http://www.ahmadiyyamosques.info/2012/01/bait‐ut‐toheed‐cotonou‐benin.html Susunan Redaksi SINAR ISLAM Penasehat H. Abdul Basit Pemimpin Umum Mahmud Mubarik Ahmad Pemimpin Redaksi Fazal Muhammad Redaktur Pelaksana Sukma Fadhal Ahmad Muhammad Robiul Hakim Distribusi Amiruddin Nouval Penerbit Jln. Tawakal Ujung Raya No. 7 Jakarta Barat 11440 Daftar Isi: Dari Redaksi Takdir Khilafat Tafsir Quran Kutipan Hadits Sajian Utama Banjir Nuh, Fakta dan Data Terjemah Buku Masih Mau’ud a.s. Alaamatul Muqarrabiin Bagian 3 Sabda-sabda Masih Mau’ud a.s. Malfuzat Menjawab Tuduhan Jawaban Atas Tuduhan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. Meninggal di dalam WC karena Kolera Artikel Launching "Indonesia: Pluralism in Peril" Yahudi dalam Wacana Sejarah 4 6 7 10 24 33 36 38 50 [email protected] ISSN 2355-1135 Bagi para pembaca SINAR ISLAM yang ingin mengirimkan naskah essai, opini, tinjauan buku, ataupun surat pembaca dapat dikirim melalui surat ke alamat redaksi di Jln. Tawakal Ujung Raya No.7 Jakarta Barat 11440 atau ke alamat Email: [email protected] Cover depan: Big Tsunami photo oleh Mike Weathley Cover halaman 2: Mesjid Bait‐ut– toheed Jemaat Ahmadiyah Benin. DARI REDAKSI Takdir Khilafat Dalam perjalanan panjang kehidupan agama Islam, umat Islam pernah memiliki 104 orang Khalifah, dianta‐ ranya; empat orang sebagai Khalifatur Rasyiddin, Hasan bin Ali sebagai penerus Khalifah Ali tapi tidak tercatat sebagai Khalifatur Rasyiddin, 14 orang Khalifah dari Bani Ummayah, 55 orang Khalifah dari Bani Abbasiyah, dan 30 orang Khali‐ fah dari Bani Utsmaniyah. Namun perlu dicatat bahwa dari 104 Khalifah itu hanya empat atau lima orang saja yang dianggap benar‐benar menjadi Khalifah dalam agama Islam, yaitu empat orang Khalifah Rasyidah dan Khalifah Hasan bin Ali, yang meru‐ pakan penerus Khalifah Ali bin Abi Thalib. Selebihnya para Khalifah itu bu‐ kanlah Khalifah yang berfungsi sebagai pemimpin spiritual dalam agama Islam, tapi mereka lebih tepat disebut sebagai pemimpin negara yang dihuni oleh may‐ oritas penduduk beragama Islam. Sejarah panjang kekuasaan para khalifah, di luar Khalifatur Rasyidah, ternyata tidak melulu berjalan indah, penuh dengan semangat islami seperti yang diajarkan oleh Nabi Besar Muham‐ mad saw. Tapi sebaliknya di antara mereka ada juga yang menjalankan ke‐ kuasaan dengan tangan besi dan otoriter, yang menghiasi lembar sejarah dengan noda darah dari umat Islam 4 yang mereka aniaya sendiri. Persis seperti yang telah digambarkan oleh Yang Mulia Rasulullah Muhammad s.a.w. tentang para pemimpin zolim yang akan memimpin umat Islam di suatu hari nanti. Salah satu peristiwa sejarah yang paling mengerikan dari periode khilafah model ini adalah sebuah peristiwa yang terjadi ketika Bani Abbasiyah menyer‐ ang Bani Ummayah pada abad 13. Ketika Bani Abbasiyah menaklukkan kota Damsyik yang merupakan pusat pemerintahan Bani Ummayah, pasukan Bani Abbasiyah memainkan pedangnya di kalangan penduduk, sehingga mem‐ bunuh kurang lebih lima puluh ribu orang. Masjid Jami’ milik Bani Umayyah, mereka jadikan kandang kuda‐kuda se‐ lama 70 hari, dan mereka menggali kembali kuburan Mu’awiyah serta ang‐ gota Bani Umayyah lainnya. Belum puas dengan itu, ketika mereka menemukan jasad Hisyam bin Abdul Malik masih utuh, mereka lalu menderanya dengan cambuk‐cambuk dan menggantungkannya di hadapan pandangan orang banyak selama be‐ berapa hari, kemudian membakarnya dan menaburkan abunya. Mereka juga membunuh setiap anak dari kalangan Bani Umayyah dan semua anggota ke‐ luarga Bani Umayyah yang ada di kota SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Basrah dan menggantungkan jasad‐ jasad mereka. Demikian pula yang mereka lakukan terhadap Bani Umay‐ yah di Makkah dan Madinah. Model kekhalifahan non spiritual ini berakhir pada tanggal 3 Maret 1924 di masa kekhalifahan Utsmaniyah di Turki. Pada masa Khalifah Abdul Majid II sis‐ tem kekhalifahan seperti itu benar‐ benar berakhir. Ternyata jatuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah di Turki terjadi saat Khila‐ fat Ahmadiyah berusia 16 tahun. Era baru kekhalifahan dalam pe‐ riode ini dimulai setelah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani a.s., yang diangkat oleh Allah Ta’ala sebagai Imam Mahdi dan Al Masih yang Dijanji‐ kan sebagai Penerus Perjuangan Suci Nabi Besar Muhammad s.a.w., wafat pada tanggal 26 Mei 1908. Sama seperti yang dilakukan Muslim awwalin saat Nabi Muhammad s.a.w. wafat, mereka mengangkat seorang pengganti beliau s.a.w. yang berfungsi sebagai pemimpin agama. Begitu pula kaum Muslimin pengikut Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. mereka segera memilih seorang pengganti dari kalan‐ gan pengikut beliau sendiri yang ber‐ nama Hadhrat Al Hajj Hakim Nuruddin r.a. sehari setelah kewafatan beliau a.s. yaitu pada tanggal 27 Mei 1908. Tugas pertama yang dilakukan Khali‐ fah Hadhrat Abu Bakar r.a. yaitu men‐ gurus jenazah suci Rasulullah Muham‐ mad s.a.w. sama persis seperti itu dila‐ kukan pula oleh Hadhrat Al Hajj Hakim Nuruddin r.a. dengan mengurus jenazah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. Ini artinya konsep, pola, tugas dan fungsi Khalifah Rasyidah seratus persen diadopsi oleh Khalifah Ahmadiyah. Tidak hanya sampai di situ, posisi lembaga Khilafat dalam Islam yang ber‐ fungsi untuk memimpin umat Islam secara rohaniah demi pencapaian ke‐ hidupan suci yang Islami, benar‐benar diterapkan dengan sempurna. Hingga tahun 2014 ini Khilafat Ahmadiyah telah berusia 106 tahun, dan telah dipimpin oleh 5 orang Khali‐ fah yang kekuasaannya tidak dibatasi oleh batas‐batas territorial suatu kawa‐ san di planet Bumi ini. Sementara kaum Muslim lainnya sedang berpikir untuk mendirikan khila‐ fat yang pola kekuasaannya seperti para khalifah yang pernah berkuasa di negara‐negara Islam, yang lebih bernu‐ ansa politis, Khilafat Ahmadiyah malah sedang mencapai tingkat‐tingkat kema‐ juan yang luar biasa. Sudah menjadi suratan takdir‐Nya, Khilafat Ahmadiyah menjadi ‘penguasa baru’ dalam periode Islam di Akhir Zaman ini. Sebagai penguasa baru di dunia Muslim saat ini, Khilafat Ahmadiyah telah meraih berbagai prestasi yang cukup gemilang dalam waktu singkat, dan ini menjadi bukti bahwa Khilafat Ahmadiyah mendapat dukungan penuh dari Allah Ta’ala, Sang Maha Penguasa, Tuhan Semesta Alam. Red [][] SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 5 Tafsir Quran ان الَّر ِجي ِْم ِ اَع ُْو ُذ ِبا ِ م َِن ال َّش ْي َط ﷲ الرَّ حْ َم ِن الَّر ِحي ِْم ِ ِبسْ ِم Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang” Lafaz surah dan artinya: 1- Surah: arti surah di dalam bahasa Arab adalah : (1) َم ْن ِزلَ ٌةyakni derajat. (2) ٌ َش َرفyakni kehormatan. (3) َعلَ َم ٌةyakni tanda. (4) Dinding yang tinggi atau bangunan yang juga indah (Aqrob). (5) Lafaz ini juga bisa dari ُؤرة َ سyakni di dalamnya ada hamzah yang disebabkan sebelum mazmum telah berubah dari wawu. Arti lafaz ini adalah sisa atau bagian. Orang Arab berkata ھ َُو فِى اَ ْشأرال َّناسyakni dia adalah sisa atau bagian dari suatu bangsa (al-Jami’ulahkamul Qur’an lil Qurtubi). (6) Sesuatu yang penuh dan sempurna, unta betina yang sehat dan muda dikatakan “surotun”(al-jamiul ahkamul Qur’an lil Qurtubi). (Selanjut nya memberikan refrensi untuk tafsir ini di semua tempat hanya akan ditulis Qurtubi). س َُو ٌرadalah bentuk jama dari ٌس ُْو َرة. Alasan bagian Al-Quran dinamakan surah: Mengapa bagian-bagian Al-Quran Karim dinamakan ‘surotun’. Berkenaan dengan hal ini beda ulama, beda pula alasan-alasannya. Menurut sebagian karena dengan membacanya derajat manusia bertambah. Sebagian berpendapat bahwa darinya mendapat kehormatan. Yang lain berkata bahwa surah-surah adalah tanda selesainya materi. Menurut yang lain karena ia memper sembahkan satu bangunan ruhani yang tinggi dan indah kepada dunia. Menurut yang lainya lagi karena ia merupakan bagian atau sisa dari seluruh AlQuran. Yang lain berpendapat karena di dalamnya terkandung satu materi yang sempurna dan penuh. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan ini hanyalah selera saja. 6 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sebenarnya 6 arti surah yang sudah diterangkan itulah yang tepat di sini. Dan kita dapat mengatakan bahwa bagian-tertentu Al-Quran dinamakan surah karena : (1). Bagian Quran Karim. (2). Di dalamnya satu sama lain saling menjelaskan satu materi yang sempurna dan penuh. (3). Ia mengandung bangunan ruhani yang tinggi dan indah. (4). Martabat yang tinggi. (5). Mendapat kehormatan. (6). Yang mengamalkannya memperoleh satu keistimewaan khusus dibanding yang lain. Nama surah Al-Quran Karim adalah nama ilhami dan pemakaian lafaz surah dalam Al- Quran Karim dan Hadits: Lafaz surah yang dipakai untuk bagian-bagian Al-Quran Karim adalah nama ilhami. Dan penjelasan Rasulullah s.a.w. yang telah diterangkan ada di dalam Quran Karim: ٍ ِا ْن ُك ْن ُت ْم فِى َر ْي (3ب ِممَّا َن َّزل َنا َعلى َع ْب ِد َنا َفأ ُتوا ِبس ُْو َر ٍة مِّنْ م ِّْثلِ ِه ) َب َق َرة ع Jadi, Al-Quran Karim sendiri menggunakan lafaz surah, dan nama ilhami. Rasul Karim s.a.w. pun selalu menggunakan lafaz ini. Di dalam Shahih Muslim ada riwayat dari Anas ra : ْ ََقا َل َرس ُْو ُل ﷲ صلى ﷲ عليْه َو َسلم ا ُ ْن ِزل ﷲ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم ِا َّنا ِ ت َعلَيَّ أَ ِن ًفا س ُْو َرةٌ َف َق َرأَ ِبسْ ِم ٌ ك ال َك ْو َث َر )مسلم كتاب الصلوة باب حجة من قال البسملة أية مِنْ اَ َّو ِل ُك َّل س ُْو َر ٍة سِ َوى َ اَعْ َط ْي َنا :(َب َراءة Yakni, Rasulullah s.a.w. bersabda, baru saja turun satu surah kepadaku yaitu “Bismilaahir-rohmaanir-rohiim innaa a’toi naakal kautsar”. Dari riwayat ini diketahui bahwa bagian-bagian Al-Quran Karim yang sekarang ini orang-orang Muslim menyebutnya ‘Surah’, Rasulullah s.a.w. pun selalu menyebutnya surah. Dan itu bukanlah pemberian nama baru. Fazal M [][] SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 7 Kutipan Hadits Hadits Qudsi tentang Penciptaan Mahluk dan Ibnu Adam yang akan Mendustakan Allah صلﱠى ﱠ قَا َل َرسُو ُل ﱠ:ع َْن أَبِي ھُ َري َْرةَ قَا َل :ﷲُ َعلَ ْي ِه َو َسلﱠ َم َ ِﷲ ضى ﱠ ٌ فَھُ َو َموْ ضُو،َب فِي ِكتَابِ ِه َعلَى نَ ْف ِس ِه ” ُ إِ ﱠن َرحْ َمتِي تَ ْغلِب:ُع ِع ْن َده َ َكت،َﷲُ ْالخ َْلق َ َلَ ﱠما ق “ضبِي َ َغ (رواه مسلم )وكذلك البخاري والنسائي وابن ماجه Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah SAW, “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan murka-Ku” Diriwayatkan oleh Muslim, Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah صلﱠى ﱠ ض َي ﱠ :ﷲُ َعلَ ْي ِه َو َسلﱠ َم قَا َل َ ع َْن النﱠبِ ﱢي،ُﷲُ َع ْنه ِ ع َْن أَبِي ھُ َري َْرةَ َر َ “ قَا َل ﱠ ي َ فَأ ﱠما تَ ْك ِذيبُهُ إِيﱠا،َ َو َشتَ َمنِي َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َذلِك،َ َك ﱠذبَنِي اب ُْن آ َد َم َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َذلِك:ﷲُ تَ َعالَى ي َ َوأَ ﱠما َش ْت ُمهُ إِيﱠا،ي ِم ْن إِعَا َدتِ ِه َ َولَي، لَ ْن يُ ِعي َدنِي َك َما بَدَأَنِي:ُفَقَوْ لُه ق بِأ َ ْھ َونَ َعلَ ﱠ ِ ْس أَ ﱠو ُل ْالخ َْل اتﱠ َخ َذ ﱠ:ُفَقَوْ لُه َوأَنَا ْاألَ َح ُد ال ﱠ،ﷲُ َولَدًا “ َولَ ْم يَ ُك ْن لِي ُكفُ ًوا أَ َح ٌد، لَ ْم أَلِ ْد َولَ ْم أُولَ ْد،ص َم ُد )رواه البخاري )وكذلك النسائي Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., bahwasanya Nabi bersabda, telah Berfirman Allah ta’ala: “Ibnu Adam (anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakan-Ku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencela-Ku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya pada-Ku adalah perkataanya, ‘Dia tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah mati)’, adapun celaan mereka kepada-Ku adalah ucapannya, ‘Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala sesuatu (as-Shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiKu satupun yang menyerupai”. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan An-Nasa-i 8 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sajian | utama Banjir Nuh, Fakta dan Data Penulis: Fazal Ahmad Bahteranya telah menarik perhatian umat manusia selama ribuan tahun. Dalam tulisan berikut, kami akan menggali berbagai catatan yang berbeda dari cerita yang selama ini dipercaya, menentukan kemungkinan lokasi terjadinya banjir dan mengembangkan kembali penelitian untuk saat ini. Kisah Nabi Nuh a.s. dan Pengantar Kisah Nabi Nuh a.s. sudah begitu akrab bagi para pengikut dari tiga agama besar - Islam, Yahudi dan Kristen. Inti kisahnya adalah: Nabi Nuh a.s. yang diperintahkan oleh Allah membangun sebuah bahtera, untuk menyelamatkan dia dan para pengikutnya dari banjir besar yang akan datang guna menghukum orang-orang kafir. Ternyata budaya bangsa lain pun memiliki cerita banjir serupa yang melibatkan karakter yang berbeda. Kemudian muncul berbag ai pertanyaan. Kapan banjir itu terjadi? Pada peradaban apa Nabi Nuh a.s. itu hidup? Dapatkah Sajian | utama penelitian arkeologi modern menjelaskan segala sesuatunya terkait kejadian ini? Karena kelangkaan bukti historis langsung dari waktu itu, sementara kita sudah tahu inti ceritanya, maka lebih sulit untuk mengumpulkan rincian sejarahnya. Oleh sebab itu diperlukan penelusuran catatan yang berbeda, lokasi tempat tinggal Nabi Nuh a.s. dan status penelitian saat ini . Berbagai Catatan tentang Air Bah Foto : Awan badai . Dua catatan yang paling menonjol dari banjir besar yang ditemukan dalam Al‐Qur'an dan Alkitab, namun catatan masing‐masing berbeda. Sementara kita memiliki sedikit informasi tentang periode sebelum banjir, namun ada banyak bukti arkeologi yang tersedia dari periode setelah banjir. Kami memiliki beberapa pemikiran ketika banjir mungkin terjadi. Zaman yang dikenal dengan The Age Ice terbaru diperkirakan telah berakhir sekitar 10.000 SM. Hal ini ditandai dengan beberapa peristiwa alam, seperti es mencair, yang mengakibatkan adanya peningkatan bertahap dalam permukaan air laut. Selain itu, penelitian akademik menunjukkan beberapa kemungkinan banjir besar terjadi yang diakibatkan es mencair dalam jangka waktu yang cukup lama untuk sepenuhnya mencair dan ini tidak akan selalu menjadi proses yang bertahap, sehingga lonjakan pencairan es mungkin telah mengakibatkan bencana iklim ( Wilson, Hal. 8). 10 Walaupun ada berbagai catatan tentang banjir atau air bah, dua penjelasan yang paling menonjol adalah yang ditemukan di dalam Alkitab dan Al-Quran. Ini harus diperiksa secara detail, sementara catatan lain juga akan dipelajari yang sebagian besar menunjukkan kesamaan yang luar biasa untuk dua catatan tersebut. 1. Air Bah dalam Alkitab Catatan Alkitab tentang banjir terdapat dalam Perjanjian Lama atau Taurat, kitab Kejadian 6:09 sampai 9:29. Menurut Alkitab, saat Nabi Nuh a.s. lahir, ayahnya Lamekh berkata: " Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah dikutuk oleh Tuhan”. (Kejadian 5:29) Allah melihat bahwa manusia telah menjadi korup, berlaku aniaya dan telah berpaling dari menyembah Allah. Oleh karena itu, A l l ah m e r e n c an a k an un t uk menghukum manusia: “Sebab SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sajian | utama sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.” (Kejadian 6:17) Allah kemudian memerintahkan Nuh a.s.untuk membangun sebuah bahtera, memberinya petunjuk tentang bagaimana membangunnya dan menjelaskan bahwa ia harus mengambil keluarganya, makanan, perbekalan dan tujuh pasang setiap jenis spesies mahluk hidup untuk melestarikan mereka. Setelah Nuh a.s. melakukan perintah itu, banjir besar datang : “...pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkaptingkap di langit. Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya." (Kejadian 7:11-12) Dan cerita berlanjut : “Empat puluh hari lamanya air bah itu meliputi bumi; air itu naik dan mengangkat bahtera itu, sehingga melampung tinggi dari bumi.” ( Kejadian 7:17) Banjir, setelah banjir besar selama 150 hari, yang menghapus semua kehidupan di Bumi. Akhirnya Allah mengutus angin dan air pun surut, yang memungkinkan bahtera untuk mencapai tanah lagi: “dalam bulan yang ketujuh, pada hari ketujuhbelas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada Ararat.“ (Kejadian 8:4) Akhirnya, untuk meng- konfirmasi bahwa air itu telah berkurang dan bahwa ia bisa meninggalkan Bahtera, Nuh a.s. mengutus seekor burung gagak dan kemudian burung merpati, tapi merpati kembali karena tidak menemukan daratan. Beberapa hari kemudian, Nuh a.s. mengirim merpati lagi dan kali ini ia kembali dengan daun zaitun. Allah memerintahkan Nabi Nuh a.s. untuk mengisi kembali planet ini, sehingga ia membangun sebuah mezbah dan membuat persembahan korban kepada Tuhan. Kemudian Allah membuat perjanjian dengan Nuh a.s. untuk melindungi dia dan para pengikutnya dari banjir global di masa depan. 2. Catatan Al-Quran tentang Air Bah Kisah Al Quran tentang Nuh a.s. (‘Nuh’ adalah bahasa Arab) dan banjir dijelaskan secara rinci dalam Surah Hud dan Nuh. AlQuran memulai cerita dengan tabligh Nabi Nuh a.s. kepada umatnya agar mereka mereformasi dan menyembah hanya kepada Satu Tuhan. Setelah penghinaan dari para pemimpin lokal, Nuh a.s. memperingatkan mereka terhadap hukuman yang akan datang jika mereka tidak mengubah cara mereka dan lagi menawarkan mereka cara praktis untuk kehidupan yang lebih baik. Tetapi orang-orang itu menolaknya. Al-Quran menyebut bahwa peringatan terhadap hari yang menyedihkan sebagai hukuman SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 11 Situs Durupinar yang terletak di kawasan pegunungan Ara‐ rat, Agri, Turkey. Di kawasan ini terdapat stuktur bebatuan yang menyerupai bangunan sebuah perahu kayu. Struktur bebatuan itu diduga sebagai fossil dari perahu Nabi Nuh a.s. yang mendarat di kawasan itu beberapa ribu tahun yang lalu. yang pedih, dan dalam istilah Arab, berarti hari yang akan dikenang untuk generasi mendatang sebagai peringatan masa depan. (Ahmad, Vol. 3, Hal.1068) Nuh berkata, " Nuh berkata, “Hai, Tuhan-ku ! Mereka sesungguhnya telah mendurhakai aku, dan mengikuti orang-orang yang tidak menambah kepadanya hartanya dan keturunannya selain kerugian. Dan, mereka telah merencanakan tipu daya yang besar, Dan, mereka berkata kepada kaumnya, ‘ Janganlah sekali-kali meninggalkan tuhan-tuhan-mu, dan janganlah sekali-kali meninggalkan Wadd dan jangan pula Suwa’, dan jangan pula Yaghuts dan Ya’uq dan Nasr’, Dan, sesungguhnya, mereka telah menyesatkan banyak orang; dan Engkau tidak akan menambah orang-orang aniaya kecuali kesesatan.” (Surah Nuh : 21-25) Setelah ini, Nabi Nuh a.s. membangun bahtera mengikuti petunjuk Ilahi, sementara para pemimpin lokal mengejeknya. Kemudian banjir tiba: “Hingga ketika datang perintah Kami dan memancarlah sumber mata air; Kami berkata, ‘Naikkanlah ke dalam bahtera itu masing-masing dari jenis satu pasang, dan keluarga engkau, kecuali mereka yang keputusannya telah ditetapkan, dan mereka yang telah beriman. Dan tiada yang beriman 12 bersamanya melainkan sedikit.” (Surah Hud : 41) “Maka Kami membukakan pintu-pintu awan dengan air yang tercurah deras. Dan, Kami pancarkan di bumi, sumber-sumber air, lalu kedua air itu bertemu untuk suatu maksud yag telah ditentukan.” (Surah Al-Qamar : 12-14) “Dan berlayarlah bahtera itu membawa mereka di tengah ombak laksana gunung.” (Surah Hud : 43) Akhirnya, banjir mereda: “Maka disurutkanlah air, dan selesailah perintah itu. Dan bahtera itu pun berlabuh di atas Al Judi dan dikatakan, “Kebinasaanlah bagi kaum aniaya.” (Surah Hud : 45) Dan sesungguhnya Kami telah meninggalkan peristiwa itu sebagai Tanda, maka apakah ada yang mengambil nasihat ? (Surah AlQamar : 16) Kita dapat mengumpulkan beberapa poin dari kisah AlQuran: Pertama, satu hal penting di sini adalah klarifikasi bahwa banjir datang baik dari awan dan dari tanah. Air mengalir dari semua sumber untuk menciptakan banjir SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sajian | utama besar. Di atas ayat yang m e n g g am b ar k an p e r t e m u a n perairan tampaknya mengacu kepada kedatangan air secara bersama-sama dari dua sungai besar atau danau. Arti penting dari titik ini akan menjadi jelas nanti, ketika kita membahas kemungkinan lokasi untuk banjir. Kedua, Al-Quran menyebut tempat bersandarnya bahtera di suatu tempat yang disebut al-Judi, yang berarti tempat yang tinggi. Mufasirin Muslim awal, seperti Yaqut al-Hamwi, meyakini bahwa kawasan pegunungan di sebelah timur Mosul, Ararat adalah tempat yang dimaksud itu. (Ahmad, Vol. 3, Hal. 1079) Nama kawasan itu adalah Durupinar Site, dekat Gunung Ararat di Agri, Turki. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa struktur lokasi itu seperti bahtera Nabi Nuh a.s., sedangkan peneliti lainnya telah memberi kesimpulan sebagai hanya formasi alam. Ketiga, Al-Qur'an menyiratkan bahwa banjir itu adalah banjir regional sebagai hukuman bagi suku-suku tertentu yang telah mengabaikan seruan tabligh Nabi Nuh a.s. Sebaliknya, Alkitab menyatakan bahwa banjir itu telah menutupi seluruh dunia, dan semua orang tenggelam ( Yahya Pasal 16). Akhirnya, Al-Quran juga tampaknya menyiratkan bahwa di masa depan para arkeolog akan menemukan bukti bahtera Nabi Nuh a.s. sesuai dengan Surah Al- Qamar ayat 16 yang dengan jelas mengatakan bahwa bahtera itu telah diawetkan sebagai suatu tanda bagi generasi mendatang . 3. Catatan Banjir lainnya Ada banyak cerita tentang banjir lokal dari beberapa daerah antara Eropa dan Asia yang merekam peristiwa serupa dengan gambaran daerah dan di sekitar waktu yang sama. Diantaranya: Epos Gilgames, Epik ini pertama kali ditemukan sebagai serangkaian dokumen kuno di Niniwe, Catatan XI tentang banjir besar. Gilgamesh adalah raja dari kota Uruk (2500-2800 SM). Gilgamesh mengunjungi seorang bijak bernama Ut-Napishtim, Lempengan tentang air bah mengenai epos Gil‐ games dalam bahasa Akkadia (Sumber: Wikipedia). SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 13 Sajian | utama yang telah selamat dari banjir besar, untuk mempelajari rahasia kehidupan kekal, dan belajar dari kisah Ut-Napishtim itu. Dikisahkan Dewa Ea mengancam untuk mendatangkan banjir besar dan Ut - Napishtim diperintahkan membangun sebuah perahu dari enam deck untuk menyimpan semua spesies mahluk hidup. Badai pun tiba dengan guntur dan hujan deras, dan banjir merata menutupi daratan. Dia melepaskan merpati, kemudian hilang, dan akhirnya gagak, yang tidak kembali, menandakan bahwa air telah surut, dan kemudian dia meninggalkan perahu untuk membuat persembahan korban, mirip seperti catatan dalam Alkitab Atra Hasis, Atra Hasis (orang yang sangat bijaksana) adalah seorang Raja Sumeria dari kota Shuruppak yang berkuasa sebelum banjir besar itu ada. Catatan ini tercatat pada sebuah dokumen kuno yang diperkirakan ditulis sekitar 1630 SM . Penuturan tentang banjir yang terjadi saat itu sangat mirip dengan epik Gilgamesh. Catatan serupa lainnya seperti dari Xisuthros (catatan Yunani, raja terakhir Sumeria sebelum banjir) dan Deucalion (karakter legendaris Yunani dari Arcadia yang bertahan dari banjir yang dibawa oleh Zeus) juga ada, tetapi terdapat sedikit variasi dari cerita yang dikutip di atas. 14 Di tempat lain, di Persia, Catatan Zoroaster dari Yim dan cerita Hindu dari Manu di India juga mencakup kejadian yang sama meskipun dengan rincian yang berbeda. Ada kesamaan dari inti cerita-cerita itu yang kemungkinan memiliki beberapa dasar dalam peristiwa sejarah yang sebenarnya. 4 Tentang Nabi Nuh a.s. Meskipun kita tidak dapat mengetahui dengan pasti kapan peristiwa seputar banjir berlangsung, tapi secara umum para sarjana telah sepakat bahwa itu pasti terjadi lebih dari 5000 tahun yang lalu, mungkin antara 5000-3000 SM. Pada saat itu, ada beberapa budaya yang didirikan di Mesopotamia, di daerah yang sama di mana banjir diperkirakan telah terjadi. Selain itu, waktu itu adalah budaya yang telah cukup berkembang untuk memiliki semacam pemahaman spiritual; teknologi untuk hidup di kota-kota dan membangun perahu; dan hampir pasti sudah mampu bekerjasama dan melakukan hubungan perdagangan dengan suku-suku lain. Di daerah-daerah lainnya banjir diperkirakan telah terjadi, seperti di Anatolia (Turki modern), Mesopotamia (Irak), dan Persia (Iran), yang diperkirakan sudah ada peradaban pada 5000-3000 SM yang memungkinkan sudah ada hubungan antara Nabi Nuh a.s. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sajian | utama Gambar 1 Keterangan gambar: 1. Gunung Ararat, yang terletak di Turki. 2. Lingkaran merah pada gambar menunjukan formasi bebatuan yang tidak lazim dan meyerupai bentuk sebuah perahu besar 3. Formasi bebatuan yang berbentuk perahu besar yang terlihat dari samping. 4. Saat musim panas, salju yang menutupi formasi bebatuan itu mencair Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 15 Sajian | utama dengan orang-orang yang ada di sekitar itu. Jangka waktu kira-kira 2000 tahun itu telah dibagi oleh para sejarawan dalam beberapa periode waktu, yaitu Neolitik, Chalcolithic dan Abad Perunggu yaitu zaman yang menandakan p e r a d a b a n m an u s i a d a l a m penggunaan sumber daya alam. Berikut sebuah panduan kasar untuk perkembangan budaya di berbagai daerah berdasarkan zaman yang ditunjukkan pada tabel. Di Timur Tengah, orang-orang mulai membangun desa-desa dan kota-kota dari sekitar tahun 8000 SM, segera setelah Zaman Es terakhir. Manusia mulai menggunakan tembaga di sekitar tahun 7000 SM, pertanian sekitar 6500 SM, tembikar di 6000 SM, irigasi sekitar 5000 SM, pengecoran dengan perunggu pada 4000 SM dan megalitik pertama ( zaman batu ) membuat kuil-kuil kuno dan makam muncul di seluruh Eropa pada tahun 3500 SM. Hal ini terjadi pada awal Zaman Perunggu yang menjadi bukti yang signifikan bahwa spiritualitas mulai muncul di Mesir serta Persi . Roda dan bajak mulai digunakan sekitar 3500 SM (Barraclough, Hal. 16 ). Jadi selama periode ini, umat manusia membuat kemajuan bertahap. Pada periode zaman menjelang terjadinya peristiwa banjir, ada peradaban dan kota-kota yang muncul. Beberapa di antaranya 16 mungkin telah diketahui oleh Nabi Nuh a.s. (kota-kota itu mungkin telah dikunjungi oleh Nabi Nuh a.s. dan dan ia melakukan perdagangan dengan penduduknya, dan hal itu akan menjelaskan akan gambaran kotanya sendiri). Berikut gambarannya: Catal Hüyük: Akhir zaman Neolitik di Turki arah tenggara pada tahun 7500 - 5700 SM telah ada sebuah pemukiman utama yang dihuni oleh lebih dari 8000 orang, dan teknologinya sudah sangat maju. Penggalian arkeologi terbaru menunjukkan bahwa orang -orang di sana waktu itu telah memiliki agama pagan yang kaya simbolisme dan kuil-kuil. Nagar: adalah situs di Tell Brak, timur laut Suriah, sesuai dengan kota kuno Nagar, yang aktif pada tahun 5500 - 1500 SM. Kota ini menjadi terkenal sebagai kota yang melahirkan Uruk di Mesopotamia, dan pada rute perdagangan dari Turki ke Mesopotamia. Situs ini diperkirakan telah sangat menyusut setelah peristiwa banjir. Jericho: dianggap sebagai salah satu kota tertua yang ada di Bumi, didirikan sekitar tahun 9000 SM sampai sekarang. Meskipun pemukiman di situs itu muncul dan hilang, ada tahap utama pembangunan sekitar tahun 4500 SM, 2600 SM dan 1700 SM. Jadi Jericho akan menjadi kota yang signifikan selama periode ini. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Tabel SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 17 Sajian | utama Ur: Kota Sumeria yang merupakan pusat negara Ur mengalami kemajuan melalui beberapa tahapan pembangunan. Kota ini didirikan sekitar 2050 SM oleh Dinasti ke-3 Kerajaan Ur yang bernama Nammu, yang mengawasi bangunan candi, termasuk ziggurat dari Ur. Penggalian oleh Woolley (seorang arkeolog Inggris yang aktif sekitar tahun 1922) pada awal abad ke-20 ditemukan fase budaya di lokasi Ur yang dipisahkan oleh endapan, yang merupakan lumpur besar yang kemungkinan berasal dari endapan lumpur banjir. Banjir tersebut berada dalam skala yang besar dan mungkin meliputi juga kawasan sungai Eufrat dan Tigris yang mengalir melewati kawasan Ur. Kekaisaran Akkadia: adalah perkembangan yang signifikan di mana Raja Sargon mengalahkan tetangga suku untuk menciptakan kekaisaran pertama dari Akkad di pusat kota Mesopotamia (2334 2279 SM). Dia mendirikan Akkadia (dialek Semit) sebagai bahasa resmi kekaisaran dan membentuk budaya yang sama. Sementara ia sendiri hanya dianggap sebagai penguasa saja, o r a n g - o r a n g y a n g menggantikannya secara bertahap memperlemah kekaisaran. Memang, cucunya Naram Sin (2273 SM) menyebut dirinya 'God of Akkad' setelah kekaisaran Akkadia runtuh. (Hattstein, Hal. 22) 18 Gudea Lagash: Setelah runtuhnya kekaisaran Akkadia, sebuah dinasti baru didirikan di Ur, dan pada saat yang sama, Raja Gudea mendirikan dinasti di Lagash (2122 - 2102 SM) sebagai penguasa saleh yang mendirikan perdamaian dan membangun candi. Seperti yang telah kita lihat, kisah Nuh a.s. adalah tentang masyarakat yang menetap di kotakota yang telah pindah keyakinan dari monoteisme kepada menyembah banyak dewa, dan Nabi Nuh a.s. dikirim sebagai Pemberi Peringatan untuk mereformasi mereka. Tetapi dalam keperluan itu dibutuhkan sebuah langkah reformasi, kota-kota ini telah berubah dari masyarakat yang shaleh menjadi masyarakat yang telah meninggalkan kebenaran. Transformasi ini lebih cenderung terjadi di zaman Chalcolithic atau awal Abad Perunggu. Jadi sementara beberapa kota-kota dan kota-kota besar yang disebutkan sebelumnya diketahui telah berteknologi maju, masyarakat yang kita ketahui itu juga telah mengalami kemajuan secara rohani pada satu tahap, malah kemudian mengalami kemunduran. Mengingat kepentingan dalam kisah Bahtera Nuh a.s. telah menyinggung lintas budaya dan agama, tidak mengherankan jika telah banyak penelitian arkeologi di lokasi banjir dan tempat SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sajian | utama Gunung Ararat menjulang di Yerevan, ibukota Armenia. Sebagian besar penelitian arkeologi di lokasi banjir telah dilakukan di sekitar pegunungan Ararat. (Foto: Serouj Ourishian) bersandarnya Bahtera Nuh. Umumnya pekerjaan penggalian situs bersejarah itu dilakukan di sekitar perbatasan Turki dengan Iran dan di Armenia, sekitar pegunungan Ararat, serta di sebuah situs di Durupinar. Penjelajah Arab awal dan sejarawan, seperti Al-Masudi, telah melaporkan kisah Bahtera Nuh ini. Dalam catatannya, malaikat Jibril menjaga Nabi Nuh a.s. dengan Bahteranya yang berisi tulang Nabi Adam a.s., dan kemudian dengan delapan puluh orang di dalamnya, Bahtera itu mengelilingi Makkah sebelum mendarat di kaki Gunung Judi di mana mereka mendirikan sebuah kota yang disebut Thamanin. (Glasse, Hal. 303) Bahkan wisatawan di abad pertengahan tertarik dengan kisah banjir itu, seperti digambarkan berikut: "Di jantung pegunungan Armenia, puncak gunung berbentuk seperti kubus, di mana Bahtera Nuh dikatakan telah mendarat, lalu disebut Gunung Bahtera Nuh” (Marco Polo , 12543124 M). Bahkan di zaman modern, penelitian sedang dilakukan untuk mencoba dan menemukan lokasi bahtera, diantaranya di daerah: Pegunungan Alborz (Iran) Pada tahun 2006, Bob Cornuke dan timnya dari the Bible Archeology Search and Exploration Institute mulai menjelajahi daerah sekitar Takht e Suleiman di Pegunungan SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 19 Sajian | utama Alborz, Iran, sebelah tenggara Tabriz. Mereka mengklaim telah menemukan balok kayu sepanjang 13.000 meter di atas permukaan laut, dengan lebar 120 meter. (Ravilious, 2006) Ararat (Turki) - Selama berabad-abad, termasuk penjelajah Marco Polo mengunjungi daerah ini karena tertarik dengan mitos Bahtera Nuh. Mantan astronot James Irwin memimpin dua ekspedisi tetapi gagal untuk menemukan bukti. Pada 27 April 2010, sebuah tim dari Kristen evangelis dari China dan Turki mengklaim memiliki fakta baru terkait Bahtera, 13.000 meter di atas permukaan laut, di Gunung Ararat. Mereka mengklaim bahwa penanggalan karbon dari beberapa materi telah mengungkapkan usia bahtera sekitar 4800 tahun. Pembuat film dokumenter, Yeung Wing Cheung dari Hong Kong, mengatakan bahwa para pejabat Turki yang mencari status Warisan Dunia UNESCO untuk situs itu merahasiakannya, sementara para arkeolog resmi sedang mencari situs itu. Tapi klaim ini belum terbukti. Durupinar (Turki) - Pada 1980an, petualang Ron Wyatt memimpin ekspedisi ke sebuah situs dekat Gunung Tendurek dan Dogubeyazit di perbatasan Turki Iran, sebelah selatan Ararat. Menurut penduduk setempat, kombinasi gempa bumi dan hujan lebat telah meruntuhkan formasi gunung ini dari sekitar dataran 20 lumpur pada Mei 1948. Peristiwa ini menciptakan formasi batuan yang sangat menarik berbentuk seperti lambung kapal, tetapi penyelidikan menyimpulkan bahwa itu adalah keanehan alam. Ain Sifni ( Irak ) - Ada catatan dari Al-Masudi (956) dalam bukunya 'The Meadows of Gold and Mines of Gems ' (Muruj Adhdhahab Wa Ma'adin Al-Jawhar) di mana ia mengklaim bahwa Bahtera itu mulai berlayar di Kufah (Irak modern), berlayar ke Kabah di Makkah dan kemudian mendarat di Gunung Judi, diidentifikasi oleh sebuah bukit dekat Jazirat ibn Umar, dekat Mosul. Mandaeans Irak selatan yang mengikuti Yohanes sang Pembaptis juga percaya bahwa bahtera itu mendarat di dekat Ain Sifni. Laut Hitam (Turki) - Ryan dan Pitman, dua penjelajah dari Amerika Serikat, melakukan survei dasar laut dari Laut Hitam pada tahun 1998 dan menemukan bahwa sekitar 5600 SM, banjir besar dari Mediterania telah menembus ke Laut Hitam, meningkatkan tingkat air laut. Survey selanjutnya mengklaim telah menemukan garis pantai dan tempat tinggal yang jauh lebih rendah di laut, diawetkan karena komposisi air di Laut Hitam. (Wilson, Hal. 60 - 71) Kesimpulan Muncul perhatian di antara literalis dari berbagai keyakinan SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sajian | utama untuk menemukan Bahtera dan untuk membuktikan interpretasi mereka sendiri terhadap dokumendokumen kuno dan dan persitiwanya. Untuk melakukan penilaian subjektif yang adil, kita harus terbuka menerima bukti yang muncul, daripada mencoba untuk mempertahankan teori favorit kita sendiri. Sebagian besar tim eksplorasi dan temuan mereka telah didiskreditkan, tetapi hal ini tidak mengurangi antusiasme penj elaj ah, atau penduduk setempat yang pintar yang telah melihat kesempatan untuk mendapatkan uang dari penjelajah asing yang mudah tertipu. Peristiwa baru-baru ini telah memberikan kita pemahaman grafis bagaimana peristiwa semacam itu akan berarti untuk orang-orang pada saat sekarang. Tahun 2004 tsunami Asia, yang terjadi di lepas pantai Indonesia menewaskan lebih dari 200.000 orang, menghasilkan gelombang besar dengan tinggi puluhan meter; menggilas orang-orang, kapal, rumah, dan menghancurkan berbagai infrastruktur modern mereka. Demikian pula, banjir yang melanda Pakistan pada tahun 2010 telah menghancurkan infrastruktur penting seluruh negara dan mempengaruhi 21 juta orang. Mengingat budaya terus berkembang dan meluas di Anatolia, Suriah, Mesopotamia dan Arab pada sekitar tahun 2.700 SM sampai sekarang, tampaknya lebih mungkin jika banjir itu terjadi antara tahun 5000-3000 SM, dan dampak yang ditunjukan dari SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 21 Sajian | utama peristiwa yang terjadi itu meluas hingga Turki, Armenia, Suriah, Irak dan Iran. Al-Qur'an (Surah 54 : 12 - 13) menggambarkan bagaimana 'dua air bertemu', dan konotasi yang masuk akal akan fakta adanya dua sungai besar di Mesopotamia, Eufrat dan Tigris, meluap membanjiri semua kota-kota dan kota-kota besar di dataran itu. Hal ini didukung oleh dokumen lain seperti yang dari Gilgamesh, memerintah di Uruk sekitar 2500 SM, yang mencatat kisah banjir besar itu secara rinci, banjir yang tentunya terjadi sebelumnya. Penggalian arkeologi di Mesopotamia menemukan bukti di kota-kota kuno seperti Ur, Kish, Erech dan Shuruppak terjadi banjir besar di sekitar tahun 3000 SM, menggambarkan kepastian secara geografis banjir itu terjadi di antara dua sungai besar. (Yahya, hal. 25) Al-Quran menggambarkan banjir itu sebagai hukuman bagi suku-suku tertentu yang telah dikunjungi oleh Nuh a.s. Jadi banjir itu bukanlah banjir global, di wilayah tersebut banjir itu menjadi bencana yang sangat besar. Fakta bahwa catatan tentang banjir besar ditemukan dalam mitos di seluruh dunia berarti bahwa cerita itu ditransmisikan secara global dan format yang telah dirubah itu bertahan sebagai mitos, tetapi catatan tentang banjir di benua yang berbeda tidak 22 berarti bahwa seluruh dunia adalah banjir besar yang sedemikian rupa. Jika bahtera Nuh ditemukan, ini akan membuktikan bahwa catatan tentang banjir itu bukan hanya dongeng keagamaan belaka, melainkan peristiwa bersejarah. Memang, Al-Quran (Surah 54 : 16) menunjukkan bahwa Bahtera Nuh itu suatu saat akan ditemukan, sama seperti tubuh Firaun dan Gulungan Laut Mati yang ditemukan dalam dua abad terakhir dan memberikan cahaya baru pada budaya-budaya dan spiritualitas mereka. Terlepas dari lokasi atau sifat Bahtera Nuh, nilai utama pencatatan dokumen dalam teksteks ag ama ad alah un tuk mengingatkan manusia bahwa jika mereka berpaling dari Sang Maha Pencipta mereka dan mengadopsi praktek-praktek jahat, mereka tidak akan selamat dari hukuman Tuhan melalui bencana alam meskipun pengetahuan dan teknologi mereka mengalami kemajuan, dan bukti ini benarbenar terjadi dewasa ini seperti 5000 tahun yang lalu itu. Sebaliknya, mereka yang berperilaku baik akan memperoleh berkah dan kemajuan. Al Masih yang Dijanjikan a.s. dalam bukunya Kishti-e-Nuh (Bahtera Nuh) pada tahun 1902 terkait dengan wabah yang sedang melanda waktu itu di India menyemakannya seperti banjir yang terjadi di zaman Nabi Nuh a.s. dan mengundang orang SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Sajian | utama bergabung dengan ‘Bahtera’-nya agar mendapat perdamaian dan keselamatan (Saifi, 1983, hal. 9496). Jadi cerita dan Bahtera yang diawetkan karena suatu alasan, bagi manusia adalah peringatan bahwa hanya dengan memperhatikan tanda-tanda kita bisa mendapatkan keuntungan dan menghindari bencana di masa depan dari skala banjir besar. Ini akan menarik untuk melihat di masa depan jika seorang utusan memperingatkan orang-orang agar m e m bu at p e r s i ap an u n t uk menghadapi bencana yang akan datang, apakah mereka akan mengejek atau mengabaikannya? atau akan memperhatikan dan bertindak atas peringatan itu. Sfa [][] Referensi Ahmad, M. T., (1988), Qur’an with English translation and Commentary, Five volumes, Islam International Publications Ltd, Tilford, UK. Ali, M. S., (2004), English Translation of the Holy Qur’an, Islam International Publications Ltd, Tilford, UK. Barraclough, G., (1994), The Times Atlas of World History, BCA, London, UK. Bible, (1989), New Revised Standard Version, Thomas Nelson Inc., Nashville, USA. DeVries, L. F., (1997), Cities of the Biblical World, Hendrickson Publishers, Peabody, USA. Glasse, C., (1999), The Concise Encyclopedia of Islam, Harper Collins, London, UK. Hattstein, M., (2009), Lost Civilizations – Mysterious Cultures and Peoples, Parragon Books Ltd, Bath, UK. Leach, B., (2010), The Search for Noah’s Ark: A History, The Telegraph, UK, 28 April 2010 Murphy-O’Connor, J., (1986), The Holy Land: An Archaeological Guide from Earliest Times to 1700, Oxford University Press, Oxford, UK. Ravilious, K., (2006), Noah’s Ark Discovered in Iran?, 5 July 2006, http:// news.nationalgeographic.com/ news/2006/07/060705-noahsark.html Saifi, N., (1983), Introducing the books of the Promised Messiah, Vakalat Tasneef, Rabwah, Pakistan. Wilson, I. (2001), Before the Flood – Dramatic nNew eEvidence that the Biblical Flood was a rReal-life e Event, Orion Paperback, London, UK. Yahya, H., (1999), Perished Nations, Ta-Ha Publishers Ltd, London, UK. Fazal Ahmad Anggota Dewan Editorial Review Religion sejak tahun 1993. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 23 24 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Buku ini merupakan salah satu bagian dari buku karya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. yang berjudul Tadzkiratusy Syahadatain yang diterbitkan di Qadian pada tanggal 14 Desember 1903 M Bagian Ke‐3 S Penterjemah: Abdul Karim Mun’im esungguhnya perumpamaan atau model mereka itu adalah seperti Abdul Latief, beliau adalah anggota Jamaat-ku. Beliau dari tanah Negeri Kabul, Afganistan. Beliau adalah pemuka kaum, pemimpin kaum, teladan bagi mereka, paling alim, paling takwa dan paling pemberani di antara mereka, terkemuka dalam hal kedudukan dan yang paling bersinar di antara mereka. Sesungguhnya beliau telah memperlihatkan iman ini. Mereka mengancam beliau dengan ancaman rajam supaya meninggalkan kebenaran, maka beliau lebih memilih maut dan mencari keridhaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Oleh sebab itu dirajamlah beliau atas perintah sang penguasa, maka Allah mengangkatnya kepada-Nya. Sesungguhnya dalam hal yang demikian itu terdapat satu suri tauladan bagi kaum yang menginginkan keadaan seperti beliau. Sesungguhnya orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, jangan kalian kira mereka itu dalam keadaan mati, akan tetapi mereka itu hidup di sisi Allah akan diberikan anugerah. Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya dan menyediakan untuknya azab yang pedih. Orang-orang aniaya akan segera mengetahui ke tempat manakah mereka akan dikembalikan. Sesungguhnya langit menangisi Syahid itu dan menampilkan baginya mukjizat-mukjizat. Itu merupakan suatu Takdir yang telah ditetapkan dari Allah Pencipta langit. Tuhanku telah memberikan nubuatan kepadaku berdasarkan perintah-Nya sebelum ini melalui wahyu terang-Nya sebagaimana yang kalian baca atau kalian dengar pada bukti-bukti atau keteranganketerangan. Jangan-jangan kalian membenci sesuatu perkara sedangkan perkara itu baik untuk kalian dan Allah tahu tapi kalian tidak tahu. Tatkala Syahid Marhum berangkat dari dunia yang fana, ruhnya memberi salam kepada Tuhannya dengan kebersihan dan kerelaan jiwa. Maka yang terjadi hanyalah orang-orang aniaya mengalami sebaliknya mereka diberikan bala dengan siksaan dari langit sedangkan mereka dalam keadaan tertidur. Jadilah mereka berlarian dari tanah Negeri Kabul, maka mereka dicengkeram di mana saja mereka mencapai tempat dan di mana orang-orang fasik itu berlari. Sesungguhnya dalam hal yang demikian itu terdapat pelajaran bagi kaum yang memelihara kewaspadaan. Dari antara tanda-tanda mereka adalah para malaikat turun kepada mereka dengan membawa berkatberkat, Allah memuliakan mereka dengan banyak bermukalamah dan SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 25 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul Muqarabiin bermukhatabah. Diwahyukan kepada mereka bahwa mereka termasuk dari antara orang-orang mendapatkan kemuliaan di surga, dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kedekatan. Di dalamnya mereka memiliki apa yang diharapkan oleh diri mereka dan apa-apa yang mereka inginkan. Kalam yang membuat nyaman diturunkan dari bahaya dan kerugian mereka. Apa-apa yang terjadi pada suatu kaum akan mendapatkan perubahan dengan kekhusyuan dan kerendahan hati mereka. Banyak dari antara doa-doa mereka akan mendapatkan pengabulan. Hal-hal yang luar biasa demi tercapainya hajat-hajat mereka akan zahir. Seiring adanya pemberitahuan dari Allah dan kabar mengenai azab suatu kaum yang tidak memalingkan dirinya dari kelompok mereka. Seperti itulah mereka akan diberikan kekuatan, diberikan kabar suka, diberikan pertolongan, diberikan cahaya serta akan diberikan buah. Mereka akan mengalami kematian berkali-kali lalu diciptakan lagi sehingga mereka akan melihat Tuhannya dan mereka meyakini itu dengan mantap. [sekalipun] Matahari tidak akan terbit kepada mereka dan malam pun tidak menutupi mereka, sebaliknya, mereka akan mendekatkan diri kepada Allah dan menambah ilmu lebih banyak lagi daripada yang mereka ketahui. Apabila mereka telah memasuki masa beruban, iman mereka akan lebih sempurna lagi daripada masa mudanya, oleh karenanya nampaklah mereka laksana seorang laki-laki rupawan seakan-akan mereka itu orang-orang muda yang mulai beranjak dewasa. Demikianlah, iman dan makrifat mereka kian bertambah seiring dengan bertambahnya usia mereka. Mereka bertambah dalam ketakwaan sehingga tidak ada yang tersisa dari mereka secuil pun, tidak “Dari antara tanda-tanda mereka adalah para malaikat turun kepada mereka dengan membawa berkat-berkat, Allah memuliakan mereka dengan banyak bermukalamah dan bermukhatabah. Diwahyukan kepada mereka bahwa mereka termasuk dari antara orang-orang yang mendapatkan kemuliaan di surga, dan mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kedekatan.” kepada mereka dari Hadirat Ilahi, kalam-kalam itu difasihkan dari sisi Tuhan pemilik kemuliaan serta dinubuatkan dengan sekalian kabar agungnya dan kabar-kabar gaib dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Mulia. Manusia akan mendapatkan hujan rahmat dengan adanya mereka ketika kemarau melanda mereka, mereka akan diselamatkan 26 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul Muqarabiin pula bekas mereka. Setiap saat mereka selalu berubah, mereka dipindahkan dari satu irfan kepada irfan yang lain. Itu lebih kuat lagi dari yang pertama dalam kemilaunya. Demikianlah Tuhan mereka dengan karunia serta ihsan-Nya membimbing dan mengajari mereka. Dia tidak akan meninggalkan mereka seperti anak panah yang telah usang karena sering dipergunakan, akan tetapi Dia akan memberikan pembaharuan kepada mereka dengan cahaya jiwa yang baru, akan menggerak-gerakan mereka ke kanan dan ke kiri, hasrat-hasrat jiwa ada mengalir pada mereka, akan tetapi mereka berpaling dari padanya dengan cara pandang yang indah. Engkau menganggap mereka itu bangun, tapi tidak dalam keadaan tidur padahal mereka sedang berbaring beralaskan badan pada tanah lapang. Mereka tidak akan dibiarkan menjadi sia-sia akan tetapi mereka akan dijadikan tandantandan bunga anggur, mereka akan berganti dan akan berubah, akan dijauhkan dari dunia, mereka akan meraih martabat-martabat, hingga maqam yang tertinggi berdasarkan hikmah-hikmah dari Allah, Sang Perencana. Akhir dari pencapaian perkara mereka adalah mereka akan dihidupkan setelah kematiannya, mereka akan mencapainya setelah melalui peremukkan yang berkeping-keping. Kematian sesudah kematian akan datang kepada mereka, lalu mereka akan diberikan kehidupan yang kekal demi adanya jalinan-jalinan persahabatan mereka yang tulus murni. Mereka akan dipelihara dari hasutan iblis dan orang yang berpaling dari mengingat Allah serta dari orang yang memusuhi mereka. Dan apabila mereka telah mencapai citacita mereka, mereka akan diberikan kedudukan yang tidak akan diketahui oleh makhluk. Mereka akan meninggalkan kesenangankesenangannya, dan jadilah mereka itu nur yang segala pandangan darinya akan terhalau. Mereka akan disembunyikan dalam Nur Allah. Tidak akan diketahui kecuali hanya oleh dia yang diberikan makrifat Allah dan jadilah mereka itu yang gaib dari yang gaib, ruh dari ruh, yang paling tersembunyi dari setiap yang tersembunyi. Penglihatan mereka akan kembali dalam keadaan lemah dan tak dapat melihat. Tiba-tiba nama mereka akan menjadi sempurna di langit dan di sisi Tuhannya yang Maha Luhur, urusan mereka yang telah Allah kehendaki dan tetapkan akan menjadi sempurna. Nama mereka akan dipanggil di langit supaya mereka kembali ke langit, maka kepada Tuhan mereka, mereka akan kembali. Jiwa-jiwa mereka akan keluar menuju Allah dalam keadaan ridha dan memberikan kepuasan. Maka akan keluar dari tubuh mereka sebagaimana pedang keluar dari sarungnya. Mereka meninggalkan dunia dan mereka tidak akan binasa. Mereka melihat dunia seibarat seekor domba yang air susunya seret atau seperti bangkai yang dag- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 27 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul Muqarabiin ingnya sudah membusuk. Maka mata mereka tidak diarahkan kepada dunia akan tetapi mereka tidak akan berduka cita. Mereka akan bertahta di atas singgasana kekasih mereka, maka dengan sangat penuh perhatian mereka tidak akan ditinggalkan. Tidak ada yang akan mengecam mereka kecuali orang yang tak tahu malu dan tidak akan mengingkari mereka melainkan kaum yang buta. Celakalah bagi orang-orang yang adalah mereka akan diberikan fashahah – kata-kata yang fasih dari sisi Tuhan mereka, maka seorang manusia pun tidak dapat berkata seperti itu dan mereka tidak akan tertandingi. Dan sesungguhnya Ibadur Rahmaan itu adalah mereka yang telah mengidam-idamkan kata -kata fasih sebagaimana mereka mengharapkan makrifat-makrifat yang manis, maka mereka diberikan karunia setiap kali mereka mencarinya. “Celakalah bagi mereka yang matanya suka memandang rendah para hamba Tuhan Yang Maha Rahman, karena mereka akan mati dalam keadaan buta. Celakalah bagi mereka yang suka marah apabila mereka mendengar yang haq, karena mereka akan dibakar dengan api mereka sendiri.” pemarah, karena sesungguhnya mereka akan dibinasakan. Celakalah mereka yang berjalan pada kegelapan karena mereka akan dirampas. Celakalah bagi orang-orang yang suka mengada-ada dan berdusta karena mereka akan diminta pertanggungjawabannya. Celakalah bagi mereka yang matanya suka memandang rendah para hamba Tuhan Yang Maha Rahman, karena mereka akan mati dalam keadaan buta. Celakalah bagi mereka yang suka marah apabila mereka mendengar yang haq, karena mereka akan dibakar dengan api mereka sendiri. Dari antara tanda-tanda mereka 28 Dan demikianlah sunnatullah berlaku kepada para wali-Nya bahwasanya mereka akan diberikan kemampuan berbahasa sebagaimana mereka diberi hati. Allah memberi mereka kemampuan berbicara, maka dengan kemampuan itu mereka menyampaikan pembicaraan. Sebagaimana seorang perempuan apabila ia mengidam, suaminya akan meluluskan apa yang diinginkan oleh isterinya. Maka seperti itulah apabila ruh ditiupkan kepada mereka, maka keinginan-keinginan Allah-lah yang tercipta untuk mereka, bukan karena nafsu amarah, maka hasrathasrat mereka itu yang akan men- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul Muqarabiin dapatkan pemberian dan mereka tidak akan menderita kekecewaan. Dan demikianlah aku telah diberi Kalam dari Allah, maka buatlah yang semisal Kitab kami ini, jika kalian merasa ragu. Dari antara tanda-tanda mereka adalah bahwa mereka akan turun dari langit laksana hujan lebat dikirim ke tanah yang kurang subur, maka mereka akan mengajak orang-orang menuju airnya dan mereka itu akan memberikannya. Mereka akan mengeluarkan kalbukalbu dari dadanya dengan satu tarikan dari sisi mereka, maka orangorang bergegas menuju kepada mereka dan mereka akan dicabuti. Dan dari antara tanda-tanda mereka adalah bahwa mereka itu tidak seperti orang yang bakhil semisal orang yang mempunyai sesuatu barang simpanan yang indah, karena itu ia tidak mau memberikannya dalam hal limpahan nur, tidak pula seperti unta yang seret air susunya, mereka tidak akan berlaku kikir. Mereka itu suatu kaum yang teman bergaulnya tidak akan menderita kemalangan, begitu pula sahabatnya tidak akan mengalami kehinaan, mereka akan mendapatkan berkat atas usaha diri mereka sendiri, akan memberkati dan membahagiakan orang-orang. Mereka akan menyuburkan bumi yang sedikit tumbuh-tumbuhannya, mereka akan menghidupkan hati yang sudah mati, mereka akan mengembalikan kerajaan-kerajaan yang sudah hilang, mereka akan menolak cobaan-cobaan yang menghadang, mereka akan men- yambungkan jalinan yang terputus, mereka akan mengisi sungai-sungai yang airnya terkuras habis dan kosong, setiap kali agama mengalami kerusakan mereka akan memakmurkannya. Mereka memiliki dada yang dipenuhi oleh nur serta hati yang disesaki oleh kebahagiaan. Mereka itu sebenarnya adalah bintang-bintangnya langit, samuderanya orang-orang miskin, ruhruhnya tubuh, dan bagi bumi mereka itu seibarat pasak-pasak atau tiang-tiang pancangnya, mereka tidak akan merubah janji yang mereka adakan beserta Allah dan mereka akan dijadikan abdaal. Sesungguhnya mereka itu adalah Abdaal yang akan mendapatkan penggantian dari Allah sepadan dengan apa yang mereka perbuat dan sesungguhnya mereka itu adalah kutub-kutub yang tidak akan mengalami kegoncangan. Dan mereka itu adalah orang-orang yang berdiri tegak demi Allah untuk memangkas amarah dari urat pangkalnya, dan terhadap urusan dan perintah Allah mereka siap sedia melaksanakan. Mereka menjadikan hidup dalam berbagai kesulitan itu mudah. Mereka tidak hidup seperti Si pelahap yang banyak makan. Mereka tidak akan merasa cukup dengan mandi lahir saja seperti ‘aisyum [pohon kering], akan tetapi mereka akan berlomba-lomba menuju air yang mengalir yang akan mensucikan diri mereka dan mereka tidak akan meminum air susu yang dicampur dengan air. Mereka itu adalah orang-orang SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 29 “Ya Tuhanku, janganlah Engkau hukum orang yang memusuhiku, karena boleh jadi mereka itu tidak mengenalku dan mereka tidak dapat melihat. Ya Tuhanku, kasihanilah mereka dari sisi-Mu dan jadikanlah mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” yang diserahi tugas oleh Allah untuk menjaga manusia pada saat terjadi bahaya dan siksaan. Mereka itu adalah seperti kepala untuk keberadaan makhluk, pada lautan makhluk Allah mereka itu seperti mutiara tersembunyi. Mereka akan memenangkan peperangan besar yaitu peperangan melawan nafsu amarah, maka setelah itu mereka akan membuat hati terbuka dengan izin Allah, Sang empunya kemuliaan dan mereka akan meraih keunggulan. Mereka akan dihidupkan setelah mati, orang-orang akan mengitari mereka, maka mereka akan melumurinya dengan wangiwangian. Tidak akan engkau dapati kapal laut sebagai perumpamaan mereka apabila air meluap atau pasang, bala bencana demikian genting, keluh kesah dan tangisan kian menjadijadi. Pada saat demikian itu mereka itu adalah pemberi syafaat dengan seizin Allah yang dari-Nya ia mereka diutus. Dan apabila jantung 30 -jantung itu telah sampai kepada pangkal tenggorokan, mereka bangkit dan merendahkan diri, bersimpuh dan bersujud. Di sana doa mereka memenuhi langit, malaikat menangis seiring tangisan mereka. Mereka akan didengar karena ketakwaannya, maka manusia akan diselamatkan dari bala bencana yang karenanya mereka resah dan risau. Mereka itu adalah kaum yang melumuri diri dengan tanah dan menjatuhkan diri di tanah dengan tak henti-hentinya bersujud ketika bala musibah terus-menerus datang. Mereka membasahi tanah dengan air mata, berdiri di hadapan Allah menolak bala bencana pada malammalam yang gelap. Mereka datang ke hadapan Tuhan mereka dengan kesungguhan hati memohon keridhaan Sang Pencipta alam semesta. Mereka akan mati demi menghidupkan kaum yang berada pada tepi kematian, maka mereka mengganti takdir itu dan dengan kematian itu mereka akan mendapatkan syafaat. Dengan bendera yang tegak ruh mereka akan dikembalikan dan dengan penderitaan mereka terbiasa. Mereka akan menolong makhluk Allah dan akan merubah keadaan ketika adanya musibah-musibah. Mereka akan mengerjakan amalan yang membuat kagum para malaikat di langit. Mereka terdepan dalam amal-amal saleh. Hati mereka akan diberikan kekuatan dan keberanian, maka mereka dapat berjalan di tengah darah-darah. Dan sekiranya Engkau jadikan panjang SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul Muqarabiin masa hingga hari Pembalasan, mereka tidak akan mengalami ketakutan. Mereka tidak akan melancarkan kata-kata buruk kepada seorang pun. Ketika orang-orang mengeluarkan kata-kata kotor dan keji mereka akan diam tanpa kata dan menahan diri. Mereka tidak akan condong kepada bangkai dunia dan akan meninggalkannya untuk anjinganjing, mereka menganggapnya itu adalah sedikit saja bagian dari yang sedemikian banyak, bahkan kotorannya lalat. Mata mereka dalam sekejap mata menolaknya dan mereka tidak akan menaruh perhatian kepadanya. Mereka menjadikan diri mereka seperti pohon yang tersebar, maka orang yang lapar makan buah-buah mereka dari setiap sudut dia datang, sebaik-baik pengunjung dan sebaik-baik tuan rumah. Mereka itu adalah bangsa yang berjiwa besar, mereka menolak keburukan dengan kebaikan, mereka mengkhidmati makhluk dan tidak menyusahkan orang yang mendatangkan kesusahan. Terhadap orang yang meminta maaf, mereka menerimanya. Dan apabila mereka menemui kemunkaran-kemunkaran dari musuh-musuhnya, mereka memberikan balasan dengan mencegahnya dengan berbuat baik kepada mereka, mereka menjauhi saling mencaci, mereka tidak akan henti-hentinya berharap berdoa bagi para musuhnya mendoakan supaya mendapatkan kebaikan, keselamatan, kesehatan, kekuatan dan hidayah dari Allah. Mereka tidak akan menaruh sekecil apa pun kedengkian kepada seseorang, mereka akan berdoa untuk orang yang menuduhnya berlaku maksiat dan orang yang memandang hina kepada mereka. Mereka akan diberikan perlindungan dalam Jama’ah mereka terhadap orang yang menentang mereka, maka Allah menjadi nyata zahir kepada mereka karena mereka telah mengutamakan Allah dan berlaku kasih sayang terhadap para hamba-Nya juga karena mereka ikhlas dalam mengerjakannya. Mereka itulah abdaal dan para waliyullah yang sebenarnya. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan. Bumi menjadi beberkat dengan kehadiran mereka. Orang-orang diselamatkan ketika adanya hujan rahmat mereka, maka berbahagialah bagi kaum yang ada ikatan dengan mereka. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dari antara mereka, jadikanlah mereka untukku dan besertaku hingga hari manusia akan dibangkitkan dan dihadapkan. Ya Tuhanku, janganlah Engkau hukum orang yang memusuhiku, karena boleh jadi mereka itu tidak mengenalku dan mereka tidak dapat melihat. Ya Tuhanku, kasihanilah mereka dari sisi-Mu dan jadikanlah mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Allah tidak akan menjalankan azab untuk kalian, sekiranya kalian itu bersyukur dan beriman, Wahai orang-orang yang tidak tahu berterima kasih! Tidakkah kalian berterima kasih kepada Allah padahal Dia SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 31 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul Muqarabiin telah memberitahukan kepada kalian tentang saat kalian akan dibinasakan dan direnggut di dalamnya? Dan jika kalian bersyukur, tentu akan Allah tambahkan lagi [nikmat] untuk kalian, dan setiap kali kalian menghendaki dan menginginkan akan diberikan. Namun jika kalian ingkar, maka jahanam adalah tempat untuk kaum yang tidak bersyukur. Dari antara tanda-tanda mereka adalah mereka tidak akan mendatangkan kesusahan terhadap seekor semut kecil sekali pun, tidak pula semut besar, dan terhadap orang-orang lemah mereka berlaku kasih sayang. Mereka tidak akan memutuskan segala bentuk pemutusan [hubungan] walaupun orangorang jahat yang selalu mendatangkan kesusahan dan melakukan kezaliman dengan segala cara akan memusuhinya. Akan tetapi mereka akan mendoakan orang-orang yang memusuhinya itu supaya mereka akan mendapatkan hidayah. Dan tidak akan engkau dapati pada mereka seperti orang yang kasar tutur kata, bahasa dan raut mukanya serta keras hatinya, tidak pula akan engkau dapati contoh yang seperti mereka sangat pengasih, tulus hati kepada orang sekalipun engkau mengarah ke timur atau engkau termasuk orang yang berada di barat. Mereka akan mendoakan yang tertimpa musibah sampai-sampai mereka mendapati diri mereka berada dalam kebinasaan, maka apabila suatu perkara menimpa mereka doa mereka akan di dengar di Hadirat Ilahi dan melalui itu mereka akan mendapatkan kabar. Itu disebabkan mereka memanjatkan permohonan doa-doa mereka hingga ke puncaknya. Mereka akan menggenapi pertolongan-pertolongan hakiki dan mereka tidak akan mengurangi sedikit pun. Mereka akan melelehkan dirinya dan mempersembahkannya kepada kebinasaan, maka mereka akan menyelamatkan banyak jiwa dari kebinasaan dengan kebinasaan dirinya. Dan demikianlah, untuk mereka akan diberikan satu fitrah, dan seperti itulah mereka akan berperilaku. Mereka bangun pada malam yang gelap sedangkan orang-orang sedang dalam keadaan tidur. Mereka akan melihat nur ama-amal perbuatan mereka di dunia ini dan setiap hari mereka akan berada pada nur mereka yang akan mereka perbanyak. Mereka akan melihat keelokan apa-apa yang mereka persembahkan demi dirinya, mereka tidak akan menjadi seperti orang-orang yang terserang Tuberkulosis, kurus kering. Mereka akan menjauhi segala kemaksiatan, walaupun itu kecil mereka tidak akan mendekatinya dan memandang remeh kemaksiatan. Mereka akan mengutamakan amal saleh dan tidak akan mengabaikannya. 32 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Bersambung Semua Merupakan Hambahamba Tuhan “Allah Ta'ala menyayangi orangorang muttaqi (bertakwa). Takutlah semua setelah mengingat akan keagungan Tuhan. Dan ingatlah bahwa semua merupakan hamba-hamba Allah. Janganlah berbuat aniaya terhadap siapapun.” Anjuran Berdoa Khusus Desember 1897. Dengan perantaraan kartu pos telah diterima berita dari Qadian Dārul Āman, supaya warga Jemaat kita banyak-banyak membaca doa berikut ini pada setiap shalat di rakaat terakhir setelah rukuk: "Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (Al-Baqarah, 202) (Malfuzat, JId. I, hlm. 9). Malfuzat adalah kompilasi dari sabda‐sabda Imam Mahdi dan Al Masih Yang Dijanjikan, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. dari tahun 1891 sampai 1908. Sabda‐sabda itu dikumpulkan oleh tiga orang Ahmadi, yaitu Maulana Abdul Karim, Mufti Muhammad Shadiq dan Syekh Yaqub Ali Irfani. Mereka mengumpulkan sabda‐sabda itu, baik bersumber dari diri mereka sendiri atau pun dari para Ahmadi lainnya yang pernah bergaul dengan Hadhrat Imam Mahdi a.s. Pada tahun 1940 hingga 1947, Maulana Jalaluddin Syam melakukan penjilidan terhadap sabda‐sabda tersebut. Hasilnya terkumpullah sebanyak 10 jilid buku. Di masa kekhalifahan Khalifah ke IV, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. Malfuzat dijilid ulang dan dirampingkan menjadi 5 jilid. Kutipan‐kutipan Malfuzat yang diterbitkan SINAR ISLAM adalah Malfuzat yang telah dijilid menjadi 5 jilid. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 33 Malfuzat Nasehat Berkenaan dengan Takwa “Untuk kebaikan Jemaatku, hal yang sangat penting adalah agar diberikan nasihat berkenaan dengan takwa. Sebab menurut orang yang berakal hal ini adalah nyata bahwa Allah Ta'ala tidak akan ridha (senang) terhadap suatu apapun selain daripada takwa. Allah Ta'ala berfirman: Sesungguhnya Allah beserta orangorang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (An-Nahl, 129). Bagi Jemaat kita secara khusus diperlukan takwa. Khususnya dengan anggapan bahwa ia telah menjalin hubungan dengan seorang yang telah menyatakan diri sebagai rasul, serta masuk di dalam ikatan baiatnya, supaya orang-orang yang sebelumnya mereka tenggelam di dalam kedengkian, kebencian dan kemusyrikan, atau yang benar-benar telah berkiblat kepada dunia, berhasil memperoleh keselamatan dari segala musibah itu. Kalian mengetahui bahwa jika ada orang yang sakit - tidak peduli apakah sakitnya ringan atau berat - lalu penyakit itu tidak diobati serta tidak dilakukan usaha gigih untuk menyembuhkannya, maka orang yang sakit itu tidak akan sembuh. Jika sebuah noda hitam timbul di wajah, maka muncul kerisauan, jangan-jangan noda itu semakin berkembang, sehingga membuat seluruh wajah menjadi hitam. Demikianlah halnya bahwa dosa 34 merupakan sebuah noda hitam di dalam hati. Kemalasan-kemalasan kecil (kecenderungan untuk b e r s e n a n g - − senang) dapat berkembang menjadi besar. Hal-hal kecil seperti itulah merupakan noda kecil yang berkembang, sehingga akhirnya ia menghitamkan seluruh bagian wajah. Allah Ta’ala Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Demikian pula Dia Maha Perkasa dalam menampakkan murka-Nya serta mengadakan pembalasan. Dia melihat sebuah Jemaat yang di dalam pengakuan dan omong-kosong mereka terdapat segala sesuatu, sedangkan amalan mereka tidak demikian, maka amarah dan murka-Nya akan meluap, lalu untuk menghukum Jemaat yang seperti itu Dia mengajukan orang-orang kafir. Orang-orang yang tahu sejarah mengetahui bahwa beberapa kali orang-orang Islam dikalahkan oleh orang-orang kafir, misalnya Jenghis Khan dan Hulaku Khan telah membinasakan orang-orang Islam. Padahal Allah Ta’ala telah menjanjikan dukungan dan pertolongan bagi orang-orang Islam, namun tetap saja orang-orang Islam kalah. Peristiwa-peristiwa seperti itu kadang−-kadang terjadi. Penyebabnya adalah, tatkala Allah Ta'ala melihat bahwa memang mereka menyebutkan Lā ilaha illallāh (Tidak ada Tuhan kecuali Allah) namun hati mereka berpaling ke tempat lain serta tindak-−tanduk mereka benar-benar mengarah kepada keduniawian, maka murka-Nya akan menampakkan diri” SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Malfuzat (Malfuzat, jld I, hlm 10-11 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897). “Ini adalah benar, bahwa seseorang yang tidak memanfaatkan amal perbuatan (usaha), dia tidaklah memanjatkan doa, melainkan dia menguji Allah Ta’ala. Oleh karena itu sebelum berdoa adalah perlu menggunakan seluruh kemampuan kita, dan itulah yang dimaksud dengan doa. Pertama-tama adalah wajib supaya manusia menerapkan keyakinannya di dalam amal-amal, sebab sudah merupakan kebiasaan Alla Ta’ala, bahwasanya ishlah (perbaikan) itu terdapat dalam dalam bentuk unsur-unsur penyebab. Dia tentu akan menciptakan suatu penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya ishlah (perbaikan).” (Malfuzat, jld I, hlm 11 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897). Falsafah Doa “Seseorang bayi yang memekikmekik dan menjerit dalam keadaan lapar, akan mempengaruhi (membangkitkan) gejolak di dalam susu sang ibu. Bayi tidak mengenal apa itu doa, namun kenapa pekikannya itu menarik air susu ibu? Semua orang mempunyai pengalaman dalam hal ini. Bahkan kadangkadang kita lihat bahwa para ibu tidak merasakan adanya air susu, tetapi tiba-tiba saja air susu itu tertarik keluar oleh pekik tangis sang bayi. Nah, apakah Allah Ta’ala tidak dapat mempengaruhi (menarik) apa-apa sekali pun? Dapat! Bahkan dapat menarik segalanya! Namun orang-orang buta ruhani yang duduk sebagai fazil (ilmuwan) dan ahlipikir (filsuf) tidak akan dapat melihatnya. Sebenarnya hal ini mudah untuk dimengerti apabila kita memahami falsafah yang terkandung di dalam hubungan antara seorang ibu dengan bayinya. Sifat Rahīm (kasih-sayang) mengisyaratkan, bahwa rasa kasihsayang itu timbul setelah diminta, oleh karena itu teruslah minta dan kalian akan memperolehnya. Ud'ūnī astajib lakum (berdoalah kepada-Ku, kamu akan Aku kabulkan) bukanlah suatu omongkosong. Bahkan hal ini merupakan suatu kelaziman di dalam fitrat manusia, bahwa memohon (meminta) adalah sifat manusia, sedangkan mengabulkan adalah Sifat Allah Ta’ala. Barangsiapa yang tidak memahami tidak mengakui hal ini, orang itu dusta. Permisalan seorang bayi yang saya ungkapkan tadi cukup jelas untuk menerangkan falsafah doa.” (Malfuzat, jld I, hlm 11 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897). SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 35 Menjawab | Tuduhan Jawaban Atas Tuduhan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. Meninggal di dalam WC karena Kolera KLARIFIKASI TERHADAP ‘KESESATAN AHMADIYAH’ DAN PLAGIATOR Karya: Ahmad Sulaeman dan Ekky Masalah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad meninggal di dalam WC karena kolera. Jawaban: Cerita di atas dibuat oleh para penentang beliau, dengan penuh dengki, tetapi tanpa bukti. Siapa di antara mereka yang menyaksikan apalagi membuktikan bahwa beliau wafat di WC? Laysal khabaru kal mu’aayanah, yaitu; Desas-desus 36 tidaklah sama dengan yang disaksikan sendiri (Al Hadits). Kejadian sebenarnya adalah; beliau meninggal dunia karena diare dan wafat di tempat tidur dengan tenang, disaksikan keluarga, sahabat dan kerabatnya. Keterangan dari yang menyaksikan kewafatan beliau adalah; “...Ummul Mukminin (istri beliau) bangun dan terkejut melihat keadaan beliau yang sangat lemah dan bertanya, ‘Ada apa?’. Hazrat Ahmad menjawab, “Sekarang saat kewafatan saya sudah tiba”... para dokter datang dan mulai mengobati beliau.. beberapa obat diberikan melalui suntikan dan beliau tertidur. Pada waktu Subuh, Hazrat Ahmad terbangun dari tidur dan melaksanakan shalat subuh. Kemudian... beliau merebahkan diri di atas tempat tidur. Tidak lama kemudian tampak beliau seperti tertidur.. Pada tanggal 26 Mei 1908, pukul 10.30, Hazrat Ahmad berpulang ke Rahmatullah..”. (Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad, Mirza Bashirudin Mahmud Ahmad, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1995, hal. 69-70) SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Menjawab | Tuduhan Beliau wafat di kota Lahore. Pada saat itu berjangkit wabah kolera disana. Pemerintah Inggris mengeluarkan larangan keras, bagi orang yang meninggal karena wabah kolera, jenazahnya harus segera dikubur di tempat ia meninggal, tidak boleh dibawa ke tempat lain. Hal ini untuk sebagai upaya mencegah penyebaran wabah. Tetapi, jenazah beliau diizinkan dibawa ke Qadian, setelah jenazahnya diperiksa dan diberi sertifikat kematian, yaitu meninggal bukan karena wabah kolera, melainkan meninggal secara wajar. (Review of Religion, February 1997, vol 92, no 2, hal. 28-29) Pertanyaannya adalah, apakah sakit diare yang menyerang perut beliau dapat dinyatakan sebagai penyakit yang diridhoi Allah? Jawabannya diperoleh dalam hadits Nabi Muhammad saw, yaitu; “Nabi saw bersabda; Mati syahid itu ada tujuh macam, selain syahid terbunuh di jalan Allah; (1) karena penyakit thaun, (2) karena tenggelam, (3) karena sakit panas, (4) karena sakit perut, (5) karena terbakar, (6) karena tertimbun reruntuhan dan (7) karena melahirkan”. (Fikih Sunnah 11, Sayyid Sabiq, alih bahasa H.Kamaluddin A.Marzuki, PT.Al Maarif, Bandung, 1987, hal. 80) bertanya, ‘Bagaimana caramu menghitung syahid?’. Mereka menjawab; ‘Wahai Rasulullah, orang yang mati terbunuh di jalan Allah itu mati syahid’. Rasulullah bersabda; ‘Jika demikian, orangorang syahid dalam umatku itu sedikit’. Mereka berkata; ‘Jika demikian, siapa wahai Rasulullah?’. Rasulullah menjawab; ‘Orang yang terbunuh di jalan Allah, itu syahid. Orang yang mati di jalan Allah itu syahid. Orang yang terserang penyakit thaun, itu syahid. Orang yang mati karena penyakit perut, itu syahid. Orang yang mati tenggelam, itu syahid’”. (Fikih Sunnah 11, hal. 81) Dengan perkataan lain, menurut sabda Rasulullah saw diatas, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad wafat secara syahid. In syaa Allah. Dalam buku yang beliau tulis 3 tahun sebelum kewafatannya, yaitu Al Wasiyat, beliau menjelaskan wahyu-wahyu Ilahi yang mengisyaratkan tentang semakin dekat saat kewafatannya. Isyarat Allah melalui wahyu-Nya itu kemudian sempurna pada saat dan setelah beliau wafat di tahun 1908. Hal ini lebih dari cukup sebagai bukti, bahwa beliau bukan seorang yang dimurkai oleh Allah SWT, sebagaimana fitnah yang dilontarkan oleh penentang beliau. [][] “Nabi saw bersabda... Rasulullah SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 37 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “ Launching "Indonesia: Pluralism in Peril" Penulis: Mahmud Mubarik Ahmad "Indonesia: Pluralisme dalam Bahaya", itulah terjemahan bebasnya. Laporan itu dibuat atas dasar penelitian selama tiga tahun oleh Benedict Rogers (Mr.Ben) dari Christian Solidarity Worldwide (CSW) yang berkantor pusat di Brussels, Belgia. Laporan berjumlah 99 halaman, ukuran A4, cukup mewah penampilannya. Tapi yang lebih penting adalah isi laporannya yang secara luas dan mendalam menguraikan perlakuan diskriminatif oleh sekelompok "intoleran" terhadap kelompok Kristen, Syiah dan Ahmadiyah. Selama lebih dari 5 tahun terakhir, kasus demi kasus kekerasan terus menumpuk tanpa ada solusi yang selaras dengan Konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia. Delegasi Indonesia diundang untuk menghadiri sekaligus sebagai saksi terhadap Laporan tersebut. Acara resmi Laporan itu disampaikan pada 25 Pebruari 2014 di hadapan anggota Parlemen Inggris di 38 London serta pada 4 Maret 2014 di Parlemen Eropa, Brussels-Belgia. Anggota delegasi Indonesia itu adalah saya (mewakili Jemaat Ahmadiyah), Pendeta Favor Bancin (Kristen Protestan), Romo Benny (KWI), Ahmad Hidayat (Syiah), Mulyati Briyani (PGI) serta Ahmad Suaidy (Wahid Institute). Awal Perjalanan Panjang Kamis, 19 Februari 2014, setelah boarding di terminal 2 Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta, rombongan terbang dengan menggunakan maskapai Etihad menuju Abu Dhabi. Setelah transit selama 2 jam, penerbangan dilanjutkan menuju London. Tiba di Bandara Heathrow pada pukul 07.00 pagi. Pemeriksaan di Imigrasi cukup ketat. Setelah semua pemeriksaan dokumen selesai, kami keluar menuju ruang tunggu dan ternyata disana sudah ditunggu oleh Mr. Ben beserta dua orang anggota Jemaat Ahmadiyah UK (keduanya bernama sama, yaitu Tuan Wasim). Dari Bandara, rom- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril” Penulis memberikan kepada Hudhur, buku "Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian" dan "Wahyu, Rasionalitas, Pengetahuan dan Kebenararn". Di tengah adalah Benedict Rogers. bongan menuju Antonietee Hotel di kawasan Wimbeldon. Sampai di hotel pukul 10.30. Di London sedang musim semi. Cuaca agak mendung dan hujan gerimis. Suhu sekitar 10 derajat Celcius. Kami istirahat sampai pukul 6 sore, kemudian makan malam di Jimmy's Restoran tidak jauh dari hotel. Setelah itu kami beristirahat dan mempersiapkan acara esok hari. Mulaqat dengan Hudhur Jumat, 21 Pebruari 2014. Pagi hari kami menuju railway station, dari Wimbeldon ke Putham Park (kantor CSW) di London. Mengadakan briefing dengan 20 staf CSW. Diawali dengan perkenalan, dilanjutkan dengan presentasi singkat Laporan Mr. Ben serta penjelasan rencana program selama di London. Menjelang waktu dhuhur, pukul 12.30 siang, anggota Jemaat Ahmadiyah London, Tuan Wasim menjemput kami menuju Mesjid Baitul Futuh di Kawasan Morden. Secara kebetulan, rombongan kami beriringan dengan iringan mobil Hudhur yang akan shalat Jum’at di Baitul Futuh. Ketika sampai di lokasi, kami diajak makan siang terlebih SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 39 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “ dulu, kemudian bersiap shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah. Dalam rombongan terdapat nonMuslim, yaitu 3 orang Indonesia dan 3 orang Inggris dari CSW. Mereka pun sama-sama naik ke balkon, duduk dan mendengarkan khutbah Hudhur. tetapi ketika akan didirikan shalat Jumat, rombongan berpindah ke ruang tamu di lantai tiga. Dari komentar yang mereka sampaikan adalah, baru seumur hidup mereka masuk ke dalam mesjid dan mendengarkan khutbah Jum’at pula, dan ini hanya bisa terjadi di mesjid Ahmadiyah. Setelah beberapa saat menunggu, Hudhur kemudian datang dan menyapa dengan salam kemudian berjabat tangan dengan setiap tamu (kecuali wanita). Mr. Ben memperkenalkan diri kepada Hudhur dan kemudian memperkenalkan anggota rombongan yang lain. Saya kebetulan duduk disampingnya. Ketika Mr.Ben memperkenalkan saya, sambil tersenyum Hudhur bicara, "I know him, he is an Ahmadi". Saya agak kaget Hudhur masih mengingat saya. Terakhir saya berjumpa Hudhur saat mulaqat dan Rapat Majelis Amla dengan beliau di Singapura pada bulan September 2013. Pada kesempatan itu, saya memberikan kepada Hudhur buku "Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian" (kumpulan pidato dan surat-surat beliau kepada para pemimpin dunia) serta "Wahyu, Rasionalitas, Pengetahuan dan Kebenaran" karya Khalifatul Masih IV rhm. 40 Hudhur menyampaikan bahwa buku "Krisis Dunia" sudah ada edisi ke-4. Disampaikan juga bahwa saya harus menterjemahkan dan mencetaknya kembali. Saya menjawab "Insya Allah, Hudhur". Kemudian tentang kedua buku itu, Hudhur bertanya "Apakah semua anggota delegasi sudah menerima buku ini?". Saya menjawab belum semua. Hudhur menyampaikan, kepada Amir Jemaat Inggris agar diberikan buku asli yang berbahasa Inggris. Hal ini kemudian dilaksanakan pada saat kami berpamitan. Kemudian Hudhur juga menanyakan anggota Jemaat yang masih menjadi pengungsi di Mataram, Lombok. Saya sampaikan, bahwa sampai sekarang mereka masih berada di gedung Transito. Kepada delegasi yang lain, Hudhur bertanya tentang keadaan Syiah. Ahmad Hidayat (Syiah) menjelaskan bahwa mereka jug mengalami tekanan serta kekerasan seperti yang diterima oleh kelompok Ahmadiyah dan Kristen. Kemudian Hudhur menanyakan kondisi umat Kristen di Indonesia. Dijelaskan oleh Pendeta Favor Bancin, tentang kasus GKI Yasmin di Bogor dan Gereja Philadelfia di Bekasi yang masih terkatungkatung serta disampaikan juga beberapa kasus penutupan gereja. Pendeta Favor menambahkan, bahwa mereka tidak membenci kelompok yang menentang, dan mereka tetap memberikan kepada mereka cinta. Hudhur menambahkan, "Ya.. kelompok penentang itu tidak me- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril” mahami makna Cinta. Tugas kita lah untuk mengajari mereka apa itu Cinta dan bagaimana mengamalkan ajaran Kasih". Dalam kesempatan diskusi dengan Mr. Ben, Hudhur menyampaikan rasa herannya, mengapa kata Allah dilarang digunakan oleh kaum Kristen di Malaysia. Bukankah dalam Al Quran dinyatakan bahwa Allah itu Rabbul 'alamin, Tuhan semesta alam. Pada akhir pembicaraan, Hudhur menyampaikan selamat dan doa semoga acara yang akan dijalani di Inggris dan Belgia berjalan dengan lancar. Setelah berfoto bersama, Hudhur meninggalkan ruangan. Kemudian rombongan dibawa menuju ruang pameran yang menampilkan cendera mata dari para pemimpin dunia yang diberikan kepada Khalifatul Masih IV rhm dan Khalifatul Masih V aba. Saya melihat juga plakat dari Ketua MPR-RI (Prof. Dr.Amien Rais) yang diberikan kepada Hudhur IV rhm, saat beliau berkunjung ke Indonesia pada tahun 2000. Presentasi di Nasir Hall Sekitar 75 anggota Jemaat (Anshar, Khudam dan kaum ibu) telah hadir di Nasir Hall yang terletak di sebelah Baitul Futuh sebelah Timur. Acara dipandu oleh Hayyat Sahib (Amir Jemaat Ahmadiyah UK) dan Ataul Mujib Sahib (Imam Mesjid London). Setelah Mr. Ben memaparkan materi, semua anggota delegasi menambahkan informasi yang menimpa kelompoknya masing-masing. Saya menjelaskan beberapa masalah yang dihadapi oleh anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia, antara lain Kasus Cikeusik, pengungsi di Mataram Lombok, penutupan mesjid, perusakan aset anggota Jemaat sampai pada beberapa kasus yaitu tekanan dari aparat pemerintah yang memaksa anggota agar keluar dari Ahmadiyah. Sore hari, kami kembali ke hotel. Pada pukul 8 malam, saya, Mr.Ben, Ahmad Suaidy dan Pendeta Favor kembali ke Baitul Futuh untuk mengikuti talk show di studio MTA. Acara ini dipandu oleh Fareed Sahib (Ketua Departemen Ummur Kharijiah, Jemaat Ahmadiyah Inggris). Dalam kesempatan itu, saya menambahkan informasi yaitu, Ahmadiyah telah masuk ke Indonesia pada tahun 1925. Para pengikut awal Ahmadiyah saling membahu bersama komponen masyarakat lain dalam berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Saya tambahkan bahwa pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" adalah seorang Ahmadi. Setelah acara usai, kami diajak oleh Fareed Sahib dan Mahmud Rafiq Sahib (Wakil Ketua Departemen Ummur Kharijiah, Jemaat Ahmadiyah Inggris), menikmati makanan Pakistan di daerah Too Ting, masih di sekitar Wimbeldon. Bertemu ulama Syiah dan acara di Gereja Anglican Hari Sabtu dan Minggu, tidak ada ada agenda resmi. Pada kesem- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 41 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “ patan itu, dengan menggunakan Tube (kereta bawah tanah), kami menemui Muhamad Musawi , seorang ulama Syiah di Inggris. Beliau berasal dari Irak. Mengungsi ke London karena mengalami penganiayaan pada masa rezim Saddam Hussein. Kami berdialog dengan santai. Beliau menjelaskan bahwa Gus Dur dan istrinya waktu berkunjung ke London beberapa tahun lalu, singgah ke rumah yang kami datangi ini, serta duduk di kursi yang sedang kami duduki. Beberapa butir yang saya catat dari dialog tersebut antara lain, beliau menjelaskan bahwa di Inggris semua agama, semua aliran dapat menjalankan ibadah menurut keyakinannya dengan bebas. Hal ini ditegakkan oleh Pemerintah Inggris karena diatur dalam Konstitusi Inggris, dan kelompok Syiah juga memperoleh manfaat dari kebijakan ini. Pada saat disampaikan tentang "Krisis Syria" dimana ada beberapa ratus pemuda Indonesia yang ikut jihad melawan Pemerintah Syria, beliau menukas; Jihad macam apa yang mereka lakukan? Jihad itu ada Jihad Kecil, yaitu berperang secara fisik karena diserang musuh, dan ada juga Jihad Besar yaitu upaya keras untuk menahan hawa nafsu. Inti Jihad adalah bagaimana menjadi manusia yang berakhlak baik. Kalau kasus pembunuhan, itu bukan Jihad melainkan adalah tindakan kriminal. Dalam hati saya berfikir, tentang Kekebasan Beribadah yang dijamin Pemerintah Inggris dan juga konsep Jihad, sama dengan 42 yang dirasakan dan diajarkan dalam Jemaat kita. Pada esok harinya, 23 Pebruari 2014 yang jatuh pada hari Minggu, rombongan pergi menuju Trinity's Holy Chruch, Gereja Anglican berlokasi di daerah West Kensington. Pada kesempatan itu, yang berbicara adalah Mr. Ben. Para anggota rombongan lain diperkenalkan secara singkat. Acara kebaktian dipimpin oleh Pendeta Favor. Saya perhatikan, seluruh jemaah yang hadir adalah para orang tua baik kaum bapak maupun ibu. Puncak Acara di Parlemen Inggris, London. Salah satu tujuan utama kedatangan kami ke London adalah Launching hasil penelitian Mr. Ben. Acara ini diadakan di Gedung Parlemen di kawasan Westminster, Central London. Momentum penting ini dilaksanakan pada 25 Pebruari 2014. Bertindak sebagai Host (tuan rumah) adalah All Party Parliamentary Group on International Freedom of Religion or Belief. Acara dihadiri oleh sekitar 40 orang yang terdiri dari anggota Parlemen Inggris, perwakilan dari Kedutaan Indonesia di London, Fareed Sahib dan beberapa anggota Departemen Kharijiah (termasuk 2 orang khudam), mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di London, beberapa perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat berskala Internasional. Presentasi dipimpin oleh Baroness Berridge. Acara dimulai pada pukul 7 dan berakhir pada pukul SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril” Gedung Parlemen Inggris 8.30 malam. Mr. Ben memaparkan dengan singkat atas hasl penelitiannya dalam bentuk sebuah buku ukuran A4, setebal 99 halaman (full colour). Laporan penelitian ini cukup luas dan mendalam, disertai data dan hasil wawancara dengan para korban. Sistematika laporan terdiri atas: Executive Summary, 12 halaman. Beberapa hal yang menarik adalah suara Pendeta Luspida dari HKBP Ciketing, Bekasi yang menyuarakan bahwa kehadiran Mr. Ben ke Bekasi jangan hanya mendengarkan suara kesedihan mereka, tetapi ditindaklanjuti dengan berbuat sesuatu untuk mengingatkan Pemerintah Indonesia. Kemudian suara dari anggota Jemat Ahmadiyah di Kabu- paten Tasikmalaya yaitu, silakan sampaikan pada dunia luar bahwa kehidupan di rumah dan di kampung kami tidak aman. Kami tidak bisa menjalankan ibadah karena banyaknya ancaman yang kami terima. Recommendations, 5 halaman. Berisi rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah Indonesia (25 butir), Negara-negara Uni Eropa (9 butir), Pemerintah Amerika Serikat (7 butir), Pemerintah Canada (7 butir), Negara-negara ASEAN (6 butir) dan kepada PBB (4 butir). Introduction, 4 halaman. Memaparkan data kekerasan yang menimpa kelompok minoritas di Indonesia yang mengutip data dari Setara Institute (tahun 2009: 200 kasus, 2010: 216 kasus, 2011: 244 kasus SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 43 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “ dan tahun 2012: 264 kasus). The Foundations of Indonesia, 5 halaman. Menjelaskan tentang falsafah Pancasila. Perkembangan keagamaan di Indonesia sejak Masa Pra Merdeka, Era Kemerdekaan, Orde Baru dan Pasca Orde Baru. The Role of Government, 13 halaman. Memaparkan tentang peran pemerintah dan apa yang dilakukan oleh Pemerintah terkait dengan Kebebasan Beribadah dan Berkeyakinan dalam masyarakat Indonesia khususnya pada 10 tahun terakhir Sources of Intolerance, 9 halaman. Penyebab banyak terjadinya kasus intoleransi dijabarkan antara lain, kelompok Muslim moderat dihadapkan suatu pilihan bergabung untuk "jihad" dan menjadi bagian dari kelompok garis keras atau menjadi musuh mereka. Dibahas juga tentang ormas yang termasuk kelompok garis keras, wawancara dengan mantan Ketua ormas garis keras yang sudah mengubah pendekatan dengan menjauhi kekerasan, wawancara dengan Dr. Dewi Fortuna Anwar (mantan penasihat Presiden Habibie), Partai Politik yang berbasis agama dan berkonstribusi dalam tindak intoleransi, masalah pendidikan, penyebaran ide intoleransi di media massa maupun media sosial serta pengaruh dari kelompok radikal dari luar Indonesia. Violence, Harrassment and Intimidation, 33 halaman. Bagian ini menguraikan secara mendalam kekerasan dan penganiayaan yang menimpa kelompok Kristen, Syiah 44 dan Ahmadiyah. Dalam laporannya itu, Mr.Ben antara lain melakukan wawancara dengan para korban Kasus Cikeusik tahun 2011 yang selamat. Korban yang disembunyikan namanya itu mengatakan, “Kelompok penyerang memperlakukan saya seperti ular yang ditemukan di jalan. Mereka memukul saya dengan tongkat, melemparkan saya ke sungai, mencoba membakar saya serta mencoba memotong kemaluan saya. Sekitar 30 orang melempari kepala saya dengan batu. Mereka memprovokasi yang lain agar menganiaya saya. Mereka menyeret tubuh saya sejauh sekitar 200 meter. Seseorang menggunakan bambu memukul mata saya dan berteriak bahwa saya adalah orang "kafir" sehingga harus dibunuh. Kemudian saya pingsan." Mr. Ben, juga melakukan wawancara dengan Pendeta Palti Panjaitan (Gereja Philadelfia, Bekasi), Pastor Bernhard Maukar (Gereja Rancaekek, Bandung), Pendeta Luspida (Gereja HKBP Ciketing, Bekasi), Pendeta Torang Simanjuntak (Gereja HKBP Setu, Bekasi). Laporan lain adalah tentang kasus menimpa kelompok Syiah di Sampang, Madura serta kasus "penistaan agama" yang menimpa Alexander Aan (yang menyatakan dirinya sebagai atheis). Dalam kasus Ahmadiyah, Mr. Ben telah melakukan kunjungan ke Mataram, Lombok, Bekasi, Tasikmalaya, Cisalada, Bandung, Medan, Padang dan Surabaya. Kasus penggembokan Mesjid Al Misbach, Bekasi mendapat soro- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril” tan yang cukup tajam. Wawancara dengan Muballigh Rahmat di Bekasi dilakukan dengan menggunakan handycam (sempat ditayangkan di Nasir Hall). Kemudian dilakukan wawancara dengan 4 orang Ahmadi korban Kasus Cikeusik. Kasus penyerangan mesjid Cisalada pada Oktober 2010 juga diulas dengan cukup detail. Terakhir adalah kasus penyerangan di Kampung Tenjowaringin, Wanasigra Kabupaten Tasikmalaya. The International Response, 7 halaman. Diuraikan bagaimana sesungguhnya masyarakat internasional telah banyak menyoroti, mengungkapkan keprihatinan dan menyampaikan hal ini kepada Pemerintah Indonesia. Diantaranya Laporan dari UN High Commis- sioer for Human Rights, Laporan Tahunan Pemerintah Amerika Serikat tentang Human Rights, Laporan dari negara-negara Uni Eropa dan suara Perdana Menteri Inggris, David Cameron pada saat menerima kunjungan Presiden SBY di London, 30 Oktober 2012. Intinya meminta perhatian kepada Presiden SBY terhadap kasus kekerasan dan intoleransi yang menimpa penganut Kristen, Ahmadiyah dan kelompok minoritas lainnya. Laporan ini diakhiri dengan harapan agar Presiden Indonesia mendatang harus mengambil tindakan yang memadai untuk memperbaiki keadaan ini terkait dengan perhatian dan rekomendasi yang diberikan oleh masyarakat internasional. Conclusions, 4 halaman. Suasana Meeting di Parlemen Eropa. Dari Kiri‐Kanan (Ahmad Hidayat, Favor, Fareed, Hannu Takkula, Benedict Rogers, Ahmad Suaidy, Romo Benny dan Dubes Arif Havas) SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 45 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “ Bibbliography, 3 halaman. Mr. Ben diberi kesempatan menjelaskan dalam 15 menit, sementara para anggota yang lain diberi waktu selama 5 menit. Dalam waktu singkat ini tentu tidak cukup waktu untuk menjelaskan secara panjanglebar. Demikian juga atas waktu yang diberikan kepada saya. Tetapi dalam kesempatan yang baik ini, saya mengoptimalkan dengan menambahkan beberapa informasi tentang Jemaat Ahmadiyah di Indonesia, masa lalu maupun masa sekarang. Bererapa topik yang saya sampaikan adalah, para awalun Jemaat Ahmadiyah Indonesia memberi konstribusi terhadap kemerdekaan Indonesia. Mubaligh Ahmadiyah yaitu Sayeed Shah Muhammad adalah salah seorang sahabat Bung Karno. Kemudian, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya", WR Supratman adalah seorang Ahmadi. Saya tambahkan juga tentang bagaimana kehidupan Jemaat Ahmadiyah, sejak zaman kemerdekaan sampai zaman Orde Baru, berlangsung dalam suasana relatif aman. Memang terdapat beberapa pertentangan dari kelompok tertentu, tetapi tidak masif seperti halnya yang terjadi dalam 10 tahun terakhir. Kemudian terjadi Kasus Cikeusik, pengusiran warga Ahmadiyah di Mataram, Lombok sehingga harus menjadi pengungsi di negara mereka sendiri yag terjadi sejak tahun 2006, sampai sekarang mereka masih menjadi pengungsi di 46 Gedung Transito, Lombok. Informasi lain adalah adalah adanya kasus di beberapa daerah yang menolak memberi KTP kepada para Ahmadi, penolakan petugas KUA untuk melakukan pencatatan pernikahan para Ahmadi, beberapa kasus penutupan, penyegelan mesjid Ahmadiyah di berbagai daerah yang melanggar Konstitusi tentang Kebebasan Beribadah. Setelah acara selesai, kami sempat berbincang ringan dengan beberapa diplomat Indonesia yang bertugas di London serta mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil program Doktor di Inggris. Sebelum acara puncak tersebut dilaksanakan, kami mengadakan road show kepada beberapa anggota Parlemen Inggris diantaranya, Robert Buckland (Conservative Party-Human Rights Comission), Gavin Shuker (Prtai Buruh), John Spellar (Partai Liberal), Lord Alton (House of Lords) serta Baroness Cox (House of Lords). Baroness Cox inilah yang menjadi Sponsor bagi delegasi sehingga diperoleh kemudahan dalam urusan visa ke Inggris. Beliau mempunyai pengalaman yang cukup luas dalam mengakhiri konflik di Poso, Sulawesi. Bersama Gus Dur, beliau mendirikan organisasi International IslamChristian for Reconcililtion and Reconstruction (IICRR). Para anggota Parlemen tersebut sangat antusias mendengarkan uraian laporan. London School of Economics (LSE) SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril” Pada Rabu 26 Pebruari 2014, acara seminar di kalangan akademisi di lingkungan LSE. Lembaga ini merupakan salah satu lembaga pendidikan terkemuka di Inggris. Pada saat itu hadir sekitar 30 orang yang terdiri atas mahasiswa, staf pengajar dan juga staf kedutaan Indonesia di London. Road show pada esok harinya adalah kunjungan ke Archbishop of Canterbury's. Rombongan diterima dengan hangat oleh Bishop Deelan Lang. Kemudian mengadakan diskusi terbatas dengan pegiat di Yayasan Quilliam. Dalam Yayasan ini terdapat beberapa mantan pegiat garis keras yang pernah mengangkat senjata di Afghanistan. Tetapi mereka kemudian mengubah pemikiran mereka tentang makna jihad. Mereka meninggalkan perjuangan dengan kekerasan dan beralih dengan menggunakan cara yang santun serta menjunjung sikap menghargai perbedaan dengan penganut agama lain. Oxford University Jumat, 28 Februari 2014 adalah acara tunggal seminar di Oxford University. Kami menggunakan kereta api menuju Universitas yang berusia lebih dari 800 tahun itu. Perjalanan dari Waterloo Station, London menuju Oxford memerlukan waktu 1 jam. Cuaca saat itu kurang bersahabat. Suhu mencapai 5 derajat Celcius, disertai hujan lebat dan angin kencang. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Dr. Chris Hancock dari Peter's College. Pembicara lain dari Oxford University adalah Dr.Kevin Fogg. Seminar dihadiri oleh kalangan mahasiswa doktoral, staf pengajar dan juga diplomat Indonesia yang sedang menempuh studi Strata 3 di sana. Hari Sabtu dan Minggu tidak ada acara resmi. Hari ini kami gunakan untuk memenuhi undangan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di London untuk bersilaturahmi. Acara di adakan di Wisma Merdeka, di Dartmouth Road, NW2 4Ex, London atau lebih dikenal dengan kawasan Wilesden Green. Acara berupa diskusi ringan seputar keadaan Indonesia terkini dan makan siang. Sore harinya, kami berkunjung ke KBRI London, menghadiri pengajian bulanan masyarakat Indonesia di London. Menuju Brussels Pada Minggu sore 2 Maret 2014, rombongan bergerak menuju Brus- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 47 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “ Komplek universitas Oxford, Inggris (Photo: www.huffingtonpost.co.uk) sels dengan menggunakan Euro Star atau kereta api cepat yang melintasi Selat Inggris. Berangkat dari King's Cross Station pada pukul 5 sore dan sampai di Brussels sekitar 2 jam kemudian. Di ibu kota Belgia itu, kami menginap di Chelton Hotel, di kawasan Schuman (lokasi Gedung Parlemen Eropa). Pada Senin 3 Maret 2014, rombongan mengadakan road show ke Caroline Stein (European Union Senior Representatives), Christian Behrmann dan Jean-Bernard Bolvin (anggota Parlemen). Selanjutnya, rombongan diterima oleh Perwakilan Negara Austria di Parlemen Eropa, bertemu dengan Riera Figeras (Departemen Luar Negeri Belgia) dan Xavier Nuttin (Anggota Parlemen Eropa). Launching di Parlemen Eropa Ini adalah momen utama kami di 48 Brussels. Selasa 4 Maret 2014, setelah makan siang rombongan sudah berada di lokasi. Pukul 2.09 acara dimulai. Hadir juga Dubes RI untuk Belgia dan Uni Eropa, yaitu HE Arif Havas. Audiens yang hadir berjumalh sekitar 40 orang, terdiri dari anggota Parlemen Eropa, pegiat Human Rights dan Kebebasan Beragama-Berkeyakinan, dan akademisi. Tidak ketinggalan juga anggota Jemaat Ahmadiyah Inggris (Fareed Sahib dan Mahmud Sahib) serta Dr. Iftikhar Hayyat (Ketua Komite HAM Jemaat Ahmadiyah Inggris). Disamping itu hadir beberapa perwakilan Jemaat Ahmadiyah dari Belgia dan Belanda. Acara dipimpin oleh anggota Parlemen Uni Eropa, Mr. Hannu Takkula. Beliau ini bertindak sebagai Sponsor kedatangan kami ke Belgia. Pola acara hampir sama dengan acara di Parlemen Inggris. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril” Demikian juga dengan isi paparan dari masing-masing anggota rombongan. Yang membedakan adalah, launching di Brussels, dihadiri oleh Dubes RI, tiga staf diplomat dan utusan dari Kemenag yang khusus datang dari Jakarta. Ciri pembeda kedua adalah, Dubes Arif Havas memberikan bantahan bahkan kritikan kepada Laporan. Tetapi beliau sedikitpun tidak membantah fakta yang dikemukakan oleh anggota dari Kristen Protestan, Syiah maupun Ahmadiyah. Ciri ketiga adalah, ada beberapa peserta diskusi yang bersuara lantang menanggapi "sanggahan" beliau. Yang saya catat adalah ada seorang wanita (anggota Parlemen) yang berkata "What does your government do according to persecution to Ahmadiyah. Do you know that Ahmadiyah alway use non-vioence ways". Suara ini sama sekali tidak ditanggapi beliau. Meeting terakhir dilakukan kepada Mr. Charles Tannock. Dari informasi yang saya peroleh dari staf CSW-Belgia, beliau adalah sahabat Ahmadiyah yang selalu menyuarakan kepentingan Ahmadiyah di Inggris dan Uni Eropa. Diskusi dengan beliau berlangsung secara terbuka. Saya informasikan kepada beliau tentang WR Supratman adalah seorang Ahmadi, dan beliau cukup tertegun. Kemudian ditanyakan berapa jumlah mesjid dan rumah milik orang Ahmadi yang ditutup dan dirusak. Saya menjawab sesuai dengan data yang telah saya siapkan. Begitu juga, ketika beliau menanyakan berapa jumlah Ahmadi di Indonesia. Saya menyampaikan berdasarkan klasifikasi yaitu Ahmadiyah Kultural dan Ahmadiyah Struktural. Ketika saya menyebut suatu jumlah tertentu, kembali beliau tertegun. Lebih lanjut beliau katakan, bahwa beliau sudah cukup lama bersuara tentang tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap kaum minoritas di Indonesia. Beliau katakan walau sangat melelahkan karena kurang ada perubahan dan perbaikan, tetapi jangan menyerah. Terus berjuang, khususnya ditujukan bagi Presiden Indonesia mendatang. Kembali ke Tanah Air Pada 5 Maret 2014 pagi, rombongan berangkat dari Brussels menggunakan Euro Star. Pukul 10 pagi, kami tiba di King's Cross Station, London. Kami dijemput oleh Shams Sahib (anggota Jemaat London). Rombongan dibawa menuju Baitul Futuh. Setelah shalat dan makan siang, kemudian kami diantar menuju Bandara Heathrow. Pukul 6 sore, Etihad take off menuju Jakarta dengan transit di Abu Dhabi. Penulis adalah Sekretaris Isyaat, PB-Jemaat Ahmadiyah Indonesia. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 49 Yahudi Dalam Wacana Sejarah Yahudi Dalam Wacana Sejarah Pendahuluan Yahudi, Kristen dan Islam biasa disebut agama-agama Ibrahimi (abrahamic religions), karena pokok -pokok ajarannya bernenek moyang kepada ajaran nabi Ibrahim (sekitar abad 18 SM), yaitu agama yang menekankan keselamatan melalui iman, menekankan keterkaitan atau konsekuensi langsung antara iman dan perbuatan nyata manusia. Karena menekankan amal perbuatan yang baik dan benar itu, para ahli kajian ilmiah tentang agamaagama menyatakan Islam dan Yahudi yang juga sering disebut agama semitik (semitic religion) ini, tergolong agama etika (ethical religion), yakni agama yang mengajarkan bahwa keselamatan manusia tergantung pada perbuatan baik dan amal salehnya. Ini berbeda dari agama Kristen 50 yang juga termasuk agama semitik, disebabkan teologinya berdasarkan doktrin kejatuhan (fall) manusia (Adam) dari surga yang menyebabkan kesengsaraan abadi hidupnya, mengajarkan bahwa manusia perlu penebusan oleh kemurahan (Grace) Tuhan dengan mengorbankan putra tunggalnya, Isa al-Masih untuk disalib menjadi "Sang Penebus". Maka kajian ilmiah menggolongkan agama Kristen sebagai agama sakramental (sacramen relegion) yaitu agama yang mengajarkan bahwa keselamatan itu diperoleh melalui sang penebus dosa, dan penyatuan diri kepadanya dengan memakan roti dan minum anggur yang telah ditransubstansiasikan menjadi daging dan darah Isa al-Masih dalam upacara Sakramen Ekaritsi. Umat Yahudi mempunyai masalah mengenai persoalan tertentu SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Yahudi Dalam Wacana Sejarah seperti Israel sebagai bangsa pilihan dan keabadian hukum. Tentang determinisme sejarah orang Yahudi menjadi ras suatu dunia yang hebat, atau masyarakat pilihan (a distinctive community), ini tidak bisa dipisahkan dari partisipasi mereka dalam peradaban Islam masa lalu yang begitu jauh dan dalam. Kosa kata keimanan Islam masuk kedalam buku-buku Yahudi, alQuran menjadi dalil mereka. Kebiasaan orang-orang Arab mengutip syair dalam banyak karyanya ditiru oleh orang-orang Yahudi.Tulisantulisan mereka penuh dengan kalimat-kalimat yang berasal dari para ilmuwan, filosof dan ahli kalam Arab/Islam. Sastra Arab yang asli atau yang impor menjadi latar belakang umum apa saja yang ditulis orang-orang Yahudi. Semua itu berlangsung begitu lama, tidak ada rasa permusuhan terhadap ilmu asing, tanpa rasa curiga kepada dampak yang negatif atau berbahaya, sebagaimana yang telah diingatkan oleh sumbersumber kitab Talmud kepada mereka untuk mempelajarinya. Karena itu sampai ada sebutan Yahudi Islam, orang-orang Yahudi yang sudah sedemikian rupa terpengaruh oleh ajaran Islam mereka itu sebenarnya adalah "orang-orang Yahudi jenis baru" (a new type of Jews). Dengan pengalaman kaum Yahudi yang begitu indah dalam pangakuan Islam itu, banyak dari mereka yang sadar bahwa berdirinya negara Israel merupakan suatu malapetaka atau anakronistik. Malahan bisa dipandang sebagai hal yang tidak relevan, baik secara historis, berkaitan dengan pengalaman indah umat Yahudi pada masa Islam klasik, atau secara geografis, karena Palestina telah berabad-abad berada ditangan orang-orang Arab, yang sebagian mereka itu termasuk Yahudi yang sudah ter-Arabkan, berdirinya negara Israel merupakan kedzaliman diatas kedzaliman, kedzaliman terhadap sejarah mereka sendiri dalam kaitannya dengan peradaban Islam, dan kedzaliman terhadap bangsa Arab yang telah menjadi pelindung mereka berabad-abad lamanya. Masalah etika dan politik sangat dijunjung tinggi dan dihormati oleh agama Yahudi. Prinsip-prinsip etika itu diformulasikan dalam kalimatkalimat yang indah dan menarik. Diawali dengan kata negasi (jangan) dan imprasi (kerjakan). Dikenal dengan sepuluh perintah Tuhan, Ten Commandements atau "al-Wasaya al-'Ashar" (sepuluh wasiat), yang isinya: 1.Akulah Tuhanmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu. 2.Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku Tuhanmu, Tuhan yang pemerhati, yang membalaskan kesalahan bapak SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 51 Yahudi Dalam Wacana Sejarah kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintahperintahKu. 3.Jangan menyebut nama Tuhanmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya secara sembarangan. 4.Ingat dan sucikanlah hari Sabat; enam hari lamanya kamu bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhanmu, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, kamu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, hambamu laki-laki, hambamu perempuan, lawanmu, atau orang-orang asing yang ada di tempat kediamanmu. 5.Hormatilah bapak dan ibumu agar umurmu lanjut di tanah yang diberikan Tuhan Allah kepadamu. 6.Jangan membunuh. 7.Jangan berzina. 8.Jangan mencuri. 9.Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. 10.Jangan menginginkan rumah sesamamu, istrinya, hambanya lakilaki, hambanya perempuan, lembunya, keledainya atau apapun yang menjadi miliknya. A. Apa dan Siapa Yahudi Itu? Judaism (agama Yahudi) adalah agama yang dianut oleh sekelompok kecil masyarakat, yaitu masyarakat 52 Yahudi. Berjumlah kurang lebih 16 juta jiwa pada puncak pertumbuhannya sebelum Perang Dunia ke II. Sekarang berkurang sekitar sepuluh atau sebelas juta jiwa, akibat kekejaman kelompokkelompok yang berusaha menghancurkan akar, cabang, etnis dan agama ini. Menurut catatan Psalm yang ditulis oleh David, dan Epigram, yang disusun oleh Sulaiman, jumlah mereka kurang dari satu juta jiwa pada hari nasionalnya, dan tidak lebih dari 4-5 juta ketika nasib politik mereka sebagai bangsa tersumbat pada tahun 70-an, dan harus memasuki panggung sejarah (Historic Career) sebagai masyarakat dunia yang religious dengan tuntutan kitab sucinya, The Bible, akhir abad pertengahan abad 13, ketika agama Yahudi mencapai puncak perkembangannya dan memberikan sumbangan besar terhadap peradaban Eropa, jumlah populasi mereka di Eropa tidak lebih dari satu juta jiwa. Berkurangnya populasi Yahudi ini disebabkan oleh persoalan seputar apakah Yahudi itu ras atau bukan. Sementara orang berpendapat bahwa Yahudi itu ras, mengingat banyak tulisan yang membenarkan pendapat diatas. Tapi kebenaran tesis ini membawa ironi bagi umat Yahudi ketika Jerman dibawah rezim Nazi (Adolf Hitler) tahun 1930, melakukan eksterminasi (pembantaian) terhadap orangorang Yahudi dengan alasan bahwa mereka itu ras yang hina (an SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Yahudi Dalam Wacana Sejarah inferior race). Menurut catatan Kamp Holo‐ coust di Jerman Holocaust, sekitar enam juta orang Yahudi, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak mati terbunuh di kamp Konsentrasi Jerman dan Polandia selama perang dunia kedua. Dari sini terlihat jelas bahwa orangorang Yahudi kini bisa disebut sebagai ras, hanya persoalannya ialah sulit untuk mengidentifikasikan mereka, karena banyaknya ras Yahudi yang ada. Mereka itu tersebar dimanamana di banyak bagian belahan dunia ini, dikenal dengan sebutan anak-anak Israel (The Children of Israel), Yahudi. Dimana ada penduduk dunia baik Timur, Barat, Utara maupun Selatan disana bisa ditemukan orang Yahudi. Di Abyssina misalnya, orang Yahudi berkulit hitam, persis seperti penduduk aslinya. Ada sejumlah orang Yahudi di Negara Cina, juga mirip dengan penduduk aslinya berkulit kuning dan bermata sipit. Di Italia, orang Yahudi berkulit kehitam-hitaman dan bermata hitam. Di Rusia Utara, Kanada, Swedia dan Norwegia, orang Yahudinya bisa ditengarai dengan rambut pirang, kulit putih dan mata biru. Sedang di Denmark, Jerman dan Irlandia, golongan Yahudinya berambut merah dan bermata biru. Di daerah yang beriklim panas, kaum Yahudinya berbadan pendek dan berambut hitam. Sementara di negara-negara yang beriklim dingin mereka umumnya bertubuh tinggi dan berkulit putih. Hebatnya, semua orang Yahudi yang bertempat tinggal di negaranegara itu selalu menggunakan bahasa nasional negara bersangkutan. Di Italia mereka berbahasa Itali, di Inggris berbahasa Inggris, di Cina juga berbahasa Cina, dan seterusnya. Meskipun tidak saling mengenal antara satu dengan lainnya, berbeda bentuk fisik dan tutur bahasanya, tapi orang-orang Yahudi itu merasa akrab bila bertemu dan berada di tengah-tengah saudara-saudara yang lain. Keakraban ini disebabkan oleh banyak faktor, dan faktor pertama dan utama yang merajut keakraban itu tak lain adalah ikatan keagamaan mereka yang kuat. Ikatan atau hubungan itu memang terasa unik dalam agama Yahudi. Agama ini tidak bisa dipahami SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 53 Yahudi Dalam Wacana Sejarah tanpa mengetahui kehidupan orang Yahudi secara terus menerus. Dengan proses konversi agama yang normal, agama ini dapat mengakomodasi dan mengasimilasi setiap individu, bahkan semua bangsa, dan hal ini sudah dilakukan. Tapi bila orang Yahudi musnah dan lenyap dari dunia ini, agama ini juga musnah bersama mereka. Sementara orang lain yang tidak punya hubungan kesejarahan (historic connection) dengan masa lalu orang Yahudi pada dasarnya bisa menjadi penerus tradisi ajaran Yahudi. Maka agama Yahudi bisa menampakkan jati dirinya dalam dua dimensi, universal dan nasional. Sebagai sistem pemikiran keagamaan (a system of religious thought), ia bersikap universal, prinsip-prinsip etikanya merangkul seluruh umat manusia. Sebagai kultus keagamaan (a religious cult), ia bersifat nasional ditengarai oleh ikatan kesejarahan dan warna kedaerahan, disiplin agamanya hanya mengikat para pemeluknya saja. Sebagai contoh ialah keberadaan organisasi sosial elite seperti Rotary Club, Lion Club dan lainnya yang berdiri di kota-kota besar di Indonesia, yang berorientasi pada masalah kemanusiaan, pengobatan massal (operasi katarak dan bibir sumbing), pembuatan patung polisi, MCK, pemberian bingkisan lebaran, terkadang salat tarawih dan buka puasa bersama. Bila benar semua itu merupakan 54 jaringan (network) Yahudi internasional, maka hal itu harus dilihat dari kerangka pikir "Sistem pemikiran keagamaan" Yahudi yang bersifat universal yang dapat diartikulasikan oleh semua etnis dan ras dunia. Sebaliknya, jika orang Yahudi merayakan hari Sabat pergi ke Sinagog atau kegiatan ibadah lainnya, hal ini harus diletakkan dalam perspektif "kultus keagamaan" Yahudi yang bersifat nasional itu, yang mengikat hanya para pemeluknya saja. Menanggapi persoalan di atas, Ahmad Syalaby mengatakan karena belum merasa puas terhadap organisasi Masonisme, orang-orang Yahudi lalu mendirikan organisasi lain yang bertujuan menggalang solidaritas sosial kemanusiaan bernama Rotary Club. Mengenai masalah siapa itu Yahudi atau kapan seseorang bisa dikatakan Yahudi, hal ini bisa dijelaskan dengan memahami tradisi yang menjadi wacana dasar SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Yahudi Dalam Wacana Sejarah agama Yahudi. Agama ini mengajarkan bahwa bila anak lahir dari ibu yang Yahudi, maka ia disebut Yahudi, tanpa memandang siapa yang mengasuh dan membesarkan anak itu. Sebagai contoh, anak yang lahir dari bapak Yahudi dan ibu non Yahudi, ia tidak bisa dikategorikan Yahudi, tapi yang bersangkutan bisa berbuat atau melakukan sesuatu sebagai Yahudi, pergi ke Sinagog, merayakan Sabat atau hari-hari keagamaan dan bergaul dengan sesama teman-temannya yang Yahudi. Di sisi lain, anak dari bapak non Yahudi dan ibu Yahudi, tapi dibesarkan atau dididik sebagai Kristen, ia masih disebut Yahudi menurut kacamata Yahudi, sekalipun asuhan itu membuat ia buta sama sekali tentang agama Yahudi. Yang jelas, dalam perspektif Yahudi, bukan asuhan, didikan atau pengetahuan yang menentukan status anak menjadi Yahudi, tapi agama Ibu (the religion of the mother). B. Asal Usul Yahudi Untuk mengetahu asal usul Yahudi tidak bisa terlepas dari keharusan untuk mengetahui tokoh Ibrahim yang dalam hal ini dipandang sebagai nenek moyang tiga agama monotheistik dan semitik, Yahudi, Kristen dan Islam. Sebagaimana telah diketahui bahwa Ibrahim tampil dalam pentas sejarah sekitar 3.700 tahun yang lalu. Ia berasal dari Babylonia, anak seorang pemahat patung istana yang bernama Azar "atau Terach dalam Kitab Madrash yang ditulis para rabii pemula". Sejak usia bocah Ibrahim sudah menampilkan cara berfikir tajam dan kritis. Suatu saat ia melihat hal yang tidak sesuai dengan akal sehatnya, ayahnya memahat batu dan setelah selesai menjadi patung sang ayah lalu menyembahnya. Ibrahim memberontak yang berakibat ia harus dihukum bakar, tapi berhasil diselamatkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia kemudian lari atau hijrah ke arah Barat, tepatnya ke daerah Kanaan, yaitu Palestina selatan. Karena daerah ini mengalami wabah paceklik, ia pergi ke Mesir bersama istrinya, Sarah dan menetap di sana sementara waktu. Ia-pun berdoa memohon kepada Tuhan agar diberi keturunan untuk meneruskan misi kemanusiaan. Istrinya, Sarah berbaik hati dan mengijinkan Ibrahim mengawini budak perempuan mereka asal Mesir, Hajar hadiah dari Raja Firaun . Dari Hajar ia dikaruniai seorang putra yang bernama Ismael (Ismail), yang dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan telah mendengar, yakni telah mendengar doa Ibrahim yang memohon keturunan. Ibrahim sangat mencintai Ismail dan ibunya, Hajar, sehingga menimbulkan perasaan tidak senang pada istri pertamanya, Sarah. Maka Sarah meminta Ibrahim untuk membawa Ismail dan ibunya keluar dari rumah tangga mereka. Ibrahim diberi petunjuk Tuhan dengan SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 55 Yahudi Dalam Wacana Sejarah bimbingan malaikat-Nya agar membawa anak dan istrinya ke arah selatan dari Kanaan, sampai ke suatu lembah yang tandus dan gersang, tiada tumbuhan, yaitu Makkah. Setelah tiba di lembah tandus itu sesuai dengan petunjuk Tuhan lagi, Ibrahim kembali ke Kanaan, tapi sekali waktu ia menyempatkan diri menjenguk Ismail di Makkah sampai anaknya itu mencapai usia dewasa. Sementara Ibrahim bersama Sarah tinggal di Kanaan, dan terkadang pergi ke Makkah untuk melaksanakan perintah Tuhan (Haji). Dengan ijin dan kekuasaan Tuhan mereka dikaruniai seorang putra, Ishaq, yang juga menjadi Nabi dan Rasul Allah untuk mengemban tugas mengajari umat tentang faham tauhid, dan mempertahankan ajaran itu sampai akhir jaman. Malahan sebagai rahmat Allah kepada Ibrahim, dari keturunan Ishaq banyak lahir para Nabi dan Rasul Allah. Ishaq dianugerahi Tuhan seorang anak bernama Yaqub yang digelari Israel, yang dalam ba56 hasa Ibrani berarti "Hamba Allah" jadi identik dengan arti Abd Allah dalam Bahasa Arab, konon karena ia rajin beribadah menghambakan diri kepada Allah Anak turun Nabi Yaqub atau Israel ini berkembang biak, dan menjadi nenek moyang bangsa Yahudi, yang juga disebut Bani Israel (anak turun Israel). Anak-anak Yaqub berjumlah dua belas orang, sepuluh orang dari istri pertama, dua orang lagi dari istri kedua, yaitu Yusuf dan Benyamin. Sepuluh anak Yaqub itu ialah Rubin, Simon, Lewi, Yahuda, Zebulon, Isakhar Dan, Gad, Asyar dan Naftali. Di Mesir inilah sebenarnya keturunan Yaqub atau Israel itu berkembang biak melalui anakanaknya yang dua belas. Maka dari sinilah sebetulnya asal mula Bani Israel atau Bangsa Yahudi itu terbagi menjadi dua belas suku. Tapi Firoun yang dzalim itu merasa tidak senang terhadap keturunan Yaqub. Apalagi sebagian dari keturunan Yaqub itu menganut agama Taurat atau Monotheisme yang berlawanan dengan agama Mesir yang Mushrik atau Politheistik. Nabi Dawud sebagai raja kerajaan Judea Samaria digantikan oleh anaknya, Nabi Sulaiman. Di bawah pimpinan Sulaiman bangsa Yahudi, anak turun Israel atau Nabi Yaqub ini mengalami jaman keemasan. Yerussalem dibangun dan pada dataran di atas bukit Zion yang menjadi pusat kota itu, didirikan pula tempat ibadah yang megah. Orang Arab menyebutnya Haikal Su- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 Yahudi Dalam Wacana Sejarah Bait al Maqdis laiman (Kuil Sulaiman, Solomon Temple), yang juga disebut alMasjid al-Aqsa, "Masjid yang jauh dari Makkah". Sebagaimana kota Yerussalem, tempat masjid itu di kenal orang Arab sebagai al-Quds atau Bait al-Maqdis, Bait alMuqoddas, yang semuanya berarti kota atau tempat suci. Sayang, anak turun Nabi Yaqub itu terkenal sombong dan suka memberontak. Ini membangkitkan murka Tuhan yang pada gilirannya mereka harus menerima azab-Nya. Al-Quran sendiri menggambarkan betapa Bani Israel itu membuat kerusakan di bumi, berlaku angkuh, chauvinis, merasa paling unggul dan paling benar sendiri. Peristiwa ini terjadi sekitar tujuh abad sebelum masehi, ketika bangsa Babilonia dipimpin Nebukadnezar datang menyerbu Yerussalen dan menghancurkan kota itu termasuk masjid Aqsa-nya. Berkat pertolongan dan kebesaran Tuhan, bangsa Bani Israel bisa kembali lagi ke tanah Yerussalem. Tapi sekali lagi mereka bersikap congkak dan membuat kerusakan di muka bumi, maka Allah-pun menurunkan siksa-Nya untuk kedua kali pada tahun tujuh puluh masehi, karena dosa mereka menolak kerasulan Nabi Isa alMasih dan menyiksa para pengikutnya. Ini bisa dibuktikan ketika kaisar Titus dari Roma meratakan Yerussalem dengan tanah, dan menghancurkan lagi masjid Aqsa yang mereka bangun. Dari bangunan itu tidak ada yang tersisa kecuali Tembok Ratap (tempat orang-orang Yahudi meratapi nasib mereka). Akibat dosa itu orang Yahudi men- SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 57 Yahudi Dalam Wacana Sejarah galami diaspora, mengembara di bumi terlunta-lunta sebab tidak bertanah air, dan hidup miskin di Geto -geto. Bangunan yang hancur itu dibangun kembali oleh umat Islam dan diwarisinya sampai sekarang. Yerussalem jatuh ke tangan Arab Muslim pada jaman Umar bin Khattab. Ketika datang ke sana untuk menerima penyerahan kota itu, ia merasa kecewa sekali melihat tempat masjid Aqsa telah dijadikan pembuangan sampah oleh umat Nasrani yang ingin melecehkan agama Yahudi. Umar beserta tentara Islam membersihkan tempat itu, menjadikan tempat salat dan mendirikan masjid sederhana. Masjid Umar itu diperbaharui menjadi bangunan megah oleh khalifah Abd al-Malik bin Marwan dari Bani Umayyah. Kisah perjalanan Nabi Ibrahim dan anak cucunya ini dikedepankan dengan maksud untuk menyadarkan kita semua betapa tokoh yang disebut sebagai imam umat manusia ini mempunyai kaitan erat dengan agama Islam. Dari kisah itu tampak bahwa antara Makkah dan Yerussalem ada hubungan yang sangat erat terutama hubungan antara agama Yahudi, Kristen dan Islam. Menurut Nabi Muhammad, ada tiga kota suci yang dianjurkan kepada kaum Muslimin untuk mengunjunginya yaitu Makkah dengan masjid Haramnya, Madinah dengan masjid Nabawinya dan Yerussalem dengan masjid Aqsanya. 58 Agama Nabi Ibrahim yang asli itu biasa disebut Agama Hanafiyah, dan Ibrahim adalah seorang yang hanif, yang artinya bersemangat kebenaran, dan Muslim yang berarti bersemangat pasrah dan taat kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Maka ketika Rasul Allah terlibat polemik dengan para penganut Agama Yahudi yang muncul melalui kerasulan Musa sekitar lima abad sesudah Nabi Ibrahim, dan penganut Agama Nasrani yang muncul sekitar tiga belas abad setelah Nabi yang sama, wahyu Tuhan kepada Muhammad menegaskan bahwa Ibrahim bukanlah seorang Yahudi atau seorang Nasrani, melainkan seorang yang hanif dan muslim. Nabi dan para pengikutnya diperintahkan untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim yang hanif itu. Berkaitan dengan kesinambungan agam Ibrahim yang hanif itu, Tuhan sudah wanti-wanti kepada Nabi untuk menjaga keutuhan agama itu, tidak terpecah belah didalamnya, yaitu agama yang telah diwahyukan kepada Nabi Ibrahim, Musa dan Isa. Ata Ur Rahman, Isa Mujahid Islam, Dil‐ daar Ahmad Dartono, Bilal Ahmad, Dan Basyiruddin Azis (Jamiah Ahmadiyah Angkatan 2006). Daftar Pustaka: Yahudi dalam Wacana Sejarah, Zainal Arifin, Fak. Ushuludin Surabaya. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014 TINJAUAN KRITIS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA Kunto Sifianto, Ph.D @Kunto Sofianto, 2014 Disertasi untuk memperoleh Gelar Doktor Fakulti Sains dan Kemanusiaan Univeristi Kebangsaan Malaysia Bangi-Malaysia Xvii + 365 halaman: 14.5 x 21 cm 1. Ahmadiyah 2. Sejarah Perkembangan 3. Penyebaran Teologi 4. Respon Masyarakat Penyelaras bahasa: Drs. Pitoyo, Milkom Desain & Lay Out: Dadang Sumarta, S.Pd.I Cetakan Pertama, 2014 Penerbit Neratja PressEmail: [email protected] ISBN: 978-602-14539-4-0 Jemaat Ahmadiyah berdiri 125 tahun lalu. Jumlah pengikut saat ini sekitar 150 juta yang tersebar di 202 Negara. Di Indonesia, Ahmadiyah hadir sejak tahun 1925. Pada 13 Maret 1953 telah disahkan sebagai Badan Hukum melalui keputusan Menteri Kehakiman RI No.JA.5/23/53 dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 31 Maret 1953, nomor 26. Dalam perjalanannya, terutama pada era reformasi, banyak mengalami tekanan politik dan sosial yang tidak ringan. Tetapi sampai saat ini, Jemaat Ahmadiyah Indonesia tetap eksis. Ini adalah suatu keniscayaan yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Buku ini layak diberikan apresiasi, khususnya bagi para peneliti dan pengamat masalah keagamaan. Keyakinan adalah masalah pribadi yang lansung dipertanggung-jawabkan kepada Allah SWT. Setiap perbedaan keyakinan, idealnya dijembatani dengan dialog dan diskusi. Buku ini bisa menjadi salah satu sarana bagi dialog dimaksud. (KH. Saeful Abdulah, Ketua Majlis Tabligh, PW MuhammadiyahJawa Barat) [][] JEMAAT AHMADIYAH Jemaat Ahmadiyah adalah gerakan dalam Islam yang didirikan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. pada tahun 1889 (1306 H). Jemaat Ahmadiyah bukanlah agama baru. Jemaat Ahmadiyah adalah jamaah Muslim. Syahadat Ahmadiyah adalah: أشھد أن ال إله إال ﷲ وأشھد أن محمدا رسول ﷲ Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. lahir pada tahun 1835 di Qadian, India dan wafat pada tahun 1908. Berdasarkan wahyu dan perintah dari Allah Ta’ala, beliau a.s. adalah Al-Masih Yang Dijanjikan dan Imam Mahdi, yang telah dikabarkan oleh Nabi Besar Muhammad s.a.w. akan datang di Akhir Zaman. Beliau a.s. berpangkat Nabi dan Rasul tetapi tidak membawa syariat baru. Tugas beliau a.s. adalah untuk menghidupkan agama dan menegakan Syariat Islam. Setelah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. wafat, kepemimpinan dalam Jemaat Ahmadiyah dilanjutkan dengan berdirinya khilafat, sesuai dengan Sunnah Islam. Khalifah pertama dalam Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah Hadhrat Hafiz Al-Hajj Hakim Nuruddin r.a. (1908-1914). Kedua Hadhrat Al-Hajj Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad (1914-1965). Mengenai Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. ini Hadhrat Imam Mahdi a.s. sering menerima wah yu yang mengabarkan bahwa beliau akan memegang peranan penting dalam perkembangan Islam. Dan terbukti, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. memegang jabatan Khalifah Muslim Ahmadiyah selama 51 tahun. Dalam masa jabatan kekhalifahan beliau inilah Jemaat Muslim Ahmadiyah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Khalifah ketiga adalah Hadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad r.a. (1965-1982). Khalifah keempat adalah Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. (1982-2003) dan Khalifah kelima adalah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. (2003– sampai sekarang). Jemaat Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari Jemaat Muslim Ahmadiyah Internasional yang berpusat di Qadian, India, lalu pada tahun 1947 pindah ke Rabwah, Pakistan, dan sejak tahun 1984 hingga kini berpusat sementara di London, Inggris. Jemaat Ahmadiyah Indonesia didirikan pada tahun 1925 dan telah diakui sebagai badan hukum dengan ketetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 Maret 1953 No. J.A. 5/23/13. Kebenaran pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan dapat diuji dengan ajaran Al-Quran dan Hadits-hadits Nabi Besar Muhammad s.a.w. Jika penyelidikan demikian tidak memberikan kepuasan batin, maka dapat diminta petunjuk langsung dari Allah Ta’ala dengan jalan shalat Istikharah yang dilakukan dengan hati yang khusu dan Ikhlas. [][]