BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

advertisement
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu
trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan,
akan
menghilangkan
peluang
untuk
meningkatkan
umum
kondisi
layanan
kepada
masyarakat dalam jangka panjang.
Berdasarkan
gambaran
Badan
Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga berencana Provinsi Jawa Timur pada bab
sebelumnya terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirangkum dalam
tabel matrik sebagai berikut :
Tabel. T-IV.C.5
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Timur
Faktor yang Mempengaruhi
Aspek Kajian
(1)
Capaian/Kondisi
Saat ini
Standar yang
Digunakan
(2)
(KEWENANGAN
SKPD)
(4)
(5)
 Sarana
Prasarana
Indeks
Pembangunan
Gender (IPG)
Indikator Kinerja
Utama Provinsi
Jawa Timur
Indeks
Pemberdayaan
Gender (IDG)
MDGs
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
(3)
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
Hasil Analisis
Gambaran
Pelayanan
SKPD
INTERNAL
 SDM
 Anggaran
 Nomenklatur
 Tupoksi
Kebijakan
(6)
 Dukungan
Anggaran dari
provinsi
 Terbatasnya
 Kemitraan dengan
Kemenneg PP dan
PA RI
 Nomenklatur
 Kemitraan dengan
Kab/Kota di Prov.
Jatim.
Harmonisasi
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
Permasalahan
Pelayanan SKPD
anggaran
 Kompetensi SDM
yang
berbeda
menyebabkan
tupoksi berbeda
 Koordinasi
dengan kab/kota
belum optimal
43
Faktor yang Mempengaruhi
Aspek Kajian
(1)
Capaian/Kondisi
Saat ini
(2)
Standar yang
Digunakan
INTERNAL
(KEWENANGAN
SKPD)
(3)
(4)
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
Permasalahan
Pelayanan SKPD
(5)
(6)
Hukum Adanya
komitmen
pemerintah
(Gubernur) untuk
mendukung
pelaksanaan
program
 Belum
tersedianya data
terpilah
Terjalinnya
kerjasama dengan
SKPD terkait
 Belum
optimalnya
penerapan
piranti hukum,
piranti analisis,
dan dukungan
politik terhadap
kesetaraan
gender sebagai
prioritas
pembangunan
 Masih lemahnya
kelembagaan
dan jaringan
PUG dan
banyaknya
peraturan
perundang
undangan yang
bias gender
 Masih
rendahnya
Kualitas Hidup
dan Peran
Perempuan
untuk
mewujudkan
serta
mengembangka
n keluarga
sehat, sejahtera
dan bahagia
dalam
pembangunan
 Dukungan
Anggaran dari
provinsi
Persentase
Pengaduan
korban kasus
KDRT, Non KDRT,
dan Trafiking
yang diselesaikan
Pusat Pelayanan
Terpadu ( PPT)
 Sarana
Prasarana
 Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
 SDM
 Anggaran
 Nomenklatur
 Tupoksi
Kebijakan
 Dukungan dari
gubernur terhadap
Penanganan
Korban langsung
di PPT Provinsi
Jawa Timur
 Adanya Kerjasama
dengan POLDA
dalam
penanganan
korban
 Adanya Kerjasama
dengan LSM
dalam
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
 Masih belum
terpenuhinya
jaminan
penghormatan,
perlindungan
dan pemenuhan
hak-hak dasar
perempuan dan
anak
 Rendahnya
komitmen dan
pemahaman
dari lintas sector
dan masyarakat
umum tentang
tindak
kekerasan dan
perdagangan
44
Faktor yang Mempengaruhi
Aspek Kajian
(1)
Capaian/Kondisi
Saat ini
Standar yang
Digunakan
INTERNAL
(KEWENANGAN
SKPD)
(2)
(3)
(4)
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
(5)
penanganan
korban
 Kerjasama dengan
SKPD terkait
dalam
penanganan
korban
Permasalahan
Pelayanan SKPD
(6)
orang
 Belum semua
Kab/Kota
berkomitmen
terhadap
Kab/Kota Layak
Anak
 Belum semua
Kab/Kota
Membentuk
Forum Anak
 Terbatasnya
anggaran
 Kualitas SDM
rendah
 Dukungan
Anggaran KB/KS
baik dari provinsi
maupun
kabupaten/kota
 Sarana
Prasarana
 Indikator Kinerja
Kunci Provinsi Jawa
Timur
 MDGs
Persentase
pelayanan
pemasangan alat
kontrasepsi
KB
yang responsive
Gender
 SDM
 Anggaran
 Nomenklatur
 Tupoksi
Kebijakan
 Terbentuknya
Badan KB
provinsi, kab/kota
yang berdiri
sendiri
sebagaimana
amanat UU no. 52
tahun 2009
tentang
Perkembangan
Kependudukan
dan
Pembangunan
Keluarga
 Penyerahan
urusan KB ke
daerah
sebagaimana
amanah UU no.
32 tahun 2004
tentang Otonomi
daerah sehingga
tidak ada lagi
perwakilan BKKBN
di daerah
 Semua Tenaga
PLKB
mendapatkan
pengetahuan
konseling ABPK
KB
 Adanya partisipasi
masyarakat dalam
menunjang
program KB
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
 Masih rendahnya
tingkat
kesadaran
menjadi akseptor
KB bagi kaum
laki-laki
 Sarana dan
Prasarana
terbatas.
 Terbatasnya
anggaran
 Kompetensi SDM
terbatas
 Rendahnya
kesadaran
masyarakat
tentang
pentingnya KB
Pascasalin
Metode
Konsumsi Jangka
Panjang (MKJP).
 Budaya & Agama
tertentu yang
tidak menyetujui
tentang
penggunaan
kontrasepsi.
 Pendewasaan
usia pernikahan
belum
menyentuh
kalangan pondok
pesantren, Tokoh
agama, lembaga
pendidikan
45
Faktor yang Mempengaruhi
Standar yang
Digunakan
Capaian/Kondisi
Saat ini
Aspek Kajian
(1)
EKSTERNAL
INTERNAL
(KEWENANGAN
SKPD)
(2)
(3)
Permasalahan
Pelayanan SKPD
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
(4)
(5)
(6)
 Manajemen KB di
daerah yang
mumpuni
 Adanya regulasi
KB di provinsi
Jawa Timur.
 Jumlah
kebijakan
bidang social
dan budaya
yang responsive
gender
 Jumlah
kebijakan
bidang ekonomi
yang responsive
gender
Hasil
analisis
Renstra
K/L
dan RenstraSKPD provinsi
 Jumlah
kebijakan
bidang
politik,hukum
dan keamanan
yang responsive
gender
 Indikator Kinerja
Kunci
 Komitmen
internasional yang
sejalan dengan
upaya Pemerintah
dalam peningkatan
kesejahteraan
rakyat merupakan
target Milienium
Development Goals
(MDGs) yang harus
dicapai tahun
2015.
 komitmen
dari
pemerintah
pusat untuk
mendukung
pelaksanaan
program
 Terjalinnya
jejaring
antara
Pemerintahan
pusat dan
Provinsi dan
kab/kota
 SDM
a. Berbagai
peraturan
perundangundangan,
kebijakan,
program,
kegiatan
dan
anggaran
yang
mendukung
peningkatan
kualitas
hidup
dan perlindungan
perempuan
di
tingkat nasional,
provinsi
dan
kabupaten/kota
 Anggaran
 Nomenklatur
 Jumlah
pemantauan
dan evaluasi
pelaksanaan
pembangunan
kesetaraan
gender,
pemberdayaan
dan
perlindungan
perempuan
 Belum
optimalnya
peanganan
perlindungan
perempuan dan
anak dari
berbagai
perlakuan yang
salah, tindak
kekerasan,
eksploitasi,
perdagangan
dan diskriminasi.
 Jumlah
kebijakan untuk
peningkatan
kualitas tumbuh
kembang dan
perlindungan
anak
Selanjutnya,
dianalisis
 Belum
optimalnya
kapasitas SDM,
penyediaan data
terpilah,
kecukupan
anggaran untuk
pemberdayaan
perempuan,
serta belum
digunakannya
instrument
analisis
responsive
gender dalam
penyusunan
kebijakan,
program dan
kegiatan
berbagai
institusi yang
menangani
pemberdayaan
perempuan.
isu-isu
strategis
yang
berhubungan
atau
mempengaruhi SKPD dari faktor-faktor eksternal lainnya dengan mengisi tabel
sebagai berikut :
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
46
Tabel.T-IV.C.6
Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
No
(1)
Isu Strategis
Dinamika Internasional
(2)
Dinamika Nasional
Dinamika Regional/Lokal
Lain-lain
(3)
(4)
(5)
 Mengurangi tingkat kemiskinan,
 Masih rendahnya Kualitas
yang diukur terhadap garis
Hidup dan Peran Perempuan
kemiskinan nasional, dari 13.33 %
untuk mewujudkan serta
pada tahun 2010, menjadi 8-10 %
mengembangkan keluarga
pada tahun 2014
sehat, sejahtera dan bahagia
dalam pembangunan
1
MDGs Goal 1a,1b,1c:
Menanggulangi Kemiskinan
dan kelaparan
2
MDGs Goal 3,3.1, 3.2 :
 Pengembangan berbagai peraturan
Mendorong Kesetaraan Gender perundang-undangan, kebijakan,
dan Pemberdayaan Perempuan program, kegiatan, anggaran dan
koordinasi pelaksanaanya.
 Menciptakan kesempatan kerja
Human Traffiking
penuh dan produktif dan pekerja
yang layak untuk semua, termasuk
Gender Empowerment
perempuan dan kaum muda
Measurement (GEM)
 Menghilangkan ketimpangan
gender ditingkat pendidikan dasar
Gender related Development
dan lanjutan pada tahun 2005 dan
Index (GDI)
disemua jenjang pendidikan tidak
lebih dari tahun 2015
 Meningkatkan kelembagaan dan
jejaring yang mendukung
peningkatan kualitas hidup dan
perlindungan perempuan dibidang
sosial budaya, ekonomi, politik,
hukum dan HAM.
3
4
5
 Masih lemahnya kelembagaan
dan jaringan PUG dan
banyaknya peraturan
perundang undangan yang
bias gender
 Belum optimalnya penerapan
piranti hukum, piranti analisis
dan dukungan politik terhadap
kesetaraan gender disemua
sector pembangunan
 Masih kurang lengkapnya
penyusunan data terpilah di
masing-masing SKPD
 Belum optimalnya penyusunan
Anggaran Responsive Gender
kedalam perencanaan
Penganggaran yang
Responsive Gender (PPRG)
 Banyaknya Peraturan
Perundang-undangan yang
Bias Gender
 Terbatasnya Akses Sumber
Daya dan Peran Serta
Perempuan dalam
Pembangunan
 Masih belum terpenuhinya
jaminan penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan
hak-hak dasar perempuan dan
anak
 Rendahnya komitmen dan
pemahaman dari lintas sector
dan masyarakat umum tentang
tindak kekerasan dan
perdagangan orang


6
MDGs Goal 5b : Mewujudkan
akses kesehatan reproduksi
bagi semua pada tahun 2015
Total Fertility Rate (TFR)
meningkat dari 2,3 (SDKI 2007)
menjadi 2,6 (SDKI 2012)
Promosi dan pergerakan
masyarakat dalam peningkatan
kesehatan ibu
 Masih rendahnya tingkat
kesadaran menjadi akseptor KB
bagi kaum laki-laki
 Rendahnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya KB Pascasalin
Metode Konsumsi Jangka Panjang
(MKJP).
 Budaya & Agama tertentu yang
tidak menyetujui tentang
penggunaan kontrasepsi.
 Pembinaan dan peningkatan
kemandirian keluarga
berencana
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
47
3.2.
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil Kepala
Daerah Terpilih
Visi
Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
yang
ingin diwujudkan Pada
periode 2014 -2019 adalah “ Jawa Timur lebih Sejahtera, Berkeadilan,
Mandiri,
Berdaya
Saing,
dan
berakhlak
“.
Sedangkan
untuk
mewujudkan Visi tersebut, dijabarkan melalui Misi yaitu “ Makmur
bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat”.
Pada bagian ini dikemukakan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang terkait
dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah
yang terpilih. Menelaah visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil
kepala daerah yang terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan
yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih dan untuk mengidentifikasi factor-faktor penghambat
dan pendorong pelayanan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana yang dapat mempengaruhi pencapaian visi, misi kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih.
Hasil dari identifikasi tersebut juga akan menjadi input bagi perumusan isuisu strategis pelayanan BPPKB Provinsi Jawa Timur.
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
48
Tabel.T-IV.C.7
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
Visi: Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri dan berdaaya Saing.
No
(1)
Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH terpilih
(2)
Misi 1
Meningkatkan Kesejahteraan
Rakyat yang Berkeadilan
1. Program:
Mendorong dan fasilitasi
upaya penghapusan
kesenjangan gender yang
mengakibatkan terjadinya
kemiskinan dan pemiskinan
perempuan lebih parah
daripada laki-laki, serta
menjamin penghormatan,
perlindungan, dan
pengembangan ekonomi
kaum perempuan
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
Permasalahan Pelayanan SKPD
(3)
 Belum optimalnya penerapan
Faktor
Penghambat
Pendorong
(4)
(5)

 Penyusunan data terpilah di
piranti hukum, piranti analisis dan masing-masing SKPD belum
dukungan politik terhadap
optimal
kesetaraan gender sebagai
 Terbatasnya SDM yang memiliki
prioritas pembangunan

Kompetensi masalah Gender
 Masih lemahnya kelembagaan
dan Anak
dan jaringan PUG dan banyaknya
 Koordinasi dengan kab/kota yang
peraturan perundang undangan
belum optimal
yang bias gender
 Masih adanya diskriminasi dalam
 Belum adanya ketersediaan dan

memperoleh akses terhadap
penggunaan data terpilah menurut
perempuan dalam pembangunan
jenis kelamin dalam siklus

Keterbatasan anggaran
pembangunan
 Masih rendahnya pemahaman
 Lemahnya koordinasi antara
mengenai konsep dan isu gender
SKPD terkait
serta manfaat Pengarusutamaan
Gender (PUG) dalam
pembangunan terutama di
Kab/Kota
 Lemahnya kualitas dan kapasitas
kelembagaan dan belum adanya
mekanisme komprehensif yang
berlaku dan menjangkau semua
wilayah serta masih lemahnya
mekanisme pengawasan dan
pendataan
 Belum optimalnya Sumber Daya
Manusia (SDM) Kab/Kota dalam
implementasi
 Belum terpenuhinya presentase
jumlah perempuan yang duduk
dalam jabatan politik dan jabatan
publik
Sudah adanya
Capacity Building
bagi Focal Point
Gender SKPD
Koordinasi antara
anggota Pokja PUG
dan Focal Point
Gender sudah
berjalan
Adanya UU No. 13
tahun 2013 tentang
Pemilu yang
mengamanatkan
keterwakilan 30 %
perempuan di
Lembaga Legeslatif
49
Program :
Pengembangan PAUD
secara holistic dan terpadu
 Belum Optimalnya SDM Kader
 Kurangnya informasi pendukung  Sudah tersedianya
Taman Posyandu
 Kurangnya Pemahaman tentang
pengasuhan dan Pembinaan
Tumbuh Kembang Anak
untuk memberikan pemahaman tenaga kader ditingkat
akan Pengembangan Model
desa / kelurahan
Operasi BKB - Posyandu - Padu. melalui TP- PKK.
 Rendahnya pemahaman SDM  Sudah tersedianya
Kader taman posyandu
Kader yang ada di
 Keterbatasan anggaran
desa tempat
 Rendahnya Kesadaran
pelayanan posyandu
Masyarakat tentang pentingnya
Perlindungan Anak Dalam Taman
Posyandu
 Kurangnya informasi pendukung
untuk memberikan pemahaman
akan Pengasuhan dan
Pembinaan Tumbuh Kembang
Anak
 Kurangnya informasi untuk
pemahaman akan pentingnya
Perlindungan Anak dalam Taman
Posyandu
2. Program :
Peningkatan kualitas dan
 Masih rendahnya Kualitas  Koordinasi dengan kab/kota
peran perempuan dalam
Hidup dan Peran Perempuan
yang belum optimal
pembangunan, serta
untuk
mewujudkan
serta  Masih adanya diskriminasi
perlindungan perempuan dan mengembangkan
keluarga
dalam memperoleh akses
anak dari berbagai tindak
sehat, sejahtera dan bahagia
terhadap
pendidikan dan
kekerasanmelalui upayadalam pembangunan
pelatihan
bagi
kaum
upaya pencegahan,
 Masih belum terpenuhinya
perempuan
pelayanan dan
jaminan
penghormatan,  Dalam penangannan kasuspemberdayaan.
perlindungan dan pemenuhan
kasus anak dan perempuan
hak-hak dasar perempuan dan
masih dilakukan berbasis isu,
anak
tanpa ada koordinasi antar
 Rendahnya komitmen dan
SKPD maupun organisasi non
pemahaman dari lintas sector
pemerintahan
dan masyarakat umumtentang  Belum semua aparat memiliki
tindak
kekerasan
dan
pemahaman
terhadap
perdagangan orang
konsekwensi ratifikasi KHA
 Rendahnya
Keikutsertaan
dan konvensi internasional
perempuan
terkait Perlidungan Anak
Dalam pengembangan usaha  Kurangnya
pemahaman
ekonomi produktif, melalui
aparat terhadap konteks
berbagai pelatihan ketrampilan,
perlindungan anak, mandat
dan
pendampingan
untuk
yang diemban sehingga
meningkatkan kapasitas usaha
kurang memberikan respon
ekonomi perempuan
dan tindakan yang tepat
 Implementasi
Peraturan
dalam pelayanan anak
Perundang-undangan
belum  Belum tersedia data untuk
optimal
kelompok anak beresiko,
 Belum memiliki shelter yang
korban.
memadai
 Keengganan
korban
 Kurangnya perlindungan bagi
kekerasan
terhadap
pasca TKW
Perempuan
dan
Anak
melapor ke PPT.
 Pengambil kebijakan kurang
mendukung
 Belum adanya shelter (rumah
aman) bagi korban kekerasan
terhadap perempuan dan
anak
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
 Koordinasi
dan
kerjasama dengan
SKPD terkait .
 Koordinasi
dan
kerjasama dengan
organisasi dunia (
Uniceff, IOM)
 Kerjasama dengan
lembaga /LSM yang
menangani
akan
perlindungan anak
dan perempuan.
Koordinasi
dengan
Pusat
Pelayanan
Terpadu
Perlindungan
Perempuan
dan
Anak (P2TP2A) di
Kab/Kota di Jawa
Timur
50
 Terbatasnya anggaran
 Kualitas SDM masih rendah
3. Program :
Melanjutkan dan memperkuat
revitalisasi program keluarga
berencana untuk
meningkatkan kualitas hidup
keluarga
 Masih rendahnya tingkat
kesadaran menjadi akseptor KB
bagi kaum laki-laki
 Kurangnya alat kontrasepsi KB
 Kurang signifikannya kenaikan
contraseptive prevalence rate
(CPR) atau cakupan KB aktif
 Belum terpenuhinya pelayanan
unmet need
 Belum optimalnya upaya
pendewasaan usia pernikahan
 Masih rendahnya tingkat
kesadaran menjadi akseptor KB
bagi kaum laki-laki
 Sarana dan Prasarana terbatas.
 Terbatasnya anggaran
 Kompetensi SDM terbatas
 Rendahnya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya
KB Pascasalin Metode Konsumsi
Jangka Panjang (MKJP).
 Budaya & Agama tertentu yang
tidak menyetujui tentang
penggunaan kontrasepsi.
 Kurangnya tenaga penyuluh KB  Tersedianya tenaga
 Belum adanya pergub yang
medis/ Bidan di
mengatur pelayanan KB
 Kurangnya fasilitas sarana
seluruh wilayah
 Fasilitas kesehatan
pelayanan KB ( ABPK,IUD Kit,
didesa yang sudah
Implant Kit)
memadai
 Kurangnya media tentang
 Fasilitas kesehatan
pentingnya Kesehatan
didesa yang memadai
Reproduksi Remaja (KRR)
untuk PIK KRR (
 Belum semua tenaga PKB/PLKB Pusat Informasi
mampu melaksanakan konseling Konseling Kesehatan
KB dengan menggunakan ABPK Reproduksi Remaja)
 Anggaran terbatas
 Sudah tersedianya
tenaga Konselor di
desa
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi
Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktorfaktor pendorong dari pelayanan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Timur yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
BPPKB ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra BPPKB
Provinsi Jawa Timur.
Identifikasi faktor tersebut dapat disusun pada tabel berikut:
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
51
Tabel T-IV.C.8
Permasalahan Pelayanan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Timur berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Sebagai Faktor
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra
K/L
Permasalahan
Pelayanan SKPD Provinsi
Penghambat
Pendorong
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Menyusun dan mengembangkan
berbagai peraturan perundangundangan, kebijakan, program,
kegiatan dan anggaran yang
mendukung peningkatan kualitas
hidup Peran Perempuan untuk
mewujudkan serta mengembangkan
keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia dalam pembangunan
2
Meningkatkan pendataan,
pemantauan dan evaluasi yang
mendukung penyelenggaraan
peningkatan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan ditingkat
nasional, provinsi dan kab/kota
Masih rendahnya Kualitas Hidup dan  Rendahnya kualitas  Adanya organisasi
Peran Perempuan untuk mewujudkan SDM
kemasyarakatan/agama yang
serta mengembangkan keluarga
menjadi mitra kerja
 Keterbatasan
sehat, sejahtera dan bahagia dalam
anggaran
pembangunan
 Lemahnya koordinasi
antara pemerintah
pusat dan provinsi

- Belum Optimalnya penerapan
piranti hukum, piranti analisis dan
dukungan politik terhadap

kesetaraan gender di semua
sektor pembangunan

- Belum tersedianya data terpilah
 Adanya komitmen pemerintah
Sarana dan
Prasarana terbatas. (Gubernur) untuk mendukung
Terbatasnya
anggaran
Kompetensi SDM
terbatas
pelaksanaan program
 Terjalinnya kerjasama dengan
SKPD terkait
 Penyusunan data
terpilah di masingmasing SKPD belum
optimal
3
Meningkatkan kemitraan dan
kapasitas pelaksana pembangunan
kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
Masih lemahnya kelembagaan dan  Kurangnya sinergitas 
jaringan pengarusutamaan gender
dan sinkronisasi
dan banyaknya peraturan
program untuk

perundangan yang bias gender
mendukung
kelembagaan dan
jaringan
pengarusutamaan
gender.
Adanya kemitraan dengan
SKPD terkait
Adanya Kerjasama dengan
pemerintah Pusat dalam
mewujudkan kesetaraan gender
 Lemahnya koordinasi
antara pemerintah
Pusat dan Provinsi
 Terbatasnya
anggaran
 Terbatasnya SDM
yang berkompeten
4
Menyusun , mengembangkan
berbagai perundangundangan,kebijakan,program,
kegiatan , pendataan, anggaran
serta meningkatkan kemitraan dan
kapasitas pelaksanaan
pembangunan yang mendukung
pemenuhan hak anak
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
 Implementasi
 Koordinasi dan kerjasama
Peraturan Perundang- dengan organisasi dunia (
undangan belum
Uniceff, IOM)
optimal
 Kerjasama dengan lembaga
 Rendahnya kualitas /LSM yang menangani akan
perlindungan anak dan
SDM
- Rendahnya komitmen dan
perempuan
pemahaman dari lintas sektor dan  Keterbatasan
masyarakat umum tentang tindak anggaran
kekerasan dan perdagangan
 Lemahnya koordinasi
orang
antara pemerintah
pusat dan provinsi
- Masih belum terpenuhinya
jaminan penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan
hak-hak dasar perempuan dan
anak
52
5
1. Meningkatnya usia pendewasaan
pernikahan menjadi > 20 tahun
1. Masih rendahnya Tingkat
kesadaran menjadi akseptor KB
bagi kaum laki-laki.
2. Kurangnya alat kontrasepsi KB
3. Kurang signifikannya kenaikan
contraseptive prevalence rate
(CPR) atau cakupan KB aktif
4. Belum terpenuhinya pelayanan
unmet need
5. Belum optimalnya upaya
pendewasaan usia pernikahan
6. Sarana dan Prasarana terbatas.
7. Terbatasnya anggaran
8. Kompetensi SDM terbatas
9. Rendahnya kesadaran masyarakat





Belum terpenuhinya
amanat UU no. 52
tahun 2009 tentang
pembentukan
BKKBD Provinsi
Rendahnya kualitas
SDM
Keterbatasan
anggaran
Belum adanya
peraturan gubernur Adanya organisasi
kemasyarakatan /agama yang
yang mengatur
menjadi mitra kerja
pelayanan KB
Koordinasi dengan
kab/kota yang belum
optimal
tentang pentingnya KB Pascasalin
Metode Konsumsi Jangka Panjang
(MKJP).
10. Budaya & Agama tertentu yang tidak
menyetujui tentang penggunaan
kontrasepsi.
3.4 Penentuan Isu-isu Strategis
Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan BPPKB
yang mempengaruhi permasalahan pelayanan BPPKB ditinjau dari:
1.
gambaran pelayanan SKPD;
2.
sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;
Selanjutnya dikemukakan metode penentuan isu-isu startegis dan hasil
penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini
diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui
Renstra BPPKB tahun rencana. Metode penentuan isu-isu strategis pelayanan
BPPKB dilakukan dengan cara :
1. Dibahas melalui forum Focussed Group Discussion (FDG) dengan melibatkan
para pakar yang memiliki pengalaman merumuskan isu-isu strategis.
2. Menggunakan metode pembobotan dengan cara sebagai berikut :
a. Menentukan skor terhadap masing-masing kriteria yang telah ditetapkan,
dengan mengisi table dengan contoh sebagai berikut :
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
53
Tabel.T-IV.C.7
Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis
No
Kriteria *)
Bobot **)
1
Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
Renstra K/L atau Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
20
2
Merupakan Tugas dan Tagungjawab SKPD
10
3
Dampak yang ditimbulkannya terhadap public
20
4
Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah
10
5
Kemungkinan atau kemudahannya ditangani
15
6
Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan
25
Total
100
b. Melakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan skala tersebut pada angka b), dengan mengisi table sebagai
berikut :
Tabel.T-IV.C.8
Nilai Skala Kriteria
No
Nilai Skala Kriteria ke
Isu Strategis
1
2
3
4
5
6
Total
Skor
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(12)
1 Masih lemahnya kelembagaan
0.2
dan jaringan pengarusutamaan
gender dan banyaknya peraturan
perundangan yang bias gender
0.1
0.2
0.1
0.15
0.25
1
2 Belum adanya ketersediaan dan 0.15
penggunaan data terpilah dalam
siklus pembangunan
0.1
0.2
0.1
0.15
0.25
0.95
3 Belum optimalnya penyusunan
Anggaran Responsif Gender
kedalam Perencanaan,
Penganggaran yang Responsif
Gender (PPRG)
0.2
0.1
0.2
0.1
0.12
0.22
0.94
4 Belum optimalnya penerapan
piranti hukum, piranti analisis
dan dukungan politik terhadap
kesetaraan gender di semua
sektor pembangunan
0.15
0.1
0.15
0.1
0.18
0.25
0.93
(1)
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
54
5 Rendahnya keikutsertaan
perempuan dalam
pengembangan usaha ekonomi
produktif, melalui berbagai
pelatihan dan ketrampilan serta
pendampingan untuk
meningkatkan kapasitas usaha
ekonomi perempuan
6 Masih rendahnya Kualitas Hidup
0.2
0.1
0.15 0.07
0.15
0.25
0.92
0.2
0.1
0.15 0.05
0.16
0.22
0.88
7 Tingginya berbagai Tindak
0.15
Kekerasan dan perdagangan
orang terhadap Perempuan Dan
Anak
0.1
0.2
0.09
0.10
0.23
0.87
8 Masih belum terpenuhinya
jaminan penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan
hak-hak dasar perempuan dan
anak
0.15
0.1
0.2
0.09
0.10
0.23
0.87
9 Kurangnya pemahaman tentang
pengasuhan dan pembinaan
tumbuh kembang anak
0.2
0.1
0.2
0.05
0.10
0.20
0.85
10 Rendahnya komitmen dan
pemahaman dari lintas sektor
dan masyarakat umum tentang
berbagai tindak kekerasan dan
perdagangan orang
11 Rendahnya tingkat kesadaran
untuk menjadi akseptor KB
0.2
0.1
0.2
0.05
0.10
0.20
0.85
0.2
0.07
0.2
0.05
0.10
0.20
0.82
12 Belum terpenuhinya pelayanan
unmet need
0.15
0.1
0.17 0.05
0.07
0.20
0.74
13 Budaya & Agama tertentu yang
tidak menyetujui tentang
penggunaan kontrasepsi.
0.15
0.1
0.17 0.05
0.07
0.19
0.73
dan Peran Perempuan untuk
mewujudkan serta
mengembangkan keluarga
sehat, sejahtera dan bahagia
dalam pembangunan
c. Menghitung
rata-rata
skor/bobot
setiap
isu
strategis
dengan
mengakumulasikan nilai tiap-tiap isu strsregis dibagi jumlah peserta, yang
dituangkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel.T-IV.C.9
Rata-Rata Skor Isu-isu strategis
No
Isu-Isu Strategis
Total Skor
Rata-Rata Skor
peringkat
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
55
1
Pelaksanaan kelembagaan pengarusutamaan
gender belum optimal
2
1
0.17
1
Masih banyaknya SKPD yang belum membentuk
focal point
0.95
0.158
2
3
Masih kurang lengkapnya penyusunan data
terpilah di masing-masing SKPD
0.94
0.157
3
4
Belum optimalnya penyusunan Anggaran
Responsif Gender kedalam Perencanaan,
Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG)
0.93
0.155
4
0.92
0.153
5
0.88
0.146
6
0.87
0.145
7
0.87
0.145
8
0.85
0.142
9
0.85
0.142
10
0.82
0.137
11
12 Belum terpenuhinya pelayanan unmet need
0.74
0.123
12
13 Budaya & Agama tertentu yang tidak menyetujui
tentang penggunaan kontrasepsi.
0.73
0.122
13
5
Masih lemahnya kelembagaan dan jaringan
pengarusutamaan gender dan banyaknya
peraturan perundangan yang bias gender
6
Masih rendahnya Kualitas Hidup dan Peran
Perempuan untuk mewujudkan serta
mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia dalam pembangunan
7
Belum Optimalnya penerapan piranti hukum,
piranti analisis dan dukungan politik terhadap
kesetaraan gender di semua sektor
pembangunan
8
Masih belum terpenuhinya jaminan
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan
hak-hak dasar perempuan dan anak
Terbatasnya Akses Sumber Daya dan Peran
Serta Perempuan dalam Pembangunan
Tingginya Tindak Kekerasan terhadap Perempuan
10 Dan Anak
Rendahnya tingkat kesadaran untuk menjadi
11 akseptor KB
9
Dari hasil rata-rata skor
tersebut diatas dapat dilakukan pemeringkatan
terhadap isu-isu strategis sebagai berikut :
1. Masih lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan
banyaknya peraturan perundangan yang bias gender;
2. Belum adanya ketersediaan dan penggunaan data terpilah dalam siklus
pembangunan;
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
56
3. Belum
optimalnya
penyusunan
Anggaran
Responsif
Gender
kedalam
Perencanaan, Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG);
4. Belum Optimalnya penerapan piranti hukum, piranti analisis dan dukungan
politik terhadap kesetaraan gender di semua sektor pembangunan
5. Rendahnya keikutsertaan perempuan dalam pengembangan usaha ekonomi
produktif, melalui berbagai pelatihan dan ketrampilan serta pendampingan
untuk meningkatkan kapasitas usaha ekonomi perempuan;
6. Masih rendahnya Kualitas Hidup dan Peran Perempuan untuk mewujudkan
serta mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia dalam
pembangunan;
7. Tingginya berbagai Tindak Kekerasan dan perdagangan orang terhadap
Perempuan Dan Anak;
8. Masih belum terpenuhinya jaminan penghormatan, perlindungan dan
pemenuhan hak-hak dasar perempuan dan anak;
9. Kurangnya pemahaman tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang anak;
10. Rendahnya komitmen dan pemahaman dari lintas sector dan masyarakat
umum tentang tindak kekerasan dan perdagangan orang;
11. Rendahnya tingkat kesadaran untuk menjadi akseptor KB
12. Belum terpenuhinya pelayanan unmet need
13. Budaya & Agama tertentu yang tidak menyetujui tentang penggunaan
kontrasepsi.
Rencana Strategik BPPKB 2014-2019
57
Download