Laman Produk Nestlé - UNAIR REPOSITORY

advertisement
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LAMPIRAN
Gambar 1: Laman Resmi Website Nestlé
Gambar 2: Laman Produk Nestlé
91
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
92
Gambar 3: Laman Produk Kembang Gula, Coklat & Snek Nestlé
Gambar 4: Laman Produk Kopi Nestlé
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
93
Gambar 5: Laman Produk Minuman Nestlé
Gambar 6: Laman Produk Nutrisi Anak dan Keluarga Nestlé
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
94
Gambar 7: Laman Produk Makan Pendamping ASI Nestlé
Gambar 8: Laman Produk Sereal Sarapan Nestlé
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
95
Gambar 9: Laman Produk Kuliner Nestlé
Gambar 10: Laman Produk Minuman Siap Minum
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
96
Gambar 11: Laman Produk Nutrisi Kesehatan Nestlé
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya bahasa, makna, dan fungsi
bahasa iklan produk Nestlé yang terdapat dalam website Nestlé. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode simak
dengan menggunakan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
lima gaya bahasa yang digunakan iklan Nestlé di website dalam mempromosikan
produknya. Lima gaya bahasa tersebut meliputi gaya bahasa repetisi, gaya bahasa
eufemisme, gaya bahasa informatif, gaya bahasa argumentatif, dan gaya bahasa
eksploratif. Makna yang terkandung dalam iklan Nestlé pada umumnya adalah
makna denotatif, makna konotatif, dan makna emotif. Penggunaan gaya bahasa
tersebut bertujuan menarik perhatian serta mempengaruhi pemirsa agar
mengkonsumsi produk yang diiklankan. Sementara itu, fungsi bahasa yang
terdapat dalam iklan Nestlé ada enam, yaitu fungsi interaksi, fungsi personal,
fungsi pemerian, fungsi imajinatif, fungsi persuasif, dan fungsi edukatif. Fungsifungsi tersebut mendukung Nestlé dalam mencapai tujuan melalui iklan yang
dibuat.
Kata kunci: iklan, gaya bahasa, makna, fungsi bahasa
Pendahuluan
Keberadaan iklan banyak terdapat di lingkungan masyarakat sebagai salah
satu media informasi. Hampir setiap saat masyarakat dapat bersinggungan dengan
iklan, mulai dalam surat kabar, majalah, tabloid, televisi, poster yang ditempelkan
di toko-toko, papan reklame besar di pinggir jalan, hingga internet. Seluruh media
tersebut dapat menjadi lahan untuk mempromosikan produk industri. Iklan
(advertising) adalah segala bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu
organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh sponsor yang diketahui.
Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang
atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata
„nonpersonal‟ berarti suatu iklan melibatkan media massa (televisi, website, radio,
majalah, dan koran) yang dapat mengirimkan pesan sejumlah kelompok individu
pada saat bersamaan (Morrisan, 2010: 17-18).
1
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Iklan adalah bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi dan
mempromosikan produk barang atau jasa kepada seseorang atau pembeli
potensial; mempengaruhi dan memenangkan pendapat publik untuk berpikir dan
bertindak sesuai dengan pemikiran si pemasang iklan dan bentuknya bisa tulisan,
gambar film atau gabungan keduanya (Agustrijanto, 2010: 7-8). Pengertian iklan
yang lain, Kasali (1992: 9) secara sederhana mengartikan iklan sebagai bentuk
pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui
media.
Bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran sebuah
produk adalah iklan. Bentuk ekspresi iklan berupa kata-kata dan gambar dapat
disebut sebagai komunikasi periklanan. Komunikasi melalui iklan sejak lama
telah digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia untuk mewaliki
perusahaan dan agar perusahaan tersebut dikenal oleh khalayak umum melalui
produk yang diiklankan. Dengan demikian, komunikasi melalui iklan harus
dirancang sedemikian rupa perpaduan kata-kata dan gambar suatu produk agar
iklan tersebut efektif dalam penyampaiannya.
Penelitian ini berjudul “Gaya Bahasa, Makna, dan Fungsi Bahasa pada Iklan
Produk Nestlé”. Produk Nestlé merupakan produk dalam bidang gizi, kesehatan,
dan keafiatan. Penggunaan bahasa iklan produk Nestlé sangat menarik dan
memiliki unsur persuasif yang tinggi karena promosi dilakukan melalui berbagai
media, salah satunya website. Pada zaman modern, penggunaan website sebagai
media iklan dinilai lebih efektif dan efisien dalam mempromosikan suatu produk.
Pembuat iklan dapat mendesain iklan sedemikian rupa dalam bentuk gambar dan
tulisan atau bahkan video. Hal tersebut memang tidak jauh berbeda dengan iklan
yang menggunakan media televisi. Namun, penggunaan website sebagai media
iklan memiliki keunggulan tersendiri bila dibandingkan dengan televisi. Panjang
iklan di televisi pada umumnya tidak lebih dari dua menit bahkan hanya dalam
hitungan detik. Selain itu, jangka waktu tayang suatu iklan di televisi juga
terbatas, misalnya saja suatu iklan hanya boleh tayang dua puluh kali sehari
selama satu tahun, tergantung kontrak yang dibuat dengan pihak televisi.
Sementara itu, penggunaan website sebagai media iklan tidak memiliki
2
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
keterbatasan waktu, apalagi bila website tersebut milik pribadi perusahaan
pembuat produk. Karena tidak terbatas waktu, iklan di website dapat diakses
kapan saja oleh konsumen.
Penelitian ini menarik mengingat gaya bahasa dalam teks iklan mengandung
unsur persuasif yang tinggi. Bentuk persuasif merupakan bentuk tulisan yang
cenderung bertujuan merayu, membujuk, atau mengajak calon konsumen. Bentuk
persuasif banyak terdapat dalam iklan. Iklan produk Nestle dapat dikatakan
berhasil karena jumlah konsumen atau pembeli produk cukup banyak.
Keberhasilan iklan tersebut dapat dikatakan sebagai wujud nyata dari kegunaan
atau fungsi bahasa dalam iklan.
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gaya
bahasa, jenis makna, dan teori fungsi bahasa. Gaya bahasa merupakan pemakaian
ragam tertentu dalam bentuk tulisan atau lisan untuk memperoleh efek-efek
tertentu (Pateda, 2001: 233). Ada tiga macam gaya bahasa yang sering
dimanfaatkan oleh iklan, yaitu (1) Eksploratif, yaitu mengulas dengan tajam
hakikat produk dengan kata-kata yang akurat. Kata-kata yang digunakan tidak
boleh bermakna ganda, harus bermakna tunggal. (2) Argumentatif, yaitu
mempengaruhi pemirsa secara jelas dan nyata. Gaya dan jenis kata yang
digunakan nyata menyerang kompetitor dan mengedepankan kelebihan produknya
sendiri agar pemirsa yang menjadi target iklan terpengaruh dan membenarkan
informasi yang disampaikan. (3) Informatif, yaitu menginformasikan secara
mendetail tentang produk atau jasa yang ditawarkan. Sejumlah data yang
menunjang disampaikan secara komunitatif dan menghindari news style meskipun
hakekatnya informasi juga (Agustrijanto, 2001: 78-82).
Selain tiga macam gaya bahasa di atas, ada pula gaya bahasa eufemisme dan
repetisi yang juga sering digunakan oleh iklan. Gaya bahasa eufemisme adalah
semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan
orang, atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan
yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan
sesuatu yang tidak menyenangkan (Keraf, 1996: 132). Sementara itu, gaya bahasa
repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau frasa ataupun bagian
3
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai (Tarigan, 1985: 180).
Setiap penggunaan gaya bahasa mengandung makna tertentu. Pada
umumnya, makna yang terkandung dalam iklan adalah makna denotatif, makna
konotatif, dan makna emotif. Makna denotatif adalah makna konseptual, makna
asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Makna
konotatif
merupakan
makna
yang
penggunaannya
dimaksudkan
untuk
memberikan “nilai rasa” pada sebuah kata yang terdapat pada pesan. Nilai rasa
tersebut bisa bersifat positif maupun negatif tetapi bisa juga terdapat kata yang
berkonotai netral. Selain itu, makna konotatif juga memberian stimulus dan
respon yang mengandung nilai-nilai emosional. Makna emotif adalah makna yang
melibatkan perasaan (pembicara dan pendengar; penulis dan pembaca) ke arah
yang positif. Makna ini menunjuk sesuatu yang lain yang tidak sepenuhnya sama
dengan yang terdapat dalam dunia kenyataan.
Fungsi dari penggunaan bahasa menjadi hal yang sangat penting bagi
perkembangan bahasa. Melalui fungsi, dapat diketahui untuk apa saja suatu
bahasa digunakan oleh pemakai bahasa. Salah satu ahli bahasa yang mengulas
tentang fungsi bahasa adalah H.A.K Halliday. Fungsi bahasa yang berkaitan
dengan iklan, yaitu (1) The representational function (fungsi pemerian), adalah
penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan faktafakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan, (2) The interactional
function (fungsi interaksi), bertugas untuk menjamin serta memantapkan
ketahanan dan kelangsungan komunikasi, interaksi sosial, (3) The personal
function (fungsi personal), memberi kesempatan kepada seorang pembicara untuk
mengekspresikan perasaan, emosi pribadi, serta reaksi-reaksinya yang mendalam,
(4) The imaginative function (fungsi imajinatif), meliputi penciptaan sistemsistem atau gagasan yang bersifat imajinatif. Dalam praktik penggunaan fungsi
imajinatif bahasa, kita bebas berpetualang mengembara ke seberang dunia nyata
untuk menjelajahi puncak-puncak keluruhan serta keindahan bahasa itu sendiri.
Selain fungsi-fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Halliday, ada pula
fungsi persuasif dan fungsi edukatif yang terdapat dalam penggunaan bahasa
4
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sebagai media iklan. Fungsi persuasif merupakan fungsi bahasa untuk
mempengaruhi orang lain agar menyetujui atau sepakat dengan gagasan yang
dikemukakan atau bahkan melakukan sesuatu seperti yang disampaikan dalam
suatu ujaran atau tulisan. Sementara itu, fungsi edukatif merupakan fungsi bahasa
untuk memberi wawasan atau pengetahuan tentang suatu hal yang belum
diketahui.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring
informasi dari kondisi sewajarnya (fakta) dalam kehidupan suatu objek. Hasil
penelitian dikemukakan dalam bentuk bahasa yang bersifat apa adanya.
Data iklan produk Nestlé yang dijadikan objek kajian dalam penelitian ini
didapatkan dari website resmi PT Nestlé. Data iklan produk Nestle yang terdapat
dalam website diambil seluruhnya karena hanya berjumlah lima puluh iklan.
Metode penjaringan data dalam hal ini diartikan sebagai pengumpulan
sekaligus pengklasifikasian data penelitian. Penjaringan data dilakukan setelah
rancangan penelitian disusun. Dalam pelaksanaan penelitian, penjaringan data
dinyatakan selesai jika data yang terjaring sudah diklasifikasikan berdasarkan
jenis gaya bahasa. Metode penjaringan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode simak atau metode observasi. Dalam pelaksanaan penjaringan data,
metode simak diwujudkan melalui teknik catat. Jadi, iklan-iklan produk Nestlé
yang terdapat dalam website resmi PT Nestlé akan dicatat terlebih dahulu sebelum
dianalisis.
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah
melakukan identifikasi dan analisis terhadap data yang sudah diperoleh. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Data iklan
dianalisis secara cermat dan seksama berdasarkan gaya bahasa yang digunakan
oleh iklan dan fungsi bahasa dalam iklan tersebut. Penulis juga menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari berbagai media sebagai penunjang analisis data
primer yang diperoleh dari pencatatan atau pendokumentasian iklan produk
Nestlé.
5
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil dan Pembahasan
1. Gaya Bahasa dan Makna Iklan Produk Nestlé
Gaya bahasa yang digunakan dalam iklan produk Nestlé cukup
bervariasi. Di bawah ini merupakan gaya bahasa yang ditemukan dalam iklan
produk Nestlé.
1.1 Gaya Bahasa Repetisi
“Permen bolong, rasa plong”
(Iklan Nestlé Polo)
Gaya bahasa yang digunakan iklan di atas adalah gaya bahasa repetisi.
Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.
Pada kata bolong terdapat dua suku kata, sedangkan pada kata plong terdapat
satu suku kata. Repetisi terdapat pada akhir suku kata yaitu kata long.
Makna yang terdapat dalam iklan di atas adalah makna emotif. Pada
iklan tersebut, kata plong diambil dari bahasa Jawa yang berarti lega. Makna
kata plong pada iklan tersebut tidak sekadar memberikan rasa lega di
tenggorokan, tetapi juga memiliki makna memberikan kelegaan pada pikiran
atau perasaan. Jadi, pemirsa seakan merasa bebas dari beban atau masalah yang
dihadapi ketika mengkonsumsi produk yang diiklankan.
1.2 Gaya Bahasa Eufemisme
“Nutrisi yang lengkap dan seimbang, sesuai untuk tahap pertumbuhan si
kecil”
(Iklan Nestlé Dancow 1+)
Kata si kecil pada kalimat sesuai untuk tahap pertumbuhan si kecil dapat
digolongkan ke dalam ragam bahasa eufemisme karena kata si kecil dianggap
sebagai kata yang memiliki makna lebih halus daripada kata anak. Penggunaan
kata anak bukan berarti menyinggung perasaan sehingga tidak digunakan
dalam iklan. Namun, penggantian kata anak dengan kata si kecil dirasa lebih
sesuai untuk mempromosikan produk untuk anak. Ungkapan si kecil yang
ditujukan kepada anak atau bayi, diasosiasikan sebagai bentuk panggilan kasih
6
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sayang antara orang tua kepada anak atau bayi. Kata si kecil mempunyai arti
kurang besar (keadaannya, dan sebagainya), muda, sedikit, sempit, dan lainlain. Kata si kecil dalam iklan di atas bermakna anak berusia satu tahun. Hal
tersebut dapat diketahui dari konteks wacana dan usia penggunaan produk
tersebut. Oleh karena itu, kata si kecil dalam kalimat iklan sesuai untuk tahap
pertumbuhan si kecil juga mengandung makna kontektual atau makna
situasional yaitu makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran
dengan konteks. Jadi, kata si kecil tidak bisa diartikan sebagai orang, benda,
hewan, yang berukuran kecil ataupun sebagainya.
Makna yang terkandung dalam iklan di atas adalah makna denotatif.
Pilihan kata yang digunakan dalam iklan dapat dipahami secara langsung oleh
pemirsa. Iklan sengaja dibuat demikian agar pemirsa tidak terlalu berpikir
panjang dalam menerima pesan yang disampaikan dan segera membeli produk
yang diiklankan.
1.3 Gaya Bahasa Informatif
“Minuman Cokelat berenergi dalam kemasan kaleng yang terbuat dari
cokelat, susu, dan malt”
(Iklan Milo Can)
Produk Milo UHT dan Milo Can adalah jenis produk minuman siap
minum Nestlé. Gaya bahasa yang digunakan oleh dua iklan di atas adalah gaya
bahasa informatif. Hal tersebut karena dua iklan di atas menyampaikan secara
detil bahan dasar produk. Selain itu, informasi pendukung seperti kemasan
produk dapat membuat pemirsa tertarik dengan produk yang diiklankan.
Makna yang terdapat dalam iklan tersebut adalah makna denotatif dan
konotatif. Makna denotatif karena pilihan kata yang terdapat dalam iklan dapat
dipahami secara langsung oleh pemirsa. Sementara itu, makna konotatif dalam
iklan di atas terdapat pada kata berenergi. Kata tersebut memiliki kesan bagi
pemirsa bahwa pemirsa akan memiliki energi yang lebih dari biasanya apabila
mengkonsumsi produk yang diiklankan. Dengan demikian, pemirsa akan lebih
tertarik untuk memilih produk tersebut dibandingkan produk lain.
7
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.4 Gaya Bahasa Argumentatif
“Kopi khas Indonesia yang lebih lembut, lebih halus, lebih terasa”
(Iklan Nescafe Kopi Susu Tubruk)
Produk nescafe kopi susu tubruk adalah jenis produk kopi Nestlé. Gaya
bahasa yang digunakan dalam iklan di atas adalah gaya bahasa argumentatif.
Hal tersebut karena iklan mengedepankan kelebihan produk. Dengan kata lain,
produk yang diiklankan memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan
produk lain yang sejenis. Gaya bahasa argumentatif pada iklan terlihat jelas
karena adanya penggunaan kata lebih sebanyak tiga kali, yaitu lebih lembut,
lebih halus, dan lebih terasa. Maksud dari penggunaan kata lebih adalah untuk
membedakan produk tersebut dengan produk lain sekaligus sebagai strategi
mempengaruhi pemirsa agar lebih memilih produk yang diiklankan.
Makna yang terdapat pada iklan di atas adalah makna konotatif.
Penggunaan kata lebih memberi nilai positif pada produk sehingga dapat
menarik perhatian pemirsa. Tidak hanya untuk menarik perhatian, penggunaan
kata lebih mampu membuat pemirsa mempertimbangkan produk yang
diiklankan dengan produk lain dan selanjutnya dapat mengarahkan pemirsa
untuk memilih produk yang diiklankan. Makna konotatif juga terdapat pada
pernyataan kopi khas Indonesia. Pernyataan tersebut memberi kesan bahwa
rasa dari produk tersebut akan sesuai dengan selera pemirsa yang merupakan
masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, pemirsa tidak perlu meragukan rasa
dari produk yang diiklankan.
1.5 Gaya Bahasa Eksploratif
“Kemilau permen kristal dengan pewarna alami yang diekstrak dari
berbagai tumbuh-tumbuhan terpilih”
(Iklan FOX‟S)
Gaya bahasa yang digunakan oleh iklan di atas adalah gaya bahasa
eksploratif. Kata permen merupakan kata yang dieksplor dalam iklan tersebut.
Bukti eksplor dapat terlihat pada dengan pewarna alami yang diekstrak dari
berbagai tumbuh-tumbuhan terpilih. Bukti tersebut sekaligus menjadi
8
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
keunggulan produk yang digunakan sebagai daya tarik agar pemirsa merasa
aman apabila hendak mengkonsumsi produk yang diiklankan. Rasa aman
tersebut menjadi peluang perusahaan untuk mendapatkan pembeli atau
konsumen sebanyak-banyaknya.
Makna yang terdapat dalam iklan adalah makna konotatif. Makna
tersebut terdapat dalam kata alami dan terpilih. Dua kata tersebut mengandung
nilai rasa positif yang dapat menimbulkan efek berupa kepercayaan pemirsa
terhadap produk yang diiklankan. Kata alami dalam suatu produk
menunjukkan bahwa produk tersebut tidak berbahaya karena tidak bercampur
dengan bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan. Sementara itu, kata
terpilih menunjukkan bahwa bahan-bahan yang digunakan benar-benar dipilih
secara cermat agar produk yang dibuat tidak berbahaya. Apabila pemirsa telah
menaruh kepercayaan pada iklan melalui kata alami dan terpilih, maka dapat
dipastikan pemirsa akan membeli produk yang diiklankan.
2. Fungsi Bahasa pada Iklan Produk Nestlé
Pemilihan bahasa sebagai media penyampaian iklan bukan tanpa alasan
sebab bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang dapat menunjang
keberadaan iklan agar diterima oleh calon konsumen. Di bawah ini merupakan
fungsi bahasa yang terdapat dalam iklan produk Nestle di website
www.nestle.co.id.
2.1 Fungsi Interaksi
Iklan tampaknya menjadi cara yang paling banyak dilakukan oleh
produser atau pembuat iklan agar dapat berinteraksi dengan calon konsumen.
Iklan sengaja dimanfaatkan untuk menyampaikan kelebihan produk yang
diciptakan dengan tujuan menarik minat calon konsumen. Pembuat iklan
memanfaatkan kata yang memiliki daya tarik dalam berinteraksi dengan calon
konsumen, misalnya kata ekonomis pada contoh iklan di bawah ini.
“Bubur bayi Nestle Cerelac harga ekonomis mencukupkan nutrisi
si kecil”
9
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ketika mendengar kata ekonomis, calon konsumen biasanya akan merasa
tertarik untuk mencoba produk yang diiklankan. Penggunaan kata ekonomis
nyatanya mampu membuat interaksi di antara pembuat iklan dengan calon
konsumen terjadi. Tidak hanya itu, penggunaan kata ekonomis dapat dikatakan
sebagai langkah awal dalam mempersuasif calon konsumen.
2.2 Fungsi Personal
Pembuat iklan cenderung mengungkapkan pemikiran serta perasaannya
terhadap produk yang diiklankan melalui pemilihan kata tertentu. Contoh
fungsi personal dapat dilihat pada iklan di bawah ini.
“Minum kopi pasti belum lengkap tanpa Coffee Mate”
Pada contoh iklan tersebut, terlihat bahwa pembuat iklan mengekpresikan
produk mereka secara subjektif sebab kalimat pada iklan mengacu pada
keunggulan produk mereka. Meskipun demikian, fungsi personal dalam suatu
iklan dapat secara langsung mempromosikan produk yang dibuat dan
mempersuasif pemirsa dengan nilai positif yang dimiliki oleh produk yang
diiklankan.
2.3 Fungsi Pemerian
Fungsi pemerian merupakan fungsi bahasa untuk membuat pernyataanpernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau
melaporkan. Contoh fungsi pemerian dapat dilihat pada iklan di bawah ini.
“Susu dengan Nutrisi lengkap yang diperkaya Growth Plus
Formula yang mengandung protein, kalsium, zat besi, dan zink,
juga diperkaya dengan vitamin dan mineral khusus untuk bantu
anak tumbuh optimal”
Pada contoh iklan tersebut, pembuat iklan sengaja mengemukakan
pernyataan tentang keunggulan produk mereka. Melalui pernyataan tersebut,
calon konsumen akan menaruh perhatian pada produk yang diiklankan dan
pada akhirnya akan terpengaruh untuk mencoba membeli produk. Bentuk
pernyataan dalam suatu iklan menimbulkan kesan bahwa apapun informasi
10
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yang tertera dalam iklan adalah fakta sehingga calon konsumen akan lebih
mudah percaya.
2.4 Fungsi Imajinatif
Dalam praktik penggunaan fungsi imajinatif bahasa, kita bebas
berpetualang mengembara ke seberang dunia nyata untuk menjelajahi puncakpuncak keluruhan serta keindahan bahasa itu sendiri. Contoh fungsi imajinatif
dapat dilihat pada iklan di bawah ini.
“Rangkaian produk dari Nescafe dengan pilihan rasa ala menu cafe
yang benar-benar manjain kamu dan bikin seru hidupmu”
Pada contoh iklan di atas, pembuat iklan sengaja memilih kata-kata yang
dapat mengajak calon konsumen berimajinasi atau membayangkan keunggulan
produk dan sesuatu yang akan mereka alami apabila mengkonsumsi produk
tersebut. Pernyataan seperti benar-benar manjain kamu dan bikin seru
hidupmu tentu dapat memancing imajinasi pemirsa yang mengetahui iklan
tersebut. Pernyataan tersebut akan membuat calon konsumen ingin tahu dan
membayangkan bentuk kenyaman dan keseruan yang akan dialami apabila
mengkonsumsi produk yang diiklankan. Fungsi imajinatif dapat mendorong
calon konsumen merasa penasaran dan pada akhirnya akan membeli produk
yang diiklankan untuk mewujudkan imajinasi mereka.
2.5 Fungsi Persuasif
Setiap iklan tentu berusaha mempengaruhi calon konsumen dengan
berbagai kata-kata yang merujuk pada kelebihan produk agar calon konsumen
bersedia membeli produk yang diiklankan. Contoh fungsi persuasif dapat
dilihat pada iklan di bawah ini.
“Minum kopi pasti belum lengkap tanpa Coffee Mate”
“Krimer kental manis yang telah menjadi sahabat ibu dan keluarga
di Indonesia sejak 1897”
Bagaimana pun bentuk iklan dan kata-kata penyusunnya, iklan selalu
mempengaruhi calon konsumen. Bahkan, iklan menyertakan data penunjang
seperti pernyataan yang telah menjadi sahabat ibu dan keluarga di Indonesia
11
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sejak 1897 agar calon konsumen semakin percaya dengan iklan dan tidak ragu
membeli produk yang diiklankan.
2.6 Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif merupakan fungsi bahasa untuk memberi wawasan atau
pengetahuan tentang suatu hal. Iklan terkadang mengungkapkan sesuatu yang
belum diketahui oleh sebagian orang. Hal tersebut tentu memberikan wawasan
tambahan pada seseorang atau calon konsumen. Contoh fungsi edukatif dapat
dilihat pada iklan di bawah ini.
“Susu dengan Nutrisi lengkap yang diperkaya Growth Plus
Formula yang mengandung protein, kalsium, zat besi, dan zink,
juga diperkaya dengan vitamin dan mineral khusus untuk bantu
anak tumbuh optimal”
Pada iklan tersebut, calon kunsumen mendapatkan wawasan bahwa zatzat yang disebutkan iklan, yaitu protein, kalsium, zat besi, zink, vitamin, dan
mineral berfungsi membantu pertumbuhan anak. Meskipun hal tersebut
bertujuan agar calon konsumen membeli produk yang diiklankan, tetapi tidak
menutup kemungkinan calon konsumen hanya tertarik pada wawasan yang
disampaikan. Setelah mendapat wawasan baru, bisa jadi calon konsumen akan
lebih memperhatikan kandungan zat yang terdapat dalam produk sebelum
membelinya.
Simpulan
Gaya bahasa yang digunakan oleh iklan produk Nestle ada lima, yaitu: (1)
gaya bahasa repetisi, (2) gaya bahasa eufemisme, (3) gaya bahasa informatif, (4)
gaya bahasa argumentatif, dan (5) gaya bahasa eksploratif. Setiap bentuk
penggunaan bahasa tentu terdapat makna yang terkandung di dalamnya, tidak
terkecuali iklan. Pada umumnya, makna yang terdapat dalam iklan Nestlé adalah
makna denotatif, makna konotatif, dan makna emotif. Iklan cenderung memilih
kata-kata yang lugas agar pesan yang disampaikan lebih cepat dan mudah
dipahami konsumen. Setiap penggunaan bahasa memiliki fungsi tertentu. Hal
demikian berlaku juga pada iklan yang menggunakan bahasa sebagai media
penyampaian pesan. Fungsi penggunaan bahasa dalam iklan ada enam, yaitu: (1)
12
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
fungsi interaksi, (2) fungsi personal, (3) fungsi pemerian, (4) fungsi imajinatif, (5)
fungsi persuasif, dan (6) fungsi edukatif.
Referensi
Agustrijanto. 2001. Copy Writing Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami
Bahasa Iklan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Andiwahyuni, safitri. 2009. “Wacana Iklan Kartu Telepon Seluler Ditinjau dari
Aspek Wacana Persuasif dan Teori Hiperealitas”. Skripsi. Surabaya:
Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Airlangga.
Brown, Gilian dan George Yule. 1996. Analisis Wacana: Discourse Analysis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dewanti, Anna dan Sri Wiryanti Budi. 2005. Pembiasan Makna Bahasa dalam
Ragam Iklan. Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Airlangga.
Djajasudarma T. Fatimah. 2009. Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung:
PT Refika Aditama.
Goenawan, Hendra Sanjaya. 2011. “Makna Iklan PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk. (Studi Semiotika Iklan “Lukisan Anak Negeri” di Wilayah Kecamatan
Sukodono, Kabupaten Sidoarjo)”. Skripsi. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Universitas Airlanga.
Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasi di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Keraf, Gorys.1996. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Kotler, Philip. 1999. Marketing (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis. Jakarta:
Masyarakat Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
_________. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Leech, Geoffrey. 2003. Semantik. Yogyakarta: Pustaka Utama.
13
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Liang Gie, The. 1984. Konsepsi tentang Ilmu. Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu
dan Teknologi.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Startegi, Metode dan
Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Morrisan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana.
Pateda. Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Edisi Kedua. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Putrayasa, Ida Bagus. 2009. Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
______. 2009. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
______. 2010. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, Peran. Bandung: Refika
Aditama.
Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Yogyakarta:
Carasvatibooks.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
14
Skripsi
GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI BAHASA PADA IKLAN
PRODUK NESTLÉ
Devina Rizki Fadhilah
Download