1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penataan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penataan ulang Claisen merupakan penataan ulang sigmatropik, yaitu
reaksi perubahan suatu atom atau gugus yang terpisah dari satu atom ke atom lain
disepanjang sistem π terkonjugasi. Ikatan σ pada reaktan akan mengalami
pemutusan dan mengalami penataan ulang sehingga terbentuk satu ikatan sigma
baru pada produk. Penataan ulang Claisen pada alil aril eter terjadi secara
intramolekul dengan keadaan transisi siklik untuk membentuk ikatan karbonkarbon yang baru antara karbon pada bagian ujung dari alil dengan karbon
aromatik. Pemutusan ikatan karbon-oksigen terjadi secara serempak. Energi
aktivasi reaksi penataan ulang Claisen berupa energi termal (panas) dan energi
fotokimia (cahaya). Reaksi penataan ulang ini memerlukan pemanasan yang
tinggi sekitar 200 ˚C dan waktu reaksi yang lama. Pemanasan menyebabkan
gugus alil akan pindah dari atom oksigen pada gugus eter menuju salah satu
karbon pada cincin aromatis, dengan menghasilkan alil fenol sebagai hasil akhir
reaksi penataan ulang. Kemungkinan terjadinya penataan ulang Claisen hanya
terdapat pada posisi orto dan para. Gugus alil pada alil eter dari senyawa-senyawa
fenolat akan pindah secara spesifik menuju posisi orto jika kedua posisi orto
tersebut tidak terdapat substituen lain. Mekanisme reaksi penataan ulang Claisen
posisi orto di gambarkan dalam gambar 1.1 (Tarbel, 1994).
O-CH2-CH=CH2
O
OH
H
CH2CH=CH2
alil f enil eter
CH2CH=CH2
2-alilf enol
Gambar 1.1. Mekanisme penataan ulang Claisen posisi orto
Mekanisme penataan ulang Claisen pada posisi para dapat terjadi jika
posisi orto telah diisi oleh substituen, mekanisme penataan ulang pada posisi para
melalui pembentukan dienon. Selanjutnya dienon tidak dapat mempertahankan
sistem aromatis, karena sistem aromatisnya terganggu dan tidak memiliki
1
2
hibridisasi sp2 lagi, perpindahan selanjutnya terjadi pada posisi para dan produk
akan terbentuk bukan karena perpindahan langsung gugus alil tetapi melalui dua
kali pergeseran. Pertama-tama gugus alil akan masuk pada posisi orto,namun
karena posisi orto telah terisi dengan metil maka gugus alil akan pindah ke posisi
para. Mekanisme penataan ulang Claisen berupa senyawa turunan alil fenol,
seperti digambarkan pada gambar 1.2 (Tarbel, 1944).
H3C
OCH2CH=CH2
CH3
H2
C
CH
O
CH2
CH3
H3C
O
H3C
H2C
CH3
CH2
CH
1-(aliloksi)-2,6-metilbenzena
OH
H3C
O
O
CH3
CH2CH=CH2
H3C
CH3
H
CH2CH=CH2
H3C
CH3
CH
CH
H
3-alil-2,6-metilf enol
C
H2
Gambar 1.2. Mekanisme penataan ulang Claisen posisi para
Senyawa turunan alil fenol sangat bermanfaat baik sebagai senyawa antara
maupun senyawa produk akhir. Sebagai senyawa antara, alil fenol berperan dalam
reaksi penutupan cincin metatesis dalam sintesis senyawa flavonoid dan
neoflavonoid dengan mensubstitusi turunan benzena (Miller et al, 2012),
sedangkan alil fenol sebagai senyawa produk akhir digunakan sebagai senyawa
antioksidan dan larvasida (Purwono, 2012).
Mengingat pentingnya senyawa alil fenol maka sintesis dari bahan dasar
fenol alam sangat memerlukan teknik untuk sintesis yang ramah lingkungan
(Green Chemistry). Green chemistry merupakan konsep yang mendorong desain
dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun menghilangkan
penggunaan dan produksi zat-zat yang berbahaya serta penggunaan energi yang
lebih efisien.
3
Bahan dasar fenol alam sangat mudah dijumpai di Indonesia. Vanilin, asam
salisilat, dan eugenol merupakan senyawa fenol yang telah dimanfaatkan sebagai
bahan dasar obat-obatan dan parfum. Senyawa eugenol banyak terkandung dalam
minyak daun cengkeh (Eugenia caryophyllata Thumb) yaitu sekitar 80-90 %.
Adanya gugus fungsi alil, hidroksi, dan metoksi dalam eugenol memiliki daya
tarik tersendiri dalam kimia sintesis organik. Gugus fungsi tersebut membuat
senyawa eugenol dapat ditransformasikan menjadi beberapa senyawa turunan
yang bermanfaat langsung dan menjadi bahan dasar pembuatan senyawa lain.
Sintesis 4,6-dialil-2-metoksifenol dari eugenol dapat diusulkan melalui reaksi
alilasi eugenol untuk menghasilkan senyawa alil eugenol eter. Kemudian
dilakukan
penataan
ulang
Claisen
sehingga
menghasilkan
4,6-dialil-2-
metoksifenol. Senyawa 4,6-dialil-2-metoksifenol memiliki potensi sebagai
antioksidan dan larvasida (Purwono, 2012).
penataan ulang Claisen
O
OH
O
O
4-alil-1-(aliloksi)-2-metoksibenzena
4,6-dialil-2-metoksi f enol
sintesis eter Williamson
OH
+
O
eugenol
Gambar 1.3. Analisis diskoneksi untuk
metoksifenol dari eugenol
sintesis
senyawa
Br
alil bromida
4,6-dialil-2-
Secara umum, reaksi penataan ulang Claisen untuk menghasilkan 4,6dialil-2-metoksifenol dilakukan dengan memanaskan senyawa alil eugenol eter
pada suhu tinggi yaitu 160 ˚C dalam waktu selama 8 jam (Hernawan, 2011).
4
Pengurangan
penggunaan
panas
yang
tinggi,
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan gelombang mikro. Gelombang mikro dapat meningkatkan
kecepatan reaksi dan menghasilkan rendemen reaksi yang lebih tinggi
dibandingkan pemanasan refluks. Perbedaan sintesis senyawa organik antara
pemanasan refluks dan gelombang mikro adalah pada proses pemanasan. Metode
pemanasan dengan menggunakan refluks berjalan secara konduksi dari sumber
pemanas ke sistem reaksi, berbeda dengan energi gelombang mikro yang dapat
masuk langsung ke dalam sistem reaksi. Pemakaian gelombang mikro pada reaksi
penataan ulang Claisen pernah dilakukan oleh Majetich dan Hicks (1994)
terhadap senyawa turunan alil aril eter. Jika reaksi dilakukan dengan memanaskan
senyawa eter tersebut dibutuhkan suhu 200˚C dan waktu reaksi selama 80 jam,
sedangkan penggunaan gelombang mikro pada reaksi ini membutuhkan waktu 5
menit dengan menggunakan pelarut polar dimetilformamida.
Microwave untuk sintesis kimia organik memiliki peralatan khusus yaitu
program pengaturan suhu dan waktu. Namun peralatan ini mempunyai kesamaan
dengan microwave untuk rumah tangga yaitu beroperasi pada frekuensi 2,45 GHz
dan panjang gelombang 12,24 cm. Penggunaan gelombang mikro untuk rumah
tangga dalam sintesis organik khususnya reaksi penataan ulang Claisen sangat
bermanfaat, mengingat microwave dalam rumah tangga mudah didapat dan
murah. Namun penggunaan microwave dapat menimbulkan beberapa resiko
dalam sintesis organik misalnya uap pelarut yang terlepas langsung ke udara dan
sistem reaksi yang tidak dapat dikendalikan, sehingga banyak faktor yang harus
diperhatikan. Penataan ulang Claisen melalui pemanasan refluks hanya
dipengaruhi oleh panas dan lama reaksi, sedangkan dengan menggunakan
gelombang mikro perlu diperhatikan penggunaan daya, pelarut yang digunakan,
waktu dan labu reaksi. Pada penelitian ini akan dipelajari reaksi penataan ulang
Claisen 2,4-dialil-2-metoksi fenol dengan bantuan microwave rumah tangga.
1.2.
Keaslian Penelitian
Penataan ulang Claisen senyawa alil aril eter di bawah iradiasi gelombang
mikro selama 4-10 menit. Pemanasan refluks dalam reaksi ini membutuhkan
5
waktu lebih dari 2 jam. Deodhar (2010) telah melakukan penataan ulang Claisen
dengan katalis zeolit tanpa pelarut dibawah iradiasi gelombang mikro.
Penggunaan zeolit dengan waktu reaksi yang cukup lama dapat mendorong reaksi
lanjut dengan dihasilkannya turunan dihidrobenzofuran. Penataan ulang Claisen
dari senyawa alil eugenil eter dengan pemanasan dalam pelarut dimetilformamida
pada temperatur 160 ˚C selama 8 jam. Penataan ulang Claisen alil eugenil eter
dilakukan oleh Hernawan (2011) dengan pemanas refluks.
Dalam penelitian ini akan dilakukan penataan ulang Claisen dengan
menggunakan alil eugenil eter menghasilkan 4,6-diali-2-metoksifenol di bawah
iradiasi gelombang mikro yang dihasilkan oleh microwave rumah tangga, dengan
memperhatikan penggunaan daya, pelarut yang digunakan dan waktu reaksi.
Sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penataan ulang 4,6-dialil2-metoksifenol dengan menggunakan gelombang mikro.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
utama dari penelitian ini adalah melakukan sintesis 4,6-dialil-2-metoksifenol dari
bahan dasar eugenol menggunakan gelombang mikro. Adapun secara terperinci
tujuan penelitian yang ingin diperoleh adalah:
1. Mempelajari penataan ulang Claisen dengan metode yang lebih ramah
lingkungan, penggunaan energi yang lebih kecil dengan mempercepat waktu
reaksi namun menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi.
2. Mempelajari sintesis pembentukan senyawa 4,6-dialil-2-metoksifenol dengan
penggunaan gelombang mikro dengan variasi pelarut, waktu reaksi dan daya
reaksi yang digunakan.
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh
dari penelitian ini antara lain:
6
1.
Sintesis senyawa 4,6-dialil-2-metoksifenol dengan metode lain yang
membutuhkan waktu singkat, sedikit penggunaan pelarut, serta bahan-bahan
yang ramah lingkungan.
2.
Memberikan pemanfaatan gelombang mikro dalam sintesis senyawa 4,6dialil-2-metoksifenol yang dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, daya
dan lama waktu reaksi.
Download