lembaga pembiayaan dan perusahaan pembiayaan

advertisement
LEMBAGA PEMBIAYAAN
Sulistyowati & Paripurna PS
Sumber:
Perpres 9/2009 tentang Lembaga Pembiayaan; Kep Menkeu
1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelakasanaan Lembaga Pembiayaan;; Permen Keu
84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan; Kep
Menkeu 1169/KMK.01/1991
Pengertian Lembaga Pembiayaan:
• badan usaha;
• melakukan kegiatan pembiayaan;
• dalam bentuk penyediaan dana ;
• atau barang modal
Pasal 1 butir 1 Perpres 9/2009
• Lembaga Pembiayaan meliputi:
a. Perusahaan Pembiayaan;
b. Perusahaan Modal Ventura; dan
c. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.
Lembaga pembiayaan melakukan kegiatan yang
meliputi antara lain bidang usaha :
a.
b.
c.
d.
Sewa Guna Usaha;
Anjak Piutang;
Usaha Kartu Kredit;
Pembiayaan Konsumen.
Pasal 3 Perpres 9/2009
Sewa Guna Usaha (Leasing):
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna
Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara angsuran;
Penyewa Guna Usaha (Lessee):
adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan
barang modal dengan pembiayaan dari Perusahaan
Pembiayaan (Lessor);
Finance Lease:
adalah kegiatan Sewa Guna Usaha, dimana
Penyewa Guna Usaha pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati
bersama;
Operating Lease:
adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana
Penyewa Guna Usaha tidak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha;
Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company):
Perusahaan Modal Ventura ( V e n m Capital Cornpan9
adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu
Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
(investce Company) untuk jangka waktu tertentu
dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui
pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
Perusahaan Pasangan Usaha:
adalah perusahaan yang memperoleh
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal
dari Perusahaan Ventura;
Divestasi:
adalah tindakan penarikan kembali penyertaan
modal yang dilakukan oleh Perusahaan Modal
Ventura dari Perusahaan Pasangan usahanya;
Anjak Piutang (Factoring):
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian piutang dagang jangka pendek suatu
perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut;
Penjual Piutang (Client):
adalah perusahaan yang menjual piutang dagang
jangka pendek kepada Perusahaan Pembiayaan;
Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance):
adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan
barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran;
Usaha Kartu Kredit (Credit Card):
adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian
barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu
kredit;
Pemegang Kartu Kredit :
adalah nasabah yang mendapat pembiayaan dari
Perusahaan Kartu Kredit;
Lembaga Pembiayaan meliputi:
a. Perusahaan Pembiayaan;
b. Perusahaan Modal Ventura; dan
c. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.
Pasal 2 Perpres 9/2009
Perusahaan Pernbiayaan adalah badan
usaha yang khusus
didirikan untuk melakukan Sewa Guna
Usaha, Anjak Piutang,
Pembiayaan Konsumen, dan/atau
usaha Kartu Kredit.
Pasal 1 angka 2 Perpres N. 9/2009
Dasar Hukum Perusahaan Pembiayaan
• Per Menkeu No. 84/PMK.012/2006
tentang Perusahaan Pembiayaan
Kegiatan Perusahaan Pembiayaan
•
•
•
•
Sewa Guna Usaha;
Anjak piutang;
Usaha Kartu Kredit;
Pembiayaan Konsumen.
Perusahaan Pembiayaan dapat
melakukan kegiatannnya berdasarkan
Prinsip Syari’ah.
Bentuk Hukum
• Perseroan terbatas atau
• Koperasi.
Modal
• Modal Disetor untuk perusahaan swasta nasional atau
perusahaan patungan berbentuk perseroan sekurangkurangnya sebesar Rp. 100 miliar;
• Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib untuk Koperasi
sekurang-kurangnya sebesar Rp.50 miliar.
Kepemilikan
• WNI dan atau badan hukum Indonesia
• Badan hukum asing dan WNI atau badan hukum
Indonesia (usaha patungan).
Izin Usaha
•
Setiap pihak yg melakukan kegiatan usaha
perusahaan pembiayaan wajib terlebih dahulu
memperoleh izin usaha sbg Perusahaan
Pembiayaan dari Menteri.
•
Perusahaan Pembiayaan tsb wajib secara
jelas mencantumkan dlm AD nya kegiatan
pembiayaan yg dilakukan (pasal 8)
Izin Usaha (lanjutan)
• Perusahaan Pembiayaan wajib memiliki piutang pembiayaan
sekurang-kurangnya sebesar 40% dari total aktiva.
• Perusahaan Pembiayaan yang telah memperoleh ijin usaha wajib
melakukan kegiatan usaha selambat2nya 60 hari sejak ijin usaha
ditetapkan (Pasal 12 ayat (1)
• Laporan pelaksanaan tersebut wajib disampaikan kepada Menteri
selambat2nya 10 hari sejak dimulainya kegiatan usaha( Pasal 12
ayat (2)
• Jika setelah jangka waktu pada ayat (1), Perusahaan Pembiayaan
melakukan kegiatan usaha, Menteri mencabut IU Perusahaan
Pembiayaan
Kepemilikan saham oleh badan usaha
asing:
setinggi-tingginya sebesar 85 % dari modal
disetor.
Kepemilikan
• Bagi pemegang saham yang berbentuk badan hukum penyertaan
modal setinggi2nya 50 % dari modal sendiri (Psl 15 ayat (1)
• Jika badan hukum tersebut telah melakukan penyertaan, maksimum
penyertaan adalah sebagaimana dimaksud ayat (1) dikurangi
dengan penyertaan yang telah dilakukan (ayat (2)
• Modal sendiri pemegang saham yang berbentuk hukum PT
merupakan penjumlahan dari modal disetor, agio saham, cadangan
dan saldo laba/rugi (ayat 3)
• Agio Saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham diatas
nilai nominalnya dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominal.
Kepemilikan (lanjutan)
• Modal sendiri pemegang saham berbentuk
hukum Koperasi merupakan penjumlahan dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, dan hibah.
• Modal sendiri pemegang saham yang
berbentuk hukum Yayasan adalah sebesar
aktiva bersih yang terdiri dari aktiva bersih
terikat secara permanen, aktiva bersih terikat
secara temporer, dan aktiva bersih tidak terikat.
Pinjaman
• Perusahaan Pembiayaan dapat menerima pinjaman dari
bank dan/atau badan usaha lainnya berdasarkan
perjanjian pinjam meminjam
• Pinjaman dari badan usaha lain dilakukan dilakukan
syarat:
a. Perusahaan Pembiayaan dinilai oleh lembaga
independen
b. jumlah pinjaman minimal Rp. 1 miliar untuk setiap
investor untuk jangka waktu minimum 1 tahun
• Perusahaan Pembiayaan dapat memperoleh pendanaan
syariah
• Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan
Pembiayaan bekerjasama dengan Bank Umum melalui
pembiayaan channeling atau pembiayaan bersama (joint
financing)
• Dalam channeling, seluruh dana untuk pembiayaan
berasal dr bank umum dan risiko yang timbul berada pd
bank umum
• Channeling, Perusahaan Pembiayaan hanya bertindak
sebagai pengelola dan memperoleh imbalan dari
pengelola dana
Pinjaman
• Pembiayaan bersama (joint financing) ; sumber
dana berasal dari perusahaan pembiayaan dan
bank umum
• Riskio yang timbul dari pembiayaan bersama
(joint financing) menjadi beban masing-masing
secara proporsional atau sesuai dengan yang
dijanjikan
• Perusahaan pembiayaan wajib memiliki modal
sendiri sekurang-kurangnya sebesar 50 % dari
modal yang disetor.
Penyertaan
• Perusahaan pembiayaan hanya dapat
melakukan penyertaan modal pada
perusahaan di sektor keuangan.
Perusahaan Pembiayaan menurut
Perpres No. 9/2009 :
• Pasal 9
• Dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat
dalam bentuk giro, deposito, tabungan.
• Pasal 10
( I ) Lernbaga Pernbiayaan dapat menerbitkan Surat
Sanggup Bayar (Promissory Nofe) dengan rnernenuhi
prinsip kehati-hatian (prudential principIeey) .
(2) Penerbitan Surat San,ygup Bayar (Promissory Nofe)
sebagairnana dimaksud pada ayat ( I ) diatur lebih lanjut
oleh Menteri.
MODAL VENTURA:
adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal dalam suatu
perusahaan pasangan usaha untuk
jangka waktu tertentu.
Karakteristik Modal Ventura
• Penyertaan modal dapat berbentuk:
a. uang;
b. paket bantuan manajemen, bimbingan dan tenaga ahli.
• Penyertaan modal dilakukan untuk jangka waktu tidak lebih dari 10
tahun.
• Motif dari modal ventura adl untuk mendapatkan keuntungan yg
relatif tinggi, walaupun dg risiko yg relatif tinggi.
• Investasi dg bentuk modal ventura yg dilakukan ke dalam
perusahaan pasangan usaha merupakan investasi jangka
menengah atau panjang.
• Pada prinsipnya, modal ventura merupakan investasi tanpa
jaminan.
• Prtotype dari pembiayaan dg modal ventura adl pembiayaan yg
ditujukan kpd perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi
menyimpan potensi besar untuk berkembang.
• Kegiatan usaha Perusahaan Modal
Ventura meliputi:
a. Penyertaan saham (equity participa tion) ;
b. Penyertaan melalui pembelian obligasi
konversi (quasi equity parficipation) ; dan
/atau
c. Pembiayaan berdasarkan pembagian
atas hasil usaha (profit revenue sharing).
Tujuan dari penyertaan modal ke dalam perusahaan
pasangan usaha:
• Pengembangan suatu penemuan baru.
• Pengembangan perusahaan yg pada tahap awal
usahanya mengalami kesulitan dana.
• Membantu perusahaan yg berada dlm tahap
pengembangan.
• Membantu perusahaan yg berada dlm tahap
kemunduran usaha.
• Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa.
• Penembangan pelbagai penggunanaan teknologi baru
dan alih teknolpgi baik dari dalam maupun luar negeri.
• Membantu pengalihan pemilikan perusahaan.
Kelangsungan usaha Modal Ventura
• Tersedia Pasar Modal yang baik dan likuid jika
Perusahaan Pasangan Usaha akan divestasi
• Sumber dana yang luas dan bervariasi
• Manajemen yang handal
• Pengawasan
• Deal flows dengan menggalakkan ide dan temuan baru
Pihak-pihak yang terlibat dalam Pembiayaan
Modal Ventura
• Perusahaan Modal Ventura adl pihak yg memberikan
bantuan dana kpd perusahaan yg membutuhkan dana.
• Harus berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi.
• Dlm praktik, PMV yg mengatur jalannya PPU,
memegang saham, menduduki posisi manajemen,
membantu produksi, marketing,dsb.
Pihak-pihak
• Perusahaan Pasangan Usaha:
merupakan perusahaan yg membutuhkan bantuan dana
untuk bisa mengembangkan produknya.
Agar dapat diberikan bantuan dana melalui modal
ventura, perusahaan pasangan usaha harus memenuhi
kriteria:




PPU mempunyai pangsa pasar dan prospektif.
Pemilik menguasai bidang usahanya.
PPU mempunyai return on invesment yg baik.
Bidang usahanya mempunyai kekhususan sehingga tidak
mudah dimasuki oleh pendatang baru.
Pihak-Pihak (lanjutan)
• Pihak Penyandang Dana
Adakalanya, dalam suatu kegiatan modal ventura terlibat
juga pihak peyandang dana pihak ketiga. Dalam hal ini,
PMV berkedudukan sebagai fund management
(pengelola dana pihak ketiga), di samping
kedudukannya sebagai investee management
(penyandang dana).
Pihak-Pihak (lanjutan)
Dalam hal pendanaan oleh PMV yg dananya berasal dari pihak
ketiga, baik dana tersebut menjadi atau tidak menjadi modal saham
dalam PMV, dapat diperinci sbb:
a. Bank Captive Funds
adl sebagian dari dana bank disalurkan untuk kegiatan modal
ventura dg terlebih dahulu membentuk perusahaan finansial.
b. Investment Institution Captive Funds
dana yg dipakai oleh suatu PMV berasal dari
institusi
investasi, seperti fund managers, dana asuransi, dana
pensiun, dsb.
c. Independent Funds
dana berasal dari pihak swasta yg tidak terkait dg bank atau
instititional investor. Bahkan dapat bersumber dari perusahaan
besar atau individu.
Pihak-Pihak (lanjutan)
Dalam hal pendanaan oleh PMV yg dananya berasal dari pihak
ketiga, baik dana tersebut menjadi atau tidak menjadi modal saham
dalam PMV, dapat diperinci sbb (lanjutan):
d. Public Sector Funds
Dana bersumber dari pemerintah ayau pemerintah membentuk
PMV, seperti PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, untuk
motif sosial dan kemanusiaan.
e. International Funds
Dana berasal dari institusi internasional, misal PBB atau ADB.
Programnya biasanya untuk membantu pengusaha kecil yg
akan dikembangkan secara berkelompok.
f. Dana dari Sumber lain
PMV dapat juga memperoleh dana dari sumber lain, seperti
perusahaan finansial lainnya, misal melalui penjualan saham di
pasar modal, obligasi, dll.
Kewajiban PMV dan PPU
•
Kewajiban PMV:
1.
Menyediakan uang atau modal kpd PPU;
2.
Melakukan pembianaan thd PPUnya, baik atas usaha
(operasional, manajemen, dan keuangan) yg dibiayai dg
modal tersebut;
3.
Melakukan pelaporan yg diwajibkan oleh pemerintah,
khususnya yg berkenaan dg bantuan dan pembianaan
pengusaha kecil yg ada di daerahnya.
Kewajiban PPU
• Mengembangkan modal yg telah diterimanya kpd PMV
setelah jangka waktu tertentu yang telah disepakati
sebelumnya dalam perjanjian.
• Membayar bunga atau bagi hasil pemberian modal tsb
sebesar yang telah disepakati dalam perjanjian.
• Menerima adanya bantuan manajemen dari PMV.
Divestasi
•
Penyertaan modal di dalam modal ventura
bersifat sementara.
•
Setelah tujuan dari penyertaan modal itu
tercapai, dalam artian PPU sudah
menunjukkan kinerja yg baik, maka PMV akan
menarik kembali modalnya atau melakukan
divestasi.
Mekanisme Divestasi
1. Jika perusahaan sudah memenuhi kualifikasi di pasar
modal, maka perusahaan tsb dapat melakukan
penawaran umum kpd publik (go Public), di mana pada
kesempatan ini investor akan menjual porsi sahamnya
di pasar modal.
2. Investor mempunyai opsi untuk menjual sahamnya
kembali kpd pemegang saham sendiri.
3. Investor dapat menjual sahamnya kepada manajemen
PPU.
4. Investor dapat menjual sahamnya kepada pihak
keyiga/pemodal lain di luar perusahaan yang bukan
pesaing.
5. Perusahaan dapat membeli saham-saham yg dimiliki
investor modal ventura dengan asumsi perusahaan
mempunyai kas yang cukup untuk melakukan hal ini.
Mekanisme Divestasi (lanjutan)
PMV akan mendapatkan capital gain yg
diperoleh dari hasil penjualan saham-saham
tersebut. Di samping itu, selama masa
penyertaan berlangsung PMV juga memperoleh
penghasilan yg berupa fee jika PMV
memberikan paket bantuan manajemen,
bimbingan dan tenaga ahli.
Sewa Guna Usaha/Leasing
• Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance Lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (operating Lease)
untuk digunakan oleh penyewa guna usaha
(Lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
• Penyewa guna usaha(Lessee) adalah
perusahaan tau perorangan yang menggunakan
barang modal dengan pembiayaan dari
perusahaan pembiayaan (lessor).
Ketentuan Leasing
• Suatu pembiayaan perusahaan.
• Penyediaan barang modal (mesin, pesawat terbang,
peralatan kantor.
• Pembayaran sewa dilakukan secara berkala;
• Masa sewa guna usaha ditentukan minimal 2 th untuk
barang modal gol. I, 3 thn untuk gol. II & III, serta 7 thn
untuk gol. Barang modal bangunan. Gol. Barang ini
sesuai ketentuan Pajak Penghasilan;
• Disertai hak opsi untuk membeli barang modal;
• Nilai Sisa adl sejumlah uang yg hrs dibayar kembali
kepada lessor oleh lessee di akhir masa leasing berlaku
atau pada saat lessee mempunyai hak opsi. Nilai sisa
ditentukan bersama terlebih dahulu dalam kontrak
leasing.
Pihak-pihak dalam kontrak leasing
•
•
•
•
Lessee;
Lessor;
Supplier;
Perusahaan asuransi.
Hubungan Hukum antara
Para Pihak
• Lessee mnentukan barang modal yg dibutuhkan dan
memilih serta menentukan supplier;
• Lessee mengisi permohonan leasing, setelah dilengkapi
dg dokumen kemudian permohonan dikirimkan kepada
lessor;
• Lessor meneliti keadaan & kegiatan usaha lessee.
Setelah disetujui lessee menandatangani kontrak leasing
& asuransi untuk barang modal yg disewa dengan
perusahaan asuransi yang disetujui lessor;
• Kontrak pembelian barang modal ditandatangani lessor
dengan supplier barang tersebut;
Hubungan hukum (lanjutan)
• Supplier mengirim barang modal tersebit ke lokasi di
mana barang modal dipergunakan;
• Lessee menandatangani tanda terima barang modal dan
menyerahkan tanda terima tersebut supplier;
• Supplier menyerahkan tanda terima dari lessee, sebagai
bukti kepemilikan dan pemindahan kepemilikan kepada
lessor;
• Lessor membayar harga barang modal kepada supplier;
• Lessee membayar harga sewa secara berkala kepada
lessor sesuai dengan kontrak leasing.
Ciri Financial Lease
• Jangka waktu Kontrak leasing relatif
panjang;
• Besaran harga sewa plus hak opsi harus
menutupi harga barang plus keuntungan
yg diharapkan lessor;
• Diberikan hak opsi pada akhir masa
leasing;
• Dapat diberikanoleh perusahaan
pembiayaan;
Financial lease (lanjutan)
• Harga sewa yang dibayar per bulan oleh lessee dapat
jumlah yang tetap maupun dengan cara yg berubahubah sesuai dg suku bunga pinjaman;
• Lessee yg menanggung biaya pemeliharaan, kerusakan,
pajak & asuransi;
• Kontrak leasing tidak dapat dibatalkan sepihak.
Ciri Operating Lease
• Jangka waktu kontrak lebih singkat dari usia barang;
• Besaran harga sewa lebih kecil daripada harga barang
plus keuntungan yg diharapkan lessor;
• Tidak ada hak opsi;
• Dikhususkan untuk barang modal yang mudah terjual
setelah pemakaian;
Operating lease (lanjutan)
• Operating lease biasanya diberikan oleh pabrik atau
leveransir;
• Harga sewa setiap bulan dibayar dengan jumlah yang
tetap;
• Lessor menanggung biaya pemeliharaan, kerusakan,
pajak & asuransi;
• Kontrak leasing dpt dibatalkan sepihak oleh lessee dg
mengembalikan barang modal kepada lessor.
Jaminan Utang dalam Leasing
• Jaminan utama: keyakinan lessor bahwa lessee
akan&sanggup membayar kembali cicilan sebagaimana
mestinya;
• Jaminan pokok: barang modal hasil pembelian dari
transaksi leasing;
• Jaminan tambahan: jaminan kebendaan (fidusia, gadai
saham), jaminan perorangan (personal guarantee,
corporate guarantee).
Factoring (Anjak Piutang)
Pengertian Factoring (Permenkeu
82/PMK.012/2006
• Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentukpembelian piutang dagang jangka pendek
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut;
• Penjual Piutang (Client) adalah perusahaan yang
menjual piutang dagang jangka pendek kepada
Perusahaan Pembiayaa
Pengertian Factoring (Black Law)
• Sale of accounts receivable of firm to a factor at
a discounted price. The pruchase of account
receivable from a business by a factor who
thereby assumes the risk of loss in return for
some agreed discount.
Pengertian Factoring (UNIDROIT- International
Institute for the Unification of Private Law)
• a contract by which the factor is to provide at least two of
the services (finance, the maintenance of accounts, the
collection of receivables and protection against credit
risk), and the supplier is assign to the factor on a
continuing basis, by way of sale of security, receivables
arising from the sale of goods or supply of services.
Esensi Factoring
• senantiasa ada tiga pihak yang terlibat: Perusahaan
Factoring, pembeli atau pengurus piutang; Penjual
Piutang (Client) pihak penjual piutang; Debitur
(Customer), pihak yang berutang;
• Kegiatan usaha factoring adalah berupa jual beli serta
pengurusan piutang;
• Jual beli dilakukan secara terus menerus;
• Tagihan yang diperjual-belikan adalah tagihan jangka
pendek;
• Tagihan itu berasal dari transaksi perdagangan;
• Transaksi perdagangan berasal dari “sales of goods”
atau “the provision of services”
Obyek Factoring
• Account receivable, debt, promissory notes.
• Piutang yan terdiri dari seluruh tagihan
berdasarkan faktur-faktur dari perusahaan
yang belum jatuh tempo;
• Piutang yang timbul dari surat-surat berharga
yang belum jatuh tempo;
• Piutang yang timbul dari suatu proses
pengiriman barang;
• Piutang jangka pendek (maks 1 tahun);
jangka menengah 1-3 tahun; jangka panjang
> 3 tahun.
Mekanisme Factoring Account Receivable
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penjual (client) menjuual barang kepada pembeli
(customer) secara kredit dengan jangka waktu pendek;
Untuk kepentingan cash flow maka penjual (klien) meminta
persetujuan kepada pembeli (customer) untuk menjual
piutang tersebut kepada Perusahaan Factoring;
Pembeli (customer) menyetujui permintaan penjual (klien)
untuk memindahkan hak menagih tersebut kepada
Perusahaan Factoring;
Data mengenai piutang tersebut oleh penjual diteruskan
kepada Perusahaan Factoring;
Dibuat perjanjian factoring antara penjual (klien) dengan
Perusahaan Factoring;
Perusahaan Factoring membayar uang penjualan piutang
tersebut dengan tingkat diskonto tertentu kepada penjual
(klien);
Pembeli (customer) akan membayar piutang tersebut
kepada Perusahaan Factoring pada saat jatuh tempo.
MEKANISME FACTORING ACCOUNT RECEIVABLE
1. Penjualan barang/jasa
PENJUAL
(KLIEN)
2. Transfer piutang
PEMBELI
(CUSTOMER)
3. Persetujuan transfer
4. Data piutang
5. Kontrak
6. pembayaran
PERUSAHAAN
FACTORING
7.
Pembayar
an pada
saat jatuh
tempo
(due date)
Mekanisme Factoring Promissory Notes
1. Penjual (klien) mejual barangnya secara kredit
kepada pembeli (customer);
2. Pembeli (customer) mengeluarkan promissory notes
kepada pemjual (klien);
3. Promissory noter dari pembeli (customer) oleh
penjual (klien) diendoser kepada Perusahaan
Factoring;
4. Perusahaan Factoring membayar promissory notes
yang sudah didiskonto kepada penjual (klien);
5. Promissory notes yang jatuh tempo oleh Perusahaan
Factoring diserahkan kepada bank pembeli untuk
diminta pembayarannya;
6. Pembayaran promissory noter yang sudah jatuh
tempo oleh bank kepada Perusahaan Factoring;
7. Bank kemudian memungut pembayaran promissry
noter dari pembeli (customer).
MEKANISME FACTORING PROMISSORY NOTES
1. Penjualan
PENJUAL
(KLIEN)
PEMBELI
(CUSTOMER)
2. Promissory
Notes
7. Pembayaran
3. Endorser
4. Pembayaran
promissory notes
PERUSAHAAN
FACTORING
BANK
5. Promissory notes
diserahkan
6. Pembayaran
PERDAGANGAN DALAM NEGER TANPA JASA
FACTORING
1. Penyerahan
Barang
PENJUAL
2. Penyerahan
Faktur
3. Pembayaran
PEMBELI
Transaksi Factoring Dalam Negeri
1.
2.
3.
4.
5.
Barang dan faktur (invoice) diserahkan;
Penjual menyerahkan pula copy faktur kepada Perusahaan
Factoring;
Berdasarkan copy faktur dan sesuai dengan perjanjian
factoring, Perusahaan Factoring wajib segara memberikan
uang muka (initial payment) sampai sebesar 80% dari nilai
nominal yang tertera dalam faktur. Perusahaan Fatoring
kemudian aktif melakukan penagihan sesuai dengan
syarat2 pembayaran yang ditetapkan antara penjual (klien)
dan pembeli (customer);
Pihak pembeli (customer) membayar kepada Perusahaan
Factoring sesuai dengan perjanjian;
Setelah seluruh pembayaran selesai, Perusahaan Factoring
mengembalikan sisa pembayaran (refund) kepada penjual
20% dari nilai faktur (invoice) dikurangi biaya factoring yang
telah disepakati.
TRANSAKSI FACTORING DALAM NEGERI
1. Penjualan Barang &
Jasa
PENJUAL
(KLIEN
2. Penyerahan Akhir
PEMBELI
(CUSTOMER
)
3. Copy Invoice
4. Initial
Payment
6. Refund
PERUSAHAAN
FACTORING
5. Pembayaran
Mekanisme Factoring International
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penjual (klien) menyerahkan barang dan faktur (invoice) kepada
pembeli;
Klien menyerahkan copy faktur (invoice) kepada Perusahaan
Factoring dalam negeri;
Perusahaan Factoring dalam negeri menyerahkan copy faktur
(invoice) kepada Perusahaan Factoring luar negeri;
Perusahaan Factoring luar negeri kemudian aktif melakukan
penagihan sesuai syarat pembayaran yang ditetapkan klien
dengan customer;
Customer membayar kepada Perusahaan Factoring luar negeri
sesuai perjanjian;
Perusahaan Factoring luar negeri melakukan pembayaran 100%
dari nilai faktur setelah dikurangi biaya tertentu yang telah
disepakati setelah importir membayar atau selambat-lambatnya
90 hari setelah tanggal pengiriman barang;
Setelah seluruh pembayaran diterima, Perusahaan Factoring
dalam negeri melakukan pembayaran kepada klien dari nilai faktur
dikurangi biaya factoring.
MEKANISME FACTORING INTERNASIONAL
EKSPORTIR
2. Copy
Invoice
1. Penyerahan
Barabfdan Invoice
7. Pembayaran
IMPORTIR
4. Penagih-an
5. Pembayaran
Perusahaan
Factoring
Dalam Negeri
6. Pembayaran
3. Copy Invoice
Peusahaan
Factoring
Luar Negeri
Konstruksi Hukum Factoring
• Inti hubungan hukum antara Perusahaan Factoring dengan
klien adalah jual beli piutang;
• Kontruksi hukum peralihan piutang pada transaksi factoring
dapat dibagi menjadi dua yakni jika dilihat dari piutangnya
adalah ‘cessie’, dan jika dilihat dari penggantian kreditur
adalah subrogasi.
• Hubungan hukum yang timbul antara Perusahaan Factoring
dengan customer pada hakekatnya merupakan abstraksi dari
hubungan hukum jual-beli barang yang dilakukan oleh klien
dan customer.
• Klausula yang terdapat pada factoring umumnya adalah:
• With or without recourse
• Adanya jaminan tambahan dalam bentuk personal guarantee,
corporate guarantee dan contingency reserve.
Kegiatan Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur meliputi
: (Pasal 5 Perpres 9/2009)
(1)a. Pemberian pinjaman langsung (direct
lending) untuk Pembiayaan Infrastruktur;
b. Refinancing atas infrastruktur yang telah
dibiayai pihak lain; dan/atau
c. Pemberian pinjaman subordinasi
(subordinated loans) yang berkaitan
dengan Pembiayaan Infrastruktur;
Pasal 5
(2) Untuk mendukung kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (I),
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
dapat pula melakukan:
a. Pemberian dukungan kredit (credjf
enhancement), termasuk penjaminan
untuk Pembiayaan Infrastruktur;
b. Pemberian jasa konsultasi (advisory
services) ;
Kegiatan (lanjutan)
c. Penyertaan modal (equity in vestmen4 ;
d. Upaya mencarikan swap market yang
berkaitan dengan Pembiayaan
Infrastruktur; dan/atau
e. Kegiatan atau pernberian fasilitas lain
yang terkait dengan Pernbiayaan
Infrastruktur setelah memperoleh
persetujuan dari Menteri.
Download