4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Minat

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian Tentang Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Minat adalah rasa ketertarikan pada suatu aktivitas, tanpa ada yang
memaksa. Minat dapat ditandai dengan adanya rasa suka terhadap sesuatu.
Minat dapat ditunjukkan melalui suatu pernyataan yang menyatakan bahwa
siswa lebih menyukai suatu hal, selain itu dapat diwujudkan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas.
Minat berarti kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Keinginan seseorang yang besar terhadap sesuatu menimbulkan
semangat yang besar terhadap sesuatu tersebut.
Minat mendorong suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Manusia memiliki dorongan-dorongan di dalam dirinya yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya, dorongan
menggunakan dan menyelidiki lingkungannya. Manipulasi dan eksplorasi
yang dilakukan terhadap ligkungannya itu, akan timbul minat terhadap
sesuatu tersebut. Sesuatu tersebut yang menarik minat seseorang dan
mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan baik. Minat memberikan
dorongan kepada seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya yang
menurutnya menarik untuk diketahui, menjadikannya memiliki semangat
untuk mengetahui sesuatu yang telah membuatnya tertarik.
Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Minat mendorong seseorang untuk mengamati suatu
kegiatan dengan rasa senang dan terus-menerus. Minat selalu diikuti perasaan
senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2010:57).
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Minat terhadap sesuatu yang dipelajari akan memengaruhi belajar
4
5
selanjutnya. Minat terhadap sesuatu, merupakan hasil belajar dan akan
menyokong belajar selanjutnya (Slameto, 2010:180).
Aunurahman (2009:178) mengemukakan ciri siswa yang memiliki
minat yang tinggi dalam belajar, yaitu siswa tersebut akan mempersiapkan
dengan baik segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran, jika siswa tidak
memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan
kesiapannya untuk belajar.
Minat berarti kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu dorongan yang kuat dalam diri
seseorang terhadap sesuatu (Muhibbin, 2011: 152).
Minat adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang memerintahkan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya.
Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk
melakukan apa yang ingin dilakukan. Seseorang yang menilai bahwa sesuatu
akan bermanfaat, maka akan merasa berminat. Minat tidak bersifat permanen,
tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Minat merupakan
dorongan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang nantinya
dapat mendatangkan kepuasan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa minat adalah
pemusatan perhatian subjek pada suatu kegiatan tertentu yang dilandasi rasa
senang, ketertarikan, adanya partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti
kegiatan tersebut, tanpa ada pihak yang menyuruh untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
b. Fungsi Minat Dalam Belajar
Minat berkaitan dengan usaha yang dilakukan seseorang. Minat
yang kuat akan menimbulkan usaha yang serius dan tidak mudah putus asa
dalam menghadapi tantangan. Seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia
akan cepat mengerti dan mengingatnya.
6
Minat mempunyai peranan dalam hubunganya dengan pemusatan
perhatian yaitu untuk memunculkan perhatian yang serta merta, memudahkan
terciptanya konsentrasi, dan mencegah gangguan perhatian dari luar.
Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila
materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa
tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik
baginya. Materi pelajaran yang telah menarik minat siswa, maka akan
membuat siswa mudah mempelajari karena adanya minat sehingga
menambah kegiatan belajarnya.
Fungsi minat dalam belajar sebagai kekuatan yang mendorong siswa
untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong
untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima
pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus
tekun karena tidak ada dorongan dalam dirinya. Seorang siswa akan
memperoleh hasil belajar yang baik apabila ia mempunyai minat terhadap
pelajaran sehingga akan mendorongnya untuk terus belajar. Berdasarkan
uraian di atas, fungsi minat antara lain:
1) Energi psikis penggerak individu untuk melakukan kegiatan
2) Energi psikis penggerak individu untuk menikmati dan melanjutkan
aktivitas
3) Energi psikis penggerak tumbuhnya perhatian terhadap suatu objek, dan
4) Energi psikis penggerak individu untuk cenderung melakukan kegiatan
dan berupaya menyelesaikannya.
c. Ciri-Ciri Minat
Ciri-ciri ini perlu disampaikan karena pengertian minat sering
dikacaukan dengan pengertian sikap dan motivasi, sehingga ketiganya sulit
untuk dibedakan. Minat menurut Sardiman (2011:45) memiliki unsur
pengenalan (kognitif), emosi-emosi (afektif) dan kemauan untuk mencapai
suatu objek. Dengan demikian di dalam minat terdapat aspek-aspek:
7
1) Kesenangan, adalah ketertarikan pada suatu hal dalam melaksanakan
aktivitas. Perasaan senang ataupun tidak senang ini yang merupakan dasar
munculnya minat
2) Perhatian, adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu
pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai aktivitas belajar. Siswa yang telah memiliki minat terhadap
suatu objek, maka akan muncul perhatian dan kesadaran yang mendalam
terhadap objek tersebut. Siswa yang memusatkan perhatiannya terhadap
pelajaran, akan dapat mencapai hasil belajar yang tinggi
3) Kemauan, adalah dorongan dalam diri seseorang yang terarah pada tujuantujuan tertentu, yang dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Kemauan
dapat menimbulkan aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang
diharapkan
4) Kesadaran, adalah keadaan psikis yang merupakan keikhlasan dan
kerendahan hati untuk melakukan suatu aktivitas. Siswa yang sering
memperhatikan suatu objek akan semakin menyadari pentingnya objek itu
dan semakin jelas aktivitas yang dilakukan siswa.
d. Unsur-Unsur Minat
Menurut Sri Muryanti (2014:12), seseorang dikatakan berminat
terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain :
1) Sikap
2) Kemauan
3) Ketertarikan
4) Dorongan
5) Ketekunan
6) Perhatian
Keenam unsur minat tersebut dapat dibuat indikator-indikator yang
dapat digunakan dalam pembuatan lembar amatan minat, sehingga lembar
amatan mengacu pada unsur-unsur minat yang telah dikembangkan.
8
e. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat
Beberapa hal yang dapat memengaruhi minat antara lain sebagai
berikut :
1) Motivasi
2) Cita-cita
3) Belajar
4) Bakat
5) Bahan pelajaran dan sikap guru
6) Keluarga
7) Teman pergaulan
8) Hobi
9) Lingkungan
10) Fasilitas
11) Media massa
f. Upaya Meningkatkan Minat
Minat siswa dapat dibangkitkan dengan melakukan suatu tindakan
tertentu yang menarik perhatian siswa sehingga minat siswa tumbuh dan
berkembang. Guru sebaiknya berusaha membangkitkan minat siswa untuk
menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya. Menurut
Bobbie DePorter dan Mike Hernacki (2011:48) untuk membangkitkan atau
menciptakan minat tentang sesuatu yang dipelajari siswa dapat dilakukan
dengan menghubungkannya dengan dunia nyata atau lingkungan. Siswa
dapat mengerti dan memahami manfaat suatu materi pelajaran bagi
kehidupannya secara pribadi dan secara sosial.
Upaya meningkatkan minat belajar dapat ditempuh dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal
yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran
yang dipelajari itu. Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar pada
siswa, diantaranya adalah:
1) Arahkan perhatian siswa pada tujuan yang hendak dicapai.
9
2) Kenalilah unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.
3) Rencanakan aktivitas belajar dan ikutilah rencana itu.
4) Pastikan tujuan belajar saat ini, misalnya menyelesaikan pekerjaan rumah
atau laporan.
5) Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.
6) Bersikaplah positif menghadapi kegiatan belajar.
7) Latihlah kebebasan emosi selama belajar.
8) Gunakanlah seluruh kemampuan untuk mencapai target belajar setiap hari.
9) Tanggulangilah gangguan-gangguan selama belajar.
10) Berperan aktif dalam diskusi pelajaran di sekolah.
11) Dapatkan bahan-bahan yang mendukung aktivitas belajar.
12) Carilah pengajar atau guru yang dapat mengevaluasi hasil belajar.
Menurut Slameto (2010: 181) cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat dalam suatu subjek yang baru adalah menjelaskan halhal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan
dengan cita-cita. Cara yang lain yaitu dengan membangkitkan minat-minat
siswa yang telah dimiliki.
g. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut ahli antara lain :
1) Pengertian belajar menurut Aunurrahman (2009: 35) yaitu belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga
mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Pengertian belajar menurut Aunurrahman (2009: 35)adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari reaksi berupa percakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau
suatu pengertian.
10
3) Pengertian belajar menurut Sagala (2009: 35) belajar merupakan proses
mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.
Berdasarkan definisi di atas dapat dikemukakan beberapa hal
penting tentang belajar antara lain :
1). Belajar merupakan perubahan dalam diri seseorang,
2). Belajar itu berasal dari interaksi dengan sekitar,
3). Belajar sebagai suatu proses.
Belajar adalah proses untuk mengubah diri seseorang berdasarkan interaksi
yang dilakukan dengan lingkungan sekitar.
h. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang memengaruhi proses belajar
dari dalam diri individu. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a) Faktor Jasmaniah
(1)Kesehatan
(2)Cacat tubuh atau kondisi fisik
b) Faktor Psikologis
(1)Perhatian
(2)Minat
(3)Bakat
(4)Dorongan
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan memengaruhi belajar. Siswa dapat belajar dengan
baik, jika dapat menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
11
belajarnya. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat
dihilangkan dengan cara sebagai berikut :
(1)Tidur
(2)Istirahat
(3)Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja
(4)Menggunakan obat-obat yang bersifat melancarkan peredaran darah
(5)Rekreasi dan ibadah yang teratur
(6)Olahraga secara teratur
(7)Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syaratsyarat kesehatan
(8)Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli,
misalnya: dokter, psikiater, konselor dan lain-lain
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang memengaruhi proses belajar
dari luar diri individu. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a) Faktor Keluarga
(1)Cara orang tua mendidik
(2)Relasi antar anggota keluarga
(3)Suasana rumah
(4)Keadaan ekonomi keluarga
(5)Pengertian orang tua
(6)Latar belakang kebudayaan
b) Faktor Sekolah
(1)Metode mengajar
(2)Kurikulum
(3)Relasi guru dengan siswa
(4)Relasi siswa dengan siswa
(5)Disiplin sekolah
(6)Alat pelajaran
(7)Waktu sekolah
12
(8)Standar pelajaran di atas ukuran
(9)Keadaan gedung
(10) Metode belajar
(11) Tugas rumah
c) Faktor masyarakat
(1)Kegiatan siswa dalam masyarakat
(2)Media masa
(3)Teman bergaul
(4)Bentuk kehidupan masyarakat
2. Kajian Tentang Hasil belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut para ahli:
Slameto (2010: 17) menyatakan “Hasil belajar merupakan tolak ukur
yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar. Seseorang yang
prestasinya tinggi dapat diartikan bahwa ia telah berhasil dalam belajar”.
Mulyono Abdurrahman (2010:37) mengemukakan “Hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.
Oemar Hamalik (2011: 75) mengemukakan “Untuk menilai hasil
pembelajaran, pembelajaran dianggap berhasil jika siswa mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh siswa menjadi indikator
keberhasilan sistem pembelajaran”.
Berdasarkan definisi di atas, hasil belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berorientasi pada proses belajar
mengajar yang dialami siswa.
13
b. Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dan 30% dipengaruhi lingkungan. Faktor-faktor internal yang
memengaruhi hasil belajar adalah:
1) Fisiologis
Merupakan faktor-faktor internal yang berhubungan dengan proses-proses
yang terjadi pada jasmaniah.
a) Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar individu. Siswa dalam keadaan lelah akan berlainan belajarnya
dari siswa dalam keadaan tidak lelah.
b) Kondisi panca indera
Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikasikan pada kondisi
indera. Kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba, dan
merasa memengaruhi hasil belajar. Anak yang memiliki hambatan
pendengaran akan sulit menerima pelajaran apabila ia tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
2) Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri individu yang
berhubungan dengan rohaniah. Faktor psikologis yang memengaruhi hasil
belajar adalah:
a) Minat
Minat adalah pemusatan perhatian subjek pada suatu kegiatan tertentu
yang dilandasi rasa senang, ketertarikan, adanya partisipasi dan
keaktifan dalam mengikuti kegiatan tersebut, tanpa ada pihak yang
menyuruh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b) Kecerdasan
Kecerdasan berhubungan dengan kemampuan siswa untuk beradaptasi,
menyelesaikan masalah, dan belajar dari pengalaman kehidupan.
Kecerdasan dapat diasosiasikan dengan intelegensi. Siswa dengan nilai
14
IQ yang tinggi umumnya mudah menerima pelajaran dan hasil
belajarnya cenderung baik.
c) Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai
prestasi dalam bidang tertentu yang sesuai bakatnya.
d) Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.
e) Kemampuan kognitif
Ranah kognitif merupakan kemampuan intelektual yang berhubungan
dengan pengetahuan, ingatan, pemahaman dan lain-lain.
Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar adalah:
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan tempat siswa hidup dan berinteraksi. Lingkungan
yang memengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Lingkungan alami
Lingkungan alami adalah lingkungan tempat siswa berada dalam arti
lingkungan fisik. Lingkungan alami terdiri dari lingkungan sekolah,
lingkungan tempat tinggal dan lingkungan bermain.
b) Lingkungan sosial
Makna lingkungan dalam hal ini adalah interaksi siswa sebagai makluk
sosial, makluk yang hidup bersama. Siswa tidak bisa melepaskan diri
dari ikatan sosial. Sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat tempat
siswa tinggal mengikat perilakunya untuk tunduk pada norma-norma
sosial, susila, dan hukum.
2) Faktor instrumental
Penyelenggaraan pendidikan memiliki tujuan instruksional yang hendak
dicapai. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan seperangkat kelengkapan
15
atau instrumen dalam berbagai bentuk dan jenis. Instrumen dalam
pendidikan dikelompokkan menjadi:
a) Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansi
dalam pendidikan. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung
tanpa kurikulum. Guru harus mempelajari dan menjabarkan isi
kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya.
Tujuannya agar dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat
keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
b) Program
Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya
program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun
berdasarkan potensi sekolah yang tersedia; baik tenaga, finansial,
sarana, maupun prasarana.
c) Sarana dan fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Fasilitas mengajar
merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus disediakan oleh
sekolah. Hal ini merupakan kebutuhan guru yang harus diperhatikan.
Guru harus memiliki buku pegangan, buku penunjang, serta alat peraga
yang sudah harus tersedia dan sewaktu-waktu dapat digunakan sesuai
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fasilitas mengajar
sangat membantu guru dalam menunaikan tugas mengajar di sekolah.
d) Guru
Guru merupakan penyampai bahan ajar kepada siswa yang
membimbing siswa dalam proses penguasaan ilmu pengetahuan di
sekolah. Perbedaan karakter, kepribadian, cara mengajar yang berbeda
pada masing-masing guru, menghasilkan kontribusi yang berbeda pada
proses pembelajaran.
c. Jenis-Jenis Hasil Belajar
Taksonomi Bloom dalam Sudjana (2005) membagi hasil belajar dalam tiga
aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
16
1) Aspek Kognitif
Aspek ini berkenaaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam hal, yaitu:
a) Pengetahuan (knowledge)
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Tipe hasil
belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal
ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran.
b) Pemahaman
Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan
suatu masalah atau pertanyaan.
c) Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk
teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.
Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih
menjadi pengetahuan hafalan dan keterampilan.
d) Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur
atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan
dari ketiga tipe sebelumnya.
e) Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen
dimana menyatakan unsur-unsur menjadi integritas.
f) Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan
metode, dan lain-lain.
17
2) Aspek afektif
Aspek afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan
belajar, dan hubungan sosial.
3) Aspek psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan
kemampuan bertindak individu. Aspek psikomotorik mencakup 6
tingkatan, yaitu:
a) Persepsi
b) Kesiapan
c) Gerakan terbimbing
d) Gerakan terbiasa
e) Gerakan yang kompleks
f) Penyesuaian dan keaslian
3. Kajian Tentang Video Sebagai Media Pembelajaran
Berikut ini beberapa pengertian video menurut sejumlah ahli :
a. Menurut Smaldino, Russel, Heinich, Molenda dalam Kristanto (2011: 20)
video adalah “The storage of audio visuals and their display on televisiontype
screen”.
Penyimpanan/perekaman
gambar
dan
suara
yang
penayangannya pada layar televisi.
b. Menurut Punaji Setyosari dan Sihkabuden dalam Kristanto (2011: 20) video
adalah media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media
pandang-dengar.
c. Menurut Hujair AH. Sanaky dalam Kristanto (2011: 20) mengatakan bahwa
media video adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar
bergerak.
Smaldino (2012: 7) mengatakan media adalah apa saja yang membawa
informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Media menurut Arsyad
(2011: 3) berasal dari Bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
18
perantara atau pengantar. Media pembelajaran berarti sesuatu yang
mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan dan penerima pesan
(Anitah:2011:1). Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses
belajar mengajar.
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
seseorang sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.
Berikut ini beberapa pengertian media pembelajaran menurut sejumlah
ahli :
a. Pengertian media pembelajaran menurut Siahaan (2007: 76) yaitu segala
sesuatu, baik yang sengaja dirancang (media by utilization) maupun yang
telah tersedia (media by design), baik secara sendiri maupun bersama-sama,
yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang dalam hal ini
adalah materi pelajaran dari pendidik sebagai sumber informasi kepada
penerima (peserta didik) sehingga membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar.
b. Pengertian media pembelajaran menurut Sihabudin (2007: 149) adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan informasi pembelajaran dalam sebuah
komunikasi, sehingga dapat merangsang siswa untuk minat belajar.
c. Pengertian media pembelajaran menurut Nurchaili (2010: 650) media
pembelajaran adalah sesuatu yang dapat membawa informasi dari sumber
informasi kepada penerima.
Berdasarkan definisi media pembelajaran di atas, dapat dikemukakan
beberapa hal penting tentang media pembelajaran antara lain: a) segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber kepada
penerima, b) digunakan untuk membantu kegiatan pembelajaran. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan
informasi pembelajaran dari sumber informasi kepada penerima untuk
membantu kegiatan pembelajarannya.
19
Pengertian
diatas
menerangkan
bahwa
video
sebagai
media
pembelajaran adalah video yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau
materi pembelajaran dari sumber informasi kepada penerima untuk membantu
kegiatan pembelajarannya.
4. Kajian Tentang Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang
didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian
bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan,
dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup
ekonomis. Kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur
mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis
dari bahan yang dilas.
Perkembangan teknologi pengelasan logam memberikan kemudahan
umat manusia dalam menjalankan kehidupannya. Kemajuan ilmu pengetahuan
dibidang elektronik melalui penelitian yang melihat karakteristik atom,
mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap penemuan material baru dan
sekaligus bagaimana penyambungannya.
Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi
dua buah logam dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu
tersebut dikenal dengan istilah fusion. Las listrik merupakan salah satu yang
menggunakan prinsip tersebut.
Pada zaman sekarang pemanasan logam yang akan disambung berasal
dari pembakaran gas atau arus listrik. Beberapa gas dapat digunakan, tetapi yang
sangat popular adalah gas acetylene yang lebih dikenal dengan gas karbit.
Selama pengelasan, gas acetylene dicampur dengan gas oksigen murni.
Kombinasi campuran gas tersebut memproduksi panas yang paling tinggi
diantara campuran gas lain.
Cara lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang
dilas adalah arus listrik. Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan
melalui kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu
20
logam batangan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Ketika arus
listrik dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik ke
belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah sempit antara ujung
elektroda dengan benda kerja. Arus yang mengalir ini dinamakan busur (arc)
yang dapat mencairkan logam. Cakupan materi pengelasan di kelas X TPBO B
yaitu telah diajarkan teori tentang las dengan nyala busur listrik serta telah
dilaksanakan kegiatan praktek membaut rigi-rigi las.
5. Kajian Tentang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah
Kejuruan
a. Pengertian Pendidikan Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah
Kejuruan
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan
siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah
kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja
serta mengembangkan sikap profesional. Sekolah menengah kejuruan
menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan
jenis-jenis lapangan kerja.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk
lain yang sederajat. SMK memiliki banyak program keahlian. Program
keahlian yang dilaksanakan di SMK menyesuaikan dengan kebutuhan dunia
kerja yang ada. Program keahlian pada jenjang SMK juga menyesuaikan pada
permintaan masyarakat dan pasar. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja
dalam bidang tertentu.
Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati di SMK.
Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung bekerja di
dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun sedemikian rupa
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini dilakukan agar peserta
21
didik tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika masuk di dunia kerja.
Dengan masa studi sekitar tiga atau empat tahun, lulusan SMK diharapkan
mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah ditekuni.
b. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah:
1) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab.
3) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa
Indonesia.
4) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif
dan efisien.
Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai
berikut:
1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja
tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang
dipilihnya.
2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan
sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
22
4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih.
c. Tiga Cara Mencapai Pendidikan Menengah Kejuruan yang Efektif
Berikut ini merupakan tiga cara untuk mencapai pendidikan menengah
kejururan yang efektif:
1) Pendidikan menengah kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika
tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti
yang diterapkan di tempat kerja.
2) Pendidikan menengah kejuruan akan efektif jika individu dilatih secara
langsung dan spesifik
3) Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa akan terjadi
hanya jika pelatihan dan pembelajaran yang diberikan berupa pekerjaan
nyata dan bukan sekedar latihan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan Arista Wijayanti (2009) dengan judul “Peningkatan
Pemahaman Konsep Prosedur Las Listrik Melalui Pendekatan Pembelajaran
Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) Siswa Kelas X SMK
Negeri 5 Surakarta”. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
PAIKEM. Hasil penelitian yang didapat adalah pembelajaran las dasar melalui
pendekatan PAIKEM, telah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
prosedur pengelasan las listrik. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang
mampu menguasai materi sebanyak 8 siswa (26,67%). Pada putaran I terjadi
peningkatan sehingga siswa yang mampu menguasai materi sebanyak 10 siswa
(33,33%, pada putaran II sebanyak 16 siswa (53,33%), pada putaran II sebanyak
21 siswa (70%).
2. Penelitian yang dilakukan Hamzah Fansuri (2013) dengan judul “Penerapan
Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X
Teknik Fabrikasi Logam pada Mata Pelajaran Teori Las Oxy-Acetylene di SMK
Negeri 1 Seyegan”. Metode yang digunakan yaitu eksperimen semu deangan
desain Non-Equivalent Control Group Desaign. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan antara kelas yang
23
menggunakan video pembelajaran dan yang tidak menggunakan video
pembelajaran karena harga t-hitung lebih besar daripada t-tabel (5,57 > 2,0435)
pada t-test (3) jumlah kelulusan siswa kelas yang menggunakan media video
lebih banyak dari pada kelas yang tidak menggunakan video pembelajaran pada
nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini dapat dibuktikan bahwa
siswa yang lulus KKM pada kelas kontrol ada 7 dari 31 anak dan kelas
eksperimen ada 22 anak dari 30 anak.
3. Penelitian yang dilakukan Ismail Cakir (2006) dengan judul “the Use of Video
as an Audio Visual Material in Foreign Language Teaching Classroom”.
Metode yang digunakan yaitu pembelajaran dengan mengunkan video sebagai
media audio visual dalam kelas bahasa. Hasilnya bahwa video sebagai media
audio visual yang sangat berguna dalam pembelajaran di kelas bahasa asing. Itu
diterapkan pada siswa Turki. Ia mengatakan bahwa ada kecenderungan besar
terhadap penggunaan teknologi dan integrasinya ke dalam kurikulum
penggunaan video sebagai media audio visual dalam pembelajaran bahasa asing
telah berkembang pesat karena meningkatnya penekanan pada teknik yang
komunikatif dan faktanya media video dalam membantu guru bahasa asing
disimulasi dan memfasilitasi bahasa yang ditargetkan. Media video
menyediakan siswa dengan informasi yang diperlukan untuk membuat video
efisien di dalam kelas.
4. Penelitian yang dilakukan Ronald A.Berk (2009) dengan judul Multimedia
Teaching with Video Clips: TV, Movies, Youtube, and mtvU in the College
Classroom. Metode yang digunakan yaitu pembelajaran multimedia dengan
video. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa video memberikan efek
yang kuat dalam proses penerimaan dan pemahaman materi oleh siswa.
Pembelajaran menggunakan video sangat efektif karena terdapat visualisasi dari
teori-teori yang diberikan.
Penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan media video
dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan video
dalam pembelajaran pengelasan ini diharapkan juga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X TPBO B di SMK Negeri 4 Sukoharjo.
24
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan yang berkualitas mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang bermutu, dengan adanya indikator berkualitas ahli, terampil, kreatif, inovatif,
produktif, serta memiliki moral yang baik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan salah satu institusi dalam dunia pendidikan yang mampu menyiapkan
lulusannya untuk dapat diserap dunia kerja. Lulusan SMK diharapkan memiliki
kompetensi keahlian dalam bidangnya, terampil dan berdaya saing tinggi.
Indikator tercapainya kompetensi pembelajaran pada siswa adalah hasil
belajar. Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar adalah minat siswa.
Media video pembelajaran digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan minat
siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Pola Hubungan Antar Variabel
Download