program studi ilmu keperawatan fakultas keperawatan dan

advertisement
SKRIPSI
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNISASI
TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI
DI DESA FADORO KECAMATAN MANDREHE
KABUPATEN NIAS BARAT
TAHUN 2015
Oleh :
SHINTA EL KARYA GULO
11.02.143
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2015
SKRIPSI
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNISASI
TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI
DI DESA FADORO KECAMATAN MANDREHE
KABUPATEN NIAS BARAT
TAHUN 2015
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
(S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Oleh :
SHINTA EL KARYA GULO
11.02.143
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2015
PERNYATAAN
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMUNISASI
TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI
DI DESA FADORO KECAMATAN MANDREHE
KABUPATEN NIAS BARAT
TAHUN 2015
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar sarjana di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis
dicantumkan dalam naskah ini dan dalam daftar pustaka.
Medan,
Juli 2015
Peneliti
(Shinta El Karya Gulo)
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Mahasiswa
1.
Nama
: Shinta El Karya Gulo
2.
Tempat/Tanggal Lahir
: Gunungsitoli, 08 September 1992
3.
Jenis Kelamin
: Perempuan
4.
Agama
: Kristen Protestan
5.
Anak ke
: 4 (empat) dari 6 (enam) bersaudara
6.
Nama Ayah
: Yobedi Gulo, SH
7.
Nama Ibu
: Yulimina Gulo
8.
Alamat
: Gunungsitoli, Nias
9.
No. Hp
: 0821-6775-7784
10. Email
: [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1.
1998 – 2004
: SD Negeri 070977 Gunungsitoli
2.
2004 – 2007
: SMP Negeri 1 Gunungsitoli
3.
2007 – 2010
: SMA Negeri 1 Gunungsitoli
4. 2011 – Sekarang
: Pendidikan S1 Keperawatan di Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Sari Mutiara Indonesia
ii
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
Skripsi, 22 Juli 2015
Shinta El Karya Gulo
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak
Imunisasi Di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015
xi + 42 hal + 9 tabel + 1 skema + lampiran
ABSTRAK
Imunisasi merupakan suatu tindakan memberikan kekebalan pada bayi dengan cara memasukkan
vaksin ke dalam tubuh untuk mencegah terjadinya infeksi dan penyakit tertentu pada bayi. Hasil
Riskesdas tahun 2013, imunisasi lengkap di Indonesia belum memenuhi target UCI sebesar 80%,
yang mana saat ini cakupan imunisasi lengkap sebanyak 59,2%. Sedangkan Sumatra Utara,
cakupan imunisasi dasar lengkap masih sebanyak 33,3%, tidak lengkap 43,1% dan tidak imunisasi
sebanyak 23%. Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu alternative yang dapat digunakan
untuk meningkatkan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi pada anak.Sikap ibu dalam
membawa anak imunisasi merupakan suatu hal yang penting dalam kebutuhan imunisasi
anak.Jenis penelitian Quasi Eksperimen dan rancangan Group Pretes-Postest design yang
bertujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunisasi terhadap sikap ibu
membawa anak imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 201.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan sebanyak 32 orang
yang keseluruhannya dijadikan sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuisioner, dianalisa dengan uji statistik Paired T-testdengan nilai value = 0,000 ( p<0,05) Sikap
ibu sebelum penyuluhan adalah negatif sebanyak 30 orang (93,7%), dan sikap ibu setelah
dilakukan penyuluhan adalah positif sebanyak 32 orang (100%). Kesimpulannya adalah ada
pengaruh yang signifikan antara sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan, yang berarti sikap ibu
setelah dilakukan penelitian menjadi semakin baik dan positif dalam menyikapi imunisasi pada
anak. Diharapkan pada ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan semakin giat dalam mencari
informasi mengenai imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi bagi anak sehingga tidak ada lagi
anak yang imunisasinya tidak lengkap, dan kader, bidan desa atau petugas imunisasi di Desa
Fadoro lebih meningkatkan pemberian informasi tentang imunisasi.
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Sikap, Penyuluhan, Imunisasi
: 17 (2002-2014)
iii
SCHOOL OF NURSING PROGRAM
FACULTY OF NURSING AND MIDWIFERY
UNIVERCITY OF SARI MUTIARA INDONESIA
Thesis, 21 July 2015
Shinta El Karya Gulo
Effect of Health Education About Immunization On Mothers Attitude to Bring the Child to Get
The Child Immunization at Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat 2015
xi + 42hal + 9 tables + 1 schema +attachment
ABSTRACT
Immunization is one of the preventive measures to prevent the disease through the provision of
immunity should be carried out continuously and thoroughly, and implemented according to
standard so as to provide protection of the health and break the chain of transmission. Riskesdas
health research results in 2013, Indonesia's complete immunization coverage of 59.2%. While in
North Sumatra, complete basic immunization coverage as much as 33.3%, 43.1% did not complete
and not immunized as much as 23%, UCI while the national target of 80%.Health counselling is
very important to increase the mothers’ behaviour about giving immunization. Immunization is
very important for the babies’ health. This is a Quasi Eksperiment withGroup Pretes-Postest study
design. The purpose of this study is to know the effect of giving counselling about immunization
towards the mother’s action taking the children for immunization in fadoro village
kecamatanmandrehe kabupatenniasbarat in 2015. The population is 32 mothers who have 0-12
babies. They are also the samples .the data are collected by using questioner, and analyzed
withPaired T-test with a value of value = 0.000 (p <0.05). Mothers behaviour before counselling
is negative (93,7%), andMothers behaviour after counselling is positive (100%). The conclusion
was that there is a significant influence between the attitude of the mother before and after
counseling, which means means that mothersbehaviour is getting better after the counselling. It is
suggested to the mothers who have babies age 0-12 months to look for information actively about
immunization and the schedule so all the babies can have complete immunization. The midwives
and health workers at the Village Fadoroshould be active in giving information.
Keywords
Bibliography
: Attitudes, Health Education, Immunizations
: 17 (2002-2014)
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan pada peneliti, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa
Anak Imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias
Barat tahun 2015”.
Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015. Selama proses penyusunan
skripsi penelitian ini, begitu banyak bantuan, nasehat, dan bimbingan yang peneiti
terima demi kelancaran penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak /Ibu :
1.
Parlindungan Purba, SH, MH, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Indonesia.
2.
Dr. Ivan Elisabeth Purba, M. Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3.
Ns. Janno Sinaga, M. Kep, Sp. KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan sekaligus Penguji I yang telah memberi banyak masukan dan
saran untuk perbaikan skripsi ini.
4.
Ns. Rinco Siregar, S. Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan.
5.
Dr. Jefri Sitepu, selaku Kepala Puskesmas Plus Mandrehe
yang telah
memberikan izin dan bantuan pada peneliti untuk melakukan penelitian di
daerah wilayah kerja Puskesmas Mandrehe.
6.
Staf puskesmas yang telah membantu peneliti dan memberikan banyak
masukan pada peneliti.
7.
Evarina Sembiring, M. Kes, selaku Ketua Penguji yang telah membimbing
peneliti dengan sabar, tekun dan bijaksana dan sangat cermat memberikan
masukan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
v
8.
Ns. Normi Sipayung, M. Kep selaku Penguji II yang telah meluangkan waktu
dan memberikan masukan pada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
9.
Ns. Rumondang Gultom, M.KM selaku Penguji III yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dengan sabar, membantu,
serta memberikan banyak masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Para dosen dan staff di lingkungan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
11. Kedua orang tua penulis tercinta Yobedi Gulo, SH ( Ayah ) dan Yulimina
Gulo ( Ibu) yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian pada peneliti
dan menjadi inspirasi bagi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, abang,
kakak, adik dan keponakan yang selalu memberikan dukungan dan semangat
bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman – teman seperjuangan di PSIK 4.4 yang telah banyak membantu
peneliti.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi penelitian ini masih banyak
kekurangan, dengan demikian peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
Medan,
Juli 2015
Peneliti
Shinta El Karya Gulo
vi
DAFTAR ISI
Halaman
COVER DALAM ....................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................
SURAT PERNYATAAN ........................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................
ABSTRAK ...............................................................................................
ABSTRACT ..............................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................................
DAFTAR SKEMA ..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
BAB I
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................
C. Tujuan Penelitian ..............................................................
1. Tujuan Umum ..............................................................
2. Tujuan Khusus .............................................................
D. Manfaat Penelitian ............................................................
1
3
4
4
4
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Imunisasi ...........................................................................
1. Definisi Imunisasi .........................................................
2. Tujuan Imunisasi ..........................................................
3. Manfaat Imunisasi ........................................................
4. Program Imunisasi ........................................................
5. Imunisasi Dasar Pada Bayi ...........................................
6. Pelayanan Imunisas ......................................................
7. Jadwal Imunisasi Pada Anak ........................................
B. Penyuluhan Kesehatan.......................................................
1. DefinisiPenyuluhan .....................................................
2. Sasaran Penyuluhan .....................................................
3. Tujuan Penyuluhan ......................................................
4. Metode Penyuluhan .....................................................
5. Alat Bantu Penyuluhan ................................................
6. Media Penyuluhan .......................................................
7. Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan ....................
C. Sikap ................................................................................
1. Definisi Sikap ..............................................................
2. Ciri – Ciri Sikap...........................................................
3. Kategori Sikap ............................................................
6
6
6
7
7
9
10
11
13
13
14
14
15
16
17
18
18
18
19
19
vii
4. Tingkatan Sikap ..........................................................
5. Fungsi Sikap ................................................................
6. Komponen Sikap .........................................................
7. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap .............................
D. Hubungan Variabel Bebas Dan Variabel Terikat .............
E. Kerangka Konsep ..............................................................
F. Hipotesis Penelitian ..........................................................
20
20
21
22
22
24
24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..............................................................
B. Populasi dan Sampel .........................................................
1. Populasi ......................................................................
2. Sampel ........................................................................
C. Tempat Penelitian ..............................................................
D. Waktu Penelitian ..............................................................
E. Metode Pengumpulan Data ...............................................
F. Definisi Operasional ..........................................................
G. Aspek Pengukuran .............................................................
H. Etika Penelitian .................................................................
I. Pengolahan dan Analisa Data ............................................
1. Pengolahan Data .........................................................
2. Analisa Data ...............................................................
25
25
25
25
26
26
26
27
27
29
30
30
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian..............................................
B. Analisa Univariat Karakteristik Responden ......................
C. Media Penyuluhan ............................................................
D. Analisis Bivariat ...............................................................
E. Pembahasan .......................................................................
33
34
35
36
36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran .................................................................................
42
42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Program Pengembangan Imunisasi ...................................
Dosis Pemberian Imunisasi ...............................................
Rancangan Penelitian .......................................................
Definisi Operasional ........................................................
Distribusi Frekuensi Responden .......................................
Hasil Uji Statistic Media Penyuluhan ...............................
Analisis Bivariat Pengaruh Penyuluhan Kesehatan ..........
ix
12
12
26
27
34
35
36
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1
Kerangka Konsep ..............................................................
x
24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2
: Lembar Kuisioner
Lampiran 3
: Lembar Standar Operasional Prosedur ( SOP )
Lampiran 4
: Surat Izin Memperoleh Data Dasar
Lampiran 5
: Surat Balasan Memperoleh Data Dasar di Puskesmas Plus
Mandrehe Kabupaten Nias Barat.
Lampiran 6
:Surat Izin Meneliti dari di Puskesmas Plus Mandrehe
Kabupaten Nias Barat.
Lampiran 7
: Surat Keterangan Telah Selesai Meneliti dari Puskesmas
Plus Mandrehe Kabupaten Nias Barat.
Lampiran 8
: Master Data
Lampiran 9
: Ouput SPSS
Lampiran 10
: Lembar Bimbingan Skripsi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan
antigen lemah agar merangsang anti bodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu
bayi (usia 0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari Penyakit-Penyakit
Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak
mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan dan kematian. Imunisasi
merupakan benteng utama untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian akibat beberapa penyakit, seperti Tuberkulosis (TB), Difteri,
Pertusis, (batuk rejan/ batuk 100 hari), Tetanus (DPT), Hepatitis B (HB),
Polio, dan Campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, HB tiga kali,
dan Campak satu kali (Ranuh 2011).
Hasil riset kesehatan Riskesdas tahun 2013, di Indonesia cakupan imunisasi
BCG sebesar 89%, imunisasi campak sebesar 83%, imunisasi Polio sebesar
77%, imunisasi DPT sebesar 77%, dan imunisasi Hepatitis B sebesar 78%
sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 59,2%.
Hal ini
menunjukkan bahwa imunisasi lengkap di Indonesia belum memenuhi target
UCI sebesar 80%. Sedangkan Sumatra Utara, cakupan imunisasi dasar
lengkap masihsebanyak 33,3%, tidak lengkap 43,1% dan tidak imunisasi
sebanyak 23% (Riskesdas 2013).
Dari persentase imunisasi diatas, dapat dilihat bahwa masih banyak bayi yang
belum mendapatkan imunisasi. Banyak faktor – faktor yan mempengaruhi
ketidakberhasilan imunisasi seorang anak, yaitu lingkungan, sosial budaya,
dukungan keluarga (Diana Farah, 2013). Tingkat pendidikan tingkat
1
2
pengetahuan, dan sikap ibu merupakan faktor yang turut mempengaruhi
imunisasi anak. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan
imunisasi adalah sistem imun, faktor genetik dan kualitas dan kuantitias
vaksin yang diberikan. Banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan
imunisasi ini mempengaruhi angka kesehatan ibu dan anak (Mahfoedz 2011).
Data The United Nations Childrens Fundation (UNICEF) menyebutkan setiap
tahun diseluruh dunia, ratusan ibu anak-anak dan dewasa meninggal karena
penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Di Indonesia tercatat 460 bayi
meninggal setiap hari. Pemberian imunisasi pada anak merupakan keharusan
bagi para orang tua agar terhindar dari berbagai penyakit anak yang
mematikan seperti, campak, polio, difteri, rejan,tetanus, tuberculosis, dan
hepatitis B. Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF masih ada 1,3 juta anak
setiap tahunnya tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap. Sehingga
menyebabkan bayi meninggal akibat campak mencapai 30.000 setiap tahun
dan hepatitis menyerang lebih dari20% anak Indonesia ( Kumalasari 2012 ).
Untuk menekan angka kematian bayi dan balita dapat dilakukan upaya
promotif dan preventif, dalam bentuk pemberian penyuluhan kesehatan.
Penyuluhan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyakit. Dengan melakukan penyuluhan, maka membantu menyampaikan
kepada masyarakat tentang masalah kesehatan yang sedang terjadi. Penekanan
konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran
agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan
pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai
dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan
berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan
(Maulana, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Agnes Widyani (2011)
mengatakan,
penyuluhan
kesehatan
berpengaruh
pada
peningkatan
3
pengetahuan dan sikap tentang imunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun
dengan nilai kelompok treatment sebesar 61,81, sedangkan yang tidak
mendapatkan perlakuan nilai yang diperoleh sebesar 54,54 dan untuk nilai ttest sebesar 7,464 dengan signifikansi 0,000 < a = 0,05. Penyuluhan kesehatan
membantu meningkatkan pengetahuan ibu dan perubahan perilaku terhadap
imunisasi.
Dan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 10 ibu yang memiliki anak
usia 0-1 tahun, 3 orang mengatakan jarang mendapatkan informasi dan jadwal
pemberian imunisasi serta jauhnya letak geografis rumah dari pusat pelayanan
kesehatan, 3 orang mengatakan sering lupa dengan kegiatan imunisasi, 2
orang mengatakan imunisasi tidak begitu penting, sedangkan 2 orang
mengatakan mengetahui dan membawa anaknya imunisasi sesuai jadwal.
Berdasarkan profil kesehatan daerah Kabupaten Nias, cakupan imunisasi dasar
pada tahun 2014 sebanyak 44,5%, Kabupaten Nias Barat BCG 71,7% , Polio 1
84,8%, DPT/HB1 90,7%, HB 0-7 hari 33,6% dan Campak 36,8% dengan
target pemerintah sebanyak 90%. Daerah wilayah kerja Puskesmas Mandrehe,
Sirombu dan Lolofitumoi merupakan daerah dengan persentasi <90%.
Sedangkan survey lapangan di desa Fadoro Wilayah Kerja Puskesmas
Mandrehe Kabupaten Nias Barat, persentasi imunisasi anak Hb 0,32%, BCG
2,24%, Polio 1,28%, DPT/Hb 3,84% dan Campak 0,32% dari 32 bayi. Dari
data tersebut dapat dilihat bahwa terjadi kesenjangan antara jumlah
keseluruhan bayi terhadap jumlah bayi yang diimunisasi berdasarkan
persentasenya.
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi
Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan
Mandrehe Kabupaten Nias Barat tahun 2015”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan imunisasi
terhadap sikap ibu membawa anak imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan
Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
imunisasi terhadap kepatuhan ibu membawa anak imunisasi di Desa Fadoro
Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sikap ibu tentang imunisasi sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan.
b. Untuk menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap perubahan sikap ibu
membawa anak imunisasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu
Sebagai tambahan informasi tentang jadwal dan waktu kunjungan
imunisasi bagi anak sehingga anak mendapatkan imunisasi sesuai dengan
waktunya.
2. Bagi Puskesmas
Membantu mengidentifikasi jumlah masyarakat yang masih belum
menjalani imunisasi secara rutin, dan sebagai bahan untuk melakukan
imunisasi selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan imunisasi dan
mengetahui perkembangan imunisasi di daerah – daerah.
5
4. Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai tambahan informasi dan pembelajaran dalam meningkatkan
kualitas pendidikan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Imunisasi
1. Definisi
Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah
bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT,
campak dan melalui mulut seperti vaksin polio. (Ranuh, 2011).
Menurut Proverawati ( 2010 ), imunisasi merupakan suatu program yang
dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibdi
keluar sehingga tubuh dapat resisen terhadap penyakit tertentu.
2. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari
dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini
lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan
melalui manusia, seperti penyakit difteria (Ranuh 2011).
Menurut Proverawati (2010), program imunisasi bertujuan untuk
memberikan kekebalan kepada bayi serta anak agar dapat mecegah
terjadinya penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum
tujuan imunisasi, antara lain :
6
7
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular,
c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita.
3. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan
menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, tetapi juga dirasakan oleh :
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Hal
ini mendorong penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan
berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara. (Proverati 2010).
4. Program Imunsasi Nasional
Program imunisasi nasional dikenal sebagai Pengembangan Program
Imunisasi ( PPI ) atau expanded program on immunization ( EPI )
dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program PPI merupakan
program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komintmen
internasional yaitu universal child immunization pada akhir 1982. UCI
secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT 3, Polio 3,
dan Campak minimal 80% sebelum 1 tahun. Sedangkan cakupan untuk
DPT 1, Polio 1 dan BCG minimal 90%. Imunisasi yang termasuk dalam
8
PPI adalah BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis B. Program
imunisasi melalui PPI, mempunyai tujuan akhir ( ultimate goal ) sesuai
dengan komitmen internasional yaitu :
1) Eradikasi Polio ( ERAPO )
2) Eliminasi tetanus maternal dan neonatal ( maternal and neonatal
tetanus elimination).
3) Reduksi Campak (RECAM)
4) Peningkatan mutu pelayanan imunisasi
5) Menetapkan standar pemberian suntikan yang aman
6) Keamanan pengolahan limbah tajam.
Program imunisasi disusun berdasarkan keadaan epidemologi penyakit
yang ada saat itu. Maka jadwal program imunisasi nasional dapat
berubah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, dalam program imunisasi
nasional terdpat tujuh antigen yaitu hepatitis B, polio oral ( OPV), BCG,
difteria, tetahus pertusis dan campak. Ketujuh antigen tersebut tercakup
dalam enam jenis vaksin, yaitu hepatitis B (uniject), OPV, BCG, vaksin
kombinasi DPT/Hepatitis, campak dan vaksiN dT (vaksin tipe dewasa).
Program imunisasi terdiri dari imunisasi dasar yang harus diselesaikan
sebelum usia satu tahun, sedangkan imunisasi pada anak sekolah dasar
yan dikemas dlam BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ).
Sebagai andalan upaya mencapai kesejahteraan anak di bidang kesehatan,
program
imunisasi
perlu
dilaksanakan
secara
konsisten
dan
berkesinambungan. Besar cakupan imunisasi dalam program imunisasi
nasional merupakan parameter kesehatan nasional, disemua jenis
imunisasi harus mencapai lebih dari 80%.
Target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara ( intermediate goal ) yang
berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan Hepatitis
9
B harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, tingkat provinsi dan
kabupaten bahkan setiap desa.
5. Imunisasi Dasar Pada Bayi
a.
Jenis-jenis Imunisasi
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh
pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di
Indonesia sebagaimana yang diwajibkan oleh WHO yaitu BCG,
DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. (Hidayat, 2005).
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang diberikan pada
semua orang, terutama bayi dan balita sejak lahir untuk melindungi
tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya.
Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah
imunisasi terhadap tujuh penyakit yaitu TBC, difteri, pertusis,
tetanus, poliomyelitis, campak dan hepatitis B.
Kelima jenis
imunisasi dasar yang wajib diperoleh adalah:
a. Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis
(TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular yang
dilakukan sekali pada bayi sekali pada bayi usia 0-11 bulan .
b. Imunisasi
DPT
yaitu
merupakan
imunisasi
dengan
memberikan vaksin mengandung racun kuman yang telah
dihilangkan racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
pembentukan zat anti(toxoid) untuk mencegah terjadinya
penyakit difteri,pertusis,dan tetanus,yang diberikan 3 kali pada
bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu.
c. Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis yang
dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki, yang diberikan 4
kali pada bayi 0-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu .
10
d. Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan kekebalan aktif terhadap penyakit
campak karena penyakit ini sangat menular, yang diberikan 1
kali pada bayi usia 9-11 bulan.
e. Imunisasi hepatis B, adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B
yaitu penyakit yang dapat merusak hati, yang diberikan 3 kali
pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal 4 minggu
cakupan imunisasi lengkap pada anak, yang merupakan
gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan oleh
seorang anak. Sejak tahun 2004 hepatitis-B disatukan dengan
pemberian DPT menjadi DPT-HB. (Proverati 2010).
6. Pelayanan Imunisasi
Dasar pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah
berdasarkan
Kepmenkes
No.
1611/2005
tentang
Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.
a.
Tujuan Umum PD3I
Menurunkan angka kesakitan, kecatatan dan kematian akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
b. Tujuan Khusus
1. Tercapainya target Universal Child Immunization ( UCI ) yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada
bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010.
2. Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal ( Maternal
Neonatal Tetanus Elimination/MNTE ) ( insidens dibawah
1/1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun ) di tingkat kabupaten /
kota pada tahun 2012.
3. Eradikasi Polio pada tahun 2008.
4. Tercapainya reduksi Campak (ReCam) 2008.
11
5. Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit meningitis
meningokokus tertentu pada calon jemaah haji.
6. Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang
melakukan perjalanan yang berasal dari atau ke Negara endemis
demam kuning.
7. Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular
rabies (Ranuh 2011).
c. Strategi
1. Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta.
2. Membangun kemitraan dan jejaring kerja.
3. Menjamin keersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai dan
alat suntik.
4. Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk
menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan.
5. Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga professional/terlatih.
6. Penatalaksaan sesuai standard.
7. Memanfaatkan perkembangan methoda dan teknologi yang lebih
efektif, berkualitas dan efisien.
8. Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan ( Proverawati,
2010 ).
7. Jadwal Imunisasi Pada Anak
Pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya merupakan
factor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi diberikan mlai
dari lahir sampai awal masa kanak – kanak. Melakukan imunisasi pada
bayi merupaka tanggung jawab orang tua pada anaknya. Imunisasi dapat
diberikan ketika ada kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada
petugas kesehatan atau pecan imunisasi ( Proverawati, 2010 ).
12
Kebanyakan dari imunisasi
adalah untuk member perlindungan
menyeluruh terhadap penyakit – penyakit yang berbahaya dan sering
terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan anak. Program imunisasi di
Indonesia meliputi imunisasi wajib dan imunisasi anjuran.
Tabel 2.1 Program Pengembangan Imunisasi
Umur Pemberian Imunisasi
Jenis
Bulan
Vaksin
lahir
BCG
1
2
3
4
5
Tahun
6
9
12
15
18
2
3
5
6
10
12
1
POLIO
0
1
2
3
4
5
DPT/HB
1(Hb)
1
2
3
4
5
Campak
6
1
2
Sumber : Imunisasi dan Vaksinasi Proverawati 2010
Tabel 2.2 Dosis Pemberian Imunisasi
Vaksinasi
Jadwal Pemberian Usia
Ulangan/Booster
Imunisasi Untuk
Melawan
BCG
Waktu lahir
-
Tuberculosis
Hepatitis B
Waktu lahir – dosis 1
1 tahun - pada bayi yang
Hepatitis B
1 bulan – dosis 2
lahir
6 bulan – dosis 3
hepatitis B
3 bulan – dosis 1
18 bulan – booster 1
Disperia,
4 bulan – dosis 2
6 tahun – booster 2
Pertusis dan Polio
5 bulan – dosis 3
12 tahun – booster 3
9 bulan
-
DPT dan Polio
Campak
dari
ibu
dengan
Tetanus,
Campak
Sumber : Imunisasi dan Vaksinasi Proverawati 2010
Data The United Nations Childrens Fund (UNICEF) menyebutkan setiap
tahun diseluruh dunia, ratusan ibu anak-anak dan dewasa meninggal
karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Di Indonesia
tercatat 460 bayi meninggal setiap hari. Pemberian imunisasi pada anak
merupakan keharusan bagi para orang tua agar terhindar dari berbagai
penyakit anak yang mematikan seperti, campak, polio, difteri, rejan,
13
tetanus, tuberculosis, dan hepatitis B. Berdasarkan data yang dihimpun
UNICEF masih ada 1,3 juta anak setiap tahunnya tidak mendapatkan
imunisasi yang lengkap. Lantas, akibatnya anak yang meninggal akibat
campak mencapai 30.000 setiap tahun dan hepatitis menyerang lebih dari
20% anak Indonesia ( Kumalasari 2012).
Untuk menekan angka kematian bayi dan balita dapat dilakukan upaya
promotif dan preventif. Upaya promotif yaitu melalui promosi penggunaan
air susu ibu, nutrisi adekuat, kebersihan diri dan lingkungan. Sebagai
acuan, pembangunan kesehatan mengacu pada konsep “Paradigma Sehat”
yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada
upaya peningkatan kesehatan ( promotif), dan pencegahan penyakit
(preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan atau pengobatan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu
(Depkes RI, 2005).
B. Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian
terpadu dari bimbingaan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan
timbale balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (penyuluh)
berusaha untuk membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah – masalah yang
dihadapi dalam waktu yang akan datang (Machfoedz, 2011).
Penyuluhan merupakan sistem aktivitas yang bertujuan menghasilkan
pembelajaran. Proses penyuluhan dirancang sedemikian rupa untuk
menghasilkan pembelajaran yang spesifik ( Kozier, 2011).
Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif
14
(pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran
penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan
maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program
yang telah direncanakan (Maulana, 2009).
2. Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan menurut Machfoedz (2011) adalah :
1. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan.
2. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita muda, pemuda,
remaja. Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok
lembaga pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah
agama swasta maupun negeri.
3. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada
kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita,
kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti
kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan
kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada
masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan,
masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Salmah S. 2013).
3. Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah
perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan
setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena
itu, pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek
yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil
yang diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap, dan
15
keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan
tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam
kehidupan sehari-harinya.
4. Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara
optimal. Metode yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan
yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan
b. Wawancara
2. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada
sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan
kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini mencakup : Kelompok
besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode
yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode ceramah adalah :
16
a) Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu
penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi
dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu
pengajaran.
b) Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai
sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan
yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
5. Alat Bantu Penyuluhan
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh
dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga
karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses
penyuluhan (Notoatmodjo, 2007).
Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :
a. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada
waktu ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang
diproyeksikan misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan
17
misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia,
boneka dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar,
pada waktu proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan
hitam, radio, pita suara dan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan
pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video
cassette dan lain-lain. Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus
merencanakan dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk
digunakan dalam penyuluhan. .
6. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga
sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat
berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Penyuluhan
kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan yang
disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat
mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk
mengadopsinya ke perilaku yang positif.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penyuluhan
Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh factor
penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai
materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran,
bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara
18
terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi
penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.
2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga
sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi
terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang
disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih
mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam
sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal
sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak
sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan
dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan
yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat
peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga
membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti
oleh sasaran.
C. Sikap
1. Definisi Sikap
Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa
sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of
placing or holding the body, dan way of feeling, thinking or behaving”.
Campbel (1950) dalam buku Notoadmodjo (2003, p.29) mengemukakan
bahwa sikap adalah “A syndrome of response consistency with regard to
social objects”. Artinya sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten
terhadap obyek sosial. Dalam buku Notoadmodjo (2003, p.124)
mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek.
19
Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan Dewi M.
(2010, p.20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil
evaluasi terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam prosesproses
kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. Dari definisi-definisi di atas
menunjukkan bahwa secara garis besar sikap terdiri dari komponen
kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan
dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak
sesuai) dan emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten).
2. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo
(2003, p.34) adalah:
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk,
dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
3. Kategori Sikap
Menurut Her Purwanto (2008), sikap terdiri dari :
a. Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
menghadapkan obyek tertentu.
20
b. Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai objek tertentu.
4. Tingkatan Sikap
Menurut Notoadmodjo (2003) dalam buku Wawan dan Dewi (2010),
sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:9
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan
tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah
adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.
5. Fungsi Sikap
Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010, p.23) sikap
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat
Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang
sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat
dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu
seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif
21
terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknyabila obyek sikap
menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif
terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
b. Fungsi pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk
mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang
pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau
egonya.
c. Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu
untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan
mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat
menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap
tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada
individu yang bersangkutan.
d. Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan
pengalaman-pengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai
sikap
tertentu
terhadap
suatu
obyek,
menunjukkan
tentang
pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
6. Komponen Sikap
Menurut Azwar S (2011, p.23) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling
menunjang yaitu:
a. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki
individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini)
terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang controversial.
22
b. Komponen afektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang
komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap
yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan
cara-cara tertentu.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar S (2011, p.30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
yaitu:
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila
pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan
23
telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai
masalah.
d. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama
sangat
menentukan
sistem
kepercayaan.
Tidaklah
mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi
sikap.
f. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
D. Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deni
Adinegoro
Mardiansyah
(2009)
yang dalam
penelitiannya
berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan
Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Desa Tonjong
Brebes Jawa Tengah” yang menyatakan bahwa setelah dilakukan perhitungan
didapatkan nilainilai koefisien kontingensi 0,556 dengan taraf signifikan
p=0,01 (p<0,05).
Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar terhadap kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa pemahaman
dan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi tidak akan
menjadi halangan yang besar jika pendidikan, pengetahuan orang tua yang
memadai tentang hal itu diberikan. Untuk meningkatkan pengetahuan orang
24
tua dan sikap ibu dalam memberikan imunisasi pada balitanya, diperlukan
bimbingan dan penyuluhan dari petugas kesehatan yang lebih intensif tentang
imunisasi. Selain itu juga diperlukan dukungan dari orang tua ,keluarga dan
lingkungan agar ibu lebih aktif dalam membawa anaknya ke puskesmas.
E. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Skema 2.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen
Penyuluhan Kesehatan
tentang Imunisasi
Variabel Dependen
Sikap Ibu
F. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunisasi terhadap sikap ibu
membawa anak imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten
Nias Barat Tahun 2015.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra Eksperimen dengan
rancangan One Group Pretes-Postest design. Pada responden akan dibagikan
kuisioner untuk penilaian sikap sebelum penyuluhan, kemudian dilakukan
penyuluhan dan dilakukan penilaian sikap setelah penyuluhan dengan
menggunakan kuisioner. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Pretest
Intervensi
Postest
O1
X
O2
Keterangan :
O1
: Nilai pretest
X
: Intervensi
O2
: Nilai posttest ( Sugiyono, 2012)
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia dibawah 1
tahun yang berkunjung ke Puskesmas Mandrehe selama bulan Januari –
Maret 2015 di Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat yaitu 32 bayi
yang keseluruhannya dijadikan sampel penelitian (total sampling).
C. Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe,
Kabupaten Nias Barat.
25
26
D. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakaan pada bulan Februari – Juni 2015.
E. Metode Pengumpuan Data
1. Data primer
Data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner yang
diberikan secara langsung kepada responden yang akan diteliti. Sebelum
pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang
isi dari daftar pertanyaan dan maksud penelitian ini kepada responden.
2. Data skunder
Data pendukung atau penunjang dari data primer khususnya yang
memiliki relevansi dengan topik penelitian yang dibahas. Data sekunder
merupakan gambaran umum dan data – data tentang responden yang
diambil dari Tata Usaha Pukesmas Plus Mandrehe.
3. Prosedur Pengumpulan Data
a. Peneliti meminta persetujuan dari kepala Puskesmas Mandrehe yaitu
dengan
memberikan
surat
permohonan
izin
sebagai
tempat
dilakukannya penelitian.
b. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan dan sifat keikutsertaan
dalam penelitian pada calon sampel.
c. Peneliti memohon persetujuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan
untuk menjadi sampel penelitian. Bila ibu bersedia berpartisipasi
dalam penelitian diminta untuk mendatangani lembar persetujuan atau
informed consent.
d. Sampel penelitian yang setuju berpartisipasi dalam penelitian diberikan
kuesioner untuk diisi secara lengkap untuk mengukur tingkat
pengetahuan awal sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang
imunisasi (pengukuran pertama pre-test)
27
e. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan reproduksi menggunakan
video dan leaflet pada sampel sebesar 32 responden sesuai dengan
tempat dan waktu kegiatan dengan mengacu pada SAP yang disusun
peneliti.
f. Peneliti memberikan kuesioner pada sampel peneliti untuk diisi
kembali secara lengkap khusus tentang sikap terhadap imunisasi
(pengukuran kedua-posttest).
g. Setelah diisi, responden/sampel penelitian diminta untuk segera
mengembalikan kuesioner penelitian tersebut pada penelitian untk
dilakukan pengolahan data dan analisis data.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Defenisi Operasional Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di
Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat tahun 2015
No
Variabel
1.
Penyuluhan
kesehatan
tentang imunisasi
2.
Sikap
Ibu
membawa anak
sesudah
penyuluhan.
Defenisi
Operasional
Pemberian materi
kesehatan tentang
imunisasi
yang
meliputi
pengertian, tujuan,
manfaat,
jadwal,
penyakit
yang
dapat
dicegah
dengan imunisasi.
Persepsi
atau
respon ibu tentang
imunsasi
yang
mempengaruhi ibu
untuk
membawa
anak imunisasi
Alat Ukur
-
kuisioner
Hasil Ukur
-
1. Positif
0. Negatif
Skala Ukur
-
Numerik
F. Aspek Pengukuran
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
diajukan secara tertulis kepada responden untuk mengumpulkan data yang
28
diperlukan
oleh
peneliti.
Alat
pengumpulan
data
dipakai
dengan
menggunakan kuesioner untuk menilai sikap ibu.
Untuk mengukur sikap ibu terdiri dari 15 pertanyaan. Jawaban SS=5, S=4,
R=3, KS=2, TS= 1. Maka skor tertinggi adalah 75 dan skor terendah adalah 0.
Untuk mengukur rentang digunakan rumus Sudjana :
P=
Maka:
P=
P=
P= 50
Ket :
P
= Nilai yang dicari
Rentang
= Skor tertinggi – skor terendah
BK
= Banyaknya kategori
Maka Sikap dikatakan :
Positif jika skor
: 37,6-75
Negatif jika skor
: 0-37,5
Dengan rumus perhitungan :
Sedangkan untuk menilai metode dan media dalam pelaksanaan penyuluhan,
jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Untuk
mengukur rentang digunakan rumus Sudjana :
P=
Maka:
P=
P=
P= 5
Ket :
P
= Nilai yang dicari
29
Rentang
= Skor tertinggi – skor terendah
BK
= Banyaknya kategori
Maka penyuluhan dikatakan :
Berhasil jika skor
: 6-10
Tidak berhasil jika skor : 0-5
Dengan rumus perhitungan :
G. Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh
bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian ini harus etis dalam arti hak
responden harus dilindungi. Pada penelitian ini, maka peneliti mendapatkan
surat pengantar dari Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. Kemudian
surat diserahkan kepada Kepala Desa Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe
untuk mendapatkan persetujuan penelitian dan perolehan data terkait populasi
dan sampel yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan persetujuan, baru
melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika meliputi :
1.
Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
Peneliti membagikan lembar persetujuan pada ibu sebelum penelitian
dilakukan, untuk meminta persetujuan menjadi responden, dan ibu
menandatangani lembar persetujuan untuk menyatakan bersedia menjadi
responden.
2.
Tanpa Nama (Anonimity)
Kuisioner dan nama responden tidak diisi, melainkan diberi kode oleh
peneliti, untuk menjaga privasi dari respnden.
3.
Kerahasiaan ( Confidentiality)
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel penelitian dijaga dan
dijamin kerahasiannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja
yang mengetahui hasil penelitian atau riset.
30
H. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan Data
1) Editing
Proses editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data dan
kesalahan data responden. Perbaikan data dilakukan segera setelah
peneliti memperoleh hasil kuesioner yang diisi langsung oleh
responden, sehingga apabila terjadi kesalahan data dapat segera
diperbaiki. Pada saat meminta kuesioner, bila peneliti mendapatkan
satu responden yang menjawab tidak lengkap sesuai dengan pada
lembar kuesioner maka peneliti mengambil tindakan klasifikasi
kepada responden mengenai beberapa item pertanyaan yang tidak diisi
dan memberi kesempatan sekali lagi kepada responden untuk mengisi
kuesioner yang belum terisi tersebut. Selanjutnya oleh peneliti
melakukan pemeriksaan kembali setelah kuisioner terkumpul dan
kemudian diberi nomor urut responden.
2) Coding
Coding adalah pemberian kode dalam bentuk angka terhadap kategori
– kategori tertentu atau jawaban – jawaban responden untuk
memudahkan entry data adan analisa data. Untuk kelompok umur,
>20 tahun diberi kode “1”, kelompok umur 21-30 tahun diberi kode
“2” dan kelompok umur >31 tahun diberi kode “3”. Untuk pekerjaan
responden dikodekan sebagai berikut : kode “1” untuk petani, kode
“2” untuk IRT. Untuk pendidikan responden diberi kode “1” untuk
SD, kode “2” untuk SMP, kode “3” untuk SMA. Untuk umur bayi
diberi kode “1” untuk 0-6 bulan, “2” untuk 7-12 bulan.
3) Entry
Proses penyusunan data atau pengorganisasian data dengan cara
memasukkan data yang telah diberi kode dengan menggunakan sistem
komputer.
4) Tabulating
Memasukkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi maupun tabulasi
31
silang untuk mempermudah dalam pengolahan data dan analisa data
dan pengambilan keputusan.
b. Analisa Data
1) Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi
responden serta menggambarkan variable bebas dan variable terikat.
2) Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
kesehatan tentang imunisasi terhadap sikap ibu di Desa Fadoro dengan
menggunakan leafet. Untuk menentukan jenis uji yang akan
digunakan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Bila nilai
bermaknaan p> 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Sedangkan uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
t test (independen t test) dan paired sample t test (dependent t test).
Paired Sample t test digunakan untuk membandingkan pengetahuan
sebelum
dan
sesudah
dilakukannya
penyuluhan
imunisasi
menggunakan video dan leaflet. Kriteria data untuk Paired Sample t
test adalah:
a. Data untuk tiap pasangan yang diuji dalam skala interval atau
rasio
b. Data berdistribusi normal
c. Nilai variannya berupa sama ataupun tidak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Fadoro merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Mandrehe
dan merupakan ibu kota dari Kecamatan tersebut. Desa Fadoro memiliki luas
daerah 3 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 229 jiwa, yang terdiri dari
129
Laki – laki dan 100 perempuan. Desa ini berbatasan dengan Desa
Siana’a disebelah Utara, Desa Lolomoyo sebelah Selatan, Desa Simaeasi
sebelah Barat dan Desa Hiliwalo’o di sebelah Timur. Terdapat sarana
kesehatan umum yaitu Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe, 2 rumah
ibadah, 5 sekolah dan 1 balai desa.
Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe adalah pusat pelayanan kesehatan bagi
wagra Desa Fadoro, salah satunya dalam pelayanan pemberian Imunisasi.
Sampai saat ini, program kerja untuk kegiatan imunisasi di Desa Fadoro yang
telah terlaksana adalah kegiatan posyandu tiap bulan dengan sasaran anak
usia 0-5 tahun yang diadakan di seluruh desa yang berada di wilayah
Kecamatan Mandrehe, termasuk Desa Fadoro, dimana pemberian vaksin
imunisasi tidak hanya berupa imunisasi dasar tetapi juga pemberian vaksin
booster yaitu Campak dan DPT/HB.
Pelaksanaan program imunisasi di Desa Fadoro dan desa lainnya cukup baik,
meskipun untuk pelaksanaan program vaksin booster masih terkendala oleh
karena banyak warra yang tidak mengetahui tentang hal ini dan cenderung
melupakan. Untuk pemberianVaksin imunisasi dasar sendiri, petugas telah
membagi jadwal untuk tiap desa agar orang tua dan kader tetap dapat hadir
pada saat pelaksaan posyandu di balai desa/pustu daerah masing – masing.
32
33
B. Analisa Univariat
1.
Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Fadoro
Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat
Tahun 2015 (n=32)
Variabel
Frekuessi
Kategori
n
8
23
1
15
13
4
24
8
17
15
Umur
<20
21-30
>31
Pendidikan Ibu
SD
SMP
SMA
Pekerjaan Ibu
Petani
IRT
Umur Bayi
0-6 bulan
7-12 bulan
Sumber : Data Primer 2015
%
25,0
71,9
3,10
46,9
40,6
12,5
75
25
53,1
46,9
Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan mayoritas umur responden
berada pada rentang 21-30 tahun sebanyak 23 orang (71,9%), pendidikan
responden adalah SD sebanyak 15 orang (46,9%), pekerjaan responden
adalah Petani sebanyak 24 orang ( 75%), jenis kelamin bayi responden
adalah Perempuan sebanyak 17 orang (53,1%), umur bayi responden
berada pada rentang 0-6 bulan sebanyak 17 orang (53,1%).
2.
Penyuluhan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Penyuluhan, Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan, dan
Sikap Ibu Setelah Penyuluhan di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe
Kabupaten Nias Barat
Tahun 2015 (n=32)
n
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Penyuluhan
Berhasil
32
100
100
100
Sikap
Ibu
Sebelum
Penyuluhan
Negatif
Positif
30
2
93,7
6,3
93,7
6,3
93,7
6,3
Sikap
Ibu
Setelah
Penyuluhan
Positif
32
100
100
100
34
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa media penyuluhan
dinyatakan berhasil dengan jumlah responden sebanyak 32 orang
(100%), mayoritas sikap ibu sebelum dilakukan penyuluhan adalah
negatif sebanyak 30 responden (93,7%) dan sikap ibu setelah dilakukan
penyuluhan adalah positif sebanyak 32 responden (100%).
C. Analisis Bivariat Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi
Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro
Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun 2015
1.
Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan
Tabel 4.3
Deskriptif Statistik Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan di Desa Fadoro
Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat
Tahun 2015 (N=32)
Sikap Sebelum Penyuluhan
Sumber : Data Primer 2015
n
32
Min
18
Max
41
Mean
28,00
SD
5.814
Dari tabel 4.3 diatas, dapat dilihat nilai rata – rata ( mean) sikap ibu adalah
28,00 (SD = 5.814), dengan nilai minimal 18 dan maksimal 41.
2.
Sikap Ibu Setelah Penyuluhan
Tabel 4.4
Deskriptif Statistik Sikap Ibu Sesudah Penyuluhan di Desa Fadoro
Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat
Tahun 2015 (n=32)
Sikap Sesudah Penyuluhan
Sumber : Data Primer 2015
n
32
Min
51
Max
73
Mean
65,28
SD
4.364
Dari tabel 4.4 diatas, dapat dilihat nilai rata – rata ( mean) sikap ibu
adalah 65,28 (SD = 4.364), dengan nilai minimal 51 dan maksimal 73.
35
3.
Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Tabel 4.5
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu
Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe
Kabupaten Nias Barat
Tahun 2015 (n=32)
M
Sikap sebelum penyuluhan
28,00
Sikap setelah penyuluhan
65,28
Sumber : Data Primer 2015
SD
5.810
4.364
Uji t
M
Sig
-40.170
-37.281
0,000
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, rata – rata sikap ibu dalam membawa anaknya
imunisasi sebelum penyuluhan adalah 28,00 dengan standar deviasi 5.810,
sedangkan rata – rata sikap ibu setelah penyuluhan adalah 65,28 dengan
standart deviasi 4.364. dari perbedaan skor tersebut terjadi peningkatan sikap
ibu setelah dilakukan penyuluhan.
Pada hasil uji Paired T-test terlihat perbedaan nilai mean antara pre-test
dengan post-test sebesar -37.281 dengan hasil uji t sebesar -40,170.
Perbedaan nilai ini diuji dengan uji t berpasangan dan menghasilkan nilai p
value sebesar 0,000 (p<0,05), maka hipotesa nul (Ho) ditolak dan hipotesa
penelitian (Ha) diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
sikap ibu sebelum dan sesudah diberika penyuluhan kesehatan tentang
imunisasi.
36
D. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Karakteristik umur ibu responden yang ada di Desa Fadoro yaitu
mean 23,84 tahun, minimum 18 tahun, maksimum 32 tahun dan
standart deviasi 3,350. Mayoritas usia ibu yang menjadi responden
adalah 21-30 tahun sebanyak 23 orang (71,9%). Rata – rata usia ibu
yang menjadi responden dalam penelitian ini masih muda atau berada
dalam rentang usia produktif. Selain itu juga ada sebagian ibu yang
usianya dibawah 20 tahun kemungkinan ibu tersebut menikah pada
usia dini sehingga di usia yang relatif sangat muda dia sudah
mempunyai bayi.
Hal ini dapat mempengaruhi sikap ibu dalam
membawa anaknya imunsiasi dikarenakan dengan usia yang relative
muda cenderung tidak tahu menahu apa yang seharusnya didapatkan
oleh bayi, misalahnya pemberian imunisasi.
Mayoritas pendidikan yang dimiliki oleh ibu yang menjadi responden
dalam penelitian ini adalah SD sebanyak 15 orang (46,9%). Hasil
penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki
tingkat pendidikan rendah.
Menurut Soekamto (2002), salah satu faktor yang memengaruhi
pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan adalah
salah satu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang
lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang terhadap individu,
kelompok atau masyarakat.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti Mulyanti
(2013) dalam penelitian yang berjudul Faktor – Faktor Internal Yang
Berhubngan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-2
37
Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Cipitat Tahun 2013
menyatakan ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu
terhadap kelengkapa imunisasi, nilai OR=36,153 yang berarti bahwa
ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah lebih
beresiko 36 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi
terhadap balitanya dengan nilai P value=0,000 dengan tingkat
kepercayaan 95%. Maka bagi peneliti, tingkat pendidikan yang
sebagian besar lulusan SD berpengaruh pada sikap ibu membawa anak
imunisasi.
Sedangkan untuk pekerjaan responden, didapatkan hasil bahwa
mayoritas pekerjaan responden adalah Petani sebanyak ( 75%).
Pekerjaan ibu yang sebagian besar adalah petani akan sangat
mempengaruhi dalam membawa anak imunisasi, dimana orang tua
akan terus bekerja dan melupakan waktu kunjungan imunisasi untuk si
anak. Selain itu juga, berdasarkan hasil wawancara dengan responden,
sebagian besar mengatakan bahwa pekerjaan mereka sebagai petani
membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang
imunisasi karena letak rumah yang jauh dari layanan kesehatan.
Dalam kelengkapan imunisasi tidak ada alasan untuk seorang ibu
untuk tidak membawa anak imunisasi. Karena imunisasi merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi anak. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Yanti Mulyanti (2013), ada hubungan yang
signifikan antara pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi anak
dengan nilai pValue=0,000.
b. Analisis Bivariat
a. Sikap Ibu Sebelum dilakukan Penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nilai rata
– rata sikap dari 32 ibu yang menjadi responden sebelum penyuluhan
38
yaitu sebesar 28,00, dimana sikap ibu masih rendah dalam menyikapi
imunisasi. Dari hasil kuisioner yang diisi oleh responden, didapatkan
ada beberapa pertanyaan yang responden tidak setuju, seperti
pernyataan yang menyatakan bahwa “Pendidikan kesehatan tentang
imunisasi perlu diberikan pada wanita dewasa karena nantinya akan
memiliki anak”. Dari 32 responden sekitar 18 orang menjawab tidak
setuju. Karena menurut mereka, informasi tidak hanya diberikan saat
menjadi wanita dewasa, tapi sejak masih dibangku sekolah juga sudah
mendapatkan informasi tersebut supaya dapat di sampaikan kepada
keluarga yang lain. Kemudian untuk pertanyaan yang menyatakan
“Informasi tentang imunisasi penting bagi ibu”, sebanyak 11 ibu yang
menjawab tidak setuju. Karena menurut mereka, tanpa imunisasi si
anak tetap sehat seperti biasa. Dari jawaban yang didapatkan, sikap
ibu lebih cenderung mengarah ke negatif/kurang paham tentang
imunisasi.
Peneliti menganalisis bahwa sikap ibu yang mamiliki bayi usia 0-12
bulan di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe memiliki sikap negative
terhadap kelengkapan imunisasi, karena sikap dapat mempengaruhi
perilaku seseorang yang berkaitan degan bjek tertentu misalnya
imunisasi.
b. Sikap Ibu Sesudah Penyuluhan
Sedangkan nilai rata – rata sikap sikap dari 32 ibu setelah penyuluhan
sebesar 65,28, yang artinya ada peningkatan rata – rata sikap ibu. Jadi
hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada perubahan antara sikap ibu
sebelum dan sesudah imunisasi.
Nilai sikap setelah penyuluhan
mengalami peningkatan, karena ibu masih memiliki ingatan yang kuat
akan imunisasi yang disampaikan pada saat penyuluhan, tentang
pentingnya imunisasi bagi anak, dapat dilihat dari hasil imunisasi yang
dilakukan pada anak.
39
Dalam hal ini, ibu yang memiliki sikap positif tentang kelengkapan
imunisasi karena ibu mengetahui manfaat kelengkapan imunisasi bagi
bayinya serta penyakit apa saja yang dapat terjadi apabila ibu tidak
memberikan imunisasi.
c. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap
Sikap Ibu Membawa Anak Imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan
Mandrehe Kabupaten Nias Barat
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, didapatkan hasil sikap ibu
sebelum penyuluhan adalah negative sebanyak 30 orang (93,7%), dan
sikap setelah penyuluhan adalah positif sebanyak 32 orang (100%).
Hal ini menyatakan bahwa ada perubahan sikap ibu sebelum dan
sesudah diberikannya penyluhan kesehatan tentang imunisasi. Hasil
Uji Statistik Paired T-test sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan
diperoleh 0,000 dengan
= 0,05 maka 0,000 < 0,05, yang menyatakan
ada perubahan sikap ibu setelah dilakukannya penyluhan tentang
imunisasi, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyuluhan efektif terhadap perubahan sikap ibu
membawa anak imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe
Kabupaten Nias Barat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes
Widyani (2011) mengatakan, penyuluhan kesehatan berpengaruh pada
peningkatan pengetahuan dan sikap tentang imunisasi dasar lengkap
sebelum usia 1 tahun dengan nilai kelompok treatment sebesar 61,81,
sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan nilai yang diperoleh sebesar
54,54 dan untuk nilai t-test sebesar 7,464 dengan signifikansi 0,000 < a =
0,05. Yang bererti ada perbedaan yang signifikan antara sikap ibu tentang
Imunisasi Dasar yang mendapat penyuluhan
dengan yang tidak
mendapatkan penyuluhan, atau dapat juga dikatakan bahwa penyuluhan
40
tentang imunisasi dasar lengkap berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menjadi lebih baik.
Penyuluhan merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian
terpadu dari bimbingaan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan
timbale balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (penyuluh)
berusaha untuk membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah – masalah yang
dihadapi dalam waktu yang akan datang (Machfoedz, 2011).
Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif
(pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran
penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan
maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang
telah direncanakan (Maulana, 2009).
Sikap seseorang terhadap suatu obyek menunjukkan pengetahuan orang
tersebut terhadap obyek yang bersangkutan. Hal ini dapat diartikan bahwa
sikap yang positif maupun sikap yang negatif terbentuk dari komponen
pengetahuan ( Walgito, 2003).
Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu. Rebert Kwik dalam Notoadmodjo (2003), menyatakan bahwa
sikap adalah suatu kecendrungan untk mengadakan tindakan terhadap
suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda – tanda
untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tertentu.
Newcomb dalam Notoadmodjo (2007) berpendapat bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
41
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktifitas tetapi merupakan presdisposisi tindakan suatu perilaku.
Peneliti menganalisis bahwa sikap ibu mempengaruhi dalam membawa
anak imunisasi, karena ibu memiliki sikap yang positif, biasanya memiliki
tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi mengenai imunisasi yang
diperoleh dari media elektronik atau media massa dan penyuluhan yang
diadakan oleh petugas kesehatan sudah sangat baik. Dan ibu dengan sikap
yang positif akan memberikan bayinya imunisasi agar bayinya mencapai
tumbuh kembang yang optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dengan uji statistik dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Mayoritas sikap ibu sebelum diberikan penyuluhan kesehatan adalah
negatif sebanyak 30 orang (93,7%), sedangkan sikap ibu setelah
dilakukan peyuluhan kesehatan adalah positif sebanyak 32 orang (100%).
2. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap ibu sebelum dan sesudah
dilakukannya penyuluhan (P=0,000 ; P<0,05). Hasil studi menunjukkan
bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang imunsiasi terhadap
sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan. Dimana sikap ibu setelah
penyuluhan menjadi positif.
B. Saran
Hasil penelitian ini memberikan bukti ilmiah tentang pentingnya sikap ibu
terhadap pelaksanaan program imunisasi melalui penyuluhan tentang manfaat
dan kelengkapan imunisasi. Hal ini mengandung pesan bahwa program
tersebut diharapkan berhasil tidak hanya melalui suatu kebijakan program,
tetapi perlu peningkatan sikap yang positif tentang imunisasi dasar lengkap,
misalnya dengan melakukan penyuluhan secara rutin oleh dokter keluarga
atau praktisi kesehatan lainnya kepada ibu, keluarga dan masyarakat.
1. Bagi ibu
Diharapkan semakin giat dalam mencari informasi – informasi mengenai
imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi bagi anak sehingga tidak ada
lagi anak yang imunisasinya tidak lengkap melalui buku – buku, tenaga
kesehatan maupun dari pengalaman orang lain untuk sikap yang lebih
terhadap imunisasi.
42
43
2. Bagi Kader
Diharapkan pada kader – kader untuk dapat membantu ibu dan aktif
dalam memberikan pengetahuan dan wawasan tentang imunisasi
dan
jadwal pemberian imunsiasi diposyandu didaerahnya.
3. Bagi Puskesmas
a. Diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi pada ibu usia subur
(WUS), Ibu hamil, dan ibu bayi tentang pentingnya pemberian
imunisasi dasar lengkap terutama bagi bayi sebelum usia 1 tahun.
b. Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemberi pelayanan
kebidanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan
pelayanan yang baik kepada anggota pelayanan kebidanan khususnya
dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian imunisasi
dasar lengkap pada bayi sejak dia lahir.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan penelitian
selanjutnya tentang imunisasi, misalnya meneliti tentang faktor – faktor
yang mempengaruhi sikap ibu dalam membawa anak imunisasi dasar
lengkap sesuai dengan usia yang homogen.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah dkk. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya
Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi di BPS Hj.
Umi Salamah di Desa Kauman Peterongan, Jombang. Diakses pada tanggal
02 Februari 2015 dari http://www.journal.unipdu.ac.id.
Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. 2 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 3-22.
nd
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas 2013), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Diana Farah. 2013. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian
Imunisasi Pada Bayi di Desa Peuduk Kemukiman Trienggadeng
Kabupaten Pidie Jaya.
Kadir Lisa dkk. 2014. Pengetahuan dan Kepatuhan Ibu Pada Pemberian Imunisasi
Dasar Bagi Bayi. Journal of Pediatric Nursing Vol. 1 (1), diakses pada
tanggal 02 Februari 2015 dari http:// library.stikesnh.ac.id.
Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Kumalasari Nila. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
Imunisasi Di Wilayah Puskesmas Godean II Sleman Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Machfoedz Ircham. 2013. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.
Yogyakarya: Penerbit Fitramaya.
Mulyanti Yanti, 2013. Faktor – Faktor Internal Yang Berhubngan Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-2 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Situ Gintung Cipitat Tahun 201. Skripsi. Jakarta. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta.
__________________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Proverawati Atikah. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi.Jakarta: Nuha Offset.
Ranuh I.G.N. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta :
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Salmah Sjarifah. 2013. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Cv.
Trans Info Media.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
Widyani Agnes. 2011. Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
Sebelum Usia 1 Tahun. Thesis Surakarta: Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Lampiran 1
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ners, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia,
yang sedang melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa Anak
Imunisasi di Desa Fadoro, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat
tahun 2015”
Saya mengharapkan sekali tanggapan atau jawaban yang ibu/bapak berikan
dengan hati nurani sendiri tanpa adanya pengaruh dari orang lain. Identitas dan
informasi yang ibu/bapak berikan akan dijamin kerahasiaannya.
Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu/bapak bebas untuk ikut
menjadi responden ataupun menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika ibu/bapak
bersedia menjadi responden penelitian ini, silahkan menandatangani kolom yang
disediakan dibawah ini. Sebelumnya peneliti mengucapkan terimakasih yang
sebesarnya, atas partisipasi ibu/bapak dalam penelitian ini.
Medan,
Tanda tangan Responden
(
Juni 2015
Peneliti
)
( Shinta El Karya Gulo)
Lampiran 2
KUISIONER
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IMNSASI
TERHADAP SIKAP IBU MEMBAWA ANAK IMUNISASI DI DESA
FADORO KECAMATAN MANDREHE KABUPATEN
NIAS BARAT TAHUN 2015
Nama Responden
:
Umur Responden
:
Pendidikan Terakhir Responden
:
Pekerjaan Responden
:
Alamat Respnden
:
Usia Bayi
:
Penyuluhan
Berikan tanda centang (√) pada pernyataan yang menurut anda benar
No. Pertanyaan
Ya
Metode Penyuluhan
1. Apakah anda tertarik dengan meteri yang dibahas ?
2. Apakah anda senang dengan cara penyampaian materi?
3. Apakah anda mengerti materi yang disampaikan ?
4. Apakah waktu kegiatan penyuluhan cukup ?
5. Apakah penyuluh memberi kesempatan untuk diskusi
selama penyuluhan berlangsung ?
Media Penyuluhan
6. Apakah anda medapatkan bacaan/brosur selama
penyuluhan ?
7. Apakah penyuluh menggunakan gambar saat melakukan
penyuluhan ?
8. Apakah peralatan dalam kondisi baik dan lengkap ?
9. Apakah menurut anda pembagian brosur saja sudah
cukup ?
10. Apakah anda mengerti dengan gambar yang ditampikan ?
Tidak
Sikap Ibu
Berikan tanda centang (√) pada pernyataan yang menurut anda benar
No Pernyataan
SS
S
R
KS
1.
Informasi tentang imunisasi penting
bagi ibu.
2.
Pendidikan kesehatan tetang imunisasi
kalau diberikan oleh petugas kesehatan
menambah pengetahuan bagi ibu.
3.
Pendidikan kesehata tentang imunisasi
perlu diberikan pada wanita dewasa
karena nantinya akan memiliki anak.
4.
Ibu akan membawa bayi atau anak
untuk mendapatkan imunisasi.
5.
Saat kunjungan ulang, ibu merasa
terganggu karena kan membawa bayi ke
Puskesmas/Bidan.
6.
Ibu keberatan mengimunisasi bayi
karena setelah imunisasi bayi menjadi
demam.
7.
Ibu akan membawa bayi atau anak
imunisasi untuk imunisasi ulangan
karena akan menambah kekebalan pada
bayi.
8.
Imunisasi BCG penting bagi bayi
sehingga saya akan membawa bayi saya
untuk imunisasi BCG.
9.
Imunisasi Campak penting bagi bayi
sehingga saya akan membawa bayi
untuk imunisasi Campak.
10. Imunisasi DPT penting bagi bayi
sehingga saya akan membawa bayi
untuk imunisasi lengkap.
11. Imunisasi Polio pada bayi 4x dan ibu
akan melengkapkan imunisasi Polio.
12. Ibu membawa bayi untuk imunisasi
Hepatitia B
13. Menurut ibu, penyakit yang dapat di
cegah dengan imunisasi adalah penyakit
yang tidak berbahaya.
14. Mengingat bahwa penyakit anak, maka
melakukan imunisasi bayi merupakan
langkah yang tepat.
15. Saya membawa bayi ke puskesmas
untuk imunisasi.
TS
(Sumber : Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Wawan A, 2014)
Keterangan :
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
R
= Ragu – Ragu
KS
= Kurang Setuju
TS
= Tidak Setuju
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IMUNISASI DASAR
1.
Sasaran
: Para ibu-ibu
2.
Waktu
: 30 menit
3.
Tempat
: Balai Desa, Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe
4.
Hari/Tanggal
: Selasa, 16 Juni 2015
5.
Penyuluh
: Shinta El Karya Gulo
6.
Tujuan Penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum/TIU :
Setelah
mendengar
penyuluhan,
audience
memahami
tentang
pentingnya imunisasi dan jadwalnya.
b. Tujuan Instruksional Khusus/TIK
Audience akan dapat:
1. Menjelaskan pengertian imunisasi.
2. Menjelaskan tujuan imunisasi.
3. Memberitahukan jadwal imunisasi.
4. Menjelaskan macam-macam imunisasi dasar.
5. Memberitahuklan efek samping dari imunisasi dasar.
6. Memberitahukan kapan harus menunda dan harus menghindari
pemberian imunisasi pada anak.
7. Menjelaskan bagaiaman cara penanganan efek samping dari imunisasi.
7.
Materi
:
a. Pengertian imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Jadwal imunisasi
d. Macam-macam imunisasi dasar
e. Efek samping imunisasi dasar
f. Kontraindikasi pemberian imunisasi
g. Cara penanganan efeksamping yang ditimbulkan dari imunisasi
8.
Kegiatan
No
9.
:
Waktu
Kegiatan Penyuluh
1.
Langkahlangkah
Pendahuluan
2 menit
2.
Penyajian
20menit
3.
Evaluasi
5 menit
4.
Penutup
3 menit
a. Memberi salam
a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri
b. Menjawab
c. Menjelaskan maksud dan
pertanyaan
tujuan
a. Menjelaskan
Mendengarkan
pengertianimunisasi.
dengan seksama
b. Menjelaskan tujuan dari
imunisasi.
c. Memberitahukan jadwal
imunisasi.
d. Menjelaskan
macammacam imunisasi.
e. Memberitahukan
efek
samping imunisasi dasar.
f. Memberitahukan kapan
harus menunda dan
harus
menghindari
pemberian imunisasi.
g. Menjelaskan bagaimana
cara
penanganan
efeksamping yang timbul
dari
pemberian
imunisasi.
a. Tanya jawab
Partisipasi aktif
b. Menanyakan kembali
c. Postest
a. Meminta/memberi saran a. Memberi saran
dan kesimpulan
b. Menjawab salam
b. Memberi salam
Metode
10. Media
: Ceramah dan Tanya jawab
/
: Poster dan leftlet
11. Evaluasi
Pertanyaan
:
a.
Jelaskan pengertian imunisasi !
b.
Jelaskan tujuan dari imunisasi !
c.
Sebutkan jadwal pemberian imunisasi !
Kegiatan Sasaran
d.
Sebutkan macam-macam imunisasi dasar!
e.
Sebutkan efek samping ijmunisasi dasar!
f.
Kapan harus menunda dan menghindari pemberian imunisasi pada anak !
g.
Apa yang dapat dilakukan bila timbul efeksamping imunisasi pada anak!
MATERI PENYULUHAN
1.
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu.Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah
suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibody.
Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.
2.
Tujuan dari Imunisasi
Untuk
mengurangi
angka
penderita
suatu
penyakit
yang
sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya.
3.
Jadwal Imunisasi
Jenis
Vaksin
BCG
POLIO
Hepatitis
B
DPT
Campak
4.
lahir
1
2
0
1
Umur Pemberian Imunisasi
Bulan
4 5 6 9 12
15
18
2
3
1
2
2
3
3
Tahun
5
6
4
5
4
5
10
3
1
2
3
1
6
2
Macam-macam imunisasi
Imunisasi dasar (wajib) ada 5, yaitu:
a. Imunisasi BCG
: vaksin untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberculosis (TBC).
b. Imunisasi HBV
c. Imunisasi
12
: memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
polio
: memberikan
kekebalan
aktif
terhadap
penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan
pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa
menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk
menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.
d. Imunisasi campak: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(tampek).
e. Imunisasi DPT
: vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap penyakit
difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang
menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius
atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara
yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan
yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat
menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas,
makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius,
sepertipneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi
bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
Imunisasi anjuran, yaitu:
a. Imunisasi DT
: memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang
dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat
untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau
tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima
imunisasi difteri dan tetanus.
b. Imunisasi
MMR : memberi
perlindungan
terhadap
campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2
kali.
c. Imunisasi Hib
: membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus
influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis,
pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak
tersedak.
d. Imunisasi varisella: memberikan perlindungan terhadap cacar air.
e. Imunisasi Hepatiitis A: untuk memberikan perlindungan terhadap virus
hepatitis A.
f. Imunisai Pneumokokus: Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi
anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga.
Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti
meningitis dan bakteremia (infeksi darah).
5.
Efek samping dari Imunisasi Dasar
a. BCG
Muncul pembengkakan/benjolan pada daerah yang disuntik. 2-3 minggu
pembengkakan tersebut akan sembuh dan menyisakan jaringan parut
sebesar 2-7 mm. pembengkakan/benjolan tersebut biarkan saja seperti itu
dan jangan di berikan obat apapun. Dan jika timbul reaksi yang berat
seperti pembengkakan kelenjar limfe (pembengkakan di leher) itu akan
kembali normal dalam waktu 2-6 bulan, ini terjadi jika penyuntikan terlalu
dalam atau kelebihan dosis.
b. Hepatitis B
Efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu,
perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam
beberapa hari.
c. Polio
Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan, tetapi jika itu
erjadi artinya sang anak suah terkena polio sebelum diberikan imunisasi
polio.
d. DPT
1. Demam di sore hari selama 1-2 hari.
2. Rasa sakit dan peradangan pada daerah yang disuntik.
3. Kejang (jarang terjadi).
e. Campak
Panas dan kemerahan selama 1-3 hari setelah 1 minggu penyuntikan.
6.
Kontraindikasi pemberian imunisasi
a. Jika anak menderita sakit/demam, meskipun bila hanya batuk/pilek biasa
tanpa demam & rewel, anak masih bisa tetap di imunisasi.
b. Jika anak mempunyai reaksi alergi pada pemberian imunisasi sebelumnya.
c. Jika anak memiliki masalah/penyakit pada sistem pencernaannya,
konsultasikan dahulu ke dokter.
d. Jika anak mempunyai masalah sistem kekebalan tubuhnya akibat penyakit
tertentu seperti kanker, sedang mengkonsumsi steroid atau obat penekan
sistem kekebalan tubuh lainnya atau sedang menjalani proses terapi radiasi
atau kemoterapi.
7.
Cara penanganan efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi
Apabila mengalami demam, anak dapat diberikan paracetamol atau
ibuprofen, tergantung dari usia anak, untuk dosis tepatnya dapat konsultasi ke
dokter. Jika anak mengalami muntah atau diare, berikan cairan sesering
mungkin & awasi tanda atau gejala terjadinya dehidrasi seperti misalnya
buang air kecil yang tidak sesering biasanya. Jika ada reaksi lain yang tidak
terduga sehabis imunisasi, sebaiknya konsultasi kembali ke dokter yang
menangani.
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 9
Output Hasil SPSS
Umur Bayi
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0-6 bulan
17
53.1
53.1
53.1
7-12 bulan
15
46.9
46.9
100.0
Total
32
100.0
100.0
Pendidikan Ibu
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
SD
15
46.9
46.9
46.9
SMP
13
40.6
40.6
87.5
SMA
4
12.5
12.5
100.0
Total
32
100.0
100.0
Pekerjaan Ibu
Cumulative
Frequency
Valid
Petani
IRT
Total
Percent
Valid Percent
Percent
24
75.0
75.0
75.0
8
25.0
25.0
100.0
32
100.0
100.0
Umur Ibu
Cumulative
Frequency
Valid
<20 tahun
21-30 tahun
>31 tahun
Total
Percent
Valid Percent
Percent
8
25.0
25.0
25.0
23
71.9
71.9
96.9
1
3.1
3.1
100.0
32
100.0
100.0
Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Negatif
30
93.8
93.8
93.8
Positif
2
6.3
6.3
100.0
Total
32
100.0
100.0
Sikap Ibu Setelah Penyuluhan
Cumulative
Frequency
Valid
Positif
Percent
32
Valid Percent
100.0
Percent
100.0
100.0
Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
N
Std. Deviation
Sikap Sebelum Penyuluhan
28.00
32
5.814
1.028
Sikap Setelah Penyuluhan
65.28
32
4.364
.772
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Std. Error Mean
Sikap Sebelum Penyuluhan &
Sikap Setelah Penyuluhan
Correlation
32
.498
Sig.
.004
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Std.
Mean
PSikap Sebelum Penyuluhan - Sikap
aSetelah Penyuluhan
i
r
1
-37.281
Deviation
5.250
Std. Error Mean
.928
Lower
-39.174
Upper
-35.388
t
-40.170
df
Sig. (2-tailed)
31
.000
Lampiran 10
Berita Acara Perbaikan Skripsi
BERITA ACARA
Perbaikan Skripsi Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Pada hari Selasa, 22 Juli 2015 telah diadakan Sidang Skripsi dengan judul :
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi Terhadap Sikap Ibu Membawa
Anak Imunisasi di Desa Fadoro Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat Tahun
2015.
Diseminarkan oleh
Nama
: Shinta El KaryaGulo
NIM
:11 02 143
Skripsi ini telah diperbaiki dan diperiksa :
Download