I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Monyet ekor

advertisement
I. PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Monyet ekor panjang merupakan salah satu satwa primata yang berhasil
beradaptasi terhadap lingkungan. Monyet ini tersebar di Asia Tenggara diantara
20 °LU – 10 °LS dan antara 92 – 128 °BT (Wheatley 1980). Monyet ekor
panajang
atau
Macaca
fascicularis
(Long-tailed
Macaque)
famili
Cercopithecidae termasuk satwa yang dilindungi menurut Akta 76/72 dan CITES
(Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora) Appendiks II. Kehidupan monyet ini ternyata memiliki nilai yang cukup
tinggi bagi manusia, yaitu memiliki nilai ekologi, estetika, rekreasi dan komersial.
Indonesia termasuk salah satu negara pengekspor monyet terbesar di dunia.
Berbagai manfaat sumber daya biologi ini, diantaranya untuk penelitian bidang
farmasi dan kedokteran (Suprijatna dan Wahyono 2000).
Habitat monyet ekor panjang diketahui berada di sepanjang lembah yang
berbatasan dengan air, baik di daratan terbuka maupun pinggiran sungai atau
hutan. Perubahan lingkungan habitat ini dapat mengakibatkan kondisi monyet
ekor panjang menjadi tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini dapat mempengaruhi
perilaku maupun nilai fisiologis diantaranya kecernaan pakan. Nilai fisiologis
maupun perilaku primata ini harus diketahui secara pasti untuk dapat
menggunakan Macaca fascicularis ini sebagai hewan model. Saat ini referensi
yang digunakan untuk merujuk nilai fisiologis monyet ekor panjang berasal dari
literature asing (luar Indonesia). Nilai-nilai tersebut kemungkinan akan
mengalami perbedaan bila pengukurannya dilakukan pada kondisi iklim di daerah
tropis, khususnya Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan memiliki
perairan (laut) cukup luas sehingga berpengaruh terhadap kondisi iklim. Kondisi
iklim tropis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi fisiologis
hewan.
Kondisi mikroklimat (temperatur dan kelembaban) di ruangan kandang
juga memperngaruhi nilai fisiologis maupun perilaku hewan, sehingga dalam
pelaksanaan penelitian biomedis yang menggunakan hewan model harus
2
memperhatikan mikroklimat ruangan kandang pada zona nyaman. Proses aklimasi
temperatur dan kelembaban pada monyet merupakan salah satu upaya untuk
memperoleh zona nyaman. Menurut Kendeigh (1980) aklimasi adalah suatu
perubahan kondisi fisiologis organisme untuk mengurangi tekanan akibat
pemberian cekaman secara eksperimental. Proses aklimasi pada pelaksanaan
penelitian penting dilakukan agar menghasilkan data penelitian dengan ketepatan
tinggi dan tidak bias karena pengaruh lingkungan. Pengaruh kondisi yang tidak
nyaman ini mengarah pada kondisi stress terhadap hewan model. Kondisi stress
dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, metabolisme tubuh, perilaku
menjadi lebih tidak terkendali, penurunan kecernaan pakan, peningkatan asupan
air, dan menyebabkan penurunan bobot badan (Guyton and Hall 2008).
Sampai saat ini belum banyak informasi kajian lapang maupun
laboratorium mengenai nilai fisiologis hewan model sebagai referensi di wilayah
tropis, terutama kecernaan pakan dan perilaku. Kedua nilai tersebut juga belum
diketahui bila hewan model dalam kondisi adaptasi lingkungan dan aklimasi. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh aklimasi di
ruang kandang terhadap kecernaan pakan dan perilaku monyet ekor panjang
sebagai hewan model.
I.2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kecernaan pakan dan tingkah
laku monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) pada kondisi aklimasi temperatur
dan kelembaban di ruang kandang hewan model.
I.3
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang nilai kecernaan
pakan dan perilaku monyet ekor panjang pada kondisi adaptasi, aklimasi
temperatur dan kelembaban, serta post-aklimasi.
I.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesa penelitian ini adalah bahwa perubahan mikroklimat berupa
temperatur dan kelembaban tidak akan mempengaruhi parameter fisiologis hewan
3
model, yaitu terhadap nilai kecernaan pakan dan perilaku M. fascicularis.
Hipotesis tersebut akan dinilai dengan bentuk penilaian berikut:
H0
:
Perubahan mikroklimat berupa temperatur dan kelembaban secara
signifikan akan mempengaruhi nilai kecernaan pakan dan perilaku
normal M. fascicularis
H1
:
Perubahan mikroklimat berupa temperatur dan kelembaban secara
signifikan tidak akan mempengaruhi nilai kecernaan pakan dan
perilaku normal M. Fascicularis
Download