BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Minat Belajar a. Pengertian Minat Minat adalah rasa ketertarikan pada suatu aktivitas, tanpa ada yang memaksa. Minat dapat ditandai dengan adanya rasa suka terhadap sesuatu. Minat dapat ditunjukkan melalui suatu pernyataan yang menyatakan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal, selain itu dapat diwujudkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat berarti kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu. Keinginan seseorang yang besar terhadap sesuatu menimbulkan semangat yang besar terhadap sesuatu tersebut. Minat mendorong suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manusia memiliki dorongan-dorongan di dalam dirinya yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya, dorongan menggunakan dan menyelidiki lingkungannya. Manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap ligkungannya itu, akan timbul minat terhadap sesuatu tersebut. Sesuatu tersebut yang menarik minat seseorang dan mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan baik. Minat memberikan dorongan kepada seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya yang menurutnya menarik untuk diketahui, menjadikannya memiliki semangat untuk mengetahui sesuatu yang telah membuatnya tertarik. Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat mendorong seseorang untuk mengamati suatu kegiatan dengan rasa senang dan terus-menerus. Minat selalu diikuti perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2010:57). Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari akan memengaruhi belajar 4 5 selanjutnya. Minat terhadap sesuatu, merupakan hasil belajar dan akan menyokong belajar selanjutnya (Slameto, 2010:180). Aunurahman (2009:178) mengemukakan ciri siswa yang memiliki minat yang tinggi dalam belajar, yaitu siswa tersebut akan mempersiapkan dengan baik segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran, jika siswa tidak memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapannya untuk belajar. Minat berarti kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu dorongan yang kuat dalam diri seseorang terhadap sesuatu (Muhibbin, 2011: 152). Minat adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memerintahkan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya. Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan. Seseorang yang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan merasa berminat. Minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Minat merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang nantinya dapat mendatangkan kepuasan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa minat adalah pemusatan perhatian subjek pada suatu kegiatan tertentu yang dilandasi rasa senang, ketertarikan, adanya partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti kegiatan tersebut, tanpa ada pihak yang menyuruh untuk mencapai suatu tujuan tertentu. b. Fungsi Minat Dalam Belajar Minat berkaitan dengan usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya. 6 Minat mempunyai peranan dalam hubunganya dengan pemusatan perhatian yaitu untuk memunculkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya konsentrasi, dan mencegah gangguan perhatian dari luar. Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Materi pelajaran yang telah menarik minat siswa, maka akan membuat siswa mudah mempelajari karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajarnya. Fungsi minat dalam belajar sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada dorongan dalam dirinya. Seorang siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik apabila ia mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorongnya untuk terus belajar. Berdasarkan uraian di atas, fungsi minat antara lain: 1) Energi psikis penggerak individu untuk melakukan kegiatan 2) Energi psikis penggerak individu untuk menikmati dan melanjutkan aktivitas 3) Energi psikis penggerak tumbuhnya perhatian terhadap suatu objek, dan 4) Energi psikis penggerak individu untuk cenderung melakukan kegiatan dan berupaya menyelesaikannya. c. Ciri-Ciri Minat Ciri-ciri ini perlu disampaikan karena pengertian minat sering dikacaukan dengan pengertian sikap dan motivasi, sehingga ketiganya sulit untuk dibedakan. Minat menurut Sardiman (2011:45) memiliki unsur pengenalan (kognitif), emosi-emosi (afektif) dan kemauan untuk mencapai suatu objek. Dengan demikian di dalam minat terdapat aspek-aspek: 7 1) Kesenangan, adalah ketertarikan pada suatu hal dalam melaksanakan aktivitas. Perasaan senang ataupun tidak senang ini yang merupakan dasar munculnya minat 2) Perhatian, adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Siswa yang telah memiliki minat terhadap suatu objek, maka akan muncul perhatian dan kesadaran yang mendalam terhadap objek tersebut. Siswa yang memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran, akan dapat mencapai hasil belajar yang tinggi 3) Kemauan, adalah dorongan dalam diri seseorang yang terarah pada tujuantujuan tertentu, yang dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Kemauan dapat menimbulkan aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diharapkan 4) Kesadaran, adalah keadaan psikis yang merupakan keikhlasan dan kerendahan hati untuk melakukan suatu aktivitas. Siswa yang sering memperhatikan suatu objek akan semakin menyadari pentingnya objek itu dan semakin jelas aktivitas yang dilakukan siswa. d. Unsur-Unsur Minat Menurut Sri Muryanti (2014:12), seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain : 1) Sikap 2) Kemauan 3) Ketertarikan 4) Dorongan 5) Ketekunan 6) Perhatian Keenam unsur minat tersebut dapat dibuat indikator-indikator yang dapat digunakan dalam pembuatan lembar amatan minat, sehingga lembar amatan mengacu pada unsur-unsur minat yang telah dikembangkan. 8 e. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Beberapa hal yang dapat memengaruhi minat antara lain sebagai berikut : 1) Motivasi 2) Cita-cita 3) Belajar 4) Bakat 5) Bahan pelajaran dan sikap guru 6) Keluarga 7) Teman pergaulan 8) Hobi 9) Lingkungan 10) Fasilitas 11) Media massa f. Upaya Meningkatkan Minat Minat siswa dapat dibangkitkan dengan melakukan suatu tindakan tertentu yang menarik perhatian siswa sehingga minat siswa tumbuh dan berkembang. Guru sebaiknya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya. Menurut Bobbie DePorter dan Mike Hernacki (2011:48) untuk membangkitkan atau menciptakan minat tentang sesuatu yang dipelajari siswa dapat dilakukan dengan menghubungkannya dengan dunia nyata atau lingkungan. Siswa dapat mengerti dan memahami manfaat suatu materi pelajaran bagi kehidupannya secara pribadi dan secara sosial. Upaya meningkatkan minat belajar dapat ditempuh dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu. Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar pada siswa, diantaranya adalah: 1) Arahkan perhatian siswa pada tujuan yang hendak dicapai. 9 2) Kenalilah unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar. 3) Rencanakan aktivitas belajar dan ikutilah rencana itu. 4) Pastikan tujuan belajar saat ini, misalnya menyelesaikan pekerjaan rumah atau laporan. 5) Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar. 6) Bersikaplah positif menghadapi kegiatan belajar. 7) Latihlah kebebasan emosi selama belajar. 8) Gunakanlah seluruh kemampuan untuk mencapai target belajar setiap hari. 9) Tanggulangilah gangguan-gangguan selama belajar. 10) Berperan aktif dalam diskusi pelajaran di sekolah. 11) Dapatkan bahan-bahan yang mendukung aktivitas belajar. 12) Carilah pengajar atau guru yang dapat mengevaluasi hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 181) cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat dalam suatu subjek yang baru adalah menjelaskan halhal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita. Cara yang lain yaitu dengan membangkitkan minat-minat siswa yang telah dimiliki. g. Pengertian Belajar Pengertian belajar menurut ahli antara lain : 1) Pengertian belajar menurut Aunurrahman (2009: 35) yaitu belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. 2) Pengertian belajar menurut Aunurrahman (2009: 35)adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa percakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. 10 3) Pengertian belajar menurut Sagala (2009: 35) belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri. Berdasarkan definisi di atas dapat dikemukakan beberapa hal penting tentang belajar antara lain : 1). Belajar merupakan perubahan dalam diri seseorang, 2). Belajar itu berasal dari interaksi dengan sekitar, 3). Belajar sebagai suatu proses. Belajar adalah proses untuk mengubah diri seseorang berdasarkan interaksi yang dilakukan dengan lingkungan sekitar. h. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Belajar Faktor-faktor yang memengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang memengaruhi proses belajar dari dalam diri individu. Faktor-faktor tersebut antara lain : a) Faktor Jasmaniah (1)Kesehatan (2)Cacat tubuh atau kondisi fisik b) Faktor Psikologis (1)Perhatian (2)Minat (3)Bakat (4)Dorongan c) Faktor Kelelahan Kelelahan memengaruhi belajar. Siswa dapat belajar dengan baik, jika dapat menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam 11 belajarnya. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara sebagai berikut : (1)Tidur (2)Istirahat (3)Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja (4)Menggunakan obat-obat yang bersifat melancarkan peredaran darah (5)Rekreasi dan ibadah yang teratur (6)Olahraga secara teratur (7)Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syaratsyarat kesehatan (8)Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya: dokter, psikiater, konselor dan lain-lain 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang memengaruhi proses belajar dari luar diri individu. Faktor-faktor tersebut antara lain : a) Faktor Keluarga (1)Cara orang tua mendidik (2)Relasi antar anggota keluarga (3)Suasana rumah (4)Keadaan ekonomi keluarga (5)Pengertian orang tua (6)Latar belakang kebudayaan b) Faktor Sekolah (1)Metode mengajar (2)Kurikulum (3)Relasi guru dengan siswa (4)Relasi siswa dengan siswa (5)Disiplin sekolah (6)Alat pelajaran (7)Waktu sekolah 12 (8)Standar pelajaran di atas ukuran (9)Keadaan gedung (10) Metode belajar (11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat (1)Kegiatan siswa dalam masyarakat (2)Media masa (3)Teman bergaul (4)Bentuk kehidupan masyarakat 2. Kajian Tentang Hasil belajar a. Pengertian Hasil Belajar Pengertian hasil belajar menurut para ahli: Slameto (2010: 17) menyatakan “Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat diartikan bahwa ia telah berhasil dalam belajar”. Mulyono Abdurrahman (2010:37) mengemukakan “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Oemar Hamalik (2011: 75) mengemukakan “Untuk menilai hasil pembelajaran, pembelajaran dianggap berhasil jika siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh siswa menjadi indikator keberhasilan sistem pembelajaran”. Berdasarkan definisi di atas, hasil belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa. 13 b. Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi lingkungan. Faktor-faktor internal yang memengaruhi hasil belajar adalah: 1) Fisiologis Merupakan faktor-faktor internal yang berhubungan dengan proses-proses yang terjadi pada jasmaniah. a) Kondisi fisiologis Kondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar individu. Siswa dalam keadaan lelah akan berlainan belajarnya dari siswa dalam keadaan tidak lelah. b) Kondisi panca indera Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikasikan pada kondisi indera. Kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa memengaruhi hasil belajar. Anak yang memiliki hambatan pendengaran akan sulit menerima pelajaran apabila ia tidak menggunakan alat bantu pendengaran. 2) Psikologis Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri individu yang berhubungan dengan rohaniah. Faktor psikologis yang memengaruhi hasil belajar adalah: a) Minat Minat adalah pemusatan perhatian subjek pada suatu kegiatan tertentu yang dilandasi rasa senang, ketertarikan, adanya partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti kegiatan tersebut, tanpa ada pihak yang menyuruh untuk mencapai suatu tujuan tertentu. b) Kecerdasan Kecerdasan berhubungan dengan kemampuan siswa untuk beradaptasi, menyelesaikan masalah, dan belajar dari pengalaman kehidupan. Kecerdasan dapat diasosiasikan dengan intelegensi. Siswa dengan nilai 14 IQ yang tinggi umumnya mudah menerima pelajaran dan hasil belajarnya cenderung baik. c) Bakat Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu yang sesuai bakatnya. d) Motivasi Motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. e) Kemampuan kognitif Ranah kognitif merupakan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan pengetahuan, ingatan, pemahaman dan lain-lain. Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar adalah: 1) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan tempat siswa hidup dan berinteraksi. Lingkungan yang memengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Lingkungan alami Lingkungan alami adalah lingkungan tempat siswa berada dalam arti lingkungan fisik. Lingkungan alami terdiri dari lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan bermain. b) Lingkungan sosial Makna lingkungan dalam hal ini adalah interaksi siswa sebagai makluk sosial, makluk yang hidup bersama. Siswa tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat tempat siswa tinggal mengikat perilakunya untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum. 2) Faktor instrumental Penyelenggaraan pendidikan memiliki tujuan instruksional yang hendak dicapai. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan seperangkat kelengkapan 15 atau instrumen dalam berbagai bentuk dan jenis. Instrumen dalam pendidikan dikelompokkan menjadi: a) Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansi dalam pendidikan. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung tanpa kurikulum. Guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya. Tujuannya agar dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. b) Program Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia; baik tenaga, finansial, sarana, maupun prasarana. c) Sarana dan fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus disediakan oleh sekolah. Hal ini merupakan kebutuhan guru yang harus diperhatikan. Guru harus memiliki buku pegangan, buku penunjang, serta alat peraga yang sudah harus tersedia dan sewaktu-waktu dapat digunakan sesuai metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fasilitas mengajar sangat membantu guru dalam menunaikan tugas mengajar di sekolah. d) Guru Guru merupakan penyampai bahan ajar kepada siswa yang membimbing siswa dalam proses penguasaan ilmu pengetahuan di sekolah. Perbedaan karakter, kepribadian, cara mengajar yang berbeda pada masing-masing guru, menghasilkan kontribusi yang berbeda pada proses pembelajaran. c. Jenis-Jenis Hasil Belajar Taksonomi Bloom dalam Sudjana (2005) membagi hasil belajar dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. 16 1) Aspek Kognitif Aspek ini berkenaaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam hal, yaitu: a) Pengetahuan (knowledge) Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. b) Pemahaman Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan suatu masalah atau pertanyaan. c) Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan dan keterampilan. d) Analisis Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. e) Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatakan unsur-unsur menjadi integritas. f) Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dan lain-lain. 17 2) Aspek afektif Aspek afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. 3) Aspek psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Aspek psikomotorik mencakup 6 tingkatan, yaitu: a) Persepsi b) Kesiapan c) Gerakan terbimbing d) Gerakan terbiasa e) Gerakan yang kompleks f) Penyesuaian dan keaslian 3. Kajian Tentang Video Sebagai Media Pembelajaran Berikut ini beberapa pengertian video menurut sejumlah ahli : a. Menurut Smaldino, Russel, Heinich, Molenda dalam Kristanto (2011: 20) video adalah “The storage of audio visuals and their display on televisiontype screen”. Penyimpanan/perekaman gambar dan suara yang penayangannya pada layar televisi. b. Menurut Punaji Setyosari dan Sihkabuden dalam Kristanto (2011: 20) video adalah media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media pandang-dengar. c. Menurut Hujair AH. Sanaky dalam Kristanto (2011: 20) mengatakan bahwa media video adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak. Smaldino (2012: 7) mengatakan media adalah apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Media menurut Arsyad (2011: 3) berasal dari Bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, 18 perantara atau pengantar. Media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan dan penerima pesan (Anitah:2011:1). Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan seseorang sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Berikut ini beberapa pengertian media pembelajaran menurut sejumlah ahli : a. Pengertian media pembelajaran menurut Siahaan (2007: 76) yaitu segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang (media by utilization) maupun yang telah tersedia (media by design), baik secara sendiri maupun bersama-sama, yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dari pendidik sebagai sumber informasi kepada penerima (peserta didik) sehingga membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. b. Pengertian media pembelajaran menurut Sihabudin (2007: 149) adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi pembelajaran dalam sebuah komunikasi, sehingga dapat merangsang siswa untuk minat belajar. c. Pengertian media pembelajaran menurut Nurchaili (2010: 650) media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat membawa informasi dari sumber informasi kepada penerima. Berdasarkan definisi media pembelajaran di atas, dapat dikemukakan beberapa hal penting tentang media pembelajaran antara lain: a) segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber kepada penerima, b) digunakan untuk membantu kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi pembelajaran dari sumber informasi kepada penerima untuk membantu kegiatan pembelajarannya. 19 Pengertian diatas menerangkan bahwa video sebagai media pembelajaran adalah video yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pembelajaran dari sumber informasi kepada penerima untuk membantu kegiatan pembelajarannya. 4. Kajian Tentang Pengelasan Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas. Perkembangan teknologi pengelasan logam memberikan kemudahan umat manusia dalam menjalankan kehidupannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dibidang elektronik melalui penelitian yang melihat karakteristik atom, mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap penemuan material baru dan sekaligus bagaimana penyambungannya. Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua buah logam dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu tersebut dikenal dengan istilah fusion. Las listrik merupakan salah satu yang menggunakan prinsip tersebut. Pada zaman sekarang pemanasan logam yang akan disambung berasal dari pembakaran gas atau arus listrik. Beberapa gas dapat digunakan, tetapi yang sangat popular adalah gas acetylene yang lebih dikenal dengan gas karbit. Selama pengelasan, gas acetylene dicampur dengan gas oksigen murni. Kombinasi campuran gas tersebut memproduksi panas yang paling tinggi diantara campuran gas lain. Cara lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang dilas adalah arus listrik. Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu 20 logam batangan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda dengan benda kerja. Arus yang mengalir ini dinamakan busur (arc) yang dapat mencairkan logam. Cakupan materi pengelasan di kelas X TPBO B yaitu telah diajarkan teori tentang las dengan nyala busur listrik serta telah dilaksanakan kegiatan praktek membaut rigi-rigi las. 5. Kajian Tentang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Kejuruan a. Pengertian Pendidikan Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Kejuruan Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. SMK memiliki banyak program keahlian. Program keahlian yang dilaksanakan di SMK menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Program keahlian pada jenjang SMK juga menyesuaikan pada permintaan masyarakat dan pasar. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja dalam bidang tertentu. Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati di SMK. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini dilakukan agar peserta 21 didik tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika masuk di dunia kerja. Dengan masa studi sekitar tiga atau empat tahun, lulusan SMK diharapkan mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah ditekuni. b. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah: 1) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. 3) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. 4) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien. Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut: 1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 22 4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. c. Tiga Cara Mencapai Pendidikan Menengah Kejuruan yang Efektif Berikut ini merupakan tiga cara untuk mencapai pendidikan menengah kejururan yang efektif: 1) Pendidikan menengah kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. 2) Pendidikan menengah kejuruan akan efektif jika individu dilatih secara langsung dan spesifik 3) Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa akan terjadi hanya jika pelatihan dan pembelajaran yang diberikan berupa pekerjaan nyata dan bukan sekedar latihan. B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan Arista Wijayanti (2009) dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep Prosedur Las Listrik Melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Surakarta”. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan PAIKEM. Hasil penelitian yang didapat adalah pembelajaran las dasar melalui pendekatan PAIKEM, telah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi prosedur pengelasan las listrik. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang mampu menguasai materi sebanyak 8 siswa (26,67%). Pada putaran I terjadi peningkatan sehingga siswa yang mampu menguasai materi sebanyak 10 siswa (33,33%, pada putaran II sebanyak 16 siswa (53,33%), pada putaran II sebanyak 21 siswa (70%). 2. Penelitian yang dilakukan Hamzah Fansuri (2013) dengan judul “Penerapan Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Teknik Fabrikasi Logam pada Mata Pelajaran Teori Las Oxy-Acetylene di SMK Negeri 1 Seyegan”. Metode yang digunakan yaitu eksperimen semu deangan desain Non-Equivalent Control Group Desaign. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan antara kelas yang 23 menggunakan video pembelajaran dan yang tidak menggunakan video pembelajaran karena harga t-hitung lebih besar daripada t-tabel (5,57 > 2,0435) pada t-test (3) jumlah kelulusan siswa kelas yang menggunakan media video lebih banyak dari pada kelas yang tidak menggunakan video pembelajaran pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini dapat dibuktikan bahwa siswa yang lulus KKM pada kelas kontrol ada 7 dari 31 anak dan kelas eksperimen ada 22 anak dari 30 anak. 3. Penelitian yang dilakukan Ismail Cakir (2006) dengan judul “the Use of Video as an Audio Visual Material in Foreign Language Teaching Classroom”. Metode yang digunakan yaitu pembelajaran dengan mengunkan video sebagai media audio visual dalam kelas bahasa. Hasilnya bahwa video sebagai media audio visual yang sangat berguna dalam pembelajaran di kelas bahasa asing. Itu diterapkan pada siswa Turki. Ia mengatakan bahwa ada kecenderungan besar terhadap penggunaan teknologi dan integrasinya ke dalam kurikulum penggunaan video sebagai media audio visual dalam pembelajaran bahasa asing telah berkembang pesat karena meningkatnya penekanan pada teknik yang komunikatif dan faktanya media video dalam membantu guru bahasa asing disimulasi dan memfasilitasi bahasa yang ditargetkan. Media video menyediakan siswa dengan informasi yang diperlukan untuk membuat video efisien di dalam kelas. 4. Penelitian yang dilakukan Ronald A.Berk (2009) dengan judul Multimedia Teaching with Video Clips: TV, Movies, Youtube, and mtvU in the College Classroom. Metode yang digunakan yaitu pembelajaran multimedia dengan video. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa video memberikan efek yang kuat dalam proses penerimaan dan pemahaman materi oleh siswa. Pembelajaran menggunakan video sangat efektif karena terdapat visualisasi dari teori-teori yang diberikan. Penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan media video dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan video dalam pembelajaran pengelasan ini diharapkan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TPBO B di SMK Negeri 4 Sukoharjo. 24 C. Kerangka Berpikir Pendidikan yang berkualitas mampu menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu, dengan adanya indikator berkualitas ahli, terampil, kreatif, inovatif, produktif, serta memiliki moral yang baik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu institusi dalam dunia pendidikan yang mampu menyiapkan lulusannya untuk dapat diserap dunia kerja. Lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi keahlian dalam bidangnya, terampil dan berdaya saing tinggi. Indikator tercapainya kompetensi pembelajaran pada siswa adalah hasil belajar. Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar adalah minat siswa. Media video pembelajaran digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Pola Hubungan Antar Variabel