jurusan teknik elektro

advertisement
 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2012
RANCANG BANGUN SIMULATOR TAP CHANGER TRANSFORMATOR
PENGATURAN TEGANGAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
SEBAGAI
DESIGN AND BUILD TRANSFORMER TAP CHANGER AS VOLTAGE
REGULATION OF POWER DISTRIBUTION SYSTEMS SIMULATOR
MULYADI (091321023)
Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak pos 6468 BDCD, Bandung
(022) 2012045
e-mail:[email protected]
ABSTRAK
adalah suatu alat untuk merubah perbandingan belitan transformator agar mendapatkan tegangan
Tap changer
operasi sekunder nominal dari tegangan jaringan atau tegangan primer yang sering berubah. Dewasa ini, mutu
pelayanan tegangan harus sesuai dengan kualitas tegangan yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen agar peralatan listrik terhindar dari kerusakan akibat naik turunnya tegangan. Melihat sangat
berpengaruh naik turunnya tegangan pada konsumen, maka tujuan proyek akhir ini adalah membuat simulator
tap changer transformator sebagai pengaturan tegangan sistem distribusi tenaga listrik. Transformator yang
memiliki 6 tap pada sisi primer dan 2 tap pada sisi sekunder mensimulasikan pengaturan tegangan dengan
merubah posisi tap pada sisi primer. Analisis yang akan dilakukan adalah mengenai ratio transformator (a) dan
sadapan dari tegangan nominal. Metodologi yang dilakukan adalah identifikasi masalah, perancangan dan
pembuatan simulator, menguji dan menganalisa hasil pengujian. Maka didapatkan bahwa ratio dari tap 420V220V di sisi primer dengan sisi sekunder pada tap 220V adalah 1.89, 1.80, 1.71, 1.64, 1.55, dan 1.00. sedangkan
sisi sekunder pada tap 127V adalah 3.32, 3.16, 3.00, 2.85, 2.67, dan 1.73. Sadapan pada tap 380 merupakan
tegangan nominal yang diasumsikan 100%, tap 360 mempunyai tegangan 94.19% dari tegangan nominalnya,
begitu juga dengan tap 340 yang memiliki tegangan 89.75% dari tegangan nominal dan untuk tap 220 memiliki
tegangan 57.63% dari tegangan nominal.
Kata kunci : Tap Changer,Ratio Transformator, sadapan.
1. PENDAHULUAN
Pada sisi distribusi, peningkatan efisiensi dapat
dilakukan dengan cara mengurangi terjadinya jatuh
tegangan pada saluran dan memberikan tingkat
tegangan yang aman bagi peralatan pelanggan.
Dengan pemasangan tap changer pada sistem maka
tegangan pengirim dapat dinaikkan maupun
diturunkan sesuai dengan keadaan beban.
Untuk menunjang pemahaman dari teori-teori
yang telah ada, maka dibutuhkan perlengkapan
yang menunjang proses praktikum, salah satunya
dengan mengamati cara kerja dari simulator yang
dibuat berdasarkan dengan teori-teori yang ada.
Berangkat dari sedikit pengetahuan dan ilmu yang
penulis miliki dan kesadaran bahwa simulator tap
changer transformator adalah suatu simulator yang
sangat diperlukan untuk menunjang perkuliahan.
Dengan didasari alasan-alasan tersebut penulis
mencoba untuk menyusun proyek akhir ini dengan
judul “RANCANG BANGUN SIMULATOR TAP
CHANGER TRANSFORMATOR SEBAGAI
PENGATURAN
TEGANGAN
SISTEM
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK”.
Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah :
1. Merancang dan membuat simulator tap changer
transformator pada sistem distribusi tenaga
listrik, sehingga dapat menjadi salah satu sarana
1
penunjang kegiatan praktikum mahasiswa di
laboratorium sistem distribusi tenaga listrik
(SDTL).
2. Membuat jobsheet praktikum agar mahasiswa
yang akan melaksanakan praktikum pada
simulator tersebut dapat memahami tujuan dari
praktikum yang akan dilakukan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Tenaga Listrik
Pusat pembangkit berfungsi untuk menghasilkan
tenaga listrik, yang kemudian disalurkan ke gardu
induk (GI) oleh saluran transmisi, sedangkan saluran
distribusi berfungsi untuk menyalurkan energi listrik
dari GI sampai ke gardu-gardu tiang dan konsumen.
Penjelasan mengenai sistem tenaga listrik tersebut
secara skematis dapat digambarkan seperti di bawah
ini.
Gambar 1 Jaringan Tenaga Listrik
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2012
ο‚· Klasifikasi Saluran Berdasarkan Tegangan
Berikut ini adalah jenis penyaluran tenaga listrik
ditinjau dari klasifikasi tegangannya:
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
200 KV – 500 KV
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
30 KV – 150 KV
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)
30 KV – 150 KV
4. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
6 KV – 30 KV
5. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
6 KV – 30 KV
6. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
40 V – 1000
V
7. Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR)
40 V – 1000 V
2.2 Transformator
Transformator merupakan suatu alat listrik yang
mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu
tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan
magnet
dan berdasarkan prinsip
induksielektromagnet.
ο‚· Transformator Tanpa Beban
Sebuah transformator dikatakan tanpa beban,
apabila dalam pengujian ketika sisi primer diberi
sumber tegangan sinusoidal dan sisi sekunder
dibiarkan terbuka (open circuit).
sesaat maksimumnya, maka harga efektif dari
tegangan induksi adalah :
1
1
E1 = √2 .e1 =
√2
. 2πf N1 ∅maks Volt
E1 = 4,44 f N1∅maks Volt
1
1
E2 = √2 .e2 = √2 . 2πf N2 ∅maks Volt
E2 = 4,44 f N2∅maks Volt
Dari persamaan di atas, dapat dituliskan :
𝐸1
𝑁
= 𝑁1
𝐸
2
2
Dengan mengabaikan jatuh tegangan akibat adanya
resistansi dan reaktansi pada inti dan kumparan
transformator, dengan kata lain bila transformator
ideal maka :
𝑉
𝑁
𝐸1
= 𝑉1 = 𝑁1 = a
𝐸2
2
2
Apabila :
a > 1, transformator berfungsi menurunkan tegangan
a < 1, transformator berfungsi menaikkan tegangan.
ο‚· Transformator Berbeban
Apabila transformator diberi beban maka pada
sisi sekunder terdapat arus (I2) yang mengalir. I2
yang mengalir akan menyebabkan adanya perubahan
pada arus yang mengalir di sisi primer.
Gambar 3 Transformator Berbeban
Gambar 2 Transformator Tanpa Beban
Jika belitan primer (N1) dihubungkan ke sumber
tegangan V1 yang sinusoidal, maka arus primer (I0)
akan mengalir yang juga mempunyai bentuk
gelombang sinusoidal. Bila diasumsikan belitan N1
merupakan reaktif murni, maka I0 akan tertinggal
900 dari V1. Fluksi () ini sendiri mengimbas bagian
tengah sekunder.
Fluks ini menginduksikan tegangan sesaat dalam
kumparan primer (e1), dan terjadi pula induksi di
kumparan sekunder (e2). Tegangan induksi yang
terjadi menurut hukum Faraday :
𝑑∅
e1 = - N1 𝑑𝑑 Volt
e1 = - N1
e2 = - N2
𝑑 ∅π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  sin ωt
= - N1 ω∅maks Cos ωt Volt
𝑑𝑑
e1 = 2πf N1 ∅maks Volt
𝑑∅
Volt
𝑑𝑑
𝑑 ∅π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  sin ωt
e2 = - N2
= - N2 ω∅maks Cos ωt Volt
𝑑𝑑
e2 = 2πf N2 ∅maks Volt
Harga tegangan induksi di atas adalah harga
sesaat, untuk mendapatkan harga efektif suatu
1
gelombang sinus adalah : √2 kali tegangan induksi
2
Transformator dikatakan berbeban apabila
kumparan primer (N1) dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik dan kumparan sekunder (N2)
dihubungkan dengan beban (ZL), seperti terlihat
pada gambar di atas. Arus I1 ini akan menimbulkan
gaya magnet di sekunder sebesar N2I2 yang
cenderung menentang terhadap fluks magnet
bersama N1Im yang telah ada akibat arus
magnetisasi. Agar fluks magnet bersama tidak
berubah nilainya maka pada kumparan primer harus
mengalir arus sebesar I2’. Sehingga arus yang
mengalir pada sisi kumparan primer menjadi :
I1 = I0 + I2
Apabila Ic (rugi besi) diabaikan, maka nilai I0 = Im
Dengan demikian persamaan di atas menjadi :
I1 = Im + I2’
Untuk menjaga agar fluks bersama yang ada pada
inti transformator tetap nilainya, maka berlaku
hubungan :
N1Im = N1I1 – N2I2
N1Im = N1 (Im + I2’) – N2I2
N1 I2’ = N2I2
Karena nilai Im dianggap kecil, maka I2’ = I1
Sehingga :
𝐼1
𝐼2
=
𝑁2
𝑁1
2.3 Transformator Tiga Fasa
Sebuah Transformator tiga fasa secara prinsip
sama dengan transformator satu fasa, perbedaan
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2012
yang paling mendasar adalah pada system
kelistrikkannya
yaitu system satu fasa dan tiga fasa.
Gambar 6 Transformator Hubungan Segitiga-Bintang
Gambar 4 Transformator 3 Fasa
ο‚· Jenis Hubungan Transformator Tiga Fasa
Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan fasa pada
sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan
dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang
dan segitiga, dengan kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, ΔΔ, bahkan untuk kasus tertentu lilitan sekunder
dapat dihubungkan secara berliku-liku (zig-zag),
sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z. Di
bawah ini pembahasan
hubungan transformator tiga
fasa secara umum.
1. Hubungan Bintang-Bintang
Hubungan transformator bintang-bintang adalah
hubungan setiap kumparan primer dan sekunder
dihubungkan secara bintang.
Gambar 5 Transformator Hubung Bintang-Bintang
Persamaan pada hubungan bintang-bintang adalah :
Primer :
𝑉
Vph1 = 𝐿1
Volt dan IL1 = Iph1 Amp
√3
Sekunder
𝑉
Vph2 = 𝐿2
Volt dan IL2 = Iph2 Amp
3
√
2. Hubungan Bintang-Segitiga (Y-Δ)
Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada
saluran transmisi sebagai penaik tegangan. Rasio
antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa
adalah 1/ √3 kali rasio setiap transformator.
Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada
gambar 8.
Gambar 8 Transformator Hubungan Bintang Segitiga
3. Hubungan Segitiga-Bintang (Δ-Y)
Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk
menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke
tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y
dapat dilihat pada gambar 6.
3
4. Hubungan Segitiga-Segitiga
Hubungan ini umumnya digunakan dalam sistem
yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah.
Gambar 7 Transformator Hubungan Segitiga-segitiga
Persamaan pada hubungan segitiga-segitiga adalah :
Primer :
VL1 = Vph1 Volt dan IL1 = √3 Iph1
Sekunder :
VL2 = Vph2 Volt dan IL2 = √3 Iph2
2.4 Tap Changer
Tap changer adalah suatu alat untuk merubah
perbandingan
belitan
transformator
agar
mendapatkan tegangan operasi sekunder nominal
atau tegangan yang diinginkan dari tegangan
jaringan atau tegangan primer yang sering berubah.
Gambar 8 Transformator Yang Memiliki Tap
ο‚· Prinsip Kerja Tap Changer
Biasanya transformator yang terpasang di gardu
induk pada umumnya menggunakan tap changer
yang dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban
(On Load Tap Changer) dan dipasang di sisi primer.
Sedangkan transformator penaik tegangan di
pembangkit atau pada transformator kapasitas kecil,
umumnya menggunakan tap changer yang
dioperasikan hanya pada saat transformator tanpa
beban (Off Load Tap Changer).
2.5 Sistem Pengaturan
Persoalan naik turunnya tegangan atau berkedip
sangat penting, dan biasanya berhubungan dengan
beban atau sumber yang tidak normal pada system
daya.
Harga pengaturan untuk tiap-tiap beban dengan
bermacam-macam factor daya dapat diperoleh
dengan rumus pengaturan di bawah ini:
𝑉𝑅.𝑁𝐿 − |𝑉𝑅.𝐹𝐿 |
Persen Regulasi =
X 100
|𝑉𝑅.𝐹𝐿 |
2012
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
Dimana 𝑉𝑅.𝑁𝐿 adalah besarnya tegangan pada
ujung penerima
dalam keadaan tanpa beban dan
|𝑉𝑅.𝐹𝐿 | adalah besarnya tegangan pada ujung
penerima dengan beban penuh.
3. PERANCANGAN
DAN
REALISASI
SIMULATOR
3.1 Perancangan
Proses perancangan ini bertujuan untuk
menuangkan pemikiran dan gagasan berdasarkan
teori-teori dasar yang mendukung pembuatan
simulator tap changer transformator.
ο‚· Tujuan Perancangan
Tujuan dilakukannya perancangan adalah
sebagai berikut:
1. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
2. Menentukan langkah-langkah yang akan
dalam pengerjaan.
dilakukan
3. Mengetahui dan menentukan material dan
komponen yang diperlukan.
4. Mendeteksi hambatan yang akan ditemui.
5. Memberi gambaran menyeluruh yang jelas dan
lengkap.
ο‚· Langkah Perancangan
Dalam proses perancangan simulator diperlukan
langkah-langkah perancangan yang terbagi dalam
beberapa bagian, yaitu :
1. Perancangan Fungsional
Tahap perancangan fungsional menjabarkan
semua fungsi operasional sistem yaitu semua fungsi
yang dijalankan oleh setiap komponen system yang
dioperasikan. Fungsi setiap komponen sistem adalah
sebagai berikut :
οƒ˜ Power supply berfungsi untuk mensimulasikan
naik turunnya tegangan.
οƒ˜ Transformator yang mempunyai tap berfungsi
untuk mensimulasikan tap changer, agar
tegangan output atau sekunder bisa diatur sesuai
tegangan yang diinginkan.
οƒ˜ MCB berfungsi sebagai alat pengaman arus
lebih.
οƒ˜ Penyulang berfungsi untuk mensimulasikan
saluran udara tegangan menengah (SUTM).
οƒ˜ Beban
berfungsi
untuk
mensimulasikan
konsumen yang menerima sumber tegangan.
ο‚· Perancangan Fisik/Konstruksi Simulator
Perancangan meja dan layout simulator dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 11 Meja Simulator Tampak Atas
SIMULASI SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK TEGANGAN MENENGAH
Disusun oleh :
Dwi Joko Purnomo
Mulyadi
Yenny Yuniarti Putri
NIM : 091321011
NIM : 091321023
NIM : 091321064
K1
Gambar 12 Rancangnan Layout Simulator
ο‚· Flowchart
Adapun flowchart yang dibuat
perancangan adalah sebagai berikut :
sebagai
A
A
Mulai
Desain layout letak
komponen
Penentuan spesifikasi
simulator
Tidak
Sesuai
Penentuan bentuk
konstruksi simulator
Perbaikan
Ya
Cetak layout
Penentuan komponen
dan letak komponen
Tidak
Ukuran
sesuai ?
Penentuan spesifikasi
komponen
Ya
Pemasangan layout pada
simulator
Tidak
Tersedia
di pasar ?
Perbaikan
Pemasangan komponen
Ya
Wiring komponen
Desain konstruksi
simulator
Tidak
Sesuai
?
Tidak
Sesuai
Perbaikan
Ya
?
Perbaika
n
Ya
Pembuatan konstruksi
simulator
Pengujian
Tidak
Sesuai
?
Ya
Gambar 10 Meja Simulator Tampak Samping
A
A
Selesai
Gambar 13 Flowchart Perancangan
4
Perbaikan
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2012
ο‚· Deskripsi Cara Kerja Simulator
ini bertujuan untuk mensimulasikan
Simulator
pengaturan tegangan pada transformator. Ketika sisi
primer transformator diberikan masukan tegangan,
maka akan muncul tegangan juga pada sisi sekunder
transformator.
Dengan sumber tegangan masuk yang
tetap pada sisi primer, kita bisa merubah tegangan
keluaran dari sisi sekunder dengan melakukan
pemindahan tap pada sisi primer transformator.
Gambar 17 Simulator SUTM
5. Beban
Dalam pengujian regulasi transformator,
beban menggunakan beban resistif 3x100watt.
ο‚· Pemilihan Komponen
1. MCB
Pemutus
tenaga
berfungsi
untuk
mengamankan terhadap beban lebih dan hubung
singkat.
Gambar 14 MCB
Gambar 18 Beban Lampu (3x100w)
3.2 Realisasi Perancangan
ο‚· Pembuatan Box Simulator
Pembuatan box simulator dilakukan oleh tukang
sesuai dengan gambar rancangan dan ukuran yang
sudah dibuat. Box terbuat dari kayu berkerangka
besi yang kuat untuk menyangga box tersebut.
2. Power Supply
Power
supply
digunakan
untuk
mensimulasikan sumber tegangan yang memiliki
regulator yang bisa diatur tegangannya (0V380V).
Gambar 19 Meja Simulator Yang Dibuat
ο‚· Layout Simulator
Gambar 15 Power Supply
3. Transformator 6,6 KVA
Gardu induk 20 kV berfungsi sebagai
penurun tegangan dari tegangan tinggi ke
tegangan
menengah
untuk
kemudian
didistribusikan energi listrik melalui jaringan
tegangan menengah ke beban. Maka komponen
dari gardu induk ialah transformator dengan dua
belitan, yaitu belitan primer dan sekunder dengan
kapasitas 6,6 KVA dengan 6 tap sisi primer yaitu
220V, 340V, 360V, 380V, 400V, 420V.
Gambar 16 Transformator
4. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah)
Jenis kabel / penghantar yang umum
dipakai sistem SUTM adalah AAAC (All
Alumunium Alloy Conductor) atau AAAC-S.
Untuk mensimulasikan hantaran tersebut maka
perlu menggunakan simulator SUTM yang telah
dibuat.
5
Gambar 20 Layout Yang Terbuat Dari Kertas Luster
ο‚· Pengawatan (Wiring)
Pengawatan dilakukan di belakang modul,
mengingat tampilan pada bagian luar hanya berupa
gambar simbol dan reseptacle sedangkan komponen
sebenarnya ditaruh di bagian belakang modul.
Gambar 21 Wiring Yang Terpasang Pada Belakang Modul
ο‚·
Perancangan Jobsheet
Pembuatan jobsheet praktikum adalah untuk
bahan ajar praktikum dan pengujian pada simulator
tersebut.
Rangkaian jobSheet praktikum tersebut terlampir
pada lampiran.
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
4 Pengujian dan Analisa
Transformator Tanpa Beban
ο‚· Pengujian
400
Teg.
mas
uk
380V
Teg.
mas
uk
220V
Teg.
mas
uk
127V
350
1
380
2
220
3
127
Posisi
Tap
Lilitan
Primer
(V)
Tegangan Sekunder/Output
Trafo Yang Terukur
420
Posisi Tap
220V
Tegangan
(V)
201.17
Posisi Tap
127V
Tegangan
(V)
114.33
400
211.20
120.13
380
222.60
126.73
360
231.13
133.37
340
244.63
142.13
220
378.60
220.13
420
116.70
67.73
400
122.63
71.27
380
129.23
74.97
360
135.47
78.63
340
144.33
83.83
220
223.37
129.90
420
67.83
39.41
400
71.03
41.23
380
74.63
43.33
360
78.37
45.50
340
83.57
48.43
220
129.30
74.90
Dari tabel 1, maka kita dapat mencari ratio
𝑉
𝑁
dengan menggunakan rumus 𝑉1 = 𝑁1 = ratio (a).
2
2
Contoh dari perhitungan untuk rasio antara sisi
primer tap 220 V dan sisi sekunder tap 220 V
dengan menggunakan tegangan masuk (V1) = 380 V
dan tegangan keluar (V2) = 378,60. Adalah sebagai
berikut :
Diketahui
: V1 = 380 V
V2 = 378,60 V
𝑉1
=
ratio
(a)
𝑉
2
300
250
200
150
100
50
0
220
Tap Sisi Primer (V)
250
Hasil perhitungan itu dimasukkan dalam tabel 2 :
ο‚· Analisa Hasil Pengujian
Dilihat dari hasil pengujian pada tabel 2, maka
didapat grafik sebagai berikut :
Teg.
mas
uk
380V
Teg.
mas
uk
220V
Teg.
mas
uk
127V
200
150
100
50
0
220
340360380400420
Tap Pada Sisi Primer (V)
Gambar 23 Grafik Pengukuran Tegangan Sekunder Tap 127V
Dari grafik di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa output yang memiliki tegangan
paling besar adalah ketika posisi tap pada sisi primer
berada di tap 220, dan jika kemudian tap tersebut
dipindah dari 220 sampai 420, maka tegangan output
yang keluar semakin kecil. Ini membuktikan, bahwa
pengaturan tegangan dapat dilakukan dengan
membuat tap-tap pada transformator.
3.5
3
Tap
Seku
nder
220V
2.5
380 𝑉
a = 378 ,60 𝑉
340360380400420
Gambar 22 Grafik Pengukuran Tegangan Sekunder Tap 220V
Teg.. Sekunder (V)
No
Tegangan
Masuk
Jaringan
(V)
Teg. Sekunder (V)
Tabel 1 Data Tegangan Sekunder/Output Trafo Yang Terukur.
Ratio
2012
2
Tap
Seku
nder
127V
1.5
1
0.5
340
360
380
400
420
220
0
Tap Pada Sisi Primer (V)
Gambar 24 Grafik Ratio
Dari grafik ratio di atas (gambar 24), Tap 220 V
pada sisi sekunder memiliki ratio cukup kecil
dengan Tap 127 V sisi sekunder. Ini menyebabkan
6
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2012
tegangan keluar berbeda antara tap 127V dengan
220V, meski
tegangan masuknya sama. Selain itu,
dari grafik di atas juga dapat kita lihat bahwa ratio
tap sisi primer dari tap 220V-420V selalu
bertambah, itu berarti bahwa dalam sistem
pengaturan ketika hendak menurunkan tegangan
pada sisi sekunder maka harus menambah rationya.
Begitupun sebaliknya, ketika hendak menambah
tegangan pada
sisi sekunder, maka ratio harus
dikurangi.
198.4 V– 195.3 V
=
195.3 V
Changer.
Teg.
Mas
uk
Sisi
Prim
er
Posisi
Tap
Primer
Teg. Sisi
Sekunder Tap
220
Arus
(A)
Teg.
Jatuh
(V)
Reg
ulasi
Teg
anga
n
(%)
Kirim
(V)
Terim
a (V)
420
198.4
195.3
0.21
3.10
1.59
400
209.9
205.2
0.22
4.70
2.29
380
219.9
216.6
0.23
3.30
1.52
360
232
229.6
0.24
2.40
1.05
340
247.1
243.6
0.25
3.50
1.44
220
381
380.5
0.33
0.50
0.13
Arus
(A)
Teg.
Jatuh
(V)
Reg
ulasi
Teg
anga
n
(%)
112.7
0.22
2.4
2.13
118.6
0.23
2.6
2.19
124.7
0.24
2.9
2.33
132.2
0.24
2.5
1.89
140.8
0.25
1.9
1.35
219.9
0.32
0.9
0.41
Tabel 3 Hasil Perhitungan Ratio transformator
Posisi
Tap
Lilitan
Primer
(V)
Ratio Hitung
(a)
Selisih Dengan
Tabel Pengujian
(tabel 2)
Posisi
Posisi
Tap
Tap
220V
127V
Posisi
Tap
220V
Posisi
Tap
127V
420 1.91
3.31
400
1.82
3.15
0.03
0.06
380
1.73
2.99
0.03
0.06
360
1.64
2.83
0.03
0.03
340
1.55
2.68
0.03
0.06
220
1.00
1.73
0.2
0.04
0.02
0.06
Selisih ratio hasil perhitungan dengan hasil
pengujian pada simulator adalah 0.02 – 0.06.. Maka
pengujian sudah benar karena nilai hasil perhitungan
tidak berbeda jauh dengan hasil pengujian.
ο‚· Pengujian Hubung Singkat Transformator
380
Teg.
Mas
uk
Sisi
Prim
er
Nilai Z akan didapatkan berdasarkan
Posisi
Tap
Primer
𝑉L−N
400
380
Impedansi / Fasa
(Ω)
2.042
2.054
2.051
2.060
2.180
2.077
ο‚· Pengujian Pengaturan Tegangan Keluaran
dengan Tap Changer.
Setelah melakukan pengujian dengan tegangan
masuk 380 V pada setiap tap di sisi primer,
kemudian mengukur tegangan kirim yang berada
disetiap tap pada sisi sekunder transformator.
Kemudian pada sisi beban juga dilakukan
pengukuran untuk mendapat tegangan terima,
sehingga bisa mendapatkan tegangan jatuh.
Contoh perhitungan untuk regulasi tegangan :
Regulasi tegangan
Tegangan Terima
7
127.6
380
Tabel 4 Pengukuran Impedansi Transformator
Tegangan Kirim – Tegangan Terima
Terim
a (V)
121.2
Ztransformator = VL-N / Ih-s 3fasa
=
Kirim
(V)
115.1
Ih-s 3 fasa = 𝑍transformator
Tegangan
Arus Hubung
VL-L
Terukur
Singkat
(V)
(VL-N)
(A)
10
5.88
2.88
15
8.73
4.25
20
11.69
5.7
25
14.71
7.14
30
17.72
8.13
Rata - Rata Impedansi Transformator
Teg. Sisi
Sekunder Tap
127
420
perhitungan dari rumus di bawah ini :
x 100% = 1.59%
Tabel 5 Data Hasil Pengujian Pengaturan Tegangan Dengan Tap
x100%
360
134.7
340
142.7
220
220.8
ο‚· Pengujian Tegangan Variasi Masuk Pada
Tegangan Keluaran
Setelah
melakukan
pengujian
dengan
menentukan tegangan keluarannya yaitu 220 V
untuk tap 220 V pada sisi sekunder, dan 127 V untuk
tap 127 V. Kemudian bisa didapat tegangan yang
masuk dari sisi primer untuk setiap tapnya.
2012
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
381.8
420
200
199.2
0.80
0.402
382.2
400
210.4
209.4
1.00
0.478
382.1
380
221.3
220.9
0.40
0.181
359.9
360
220.5
220
0.50
0.227
339.6
340
220.4
219.6
0.80
0.364
218.5
220
220.8
218.6
2.20
1.006
Teg. Keluar Tap
127
Tabel 7 Perhitungan Batasan Pengaturan Tegangan Pada Kondisi
Keluaran 220V Dan 127V
Sumb
er
Tegan
gan
Masu
k (V)
Teg.
Keluaran
(V)
Posisi
Tap
Primer
(V)
Tap
220
Tap
127
Sadapan
Tap
Changer
(%)
Range
Pengaturan
Tegangan
(%)
Tegangan
Nominal
(100)
Tegangan
Nominal
420
400
Sumber
Tegangan
Masuk
Posisi
Tap
Primer
Teg.
Kirim
(V)
Teg.
Terima
(V)
Tegangan
Jatuh (V)
Regulasi
Tegangan
(%)
420
116.2
113.9
2.3
2.019
381.6
400
122.5
120
2.5
2.083
381.6
380
128.9
126.5
2.4
1.897
362.5
360
129
127
2
1.575
342.5
340
129.1
127
2.1
1.654
219.9
220
128
127
1
0.787
Dengan melihat tabel 6, maka sadapan tap
changer dapat kita ketahui dengan melakukan
perhitungan menggunakan rumus matematis biasa,
Contoh perhitungan sadapan tap changer didapatkan
dari rumus :
Sadapan tap changer pada tap 220
Tegangan Tap 220
Tap Nominal
380
220
381.6
= Tegangan
382.1
x 100%
218.5
= 382.1 x 100% = 57.18 %
Sedangkan perhitungan untuk range pengaturan
didapatkan dari rumus :
= Tegangan Tap Nominal (100%) – Sadapan
Tap 220 (%)
= 100% - 57.18% = 42.83%
hasil perhitungan tersebut dimasukkan dalam tabel
7.
127
359.9
360
94.19
5.81
339.6
340
88.88
11.12
218.5
220
57.18
42.82
ο‚· Analisis Pengujian
Dari tabel 6. didapat grafik sebagai berikut :
420
115.1
400
121.2
380
127.6
360
134.7
340
142.7
Tap Sisi Primer (V)
Tabel 6 Pengujian Tegangan Variasi Masuk Pada Kondisi
Keluaran 220V Dan 127V
Teg. Keluar Tap
220
Sumber
Posisi
Regulasi
Tegangan
Tegangan
Tap
Tegangan
Teg.
Teg.
Jatuh (V)
Masuk
Primer
(%)
Kirim
Terima
(V)
(V)
220
0
198.4
209.9
219.9
232
247.1
220.8
381
100
200
300
400
Tegangan Sisi Sekunder (V)
Gambar 25 Grafik Pengaturan Tegangan Dengan Tap Changer
Grafik di atas membuktikan bahwa dengan
tegangan masuk tetap (380V), tegangan keluar di
sisi sekunder bisa diatur dengan memindahkan tap
pada sisi primer. Tegangan keluar akan naik, bila
posisi tap primer berpindah ke tap yang ada di
bawahnya. Begitupun sebaliknya, jika tegangan
keluar akan diturunkan, maka posisi tap primer
berpindah ke tap yang ada di atasnya.
𝑁
𝑉
Dengan menggunakan rumus 𝑉1 = 𝑁1 = ratio
2
Jika tegangan masuk 380V pada tap 380V
sisi primer, kemudian tegangan keluaran pada tap
127 adalah :
𝑉1
= ratio (a)
𝑉
2
𝑉2
Maka
2
(a), maka dapat menentukan tegangan keluaran
dengan mengetahui tegangan masuk sisi primer.
Contoh perhitungan :
380𝑉
8
500
Teg. Sisi Sekunder Tap …
V2 =
380𝑉
2.99
= 2.99
= 127.0903V
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2012
Dari tabel 7. didapat grafik sebagai berikut :
Perhitungan Sadapan (%)
120
Teg.
Kelu
aran
220V
Tap
220
100
80
60
40
20
0
220
340
360
380
Teg.
Kelu
aran
127V
tap
127
V
Posisi Tap Primer (V)
Gambar 26 Porsentase Sadapan Tiap Tap
Grafik di atas menunjukkan bahwa sadapan pada
tap 380 merupakan tegangan nominal yang
diasumsikan 100%, tap 360 mempunyai tegangan
94.19% dari tegangan nominalnya, begitu juga
dengan tap 340 yang memiliki tegangan 89.75% dari
tegangan nominal, dan untuk tap 220 memiliki
tegangan 57.63% dari tegangan nominal. Sedangkan
untuk tap 400 dan 420 belum diketahui perhitungan
sadapannya, karena tegangan maksimum dari
sumber PLN sama dengan tegangan nominalnya
yaitu 380V.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
ο‚· Kesimpulan
Setelah selesai mengerjakan proyek akhir ini,
maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
οƒ˜ Simulator yang telah dibuat mempunyai ratio
antara tap primer 420V, 400V, 380V, 360V,
340V, dan 220V dengan tap sekunder 220V
berturut-turut adalah 1.89, 1.80, 1.71, 1.64, 1.55,
dan 1.00. Sedangkan ratio dengan tap 127V
adalah 3.32, 3.16, 3.00, 2.85, 2.67, dan 1.73.
οƒ˜ Simulator yang telah dibuat adalah simulator tap
changer yang memiliki sadapan 6 tap pada sisi
primer dan 2 tap pada sisi sekunder. Dengan nilai
sadapan pada tap primernya adalah 100% untuk
tap 380V yang diasumsikan sebagai tegangan
nominalnya, tap 360V mempunyai tegangan
94.19% dari tegangan nominalnya, begitu juga
dengan tap 340V yang memiliki tegangan
89.75% dari tegangan nominal, dan untuk tap
220V memiliki tegangan 57.63% dari tegangan
nominal. Sedangkan untuk tap 420V dan 400V
belum dilakukan pengujian, karena tegangan
maksimum dari sumber sama dengan tegangan
nominalnya yaitu 380V.
οƒ˜ Pengaturan
tegangan
dilakukan
dengan
memindah tap pada posisi tap nominal. Jika
tegangan hendak dinaikkan, maka tap harus
dipindahkan ke tap yang ada di bawah tap
nominal. Begitu juga untuk menurunkan
tegangan, ketika tegangan hendak diturunkan,
maka tap dipindahkan ke tap yang ada di atas tap
nominal.
ο‚· Saran
9
Agar proyek akhir ini dapat lebih disempurnakan
lagi, disarankan melakukan pengujian menggunakan
tegangan nominal yang lebih kecil dari tegangan
maksimum yang didapat dari PLN, sehingga
sadapan pada tap 420 dan 400 bisa diketahui
nilainya.
Untuk
pengukuran
disarankan
menggunakan kelas alat ukur 0.1-0.5 agar hasil ukur
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional. PUIL 2000.
Jakarta : Penerbit Yayasan PUIL
[2] Gonen, Turan. Electric Power Distribution
System Enginnering. Mc. Graw-Hill Book
company. New York : 1986
[3] Pabla, A. S. 1996. Sistem Distribusi Daya
Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga
[4] Politeknik Negeri Bandung,
Pedoman
Pelaksanaan Tugas/Proyek Akhir D4/D3Jurusan Teknik Elektro. Bandung : 2012.
[5] PT PLN (Persero), Buku 1:Kriteria Disain
Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik, Jakarta, 2010
[6] PT PLN (Persero), SPLN 50_1997. Jakarta :
1997.
[7] Sherwin H Wrigt, C F Hall, 1952,
Characteristic Aerial Lines, Transmission &
Distribution Referrence, Pennsylvania.
[8] T.S, Hutahuruk. Transmisi Daya Listrik.
Erlangga. Bandung :1985
[9] Tohir, Toto. Bahan Ajar Analisa Sistem
Tenaga. Bandung : Politeknik Negeri Bandung
[10] Utomo. Heri Budi, Distribusi Tenaga Listrik,
Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
[11] Weedy,B.M. Sistem Tenaga Listrik. Aksara
Persada Indonesia.1978.
[12] Yahya, Sofian. Bahan Ajar Mesin Listrik
I.Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
Download