Chapter II - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
Menurut Vredenbregt dalam Azuar Juliandi (2013:42). Teori dan penelitian
harus bersama-sama berfungsi dalam menambah pengetahuan ilmiah, dan
seseorang peneliti tidak boleh menilai teori terlepas dari penelitian empiris,
melainkan harus menghubungkan satu dengan lainnya, jika kita melakukan
penelitian adalah paling tepat jika kita mendasarkan diri pada teori yang telah ada,
dan hasil dari penelitian dapat memperluas, memperbaharui, atau mengkoreksi
teori tersebut. Untuk memberikan penjelasan pada penelitian ini, berikut beberapa
kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian.
2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354)
ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih suatu produk yang di
inginkan sebagai berikut :
2.1.1
KualitasProduk
Perusahaan yang cerdik memuaskan pelanggan dengan hanya menjanjikan
apa yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak dari yang
mereka janjikan.Konsumen yang merasa puasakan kembali membeli, dan mereka
akan memberi tahu calon konsumen yang lain tentang pengalaman baik mereka
dengan produk tersebut.Kepuasan pelanggan sangat berkaitan erat dengan kualitas.
Kualitasmemuaskan yang sudah dirasakan konsumen memberikan kepuasan
terhadap keinginan-keinginan konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen dapat
8
berpengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Persepsi
positif ini memberikan keuntungan tersendiri baik bagi perusahaan dan image dari
produk itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kepuasan pelanggan sendiri dapat
didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada produk atau jasa tersebut.
MenurutTjiptono,(1997:121)Kualitas
mencerminkan
semua
dimensipenawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan.Istilah nilai
(value)sering kalidigunakan untuk mengacu pada kualitas relative suatu produk
dikaitkandengan harga produk bersangkutan.Hal ini membuat beberapa produk
yang bernilai lebih mahal darisaingannya cenderung dipersepsikan oleh konsumen
sebagai produkatau jasa yang berkualitas lebih tinggi.Sebaliknya, ada beberapa
produkyang
berkualitassamadengan
barang
yang
harganya
lebih
mahaltetapiharganya murah cenderung dipersepsikan pelanggan sebagai produk
ataujasa yang memiliki kualitas lebih rendah. Ada beberapa dimensi
yangmencerminkan kualitaskinerja (performance), karakteristik operasi pokok
dari produk inti yang di beli sebagai berikut:
1.
Tampilan (feature), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
2.
Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal di pakai.
3.
Konfirmasi (conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.
Daya tahan (durability) , yaitu berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapat terus di gunakan.
5.
Kemampuan layanan(serviceability),
9
meliputi
kecepatan,kompetensi,
kenyamanan,
mudah
direparasi,
serta
penanganankeluhan
yang
memuaskan.Pelayanan yang diberikan tidakterbatas hanya sebelum
penjualan, tetapi jugaselama prosespenjualan hingga purna jual yang juga
mencakup pelayananeparasidan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
6.
Estetika (esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya
desain artistik, warna, dan sebagainya.
7.
Persepsi kualitas(perceivedquality) yaitu citra dan reputasiproduk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atauciri-ciri
produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikankualitasnya dari
aspekharga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya.
Produk-produk yang berkualitasakan memiliki sejumlahkelebihan yang mampu
memberikan kepuasan kepada konsumen. Produkyang dihasilkan dengan kualitas
yang tinggi pada tingkat harga yangkompetitifakan dipilih oleh konsumen.
Kualitas produk yang tinggi dandapat diterima oleh konsumen akan menjadi
elemen utama dalammempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian.
2.1.2
Harga(Price)
Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam rupiah. Tetapidalam keadaan
yang lain harga didefinisikan sebagai jumlah yangdibayarkan oleh pembeli. Dalam
hal ini harga merupakan suatu cara bagiseorang penjual untuk membedakan
penawarannya dari para pesaing.Sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan
sebagai bagian darifungsi deferensiasi barang dalam pemasaran.
10
Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalampenetapan harga
produknya. Tujuan tersebut antara lain :
1. Mendapatkan laba maksimum
2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih.
3. Mencegah atau mengurangi persaingan.
4. Mempertahankan atau memperbaiki market share.
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.Konsumen
sering memilih harga yang lebih tinggi di antara dua barangkarena mereka melihat
adanya perbedaan.Apabila harga lebih tinggi,konsumen cenderung beranggapan
bahwa kualitasnya juga lebih baik.Konsumen sering pula menggunakan harga
sebagai kriteria utamadalam menentukan nilainya. Ada kenyataanya bahwa harga
yang sesuaidengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu
lama.Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan dari pada harga
itusendiri.Barang sejenis yang berharga murah justru dapat tidak dibeli
olehkonsumen.Perusahaan
harus
memutuskan
dimana
akan
memposisikanproduknya berdasarkan mutu dan harga (Kotler,2007:89).
Program penetapanharga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan
terhadap tingkatharga umum yang berlaku untuk produk tertentu, relatif terhadap
tingkatharga
pesaing.
Keputusan
harga
memiliki
peran
strategik
yang
pentingdalam implementasi strategi pemasaran.Menurut Kotler, ( 2007:118),
menunjukkan
pentingnya
unsur
harga
dalam
pengambilan
keputusan
konsumen.Hargasering kali dikaitkan dengan kualitas, konsumen cenderung
11
untukmenggunakan harga sebagai indikator kualitas atau kepuasan potensialdari
suatu produk.Biaya hidup yang melonjak dan penurunan daya beli.Secara
umummembuat
konsumen
lebih
sadar
terhadap
harga
dalamperilaku
berbelanjanya.
2.1.3
Promosi(Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatuprogram
pemasaran
yang
dilakukan
dari
mulut
ke
mulut.Bagaimana
punberkualitasnyasuatu produk, bilakonsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk ituakan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
membelinya.
Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasipemasaran.Yang
dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalahaktivitas pemasaran yangberusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi,membujuk,
dan
mengingatkan
pasarsasaran atasperusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyalpada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.Tujuan
utama dari promosi adalah menginformasikan,mempengaruhi dan membujuk,
serta
mengingatkan
pelanggan
sasarantentang
perusahaan
dan
bauran
pemasarannya.Meskipun secara umumbentuk-bentuk promosi memiliki fungsi
yang sama, tetapi bentuk-bentuktersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas
khususnya. Menurut Kotler (2007:225) beberapatugas khusus itu atau sering
disebut bauran promosi( personal selling, mass selling, promosi penjualan, public
relation, direct marketing) adalah:
1. Personal Selling
12
Personalselling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antarapenjual
dan calonpelanggan untuk memperkenalkan suatu produkkepada calon
pelanggan
dan
membentukpemahaman
pelangganterhadap
produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba danmembelinya.
2. Mass Selling
Massselling merupakan pendekatan yang menggunakan mediakomunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramaidalam satu
waktu.Ada dua bentuk utama massselling, yaituperiklanan dan publisitas.
3. Promosi Penjualan
Promosipenjualanadalahbentukpersuasilangsungmelaluipenggunaanberbaga
i insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan meningkatkan jumlah barang.
4. Public Relations
Publicrelations
suatuperusahaan
merupakan
untuk
upaya
komunikasi
mempengaruhi
persepsi
menyeluruh
seseorang,
dari
opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
5. Direct Marketing
Directmarketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif,
yangmemanfaatkan
satu
atau
beberapa
media
iklan
untuk
menimbulkanrespon yang terukur.Dalam direct marketing, komunikasi
promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan
agar pesan-pesan tersebut ditanggapikonsumen yang bersangkutan, baik
melalui telepon, pos, atau dengandatang langsung ke tempat pemasar.
13
2.1.4
BrandAwareness(KesadaranMerek)
Kesadaran merek merupakan suatu penerimaan dan persepsi dari
setiapkonsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka, dimana hal
ituditunjukkan
dari
kemampuan
konsumen
dalam
mengingat,
mengenali,sebuahmerekdanmengaitkannyakedalamkategoritertentu.
Meningkatkansuatukesadaranadalahsuatumekanismeuntukmemperluas
pasarsuatu merek dan meningkatkan brandawareness merekproduktersebutdalam
benak mereka. Menurut Aaker, (1991:61)Kesadaran merek itu sendiri adalah
kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer)
untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek
merupakan bagian dari suatu kategori produk.Kesadaran merek memberikan nilai
kepada pelanggan dengan menguatkan rasa percaya diri dalam keputusan
pembelian.
Menurut Durianto, dkk (2004:7) kesadaran merek adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai
bagian dari suatu kategori produk tertentu. Menurut Peter dan Olson (2000:190)
menyatakan bahwa kesadaran merek adalah sebuah tujuan umum komunikasi
untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan kesadaran merek, pemasar
berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan
dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan
berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.
14
Menurut Peter dan Olson (2000:190) menyatakan tingkat kesadaran merek
dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana
yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau kesadaran
merek sudah mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan
pembelian dilakukan. Strategi kesadaran merek yang tepat tergantung pada
seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk
memelihara tingkat kesadaran merek yang sudah tinggi. Piramida kesadaran
merek dari rendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Piramida Awareness
Top of
Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Brand Unaware
Sumber : (Akker,1991:62)
1. Brand Unaware (tidak menyadari merek)
adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek di mana
konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
2. Brand Recognition (pengenalan brand)
adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek
muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided
recall).
15
3. Brand Recall (pengingatan kembali merek)
adalah pengingatan kembali merek tanpa bantuan (unaided recall).
4. Top of Mind (puncak pikiran)
adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang
pertama kali muncul dalam benak konsumen, atau merek tersebut
merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak
seorang konsumen.
2.2
Minat Beli Konsumen
2.2.1 Pengertian Minat Beli Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2003 : 181) customer buying decision- all their
experience in learning, choosing, using, even disposing of a produk. Yang kurang
lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana
konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk
berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau
bahkan menginginkan suatu produk.
Menurut Simamora, (2003:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu objek akan
mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku
untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Durianto, dkk (2003 :19) niat untuk membeli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta
berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli
16
merupakan
pernyataan
mental
merefleksikan rencana pembeliansejumlah
produk
konsumen
dengan
merek
yang
tertentu.
Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat
konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan
konsumen dimasa mendatang.Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap
produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah
keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat
beli konsumen.
Menurut Swastha, (1994:3) minat beli merupakan perilaku konsumen
yang menunjukkan sejauh mana komitmen
untuk
melakukan
pembelian.
Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa berkembang dari masa
ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Dalam
istilah asing, perilaku konsumen disebut consumer buying behaviour atau
consumer’s behaviour. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli
Swastha dan Irawan, (2001:79) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaaan dan emosi, bila
seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka itu akan
memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.
17
Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk
kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalumencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
2.2.3 Aspek-aspek dalam Minat Beli
Menurut Lucas dan Britt (2000:16) mengatakan bahwa aspek aspek yang
terdapat dalam minat beli adalah :
1. Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu
produk (barang atau jasa).
2. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada
konsumen.
3. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu
produk tersebut.
4. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap
produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk
memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli.
18
5. Keputusan, tahapan terakhir dari perilaku konsumen untuk memilih satu
pilihan dari berbagai alternatif.
Berdasarkan dari deskripsi aspek diatas, maka peneliti menarik kesimpulan:
1. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan
perasaan senang.
2. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin
memiliki.
3. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri
individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang
akan dibeli aspek perhatian tidak digunakan karena masih berupa perhatian
belum bisa dikatakan sebagai minat, karena tidak adanya dorongan untuk
memiliki. Tidak digunakannya keputusan dan perbuatan merupakan minat
lagi namun menimbulkan reaksi lebih lanjut yaitu keputusan membeli.
2.2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat
penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti
bagaimana
pembeli
melalui
proses
pengenalan
masalah,
pencarian
informasi,mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah
membeli para pemasaran dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana
memenuhi kebutuhan pembeli.
Menurut Kotler & Keller (2009:184) Proses pengambilan keputusan
membeli konsumen pada umumnya terdiri dari lima tahap, yaitu:
1. Pengenalan Masalah
19
Proses
pembelian
dimulai
ketika
konsumen
mengetahui
masalah
atau
kebutuhannya yang diikuti oleh rangsangan internal maupun eksternal, misalnya
adanya pemberitahuan dari temannya bahwa suatu produk bagus atau
berkualitas.Disini pemasar harus dapat mengidentifikasi keadaan yang dapat
memicu kebutuhan dan mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dari
beberapa konsumen sehingga dapat menyusun strategi pemasaran untuk memikat
konsumen tersebut.
2. Pencarian Informasi
Pada proses ini konsumen akan mencari informasi mengenai produk untuk
memenuhi kebutuhannya baik melalui teman, keluarga maupun kenalannya
sehingga dalam hal ini pemasar harus memperhatikan sumber-sumber informasi
yang menjadi acuan konsumen, mengidentifikasi, dan mengevaluasi informasi
tersebut. Mereka harus mengetahui pendapat konsumen mengenai suatu merek
dan mengidentifikasi merek-merek lain dalam perangkat pilihannya. Hal ini akan
membantu perusahaan mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan pasar
sasaran.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan memberikan pandangan yang berbeda-beda terhadap produk
yang memiliki atribut dan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, konsumen akan
mengevaluasi dua produk yang berbeda tingkat harganya dengan memilih apakah
produk dengan harga tinggi memiliki atribut atau manfaat yang lebih banyak dan
berkualitas daripada produk dengan harga yang rendah.
20
4. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2009:242) keputusan konsumen untuk
memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan. Ada berbagai macam jenis risiko
yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah
produk, yaitu :
a.
Risiko fungsional adalah produk tidak berkinerja sesuai harapan
b.
Risiko
fisik
adalah
produk
menimbulkan
ancaman
terhadap
kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain.
c.
Risiko fungsional adalah produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar.
d.
Risiko sosial adalah produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain.
e.
Risiko psikologi adalah produk memengaruhi kesejahteraan mental dari
pengguna.
f.
Risiko waktu adalah kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang
karena menemukan produk lain yang memuaskan.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian, konsumen mungkin akan mengalami
ketidakpuasan atau ketidaksesuaian terhadap produk yang dibeli. Konsumen
akan selalu mencari informasi yang sesuai dengan ketidakpuasan tersebut.
Kepuasan dan ketidakpuasan akan memengaruhi perilaku konsumen
selanjutnya sehingga pemasar disini harus tetap memantau kepuasan pasca
pembelian, tindakan konsumen, dan pemakaian produk pasca pembelian
konsumen.
21
2.3
Perilaku konsumen
2.3.1 Pengertian perilaku konsumen
Perilaku konsumen (consumer behavior) di defenisikan sebagai studi
tentang unit pembelian (buying) dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.
Menurut Kotler dan Keller, (2007:213)
Perilaku konsumen merupakan
studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli,
menggunakan dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Berdasarkan pendapat ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang
atau jasa ekonomis yang dapat di pengaruhi lingkungan.
2.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler, (1997:153) beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalahsebagai berikut :
1. Faktor-Faktor Kebudayaan
a. Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang
paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian
22
besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah
dipelajari.
b. Sub Budaya
Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih
kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku
anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,
kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.
c. Kelas Sosial
Kelas
sosial
adalah
kelompok
dalam
masyarakat,
dimana
setiapkelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku
yangsama.
2. Faktor-Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok
referensi
adalah
kelompok-kelompok
yang
memberikanpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilakuseseorang.
b. Keluarga
Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku pembeli.
c. Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam
pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.
23
3. Faktor-Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah
selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan
dengan usianya.
b. Pekerjaan
Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat
memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan
tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang
dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.
d. Gaya Hidup
Gaya
hidup
seseorang
adalah
pola
hidup
seseorang
yang
turutmenentukan perilaku pembelian.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang
sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.
4. Faktor-Faktor Psikologis
a. Motivasi
24
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk
mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan
itu.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan.
Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.
c. Belajar
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu
yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia
diperoleh dengan mempelajarinya.
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan
sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian.
2.4 Penelitian Terdahulu
Adapun
peneliti
terdahulu
yang
menjadi
referensi
bagi
peneliti
melaksanakan penelitian ini adalah :
Hendra Marpaung dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pada
tahun 2006 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen Pada Gaul Khabe Distro Medan” Hasil dari penelitian menunjukan
bahwa secara parsial variabel harga, merek, dan presentasi berpengaruh secara
signifikan terhadap minat beli konsumen, sedangkan variabel kualitas tidak
25
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil ini menunjukan
bahwa variabel presentasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat
beli konsumen Gaul Khabe Distro Medan. Iin Nurbaidah Lubis dari Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2007 dengan judul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada Waroeng Remaja Mesjid
Al-Jihad (RMAJ) Medan” Dari hasil analisis didapatkan bahwa hipotesis pertama
terbukti yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga, dan kualitas
pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan.
Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang lebih
dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan.
Aneke Christiani dari Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya
pada tahun 2010 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Beli Konsumen Terhadap Produk Kerajinan Berbahan Kayu jati pada kasus CV
Dwipa Art Sidoarjo”Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor non
keluarga, mutu atau kualitas, merek, pelayanan, promosi, situasi pembelian,
budaya,
sosial,
pribadi,
psikologis,
performance,
reliability,
features,
conformance, durability, estetika, dan perceived memiliki pengaruh terhadap
minat
beli menerima
hipotesis
kedua
bahwa faktor
Mutu yang
dominan
mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk kerajinan berbahan kayu
jati di CV. Dwipa Art.Adiztya Wibisaputra dari Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 kg (Di PT. Candi Agung Pratama
Semarang)” Hasil penelitian dari PT. Candi Agung Pratama Semarang,
26
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang Signifikan antara harga, promosi,
kualitas pelayanan, terhadap minat beli ulang, sisanya variasi perubahan di
pengaruhi faktor-faktor lain.
Kartika Mandasari dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Dalam Memilih Jasa Perhotelan Studi kasus
pada Hotel GRASIA Semarang” Hasil analisis korelasi maka Lokasi, fasilitas,
harga, kualitas pelayanan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
minat konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia,faktor yang paling
mempengaruhi minat beli adalah karena lokasi merupakan tempat yang dituju,
apakah hotel dekat dengan tempat-tempat aktivitas lainnya.
Tabel 2.1
Peneliti Terdahulu
Peneliti
Sumber
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Hendra
Fakultas
Analisis Faktor-
Hasil dari penelitian menunjukan
Marpaung
Ekonomi
faktor yang
bahwa secara parsial variabel
2006
Universitas
Mempengaruhi
harga, merek, dan presentasi
Sumatera
Minat Beli
berpengaruh secara signifikan
Utara
Konsumen Pada
terhadap minat beli konsumen,
Gaul Khabe Distro
sedangkan variabel kualitas tidak
Medan
berpengaruh signifikan terhadap
minat beli konsumen. Hasil ini
menunjukan bahwa
27
variabelpresentasi memiliki
pengaruh yang paling dominan
terhadap minat beli konsumen gaul
khabe distro medan
Iin
Fakultas
Analisis Faktor-
Dari hasil
Nurbaidah
Ekonomi
Faktor yang
analisis didapatkan bahwa hipotesis
Lubis 2007
Universitas
Mempengaruhi
pertama terbukti yaitu secara
Sumatera
Minat Beli
simultan variabel kualitas produk,
Utara
Konsumen pada
harga, dan kualitas pelayanan
Waroeng Remaja
mempengaruhi minat beli
Mesjid Al-Jihad
konsumen pada waroeng RMAJ
(RMAJ) Medan
medan. Hipotesis kedua terbukti
yaitu faktor kualitas produk
merupakan faktor yang lebih
dominan mempengaruhi minat beli
konsumen pada waroeng RMAJ
medan.
Aneke
Fakultas
Analisis Faktor-
Hasil dari penelitian tersebut
Christiani
Ekonomi
faktor yang
menunjukkan bahwa faktor
2010
Universitas
MempengaruhiMin
non keluarga, mutu atau kualitas, m
Narotama
at Beli Konsumen
erek, pelayanan, promosi,
Surabaya
Terhadap Produk
situasi pembelian, budaya, sosial, p
Kerajinan
ribadi, psikologis,
28
Berbahan Kayu Jati performance, reliability,
pada kasus CV
features, conformance,
Dwipa Art-Sioarjo
durability, estetika, dan perceived
memiliki pengaruh terhadap minat
beli Menerima hipotesis kedua
bahwa faktor Mutu yang dominan
mempengaruhi minat beli
konsumen terhadap produk
kerajinan berbahan kayu jati di CV.
Dwipa Art.
Adiztya
Fakultas
Analisis Faktor-
Hasil penelitian dari PT. Candi
Wibisaputra
Ekonomi
faktor yang
Agung Pratama Semarang,
2011
Universitas
Mempengaruhi
menunjukan bahwa terdapat
Diponegoro
Minat Beli Ulang
pengaruh yang Signifikan antara
Semarang
Gas Elpiji 3 kg (Di
harga, promosi, kualitas pelayanan,
PT. Candi Agung
terhadap minat beli ulang, sisanya
Pratama Semarang)
variasi perubahan di pengaruhi
faktor-faktor lain.
Kartika
Fakultas
Analisis Faktor-
Hasil analisis maka Lokasi,
Mandasari
Ekonomi
Faktor yang
fasilitas, harga, kualitas pelayanan
2011
UniversitasDi
Mempengaruhi
berpengaruh secara positif dan
ponegoro
Minat Beli
signifikan terhadap
Semarang
Konsumen Dalam
minat konsumen dalam memilih
29
Memilih Jasa
jasa hotel Grasia,
Perhotelan
faktor yang paling mempengaruhi
Studi kasus
minat beli adalah lokasi
pada Hotel
karena lokasi merupakan tempat
GRASIA
yang dituju, apakah hotel dekat
Semarang)
dengan tempat-tempat
aktivitas lainnya.
30
Download