BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Fenomena merger dan akuisisi (M&A) di Indonesia meningkat dalam
beberapa tahun terakhir ini. KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)
mencatat peningkatan jumlah notifikasi M&A di tahun 2011 yang sepertiganya
melibatkan unsur asing. Jumlahnya diprediksi semakin meningkat bila melihat
hasil survei UNCTAD (United Nations Conference On Trade And Development)
terhadap 159 perusahaan trans-nasional di tahun 2012 yang menempatkan
Indonesia di peringkat keempat negara favorit tujuan investasi setelah Tiongkok,
Amerika Serikat, dan India. Di tahun yang sama, UNCTAD juga melaporkan total
nilai investasi langsung asing di negara berkembang yang untuk pertama kalinya
melampaui negara maju.
Total nilai M&A lintas batas di Indonesia berfluktuasi dalam sepuluh
tahun terakhir dan mencapai puncaknya di tahun 2011 sebesar US$ 6,8 miliar. Di
tahun 2012, total nilai tersebut mencapai US$ 477 juta. Turunnya nilai transaksi
M&A di tahun 2012 disebabkan perlambatan ekonomi global di sebagian besar
kawasan ekonomi dunia. Namun, rebound pertumbuhan PDB global yang terjadi
di tahun 2013 memunculkan optimisme akan perbaikan ekonomi. Pada tahun
2013, total nilai M&A meningkat 77% dengan transaksi mencapai US$ 844 juta.
Fenomena M&A di negara berkembang baru muncul di akhir abad ke-20.
Sebaliknya, fenomena ini bukan hal baru di negara maju. Gelombang M&A sudah
1
muncul di Inggris dan Amerika Serikat sejak akhir abad ke-19. Hal ini mendorong
munculnya banyak penelitian mengupas berbagai aspek merger dan akuisisi. Satu
dari sekian aspek tersebut adalah mencari karakteristik perusahaan target akuisisi
dikaitkan dengan motif dibalik aksi korporasi tersebut.
Barai dan Mohanty (2012) berpendapat penentuan perusahaan target
takeover dipengaruhi karakteristik keuangan perusahaan tersebut. Hal ini
disebabkan pertimbangan akuisisi serupa dengan pertimbangan investasi. Maka,
kondisi finansial perusahaan target sangat berpengaruh.
Penelitian yang menggunakan data keuangan untuk mengidentifikasi
perusahaan target secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga sub-penelitian.
Pertama, penelitian mencari determinan M&A perusahaan target (Erdogan, 2012;
Kumar & Rajib, 2007; Cudd & Duggal, 2000; Simkowitz & Monroe, 1971).
Kedua, penelitian mengembangkan model prediksi akuisisi (Barai & Mohanty,
2012; Hamouda & Hamza, 2010; Bhabra, 2008; Powel, 2004; Barnes, 2000;
Palepu, 1986). Ketiga, penelitian membuktikan hipotesis Manne (1965) tentang
pasar untuk kontrol korporasi (Misra, 2009).
Penelitian awal mencari karakteristik perusahaan target akuisisi dilakukan
oleh Simkowitz dan Monroe (1971). Penelitian bertujuan untuk menemukan
faktor signifikan yang membedakan antara perusahaan target dan non-target pada
merger konglomerasi yang terjadi di tahun 1968. Pengujian dilakukan terhadap
serangkaian rasio keuangan menggunakan analisis diskriminan. Hasil penelitian
menyimpulkan tidak ada faktor pembeda yang signifikan, namun perusahaan
target cenderung mempunyai karakteristik keuangan yang “suram”.
2
Berbeda dengan temuan Simkowitz dan Monroe, Palepu (1986) justru
menemukan karakteristik keuangan yang signifikan. Ia mengkritisi riset terdahulu
yang menggunakan rasio keuangan yang tidak relevan dengan teori ekonomi
mengenai motif M&A. Palepu merumuskan model hipotesis dan menggunakan
analisis logit biner untuk memprediksi akuisisi perusahaan publik di bursa saham
New York. Hasil penelitian menyimpulkan faktor ukuran aset kecil, manajemen
yang inefisien, dan ketidakcocokan pertumbuhan-sumber daya finansial
berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan perusahaan diakuisisi. Adapun
rasio market-to-book-value dan rasio price earning tidak berpengaruh signifikan.
Model penelitian Palepu juga mengadopsi hipotesis pasar untuk kontrol korporasi
yang disebut hipotesis inefisiensi manajemen. Model penelitian ini kemudian
direplikasi pada banyak penelitian setelahnya.
Barnes (2000) membandingkan karakteristik perusahaan target dan nontarget di Inggris antara tahun 1991 s.d. 1993. Ia juga membandingkan akurasi
antara pendekatan analisis diskriminan dan logit biner dalam memprediksi
perusahaan target akuisisi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan
signifikan antara kedua metode tersebut dalam hal akurasi prediksi takeover. Hasil
analisis logit biner menyebutkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
penjualan yang tinggi berkorelasi positif signifikan terhadap kemungkinan
diakuisisi. Sementara itu, hasil analisis diskriminan menunjukkan perusahaan
target mempunyai karakteristik rasio dividend payout dan leverage yang rendah.
Bhabra (2008) membandingkan perusahaan pengakuisisi dan target di
Amerika Serikat. Hasil perbandingan menunjukkan perusahaan target mempunyai
3
tingkat pertumbuhan penjualan (sales) yang lebih rendah, rasio market-to-bookvalue yang rendah, dan rasio debt-to-equity yang tinggi dengan jumlah arus kas
bebas (Free Cash Flow/FCF) yang tinggi. Hasil berbeda ditemukan oleh Powell
(2004) yang melakukan investigasi peran rasio keuangan dalam membedakan
antara friendly takeover dan hostile takeover pada perusahaan publik di Inggris.
Hasil investigasi memperlihatkan perusahaan target cenderung memiliki rasio
likuiditas kas rendah, rasio debt-to-equity yang tinggi dan ukuran perusahaan yang
kecil.
Sementara itu, penelitian sejenis belum banyak dilakukan di negara
berkembang. Erdogan (2012) melakukan penelitian terhadap 210 perusahaan
publik di Turki yang 37 diantaranya diakuisisi pada rentang tahun 2004 s.d. 2010.
Faktor rasio utang yang rendah dan inefisiensi manajemen menunjukkan hasil
signifikan pada perusahaan target. Lin et. al. (2012) melakukan penelitian serupa
terhadap perusahaan publik di Tiongkok. Hasil penelitian menunjukkan
perusahaan dengan ukuran aset besar dan profitabilitas rendah justru cenderung
menjadi target akuisisi.
Di India, Sood dan Kaur (2004) menyimpulkan perusahaan target
mempunyai karakteristik market to book value tinggi. Sementara itu, Misra (2009)
dalam penelitian membuktikan hipotesis pasar untuk kontrol korporasi
menemukan ketidakpuasan pemegang saham yang diproksi oleh rasio dividen
payout berperan dalam kejadian takeover. Barai dan Mohanty (2012) menyimpulkan perusahaan target mempunyai karakteristik tingkat pertumbuhan penjualan
4
yang tinggi dalam tiga tahun terakhir, rasio market to book value tinggi, dan rasio
leverage yang tinggi.
Di Indonesia, Pohan (2008) meneliti pengaruh rasio debt-to-equity, returnon-equity, dan price-earning ratio terhadap keputusan kelayakan akuisisi. Riset
menggunakan analisis diskriminan pada peristiwa akuisisi perusahaan publik di
tahun 2005. Ukuran kelayakan akuisisi diproksi oleh nilai rasio Tobin’s Q, yaitu
nilai Q<1 untuk perusahaan layak akuisisi dan Q>1 untuk tidak layak akuisisi.
Hasil penelitian menyimpulkan perusahaan yang layak untuk diakuisisi memiliki
karakteristik return-on-equity positif. Sementara itu, Rudiatmo (2012) mencari
karakteristik signifikan suatu perusahaan publik menjadi target akuisisi di
Indonesia. Ia mencoba membuktikan mekanisme corporate governance dan faktor
profitabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan diakuisisi. Riset
empiris menggunakan sampel perusahaan publik di Indonesia pada tahun 2004
s.d. 2011. Hasil analisis menyimpulkan faktor corporate governance tidak
berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan diakuisisi tetapi profitabilitas yang
rendah meningkatkan peluang perusahaan menjadi target akuisisi.
Meskipun riset di negara berkembang masih sedikit, hasil temuan di India,
Indonesia, Tiongkok, dan Turki menunjukkan perbedaan karakteristik perusahaan
target takeover dibandingkan hasil temuan di negara maju seperti Amerika
Serikat, Australia, Inggris, dan Perancis. Secara umum di keempat negara maju
tersebut, perusahaan target akuisisi memiliki karakteristik rasio dividen payout
rendah, ukuran aset kecil dengan pertumbuhan penjualan rendah, perusahaan
memiliki profitabilitas rendah dengan penilaian undervaluation oleh pasar, serta
5
faktor ketidakcocokan pertumbuhan-sumber daya finansial umumnya tampak
pada perusahaan target akuisisi. Sementara itu, perusahaan target di keempat
negara berkembang tersebut memiliki karakteristik pertumbuhan penjualan (sales)
yang tinggi dengan rasio dividen payout rendah. Anomali dengan hipotesis
undervaluation, perusahaan target cenderung overvaluation. Ukuran aset tidak
berpengaruh signifikan yang ditunjukkan oleh peristiwa takeover pada perusahaan
berukuran besar dan kecil.
Adanya peningkatan jumlah M&A di Indonesia, dan minimnya penelitian
serupa di Indonesia, serta terdapat perbedaan karakteristik perusahaan target
M&A di beberapa negara berkembang dibandingkan negara maju seperti Amerika
Serikat, Australia, dan Inggris mendorong penulis untuk melakukan penelitian
menguji karakteristik finansial pada laporan keuangan yang berpengaruh
signifikan dalam menentukan perusahaan publik (tbk) di Indonesia menjadi target
takeover.dengan judul :
“Determinan Takeover Target Pada Perusahaan Publik di
Indonesia Periode 2009 – 2013”
1.2
Rumusan Masalah
Studi empiris mengenai determinan takeover target di negara berkembang
masih dalam tahap awal. Mayoritas penelitian masih mengadopsi teori dan model
yang diaplikasikan di negara maju. Hasil temuan menunjukkan faktor penentu
takeover perusahaan target di Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Perancis
6
tidak tampak dan berbeda pada kasus takeover di India, Indonesia, Tiongkok, dan
Turki
Penelitian yang dilakukan oleh Pohan (2005) tidak spesifik mencari
karakteristik perusahaan target melainkan kelayakan perusahaan diakuisisi.
Dikaitkan dengan riset empiris di negara maju, Rudiatmo (2012) menguji
pengaruh corporate governance, profitabilitas, dan ukuran aset terhadap
kemungkinan diakuisisi. Hasil temuan hanya mendukung secara parsial hipotesis
pasar untuk kontrol korporasi. Hipotesis ini hanya menjelaskan satu dari sekian
banyak motif M&A. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menguji karakteristik
finansial pada laporan keuangan yang berpengaruh signifikan dalam menentukan
perusahaan publik (tbk) di Indonesia menjadi target takeover.
1.3
Pertanyaan Penelitian
Mengacu pada temuan empiris dan isu penelitian diatas, maka penelitian
ini dirumuskan untuk menjawab masalah sebagai berikut :
1. Apakah hipotesis pasar untuk kontrol korporasi bekerja pada peristiwa
takeover pada perusahaan publik di Indonesia ?
2. Apakah karakteristik yang meliputi return on capital employed, excess return,
rasio Tobin’s Q, pertumbuhan penjualan, rasio leverage, ukuran aset, dan rasio
dividen payout menentukan dalam peristiwa takeover pada perusahaan publik
di Indonesia ?
7
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian ini
bertujuan untuk menguji karakteristik finansial pada laporan keuangan
berpengaruh signifikan dalam menentukan (determinan) perusahaan publik (tbk)
di Indonesia menjadi target takeover.
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat,
1. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
bagi pihak manajemen untuk (a) melakukan strategi M&A dengan
mencari karakteristik takeover pada perusahaan yang potensial
diakuisisi, dan (2) mendeteksi dan mengantisipasi jika perusahaan
dipertimbangkan sebagai target takeover.
2. Bagi investor/pemegang saham, penelitian ini dapat menunjang model
prediksi untuk memperoleh cumulative abnormal return dari capital
gain pada saat tender offer. Saat ini, model prediksi takeover belum
menunjukkan nilai akurasi yang tinggi. Namun, investor memiliki
peluang
untuk
mengantisipasi
takeover
dengan
memasukkan
perusahaan berkarakteristik target ke dalam portofolio saham.
3. Bagi
akademisi,
hasil
temuan
dapat
ditindaklanjuti
untuk
pengembangan model prediksi target akuisisi perusahaan publik di
Indonesia.
8
1.6
Batasan Penelitian
Objek penelitian ini difokuskan pada karakteristik rasio keuangan
perusahaan target (kondisi pra-akuisisi) yang dihubungkan dengan motif takeover.
Penelitian hanya mencari karakteristik perusahaan target dikaitkan dengan motif
pengakuisisi.
1.7
Sistematika Pembahasan
Isi dari penelitian ini terdiri dari lima bagian utama yaitu :
BAB I: Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini. Selain itu, dalam bab ini akan diuraikan perumusan
hipotesis penelitian yang akan diuji.
BAB III: Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang penyampelan data, desain penelitian, pengumpulan
data, dan alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
9
Bab ini menguraikan secara terperinci hasil analisis data yang telah diperoleh.
Analisis data meliputi pengujian hipotesis dengan alat statistik yang relevan dan
pembahasan tentang hasil uji hipotesis.
BAB V : Simpulan dan Saran
Simpulan dari hasil uji hipotesis dikemukakan pada bagian ini. Selain itu, bagian
ini juga berisi saran bagi penelitian berikutnya.
10
Download