PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI “KEBIASAAN YANG SEDERHANA UNTUK MENYELAMATKAN BUMI” Agustine Putri Mintardjo Jln. Karya Barat II no.15, Jakarta Barat 11460 0215677364, [email protected] Ahmad Faisal Chairil Anam Fathoni, S.Sn. , Ardiyansah ,S.T. ABSTRAK Kesadaran masyarakat dalam menggunakan energi secara efisien, masih sangat kurang. Maka dari itu tujuan penulis membuat Tugas Akhir animasi edukasi mengenai hemat energi listrik yang berjudul “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth – Kebiasaan Yang Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi” ini adalah dengan harapan dapat menanamkan kebiasaan baik terhadap anak-anak sejak dini bagaimana menghargai energi. Penelitian yang dilakukan penulis dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya lewat dari berbagai literatur buku anak, seberapa jauh mereka mengerti tentang energi dan penggunaannya, dan juga melakukan wawancara langsung dengan narasumber yaitu anak kecil itu sendiri. Dengan animasi edukasi “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth – Kebiasaan Yang Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi” ini semoga memberikan informasi mengenai darimana dan bagaimana kita dapat menggunakan energi listrik dengan baik dan efisien tentunya dalam bentuk audio dan visual yang persuasif. Kiranya karya penulis ini dapat dinikmati dan dicerna dengan baik oleh para penontonnya dan dapat diterapkan dalam kebiasaan sehari-hari karena tanpa kita sadari, langkah kecil merupakan awal dari perubahan besar. Kata kunci: Animasi, Simple Habits, Kids, Save The Earth ABSTRACT There are still lacking of public awareness for using energy efficiently. Thus the authors aim to make an education animation final project about energy-saving, entitled “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth – Kebiasaan Yang Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi” is with hope of instilling good habits to children in early years on how to value energy. Author did research in various ways, including a variety of literature books for children, how much they know about energy and its use, and also conducted interviews with the informants that own child. With this education animation “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth – Kebiasaan Yang Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi” hopefully gives information about where and how we can use electricity properly and efficiently. May this work can be enjoyed and knowed well by the audience and can be applied in daily habits because without us realize, a small step is the beginning of great change. Keywords: Animation, Simple Habits, Kids, Save The Earth PENDAHULUAN Penggunaan energi tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan manusia dalam melakukan aktivitas. Di Indonesia, sampai saat ini sumber energi terbesar didapat dari sumber daya fosil, diantaranya , batu bara, minyak, listrik, dan lainnya. Peningkatan penduduk yang tidak terkontrol membuat peningkatan permintaan sumber daya fosil yang cukup drastis. Lama-kelamaan, sumber daya ini dapat habis karena tidak dapat diperbaharui dalam waktu yang singkat. Maka dari itu tingkat kesadaran masyarakat akan pemakaian energi harus ditingkatkan khususnya dalam penggunaan energi yang terdekat dengan masyarakat, yaitu energi listrik. Diharapkan dengan adanya e-learning tentang menghemat energi ini dapat membuat anak-anak mengeksplorasi imajinasi mereka bagaimana mereka dapat menyelamatkan Bumi. Dalam lingkup proyek tugas akhir yang menceritakan tentang seorang anak gadis yang mencoba menyelamatkan Bumi dengan melakukan hal-hal yang mungkin kecil, namun ternyata memberi dampak besar bagi kehidupan. Penulis menggunakan disiplin ilmu desain komunikasi visual dan animasi yang dibuat dengan animasi 2D dan 3D, full narasi, beberapa dialog pelengkap, dengan diiringi musik dan beberapa efek suara pelengkap. Dikarenakan target penonton penulis adalah anak-anak, maka desain style akan penuh dengan warna-warna terang bernuansa hangat dan ceria. DATA DAN ANALISA Sumber data yang digunakan penulis yaitu literatur buku dan literatur artikel dari Internet. Animasi adalah tampilan cepat dari urut-urutan gambar karya seni 2-D atau 3-D, atau posisi model dalam rangka menciptakan ilusi gerakan. Animasi berasal dari bahasa latin, yaitu animātiō yang berarti “membawa kehidupan”; dari “animō” yang berarti “untuk menggerakan atau menghidupkan” dan “–ātiō” yang berarti “perbuatan dari”. Setelah melewati masa-masa panjang perkembangan animasi, munculah teknik stop motion animation, era itu berkisar sekitar abad ke-18. Kemudian, setelah perkembangan zaman telah memasuki era teknologi komputer, munculah berbagai animasi yang menggunakan teknik 2 dimensi dan 3 dimensi. Energi merupakan hal yang fundamental dalam kehidupan kita. Dalam segala kegiatan kita memerlukan energi. Makna dari energi itu sendiri adalah kemampuan sesuatu sistem atau benda untuk melakukan suatu usaha.Energi tidak dapat dilihat maupun disentuh, dirasakan, didengar, ataupun dicium.Energi pun tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Namun, keberadaan energi sangat berguna dalam kehidupan kita. Salah satu contoh sumber energi adalah energi fosil. Energi fosil berasal dari alam. Merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan sudah menjadi pengetahuan umum akan kelangkaannya. Bahan bakar fosil terdiri dari 3 jenis, yaitu batu bara, minyak dan gas alam, yang kemudian dikonversi menjadi bahan bakar kendaraan bermotor sampai menjadi pembangkit listrik. Batu bara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara merupakan salah satu sumber penghasil energi terbesar di dunia. Batu bara dapat diperoleh melalui proses penambangan bawah tanah. Batu bara banyak digunakan untuk pembangkit listrik, panas dari batu bara yang dibakar digunakan untuk menghasilkan uap yang dapat menggerakan turbin pembangkit tenaga listrik. Manusia telah menggunakan minyak bumi sejak zaman dahulu, dan sampai sekarangpun manusia masih menggunakan minyak bumi. Minyak bumi sangat berperan besar bagi kehidupan manusia, apalagi setelah ditemukannya mesin. Minyak bumi dieksploitasi dengan cara mengebor kulit bumi. Setelah itu minyak bumi dikelompokan menjadi berbagai jenis bahan bakar di kilang minyak. Minyak tanah dapat digunakan untuk memasak, bensin dan solar untuk bahan bakar. Salah satu bentuk bahan bakar fosil adalah gas alam. Gas alam terbentuk dari pembusukan bakteri yang berasal dari bahan organik yang mengandung metana. Gas alam juga merupakan campuran dari hidrokarbon. Gas alam biasanya dapat ditemukan tidak jauh dari tempat penambangan minyak. Ada dua jenis gas, yaitu gas kering dan gas basah. Salah satu sumber polusi pemanasan global adalah dari produksi energi yang berasal dari fosil, yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Akibatnya, solusi yang paling penting untuk krisis iklim ini membutuhkan perkembangan yang cepat dan penyebaran CO2 yang sedikit untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh ekonomi global. Keberadaan mahluk hidup yang bergantung pada bahan bakar fosil relatif baru dalam sejarah manusia. Meskipun batu bara dan minyak sudah diketahui dari jaman dahulu, namun hanya digunakan dalam jumlah yang sedikit di lokasi dimana batu bara dan minyak bumi mudah didapatkan. Krisis energi adalah kekurangan (atau peningkatan harga) dalam persediaan sumber daya energi ke ekonomi. Krisis ini biasanya menunjuk ke kekurangan minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam lainnya. Krisis ini memiliki akibat pada ekonomi, terutama kenaikan biaya produksi listrik, yang menyebabkan naiknya biaya produksi. Permasalahan akan krisis energi ini selalu saja menjadi perbincangan, terutama keterkaitannya dengan ekonomi yang ikut meningkat karena permintaan energi yang tidak sesuai dengan persediaan yang ada. Belum lagi permasalahan mengenai borosnya Indonesia dalam menggunakan listrik, yang tentunya terkait dengan sumber daya fosil yang merupakan sumber utama dari tenaga listrik di Indonesia. Penggunaan listrik di Indonesia termasuk digolongkan negara yang boros dalam penggunaan energi listrik. Dan yang mana penyediaan energi listrik tersebut masih bergantung pada energi fosil batu bara, yang mengancam ketersediaan cadangan sumber daya alam. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa batu bara merupakan sumber energi terbesar kapasitasnya dibandingkan sumber daya alam lainnya. Namun, batu bara bukanlah sumber daya yang dapat diperbaharui dan dapat habis sedangkan konsumsi akan listrik terus meningkat tiap tahunnya. Energi listrik digunakan dalam berbagai keperluan rumah tangga, misalnya untuk pemanasan, pendinginan, pemasakan, pencahayaan, pencuci dan pembersih, hiburan dan komunikasi, serta perkakas. Jika energi fosil dipakai terus-menerus dan dalam jumlah yang tidak dapat dikontrol, maka energi fosil akan habis dalam waktu yang tidak lama lagi. Oleh karena itu, manusia harus menghemat penggunaan energi. Cara yang paling mudah dan sederhana adalah kita dapat memulai menghemat sumber energi dari lingkungan sekitar kita, contohnya di rumah. E-learning adalah segala bentuk penggunaan perangkat elektronik untuk menciptakan pengalaman belajar pelajar. Definisi ini tidak hanya mencakup pada perangkat keras (hardware), tetapi juga perangkat lunak (software), dan pihak-pihak yang terlibat (brainware). Setelah adanya perkembangan teknologi dan komputer ditemukanlah inovasi baru dalam teknik pembuatan animasi 3D. 3D animasi merupakan kemajuan dari perkembangan 2D animasi. Dalam 3D animasi, karakter dan penggambaran dalam visual cerita yang diperlihatkan menjadi semakin hidup dan nyata, bahkan sudah hampir mendekati wujud manusia aslinya. Dalam pemilihan color mood penulis memilih warna-warna cerah agar lebih menarik bagi anakanak, juga dapat mengeksplorasi imajinasi anak tentang warna. Juga memberikan kesan warm dan cerah. Untuk pemilihan environment, penulis memilih untuk membuat desain lingkungan yang simple, lebih kebentuk-bentuk dasar yang tidak terlalu kompleks sehingga mudah untuk dikenal oleh anak-anak. Pada elearning “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth – Kebiasaan Yang Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi” ini, penulis menggunakan pendekatan narasi yang persuasif. Dimana adanya interaksi tidak langsung antara penonton dengan e-learning yang sedang berlangsung. Berkaitan dengan pengambilan angle kamera penulis menggunakan tehknik pengambilan kamera dengan sangat sederhana, dikarenakan target primer e-learning “Hemat Energi” ini adalah anak-anak usia 6 – 8 tahun, maka angle-angle kamera yang digunakan tidaklah terlalu ekstrim, yang terpenting adalah mampu memperlihatkan kegiatan apa yang sedang berlangsung pada adegan cerita. Kita dapat menyelesaikan berbagai macam masalah iklim, global warming, sampai dengan krisis energi yang selalu saja jadi perbincangan hangat oleh berbagai masyarakat. Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan bahkan dapat dilakukan oleh anak-anak dalam usia madya. Hanya saja kita harus lebih peka akan lingkungan dan sekitar kita. Diantaranya dengan mematikan lampu-lampu yang tidak terpakai pada siang hari, juga mematikan alat-alat elektronik yang sudah tidak digunakan, dan kurangi konsumsi makanan non organik. Target primer penulis adalah anak-anak, dikarenakan pada masa kanakkanaklah awal mula dari kebiasaan yang akan dibawa sampai ia dewasa. MASALAH DAN TUJUAN DESAIN • • • • Penulis membagi identifikasi masalah menjadi beberapa bagian, yaitu: Ketidak pedulian masyarakat akan pemanfaatan energi listrik dengan efektif. Rendahnya kesadaran masyarakat akan lingkungan. Pola pikir masyarakat yang menginginkan hal yang praktis. Kurangnya acara-acara edukasi yang mendidik anak-anak untuk menghemat energi. Pada Rumusan masalah penulis menampilkan sebuah e-learning yang mendidik anak-anak untuk menghemat energi demi menjaga lingkungannya dengan cara yang mudah, berawal dari membiasakan kebiasaan baik yang dapat dilakukan sejak dini. Tujuan desain yang diharapkan penulis adalah: menanamkan nilai-nilai penyelamatan sumber daya alam kepada anak-anak, meningkatkan kesadaran akan alam kepada kalangan dewasa, memberi informasi kepada masyarakat bagaimana cara yang paling mudah untuk menghemat energi, memberi edukasi terhadap orang tua akan tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak tentang penghematan energi, serta memberitahukan bahwa banyak manfaat yang didapat dengan menghemat energi. KONSEP DESAIN 12 prinsip animasi adalah kumpulan prinsip animasi yang diperkenalkan oleh animator Disney, Ollie Johnston dan Frank Thomas dalam buku The Illusion of Life : Disney Animation, yaitu: Squash and stretch, Anticipation, Staging, Straight ahead action and pose to pose, Follow through and overlapping action, Slow in and slow out, Arcs, Secondary action, Timing, Exaggeration, Solid Drawing, dan Appeal. Pada buku berjudul “Perkembangan Anak” karangan John W. Santrock, terdapat teori Piaget. . Teori Piaget itu sendiri adalah kisah terpadu yang penjelaskan bagaimana faktor biologis dan pengalaman membentuk perkembangan kognitif. pada bayi umur 0-2 tahun, lebih peka terhadap tindakan-tindakan fisik. Bayi belajar tentang lingkungan di sekitarnya melalui fisiknya. Pada anak umur 2-7 tahun, lebih banyak belajar melalui kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan pada anak umur 7-11 sudah mampu berpikir secara logis, dan pada akhirnya yaitu umur 11 tahun sampai anak menjadi dewasa, sudah dapat berpikir tentang hal-hal yang lebih abstrak, idealis, dan logis. Tahapan Rentang Usia Deskrpisi Sensorimotor 0 hingga 2 tahun Bayi memperoleh pengetahuan tentang dunia dari tindakantindakan fisik yang mereka lakukan. Bayi mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan-tindakan fisik. Seorang bayi berkembang dari tindakan refleksif, insingtif pada saat kelahiran hingga berkembangnya pemikiran simbolik awal pada akhir tahapan ini. Praoperasional 2 hingga 7 tahun Anak mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk memahami dunianya. Pemikiran-pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambargambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui hubungan informasi sensorik dengan tindakan fisik. Akan tetapi, ada beberapa hambatan dalam pemikiran anak pada tahapan ini, seperti egosentrisme dan sentralisasi. Operasional Konkret 7 hingga 11 tahun Anak mampu berpikir logis mengenai kejadian-kejadian konkret, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek menjadi kelas-kelas hierarki (klasifikasi) dan menempatkan objek-objek dalam urutan yang teratur (serialisasi). Operasional Formal 11 tahun hingga dewasa Remaja berpikir secara lebih abstrak, idealis, dan logis (hipotesis-deduktif). Tabel 1. 4 tahapan perkembangan kognitif dari Piaget Dengan menggunakan teori narasi yang persuasif, penulis ingin mengajak audiensnya untuk ikut masuk ke dalam dunia e-learning yang sedang berlangsung. Penulis mengangkat permasalahan energi karena sudah bukan rahasia lagi bahwa permasalahan mengenai energi akan terus menjad perbincangan masyarakat dan masalah diseluruh belahan dunia. Penyampaian mengenai bagaimana menyelamatkan Bumi tempat tinggal kita dengan cara yang paling mudah dengan mengubah kebiasaan buruk kita menjadi suatu kebiasaan yang baik. Melalui penceritaan yang persuasif dan efektif untuk anak-anak. Sinopsis cerita e-learning yang disusun penulis yaitu Sebuah e-learning yang mengajarkan mengenai bagaimana cara menghemat energi yang dapat dilakukan dengan mudah bahkan oleh seorang anak gadis kecil pun dapat melakukannya. Dengan dibawakan oleh Narator yang dapat berinteraksi langsung dengan Nara, dan membimbing Nara bagaimana cara menghemat sumber daya Bumi kita dengan cara yang paling mudah, yang bahkan seorang anak kecil pun dapat melakukannya. Dengan didukung oleh penjelasan mengenai Bumi dan energinya, dan bagaimana proses menuju menjadi energi dan kegunaannya. Juga bagaimana cara untuk mengatasi dan mencegah penggunaan energi yang berlebihan dan percuma dengan cara mematikan lampu pada siang hari, dan mematikan alat elektronik lainnya yang sedang tidak digunakan. Dan di akhir cerita, narator mengajak penonton untuk menerapkan apa yang telah dilakukan Nara agar menjadi kebiasaan baik yang dapat diterapkan seiring tumbuh dewasa. Judul yang dipilih penulis untuk menggambarkan e-learning yang dibuat oleh penulis adalah “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth” juga penulis membubuhkan keterangan dalam bahasa Indonesia juga yaitu “Kebiasaan Yang Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi”. Pemilihan judul ini memiliki alasan karena judul ini dirasa telah menggambarkan secara langsung mengenai isi dari e-learning tersebut. Dengan target primer dari e-learning “Hemat Energi” ini adalah anak-anak usia 4-10 tahun, maka visual style yang akan diambil oleh penulis adalah 3D animasi yang dikombinasikan dengan 2D pada bagian latar belakang yang mendukung adegan. Juga dibuat full painting texture agar dapat seperti style kartun animasi, juga dengan ditambahkan render soft dengan soft shadow. Terdapat 1 karakter anak gadis kecil. Dengan perawakan ceria dan antusias, periang, penuh rasa ingin tahu, juga sedikit nakal. Yang menjadi referensi desain dari karakter ini sendiri adalah anak kecil bernama Agnes pada film 3D animasi “Despicable Me”, Bonnie pada film “Toy Story 3”, juga Boo pada film “Monster Inc.” Untuk pemilihan environmentnya, penulis memilih desain yang sederhana dengan mengacu pada bentuk-bentuk dasar yang tidak terlalu kompleks agar mudah diingat dan dimengerti oleh anak-anak. Sebagai referensi, penulis mengikuti desain environment pada film animasi anak “Let’s Go Pocoyo”. HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN Penulis menggunakan desain logo dengan nuansa warna yang cerah yang dipercaya dapat merangsang kreativitas, memberi semangat kepada anak-anak, juga memperkuat imajinasi anak. Dengan mengkombinasikan goresan-goresan efek crayon untuk menggambarkan bahwa desain ini ditujukan untuk anak-anak. Dengan judul utama berbahasa inggris “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth” juga terdapat keterangan berbahasa Indonesia yaitu “Kebiasaan Yang Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi”, diharapkan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan nasional maupun internasional. Gambar 1 Desain logo film animasi edukasi. Untuk desain karakter, penulis memilih karakter anak perempuan yang enerjik dan ceria, penuh rasa ingin tahu. Penulis memilih desain warna cerah agar perawakan karakter anak itu sendiri terlihat gembira dan ceria. Gambar 2 Desain kostum dan karakter utama, Nara. Penulis menggunakan teknik 2D dan 3D animasi, dimana adegan karakter utama menggunakan 3D animasi dan adegan lainnya menggunakan 2D animasi untuk bagian penjelasan mengenai energi dan penggunaannya, Diiringi dengan narasi oleh narator, iringan musik, dan suara pendukung lainnya. Gambar 3 Cuplikan adegan. PENUTUP Simpulan Listrik merupakan energi yang paling fundamental dalam kehidupan manusia, terutama di zaman modern sekarang ini, Aktivitas sehari-hari dipenuhi dengan segala kegiatan yang menggunakan listrik sebagai penunjang efektivitasnya. Namun, bukan berarti dalam penggunaannya tidak diperhatikan efisiensinya. Masa kanak-kanak merupakan tahap dimana perkembangan nalar anak sangat pesat. Rasa ingin tahu yang begitu tinggi membuat anak-anak tumbuh menjadi anak yang cerdas. Maka, pada tahap inilah alangkah baiknya kita dapat mengajarkan segala hal baik yang dapat ia terapkan ketika ia tumbuh dewasa nantinya. Hal baik tersebut dapat dimulai dari kebiasaan kecil yang mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam film edukasi anak “Simple Habits Kids Can Do To Save The Earth” ini lah, penulis ingin mengajarkan bagaimana kita dapat menerapkan kebiasaan baik sejak dini kepada anak-anak untuk menghemat penggunaan listrik dalam rumah tangga di era modern sekarang ini. Dipercaya apabila kebiasaan baik ini dapat terus diterapkan, tidak menutup kemungkinan kebiasaan baik ini dapat ia bawa sampai dengan tumbuh dewasa. Membuat film animasi, bukanlah hal yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Bagi para penontonnya, hanya mengetahui bagus atau tidak, tapi tidak mengetahui bagaimana jerih payah dan kerja keras pembuatnya. Persaingan animasi di Indonesia pun semakin ketat, belum lagi dengan tidak sesuainya harapan pemasukan yang didapatkan. Dibutuhkan semangat tinggi dan kesabaran yang tiada putusnya dalam pembuatan sebuah proyek. Saran Para animator maupun artist yang bergelut dibidang ini ada baiknya seringkali keluar melihat dunia dan perkembangan trend yang ada, dikarenakan tidak selamanya teknik adalah segalanya, namun dibutuhkan kreativitas dan ide-ide cemerlang yang sesuai dengan keinginan pasar sekarang ini. Penulis tahu bahwa pengalaman penulis jauh dari sempurna, namun penulis berharap saran penulis dapat berguna bagi pada artist dibidang 3D animasi dapat maju dan terus berkembang. REFERENSI • • • • • • • • • • • • Al Gore. (2009). Our Choice, A Plan To Solve The Climate Crisis, First Edition. Rodale Books. Beckerman, Howard. (2003). Animation The Whole Story, First Edition. Allworth Press. Santrock, John.W. (2008). Perkembangan Anak, edisi sebelas. Erlangga. Williams, Richard. (2002). The Animator's Survival Kit: A Manual of Methods, Principles and Formulas for Computer, Stop-motion, Games and Classical Animators, First Edition. Faber & Faber. Basori. (2008). Teknologi Pendukung E-Learning, diakses 17 Februari 2012 dari http://basoripendidikankejuruan.blogspot.com/2008/09/teknologi-pendukung-e-learning.html Elearning System. (2007). Pengertian E-Learning, diakses 17 Februari 2012 dari http://elearning.gunadarma.ac.id/ ESDM. (2008). Statistik, diakses 20 Februari 2012 dari http://esdm.go.id/ Fatur. (2012). Energi Fosil Tinggal 23 Tahun, diakses 20 Februari 2012 dari http://www.trijayafmplg.net/ Ian. (2012). Keamanan Energi Terancam, Indonesia Negara Boros Energi Listrik, diakses 18 Februari 2012 dari http://rimanews.com/ Setiabudi, Prawira. (2012). Indonesia Negara Yang Boros Energi, diakses 23 Februari 2012 dari http://www.waspada.co.id/ Widodo, Rusminto Tjatur. (2003). Solar Cell Sumber Energi Masa Depan Yang Ramah Lingkungan, diakses 23 Februari 2012 dari http://www.energi.lipi.go.id/ Wikipedia. (2011). Animation, diakses 19 Februari 2012 dari http://en.wikipedia.org/wiki/ RIWAYAT PENULIS Agustine Putri Mintardjo, lahir di Jakarta, 18 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang DKV Animasi, pada tahun 2012.