PERANCANGAN PABRIK: TAHAP PERENCANAAN Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya Email : [email protected] 1. PENDAHULUAN - Pengantar - Tujuan 2. PERENCANAAN PRODUKSI 3. PERENCANAAN BIAYA 4. PERENCANAAN FASILITAS 2 Minggu 2 1. PENDAHULUAN Perancangan pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam proses pendirian industri karena perancangan atau planning didefinisikan sebagai perumusan tujuan beserta program pelaksanaan untuk mencapai tujuan tersebut. Perancangan akan mempengaruhi secara langsung kelancaran serta keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah pabrik. Pada tahap perancangan akan memberikan garis pedoman atas pelaksanaan kegiatan seharihari serta aktivitas mendatang. Perancangan pabrik meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. www.google.com SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) 1.1 Pengantar Tujuan suatu pabrik beroperasi adalah untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin. Laba merupakan salah satu tolak ukur kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaannya. Untuk itu perlu dalam bab ini akan dibahas mengenai biaya yang dibutuhkan dalam perancangan pabrik MODUL Perancangan Pabrik/ Tahap Perencanaan Brawijaya University 1.2 Tujuan a. Memberikan informasi mengenai cara perencanaan produksi dan biaya. b. Memberikan informasi mengenai perencanaan fasilitas. 2. PERENCANAAN PRODUKSI Perencaaan produksi adalah pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara manajemen teras (top management) dan manufaktur. Di samping itu juga, perencanaan produksi merupakan pegangan untuk merancang jadwal induk produksi. Beberapa fungsi lain perencanan produksi adalah : a. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan b. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi c. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi d. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian. e. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana startegis f. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induk Produksi. Perencanaan produksi mempunyai waktu perencanaan yang cukup panjang, biasanya 5 tahun. Rencana ini digunakan untuk perencanaan sumber daya seperti ekspansi, pembelian mesin. Proses peramalan telah memberikan informasi mengenai besarnya permintaan akan produk yang direncanakan. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana produksinya itu sendiri. Dalam hal ini tidak semua permintaan dari hasil peramalan mungkin bisa diproduksi karena kapasitas produksi yang dimiliki tidak mencukupi. Pada dasarnya perencanaan produksi adalah upaya menjabarkan hasil peramalan menjadi rencana produksi yang layak dilakukan dalam bentuk jadwal rencana produksi. 3. PERENCANAAN LABA Berhasilnya tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa mendatang, baik jangka pendek maupun panjang. Oleh karena itu, tugas manajemen untuk merencanakan masa depan perusahaan sehingga semua kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang telah diperkirakan dan direncanakan bagaimana cara mengatasinya. Sedangkan ukuran yang digunakan untuk suksesnya manajemen suatu perusahaan adalah tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Dimana laba mempengaruhi tiga faktor yang saling berkaitan, yaitu harga jual, biaya dan volume penjualan. Perencanaan laba merupakan suatu manajemen kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat. Perenacanaan laba ditujukan pada sasaran akhir organisasi dan berlaku sebagai pedoman untuk mengendalikan arah kegiatan pasti. Page 2 of 6 2012 Perancangan Pabrik/ Tahap Perencanaan Brawijaya University Dalam menetapkan sasaran laba pihak manajemen harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Laba atau rugi yang diakibatkan oleh jumlah atau volume penjualan tertentu. b. Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang dipakai, untuk menghasilkan laba yang memadai agar dapat membayar dividen bagi saham dan untuk menahan sisa hasil usaha yang cukup guna memenuhi kebutuhan perusahaan dimasa yang akan datang. c. Break Even dimana suatu perusahaan berada dalam keadaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula menderita kerugian. d. Volume penjualan yang dihasilkan oleh kapasitas operasi perusahaan selama periode akuntasi. e. Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang dipakai, untuk menghasilkan laba yang memadai agar dapat membayar dividen bagi saham dan untuk menahan sisa hasil usaha yang cukup guna memenuhi kebutuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam melakukan pencatatan serta analisis terlebih dahulu kita harusuntuk menggolongkan biaya. Penggolongan tersebut harus selalu diperhatikan menurut tujuan keperluan digunakannya informasi tersebut. Klasifikasi biaya yang tepat merupakan hakekat bagi manajemen untuk mengumpulkan dan menggunakan informasinya dengan cara seefektif mungkin. Klasifikasi biaya yaitu sebagai berikut : a. Unsur produk Unsur biaya suatu produk, atau komponen yang utuh terdiri dari bahan-bahan, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penggolongan ini menyediakan manajemen dengan keperluan informasi untuk mengukur suatu pendapatan dan menetapkan harga suatu produk. Biaya bahan-bahan terbagi lagi menjadi bahan baku dan bahan penolong. Sedangkan tenaga kerja terdiri atas tenga kerja langsung dan tenga kerja langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik merupakan keseluruhan biaya selain dari bahan baku dan tenaga kerja. b. Kaitannya dengan produksi Penggolongan menurut produksi sangat erat kaitannya dengan unsur biaya suatu produk dan tujuan pengawasan. Kategori ini terdiri atas biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi sedangkan biaya konversi adalah biaya yang berkaitan dengan pengolahan bahan-bahan ke dalam produk jadi. c. Kaitannya dengan volume Biaya akan berubah-ubah sejalan dengan perubahan volume produksi. Memahami perilakunya merupakan hal yang sangat penting bagi penyiapan anggaran dan analisa pelaksanaan. Menurut kategori ini, biaya dikelompokkan ke dalam biaya variabel, biaya tetap, biya semi variabel, dan biaya penutupan. Biaya variabel adalah total biaya yang cenderung berubah sesuai dengan perubahan volume atau hasil, sedangkan biaya per unit tidak berubah (konstan). Contoh biaya Page 3 of 6 2012 Perancangan Pabrik/ Tahap Perencanaan d. e. f. g. Brawijaya University variabel adalah bahan baku, buruh langsung, serta biaya listrik mesin. Biaya tetap adalah total biaya yang cenderung tetap sampai dengan tingkat output tertentu, sedangkan biaya per unit berubah-ubah menurut outputnya. Contoh biaya tetap adalah biaya pemeliharaan gedung, biaya penyusutan, biaya pajak dan asuransi, dan biaya sewa gedung. Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki sifat tetap dan sifat variabel. Contohnya jasa utility (telepon, listrik, dan air). Biaya penutupan merupakan biaya tetap yang masih terus dibebankan meskipun tidak ada produksi, misalnya pajak dan asuransi gabungan. Departemen yang dibebani Suatu departemen adalah suatu divisi fungsi utama dari suatu bisnis. Penetapan biaya per departemen membantu manajemen mengawasi biaya overhead dan mengukur pendapatan. Berbagai departemen berikut ini dapat dijumpai di berbagai perusahaan industri. Departemen yang dimaksud adalah departemen produksi dan departemen jasa. Bidang fungsi Biaya yang dikelompokkan menurut fungsi dikumpulkan sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan. Semua biaya yang terjadi di perusahaan industri dibagi ke dalam biaya pabrik (biaya produksi), pemasaran, administrasi serta keuangan. Periode pembebanan Biaya dapat juga dikelompokkan berdasarkan kapan mereka dibebankan kepada pendapatan. Ada kalanya biaya dicatat pertama-tama sebagai harta atau aktiva dan kemudian sebagai biaya sewaktu mereka dipakai atau habis waktunya. Dua kategori yang digunakan adalah biaya produk (product cost) dan biaya atas dasar waktu (period cost). Pertimbangan-pertimbangan ekonomi – asumsikan biaya kesempatan (opportunity cost) Karena sumber kekayaan perusahaan sering terbatas, perencanaan yang tepat adalah sangat penting. Biaya dan manfaat yang diharapkan dari berbagai keputusan melibatkan investasi jangka panjang yang seharusnya dianalisa secara hati-hati oleh manajemen. Manajemen sebaiknya memasukkan analisa biaya kesempatan untuk setiap kesempatan. Biaya kesempatan didefinisikan sebagai nilai manfaat yang dapat diukur yang dapat diperoleh dengan memilih serangkaian tindakan alternatif. Untuk analisis cost-volume-profit, maka klasifikasi biaya yang dibutuhkan adalah klasifikasi biaya atas dasar hubungannya dengan volume kegiatan karena data yang dianalisis berupa data biaya tetap dan biaya variabel. Page 4 of 6 2012 Perancangan Pabrik/ Tahap Perencanaan Brawijaya University 4. PERENCANAAN FASILITAS Perancangan fasilitas yang kedua adalah perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material. Dalam industri manufakturing, perancangan struktur pabrik meliputi perancangan dan pendirian bangunan pabrik serta fasilitas penunjangnya seperti ketersediaan air, jaringan listrik, gas, penerangan, dan sebagainya. yogyakartacity.olx.co.id Perencanaan dan perancangan fasilitas ditekankan pada susunan terbaik dari berbagai macam aktivitas yang diperlukan agar tercapai tingkat produktivitus yang tinggi. Faktor-faktor penting lainnya yang harus dipertimbangkan dalam perancangan fasilitas, antara lain faktor biaybiaya bangunan, sistem komunikasi dalam pabrik, keamanan, kebutuhan-kebutuhan ruangan dan peralatan yang digunakan dalam penanganan bahan. Gambar Langkah langkah perancangan pabrik Page 5 of 6 2012 Perancangan Pabrik/ Tahap Perencanaan Brawijaya University Saat dilakukan perancangan fasilitas fisik, pertimbangan harus ditujukan pada keseluruhan proses dan prosedur yang c,unakan, kualitas dan kuantitas yang diinginkan serta perubahan yang mungkin terjadi untuk masa yang akan datang dalam jenis produk, kualitas atau jumlah permintaan konsumen. Semu segi tersebut akan digabungkan dalam suatu kerangka kerja menuju suatu desain dengan biaya yang efisien. Tujuan tata letak secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mempermudah jalannya proses. 2. Meminimumkan pemindahan material. 3. Memelihara fleksibilitas. 4. Memelihara perputaran barang setengah jadi. 5. Menghemat pemakaian ruang bangunan. 6. Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Untuk memenuhi tujuan tata letak yang baik tersebut, maka dapat digunakan suatu Kriteria untuk menilai apakah tata letak fasilitas pabrik sudah baik atau masih perlu disempurnakan lagi. REFERENSI Gomez, A.L and G.V.B. Canovas. 2005. Food Plant Design. Taylor and Francis Group; New York. Helmus F P. 2008. Process Plant Design. Project Management from Inquiry to Acceptance. WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim. ISBN: 9783-527-31313-6 PROPAGASI A. Latihan dan Diskusi Sebutkan dan jelaskan tata letak fasilitas yang tepat apabila kelompok Anda ingin membuat industri pengolahan ikan! B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri) 1. Jelaskan prinsip perancangan pabrik dengan metode Group Layout! 2. Jelaskan perbedaan proses layout dan product layout! Page 6 of 6 2012