Kiat Menjadi Trainer Profesional Trainer merupakan seorang pelatih, motivator dan atupun orang yang mengarahkan pada sesuatu. Menjadi trainer tidaklah mudah, diperlukan beberapa hal yang harus dipenuhi. Lalu apa saja fungsi seorang trainer? Fungsi trainer diantaranya yang pertama ialah mampu mengembangkan pelatihan dalam batas waktu tertentu. Dalam hal ini seorang trainer dituntut untuk berpikir kritis sehingga bias menganalisa masalah yang ada dengan efisien waktu yang singkat. Selain itu trainer juga harus menyusun rangkaian proses belajar dan mampu menetapkan tingkat kemampuan yang sebaiknya dicapai oleh peserta. Untuk itu, seorang trainer harus menguasai materi, kondisi lingkungan dan keadaan peserta sebelum memberikan pelatihan ataupun pengarahan. Kemudian berempati, sehingga mampu dengan cepat mengetahui permasalahan yang dihadapi peserta. Sebenarnya untuk hal ini juga berkaitan dengan jam terbang masing-masing trainer. Seorang trainer memang harus mempunyai solving problem karena seperti definisi trainer yang dipaparkan sebelumnya bahwa trainer merupakan motivator, yang mengarahkan seseorang pada suatu hal termasuk menyelesaikan masalah dari trainee nya. Seorang trainer mampu melibatkan diri dengan audiens dengan aktif dan mampu membuat peserta aktif dalam latihan. Dalam hal ini trainer harus bias mengkondisikan pikiran dan perasaannya sebelum mampu membuat peserta aktif dalam suatu latihan. Dari fungsi-fungsi trainer yang telah dijabarkan di atas, maka seorang trainer harus mempunyai skill yang memadai. Skill itu memang tidak lantas ada pada setiap orang namun bisa dilatih. Seorang trainer professional juga membutuhkan waktu lama untuk meraih profesionalisme tersebut karena semakin banyak jam terbang trainer, semakin bertambah pula kualitas seorang trainer tersebut. Apa saja yang dibutuhkan oleh seorang trainer? Yang pertama adalah interest atau memiliki ketertarikan yang kuat dalam dunia pelatihan dan materi khusus terkait apa yang dilatih. Jika yang dimaksud trainer di sini adalah motivator, sebenarnya trainer lebih luas dari itu karena trainer bisa melatih berbagai macam hal, yang intinya adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan kepada trainee nya. Trainer handal selalu menekankan bahwa mereka bisa hebat seperti sekarang ini karena memang mereka tertarik, cinta dengan dunia pelatihan, yang kali ini dapat disingkat menjadi: passion Interest saja tidak cukup, melainkan seorang trainer perlu melengkapi diri dengan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk menjadi seorang trainer yang handal. Keterampilan dan kemampuan yang paling umum dari para trainer terbaik adalah: Keterampilan Public Speaking dan storytelling yang sangat memukau Keterampilan membaca efektif dan cinta buku (pembelajar tangguh) Kemampuan untuk mengonsep sebuah pelatihan efektif Kemampuan menulis dan merancang slide yang efektif Memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi Berpikir kreatif dan solutif terhadap masalah yang ada Training & Facilitator Skill yang baik Tentu saja keterampilan-keterampilan ini tidak didapatkan dalam waktu yang singkat. Terhitung dalam pengamatan tidak lebih dari 10% trainer hebat yang memiliki bakat keterampilan tersebut dari lahir. Sisanya berlatih keras dan berusaha meningkatkan jam terbangnya hingga minimal mencapai 10.000 jam. Aspek ketiga ini tidak kalah penting jika ingin menjadi seorang trainer profesional yang handal. Personality merupakan identitas yang perlu melekat dalam diri seorang trainer secara kepribadian: integritas dan kejujuran. Integritas dalam arti seorang trainer memiliki beban untuk senantiasa bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan dan dituliskan. Jujur dalam arti membawakan materi karena tulus untuk mengembangkan orang lain. Banyak trainer yang hanya silau karena melihat kesuksesan trainer lainnya namun lupa bahwa trainer terbaik lahir dari karakter dan prestasi yang memang murni, tidak dibuat-buat. Aspek keempat ialah Be A model. Dengan kuasai materi dan kendalikan emosi, sehingga kita akan menjadi orang yg percaya diri. Percaya diri itu melakukan sesuatu dengan tepat sesuai konteks, misal kalau kita ingin membawakan sesuatu yang semangat maka kita juga harus semangat. Mengenai kendali emosi, bisa diciptakan pertama melalui gerakan, dalam hal ini yang paling mudah adalah lewat pernafasan, ada 2 Macam : 1. Pernafasan, yang pertama pernafasan dada, pernafasan diafragma, dan pernafasan perut. Masing masing pernafasan tadi manfaatnya banyak sekali bila disesuaikan dengan konteknya. Selain lewat pernafasan, bisa dengan gerakan. Karena Our emotion created by our motion 2.Yang kedua kendali emosi bisa diciptakan lewat pikiran, dan ini hasilnya lebih permanen dibandingkan yang pertama. Ketika kita memikirkan sesuatu, yang muncul didalam ‘layar’ pikiran kita berupa gambar, Suara dan Rasa, walaupun kadang pada beberapa orang ada yang lebih dominan, entah itu gambar atau suara atau dua-duanya. Aspek kelima adalah Connection. Artinya terhubung dengan audiens. Untuk itu seorang trainer harus menyelaraskan/menyesuaikan (Pacing) dulu dengan audiens, Sehingga ada kedekatan dan kesesuaian yang menjadikannya tidak berjarak, jika sudah demikian niscaya dia akan bisa mengarahkan audiens (Leading). Aspek keenam adalah Component. Artinya, ketika kita menyampaikan sebuah materi, hendaklah materi tersebut mencakup unsur: Why? Mengapa materi tersebut penting buat audiens, Lalu What? Apa sih isi materinya? How? Bagaimana caranya? Dan What if? Bagaimana jika.. Aspek ketujuh adalah Context. Ini penting sekali, walaupun kelihatannya sepele. Posisi duduk peserta mempengaruhi sebuah training. Posisi duduk peserta : -Teater -Melingkar -Melantai -U Shape Gunakan posisi-posisi tersebut sesuai dengan tujuannya Posisi Trainer : -45o -Sejajar ini juga digunakan sesuai konteks. Perhatikan juga posisi Papan tulis atau Flip chart. Berdasar uraian diatas, ada tujuh aspek yang diperlukan oleh seorang trainer untuk menjadi professional. Yang pertama interest, skill and abilities, integritas dan kejujuran (personality), be a model, connection, component dan context. Semua itu memang tidak bias didapat secara langsung atau sepaket pada diri seseorang, namun secara bertahap dan dengan latihan terus-menerus dapat menjadikan kita seorang trainer yang professional. Trainer juga seperti manusia lain, yang punya kelemahan dan bukan seorang yang serba tahu dalam segala perkara, dan tidak terlepas daripada memiliki kekurangan. Mungkin juga trainer akan melakukan kesilapan. Trainer hanya tahu lebih dahulu atau lebih maju dalam bidang-bidang tertentu daripada peserta, ia memiliki pengalaman dan mempunyai persediaan dalam menyampaikan pengetahuan tertentu yang mungkin lebih dulu dan lebih baik dibanding peserta. Atas dasar itu, maka ia mempunyai kelebihan untuk membimbing sebuah latihan. Namun ia bukan ‘boss’ bagi peserta. Atas prinsip kesamaan ini akan memberi impak yang positif dalam menciptakan suasana yang kondusif dalam proses memindah maklumat / pengalaman selama pelatihan. Suasana yang akrab dan penuh kekeluargaan akan terbentuk kerana tidak ada jarak antara peserta pelatihan dengan trainer. Hal ini akan merangsang peserta untuk aktif dalam latihan. Trainer membimbing bukan dengan cara memerintah, melainkan dengan cara memberikan contoh, meransang dan mendorong peserta untuk berfikir sendiri untuk menyadari perasaan, pengalaman dan mencari jawapan sendiri walaupun memang kemampuan otak setiap orang untuk menerima pembelajaran itu berbeda-beda.