Modifikasi Treadmill Dengan Kontrol Kecepatan Motor Dilengkapi Monitoring EKG Portable Secara Wireless Melalui PC (Monitoring EKG) Rasyidi Nur Aldebaran, Dr. I Dewa Gede Hari W.,ST., MT., Triwiyanto, S.Si., MT. Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA Treadmill Test adalah uji latih beban jantung dengan cara memberikan stress fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat istirahat. Dilakukan dengan memantau elektrokardiograf (EKG) dan denyut jantung (HR) selama proses treadmill test . Berdasarkan hal tersebut peneliti membuat modul EKG untuk memantau sinyal dan denyut pasien selama proses treadmill test. Jenis metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini menggunakan metode after only design. Peneliti hanya melihat hasil tanpa mengukur keadaan sebelumnya. Tetapi disini sudah ada kelompok kontrol, walaupun tidak dilakukan randomisasi. Phantom EKG sebagai kalibrator modul dan ECG Recorder sebagai alat ukurnya. Terdapat 0% error saat dibandingkan dengan kalibrator (phantom EKG). Dalam pengukuran BPM atau amplitudo. Tidak bisa mengkonversi HR dengan setting amplitudo phantom 0,5mv Karena dipengaruhi setting komparator. Telah dapat dibuat modul monitoring EKG 1 lead portable wireless dengan tampilan Sinyal EKG dan HR pada PC berbasis Mikrokontroller ATMega8. Untuk penelitian berikutnya bisa dilakukan dengan membuat setting komparator lebih fleksibel untuk bisa mengkonversi HR dari berbagai macam amplitude, penambahan lead yang dimonitoring, analisa bentuk sinyal dan penyimpanan data. Kata Kunci : EKG, PC, Wireless, Mikrokontroller, HR PENDAHULUAN Treadmill Test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat istirahat. Test ini dibutuhkan antara lain untuk mendiagnosa penyakit jantung koroner karena pada pemeriksaan EKG istirahat seringkali tidak didapatkan perubahan yang berarti, padahal dari keluhan penderita atau dari pemeriksaan lainnya dokter mencurigai adanya penyakit jantung koroner. Pada penderita penyakit jantung koroner, hasil pemeriksaan EKG istirahatnya bisa saja normal. Kadang keluhan atau gejala penyakit jantung baru akan timbul pada saat aktifitas berlebihan, misalnya berlari atau berolahraga, maka dengan treadmill test dapat ditemukan adanya kelainannya (Gusri Wahyudi, 2012). Treadmill Test memungkinkan untuk mengakses respon jantung terhadap peningkatan beban kerja dan kebutuhan darah selama latihan. Hal ini dilakukan dengan memantau elektrokardiograf (EKG) dan denyut jantung selama proses treadmill test berlangsung. Pada awalnya treadmill akan berjalan secara lambat. Kecepatan dan gradient treadmill akan meningkat secara bertahap setiap jangka waktu 3 menit. Hasil perekaman berguna untuk mendiagnosa penyakit iskemik jantung (menurunnya asupan darah ke otot jantung karena penyakit arteri jantung) (National Heart Centre Singapore, 2014). Pengembangan treadmill pernah dilakukan sebelumya oleh Chasan Arifiyanto dan Ariek Setyawati tahun 2002 dengan memodifikasi pengaturan kecepatan dan elevasi sudut, kemudian dikembangkan lagi oleh Desi Lastrahadi Putri dan Sudarsih Nur tahun 2003 dengan menambahkan deteksi penyakit asma, dan terakhir Tatik Pujiati dan Inja Prajarisma tahun 2004 dengan memodifikasi pengaturan kecepatan treadmill melalui PC dan dilengkapi monitoring detak jantung. Dengan melihat hal tersebut treadmill masih belum bisa digunakan sebagai treadmill test karena belum ada yang melakukan monitoring EKG selama proses treadmill berlangsung. 1 Maka peneliti berencana untuk memfungsikan serta memodifikasi treadmill tersebut agar bisa digunakan sebagai treadmill test dengan menambahkan alat monitoring yang lebih praktis untuk proses pemantauan Elektrokardiograf (EKG) dengan memperhatikan kenyamanan pasien yang sedang menjalani tes treadmill serta mengontrol kecepatan treadmill secara wireless. BATASAN MASALAH 1) Monitoring EKG hanya pada lead 2 2) Jarak maksimal untuk monitoring EKG 5m 3) Pengukuran dilakukan pada orang dewasa 4) Menggunakan delphi7 sebagai software monitoring EKG 5) Menggunakan modul wireless (bluetooth HC05) TINJAUAN PUSTAKA 1) Jantung Kemampuan jantung menghantarkan impuls listrik disebut konduksi. Adanya impuls listrik memungkinkan otot jantung mengalami depolarisasi sehingga jantung dapat berkontraksi, keadaan ini disebut eksitabilitas. Depolarisasi terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi muatan ion pada intrasel dan ekstrasel dalam sel otot jantung sehingga terjadi pergerakan ion menyebrang ke membran semipermeable membran sel. Adanya sistem konduksi ini memungkinkan jantung dapat berkontraksi antara atrium dan ventrikel secara sinkron. RUMUSAN MASALAH “Dapatkah Treadmill dimodifikasi dengan pengaturan kecepatan dan monitoring EKG wireless berbasis PC ?” TUJUAN PENELITIAN 1) Tujuan Umum Dimodifikasinya Treadmill dengan pengaturan kecepatan dan monitoring EKG wireless berbasis PC 2) Tujuan Khusus a. Membuat rangkaian minimum system ATmega8 b. Membuat rangkaian pengolah sinyal EKG c. Membuat layout dengan ukuran minimalis d. Membuat software ADC menggunakan Codevision AVR e. Membuat software penampil grafik EKG menggunakan Delphi7 f. Melakukan uji fungsi alat MANFAAT PENELITIAN 1) Manfaat Teoritis Untuk menambah pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik mengenai alat diagnostik 2) Manfaat Praktis a. Manfaat untuk User Memudahkan user saat melakukan monitoring dan mengatur kecepatan motor. b. Manfaat untuk Pasien Meningkatkan kenyamanan pasien saat melakukan treadmill test. Gambar.1.proses pembentukan impuls jantung 2) Elektrokardiograf (EKG) Ada 12 jenis sadapan EKG yaitu enam sadapan dinamakan sadapan ekstremitas dan prekardial. Sadapan ekstremitas adalah sadapan yang diperoleh dengan memasang elektroda pada ekstremitas, terdiri dari enam sadapan yaitu I, II, III, aVR, aVL dan aVF. Sadapan ekstremitas terbagi atas sadapan bipolar dan sadapan unipolar. Sedangkan bipolar terdiri dari dua elektroda untuk mengukur perbedaan potensial elektrik jantung dengan dua ekstremitas. Yang termasuk bipolar adalah sadapan I, II, III. Sedangkan sadapan unipolar untuk mengukur potensial listrik jantung dari satu tempat ke tempat lain yaitu tiga ekstremitas lain dengan pusat jantung. Jenis sadapan ini adalah aVR, aVL dan aVF. Sadapan prekardial mencatat rangsangan listrik jantung dengan memasang elektroda pada dinding dada. Jenis sadapan ini adalah V1, V2, V3, V4, V5 dan V6. Sadapan V1, V2, V3 disebut sadapan prekardial kanan, sedangkan sadapan V4, V5 dan V6 disebut sadapan prekardial kiri. 2 Gambar.4.Modul Bluetooth METODOLOGI Diagram Mekanis Sistem Gambar.2.Sadapan EKG 3) Mikrokontroller ATmega8 IC1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 PC6 (RESET)(SCL/ADC5) PC5 PD0 (RxD) (SDA/ADC4) PC4 PD1 (TxD) (ADC3) PC3 PD2 (INT0) (ADC2) PC2 PD3 (INT1) (ADC1) PC1 PD4 (XCK/T0) (ADC0) PC0 VCC AGND GND AREF PB6 (XT1/TOSC1) AVCC PB7 (XT2/TOSC2) (SCK) PB5 PD5 (T1) (MISO) PB4 PD6 (AIN0) (OC2/MOSI) PB3 PD7 (AIN1) (SS/OC1B) PB2 PB0 (ICP) (OC1A) PB1 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 ATmega8-DIL28 Gambar.3.Bentuk fisik dan skematik ATmega8 ATMega8 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya. Disini peneliti akan memanfaatkan beberapa PORT saja seperti PORTC0 dimana PORT tersebut berfungsi sebagai inputan ADC, PORTD1(TXD) dan PORTD0(RXD) yang dimanfaatkan untuk melakukan komunikasi serial. (Ardi, 2008) Diagram Blok Sistem PC BLUETOOTH (PC) BLUETOOTH (MODUL) DRIVER MOTOR (SUDUT ELEVASI) MOTOR DC (SUDUT ELEVASI) DRIVER MOTOR (KECEPATAN) MOTOR DC (KECEPATAN) MIKROKONTROLLER SENSOR RPM PASIEN 4) Modul Bluetooth Modul Bluetooth to Serial HC 05 adalah Modul Bluetoth yang dapat di set sebagai Master ataupun sebagai Slave. Bluetooth to Serial HC 05 adalah versi pengembangan dari Modul Bluetooth to Serial HC06. Modul Bluetooth to Serial HC05 ini dapat di set sebagai Master ataupun di Set sebagai Slave, berbeda dengan Modul HC06 yang hanya dapat di gunakan sebagai Slave. BLUETOOTH (MODUL) ELEKTRODA INSTRUMENT AMPLIFIER LEAD SELEKTOR FILTER ADDER MIKROKONTROLLER 3 Keterangan Blok Diagram : 1) Rangkaian Instrument Amplifier : Treadmill : EKG R2 R3 R1 24K 680 Diagram Alir Sistem 1) Diagram Alir Mikrokontroller 6 8 0 560 +5 J1 7 8 3 2 1 Start 3 2 V1 Data Maksimal J2 -5 + J5 EN1 U1 6 To Filter - 4 1 5 Inisialisasi Fungsi Serial 24K 1 2 - Blok Kuning - Blok Biru PEMBAHASAN 3 2 1 AD620 C1 R5 10nF 10K R4 C11 10nF +5 V2 Tidak 7 1 J3 Terima Data Dari PC Komparator 3 2 1 Ya 3 2 + U2 1M 6 - V3 Data ADC Timer aktif (i=0) Kirim Data Ke Port Serial i=10 Cek Data Maksimal Ya Tidak Olah HR Ya Hasil HR 2) Diagram Alir PC -5 4 8 Tidak OP07 Rangkaian Instrumen amplifier yang digunakan untuk menyadap sinyal EKG dari tubuh pasien. Rangkaian sesuai dengan yang tercantum pada datasheet AD620. Berikut perhitungan untuk penguatan : G = (R3 + R2 / R1) + 1 = (24000 + 24000 / 560) + 1 = (48000 / 560) + 1 = 86 kali Berikut hasil output EN1 dengan input phantom EKG amplitude 1mV BPM 60 pada osiloskop : Start Inisialisasi Fungsi Serial Connect Kirim dan Terima data Mikrokontroller Tidak Disconnect Ya End 4 ω / ωc ω 2) Rangkaian Band Pass Filter C7 From Instrument 68k 68k 7 1 R11 C6 104 +5 U3 7 1 3 + 2 6 - R7 100K ω2 U4 + 2 - 6 + C18 I uF OP07 R26 120K R12 R13 68k C2 68k OP07 J16 1 To Adder 2 J7 EN3 1 2 R6 100K 3 -5 C4 50uF 4 8 + R10 J10 EN4 +5 1 2 1 2 104 4 8 J6 EN2 = fin / fc = 1 / 0,31 . ωc = 3,22 . ωc = 10,36 . 1/R2C2 C8 EN5 Acl = 1 / √1 + 1/ ω2 R2C2 = 1 / √1 + 1/10,36. 1/ R2C2 . R2C2 = 1 / √1 + 1/10,36 = 1 / √1,09 = 1 / 1,04 = 0,96 -5 R8 4K7 104 R9 C5 104 100K Acl 0,96 Vout 15nF Rangkaian Band Pass Filter terdiri dari High Pass Filter dan Low Pass Filter (aktif dan pasif). Menentukan frekuensi cut-off berdasarkan frekuensi ECG pada treadmill test. Berikut perhitungan masing-masing rangkaian : Perhitungan untuk penentuan nilai Fc dan penguatan High Pass Filter (EN2) : Fc = 1 / (2 π R6 (Hasil seri C3+C4)) = 1 / (2 . 3,14 . 10000 . 50.10 -6) = 1 / (6,28 . 104 . 50.10-6) = 1 / (314 . 10-2) = 102 / 314 = 0,31 Hz Ar = 1 + ((R9 + R7) / R8) = 1 + ((100000 + 100000) / 4700) = 1 + (200000/4700) = 1 + 42,5 = 43,5 kali Hasil output EN2 dengan input phantom setting Amplitudo 1mV dan BPM 60 pada osiloskop : A = Tinggi x Volt/Div = 2,9 x 1 V = 2,9 V = Vout / Vin = Vout / 0,08V = 0,07 x Ar = 0,07 x 43,5 = 3,045 V Perbandingan antara perhitungan dan pengukuran menggunakan input function generator : Tabel1.Perbandingan antara pengukuran dan perhitungan High Pass Filter Fin Vout ukur Vout hitung 0,1 Hz 0,8 Vpp 1,3 Vpp 0,2 Hz 1,2 Vpp 2,3 Vpp 0,3 Hz 1,6 Vpp 3 Vpp 0,4 Hz 2 Vpp 3,4 Vpp 0,5 Hz 2 Vpp 3,6 Vpp Perhitungan untuk penentuan nilai Fc Low Pass EN3 : Output menurut teori : 5 Fc = 1 / (2 π √ R10 R11 C6 C7) = 1 / (2 . 3,14 √ 68.103 . 68.103 . 10-7 . 10-7 ) = 1 / (2 . 3,14 √4624.10-8 ) = 1 / (6,28 . 68.10-4) = 104 / 427,04 = 23,4 Hz Tabel2.Perbandingan antara pengukuran dan perhitungan Low Pass Filter Fin Vout ukur Vout hitung 5 Hz 2 Vpp 2 Vpp 10 Hz 1,8 Vpp 1,9 Vpp 15 Hz 1,3 Vpp 1,8 Vpp 20 Hz 1 Vpp 1,6 Vpp 21 Hz 1 Vpp 1,6 Vpp 22 Hz 1 Vpp 1,5 Vpp A = Tinggi x Volt/Div = 1,9 x 1 V = 1,9 V 23 Hz 1 Vpp 1,4 Vpp 24 Hz 0,8 Vpp 1,4 Vpp Output menurut teori : ω / ωc = fin / fc ω = 1 / 23,4 . ωc = 0,04 . ωc ω4 = 2,56.10-6 . 0,24/R4C4 25 Hz 0,8 Vpp 1,3 Vpp 30 Hz 0,8 Vpp 1 Vpp 45 Hz 0,6 Vpp 0,5 Vpp Hasil output EN3 dengan input phantom setting Amplitudo 1mV dan BPM 60 pada osiloskop : Acl = 1 / √1 + 4ω4 R4C4 = 1 / √1 + 4. 2,56.10-6. 0,24/ R4C4 . R4C4 = 1 / √1 + 2,45.10-6 = 1 / √1,00000245 = 1 / 1,0000012 = 0,99 Acl 0,99 Vout = Vout / Vin = Vout / 2,9V = 2,9 V Perbandingan antara perhitungan dan pengukuran menggunakan input function generator : Rumus Fc Low Pass Filter pasif (EN4) : Fc = 1 / 2 π R12 C2 = 1 / 2 . 3,14 . 68.103 . 10-7 = 1 / 427,04 . 10-4 = 104 / 427,04 = 23,4 Hz Rumus Fc High Pass Filter pasif (EN5) : Fc = 1 / 2 π R26 C18 = 1 / 2 . 3,14 . 120.103 . 10-6 = 1 / 753,6 . 10-3 = 103 / 753,6 = 1,3 Hz 6 Output EN4 pada osiloskop : A = Tinggi x Volt/Div = 1,2 x 1 V = 1,2 V Tabel3.Perbandingan antara pengukuran dan perhitungan Low Pass Filter pasif Fin Vout ukur Vout hitung 5 Hz 1,6 Vpp 1,3 Vpp 10 Hz 1,4 Vpp 0,9 Vpp 15 Hz 1 Vpp 0,7 Vpp 20 Hz 0,8 Vpp 0,5 Vpp 21 Hz 0,8 Vpp 0,5 Vpp 22 Hz 0,8 Vpp 0,5 Vpp 23 Hz 0,8 Vpp 0,5 Vpp 24 Hz 0,8 Vpp 0,4 Vpp 25 Hz 0,8 Vpp 0,4 Vpp 30 Hz 0,6 Vpp 0,3 Vpp 45 Hz 0,4 Vpp 0,2 Vpp Output menurut teori perhitungan : Xc = 1 / 2 π F C2 = 1 / 2 . 3,14 . 1 . 10-7 = 1 / 6,28 . 10-7 = 107 / 6,28 = 1592356,7 Vout1 = (Xc /( R12 + Xc)) .Vin = (1592356,7 / (68000+1592356,7)) . 1,9 V = (1592356,7 / 1660356,7) . 1,9 V = 0,9 . 1,9 V = 1,7 V Vout2 = (Xc /( R12 + Xc)) .Vin = (1592356,7 / (68000+1592356,7)) . 1,7 V = (1592356,7 / 1660356,7) . 1,7 V = 0,9 . 1,7 V = 1,5 V Perbandingan antara perhitungan dan pengukuran menggunakan input function generator : Output EN5 pada osiloskop : 7 A = Tinggi x Volt/Div = 0,6 x 1 V = 0,6 V 3) Rangkaian Adder From Filter -5 5 4 6 2 3 + +5 1 7 J8 EN6 1 2 R20 -5 1K U8 LM741 5 4 J11 1 2 - 6 + OUT 1 7 Vout = (R26 /( R26 + Xc)) .Vin = (120000 / (120000+121951,2)) . 1,2 V = (120000 / 241951,2) . 1,2 V = 0,5 . 1,2 V = 0,6 V U9 LM741 - Output menurut teori perhitungan: Xc = 1 / 2 π F C18 = 1 / 2 . 3,14 . 1 . 1.10-6 = 1 / 6,28 . 1,32.10-6 = 106 / 8,2 = 121951,2 R18 2 R25 3 1K 1KR19 +5 R21 POT 1K +5 Rangkaian yang digunakan untuk offset sinyal agar tidak ada yang bernilai negatif agar bisa diproses oleh mikrokontroller. Berikut output rangkaian pada osiloskop : Perbandingan antara perhitungan dan pengukuran menggunakan input function generator : Tabel4.Perbandingan antara pengukuran dan perhitungan High Pass Filter pasif Vout hitung 0,5 Hz 0,8 Vpp 0,5 Vpp 1 Hz 1,2 Vpp 0,9 Vpp 1,3 Hz 1,4 Vpp 0,9 Vpp 2 Hz 1,8 Vpp 1,2 Vpp 2,5 Hz 1,9 Vpp 1,3 Vpp Ref Gnd = 1 V A = Tinggi x Volt/Div = 1,2 x 1 V = 1,2 V 4) Rangkaian Bluetooth dan Mikrokontroller ATmega8 J12 EN7 J9 EN8 5V 1 2 Vout ukur 1 2 Fin R14 4k7 R16 68k C14 68k C13 104 104 From Adder U5 1 Rx 2 Tx C12 3 104 4 SW PUSHBUTTON-SPST 5 SW1 5V Y1 11,0592 C16 22pf R15 R17 6 7 8 9 10 11 12 13 14 R pc6 (rst) pc5 (ADC5/SCL) pd0 (RxD) pc4 (ADC4/SDA) pd1 (TxD) pc3 (ADC3) pd2 (INT0) pc2 (ADC2) pd3 (INT1) pc1 (ADC1) pd4 (XCK/T0) pc0 (ADC0) VCC AGND GND AREFF pb6 (XT1) AVCC pb7 (XT2) pb5 (SCK) pd5 (T1) pb4 (MISO) pd6 (AIN0) pb3 (OC2/MOSI) pd7 (AIN1) pb2 (SS/OC1B) pb0 (ICP) pb1 (OC1A) 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 5V J13 1 2 3 4 5 ATmega8-DIL28 5V C17 22pf 5V D1 LED Programmer J14 R22 1k 5V R23 POT Rx Tx R24 220 1 2 3 4 Bluetooth C15 103 8 Listing Program Codevision AVR : //Olah data ADC interrupt [TIM2_OVF] void timer2_ovf_isr(void) { float frekuensi=0; unsigned char toleransi,toleransiHeartA,toleransiHeartB; // Reinitialize Timer2 value TCNT2=0x94; // Place your code here dataADC=read_adc(0); if(dataADC>dataMaks){dataMaks=dataADC;} milidetik++;tunggunol++; if(dataADC>refrensi) { pulse=1; } else { if(pulse==1) { BPM++; } pulse=0; } if(tunggunol==200) { if(BPM2==BPM){BPM2=0;BPM=0;heartRate=0; dataMaks=0;refrensi=210; } tunggunol=0;BPM2=BPM; } if(BPM==10) { //tunggunol=0; frekuensi=(float) 1000/((milidetik*10)/10); heartRate=frekuensi*60; toleransi=(float) heartRate*0.03; toleransiHeartA=heartRate-toleransi; toleransiHeartB=heartRate+toleransi; if ((dataHeart>toleransiHeartA) && (dataHeart<toleransiHeartB)) {heartRate=dataHeart;} dataHeart=heartRate; BPM=0; refrensi=(float) 0.75*dataMaks; milidetik=0; dataMaks=0; } } //Kirim data Serial while (1) { // Place your code here //jika mikro menerima karakter 'a' temp[0]=getchar(); if(temp[0]=='a') { //kirim data ADC (!%d@) //data heartRate (@%d#) sprintf(buff,"!%d@%d#",dataADC,heartRate); puts(buff); delay_ms(10); } } Listing Program Delphi7 : //Fungsi tombol procedure TForm1.Panel1Click(Sender: TObject); begin if panel1.Caption= 'Start' then begin ComPort2.Open; ComPort2.WriteStr('1'); Panel1.Caption:='Stop'; ComPort1.Open; iterasi:=0; //iterasi = waktu pada bottom chart minute:=0; heartPulse:=0; iData:=0; strData:=''; series1.Clear; Timer1.Enabled:=true; end else if panel1.Caption='Stop' then begin ComPort2.WriteStr('234'); Comport2.Close; Panel1.Caption:='Start'; Timer1.Enabled:=false; ComPort1.Close; end; end; //Grafik dan tampil HR procedure TForm1.ComPort1RxChar(Sender: TObject; Count: Integer); var i, startChar, midChar, stopChar:integer; intParsing, intParsing2:integer; begin //fungsi membaca data serial ComPort1.ReadStr(buff, Count); //tampung semua data pada variable strData strData:=strData+buff; //cek startchar startChar := AnsiPos('!', strData); //cek stop char stopChar := AnsiPos('#', strData); //mulai parsing data if (startChar>0) And (stopChar>0) then 9 begin //=========data adc 0 //cek mid char midChar := AnsiPos('@', strData); strParsing:=strData; //potong char '@' Hasil Pengujian Responden Saat dibandingkan dengan EKG recorder Delete(strParsing,midChar,(length(strParsi ng)-midChar+1)); //potong char '!' Delete(strParsing,1,startChar); //convert to int intParsing:=StrToIntDef(strParsing,0); //convert to float floatParsing:=((intParsing*0.0068)-1.8); //=========data BPM strParsing:=strData; //potong char '#' Delete(strParsing,stopChar,(length(strParsi ng)-stopChar+1)); //potong char '@' Delete(strParsing,1,midChar); //convert to int intParsing2:=StrToIntDef(strParsing,0); //convert to float floatParsing2:=(intParsing2); //grafik data ADC series1.AddXY(iterasi,floatParsing); //Menampilkan nilai HR label5.Caption:=floattostr(floatParsing2); //fungsi olah data olahData(); inc(iterasi); //hapus data yang telah diolah Delete(strData,1,stopChar); if iterasi>=250 then begin iterasi:=0; series1.Clear; end; end; end; 5) Pengukuran dan Pengujian Hasil Pengukuran Gambar.5.Perbandingan dengan EKG recorder 6) Kelemahan/kekurangan sistem Referensi ADC hanya bisa digunakan untuk inputan phantom 1 – 2 mV, kurang dari itu dianggap tidak ada sinyal inputan untuk pengolahan HR. b. Belum bisa mengatasi baseline yang naik turun. c. Masih ditemukan perbedaan sinyal pada monitor tidak sesuai dengan yang dikirim. d. Belum dilengkapi penyimpanan untuk proses analisa sinyal EKG. a. PENUTUP Kesimpulan 1. Telah dapat dibuat Modul monitoring EKG 1 lead wireless dengan display grafik sinyal EKG dan nilai HR pada PC menggunakan software Delphi7. 2. Pengiriman data antara modul dan PC menggunakan modul Bluetooth HC-05 bisa mencapai jarak 5m baik ada halangan maupun tidak. 3. Menggunakan ATmega8 sebagai pengolah data ADC (pembacaan data ADC dan konversi HR), Timer dan proses komunikasi serial. 4. Data HR dikirim tiap 10 denyutan sinyal EKG, jika saat 2 detik tidak ditemukan perubahan jumlah sinyal Tabel5.Hasil pengukuran BPM menggunakan phantom EKG 10 dengan sinyal sebelumnya maka nilai HR akan tertampil 0 pada PC. 5. 6. 7. 8. Berdasarkan hasil pengukuran tidak ditemukan selisih antara setting media (phantom) dengan pembacaan modul. Saat pasien dalam kondisi tenang sinyal EKG yang ditampilkan di PC bisa stabil, saat pasien melakukan proses treadmill test ditemukan sinyal EKG yang naik turun dari titik referensi awal. Sinyal yang naik turun disebabkan oleh pergerakan pada subyek atau elektroda yang kurang kontak dengan kulit. Sinyal yang naik turun menyebabkan mikro tidak bisa meakukan pengolahan data untuk menampilkan nilai HR. Saran 1. Menambahkan jumlah lead untuk dimonitor oleh modul. Carr, Brown, 1981. Introduction to Biomedical Equipment Technology, Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall Coughlin, Driscoll, Herman, 1992. Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear = (Operational Amplifiers and Linear Integrated Circuits), Jakarta : Erlangga Goldschalger, Goldman, Dharma Aji, 1995. Elektrokardiografi = (Electrocardiography : Essentials of Interpretation), Jakarta : Widya Medika Gusri Wahyudi (2012). Treadmill Test. Kamis, 17 Mei 2012. (http://yuudi.blogspot.com/2012/05treadmelltest.html?m=1) diakses pada tanggal 26 September 2014, 14:50 Jana Utama, (2013). Electrocardiogram (ECG) dengan Noise Reduction Berbasis Wavelet Menggunakan Pemrograman LabVIEW. Jurnal Telekontran Vol 1 No.1 Edisi Januari 2013 2. Pengembangan sistem penentuan referensi agar bisa didapatkan data HR pada saat amplitudo tidak stabil. 3. Pengolahan sinyal pada PC untuk menstabilkan sinyal yang naik turun titik referensinya. National Heart Centre Singapore (2014). Exercise Stress Test. 2014. (http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Condi tionsandTreatments/Pages/Excersie-StressTest.aspx) diakses pada tanggal 26 September 2014, 15:30 4. Dilengkapi data penyimpanan untuk analisa sinyal EKG. Soekidjo Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada semua keluarga besar Teknik Elektromedik Surabaya yang telah membantu penulis dan memberikan saran-saran sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tidak lupa kepada para dosen, Pak Dewa, Pak Triwiyanto dan Pak Syaifudin terima kasih atas saran-saran dan masukkannya. DAFTAR PUSTAKA Ardi Winoto, 2008. Mikrokontroller AVR ATmega8/16/32/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung : Informatika Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta Sundana Krisna, 2008. Interpretasi EKG : Pedoman Untuk Perawat, Jakarta : EGC Tarwoto, Aryani Ratna, Wartonah, 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta : Trans Info Media TokoOne (2013). Module Bluetooth Untuk Serial HC05 (Master and Slave). 2013. (http://tokoone.com/modul-bluetooth-modulserial/) diakses pada tanggal 27 September 2014, 10:23 Bahrudin, Galih, Siti, Tanty, 2012. Terapi Modalitas Keperawatan Kardiovaskuler dan Aplikasinya, Jakarta : Trans Info Media 11 BIODATA PENULIS Nama NIM TTL Alamat Pendidikan : Rasyidi Nur Aldebaran : P27838012073 : Surabaya, 15 Agustus 1994 : Manyar Dukuh 94, Surabaya : SMA Kemala Bhayangkari 3 Porong 12 13