi tentunya. Imbalan Kelamin atau dalam bahasa yang dimaksud adalah pendapatan yang inggrisnya yaitu Sex merupakan suatu akibat diperoleh pedagang kaki lima dalam bentuk dari (perbedaan uang. Untuk melihat bagaimana tingkat sistematik luar antar individu yang berbeda pendapatan informan penelitian selama 1 jenis kelamin dalam spesies yang sama), bulan, berdasarakan hasil data lapangan yang pada manusia dikenal menjadi Pria dan diatas maka dapat terlihat berapa tingkat Wanita. dalam penlitan ini seluruh informan pendapatan informan dalam sebulan dari yang ada memiliki jenis kelamin laki-laki. hasil kerja mereka mengamen. Mayoritas 4.1.2. Jenis dimorfisme seksual informan memiliki pendapatan berkisar 4.1.3. antara 700.000-900.000 sebanyak 7 orang. Pendidikan Informan Berdasarkan hasil data lapangan yang Sedangkan yang berpenghasilan berkisar telah didistribusikan dapat terlihat bahwa antara 400.000-600.000 berjumlah 6 orang. 13 Sementara sisanya mengaku memiliki pengamen hanya dekat dengan minuman penghasilan diatas 1 juta dalam sebulannya. alkohol. 4.2. Bentuk-bentuk penyimpangan yang 4.2.2. Tindakan Asosial Tindakan dilakukan pengamen Dalam kasus perilaku menyimpang tindakan asosial yang adalah merupakan melawan kebiasaan yang dilakukan oleh informan penelitian masyarakat dan kepentingan umum. Adapun termasuk kedalam penyimpangan negatif, tindakan asosial yang dilakukan oleh para penyimpangan informan penelitaan adalah sebagai berikut: negatif merupakan penyimpangan yang cenderung bertindak minum kearah nilai-nilai sosial yang dipandang narkoba, melakukan tindakan asusila dan rendah melakukan tindakan kriminal. dan penyimpangan berakibat buruk. negatif, tindakan Dalam minuman keras, mengkonsumsi yang dilakukan akan dicela oleh masyarakat dan 4.3. Analisa pelakunya akan tidak dapat ditolerir oleh Perilaku Menyimpang Pengamen Jalanan. masyarakat. Untuk menganalisa penyebab dari perilaku 4.2.1. menyimpang yang dilakukan oleh pengamen Tindakan Non Conform maka peneliti melihat dari faktor internal Tindakan non conform yang ada dan faktor eksternal yang mempengaruhi dalam penelitian ini meliputi tindakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh menyimpang yang dilakukan oleh informan informan penelitian, analisa faktor internal penelitian berupa, memaksa meminta uang dan ketika bernyanyi, para pengamen bernyanyi faktor eksternal digunakan untuk mengidentifikasi apa yang menjadi sumber dalam keadaan mabuk. Meminta uang secara penyebab paksa kerap terjadi diantara pengamen informan melakukan penyimpangan. Untuk melihat analisa hasil jalanan, padahal menyanyi asal-asalan dan data lapangan dapat dilihat pada penjelasan kemudian mereka meminta uang dengan dibawah ini : paksa kepada masyarakat. Idealnya seorang pengamen setelah selesai mengamen boleh 4.3.1. meminta uang kepada yang mendengarkan Faktor internal merupakan faktor yang nyanyian mereka tanpa ada unsur paksaan. berasal dari dalam diri pengamen. Dimana Bernyanyi dalam keadaan mabuk sering kali mengganggu karena pendengaran suara seharmonis yang biasanya dan pengamen bermasalah tersebut tidak dapat masyarakat dilantunkan lagu Faktor Internal melakukan tidak penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya seperti norma sosial yang yang ada dalam masyarakat. Faktor ini dinyanyikan pun menjadi tidak karuan. Hal memiliki pengaruh yang sangat besar dalam tersebut berdampak bahwa citra seorang penentuan sikap dan perilaku pengamen. 14 Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan Dari dengan pengamen yang sering membuat konfirmasikan dengan konsep teori memang masalah menyebutkan bahwa penyebab benar perilaku menyimpang pengamen bermasalah informan yang berasal dari dirinya sendiri yaitu dimana dikarenakan sikap mental yang tidak sehat, melakukan ini maksudnya adalah sikap mental yang perilaku menyimpang tersebut dan belum dimiliki oleh informan penilitian memang sepenuhnya bisa menyesuaikan diri dengan tidak sehat, ketika informan mendapatkan lingkungan masyarakat. Hal ini senada unsur-unsur baru yang bersifat negatif dengan yang disampaikan Kartini Kartono informan langsung saja menerima unsur (dalam yang tersebut tanpa memikirkan apa akibatnya, menjelaskan bahwa “Tingkah laku mereka contohnya adalah ketika informan menerima merupakan reaksi yang salah atau irasional unsur dari proses belajar, yang terwujud dalam penelitian ketidakmampuan akhirnya menjadi pengguna narkoba. kemauan pengamen diri memang sendiri ingin Asmani, 2012:125) mereka beradaptasi hasil data bahwa dilapangan perilaku dari di menyimpang baru tentang narkoba, mulai jika informan coba-coba dan dengan lingkungan sekitar”. Seperti yang Pelampiasan rasa kecewa merupakan salah dikatakan oleh pengamen bermasalah dalam satu bentuk dari penyebab penyimpangan wawancara yang dilakukan peneliti di sosial kawasan tepi laut kota Tanjungpinang informan merasa kecewa dengan apa yang bahwa pada saat mengamen tidak boleh dilakukan oleh orang lain terhadapnya meminta uang dengan paksa dan tidak boleh kemudian rasa kecewa itu diwujudkan mengamen saat dalam keadaan mabuk. Hal dengan melakukan kegiatan yang sifatnya tersebut perilaku menyimpang. Dalam kasus penelitian dapat dengan dilihat bahwa ada pengamen yang merasa mencerminkan menyimpang dan bertentangan yang dilakukan kecewa Berdasarkan kerangka teori yang digunakan pengunjung ketika mereka sedang bernyanyi mengenai untuk melampiaskan rasa kecewa mereka penyebab terjadinya tidak informan, norma-norma masyarakat yang ada. faktor karena oleh melakukan kedalam 2 bentuk yaitu faktor internal dan pengunjung eksternal, merujuk pada konsep penyebab mereka. penyimpangan oleh Keinginan untuk dipuji juga merupakan Sarjono Soekanto penyebab dari faktor salah satu penyebab informan melakukan internal terdiri dari sikap mental yang tidak tindakan menyimpang. Adanya keinginan sehat, pelampiasan rasa kecewa, keinginan informan untuk dipuji oleh teman atau untuk yang rekannya membuat informan melakukan sanggupan tindakan menyimpang tanpa melihat apakah dipuji, menyimpang, disampaikan proses dan belajar ketidak menyerap norma. pemaksaan oleh penyimpangan maka faktor tersebut dibagi yang tindakan dihargai memberikan uang untuk kepada hal tersebut sesuai dengan nilai dan norma 15 atau tidak. Dari hasil lapangan ditemukan keluarga serta stigma masyarakat akan bahwa bentuk informan yang melakukan pengangguran sebagai bahan pembicaraan penyimpangan karena rasa ingin dipuji dapat akan kemalasan seseorang. Faktor ekternal dilihat pada kasus informan yang melakukan yaitu faktor yang berasal dari luar diri hubungan seksual karena ingin dipuji oleh pengamen jalanan. Pengamen melakukan teman-temannya dan agar terlihat keren perilaku menyimpang disebabkan pengaruh dimata teman-temannya. dari luar seperti teman-teman yang sering Proses belajar yang menyimpang juga melakukan penyimpangan. Pergaulan yang menjadi penyebab dari munculnya perilaku salah dapat menjadi penyebab pengamen yang lain menyimpang. informan Hal penilitian mengidentifikasi ditunjukkan perilaku oleh kelompoknya ini melihat buruk rekan-rekan yang dikarena dan pengamen yang pengamen anggota lain. melakukan tersebut yang berperilaku Proses penyimpangan, dengan cenderung menyimpang. suka Pengamen tersebut diajak oleh teman untuk melakukan perilaku menyimpang. sebagai Berdasarkan pembelajaran bergaul lebih pembelajaran tersebut bisa dikategorikan proses apalagi yang kerangka teoritis yang menyimpang. digunakan dalam penelitian ini maka dapat Ketidaksanggupan menyerap norma juga dipisahkan antara faktor penyebab perilaku merupakan salah satu penyebab munculnya menyimpang berdasarkan faktor eksternal perilaku menyimpang. Informan penelitian antara tidak sanggup dan tidak bisa menyerap dan keluarga, memahami berlaku lingkungan dan media masa, adanya ikatan dimasyarakat sehingga informan dengan sosial yang berlainan, proses sosialisasi biasanya melakukan pelanggaran terhadap subkebudayaan menyimpang. norma-norma tersebut. Tidak adanya rasa Dari hasil penelitian dilapangan ditemukan tanggung jawab oleh informan untuk dapat bahwa salah satu faktor yang menjadi berlaku sesuai dengan norma yang ada penyebab karena informan tidak memahami apa guna menyimpang dan norma tersebut. Dari kasus dilapangan penelitian didasarkan dari adanya hubungan dapat dilihat dari perilaku informan yang yang tidak harmonis didalam keluarganya. mabuk-mabukan Berdasarkan hasil jawaban informan dari norma-norma dimuka yang umum dan mengamen dalam kondisi mabuk. poin lain ketidakharmonisan desakan ekonomi, munculnya didalam pertanyaan alasan dalam pengaruh perilaku diri anda yang informan menjadi pengamen ternyata ditemukan fakta bahwa 4.3.2. ada informan yang memilih jalan menjadi Faktor Eksternal Faktor eksternalnya terjadi dikarenakan pengamen dikarenakan terjadinya hubungan lingkungan yang dominan dengan profesi yang tidak harmonis didalam keluarganya. tersebut, minimnya ekonomi, tekanan dalam Selain menjadi pengamen informan tersebut 16 juga sering melakukan tindakan-tindakan itu narkoba akhirnya menjadi tahu dan yang menyimpang seperti mabuk-mabukan kemudian informan menjadi terjerumus dan dan menggunakan narkoba. Adanya masalah menjadi pecandu narkoba. yang dialami informan didalam keluarganya Adanya ikatan sosial yang berlaianan juga membuat informan memutuskan untuk pergi menjadi dari didalam menyebabkan didalam penyimpangan. rumah komunitas dan bergabung pengamen dan salah saatu faktor informan yang melakukan Seseorang individu komunitas itulah informan mulai banyak cenderung melakukan hal-hal yang menyimpang. dengan kelompok yang paling ia hargai dan Desakan ekonomi juga menjadi salah satu akan lebih senang bergaul dengan kelompok faktor yang menyebabkan para informan itu daripada dengan kelompok lainnya. melakukan hal-hal yang menyimpang seperti Dalam proses ini, individu akan memperoleh mencuri dan juga melakukan pemaksaan pola sikap dan perilaku kelompoknya. Jika kepada pengunjung. Dari hasil data yang kelompok diperoleh dilapangan terdapat fakta bahwa kemungkinan besar individu tersebut akan informan ada yang melakukan pencurian dan berperilaku menyimpang juga. Dalam kasus pemaksaan karena sudah tidak memiliki penyimpangan perilaku yang terjadi pada uang lagi untuk membeli makanan dan juga informan penelitian dapat terlihat tidak lagi memiliki uang untuk membeli kebiasaan kelompok minuman melakukan kegiatan keras. Tindakan pencurian mengidentifikasikan yang digauli dirinya menyimpang, pengamen dari ini mabuk-mabukan dilakukan baik itu ketika dirumah maupun bersama ketika mereka sedang berkumpul. ketika informan berada diluar rumah. Perilaku menyimpang yang terjadi dalam Pengaruh lingkungan dan media masa juga masyarakat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seseorang memilih nilai subkebudayaan informan melakukan hal-hal yang bersifat yang menyimpang, yaitu subkebudayaan menyimpang. Penyimpangan yang dilakukan khusus yang normanya bertentangan dengan oleh norma budaya yang dominan. Adanya informan ternyata ada yang dapat disebabkan dikarenakan oleh ajakan dari teman yang penerapan sesama pengamen, pada awalnya informan menyimpang yang diterapkan oleh informan tidak tahu melakukan hal menyimpang penelitian dalam dirinya membuat perilaku tersebut namun ketika ada ajakan dari informan penelitan temannya informan langsung mengiyakan menjadi menyimpang. dan melihat adanya kebudayaan atau cara hidup mengikuti apa yang diajak oleh subkebudayaan karena Ketika informan bertindak informan temannya tersebut. Dalam contoh kasus orang dapat dilihat dari adanya informan yang mengidentifikasinya menggunakan narkoba karena ajakan dari bahwasanya perilaku tersebut merupakan temanya yang awalnya tidak pernah tahu apa perilaku yang menyimpang baik secara nilai 17 lain didalam yang tanpa langsung melihat kebiasaan maupun secara norma. 3. Dari hasil disimpulkan V. penelitian bahwa dapat pengamen yang sering membuat masalah menyebutkan Kesimpulan dan Saran bahwa penyebab perilaku menyimpang 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah pengamen bermasalah yaitu kemauan dipaparkan pada pembahasan sebelumnya diri sendiri dimana pengamen memang maka dapat ditarik beberapa kesimpulan ingin melakukan perilaku menyimpang yang bisa disimpulkan diantaranya sebagai tersebut dan belum sepenuhnya bisa berikut : menyesuaikan diri dengan lingkungan 1. Berdasarkan kerangka teori yang masyarakat. digunakan mengenai faktor penyebab terjadinya penyimpangan maka dari hasil 5.2. Saran lapangan ditemukan bahwa penyebab Berdasarakan hasil penelitian yang telah penyimpangan oleh dilakukan mengenai permasalahan tentang informan penelitian ada yang berasal dari perilaku menyimpang yang dilakukan oleh faktor internal atau faktor yang berasal pengamen yang ada dikawasan Tepi Laut dari dirinya sendiri. Penyebab dari faktor Kota internal terdiri dari sikap mental yang direkomendasikan beberapa saran sebagai tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa, berikut : yang dilakukan keinginan untuk dipuji, proses belajar yang menyimpang, 1. dan Tanjungpinang maka Khususnya wadah kelompok yang menaungi pengamen ketidaksanggupan menyerap norma. mengoptimalisasi wadah 2. untuk keahlian Berdasarkan kerangka teoritis yang dapat menyerap agar tersebut selain digunakan dalam penelitian ini ternyata bidang seni musik pada pengamen memang agar benar menyimpang bahwa yang perilaku bisa dikembangkan dan dilakukan oleh menggiring kebidang pekerjaan lain informan penelitian juga ada yang sesuai berasal dari luar diri informan. faktor yang dimiliki pengamen. Sedangkan untuk eksternal antara lain ketidakharmonisan masyarakat luas dalam ekonomi, informasi peluang pekerjaan yang pengaruh lingkungan dan media masa, pantas bagi pengamen agar keluar adanya ikatan sosial yang berlainan, dari proses meningkatkan taraf pekerjaan yang keluarga, desakan sosialisasi subkebudayaan melakukan mulai hal-hal mengenal yang kebiasaan memberikan mengamen untuk lebih mulia bagi mereka. menyimpang. Dari faktor-faktor tersebut informan keahlian dan 2. bersifat Para pengamen yang berada di kawasan tepi laut, diharapkan agar menyimpang. 18 dapat berinteraksi sosial dengan baik pengamen yang mana pada profesi ini terhadap lingkungan di sekitarnya hanya di pandang sebelah mata oleh sehingga interaksi sosial yang muncul masyarakat. adalah interaksi yang positif. Jangan mudah terpengaruh oleh ajakan teman yang lain untuk berbuat hal yang tidak baik. 3. Bagi pemerintah hendaknya di buat suatu wadah atau rehabilitasi dimana para pengamen jalanan yang mempunyai bakat agar di bina hingga bisa membuat suatu karya dan bisa mencari jati dirinya selain sebagai 19 DAFTAR PUSTAKA Buku-buku Anarita, Popon, dkk, Baseline Survei untuk Program Dukungan dn Pemberdayaan Anak Jalanan di Perkotaan (Bandung), Bandung: Akatiga-Pusat analisis sosial, 2001. Anrian Joef, jurnal dengan judul Pola Perilaku Pengamen terhadap masyarakat pengguna jalan raya Kota Padang, STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009. Arief, Armai, “ Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dan Stabilitas Nasional”, Dalam Jurnal Fajar, LPM UIN Jakarta, Edisi 4, No.1, November 2002. Bruce J. Coehan. Sosiologi: Suatu pengantar.(Jakarta: Rineka Cipta. 1992). Bungin, B. 2007.Penelitian Kualitatif.Jakarta : Prenada Media Group MS Siahaan M.Si, Drs. Jokie. 2009. Perilaku Menyimpang : Pendekatan Sosiologi. Jakarta : PT Indeks. Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers. Soekanto, Soerjono. 1985 max Weber. Konsep-konsep dasar dalam sosiologi.jakarta. cv rajawali. Soekanto, Soerjono, dan Ratih Lestarini.1988. fungsionalisme dan teori konflik dalam perkembangan sosiologi.sinar grafika. Jakarta. Soekanto, S. (2002) Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers. Soekanto, Soerjono. 1985 max Weber. Konsep-konsep dasar dalam sosiologi.jakarta. cv rajawali. Mus Mulyadi, Jurnal dengan judul Perilaku ngelem pada anak jalanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji 2013. Rahmadani, Jurnal dengan judul latar belakang penyebab anak-anak bekerja dijalanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji 2013. Sunusi, Makmur, Anak Terlantar Dalam Perspektif Pekerjaan Sosial, Endang WD BM, Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta Dalam Penanganan Anak Terlantar, Makalah Dalam Seminar Nasional „Penanganan Anak Terlantar Berbasis Keluarga”, Jakarta: UMJ, 12 April 2003. 20