SKRIPSI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNISASI TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI DI DESA FADORO KECAMATAN MANDREHE KABUPATEN NIAS BARAT TAHUN 2015 Oleh : SHINTA EL KARYA GULO 11.02.143 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015 SKRIPSI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNISASI TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI DI DESA FADORO KECAMATAN MANDREHE KABUPATEN NIAS BARAT TAHUN 2015 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Oleh : SHINTA EL KARYA GULO 11.02.143 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015 PERNYATAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNISASI TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI DI DESA FADORO KECAMATAN MANDREHE KABUPATEN NIAS BARAT TAHUN 2015 SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dicantumkan dalam naskah ini dan dalam daftar pustaka. Medan, Juli 2015 Peneliti (Shinta El Karya Gulo) i DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Mahasiswa 1. Nama : Shinta El Karya Gulo 2. Tempat/Tanggal Lahir : Gunungsitoli, 08 September 1992 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Kristen Protestan 5. Anak ke : 4 (empat) dari 6 (enam) bersaudara 6. Nama Ayah : Yobedi Gulo, SH 7. Nama Ibu : Yulimina Gulo 8. Alamat : Gunungsitoli, Nias 9. No. Hp : 0821-6775-7784 10. Email : [email protected] B. Riwayat Pendidikan 1. 1998 – 2004 : SD Negeri 070977 Gunungsitoli 2. 2004 – 2007 : SMP Negeri 1 Gunungsitoli 3. 2007 – 2010 : SMA Negeri 1 Gunungsitoli 4. 2011 – Sekarang : Pendidikan S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia ii PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA Skripsi, 22 Juli 2015 Shinta El Karya Gulo Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi Di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 xi + 42 hal + 9 tabel + 1 skema + lampiran ABSTRAK Imunisasi merupakan suatu tindakan memberikan kekebalan pada bayi dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh untuk mencegah terjadinya infeksi dan penyakit tertentu pada bayi. Hasil Riskesdas tahun 2013, imunisasi lengkap di Indonesia belum memenuhi target UCI sebesar 80%, yang mana saat ini cakupan imunisasi lengkap sebanyak 59,2%. Sedangkan Sumatra Utara, cakupan imunisasi dasar lengkap masih sebanyak 33,3%, tidak lengkap 43,1% dan tidak imunisasi sebanyak 23%. Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu alternative yang dapat digunakan untuk meningkatkan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi pada anak.Sikap ibu dalam membawa anak imunisasi merupakan suatu hal yang penting dalam kebutuhan imunisasi anak.Jenis penelitian Quasi Eksperimen dan rancangan Group Pretes-Postest design yang bertujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunisasi terhadap sikap ibu membawa anak imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 201. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan sebanyak 32 orang yang keseluruhannya dijadikan sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, dianalisa dengan uji statistik Paired T-testdengan nilai value = 0,000 ( p<0,05) Sikap ibu sebelum penyuluhan adalah negatif sebanyak 30 orang (93,7%), dan sikap ibu setelah dilakukan penyuluhan adalah positif sebanyak 32 orang (100%). Kesimpulannya adalah ada pengaruh yang signifikan antara sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan, yang berarti sikap ibu setelah dilakukan penelitian menjadi semakin baik dan positif dalam menyikapi imunisasi pada anak. Diharapkan pada ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan semakin giat dalam mencari informasi mengenai imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi bagi anak sehingga tidak ada lagi anak yang imunisasinya tidak lengkap, dan kader, bidan desa atau petugas imunisasi di Desa Fadoro lebih meningkatkan pemberian informasi tentang imunisasi. Kata Kunci Daftar Pustaka : Sikap, Penyuluhan, Imunisasi : 17 (2002-2014) iii SCHOOL OF NURSING PROGRAM FACULTY OF NURSING AND MIDWIFERY UNIVERCITY OF SARI MUTIARA INDONESIA Thesis, 21 July 2015 Shinta El Karya Gulo Effect of Health Education About Immunization On Mothers Attitude to Bring the Child to Get The Child Immunization at Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat 2015 xi + 42hal + 9 tables + 1 schema +attachment ABSTRACT Immunization is one of the preventive measures to prevent the disease through the provision of immunity should be carried out continuously and thoroughly, and implemented according to standard so as to provide protection of the health and break the chain of transmission. Riskesdas health research results in 2013, Indonesia's complete immunization coverage of 59.2%. While in North Sumatra, complete basic immunization coverage as much as 33.3%, 43.1% did not complete and not immunized as much as 23%, UCI while the national target of 80%.Health counselling is very important to increase the mothers’ behaviour about giving immunization. Immunization is very important for the babies’ health. This is a Quasi Eksperiment withGroup Pretes-Postest study design. The purpose of this study is to know the effect of giving counselling about immunization towards the mother’s action taking the children for immunization in fadoro village kecamatanmandrehe kabupatenniasbarat in 2015. The population is 32 mothers who have 0-12 babies. They are also the samples .the data are collected by using questioner, and analyzed withPaired T-test with a value of value = 0.000 (p <0.05). Mothers behaviour before counselling is negative (93,7%), andMothers behaviour after counselling is positive (100%). The conclusion was that there is a significant influence between the attitude of the mother before and after counseling, which means means that mothersbehaviour is getting better after the counselling. It is suggested to the mothers who have babies age 0-12 months to look for information actively about immunization and the schedule so all the babies can have complete immunization. The midwives and health workers at the Village Fadoroshould be active in giving information. Keywords Bibliography : Attitudes, Health Education, Immunizations : 17 (2002-2014) iv KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan pada peneliti, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat tahun 2015”. Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015. Selama proses penyusunan skripsi penelitian ini, begitu banyak bantuan, nasehat, dan bimbingan yang peneiti terima demi kelancaran penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak /Ibu : 1. Parlindungan Purba, SH, MH, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Indonesia. 2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M. Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Ns. Janno Sinaga, M. Kep, Sp. KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan sekaligus Penguji I yang telah memberi banyak masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini. 4. Ns. Rinco Siregar, S. Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan. 5. Dr. Jefri Sitepu, selaku Kepala Puskesmas Plus Mandrehe yang telah memberikan izin dan bantuan pada peneliti untuk melakukan penelitian di daerah wilayah kerja Puskesmas Mandrehe. 6. Staf puskesmas yang telah membantu peneliti dan memberikan banyak masukan pada peneliti. 7. Evarina Sembiring, M. Kes, selaku Ketua Penguji yang telah membimbing peneliti dengan sabar, tekun dan bijaksana dan sangat cermat memberikan masukan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. v 8. Ns. Normi Sipayung, M. Kep selaku Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan pada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Ns. Rumondang Gultom, M.KM selaku Penguji III yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dengan sabar, membantu, serta memberikan banyak masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Para dosen dan staff di lingkungan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 11. Kedua orang tua penulis tercinta Yobedi Gulo, SH ( Ayah ) dan Yulimina Gulo ( Ibu) yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian pada peneliti dan menjadi inspirasi bagi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, abang, kakak, adik dan keponakan yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman – teman seperjuangan di PSIK 4.4 yang telah banyak membantu peneliti. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi penelitian ini masih banyak kekurangan, dengan demikian peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Medan, Juli 2015 Peneliti Shinta El Karya Gulo vi DAFTAR ISI Halaman COVER DALAM .................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN......................................................... SURAT PERNYATAAN ........................................................................ DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... ABSTRAK ............................................................................................... ABSTRACT .............................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................. DAFTAR SKEMA .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... BAB I i ii iii iv v vi vii viii ix x xi PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................. C. Tujuan Penelitian .............................................................. 1. Tujuan Umum .............................................................. 2. Tujuan Khusus ............................................................. D. Manfaat Penelitian ............................................................ 1 3 4 4 4 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi ........................................................................... 1. Definisi Imunisasi ......................................................... 2. Tujuan Imunisasi .......................................................... 3. Manfaat Imunisasi ........................................................ 4. Program Imunisasi ........................................................ 5. Imunisasi Dasar Pada Bayi ........................................... 6. Pelayanan Imunisas ...................................................... 7. Jadwal Imunisasi Pada Anak ........................................ B. Penyuluhan Kesehatan....................................................... 1. DefinisiPenyuluhan ..................................................... 2. Sasaran Penyuluhan ..................................................... 3. Tujuan Penyuluhan ...................................................... 4. Metode Penyuluhan ..................................................... 5. Alat Bantu Penyuluhan ................................................ 6. Media Penyuluhan ....................................................... 7. Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan .................... C. Sikap ................................................................................ 1. Definisi Sikap .............................................................. 2. Ciri – Ciri Sikap........................................................... 3. Kategori Sikap ............................................................ 6 6 6 7 7 9 10 11 13 13 14 14 15 16 17 18 18 18 19 19 vii 4. Tingkatan Sikap .......................................................... 5. Fungsi Sikap ................................................................ 6. Komponen Sikap ......................................................... 7. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap ............................. D. Hubungan Variabel Bebas Dan Variabel Terikat ............. E. Kerangka Konsep .............................................................. F. Hipotesis Penelitian .......................................................... 20 20 21 22 22 24 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .............................................................. B. Populasi dan Sampel ......................................................... 1. Populasi ...................................................................... 2. Sampel ........................................................................ C. Tempat Penelitian .............................................................. D. Waktu Penelitian .............................................................. E. Metode Pengumpulan Data ............................................... F. Definisi Operasional .......................................................... G. Aspek Pengukuran ............................................................. H. Etika Penelitian ................................................................. I. Pengolahan dan Analisa Data ............................................ 1. Pengolahan Data ......................................................... 2. Analisa Data ............................................................... 25 25 25 25 26 26 26 27 27 29 30 30 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian.............................................. B. Analisa Univariat Karakteristik Responden ...................... C. Media Penyuluhan ............................................................ D. Analisis Bivariat ............................................................... E. Pembahasan ....................................................................... 33 34 35 36 36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................ B. Saran ................................................................................. 42 42 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Program Pengembangan Imunisasi ................................... Dosis Pemberian Imunisasi ............................................... Rancangan Penelitian ....................................................... Definisi Operasional ........................................................ Distribusi Frekuensi Responden ....................................... Hasil Uji Statistic Media Penyuluhan ............................... Analisis Bivariat Pengaruh Penyuluhan Kesehatan .......... ix 12 12 26 27 34 35 36 DAFTAR SKEMA Halaman Skema 2.1 Kerangka Konsep .............................................................. x 24 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuisioner Lampiran 3 : Lembar Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Lampiran 4 : Surat Izin Memperoleh Data Dasar Lampiran 5 : Surat Balasan Memperoleh Data Dasar di Puskesmas Plus Mandrehe Kabupaten Nias Barat. Lampiran 6 :Surat Izin Meneliti dari di Puskesmas Plus Mandrehe Kabupaten Nias Barat. Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Selesai Meneliti dari Puskesmas Plus Mandrehe Kabupaten Nias Barat. Lampiran 8 : Master Data Lampiran 9 : Ouput SPSS Lampiran 10 : Lembar Bimbingan Skripsi xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang anti bodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan dan kematian. Imunisasi merupakan benteng utama untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat beberapa penyakit, seperti Tuberkulosis (TB), Difteri, Pertusis, (batuk rejan/ batuk 100 hari), Tetanus (DPT), Hepatitis B (HB), Polio, dan Campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, HB tiga kali, dan Campak satu kali (Ranuh 2011). Hasil riset kesehatan Riskesdas tahun 2013, di Indonesia cakupan imunisasi BCG sebesar 89%, imunisasi campak sebesar 83%, imunisasi Polio sebesar 77%, imunisasi DPT sebesar 77%, dan imunisasi Hepatitis B sebesar 78% sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 59,2%. Hal ini menunjukkan bahwa imunisasi lengkap di Indonesia belum memenuhi target UCI sebesar 80%. Sedangkan Sumatra Utara, cakupan imunisasi dasar lengkap masihsebanyak 33,3%, tidak lengkap 43,1% dan tidak imunisasi sebanyak 23% (Riskesdas 2013). Dari persentase imunisasi diatas, dapat dilihat bahwa masih banyak bayi yang belum mendapatkan imunisasi. Banyak faktor – faktor yan mempengaruhi ketidakberhasilan imunisasi seorang anak, yaitu lingkungan, sosial budaya, dukungan keluarga (Diana Farah, 2013). Tingkat pendidikan tingkat 1 2 pengetahuan, dan sikap ibu merupakan faktor yang turut mempengaruhi imunisasi anak. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi adalah sistem imun, faktor genetik dan kualitas dan kuantitias vaksin yang diberikan. Banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi ini mempengaruhi angka kesehatan ibu dan anak (Mahfoedz 2011). Data The United Nations Childrens Fundation (UNICEF) menyebutkan setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu anak-anak dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Di Indonesia tercatat 460 bayi meninggal setiap hari. Pemberian imunisasi pada anak merupakan keharusan bagi para orang tua agar terhindar dari berbagai penyakit anak yang mematikan seperti, campak, polio, difteri, rejan,tetanus, tuberculosis, dan hepatitis B. Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF masih ada 1,3 juta anak setiap tahunnya tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap. Sehingga menyebabkan bayi meninggal akibat campak mencapai 30.000 setiap tahun dan hepatitis menyerang lebih dari20% anak Indonesia ( Kumalasari 2012 ). Untuk menekan angka kematian bayi dan balita dapat dilakukan upaya promotif dan preventif, dalam bentuk pemberian penyuluhan kesehatan. Penyuluhan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit. Dengan melakukan penyuluhan, maka membantu menyampaikan kepada masyarakat tentang masalah kesehatan yang sedang terjadi. Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan (Maulana, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Agnes Widyani (2011) mengatakan, penyuluhan kesehatan berpengaruh pada peningkatan 3 pengetahuan dan sikap tentang imunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun dengan nilai kelompok treatment sebesar 61,81, sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan nilai yang diperoleh sebesar 54,54 dan untuk nilai ttest sebesar 7,464 dengan signifikansi 0,000 < a = 0,05. Penyuluhan kesehatan membantu meningkatkan pengetahuan ibu dan perubahan perilaku terhadap imunisasi. Dan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 10 ibu yang memiliki anak usia 0-1 tahun, 3 orang mengatakan jarang mendapatkan informasi dan jadwal pemberian imunisasi serta jauhnya letak geografis rumah dari pusat pelayanan kesehatan, 3 orang mengatakan sering lupa dengan kegiatan imunisasi, 2 orang mengatakan imunisasi tidak begitu penting, sedangkan 2 orang mengatakan mengetahui dan membawa anaknya imunisasi sesuai jadwal. Berdasarkan profil kesehatan daerah Kabupaten Nias, cakupan imunisasi dasar pada tahun 2014 sebanyak 44,5%, Kabupaten Nias Barat BCG 71,7% , Polio 1 84,8%, DPT/HB1 90,7%, HB 0-7 hari 33,6% dan Campak 36,8% dengan target pemerintah sebanyak 90%. Daerah wilayah kerja Puskesmas Mandrehe, Sirombu dan Lolofitumoi merupakan daerah dengan persentasi <90%. Sedangkan survey lapangan di desa Fadoro Wilayah Kerja Puskesmas Mandrehe Kabupaten Nias Barat, persentasi imunisasi anak Hb 0,32%, BCG 2,24%, Polio 1,28%, DPT/Hb 3,84% dan Campak 0,32% dari 32 bayi. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa terjadi kesenjangan antara jumlah keseluruhan bayi terhadap jumlah bayi yang diimunisasi berdasarkan persentasenya. Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat tahun 2015”. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan imunisasi terhadap sikap ibu membawa anak imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunisasi terhadap kepatuhan ibu membawa anak imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui sikap ibu tentang imunisasi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. b. Untuk menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap perubahan sikap ibu membawa anak imunisasi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu Sebagai tambahan informasi tentang jadwal dan waktu kunjungan imunisasi bagi anak sehingga anak mendapatkan imunisasi sesuai dengan waktunya. 2. Bagi Puskesmas Membantu mengidentifikasi jumlah masyarakat yang masih belum menjalani imunisasi secara rutin, dan sebagai bahan untuk melakukan imunisasi selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Sebagai tambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan imunisasi dan mengetahui perkembangan imunisasi di daerah – daerah. 5 4. Bagi Pendidikan Keperawatan Sebagai tambahan informasi dan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Definisi Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio. (Ranuh, 2011). Menurut Proverawati ( 2010 ), imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibdi keluar sehingga tubuh dapat resisen terhadap penyakit tertentu. 2. Tujuan imunisasi Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti penyakit difteria (Ranuh 2011). Menurut Proverawati (2010), program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi serta anak agar dapat mecegah terjadinya penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain : 6 7 a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular. b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular, c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita. 3. Manfaat Imunisasi Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga dirasakan oleh : a. Untuk Anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. b. Untuk Keluarga Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas. c. Untuk Negara Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara. (Proverati 2010). 4. Program Imunsasi Nasional Program imunisasi nasional dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi ( PPI ) atau expanded program on immunization ( EPI ) dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program PPI merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komintmen internasional yaitu universal child immunization pada akhir 1982. UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT 3, Polio 3, dan Campak minimal 80% sebelum 1 tahun. Sedangkan cakupan untuk DPT 1, Polio 1 dan BCG minimal 90%. Imunisasi yang termasuk dalam 8 PPI adalah BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis B. Program imunisasi melalui PPI, mempunyai tujuan akhir ( ultimate goal ) sesuai dengan komitmen internasional yaitu : 1) Eradikasi Polio ( ERAPO ) 2) Eliminasi tetanus maternal dan neonatal ( maternal and neonatal tetanus elimination). 3) Reduksi Campak (RECAM) 4) Peningkatan mutu pelayanan imunisasi 5) Menetapkan standar pemberian suntikan yang aman 6) Keamanan pengolahan limbah tajam. Program imunisasi disusun berdasarkan keadaan epidemologi penyakit yang ada saat itu. Maka jadwal program imunisasi nasional dapat berubah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, dalam program imunisasi nasional terdpat tujuh antigen yaitu hepatitis B, polio oral ( OPV), BCG, difteria, tetahus pertusis dan campak. Ketujuh antigen tersebut tercakup dalam enam jenis vaksin, yaitu hepatitis B (uniject), OPV, BCG, vaksin kombinasi DPT/Hepatitis, campak dan vaksiN dT (vaksin tipe dewasa). Program imunisasi terdiri dari imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum usia satu tahun, sedangkan imunisasi pada anak sekolah dasar yan dikemas dlam BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ). Sebagai andalan upaya mencapai kesejahteraan anak di bidang kesehatan, program imunisasi perlu dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Besar cakupan imunisasi dalam program imunisasi nasional merupakan parameter kesehatan nasional, disemua jenis imunisasi harus mencapai lebih dari 80%. Target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara ( intermediate goal ) yang berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan Hepatitis 9 B harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, tingkat provinsi dan kabupaten bahkan setiap desa. 5. Imunisasi Dasar Pada Bayi a. Jenis-jenis Imunisasi Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana yang diwajibkan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. (Hidayat, 2005). Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang diberikan pada semua orang, terutama bayi dan balita sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit yaitu TBC, difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak dan hepatitis B. Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh adalah: a. Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular yang dilakukan sekali pada bayi sekali pada bayi usia 0-11 bulan . b. Imunisasi DPT yaitu merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin mengandung racun kuman yang telah dihilangkan racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti(toxoid) untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,pertusis,dan tetanus,yang diberikan 3 kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu. c. Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki, yang diberikan 4 kali pada bayi 0-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu . 10 d. Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan kekebalan aktif terhadap penyakit campak karena penyakit ini sangat menular, yang diberikan 1 kali pada bayi usia 9-11 bulan. e. Imunisasi hepatis B, adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit yang dapat merusak hati, yang diberikan 3 kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal 4 minggu cakupan imunisasi lengkap pada anak, yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan oleh seorang anak. Sejak tahun 2004 hepatitis-B disatukan dengan pemberian DPT menjadi DPT-HB. (Proverati 2010). 6. Pelayanan Imunisasi Dasar pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. a. Tujuan Umum PD3I Menurunkan angka kesakitan, kecatatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) b. Tujuan Khusus 1. Tercapainya target Universal Child Immunization ( UCI ) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010. 2. Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal ( Maternal Neonatal Tetanus Elimination/MNTE ) ( insidens dibawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun ) di tingkat kabupaten / kota pada tahun 2012. 3. Eradikasi Polio pada tahun 2008. 4. Tercapainya reduksi Campak (ReCam) 2008. 11 5. Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit meningitis meningokokus tertentu pada calon jemaah haji. 6. Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan perjalanan yang berasal dari atau ke Negara endemis demam kuning. 7. Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular rabies (Ranuh 2011). c. Strategi 1. Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta. 2. Membangun kemitraan dan jejaring kerja. 3. Menjamin keersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai dan alat suntik. 4. Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan. 5. Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga professional/terlatih. 6. Penatalaksaan sesuai standard. 7. Memanfaatkan perkembangan methoda dan teknologi yang lebih efektif, berkualitas dan efisien. 8. Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan ( Proverawati, 2010 ). 7. Jadwal Imunisasi Pada Anak Pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya merupakan factor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi diberikan mlai dari lahir sampai awal masa kanak – kanak. Melakukan imunisasi pada bayi merupaka tanggung jawab orang tua pada anaknya. Imunisasi dapat diberikan ketika ada kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada petugas kesehatan atau pecan imunisasi ( Proverawati, 2010 ). 12 Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk member perlindungan menyeluruh terhadap penyakit – penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan anak. Program imunisasi di Indonesia meliputi imunisasi wajib dan imunisasi anjuran. Tabel 2.1 Program Pengembangan Imunisasi Umur Pemberian Imunisasi Jenis Bulan Vaksin lahir BCG 1 2 3 4 5 Tahun 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12 1 POLIO 0 1 2 3 4 5 DPT/HB 1(Hb) 1 2 3 4 5 Campak 6 1 2 Sumber : Imunisasi dan Vaksinasi Proverawati 2010 Tabel 2.2 Dosis Pemberian Imunisasi Vaksinasi Jadwal Pemberian Usia Ulangan/Booster Imunisasi Untuk Melawan BCG Waktu lahir - Tuberculosis Hepatitis B Waktu lahir – dosis 1 1 tahun - pada bayi yang Hepatitis B 1 bulan – dosis 2 lahir 6 bulan – dosis 3 hepatitis B 3 bulan – dosis 1 18 bulan – booster 1 Disperia, 4 bulan – dosis 2 6 tahun – booster 2 Pertusis dan Polio 5 bulan – dosis 3 12 tahun – booster 3 9 bulan - DPT dan Polio Campak dari ibu dengan Tetanus, Campak Sumber : Imunisasi dan Vaksinasi Proverawati 2010 Data The United Nations Childrens Fund (UNICEF) menyebutkan setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu anak-anak dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Di Indonesia tercatat 460 bayi meninggal setiap hari. Pemberian imunisasi pada anak merupakan keharusan bagi para orang tua agar terhindar dari berbagai penyakit anak yang mematikan seperti, campak, polio, difteri, rejan, 13 tetanus, tuberculosis, dan hepatitis B. Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF masih ada 1,3 juta anak setiap tahunnya tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap. Lantas, akibatnya anak yang meninggal akibat campak mencapai 30.000 setiap tahun dan hepatitis menyerang lebih dari 20% anak Indonesia ( Kumalasari 2012). Untuk menekan angka kematian bayi dan balita dapat dilakukan upaya promotif dan preventif. Upaya promotif yaitu melalui promosi penggunaan air susu ibu, nutrisi adekuat, kebersihan diri dan lingkungan. Sebagai acuan, pembangunan kesehatan mengacu pada konsep “Paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya peningkatan kesehatan ( promotif), dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan atau pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu (Depkes RI, 2005). B. Penyuluhan Kesehatan 1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingaan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (penyuluh) berusaha untuk membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah – masalah yang dihadapi dalam waktu yang akan datang (Machfoedz, 2011). Penyuluhan merupakan sistem aktivitas yang bertujuan menghasilkan pembelajaran. Proses penyuluhan dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan pembelajaran yang spesifik ( Kozier, 2011). Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif 14 (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan (Maulana, 2009). 2. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Sasaran penyuluhan kesehatan menurut Machfoedz (2011) adalah : 1. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan. 2. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita muda, pemuda, remaja. Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok lembaga pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah agama swasta maupun negeri. 3. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual. Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Salmah S. 2013). 3. Tujuan Penyuluhan Kesehatan Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap, dan 15 keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya. 4. Metode Penyuluhan Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode yang dikemukakan antara lain : 1. Metode penyuluhan perorangan (individual) Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain : a. Bimbingan dan penyuluhan b. Wawancara 2. Metode penyuluhan kelompok Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini mencakup : Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar. 1. Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah : 16 a) Persiapan Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran. b) Pelaksanaan Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas. 2. Seminar Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat. 5. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo, 2007). Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu : a. Alat bantu lihat Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan 17 misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain. b. Alat bantu dengar Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada waktu proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan lain-lain. c. Alat bantu lihat-dengar Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lain-lain. Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan dalam penyuluhan. . 6. Media Penyuluhan Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke perilaku yang positif. 7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penyuluhan Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh factor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan. 1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara 18 terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan. 2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku. 3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran. C. Sikap 1. Definisi Sikap Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, dan way of feeling, thinking or behaving”. Campbel (1950) dalam buku Notoadmodjo (2003, p.29) mengemukakan bahwa sikap adalah “A syndrome of response consistency with regard to social objects”. Artinya sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap obyek sosial. Dalam buku Notoadmodjo (2003, p.124) mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. 19 Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan Dewi M. (2010, p.20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam prosesproses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. Dari definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten). 2. Ciri-ciri Sikap Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo (2003, p.34) adalah: a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya. b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. 3. Kategori Sikap Menurut Her Purwanto (2008), sikap terdiri dari : a. Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, menghadapkan obyek tertentu. 20 b. Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu. 4. Tingkatan Sikap Menurut Notoadmodjo (2003) dalam buku Wawan dan Dewi (2010), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:9 a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide itu. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. 5. Fungsi Sikap Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010, p.23) sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu: a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif 21 terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknyabila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan. b. Fungsi pertahanan ego Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. c. Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. d. Fungsi pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang bersangkutan. 6. Komponen Sikap Menurut Azwar S (2011, p.23) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang yaitu: a. Komponen kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang controversial. 22 b. Komponen afektif Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. c. Komponen konatif Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. 7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Menurut Azwar S (2011, p.30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu: a. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan 23 telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. f. Faktor emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. D. Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deni Adinegoro Mardiansyah (2009) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Desa Tonjong Brebes Jawa Tengah” yang menyatakan bahwa setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilainilai koefisien kontingensi 0,556 dengan taraf signifikan p=0,01 (p<0,05). Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa pemahaman dan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan, pengetahuan orang tua yang memadai tentang hal itu diberikan. Untuk meningkatkan pengetahuan orang 24 tua dan sikap ibu dalam memberikan imunisasi pada balitanya, diperlukan bimbingan dan penyuluhan dari petugas kesehatan yang lebih intensif tentang imunisasi. Selain itu juga diperlukan dukungan dari orang tua ,keluarga dan lingkungan agar ibu lebih aktif dalam membawa anaknya ke puskesmas. E. Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Skema 2.1 Kerangka Konsep Variabel Independen Penyuluhan Kesehatan tentang Imunisasi Variabel Dependen Sikap Ibu F. Hipotesis Penelitian Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunisasi terhadap sikap ibu membawa anak imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan One Group Pretes-Postest design. Pada responden akan dibagikan kuisioner untuk penilaian sikap sebelum penyuluhan, kemudian dilakukan penyuluhan dan dilakukan penilaian sikap setelah penyuluhan dengan menggunakan kuisioner. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pretest Intervensi Postest O1 X O2 Keterangan : O1 : Nilai pretest X : Intervensi O2 : Nilai posttest ( Sugiyono, 2012) B. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia dibawah 1 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Mandrehe selama bulan Januari – Maret 2015 di Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat yaitu 32 bayi yang keseluruhannya dijadikan sampel penelitian (total sampling). C. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat. 25 26 D. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakaan pada bulan Februari – Juni 2015. E. Metode Pengumpuan Data 1. Data primer Data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner yang diberikan secara langsung kepada responden yang akan diteliti. Sebelum pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang isi dari daftar pertanyaan dan maksud penelitian ini kepada responden. 2. Data skunder Data pendukung atau penunjang dari data primer khususnya yang memiliki relevansi dengan topik penelitian yang dibahas. Data sekunder merupakan gambaran umum dan data – data tentang responden yang diambil dari Tata Usaha Pukesmas Plus Mandrehe. 3. Prosedur Pengumpulan Data a. Peneliti meminta persetujuan dari kepala Puskesmas Mandrehe yaitu dengan memberikan surat permohonan izin sebagai tempat dilakukannya penelitian. b. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan dan sifat keikutsertaan dalam penelitian pada calon sampel. c. Peneliti memohon persetujuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan untuk menjadi sampel penelitian. Bila ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian diminta untuk mendatangani lembar persetujuan atau informed consent. d. Sampel penelitian yang setuju berpartisipasi dalam penelitian diberikan kuesioner untuk diisi secara lengkap untuk mengukur tingkat pengetahuan awal sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang imunisasi (pengukuran pertama pre-test) 27 e. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan reproduksi menggunakan video dan leaflet pada sampel sebesar 32 responden sesuai dengan tempat dan waktu kegiatan dengan mengacu pada SAP yang disusun peneliti. f. Peneliti memberikan kuesioner pada sampel peneliti untuk diisi kembali secara lengkap khusus tentang sikap terhadap imunisasi (pengukuran kedua-posttest). g. Setelah diisi, responden/sampel penelitian diminta untuk segera mengembalikan kuesioner penelitian tersebut pada penelitian untk dilakukan pengolahan data dan analisis data. E. Definisi Operasional Tabel 3.2 Defenisi Operasional Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat tahun 2015 No Variabel 1. Penyuluhan kesehatan tentang imunisasi 2. Sikap Ibu membawa anak sesudah penyuluhan. Defenisi Operasional Pemberian materi kesehatan tentang imunisasi yang meliputi pengertian, tujuan, manfaat, jadwal, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Persepsi atau respon ibu tentang imunsasi yang mempengaruhi ibu untuk membawa anak imunisasi Alat Ukur - kuisioner Hasil Ukur - 1. Positif 0. Negatif Skala Ukur - Numerik F. Aspek Pengukuran Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk mengumpulkan data yang 28 diperlukan oleh peneliti. Alat pengumpulan data dipakai dengan menggunakan kuesioner untuk menilai sikap ibu. Untuk mengukur sikap ibu terdiri dari 15 pertanyaan. Jawaban SS=5, S=4, R=3, KS=2, TS= 1. Maka skor tertinggi adalah 75 dan skor terendah adalah 0. Untuk mengukur rentang digunakan rumus Sudjana : P= Maka: P= P= P= 50 Ket : P = Nilai yang dicari Rentang = Skor tertinggi – skor terendah BK = Banyaknya kategori Maka Sikap dikatakan : Positif jika skor : 37,6-75 Negatif jika skor : 0-37,5 Dengan rumus perhitungan : Sedangkan untuk menilai metode dan media dalam pelaksanaan penyuluhan, jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Untuk mengukur rentang digunakan rumus Sudjana : P= Maka: P= P= P= 5 Ket : P = Nilai yang dicari 29 Rentang = Skor tertinggi – skor terendah BK = Banyaknya kategori Maka penyuluhan dikatakan : Berhasil jika skor : 6-10 Tidak berhasil jika skor : 0-5 Dengan rumus perhitungan : G. Etika Penelitian Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian ini harus etis dalam arti hak responden harus dilindungi. Pada penelitian ini, maka peneliti mendapatkan surat pengantar dari Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. Kemudian surat diserahkan kepada Kepala Desa Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe untuk mendapatkan persetujuan penelitian dan perolehan data terkait populasi dan sampel yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan persetujuan, baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika meliputi : 1. Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent) Peneliti membagikan lembar persetujuan pada ibu sebelum penelitian dilakukan, untuk meminta persetujuan menjadi responden, dan ibu menandatangani lembar persetujuan untuk menyatakan bersedia menjadi responden. 2. Tanpa Nama (Anonimity) Kuisioner dan nama responden tidak diisi, melainkan diberi kode oleh peneliti, untuk menjaga privasi dari respnden. 3. Kerahasiaan ( Confidentiality) Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel penelitian dijaga dan dijamin kerahasiannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja yang mengetahui hasil penelitian atau riset. 30 H. Pengolahan dan Analisa Data a. Pengolahan Data 1) Editing Proses editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data dan kesalahan data responden. Perbaikan data dilakukan segera setelah peneliti memperoleh hasil kuesioner yang diisi langsung oleh responden, sehingga apabila terjadi kesalahan data dapat segera diperbaiki. Pada saat meminta kuesioner, bila peneliti mendapatkan satu responden yang menjawab tidak lengkap sesuai dengan pada lembar kuesioner maka peneliti mengambil tindakan klasifikasi kepada responden mengenai beberapa item pertanyaan yang tidak diisi dan memberi kesempatan sekali lagi kepada responden untuk mengisi kuesioner yang belum terisi tersebut. Selanjutnya oleh peneliti melakukan pemeriksaan kembali setelah kuisioner terkumpul dan kemudian diberi nomor urut responden. 2) Coding Coding adalah pemberian kode dalam bentuk angka terhadap kategori – kategori tertentu atau jawaban – jawaban responden untuk memudahkan entry data adan analisa data. Untuk kelompok umur, >20 tahun diberi kode “1”, kelompok umur 21-30 tahun diberi kode “2” dan kelompok umur >31 tahun diberi kode “3”. Untuk pekerjaan responden dikodekan sebagai berikut : kode “1” untuk petani, kode “2” untuk IRT. Untuk pendidikan responden diberi kode “1” untuk SD, kode “2” untuk SMP, kode “3” untuk SMA. Untuk umur bayi diberi kode “1” untuk 0-6 bulan, “2” untuk 7-12 bulan. 3) Entry Proses penyusunan data atau pengorganisasian data dengan cara memasukkan data yang telah diberi kode dengan menggunakan sistem komputer. 4) Tabulating Memasukkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi maupun tabulasi 31 silang untuk mempermudah dalam pengolahan data dan analisa data dan pengambilan keputusan. b. Analisa Data 1) Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta menggambarkan variable bebas dan variable terikat. 2) Analisa Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunisasi terhadap sikap ibu di Desa Fadoro dengan menggunakan leafet. Untuk menentukan jenis uji yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Bila nilai bermaknaan p> 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t test (independen t test) dan paired sample t test (dependent t test). Paired Sample t test digunakan untuk membandingkan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan imunisasi menggunakan video dan leaflet. Kriteria data untuk Paired Sample t test adalah: a. Data untuk tiap pasangan yang diuji dalam skala interval atau rasio b. Data berdistribusi normal c. Nilai variannya berupa sama ataupun tidak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Desa Fadoro merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Mandrehe dan merupakan ibu kota dari Kecamatan tersebut. Desa Fadoro memiliki luas daerah 3 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 229 jiwa, yang terdiri dari 129 Laki – laki dan 100 perempuan. Desa ini berbatasan dengan Desa Siana’a disebelah Utara, Desa Lolomoyo sebelah Selatan, Desa Simaeasi sebelah Barat dan Desa Hiliwalo’o di sebelah Timur. Terdapat sarana kesehatan umum yaitu Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe, 2 rumah ibadah, 5 sekolah dan 1 balai desa. Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe adalah pusat pelayanan kesehatan bagi wagra Desa Fadoro, salah satunya dalam pelayanan pemberian Imunisasi. Sampai saat ini, program kerja untuk kegiatan imunisasi di Desa Fadoro yang telah terlaksana adalah kegiatan posyandu tiap bulan dengan sasaran anak usia 0-5 tahun yang diadakan di seluruh desa yang berada di wilayah Kecamatan Mandrehe, termasuk Desa Fadoro, dimana pemberian vaksin imunisasi tidak hanya berupa imunisasi dasar tetapi juga pemberian vaksin booster yaitu Campak dan DPT/HB. Pelaksanaan program imunisasi di Desa Fadoro dan desa lainnya cukup baik, meskipun untuk pelaksanaan program vaksin booster masih terkendala oleh karena banyak warra yang tidak mengetahui tentang hal ini dan cenderung melupakan. Untuk pemberianVaksin imunisasi dasar sendiri, petugas telah membagi jadwal untuk tiap desa agar orang tua dan kader tetap dapat hadir pada saat pelaksaan posyandu di balai desa/pustu daerah masing – masing. 32 33 B. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 (n=32) Variabel Frekuessi Kategori n 8 23 1 15 13 4 24 8 17 15 Umur <20 21-30 >31 Pendidikan Ibu SD SMP SMA Pekerjaan Ibu Petani IRT Umur Bayi 0-6 bulan 7-12 bulan Sumber : Data Primer 2015 % 25,0 71,9 3,10 46,9 40,6 12,5 75 25 53,1 46,9 Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan mayoritas umur responden berada pada rentang 21-30 tahun sebanyak 23 orang (71,9%), pendidikan responden adalah SD sebanyak 15 orang (46,9%), pekerjaan responden adalah Petani sebanyak 24 orang ( 75%), jenis kelamin bayi responden adalah Perempuan sebanyak 17 orang (53,1%), umur bayi responden berada pada rentang 0-6 bulan sebanyak 17 orang (53,1%). 2. Penyuluhan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penyuluhan, Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan, dan Sikap Ibu Setelah Penyuluhan di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 (n=32) n Percent Valid Percent Cumulative Percent Penyuluhan Berhasil 32 100 100 100 Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan Negatif Positif 30 2 93,7 6,3 93,7 6,3 93,7 6,3 Sikap Ibu Setelah Penyuluhan Positif 32 100 100 100 34 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa media penyuluhan dinyatakan berhasil dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (100%), mayoritas sikap ibu sebelum dilakukan penyuluhan adalah negatif sebanyak 30 responden (93,7%) dan sikap ibu setelah dilakukan penyuluhan adalah positif sebanyak 32 responden (100%). C. Analisis Bivariat Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 1. Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 (N=32) Sikap Sebelum Penyuluhan Sumber : Data Primer 2015 n 32 Min 18 Max 41 Mean 28,00 SD 5.814 Dari tabel 4.3 diatas, dapat dilihat nilai rata – rata ( mean) sikap ibu adalah 28,00 (SD = 5.814), dengan nilai minimal 18 dan maksimal 41. 2. Sikap Ibu Setelah Penyuluhan Tabel 4.4 Deskriptif Statistik Sikap Ibu Sesudah Penyuluhan di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 (n=32) Sikap Sesudah Penyuluhan Sumber : Data Primer 2015 n 32 Min 51 Max 73 Mean 65,28 SD 4.364 Dari tabel 4.4 diatas, dapat dilihat nilai rata – rata ( mean) sikap ibu adalah 65,28 (SD = 4.364), dengan nilai minimal 51 dan maksimal 73. 35 3. Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tabel 4.5 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 (n=32) M Sikap sebelum penyuluhan 28,00 Sikap setelah penyuluhan 65,28 Sumber : Data Primer 2015 SD 5.810 4.364 Uji t M Sig -40.170 -37.281 0,000 Berdasarkan tabel 4.3 diatas, rata – rata sikap ibu dalam membawa anaknya imunisasi sebelum penyuluhan adalah 28,00 dengan standar deviasi 5.810, sedangkan rata – rata sikap ibu setelah penyuluhan adalah 65,28 dengan standart deviasi 4.364. dari perbedaan skor tersebut terjadi peningkatan sikap ibu setelah dilakukan penyuluhan. Pada hasil uji Paired T-test terlihat perbedaan nilai mean antara pre-test dengan post-test sebesar -37.281 dengan hasil uji t sebesar -40,170. Perbedaan nilai ini diuji dengan uji t berpasangan dan menghasilkan nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05), maka hipotesa nul (Ho) ditolak dan hipotesa penelitian (Ha) diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap ibu sebelum dan sesudah diberika penyuluhan kesehatan tentang imunisasi. 36 D. Pembahasan 1. Analisis Univariat a. Karakteristik Responden Karakteristik umur ibu responden yang ada di Desa Fadoro yaitu mean 23,84 tahun, minimum 18 tahun, maksimum 32 tahun dan standart deviasi 3,350. Mayoritas usia ibu yang menjadi responden adalah 21-30 tahun sebanyak 23 orang (71,9%). Rata – rata usia ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini masih muda atau berada dalam rentang usia produktif. Selain itu juga ada sebagian ibu yang usianya dibawah 20 tahun kemungkinan ibu tersebut menikah pada usia dini sehingga di usia yang relatif sangat muda dia sudah mempunyai bayi. Hal ini dapat mempengaruhi sikap ibu dalam membawa anaknya imunsiasi dikarenakan dengan usia yang relative muda cenderung tidak tahu menahu apa yang seharusnya didapatkan oleh bayi, misalahnya pemberian imunisasi. Mayoritas pendidikan yang dimiliki oleh ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah SD sebanyak 15 orang (46,9%). Hasil penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki tingkat pendidikan rendah. Menurut Soekamto (2002), salah satu faktor yang memengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan adalah salah satu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang terhadap individu, kelompok atau masyarakat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti Mulyanti (2013) dalam penelitian yang berjudul Faktor – Faktor Internal Yang Berhubngan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-2 37 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Cipitat Tahun 2013 menyatakan ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu terhadap kelengkapa imunisasi, nilai OR=36,153 yang berarti bahwa ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah lebih beresiko 36 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi terhadap balitanya dengan nilai P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95%. Maka bagi peneliti, tingkat pendidikan yang sebagian besar lulusan SD berpengaruh pada sikap ibu membawa anak imunisasi. Sedangkan untuk pekerjaan responden, didapatkan hasil bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah Petani sebanyak ( 75%). Pekerjaan ibu yang sebagian besar adalah petani akan sangat mempengaruhi dalam membawa anak imunisasi, dimana orang tua akan terus bekerja dan melupakan waktu kunjungan imunisasi untuk si anak. Selain itu juga, berdasarkan hasil wawancara dengan responden, sebagian besar mengatakan bahwa pekerjaan mereka sebagai petani membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang imunisasi karena letak rumah yang jauh dari layanan kesehatan. Dalam kelengkapan imunisasi tidak ada alasan untuk seorang ibu untuk tidak membawa anak imunisasi. Karena imunisasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi anak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti Mulyanti (2013), ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi anak dengan nilai pValue=0,000. b. Analisis Bivariat a. Sikap Ibu Sebelum dilakukan Penyuluhan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nilai rata – rata sikap dari 32 ibu yang menjadi responden sebelum penyuluhan 38 yaitu sebesar 28,00, dimana sikap ibu masih rendah dalam menyikapi imunisasi. Dari hasil kuisioner yang diisi oleh responden, didapatkan ada beberapa pertanyaan yang responden tidak setuju, seperti pernyataan yang menyatakan bahwa “Pendidikan kesehatan tentang imunisasi perlu diberikan pada wanita dewasa karena nantinya akan memiliki anak”. Dari 32 responden sekitar 18 orang menjawab tidak setuju. Karena menurut mereka, informasi tidak hanya diberikan saat menjadi wanita dewasa, tapi sejak masih dibangku sekolah juga sudah mendapatkan informasi tersebut supaya dapat di sampaikan kepada keluarga yang lain. Kemudian untuk pertanyaan yang menyatakan “Informasi tentang imunisasi penting bagi ibu”, sebanyak 11 ibu yang menjawab tidak setuju. Karena menurut mereka, tanpa imunisasi si anak tetap sehat seperti biasa. Dari jawaban yang didapatkan, sikap ibu lebih cenderung mengarah ke negatif/kurang paham tentang imunisasi. Peneliti menganalisis bahwa sikap ibu yang mamiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe memiliki sikap negative terhadap kelengkapan imunisasi, karena sikap dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang berkaitan degan bjek tertentu misalnya imunisasi. b. Sikap Ibu Sesudah Penyuluhan Sedangkan nilai rata – rata sikap sikap dari 32 ibu setelah penyuluhan sebesar 65,28, yang artinya ada peningkatan rata – rata sikap ibu. Jadi hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada perubahan antara sikap ibu sebelum dan sesudah imunisasi. Nilai sikap setelah penyuluhan mengalami peningkatan, karena ibu masih memiliki ingatan yang kuat akan imunisasi yang disampaikan pada saat penyuluhan, tentang pentingnya imunisasi bagi anak, dapat dilihat dari hasil imunisasi yang dilakukan pada anak. 39 Dalam hal ini, ibu yang memiliki sikap positif tentang kelengkapan imunisasi karena ibu mengetahui manfaat kelengkapan imunisasi bagi bayinya serta penyakit apa saja yang dapat terjadi apabila ibu tidak memberikan imunisasi. c. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, didapatkan hasil sikap ibu sebelum penyuluhan adalah negative sebanyak 30 orang (93,7%), dan sikap setelah penyuluhan adalah positif sebanyak 32 orang (100%). Hal ini menyatakan bahwa ada perubahan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikannya penyluhan kesehatan tentang imunisasi. Hasil Uji Statistik Paired T-test sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan diperoleh 0,000 dengan = 0,05 maka 0,000 < 0,05, yang menyatakan ada perubahan sikap ibu setelah dilakukannya penyluhan tentang imunisasi, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan efektif terhadap perubahan sikap ibu membawa anak imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Widyani (2011) mengatakan, penyuluhan kesehatan berpengaruh pada peningkatan pengetahuan dan sikap tentang imunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun dengan nilai kelompok treatment sebesar 61,81, sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan nilai yang diperoleh sebesar 54,54 dan untuk nilai t-test sebesar 7,464 dengan signifikansi 0,000 < a = 0,05. Yang bererti ada perbedaan yang signifikan antara sikap ibu tentang Imunisasi Dasar yang mendapat penyuluhan dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan, atau dapat juga dikatakan bahwa penyuluhan 40 tentang imunisasi dasar lengkap berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menjadi lebih baik. Penyuluhan merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingaan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (penyuluh) berusaha untuk membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah – masalah yang dihadapi dalam waktu yang akan datang (Machfoedz, 2011). Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan (Maulana, 2009). Sikap seseorang terhadap suatu obyek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap obyek yang bersangkutan. Hal ini dapat diartikan bahwa sikap yang positif maupun sikap yang negatif terbentuk dari komponen pengetahuan ( Walgito, 2003). Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu. Rebert Kwik dalam Notoadmodjo (2003), menyatakan bahwa sikap adalah suatu kecendrungan untk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda – tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tertentu. Newcomb dalam Notoadmodjo (2007) berpendapat bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan 41 pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas tetapi merupakan presdisposisi tindakan suatu perilaku. Peneliti menganalisis bahwa sikap ibu mempengaruhi dalam membawa anak imunisasi, karena ibu memiliki sikap yang positif, biasanya memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi mengenai imunisasi yang diperoleh dari media elektronik atau media massa dan penyuluhan yang diadakan oleh petugas kesehatan sudah sangat baik. Dan ibu dengan sikap yang positif akan memberikan bayinya imunisasi agar bayinya mencapai tumbuh kembang yang optimal. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dengan uji statistik dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Mayoritas sikap ibu sebelum diberikan penyuluhan kesehatan adalah negatif sebanyak 30 orang (93,7%), sedangkan sikap ibu setelah dilakukan peyuluhan kesehatan adalah positif sebanyak 32 orang (100%). 2. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan (P=0,000 ; P<0,05). Hasil studi menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunsiasi terhadap sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan. Dimana sikap ibu setelah penyuluhan menjadi positif. B. Saran Hasil penelitian ini memberikan bukti ilmiah tentang pentingnya sikap ibu terhadap pelaksanaan program imunisasi melalui penyuluhan tentang manfaat dan kelengkapan imunisasi. Hal ini mengandung pesan bahwa program tersebut diharapkan berhasil tidak hanya melalui suatu kebijakan program, tetapi perlu peningkatan sikap yang positif tentang imunisasi dasar lengkap, misalnya dengan melakukan penyuluhan secara rutin oleh dokter keluarga atau praktisi kesehatan lainnya kepada ibu, keluarga dan masyarakat. 1. Bagi ibu Diharapkan semakin giat dalam mencari informasi – informasi mengenai imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi bagi anak sehingga tidak ada lagi anak yang imunisasinya tidak lengkap melalui buku – buku, tenaga kesehatan maupun dari pengalaman orang lain untuk sikap yang lebih terhadap imunisasi. 42 43 2. Bagi Kader Diharapkan pada kader – kader untuk dapat membantu ibu dan aktif dalam memberikan pengetahuan dan wawasan tentang imunisasi dan jadwal pemberian imunsiasi diposyandu didaerahnya. 3. Bagi Puskesmas a. Diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi pada ibu usia subur (WUS), Ibu hamil, dan ibu bayi tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap terutama bagi bayi sebelum usia 1 tahun. b. Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemberi pelayanan kebidanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan pelayanan yang baik kepada anggota pelayanan kebidanan khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi sejak dia lahir. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya tentang imunisasi, misalnya meneliti tentang faktor – faktor yang mempengaruhi sikap ibu dalam membawa anak imunisasi dasar lengkap sesuai dengan usia yang homogen. DAFTAR PUSTAKA Azizah dkk. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi di BPS Hj. Umi Salamah di Desa Kauman Peterongan, Jombang. Diakses pada tanggal 02 Februari 2015 dari http://www.journal.unipdu.ac.id. Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. 2 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 3-22. nd Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Diana Farah. 2013. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Desa Peuduk Kemukiman Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Kadir Lisa dkk. 2014. Pengetahuan dan Kepatuhan Ibu Pada Pemberian Imunisasi Dasar Bagi Bayi. Journal of Pediatric Nursing Vol. 1 (1), diakses pada tanggal 02 Februari 2015 dari http:// library.stikesnh.ac.id. Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kumalasari Nila. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Imunisasi Di Wilayah Puskesmas Godean II Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Machfoedz Ircham. 2013. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarya: Penerbit Fitramaya. Mulyanti Yanti, 2013. Faktor – Faktor Internal Yang Berhubngan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Cipitat Tahun 201. Skripsi. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. __________________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Proverawati Atikah. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi.Jakarta: Nuha Offset. Ranuh I.G.N. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Salmah Sjarifah. 2013. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Cv. Trans Info Media. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika Widyani Agnes. 2011. Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Sebelum Usia 1 Tahun. Thesis Surakarta: Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Lampiran 1 PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ners, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, yang sedang melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat tahun 2015” Saya mengharapkan sekali tanggapan atau jawaban yang ibu/bapak berikan dengan hati nurani sendiri tanpa adanya pengaruh dari orang lain. Identitas dan informasi yang ibu/bapak berikan akan dijamin kerahasiaannya. Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu/bapak bebas untuk ikut menjadi responden ataupun menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika ibu/bapak bersedia menjadi responden penelitian ini, silahkan menandatangani kolom yang disediakan dibawah ini. Sebelumnya peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesarnya, atas partisipasi ibu/bapak dalam penelitian ini. Medan, Tanda tangan Responden ( Juni 2015 Peneliti ) ( Shinta El Karya Gulo) Lampiran 2 KUISIONER PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMNSASI TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI DI DESA FADORO KECAMATAN MANDREHE KABUPATEN NIAS BARAT TAHUN 2015 Nama Responden : Umur Responden : Pendidikan Terakhir Responden : Pekerjaan Responden : Alamat Respnden : Usia Bayi : Penyuluhan Berikan tanda centang (√) pada pernyataan yang menurut anda benar No. Pertanyaan Ya Metode Penyuluhan 1. Apakah anda tertarik dengan meteri yang dibahas ? 2. Apakah anda senang dengan cara penyampaian materi? 3. Apakah anda mengerti materi yang disampaikan ? 4. Apakah waktu kegiatan penyuluhan cukup ? 5. Apakah penyuluh memberi kesempatan untuk diskusi selama penyuluhan berlangsung ? Media Penyuluhan 6. Apakah anda medapatkan bacaan/brosur selama penyuluhan ? 7. Apakah penyuluh menggunakan gambar saat melakukan penyuluhan ? 8. Apakah peralatan dalam kondisi baik dan lengkap ? 9. Apakah menurut anda pembagian brosur saja sudah cukup ? 10. Apakah anda mengerti dengan gambar yang ditampikan ? Tidak Sikap Ibu Berikan tanda centang (√) pada pernyataan yang menurut anda benar No Pernyataan SS S R KS 1. Informasi tentang imunisasi penting bagi ibu. 2. Pendidikan kesehatan tetang imunisasi kalau diberikan oleh petugas kesehatan menambah pengetahuan bagi ibu. 3. Pendidikan kesehata tentang imunisasi perlu diberikan pada wanita dewasa karena nantinya akan memiliki anak. 4. Ibu akan membawa bayi atau anak untuk mendapatkan imunisasi. 5. Saat kunjungan ulang, ibu merasa terganggu karena kan membawa bayi ke Puskesmas/Bidan. 6. Ibu keberatan mengimunisasi bayi karena setelah imunisasi bayi menjadi demam. 7. Ibu akan membawa bayi atau anak imunisasi untuk imunisasi ulangan karena akan menambah kekebalan pada bayi. 8. Imunisasi BCG penting bagi bayi sehingga saya akan membawa bayi saya untuk imunisasi BCG. 9. Imunisasi Campak penting bagi bayi sehingga saya akan membawa bayi untuk imunisasi Campak. 10. Imunisasi DPT penting bagi bayi sehingga saya akan membawa bayi untuk imunisasi lengkap. 11. Imunisasi Polio pada bayi 4x dan ibu akan melengkapkan imunisasi Polio. 12. Ibu membawa bayi untuk imunisasi Hepatitia B 13. Menurut ibu, penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi adalah penyakit yang tidak berbahaya. 14. Mengingat bahwa penyakit anak, maka melakukan imunisasi bayi merupakan langkah yang tepat. 15. Saya membawa bayi ke puskesmas untuk imunisasi. TS (Sumber : Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Wawan A, 2014) Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju R = Ragu – Ragu KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju Lampiran 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI DASAR 1. Sasaran : Para ibu-ibu 2. Waktu : 30 menit 3. Tempat : Balai Desa, Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe 4. Hari/Tanggal : Selasa, 16 Juni 2015 5. Penyuluh : Shinta El Karya Gulo 6. Tujuan Penyuluhan : a. Tujuan Instruksional Umum/TIU : Setelah mendengar penyuluhan, audience memahami tentang pentingnya imunisasi dan jadwalnya. b. Tujuan Instruksional Khusus/TIK Audience akan dapat: 1. Menjelaskan pengertian imunisasi. 2. Menjelaskan tujuan imunisasi. 3. Memberitahukan jadwal imunisasi. 4. Menjelaskan macam-macam imunisasi dasar. 5. Memberitahuklan efek samping dari imunisasi dasar. 6. Memberitahukan kapan harus menunda dan harus menghindari pemberian imunisasi pada anak. 7. Menjelaskan bagaiaman cara penanganan efek samping dari imunisasi. 7. Materi : a. Pengertian imunisasi b. Tujuan imunisasi c. Jadwal imunisasi d. Macam-macam imunisasi dasar e. Efek samping imunisasi dasar f. Kontraindikasi pemberian imunisasi g. Cara penanganan efeksamping yang ditimbulkan dari imunisasi 8. Kegiatan No 9. : Waktu Kegiatan Penyuluh 1. Langkahlangkah Pendahuluan 2 menit 2. Penyajian 20menit 3. Evaluasi 5 menit 4. Penutup 3 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam b. Memperkenalkan diri b. Menjawab c. Menjelaskan maksud dan pertanyaan tujuan a. Menjelaskan Mendengarkan pengertianimunisasi. dengan seksama b. Menjelaskan tujuan dari imunisasi. c. Memberitahukan jadwal imunisasi. d. Menjelaskan macammacam imunisasi. e. Memberitahukan efek samping imunisasi dasar. f. Memberitahukan kapan harus menunda dan harus menghindari pemberian imunisasi. g. Menjelaskan bagaimana cara penanganan efeksamping yang timbul dari pemberian imunisasi. a. Tanya jawab Partisipasi aktif b. Menanyakan kembali c. Postest a. Meminta/memberi saran a. Memberi saran dan kesimpulan b. Menjawab salam b. Memberi salam Metode 10. Media : Ceramah dan Tanya jawab / : Poster dan leftlet 11. Evaluasi Pertanyaan : a. Jelaskan pengertian imunisasi ! b. Jelaskan tujuan dari imunisasi ! c. Sebutkan jadwal pemberian imunisasi ! Kegiatan Sasaran d. Sebutkan macam-macam imunisasi dasar! e. Sebutkan efek samping ijmunisasi dasar! f. Kapan harus menunda dan menghindari pemberian imunisasi pada anak ! g. Apa yang dapat dilakukan bila timbul efeksamping imunisasi pada anak! MATERI PENYULUHAN 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibody. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. 2. Tujuan dari Imunisasi Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. 3. Jadwal Imunisasi Jenis Vaksin BCG POLIO Hepatitis B DPT Campak 4. lahir 1 2 0 1 Umur Pemberian Imunisasi Bulan 4 5 6 9 12 15 18 2 3 1 2 2 3 3 Tahun 5 6 4 5 4 5 10 3 1 2 3 1 6 2 Macam-macam imunisasi Imunisasi dasar (wajib) ada 5, yaitu: a. Imunisasi BCG : vaksin untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). b. Imunisasi HBV c. Imunisasi 12 : memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. polio : memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. d. Imunisasi campak: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). e. Imunisasi DPT : vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, sepertipneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Imunisasi anjuran, yaitu: a. Imunisasi DT : memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. b. Imunisasi MMR : memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. c. Imunisasi Hib : membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. d. Imunisasi varisella: memberikan perlindungan terhadap cacar air. e. Imunisasi Hepatiitis A: untuk memberikan perlindungan terhadap virus hepatitis A. f. Imunisai Pneumokokus: Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah). 5. Efek samping dari Imunisasi Dasar a. BCG Muncul pembengkakan/benjolan pada daerah yang disuntik. 2-3 minggu pembengkakan tersebut akan sembuh dan menyisakan jaringan parut sebesar 2-7 mm. pembengkakan/benjolan tersebut biarkan saja seperti itu dan jangan di berikan obat apapun. Dan jika timbul reaksi yang berat seperti pembengkakan kelenjar limfe (pembengkakan di leher) itu akan kembali normal dalam waktu 2-6 bulan, ini terjadi jika penyuntikan terlalu dalam atau kelebihan dosis. b. Hepatitis B Efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari. c. Polio Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan, tetapi jika itu erjadi artinya sang anak suah terkena polio sebelum diberikan imunisasi polio. d. DPT 1. Demam di sore hari selama 1-2 hari. 2. Rasa sakit dan peradangan pada daerah yang disuntik. 3. Kejang (jarang terjadi). e. Campak Panas dan kemerahan selama 1-3 hari setelah 1 minggu penyuntikan. 6. Kontraindikasi pemberian imunisasi a. Jika anak menderita sakit/demam, meskipun bila hanya batuk/pilek biasa tanpa demam & rewel, anak masih bisa tetap di imunisasi. b. Jika anak mempunyai reaksi alergi pada pemberian imunisasi sebelumnya. c. Jika anak memiliki masalah/penyakit pada sistem pencernaannya, konsultasikan dahulu ke dokter. d. Jika anak mempunyai masalah sistem kekebalan tubuhnya akibat penyakit tertentu seperti kanker, sedang mengkonsumsi steroid atau obat penekan sistem kekebalan tubuh lainnya atau sedang menjalani proses terapi radiasi atau kemoterapi. 7. Cara penanganan efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi Apabila mengalami demam, anak dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen, tergantung dari usia anak, untuk dosis tepatnya dapat konsultasi ke dokter. Jika anak mengalami muntah atau diare, berikan cairan sesering mungkin & awasi tanda atau gejala terjadinya dehidrasi seperti misalnya buang air kecil yang tidak sesering biasanya. Jika ada reaksi lain yang tidak terduga sehabis imunisasi, sebaiknya konsultasi kembali ke dokter yang menangani. Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 9 Output Hasil SPSS Umur Bayi Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 0-6 bulan 17 53.1 53.1 53.1 7-12 bulan 15 46.9 46.9 100.0 Total 32 100.0 100.0 Pendidikan Ibu Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent SD 15 46.9 46.9 46.9 SMP 13 40.6 40.6 87.5 SMA 4 12.5 12.5 100.0 Total 32 100.0 100.0 Pekerjaan Ibu Cumulative Frequency Valid Petani IRT Total Percent Valid Percent Percent 24 75.0 75.0 75.0 8 25.0 25.0 100.0 32 100.0 100.0 Umur Ibu Cumulative Frequency Valid <20 tahun 21-30 tahun >31 tahun Total Percent Valid Percent Percent 8 25.0 25.0 25.0 23 71.9 71.9 96.9 1 3.1 3.1 100.0 32 100.0 100.0 Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent Negatif 30 93.8 93.8 93.8 Positif 2 6.3 6.3 100.0 Total 32 100.0 100.0 Sikap Ibu Setelah Penyuluhan Cumulative Frequency Valid Positif Percent 32 Valid Percent 100.0 Percent 100.0 100.0 Paired Samples Statistics Mean Pair 1 N Std. Deviation Sikap Sebelum Penyuluhan 28.00 32 5.814 1.028 Sikap Setelah Penyuluhan 65.28 32 4.364 .772 Paired Samples Correlations N Pair 1 Std. Error Mean Sikap Sebelum Penyuluhan & Sikap Setelah Penyuluhan Correlation 32 .498 Sig. .004 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Mean PSikap Sebelum Penyuluhan - Sikap aSetelah Penyuluhan i r 1 -37.281 Deviation 5.250 Std. Error Mean .928 Lower -39.174 Upper -35.388 t -40.170 df Sig. (2-tailed) 31 .000 Lampiran 10 Berita Acara Perbaikan Skripsi BERITA ACARA Perbaikan Skripsi Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Pada hari Selasa, 22 Juli 2015 telah diadakan Sidang Skripsi dengan judul : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015. Diseminarkan oleh Nama : Shinta El KaryaGulo NIM :11 02 143 Skripsi ini telah diperbaiki dan diperiksa :