Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Profitabilitas

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Profitabilitas Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Rosintha Nudiana
[email protected]
Prijati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to test the influence of liquidity ratio, leverage, activity and profitability
simultaneously and partially which have dominant influence toward the stocks’ return on food and beverage
company which is listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI).
By using purposive sampling as the samples collection technique in this research, four companies are taken as
research samples i.e.: PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., PT. Mayora
Indah, Tbk., PT. Ultra Jaya Milk, Tbk. While multiple linear regression with SPSS program is used as the data
analysis technique in this research.
Based on the result of analysis it can be concluded that simultaneously the result of the test F value is gained a
much as 5.828 by sig. as much as 0.000 < α (5%), so simulatneously it has significant influence toward stocks
return. By using signification level α = 0.05 sig. current ratio as much as 0.006 is gained, sig. return on assets
variable as much as 0.000 is smaller than α = 0.05, so it has significant influence toward stocks return. While
sig. debt to total assets ratio variable as much as 0.141 and sig. total assets turnover as much as 0.709 is higher
than α = 0.05, so it has no significant influence toward stocks return. Since the return on assets has the biggest
partial determination coeffecient as much as 0.1665 or 16.65%, it is the variables which have dominant influence
toward stocks return.
Key words: liquidity, leverage, activity, profitability, and stocks return
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan
profitabilitas secara simultan maupun parsial serta yang berpengaruh dominan terhadap return
saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling diperoleh
empat perusahaan sebagai sampel penelitian yaitu: PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Multi
Bintang Indonesia, Tbk, PT. Mayora Indah, Tbk, PT. Ultra Jaya Milk, Tbk. Sedang teknik analisis data
yang digunakan regresi linier berganda dengan program SPSS.
Berdasar hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai F
sebesar 5,828 dengan sig. sebesar 0,000 <  (5%), sehingga secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Dengan menggunakan tingkat signifikasi  = 0,05 diperoleh sig current ratio
sebesar 0,006, sig variabel return on assets sebesar 0,000 lebih kecil dari  = 0,05, sehingga signifikan
berpengaruh terhadap retrun saham. Sedangkan sig variabel debt to total assets ratio sebesar 0,141 dan
sig variabel total assets turnover sebesar 0,709 lebih besar dari  = 0,05, sehingga tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
return saham adalah return on assets karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar
yaitu sebesar 0,1665 atau 16,65%.
Kata kunci: likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, dan return saham.
1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
PENDAHULUAN
Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam
menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan
harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Menurut pengertian
tersebut, jika kita memegang uang kas, hal itu bukan merupakan investasi karena kas tidak
memberi penghasilan dan jika terjadi inflasi nilainya akan menurun. Sementara itu dengan
menempatkan kas pada tabungan di bank merupakan investasi karena hal itu akan memberi
penghasilan dalam bentuk bunga. Demikian pula pembelian saham merupakan investasi
karena saham memberi penghasilan dalam bentuk dividen dan nilainya diharap meningkat
di masa datang. Investasi dalam saham merupakan investasi berisiko tinggi, investor dapat
memperoleh keuntungan yang banyak dan sebaliknya bisa menderita kerugian yang tidak
sedikit. Oleh karena itu investor dituntut untuk jeli dan harus semakin berhati-hati dalam
pengambilan keputusan investasi serta selalu menganalisis terlebih dahulu saham-saham
yang akan di beli. Para investor juga memerlukan informasi yang relevan tentang harga
saham suatu perusahaan karena harga saham mencerminkan kinerja perusahaan yang
menjual saham tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public
dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik. Kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan salah satu aspek yang menjadi bahan
penilaian bagi investor.
Investor memainkan peranan utama di pasar modal. Dalam berinvestasi, investor akan
memilih saham yang memberi return tinggi karena tujuan mereka adalah untuk mendapat
return yang maksimal dengan risiko yang kecil. Return memungkinkan seorang investor
membandingkan antara tingkat pengembalian sebenarnya dengan pengembalian harapan
oleh beberapa saham pada berbagai tingkatan pengembalian yang diinginkan. Pasar modal
yang efisien akan bereaksi cepat terhadap adanya informasi yang relevan khususnya
informasi yang dapat mempengaruhi saham. Oleh sebab itu, informasi apapun yang dimiliki
baik yang tersedia di publik maupun privasi sangat berharga bagi investor.
Untuk memperoleh return yang tinggi, seorang investor harus dapat menganalisis laporan
keuangan perusahaan dengan baik sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan.
Dari laporan keuangan tersebut diperoleh informasi tentang kinerja keuangan (financial
performance) suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penilaian untuk memilih
saham-saham perusahaan yang mampu memberi tingkat pengembalian (return yang tinggi).
Untuk dapat menginterpretasi informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan
kepentingan pemakai dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada
laporan keuangan yang dipublikasi. Salah satu teknik yang populer diaplikasi dalam praktik
bisnis adalah analisis rasio keuangan. Hasil rasio keuangan merupakan alat yang digunakan
untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio dapat menyingkap
hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau
kecenderungan yang tidak dapat dideteksi jika hanya melihat komponen-komponen rasio
itu sendiri. Rasio keuangan membantu dalam mengidentifikasi beberapa kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan. Dengan melakukan analisis rasio keuangan, maka akan
diperoleh informasi mengenai penilaian keadaan perusahaan baik yang telah lampau, saat
sekarang, dan masa yang akan datang.
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan
terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?.
2. Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial
terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?.
2
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
3. Apakah diantara rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas ada yang
berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.
TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau akuntansi suatu
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan
tersebut. Laporan keuangan pada mulanya bagi perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji”
dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi kemudian laporan keuangan digunakan untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut dengan menganalisanya.
Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Harahap (2008:120) pengguna laporan keuangan adalah (1)
Pemegang saham; (2) Investor; (3) Analis pasar modal; (4) Manager; (5) Karyawan dan
serikat pekerjanya; (6) Instansi pajak; (7) Pemberi dana (kreditur); (8) Supplier; (9)
Pemerintah dan lembaga pengatur resmi; (10) Langganan/lembaga konsumen; (11)
Lembaga Swadaya Masyarakat; dan (12) Peneliti/akademis/lembaga peringkat.
Secara rinci menurut Harahap (2008:132) bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah
sebagai berikut: (1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan; (2) Untuk
memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva
dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba; (3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; (4) Untuk
memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban
suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi; dan (5)
Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai
kebijan akuntansi yang dianut perusahaan
Rasio Keuangan
Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu
laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Harahap
(2008:218) rasio keuangan adalah perbandingan antara pos pos tertentu dengan pos lain
yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam
analisis rasio keuangan adalah 1. Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya
apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo. (Kasmir, 2008:129). Jenis–jenis rasio likuiditas
adalah (a) Rasio lancar (current ratio); (b) Rasio sangat lancar (quick ratio); dan (c) Rasio kas
(cash ratio). 2. Rasio Solvabilitas (Leverage) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
3
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
perusahaan dilikuidasi (Kasmir, 2008:151). Jenis–jenis rasio solvabilitas adalah: (a) Debt to
assets ratio (debt ratio); (b) Debt to equity ratio dan (c) Times interest earned. 3. Rasio Aktivitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva yang dimilikinya Kasmir (2008:172). Jenis–jenis rasio aktivitas: (a) Perputaran
persediaan (Inventory turn over); (b) Perputaran piutang (Receivable turn over); (c) Perputaran
aktiva tetap (Fixed assets turn over); dan (d) Perputaran aktiva (Assets turn over). 4. Rasio
Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi (Kasmir, 2008:196). Jenis jenis rasio profitabilitas adalah (a) Profit margin (profit
margin on sales); (b)Return on investment (ROI); dan (c) Return on equity (ROE).
Return Saham
Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi.
Return ini dibedakan menjadi (Husnan, 2004:21): 1. Return yang telah terjadi (actual return)
yang dihitung berdasarkan data historis; dan 2. Return yang diharapkan (expected return)
yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi
yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan
terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ekspektasi (expected
return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi (Jogiyanto, 2004:131). Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
capital gain/loss yang juga sering disebut actual return, besarnya actual return dapat dihitung
dengan rumus:
Return Saham 
Pt - Pt -1
Pt -1
Pt = Harga saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode yang lalu
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham
Likuiditas perusahaan yang tercermin dalam current ratio merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel ini memprediksi
bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin kecil resiko, secara rasional diketahui
bahwa semakin likuid perusahaan maka semakin kecil resikonya (Munawir, 2006:62).
Current Ratio memberi indikasi penting mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek, karena apabila kewajiban lancar melebihi aset lancar berarti
perusahaan tidak akan membayar tagihan kewajiban. Current Ratio yang rendah
menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar (current ratio) yang tinggi
menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak
baik terhadap profitabilitas perusahaan. Jadi semakin tinggi current ratio yang tidak diikuti
dengan tingginya profitabilitas perusahaan maka dapat pula menurunkan return saham
saham di bursa.
Leverage memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap kekayaan yang dimiliki. Ridwan dan
Barlian (2002:117), mengukur besarnya total aset yang di biayai oleh kreditur perusahaan,
maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang digunakan
4
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi debt ratio, maka risiko keuangan
pemegang saham/kreditor juga semakin tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang
berasal dari kreditor, jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak
liabilitas, yang tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar.
Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk asset yang bersifat jangka
pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and
equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan
(sales) dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan
tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan
perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk
meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan asset. Rasio aktivitas
memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan asset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat
pertumbuhannya (Ulupui, 2010).
Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total aset perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan dari aset yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi semua
investor. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA semakin
tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang
dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Dari hasil
perhitungan ROA dapat dilihat dari segi mana perusahaan mampu memperoleh penilaian
yang baik, penilaian yang masih kurang baik, dan dapat diketahui bagaimana pengaruhnya
terhadap return saham.
Penelitian Terdahulu
Silalahi (1991) mengadakan penelitian terhadap 38 perusahaan yang listing di BEJ
dengan periode penelitian 198-1990. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa fluktuasi harga
saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel return on assets, dividend
pay out ratio, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito. Sementara itu ROA
ternyata mempunyai pengaruh yang dominan.
Machfoedz (1994) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
perusahaan pada masa depan pada 89 perusahaan pemanufakturan yang terdaftar di BEJ
dari tahun 1981993. Machfoedz menunjukkan bahwa rasio keuangan tertentu dapat
digunakan 7 untuk memprediksi laba satu tahun ke depan, tetapi tidak untuk memprediksi
lebih dari satu tahun. Asyik (1999) menemukan bahwa rasio neraca dan laba rugi memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan rasio arus kas.
Kennedy (2003) meneliti pengaruh ROA, ROE, Earnings per Share, Profit Margin, Asset
Turnover, Rasio Leverage, dan Debto to Equity Ratio terhadap Return saham. Sampel yang
digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun 2001 dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis
regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya variabel asset turnover, ROA, ROE, leverage
ratio, debt to equity ratio, dan earnings per share memberikan hubungan yang nyata dengan
return saham. Meskipun secara individu rata-rata hubungannya. rendah, secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya.
5
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Studi Empirik
 Kennedy (2003) meneliti :
pengaruh ROA, ROE, Earnings
per Share, Profit Margin, Asset
Turnover, Rasio Leverage, dan
Debto to Equity Ratio terhadap
Return saham
 Ulupui (2006) meneliti: Analisis
Pengaruh rasio likuiditas,
leverage, aktivitas dan
profitabilitas terhadap return
saham perusahaan makanan dan
minuman dengan kategori
industri barang konsumsi di BEJ
Studi Teoretis
1. Laporan Keuangan
Baridwan (2008:17),
Harahap (2008:1).
2. Rasio Keuangan dan
Jenis-Jenis Rasio
Keuangan
Harahap (2008:218),
Kasmir (2008:129)
3. Return Sahm
Jogiyanto (2004:131)
Apakah rasio likuiditas, leverage,
aktivitas dan profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan
Food and Beverages di BEI
Diduga rasio likuiditas, leverage,
aktivitas dan profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan
Food and Beverages di BEI
Alat Analisis:
Regresi Linier Berganda
Koefisien Korelasi
Uji Hipotesis
Skripsi
GAMBAR 1
Rerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis
1. Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan
terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap
return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Rasio profitabilitas berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek)
Pada penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanation reseach) dengan
pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
penjelasan (explanatory) yaitu menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan teori yang telah
6
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
dirumuskan sebelumnya dan kemudian data yang telah diperoleh dihitung lebih lanjut
melalui pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009:6).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan makanan dan minuman (food
and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan
tahun 2008–2011 yang berjumlah 18.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode
purposive sampling adalah penentuan sampel dari populasi yang ada berdasar kriteria yang
dikehendaki oleh peneliti Arikunto (2007:28) yang meliputi: 1. Perusahaan industri
manufactur food and beverages yang masuk dalam daftar perusahaan LQ-45; 2. Laporan
keuangan perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2008-2011 dalam capital market mempunyai perkembangan yang baik.
Tabel 1
Nama-nama Perusahaan Sampel Periode 2008-2011
No
1
2
3
4
Perusahaan Food and Beverages
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
PT. Mayora Indah, Tbk
PT. Ultra Jaya Milk, Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya
Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka mendapat data dan informasi untuk penyusunan penelitian, teknik
pengumpulan data melalui sumber data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek
Indonesia Pojok STIESIA Surabaya dari tahun 2008 – 2011.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian
Variabel bebas : Rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
Variabel terikat : Return saham
Definisi operasional Variabel
1. Variabel bebas
a. Rasio likuiditas (X1) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan:
current ratio yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio 
Aset Lancar
Liabilitas Lancar
b. Rasio leverage (X2) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang itanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dibubarkan (dilikuidasi). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan
satuan ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan: debt to total asset yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Debt Ratio =
Total Liabilitas
Total Aset
7
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
c. Rasio aktivitas (X3) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah kali (x). Indikator yang
digunakan: total asset turnover yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total assets turnover =
Penjualan
Total Aset
d. Rasio profitabilitas (X4) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatu perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan
ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan: debt to total asset yang dapat
dirumuskan sebagai berikut
ROA 
Laba Bersih setelah Pajak
Jumlah Aset
2. Variabel terikat
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang
diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan
return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis (Jogiyanto,
2004:131). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya
adalah persen (%). Rumus untuk menghitung return saham adalah sebagai berikut
(Jogiyanto, 2004:132):
Return Saham 
Pt - Pt -1
Pt -1
Pt = Harga saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode yang lalu
Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak
kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF =
1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin
rendah Tolerance.
b. Uji Heterokedastisitas
Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari
(Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data
observasi baik data time series maupun cross section. Menurut Santoso (2009:219), secara
umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: (1) Angka
D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2
berarti tidak ada autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji
normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun
variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
8
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
2. Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda (Ghozali, 2011:96)
Y= a + b1Lik+ b2Lev + b3 Akt+ b4Profit + e
Dalam persamaan di atas Y adalah return saham , a adalah konstan, b1, b2, b3, b4 adalah
nilai koefisien regresi dari variabel bebas, Lik= Likuiditas (Current ratio), Lev=Leverage
(Debt to total assets ratio), Akt = Aktivitas (Total asset turnover), Profit= Profitabilitas (Return
on assets), dan e = Faktor pengganggu dari luar model (Error)
3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97).
Interpretasi:
Jika nilai R2 mendekati 1, menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas
terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat, sedangkan apabia Jika R2
mendekati 0 menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan semakin lemah.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F (Uji secara simultan)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011:98). kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signikan α = 5%
yaitu sebagai berikut:
1) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai
probabilitas < 0,05 = signifikan (menolak Ho), artinya variabel independen secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
2) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai
probabilitas > 0,05 = tidak signifikan (menerima Ho) (k, n-k-l), artinya variabel
independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Uji t (Uji secara parsial)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 0,05 sebagai berikut:
1) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu jika probabilitas <
0,05 = signifikan (menolak Ho). Artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai
probabilitas > 0,05 = tidak signifikan (menerima Ho) (k, n-k-l), artinya variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi Parsial (r²)
Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masing-masing variabel bebas (rasio
likuiditas, rasio leverages, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas) terhadap variabel terikat
(return saham) secara parsial. Dimana analisis ini dinyatakan oleh besarnya kuadrat
koefisien parsial atau dengan kata lain r2 = koefisien determinasi parsial (Sugiyono,
2009:260). Jika nilai r² dari variabel bebas secara parsial menunjukkan angka yang
terbesar, maka variabel tersebut punya pengaruh dominan terhadap harga saham
perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
9
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data Penelitian
Tabel 2
Current Ratio Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
3
PT Ultra Jaya Milk, Tbk
4
PT Mayora Indah, Tbk
Tahun
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
Aktiva Lancar
(Rp)
14,598,422
12,967,241
20,077,994
24,501,734
524,813
561,482
597,241
656,039
826,609,750,534
813,389,917,761
955,441,890,578
924,080,291,058
1,684,852,654,975
1,750,424,018,336
2,684,853,761,819
4,095,298,705,091
Hutang Lancar
(Rp)
16,262,161
11,148,529
8,559,118
12,831,304
516,144
852,194
632,026
659,873
445,865,532,090
384,341,997,988
477,567,754,724
607,594,391,942
769,800,272,970
764,230,447,224
1,040,333,647,389
1,845,791,716,500
Current
Ratio (%)
89.77
116.31
234.58
190.95
101.68
65.89
94.50
99.42
185.39
211.63
200.06
152.09
218.87
229.04
258.08
221.87
Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya
Tabel 3
Debt to Total Assets Ratio Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
3
PT Ultra Jaya Milk,
Tbk
4
PT Mayora Indah, Tbk
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
Total Hutang
(Rp)
31,095,515
24,886,781
22,423,117
21,975,708
597,211
888,254
665,861
690,545
605,322,780,408
541,118,816,556
708,643,062,501
776,735,079,582
1,677,889,089,551
1,623,443,299,810
2,359,027,300,267
4,174,956,240,894
Total Assets
(Rp)
39,594,264
40,382,953
47,275,955
53,585,933
941,389
993,465
1,137,082
1,220,813
1,740,646,379,006
1,732,701,994,834
2,006,595,782,260
2,179,181,979,434
2,922,998,415,036
3,246,498,515,952
4,399,191,135,535
6,599,845,533,328
Debt to
Assets (%)
78.54
61.63
47.43
41.01
63.44
89.41
58.56
56.56
34.78
31.23
35.32
35.64
57.40
50.01
53.62
63.26
Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya
10
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Tabel 4
Total Assets Turnover Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
3
PT Ultra Jaya Milk,
Tbk
4
PT Mayora Indah, Tbk
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
Penjualan
(Rp)
38,799,279
37,397,319
38,403,360
45,332,256
1,325,661
1,616,264
1,790,164
1,858,750
1,362,806,580,492
1,613,927,991,404
1,880,411,473,916
2,102,383,741,532
3,907,674,046,231
4,777,175,386,540
7,224,164,991,859
9,453,885,992,878
Total Assets
(Rp)
39,594,264
40,382,953
47,275,955
53,585,933
941,389
993,465
1,137,082
1,220,813
1,740,646,379,006
1,732,701,994,834
2,006,595,782,260
2,922,998,415,036
2,922,998,415,036
3,246,498,515,952
4,399,191,135,535
6,599,845,533,328
TATO
(x)
0.98
0.93
0.81
0.85
1.41
1.63
1.57
1.52
0.78
0.93
0.94
0.72
1.34
1.47
1.64
1.43
Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya
Tabel 5
Return on Assets Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
3
PT Ultra Jaya Milk, Tbk
4
PT Mayora Indah, Tbk
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
Laba bersih
(Rp)
1,034,389
2,726,309
4,016,793
5,017,425
222,307
340,458
442,916
507,382
303,711,501,204
81,152,862,190
107,123,243,835
101,323,273,593
196,230,049,693
385,093,619,529
501,980,668,673
483,826,229,688
Total Assets
(Rp)
39,594,264
40,382,953
47,275,955
53,585,933
941,389
993,465
1,137,082
1,220,813
1,740,646,379,006
1,732,701,994,834
2,006,595,782,260
2,922,998,415,036
2,922,998,415,036
3,246,498,515,952
4,399,191,135,535
6,599,845,533,328
ROA
(%)
2.61
6.75
8.50
9.36
23.61
34.27
38.95
41.56
17.45
4.68
5.34
3.47
6.71
11.86
11.41
7.33
Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya
11
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Tabel 6
Return Saham Perusahaan Food and Beverages Selama tahun 2008–2011
No
1
Emiten
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
3
PT Ultra Jaya Milk,
Tbk
4
PT Mayora Indah, Tbk
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
Harga Saham (Rp)
2,575
930
3,550
4,875
4,600
55,000
49,500
177,000
27,495
359
650
800
580
1,210
1,080
1,750
1,140
4,500
10,750
14,250
Return Saham
0
0
(1,645)
-0.6388
2,620
2.8172
1,325
0.3732
(275)
-0.0564
0
0
(5,500)
-0.1
127,500
2.5758
(149,505)
-0.8447
(27,136)
-0.9869
0
0
150
0.2308
(220)
-0.275
630
1.0862
(130)
-0.1074
0
0
(610)
-0.3486
3,360
2.9474
6,250
1.3889
3,500
0.3256
Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas
Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of
regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus
mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Dari grafik diatas dapat
diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan
sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan
bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna
antar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam
penelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik
dengan program SPSS menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel dependen
lebih besar dari 0,10. Dan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, sehingga tidak
terjadi gejala korelasi antar variabel bebas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam
variabelvariabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika ada, maka
model kurang akurat dalam memprediksi.
12
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil
pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan (Gujarati, 2001:201).
Uji Heterokedastisitas
Uji asumsi regresi berganda heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala
tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot antara residual
versus fit, dan hasil scatterplot dengan program SPSS tidak terjadi trend karena data titik-titik
tersebar hampir secara merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model diatas
tidak terjadi gejala heterokedastisitas
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-86505.8
75879.774
Current ratio
696.604
306.874
Debt to total assets
1797.140
1132.082
Total assets Turnover
22288.624
58234.543
Return on assets
5929.149
1482.658
a. Dependet Variable: Return saham
Standardized
Coefficients
Beta
.118
.659
.172
.434
t
-1.140
2.270
1.587
.383
3.999
Sig
.278
.006
.141
.709
.000
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda:
Y = -86505,80 + 696,604CR + 1797,140DR + 22288,624TATO + 5929,149ROA + e
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 8
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
1
a.
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
The Estimate
.784a
.617
.531
36089.22057
Predictors: (Constant), Return on assets, Debt to total assets, Current ratio, Total assets
Turnover
Sumber : Hasil output SPSS
Simpulan: nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,617 atau 61,70% artinya variabilitas
variabel return saham yang dapat dijelaskan oleh variabilitas current ratio, debt to total assets
asset ratio, total assets turnover dan return on assets sebesar 61,70%, sedangkan sisanya sebesar
38,30%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.
13
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Uji F
Tabel 9
Hasil Uji F
ANOVAb
Sum of
Model
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1E+010
4
3721784246
5.828
.000a
Residual
1E+010
11
638604023.0
Total
3E+010
15
a. Predictors: (Constant), Return on assets, Debt to total assets, Current ratio, Total assets
Turnover Dependet Variable: Return saham
Sumber: Hasil output SPSS
Dari hasil output didapat nilai F sebesar 5,828 dengan tingkat signifikansi 0,000,
maka dapat disimpulkan bahwa current ratio, debt to total assets ratio, total assets turnover dan
return on assets secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada
perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Uji t
Tabel 10
Hasil Uji t
Variabel
Current ratio
Debt to total assets ratio
Total assets turnover
Return on assets
t hitung
2,270
1,587
0,383
3,999
Sig
0,006
0,141
0,709
0,000
(α)
0,05
0,05
0,05
0,05
Keterangan
Berpengaruh signifikan
Tidak berpengaruh signifikan
Tidak berpengaruh signifikan
Berpengaruh signifikan
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel 10 disimpulkan bahwa nilai sign current ratio 0,006, dan nilai sig. return on
assets 0,000 lebih kecil dari  = 0,05, current ratio dan return on assets memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan nilai sig. debt to total assets
ratio 0,141 dan nilai sig. total assets turnover 0,709 lebih besar dari  = 0,05, debt to total assets
ratio dan total assets turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Koefisien Determinasi Parsial
Tabel 11
Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial
Variabel
Current ratio
Debt to total assets ratio
Total assets turnover
Return on assets
r
0,381
0,332
0,115
0,408
r2
0,1452
0,1102
0,0132
0,1665
Sumber: Hasil output SPSS
14
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Berdasarkan tabel 11 dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang
dominan terhadap return saham adalah return on assets karena mempunyai koefisien
determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,1665.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai F sebesar 5,828 dengan sig. sebesar 0,000 <
 (5%), sehingga current ratio, debt to total assets ratio, total assets turnover dan return on
assets secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2. Dengan menggunakan tingkat signifikasi  = 0,05 diperoleh sig current ratio sebesar 0,006
lebih kecil dari  = 0,05, current ratio (CR) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap return saham.
3. Dengan menggunakan tingkat signifikasi  = 0,05 diperoleh sig variabel debt to total assets
ratio sebesar 0,141 lebih besar dari  = 0,05, debt to total assets ratio (DR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
4. Dengan menggunakan tingkat signifikasi  = 0,05 diperoleh sig variabel total assets
turnover sebesar 0,709 lebih besar dari  = 0,05, total assets turnover (TATO) menunjukkan
hasil yang positif dan tidak signifikan terhadap retrun saham.
5. Dengan menggunakan tingkat signifikasi  = 0,05 diperoleh sig variabel return on assets
sebesar 0,000 lebih kecil dari  = 0,05, return on assets (ROA) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap retrun saham.
6. Variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return saham adalah return
on assets karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar
0,1665 atau 16,65%.
Saran
1. Penelitian berikutnya hendaknya dapat memperluas pebelitian mengenai hal yang sama
dengan mempertimbangkan factor ekonomi, seperti tingkat inflasi, suku bunga, atau
perubahan kurs sebagai variabel pemoderasi hubungan antara rasio keuangan dan return
saham.
2. Jumlah rasio keuangan yang dimasukkan dalam model masih sangat sedikit sehingga hal
ini mungkin akan mempengaruhi hasil analisis penelitian ini.
3. Penelitian ini tidak mempertimbangkan adanya size effect. Ukuran perusahaan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi tingkat return yang diperoleh oleh investor.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2007. Metode Penelitian. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.
Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedua. BPFE.
Yogyakarta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Kelima. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Husnan, S. 2004. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Penerbit UPP-AMP YKPN.
Yogyakarta.
Jogianto. 2004. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE-UGM. Yogyakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
15
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
Kennedy J.S.P. 2003. Analisis Pengaruh dari Return on Asset, Return on Equity, Earnings Per
Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage dan Debt to Equity Ratio
terhadap Return Saham (Studi terhadap Saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 di
BEJ Tahun 2001). Tesis. Program S2 Akuntansi Universitas Indonesia. Jakarta.
Machfoedz, M. 1994. Financial Ratio Characteristic Analysis and The Prediction of Earnings
Changes in Indonesia. Kelola 7(1): 114-133.
Riduwan, D., dan I. Barlian. 2002. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Cetakan Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Silalahi, D. 1991. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham (Studi pada
Pasar Modal Indonesia)” Tesis. Program S2 Akuntansi. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh. Alfabeta. Bandung.
Ulupui, IG.K.A. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Jurnal Penelitian.
Universitas Udayana. Bali. http://www.jurnalpenelitian.com. 29 Januari 2010 (20.45).
16
Download