EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN : EVOLUSI AGROEKOSISTEM Engkus Kusnadi Wikarta UNIVERSITAS PADJADJARAN Lab. Pembangunan Pertanian November 2009. KOMPONEN EKOSISTEM DAS HULU MATAHARI Hutan Sawah/ Ladang Kota/Desa Tumbuhan Tanah Manusia Hewan Air Sungai DEBIT/LUMPUR/UNSUR HARA 900 Kb 500 250 Sw . Gambar Skema Perkembangan Penggunaan Tanah Di Indonesia Menurut Sandy (1973) Sumber :Soerianegara, I (1977). The Evolution of Agroecosystems in Java Clearing Forest Cultivation Fallow Shifting Cultivation Systems Sedentary Agriculture Systems Annuals Irrigation Wet Rice Perenials selection and introduction Non-Irrigation Upland crops Talun Human made Forest Clearing Harvest of perennials Settlement Kebun (Annuals) Homegarden Perennials and annuals Harvest Perennials AGROFORESTRY Talun Kebun System 16=NOMENKLATUR DAS (PUSAIR/1985) 16 15 17 18 20 19 21 22 24 25 23 DAN 40 DAS 26 27 28 2930 31 93 92 DAS Citarum 108 107 106 105 104 103 102 100 101 99 98 97 96 95 94 KWS LINDUNG REGIONAL 45% DLM KWS HUTAN 22% DLM KWS NON HUTAN 23% PETA: TJOEK-SOBIRIN 2005 PETA DAS CITARUM BAGIAN HULU Waduk Jatiluhur Cikapundung SW Waduk Cirata Cihaur SW Kabupaten Sumedang Kota Bandung Waduk Saguling Citarik SW Ciminyak SW Kabupaten Bandung Ciwidey SW Cirasea SW Kabupaten Garut Cisangkuy SW FUNGSI & PERANAN DAS CITARUM HULU 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pengaman bangunan vital (PLTA: Saguling, Cirata, Jatiluhur) dari sedimentasi dan pencemaran. Sumber pasokan air irigasi Pantura (300.000 ha, Kompas 19 agustus 2003) Pasokan air minum Jakarta (penggelontoran perkotaan dan bh baku air bersih). Pengendali banjir Cekungan Bandung (Rancaekek, Bale endah, Dayeuh Kolot) Pemasok ketersediaan air tanah di Wilayah Bandung. Sumber Tenaga Listrik Jawa-Bali: 1. PLTA Saguling : 700 MW 2. PLTA Cirata : 1.000 MW 3. PLTA Jatiluhur : 160 MW 4. PLTA Rajamandala (Rencana) : 51 MW Ekowisata ROSOT Carbon Ketahanan Pangan Sumber Income dan Mata Pencaharian Penduduk Sumber air ke-4 Waduk tersebut, yang setiap tahun mengalami penurunan. Sebagai contoh tinggi muka air di waduk saguling pada agustus 2003 terjadi penurunan dari 94,19 m menjadi 84,5 m. PETA KONDISI HUTAN NEGARA DAS CITARUM BAGIAN HULU Bukan Hutan Negara Hutan yang berubah fungsi Hutan Yang Ada Sumber : Citra Satelit, September 2001 KOTA BANDUNG Penggunaan Lahan Hutan Negara Upper Citarum Hutan 78% Tanah Milik 60% Wilayah Perkebunan 10% Hutan Konservasi 10% Hutan Lindung 10% Hutan Produksi 10% Hutan 47% Hutan 27% Hutan Perkebunan/Kebun Camp. Lahan Kering Sawah Semak/Belukar Rumput/T. Kosong Pemukiman Perairan Lain-lain Peta Penggunaan Lahan 2001 Peta Penggunaan Lahan 1997 DESA SUMBERSARI DESA SUMBERSARI KEC. CIPARAY Perubahan DESA SERANGMEKAR DESA MANGGAHANG DESA JELEKONG DESA SARIMAHI KEC. BALE ENDAH DESA GUNUNG LEUTIK DESA CIHEULANG DESA CIPARAY KEC. CIPARAY DESA PAKUTANDANG DESA SARIMAHI Penggunaan DESA SUKAMAJU DESA RANCAKOLE DESA BABAKAN DESA PINGGIR SARI DESA TANGGULUN DESA TALUN DESA LAMPENGAN DESA NEGLASARI DESA CIKONENG Sub Das Cirasea DESA CIBEET DESA CIPEUJEUH DESA PANGGUH DESA CIKAWAO DESA ANCOLMEKAR DESA MANDALAHAJI DESA MARUYUNG DESA MEKARJAYA DESA PADAMULYA DESA SUKAMUKTI DESA SAGARACIPTA DESA PINGGIR SARI DESA CIBEET DESA MEKARSARI DESA CIPEUJEUH DESA MANDALAHAJI DESA MARUYUNG DESA MEKARJAYA KEC. IBUN KEC. PACET DESA NAGLASARI DESA IBUN DESA NAGRAK DESA PANGAUBAN DESA CIKITU DESA PANGAUBAN DESA CIKITU DESA SUKARAME DESA GIRIMULYA DESA SUKAPURA DESA SUKAPURA LEGENDA/LEGEND : KEC. KERTASARI DESA CIBEUREUM DESA CIHAWUK Bts. Desa / Village Boundaries Bts. Kecamatan / Kecamatan Boundaries KEC. KERTASARI DESA CIBEUREUM DESA CIHAWUK Hutan/Forest DESA CIKEMBANG DESA CIKEMBANG Kebun Campuran/Perkebunan DESA TARUMAJAYA Tegalan/Ladang DESA TARUMAJAYA Sawah/Paddy Field Semak/Belukar Rumput/Tanah Kosong Pemukiman Total Areal Hutan 6.260 ha. Perairan Lain-lain/Others DESA IBUN DESA LAKSANA DESA CINANGGELA DESA SUKARAME DESA GIRIMULYA DESA MEKARWANGI DESA DUKUH DESA LAKSANA DESA CINANGGELA DESA PANGGUH DESA CIKAWAO DESA ANCOLMEKAR DESA NAGLASARI DESA NAGRAK DESA KARYALAKSANA DESA SUDI DESA WANGISAGARA DESA TANJUNGWANGI DESA DUKUH KEC. PACET DESA TANGGULUN DESA TALUN DESA LAMPENGAN DESA NEGLASARI DESA CIKONENG DESA MEKARWANGI KEC. IBUN KEC. MAJALAYA DESA RANCAKOLE DESA BABAKAN DESA KARYALAKSANA DESA SUDI DESA WANGISAGARA DESA SUKAMAJU DESA BIRU KEC. ARJASARI DESA TANJUNGWANGI DESA MEKARSARI DESA MEKARSARI DESA PAKUTANDANG DESA SUKAMUKTI DESA SAGARACIPTA DESA CIPARAY DESA MANGGUNGHARJA DESA PADAULUN DESA PATROLSARI DESA PADAMULYA KEC. ARJASARI DESA GUNUNG LEUTIK DESA CIHEULANG Lahan KEC. MAJALAYA DESA BIRU DESA PATROLSARI DESA JELEKONG KEC. BALE ENDAH DESA MEKARSARI DESA MANGGUNGHARJA DESA PADAULUN DESA SERANGMEKAR DESA MANGGAHANG Total Areal Hutan 3.956 ha. (ha) Perubahan Tata Guna Lahan Sub Das Cirasea DAS Citarum Hulu 16..000 1993/94 Hak Milik Milik Kehutanan 14.000 2001 Hak Milik Milik Kehutanan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Hutan Perkebunan/ Lahan Kbn Camp. Kering. 1993/ 94 2001 Sawah Semak/ Belukar Rumput Pemukiman LainLain Jumlah 6.259,8 3.980,8 6.903,3 9.947,4 3.765,5 157,4 3.706,0 166.0 34.886,2 (17,9%) (22,6%) (11,4%) (19,8%) (16,9%) (28,5%) (10,8%) (9,3%) (0,5%) (10,6%) (11,4%) (0,5%) (100%) 3.955,9 5.406,3 11.063,4 9.513,9 345,9 38,5 4.497,4 64,3 34.885,7 (11,3%) (17,5%) (15,5%) (31,7%) (25,7%) (27,3%) (1,0%) (1,7%) (0,1%) (12,9%) (16,1%) (0,2%) (100%) TEKANAN PENDUDUK Komponen-komponen tekanan penduduk atas lahan dapat diukur dengan menggunakan rumus yang dikembangkan Soemarwoto O (1985). f Po (t + r) t TP = (1 – α) z ßL TP = Tekanan penduduk atas lahan, t = Periode waktu perhitungan, z = Luas lahan yang diperlukan untuk mendukung kehidupan seorang petani/pengusaha ikan pada tingkat hidup yang diinginkan (ha/orang), f = Persentasi petani di dalam populasi, Po = Besarnya penduduk pada waktu acuan waktu to (orang), r = Rata-rata tingkat pertambahan penduduk tahunan, L = Luas lahan pertanian (perairan) yang ada di wilayah bersangkutan. α = Fraksi pendapatan non pertanian ( 0 < α < 1). ß = Bagian manfaat lahan yang dinikmati oleh petani atau penggarap (0 < ß < 1). HUBUNGAN LOCATION RENT-POLA LANDUSE ALONSO (1960) Location Rent Landuse Bid Rent Curve Land Value Core Perdagangan Jarak dari Core Industri Pemukiman Pertanian PERANCANGAN POLA KOTA SATELIT Perancangan inidimaksudkan agar pertalian fungsional antara kota utama dengan kota-kota kecil di sekitarnya lebih efektif dan efisien. Dampak negatif pola kota ini, al : a.Mendorong percepatan proses alih guna kawasan, tekanan penduduk, dan kawasan kumuh.. b.Kendala transportasi(waktu dan biaya tinggi). PERANCANGAN KOTA POLA INTI/KOMPAK Perancangan Kota ini dicirikan dg perkembangan vertikal. Bangunan yg dirancang secara vertikal mempunyai fungsi sbg tempat tinggal, perdagangan, pertokoan, perbankan, tempat olah raga, dan hiburan semuanya terletak pada blok yg sama. Ut pembangunan fasilitas perumahan dan kegiatan penduduk, bentuk ini mempunyai nilai lebih, dibandingkan dg bentuk lain, karena lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Perubahan Vegetasi Peningkatan populasi Rencana Ideal (Ambisius) Rencana Realistis Masa Lalu Sekarang Sumber : Studi Upper Citarum (2002) Masa Mendatang Soil Loss Soil Loss Hazard Class (ton/ha) Survey Area Cikapundung SA Ciwidey SA Cisangkuy SA Cirasea SA Total I II III IV V <15 15-60 60-180 180-480 >480 Total Acreage (ha) 9,799 8,192 4,629 3,319 1,724 27,662 35.4% 29.6% 16.7% 12.0% 6.2% 100.0% 17,982 5,094 5,517 5,117 3,287 36,996 48.6% 13.8% 14.9% 13.8% 8.9% 100.0% 16,141 6,093 3,820 3,915 3,767 33,736 47.8% 18.1% 11.3% 11.6% 11.2% 100.0% 14,993 3,683 3,781 4,740 7,689 34,885 43.0% 10.6% 10.8% 13.6% 22.0% 100.0% 58,915 23,063 17,747 17,090 16,466 133,280 44.2% 17.3% 13.3% 12.8% 12.4% 100.0% Sumber : Studi Upper Citarum, 2002 Average Annual Soil loss (ton/ha) 127 147 182 351 205 PELAKSANAAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN Good Agriculture Practices (GAP) Organic Farming (OF) Integrated Pest Management (IPM)