HMI_ Tran sfo rmatif_Kon stru ktif

advertisement
YAKIN USAHA SAMPAI!
#HMI_Transformatif_Konstruktif
FZM FOR CAKABA #1
23/12/2015
Grand Design Perjuangan HMI
Cabang Kabupaten Bandung
Menyongsong Insan Cita
Salam sejahtera kami sampaikan
untuk
yang
berpusing-pusing
menghadapi Konferensi Cabang
(KONFERCAB), semoga hati dan
pikiran kita menyatu dalam sebuah
tindakan kebenaran.
Momentum sehat mencerdaskan
ini menjadi silaturahmi agar tali persaudaraan kita tetap terjaga dalam
bingkai kekaderan.
Buletin HMI Transformatif Konstruktif ini merupakan rangkaian
dari upaya penyampaian gagasan
yang di tawarkan oleh FZM untuk
perubahan HMI Cabang Kabupaten
Bandung kedepan.
Kami menyadari momentum
Konfercab ini merupakan momentum sangat tepat dalam pembelajaran politik secara sehat dan mencerdaskan.
Dengan segala kerendahan hati
dan niat yang tulus, kami dari TIM
pemenangan beserta relawan FZM
for CAKABA 1
#HMI_Transformatif_Konstruktif
memohon doa dan restu serta
dukungannya dalam mewujudkan
dan membumikan HMI Transformatif Konsruktif di wilayah kerja
HMI Cabang Kabupaten Bandung.
Daftar Isi
VISI & MISI: HMI Transformatif Konstruktif
1
(Transformasi HMI Cabang Kabpaten Bandung Menuju
Organisasi yang Konstruktif)
Grand Design HMI Transformatif Konstruktif
5
Artikel
6
Mengenal Sosok FZM
12
Galeri & Aktivitas FZM
14
Testimoni
18
“Allah tidak akan mentransformasi
keadaan suatu kaum sampai kaum
itu melakukan transformasi atas
keadaan mereka”.
HMI Tranformatif Konstruktif
VISI & MISI : HMI TRANSFORMATIF KONSTRUKTIF
H
impunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kabupaten Bandung adalah
organisasi besar yang memiliki potensi disetiap bidang sosial dan
kemasyarakatan. Potensi itu berasal dari beragamnya latar belakang
dan potensi yang dimiliki oleh kader HMI cabang kabupaten Bandung. Sebagai
salah satu cabang besar di wilayah badko HMI Jawa Barat, HMI Cabang
Kabupaten Bandung dipandang berhasil dalam wilayah kaderisasi organisasi,
di usianya yang terbilang muda dibanding cabang pendahulunya di jawa barat, HMI cabang
Kabupaten bandung tidak pernah absen memberikan kontribusi melalui kader terbaiknya
diberbagai bidang kehidupan khususnya di wilayah jawa barat.
Dibidang pendidikan dan keagamaan HMI Cabang Kabupaten Bandung sudah menelurkan
ratusan dosen dan ribuan guru yang tersebar diberbagai daerah dan perguruan tinggi. Sebut saja
rahim perkaderan HMI Cabang Kabupaten Bandung berhasil menelurkan puluhan pimpinan
fakultas dan beberapa orang menjadi rektor khususnya di UIN Bandung. Dibidang organisasi
kepemudaan DPD KNPI Jawa Barat selalu di hiasi oleh manggungnya kader HMI cabang
kabupaten Bandung, di pucuk pimpinan sudah dua priode senantiasa dipimpin oleh
alumni terbaik cabang kabupaten Bandung. Di wilayah lembaga kenegaraan
Cita-cita Islam adalah
adanya transformasi alumni cabang kabupaten Bandung tak pernah berhenti berktribusi
cabang
untuk “ber-Transformasi” sebagaimana dicita-citakan islam sebagai
terhadapKabupaten
ajaran Islam Bandung
diantaranya tidak pernah absen menelurkan alumni yang menjabat di
tentang
azas
HMI.Universal
Sikap yang Transformatif tergambar ketika dalam perjuangan kader HMI dilandasi oleh
Brotherhood, Equality, lembaga BUMN, KPU, KPID serta lembaga kenegaraan lainnya.
nilai-nilai
persaudaraan
dan kesetaraan yang menjadi dasar pada berjuang bersama guna
Social Justice
&
Kontribusi dan torehan prestasi yang berhasil dicapai oleh kader dan alumni
Economical Justice.
terwujudnya
“masyarakat” adil dan makmur.
terbaik HMI Cabang kabupaten Bandung dicapai melalui proses perkaderan
yang tidaklah “instan”. Mereka yang berhasil adalah mereka yang mentransformasikan yang diajarkan diperkaderan HMI menjadi prinsif dan kerja sosial yang
“membumi” yang melahirkan sikap kepedulian dan tanggung jawab dimanapun mereka berada.
Berbagai capaian positiv dan prestasi yang berhasil dicapaii oleh kader dan alumni terbaik HMI
Cabang kabupaten Bandung kita tak boleh hanya membanggakannya sehingga terjebak pada
kejayaan masa lalu dan romantisme sejarah. Melainkan yang terpenting adalah generasi kader
masa sekarang dituntut untuk berprestasi dan menorehkan karya yang lebih baik daripada para
pendahulu. Karena kaderisasi dianggap berhasil manakala generasi sekarang dan masa yang akan
datang itu lebih baik dari generasi sebelumnya bukan malah sebaliknya.
Sebagaimana kita ketahui bersama HMI sebagai organisasi kader diharapkan mampu
menjadi alat perjuangan dalam mentransformasikan gagasan dan aksi terhadap rumusan cita
HMI. Islam sebagai landasan nilai transformatif HMI yang secara sadar dipilih untuk memenuhi
kebutuhan dan menjawab persoalan yang terjadi di masyarakat.
Cita-cita islam adalah adanya transformasi terhadap ajaran dasar islam tentang
persaudaraan (Universal Brotherhood), kesetaraan (Equality), kadilan sosial (Sosial Justice) dan
keadilan ekonomi (economical Justice). Oleh sebab itu melihat realita yang ada dicabang
kabupaten bandung hari ini maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi seluruh elemen HMI
1
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
VISI & MISI : HMI TRANSFORMATIF KONSTRUKTIF
Cabang Kabupaten Bandung untuk “ber-Transformasi” sebagaimana yang dicita-citakan dalam
Islam sebagai azas HMI. Sikap Transformatif tergambar ketika perjuangan kader HMI dilandasi
oleh nilai-nilai persaudaraan dan kesetaraan guna terwujudnya “masyarakat” adil dan makmur.
Maka dari itu transformasi HMI yang saya maksudkan disini adalah terwujudnya kultur
berorganisasi di HMI Cabang Kabupaten Bandung yang mengedepankan nilai-nilai persaudaraan
(Universal Brotherhood), kesetaraan (Equality) guna terwujudnya cita HMI. Islam sebagai azas
HMI tidak akan terlihat jika kader HMI mampu secara bersama-sama mentransformasikan dirinya
sebagai mana yang disabdakan rosululoh Muhaamd SAW “tidak ada islam tanpa kebersamaan dan
tak ada kebersamaan tanpa kepemimpinan”. HMI hancur bukan karena musuh
HMI ynag kuat dan pintar namun dikarenakan HMI yang terpecah belah.
FZM juga akan bicara tentang konstruksi yang dimaksud dari pertanyaan
di atas, mungkin akan tersinggung kiranya kalau hari ini HMI sudah tidak lagi
mengkonstruk bangsa dan Negara. Apa yang dianalisis kita adalah sebuah
Kader HMI
masalah yang mendasar, yaitu kepribadian kader dan kemajuan cabang. Telinga
harus mampu
mentranforma kita selalu perih mendengar pembicaraan di luar sana tentang HMI, lantas
sikan rumusan apakah hal itu kita abaikan?, ini persoalan yang musti kita selesaikan. Kader HMI
cita HMI dalam harus mampu mentranformasikan rumusan cita HMI dalam setiap gerak dan
setiap gerak langkahnya. HMI sebagai organisasi kader memiliki platform yang jelas dalam
dan
langkahnya. menyususn agenda dengan mendekatkan diri pada realitas “masyarakat” secara
konsisten membangun proses dialektika secara obyektif dalam pencapaian
tujuannya. Daya sosort HMI terhadap persoalan akan tergambar pada penyikapan
kader yang memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas “mustad’afin” dan memperjuangkan
kepentingan mereka dan membekali mereka dengan kemampuan untuk melawan kaum penindas
“mustakbirin”.
Pertama. Perkaderan, HMI MUST BACK TO BASIC, HMI haruslah kembali pada basiknya.
Perjuangan HMI (peran HMI:AD pasal 9) akan tercapai dan berhasil manakala perkaderan (fungsi
HMI: AD PASAL 8) dilaksanakan dengan baik dan selaras dengan pedoman perkaderan.
Perkaderan ini menjadi kekuatan besar untuk mengembalikan pada fase pembentukan dahulu,
yang memompakan aliran darah keseluruh organ tubuh, artinya kekuatan HMI ada pada proses
pembentukan kadernya. Perkaderan layaknya sebuah pohon beringin, akar di analogikan sebagai
kekuatan inti yakni proses penanaman, batang pohon sebagai proses kaderisasi yang dilakukan
yang akhirnya buah yang dihasilkan pohon itu sebagai kadernya, pohon hidup di alam yang tidak
bisa dipungkiri banyak hama yang berdatangan belum angin yang menerpa pohon tersebut. Buah
akan dihasilkan oleh pohon manis dan tidaknya tergantung penanaman dan perawatan pohon
tersebut, begitu pula kader akan berkualitas ketika penanaman dan perawatannya dengan baik,
hama dan terjangan badai yang mengahadang layaknya alumni yang mengarahkan kader dengan
ketidak jelasan..
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
2
HMI Tranformatif Konstruktif
VISI & MISI : HMI TRANSFORMATIF KONSTRUKTIF
Kedua. Sifat Independensi HMI, senada dengan yang dikatakan Caknur dalam NDP HMI
independensi merupakan perwujudan dari sikap dan keadaan merdeka. Sebagaimana yang kita
pahami bersama bahwa kemerdekaan merupakan puncak dari kemanusiaan dan sebagai prasarat
menuju manusia yang bertauhid atau insan kamil. Oleh sebab itu independensi merupakan syarat
mutlak dalam perjuangan. Independensi sebagai bentuk pembebasan dan kemerdekaan dalam
menetukan sikap HMI baik secara organisasi maupun secara etis, kader secara individu yang
memilki sifat kehaniefan yang condong akan kebenaran sesuai dari kefitrahan manusia. Dengan
demikian pembentukan sikap dan karakter kader akan mewujud dalam bentuk kesadaran. Inilah
yang di harapkan dan di cita-citakan sebagaimana tujuan dari HMI itu sendiri yakni Kualitas Insan
Cita.
Ketiga, tradisi intelektual terbinanya kader HMI yang memeiliki kualitas intelektual
merupakan salah satu tujuan dari HMI. Kualitas intelektual kader HMI sebagai modal dasar dalam
sebuah perjuangan. dalam pembangunan Tradisi intelektual di HMI Cabang kabupaten bandung
diperlukan kesadaran kolektif yang ditunjukan dengan sikap saling bahu membahu dimana
seluruh elemen organisasi satu gerak satu tujuan dalam menciptakan
Restorasi tradisi
kultur intelektual kader. Dimana dalam gerak dan langkahnya
intelektual kader HMI cabang,komisariat lembaga otonom dan lembaga pengembangan
kembali
untuk
membantu dalam mewujudkan misi organisasi, diantaranya; LDMI, LAPMI, Dll.
Cabang
Kabupaten
profesi yang ada dilingkungan HMI Cabang Kabupaten Bandung
Sehingga perjuangan HMI Cab Kab Bandung bisa ada di semua aspek kehidupan baik aspek
Bandung adalah
menjadikan kultur intelektual sebagai ruh “Spirit” dalam semua
keumatan dan aspek kebangsaan.
komitmen idiologis kegiatan. Kualitas akademis merupakan kualitas insan cita yang
Kelima, Salah satu Poros perkaderan HMI ada di kampus sebagai salah satu lingkungan
untuk mengembalikan pertama dalam rumusan tujuan HMI, yang mengharuskan kader HMI
akademik dimana HMI dan Kader HMI bereksistensi, maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi
mempunyai pengetahuan tinggi, wawasan luas dan berpikir objektif
kesucian dan
seluruh kader HMI untuk mempertahankan eksistensi HMI di kampus-kampus.
kehormatan kaderisasi untuk membangun peradaban Indonesia yang modernis. Kekuatan
Keenam, sudah saatnya HMI Cab Kab Bandung berperan aktif dalam pembangunan
intelektual HMI seharusnya tumbuh dari kader-kader HMI Cabang
HMI,
daerah dan isu-isu kedaerahan di wilayah Kabupaten bandung, dan melakukan pengabdian
Kabupaten Bandung, karena sampai saat ini basis akademisnya adalah
untuk membangun daerah, suatu tindakan yang pantas dilakukan sesuai dengan peran, fungsi dan
kampus UIN. Namun realitanya telah berbalik, komitmen idiologis HMI untuk membangun
cendikiawan muslim kini telah berubah dengan nuansa politik yang begitu kental, tetapi kualitas
intelektualnya menurun. Restorasi tradisi intelektual kader HMI Cabang Kabupaten Bandung
adalah komitmen idiologis untuk mengembalikan kesucian dan kehormatan kaderisasi HMI, yang
harus terwujud dalam langkah kongkrit, sistematis dan dinamis. Hal ini sebuah ikhtiar kita untuk
mengembalikan tradisi HMI pada khittah-nya, sehingga missi organisasi bisa terwujud dengan
baik. Kita harus mencontoh pembangunan dari sosok baginda Muhammad Saw dimana beliau
mencerdaskan seluruh sahabatnya sehingga sahabat-sahabat yang masuk islam menjadi pribadi
yang bertanggung jawab,visioner dan siap berjuang demi islam.
Keempat adalah kekuatan untuk membangkitkan Lembaga Pengembangan Profesi,
sebagai wahana untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat kader, sehingga kader HMI Cab
Kab Bandung menjadi pribadi profesional dalam bidang tertentu dan mempunyai daya jual dan
daya saing tinggi dalam menjawab tantangan zaman. Berbagai jenis LPP seharusnya dihidupkan
3
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
VISI & MISI : HMI TRANSFORMATIF KONSTRUKTIF
Keempat adalah kekuatan untuk membangkitkan Lembaga Pengembangan Profesi,
sebagai wahana untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat kader, sehingga kader HMI Cab
Kab Bandung menjadi pribadi profesional dalam bidang tertentu dan mempunyai daya jual dan
daya saing tinggi dalam menjawab tantangan zaman. Berbagai jenis LPP seharusnya dihidupkan
kembali untuk membantu dalam mewujudkan misi organisasi, diantaranya; LDMI, LAPMI, Dll.
Sehingga perjuangan HMI Cab Kab Bandung bisa ada di semua aspek kehidupan baik aspek
keumatan dan aspek kebangsaan.
Kelima, Salah satu Poros perkaderan HMI ada di kampus sebagai salah satu lingkungan
akademik dimana HMI dan Kader HMI bereksistensi, maka sudah menjadi
sebuah keharusan bagi seluruh kader HMI untuk mempertahankan
eksistensi HMI di kampus-kampus.
Keenam, sudah saatnya HMI Cab Kab Bandung berperan aktif
dalam pembangunan daerah dan isu-isu kedaerahan di wilayah
Kabupaten bandung, dan melakukan pengabdian untuk membangun
Transformasi HMI
Cabang Kabupaten daerah, suatu tindakan yang pantas dilakukan sesuai dengan peran, fungsi
Bandung Menuju dan sifat independensi kader HMI. Dimana hal ini sebagai semangat dari
Organisasi Yang HMI cabang Kabupaten Bandung kedepan. Kita jangan menutup mata dan
menjadikan HMI Cabang Kabupaten Bandung laksana komisariat ke-9 di
Kontruktif”.
UIN Bandung.
Ekspansi ini merupakan langkah kongkrit untuk mengembalikan
kejayaan HMI sebagai organisasi kemahasiswaan terbesar dan tertua di Indonesia. Dan untuk
mewujudkan eksistensi perjuangan HMI cabang yang ada di tingkat daerah dengan platform
perjuangan yang sesuai dengan kefitrahan HMI.
Berdasarkan identifikasi pembacaan realitas perkaderan di atas, maka dengan izin Allah Swt
Faiz Zawahir Muntaha (FZM) siap maju sebagai kandidat ketua umum untuk membawa
perubahan dan kemajuan bagi HMI cab kab Bandung 2016-2017 dengan rumusan visi
Transformasi HMI Cabang Kabupaten Bandung Menuju Organisasi Yang Kontruktif”.
Apapun gagasan yang saya tuliskan akan menjadi visi yang membumi ketika seluruh elemen
HMI Cabang kabupaten Bandung bersatu padu mewujudkan visi perbaikan dan peningkatan
kualitas kader. Apalah gunanya sebuah visi dan gagasan manakala visi itu hanya ada dan tertulis
diatas kertas. Tentunya siapapun yang memimpin HMI Cabang Kabupaten Bandung kedepan kita
sepakati bahwa HMI Cabang Kabupaten Bandung sudah tidak lagi dipandang “seksi” dan menarik
dikalangan mahasiswa dan berbagai kalangan. Maka tugas kita adalah mengembalikan dan
menunjukan bahwa HMI Cabang Kabupaten Bandung adalah cabang yang kuat,berprestasi dan
cabang yang besar dan berprestasi baik di wilayah intelektual, politik dan elemen lainnya..
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
4
5
Eksternal
_______________ Alur gerakan
…………………………….. Koordinasi
Perkaderan
(pendampingan masyarakat)
Social
(gerakan pencitraan)
Politik
Sinergi antar lembaga
Politikal etik
Bargaining professional
Desain pelatihan humanisasi, andragogi, responsive, professional.
Desain konsep transformative konstruktif & Ideologi kader
Pembentukan kebutuhan zaman
Internal
Cabang kabupaten Bandung
LKK
Training Instruktur
Senior Course
Administrasi kesekretariatan
Latihan untuk pelatih
IN FORMAL (pengembangan)
Manusia berpikir dan bertanggung
jawab
Restorasi kultur
Keder professional
Tradisi Intelektual
Sinergi antar lembaga
HMI KONSTRUKTIF
Manusia
berkarakter
dalam berfikir
Manusia si jago
debat
Manusia si kutu
buku
Menjaga stabilitas politik etis
kampus
Pensolidan
Ideologisasi
kader
Bergaining
akademik
Gerakanya :
Komisariat se-wilayah kab.
Bandung
KADERISASI FORMAL
ORIENTASI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Lembaga seni mahasiswa
islam
Kelas bahasa mahasiswa islam
Lembaga Dakwah
Lembaga Pers
Lembaga pengembangan
Profesi (LPP):
ORGANISASI
KOHATI
BPL
Lembaga Otonom
Doktrin Perjuangan
HMI
HMI Tranformatif Konstruktif
DESIGN HMI TRANSFORMATIF KONGRAND DESIGNGRAND
PERJUANGAN
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
ARTIKEL
Pemaknaan Kalimat Syahadat Sebagai Pijakan Pendidikan Moral
Oleh : Faiz Zawahir Muntaha
Ketika mendapat sepucuk surat undangan untuk berdiskusi dengan mahasiswa Fakultas Tarbiyah
UIN Bandung yang di fasilitasi oleh Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan tema
“pendidikan akhlaq menurut barat dan timur”. Saya dihinggapi oleh kebingungan dengan tema tersebut
karena apa yang di maksud dengan barat dan timur pada tema tersebut? Jika yang dimaksudkan oleh
tema tersebut kata “barat” merefresentaskan pemikir yang berasal dari Eropa dan Amerika sedangkan
“timur” merefresentasikan Islam.
Padahal sesungguhnya di dunia ini tidak ada barat dan timur (QS An-Nur: 35). Barat dan timur
adalah pendikotomian orang Eropa dalam membagi wilayah. Jika sudah dibagi menjadi barat dan timur
maka semua ilmu pengetahuan dan kemajuan itu berasal dari timur. Jika kita berkaca pada sejarah maka
timur adalah pusat peradaban, peradaban yang dibangun oleh orang timur pasti sebuah peradaban yang
maju dan tidak menimbulkan kerusakan di atas bumi ini hal ini berbanding terbalik dengan peradaban
yang dibangun oleh orang barat baru saja menguasai perdaban dunia 3 abad dunia ini sudah dilanda
kerusakan.
Fritjof Capra seorang ilmuwan Barat mengungkapkan kegelisahannya. Menurutnya saat ini, ahliahli dalam berbagai bidang tidak lagi mampu menyelesaikan masalah-masalah mendesak yang muncul
dalam
keahlian mereka.
Para ekonom
tidak
mampu
lagi memahami
inflasi,
bingung
dialamibidang
oleh masing-masing
individu
dan tidak
bersifat
universal.
Konsepsi
nilai Onkolog
dalam peradaban
tentang
penyebab
kanker;
psikiater
dikacaukan
oleh schizofrenia,
dan nilai
polisiabsolut
semakin
tidak
berdaya oleh
Barat terus
berevolusi
sesuai
dengan
tuntutan jaman
akibat ketiadaan
yang
bersumber
dari
semakin
tingginya
tingkat
kriminalitas.
wahyu yang mengatur kehidupan masyarakat dan menjadi rujukan moralitas. Konsep nilai berkembang
sosial
tersebutBarat
akhirnya
pemberontakan-pemberontakan
dalam
sesuaiProblematika
dengan konsepsi
masyarakat
terhadapmemunculkan
hakikat manusia,
agama dan ilmu serta kehidupan
itu
masyarakat
modern.
Barat
kemudian
berusaha
mengembangkan
pendidikan
nilai
atau
karakter
yang
sendiri. Perkembangan konsep nilai ini menunjukkan betapa Barat tidak pernah akan
berorientasi
kepada nilai, nilai-nilai
etika dan moralitas
yang diharapkan
dapat
memunculkan
manusia-manusia
berhenti merumuskan
yang dianggap
baik bagi
kehidupan
masyarakatnya.
Sejarah
yang
humanis.
memperlihatkan perubahan radikal konsep nilai di Barat, dimulai dari penerimaan pada etika moral
Barat modern
nilai sebagai
produkmetafisika
rasionalitas
gereja,Peradaban
sampai akhirnya
berujung menganggap
kepada penghapusan
unsur-unsur
dalamindividu-individu,
etika moralnya.
namun
ketika
nilai
berada
dalam
konteks
sosial
dan
budaya,
maka
nilai
diartikan
sebagai
konsensus
Dahulu gereja mengharamkan tindakan homoseksual karena tidak sesuai dengan nilai etika
agama
bersama
sekelompok
manusia.
Sebagaimana
pandangan
Weber,
salah
seorang
tokoh
sosiologi
tersebut, namun saat ini dunia menyaksikan seorang homoseksual telah diangkat menjadi Uskup di
Barat, yang menyatakan bahwa nilai itu ada secara objektif dalam subjektivitas manusia dan murni
menjadi milik dari pribadi-pribadi.
Dengan itu, konsepsi Barat tentang nilai, moral, dan etika bersifat relatif dan sangat berbeda
bahkan bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Konsep tentang apa yang disebut baik dan buruk
merupakan kancah pertarungan pemikiran yang tak pernah henti dari filosof-filosof Barat, sejak zaman
Yunani sampai hari ini. Dari pendidikan yang berorientasi kepada etika Kristen sebagaimana pemikiran
Thomas Aquinas, kemudian berubah menjadi paham materiasme yang dikembangkan Decartes. Sejak
saat itu, ilmu diaggap sebagai value free atau bebas nilai sehingga pendidikan di Barat dikembangkan
“tanpa” nilai. Moral, etika, agama, kemudian dijauhkan dari kurikulum dengan harapan manusia dapat
lebih cerdas dan kreatif dalam menciptakan dan berinovasi di bidang sains dan teknologi.
Hal tersebut merupakan konsenkuensi dari sekularisasi yang melanda Eropa setelah hilangnya
kepercayaan masyarakat Barat terhadap kepempinan gereja. Sekularisasi menyebabkan pengukuran
baik-buruk, benar-salah, semata-mata dilakukan melalui rasio dan pengalaman indera manusia.
Masyarakat Barat pada akhirnya menganggap nilai-nilai agama merupakan fenomena subjektif yang
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
6
HMI Tranformatif Konstruktif
ARTIKEL
ARTIKEL
Hal tersebut merupakan konsenkuensi dari sekularisasi yang melanda Eropa setelah hilangnya
kepercayaan masyarakat Barat terhadap kepempinan gereja. Sekularisasi menyebabkan pengukuran
baik-buruk, benar-salah, semata-mata dilakukan melalui rasio dan pengalaman indera manusia.
Masyarakat Barat pada akhirnya menganggap nilai-nilai agama merupakan fenomena subjektif yang
dialami oleh masing-masing individu dan tidak bersifat universal. Konsepsi nilai dalam peradaban
Barat terus berevolusi sesuai dengan tuntutan jaman akibat ketiadaan nilai absolut yang bersumber dari
wahyu yang mengatur kehidupan masyarakat dan menjadi rujukan moralitas. Konsep nilai berkembang
sesuai dengan konsepsi masyarakat Barat terhadap hakikat manusia, agama dan ilmu serta kehidupan itu
sendiri. Perkembangan konsep nilai ini
menunjukkan betapa Barat tidak pernah akan
berhenti merumuskan nilai-nilai yang dianggap baik bagi kehidupan masyarakatnya. Sejarah
memperlihatkan perubahan radikal konsep nilai di Barat, dimulai dari penerimaan pada etika moral
gereja, sampai akhirnya berujung kepada penghapusan unsur-unsur metafisika dalam etika moralnya.
Dahulu gereja mengharamkan tindakan homoseksual karena tidak sesuai dengan nilai etika agama
tersebut, namun saat ini dunia menyaksikan seorang homoseksual telah diangkat menjadi Uskup di
Gereja Angllikan, New Hamshire pada tahun 2003 lalu.
Hal tersebut tentunya berbeda dengan pendidikan karakter dalam Islam yang menekankan
pada konsep adab. Islam berbeda dengan Barat, mempunyai teladan manusia yang mempunyai karakter
sempurna, yaitu Rasulullah saw. Konsep adab dalam Islam terkait dengan keyakinan bahwa dalam
melakukan
manusia
rujukandan
yang
yaitulebih
wahy
u Allah dari
swt dan
sunnah
Nabi
Islam tindakan,
adalah agama
yangmempunyai
paling sempurna
takutama
ada yang
sempurna
islam
“al islamu
-Nya.
Konsep
pendidikan
karakter yang
bercorak
sekuler-liberal
tidakdalam
mungkin
dapat
mencetak
manusia
yu’la wala
ya’lu
alaih” . manifestasi
akan
kesempurnaan
islam ada
segala
asfek
kehidupan.
Islal
-manusia
beradab.
satu-satunya agama yang membahas segala asfek kehidupan manusia. Islam senantiasa mengatur
Menurut
al-Attas,
prinsipdengan
etika yang
sejati
dan universal
hanya dapat
dibangun oleh
jiwa
bagaimana
polaProf
interaksi
manusia
Tuhan,
manusia
dengan sesame
manusia,manusia
dengan
manusia
yang bersifat
Yaitu Selain
ketikadarijiwa
mendapatkan
ilmu
yangyang
benar
dari
alam dan manusia
dengan spiritual.
dirinya sendiri.
itu islam
satu-satunya
agama
mengatur
Tuhannya.
Sehingga
merupakan
sesuatumanusia.
yang memprihatinkan
umatdibuktikan
Islam masih
seluruh tingkah
laku dalam
kehidupan
Kesempurnaan apabila
islam bisa
olehpercaya
semua
bahwa
etika
universal
dapat
dibangun
menggunakan
framework
Barat
modern
manusia menggunakan fersfektif apapun dan ketika islam dilihat dari berbagai fersfektif maka yang
akan
menganggap
Tuhan
dan
jiwa
tidak
memiliki
objektivitas
dan
nilai
ilmiah
sebagai
sumber
ilmu.
semakin Nampak kesempurnaan islam. Hal itu membuktikan bahwasanya kesempurnaan islam tak akan
yang membedakannya
dengan etika filsafat, yaitu sebagai berikut:
pernahIslam
terbantahkan
lagi.
1.
Etikabangsa
Islam ataupun
mengajarkan
menuntun
manusia
tingkah
laku bangsa
yang baik
dan
Jika suatu
Negaradan
dibangun
dengan
pijakan kepada
nilai-nilai
islam maka
itu akan
menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2.
Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya
perbuatan, didasarkan pada ajaran Allah SWT, yaitu Al-Qur’an, dan ajaran Rasul-Nya yaitu
sunnah.
3.
Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima oleh seluruh umat manusia
di segala waktu dan tempat.
Dengan ajaran-ajarannya yang praktis dan tepat, cocok dengan fitrah manusia dan akal pikiran
manusia. Maka etika Islam dapat dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia. Etika Islam mengatur
dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di
bawah pancaran sinar petunjuk Allah SWT menuju keridhaan-Nya. Dengan melaksanakan etika Islam
niscaya akan selamatlah manusia dari pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru dan
menyesatkan.
Kembali pada nilai-nilai keislaman sebagai pijakan pendidikan moral guna kemajuan
bangsa
7
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
ARTIKEL
Kembali pada nilai-nilai keislaman sebagai pijakan pendidikan moral guna kemajuan bangsa
Islam adalah agama yang paling sempurna dan tak ada yang lebih sempurna dari islam “al islamu
yu’la wala ya’lu alaih” . manifestasi akan kesempurnaan islam ada dalam segala asfek kehidupan. Islal
satu-satunya agama yang membahas segala asfek kehidupan manusia. Islam senantiasa mengatur
bagaimana pola interaksi manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesame manusia,manusia dengan
alam dan manusia dengan dirinya sendiri. Selain dari itu islam satu-satunya agama yang mengatur
seluruh tingkah laku dalam kehidupan manusia. Kesempurnaan islam bisa dibuktikan oleh semua
manusia menggunakan fersfektif apapun dan ketika islam dilihat dari berbagai fersfektif maka akan
semakin Nampak kesempurnaan islam. Hal itu membuktikan bahwasanya kesempurnaan islam tak akan
pernah terbantahkan lagi.
Jika suatu bangsa ataupun Negara dibangun dengan pijakan nilai-nilai islam maka bangsa itu akan
menjadi bangsa yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT karena hal itulah yang menjadai
“masyarakat Cita” yang menjadi tujuan islam. Hal itu akan Nampak ketika islam yang rahmatan lil
alamin terrealisasikan dalam segala asfek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akan tetapi kesempurnaan islam tidak akan pernah bisa terlihat dan dirasakan ketika nilai-nilai
ajaran islam tidaklah di aflikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sebuah nilai atau ajaran
dikatakan hidup ketika diwujudkan dalam amal shaleh atau caknur menyebutnya kerja social. ketika
ajaran serta nilai yang diajarkan agama itu tidak di implementasikan dalam kehidupan maka agama akan
kehilangan
subtansi
serta esensi
agamapada
tersebut.
Agama
hanya akan
menjadi
ritus-ritus
berapapun kalau
dikembalikan
ataudari
dikalikan
titik nol
maka nilainya
adalah
nol. Oleh
sebab ituyang
nol
kehilangan
maknanya,agama
hanya
akan
menjadi
seperangkat
kitab-kitab
yang
mendongengkan
nilainya itu tidak terbatas bisa menjadikan angka lain bernilai atau tidak bernilai. Coba lihat betapa
kebaikan
dan keburukan.
rumitnya filsafat
dan penggunaan angka romawi yang tidak ada bilangan nol di dalamnya.
Dalam
mengimplementasikan
ajaran
islam
kehidupan
maka kewajiban
untuk seluruh
Oleh sebab itu menurut saya nol
adalah
titikdalam
ilahiyyah
dimensiiniketuhanan
yang menjadikan
alam
umat
islam
yang
pertama
adalah
membaca
dua
kalimat
syahadat.
Dua
kalimat
syahadat
sebagaimana
semesta ini stabil. Manusia sekaya dan sekuat apapun ketika dikembalikan pada titik ketuhanan nilai
dibahas
oleh para
adalah pintu
yangapapun
kaffah.ketika
Dalam
hadis nabi
yang ia miliki
tidakulama
ada apa-apanya.
Pungerbang
manusiamenuju
selemahkeislaman
atau semiskin
dikembalikan
Muhammad
SAW ilahiyah
yang diriwayatkan
oleh bukhari
dan artinya.
muslim Syahadat
adalah rukun
islam yang
ke-1
kepada nilai-nilai
maka semuanya
tidak ada
Semua bilangan
baik positive
ataupun
dalam
logika
ilmu
pasti
mungkin
bisa sampai
pada angka
2 jikailaihi
angkaroji’un”
satu belum
sempurna
negative
berasal
dari
titiktaknol
sebagaimanusia
pijakan awalnya.
“innalillahi
wainna
semua
berasal
begitu
pula
seterusnya.
Oleh
sebab
itu
maka
penyempurnaan
syahadat
adalah
kunci
untuk
mewujudkan
dari Allah dan akan kembali pada Allah. Semua berasal dari titik nol maka jika dikembalikan pada nol
islam
yang rahmatan
lil alamin.
maka semuanya
seakan-akan
tak ada nilainya.
Kepasrahan adalah titik nol sebagai prasarat mutlak Syahadat yang kaffah
Akan tetapi masalah yang selanjutnya bagaimana caranya supaya manusia bisa sempurna dalam
syahadatnya. Syahadat adalah rukun islam yang ke-1 namun dalam deret matematika di alam raya ini
sebelum bisa menginjak ke angka 1 maka manusia haruslah menyempurnakan dulu bilangan 0 (nol)
baru aka tercapai. Prasarat utama supaya syahadat seorang muslim sempurna adalah : pertama. Syahadat
adalah perwujudan dari kepasrahan manusia dalam menerima Allah sebagai tuhannya serta Nabi
Muhammad SAW sebagai nabinya. Seorang manusia bisa pasrah jika memiliki alasan yang tepat dan
tidak terbantahkan kenapa saya harus pasrah? Kepasrahan adalah titik nol dalam diri manusia titik nol
adalah titik keseimbangan alam semesta. Nol adalah bilangan yang nilainya tak terdefinisikan oleh
sebab itu menurut saya keliru jika ada ahli matematika mengangap nol itu tidak bernilai jika tida disertai
dengan bilangan yang lain. Dalam deret aritmetika titik nol adalah titik kesimbangan yang mana nilai
nol tidaklah terdefinisikan dan tidak terbatas. Buktinya jika dari angka nol bergeser kekanan atau keatas
maka itu bernilai positive mulai dari 1 sampai tidak terhingga dan jika bergeser kekiri atau kebawah
maka negative mulai dai -1 sampai tidak terhingga. Jika manusia menghitung sampai ke angka
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
8
HMI Tranformatif Konstruktif
ARTIKEL
ARTIKEL
Nol adalah bilangan yang nilainya tak terdefinisikan oleh sebab itu menurut saya keliru jika ada
ahli matematika mengangap nol itu tidak bernilai jika tida disertai dengan bilangan yang lain. Dalam
deret aritmetika titik nol adalah titik kesimbangan yang mana nilai nol tidaklah terdefinisikan dan tidak
terbatas. Buktinya jika dari angka nol bergeser kekanan atau keatas maka itu bernilai positive mulai dari
1 sampai tidak terhingga dan jika bergeser kekiri atau kebawah maka negative mulai dai -1 sampai tidak
terhingga. Jika manusia menghitung sampai ke angka berapapun kalau dikembalikan atau dikalikan
pada titik nol maka nilainya adalah nol. Oleh sebab itu nol nilainya itu tidak terbatas bisa menjadikan
angka lain bernilai atau tidak bernilai. Coba lihat betapa rumitnya filsafat dan penggunaan angka
romawi yang tidak ada bilangan nol di dalamnya.
Oleh sebab itu menurut saya nol adalah titik ilahiyyah dimensi ketuhanan yang menjadikan alam
semesta ini stabil. Manusia sekaya dan sekuat apapun ketika dikembalikan pada titik ketuhanan nilai
yang ia miliki tidak ada apa-apanya. Pun manusia selemah atau semiskin apapun ketika dikembalikan
kepada nilai-nilai ilahiyah maka semuanya tidak ada artinya. Semua bilangan baik positive ataupun
negative berasal dari titik nol sebagai pijakan awalnya. “innalillahi wainna ilaihi roji’un” semua berasal
dari Allah dan akan kembali pada Allah. Semua berasal dari titik nol maka jika dikembalikan pada nol
maka semuanya seakan-akan tak ada nilainya.
Seorang manusia bisa pasrah dalam bersyahadat ketika ia menyadari betapa dirinya tidak
berdaya,tidak ada apa-apanya dan tak ada gunanya ktika tanpa Allah. Dia akan lemah jika tak diberikan
kekuatan oleh Allah,dia akan miskin ketika tak diberikan kekayaan oleh Allah dan dia akan bodoh
ketika tak dikaruniai ilmu oleh Allah sang pencipta awal dari sesuatu.
Jika kita fahami dan perhatikan secara seksama manusia-manusia yang enggan menyembah Allah
dan enggan bersyahadat secara kaffah, hal itu disebabkan oleh adanya rasa kepemilikan kelebihan yang
ada dalam dirinya.dia merasa dirinya kuat sehingga tak membutuhkan Allah untuk melindunginya,dia
merasa kaya raya sehingga tak membutuhkan Allah sebagi dzat yang menjamin kehidupannya,dia
merasa punya jabatan sehingga bisa merasa paling berkuasa. Sehingga rasa-rasa itulah yang
menghalangi dari kepasrahan manusia terhadap TUHAN. Manusia bisa pasrah kepada Tuhan ketika dia
menyadari dan kembali pada titik nol sebagai awal dari segala sesuatu yang ia miliki.
Pemaknaan kalimat Syahadat sebagai pijakan bersyahadat secara Kaffah dan berakhlakul karimah
Syahadat bukan hanya diucapkan melainkan yang terpenting haruslah dimaknai. Jika seorang
muslim hanya bisa mengucapkan dua kalimat syahadat maka sesungguhnya dia gak pantas disebut
manusia karena jika syahadat hanya di ucapkan maka seekor burung beo pun diberikan kemampuan
untuk mengucapkan. Jika syahadat seorang mukallaf hanya diucapkan seorang bayi yang baru belajara
berbicarapun bisa mengucapkan itu. Oleh sebab itu pemaknaan dua kalimat syahadat menjadi syarat
mutlak muslim untuk menjadi muslim yang kaffah.
Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas kalimat syahadat sesuai
dengan kemampun yang saya miliki. Adapun kalimat syahadat pertama sebagai syahadat ilahiyah yang
menjadi sebuah ikrar serta perjanjian antara makhluk dengan sang khaliq adalah :
‫اشهد ان الاله االهللا‬
9
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
ARTIKEL
‫اشهد ان الاله االهللا‬
Kalimat syahadat pertama diawali dengan lafadz “asyhadu” yang dalam kajian bahasa arab
asyhadu itu dhamir atau subjeknya adalah “ana/aku” yaitu muttakalim wahdah dalam bahasa Indonesia
biasa diartikan “aku bersaksi” subjek aku sebagai orang yang melakukan persaksian adalah keseluruhan
dimensi serta realitas yang dimiliki oleh si “aku”. Aku bukanlah mulut saja,bukan mata saja,bukan
telinga saja melainkan semua yang ia miliki. Oleh sebab itu ketika seseorang mengucapkan lafadz
“asyhadu” maka itu berarti keseluruhan realitas yang ada dalam dirinya itu dipersaksikan. Oleh sebab
itu maka sahadat itu bukan “MENGAKU” melainkan “MENG-AKU” dalam artian ketika seseorang
mengucapkan lafadz “asyhadu”dalm dua kalimat syahadat maka dia sudah mempasrahkan keseluruhan
realitas yang ia miliki untuk dipersaksikan kepada Allah sebagai tuhannya dan Muhammad sebagai
nabinya.
Kemudian lafadz kedua dalam kalimat syahadat adalah “AN” dalam bahasa
sunda ulama salaf mengartikannya “kalawan kalakuan sareung tingkah” dalam
artinya dengan keseluruhan kinerja serta gerak langkah dalm hidupnya. Oleh sebab
itu orang yang membaca kalimat ini mengikrarkan apapun yang ia lakukan dan ia sahadat itu bukan
kerjakan dipersaksikan serta diperuntukan hanya untuk dzat yang maha benar. Ia
“MENGAKU”
melakukan kebaikan bukan untuk harta jabatan ataupun pujian melainkan hanya melainkan “MENGAKU”
semata-mata hanya untuk Allah tuhan semesta alam.
Kemudian kalimat “lailahaillallah” kalimat lailahaillallah di awali dengan
huruf “LA” yang dalam kajian bahasa arab huruf “la” dalam kalimat ini adalah la
naïf artinya la yang mentiadakan atau dalam kajian bahasa Indonesia disebut
sebagai kalimat negasi. Selanjutnya lafadz “ILAHA” yang dalam bahasa Indonesia biasanya diartikan
“TUHAN” hal itu bisa dilihat pada terjemah al-quran Surat An-nas ayat kedua. Lafadz ilaha adalah
realitas yang dipertuhankan oleh manusia. Selanjutnya disambung denga huruf “ILa” yang dalam tata
bahasa arab adalah huruf istisnya atau afirmasi dalam tata bahasa Indonesia yang arti dan gunanya
“mengecualikan” selanjutnya lafadz “ALLAH” sebagai wujud realitas yang benar-benar dipertuhankan
oleh manusia tidak ada dzat lain yang dipertuhankan dengan seutuhnya dan sebenar-benarnya kecuali
Allah.
Oleh sebab itu jika kita tarik benang merah makna dari lafadz syahadat ilahiyah ini ketika manusia
mengucapkan " ‫اشهد ان الاله االهللا‬asyhaduanlailahailaAllah"
Maka sesungguhnya dia sudah mengirarakan bahwa sesunguhnya aku bersaksi dengan demua
yang ada pada diriku dan apapun yang akan aku lakukan dan kerjakan bahwa tidak ada tuhan yang aku
sembah melainkan Allah. Maka orang tersebut apapun yang ia lakukan bukan menginginkan
harta,pujian ataupun jabatan melainkan semata-mata hanya untuk Allah. Sehingga jika semua umat
islam sudah faham akan makna syahadat maka pemaknaan itu haruslah tercermin dalam setiap tingkah
laku yang ia lakukan,jika itu belum tercermin maka syahadat ilahiyahnya belumlah pantas disebut
sebagai syahadat.
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
10
HMI Tranformatif Konstruktif
ARTIKEL
ARTIKEL
Pemaknaan syahadat ilahiyah sangatlah pening untuk difahami dan diaflikasikan oleh seluruh
elemen umat islam guna mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan di ridhoi Allah SWT. Jika
syahadat ini dimaknai dan diamalkan oleh seorang pemimpin maka setiap kebijakan dan apapun yang ia
lakukan bukanlah untuk upah,pujian ataupun kekayaan melainkan semata-mata hanya untuk Allah
begitu pula oleh tentara,birokrasi,tokoh masyarakat,tokoh agama ataupun masyarakat biasa. Jika semua
itu sudah terlaksana maka akan dengan sendiri bangsa dan Negara tersebut akan menjadi bangsa yang
adil makmur dan diridhai oleh Allah SWT yang akan dibukakan padanya keberkahan dari langit dan
bumi.
Pemaknaan syahadat ilahiyah sangatlah pening untuk difahami dan diaflikasikan oleh seluruh
elemen umat islam guna mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan di
ridhoi Allah SWT. Jika syahadat ini dimaknai dan diamalkan oleh seorang
pemimpin maka setiap kebijakan dan apapun yang ia lakukan bukanlah untuk
upah,pujian ataupun kekayaan melainkan semata-mata hanya untuk Allah
begitu pula oleh tentara,birokrasi,tokoh masyarakat,tokoh agama ataupun
masyarakat biasa. Jika semua itu sudah terlaksana maka akan dengan sendiri
bangsa dan Negara tersebut akan menjadi bangsa yang adil makmur dan
diridhai oleh Allah SWT yang akan dibukakan padanya keberkahan dari langit
Jika syahadat ini
dan bumi.
dimaknai dan
Dalam krisis kepemimpinan,krisis moral.krisis akhlak yang ada pada
diamalkan oleh
bangsa Indonesia yang notabene mayoritas bangsa ini mengaku beragama
seorang pemimpin
islam dan tentunya pernah bahkan setiap hari pastilah membaca syahadat maka setiap kebijakan
dan apapun yang ia
karena syahadat merupakan salah satu rukun sholat. maka sudah menjadi
lakukan bukanlah
sebuah keharusan untuk melakukan reorientasi serta pemaknaan kembali
untuk upah,pujian
syahdat ilahiyah yang sudah ia ucapkan sebagai seorang muslim. Pemaknaan
ataupun kekayaan
kembali kalimat syahadat akan melahirkan revolusi akhlaq,revolusi
melainkan sematamata hanya untuk
moral,revolusi hukum bangsa kita menjadi bangsa yang seutuhnya yang
Allah
kembali menjadi Indonesia yang berdaulat dan beridentitas.
11
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
MENGENAL SOSOK FZM
Faiz Zawahir Muntaha (FZM) lahir di Bandung, 19 Januari 1993 dari rahim ibu
Teting Siti Fatimah dan ayah Amin Zaenudin. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini
terlahir dari keluarga yang sederhana dengan kultur keagamaan yang kental.
Sehingga hal inilah yang menjadikan FZM di didik oleh ayahnya untuk hidup di
lingkungan pesantren semenjak kecil. FZM kecil mendapatkan didikan agama di
lingkungan keluarga besarnya. Sehingga dari kelas 4 Sekolah Dasar FZM sudah
jarang tidur di rumah, dia sudah membiasakan diri tidur di pondok atau mesjid
selepas pulang mengaji ba’da Isya. Dibesarkan dengan kultur agama yang cukup
kental dan dilingkungan pesantren salafi menjadikan FZM kecil selepas SD
dikirim ke pondok pesantren Darrul Anba Bantar Gedang Tasikmalaya yang diasuh oleh KH. Acep
Noor Mubarak. MR. Tak hanya mondok di Pesantren, FZM juga menuntut ilmu di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Cilendek Tasikmalaya. Selepas menamatkan pendidikan tsanawiyah nya
FZM melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) Negeri Majalaya sekaligus mondok di
pesantren Salafi Al-ikhlas Solokan Jeruk-Majalaya dibawah Bimbingan KH. Ade Hidayat.
Lulus dari MAN Majalaya, FZM meneruskan kuliah ke UIN SGD Bandung pada tahun 2010
dengan mengambil konsentrasi Pendidikan Agama Islam sesuai dengan harapan dan petunjuk keluarga
besarnya. Padahal FZM kecil menginginkan menjadi sarjana hukum dan mengambil kuliah jurusan ilmu
hukum. Tahun 2015, ia resmi mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam dengan indeks prestasi
cumlaude.
Terbiasa hidup dipesantren dan jauh dari keluarga dari kecil memupuk rasa kemandirian dan
pantang menyerah pada diri FZM. Ketika mondok di Tasikmalaya, FZM mulai berkenalan dengan
pemikiran-pemikiran modern dan buku-buku pemikiran Ibnu Taimiyah, Abdurahman Wahid alias
Gusdur, Azyumardi Azra, dan beberapa pemikir moderen dari timur tengah. Buku-buku tersebut ia baca
dari perpustakaan pribadi sang guru yang cukup lengkap dikarenakan sang guru adalah lulusan terbaik
Universitas Al-azhar Kairo-Mesir. Hidup di lingkungan keluarga dan pondok pesantren membuat ia
menjadi pribadi yang kritis.
Petualangan intelektual seorang FZM dengan karakter nya yang kritis membuat ia berpikir
panjang ketika ingin memasuki organisasi saat di perguruan tinggi. Akhirnya, ia menjatuhkan
pilihannya untuk aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang pada awalnya ia sempat membenci
HMI ketika di pondok akibat adanya doktrin senior pondok yang mengatakan bahwa HMI adalah
organisasi untuk mahasiswa Muhammadiyah. Maklum saja dua ormas ini (NU-Muhammadiyah)
merupakan ormas Islam terbesar yang sering di versus kan oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab
untuk memecah belah umat Islam. Gairah dan kultur Mahasiswa UIN memang miliki kekhasan
tersendiri, aura organisasi-organisasi mahasiswa UIN sangat progress disini, HMI, PMII, KAMMI dan
organisasi ekstra kampus lainya. Namun pada akhirnya FZM memilih organisasi yang dibenci sebagai
tempat belajar dan menempa diri dikarenakan FZM tersadarkan bahwa diHMI lah tempat belajar yang
utuh tentang organisasi dan perjuangan. Sebagaimana kata pepatah “janganlah terlalu benci karena
semua bisa berubah menjadi cinta”
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
12
HMI Tranformatif Konstruktif
MENGENAL
MENGENAL
SOSOK
FZM
FZM
MENGENAL SOSOK
FZM SOSOK
Aktivitas ke-HMI-an nya dimulai semenjak ia duduk di bangku kuliah PAI Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN SGD Bandung Semester 2. Tahun 2011 ia mengikuti Latihan Kader (LK) I di HMI
Komisariat Tarbiyah Cabang Kabupaten Bandung. Enam bulan berikutnya ia melanjutkan jenjang
kaderisasi nya dengan mengikuti Latihan Kader II (LK II) sebagai peserta terbaik di HMI Cabang
Jakarta Selatan. Semenjak aktif di HMI, ia semakin getol mengasah potensi intelektual nya dengan
menamatkan buku-buku Pemikiran, Sastra, Filsafat, Pendidikan, Gender, Hermenetika baik buku klasik,
modern, barat mapun Islam serta tulisan-tulisan lainnya. Selain itu, iajuga aktif menyuarakan ide dan
gagasannya. Beberapa kali ia di daulat sebagai orator ketika HMI melakukan demonstrasi.
Kehidupan berorganisasi FZM sebenarnya terasah semenjak kecil. Hal ini dikarenakan ia hidup di
lingkungan keluarga yang jga aktif dalam organisasi kemasyarakatan. Semenjak duduk di bangku
Sekolah Dasar, FZM sudah terlibat aktif dalam berbagai kegiatan baik di Intrakurikuler maupun eskul
lainnya, salah satunya ialah menjabat Ketua OSIS ketika di SMP dan MAN. Kegiatan yang pernah ia
ikuti ketika duduk di bangku sekolah ialah delegasi pada acara Jambore Nasional dan Perkemahan
Pramuka Santri Nusantara dan Kongres HMI Ke-29 di Pekanbaru.
Pengalaman berorganisasi terus ia kembangkan ketika masuk di Perguruan Tinggi (UIN SGD
Bandung). Semenjak menimba ilmu di UIN ini, ia memilih HMI sebagai organisasi untuk
mengembangkan kreatifitas dan potensi nya. Sehingga pada periode 2012 FZM di amanahi sebagai
Kabid P3A HMI Komisariat Tarbiyah dan pada periode selanjutnya FZM diamanahi menjadi ketua
Umum HMI Komisariat Tarbiyah periode 2013-2014. Sampai terakhir di kepengurusan HMI Cabang
Kabupaten Bandung dibawah kepemimpinan saudara Asep Setiadi pada pleno bulan agustus, FZM
dipercaya menjadi Wasekum Bidang Pembinaan Anggota.
Prestasi dan Penghargaan yang pernah di capai FZM yakni:
1. Juara 1 Pidato Bahasa Indonesia tingkat Nasional
2. Juara 1 Musabaqoh Syarhil Qur’an tingkat Provinsi Jawa Barat
3. Kandidat Peserta Terpilih Da’i Muda Pilihan ANTV
4. Peserta Terbaik LK-2 tingkat Nasional HMI Cabang Jakarta Selatan
5. Delegasi mahasiswa UIN pada student exchange ke Universitas Malaya Malaysia tahun 2013
6. Delegasi mahasiswa indonesia pada United Nation Youth Leadership Forum di Tohoku
University Sendai Japan tahun 2014
7. Delegasi pada Perkemahan Pramuka Santri Nusantara tahun 2009
8. Santri dan Siswa Berprestasi Kanwil Kemenag Jabar tahun 2009
9. Dan lain– lain.
13
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
GALERI & AKTIVITAS FZM
Ketika jadi Orator pada Demonstrasi Kenaikan Harga BBM, Independsi UIN Bandung sebagai
Intstitusi Akademik
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
14
HMI Tranformatif Konstruktif
GALERIFZM
& AKTIVITAS FZM
GALERI & AKTIVITAS
Menjadi Narasumber di Acara Seminar, Dialog Kemahasiswaan,Tabligh Akbar dan Pengajian
di Masyarakat.
15
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
GALERI & AKTIVITAS FZM
Dokumentasi Perjalanan menjadi Delegasi Mahasiswa Indonesia, dan aktivitas lain yang menjadi
hobi FZM (Memasak, Naik Gunung dan Nonton PERSIB)
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
16
HMI Tranformatif Konstruktif
TESTIMONI
TESTIMONI
Bagi saya, sosok FZM (Faiz Zawahir Muntaha) merupakan kader HMI
yang mampu mengelola organisasi dengan baik, bukan hanya ketegasan
dalam pengambilan keputusan, melainkan dengan kepengrusannya ketika di komisariat, mampu melahirkan kader-kader HmI yang memiliki
jiwa loyalitas tinggi, produktif, solutif, dan membina kader-kader yang
kritis dengan memiliki kemampuan dialektika intelektual yang baik.
Semoga apa yang menjadi cita-citanya dalam membawa lembaga setingkat Cabang menjadi lembaga yang lebih baik lagi baik di ranah internal
maupun eksternal. Salam Yakusa
(Ridwan Setiawan)
“Tak ada gading yang tak retak”, kalau banyak retaknya, gimana mau
bisa menggigit. Itu bagi saya gambaran HmI cabang kabupaten hari ini,
perlu pembenahan yang super, ekstra power untk perbaikan kedepannya.
Sosok FZM saya kira pantas untuk menahkodai HmI cakaba kedepannya.
Untuk meminimalisir keretakan di tubuh HmI cakaba. Saya anggap pantas dengan bukti ia pernah menjabat sebagai ketua umum HmI komisariat
Tarbiyah dan segudang prestasi yang pernah ia raih.
(Abdus Syahid Huba)
“Semakin tinggi pohon maka semakin besar badai kan menerjang”
Peribahasa di atas menurut saya cukup tepat untuk menggambarkan pohon HMI
yang telah tumbuh 68 tahun di tanah Indonesia ini. Dengan umurnya yang cukup
tua, HMI diharapkan mampu mempersembahkan sesuatu bagi kehidupan bangsa
dan agamanya sebagaimana yang tertuang dalam rumusan tujuan pasal 4 AD HMI.
Harapan dan tantangan kehidupan berbangsa sebagaimana kita tahu semakin kompleks, sehingga diperlukan sosok pemimpin yang transformatif dimana ia mampu
mentransformasikan cita HMI menjadi gerakan yang nyata. Kebutuhan akan sosok
pemimpin tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi HMI Cabang Kabupaten
Bandung sebagai organisasi perkaderan. Momentum konfercab seperti ini perlu menjadi renungan
bersama kader-kader HMI di lingkungan cabang kabupen Bandung agar HMI kedepan tak lagi seperti pohon besar namun terombang-ambing angin zaman.
FZM dengan pengalaman organisasi dan wawasan intelektual nya dirasa mampu menjadi pemimpin yang menjawab tantangan sekaligus harapan diatas. Semoga Allah Ridho atas semua yang kita
perjuangkan demi terwujudnya pembenahan di HMI Cabang Kabupaten Bandung.
17
# H M I _ T R A NS F O R M A T I F _ K O NS T R U K T I F
Download