Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW Sunandar SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan membaca indah geguritan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini yaitu 19 orang kelas V SD. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Hasil penelitian penggunaan model Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan membaca indah geguritan siswa. © 2015 Didaktikum Kata Kunci: Geguritan; Membaca Indah; Model Jigsaw PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa dan sastra merupakan bidang pembelajaran yang cukup kompleks, begitu pula dengan pembelajaran Bahasa Jawa harus disampaikan secara tepadu antara keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan itu mengarahkan peserta didik agar mampu berkomunikasi dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Jawa. Adapun tujuan tersebut pada intinya mengarahkan dan membekali peserta didik agar terampil dalam mengapresiasi sebagai wujud bahasa dan sastra Jawa. Terampil dalam mengapresiasi bahasa Jawa yakni mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar dalam situasi formal maupun nonformal, dalam bentuk lisan maupun tertulis. Sedangkan yang dimaksud dengan terampil dalam mengapresiasi sastra Jawa yakni peserta didik mampu menikmati, menggunakan, dan menghasilkan berbagai bentuk karya sastra Jawa. Seperti halnya pembelajaran bahasa lainnya, pembelajaran Bahasa Jawa terpusat pada pencapaian empat keterampilan berbahasa bagi siswa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut menurut Tarigan (2008) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga tidak dapat diabaikan salah satunya. Keterampilan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah membaca indah. Membaca indah merupakan usaha menghidupkan dan untuk mengkomunikasikan suatu bahan bacaan yang mempunyai nilai sastra dengan mengutamakan segi keindahan dalam penyampaiannya (Prastiti, 2006). Membaca indah erat sekali hubungannya dengan keterampilan membaca karya sastra. Salah satu karya sastra yang dimaksud adalah geguritan. Menurut Hutomo (1975) terdapat istilah guritan, guguritan, atau geguritan yang berarti puisi bebas. Geguritan merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dapat menimbulkan penasaran, karena geguritan mempunyai sifat, struktur, dan disampaikan dengan bahasa yang estetis. 36 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 3. Juli 2015 Permasalahan tersebut juga dialami oleh siswa kelas V SD. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, masih banyak siswa yang belum paham dengan tata cara membaca geguritan. Siswa hanya membaca tanpa menghayati dan tidak memperhatikan pelafalan, intonasi, maupun ekspresi. Hal ini berdampak pada nilai hasil belajar pada pokok bahasan Membaca Indah Geguritan (Bahasa Jawa) belum optimal. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap tata cara membaca geguritan, dan mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh. Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal (Sugihartono dkk, 2007). Dengan kata lain, metode pembelajaran juga bisa diartikan sebagai teknik pembelajaran yang akan diterapkan atau dipergunakan pengajar untuk memberikan pengajaran di kelas. Dari pengertian tentang metode pembelajaran diatas yang harus diperhatikan adalah pada penerapannya dalam pembelajaran. Karena dengan penerapan suatu metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran tersebut dapat mengoptimalkan siswa dalam melaksanakan aktivitas belajarnya agar mereka menguasai materi pelajaran dan dapat mencapai tujuan belajar. Menurut Solihatin (2008) pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Metode Jigsaw merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri 4-6 siswa secara heterogen, bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif serta bertanggung jawab terhadap ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari/ dikuasai kemudian menyampaikan materi yang telah dikuasai tersebut kepada kelompok lain. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini semoga bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap tata cara membaca geguritan agar siswa dapat membaca geguritan dengan lancar. Rumusan penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan membaca indah geguritan? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan membaca indah geguritan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2010) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SD N 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 19 orang kelas V SD. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis dan hasil tes praktik siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW Sunandar 37 observasi aktivitas belajar siswa pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I, dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai hasil belajar pada pokok bahasan Membaca Indah Geguritan dapat dikatakan belum optimal. Masih banyak siswa yang belum paham dengan tata cara membaca geguritan. Siswa hanya membaca tanpa menghayati dan tidak memperhatikan pelafalan, intonasi, maupun ekspresi. Selain nilai hasil belajar siswa yang belum optimal, aktivitas siswa dalam pembelajaran juga masih pasif. Salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Berdasarkan tabel nilai hasil tes tertulis pra siklus diatas dapat diketahui pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Nilai Tes Praktik Pra Siklus Kategori F (siswa) % Sangat Baik 0 0% Baik 4 27% Cukup 9 49% Kurang 6 24% Jumlah 19 100% Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah menyusun instrumen penelitian, seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun pedoman observasi, menyusun instrumen tes (pre test dan post tes), dan mempersiapkan materi. Tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus I berupa pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu dengan menerapkan langkah pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw. Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang penjelasan teks geguritan dengan lafal dan intonasi yang tepat. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Pertama, guru membagi topik materi menjadi beberapa subtopik. Kedua, siswa dibagi ke dalam kelompok belajar terdiri dari 4-6 siswa. Ketiga, guru menjelaskan materi tentang geguritan dan memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya, kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. Keempat, siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama, kemudian berpindah ke kelompok Jigsaw dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang 38 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 3. Juli 2015 telah menguasai bagian tugas yang berbeda. Kelima, secara berkelompok siswa mengerjakan soal tes tertulis kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Keenam, setelah selesai berdiskusi siswa kembali ke kelompok masing-masing (kelompok awal) untuk mengajarkan subtopik yang mereka pelajari kepada temannya. c. Kegiatan Penutup Setelah kegiatan diskusi selesai, pada kegiatan penutup ini guru memberi post test yang berupa tes praktik dan tes tertulis. Untuk tes praktik siswa secara bergiliran membaca teks geguritan di depan kelas dan guru memberikan penilaian. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca indah geguritan. Kemudian untuk tes tertulis secara individu siswa menuliskan isi atau kesimpulan dari teks geguritan yang telah dibaca tadi. Penilaian tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap isi dari teks geguritan tersebut. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam penutup. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. Hasil observasi rata-rata skor tes praktik siswa siklus I adalah 24 dan tergolong kategori baik. 4. Refleksi Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, dan megevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Jigsaw pada siklus I dapat dikatakan cukup baik namun masih ada beberapa kendala, yaitu: a) siswa belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan model Jigsaw, sehingga ada beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang fokus; b) siswa masih terlihat pasif pada saat diskusi kelompok; c) siswa sudah cukup paham dengan tata cara membaca indah geguritan, namun siswa belum bisa memahami intonasi dengan tepat. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan terhadap tindakan siklus I. Tahapan yang dilakukan sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan ditambahkan, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai langkah-langakah model pembelajaran Jigsaw yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bersama membaca geguritan dengan memperhatikan penghayatan, penguasaan teknik vokal maupun penampilannya agar siswa bisa membaca geguritan dengan lancar dan dapat memahami intonasi dengan tepat. 2. Pelaksanaan Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah model Jigsaw. Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam satu kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru lebih menekankan penjelasan langkah-langkah pembelajaran Jigsaw agar pada tindakan siklus II ini siswa bisa lebih paham dengan struktur PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW Sunandar 39 pelaksanaan model pembelajaran tersebut. Kemudian guru mengajukan pertanyaan seputar materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah: Pertama, guru membagi topik materi menjadi beberapa subtopik. Kedua, siswa dibagi ke dalam kelompok belajar terdiri dari 4-6 siswa. Ketiga, guru menjelaskan materi tentang geguritan dan memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya, kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. Keempat, siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama, kemudian berpindah ke kelompok Jigsaw dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah menguasai bagian tugas yang berbeda. Kelima, secara berkelompok siswa mengerjakan soal tes tertulis kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Keenam, setelah selesai berdiskusi siswa kembali ke kelompok masing-masing (kelompok awal) untuk mengajarkan subtopik yang mereka pelajari kepada temannya. c. Kegiatan Penutup Setelah kegiatan diskusi selesai, pada kegiatan penutup guru memberi post test yang berupa tes praktik dan tes tertulis. Untuk tes praktik siswa secara bergiliran membaca teks geguritan di depan kelas dan guru memberikan penilaian. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca indah geguritan. Kemudian untuk tes tertulis secara individu siswa menuliskan isi atau kesimpulan dari teks geguritan yang telah dibaca tadi. Penilaian tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap isi dari teks geguritan tersebut. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam penutup. 3. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. Hasil observasi rata-rata skor tes praktik siswa siklus II adalah 28 dan tergolong kategori sangat baik. 4. Refleksi Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan baik dan diikuti pula dengan nilai hasil belajar siswa yang meningkat. Hasil peningkatan nilai tes praktik pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat Tabel 2 dan Gambar 1 sebagai berikut: Tabel 2. Nilai Tes Praktik Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kategori 40 Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Sangat Baik 0 0% 4 26% 9 52% Baik 4 27% 10 54% 10 48% Cukup 9 49% 4 17% 0 0% Kurang 6 24% 1 3% 0 0% Jumlah 19 100% 19 100% 9 100% Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 3. Juli 2015 Gambar 1. Nilai Tes Praktik (Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan membaca indah pada Geguritan yang dibuktikan dari peningkatan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut adalah hasil belajar pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan tingkah laku atau sikap (afektif). Hasil rata-rata nilai tes praktik pada pra siklus yaitu 19, pada siklus I 24 dan pada siklus II 28. UCAPAN TERIMAKASIH Atas segala bantuan dan kerjasamanya penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Guru, Karyawan, Observer dan siswa kelas VSD N 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Hutomo, Suripan Sadi. 1975. Telaah Kasusastraan Jawa Modern. Jakarta: Depdikbud Prastiti, Sri. 2006. Paparan Kuliah Membaca I. Semarang: PBSJ Solihatin, Etin. dkk. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW Sunandar 41