BAB III GAMBARAN UMUM JAKARTA ISLAMIC INDEX A. Bursa

advertisement
BAB III
GAMBARAN UMUM
JAKARTA ISLAMIC INDEX
A. Bursa Efek Indonesia
1. Sejarah Bursa Efek Idonesia32
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal pertama
kali didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak
tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan
seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar
modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari
pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai
kondisiiyangimenyebabkanioperasiibursaiefekitidakidapatiiberjalanisebag
aimanaimestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah. Berikut ini perkembangan bursa efek, pada
32
www.idx.co.id diakses tanggal 5 November 2010
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
32
tanggal 14 Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1914-1918 karena
adanya perang dunia I, di buka kembali Bursa Efek Jakarta bersama
dibukanya bursa efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925-1942.
Terjadinya isu politik (perang dunia II) tahun 1939 bursa efek Semarang
dan Surabaya ditutup. Selama perang dunia II Bursa Efek Jakarta ditutup
tahun 1942-1952. Di tahun 1952 Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali
dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri
Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR.
Sumitro
Djojohadikusumo).iInstrumentiyangidiperdagangkaniyaituiObligasiiPemer
intah RI (1950).
Perusahaan Belanda dinasionalisasi tahun 1956, membuat bursa
efek semakin tidak aktif. Tidak ada perdagangan di Bursa Efek atau terjadi
kevakuman pada tahun 1956-1977. Presiden Soeharto meresmikan
kembali Bursa Efek pada tanggal 10 Agustus 1977 dan tanggal tersebut
diperingati pula sebagai HUT Pasar Modal. BEJ dijalankan dibawah
BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) dan perusahaan yang pertama
go public PT Semen Cibinong. Tahun 1977-1987 perdagangan di Bursa
Efek tidak bergairah dikarenakan masyarakat lebih suka memilih
instrument perbankan dibandingkan instrumen pasar modal. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah Emiten hanya 24 saja. Pasar Modal Indonesia
pada tahun 1987 memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
33
melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia dengan hadirnya Paket Desember (PAKDES 87). Di tahun
1980-1990 paket regulasi dan perbankan di pasar modal diluncurkan, pintu
BEJ terbuka untuk asing dan aktivitas Bursa terlihat meningkat.
Pada tanggal 1988 Bursa paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Desember 1988 pemerintah
mengeluarkan (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan
untutk go public. Tanggal 1989 Bursa Efek Surabaya dibuka dan dikelola
oleh swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya. Privatisasi BEJ terjadi tanggal
12 Juni 1992 sekaligus diperingati sebagai HUT BEJ. Tepat tanggal 22
Mei 1995 sistem otomasi di BEJ dilaksanakan dengan system computer
JATS (Jakarta Atomated Trading System). Tanggal 10 November 1995
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal dan mulai diberlakukan Januari 1996. Di tahun 1995 Bursa
Efek Paralel merger dengan Bursa Efek Surabaya. Tahun 2000 sistem
perdagangan tanpa warkat (scripless trading). Perdangan jarak jauh
(Remote Trading) diterapkan ditahun 2002. Terjadi penggabungan Bursa
Efek Surabaya (BES) dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007. Pada tahun 2008 IHSG menyentuh
rekor level baru, yaitu 2.830,263 dan di tahun itu juga penghentian
sementara perdagangan di BEI (8 - 10 Oktober 2008). Di tahun 2009
sistem perdagangan baru PT.Bursa Efek diluncurkan yaitu JATS-NEXT G
34
2. Visi Misi Bura Efek Indonesia33
Visi
a. Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia bursa
kompetitif
Maksud dari Bursa yang kompetitif adalah bursa yang mampu bersaing
dengan bursa-bursa lain dalam menjalankan fungsinya sebagai
fasilitator. Untuk dapat dikatakan sebagai bursa yang kompetitif, ada
beberapa aspek yang harus dipenuhi:
1) Tingkat risiko yang rendah
2) Instrumen perdagangan yang lengkap
3) Tingkat likuiditas yang tinggi
b. Kredibilitas tingkat dunia yaitu kredibilitas sebuah bursa dapat
tercermin dari cara pengelolaannya. Bursa dengan kredibilitas tingkat
dunia yang dikelola dengan baik dengan cara-cara yang berlaku secara
internasional, yang menciptakan perdagangan yang wajar, teratur dan
efisien
Misi
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan anggota bursa, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta
penerapan good governance.
33
www.idx.co.id diakses tanggal 7 November 2010.
35
3. Struktur Organisasi34
a. Dewan Komisaris:
1)
I Nyoman Tjager (Komisaris Utama)
2) Chaeruddin Berlian (Komisaris)
3)
4)
5)
Felix Oentoeng Soebagjo (Komisaris)
Johnny Darmawan Danusasmita (Komisaris)
Mustofa (Komisaris)
b. Dewan Direksi
1) Erry Firmansyah (Direktur Utama)
2) Bastian Purnama (Direktur)
3) Eddy Sugito (Direktur)
4) Justitia Tripurwasani (Direktur)
5) M.S. Sembiring (Direktur)
6) Sihol Siagian (Direktur)
7) T. Guntur Pasaribu (Direktur)
c. Daftar Nama Pejabat Kepala Devisi/ Kepala Satuan
1) Irmawati Amran (Sekretaris Perusahaan)
2) Dewi Arum Prasetyaningtyas (Divisi Hukum)
3) Widodo (Satuan Pemeriksa Internal)
4) I Gede Nyoman B.Y (Divisi Penilaian Perusahaan Riil)
5) Umi Kulsum (Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa)
6) Saptono Adi Junarso (Divisi Penilaian Perusahaan Surat Utang)
34
Www.idx.co.id di akses tanggal 7 Oktober 2010
36
7) Ander PJ Tolle (Divisi Perdagangan Saham)
8) Erana Dewayani (Divisi Surat Utang dan Derivatif)
9) Andi Sudhana (Divisi Keanggotaan)
10) Iryan Susandi Ph (Divisi PengawasanTransaksi)
11) Kristian Manullang (Divisi Kepatuhan Anggota Bursa)
12) Poltak Hotradero (Divisi Riset)
13) Hari Purnomo (Divisi Penggembangan Usaha)
14) Isharsaya (Divisi Pemasaran)
15) Yohanes Liauw (Divisi Operasioanal Teknlogi Informasi)
16) Didit Agung Laksono (Divisi Pengembangan Bisnis Teknologi
iIformasi)
17) Mohamad Mukhlis (Divisi Mnajemen Resiko)
18) Yohanes A. Abimanyu (Divisi Keuangan)
19) Mirna Kurniyawati (Divisi Sumber Daya Manusia)
B. JAKARTA ISLAMIC INDEX
1. Sejarah Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di
Indonesia yang menghitung indeks rata-rata saham untuk jenis sahamsaham yang memenuhi kriteria syariah dan biasa disebut dengan Jakarta
Islamic Index. JII telah dikembangkan sejak 3 juli 2000. Pembentukan
instrumen ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang
kemudian diluncurkan di Jakarta tanggal 14 Maret 2003. Setiap
37
periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic Index berjumlah 30 (tiga
puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Index
menggunakan hari dasar 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.
Tujuan terbentuknya Jakarta Islamic Index
adalah untuk
meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan ivestasi pada saham
berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam
menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek
Indonesia. Jakarta Islamic Index menjadi tolak ukur kinerja (bernmark)
dalam memilaih portofolio saham yang halal.
Saham-saham yang masuk kriteria Jakarta Islamic Index adalah
saham-saham yang operasionalnya tidak mengandung unsur ribawi,
permodalan perusahaan juga bukan mayoritas dari hutang. Jadi bisa kita
katakan bahwa saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index
ini adalah saham-saham yang pengelolaannya dan menejemennya
terbilang sudah transparan.35
2. Kriteria saham Jakarata Islamic Index
Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index
melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment
Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang akan
masukidalamiperhitunganiJakartaiIslamiciIndexidilakukanidenganmurutan
seleksi sebagai berikut:
35
http:// managementfile.com. diakses tanggal 6 Oktober 2010.
38
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahun berakhir yang memiliki rasio. Kewajiban terhadap Aktiva
maksimal sebesar 90%.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan ratarata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu)
tahun terakhir.
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas ratarata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan
penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap
tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan
dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia.
Perusahaan yang mengubah nilai bisnisnya menjadi tidak konsisten
dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham
emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Semua
prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang
cukup likuid. Sebagian saham-saham spekulatif memiliki tingkat likuiditas
rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi
pasar yang rendah.
39
3. Saham Jakarta Islamic Index pada tahun 2004-2009
a. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. (PTBA)36
Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak
zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode
penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama,
yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan
metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940,
sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di
tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut
perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950,
Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan
Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 1981, PN
TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan
nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang
selanjutnya
disebut
Perseroan. Dalam
rangka
meningkatkan
pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah
menetapkan
penggabungan
Perum
Tambang
Batubara
dengan
Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi
nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk
mengembangkan usaha briket batubara. Pada 23 Desember 2002,
36
http://ptba.co.id/id/about/content/id/17
40
Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek
Indonesia dengan kode “PTBA”.
Berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi
serta kewajaran. Pelaksanaannya juga didukung oleh penerapan tools
balanced scorecard dan pengukuran KPI yang dilakukan setiap triwulan
dan tahunan.
Untuk pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan
perseroan. Jaminan ini merupakan hasil dari serangkaian kegiatan
proses produksi yang sesuai dengan standar internasional mulai dari
tahap penyelidikan umum, kegiatan pengangkutan dan perdagangan,
kegiatan pasca tambang hingga pengusahaan pembangkitan
Perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata
kelola yang baik, mencakup azas transparency, accountability,
responsibility, independency dan fairness, secara seimbang dengan
pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam
rumusan kode etik serta budaya perusahaan. Konsistensi serta
keberhasilan perseroan dalam menerapkan tata kelola yang baik telah
membuahkan berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen
dari berbagai perspektif, yakni memperoleh peringkat ke-enam emiten
Bursa Efek Indonesia dalam survey Corporate Government Perception
Index, diselenggarakan oleh majalah SWA dan IICG Z(The Indonesian
Institute for Corporate Governance) dengan kategori “Terpercaya”.
41
b. PT. International Nickel Indonesia Tbk. (INCO)37
PT Inco adalah satu produsen nikel terkemuka di dunia. Nikel
merupakan logam serba guna yang penting untuk meningkatkan taraf
hidup dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama lebih dari tiga
dasawarsa sejak penandatanganan Kontrak Karya dengan Pemerintah
Indonesia pada tahun 1968, Perseroan telah menyediakan lapangan
kerja terampil, mewujudkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat
di daerah operasinya, menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham
dan memberi sumbangan positif terhadap ekonomi Indonesia.
PT Inco menghasilkan nikel dalam matte, yaitu produk setengah
jadi yang diolah dari bijih laterit di fasilitas pertambangan dan
pengolahan terpadu dekat Sorowako, Sulawesi. Seluruh produksi PT
Inco dijual dalam Dolar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-kontrak
jangka panjang untuk dimurnikan di Jepang. Kelebihan daya saing PT
Inco terletak pada cadangan bijih besi berlimpah, tenaga kerja terampil
dan terlatih, pembangkit listrik tenaga air berbiaya rendah, fasilitas
produksi modern dan pasar terjamin untuk produknya.
Pada tahun 1966, Survei geologi yang komprehensif atas
endapan di pulau Sulawesi dilakukan oleh Pemerintah Indonesia .
tahuhn selanjutnya Pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan
dari seluruh dunia untuk mengajukan proposal bagi eksplorasi dan
pengembangan endapan mineral di pulau Sulawesi. Tahun 1968 Pada
37
http://www.pt-inco.co.id/ind/01_About/profil.html
42
bulan
Januari,
INCO
terpilih
dari
enam
perusahaan
untuk
merundingkan sebuah Kontrak Karya. 25 Juli, Akta Pendirian disahkan
dan didaftarkan. Sebuah perusahaan baru, PT Internasional Nickel
Indonesia (PT INCO) berdiri secara resmi. 27 Juli, Kontrak Karya
ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan PT INCO. Kegiatan
eksplorasi berskala penuh dimulai segera setelah penandatanganan
Kontrak Karya. Daerah eksplorasi mula-mula seluas 6,6 juta hektar
yang mencakup beberapa bagian dari tiga provinsi di Sulawesi, yaitu
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Tes
pemboran di daerah Pomalaa merupakan awal alih teknologi yaitu
ketika ahli-ahli geologi dari INCO LIMITED mulai mendidik rekanrekan kerjanya dari Indonesia , cara sistematis mengambil contoh
endapan laterit dan menganalisanya.
Di tahun 1970 Contoh bijih dari Sulawesi dalam jumlah besar
pertama sebanyak 50 ton dikirim ke fasilitas riset INCO Kanada di Port
Colborne, Ontario . Sebuah pabrik Pereduksi-Pelebur baru dalam skala
kecil menunjukkan bahwa bahan dari Sorowako dapat diolah dengan
hasil yang memuaskan. Tahun 1971 Eksplorasi yang dilakukan telah
cukup membuktikan bahwa endapan laterit di sekitar Sorowako mampu
mendukung pabrik nikel yang besar. Ketika tahun 1973 Pembangunan
satu unit jaringan pengolahan pyrometalurgi mulai dilakukan di
kawasan Sorowako. Pada saat tahun 1974 sebagai reaksi atas lonjakan
harga minyak yang pertama, maka diambillah keputusan untuk
43
mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA). Ukuran pabrik peleburan ditingkatkan tiga kali
untuk mengurangi biaya per unit dan mengimbangi kapasitas PLTA
tersebut. Dia tahun 1976 10.000 tenaga kerja Indonesia dan 1.000
tenaga asing dipekerjakan membangun fasilitas-fasilitas pengolahan
nikel dan pembangkit tenaga, bersama dengan jalan-jalan, perkotaan,
pelabuhan, lapangan udara serta sarana dan prasarana lain yang
dibutuhkan.
Pada tahun 1977
31 Maret, Presiden Suharto mengunjungi
Sorowako dan meresmikan fasilitas-fasilitas
penambangan
dan
pengolahan nikel, 1 April 1978 1 April, PT INCO mulai berproduksi
secara komersial. INCO LIMITED menjual 20 persen dari saham PT
INCO yang dimilikinya kepada Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., dari
Jepang ditahun 1988. 16 Mei 1990 16 Mei, INCO LIMITED menjual
20 persen dari saham PT INCO yang dimilikinya kepada publik dan
dicatatkan pada bursa-bursa efek di Indonesia. INCO LIMITED tetap
memiliki 58,19 persen saham PT INCO.
Tahun 2000, PT INCO meningkatkan produksi 30 persen
menjadi 130,5 juta pon nikel dalam matte, sejalan dengan rencana
Perseroan untuk mencapai kapasitas yang diperluas sebesar 150 juta
pon produksi per tahun. PT INCO menyelesaikan penelitian dan
rekayasa atas presipitator elektrostatis Tanur Pengering No.2 yang
dirancang untuk mengurangi keseluruhan emisi debu pabrik lebih dari
44
40 persen. 14 Desember, penanda-tanganan Kesepakatan Kerja
Bersama untuk masa dua tahun dengan Serikat Pekerja, di Sorowako.
Tahun
2003-2005
Bulan
Februari
2003,
PT
Inco
menandatangani perjanjian dengan PT Aneka Tambang (Antam) untuk
bersama-sama membangun daerah kontrak di Sulawesi Tenggara. PT
Inco akan menambang bijih saprolitik di wilayah timur Pomalaa,
sementara Antam akan melakukan proses peleburan (smelting).PT Inco
berencana untuk mulai mengirim bijih dari Pomalaa ke tempat
peleburan Antam pada pertengahan tahun 2005. Pada tahun 2004, PT
Inco memulai kegiatan pengeboran di Bahodopi dan Pomalaa, dan uji
coba penambangan bijih di Petea Pada tahun 2004, PT Inco melakukan
tahap
pertama
direncanakan
dari
akan
rencana
menelan
optimalisasi
biaya
besar-besaran
US$275-580
juta
yang
dengan
membangun bendungan ketiga di Karebbe, Sungai Larona, untuk
meningkatkan kapasitas listrik tenaga air dari 275 MW ke 365 MW
2005 Berhasil memasang teknologi Bag House System di Tanur Listrik
No. #4. Alat ini mampu mengurangi emisi debu tanur listrik hingga
berada di bawah ambang batas ketentuan pemerintah. Direncanakan
tahun 2008 semua tanur listrik akan dilengkapi dengan alat ini
Sebanyak 60,8 persen saham Perseroan dimiliki oleh Inco
Limited dari Kanada, satu produsen nikel terkemuka di dunia dan 20,09
persen oleh Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd., Jepang, sebuah
perusahaan tambang dan peleburan penting. Selain itu, 20,0 persen
45
saham PT Inco dimiliki publik dan selebihnya oleh empat perusahaan
Jepang lain.
c. PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)38
Kalbe didirikan dalam rangka Undang-undang R.I. No. 6 tahun
1968 sebagaimana diubah dengan Undang-undang R.I. No. 12 tahun
1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan akta
Pendirian No.3, tanggal 10 September 1966, dibuat di hadapan R. Imam
Soesetyo Prawirokoesoemo, pada waktu itu Wakil Notaris di Jakarta.
Pada tahun 1991, Kalbe melakukan Penawaran umum perdana sejumlah
10.000.000 saham kepada masyarakat yang kemudian dicatatkan di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Pada tahun 1994, Kalbe kembali membagikan 75.600.000
saham bonus dan 32.400.000 dividen saham kepada para pemegang
sahamnya yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya masing-masing pada tanggal 18 Juli 1994 dan 15 Juli 1994.
Pada tanggal 6 Desember 2000, Kalbe kembali memberikan 1.900.800
saham bonus kepada para pemegang sahamnya. Kalbe kemudian
melakukan perubahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1.000,00
menjadi Rp500,00 pada tahun 1996 dan dari Rp500,00 menjadi
Rp100,00 per saham pada tahun 1999.
38
PT. Kalbe Farma Tbk. (www.idx.co.id) diakses tanggal 10 Oktober 2010
46
d. PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)39
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5
Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33
yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini
disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat
No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di
Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan
diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini
Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT
Unilever Indonesia. Dengan akta No. 92 yang dibuat oleh notaris Tn.
Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah
menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri
Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal
23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15
Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah
memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
e. PT. Bumi Resources Tbk. (BUMI)40
PT. Bumi Resources Tbk. (Perusahaan) didirikan di Republik
indonesia pada tanggal 23 Juni 1973 berdasarkan akta No. 130 dan No.
39
40
http://www.unilever.co.id diakses tanggal 10 Oktober 2010
www.idx.co.id. Diakses pada tanggal 2 Juni 2010
47
103 tanggal 28 Novemver 1973, keduanya dibuat dihadapan Djoko
Soepadmo, S.H., notaris di Surabaya dan mendapatkan persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 12 Desember
1973 melalui surat keputusan No. Y.A.5/433 dan didaftarkan di Buku
Register Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya No.1823/1973,
No.1824/1973 tanggal 27 Desember 1973, serta diumumkan dalam
Berita Negera Republik Indonesia No.1 tanggal 2 Januari 1974,
tambahan No.7. Perusahaan memulai kegiatan operasi
secara
komersialnya pada tanggal 17 Desember 1979. Kantor pusat
Perusahaan beralamat di Gedung Wisma Bakrie 2 Lantai 7, Jalan H. R.
Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup
kegiatan perusahaan meliputi kegiatan eksploitasi kandungan batu bara
(termasuk pertambangan dan penjualan batu bara) dan eksplorasi
minyak sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Komisaris dan
Direksi Perusahaan. Pada Anggaran Dasar Perusahaan yang dibuat
dihadapan Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangkan penyesuaian
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepem-LK) No.IX.J.1 berdasarkan keputusan
Ketua Bapepam-LK No.Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Akta
perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 9 Desember
48
2009 berdasarkan surat keputusan No.AHU-94186.AH.01.02.Tahun
2008. Pada tanggal 30 September 2005, Direksi Perusahaan menyetujui
untuk merubah mata uang pelapor dari Rupiah (Rp) menjadi Dollar
Amerika Serikat (AS$) untuk mencerminkan mata uang fungsional
perusahaan. Perubahan tersebut mendapatkan persetujuan dari Menteri
Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 9 Nopember 2005.
Berdasarkan
surat
Ketua
Bapepam
No.SI-
117/SHM/MK.10/1990 tanggal 18 Juli 1990, perusahaan memperoleh
pernyataan efektif untuk melakukan penawaran saham perdana
10.000.000 saham perusahaan atas nama kepada masyarakat dengan
harga nominal Rp.1.000 per saham (setara dengan AS$ 0,54) dan
dengan harga perdana Rp. 4.500 (setara dengan AS$ 2,44) per saham.
Saham tersebut telah tercatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
tanggal 30 Juli 1990.
Pada tanggal 1 Maret 1993, perusahaan memperoleh pernyataan
efektif dari ketua Bapepam untuk melakukan penawaran umum terbatas
I Hak memesan Efek terlebih dahulu untuk 10.000.000 saham biasa
dimana setiap 7 (tujuh) pemegang saham lama berhak untuk membeli
dua (2) saham baru dengan harga sebesar Rp. 2.900 (setara dengan AS$
1.40) per saham.
Pada tanggal 14 Nopember 1997, perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari ketua Bapepam untuk melakukan penawaran
umum terbatas II Hak memesan Efek terlebih dahulu untuk
49
594.000.000 saham biasa dimana setiap 1 (satu) pemegang saham lama
berhak untuk membeli tiga (3) saham baru dengan harga sebesar Rp.
500 (setara dengan AS$ 0.15) per saham.
Pada tanggal 18 Februari 2000, perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari ketua Bapepam untuk melakukan penawaran
umum terbatas III Hak memesan Efek terlebih dahulu untuk
18.612.000.000 saham dengan harga sebesar Rp. 500 (setara dengan
AS$ 0,07) per saham. Setelah penawaran umum terbatas III hak
memesan efek terlebih dahulu, modal dasar perusahaan menjadi
20.000.000.000 lembar saham dan modal ditempatkan dan disetor
penuh menjadi 19.404.000.000 lembar saham,
Download