SI Edisi III Mei 2014

advertisement
http://www.ahmadiyyamosques.info/2012/01/bait‐ut‐toheed‐cotonou‐benin.html Susunan Redaksi
SINAR ISLAM
Penasehat
H. Abdul Basit
Pemimpin Umum
Mahmud Mubarik Ahmad
Pemimpin Redaksi
Fazal Muhammad
Redaktur Pelaksana
Sukma Fadhal Ahmad
Muhammad Robiul Hakim
Distribusi
Amiruddin Nouval
Penerbit
Jln. Tawakal Ujung Raya No. 7
Jakarta Barat 11440
Daftar Isi:
Dari Redaksi
Takdir Khilafat
Tafsir Quran
Kutipan Hadits
Sajian Utama
Banjir Nuh, Fakta dan Data
Terjemah Buku Masih Mau’ud a.s.
Alaamatul Muqarrabiin Bagian 3
Sabda-sabda Masih Mau’ud a.s.
Malfuzat
Menjawab Tuduhan
Jawaban Atas Tuduhan Hadhrat
Mirza Ghulam Ahmad a.s. Meninggal
di dalam WC karena Kolera
Artikel
Launching "Indonesia: Pluralism
in Peril"
Yahudi dalam Wacana Sejarah
4
6
7
10
24
33
36
38
50
[email protected]
ISSN 2355-1135
Bagi para pembaca SINAR ISLAM yang
ingin mengirimkan naskah essai, opini,
tinjauan buku, ataupun surat pembaca dapat
dikirim melalui surat ke alamat redaksi di
Jln. Tawakal Ujung Raya No.7
Jakarta Barat 11440
atau ke alamat Email:
[email protected]
Cover depan: Big Tsunami photo oleh Mike Weathley Cover halaman 2: Mesjid Bait‐ut– toheed Jemaat Ahmadiyah Benin. DARI REDAKSI
Takdir
Khilafat
Dalam perjalanan panjang kehidupan agama Islam, umat Islam pernah memiliki 104 orang Khalifah, dianta‐
ranya; empat orang sebagai Khalifatur Rasyiddin, Hasan bin Ali sebagai penerus Khalifah Ali tapi tidak tercatat sebagai Khalifatur Rasyiddin, 14 orang Khalifah dari Bani Ummayah, 55 orang Khalifah dari Bani Abbasiyah, dan 30 orang Khali‐
fah dari Bani Utsmaniyah. Namun perlu dicatat bahwa dari 104 Khalifah itu hanya empat atau lima orang saja yang dianggap benar‐benar menjadi Khalifah dalam agama Islam, yaitu empat orang Khalifah Rasyidah dan Khalifah Hasan bin Ali, yang meru‐
pakan penerus Khalifah Ali bin Abi Thalib. Selebihnya para Khalifah itu bu‐
kanlah Khalifah yang berfungsi sebagai pemimpin spiritual dalam agama Islam, tapi mereka lebih tepat disebut sebagai pemimpin negara yang dihuni oleh may‐
oritas penduduk beragama Islam. Sejarah panjang kekuasaan para khalifah, di luar Khalifatur Rasyidah, ternyata tidak melulu berjalan indah, penuh dengan semangat islami seperti yang diajarkan oleh Nabi Besar Muham‐
mad saw. Tapi sebaliknya di antara mereka ada juga yang menjalankan ke‐
kuasaan dengan tangan besi dan otoriter, yang menghiasi lembar sejarah dengan noda darah dari umat Islam 4 yang mereka aniaya sendiri. Persis seperti yang telah digambarkan oleh Yang Mulia Rasulullah Muhammad s.a.w. tentang para pemimpin zolim yang akan memimpin umat Islam di suatu hari nanti. Salah satu peristiwa sejarah yang paling mengerikan dari periode khilafah model ini adalah sebuah peristiwa yang terjadi ketika Bani Abbasiyah menyer‐
ang Bani Ummayah pada abad 13. Ketika Bani Abbasiyah menaklukkan kota Damsyik yang merupakan pusat pemerintahan Bani Ummayah, pasukan Bani Abbasiyah memainkan pedangnya di kalangan penduduk, sehingga mem‐
bunuh kurang lebih lima puluh ribu orang. Masjid Jami’ milik Bani Umayyah, mereka jadikan kandang kuda‐kuda se‐
lama 70 hari, dan mereka menggali kembali kuburan Mu’awiyah serta ang‐
gota Bani Umayyah lainnya. Belum puas dengan itu, ketika mereka menemukan jasad Hisyam bin Abdul Malik masih utuh, mereka lalu menderanya dengan cambuk‐cambuk dan menggantungkannya di hadapan pandangan orang banyak selama be‐
berapa hari, kemudian membakarnya dan menaburkan abunya. Mereka juga membunuh setiap anak dari kalangan Bani Umayyah dan semua anggota ke‐
luarga Bani Umayyah yang ada di kota SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Basrah dan menggantungkan jasad‐
jasad mereka. Demikian pula yang mereka lakukan terhadap Bani Umay‐
yah di Makkah dan Madinah. Model kekhalifahan non spiritual ini berakhir pada tanggal 3 Maret 1924 di masa kekhalifahan Utsmaniyah di Turki. Pada masa Khalifah Abdul Majid II sis‐
tem kekhalifahan seperti itu benar‐
benar berakhir. Ternyata jatuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah di Turki terjadi saat Khila‐
fat Ahmadiyah berusia 16 tahun. Era baru kekhalifahan dalam pe‐
riode ini dimulai setelah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani a.s., yang diangkat oleh Allah Ta’ala sebagai Imam Mahdi dan Al Masih yang Dijanji‐
kan sebagai Penerus Perjuangan Suci Nabi Besar Muhammad s.a.w., wafat pada tanggal 26 Mei 1908. Sama seperti yang dilakukan Muslim awwalin saat Nabi Muhammad s.a.w. wafat, mereka mengangkat seorang pengganti beliau s.a.w. yang berfungsi sebagai pemimpin agama. Begitu pula kaum Muslimin pengikut Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. mereka segera memilih seorang pengganti dari kalan‐
gan pengikut beliau sendiri yang ber‐
nama Hadhrat Al Hajj Hakim Nuruddin r.a. sehari setelah kewafatan beliau a.s. yaitu pada tanggal 27 Mei 1908. Tugas pertama yang dilakukan Khali‐
fah Hadhrat Abu Bakar r.a. yaitu men‐
gurus jenazah suci Rasulullah Muham‐
mad s.a.w. sama persis seperti itu dila‐
kukan pula oleh Hadhrat Al Hajj Hakim Nuruddin r.a. dengan mengurus jenazah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. Ini artinya konsep, pola, tugas dan fungsi Khalifah Rasyidah seratus persen diadopsi oleh Khalifah Ahmadiyah. Tidak hanya sampai di situ, posisi lembaga Khilafat dalam Islam yang ber‐
fungsi untuk memimpin umat Islam secara rohaniah demi pencapaian ke‐
hidupan suci yang Islami, benar‐benar diterapkan dengan sempurna. Hingga tahun 2014 ini Khilafat Ahmadiyah telah berusia 106 tahun, dan telah dipimpin oleh 5 orang Khali‐
fah yang kekuasaannya tidak dibatasi oleh batas‐batas territorial suatu kawa‐
san di planet Bumi ini. Sementara kaum Muslim lainnya sedang berpikir untuk mendirikan khila‐
fat yang pola kekuasaannya seperti para khalifah yang pernah berkuasa di negara‐negara Islam, yang lebih bernu‐
ansa politis, Khilafat Ahmadiyah malah sedang mencapai tingkat‐tingkat kema‐
juan yang luar biasa. Sudah menjadi suratan takdir‐Nya, Khilafat Ahmadiyah menjadi ‘penguasa baru’ dalam periode Islam di Akhir Zaman ini. Sebagai penguasa baru di dunia Muslim saat ini, Khilafat Ahmadiyah telah meraih berbagai prestasi yang cukup gemilang dalam waktu singkat, dan ini menjadi bukti bahwa Khilafat Ahmadiyah mendapat dukungan penuh dari Allah Ta’ala, Sang Maha Penguasa, Tuhan Semesta Alam. Red [][] SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
5 Tafsir Quran
‫ان الَّر ِجي ِْم‬
ِ ‫اَع ُْو ُذ ِبا ِ م َِن ال َّش ْي َط‬
‫ﷲ الرَّ حْ َم ِن الَّر ِحي ِْم‬
ِ ‫ِبسْ ِم‬
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang”
Lafaz surah dan artinya:
1-
Surah: arti surah di dalam bahasa Arab adalah :
(1) ‫ َم ْن ِزلَ ٌة‬yakni derajat. (2) ٌ‫ َش َرف‬yakni kehormatan. (3) ‫ َعلَ َم ٌة‬yakni
tanda. (4) Dinding yang tinggi atau bangunan yang juga indah
(Aqrob). (5) Lafaz ini juga bisa dari
‫ُؤرة‬
َ ‫س‬yakni di dalamnya ada
hamzah yang disebabkan sebelum mazmum telah berubah dari wawu.
Arti lafaz ini adalah sisa atau bagian. Orang Arab berkata ‫ھ َُو فِى‬
‫اَ ْشأرال َّناس‬yakni dia adalah sisa atau bagian dari suatu bangsa (al-Jami’ulahkamul Qur’an lil Qurtubi). (6) Sesuatu yang penuh dan sempurna,
unta betina yang sehat dan muda dikatakan “surotun”(al-jamiul ahkamul
Qur’an lil Qurtubi). (Selanjut nya memberikan refrensi untuk tafsir ini
di semua tempat hanya akan ditulis Qurtubi). ‫س َُو ٌر‬adalah bentuk jama
dari ٌ‫س ُْو َرة‬.
Alasan bagian Al-Quran dinamakan surah:
Mengapa bagian-bagian Al-Quran Karim dinamakan ‘surotun’.
Berkenaan dengan hal ini beda ulama, beda pula alasan-alasannya.
Menurut sebagian karena dengan membacanya derajat manusia
bertambah. Sebagian berpendapat bahwa darinya mendapat
kehormatan. Yang lain berkata bahwa surah-surah adalah tanda
selesainya materi. Menurut yang lain karena ia memper sembahkan
satu bangunan ruhani yang tinggi dan indah kepada dunia. Menurut
yang lainya lagi karena ia merupakan bagian atau sisa dari seluruh AlQuran. Yang lain berpendapat karena di dalamnya terkandung satu
materi yang sempurna dan penuh.
Hal ini menunjukan bahwa perbedaan ini hanyalah selera saja.
6 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sebenarnya 6 arti surah yang sudah diterangkan itulah yang tepat di
sini. Dan kita dapat mengatakan bahwa bagian-tertentu Al-Quran
dinamakan surah karena : (1). Bagian Quran Karim. (2). Di dalamnya
satu sama lain saling menjelaskan satu materi yang sempurna dan
penuh. (3). Ia mengandung bangunan ruhani yang tinggi dan indah.
(4). Martabat yang tinggi. (5). Mendapat kehormatan. (6). Yang
mengamalkannya memperoleh satu keistimewaan khusus dibanding
yang lain.
Nama surah Al-Quran Karim adalah nama ilhami dan pemakaian
lafaz surah dalam Al- Quran Karim dan Hadits:
Lafaz surah yang dipakai untuk bagian-bagian Al-Quran Karim
adalah nama ilhami. Dan penjelasan Rasulullah s.a.w. yang telah
diterangkan ada di dalam Quran Karim:
ٍ ‫ِا ْن ُك ْن ُت ْم فِى َر ْي‬
(3‫ب ِممَّا َن َّزل َنا َعلى َع ْب ِد َنا َفأ ُتوا ِبس ُْو َر ٍة مِّنْ م ِّْثلِ ِه ) َب َق َرة ع‬
Jadi, Al-Quran Karim sendiri menggunakan lafaz surah, dan nama
ilhami. Rasul Karim s.a.w. pun selalu menggunakan lafaz ini. Di
dalam Shahih Muslim ada riwayat dari Anas ra :
ْ َ‫َقا َل َرس ُْو ُل ﷲ صلى ﷲ عليْه َو َسلم ا ُ ْن ِزل‬
‫ﷲ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم ِا َّنا‬
ِ ‫ت َعلَيَّ أَ ِن ًفا س ُْو َرةٌ َف َق َرأَ ِبسْ ِم‬
ٌ ‫ك ال َك ْو َث َر )مسلم كتاب الصلوة باب حجة من قال البسملة‬
‫أية مِنْ اَ َّو ِل ُك َّل س ُْو َر ٍة سِ َوى‬
َ ‫اَعْ َط ْي َنا‬
:(‫َب َراءة‬
Yakni, Rasulullah s.a.w. bersabda, baru saja turun satu surah
kepadaku yaitu “Bismilaahir-rohmaanir-rohiim innaa a’toi naakal kautsar”.
Dari riwayat ini diketahui bahwa bagian-bagian Al-Quran Karim
yang sekarang ini orang-orang Muslim menyebutnya ‘Surah’,
Rasulullah s.a.w. pun selalu menyebutnya surah. Dan itu bukanlah
pemberian nama baru. Fazal M [][]
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
7 Kutipan Hadits
Hadits Qudsi tentang Penciptaan Mahluk dan Ibnu Adam yang akan Mendustakan Allah ‫صلﱠى ﱠ‬
‫ قَا َل َرسُو ُل ﱠ‬:‫ع َْن أَبِي ھُ َري َْرةَ قَا َل‬
:‫ﷲُ َعلَ ْي ِه َو َسلﱠ َم‬
َ ِ‫ﷲ‬
‫ضى ﱠ‬
ٌ ‫ فَھُ َو َموْ ضُو‬،‫َب فِي ِكتَابِ ِه َعلَى نَ ْف ِس ِه‬
” ُ‫ إِ ﱠن َرحْ َمتِي تَ ْغلِب‬:ُ‫ع ِع ْن َده‬
َ ‫ َكت‬،َ‫ﷲُ ْالخ َْلق‬
َ َ‫لَ ﱠما ق‬
“‫ضبِي‬
َ ‫َغ‬
(‫رواه مسلم )وكذلك البخاري والنسائي وابن ماجه‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah SAW,
“Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya
ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan murka-Ku”
Diriwayatkan oleh Muslim, Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah
‫صلﱠى ﱠ‬
‫ض َي ﱠ‬
:‫ﷲُ َعلَ ْي ِه َو َسلﱠ َم قَا َل‬
َ ‫ ع َْن النﱠبِ ﱢي‬،ُ‫ﷲُ َع ْنه‬
ِ ‫ع َْن أَبِي ھُ َري َْرةَ َر‬
َ
‫“ قَا َل ﱠ‬
‫ي‬
َ ‫ فَأ ﱠما تَ ْك ِذيبُهُ إِيﱠا‬،َ‫ َو َشتَ َمنِي َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َذلِك‬،َ‫ َك ﱠذبَنِي اب ُْن آ َد َم َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َذلِك‬:‫ﷲُ تَ َعالَى‬
‫ي‬
َ ‫ َوأَ ﱠما َش ْت ُمهُ إِيﱠا‬،‫ي ِم ْن إِعَا َدتِ ِه‬
َ ‫ َولَي‬،‫ لَ ْن يُ ِعي َدنِي َك َما بَدَأَنِي‬:ُ‫فَقَوْ لُه‬
‫ق بِأ َ ْھ َونَ َعلَ ﱠ‬
ِ ‫ْس أَ ﱠو ُل ْالخ َْل‬
‫ اتﱠ َخ َذ ﱠ‬:ُ‫فَقَوْ لُه‬
‫ َوأَنَا ْاألَ َح ُد ال ﱠ‬،‫ﷲُ َولَدًا‬
“‫ َولَ ْم يَ ُك ْن لِي ُكفُ ًوا أَ َح ٌد‬،‫ لَ ْم أَلِ ْد َولَ ْم أُولَ ْد‬،‫ص َم ُد‬
‫)رواه البخاري )وكذلك النسائي‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., bahwasanya Nabi bersabda, telah Berfirman
Allah ta’ala: “Ibnu Adam (anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakan-Ku,
dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencela-Ku padahal mereka tidak berhak
untuk itu, adapun kedustaannya pada-Ku adalah perkataanya, ‘Dia tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan
setelah mati)’, adapun celaan mereka kepada-Ku adalah ucapannya, ‘Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala
sesuatu (as-Shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiKu satupun yang menyerupai”.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan An-Nasa-i
8 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sajian | utama
Banjir Nuh, Fakta dan Data Penulis: Fazal Ahmad
Bahteranya telah menarik perhatian
umat manusia selama ribuan tahun.
Dalam tulisan berikut, kami akan
menggali berbagai catatan yang
berbeda dari cerita yang selama ini
dipercaya, menentukan
kemungkinan lokasi terjadinya
banjir dan mengembangkan
kembali penelitian untuk saat ini.
Kisah
Nabi
Nuh
a.s.
dan
Pengantar
Kisah Nabi Nuh a.s. sudah
begitu akrab bagi para pengikut dari
tiga agama besar - Islam, Yahudi
dan Kristen. Inti kisahnya adalah:
Nabi Nuh a.s. yang diperintahkan
oleh Allah membangun sebuah
bahtera, untuk menyelamatkan dia
dan para pengikutnya dari banjir
besar yang akan datang guna
menghukum orang-orang kafir.
Ternyata budaya bangsa lain pun
memiliki cerita banjir serupa yang
melibatkan karakter yang berbeda.
Kemudian muncul berbag ai
pertanyaan. Kapan banjir itu
terjadi? Pada peradaban apa Nabi
Nuh a.s. itu hidup? Dapatkah
Sajian | utama
penelitian arkeologi modern
menjelaskan segala sesuatunya
terkait kejadian ini?
Karena kelangkaan bukti historis
langsung dari waktu itu, sementara
kita sudah tahu inti ceritanya, maka
lebih sulit untuk mengumpulkan
rincian sejarahnya. Oleh sebab itu
diperlukan penelusuran catatan
yang berbeda, lokasi tempat tinggal
Nabi Nuh a.s. dan status penelitian
saat ini .
Berbagai Catatan tentang Air Bah
Foto : Awan badai . Dua catatan yang paling menonjol dari banjir besar yang ditemukan dalam Al‐Qur'an dan Alkitab, namun catatan masing‐masing berbeda. Sementara kita memiliki sedikit
informasi tentang periode sebelum
banjir, namun ada banyak bukti
arkeologi yang tersedia dari periode
setelah banjir. Kami memiliki
beberapa pemikiran ketika banjir
mungkin terjadi. Zaman yang
dikenal dengan The Age Ice terbaru
diperkirakan telah berakhir sekitar
10.000 SM. Hal ini ditandai dengan
beberapa peristiwa alam, seperti es
mencair, yang mengakibatkan
adanya peningkatan bertahap dalam
permukaan air laut. Selain itu,
penelitian akademik menunjukkan
beberapa kemungkinan banjir besar
terjadi yang diakibatkan es mencair
dalam jangka waktu yang cukup
lama untuk sepenuhnya mencair
dan ini tidak akan selalu menjadi
proses yang bertahap, sehingga
lonjakan pencairan es mungkin
telah mengakibatkan bencana iklim
( Wilson, Hal. 8).
10 Walaupun ada berbagai catatan
tentang banjir atau air bah, dua
penjelasan yang paling menonjol
adalah yang ditemukan di dalam
Alkitab dan Al-Quran. Ini harus
diperiksa secara detail, sementara
catatan lain juga akan dipelajari yang sebagian besar menunjukkan
kesamaan yang luar biasa untuk dua
catatan tersebut.
1. Air Bah dalam Alkitab
Catatan Alkitab tentang banjir
terdapat dalam Perjanjian Lama
atau Taurat, kitab Kejadian 6:09
sampai 9:29. Menurut Alkitab, saat
Nabi Nuh a.s. lahir, ayahnya
Lamekh berkata: " Anak ini akan
memberi kepada kita penghiburan
dalam pekerjaan kita yang penuh
susah payah di tanah yang telah
dikutuk oleh Tuhan”. (Kejadian
5:29)
Allah melihat bahwa manusia
telah menjadi korup, berlaku aniaya
dan telah berpaling dari
menyembah Allah. Oleh karena itu,
A l l ah m e r e n c an a k an un t uk
menghukum manusia: “Sebab
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sajian | utama
sesungguhnya Aku akan
mendatangkan air bah meliputi
bumi untuk memusnahkan segala
yang hidup dan bernyawa di kolong
langit; segala yang ada di bumi akan
mati binasa.” (Kejadian 6:17)
Allah kemudian memerintahkan
Nuh a.s.untuk membangun sebuah
bahtera, memberinya petunjuk
tentang bagaimana membangunnya
dan menjelaskan bahwa ia harus
mengambil keluarganya, makanan,
perbekalan dan tujuh pasang setiap
jenis spesies mahluk hidup untuk
melestarikan mereka.
Setelah Nuh a.s. melakukan
perintah itu, banjir besar datang :
“...pada hari itulah terbelah segala
mata air samudera raya yang
dahsyat dan terbukalah tingkaptingkap di langit. Dan turunlah
hujan lebat meliputi bumi empat
puluh hari empat puluh malam
lamanya." (Kejadian 7:11-12)
Dan cerita berlanjut : “Empat
puluh hari lamanya air bah itu
meliputi bumi; air itu naik dan
mengangkat bahtera itu, sehingga
melampung tinggi dari
bumi.” ( Kejadian 7:17)
Banjir, setelah banjir besar
selama 150 hari, yang menghapus
semua kehidupan di Bumi.
Akhirnya Allah mengutus angin
dan air pun surut, yang
memungkinkan bahtera untuk
mencapai tanah lagi: “dalam bulan
yang ketujuh, pada hari
ketujuhbelas bulan itu, terkandaslah
bahtera itu pada Ararat.“ (Kejadian
8:4)
Akhirnya, untuk meng-
konfirmasi bahwa air itu telah
berkurang dan bahwa ia bisa
meninggalkan Bahtera, Nuh a.s.
mengutus seekor burung gagak dan
kemudian burung merpati, tapi
merpati kembali karena tidak
menemukan daratan. Beberapa hari
kemudian, Nuh a.s. mengirim
merpati lagi dan kali ini ia kembali
dengan daun zaitun. Allah
memerintahkan Nabi Nuh a.s.
untuk mengisi kembali planet ini,
sehingga ia membangun sebuah
mezbah dan membuat persembahan
korban kepada Tuhan. Kemudian
Allah membuat perjanjian dengan
Nuh a.s. untuk melindungi dia dan
para pengikutnya dari banjir global
di masa depan.
2. Catatan Al-Quran tentang Air
Bah
Kisah Al Quran tentang Nuh
a.s. (‘Nuh’ adalah bahasa Arab)
dan banjir dijelaskan secara rinci
dalam Surah Hud dan Nuh. AlQuran memulai cerita dengan
tabligh Nabi Nuh a.s. kepada
umatnya agar mereka mereformasi
dan menyembah hanya kepada
Satu Tuhan. Setelah penghinaan
dari para pemimpin lokal, Nuh a.s.
memperingatkan mereka terhadap
hukuman yang akan datang jika
mereka tidak mengubah cara
mereka dan lagi menawarkan
mereka cara praktis untuk
kehidupan yang lebih baik. Tetapi
orang-orang itu menolaknya.
Al-Quran menyebut bahwa
peringatan terhadap hari yang
menyedihkan sebagai hukuman
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
11 Situs Durupinar yang terletak di kawasan pegunungan Ara‐
rat, Agri, Turkey. Di kawasan ini terdapat stuktur bebatuan yang menyerupai bangunan sebuah perahu kayu. Struktur bebatuan itu diduga sebagai fossil dari perahu Nabi Nuh a.s. yang mendarat di kawasan itu beberapa ribu tahun yang lalu. yang pedih, dan dalam istilah
Arab, berarti hari yang akan
dikenang untuk generasi
mendatang sebagai peringatan
masa depan. (Ahmad, Vol. 3,
Hal.1068)
Nuh berkata, " Nuh berkata,
“Hai, Tuhan-ku ! Mereka
sesungguhnya telah mendurhakai
aku, dan mengikuti orang-orang
yang tidak menambah kepadanya
hartanya dan keturunannya selain
kerugian. Dan, mereka telah
merencanakan tipu daya yang
besar, Dan, mereka berkata kepada
kaumnya, ‘ Janganlah sekali-kali
meninggalkan tuhan-tuhan-mu,
dan janganlah sekali-kali
meninggalkan Wadd dan jangan
pula Suwa’, dan jangan pula
Yaghuts dan Ya’uq dan Nasr’,
Dan, sesungguhnya, mereka telah
menyesatkan banyak orang; dan
Engkau tidak akan menambah
orang-orang aniaya kecuali
kesesatan.” (Surah Nuh : 21-25)
Setelah ini, Nabi Nuh a.s.
membangun bahtera mengikuti
petunjuk Ilahi, sementara para
pemimpin lokal mengejeknya.
Kemudian banjir tiba: “Hingga
ketika datang perintah Kami dan
memancarlah sumber mata air;
Kami berkata, ‘Naikkanlah ke
dalam bahtera itu masing-masing
dari jenis satu pasang, dan
keluarga engkau, kecuali mereka
yang keputusannya telah
ditetapkan, dan mereka yang telah
beriman. Dan tiada yang beriman
12 bersamanya melainkan
sedikit.” (Surah Hud : 41)
“Maka Kami membukakan
pintu-pintu awan dengan air yang
tercurah deras. Dan, Kami pancarkan di bumi, sumber-sumber air,
lalu kedua air itu bertemu untuk
suatu maksud yag telah ditentukan.” (Surah Al-Qamar : 12-14)
“Dan berlayarlah bahtera itu
membawa mereka di tengah ombak laksana gunung.” (Surah
Hud : 43)
Akhirnya, banjir mereda:
“Maka disurutkanlah air, dan
selesailah perintah itu. Dan
bahtera itu pun berlabuh di atas Al
Judi
dan
dikatakan,
“Kebinasaanlah bagi kaum
aniaya.” (Surah Hud : 45)
Dan sesungguhnya Kami telah
meninggalkan peristiwa itu sebagai Tanda, maka apakah ada yang
mengambil nasihat ? (Surah AlQamar : 16)
Kita dapat mengumpulkan
beberapa poin dari kisah AlQuran:
Pertama, satu hal penting di sini
adalah klarifikasi bahwa banjir
datang baik dari awan dan dari
tanah. Air mengalir dari semua
sumber untuk menciptakan banjir
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sajian | utama
besar. Di atas ayat yang
m e n g g am b ar k an p e r t e m u a n
perairan tampaknya mengacu
kepada kedatangan air secara
bersama-sama dari dua sungai
besar atau danau. Arti penting dari
titik ini akan menjadi jelas nanti,
ketika kita membahas
kemungkinan lokasi untuk banjir.
Kedua, Al-Quran menyebut
tempat bersandarnya bahtera di
suatu tempat yang disebut al-Judi,
yang berarti tempat yang tinggi.
Mufasirin Muslim awal, seperti
Yaqut al-Hamwi, meyakini bahwa
kawasan pegunungan di sebelah
timur Mosul, Ararat adalah
tempat yang dimaksud itu.
(Ahmad, Vol. 3, Hal. 1079) Nama
kawasan itu adalah Durupinar
Site, dekat Gunung Ararat di Agri,
Turki. Beberapa peneliti
menyimpulkan bahwa struktur
lokasi itu seperti bahtera Nabi
Nuh a.s., sedangkan peneliti
lainnya telah memberi kesimpulan
sebagai hanya formasi alam.
Ketiga, Al-Qur'an menyiratkan
bahwa banjir itu adalah banjir
regional sebagai hukuman bagi
suku-suku tertentu yang telah
mengabaikan seruan tabligh Nabi
Nuh a.s. Sebaliknya, Alkitab
menyatakan bahwa banjir itu telah
menutupi seluruh dunia, dan
semua orang tenggelam ( Yahya
Pasal 16).
Akhirnya, Al-Quran juga
tampaknya menyiratkan bahwa di
masa depan para arkeolog akan
menemukan bukti bahtera Nabi
Nuh a.s. sesuai dengan Surah Al-
Qamar ayat 16 yang dengan jelas
mengatakan bahwa bahtera itu
telah diawetkan sebagai suatu
tanda bagi generasi mendatang .
3. Catatan Banjir lainnya
Ada banyak cerita tentang
banjir lokal dari beberapa daerah
antara Eropa dan Asia yang
merekam peristiwa serupa dengan
gambaran daerah dan di sekitar
waktu yang sama. Diantaranya:
Epos Gilgames, Epik ini
pertama kali ditemukan sebagai
serangkaian dokumen kuno di
Niniwe, Catatan XI tentang banjir
besar. Gilgamesh adalah raja dari
kota Uruk (2500-2800 SM).
Gilgamesh mengunjungi seorang
bijak bernama Ut-Napishtim,
Lempengan tentang air bah mengenai epos Gil‐
games dalam bahasa Akkadia (Sumber: Wikipedia). SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
13 Sajian | utama
yang telah selamat dari banjir
besar, untuk mempelajari rahasia
kehidupan kekal, dan belajar dari
kisah Ut-Napishtim itu.
Dikisahkan Dewa Ea mengancam
untuk mendatangkan banjir besar
dan Ut - Napishtim diperintahkan
membangun sebuah perahu dari
enam deck untuk menyimpan
semua spesies mahluk hidup.
Badai pun tiba dengan guntur dan
hujan deras, dan banjir merata
menutupi daratan. Dia melepaskan
merpati, kemudian hilang, dan
akhirnya gagak, yang tidak
kembali, menandakan bahwa air
telah surut, dan kemudian dia
meninggalkan perahu untuk
membuat persembahan korban,
mirip seperti catatan dalam
Alkitab
Atra Hasis, Atra Hasis (orang
yang sangat bijaksana) adalah
seorang Raja Sumeria dari kota
Shuruppak yang berkuasa sebelum
banjir besar itu ada. Catatan ini
tercatat pada sebuah dokumen
kuno yang diperkirakan ditulis
sekitar 1630 SM . Penuturan
tentang banjir yang terjadi saat itu
sangat mirip dengan epik
Gilgamesh.
Catatan serupa lainnya seperti
dari
Xisuthros (catatan Yunani, raja
terakhir Sumeria sebelum banjir)
dan Deucalion (karakter
legendaris Yunani dari Arcadia
yang bertahan dari banjir yang
dibawa oleh Zeus) juga ada, tetapi
terdapat sedikit variasi dari cerita
yang dikutip di atas.
14 Di tempat lain, di Persia,
Catatan Zoroaster dari Yim dan
cerita Hindu dari Manu di India
juga mencakup kejadian yang
sama meskipun dengan rincian
yang berbeda. Ada kesamaan dari
inti cerita-cerita itu yang
kemungkinan memiliki beberapa
dasar dalam peristiwa sejarah yang
sebenarnya.
4 Tentang Nabi Nuh a.s.
Meskipun kita tidak dapat
mengetahui dengan pasti kapan
peristiwa seputar banjir
berlangsung, tapi secara umum
para sarjana telah sepakat bahwa
itu pasti terjadi lebih dari 5000
tahun yang lalu, mungkin antara
5000-3000 SM. Pada saat itu, ada
beberapa budaya yang didirikan di
Mesopotamia, di daerah yang
sama di mana banjir diperkirakan
telah terjadi. Selain itu, waktu itu
adalah budaya yang telah cukup
berkembang untuk memiliki
semacam pemahaman spiritual;
teknologi untuk hidup di kota-kota
dan membangun perahu; dan
hampir pasti sudah mampu
bekerjasama dan melakukan
hubungan perdagangan dengan
suku-suku lain.
Di daerah-daerah lainnya banjir
diperkirakan telah terjadi, seperti
di Anatolia (Turki modern),
Mesopotamia (Irak), dan Persia
(Iran), yang diperkirakan sudah
ada peradaban pada 5000-3000 SM
yang memungkinkan sudah ada
hubungan antara Nabi Nuh a.s.
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sajian | utama
Gambar 1
Keterangan gambar: 1. Gunung Ararat, yang terletak di Turki. 2. Lingkaran merah pada gambar menunjukan formasi bebatuan yang tidak lazim dan meyerupai bentuk sebuah perahu besar 3. Formasi bebatuan yang berbentuk perahu besar yang terlihat dari samping. 4. Saat musim panas, salju yang menutupi formasi bebatuan itu mencair Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
15 Sajian | utama
dengan orang-orang yang ada di
sekitar itu.
Jangka waktu kira-kira 2000
tahun itu telah dibagi oleh para
sejarawan dalam beberapa periode
waktu, yaitu Neolitik,
Chalcolithic dan Abad Perunggu
yaitu zaman yang menandakan
p e r a d a b a n m an u s i a d a l a m
penggunaan sumber daya alam.
Berikut sebuah panduan kasar
untuk perkembangan budaya di
berbagai daerah berdasarkan
zaman yang ditunjukkan pada
tabel.
Di Timur Tengah, orang-orang
mulai membangun desa-desa dan
kota-kota dari sekitar tahun 8000
SM, segera setelah Zaman Es
terakhir. Manusia mulai
menggunakan tembaga di sekitar
tahun 7000 SM, pertanian sekitar
6500 SM, tembikar di 6000 SM,
irigasi sekitar 5000 SM,
pengecoran dengan perunggu pada
4000 SM dan megalitik pertama
( zaman batu ) membuat kuil-kuil
kuno dan makam muncul di
seluruh Eropa pada tahun 3500
SM. Hal ini terjadi pada awal
Zaman Perunggu yang menjadi
bukti yang signifikan bahwa
spiritualitas mulai muncul di
Mesir serta Persi . Roda dan bajak
mulai digunakan sekitar 3500 SM
(Barraclough, Hal. 16 ). Jadi
selama periode ini, umat manusia
membuat kemajuan bertahap.
Pada periode zaman menjelang
terjadinya peristiwa banjir, ada
peradaban dan kota-kota yang
muncul. Beberapa di antaranya
16 mungkin telah diketahui oleh
Nabi Nuh a.s. (kota-kota itu
mungkin telah dikunjungi oleh
Nabi Nuh a.s. dan dan ia
melakukan perdagangan dengan
penduduknya, dan hal itu akan
menjelaskan akan gambaran
kotanya sendiri). Berikut
gambarannya:
Catal Hüyük: Akhir zaman
Neolitik di Turki arah tenggara
pada tahun 7500 - 5700 SM telah
ada sebuah pemukiman utama
yang dihuni oleh lebih dari 8000
orang, dan teknologinya sudah
sangat maju. Penggalian arkeologi
terbaru menunjukkan bahwa orang
-orang di sana waktu itu telah
memiliki agama pagan yang kaya
simbolisme dan kuil-kuil.
Nagar: adalah situs di Tell
Brak, timur laut Suriah, sesuai
dengan kota kuno Nagar, yang
aktif pada tahun 5500 - 1500 SM.
Kota ini menjadi terkenal sebagai
kota yang melahirkan Uruk di
Mesopotamia, dan pada rute
perdagangan dari Turki ke
Mesopotamia. Situs ini
diperkirakan telah sangat
menyusut setelah peristiwa banjir.
Jericho: dianggap sebagai salah
satu kota tertua yang ada di Bumi,
didirikan sekitar tahun 9000 SM
sampai sekarang. Meskipun
pemukiman di situs itu muncul
dan hilang, ada tahap utama
pembangunan sekitar tahun 4500
SM, 2600 SM dan 1700 SM. Jadi
Jericho akan menjadi kota yang
signifikan selama periode ini.
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Tabel
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
17 Sajian | utama
Ur: Kota Sumeria yang
merupakan pusat negara Ur
mengalami kemajuan melalui
beberapa tahapan pembangunan.
Kota ini didirikan sekitar 2050 SM
oleh Dinasti ke-3 Kerajaan Ur
yang bernama Nammu, yang
mengawasi bangunan candi,
termasuk ziggurat dari Ur.
Penggalian oleh Woolley (seorang
arkeolog Inggris yang aktif sekitar
tahun 1922) pada awal abad ke-20
ditemukan fase budaya di lokasi
Ur yang dipisahkan oleh endapan,
yang merupakan lumpur besar
yang kemungkinan berasal dari
endapan lumpur banjir. Banjir
tersebut berada dalam skala yang
besar dan mungkin meliputi juga
kawasan sungai Eufrat dan Tigris
yang mengalir melewati kawasan
Ur.
Kekaisaran Akkadia: adalah
perkembangan yang signifikan di
mana Raja Sargon mengalahkan
tetangga suku untuk menciptakan
kekaisaran pertama dari Akkad di
pusat kota Mesopotamia (2334 2279 SM). Dia mendirikan
Akkadia (dialek Semit) sebagai
bahasa resmi kekaisaran dan
membentuk budaya yang sama.
Sementara ia sendiri hanya
dianggap sebagai penguasa saja,
o r a n g - o r a n g
y a n g
menggantikannya secara bertahap
memperlemah kekaisaran.
Memang, cucunya Naram Sin
(2273 SM) menyebut dirinya 'God
of Akkad' setelah kekaisaran
Akkadia runtuh. (Hattstein, Hal.
22)
18 Gudea Lagash: Setelah
runtuhnya kekaisaran Akkadia,
sebuah dinasti baru didirikan di
Ur, dan pada saat yang sama, Raja
Gudea mendirikan dinasti di
Lagash (2122 - 2102 SM) sebagai
penguasa saleh yang mendirikan
perdamaian dan membangun
candi.
Seperti yang telah kita lihat,
kisah Nuh a.s. adalah tentang
masyarakat yang menetap di kotakota yang telah pindah keyakinan
dari monoteisme kepada
menyembah banyak dewa, dan
Nabi Nuh a.s. dikirim sebagai
Pemberi Peringatan untuk
mereformasi mereka.
Tetapi dalam keperluan itu
dibutuhkan sebuah langkah
reformasi, kota-kota ini telah
berubah dari masyarakat yang
shaleh menjadi masyarakat yang
telah meninggalkan kebenaran.
Transformasi ini lebih cenderung
terjadi di zaman Chalcolithic atau
awal Abad Perunggu. Jadi
sementara beberapa kota-kota dan
kota-kota besar yang disebutkan
sebelumnya diketahui telah
berteknologi maju, masyarakat
yang kita ketahui itu juga telah
mengalami kemajuan secara
rohani pada satu tahap, malah
kemudian
mengalami
kemunduran.
Mengingat kepentingan dalam
kisah Bahtera Nuh a.s. telah
menyinggung lintas budaya dan
agama, tidak mengherankan jika
telah banyak penelitian arkeologi
di lokasi banjir dan tempat
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sajian | utama
Gunung Ararat menjulang di Yerevan, ibukota Armenia. Sebagian besar penelitian arkeologi di lokasi banjir telah dilakukan di sekitar pegunungan Ararat. (Foto: Serouj Ourishian) bersandarnya Bahtera Nuh.
Umumnya pekerjaan penggalian
situs bersejarah itu dilakukan di
sekitar perbatasan Turki dengan
Iran dan di Armenia, sekitar
pegunungan Ararat, serta di
sebuah situs di Durupinar.
Penjelajah Arab awal dan
sejarawan, seperti Al-Masudi,
telah melaporkan kisah Bahtera
Nuh ini. Dalam catatannya,
malaikat Jibril menjaga Nabi Nuh
a.s. dengan Bahteranya yang berisi
tulang Nabi Adam a.s., dan
kemudian dengan delapan puluh
orang di dalamnya, Bahtera itu
mengelilingi Makkah sebelum
mendarat di kaki Gunung Judi di
mana mereka mendirikan sebuah
kota yang disebut Thamanin.
(Glasse, Hal. 303)
Bahkan wisatawan di abad
pertengahan tertarik dengan kisah
banjir itu, seperti digambarkan
berikut:
"Di jantung pegunungan
Armenia, puncak gunung
berbentuk seperti kubus, di mana
Bahtera Nuh dikatakan telah
mendarat, lalu disebut Gunung
Bahtera Nuh” (Marco Polo , 12543124 M).
Bahkan di zaman modern,
penelitian sedang dilakukan untuk
mencoba dan menemukan lokasi
bahtera, diantaranya di daerah:
Pegunungan Alborz (Iran) Pada tahun 2006, Bob Cornuke dan
timnya dari the Bible Archeology
Search and Exploration Institute
mulai menjelajahi daerah sekitar
Takht e Suleiman di Pegunungan
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
19 Sajian | utama
Alborz, Iran, sebelah tenggara
Tabriz. Mereka mengklaim telah
menemukan balok kayu sepanjang
13.000 meter di atas permukaan
laut, dengan lebar 120 meter.
(Ravilious, 2006)
Ararat (Turki) - Selama
berabad-abad, termasuk penjelajah
Marco Polo mengunjungi daerah
ini karena tertarik dengan mitos
Bahtera Nuh. Mantan astronot
James Irwin memimpin dua
ekspedisi tetapi gagal untuk
menemukan bukti. Pada 27 April
2010, sebuah tim dari Kristen
evangelis dari China dan Turki
mengklaim memiliki fakta baru
terkait Bahtera, 13.000 meter di
atas permukaan laut, di Gunung
Ararat. Mereka mengklaim bahwa
penanggalan karbon dari beberapa
materi telah mengungkapkan usia
bahtera sekitar 4800 tahun.
Pembuat film dokumenter, Yeung
Wing Cheung dari Hong Kong,
mengatakan bahwa para pejabat
Turki yang mencari status
Warisan Dunia UNESCO untuk
situs itu merahasiakannya,
sementara para arkeolog resmi
sedang mencari situs itu. Tapi
klaim ini belum terbukti.
Durupinar (Turki) - Pada 1980an, petualang Ron Wyatt
memimpin ekspedisi ke sebuah
situs dekat Gunung Tendurek dan
Dogubeyazit di perbatasan Turki Iran, sebelah selatan Ararat.
Menurut penduduk setempat,
kombinasi gempa bumi dan hujan
lebat telah meruntuhkan formasi
gunung ini dari sekitar dataran
20 lumpur pada Mei 1948. Peristiwa
ini menciptakan formasi batuan
yang sangat menarik berbentuk
seperti lambung kapal, tetapi
penyelidikan menyimpulkan
bahwa itu adalah keanehan alam.
Ain Sifni ( Irak ) - Ada catatan
dari Al-Masudi (956) dalam
bukunya 'The Meadows of Gold
and Mines of Gems ' (Muruj Adhdhahab Wa Ma'adin Al-Jawhar) di
mana ia mengklaim bahwa
Bahtera itu mulai berlayar di
Kufah (Irak modern), berlayar ke
Kabah di Makkah dan kemudian
mendarat di Gunung Judi,
diidentifikasi oleh sebuah bukit
dekat Jazirat ibn Umar, dekat
Mosul. Mandaeans Irak selatan
yang mengikuti Yohanes sang
Pembaptis juga percaya bahwa
bahtera itu mendarat di dekat Ain
Sifni.
Laut Hitam (Turki) - Ryan dan
Pitman, dua penjelajah dari
Amerika Serikat, melakukan
survei dasar laut dari Laut Hitam
pada tahun 1998 dan menemukan
bahwa sekitar 5600 SM, banjir
besar dari Mediterania telah
menembus ke Laut Hitam,
meningkatkan tingkat air laut.
Survey selanjutnya mengklaim
telah menemukan garis pantai dan
tempat tinggal yang jauh lebih
rendah di laut, diawetkan karena
komposisi air di Laut Hitam.
(Wilson, Hal. 60 - 71)
Kesimpulan
Muncul perhatian di antara
literalis dari berbagai keyakinan
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sajian | utama
untuk menemukan Bahtera dan
untuk membuktikan interpretasi
mereka sendiri terhadap dokumendokumen kuno dan dan
persitiwanya. Untuk melakukan
penilaian subjektif yang adil, kita
harus terbuka menerima bukti
yang muncul, daripada mencoba
untuk mempertahankan teori
favorit kita sendiri.
Sebagian besar tim eksplorasi
dan temuan mereka telah
didiskreditkan, tetapi hal ini tidak
mengurangi antusiasme
penj elaj ah, atau penduduk
setempat yang pintar yang telah
melihat kesempatan untuk
mendapatkan uang dari penjelajah
asing yang mudah tertipu.
Peristiwa baru-baru ini telah
memberikan kita pemahaman
grafis bagaimana peristiwa
semacam itu akan berarti untuk
orang-orang pada saat sekarang.
Tahun 2004 tsunami Asia, yang
terjadi di lepas pantai Indonesia
menewaskan lebih dari 200.000
orang, menghasilkan gelombang
besar dengan tinggi puluhan
meter; menggilas orang-orang,
kapal, rumah, dan menghancurkan
berbagai infrastruktur modern
mereka. Demikian pula, banjir
yang melanda Pakistan pada tahun
2010 telah menghancurkan
infrastruktur penting seluruh
negara dan mempengaruhi 21 juta
orang.
Mengingat budaya terus
berkembang dan meluas di
Anatolia, Suriah, Mesopotamia
dan Arab pada sekitar tahun 2.700
SM sampai sekarang, tampaknya
lebih mungkin jika banjir itu
terjadi antara tahun 5000-3000 SM,
dan dampak yang ditunjukan dari
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
21 Sajian | utama
peristiwa yang terjadi itu meluas
hingga Turki, Armenia, Suriah,
Irak dan Iran.
Al-Qur'an (Surah 54 : 12 - 13)
menggambarkan bagaimana 'dua
air bertemu', dan konotasi yang
masuk akal akan fakta adanya dua
sungai besar di Mesopotamia,
Eufrat dan Tigris, meluap
membanjiri semua kota-kota dan
kota-kota besar di dataran itu. Hal
ini didukung oleh dokumen lain
seperti yang dari Gilgamesh,
memerintah di Uruk sekitar 2500
SM, yang mencatat kisah banjir
besar itu secara rinci, banjir yang
tentunya terjadi sebelumnya.
Penggalian arkeologi di
Mesopotamia menemukan bukti di
kota-kota kuno seperti Ur, Kish,
Erech dan Shuruppak terjadi banjir
besar di sekitar tahun 3000 SM,
menggambarkan kepastian secara
geografis banjir itu terjadi di
antara dua sungai besar. (Yahya,
hal. 25)
Al-Quran menggambarkan
banjir itu sebagai hukuman bagi
suku-suku tertentu yang telah
dikunjungi oleh Nuh a.s. Jadi
banjir itu bukanlah banjir global,
di wilayah tersebut banjir itu
menjadi bencana yang sangat
besar.
Fakta bahwa catatan tentang
banjir besar ditemukan dalam
mitos di seluruh dunia berarti
bahwa cerita itu ditransmisikan
secara global dan format yang
telah dirubah itu bertahan sebagai
mitos, tetapi catatan tentang banjir
di benua yang berbeda tidak
22 berarti bahwa seluruh dunia adalah
banjir besar yang sedemikian rupa.
Jika bahtera Nuh ditemukan,
ini akan membuktikan bahwa
catatan tentang banjir itu bukan
hanya dongeng keagamaan belaka,
melainkan peristiwa bersejarah.
Memang, Al-Quran (Surah 54 : 16)
menunjukkan bahwa Bahtera Nuh
itu suatu saat akan ditemukan,
sama seperti tubuh Firaun dan
Gulungan Laut Mati yang
ditemukan dalam dua abad
terakhir dan memberikan cahaya
baru pada budaya-budaya dan
spiritualitas mereka.
Terlepas dari lokasi atau sifat
Bahtera Nuh, nilai utama
pencatatan dokumen dalam teksteks ag ama ad alah un tuk
mengingatkan manusia bahwa jika
mereka berpaling dari Sang Maha
Pencipta mereka dan mengadopsi
praktek-praktek jahat, mereka
tidak akan selamat dari hukuman
Tuhan melalui bencana alam
meskipun pengetahuan dan
teknologi mereka mengalami
kemajuan, dan bukti ini benarbenar terjadi dewasa ini seperti
5000 tahun yang lalu itu.
Sebaliknya, mereka yang
berperilaku baik akan memperoleh
berkah dan kemajuan. Al Masih
yang Dijanjikan a.s. dalam
bukunya Kishti-e-Nuh (Bahtera
Nuh) pada tahun 1902 terkait
dengan wabah yang sedang
melanda waktu itu di India
menyemakannya seperti banjir
yang terjadi di zaman Nabi Nuh
a.s. dan mengundang orang
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Sajian | utama
bergabung dengan ‘Bahtera’-nya
agar mendapat perdamaian dan
keselamatan (Saifi, 1983, hal. 9496).
Jadi cerita dan Bahtera yang
diawetkan karena suatu alasan,
bagi manusia adalah peringatan
bahwa hanya dengan
memperhatikan tanda-tanda kita
bisa mendapatkan keuntungan dan
menghindari bencana di masa
depan dari skala banjir besar. Ini
akan menarik untuk melihat di
masa depan jika seorang utusan
memperingatkan orang-orang agar
m e m bu at p e r s i ap an u n t uk
menghadapi bencana yang akan
datang, apakah mereka akan
mengejek atau mengabaikannya?
atau akan memperhatikan dan
bertindak atas peringatan itu. Sfa
[][]
Referensi
 Ahmad, M. T., (1988), Qur’an
with English translation and Commentary, Five volumes, Islam International Publications Ltd, Tilford,
UK.
 Ali, M. S., (2004), English Translation of the Holy Qur’an, Islam International Publications Ltd, Tilford, UK.
 Barraclough, G., (1994), The
Times Atlas of World History, BCA,
London, UK.
 Bible, (1989), New Revised Standard Version, Thomas Nelson Inc.,
Nashville, USA.
 DeVries, L. F., (1997), Cities of
the Biblical World, Hendrickson
Publishers, Peabody, USA.
 Glasse, C., (1999), The Concise
Encyclopedia of Islam, Harper
Collins, London, UK.
 Hattstein, M., (2009), Lost Civilizations – Mysterious Cultures and
Peoples, Parragon Books Ltd, Bath,
UK.
 Leach, B., (2010), The Search for
Noah’s Ark: A History, The Telegraph, UK, 28 April 2010
 Murphy-O’Connor, J., (1986),
The Holy Land: An Archaeological
Guide from Earliest Times to 1700,
Oxford University Press, Oxford,
UK.
 Ravilious, K., (2006), Noah’s Ark
Discovered in Iran?, 5 July 2006,
http://
news.nationalgeographic.com/
news/2006/07/060705-noahsark.html
 Saifi, N., (1983), Introducing the
books of the Promised Messiah,
Vakalat Tasneef, Rabwah, Pakistan.
 Wilson, I. (2001), Before the Flood
– Dramatic nNew eEvidence that the
Biblical Flood was a rReal-life e Event,
Orion Paperback, London, UK.
Yahya, H., (1999), Perished Nations, Ta-Ha Publishers Ltd, London, UK.
Fazal Ahmad
Anggota Dewan Editorial Review
Religion sejak tahun 1993.
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
23 24 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Buku ini merupakan salah satu bagian dari buku karya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. yang berjudul Tadzkiratusy Syahadatain yang diterbitkan di Qadian pada tanggal 14 Desember 1903 M Bagian Ke‐3 S
Penterjemah: Abdul Karim Mun’im esungguhnya
perumpamaan
atau model mereka itu adalah
seperti Abdul Latief, beliau adalah
anggota Jamaat-ku. Beliau dari
tanah Negeri Kabul, Afganistan.
Beliau adalah pemuka kaum,
pemimpin kaum, teladan bagi
mereka, paling alim, paling takwa
dan paling pemberani di antara
mereka, terkemuka dalam hal
kedudukan dan yang paling bersinar
di antara mereka. Sesungguhnya
beliau telah memperlihatkan iman
ini. Mereka mengancam beliau dengan ancaman rajam supaya meninggalkan kebenaran, maka beliau lebih
memilih maut dan mencari keridhaan Tuhan Yang Maha Pemurah.
Oleh sebab itu dirajamlah beliau
atas perintah sang penguasa, maka
Allah mengangkatnya kepada-Nya.
Sesungguhnya dalam hal yang
demikian itu terdapat satu suri tauladan
bagi
kaum
yang
menginginkan keadaan seperti beliau.
Sesungguhnya orang-orang yang
terbunuh di jalan Allah, jangan
kalian kira mereka itu dalam
keadaan mati, akan tetapi mereka
itu hidup di sisi Allah akan diberikan anugerah. Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan
sengaja, maka balasannya adalah
neraka Jahanam, kekal di dalamnya.
Allah murka kepadanya, melaknatnya dan menyediakan untuknya
azab yang pedih. Orang-orang
aniaya akan segera mengetahui ke
tempat manakah mereka akan
dikembalikan. Sesungguhnya langit
menangisi Syahid itu dan menampilkan baginya mukjizat-mukjizat.
Itu merupakan suatu Takdir yang
telah ditetapkan dari Allah Pencipta
langit.
Tuhanku telah memberikan
nubuatan kepadaku berdasarkan
perintah-Nya sebelum ini melalui
wahyu terang-Nya sebagaimana
yang kalian baca atau kalian dengar
pada bukti-bukti atau keteranganketerangan. Jangan-jangan kalian
membenci sesuatu perkara sedangkan perkara itu baik untuk kalian
dan Allah tahu tapi kalian tidak
tahu. Tatkala Syahid Marhum berangkat dari dunia yang fana, ruhnya
memberi salam kepada Tuhannya
dengan kebersihan dan kerelaan
jiwa. Maka yang terjadi hanyalah
orang-orang aniaya mengalami sebaliknya mereka diberikan bala dengan siksaan dari langit sedangkan
mereka dalam keadaan tertidur.
Jadilah mereka berlarian dari tanah
Negeri Kabul, maka mereka dicengkeram di mana saja mereka mencapai tempat dan di mana orang-orang
fasik itu berlari. Sesungguhnya
dalam hal yang demikian itu terdapat pelajaran bagi kaum yang memelihara kewaspadaan.
Dari antara tanda-tanda mereka
adalah para malaikat turun kepada
mereka dengan membawa berkatberkat, Allah memuliakan mereka
dengan banyak bermukalamah dan
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
25 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul
Muqarabiin
bermukhatabah. Diwahyukan kepada
mereka bahwa mereka termasuk
dari antara orang-orang mendapatkan kemuliaan di surga, dan mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan kedekatan. Di dalamnya
mereka memiliki apa yang diharapkan oleh diri mereka dan apa-apa
yang mereka inginkan. Kalam yang
membuat
nyaman
diturunkan
dari bahaya dan kerugian mereka.
Apa-apa yang terjadi pada suatu
kaum akan mendapatkan perubahan
dengan kekhusyuan dan kerendahan hati mereka. Banyak dari antara
doa-doa mereka akan mendapatkan
pengabulan. Hal-hal yang luar biasa
demi tercapainya hajat-hajat mereka
akan zahir.
Seiring adanya pemberitahuan
dari Allah dan kabar mengenai azab
suatu kaum yang tidak memalingkan dirinya dari kelompok mereka.
Seperti itulah mereka akan diberikan kekuatan, diberikan kabar suka,
diberikan pertolongan, diberikan
cahaya serta akan diberikan buah.
Mereka akan mengalami kematian
berkali-kali lalu diciptakan lagi sehingga mereka akan melihat Tuhannya dan mereka meyakini itu
dengan
mantap.
[sekalipun]
Matahari tidak akan terbit kepada
mereka dan malam pun tidak
menutupi
mereka,
sebaliknya,
mereka akan mendekatkan diri
kepada Allah dan menambah ilmu
lebih banyak lagi daripada yang
mereka ketahui. Apabila mereka
telah memasuki masa beruban,
iman mereka akan lebih sempurna
lagi daripada masa mudanya, oleh
karenanya nampaklah mereka laksana seorang laki-laki rupawan
seakan-akan mereka itu orang-orang
muda yang mulai beranjak dewasa.
Demikianlah, iman dan makrifat
mereka kian bertambah seiring dengan bertambahnya usia mereka.
Mereka bertambah dalam ketakwaan sehingga tidak ada yang tersisa dari mereka secuil pun, tidak
“Dari antara tanda-tanda mereka
adalah para malaikat turun
kepada mereka dengan membawa
berkat-berkat, Allah memuliakan
mereka dengan banyak bermukalamah dan bermukhatabah. Diwahyukan kepada mereka bahwa
mereka termasuk dari antara
orang-orang yang mendapatkan
kemuliaan di surga, dan mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan kedekatan.”
kepada mereka dari Hadirat Ilahi,
kalam-kalam itu difasihkan dari sisi
Tuhan pemilik kemuliaan serta dinubuatkan dengan sekalian kabar
agungnya dan kabar-kabar gaib dari
Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha
Mulia. Manusia akan mendapatkan
hujan rahmat dengan adanya
mereka ketika kemarau melanda
mereka, mereka akan diselamatkan
26 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul
Muqarabiin
pula bekas mereka. Setiap saat
mereka selalu berubah, mereka dipindahkan dari satu irfan kepada irfan
yang lain. Itu lebih kuat lagi dari
yang pertama dalam kemilaunya.
Demikianlah Tuhan mereka dengan karunia serta ihsan-Nya membimbing dan mengajari mereka. Dia
tidak akan meninggalkan mereka
seperti anak panah yang telah usang
karena sering dipergunakan, akan
tetapi Dia akan memberikan pembaharuan kepada mereka dengan
cahaya jiwa yang baru, akan menggerak-gerakan mereka ke kanan dan
ke kiri, hasrat-hasrat jiwa ada mengalir pada mereka, akan tetapi
mereka berpaling dari padanya dengan cara pandang yang indah.
Engkau menganggap mereka itu
bangun, tapi tidak dalam keadaan
tidur padahal mereka sedang berbaring beralaskan badan pada tanah
lapang. Mereka tidak akan dibiarkan menjadi sia-sia akan tetapi
mereka akan dijadikan tandantandan bunga anggur, mereka akan
berganti dan akan berubah, akan
dijauhkan dari dunia, mereka akan
meraih martabat-martabat, hingga
maqam yang tertinggi berdasarkan
hikmah-hikmah dari Allah, Sang
Perencana. Akhir dari pencapaian
perkara mereka adalah mereka akan
dihidupkan setelah kematiannya,
mereka akan mencapainya setelah
melalui peremukkan yang berkeping-keping. Kematian sesudah kematian akan datang kepada mereka,
lalu mereka akan diberikan kehidupan yang kekal demi adanya
jalinan-jalinan persahabatan mereka
yang tulus murni.
Mereka akan dipelihara dari
hasutan iblis dan orang yang berpaling dari mengingat Allah serta dari
orang yang memusuhi mereka. Dan
apabila mereka telah mencapai citacita mereka, mereka akan diberikan
kedudukan yang tidak akan diketahui oleh makhluk. Mereka akan
meninggalkan
kesenangankesenangannya, dan jadilah mereka
itu nur yang segala pandangan
darinya akan terhalau.
Mereka akan disembunyikan
dalam Nur Allah. Tidak akan
diketahui kecuali hanya oleh dia
yang diberikan makrifat Allah dan
jadilah mereka itu yang gaib dari
yang gaib, ruh dari ruh, yang paling
tersembunyi dari setiap yang
tersembunyi. Penglihatan mereka
akan kembali dalam keadaan lemah
dan tak dapat melihat. Tiba-tiba
nama mereka akan menjadi sempurna di langit dan di sisi Tuhannya yang Maha Luhur, urusan
mereka yang telah Allah kehendaki
dan tetapkan akan menjadi sempurna. Nama mereka akan dipanggil di langit supaya mereka kembali
ke langit, maka kepada Tuhan
mereka, mereka akan kembali.
Jiwa-jiwa mereka akan keluar
menuju Allah dalam keadaan ridha
dan memberikan kepuasan. Maka
akan keluar dari tubuh mereka sebagaimana pedang keluar dari sarungnya. Mereka meninggalkan
dunia dan mereka tidak akan binasa. Mereka melihat dunia seibarat
seekor domba yang air susunya
seret atau seperti bangkai yang dag-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
27 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul
Muqarabiin
ingnya sudah membusuk. Maka
mata mereka tidak diarahkan
kepada dunia akan tetapi mereka
tidak akan berduka cita. Mereka
akan bertahta di atas singgasana
kekasih mereka, maka dengan sangat penuh perhatian mereka tidak
akan ditinggalkan. Tidak ada yang
akan mengecam mereka kecuali
orang yang tak tahu malu dan tidak
akan mengingkari mereka melainkan kaum yang buta.
Celakalah bagi orang-orang yang
adalah mereka akan diberikan fashahah – kata-kata yang fasih dari sisi
Tuhan mereka, maka seorang
manusia pun tidak dapat berkata
seperti itu dan mereka tidak akan
tertandingi. Dan sesungguhnya
Ibadur Rahmaan itu adalah mereka
yang telah mengidam-idamkan kata
-kata fasih sebagaimana mereka
mengharapkan makrifat-makrifat
yang manis, maka mereka diberikan
karunia setiap kali mereka mencarinya.
“Celakalah bagi mereka yang matanya suka memandang rendah
para hamba Tuhan Yang Maha Rahman, karena mereka akan mati
dalam keadaan buta. Celakalah bagi mereka yang suka marah apabila
mereka mendengar yang haq, karena mereka akan dibakar dengan api
mereka sendiri.”
pemarah, karena sesungguhnya
mereka akan dibinasakan. Celakalah mereka yang berjalan pada kegelapan karena mereka akan dirampas.
Celakalah bagi orang-orang yang
suka mengada-ada dan berdusta
karena mereka akan diminta pertanggungjawabannya.
Celakalah
bagi mereka yang matanya suka
memandang rendah para hamba
Tuhan Yang Maha Rahman, karena
mereka akan mati dalam keadaan
buta. Celakalah bagi mereka yang
suka
marah
apabila
mereka
mendengar yang haq, karena
mereka akan dibakar dengan api
mereka sendiri.
Dari antara tanda-tanda mereka
28 Dan demikianlah sunnatullah berlaku kepada para wali-Nya bahwasanya mereka akan diberikan kemampuan berbahasa sebagaimana
mereka diberi hati. Allah memberi
mereka kemampuan berbicara,
maka dengan kemampuan itu
mereka menyampaikan pembicaraan. Sebagaimana seorang perempuan apabila ia mengidam,
suaminya akan meluluskan apa
yang diinginkan oleh isterinya.
Maka seperti itulah apabila ruh ditiupkan kepada mereka, maka
keinginan-keinginan Allah-lah yang
tercipta untuk mereka, bukan
karena nafsu amarah, maka hasrathasrat mereka itu yang akan men-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul
Muqarabiin
dapatkan pemberian dan mereka
tidak akan menderita kekecewaan.
Dan demikianlah aku telah diberi
Kalam dari Allah, maka buatlah
yang semisal Kitab kami ini, jika
kalian merasa ragu.
Dari antara tanda-tanda mereka
adalah bahwa mereka akan turun
dari langit laksana hujan lebat
dikirim ke tanah yang kurang
subur, maka mereka akan mengajak
orang-orang menuju airnya dan
mereka itu akan memberikannya.
Mereka akan mengeluarkan kalbukalbu dari dadanya dengan satu tarikan dari sisi mereka, maka orangorang bergegas menuju kepada
mereka dan mereka akan dicabuti.
Dan dari antara tanda-tanda
mereka adalah bahwa mereka itu
tidak seperti orang yang bakhil
semisal orang yang mempunyai sesuatu
barang simpanan yang indah, karena
itu ia tidak mau memberikannya dalam
hal limpahan nur, tidak pula seperti
unta yang seret air susunya, mereka
tidak akan berlaku kikir. Mereka itu
suatu kaum yang teman bergaulnya
tidak akan menderita kemalangan,
begitu pula sahabatnya tidak akan
mengalami kehinaan, mereka akan
mendapatkan berkat atas usaha diri
mereka sendiri, akan memberkati
dan membahagiakan orang-orang.
Mereka akan menyuburkan bumi
yang sedikit tumbuh-tumbuhannya,
mereka akan menghidupkan hati
yang sudah mati, mereka akan
mengembalikan kerajaan-kerajaan
yang sudah hilang, mereka akan
menolak
cobaan-cobaan
yang
menghadang, mereka akan men-
yambungkan jalinan yang terputus,
mereka akan mengisi sungai-sungai
yang airnya terkuras habis dan kosong, setiap kali agama mengalami
kerusakan mereka akan memakmurkannya. Mereka memiliki dada
yang dipenuhi oleh nur serta hati
yang disesaki oleh kebahagiaan.
Mereka itu sebenarnya adalah bintang-bintangnya langit, samuderanya orang-orang miskin, ruhruhnya tubuh, dan bagi bumi
mereka itu seibarat pasak-pasak
atau
tiang-tiang
pancangnya,
mereka tidak akan merubah janji
yang mereka adakan beserta Allah
dan mereka akan dijadikan abdaal.
Sesungguhnya
mereka itu
adalah Abdaal yang akan mendapatkan penggantian dari Allah sepadan
dengan apa yang mereka perbuat
dan sesungguhnya mereka itu
adalah kutub-kutub yang tidak akan
mengalami
kegoncangan.
Dan
mereka itu adalah orang-orang yang
berdiri tegak demi Allah untuk memangkas amarah dari urat pangkalnya, dan terhadap urusan dan perintah Allah mereka siap sedia melaksanakan. Mereka menjadikan hidup
dalam berbagai kesulitan itu mudah.
Mereka tidak hidup seperti Si pelahap yang banyak makan. Mereka
tidak akan merasa cukup dengan
mandi lahir saja seperti ‘aisyum
[pohon kering], akan tetapi mereka
akan berlomba-lomba menuju air
yang mengalir yang akan mensucikan diri mereka dan mereka tidak
akan meminum air susu yang
dicampur dengan air.
Mereka itu adalah orang-orang
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
29 “Ya Tuhanku, janganlah Engkau hukum orang yang memusuhiku, karena boleh jadi mereka
itu tidak mengenalku dan mereka
tidak dapat melihat. Ya Tuhanku, kasihanilah mereka dari
sisi-Mu dan jadikanlah mereka
termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk.”
yang diserahi tugas oleh Allah untuk menjaga manusia pada saat terjadi bahaya dan siksaan. Mereka itu
adalah seperti kepala untuk keberadaan makhluk, pada lautan
makhluk Allah mereka itu seperti
mutiara tersembunyi. Mereka akan
memenangkan peperangan besar
yaitu peperangan melawan nafsu
amarah, maka setelah itu mereka
akan membuat hati terbuka dengan
izin Allah, Sang empunya kemuliaan dan mereka akan meraih keunggulan. Mereka akan dihidupkan
setelah mati, orang-orang akan
mengitari mereka, maka mereka
akan melumurinya dengan wangiwangian.
Tidak akan engkau dapati kapal
laut sebagai perumpamaan mereka
apabila air meluap atau pasang, bala
bencana demikian genting, keluh
kesah dan tangisan kian menjadijadi. Pada saat demikian itu mereka
itu adalah pemberi syafaat dengan
seizin Allah yang dari-Nya ia
mereka diutus. Dan apabila jantung
30 -jantung itu telah sampai kepada
pangkal tenggorokan, mereka bangkit dan merendahkan diri, bersimpuh dan bersujud. Di sana doa
mereka memenuhi langit, malaikat
menangis seiring tangisan mereka.
Mereka akan didengar karena
ketakwaannya, maka manusia akan
diselamatkan dari bala bencana
yang karenanya mereka resah dan
risau. Mereka itu adalah kaum yang
melumuri diri dengan tanah dan
menjatuhkan diri di tanah dengan
tak henti-hentinya bersujud ketika
bala musibah terus-menerus datang.
Mereka membasahi tanah dengan
air mata, berdiri di hadapan Allah
menolak bala bencana pada malammalam yang gelap. Mereka datang
ke hadapan Tuhan mereka dengan
kesungguhan hati memohon keridhaan Sang Pencipta alam semesta.
Mereka akan mati demi menghidupkan kaum yang berada pada
tepi kematian, maka mereka mengganti takdir itu dan dengan kematian itu mereka akan mendapatkan
syafaat. Dengan bendera yang tegak
ruh mereka akan dikembalikan dan
dengan penderitaan mereka terbiasa.
Mereka akan menolong makhluk
Allah dan akan merubah keadaan
ketika adanya musibah-musibah.
Mereka akan mengerjakan amalan
yang membuat kagum para malaikat di langit. Mereka terdepan
dalam amal-amal saleh. Hati
mereka akan diberikan kekuatan
dan keberanian, maka mereka dapat
berjalan di tengah darah-darah. Dan
sekiranya Engkau jadikan panjang
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul
Muqarabiin
masa hingga hari Pembalasan,
mereka tidak akan mengalami ketakutan. Mereka tidak akan melancarkan kata-kata buruk kepada seorang
pun. Ketika orang-orang mengeluarkan kata-kata kotor dan keji mereka
akan diam tanpa kata dan menahan
diri. Mereka tidak akan condong
kepada bangkai dunia dan akan
meninggalkannya untuk anjinganjing, mereka menganggapnya itu
adalah sedikit saja bagian dari yang
sedemikian banyak, bahkan kotorannya lalat. Mata mereka dalam
sekejap mata menolaknya dan
mereka tidak akan menaruh perhatian kepadanya. Mereka menjadikan diri mereka seperti pohon yang
tersebar, maka orang yang lapar
makan buah-buah mereka dari
setiap sudut dia datang, sebaik-baik
pengunjung dan sebaik-baik tuan
rumah.
Mereka itu adalah bangsa yang
berjiwa besar, mereka menolak keburukan dengan kebaikan, mereka
mengkhidmati makhluk dan tidak
menyusahkan orang yang mendatangkan kesusahan. Terhadap
orang yang meminta maaf, mereka
menerimanya. Dan apabila mereka
menemui kemunkaran-kemunkaran
dari musuh-musuhnya, mereka
memberikan
balasan
dengan
mencegahnya dengan berbuat baik
kepada mereka, mereka menjauhi
saling mencaci, mereka tidak akan
henti-hentinya berharap berdoa bagi
para musuhnya mendoakan supaya
mendapatkan kebaikan, keselamatan, kesehatan, kekuatan dan hidayah dari Allah. Mereka tidak
akan menaruh sekecil apa pun
kedengkian
kepada
seseorang,
mereka akan berdoa untuk orang
yang menuduhnya berlaku maksiat
dan orang yang memandang hina
kepada mereka. Mereka akan diberikan perlindungan dalam Jama’ah
mereka terhadap orang yang menentang mereka, maka Allah menjadi nyata zahir kepada mereka
karena mereka telah mengutamakan
Allah dan berlaku kasih sayang terhadap para hamba-Nya juga karena
mereka ikhlas dalam mengerjakannya. Mereka itulah abdaal dan
para waliyullah yang sebenarnya.
Mereka itulah orang-orang yang
mendapatkan kebahagiaan. Bumi
menjadi beberkat dengan kehadiran
mereka. Orang-orang diselamatkan
ketika adanya hujan rahmat mereka,
maka berbahagialah bagi kaum yang
ada ikatan dengan mereka.
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dari
antara mereka, jadikanlah mereka
untukku dan besertaku hingga hari
manusia akan dibangkitkan dan dihadapkan. Ya Tuhanku, janganlah
Engkau hukum orang yang memusuhiku, karena boleh jadi mereka
itu tidak mengenalku dan mereka
tidak dapat melihat. Ya Tuhanku,
kasihanilah mereka dari sisi-Mu
dan jadikanlah mereka termasuk
orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
Allah tidak akan menjalankan
azab untuk kalian, sekiranya kalian
itu bersyukur dan beriman, Wahai
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih! Tidakkah kalian berterima kasih kepada Allah padahal Dia
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
31 Terjemah Buku Masih Mau’ud as.: Alaamaatul
Muqarabiin
telah
memberitahukan
kepada
kalian tentang saat kalian akan dibinasakan dan direnggut di dalamnya? Dan jika kalian bersyukur,
tentu akan Allah tambahkan lagi
[nikmat] untuk kalian, dan setiap
kali kalian menghendaki dan
menginginkan akan diberikan. Namun jika kalian ingkar, maka jahanam adalah tempat untuk kaum
yang tidak bersyukur.
Dari antara tanda-tanda mereka
adalah mereka tidak akan mendatangkan kesusahan terhadap seekor semut kecil sekali pun, tidak
pula semut besar, dan terhadap
orang-orang lemah mereka berlaku
kasih sayang. Mereka tidak akan
memutuskan segala bentuk pemutusan [hubungan] walaupun orangorang jahat yang selalu mendatangkan kesusahan dan melakukan
kezaliman dengan segala cara akan
memusuhinya. Akan tetapi mereka
akan mendoakan orang-orang yang
memusuhinya itu supaya mereka
akan mendapatkan hidayah.
Dan tidak akan engkau dapati
pada mereka seperti orang yang kasar tutur kata, bahasa dan raut mukanya serta keras hatinya, tidak
pula akan engkau dapati contoh
yang seperti mereka sangat pengasih, tulus hati kepada orang sekalipun engkau mengarah ke timur
atau engkau termasuk orang yang
berada di barat. Mereka akan mendoakan yang tertimpa musibah
sampai-sampai mereka mendapati
diri mereka berada dalam kebinasaan, maka apabila suatu perkara
menimpa mereka doa mereka akan
di dengar di Hadirat Ilahi dan melalui itu mereka akan mendapatkan
kabar. Itu disebabkan mereka memanjatkan permohonan doa-doa
mereka hingga ke puncaknya.
Mereka akan menggenapi pertolongan-pertolongan hakiki dan mereka
tidak akan mengurangi sedikit pun.
Mereka akan melelehkan dirinya
dan mempersembahkannya kepada
kebinasaan, maka mereka akan
menyelamatkan banyak jiwa dari
kebinasaan dengan kebinasaan dirinya.
Dan demikianlah, untuk mereka
akan diberikan satu fitrah, dan
seperti itulah mereka akan berperilaku. Mereka bangun pada malam
yang gelap sedangkan orang-orang
sedang dalam keadaan tidur.
Mereka akan melihat nur ama-amal
perbuatan mereka di dunia ini dan
setiap hari mereka akan berada pada
nur mereka yang akan mereka perbanyak. Mereka akan melihat keelokan apa-apa yang mereka persembahkan demi dirinya, mereka tidak
akan menjadi seperti orang-orang
yang terserang Tuberkulosis, kurus
kering. Mereka akan menjauhi
segala kemaksiatan, walaupun itu
kecil mereka tidak akan mendekatinya dan memandang remeh kemaksiatan. Mereka akan mengutamakan
amal saleh dan tidak akan mengabaikannya.
32 SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Bersambung
Semua Merupakan Hambahamba Tuhan
“Allah Ta'ala menyayangi orangorang muttaqi (bertakwa). Takutlah
semua setelah mengingat akan keagungan Tuhan. Dan ingatlah bahwa
semua merupakan hamba-hamba Allah. Janganlah berbuat aniaya terhadap siapapun.”
Anjuran Berdoa Khusus
Desember 1897. Dengan perantaraan kartu pos telah diterima berita
dari Qadian Dārul Āman, supaya
warga Jemaat kita banyak-banyak
membaca doa berikut ini pada setiap
shalat di rakaat terakhir setelah rukuk:
"Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat
dan peliharalah kami dari siksa
neraka." (Al-Baqarah, 202)
(Malfuzat, JId. I, hlm. 9).
Malfuzat adalah kompilasi dari sabda‐sabda Imam Mahdi dan Al Masih Yang Dijanjikan, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. dari tahun 1891 sampai 1908. Sabda‐sabda itu dikumpulkan oleh tiga orang Ahmadi, yaitu Maulana Abdul Karim, Mufti Muhammad Shadiq dan Syekh Yaqub Ali Irfani. Mereka mengumpulkan sabda‐sabda itu, baik bersumber dari diri mereka sendiri atau pun dari para Ahmadi lainnya yang pernah bergaul dengan Hadhrat Imam Mahdi a.s. Pada tahun 1940 hingga 1947, Maulana Jalaluddin Syam melakukan penjilidan terhadap sabda‐sabda tersebut. Hasilnya terkumpullah sebanyak 10 jilid buku. Di masa kekhalifahan Khalifah ke IV, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. Malfuzat dijilid ulang dan dirampingkan menjadi 5 jilid. Kutipan‐kutipan Malfuzat yang diterbitkan SINAR ISLAM adalah Malfuzat yang telah dijilid menjadi 5 jilid. SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
33 Malfuzat
Nasehat Berkenaan dengan
Takwa
“Untuk kebaikan Jemaatku, hal
yang sangat penting adalah agar
diberikan nasihat berkenaan dengan
takwa. Sebab menurut orang yang
berakal hal ini adalah nyata bahwa
Allah Ta'ala tidak akan ridha
(senang) terhadap suatu apapun selain daripada takwa. Allah Ta'ala
berfirman:
Sesungguhnya Allah beserta orangorang yang bertakwa dan orang-orang
yang berbuat kebaikan (An-Nahl, 129).
Bagi Jemaat kita secara khusus
diperlukan takwa. Khususnya dengan anggapan bahwa ia telah menjalin hubungan dengan seorang yang
telah menyatakan diri sebagai rasul,
serta masuk di dalam ikatan baiatnya, supaya orang-orang yang sebelumnya mereka tenggelam di dalam
kedengkian, kebencian dan kemusyrikan, atau yang benar-benar
telah berkiblat kepada dunia, berhasil
memperoleh keselamatan dari segala
musibah itu.
Kalian mengetahui bahwa jika
ada orang yang sakit - tidak peduli
apakah sakitnya ringan atau berat - lalu penyakit itu tidak diobati serta tidak dilakukan usaha
gigih untuk menyembuhkannya,
maka orang yang sakit itu tidak
akan sembuh.
Jika sebuah noda hitam timbul di
wajah, maka muncul kerisauan, jangan-jangan noda itu semakin
berkembang, sehingga membuat
seluruh wajah menjadi hitam.
Demikianlah halnya bahwa dosa
34 merupakan sebuah noda hitam di
dalam hati. Kemalasan-kemalasan
kecil (kecenderungan untuk
b e r s e n a n g - − senang) dapat
berkembang menjadi besar. Hal-hal
kecil seperti itulah merupakan noda
kecil yang berkembang, sehingga
akhirnya ia menghitamkan seluruh
bagian wajah.
Allah Ta’ala Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Demikian pula
Dia Maha Perkasa dalam menampakkan murka-Nya serta mengadakan pembalasan. Dia melihat sebuah
Jemaat yang di dalam pengakuan dan
omong-kosong mereka terdapat segala
sesuatu, sedangkan amalan mereka
tidak demikian, maka amarah dan
murka-Nya akan meluap, lalu untuk
menghukum Jemaat yang seperti itu
Dia mengajukan orang-orang kafir.
Orang-orang yang tahu sejarah
mengetahui bahwa beberapa kali
orang-orang Islam dikalahkan oleh
orang-orang kafir, misalnya Jenghis
Khan dan Hulaku Khan telah membinasakan orang-orang Islam. Padahal Allah Ta’ala telah menjanjikan
dukungan dan pertolongan bagi
orang-orang Islam, namun tetap
saja orang-orang Islam kalah.
Peristiwa-peristiwa seperti itu
kadang−-kadang terjadi. Penyebabnya adalah, tatkala Allah Ta'ala
melihat bahwa memang mereka
menyebutkan
Lā ilaha illallāh
(Tidak ada Tuhan kecuali Allah)
namun hati mereka berpaling ke tempat lain serta tindak-−tanduk mereka
benar-benar mengarah kepada
keduniawian, maka murka-Nya akan
menampakkan diri”
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Malfuzat
(Malfuzat, jld I, hlm 10-11 / Pidato Pertama Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25
Desember 1897).
“Ini adalah benar, bahwa seseorang yang tidak memanfaatkan
amal perbuatan (usaha), dia tidaklah
memanjatkan doa, melainkan dia
menguji Allah Ta’ala. Oleh karena
itu sebelum berdoa adalah perlu
menggunakan seluruh kemampuan
kita, dan itulah yang dimaksud dengan doa.
Pertama-tama adalah wajib supaya manusia menerapkan keyakinannya di dalam amal-amal, sebab
sudah merupakan kebiasaan Alla
Ta’ala, bahwasanya ishlah
(perbaikan) itu terdapat dalam
dalam bentuk unsur-unsur penyebab.
Dia tentu akan menciptakan suatu
penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya ishlah (perbaikan).”
(Malfuzat, jld I, hlm 11 / Pidato
Pertama Hadhrat Masih Mau’ud
a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897).
Falsafah Doa
“Seseorang bayi yang memekikmekik dan menjerit dalam keadaan
lapar, akan mempengaruhi
(membangkitkan) gejolak di dalam
susu sang ibu. Bayi tidak mengenal
apa itu doa, namun kenapa pekikannya itu menarik air susu ibu? Semua orang mempunyai pengalaman
dalam hal ini. Bahkan kadangkadang kita lihat bahwa para ibu
tidak merasakan adanya air susu,
tetapi tiba-tiba saja air susu itu tertarik keluar oleh pekik tangis sang
bayi.
Nah, apakah Allah Ta’ala tidak dapat mempengaruhi (menarik)
apa-apa sekali pun? Dapat! Bahkan
dapat menarik segalanya! Namun
orang-orang buta ruhani yang duduk
sebagai fazil (ilmuwan) dan ahlipikir (filsuf) tidak akan dapat melihatnya. Sebenarnya hal ini
mudah untuk dimengerti apabila kita memahami falsafah yang
terkandung di dalam hubungan
antara seorang ibu dengan bayinya.
Sifat Rahīm (kasih-sayang)
mengisyaratkan, bahwa rasa kasihsayang itu timbul setelah diminta,
oleh karena itu teruslah minta dan
kalian akan memperolehnya.
Ud'ūnī
astajib lakum (berdoalah
kepada-Ku, kamu akan Aku kabulkan) bukanlah suatu omongkosong. Bahkan hal ini merupakan suatu kelaziman di dalam
fitrat manusia, bahwa memohon
(meminta) adalah sifat manusia,
sedangkan mengabulkan adalah Sifat
Allah Ta’ala.
Barangsiapa yang tidak memahami tidak mengakui hal ini,
orang itu dusta. Permisalan seorang
bayi yang saya ungkapkan tadi cukup jelas untuk menerangkan falsafah doa.”
(Malfuzat, jld I, hlm 11 / Pidato
Pertama Hadhrat Masih Mau’ud
a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897).
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
35 Menjawab | Tuduhan
Jawaban Atas Tuduhan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. Meninggal di dalam WC karena Kolera KLARIFIKASI TERHADAP ‘KESESATAN AHMADIYAH’ DAN PLAGIATOR Karya: Ahmad Sulaeman dan Ekky Masalah Hadhrat Mirza Ghulam
Ahmad meninggal di dalam WC
karena kolera.
Jawaban:
Cerita di atas dibuat oleh para
penentang beliau, dengan penuh
dengki, tetapi tanpa bukti. Siapa di
antara mereka yang menyaksikan
apalagi membuktikan bahwa beliau
wafat di WC? Laysal khabaru kal
mu’aayanah, yaitu; Desas-desus
36 tidaklah
sama
dengan
yang
disaksikan sendiri (Al Hadits).
Kejadian sebenarnya adalah;
beliau meninggal dunia karena diare
dan wafat di tempat tidur dengan
tenang, disaksikan keluarga, sahabat
dan kerabatnya.
Keterangan
dari
yang
menyaksikan kewafatan beliau
adalah; “...Ummul Mukminin (istri
beliau) bangun dan terkejut melihat
keadaan beliau yang sangat lemah dan
bertanya, ‘Ada apa?’. Hazrat Ahmad
menjawab, “Sekarang saat kewafatan
saya sudah tiba”... para dokter datang
dan mulai mengobati beliau.. beberapa
obat diberikan melalui suntikan dan
beliau tertidur. Pada waktu Subuh,
Hazrat Ahmad terbangun dari tidur
dan melaksanakan shalat subuh.
Kemudian... beliau merebahkan diri di
atas tempat tidur. Tidak lama
kemudian tampak beliau seperti
tertidur.. Pada tanggal 26 Mei 1908,
pukul 10.30, Hazrat Ahmad berpulang
ke Rahmatullah..”.
(Riwayat Hidup Mirza Ghulam
Ahmad, Mirza Bashirudin Mahmud
Ahmad,
Jemaat Ahmadiyah Indonesia,
1995, hal. 69-70)
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Menjawab | Tuduhan
Beliau wafat di kota Lahore.
Pada saat itu berjangkit wabah
kolera disana. Pemerintah Inggris
mengeluarkan larangan keras, bagi
orang yang meninggal karena
wabah kolera, jenazahnya harus
segera dikubur di tempat ia
meninggal, tidak boleh dibawa ke
tempat lain. Hal ini untuk sebagai
upaya
mencegah
penyebaran
wabah. Tetapi, jenazah beliau
diizinkan dibawa ke Qadian, setelah
jenazahnya diperiksa dan diberi
sertifikat
kematian,
yaitu
meninggal bukan karena wabah
kolera, melainkan meninggal secara
wajar.
(Review of Religion, February
1997, vol 92, no 2, hal. 28-29)
Pertanyaannya adalah, apakah
sakit diare yang menyerang perut
beliau dapat dinyatakan sebagai
penyakit yang diridhoi Allah?
Jawabannya diperoleh dalam hadits
Nabi Muhammad saw, yaitu;
“Nabi saw bersabda; Mati syahid
itu ada tujuh macam, selain syahid
terbunuh di jalan Allah; (1) karena
penyakit
thaun,
(2)
karena
tenggelam, (3) karena sakit panas,
(4) karena sakit perut, (5) karena
terbakar, (6) karena tertimbun
reruntuhan
dan
(7)
karena
melahirkan”.
(Fikih Sunnah 11, Sayyid Sabiq,
alih bahasa H.Kamaluddin
A.Marzuki,
PT.Al Maarif, Bandung, 1987,
hal. 80)
bertanya,
‘Bagaimana
caramu
menghitung
syahid?’.
Mereka
menjawab; ‘Wahai Rasulullah,
orang yang mati terbunuh di jalan
Allah itu mati syahid’. Rasulullah
bersabda; ‘Jika demikian, orangorang syahid dalam umatku itu
sedikit’. Mereka berkata; ‘Jika
demikian, siapa wahai Rasulullah?’.
Rasulullah menjawab; ‘Orang yang
terbunuh di jalan Allah, itu syahid.
Orang yang mati di jalan Allah itu
syahid.
Orang yang terserang
penyakit thaun, itu syahid. Orang
yang mati karena penyakit perut, itu
syahid. Orang yang mati tenggelam,
itu syahid’”.
(Fikih Sunnah 11, hal. 81)
Dengan perkataan lain, menurut
sabda Rasulullah saw diatas, Hazrat
Mirza Ghulam Ahmad wafat secara
syahid. In syaa Allah.
Dalam buku yang beliau tulis 3
tahun sebelum kewafatannya, yaitu
Al Wasiyat, beliau menjelaskan wahyu-wahyu Ilahi yang mengisyaratkan tentang semakin dekat saat kewafatannya. Isyarat Allah melalui
wahyu-Nya itu kemudian sempurna
pada saat dan setelah beliau wafat
di tahun 1908. Hal ini lebih dari cukup sebagai bukti, bahwa beliau bukan seorang yang dimurkai oleh Allah SWT, sebagaimana fitnah yang
dilontarkan oleh penentang beliau.
[][]
“Nabi saw bersabda... Rasulullah
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
37 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “
Launching "Indonesia: Pluralism in Peril" Penulis: Mahmud Mubarik Ahmad "Indonesia: Pluralisme dalam
Bahaya", itulah terjemahan bebasnya. Laporan itu dibuat atas dasar
penelitian selama tiga tahun oleh
Benedict Rogers (Mr.Ben) dari
Christian Solidarity Worldwide
(CSW) yang berkantor pusat di
Brussels, Belgia.
Laporan berjumlah 99 halaman,
ukuran A4, cukup mewah penampilannya. Tapi yang lebih penting
adalah isi laporannya yang secara
luas dan mendalam menguraikan
perlakuan
diskriminatif
oleh
sekelompok "intoleran" terhadap
kelompok Kristen, Syiah dan
Ahmadiyah. Selama lebih dari 5 tahun terakhir, kasus demi kasus
kekerasan terus menumpuk tanpa
ada solusi yang selaras dengan Konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia.
Delegasi Indonesia diundang untuk menghadiri sekaligus sebagai
saksi terhadap Laporan tersebut.
Acara resmi Laporan itu disampaikan pada 25 Pebruari 2014 di hadapan anggota Parlemen Inggris di
38 London serta pada 4 Maret 2014 di
Parlemen Eropa, Brussels-Belgia.
Anggota delegasi Indonesia itu
adalah saya (mewakili Jemaat
Ahmadiyah), Pendeta Favor Bancin
(Kristen Protestan), Romo Benny
(KWI), Ahmad Hidayat (Syiah),
Mulyati Briyani (PGI) serta
Ahmad Suaidy (Wahid Institute).
Awal Perjalanan Panjang
Kamis, 19 Februari 2014, setelah
boarding di terminal 2 Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta, rombongan
terbang
dengan
menggunakan
maskapai Etihad menuju Abu
Dhabi. Setelah transit selama 2 jam,
penerbangan dilanjutkan menuju
London. Tiba di Bandara Heathrow pada pukul 07.00 pagi. Pemeriksaan di Imigrasi cukup ketat. Setelah semua pemeriksaan dokumen
selesai, kami keluar menuju ruang
tunggu dan ternyata disana sudah
ditunggu oleh Mr. Ben beserta dua
orang anggota Jemaat Ahmadiyah
UK (keduanya bernama sama, yaitu
Tuan Wasim). Dari Bandara, rom-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril”
Penulis memberikan kepada Hudhur, buku "Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian" dan "Wahyu, Rasionalitas, Pengetahuan dan Kebenararn". Di tengah adalah Benedict Rogers. bongan menuju Antonietee Hotel di
kawasan Wimbeldon. Sampai di
hotel pukul 10.30. Di London sedang musim semi. Cuaca agak
mendung dan hujan gerimis. Suhu
sekitar 10 derajat Celcius. Kami istirahat sampai pukul 6 sore, kemudian makan malam di Jimmy's
Restoran tidak jauh dari hotel. Setelah itu kami beristirahat dan mempersiapkan acara esok hari.
Mulaqat dengan Hudhur
Jumat, 21 Pebruari 2014. Pagi hari
kami menuju railway station, dari
Wimbeldon ke Putham Park
(kantor CSW) di London. Mengadakan briefing dengan 20 staf
CSW. Diawali dengan perkenalan,
dilanjutkan dengan presentasi singkat Laporan Mr. Ben serta penjelasan rencana program selama di London.
Menjelang waktu dhuhur, pukul
12.30 siang, anggota Jemaat Ahmadiyah London, Tuan Wasim menjemput kami menuju Mesjid Baitul Futuh di Kawasan Morden. Secara kebetulan, rombongan kami beriringan dengan iringan mobil Hudhur
yang akan shalat Jum’at di Baitul
Futuh. Ketika sampai di lokasi,
kami diajak makan siang terlebih
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
39 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “
dulu, kemudian bersiap shalat
Jum’at dan mendengarkan khutbah.
Dalam rombongan terdapat nonMuslim, yaitu 3 orang Indonesia
dan 3 orang Inggris dari CSW.
Mereka pun sama-sama naik ke
balkon, duduk dan mendengarkan
khutbah Hudhur. tetapi ketika akan
didirikan shalat Jumat, rombongan
berpindah ke ruang tamu di lantai
tiga. Dari komentar yang mereka
sampaikan adalah, baru seumur
hidup mereka masuk ke dalam mesjid dan mendengarkan khutbah
Jum’at pula, dan ini hanya bisa terjadi di mesjid Ahmadiyah.
Setelah beberapa saat menunggu,
Hudhur kemudian datang dan menyapa dengan salam kemudian berjabat tangan dengan setiap tamu
(kecuali wanita). Mr. Ben memperkenalkan diri kepada Hudhur
dan kemudian memperkenalkan
anggota rombongan yang lain. Saya
kebetulan duduk disampingnya.
Ketika Mr.Ben memperkenalkan
saya, sambil tersenyum Hudhur bicara, "I know him, he is an
Ahmadi". Saya agak kaget Hudhur
masih mengingat saya. Terakhir
saya berjumpa Hudhur saat mulaqat
dan Rapat Majelis Amla dengan beliau di Singapura pada bulan September 2013. Pada kesempatan itu,
saya memberikan kepada Hudhur
buku "Krisis Dunia dan Jalan
Menuju Perdamaian" (kumpulan
pidato dan surat-surat beliau kepada
para pemimpin dunia) serta
"Wahyu, Rasionalitas, Pengetahuan
dan Kebenaran" karya Khalifatul
Masih IV rhm.
40 Hudhur menyampaikan bahwa
buku "Krisis Dunia" sudah ada edisi
ke-4. Disampaikan juga bahwa saya
harus
menterjemahkan
dan
mencetaknya kembali. Saya menjawab "Insya Allah, Hudhur".
Kemudian tentang kedua buku
itu, Hudhur bertanya "Apakah semua anggota delegasi sudah menerima buku ini?". Saya menjawab
belum semua. Hudhur menyampaikan, kepada Amir Jemaat Inggris
agar diberikan buku asli yang berbahasa Inggris. Hal ini kemudian dilaksanakan pada saat kami berpamitan. Kemudian Hudhur juga
menanyakan anggota Jemaat yang
masih menjadi pengungsi di Mataram, Lombok. Saya sampaikan,
bahwa sampai sekarang mereka masih berada di gedung Transito.
Kepada delegasi yang lain, Hudhur bertanya tentang keadaan Syiah. Ahmad Hidayat (Syiah) menjelaskan bahwa mereka jug mengalami tekanan serta kekerasan
seperti yang diterima oleh kelompok Ahmadiyah dan Kristen. Kemudian
Hudhur
menanyakan
kondisi umat Kristen di Indonesia.
Dijelaskan oleh Pendeta Favor Bancin, tentang kasus GKI Yasmin di
Bogor dan Gereja Philadelfia di
Bekasi yang masih terkatungkatung serta disampaikan juga beberapa kasus penutupan gereja. Pendeta Favor menambahkan, bahwa
mereka tidak membenci kelompok
yang menentang, dan mereka tetap
memberikan kepada mereka cinta.
Hudhur
menambahkan,
"Ya..
kelompok penentang itu tidak me-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril”
mahami makna Cinta. Tugas kita
lah untuk mengajari mereka apa itu
Cinta dan bagaimana mengamalkan
ajaran Kasih".
Dalam kesempatan diskusi dengan Mr. Ben, Hudhur menyampaikan rasa herannya, mengapa kata
Allah dilarang digunakan oleh
kaum Kristen di Malaysia. Bukankah dalam Al Quran dinyatakan
bahwa Allah itu Rabbul 'alamin, Tuhan semesta alam. Pada akhir pembicaraan, Hudhur menyampaikan
selamat dan doa semoga acara yang
akan dijalani di Inggris dan Belgia
berjalan dengan lancar. Setelah berfoto bersama, Hudhur meninggalkan ruangan. Kemudian rombongan
dibawa menuju ruang pameran
yang menampilkan cendera mata
dari para pemimpin dunia yang
diberikan kepada Khalifatul Masih
IV rhm dan Khalifatul Masih V
aba. Saya melihat juga plakat dari
Ketua MPR-RI (Prof. Dr.Amien
Rais) yang diberikan kepada Hudhur IV rhm, saat beliau berkunjung
ke Indonesia pada tahun 2000.
Presentasi di Nasir Hall
Sekitar 75 anggota Jemaat
(Anshar, Khudam dan kaum ibu)
telah hadir di Nasir Hall yang terletak di sebelah Baitul Futuh sebelah
Timur. Acara dipandu oleh Hayyat
Sahib (Amir Jemaat Ahmadiyah
UK) dan Ataul Mujib Sahib (Imam
Mesjid London). Setelah Mr. Ben
memaparkan materi, semua anggota
delegasi menambahkan informasi
yang
menimpa
kelompoknya
masing-masing. Saya menjelaskan
beberapa masalah yang dihadapi
oleh anggota Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, antara lain
Kasus
Cikeusik, pengungsi di Mataram
Lombok, penutupan mesjid, perusakan aset anggota Jemaat sampai
pada beberapa kasus yaitu tekanan
dari aparat pemerintah yang memaksa anggota agar keluar dari
Ahmadiyah.
Sore hari, kami kembali ke hotel.
Pada pukul 8 malam, saya, Mr.Ben,
Ahmad Suaidy dan Pendeta Favor
kembali ke Baitul Futuh untuk
mengikuti talk show di studio MTA.
Acara ini dipandu oleh Fareed Sahib
(Ketua Departemen Ummur Kharijiah, Jemaat Ahmadiyah Inggris).
Dalam kesempatan itu, saya
menambahkan informasi yaitu,
Ahmadiyah telah masuk ke Indonesia pada tahun 1925. Para pengikut
awal Ahmadiyah saling membahu
bersama komponen masyarakat
lain dalam berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Saya tambahkan bahwa pencipta
lagu kebangsaan "Indonesia Raya"
adalah seorang Ahmadi. Setelah
acara usai, kami diajak oleh Fareed
Sahib dan Mahmud Rafiq Sahib
(Wakil Ketua Departemen Ummur
Kharijiah, Jemaat Ahmadiyah Inggris), menikmati makanan Pakistan di daerah Too Ting, masih di
sekitar Wimbeldon.
Bertemu ulama Syiah dan acara
di Gereja Anglican
Hari Sabtu dan Minggu, tidak
ada ada agenda resmi. Pada kesem-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
41 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “
patan itu, dengan menggunakan
Tube (kereta bawah tanah), kami
menemui Muhamad Musawi , seorang ulama Syiah di Inggris. Beliau
berasal dari Irak. Mengungsi ke
London karena mengalami penganiayaan pada masa rezim Saddam Hussein. Kami berdialog dengan santai. Beliau menjelaskan
bahwa Gus Dur dan istrinya waktu
berkunjung ke London beberapa tahun lalu, singgah ke rumah yang
kami datangi ini, serta duduk di
kursi yang sedang kami duduki. Beberapa butir yang saya catat dari
dialog tersebut antara lain, beliau
menjelaskan bahwa di Inggris semua agama, semua aliran dapat
menjalankan ibadah menurut keyakinannya dengan bebas. Hal ini
ditegakkan oleh Pemerintah Inggris
karena diatur dalam Konstitusi Inggris, dan kelompok Syiah juga
memperoleh manfaat dari kebijakan
ini. Pada saat disampaikan tentang
"Krisis Syria" dimana ada beberapa
ratus pemuda Indonesia yang ikut
jihad melawan Pemerintah Syria,
beliau menukas; Jihad macam apa
yang mereka lakukan? Jihad itu ada
Jihad Kecil, yaitu berperang secara
fisik karena diserang musuh, dan
ada juga Jihad Besar yaitu upaya
keras untuk menahan hawa nafsu.
Inti Jihad adalah bagaimana menjadi manusia yang berakhlak baik.
Kalau kasus pembunuhan, itu bukan
Jihad melainkan adalah tindakan
kriminal. Dalam hati saya berfikir,
tentang Kekebasan Beribadah yang
dijamin Pemerintah Inggris dan
juga konsep Jihad, sama dengan
42 yang dirasakan dan diajarkan dalam
Jemaat kita.
Pada esok harinya, 23 Pebruari
2014 yang jatuh pada hari Minggu,
rombongan pergi menuju Trinity's
Holy Chruch, Gereja Anglican berlokasi di daerah West Kensington.
Pada kesempatan itu, yang berbicara adalah Mr. Ben. Para anggota
rombongan lain diperkenalkan secara singkat. Acara kebaktian
dipimpin oleh Pendeta Favor. Saya
perhatikan, seluruh jemaah yang
hadir adalah para orang tua baik
kaum bapak maupun ibu.
Puncak Acara di Parlemen Inggris, London.
Salah satu tujuan utama kedatangan kami ke London adalah Launching hasil penelitian Mr. Ben. Acara
ini diadakan di Gedung Parlemen
di kawasan Westminster, Central
London. Momentum penting ini
dilaksanakan pada 25 Pebruari 2014.
Bertindak sebagai Host (tuan
rumah) adalah All Party Parliamentary Group on International Freedom of Religion or Belief. Acara
dihadiri oleh sekitar 40 orang yang
terdiri dari anggota Parlemen Inggris, perwakilan dari Kedutaan Indonesia di London, Fareed Sahib
dan beberapa anggota Departemen
Kharijiah (termasuk 2 orang khudam), mahasiswa Indonesia yang
sedang belajar di London, beberapa
perwakilan
Lembaga
Swadaya
Masyarakat berskala Internasional.
Presentasi dipimpin oleh Baroness Berridge. Acara dimulai pada
pukul 7 dan berakhir pada pukul
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril”
Gedung Parlemen Inggris 8.30 malam.
Mr. Ben memaparkan dengan
singkat atas hasl penelitiannya
dalam bentuk sebuah buku ukuran
A4, setebal 99 halaman (full colour).
Laporan penelitian ini cukup luas
dan mendalam, disertai data dan
hasil wawancara dengan para
korban. Sistematika laporan terdiri
atas:
Executive Summary, 12 halaman.
Beberapa hal yang menarik adalah
suara Pendeta Luspida dari HKBP
Ciketing, Bekasi yang menyuarakan
bahwa kehadiran Mr. Ben ke Bekasi
jangan hanya mendengarkan suara
kesedihan mereka, tetapi ditindaklanjuti dengan berbuat sesuatu untuk mengingatkan Pemerintah Indonesia. Kemudian suara dari anggota Jemat Ahmadiyah di Kabu-
paten Tasikmalaya yaitu, silakan
sampaikan pada dunia luar bahwa
kehidupan di rumah dan di kampung kami tidak aman. Kami tidak
bisa menjalankan ibadah karena
banyaknya ancaman yang kami terima.
Recommendations, 5 halaman.
Berisi rekomendasi yang ditujukan
kepada Pemerintah Indonesia (25
butir), Negara-negara Uni Eropa (9
butir), Pemerintah Amerika Serikat
(7 butir), Pemerintah Canada (7 butir), Negara-negara ASEAN (6 butir) dan kepada PBB (4 butir).
Introduction, 4 halaman. Memaparkan data kekerasan yang menimpa kelompok minoritas di Indonesia yang mengutip data dari Setara Institute (tahun 2009: 200 kasus, 2010: 216 kasus, 2011: 244 kasus
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
43 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “
dan tahun 2012: 264 kasus).
The Foundations of Indonesia, 5
halaman. Menjelaskan tentang falsafah Pancasila. Perkembangan keagamaan di Indonesia sejak Masa Pra
Merdeka, Era Kemerdekaan, Orde
Baru dan Pasca Orde Baru.
The Role of Government, 13 halaman. Memaparkan tentang peran
pemerintah dan apa yang dilakukan
oleh Pemerintah terkait dengan Kebebasan Beribadah dan Berkeyakinan dalam masyarakat Indonesia
khususnya pada 10 tahun terakhir
Sources of Intolerance, 9 halaman. Penyebab banyak terjadinya
kasus intoleransi dijabarkan antara
lain, kelompok Muslim moderat
dihadapkan suatu pilihan bergabung
untuk "jihad" dan menjadi bagian
dari kelompok garis keras atau menjadi musuh mereka. Dibahas juga
tentang ormas yang termasuk
kelompok garis keras, wawancara
dengan mantan Ketua ormas garis
keras yang sudah mengubah
pendekatan
dengan
menjauhi
kekerasan, wawancara dengan Dr.
Dewi Fortuna Anwar (mantan
penasihat Presiden Habibie), Partai
Politik yang berbasis agama dan
berkonstribusi dalam tindak intoleransi, masalah pendidikan, penyebaran ide intoleransi di media
massa maupun media sosial serta
pengaruh dari kelompok radikal
dari luar Indonesia.
Violence, Harrassment and Intimidation, 33 halaman. Bagian ini
menguraikan secara mendalam
kekerasan dan penganiayaan yang
menimpa kelompok Kristen, Syiah
44 dan Ahmadiyah. Dalam laporannya
itu, Mr.Ben antara lain melakukan
wawancara dengan para korban Kasus Cikeusik tahun 2011 yang selamat. Korban yang disembunyikan
namanya
itu
mengatakan,
“Kelompok penyerang memperlakukan saya seperti ular yang ditemukan di jalan. Mereka memukul
saya dengan tongkat, melemparkan
saya ke sungai, mencoba membakar
saya serta mencoba memotong kemaluan saya. Sekitar 30 orang melempari kepala saya dengan batu.
Mereka memprovokasi yang lain
agar menganiaya saya. Mereka
menyeret tubuh saya sejauh sekitar
200 meter. Seseorang menggunakan
bambu memukul mata saya dan
berteriak bahwa saya adalah orang
"kafir" sehingga harus dibunuh. Kemudian saya pingsan."
Mr. Ben, juga melakukan
wawancara dengan Pendeta Palti
Panjaitan
(Gereja
Philadelfia,
Bekasi), Pastor Bernhard Maukar
(Gereja Rancaekek, Bandung), Pendeta Luspida (Gereja HKBP Ciketing, Bekasi), Pendeta Torang Simanjuntak (Gereja HKBP Setu,
Bekasi). Laporan lain adalah tentang kasus menimpa kelompok Syiah di Sampang, Madura serta kasus
"penistaan agama" yang menimpa
Alexander Aan (yang menyatakan
dirinya sebagai atheis). Dalam kasus
Ahmadiyah, Mr. Ben telah melakukan kunjungan ke Mataram, Lombok, Bekasi, Tasikmalaya, Cisalada,
Bandung, Medan, Padang dan Surabaya. Kasus penggembokan Mesjid
Al Misbach, Bekasi mendapat soro-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril”
tan yang cukup tajam. Wawancara
dengan Muballigh Rahmat di
Bekasi dilakukan dengan menggunakan handycam (sempat ditayangkan di Nasir Hall). Kemudian
dilakukan wawancara dengan 4
orang Ahmadi korban Kasus
Cikeusik. Kasus penyerangan mesjid Cisalada pada Oktober 2010 juga
diulas dengan cukup detail. Terakhir adalah kasus penyerangan di
Kampung Tenjowaringin, Wanasigra Kabupaten Tasikmalaya.
The International Response, 7
halaman. Diuraikan bagaimana sesungguhnya masyarakat internasional telah banyak menyoroti,
mengungkapkan keprihatinan dan
menyampaikan hal ini kepada Pemerintah Indonesia. Diantaranya
Laporan dari UN High Commis-
sioer for Human Rights, Laporan
Tahunan Pemerintah Amerika Serikat tentang Human Rights, Laporan
dari negara-negara Uni Eropa dan
suara Perdana Menteri Inggris,
David Cameron pada saat menerima kunjungan Presiden SBY di
London, 30 Oktober 2012. Intinya
meminta perhatian kepada Presiden
SBY terhadap kasus kekerasan dan
intoleransi yang menimpa penganut
Kristen, Ahmadiyah dan kelompok
minoritas lainnya. Laporan ini
diakhiri dengan harapan agar Presiden Indonesia mendatang harus
mengambil tindakan yang memadai
untuk memperbaiki keadaan ini terkait dengan perhatian dan rekomendasi yang diberikan oleh masyarakat internasional.
Conclusions, 4 halaman.
Suasana Meeting di Parlemen Eropa. Dari Kiri‐Kanan (Ahmad Hidayat, Favor, Fareed, Hannu Takkula, Benedict Rogers, Ahmad Suaidy, Romo Benny dan Dubes Arif Havas) SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
45 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “
Bibbliography, 3 halaman.
Mr. Ben diberi kesempatan menjelaskan dalam 15 menit, sementara
para anggota yang lain diberi waktu
selama 5 menit. Dalam waktu singkat ini tentu tidak cukup waktu untuk menjelaskan secara panjanglebar. Demikian juga atas waktu
yang diberikan kepada saya. Tetapi
dalam kesempatan yang baik ini,
saya
mengoptimalkan
dengan
menambahkan beberapa informasi
tentang Jemaat Ahmadiyah di Indonesia, masa lalu maupun masa
sekarang.
Bererapa topik yang saya sampaikan adalah, para awalun Jemaat
Ahmadiyah Indonesia memberi
konstribusi terhadap kemerdekaan
Indonesia. Mubaligh Ahmadiyah
yaitu Sayeed Shah Muhammad
adalah salah seorang sahabat Bung
Karno. Kemudian, pencipta lagu
kebangsaan "Indonesia Raya", WR
Supratman adalah seorang Ahmadi.
Saya tambahkan juga tentang bagaimana kehidupan Jemaat Ahmadiyah, sejak zaman kemerdekaan
sampai zaman Orde Baru, berlangsung dalam suasana relatif aman.
Memang terdapat beberapa pertentangan dari kelompok tertentu,
tetapi tidak masif seperti halnya
yang terjadi dalam 10 tahun terakhir. Kemudian terjadi Kasus
Cikeusik,
pengusiran
warga
Ahmadiyah di Mataram, Lombok
sehingga harus menjadi pengungsi
di negara mereka sendiri yag terjadi
sejak tahun 2006, sampai sekarang
mereka masih menjadi pengungsi di
46 Gedung Transito, Lombok. Informasi lain adalah adalah adanya kasus di beberapa daerah yang
menolak memberi KTP kepada para
Ahmadi, penolakan petugas KUA
untuk melakukan pencatatan pernikahan para Ahmadi, beberapa kasus
penutupan,
penyegelan
mesjid
Ahmadiyah di berbagai daerah yang
melanggar Konstitusi tentang Kebebasan Beribadah.
Setelah acara selesai, kami sempat berbincang ringan dengan beberapa diplomat Indonesia yang
bertugas di London serta mahasiswa
Indonesia yang sedang mengambil
program Doktor di Inggris.
Sebelum acara puncak tersebut
dilaksanakan, kami mengadakan
road show kepada beberapa anggota
Parlemen Inggris diantaranya,
Robert Buckland (Conservative
Party-Human Rights Comission),
Gavin Shuker (Prtai Buruh), John
Spellar (Partai Liberal), Lord Alton
(House of Lords) serta Baroness
Cox (House of Lords). Baroness
Cox inilah yang menjadi Sponsor
bagi
delegasi sehingga diperoleh
kemudahan dalam urusan visa ke
Inggris. Beliau mempunyai pengalaman yang cukup luas dalam mengakhiri konflik di Poso, Sulawesi.
Bersama Gus Dur, beliau mendirikan organisasi International IslamChristian for Reconcililtion and Reconstruction (IICRR). Para anggota Parlemen tersebut sangat antusias mendengarkan uraian laporan.
London School of Economics
(LSE)
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril”
Pada Rabu 26 Pebruari 2014, acara
seminar di kalangan akademisi di
lingkungan LSE. Lembaga ini merupakan salah satu lembaga pendidikan terkemuka di Inggris. Pada saat
itu hadir sekitar 30 orang yang terdiri atas mahasiswa, staf pengajar
dan juga staf kedutaan Indonesia di
London.
Road show pada esok harinya
adalah kunjungan ke Archbishop of
Canterbury's. Rombongan diterima
dengan hangat oleh Bishop Deelan
Lang.
Kemudian
mengadakan
diskusi terbatas dengan pegiat di
Yayasan Quilliam. Dalam Yayasan
ini terdapat beberapa mantan pegiat
garis keras yang pernah mengangkat senjata di Afghanistan. Tetapi
mereka
kemudian
mengubah
pemikiran mereka tentang makna
jihad. Mereka meninggalkan perjuangan dengan kekerasan dan beralih dengan menggunakan cara
yang santun serta menjunjung sikap
menghargai perbedaan dengan penganut agama lain.
Oxford University
Jumat, 28 Februari 2014 adalah
acara tunggal seminar di Oxford
University. Kami menggunakan
kereta api menuju Universitas yang
berusia lebih dari 800 tahun itu. Perjalanan dari Waterloo Station, London menuju Oxford memerlukan
waktu 1 jam. Cuaca saat itu kurang
bersahabat. Suhu mencapai 5 derajat Celcius, disertai hujan lebat dan
angin kencang. Bertindak sebagai
tuan rumah adalah Dr. Chris Hancock dari Peter's College. Pembicara
lain dari Oxford University adalah
Dr.Kevin Fogg.
Seminar dihadiri oleh kalangan
mahasiswa doktoral, staf pengajar
dan juga diplomat Indonesia yang
sedang menempuh studi Strata 3 di
sana.
Hari Sabtu dan Minggu tidak
ada acara resmi. Hari ini kami
gunakan untuk memenuhi undangan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di London untuk bersilaturahmi. Acara di adakan di
Wisma Merdeka, di Dartmouth
Road, NW2 4Ex, London atau lebih
dikenal dengan kawasan Wilesden
Green. Acara berupa diskusi ringan
seputar keadaan Indonesia terkini
dan makan siang. Sore harinya,
kami berkunjung ke KBRI London,
menghadiri
pengajian
bulanan
masyarakat Indonesia di London.
Menuju Brussels
Pada Minggu sore 2 Maret 2014,
rombongan bergerak menuju Brus-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
47 Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril “
Komplek universitas Oxford, Inggris (Photo: www.huffingtonpost.co.uk) sels dengan menggunakan Euro Star
atau kereta api cepat yang melintasi
Selat Inggris. Berangkat dari King's
Cross Station pada pukul 5 sore dan
sampai di Brussels sekitar 2 jam
kemudian. Di ibu kota Belgia itu,
kami menginap di Chelton Hotel,
di kawasan Schuman (lokasi
Gedung Parlemen Eropa).
Pada Senin 3 Maret 2014, rombongan mengadakan road show ke
Caroline Stein (European Union
Senior Representatives), Christian
Behrmann dan Jean-Bernard Bolvin
(anggota Parlemen). Selanjutnya,
rombongan diterima oleh Perwakilan Negara Austria di Parlemen
Eropa, bertemu dengan Riera Figeras (Departemen Luar Negeri Belgia) dan Xavier Nuttin (Anggota
Parlemen Eropa).
Launching di Parlemen Eropa
Ini adalah momen utama kami di
48 Brussels. Selasa 4 Maret 2014, setelah makan siang rombongan sudah
berada di lokasi. Pukul 2.09 acara
dimulai. Hadir juga Dubes RI untuk
Belgia dan Uni Eropa, yaitu HE
Arif Havas. Audiens yang hadir
berjumalh sekitar 40 orang, terdiri
dari anggota Parlemen Eropa, pegiat
Human Rights dan Kebebasan Beragama-Berkeyakinan,
dan
akademisi. Tidak ketinggalan juga
anggota Jemaat Ahmadiyah Inggris
(Fareed Sahib dan Mahmud Sahib)
serta Dr. Iftikhar Hayyat (Ketua
Komite HAM Jemaat Ahmadiyah
Inggris). Disamping itu hadir beberapa perwakilan Jemaat Ahmadiyah dari Belgia dan Belanda.
Acara dipimpin oleh anggota
Parlemen Uni Eropa, Mr. Hannu
Takkula. Beliau ini bertindak sebagai Sponsor kedatangan kami ke
Belgia. Pola acara hampir sama dengan acara di Parlemen Inggris.
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Launching: “Indonesia: Pluralism in Peril”
Demikian juga dengan isi paparan
dari masing-masing anggota rombongan.
Yang
membedakan
adalah,
launching di Brussels, dihadiri oleh
Dubes RI, tiga staf diplomat dan
utusan dari Kemenag yang khusus
datang dari Jakarta. Ciri pembeda
kedua adalah, Dubes Arif Havas
memberikan bantahan bahkan kritikan kepada Laporan. Tetapi beliau
sedikitpun tidak membantah fakta
yang dikemukakan oleh anggota
dari Kristen Protestan, Syiah maupun Ahmadiyah. Ciri ketiga adalah,
ada beberapa peserta diskusi yang
bersuara
lantang
menanggapi
"sanggahan" beliau. Yang saya catat
adalah ada seorang wanita (anggota
Parlemen) yang berkata "What
does your government do according
to persecution to Ahmadiyah. Do
you know that Ahmadiyah alway
use non-vioence ways". Suara ini
sama sekali tidak ditanggapi beliau.
Meeting terakhir dilakukan
kepada Mr. Charles Tannock. Dari
informasi yang saya peroleh dari
staf CSW-Belgia, beliau adalah sahabat Ahmadiyah yang selalu
menyuarakan kepentingan Ahmadiyah di Inggris dan Uni Eropa.
Diskusi dengan beliau berlangsung
secara terbuka. Saya informasikan
kepada beliau tentang WR Supratman adalah seorang Ahmadi, dan
beliau cukup tertegun. Kemudian
ditanyakan berapa jumlah mesjid
dan rumah milik orang Ahmadi
yang ditutup dan dirusak. Saya
menjawab sesuai dengan data yang
telah saya siapkan. Begitu juga,
ketika beliau menanyakan berapa
jumlah Ahmadi di Indonesia. Saya
menyampaikan berdasarkan klasifikasi yaitu Ahmadiyah Kultural dan
Ahmadiyah Struktural. Ketika saya
menyebut suatu jumlah tertentu,
kembali beliau tertegun. Lebih lanjut beliau katakan, bahwa beliau sudah cukup lama bersuara tentang
tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap kaum minoritas
di Indonesia. Beliau katakan walau
sangat melelahkan karena kurang
ada perubahan dan perbaikan, tetapi
jangan menyerah. Terus berjuang,
khususnya ditujukan bagi Presiden
Indonesia mendatang.
Kembali ke Tanah Air
Pada 5 Maret 2014 pagi, rombongan berangkat dari Brussels menggunakan Euro Star. Pukul 10 pagi,
kami tiba di King's Cross Station,
London. Kami dijemput oleh Shams
Sahib (anggota Jemaat London).
Rombongan dibawa menuju Baitul
Futuh. Setelah shalat dan makan
siang, kemudian kami diantar
menuju Bandara Heathrow. Pukul 6
sore, Etihad take off menuju Jakarta
dengan transit di Abu Dhabi.
Penulis adalah Sekretaris Isyaat,
PB-Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
49 Yahudi Dalam Wacana Sejarah Yahudi Dalam
Wacana Sejarah
Pendahuluan
Yahudi, Kristen dan Islam biasa
disebut agama-agama Ibrahimi
(abrahamic religions), karena pokok
-pokok ajarannya bernenek moyang
kepada ajaran nabi Ibrahim (sekitar
abad 18 SM), yaitu agama yang menekankan keselamatan melalui
iman, menekankan keterkaitan atau
konsekuensi langsung antara iman
dan perbuatan nyata manusia.
Karena menekankan amal perbuatan yang baik dan benar itu, para
ahli kajian ilmiah tentang agamaagama menyatakan Islam dan Yahudi yang juga sering disebut agama
semitik (semitic religion) ini, tergolong agama etika (ethical religion), yakni agama yang mengajarkan bahwa keselamatan manusia
tergantung pada perbuatan baik dan
amal salehnya.
Ini berbeda dari agama Kristen
50 yang juga termasuk agama semitik,
disebabkan teologinya berdasarkan
doktrin kejatuhan (fall) manusia
(Adam) dari surga yang menyebabkan kesengsaraan abadi hidupnya,
mengajarkan bahwa manusia perlu
penebusan oleh kemurahan (Grace)
Tuhan dengan mengorbankan putra
tunggalnya, Isa al-Masih untuk disalib menjadi "Sang Penebus".
Maka kajian ilmiah menggolongkan agama Kristen sebagai agama
sakramental (sacramen relegion)
yaitu agama yang mengajarkan
bahwa keselamatan itu diperoleh
melalui sang penebus dosa, dan penyatuan diri kepadanya dengan memakan roti dan minum anggur yang
telah ditransubstansiasikan menjadi
daging dan darah Isa al-Masih
dalam upacara Sakramen Ekaritsi.
Umat Yahudi mempunyai masalah mengenai persoalan tertentu
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Yahudi Dalam Wacana Sejarah seperti Israel sebagai bangsa pilihan
dan keabadian hukum. Tentang determinisme sejarah orang Yahudi
menjadi ras suatu dunia yang hebat,
atau masyarakat pilihan (a distinctive community), ini tidak bisa
dipisahkan dari partisipasi mereka
dalam peradaban Islam masa lalu
yang begitu jauh dan dalam.
Kosa kata keimanan Islam masuk kedalam buku-buku Yahudi, alQuran menjadi dalil mereka. Kebiasaan orang-orang Arab mengutip
syair dalam banyak karyanya ditiru
oleh orang-orang Yahudi.Tulisantulisan mereka penuh dengan kalimat-kalimat yang berasal dari para
ilmuwan, filosof dan ahli kalam
Arab/Islam. Sastra Arab yang asli
atau yang impor menjadi latar belakang umum apa saja yang ditulis
orang-orang Yahudi.
Semua itu berlangsung begitu
lama, tidak ada rasa permusuhan
terhadap ilmu asing, tanpa rasa
curiga kepada dampak yang negatif
atau berbahaya, sebagaimana yang
telah diingatkan oleh sumbersumber kitab Talmud kepada
mereka untuk mempelajarinya.
Karena itu sampai ada sebutan Yahudi Islam, orang-orang Yahudi
yang sudah sedemikian rupa terpengaruh oleh ajaran Islam mereka itu
sebenarnya adalah "orang-orang Yahudi jenis baru" (a new type of
Jews).
Dengan pengalaman kaum Yahudi yang begitu indah dalam pangakuan Islam itu, banyak dari
mereka yang sadar bahwa berdirinya negara Israel merupakan suatu
malapetaka
atau
anakronistik.
Malahan bisa dipandang sebagai hal
yang tidak relevan, baik secara historis, berkaitan dengan pengalaman
indah umat Yahudi pada masa Islam klasik, atau secara geografis,
karena Palestina telah berabad-abad
berada ditangan orang-orang Arab,
yang sebagian mereka itu termasuk
Yahudi yang sudah ter-Arabkan,
berdirinya negara Israel merupakan
kedzaliman diatas kedzaliman, kedzaliman terhadap sejarah mereka sendiri
dalam kaitannya dengan peradaban Islam, dan kedzaliman terhadap bangsa
Arab yang telah menjadi pelindung
mereka berabad-abad lamanya.
Masalah etika dan politik sangat
dijunjung tinggi dan dihormati oleh
agama Yahudi. Prinsip-prinsip etika
itu diformulasikan dalam kalimatkalimat yang indah dan menarik.
Diawali dengan kata negasi
(jangan) dan imprasi (kerjakan).
Dikenal dengan sepuluh perintah
Tuhan, Ten Commandements atau
"al-Wasaya al-'Ashar" (sepuluh
wasiat), yang isinya:
1.Akulah
Tuhanmu,
yang
membawa kamu keluar dari tanah
Mesir, dari tempat perbudakan.
Jangan ada padamu Allah lain
dihadapanKu.
2.Jangan
membuat
bagimu
patung yang menyerupai apapun
yang ada di langit di atas, atau yang
ada di bumi di bawah, atau yang ada
di dalam air di bawah bumi. Jangan
sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab Aku
Tuhanmu, Tuhan yang pemerhati,
yang membalaskan kesalahan bapak
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
51 Yahudi Dalam Wacana Sejarah kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari
orang-orang yang membenci Aku,
tapi Aku menunjukkan kasih setia
kepada beribu-ribu orang, yaitu
mereka yang mengasihi Aku, dan
yang berpegang pada perintahperintahKu.
3.Jangan menyebut nama Tuhanmu dengan sembarangan, sebab
Tuhan akan memandang bersalah
orang yang menyebut namaNya
secara sembarangan.
4.Ingat dan sucikanlah hari Sabat; enam hari lamanya kamu
bekerja dan melakukan segala
pekerjaanmu, tapi hari ketujuh
adalah hari Sabat Tuhanmu, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, kamu atau anakmu
laki-laki, anakmu perempuan, hambamu laki-laki, hambamu perempuan, lawanmu, atau orang-orang
asing yang ada di tempat kediamanmu.
5.Hormatilah bapak dan ibumu
agar umurmu lanjut di tanah yang
diberikan Tuhan Allah kepadamu.
6.Jangan membunuh.
7.Jangan berzina.
8.Jangan mencuri.
9.Jangan bersaksi dusta terhadap
sesamamu.
10.Jangan menginginkan rumah
sesamamu, istrinya, hambanya lakilaki, hambanya perempuan, lembunya, keledainya atau apapun yang
menjadi miliknya.
A. Apa dan Siapa Yahudi Itu?
Judaism (agama Yahudi) adalah
agama yang dianut oleh sekelompok
kecil masyarakat, yaitu masyarakat
52 Yahudi. Berjumlah kurang lebih 16
juta
jiwa
pada
puncak
pertumbuhannya sebelum Perang
Dunia ke II. Sekarang berkurang
sekitar sepuluh atau sebelas juta
jiwa, akibat kekejaman kelompokkelompok
yang
berusaha
menghancurkan akar, cabang, etnis
dan agama ini.
Menurut catatan Psalm yang
ditulis oleh David, dan Epigram,
yang disusun oleh Sulaiman, jumlah
mereka kurang dari satu juta jiwa
pada hari nasionalnya, dan tidak
lebih dari 4-5 juta ketika nasib
politik mereka sebagai bangsa
tersumbat pada tahun 70-an, dan
harus memasuki panggung sejarah
(Historic
Career)
sebagai
masyarakat dunia yang religious
dengan tuntutan kitab sucinya, The
Bible, akhir abad pertengahan abad
13, ketika agama Yahudi mencapai
puncak perkembangannya dan
memberikan sumbangan besar
terhadap peradaban Eropa, jumlah
populasi mereka di Eropa tidak
lebih dari satu juta jiwa.
Berkurangnya populasi Yahudi
ini disebabkan oleh persoalan
seputar apakah Yahudi itu ras atau
bukan.
Sementara
orang
berpendapat bahwa Yahudi itu ras,
mengingat banyak tulisan yang
membenarkan pendapat diatas. Tapi
kebenaran tesis ini membawa ironi
bagi umat Yahudi ketika Jerman
dibawah rezim Nazi (Adolf Hitler)
tahun 1930, melakukan eksterminasi
(pembantaian) terhadap orangorang Yahudi dengan alasan bahwa
mereka itu ras yang hina (an
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Yahudi Dalam Wacana Sejarah inferior race).
Menurut catatan
Kamp Holo‐
coust di Jerman Holocaust,
sekitar enam juta orang Yahudi,
baik laki-laki, perempuan maupun
anak-anak mati terbunuh di kamp
Konsentrasi Jerman dan Polandia
selama perang dunia kedua. Dari
sini terlihat jelas bahwa orangorang Yahudi kini bisa disebut
sebagai ras, hanya persoalannya
ialah sulit untuk mengidentifikasikan mereka, karena banyaknya ras
Yahudi yang ada.
Mereka itu tersebar dimanamana di banyak bagian belahan
dunia ini, dikenal dengan sebutan
anak-anak Israel (The Children of
Israel), Yahudi. Dimana ada
penduduk dunia baik Timur, Barat,
Utara maupun Selatan disana bisa
ditemukan orang Yahudi. Di
Abyssina misalnya, orang Yahudi
berkulit hitam, persis seperti
penduduk aslinya. Ada sejumlah
orang Yahudi di Negara Cina, juga
mirip dengan penduduk aslinya
berkulit kuning dan bermata sipit.
Di Italia, orang Yahudi berkulit
kehitam-hitaman
dan
bermata
hitam. Di Rusia Utara, Kanada,
Swedia dan Norwegia, orang
Yahudinya bisa ditengarai dengan
rambut pirang, kulit putih dan mata
biru. Sedang di Denmark, Jerman
dan Irlandia, golongan Yahudinya
berambut merah dan bermata biru.
Di daerah yang beriklim panas,
kaum Yahudinya berbadan pendek
dan berambut hitam. Sementara di
negara-negara yang beriklim dingin
mereka umumnya bertubuh tinggi
dan berkulit putih.
Hebatnya, semua orang Yahudi
yang bertempat tinggal di negaranegara itu selalu menggunakan
bahasa
nasional
negara
bersangkutan. Di Italia mereka
berbahasa Itali, di Inggris berbahasa
Inggris, di Cina juga berbahasa
Cina, dan seterusnya. Meskipun
tidak saling mengenal antara satu
dengan lainnya, berbeda bentuk
fisik dan tutur bahasanya, tapi
orang-orang Yahudi itu merasa
akrab bila bertemu dan berada di
tengah-tengah saudara-saudara yang
lain.
Keakraban ini disebabkan oleh
banyak faktor, dan faktor pertama
dan utama yang merajut keakraban
itu tak lain adalah ikatan
keagamaan mereka yang kuat.
Ikatan atau hubungan itu memang
terasa unik dalam agama Yahudi.
Agama ini tidak bisa dipahami
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
53 Yahudi Dalam Wacana Sejarah tanpa mengetahui kehidupan orang
Yahudi secara terus menerus.
Dengan proses konversi agama
yang normal, agama ini dapat
mengakomodasi dan mengasimilasi
setiap individu, bahkan semua
bangsa, dan hal ini sudah dilakukan.
Tapi bila orang Yahudi musnah dan
lenyap dari dunia ini, agama ini
juga musnah bersama mereka.
Sementara orang lain yang tidak
punya
hubungan
kesejarahan
(historic connection) dengan masa
lalu orang Yahudi pada dasarnya
bisa menjadi penerus tradisi ajaran
Yahudi.
Maka agama Yahudi bisa
menampakkan jati dirinya dalam
dua
dimensi,
universal
dan
nasional. Sebagai sistem pemikiran
keagamaan (a system of religious
thought), ia bersikap universal,
prinsip-prinsip etikanya merangkul
seluruh umat manusia. Sebagai
kultus keagamaan (a religious cult),
ia bersifat nasional ditengarai oleh
ikatan kesejarahan dan warna
kedaerahan, disiplin agamanya
hanya mengikat para pemeluknya
saja.
Sebagai
contoh
ialah
keberadaan organisasi sosial elite
seperti Rotary Club, Lion Club dan
lainnya yang berdiri di kota-kota
besar
di
Indonesia,
yang
berorientasi
pada
masalah
kemanusiaan, pengobatan massal
(operasi
katarak
dan
bibir
sumbing), pembuatan patung polisi,
MCK,
pemberian
bingkisan
lebaran, terkadang salat tarawih dan
buka puasa bersama.
Bila benar semua itu merupakan
54 jaringan
(network)
Yahudi
internasional, maka hal itu harus
dilihat dari kerangka pikir "Sistem
pemikiran keagamaan" Yahudi
yang bersifat universal yang dapat
diartikulasikan oleh semua etnis
dan ras dunia. Sebaliknya, jika
orang Yahudi merayakan hari Sabat
pergi ke Sinagog atau kegiatan
ibadah lainnya, hal ini harus
diletakkan dalam perspektif "kultus
keagamaan" Yahudi yang bersifat
nasional itu, yang mengikat hanya
para pemeluknya saja.
Menanggapi persoalan di atas,
Ahmad Syalaby mengatakan karena
belum merasa puas terhadap
organisasi Masonisme, orang-orang
Yahudi lalu mendirikan organisasi
lain yang bertujuan menggalang
solidaritas
sosial
kemanusiaan
bernama Rotary Club.
Mengenai masalah siapa itu
Yahudi atau kapan seseorang bisa
dikatakan Yahudi, hal ini bisa
dijelaskan
dengan
memahami
tradisi yang menjadi wacana dasar
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Yahudi Dalam Wacana Sejarah agama
Yahudi.
Agama
ini
mengajarkan bahwa bila anak lahir
dari ibu yang Yahudi, maka ia
disebut Yahudi, tanpa memandang
siapa
yang
mengasuh
dan
membesarkan anak itu. Sebagai
contoh, anak yang lahir dari bapak
Yahudi dan ibu non Yahudi, ia
tidak bisa dikategorikan Yahudi,
tapi yang bersangkutan bisa berbuat
atau melakukan sesuatu sebagai
Yahudi,
pergi
ke
Sinagog,
merayakan Sabat atau hari-hari
keagamaan dan bergaul dengan
sesama
teman-temannya
yang
Yahudi.
Di sisi lain, anak dari bapak non
Yahudi dan ibu Yahudi, tapi
dibesarkan atau dididik sebagai
Kristen, ia masih disebut Yahudi
menurut
kacamata
Yahudi,
sekalipun asuhan itu membuat ia
buta sama sekali tentang agama
Yahudi.
Yang
jelas,
dalam
perspektif Yahudi, bukan asuhan,
didikan atau pengetahuan yang
menentukan status anak menjadi
Yahudi, tapi agama Ibu (the
religion of the mother).
B. Asal Usul Yahudi
Untuk mengetahu asal usul Yahudi tidak bisa terlepas dari keharusan untuk mengetahui tokoh Ibrahim yang dalam hal ini dipandang
sebagai nenek moyang tiga agama
monotheistik dan semitik, Yahudi,
Kristen dan Islam.
Sebagaimana telah diketahui
bahwa Ibrahim tampil dalam pentas
sejarah sekitar 3.700 tahun yang
lalu. Ia berasal dari Babylonia, anak
seorang pemahat patung istana yang
bernama Azar "atau Terach dalam
Kitab Madrash yang ditulis para
rabii pemula". Sejak usia bocah
Ibrahim sudah menampilkan cara
berfikir tajam dan kritis. Suatu saat
ia melihat hal yang tidak sesuai
dengan akal sehatnya, ayahnya memahat batu dan setelah selesai menjadi patung sang ayah lalu menyembahnya.
Ibrahim memberontak yang
berakibat ia harus dihukum bakar,
tapi berhasil diselamatkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia kemudian lari atau hijrah ke arah
Barat, tepatnya ke daerah Kanaan,
yaitu Palestina selatan. Karena
daerah ini mengalami wabah paceklik, ia pergi ke Mesir bersama istrinya, Sarah dan menetap di sana
sementara waktu.
Ia-pun berdoa memohon kepada
Tuhan agar diberi keturunan untuk
meneruskan misi kemanusiaan. Istrinya, Sarah berbaik hati dan mengijinkan Ibrahim mengawini budak
perempuan mereka asal Mesir, Hajar hadiah dari Raja Firaun . Dari
Hajar ia dikaruniai seorang putra
yang bernama Ismael (Ismail), yang
dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan
telah mendengar, yakni telah
mendengar doa Ibrahim yang
memohon keturunan.
Ibrahim sangat mencintai Ismail
dan ibunya, Hajar, sehingga menimbulkan perasaan tidak senang
pada istri pertamanya, Sarah. Maka
Sarah meminta Ibrahim untuk
membawa Ismail dan ibunya keluar
dari rumah tangga mereka. Ibrahim
diberi petunjuk Tuhan dengan
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
55 Yahudi Dalam Wacana Sejarah bimbingan
malaikat-Nya
agar
membawa anak dan istrinya ke arah
selatan dari Kanaan, sampai ke
suatu lembah yang tandus dan gersang, tiada tumbuhan, yaitu Makkah.
Setelah tiba di lembah tandus itu
sesuai dengan petunjuk Tuhan lagi,
Ibrahim kembali ke Kanaan, tapi
sekali waktu ia menyempatkan diri
menjenguk Ismail di Makkah sampai anaknya itu mencapai usia dewasa. Sementara Ibrahim bersama
Sarah tinggal di Kanaan, dan terkadang pergi ke Makkah untuk melaksanakan perintah Tuhan (Haji).
Dengan ijin dan kekuasaan Tuhan mereka dikaruniai seorang putra, Ishaq, yang juga menjadi Nabi
dan Rasul Allah untuk mengemban
tugas mengajari umat tentang faham tauhid, dan mempertahankan
ajaran itu sampai akhir jaman.
Malahan sebagai rahmat Allah
kepada Ibrahim, dari keturunan
Ishaq banyak lahir para Nabi dan
Rasul Allah. Ishaq dianugerahi Tuhan seorang anak bernama Yaqub
yang digelari Israel, yang dalam ba56 hasa Ibrani berarti "Hamba Allah"
jadi identik dengan arti Abd Allah
dalam Bahasa Arab, konon karena
ia rajin beribadah menghambakan
diri kepada Allah
Anak turun Nabi Yaqub atau
Israel ini berkembang biak, dan
menjadi nenek moyang bangsa Yahudi, yang juga disebut Bani Israel
(anak turun Israel). Anak-anak
Yaqub berjumlah dua belas orang,
sepuluh orang dari istri pertama,
dua orang lagi dari istri kedua, yaitu
Yusuf dan Benyamin. Sepuluh anak
Yaqub itu ialah Rubin, Simon,
Lewi, Yahuda, Zebulon, Isakhar
Dan, Gad, Asyar dan Naftali.
Di Mesir inilah sebenarnya keturunan Yaqub atau Israel itu
berkembang biak melalui anakanaknya yang dua belas. Maka dari
sinilah sebetulnya asal mula Bani
Israel atau Bangsa Yahudi itu terbagi menjadi dua belas suku. Tapi
Firoun yang dzalim itu merasa tidak senang terhadap keturunan
Yaqub. Apalagi sebagian dari keturunan Yaqub itu menganut agama
Taurat atau Monotheisme yang berlawanan dengan agama Mesir yang
Mushrik atau Politheistik.
Nabi Dawud sebagai raja kerajaan Judea Samaria digantikan oleh
anaknya, Nabi Sulaiman. Di bawah
pimpinan Sulaiman bangsa Yahudi,
anak turun Israel atau Nabi Yaqub
ini mengalami jaman keemasan.
Yerussalem dibangun dan pada dataran di atas bukit Zion yang menjadi pusat kota itu, didirikan pula
tempat ibadah yang megah. Orang
Arab menyebutnya Haikal Su-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
Yahudi Dalam Wacana Sejarah Bait al Maqdis laiman (Kuil Sulaiman, Solomon
Temple), yang juga disebut alMasjid al-Aqsa, "Masjid yang jauh
dari Makkah". Sebagaimana kota
Yerussalem, tempat masjid itu di
kenal orang Arab sebagai al-Quds
atau Bait al-Maqdis, Bait alMuqoddas, yang semuanya berarti
kota atau tempat suci.
Sayang, anak turun Nabi Yaqub
itu terkenal sombong dan suka
memberontak. Ini membangkitkan
murka Tuhan yang pada gilirannya
mereka harus menerima azab-Nya.
Al-Quran sendiri menggambarkan
betapa Bani Israel itu membuat
kerusakan di bumi, berlaku angkuh,
chauvinis, merasa paling unggul
dan paling benar sendiri. Peristiwa
ini terjadi sekitar tujuh abad sebelum masehi, ketika bangsa Babilonia dipimpin Nebukadnezar datang
menyerbu
Yerussalen
dan
menghancurkan kota itu termasuk
masjid Aqsa-nya.
Berkat pertolongan dan kebesaran Tuhan, bangsa Bani Israel
bisa kembali lagi ke tanah Yerussalem. Tapi sekali lagi mereka bersikap congkak dan membuat kerusakan di muka bumi, maka Allah-pun
menurunkan
siksa-Nya
untuk
kedua kali pada tahun tujuh puluh
masehi, karena dosa mereka
menolak kerasulan Nabi Isa alMasih dan menyiksa para pengikutnya.
Ini bisa dibuktikan ketika kaisar
Titus dari Roma meratakan Yerussalem dengan tanah, dan menghancurkan lagi masjid Aqsa yang
mereka bangun. Dari bangunan itu
tidak ada yang tersisa kecuali Tembok Ratap (tempat orang-orang Yahudi meratapi nasib mereka). Akibat dosa itu orang Yahudi men-
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
57 Yahudi Dalam Wacana Sejarah galami diaspora, mengembara di
bumi terlunta-lunta sebab tidak bertanah air, dan hidup miskin di Geto
-geto. Bangunan yang hancur itu
dibangun kembali oleh umat Islam
dan diwarisinya sampai sekarang.
Yerussalem jatuh ke tangan Arab
Muslim pada jaman Umar bin
Khattab. Ketika datang ke sana untuk menerima penyerahan kota itu,
ia merasa kecewa sekali melihat tempat
masjid Aqsa telah dijadikan pembuangan sampah oleh umat Nasrani yang
ingin melecehkan agama Yahudi.
Umar beserta tentara Islam
membersihkan
tempat
itu,
menjadikan tempat salat dan
mendirikan
masjid
sederhana.
Masjid Umar itu diperbaharui
menjadi bangunan megah oleh
khalifah Abd al-Malik bin Marwan
dari
Bani
Umayyah.
Kisah
perjalanan Nabi Ibrahim dan anak
cucunya ini dikedepankan dengan
maksud untuk menyadarkan kita
semua betapa tokoh yang disebut
sebagai imam umat manusia ini
mempunyai kaitan erat dengan
agama Islam.
Dari kisah itu tampak bahwa
antara Makkah dan Yerussalem ada
hubungan
yang
sangat
erat
terutama hubungan antara agama
Yahudi,
Kristen
dan
Islam.
Menurut Nabi Muhammad, ada
tiga kota suci yang dianjurkan
kepada kaum Muslimin untuk
mengunjunginya yaitu Makkah
dengan masjid Haramnya, Madinah
dengan masjid Nabawinya dan
Yerussalem
dengan
masjid
Aqsanya.
58 Agama Nabi Ibrahim yang asli
itu biasa disebut Agama Hanafiyah,
dan Ibrahim adalah seorang yang
hanif, yang artinya bersemangat
kebenaran, dan Muslim yang berarti
bersemangat pasrah dan taat kepada
Allah Tuhan Yang Maha Esa. Maka
ketika Rasul Allah terlibat polemik
dengan para penganut Agama
Yahudi yang muncul melalui
kerasulan Musa sekitar lima abad
sesudah
Nabi
Ibrahim,
dan
penganut Agama Nasrani yang
muncul sekitar tiga belas abad
setelah Nabi yang sama, wahyu
Tuhan
kepada
Muhammad
menegaskan
bahwa
Ibrahim
bukanlah seorang Yahudi atau
seorang Nasrani, melainkan seorang
yang hanif dan muslim.
Nabi dan para pengikutnya
diperintahkan untuk mengikuti
agama Nabi Ibrahim yang hanif itu.
Berkaitan dengan kesinambungan
agam Ibrahim yang hanif itu, Tuhan sudah wanti-wanti kepada Nabi
untuk menjaga keutuhan agama itu,
tidak terpecah belah didalamnya,
yaitu agama yang telah diwahyukan
kepada Nabi Ibrahim, Musa dan
Isa.
Ata Ur Rahman, Isa Mujahid Islam, Dil‐
daar Ahmad Dartono, Bilal Ahmad, Dan Basyiruddin Azis (Jamiah Ahmadiyah Angkatan 2006). Daftar Pustaka:
Yahudi dalam Wacana Sejarah,
Zainal Arifin, Fak. Ushuludin Surabaya.
SINAR ISLAM | Volume 1, Edisi 3, Hijrah 1393 / Mei 2014
TINJAUAN KRITIS JEMAAT
AHMADIYAH INDONESIA
Kunto Sifianto, Ph.D
@Kunto Sofianto, 2014
Disertasi untuk memperoleh Gelar
Doktor
Fakulti Sains dan Kemanusiaan
Univeristi Kebangsaan Malaysia
Bangi-Malaysia
Xvii + 365 halaman: 14.5 x 21 cm
1. Ahmadiyah
2. Sejarah Perkembangan
3. Penyebaran Teologi
4. Respon Masyarakat
Penyelaras bahasa: Drs. Pitoyo,
Milkom
Desain & Lay Out: Dadang Sumarta, S.Pd.I
Cetakan Pertama, 2014
Penerbit Neratja PressEmail: [email protected]
ISBN: 978-602-14539-4-0
Jemaat Ahmadiyah berdiri 125 tahun lalu. Jumlah pengikut saat ini
sekitar 150 juta yang tersebar di 202 Negara. Di Indonesia, Ahmadiyah
hadir sejak tahun 1925. Pada 13 Maret 1953 telah disahkan sebagai
Badan Hukum melalui keputusan Menteri Kehakiman RI No.JA.5/23/53
dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 31 Maret 1953,
nomor 26.
Dalam perjalanannya, terutama pada era reformasi, banyak mengalami tekanan politik dan sosial yang tidak ringan. Tetapi sampai saat
ini, Jemaat Ahmadiyah Indonesia tetap eksis. Ini adalah suatu keniscayaan yang tidak boleh dipandang sebelah mata.
Buku ini layak diberikan apresiasi, khususnya bagi para peneliti dan
pengamat masalah keagamaan. Keyakinan adalah masalah pribadi yang
lansung dipertanggung-jawabkan kepada Allah SWT. Setiap perbedaan
keyakinan, idealnya dijembatani dengan dialog dan diskusi. Buku ini
bisa menjadi salah satu sarana bagi dialog dimaksud.
(KH. Saeful Abdulah, Ketua Majlis Tabligh, PW MuhammadiyahJawa Barat) [][]
JEMAAT AHMADIYAH
Jemaat Ahmadiyah adalah gerakan dalam Islam yang didirikan oleh
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. pada tahun 1889 (1306 H).
Jemaat Ahmadiyah bukanlah agama baru. Jemaat Ahmadiyah adalah jamaah Muslim. Syahadat Ahmadiyah adalah:
‫أشھد أن ال إله إال ﷲ وأشھد أن محمدا رسول ﷲ‬
Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. lahir pada
tahun 1835 di Qadian, India dan wafat pada tahun 1908. Berdasarkan wahyu
dan perintah dari Allah Ta’ala, beliau a.s. adalah Al-Masih Yang Dijanjikan
dan Imam Mahdi, yang telah dikabarkan oleh Nabi Besar Muhammad s.a.w.
akan datang di Akhir Zaman.
Beliau a.s. berpangkat Nabi dan Rasul tetapi tidak membawa syariat baru.
Tugas beliau a.s. adalah untuk menghidupkan agama dan menegakan Syariat
Islam.
Setelah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. wafat, kepemimpinan dalam
Jemaat Ahmadiyah dilanjutkan dengan berdirinya khilafat, sesuai dengan Sunnah Islam.
Khalifah pertama dalam Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah Hadhrat Hafiz
Al-Hajj Hakim Nuruddin r.a. (1908-1914). Kedua Hadhrat Al-Hajj Mirza
Bashiruddin Mahmud Ahmad (1914-1965). Mengenai Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. ini Hadhrat Imam Mahdi a.s. sering menerima wah
yu yang mengabarkan bahwa beliau akan memegang peranan penting dalam
perkembangan Islam. Dan terbukti, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud
Ahmad r.a. memegang jabatan Khalifah Muslim Ahmadiyah selama 51 tahun.
Dalam masa jabatan kekhalifahan beliau inilah Jemaat Muslim Ahmadiyah
menyebar ke seluruh pelosok dunia.
Khalifah ketiga adalah Hadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad r.a. (1965-1982).
Khalifah keempat adalah Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. (1982-2003) dan
Khalifah kelima adalah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. (2003– sampai
sekarang).
Jemaat Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari Jemaat Muslim Ahmadiyah Internasional yang berpusat di Qadian, India, lalu pada tahun 1947 pindah
ke Rabwah, Pakistan, dan sejak tahun 1984 hingga kini berpusat sementara di
London, Inggris.
Jemaat Ahmadiyah Indonesia didirikan pada tahun 1925 dan telah diakui
sebagai badan hukum dengan ketetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 Maret 1953 No. J.A. 5/23/13.
Kebenaran pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai Imam
Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan dapat diuji dengan ajaran Al-Quran dan
Hadits-hadits Nabi Besar Muhammad s.a.w. Jika penyelidikan demikian tidak
memberikan kepuasan batin, maka dapat diminta petunjuk langsung dari Allah
Ta’ala dengan jalan shalat Istikharah yang dilakukan dengan hati yang khusu
dan Ikhlas. [][]
Download