Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Rosintha Nudiana [email protected] Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to test the influence of liquidity ratio, leverage, activity and profitability simultaneously and partially which have dominant influence toward the stocks’ return on food and beverage company which is listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI). By using purposive sampling as the samples collection technique in this research, four companies are taken as research samples i.e.: PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., PT. Mayora Indah, Tbk., PT. Ultra Jaya Milk, Tbk. While multiple linear regression with SPSS program is used as the data analysis technique in this research. Based on the result of analysis it can be concluded that simultaneously the result of the test F value is gained a much as 5.828 by sig. as much as 0.000 < α (5%), so simulatneously it has significant influence toward stocks return. By using signification level α = 0.05 sig. current ratio as much as 0.006 is gained, sig. return on assets variable as much as 0.000 is smaller than α = 0.05, so it has significant influence toward stocks return. While sig. debt to total assets ratio variable as much as 0.141 and sig. total assets turnover as much as 0.709 is higher than α = 0.05, so it has no significant influence toward stocks return. Since the return on assets has the biggest partial determination coeffecient as much as 0.1665 or 16.65%, it is the variables which have dominant influence toward stocks return. Key words: liquidity, leverage, activity, profitability, and stocks return ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas secara simultan maupun parsial serta yang berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling diperoleh empat perusahaan sebagai sampel penelitian yaitu: PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT. Mayora Indah, Tbk, PT. Ultra Jaya Milk, Tbk. Sedang teknik analisis data yang digunakan regresi linier berganda dengan program SPSS. Berdasar hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai F sebesar 5,828 dengan sig. sebesar 0,000 < (5%), sehingga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 diperoleh sig current ratio sebesar 0,006, sig variabel return on assets sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,05, sehingga signifikan berpengaruh terhadap retrun saham. Sedangkan sig variabel debt to total assets ratio sebesar 0,141 dan sig variabel total assets turnover sebesar 0,709 lebih besar dari = 0,05, sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return saham adalah return on assets karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,1665 atau 16,65%. Kata kunci: likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, dan return saham. 1 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) PENDAHULUAN Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Menurut pengertian tersebut, jika kita memegang uang kas, hal itu bukan merupakan investasi karena kas tidak memberi penghasilan dan jika terjadi inflasi nilainya akan menurun. Sementara itu dengan menempatkan kas pada tabungan di bank merupakan investasi karena hal itu akan memberi penghasilan dalam bentuk bunga. Demikian pula pembelian saham merupakan investasi karena saham memberi penghasilan dalam bentuk dividen dan nilainya diharap meningkat di masa datang. Investasi dalam saham merupakan investasi berisiko tinggi, investor dapat memperoleh keuntungan yang banyak dan sebaliknya bisa menderita kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu investor dituntut untuk jeli dan harus semakin berhati-hati dalam pengambilan keputusan investasi serta selalu menganalisis terlebih dahulu saham-saham yang akan di beli. Para investor juga memerlukan informasi yang relevan tentang harga saham suatu perusahaan karena harga saham mencerminkan kinerja perusahaan yang menjual saham tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian bagi investor. Investor memainkan peranan utama di pasar modal. Dalam berinvestasi, investor akan memilih saham yang memberi return tinggi karena tujuan mereka adalah untuk mendapat return yang maksimal dengan risiko yang kecil. Return memungkinkan seorang investor membandingkan antara tingkat pengembalian sebenarnya dengan pengembalian harapan oleh beberapa saham pada berbagai tingkatan pengembalian yang diinginkan. Pasar modal yang efisien akan bereaksi cepat terhadap adanya informasi yang relevan khususnya informasi yang dapat mempengaruhi saham. Oleh sebab itu, informasi apapun yang dimiliki baik yang tersedia di publik maupun privasi sangat berharga bagi investor. Untuk memperoleh return yang tinggi, seorang investor harus dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan baik sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan. Dari laporan keuangan tersebut diperoleh informasi tentang kinerja keuangan (financial performance) suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penilaian untuk memilih saham-saham perusahaan yang mampu memberi tingkat pengembalian (return yang tinggi). Untuk dapat menginterpretasi informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakai dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasi. Salah satu teknik yang populer diaplikasi dalam praktik bisnis adalah analisis rasio keuangan. Hasil rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi jika hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri. Rasio keuangan membantu dalam mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Dengan melakukan analisis rasio keuangan, maka akan diperoleh informasi mengenai penilaian keadaan perusahaan baik yang telah lampau, saat sekarang, dan masa yang akan datang. Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?. 2. Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?. 2 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) 3. Apakah diantara rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas ada yang berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?. TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau akuntansi suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada mulanya bagi perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi kemudian laporan keuangan digunakan untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut dengan menganalisanya. Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Harahap (2008:120) pengguna laporan keuangan adalah (1) Pemegang saham; (2) Investor; (3) Analis pasar modal; (4) Manager; (5) Karyawan dan serikat pekerjanya; (6) Instansi pajak; (7) Pemberi dana (kreditur); (8) Supplier; (9) Pemerintah dan lembaga pengatur resmi; (10) Langganan/lembaga konsumen; (11) Lembaga Swadaya Masyarakat; dan (12) Peneliti/akademis/lembaga peringkat. Secara rinci menurut Harahap (2008:132) bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut: (1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan; (2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba; (3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; (4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi; dan (5) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijan akuntansi yang dianut perusahaan Rasio Keuangan Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Harahap (2008:218) rasio keuangan adalah perbandingan antara pos pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam analisis rasio keuangan adalah 1. Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. (Kasmir, 2008:129). Jenis–jenis rasio likuiditas adalah (a) Rasio lancar (current ratio); (b) Rasio sangat lancar (quick ratio); dan (c) Rasio kas (cash ratio). 2. Rasio Solvabilitas (Leverage) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila 3 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) perusahaan dilikuidasi (Kasmir, 2008:151). Jenis–jenis rasio solvabilitas adalah: (a) Debt to assets ratio (debt ratio); (b) Debt to equity ratio dan (c) Times interest earned. 3. Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya Kasmir (2008:172). Jenis–jenis rasio aktivitas: (a) Perputaran persediaan (Inventory turn over); (b) Perputaran piutang (Receivable turn over); (c) Perputaran aktiva tetap (Fixed assets turn over); dan (d) Perputaran aktiva (Assets turn over). 4. Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2008:196). Jenis jenis rasio profitabilitas adalah (a) Profit margin (profit margin on sales); (b)Return on investment (ROI); dan (c) Return on equity (ROE). Return Saham Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi. Return ini dibedakan menjadi (Husnan, 2004:21): 1. Return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis; dan 2. Return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2004:131). Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return, besarnya actual return dapat dihitung dengan rumus: Return Saham Pt - Pt -1 Pt -1 Pt = Harga saham periode sekarang Pt-1 = Harga saham periode yang lalu Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Likuiditas perusahaan yang tercermin dalam current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel ini memprediksi bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin kecil resiko, secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan maka semakin kecil resikonya (Munawir, 2006:62). Current Ratio memberi indikasi penting mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, karena apabila kewajiban lancar melebihi aset lancar berarti perusahaan tidak akan membayar tagihan kewajiban. Current Ratio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar (current ratio) yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Jadi semakin tinggi current ratio yang tidak diikuti dengan tingginya profitabilitas perusahaan maka dapat pula menurunkan return saham saham di bursa. Leverage memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap kekayaan yang dimiliki. Ridwan dan Barlian (2002:117), mengukur besarnya total aset yang di biayai oleh kreditur perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang digunakan 4 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi debt ratio, maka risiko keuangan pemegang saham/kreditor juga semakin tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang berasal dari kreditor, jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak liabilitas, yang tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar. Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk asset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan asset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan asset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya (Ulupui, 2010). Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan dari aset yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Dari hasil perhitungan ROA dapat dilihat dari segi mana perusahaan mampu memperoleh penilaian yang baik, penilaian yang masih kurang baik, dan dapat diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap return saham. Penelitian Terdahulu Silalahi (1991) mengadakan penelitian terhadap 38 perusahaan yang listing di BEJ dengan periode penelitian 198-1990. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa fluktuasi harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel return on assets, dividend pay out ratio, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito. Sementara itu ROA ternyata mempunyai pengaruh yang dominan. Machfoedz (1994) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan pada masa depan pada 89 perusahaan pemanufakturan yang terdaftar di BEJ dari tahun 1981993. Machfoedz menunjukkan bahwa rasio keuangan tertentu dapat digunakan 7 untuk memprediksi laba satu tahun ke depan, tetapi tidak untuk memprediksi lebih dari satu tahun. Asyik (1999) menemukan bahwa rasio neraca dan laba rugi memiliki hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan rasio arus kas. Kennedy (2003) meneliti pengaruh ROA, ROE, Earnings per Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage, dan Debto to Equity Ratio terhadap Return saham. Sampel yang digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun 2001 dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya variabel asset turnover, ROA, ROE, leverage ratio, debt to equity ratio, dan earnings per share memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. Meskipun secara individu rata-rata hubungannya. rendah, secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya. 5 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Studi Empirik Kennedy (2003) meneliti : pengaruh ROA, ROE, Earnings per Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage, dan Debto to Equity Ratio terhadap Return saham Ulupui (2006) meneliti: Analisis Pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ Studi Teoretis 1. Laporan Keuangan Baridwan (2008:17), Harahap (2008:1). 2. Rasio Keuangan dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan Harahap (2008:218), Kasmir (2008:129) 3. Return Sahm Jogiyanto (2004:131) Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages di BEI Diduga rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages di BEI Alat Analisis: Regresi Linier Berganda Koefisien Korelasi Uji Hipotesis Skripsi GAMBAR 1 Rerangka Pemikiran Perumusan Hipotesis 1. Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Rasio profitabilitas berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Pada penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanation reseach) dengan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penjelasan (explanatory) yaitu menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan teori yang telah 6 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) dirumuskan sebelumnya dan kemudian data yang telah diperoleh dihitung lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009:6). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan tahun 2008–2011 yang berjumlah 18. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling adalah penentuan sampel dari populasi yang ada berdasar kriteria yang dikehendaki oleh peneliti Arikunto (2007:28) yang meliputi: 1. Perusahaan industri manufactur food and beverages yang masuk dalam daftar perusahaan LQ-45; 2. Laporan keuangan perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011 dalam capital market mempunyai perkembangan yang baik. Tabel 1 Nama-nama Perusahaan Sampel Periode 2008-2011 No 1 2 3 4 Perusahaan Food and Beverages PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk PT. Mayora Indah, Tbk PT. Ultra Jaya Milk, Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka mendapat data dan informasi untuk penyusunan penelitian, teknik pengumpulan data melalui sumber data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya dari tahun 2008 – 2011. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Penelitian Variabel bebas : Rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Variabel terikat : Return saham Definisi operasional Variabel 1. Variabel bebas a. Rasio likuiditas (X1) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan: current ratio yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Current Ratio Aset Lancar Liabilitas Lancar b. Rasio leverage (X2) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang itanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan: debt to total asset yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Debt Ratio = Total Liabilitas Total Aset 7 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) c. Rasio aktivitas (X3) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah kali (x). Indikator yang digunakan: total asset turnover yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Total assets turnover = Penjualan Total Aset d. Rasio profitabilitas (X4) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan: debt to total asset yang dapat dirumuskan sebagai berikut ROA Laba Bersih setelah Pajak Jumlah Aset 2. Variabel terikat Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis (Jogiyanto, 2004:131). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus untuk menghitung return saham adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2004:132): Return Saham Pt - Pt -1 Pt -1 Pt = Harga saham periode sekarang Pt-1 = Harga saham periode yang lalu Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. b. Uji Heterokedastisitas Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data observasi baik data time series maupun cross section. Menurut Santoso (2009:219), secara umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. a. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. 8 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) 2. Regresi Linier Berganda Persamaan regresi linier berganda (Ghozali, 2011:96) Y= a + b1Lik+ b2Lev + b3 Akt+ b4Profit + e Dalam persamaan di atas Y adalah return saham , a adalah konstan, b1, b2, b3, b4 adalah nilai koefisien regresi dari variabel bebas, Lik= Likuiditas (Current ratio), Lev=Leverage (Debt to total assets ratio), Akt = Aktivitas (Total asset turnover), Profit= Profitabilitas (Return on assets), dan e = Faktor pengganggu dari luar model (Error) 3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Interpretasi: Jika nilai R2 mendekati 1, menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat, sedangkan apabia Jika R2 mendekati 0 menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji F (Uji secara simultan) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signikan α = 5% yaitu sebagai berikut: 1) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai probabilitas < 0,05 = signifikan (menolak Ho), artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen 2) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai probabilitas > 0,05 = tidak signifikan (menerima Ho) (k, n-k-l), artinya variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji t (Uji secara parsial) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 0,05 sebagai berikut: 1) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu jika probabilitas < 0,05 = signifikan (menolak Ho). Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai probabilitas > 0,05 = tidak signifikan (menerima Ho) (k, n-k-l), artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Koefisien Determinasi Parsial (r²) Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masing-masing variabel bebas (rasio likuiditas, rasio leverages, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas) terhadap variabel terikat (return saham) secara parsial. Dimana analisis ini dinyatakan oleh besarnya kuadrat koefisien parsial atau dengan kata lain r2 = koefisien determinasi parsial (Sugiyono, 2009:260). Jika nilai r² dari variabel bebas secara parsial menunjukkan angka yang terbesar, maka variabel tersebut punya pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 9 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) ANALISIS DAN PEMBAHASAN Data Penelitian Tabel 2 Current Ratio Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011 No Emiten 1 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 2 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 PT Ultra Jaya Milk, Tbk 4 PT Mayora Indah, Tbk Tahun 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 Aktiva Lancar (Rp) 14,598,422 12,967,241 20,077,994 24,501,734 524,813 561,482 597,241 656,039 826,609,750,534 813,389,917,761 955,441,890,578 924,080,291,058 1,684,852,654,975 1,750,424,018,336 2,684,853,761,819 4,095,298,705,091 Hutang Lancar (Rp) 16,262,161 11,148,529 8,559,118 12,831,304 516,144 852,194 632,026 659,873 445,865,532,090 384,341,997,988 477,567,754,724 607,594,391,942 769,800,272,970 764,230,447,224 1,040,333,647,389 1,845,791,716,500 Current Ratio (%) 89.77 116.31 234.58 190.95 101.68 65.89 94.50 99.42 185.39 211.63 200.06 152.09 218.87 229.04 258.08 221.87 Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya Tabel 3 Debt to Total Assets Ratio Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011 No Emiten Tahun 1 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 2 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 PT Ultra Jaya Milk, Tbk 4 PT Mayora Indah, Tbk 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 Total Hutang (Rp) 31,095,515 24,886,781 22,423,117 21,975,708 597,211 888,254 665,861 690,545 605,322,780,408 541,118,816,556 708,643,062,501 776,735,079,582 1,677,889,089,551 1,623,443,299,810 2,359,027,300,267 4,174,956,240,894 Total Assets (Rp) 39,594,264 40,382,953 47,275,955 53,585,933 941,389 993,465 1,137,082 1,220,813 1,740,646,379,006 1,732,701,994,834 2,006,595,782,260 2,179,181,979,434 2,922,998,415,036 3,246,498,515,952 4,399,191,135,535 6,599,845,533,328 Debt to Assets (%) 78.54 61.63 47.43 41.01 63.44 89.41 58.56 56.56 34.78 31.23 35.32 35.64 57.40 50.01 53.62 63.26 Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya 10 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Tabel 4 Total Assets Turnover Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011 No Emiten Tahun 1 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 2 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 PT Ultra Jaya Milk, Tbk 4 PT Mayora Indah, Tbk 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 Penjualan (Rp) 38,799,279 37,397,319 38,403,360 45,332,256 1,325,661 1,616,264 1,790,164 1,858,750 1,362,806,580,492 1,613,927,991,404 1,880,411,473,916 2,102,383,741,532 3,907,674,046,231 4,777,175,386,540 7,224,164,991,859 9,453,885,992,878 Total Assets (Rp) 39,594,264 40,382,953 47,275,955 53,585,933 941,389 993,465 1,137,082 1,220,813 1,740,646,379,006 1,732,701,994,834 2,006,595,782,260 2,922,998,415,036 2,922,998,415,036 3,246,498,515,952 4,399,191,135,535 6,599,845,533,328 TATO (x) 0.98 0.93 0.81 0.85 1.41 1.63 1.57 1.52 0.78 0.93 0.94 0.72 1.34 1.47 1.64 1.43 Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya Tabel 5 Return on Assets Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011 No Emiten Tahun 1 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 2 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 PT Ultra Jaya Milk, Tbk 4 PT Mayora Indah, Tbk 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 Laba bersih (Rp) 1,034,389 2,726,309 4,016,793 5,017,425 222,307 340,458 442,916 507,382 303,711,501,204 81,152,862,190 107,123,243,835 101,323,273,593 196,230,049,693 385,093,619,529 501,980,668,673 483,826,229,688 Total Assets (Rp) 39,594,264 40,382,953 47,275,955 53,585,933 941,389 993,465 1,137,082 1,220,813 1,740,646,379,006 1,732,701,994,834 2,006,595,782,260 2,922,998,415,036 2,922,998,415,036 3,246,498,515,952 4,399,191,135,535 6,599,845,533,328 ROA (%) 2.61 6.75 8.50 9.36 23.61 34.27 38.95 41.56 17.45 4.68 5.34 3.47 6.71 11.86 11.41 7.33 Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya 11 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Tabel 6 Return Saham Perusahaan Food and Beverages Selama tahun 2008–2011 No 1 Emiten PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 2 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 PT Ultra Jaya Milk, Tbk 4 PT Mayora Indah, Tbk Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 Harga Saham (Rp) 2,575 930 3,550 4,875 4,600 55,000 49,500 177,000 27,495 359 650 800 580 1,210 1,080 1,750 1,140 4,500 10,750 14,250 Return Saham 0 0 (1,645) -0.6388 2,620 2.8172 1,325 0.3732 (275) -0.0564 0 0 (5,500) -0.1 127,500 2.5758 (149,505) -0.8447 (27,136) -0.9869 0 0 150 0.2308 (220) -0.275 630 1.0862 (130) -0.1074 0 0 (610) -0.3486 3,360 2.9474 6,250 1.3889 3,500 0.3256 Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya Uji Asumsi Klasik Uji normalitas Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik dengan program SPSS menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel dependen lebih besar dari 0,10. Dan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi gejala korelasi antar variabel bebas. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam variabelvariabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika ada, maka model kurang akurat dalam memprediksi. 12 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan (Gujarati, 2001:201). Uji Heterokedastisitas Uji asumsi regresi berganda heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot antara residual versus fit, dan hasil scatterplot dengan program SPSS tidak terjadi trend karena data titik-titik tersebar hampir secara merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model diatas tidak terjadi gejala heterokedastisitas Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) -86505.8 75879.774 Current ratio 696.604 306.874 Debt to total assets 1797.140 1132.082 Total assets Turnover 22288.624 58234.543 Return on assets 5929.149 1482.658 a. Dependet Variable: Return saham Standardized Coefficients Beta .118 .659 .172 .434 t -1.140 2.270 1.587 .383 3.999 Sig .278 .006 .141 .709 .000 Sumber: Hasil Output SPSS Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda: Y = -86505,80 + 696,604CR + 1797,140DR + 22288,624TATO + 5929,149ROA + e Koefisien Determinasi (R2) Tabel 8 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary Model 1 a. R R Square Adjusted R Square Std. Error of The Estimate .784a .617 .531 36089.22057 Predictors: (Constant), Return on assets, Debt to total assets, Current ratio, Total assets Turnover Sumber : Hasil output SPSS Simpulan: nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,617 atau 61,70% artinya variabilitas variabel return saham yang dapat dijelaskan oleh variabilitas current ratio, debt to total assets asset ratio, total assets turnover dan return on assets sebesar 61,70%, sedangkan sisanya sebesar 38,30%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. 13 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Uji F Tabel 9 Hasil Uji F ANOVAb Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. Regression 1E+010 4 3721784246 5.828 .000a Residual 1E+010 11 638604023.0 Total 3E+010 15 a. Predictors: (Constant), Return on assets, Debt to total assets, Current ratio, Total assets Turnover Dependet Variable: Return saham Sumber: Hasil output SPSS Dari hasil output didapat nilai F sebesar 5,828 dengan tingkat signifikansi 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa current ratio, debt to total assets ratio, total assets turnover dan return on assets secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji t Tabel 10 Hasil Uji t Variabel Current ratio Debt to total assets ratio Total assets turnover Return on assets t hitung 2,270 1,587 0,383 3,999 Sig 0,006 0,141 0,709 0,000 (α) 0,05 0,05 0,05 0,05 Keterangan Berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel 10 disimpulkan bahwa nilai sign current ratio 0,006, dan nilai sig. return on assets 0,000 lebih kecil dari = 0,05, current ratio dan return on assets memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan nilai sig. debt to total assets ratio 0,141 dan nilai sig. total assets turnover 0,709 lebih besar dari = 0,05, debt to total assets ratio dan total assets turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Koefisien Determinasi Parsial Tabel 11 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel Current ratio Debt to total assets ratio Total assets turnover Return on assets r 0,381 0,332 0,115 0,408 r2 0,1452 0,1102 0,0132 0,1665 Sumber: Hasil output SPSS 14 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Berdasarkan tabel 11 dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return saham adalah return on assets karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,1665. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai F sebesar 5,828 dengan sig. sebesar 0,000 < (5%), sehingga current ratio, debt to total assets ratio, total assets turnover dan return on assets secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. 2. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 diperoleh sig current ratio sebesar 0,006 lebih kecil dari = 0,05, current ratio (CR) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. 3. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 diperoleh sig variabel debt to total assets ratio sebesar 0,141 lebih besar dari = 0,05, debt to total assets ratio (DR) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. 4. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 diperoleh sig variabel total assets turnover sebesar 0,709 lebih besar dari = 0,05, total assets turnover (TATO) menunjukkan hasil yang positif dan tidak signifikan terhadap retrun saham. 5. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 diperoleh sig variabel return on assets sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,05, return on assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap retrun saham. 6. Variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return saham adalah return on assets karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,1665 atau 16,65%. Saran 1. Penelitian berikutnya hendaknya dapat memperluas pebelitian mengenai hal yang sama dengan mempertimbangkan factor ekonomi, seperti tingkat inflasi, suku bunga, atau perubahan kurs sebagai variabel pemoderasi hubungan antara rasio keuangan dan return saham. 2. Jumlah rasio keuangan yang dimasukkan dalam model masih sangat sedikit sehingga hal ini mungkin akan mempengaruhi hasil analisis penelitian ini. 3. Penelitian ini tidak mempertimbangkan adanya size effect. Ukuran perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat return yang diperoleh oleh investor. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2007. Metode Penelitian. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta. Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Husnan, S. 2004. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Penerbit UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Jogianto. 2004. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE-UGM. Yogyakarta. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. 15 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013) Kennedy J.S.P. 2003. Analisis Pengaruh dari Return on Asset, Return on Equity, Earnings Per Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham (Studi terhadap Saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 di BEJ Tahun 2001). Tesis. Program S2 Akuntansi Universitas Indonesia. Jakarta. Machfoedz, M. 1994. Financial Ratio Characteristic Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia. Kelola 7(1): 114-133. Riduwan, D., dan I. Barlian. 2002. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media Komputindo. Silalahi, D. 1991. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham (Studi pada Pasar Modal Indonesia)” Tesis. Program S2 Akuntansi. Universitas Airlangga. Surabaya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh. Alfabeta. Bandung. Ulupui, IG.K.A. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Jurnal Penelitian. Universitas Udayana. Bali. http://www.jurnalpenelitian.com. 29 Januari 2010 (20.45). 16