Regulasi Perbankan Indonesia: Kodifikasi Aspek Pendirian Bank

advertisement
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Manajemen
Uji Kemampuan dan Kepatutan
(Fit and Proper Test)
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Manajemen
Uji Kemampuan dan Kepatutan
(Fit and Proper Test)
Tim Penyusun
Zainal Abidin
Gantiah Wuryandani
Zulkarnain Sitompul
Patrick A. Kapugu
Sylvia Sazumi
Riska Rosdiana
Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral
Bank Indonesia
Telp: 021 3817321
Fax.: 021 3501912
email: [email protected]
Hak Cipta © 2012, Bank Indonesia
2012
Manajemen
Fit and Proper Test
DAFTAR ISI
Paragraf
Halaman
Hal. i - iv
Hal. v
Daftar Isi
Rekam Jejak Regulasi Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test)
Dasar Hukum
Regulasi Terkait
Regulasi Bank Indonesia
Hal. vi
Hal. vi
Hal. vi – vii
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Umum
Pg. 1 – 4
Pg. 5 – 15
Hal. 1 – 7
Hal. 7 – 16
Pg. 6 – 8
Hal. 7 – 9
Pg. 9 – 13
Hal. 9 – 13
Pg. 14 – 15
Hal. 14 – 16
Pg. 16 – 26
Hal. 16 – 22
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 17 – 20
Hal. 16 – 19
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 21 – 23
Hal. 19 – 21
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 24 – 26
Hal. 21 – 22
Pg. 27 – 42
Hal. 22 – 40
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 27 – 28
Hal. 22 – 28
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 29 – 31
Hal. 29 – 31
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 32 – 33
Hal. 31 – 32
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Permohonan Kembali untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi
Pg. 34 – 41
Hal. 32 – 39
Pg. 42
Hal. 39 – 40
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Bank Dalam
Penyelamatan/Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Pg. 43
Hal. 40
Pg. 44 – 52
Hal. 40 – 42
Pg. 44 – 51
Hal. 40 – 42
Pg. 52
Hal. 42
Pg. 53 – 58
Pg. 59
Hal. 42 – 43
Hal. 43 – 44
Pg. 60 – 63
Pg. 64 – 74
Hal. 44 – 50
Hal. 50 – 57
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 65 – 67
Hal. 52 – 54
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 68 – 72
Hal. 54 – 56
Pg. 73 – 74
Hal. 56 – 57
Ketentuan Umum
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota Dewan
Komisaris dan Calon Anggota Direksi
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap PSP, Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota Dewan
Komisaris dan Calon Anggota Direksi
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan Komisaris,
Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Ketentuan Lain-Lain
Sanksi
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah
Ketentuan Umum
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Pemegang Saham
Pengendali Bank Syariah
i
Manajemen
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Anggota Dewan
Komisaris dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah
Fit and Proper Test
Pg. 75 – 86
Hal. 57 – 66
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 76 – 80
Hal. 59 – 63
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 81 – 83
Hal. 63 – 65
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 84 – 86
Hal. 65 – 66
Pg. 87 – 98
Hal. 67 – 82
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 87 – 88
Hal. 67– 70
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 89 – 91
Hal. 70 – 72
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pemegang Saham Pengendali,
Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Bank Syariah
Pg. 92 – 93
Hal. 72 – 74
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Permohonan Kembali untuk Menjadi PSP, Anggota Dewan Komisaris dan
Anggota Direksi Bank Syariah
Pg. 94 – 101
Hal. 74 – 82
Pg. 102
Hal. 82
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Direktur Unit Usaha
Syariah, Direktur Unit Usaha Syariah dan Pejabat Eksekutif Unit
Usaha Syariah
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Pada Bank Syariah Dan Bank Umum
Konvensional Yang Memiliki UUS Dalam Penyelamatan/ Penanganan
Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Pg. 103 – 107
Hal. 82 – 84
Pg. 108
Hal. 84
Pg. 109 – 118
Hal. 84 – 87
Uji Kemampuan dan Kepatutan terhadap Calon Anggota Dewan Komisaris
dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah serta Calon Direktur UUS
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan Komisaris,
Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah, serta Direktur UUS
dan Pejabat Eksekutif UUS
Pg. 109 – 117
Hal. 84 – 87
Pg. 118
Hal. 87
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Pihak yang Sudah Tidak
Menjadi PSP atau sudah Tidak menjabat sebagai Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah, serta
Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS
Ketentuan Lain-Lain
Sanksi
Pg. 119
Hal. 87
Pg. 120 – 124
Pg. 125 – 126
Hal. 87 – 88
Hal. 88 – 90
Pg. 127 – 131
Pg. 132 – 151
Hal. 90 – 93
Hal. 93 – 100
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 134 – 136
Hal. 94 – 95
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 137 – 143
Hal. 95 – 98
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 144 – 146
Hal. 98 – 99
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 147 – 151
Hal. 99 – 100
Pg. 152 – 163
Hal. 100 – 103
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 153 – 156
Hal. 100 – 101
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 157 – 159
Hal. 101 – 102
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 160 – 162
Hal. 102 – 103
Pg. 163
Hal. 103
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank
Perkreditan Rakyat
Ketentuan Umum
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota Dewan
Komisaris Dan Calon Anggota Direksi
ii
Manajemen
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap PSP, Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi Dan Pejabat Eksekutif
Fit and Proper Test
Pg. 164 – 202
Hal. 103 – 114
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 164 – 165
Hal. 103 – 104
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 166 – 168
Hal. 105 – 108
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 169 – 170
Hal. 108
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Permohonan Kembali untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi BPR
Pg. 171 – 179
Hal. 108 – 113
Pg. 180
Hal. 113 – 114
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pihak Yang Sudah Tidak
Menjadi PSP, Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Dan
Pejabat Eksekutif
Pg. 181 – 188
Hal. 114 –115
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 181 – 182
Hal. 114
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 183 – 184
Hal. 114
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 185 – 186
Hal. 114 – 115
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pg. 187 – 188
Hal. 115
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap BPR Dalam
Penyelamatan/Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Pg. 189 –196
Hal. 115 – 117
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP, Calon Anggota
Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan Komisaris,
Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Pg. 189 –195
Hal. 115 – 117
196
Hal. 117
Pg. 189 – 200
Pg. 201
Hal. 117 – 118
Hal. 118
Ketentuan Lain-Lain
Sanksi
Lampiran
Lampiran 1 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon
Pemegang Saham Pengendali Bank Umum melalui
Proses Pengambilalihan (Akuisisi)
Lampiran 2 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon
Pemegang Saham Pengendali Bank Umum melalui
Proses Pembelian Saham Bank Umum
Lampiran 3 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali
(PSP) Bank Perorangan
Lampiran 4 Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank
Badan Hukum/Pemegang Saham Pengendali Terakhir
Lampiran 5 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon
Anggota Dewan Komisaris Bank Umum
Lampiran 6 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon
Anggota Direksi Bank Umum
Lampiran 7 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon
Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan Bank
Umum
Lampiran 8 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon
Pimpinan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA)
Lampiran 9 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon
Pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 11 Jangka Waktu Sanksi Bagi PSP Yang Ditetapkan Tidak
Lulus
Hal. 119 – 207
Hal. 119 – 122
Hal. 123 – 124
Hal. 125 – 130
Hal. 131 – 137
Hal. 138 – 139
Hal. 140 – 141
Hal. 142
Hal. 143
Hal. 144
Hal. 145 – 147
Hal. 148 – 150
iii
Manajemen
Lampiran 12 Jangka Waktu Sanksi Bagi Anggota Dewan Komisaris,
Anggota Direksi Atau Pejabat Eksekutif Yang
Ditetapkan Tidak Lulus
Lampiran 13 Struktur Kelompok Usaha PT Bank XYZ
Lampiran 14 Penjelasan atas Skema Struktur Kelompok Usaha PT
Bank XYZ
Lampiran 15 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali
(PSP) Atau Ultimate Shareholders Bank Syariah –
Perorangan
Lampiran 16 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali
(PSP) Atau Ultimate Shareholders Bank Syariah –
Badan Hukum
Lampiran 17 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali
(PSP) Atau Ultimate Shareholders Bank Syariah –
Perorangan (Perubahan Kegiatan Usaha Menjadi
BUS/BPRS)
Lampiran 18 Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Atau
Ultimate Shareholders Bank Syariah – Badan Hukum
(Perubahan Kegiatan Usaha Menjadi BUS/BPRS)
Lampiran 19 Daftar Isian Bagi Calon Anggota Dewan Komisaris
Dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah Serta Calon
Direktur UUS (New Entry)
Lampiran 20 Daftar Isian Bagi Calon Anggota Dewan Komisaris
Dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah (Perubahan
Kegiatan Usaha Menjadi BUS/BPRS)
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup (Calon: PSP/Komisaris/Direktur
Bank Syariah dan calon Direktur UUS)
Lampiran 22 Tabel penetapan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan
Lampiran 23 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali
(PSP) / Ultimate Shareholders BPR - Perorangan
Lampiran 24 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali
(PSP) / Ultimate Shareholders BPR – Badan Hukum
Lampiran 25 Struktur Kelompok Usaha PT BPRS XYZ
Lampiran 26 Penjelasan atas Skema Struktur Kelompok Usaha PT
BPR XYZ
Lampiran 27 Wilayah Kerja Kantor Pusat Dan Kantor Bank
Indonesia
Fit and Proper Test
Hal. 151 – 153
Hal. 154
Hal. 155 – 160
Hal. 161 – 165
Hal. 166 – 170
Hal. 171 – 174
Hal. 175 – 178
Hal. 179 – 182
Hal. 183 – 184
Hal. 185 – 187
Hal. 188 – 190
Hal. 191 – 194
Hal. 195 – 198
Hal. 199
Hal. 200 – 204
Hal. 205 – 207
iv
Manajemen
Fit and Proper Test
Rekam Jejak Regulasi Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
SE 13/26/DPNP 2011
Perubahan atas SE 13/8/
DPNP 2011
-14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
-13/3/PBI/2011 Tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan
Bank
-13/2/PBI/2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan bank umum;
-11/1/PBI/2009 tentang bank umum
-8/14/PBI/2006 mengenai Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum
-11/3/PBI/2011 Tentang Bank Umum Syariah
-11/10/PBI/2009 Tentang Unit Usaha Syariah
-13/2/PBI/2011 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum
- 9/8/PBI/2007 Tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program Alih
Pengetahuan di Sektor Perbankan
-8/7/PBI/2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/13/PBI/2005 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
- 11/15/PBI/2009 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional
menjadi Bank Syariah
- 11/10/PBI/2009 Tentang Unit Usaha Syariah Pasal 8 Ayat (4) dan (5)
- 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Pasal 58 Ayat (3), (4), dan (5)
Corporate Governance Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
14/6/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah
14/9/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat
SE 13/8/DPNP/2011
12/23/PBI/2010
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
Bagi Bank Umum Syariah
Bagi Bank Umum Syariah
SE 12/6/DPbS/2010
11/31/PBI/2009
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bank
Syariah
Bagi BPRS
SE 6/35/DPBPR/2004
Bagi BPR
Syariah
SE 6/15/DPNP 2004
5/25/PBI/2003
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
6/23/PBI/2004
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan BPR
Bagi Bank Umum
Keterangan :
Diubah
Terkait
Dicabut
SE 2/22/DPNP 2000
SE 2/3/DPNP 2000
2/23/PBI/2000
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
2/1/PBI/2000
Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan
Terkait dan Dicabut
PBI/ KEP DIR
Masih Berlaku
PBI/ KEP DIR
Tidak Berlaku
SE Masih Berlaku
27/118/KEP/DIR/1995
Kriteria Perbuatan Tercela orang yang
dilarang menjadi Pemegang saham dan/
atau pengurus Bank
SE Tidak Berlaku
Regulasi Terkait
v
Manajemen
Fit and Proper Test
Dasar Hukum:
- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009
- Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
- Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Regulasi Terkait:
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/3/PBI/2011 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut
Pengawasan Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan bank umum;
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/1/PBI/2009 tentang bank umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2011 tentang Bank Umum Syariah
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/8/PBI/2007 tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program
Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/7/PBI/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 7/13/PBI/2005 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/15/PBI/2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank
Konvensional menjadi Bank Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/2/DPNP 2006 tentang Pelaksanaan Pentahapan Penetapan
Kualitas yang Sama untuk Aset Produktif yang Diberikan oleh Lebih dari Satu Bank kepada Satu Debitur
atau Proyek yang Sama
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/2/DPbS 2011 perihal Tindak Lanjut Penanganan Terhadap Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam Status Pengawasan Khusus
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbS 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/4/DPNP 2012 perihal Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/28/DPbS 2009 perihal Unit Usaha Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/24/DPbS 2009 perihal Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum
Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/9/DPbS 2009 perihal Bank Umum Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/21/DPNP 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 9/33/DPNP 2007 tentang Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/27/DPNP 2007 perihal Pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga Kerja
Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan
Regulasi Bank Indonesia:
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/9/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test) Bank Perkreditan Rakyat
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit And
Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/23/PBI/2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test)
vi
Manajemen
Fit and Proper Test
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP 2011 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test)
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/26/DPNP 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/8/DPNP 2011 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/06/DPbS 2010 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
vii
Manajemen
Paragraf
1
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
BAB I
Pasal 1
12/23/PBI/2010
Ketentuan
Stabilitas Perbankan
Manajemen
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
Bank Umum
Ketentuan Umum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang
bank asing.
Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut BPR adalah Bank
Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Kantor Cabang Bank Asing adalah kantor cabang dari bank yang
berkedudukan di luar negeri.
Kantor Perwakilan Bank Asing adalah kantor perwakilan dari bank yang
berkedudukan di luar negeri.
Pemegang Saham Pengendali yang selanjutnya disebut dengan PSP
adalah badan hukum, orang perseorangan dan/atau kelompok usaha
yang:
a. memiliki saham perusahaan atau Bank sebesar 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan dan
mempunyai hak suara; atau
b. memiliki saham perusahaan atau Bank kurang dari 25% (dua puluh
lima persen) dari jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai
hak suara namun yang bersangkutan dapat dibuktikan telah
melakukan pengendalian perusahaan atau Bank, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pengendalian adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pengelolaan dan/atau kebijakan perusahaan, termasuk
Bank, dengan cara apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut dengan RUPS:
a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah RUPS
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas;
b. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah Rapat
Pemegang Saham/Saham Prioritet dan Rapat Umum Pemegang
Saham (Prioritet dan Biasa) sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang tentang Perusahaan Daerah;
c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah Rapat Anggota
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
tentang
Perkoperasian.
Dewan Komisaris:
a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah
komisaris sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Perseroan Terbatas;
b. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah
pengawas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Perusahaan Daerah;
1
Manajemen
Paragraf
2
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengawas
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
tentang
Perkoperasian.
9. Direksi:
a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah direksi
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas;
b. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah direksi
sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang tentang Perusahaan
Daerah;
c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengurus
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
tentang
Perkoperasian;
d. bagi Kantor Cabang Bank Asing adalah pimpinan Kantor Cabang Bank
Asing yakni pemimpin kantor cabang dan pejabat satu tingkat di
bawah pemimpin kantor cabang;
e. bagi Kantor Perwakilan Bank Asing adalah pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing.
10. Pejabat Eksekutif adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung
kepada anggota Direksi atau mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan dan/atau operasional Bank, antara lain kepala divisi,
kepala kantor wilayah, kepala kantor cabang, kepala kantor fungsional
yang kedudukannya paling kurang setara dengan kepala kantor cabang,
kepala satuan kerja manajemen risiko, kepala satuan kerja kepatuhan,
dan kepala satuan kerja audit intern dan/atau pejabat lainnya yang
setara.
11. Daftar Tidak Lulus yang untuk selanjutnya disebut DTL adalah daftar
yang ditatausahakan oleh Bank Indonesia yang memuat pihak–pihak
yang mendapat predikat Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan
kepatutan terhadap pemegang saham, pemegang saham pengendali,
anggota dewan komisaris, anggota direksi, dan pejabat eksekutif.
12. Tindak Pidana Tertentu adalah tindak pidana asal yang disebut dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian
Uang.
Pasal 2
12/23/PBI/2010
(1) Pihak-pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank wajib tunduk pada
ketentuan ini
Yang dimaksud pihak pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank
termasuk pihak pihak yang menjadi pengendali akibat dari berlakunya
peraturan perundangan terkait lainnya.
(2) Pihak-pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah orang perseorangan, badan hukum atau
kelompok usaha yang melakukan Pengendalian terhadap Bank,
termasuk namun tidak terbatas pada PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif Bank.
(3) Pengendalian terhadap Bank dapat dilakukan dengan cara-cara, antara
lain sebagai berikut:
a. memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih saham Bank;
2
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Bank dapat memiliki 1 (satu) atau lebih PSP. Termasuk dalam
pengertian calon PSP antara lain adalah pemegang saham yang
menjadi PSP karena terjadinya pengalihan saham Bank secara
internal atau eksternal, penambahan modal dari pemegang saham
Bank, right issue saham Bank dan/atau pengajuan diri secara
sukarela menjadi PSP.
b. secara
langsung
menjalankan
pengelolaan
dan/atau
mempengaruhi kebijakan Bank;
c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang
apabila digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki
dan/atau mengendalikan secara sendiri atau bersama-sama 25%
(dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan Bank (acting in concert)
dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga
secara bersama-sama memiliki dan/atau mengendalikan 25% (dua
puluh lima persen) atau lebih saham Bank, baik langsung maupun
tidak langsung dengan atau tanpa perjanjian tertulis;
e. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan Bank (acting in concert)
dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga
secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak lainnya untuk
memiliki saham, yang apabila hak tersebut dilaksanakan
menyebabkan
pihak-pihak
tersebut
memiliki
dan/atau
mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen)
atau lebih saham Bank;
f. mengendalikan satu atau lebih perusahaan lain yang secara
keseluruhan memiliki dan/atau mengendalikan secara bersamasama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
g. mempunyai
kewenangan
untuk
menyetujui
dan/atau
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
Bank;
h. secara tidak langsung mempengaruhi atau menjalankan
pengelolaan dan/atau kebijakan Bank;
i. melakukan Pengendalian terhadap perusahaan induk;
j. melakukan Pengendalian terhadap pihak yang melakukan
Pengendalian sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan
huruf i.
Dalam menghitung jumlah saham yang dimiliki dan/atau dikendalikan
secara bersama-sama oleh pihak-pihak yang melakukan Pengendalian
terhadap Bank, termasuk:
a. saham Bank yang dimiliki oleh pihak lain yang hak suaranya dapat
digunakan atau dikendalikan oleh pengendali Bank;
b. saham Bank yang dimiliki oleh perusahaan yang dikendalikan oleh
pengendali Bank;
c. saham Bank yang dimiliki oleh pihak terafiliasi dari pengendali
Bank;
3
Manajemen
Paragraf
3
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 3
12/23/PBI/2010
Ketentuan
d. saham Bank yang dimiliki oleh anak perusahaan dari perusahaan
yang dikendalikan oleh pengendali Bank;
e. saham Bank yang dimiliki oleh pihak lain untuk dan atas nama
pengendali Bank (saham nominee) berdasarkan atau tidak
berdasarkan suatu perjanjian tertentu;
f. saham Bank yang dimiliki oleh pihak lain yang
pemindahtanganannya memerlukan persetujuan dari pengendali
Bank;
g. saham Bank lainnya selain saham sebagaimana dimaksud pada
huruf a sampai dengan huruf f, yang dikendalikan oleh pengendali
Bank.
Yang dimaksud dengan pihak terafiliasi dari pengendali Bank
sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah:
a. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau yang setara atau
kuasanya, pejabat, atau karyawan perusahaan pengendali Bank;
b. pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan perusahaan pengendali Bank, khusus bagi perusahaan
yang berbentuk hukum koperasi;
c. pihak yang memberikan jasa kepada perusahaan pengendali Bank,
antara lain akuntan publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan
lain yang terbukti dikendalikan oleh pengendali Bank;
d. pihak yang mempunyai hubungan keluarga dengan pengendali
Bank baik karena perkawinan maupun karena keturunan sampai
dengan derajat kedua baik secara horizontal maupun vertikal,
termasuk besan;
e. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta
mempengaruhi pengelolaan perusahaan pengendali Bank, antara
lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris,
keluarga pengawas, keluarga direksi, dan keluarga pengurus.
(1) Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap:
a. calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota
Direksi;
Calon anggota Direksi Bank yang hanya bertanggung jawab
terhadap Unit Usaha Syariah, tunduk kepada ketentuan mengenai
Uji Kemampuan dan Kepatutan pada Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
b. PSP,anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat
Eksekutif; dan
c. Pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau menjabat sebagai
pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf b, namun yang
bersangkutan ditengarai terlibat atau bertanggung jawab terhadap
perbuatan atau tindakan yang sedang dalam proses uji
kemampuan dan kepatutan pada Bank atau Kantor Perwakilan
Bank Asing.
Pihak–pihak yang dimaksud pada huruf ini adalah pihak-pihak
yang sudah tidak berada pada Bank atau Kantor Perwakilan Bank
4
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Asing dimana perbuatannya menjadi objek uji kemampuan dan
kepatutan dilakukan, termasuk yang sudah keluar dari industri
perbankan.
SE
(2) Pihak-pihak yang wajib mengikuti uji kemampuan dan kepatutan adalah:
13/8/DPNP 2011
a. Calon PSP, meliputi:
Romawi II. A No. 2
1) orang dan/atau badan hukum yang akan melakukan
pembelian, menerima hibah, menerima hak waris atau
bentuk lain pengalihan hak atas saham Bank sehingga yang
bersangkutan akan menjadi PSP;
2) pemegang saham Bank yang tidak tergolong sebagai PSP
(non PSP) yang melakukan pembelian saham Bank,
menerima hibah saham Bank menerima hak waris atau
bentuk lain pengalihan hak atas saham Bank, sehingga
mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP;
3) non PSP yang melakukan penambahan setoran modal
sehingga mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP;
4) non PSP namun menurut Bank Indonesia dinilai melakukan
Pengendalian Bank;
5) orang dan/atau badan hukum yang digolongkan sebagai
pengendali Bank karena adanya perubahan struktur
kelompok usaha Bank;
6) orang dan/atau badan hukum yang akan menjadi PSP pada
“Bank hasil penggabungan” (merger);
7) orang dan/atau badan hukum yang akan menjadi PSP “Bank
hasil peleburan” (konsolidasi);
b. Calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi,
meliputi:
1) orang yang belum pernah menjadi anggota Dewan Komisaris
atau anggota Direksi Bank, yang dicalonkan menjadi anggota
Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank;
2) orang yang sedang menjabat sebagai anggota Dewan
Komisaris atau anggota Direksi Bank, yang dicalonkan
menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi,
pada Bank lainnya;
3) orang yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank, yang dicalonkan
menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi,
pada Bank yang sama atau pada Bank lainnya;
4) anggota Dewan Komisaris Bank yang akan beralih jabatan
menjadi anggota Direksi pada Bank yang sama;
5) anggota Dewan Komisaris Bank yang akan beralih jabatan
menjadi Komisaris Independen pada Bank yang sama;
6) anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan menjadi
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan pada Bank
yang sama;
7) anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan menjadi
anggota Dewan Komisaris pada Bank yang sama;
8) anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank yang
akan beralih jabatan ke jabatan yang lebih tinggi pada Bank
5
Manajemen
Paragraf
4
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 4
12/23/PBI/2010
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi I
Ketentuan
yang sama, antara lain meliputi:
a) anggota Dewan Komisaris Bank yang akan diangkat
menjadi komisaris utama/wakil komisaris utama atau
yang setara dengan itu pada Bank yang sama;
b) anggota Direksi Bank yang akan diangkat menjadi
direktur utama/wakil direktur utama atau yang setara
dengan itu pada Bank yang sama;
9) orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi pada “Bank hasil penggabungan” yang
berasal dari “Bank yang menggabungkan”;
10) orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi pada “Bank hasil penggabungan” yang
berasal dari “Bank yang menerima penggabungan” (surviving
bank) termasuk perpanjangan jabatan;
11) orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi “Bank hasil peleburan” yang berasal dari
Bank yang melakukan peleburan;
12) orang yang dicalonkan menjadi pemimpin kantor perwakilan
bank asing;
13) orang yang dicalonkan menjadi pimpinan kantor cabang
bank asing.
Uji kemampuan dan kepatutan tidak dilakukan terhadap
perpanjangan jabatan bagi anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi, kecuali perpanjangan jabatan sebagaimana dimaksud
pada angka 10). Termasuk dalam pengertian perpanjangan
jabatan adalah setiap penugasan kembali dalam jabatan yang
sama, baik sebelum maupun sesudah masa jabatan yang
bersangkutan berakhir. Perpanjangan jabatan anggota Dewan
Komisaris dan anggota Direksi tersebut dilaporkan kepada Bank
Indonesia dengan alamat penyampaian sebagaimana terdapat
pada Paragraf 15 ayat (5).
(1) Pihak–pihak yang sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang
menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank, tidak
dapat diajukan untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan
Komisaris atau calon anggota Direksi.
(2) Sebagaimana diatur dalam PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan, uji
kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap:
1. Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP), calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi.
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai pemenuhan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh
persetujuan Bank Indonesia sebelum yang bersangkutan menjadi
PSP atau menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota
Direksi.
2. PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif.
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai kembali
kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak yang menjadi PSP
atau yang sedang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris,
6
Manajemen
Paragraf
5
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
BAB II
Pasal 5
12/23/PBI/2010
Ketentuan
anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif.
3. Pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau menjabat sebagai pihak
sebagaimana dimaksud pada angka 2, namun yang bersangkutan
ditengarai terlibat atau bertanggung jawab terhadap perbuatan
atau tindakan yang sedang dalam proses uji kemampuan dan
kepatutan pada Bank atau Kantor Perwakilan Bank Asing. Uji
kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk:
a. menilai kembali kemampuan dan kepatutan, dalam hal yang
bersangkutan telah menjadi pemegang saham atau bekerja
pada bank lain; atau
b. bahan penilaian pada saat yang bersangkutan mengajukan
permohonan kembali menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada bank.
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP
(1) Untuk menjadi PSP Bank, calon PSP wajib memperoleh persetujuan dari
Bank Indonesia.
(2) Calon PSP yang belum memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia,
namun telah memiliki saham Bank, dilarang melakukan tindakan
sebagai PSP.
Yang dimaksud dengan telah memiliki saham Bank termasuk
kepemilikan saham yang diperoleh melalui transaksi di bursa efek, hibah
atau waris.
Yang dimaksud belum memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia
adalah calon PSP yang belum memperoleh predikat Lulus dalam uji
kemampuan dan kepatutan.
Yang dimaksud dengan tindakan sebagai PSP pada ayat ini antara lain
adalah mempengaruhi kebijakan Bank, hadir dan/atau memberikan
suara dalam RUPS dalam kapasitas sebagai PSP.
6
7
Bagian Pertama
Pasal 6
12/23/PBI/2010
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pasal 7
12/23/PBI/2010
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam paragraf 6 huruf a
meliputi:
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai bahwa calon PSP
memenuhi persyaratan:
a. integritas; dan
b. kelayakan keuangan.
Persyaratan integritas pihak yang diuji didasarkan antara lain dari catatan
administrasi Bank Indonesia, predikat hasil uji kemampuan dan kepatutan
yang pernah diberikan kepada yang bersangkutan, atau pihak yang pernah
mendapat predikat Tidak Lulus namun telah disetujui oleh Bank Indonesia
untuk kembali menjadi PSP.
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam
waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
7
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain
berdasarkan informasi yang diperoleh Bank Indonesia atau informasi
yang diketahui oleh umum, bahwa yang bersangkutan pernah dihukum
karena melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh)
tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Yang dimaksud dengan sebelum dicalonkan adalah terhitung sejak
tanggal surat permohonan Bank kepada Bank Indonesia.
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang
sehat;
d. tidak termasuk dalam DTL; dan
e. memiliki komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 27
dan paragraf 28, bagi calon PSP yang pernah memiliki predikat Tidak
Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani masa
sanksi sebagaimana dimaksud paragraf 35 ayat (1), paragraf 40 ayat (4)
huruf a dan paragraf 40 ayat (5).
8
Pasal 8
12/23/PBI/2010
(1) Persyaratan kelayakan keuangan sebagaimana dimaksud dalam paragraf
6 huruf b antara lain dibuktikan dengan:
a. memiliki kemampuan keuangan yang dapat mendukung
perkembangan bisnis Bank;
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain
berdasarkan analisa kemampuan keuangan pada saat ini dan
proyeksinya untuk jangka waktu paling kurang 3 (tiga) tahun yang
disusun oleh konsultan independen.
b.
tidak memiliki kredit macet;
Yang dimaksud dengan kredit macet pada huruf ini adalah:
1) kredit macet yang tercantum dalam Sistem Informasi
Debitur; dan/atau
2) kredit macet yang belum dilaporkan oleh bank dalam Sistem
Informasi Debitur, namun berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan Bank Indonesia, kredit tersebut telah memenuhi
kriteria yang tergolong macet sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai kualitas aktiva.
Dalam pengertian memiliki kredit macet adalah apabila calon
PSP:
1) mempunyai kredit macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris
(pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan
hukum yang mempunyai kredit macet.
c.
tidak memiliki hutang jatuh tempo dan bermasalah;
Yang dimaksud dengan hutang jatuh tempo dan bermasalah pada
huruf ini adalah hutang yang telah jatuh tempo dan tidak
memenuhi persyaratan untuk dilakukan restrukturisasi.
8
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Dalam pengertian memiliki hutang jatuh tempo dan bermasalah
adalah apabila calon PSP:
1) mempunyai hutang jatuh tempo dan/atau bermasalah;
dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris
(pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan
hukum yang mempunyai hutang jatuh tempo dan/atau
bermasalah,
baik dalam industri perbankan maupun diluar industri perbankan.
d.
tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi
pemegang saham, anggota dewan komisaris atau anggota direksi
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu
5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan; dan
Yang dimaksud dengan sebelum dicalonkan adalah terhitung
sejak tanggal surat permohonan Bank kepada Bank Indonesia.
e.
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. A
No. 1a
9
Bagian Kedua
Pasal 9
12/23/PBI/2010
memiliki komitmen kesediaan untuk melakukan upaya-upaya
yang diperlukan apabila Bank menghadapi kesulitan permodalan
maupun likuiditas.
(2) Faktor yang dinilai dalam uji kemampuan dan kepatutan meliputi
integritas dan kelayakan keuangan bagi calon PSP.
Calon PSP wajib memenuhi persyaratan integritas dan kelayakan
keuangan sebagaimana diatur dalam paragraf 7 dan paragraf 8. Terkait
dengan salah satu persyaratan integritas bagi calon PSP yaitu memiliki
komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat, calon
PSP wajib menyampaikan rencana pengembangan operasional Bank
yang sehat, yang paling kurang memuat arah dan strategi
pengembangan Bank, dan rencana penguatan permodalan Bank untuk
jangka waktu paling kurang 3 (tiga) tahun.
Dalam hal diperlukan, Bank Indonesia dapat meminta pernyataan
tertulis yang berisi komitmen untuk tidak melakukan pengalihan
kepemilikan sahamnya di Bank dalam jangka waktu tertentu.
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon PSP diajukan oleh
Bank kepada Bank Indonesia.
Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon PSP diajukan oleh
anggota Direksi.
(2) Dalam hal calon PSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan
pembelian saham Bank melalui program divestasi saham negara dalam
rangka penyertaan modal sementara oleh instansi Pemerintah yang
berwenang, maka permohonan persetujuan diajukan oleh instansi
Pemerintah yang berwenang.
9
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
10
Pasal 10
12/23/PBI/2010
Ketentuan
Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 9, Bank Indonesia melakukan uji
kemampuan dan kepatutan, yang meliputi:
a. penelitian administratif; dan
Penelitian administratif meliputi antara lain penelitian dokumen
persyaratan administratif sebagaimana dipersyaratkan dalam
ketentuan yang berlaku, catatan administrasi Bank Indonesia,
penelitian kemampuan dan kelayakan keuangan, serta struktur
kepemilikan calon PSP.
Penelitian terhadap catatan administrasi Bank Indonesia termasuk
penelitian terhadap pihak yang pernah mendapat predikat Tidak Lulus,
namun dalam uji kemampuan dan kepatutan kembali telah dinilai
memenuhi persyaratan untuk kembali menjadi PSP.
b.
11
Pasal 11
12/23/PBI/2010
wawancara.
(1) Dalam hal calon PSP Bank berbentuk badan hukum, uji kemampuan dan
kepatutan terhadap badan hukum tersebut dilakukan dengan menilai
badan hukum yang bersangkutan, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi badan hukum yang bersangkutan, dan pihak-pihak yang
berdasarkan penilaian Bank Indonesia merupakan pemilik dan
pengendali terakhir dari badan hukum tersebut (ultimate shareholders).
Dalam hal badan hukum pemegang saham Bank dimiliki dan
dikendalikan oleh badan hukum lain secara berjenjang dalam suatu
kelompok usaha maka pemegang saham pengendali terakhir (ultimate
shareholders) adalah perorangan atau badan hukum yang secara
langsung ataupun tidak langsung memiliki saham Bank dan merupakan
pengendali terakhir keseluruhan struktur kelompok usaha yang
mengendalikan Bank.
Badan hukum terakhir dalam keseluruhan struktur kelompok usaha
ditetapkan sebagai ultimate shareholders apabila badan hukum
tersebut tidak memiliki pengendali.
(2) Dalam hal ultimate shareholders adalah pemerintah negara lain, dan
hukum di negara yang bersangkutan tidak memperbolehkan ultimate
shareholders tersebut memberikan data dan dokumen, Bank Indonesia
menetapkan ultimate shareholders lain yang secara langsung
dikendalikan oleh pemerintah negara lain tersebut berdasarkan
dokumen pendukung yang sah.
(3) Pihak–pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib
menyampaikan persyaratan administratif dan menjalani wawancara.
(4) Selain pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
Bank Indonesia dapat menetapkan pihak-pihak lain yang dianggap
melakukan Pengendalian, untuk menyampaikan persyaratan
administratif dan/atau menjalani wawancara.
(5) Hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) merupakan satu kesatuan
dan merupakan hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap badan
hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
10
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf
Sumber Regulasi
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. B
No. 1 – 3
Ketentuan
(6) Persyaratan Administratif bagi Calon PSP adalah sebagai berikut :
1. Permohonan Bank untuk memperoleh persetujuan atas calon PSP
disampaikan kepada Bank Indonesia dilengkapi dengan dokumen
persyaratan administratif sebagaimana diatur dalam PBI Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan ketentuan lain yang mengatur
mengenai persyaratan pemegang saham Bank, yaitu:
a. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor
cabang pembantu, dan kantor perwakilan dari bank yang
berkedudukan di luar negeri;
b. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
persyaratan dan tata cara pembelian saham bank umum;
c. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
persyaratan dan tata cara merger, konsolidasi dan akuisisi
bank umum; dan
d. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai bank
umum.
Rincian dokumen persyaratan administratif dimaksud adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2.
2. Persyaratan laporan keuangan 3 (tiga) tahun buku terakhir dari
Bank dan badan hukum yang akan melakukan pengambilalihan
Bank sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 butir 2.c, paling
kurang terdiri dari laporan neraca dan perhitungan laba rugi
beserta penjelasannya yang telah diaudit oleh Akuntan Publik.
Laporan keuangan tersebut disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku.
3. Selain dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1, Bank juga
menyampaikan Daftar Isian sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran 3 dan Lampiran 4 yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani oleh calon PSP atau calon Pemegang Saham
Pengendali Terakhir (PSPT).
12
Pasal 12
12/23/PBI/2010
Dalam hal calon PSP Bank adalah Pemerintah, maka pelaksanaan wawancara
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 10 huruf b hanya dilakukan apabila
dianggap perlu.
Yang dimaksud dengan Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia,
baik tingkat Pusat maupun Daerah.
13
Pasal 13
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia berwenang untuk menghentikan uji kemampuan dan
kepatutan calon PSP, apabila pada saat uji kemampuan dan kepatutan
dilakukan calon tersebut sedang menjalani proses hukum dan/atau
sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu
bank.
(2) Penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
kepada Bank dan pihak yang diuji.
(3) Calon PSP yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia
untuk menjadi calon PSP, apabila yang bersangkutan telah selesai
menjalani proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
11
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Yang dimaksud dengan telah selesai menjalani proses hukum adalah
apabila yang bersangkutan telah mendapatkan:
1) Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3); atau
2) Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.
Yang dimaksud dengan telah selesai menjalani proses uji kemampuan
dan kepatutan pada suatu bank adalah apabila yang bersangkutan
telah mendapatkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan.
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. E
No. 1 – 3
(4) Tata Cara dan Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan adalah sebagai
berikut :
1. Tata cara uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana diatur
dalam paragraf 10 dan paragraf 22 dilakukan terhadap:
a. calon PSP melalui penelitian administratif dan wawancara;
b. calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi
melalui:
1) penelitian administratif; dan
2) wawancara, apabila diperlukan.
2. Penelitian administratif:
a. Calon PSP
Dalam rangka menilai pemenuhan persyaratan integritas dan
kelayakan keuangan calon PSP dilakukan penelitian, meliputi:
1) dokumen persyaratan administratif sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran 1 dengan Lampiran 4;
2) catatan administrasi Bank Indonesia antara lain berupa
rekam jejak, Daftar Tidak Lulus, dan Daftar Kredit
Macet; dan
3) informasi lainnya yang diperoleh Bank Indonesia dalam
rangka pengawasan Bank.
b. Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi
Dalam rangka menilai pemenuhan persyaratan integritas,
reputasi keuangan dan kompetensi calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi dilakukan penelitian,
meliputi:
1) dokumen persyaratan administratif sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran 5 sampai dengan Lampiran
10;
2) catatan administrasi Bank Indonesia antara lain berupa
rekam jejak, Daftar Tidak Lulus, dan Daftar Kredit
Macet; dan
3) informasi lainnya yang diperoleh Bank Indonesia dalam
rangka pengawasan Bank.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dalam rangka konfirmasi atas informasi
yang telah diperoleh Bank Indonesia dan/atau untuk menggali
informasi lebih lanjut dari pihak yang diuji untuk memperoleh
keyakinan atas terpenuhinya persyaratan integritas, kelayakan
keuangan, reputasi keuangan, dan/atau kompetensi.
a. wawancara wajib dilakukan terhadap calon PSP.
b. wawancara terhadap calon anggota Dewan Komisaris dan
12
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. F
No. 1 – 5
Ketentuan
calon anggota Direksi dilakukan apabila:
1) pihak yang diuji akan menjabat sebagai Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan;
2) pihak yang diuji akan menjabat sebagai Komisaris
Independen; dan/atau
3) diperlukan klarifikasi atau penjelasan lebih lanjut dari
pihak yang diuji.
(5) Penghentian Uji Kemampuan dan Kepatutan :
1. Bank Indonesia menghentikan uji kemampuan dan kepatutan
calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota
Direksi apabila pada saat penilaian dilakukan, calon tersebut
sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani
proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
2. Yang dimaksud sedang menjalani proses hukum adalah apabila
calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota
Direksi telah menyandang status tersangka atau terdakwa.
3. Yang dimaksud sedang menjalani proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank adalah apabila calon PSP, calon
anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi:
a. sedang diajukan sebagai calon PSP, calon anggota Dewan
Komisaris, atau calon anggota Direksi pada bank lain. Bank
Indonesia menghentikan uji kemampuan dan kepatutan
terhadap pencalonan yang terakhir diajukan Bank kepada
Bank Indonesia.
b. sedang menjalani uji kemampuan dan kepatutan yang
disebabkan karena yang bersangkutan diindikasikan
mempunyai permasalahan integritas, kelayakan keuangan,
reputasi keuangan dan/atau kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 27 atau paragraf 28.
Bank Indonesia menghentikan uji kemampuan dan kepatutan
terhadap pencalonan yang bersangkutan yang diajukan Bank
kepada Bank Indonesia.
4. Bank Indonesia memberitahukan penghentian uji kemampuan
dan kepatutan kepada Bank yang mengajukan pencalonan.
5. Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota
Direksi yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan, dapat
diajukan kembali kepada Bank Indonesia untuk menjadi calon PSP,
calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi apabila
yang bersangkutan telah selesai menjalani:
a. proses hukum yang dibuktikan dengan adanya:
1) Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3); atau
2) Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan tidak bersalah; atau
b. proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank yang
dibuktikan dengan adanya hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan dengan predikat Lulus dalam uji kemampuan dan
kepatutan existing.
13
Manajemen
Paragraf
14
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Bagian Ketiga
Pasal 14
12/23/PBI/2010
Ketentuan
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Berdasarkan penelitian administratif dan hasil wawancara yang
dilakukan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam paragraf 10,
Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
menjadi 2 (dua) predikat yaitu:
a. Lulus; atau
Calon PSP yang memperoleh predikat Lulus dinyatakan memenuhi
persyaratan untuk menjadi PSP pada Bank dimaksud.
b. Tidak Lulus.
Calon PSP yang memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan menjadi PSP pada Bank dimaksud.
(2) Dalam hal calon PSP dinyatakan Tidak Lulus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b namun telah memiliki saham Bank, maka berlaku
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 36, paragraf 37, dan
paragraf 38.
15
Pasal 15
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 14 ayat (1) paling lambat 30
(tiga puluh) hari kerja setelah seluruh dokumen permohonan diterima
secara lengkap.
(2) Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara tertulis kepada Bank dalam
bentuk persetujuan atau penolakan.
Yang dimaksud dengan “persetujuan” adalah predikat Lulus yang
diberikan kepada pihak yang diuji, sedangkan yang dimaksud dengan
“penolakan” adalah predikat Tidak Lulus yang diberikan kepada pihak
yang diuji.
(3) Selain kepada Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank
Indonesia dapat memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pihak-pihak lain yang berkepentingan pada ayat ini antara lain adalah
Pemerintah dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan.
SE
(4) Hasil Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan :
13/8/DPNP 2011
a. Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon
Romawi II. E No. 4
anggota Direksi yang memperoleh predikat Lulus dinyatakan
memenuhi persyaratan untuk menjadi PSP, anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi pada Bank yang mengajukan
pencalonan.
b. Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon
anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan
tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi PSP, anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi pada Bank yang mengajukan
pencalonan.
14
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. G
Ketentuan
c. Hasil uji kemampuan dan kepatutan berupa persetujuan (predikat
Lulus) atau penolakan (predikat Tidak Lulus) atas permohonan
calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota
Direksi disampaikan secara tertulis kepada Bank yang mengajukan
pencalonan.
Hasil uji kemampuan dan kepatutan dapat disampaikan kepada
pihak yang berkepentingan, antara lain Pemerintah, Lembaga
Penjamin Simpanan, pemegang saham bank atau pihak lain yang
dianggap perlu oleh Bank Indonesia.
d. Dalam hal calon PSP yang memperoleh predikat Tidak Lulus telah
memiliki saham bank sebagaimana dimaksud dalam paragraf 14
ayat (2) PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan maka berlaku
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 36, paragraf 37,
dan paragraf 38.
e. Dalam hal calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon
anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus namun
telah mendapat persetujuan dan diangkat sebagai anggota Dewan
Komisaris atau anggota Direksi Bank sesuai keputusan RUPS
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 24 ayat (2), berlaku
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 34 ayat (2)
sampai dengan ayat (4) dan paragraf 40, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi
yang memperoleh predikat Tidak Lulus yang dilarang menjadi
PSP atau memiliki saham pada industri perbankan apabila
predikat Tidak Lulus disebabkan faktor integritas dan/atau
reputasi keuangan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 18
dan paragraf 20.
2) calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi
yang memperoleh predikat Tidak Lulus namun berasal dari
peralihan jabatan yang bersangkutan masih dapat
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai anggota Dewan
Komisaris, atau anggota Direksi pada Bank dimaksud
sepanjang tidak terdapat indikasi permasalahan integritas,
kelayakan keuangan, reputasi keuangan dan/atau
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam paragraf 27 atau
paragraf 28.
3) calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi
yang memperoleh predikat Tidak Lulus yang berasal dari
Pejabat Eksekutif yang sedang menjabat pada Bank, yang
bersangkutan masih dapat menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank dimaksud sepanjang
tidak terdapat indikasi permasalahan integritas, kelayakan
keuangan, reputasi keuangan dan/atau kompetensi
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 28.
(5) Surat permohonan berikut dokumen sebagaimana dimaksud pada
paragraf 11 ayat (6), paragraf 22 ayat (2) dan paragraf 15 (6) di atas
disampaikan oleh Bank kepada:
15
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. D
BAB III
16
Pasal 16
12/23/PBI/2010
Ketentuan
Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan,
Bank Indonesia
Jalan M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350;
dengan tembusan kepada:
1. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Bank Indonesia, Jalan M.H.
Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor Pusat di
wilayah Jabodetabek; atau
2. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor pusat
di luar wilayah Jabodetabek.
(6) Dalam hal menurut penilaian Bank Indonesia dianggap perlu, pihak yang
diuji wajib menyampaikan dokumen pendukung atas dokumen
persyaratan administratif yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4 Lampiran 5 sampai
dengan Lampiran 10.
Dokumen permohonan yang disampaikan Bank dinyatakan telah
diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam paragraf 15 dan
paragraf 25, apabila dokumen persyaratan administratif dan dokumen
pendukungnya telah diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota
Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi
(1) Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi wajib
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum menjalankan
tugas dan fungsi dalam jabatannya.
Yang dimaksud dengan tugas dan fungsi dalam jabatannya adalah
bertindak mewakili Bank dalam membuat keputusan yang secara
hukum mengikat Bank dan/atau mengambil keputusan penting yang
mempengaruhi kondisi keuangan Bank.
(2) Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank yang
belum mendapat persetujuan Bank Indonesia dilarang melakukan tugas
sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi walaupun
telah mendapat persetujuan dan diangkat oleh RUPS.
Yang dimaksud belum mendapat persetujuan Bank Indonesia adala
anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank yang belum
memperoleh predikat Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan.
17
Bagian Pertama
Pasal 17
12/23/PBI/2010
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. A
No. 1b
Faktor yang dinilai dalam uji kemampuan dan kepatutan meliputi integritas,
kompetensi dan reputasi keuangan bagi calon anggota Dewan Komisaris dan
calon anggota Direksi.
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai bahwa calon anggota
Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi memenuhi persyaratan :
a. integritas;
b. kompetensi; dan
c. reputasi keuangan.
16
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
18
Pasal 18
12/23/PBI/2010
Ketentuan
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam paragraf 17 huruf a bagi
calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi meliputi:
Persyaratan integritas pihak yang diuji didasarkan antara lain dari catatan
administrasi Bank Indonesia, predikat hasil uji kemampuan dan kepatutan
yang pernah diberikan kepada yang bersangkutan, atau pihak yang pernah
mendapat predikat Tidak Lulus namun telah disetujui oleh
Bank Indonesia untuk kembali menjadi anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi.
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam
waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain
berdasarkan informasi yang diperoleh Bank Indonesia atau informasi
yang diketahui oleh umum, bahwa yang bersangkutan pernah dihukum
karena melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh)
tahun terakhir sebelum dicalonkan. Yang dimaksud dengan sebelum
dicalonkan adalah terhitung sejak tanggal surat permohonan Bank
kepada Bank Indonesia.
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang
sehat;
d. tidak termasuk dalam DTL; dan
e. memiliki komitmen untuk tidak akan melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam paragraf
27 dan paragraf 28, bagi calon anggota Dewan Komisaris atau calon
anggota Direksi yang pernah memiliki predikat Tidak Lulus dalam uji
kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani masa sanksi
sebagaimana dimaksud paragraf 35 ayat (1), paragraf 40 ayat (4) huruf
a dan paragraf 40 ayat (5).
19
Pasal 19
12/23/PBI/2010
Persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam paragraf 17 huruf b
meliputi:
a. bagi calon anggota Dewan Komisaris:
1) pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya; dan/atau
Yang dimaksud dengan pengetahuan di bidang perbankan antara
lain meliputi pengetahuan tentang peraturan dan operasional
Bank termasuk pengetahuan/pemahaman mengenai manajemen
risiko.
2) pengalaman di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan.
Yang dimaksud pengalaman dan keahlian di bidang perbankan
dan/atau bidang keuangan antara lain adalah pengalaman dan
17
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
keahlian di bidang operasional, pemasaran, akuntansi, audit,
pendanaan, perkreditan, pasar uang, pasar modal, hukum atau
pengalaman dan keahlian dibidang pengawasan perbankan
dan/atau keuangan.
b. bagi calon anggota Direksi:
1) pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya;
Yang dimaksud dengan pengetahuan di bidang perbankan antara
lain meliputi pengetahuan tentang peraturan dan operasional
Bank termasuk pengetahuan/pemahaman mengenai manajemen
risiko.
2) pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang
keuangan; dan
Yang dimaksud pengalaman dan keahlian di bidang perbankan
dan/atau bidang keuangan antara lain adalah pengalaman dan
keahlian di bidang operasional, pemasaran, akuntansi, audit,
pendanaan, perkreditan, pasar uang, pasar modal, hukum atau
pengalaman dan keahlian dibidang pengawasan perbankan
dan/atau keuangan.
Selain itu, persyaratan pengalaman dan keahlian di bidang
perbankan dan/atau bidang keuangan bagi anggota Direksi harus
mempertimbangkan bahwa mayoritas (lebih dari 50%) anggota
Direksi wajib berpengalaman dalam operasional Bank paling
kurang 5 (lima) tahun sebagai Pejabat Eksekutif.
3) kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan Bank yang sehat.
Yang dimaksud dengan kemampuan untuk melakukan
pengelolaan strategis antara lain kemampuan untuk
mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan dan
perbankan, menginterpretasikan visi, misi Bank dan analisa situasi
industri perbankan.
20
Pasal 20
12/23/PBI/2010
Persyaratan reputasi keuangan bagi calon anggota Dewan Komisaris atau
calon anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam paragraf 17 huruf c
meliputi:
a. tidak memiliki kredit macet; dan
Yang dimaksud dengan kredit macet pada huruf ini adalah:
1) kredit macet yang tercantum dalam Sistem Informasi Debitur;
dan/atau
2) kredit macet yang belum dilaporkan oleh bank dalam Sistem
Informasi Debitur, namun berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan Bank Indonesia, kredit tersebut telah memenuhi kriteria
yang tergolong macet sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
18
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
yang mengatur mengenai kualitas aktiva.
Dalam pengertian memiliki kredit macet adalah apabila calon anggota
Dewan Komisaris atau anggota Direksi:
1) mempunyai kredit macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas),
atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit macet.
b. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi direksi atau komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit,
dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Yang dimaksud dengan sebelum dicalonkan adalah terhitung sejak
tanggal surat permohonan Bank kepada Bank Indonesia.
21
Bagian Kedua
Pasal 21
12/23/PBI/2010
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi diajukan oleh Bank kepada Bank
Indonesia.
Dalam hal seluruh atau mayoritas saham Bank dimiliki oleh Pemerintah,
baik Pusat maupun Daerah, atau lembaga lain yang diberikan tugas
oleh Pemerintah untuk menyelamatkan Bank, maka permohonan
persetujuan calon anggota Dewan Komisaris /calon anggota Direksi
Bank dapat diajukan oleh Pemerintah atau instansi yang mewakili.
(2) Dalam hal anggota Direksi Bank yang berwenang untuk mengajukan
permohonan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), tidak dapat
menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan kepentingan dengan
Bank, permohonan diajukan oleh:
Yang dimaksud dengan benturan kepentingan adalah apabila terdapat
benturan kepentingan antara anggota Direksi yang berwenang
mengajukan permohonan dengan Bank.
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan Bank;
b. anggota Dewan Komisaris apabila seluruh anggota Direksi tidak
dapat menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan
kepentingan dengan Bank; atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS apabila seluruh anggota Dewan
Komisaris atau anggota Direksi tidak dapat menjalankan fungsinya
atau mempunyai benturan kepentingan dengan Bank.
(3) Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi yang
diajukan dalam permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling banyak berjumlah 2 (dua) orang untuk setiap lowongan jabatan,
dan penetapan calon yang diajukan telah dilakukan sesuai ketentuan
perundangundangan yang berlaku.
Yang dimaksud dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
antara lain peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas
dan tentang Ketenagakerjaan.
19
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
22
Pasal 22
12/23/PBI/2010
Ketentuan
(1) Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan atas
permohonan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 21 ayat (1), Bank
Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan, yang meliputi:
a. penelitian administratif; dan
Penelitian administratif meliputi antara lain penelitian dokumen
persyaratan administratif sebagaimana dipersyaratkan dalam
ketentuan yang berlaku, catatan administrasi Bank Indonesia
serta penelitian reputasi keuangan calon anggota Dewan
Komisaris atau calon anggota Direksi Bank.
c. wawancara, apabila diperlukan.
23
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. C
(2) Permohonan Bank untuk memperoleh persetujuan atas calon anggota
Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi disampaikan kepada Bank
Indonesia dengan dilengkapi dokumen persyaratan administratif
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai Uji Kemampuan dan
Kepatutan dan ketentuan lain yang mengatur mengenai persyaratan
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, pimpinan kantor cabang
bank asing dan pemimpin kantor perwakilan bank asing, yaitu:
1. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai persyaratan
dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang
pembantu dan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di
luar negeri;
2. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pelaksanaan
fungsi kepatuhan bank umum;
3. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai bank umum;
dan
4. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pelaksanaan
good corporate governance bagi bank umum.
Rincian dokumen persyaratan administratif dimaksud adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5 sampai dengan Lampiran 10.
Pasal 23
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia berwenang untuk menghentikan uji kemampuan dan
kepatutan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota
Direksi Bank, apabila pada saat uji kemampuan dan kepatutan dilakukan
calon tersebut sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang
menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
(2) Penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
kepada Bank dan pihak yang diuji.
(3) Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi Bank
yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia untuk
menjadi calon anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank,
apabila yang bersangkutan telah selesai menjalani proses sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Yang dimaksud dengan telah selesai menjalani proses hukum adalah
apabila yang bersangkutan telah mendapatkan:
1) Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3); atau
20
Manajemen
Paragraf
24
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Bagian Ketiga
Pasal 24
12/23/PBI/2010
Ketentuan
2) Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.
Yang dimaksud dengan telah selesai menjalani proses uji kemampuan
dan kepatutan pada suatu bank adalah apabila yang bersangkutan
telah mendapatkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan.
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Berdasarkan penelitian administratif dan wawancara yang dilakukan
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam paragraf 22, Bank
Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
menjadi 2 (dua) predikat, yaitu:
a. Lulus; atau
Calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang
memperoleh predikat Lulus dinyatakan memenuhi persyaratan
untuk menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi
Bank dimaksud.
b. Tidak Lulus.
Calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang
memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan untuk menjadi anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi Bank dimaksud.
(2) Dalam hal calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota
Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b namun telah mendapat persetujuan dan diangkat
sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank sesuai
keputusan RUPS, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 34 ayat (2), Paragraf 34 ayat (3), Paragraf 34 ayat (4), dan
Paragraf 40.
25
Pasal 25
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 24 ayat (1) paling lambat 30
(tiga puluh) hari kerja setelah seluruh dokumen permohonan dari Bank
telah diterima secara lengkap.
(2) Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara tertulis kepada Bank dalam
bentuk persetujuan atau penolakan.
Yang dimaksud dengan “persetujuan” adalah predikat Lulus yang
diberikan kepada pihak yang diuji, sedangkan yang dimaksud dengan
“penolakan” adalah predikat Tidak Lulus yang diberikan kepada pihak
yang diuji.
(3) Selain kepada Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank
Indonesia dapat memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan.
21
Manajemen
Paragraf
26
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Pihak-pihak lain yang berkepentingan pada ayat ini antara lain adalah
Pemerintah dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan.
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi II. D
(4) Dalam hal menurut penilaian Bank Indonesia dianggap perlu, pihak yang
diuji wajib menyampaikan dokumen pendukung atas dokumen
persyaratan administratif yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran 1a sampai dengan Lampiran 1d dan Lampiran 2a
sampai dengan Lampiran 2f.
Dokumen permohonan yang disampaikan Bank dinyatakan telah
diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam paragraf 15 dan
paragraf 25, apabila dokumen persyaratan administratif dan dokumen
pendukungnya telah diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
Pasal 26
12/23/PBI/2010
(1) Terhadap calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi
yang telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 25 ayat (2), wajib diangkat oleh RUPS paling
lambat 6 (enam) bulan setelah tanggal surat persetujuan dari Bank
Indonesia.
(2) Dalam hal jangka waktu 6 (enam) bulan berakhir dan calon anggota
Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
belum diangkat oleh RUPS, maka persetujuan yang telah diberikan
menjadi tidak berlaku.
BAB IV
27
Bagian Pertama
Pasal 27
12/23/PBI/2010
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap PSP, Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Uji kemampuan dan kepatutan dalam rangka penilaian kembali terhadap PSP
dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas dan/atau
kelayakan keuangan yang meliputi:
a. Tindakan-tindakan baik secara langsung maupun tidak langsung
berupa:
Yang dimaksud dengan “pegawai” adalah setiap orang yang bekerja
dan tercatat dalam administrasi kepegawaian Bank.
1) mempengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai Bank untuk
menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran dari
suatu ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi yang
sebenarnya;
2) mempengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai Bank untuk
memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang
saham, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, pegawai,
dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank; dan/atau
Yang dimaksud dengan merugikan atau mengurangi keuntungan
Bank adalah merugikan atau mengurangi keuntungan dalam
bentuk keuangan.
22
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
3) mempengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai Bank untuk
melakukan perbuatan yang melanggar prinsip kehati-hatian di
bidang perbankan dan/atau asas-asas perbankan yang sehat;
b. terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. terbukti menyebabkan Bank mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usaha Bank dan/atau dapat membahayakan industri
perbankan;
Yang dimaksud dengan menyebabkan Bank mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usaha Bank atau dapat membahayakan
industri perbankan, antara lain adalah:
1) memanfaatkan Bank untuk membiayai kepentingan sendiri atau
kelompok usahanya; dan/atau
2) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada Bank
Indonesia atau Pemerintah, yang menyebabkan Bank
ditempatkan dalam pengawasan intensif atau khusus,
diambilalih Pemerintah/Lembaga Penjamin Simpanan, dibekukan
kegiatan usahanya dan/atau dicabut ijin usahanya.
d. terbukti tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia untuk melakukan
dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;
e. terbukti memiliki kredit macet;
Yang dimaksud dengan kredit macet pada huruf ini adalah:
1) kredit macet yang tercantum dalam Sistem Informasi Debitur;
dan/atau
2) kredit macet yang belum dilaporkan oleh bank dalam Sistem
Informasi Debitur, namun berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan Bank Indonesia, kredit tersebut telah memenuhi
kriteria yang tergolong macet sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai kualitas aktiva.
Dalam pengertian memiliki kredit macet adalah apabila PSP:
1) mempunyai kredit macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas),
atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit macet.
f.
terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham, anggota
dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;
g. tidak mampu melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila Bank
menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas; atau
h. terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan Bank Indonesia dan/atau
Pemerintah.
28
Pasal 28
12/23/PBI/2010
(1) Uji kemampuan dan kepatutan dalam rangka penilaian kembali
terhadap anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat
23
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Eksekutif dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas,
kompetensi dan/atau reputasi keuangan yang meliputi:
a. tindakan-tindakan baik secara langsung maupun tidak langsung
berupa:
1) menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran dari
suatu ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi
yang sebenarnya;
2) memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada
pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, pegawai, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan
atau mengurangi keuntungan Bank; dan/atau
Yang dimaksud dengan “pegawai” adalah setiap orang yang
bekerja dan tercatat dalam administrasi kepegawaian Bank.
Yang dimaksud dengan “merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank” adalah merugikan atau mengurangi
keuntungan dalam bentuk keuangan.
3) melanggar prinsip kehati-hatian di bidang perbankan dan
asas-asas perbankan yang sehat;
b. terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. terbukti menyebabkan Bank mengalami kesulitan yang
membahayakan
kelangsungan
usahanya
atau
dapat
membahayakan industri perbankan;
Yang dimaksud dengan menyebabkan Bank mengalami kesulitan
yang membahayakan kelangsungan usaha Bank atau dapat
membahayakan industri perbankan, antara lain adalah:
1) memanfaatkan Bank untuk membiayai kepentingan sendiri
atau kelompok usahanya; dan/atau
2) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada Bank
Indonesia atau Pemerintah, yang menyebabkan Bank
ditempatkan dalam pengawasan intensif atau khusus,
diambilalih Pemerintah/Lembaga Penjamin Simpanan,
dibekukan kegiatan usahanya dan/atau dicabut ijin
usahanya.
d. terbukti tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia untuk
melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;
e. terbukti memiliki kredit macet;
Yang dimaksud dengan kredit macet pada huruf ini adalah:
1) kredit macet yang tercantum dalam Sistem Informasi
Debitur; dan/atau
2) kredit macet yang belum dilaporkan oleh bank dalam Sistem
Informasi Debitur, namun berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan Bank Indonesia, kredit tersebut telah memenuhi
kriteria yang tergolong macet sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai kualitas aktiva.
24
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Dalam pengertian memiliki kredit macet adalah apabila anggota
Dewan Komisaris atau anggota Direksi:
1) mempunyai kredit macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris
(pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan
hukum yang mempunyai kredit macet.
f.
terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi anggota dewan
komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;
g. tidak mampu melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan Bank yang sehat; atau
Penilaian didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dari setiap
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi, sesuai uraian tugas
yang ada pada Bank yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan kemampuan untuk melakukan pengelolaan
strategis
antara
lain
adalah
kemampuan
untuk
menginterpretasikan visi dan misi Bank, mengantisipasi
perkembangan perekonomian, keuangan dan perbankan,
menganalisa situasi industri perbankan dan sektor-sektor industri
yang dibiayai.
h. terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak
memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan Bank Indonesia
dan/atau Pemerintah.
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi III. A
(2) Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan adalah sebagai berikut :
1. Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 4 ayat (2), meliputi:
a. Pihak-pihak yang menjadi PSP atau sedang menjabat sebagai
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat
Eksekutif pada Bank, yang terindikasi memiliki permasalahan
integritas, kelayakan keuangan, reputasi keuangan dan/atau
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam paragraf 27 atau
paragraf 28;
b. Pihak-pihak yang pada saat menjadi PSP atau menjabat
sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau
Pejabat Eksekutif pada suatu Bank, ditengarai terlibat atau
bertanggung jawab dalam permasalahan integritas,
kelayakan keuangan, reputasi keuangan dan/atau
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam paragraf 27 atau
paragraf 28, namun pada saat dilakukan uji kemampuan dan
kepatutan, yang bersangkutan:
1) telah menjadi pemegang saham bank lain atau bekerja
pada bank lain; atau
2) tidak lagi menjadi pemegang saham bank atau tidak lagi
bekerja pada bank.
2. Pelaksanaan uji kemampuan dan kepatutan dilakukan setiap saat
apabila berdasarkan bukti, data dan informasi yang diperoleh dari
25
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
hasil pengawasan (off site supervision dan/atau on site
supervision) maupun informasi lainnya, terdapat indikasi:
a. permasalahan integritas dan/atau kelayakan keuangan pada
PSP;
b. permasalahan integritas, reputasi keuangan dan/atau
kompetensi pada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
dan Pejabat Eksekutif; atau
c. pelanggaran atau penyimpangan kegiatan kantor perwakilan
bank asing yang dilakukan oleh pemimpin kantor.
3. Permasalahan integritas, kelayakan keuangan, reputasi keuangan
dan/atau kompetensi adalah permasalahan yang terkait dengan:
a. tindakan
menyembunyikan
dan/atau
mengaburkan
pelanggaran dari suatu ketentuan atau kondisi keuangan
dan/atau transaksi yang sebenarnya, antara lain:
1) pencatatan palsu dan/atau transaksi fiktif baik yang
dilakukan pada sisi aktiva maupun pasiva Bank
termasuk transaksi pada rekening administratif;
2) penggelapan atau manipulasi;
3) praktek bank dalam bank;
4) praktek pembukuan dan/atau laporan keuangan Bank
yang tidak benar dan secara material berpengaruh
terhadap
keadaan
keuangan
Bank
sehingga
mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap Bank
(window dressing);
5) pembobolan teknologi sistem informasi Bank; dan/atau
6) menghilangkan atau merusak catatan pembukuan
dan/atau dokumen pendukung transaksi atau catatan
pembukuan Bank.
b. tindakan memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada
pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, pegawai, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan
atau mengurangi keuntungan Bank, antara lain:
1) pemberian suku bunga pinjaman dibawah cost of fund.
2) transaksi valuta asing (termasuk derivasinya) yang tidak
wajar dan merugikan Bank dan/atau mengurangi
potensi keuntungan Bank;
3) penjualan dan/atau pembelian harta milik Bank dengan
harga yang tidak wajar dibandingkan harga pasar;
dan/atau
4) pemberian fasilitas yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku kepada anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, Pejabat Eksekutif dan pegawai.
c. tindakan melanggar prinsip kehati-hatian di bidang
perbankan dan/atau asas-asas perbankan yang sehat, yang
meliputi:
1) Melakukan perbuatan atau tindakan yang melanggar
prinsip kehati-hatian di bidang perbankan dan/atau
asas-asas perbankan yang sehat, yang antara lain:
a. pemberian kredit yang tidak didasarkan pada
prinsip pemberian kredit yang sehat;
26
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
b. penyediaan dana yang melanggar Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK);
c. penyediaan dana kepada pihak atau sektor atau
kegiatan yang dilarang oleh ketentuan; dan/atau
2) Tidak melakukan perbuatan atau tindakan yang menjadi
tugas dan/atau tanggung jawabnya sehingga
mengakibatkan terjadinya pelanggaran prinsip kehatihatian di bidang perbankan, penerapan manajemen
risiko, pelaksanaan Good Corporate Governance,
penerapan program anti pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme, dan/atau asas-asas
perbankan yang sehat.
Prinsip kehati-hatian di bidang perbankan dan/atau
asas-asas perbankan yang sehat termasuk namun tidak
terbatas pada ketentuan yang mengatur mengenai
kewajiban penyediaan modal minimum, posisi devisa
neto, batas maksimum pemberian kredit, kualitas aktiva
dan giro wajib minimum”
d. terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah
diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap (inkracht van gewisjde).
Tindak Pidana Tertentu adalah tindak pidana asal yang
disebut dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu tindak pidana korupsi,
penyuapan, narkotika/psikotropika, penyelundupan tenaga
kerja, penyelundupan imigran, dibidang perbankan, dibidang
pasar modal, dibidang perasuransian, kepabeanan, cukai,
perdagangan orang, perdagangan senjata gelap, terorisme,
penculikan, pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan
uang, perjudian, prostitusi, dibidang perpajakan, dibidang
kehutanan, dibidang lingkungan hidup, dibidang kelautan
dan perikanan atau tindak pidana lainnya yang diancam
dengan pidana 4 (empat) tahun atau lebih.
e. terbukti menyebabkan Bank mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya atau dapat
membahayakan industri perbankan. Yang dimaksud dengan
menyebabkan
Bank
mengalami
kesulitan
yang
membahayakan kelangsungan usahanya atau dapat
membahayakan industri perbankan, antara lain adalah
tindakan yang:
1) memanfaatkan Bank untuk membiayai kepentingan
sendiri dan/atau kelompok usahanya; dan/atau
2) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada Bank
Indonesia atau Pemerintah,
yang menyebabkan Bank ditempatkan dalam pengawasan
intensif
atau
pengawasan
khusus,
diambilalih
Pemerintah/Lembaga Penjamin Simpanan, dibekukan
kegiatan usahanya dan/atau dicabut ijin usahanya.
f. terbukti tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia untuk
melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu
27
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(cease and desist order), dalam rangka perbaikan dan/atau
penyehatan Bank.
g. terbukti memiliki kredit macet. Khusus untuk kartu kredit,
pengertian kredit macet tidak termasuk tagihan yang berasal
dari annual fee, biaya administrasi dan/atau tagihan lainnya
yang bukan berasal dari transaksi pemakaian kartu kredit.
h. terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang
saham, anggota dewan komisaris atau anggota direksi yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit.
i. PSP tidak melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila
Bank menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas,
misalnya tidak melakukan upaya penambahan setoran modal
Bank atau tidak melakukan upaya mencari investor baru.
j. anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi tidak mampu
melakukan
pengelolaan
strategis
dalam
rangka
pengembangan Bank yang sehat.
Penilaian didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dari
setiap jabatan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
sesuai uraian tugas yang ada pada Bank yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan kemampuan untuk melakukan
pengelolaan strategis antara lain adalah kemampuan untuk
menginterpretasikan visi dan misi Bank, mengantisipasi
perkembangan perekonomian, keuangan dan perbankan,
menganalisa situasi industri perbankan dan sektor industri
yang dibiayai.
k. menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi
komitmen yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia
dan/atau instansi lain yang berwenang. Komitmen yang
dimaksud antara lain adalah:
1) komitmen dalam rangka penyehatan Bank;
2) komitmen untuk tidak mengulangi tindakan atau
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b dan/atau huruf c; atau
3) komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam paragraf 27 atau paragraf 28 (bagi PSP, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat
Eksekutif yang pernah memiliki predikat Tidak Lulus
dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah
menjalani masa sanksi sebagaimana dimaksud paragraf
35 ayat (1), paragraf 40 ayat (4) huruf a dan paragraf 40
ayat (5)).
4. Pelanggaran terhadap kegiatan usaha yang dilarang untuk Kantor
Perwakilan Bank Asing sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
yang dilakukan atau melibatkan pemimpin kantor perwakilan
bank asing.
28
Manajemen
Paragraf
29
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Bagian Kedua
Pasal 29
12/23/PBI/2010
Ketentuan
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap PSP dilakukan untuk
keseluruhan pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap Bank
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 2 ayat (3) yang terkait dengan
PSP yang akan diuji.
(2) Hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap PSP dan pihak-pihak yang
melakukan Pengendalian terhadap Bank sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan satu kesatuan dan berlaku bagi PSP dan pihak-pihak
yang melakukan Pengendalian terhadap Bank yang terkait dengan PSP
yang dinilai tersebut, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya.
Yang dimaksud satu kesatuan dan berlaku bagi PSP dan pihak-pihak
yang melakukan Pengendalian adalah apabila PSP diberikan predikat
Tidak Lulus, maka keseluruhan pihak-pihak yang melakukan
Pengendalian yang terkait dengan PSP juga diberikan predikat Tidak
Lulus.
Ketentuan ini dimaksudkan agar masing-masing anggota PSP dapat
bertindak independen terhadap anggota yang lain dalam kelompok PSP.
(3) Pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh pihakpihak yang bersangkutan dalam langkah-langkah uji kemampuan dan
kepatutan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 30.
30
Pasal 30
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan berdasarkan
bukti, data dan informasi yang diperoleh dari hasil pengawasan maupun
informasi lainnya.
(2) Uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. klarifikasi bukti, data dan informasi kepada pihak-pihak yang diuji;
Pelaksanaan klarifikasi dengan pihak-pihak yang diuji dapat
dilakukan melalui tatap muka yang dilengkapi dengan berita acara
dan/atau melalui surat.
b. penetapan dan penyampaian hasil sementara uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak-pihak yang diuji;
Hasil sementara uji kemampuan dan kepatutan yang disampaikan
kepada pihak-pihak yang diuji memuat predikat hasil sementara uji
kemampuan dan kepatutan beserta alasannya.
c. tanggapan dari pihak-pihak yang diuji terhadap hasil sementara uji
kemampuan dan kepatutan; dan
Penyampaian tanggapan dari pihak-pihak yang diuji dilakuka
secara tertulis disertai dengan bukti-bukti pendukung yang relevan.
d. penetapan dan pemberitahuan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak-pihak yang diuji.
29
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan disampaikan secara
tertulis, dengan memuat predikat hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan beserta alasannya.
(3) Pihak-pihak yang diuji diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan
atas permintaan klarifikasi bukti, data dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak tanggal permintaan klarifikasi dari Bank Indonesia.
(4) Dalam hal pihak-pihak yang diuji tidak menggunakan hak untuk
menyampaikan klarifikasi bukti, data dan informasi dalam jangka waktu
yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka Bank
Indonesia akan melakukan langkah-langkah penilaian selanjutnya.
Yang dimaksud dengan tidak menggunakan hak pada ayat ini adalah
termasuk penyampaian klarifikasi yang tidak disertai dengan bukti
pendukung yang relevan.
(5) Pihak-pihak yang diuji diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan
atas hasil sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal surat Bank
Indonesia.
(6) Dalam hal pihak-pihak yang diuji tidak menggunakan hak untuk
menyampaikan tanggapan terhadap hasil sementara dalam jangka
waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka
Bank Indonesia menetapkan hasil sementara uji kemampuan dan
kepatutan menjadi hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan.
Yang dimaksud dengan tidak menggunakan hak pada ayat ini termasuk
menyampaikan tanggapan namun tidak disertai dengan bukti-bukti
pendukung yang relevan.
31
Pasal 31
12/23/PBI/2010
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi III. B
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
secara langsung tanpa mengikuti seluruh langkah-langkah sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 30 ayat (2), apabila pihak yang diuji:
a. diputus bersalah dalam Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus
oleh pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
b. terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham,
anggota dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.
(2) Tata Cara Pelaksanaan Uji Kemampuan dan Kepatutan adalah sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan uji kemampuan dan kepatutan dilakukan setiap saat
dalam rangka penilaian kembali apabila berdasarkan bukti, data
dan/atau informasi yang diperoleh dari hasil pengawasan maupun
informasi lainnya terdapat indikasi permasalahan integritas,
kelayakan keuangan, reputasi keuangan, dan/atau kompetensi.
2. Uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada angka
1, dilakukan dengan langkah-langkah:
a. klarifikasi bukti, data dan informasi kepada pihak-pihak yang
diuji;
30
Manajemen
Paragraf
32
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Bagian Ketiga
Pasal 32
12/23/PBI/2010
Ketentuan
b. penetapan dan penyampaian hasil sementara uji kemampuan
dan kepatutan kepada pihak-pihak yang diuji;
c. tanggapan dari pihak-pihak yang diuji terhadap hasil
sementara uji kemampuan dan kepatutan; dan
d. penetapan dan pemberitahuan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak-pihak yang diuji;
3. Penetapan hasil uji kemampuan dan kepatutan dilakukan
berdasarkan tingkat keterlibatan atau peranan pihak-pihak yang
diuji terhadap permasalahan atau tindakan pelanggaran yang
dilakukan, yang dikategorikan menjadi:
a. Pelaku
Yang dimaksud dengan Pelaku adalah:
1) orang yang memerintahkan, menyuruh melakukan atau
mengusulkan;
2) orang yang menyetujui, turut serta menyetujui, atau
menandatangani;
3) orang yang turut serta melakukan berdasarkan
perintah, baik dengan atau tanpa tekanan, dan yang
bersangkutan patut mengetahui atau patut menduga
bahwa perintah tersebut bertentangan dengan
ketentuan yang berlaku;
4) orang yang melakukan suatu perbuatan karena adanya
janji atau imbalan tertentu; dan/atau
5) orang yang tidak melakukan perbuatan atau tindakan
yang menjadi tugas dan/atau tanggung jawabnya
sehingga mengakibatkan terjadinya pelanggaran
dan/atau penyimpangan.
b. Pelaku Pembantu
Yang dimaksud dengan Pelaku Pembantu adalah Orang yang
karena melaksanakan tugas, jabatan dan/atau adanya suatu
perintah dari pihak lain, baik dengan atau tanpa tekanan,
melakukan atau turut serta melakukan suatu perbuatan, dan
yang bersangkutan patut mengetahui atau patut menduga
bahwa perbuatan atau perintah yang dilakukan tersebut
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, namun yang
bersangkutan telah berusaha untuk menolak melakukan
perbuatan atau perintah tersebut.
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
menjadi 2 (dua) predikat, yaitu:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus.
(2) Penetapan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan tingkat keterlibatan
pihak-pihak yang diuji.
Tingkat keterlibatan pihak-pihak yang diuji didasarkan atas peranan
masing–masing pihak yang diuji terhadap tindakan pelanggaran yang
dilakukan.
31
Manajemen
Paragraf
33
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(3) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku sejak tanggal surat penetapan Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 30 ayat (2) huruf d.
Pasal 33
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan secara tertulis kepada Bank dan pihak yang diuji.
(2) Selain kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank
Indonesia dapat memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pihak-pihak lain yang berkepentingan pada ayat ini antara lain adalah
pemegang saham termasuk pemegang saham pengendali.
34
Bagian Keempat
Pasal 34
12/23/PBI/2010
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Lulus dinyatakan memenuhi
persyaratan untuk tetap menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif.
(2) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus dilarang menjadi:
a. PSP atau memiliki saham pada industri perbankan; dan/atau
b. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada industri perbankan.
(3) Pengenaan sanksi larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga
berlaku bagi pihak-pihak yang pada saat penilaian ditetapkan Tidak
Lulus, yang bersangkutan telah menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada bank lain.
(4) Terhadap pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
konsekuensi Tidak Lulus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Yang dimaksud dengan ketentuan yang berlaku pada ayat ini adalah
ketentuan yang mengatur tentang uji kemampuan dan kepatutan bagi
bank umum atau BPR baik konvensional maupun syariah bank umum,
bank syariah dan BPR.
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi III. C
No. 1 – 3, 6
(5) Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan beserta Konsekuensinya adalah
sebagai berikut :
1. Pihak-pihak yang ditetapkan dengan predikat Lulus memenuhi
persyaratan untuk tetap menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris
anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif.
2. Pihak-pihak yang dikategorikan sebagai Pelaku Pembantu dapat
ditetapkan predikat Lulus apabila yang bersangkutan
menyampaikan surat pernyataan yang berisi komitmen untuk tidak
mengulangi tindakan pelanggaran dimasa yang akan datang.
Pelanggaran atas komitmen dimaksud menjadi dasar untuk
dilakukan uji kemampuan dan kepatutan kepada yang
bersangkutan.
3. Pihak-pihak yang ditetapkan dengan predikat Tidak Lulus dilarang
menjadi:
a. PSP atau memiliki saham pada industri perbankan; dan/atau
b. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat
Eksekutif pada industri perbankan.
sejak tanggal surat penetapan Bank Indonesia.
32
Manajemen
Paragraf
35
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 35
12/23/PBI/2010
Ketentuan
4. Dalam hal pihak-pihak yang ditetapkan dengan predikat Tidak Lulus
sebagaimana dimaksud pada angka 3 sudah menjabat sebagai
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada bank lain, maka yang bersangkutan berhenti dari jabatannya
sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat
Eksekutif pada bank lain tersebut, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. jika bank tersebut adalah Bank Umum maka yang
bersangkutan berhenti dari jabatannya sebagai anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif pada
bank lain tersebut sejak tanggal surat penetapan Tidak Lulus
oleh Bank Indonesia.
Bank Umum tersebut wajib menindaklanjuti pemberhentian
anggota Dewan Komisaris anggota Direksi, atau Pejabat
Eksekutif dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
tanggal pemberitahuan Bank Indonesia, berupa:
1) melaksanakan
RUPS
untuk
memberhentikan
(pengukuhan) anggota Dewan Komisaris atau anggota
Direksi yang ditetapkan dengan predikat Tidak Lulus;
atau
2) menerbitkan surat keputusan pemberhentian bagi
Pejabat Eksekutif yang ditetapkan dengan predikat Tidak
Lulus.
b. jika bank tersebut adalah Bank Umum Syariah atau Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah maka tindaklanjut pemberhentian
bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat
Eksekutif dimaksud mengacu kepada ketentuan yang
mengatur mengenai uji kemampuan dan kepatutan yang
berlaku bagi Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.
c. jika bank tersebut adalah Bank Perkreditan Rakyat maka
tindaklanjut pemberhentian bagi anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif dimaksud mengacu
kepada ketentuan yang mengatur mengenai uji kemampuan
dan kepatutan yang berlaku bagi Bank Perkreditan Rakyat.
d. jika bank tersebut adalah Bank Umum dan yang bersangkutan
menjabat sebagai Direktur atau Pejabat Eksekutif yang hanya
bertugas mengelola Unit Usaha Syariah (UUS), maka
tindaklanjut pemberhentian yang bersangkutan mengacu
pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b.
(1) Pengenaan jangka waktu larangan terhadap pihak-pihak yang diberikan
predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam paragraf 34 ayat (2)
ditetapkan:
a. selama jangka waktu 3 (tiga) tahun:
1) bagi PSP apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 27 huruf a angka 3),
huruf d, huruf e, huruf g, atau huruf h.
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau
Pejabat Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakan-
33
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
tindakan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 28 huruf a
angka 3), huruf d, huruf e, huruf g, atau huruf h.
b. selama jangka waktu 5 (lima) tahun:
1) bagi PSP apabila:
a) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 27 huruf a angka 1) atau angka
2); atau
b) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 27 huruf a angka 3), huruf d,
huruf e, huruf g atau huruf h, dan perbuatan dimaksud:
i. dilakukan secara berulang;
ii. dilakukan secara kumulatif; atau
Yang dimaksud dengan kumulatif pada huruf ini
adalah gabungan paling kurang dari 2 (dua)
perbuatan paragraf 27 huruf a angka 3), huruf d,
huruf e, huruf g dan/atau huruf h.
iii. terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak
lain.
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau
Pejabat Eksekutif apabila:
a) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 28 huruf a angka 1) atau angka
2); atau
b) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 28 huruf a angka 3), huruf d,
huruf e, huruf g, atau huruf h dan perbuatan dimaksud:
i. dilakukan secara berulang;
ii. dilakukan secara kumulatif; atau
Yang dimaksud dengan kumulatif pada huruf ini
adalah gabungan paling kurang dari 2 (dua)
perbuatan paragraf 28 huruf a angka 3), huruf d,
huruf e, huruf g dan/atau huruf h.
iii. terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak
lain.
c. selama jangka waktu 20 (dua puluh) tahun:
1) bagi PSP apabila terbukti melakukan tindakan-tindakan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 27 huruf b, huruf c
atau huruf f.
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau
Pejabat Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakantindakan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 28 huruf b,
huruf c atau huruf f.
(2) Jangka waktu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung
sejak tanggal surat penetapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam paragraf 30 ayat (2) huruf d.
34
Manajemen
Paragraf
36
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(3) Jangka waktu larangan terhadap pihak-pihak sebagaimana dimaksud
pada paragraf 34 ayat (5) butir 3 tercantum dalam Lampiran 11 dan
Lampiran 12.
Pasal 36
12/23/PBI/2010
(1) Pihak-pihak yang dilarang menjadi PSP sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 34 ayat (2) huruf a:
a. dilarang melakukan tindakan sebagai PSP;
b. tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham
tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPS sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai perseroan terbatas; dan
Yang dimaksud dengan hak selaku pemegang saham pada huruf ini
misalnya, hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam
RUPS namun tidak termasuk hak untuk menerima deviden yang
dibagikan.
c. wajib mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya dalam jangka
waktu paling lambat 6 (enam) bulan.
(2) Bank wajib mencantumkan penjelasan dalam daftar pemegang saham
Bank mengenai status PSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Yang dimaksud dengan “penjelasan dalam daftar pemegang saham
Bank” adalah penjelasan mengenai status PSP yang mempunyai
predikat Tidak Lulus sehingga saham yang dimiliki oleh PSP tersebut
menjadi tidak memiliki hak suara dalam RUPS dan tidak diperhitungkan
dalam kuorum, sampai dengan saham dimaksud dialihkan kepada pihak
lain.
(3) Dalam hal pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus adalah PSP
dari Bank yang berada dalam penanganan/penyelamatan oleh Lembaga
Penjamin Simpanan, maka jangka waktu kewajiban pengalihan
kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mengacu
kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan.
(4) Bank Indonesia dapat menetapkan jangka waktu kewajiban pengalihan
kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c secara
tersendiri apabila menurut penilaian Bank Indonesia langkah-langkah
dimaksud perlu disesuaikan dengan program penyehatan Bank
sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
Yang dimaksud dengan ketentuan yang berlaku adalah ketentuan yang
mengatur mengenai Tindaklanjut Pengawasan dan Penetapan Status
Bank.
(5) Bank wajib melaporkan pengalihan kepemilikan saham sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c kepada Bank Indonesia dalam jangka
waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah RUPS mengesahkan
pengalihan kepemilikan saham.
(6)
Dalam hal pihak-pihak yang ditetapkan Tidak Lulus sebagaimana
SE
dimaksud pada angka 3 juga merupakan pemegang saham pada bank
13/8/DPNP 2011
lain, yang bersangkutan juga wajib mengalihkan kepemilikan sahamnya
Romawi III.C No. 5
35
Manajemen
Paragraf
37
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 37
12/23/PBI/2010
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi III. C
No. 8 – 9
Ketentuan
pada bank lain tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jika bank tersebut adalah Bank Umum maka yang bersangkutan
wajib mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya pada bank
tersebut dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal surat penetapan Tidak Lulus oleh Bank Indonesia. Dalam
hal tidak dialihkan dalam jangka waktu dimaksud maka berlaku
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 37 dan paragraf
38;
b. jika bank tersebut adalah Bank Umum Syariah atau Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah maka yang bersangkutan wajib
mengalihkan kepemilikan sahamnya pada bank tersebut dengan
jumlah saham, jangka waktu, dan tata cara pengalihan sesuai
dengan yang diatur dalam ketentuan mengenai uji kemampuan
dan kepatutan yang berlaku bagi Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah;
c. jika bank tersebut adalah Bank Perkreditan Rakyat maka yang
bersangkutan wajib mengalihkan kepemilikan sahamnya pada Bank
Perkreditan Rakyat tersebut dengan jumlah saham, jangka waktu,
dan tata cara pengalihan sesuai dengan yang diatur dalam
ketentuan mengenai uji kemampuan dan kepatutan yang berlaku
bagi Bank Perkreditan Rakyat.
(1) Dalam hal pihak–pihak sebagaimana dimaksud dalam paragraf 36 ayat
(1) huruf c, ayat (3) dan ayat (4) tidak mengalihkan seluruh kepemilikan
sahamnya sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, maka:
a. pihak yang bersangkutan wajib menyerahkan surat kuasa menjual
kepada Bank Indonesia dengan hak substitusi atau kepada pihak
lain yang ditunjuk atau disetujui oleh Bank Indonesia dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak berakhirnya batas waktu
pengalihan kepemilikan saham;
Surat kuasa menjual pada ayat ini paling kurang memuat klausula
memberikan kuasa kepada penerima kuasa untuk menjual atau
mengalihkan saham kepada pihak lain.
Selain surat kuasa, pemberi kuasa memberikan surat pernyataan
kepada Bank Indonesia yang paling kurang memuat:
1) menerima segala keputusan pengalihan saham yang
dilakukan oleh penerima kuasa; dan
2) membebaskan penerima kuasa atas segala akibat hukum
yang timbul dari penjualan atau pengalihan saham dimaksud.
b. jangka waktu larangan kepada pihak yang bersangkutan ditetapkan
menjadi selama 20 (dua puluh) tahun;
c. pihak yang bersangkutan diberitahukan kepada Otoritas
Pengawasan Pasar Modal; dan
d. pembayaran deviden ditunda sampai dengan yang bersangkutan
mengalihkan kepemilikan sahamnya.
(2) Surat kuasa menjual sebagaimana dimaksud pada angka 7 dibuat dalam
bentuk akta notariil yang paling kurang memuat:
a. memberikan kuasa kepada penerima kuasa untuk menjual atau
mengalihkan saham kepada pihak lain;
36
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
b. menerima/menyetujui segala keputusan atas penjualan atau
pengalihan saham yang dilakukan oleh penerima kuasa;
c. membebaskan penerima kuasa atas segala akibat hukum yang
timbul dari penjualan atau pengalihan saham dimaksud;
d. pemberi kuasa tidak akan mencabut surat kuasa menjual yang
telah diberikan kepada penerima kuasa; dan
e. segala biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan surat kuasa
menjual, menjadi beban pemberi kuasa.
(3) Hak PSP terhadap pembagian deviden, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. yang bersangkutan masih berhak menerima pembagian deviden
untuk periode paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
penetapan Tidak Lulus oleh Bank Indonesia tersebut.
Dalam hal pembagian deviden untuk periode tersebut dilakukan
setelah 6 (enam) bulan sejak penetapan Tidak Lulus maka yang
bersangkutan hanya menerima pembagian deviden setelah
memperhitungkan biaya pelaksanaan surat kuasa menjual.
b. apabila sampai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
huruf a terlampaui dan PSP tidak mengalihkan kepemilikan
sahamnya atau mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada pihak
yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
termasuk kepada kelompok usahanya, maka pembayaran deviden
ditunda sampai dengan yang bersangkutan mengalihkan
kepemilikan sahamnya sesuai dengan ketentuan.
38
Pasal 38
12/23/PBI/2010
Bank Indonesia dapat membentuk Komite untuk menangani pengalihan
saham PSP sebagaimana dimaksud dalam paragraf 37 huruf a.
39
Pasal 39
12/23/PBI/2010
(1) Perbuatan mengalihkan kepemilikan saham dimaksud dalam paragraf
36 ayat (1) huruf c dapat dilakukan melalui hibah maupun melalui
penjualan kepada pihak selain pihak yang memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua termasuk kepada kelompok usahanya.
Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua adalah hubungan baik vertikal maupun horizontal, termasuk
mertua, menantu, dan ipar, meliputi:
1. Orang tua kandung/tiri/angkat;
2. Saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya;
3. Anak kandung/tiri/angkat;
4. Kakek/nenek kandung/tiri/angkat;
5. Cucu kandung/tiri/angkat;
6. Saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami atau
istrinya;
7. Suami/istri;
8. Mertua;
9. Besan;
10. Suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat;
11. Kakek/nenek dari suami/istri;
12. Suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat;
13. Saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami atau
istrinya.
37
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(2) Dalam hal pengalihan kepemilikan dilakukan dengan cara mengalihkan
saham kepada pihak yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau kelompok
usaha dari PSP yang ditetapkan predikat Tidak Lulus, maka:
a. pengalihan tersebut tidak dianggap sebagai pengalihan
kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 36 ayat (1)
huruf c;
b. Bank dilarang melakukan pencatatan atas pihak-pihak yang
menerima pengalihan tersebut dalam daftar pemegang saham
Bank; dan
Larangan pencatatan atas kepemilikan saham tidak
mempengaruhi pencatatan akuntansi maupun pencatatan modal
Bank sampai dengan yang bersangkutan mengalihkan sahamnya.
c. pihak-pihak yang menerima pengalihan tidak memperoleh hakhaknya sebagai pemegang saham.
40
Pasal 40
12/23/PBI/2010
(1) Pihak–pihak yang dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud dalam paragraf 34
ayat (2) huruf b:
a. dilarang untuk melakukan tindakan sebagai anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif; dan
Yang dimaksud dengan melakukan tindakan sebagai anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada
ayat ini adalah bertindak mewakili Bank dalam membuat
keputusan yang secara hukum mengikat Bank dan/atau
mengambil keputusan yang mempengaruhi kondisi keuangan
Bank.
b. wajib berhenti sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
atau Pejabat Eksekutif.
(2) Bank wajib menindaklanjuti konsekuensi Tidak Lulus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal
pemberitahuan dari Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan tindaklanjut yang harus dilakukan Bank pada
ayat ini antara lain adalah penyelenggaraan RUPS.
(3) Bank wajib melaporkan tindaklanjut sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) kepada Bank Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja.
Jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja antara lain terhitung sejak
penyelenggaraan RUPS.
(4) Dalam hal anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat
Eksekutif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih melakukan
tindakan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif, maka:
a. jangka waktu larangan kepada yang bersangkutan ditetapkan
menjadi selama 20 (dua puluh) tahun; dan
38
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
b. Bank diberitahukan kepada Otoritas Pengawasan Pasar Modal.
Ketentuan ini hanya berlaku bagi Bank yang telah go public
(5) PSP yang dengan sengaja membiarkan anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi yang Tidak Lulus untuk melakukan tindakan
sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi, diberikan
predikat Tidak Lulus dengan jangka waktu larangan selama 20 (dua
puluh) tahun.
Dengan diberikannya predikat Tidak Lulus bagi PSP maka berlaku
konsekuensi Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam paragraf 34 ayat
(2) huruf a.
(6) Penetapan sanksi Tidak Lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
didahului dengan surat teguran dari Bank Indonesia sebanyak 2 (dua)
kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran adalah 5
(lima) hari kerja.
Penetapan sanksi Tidak Lulus pada ayat ini dilakukan secara langsung
tanpa mengikuti langkah-langkah penilaian kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 30 ayat (2).
41
42
Pasal 41
12/23/PBI/2010
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi III. D
(1) Dalam hal seluruh atau sebagian anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi ditetapkan Tidak Lulus dan menurut penilaian Bank
Indonesia kekosongan jabatan Direksi dan/atau Komisaris tersebut
dapat mengganggu kegiatan operasional Bank, maka Bank Indonesia
menunjuk pengganti sementara sampai RUPS mengangkat pengganti
yang tetap sesuai dengan ketentuan perundang–undangan yang
berlaku.
(2) Penyampaian klarifikasi dan tanggapan dari pihak-pihak yang diuji dalam
proses uji kemampuan dan kepatutan, penyampaian surat pernyataan
dan laporan Bank, disampaikan kepada:
1. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Bank Indonesia, Jl. M.H.
Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor Pusat di
wilayah Jabodetabek; atau
2. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor pusat
di luar wilayah Jabodetabek,
dengan tembusan kepada Direktorat Perizinan dan Informasi
Perbankan, Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350.
Bagian Kelima
Permohonan Kembali untuk menjadi PSP, anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi
Pasal 42
12/23/PBI/2010
(1) Pihak-pihak yang dikenakan larangan sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 34 ayat (2) dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia
untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau
calon anggota Direksi apabila jangka waktu pengenaan sanksi larangan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 35 ayat (1), paragraf 40 ayat (4)
huruf a, dan paragraf 40 ayat (5) telah terlampaui.
39
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(2) PSP yang berbentuk badan hukum yang dikenakan larangan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 34 ayat (2) dapat diajukan
kembali kepada Bank Indonesia untuk menjadi calon PSP sebelum
berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi larangan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 35 ayat (1), paragraf 40 ayat (4) huruf a dan
paragraf 40 ayat (5) sepanjang badan hukum yang bersangkutan telah
mengganti pihak–pihak yang melakukan Pengendalian terhadap badan
hukum dimaksud yang dalam uji kemampuan dan kepatutan
memperoleh predikat Tidak Lulus.
Penggantian pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap
badan hukum dimaksud harus dibuktikan dengan dokumen yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Penilaian atas permohonan untuk kembali menjadi calon PSP, calon
anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam paragraf 5 – paragraf 15 dan paragraf 16 –
paragraf 26.
BAB V
43
Pasal 43
12/23/PBI/2010
BAB VI
Bagian Pertama
44
Pasal 44
12/23/PBI/2010
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing
(1) Tata cara uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon Pemimpin
Kantor Perwakilan Bank Asing, berlaku ketentuan sebagaimana diatur
dalam paragraf 16-paragraf 26.
(2) Tata cara uji kemampuan dan kepatutan terhadap Pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
paragraf 27-paragraf 42.
(3) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap Pemimpin Kantor Perwakilan
Bank Asing dilakukan apabila terdapat indikasi bahwa yang
bersangkutan memiliki peranan atas pelanggaran atau penyimpangan
kegiatan Kantor Perwakilan Bank Asing.
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Bank Dalam
Penyelamatan/Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS)
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota Dewan
Komisaris dan Calon Anggota Direksi
(1) Dalam hal Bank berada dalam penanganan atau penyelamatan oleh LPS,
maka uji kemampuan dan kepatutan hanya dilakukan terhadap calon
anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.
Terhadap LPS sebagai calon PSP tidak dilakukan uji kemampuan dan
kepatutan.
(2) Permohonan persetujuan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh LPS.
40
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
45
Pasal 45
12/23/PBI/2010
Ketentuan
Persyaratan uji kemampuan dan kepatutan bagi calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau calon anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 44, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam paragraf 4,
paragraf 16 dan paragraf 17 – paragraf 20.
46
Pasal 46
12/23/PBI/2010
Uji kemampuan dan kepatutan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau
calon anggota Direksi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. penelitian administratif berupa persyaratan tidak tercantum dalam
daftar kredit macet dan DTL;
b. penelitian administratif lainnya; dan
c. wawancara, apabila diperlukan.
47
Pasal 47
12/23/PBI/2010
(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 46 huruf a pihak yang diuji tidak tercantum dalam daftar kredit
macet dan DTL maka Bank Indonesia memberikan persetujuan
sementara sehingga pihak yang diuji berwenang menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi.
(2) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 46 huruf a pihak yang diuji tercantum dalam daftar kredit
macet dan/atau DTL, maka Bank Indonesia tidak memberikan
persetujuan sementara dan:
a. pihak yang diuji dilarang melakukan tindakan sebagai anggota
Dewan Komisaris atau anggota Direksi; dan
Yang dimaksud dengan melakukan tindakan sebagai anggot
Dewan Komisaris atau anggota Direksi pada ayat ini adalah
bertindak mewakili Bank dalam membuat keputusan yang secara
hukum mengikat Bank dan/atau mengambil keputusan yang
penting yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank.
b. LPS menyampaikan kembali calon anggota Direksi atau calon
anggota Dewan Komisaris yang baru.
(3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam paragraf 46 huruf a
diberitahukan kepada LPS.
48
Pasal 48
12/23/PBI/2010
(1) Bank wajib menyampaikan dokumen administratif lainnya mengenai
pihak-pihak yang diuji paling lambat 1 (satu) bulan setelah persetujuan
sementara Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam paragraf 47
ayat 1.
(2) Dalam rangka melakukan penelitian administratif lainnya dan
wawancara sebagaimana dimaksud dalam paragraf 46 huruf b dan huruf
c, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam paragraf 4 dan paragraf
24 - 26.
49
Pasal 49
12/23/PBI/2010
(1) Berdasarkan penelitian administratif lainnya dan wawancara
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 46 huruf b dan huruf c, Bank
Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
menjadi 2 (dua) predikat:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus
41
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(2) Penetapan hasil akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
Bank Indonesia paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan
sementara.
50
Pasal 50
12/23/PBI/2010
Bank Indonesia memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
secara tertulis kepada Bank, pihak yang diuji dan LPS.
51
Pasal 51
12/23/PBI/2010
(1) Konsekuensi dari hasil akhir uji sebagaimana dimaksud dalam paragraf
49 ayat (1), berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam paragraf 34paragraf 41.
(2) Dalam hal hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan pihak yang diuji
ditetapkan Tidak Lulus, maka hasil persetujuan sementara yang telah
diterbitkan menjadi batal terhitung sejak tanggal penetapan Tidak Lulus.
Bagian Kedua
52
53
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Pasal 52
12/23/PBI/2010
Tata cara uji kemampuan dan kepatutan terhadap anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif, berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 27 – paragraf 42.
BAB VII
Pasal 53
12/23/PBI/2010
Ketentuan Lain-Lain
(1) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan bersifat rahasia dan
ditatausahakan serta digunakan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan tugas pengaturan dan pengawasan Bank.
(2) Dalam hal Bank, pihak-pihak yang diuji dan pihak–pihak lain
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 15, paragraf 25, paragraf 33,
paragraf 47 dan paragraf 50 memberitahukan hasil uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak lain, maka segala akibat hukum yang timbul
sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.
Bank Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap penyalahgunaan
data yang telah diberikan kepada anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 15, paragraf 25, paragraf 33, paragraf 47 dan
paragraf 50.
54
Pasal 54
12/23/PBI/2010
(1) Bank wajib melaporkan rencana perubahan struktur kelompok usaha
yang terkait dengan Bank termasuk badan hukum pemilik Bank sampai
dengan ultimate shareholders kepada Bank Indonesia paling lambat 1
(satu) bulan sebelum terjadinya perubahan.
(2) Dalam hal perubahan struktur kelompok usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menurut penilaian Bank Indonesia menyebabkan
perubahan pengendali Bank atau apabila menurut penilaian Bank
Indonesia terdapat pengendali Bank sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 2, maka Bank wajib mengajukan calon PSP dan Bank Indonesia
melakukan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana diatur dalam
paragraf 5-paragraf 15.
(3) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pengendali Bank yang
disebabkan karena adanya perubahan struktur kelompok usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan satu kesatuan dan
42
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi IV
55
Pasal 55
12/23/PBI/2010
Ketentuan
merupakan hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap kelompok
usaha.
(4) Laporan rencana perubahan struktur kelompok usaha sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 54 mencakup seluruh pihak yang terkait
dengan Bank dari segi pengendalian sampai dengan PSPT.
Contoh pelaporan rencana perubahan struktur kelompok usaha adalah
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 4a dan Lampiran 4b. Laporan
rencana perubahan struktur kelompok usaha disampaikan kepada Bank
Indonesia dengan alamat sebagaimana terdapat pada paragraf 41 ayat
(2).
Bank Indonesia berwenang menolak perubahan pengendali Bank, apabila
berdasarkan penilaian Bank Indonesia perubahan tersebut dapat
menyebabkan atau diindikasikan dapat menghambat pelaksanaan
pengawasan Bank.
Dalam hal pihak pengendali berbentuk badan hukum maka pihak yang diuji
adalah badan hukum dan pengurus badan hukum tersebut. Yang dimaksud
dengan menghambat pelaksanaan pengawasan Bank antara lain apabila
Bank Indonesia mengalami atau melihat potensi adanya kesulitan untuk
mengakses data dan informasi termasuk informasi sumber keuangan
pengendali Bank.
56
Pasal 56
12/23/PBI/2010
Bank wajib mengungkapkan penjelasan mengenai status PSP sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 36 ayat (2) dalam Laporan Keuangan Publikasi Bank
Triwulanan dan Laporan Tahunan Bank.
57
Pasal 57
12/23/PBI/2010
Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi
selain wajib memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan
kelayakan/reputasi keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia ini, juga wajib memenuhi persyaratan mengenai kepemilikan dan
kepengurusan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku beserta perubahan dan/atau penggantinya.
Yang dimaksud dengan ketentuan mengenai kepemilikan dan kepengurusan
yang berlaku dalam ayat ini antara lain adalah ketentuan mengenai bank
umum, tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan
kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri, pembelian
saham bank umum, dan merger, konsolidasi dan akusisi bank, fungsi
kepatuhan, tenaga kerja asing, dan pelaksanaan good corporate governance.
58
59
SE
13/8/DPNP 2011
Romawi V
BAB VIII
Pasal 58
12/23/PBI/2010
Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 14 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari regulasi ini.
Sanksi
(1) Bank yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraf
36 ayat (2), paragraf 39 ayat (2) huruf b, atau paragraf 40 ayat (2),
dikenakan sanksi administratif sesuai dengan Pasal 52 ayat (2) Undang–
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, berupa:
43
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
a. teguran tertulis; dan/atau
b. pemberhentian sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi Bank dan selanjutnya Bank Indonesia menunjuk
dan mengangkat pengganti sementara sampai RUPS mengangkat
pengganti tetap dengan persetujuan Bank Indonesia.
(2) Bank yang melanggar kewajiban menyampaikan laporan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 36 ayat (5), paragraf 40 ayat (3) atau paragraf
54 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan
kewajiban membayar sebesar:
Pengenaan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan kewajiban
membayar, tidak menghilangkan kewajiban Bank untuk menyampaikan
laporan.
a. Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari kelambatan untuk
setiap laporan dengan jumlah paling tinggi Rp30.000.000,00 (tiga
puluh juta rupiah) apabila Bank belum menyampaikan laporan
sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas waktu
penyampaian laporan; atau
b. Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) apabila Bank tidak
menyampaikan atau menyampaikan laporan melebihi batas
waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas waktu penyampaian
laporan.
(3) Pemegang saham yang dengan sengaja tidak menaati ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam paragraf 5 ayat (2), paragraf 36 ayat (1)
huruf a, paragraf 37 huruf a atau paragraf 40 ayat (5), dikenakan sanksi
sesuai dengan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998.
(4) Anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pejabat Eksekutif
yang dengan sengaja tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam paragraf 16 ayat (2) atau paragraf 40 ayat (1) dikenakan sanksi
sesuai Pasal 49 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998.
60
BAB I
Pasal 1
14/6/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
Bank Syariah
Ketentuan Umum
1.
2.
3.
4.
Bank Syariah adalah Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
Bank Umum Syariah yang selanjutnya disebut BUS adalah Bank Umum
Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang selanjutnya disebut BPRS adalah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Bank Umum Konvensional adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
44
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Ketentuan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998, termasuk kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di
luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional.
Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu
bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
Kantor Perwakilan Bank Asing adalah kantor perwakilan dari bank yang
berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
Pemegang Saham Pengendali yang selanjutnya disebut dengan PSP
adalah badan hukum, orang perseorangan dan/atau kelompok usaha
yang:
a. memiliki saham perusahaan atau Bank Syariah sebesar 25% (dua
puluh lima persen) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan
dan mempunyai hak suara; atau
b. memiliki saham perusahaan atau Bank Syariah kurang dari 25%
(dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang dikeluarkan dan
mempunyai hak suara namun yang bersangkutan dapat dibuktikan
telah melakukan pengendalian perusahaan atau Bank Syariah, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Pengendalian adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
memengaruhi pengelolaan dan/atau kebijakan perusahaan, termasuk
Bank Syariah, dengan cara apapun, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah
RUPS sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Direksi adalah Direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Direktur UUS adalah anggota Direksi Bank Umum Konvensional atau
pimpinan kantor cabang bank asing yang mengelola dan bertanggung
jawab terhadap operasional UUS.
Pejabat Eksekutif adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung
kepada anggota Direksi dan/atau mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan dan/atau operasional Bank Syariah atau UUS,
antara lain kepala divisi, kepala kantor wilayah, kepala kantor cabang,
kepala kantor fungsional yang kedudukannya paling kurang setara
dengan kepala kantor cabang, kepala satuan kerja manajemen risiko,
kepala satuan kerja kepatuhan, dan kepala satuan kerja audit internal
atau pejabat lainnya yang setara.
Daftar Tidak Lulus yang selanjutnya disebut DTL adalah daftar yang
ditatausahakan oleh Bank Indonesia yang memuat pihak yang
mendapat predikat Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan
45
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
15.
61
Pasal 2
14/6/PBI/2012
Ketentuan
terhadap pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris,
anggota direksi, dan pejabat eksekutif.
Tindak Pidana Tertentu adalah tindak pidana asal yang disebut dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang.
(1) Pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank Syariah dan UUS wajib
tunduk pada ketentuan ini.
Pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank Syariah dan UUS
termasuk pihak yang menjadi pengendali akibat dari berlakunya
peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
(2) Pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank Syariah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah orang perseorangan, badan hukum atau
kelompok usaha yang melakukan Pengendalian terhadap Bank Syariah,
termasuk PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif Bank Syariah.
(3) Pihak yang termasuk sebagai pengendali UUS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS.
(4) Pengendalian terhadap Bank Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
Dalam menghitung jumlah saham yang dimiliki dan/atau dikendalikan
secara bersama-sama oleh pihak yang melakukan Pengendalian
terhadap Bank Syariah, termasuk:
a. saham Bank Syariah yang dimiliki oleh pihak lain yang hak
suaranya dapat digunakan atau dikendalikan oleh pengendali
Bank Syariah;
b. saham Bank Syariah yang dimiliki oleh perusahaan yang
dikendalikan oleh pengendali Bank Syariah;
c. saham Bank Syariah yang dimiliki oleh pihak terafiliasi dari
pengendali Bank Syariah;
d. saham Bank Syariah yang dimiliki oleh anak perusahaan dari
perusahaan yang dikendalikan oleh pengendali Bank Syariah;
e. saham Bank Syariah yang dimiliki oleh pihak lain untuk dan atas
nama pengendali Bank Syariah (saham nominee) berdasarkan
atau tidak berdasarkan suatu perjanjian tertentu;
f. saham Bank Syariah yang dimiliki oleh pihak lain yang
pemindahtanganannya memerlukan persetujuan dari pengendali
Bank Syariah; atau
g. saham Bank Syariah lainnya selain saham sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f, yang
dikendalikan oleh pengendali Bank Syariah.
Yang dimaksud dengan pihak terafiliasi dari Pengendali Bank
Syariah sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah:
a. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau yang setara
atau kuasanya, pejabat, atau karyawan perusahaan pengendali
Bank Syariah;
46
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
b.
c.
d.
e.
Ketentuan
pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan perusahaan pengendali Bank Syariah, khusus bagi
perusahaan yang berbentuk hukum koperasi;
pihak yang memberikan jasa kepada perusahaan pengendali
Bank Syariah, antara lain akuntan publik, penilai, konsultan
hukum dan konsultan lain yang terbukti dikendalikan oleh
pengendali Bank Syariah;
pihak yang mempunyai hubungan keluarga dengan pengendali
Bank Syariah baik karena perkawinan maupun karena keturunan
sampai dengan derajat kedua baik secara horizontal maupun
vertikal, termasuk besan;
pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta
memengaruhi pengelolaan perusahaan pengendali Bank Syariah,
antara lain keluarga pemegang saham, keluarga komisaris,
keluarga pengawas, keluarga direksi, dan keluarga pengurus.
a. memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih saham Bank Syariah;
Bank Syariah dapat memiliki 1 (satu) atau lebih PSP. Termasuk
dalam pengertian calon PSP antara lain adalah pemegang saham
yang menjadi PSP karena terjadinya pengalihan saham Bank
Syariah secara internal atau eksternal, penambahan modal dari
pemegang saham Bank Syariah, right issue saham Bank Syariah
dan/atau pengajuan diri secara sukarela menjadi PSP.
b. secara langsung menjalankan manajemen dan/atau memengaruhi
kebijakan Bank Syariah;
c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang
apabila digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki
dan/atau mengendalikan secara sendiri atau bersama-sama 25%
(dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank Syariah;
d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan Bank Syariah (acting in
concert) dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain,
sehingga secara bersama-sama memiliki dan/atau mengendalikan
25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank Syariah, baik
langsung maupun tidak langsung dengan atau tanpa perjanjian
tertulis;
e. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan Bank Syariah (acting in
concert) dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain,
sehingga secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak
lainnya untuk memiliki saham, yang apabila hak tersebut
dilaksanakan menyebabkan pihak tersebut memiliki dan/atau
mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen)
atau lebih saham Bank Syariah;
f. mengendalikan satu atau lebih perusahaan lain yang secara
keseluruhan memiliki dan/atau mengendalikan secara bersamasama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank Syariah;
47
Manajemen
Paragraf
62
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 3
14/6/PBI/2012
Ketentuan
g. mempunyai
kewenangan
untuk
menyetujui
dan/atau
memberhentikan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan
Dewan Pengawas Syariah;
h. secara tidak langsung memengaruhi atau menjalankan manajemen
dan/atau kebijakan Bank Syariah;
i. melakukan Pengendalian terhadap perusahaan induk atau
perusahaan induk di bidang keuangan dari Bank Syariah; dan/atau
j. melakukan Pengendalian terhadap pihak yang melakukan
Pengendalian sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan
huruf i.
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap:
a. calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi
Bank Syariah, dan calon Direktur UUS, serta calon pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing;
b. PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Bank Syariah, Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS, serta pemimpin
Kantor Perwakilan Bank Asing;
Uji kemampuan dan kepatutan dalam rangka penilaian kembali
dilakukan dalam hal terdapat indikasi permasalahan integritas,
kompetensi dan/atau reputasi keuangan yang bersangkutan selaku
PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif
Bank Syariah, Direktur UUS, Pejabat Eksekutif UUS, atau pemimpin
Kantor Perwakilan Bank Asing. Dalam hal kegiatan operasional UUS
melibatkan proses pengambilan keputusan yang melebihi batas
wewenang Direktur UUS maka uji kemampuan dan kepatutan
terhadap pihak yang terlibat selain Direktur UUS, tunduk kepada
ketentuan yang mengatur mengenai uji kemampuan dan kepatutan
yang berlaku bagi Bank Umum Konvensional.
c. pihak yang sudah tidak menjadi atau sudah tidak menjabat sebagai
pihak sebagaimana dimaksud pada huruf b, yang diindikasikan terlibat
atau bertanggung jawab terhadap perbuatan atau tindakan yang
sedang dalam proses uji kemampuan dan kepatutan pada Bank
Syariah, UUS, atau Kantor Perwakilan Bank Asing.
Yang dimaksud dengan “pihak yang sudah tidak menjadi atau sudah
tidak menjabat sebagai pihak sebagaimana dimaksud pada huruf b”
adalah:
1) PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat
Eksekutif Bank Syariah, Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS,
serta pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing yang sudah tidak
menjadi PSP atau sudah tidak menjabat sebagai anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah,
Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS, serta pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing pada Bank Syariah, UUS atau Kantor
Perwakilan Bank Asing dimana perbuatan yang dilakukan oleh
yang bersangkutan menjadi obyek uji kemampuan dan kepatutan,
namun yang bersangkutan masih menjadi PSP atau masih
menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan
48
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi I. A
No. 2 – 3
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi I. B – E
Ketentuan
Pejabat Eksekutif Bank Syariah, Direktur UUS dan Pejabat
Eksekutif UUS, serta pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing di
bank lain; atau
2) yang bersangkutan sudah tidak lagi menjadi PSP, atau sudah tidak
lagi menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi
dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah, Direktur UUS dan Pejabat
Eksekutif UUS, serta pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing
pada industri perbankan.
d. PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Bank Syariah dalam hal terdapat indikasi bahwa yang bersangkutan
memiliki peranan atas terjadinya pelanggaran atau penyimpangan,
termasuk tindakan fraud (penipuan, penggelapan dan/atau
kecurangan) dalam kegiatan operasional Bank Syariah; dan
e. Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS dalam hal terdapat indikasi
bahwa yang bersangkutan memiliki peranan atas terjadinya
pelanggaran atau penyimpangan, termasuk tindakan fraud (penipuan,
penggelapan dan/atau kecurangan) dalam kegiatan operasional UUS.
f. Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada huruf a dilakukan melalui penelitian administratif dan
wawancara dalam rangka menilai pemenuhan persyaratan yang telah
ditetapkan.
Wawancara hanya dilakukan terhadap pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada huruf a telah memenuhi persyaratan dalam penelitian
administratif.
g. Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada huruf d dan e dilakukan untuk menilai keterlibatan
dan/atau keterkaitan yang bersangkutan (clearance test) atas
pelanggaran atau penyimpangan, termasuk tindakan fraud (penipuan,
penggelapan dan/atau kecurangan), yang terkait dengan faktor:
1. integritas dan kelayakan keuangan bagi PSP Bank Syariah;
Termasuk dalam faktor integritas antara lain tindakan campur
tangan PSP dalam operasional Bank Syariah.
2. integritas, kompetensi dan reputasi keuangan bagi anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pejabat Eksekutif
Bank Syariah; atau
3. integritas, kompetensi dan reputasi keuangan bagi Direktur UUS
dan/atau Pejabat Eksekutif UUS.
h. Perpanjangan jabatan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
Bank Syariah serta Direktur UUS yang hanya bertugas mengelola UUS
tidak dilakukan uji kemampuan dan kepatutan sepanjang tidak
terdapat informasi atau indikasi tertentu yang telah menurunkan
kredibilitas yang bersangkutan.
Perpanjangan jabatan adalah setiap penugasan kembali atas seseorang
yang dilakukan sebelum atau pada saat berakhirnya masa jabatan
sebelumnya. Kredibilitas adalah hal-hal yang terkait dengan dapat
dipercayanya seseorang dalam pengelolaan Bank Syariah atau UUS.
i. Dalam hal terdapat informasi atau indikasi tertentu yang telah
menurunkan kredibilitas yang bersangkutan maka atas perpanjangan
jabatan sebagaimana dimaksud pada huruf h, harus dilakukan uji
kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada butir f.
49
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
63
Pasal 4
14/6/PBI/2012
Ketentuan
Pihak yang sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani
proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank, tidak dapat diajukan
untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, calon anggota
Direksi Bank Syariah, atau calon Direktur UUS.
Yang dimaksud dengan “bank” adalah BUS, Bank Umum Konvensional, Bank
Perkreditan Rakyat, BPRS dan UUS.
Yang dimaksud dengan “proses hukum” adalah proses penyidikan,
penuntutan, atau persidangan di pengadilan dalam perkara Tindak Pidana
Tertentu.
BAB II
64
Pasal 5
14/6/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Pemegang Saham
Pengendali Bank Syariah
(1) Untuk menjadi PSP Bank Syariah, calon PSP wajib memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia.
(2) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan terhadap
calon PSP.
(3) Calon PSP yang belum memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia,
namun telah memiliki saham Bank Syariah, dilarang melakukan tindakan
sebagai PSP.
Kepemilikan saham Bank Syariah termasuk kepemilikan saham yang
diperoleh melalui transaksi di bursa efek, hibah atau waris.
Yang dimaksud dengan “belum memperoleh persetujuan dari Bank
Indonesia” adalah calon PSP yang belum memperoleh predikat Lulus
dalam uji kemampuan dan kepatutan.
Tindakan sebagai PSP antara lain adalah hadir dan/atau memberikan
suara dalam RUPS dalam kapasitas sebagai PSP.
SE
(4) Pihak-pihak yang wajib mengikuti uji kemampuan dan kepatutan bagi
12/6/DPbS 2010
calon PSP, antara lain adalah:
Romawi II. A No. 1
a. Perorangan dan/atau badan hukum yang bukan merupakan
pemegang saham Bank Syariah yang akan membeli saham Bank
Syariah, sehingga yang bersangkutan menjadi PSP Bank Syariah;
b. Perorangan dan/atau badan hukum yang bukan merupakan
pemegang saham Bank Syariah yang akan menerima hibah saham
Bank Syariah, sehingga yang bersangkutan menjadi PSP Bank
Syariah;
c. Perorangan yang telah menerima pengalihan saham Bank Syariah
melalui penerimaan hak waris sehingga mengakibatkan yang
bersangkutan menjadi PSP Bank Syariah;
d. Pemegang saham Bank Syariah baik perorangan maupun badan
hukum yang tidak tergolong sebagai PSP yang akan membeli
saham atau menerima hibah saham Bank Syariah, sehingga yang
bersangkutan menjadi PSP Bank Syariah;
e. Pemegang saham Bank Syariah perorangan yang tidak tergolong
sebagai PSP yang menerima pengalihan saham Bank Syariah
melalui hak waris, sehingga yang bersangkutan menjadi PSP Bank
Syariah;
50
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi II. B
Ketentuan
f. Pemegang saham Bank Syariah yang melakukan tambahan
setoran modal sehingga yang bersangkutan menjadi PSP Bank
Syariah;
g. Pemegang saham Bank Syariah yang tidak tergolong sebagai PSP
yang secara sukarela mengajukan diri sebagai PSP Bank Syariah;
h. Pemegang saham Bank Syariah yang menurut penilaian Bank
Indonesia digolongkan sebagai pengendali Bank Syariah; dan
i. PSP Bank Syariah yang berasal dari PSP bank konvensional yang
melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi Bank Syariah.
(5) Persyaratan Administratif bagi Calon PSP adalah sebagai berikut :
1. Permohonan untuk memperoleh persetujuan atas calon PSP Bank
Syariah diajukan kepada Bank Indonesia dengan dilengkapi
persyaratan administratif sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur tentang persyaratan pemegang
saham, yaitu:
a. Ketentuan mengenai Bank Umum Syariah;
b. Ketentuan mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah;
c. Ketentuan mengenai Persyaratan dan Tata Cara Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi Bank Umum;
d. Ketentuan mengenai Persyaratan dan Tata Cara Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi BPR.
2. Dalam pengajuan permohonan, Bank Syariah harus
menyampaikan:
a. Daftar Isian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 15
dan/atau Lampiran 16 atau Lampiran 17 dan/atau Lampiran
18 yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh calon
PSP atau ultimate shareholders.
b. Laporan keuangan audited 3 (tiga) tahun buku terakhir dari
badan hukum yang akan mengakuisisi Bank Syariah, paling
kurang terdiri dari laporan neraca, laporan administratif dan
perhitungan laba rugi beserta penjelasannya. Laporan
keuangan tersebut disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan.
c. Dokumen pendukung yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari dokumen persyaratan administratif, antara
lain:
1) perjanjian konsorsium apabila pembelian saham
dilakukan secara bersama-sama dengan pihak lainnya;
2) dokumen yang menunjukkan keterkaitan antara PSP
dengan ultimate shareholders;
3) dokumen keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan keuangan calon PSP dan/atau ultimate
shareholders;
4) dokumen keuangan yang dapat menunjukkan aliran
dana pembelian saham; dan/atau
5) dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan
untuk mendukung kebenaran atau kewajaran
dokumen-dokumen
utama
atau
pernyataanpernyataan yang disampaikan kepada Bank Indonesia.
51
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi II. F
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi IV
65
66
Ketentuan
(6) Calon PSP, calon anggota Dewan komisaris dan calon anggota Direksi
Bank Syariah dalam program penyelamatan
1. Dalam hal Bank Syariah berada dalam program penyelamatan
oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dimana LPS menjadi
Pemegang Saham Pengendali (PSP) maka terhadap LPS dimaksud
tidak dilakukan uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test).
2. Dalam hal Bank Syariah berada dalam program penyelamatan
oleh Lembaga Penjamin Simpanan maka anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi baru yang diangkat oleh LPS
untuk pertama kalinya, dapat langsung menduduki jabatan dan
melaksanakan tugasnya secara efektif hingga memperoleh
pemberitahuan dari Bank Indonesia berdasarkan hasil uji
kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
(7) Penyampaian atas:
a. Surat permohonan perpanjangan jabatan;
b. Surat permohonan berikut dokumen-dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dan Paragraf 75 ayat (5); dan/atau
c. Surat permohonan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 95;
disampaikan oleh Bank Syariah atau UUS kepada:
1. Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin
No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank Syariah atau UUS yang berkantor
pusat di wilayah DKI Jakarta Raya, Provinsi Banten, Bogor, Depok,
Karawang dan Bekasi; atau
2. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank Syariah atau UUS
yang berkantor pusat di luar wilayah DKI Jakarta Raya, Provinsi
Banten, Bogor, Depok, Karawang dan Bekasi.
Bagian Pertama
Pasal 6
14/6/PBI/2012
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pasal 7
14/6/PBI/2012
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 65 huruf a
meliputi:
Uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon PSP dilakukan untuk menilai
pemenuhan persyaratan:
a. integritas; dan
b. kelayakan keuangan.
Persyaratan integritas didasarkan antara lain dari catatan administrasi Bank
Indonesia, predikat hasil uji kemampuan dan kepatutan yang pernah
diberikan oleh Bank Indonesia kepada yang bersangkutan, atau informasi
mengenai telah dijalaninya sanksi oleh pihak yang diuji yang pernah
mendapat predikat Tidak Lulus.
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam
waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
52
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain
berdasarkan informasi yang diperoleh Bank Indonesia atau informasi
yang diketahui oleh umum, bahwa yang bersangkutan pernah dihukum
karena melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh)
tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Yang dimaksud dengan “sebelum dicalonkan” adalah terhitung sampai
tanggal surat permohonan Bank Syariah kepada Bank Indonesia.
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank Syariah
yang sehat;
d. tidak tercantum dalam DTL; dan
e. memiliki komitmen untuk tidak akan melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
87 dan Paragraf 88, bagi calon PSP yang pernah memiliki predikat Tidak
Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani sanksi
sebagaimana dimaksud Paragraf 95 ayat (1), Paragraf 97 huruf b,
Paragraf 100 ayat (4) huruf a dan Paragraf 100 ayat (5).
67
Pasal 8
14/6/PBI/2012
Persyaratan kelayakan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 65
huruf b antara lain dibuktikan dengan:
a. memiliki kemampuan keuangan yang dapat mendukung
perkembangan bisnis Bank Syariah;
Penilaian kemampuan keuangan bagi calon PSP berupa badan hukum
dilakukan antara lain berdasarkan pada analisis kemampuan keuangan
pada saat ini dan proyeksinya untuk jangka waktu paling kurang 3
(tiga) tahun, yang disusun oleh konsultan independen.
b. tidak memiliki kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo
dan bermasalah;
Yang dimaksud dengan “kredit/pembiayaan macet” adalah:
1) kredit/pembiayaan macet yang tercantum dalam Sistem Informasi
Debitur; atau
2) kredit/pembiayaan yang berdasarkan penelitian Bank Indonesia
digolongkan macet, namun oleh bank:
a) dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur namun belum
digolongkan macet; atau
b) tidak dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur.
Calon PSP dinilai memiliki kredit/pembiayaan macet apabila:
1) mempunyai kredit/pembiayaan macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas),
atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet.
Yang dimaksud dengan “hutang jatuh tempo dan bermasalah” adalah
hutang yang telah jatuh tempo dan tidak memenuhi persyaratan untuk
dilakukan restrukturisasi.
53
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Dalam pengertian memiliki hutang jatuh tempo dan bermasalah
adalah apabila calon PSP:
1) mempunyai hutang jatuh tempo dan bermasalah; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas),
atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai hutang jatuh tempo dan bermasalah,
baik dalam industri perbankan maupun di luar industri perbankan.
c. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi pemegang
saham, anggota dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan
ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum
dicalonkan; dan
Yang dimaksud dengan “sebelum dicalonkan” adalah terhitung sampai
tanggal surat permohonan Bank Syariah kepada Bank Indonesia.
d. memiliki komitmen untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan
dalam rangka mengatasi kesulitan permodalan maupun likuiditas yang
dihadapi Bank Syariah.
68
Bagian Kedua
Pasal 9
14/6/PBI/2012
Ayat (1)
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Permohonan untuk menjadi PSP sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
64 ayat (1) diajukan oleh Bank Syariah kepada Bank Indonesia disertai
dengan dokumen persyaratan administratif.
Permohonan diajukan oleh anggota Direksi Bank Syariah.
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi II. E
Persetujuan atau penolakan atas permohonan diberikan oleh Bank
Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah seluruh persyaratan
terpenuhi dan dokumen permohonan diterima secara lengkap.
Dokumen permohonan diterima secara lengkap adalah apabila
dokumen administratif dan dokumen pendukungnya (apabila
diperlukan) telah disampaikan oleh pihak pemohon dan telah diterima
secara lengkap oleh Bank Indonesia.
69
Pasal 9
14/6/PBI/2012
Ayat (2)
(2) Dalam hal calon PSP melakukan pembelian saham Bank Syariah melalui
program divestasi saham negara atas penyertaan modal sementara oleh
lembaga yang berwenang maka permohonan untuk menjadi PSP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh lembaga yang
berwenang.
Pasal 10
14/6/PBI/2012
Atas permohonan untuk menjadi PSP sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
68, Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan, yang meliputi:
a. penelitian administratif; dan
Penelitian administratif meliputi antara lain penelitian dokumen
persyaratan administratif, catatan administrasi Bank Indonesia,
penelitian kemampuan dan kelayakan keuangan, serta struktur
kepemilikan calon PSP.
54
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Penelitian terhadap catatan administrasi Bank Indonesia termasuk
penelitian terhadap pihak yang pernah mendapat predikat Tidak Lulus,
namun dalam uji kemampuan dan kepatutan kembali telah dinilai
memenuhi persyaratan untuk kembali menjadi PSP.
Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen administratif dan
catatan administrasi Bank Indonesia dalam rangka penilaian atas
faktor integritas serta kelayakan keuangan.
b. wawancara.
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi II. D
No. 3 – 4
70
Pasal 11
14/6/PBI/2012
Wawancara hanya dapat dilakukan terhadap calon PSP yang telah
memenuhi persyaratan dalam penelitian administratif.
Wawancara dilakukan untuk klarifikasi atas informasi yang telah
diperoleh dan/atau untuk menggali informasi lebih lanjut dari calon
PSP yang diajukan dalam rangka memperoleh keyakinan atas faktor
integritas, kompetensi dan/atau kelayakan dan/atau reputasi
keuangan yang bersangkutan.
Hasil uji kemampuan dan kepatutan ditetapkan berdasarkan hasil
penelitian administratif dan wawancara.
(1) Dalam hal calon PSP Bank Syariah berbentuk badan hukum, uji
kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 69
dilakukan terhadap badan hukum, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi badan hukum yang bersangkutan, serta pihak yang
berdasarkan penilaian Bank Indonesia merupakan pemegang saham
pengendali terakhir (ultimate shareholders) dari badan hukum tersebut.
Dalam hal badan hukum pemegang saham Bank Syariah dimiliki dan
dikendalikan oleh badan hukum lain secara berjenjang dalam suatu
kelompok usaha maka pemegang saham pengendali terakhir (ultimate
shareholders) adalah perorangan atau badan hukum yang secara
langsung ataupun tidak langsung memiliki saham Bank Syariah dan
merupakan pengendali terakhir keseluruhan struktur kelompok usaha
yang mengendalikan Bank Syariah.
Badan hukum terakhir dalam keseluruhan struktur kelompok usaha
ditetapkan sebagai ultimate shareholders apabila badan hukum
tersebut tidak memiliki pemegang saham pengendali.
(2) Dalam hal ultimate shareholders adalah pemerintah negara lain, dan
hukum di negara yang bersangkutan tidak memperbolehkan ultimate
shareholders tersebut memberikan data dan dokumen, Bank Indonesia
menetapkan pihak lain yang secara langsung dikendalikan oleh
pemerintah negara lain tersebut sebagai ultimate shareholders
berdasarkan dokumen pendukung yang sah.
(3) Pelaksanaan wawancara terhadap calon PSP Bank Syariah berbentuk
badan hukum dilakukan terhadap anggota dewan komisaris dan direksi
yang ditunjuk oleh badan hukum yang bersangkutan dan pihak yang
berdasarkan penilaian Bank Indonesia merupakan ultimate
shareholders.
55
Manajemen
Paragraf
71
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(4) Selain pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Bank
Indonesia dapat menetapkan pihak lain yang dianggap melakukan
Pengendalian, untuk menyampaikan persyaratan administratif dan/atau
menjalani wawancara.
(5) Hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) merupakan satu kesatuan
dan merupakan hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap badan
hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 12
14/6/PBI/2012
Dalam hal calon PSP Bank Syariah adalah Pemerintah maka pelaksanaan
wawancara sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 69 huruf b hanya
dilakukan apabila dianggap perlu.
Yang dimaksud dengan “Pemerintah” adalah Pemerintah Republik Indonesia,
baik tingkat Pusat maupun Daerah.
72
Pasal 13
14/6/PBI/2012
(1) Bank Indonesia berwenang untuk menghentikan uji kemampuan dan
kepatutan calon PSP, apabila pada saat uji kemampuan dan kepatutan
dilakukan calon tersebut sedang menjalani proses hukum dan/atau
sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu
bank.
(2) Penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
kepada Bank Syariah dan pihak yang diuji.
(3) Calon PSP yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia
untuk menjadi calon PSP, apabila yang bersangkutan telah menjalani
proses hukum dan/atau uji kemampuan dan kepatutan pada suatu
bank.
Yang dimaksud dengan “telah menjalani proses hukum” adalah apabila
yang bersangkutan telah mendapatkan:
1) Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3);
2) Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKPP); atau
3) Putusan Pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bersalah.
Yang dimaksud dengan “telah menjalani proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank” adalah apabila yang bersangkutan telah
mendapatkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan dengan
predikat Lulus.
73
Bagian Ketiga
Pasal 14
14/6/PBI/2012
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Berdasarkan penelitian administratif dan hasil wawancara sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 69, Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji
kemampuan dan kepatutan dengan predikat:
a. Lulus; atau
Calon PSP yang memperoleh predikat Lulus dinyatakan memenuhi
persyaratan untuk menjadi PSP pada Bank Syariah dimaksud.
56
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
b. Tidak Lulus.
Calon PSP yang memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan menjadi PSP pada Bank Syariah dimaksud.
(2) Calon PSP yang memperoleh predikat Tidak Lulus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b:
a. dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai PSP pada Bank Syariah
yang bersangkutan; dan
b. wajib mengalihkan kepemilikan saham yang telah dibeli kepada
pihak lain.
Yang dimaksud dengan “mengalihkan kepemilikan saham yang
telah dibeli” adalah mengalihkan:
1) Seluruh kepemilikan sahamnya bagi calon PSP yang semula
belum memiliki saham pada Bank Syariah yang
bersangkutan; atau
2) Tambahan kepemilikan sahamnya bagi calon PSP yang
semula sudah menjadi pemegang saham pada Bank Syariah
yang bersangkutan.
74
Pasal 15
14/6/PBI/2012
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 73 ayat (1) paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja setelah permohonan beserta dokumen persyaratan
administratif diterima secara lengkap.
(2) Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara tertulis kepada Bank
Syariah dalam bentuk persetujuan atau penolakan.
Yang dimaksud dengan “persetujuan” adalah predikat Lulus yang
diberikan kepada pihak yang diuji, sedangkan yang dimaksud dengan
“penolakan” adalah predikat Tidak Lulus yang diberikan kepada pihak
yang diuji.
(3) Selain kepada Bank Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank
Indonesia berwenang memberitahukan hasil uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak lain yang berkepentingan.
Pihak lain yang berkepentingan pada ayat ini antara lain adalah
Pemerintah dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan.
BAB III
75
Pasal 16
14/6/PBI/2012
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota
Dewan Komisaris Dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah
(1) Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah
wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum
menjalankan tugas dan fungsi dalam jabatannya.
Yang dimaksud dengan “menjalankan tugas dan fungsi dalam
jabatannya” adalah bertindak mewakili Bank Syariah dalam membuat
keputusan yang secara hukum mengikat Bank Syariah dan/atau
57
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
mengambil keputusan penting yang memengaruhi kondisi keuangan
Bank Syariah.
(2) Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi Bank
Syariah yang belum mendapat persetujuan Bank Indonesia dilarang
melakukan tindakan sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi walaupun telah mendapat persetujuan dan diangkat
oleh RUPS.
Yang dimaksud dengan “belum mendapat persetujuan Bank Indonesia”
adalah anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank
Syariah yang belum memperoleh predikat Lulus dalam uji kemampuan
dan kepatutan.
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi II. A
No. 2 – 3
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi II. C
(3) Pihak-pihak yang wajib mengikuti uji kemampuan dan kepatutan bagi
calon anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi, antara lain adalah:
a. Perorangan yang dicalonkan menjadi anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi Bank Syariah dan/atau Direktur UUS;
b. Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dari bank
konvensional yang melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi
Bank Syariah, yang akan diangkat menjadi Anggota Dewan
Komisaris dan anggota Direksi Bank Syariah;
c. Anggota Dewan Komisaris Bank Syariah yang beralih jabatan
menjadi anggota Direksi pada Bank Syariah yang sama; dan
d. Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank Syariah yang
beralih jabatan menjadi Direktur Kepatuhan pada Bank Syariah
yang sama.
(4) Pihak-pihak yang wajib mengikuti uji kemampuan dan kepatutan berupa
penelitian administratif bagi calon anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi adalah:
a. Anggota Direksi Bank Syariah yang beralih jabatan menjadi anggota
Dewan Komisaris pada Bank Syariah yang sama; atau
b. Anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi yang beralih
jabatan ke jabatan yang lebih tinggi pada Bank Syariah yang sama.
Dalam hal dari hasil penelitian administratif diketahui terdapat hal-hal
yang memerlukan klarifikasi dan pendalaman lebih jauh, maka atas
peralihan jabatan tersebut harus dilakukan wawancara.
(5) Persyaratan Administratif bagi Calon anggota Dewan Komisaris dan
Calon anggota Direksi Bank Syariah serta Calon Direktur UUS
1. Permohonan untuk memperoleh persetujuan atas calon anggota
Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah atau
permohonan untuk memperoleh persetujuan atas calon Direktur
UUS diajukan kepada Bank Indonesia dengan dilengkapi
persyaratan administratif sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur tentang persyaratan anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi Bank Syariah dan/atau Direktur
UUS, yaitu:
a. Ketentuan mengenai Bank Umum Syariah;
b. Ketentuan mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah;
c. Ketentuan mengenai Unit Usaha Syariah; dan
58
Manajemen
Paragraf
76
77
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
d. Ketentuan mengenai Direktur Kepatuhan (Compliance
Director).
2. Dalam pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada angka
1 di atas, juga disampaikan:
a. Daftar Isian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 19 atau
Lampiran 20 dan Daftar Riwayat Hidup sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran 21 yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani oleh calon anggota Dewan Komisaris, calon
anggota Direksi Bank Syariah, atau calon Direktur UUS.
b. Dokumen pendukung lain, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari dokumen persyaratan administratif, antara
lain dokumen yang dapat digunakan untuk mendukung
kebenaran atau kewajaran dokumen-dokumen utama atau
pernyataan-pernyataan yang disampaikan kepada Bank
Indonesia.
Bagian Pertama
Pasal 17
14/6/PBI/2012
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pasal 18
14/6/PBI/2012
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 76 huruf a bagi
calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi meliputi:
Uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon anggota Dewan Komisaris dan
calon anggota Direksi Bank Syariah dilakukan untuk menilai pemenuhan
persyaratan:
a. integritas;
b. kompetensi; dan
c. reputasi keuangan.
Persyaratan integritas didasarkan antara lain dari catatan administrasi Bank
Indonesia, predikat hasil uji kemampuan dan kepatutan yang pernah
diberikan oleh Bank Indonesia kepada yang bersangkutan, atau informasi
mengenai telah dijalaninya sanksi oleh pihak yang diuji yang pernah
mendapat predikat Tidak Lulus.
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam
waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain
berdasarkan informasi yang diperoleh langsung oleh Bank Indonesia
atau melalui informasi yang diketahui oleh umum.
Yang dimaksud dengan “sebelum dicalonkan” adalah terhitung
sampai tanggal surat permohonan Bank Syariah kepada Bank
Indonesia.
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank
Syariah yang sehat;
d. tidak tercantum dalam DTL; dan
59
Manajemen
Paragraf
78
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 19
14/6/PBI/2012
Ketentuan
e. memiliki komitmen untuk tidak akan melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
87 dan Paragraf 88, bagi calon anggota Dewan Komisaris atau calon
anggota Direksi yang pernah memiliki predikat Tidak Lulus dalam uji
kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani sanksi sebagaimana
dimaksud Paragraf 95 ayat (1), Paragraf 97 huruf b, Paragraf 100 ayat
(4) huruf a dan Paragraf 100 ayat (5).
Persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 76 huruf b
meliputi:
a. bagi calon anggota Dewan Komisaris BUS meliputi antara lain:
1) memiliki pengetahuan, pemahaman dan/atau pengalaman di
bidang operasional perbankan syariah yang cukup;
Yang dimaksud dengan “pengetahuan, pemahaman di bidang
operasional perbankan syariah” adalah berupa pengetahuan
dan pemahaman tentang peraturan dan operasional BUS yang
antara lain dibuktikan dengan memiliki sertifikat pelatihan
perbankan syariah dengan cakupan materi paling kurang
mengenai ketentuan perbankan syariah, produk bank syariah
dan analisa laporan keuangan bank syariah.
Yang dimaksud dengan “pengalaman di bidang operasional
perbankan syariah” antara lain berupa pengalaman dalam
mengelola bisnis utama Bank Syariah dan/atau UUS.
2) memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengawasi kegiatan
usaha BUS agar sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Prinsip
Syariah di bidang perbankan syariah; dan
Kemampuan untuk mengawasi kegiatan usaha BUS antara lain
ditunjukkan dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai pengawasan kegiatan usaha perbankan syariah.
3) memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam penerapan
manajemen risiko;
Memiliki pengetahuan dan pemahaman manajemen risiko
antara lain dibuktikan dengan memiliki sertifikat manajemen
risiko yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi yang
telah memperoleh izin dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP).
b. bagi calon anggota Dewan Komisaris BPRS meliputi antara lain:
1) memiliki pengetahuan, pemahaman dan/atau pengalaman di
bidang operasional perbankan syariah yang cukup; dan
Yang dimaksud dengan “pengetahuan, pemahaman di bidang
operasional perbankan syariah” adalah berupa pengetahuan
dan pemahaman tentang peraturan dan operasional BPRS yang
antara lain dibuktikan dengan memiliki sertifikat pelatihan
60
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
perbankan syariah dengan cakupan materi paling kurang
mengenai ketentuan perbankan syariah, produk bank syariah
dan analisa laporan keuangan bank syariah.
Yang dimaksud dengan “pengalaman di bidang operasional
perbankan syariah” adalah antara lain memiliki pengalaman
dalam mengelola bisnis utama Bank Syariah dan/atau UUS.
2) memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengawasi kegiatan
usaha BPRS agar sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Prinsip
Syariah di bidang perbankan syariah;
Kemampuan untuk mengawasi kegiatan usaha BPRS antara lain
dibuktikan dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai pengawasan kegiatan usaha perbankan syariah.
c. bagi calon anggota Direksi BUS meliputi antara lain:
1) memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang operasional
perbankan syariah yang cukup;
Yang dimaksud dengan “pengetahuan dan pemahaman di
bidang operasional perbankan syariah” adalah berupa
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan dan
operasional BUS yang antara lain dibuktikan dengan memiliki
sertifikat pelatihan perbankan syariah dengan cakupan materi
paling kurang mengenai ketentuan perbankan syariah, produk
bank syariah, kegiatan operasional bank syariah dan laporan
keuangan bank syariah.
2) memiliki pengalaman dan keahlian di bidang operasional
perbankan, perbankan syariah, bidang keuangan atau keuangan
syariah;
Yang dimaksud dengan “pengalaman dan keahlian di bidang
operasional perbankan, perbankan syariah, bidang keuangan
dan/atau keuangan syariah” adalah antara lain berupa
pengalaman dan keahlian dalam mengelola bisnis utama bank
dan/atau lembaga keuangan.
3) memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis
dalam rangka pengembangan BUS yang sehat dan tangguh; dan
Yang dimaksud dengan “kemampuan untuk melakukan
pengelolaan strategis” antara lain kemampuan untuk
mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan dan
perbankan, menginterpretasikan visi dan misi BUS dan analisis
situasi industri perbankan.
4) memiliki pengetahuan, pemahaman dan kemampuan dalam
penerapan manajemen risiko;
61
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang antara lain
dibuktikan dengan memiliki sertifikat manajemen risiko yang
diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi yang telah
memperoleh izin dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
serta memiliki kemampuan dalam penerapan manajemen risiko
pada kegiatan operasional BUS.
d. bagi calon anggota Direksi BPRS meliputi antara lain:
1) memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang operasional
perbankan syariah yang cukup;
Yang dimaksud dengan “pengetahuan dan pemahaman di
bidang operasional perbankan syariah” antara lain berupa
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan dan
operasional BPRS yang antara lain dibuktikan dengan memiliki
sertifikat pelatihan perbankan syariah dengan cakupan materi
paling kurang mengenai ketentuan perbankan syariah, produk
bank syariah, kegiatan operasional bank syariah dan laporan
keuangan bank syariah.
2) memiliki pengalaman dan keahlian di bidang operasional
perbankan, perbankan syariah, bidang keuangan atau keuangan
syariah; dan
Yang dimaksud dengan “pengalaman dan keahlian di bidang
operasional perbankan atau perbankan syariah dan/atau
bidang keuangan atau keuangan syariah” adalah antara lain
berupa pengalaman dan keahlian dalam mengelola bisnis
utama bank dan/atau lembaga keuangan.
3) memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis
dalam rangka pengembangan BPRS yang sehat dan tangguh.
Yang dimaksud dengan “kemampuan untuk melakukan
pengelolaan strategis” antara lain kemampuan untuk
mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan dan
perbankan, menginterpretasikan visi dan misi BPRS dan analisis
situasi industri perbankan.
79
Pasal 20
14/6/PBI/2012
Persyaratan reputasi keuangan bagi calon anggota Dewan Komisaris dan
calon anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 76 huruf c
meliputi:
a. tidak memiliki kredit/pembiayaan macet; dan
Yang dimaksud dengan “kredit/pembiayaan macet” adalah:
1) kredit/pembiayaan macet yang tercantum dalam Sistem
Informasi Debitur; atau
2) kredit/pembiayaan yang berdasarkan penelitian Bank Indonesia
digolongkan macet, namun oleh bank:
a) dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur dengan kualitas
62
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
yang belum digolongkan macet; atau
b) tidak dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur.
Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi dinilai
memiliki kredit/pembiayaan macet apabila:
1) mempunyai kredit/pembiayaan macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas),
atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet.
b. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi direksi atau komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan
pailit, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Yang dimaksud dengan “sebelum dicalonkan” adalah terhitung
sampai tanggal surat permohonan Bank Syariah kepada Bank
Indonesia.
80
Pasal 21
14/6/PBI/2012
(1) Pemenuhan persyaratan pengalaman dan keahlian bagi calon Direksi
BUS sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 78 huruf c angka 2,
mencakup pula pemenuhan persyaratan bahwa mayoritas anggota
Direksi wajib memiliki pengalaman paling kurang 4 (empat) tahun
dengan jabatan paling rendah sebagai Pejabat Eksekutif di industri
perbankan dan paling kurang 1 (satu) tahun diantaranya menjabat
paling rendah sebagai Pejabat Eksekutif pada BUS dan/atau UUS.
Yang dimaksud dengan “mayoritas” adalah lebih dari setengah jumlah
seluruh anggota Direksi.
(2) Bagi BUS yang didirikan melalui proses perubahan kegiatan usaha,
untuk pertama kalinya ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya diwajibkan bagi 1 (satu) calon anggota Direksi.
(3) Mayoritas anggota Direksi BUS hasil perubahan kegiatan usaha wajib
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama
2 (dua) tahun setelah izin perubahan kegiatan usaha diberikan.
81
Bagian Kedua
Pasal 22
14/6/PBI/2012
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi diajukan oleh Bank Syariah kepada
Bank Indonesia disertai dengan dokumen persyaratan administratif.
(2) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan oleh Pemerintah atau instansi
yang mewakili dalam hal seluruh atau mayoritas saham Bank Syariah
dimiliki oleh Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah.
(3) Dalam hal anggota Direksi Bank Syariah yang berwenang untuk
mengajukan permohonan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1),
tidak dapat menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan
kepentingan dengan Bank Syariah, permohonan diajukan oleh:
63
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Yang dimaksud dengan “benturan kepentingan” adalah apabila
terdapat benturan kepentingan antara anggota Direksi yang berwenang
mengajukan permohonan dengan Bank Syariah.
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan Bank Syariah;
b. anggota Dewan Komisaris apabila seluruh anggota Direksi tidak
dapat menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan
kepentingan dengan Bank Syariah; atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS apabila seluruh anggota
Dewan Komisaris atau anggota Direksi tidak dapat menjalankan
fungsinya atau mempunyai benturan kepentingan dengan Bank
Syariah.
(4) Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi yang
diajukan dalam permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling banyak berjumlah 2 (dua) orang untuk setiap lowongan jabatan
dan penetapan calon yang diajukan telah dilakukan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Yang dimaksud dengan “ketentuan perundang-undangan yang berlaku”
adalah antara lain peraturan perundang-undangan tentang perseroan
terbatas dan tentang ketenagakerjaan.
82
Pasal 23
14/6/PBI/2012
Atas permohonan untuk memperoleh persetujuan calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
81 ayat (1), Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan, yang
meliputi:
a. penelitian administratif; dan
Penelitian administratif meliputi antara lain penelitian dokumen
persyaratan administratif sebagaimana dipersyaratkan dalam
ketentuan yang berlaku, catatan administrasi Bank Indonesia, dan
penelitian reputasi keuangan calon anggota Dewan Komisaris atau
calon anggota Direksi Bank Syariah.
b.
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi II. D
No. 3 – 4
wawancara, apabila diperlukan.
Wawancara hanya dapat dilakukan terhadap calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah serta calon
Direktur UUS yang telah memenuhi persyaratan dalam penelitian
administratif.
Wawancara dilakukan untuk klarifikasi atas informasi yang telah
diperoleh dan/atau untuk menggali informasi lebih lanjut dari calon
anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah
serta calon Direktur UUS yang diajukan dalam rangka memperoleh
keyakinan atas faktor integritas, kompetensi dan/atau kelayakan
dan/atau reputasi keuangan yang bersangkutan.
64
Manajemen
Paragraf
83
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 24
14/6/PBI/2012
Ketentuan
Hasil uji kemampuan dan kepatutan ditetapkan berdasarkan hasil
penelitian administratif dan wawancara. Khusus untuk pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada paragraf 75 ayat 4, dalam hal tidak
dilakukan wawancara, maka hasil uji kemampuan dan kepatutan
hanya ditetapkan berdasarkan hasil penelitian administratif.
(1) Bank Indonesia berwenang untuk menghentikan uji kemampuan dan
kepatutan calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi
Bank Syariah, apabila pada saat uji kemampuan dan kepatutan
dilakukan calon tersebut sedang menjalani proses hukum dan/atau
sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu
bank.
(2) Penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
kepada Bank Syariah dan pihak yang diuji.
(3) Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah
yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia untuk
menjadi calon anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank
Syariah, apabila yang bersangkutan telah menjalani proses hukum
dan/atau telah menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada
suatu bank.
Yang dimaksud dengan “telah menjalani proses hukum” adalah apabila
yang bersangkutan telah mendapatkan:
1) Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3);
2) Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKPP); atau
3) Putusan Pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bersalah.
Yang dimaksud dengan “telah menjalani proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank” adalah apabila yang bersangkutan telah
mendapatkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan dengan
predikat Lulus.
84
Bagian Ketiga
Pasal 25
14/6/PBI/2012
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Berdasarkan penelitian administratif dan hasil wawancara sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 82, Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji
kemampuan dan kepatutan dengan predikat:
a. Lulus; atau
Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi yang
memperoleh predikat Lulus dinyatakan memenuhi persyaratan
untuk menjadi anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
Bank Syariah dimaksud.
b.
Tidak Lulus.
Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi yang
memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan untuk menjadi anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi Bank Syariah dimaksud.
65
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(2) Dalam hal calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi
memperoleh predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b namun telah mendapat persetujuan dan diangkat sebagai
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank Syariah sesuai
keputusan RUPS maka yang bersangkutan dilarang melakukan tindakan
sebagai anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi pada Bank
Syariah yang bersangkutan.
(3) Bank Syariah wajib menindaklanjuti konsekuensi Tidak Lulus
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 3 (tiga) bulan sejak
tanggal pemberitahuan dari Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan “tindak lanjut yang harus dilakukan Bank
Syariah” adalah antara lain menyelenggarakan RUPS dengan agenda
pembatalan pengangkatan calon anggota Dewan Komisaris dan calon
anggota Direksi yang ditetapkan Tidak Lulus.
(4) Bank Syariah wajib melaporkan tindak lanjut sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) kepada Bank Indonesia dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja.
Jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja dihitung sejak pelaksanaan tindak
lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
85
Pasal 26
14/6/PBI/2012
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 84 ayat (1) paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja setelah permohonan beserta dokumen persyaratan
administratif diterima dari Bank Syariah secara lengkap.
(2) Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara tertulis kepada Bank
Syariah dalam bentuk persetujuan atau penolakan.
Yang dimaksud dengan “persetujuan” adalah predikat Lulus yang
diberikan kepada pihak yang diuji, sedangkan yang dimaksud dengan
“penolakan” adalah predikat Tidak Lulus yang diberikan kepada pihak
yang diuji.
(3) Selain kepada Bank Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank
Indonesia berwenang memberitahukan hasil uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak lain yang berkepentingan.
Pihak lain yang berkepentingan pada ayat ini antara lain adalah PSP,
Pemerintah dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan.
86
Pasal 27
14/6/PBI/2012
Ketentuan dan tata cara pengangkatan calon anggota Dewan Komisaris dan
calon anggota Direksi yang telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 85 ayat (2) tunduk pada ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai BUS atau BPRS.
66
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
BAB IV
87
Bagian Pertama
Pasal 28
14/6/PBI/2012
Ketentuan
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pemegang Saham
Pengendali, Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi, Dan
Pejabat Eksekutif Bank Syariah
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Uji kemampuan dan kepatutan dalam rangka penilaian kembali terhadap PSP
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 62 huruf b dilakukan dalam hal
terdapat indikasi permasalahan integritas dan/atau kelayakan keuangan yang
meliputi:
a. tindakan-tindakan baik secara langsung maupun tidak langsung
berupa:
Yang dimaksud dengan “pegawai” adalah setiap orang yang bekerja
dan tercatat dalam administrasi kepegawaian Bank Syariah.
1) memengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai Bank
Syariah untuk menyembunyikan dan/atau mengaburkan
pelanggaran dari suatu ketentuan atau kondisi keuangan
dan/atau transaksi yang sebenarnya;
2) memengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai Bank
Syariah untuk memberikan keuntungan secara tidak wajar
kepada pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif, pegawai,
dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank Syariah; dan/atau
Yang dimaksud dengan “merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank Syariah” adalah merugikan atau mengurangi
keuntungan dalam bentuk keuangan.
3) memengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai Bank
Syariah untuk melakukan perbuatan yang melanggar prinsip
kehati–hatian di bidang perbankan, asas-asas perbankan yang
sehat dan/atau Prinsip Syariah di bidang perbankan syariah;
b. terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. terbukti menyebabkan Bank Syariah mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usaha Bank Syariah dan/atau dapat
membahayakan industri perbankan;
Yang dimaksud dengan “menyebabkan Bank Syariah mengalami
kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha Bank Syariah
dan/atau dapat membahayakan industri perbankan” adalah antara
lain:
1) memanfaatkan Bank Syariah untuk membiayai kepentingan
sendiri atau kelompok usahanya; dan/atau
2) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada Bank
Indonesia atau Pemerintah, yang menyebabkan Bank Syariah
67
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
ditempatkan dalam pengawasan intensif atau pengawasan
khusus, diambilalih Pemerintah/Lembaga Penjamin Simpanan,
dibekukan kegiatan usahanya dan/atau dicabut ijin usahanya.
d. terbukti tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia untuk
melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;
e. terbukti memiliki kredit/pembiayaan macet;
Yang dimaksud dengan “kredit/pembiayaan macet” adalah:
1) kredit/pembiayaan macet yang tercantum dalam Sistem
Informasi Debitur; dan/atau
2) kredit/pembiayaan yang berdasarkan penelitian Bank Indonesia
digolongkan macet, namun oleh bank:
a) dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur namun belum
digolongkan macet; atau
b) tidak dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur.
PSP dinilai memiliki kredit/pembiayaan macet apabila:
1) mempunyai kredit/pembiayaan macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas),
atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet.
f.
terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham,
anggota dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;
g. tidak mampu melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila Bank
Syariah menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas; atau
h. terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan Bank Indonesia dan/atau
Pemerintah.
88
Pasal 29
14/6/PBI/2012
Uji kemampuan dan kepatutan dalam rangka penilaian kembali terhadap
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 62 huruf b dilakukan dalam hal
terdapat indikasi permasalahan integritas, kompetensi dan/atau reputasi
keuangan yang meliputi:
a. tindakan-tindakan baik secara langsung maupun tidak langsung
berupa:
1) menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran dari
suatu ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi yang
sebenarnya;
2) memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang
saham, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Dewan
Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif, pegawai, dan/atau pihak
lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank
Syariah;
Yang dimaksud dengan “pegawai” adalah setiap orang yang
bekerja dan tercatat dalam administrasi kepegawaian Bank
Syariah.
68
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Yang dimaksud dengan “merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank Syariah” adalah merugikan atau mengurangi
keuntungan dalam bentuk keuangan.
3) melanggar prinsip kehati-hatian di bidang perbankan dan asasasas perbankan yang sehat; dan/atau
4) melanggar Prinsip Syariah di bidang perbankan syariah;
b. terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. terbukti menyebabkan Bank Syariah mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya atau dapat membahayakan
industri perbankan;
Yang dimaksud dengan “menyebabkan Bank Syariah mengalami
kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha Bank Syariah
atau dapat membahayakan industri perbankan” adalah antara lain:
1) memanfaatkan Bank Syariah untuk membiayai kepentingan
sendiri atau kelompok usahanya; dan/atau
2) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada Bank
Indonesia atau Pemerintah,
yang menyebabkan Bank Syariah ditempatkan dalam pengawasan
intensif atau pengawasan khusus, diambil alih Pemerintah/Lembaga
Penjamin Simpanan, dibekukan kegiatan usahanya dan/atau dicabut
ijin usahanya.
d. terbukti tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia untuk
melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;
e. terbukti memiliki kredit/pembiayaan macet;
Yang dimaksud dengan “kredit/pembiayaan macet” adalah:
1) kredit/pembiayaan macet yang tercantum dalam Sistem
Informasi Debitur; dan/atau
2) kredit/pembiayaan yang berdasarkan penelitian Bank Indonesia
digolongkan macet, namun oleh bank:
a) dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur namun belum
digolongkan macet; atau
b) tidak dilaporkan dalam Sistem Informasi Debitur.
Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dinilai memiliki
kredit/pembiayaan macet apabila:
1) mempunyai kredit/pembiayaan macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas),
atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet.
f.
terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi anggota dewan komisaris
atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit;
g. tidak mampu melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan Bank Syariah yang sehat;
69
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Penilaian didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dari setiap
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi, sesuai uraian tugas
yang ada pada Bank Syariah yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan “kemampuan untuk melakukan pengelolaan
strategis” adalah antara lain kemampuan untuk menginterpretasikan
visi dan misi Bank Syariah, mengantisipasi perkembangan
perekonomian, keuangan dan perbankan, menganalisa situasi industri
perbankan dan sektor-sektor industri yang dibiayai.
h. terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan Bank Indonesia dan/atau
Pemerintah; atau
i. tidak melakukan perbuatan atau tindakan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya sehingga mengakibatkan terjadinya pelanggaran
atau tindakan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf c dan/atau
huruf d.
89
Bagian Kedua
Pasal 30
14/6/PBI/2012
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap PSP sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 62 huruf b dilakukan untuk keseluruhan pihak yang
melakukan Pengendalian terhadap Bank Syariah sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 61 ayat (4) yang terkait dengan PSP yang akan diuji.
(2) Hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap PSP sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 62 huruf b dan pihak yang melakukan
Pengendalian terhadap Bank Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan satu kesatuan dan berlaku bagi PSP dan pihak yang
melakukan Pengendalian terhadap Bank Syariah yang terkait dengan
PSP yang dinilai tersebut, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya.
Yang dimaksud dengan “satu kesatuan dan berlaku bagi PSP dan pihak
yang melakukan Pengendalian” adalah apabila PSP diberikan predikat
Tidak Lulus, maka keseluruhan pihak yang melakukan Pengendalian
yang terkait dengan PSP juga diberikan predikat Tidak Lulus.
Ketentuan ini dimaksudkan agar masing-masing anggota PSP dapat
bertindak independen terhadap anggota yang lain dalam kelompok PSP.
(3) Pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh pihak
yang bersangkutan dalam langkah-langkah uji kemampuan dan
kepatutan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 90.
90
Pasal 31
14/6/PBI/2012
Ayat (1) – (2)
(1) Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan berdasarkan
bukti, data dan informasi yang diperoleh dari hasil pengawasan maupun
informasi lainnya.
(2) Uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. klarifikasi bukti, data dan informasi kepada pihak yang diuji;
Pelaksanaan klarifikasi dengan pihak yang diuji dapat dilakukan
melalui tatap muka yang dilengkapi dengan berita acara dan/atau
melalui surat.
70
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
b. penetapan dan penyampaian hasil sementara uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak yang diuji;
Hasil sementara uji kemampuan dan kepatutan yang disampaikan
kepada pihak yang diuji memuat predikat hasil sementara uji
kemampuan dan kepatutan beserta alasannya.
c. tanggapan dari pihak yang diuji terhadap hasil sementara uji
kemampuan dan kepatutan; dan
Penyampaian tanggapan dari pihak yang diuji dilakukan secara
tertulis disertai dengan bukti-bukti pendukung yang relevan.
d. penetapan dan pemberitahuan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak yang diuji.
Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan disampaikan secara
tertulis, dengan memuat predikat hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan beserta alasannya.
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi III. A
Pasal 31
14/6/PBI/2012
Ayat (3) – (6)
Pelaksanaan uji kemampuan dan kepatutan dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut:
1. pengumpulan data dan informasi;
2. pelaksanaan pemeriksaan khusus;
3. konfirmasi hasil pemeriksaan kepada pihak-pihak yang dinilai
dan/atau pihak terkait lainnya;
4. penyampaian hasil penilaian pertama kepada pihak-pihak yang
dinilai dan pihak terkait lainnya;
5. penerimaan atas tanggapan pertama dari pihak-pihak yang dinilai
dan pengkajian atas tanggapan tersebut;
6. penyampaian hasil penilaian kedua kepada pihak-pihak yang
dinilai;
7. penerimaan atas tanggapan kedua dari pihak-pihak yang dinilai dan
pengkajian atas tanggapan tersebut; dan
8. penetapan dan pemberitahuan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan oleh Bank Indonesia.
(3) Pihak yang diuji diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan atas
permintaan klarifikasi bukti, data dan informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal permintaan klarifikasi dari Bank Indonesia.
(4) Dalam hal pihak yang diuji tidak menggunakan hak untuk
menyampaikan klarifikasi bukti, data dan informasi dalam jangka waktu
yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka Bank
Indonesia akan melakukan langkah-langkah penilaian selanjutnya.
Yang dimaksud dengan “tidak menggunakan hak” adalah termasuk
penyampaian klarifikasi namun tidak disertai dengan bukti pendukung
yang relevan.
71
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(5) Pihak yang diuji diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan atas
hasil sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal surat Bank
Indonesia.
(6) Dalam hal pihak yang diuji tidak menggunakan hak untuk
menyampaikan tanggapan terhadap hasil sementara dalam jangka
waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) maka Bank
Indonesia menetapkan hasil sementara uji kemampuan dan kepatutan
menjadi hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan.
Yang dimaksud dengan “tidak menggunakan hak” adalah termasuk
menyampaikan tanggapan namun tidak disertai dengan bukti-bukti
pendukung yang relevan.
91
92
Pasal 32
14/6/PBI/2012
Bank Indonesia berwenang menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan dengan predikat Tidak Lulus tanpa melakukan sebagian atau
seluruh langkah–langkah sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 90 ayat (2),
apabila pihak yang diuji:
a. diputus bersalah dalam Tindak Pidana Tertentu oleh pengadilan dan
telah memiliki kekuatan hukum tetap; atau
b. dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham, anggota dewan
komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan dan
telah memiliki kekuatan hukum tetap.
Bagian Ketiga
Pasal 33
14/6/PBI/2012
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
menjadi 2 (dua) predikat, yaitu:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus.
(2) Penetapan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan tingkat keterlibatan
pihak yang diuji.
Tingkat keterlibatan pihak yang diuji didasarkan atas peranan masing–
masing pihak yang diuji terhadap tindakan pelanggaran yang dilakukan.
(3) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku sejak tanggal surat penetapan Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 90 ayat (2) huruf d.
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi III. B
Tata Cara Penentuan Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
1. Penentuan hasil uji kemampuan dan kepatutan bagi PSP
dilaksanakan melalui pemberian nilai untuk masing-masing faktor
sebagai berikut:
a. Faktor Integritas
Pelanggaran atau penyimpangan, termasuk tindakan fraud
(penipuan, penggelapan dan/atau kecurangan) yang terkait
dengan faktor integritas diberikan nilai faktor sebesar 5 (lima).
72
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi III. C
Ketentuan
b. Faktor Kelayakan Keuangan
Pelanggaran atau penyimpangan, termasuk tindakan fraud
(penipuan, penggelapan dan/atau kecurangan) yang terkait
dengan faktor kelayakan keuangan diberikan nilai faktor
sebesar maksimal 5 (lima).
2. Penentuan hasil uji kemampuan dan kepatutan bagi anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pejabat Eksekutif Bank
Syariah serta Direktur UUS dan/atau Pejabat Eksekutif UUS,
dilaksanakan melalui pemberian nilai untuk masing-masing faktor
sebagai berikut:
a. Faktor Integritas
Pelanggaran atau penyimpangan, termasuk tindakan fraud
(penipuan, penggelapan dan/atau kecurangan) yang terkait
dengan faktor integritas diberikan nilai faktor sebesar 5 (lima).
b. Faktor Kompetensi
Pelanggaran atau penyimpangan, termasuk tindakan fraud
(penipuan, penggelapan dan/atau kecurangan) yang terkait
dengan faktor kompetensi diberikan nilai faktor sebesar
maksimal 5 (lima).
c. Faktor Reputasi Keuangan
Pelanggaran atau penyimpangan, termasuk tindakan fraud
(penipuan, penggelapan dan/atau kecurangan) yang terkait
dengan faktor reputasi keuangan diberikan nilai faktor sebesar
maksimal 5 (lima).
3. Dalam uji atas faktor kelayakan atau reputasi keuangan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b dan angka 2 huruf c
di atas, dalam hal yang bersangkutan tercantum dalam Daftar
Kredit Macet (DKM), maka yang bersangkutan:
a. wajib menyelesaikan pembiayaan dan/atau kredit macet
tersebut paling lama selama 90 (sembilan puluh) hari sejak
tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; dan
b. diberi nilai faktor sebesar 5 (lima) tanpa melalui langkahlangkah uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud
pada huruf A di atas, apabila yang bersangkutan tidak dapat
menyelesaikan pembiayaan dan/atau kredit macet tersebut
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a.
4. Penetapan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan dilakukan
berdasarkan nilai dan bobot yang diformulasikan ke dalam tabel
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 22.
Tata Cara Penentuan Predikat Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Berdasarkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud dalam huruf B angka 4, maka PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi dan/atau Pejabat Eksekutif Bank Syariah serta Direktur
UUS dan/atau Pejabat Eksekutif UUS diberikan predikat:
a. Memenuhi Persyaratan (Lulus), apabila hasil akhir uji kemampuan
dan kepatutan bernilai kurang dari 5 (lima); atau
b. Tidak Memenuhi Persyaratan (Tidak Lulus), apabila hasil akhir uji
kemampuan dan kepatutan bernilai sama dengan atau lebih dari 5
(lima).
73
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
93
Pasal 34
14/6/PBI/2012
Ketentuan
(1) Bank Indonesia memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan secara tertulis kepada Bank Syariah dan pihak yang diuji.
(2) Selain kepada pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank
Indonesia berwenang memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak lain yang berkepentingan.
Yang dimaksud dengan “pihak lain yang berkepentingan” adalah antara
lain pemegang saham termasuk PSP.
94
95
Bagian Keempat
Pasal 35
14/6/PBI/2012
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pasal 36
14/6/PBI/2012
(1) Larangan terhadap pihak yang diberikan predikat Tidak Lulus
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 94 ayat (2) ditetapkan sebagai
berikut:
a. selama jangka waktu 3 (tiga) tahun:
1) bagi PSP apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 87 huruf a angka 3,
Paragraf 87 huruf d, Paragraf 87 huruf e, Paragraf 87 huruf g,
atau Paragraf 87 huruf h; dan
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat
Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakan-tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 88 huruf a angka 3,
Paragraf 88 huruf d, Paragraf 88 huruf e, Paragraf 88 huruf g,
Paragraf 88 huruf h, atau Paragraf 88 huruf i;
b. selama jangka waktu 5 (lima) tahun:
1) bagi PSP apabila:
a) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 87 huruf a angka 1 atau
Paragraf 87 huruf a angka 2; atau
b) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 87 huruf a angka 3, Paragraf 87
huruf d, Paragraf 87 huruf e, Paragraf 87 huruf g, atau
Paragraf 87 huruf h, dan perbuatan dimaksud:
i. dilakukan secara berulang;
ii. dilakukan secara kumulatif; atau
(1) PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif
Bank Syariah yang ditetapkan predikat Lulus dinyatakan memenuhi
persyaratan untuk tetap menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank Syariah.
(2) PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif
Bank Syariah yang ditetapkan predikat Tidak Lulus dilarang menjadi:
a. pemegang saham lebih dari 10% (sepuluh persen) dan/atau PSP
pada seluruh Bank Syariah;
b. pemegang saham pada Bank Umum Konvensional atau Bank
Perkreditan Rakyat; dan/atau
c. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Direktur UUS, Pejabat
Eksekutif, atau pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing pada
industri perbankan.
Yang dimaksud dengan “kumulatif” adalah
gabungan paling kurang dari 2 (dua) perbuatan
74
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Paragraf 87 huruf a angka 3, Paragraf 87 huruf d,
Paragraf 87 huruf e, Paragraf 87 huruf g dan/atau
Paragraf 87 huruf h.
iii.
terbukti menguntungkan diri sendiri maupun
pihak lain;
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat
Eksekutif apabila:
a) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 88 huruf a angka 1 atau
Paragraf 88 huruf a angka 2; atau
b) terbukti melakukan tindakan-tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 8 huruf a angka 3, Paragraf 8
huruf d, Paragraf 88 huruf e, Paragraf 88 huruf g,
Paragraf 88 huruf h, atau Paragraf 88 huruf i dan
perbuatan dimaksud:
i. dilakukan secara berulang;
ii. dilakukan secara kumulatif; atau
Yang dimaksud dengan “kumulatif” adalah
gabungan paling kurang dari 2 (dua) perbuatan
Paragraf 88 huruf a angka 3, Paragraf 88 huruf d,
Paragraf 88 huruf e, Paragraf 88 huruf g, Paragraf
88 huruf h dan/atau Paragraf 88 huruf i.
iii. terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak
lain;
c. selama jangka waktu 20 (dua puluh) tahun:
1) bagi PSP apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 87 huruf b, Paragraf
87 huruf c atau Paragraf 87 huruf f; dan
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat
Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 88 huruf b, Paragraf
88 huruf c atau Paragraf 88 huruf f.
(2) Jangka waktu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung
sejak tanggal surat penetapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 90 ayat (2) huruf d.
SE
12/6/DPbS 2010
Romawi III. D – E
Pihak-pihak yang diberikan predikat Tidak Memenuhi Persyaratan (Tidak
Lulus) dilarang menjadi:
1. PSP dan/atau pengendali pada seluruh Bank Syariah;
2. Pemilik saham lebih dari 10% (sepuluh persen) pada seluruh Bank
Syariah; dan/atau
3. Anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pejabat
Eksekutif pada seluruh Bank Syariah.
Penetapan Jangka Waktu Pengenaan Sanksi
1. Penetapan jangka waktu pengenaan sanksi larangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf D dihitung berdasarkan faktor materialitas
75
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
atas kerugian yang ditimbulkan oleh yang bersangkutan terhadap
permodalan dan tingkat keuntungan Bank Syariah atau UUS.
Pengukuran tingkat materialitas atas kerugian yang ditimbulkan
tersebut dilakukan dengan cara mengukur pengaruh kerugian
terhadap posisi terakhir atas Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM), Return On Asset (ROA) dan/atau rata-rata gross
income. Posisi terakhir adalah data terakhir yang tersedia
berdasarkan hasil pengawasan Bank Indonesia, sebelum terjadinya
perbuatan dan/atau tindakan yang bersangkutan.
2. Penghitungan kontribusi kerugian dari pihak-pihak yang dinyatakan
Tidak Memenuhi Persyaratan (Tidak Lulus) adalah sebagai berikut:
a. Penentuan beban kerugian terhadap setiap perbuatan
dan/atau tindakan yang terjadi ditentukan atas besarnya
kerugian yang berpengaruh pada permodalan Bank Syariah
atau UUS, termasuk berkurangnya keuntungan Bank Syariah
atau UUS dan/atau potensi kerugian yang ditimbulkan.
b. Beban kerugian yang ditimbulkan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, kemudian diperhitungkan dengan KPMM, ROA
dan/atau rata-rata gross income posisi terakhir.
c. KPMM sebagaimana dimaksud huruf b di atas adalah rasio
KPMM sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia
mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Syariah.
d. ROA sebagaimana dimaksud huruf b di atas adalah ROA
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia
mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah
dan UUS.
e. Gross Income sebagaimana dimaksud huruf b di atas adalah
pendapatan operasional setelah likurangi dengan bagi hasil
dana investasi sebelum dikurangi dengan beban operasional
dan beban non operasional. Gross Income rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir adalah rata-rata gross income dari 12
(dua belas) bulan terakhir yang bernilai positif.
f. Dalam hal terdapat beberapa perbuatan dan/atau tindakan
yang dilakukan, maka perhitungan dilakukan dengan cara
menjumlahkan seluruh kerugian dari beberapa perbuatan
dan/atau tindakan tersebut dibandingkan dengan posisi
terakhir KPMM, ROA dan/atau rata rata gross income sebelum
perbuatan dan/atau tindakan terakhir tersebut dilakukan.
Contoh perhitungan:
Suatu pelanggaran telah dilakukan pada tanggal 15 Januari 2010
yang menyebabkan kerugian sebesar Rp. 10.000,00. Rasio KPMM
pada akhir Desember 2009 adalah 10% (600.000,- / 6.000.000,-).
Rasio ROA pada akhir Desember 2009 adalah 3% (300.000,- /
10.000.000,). Sedangkan rata-rata gross income dalam 12 bulan
terakhir adalah sebesar Rp.100.000,00. Pengaruh kerugian
tersebut terhadap KPMM, ROA dan rata-rata gross income adalah
sebagai berikut:
76
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
% penurunan KPMM
Rp6.000.000,00
% penurunan ROA
Rp10.000.000,00
Ketentuan
=10%-(Rp600.000,00-10.000,00)/
= 10% - 9,83%
= 0,17%
=3%-(Rp300.000,00-10.000,00)/
= 3% - 2,9%
= 0,1%
% penurunan rata-rata gross income
Rp100.000,00
=
Rp10.000,00
/
= 10%
3. Penetapan Tingkat Materialitas
a. Perbuatan
dan/atau
tindakan
dikategorikan
telah
menimbulkan kerugian yang tidak material terhadap
permodalan dan tingkat keuntungan Bank Syariah atau UUS
apabila:
1) menyebabkan:
i. berkurangnya rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum sebesar kurang dari 0,5% (setengah persen);
ii. berkurangnya rasio Return On Asset (ROA) sebesar
kurang dari 0,125% (seperdelapan persen); dan/atau
iii. berkurangnya gross income sebesar kurang dari 5%
(lima persen) untuk Bank Umum Syariah dan UUS, atau
kurang dari 10% (sepuluh persen) untuk BPRS; dan
2) rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum masih sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Perbuatan
dan/atau
tindakan
dikategorikan
telah
menimbulkan kerugian yang cukup material terhadap
permodalan dan tingkat keuntungan Bank Syariah atau UUS
apabila:
1) menyebabkan:
i. berkurangnya rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum sebesar 0,5% (setengah persen) sampai
dengan kurang dari 2% (dua persen);
ii. berkurangnya rasio Return On Asset (ROA) sebesar
0,125% (seperdelapan persen) sampai dengan kurang
dari 0,5% (setengah persen); dan/atau
iii. berkurangnya rasio gross income sebesar 5% (lima
persen) sampai dengan kurang dari 10% (sepuluh
persen) untuk Bank Umum Syariah dan UUS, atau
sebesar 10% (sepuluh persen) sampai dengan kurang
dari 20% (dua puluh persen) untuk BPRS; dan
2) rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum masih sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Perbuatan
dan/atau
tindakan
dikategorikan
telah
menimbulkan kerugian yang sangat material terhadap
permodalan dan tingkat keuntungan Bank Syariah atau UUS
apabila:
77
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
1) menyebabkan:
i. berkurangnya rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum sebesar sama dengan atau lebih dari 2 %
(dua persen);
ii. berkurangnya rasio Return On Asset (ROA) sebesar
sama dengan atau lebih dari 0,5% (setengah persen);
dan/atau
iii. berkurangnya rasio gross income sebesar sama dengan
atau lebih dari 10% (sepuluh persen) untuk Bank
Umum Syariah dan UUS, atau sama dengan atau lebih
dari 20% (dua puluh persen) untuk BPRS; dan/atau
2) rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Syariah
atau UUS menjadi lebih rendah dari ketentuan yang
berlaku.
4. Penetapan Jangka Waktu Sanksi
a. Jangka waktu sanksi ditetapkan sebagai berikut:
i. selama 2 (dua) tahun, apabila kerugian tidak material
termasuk tidak terdapat kerugian;
ii. selama 3 (tiga) tahun, apabila kerugian cukup material; dan
iii. selama 5 (lima) tahun, apabila kerugian sangat material.
b. Jangka waktu pengenaan sanksi larangan selama 5 (lima) tahun
dapat langsung diberikan apabila:
i. terjadi penyimpangan manajerial dan/atau operasional
perbankan yang bersifat serius (serious misconduct),
antara lain berupa pemberian pembiayaan fiktif dan
praktik bank dalam bank; dan/atau
ii. pelanggaran atau penyimpangan dilakukan dengan sengaja
atau dimaksudkan untuk memberikan keuntungan pribadi
dan/atau keuntungan kepada pihak lain.
Pengenaan sanksi dimaksud dilakukan tanpa melalui proses
perhitungan tingkat materialitas kerugian yang ditimbulkan.
5. Permohonan peninjauan kembali oleh pihak-pihak yang
memperoleh predikat Tidak Memenuhi Persyaratan (Tidak Lulus),
diajukan kepada Bank Indonesia dengan disertai bukti baru yang
kuat dan relevan.
96
Pasal 37
14/6/PBI/2012
(1) Pihak yang dilarang menjadi PSP sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
94 ayat (2) huruf a:
a. dilarang melakukan tindakan sebagai PSP;
b. hanya dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dengan
jumlah hak suara yang diperhitungkan dalam kuorum RUPS paling
banyak 10% (sepuluh persen) dari seluruh saham Bank Syariah; dan
Yang dimaksud dengan “hak selaku pemegang saham” misalnya
hak untuk menghadiri, mengeluarkan suara dalam RUPS, dan hak
untuk menerima deviden sesuai saham yang dimiliki.
c. wajib menurunkan kepemilikannya menjadi paling banyak 10%
(sepuluh persen) pada seluruh Bank Syariah dalam jangka waktu 6
(enam) bulan.
78
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(2) Bank Syariah wajib mencantumkan penjelasan dalam daftar pemegang
saham Bank Syariah mengenai status PSP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Yang dimaksud dengan “penjelasan” adalah penjelasan mengenai
status PSP yang mempunyai predikat Tidak Lulus bahwa jumlah hak
suara yang diakui dalam kuorum RUPS paling banyak 10% (sepuluh
persen) dari seluruh saham Bank Syariah, sampai dengan saham
dimaksud dialihkan kepada pihak lain.
(3) Dalam hal pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus merupakan PSP
dari Bank Syariah yang berada dalam penanganan/penyelamatan oleh
Lembaga Penjamin Simpanan maka jangka waktu kewajiban penurunan
kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mengacu
kepada Undang-Undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan
peraturan pelaksanaannya.
(4) Bank Syariah wajib melaporkan realisasi penurunan kepemilikan saham
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c kepada Bank Indonesia
dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah RUPS yang
mengesahkan pengalihan kepemilikan saham tersebut.
97
Pasal 38
14/6/PBI/2012
Dalam hal PSP tidak menurunkan kepemilikan sahamnya sesuai dengan
jangka waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 96
ayat (1) huruf c maka:
a. PSP wajib menyerahkan surat kuasa menjual kepada pihak lain yang
ditunjuk atau disetujui oleh Bank Indonesia atau kepada Bank
Indonesia dengan hak substitusi, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kerja sejak berakhirnya jangka waktu kewajiban penurunan
kepemilikan saham;
Surat kuasa menjual pada ayat ini paling kurang memuat klausula
memberikan kuasa kepada penerima kuasa untuk menjual atau
mengalihkan saham kepada pihak lain.
Selain surat kuasa, pemberi kuasa memberikan surat pernyataan
kepada Bank Indonesia yang paling kurang memuat:
1) menerima segala keputusan pengalihan saham yang dilakukan
oleh penerima kuasa; dan
2) membebaskan penerima kuasa atas segala akibat hukum yang
timbul dari penjualan atau pengalihan saham dimaksud.
b. jangka waktu larangan kepada PSP ditetapkan menjadi selama 20 (dua
puluh) tahun;
c. nama PSP diberitahukan kepada Otoritas Pengawasan Pasar Modal;
d. hak suara PSP tidak diperhitungkan dalam RUPS;
e. hak suara PSP tidak diperhitungkan sebagai penghitungan kuorum
atau tidaknya RUPS;
f. dividen yang dapat dibayarkan kepada PSP paling banyak 10%
(sepuluh persen) dan sisanya dibayarkan setelah PSP tersebut
mengalihkan kepemilikannya; dan
79
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
g. nama PSP yang bersangkutan diumumkan kepada publik melalui 2
(dua) media massa yang mempunyai peredaran luas.
Pengumuman kepada publik melalui media massa dilakukan oleh
Bank Syariah.
98
Pasal 39
14/6/PBI/2012
Bank Indonesia berwenang membentuk komite untuk menangani penurunan
kepemilikan saham PSP sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 97 huruf a.
99
Pasal 40
14/6/PBI/2012
(1) Perbuatan menurunkan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 96 ayat (1) huruf c dapat dilakukan melalui hibah
maupun melalui penjualan kepada pihak yang tidak memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua dengan PSP dan/atau pihak yang
tidak termasuk dalam kelompok usaha PSP.
Yang dimaksud dengan “hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua” adalah hubungan baik vertikal maupun horizontal, termasuk
mertua, menantu, dan ipar, meliputi:
1. orang tua kandung/tiri/angkat;
2. saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya;
3. anak kandung/tiri/angkat;
4. kakek/nenek kandung/tiri/angkat;
5. cucu kandung/tiri/angkat;
6. saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami atau
istrinya;
7. suami/istri;
8. mertua;
9. besan;
10. suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat;
11. kakek/nenek dari suami/istri;
12. suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat; dan/atau
13. saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami atau
istrinya.
(2) Dalam hal penurunan kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara mengalihkan saham kepada pihak yang memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dan/atau pihak yang
merupakan kelompok usaha dari PSP yang ditetapkan predikat Tidak
Lulus maka:
a. pengalihan tersebut tidak dianggap sebagai penurunan
kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 96 ayat (1)
huruf c;
b. Bank Syariah dilarang melakukan pencatatan atas pihak yang
menerima pengalihan tersebut dalam daftar pemegang saham
Bank Syariah; dan
Larangan pencatatan atas kepemilikan saham tidak memengaruhi
pencatatan akuntansi maupun pencatatan modal Bank Syariah
sampai dengan yang bersangkutan mengalihkan sahamnya.
80
Manajemen
Paragraf
100
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 41
14/6/PBI/2012
Ketentuan
c. pihak yang menerima pengalihan tidak memperoleh haknya
sebagai pemegang saham.
(1) Pihak yang dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
Direktur UUS, Pejabat Eksekutif, atau pemimpin Kantor Perwakilan Bank
Asing sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 94 ayat (2) huruf c:
a. dilarang melakukan tindakan sebagai anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Direktur UUS, Pejabat Eksekutif, atau pemimpin
Kantor Perwakilan Bank Asing; dan
b. wajib berhenti sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
Direktur UUS, Pejabat Eksekutif, atau pemimpin Kantor Perwakilan
Bank Asing.
(2) Bank Syariah wajib menindaklanjuti konsekuensi Tidak Lulus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 3 (tiga) bulan sejak
tanggal pemberitahuan dari Bank Indonesia.
Tindak lanjut yang harus dilakukan Bank Syariah adalah antara lain
menyelenggarakan RUPS atau keputusan pemberhentian Pejabat
Eksekutif oleh Direksi Bank Syariah.
(3) Bank Syariah wajib melaporkan tindak lanjut sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada Bank Indonesia dalam jangka waktu paling lama
(tujuh) hari kerja.
Jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja dihitung sejak pelaksanaan tindak
lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Direktur UUS,
Pejabat Eksekutif, atau pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih melakukan tindakan
sebagai Komisaris, Direksi, Direktur UUS, Pejabat Eksekutif, atau
pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing, maka:
a. jangka waktu larangan kepada yang bersangkutan ditetapkan
menjadi selama 20 (dua puluh) tahun; dan
b. ketidakpatuhan Bank Syariah diberitahukan kepada Otoritas
Pengawasan Pasar Modal.
Ketentuan ini hanya berlaku bagi Bank Syariah yang telah go
public.
(5) PSP yang tidak menindaklanjuti konsekuensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), diberikan predikat Tidak Lulus dengan jangka waktu
larangan selama 20 (dua puluh) tahun.
Yang dimaksud dengan “tidak menindaklanjuti” antara lain adalah:
1) tidak hadir dalam RUPS sehingga mengakibatkan kuorum
penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
terpenuhi; atau
2) tidak melakukan upaya-upaya untuk terselenggaranya RUPS
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas.
81
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(6) Penetapan sanksi Tidak Lulus selama 20 (dua puluh) tahun sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) didahului dengan surat teguran dari Bank
Indonesia sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing
surat teguran adalah 5 (lima) hari kerja.
Penetapan sanksi Tidak Lulus pada ayat ini dilakukan secara langsung
tanpa mengikuti langkah-langkah penilaian kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 90 ayat (2).
101
Pasal 42
14/6/PBI/2012
Bagian Kelima
102
Pasal 43
14/6/PBI/2012
Dalam hal seluruh atau sebagian anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota
Direksi ditetapkan Tidak Lulus dan menurut penilaian Bank Indonesia
kekosongan jabatan Direksi dan/atau Komisaris tersebut dapat mengganggu
kegiatan operasional Bank Syariah, Bank Indonesia berwenang menunjuk
pengganti sementara sampai RUPS mengangkat pengganti yang tetap sesuai
dengan ketentuan perundang–undangan yang berlaku.
Permohonan Kembali untuk Menjadi PSP, Anggota Dewan
Komisaris dan Anggota Direksi Bank Syariah
(1) Pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus dan dikenakan larangan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 94 ayat (2) dapat diajukan
kembali kepada Bank Indonesia untuk menjadi calon PSP, calon anggota
Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi apabila jangka waktu
pengenaan sanksi larangan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 95
ayat (1), Paragraf 97 huruf b, Paragraf 100 ayat (4) huruf a, dan Paragraf
100 ayat (5) telah terlampaui.
(2) PSP yang berbentuk badan hukum yang ditetapkan predikat Tidak Lulus
dan dikenakan larangan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 94 ayat
(2) dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia untuk menjadi calon
PSP sebelum berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi larangan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 95 ayat (1), Paragraf 97 huruf b,
Paragraf 100 ayat (4) huruf a dan Paragraf 100 ayat (5) sepanjang badan
hukum yang bersangkutan telah mengganti pihak yang melakukan
Pengendalian terhadap badan hukum dimaksud yang dalam uji
kemampuan dan kepatutan memperoleh predikat Tidak Lulus.
Penggantian pihak yang melakukan Pengendalian terhadap badan
hukum dimaksud harus dibuktikan dengan dokumen yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Penilaian atas permohonan untuk kembali menjadi calon PSP, calon
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank Syariah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam BAB II dan BAB III Peraturan Bank
Indonesia ini.
103
BAB V
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Bagi Calon Direktur Unit Usaha
Syariah, Direktur Unit Usaha Syariah, Dan Pejabat Eksekutif
Unit Usaha Syariah
Pasal 44
14/6/PBI/2012
Direktur UUS wajib memiliki kompetensi di bidang perbankan syariah dan
komitmen dalam pengembangan UUS.
82
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
104
Pasal 45
14/6/PBI/2012
105
Pasal 46
14/6/PBI/2012
Ketentuan
Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon Direktur UUS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Bank Umum
Konvensional atau kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar
negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang memiliki
UUS kepada Bank Indonesia disertai dengan dokumen persyaratan
administratif.
(1) Pihak yang dicalonkan menjadi Direktur UUS dapat berasal dari:
a. salah satu anggota Direksi Bank Umum Konvensional atau kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang memiliki
UUS, yang ditugaskan merangkap jabatan sebagai Direktur UUS;
b. calon anggota Direksi Bank Umum Konvensional atau kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang memiliki
UUS, yang akan ditugaskan merangkap jabatan sebagai Direktur
UUS; atau
c. calon anggota Direksi Bank Umum Konvensional atau kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang memiliki
UUS dan telah ditetapkan sejak awal akan menjabat sebagai
Direktur UUS dengan wewenang dan tanggungjawab hanya untuk
mengelola kegiatan usaha UUS.
(2) Calon Direktur UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
mengikuti proses wawancara apabila diperlukan.
Wawancara dilakukan semata-mata untuk menilai kompetensi di
bidang perbankan syariah dan komitmen dalam pengembangan
perbankan syariah dan bukan dimaksudkan untuk menguji kembali
kemampuan dan kepatutan direktur pada Bank Umum Konvensional
yang telah menjalani uji kemampuan dan kepatutan sebelumnya.
(3) Calon Direktur UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib
mengikuti uji kemampuan dan kepatutan berdasarkan ketentuan uji
kemampuan dan kepatutan yang berlaku bagi Bank Umum
Konvensional.
(4) Dalam hal calon Direktur UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dinilai:
a. tidak memiliki kompetensi di bidang perbankan syariah, yang
bersangkutan dapat diajukan kembali oleh Bank Umum
Konvensional atau kantor cabang dari suatu bank yang
berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional yang memiliki UUS untuk dilakukan penilaian
ulang paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak surat
pemberitahuan Bank Indonesia; atau
b. tidak memiliki komitmen dalam pengembangan UUS, yang
bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai Direktur
UUS.
(5) Apabila berdasarkan penilaian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf a, calon Direktur UUS dinilai masih tidak memiliki kompetensi
83
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
maka Bank Umum Konvensional atau kantor cabang dari suatu bank
yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional yang memiliki UUS wajib mengganti dengan calon
lain.
106
Pasal 47
14/6/PBI/2012
(1) Tata cara uji kemampuan dan kepatutan bagi calon Direktur UUS
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 105 ayat (1) huruf c,
berpedoman pada ketentuan BAB III Peraturan Bank Indonesia ini,
kecuali Paragraf 78 huruf a, Paragraf 78 huruf b, Paragraf 78 huruf d,
Paragraf 80, Paragraf 81 ayat (1), dan Paragraf 86.
(2) Ketentuan dan tata cara pengangkatan calon Direktur UUS yang telah
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia tunduk pada ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai UUS.
107
Pasal 48
14/6/PBI/2012
Tata cara uji kemampuan dan kepatutan bagi Direktur UUS dan Pejabat
Eksekutif UUS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b berpedoman
pada ketentuan BAB IV Peraturan Bank Indonesia ini, kecuali Paragraf 87,
Paragraf 89, Paragraf 95 ayat (1) huruf a angka 1, Paragraf 95 ayat (1) huruf b
angka 1, Paragraf 95 ayat (1) huruf c angka 1, Paragraf 96, Paragraf 97,
Paragraf 98, Paragraf 99, dan Paragraf 102 ayat (2).
BAB VI
108
Pasal 49
14/6/PBI/2012
BAB VII
Bagian Pertama
109
Pasal 50
14/6/PBI/2012
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing
(1) Tata cara uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon pemimpin
Kantor Perwakilan Bank Asing berpedoman pada BAB III Peraturan Bank
Indonesia ini.
(2) Tata cara uji kemampuan dan kepatutan terhadap pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing berpedoman pada BAB IV Peraturan Bank
Indonesia ini.
(3) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pemimpin Kantor Perwakilan
Bank Asing dilakukan apabila terdapat indikasi bahwa yang
bersangkutan melakukan pelanggaran atau penyimpangan kegiatan
Kantor Perwakilan Bank Asing.
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Pada Bank Syariah Dan Bank
Umum Konvensional Yang Memiliki Uus Dalam Penyelamatan/
Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Uji Kemampuan dan Kepatutan terhadap Calon Anggota Dewan
Komisaris dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah serta Calon
Direktur UUS
(1) Dalam hal Bank Syariah berada dalam penanganan atau penyelamatan
oleh LPS maka uji kemampuan dan kepatutan hanya dilakukan terhadap
calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi.
Terhadap LPS sebagai calon PSP tidak dilakukan uji kemampuan dan
kepatutan.
(2) Dalam hal Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS berada dalam
penanganan atau penyelamatan oleh LPS maka uji kemampuan dan
84
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
kepatutan hanya dilakukan terhadap calon Direktur UUS.
(3) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan calon Direktur UUS sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diajukan oleh LPS kepada Bank Indonesia.
110
Pasal 51
14/6/PBI/2012
Persyaratan uji kemampuan dan kepatutan bagi calon anggota Dewan
Komisaris dan calon anggota Direksi Bank Syariah, serta calon Direktur UUS
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 109 berpedoman pada Paragraf 63,
Paragraf 75, BAB III Bagian Pertama, Paragraf 103 dan Paragraf 105
Peraturan Bank Indonesia ini.
111
Pasal 52
14/6/PBI/2012
(1) Pelaksanaan uji kemampuan dan kepatutan bagi calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau calon anggota Direksi Bank Syariah, serta calon
Direktur UUS sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 105 ayat (1) huruf
c dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. penelitian administratif berupa persyaratan tidak tercantum dalam
daftar kredit macet dan DTL;
b. penelitian administratif lainnya; dan
c. wawancara, apabila diperlukan.
(2) Calon Direktur UUS sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 105 ayat (1)
huruf a mengikuti proses wawancara apabila diperlukan.
(3) Calon Direktur UUS sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 105 ayat (1)
huruf b wajib mengikuti uji kemampuan dan kepatutan berdasarkan
ketentuan uji kemampuan dan kepatutan yang berlaku bagi Bank Umum
Konvensional.
112
Pasal 53
14/6/PBI/2012
(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 111 ayat (1) huruf a pihak yang diuji tidak tercantum dalam
daftar kredit macet dan DTL, Bank Indonesia berwenang memberikan
persetujuan sementara kepada pihak yang diuji untuk menjalankan
tugas dan fungsi sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan
Direktur UUS.
(2) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 111 ayat (1) huruf a pihak yang diuji tercantum dalam daftar
kredit macet dan/atau DTL, Bank Indonesia tidak memberikan
persetujuan dan:
a. pihak yang diuji dilarang melakukan tindakan sebagai anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Direktur UUS; dan
Yang dimaksud dengan “melakukan tindakan sebagai anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Direktur UUS” adalah
bertindak mewakili Bank Syariah atau UUS dalam membuat
keputusan yang secara hukum mengikat Bank Syariah atau UUS
dan/atau mengambil keputusan yang penting yang memengaruhi
kondisi keuangan Bank Syariah atau UUS.
b. LPS menyampaikan kembali permohonan calon anggota Dewan
Komisaris, calon anggota Direksi, dan calon Direktur UUS yang baru
untuk memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
85
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diberitahukan kepada LPS.
113
Pasal 54
14/6/PBI/2012
(1) Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS wajib
menyampaikan dokumen persyaratan administratif lainnya mengenai
pihak yang diuji paling lama 1 (satu) bulan setelah persetujuan
sementara Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 112
ayat (1).
(2) Dalam rangka penelitian administratif lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 111 ayat (1) huruf b dan wawancara sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 111 ayat (1) huruf c berlaku ketentuan
sebagaimana diatur dalam Paragraf 63, Paragraf 83, Paragraf 86, dan
Paragraf 106 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia ini.
114
Pasal 55
14/6/PBI/2012
(1) Berdasarkan penelitian administratif lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 111 ayat (1) huruf b dan wawancara sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 111 ayat (1) huruf c, Bank Indonesia
menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan dengan predikat:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus.
(2) Penetapan hasil akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
Bank Indonesia paling lama 6 (enam) bulan setelah persetujuan
sementara.
115
Pasal 56
14/6/PBI/2012
(1) Bank Indonesia memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi
Bank Syariah secara tertulis kepada Bank Syariah, pihak yang diuji, dan
LPS.
(2) Bank Indonesia memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan calon Direktur UUS kepada Bank Umum Konvensional atau
kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang memiliki UUS,
pihak yang diuji, dan LPS.
116
Pasal 57
14/6/PBI/2012
Konsekuensi dari hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 114 ayat (1) adalah:
a. berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam Paragraf 84 ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) Peraturan Bank Indonesia ini; dan
b. hasil persetujuan sementara yang telah diterbitkan menjadi batal
terhitung sejak tanggal penetapan Tidak Lulus, dalam hal hasil akhir uji
kemampuan dan kepatutan pihak yang diuji ditetapkan predikat Tidak
Lulus.
117
Pasal 58
14/6/PBI/2012
(1) Dalam hal anggota Direksi Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS
yang dicalonkan sebagai Direktur UUS sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 111 ayat (2) dinilai:
a. tidak memiliki kompetensi di bidang perbankan syariah, yang
bersangkutan dapat diajukan kembali oleh Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS paling lama 90 (sembilan puluh)
hari sejak surat pemberitahuan Bank Indonesia; atau
b. tidak memiliki komitmen dalam pengembangan UUS, yang
86
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Bagian Kedua
118
Pasal 59
14/6/PBI/2012
BAB VIII
119
120
Ketentuan
bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai Direktur
UUS.
(2) Apabila berdasarkan penilaian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, calon Direktur UUS dinilai masih tidak memiliki kompetensi
maka Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS wajib mengganti
dengan calon lain.
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah,
serta Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS
Tata cara uji kemampuan dan kepatutan terhadap anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah, serta Direktur UUS dan
Pejabat Eksekutif UUS, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Bab
IV ketentuan ini.
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pihak Yang Sudah
Tidak Menjadi PSP Atau Sudah Tidak Menjabat Sebagai
Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Dan Pejabat
Eksekutif Bank Syariah, Serta Direktur UUS Dan Pejabat
Eksekutif UUS
Pasal 60
14/6/PBI/2012
(1) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak yang sudah tidak
menjadi PSP atau sudah tidak menjabat sebagai anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah, serta
Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf c, berpedoman pada BAB IV Peraturan Bank Indonesia ini.
(2) Dalam hal pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
predikat Tidak Lulus namun masih menjadi PSP dan/atau menjabat
sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pejabat
Eksekutif pada bank lain maka bank lain tersebut wajib melakukan
tindak lanjut sesuai dengan ketentuan Paragraf 100 ayat (2) dan ayat (3)
dalam Peraturan Bank Indonesia ini.
BAB IX
Pasal 61
14/6/PBI/2012
Ketentuan Lain–Lain
(1) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan bersifat rahasia dan
ditatausahakan serta digunakan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan tugas pengawasan bank.
(2) Dalam hal Bank Syariah, Bank Umum Konvensional atau kantor cabang
dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional yang memiliki UUS, pihak yang diuji,
dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 74, Paragraf 85,
Paragraf 93, Paragraf 112 dan Paragraf 115 memberitahukan hasil uji
kemampuan dan kepatutan kepada pihak lain maka segala akibat
hukum yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang
bersangkutan.
Bank Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap penyalahgunaan
data yang telah diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, dan pihak lain yang berkepentingan sebagaimana dimaksud
87
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
dalam Paragraf 74, Paragraf 85, Paragraf 93, Paragraf 112 dan
Paragraf 115.
121
Pasal 62
14/6/PBI/2012
(1) BUS wajib melaporkan rencana perubahan struktur kelompok usaha
yang terkait dengan BUS termasuk badan hukum pemilik BUS sampai
dengan ultimate shareholders kepada Bank Indonesia paling lama 1
(satu) bulan sebelum terjadinya perubahan.
(2) Dalam hal perubahan struktur kelompok usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menurut penilaian Bank Indonesia menyebabkan
perubahan pengendali BUS atau terdapat pengendali BUS sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 61 maka BUS wajib mengajukan calon PSP
untuk dilakukan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud
dalam BAB II Peraturan Bank Indonesia ini.
(3) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pengendali BUS yang
disebabkan adanya perubahan struktur kelompok usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan satu kesatuan dan merupakan hasil
uji kemampuan dan kepatutan terhadap kelompok usaha.
122
Pasal 63
14/6/PBI/2012
Bank Indonesia berwenang menolak perubahan pengendali BUS, apabila
berdasarkan penilaian Bank Indonesia perubahan tersebut dapat
menyebabkan atau diindikasikan dapat menghambat pelaksanaan
pengawasan BUS.
Yang dimaksud dengan “menghambat pelaksanaan pengawasan BUS”
adalah antara lain apabila Bank Indonesia mengalami kesulitan atau potensi
kesulitan untuk mengakses data dan informasi termasuk informasi sumber
keuangan pengendali Bank Syariah.
123
Pasal 64
14/6/PBI/2012
BUS wajib mengungkapkan status PSP sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 96 ayat (2) dalam Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan
Laporan Tahunan.
124
Pasal 65
14/6/PBI/2012
Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi Bank
Syariah, serta calon Direktur UUS selain wajib memenuhi persyaratan
integritas, kompetensi, dan kelayakan/reputasi keuangan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini, juga wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai kepemilikan dan kepengurusan.
Yang dimaksud dengan “ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
kepemilikan dan kepengurusan” adalah antara lain ketentuan mengenai:
1) BUS, UUS, BPRS;
2) perubahan kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syariah;
3) tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan
kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri;
4) pembelian saham bank umum;
5) merger, konsolidasi dan akuisisi bank;
6) fungsi kepatuhan;
7) tenaga kerja asing; dan
8) pelaksanaan good corporate governance.
88
Manajemen
Paragraf
125
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
BAB X
Pasal 66
14/6/PBI/2012
Ketentuan
Sanksi
(1) Bank Syariah dan UUS yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 84 ayat (3), Paragraf 96 ayat (2), Paragraf 99
ayat (2) huruf b, atau Paragraf 100 ayat (2), dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. teguran tertulis; dan/atau
b. pemberhentian sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi Bank Syariah, serta Direktur UUS dan selanjutnya
Bank Indonesia menunjuk dan mengangkat pengganti sementara
sampai RUPS mengangkat pengganti tetap dengan persetujuan
Bank Indonesia.
(2) Bank Syariah yang melanggar kewajiban menyampaikan laporan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 84 ayat (4), Paragraf 96 ayat (4),
Paragraf 100 ayat (3) atau Paragraf 121 ayat (1) dikenakan sanksi
administratif berupa teguran tertulis dan kewajiban membayar sebagai
berikut:
Pengenaan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan kewajiban
membayar, tidak menghilangkan kewajiban Bank Syariah untuk
menyampaikan laporan.
a. bagi BUS:
1) Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari kelambatan untuk
setiap laporan dengan jumlah paling banyak Rp30.000.000,00
(tiga puluh juta rupiah) apabila BUS belum menyampaikan
laporan sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas
waktu penyampaian laporan; atau
2) Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) apabila BUS tidak
menyampaikan atau menyampaikan laporan melebihi batas
waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas waktu
penyampaian laporan;
b. bagi BPRS:
1) Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari kelambatan untuk
setiap laporan dengan jumlah paling banyak Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah) apabila BPRS belum menyampaikan laporan
sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas waktu
penyampaian laporan; atau
2) Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) apabila BPRS tidak
menyampaikan atau menyampaikan laporan melebihi batas
waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah batas waktu
penyampaian laporan.
(3) Pemegang saham yang dengan sengaja tidak menaati ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 64 ayat (3), Paragraf 96 ayat (1)
huruf a, Paragraf 97 huruf a, atau Paragraf 100 ayat (5) dikenakan sanksi
sesuai dengan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
(4) Anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank
Syariah, serta Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS yang dengan
sengaja tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
89
Manajemen
Paragraf
126
127
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
75 ayat (2), Paragraf 84 ayat (2) atau Paragraf 100 ayat (1) dikenakan
sanksi sesuai dengan Paragraf 122 ayat (2) huruf b Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Pasal 67
14/6/PBI/2012
(1) Hasil uji kemampuan dan kepatutan yang dilakukan oleh Bank Indonesia
sebelum berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini dinyatakan tetap
berlaku.
(2) Terhadap uji kemampuan dan kepatutan bagi calon PSP atau PSP, calon
anggota Dewan Komisaris atau anggota Dewan Komisaris, calon anggota
Direksi atau anggota Direksi, dan/atau Pejabat Eksekutif Bank Syariah
serta calon Direktur UUS atau Direktur UUS dan/atau Pejabat Eksekutif
UUS yang sedang dilakukan pada saat berlakunya Peraturan Bank
Indonesia ini maka:
a. proses penilaian dan hasil penilaian tetap mengacu kepada
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/31/PBI/2009 tanggal 28
Agustus 2009 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan
b. konsekuensi dan pengenaan jangka waktu sanksi mengacu kepada
ketentuan dalam ketentuan ini.
Pasal 68
14/6/PBI/2012
Pihak yang telah dinyatakan sebagai pihak yang Tidak Lulus berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/31/PBI/2009 tanggal 28 Agustus 2009
tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, tetap dilarang menjadi PSP, anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank Syariah serta Direktu UUS sampai
dengan jangka waktu pelarangan berakhir.
BAB I
Pasal 1
14/9/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank
Perkreditan Rakyat
Ketentuan Umum
1.
2.
3.
4.
Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut BPR adalah Bank
Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional.
Bank Umum adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor
cabang bank asing.
Bank adalah Bank Umum atau BPR sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional maupun Bank Umum
Syariah atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.
Pemegang Saham Pengendali yang selanjutnya disebut dengan PSP
adalah badan hukum, orang perseorangan dan/atau kelompok usaha
yang:
90
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
a. memiliki saham perusahaan atau BPR sebesar 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan dan
mempunyai hak suara; atau
b. memiliki saham perusahaan atau BPR sebesar kurang dari 25% (dua
puluh lima persen) dari jumlah saham yang dikeluarkan dan
mempunyai hak suara namun yang bersangkutan dapat dibuktikan
telah melakukan pengendalian perusahaan atau BPR, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
5. Pengendalian adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pengelolaan dan/atau kebijakan perusahaan, termasuk
BPR, dengan cara apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung.
6. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut dengan RUPS:
a. bagi BPR berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah RUPS
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang tentang
Perseroan Terbatas;
b. bagi BPR berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah Rapat
Pemegang Saham/Saham Prioritet dan Rapat Umum Pemegang
Saham (Prioritet dan Biasa) sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang tentang Perusahaan Daerah;
c. bagi BPR berbentuk badan hukum Koperasi adalah Rapat Anggota
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
tentang
Perkoperasian.
7. Dewan Komisaris:
a. bagi BPR berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah
komisaris sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Perseroan Terbatas;
b. bagi BPR berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah
pengawas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Perusahaan Daerah;
c. bagi BPR berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengawas
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
tentang
Perkoperasian.
8. Direksi:
a. bagi BPR berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah direksi
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas;
b. bagi BPR berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah direksi
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perusahaan
Daerah.
c. bagi BPR berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengurus
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
tentang
Perkoperasian.
9. Pejabat Eksekutif adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung
kepada anggota Direksi atau mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
dan operasional BPR, antara lain Pemimpin Kantor Cabang, Kepala
Divisi, Kepala Bagian, Manajer dan/atau Pejabat lainnya yang setara.
10. Daftar Tidak Lulus yang untuk selanjutnya disebut DTL adalah daftar
yang ditatausahakan oleh Bank Indonesia yang memuat pihak–pihak
yang mendapat predikat Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan
kepatutan.
91
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
11.
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi I
No. 2 – 5
12.
13.
14.
15.
Ketentuan
Tindak Pidana Tertentu adalah tindak pidana asal yang disebut dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai Pemberantasan dan
Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Penilaian kemampuan dan kepatutan dilakukan terhadap:
a. Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan calon Pengurus
BPR (new entrants);
b. PSP, Pengurus dan Pejabat Eksekutif yang sedang menjabat di
BPR (existing).
Penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap calon PSP dan calon
Pengurus BPR dilakukan melalui penelitian administratif dan wawancara
dalam rangka menilai pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan.
Penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap PSP, Pengurus dan
Pejabat Eksekutif yang sedang menjabat di BPR dilakukan setiap waktu,
apabila berdasarkan hasil pengawasan, pemeriksaan atau informasi dari
sumber-sumber lainnya terdapat indikasi penyimpangan dari praktik
perbankan yang sehat.
Pejabat Eksekutif BPR mencakup, namun tidak terbatas pada, pemimpin
Kantor Cabang, Manajer, Kepala Bagian dan pejabat lain sepanjang
memenuhi kriteria:
a. mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional
BPR, dan/atau
b. bertanggung jawab langsung kepada Direksi.
128
Pasal 2
14/9/PBI/2012
Untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi,
maka calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota
Direksi selain wajib memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan
kelayakan atau reputasi keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia ini, juga wajib memenuhi persyaratan mengenai kepemilikan dan
kepengurusan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia.
129
Pasal 3
14/9/PBI/2012
(1) Pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap BPR wajib tunduk
pada ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini.
(2) Pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap BPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah orang perseorangan, badan hukum atau
kelompok usaha yang melakukan Pengendalian terhadap BPR secara
langsung maupun tidak langsung.
(3) Pengendalian terhadap BPR dapat dilakukan dengan cara-cara, antara
lain sebagai berikut:
a. memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih saham BPR;
b. secara
langsung
menjalankan
pengelolaan
dan/atau
mempengaruhi kebijakan BPR;
c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang
apabila digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki
dan/atau mengendalikan secara sendiri atau bersama-sama 25%
(dua puluh lima persen) atau lebih saham BPR;
d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan BPR (acting in concert)
dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga
secara bersama-sama memiliki dan/atau mengendalikan 25% (dua
92
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
puluh lima persen) atau lebih saham BPR, baik langsung maupun
tidak langsung dengan atau tanpa perjanjian tertulis;
e. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan BPR (acting in concert)
dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga
secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak lainnya untuk
memiliki saham, yang apabila hak tersebut dilaksanakan
menyebabkan
pihak-pihak
tersebut
memiliki
dan/atau
mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen)
atau lebih saham BPR;
f. mengendalikan satu atau lebih perusahaan lain yang secara
keseluruhan memiliki dan/atau mengendalikan secara bersamasama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham BPR;
g. mempunyai
kewenangan
untuk
menyetujui
dan/atau
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
BPR;
h. secara tidak langsung mempengaruhi atau menjalankan
pengelolaan dan/atau kebijakan BPR;
i. melakukan Pengendalian terhadap perusahaan induk; dan/atau
j. melakukan Pengendalian terhadap pihak yang melakukan
Pengendalian sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan
huruf i.
130
Pasal 4
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan terhadap:
a. calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi;
b. PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif;
dan
c. Pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau sudah tidak menjabat
sebagai pihak sebagaimana dimaksud pada huruf b, namun yang
bersangkutan diindikasikan terlibat atau bertanggung jawab terhadap
perbuatan atau tindakan yang sedang dalam proses uji kemampuan
dan kepatutan pada BPR.
131
Pasal 5
14/9/PBI/2012
Pihak-pihak yang sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang
menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu Bank, tidak
dapat diajukan untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris
atau calon anggota Direksi.
BAB II
Pasal 6
14/9/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP
Pasal 7
14/9/PBI/2012
(1) Dalam hal calon PSP BPR berbentuk badan hukum, uji kemampuan dan
kepatutan terhadap badan hukum tersebut dilakukan dengan menilai:
a. badan hukum yang bersangkutan, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi badan hukum yang bersangkutan; dan
b. pihak-pihak yang berdasarkan penilaian Bank Indonesia merupakan
pemilik dan pengendali terakhir dari badan hukum tersebut
132
133
(1) Untuk menjadi PSP BPR, calon PSP wajib memperoleh persetujuan dari
Bank Indonesia.
(2) Calon PSP yang belum mendapat persetujuan Bank Indonesia namun
telah memiliki saham BPR, dilarang melakukan tindakan sebagai PSP.
93
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(ultimate shareholders).
(2) Bank Indonesia berwenang melakukan uji kemampuan dan kepatutan
terhadap pihak-pihak selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
dianggap melakukan Pengendalian.
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi II. A No. 2
134
135
Pihak-pihak yang wajib mengikuti penilaian kemampuan dan kepatutan,
antara lain adalah:
a. Perorangan dan/atau badan hukum yang akan melakukan
pengalihan saham BPR antara lain melalui pembelian, penerimaan
hibah atau penerimaan hak waris sehingga mengakibatkan yang
bersangkutan menjadi PSP;
b. Pemegang saham BPR yang tidak tergolong sebagai PSP (Non PSP)
yang melakukan pengalihan saham BPR antara lain melalui
pembelian, penerimaan hibah atau penerimaan hak waris, sehingga
mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP;
c. Non PSP yang melakukan penambahan dengan cara penyetoran
modal sehingga mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP;
d. Non PSP yang secara sukarela mengajukan diri menjadi PSP;
e. Perorangan dan/atau badan hukum yang digolongkan sebagai
pengendali BPR karena adanya perubahan struktur kelompok usaha
BPR;
f. Perorangan yang belum pernah menjadi Pengurus bank, yang
dicalonkan menjadi Pengurus BPR;
g. Perorangan yang pernah atau sedang menjabat sebagai Pengurus
bank, yang dicalonkan menjadi Pengurus pada BPR;
h. Anggota dewan Komisaris BPR yang beralih jabatan menjadi
anggota Direksi pada BPR yang sama;
i. Anggota Direksi atau dewan Komisaris yang beralih jabatan ke
jabatan yang lebih tinggi pada BPR yang sama (hanya penelitian
administratif);
j. Anggota Direksi yang beralih jabatan menjadi anggota dewan
Komisaris pada BPR yang sama (hanya penelitian administratif).
Bagian Kesatu
Pasal 8
14/9/PBI/2012
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pasal 9
14/9/PBI/2012
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 134 huruf a
meliputi:
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam
waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai bahwa calon PSP
memenuhi persyaratan:
a. integritas; dan
b. kelayakan keuangan.
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional BPR yang
sehat;
94
Manajemen
Paragraf
136
137
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
d. tidak termasuk dalam DTL; dan
e. memiliki komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
164 dan/atau Paragraf 165, bagi calon PSP yang pernah memiliki
predikat Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah
menjalani sanksi.
Pasal 10
14/9/PBI/2012
Persyaratan kelayakan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 134
huruf b antara lain dibuktikan dengan:
a. memiliki kemampuan keuangan yang dapat mendukung
pengembangan bisnis BPR;
b. tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet;
c. tidak menjadi pengendali, anggota dewan komisaris, atau anggota
direksi, dari badan hukum yang mempunyai kredit dan/atau
pembiayaan macet;
d. tidak memiliki hutang jatuh tempo dan bermasalah baik dalam industri
perbankan maupun di luar industri perbankan;
e. tidak menjadi pengendali, anggota dewan komisaris, atau anggota
direksi, dari badan hukum yang mempunyai hutang jatuh tempo dan
bermasalah baik dalam industri perbankan maupun diluar industri
perbankan;
f. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi pemegang
saham, anggota dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan
ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum
dicalonkan; dan
g. memiliki komitmen kesediaan untuk melakukan upaya-upaya yang
diperlukan apabila BPR menghadapi kesulitan permodalan maupun
likuiditas.
Bagian Kedua
Pasal 11
14/9/PBI/2012
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi II. B – D
(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon PSP diajukan oleh
Direksi BPR kepada Bank Indonesia disertai dengan dokumen
persyaratan administratif.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai dokumen persyaratan administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam
Ketentuan ini.
Persyaratan Administratif bagi Calon PSP
1. Permohonan BPR untuk memperoleh persetujuan atas calon PSP
diajukan kepada Bank Indonesia dengan dilengkapi persyaratan
administratif sebagaimana diatur dalam:
a. Peraturan Bank Indonesia tentang BPR/BPRS, dan
b. Ketentuan mengenai Persyaratan dan Tata Cara Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi BPR.
2. Selain persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam
angka 1, BPR juga menyampaikan Daftar Isian sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2 yang telah diisi lengkap
dan ditandatangani oleh calon PSP/Ultimate shareholders.
95
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Persyaratan Administratif bagi Calon Pengurus
Permohonan BPR untuk memperoleh persetujuan atas calon Pengurus
diajukan kepada Bank Indonesia dengan dilengkapi persyaratan
administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
tentang BPR/BPRS.
Dokumen Pendukung Persyaratan Administratif
Dalam hal dianggap perlu, Bank Indonesia dapat meminta dokumen
pendukung atas dokumen-dokumen administratif yang dipersyaratkan,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
persyaratan administratif.
Contoh:
1. Dokumen pendukung berupa perjanjian konsorsium apabila
pembelian saham dilakukan secara bersama-sama dengan pihak
lainnya,
2. Dokumen yang menunjukkan keterkaitan antara PSP dengan
ultimate shareholders,
3. Dokumen keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
keuangan calon PSP/ultimate shareholders,
4. Dokumen keuangan yang dapat menunjukkan aliran dana
pembelian saham,
5. Dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk analisis
atau meyakini bahwa dokumen-dokumen utama atau pernyataanpernyataan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran atau kewajarannya.
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi II. F
No. 1 – 2
138
Alamat Penyampaian Surat Permohonan dan Dokumen Administratif
Surat permohonan berikut dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud
pada huruf B, C dan D di atas disampaikan oleh BPR kepada:
1. Direktorat Pengawasan BPR Bank Indonesia, Jl. M. H. Thamrin No.
2 Jakarta 10110, bagi BPR yang berkantor pusat di DKI Jakarta,
Kabupaten/Kotamadya Bekasi, Bogor, Karawang, Depok dan
Provinsi Banten;
2. Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Jl. M. H. Thamrin No.
2 Jakarta 10110, bagi BPRS yang berkantor pusat di DKI Jakarta,
Kabupaten/Kotamadya Bekasi, Bogor, Karawang, Depok dan
Provinsi Banten;
Pasal 12
14/9/PBI/2012
Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 137, Bank Indonesia melakukan uji
kemampuan dan kepatutan, yang meliputi:
a. penelitian administratif; dan
b. wawancara.
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi II. E
Tata Cara/Prosedur Penilaian
1. Penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap calon PSP dan calon
pengurus BPR dilakukan melalui penelitian administratif dan
wawancara.
2. Penelitian administratif antara lain meliputi:
a. Bagi Calon PSP
96
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen
administratif, penelitian track record, penelitian kelayakan
keuangan, serta penelitian terhadap struktur kelompok usaha
yang disampaikan kepada Bank Indonesia.
b. Bagi Calon Pengurus
Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen
administratif, penelitian track record serta penelitian reputasi
keuangan.
3. Permohonan dinyatakan telah diterima secara lengkap, apabila
dokumen administratif dan dokumen pendukungnya (apabila
diperlukan) telah diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
4. Wawancara dilakukan untuk mengkonfirmasi informasi yang telah
diperoleh dan/atau untuk menggali informasi lebih lanjut dari calon
PSP dan calon Pengurus yang diajukan dalam rangka memperoleh
keyakinan dan melengkapi informasi yang disampaikan oleh BPR atau
telah dimiliki oleh Bank Indonesia. Wawancara hanya dilakukan
terhadap calon PSP dan calon Pengurus yang telah memenuhi
persyaratan administratif.
5. Terhadap perpanjangan jabatan Pengurus dilakukan penilaian secara
administratif, antara lain penilaian terhadap track record dan
penelitian untuk meyakini bahwa yang bersangkutan tidak tercantum
dalam daftar kredit macet. Termasuk dalam pengertian perpanjangan
jabatan adalah setiap penugasan kembali dalam tingkat jabatan yang
sama, baik sebelum maupun sesudah masa jabatan yang bersangkutan
berakhir. Perpanjangan jabatan Pengurus tersebut dilaporkan kepada
Bank Indonesia..
139
Pasal 13
14/9/PBI/2012
(1) Dalam hal calon PSP BPR berbentuk badan hukum, penelitian
administratif sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 138 huruf a
dilakukan terhadap:
a. badan hukum yang bersangkutan;
b. anggota dewan komisaris dan anggota direksi dari badan hukum
yang bersangkutan; dan
c. pihak-pihak yang berdasarkan penilaian Bank Indonesia
merupakan pemilik dan pengendali terakhir dari badan hukum
yang bersangkutan (ultimate shareholders).
(2) Bank Indonesia dapat melakukan penelitian administratif terhadap
pihak selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dianggap
melakukan Pengendalian.
140
Pasal 14
14/9/PBI/2012
(1) Dalam hal calon PSP BPR berbentuk badan hukum, wawancara
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 138 huruf b dilakukan terhadap:
a. anggota dewan komisaris dan anggota direksi dari badan hukum
yang bersangkutan; dan
b. pihak-pihak yang berdasarkan penilaian Bank Indonesia
merupakan pemilik dan pengendali terakhir dari badan hukum
yang bersangkutan tersebut (ultimate shareholders).
(2) Bank Indonesia dapat melakukan wawancara terhadap pihak selain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dianggap melakukan
Pengendalian.
97
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
141
Pasal 15
14/9/PBI/2012
Ketentuan
Hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 133, Paragraf 139 dan Paragraf 140 merupakan
satu kesatuan dan merupakan hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap
badan hukum.
142
Pasal 16
14/9/PBI/2012
Dalam hal calon PSP BPR adalah Pemerintah, maka pelaksanaan wawancara
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 138 huruf b hanya dilakukan apabila
dianggap perlu.
143
Pasal 17
14/9/PBI/2012
(1) Bank Indonesia berwenang untuk menghentikan uji kemampuan dan
kepatutan calon PSP, apabila pada saat penilaian dilakukan calon
tersebut sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani
proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu Bank.
(2) Penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
kepada BPR dan pihak yang diuji.
(3) Calon PSP yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia
untuk menjadi calon PSP, apabila yang bersangkutan telah selesai
menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Ketiga
Pasal 18
14/9/PBI/2012
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
145
Pasal 19
14/9/PBI/2012
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 144 paling lama 30 (tiga puluh)
hari sejak permohonan berikut dokumen yang dipersyaratkan diterima
secara lengkap.
(2) Dalam hal permohonan persetujuan calon PSP BPR diajukan pada saat
permohonan persetujuan pendirian BPR, Bank Indonesia memberikan
penetapan hasil uji kemampuan dan kepatutan dalam jangka waktu
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai pemberian izin
pendirian BPR.
(3) Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara tertulis kepada:
a. BPR, dalam bentuk persetujuan atau penolakan; dan
b. pihak yang diuji melalui BPR, dalam bentuk penetapan hasil uji
kemampuan dan kepatutan.
(4) Selain kepada BPR sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bank Indonesia
dapat memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan kepada
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
146
Pasal 20
14/9/PBI/2012
(1) BPR wajib menindaklanjuti persetujuan Bank Indonesia terhadap calon
PSP sebagaimana dimaksud pada Paragraf 145 ayat (3) huruf a dengan
menyelenggarakan RUPS mengenai perubahan kepemilikan paling
144
Berdasarkan penelitian administratif dan hasil wawancara sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 138, Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji
kemampuan dan kepatutan menjadi 2 (dua) predikat yaitu:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus.
98
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
lambat 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal surat persetujuan Bank
Indonesia.
(2) Dalam hal jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berakhir dan BPR belum menyelenggarakan
RUPS maka persetujuan Bank Indonesia dan penetapan hasil uji
kemampuan dan kepatutan menjadi tidak berlaku.
Bagian Keempat
Pasal 21
14/9/PBI/2012
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
148
Pasal 22
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia dapat menetapkan jangka waktu kewajiban pengalihan
kepemilikan selain sebagaimana dimaksud pada Paragraf 147 ayat (1) huruf d
apabila menurut penilaian Bank Indonesia langkah-langkah dimaksud perlu
disesuaikan dengan program penyehatan BPR sebagaimana diatur dalam
ketentuan yang berlaku.
149
Pasal 23
14/9/PBI/2012
BPR wajib melaporkan pengalihan kepemilikan saham sebagaimana
dimaksud Paragraf 147 ayat (1) huruf d kepada Bank Indonesia dalam jangka
waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah RUPS mengesahkan
pengalihan kepemilikan saham.
150
Pasal 24
14/9/PBI/2012
(1) Pengalihan seluruh kepemilikan saham BPR sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 147 ayat (1) huruf d dilarang dilakukan kepada pihak
yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
dan/atau kelompok usahanya.
(2) Dalam hal kepemilikan saham BPR dialihkan kepada pihak yang memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dan/atau kelompok
usaha dari PSP yang ditetapkan predikat Tidak Lulus maka:
a. pengalihan tersebut tidak diakui sebagai pengalihan kepemilikan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 147 ayat (1) huruf d;
b. BPR dilarang melakukan pencatatan atas pihak yang menerima
pengalihan tersebut dalam daftar pemegang saham BPR; dan
c. pihak yang menerima pengalihan tidak memperoleh hak-haknya
sebagai pemegang saham.
151
Pasal 25
14/9/PBI/2012
(1) Dalam hal calon PSP yang diberikan predikat Tidak Lulus tidak
mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya sesuai dengan jangka
waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 147 ayat
(1) huruf d dan Paragraf 148 maka:
147
(1) Calon PSP yang ditetapkan predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 144 huruf b namun telah memiliki saham BPR:
a. dilarang melakukan tindakan sebagai PSP;
b. tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham
tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPS;
c. hak menerima pembayaran dividen ditunda sampai dengan yang
bersangkutan mengalihkan kepemilikan sahamnya; dan
d. wajib mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya pada BPR yang
bersangkutan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
(2) BPR wajib mencantumkan penjelasan mengenai calon PSP yang
ditetapkan predikat Tidak Lulus namun telah memiliki saham BPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam daftar pemegang saham.
99
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
BAB III
152
153
154
Ketentuan
a. Pihak yang bersangkutan ditetapkan predikat Tidak Lulus
dengan jangka waktu larangan selama 20 (dua puluh) tahun;
b. Pihak yang bersangkutan wajib menyerahkan:
1) surat kuasa menjual kepada pihak yang tidak memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dan/atau
kelompok usahanya; dan
2) hasil penilaian harga saham yang dilakukan oleh penilai
independen.
c. Penyerahan surat kuasa menjual dan hasil penilaian harga saham
sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan sejak berakhirnya batas waktu pengalihan
kepemilikan saham dengan persetujuan Bank Indonesia.
(2) Dengan ditetapkannya predikat Tidak Lulus bagi calon PSP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a maka berlaku konsekuensi Tidak Lulus
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 171 ayat (2).
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota
Dewan Komisaris Dan Calon Anggota Direksi
Pasal 26
14/9/PBI/2012
(1) Untuk menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi, calon
anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi wajib memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia.
(2) Calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi BPR yang
belum mendapat persetujuan Bank Indonesia dilarang menjalankan
tugas dan fungsi sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi
walaupun telah mendapat persetujuan dan diangkat oleh RUPS.
Bagian Kesatu
Pasal 27
14/9/PBI/2012
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pasal 28
14/9/PBI/2012
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 153 huruf a
bagi calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi meliputi:
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam
waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional BPR yang
sehat;
d. tidak tercantum dalam DTL; dan
e. memiliki komitmen untuk tidak akan melakukan dan/atau mengulangi
perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
164 dan/atau Paragraf 165, bagi calon anggota Dewan Komisaris atau
calon anggota Direksi yang pernah memiliki predikat Tidak Lulus dalam
uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani sanksi.
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai bahwa calon anggota
Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi memenuhi persyaratan:
a. integritas;
b. kompetensi; dan
c. reputasi keuangan.
100
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
155
Pasal 29
14/9/PBI/2012
156
157
Ketentuan
Persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 153 huruf b
yakni:
a. bagi calon anggota Dewan Komisaris:
1) pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya; dan/atau
2) pengalaman di bidang perbankan dan/atau keuangan.
b. bagi calon anggota Direksi:
1) pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya;
2) pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau keuangan;
dan
3) kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan BPR yang sehat.
Pasal 30
14/9/PBI/2012
Persyaratan reputasi keuangan bagi calon anggota Dewan Komisaris atau
calon anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 153 huruf c
meliputi:
a. tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet;
b. tidak menjadi pengendali, anggota dewan komisaris, atau anggota
direksi, dari badan hukum yang mempunyai kredit dan/atau
pembiayaan macet; dan
c. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi direksi atau komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit,
dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Bagian Kedua
Pasal 31
14/9/PBI/2012
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi diajukan oleh Direksi BPR kepada
Bank Indonesia disertai dengan dokumen persyaratan administratif.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai dokumen persyaratan administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Ketentuan ini.
(3) Dalam hal anggota Direksi BPR yang berwenang untuk mengajukan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan kepentingan dengan
BPR, permohonan diajukan oleh:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan BPR;
b. anggota Dewan Komisaris apabila seluruh anggota Direksi tidak
dapat menjalankan fungsinya atau mempunyai benturan
kepentingan dengan BPR; atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS apabila seluruh anggota Dewan
Komisaris atau anggota Direksi tidak dapat menjalankan fungsinya
atau mempunyai benturan kepentingan dengan BPR.
(4) Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi yang
diajukan dalam permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling banyak berjumlah 2 (dua) orang untuk setiap lowongan jabatan,
dan penetapan calon yang diajukan telah dilakukan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
101
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
158
Pasal 32
14/9/PBI/2012
159
Ketentuan
(1) Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan atas
permohonan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 157 ayat (1), Bank
Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan, yang meliputi:
a. penelitian administratif; dan
b. wawancara
(2) Dalam kondisi tertentu, terhadap calon anggota Dewan Komisaris atau
calon anggota Direksi dapat tidak dilakukan wawancara.
Pasal 33
14/9/PBI/2012
(1) Bank Indonesia berwenang untuk menghentikan uji kemampuan dan
kepatutan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota
Direksi BPR, apabila pada saat penilaian dilakukan calon tersebut sedang
menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani proses uji
kemampuan dan kepatutan pada suatu Bank.
(2) Penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
kepada BPR dan pihak yang diuji.
(3) Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi BPR
yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia untuk
menjadi calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi
BPR, apabila yang bersangkutan telah selesai menjalani proses hukum
dan/atau proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Ketiga
Pasal 34
14/9/PBI/2012
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
161
Pasal 35
14/9/PBI/2012
162
Pasal 36
14/9/PBI/2012
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 160 paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak permohonan berikut dokumen yang dipersyaratkan
diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal permohonan persetujuan calon anggota Dewan Komisaris
atau calon anggota Direksi BPR diajukan pada saat permohonan
pendirian BPR, Bank Indonesia memberikan penetapan hasil uji
kemampuan dan kepatutan dalam jangka waktu sesuai dengan
ketentuan yang mengatur mengenai pemberian izin pendirian BPR.
(3) Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara tertulis kepada:
a. BPR dan PSP, dalam bentuk persetujuan atau penolakan; dan
b. pihak yang diuji melalui BPR, dalam bentuk penetapan hasil uji
kemampuan dan kepatutan.
(1) BPR wajib menindaklanjuti persetujuan Bank Indonesia terhadap calon
anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi sebagaimana
dimaksud pada Paragraf 161 ayat (3) huruf a dengan
menyelenggarakan RUPS mengenai pengangkatan anggota Dewan
Komisaris atau anggota Direksi paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
sejak tanggal surat persetujuan Bank Indonesia.
160
Berdasarkan penelitian administratif dan wawancara sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 158 Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan
dan kepatutan menjadi 2 (dua) predikat, yaitu:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus.
102
Manajemen
Paragraf
163
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(2) Dalam hal jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berakhir dan BPR belum menyelenggarakan
RUPS maka persetujuan Bank Indonesia dan penetapan hasil uji
kemampuan dan kepatutan menjadi tidak berlaku.
Bagian Keempat
Pasal 37
14/9/PBI/2012
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
BAB IV
164
Bagian Kesatu
Pasal 38
14/9/PBI/2012
(1) Calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang
memperoleh predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 160 huruf b namun telah mendapat persetujuan dan diangkat
oleh RUPS, dilarang melakukan tindakan sebagai anggota Dewan
Komisaris atau anggota Direksi pada BPR dimaksud.
(2) Dalam hal calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan tindakan sebagai
anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi maka terhadap yang
bersangkutan ditetapkan predikat Tidak Lulus dengan jangka waktu
larangan 20 (dua puluh) tahun.
(3) Dengan ditetapkannya predikat Tidak Lulus bagi calon anggota Dewan
Komisaris atau calon anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) maka berlaku konsekuensi Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 171 ayat (2).
(4) PSP wajib memastikan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon
anggota Direksi yang Tidak Lulus untuk tidak melakukan tindakan
sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi.
(5) PSP yang dengan sengaja membiarkan calon anggota Dewan Komisaris
dan/atau calon anggota Direksi yang Tidak Lulus melakukan tindakan
sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi, ditetapkan
predikat Tidak Lulus dengan jangka waktu larangan menjadi PSP selama
20 (dua puluh) tahun.
(6) Dengan ditetapkannya predikat Tidak Lulus bagi PSP sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) maka berlaku konsekuensi Tidak Lulus
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 171 ayat (2).
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap PSP, Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi Dan Pejabat Eksekutif
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Uji kemampuan dan kepatutan terhadap PSP dilakukan dalam hal terdapat
indikasi permasalahan integritas dan/atau kelayakan keuangan yang
meliputi:
a. tindakan-tindakan secara langsung maupun tidak langsung berupa:
1) mempengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai BPR untuk
menyembunyikan
dan/atau
mengaburkan
pelanggaran
ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi yang
sebenarnya;
2) mempengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai BPR untuk
memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang
saham, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, pegawai,
dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
103
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
165
Pasal 39
14/9/PBI/2012
Ketentuan
keuntungan BPR; dan/atau
3) mempengaruhi dan/atau menyuruh anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau pegawai BPR untuk
melakukan perbuatan yang melanggar prinsip kehati-hatian di
bidang perbankan dan/atau asas-asas perbankan yang sehat;
terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
terbukti menyebabkan BPR mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usahanya;
terbukti tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia untuk melakukan
dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;
terbukti memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet;
terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham, anggota
dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;
tidak mampu melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila BPR
menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas; atau
terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan Bank Indonesia.
Uji kemampuan dan kepatutan terhadap anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi dan Pejabat Eksekutif dilakukan dalam hal terdapat indikasi
permasalahan integritas, kompetensi dan/atau reputasi keuangan yang
meliputi:
a. tindakan-tindakan secara langsung maupun tidak langsung berupa:
1) menyembunyikan
dan/atau
mengaburkan
pelanggaran
ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi yang
sebenarnya;
2) memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang
saham, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, pegawai,
dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR; dan/atau
3) melanggar prinsip kehati-hatian di bidang perbankan dan asasasas perbankan yang sehat;
b. terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. terbukti menyebabkan BPR mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usahanya;
d. terbukti tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia untuk melakukan
dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu;
e. terbukti memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet;
f. terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi anggota dewan komisaris
atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit;
g. tidak mampu melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan BPR yang sehat; atau
h. terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan Bank Indonesia.
104
Manajemen
Paragraf
166
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Bagian Kedua
Pasal 40
14/9/PBI/2012
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi III. A – B
Ketentuan
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan berdasarkan
bukti, data dan informasi yang diperoleh dari hasil pengawasan maupun
informasi lainnya.
(2) Uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. klarifikasi bukti, data dan informasi kepada pihak yang diuji;
b. penetapan dan penyampaian hasil sementara uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak-pihak yang diuji;
c. tanggapan dari pihak-pihak yang diuji terhadap hasil sementara uji
kemampuan dan kepatutan; dan
d. penetapan dan pemberitahuan hasil akhir uji kemampuan dan
kepatutan kepada pihak yang diuji.
(3) Pihak-pihak yang diuji diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan
atas permintaan klarifikasi bukti, data dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak tanggal permintaan klarifikasi dari Bank Indonesia.
(4) Dalam hal pihak-pihak yang diuji tidak menyampaikan klarifikasi, bukti,
data dan informasi dalam jangka waktu yang ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) maka Bank Indonesia akan melakukan langkah–
langkah penilaian selanjutnya.
(5) Pihak yang diuji diberikan kesempatan menyampaikan tanggapan atas
hasil penilaian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal surat Bank
Indonesia.
(6) Dalam hal pihak yang diuji tidak menyampaikan tanggapan terhadap
hasil sementara dalam jangka waktu yang ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), maka Bank Indonesia menetapkan hasil
sementara uji kemampuan dan kepatutan menjadi hasil akhir uji
kemampuan dan kepatutan.
Tata Cara Pelaksanaan Penilaian
1. Penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap PSP, Pengurus dan
Pejabat Eksekutif dilakukan setiap waktu apabila dianggap perlu,
apabila dari hasil pengawasan, hasil pemeriksaan dan/atau dari
sumber-sumber lain diperoleh informasi mengenai adanya indikasi
penyimpangan dari praktik perbankan yang sehat.
2. Pelaksanaan penilaian kemampuan dan kepatutan dapat dilakukan
melalui pemeriksaan khusus atau dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan lainnya.
Tata Cara Penentuan Penilaian
Penentuan hasil penilaian kemampuan dan kepatutan dilaksanakan
dengan pemberian nilai untuk masing-masing faktor sebagai berikut:
1. Untuk PSP, pemberian nilai faktor untuk masing-masing faktor
yang dinilai meliputi:
a. Faktor Integritas
1) perbuatan rekayasa atau praktik-praktik perbankan
yang menyimpang dari ketentuan perbankan diberikan
105
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
nilai faktor sebesar 20 (dua puluh);
2) perbuatan menolak memberikan komitmen atau tidak
memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan
Bank Indonesia diberikan nilai faktor sebesar 20 (dua
puluh);
3) perbuatan yang memberikan keuntungan secara tidak
wajar kepada pemilik, Pengurus, pegawai, dan/atau
pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR diberikan nilai faktor sebesar 15 (lima
belas);
4) perbuatan yang melanggar prinsip kehati-hatian di
bidang perbankan diberikan nilai faktor sebesar 10
(sepuluh).
b. Faktor Kelayakan Keuangan
1) tercantum dalam daftar kredit macet diberikan nilai
faktor sebesar 5 (lima);
2) dinyatakan
pailit
atau
dinyatakan
bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit
diberikan nilai faktor sebesar 20 (dua puluh);
3) tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen
dalam mengatasi kesulitan permodalan dan likuiditas
yang dihadapi BPR diberikan nilai faktor setinggitingginya sebesar 10 (sepuluh).
2. Untuk Pengurus dan/atau Pejabat Eksekutif, pemberian nilai faktor
untuk masing-masing faktor yang dinilai meliputi:
a. Faktor Integritas
1) perbuatan rekayasa atau praktik-praktik perbankan
yang menyimpang dari ketentuan perbankan diberikan
nilai faktor sebesar 20 (dua puluh);
2) perbuatan menolak memberikan komitmen atau tidak
memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan
Bank Indonesia diberikan nilai faktor sebesar 20 (dua
puluh);
3) perbuatan yang memberikan keuntungan secara tidak
wajar kepada pemilik, Pengurus, pegawai, dan/atau
pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR diberikan nilai faktor sebesar 15 (lima
belas);
4) perbuatan yang melanggar prinsip kehati-hatian di
bidang perbankan diberikan nilai faktor sebesar 10
(sepuluh);
5) perbuatan dari Pengurus dan/atau Pejabat Eksekutif
yang tidak independen diberikan nilai faktor sebesar 5
(lima).
b. Faktor Kompetensi
1) pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan
relevan dengan jabatannya diberikan nilai faktor
setinggi-tingginya sebesar 4 (empat);
2) keahlian dan pengalaman di bidang perbankan
106
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
dan/atau bidang keuangan diberikan nilai faktor
setinggi-tingginya sebesar 4 (empat);
3) kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis
dalam rangka pengembangan BPR yang sehat diberikan
nilai faktor setinggi-tingginya sebesar 4 (empat).
Penilaian faktor kompetensi didasarkan atas skala penilaian
sebagai berikut:
a) Baik diberikan nilai faktor sebesar 0
b) Kurang Baik diberikan nilai faktor sebesar 2
c) Tidak Baik diberikan nilai faktor sebesar 4
c. Faktor Reputasi Keuangan
1) tercantum dalam daftar kredit macet atau menjadi
pengurus dari badan hukum yang tercatat dalam
daftar kredit macet diberikan nilai faktor sebesar 5
(lima);
2) dinyatakan
pailit
atau
dinyatakan
bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit
diberikan nilai faktor sebesar 20 (dua puluh).
3. Dalam penilaian atas faktor integritas sebagaimana dimaksud pada
angka 1 huruf a dan angka 2 huruf a, ditetapkan bobot sebagai
berikut:
a. pelaku, pemutus, pemrakarsa, atau penanggung jawab
diberikan bobot sebesar 100% (seratus perseratus);
b. pelaksana, pihak yang turut menandatangani, atau pihak
yang turut menyetujui diberikan bobot sebesar 60% (enam
puluh perseratus);
c. pihak yang hanya mengetahui diberikan bobot sebesar 25%
(dua puluh lima perseratus).
Penetapan hasil akhir untuk faktor integritas dilakukan setelah
memperhitungkan nilai faktor sebagaimana dimaksud dalam angka
1 huruf a atau angka 2 huruf a dengan bobot sebagaimana
tersebut di atas.
4. Penetapan hasil akhir penilaian kemampuan dan kepatutan
dilakukan dengan menjumlahkan hasil penilaian:
a. faktor integritas dan faktor kelayakan keuangan, untuk PSP;
b. faktor integritas, faktor kompetensi dan faktor reputasi
keuangan, untuk Pengurus dan Pejabat Eksekutif.
167
Pasal 41
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan secara
langsung tanpa mengikuti seluruh langkah-langkah sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 166 ayat (2), apabila pihak yang diuji:
a. diputus bersalah dalam Tindak Pidana Tertentu berdasarkan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
b. terbukti dinyatakan pailit dan/atau sebagai pemegang saham, anggota
dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.
107
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
168
Pasal 42
14/9/PBI/2012
169
Bagian Ketiga
Pasal 43
14/9/PBI/2012
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi III. C
170
171
Ketentuan
(1) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap PSP dilakukan untuk
keseluruhan pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap BPR
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 129 ayat (3) yang terkait dengan
PSP yang diuji.
(2) Penetapan hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap PSP dan pihakpihak yang melakukan Pengendalian terhadap BPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui langkah-langkah uji
kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 166
ayat (2).
(3) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan satu kesatuan dan berlaku bagi PSP dan pihak-pihak
yang melakukan Pengendalian terhadap BPR, kecuali dapat dibuktikan
sebaliknya.
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
menjadi 2 (dua) predikat, yaitu:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus
(2) Penetapan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan tingkat keterlibatan
pihak yang diuji.
(3) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku sejak tanggal penetapan Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 166 ayat (2) huruf d.
Tata Cara Penentuan Predikat Hasil Penilaian
Berdasarkan hasil akhir penilaian maka PSP, Pengurus dan/atau Pejabat
Eksekutif diberikan predikat:
a. Lulus, apabila hasil akhir penilaian sebesar 0 (nol);
b. Lulus Bersyarat, apabila hasil akhir penilaian lebih dari 0 (nol)
namun kurang dari 20 (dua puluh);
c. Tidak Lulus, apabila hasil akhir penilaian sama dengan atau lebih
besar dari 20 (dua puluh).
Pasal 44
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
secara tertulis kepada:
a. BPR dan PSP; dan
b. pihak yang diuji melalui BPR, dalam bentuk penetapan hasil uji
kemampuan dan kepatutan.
Bagian Keempat
Pasal 45
14/9/PBI/2012
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Lulus dinyatakan memenuhi
persyaratan untuk tetap menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif.
(2) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus dilarang menjadi:
a. PSP atau memiliki saham pada industri perbankan; dan
b. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada industri perbankan.
108
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi III. D
Ketentuan
(3) Pengenaan sanksi larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga
berlaku bagi pihak–pihak yang pada saat penilaian ditetapkan Tidak
Lulus, yang bersangkutan telah menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, dan/atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain.
(4) Terhadap pihak–pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
konsekuensi Tidak Lulus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kriteria Penentuan Faktor Materialitas dalam Penetapan Jangka Waktu
Pengenaan Sanksi :
1. Salah satu faktor untuk menetapkan jangka waktu pengenaan
sanksi larangan bagi pihak-pihak yang diberikan predikat tidak lulus
didasarkan atas faktor materialitas pengaruh kerugian yang
ditimbulkan terhadap permodalan BPR sebagai akibat dari
perbuatan dan/atau tindakan yang bersangkutan. Sehubungan
dengan itu perlu ditetapkan kriteria terhadap faktor materialitas
dimaksud, yaitu sebagai berikut:
a. Perbuatan dan/atau tindakan yang bersangkutan termasuk
kategori menimbulkan kerugian yang berpengaruh tidak
material pada permodalan BPR apabila kerugian yang
ditimbulkan menyebabkan:
1) berkurangnya rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) sebesar kurang dari 0,5% (setengah
perseratus); dan
2) rasio KPMM masih sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Jangka waktu larangan terhadap perbuatan
dan/atau tindakan di atas ditetapkan selama 2 (dua)
tahun.
b. Perbuatan dan/atau tindakan yang bersangkutan termasuk
kategori menimbulkan kerugian yang berpengaruh cukup
material pada permodalan BPR apabila kerugian yang
ditimbulkan menyebabkan:
1) berkurangnya rasio KPMM sebesar 0,5% (setengah
perseratus) sampai dengan kurang dari 2% (dua); dan
2) rasio KPMM masih sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Jangka waktu larangan terhadap perbuatan
dan/atau tindakan di atas ditetapkan selama 3 (tiga)
tahun.
c. Perbuatan dan/atau tindakan yang bersangkutan termasuk
kategori menimbulkan kerugian yang berpengaruh sangat
material pada permodalan BPR apabila kerugian yang
ditimbulkan menyebabkan:
1) berkurangnya rasio KPMM sebesar sama atau lebih dari
2 % (dua perseratus); atau
2) rasio KPMM menjadi lebih rendah dari ketentuan yang
berlaku.
Jangka waktu larangan terhadap perbuatan dan/atau
tindakan di atas ditetapkan selama 5 (lima) tahun.
2. Permodalan BPR yang dijadikan dasar perhitungan tingkat
materialitas kerugian yang ditimbulkan adalah posisi permodalan
109
Manajemen
Paragraf
172
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Pasal 46
14/9/PBI/2012
Ketentuan
terakhir yang tersedia pada saat terjadinya perbuatan dan/atau
tindakan yang bersangkutan dengan memperhitungkan bobot
pelaku dari pihak-pihak yang dinilai.
3. Tata cara perhitungan tingkat materialitas
a. Penentuan kerugian terhadap setiap perbuatan dan/atau
tindakan yang terjadi ditentukan atas beban masing-masing
pihak yang terlibat berdasarkan bobot pelaku sebagaimana
dimaksud dalam huruf B angka 3.
b. Beban kerugian yang ditimbulkan untuk masing-masing pihak
pada huruf a, kemudian diperhitungkan dengan permodalan
pada saat perbuatan dan/atau tindakan tersebut terjadi.
c. Dalam hal terdapat beberapa perbuatan dan/atau tindakan
yang dinilai dengan posisi permodalan pada bulan yang
berbeda, maka perhitungan dilakukan dengan menetapkan
hasil perhitungan yang memberikan dampak perhitungan
jangka waktu larangan yang paling lama di antara beberapa
metode sebagai berikut:
1) pengaruh kerugian terhadap modal BPR dari setiap
perbuatan dan/atau tindakan dibandingkan dengan
posisi permodalan pada saat terjadinya perbuatan
dan/atau tindakan tersebut;
2) pengaruh kerugian terhadap modal BPR yang dihitung
secara kumulatif atas beberapa perbuatan dan/atau
tindakan yang berakhir pada tanggal tertentu
dibandingkan dengan posisi permodalan periode terakhir
dari beberapa perbuatan dan/atau tindakan tersebut;
3) pengaruh kerugian terhadap modal BPR yang dihitung
secara kumulatif dari seluruh perbuatan dan/atau
tindakan dibandingkan dengan posisi permodalan pada
periode terakhir dari seluruh perbuatan dan/atau
tindakan tersebut.
(1) Pengenaan jangka waktu larangan terhadap pihak-pihak yang
ditetapkan predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
171 ayat (2) ditetapkan:
a. selama jangka waktu 3 (tiga) tahun:
1) bagi PSP apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 164 huruf a angka 3),
huruf d, huruf e, huruf g, atau huruf h.
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau
Pejabat Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakan–
tindakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 165 huruf a
angka 3), huruf d, huruf e, huruf g, atau huruf h.
b. selama jangka waktu 5 (lima) tahun:
1) bagi PSP apabila:
a) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 164 huruf a angka 1) atau
angka 2); atau
b) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 164 huruf a angka 3), huruf d,
110
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
huruf e, huruf g atau huruf h, dan perbuatan dimaksud:
i. dilakukan secara berulang;
ii. dilakukan secara kumulatif; atau
iii. terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak
lain.
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau
Pejabat Eksekutif apabila:
a) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 165 huruf a angka 1) atau
angka 2); atau
b) terbukti melakukan tindakan–tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 165 huruf a angka 3), huruf d,
huruf e, huruf g atau huruf h, dan perbuatan dimaksud:
i. dilakukan secara berulang;
ii. dilakukan secara kumulatif; atau
iii. terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak
lain.
c. selama jangka waktu 20 (dua puluh) tahun:
1) bagi PSP apabila terbukti melakukan tindakan–tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 164 huruf b, huruf c
atau huruf f.
2) bagi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau
Pejabat Eksekutif apabila terbukti melakukan tindakan–
tindakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 165 huruf b,
huruf c atau huruf f.
(2) Jangka waktu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung
sejak tanggal penetapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 166 ayat (2) huruf d.
173
Pasal 47
14/9/PBI/2012
(1) Pihak-pihak yang dilarang menjadi PSP sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 171 ayat (2) huruf a:
a. dilarang melakukan tindakan sebagai PSP;
b. tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham
tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPS;
c. hak menerima pembayaran dividen ditunda sampai dengan yang
bersangkutan mengalihkan kepemilikan sahamnya; dan
d. wajib mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya pada:
1) BPR yang bersangkutan dan/atau BPR lainnya dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun;
2) bank umum konvensional dan/atau bank syariah sesuai
ketentuan Bank Indonesia mengenai uji kemampuan dan
kepatutan bank umum konvensional dan bank syariah.
(2) BPR wajib mencantumkan penjelasan mengenai pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam daftar pemegang saham.
174
Pasal 48
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia dapat menetapkan jangka waktu kewajiban pengalihan
kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 173 ayat (1) huruf d
angka 1) secara tersendiri apabila menurut penilaian Bank Indonesia langkahlangkah dimaksud perlu disesuaikan dengan program penyehatan BPR
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
111
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
mengenai tindak lanjut penanganan terhadap BPR dalam status pengawasan
khusus.
175
Pasal 49
14/9/PBI/2012
BPR wajib melaporkan pengalihan kepemilikan saham sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 173 ayat (1) huruf d angka 1) kepada Bank
Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah RUPS
mengesahkan pengalihan kepemilikan saham.
176
Pasal 50
14/9/PBI/2012
(1) Pengalihan seluruh kepemilikan saham BPR sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 173 ayat (1) huruf d angka 1) dilarang dilakukan kepada
pihak yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
dan/atau kelompok usahanya.
(2) Dalam hal pengalihan kepemilikan saham BPR dilakukan kepada pihak
yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
dan/atau kelompok usaha dari PSP yang ditetapkan predikat Tidak Lulus,
maka:
a. Pengalihan tersebut tidak diakui sebagai pengalihan kepemilikan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 173 ayat (1) huruf d angka
1);
b. BPR dilarang melakukan pencatatan atas pihak-pihak yang
menerima pengalihan tersebut dalam daftar pemegang saham
BPR; dan
c. Pihak-pihak yang menerima pengalihan tidak memperoleh hakhaknya sebagai pemegang saham.
177
Pasal 51
14/9/PBI/2012
Dalam hal pihak-pihak yang dilarang menjadi PSP atau memiliki saham pada
industri perbankan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 171 ayat (2) huruf
a tidak mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya sesuai dengan jangka
waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 173 ayat (1)
huruf d angka 1) dan Paragraf 174 maka:
a. Pihak yang bersangkutan ditetapkan predikat Tidak Lulus dengan jangka
waktu larangan selama 20 (dua puluh) tahun;
b. Pihak yang bersangkutan wajib menyerahkan:
1) surat kuasa menjual kepada pihak yang tidak memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua dan/atau kelompok
usahanya; dan
2) hasil penilaian harga saham yang dilakukan oleh penilai
independen.
c. Penyerahan surat kuasa menjual dan hasil penilaian harga saham
sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sejak berakhirnya batas waktu pengalihan kepemilikan
saham dengan persetujuan Bank Indonesia.
178
Pasal 52
14/9/PBI/2012
(1) Pihak-pihak yang dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
171 ayat (2) huruf b:
a. dilarang untuk melakukan tindakan sebagai anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, Pejabat Eksekutif; dan
b. wajib berhenti sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota
Direksi, atau Pejabat Eksekutif.
112
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
(2) BPR wajib:
a. menyelenggarakan RUPS untuk memberhentikan anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi Tidak Lulus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari sejak tanggal pemberitahuan dari Bank Indonesia; dan/atau
b. memberhentikan Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
surat pemberitahuan dari Bank Indonesia.
(3) BPR wajib melaporkan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) kepada Bank Indonesia dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja sejak penyelenggaraan RUPS pemberhentian anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi, dan/atau sejak pemberhentian
Pejabat Eksekutif.
(4) Dalam hal pihak-pihak yang dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melakukan tindakan sebagai Komisaris, Direksi, atau Pejabat
Eksekutif maka terhadap yang bersangkutan ditetapkan predikat Tidak
Lulus dengan jangka waktu larangan selama 20 (dua puluh) tahun.
(5) PSP yang dengan sengaja membiarkan anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi yang Tidak Lulus untuk melakukan tindakan
sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi, ditetapkan
predikat Tidak Lulus dengan jangka waktu larangan selama 20 (dua
puluh) tahun.
(6) Anggota Direksi yang dengan sengaja membiarkan Pejabat Eksekutif
yang Tidak Lulus untuk melakukan tindakan sebagai Pejabat Eksekutif,
ditetapkan predikat Tidak Lulus dengan jangka waktu larangan selama 3
(tiga) tahun.
(7) Dengan diberikannya predikat Tidak Lulus bagi PSP atau anggota Direksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) maka berlaku
konsekuensi Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 171
ayat (2).
179
Pasal 53
14/9/PBI/2012
Bagian Kelima
180
Pasal 54
14/9/PBI/2012
Dalam hal seluruh anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi
ditetapkan Tidak Lulus dan menurut penilaian Bank Indonesia kekosongan
jabatan anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi tersebut dapat
mengganggu kegiatan operasional BPR, maka Bank Indonesia dapat
menunjuk pengganti sementara sampai RUPS mengangkat pengganti yang
tetap sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Permohonan Kembali untuk menjadi PSP, anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi BPR
(1) Pihak-pihak yang dikenakan larangan sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 171 ayat (2) dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia
untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau
calon anggota Direksi apabila jangka waktu pengenaan sanksi larangan
telah terlampaui.
(2) PSP yang berbentuk badan hukum yang dikenakan larangan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 171 ayat (2) dapat diajukan
kembali kepada Bank Indonesia untuk menjadi calon PSP sebelum
berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi larangan sepanjang badan
113
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
BAB V
181
182
183
184
185
Bagian Kesatu
Pasal 55
14/9/PBI/2012
Ketentuan
hukum yang bersangkutan telah mengganti pihak-pihak yang melakukan
Pengendalian terhadap badan hukum dimaksud yang dalam uji
kemampuan dan kepatutan memperoleh predikat Tidak Lulus.
(3) Penilaian atas permohonan untuk kembali menjadi calon PSP dan calon
anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi BPR.
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pihak Yang Sudah
Tidak Menjadi PSP, Anggota Dewan Komisaris, Anggota
Direksi Dan Pejabat Eksekutif
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak yang sudah tidak menjadi PSP
dilakukan dalam hal yang bersangkutan diindikasikan terlibat atau
bertanggungjawab atas permasalahan integritas dan/atau kelayakan
keuangan meliputi hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 164.
Pasal 56
14/9/PBI/2012
Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak yang sudah tidak menjadi
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif dilakukan
dalam hal yang bersangkutan diindikasikan terlibat atau bertanggungjawab
atas permasalahan integritas, kompetensi dan/atau reputasi keuangan
meliputi hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 165.
Bagian Kedua
Pasal 57
14/9/PBI/2012
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
Pasal 58
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan secara
langsung tanpa mengikuti seluruh langkah-langkah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 166 ayat (2), apabila pihak yang diuji:
a. diputus bersalah dalam Tindak Pidana Tertentu berdasarkan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
b. terbukti dinyatakan pailit dan/atau sebagai pemegang saham, anggota
dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.
Bagian Ketiga
Pasal 59
14/9/PBI/2012
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan berdasarkan
bukti, data dan informasi yang diperoleh dari hasil pengawasan maupun
informasi lainnya.
(2) Uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 166 ayat (2).
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
menjadi 2 (dua) predikat, yaitu:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus
(2) Penetapan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan tingkat keterlibatan
pihak yang diuji.
(3) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku sejak tanggal penetapan Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 166 ayat (2) huruf d.
114
Manajemen
Fit and Proper Test
Paragraf Sumber Regulasi
186
Pasal 60
14/9/PBI/2012
187
188
Bagian Keempat
Pasal 61
14/9/PBI/2012
Pasal 62
14/9/PBI/2012
BAB VI
Bagian Kesatu
Ketentuan
Bank Indonesia memberitahukan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
secara tertulis kepada:
a. pihak yang diuji, dalam bentuk penetapan hasil uji kemampuan dan
kepatutan; dan
b. BPR, apabila diperlukan.
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
(1) Pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus dilarang menjadi:
a. PSP atau memiliki saham pada industri perbankan; dan
b. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada industri perbankan.
(2) Pengenaan sanksi larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga
berlaku bagi pihak–pihak yang pada saat penilaian ditetapkan Tidak
Lulus, yang bersangkutan menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, dan/atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain.
(3) Terhadap pihak–pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku
konsekuensi Tidak Lulus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(1) Pengenaan jangka waktu larangan terhadap pihak-pihak yang
ditetapkan predikat Tidak Lulus sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
185 ayat (1) huruf b ditetapkan mengacu pada Pasal 46.
(2) Jangka waktu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung
sejak tanggal surat penetapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (2) huruf d.
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap BPR Dalam
Penyelamatan/Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS)
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP, Calon
Anggota Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi
189
Pasal 63
14/9/PBI/2012
(1) Dalam rangka penanganan atau penyelamatan BPR, terhadap LPS tidak
dilakukan uji kemampuan dan kepatutan selaku calon PSP.
(2) Dalam hal LPS akan menjual seluruh saham BPR maka calon PSP harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Bab II Peraturan Bank Indonesia ini.
190
Pasal 64
14/9/PBI/2012
(1) Untuk memenuhi 1 (satu) anggota Dewan Komisaris dan/atau 1 (satu)
anggota
Direksi
pertama
kali
sejak
BPR
dalam
penyelamatan/penanganan oleh LPS, LPS mengajukan permohonan
persetujuan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota
Direksi dengan disertai dokumen identitas calon yang bersangkutan.
(2) Berdasarkan permohonan persetujuan calon anggota Dewan Komisaris
dan/atau calon anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bank Indonesia melakukan penelitian administratif berupa persyaratan
tidak tercantum dalam daftar kredit dan/atau pembiayaan macet dan
DTL.
(3) Dalam hal berdasarkan penelitian administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota
Direksi tidak tercantum dalam daftar kredit dan/atau pembiayaan
115
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
macet dan DTL, Bank Indonesia memberikan persetujuan sementara
sampai dengan Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan
dan kepatutan.
(4) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) pihak yang dinilai tercantum dalam daftar kredit
dan/atau pembiayaan macet dan DTL, maka Bank Indonesia tidak
memberikan persetujuan sementara dan:
a. pihak yang dinilai dilarang melakukan tindakan sebagai anggota
Dewan Komisaris atau anggota Direksi; dan
b. LPS menyampaikan kembali calon anggota Dewan Komisaris atau
calon anggota Direksi yang baru.
(5) Bank Indonesia memberitahukan hasil penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada LPS berupa:
a. persetujuan sementara, dalam hal calon anggota Dewan Komisaris
dan/atau calon anggota Direksi yang diajukan memenuhi kriteria
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3);
b. penolakan, dalam hal calon anggota Dewan Komisaris dan/atau
calon anggota Direksi yang diajukan memenuhi kriteria
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4).
191
Pasal 65
14/9/PBI/2012
Pengajuan calon anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi lainnya
selain untuk memenuhi 1 (satu) anggota Dewan Komisaris dan/atau 1 (satu)
anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada Paragraf 190 ayat (1) dalam
ketentuan ini.
192
Pasal 66
14/9/PBI/2012
(1) BPR wajib menyampaikan dokumen persyaratan administratif
sebagaimana diatur dalam Paragraf 157 ayat (1) dari anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi yang telah memperoleh persetujuan
sementara dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
persetujuan sementara.
(2) Terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan uji kemampuan dan
kepatutan berupa penelitian administratif dan wawancara sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 158 ayat (1).
(3) Berdasarkan penelitian administratif dan wawancara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji
kemampuan dan kepatutan menjadi 2 (dua) predikat:
a. Lulus; atau
b. Tidak Lulus
(4) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan
paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah seluruh dokumen persyaratan
administratif dari BPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
diterima secara lengkap.
193
Pasal 67
14/9/PBI/2012
(1) Dalam hal BPR tidak menyampaikan secara lengkap dokumen
persyaratan administratif dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 192 ayat (1) maka persetujuan sementara sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 190 ayat (3) dinyatakan tidak berlaku
terhitung sejak terlampauinya jangka waktu dimaksud.
(2) Apabila persetujuan sementara dinyatakan tidak berlaku sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) maka:
116
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
Ketentuan
a. Pihak yang diuji dilarang melakukan tindakan sebagai anggota
Dewan Komisaris atau anggota Direksi; dan
b. LPS dapat mengajukan kembali calon anggota Dewan Komisaris
dan/atau calon anggota Direksi sesuai dengan ketentuan ini.
194
Pasal 68
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 192 ayat (4) secara tertulis kepada:
a. BPR dan LPS dalam bentuk persetujuan atau penolakan; dan
b. Pihak yang diuji melalui BPR dalam bentuk penetapan hasil uji
kemampuan dan kepatutan.
195
Pasal 69
14/9/PBI/2012
(1) Tindaklanjut dari hasil akhir uji sebagaimana diatur dalam Paragraf 192
ayat (3), berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam Paragraf 162,
Paragraf 163 ayat (1), dan Paragraf 164 ayat (2).
(2) Dalam hal hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan pihak yang diuji
ditetapkan Tidak Lulus, maka hasil persetujuan sementara yang telah
diterbitkan menjadi batal terhitung sejak tanggal penetapan Tidak Lulus.
(3) LPS dapat mengajukan kembali calon anggota Dewan Komisaris
dan/atau calon anggota Direksi sesuai dengan ketentuan ini.
Bagian Kedua
196
197
198
Pasal 70
14/9/PBI/2012
BAB VII
Pasal 71
14/9/PBI/2012
Pasal 72
14/9/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Tata cara uji kemampuan dan kepatutan terhadap anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif, berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan ini.
Ketentuan Lain-Lain
(1) Hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan bersifat rahasia dan
ditatausahakan serta digunakan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
(2) Dalam hal BPR, pihak-pihak yang diuji dan pihak-pihak lain sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 145, Paragraf 161, Paragraf 170, Paragraf 186,
Paragraf 190 dan Paragraf 194 memberitahukan hasil uji kemampuan
dan kepatutan kepada pihak lain, maka segala akibat hukum yang
timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.
(1) BPR wajib melaporkan rencana perubahan struktur kelompok usaha
yang terkait dengan BPR termasuk badan hukum pemilik BPR sampai
dengan ultimate shareholders kepada Bank Indonesia paling lambat 1
(satu) bulan sebelum terjadinya perubahan.
(2) Dalam hal perubahan struktur kelompok usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menurut penilaian Bank Indonesia menyebabkan
perubahan pengendali BPR atau apabila menurut penilaian Bank
Indonesia terdapat pengendali BPR sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 129, maka BPR wajib mengajukan calon PSP kepada Bank
Indonesia untuk dilakukan uji kemampuan dan kepatutan..
(3) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap pengendali BPR yang
disebabkan karena adanya perubahan struktur kelompok usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan satu kesatuan dan
merupakan hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap kelompok
usaha.
117
Manajemen
Paragraf
Fit and Proper Test
Sumber Regulasi
SE
6/35/DPBR 2004
Romawi IV
Ketentuan
Laporan struktur kelompok usaha mencakup seluruh pihak yang terkait
dengan BPR dari segi pengendalian sampai dengan ultimate
shareholders.
Dalam hal keterkaitan pengendalian tersebut disebabkan oleh aspek
kepemilikan, maka wajib dicantumkan porsi kepemilikan dan susunan
kepengurusan tiap-tiap pihak yang terkait. Contoh pelaporan struktur
kelompok usaha adalah sebagaimana pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
199
Pasal 73
14/9/PBI/2012
Bank Indonesia berwenang menolak perubahan pengendali BPR, apabila
berdasarkan penilaian Bank Indonesia perubahan tersebut dapat
menyebabkan atau diindikasikan dapat menghambat pelaksanaan
pengawasan BPR.
200
Pasal 74
14/9/PBI/2012
Peraturan Bank Indonesia ini tidak diberlakukan bagi BPR eks Badan Kredit
Desa (BKD) yang didirikan berdasarkan Staatsblad Tahun 1929 Nomor 357
dan Rijksblad Tahun 1937 Nomor 9.
BAB VIII
Pasal 75
14/9/PBI/2012
Sanksi
201
(1) BPR yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
128 ayat (2), Paragraf 150 ayat (2) huruf b, Paragraf 173 ayat (2),
Paragraf 176 ayat (2) huruf b, atau Paragraf 178 ayat (2) dikenakan
sanksi administratif sesuai dengan Pasal 52 ayat (2) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, berupa:
a.
teguran tertulis; dan/atau
b. pemberhentian sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi BPR dan selanjutnya Bank Indonesia menunjuk
dan mengangkat pengganti sementara sampai RUPS
mengangkat pengganti tetap dengan persetujuan Bank
Indonesia.
(2) BPR yang melanggar kewajiban menyampaikan laporan sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 149, Paragraf 175, Paragraf 178 ayat (3) atau
Paragraf 178 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa teguran
tertulis dan kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu
rupiah) per hari keterlambatan untuk setiap laporan dengan jumlah
paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
(3) Pemegang saham yang dengan sengaja tidak menaati ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 132 ayat (2), Paragraf 151 ayat
(1) huruf c, Paragraf 163 ayat (5), Paragraf 173 ayat (1) huruf a,
Paragraf 177 huruf c, atau Paragraf 178 ayat (5), dikenakan sanksi
sesuai dengan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998.
(4) Anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi yang dengan sengaja
tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 152
ayat (2) atau Paragraf 178 ayat (1) dikenakan sanksi sesuai Pasal 49
ayat (2) huruf b Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998.
118
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 1
Dokumen Persyaratan Administratif
bagi Calon Pemegang Saham Pengendali Bank Umum
melalui Proses Pengambilalihan (Akuisisi)
1. Salinan pengumuman Ringkasan Rancangan Pengambilalihan, sebelum
dilaksanakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS):
a. kepada masyarakat, melalui 2 (dua) surat kabar yang mempunyai
peredaran luas.
b. kepada karyawan Bank (tertulis).
2.
Usulan Rencana Pengambilalihan yang disusun oleh Direksi Bank yang
diambil alih bersama pihak yang akan melakukan pengambilalihan, paling
kurang memuat hal–hal sebagai berikut:
a. nama dan tempat kedudukan Bank yang akan diambil alih dan pihak
yang akan melakukan pengambilalihan, disertai dengan dokumen
identitas pihak yang akan melakukan pengambilalihan:
1) Untuk perorangan:
a) fotokopi tanda pengenal, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk
(KTP) atau paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di
Indonesia).
b) Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai dengan Lampiran 2f.
c) pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
2) Untuk badan hukum:
a) Akta Pendirian Badan Hukum yang memuat Anggaran Dasar
berikut perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari
instansi berwenang, termasuk bagi badan hukum asing sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di negara asal badan hukum
tersebut.
b) dokumen identitas seluruh anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi masing–masing badan hukum:
i.
fotokopi tanda pengenal, dapat berupa KTP atau paspor
dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
ii.
Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai dengan
Lampiran 2f.
iii.
pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
119
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 1
b. alasan serta penjelasan dari Bank yang akan diambil alih dan dari pihak
yang akan melakukan pengambilalihan.
c. laporan keuangan 3 (tiga) tahun buku terakhir dari Bank yang diambil
alih dan badan hukum yang akan melakukan pengambilalihan Bank yang
diaudit oleh Akuntan Publik.
d. tata cara konversi saham dari masing-masing pihak yang melakukan
ambil alih bila pembayaran pengambilalihan dilakukan dengan saham.
e. rancangan perubahan anggaran dasar Bank yang diambil alih.
f. jumlah dan nilai saham Bank yang akan diambil alih.
g. kesiapan pendanaan dari pihak yang akan melakukan pengambilalihan.
h. cara penyelesaian hak–hak pemegang saham minoritas.
i. cara penyelesaian status karyawan dari Bank yang akan diambil alih.
j. perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengambilalihan.
k. komposisi pemegang saham setelah dilakukan pengambilalihan.
l. surat pernyataan bermaterai cukup dari pihak yang akan melakukan
pengambilalihan bahwa dana yang digunakan untuk mengambil alih
bukan:
1) berasal dari pinjaman/fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari
bank dan/atau pihak lain di Indonesia; dan/atau
2) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang.
3.
Rancangan Akta Pengambilalihan yang telah disetujui oleh RUPS Bank yang
diambil alih dan pihak yang akan melakukan pengambilalihan.
4.
Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Tahunan, bagi calon PSP perorangan.
5.
Surat pernyataan bermaterai cukup dari pihak yang akan melakukan
pengambilalihan, sebagai berikut:
a. dalam hal calon PSP merupakan perorangan, surat pernyataan tersebut
paling kurang memuat bahwa yang bersangkutan:
1) bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–
undangan yang berlaku khususnya di bidang perbankan.
2) bersedia untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila
Bank menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
120
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 1
3) tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana
Tertentu yang telah diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua
puluh) tahun sebelum tanggal pengajuan permohonan, dan tidak
sedang dalam masa pengenaan sanksi untuk dilarang menjadi
pemegang saham Bank.
4) tidak pernah dinyatakan pailit dan/atau tidak pernah menjadi
pemegang saham, anggota komisaris atau anggota direksi yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit
berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun
terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan.
5) tidak memiliki kredit macet dan/atau hutang jatuh tempo yang
bermasalah.
6) tidak melakukan pengalihan kepemilikan saham pada Bank yang
akan diambilalih dalam jangka waktu tertentu.
7) tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan
dan kepatutan pada suatu bank.
b. dalam hal calon PSP merupakan badan hukum, surat pernyataan tersebut
berupa:
1) surat pernyataan badan hukum yang diwakili oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan anggaran dasarnya untuk pernyataan
sebagaimana dimaksud pada butir a.1) sampai dengan butir a.7).
2) surat pernyataan dari masing–masing anggota Dewan K omisaris dan
masing-masing anggota Direksi Badan Hukum dimaksud untuk
pernyataan sebagaimana dimaksud pada butir a.1), butir a.3), butir
a.4), butir a.5) dan butir a.7).
3) surat pernyataan dari Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT),
yaitu:
a) dalam hal PSPT adalah perorangan, berupa surat pernyataan
sebagaimana dimaksud pada butir a.1) sampai dengan butir a.7);
b) dalam hal PSPT yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah
badan hukum maka surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada
butir a.1) sampai dengan butir a.7), diwakili oleh pejabat yang
berwenang mewakili badan hukum sesuai dengan anggaran
dasarnya, atau
121
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 1
c) dalam hal PSPT adalah pemerintah negara lain dan hukum di
negara yang bersangkutan tidak memperbolehkan PSPT tersebut
memberikan data dan dokumen, Bank Indonesia menetapkan
PSPT lain yang secara langsung dikendalikan oleh Pemerintah
negara lain tersebut berdasarkan dokumen pendukung yang sah.
Yang dimaksud dengan PSPT lain yang dikendalikan secara
langsung oleh pemerintah negara lain adalah PSPT yang telah
mendapatkan penunjukan dari pemerintah berdasarkan dokumen
pendukung yang sah.
Yang dimaksud dengan dokumen pendukung yang sah antara lain
berupa pernyataan dari pemerintah negara lain tersebut yang
memuat:
i.
penegasan antara lain bahwa hukum dari negara tersebut
melarang pemerintah atau badan hukum yang dikendalikan
secara langsung oleh pemerintah untuk memberikan data
dan dokumen;
ii.
penunjukan badan hukum lain yang dikendalikan
pemerintah sebagai PSPT untuk dilakukan uji kemampuan
dan kepatutan.
4) apabila terdapat pengendali Bank, surat pernyataan yaitu:
a) dalam hal pengendali adalah badan hukum, berupa pernyataan
sebagaimana dimaksud pada butir a.1) sampai dengan butir a.7)
yang diwakili oleh pejabat yang berwenang mewakili badan
hukum sesuai dengan anggaran dasarnya.
b) dalam hal pengendali adalah perorangan, berupa pernyataan
sebagaimana dimaksud pada butir a.1), butir a.3), butir a.4), butir
a.5), butir a.6) dan butir a.7).
6.
Surat pernyataan bermaterai cukup dari calon PSP mengenai kesediaan untuk
memberikan data dan informasi yang terkait dengan struktur kelompok usaha
kepada Bank Indonesia dalam rangka pengawasan.
7.
Struktur kelompok usaha yang terkait dengan badan hukum sebagai calon
PSP Bank sampai dengan PSPT.
8.
Analisis kemampuan keuangan calon PSP saat ini beserta proyeksinya paling
kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun kedepan yang disusun oleh
konsultan independen.
9.
Rencana Bisnis yang dibuat oleh calon PSP terhadap pengembangan Bank
paling kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun kedepan.
122
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 2
Dokumen Persyaratan Administratif
bagi Calon Pemegang Saham Pengendali Bank Umum
melalui Proses Pembelian Saham Bank Umum
1.
bagi calon PSP perorangan:
a. Dokumen yang menyatakan identitas berupa:
1) fotokopi tanda pengenal, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
2) Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai dengan Lampiran 2f.
3) pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
b. Rancangan Akta Jual Beli Saham.
c. Rencana komposisi pemegang saham Bank setelah pembelian saham.
d. Surat pernyataan bermaterai cukup dari calon pembeli bahwa dana yang
digunakan bukan :
1) berasal dari pinjaman/fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari
Bank atau pihak lain di Indonesia.
2) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang.
e. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1a butir 5.a.
f. Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Tahunan.
g. Rencana Bisnis yang dibuat oleh calon PSP terhadap pengembangan
Bank paling kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun kedepan.
2.
bagi calon PSP berbentuk badan hukum:
a. Rancangan akta jual beli saham.
b. Akta pendirian termasuk anggaran dasar badan hukum berikut
perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang.
c. Dokumen yang menyatakan identitas berupa fotokopi KTP atau paspor
dari seluruh anggota dewan komisaris dan anggota direksi.
d. Daftar pemegang saham berikut besarnya masing–masin g kepemilikan
saham badan hukum yang bersangkutan.
123
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 2
e. Neraca badan hukum yang telah diaudit oleh Akuntan Publik independen
(disertai penjelasannya) paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal
pengajuan permohonan.
f. Surat pernyataan bermaterai cukup dari anggota direksi dan atau anggota
dewan komisaris badan hukum yang bersangkutan bahwa dana yang
digunakan untuk pembelian saham bukan:
1) berasal dari pinjaman/fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari
bank atau pihak lain di Indonesia.
2) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang.
g. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1a butir 5.b.
h. Melampirkan seluruh struktur kelompok usaha yang terkait dengan Bank
dan badan hukum pemilik Bank.
i. Surat pernyataan bermaterai cukup dari calon PSP mengenai kesediaan
untuk memberikan data dan informasi yang terkait dengan struktur
kelompok usaha kepada Bank Indonesia dalam rangka pengawasan.
j. Analisa kemampuan keuangan calon PSP saat ini beserta proyeksinya
paling kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun kedepan yang disusun
oleh konsultan independen.
k. Rencana Bisnis yang dibuat oleh calon PSP terhadap pengembangan
Bank paling kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun kedepan.
124
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 3
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP) BANK
PERORANGAN
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
1.
Nama lengkap (termasuk alias)
2.
Nama lain (apabila ada)
3.
Tempat, tanggal lahir
4.
Alamat sesuai bukti identitas diri
5.
Alamat domisili/korespondensi
(apabila berbeda dengan alamat
sesuai angka 4)
6.
Kualifikasi profesi Saudara dan
periode waktunya. (sebutkan
secara lengkap)
7.
Jelaskan profesi/aktivitas bisnis
dan keanggotaan profesi Saudara
dalam dua tahun
terakhir.
Jelaskan
termasuk
nama
perusahaan,
bidang
usaha,
jabatan, asosiasi profesi yang
diikuti dan informasi lain yang
relevan.
8.
NPWP (bagi WNI) atau yang
setara (bagi WNA).
9.
Sebutkan jumlah seluruh harta
Saudara pada akhir Desember
tahun terakhir. (lampirkan copy
dokumen pendukung)
10.
Sebutkan
jumlah
seluruh
kewajiban Saudara pada akhir
Desember
tahun
terakhir.
(lampirkan
copy
dokumen
pendukung)
125
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 3
11. Sebutkan
pendapatan
atau
penghasilan Saudara dalam 3
tahun terakhir. (lampirkan copy
dokumen pendukung)
12. Sebutkan pembayaran
pajak
penghasilan Saudara dalam 3
tahun terakhir. (lampirkan copy
dokumen pendukung)
13. Sebutkan perkiraan pendapatan
yang akan diperoleh dalam tahun
berjalan.
14. Jelaskan sumber dana yang akan
Saudara gunakan untuk membeli
saham bank, apakah dari:
Kekayaan pribadi?
Pinjaman dalam negeri?
Pinjaman luar negeri?
Lainnya?
(Sebutkan sumbernya)
15. Jelaskan
perusahaan
yang
Saudara miliki (secara langsung
dan tidak langsung/nominee).
16. Jelaskan
kewajiban
dan
tanggungjawab
Saudara pada
perusahaan tersebut.
17. Apakah saat ini
Saudara
merupakan PSP pada bank lain?
Jelaskan
18. Apakah Saudara
saat ini
berperan sebagai
PSP pada
perusahaan non bank?
19. Apakah
bank
lain
pada
pertanyaan no. 17 dan atau
perusahaan non
bank pada
pertanyaan
no.18
memiliki
hubungan bisnis dengan bank
yang sahamnya akan Saudara
beli? Jelaskan jenis hubungan
bisnisnya secara detail.
126
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 3
20. Apakah
Saudara
berniat
membeli saham tersebut dengan
tujuan untuk investasi jangka
panjang (strategic partner)? Jika
tidak, jelaskan.
21. Apakah saat ini Saudara telah
memiliki saham pada bank yang
sahamnya akan Saudara beli
tersebut
(secara
langsung
maupun
tidak
langsung).
Jelaskan
detail
dengan
komposisinya.
22. Berapa banyak saham yang yang
akan Saudara beli? Berapa nilai
pembeliannya? Berapa porsinya
dari keseluruhan saham Bank?
Apabila Saudara telah memiliki
saham
Bank
tersebut
sebelumnya,
berapa porsinya
jika ditambah dengan jumlah
saham yang akan Saudara beli
saat ini?
23. Bagaimana penggunaan
hak
suara Saudara pada
bank
tersebut, secara sendiri-sendiri
(Saudara
sebagai
individu)
ataukah bersama-sama dengan
kelompok
usaha/
afiliasi
Saudara?
24. Apakah
Saudara
pernah
dinyatakan pailit oleh otoritas di
Indonesia atau negara lainnya?
Jelaskan secara spesifik.
25. Apakah Saudara pernah diminta
untuk
berhenti
bekerja,
dikenakan
tindakan disiplin/
sanksi oleh perusahaan atau
dikenakan sanksi larangan untuk
menjalankan profesi Saudara?
127
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
\
Lanjutan Lampiran 3
26. Apakah pada
saat Saudara
mengelola
atau
memiliki
perusahaan, perusahaan tersebut
pernah dinyatakan pailit oleh
otoritas di Indonesia atau negara
lainnya?
27. Apakah Saudara sendiri atau
dalam asosiasi,
perusahaan
Saudara atau kelompok usaha
Saudara, pernah dipublikasikan
dan atau
menjadi
obyek
investigasi pihak otoritas hukum
berkaitan dengan permasalahan
pidana dan atau tindak tercela di
bidang keuangan?
28. Apakah
Saudara
memiliki
perusahaan
yang
pernah
dibekukan izinnya oleh otoritas
di Indonesia atau negara lain?
Jelaskan.
29. Apakah Saudara atau perusahaan
Saudara
memiliki
izin
menjalankan bisnis di Indonesia
atau di negara lain? Jika benar,
jelaskan jenis bidang usaha,
berapa lama, dimana?
Apabila terdapat perizinan yang
dibekukan/dibatalkan,
jelaskan
secara spesifik.
30. Apakah Saudara (sendiri atau
dalam asosiasi),
perusahaan
Saudara atau kelompok usaha
Saudara
pernah
ditolak
permohonan perizinannya
di
bidang perbankan/keuangan oleh
otoritas di Indonesia atau di
negara lain? Jelaskan secara
rinci.
128
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 3
31. Apakah
Saudara
dan
atau
kelompok usaha Saudara memiliki
rencana untuk melakukan bisnis
lain di Indonesia atau di negara
lain yang akan
berpengaruh
terhadap bank yang sahamnya
akan Saudara beli? Jelaskan.
32. Apakah Saudara (sendiri atau
bersama-sama),
perusahaan
Saudara atau kelompok usaha
Saudara pernah gagal memenuhi
kewajiban kepada pihak
lain
berdasarkan hukum di Indonesia
atau
negara
lain
(misal
pembayaran pajak, kredit dsb)?
Jelaskan.
33. Apakah aktivitas bisnis Saudara
atau
perusahaan
Saudara/
kelompok usaha Saudara sedang
atau akan dijamin oleh pihak lain?
Jelaskan.
34. Jelaskan apabila terdapat informasi
lain yang dapat memberikan data
sebagai
pertimbangan
Bank
Indonesia
dalam
memproses
permohonan Saudara.
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa :
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku PSP/PSPT sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat.
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan.
129
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 3
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP Bank.
(Kota), ...........…
(Tandatangan di atas materai cukup)
(Nama/jabatan)
130
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 4
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP) BANK
BADAN HUKUM/PEMEGANG SAHAM PENGENDALI TERAKHIR
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
1.
Nama perusahaan dan
lengkap:
2.
Nama lengkap (pihak
mewakili perusahaan):
alamat
yang
Jabatan dalam perusahaan :
3.
Jelaskan
kewajiban
dan
tanggungjawab Saudara sebagai
pihak
yang
mewakili
perusahaan:
4.
Tempat dan tanggal perusahaan
didirikan:
5.
Lembaga
Pengawas/Regulator
perusahaan Saudara:
➦ Nama Lembaga :
➦
Alamat
:
➦
Web Site
:
Apakah
otoritas
pengawas
perusahaan Saudara bersedia
menerima konsep consolidated
supervision
bersama
Bank
Indonesia?
131
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 4
6.
Bisnis utama perusahaan saat ini
dan
sesuai anggaran
dasar
perusahaan:
7.
Apakah saat ini perusahaan
Saudara merupakan PSP pada
Bank lain?
Jelaskan.
8.
Apakah saat ini perusahaan
Saudara berperan sebagai PSP
pada perusahaan non bank?
Jelaskan.
9.
Apakah
perusahaan
pada
pertanyaan
no.8
memiliki
hubungan bisnis dengan Bank
yang akan diambil alih atau
dengan Bank pada pertanyaan
no.7?
Jelaskan.
10.
Apakah perusahaan
Saudara
bermaksud menjadi pengendali/
sebagai PSP dengan
tujuan
investasi
jangka
panjang
(strategic partner)?
Jika Ya,
Saudara.
jelaskan
program
132
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 4
11.
Apakah saat ini perusahaan
Saudara telah memiliki saham
bank yang akan diambil alih
(secara langsung maupun tidak
langsung/nominee)?
Jika Ya, jelaskan komposisinya
secara rinci dan
jelaskan
pencatatan nominee atas nama
siapa, jelaskan alasannya.
12.
Uraikan secara
rinci, besar
nominal/prosentase kepemilikan
yang akan diambil alih oleh
perusahaan
Saudara
dan
kelompok bisnis Saudara.
13.
Jelaskan penggunaan hak suara
perusahaan Saudara pada bank
yang akan diambil alih: Apakah
digunakan secara sendiri-sendiri
(perusahaan
Saudara secara
independen) ataukah bersamasama dengan kelompok bisnis
Saudara sebagai satu kesatuan?
14.
Sebutkan nama dan jabatan “ key
person” pada
perusahaan
Saudara. Khusus pengendali,
jelaskan informasi rinci meliputi
kebangsaan,
kualifikasi
akademis dan
profesi, serta
pekerjaan dalam
lima tahun
terakhir.
133
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 4
15.
Informasikan
secara
rinci
seluruh daftar pemegang saham
pada perusahaan Saudara dan
jelaskan PSPnya.
16.
Apakah saat ini perusahaan
Saudara telah mengendalikan
secara langsung maupun tidak
langsung
Bank yang
akan
diambil alih?
Jika Ya, jelaskan.
17.
Apakah perusahaan
Saudara
pernah
dipublikasikan
atau
menjadi obyek investigasi pihak
berwenang di Indonesia atau
negara lain dalam perkara pidana
atau tindak tercela lain di bidang
keuangan?
Jika Ya, jelaskan, termasuk hasil
akhir penyelesaiannya.
18.
Apakah perusahaan
Saudara
menjadi
pengendali
pada
perusahaan lain yang
izin
usahanya pernah dicabut atau
direkomendasikan untuk dicabut
oleh otoritas di Indonesia atau
negara lain:
Jika Ya, jelaskan.
134
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 4
19.
Apakah perusahaan Saudara atau
kelompok
usaha
Saudara
memiliki izin untuk menjalankan
bisnis di Indonesia atau di
negara lain dan
kemudian
dibekukan/dibatalkan izinnya?
Jika Ya, jelaskan.
20.
Apakah perusahaan Saudara atau
kelompok bisnis Saudara pernah
ditolak
permohonan
perizinannya
di
bidang
perbankan/keuangan
oleh
otoritas di Indonesia atau di
negara lain?
Jika Ya, jelaskan.
21.
Apakah Saudara dan
atau
kelompok
bisnis
Saudara
memiliki
rencana
untuk
melakukan bisnis lain
di
Indonesia atau di negara lain
yang akan berpengaruh terhadap
bank yang akan diambil alih?
Jika Ya, jelaskan.
22.
Apakah perusahaan Saudara atau
kelompok bisnis Saudara pernah
gagal memenuhi
kewajiban
(pembayaran pajak, kredit dsb.)
kepada pihak lain berdasarkan
hukum di Indonesia atau negara
lain?
Jika Ya, jelaskan.
135
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 4
23.
Apakah kegiatan
perusahaan
Saudara/perusahaan
lainnya
dalam kelompok bisnis Saudara
dijamin atau diekspektasikan
akan dijamin oleh pihak lain?
Jika Ya, jelaskan oleh siapa dan
bagaimana penjaminan itu akan
dilaksanakan.
24.
Jelaskan sumber dana yang akan
digunakan perusahaan Saudara
untuk mengambil alih Bank
(jawaban wajib disertai dengan
dokumen pendukung).
25.
Jelaskan alasan/informasi lain
yang
dapat
memperkuat
pertimbangan Bank Indonesia
dalam memproses permohonan
pengambilalihan Bank
oleh
perusahaan Saudara
(disertai
dengan bukti pendukung).
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku PSP/PSPT sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat.
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan.
136
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 4
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP Bank.
(Kota), ..........................
(Tandatangan di atas materai cukup)
Nama & Jabatan: _________________________________________________
Nama Perusahaan yang diwakili : _________________________________
Dasar hukum untuk mewakili
: ___________________________________
Catatan:
1. Termasuk ditandatangani oleh PSPT badan hukum.
2. Saudara diperkenankan untuk menggunakan lembar jawaban terpisah jika
kolom yang tersedia tidak mencukupi (sebagai satu kesatuan).
137
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 5
Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Anggota Dewan Komisaris
Bank Umum
1.
Daftar susunan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank.
2.
Fotokopi tanda pengenal, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau
paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
3.
Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai dengan Lampiran 2f.
4.
Pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
5.
Contoh tanda tangan dan paraf.
6.
Surat Keterangan / bukti tertulis dari bank tempat bekerja sebelumnya
mengenai pengalaman di bidang perbankan, bagi calon yang telah
berpengalaman.
7.
Bukti telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan
Remunerasi.
8.
Surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan:
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan
yang berlaku khususnya di bidang perbankan;
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu
yang telah diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun
terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
c. tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi untuk dilarang menjadi
anggota Dewan Komisaris Bank;
d. tidak memiliki kredit macet;
e. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi komisaris atau
direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
f. tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau
lembaga lain, melebihi yang diperkenankan dalam ketentuan yang
berlaku;
g. tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk
besan dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi
(berlaku bagi mayoritas anggota Komisaris bank);
h. merupakan pihak yang independen terhadap pemilik Bank atau PSP
(khusus bagi Komisaris Independen); dan
i. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank.
138
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 5
9.
Bukti telah memiliki sertifikat manajemen risiko sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi
Pengurus dan Pejabat Bank Umum.
139
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 6
Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Anggota Direksi Bank Umum
1.
Daftar susunan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank.
2.
Fotokopi tanda pengenal, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
3.
Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai dengan Lampiran 2f.
4.
Pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
5.
Contoh tanda tangan dan paraf.
6.
Surat Keterangan / bukti tertulis dari bank tempat bekerja sebelumnya yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan berpengalaman dalam operasional
bank paling kurang 5 (lima) tahun sebagai Pejabat Eksekutif bank (berlaku
bagi mayoritas anggota Direksi Bank).
7.
Bukti telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan
Remunerasi.
8.
Surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan:
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan
yang berlaku khususnya di bidang perbankan;
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu
yang telah diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun
terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
c. tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi untuk dilarang menjadi
anggota Direksi Bank;
d. tidak memiliki kredit macet;
e. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi komisaris atau
direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
f. tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau
lembaga lain;
g. tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk
besan dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi
(berlaku bagi mayoritas anggota Direksi Bank);
h. baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham
melebihi 25 % dari modal disetor pada suatu perusahaan lain;
i. merupakan pihak yang independen terhadap PSP bank (khusus bagi calon
Direktur Utama Bank); dan
140
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 6
j. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank.
9.
Bukti telah memiliki sertifikat manajemen risiko sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi
Pengurus dan Pejabat Bank Umum.
141
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 7
Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Direktur Yang Membawahkan
Fungsi Kepatuhan Bank Umum
1.
Daftar susunan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank.
2.
Fotokopi tanda pengenal, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau
paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
3.
Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai Lampiran 2f.
4.
Pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
5.
Contoh tanda tangan dan paraf.
6.
Surat Keterangan / bukti tertulis dari bank tempat bekerja sebelumnya yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan berpengalaman dalam operasional bank
paling kurang 5 (lima) tahun sebagai Pejabat Eksekutif bank (berlaku bagi
mayoritas anggota Direksi Bank).
7.
Bukti telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
8.
Surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bahwa yang bersangkutan:
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang
berlaku khususnya di bidang perbankan;
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu
yang telah diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir
sebelum tanggal pengajuan permohonan;
c. tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi untuk dilarang menjadi anggota
Direksi Bank;
d. tidak memiliki kredit macet;
e. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi komisaris atau direksi
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit
berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir
sebelum tanggal pengajuan permohonan;
f. tidak merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau lembaga lain;
g. tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk
besan dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi
(berlaku bagi mayoritas anggota Direksi Bank);
h. baik secara sendiri–sendiri atau bersama–sama tidak memiliki saham
melebihi 25 % dari modal disetor pada suatu perusahaan lain; dan
9.
10.
i. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank.
Bukti telah memiliki sertifikat manajemen risiko sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi
Pengurus dan Pejabat Bank Umum.
Struktur organisasi Bank dan job description calon Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan.
142
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 8
Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pimpinan Kantor Cabang
Bank Asing (KCBA)
1.
Daftar susunan Pimpinan Kantor Cabang.
2.
Fotokopi tanda pengenal, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
3.
Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai Lampiran 2f.
4.
Pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
5.
Contoh tanda tangan dan paraf.
6.
Surat penunjukan atau pemberian wewenang dari kantor pusat bank.
7.
Surat keterangan atau bukti tertulis dari bank atau kantor bank tempat bekerja
sebelumnya mengenai pengalaman operasional di bidang perbankan bagi
calon Pimpinan Kantor Cabang yang telah berpengalaman (berlaku bagi
mayoritas anggota Pimpinan Kantor Cabang).
8.
Surat Pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan:
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan
yang berlaku khususnya di bidang perbankan;
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu
yang telah diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun
terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan, yang disahkan oleh
instansi berwenang, otoritas perbankan asal atau kedutaan besar negara
asal Bank di Indonesia;
c. tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi untuk dilarang menjadi
pimpinan KCBA;
d. tidak memiliki kredit macet;
e. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi pemegang saham,
anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum tanggal
pengajuan permohonan;
f. tidak merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif yang memerlukan tanggung jawab penuh pada bank, perusahaan
atau lembaga lain; dan
g. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank.
9.
Bukti telah memiliki sertifikat manajemen risiko sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi
Pengurus dan Pejabat Bank Umum.
143
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 9
Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pemimpin Kantor Perwakilan
Bank Asing
1.
Fotokopi tanda pengenal, dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau
paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
2.
Daftar Riwayat Hidup, dengan format sesuai Lampiran 2f.
3.
Pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
4.
Contoh tanda tangan dan paraf.
5.
Surat penunjukan atau pemberian wewenang dari kantor pusat bank.
6.
Surat pernyataan bermaterai cukup
bersangkutan:
yang menyatakan bahwa yang
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan
yang berlaku khususnya di bidang perbankan;
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu
yang telah diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun
terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan yang disahkan oleh
instansi berwenang, otoritas perbankan asal atau kedutaan besar negara
asal Bank di Indonesia;
c. tidak sedang dalam masa pengenaan sanksi untuk dilarang menjadi
Pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing;
d. tidak memiliki kredit macet;
e. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi komisaris atau
direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
f. tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif yang memerlukan tanggung jawab penuh
pada Bank, perusahaan atau lembaga lain; dan
g. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan
kepatutan pada suatu bank.
144
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PERSONAL
Nama Lengkap
:
Nama Panggilan
:
Alamat Rumah
:
Kode Post:
Telepon Rumah
:
Nomor Handphone
:
Alamat Kantor
:
Nomor Telepon Kantor
:
Tempat & Tanggal Lahir
:
Status
:
Agama
:
145
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 10
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Tingkatan
Tahun
Nama Institusi
Fakultas /
Jurusan
Lulus / Gelar
yang dicapai
Sekolah Dasar
Sekolah
Menengah
Pertama
Sekolah
Menengah
Umum
Akademi
Perguruan
Tinggi
Pasca Sarjana
III.
PELATIHAN / KURSUS YANG PERNAH DIIKUTI
Nama Pelatihan /
Kursus*)
Tahun
Penyelenggara
Lokasi
*) termasuk pelatihan sertifikasi
IV.RIWAYAT PEKERJAAN
Bulan
dan
Tahun
Perusahaan
Jabatan*)
Tanggung
Jawab
Prestasi
Penghargaan
Total
Aktiva/
omzet
*) penjelasan mengenai pengalaman sebagai Pejabat Eksekutif sesuai PBI Uji Kemampuan
dan Kepatutan
146
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 10
V. PENGALAMAN SPESIFIK
(Uraikan pengalaman spesifik anda di tempat kerja yang menggambarkan
kemampuan anda dalam menangani situasi yang sulit).
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini saya susun dengan sebenar-benarnya.
(Kota), .....................
(Tanda tangan di atas materai cukup)
(Nama)
147
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 11
JANGKA WAKTU SANKSI
BAGI PSP YANG DITETAPKAN TIDAK LULUS
No
1
2
3
PSP yang ditetapkan Tidak Lulus
karena
terbukti
melakukan
tindakan/perbuatan:
Jangka Waktu Sanksi
mempengaruhi dan/atau menyuruh 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun apabila:
anggota Dewan Komisaris, anggota
a. tindakan/perbuatan
dilakukan
Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau
secara berulang;
pegawai Bank untuk melakukan
b. melakukan
juga
tindakan/
perbuatan yang melanggar prinsip
perbuatan pada nomor 2, nomor 3,
kehati-hatian di bidang perbankan
nomor 4 dan/ atau nomor 5; atau
dan/atau asas-asas perbankan yang
c. tindakan/perbuatan
dilakukan
sehat.
disertai dengan
menguntungkan
diri sendiri atau pihak lain.
terbukti
tidak
melaksanakan 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun apabila:
perintah Bank Indonesia untuk
a. tindakan/perbuatan
dilakukan
melakukan
dan/atau
tidak
secara berulang;
melakukan tindakan tertentu dalam
b. melakukan
juga
tindakan/
rangka penyehatan Bank.
perbuatan pada nomor 1, nomor 3,
nomor 4 dan/atau nomor 5; atau
c. tindakan/perbuatan
dilakukan
disertai dengan
menguntungkan
diri sendiri atau pihak lain.
terbukti memiliki kredit macet.
3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun
apabila
melakukan juga tindakan/ perbuatan
pada nomor 1, nomor 2, nomor 4
dan/atau nomor 5.
148
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 11
JANGKA WAKTU SANKSI
BAGI PSP YANG DITETAPKAN TIDAK LULUS
No
4
5
6
PSP yang ditetapkan Tidak Lulus
karena
terbukti
melakukan
tindakan/perbuatan:
Jangka Waktu Sanksi
tidak melakukan upaya-upaya yang 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun
apabila
diperlukan
apabila
Bank
melakukan juga tindakan/ perbuatan
menghadapi kesulitan permodalan
pada nomor 1, nomor 2, nomor 3
maupun likuiditas.
dan/atau nomor 5.
menolak atau tidak melaksanakan 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun apabila:
komitmen yang telah dibuat kepada
a. tindakan/perbuatan
dilakukan
Bank
Indonesia
dan/atau
secara berulang;
Pemerintah.
b. melakukan
juga
tindakan/
perbuatan pada nomor 1, nomor 2,
nomor 3 dan/atau nomor 4; atau
c. tindakan/perbuatan
dilakukan
disertai dengan
menguntungkan
diri sendiri atau pihak lain.
mempengaruhi dan/atau menyuruh 5 tahun
anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau
pegawai
Bank
untuk
menyembunyikan
dan/atau
mengaburkan pelanggaran
dari
suatu ketentuan atau
kondisi
keuangan dan/atau transaksi yang
sebenarnya.
149
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 11
JANGKA WAKTU SANKSI
BAGI PSP YANG DITETAPKAN TIDAK LULUS
No
PSP yang ditetapkan Tidak Lulus
karena
terbukti
melakukan
tindakan/perbuatan:
7
mempengaruhi dan/atau menyuruh
anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, Pejabat Eksekutif dan/atau
pegawai Bank untuk memberikan
keuntungan secara tidak wajar
kepada pemegang saham, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi,
pegawai, dan/atau pihak lain yang
dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank.
terbukti melakukan Tindak Pidana
Tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan
dan
mempunyai
kekuatan hukum tetap.
terbukti
menyebabkan
Bank
mengalami
kesulitan
yang
membahayakan
kelangsungan
usaha Bank dan/atau
dapat
membahayakan industri perbankan.
terbukti dinyatakan pailit dan/atau
menjadi pemegang saham, anggota
dewan komisaris atau anggota
direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan
suatu
perseroan
dinyatakan pailit.
dengan
sengaja
membiarkan
anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi yang Tidak Lulus
untuk melakukan tindakan sebagai
anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi.
8
9
10
11
Jangka Waktu Sanksi
5 tahun
20 tahun
20 tahun
20 tahun
20 tahun
Penetapan sanksi didahului didahului
dengan surat teguran dari Bank
Indonesia sebanyak 2 (dua) kali
dengan tenggang waktu masingmasing surat teguran adalah 5 (lima)
hari kerja .
150
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 12
JANGKA WAKTU SANKSI
BAGI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, ANGGOTA DIREKSI ATAU
PEJABAT EKSEKUTIF YANG DITETAPKAN TIDAK LULUS
No
1
2
3
4
Anggota Dewan Komisaris, anggota
Dewan
Direksi dan
Pejabat
Eksekutif yang ditetapkan Tidak
Lulus karena terbukti melakukan
tindakan/ perbuatan:
Jangka Waktu Sanksi
melanggar prinsip kehati-hatian di 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun apabila:
bidang perbankan dan/atau asas-asas
a. tindakan/perbuatan
dilakukan
perbankan yang sehat.
secara berulang;
b. melakukan
juga
tindakan/
perbuatan pada nomor 2, nomor 3,
nomor 4 dan/atau nomor 5; atau
c. tindakan/perbuatan
dilakukan
disertai dengan menguntungkan
diri sendiri atau pihak lain.
terbukti tidak melaksanakan perintah 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun apabila:
Bank Indonesia untuk melakukan
a. tindakan/perbuatan
dilakukan
dan/atau tidak melakukan tindakan
secara berulang;
tertentu dalam rangka penyehatan
b. melakukan
juga
tindakan/
Bank.
perbuatan pada nomor 1, nomor 3,
nomor 4 dan/atau nomor 5; atau
c. tindakan/perbuatan
dilakukan
disertai dengan menguntungkan
diri sendiri atau pihak lain.
terbukti memiliki kredit macet.
3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun
apabila
melakukan juga tindakan/ perbuatan
pada nomor 1, nomor 2, nomor 4
dan/atau nomor 5.
tidak mampu melakukan pengelolaan 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun
apabila
strategis dalam rangka pengembangan
melakukan juga tindakan/ perbuatan
Bank yang sehat.
pada nomor 1, nomor 2, nomor 3
dan/atau nomor 5.
151
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 12
JANGKA WAKTU SANKSI
BAGI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, ANGGOTA DIREKSI ATAU
PEJABAT EKSEKUTIF YANG DITETAPKAN TIDAK LULUS
No
5
6
7
Anggota Dewan Komisaris, anggota
Dewan
Direksi
dan
Pejabat
Eksekutif yang ditetapkan Tidak
Lulus karena terbukti melakukan
tindakan/ perbuatan:
Jangka Waktu Sanksi
menolak atau tidak melaksanakan 3 tahun Menjadi 5 (lima) tahun apabila:
komitmen yang telah dibuat kepada
a. tindakan/perbuatan
dilakukan
Bank Indonesia dan atau Pemerintah.
secara berulang;
b. melakukan
juga
tindakan/
perbuatan pada nomor 1, nomor 2,
nomor 3 dan/atau nomor 4; atau
c. tindakan/perbuatan
dilakukan
disertai dengan menguntungkan
diri sendiri atau pihak lain
menyembunyikan
dan/atau 5 tahun
mengaburkan pelanggaran dari suatu
ketentuan atau kondisi
keuangan
dan/atau transaksi yang sebenarnya.
memberikan keuntungan secara tidak 5 tahun
wajar kepada pemegang
saham,
anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, pegawai, dan/atau pihak lain
yang
dapat
merugikan
atau
mengurangi keuntungan Bank.
152
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 12
JANGKA WAKTU SANKSI
BAGI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, ANGGOTA DIREKSI ATAU
PEJABAT EKSEKUTIF YANG DITETAPKAN TIDAK LULUS
No
8
9
10
11
Anggota Dewan Komisaris,
anggota
Dewan Direksi dan Pejabat Eksekutif
yang ditetapkan Tidak Lulus karena
terbukti
melakukan
tindakan/
perbuatan:
terbukti melakukan Tindak
Pidana
Tertentu yang telah diputus
oleh
pengadilan dan mempunyai kekuatan
hukum tetap.
terbukti menyebabkan Bank mengalami
kesulitan
yang
membahayakan
kelangsungan usaha Bank dan/atau dapat
membahayakan industri perbankan.
terbukti dinyatakan pailit
dan/atau
menjadi pemegang saham,
anggota
dewan komisaris atau anggota direksi
yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perseroan dinyatakan pailit.
anggota Dewan Komisaris,
anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif yang
ditetapkan Tidak Lulus, namun masih
melakukan tindakan sebagai
anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau
Pejabat Eksekutif.
Jangka Waktu Sanksi
20
tahun
20
tahun
20
tahun
20
tahun
153
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 13
STRUKTUR KELOMPOK USAHA PT BANK XYZ
Sdr. E
(PSPT)
Sdr. F
(PSPT)
100%
PT. G Tbk.
15%
Sdr. J
(PSPT)
Sdri. Fifi
20%
80%
65%
PT E
90%
PT F
Sdr. I
(PSPT)
PT J
20%
70%
30%
20%
60%
PT D
Sdr. C
PT I
85%
15%
PT K
Sdr. H1
(PSPT)
65%
Sdr. H2
(PSPT)
20%
PT C
PT H
15%
30%
30%
PT B A N K
XYZ
10%
Hubungan Keluarga
(Saudara Kandung)
30%
PT B Tbk
PT A
Ket:
PSPT
: Pemegang Saham Pengendali Terakhir
85%
(Tidak ada PS ≥
25 %)
(PSPT)
15%
: Pengendali
PUBLIK
Dirinci untuk pemegang
saham ≥ 10 %
Koperasi Karyawan
: Jalur Pengendalian
STRUKTUR KELOMPOK USAHA PT BANK XYZ (SETELAH PERUBAHAN)
154
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lampiran 14
Penjelasan atas Skema Struktur Kelompok Usaha PT Bank XYZ
PT Bank XYZ
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
PT A
10%
PT B Tbk. (PSPT)
30%
PT C
30%
PT H
30%
Rencana Perubahan
Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT)
PT B Tbk.
Langsung oleh PT B Tbk.
Sdr. E
Melalui PT C
Sdr. F
Melalui PT C
Sdr. H1
Melalui PT H
Sdr. H2
Melalui PT H
Sdr. I
Melalui PT H
Sdr. J
Melalui PT H
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
155
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 14
I.
Jalur Pengendalian melalui PT B Tbk.
PT B Tbk
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
Koperasi Karyawan
15%
Publik
85%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
Rencana Perubahan
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
II. Jalur Pengendalian melalui PT C
PT C
PT D
Sdr. C
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
85%
15%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
Rencana Perubahan
Setelah Perubahan
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
156
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 14
PT D
PT E
PT F
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
30%
70%
Rencana Perubahan
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Rencana Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
PT E
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
Sdr. E (PSPT)
100%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
Rencana Perubahan
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
157
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 14
PT F
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
Sdr. F (PSPT)
65%
PT G Tbk.
15%
Sdri. Fifi
20%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
Rencana Perubahan
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
III. Jalur Pengendalian melalui PT H
PT H
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
PT I
65%
Sdr. H1(PSPT)
20%
Sdr. H2 (PSPT)
Rencana Perubahan
15%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
158
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 14
PT I
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
Sdr. I (PSPT)
60%
PT J
20%
PT K
20%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
Rencana Perubahan
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
PT J
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
Sdr. J (PSPT)
80%
Perorangan
20%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
Rencana Perubahan
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
159
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP tanggal 28 Maret 2011
Lanjutan Lampiran 14
PT K
Susunan Kepemilikan
Sebelum Perubahan
Sdr. J (PSPT)
90%
Perorangan
10%
Susunan Kepengurusan
Sebelum Perubahan
Presiden Komisaris
Komisaris
Rencana Perubahan
Rencana Perubahan
................. ...
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
160
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lampiran 15
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP) ATAU
ULTIMATE SHAREHOLDERS BANK SYARIAH – PERORANGAN
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
1.
Nama lengkap (termasuk alias)
2.
Nama lain (apabila ada)
3.
Tempat, tanggal lahir
4.
Alamat sesuai bukti identitas diri
5.
Alamat domisili/korespondensi
(apabila berbeda dengan angka 4)
6.
Kualifikasi profesi Saudara dan periode
waktunya. (sebutkan secara lengkap)
7.
Jelaskan profesi/aktivitas
bisnis
dan
keanggotaan profesi Saudara dalam dua
tahun terakhir.
Jelaskan termasuk nama perusahaan, bidang
usaha, jabatan, asosiasi profesi yang diikuti
dan informasi lain yang relevan.
8.
NPWP (bagi WNI) atau yang setara (bagi
WNA).
9.
Sebutkan jumlah seluruh harta Saudara pada
akhir Desember tahun terakhir. (lampirkan
copy dokumen pendukung)
10. Sebutkan jumlah seluruh kewajiban Saudara
pada akhir Desember tahun terakhir.
(lampirkan copy dokumen pendukung)
11. Sebutkan jumlah dan sumber pendapatan
atau penghasilan Saudara dalam 3 tahun
terakhir.
(lampirkan
copy
dokumen
pendukung)
12. Sebutkan pembayaran pajak penghasilan
Saudara dalam 3 tahun terakhir. (lampirkan
copy dokumen pendukung)
161
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 15
13. Sebutkan perkiraan jumlah dan sumber
pendapatan yang akan diperoleh dalam tahun
berjalan.
14. Jelaskan sumber dana yang akan Saudara
gunakan untuk membeli saham bank, apakah
dari:
a. Kekayaan pribadi?
b. Pinjaman dalam negeri?
c. Pinjaman luar negeri?
d. Lainnya?
(Sebutkan sumbernya)
15. Jelaskan perusahaan yang Saudara miliki
(secara
langsung
dan
tidak
langsung/nominee).
16. Jelaskan kewajiban dan tanggung jawab
Saudara pada perusahaan tersebut.
17. Apa tujuan Saudara menjadi PSP Bank
Syariah? Apa yang ingin Saudara capai?
Jelaskan.
18. Apa yang akan Saudara lakukan baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka
panjang sebagai PSP Bank Syariah?
19. Apakah saat ini Saudara merupakan PSP
pada bank lain? Jelaskan
20. Apakah Saudara saat ini berperan sebagai
PSP pada perusahaan non bank?
21. Apakah bank lain pada pertanyaan no. 19
dan atau perusahaan non bank pada
pertanyaan no.20 memiliki hubungan bisnis
dengan bank yang sahamnya akan Saudara
beli? Jelaskan.
22. Apakah Saudara berniat membeli saham
tersebut dengan tujuan untuk investasi
jangka panjang
(strategic
partner)?
Jelaskan.
162
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 15
23. Apakah saat ini Saudara telah memiliki
saham pada bank yang sahamnya akan
Saudara beli tersebut (secara langsung
maupun tidak langsung). Jelaskan detail
dengan komposisinya.
24. Berapa banyak saham yang yang akan
Saudara beli? Berapa nilai pembeliannya?
Berapa porsinya dari keseluruhan saham
Bank?
25. Apabila Saudara telah memiliki saham Bank
sebagaimana dimaksud pada pertanyaan
no.23, berapa porsinya jika ditambah dengan
jumlah saham yang akan Saudara beli saat
ini?
26. Bagaimana penggunaan hak suara Saudara
pada bank tersebut, secara sendiri-sendiri
(Saudara sebagai individu) ataukah bersamasama dengan kelompok
usaha/afiliasi
Saudara?
27. Apakah Saudara:
a. memiliki hutang bermasalah, baik yang
tercatat dalam sistem perbankan maupun
di luar sistem perbankan di Indonesia;
dan/atau
b. pernah dinyatakan pailit oleh otoritas
terkait di Indonesia atau negara lainnya?
Jelaskan secara spesifik.
28. Apakah Saudara pernah diminta untuk
berhenti bekerja, dikenakan
tindakan
disiplin/sanksi oleh perusahaan
atau
dikenakan
sanksi
larangan
untuk
menjalankan profesi Saudara?
29. Apakah pada saat Saudara mengelola atau
memiliki perusahaan, perusahaan tersebut
pernah dinyatakan pailit oleh otoritas terkait
di Indonesia atau negara lainnya?
163
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 15
30. Apakah Saudara (sendiri atau dalam
asosiasi), perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara, pernah
dipublikasikan
dan/atau menjadi obyek investigasi pihak
otoritas
hukum
berkaitan
dengan
permasalahan pidana dan/atau tindak tercela
di bidang keuangan?
Jelaskan,
termasuk
penyelesaiannya.
hasil
akhir
31. Apakah
Saudara
pernah
memiliki
perusahaan yang dibekukan izinnya oleh
otoritas terkait di Indonesia atau negara lain?
Jelaskan.
32. Apakah Saudara atau perusahaan Saudara
memiliki izin menjalankan bisnis tertentu di
Indonesia atau di negara lain? Jika ada,
jelaskan jenis bidang usaha, berapa lama,
dimana? Apabila terdapat perizinan yang
dibekukan/dibatalkan,
jelaskan
secara
spesifik.
33. Apakah Saudara (sendiri atau dalam
asosiasi), perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara pernah ditolak permohonan
izinnya di bidang perbankan/keuangan oleh
otoritas terkait di Indonesia atau di negara
lain? Jelaskan secara rinci.
34. Apakah Saudara dan/atau kelompok usaha
Saudara memiliki rencana untuk melakukan
bisnis lain di Indonesia atau di negara lain
yang akan berpengaruh terhadap bank yang
sahamnya akan Saudara beli? Jelaskan.
35. Apakah Saudara (sendiri atau bersamasama), perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara pernah gagal memenuhi
kewajiban kepada pihak lain berdasarkan
hukum di Indonesia atau negara lain (misal
pembayaran pajak, kredit dsb) ? Jelaskan.
164
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 15
36. Apakah aktivitas bisnis Saudara atau
perusahaan
Saudara/kelompok
usaha
Saudara sedang atau akan dijamin oleh pihak
lain? Jelaskan.
37. Jelaskan apabila terdapat informasi lain yang
dapat
memberikan
data
sebagai
pertimbangan Bank Indonesia
dalam
memproses permohonan Saudara.
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku PSP/Ultimate Shareholders sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang berlaku.
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP Bank Syariah.
Jakarta, ...........…
(Tandatangan di atas materai cukup)
(Nama/jabatan)
165
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6/DPbS tanggal 8 Maret
2010
Lampiran 16
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP) ATAU
ULTIMATE SHAREHOLDERS BANK SYARIAH – BADAN HUKUM
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
PERTANYAAN
JAWABAN
Nama perusahaan dan alamat lengkap
Sebutkan anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi perusahaan Saudara
Tempat dan tanggal perusahaan didirikan
Lembaga Pengawas/Regulator perusahaan
Saudara:
Nama Lembaga
:
a.
Alamat
:
b.
Web Site
:
c.
Apakah otoritas
pengawas perusahaan
Saudara bersedia
menerima
konsep
consolidated supervision bersama Bank
Indonesia ?
Nama lengkap (pihak yang mewakili
perusahaan)
Jabatan dalam perusahaan
Jelaskan kewajiban dan tanggungjawab
Saudara sebagai pihak yang mewakili
perusahaan
Bisnis utama perusahaan saat ini dan sesuai
anggaran dasar perusahaan
Apakah saat
ini perusahaan Saudara
merupakan PSP pada bank lain ? Jelaskan.
Apakah saat ini perusahaan Saudara
berperan sebagai PSP pada perusahaan non
bank ? Jelaskan.
Apakah perusahaan pada pertanyaan no.9
memiliki hubungan bisnis dengan bank
yang akan diakuisisi atau dengan bank
pada pertanyaan no.8 ? Jelaskan.
Apakah perusahaan Saudara bermaksud
menjadi pengendali/sebagai PSP dengan
tujuan investasi jangka panjang (strategic
partner) ? Jelaskan.
166
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 16
12. Apa tujuan perusahaan Saudara menjadi
PSP Bank Syariah? Apa yang ingin
perusahaan Saudara capai? Jelaskan
13. Apa yang akan perusahaan Saudara
lakukan baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang sebagai PSP Bank ?
14. Apakah saat ini perusahaan Saudara telah
memiliki saham bank yang akan diakuisisi
(secara
langsung maupun
tidak
langsung/nominee)? Jika Ya, jelaskan
komposisinya secara rinci dan jelaskan
pencatatan nominee atas nama siapa,
jelaskan alasannya.
15. Uraikan
secara
rinci,
besar
nominal/prosentase kepemilikan yang akan
diakuisisi oleh perusahaan Saudara dan
kelompok bisnis Saudara.
16. Jelaskan penggunaan hak suara perusahaan
Saudara pada bank yang akan diakuisisi:
Apakah digunakan secara sendiri-sendiri
(perusahaan Saudara secara independen)
ataukah bersama-sama dengan kelompok
bisnis Saudara sebagai satu kesatuan?
17. Sebutkan nama dan jabatan “ key person”
pada
perusahaan Saudara. Khusus
pengendali, jelaskan informasi
rinci
meliputi kebangsaan, kualifikasi akademis
dan profesi, serta pekerjaan dalam lima
tahun terakhir.
18. Informasikan secara rinci seluruh daftar
pemegang saham pada perusahaan Saudara
dan PSP-nya.
19. Apakah saat ini perusahaan Saudara telah
mengendalikan secara langsung maupun
tidak langsung bank yang akan diakuisisi?
Jelaskan.
167
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 16
20.
Apakah perusahaan Saudara pernah
dipublikasikan atau menjadi obyek
investigasi pihak berwenang di Indonesia
atau negara lain dalam perkara pidana atau
tindak tercela lain di bidang keuangan?
Jelaskan, termasuk hasil akhir
penyelesaiannya.
21. Apakah perusahaan Saudara pernah menjadi
pengendali pada perusahaan lain yang izin
usahanya dicabut atau direkomendasikan
untuk dicabut oleh otoritas terkait di
Indonesia atau negara lain.
Jika ya, jelaskan.
22.
Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara pernah memiliki izin untuk
menjalankan bisnis tertentu di Indonesia
atau di negara lain yang kemudian
dibekukan/ dibatalkan izinnya ?
Jika ya, jelaskan.
23.
Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
bisnis Saudara pernah ditolak permohonan
perizinannya di bidang perbankan/
keuangan oleh otoritas di Indonesia atau di
negara lain ?
Jika ya, jelaskan.
24.
Apakah Saudara dan/atau kelompok bisnis
Saudara
memiliki
rencana
untuk
melakukan bisnis lain di Indonesia atau di
negara lain yang akan berpengaruh
terhadap bank yang akan diakuisisi ?
Jika ya, jelaskan.
168
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 16
25. Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
bisnis Saudara pernah gagal memenuhi
kewajiban (pembayaran pajak, kredit dsb.)
kepada pihak lain berdasarkan hukum di
Indonesia atau negara lain ?
Jika ya, jelaskan.
26. Apakah
kegiatan
perusahaan
Saudara/perusahaan
lainnya
dalam
kelompok bisnis Saudara dijamin atau
diekspektasikan akan dijamin oleh pihak
lain?
Jika ya, jelaskan oleh siapa dan bagaimana
penjaminan itu akan dilaksanakan.
27. Jelaskan sumber dana yang akan digunakan
perusahaan Saudara untuk mengakuisisi
bank (jawaban wajib disertai dengan
dokumen pendukung).
28. Jelaskan alasan/informasi lain yang dapat
memperkuat pertimbangan Bank Indonesia
dalam memproses permohonan akuisisi
bank oleh perusahaan Saudara (disertai
dengan bukti pendukung).
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku PSP/Ultimate Shareholders sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang berlaku.
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP Bank Syariah.
169
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 16
Jakarta, ..........................
(Tandatangan di atas materai cukup)
Nama & Jabatan: _________________________________________________
Nama Perusahaan yang diwakili : ____________________________________
Dasar hukum untuk mewakili
: _____________________________________
*) Saudara diperkenankan untuk menggunakan lembar jawaban terpisah jika
kolom yang tersedia tidak mencukupi (sebagai satu kesatuan).
170
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lampiran 17
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP) ATAU
ULTIMATE SHAREHOLDERS BANK SYARIAH – PERORANGAN
(PERUBAHAN KEGIATAN USAHA MENJADI BUS/BPRS)
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
1.
Nama lengkap (termasuk alias)
2.
Nama lain (apabila ada)
3.
Tempat, tanggal lahir
4.
Alamat sesuai bukti identitas diri
5.
Alamat domisili/korespondensi
(apabila berbeda dengan angka 4)
6.
Kualifikasi profesi Saudara dan periode
waktunya. (sebutkan secara lengkap)
7.
Jelaskan profesi/aktivitas
bisnis
dan
keanggotaan profesi Saudara dalam dua
tahun terakhir.
Jelaskan termasuk nama perusahaan, bidang
usaha, jabatan, asosiasi profesi yang diikuti
dan informasi lain yang relevan.
8.
NPWP (bagi WNI) atau yang setara (bagi
WNA).
9.
Sebutkan jumlah seluruh harta Saudara pada
akhir Desember tahun terakhir. (lampirkan
copy dokumen pendukung)
10. Sebutkan jumlah seluruh kewajiban Saudara
pada akhir Desember tahun terakhir.
(lampirkan copy dokumen pendukung)
11. Sebutkan jumlah dan sumber pendapatan
atau penghasilan Saudara dalam 3 tahun
terakhir.
(lampirkan
copy
dokumen
pendukung)
171
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 17
12. Sebutkan pembayaran pajak penghasilan
Saudara dalam 3 tahun terakhir. (lampirkan
copy dokumen pendukung)
13. Sebutkan perkiraan jumlah dan sumber
pendapatan yang akan diperoleh dalam tahun
berjalan.
14. Jelaskan perusahaan yang Saudara miliki
(secara
langsung
dan
tidak
langsung/nominee).
15. Jelaskan kewajiban dan tanggung jawab
Saudara pada perusahaan tersebut.
16. Apa tujuan Saudara menjadi PSP Bank
Syariah? Apa yang ingin Saudara capai?
Jelaskan.
17. Apa yang akan Saudara lakukan baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka
panjang sebagai PSP Bank Syariah?
18. Apakah saat ini Saudara merupakan PSP
pada bank lain? Jelaskan
19. Apakah Saudara saat ini berperan sebagai
PSP pada perusahaan non bank?
20. Apakah Saudara:
a.
memiliki hutang bermasalah, baik yang
tercatat dalam sistem perbankan maupun
di luar sistem perbankan di Indonesia;
dan/atau
b. pernah dinyatakan pailit oleh otoritas
terkait di Indonesia atau negara lainnya?
Jelaskan secara spesifik.
21. Apakah pada saat Saudara mengelola atau
memiliki perusahaan, perusahaan tersebut
pernah dinyatakan pailit oleh otoritas terkait
di Indonesia atau negara lainnya?
172
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 17
22. Apakah Saudara (sendiri atau dalam
asosiasi), perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara, pernah
dipublikasikan
dan/atau menjadi obyek investigasi pihak
otoritas
hukum
berkaitan
dengan
permasalahan pidana dan/atau tindak tercela
di bidang keuangan?
Jelaskan,
termasuk
penyelesaiannya.
hasil
akhir
23. Apakah
Saudara
pernah
memiliki
perusahaan yang dibekukan izinnya oleh
otoritas terkait di Indonesia atau negara lain?
Jelaskan.
24. Apakah Saudara atau perusahaan Saudara
memiliki izin menjalankan bisnis tertentu di
Indonesia atau di negara lain? Jika ada,
jelaskan jenis bidang usaha, berapa lama,
dimana? Apabila terdapat perizinan yang
dibekukan/dibatalkan,
jelaskan
secara
spesifik.
25. Apakah Saudara (sendiri atau dalam
asosiasi), perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara pernah ditolak permohonan
izinnya di bidang perbankan/keuangan oleh
otoritas terkait di Indonesia atau di negara
lain? Jelaskan secara rinci.
26. Apakah Saudara (sendiri atau bersamasama), perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara pernah gagal memenuhi
kewajiban kepada pihak lain berdasarkan
hukum di Indonesia atau negara lain (misal
pembayaran pajak, kredit dsb) ? Jelaskan.
27. Apakah aktivitas bisnis Saudara atau
perusahaan
Saudara/kelompok
usaha
Saudara sedang atau akan dijamin oleh pihak
lain? Jelaskan.
173
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 17
28. Jelaskan apabila terdapat informasi lain yang
dapat
memberikan
data
sebagai
pertimbangan Bank Indonesia dalam
memproses permohonan Saudara.
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku PSP/Ultimate Shareholders sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang berlaku.
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP Bank Syariah.
Jakarta, ...........…
(Tandatangan di atas materai cukup)
(Nama/jabatan)
174
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lampiran 18
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP) ATAU
ULTIMATE SHAREHOLDERS BANK SYARIAH – BADAN HUKUM
(PERUBAHAN KEGIATAN USAHA MENJADI BUS/BPRS)
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
NO.
PERTANYAAN
1.
2.
Nama perusahaan dan alamat lengkap
Sebutkan anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi perusahaan Saudara
Tempat dan tanggal perusahaan didirikan
Lembaga Pengawas/Regulator perusahaan
Saudara:
Nama Lembaga
:
a.
Alamat
:
b.
Web Site
:
c.
Apakah otoritas pengawas perusahaan
Saudara bersedia menerima
konsep
consolidated supervision bersama Bank
Indonesia ?
Nama lengkap (pihak yang mewakili
perusahaan)
Jabatan dalam perusahaan
Jelaskan kewajiban dan tanggung jawab
Saudara sebagai pihak yang mewakili
perusahaan
Bisnis utama perusahaan saat ini dan sesuai
anggaran dasar perusahaan
Apakah saat
ini perusahaan Saudara
merupakan PSP pada bank lain ? Jelaskan.
Apakah saat ini perusahaan Saudara
berperan sebagai PSP pada perusahaan non
bank ? Jelaskan.
Apa tujuan perusahaan Saudara menjadi
PSP Bank Syariah? Apa yang ingin
perusahaan Saudara capai? Jelaskan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
JAWABAN
175
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 18
11. Apa yang akan
perusahaan Saudara
lakukan baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang sebagai PSP Bank
Syariah?
12. Sebutkan nama dan jabatan “ key person”
pada
perusahaan
Saudara. Khusus
pengendali, jelaskan informasi
rinci
meliputi kebangsaan, kualifikasi akademis
dan profesi, serta pekerjaan dalam lima
tahun terakhir.
13. Informasikan secara rinci seluruh daftar
pemegang saham pada perusahaan Saudara
dan PSP-nya.
14. Apakah
perusahaan
Saudara
pernah
dipublikasikan atau
menjadi
obyek
investigasi pihak berwenang di Indonesia
atau negara lain dalam perkara pidana atau
tindak tercela lain di bidang keuangan?
Jelaskan,
termasuk
penyelesaiannya.
hasil
akhir
15. Apakah
perusahaan
Saudara
pernah
menjadi pengendali pada perusahaan lain
yangizinusahanyadicabutatau
direkomendasikan untuk dicabut
oleh
otoritas terkait di Indonesia atau negara
lain.
Jika ya, jelaskan.
16. Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara pernah memiliki izin untuk
menjalankan bisnis tertentu di Indonesia
atau di negara lain yang kemudian
dibekukan/ dibatalkan izinnya ?
Jika ya, jelaskan.
176
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 18
17. Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
bisnis Saudara pernah ditolak permohonan
perizinannya di bidang
perbankan/
keuangan oleh otoritas terkait di Indonesia
atau di negara lain ?
Jika ya, jelaskan.
18. Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
bisnis Saudara pernah gagal memenuhi
kewajiban (pembayaran pajak, kredit dsb.)
kepada pihak lain berdasarkan hukum di
Indonesia atau negara lain ?
Jika ya, jelaskan.
19. Apakah
kegiatan
perusahaan
Saudara/perusahaan
lainnya
dalam
kelompok bisnis Saudara dijamin atau
diekspektasikan akan dijamin oleh pihak
lain?
Jika ya, jelaskan oleh siapa dan bagaimana
penjaminan itu akan dilaksanakan.
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku PSP/Ultimate Shareholders sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang berlaku;
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP Bank Syariah.
Jakarta, ..........................
(Tandatangan di atas materai cukup)
Nama & Jabatan: _________________________________________________
177
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 18
Nama Perusahaan yang diwakili : ____________________________________
Dasar hukum untuk mewakili
: _____________________________________
*) Saudara diperkenankan untuk menggunakan lembar jawaban terpisah jika
kolom yang tersedia tidak mencukupi (sebagai satu kesatuan).
178
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lampiran 19
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
DAN CALON ANGGOTA DIREKSI BANK SYARIAH
SERTA CALON DIREKTUR UUS (NEW ENTRY)
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
NO.
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama lengkap (termasuk alias)
Nama lain (apabila ada)
Tempat, tanggal lahir
Alamat sesuai bukti identitas diri & lainnya
Alamat terakhir
Sebutkan profesi/aktivitas bisnis
dan
keanggotaan profesi Saudara dalam lima
tahun terakhir.
Uraikan nama perusahaan (termasuk bank),
bidang usaha, jabatan, asosiasi profesi yang
diikuti dan informasi lain yang relevan.
NPWP (bagi WNI) atau yang setara (bagi
WNA)
Sebutkan pihak yang mencalonkan Saudara
sebagai anggota
Dewan
Komisaris
/anggota Direksi /Direktur UUS.
Hubungan Saudara dengan pihak yang
mencalonkan Saudara sebagai anggota
Dewan
Komisaris/anggota
Direksi
/Direktur UUS. Jelaskan.
Apa kiat-kiat atau strategi umum Saudara
di dalam melakukan:
a. pengawasan (untuk Dekom); atau
b. pengelolaan (untuk Direksi / Direktur
UUS)
Bank Syariah atau UUS?
Perusahaan-perusahaan
yang
pernah
dan/atau sedang Saudara miliki (termasuk
bank) baik secara sendiri-sendiri atau
secarabersama-samadanbesarnya
kepemilikan Saudara.
7.
8.
9.
10.
11.
JAWABAN
179
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 19
12. Apakah Saudara atau perusahaan Saudara
(termasuk
bank)
pernah
ditolak
permohonan
izinnya
di
bidang
perbankan/keuangan oleh otoritas terkait di
Indonesia atau di negara lain? Jelaskan.
13. Apakah
Saudara
pernah
memiliki
perusahaan
(termasuk
bank)
yang
dinyatakan pailit, dibekukan, dicabut atau
ditutup oleh otoritas terkait di Indonesia
atau negara lain?
14. Apakah perusahaan (termasuk bank) yang
pernah Saudara miliki atau perusahaan
(termasuk bank) dimana Saudara pernah
bekerja, pernah gagal memenuhi kewajiban
kepada pihak lain berdasarkan hukum di
Indonesia atau negara lain?
15. Apakah perusahaan Saudara (termasuk
bank) yang pernah dan sedang Saudara
miliki, pernah atau sedang mempunyai
pinjaman yang telah jatuh tempo dan
bermasalah?
16. Apakah Saudara sendiri atau dalam
asosiasi, perusahaan (termasuk
bank)
Saudara atau kelompok usaha Saudara,
pernah dipublikasikan dan/atau menjadi
obyek investigasi pihak otoritas hukum
berkaitan dengan permasalahan pidana
dan/atau
tindak
tercela
dibidang
keuangan?
17. Apakah Saudara pernah
bekerja di
perusahaan (termasuk bank) yang pernah
atau sedang mempunyai pinjaman yang
telah jatuh tempo dan bermasalah? Uraikan
jabatan, tanggung jawab dan kewajiban
Saudara pada perusahaan (termasuk bank)
tersebut.
18. Pernahkah
permohonan
pencalonan
Saudara sebagai pengurus di bidang
perbankan/keuangan ditolak oleh otoritas
terkait di Indonesia atau di negara lain?
180
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 19
19. Apakah Saudara mempunyai pinjaman
yang bermasalah baik secara sendiri-sendiri
atau secara bersama-sama?
20. Apakah Saudara pernah bekerja di
perusahaan
(termasuk
bank)
yang
dinyatakan pailit atau telah dinyatakan
dicabut ijin usahanya atau ditutup oleh
otoritas terkait di Indonesia atau negara
lain?
Uraikan jabatan, tanggung jawab dan
kewajiban
Saudara pada
perusahaan
(termasuk bank) tersebut.
21. Pernahkah Saudara dikenakan tindakan
disiplin/sanksi oleh perusahaan (termasuk
bank)
atau
sanksi
larangan
untuk
menjalankan profesi Saudara atau pernah
diminta untuk berhenti bekerja?
22. Pernahkah
Saudara mengikuti
ujian
Sertifikasi Perbankan? Apabila pernah,
pada level apa dan memperoleh predikat
apa?
23. Apakah Saudara memiliki
hubungan
dengan PSP dan pengurus lain (keluarga,
keuangan, kepengurusan, kepemilikan)?
24. Informasi lain yang dapat dijadikan
pertimbangan
Bank Indonesia
dalam
memproses permohonan Saudara
181
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 19
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku anggota Dewan Komisaris/anggota Direksi/Direktur UUS
sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku;
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri sebagai anggota Dewan
Komisaris/anggota Direksi Bank Syariah/Direktur UUS.
Jakarta, ..........................
(Tandatangan di atas materai cukup)
Nama & Jabatan: _________________________________________________
182
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lampiran 20
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN
CALON ANGGOTA DIREKSI BANK SYARIAH
(PERUBAHAN KEGIATAN USAHA MENJADI BUS/BPRS)
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
NO.
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama lengkap (termasuk alias)
Nama lain (apabila ada)
Tempat, tanggal lahir
Alamat sesuai bukti identitas diri & lainnya
Alamat terakhir
Sebutkan profesi/aktivitas bisnis
dan
keanggotaan profesi Saudara dalam lima
tahun terakhir.
Uraikan termasuk nama
perusahaan
(termasuk bank), bidang usaha, jabatan,
asosiasi profesi yang diikuti dan informasi
lain yang relevan.
NPWP (bagi WNI) atau yang setara (bagi
WNA).
Sebutkan pihak yang mencalonkan Saudara
sebagai anggota
Dewan
Komisaris
/anggota Direksi.
Hubungan Saudara dengan pihak yang
mencalonkan Saudara sebagai anggota
Dewan Komisaris/anggota Direksi.
Apa kiat-kiat atau strategi umum Saudara
di dalam melakukan:
a. pengawasan (untuk Dekom); atau
b. pengelolaan (untuk Direksi)
Bank Syariah?
Apakah Saudara mempunyai
pinjaman
yang bermasalah baik secara sendiri-sendiri
atau secara bersama-sama?
Pernahkah Saudara mengikuti
ujian
Sertifikasi Perbankan? Apabila pernah,
pada level apa dan memperoleh predikat
apa?
7.
8.
9.
10.
11.
12.
JAWABAN
183
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 20
13.
14.
15.
16
17.
Apakah Saudara memiliki
hubungan
dengan PSP dan pengurus lain (keluarga,
keuangan, kepengurusan, kepemilikan)?
Apa komitmen Saudara ke depan setelah
dilakukannya perubahan kegiatan usaha
(konversi) menjadi syariah?
Jelaskan
tujuan
Saudara
menjadi
Komisaris/Direksi Bank Syariah? Apa
yang ingin Saudara capai setelah perubahan
kegiatan usaha (konversi)?
Apa yang akan Saudara lakukan setelah
melakukan perubahan kegiatan
usaha
(konversi) baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang?
Informasi lain yang dapat dijadikan
pertimbangan Bank Indonesia
dalam
memproses permohonan Saudara
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
saya selaku anggota Dewan Komisaris/anggota Direksi sebagaimana diatur dalam
ketentuan yang berlaku;
2. informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri sebagai anggota Dewan
Komisaris/anggota Direksi Bank Syariah.
Jakarta, ..........................
(Tandatangan di atas materai cukup)
Nama & Jabatan: _________________________________________________
184
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lampiran 21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Calon: PSP/Komisaris/Direktur Bank Syariah dan calon Direktur UUS)
I.
DATA PERSONAL
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Lengkap
Nama Panggilan
: ....................................................................................
: ....................................................................................
Tempat & Tanggal Lahir : ....................................................................................
Agama
Alamat Rumah
: ....................................................................................
: ....................................................................................
....................................................................................
Telepon Rumah & Handphone..................................
Kode Pos....................................................................
6. Alamat Kantor
: ....................................................................................
....................................................................................
Telepon Kantor...........................................................
7. Nama Orang Tua
8. Jumlah Saudara Kandung/angkat:
9. Status Pernikahan
: Belum Menikah/Menikah/Bercerai*)
10. Nama Istri/Suami
11. Nama-nama Anggota Keluarga yaitu:
a. Orang tua kandung/tiri/angkat
b. Saudara kandung/tiri/angkat beserta suami/istrinya : ....................................
c. Anak kandung/tiri/angkat
: ....................................................................................
.........................................................................
: ....................................................................................
: .....................................................................
: .....................................................................
d. Kakek/nenek kandung/tiri/angkat: ...................................................................
e. Cucu kandung/tiri/angkat
f. Saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami/istrinya : .............
g. Suami/istri
h. Mertua
i. Besan
j. Suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat : ....................................................
k. Kakek atau nenek dari suami /istri
: ....................................................
l. Suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat : ....................................................
m. Saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami/istrinya : ...........
: ......................................................................
: ......................................................................
: ......................................................................
: ......................................................................
185
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 21
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Tingkatan
Tahun
Nama Institusi
Fakultas /
Jurusan
Lulus / Gelar
yang dicapai
Sekolah Dasar
Sekolah
Menengah
Pertama
Sekolah
Menengah
Umum
Akademi
Perguruan
Tinggi
Pasca Sarjana
III.PELATIHAN / KURSUS YANG PERNAH DIIKUTI
Nama Pelatihan / Kursus
Tahun
Penyelenggara
Lokasi
IV. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun
Perusahaan
Jabatan
Tanggung
Jawab
Prestasi
Penghargaan
Total
Aktiva
/omzet
186
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 21
V. PENGALAMAN SPESIFIK
(Uraikan pengalaman spesifik anda di tempat kerja yang menggambarkan situasisituasi yang dapat menggambarkan kemampuan anda dalam menangani situasi yang
sulit).
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini saya susun dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, .....................
(Tanda tangan di atas materai cukup)
(Nama)
187
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lampiran 22
Tabel penetapan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan:
a)
Untuk PSP:
Nilai
5
5
5
5
5
5
0
0
0
0
0
0
Integritas
Bobot
Nilai Akhir
150%
7,5
150%
7,5
150%
7,5
150%
7,5
150%
7,5
150%
7,5
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
Nilai
0
1
2
3
4
5
0
1
2
3
4
5
Kelayakan Keuangan
Bobot
Nilai Akhir
0%
0
25%
0,25
50%
1
75%
2,25
125%
5
150%
7,5
0%
0
25%
0,25
50%
1
75%
2,25
125%
5
150%
7,5
Hasil
Akhir
7,5
7,75
8,5
9,75
12,5
15
0
0,25
1
2,25
5
7,5
188
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 22
b) Untuk anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Direktur UUS
dan Pejabat Eksekutif:
Integritas
Nilai
Bobot
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
150%
Nilai
Akhir
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
7,5
Kompetensi
Nilai
Nilai Bobot
Akhir
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
Reputasi Keuangan
Nilai
Nilai Bobot
Akhir
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
Hasil
Akhir
7,5
7,75
8,5
9,75
12,5
15
7,75
8
8,75
10
12,75
15,25
8,5
8,75
9,5
10,75
13,5
16
9,75
10
10,75
12
14,75
17,25
12,5
12,75
13,5
14,75
17,5
20
15
15,25
16
17,25
20
22,5
189
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 6 /DPbS tanggal 8 Maret 2010
Lanjutan Lampiran 22
Integritas
Nilai
Bobot
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Nilai
Akhir
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kompetensi
Nilai
Nilai Bobot
Akhir
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
0
0%
0
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
1
25%
0,25
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
2
50%
1
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
3
75%
2,25
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
4
125%
5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
5
150%
7,5
Reputasi Keuangan
Nilai
Nilai Bobot
Akhir
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
0
0%
0
1
25%
0,25
2
50%
1
3
75%
2,25
4
125%
5
5
150%
7,5
Hasil
Akhir
0
0,25
1
2,25
5
7,5
0,25
0,5
1,25
2,5
5,25
7,75
1
1,25
2
3,25
6
8,5
2,25
2,5
3,25
4,5
7,25
9,75
5
5,25
6
7,25
10
12,5
7,5
7,75
8,5
9,75
12,5
15
190
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lampiran 23
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP)/
ULTIMATE SHAREHOLDERS BPR - PERORANGAN
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
1
Nama lengkap (termasuk alias)
2
Nama lain (apabila ada)
3
Tempat, tanggal lahir
4
Alamat sesuai bukti identitas diri
5
Alamat domisili/korespondensi
(apabila berbeda dengan alamat sesuai
angka 4)
6
Kualifikasi profesi Saudara dan periode
waktunya (sebutkan secara lengkap)
7
Jelaskan profesi/aktivitas bisnis
dan
keanggotaan profesi Saudara dalam dua
tahun terakhir.
Jelaskan termasuk nama perusahaan,
bidang usaha, jabatan, asosiasi profesi
yang diikuti dan informasi lain yang
relevan.
8
9
NPWP
Sebutkan jumlah seluruh harta Saudara
pada akhir Desember tahun terakhir
(lampirkan copy dokumen pendukung)
10
Sebutkan jumlah seluruh kewajiban
Saudara pada akhir Desember tahun
terakhir (lampirkan copy
dokumen
pendukung)
11
Sebutkan pendapatan atau penghasilan
Saudara dalam 3 tahun terakhir
(lampirkan copy dokumen pendukung)
12
Sebutkan pembayaran pajak penghasilan
Saudara dalam 3 tahun terakhir
(lampirkan copy dokumen pendukung)
191
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 23
13 Sebutkan perkiraan pendapatan yang akan
diperoleh dalam tahun berjalan.
14 Jelaskan sumber dana yang akan Saudara
gunakan untuk membeli saham BPR.
(Sebutkan sumbernya)
15 Jelaskan perusahaan yang Saudara miliki
(secara
langsung
dan
tidak
langsung/nominee).
16 Jelaskan kewajiban dan tanggungjawab
Saudara pada perusahaan tersebut.
17 Apakah saat ini Saudara merupakan PSP
pada bank lain? Jelaskan
18 Apakah Saudara saat ini berperan sebagai
PSP pada perusahaan non bank?
19 Apakah bank lain pada pertanyaan no. 17
dan atau perusahaan non bank pada
pertanyaan no.18 memiliki hubungan
bisnis dengan bank yang sahamnya akan
Saudara beli? Jelaskan jenis hubungan
bisnisnya secara detail.
20 Apakah Saudara berniat membeli saham
tersebut dengan tujuan untuk investasi
jangka panjang (strategic partner)? Jika
tidak, jelaskan.
21 Apakah saat ini Saudara telah memiliki
saham pada bank yang sahamnya akan
Saudara beli tersebut (secara langsung
maupun tidak langsung). Jelaskan dengan
detail komposisinya.
22 Berapa banyak saham yang akan Saudara
beli? Berapa nilai pembeliannya? Berapa
porsinya dari keseluruhan saham Bank?
Apabila Saudara telah memiliki saham
Bank tersebut sebelumnya,
berapa
porsinya jika ditambah dengan jumlah
saham yang akan Saudara beli saat ini?
23 Bagaimana penggunaan hak
suara
Saudara pada bank tersebut, secara
sendiri-sendiri (Saudara sebagai individu)
ataukah bersama-sama dengan kelompok
usaha/afiliasi Saudara?
192
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 23
24 Apakah Saudara memiliki kredit macet
pada bank di Indonesia atau pernah
dinyatakan pailit oleh otoritas di
Indonesia atau? Jelaskan secara spesifik.
25 Apakah Saudara pernah diminta untuk
berhenti bekerja, dikenakan tindakan
disiplin/sanksi oleh perusahaan
atau
dikenakan
sanksi
larangan
untuk
menjalankan profesi Saudara?
26 Apakah pada saat Saudara mengelola atau
memiliki perusahaan, perusahaan tersebut
pernah dinyatakan pailit oleh otoritas di
Indonesia?
27 Apakah Saudara sendiri atau dalam
asosiasi, perusahaan
Saudara
atau
kelompok usaha
Saudara,
pernah
dipublikasikan dan atau menjadi obyek
investigasi pihak otoritas hukum berkaitan
dengan permasalahan pidana dan atau
tindak tercela di bidang keuangan?
28 Apakah Saudara memiliki perusahaan
yang pernah dibekukan izinnya oleh
otoritas di Indonesia? Jelaskan.
29 Apakah Saudara atau perusahaan Saudara
memiliki izin menjalankan bisnis di
Indonesia atau di negara lain? Jika benar,
jelaskan jenis bidang usaha, berapa lama,
dimana?
Apabila
terdapat
perizinan
yang
dibekukan/dibatalkan, jelaskan
secara
spesifik.
30 Apakah Saudara (sendiri atau dalam
asosiasi), perusahaan Saudara
atau
kelompok usaha Saudara pernah ditolak
permohonan perizinannya di
bidang
perbankan/keuangan oleh otoritas
di
Indonesia atau di negara lain? Jelaskan
secara rinci.
31 Apakah Saudara dan atau kelompok usaha
Saudara
memiliki
rencana
untuk
melakukan bisnis lain di Indonesia atau di
negara lain yang akan berpengaruh
terhadap bank yang sahamnya akan
Saudara beli? Jelaskan.
193
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 23
32 Apakah Saudara (sendiri atau bersamasama), perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara pernah gagal memenuhi
kewajiban kepada pihak lain berdasarkan
hukum di Indonesia atau negara lain
(misal pembayaran pajak, kredit dsb) ?
Jelaskan.
33 Apakah aktivitas bisnis Saudara atau
perusahaan Saudara/ kelompok usaha
Saudara sedang atau akan dijamin oleh
pihak lain? Jelaskan.
Jelaskan apabila terdapat informasi lain
yang dapat memberikan data sebagai
pertimbangan Bank Indonesia dalam
memproses permohonan Saudara.
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa :
1. Telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban saya
selaku PSP/Ultimate Shareholders sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
2. Informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. Akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. Apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP bank.
...................., ...........…
(Tandatangan di atas meterai cukup)
(Nama/jabatan)
194
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lampiran 24
DAFTAR ISIAN
BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP)/
ULTIMATE SHAREHOLDERS BPR – BADAN HUKUM
(Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama perusahaan dan alamat lengkap:
Sebutkan anggota Direksi dan dewan
Komisaris perusahaan Saudara.
Jelaskan kewajiban dan
tanggungjawab
Saudara sebagai pihak yang mewakili
perusahaan:
Tempat dan tanggal perusahaan didirikan:
Lembaga Pengawas/Regulator
perusahaan
Saudara:
:
➦ Nama Lembaga
Alamat
:
➦
:
➦ Web Site
Apakah otoritas pengawas
perusahaan
Saudara
bersedia
menerima
konsep
consolidated
supervision bersama
Bank
Indonesia ?
Bisnis utama perusahaan saat ini dan sesuai
anggaran dasar perusahaan:
Apakah saat
ini perusahaan Saudara
merupakan PSP pada bank lain ?
Jelaskan.
Apakah saat ini perusahaan Saudara berperan
sebagai PSP pada perusahaan non bank?
Jelaskan.
Apakah perusahaan pada pertanyaan no.8
memiliki hubungan bisnis dengan bank yang
akan diakuisisi atau dengan bank pada
pertanyaan no.7 ?
Jelaskan.
195
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 24
10
11
12
13
14
15
16
Apakah
perusahaan Saudara
bermaksud
menjadi pengendali/ sebagai PSP dengan
tujuan investasi jangka panjang (strategic
partner) ?
Jika Ya, jelaskan program Saudara.
Apakah saat ini perusahaan Saudara telah
memiliki saham bank yang akan diakuisisi
(secara
langsung
maupun
tidak
langsung/nominee) ?
Jika Ya, jelaskan komposisinya secara rinci
dan jelaskan pencatatan nominee atas nama
siapa, jelaskan alasannya.
Uraikan
secara
rinci,
besar
nominal/prosentase kepemilikan yang akan
diakuisisi oleh perusahaan Saudara dan
kelompok bisnis Saudara.
Jelaskan penggunaan hak suara perusahaan
Saudara pada bank yang akan diakuisisi:
Apakah digunakan secara sendiri-sendiri
(perusahaan Saudara secara
independen)
ataukah bersama-sama dengan kelompok
bisnis Saudara sebagai satu kesatuan?
Sebutkan nama dan jabatan “key person” pada
perusahaan Saudara.
Khusus pengendali, jelaskan informasi rinci
meliputi kebangsaan, kualifikasi akademis
dan profesi, serta pekerjaan dalam lima tahun
terakhir.
Informasikan secara rinci seluruh daftar
pemegang saham pada perusahaan Saudara
dan jelaskan PSP-nya.
Apakah saat ini perusahaan Saudara telah
mengendalikan secara langsung maupun tidak
langsung bank yang akan diakuisisi ?
Jika Ya, jelaskan.
196
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 24
17
18
19
Apakah
perusahaan
Saudara
pernah
dipublikasikan atau menjadi obyek investigasi
pihak berwenang di Indonesia atau negara lain
dalam perkara pidana atau tindak tercela lain
di bidang keuangan ?
Jika Ya, jelaskan, termasuk hasil akhir
penyelesaiannya.
Apakah perusahaan Saudara
menjadi
pengendali pada perusahaan lain yang izin
usahanya
pernah
dicabut
atau
direkomendasikan untuk dicabut oleh otoritas
di Indonesia atau negara lain:
Jika Ya, jelaskan.
Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
usaha Saudara memiliki
izin untuk
menjalankan bisnis di Indonesia atau di
negara
lain
dan
kemudian
dibekukan/dibatalkan izinnya ?
Jika Ya, jelaskan.
20
21
22
Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
bisnis Saudara pernah ditolak permohonan
perizinannya di bidang perbankan/keuangan
oleh otoritas di Indonesia atau di negara lain?
Jika Ya, jelaskan.
Apakah Saudara dan atau kelompok bisnis
Saudara memiliki rencana untuk melakukan
bisnis lain di Indonesia atau di negara lain
yang akan berpengaruh terhadap bank yang
akan diakuisisi ?
Jika Ya, jelaskan.
Apakah perusahaan Saudara atau kelompok
bisnis Saudara pernah gagal memenuhi
kewajiban (pembayaran
pajak, kredit dsb.)
kepada pihak lain berdasarkan hukum di
Indonesia atau negara lain ?
Jika Ya, jelaskan.
197
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 24
23
Apakah
kegiatan
perusahaan
Saudara/perusahaan lainnya dalam kelompok
bisnis Saudara dijamin atau diekspektasikan
akan dijamin oleh pihak lain ?
Jika Ya, jelaskan oleh siapa dan bagaimana
penjaminan itu akan dilaksanakan.
24
Jelaskan sumber dana yang akan digunakan
perusahaan Saudara untuk mengakuisisi bank
(jawaban wajib disertai dengan dokumen
pendukung).
25
Jelaskan alasan/informasi lain yang dapat
memperkuat pertimbangan Bank Indonesia
dalam memproses permohonan akuisisi bank
oleh perusahaan Saudara (disertai dengan
bukti pendukung).
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa:
1. Telah memahami ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban saya
selaku PSP/Ultimate Shareholders sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
2. Informasi yang diberikan di atas adalah benar, lengkap dan akurat;
3. Akan menginformasikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
apabila terdapat perubahan informasi yang signifikan;
4. Apabila pernyataan/informasi di atas terbukti tidak benar, maka dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sanggup untuk mengundurkan diri dari PSP bank.
........................, ..........................
(Tandatangan di atas meterai cukup)
Nama & Jabatan: _________________________________________________
Nama Perusahaan yang diwakili : _________________________________
Dasar hukum untuk mewakili : ___________________________________
*) Saudara diperkenankan untuk menggunakan lembar jawaban terpisah jika kolom yang
tersedia tidak mencukupi (sebagai satu kesatuan).
198
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lampiran 25
199
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lampiran 26
Penjelasan atas Skema Struktur Kelompok Usaha PT BPR XYZ
PT BPR XYZ
Susunan Kepemilikan
PT A
10%
PT B Tbk. (Ultimate Shareholders)
30%
PT C
30%
PT H
30%
PT B Tbk.
Sdr. E
Sdr. F
Sdr. H1
Sdr. H2
Sdr. I
Ultimate Shareholders
Langsung oleh PT B Tbk.
Melalui PT C
Melalui PT C
Melalui PT H
Melalui PT H
Melalui PT H
Susunan Kepengurusan
................. ...
Direktur Utama
Direktur
Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
................. ...
200
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 26
I.
Jalur Pengendalian melalui PT B Tbk.
PT B Tbk
PT BB
PT BBB
Publik
Susunan Kepemilikan
20%
15%
85%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Direktur
Direktur
................. ...
II. Jalur Pengendalian melalui PT C
PT C
PT D
Sdr. C
Susunan Kepemilikan
85%
15%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
201
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 26
PT D
PT E
PT F
Susunan Kepemilikan
30%
70%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
PT E
Sdr. E (Ultimate Shareholders)
Sdr. T
Susunan Kepemilikan
99%
1%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
PT F
Susunan Kepemilikan
Sdr. F (Ultimate Shareholders)
65%
PT G Tbk.
15%
Sdr. U
20%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
202
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 26
III. Jalur Pengendalian melalui PT H
PT H
Susunan Kepemilikan
PT I
65%
Sdr. H1 (Ultimate Shareholders)
20%
Sdr. H2 (Ultimate Shareholders)
15%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
PT I
Susunan Kepemilikan
Sdr. I (Ultimate Shareholders)
60%
PT J
20%
PT K
20%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
PT J
Susunan Kepemilikan
Sdr. J (Ultimate Shareholders)
80%
Sdr. W
20%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
203
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 26
PT K
Sdr. J (Ultimate Shareholders)
Sdr. V
Susunan Kepemilikan
90%
10%
Susunan Kepengurusan
................. ...
Presiden Komisaris
Komisaris
................. ...
................. ...
Presiden Direktur
Direktur
................. ...
204
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lampiran 27
WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA
No
1
2
Nama Kantor
Alamat Kantor
Wilayah Kerja
Kantor Pusat Bank Jl. MH. Thamrin No.2 DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi,
Indonesia
Jakarta 11010
Bogor, Karawang, Depok dan Provinsi
Banten,
KBI Ambon
Jl. Raya Pattimura No.7 Kabupaten Buru, Kabupaten Maluku
Ambon
Tengah, Kabupaten Maluku Tenggara,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat,
Kota Ambon.
3
KBI Balikpapan
4
KBI Banda Aceh
5
KBI Bandarlampung
6
KBI Bandung
7
KBI Banjarmasin
8
KBI Batam
9
KBI Bengkulu
10
KBI Cirebon
11
KBI Denpasar
12
KBI Jayapura
13
KBI Jambi
14
KBI Jember
Jl. Jend.
Sudirman Kabupaten Pasir, Kota Balikpapan
No.20,
Balikpapan
76111
Jl. Cut Meutia No.15, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh
Banda Aceh
Besar, Kabupaten
Aceh
Selatan,
Kabupaten Pidie, Kota Banda Aceh,
Kota Sabang
Jl. Hasanuddin No.38, Provinsi Lampung
Bandar
Lampung
35211
Jl.
Braga
No.108, Kabupaten/Kota Bandung, Kabupaten
Bandung 40111
Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten
Purwakarta,
Kabupaten
Subang,
Kabupaten/Kota Sukabumi, Kabupaten
Sumedang
Jl. Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan
No.15,
Banjarmasin
70111
Jl. Engku Putri Batam Kabupaten
Karimun,
Kabupaten
Centre, Batam 29432
Kepulauan Riau
Timur, Kabupaten
Natuna, Kota Batam
Jl. Jend. Ahmad Yani, Provinsi Bengkulu
Bengkulu
Jl. Yos Sudarso No.5-7, Kabupaten/Kota
Cirebon, Kabupaten
Cirebon
Indramayu,
Kabupaten
Kuningan,
Kabupaten Majalengka
Jl. W.R. Supratman 1, Provinsi Bali
Denpasar
Jl. Dr. Sam Ratulangi Provinsi Irian Jaya
No.9, Jayapura
Jl. Jend, Ahmad Yani, Provinsi Jambi
Telanaipura
Jl. Gajah Mada No.224, Kabupaten
Banyuwangi, Kabupaten
Jember
Bondowoso,
Kabupaten
Jember,
Kabupaten Situbondo
205
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 27
No
15
Nama Kantor
KBI Kediri
16
KBI Kendari
17
KBI Kupang
18
KBI Lhokseumawe
19
KBI Makassar
20
KBI Malang
21
KBI Mataram
22
KBI Medan
23
KBI Manado
24
KBI Padang
25
KBI Palangka Raya
26
KBI Palembang
27
KBI Palu
28
KBI Pekanbaru
Alamat Kantor
Wilayah Kerja
Jl. Brawijaya
No.2, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten/Kota
Kediri
Kediri,
Kabupaten/Kota
Madiun,
Kabupaten
Magetan,
Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Pacitan,
Kabupaten
Ponorogo,
Kabupaten
Trenggalek,
Kabupaten
Tulungagung
Jl. Sultan Hasanuddin Provinsi Sulawesi Tenggara
No.
150,
Kendari
93122
Jl. Tom Pello No.2, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kupang
Jl. Merdeka
No.1, Kabupaten Aceh Jeumpa, Kabupaten
Lhokseumawe 24312
Aceh
Tengah,
Kabupaten
Aceh
Tenggara, Kabupaten Aceh
Timur,
Kabupaten Aceh Utara.
Jl. Jend.
Sudirman Provinsi Sulawesi Selatan
No.3, Makasar
Jl. Merdeka Utara No.7 Kabupaten Lumajang, Kabupaten/Kota
/ Jl. Merdeka Timur Malang,
Kabupaten/Kota Pasuruan,
No.1, Malang
Kabupaten/Kota Probolinggo
Jl. Pejanggik
No.2, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Mataram 83126
Jl. Balai Kota No.4, Kabupaten Asahan, Kabupaten Dairi,
Medan
Kabupaten
Deliserdang,
Kabupaten
Karo, Kabupaten Labuhan
Batu,
Kabupaten
Langkat,
Kabupaten
Mandailing
Natal,
Kabupaten
Simalungun,
Kabupaten
Tapanuli
Selatan, Kota Binjai, Kota Medan, Kota
Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai,
Kota Tebingtinggi
Jl. 17 Agustus, Manado Provinsi
Sulawesi Utara, Provinsi
Gorontalo
Jl. Jend.
Sudirman Provinsi Sumatera Barat
No.22, Padang
Jl. Diponegoro No.17, Provinsi Kalimantan Tengah
Palangkaraya 73111
Jl. Jend.
Sudirman Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
No.510, Palembang
Kepulauan Bangka Belitung
Jl.
Sam
Ratulangi Provinsi Sulawesi Tengah
No.23, Palu
Jl. Jend.
Sudirman Kabupaten
Bengkalis,
Kabupaten
No.464, Pekanbaru
Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri
Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten
Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan,
Kabupaten Rokan Hilir,
Kabupaten
Rokan hulu, Kabupaten Siak, Kota
206
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004
Lanjutan Lampiran 27
No
Nama Kantor
Alamat Kantor
29
KBI Pontianak
30
KBI Purwokerto
31
KBI Samarinda
Jl. Rahadi Usman No.3,
Pontianak
Jl. Jend. Gatot Subroto
No. 98,
Purwokerto
53116
Jl. Gajah Mada No.1,
Samarinda
32
KBI Semarang
Jl. Imam Bardjo
No.4, Semarang
33
KBI Sibolga
Jl.
Kapten
Sitorus No.8,
22513
34
KBI Solo
Jl. Jend.
No.4, Solo
35
KBI Surabaya
Jl. Pahlawan
Surabaya
36
KBI Tasikmalaya
37
38
KBI Ternate
KBI Yogyakarta
Jl. Sutisna
Senjaya
No.19,
Tasikmalaya
46112
Jl. Jos Sudarso, Ternate Provinsi Maluku Utara
Jl.
Panembahan Daerah Istimewa Yogyakarta
Senopati
No.4-6,
Yogyakarta 55121
SH
Maruli
Sibolga
Sudirman
No.105,
Wilayah Kerja
Dumai, Kota Pekanbaru.
Provinsi Kalimantan Barat
Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten
Banyumas,
Kabupaten
Cilacap,
Kabupaten Purbalingga
Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Bulungan Selatan, Kabupaten
Bulungan Timur, Kabupaten
Kutai,
Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai
Timur, Kota Bontang, Kota Samarinda,
Kota Tarakan
Kabupaten Blora, Kabupaten Brebes,
Kabupaten
Demak,
Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten
Kebumen,
Kabupaten
Kendal,
Kabupaten
Kudus, Kabupaten/Kota
Magelang,
Kabupaten
Pati,
Kabupaten/Kota Pekalongan, Kabupaten
Pemalang,
Kabupaten
Purworejo,
Kabupaten Rembang, Kabupaten/Kota
Semarang,
Kabupaten/Kota
Tegal,
Kabupaten Temanggung, Kabupaten
Wonosobo, Kota Salatiga
Kabupaten Nias, Kabupaten Tapanuli
Tengah,
Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir,
Kota Sibolga.
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karang
Anyar, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Sragen,
Kabupaten
Sukoharjo,
Kabupaten Wonogiri, Kota Solo
Kabupaten
Bangkalan,
Kabupaten
Bojonegoro,
Kabupaten
Gresik,
Kabupaten
Jombang,
Kabupaten
Lamongan, Kabupaten/Kota Mojokerto,
Kabupaten
Pamekasan,
Kabupaten
Sampang,
Kabupaten
Sidoarjo,
Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban,
Kota Surabaya
Kabupaten
Ciamis,
Kabupaten
Tasikmalaya
207
Download