INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT BUMI ResourceS Tbk.

advertisement
INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM
INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM INI PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
OLEH PEMEGANG SAHAM PT BUMI RESOURCES Tbk. (“PERSEROAN”)
Jika Anda mengalami kesulitan untuk memahami Informasi Kepada Pemegang Saham ini atau ragu-ragu
dalam mengambil keputusan, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan perantara pedagang efek, manajer
investasi, konsultan hukum, akuntan atau penasehat profesional lainnya.
Jika Anda telah menjual seluruh saham dalam Perseroan yang Anda miliki, Anda diminta dengan hormat
untuk segera menyerahkan Informasi Kepada Pemegang Saham ini berikut lampirannya kepada pembeli
atau kepada perantara pedagang efek yang menjadi perantara penjualan saham tersebut untuk
diteruskan kepada pembeli yang bersangkutan.
PT BUMI ResourceS Tbk.
Bidang Usaha
Minyak, Gas Bumi, Pertambangan dan Mineral
Kantor Pusat :
Wisma Bakrie 2, Lt 7
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2
Jakarta 12920 - Indonesia
Telephone : (62-021) 5794 - 2080
Fax: (62-021) 5794 - 2070
Email : [email protected]
Website : www.bumiresources.com
INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN:
A. RENCANA PENJUALAN 30% KEPEMILIKAN SAHAM PADA ANAK
PERUSAHAAN PERSEROAN; DAN
B. PERUBAHAN KETENTUAN MENGENAI PROGRAM PEMBELIAN KEMBALI
SAHAM DAN PENGGUNAANNYA
Perseroan berencana melakukan: (i) penjualan atas 30% kepemilikan saham di PT Kaltim Prima Coal
(KPC), PT Arutmin Indonesia (Arutmin), Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel
Resources (Indokalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indokaltim); dan (ii) perubahan ketentuan
mengenai program pembelian kembali saham dan penggunaannya.
Komisaris dan Direksi Perseroan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab sepenuhnya atas kebenaran dan kelengkapan semua informasi atau fakta material yang
dimuat dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini, setelah mengadakan cukup penyelidikan,
menegaskan bahwa tidak ada fakta penting dan relevan yang tidak dikemukakan yang
menyebabkan informasi atau fakta material dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini menjadi
tidak benar dan/atau menyesatkan.
Komisaris dan Direksi Perseroan menyatakan bahwa Transaksi diatas bukan merupakan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1
tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Akan tetapi
mengingat transaksi material bagi Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.
IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-05/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, sebagaimana yang terakhir diubah dengan
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-02/PM/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 (“Peraturan Bapepam No.
IX.E.2”), maka Komisaris dan Direksi Perseroan akan memintakan persetujuan RUPSLB Perseroan
sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2 tersebut.
Pemberitahuan mengenai Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa (”RUPSLB”) Perseroan yang
akan diadakan pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2007 di Jakarta, telah diumumkan dalam 2 (dua) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yaitu Bisnis Indonesia dan Investor Daily pada tanggal 16 April 2007.
Jika Anda tidak dapat hadir pada RUPSLB tersebut, Anda dapat diwakili oleh Penerima Kuasa Anda
dengan cara sesegera mungkin mengisi dan mengembalikan blanko Surat Kuasa terlampir sesuai
dengan petunjuk di dalamnya kepada Perseroan dengan alamat Wisma Bakrie 2 Lantai 7, Jl. H.R.
Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920 selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum tanggal
diselenggarakannya RUPSLB, yaitu pada hari Jumat tanggal 18 Mei 2007.
Informasi Kepada Pemegang Saham ini diterbitkan pada tanggal 23 Mei 2007
PT BUMI ResourceS Tbk
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
DEFINISI DAN SINGKATAN........................................................................................................ iii
I.
SURAT DARI PERSEROAN ............................................................................................... 1
II.
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 2
III.
KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI PENJUALAN .................................................... 4
IV.
1.
Umum .................................................................................................................................... 4
2.
Alasan dan Latar Belakang Dilakukannya Transaksi.............................................................. 4
3.
Tujuan dan Manfaat Transaksi ............................................................................................... 4
4.
Obyek Transaksi .................................................................................................................... 5
5.
Nilai Transaksi........................................................................................................................ 5
6.
Ketentuan Penting Dalam PJB ............................................................................................... 6
7.
Keterangan Mengenai Pihak-Pihak Yang Bertransaksi .......................................................... 7
8.
Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan sebelum dan sesudah Transaksi ........................16
KETERANGAN MENGENAI OBJEK TRANSAKSI ........................................................... 17
1.
PT Kaltim Prima Coal ............................................................................................................17
1.1 Umum
17
1.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Kepengurusan
17
1.3 Kegiatan Usaha
18
1.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Kaltim Prima Coal
18
2.
PT Arutmin Indonesia............................................................................................................19
2.1 Umum
19
2.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
20
2.3 Kegiatan Usaha
20
2.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Arutmin Indonesia
21
3.
Indocoal Resources (Cayman) Limited..................................................................................21
3.1 Umum
21
3.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
22
3.3 Kegiatan Usaha
22
3.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting Indocoal Resource (Cayman) Limited
22
4.
PT Indocoal Kalsel Resources ..............................................................................................23
4.1 Umum
23
4.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
23
4.3 Kegiatan Usaha
23
4.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Indocoal Kalsel Resources
24
5.
PT Indocoal Kaltim Resources ..............................................................................................24
5.1 Umum
24
5.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
24
5.3 Kegiatan Usaha
25
Informasi Kepada Pemegang Saham
i
PT BUMI ResourceS Tbk
5.4
Ikhtisar Data Keuangan Penting dari Indokaltim
25
V.
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PROFORMA PERSEROAN ............................. 26
VI.
LAPORAN DAN PENDAPAT PIHAK INDEPENDEN ........................................................ 27
VII. KETERANGAN MENGENAI PERUBAHAN KETENTUAN PROGRAM PEMBELIAN
KEMBALI SAHAM DAN PENGGUNAANNYA................................................................... 29
VIII. PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ............................. 31
IX.
PIHAK-PIHAK INDEPENDEN YANG DITUNJUK PERSEROAN...................................... 33
X.
REKOMENDASI DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN ........................................... 35
XI.
INFORMASI TAMBAHAN.................................................................................................. 36
XII. LAMPIRAN – LAMPIRAN.................................................................................................. 37
1.
Laporan Penilai Independen Atas Harga Wajar Objek Transaksi .........................................38
2.
Laporan Pihak Independen Atas Kewajaran Nilai Transaksi .................................................39
3.
Laporan Keuangan Obyek Transaksi ....................................................................................41
4.
Blanko Surat Kuasa Bagi Pemegang Saham ........................................................................42
Informasi Kepada Pemegang Saham
ii
PT BUMI ResourceS Tbk
DEFINISI DAN SINGKATAN
Istilah-istilah yang digunakan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham Kepada Pemegang Saham ini
mempunyai arti sebagai berikut:
Anak Perusahaan
:
Perusahaan yang sahamnya dimiliki secara langsung maupun
tidak langsung oleh Perseroan lebih dari 50% atau sama dengan
50% jika terdapat pengendalian Perseroan atas perusahaan
tersebut.
Akta Completion Escrow
:
Akta yang akan ditandatangani oleh Perseroan, Tata Power, Bank
of New York dan Credit Suisse cabang Singapura sebagai Escrow
Agent
Arutmin
:
PT Arutmin Indonesia, anak perusahaan yang sahamnya dimiliki
99,99% oleh Perseroan
BAPEPAM - LK
:
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
BEJ
:
PT Bursa Efek Jakarta
BNRI
:
Berita Negara Republik Indonesia
Bumi Japan
:
Bumi Resources Japan Co. Ltd, anak perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki oleh Perseroan
Bursa
:
PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya
CPM
:
PT Citra Palu Mineral, anak perusahaan yang 99,99% sahamnya
dimiliki oleh Perseroan
Dirjen
:
Direktorat Jenderal
DJGSM
:
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral
EC
:
Enercorp Ltd, pemegang 0,004% saham pada PT Citra Palu
Mineral dan anak perusahaan yang 60% sahamnya dimiliki
Perseroan
Escrow Agent
:
Credit Suisse cabagng Singapura
ESDM
:
Energi dan Sumber Daya Mineral
FI
:
Forerunner International PTE Ltd, pemegang 100% saham pada
Indocoal Resources (Cayman) Limited dan anak perusahaan yang
100% sahamnya dimiliki Perseroan
Gallo
:
Gallo Oil (Jersey) Ltd, anak perusahaan yang 100% sahamnya
dimiliki oleh Perseroan
GM
:
PT Gorontalo Minerals, anak perusahaan yang 80% sahamnya
dimiliki oleh International Minerals Company LLC
Hari Bursa
:
Hari dimana Bursa melakukan transaksi perdagangan
IMC
:
International Minerals Company LLC, pemegang 80% saham pada
PT Gorontalo Minerals dan anak perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki oleh Perseroan
Indocoal
:
Indocoal Resources (Cayman) Limited, anak perusahaan yang
100% sahamnya dimiliki oleh Forerunner International PTE LTd
Indokalsel
:
PT Indocoal Kalsel Resources, anak perusahaan yang 99,98%
dimiliki oleh Perseroan
Indokaltim
:
PT Indocoal Kaltim Resources, anak perusahaan yang 99,98%
dimiliki oleh Perseroan
Kcal / Kg
:
Kilokalori per kilogram
Informasi Kepada Pemegang Saham
iii
PT BUMI ResourceS Tbk
KCL
:
Kalimantan Coal Limited, anak perusahaan yang 100% sahamnya
dimiliki oleh Perseroan
KPC
:
PT Kaltim Prima Coal, anak perusahaan yang sahamnya dimiliki
masing-masing oleh Perseroan sebesar 13,6%, Sangatta Holdings
Limited sebesar 24,5%, Kalimantan Coal Limited sebesar 24,5%
dan PT Sitrade Coal sebesar 32,4%.
Masyarakat
:
Pemegang saham Perseroan yang jumlah kepemilikan sahamnya
kurang dari 5%
Menteri Hukum dan HAM
:
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang
namanya dahulu “Menteri Kehakiman Republik Indonesia” pernah
diubah menjadi “Menteri Hukum dan Perundang-undangan
Republik Indonesia”, dan “Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia”
Obyek Transaksi
:
Saham-saham yang dimiliki Perseroan baik langsung maupun
tidak langsung pada PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia,
Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel
Resources dan PT Indocoal Kaltim Resources
Peraturan Bapepam No. IX.E.1
:
Peraturan BAPEPAM No. IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu, Lampiran Keputusan Bapepam Nomor Kep32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu
Peraturan Bapepam No. IX.E.2
:
Peraturan BAPEPAM No.IX.E.2, Lampiran Keputusan Bapepam
Nomor Kep-02/PM/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 tentang
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama
Peraturan Bapepam No. XI.B.2
:
Peraturan BAPEPAM No. XI.B.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam nomor Kep-45/PM/1998 tertanggal 14 Agustus 1998
tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten
Atau Perusahaan Publik
Perusahaan Asosiasi
:
Perusahaan dimana Perseroan melakukan penyertaan secara
langsung kedalam sejumlah perusahaan dengan nilai penyertaan
lebih dari 20% dan kurang dari 50% dari keseluruhan saham yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.
PJB
:
Perjanjian Jual Beli Saham (”Sales and Purchase Agreement”)
tanggal 30 Maret 2007 dibuat dan ditanda tangani oleh Perseroan
dengan The Tata Power Company Limited, berikut seluruh
perubahannya
PKP2B
:
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
PN
:
Pengadilan Negeri
Proved and Probable
Recoverable Reserves
:
Hasil Eksplorasi yang memperkirakan jumlah persediaan batubara
yang dapat ditambang.
Proved and Probable
Marketable Reserves
:
Jumlah cadangan batubara yang dapat segera ditambang dan
dipasarkan secara komersial.
PT
:
Perseroan Terbatas
RUPS
:
Rapat Umum Pemegang Saham
RUPSLB
:
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
SC
:
PT Sitrade Coal, anak perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki
oleh Perseroan
SHL
:
Sangatta Holdings Limited, anak
sahamnya dimiliki oleh Perseroan
Tbk
:
Terbuka
Informasi Kepada Pemegang Saham
perusahaan
yang
100%
iv
PT BUMI ResourceS Tbk
Tata Power
:
The Tata Power Company Limited
TBN
:
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
TDP
:
Tanda Daftar Perusahaan
Transaksi
:
Transaksi penjualan atas kepemilikan saham pada KPC, Arutmin,
Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim
UUPM
:
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
UUPT
:
Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
Informasi Kepada Pemegang Saham
v
PT BUMI ResourceS Tbk
I.
SURAT DARI PERSEROAN
Susunan Komisaris dan Direksi Perseroan
KOMISARIS
Presiden Komisaris (Komisaris Independen)
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
: Suryo Bambang Sulisto
: S. Zuhdi Pane
: Iman Taufik
: Fuad Hasan Masyhur
: Kusumo A. Martoredjo
: Nalinkant Amratlal Rathod
: Jay Abdullah Alatas
: Samel Rumende
DIREKSI
Direktur Utama
Direktur
Direktur
: Ari Saptari Hudaya
: Eddie Junianto Soebari
: Kenneth Patrick Farrell
Jakarta, 23 Mei 2007
Kepada Yth
Perihal
:
:
Para Pemegang Saham Perseroan
Rencana Perseroan untuk Melakukan: (i) Penjualan 30% Kepemilikan Saham
pada Anak Perusahaan; (ii) dan Perubahan Ketentuan Mengenai Program
Pembelian Kembali Saham dan Penggunaannya
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan perihal tersebut di atas, Direksi Perseroan menerbitkan informasi dalam Informasi
Kepada Pemegang Saham ini yang diharapkan dapat membantu Pemegang Saham dalam mengambil
keputusan atas rencana tersebut di atas.
Informasi Kepada Pemegang Saham ini juga merupakan pelengkap atas informasi kepada pemegang
saham yang akan diumumkan di surat kabar Bisnis Indonesia dan Investor Daily pada tanggal 16 April
2007.
Informasi Kepada Pemegang Saham
1
PT BUMI ResourceS Tbk
II.
PENDAHULUAN
Informasi Kepada Pemegang Saham ini dibuat untuk kepentingan pemegang saham PT Bumi Resources
Tbk. (“Perseroan”) agar para pemegang saham mendapatkan informasi secara lengkap mengenai
rencana Perseroan untuk melakukan:
(i)
Penjualan atas 30% kepemilikan saham pada PT Kaltim Prima Coal (“KPC”), PT Arutmin Indonesia
(“Arutmin”), Indocoal Resources (Cayman) Limited (Indocoal), PT Indocoal Kalsel Resources
(Indokalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indokaltim) dan
(ii)
Perubahan Ketentuan Mengenai Pembelian Kembali Saham Perseroan dan Penggunaannya.
1.
Transaksi Penjualan atas 30% kepemilikan saham pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel
dan Indokaltim (untuk selanjutnya disebut “Transaksi”)
Berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006, pendapatan Perseroan adalah sebesar US$ 1.851.550.950 ( satu miliar delapan ratus lima
puluh satu juta lima ratus lima puluh ribu sembilan ratus lima puluh Dolar), dan ekuitas Perseroan
adalah sebesar US$359.946.091 (tiga ratus lima puluh sembilan juta sembilan ratus empat puluh
enam ribu sembilan puluh satu Dolar). Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham (”Agreement for the
Sale and Purchase Agreement”) tanggal 30 Maret 2007 yang dibuat dan ditanda tangani di bawah
tangan oleh Perseroan, Kalimantan Coal Limited, Sangatta Holdings Limited, Forerunner
International PTE LTD, Drs. Perry Purbaya Wahyu, Hannibal S. Anwar dan PT Amara Bangun Cesta
dan The Tata Power Company Limited, berikut seluruh perubahannya (“PJB”), harga Transaksi
penjualan saham tersebut adalah sebesar US$ 1,1 miliar setara dengan 59,41% pendapatan
Perseroan atau 305,60% dari total ekuitas Perseroan. Berdasarkan Peraturan Bapepam No.IX.E.2,
Transaksi dikategorikan sebagai Transaksi Material karena nilai Transaksi penjualan saham tersebut
melebihi 10% pendapatan Perseroan atau 20% ekuitas Perseroan. Dengan demikian Transaksi ini
memerlukan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dengan mengikuti tata
cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2.
Perlu ditegaskan The Tata Power Company Limited sebagai pihak Pembeli bukan merupakan pihak
yang terafiliasi dengan Perseroan, anggota Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham Utama
Perseroan. Oleh karena itu Transaksi ini bukan merupakan transaksi yang mengandung benturan
kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1.
Dalam rangka Transaksi ini, Perseroan telah menunjuk (i) PT Zodiac Perintis Penilai sebagai penilai
independen yang bertugas melakukan penilaian harga saham Anak Perusahaan yang akan dijual
untuk kepentingan pemegang saham Perseroan; (ii) Yanuar Bey & Rekan sebagai pihak independen
yang memberikan pendapat atas kewajaran nilai Transaksi sebagaimana disyaratkan oleh Peraturan
IX.E.2; serta (iii) Hadiputranto, Hadinoto & Partners sebagai konsultan hukum yang memberikan
pendapat hukum mengenai transaksi.
Informasi Kepada Pemegang Saham ini, juga memuat ringkasan laporan dan pendapat hukum dari
para Pihak Independen tersebut, yang dapat dilihat pada Bab VI Informasi Kepada Pemegang
Saham ini. Di samping itu prosedur sehubungan dengan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2007 juga turut
dikemukakan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini.
2.
Rencana Perseroan untuk melakukan ketentuan mengenai pembelian kembali saham yang
telah dikeluarkan dan penggunaannya (untuk selanjutnya disebut sebagai “Perubahan
Pembelian Kembali Saham”)
Perseroan juga merencanakan untuk melakukan perubahan ketentuan mengenai Pembelian
Kembali Saham yang telah memperoleh persetujuan berdasarkan RUPSLB Perseroan yang
diselenggarakan pada tanggal 17 Mei 2006.. Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 17 Mei 2006
yang tercantum dalam Akta No. 60, tanggal 17 Mei 2006, dibuat oleh Herdimansyah Chaidirsyah,
SH, Notaris di Jakarta, RUPSLB memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk melakukan
Informasi Kepada Pemegang Saham
2
PT BUMI ResourceS Tbk
pembelian kembali saham Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% dari seluruh saham
yang ditempatkan dalam Perseroan dengan harga tidak lebih dari Rp1.200 per saham dan dengan
memperhatikan Peraturan Bapepam Nomor XI.B.2 tentang Pembelian Kembali Saham Yang
Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik serta Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas. Sehubungan dengan kondisi saat ini di mana harga pasar saham
Perseroan telah melebihi Rp1.200 per saham sedangkan jumlah saham yang telah dibeli kembali
sampai dengan 30 Maret 2007 baru mencapai 1.364.966.000 saham dari total maksimal sebanyak
1.940.000.000 saham atau 7,03% dari seluruh modal saham yang telah ditempatkan dan disetor
penuh, sehingga masih terdapat sisa saham yang dapat dibeli kembali hingga sebanyak
575.434.000 saham.
Sejalan dengan meningkatnya kinerja Perseroan secara berkelanjutan yang membawa implikasi
peningkatan harga saham Perseroan dan untuk dapat memberikan fleksibilitas kepada Perseroan
dalam melakukan pembelian kembali saham, maka Perseroan bermaksud meminta persetujuan
kepada pemegang saham untuk mengubah ketentuan yang menyatakan bahwa Perseroan hanya
dapat melakukan pembelian kembali saham selama harga saham tidak melebihi Rp1.200,- per
lembar saham menjadi Rp1.800,- per lembar saham.
Informasi Kepada Pemegang Saham
3
PT BUMI ResourceS Tbk
III. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI PENJUALAN
1.
Umum
Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan The Tata Power Company Limited (“Tata
Power”) pada tanggal 30 Maret 2007. Berdasarkan perjanjian tersebut, Tata Power akan menjadi
mitra strategis Perseroan melalui pembelian 30% kepemilikan saham di anak perusahaan
Perseroan, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia (Arutmin), Indocoal
Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel Resources (Indokalsel) dan PT Indocoal Kaltim
Resources (Indokaltim).
Dalam transaksi ini, pembelian yang dilakukan oleh Tata Power adalah atas 30% saham yang
dimiliki oleh Perseroan pada anak perusahaan, sehingga sebagai implikasinya kepemilikan
Perseroan pada anak perusahaan akan menjadi 65% untuk kepemilikan di KPC dan 70% untuk
kepemilikan di Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim .
Tata Power adalah salah satu perusahaan swasta penyedia jasa energi listrik yang terbesar di
India, dengan kapasitas terpasang lebih dari 2.300 MW. Tata Power juga merupakan pelopor
dalam industri kelistrikan di India yang memiliki kinerja historis dan pelayanan pelanggan yang baik
serta pertumbuhan usaha yang mantap. Kegiatan usaha Tata Power mencakup penyedia tenaga
listrik dengan menggunakan generator tenaga uap, air, matahari, angin dan batu bara, serta
transmisi dan distribusi tenaga listrik. Selain itu Tata Power merupakan bagian dari Grup Tata,
yang merupakan salah satu grup konglomerasi terkemuka di India dengan cakupan bidang
kegiatan usaha yang meliputi industri baja, otomotif, perhotelan, telekomunikasi, tenaga listrik dan
kimia.
2.
Alasan dan Latar Belakang Dilakukannya Transaksi
Strategi usaha Perseroan adalah menjadi perusahaan pertambangan terdiversifikasi yang berkelas
dunia. Salah satu implementasi dari strategi Perseroan tersebut adalah dengan melakukan
pengembangan berupa ekspansi pada aset pertambangan baru masa depan disamping
pengembangan secara intensif atas portfolio aset yang telah dimiliki pada saat ini. Namun
demikian dengan karakteristik bisnis di bidang pertambangan yang bersifat sangat padat modal
dan membutuhkan investasi dalam jumlah yang signifikan, posisi fundamental keuangan yang kuat
merupakan faktor yang sangat penting bagi Perseroan. Pelaksanaan Transaksi penjualan ini akan
memperkuat posisi fundamental keuangan Perseroan sekaligus meningkatkan fleksibilitas
keuangan secara signifikan karena relatif kecilnya rasio hutang terhadap ekuitas. Posisi
fundamental yang kuat dan fleksibilitas keuangan akan meningkatkan tingkat kredibilitas Perseroan
di mata investor dan institusi keuangan, baik dalam rangka kerjasama strategis maupun
pendanaan baru untuk menunjang ekspansi dan pengembangan pada aset-aset pertambangan di
masa depan seperti tembaga, emas, bijih besi, dan lain-lain. Melalui ekspansi dan pengembangan
aset secara berkelanjutan, Perseroan akan bertumbuh semakin cepat seiring dengan peningkatan
yang signifikan pada kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang pada akhirnya akan
memberikan Perseroan kemampuan untuk memanfaatkan peluang-peluang akuisisi strategis atas
aset potensial pertambangan lainnya. Dengan penerapan strategi ini, diharapkan di masa yang
akan datang Perseroan dapat mewujudkan salah satu visinya yakni menjadi perusahaan
pertambangan yang terdiversifikasi yang pada akhirnya secara otomatis akan menurunkan tingkat
risiko bisnis Perseroan.
3.
Tujuan dan Manfaat Transaksi
Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa Transaksi ini merupakan yang terbaik bagi
kepentingan seluruh pemegang saham Perseroan. Dengan adanya Transaksi, terbuka peluang
untuk terbentuknya kerja sama strategis yang dapat digunakan oleh Perseroan dalam meraih
kesempatan pertumbuhan baik di dalam maupun diluar negeri.
Secara lebih terperinci, tujuan dan manfaat Transaksi ini bagi seluruh pemegang saham, antara
lain termasuk:
Informasi Kepada Pemegang Saham
4
PT BUMI ResourceS Tbk
4.
a.
Perseroan mendapatkan pendanaan dalam jumlah besar untuk pengembangan lebih lanjut
atas unit-unit bisnis yang telah dimiliki dan melakukan investasi baru di masa depan.
b.
Penciptaan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham Perseroan, tidak hanya
melalui dividen namun juga dari pertumbuhan nilai perusahaan yang berkesinambungan.
c.
Penciptaan sinergi antara Grup Perseroan dengan Tata Power di masa yang akan datang.
d.
Memperkuat posisi keuangan Grup Perseroan melalui pelunasan hutang dan perbaikan dalam
hal ketersediaan modal kerja.
e.
Potensi pengurangan biaya modal melalui pendanaan dari mitra strategis sehingga tidak
memberatkan kondisi keuangan Perseroan.
f.
Peningkatan tata kelola perusahaan, team manajemen yang solid dan transparansi yang lebih
baik melalui pemanfaatan daya saing dan keahlian yang dimiliki oleh mitra strategis.
g.
Meningkatkan kredibilitas dan citra Perseroan secara keseluruhan melalui kemitraan dengan
pemain-pemain besar utama dalam industri.
h.
Memperluas akses ke ketersediaan peralatan dan jasa melalui peningkatan kemampuan
keuangan dan hubungan dalam industri.
Obyek Transaksi
Objek Transaksi adalah saham-saham yang dimiliki Perseroan pada anak-anak perusahaan
sebagai berikut:
a.
Saham-Saham dalam KPC yang masing-masing bernilai nominal Rp. 63.475 per saham,
yang terdiri atas:
•
Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh KCL, anak perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki Perseroan.
•
Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh SHL, anak perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki Perseroan.
Saham-saham KPC yang akan dijual tersebut merupakan 30% dari seluruh saham yang
ditempatkan dan disetor penuh dalam KPC.
5.
b.
Sebanyak 2.999 saham dalam Arutmin dengan nilai nominal Rp. 63.475 per saham yang
dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 29.99% dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Arutmin.
c.
Sebanyak 1.499 saham dalam Indokalsel dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang
dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Indokalsel.
d.
Sebanyak 1.499 saham dalam Indokaltim dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang
dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Indokaltim.
e.
Sebanyak 300 saham dalam Indocoal dengan nilai nominal US$ 1,00 yang dimiliki oleh FI
anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 30% dari
saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Indocoal.
Nilai Transaksi
Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar US$ 1,1 miliar yang mana
nilai tersebut belum termasuk penyesuaian modal kerja pada saat penutupan transaksi.
Informasi Kepada Pemegang Saham
5
PT BUMI ResourceS Tbk
6.
Ketentuan Penting Dalam PJB
PJB dibuat dan ditandatangani di bawah tangan dengan akta di bawah tangan oleh antara lain,
Perseroan dan Tata Power adalah sebagai berikut:
A.
Saham-Saham yang Dijual Berdasarkan PJB
a.
Saham-Saham Dalam KPC, yang terdiri atas:
•
Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh KCL, anak perusahaan yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Perseroan;
•
Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh SHL, anak perusahaan yang seluruh
sahamnya dimiliki Perseroan.
Saham-saham dalam Arutmin, yang terdiri atas:
•
Sebanyak 2.999 saham yang dimiliki oleh Perseroan
•
Sebanyak 1 saham yang dimiliki oleh PT Amara Bangun Cesta
Sebanyak 300 saham yang dimiliki FI dalam Indocoal Resources (Cayman) Limited, anak
perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan.
Saham-saham dalam Indokaltim, yang terdiri dari:
•
1.499 saham yang dimiliki oleh Perseroan; dan
•
1 saham yang dimiliki oleh Hannibal S. Anwar.
Saham-saham dalam Indokalsel, yang terdiri dari:
•
1.499 saham yang dimiliki oleh Perseroan; dan
•
1 saham yang dimiliki oleh Drs. Perry Purbaya Wahyu .
b.
c.
d.
e.
Seluruh saham-saham pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokaltim dan Indokalsel yang
diperjualbelikan secara bersama-sama disebut “Saham Yang Dijual”.
B.
Harga Penjualan dan Tata Cara Pembayaran
a.
Harga Penjualan (Selling Price)
Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar US$ 1,1 miliar yang mana
nilai tersebut belum termasuk penyesuaian modal kerja pada saat penutupan transaksi.
b.
Tata Cara Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan dengan cara antara lain:
•
•
Pihak Pembeli telah menyetor secara tunai sebagai deposit sejumlah US$ 88 juta ke dalam
suatu rekening penampungan sesuai dengan ketentuan PJB.
Jumlah yang akan dibayar pada Tanggal Penyelesaian adalah harga penjualan, dikurangi
deposit, dikurangi atau ditambah dengan persentase Tata atas Estimated Completion
Adjustment Amount).
C.
Persyaratan Penyelesaian
Penyelesaian transaksi jual beli saham berdasarkan PJB terjadi apabila sejumlah persyaratan di
bawah ini terpenuhi, antara lain:
•
•
•
•
Diperolehnya persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang menyetujui
penjualan Saham Yang Dijual dan perjanjian-perjanjian terkait lainnya yaitu Shareholder’s
Agreement, the Deposit Escrow Deed, Completion Escrow Deed, yang dilakukan dengan
memenuhi ketentuan dalam Peraturan IX.E.2.
Diperolehnya persetujuan dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral sehubungan
dengan PKP2B Arutmin dan KPC; dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Diperolehnya persetujuan korporasi lain dari KPC, Arutmin, Indokaltim, Indokalsel, Indocoal,
KCL, SHL, FI, PT Amara Bangun Cesta, dan persetujuan istri dari Perry Purbaya Wahyu dan
Hannibal S. Anwar.
Pada Tanggal Penyelesaian, tidak terjadi Keadaan Kahar yang memiliki pengaruh material
terhadap KPC, Arutmin, Indokaltim, Indokalsel, Indocoal.
Informasi Kepada Pemegang Saham
6
PT BUMI ResourceS Tbk
•
•
•
7.
Tata memperoleh bukti yang cukup bahwa perubahan anggaran dasar Indokaltim dan
Indokalsel telah menjadi efektif dan perubahan status Indokalsel dan Indokaltim menjadi
perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) telah memperoleh persetujuan dari BKPM.
Perjanjian Cash and Management Accounts Agreement tanggal 6 Juli 2005 yang akan
berakhir pada Tanggal Penyelesaian telah di negosiasi ulang untuk merefleksikan
ketentuan-ketentuan dalam Shareholders’ Agreement.
Pernyataan dan Jaminan Penjual sebagaimana tecantum dalam PJB adalah benar dan
akurat.
D.
Pengakhiran
•
Jika Penyelesaian tidak terjadi dikarenakan Peristiwa Pengakhiran berdasarkan PJB yang
disebabkan oleh Tata, maka Penjual (berdasarkan PJB) berhak memiliki deposit berikut
bunga, sedangkan apabila disebabkan oleh Penjual, maka Tata berhak meminta agar
deposit tersebut dikembalikan dalam waktu 10 hari kerja sejak tanggal pengakhiran.
Keterangan Mengenai Pihak-Pihak Yang Bertransaksi
A.
Keterangan mengenai Perseroan sebagai Penjual
1.
Umum
PT Bumi Resources Tbk (“Perseroan”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan terbatas
yang didirikan dan diatur menurut undang-undang Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No.
130, tanggal 26 Juni 1973, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar, No.
103, tanggal 28 Nopember 1973, yang keduanya dibuat di hadapan Djoko Soepadmo,SH, Notaris di
Surabaya (“Akta Pendirian”).
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, terakhir kali dengan Akta No. 18, tanggal 5 Juli
2000, yang dibuat di hadapan Alfira Kencana, pengganti Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta (“Akta No.
18/2000”). Pada bulan November 2001, Perseroan mengambil alih 80% kepemilikan atas Arutmin dari
BHP Billiton. Selanjutnya pada bulan Agustus 2004, Perseroan mengambil alih 20% saham Arutmin
dari PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia dan mengalihkan 1 (satu) lembar saham kepada PT Amara
Bangun Cesta.
Pada bulan Oktober 2003, Perseroan melakukan akuisisi atas PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) dengan
membeli seluruh kepemilikan saham dua pemegang saham KPC, yaitu SHL dan KCL, dari Rio Tinto
Group dan British Petroleum Group.
Pada tanggal 26 April 2005 dan tanggal 20 Juni 2005, Perseroan telah memperoleh izin eksplorasi bijih
besi pada 2 (dua) wilayah pertambangan di Mauritania, Afrika Barat Laut masing-masing seluas 1.249
2
2
30km yang lokasinya berada sekitar 200 km di timur laut Zouerate dan 899 km yang terletak 275 km
di sebelah utara Nouakchott.
Pada awal bulan Juli 2005, Perseroan melakukan akuisisi atas 99,996% saham di PT Citra Palu
Mineral (“CPM”) dari pemilik sebelumnya, yaitu Newcrest Maluku Pty. Limited dan Newcrest
International Pty. Limited.
Pada bulan Agustus 2005, Perseroan mengambil alih 80% saham di PT Gorontalo Minerals (”GM”)
melalui pembelian seluruh saham yang dimiliki BHP Holdings (Operations), Inc di International
Minerals Company LLC (sebelumnya bernama BHP Minerals Sulawesi Inc.) sebagai pemegang 80%
saham di PT Gorontalo Minerals, sesuai dengan Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement)
tertanggal 8 Agustus 2005.
Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perseroan menggunakan mekanisme sekuritisasi dimana Indocoal
Exports (Cayman) Ltd, sebuah perusahaan yang didirikan di bawah undang-undang Cayman Islands,
menerbitkan dua jenis surat hutang yaitu seri 2006-2 kelas A-1 yang bernilai US$ 600 juta, dengan
tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada tahun 2011, dan seri 2006-2 Kelas A-2 yang
bernilai US$ 300 juta, dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada tahun 2012.
Informasi Kepada Pemegang Saham
7
PT BUMI ResourceS Tbk
2.
Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan
oleh PT Ficomindo Buana Registrar pada tanggal 31 Maret 2007 adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Bank of New York qq Wilow Finance
Limited
Credit Suisse, Singapore Branch S/A
CMA Pte Ltd – Bumi
Long Haul Holdings Limited
Jimba Finance Limited
Masyarakat
Sub Jumlah
Saham yang telah dibeli kembali
(treasury stock)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp. 500 per Saham
Saham
Rupiah
%
20.000.000.000
10.000.000.000.000
3.475.655.492
1.737.827.746.000
19,27
1.536.120.006
1.127.073.089
813.868.813
11.086.316.600
18.039.034.000
768.060.003.000
563.536.544.500
406.934.406.500
5.543.158.300.000
9.019.517.000.000
8,52
6,25
4,51
61,46
100,00
1.364.966.000
682.483.000.000
19.404.000.000
596.000.000
9.702.000.000.000
298.000.000.000
100,00
Susunan Pengurus dan Pengawas
Berdasarkan Akta No. 60, tanggal 17 Mei 2006, dibuat di hadapan Herdimansyah Chaidirsyah, SH,
Notaris di Jakarta, susunan Kepengurusan dan Pengawasan Perseroan sampai dengan tanggal
diterbitkannya Informasi Kepada Pemegang Saham ini adalah sebagai berikut:
KOMISARIS
Presiden Komisaris (Komisaris Independen) : Suryo Bambang Sulisto
Komisaris Independen
: Iman Taufik
Komisaris Independen
: Fuad Hasan Masyhur
Komisaris
: S. Zuhdi Pane
Komisaris
: Kusumo A. Martoredjo
Komisaris
: Nalinkant Amratlal Rathod
Komisaris
: Jay Abdullah Alatas
Komisaris
: Samel Rumende
DIREKSI
Direktur Utama
Direktur
Direktur
3.
: Ari Saptari Hudaya
: Eddie Junianto Soebari
: Kenneth Patrick Farrell
Kegiatan Usaha
Perseroan melakukan kegiatan pertambangan dan produksi batubara melalui dua anak perusahaan
utamanya yaitu, KPC dan Arutmin. KPC mengoperasikan tambang batubara di Sangatta dan Bengalon,
yang keduanya berlokasi di Kalimantan Timur dengan izin konsesi pada area seluas 90.960 ha sampai
dengan tahun 2021. Sedangkan Arutmin mengoperasikan tambang batubara dengan izin konsesi pada
area seluas 70.153 ha di Batulicin, Kalimantan Selatan sampai dengan tahun 2019. Total produksi
batubara KPC dan Arutmin pada tahun 2006 telah mencapai sebesar 50,7 juta ton.
KPC memasarkan tiga jenis produk batubara yaitu Prima Coal, Pinang Coal dan Melawan Coal,
sedangkan Arutmin memasarkan empat jenis produk batubara yaitu Senakin Coal, Satui Coal, Batulicin
Coal dan Ecocoal. Penjualan batubara umumnya ditujukan untuk pabrik-pabrik baja, pembangkit
tenaga listrik dan pengguna industri lainnya, baik pasar luar negeri maupun domestik. Untuk penjualan
ekspor ke Jepang, KPC menunjuk Mitsubishi Corporation sebagai agen pemasaran, dan untuk
penjualan ekspor selain Jepang, KPC menunjuk Glencore International sebagai agen pemasaran.
Untuk Arutmin, penjualan batubara ke pasar ekspor dilakukan melalui BHP Billiton Plc dan untuk
penjualan domestik dilakukan melalui Enercorp Ltd (perusahaan terafiliasi).
Informasi Kepada Pemegang Saham
8
PT BUMI ResourceS Tbk
Perseroan juga memiliki kegiatan usaha pada pertambangan minyak dan gas bumi (“migas”) melalui
anak perusahaannya, Gallo Oil (Jersey) Ltd. (“Gallo”). Gallo saat ini beroperasi pada dua area konsesi
minyak di Republik Yaman, yaitu Blok R-2 (East Al Maber) dan Blok 13 (Al Armah). Gallo memiliki 50%
working interest pada Blok R2 dan 50% working interest Blok 13. Blok R2 (East Al Maber) mencakup
area 2.139 km persegi. Gallo telah melakukan pekerjaan magnetic dan gravity survey serta
pengambilan data seismik sebanyak kurang lebih 1.000 km di blok ini. Hasil dari interpretasi seismik
mengindikasikan setidaknya terdapat delapan prospek yang siap dibor. Dua (2) sumur telah dibor di
Prospek Dawan dan test produksi menunjukan adanya akumulasi minyak di blok ini, namun sumur ini
tidak mengandung hydrocarbon dalam jumlah yang komersil.
Tahun 2006 Perseroan telah melanjutkan usaha pemboran di blok ini dengan melakukan pemboran di
2 sumur eksplorasi yaitu di Prospek F dan E. Sumur Tasilah #1 di prospek F selesai dibor bulan Mei
2006. Indikasi minyak ditemukan ketika pemboran berlangsung namun test produksi menunjukan
bahwa sumur ini tidak komersil. Kemudian pemboran sumur eksplorasi dilanjutkan di Prospek E yang
selesai dibor akhir Desember 2006. Evaluasi reservoir dilakukan secara menyeluruh sebelum dilakukan
test produksi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Gallo merencanakan akan melakukan test
produksi di bulan Mei 2007.
Untuk tahun 2007, Perseroan juga akan melakukan pemboran 1 (satu) sumur eksplorasi di prospek
yang berbeda. Hal ini dilakukan karena Perseroan masih beranggapan bahwa Blok R2 masih sangat
menjanjikan untuk menemukan minyak dengan jumlah yang cukup besar. Blok 13 (Al Armah)
mencakup area 7.417 km persegi pada bagian timur wilayah Hadramaut yang merupakan sebagian
dari area konsesi Petrobas yang telah dikembalikan kepada Pemerintahan Yaman pada tahun 1987.
Gallo telah melakukan pekerjaan magnetic dan gravity survey di blok ini. Hasil dari pemetaan awal
menunjukan adanya keberadaan 10 prospek diblok ini tetapi memerlukan evaluasi yang lebih detail.
Pada tahun 2005, Perseroan telah melakukan pengambilan data seismic sebanyak 300 km untuk
mengkonfirmasikan keberadaan 10 prospek tersebut diatas. Kemudian hasil interpretasi seismik telah
selesai pada pertengahan tahun 2006, menunjukan bahwa masih diperlukan tambahan data seismik
agar prospek yang akan dibor benar-benar sebagai prospek yang layak. Oleh karena itu, Gallo akan
melakukan pengambilan data seismik tebaru sebanyak 580 km di tahun 2007. Tender untuk
pengambilan data seismik ini telah dilakukan dan dimenangkan oleh CGG, perusahaan dari Perancis.
Direncanakan pekerjaan pengambilan data seismik ini akan dimulai bulan Mei 2007, dan diharapkan
selesai akhir Agustus 2007. Bersamaan dengan kegiatan seismik ini, Perseroan juga sedang
melakukan persiapan untuk pemboran satu sumur eksplorasi yang direncanakan dimulai bulan Oktober
2007. Lokasi titik sumur pemboran ini akan ditentukan dari hasil interpretasi data seismik terbaru
ditambah dengan data-data yang telah ada. Diharapkan akhir 2007, Perseroan sudah mendapatkan
hasil yang maksimal dari Blok 13.
Selain batubara dan migas, Perseroan juga melakukan kegiatan pertambangan sumber daya mineral
lainnya, yaitu emas dan tembaga melalui anak-anak perusahaannya, CPM dan GM. CPM telah
memperoleh izin pengelolaan sumber daya mineral dari Pemerintah Republik Indonesia di daerah
Sulawesi Tengah berdasarkan Kontrak Karya yang ditandatangani dengan Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal 28 April 1997 dengan jangka waktu 30 tahun terhitung sejak dimulainya periode
operasi. Sedangkan GM melakukan pengelolaan atas area pertambangan sumber daya mineral di
daerah Propinsi Gorontalo berdasarkan Kontrak Karya yang dtandatangani dengan Pemerintah
Republik Indonesia pada tanggal 19 Februari 1998 dengan jangka waktu 30 tahun terhitung sejak
dimulainya periode operasi.
Keterangan Mengenai Anak Perusahaan
Anak Perusahaan yang dimiliki langsung maupun tidak langsung beserta ruang lingkup kegiatan
anak perusahaan sebagai berikut:
Informasi Kepada Pemegang Saham
9
PT BUMI ResourceS Tbk
Persentase Kepemilikan
Nama Anak Perusahaan
Keterangan Singkat
Pengurus & Pengawas
Perseroan /
Anak
Perusahaan
Pemegang saham
Lain
99,9%
-
95%
5%, PT Kutai Timur
Energi
Gallo Oil (Jersey) Ltd
Gallo Oil (Jersey) Ltd (”Gallo”) didirikan pada tahun 1997
dan saat ini beroperasi pada dua area konsesi minyak di
Republik Yaman, yaitu Blok R2 (East Al Maber) dan Blok
13 (Al Armah). Gallo memiliki 50% working interest pada
Blok R2 dan 50% working interest pada Blok 13.
Direktur:
Ari Saptari Hudaya
Eddie Junianto Soebari
Sulaiman Zuhdi Pane
Corporate Secretary:
Grange Corporate Services Limited
PT Kaltim Prima Coal
PT Kaltim Prima Coal (KPC) didirikan pada tanggal 9
Maret 1982. KPC merupakan produsen dan eksportir
batubara terbesar di Indonesia. Untuk menjalankan
kegiatan pertambangan batubara, KPC memiliki izin area
konsesi di Kalimantan Timur seluas 90.960 hektar dari
Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku sampai
dengan tahun 2021. KPC saat ini mengoperasikan
tambang batubara di dua lokasi, yaitu di Sangatta dan
Bengalon, keduanya berada di Kalimantan Timur.
Presiden Komisaris:
Nalinkant Amratlal Rathod
Komisaris:
Rosan Perkasa Roeslani
H. Abdullah Popo Parulian
Sangatta Holdings Limited
Sangatta Holdings Limited (“SHL”) didirikan pada tahun
1990 dengan tujuan khusus sebagai perusahaan induk
yang memiliki investasi berupa penyertaan saham di
KPC.
Direktur:
Saptari Hoedaja
100%
-
Kalimantan Coal Limited
Kalimantan Coal Limited (“KCL”) adalah Special Purpose
Vehicle (SPV) yang didirikan pada tanggal 16 April 2003
sebagai perusahaan induk yang memiliki investasi
berupa penyertaan saham di KPC.
100%
-
Bumi Resources Japan Co.
Ltd.
Bumi Resources Japan Company Limited (”Bumi Japan”)
didirikan di Tokyo, Jepang pada tanggal 30 Juni 2004.
Bumi Resources Japan adalah penghubung di bidang
pemasaran untuk produk energi, terutama batubara yang
diproduksi oleh KPC untuk pasar Jepang.
100%
-
PT Arutmin Indonesia
PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”) didirikan pada tanggal
31 Oktober 1981. Arutmin merupakan produsen keempat
terbesar dan eksportir ketiga terbesar di Indonesia.
Pertambangan batubara Arutmin dilakukan di wilayah
PKP2B seluas 70.153 hektar di Kalimantan Selatan yang
Direktur:
Helen Suzanne Gujadhur
Saptari Hoedaja
Client Manager:
Sungker Boopendradas
Presiden Direktur:
Saptari Hoedaja
Direktur:
Kazuya Tanaka
Tadashi Mizuno
Auditor
Eddie Junianto Soebari
Presiden Komisaris:
Nalinkant Amratlal Rathod
Komisaris:
Rosan Perkasa Roeslani
Direktur Utama:
Ari Saptari Hudaya
99,99 %
0,01% PT Amara
Bangun Cesta
Informasi Kepada Pemegang Saham
Direktur Utama:
Ari Saptari Hudaya
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Kenneth Patrick Farrell
Hannibal S. Anwar
10
PT BUMI ResourceS Tbk
Persentase Kepemilikan
Nama Anak Perusahaan
Keterangan Singkat
perjanjiannya berlaku sampai dengan tahun 2019. Saat
ini, Arutmin baru mengoperasikan 4 (empat) tambang
batubara yaitu di Senakin, Satui, Mulia-Asam asam dan
Batulicin.
PT Citra Palu Mineral
PT Citra Palu Mineral (CPM) didirikan pada tanggal 11
April 1997. CPM adalah pihak dalam Kontrak Karya
dengan Pemerintah RI yang ditandatangani pada tanggal
28 April 1997 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI
No.B.143/Pres/3/1997 tanggal 17 Maret 1997.
International Minerals
Company LLC
International Minerals Company LLC (“IMC”) didirikan
pada tanggal 19 Desember 1985 dengan nama Utah
Sulawesi Inc. IMC merupakan pemegang 80%
kepemilikan saham pada PT Gorontalo Minerals.
PT Gorontalo Minerals
PT Gorontalo Minerals (“GM”) didirikan pada tanggal 6
Februari 1998. GM adalah pihak dalam Kontrak Karya
dengan Pemerintah RI yang ditandatangani pada tanggal
19 Februari 1998 berdasarkan Surat Keputusan Presiden
RI No.B.53/Pres/1/1998 tanggal 19 Januari 1998.
Forerunner International
PTE Ltd
Forerunner International PTE Ltd (FI) didirikan di
Singapura pada tanggal 18 November 2005. FI
merupakan pemegang seluruh kepemilikan saham pada
Indocoal.
Informasi Kepada Pemegang Saham
Pengurus & Pengawas
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Kenneth Patrick Farrell
Kayuza Tanaka
Endang Ruchijat
Drs. Perry Purbaya wahyu
Presiden Komisaris:
Nalinkant Amratlal Rathod
Komisaris:
Suryo B. Sulisto
Fuad Hasan Masyhur
Presiden Direktur:
Ari Saptari Hudaya
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Kenneth Patrick Farrell
Presiden:
Ari Saptari Hudaya
Treasurer:
Eddie Junianto Soebari
Secretary:
Yanti Sinaga
Presiden Komisaris:
Maksum Taufik Basri
Komisaris:
Nalinkant Amratlal Rathod
Omar Lutfi Anwar
Hiramsyah Sambudhy Thaib
Bambang Irawan Hendradi
Direktur Utama:
Ari Saptari Hudaya
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Kenneth Patrick Farrell
Bayu Irianto
Djunjungan Sinambela
Direktur:
Edy Junianto
Stella Pe Peck Luan
Secretary:
Pe Yong Woon Andy
11
Perseroan /
Anak
Perusahaan
Pemegang saham
Lain
99,99%
0,01% Enercorp Ltd.
100%
-
80%
20% PT Aneka
Tambang Tbk
100%
-
PT BUMI ResourceS Tbk
Persentase Kepemilikan
Nama Anak Perusahaan
Keterangan Singkat
Pengurus & Pengawas
Perseroan /
Anak
Perusahaan
Pemegang saham
Lain
100%
-
Indocoal Resources
(Cayman) Ltd
Indocoal Resources (Cayman) Limited (Indocoal)
didirikan pada tanggal 13 Mei 2005. Indocoal merupakan
perusahaan bertujuan khusus (special purpose vehicle)
yang seluruh sahamnya dimiliki Bumi Resources.
Chief Executive Officer:
Ari Saptari Hudaya
Chief Financial Officer:
Eddie Junianto Soebari
Corporate Services Provider:
Mark Wanless
PT Indocoal Kaltim
Resources
PT Indocoal Kaltim Resources (“Indokaltim”) didirikan
pada tanggal 13 Mei 2005. Indokaltim telah memperoleh
izin usaha jasa pertambangan umum dari Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan
nomor 391.K/40/DJG/2005 tertanggal 26 September
2005.
Komisaris:
Perry Purbaya wahyu
Direktur Utama:
Ari Saptari Hudaya
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Hannibal S. Anwar
99,98%
0,02% Perry Purbaya
Wahyu
PT Indocoal Kalsel
Resources
PT Indocoal Kalsel Resources (“Indokalsel”) didirikan
pada tanggal 13 Mei 2005. Indokalsel telah memperoleh
izin usaha jasa pertambangan umum dari Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan
nomor 393.K/40/DJG/2005 tertanggal 26 September
2005.
Komisaris:
Hannibal S. Anwar
Presiden Direktur:
Ari Saptari Hudaya
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Perry Purbaya wahyu
99,98%
0,02% Hannibal S.
Anwar
PT Sitrade Coal
PT Sitrade Coal (SC) didirikan pada tanggal 22 Agustus
2005. SC merupakan pemegang 32,4% kepemilikan
saham pada PT Kaltim Prima Coal.
99,99%
0,01% PT Kutai Timur
Sejahtera
Enercoal Resources Pte
Ltd
Enercoal Resources Pte Ltd didirikan pada tanggal 29
September 2006, merupakan perusahaan bertujuan
khusus (special purpose vehicle) yang seluruh sahamnya
dimiliki oleh Perseroan.
Presiden Komisaris:
Omar Luthfi Anwar
Komisaris:
Herman Afif Kusumo
Purnomo Hadi
Direktur Utama:
Ari Saptari Hudaya
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Direktur :
Eddie Junianto Soebari
Sanjeev Gupta
Informasi Kepada Pemegang Saham
12
100%
PT BUMI ResourceS Tbk
Berikut merupakan bagan hubungan kepemilikan atas anak-anak perusahaan Perseroan pada
saat Informasi Kepada Pemegang Saham ini diterbitkan:
Bank Of
New York QQ
Willow Finance
Limited
Jimba Finance
Limited
Long Haul
Holdings Ltd
19,27%
8,52%
6,25%
Credit Suisse S/A
Capital Manager
Asia
Masyarakat
4,21%
61,46%
Bumi Resources
100%
SHL
100%
KCL
13,6% 24,5%
99,99%
100%
SC
24,5%
100%
99,98%
99,98%
99,99%
50%
100%
99,996%
FI
IMC
100%
ER
100%
32,4%
80%
GO
KPC
100%
ICC
IKT
IKS
AI
EC
BJ
GM
0,004%
CPM
Keterangan:
KPC :
PT Kaltim Prima Coal
IKS
:
SHL :
Sangatta Holdings Limited
AI
:
PT Arutmin Indonesia
KCL :
Kalimantan Coal Limited
EC
:
Enercorp Ltd
SC
:
PT Sitrade Coal
CPM :
GO
:
Gallo Oil (Jersey) Ltd
BJ
:
Bumi Resources Japan Co. Ltd
FI
:
Forerunner International Pte Ltd.
IMC
:
International Minerals Company LLC
ICC :
IndoCoal Resources (Cayman) Ltd
GM
:
PT Gorontalo Minerals
IKT
PT IndoCoal Kaltim Resources
ER
:
Enercoal Resources Pte Ltd
4.
:
PT IndoCoal Kalsel Resources
PT Citra Palu Mineral
Ikhtisar Data Keuangan Penting Perseroan
Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Perseroan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Jimmy Budhi dan Rekan, kesemuanya dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
NERACA KONSOLIDASI
Dalam US$
Keterangan
AKTIVA
Jumlah Aktiva Lancar
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva
KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban Lancar
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Jumlah Kewajiban
Hak minoritas
Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
31 Desember
2006
2005*
1.071.423.599
1.442.112.350
2.513.535.949
577.373.270
1.144.445.998
1.721.819.268
802.689.345
1.340.666.335
2.143.355.680
10.234.178
359.946.091
2.513.535.949
659.128.912
815.939.010
1.475.067.922
11.405.786
235.345.560
1.721.819.268
* disajikan kembali
Informasi Kepada Pemegang Saham
13
PT BUMI ResourceS Tbk
LAPORAN LABA (RUGI) KONSOLIDASI
Dalam US$
31 Desember
Keterangan
2006
1.851.550.950
1.367.137.514
484.413.436
161.398.551
323.014.885
224.945.549
222.304.589
PENJUALAN BERSIH
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba Sebelum Beban Pajak
LABA BERSIH
2005*
1.751.248.015
1.309.355.216
441.892.799
178.474.484
263.418.315
179.713.730
123.263.070
* disajikan kembali
B.
Keterangan Mengenai Pembeli
Pembeli Obyek Transaksi ini adalah The Tata Power Company Limited (“Tata Power”). Berikut ini
merupakan keterangan singkat mengenai Tata Power:
TATA POWER
Riwayat Singkat
Tata Power merupakan pioner pengembang jasa energi listrik di India untuk lebih dari 9 dekade.
Reputasi yang baik menjadikan Tata Power sebagai perusahaan swasta terbesar dalam bidang
jasa energi listrik di India. Sampai dengan saat ini Tata Power telah melayani konsumen di
Mumbai, Delhi dan Jojobera, Jharkhand dan Karnataka. Tata Power bergerak dalam bidang
penyediaan daya listrik dan kegiatan usaha lainnya yang terkait. Penyediaan daya listrik meliputi
aktivitas menghasilkan, memindahkan dan pendistribusian listrik. Sementara itu, untuk kegiatan
lainnya mencakup segmen peralatan elektronik, layanan broadband, jasa konsultan proyek dan
eksplorasi minyak.
Permodalan, Susunan Pemegang Saham
Modal disetor Tata Power terbagi atas 19.78.97.864 lembar saham, per 31 Maret 2007 dan 30
September 2006 atau setara dengan 197,90 Rupees Crores dan dimiliki oleh 141.790 dan 144.227
pemegang saham (sumber Annual Report The Tata Power Company Limited 2005-2006 dan
website perusahaan: www.tatapower.com).
Susunan Pemegang Saham
Susunan Pemegang Saham Tata Power per 30 September 2006 dan 31 Maret 2007 adalah
sebagai berikut:
Keterangan
Tata Sons Limited
Life Insurance Corporation of India
Pemegang saham Lainnya
31 Maret 2007
Jumlah Saham
%
56.879.052 28,74
25.549.399 12,91
115.469.413 58,35
30 September 2006
Jumlah Saham
%
56.879.052 28,74
22.965.919 11,60
118.052.893 59,66
Pengawasan dan Pengurusan per 31 Maret 2007.
Jajaran Direksi Tata Power adalah sebagai berikut:
Œ
Ratan Naval Tata - Chairman
Œ
Syamal Gupta
Œ
Ramabadran Gopalakrishnan
Œ
Dr. Homiar Sorabji Vachha
Œ
Ram Krishna Misra - LIC Nominee
Œ
Adi Jehangir Engineer
Informasi Kepada Pemegang Saham
14
PT BUMI ResourceS Tbk
Œ
Œ
Œ
Œ
Œ
Œ
Nawshir Hoshang Mirza
Rahul Asthana - State Government Director
Prasad Raghava Menon - Managing Director
Gerald Frank Grove-White - Executive Director and Chief Operating Officer
Sowmyan Ramakrishnan - Executive Director
Anil Kumar Sardana - Executive Director
Ikhtisar Data Keuangan
Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Tata Power untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh S.B.Billimoria & Co.,
dan A.F. Fergauson & Co, kesemuanya dengan pendapat True and Fair View sesuai dengan
prinsip-prinsip akutansi yang berlaku di India.
NERACA KONSOLIDASI
Dalam Rupee Crores
Keterangan
31 Maret
2006
2005*
Sumber Dana (Funds Employed)
Modal dari pemegang saham
Hak minoritas
Dana Cadangan
Modal sumbangan
Deposit Pelanggan
Hutang Jangka Panjang (secured)
Hutang Jangka Panjang (unsecured)
Kewajiban Pajak Tangguhan (Bersih)
Total Sumber Dana ( Funds Employed)
4.880,42
206,75
533,61
4,25
63,63
2.363,93
1.864,54
33,62
9.950,75
4.327,54
96,60
533,61
4,5
55,57
1.949,47
1,806,30
43,96
8.816,55
Penggunaan Dana (Application of Funds)
Aktiva tetap bersih
Investasi
Aktiva Lancar Bersih
Pengeluaran lainnya
Total Application of Funds
5.478,79
2.863,15
1.579,89
28,92
9.950,75
4.674,51
2.882,34
1.209,13
50,57
8.816,55
* disajikan kembali
LAPORAN LABA (RUGI) KONSOLIDASI
Dalam RupeeCrores
Keterangan
Total Pendapatan
Total Pengeluaran
Laba Sebelum Beban Pajak
Laba Setelah Beban Pajak
LABA BERSIH
31 Maret
2006
6.004,66
5.198,96
805,70
712,11
366,44
2005*
5.303,17
4.473,87
829,30
594,70
267,00
* disajikan kembali
Informasi Kepada Pemegang Saham
15
PT BUMI ResourceS Tbk
8.
Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan sebelum dan sesudah Transaksi
Bumi Resources
100%
SHL
100%
KCL
13,6% 24,5%
99,99%
100%
SC
24,5%
100%
99,98%
99,99%
50%
100%
100%
100%
99,996%
FI
IMC
ER
100%
32,4%
80%
GO
KPC
99,98%
ICC
IKT
IKS
EC
AI
BJ
GM
0,004%
CPM
Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan Sebelum Transaksi
Bumi Resources
100%
SHL
13,6% 9,5%
100%
KCL
9,5%
99,99%
100%
SC
70%
70%
70%
50%
99,996%
100%
100%
100%
FI
IMC
ER
70%
32,4%
80%
GO
KPC
100%
ICC
IKT
IKS
EC
AI
BJ
GM
0,004%
CPM
Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan Sesudah Transaksi
Keterangan:
KPC :
PT Kaltim Prima Coal
IKS
:
SHL :
Sangatta Holdings Limited
AI
:
PT Arutmin Indonesia
KCL :
Kalimantan Coal Limited
EC
:
Enercorp Ltd
SC
:
PT Sitrade Coal
CPM :
GO
:
Gallo Oil (Jersey) Ltd
BJ
:
Bumi Resources Japan Co. Ltd
FI
:
Forerunner International Pte Ltd.
IMC
:
International Minerals Company LLC
ICC :
IndoCoal Resources (Cayman) Ltd
GM
:
PT Gorontalo Minerals
IKT
PT IndoCoal Kaltim Resources
ER
:
Enercoal Resources Pte Ltd
:
Informasi Kepada Pemegang Saham
PT IndoCoal Kalsel Resources
PT Citra Palu Mineral
16
PT BUMI ResourceS Tbk
IV. KETERANGAN MENGENAI OBJEK TRANSAKSI
1.
PT Kaltim Prima Coal
1.1
Umum
PT Kaltim Prima Coal (KPC) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.28, tanggal 9 Maret 1982,
yang dibuat dihadapan Warda Sungkar Alurmei, SH, Notaris di Jakarta.
Anggaran dasar KPC telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah
berdasarkan Akta No. 42, tanggal 8 Juni 2005, yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH, Notaris di
Jakarta. Pada Oktober 2003, Perseroan mengambil alih KPC dengan cara membeli seluruh
kepemilikan saham dari dua perusahaan pemegang saham KPC yaitu Sangatta Holdings Limited
(SHL) dan Kalimantan Coal Limited (KCL).
KPC beralamat di Mid Plaza 2, Lantai 11, Jl Jend Sudirman Kav.10, Jakarta 10220.
1.2
Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Kepengurusan
Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 3, tanggal 18 Oktober 2005, yang
dibuat dihadapan Muclis Patahna, SH, MKn, Notaris di Jakarta, susunan pemegang saham KPC
adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Kalimantan Coal Limited
Sangatta Holdings Limited
PT Kutai Timur Energi
PT Sitrade Coal
PT Bumi Resources Tbk
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham dalam Porptepel
Nilai Nominal Rp. 63.475 per saham (US$ 100)
Saham
Rupiah
300.000
19.042.500.000
%
73.500
73.500
15.000
97.200
40.800
4.665.412.500
4.665.412.500
952.125.000
6.169.770.000
2.589.780.000
24,5
24,5
5,0
32,4
13,6
300.000
-
19.042.500.000
-
100,00
Susunan Pengurus dan Pengawas
Susunan Pengurus dan Pengawas KPC berdasarkan Akta No.3 tanggal 18 Oktober 2005, dibuat
dihadapan Muchlis Patahna, S.H, M.Kn, Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:
KOMISARIS
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris
: Nalinkant Amratlal Rathod
: Rosan Perkasa Roeslani
: H. Abdullah Popo Parulian
DIREKSI
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
: Ari Saptari Hudaya
: Eddie Junianto Soebari
: Kenneth Patrick Farrell
: Hannibal S. Anwar
Informasi Kepada Pemegang Saham
17
PT BUMI ResourceS Tbk
1.3
Kegiatan Usaha
KPC merupakan produsen dan eksportir batubara terbesar di Indonesia. Untuk menjalankan
kegiatan pertambangan batubara, KPC memiliki izin area konsesi di Kalimantan Timur seluas
90.960 hektar dari Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku sampai dengan tahun 2021. KPC
saat ini mengoperasikan tambang batubara di dua lokasi, yaitu di Sangatta dan Bengalon,
keduanya berada di Kalimantan Timur. Berdasarkan Pasal 11.1 PKP2B, tanggal 8 April 1982,
antara Perusahaan Nasional Tambang Batu Bara dan KPC dengan nomor kontrak J2/Ji.D4/16/82,
Pemerintah Republik Indonesia memiliki hak atas 13,5% dari total produksi batubara yang
diproduksi oleh KPC.
Untuk sebagian besar operasi penambangan batubara di Sangatta, KPC menggunakan jasa
kontraktor PT Thiess Contractor Indonesia dan PT Pamapersada Nusantara sedangkan
sebagiannya dioperasikan sendiri oleh KPC. Untuk operasi penambangan di Bengalon, KPC
memberikan kontrak kepada PT Darma Henwa. Hasil Kotor Produksi KPC untuk tahun 2004 dan
2005 adalah masing-masing sebesar 21,4 juta ton dan 28,2 juta ton. Sampai dengan 31 Desember
2005, cadangan batubara di area konsesi adalah sebesar 815 juta ton proved and probable
recoverable reserves dan 786 juta ton proved and probable marketable reserves.
Produk batubara yang dipasarkan terdiri dari tiga jenis yaitu Prima Coal, Pinang Coal dan Melawan
Coal. Penjualan batubara umumnya ditujukan terutama untuk pembangkit tenaga listrik, pabrikpabrik baja dan pengguna industri lainnya, baik pasar luar negeri maupun domestik. Untuk
penjualan ekspor ke Jepang, KPC menunjuk Mitsubishi Corporation sebagai agen pemasaran dan
untuk penjualan di luar Jepang, KPC menunjuk Glencore International sebagai agen pemasaran.
Produksi
Keterangan (Dalam ribuan Ton)
Prima Coal
Pinang Coal
Melawan Coal
Bengalon
Total Volume Produksi *
2006
2005
2.717
20.367
6.753
5.571
35.408
3.436
14.974
9.071
695
28.1776
* Jumlah Produksi Kotor
Produksi batubara Prima dan Melawan mengalami penurunan selama tahun 2006 dibandingkan
tahun sebelumnya sehubungan dengan strategi pemasaran perusahaan dalam melakukan
production mix diantara produk-produk tersebut menjadi produk pinang, guna memenuhi
permintaan dan kebutuhan pelanggan.
1.4
Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Kaltim Prima Coal
Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Jimmy Budhi dan Rekan kesemuanya dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
NERACA
Dalam US$
Keterangan
AKTIVA
Jumlah Aktiva Lancar
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva
KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban Lancar
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Informasi Kepada Pemegang Saham
31 Desember
2006
2005
478.151.830
1.080.673.798
1.558.825.628
354.366.597
825.579.848
1.206.946.445
526.910.729
806.463.620
1.333.374.349
225.451.279
1.558.825.628
457.766.640
525.971.153
983.737.793
223.208.652
1.206.946.445
18
PT BUMI ResourceS Tbk
LAPORAN LABA (RUGI)
Dalam US$
31 Desember
Keterangan
2006
1.127.759.895
945.720.030
182.039.865
123.404.685
58.635.180
23.259.820
2.242.627
PENJUALAN BERSIH
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba Sebelum Pajak
LABA BERSIH
2.
2005
1.076.053.260
823.307.811
252.745.449
124.112.122
128.633.327
110.240.303
59.857.428
PT Arutmin Indonesia
2.1
Umum
PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan terbatas
yang didirikan dan diatur menurut undang-undang Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian
No. 206, tanggal 31 Oktober 1981 dan Akta Perbaikan No. 155, tanggal 20 Maret 1982, yang
dibuat di hadapan Kartini Muljadi, SH, Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Arutmin telah beberapa
kali diubah dan terakhir kali diubah berdasarkan Akta No. 110, tanggal 22 Pebuari 2007, yang
dibuat dihadapan, Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta.
Arutmin awalnya didirikan oleh Atlantic Richfield Company dan Utah Exploration Inc, untuk masuk
ke dalam kontrak kerja dengan pemerintah untuk melakukan ekplorasi serta mengembangkan
cadangan batubara di Kalimantan Selatan. Antara tahun 1986-1991, BHP Billiton (melalui Utah
Exploration) mengambil alih 100% kepemilikan Arutmin. Pada tahun 1991, BHP Biliton menjual
20% bagian dari kepemilikannya di Arutmin kepada PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Bakrie
Nusantara Corporation, afiliasi dari Bumi, masing-masing 15% dan 5%.
Selanjutnya, berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 23 Oktober 2001 yang telah
dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 49, tanggal 22
Januari 2002, dibuat di hadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, telah dilakukan penjualan 8.000
lembar saham milik BHP Mineral Exploration Inc. yang mewakili 80% saham yang ditempatkan
dalam Arutmin kepada Perseroan.
Setelah masuknya Perseroan sebagai pemegang saham Arutmin, telah terjadi pengalihan saham
berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat secara di bawah tangan pada tanggal 15 Mei
2002, yang telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 13,
tanggal 3 Agustus 2004, dibuat di hadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, dimana telah dilakukan
penjualan 2.000 lembar saham milik PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia yang mewakili 20% saham
yang ditempatkan di Arutmin kepada Perseroan. Selanjutnya, dalam rangka memenuhi ketentuan
UUPT, Perseroan telah mengalihkan 1 lembar saham yang mewakili 0,01% saham yang
ditempatkan dalam Arutmin kepada PT Amara Bangun Cesta.
Setelah pengalihan tersebut, susunan pemegang saham Arutmin adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
PT Bumi Resources Tbk
PT Amara Bangun Cesta
Jumlah
Jumlah Saham
9.999
1
10.000
Nominal (Rupiah)
634.686.525
63.475
634.750.000
%
99,99
0.01
100,00
Setelah Perseroan membeli seluruh saham BHP Mineral Exploration Inc. dalam Arutmin, seluruh
saham Arutmin telah dimiliki oleh badan hukum Indonesia. Berdasarkan PKP2B, Arutmin memiliki
kewajiban untuk melakukan penawaran saham (baik dalam bentuk penjualan saham maupun
pengeluaran saham baru) kepada Pemerintah Indonesia atau warganegara Indonesia atau
perusahaan Indonesia yang dikuasai oleh orang-orang Indonesia (“Peserta Indonesia”). Dengan
telah dimilikinya seluruh saham Arutmin oleh Perseroan dan PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia
serta terakhir oleh Perseroan dan PT Amara Bangun Cesta, maka seluruh kewajiban penjualan
Arutmin sebagaimana disyaratkan oleh PKP2B telah terpenuhi.
Informasi Kepada Pemegang Saham
19
PT BUMI ResourceS Tbk
Arutmin berkedudukan di Mid Plaza 2, Lantai 11, Jl Jend Sudirman Kav.10, Jakarta 10220.
2.2
Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 13 tanggal 3 Agustus 2004
yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH., notaris di Jakarta, susunan pemegang saham Arutmin
adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
PT Bumi Resources Tbk
PT Amara Bangun Cesta
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp. 63.475 per saham (US$ 100)
Saham
Rupiah
40.000
2.539.000.000
%
9.999
1
634.686.525
63.475
99,99
0.01
10.000
30.000
634.750.000
1.904.250.000
100,00
Susunan Pengurus dan Pengawas
Susunan Pengurus dan Pengawas berdasarkan Akta No. 45, tanggal 8 Juni 2005, dibuat
dihadapan Aulia Taufani, S.H, pengganti Sutjipto, S.H, Notaris di Jakarta sebagai berikut:
KOMISARIS
Presiden Komisaris
Komisaris
: Nalinkant Amratlal Rathod
: Rosan Perkasa Roeslani
DIREKSI
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur Operasional
Direktur Independen
: Ari Saptari Hudaya
: Kenneth Patrick Farrell
: Kazuya Tanaka
: Eddie Junianto Soebari
: Endang Ruchijat
: Drs. Perry Purbaya Wahyu
2.3
Kegiatan Usaha
Arutmin menjalankan kegiatan usahanya di bidang pertambangan batubara. Arutmin merupakan
produsen keempat terbesar dan eksportir ketiga terbesar di Indonesia. Pertambangan batubara
Arutmin dilakukan di wilayah PKP2B seluas 70.153 hektar di Kalimantan Selatan yang
perjanjiannya berlaku sampai dengan tahun 2019. Saat ini, Arutmin baru mengoperasikan 4
(empat) tambang batubara yaitu di Senakin, Satui, Mulia-Asam asam dan Batulicin. Berdasarkan
Pasal 11.1 PKP2B dengan nomor kontrak J2/Ji.DU/45/81, tanggal 2 Nopember 1981, Pemerintah
Republik Indonesia memiliki hak atas 13,5% dari total produksi batubara yang diproduksi oleh
Arutmin.
Untuk operasi pertambangan, Arutmin bekerjasama dengan PT Thiess Indonesia, PT
Pamapersada Nusantara, dan PT Cipta Kridatama. Dari hasil operasi pertambangan pada tahun
2004 dan 2005, Arutmin menghasilkan masing-masing 15 juta ton dan 16,7 juta ton batubara.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, wilayah PKP2B yang dikelola Arutmin memiliki proved
and probable recoverable reserves dan proved and probable marketable reserves masing-masing
sebesar 312 juta ton dan 303 juta ton.
Untuk pemasaran, Arutmin menjual produk batubara ke pasar ekspor melalui BHP Billiton Plc dan
untuk pasar domestik, penjualan dipegang oleh Enercorp Ltd, yang merupakan perusahaan
terafiliasi. Produk yang dipasarkan oleh Arutmin terdiri dari 4 merek yaitu Senakin Coal, Satui Coal,
Batulicin Coal dan Ecocoal. Ecocoal merupakan batubara yang memiliki kandungan abu dan sulfur
rendah.
Informasi Kepada Pemegang Saham
20
PT BUMI ResourceS Tbk
Produksi
Keterangan (dalam ribuan Ton)
Senakin Coal
Satui Coal
Batulicin Coal
Ecocoal
Jumlah Volume Produksi
2006
2005
4.808
6.825
2.298
1.421
15.352
4.534
5.357
2.653
4.211
16.755
* Jumlah Produksi Kotor
2.4
Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Arutmin Indonesia
Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy
Budhi dan Rekankesemuanya dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
NERACA
Dalam US$
31 Desember
Keterangan
AKTIVA
Jumlah Aktiva Lancar
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva
KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban Lancar
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2005
162.846.508
436.365.112
599.211.620
142.970.112
324.974.534
467.944.646
210.101.307
281.094.396
491.195.703
108.015.917
599.211.620
180.260.495
183.001.921
363.262.416
104.682.230
467.944.646
LAPORAN LABA (RUGI)
Dalam US$
Keterangan
3.
31 Desember
2006
2005
PENJUALAN BERSIH
470.390.648
519.626.303
Beban Pokok Penjualan
425.454.562
416.964.699
Laba Kotor
44.936.086
102.661.604
Beban Usaha
29.142.915
83.036.803
Laba Usaha
15.793.171
19.624.801
Laba Sebelum Pajak
6.036.777
5.757.377
LABA BERSIH
3.333.687
3.988.253
Indocoal Resources (Cayman) Limited
3.1
Umum
Indocoal Resources (Cayman) Limited (Indocoal) adalah suatu korporasi yang didirikan
berdasarkan hukum the Companies Law (2004 Revision) di Cayman Island dan telah memperoleh
Certificate of Incorporation pada tanggal 13 Mei 2005. Indocoal merupakan perusahaan bertujuan
khusus (special purpose vehicle) yang seluruh sahamnya dimiliki Perseroan.
Indocoal beralamat di M&C Corporate Services Limited, PO BOX 309GT, Ugland House, South
Church Street, George Town, Grand Cayman, Cayman Islands.
Informasi Kepada Pemegang Saham
21
PT BUMI ResourceS Tbk
3.2
Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Berdasarkan Memorandum of Association tanggal 13 Mei 2005 dan Register of Member of
Indocoal tertanggal 31 Mei 2005 dan Share Sale and Purchase Agreement tanggal 30 Desember
2005, susunan permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Forerunner International Pte Ltd
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Nilai Nominal US$ 1 per saham
Saham
US$
50.000
50.000
1.000
1.000
49.000
1.000
1.000
49.000
%
100%
100%
Susunan Pengurusan dan Pengawasan
Susunan Pengurus dan Pengawas Indocoal berdasarkan Register of Directors and Officers
Indocoal tanggal 23 Mei 2005 adalah sebagai berikut:
Chief Executive Officer
Chief Financial Officer
Corporate Services Provider
3.3
:
:
:
Ari Saptari Hudaya
Eddie Junianto Soebari
Mark Wanless
Kegiatan Usaha
Sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1 sebagaimana diubah dan dinyatakan kembali
dalam Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006 dan terakhir diubah dan dinyatakan kembali
dalam Surat Hutang Seri 2006-2 tanggal 29 September 2006 oleh Indocoal Exports (Cayman) Ltd,
Indocoal melakukan pembelian batubara dan piutang dari KPC dan Arutmin berdasarkan LongTerm Supply Agreement tanggal 6 Juli 2005 dan Originator Receivables Sales Agreements tanggal
7 Juli 2005. Indocoal Exports (Cayman) Ltd merupakan special purpose vehicle yang didirikan
dalam rangka sekuritisasi aset.
3.4
Ikhtisar Data Keuangan Penting Indocoal Resource (Cayman) Limited
Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Indocoal untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
NERACA
Keterangan
AKTIVA
Jumlah Aktiva Lancar
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva
KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban Lancar
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Informasi Kepada Pemegang Saham
Dalam US$
31 Desember
2006
2005
119.077.336
770.406.105
889.483.441
29.612.942
430.413.456
460.026.398
647.909.571
647.909.571
241.573.870
889.483.441
35.000
433.711.337
433.746.337
26.280.061
460.026.398
22
PT BUMI ResourceS Tbk
LAPORAN LABA (RUGI)
Dalam US$
31 Desember
2006
2005
1.386.844.647
161.026.080
1.091.974.965
122.256.112
294.869.682
38.769.968
79.574.505
12.446.301
215.295.177
26.323.667
215.293.809
26.279.061
215.293.809
26.279.061
Keterangan
PENJUALAN BERSIH
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Laba Sebelum Pajak
LABA BERSIH
Laba bersih pada tahun 2006 mengalami perubahan signifikan dibandingkan tahun 2005
disebabkan oleh adanya peningkatan volume penjualan dimana pada tahun 2005 Indocoal baru
efektif beroperasi dalam 4 (empat) bulan terakhir dan adanya kenaikan harga batubara pada tahun
2006.
4.
PT Indocoal Kalsel Resources
4.1
Umum
PT Indocoal Kalsel Resources (“Indokalsel”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan
terbatas yang didirikan dan diatur menurut hukum Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian
No. 43, tanggal 13 Mei 2005, yang dibuat di hadapan Muchlis Patahna, SH, Notaris di Jakarta
(“Akta Pendirian”).
4.2
Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Berdasarkan Akta Pendirian No.43 per tanggal 13 Mei 2005,
Indokalsel, adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
PT Bumi Resources Tbk
Hannibal S. Anwar
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
susunan pemegang saham
Nilai Nominal Rp. 10.000 per saham
Saham
Rupiah
5.000
50.000.000
4.999
1
5.000
-
49.990.000
10.000
50.000.000
-
%
99,98%
0,02%
100,00%
Susunan Pengurusan dan Pengawasan
Susunan Pengurus dan Pengawas Indokalsel berdasarkan Akta Pendirian adalah sebagai berikut:
KOMISARIS
Komisaris
: Hannibal S. Anwar
DIREKSI
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
: Ari Saptari Hudaya
: Eddie Junianto Soebari
: Perry Purbaya Wahyu
4.3
Kegiatan Usaha
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Indokalsel, maksud dan tujuan Indokalsel adalah bidang
pertambangan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Indokalsel melaksanakan
kegiatan usaha di bidang pertambangan batubara, penggalian gambut, gasifikasi batubara dan
pembuatan briket batubara. Indokalsel telah memperoleh izin usaha jasa pertambangan umum dari
Informasi Kepada Pemegang Saham
23
PT BUMI ResourceS Tbk
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan nomor 395.K/40/DJG/2005
tertanggal 26 September 2005.
4.4
Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Indocoal Kalsel Resources
Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Indokalsel untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
NERACA
Dalam Rupiah
31 Desember
Keterangan
2006
AKTIVA
Jumlah Aktiva Lancar
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva
KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2005
48.649.838
48.649.838
50.046.052
50.046.052
393.075
82.505.069
82.898.144
(34.248.306)
48.649.838
55.000.000
55.000.000
(4.953.948)
50.046.052
LAPORAN LABA (RUGI)
Dalam Rupiah
31 Desember
Keterangan
2006
28.069.944
29.294.358
PENJUALAN BERSIH
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
RUGI BERSIH
2005
55.000.000
54.953.948
Rugi bersih pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005, hal ini terutama
disebabkan oleh biaya administrasi yang timbul karena pendirian perusahaan
5.
PT Indocoal Kaltim Resources
5.1
Umum
PT Indocoal Kaltim Resources (“Indokaltim”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan
terbatas yang didirikan dan diatur menurut hukum Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian
No. 44, tanggal 13 Mei 2005, yang dibuat di hadapan Muchlis Patahna, SH, Notaris di Jakarta
(“Akta Pendirian”).
5.2
Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan
Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Berdasarkan Akta Pendirian No. 44 tanggal 13 Mei 2005, yangi dibuat dihadapan Muchlis
Patahna,SH, Notaris, di Jakarta, susunan pemegang saham Indokaltim, adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
PT Bumi Resources Tbk
Perry Purbaya Wahyu
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Informasi Kepada Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp. 10.000 per saham
Saham
Rupiah
5.000
50.000.000
4.999
1
5.000
-
49.990.000
10.000
50.000.000
-
%
99,98%
0,02%
100,00%
24
PT BUMI ResourceS Tbk
Susunan Pengurusan dan Pengawasan
Susunan Kepengurusan dan Pengawasan Indokaltim berdasarkan Akta Pendirian No. 44 tanggal
13 Mei 2005, yangi dibuat dihadapan Muchlis Patahna,SH, Notaris, di Jakarta adalah sebagai
berikut:
KOMISARIS
Komisaris
: Perry Purbaya Wahyu
DIREKSI
Direktur Utama
Direktur
Direktur
: Ari Saptari Hudaya
: Eddy Junianto Soebari
: Hannibal S. Anwar
5.3
Kegiatan Usaha
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Indokaltim, maksud dan tujuan Indokaltim adalah bidang
pertambangan. Untuk mecapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Indokaltim melaksanakan
kegiatan usaha di bidang pertambangan batubara, penggalian gambut, gasifikasi batubara dan
pembuatan briket batubara. Indokaltim telah memperoleh izin usaha jasa pertambangan umum
dari Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan nomor 391.K/40/DJG/2005
tertanggal 26 September 2005.
5.4
Ikhtisar Data Keuangan Penting dari Indokaltim
Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Indokaltim untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
NERACA
Dalam Rupiah
Keterangan
AKTIVA
Jumlah Aktiva Lancar
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva
KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
31 Desember
2006
2005
48.605.869
48.605.869
50.042.120
50.042.120
393.075
82.505.069
82.898.144
(34.292.275)
48.605.869
55.000.000
55.000.000
(4.957.880)
50.042.120
LAPORAN LABA (RUGI)
Dalam Rupiah
Keterangan
PENJUALAN BERSIH
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
RUGI BERSIH
31 Desember
2006
28.069.944
29.334.395
2005
55.000.000
54.957.880
Rugi bersih pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005, hal ini terutama
disebabkan oleh biaya administrasi yang timbul karena pendirian perusahaan
Informasi Kepada Pemegang Saham
25
PT BUMI ResourceS Tbk
V. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PROFORMA PERSEROAN
Laporan Keuangan Konsolidasi Proforma Perseroan sebagaimana ditunjukkan pada bagian di bawah ini telah disusun dengan mengasumsikan bahwa
Perseroan melakukan Transaksi pada tanggal 31 Desember 2006. Proforma Laporan Keuangan Perseroan tersebut dibuat oleh pihak manajemen berdasarkan
Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan yang telah diaudit per tanggal 31 Desember 2006.
Berikut adalah Ikhtisar Laporan Keuangan Konsolidasi Proforma Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006
yang telah ditelaah (review) oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan, sebelum dan sesudah dilakukannya Transaksi:
dalam US$
Keterangan
31 Desember
2006
Sebelum
A. NERACA
Aktiva
Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar
Total Aktiva
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Total Kewajiban
Hak Minoritas atas aktiva bersih Anak perusahaan
Ekuitas
Modal Saham
Saham beredar yang diperoleh kembali
Biaya emisi saham
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Saldo laba
Total Ekuitas
Total Kewajiban dan Ekuitas
B. LAPORAN LABA RUGI
Penjualan Bersih
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain
Beban Pajak
Laba Bersih
Informasi Kepada Pemegang Saham
Penyersuaian Sehubungan dengan
Penggunaan Hasil Bersih yang
Diperoleh Dari Penjualan Sham
Debet
Kredit
Penyesuaian Sehubungan
dengan Penjualan Saham
Debet
Kredit
55.000.000
143.352.840
3.105.953.889
1.135.259.689
Jurnal Eliminasi
Debet
Kredit
1.138.429.225
1.154.642
802.689.345
1.340.666.335
2.143.355.680
10.234.178
-
-
-
172.500.935
-
-
-
-
1.400.714.922
(63.938.442)
(1.830.367)
324.824
14.518
(1.233.700.656)
258.361.292
359.946.091
2.513.535.949
60.558.366
-
829.288.458
-
229.908.558
-
-
-
229.908.558
-
1.400.714.922
(63.938.442)
(1.830.367)
324.824
14.518
(1.233.700.656)
1.027.091.384
1.128.676.183
2.506.857.405
1.851.550.950
484.413.436
161.398.551
323.014.885
(98.069.336)
(2.521.907)
222.304.589
55.000.000
5.558.366
-
828.133.816
1.154.642
-
-
-
-
-
1.851.550.950
484.413.436
216.398.551
268.014.885
730.064.480
(6.925.631)
991.034.681
26
1.135.259.689
2.270.694.200
Sesudah
1.071.423.599
1.442.112.350
2.513.535.949
2.988.695.213
4.053.863.460
2.270.694.200
31 Desember
2006
1.135.259.689
1.135.259.689
2.040.785.642
1.206.943.253
1.299.914.152
2.506.857.405
802.689.345
392.756.764
1.195.446.109
182.735.113
PT BUMI ResourceS Tbk
VI. LAPORAN DAN PENDAPAT PIHAK INDEPENDEN
Penilai Independen
PT Zodiac Perintis Penilai selaku penilai independen dalam suratnya No. 005/SR/ZPP/IV/07 tanggal
11 April 2007 menyatakan bahwa nilai pasar wajar Obyek Transaksi berkisar antara US$ 894,16 juta
sampai dengan US$ 986,24 juta.
Ringkasan Tabel Hasil Penilaian Pihak Independen atas Obyek Transaksi
Penyertaan di
Nilai Pasar Wajar – Dalam Jutaan US$
Batas Bawah
KPC
Batas Atas
506,69
548,05
Arutmin
88,37
88,85
Indocoal
299,10
349,34
Indokalsel
-
-
Indokaltim
-
-
894,16
986,24
Total
Metode penilaian yang digunakan dalam penilaian penyertaan 30% saham Perseroan pada KPC,
Arutmin, dan Indocoal adalah metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang (discounted future
economic income method atau discounted cash flow [DCF] method). Metode ini dipilih mengingat bahwa
kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh KPC, Arutmin, dan Indocoal di masa depan masih akan
berfluktuasi sesuai dengan cadangan dan tingkat produksi batubara yang dapat dilaksanakan.
Pada metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang, operasi KPC, Arutmin, dan Indocoal
diproyeksikan sesuai dengan skenario pengembangan yang direncanakan oleh masing-masing
perusahaan. Pendapatan ekonomi mendatang yang dihasilkan berdasarkan proyeksi dikonversi menjadi
nilai kini dengan tingkat diskonto yang sesuai dengan tingkat risiko (tingkat diskonto yang digunakan
adalah 12,7%). Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan ekonomi mendatang tersebut, dengan
asumsi going concern, yaitu perusahaan berjalan terus walaupun pemilik atau manajemen berganti.
Sedangkan untuk penilaian penyertaan 30% saham Perseroan pada Indokalsel dan Indokaltim, metode
penilaian yang akan digunakan adalah metode akumulasi aset (asset accumulation method) atau metode
penyesuaian nilai buku (adjusted book value method). Dasar pemilihan metode ini adalah karena kedua
perusahaan tersebut baru berdiri di bulan Mei 2005 dan merupakan perusahaan bertujuan khusus
sehingga relatif belum melaksanakan kegiatan operasional.
Pihak Independen Atas Kewajaran Nilai Transaksi
Yanuar Bey & Rekan selaku pihak independen dalam laporan No.Y&R.FO.07.013 tanggal 13 April 2007
berpendapat bahwa secara keseluruhan nilai Transaksi sebesar US$ 1,1 miliar adalah wajar dan tidak
merugikan para pemegang saham Perseroan.
Sesuai dengan laporan penilaian Zodiac, kisaran nilai pasar wajar ekuitas Obyek Transaksi adalah US$
894,16 juta – US$ 986,24 juta. Mengingat bahwa nilai Transaksi (harga penjualan Obyek Transaksi),
yaitu US$ 1,1 miliar, lebih tinggi daripada kisaran nilai pasar wajar tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa Transaksi tidak merugikan Perseroan, yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak penjual.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai keseluruhan transaksi adalah wajar dan tidak
merugikan pemegang saham Perseroan.
Pendapat Konsultan Hukum
Perseroan telah menunjuk Kantor Hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners sebagai Konsultan Hukum
Independen, di mana berdasarkan suratnya tanggal 14 Mei 2007, telah memberikan pendapat yang
menyatakan, antara lain:
Informasi Kepada Pemegang Saham
27
PT BUMI ResourceS Tbk
1.
Transaksi merupakan Transaksi Material berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.E.2. Dengan
demikian, Transaksi dapat dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan antara lain telah diperolehnya
persetujuan dari pemegang saham Perseroan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang
ditetapkan dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2.
Selain itu, diperlukan juga persetujuan korporasi dari Persyaratan lain yang harus dipenuhi adakan
persetujuan korporasi dari KPC, Arutmin, KCL, SHL, FI, Amara, Indocoal, Indokaltim, Indokalsel,
persetujuan istri dari Perry Purbaya Wahyu dan persetujuan istri dari Hannibal S. Anwar.
2.
Berdasarkan Surat Pernyataan Perseroan No. 325/BR-Legal/BOD/IV/07, tanggal 12 April 2007,
Direksi Perseroan menyatakan bahwa pihak pembeli atas saham saham yang dijual oleh Perseroan
dalam Transaksi bukanlah anggota Direksi, Komisaris, Pemegang Saham Utama Perseroan, maupun
pihak yang terafiliasi dengan mereka. Dengan demikian, Transaksi bukanlah merupakan transaksi
yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.
IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan Perjanjian Jual Beli, perubahan
kepemilikan saham dalam KPC dan Arutmin memerlukan persetujuan dari Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia. Sedangkan
perubahan kepemilikian saham dalam Indokalsel dan Indokaltim memerlukan persetujuan dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia.
Dengan belum diperolehnya persetujuan dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dan
Badan Koordinasi Penanaman Modal sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham dalam
KPC dan Arutmin Indonesia serta belum diperolehnya persetujuan dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham dalam Indokalsel dan
Indokaltim, maka pengalihan saham dalam KPC, Arutmin, Indokalsel dan Indokaltim hanya dapat
diselesaikan apabila persetujuan-persetujuan tersebut diperoleh dari instansi-instansi pemerintah
yang bersangkutan.
3.
4.
Disamping itu, dalam rangka Transaksi, Perseroan juga wajib memperoleh persetujuan dari pihakpihak ketiga dimana berdasarkan perjanjian-perjanjian yang mengikat Perseroan terdapat ketentuan
yang membatasi Perseroan untuk melaksanakan Transaksi.
Sejauh pengetahuan HHP, pada saat dikeluarkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini tidak terdapat
ketentuan-ketentuan dalam perjanjian-perjanjian antara Perseroan dan pihak ketiga yang
membatasi dapat dilaksanakannya Transaksi.
5.
Selain daripada yang telah diungkapkan di atas, berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham,
penyelesaian jual beli saham terjadi apabila telah dipenuhinya persyaratan-persyaratan di bawah
ini:
a. tidak terjadinya keadaan force majeure yang mempunyai dampak material terhadap KPC,
Arutmin, Indokaltim, Indokalsel dan Indocoal;
b. Perjanjian Cash and Accounts Management yang akan berakhir pada tanggal Completion
telah dinegosiasikan ulang berdasarkan perjanjian antara pemegang saham;
c. Pihak pembeli dalam Transaksi telah memperoleh bukti yang cukup bahwa perubahan
anggaran dasar Indokaltim dan Indokalsel telah menjadi efektif dan perubahan status
Indokaltim dan Indokalsel menjadi perusahaan penanaman modal asing telah memperoleh
persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal;
d. Pernyataan dan jaminan yang dibuat oleh penjual sebagaimana tercantum dalam Perjanjian
Jual Beli Saham adalah benar dan akurat.
Transaksi hanya dapat diselesaikan apabila persyaratan-persyaratan tersebut telah dilaksanakan.
Informasi Kepada Pemegang Saham
28
PT BUMI ResourceS Tbk
VII. KETERANGAN MENGENAI PERUBAHAN KETENTUAN
PROGRAM PEMBELIAN KEMBALI SAHAM DAN
PENGGUNAANNYA
1.
Pendahuluan
Perseroan telah memperoleh persetujuan RUPSLB untuk melakukan pembelian kembali saham
berdasarkan Akta No. 60, tanggal 17 Mei 2006, dibuat oleh Herdimansyah Chaidirsyah, Notaris di
Jakarta. RUPSLB memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk melakukan pembelian kembali
saham Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% dari seluruh saham yang ditempatkan dalam
Perseroan dengan harga tidak lebih dari Rp1.200 per saham dan dengan memperhatikan Peraturan
Bapepam Nomor XI.B.2 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten Atau
Perusahaan Publik (“Peraturan XI.B.2”) serta Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas (“UUPT”). Perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebanyak 1.364.966.000
saham atau 7,03% dari seluruh modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh (saham yang
telah dibeli kembali) oleh Perseroan tersebut selanjutnya disebut “Treasury Stock”). Pembelian Kembali
Saham ini telah akan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan hukum yang berlaku, termasuk
Peraturan No. XI.B.2 dan UUPT.
2.
Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham
Berdasarkan kondisi saat ini, harga pasar saham Perseroan telah melebihi Rp1.200,- per saham,
sedangkan jumlah saham yang telah dibeli kembali sampai dengan 30 Maret 2007 baru mencapai
1.364.966.000 saham atau 7,03% dari seluruh modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh
dari total maksimal sebanyak 1.940.000.000 saham, sehingga masih terdapat sisa saham yang dapat
dibeli kembali hingga sebanyak 575.434.000 saham. Sejalan dengan meningkatnya kinerja Perseroan
secara berkelanjutan yang membawa implikasi peningkatan harga saham Perseroan dan untuk dapat
memberikan fleksibilitas kepada Perusahaan dalam melakukan pembelian kembali saham, maka
Perseroan bermaksud meminta persetujuan kepada pemegang saham untuk mengubah ketentuan yang
menyatakan bahwa Perseroan hanya dapat melakukan pembelian kembali saham selama harga saham
tidak melebihi Rp1.200,- per lembar saham menjadi Rp1.800,- per lembar saham.
Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan akan menyisihkan sejumlah dana dalam rangka Pembelian
Kembali Saham yang berasal dari Saldo Laba. Dana cadangan untuk Pembelian Kembali Saham selama
periode 18 bulan yang berasal dari Saldo Laba tersebut adalah sebanyak-banyaknya Rp 1.035,78 miliar.
3.
Penggunaan Saham Yang Telah Dibeli Kembali
Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam Informasi kepada Pemegang Saham per tanggal
17 Mei 2006, disebutkan bahwa Saham Yang Telah Dibeli Kembali (Treasury Stock) Perseroan dapat
dipergunakan, antara lain untuk:
1.
alternatif pembiayaan di kemudian hari dalam bentuk instrumen surat hutang yang bersifat
ekuitas (equity link), yang dapat ditukarkan dengan Treasury Stock (“Obligasi Konversi”),
dimana Harga pelaksanaan penukaran Obligasi Konversi akan ditentukan dengan
memperhatikan ketentuan Peraturan Bapepam XI.B.2, khususnya sehubungan dengan
ketentuan mengenai penjualan saham yang telah dibeli kembali.
2.
menjual saham yang telah dibeli kembali tersebut dengan harga yang lebih baik.
3.
Melaksanakan program MSOP/ ESOP, yang tidak hanya memberikan pendanaan baru bagi
Perseroan, tetapi juga memberikan insentif bagi manajemen dan karyawan.
Informasi Kepada Pemegang Saham
29
PT BUMI ResourceS Tbk
4.
Dampak Pembelian Kembali Saham Terhadap Laba Bersih Per Saham dan Imbal Hasil
Ekuitas Perseroan Setelah Pembelian Kembali Saham Dilaksanakan Dengan Harga Yang
Baru
Apabila mendapatkan persetujuan dan dilaksanakan, perubahan ketentuan Pembelian Kembali Saham
akan menurunkan aset, ekuitas dan laba Perseroan akan berkurang dalam jumlah sebanyak-banyaknya
Rp 1.035,78 miliar. Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan dari Pembelian Kembali Saham tidak
akan memberikan dampak negatif yang material bagi kegiatan usaha Perseroan, karena setelah
pelaksanaan Transaksi, Perseroan akan memiliki arus kas yang cukup dalam implementasi rencana
usaha Perseroan kedepan.
Berikut ini adalah analisa manajemen mengenai pengaruh perubahan ketentuan Pembelian Kembali
Saham terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan Perseroan berdasarkan proforma laporan keuangan
Perseroan per tanggal 31 Desember 2006 setelah pelaksanaan Transaksi:
Analisa Keuangan atas Pembelian Kembali Saham
1
Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006
Semula
Setelah Pembelian Kembali
US$.
Jumlah Saham yang Dikeluarkan (lembar)
Total Asset
Laba Bersih
Total Ekuitas
Nilai Buku per Saham
EPS Dasar (US$ / Saham Biasa)
Return on Asset (%)
Return on Equity (%)
1. Proforma Laporan Keuangan Perseroan setelah dilakukannya Transaksi
2 Kecuali dinyatakan lainnya
2
US$.
18.039.034.000
2.513.535.949
222.304.589
359.946.091
0,02
0,01
8,8%
61,8%
2
17.463.600.000
2.398.679.323
222.304.589
245.089.465
0,01
0,01
9,3%
90,7%
Analisis di atas menunjukan implikasi positif dari perubahan ketentuan Pembelian Kembali Saham
terhadap Nilai Buku, EPS, ROA dan ROE.
5.
Pembatasan Harga Saham Dalam Rangka Pembelian Kembali
Perseroan akan menentukan harga pembelian kembali saham pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya sesuai dengan Peraturan XI.B.2, dengan mana harga pembelian harus lebih kecil atau sama
dengan harga perdagangan sebelumnya di Bursa Efek. Perseroan dengan ini menginformasikan kepada
pemegang saham bahwa harga dari Saham Perseroan dalam waktu 25 Hari Bursa berturut-turut di Bursa
Efek Jakarta sampai dengan dan termasuk tanggal 13 April 2007 adalah sebagai berikut:
6.
Tanggal
Hari
8-Mar-07
9-Mar-07
12-Mar-07
13-Mar-07
14-Mar-07
15-Mar-07
16-Mar-07
20-Mar-07
21-Mar-07
22-Mar-07
23-Mar-07
26-Mar-07
27-Mar-07
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
Bursa Efek Jakarta Harga Saham
25 Hari Terakhir Perdagangan
Harga Saham
Tanggal
(Rp)
1.180
1.160
1.170
1.150
1.160
1.190
1.180
1.230
1.240
1.240
1.230
1.230
1.270
28-Mar-07
29-Mar-07
30-Mar-07
2-Apr-07
3-Apr-07
4-Apr-07
5-Apr-07
9-Apr-07
10-Apr-07
11-Apr-07
12-Apr-07
13-Apr-07
Hari
Harga Saham
(Rp)
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
1.260
1.300
1.330
1.310
1.330
1.310
1.340
1.320
1.310
1.330
1.360
1.370
REKOMENDASI
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Direksi dan Komisaris Perseroan mengusulkan kepada para
pemegang saham Perseroan untuk menyetujui Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham dan
Penggunaannya dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2007.
Informasi Kepada Pemegang Saham
30
PT BUMI ResourceS Tbk
VIII. PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR
BIASA
Sehubungan dengan rencana Transaksi dan Perubahan Ketentuan Program Pembelian Kembali Saham
dan Penggunaannya sebagaimana telah diuraikan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini,
Perseroan bermaksud untuk meminta persetujuan dari RUPSLB Perseroan yang akan diselenggarakan
pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2007, dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Bapepam No. IX.E.2, Peraturan Bapepam No. XI.B.2 dan Anggaran Dasar Perseroan, yaitu sebagai
berikut:
Rencana Transaksi
a.
Sesuai dengan Ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan, RUPSLB Perseroan harus dihadiri
oleh ½ dari seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari ½ yang
menghadiri RUPSLB dengan suara yang sah.
b.
Apabila Pemegang Saham tidak menyetujui rencana transaksi yang diusulkan, maka rencana
transaksi tersebut tidak dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal
RUPSLB yang menolak rencana transaksi.
Perubahan Ketentuan Program Pembelian Kembali Saham dan Penggunaanya
Sesuai dengan ketentuan pasal 31 ayat (2) UUPT, RUPSLB Perseroan harus dihadiri oleh paling sedikit
/3 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan disetujui oleh paling sedikit 2/3 dari
jumlah suara tersebut.
2
Sebagai informasi, tanggal-tanggal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan RUPSLB Perseroan adalah sebagaimana tertera pada tabel jadwal berikut ini:
PERISTIWA
Pemberitahuan RUPSLB melalui Surat Kabar
Pengumuman Informasi Ringkas mengenai Rencana Transaksi dan Pembelian
Kembali Saham melalui surat kabar
Informasi Kepada Pemegang Saham tersedia di kantor Perseroan
Tanggal Daftar Pemegang Saham
Panggilan RUPSLB melalui surat kabar
RUPSLB
Pengumuman hasil RUPSLB melalui surat kabar
Laporan ke BAPEPAM tentang hasil RUPSLB
TANGGAL
16 April 2007
16 April 2007
17 April 2007
7 Mei 2007
8 Mei 2007
23 Mei 2007
24 Mei 2007
25 Mei 2007
Tempat dan Kehadiran RUPSLB Perseroan
Informasi tentang Tempat dan waktu RUPSLB Perseroan akan diberitahukan kepada para Pemegang
Saham pada tanggal Panggilan RUPSLB, yaitu tanggal 8 Mei 2007. Bagi Pemegang Saham yang tidak
dapat menghadiri RUPSLB tersebut dapat memberi kuasa kepada pihak lain dengan mengisi formulir
surat kuasa yang terlampir dalam Informasi Kepada Pemegang Saham yang juga dapat diperoleh dari
Corporate Secretary Perseroan dengan alamat Wisma Bakrie 2 lantai 7, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2,
Jakarta, Indonesia.
Agenda RUPSLB Perseroan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa akan meminta persetujuan pemegang saham atas:
a.
Persetujuan atas rencana transaksi penjualan aset Perseroan berupa saham-saham yang dimiliki
baik secara langsung maupun tidak langsung pada anak-anak perusahaan Perseroan, yaitu PT
Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel
Resources dan PT Indocoal Kaltim Resources yang merupakan transaksi material sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha Utama;
b.
Persetujuan untuk menjaminkan atau mengagunkan seluruh atau sebagian besar Aset/harta
kekayaan Perseroan kepada para krediturnya termasuk namun tidak terbatas pada (i) gadai atas
Informasi Kepada Pemegang Saham
31
PT BUMI ResourceS Tbk
sebagian atau seluruh saham-saham pada anak perusahaan; (ii) fidusia atas tagihan-tagihan
rekening bank klaim asuransi, persediaan (inventory) Perseroan dan atau anak perusahaan; (iii)
jaminan atau agunan atas harta kekayaan lain milik Perseroan dan anak perusahaan, yang
dilakukan dalam rangka pembiayaan atau perolehan kredit dari pihak ketiga baik sekarang maupun
yang akan datang; sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 88 Undang-Undang No. 1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas
c.
Persetujuan atas perubahan ketentuan Program Pembelian Kembali Saham dan Penggunaannya.
Informasi Kepada Pemegang Saham
32
PT BUMI ResourceS Tbk
IX. PIHAK-PIHAK INDEPENDEN YANG DITUNJUK PERSEROAN
Pihak-pihak independen yang ditunjuk Perseroan dalam rangka Transaksi dan Pembelian Kembali
Saham adalah sebagai berikut:
1.
PT Danatama Makmur, sebagai penasihat keuangan independen bagi Perseroan yang
memberikan masukan sehubungan dengan Transaksi secara umum termasuk memberikan
masukan atau nasehat atas kelayakan dan penilaian dalam pelaksanaan Transaksi,
mengkoordinasikan kegiatan dengan seluruh profesi, serta bertindak sebagai Anggota Bursa yang
ditunjuk Perseroan untuk melakukan Pembelian Kembali Saham.
Alamat
Telepon
Faksimili
: Menara Global lantai 15
Jalan Gatot Subroto Kav. 27
Jakarta -12950
: +62 (21) 527 5002
: +62 (21) 527 9668
2.
Hadiputranto Hadinoto & Partners, konsultan hukum yang memberikan pendapat hukum
mengenai berbagai aspek hukum pelaksanaan Transaksi khususnya dalam kaitannya dengan
ketentuan Peraturan IX.E.2
Alamat
: Jakarta Stock Exchange Building Tower II Lantai 21
Sudirman Central Business District
Jl.Jenderal Sudirman Kav.52-53
Jakarta
Telepon
: +62 (21) 515 5090/ 91/ 92/ 93
Faksimili
: +62 (21) 515 4840/ 45/ 50/ 55
3.
Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan, pihak independen yang melaksanakan audit atas
laporan keuangan Perseroan dan anak-anak perusahaan yang menjadi Obyek Transaksi
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, serta melakukan penelaahan
terbatas (review) atas laporan keuangan konsolidasi proforma Perseroan sesudah Transaksi.
Alamat
: Jl.Sisingamangaraja No.3C
Jakarta Selatan 12120
Telepon
: +62 (21) 720 2605
Faksimili
: +62 (21) 726 0925
4.
PT Zodiac Perintis Penilai, pihak penilai independen yang melakukan penilaian atas Obyek
Transaksi dengan menerapkan metodologi penilaian yang sesuai untuk menghasilkan penilaian
ekuitas Obyek Transaksi; menyiapkan metodologi alternatif (bila memungkinkan) sebagai
perbandingan (jika diperlukan); menentukan nilai indikatif keseluruhan nilai Obyek Transaksi
dengan menelaah proyeksi keuangan yang telah disiapkan oleh Perseroan dan informasi relevan
lainnya bukti pasar secara umum; dan menyiapkan laporan ringkas yang mengikhtisarkan analisis
dan hasil penilaian indikatif, dalam kaitannya dengan ketentuan Peraturan IX.E.2.
Alamat
: Jl. Raya Kalibata Indah K16-17
Jakarta 12740
Telepon
: +62 (21) 799 4521 / 797 0913
Faksimili
: +62 (21) 797 3350
5.
Yanuar Bey & Rekan, pihak independen yang memberikan pendapat kewajaran atas nilai
Transaksi dalam kaitannya dengan ketentuan Peraturan IX.E.2
Alamat
: Nariba Plaza Suite E 3-4, Jalan Mampang Prapatan Raya No. 39,
Jakarta 12790
Telepon
: +62 (21) 7991 448 / 7940 840
Faksimili
: +62 (21) 794 0840
Informasi Kepada Pemegang Saham
33
PT BUMI ResourceS Tbk
6.
Sutjipto, S.H, sebagai notaris yang melakukan pengurusan atas dokumen-dokumen sehubungan
Transaksi dan dan membuat Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan.
Alamat
: Menara Sudirman Lt 18
Jl. Jendral Sudirman, Kav 60
Jakarta Selatan 12190
Telepon
: +62 (21) 520 4778
Faksimili
: +62 (21) 520 4779
7.
PT Ficomindo Buana Registrar, sebagai pihak yang melaksanakan pengelolaan administrasi
saham dan settlement agent sehubungan dengan pelaksanaan Transaksi dan Pembelian Kembali
Saham.
Alamat
: Mayapada Tower Lantai 10, Suite 2B
Jl. Jenderal Sudirman Kav.28
Jakarta 12920
Telepon
: +62 (21) 521 2316
Faksimili
: +62 (21) 521 2320
Informasi Kepada Pemegang Saham
34
PT BUMI ResourceS Tbk
X. REKOMENDASI DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN
Direksi dan Komisaris Perseroan merekomendasikan kepada seluruh pemegang saham untuk
menyetujui rencana Transaksi dan Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham Perseroan serta
Penggunaannya sebagaimana disebutkan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini. Dalam
memberikan rekomendasi tersebut kepada pemegang saham, Direksi dan Komisaris Perseroan telah
menelaah laporan pendapat konsultan independent Perseroan serta manfaat dari rencana Transaksi dan
Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham Perseroan dan Penggunaannya, serta oleh karenanya
berkeyakinan bahwa pelaksanaan rencana Transaksi dan Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali
Saham Perseroan dan Penggunaannya tersebut merupakan pilihan terbaik bagi Perseroan dan seluruh
pemegang saham.
Informasi Kepada Pemegang Saham
35
PT BUMI ResourceS Tbk
XI. INFORMASI TAMBAHAN
Apabila para Pemegang Saham memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Perseroan
dengan alamat:
PT Bumi Resources Tbk
Wisma Bakrie 2, Lantai 7
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav B2
Telp : (021) 5794-2080
Faksimili : (021) 5794-2070
Website: www.bumiresources.com
Hormat kami,
Atas nama Komisaris dan Direksi Perseroan
Suryo Bambang Sulisto
Presiden Komisaris
Informasi Kepada Pemegang Saham
Ari S. Hudaya
Presiden Direktur
36
PT BUMI ResourceS Tbk
XII. LAMPIRAN – LAMPIRAN
Informasi Kepada Pemegang Saham
37
PT BUMI ResourceS Tbk
1.
Laporan Penilai Independen Atas Harga Wajar Objek
Transaksi
Informasi Kepada Pemegang Saham
38
PT Zodiac Perintis Penilai
APPRAISAL & CONSULTANT
Jl. Raya Kalibata Indah K16-17 Jakarta 12740
( 7970913 - 7994521, Fax. 7973350
No. : 005/SR/ZPP/IV/07
11 April 2007
Kepada Yth.
PT BUMI RESOURCES Tbk
Mid Plaza 2 Lt. 11
Jl. Jend. Sudirman Kav. 10–11
Jakarta 10220
U.p. : Direksi
Hal : Ringkasan Penilaian Penyertaan Saham
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penugasan yang diberikan kepada kami, PT Zodiac Perintis Penilai
(“Zodiac” atau “kami”), oleh manajemen PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”) untuk
memberikan pendapat sebagai penilai independen atas nilai penyertaan 30% saham
Bumi pada PT Kaltim Prima Coal (“KPC”), PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”),
Indocoal Resources (Cayman) Limited (“Indocoal”), PT Indocoal Kalsel Resources
(“Indokalsel”), dan PT Indocoal Kaltim Resources (“Indokaltim”) sesuai dengan surat
penawaran kami No. 026/Pr/ZPP/III/07 tanggal 12 Maret 2007, maka dengan ini kami
sebagai Perusahaan Penilai Resmi berdasarkan Izin Usaha Perusahaan Jasa Penilaian
dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan No. 62/Pen/PDN.2/IX/2002 tanggal 25
September 2002 dan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. 27/STTD-PP/PM/1993 tanggal 22 Maret 1993
menyatakan telah meneliti dan menilai penyertaan 30% saham Bumi pada KPC,
Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim dengan tujuan untuk mengungkapkan
pendapat mengenai nilai pasar wajar dari saham tersebut per tanggal 31 Desember 2006.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan informasi yang kami terima, pada saat ini Bumi (dahulu PT Bumi
Modern Tbk), sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka (public company)
yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk
pertambangan, manufaktur, produksi dan penjualan batubara) serta eksplorasi minyak,
APPRAISAL & CONSULTANT
2
PT Zodiac Perintis Penilai
merencanakan untuk melaksanakan penjualan atas penyertaan 30% saham pada lima
anak perusahaannya, yaitu KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim, yang
seluruhnya merupakan perusahaan tertutup (closely-held company).
TUJUAN DAN MAKSUD PENILAIAN
Tujuan penilaian adalah untuk memperoleh pendapat yang bersifat independen tentang
indikasi nilai, pada tanggal efektif penilaian, dari penyertaan 30% saham Bumi pada
KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim (“Obyek Transaksi”) yang
dinyatakan dalam mata uang dollar Amerika Serikat. Maksud dari penilaian adalah untuk
memberikan gambaran tentang indikasi nilai saham yang wajar yang selanjutnya akan
digunakan sebagai rujukan oleh manajemen Bumi dalam rangka penjualan Obyek
Transaksi. Istilah “indikasi” digunakan mengingat keterbatasan dalam menganalisis
kinerja historis dan proyeksi dan posisi keuangan KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel,
dan Indokaltim.
DEFINISI NILAI YANG DIGUNAKAN
Untuk keperluan penilaian atas Obyek Transaksi, standar nilai yang digunakan
berdasarkan Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2002 adalah nilai pasar wajar, yang
didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah uang tunai atau yang bersifat ekuivalen yang
dapat diperoleh dari suatu transaksi jual-beli perusahaan atau saham atau kepentingan
dalam perusahaan antara yang berminat membeli (willing buyer) dengan yang berminat
menjual (willing seller) dimana keduanya memiliki kapasitas untuk melakukan suatu
transaksi, bertindak tanpa ada keterpaksaan dan masing-masing memiliki fakta dan
informasi yang relevan” (SPI 12.3.1.37.1).
TANGGAL EFEKTIF PENILAIAN
Nilai pasar wajar dalam penilaian ini diperhitungkan pada tanggal 31 Desember 2006.
Tanggal ini dipilih atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian.
RUANG LINGKUP
Dalam melakukan penilaian untuk memperkirakan indikasi nilai pasar wajar Obyek
Transaksi, kami telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan
prosedur atas data dan informasi sebagai berikut:
APPRAISAL & CONSULTANT
3
PT Zodiac Perintis Penilai
1.
Laporan keuangan KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim per 31
Desember 2006, 31 Desember 2005, dan 31 Desember 2004, yang telah diaudit
oleh KAP Jimmy Budhi dan Rekan - Moores Rowland International;
2.
Draft surat edaran Bumi sehubungan dengan rencana penjualan Obyek Transaksi
dan pengubahan ketentuan mengenai pembelian kembali saham yang telah
dikeluarkan Bumi;
3.
Proyeksi laporan laba rugi KPC, Arutmin, dan Indocoal untuk periode tahun 2007–
2021;
4.
Data dari Bloomberg;
5.
Dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penugasan, dan
6.
Hasil diskusi dengan manajemen Bumi dan anak-anak perusahaan terkait.
Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan
dan kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang
diberikan kepada kami atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak bertanggung
jawab atas pemeriksaan independen terhadap informasi-informasi tersebut. Kami juga
bergantung kepada jaminan dari manajemen Bumi bahwa mereka tidak mengetahui
fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi
tidak lengkap atau menyesatkan.
Kami tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari rencana penjualan Obyek
Transaksi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Bumi dalam kaitan dengan rencana
penjualan Obyek Transaksi hanya merupakan penilaian atas Obyek Transaksi dan bukan
jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan.
Pekerjaan kami yang berkaitan dengan penilaian tidak merupakan dan tidak dapat
ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau
pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga
tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian
internal, kesalahan, atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran
hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan
bentuk transaksi-transaksi lainnya yang dilakukan Bumi.
METODE PENILAIAN YANG DIGUNAKAN
Metode penilaian yang digunakan dalam penilaian penyertaan 30% saham Bumi pada
KPC, Arutmin, dan Indocoal adalah metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang
APPRAISAL & CONSULTANT
4
PT Zodiac Perintis Penilai
(discounted future economic income method atau discounted cash flow [DCF] method),
sedangkan metode-metode lain tidak digunakan dengan alasan sebagai berikut:
1.
Metode kapitalisasi pendapatan ekonomi mendatang (capitalized future economic
income method) tidak dapat digunakan dalam penilaian ini, karena pada proyeksi
yang digunakan dalam penilaian, diperkirakan bahwa kegiatan usaha yang
dilaksanakan oleh KPC, Arutmin, dan Indocoal masih akan berfluktuasi sesuai
dengan cadangan dan tingkat produksi batubara yang dapat dilaksanakan, sehingga
pendapatan masa lalu dan saat ini tidak dapat mewakili pola pendapatan di masa
mendatang.
2.
Metode akumulasi aset (asset accumulation method, atau metode penyesuaian nilai
buku [adjusted book value method]) dan metode kapitalisasi kelebihan pendapatan
(capitalized excess earnings method) juga tidak dapat digunakan, karena KPC,
Arutmin, dan Indocoal pada dasarnya bukan merupakan perusahaan yang berbasis
pada aset (asset-based company) dan seperti halnya metode kapitalisasi pendapatan
ekonomi mendatang, aktiva berwujud dan tidak berwujud yang ada belum dapat
mencerminkan prospek usaha yang dapat membentuk nilai ketiga perusahaan yang
dinilai, mengingat aktiva yang akan memberikan kontribusi terhadap nilai belum
dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pada diskonto pendapatan ekonomi mendatang, operasi KPC, Arutmin, dan Indocoal
diproyeksikan sesuai dengan skenario pengembangan yang direncanakan oleh masingmasing perusahaan. Pendapatan ekonomi mendatang yang dihasilkan berdasarkan
proyeksi dikonversi menjadi nilai kini dengan tingkat diskonto yang sesuai dengan
tingkat risiko. Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan ekonomi mendatang
tersebut, dengan asumsi going concern, yaitu perusahaan berjalan terus walaupun
pemilik atau manajemen berganti.
Sedangkan untuk penilaian penyertaan 30% saham Bumi pada Indokalsel dan
Indokaltim, metode penilaian yang akan digunakan adalah metode akumulasi aset. Dasar
pemilihan metode ini adalah karena kedua perusahaan tersebut baru berdiri di bulan Mei
2005 dan merupakan perusahaan bertujuan khusus sehingga relatif belum melaksanakan
kegiatan operasional.
Sebagai metode pembanding, digunakan metode pembanding perusahaan terbuka
(guideline public company method), karena walaupun di pasar saham perusahaan terbuka
tidak diperoleh informasi mengenai perusahaan sejenis dengan skala usaha dan aset yang
setara, namun diperkirakan data saham perusahaan terbuka yang ada dapat digunakan
sebagai data perbandingan atas nilai saham yang dimiliki oleh KPC, Arutmin, Indocoal,
Indokalsel, dan Indokaltim.
APPRAISAL & CONSULTANT
5
PT Zodiac Perintis Penilai
RINGKASAN HASIL PENILAIAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, berikut adalah indikasi nilai pasar wajar
Obyek Transaksi yang dihasilkan:
Nilai Pasar Wajar Obyek Transaksi
(Dalam US$ Juta)
Penyertaan di
Nilai Pasar Wajar
KPC
Arutmin
Indocoal
Indokalsel
Indokaltim
527,37
88,61
324,22
-
Total
940,20
Untuk menguji sensitivitas atas nilai pasar wajar yang dihasilkan, maka berikut ini
disajikan hasil analisis sensitivitas dengan menggunakan penurunan dan kenaikan
sebesar 5% dari proyeksi arus kas bersih.
Nilai Pasar Wajar Obyek Transaksi
(Dalam US$ Juta)
Penyertaan di
Nilai Pasar Wajar
Arus Kas Bersih –5% Arus Kas Bersih +5%
KPC
Arutmin
Indocoal
Indokalsel
Indokaltim
506,69
88,37
299,10
-
548,05
88,85
349,34
-
Total
894,16
986,24
Sebagai metode perbandingan, berikut ini adalah indikasi nilai yang diperoleh dari
metode pembanding perusahaan terbuka dengan menggunakan angka pengali EBITDA
(earnings before interest, tax, depreciation, and amortization/laba sebelum beban bunga,
pajak, penyusutan, dan amortisasi) atau EBITDA multiple.
Berdasarkan perhitungan, perkiraan jumlah EBITDA KPC, Arutmin, dan Indocoal di
tahun 2007 adalah sebesar US$ 782,30 juta, dan dengan angka pengali EBITDA sebesar
4,2 kali, maka diperkirakan nilai Obyek Transaksi berdasarkan metode ini adalah
US$ 955,84 juta.
APPRAISAL & CONSULTANT
6
PT Zodiac Perintis Penilai
Nilai Pasar Wajar Obyek Transaksi
(Dalam US$ Juta)
Penyertaan di
Nilai Pasar Wajar
KPC
Arutmin
Indocoal
552,97
124,07
278,80
Total
955,84
KESIMPULAN PENILAIAN
Berdasarkan hasil analisis atas seluruh data dan informasi yang telah kami terima dan
dengan mempertimbangkan semua faktor yang relevan yang mempengaruhi penilaian,
maka menurut pendapat kami nilai pasar wajar dari Obyek Transaksi, atau penyertaan
30% saham Bumi pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim, pada
tanggal 31 Desember 2006 berkisar antara US$ 894,16 juta hingga US$ 986,24 juta.
Nilai pasar wajar Obyek Transaksi tersebut kami tentukan berdasarkan data dan
informasi yang kami peroleh dari pihak Bumi dan pihak-pihak lain yang relevan dengan
penilaian. Kami menganggap bahwa semua informasi tersebut adalah benar, dan bahwa
tidak ada keadaan atau hal-hal yang tidak terungkap yang akan mempengaruhi indikasi
nilai pasar wajar tersebut secara material.
Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami
kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan,
kewajiban utang dan/atau sengketa atas Obyek Transaksi. Kami tegaskan pula bahwa
kami tidak memperoleh manfaat atau keuntungan apapun baik saat ini maupun di masa
datang, dan imbalan jasa yang telah disetujui atas penilaian Obyek Transaksi tidak
tergantung pada nilai yang dilaporkan.
Hormat kami,
PT ZODIAC PERINTIS PENILAI
Ocky Rinaldy, SE, MSc., MAPPI (Cert)
Direktur
Izin Penilai : 1.99.0029
STTD
: 02/BL/STTD-P/AB/2006
MAPPI
: 95-S-00654
OR/er
APPRAISAL & CONSULTANT
PT BUMI ResourceS Tbk
2.
Laporan Pihak Independen Atas Kewajaran Nilai Transaksi
Informasi Kepada Pemegang Saham
39
""1.\11
Professional
Appraisers
III.' .\ IU.K'"
& Consultants
No. File: Y&R.FO.07.013
Jakarta, 13 April 2007
Kepada Yth.
Dewan Direksi
PT BUMIResourceS, Tbk.
Wisma Bakrie 2, . Lt. 7
Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B2,
Jakarta - 12920
Indonesia
Perihal: Ikhtisar Pendapat dari Pihak Independen Sehubungan dengan Rencana PT BUMI
~esourceS, Tbk. ("BUMI") Untuk Melakukan Penjualan 30% Kepemilikan Saham
pada Anak Perusahaan
Latar Belakang Penyusunan Laporan
PT BUMI ResourceS, Tbk. ("BUMI") berencana untuk melakukan penjualan atas 30%
kepemilikan sahamnya di PT Kaltim Prima Coal ("KPC"), PT Arutmin Indonesia ("Arutmin"),
Indocoal Resources (Cayman) Limited ("Indocoal"), PT Indocoal Kalsel Resources
(Ulndokalsel")dan PT Indocoal Kaltim Resources ("Indokaltim").
Obyek dari Rencana Transaksi tersebut adalah saham-saham yang dimiliki BUMIpada anakanak perusahaan sebagai berikut:
a. Satiam-saham dalam KPCyang masing-masing bernilai nominal Rp. 63.475 per saham, yang
terdiri atas:
. Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh Kalimantan Coal Limited ("KCL"), anak
perusahaan yang 100%sahamnya dimiliki BUMI.
. Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh Sangatta Holdings Limited (USHL"),anak
perusahaan yang 100%sahamnya dimiliki BUMI.
Saham-saham KPCyang akan dijual tersebut merupakan 30% dari seluruh saham yang
ditempatkan dan disetor penuh dalam KPC.
b: Sebanyak 2.999 saham dalam Arutmin dengan nilai nominal Rp. 63.475 per saham yang
dimiliki oleh BUMI,yang merupakan29,99%dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Arutmin.
c. Sebanyak 1.499 saham dalam Indokalsel dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang
dimiliki oleh BUMI,yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Indokalsel.
d. Sebanyak 1.499 saham dalam Indokaltim dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang
dimiliki oleh BUM,yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Indokaltim.
e. Sebanyak 300 saham dalam Indocoal dengan nilai nominal US$ 1,00 yang dimiliki oleh
Forunner International PTE, Ltd ("FI") anak perusahaan yang 100%sahamnya dimiliki oleh
BUMI,yang merupakan 30% dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam
Indocoal.
Kantor[ Office]
-
NARIBAPLAZASuite E3 4
Jalan Mampang Prapatan Raya No. 39
Jakarta - 12790
Indonesia
Ph. [62-21] 799-1448
Fax. [62-21] 794-0840
[email protected]
Halaman - i
, '" I 'II IIn .\ m.K'"
Professional
Appraisers
8: Consultants
Rencana transaksi ini term asuk dalam "Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama" sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
("Bapepam") No.lX.E.2, Lampiran Keputusan Bapepam Nomor Kep-02/PM/2001, tanggal 20
Februari 2001, tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Oleh karena
itu, Rencana Transaksi ini memerlukan persetujuan dari Pemegang Saham.
Yanuar Bey dan Rekan ("Y&R")telah ditunjuk oleh BUMI untuk memberikan pendapat
independen sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan BAPEPAM
No.IX.E.2 tentang
"TransaksiMaterialdan PerubahanKegiatanUsahaUtama" dalam kaitannyadengan Rencana
Transaksi sesuai dengan persetujuan atas Surat Penawaran No. Pr.YR-FO/070/BR/III/07,
tanggal 14 Maret 2007.
Laporan kami disusun berdasarkan permintaan dari BUMIyang dipakai semata-mata untuk
membantu BUMIdalam memberikan gambaran mengenai Rencana Transaksi yang memerlukan
pendapat dari pihak independen, opini tertulis yang akan diserahkan ke Bapepam dan akan
didistribusikan kepada pemegang saham BUMI,dan tidak dapat digunakan untuk tujuan
lainnya. Karena pihak lain mungkin bermaksud untuk menggunakan laporan ini untuk tujuan
yang lain, perlu ditegaskan bahwa laporan ini tidak dapat dikutip, direferensikan atau
diperlihatkan ke pihak lain tanpa ijin tertulis dari kami terlebih dahulu kecuali diharuskan
oleh pengadilan atau undang-undang yang berlaku. Y&Rtidak mempunyai tanggung jawab
apapun berkaitan dengan dampak dan akibat yang mungkin dan dapat timbul dari isi laporan
ini ke pihak selain BUMIdan Bapepam. Jika pihak lain memilih untuk mengandalkan isi laporan
ini maka mereka bertanggung jawab sepenuhnya terhadap dampak maupun risiko yang
mungkin ditimbulkan.
Ruang Lingkup
Dalam melakukan penelaahan terhadap kewajaran atas Rencana Transaksi ini, kami
bergantung pada data dan informasi yang relevan dan konfirmasi manajemen yang terkait
dengan Rencana Transaksi, yang dari waktu ke waktu disediakan oleh BUMI.
Kami telah mempertimbangkan informasi, yang disediakan BUMIkepada kami untuk tujuan
Penugasan ini, yaitu :
a. Perjanjian Jual Beli ("PJB") yang telah ditandatangani dibawah tangan oleh BUMIdan
Tata Power Company Limited ("Tata Power") pada tanggal30 Maret 2007;
b. Laporan Ringkas Penilaian Penyertaan Saham oleh Penilai Independen PT Zodiac Perintis
Penilai ("Zodiac") No. OOS/SR/ZPP/IV
/07, tanggal11 April 2007;
c. Laporan Keuangan PT Kaltim Prima Coal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006
dan telah diaudit oleh KantorAkuntanPublik("KAP")Jimmy Budhidan Rekan - Moores
RowlandInternational;
d. LaporanKeuanganPT ArutminIndonesiayang berakhir pada tanggal 31 Desember2006
dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhidan Rekan - MooresRowland International;
e. Laporan Keuangan PT Indocoal Katim Resources yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006 dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhidan Rekan;
f. Laporan K~uangan PT Indocoal Kalsel Resources yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006 dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhidan Rekan;
g. Laporan Keuangan Indocoal Resources (Cayman) Limited yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2006 dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhi dan Rekan - Moores Rowland
International;
h. Dokumen-dokumenlain yang terkait dengan transaksi;
i. Diskusidengan manajemen BUMI.
Laporan ini disusun khususnya untuk pemegang saham BUMI.Baik Y&Rmaupun anggota atau
karyawan Y&Rtidak bertanggung jawab kepada pihak manapun, selain kepada BUMIdan
Bapepam, term asuk dalam hal kesalahan ataupun kekurangan yang timbul sehubungan dengan
Halaman
. ii
, '\'\1
Professional
\11 un
Appraisers
.\ 1111'-\'\
£t Consultants
laporan ini. Dalam menyusun laporan ini, Y&Rmengandalkan keakuratan dan kelengkapan
informasi yang disediakan oleh BUMIdan/atau data yang diperoleh dari informasi yang
tersedia untuk publik dan informasi lainnya serta penelitian yang kami anggap relevan. Y&R
tidak terlibat dan tidak melakukan audit ataupun verifikasi atas informasi yang disediakan
tersebut.
Y&Rtidak memiliki kepentingan atau hal-hal lainnya yang dapat menyebabkan Y&R
memberikanpendapat yang bias sehubungandengan RencanaTransaksiyang dibahas dalam
laporanini.
Laporan ini disusun secara khusus sehubungan dengan peraturan Bapepam No. IX.E.2. Kami
memahami bahwa apabila implementasi aktual dari Rencana Transaksi dianggap merupakan
"Benturan 'Kepentingan" sebagaimana didefinisikandalam peraturan Bapepam No.IX.E.1
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ("Bapepam") Nomor : Kep32/PM/2000, tanggal 22 Agustus 2000 mengenai Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
("Peraturan BcipepamNo. IX.E.1"), BUMIakan mengadakanpenelaahan secara terpisah atas
transaksi tersebut, dan 5elanjutnya akan mendapatkan persetujuan dan ijin dari pemegang
saham independen atau wakilnya yang diberi kuasa dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
Saham sesuai dengan peraturan BAPEPAM
No. IX.E.1.
BUMltelah membebaskan Y&Rdari setiap klaim yang dapat dan akan timbul dari kesalahan
ataupun kekurangan dalam bahan atau informasi yang disediakan BUMI,anak perusahaan,
perusahaan afiliasi, konsultan atau pihak ketiga, kepada Y&Rdalam penyusunan laporan ini.
Sebagai tambahan, kami tidak terlibat dalam diskusiantara BUMIdan/atau pihak pembeli
(Tata Power) sehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut dan kami tidak terlibat dalam
komunikasi ataupun interaksi apapun dalam mencapai konsensus antara BUMI dan pihakTata
Power mengenai:persyaratan dan kondisi Rencana Transaksi tersebut.
Kami ingin menekankan bahwa hasil analisis dan penelaahan kami secara khusus hanya
terbatas pada. aspek nilai transaksi, di luar dari aspek perpajakan dan hukum karena hal
tersebut berada di luar lingkup penugasan kami.
Manajemen BUMImenyatakan bahwa seluruh informasi material yang menyangkut Rencana
Transaksi telah diungkapkan seluruhnya kepada Y&R dan di dalam Surat Edaran dan
Pengumuman kepada Pemegang Saham dan tidak ada pengurangan atas fakta-fakta yang
penting.
Latar Belakang Transaksi
Strategi usaha BUMI adalah menjadi perusahaan energi dan sumber daya nasional yang
terdepan di Indonesia. Salah satu implementasi dari strategi tersebut adalah dengan
melakukanpengembanganberupa ekspansipada aset-aset pertambanganbaru masa depan,
disampingpengembangansecara intensifatas portfolioaset yangtelah dimilikisaat ini.
Namun demikian dengan karakteristik bisnis di bidang pertambangan yang bersifat sangat
padat modal dan membutuhkan investasi dalam jumlah yang signifikan, posisi fundamental
keuangan yang kuat merupakan faktor yang sangat penting bagi BUMI.Pelaksanaan Transaksi
penjualan saham ini akan memperkuat posisi fundamental keuangan BUMI sekaligus
meningkatkan fleksibilitas keuangan secara signifikan karena tidak adanya rasio hutang
terhadap ekuitas.
Posisi fundamental yang kuat dan fleksibilitas keuangan akan meningkatkan kredibilitas BUMI
di mata investor dan institusi
keuangan,
baik dalam rangka kerjasama
Halaman
- iii
strategis
maupun
\ \'1
Professional
Appraisers
\11 111.\ .~ 1II:h."
8: Consultants
pendanaan baru untuk menunjang ekspansi dan pengembangan pada aset-aset pertambangan
di masa depan seperti tembaga, emas, bijih besi, dan lain-lain. Melalui ekspansi dan
pengembangan aset secara berkelanjutan, BUMIakan bertumbuh semakin cepat seiring
dengan peningkatanyang signifikanpada kinerja operasionaldan keuangan BUMI yang pada
akhirnya akan memberikan kemampuan kepada BUMIuntuk memanfaatkan peluang-peluang
akuisisi strategis atas aset-aset potensial pertambangan lainnya. Dengan penerapan strategi
ini, diharapkandi masa yang akan datang BUMI dapat mewujudkan salah satu visinya yakni
j11enjadiperusahaan pertambangan yang terdiversifikasi yang pada akhirnya secara otomatis
akan menurunkantingkat risikobisnisBUMI.
Gambaran Umum atas RencanaTransaksi
Saat ini BUMI telah menandatanganiperjanjian dengan Tata PowerCompanyLimited("Tata
Power") pada tanggal 30 Maret 2007. Berdasarkan perjanjian tersebut, Tata Power akan
bergabung sebagai mitra strategis BUMI melalui pembelian 30%kepemilikansaham BUMI di
anak perusahaan, yaitu KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim. Jumlah
keseluruhan dana yang akan diterima dari transaksi ini adalah sebesar USD1,1 milyar.
Dalamtransaksiini, pembelianyang dilakukanoleh Tata Poweradalah atas 30%sahamyang
dimilikioleh BUMIpada anak perusahaan, sehinggasebagai implikasinyakepemilikanBUMI
pada anak perusahaan akan berkurang menjadi 70%.
Tata Poweradalah salah satu perusahaanswasta penyediajasa energi listrikyangterbesar di
India, dengan kapasitas terpasang hingga 2.300 MW.Tata Power juga merupakan pelopor
dalam industri kelistrikandi India yang memilikikinerja historis dan pelayanan pelanggan
yang baik serta pertumbuhan usaha yang mantap. Kegiatanusaha Tata Power mencakup
penyediatenaga listrikdengan menggunakangenerator tenaga uap, air, matahari, angindan
batubara, serta transmisi dan distribusi tenaga listrik. Selain itu Tata Power merupakan
bagian dari Grup Tata, yang merupakan salah satu gru~ konglomerasiterkemuka di India
dengan cakupan bidang kegiatan usaha yang meliputi industri baja, otomotif, perhotelan,
telekomunikasi,tenaga listrikdan kimia.
Manajemen BUMI berkeyakinan bahwa RencanaTransaksiini merupakanyang terbaik bagi
kepentingan seluruh pemegang saham BUMI, dimana Rencana Transaksi ini juga akan
membentuk sebuah kerja sama strategis yang dapat digunakan oleh BUMI dalam meraih
kesempatanpertumbuhanbaik di dalammaupundiluarnegeri.
Secara lebih terperinci, tujuan dan manfaat Transaksiini bagi seluruh pemegang saham,
antara laintermasuk:
a.
b.
c.
BUMImendapatkan pendanaan dalam jumlah besar untuk pengembangan lebih lanjut atas
unit-unit bisnis yang telah dimiliki dan melakukan investasi baru di masa depan.
Penciptaan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham BUMI, tidak hanya lewat
dividen namun juga dari pertumbuhan nilai perusahaan yang berkesinambungan.
Penciptaan sinergi antara BUMI dengan Tata Power, salah satunya melalui pemenuhan
kebutuhan daya (listrik) yang diperlukan oleh KPC dengan pembangunan pembangkit
listrik bertenaga batubara oleh Tata Power dan BUMIdapat memasok bijih besi kepada
Tata Power ke depannya. Memperkuat posisi keuangan Grup BUMI melalui pelunasan
hutang dan perbaikan dalam hal ketersediaan modal kerja.
d. Pengurangan biaya modal melalui akses ke pendanaan dari mitra strategis dengan biaya
yang relatif lebih rendah dan tidak memberatkan kondisi BUMI.
e. Peningkatan teknik kerja operasionalyang lebih baik melalui pemanfaatan daya saing dan
keahlian yang dimiliki oleh mitra strategis.
Halaman
- iv
, '" \11III.' .\ 1II.h.\"
Professional
Appraisers
6: Consultants
f.
Meningkatkan kredibilitas dan citra BUMIsecara keseluruhan melalui kemitraan dengan
pemain-pemain besar utama dalam industri.
g. Memperluas akses ke ketersediaan peralatan dan jasa melalui peningkatan kemampuan
keuangan dan hubungan dalam industri.
h. Komitmen take or pay contract oleh Tata Power.
i. Menciptakan transparansi, independensi dengan masuknya perwakilan Tata Power ke
dalam jajaran manaj~men di BUMI.
Gambaran Umum Perjanjian
Kerangka hukum yang diperlukan untuk implementasi dari Rencana Transaksi ini diatur dalam
PJB. Berikut adalah gambaran singkat dari PJBtersebut :
);> Hilai Transaksi
Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar US$ 1,1 miliar.
);> Ketentuan Penting Dalam PJB
PJB dibuat dan ditandatangani dengan akta di bawah tangan oleh BUMIdan Tata Power
adalah sebagai berikut:
A. Saham-Sahamvan~ Di1ualBerdasarkan PJB
a. Saham-Saham Dalam KPC,yang terdiri atas:
. Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh KCL,anak perusahaan yang seh.iruh
sahamnya dimiliki oleh BUMI;
..
Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh SHL,anak perusahaan yang seluruh
sahamnya dimiliki BUMI.
b. Saham-sahamdalamArutmin,yangterdiri atas:
.
.
Sebanyak 2.999 saham yang dimiliki oleh BUMI;
Sebanyak 1 saham yang dimiliki oleh PT Amara Bangun Cesta.
c. Sebanyak 300 saham yang dimiliki FI dalam Indocoal, anak perusahaan yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh BUMI.
d. Saham-saham dalam Indokaltim, yang terdiri dari:
. 1.499 saham yang dimiliki oleh BUMI;dan
.
1 sahamyangdimilikioleh HannibalS. Anwar.
e. Saham-saham dalam Indokalsel, yang terdiri dari:
. 1.499 saham yang dimiliki oleh BUMI;dan
. 1 saham yang dimiliki oleh Drs. Perry Purbaya Wahyu.
Seluruh saham-saham pada KPC,Arutmin, Indocoal, Indokaltim dan Indokalsel yang
diperjualbelikan secara bersama-sama disebut "Saham Yang Dijual".
B. Har'!a Peniualan dan Tata Cara Pembavaran
a. HargaPenjualan
(SellingPrice)
Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar USD 1,1
miliar.
b. Tata Cara Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan dengan cara antara lain:
.
.
.
PihakPembelitelah menyetor secara tunai sebagai deposit sejumlah USD88
juta ke dalam suatu rekening penampungan sesuai dengan ketentuan PJB.
Jumlah yang akan dibayar pada Tanggal Penyelesaian adalah harga penjualan,
dikurangi deposit, dikurangi atau ditambah dengan persentase Tata Power
atas Estimated Completion Adjustment Amount.
Halaman
-v
\\'\1
Professional
\11 111.\ .~ 1II.h.\'\
Appraisers
& Consultants
C. PersvaratanPenvelesaian
Penyelesaiantransaksi jual beli saham berdasarkan PJB terjadi apabila sejumlah
persyaratandi bawahini terpenuhi, antara lain:
.
Diperolehnya
persetujuan
dari
Rapat
Umum Pemegang
Saham
BUMI yang
menyetujui penjualan saham dan kesepakatan lainnya, yang dilakukandengan
memenuhiketentuan dalam Peraturan IX.E.2
.
Diperolehnya persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
sehubungan dengan PKP2BArutmin dan KPC;dan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM)
.
.
.
.
.
Diperolehnya persetujuan korporasi lain dari KPC, Arutmin, Indokaltim,
Indokalsel, Indocoal, KCL,SHL,FI, PT Amara Bangun Cesta, dan persetujuan istri
dari Perry Purbaya Wahyu dan Hannibal S. Anwar.
Pada Tanggal Penyelesaian, tidak terjadi keadaan yang memiliki pengaruh
material terhadap KPC,Arutmin, Indokaltim, Indokalsel, Indocoal;
Tata Power memperoleh bukti yang cukup bahwa perubahan anggaran dasar
Indokaltim dan Indokalsel telah menjadi efektif dan perubahan status Indokalsel
dan Indokaltim menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) telah
memperoleh persetujuan dari BKPM.
Perjanjian Cash and Management Accounts Agreement tanggal 6 Juli 2005 yang
akan berakhir pada Tanggal Penyelesaian telah di negosiasi ulang untuk
merefleksikanketentuan-ketentuandalamShareholders'Agreement.
Selain itu, sejalan dengan proses di atas, berikut adalah beberapa hal yang harus
dilaksanakan,yaitu :
Menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait dengan Indocoal Notes
Program;
Selain kewajiban lancar dan sewa, bid bonds dan performance guarantees,
seluruhkewajibanperusahaanbatubara harussudahdiselesaikan;
Seluruh hutang piutang perusahaan batubara terhadap badan usaha terkait
(termasui<penjual) harussudahdiselesaikan;
BUMIdan Tata Powermengetahuidan menyetujuibahwa devidenakan tetap
dibayarkan kepada BUMI.
D. Penaakhiran
Jika Penyelesaian tidak terjadi dikarenakan Peristiwa Pengakhiran berdasarkan PJB
yang disebabkan oleh Tata Power, maka Penjual (berdasarkan PJB) berhak memiliki
deposit berikut bunga, sedangkan apabila disebabkan oleh Penjual, maka Tata Power
berhak meminta agar deposit tersebut dikembalikan dalam waktu 10 hari kerja sejak
tanggal pengakhiran.
AnalisisKewajaranRencanaTransaksi
Analisis kewajaran atas rencana transaksi berupa penjualan 30%kepemilikan saham BUMIdi
KPC,Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim dilakukan dengan membandingkan antara
nilai rencana transaksi tersebut dengan nilai pasar wajar saham yang penilaiannya dilakukan
oleh Konsultan Penilai independen, yaitu Zodiac.
Berdasarkan Laporan Ringkas Zodiac selaku penilai independen dalam suratnya
No. 005/SR/ZPP/IV107, tanggal 11 April 2007, dinyatakan bahwa nilai pasar wajar obyek
transaksi berkisar antara USD894,16 juta sampai dengan USD986,24 juta. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa nilai rencana transaksi yang akan dilaksanakan sesuai dengan PJB
yaitu sebesar USD1,1 milyar atau lebih tinggi dibandingkan dengan kisaran nilai pasar wajar
obyek transaksi tersebut.
Halaman
- vi
, \" \11un .\ 1II.h."
Professional
Appraisers
& Consultants
Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, kami berpendapat bahwa rencana penjualan
30%kepemilikan saham BUMIdi KPC,Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim yang akan
dilaksanakan adalah layak dan wajar bagi BUMIdan para pemegang saham.
Hormat kami,
YANUARBEY & REKAN
Rosye Yunita SE,MM, MAPPI (Cert)
Partner
Ijin Penilai
STTD
: No. 1.05.0178
: No. 06/PM.STTD-P/B/2006
Halaman
- vii
PT BUMI ResourceS Tbk
3.
Laporan Pendapat dari Konsultan Hukum
Informasi Kepada Pemegang Saham
40
PT BUMI ResourceS Tbk
4.
Laporan Keuangan Obyek Transaksi
Informasi Kepada Pemegang Saham
41
PT KALTIM PRIMA COAL
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca
1
2. Laporan Laba Rugi
3
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4
4. Laporan Arus Kas
5
5. Catatan atas Laporan Keuangan
6
6. Informasi Tambahan (Tidak Diaudit)
45
PT KALTIM PRIMA COAL
NERACA
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
AKTIVA
Catatan
AKTIVA LANCAR
Kas dan bank
Piutang usaha - pihak ketiga
Tagihan PPN
Persediaan - bersih
Biaya dibayar dimuka dan
aktiva lancar lainnya
2006
2005
2b,3
2c,4
5
2e,6
23.958.449
22.994.253
183.300.625
183.348.972
35.273.877
73.454.129
114.624.187
85.289.463
2f,7
64.549.531
45.724.941
478.151.830
354.366.597
2d,8
2g,2h,2i,9
555.985.816
425.887.861
450.658.874
353.823.423
2j,10
2m,11
44.066.988
54.733.133
48.097.551
-
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
1.080.673.798
825.579.848
JUMLAH AKTIVA
1.558.825.628
1.206.946.445
Jumlah Aktiva Lancar
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pihak hubungan istimewa
Aktiva tetap - bersih
Biaya eksplorasi dan pengembangan
ditangguhkan - bersih
Biaya pengupasan ditangguhkan
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
1
PT KALTIM PRIMA COAL
NERACA
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang pajak
Hutang lancar lain-lain
Kewajiban sewa guna usaha - jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Pendapatan yang belum diakui - jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
113.113.634
54.797.475
318.006.422
82.253.996
68.854.381
284.100.148
2i,15
28.501.198
5.902.115
17
12.492.000
16.656.000
526.910.729
457.766.640
2n,14b
2r,14b,25
71.965.741
11.464.827
55.620.773
7.833.047
2i,15
8,16
62.619.688
533.398.056
12.677.415
308.497.979
17
2q,13
127.015.308
12.492.000
128.849.939
806.463.620
525.971.153
1.333.374.349
983.737.793
30.000.000
6.000.000
189.451.279
30.000.000
6.000.000
187.208.652
225.451.279
223.208.652
1.558.825.628
1.206.946.445
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Modal disetor AS$ 100/Rp 63.475
per lembar saham
Modal dasar, ditempatkan dan
disetor penuh - 300.000 lembar
Dana cadangan
Saldo laba
Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
2005
12
2q, 13
14a
Jumlah Kewajiban Lancar
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Taksiran kewajiban restorasi
dan rehabilitasi
Kewajiban manfaat karyawan
Kewajiban sewa guna usaha - setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Pinjaman jangka panjang
Pendapatan yang belum diakui - setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
2006
18
19
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
2
PT KALTIM PRIMA COAL
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
PENJUALAN BERSIH
2o,20
HARGA POKOK PENJUALAN
2o,21
2006
1.127.759.895
2005
1.076.053.260
(945.720.030 )
(823.307.811 )
182.039.865
252.745.449
(123.404.685 )
(124.112.122 )
58.635.180
128.633.327
16.656.000
25.486.205
9.734.462
(878 )
(55.766.441 )
(31.484.708 )
16.656.000
17.551.242
4.140.084
(12.529.042 )
(37.055.285 )
(7.156.023 )
Beban Lain-lain - Bersih
(35.375.360 )
(18.393.024 )
LABA SEBELUM MANFAAT
(BEBAN) PAJAK
23.259.820
110.240.303
(22.851.824 )
1.834.631
(59.816.700 )
9.433.825
(21.017.193 )
(50.382.875 )
2.242.627
59.857.428
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
2o,22
LABA USAHA
PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Amortisasi pendapatan yang belum diakui
Pendapatan bunga
Laba (Rugi) selisih kurs - bersih
Rugi pelepasan aktiva
Beban bunga
Lain-lain - bersih
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
Kini
Tangguhan
Jumlah Beban Pajak - Bersih
LABA BERSIH
17
23
2p
24
2q,13
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
3
PT KALTIM PRIMA COAL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Modal
Saham
Saldo 1 Januari 2005
Laba bersih
Saldo 31 Desember 2005
Laba bersih
Saldo 31 Desember 2006
Dana
Cadangan
Laba
Ditahan
Jumlah Ekuitas
30.000.000
6.000.000
127.351.224
163.351.224
-
-
59.857.428
59.857.428
30.000.000
6.000.000
187.208.652
223.208.652
-
-
2.242.627
2.242.627
30.000.000
6.000.000
189.451.279
225.451.279
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
4
PT KALTIM PRIMA COAL
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2006
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Penghasilan bunga
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Pembayaran bunga
Pembayaran kepada pihak ketiga lainnya
dan pemerintah
Pembayaran pajak
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas
Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aktiva tetap
Penarikan dari (Penyetoran ke) kas di bank yang dibatasi
penggunaannya
2005
1.334.241.530
1.582.381
(1.049.506.722 )
(55.766.441 )
1.214.273.961
1.430.364
(973.520.328 )
(38.085.260 )
(170.717.076 )
(151.454.135 )
(54.009.097 )
(140.512.015 )
(91.620.463 )
9.577.625
(22.949.787 )
(71.364.475 )
485.918
(2.034.556 )
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas
Investasi
(22.463.869 )
(73.399.031 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan bersih dari
pinjaman jangka panjang
Pembayaran kepada pihak hubungan istimewa
Pembayaran sewa guna usaha
224.900.078
(96.624.293 )
(25.506.881 )
76.502.021
(47.209.327 )
(5.028.876 )
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas
Pendanaan
102.768.904
24.263.818
PENURUNAN BERSIH
KAS DAN BANK
(11.315.428 )
(39.557.588 )
KAS DAN BANK PADA
AWAL TAHUN
35.273.877
74.831.465
KAS DAN BANK PADA
AKHIR TAHUN
23.958.449
35.273.877
Informasi tambahan atas aktivitas operasi
yang tidak mempengaruhi arus kas:
Pembayaran royalti dengan PPN masukan
68.919.413
48.035.389
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
5
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a.
Pendirian
PT Kaltim Prima Coal (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Warda Sungkar
Alurmei, S.H. No. 28 tanggal 9 Maret 1982, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman pada
tanggal 16 Maret 1982 melalui Surat Keputusan No. Y.A.S/208/25. Anggaran Dasar Perusahaan
telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir berdasarkan pada Akta Notaris Sutjipto, S.H.
No. 175 tanggal 29 Juli 1997. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal
3 September 1997 melalui Surat Keputusan No. C2-8987-HT.01.04.TH.97 dan diumumkan dalam
Berita Negara No. 11 Tambahan No. 810 pada tanggal 6 Pebruari 1998.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi
kegiatan eksplorasi, pengembangan, penambangan dan pemasaran batubara. Perusahaan berdomisili
di Sangatta, Kalimantan Timur dan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie 2, Lantai 8, Jalan
H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920.
b. Kontrak Karya
Pada tanggal 8 April 1982, Perusahaan menandatangani perjanjian Kontrak Karya dengan
PT Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA) (sebelumnya Perusahaan Negara Tambang Batubara)
untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara di Kalimantan Timur.
Pengembangan wilayah tambang dan fasilitas pendukung pada area konsesi Perusahaan di Sangatta
dimulai pada bulan Januari 1989 dan produksi komersial pada skala besar dimulai pada tanggal
1 September 1991. Berdasarkan Kontrak Karya, Perusahaan memulai periode 30 tahun operasinya
sejak tanggal 1 Januari 1992, dimana PT BA berhak mendapatkan bagian sebesar 13,5% dari hasil
produksi Perusahaan. Pada tahun 1997, hak dan kewajiban PT BA sesuai dengan Kontrak Karya
dialihkan kepada Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (sebelumnya Menteri Pertambangan dan Energi), efektif sejak tanggal 1 Juli 1997.
c.
Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris
:
:
:
Nalinkant A. Rathod
Rosan P. Roeslani
Abdullah P. Parulian
Dewan Direksi:
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
Ari S. Hudaya
R. Eddie J. Soebari
Kenneth P. Farrell
Hannibal S Anwar
Komposisi di atas didasarkan pada Akta Notaris Muchlis Patahna S.H., MKn No. 3 tanggal
18 Oktober 2005.
Pada 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah karyawan tetap Perusahaan adalah sebanyak 3.342 dan
3.445 orang.
6
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan keuangan Perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten adalah sebagai berikut:
a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan
konsep biaya perolehan, kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti
yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi akun tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung, dengan mengelompokkan
arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Sesuai dengan persyaratan Kontrak Karya, Perusahaan mencatat pembukuannya dalam mata uang
Dolar Amerika Serikat (AS$). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan adalah mata uang Dolar Amerika Serikat yang juga merupakan mata uang fungsional
Perusahaan.
b. Kas
Kas meliputi kas dan bank. Kas pada bank menghasilkan bunga sesuai dengan tingkat suku bunga
masing-masing bank. Rekening bank dan deposito yang dibatasi penggunaanya yang akan digunakan
untuk membayar hutang jatuh tempo dalam satu tahun disajikan sebagai aktiva lancar lainnya.
c.
Piutang Usaha
Piutang usaha meliputi piutang atas penjualan batubara kepada pihak ketiga. Piutang usaha dinyatakan
sebesar nilai realisasi bersih. Penyisihan piutang ragu-ragu dibuat jika diperlukan dan ditentukan
berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang pada akhir
tahun.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai
dengan PSAK No. 7, Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan
syarat dan kondisi normal yang sama maupun tidak dengan yang dilakukan dengan pihak ketiga,
maupun tidak, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
e.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.
Biaya perolehan persediaan batubara ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang dan biaya
perolehan persediaan suku cadang ditentukan dengan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih
ditentukan berdasarkan taksiran harga penjualan dalam kondisi normal dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan, dalam Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 26a), dikurangi taksiran biaya
penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Penyisihan atas kerugian
persediaan dan persediaan usang dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi
bersihnya, dan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun persediaan pada akhir
tahun.
7
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
f.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.
g. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan
dihitung sejak bulan penggunaan aktiva, dengan metode garis lurus, untuk mengalokasi biaya
penyusutan dari aktiva tetap selama taksiran masa manfaat ekonomis, atau sisa jangka waktu Kontrak
Karya, periode mana yang lebih pendek. Jangka waktu dari masa manfaat ekonomis dan klasifikasi
aktiva tetap sebagai berikut:
Tahun
Properti tambang
Fasilitas infrastruktur
Pabrik dan perlengkapan
8 - 30
8 - 30
3 - 30
Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva
tetap. Akumulasi biaya pekerjaan dalam pelaksanaan akan direklasifikasi ke aktiva tetap yang
bersangkutan pada saat pekerjaan dalam pelaksanaan tersebut diselesaikan dan siap digunakan.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Pemugaran dan
penambahan dalam jumlah signifikan yang menambah masa manfaat dikapitalisasi. Pada saat aktiva
tetap sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari laporan keuangan, dan laba atau rugi yang terjadi diakui pada laporan laba rugi tahun
berjalan.
h. Penurunan Nilai Aktiva
Sesuai dengan PSAK No. 48, Penurunan Nilai Aktiva, Perusahaan menelaah nilai tercatat aktiva
terhadap penurunan dan kemungkinan adanya penurunan nilai aktiva ke nilai wajar apabila terdapat
kejadian atau perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan
sepenuhnya. Apabila nilai tercatat aktiva melebihi jumlah yang dapat dipulihkan, maka selisihnya
dibebankan pada operasi tahun berjalan pada laporan keuangan. Nilai tercatat aktiva yang rugi
penurunan nilainya telah diakui dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali
dan diakui segera sebagai laba dalam laporan laba rugi, sampai dengan nilai tercatat yang seharusnya
diakui (dikurangi depresiasi), jika pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai
aktiva.
i.
Transaksi Sewa Guna Usaha
Transaksi sewa guna usaha dicatat dengan menggunakan metode capital lease jika seluruh kriteria dalam
PSAK No. 30, Akuntansi untuk Transaksi Sewa Guna Usaha dipenuhi. Jika salah satu atau lebih
kriteria tersebut tidak terpenuhi maka transaksi sewa guna usaha tersebut dicatat dengan metode sewa
menyewa biasa operating lease.
8
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Dengan metode capital lease, aktiva dan kewajiban terkait disajikan berdasarkan nilai tunai dari
pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) pada akhir masa sewa guna
usaha.
Aktiva sewa guna usaha disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Penyusutan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur ekonomis aktiva, yang sama dengan
aktiva yang dibeli dengan kepemilikan langsung. Pelunasan pokok dari setiap pembayaran sewa guna
usaha dicatat sebagai pembayaran kewajiban dan pembayaran bunga dicatat sebagai biaya bunga.
j.
Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan
Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan merupakan biaya sehubungan survey umum,
eksplorasi, pendanaan, studi kelayakan dan pengembangan tambang sebelum dimulainya operasi.
Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis
lurus sejak tanggal produksi komersial atas area penambangan selama umur tambang atau sisa waktu
Kontrak Karya, mana yang lebih singkat.
Nilai perolehan bersih dari daerah penambangan dievaluasi secara berkala untuk memastikan nilai
tersebut tidak melebih nilai yang dapat diperoleh kembali. Kelebihan tersebut, jika ada
dihapusbukukan pada tahun berjalan.
k. Biaya Eksplorasi dan Evaluasi
Biaya Eksplorasi dan Evaluasi dihapuskan pada saat terjadinya kecuali jika aktivitas eksplorasi telah
mencapai tahap dimana biaya-biaya tersebut diharapkan untuk dapat dipulihkan kembali melalui
pengembangan atau penjualan, dimana biaya yang terjadi selanjutnya dikapitalisasi sebagai biaya
eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan. Tidak ada biaya eksplorasi dan evaluasi yang
dikapitalisasi pada tahun 2006 dan 2005.
l.
Biaya Perolehan Pinjaman Ditangguhkan
Merupakan biaya perolehan pinjaman yang terjadi sehubungan dengan pinjaman baru yang
diamortisasi selama periode pinjaman sesuai perjanjian hutang.
m. Biaya Pengupasan Ditangguhkan
Biaya pengupasan tanah penutup (top soil) dibedakan menjadi (i) pengupasan tanah awal untuk
membuka tambang yang dilakukan sebelum produksi dimulai dan (ii) pengupasan tanah lanjutan yang
dilakukan selama masa produksi.
Biaya pengupasan tanah awal merupakan bagian dari biaya pengembangan yang ditangguhan,
sedangkan biaya pengupasan tanah lanjutan dibebanan sebagai biaya produksi selama rasio biaya
pengupasan tidak berbeda jauh dengan atau lebih kecil dari estimasi rasio pengupasan rata-rata.
Selanjutnya, jika rasio aktual lebih besar dari estimasi rasio rata-ratanya, kelebihan biaya pengupasan
ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya pengupasan yang ditangguhkan. Biaya pengupasan yang
ditangguhan dibebankan sebagai biaya produksi dalam periode dimana rasio aktual jauh lebih rendah
dibandingkan dengan estimasi rasio rata-rata.
9
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
n. Taksiran Kewajiban Restorasi dan Rehabilitasi
Perusahaan mempunyai kebijakan untuk memenuhi atau melampaui ketentuan dari Kontrak Karya
dan Peraturan Pemerintah lainnya mengenai lingkungan hidup, dengan melaksanakan tindakantindakan yang terbukti secara teknis dan layak diterapkan secara ekonomis. Manajemen pelestarian
lingkungan hidup yang dilaksanakan Perusahaan mencakup, namun tidak terbatas pada, penggantian
tanah lapisan atas, pengerukan endapan pada kolam dan bendungan, pengawasan atas kualitas air dan
pengolahan limbah, penanaman kembali dan pembibitan hutan.
Taksiran kewajiban atas pengelolaan lingkungan hidup ditentukan berdasarkan ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Beban tersebut diakui dan dibebankan sebagai biaya selama perkiraan umur
ekonomis tambang yang diharapkan. Taksiran kewajiban pengelolaan lingkungan hidup dinilai
kembali secara rutin dan dampak perubahannya diakui secara prospektif.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan ekspor dan domestik diakui pada saat kepemilikan atas batubara beralih ke
pelanggan dan harga penjualan telah diketahui atau telah dapat di estimasi secara wajar. Penjualan
disajikan bersih dikurangi klaim atas kualitas serta penolakan dari pelanggan. Semua penjualan
dilakukan dalam dolar Amerika Serikat.
Sesuai dengan Kontrak Karya, Perusahaan tidak mempunyai hak untuk memiliki atau membeli
batubara yang menjadi hak Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia dapat menggunakan sendiri
batubara tersebut dan mengangkutnya dari tempat penambangan atau meminta Perusahaan untuk
menjual semua atau sebagian batubara yang dimilikinya kepada pihak lain. Perusahaan berhak atas
biaya administrasi pengapalan bagian Pemerintah Indonesia .
Pendapatan dari penjualan disajikan sebesar hasil penjualan yang menjadi hak Perusahaan yang
bersangkutan dan tidak mencakup penjualan batubara yang menjadi hak Pemerintah Indonesia yang
dijual oleh Perusahaan dalam kapasitasnya sebagai agen penjual untuk pemerintah.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
p. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam Rupiah (Rp) dan mata uang selain AS$ dicatat dalam AS$ dengan menggunakan kurs
mata uang yang berlaku pada tanggal transaksi.
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk
mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian dikreditkan atau
dibebankan pada laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, kurs yang digunakan masing-masing adalah sebesar
Rp 9.096 dan Rp 9.844.
q. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
10
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Perusahaan menerapkan metode pajak tangguhan sesuai dengan PSAK No. 46, Akuntansi Pajak
Penghasilan. Berdasarkan metode pajak tangguhan, aktiva dan kewajiban tangguhan diakui atas
konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan
kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban.
Berdasarkan metode ini Perusahaan mewajibkan pengakuan atas pengaruh pajak dimasa yang akan
datang, seperti keuntungan dari kerugian pajak akan datang, dalam hubungannya dengan
kemungkinan terealisasi dimasa depan. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan
temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak
pada masa akan datang.
Tarif pajak pada Kontrak Karya digunakan untuk menentukan pajak penghasilan yang ditangguhkan.
Berdasarkan Kontrak Karya (lihat Catatan 1b), tarif pajak tahunan adalah 35% selama sepuluh (10)
tahun pertama sejak dimulainya periode operasi (sampai dengan 2001), dan 45% selama sisa periode
operasi. Perbedaan temporer dari depresiasi dan amortisasi yang dipercepat telah diukur dengan
menggunakan tarif-tarif pajak yang berlaku pada saat perbedaan temporer akan terjadi. Pada tanggal
31 Desember 2006 dan 2005, semua perbedaan temporer untuk pajak yang akan datang telah diukur
pada tarif 45%. Aktiva pajak tangguhan yang timbul sehubungan dengan kerugian pajak diakui sejauh
kerugian pajak tersebut masih dapat dimanfaatkan.
Estimasi atas kewajiban perpajakan Perusahaan akan disesuaikan ketika Perusahaan menerima Surat
Ketetapan Pajak, atau, jika mengajukan banding, pada saat diperolehnya surat keputusan atas banding
tersebut.
r.
Manfaat Karyawan
Kewajiban imbalan kerja yang mencakup imbalan pensiun, imbalan kerja jangka pendek (cuti tahunan
yang dibayar, cuti sakit yang dibayar) dan imbalan jangka panjang lainnya (imbalan jasa jangka
panjang, imbalan kesehatan pasca kerja) dihitung sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004).
Perusahaan meyediakan cadangan manfaat karyawan berdasarkan syarat daripada perjanjian kerja
bersama dan juga menyediakan cadangan manfaat karyawan dari penentuan kontribusi yang
dibebankan ke Perusahaan yang diakui sebagai beban pada tahun berjalan.
Perhitungan imbalan kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan
kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari
nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aktiva program diakui dengan metode garis lurus selama
rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja yang ikut dalam program tersebut. Biaya
jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut telah menjadi hak (vested), dan apabila belum
menjadi hak maka akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai
imbalan tersebut menjadi hak.
Cadangan atas kewajiban yang diakui pada neraca menggambarkan nilai kini dari kewajiban yang
ditentukan, disesuaikan untuk keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui, biaya jasa lalu dan nilai
wajar aktiva program.
11
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
s.
Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva
dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan
serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda
dengan jumlah yang diestimasi.
t.
Cadangan
Cadangan diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (hukum atau konstruktif) sebagai hasil dari
peristiwa masa lalu, jika terdapat kemungkinan yang cukup besar untuk keluarnya arus kas dari
sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi untuk mengatasi kewajiban Perusahaan dan jika
estimasi yang layak atas kewajiban tersebut dapat dibuat. Apabila pengaruh nilai uang material,
cadangan ditentukan oleh pendiskontoan arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang dengan
tingat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai pasar saat ini atas nilai uang dan khususnya
resiko atas kewajiban. Pendiskontoan digunakan, untuk meningkatkan cadangan karena berlalunya
waktu diakui sebagai beban bunga.
u. Kontinjensi
Kewajiban kontinjensi tidak diakui pada laporan keuangan, tapi diungkapkan, kecuali jika
kemungkinan arus keluar sumber daya terlalu kecil (remote). Aktiva kontinjensi tidak diakui pada
laporan keuangan tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan yang cukup besar (probable) atas
adanya arus masuk manfaat ekonomi besar.
v. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
Peristiwa setelah tanggal neraca yang memberikan informasi tambahan tentang yang berkaitan dengan
posisi Perusahaan pada tanggal neraca perlu dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan.
Peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak disesuaikan, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan apabila material.
3. KAS DAN BANK
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Kas
Bank
Standard Chartered Bank
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Deutsche Bank
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
101.627
63.955
12.517.381
11.298.627
26.436
11.501
2.877
18.988.329
7.227.663
8.952.035
41.895
-
Jumlah
23.958.449
35.273.877
12
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini terdiri dari:
a.
Berdasarkan Jenis Pelanggan:
2006
2005
Pelanggan luar negeri
Pelanggan dalam negeri
16.460.745
6.533.508
71.326.405
2.127.724
Jumlah
22.994.253
73.454.129
b. Berdasarkan Kategori Umur:
2006
2005
Lancar
Lebih dari 1 sampai 30 hari
19.030.663
3.963.590
59.009.848
14.444.281
Jumlah
22.994.253
73.454.129
Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun,
manajemen Perusahaan berpendapat bahwa semua piutang dapat ditagih, sehingga Perusahaan tidak
melakukan penyisihan piutang ragu-ragu.
Pada tanggal 31 Desember 2006, piutang usaha Perusahaan atas penjualan batubara kepada pelanggan
selain IndoCoal Resources (Cayman) Limited telah dijual kepada IndoCoal Export (Cayman) Limited
(Issuer) berdasarkan Issuer Receivables Sales Agreement, dan oleh karenanya bukan lagi merupakan aktiva
Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan akan tetap bertanggung jawab untuk melaksanakan seluruh
hak, kuasa dan keputusan sesuai dengan perjanjian tersebut (lihat Catatan 26a).
5. TAGIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000, efektif sejak tanggal
1 Januari 2001, Pemerintah melakukan perubahan dalam perlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas
batubara, dimana sejak tanggal tersebut batubara dikategorikan sebagai barang bukan obyek PPN. Karena
perubahan ini, kantor pajak menyatakan bahwa PPN masukan sehubungan dengan produksi batubara
tidak dapat dikreditkan dan karena itu tidak mengabulkan permohonan restitusi PPN yang diajukan oleh
Perusahaan sejak 2001.
Sesuai dengan Kontrak Karya, kecuali pajak-pajak yang tercantum didalamnya, Pemerintah Republik
Indonesia (diwakili PT BA) harus membayar dan membebaskan Perusahaan dari pajak, kewajiban, sewa
dan royalti yang ditarik oleh Pemerintah yang timbul pada saat ini maupun yang akan datang. Pajak
pertambahan nilai bukan merupakan pajak yang tercantum dalam Kontrak Karya. Menurut ketentuan
dalam Kontrak Karya apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas nama Perusahaan membayar
pajak yang tidak diatur dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan mambayar kembali pajak tersebut dalam
waktu enam puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan.
Perusahaan telah mengajukan tagihan dan berdiskusi dengan Dirjen Energi dan Sumber Daya Mineral
(mewakili Pemerintah Republik Indonesia) untuk semua PPN yang masa pengembaliannya telah lewat
enam puluh (60) hari. Pemerintah belum memberikan keputusan atas masalah ini. Perusahaan
berkeyakinan dapat memperoleh kembali seluruh tagihan PPN berdasarkan ketentuan Kontrak Karya.
13
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
5. TAGIHAN PERTAMBAHAN NILAI (Lanjutan)
Nilai tercatat dari tagihan PPN pada neraca masing-masing sebesar AS$ 183.300.625 dan AS$ 114.624.187
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan nilai tukar rupiah saat PPN ditagih. Perusahaan
menggunakan nilai tukar historis karena Pemerintah Republik Indonesia belum mengklarifikasi nilai tukar
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Jika menggunakan nilai tukar kini untuk
menghitung tagihan PPN, nilainya akan menjadi masing-masing sebesar AS$ 185.732.032 dan
AS$ 101.504.444 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005.
6. PERSEDIAAN - BERSIH
Akun ini terdiri dari:
2006
Suku cadang dan perlengkapan
Dikurangi penyisihan atas persediaan usang
Persediaan Batubara:
In-pit stock
Run-of-mine stock
Stockpile
Jumlah
2005
56.002.890
-
48.805.120
(910.760 )
56.002.890
47.894.360
22.995.655
73.053.649
31.296.778
5.937.843
9.237.831
22.219.429
127.346.082
37.395.103
183.348.972
85.289.463
Berdasarkan Kontrak Karya, suku cadang dan perlengkapan yang tercatat dalam laporan keuangan
Perusahaan merupakan milik Pemerintah Republik Indonesia. Hak eksklusif diberikan Pemerintah
Republik Indonesia kepada Perusahaan untuk menggunakan suku cadang dan perlengkapan tersebut.
Persediaan diasuransikan dalam satu paket dengan aktiva tetap (lihat Catatan 9).
7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN AKTIVA LANCAR LAINNYA
Akun ini terdiri dari:
2006
Biaya dibayar dimuka
Sewa
Asuransi
Sewa kantor
Lainnya
2005
28.344.292
4.166.853
17.656
143.419
4.848.485
3.388.865
4.864
508.603
32.672.220
8.750.817
14
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN AKTIVA LANCAR LAINNYA (Lanjutan)
2006
Aktiva Lancar Lainnya
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
Setoran jaminan
Pinjaman karyawan
PT Thiess Contractors Indonesia
PT Pama Persada Nusantara
Pertamina UPMS VI Balikpapan
Uang muka pemasok lainnya
(masing-masing di bawah AS$ 150.000)
Pungutan ekspor
Jumlah
2005
8.311.143
6.161.834
4.693.940
4.121.289
2.864.985
25.298
8.797.061
4.696.417
4.047.466
3.222.956
2.115.885
5.735.717
3.155.262
8.358.623
29.333.751
36.974.125
2.543.561
-
64.549.531
45.724.941
Sewa dibayar dimuka merupakan sewa atas pelabuhan Bengalon untuk pengapalan batubara yang dikelola
oleh PT Mitratama Perkasa (Mitratama) dan sewa peralatan produksi. Pada tanggal 31 Desember 2006,
saldo sewa pelabuhan dan peralatan masing-masing sebesar AS$ 11.518.656 dan AS$ 16.825.727 (lihat
Catatan 8 dan 26).
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya adalah rekening pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan
PT Bank Central Asia Tbk sehubungan dengan jaminan yang disediakan oleh bank tersebut untuk
kepentingan pelanggan Perusahaan tertentu.
Sehubungan dengan Perjanjian Dokumen Transaksi Sekuritisasi pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan
menandatangani Cash and Account Management Agreement ( lihat Catatan 26a), dimana IndoCoal Export
(Cayman) Limited (Issuer) mengalokasikan, atas nama Perusahaan, dana yang diterima dari penjualan
(sebagaimana didefinisikan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi) ke beberapa akun rekening bank yang
dibatasi penggunaannya untuk pembayaran kewajiban Perusahaan kepada Glencore Coal Mauritius Ltd.
(Glencore) dan Mitsubishi Corporation (Mitsubishi) atas jasa pemasaran (lihat Catatan 28d) dan kepada
PT Thiess Contractors Indonesia (Thiess), PT Pamapersada Nusantara (Pamapersada) dan PT Darma
Henwa (Darma Henwa) atas jasa penambangan dan untuk tujuan lainnya sebagaimana ditetapkan dalam
Dokumen Transaksi Sekuritisasi.
Setoran Jaminan adalah jumlah yang dicadangan untuk jaminan berbagai kewajiban/PIB (pajak impor),
performance bond, garansi bank dan pembayaran sewa kantor untuk ruang kantor di Jakarta dan Balikpapan,
Indonesia.
Pinjaman karyawan merupakan pinjaman kepemilikan rumah untuk karyawan Perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 93/PMK.02/2005 tanggal 10 Oktober 2005,
mengenai panduan untuk pembayaran pungutan ekspor untuk batubara, PMK No. 95/PMK.02/2005
tertanggal 11 Oktober 2005, mengenai penghapusan tarif pungutan ekspor untuk batubara, dan dalam
hubungannya dengan PMK No. 131/PMK.010/2005 tertanggal 23 Desember 2005, mengenai perubahan
pada PMK No. 93/PMK.02/2005, Penjualan ekspor perusahaan terkena pajak ekspor 5% dari harga
ekspor setiap bulan atau harga FOB seperti tertera dalam Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
Perusahaan mulai memberlakukan peraturan ini pada akhir Pebruari 2006.
15
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN AKTIVA LANCAR LAINNYA (Lanjutan)
Pada tanggal 22 Agustus 2006, Mahkamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan
yang menyatakan bahwa PMK No.95/PMK/02/2005 tanggal 11 Oktober 2005 dan PMK
No.131/PMK.010/2005 tanggal 23 Desember 2005 sudah tidak berlaku. Sehubungan dengan itu Menteri
Keuangan mengeluarkan Surat Edaran No.S-396/MK.10/2006 yang mengintruksikan kepada Direktur
Jenderal Bea Cukai untuk tidak memungut pajak ekspor terhitung sejak dikeluarkannya surat Mahkamah
Agung (lihat Catatan 29c).
8. PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PEMEGANG SAHAM
Perusahaan, dalam bisnis utamanya, melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, umumnya untuk jasa pemasaran (lihat Catatan 26d), uang muka yang tidak berhubungan dengan
perdagangan dan transaksi keuangan (pinjaman jangka panjang) (lihat Catatan 16).
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah piutang usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa masing-masing sebesar 35,67% dan 37,74% dari jumlah aktiva Perusahaan. Hutang
dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah
sebesar 40,01% dan 31,36% dari jumlah keseluruhan kewajiban Perusahaan.
Saldo atas akun pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2006
2005
Piutang dengan pihak-pihak hubungan
istimewa dan pemegang saham:
PT Bumi Resources Tbk
Sangatta Holdings Limited
Kalimantan Coal Limited
Forerunner International Pte., Ltd.
PT Mitratama Perkasa
PT Arutmin Indonesia
409.827.094
50.041.480
50.041.480
23.381.258
14.851.556
7.842.948
340.873.951
47.072.162
47.072.162
15.201.177
439.422
Jumlah
555.985.816
450.658.874
Hutang dengan pihak hubungan istimewa:
IndoCoal Resources (Cayman)
Limited (lihat Catatan 16)
533.398.056
308.497.979
PT Bumi Resources Tbk.
Pada tanggal 13 Oktober 2004, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany
Facility Loan Agreement) dengan Bumi Resources (Pinjaman Bumi 2004) dimana Perusahaan menyediakan
fasilitas pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 75 juta. Jumlah yang digunakan Bumi Resources
berdasarkan Pinjaman Bumi 2004 tersebut adalah sebesar AS$ 63,7 juta. Pada tanggal 31 Desember 2006
dan 2005, Perusahaan mencatat pendapatan bunga atas pinjaman Bumi 2004 masing-masing sebesar
AS$ 4.196.512 dan AS$ 2.828.849 pada tahun 2006 dan 2005.
16
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
8. PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PEMEGANG SAHAM (Lanjutan)
Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany
Facility Loan Agreement) dengan Bumi Resources (Pinjaman Bumi 2003), dimana Perusahaan memberikan
pinjaman kepada Bumi Resources dengan jumlah maksimum AS$ 202.500.000. Bumi Resources
menggunakan dana dari Pinjaman Bumi 2003 tersebut untuk melakukan akuisisi saham Kalimantan Coal
Limited (KCL) dan Sangatta Holding Limited (SHL), keduanya adalah pemegang saham utama Perusahaan.
Jumlah pinjaman yang digunakan Bumi Resources adalah sebesar AS$ 202.868.128. Jumlah ini melebihi
jumlah maksimum yang tercantum pada Pinjaman Bumi 2003 sejumlah AS$ 368.128. Pinjaman Bumi 2003
dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1% per tahun. LIBOR pada tanggal 31 Desember 2006 dan
2005 masing-masing sebesar 5,35% dan 4,12%. Jumlah pinjaman dari Pinjaman Bumi 2003 akan dilunasi
dengan deviden yang diterima oleh Bumi Resources melalui anak perusahaannya, SHL dan KCL, sebagai
pemegang saham Perusahaan. Bumi Resources dapat membayar kembali seluruh sisa pinjaman pokok, tetapi
tidak ada pembayaran sebelum tahun kelima Pinjaman Bumi 2003 dan atau selama bunga yang tersisa belum
dibayar kembali. Bumi Resources menanggung pajak atau beban lainnya yang mungkin timbul dari jumlah
hutang. Atas Pinjaman Bumi 2003, Perusahaan mencatat pendapatan bunga masing-masing sebesar
AS$ 13.768.679 dan AS$ 9.286.589 pada tahun 2006 and 2005.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan mempunyai saldo piutang dari Bumi Resources
sebesar AS$ 107.092.925 dan AS$ 56.104.971 sehubungan dengan pembayaran biaya-biaya yang dilakukan
Perusahaan atas nama Bumi Resources.
Sangatta Holdings Limited
Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany Loan
Facility Agreement) dengan SHL (Pinjaman SHL), pemegang saham Perusahaan, dimana Perusahaan
memberikan pinjaman sebesar AS$ 43.750.000 kepada SHL. Pinjaman tersebut digunakan oleh SHL untuk
pembayaran deviden ke Rio Tinto Group sehubungan dengan akuisisi kepemilikan saham Perusahaan oleh
Bumi Resources. Pada tanggal 10 Oktober 2003, SHL telah menggunakan seluruh dana pinjaman SHL
sebesar AS$ 43.750.000. Pinjaman SHL dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1% per tahun. SHL
boleh membayar kembali seluruh pinjaman pokok setiap saat sesudah tahun kelima dan/atau selama bunga
belum dibayar. SHL akan dikenai pajak atau beban lainnya yang mungkin timbul dari jumlah hutang. Pada
tahun 2006 dan 2005, Perusahaan mencatat pendapatan bunga atas Pinjaman SHL masing-masing sebesar
AS$ 2.969.317 dan AS$ 2.002.721.
Kalimantan Coal Limited
Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany Loan
Facility Agreement) dengan KCL (Pinjaman KCL), pemegang saham Perusahaan, dimana Perusahaan
memberikan pinjaman sebesar AS$ 43.750.000 kepada KCL. Pinjaman tersebut digunakan oleh KCL untuk
pembayaran deviden ke British Petroleum Group sehubungan dengan akuisisi kepemilikan saham
Perusahaan oleh Bumi Resources. Pada tanggal 10 Oktober 2003, KCL telah menggunakan seluruh dana
pinjaman KCL sebesar AS$ 43.750.000. Pinjaman KCL dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1% per
tahun. KCL boleh membayar kembali seluruh pinjaman pokok setiap saat sesudah tahun kelima dan/atau
selama bunga belum dibayar. Berdasarkan perjanjian, KCL menanggung pajak atau beban lainnya yang
mungkin timbul. Selama tahun 2006 dan 2005, Perusahaan telah mencatat penerimaan bunga dari Pinjaman
KCL masing-masing sebesar AS$ 2.969.317 dan AS$ 2.002.721.
17
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
8. PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PEMEGANG SAHAM (Lanjutan)
Forerunner International Pte. Ltd.
Piutang Forerunner International Pte., Ltd. (Forerunner) merupakan beban administrasi untuk tersedianya
batubara sesuai dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Aggrements) (lihat Catatan 26a dan
26h), dimana Forerunner telah menyetujui untuk menanggung beban administrasi sebesar AS$ 1 untuk
setiap ton batubara yang dipasok dan dikapalkan oleh Perusahaan kepada IndoCoal Resources (Cayman)
Limited.
PT Mitratama Perkasa
Berdasarkan Technical Services Agreement antara Bumi Resources, PT Dian Bahari Sejati (Dian) dan
PT Amerasia International (Amerasia), masing-masing dari Dian dan Amerasia memberikan hak kepada
Bumi Resources untuk membeli dan mengakuisisi 100% dari semua saham Mitratama sebesar AS$ 1 dari
Dian dan Amerasia.
Pada bulan Desember 2006, Bumi Resources ,melaksanan hak opsi tersebut dan telah mengakuisisi
Mitratama dengan harga beli sebesar AS$ 1.
PT Arutmin Indonesia
Saldo piutang PT Arutmin Indonesia (Arutmin) merupakan pembayaran atas beban-beban Arutmin yang
dibayar oleh Perusahaan.
Rincian transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan
Istimewa
Sifat Hubungan Istimewa
PT Bumi Resources Tbk
Perusahaan induk
Sangatta Holdings Limited
Pemegang saham
Kalimantan Coal Limited
Pemegang saham
PT Arutmin Indonesia
Afiliasi
IndoCoal Resources
(Cayman) Limited
Afiliasi
Forerunner International
Pte., Ltd.
PT Mitratama Perkasa
Afiliasi
Afiliasi
Sifat Saldo Akun/Transaksi
Pendapatan bunga atas hutang
hubungan istimewa
(lihat Catatan 23)
Piutang sehubungan dengan beban yang
telah dibayarkan Perusahaan
Pendapatan bunga atas hutang
hubungan istimewa
(lihat Catatan 23)
Pendapatan bunga atas hutang
hubungan istimewa
(lihat Catatan 23)
Piutang sehubungan dengan beban yang
telah dibayarkan Perusahaan
Pembayaran uang muka kepada
Originator
(lihat Catatan 26a)
Beban administrasi
(lihat Catatan 26h)
Piutang sehubungan dengan pinjaman
Piutang sehubungan dengan beban yang
telah dibayarkan Perusahaan
18
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
9. AKTIVA TETAP
Analisa atas akun ini adalah sebagai berikut:
2006
Saldo
Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo
Akhir
Harga perolehan:
Properti tambang
Fasilitas infrastruktur
Pabrik dan perlengkapan
72.504.671
194.081.051
653.284.686
449.965
2.097.800
20.402.022
1.614.170
72.954.636
196.178.851
672.072.538
Aktiva sewa guna usaha
919.870.408
23.608.468
22.949.787
98.048.237
1.614.170
-
941.206.025
121.656.705
943.478.876
120.998.024
1.614.170
1.062.862.730
Akumulasi penyusutan:
Properti tambang
Fasilitas infrastruktur
Pabrik dan perlengkapan
33.259.467
78.261.456
475.649.572
2.959.025
8.248.095
26.061.985
1.613.292
36.218.492
86.509.551
500.098.265
Aktiva sewa guna usaha
587.170.495
2.484.958
37.269.105
11.663.603
1.613.292
-
622.826.308
14.148.561
589.655.453
48.932.708
1.613.292
636.974.869
Nilai Buku
353.823.423
425.887.861
2005
Saldo
Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo
Akhir
Harga perolehan:
Properti tambang
Fasilitas infrastruktur
Pabrik dan perlengkapan
63.720.772
145.495.045
640.963.258
8.783.899
48.586.006
13.994.570
1.673.142
72.504.671
194.081.051
653.284.686
Aktiva sewa guna usaha
850.179.075
-
71.364.475
23.608.468
1.673.142
-
919.870.408
23.608.468
850.179.075
94.972.943
1.673.142
943.478.876
Akumulasi penyusutan:
Properti tambang
Fasilitas infrastruktur
Pabrik dan perlengkapan
30.882.618
73.143.321
449.910.774
2.376.849
5.118.135
27.411.187
1.672.389
33.259.467
78.261.456
475.649.572
Aktiva sewa guna usaha
553.936.713
-
34.906.171
2.484.958
1.672.389
-
587.170.495
2.484.958
553.936.713
37.391.129
1.672.389
589.655.453
Nilai Buku
296.242.362
353.823.423
Berdasarkan Kontrak Karya, aktiva tetap yang dicatat pada laporan keuangan Perusahaan merupakan
milik Pemerintah Republik Indonesia, dimana Perusahaan memiliki hak eksklusif untuk menggunakan
aktiva tersebut selama umur ekonomisnya atau selama Kontrak Karya berlaku, yang mana lebih dulu.
Perusahaan mengadakan beberapa transaksi sewa guna usaha untuk alat berat yang digunakan untuk
operasi pertambangan (lihat Catatan 15).
19
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
9. AKTIVA TETAP (Lanjutan)
Penyusutan dibebankan pada biaya produksi pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing sebesar
AS$ 48.932.708 dan AS$ 37.391.129 (lihat Catatan 21).
Aktiva tetap diasuransikan dalam satu paket dengan persediaan terhadap resiko kerugian dari kebakaran dan
resiko lainnya dalam satu paket dengan persediaan sebesar AS$ 1,1 juta dan AS$ 911 juta pada tanggal
31 Desember 2006 dan 2005. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah ini cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas aktiva.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak mencatat penurunan nilai aktiva dan
berkeyakinan bahwa tidak ada kondisi yang akan menimbulkan penurunan nilai aktiva.
10. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN DITANGGUHKAN
Akun ini terdiri dari:
2006
Biaya pra-produksi – harga perolehan
Dikurangi: akumulasi amortisasi
Bersih
2005
110.586.862
(66.519.874 )
110.586.862
(62.489.311 )
44.066.988
48.097.551
Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan sehubungan dengan produksi secara komersial di
Hatari dan Bintang yang berlokasi di sebelah barat Pinang Dome, Sangatta.
Amortisasi yang dibebankan atas biaya produksi untuk tahun 2006 dan 2005 masing-masing sebesar
AS$ 4.030.563 dan AS$ 4.030.568 (lihat Catatan 21).
11. BIAYA PENGUPASAN DITANGGUHKAN
Pada tahun 2006, rasio pengupasan aktual lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan estimasi
rasio rata-rata di wilayah penambangan Perusahaan. Perusahaan mencatat kelebihan estimasi biaya
pengupasan sebagai biaya pengupasan ditangguhkan sebesar AS$ 54.733.133. Biaya pengupasan tersebut
dibebankan sebagai biaya produksi pada saat rasio aktual mendekati atau lebih rendah dari estimasi rasio
rata-rata.
12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini terdiri dari:
2006
PT Mahakam Nusa Energi
PT Darma Henwa
Orica Singapore Pte. Ltd.
PT Mitra Bahtera Segara Sejati
PT Liebherr Indonesia Perkasa
PT Trakindo Utama
18.640.898
18.501.884
7.568.110
5.030.158
3.931.652
2.851.282
2005
25.597.559
1.432.309
2.750.710
2.317.502
20
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
2006
Trakindo Utama Services Pte. Ltd.
PT Budhi Wiguna Prima
PT Hexindo Adiperkasa
PT Armindo Prima
Chitra Tyres Pte. Ltd.
BUT Logconversion Transportes
PT United Tractors
Sembawang Kimtrans(S) Pte., Ltd.
Glencore International AG
PT Boart Longyear
PT H & H Utama International
PT Mc Connel Dowell Indonesia
PT Petrosea
Ali B, Nugroho, Reksodiputro
PT Bara Kaltim Mandiri
Dyno Nobel Asia Pacific Ltd.
PT Pamapersada Nusantara
PT Marsh Indonesia
PT Lintas Inti Mandiri Artha
NV Cobelfret
Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 1.000.000)
Jumlah
2005
2.124.664
2.123.383
2.113.973
1.773.723
1.676.661
1.509.237
1.234.702
1.141.736
1.111.473
1.009.371
439.324
407.150
171.094
42.000
13.685
630
107
39.696.737
2.121.220
1.854.648
1.581.350
593.269
865.000
1.273.558
2.260.362
1.455.538
1.262.002
2.525.684
1.059.613
510.495
729.180
2.162.713
4.999.999
1.847.764
1.777.760
1.743.818
1.531.943
113.113.634
82.253.996
Hutang pada PT. Mahakam Nusa Energi dan PT Darma Henwa merupakan hutang atas pasokan bahan
bakar dan hutang atas pengembangan infrastruktur, kontraktor penambangan dan jasa pengangkutan di
area Bengalon. PT Darma Henwa ditunjuk sebagai kontraktor utama dalam pengembangan area di
Bengalon pada bulan Juli 2004 (lihat Catatan 26e).
13. HUTANG PAJAK
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
PPh - Pasal 21
PPh - Pasal 23 dan 26
Pasal 29 - PPh badan
437.249
14.284.050
40.076.176
729.361
9.680.304
58.444.716
Jumlah
54.797.475
68.854.381
21
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan)
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan dihitung dengan tarif pajak yang berlaku dan
beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
2006
Laba sebelum beban pajak penghasilan
Beda temporer:
Penyusutan
Amortisasi biaya eksplorasi dan
pengembangan ditangguhkan
Cadangan manfaat karyawan
Amortisasi biaya perolehan pinjaman
ditangguhkan
Transaksi sewa guna usaha
Amortisasi pendapatan yang belum diterima
2005
23.259.821
110.240.303
29.159.847
(1.005.821 )
4.030.563
3.631.780
4.030.568
2.080.642
(2.020.813 )
(14.068.420 )
(16.656.000 )
18.402.641
(2.543.982 )
-
Beda tetap:
Denda pajak
Bunga yang tidak dapat dikurangkan
Sumbangan
Biaya golf
Jamuan
Penyisihan atas investasi
31.484.707
2.685.608
112.662
105.000
70.646
(11.013.568 )
7.156.023
373.787
8.712
105.000
156.696
(6.077.771 )
Taksiran laba kena pajak
Taksiran laba kena pajak (pembulatan)
50.781.833
50.781.833
132.926.798
132.926.000
Taksiran pajak penghasilan
22.851.824
59.816.700
Pajak dibayar dimuka
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
(4.711.917 )
(65.451 )
(9.245.926 )
(4.909.816 )
(75.422 )
(10.687.751 )
Taksiran hutang pajak
8.828.530
44.143.711
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perusahaan telah mengakui kewajiban atas denda pajak sebesar
AS$ 1.487.345 atas keterlambatan pembayaran pajak penghasilan Pasal 21, 23 dan 26 berdasarkan pada
STP yang diterima Perusahaan pada tanggal 26 Desember 2006.
Seperti yang tercantum dalam Kontrak Karya (lihat Catatan 1b), Perusahaan bertanggungjawab atas:
a.
Pembayaran pajak penghasilan badan pada tarif 35% dari laba kena pajak untuk periode sepuluh (10)
tahun pertama sejak dimulainya masa operasi dan tarif 45% untuk periode selanjutnya;
b. Pembayaran pajak penghasilan secara bulanan (PPh - Pasal 25);
c. Pembayaran pajak penghasilan atas royalti, bunga, gaji karyawan dan pembayaran lainnya yang
dilakukan oleh Perusahaan, termasuk, tetapi tidak terbatas untuk, biaya untuk jasa teknik berdasarkan
pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia (PPh - Pasal 23 dan 26);
d. Pembayaran PPh pribadi (Pajak Penghasilan – Pasal 21), Pajak Pengembangan Regional (IPEDA) dan
pajak lainnya yang berkaitan dengan Kontrak Karya; dan
e. Pajak penjualan atas jasa yang disediakan untuk Perusahaan berdasarkan pada hukum dan peraturan
yang berlaku di Indonesia, tetapi tarif tidak melebihi 5% (Pajak Penjualan atas Jasa).
22
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
13. HUTANG PAJAK (Lanjutan)
Pengaruh pajak atas beda temporer dalam laporan keuangan dan dasar pajak atas aktiva dan kewajiban
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 dengan menggunakan tarif
pajak 45% adalah sebagai berikut:
2006
Penyusutan
Amortisasi biaya eksplorasi dan
pengembangan ditangguhkan
Cadangan manfaat karyawan
Amortisasi biaya perolehan
pinjaman tangguhan
Transaksi sewa guna usaha
Amortisasi pendapatan yang belum diterima
2005
13.121.931
(452.619 )
1.813.753
1.634.301
1.813.755
936.282
(909.366 )
(6.330.789 )
(7.495.200 )
8.281.189
(1.144.792 )
-
1.834.631
9.433.815
Beban pajak tangguhan
Rincian atas aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan sebagai kewajiban pajak tangguhan-bersih
pada neraca Perusahaan adalah sebagai berikut:
2006
Aktiva pajak tangguhan
Cadangan manfaat karyawan
Amortisasi biaya perolehan pinjaman
ditangguhkan
2005
4.874.972
3.240.671
4.546.828
5.456.194
9.421.800
8.696.865
101.636.184
19.830.144
7.495.200
114.758.115
1.144.792
-
7.475.581
21.643.897
Jumlah
136.437.109
137.546.804
Kewajiban pajak tangguhan-bersih
127.015.308
128.849.939
Jumlah
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan
Transaksi sewa guna usaha
Amortisasi pendapatan yang belum diterima
Amortisasi biaya eksplorasi dan
pengembangan ditangguhkan
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan pajak berdasarkan perhitungan
sendiri (self assessment), namun Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut
dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
23
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
14. HUTANG LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
a.
Jangka Pendek
2006
2005
Kewajiban kepada Pemerintah
Indonesia (lihat Catatan 1b)
Biaya pertambangan perawatan
dan operasi lainnya (lihat Catatan 26e)
Komisi penjualan
Gaji dan manfaat karyawan
Lain-lain
193.228.019
196.591.151
113.047.367
6.305.296
1.595.149
3.830.591
80.307.768
6.045.537
1.155.692
-
Jumlah Jangka Pendek
318.006.422
284.100.148
b. Jangka Panjang
2006
Taksiran kewajiban untuk
restorasi dan rehabilitasi
Kewajiban manfaat karyawan
(lihat Catatan 25)
Jumlah Jangka Panjang
2005
71.965.741
55.620.773
11.464.827
7.833.047
83.430.568
63.453.820
Pada tahun 2006 dan 2005, mutasi atas taksiran kewajiban restorasi dan rehabilitasi sebagai berikut:
2006
2005
Saldo awal tahun
Dibebankan pada biaya produksi
Pembayaran
55.620.773
30.862.117
(14.517.149 )
37.090.930
27.602.508
(9.072.665 )
Saldo akhir tahun
71.965.741
55.620.773
15. KEWAJIBAN SEWA GUNA USAHA
Perusahaan memiliki perjanjian sewa guna usaha atas peralatan tertentu yang telah dicatat dengan
menggunakan metode capital lease (lihat Catatan 9).
24
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
15. KEWAJIBAN SEWA GUNA USAHA (Lanjutan)
Pembayaran minimum sewa guna usaha masa akan datang berdasarkan capital lease, dan nilai sekarang atas
pembayaran minimum sewa guna usaha bersih pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai
berikut:
2006
Pembayaran minimum atas aktiva sewa guna
usaha yang akan jatuh tempo pada tanggal:
31 Desember 2006
31 Desember 2007
31 Desember 2008
31 Desember 2009
31 Desember 2010
2005
34.423.074
36.147.355
29.134.477
9.911.247
7.109.870
6.880.670
4.960.426
2.444.387
-
Jumlah minimum aktiva sewa guna usaha
Dikurangi: Biaya bunga masa akan datang
109.616.153
(18.495.267 )
21.395.353
(2.815.823 )
Nilai sekarang atas pembayaran
minimum aktiva sewa guna usaha
Lancar
91.120.886
(28.501.198 )
18.579.530
(5.902.115 )
Tidak lancar
62.619.688
12.677.415
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG
Prepayment Amount from the Originator
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan, Arutmin Indonesia (Pihak Penjual), IndoCoal Resources (Cayman)
Limited (Originator), IndoCoal Export (Cayman) Limited (Issuer), PT IndoCoal Kalsel Resources (Indo
Kalsel) dan PT IndoCoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan bersama dengan Indo Kalsel menjadi Indo
SPV), Bank of New York (Trustee), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator Transaksi)
menandatangani Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan dan menjual Surat
Hutang Seri 2005-1 dengan nilai pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Surat Hutang Seri 2005-1
dikenakan biaya sebesar 7,13% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penjualan Surat Hutang
Seri 2005-1 digunakan tersebut Issuer untuk membeli piutang milik Originator dengan uang muka sebesar
AS$ 600 juta berdasarkan Issuer Receivable Sales Agreement antara Issuer dan Originator. Perusahan diharuskan
membayar Originator sejumlah bunga pada pembayaran dimuka yang jumlahnya sama dengan jumlah bunga
yang dibayarkan Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sesuai dengan Indenture and the Series
2005-1 Indenture Supplement pada tanggal jatuh tempo pembayaran bulanan.
Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Indo SPV, Issuer dan Trustee menandatangani Series
2006-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total
sebesar AS$ 800 juta. Hasil dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri
2005-1 dan pinjaman talangan yang diberikan oleh Credit Suisse kepada Bumi Resources. Surat Hutang
Seri 2006-1 tersebut jatuh tempo pada 28 Juli 2006 dengan bunga sebesar 7% per tahun yang terhutang
setiap bulannya, yang pada tanggal 28 Juli 2006 Surat Hutang Seri 2006-1 diperpanjang hingga
28 September 2006 dan selanjutnya dilunasi melalui penerbitan Surat Hutang Seri 2006-2.
25
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Pada tanggal 3 Oktober 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPV, Trustee dan Administrator,
menandatangani Series 2006-2 Indenture Supplement, dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang dengan
tingkat bunga yang mengambang Seri 2006-2 Kelas A-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan jatuh tempo pada
tahun 2011; serta Surat Hutang dengan tingkat bunga mengambang Seri 2006-2 Kelas A2 sebesar AS$ 300
juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2012.
Saldo sisa Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah
pada marjin tertentu. Bunga atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga harus dibayar pada
tanggal jatuh tempo bulanan (Early Amortization Payment Date), atau tanggal jatuh tempo akhir (Expected
Final Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke-28 setiap bulan, dimana pembayaran
pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah uang muka yang diterima Perusahaan dari Originator
masing-masing sebesar AS$ 533.398.056 dan AS$ 308.497.979.
17. PENDAPATAN YANG BELUM DIAKUI
Pendapatan yang belum diakui oleh Perusahaan, merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari
pihak AES Hawaii Inc. (AES), sebagai akibat penghentian perjanjian pengadaan batubara dengan
perusahaan tersebut yang seharusnya berlaku sampai dengan tahun 2007. Selanjutnya, Perusahaan dan
AES menandatangani perjanjian baru untuk pengadaan batubara sampai dengan 30 September 2007.
Berdasarkan perjanjian tersebut, sehubungan dengan penghentian perjanjian pengadaan batubara
sebelumnya sebelumnya dengan AES, Perusahaan mempunyai hak untuk menerima pembayaran
penghentian perjanjian dari AES yang berjumlah AS$ 71,4 juta. Perusahaan menerima pembayaran
penghentian perjanjian pada tanggal 30 Juli 2003 dan dicatat sebagai pendapatan yang belum diterima.
Sehubungan dengan penghentian perjanjian penyediaan batu bara sebelumnya, Perusahaan menyetujui untuk
membayar Sprague sebesar AS$ 2.000.000 sebagai kompensasi atas tidak diikutsertakan laginya Sprague lagi
dalam perjanjian penyediaan batu bara yang baru. Akan tetapi, Perusahaan akan tetap membayar komisi
Sprague sebesar AS$ 0,25 per meter ton untuk semua Batubara yang terjual ke AES atas perjanjian
penyediaan batu bara yang baru. Perjanjian ini efektif sejak tanggal 25 Juli 2003 dan Perusahaan telah
membayar Sprague AS$ 2.000.000 pada tanggal 31 Juli 2003.
Perusahaan mencatat jumlah yang diterima dari AES, dikurangi pelunasan pembayaran untuk Sprague
(jumlah bersih adalah AS$ 69.400.000) sebagai pendapatan yang ditangguhkan, yang diamortisasi sebagai
pendapatan berdasarkan metode garis lurus selama jangka waktu perjanjian dengan AES.
18. MODAL DISETOR
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, modal ditempatkan dan disetor penuh adalah sebesar
Rp 19.042.500.000 atau AS$ 30.000.000 (300.000 lembar saham dengan nilai nominal saham sebesar
Rp 63.475 atau AS$ 100 per lembar saham).
26
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
18. MODAL DISETOR (Lanjutan)
Susunan pemegang saham Perusahaan dan persentase kepemilikan pada tanggal 31 Desember 2006 dan
2005 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2006 and 2005
Modal Dasar
Pemegang saham
PT Sitrade Coal
Sangatta Holding Limited
Kalimantan Coal Limited
PT Bumi Resources Tbk
PT Kutai Timur Energi
Total
Jumlah
Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Nilai Nominal
AS$
Jumlah
Saham
Nilai Wajar
AS$
Persentase (%)
97.200
73.500
73.500
40.800
15.000
9.720.000
7.350.000
7.350.000
4.080.000
1.500.000
97.200
73.500
73.500
40.800
15.000
9.720.000
7.350.000
7.350.000
4.080.000
1.500.000
32,4
24,5
24,5
13,6
5,0
300.000
30.000.000
300.000
30.000.000
100
Berdasarkan Kontrak Karya, Pemegang saham Perusahaan berkewajiban untuk menjual 51% kepemilikan
saham di Perusahaan kepada Pemerintah Republik Indonesia atau perusahaan swasta atau pribadi. Untuk
memenuhi ketentuan ini berdasarkan Kontrak Karya, SHL dan KCL mengadakan Perjanjian Pembelian
Saham (SPA) pada tanggal 13 Oktober 2003 (diubah pada tanggal 25 Pebruari 2004) untuk pengalihan
kepemilikan Perusahaan sebesar 18,6% kepada Pemerintah Kutai Timur.
Selanjutnya, berdasarkan Surat Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral (sekarang dikenal
sebagai Dirjen Geologi Mineral, Batubara dan Geotermal) (DJGSM) No. 553/87.03/DJG/2004 tanggal
12 Maret 2004 dan Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 279/III/PMA/2004, pengalihan
atas 18,6% saham Perusahaan kepada Pemerintah Kutai telah disetujui.
Pada tanggal 10 Juni 2004, Pemerintah Kutai Timur mengalihkan haknya untuk membeli 18,6% saham
Perusahaan kepada PT Kutai Timur Energi (KTE), perusahaan yang 100% dimiliki oleh Pemerintah
Kutai Timur.
Pada tanggal 21 Pebruari 2005, KTE mengumumkan bahwa tidak memiliki cukup dana dan/atau
kapasitas untuk melunasi harga pembelian 18,6% kepemilikan Perusahaan. Oleh karena itu, KTE setuju
untuk mengalihkan lagi 13,6% kepemilikan tersebut kepada Bumi Resources. Pada tanggal 23 Pebruari
2005, SHL dan KCL menandatangani Perjanjian Tambahan Penjualan dan Pembelian Saham, dimana
dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa jika karena alasan apapun KTE tidak dapat membayar
kewajibannya sehubungan dengan pembelian saham sebesar AS$ 104.237.988, KTE harus mengalihkan
13,6% saham Perusahaan kepada Bumi Resources.
Pada tanggal 25 Agustus 2005, Bumi Resources menyepakati Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat
dengan KTE untuk mengambil alih kepemilikan Perusahaan sebesar 13,6% dengan harga pembelian
sebesar AS$ 104.237.987. Sesuai persyaratan dalam Perjanjian, transaksi tersebut harus disetujui oleh
Rapat Pemegang Saham Perusahaan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Badan Koordinasi
Penanaman Modal. Persetujuan tersebut telah diperoleh masing-masing pada tanggal 29 Agustus 2005,
11 Oktober 2005 dan 17 Oktober 2005.
27
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
18. MODAL DISETOR (Lanjutan)
Pada tanggal 9 Desember 2004 sesuai dengan ketentuan Kontrak Karya yang mengharuskan divestasi
32,4% saham Perusahaan, Direktur Perusahaan telah menawarkan kepada Pemerintah Indonesia untuk
membeli 32,4% dari saham Perusahaan berdasarkan harga yang disetujui antara Perusahaan dengan
Pemerintah Indonesia. DJGSM q.q. Menteri Pertambangan dan Energi atas nama Pemerintah Indonesia
dalam surat No. 02R/05/DJG/2005 tanggal 21 Pebruari 2005 menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia
tidak dapat membeli 32,4 % kepemilikan saham Perusahaan.
Pada tanggal 13 Desember 2004, Perusahaan juga menawarkan 32,4% kepada para perusahaan swasta
Indonesia lainnya. Salah satu peserta yaitu PT Sitrade Nusaglobus (SNG) setuju untuk membeli 32,4%
saham Perusahaan dengan harga AS$ 399.980.000. Pada tanggal 10 Maret 2005, telah ditandatangani
perjanjian Jual Beli Saham antara SNG dengan SHL dan KCL dan telah disetujui oleh DJGSM melalui
surat No. 1352/05/DJG/2005 tanggal 24 Juni 2005.
Untuk mendukung pembelian saham Perusahaan, pada tanggal 22 Agustus 2005 SNG mendirikan
PT Sitrade Coal (SC). Selanjutnya, SNG mengalihkan 32,4% saham Perusahaan kepada SC pada tanggal
26 Agustus 2005. Pengalihan ini telah disetujui oleh Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral
melalui surat No. 1875/05/DJG/2005 tanggal 11 Oktober 2005.
Pada tanggal 11 Oktober 2005 dalam suratnya No. 1875/05/DJG/2005. DJGSM memberikan
persetujuan pengalihan 32,4% saham Perusahaan kepada SC. Demikian pula, berdasarkan surat
No. 1218/III/PMA/2005 tanggal 17 Oktober 2005, Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah
memberikan persetujuan perubahan komposisi kepemilikan saham Perusahaan menjadi sebagai berikut:
SC 32,4%, KCL 24,5%, SHL 24,5%, Bumi Resources 13,6% dan KTE 5%.
Perubahan Pemegang Saham disahkan dalam Akta No. 3 oleh notaris publik Muchlis Patahna S.H., MKn
tertanggal 18 Oktober 2005 dan dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal
20 Oktober 2005.
19. DANA CADANGAN
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, dana cadangan sebesar AS$ 6 juta dicadangkan pada tahun
1996. Jumlah ini menggambarkan 20% dari modal ditempatkan dan ditujukan untuk menutupi kerugian
yang diderita oleh Perusahaan yang tidak dapat ditutupi oleh cadangan lainnya.
20. PENJUALAN BERSIH
Akun ini terdiri dari:
2006
Ekspor:
IndoCoal Resources:
Glencore International AG
Constellation Energy Commodities Group
Electric Power Development Company
Korea South-East Power Co., Ltd.
Kobe IIP
Chubu Electric Power Co., Inc.
Nippon Steel Corporate
AEP Energy Services Pty. Ltd.
362.746.596
63.005.881
49.739.652
26.675.453
26.081.341
25.898.084
24.363.203
21.959.301
2005
8.192.135
10.089.842
3.178.102
28
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
20. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan)
2006
EDF Trading Ltd.
Tohoku Electric Power Co., Inc.
Hokuriku Electric Power
Taiwan Power Company
Lain-lain (masing-masing
di bawah AS$ 10.000.000)
2005
19.049.866
16.062.701
11.469.377
1.884.309
25.543.389
415.928.871
33.816.075
Sub-jumlah
702.118.039
80.819.543
Taiwan Power Company
EDF Trading Ltd.
Korea East-West Power Company Limited
Castle Peak Power Company Ltd.
Electric Power Development Company
AES (Applied Energy)
Quezon Power (Phillipines)
TNB Fuel Services Sdn., Bhd.
Hokuriku Electric Power
Enel Trade Spa
National Power Company
Chubu Electric Power Co., Inc.
National Coal Supply Corporation, Ltd.
Kobe Steel, Ltd.
The Hongkong Electric Co., Ltd.
Kobe IIP
Electroandina, Chile
Nippon Steel Corporate
Ahmedabad Electric Company
Scottish and Southern Energy Supply Ltd.
Tohoku Electric Power Company Inc.
Chukogu Electric Power Co., Inc.
Korea South-East Power Company Ltd.
Joban Joint Power
Toyota Tsusho Corporation
Lain-lain (masing-masing
di bawah AS$ 10.000.000)
162.439.617
28.842.438
26.446.963
26.171.810
22.802.094
19.471.554
19.427.840
16.728.829
11.701.442
11.099.920
7.079.704
6.226.133
-
209.270.121
29.896.015
64.229.949
88.895.591
20.908.825
23.050.412
16.545.992
23.627.155
15.686.703
47.267.290
71.129.789
30.616.992
26.350.750
26.294.155
22.711.019
18.292.939
18.227.459
17.257.955
16.668.997
16.129.288
12.777.635
11.087.685
10.793.594
12.452.207
131.591.826
1.073.008.590
1.050.127.679
54.751.305
25.925.581
1.127.759.895
1.076.053.260
Jumlah ekspor
Domestik
Jumlah
Jumlah penjualan bersih Perusahaan tidak mencakup jumlah yang menjadi hak Pemerintah Indonesia
(Pemerintah) atas batubara sesuai dengan Kontrak Karya (lihat Catatan 1b). Jumlah yang menjadi hak
Pemerintah atas penjualan batubara tersebut masing-masing sebesar AS$ 158 juta dan AS$ 151 juta pada
tahun 2006 dan 2005.
29
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
20. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat
Catatan 26a) dimana Perusahaan akan menjual seluruh produksi batubara kepada Originator, kecuali jika
diminta lain oleh Originator, dengan harga tetap yaitu AS$ 34,30 per ton batubara berdasarkan nilai kalori
6.322 kal/kg (GAR), disesuaikan untuk beberapa variasi dalam nilai kalori batubara yang dibeli Originator
dari Perusahaan berdasarkan perjanjian. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan telah melaksanakan
penjualan bersih masing-masing sebesar AS$ 702.118.039 dan AS$ 80.819.543, kepada Originator
berdasarkan perjanjian (lihat Catatan 16).
21. HARGA POKOK PENJUALAN
Akun ini terdiri dari:
2006
Beban pengupasan dan
penambangan (lihat Catatan 26e)
Beban kontraktor
Penggunaan material
Pemeliharaan dan suku cadang
Beban umum
Konsultan
Beban proses penambangan dan
beban produksi lainnya
(lihat Catatan 26e)
Beban penyusutan dan amortisasi
(lihat Catatan 9 dan 10)
Penambahan persediaan batubara
Jumlah
2005
507.782.700
149.608.952
123.920.579
80.331.802
2.801.364
361.030.748
100.755.173
102.060.848
81.469.227
1.843.696
864.445.397
647.159.692
118.487.573
145.490.538
52.738.040
(89.950.980 )
41.421.693
(10.764.112 )
945.720.030
823.307.811
22. BEBAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2005
Beban pengangkutan
Logistik pemasaran
Beban dan komisi pemasaran (lihat Catatan 26d)
Despatch dan demurrage
Jumlah
2004
47.996.477
38.982.649
27.420.011
9.005.548
44.001.204
17.693.488
55.891.710
6.525.720
123.404.685
124.112.122
30
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
23. PENDAPATAN BUNGA
Beban bunga merupakan bunga yang diperoleh dari deposito di bank dan pinjaman hubungan istimewa
(lihat Catatan 8) adalah sebagai berikut:
2006
2005
Pinjaman Bumi Resources
Pinjaman SHL
Pinjaman KCL
Deposito Bank
17.965.190
2.969.317
2.969.317
1.582.381
12.115.438
2.002.721
2.002.721
1.430.362
Jumlah
25.486.205
17.551.242
24. BEBAN BUNGA
Akun ini terdiri dari beban bunga atas:
2006
2005
Uang muka Pembelian
Fasilitas Pinjaman 2004
Fasilitas Pinjaman 2003
Kewajiban sewa guna usaha dan lainnya
48.743.460
7.022.981
15.563.894
18.018.857
2.804.663
667.871
Jumlah
55.766.441
37.055.285
25. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN
Pada tanggal 29 Nopember 1995, Perusahaan menerima pengesahan Menteri Keuangan atas Dana
Pensiun untuk karyawan dan keluarganya melalui pengesahan No. KEP-369/KM.17/1995. Iuran dana
pensiun tersebut ditanggung oleh Perusahaan dan dikelola oleh Dana Pensiun Kaltim Prima Coal.
Perhitungan manfaat karyawan untuk posisi 31 Desember 2006, dilakukan oleh aktuaris independen.
Dana Pensiun Perusahaan menyediakan manfaat pasti untuk semua karyawan Perusahaan. Dana Pensiun
tersebut menyediakan manfaat tertentu untuk karyawan yang berhak berdasarkan masa kerja di
Perusahaan. Dana pensiun tersebut dibiayai oleh iuran yang ditanggung oleh Perusahaan. Manfaat pensiun
menggunakan mata uang Rupiah. Perusahaan menyediakan imbalan kerja untuk semua karyawan tetap
berdasarkan Contract Labour Agreement (CLA). Tidak ada pembiayaan lain yang dibuat perusahaan kecuali
CLA. Jumlah yang diakui di laporan laba rugi atas manfaat karyawan adalah sebagai berikut:
2006
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Perkiraan sisa masa kerja
11 % per tahun
9 % per tahun
12,57 tahun
2005
12% per tahun
10% per tahun
12,12 tahun
31
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN (Lanjutan)
Jumlah yang diakui pada neraca Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai
berikut:
2006
2005
Nilai kini kewajiban manfaat karyawan
Nilai wajar aktiva program manfaat karyawan
36.058.559
(15.109.947 )
23.009.132
(10.683.932 )
Nilai kini kewajiban belum didanakan
Biaya jasa lalu belum diakui
Kerugian aktuari belum diakui
20.948.612
(2.269.036 )
(7.214.749 )
12.325.200
(2.430.588 )
(2.061.565 )
Kewajiban bersih pada neraca
11.464.827
7.833.047
Jumlah biaya imbalan kerja karyawan yang dibebankan pada laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
2006
2005
Biaya jasa masa kini
Biaya bunga
Kerugian bersih aktuaria yang diakui
2.646.395
3.336.890
166.692
2.049.449
2.271.865
233.475
Jumlah
6.149.977
4.554.789
Perubahan kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut:
2006
2005
Kewajiban pada awal tahun
Biaya manfaat karyawan selama tahun berjalan
Manfaat yang dibayar
7.833.047
6.149.977
(2.518.197 )
5.577.915
4.554.789
(2.299.657 )
Kewajiban pada akhir tahun
11.464.827
7.833.047
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING
a.
Transaksi Sekuritisasi Piutang Batubara (Coal Receivables Securitization Transaction)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan, bersama dengan Arutmin, anak perusahaan Bumi Resources
(Pihak Penjual),dan IndoCoal Resource (Cayman) Limited, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki
oleh Perusahaan (Originator), melakukan transaksi dengan IndoCoal Exports (Cayman) Limited,
sebuah Perusahaan yang didirikan di bawah Undang-undang Cayman Islands (Issuer), dimana
(i) Pihak Penjual menjual seluruh piutang penjualan batubaranya yang ada sekarang dan yang akan
diproduksi dimasa yang akan datang kepada Originator dan menjual seluruh produksi batubaranya
dimasa yang akan datang kepada Originator sebanyak yang dibutuhkan oleh Originator, (ii) Originator
setuju untuk menjual semua piutang penjualan yang ada sekarang dan yang akan datang, baik yang
dihasilkannya sendiri maupun yang diperoleh dari Pihak Penjual kepada Issuer, dan (iii) Issuer
menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 yang bernilai AS$ 600 juta dengan bunga 7,134% berdasarkan
fasilitas Indenture dan Seri 2005-1 Indenture Supplement dan menggunakan dana yang dihasilkannya untuk
membeli piutang-piutang tersebut dari Originator (Transaksi Sekuritisasi). Transaksi Sekuritisasi dan
dokumen yang terkait dengan transaksi tersebut (Dokumen Transaksi Sekuritisasi) dijelaskan lebih
rinci di bawah ini.
32
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan
jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012 dengan tingkat bunga 7,13% per tahun. Issuer adalah entitas
bertujuan khusus yang tidak berafiliasi dengan Perusahaan, Arutmin dan IndoCoal Resources yang
dibentuk untuk: (i) melaksanakan penerbitan Surat Hutang (termasuk Surat Hutang Seri 2005-1)
dalam rangka fasilitas Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement (ii) mengelola penggunaan dana
yang diperoleh dari Issueran Surat Hutang dan dana yang lain yang diperoleh Penerbit dari waktu ke
waktu (seperti penagihan piutang dari Originator dan Pihak Penjual), (iii) mengelola pembayaran
kembali Surat Hutang yang masih beredar, dan (iv) sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement,
memperoleh piutang dari Originator, Pihak Penjual dan, dalam keadaan tertentu, Indo SPV, melalui
penjualan batubara.
Sehubungan dengan penerbitan Surat Hutang Seri 2005-1, Pihak Penjual, Originator dan Bank of New
York, masing-masing dalam kapasitas sebagai Indenture Trustee dan Security Trustee menandatangani
perjanjian sebagai berikut:
1. Perjanjian Penjualan Piutang Milik Penerbit (Issuer Receivables Sale Agreement)
Issuer dan Originator menandatangani Issuer Receivables Sale Agreement dimana Issuer akan membeli
aktiva dalam bentuk piutang usaha milik Originator yang diperoleh Originator dari Pihak Penjual.
Sesuai dengan perjanjian ini, Issuer akan memberikan sejumlah AS$ 600 juta kepada Originator
sebagai uang muka pembelian tersebut (selanjutnya disebut Prepayment Amount from the Originator).
Originator akan menggunakan uang muka tersebut untuk memberikan uang muka kepada Pihak
Penjual sehubungan dengan Originator Receivables Sale Agreements dan Long-term Supply Agreements.
2. Perjanjian Penjualan Piutang Milik (Originator Receivables Sale Agreements)
Pihak Penjual dan Originator menandatangani Originator Receivables Sale Agreements (ORSA) dimana
Originator akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang
akan datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini
melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak
yang berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang
Pihak Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan
yang berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan
tindakan penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun,
mengambil segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para pihak, membuka
rekening untuk menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar
atau mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah
kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain
penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan,
melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam
Perjanjian ini.
33
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
3. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Agreements)
Long-term Supply Agreements (LTSA) ditandatangani oleh Pihak Penjual dan Originator pada tanggal
6 Juli 2005 antara lain, menyatakan bahwa, Pihak Penjual akan menjual batubara kepada Originator
dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di
sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik Originator yang dibeli dari Perusahaan sesuai dengan
perjanjian). Perjanjian tersebut juga menyatakan bahwa Originator akan memberikan uang muka
kepada Perusahaan sebesar AS$ 600.000.000 pada tanggal penutupan. Uang muka yang diterima
akan berkurang setiap bulan dengan jumlah nilai pembelian piutang secara keseluruhan
(sebagaimana didefinisikan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), yang terhutang oleh Originator
untuk aktiva piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dan akan bertambah dengan pembayaran
yang dilakukan oleh Originator kepada Pihak Penjual sesuai dengan LTSA dan ORSA dengan cara
yang disediakan dari aliran kas yang ditetapkan dalam Indenture dan bunga atas hutang oleh Pihak
Penjual kepada Originator pada tanggal pembayaran bulanan yang berkaitan. Pihak Penjual
diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam rangka
ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Issuer kepada
pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas Surat
Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran bulanan.
Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat
dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh
ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan
kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana
tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan.
4. Perjanjian Manajemen Kas dan Rekening (Cash and Accounts Management Agreements/CAMA)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo SPV,
Trustee dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk
melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan
kontraktor produksi utama dan agen pemasaran utama. Pembayaran kepada kontraktor produksi
harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan pembatasan
yang tertera dalam kontrak.
5. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B)
Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, Perusahaan menandatangani perjanjian untuk
mengalihkan PKP2B kepada Indo Kaltim. Perjanjian ini berlaku efektif secara otomatis jika dan
sejak saat terjadinya kepailitan (termasuk jika terjadi pailit atas Perusahan, Arutmin dan Bumi
Resources). Jika kepailitan tersebut terjadi atau jika Perusahaan menyatakan tidak dapat
memenuhi kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi) sehubungan
dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka Indo Kaltim diberi kuasa untuk melanjutkan pemasokan
batubara ke Originator untuk selanjutnya dijual ke pelanggan. Perjanjian dengan kontraktor oleh
pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk memberikan ijin kepada
Indo Kaltim pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan.
34
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Berdasarkan perjanjian, Perusahaan diwajibkan untuk:
a.
Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba,
perijinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang
berlaku.;
b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor
produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan;
c. Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang
berlaku (seperti dijelaskan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), dan
d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha.
Indo Kaltim menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat dengan Originator
dimana Indo Kaltim menyetujui untuk memasok batubara kepada Originator pada Fixed Forward
Price setelah pengalihan Kontrak Karya Perusahaan kepada Indo Kaltim.
Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Issuer, Originator dan Bank of
New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan
menerbitkan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali sesuai dengan perjanjian Surat Hutang
Seri 2006-1 dan Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali sesuai
dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2 (lihat Catatan 16).
Sehubungan dengan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali tersebut, perubahan dan
kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui Perubahan dan modifikasi
tersebut.
b. Prepayment Amount from the Originator
1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan Arutmin (Pihak Penjual), Indocoal Resources
(Cayman) Limited (Originator), IndoCoal Exports (Cayman) Limited (Issuer), PT Indocoal Kalsel
Resources (Indo Kalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan, bersama dengan
Indo Kalsel, Indo SPV), Bank of New York (Trustee), dan Foo Kon Tan Grant Thornton
(Administrator Transaksi), menandatangani Indenture Supplement, dimana dengan perjanjian ini
Issuer akan menerbitkan:
(i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta;
(ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta.
Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk:
(a)
(b)
(c)
(d)
Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta;
Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta;
Modal kerja untuk Perusahaan dan Arutmin (Prepayment Amount) sebesar AS$ 30 juta; dan
Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pinjaman.
Saldo Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah
margin tertentu. Bunga terhutang di setiap periode bunga akan dibayar pada tanggal jatuh tempo
bulanan, tanggal jatuh tempo yang dipercepat atau tanggal pelunasan akhir. Tanggal pembayaran
bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal
28 Oktober 2006.
35
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Persyaratan atas pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan
dengan Series 2006-2 Indenture Supplement sama dengan Persyaratan Dokumen Transaksi
Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan dan peristiwa-peristiwa pemicu (trigger events),
sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Perusahaan, Pihak Penjual, Indo
SPV, Originator dan Pelaksana (lihat Catatan 16).
Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang
diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Bumi Resources memberikan jaminan
berupa 99.99% saham Arutmin dan 99.98% saham Indo SPV, Forrerunner memberikan jaminan
berupa 100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham
Perusahaan memberikan jaminan berupa 92% saham Perusahaan.
2. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPV dan Indenture Trustee
menandatangani Series 2006-1 Indenture Supplement dimana Issuer mengeluarkan Surat Hutang Seri
2006-1 dengan jumlah AS$ 800 juta. Dana dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk
melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi Resources dari Credit
Suisse. Surat Hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006 dengan tingkat
bunga 7% per tahun yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan.
Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1, semua pihak menyetujui
perubahan ketentuan dalam Series 2006-1 Indenture Supplement. Perubahan yang signifikan adalah
sebagai berikut:
1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal
28 September 2006.
2. Tingkat bunga diubah dari 7.0% per tahun menjadi 7.0% per tahun untuk periode sebelum
tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7.5% per tahun.
Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk
membayar pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan
tersebut (lihat Catatan 16).
3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual, Indo SPV, Trustee, dan Administrator Transaksi
menandatangani Intendure dan Series 2005-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan dan
menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat
bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Issuer
menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang Seri 2005-1 tersebut untuk
membeli piutang-piutang dari Originator dengan membayar uang muka sebesar AS$ 600 juta
kepada Originator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Issuer dan Originator. Originator
menggunakan AS$ 426,7 juta dari Orginator Prepayment Amount yang diterima dari Issuer untuk
membayar uang muka kepada Pihak Penjual (Prepayment Amount) atas pembelian piutang yang ada
sekarang dan yang akan datang milik Penjual sesuai dengan ORSA antara Issuer dan pihak Penjual
dan pembelian batubara dimasa yang akan datang sehubungan dengan LTSA antara pihak Penjual
dan Originator (lihat Catatan 26a).
Pihak Penjual diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang
jumlahnya sama dengan biaya bunga yang dibayar Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri
2005-1 sehubungan dengan Series 2005-1 Intendure Supplement pada setiap tanggal pembayaran
bulanan.
36
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Perusahaan menggunakan dana hasil Prepayment Amount untuk hal-hal sebagai berikut:
a.
Kira-kira sejumlah AS$ 316,3 juta untuk membayar kembali pinjaman sehubungan Perjanjian
Fasilitas 2004;
b. AS$ 52,5 juta untuk pembayaran uang muka kepada Bumi Resources;
c. AS$ 16,5 juta untuk pembayaran uang muka kepada Mitratama;
d. Kira-kira sejumlah AS$ 26 juta untuk cadangan dalam rangka Series 2005-1 Indenture
Supplement; dan
e. Jumlah yang tersisa untuk membayar tunggakan pasti yang berkaitan dengan Transaksi
Sekuritas dan untuk menyedialan modal kerja Perusahaan.
Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan
untuk membayar pelunasan Surat Hutang Seri 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan
tersebut (lihat Catatan 16).
c.
Perjanjian Penjualan Batubara Bersama
Pada tanggal 1 Nopember 1999, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Batubara Bersama
(PPBB) dengan Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) dimana kedua pihak setuju untuk
bekerjasama dalam penyediaan batubara sesuai dengan PKP2B (lihat Catatan 1b), untuk periode lima
(5) tahun sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. Pada tanggal 1 Juli 2005, Perusahaan dan DJPU
menandatangani perjanjian sehubungan dengan penyediaan batubara berdasarkan PKP2B bahwa
mencakup seluruh jenis batubara tersedia yang akan dijual oleh Perusahaan dan untuk periode lima (5)
tahun sampai dengan 31 Desember 2009.
Seperti ditentukan dalam PPBB, jumlah setiap pengapalan dari masing-masing pihak ditentukan
berdasarkan rumus tertentu seperti yang tercantum dalam PPBB. PPBB memberikan hak kepada
Perusahaan atas 86,5% dari penjualan batubara yang dihasilkan, sementara sisanya sebesar 13,5% akan
menjadi hak Pemerintah. Pemerintah menunjuk Perusahaan berperan sebagai agen tunggal untuk
menjual batubara berdasarkan PPBB, dan Pemerintah membayar biaya administrasi penjualan 1,5%
dari harga FOB untuk setiap bagian Pemerintah dari setiap pengapalan batubara.
Seperti yang diatur lebih lanjut dalam PPBB, Perusahaan bertanggung jawab untuk menatausahakan
dan melaksanakan seluruh kontrak baik yang dilakukan oleh Perusahaan dalam penjualan batubara.
Seluruh hasil penjualan sehubungan dengan pengiriman ditagih dan semua biaya pengirimannya
dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan. Akan tetapi DJPU juga menanggung biaya yang terjadi
secara proporsional untuk setiap pengiriman, seperti yang diatur dalam PPBB.
d. Perjanjian Pemasaran
1. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian pemasaran dengan
Glencore Coal (Mauritius) Limited (Glencore), dimana Glencore bertindak sebagai agen
pemasaran batubara untuk seluruh negara kecuali Jepang. Sebagai imbal jasa, Perusahaan akan
membayar komisi sebesar 5% dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian
adalah selama dua belas (12) tahun sejak berlakunya perjanjian.
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Glencore diperbaharui dan disajikan
kembali untuk melibatkan Originator dan Indo Kaltim dalam perjanjian pemasaran. Sesuai
dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Glencore setuju untuk
memberikan jasa pemasaran untuk Perusahaan, Originator dan (sesuai dengan Perjanjian
Pengalihan PKP2B Perusahaan ke Indo Kaltim) Indo Kaltim.
37
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
2. Pada tanggal 9 Januari 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian pemasaran dengan
Mitsubishi Corporation (Mitsubishi), dimana Mitsubishi akan bertindak sebagai agen pemasaran
Batubara untuk negara Jepang. Sebagai imbal jasa, Perusahaan akan membayar komisi sebesar 5%
dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah selama dua belas (12)
tahun sejak tanggal berlakunya perjanjian.
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Mitsubishi diperbaharui dan disajikan
kembali untuk melibatkan Originator dan Indo Kaltim dalam perjanjian pemasaran. Sesuai dengan
perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Mitsubishi setuju untuk memberikan
jasa pemasaran untuk Perusahaan, Originator dan (sesuai dengan Perjanjian Pengalihan PKP2B
Perusahaan ke Indo Kaltim) Indo Kaltim.
e.
Perjanjian Operasi
1. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani perpanjangan perjanjian operasi jasa
penambangan dengan PT Thiess Contractors Indonesia (Thiess) untuk operasi dan perawatan
tambang Melawan dan Sangatta. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Thiess akan menyediakan
aktiva tetap, peralatan, fasilitas, pelayanan, material, persediaan suku cadang dan bahan pembantu
(selain dari barang-barang yang akan disediakan oleh Perusahaan seperti yang disebutkan dalam
perjanjian), tenaga kerja dan manajemen yang dibutuhkan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan
membayar kepada Thiess biaya dan pelayanan yang jumlahnya akan dihitung sesuai dengan tarif
dan metode seperti yang disebutkan dalam perjanjian. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan
ditagih masing-masing sebesar AS$ 197.629.679 dan AS$ 163.296.422, oleh Thiess berkaitan
dengan jasa operasi dan perawatan berdasarkan perjanjian operasi ini.
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian operasi jasa penambangan diperbaharui untuk melibatkan
Indo Kaltim dalam perjanjian operasi tersebut. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Thiess akan
menyediakan jasa penambangan untuk Indo Kaltim jika pada satu saat PKP2B Perusahaan
dialihkan ke Indo Kaltim. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui, Perusahaan diijinkan untuk
mengalihkan haknya atas perjanjian operasi kepada Bank of New York, sebagai Security Trustee
berdasarkan Indenture, dan memodifikasi syarat pembayaran dan penghentian perjanjian.
2. Pada tanggal 8 April 2004, Perusahaan memasuki perjanjian operasi dengan Pamapersada, dimana
Pamapersada setuju untuk menyediakan jasa pertambangan kepada Perusahaan. Di bawah
perjanjian operasi ini, Pamapersada harus menyediakan jasa penambangan dan pengangkutan ke
Perusahaan di Bendili dan Sangatta, serta beberapa area lain di Sangatta. Pamapersada menyediakan
aktiva tetap, dan seluruh kebutuhan yang berhubungan dengan kegiatan menambang dan
pengerukkan . Di bawah perjanjian operasi ini, Pamapersada diminta untuk memenuhi beberapa
permintaan produksi minimum.
Setiap tahunnya, tarif dihitung berdasarkan produksi batubara, variasi dan hari kerja akan
disesuaikan berdasarkan fluktuasi nilai mata uang Amerika Serikat dan Indonesia. Perjanjian
operasi dengan Pamapersada ini berlaku sejak dari tanggal 1 Juli 2004. Berdasarkan ketentuan ini,
perjanjian operasi dengan Pamapersada akan berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.
Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan ditagih masing-masing sebesar AS$ 157.000.545 dan
AS$ 95.837.428, oleh Pamapersada untuk penambangan dan pengangkutan batubara berdasarkan
perjanjian operasi ini.
38
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
3. Pada tanggal 27 Mei 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian operasi jasa penambangan
dengan Darma Henwa (sebelumya PT HWE Indonesia), dimana Darma Henwa setuju untuk
menyediakan jasa penambangan untuk Perusahaan. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Darma
Henwa akan menyediakan aktiva tetap, peralatan, fasilitas, pelayanan, material, persediaan suku
cadang dan bahan pembantu (selain barang yang akan disediakan sendiri oleh Perusahaan, yang
disebutkan dalam perjanjian), serta tenaga kerja dan manajemen yang dibutuhkan. Sebagai
kompensasi, Perusahaan akan membayar kepada Darma Henwa sejumlah biaya dihitung sesuai
dengan tarif dan metode seperti yang disebutkan dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku selama
sepuluh (10) tahun sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian. Pada tahun 2006 dan 2005,
Perusahaan ditagih sebesar AS$ 179.059.962 dan AS$ 76.606.940 oleh Darma Henwa
sehubungan dengan jasa penambangan batubara berdasarkan perjanjian operasi ini.
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian operasi jasa penambangan dengan Darma Henwa
diperbaharui untuk melibatkan Indo Kaltim dalam perjanjian operasi tersebut. Dalam perjanjian
disebutkan bahwa Darma Henwa akan menyediakan jasa penambangan untuk Indo Kaltim jika
pada satu saat kontrak batubara Perusahaan dialihkan ke Indo Kaltim. Sesuai dengan perjanjian
yang diperbaharui, Perusahaan diijinkan untuk mengalihkan haknya atas perjanjian operasi kepada
Bank of New York, sebagai Security Trustee berdasarkan Indenture, dan memodifikasi syarat
pembayaran dan penghentian perjanjian.
f.
Perjanjian Sewa
1. Pada tanggal 24 September 2004, Perusahaan memasuki perjanjian sewa dengan Bumi Resources.
Di bawah perjanjian ini, Bumi Resources setuju untuk menyewakan fasilitas penghancur dan
penanganan batubara, yang akan dibangun di Sangatta dan akan dimiliki oleh Bumi Resources.
Dari 31 Januari 2005, dan setiap bulan setelah tanggal 30 April 2007, Perusahaan diminta untuk
membayar biaya sewa ke Bumi Resources sejumlah AS$ 1 juta setiap bulannya. Pada tanggal
30 April 2007, Perusahaan akan membayar biaya sewa terakhir sebesar AS$ 182.296. Perusahaan
membayar sewa ini sebesar AS$ 13.333.333 di tahun 2006 dan AS$ 13.333.333 di tahun 2005
kepada Bumi Resources berdasarkan perjanjian ini.
Di bawah perjanjian sewa ini, Perusahaan harus membayar semua biaya pemeliharaan fasilitas.
Perjanjian sewa tersebut juga mengharuskan Perusahaan untuk membayar biaya lainnya, termasuk
semua pengeluaran yang timbul dari pihak-pihak lain di bawah perjanjian pembangunan fasilitas
dalam hubungannya dengan keterlambatan pembangunan fasilitas. Perusahaan juga harus
mengurus asuransi yang berhubungan dengan fasilitas.
Jangka waktu perjanjian sewa ini adalah dari tanggal 24 September 2004 sampai 30 April 2007,
kecuali diakhiri lebih dahulu. Selama kesalahan yang terjadi pada waktu perjanjian sewa, Bumi
Resources bisa meminta Perusahaan membayar sejumlah penebusan dan bunga. Jumlah
penebusan tersebut akan dihilangkan berdasarkan daftar yang telah disetujui dengan jumlah
yang beragam dari sekitar AS$ 160.000 sampai dengan AS$ 24 juta berdasarkan periode dimana
kegagalan terjadi.
39
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
2. Pada bulan Nopember 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa pelabuhan dengan
Mitratama. Berdasarkan perjanjian ini, Mitratama setuju untuk menyewakan aktivanya kepada
Perusahaan, aktiva yang dimaksud adalah coal crushing dan fasilitas stockpiling facility, fasilitas
pengangkutan dan pengapalan, dan fasilitas lain beserta peralatannya, dimana akan disediakan di
area tambang Perusahaan, Bengalon, dan dimiliki seluruhnya oleh Mitratama. Sejak tanggal
28 Nopember 2006 sampai dengan 30 Nopember 2008, Perusahaan berkewajiban membayar
sewa kepada Mitratama. Perusahaan harus membayar semua biaya perawatan dan asuransi juga.
Periode perjanjian ini adalah dari tanggal 28 Pebruari 2006 sampai dengan tanggal 30 Nopember
2008.
g. Perjanjian Jasa Enercorp
Pada 1 April 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian jasa dengan Enercorp Limited. Dalam
perjanjian tersebut Perusahaan menunjuk Enercorp Limited untuk melakukan lingkup pekerjaan
(a) mengawasi bongkar muat batubara di tempat tujuan, (b) menyiapkan dokumentasi untuk
penyerahan batubara ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), (c) menyimpan faktur penjualan batubara
yang dilakukan Perusahaan kepada PLN, (d) memfasilitasi pembayaran yang lancar dari PLN atas
faktur Perusahaan, dan (e) mendukung usaha Perusahaan dalam menjaga hubungan baik dengan
PLN. Pada tahun 2006, Perusahaan membayar sebesar AS$ 269.057 kepada Enercorp atas jasanya
berdasarkan perjanjian jasa ini.
h. Perjanjian Beban Administrasi
Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perusahaan dan Forerunner, mengadakan Perjanjian Beban
Administrasi dimana Forerunner telah menyetujui melakukan tugas administrasi Perusahaan untuk
tersedianya batubara sesuai dengan LTSA dengan beban sama dengan AS$ 1 untuk setiap ton
batubara dikirim dan dikapalkan oleh Perusahaan. Perjanjian ini akan berlaku efektif sejak tanggal
1 Januari 2006 dan akan dilanjutkan sampai dengan tanggal berakhirnya perjanjian.
27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI
Perusahaan mempunyai kewajiban kontijensi per 31 Desember 2006, sebagai berikut:
a.
Pemotongan Royalti dengan PPN Masukan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000, efektif sejak tanggal
1 Januari 2001, Pemerintah melakukan perubahan dalam perlakuan PPN atas batu bara, dimana sejak
tanggal tersebut batu bara dikategorikan sebagai barang bukan obyek PPN. Sebagai akibat dari
perubahan ini sejak saat itu muncul ketidakpastian mengenai apakah PPN masukan yang dibayar
Perusahaan dalam rangka pembelian impor dan lokal dapat dikreditkan atau direstitusi. Sampai tahun
2000, semua restitusi atas PPN masukan dikabulkan oleh Kantor Pajak. Namun sejak tanggal 1
Januari 2001 Kantor Pajak tidak lagi mengabulkan permohonan restitusi PPN.
Berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Karya, kecuali untuk pajak yang secara jelas disebutkan dalam
perjanjian, Pemerintah setuju untuk mengganti semua pajak, cukai, sewa dan royalti Perusahaan yang
dipungut Pemerintah, termasuk pajak pertambahan nilai. Menurut ketentuan dalam Kontrak Karya,
apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas nama Perusahaan membayar pajak yang tidak
diatur dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan membayar kembali pajak tersebut dalam waktu enam
puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan.
40
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
Perusahaan telah menyampaikan tagihan kepada Direktorat Jenderal Energi dan Sumber Daya
Mineral untuk semua PPN yang telah berumur lebih dari enam puluh (60) hari. Tagihan tersebut
belum dibayar oleh pihak Direktorat Jenderal. Mahkamah Agung, sesuai dengan permintaan Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia, organisasi penghasil batubara di Indonesia telah mengeluarkan
pendapat pada bulan April 2004 yang menyatakan bahwa peraturan Pemerintah tentang PPN tidak
tepat menurut undang-undang di Indonesia. Meskipun pendapat tersebut tidak secara pasti
dikeluarkan Pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah, Perusahaan berpendapat pendapat tersebut
dapat mendukung tagihan yang diajukan ke Pemerintah atas PPN yang telah dibayar.
Perusahaan berharap untuk dapat merestitusi semua PPN yang telah dicatat berdasarkan ketentuan
dalam Kontrak Karya dan pendapat Mahkamah Agung diatas. Selanjutnya, Perusahaan menyatakan
bahwa perusahaan batubara lain di Indonesia yang termasuk dalam generasi pertama Kontrak Karya
melaksanakan tindakan yang sama dengan Perusahaan.
Pada saat ini Perusahaan telah me-netoff PPN masukan dengan royalti yang merupakan bagian
Pemerintah atas produksi batubara. Apabila Pemerintah memaksakan pemberlakuan ketentuan
mengenai PPN tersebut Perusahaan harus membayar royalti yang belum dibayar tersebut. Pada
tanggal 9 Pebruari 2006 Perusahaan bersama-sama dengan Perusahaan generasi pertama menerima
surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi yang dialamatkan ke semua
perusahaan penambang batubara generasi pertama sehubungan dengan peringatan atas pembayaran
royalti yang diyakini oleh Pemerintah masih belum dibayar oleh Perusahaan. Surat tersebut juga
menyebutkan bahwa perusahaan generasi pertama harus membayar royalti terlebih dahulu baru
kemudian menyampaikan permohonan restitusi PPN masukan yang telah dibayar, dan tidak boleh dinetoff.
Pada tanggal 10 Mei 2006, seluruh perusahaan penambangan batubara generasi pertama menerima
surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi sehubungan dengan pembayaran
royalti. Perusahaan generasi pertama diwajibkan untuk membayar royalti yang terhutang ke
Pemerintah sebesar PPN masukan yang telah di-netoff terhadap hutang royalti pada tahun-tahun
sebelumnya seperti yang disebutkan dalam Kontrak Karya Pasal 11. Selanjutnya jika Perusahaan tidak
mentaati, Pemerintah akan menerbitkan surat gagal bayar (sesuai dengan Kontrak Karya Pasal 22).
Konsultan hukum Perusahaan Aji W., Sunarto Y., dan Rekan mengeluarkan pendapat hukum pada
tanggal 23 Mei 2006 yang menyatakan Perusahaan berhak untuk mengkompensasikan royalti dengan
PPN masukan dan bahwa tindakan Pemerintah untuk menyatakan Perusahaan gagal bayar hanya
dapat dilakukan jika setiap perselisihan telah diselesaikan oleh arbitrase seperti yang disebutkan dalam
Kontrak Karya Pasal 23. Selanjutnya semua konsultan hukum dari perusahaan generasi pertama
mempunyai pendapat hukum yang sama.
Selanjutnya, pada tanggal 7 September 2006, sebagai tanggapan terhadap surat yang dikirimkan
Perusahaan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), BKPM menyatakan bahwa
menurut Undang-Undang No. 11/1994 tentang PPN atas Penjualan Barang dan Jasa Kena Pajak,
Pasal 11 (b), PPN untuk usaha pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum dan
pertambangan lain yang berdasarkan pada kontrak bagi hasil, Kontrak Karya, dan Perjanjian
pertambangan lainnya yang masih berlaku pada saat tanggal peraturan ini berlaku, masih tetap
ditentukan berdasarkan kontrak bagi hasil, Kontrak Karya dan perjanjian pertambangan lainnya
tersebut sampai dengan tanggal berakhirnya perjanjian. Kemudian, berdasarkan PKP2B No. J2/Ji
Dn/16/82 antara Perusahaan dengan Pemerintah, Pasal 11.3 menyebutkan bahwa Pemerintah akan
membayar dan membebaskan kontraktor dari segala pajak, bea, sewa, dan royalti untuk saat ini dan di
masa yang akan datang, kecuali untuk pajak-pajak yang disebutkan dalam Pasal 11.2. Dengan
demikian, pembebanan PPN kepada Perusahaan tidak sesuai dengan UU No. 11/1994 dan PKP2B,
sehingga pembayaran PPN dapat direstitusi atau di-netoff dengan royalti terutang kepada Pemerintah.
41
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
b. Pada tanggal 22 Juli 2003, Perusahaan menghadapi tuntutan hukum dari Sultan Kutai Kartanegara
yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Tenggarong. Nilai tuntutan adalah sebesar AS$ 452.530
(setara dengan Rp 3.383.500.000) atas tanah seluas 447.000 hektar, yang meliputi daerah Bengalon
dan Sanggatta termasuk 33.385 hektar tanah yang dikuasai oleh Perusahaan sebagai daerah
pertambangan, pemukiman, dan kantor. Tuntutan tersebut didukung dengan surat dari Pemerintahan
Provinsi tahun 1913, dan surat dari Sekretaris Pemerintah Belanda pada tahun 1914.
Pengadilan Negeri Tenggarong melalui putusannya menolak gugatan Penggugat. Terhadap Putusan
Pengadilan Negeri tersebut, Penggugat mengajukan pemeriksaan banding ke Pengadilan Tinggi
Kaltim, namun Putusan Pengadilan Tinggi Kaltim kembali memenangkan Tergugat (Perusahaan).
Sultan Kutai Kertanegara berencana untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Sultan telah
melakukan pendekatan kepada Perusahaan untuk menyelesaikan perkara dengan menuntut
pembayaran sejumlah Rp 1,3 miliar kepada Perusahaan, yang kemudian ditolak oleh Perusahaan.
Perusahaan berkeyakinan bahwa akan memenangkan kasus ini.
c.
Pada tahun 2004, tuntutan ganti rugi sebesar AS$ 213.632 (atau Rp 2,1 milyar) diajukan oleh
Kelompok Tani Bersatu (KTB) yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Sangatta kepada
Perusahaan, dimana KTB mengklaim kepemilikan atas tanah seluas 3 juta m2 di area tambang Pit-J.
Perusahaan memenangkan kasus tersebut pada Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur atau tingkat
provinsi. KTB telah mengajukan tuntutan tersebut kepada Mahkamah Agung, tapi karena masa
tenggang waktu sudah berakhir, tuntutan ditolak.
d. Utuh Garau, P. Saniah dan Salamah mengajukan tuntutan ganti rugi kepada Perusahaan sehubungan
dengan pembelian tanah sebesar AS$ 434.417 (setara dengan Rp 4,236 milyar). Pengadilan Negeri
Sangatta menyatakan menolak gugatan Penggugat, namun, kasus ini dilanjutkan karena protes dari
penggugat dan Perusahaan diminta untuk mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
walaupun tenggang waktu banding sudah berakhir. Secara hukum, Perusahaan mempunyai landasan
data yang cukup mengenai penguasaan lahan yang dituntut oleh para Penggugat. Biaya operasional
pengacara di tingkat banding ditaksir sebesar AS$ 5.128 (setara dengan Rp 50 juta).
Kepala pengadilan Sangatta menginformasikan bahwa gugatan banding telah dikirim ke Pengadilan
Tinggi Kalimantan Timur walaupun diketahui telah melewati satu hari dari batas tenggat waktu.
e.
Perusahaan menjadi tergugat dalam kasus persidangan di Pengadilan Negeri Sangatta,
No. 60/Pdt.G/2005/PN.Sgr, dari Adji Sapri Bin Adji Bambang Amir sehubungan dengan lokasi
tambang dan infrastruktur Perusahaan. Kasus perkara ini tidak berbeda dengan kasus yang diajukan
Sultan Kutai (H. Adji Mohammad Salehoeddin II). Persidangan diselenggarakan pada tanggal
30 Januari 2006 dengan acara penjelasan Perusahaan atas tuntutan tersebut. Perkiraan biaya pengacara
adalah sebesar AS$ 10.225 (setara dengan Rp 100 juta).
Penggugat adalah keponakan dari Sultan. Penggugat juga telah mengadakan pendekatan kepada
Perusahaan untuk menyelesaikan kasus gugatan tersebut dengan jumlah yang sama yang diminta oleh
Sultan. Usaha banding ke Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur telah didaftarkan, namun
dokumennya belum diterima.
42
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
f.
Pada tanggal 5 April 2006, Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengajukan
gugatan kepada Perusahaan, Rio Tinto Plc., BP Plc., BP International Limited, SHL dan KCL pada
forum arbitrase atau Intenational Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID) (Gugatan Arbitrase).
Gugatan Arbitrase ini diajukan sehubungan dengan klaim Pemprov Kaltim bahwa Perusahaan dan
tergugat lainnya tidak menyelesaikan kewajiban Pasal 26 di P2PKB No J2/JiDu/16/82 dengan tidak
menyelesaikan atau menghapus tindakan pelepasan kewajiban 51% saham Perusahaan (Legal Issue).
Dari sudut pandang Perusahaan, berdasarkan Pasal 25 (1) dan Pasal 25 (3) dari konvensi ICSID,
Pemprov Kaltim tidak memiliki dasar hukum untuk mengajukan Gugatan Arbitrase di forum ICSID
karena Pemprov Katim bukanlah Contracting State yang menandatangani PKP2B Perusahaan, dan juga
bukan sub-divisi atau agen dari Contracting State yang ditunjuk Pemerintah untuk mengajukan gugatan
ke Perusahaan pada forum arbitrase ICSID. Pada kasus ini, sangat jelas bahwa pihak-pihak yang
menandatangani PKP2B Perusahaan adalah Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral, dan bekerja sama dengan PKP2B Perusahaan, yang tidak pernah memberikan
kuasa dan wewenang dalam bentuk apapun kepada Pemprov Kaltim, termasuk untuk mengajukan
tuntutan dalam forum arbitrase ICSID.
28. DIVESTASI
Pada tanggal 16 Maret 2006, Bumi Resources melakukan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional
Sales and Purchase Agreement) (CSPA) dengan PT Borneo Lumbung Energi (Borneo), sebuah perusahaan
afiliasi dari PT Renaissance Capital, untuk menjual semua saham Perusahaan. Transaksi ini hanya akan
efektif setelah semua kondisi yang disyaratkan CSPA, termasuk persetujuan pemegang saham Bumi
Resources, terpenuhi.
Berdasarkan surat pernyataan ke BAPEPAM pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources dan Borneo
setuju untuk tidak melanjutakan CPSA, karena beberapa persyaratan tidak dapat dipenuhi oleh kedua belah
pihak (lihat Catatan 29d).
29. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
Kejadian-kejadian penting setelah tanggal neraca 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut:
a.
Pada tanggal 1 Januari 2007, Perusahaan, Enercorp Ltd (Pembeli) dan IndoCoal Resources (Penjual),
membuat Perjanjian Jual Beli Batubara, dimana Penjual telah menyetujui menjual dan mengirimkan
dan Pembeli menyetujui membeli dan menerima kiriman batubara sesuai dengan persyaratan yang
disetujui dan Perusahaan setuju untuk menjamin kewajiban Penjual ke Pembeli. Kecuali perjanjian
diakhiri secara lebih awal, Perjanjian akan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016. Persyaratan dari
perjanjian ini mencakup:
1. Persyarat Pertama akan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007 dan akan berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 atau sampai kewajiban kedua belah pihak telah dipenuhi dan disetujui
bersama, mana yang lebih dahulu; dan
2. Perpanjangan waktu berlaku sejak persyaratan awal berakhir sampai dengan selesainya batas
waktu. Persyaratan dari perpanjangan waktu ini akan dibahas kemudian atas persetujuan bersama.
43
PT KALTIM PRIMA COAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
29. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA (Lanjutan)
b. Pada tanggal 2 Januari 2007, Perusahaan telah menerima pengembalian bea masuk yang tersisa
sebesar AS$ 2.543.561 (setara dengan Rp 23.137.243.714) dari DGCM sesuai dengan nilai tukar
Rupiah pada tanggal 31 Desember 2006 (lihat Catatan 7).
c.
Pada tanggal 19 Januari 2007, Perusahaan menerima Surat No. S-516/WPJ.19/KPC.01/2007 dari
Menteri Keuangan yang menyatakan bahwa sehubungan dengan penyelesaian kekurangan
pembayaran pajak Penghasilan Badan sebesar AS$ 22.765.795 yang dilakukan Perusahaan pada
tanggal 29 Desember 2006. Perusahaan masih kurang bayar sebesar AS$ 367.855 (sesuai dengan
Rp 3.332.912.412).
Pada tanggal 29 Januari 2007, Perusahaan mengirimkan surat klarifikasi yang isinya mempertanyakan
kurs yang digunakan dalam menghitung kekurangan bayar tersebut. Perusahaan menegaskan bahwa
perhitungan konversi dari Dolar Amerika Serikat yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
d. Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai
rencana baru untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, Arutmin dan IndoCoal Resources.
Berdasarkan surat Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007,
Perusahaan telah mengundang beberapa perusahaan untuk mengikuti proses tender, terdapat enam
(6) Perusahaan yang telah menyelesaikan proses uji tuntas mereka pada tanggal 28 Pebruari 2007.
Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham Perusahaan akan
diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007.
30. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 telah
direklasifikasi kembali penyajiannya agar sesuai dengan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2006.
44
PT KALTIM PRIMA COAL
INFORMASI TAMBAHAN (TIDAK DIAUDIT)
ESTIMASI CADANGAN
Informasi berikut menyajikan cadangan dari pertambangan terbuka yang hanya estimasi, dan tidak untuk
dijadikan dasar yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai pasar wajar dari cadangan batubara Perusahaan.
Cadangan batubara perusahaan diestimasi oleh MineConsult pada Laporan Open-Cut Coal Reserves pada tanggal
31 Desember 2005 - Sangatta dan Bengalon Deposit, dan laporan mereka dipersiapkan untuk mengkonfirmasi
atas persyaratan dari peraturan pelaporan pada 2004 Joint Ore Reserves Committee of the Australian Institute of
Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientist and Minerals Council of Australian.
Manajemen berkeyainan bahwa kuantitas cadangan pada tanggal 31 Desember 2006, yang tertera di bawah ini
adalah layak berdasarkan data teknik dan geologi berikut ini:
Proven
(juta ton)
Probable
(juta ton)
Jumlah
(juta ton)
Area Deposit
Sangatta
Bengalon
348
151
77
-
425
151
Jumlah
499
77
576
45
PT ARUTMIN INDONESIA
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca
1
2. Laporan Laba Rugi
3
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4
4. Laporan Arus Kas
5
5. Catatan atas Laporan Keuangan
6
6. Informasi Tambahan (Tidak diaudit)
42
PT ARUTMIN INDONESIA
NERACA
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
AKTIVA
Catatan
AKTIVA LANCAR
Kas dan bank
Piutang usaha - bersih
Piutang lain-lain - bersih
Persediaan - bersih
Tagihan PPN
Aktiva lancar lain-lain
2b,2l,3
2c,4
2c,2l
2e,6
7
2b,2f,8
2006
2005
9.952.153
20.645.259
2.858.590
22.494.485
94.568.500
12.327.521
20.709.260
22.476.678
2.320.372
18.810.638
68.601.255
10.051.909
162.846.508
142.970.112
2d,2l,5
2m,9
2g,10
321.882.961
20.808.393
63.670.668
215.109.732
2.589.716
74.650.237
2i,11
28.960.614
1.042.476
30.359.437
2.265.412
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
436.365.112
324.974.534
JUMLAH AKTIVA
599.211.620
467.944.646
Jumlah Aktiva Lancar
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pihak hubungan istimewa
Taksiran tagihan pajak
Aktiva tetap - bersih
Biaya eksplorasi dan pengembangan
ditangguhkan - bersih
Aktiva tidak lancar lainnya
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1
PT ARUTMIN INDONESIA
NERACA
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang pajak
Uang muka pelanggan
Kewajiban lancar lainnya
2l,12
2m,13
14
15
2006
2005
38.411.280
10.606.119
161.083.908
36.874.607
12.765.292
3.750.915
126.869.681
210.101.307
180.260.495
2n,24
2m,13
5,16
4.417.944
24.721.386
214.314.485
2.975.258
27.913.495
121.895.275
2j,17
2d,5
29.797.633
7.842.948
29.790.113
427.780
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
281.094.396
183.001.921
Jumlah Kewajiban
491.195.703
363.262.416
1.000.000
107.015.917
1.000.000
103.682.230
Jumlah Ekuitas
108.015.917
104.682.230
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
599.211.620
467.944.646
Jumlah Kewajiban Lancar
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban manfaat karyawan
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Kewajiban jangka panjang
Taksiran kewajiban restorasi dan
rehabilitasi
Hutang pihak hubungan istimewa
EKUITAS
Modal saham - AS$ 100 per saham
Modal dasar - 40.000 saham
Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 10.000 saham
Saldo laba
18
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
PT ARUTMIN INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2006
2005
PENJUALAN BERSIH
2k,19
470.390.648
519.626.303
HARGA POKOK PENJUALAN
2k,20
(425.454.562 )
(416.964.699 )
44.936.086
102.661.604
(17.593.300 )
(11.549.438 )
(177 )
(46.442.273 )
(36.594.406 )
(124 )
Jumlah Beban Usaha
(29.142.915 )
(83.036.803 )
LABA USAHA
15.793.171
19.624.801
4.831.125
2.879.791
(563.357 )
(853.058 )
(1.436.625 )
(12.591.611 )
4.889.625
1.909.290
102.982
(853.058 )
(477.037 )
(11.994.378 )
(2.022.659 )
(7.663.302 )
218.454
Beban Lain-lain - bersih
(9.756.394 )
(13.867.424 )
LABA SEBELUM MANFAAT
(BEBAN) PAJAK
6.036.777
5.757.377
(5.895.199 )
3.192.109
(6.537.600 )
4.768.476
Jumlah Beban Pajak - Bersih
(2.703.090 )
(1.769.124 )
LABA BERSIH
3.333.687
3.988.253
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
Penjualan dan pemasaran
Umum dan administrasi
Eksplorasi
PENDAPATAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Penghasilan dari pelabuhan
Pendapatan bunga
Laba (rugi) selisih kurs - bersih
Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan
Penyisihan persediaan usang
Beban bunga
Amortisasi biaya perolehan pinjaman
ditangguhkan
Lain-lain - bersih
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
Kini
Tangguhan
2k,21
22
2l
2i,11
2e,6
23
2m,13
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
3
PT ARUTMIN INDONESIA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Modal Saham
Saldo 1 Januari 2005
Laba bersih
Saldo 31 Desember 2005
Laba bersih
Saldo 31 Desember 2006
Saldo Laba
Jumlah
Ekuitas
1.000.000
99.693.977
100.693.977
-
3.988.253
3.988.253
1.000.000
103.682.230
104.682.230
-
3.333.687
3.333.687
1.000.000
107.015.917
108.015.917
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
PT ARUTMIN INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2006
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Penghasilan bunga
2005
217.187.335
(183.340.325 )
(12.591.611 )
(20.299.524 )
704.912
505.812.668
(403.652.685 )
(11.994.378 )
(24.283.596 )
390.860
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
1.660.787
66.272.869
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aktiva tetap
Pembayaran biaya pengembangan
(1.345.609 )
(4.133.433 )
(6.210.258 )
(3.890.875 )
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(5.479.042 )
(10.101.133 )
92.419.210
(99.358.062 )
(32.394.333 )
(7.077.619 )
(6.938.852 )
(39.471.952 )
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK
(10.757.107 )
16.699.784
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN
20.709.260
4.009.476
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN
9.952.153
20.709.260
25.967.245
22.080.825
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari (pembayaran untuk) pinjaman
Pembayaran kepada pihak hubungan istimewa
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
Informasi tambahan atas aktivitas operasi yang tidak
mempengaruhi arus kas:
Pemotongan royalti dengan PPN masukan
(lihat Catatan 26b)
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
5
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a.
Pendirian
PT Arutmin Indonesia (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 31 Oktober 1981
berdasarkan Keputusan Presiden No. 49 tahun 1981, Undang-undang Pertambangan No. 11 tahun
1967 dan Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 (dirubah dengan Undangundang No. 11 tahun 1970). Anggaran Dasar Perusahaan dirubah terakhir kali melalui Akta Notaris
Sutjipto, SH No. 93, pada tanggal 9 Maret 1999. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman dalam Surat Ketetapan No. C-10.414.HT.01.04.TH.99 tanggal 3 Juni 1999 dan
diumumkan melalui Tambahan No. 7601 Lembar Negara No. 90 tanggal 9 Nopember 1999.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk penambangan, pemrosesan dan penjualan
batubara).
Kantor Pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Mid Plaza II lantai 9, Jalan Sudirman Kav. 10-11,
Jakarta 10220.
b. Kontrak Karya
Pada tanggal 2 Nopember 1981, Perusahaan menandatangani perjanjian Kontrak Karya (“Perjanjian
Batubara”) dengan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA) (sebelumnya Perusahaan Negara
Tambang Batubara) untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara di area
Blok VI bagian tenggara Kalimantan, Indonesia. Berdasarkan Kontrak Karya, Perusahaan memulai
periode 30 tahun operasinya tanggal 1 Oktober 1989, dimana PT BA berhak mendapatkan 13,5 %
dari hasil produksi. Pada tahun 1997, Kontrak Karya tersebut mengalami perubahan, seluruh hak dan
kewajiban atas PT. BA akan dialihkan kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri
Pertambangan dan Energi yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1997. Perusahaan saat ini memiliki
fasilitas pelabuhan, Terminal Batubara di Pulau Laut Utara (NPLCT) yang dapat digunakan oleh
pihak lain.
c.
Susunan Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Komisaris
: Nalinkant A. Rathod
: Rosan P. Roeslani
Dewan Direksi
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
:
:
Ari S. Hudaya
Kazuya Tanaka
Kenneth Patrick Farrel
R. Eddie J. Soebari
Endang Ruchijat
Perry Purbaya
6
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (Lanjutan)
Komposisi diatas berdasarkan Akte Notaris Sutjipto SH No. 45 tanggal 8 Juni 2005.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan memiliki karyawan tetap masing-masing
sebanyak 361 dan 353.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten adalah sebagai berikut:
a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, telah disusun berdasarkan konsep akrual dengan
menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat
berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi masing-masing akun
tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Sesuai dengan persyaratan Kontrak Karya, Perusahaan menyusun pembukuannya dalam Dolar
Amerika Serikat (“AS$”) Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
adalah AS$ yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
b. Kas
Kas meliputi kas dan kas pada bank. Kas pada bank menghasilkan bunga sesuai dengan tingkat suku
bunga masing-masing bank. Rekening bank dan deposito yang dibatasi penggunaannya yang akan
digunakan untuk membayar hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun disajikan sebagai aktiva lancar
lainnya.
c.
Piutang
Piutang usaha meliputi piutang atas penjualan batubara ke pihak ketiga. Piutang disajikan sebesar nilai
realisasi bersih. Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap
kondisi masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
d. Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa. Sesuai
dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, apakah
dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama maupun tidak seperti yang dilakukan kepada pihak
ketiga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
7
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
e.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih
(the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan persediaan batubara ditentukan dengan metode
rata-rata tertimbang sedangkan biaya perolehan persediaan suku cadang ditentukan dengan metode
rata-rata. Nilai realisasi bersih adalah perkiraan harga jual dalam kegiatan usaha normal atau harga
yang sesuai dengan harga yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang, (Longterm Supply Agreement), sebagaimana dijelaskan pada Catatan 25a, dikurangi dengan taksiran biaya
penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Penyisihan atas kerugian
persediaan dan persediaan usang dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi
bersihnya, dan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun persediaan pada akhir
tahun.
f.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya menggunakan metode garis lurus.
g. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan
dihitung berdasarkan metode garis lurus selama masa manfaat aktiva seperti berikut ini:
Tahun
Mesin dan peralatan
Peralatan dan perabotan kantor
Kendaraan
3 - 20
3-8
3-8
Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan disajikan sebagai bagian dari
aktiva tetap. Aktiva dalam penyelesaian direklasifikasi ke akun aktiva tetap yang sesuai saat aktiva telah
selesai dan siap digunakan.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Saat aktiva tetap sudah tidak
digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok
aktiva tetap yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang terjadi akibat pelepasan aktiva dibukukan
dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
h. Penurunan Nilai Aktiva
Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, Perusahaan menelaah nilai tercatat aktiva
terhadap penurunan dan kemungkinan penurunan nilai aktiva ke nilai wajar apabila terdapat kejadian
atau perubahan kondisi sebagaimana yang dijelaskan dam PSAK No. 48 yang mengindikasikan bahwa
nilai tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Apabila nilai tercatat aktiva melebihi jumlah
yang dapat dipulihkan, maka selisihnya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai
tercatat aktiva yang rugi penurunan nilainya telah diakui dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali dan diakui segera sebagai laba dalam laporan laba rugi, sampai dengan nilai
tercatat yang seharusnya diakui (dikurangi depresiasi), jika pada tahun sebelumnya tidak ada
pengakuan rugi penurunan nilai aktiva.
8
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
i.
Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan
Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan mencakup biaya-biaya survei, eksplorasi, keuangan,
studi kelayakan, dan pengembangan tambang baru yang terjadi sebelum dimulainya operasi komersial.
Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis
lurus sejak tanggal produksi komersial atas area penambangan sepanjang umur tambang atau sisa
waktu Kontrak Karya, yang mana yang lebih pendek.
Nilai perolehan bersih dari daerah penambangan dievaluasi secara berkala untuk memastikan nilai
tersebut tidak melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kelebihan tersebut telah diketahui dan
dihapusbukukan pada tahun berjalan.
j.
Taksiran Kewajiban Restorasi dan Rehabilitasi
Perusahaan mempunyai kebijakan untuk memenuhi atau melampaui ketentuan Kontrak Karya dan
Peraturan Pemerintah lainnya mengenai lingkungan hidup dengan melaksanakan tindakan-tindakan
yang telah terbukti secara teknis dan layak diterapkan secara ekonomis. Manajemen pelestarian
lingkungan hidup yang dilaksanakan Perusahaan mencakup, namun tidak terbatas pada, penggantian
tanah bagian atas (top soil), pengerukan endapan pada kolam dan bendungan, pengawasan atas kualitas
air, pengolahan limbah, penanaman kembali dan pembibitan hutan.
Taksiran kewajiban atas pengelolaan lingkungan hidup ditentukan berdasarkan hukum dan peraturan
yang berlaku. Beban restorasi dan rehabilitasi tersebut diakui dan dibebankan sebagai biaya selama
perkiraan umur ekonomis tambang. Taksiran kewajiban pengelolaan lingkungan hidup dinilai kembali
secara rutin dan dampak perubahannya diakui secara prospektif.
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan diakui sebagai pendapatan ketika hak kepemilikan atas batubara beralih kepada pembeli dan
harga jual sudah ditentukan atau dapat diperkirakan secara wajar. Pendapatan dan penjualan
dinyatakan secara bersih, sesudah dikurangi dengan retur dan biaya klaim.
Sesuai dengan Kontrak Karya, Perusahaan tidak mempunyai hak untuk memiliki atau membeli
batubara yang menjadi hak Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia dapat menggunakan sendiri
batubara tersebut dan mengangkutnya dari tempat penambangan, atau meminta Perusahaan untuk
menjual semua atau sebagian batu bara yang dimilikinya kepada pihak lain.
Penjualan bersih Perusahaan disajikan sebesar hasil penjualan yang menjadi hak Perusahaan yang
bersangkutan dan tidak mencakup penjualan batu bara yang menjadi hak Pemerintah Republik
Indonesia yang dijual oleh Perusahaan dalam kapasitasnya sebagai agen penjual untuk pemerintah.
Beban diakui pada saat terjadi transaksi (“accrual basis”).
l.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang Rupiah (“Rp”) dan mata uang lain selain Dolar Amerika Serikat (“AS$”)
dicatat ke dalam Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi
terjadi.
9
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang selain Dolar Amerika Serikat
disesuaikan agar mencerminkan nilai tukar yang berlaku pada saat itu. Keuntungan atau kerugian kurs
yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, kurs yang digunakan untuk mencatat Rupiah ke Dolar
Amerika Serikat masing-masing adalah Rp 9.020 dan Rp 9.830, sesuai dengan kurs yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia.
m. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Perusahaan menerapkan metode pajak tangguhan untuk menentukan beban (manfaat) pajak
berdasarkan PSAK No. 46, “Akuntansi untuk Pajak Penghasilan”. Berdasarkan metode pajak
tangguhan, aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui sebagai konsekuensi pajak periode
mendatang yang terjadi akibat perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan
keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui
untuk semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan sepanjang besar kemungkinannya untuk
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang.
Tarif pajak yang ditetapkan dalam Kontrak Karya digunakan untuk menentukan pajak penghasilan
tangguhan. Berdasarkan Kontrak Karya (lihat Catatan 1b), tarif pajak per tahun adalah 35% selama 10
tahun pertama sejak dimulainya periode operasi, dan 45% untuk periode selanjutnya. Perbedaan
temporer dari depresiasi dan amortisasi yang dipercepat telah dihitung pada pengaruh tarif pajak pada
saat perbedaan temporer selesai.
Pembebanan pada hutang pajak dalam neraca Perusahaan disesuaikan ketika Perusahaan menerima
surat ketetapan pajak atau jika Perusahaan mengajukan banding, pada saaat diperbolehnya keputusan
atas banding.
n. Manfaat Karyawan
Kewajiban imbalan kerja yang mencakup imbalan pensiun, imbalan jangka pendek (cuti tahunan yang
dibayar, cuti sakit yang dibayar) dan imbalan jangka panjang lainnya (imbalan jasa jangka panjang,
imbalan kesehatan pasca kerja) dihitung sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”.
Perusahaan menyediakan manfaat pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan kontrak kerja
karyawan/kebijakan Perusahaan dan juga menyediakan manfaat pasca kerja atas kontribusi yang
diberikan kepada Perusahaan, diakui sebagai biaya untuk tahun berjalan.
Biaya atas pemberian imbalan pasca kerja ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit Method.
Akumulasi laba atau rugi aktuaria belum diakui yang lebih besar dari 10% dari nilai kini manfaat pasti
dan nilai wajar aktiva diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan. Biaya
jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan
diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi
vested.
10
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Manfaat pasti diakui pada neraca merupakan nilai sekarang dari kewajiban yang telah ditetapkan,
disesuaikan dengan laba/rugi aktuaria yang belum diakui, biaya jasa masa lalu yang belum diakui dan
nilai wajar dari program assets.
o. Kewajiban Kontijensi
Kewajiban kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan, namun harus diungkapkan didalam
laporan keuangan, kecuali jika kemungkinan terjadinya pengeluaran uang sangat kecil (remote). Aktiva
kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan tetapi, diungkapkan apabila kemungkinan
diperolehnya arus kas masuk dari manfaat ekonomi cukup besar (probable).
p. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia mengharuskan manajemen
untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang
dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan dan
jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan pada periode pelaporan. Hasil sebenarnya dapat
berbeda dari jumlah yang diestimasi.
q. Cadangan
Cadangan diakui jika dan pada saat Perusahaan mempunyai kewajiban kini (hukum dan konstruktif)
sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, jika terdapat kemungkinan yang cukup besar untuk keluarnya
arus kas dari sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi untuk mengatasi kewajiban Perusahaan
dan jika estimasi yang layak atas kewajiban tersebut dapat dibuat. Apabila pengaruh nilai uang
material, cadangan ditentukan oleh pendiskontoan arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang
dengan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai pasar saat ini atas nilai uang dan
khususnya risiko atas kewajiban. Pendiskontoan digunakan, untuk meningkatkan cadangan karena
berlalunya waktu diakui sebagai beban bunga.
r.
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
Setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang memberikan informasi tambahan yang berkaitan dengan
posisi Perusahaan pada tanggal neraca perlu dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan. Setiap
peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak berkaitan dengan posisi Perusahaan pada tanggal neraca
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan apabila material.
3. KAS DAN BANK
Akun ini terdiri dari:
2006
Kas
Bank
HSBC
PT Bank Mega
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2005
42.837
19.966
6.761.129
1.379.758
759.414
16.502.649
609.911
11
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN BANK (Lanjutan)
2006
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT ANZ Panin Bank
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Standard Chartered Bank
Jumlah
2005
535.991
258.600
185.316
29.108
641.688
2.935.046
-
9.909.316
20.689.294
9.952.153
20.709.260
4. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
a.
Berdasarkan pelanggan
2006
2005
Pelanggan dalam negeri
Pelanggan luar negeri
20.807.093
-
14.784.173
7.854.339
Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih
20.807.093
(161.834 )
22.638.512
(161.834 )
Jumlah
20.645.259
22.476.678
b. Berdasarkan umur piutang
2006
2005
Lancar
0 - 30 hari
30 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
20.645.259
161.834
22.476.678
161.834
Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih
20.807.093
(161.834 )
22.638.512
(161.834 )
Jumlah
20.645.259
22.476.678
Semua piutang merupakan piutang pihak ketiga. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan
piutang tak tertagih pada 31 Desember 2006 dan 2005, cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari
tidak tertagihnya piutang tersebut.
12
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, piutang usaha Perusahaan atas penjualan batu bara kepada
pembeli selain ke IndoCoal Resources (Cayman) Limited telah dijual kepada IndoCoal Exports (Cayman)
Limited berdasarkan the Issuer Receivables Sale Agreement, dan karena itu bukan lagi merupakan aktiva
Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan akan tetap bertanggung jawab untuk melaksanakan seluruh
hak, kuasa dan keputusan sesuai dengan perjanjian tersebut (lihat Catatan 25a).
5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
Perusahaan, dalam kegiatan usaha normalnya, telah melakukan transaksi dengan pihak hubungan
istimewa, yang terdiri dari jasa penjualan (lihat Catatan 25c), uang muka bukan usaha dan transaksi
keuangan (pinjaman jangka pendek dan jangka panjang).
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah piutang pihak hubungan istimewa masing-masing
sebesar 53,72% dan 45,97% dari jumlah aktiva Perusahaan, dan jumlah hutang pada pihak hubungan
istimewa masing-masing adalah 45,23% dan 33,67% dari jumlah kewajiban Perusahaan (lihan Catatan 16).
Saldo dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2006
2005
Piutang pada pihak hubungan istimewa
Enercorp Ltd.
PT Bumi Resources Tbk
Novasi hutang
Akuisisi saham
Lain-lain
Forerunner International Pte. Ltd.
49.708
1.017.657
149.098.353
41.743.872
101.042.492
29.948.536
149.098.353
38.527.341
26.466.381
-
Jumlah
321.882.961
215.109.732
Hutang pada pihak hubungan istimewa
PT Kaltim Prima Coal
IndoCoal Resources (Cayman)
Limited (lihat Catatan 16 dan 25a)
7.842.948
427.780
214.314.485
121.895.275
Jumlah
222.157.433
122.323.055
a.
Piutang PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), perusahaan induk terdiri dari:
(i) Pinjaman yang diperoleh Bumi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dan
PT Rifan Financindo Asset Management. Perusahaan, melalui novasi pinjaman mengakui dan
mencatat pinjaman tersebut dalam buju Perusahaan menjaminkan seluruh asetnya, serta
mengambil alih hak dan kewajiban sehubungan dengan pinjaman. Sedangkan Bumi menjaminkan
semua lembar saham Perusahaan dan menyediakan jaminan perusahaan (Corporate Guarantee).
Pinjaman ini akan dibayarkan dengan dividen yang akan datang maksimum sebesar 50% dari
pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi biaya eksplorasi yang ditangguhkan.
Berdasarkan persetujuan dari Bank Mandiri melalui surat No. CGR.CRM/243/2002 tanggal 9 Juli
2002, pembayaran atas piutang Bumi akan dilunasi dengan dividen yang diterima oleh Bumi.
13
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)
(ii) Piutang sebesar AS$ 75.000.000 merupakan pinjaman Bumi terkait dengan akuisisi PT Kaltim
Prima Coal (KPC). Uang muka ini merupakan pinjaman dengan tingkat bunga sebesar LIBOR
ditambah 1%. Pada tahun 2004, Perusahaan telah menerima pelunasan dari Bumi sebesar
AS$ 40.000.000. Perusahaan memperoleh pendapatan bunga sebesar AS$ 2.174.879 pada tahun
2006 dan AS$ 1.518.430 pada tahun 2005, namun tidak ada pembayaran bunga yang dibayarkan
pada tahun 2006.
(iii) Pada tahun 2005, Perusahaan menandatangani Management and Technical Service Agreement dengan
Bumi. Untuk jasa yang disediakan oleh Bumi, Perusahaan akan membayar sebesar AS$ 9.000.000
(setelah pajak) per kwartal., tergantung pada pembatasan atas Perjanjian Transaksi Sekuritisasi
(Securitization Transaction Documents).
b. Piutang Enercorp merupakan uang muka yang diberikan Perusahaan kepada Enercorp untuk
membeli batubara dari produsen lain. Enercorp setuju untuk membayar kembali kepada Perusahaan
melalui pengurangan komisi pemasaran yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada Enercorp (lihat
Catatan 25d).
c.
Hutang pada KPC merupakan pembayaran untuk biaya-biaya tertentu atas nama Perusahaan yang
dibayarkan oleh KPC termasuk biaya jasa penambangan dan jasa transportasi oleh pemasok.
d. Piutang Forerunner International Pte. Ltd. (“Forerunner”) merupakan biaya administrasi untuk
penyedian batubara dalam hubungannya dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat
Catatan 25a dan 25j), dimana Forerunner menyetujui untuk menanggung beban administrasi sebsar
AS$ 2 untuk setiap ton batubara yang di kapalkan dan dikirim oleh Perusahaan kepada Forerunner.
Sifat hubungan istimewa dan saldo pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:
Pihak - pihak yang Memiliki
Hubungan Istimewa
PT Bumi Resources Tbk
Sifat Hubungan
Istimewa
Sifat Saldo Akun
Pemegang saham
Piutang sehubungan dengan pengalihan
hutang atas akuisisi KPC dan pinjaman
antarperusahaan.
PT Kaltim Prima Coal
Afiliasi
Hutang sehubungan dengan pengembalian
biaya-biaya tertentu yang di keluarkan oleh
KPC atas nama perusahaan.
Enercorp Ltd.
Afiliasi
Jasa pemasaran
(Cayman)
Afiliasi
Pembayaran dimuka
Forerunner International Pte. Ltd.
Afiliasi
Biaya Administrasi
Indocoal
Limited
Resources
14
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
6. PERSEDIAAN - BERSIH
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Batubara
Suku cadang dan bahan bakar
17.534.897
7.753.266
12.235.802
7.931.889
Jumlah
Dikurangi: Penyisihan persediaan yang usang
25.288.163
2.793.678
20.167.691
1.357.053
Bersih
22.494.485
18.810.638
Sesuai dengan Kontrak Karya, persediaan suku cadang dan bahan pembantu yang dicatat dalam laporan
keuangan Perusahaan merupakan milik Pemerintah Indonesia dengan hak penggunaan istimewa yang
dimiliki oleh Perusahaan.
Persediaan diasuransikan terhadap semua resiko kerugian dengan nilai pertanggungan sebesar
AS$ 15.000.000 pada tanggal 31 Desember 2006 untuk jangka waktu satu tahun sesuai dengan perjanjian
polis tanggal 9 Oktober 2006. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut
mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian atas resiko tersebut.
7. TAGIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000, efektif sejak tanggal
1 Januari 2001, Pemerintah melakukan perubahan dalam perlakuan PPN atas batubara dimana sejak
tanggal tersebut batubara dikategorikan sebagai barang bukan obyek PPN. Karena perubahan ini, Kantor
Pajak menyatakan bahwa PPN masukan sehubungan dengan produksi batubara tidak dapat dikreditkan
dan karena itu tidak mengabulkan permohonan restitusi PPN yang diajukan Perusahaan sejak 2001.
Sesuai dengan Kontrak Karya, kecuali pajak-pajak yang tercantum didalamnya, Pemerintah Republik
Indonesia (diwakili PT BA) harus membayar dan membebaskan Perusahaan dari pajak, kewajiban, sewa
dan royalti yang ditarik oleh Pemerintah yang timbul pada saat ini maupun yang akan datang. Pajak
Pertambahan Nilai bukan merupakan pajak yang tercantum dalam Kontrak Karya. Menurut ketentuan
dalam Kontrak Karya, apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas nama Perusahaan membayar
pajak yang tidak diatur dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan membayar kembali pajak tersebut dalam
waktu enam puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan.
Perusahaan telah membicarakan hal ini dengan Dirjen Energi dan Sumber Daya Mineral (mewakili
Pemerintah Republik Indonesia) untuk semua PPN yang masa pengembaliannya telah lewat enam
puluh (60) hari. Pemerintah belum memberikan keputusan atas masalah ini. Perusahaan berkeyakinan
dapat memperoleh kembali seluruh tagihan pajak PPN berdasarkan ketentuan Kontrak Karya.
Nilai tagihan Pajak Pertambahan Nilai dalam neraca masing-masing sebesar AS$ 94.568.500 dan
AS$ 68.601.255, pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, berdasarkan nilai tukar Rupiah yang berlaku
ketika PPN tersebut diklaim. Perusahaan menggunakan nilai tukar historis karena Pemerintah belum
menentukan nilai tukar yang akan digunakan untuk penyelesaian masalah ini. Jika menggunakan nilai tukar
pada tanggal neraca, nilai tagihan PPN akan menjadi AS$ 97.091.596 dan AS$ 68.368.993, masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005.
15
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
8. AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
a.
Bank yang dibatasi penggunaannya
2006
2005
Deposito berjangka kurang dari 12 bulan:
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (RekeningRupiah)
HSBC Bank - (Rekening AS$)
PT ANZ Panin Bank - (Rekening AS$)
HSBC Bank - (Rekening Rupiah)
PT ANZ-Panin Bank - (Rekening Rupiah)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - (Rekening
Rupiah)
7.025.247
450.000
326.100
-
1.536.485
600.350
298.397
-
26.060
Jumlah
7.801.347
2.461.292
2006
Tingkat bunga tahunan
AS$
Rupiah
2005
2,62% - 5%
-
0,22% - 2%
0,75% - 10%
Deposito digunakan sebagai jaminan untuk menerbitkan sertifikat bank garansi untuk kegiatan usaha.
b. Biaya dibayar dimuka
2006
c.
2005
Kompensasi tanah
Asuransi
Sewa
2.004.518
1.068.306
231.684
1.842.943
1.225.704
125.661
Jumlah
3.304.508
3.194.308
Uang muka
2006
Pemasok
Pembiayaan pemasaran (lihat Catatan 25d)
Jumlah
2005
813.700
407.966
1.252.336
3.143.973
1.221.666
4.396.309
16
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
9. TAKSIRAN TAGIHAN PAJAK
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Pajak penghasilan badan tahun 2002
Pajak penghasilan pasal 26 tahun 2002
20.808.393
-
1.161.259
1.428.457
Jumlah
20.808.393
2.589.716
Taksiran tagihan pajak merupakan klaim atas pembayaran sebagian yang sudah dilakukan Perusahaan
sehubungan surat ketetapan atau surat tagihan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak dimana Perusahaan
telah mengajukan keberatan dan banding sebagai berikut:
a.
Pajak penghasilan badan tahun 2002
Pada tanggal 6 Mei 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
No. 00005/206/02/091/05 atas pajak penghasilan badan Perusahaan untuk tahun 2002, sebesar
AS$ 23.863.892. pada tanggal 17 Mei 2005, Perusahaan mengajukan surat keberatan atas surat
ketetapan ini. Selama tahun 2006 dan 2005, Perusahaan telah membayar AS$ 19.647.134 dan
AS$ 1.161.259 untuk kurang bayar ini.
Pada tanggal 15 Mei 2006, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Pajak
No. KEP-84/WPJ.19/BD.05/2006 sehubungan kekurangan bayar pajak penghasilan badan tahun
2002 sebesar AS$ 20.408.393. Pada tanggal 11 Agustus 2006, Perusahaan telah mengirimkan surat
keberatan No. 331/AI/VIII/06. Sampai dengan tanggal laporan ini, status klaim atas keberatan ini
masih dalam proses.
b. Pajak penghasilan pasal 26 tahun 2002
Pada tanggal 6 Mei 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
No. 00004/204/02/091/05 atas Pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun 2002 sebesar
Rp 23.516.905.481. Pada tanggal 10 Juni 2005, Perusahaan mengajukan surat keberatan atas surat
ketetapan ini.
Pada tanggal 15 Mei 2006, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Pajak
No. KEP-085/WPJ.19/BD.05/2006 dimana surat keberatan diatas telah ditolak dan Perusahaan
harus membayar jumlah pajak penghasilan artikel 26 tahun 2002. Pada tahun 2006 Perusahaan telah
membayar kekurangan bayar ini.
Pihak manajemen Perusahaan memiliki keyakinan bahwa klaim pengembalian pajak dapat diperoleh
kembali.
17
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
10. AKTIVA TETAP
Akun ini terdiri dari:
2006
Saldo
Awal
Harga Perolehan
Mesin dan peralatan
Peralatan, perabotan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
Aktiva dalam penyelesaian
Jumlah
Akumulasi Penyusutan
Mesin dan peralatan
Peralatan, perabotan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
Total
Nilai Buku - bersih
Reklasifikasi
Penambahan
Saldo
Akhir
Pengurangan
281.744.343
6.190.056
339.565
-
288.273.964
8.384.390
7.283.590
55.561
-
72.580
-
-
8.512.531
7.283.590
297.412.323
6.245.617
412.145
-
304.070.085
(6.245.617 )
933.464
(1.300.000 )
1.834.386
(1.300.000 )
305.904.471
8.446.539
305.858.862
-
1.345.609
216.500.338
-
10.752.563
-
227.252.901
8.045.351
6.662.936
-
183.557
89.058
-
8.228.908
6.751.994
231.208.625
-
11.025.178
-
242.233.803
74.650.237
63.670.668
2005
Saldo
Awal
Harga Perolehan
Mesin dan peralatan
Peralatan, perabotan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
Aktiva dalam penyelesaian
Jumlah
Akumulasi Penyusutan
Mesin dan peralatan
Peralatan, perabotan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
Jumlah
Nilai buku bersih
Reklasifikasi
Penambahan
Saldo
Akhir
Pengurangan
281.204.273
470.070
70.000
-
281.744.343
8.342.532
6.869.781
8.416
398.750
33.442
15.059
-
8.384.390
7.283.590
296.416.586
877.236
118.501
-
297.412.323
6.091.757
-
8.446.539
6.210.258
-
305.858.862
13.553.354
-
216.500.338
3.232.018
(877.236 )
299.648.604
-
202.946.984
7.808.208
6.465.597
-
237.143
197.339
-
8.045.351
6.662.936
217.220.789
-
13.987.836
-
231.208.625
82.427.815
74.650.237
Depresiasi dibebankan pada operasi sebagai berikut:
2006
Harga pokok penjualan (lihat Catatan 20)
Umum dan administrasi (lihat Catatan 21)
Jumlah
2005
7.488.120
3.537.058
10.547.891
3.439.945
11.025.178
13.987.836
18
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
10. AKTIVA TETAP (Lanjutan)
Berdasarkan Kontrak Karya, aktiva tetap yang dicatat dalam laporan keuangan Perusahaan merupakan hak
milik Pemerintah Indonesia. Perusahaan memiliki hak eksklusif untuk menggunakan aktiva tetap tersebut
selama masa ekonomisnya atau selama sisa masa Kontrak Karya, yang mana yang lebih pendek.
Semua aktiva tetapdiasuransikan terhadap semua resiko kerugian untuk jangka waktu satu tahun sesuai
dengan perjanjian polis tanggal 9 Oktober 2005 dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 291.945.000.
Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut untuk menutupi kemungkinan kerugian atas
resiko tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi yang
dapat mengakibatkan perlunya dilakukan penurunan nilai aktiva tetap.
11. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN DITANGGUHKAN
Akun ini terdiri dari:
2006
Biaya eksplorasi ditangguhkan
Biaya pengembangan ditangguhkan
Akumulasi amortisasi:
Saldo pada awal tahun
Amortisasi biaya pengembangan
ditangguhkan - selama tahun berjalan
Amortisasi biaya eksplorasi yang ditangguhkan selama tahun berjalan
Saldo akhir tahun
Bersih
2005
25.591.752
26.839.316
25.591.752
22.705.883
52.431.068
48.297.635
17.938.198
12.795.876
4.679.198
4.289.264
853.058
853.058
23.470.454
17.938.198
28.960.614
30.359.437
Biaya pengembangan yang ditangguhkan terdiri dari biaya yang terkait dengan pengembangan proyek
Bawah Tanah Satui (the Satui Underground Project) dan proyek Pengalihan Aliran Sungai Jelamu (the Jelamu
River Diversion Project) sebesar AS$ 17.480.922 dan AS$ 9.358.394 pada tanggal 31 Desember 2006 dan
AS$ 13.347.490 dan AS$ 9.358.393 pada tanggal 31 Desember 2005.
Proyek Bawah Tanah Satui terdiri dari aktivitas penambangan bawah tanah berdasarkan perjanjian kerja
No. STI/02/C10/Rev tanggal 8 Nopember 2002 antara Perusahaan dengan Tunnel Mining Australia Pty
Ltd. Aktivitas fisiknya meliputi penyelesaian awal 665 meter rencana 1.150 meter rencana pengembangan.
Sejak tanggal 3 Januari 2004 proyek tersebut dihentikan untuk perawatan dan dikembali dikerjakan pada
Nopember 2004.
19
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
11. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN DITANGGUHKAN (Lanjutan)
Proyek Pengalihan Aliran Sungai Jelamu meliputi pengangkatan 7 juta meter kubik tanah dengan bekerja
sama dengan masyarakat sipil untuk membuat jalur yang memungkinkan aliran Sungai Jelamu untuk
sementara dialihkan, guna memberikan akses pada blok penambangan dengan rasio pengupasan yang
rendah pada cadangan batubara di Satui (5 mt pada rasio pengupasan 5:1). Proyek ini dimulai pada bulan
September 2004. Perusahaan tidak mengamortisasi biaya pengembangan ditangguhkan yang berhubungan
dengan proyek Pengalihan Aliran Sungai Jelamu pada tahun 2004. Proyek ini telah memulai periode
komersil sejak bulan Pebruari 2005 dan diperkirakan mempunyai umur 2 tahun. Biaya pengembangan
ditangguhkan akan diamortisasi selama periode tersebut.
12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini terdiri dari:
2006
PT Tirta Massa Kencana
PT Darma Henwa
PT Cipta Kridatama
PT Rig Tenders Indonesia
PT Mahakam Nusa Energi
Sembawang Kimtrans Singapore
PT Pamapersada Nusantara
PT Mitra Bahtera Segarasejati
PT Cempaka Artha Buana
PT Batuah Abadi Lines
PT Hanamas Mega Mulia
PT Ricobana Abadi
CV Karya Etam
PT Trakindo Utama BPPN
Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 500.000)
Jumlah
2005
8.789.508
8.000.000
5.466.234
3.991.699
2.310.883
1.732.836
1.664.151
1.310.721
1.264.691
3.880.557
10.000.000
6.461.857
1.690.801
2.078.292
1.688.031
3.675.335
1.750.000
1.750.000
1.000.000
863.500
5.916.791
38.411.280
36.874.607
13. HUTANG PAJAK
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Pajak pertambahan nilai
Pajak penghasilan:
Pasal 21
Pasal 23/26
Pasal 29 - pajak penghasilan perusahaan
97.663
135.793
100.745
349.263
10.058.448
88.195
2.558.581
9.982.723
Jumlah
10.606.119
12.765.292
20
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
13. HUTANG PAJAK (Lanjutan)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan
taksiran laba kena pajak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005
adalah sebagai berikut:
2006
2005
Laba sebelum pajak penghasilan
6.036.777
5.757.377
Beda temporer:
Penyusutan
Cadangan manfaat karyawan
Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan
Cadangan piutang tak tertagih
4.797.834
1.442.686
853.058
-
9.423.786
432.184
853.058
(112.419 )
Beda tetap:
Pajak
Pendapatan bunga
Penyisihan investasi
2.420.866
(740.912 )
(1.745.869 )
(390.719 )
(1.434.393 )
Taksiran penghasilan kena pajak
Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan)
13.100.440
13.100.440
14.528.874
14.528.000
Taksiran cadangan pajak penghasilan periode berjalan
5.895.199
6.537.600
Pajak penghasilan dibayar dimuka:
Pasal 22
Pasal 25
(418.468 )
(5.366.792 )
(406.775 )
(6.030.655 )
Taksiran hutang pajak penghasilan
100.939
100.170
Seperti disajikan dalam kontrak karya (lihat Catatan 1b), Perusahaan terikat atas hal-hal sebagai berikut:
a.
Pajak penghasilan badan adalah pembayaran pajak penghasilan badan dengan tarif 35% dari
pendapatan kena pajak untuk 10 tahun pertama dari awal masa operasi (sampai dengan 2000) dan
45% untuk masa operasi berikutnya (sampai dengan 2019).
b. Pajak penghasilan pasal 25 adalah pembayaran bulanan untuk pajak penghasilan badan.
c. Pajak penghasilan pasal 23 dan 26 adalah pembayaran untuk pajak penghasilan atas royalti, bunga, dan
gaji pekerja dan pembayaran lain yang dilakukan oleh Perusahaan termasuk, tetapi tidak terbatas pada
jasa teknis atas dasar hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
d. Pajak penghasilan pasal 21 adalah pembayaran untuk pajak penghasilan pribadi, Iuran Pembangunan
Daerah (IPEDA) dan pajak lain yang dijelaskan dalam Kontrak Karya.
e. Pajak pertambahan nilai adalah pajak penjualan atas jasa yang dilakukan untuk Perusahaan berkaitan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia tetapi dengan tarif yang tidak lebih dari 5%.
21
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
13. HUTANG PAJAK (Lanjutan)
Pengaruh pajak pada perbedaan temporer antara laporan keuangan dan dasar pajak untuk aktiva dan
kewajiban untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 menggunakan tarif
pajak 45% adalah sebagai berikut:
2006
2005
Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan
Cadangan manfaat karyawan
Depresiasi
Cadangan piutang tak tertagih
(383.876 )
(649.208 )
(2.159.025 )
-
(383.876 )
(194.484 )
(4.240.704 )
50.588
Jumlah
(3.192.109 )
(4.768.476 )
Perincian dari akumulasi aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan sebagai kewajiban pajak
tangguhan bersih pada neraca Perusahaan tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:
2006
2005
Aktiva pajak tangguhan
Cadangan manfaat karyawan
Penyisihan piutang tak tertagih
1.988.075
669.224
1.338.866
669.224
Jumlah
2.657.299
2.008.090
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan
Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan
22.388.293
4.990.392
24.547.318
5.374.267
Jumlah
27.378.685
29.921.585
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
24.721.386
27.913.495
Berdasakan peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan pajak berdasarkan perhitungan
sendiri (self assessment), namun Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut
dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
14. UANG MUKA PELANGGAN
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Flame S.A
BHP Billiton Marketing AG
-
3.378.718
372.197
Jumlah
-
3.750.915
Uang muka dari Flame S.A. merupakan uang muka yang diterima Perusahaan yang digunakan untuk
pembelian batubara Perusahaan.
22
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
14. UANG MUKA PELANGGAN (Lanjutan)
Pada tanggal 6 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian penjualan dan pembelian batubara
dengan BHP Billiton Marketing AG untuk penjualan 1.800.000 metrik ton batu bara dibayar dimuka.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, uang muka pelanggan yang berhubungan dengan perjanjian
masing-masing sebesar nol dan AS$ 3.750.915.
15. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Hutang pada Pemerintah Republik Indonesia
(lihat Catatan 1b)
Jasa pertambangan (lihat Catatan 25)
Danatama
Beban pengapalan
Lain-lain
102.390.079
41.880.784
14.317.016
2.446.914
49.115
103.999.703
19.500.327
3.330.450
39.201
Total
161.083.908
126.869.681
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG
Pembayaran dimuka dari Originator
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan, KPC (“Pihak Penjual”), IndoCoal Resources (Cayman) Limited
(“Penggagas”), IndoCoal Export (Cayman) Limited (“Penerbit”), PT IndoCoal Kalsel Resources (“Indo
Kalsel”) dan PT IndoCoal Kaltim Resources (“Indo Kaltim” dan bersama dengan Indo Kalsel menjadi
“Indo SPV”), Bank of New York (“Penjamin”), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (“Administrator
Transaksi”) memasuki sebuah Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement dimana Penerbit menerbitkan
dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Surat
Hutang Seri 2005-1 dikenakan biaya sebesar 7,13% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012.
Penjualan Surat Hutang Seri 2005-1 digunakan Penerbit untuk membeli piutang milik Penggagas dengan
uang muka sebesar AS$ 600 juta berdasarkan Issuer Receivable Sales Agreement antara Penerbit dan Penggagas.
Perusahan diharuskan membayar Penggagas sejumlah bunga pada pembayaran dimuka yang jumlahnya sama
dengan jumlah bunga yang dibayarkan Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sesuai dengan
Indenture and the Series 2005-1 Indenture Supplement pada tanggal pembayaran yang disepakati.
Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Penggagas, Indo SPV, Penerbit dan Penjamin menandatangani
Series 2006-1 Indenture Supplement dimana Penerbit menerbitkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah
total sebesar AS$ 800 juta. Hasil dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat
Hutang Seri 2005-1 dan pinjaman yang diberikan oleh Credit Suisse kepada Bumi. Surat Hutang Seri
2006-1 jatuh tempo pada 28 Juli 2006 dengan bunga sebesar 7% per tahun yang terhutang setiap
bulannya, yang pada tanggal 28 Juli 2006 Surat Hutang Seri 2006-1 diperpanjang hingga 28 September
2006 dan selanjutnya dilunasi melalui penerbitan Surat Hutang Seri 2006-2.
23
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Pada tanggal 3 Oktober 2006, Pihak Penjual, Penggagas, Penerbit, Indo SPV, Penjamin dan
Administrator, menandatangani Series 2006-2 Indenture Supplement, dimana Penerbit menerbitkan Surat
Hutang dengan tingkat bunga yang mengambang Seri 2006-2 Kelas A-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan
jatuh tempo pada tahun 2011; serta Surat Hutang dengan tingkat bunga mengambang Seri 2006-2
Kelas A2 sebesar AS$ 300 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2012.
Saldo sisa Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah
pada marjin tertentu. Bunga atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga harus dibayar pada
tanggal jatuh tempo bulanan (Early Amortization Payment Date), atau tanggal jatuh tempo akhir (Expected
Final Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke-28 setiap bulan, dimana pembayaran
pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006.
Sampai dengan 31 Desember 2006 dan 2005, Pembayaran uang muka Perusahaan dari Originator masingmasing sebesar AS$ 214.314.485 dan AS$ 121.895.275.
17. TAKSIRAN KEWAJIBAN RESTORASI DAN REHABILITASI
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Saldo awal
Penyisihan tahun berjalan
Beban restorasi yang terjadi pada tahun berjalan
29.790.113
1.087.443
(1.079.923 )
21.505.062
8.411.909
(126.858 )
Penyisihan pada akhir tahun
29.797.633
29.790.113
Pada tanggal 31 Desember 2006, realisasi aktivitas restorasi dan rehabilitasi di daerah tambang Satui dan
Senakin termasuk reshaping dan recountouring lapisan tanah seluah 2.625,93 ha, dan penanaman kembali
2.136,84 ha daerah yang pernah ditambang.
18. MODAL DISETOR
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, modal dasar ditempatkan dan disetor sebesar AS$ 1 juta
(10.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar AS$ 100 per lembar saham).
Susunan pemegang saham Perusahaan dan persentase kepemilikan pada tanggal 31 Desember 2006 dan
2005 adalah sebagai berikut:
2006 dan 2005
Pemegang saham
PT Bumi Resources Tbk
PT Amara Bangun Cesta
Jumlah
Jumlah saham
ditempatkan
dan disetor penuh
Persentase
kepemilikan (%)
Jumlah
9.999
1
99,99
0,01
999.900
100
10.000
100,00
1.000.000
24
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
18. MODAL DISETOR (Lanjutan)
Berdasarkan keputusan pemegang saham tanggal 3 Agustus 2004, sebagaimana disahkan oleh
Sutjipto, SH., notaris di Jakarta, Bumi menyumbangkan 1 lembar saham Perusahaan kepada PT Amara
Bangun Cesta yang disetujui oleh BKPM pada 1 Juni 2004.
19. PENJUALAN BERSIH
2006
2005
Penjualan ekspor
Penjualan lokal
425.549.769
44.840.879
439.571.420
80.054.883
Jumlah
470.390.648
519.626.303
Penjualan bersih Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005
terdiri dari:
2006
Indocoal Resources:
Hongkong Electric Co. Ltd.
Tohoku EPC
Formosa
Taiwan Power Company
Bhatia International Ltd.
Korzea East West Power
Nippon Paper
Coal and Oil
Nippon Steel Corporation
Hua Yang Power
Tokuyama Corporation
Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 10 juta)
2005
38.774.956
22.341.175
19.663.007
18.077.154
14.588.154
14.342.047
13.745.571
12.817.273
11.120.400
10.408.785
10.322.279
73.631.442
4.294.869
1.230.060
5.701.395
2.072.905
17.105.130
259.832.243
30.404.359
41.882.836
40.091.288
21.237.494
20.406.253
18.929.327
11.887.683
9.645.130
7.829.060
6.675.946
2.768.641
987.646
28.217.101
14.497.092
58.750.215
39.155.481
46.532.067
18.606.972
28.903.830
20.188.179
24.046.322
16.097.128
18.759.184
45.365.383
25.815.424
132.504.667
Jumlah
210.558.405
489.221.944
Jumlah bersih
470.390.648
519.626.303
Jumlah
Mahkotamas Duta Makmur
Hongkong Electric Company
BMAG
Tohoku
Ube Industries
Nippon Paper
Tokuyama Corporation
Nippon Steel Corporation
National Power Corp
Hokuriku
Indonesia Power
Castle Peak Power Co. Ltd.
Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 10 juta)
25
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
19. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan)
Penjualan bersih Perusahaan tidak termasuk jumlah yang menjadi hak Pemerintah Indonesia atas batubara
berdasarkan Kontrak Kerja (lihat Catatan 25b). Jumlah yang menjadi hak Pemerintah atas penjualan
batubara tersebut masing-masing senilai AS$ 66.878.948 dan AS$ 64.065.471 pada tahun 2006 dan 2005.
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat
Catatan 25a) dengan Originator dimana mereka akan menjual seluruh produksi batubara kepada Originator,
kecuali diwajibkan lain oleh Originator, dengan jumlah harga tetap sebesar AS$ 34,30 per ton batubara
berdasarkan nilai kalori 6.322 kcal/kg (GAR), disesuaikan untuk beberapa variasi dalam nilai kalori
batubara yang dibeli Originator dari Perusahaan menurut Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang. Pada tahun
2006 dan 2005, Perusahaan telah melaksanakan penjualan bersih masing-masing berjumlah
AS$ 259.832.243 dan AS$ 30.404.359 kepada Originator sesuai dengan Perjanjian Pengadaan Jangka
Panjang (lihat Catatan 25a).
20. HARGA POKOK PENJUALAN
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Jasa kontraktor (lihat Catatan 25)
Bahan bakar
Gaji dan manfaat karyawan
Penyusutan (lihat Catatan 10)
Jasa profesional
Beban penelitian
Beban pengapalan
Transportasi dan komunikasi
Beban administasi
Suku cadang dan persediaan
Asuransi
Cadangan restorasi dan pemulihan
Lain-lain
314.670.452
76.589.507
9.457.967
7.488.120
3.366.736
2.983.026
2.954.173
2.449.624
1.769.212
1.589.926
1.468.781
1.087.443
4.878.690
311.215.193
53.800.104
7.780.000
10.547.891
2.216.813
2.599.676
5.317.025
3.011.602
7.680.495
1.645.625
1.013.272
8.411.910
4.777.150
Jumlah biaya produksi
Saldo awal persediaan
Saldo ending persediaan
430.753.657
12.235.802
(17.534.897 )
420.016.756
9.183.745
(12.235.802 )
(5.299.095 )
(3.052.057 )
Kenaikan pada persediaan batubara
Jumlah
425.454.562
416.964.699
26
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
21. BEBAN OPERASI
Akun ini terdiri dari:
2006
Penjualaan dan pemasaran
Beban pengangkutan
Komisi pemasaran (lihat Catatan 25d)
Transportasi dan komunikasi
Jasa profesional
Administrasi
Gaji dan manfaat karyawan
Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 200.000)
Jumlah
8.340.099
7.920.742
335.483
334.613
297.841
262.088
102.434
23.935.784
21.001.729
292.276
562.473
377.391
164.791
107.829
17.593.300
46.442.273
3.537.058
3.049.513
2.618.574
1.106.277
1.238.016
3.439.945
1.733.697
10.196.143
1.299.225
19.148.936
776.460
11.549.438
36.594.406
177
124
29.142.915
83.036.803
Umum dan administrasi
Penyusuatan (lihat Catatan 10)
Gaji dan manfaat karyawan
Transportasi
Jasa profesional
Jasa management
Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 100.000)
Jumlah
Explorasi
Jumlah
2005
22. PENDAPATAN BUNGA
Akun ini terdiri dari:
Pendapatan Bunga merupakan bunga yang diterima dari deposito bank dan hutang afiliasi yang terdiri
dari:
2006
2005
Afiliasi
Bank
2.174.879
704.912
1.518.430
390.860
Total
2.879.791
1.909.290
Pendapatan bunga dari afiliasi meupakan pendapatan bunga dari Bumi berdasarkan perjanjian pinjaman
terkait dengan akuisisi KPC, dengan bunga sebesar LIBOR + 1% (lihat Catatan 5a).
27
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
23. BEBAN BUNGA
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Pembayaran uang muka dari Originator
Perjanjian fasilitas pinjaman 2004
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Credit Suisse First Boston
12.591.611
-
5.696.063
1.579.418
3.297.422
1.421.475
Jumlah
12.591.611
11.994.378
24. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN
Perusahaan telah menerapkan PSAK 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja” sebagai kerangka acuan
dalam mengakui biaya manfaat karyawan dalam laporan keuangan tanggal 31 Desember 2006 dan 2005.
Perhitungan manfaat karyawan Perusahaan berdasarkan UU Ketenagakerjaan untuk posisi tanggal
31 Desember 2006 dan 2005 dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen,
dalam laporannya masing-masing tanggal 5 Januari 2007 dan 23 Januari 2006, menggunakan metode
“Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
2006 dan 2005
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat mortalitas
Tingkat pensiun dini
:
:
:
:
Tingkat Kemungkinan cacat :
Tingkat pengunduran diri
:
11% per tahun untuk 2006 and 2005
10% per tahun
Mortalitas Indonesia
55 tahun (semua pegawai diasumsikan pensiun pada usia pensiun
normal)
5% - 10% dari Commissioner Standard Ordinary (CSO) tabel 1980
5% sampai dengan usia 20, lalu menurun ke 1% pada usia 45, and 1%
dari usia 46 sampai 54.
Perusahaan telah menentukan rencana untuk kesejahteraan karyawan yang mencakup bagian yang
signifikan untuk semua karyawan Perusahaan. Rencana manfaat karyawan menyediakan keuntungan dan
remunerasi yang harus dibayarkan kepada karyawan berdasarkan lamanya tahun bekerja di Perusahaan.
Hal ini didanai dengan dengan kontribusi oleh Perusahaan. Manfaat karyawan dihitung dengan mata uang
Rupiah Indonesia. Perusahaan menyediakan manfaat pasca bekerja untuk semua karyawan tetap sesuai
dengan Cost Living Adjustment (CLA). Tidak ada pembiayaan yang dilakukan kecuali CLA. Rekonsiliasi
antara nilai manfaat karyawan sekarang dengan manfaat karyawan yang dicadangkan adalah sebagai
berikut:
2006
Nilai kini kewajiban manfaat karyawan
Nilai wajar aktiva program imbalan kerja
2005
6.213.267
-
4.225.870
-
28
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
24. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN (Lanjutan)
2006
2005
Status pendanaan
Yang belum diakui:
Keuntungan (kerugian) aktuaria
Biaya masa lalu - non vested
6.213.267
(1.394.909 )
(400.414 )
Kewajiban manfaat karyawan
4.417.944
4.225.870
(844.800 )
(405.812 )
2.975.258
Beban manfaat karyawan untuk periode berjalan dicatat sebagai “Beban karyawan” dalam laporan laba
rugi. Rekonsiliasi antara nilai kini dari manfaat karyawan dengan kewajiban manfaat karyawan yang harus
diakui adalah sebagai berikut:
2006
2005
Biaya jasa masa kini
Biaya bunga
Amortisasi bersih periode berjalan
Jumlah
537.878
598.874
111.896
325.966
336.793
53.868
1.248.648
716.627
Perubahan kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut:
2006
2005
Kewajiban pada awal tahun
Biaya manfaat karyawan selama tahun berjalan
Manfaat karyawan yang dibayar
Selisih kurs
2.975.258
1.248.648
(73.141 )
267.179
2.543.074
716.627
(104.266 )
(180.177 )
Kewajiban pada akhir tahun
4.417.944
2.975.258
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING
a.
Transaksi Sekuritisasi Piutang Batubara (Coal Receivables Securitization Transaction)
Pada tanggal 6 Juli 2005, KPC dan Perusahaan (Pihak Penjual) dan IndoCoal Resource (Cayman)
Limited, Anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan (Originator), melakukan transaksi
dengan IndoCoal Exports (Cayman) Limited, sebuah Perusahaan yang didirikan dibawah Undangundang Cayman Islands (Penerbit), dimana (i) Pihak Penjual menjual seluruh piutang penjualan
batubaranya yang ada sekarang dan yang akan diproduksi dimasa yang akan datang kepada Originator
dan menjual seluruh produksi batubaranya dimasa yang akan datang kepada Originator sebanyak yang
dibutuhkan oleh Originator, (ii) Originator setuju untuk menjual semua piutang penjualan yang ada
sekarang dan yang akan datang, baik yang dihasilkannya sendiri maupun yang diperoleh dari Pihak
Penjual kepada Penerbit, dan (iii) Penerbit menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 yang bernilai
AS$ 600 juta dengan bunga 7,134% berdasarkan fasilitas Indenture dan Series 2005-1 Indenture
Supplement dan menggunakan dana yang dihasilkannya untuk membeli piutang-piutang tersebut dari
Originator (Transaksi Sekuritisasi). Transaksi Sekuritisasi dan dokumen yang terkait dengan transaksi
tersebut (Dokumen Transaksi Sekuritisasi) dijelaskan lebih rinci dibawah ini.
29
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Penerbit adalah entitas bertujuan khusus yang tidak berafiliasi dengan Anak perusahaan yang dibentuk
untuk: (i) melaksanakan penerbitan surat hutang (termasuk Surat Hutang Seri 2005-1) dalam rangka
fasilitas Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement (ii) mengelola penggunaan dana yang diperoleh
dari penerbitan surat hutang dan dana yang lain yang diperoleh di penerbit dari waktu ke waktu
(seperti penagihan piutang dari Originator dan pihak penjual), (iii) mengelola pembayaran kembali surat
hutang yang masih beredar, dan (iv) sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement, memperoleh
piutang dari Originator, pihak penjual dan, dalam keadaan tertentu, Indo SPV, melalui penjualan
batubara.
Suhubungan dengan penerbitan surat hutang Seri 2005-1, Pihak Penjual, Originator dan Bank of
NewYork, masing-masing dalam kapasitas sebagai Indenture Trustee dan Security Trustee menandatangani
perjanjian sebagai berikut:
1. Perjanjian Penjualan Piutang Milik Penerbit
Penerbit dan Originator menandatangani IRSA dimana Penerbit akan membeli aktiva dalam
bentuk piutang usaha milik Originator yang diperoleh Originator dari Pihak Penjual. Sesuai dengan
perjanjian ini, Penerbit akan memberikan sebesar AS$ 600 juta kepada Originator sebagai uang
muka pembelian tersebut (selanjutnya disebut Uang Muka Originator). Originator akan
menggunakan uang muka tersebut untuk memberikan uang muka kepada Pihak Penjual
sehubungan dengan Perjanjian Penjualan Piutang Milik Originator (Originator Receivable Sale
Agreement) dan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Agreement).
2. Perjanjian Penjualan Piutang Milik (Originator Receivable Sale Agreements/ORSA).
Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator akan membeli dari Pihak
Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan datang, serta yang akan
dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini melarang Pihak Penjual
untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang berkaitan dengan aset
piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak Penjual, melakukan
penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang berkaitan atau
kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan penerimaan
piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil segala
tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak, membuka rekening untuk
menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau
mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah
kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain
penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan,
melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam
Perjanjian ini.
30
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
3. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long Term Supply Agreement/LTSA)
Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2005, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak
Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan
nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik
Originator yang dibeli dari KPC/ Perusahaan sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price).
Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual
sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Uang muka yang diterima akan berkurang setiap
bulan dengan jumlah nilai pembelian piutang secara keseluruhan (sebagaimana didefinisikan
dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), yang terhutang oleh Originator untuk aktiva piutang yang
dibeli berdasarkan ORSA dan akan bertambah dengan pembayaran yang dilakukan oleh Originator
kepada Pihak Penjual sesuai dengan LTSA dan ORSA dengan cara yang disediakan dari cash
waterfall yang ditetapkan dalam Indenture dan interest amounts payable oleh Pihak Penjual kepada
Originator pada tanggal pembayaran bulanan yang berkaitan.
Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima
dalam rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar
Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture
Supplement atas Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran.
Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat
dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh
ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan
kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana
tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan.
4. Perjanjian Manajemen Kas dan Rekening(Cash and Accounts Management Agreement/CAMA)
Pada tanggal 6 Juli 2005, penerbit, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo
SPVs, Penjamin, dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju
untuk melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan
dengan Kontraktor Produksi Utama dan Agen Pemasaran Utama. Pembayaran kepada kontraktor
produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan
pembatasan yang tertera dalam kontrak.
5. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B)
Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, Perusahaan dan KPC masing-masing
menandatangani perjanjian untuk mengalihkan PKP2B kepada Indo Kaltim dan Indo Kalsel.
Perjanjian ini berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat pailitnya KPC atau Perusahaan.
Jika kepailitan tersebut terjadi atau jika Perusahaan dan KPC menyatakan tidak dapat memenuhi
kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Securitization Transaction Documents) sehubungan dengan
Surat Hutang Seri 2005-1, maka IndoCoal Kaltim dan IndoCoal Kalsel diberi kuasa untuk
melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya di jual ke Pelanggan. Perjanjian
dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk
memberikan ijin kepada Indo Kalsel dan Indo Kaltim pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan.
31
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Berdasarkan perjanjian, Perusahaan diwajibkan untuk:
a.
Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba,
perijinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang
berlaku
b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor
produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan;
c. Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang
berlaku (seperti dijelaskan dalam Securitization Transaction Documents), dan
d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha.
Sehubungan dengan perjanjian pengalihan PKP2B dari Pihak Penjual ke Indo Kalsel, Indo Kalsel
menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat dengan Originator dimana Indo
Kalsel menyetujui untuk memasok batu bara kepada Originator dengan harga yang disepakati
dalam perjanjian.
Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Issuer, Originator dan Bank of
New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan
menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan perjanjian Surat
Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali”
sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2 Notes (lihat Catatan 16).
Sehubungan dengan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali tersebut, Perubahan dan
kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui Perubahan dan modifikasi
tersebut.
b. Pembayaran Dimuka dari Originator
1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan KPC (Pihak Penjual), Indocoal Resources
(Cayman) Limited (Originator), IndoCoal Exports (Cayman) Limited (Penerbit), PT Indocoal
Kalsel Resources (Indo Kalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan, bersama
dengan Indo Kalsel, Indo SPVs), Bank New York (Penjamin), dan Foo Kon Tan Grant
Thornton (Administrator Transaksi), menandatangani Perjanjian Tambahan (Indenture Supplement),
atas Surat Hutang Seri 2006-2, dimana dengan perjanjian ini Penerbit akan mengeluarkan:
(i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta.
(ii) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta
Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk:
(a)
(b)
(c)
(d)
Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta;
Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta;
Modal kerja untuk Perusahaan dan KPC sebesar AS$ 30 juta; dan
Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman.
32
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR plus margin
tertentu. Bunga yang masih harus dibayar pada Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga
akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan (Monthly Payment Date), tanggal jatuh tempo yang
dipercepat (Early Amortization Payment Date) atau tanggal pelunasan akhir (Expected Final Payment
Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama
jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006.
Persyaratan atas Pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan
dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan Persyaratan
Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan (early amortization events) dan
peristiwa-peristiwa pemicu (trigger events), sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak,
antara Perusahaan, Pihak Penjual, Indo SPVs, Originator dan Pelaksana (lihat Catatan 16)
Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang
diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa
99,99% saham Perusahaan dan 99,98% saham Indo SPVs, Forrerunner memberikan jaminan
berupa 100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham
KPC memberikan jaminan berupa 92% saham KPC.
2. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPVs, dan Indenture Trustee
menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana penerbit mengeluarkan
Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat hutang Seri 2006-1
ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh
Perusahaan dari Credit Suisse. Surat hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli
2006 (Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada
tanggal tertentu setiap bulan.
Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006,
semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1.
Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut:
1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal
28 September 2006.
2. Tingkat bunga diubah dari 7,0% per tahun menjadi 7,0% per tahun untuk periode sebelum
tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7,5% per tahun.
Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk
membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut
(lihat Catatan 16).
33
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPVs, Penjamin, dan Administrator
Transaksi mengadakan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Penerbit mengeluarkan dan
menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan total pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga
sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penerbit menggunakan
dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk membeli piutang-piutang
tersebut dari Orginator dengan membayar uang muka sebesar AS$ 600 juta kepada Orginator sesuai
dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Orginator. Orginator menggunakan
AS$ 173,3 juta dari Orginator Prepayment Amount yang diterima dari Penerbit untuk membayar uang
muka kepada Pihak Penjual (Prepayment Amount) atas pembelian piutang yang ada sekarang dan
yang akan datang milik Penjual sesuai dengan Orginator Receivables Sale Agreement antara Penerbit
dan Pihak Penjual dan pembelian batu bara dimasa yang akan datang sehubungan dengan Longterm Supply Agreeement antara Pihak Penjual dan Orginator. Pihak Penjual diharuskan membayar ke
Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama dengan biaya bunga yang
dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sehubungan dengan Tambahan
Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal pembayaran bulanan.
Pihak Penjual menggunakan dana hasil Prepayment Amount untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Sejumlah AS$ 29,3 juta, AS$ 27,6 juta, dan AS$ 65,5 juta juta untuk membayar kembali
Pinjaman Mandiri I, Pinjaman Mandiri III dan Perjanjian Fasilitas 2004.
2. AS$ 11,5 juta untuk cadangan dalam rangka Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2005-1
Suplemen Perjanjian.
3. Jumlah yang tersisa untuk membayar tunggakan pasti yang berkaitan dengan Transaksi
Sekuritas dan untuk modal kerja Pihak Penjual.
Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan
untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan
tersebut (lihat Catatan 16).
c.
Perjanjian Penjualan Batubara Bersama
Pada tanggal 30 September 1991 Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Batubara Bersama
(PPBB) dengan PT BA dimana kedua pihak setuju untuk bekerjasama dalam penyediaan batubara
sesuai dengan PKP2B tersebut diatas, untuk periode lima (5) tahun, sampai dengan tanggal 1 Januari
1997, yang kemudian diperpanjang lagi oleh kedua pihak dengan persetujuan tertulis. Seperti yang
ditentukan dalam PPBB, jumlah setiap pengapalan dari masing-masing pihak ditentukan berdasarkan
formula tertentu seperti yang tercantum dalam PPBB. PPBB memberikan hak kepada Perusahaan
atas 86,5% dari penjualan batubara yang dihasilkan, sementara sisanya sebesar 13,5% akan menjadi
hak PT BA.
Seperti yang diatur lebih lanjut dalam PPBB, Perusahaan bertanggung jawab untuk menatausahakan
dan melaksanakan seluruh kontrak baik yang dilakukan oleh PT BA maupun Anak perusahaan dalam
penjualan batubara. Seluruh hasil penjualan sehubungan dengan pengiriman ditagih dan semua biaya
pengirimannya dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan. Akan tetapi PT BA juga menanggung
biaya yang terjadi secara proporsional untuk setiap pengiriman, seperti yang diatur dalam PPBB.
Sesuai dengan perubahan atas kontrak seperti yang disebutkan diatas, semua hak dan kewajiban
PT BA yang telah diatur dalam PPBB dialihkan kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh
Menteri Pertambangan dan Energi efektif sejak tanggal 1 Juli 1997. Selanjutnya, PT BA tidak lagi
terikat dan tidak menjadi pihak yang terkait dengan PPBB tersebut.
34
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Pada tanggal 30 Nopember 2001, PPBB telah diperbaharui kembali untuk periode lima tahun sampai
dengan tanggal 1 Oktober 2006.
d. Perjanjian Pemasaran
1. Pada tanggal 22 Oktober 2001, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan BHP Biliton
Marketing AG (BHPB) dimana BHPB bertindak sebagai agen pemasaran Anak perusahaan untuk
penjualan batubara di Indonesia sesuai PPBB. Sebagai kompensasi, Perusahaan harus membayar
komisi sebesar 4% dari harga F.O.B batubara yang dijual di Indonesia, setelah dikurangi
penjualan dan komisi bagian Pemerintah Indonesia yang dihitung sesuai dengan PPBB antara
Perusahaan dengan BA, tetapi hanya sebatas penjualan yang pembayarannya diterima Anak
perusahaan tersebut.
Jangka waktu perjanjian jasa marketing adalah lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal setelah
penandatanganan kontrak, dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama tiga (3)
bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini.
Pada tanggal 4 Oktober 2003, perjanjian tersebut telah diperbaharui, dimana dalam amandemen
perjanjian tersebut ditetapkan bahwa BHPB berhak atas komisi sebesar 4% dari setiap
pengapalan yang ditujukan untuk memenuhi pasar ekspor, selain itu disebutkan juga bahwa pihak
BHPB berkewajiban untuk membayar service fee sebesar 0,75% kepada pihak Enercorp, dari setiap
komisi yang diterima oleh pihak BHPB. Jangka waktu perjanjian berlaku sampai dengan tanggal
29 Nopember 2011.
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan dan BPHB memutuskan perjanjian kontrak jasa pemasaran
tanggal 22 Oktober 2001, lalu Perusahaan, BHPB, Originator, dan Indo Kalsel menandatangani
perjanjian jasa pemasaran yang baru. Dalam perjanjian baru ini BHPB setuju untuk menyediakan
jasa pemasaran bagi Perusahaan, Originator, dan (sesuai dengan pengalihan kontrak kerja
Perusahaan ke Indo Kalsel) Indo Kalsel. BHPB berhak untuk menerima komisi sebesar 4% dari
penjualan ekspor diluar penjualan perusahaan ke Originator dalam rangka Perjanjian Penyediaan
Jangka Panjang dan yang dijual Indo Kalsel ke Originator, dalam rangka Perjanjian Penyediaan
Jangka Panjang. Perjanjian akan berakhir pada tanggal 29 Nopember 2011.
2. Pada tanggal 6 Oktober 2003, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Enercorp, dimana
Enercorp akan bertindak sebagai agen pemasaran batubara untuk seluruh wilayah Republik
Indonesia. Sebagai imbal jasa Perusahaan akan membayar komisi sebesar 4% dari FOB, CIF,
CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah lima (5) tahun sejak berlakunya perjanjian.
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian dengan Enercorp diperbaharui dan disajikan kembali untuk
melibatkan Originator dan Indo Kalsel dalam perjanjian pemasaran. Sesuai dengan perjanjian yang
diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Enercorp setuju untuk memberikan jasa pemasaran
kepada Perusahaan dan Originator dan (sesuai dengan pengalihan Perjanjian Batubara Perusahaan
kepada Indo Kalsel) Indo Kalsel.
35
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
e.
Perjanjian Operasi Thiess
Pada tanggal 19 Oktober 2000, Perusahaan menandatangani Penjanjian Operasi untuk jasa
pertambangan dengan PT Thiess Contractors Indonesia (Thiess) untuk operasi dan perawatan
tambang Satui dan Senakin. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Thiess akan menyediakan aktiva
tetap, fasilitas, pelayanan, material, persediaan suku cadang dan bahan pembantu (selain barang yang
akan disediakan oleh Perusahaan, yang disebutkan dalam perjanjian), tenaga kerja dan manajemen
yang dibutuhkan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar kepada Thiess biaya dan
pelayanan yang jumlahnya akan dihitung sesuai dengan tarif dan formula seperti yang disebutkan
dalam perjanjian.
Perjanjian ini akan secara otomatis berakhir dan tanpa perlu adanya pemberitahuan dari pihak
manapun menjelang akhir masa perjanjian terkecuali diperpanjang oleh pihak yang terkait dengan
perjanjian ini.
Pada tanggal 8 October 2003, Perjanjian operasi ini diperpanjang hingga umur tambang dimana
Thiess diwajibkan untuk menyediakan pelayanan operasional dan pemeliharaan sesuai perjanjian
operasi.
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian operasi diperbaharui untuk melibatkan Indo Kalsel dalam
perjanjian tersebut. Dalam perjanjian operasi disebutkan bahwa Thiess akan menyediakan jasa
penambangan kepada Indo Kalsel jika pada suatu saat PKP2B dialihkan kepada Indo Kalsel. Sesuai
dengan perjanjian operasi yang diperbaharui, Perusahaan diijinkan untuk mengalihkan haknya atas
perjanjian operasi kepada Bank of New York, sebagai security trustee dibawah the indenture dan
memodifikasi syarat pembayaran dan penghentian perjanjian.
f.
Perjanjian Kerjasama Penambangan Bawah Tanah, Satui (the Satui Underground Mining)
Pada tanggal 8 November 2002, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Penambangan
Bawah Tanah dengan pihak Tunnel Mining Australia Pty Ltd., di konsesi penambangan Satui,
Kalimantan Selatan. Seperti disebutkan dalam kontrak nomor STI/02/C10Rev1 dijelaskan bahwa
pihak kontraktor berkewajiban untuk menyediakan fasilitas berupa gedung kantor, konstruksi,
instalasi penambangan bawah tanah, fasilitas jalan, jaringan komunikasi yang dibutuhkan dalam
pekerjaan penambangan bawah tanah.
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 jumlah pembayaran ke
Tunnel Mining Australia Pty Ltd., masing-masing sejumlah AS$ 103.341 dan AS$ 1.207.310.
g. Perjanjian Kerjasama
Pada tanggal 12 Desember 2001, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan Puskopad B
Kodam VI Tanjung Pura No. SNK/01/C02/R untuk mengurangi aktivitas penambangan liar di area
penambangan Satui dan Senakin. Perjanjian dimulai pada tanggal 1 Desember 2002 dan berakhir pada
tanggal 1 Desember 2003. Melalui Perjanjian Kerjasama No. SNK/04B/C01/R, masa berlaku
diperpanjang dari 1 Desember 2003 ke 12 Desember 2004. Pada tanggal 31 Desember 2004, melalui
perjanjian kerjasama No. SNK/05/C01/R masa berlaku perjanjian diperpanjang dari 1 Pebruari
2005 ke 31 Maret 2006. Pada tanggal 22 September 2006, melalui perjanjian kerjasama
No. SNK/05/C01/R masa berlaku perjanjian diperpanjang lagi dari 22 September 2006 sampai
dengan tanggal 22 September 2007.
36
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
h. Perjanjian Proyek Penambangan Bokormas
Pada tanggal 1 Maret 2006, Perusahaan menandatangani kerja sama operasi penambangan kandungan
batubara yang masih mempunyai nilai ekonomis dengan PT Bokormas Wahana Makmur (Bokormas)
untuk mengoperasikan dan pemeliharaan tambang Batulicin. Sesuai dengan perjanjian, Bokormas
menyediakan tenaga kerja, modal kerja, material, peralatan, transportasi dan akomodasi, pengawasan
dan administrasi untuk mengoperasikan tambang sesuai dengan ruang lingkup kerja, spesifikasi, peta,
gambar (jika ada), dan persyaratan-persyaratan yang berlaku dalam perjanjian.
Perjanjian berlaku mulai tanggal 1 Maret 2006 dan berakhir tanggal 1 Maret 2008.
i.
Perjanjian Proyek Penambangan CKM
Pada tanggal 1 Juli 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Cipta Kridatama Mining
(CKM) mengenai penambangan di area terbuka di Batulicin. Hal-hal yang diatur dalam kontrak
No. BTL/05/C06 adalah CKM bertanggung jawab atas pengadaan tenaga kerja, material, peralatan,
pengawasan dan administrasi untuk mengoperasikan tambang sesuai dengan perjanjian. CKM juga
bertanggung jawab atas peralatan, hasil tambang, material, dan material lainnya yang diperoleh dari
pembukaan lahan termasuk batubara dari tanggal dimulainya operasi sampai dengan pengiriman ke
lokasi yang ditentukan atau dibawah pengawasan Perusahaan. Kontrak akan berlanjut selama umur
penambangan di Batulicin (ATA dan Mangkalapi) kecuali berakhir karena tidak dipenuhinya
persyaratan kontraknya
j.
Perjanjian Beban Administrasi
Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perusahaan dan Forerunner, mengadakan Perjanjian Beban
Administrasi dimana Forerunner telah menyetujui melakukan tugas administrasi Perusahaan untuk
tersedianya batubara sesuai dengan LTSA dengan beban sama dengan AS$ 2 masing-masing untuk
setiap ton batubara dikirim dan dikapalkan oleh Perusahaan. Perjanjian berlaku mulai tanggal
1 Januari 2006 dan akan terus berlanjut sampai tanggal berakhirnya penjualan.
26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI
a.
Penambangan Tanpa Ijin (PETI)
Perusahaan tengah berurusan dengan Penambangan Tanpa Ijin (PETI). Penambangan liar telah
menambah biaya produksi Perusahaan di wilayah pertambangan batubara yang dilakukan dengan
tiga (3) cara: Pertama, penambang liar merusak wilayah tanpa memperhatikan tindakan yang
dibutuhkan untuk mereklamasi dan merehabilitasi wilayah setelah penambangan selesai dilakukan.
Kedua, para pelaku PETI menggali batubara yang lebih mudah di peroleh di permukaan tanah
dengan strip ratio yang lebih rendah, meninggalkan batubara yang terletak lebih dalam di area yang
mana hanya dapat di gali dengan lebih besar, dan oleh karena itu lebih tinggi biaya strip ratio nya.
Terakhir, kegiatan PETI mengharuskan Perusahaan untuk merubah rencana pertambangannya untuk
area yang digunakan dan akan menimbulkan biaya-biaya tambahan yang berhubungan dengan
kerusakan yang disebabkan oleh PETI, seperti perbaikan jalan dan biaya rehabilitasi.
37
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan)
Pada tahun 2004, Perusahaan memperoleh sebuah laporan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral dan Batubara di Indonesia, sebuah lembaga penelitian independen yang
berkecimpung di dalam industri penambangan batubara, untuk memeriksa perhitungan dari
penambahan biaya pertambangan di area PETI. Perusahaan telah menyampaikan laporan tersebut
kepada Pemerintah sebagai bukti dari pertambahan biaya atas PETI tersebut.
Karena Perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penambangan di area yang tercantum dalam
perjanjian penambangan batubara, Perusahaan berkeyakinan bahwa kenaikan harga yang timbul akibat
adanya PETI seharusnya ditanggung oleh Pemerintah. Pada tanggal 30 Juni 2004, Perusahaan
mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk mengganti kenaikan biaya tersebut dengan hak
pembayaran dari Pemerintah. Permohonan ini ditolak melalui surat dari Direktorat Jenderal Geologi
dan Sumber Daya Alam, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tanggal 23 Juli 2004.
Sejak itu Perusahaan telah melakukan sejumlah pertemuan dengan perwakilan dari Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral dan instansi-instansi Pemerintah lainnya untuk menyelesaikan
permasalahan ini. Sampai dengan saat ini, pembahasan ini masih terus berlangsung.
b. Pemotongan Royalti dengan PPN Masukan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000 yang efektif berlaku
pada tanggal 1 Januari 2001, Pemerintah menyatakan bahwa batubara yang belum diproses adalah
barang tidak kena pajak. Sebagai akibat dari perubahan ini sejak saat itu muncul ketidakpastian
mengenai apakah PPN masukan yang dibayar Perusahaan dalam rangka pembelian impor dan lokal
dapat dikreditkan atau direstitusi. Sampai tahun 2000, semua restitusi atas PPN masukan dikabulkan
oleh Kantor Pajak. Namun sejak tanggal 1 Januari 2001 permohonan restitusi tidak dikabulkan oleh
Kantor Pajak.
Berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Karya, kecuali untuk pajak yang secara jelas disebutkan dalam
perjanjian, Pemerintah setuju untuk mengganti semua pajak, cukai, sewa dan royalti Perusahaan yang
dipungut Pemerintah, termasuk pajak pertambahan nilai. Menurut ketentuan dalam Kontrak Karya,
apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas Perusahaan membayar pajak yang tidak diatur
dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan membayar kembali pajak tersebut dalam waktu enam
puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan.
Perusahaan telah mengirimkan tagihan kepada Direktorat Jenderal Energi dan Sumber Daya Mineral
untuk semua PPN yang telah berumur lebih dari enam puluh (60) hari. Tagihan tersebut belum
dipenuhi oleh Direktorat Jenderal. Mahkamah Agung, sesuai dengan permintaan Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia, organisasi penghasilan batubara di Indonesia telah mengeluarkan
opini pada bulan April 2004 bahwa Peraturan Pemerintah tentang PPN tidak tepat menurut
undang-undang di Indonesia. Meskipun opini tersebut secara sah tidak dijadikan acuan oleh
Pemerintah, Perusahaan berpendapat opini tersebut dapat mendukung tagihan yang kirimkan ke
Pemerintah atas PPN yang telah dibayar.
Perusahaan berharap dapat merestitusi semua PPN laporan keuangan berdasarkan aturan dalam
kontrak PKP2B dan opini dari Mahkamah Agung pada April 2004 yang menyatakan bahwa Peraturan
Pemerintah tentang PPN tidak konsisten dengan undang-undang. Perusahaan berpendapat
perusahaan batubara yang lain di Indonesia yang termasuk dalam “generasi pertama” kontrak PKP2B
melaksanakan hal yang sama.
38
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan)
Pada saat ini Perusahaan telah meng-offset PPN masukan dengan royalti yang merupakan bagian
pemerintah atas produksi batubara. Apabila pemerintah memaksakan pemberlakuan ketentuan
mengenai PPN tersebut Perusahaan harus membayar royalti yang belum dibayar tersebut. Namun,
pada tanggal 9 Pebruari 2006 Perusahaan bersama-sama dengan Perusahaan generasi pertama
menerima surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi yang di alamatkan ke
semua Perusahaan penambang batubara generasi pertama sehubungan dengan peringatan atas
pembayaran royalti yang diyakini oleh Pemerintah Indonesia masih belum dibayar oleh perusahaan.
Surat tersebut juga menyebutkan bahwa perusahaan generasi pertama harus membayar royalti terlebih
dahulu baru kemudian menyampaikan permohonan restitusi Pajak Pertambahan Nilai masukan yang
telah dibayar, dan tidak boleh di offset.
Pada tanggal 10 Mei 2006, seluruh Perusahaan penambangan batubara generasi pertama menerima
surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi sehubungan dengan pembayaran
royalti. Perusahaan generasi pertama diwajibkan untuk membayar royalti yang terhutang ke
Pemerintah Indonesia sebesar Pajak Pertambahan Nilai masukan yang telah di offset terhadap hutang
royalti pada tahun-tahun sebelumnya seperti yang disebutkan dalam Kontrak Karya pasal 11.
Selanjutnya jika perusahaan tidak mentaati, Pemerintah akan menerbitkan surat gagal bayar (sesuai
dengan Kontrak Karya pasal 22).
Konsultan hukum Perusahaan Aji W., Sunarto Y., dan Partner mengeluarkan pendapat hukum pada
tanggal 23 Mei 2006 yang menyatakan Perusahaan berhak untuk mengkompensasikan DHPB dengan
Pajak Pertambahan Nilai masukan dan bahwa tindakan Pemerintah untuk menyatakan Perusahaan
gagal bayar hanya dapat dilakukan jika setiap perselisihan telah diselesaikan oleh arbitrase seperti yang
disebutkan dalam Kontrak Karya pasal 23. Selanjutnya semua konsultan hukum dari Perusahaan
generasi pertama mempunyai pendapat hukum yang sama.
Selanjutnya, pada tanggal 7 September 2006, sebagai tanggapan terhadap surat yang dikirimkan
Perusahaan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), BKPM menyatakan bahwa
menurut Undang-Undang No. 11/1994 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penjualan Barang dan
Jasa Kena Pajak, Pasal 11 (b), PPN untuk usaha pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan
umum dan pertambangan lain yang berdasarkan pada kontrak bagi hasil, Kontrak Karya, dan
perjanian pertambangan lainnya yang masih berlaku pada saat tanggal peraturan ini berlaku, masih
tetap ditentukan berdasarkan kontrak bagi hasil, Kontrak Karya dan perjanjian pertambangan lainnya
tersebut sampai dengan tanggal berakhirnya perjanjian. Selanjutnya, berdasarkan PKP2B
No. J2/Ji DU/45/81 antara Perusahaan dan Pemerintah RI, Pasal 11.3 menyebutkan bahwa
Pemerintah RI akan membayar dan membebaskan kontraktor dari segala pajak, bea, sewa, dan royalti
untuk saat ini dan di masa yang akan datang, kecuali untuk pajak-pajak yang disebutkan dalam Pasal
11.2. Dengan demikian, Pembebanan PPN kepada Perusahaan tidak sesuai dengan UU No. 11/1994
dan PKP2B, sehingga pembayaran PPN dapat direstitusi atau di-offset dengan royalti terutang kepada
Pemerintah RI.
c.
Mr. Bahrani melaporkan gugatan pada Pengadilan tinggi Negeri Kota Baru, melawan Perusahaan
Daerah Bersujud, PT Cipta Kridatama dan perusahaan (terdakwa) mengenai klaim pembayaran biaya
pertambangan yang dilakukan Perusahaan dibayarkan melalui pemerintah lokal. Pengadilan negeri
tingkat 1 menolak gugatan ini. Tidak ada banding atau tindakan hukum yang diambil di masa depan
oleh pelapor.
39
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan)
d. Perusahaan melaporkan gugatan melawan Tanah Laut Regent dan PT Surya Kencana Jorong Mandiri
(terdakwa) ke Pengadilan negeri tingkat 1 Banjarmasin. Perusahaan juga melaporkan Tanah Laut
Regent untuk membatalkan ijin pertambang PT Surya Kencana Jorong Mandiri. Perusahaan
memenangkan kasus ini di Pengadilan tinggi tingkat 1 pada tanggal 1 September 2006. Terdakwa
mengajukan banding di Pengadilan tingkat atas, dan masih dalam proses sampai tanggal laporan ini.
e.
Perusahaan melaporkan Tanah Laut Regent dan CV Mitra Cakra Abadi (terdakwa) ke Pengadilan
negeri tingkat 1 Banjarmasin. Perusahaan juga melaporkan Tanah Laut Regent untuk membatalkan
ijin tambang CV Mitra Cakra Abadi. Tanah Laut Regent memenangkan kasus ini di Pengadilan
tingkat 1. Perusahaan mengajukan banding di Pengadilan tingkat atas dan masih dalam proses sampai
tanggal laporan ini.
f.
HM Rhodi, Dahri, Norhaidi, Syarbaini, M Zaini dan Utuh Nani (pelapor) melaporkan Perusahaan ke
Pengadilan Negeri Pelaihari tentang tuntutan tanah yang dieksplorasi oleh Perusahaan meliputi 12 ha.
Pelapor menuntut kompensasi dari Perusahaan sejumlah Rp 660 milliar untuk batubara yang telah
ditambang dan Rp 2,4 milliar untuk tanah yang telah digunakan. Perusahaan berpendapat para
pelapor tidak mempunyai bukti kepemilikan sah dari tanah tersebut. Keputusan diharapkan jatuh
pada bulan April 2007.
27. DIVESTASI
Pada tanggal 16 Maret 2006 Bumi menandatangani Perjanjian Penjualan dan Pembelian
Bersyarat/Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) dengan PT Borneo Lumbung Energi, perusahaan
afiliasi dari PT Renaissance Capital untuk menjual seluruh sahamnya. Transaksi tersebut hanya akan
efektif apabila semua syarat yang diminta oleh CSPA, termasuk persetujuan pemegang saham terpenuhi.
Berdasarkan surat perjanjian bersama pada tanggal 25 Agustus 2006, yang ditujukan ke BAPEPAM, Bumi
dan Borneo sepakat untuk tidak mengikuti CSPA karena beberapa kondisi yang tidak disepakati oleh
kedua belah pihak (lihat Catatan 28b).
28. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
a.
Pada tanggal 1 Januari 2007, Perusahaan, Enercorp Ltd (Pembeli) dan Indocoal Resources (Cayman)
Ltd (the Seller), membuat Perjanjian Jual Beli Batubara, dimana Penjual telah menyetujui untuk menjual
dan mengirimkan dan Pembeli menyetujui membeli dan menerima kiriman batubara sesuai dengan
persyaratan yang disetujui dan Perusahaan setuju untuk menjamin kewajiban Penjual ke Pembeli.
Kecuali perjanjian diakhiri secara lebih awal, Perjanjian akan berlaku sampai dengan 31 Desember
2016. Persyaratan terdiri dari:
1. “Persyarat Pertama” akan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007 dan akan berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 atau sampai kewajiban kedua belah pihak telah dipenuhi dan disetujui
bersama, mana yang lebih dahulu.
2. “Perpanjangan waktu” berlaku sejak persyaratan awal berakhir sampai dengan selesainya batas
waktu. Persyaratan dari perpanjangan waktu ini akan dibahas kemudian atas persetujuan bersama.
40
PT ARUTMIN INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan)
b. Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi mempunyai rencana baru
untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, KPC, dan IndoCoal Resources (Perusahaan
Batubara). Berdasarkan surat Bumi kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007, Bumi
telah mengundang beberapa perusahaan untuk mengikuti proses tender dimana enam (6) Perusahaan
telah menyelesaikan proses uji tuntas pada tanggal 28 Pebruai 2007. Keputusan tentang siapa yang
akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham Perusahaan Batubara akan diumumkan pada
tanggal 30 Maret 2007.
29. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 telah
direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2006.
41
PT ARUTMIN INDONESIA
INFORMASI TAMBAHAN (TIDAK DIAUDIT)
31 DESEMBER 2006
ESTIMASI CADANGAN
Informasi berikut menyajikan cadangan dari pertambangan terbuka yang hanya estimasi, dan tidak untuk
dijadikan dasar yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai pasar wajar dari cadangan batubara Perusahaan.
Cadangan batubara Perusahaan diestimasi oleh MineConsult pada Laporan Cadangan Batubara Pertambangan
Terbuka pada tanggal 31 Maret 2005- persediaan Satui, Senakin, Batulicin, Mulia dan Asam-asam dan laporan
mereka dibuat sesuai dengan persyaratan panduan pelaporan Joint Ore Reserves Committee of the Australian Institute
of Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientist dan Minerals Council of Australia tahun 2004.
Manajemen berkeyakinan bahwa kuantitas cadangan pada tanggal 31 Desember 2006 yang disajikan dibawah
berdasarkan data teknis dan geologis adalah sebagai berikut:
Terbukti
(juta ton)
Kemungkinan
(juta ton)
Jumlah
(juta ton)
Daerah persediaan
Senakin
Satui
Batulicin
Ecocoal
21
29
9
151
6
20
8
52
27
49
17
203
Jumlah
210
86
296
42
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca
1
2. Laporan Laba Rugi
2
3. Laporan Perubahan Ekuitas
3
4. Laporan Arus Kas
4
5. Catatan atas Laporan Keuangan
5
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
NERACA
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Didirikan pada tanggal 13 Mei 2005)
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2006
2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Bank
Piutang usaha
3
2b,4
64.843
119.012.493
29.612.942
119.077.336
29.612.942
770.406.105
430.413.456
889.483.441
460.026.398
-
35.000
647.909.571
433.711.337
647.909.571
433.746.337
1.000
241.572.870
1.000
26.279.061
Jumlah Ekuitas
241.573.870
26.280.061
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
889.483.441
460.026.398
Jumlah Aktiva Lancar
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pihak hubungan istimewa
2c,5
JUMLAH AKTIVA
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Biaya yang masih harus dibayar
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban jangka panjang
6,11
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
Modal saham - nominal AS$ 1
Modal dasar - 50.000 saham
Modal ditempatkan
dan disetor penuh - 1.000 saham
Saldo laba
7
-
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2006
2005
PENJUALAN
2d,8
1.386.844.647
161.026.080
HARGA POKOK PENJUALAN
2d,9
(1.091.974.965 )
(122.256.112 )
294.869.682
38.769.968
(79.574.505 )
(12.446.301 )
LABA USAHA
215.295.177
26.323.667
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan bunga
Beban bunga
Beban bank
57.090.618
(56.970.738 )
(121.248 )
19.728.879
(19.728.879 )
(44.606 )
(1.368 )
(44.606 )
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
2d,10
Jumlah Beban lain-lain - Bersih
LABA BERSIH
215.293.809
26.279.061
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Modal saham
Laba bersih
Saldo 31 Desember 2005
Laba bersih
Saldo 31 Desember 2006
Saldo
Laba
Jumlah
Ekuitas
1.000
-
1.000
-
26.279.061
26.279.061
1.000
26.279.061
26.280.061
-
215.293.809
215.293.809
1.000
241.572.870
241.573.870
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2006
2005
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penghasilan bunga
Pembayaran beban bank
112.116
(2.192 )
-
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
109.924
-
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembayaran pada pihak hubungan istimewa
(45.081 )
-
KENAIKAN BERSIH BANK
64.843
-
-
-
64.843
-
2.038.682.438
988.101.975
1.096.273.510
851.600.086
741.195.060
856.733.368
1.886.404.445
122.256.112
111.976.227
6.813.226
BANK PADA AWAL TAHUN
BANK PADA AKHIR TAHUN
Informasi tambahan atas aktivitas pendanaan
yang tidak mempengaruhi arus kas:
Pembayaran kewajiban jangka panjang melalui pemotongan
piutang atas penjualan aset (lihat Catatan 11)
Pembayaran oleh Indocoal Exports (Cayman) Ltd. untuk
dan atas nama pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (lihat Catatan 11)
Pembayaran uang muka melalui pemotongan piutang atas
penjualan aset (lihat Catatan 11)
Pembayaran uang muka melalui pemotongan penjualan
batubara (lihat Catatan 11)
Pembayaran oleh Indocoal Exports (Cayman) Ltd. untuk
dan atas nama Perusahaan (lihat Catatan 11)
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a.
Pendirian Perusahaan
Indocoal Resources (Cayman) Limited (Perusahaan) didirikan pada tanggal 13 Mei 2005 berdasarkan
Sertifikat Pendirian No. MC-148937 tanggal 13 Mei 2005 di Cayman Island.
Perusahaan merupakan entitas bertujuan khusus (Special Purpose Vehicle) yang dimiliki sepenuhnya oleh
Forerunner International Pte. Ltd. (anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk) dan belum memiliki
kegiatan operasional sebelumnya.
Ruang Lingkup kegiatan usaha perusahaan terbatas pada pembelian batubara dan piutang dari
PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (AI) berdasarkan Perjanjian Pengadaan
Jangka Panjang (Long-Term Supply Agreements) dan Perjanjian Penjualan Piutang (Originator Receivables
Sales Agreements) atau berdasarkan pengalihan Kontrak Karya Batubara (Coal Contract of Work), dari
PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim) dan PT IndoCoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) sesuai
dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat (Conditional Long-Term Supply Agreements) (lihat
Catatan 11a).
b. Dewan Direktur
Sesuai dengan hukum Cayman Island dan Memorandum serta Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan
Perusahaan dikelola oleh Dewan Direksi.
Dewan Direksi pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:
1. Saptari Hoedaja
2. Edy Junianto
-
Direktur
Direktur
Kantor Perusahaan beralamat di c/o M&C Corporate Services Limited, P.O. Box 309GT, Ugland
House, South Church Street, George Town, Grand Cayman, Cayman Islands.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak memiliki karyawan. Fungsi akuntansi dan
administrasi dilaksanakan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan adalah sebagai berikut:
a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan
(historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang
diungkapkan pada kebijakan akun tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan
mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Dolar
Amerika Serikat yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
5
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
b. Piutang Usaha
Piutang Usaha terdiri dari piutang penjualan batubara ke pelanggan pihak ketiga dan disajikan sebesar
nilai realisasi bersihnya. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu, jika diperlukan,
berdasarkan penelahaan kondisi masing-masing akun piutang pada akhir periode.
c.
Transaksi Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa sesuai
dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang
dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama, maupun tidak, dengan pihak ketiga diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
d. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Batubara
Pendapatan dari penjualan diakui pada saat pengapalan/ pengiriman barang ke pelanggan.
Jasa
Pendapatan jasa berupa komisi atas jasa pemasaran batubara yang diakui pada saat transaksi penjualan
telah dilakukan dan jumlahnya sudah bisa ditentukan.
Beban diakui pada saat terjadinya transaksi (accrual basis).
e.
Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva
dan kewajiban yang dilaporkan, dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal
laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan. Hasil sebenarnya dapat
berbeda dari jumlah yang diestimasi.
f.
Peristiwa setelah tanggal neraca
Setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang memberikan informasi tambahan yang berkaitan dengan
posisi keuangan Perusahaan pada tanggal neraca perlu dilakukan penyesuaian terhadap laporan
keuangan. Setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak berkaitan dengan posisi Perusahaan pada
tanggal neraca diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan apabila material.
6
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
3. BANK
Akun ini terdiri dari:
2006
BNP Paribas
2005
64.843
-
Bunga bank diperoleh berdasarkan tingkat bunga yang berlaku di bank yang bersangkutan.
4. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
2006
Glencore International AG
Korea Western Power Co Ltd.
Korea South-East Power Co. Ltd.
Nippon Steel Corporation
Constellation Energy Commodities Group Ltd.
Mitsui & Co Ltd.
Mitsubishi Corporation
Korea Southern Power Co. Ltd.
Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 4.000.000)
Jumlah
2005
69.377.247
4.134.278
5.928.864
7.337.651
8.206.918
8.434.900
5.031.933
10.560.702
18.388.327
5.000.733
6.223.882
119.012.493
29.612.942
Pada tanggal 31 Desember 2006, piutang usaha KPC dan Arutmin yang diperoleh dari penjualan batubara
ke pelanggan lain selain ke Perusahaan telah dijual kembali ke IndoCoal Exports (Cayman) Limited
berdasarkan Issuer Receivables Sale Agreement dan oleh karena itu bukanlah asset dari KPC dan Arutmin.
KPC dan Arutmin, tetap bertanggung jawab untuk pelaksanaan semua hak, wewenang dan keputusan
sesuai dengan perjanjian (lihat Catatan 11a).
5. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Saldo dari transaksi hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2006
2005
Piutang dari pihak hubungan istimewa
PT Kaltim Prima Coal
PT Arutmin Indonesia
PT Bumi Resources Tbk
Forerunner International Pte. Ltd.
533.398.056
214.314.485
22.693.564
-
308.497.979
121.914.477
1.000
Jumlah
770.406.105
430.413.456
7
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
5. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)
Jumlah piutang dari KPC dan Arutmin merupakan pembayaran uang muka oleh Perusahaan ke KPC dan
Arutmin pembelian batubara sehubungan dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat
Catatan 11a). Jumlah uang muka akan dibayarkan kembali oleh KPC dan Arutmin melalui pengiriman
batubara oleh KPC dan Arutmin ke pelanggan Perusahaan.
Jumlah piutang dari Bumi Resources merupakan uang muka untuk modal kerja. Piutang ini tidak berbunga
dan tidak memilki skedul jatuh tempo pengembalian.
6. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Originator Prepayment Amount
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan (Originator), KPC dan Arutmin (Pihak Penjual), IndoCoal Exports
(Cayman) Limited (Issuer), PT IndoCoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) dan PT IndoCoal Kaltim
Resources (Indo Kaltim dan, bersama dengan Indo Kalsel, Indo SPVs), Bank of New York (Trustee), dan
Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator) menandatangani fasilitas Indenture dan Seri 2005-1 Indenture
Supplement dimana Issuer menerbitkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 yang berjumlah AS$ 600 juta,
dengan suku bunga 7.13% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Issuer menggunakan
penerimaan dari penjualan Surat Hutang Seri 2005-1 untuk membeli piutang-piutang dari Perusahaan
dengan membayar Originator Prepayment Amount sejumlah AS$ 600 juta ke Perusahaan berdasarkan Issuer
Receivables Sale Agreement antara Issuer dan Perusahaan. Pihak penjual berkewajiban membayar Perusahaan
bunga atas Prepayment Amount yang sesuai dengan jumlah bunga yang menjadi kewajiban Issuer ke
pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Seri 2005-1 Indentures Supplement pada
tanggal pembayaran setiap bulannya.
Pada tanggal 28 April 2006, Perusahaan, Pihak Penjual, Indo SPV’s, Issuer dan Trustee menandatangani
Seri 2006-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2006-1 berjumlah AS$ 800
juta. Dana dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan
dana talangan yang diperoleh Bumi Resources dari Credit Suisse First Boston. Surat Hutang Seri 2006-1
jatuh tempo pada 28 Juli 2006 dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun, yang terhutang pada tanggal
tertentu setiap bulan. Pada tanggal 28 Juli 2006, jatuh tempo diperpanjang sampai tanggal 28 September
2006 selanjutnya dilunasi dengan penerbitan Surat Hutang Seri 2006-2.
Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan, Pihak penjual, Issuer, “Indo SPV’s, Trustee dan Administrator,
menandatangani Supplement Indenture, Surat Hutang Seri 2006-2 dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang
Seri 2006-2 Kelas A-1 sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga yang mengambang yang akan jatuh
tempo pada tahun 2011; serta Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A2 sebesar AS$ 300 juta dengan tingkat
bunga mengambang yang akan jatuh tempo pada tahun 2012.
Saldo sisa Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah
marjin tertentu. Bunga atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga harus dibayar pada tanggal
jatuh tempo bulanan, Early Amortization Payment Date, atau tanggal jatuh tempo akhir (Expected Final
Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke-28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama
jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, uang muka Perusahaan masing-masing sebesar
AS$ 647.909.571 dan AS$ 433.711.337.
8
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
7. MODAL SAHAM
Berdasarkan Memorandum dan Akte Pendirian Perusahaan dan Certificate of Incorporation, modal dasar
Perusahaan saham sebesar AS$ 50.000 terdiri atas 50.000 lembar saham biasa dengan nilai AS$ 1,00 per
lembar saham. Jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2006 adalah
1.000 lembar saham.
Pada tanggal 18 Nopember 2005, PT Bumi Resources Tbk (Bumi Resources) mendirikan Forerunner
yang berdomisili di Singapura dan dimiliki sepenuhnya. Pada tanggal yang sama, Bumi Resources
mengalihkan 100% kepemilikan Perusahaan pada Forerunner dengan nilai pengalihan sebesar nilai
nominal .
8. PENJUALAN
Pendapatan dari penjualan merupakan penjualan batubara ke pelanggan. Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2006 dan untuk periode sejak tanggal pendirian (13 Mei 2005) sampai dengan
tanggal 31 Desember 2005, penjualan Perusahaan masing-masing sebesar AS$ 1.386.8440.647 dan
AS$ 161.026.080.
9. HARGA POKOK PENJUALAN
Harga pokok penjualan merupakan harga pembelian batubara dari KPC dan Arutmin, yang ditentukan
berdasarkan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 11a).
Harga pokok penjualan berdasarkan pembelian batubara dari KPC dan Arutmin untuk tahun 2006 dan
2005 adalah sebagai berikut:
2006
KPC
Arutmin
Jumlah
2005
800.121.231
291.853.734
88.033.747
34.222.365
1.091.974.965
122.256.112
10. BEBAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2006
2005
Komisi pemasaran
Biaya pengangkutan
Biaya profesional
62.404.375
17.128.130
42.000
6.813.152
5.598.149
35.000
Jumlah
79.574.505
12.446.301
Komisi pemasaran adalah komisi yang dibayarkan ke BHP Billiton Marketing AG, Glencore International
AG, dan Mitsubishi Corporation yang merupakan agen pemasaran untuk penjualan batubara dari KPC
dan Arutmin (lihat Catatan 11c).
9
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI
a.
Transaksi Sekuritisasi Piutang Batubara (Coal Receivables Securitization Transaction)
Pada tanggal 6 Juli 2005, KPC dan Arutmin (Pihak Penjual) dan IndoCoal Resource (Cayman)
Limited, Anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan (Originator), melakukan transaksi
dengan IndoCoal Exports (Cayman) Limited, sebuah Perusahaan yang didirikan dibawah Undangundang Cayman Islands (Issuer), dimana (i) Pihak Penjual menjual seluruh piutang penjualan
batubaranya yang ada sekarang dan yang akan diproduksi dimasa yang akan datang kepada Originator
dan menjual seluruh produksi batubaranya dimasa yang akan datang kepada Originator sebanyak yang
dibutuhkan oleh Originator, (ii) Originator setuju untuk menjual semua piutang penjualan yang ada
sekarang dan yang akan datang, baik yang dihasilkannya sendiri maupun yang diperoleh dari Pihak
Penjual kepada Issuer, dan (iii) Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 yang bernilai AS$ 600 juta
dengan bunga 7,134% berdasarkan fasilitas Indenture and Series 2005-1 Indenture Supplement dan
menggunakan dana yang dihasilkannya untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Originator
(Transaksi Sekuritisasi). Transaksi Sekuritisasi dan dokumen yang terkait dengan transaksi tersebut
(Dokumen Transaksi Sekuritisasi) dijelaskan lebih rinci dibawah ini.
Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan
jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012 dengan tingkat bunga 7,134% per tahun. Issuer adalah entitas
bertujuan khusus yang tidak berafiliasi dengan Anak perusahaan yang dibentuk untuk:
(i) melaksanakan penerbitan surat hutang (termasuk Surat Hutang Seri 2005-1) dalam rangka fasilitas
Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement (ii) mengelola penggunaan dana yang diperoleh dari
penerbitan surat hutang dan dana yang lain yang diperoleh di penerbit dari waktu ke waktu (seperti
penagihan piutang dari Originator dan pihak penjual), (iii) mengelola pembayaran kembali surat hutang
yang masih beredar, dan (iv) sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement, memperoleh piutang dari
Originator, pihak penjual dan, dalam keadaan tertentu, Indo SPV, melalui penjualan batubara.
Suhubungan dengan penerbitan surat hutang Seri 2005-1, Pihak Penjual, Originator dan Bank of
NewYork, masing-masing dalam kapasitas sebagai Indenture Trustee dan Security Trustee menandatangani
perjanjian sebagai berikut:
1. Perjanjian Penjualan Piutang Milik Penerbit (Issuer Receivables Sale Agreement/IRSA)
Issuer dan Originator menandatangani IRSA dimana Issuer akan membeli aktiva dalam bentuk
piutang usaha milik Originator yang diperoleh Originator dari Pihak Penjual. Sesuai dengan
perjanjian ini, Issuer akan memberikan sejumlah AS$ 600 juta kepada Originator sebagai uang muka
pembelian tersebut (selanjutnya disebut Uang Muka Originator). Originator akan menggunakan
uang muka tersebut untuk memberikan uang muka kepada Pihak Penjual sehubungan dengan
Perjanjian Penjualan Piutang Milik Originator (Originator Receivable Sale Agreement) dan Perjanjian
Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Agreement).
2. Perjanjian Penjualan Piutang Milik (Originator Receivable Sale Agreements/ORSA)
Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator akan membeli dari Pihak
Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan datang, serta yang akan
dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual.
10
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
Perjanjian ini melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan
kontrak yang berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan
piutang Pihak Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau
kekayaan yang berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau
melakukan tindakan penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak
manapun, mengambil segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak,
membuka rekening untuk menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan,
membayar atau mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan,
merubah kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun
selain penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan,
melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam
Perjanjian ini.
3. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long Term Supply Agreement/LTSA)
Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2006, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak
Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan
nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik
Originator yang dibeli dari KPC/ Arutmin sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price).
Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual
sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan.
Uang muka yang diterima akan berkurang setiap bulan dengan jumlah nilai pembelian piutang
secara keseluruhan (sebagaimana didefinisikan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), yang
terhutang oleh Originator untuk aktiva piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dan akan
bertambah dengan pembayaran yang dilakukan oleh Originator kepada Pihak Penjual sesuai dengan
LTSA dan ORSA dengan cara yang disediakan dari cash waterfall yang ditetapkan dalam Indenture
dan interest amounts payable oleh Pihak Penjual kepada Originator pada tanggal pembayaran bulanan
yang berkaitan.
Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima
dalam rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Issuer
kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas
Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran bulanan.
Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat
dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh
ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan
kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana
tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan.
4. Perjanjian Manajemen Kas dan Rekening (Cash and Accounts Management Agreement/CAMA)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo SPVs,
Trustee, dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk
melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan
Kontraktor Produksi Utama dan Agen Pemasaran Utama. Pembayaran kepada kontraktor
produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan
pembatasan yang tertera dalam kontrak.
11
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
5. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B)
Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, KPC dan Arutmin masing-masing menandatangani
perjanjian untuk mengalihkan PKP2B kepada IndoCoal Kaltim dan IndoCoal Kalsel. Perjanjian
ini berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat pailitnya KPC, Arutmin atau Perusahaan.
Jika kepailitan tersebut terjadi atau jika KPC, Arutmin dan Perusahaan menyatakan tidak dapat
memenuhi kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Securitization Transaction Documents) sehubungan
dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka IndoCoal Kaltim dan IndoCoal Kalsel diberi kuasa untuk
melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya di jual ke Pelanggan. Perjanjian
dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk
memberikan ijin kepada Indo Kalsel dan Indo Kaltim pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan.
Sehubungan, Perusahaan menandatangani perjanjian pengadaan jangka panjang bersyarat
(Conditional Long-term Supply Agreements) dengan Indo SPV berdasarkan pernjanjian ini Indo SPV
setuju untuk menyediakan batubara pada Perusahaan pada Fixed Forward Price jika adanya
pengalihan PKP2B dari pihak Penjual kepada Indo SPV.
Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Issuer, Originator dan Bank of
New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan
menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan perjanjian Surat
Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali”
sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2 (lihat Catatan 6).
Sehubungan dengan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali tersebut, Perubahan dan
kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui Perubahan dan modifikasi
tersebut.
b. Originator Prepayment Amount
1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, KPC dan Arutmin (Pihak Penjual), Indocoal Resources (Cayman)
Limited (Originator), IndoCoal Exports (Cayman) Limited (Issuer), PT Indocoal Kalsel Resources
(Indo Kalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan, bersama dengan Indo Kalsel,
Indo SPVs), Bank of New York (Trustee), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator
Transaksi), menandatangani Perjanjian Tambahan (Indenture Supplement), atas Surat Hutang Seri
2006-2, dimana dengan perjanjian ini Issuer mengeluarkan:
(i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta.
(ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta.
Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk:
(a) Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta;
(b) Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta;
(c) Modal kerja untuk KPC dan Arutmin sebesar AS$ 30 juta; dan
(d) Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman.
12
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah
margin tertentu. Bunga yang masih harus dibayar pada Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode
bunga akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan (Monthly Payment Date), tanggal jatuh tempo
yang dipercepat (Early Amortization Payment Date) atau tanggal pelunasan akhir (Expected Final
Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran
pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006.
Persyaratan atas pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan
dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan Persyaratan
Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan (early amortization events) dan
peristiwa-peristiwa pemicu (trigger events), sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua
pihak, antara Bumi Resources, Pihak Penjual, Indo SPVs, Originator dan Arranger (lihat Catatan 6).
Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang
diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa
99.99% saham Arutmin dan 99.98% saham Indo SPVs, Forrerunner memberikan jaminan berupa
100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham KPC
memberikan jaminan berupa 92% saham KPC.
2. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo Kalsel dan Indo Kaltim (Indo
SPVs), dan Trustee menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana Issuer
mengeluarkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat
hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan
yang diperoleh Bumi Resources dari Credit Suisse First Boston. Surat hutang Seri 2006-1 akan
jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006 (Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga
7% per tahun yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan.
Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006,
semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1.
Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut:
1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal
28 September 2006.
2. Tingkat bunga diubah dari 7.0% per tahun menjadi 7.0% per tahun untuk periode sebelum
tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7.5% per tahun.
Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk
membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut
(lihat Catatan 6).
3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan (Orginator), Pihak Penjual, Indo SPVs, Trustee, dan
Administrator menandatangani Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Issuer mengeluarkan
dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan total pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat
bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Issuer
menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk membeli
piutang-piutang tersebut dari Orginator dengan membayar uang muka sebesar AS$ 600 juta kepada
Orginator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Issuer dan Orginator. Pihak Penjual
diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama
dengan biaya bunga yang dibayar Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sehubungan
dengan Tambahan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal pembayaran bulanan.
13
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan
untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan
tersebut (lihat Catatan 6).
c.
Perjanjian Pemasaran
1. Pada tanggal 22 Oktober 2001, Arutmin mengadakan perjanjian dengan BHP Biliton Marketing
AG (BHPB) dimana BHPB bertindak sebagai agen pemasaran Arutmin untuk penjualan batubara
di Indonesia sesuai PPBB. Sebagai kompensasi, Arutmin harus membayar komisi sebesar 4% dari
harga F.O.B batubara yang dijual di Indonesia, setelah dikurangi penjualan dan komisi bagian
Pemerintah Indonesia yang dihitung sesuai dengan PPBB antara Arutmin dengan BA, tetapi
hanya sebatas penjualan yang pembayarannya diterima Arutmin. Jangka waktu perjanjian adalah
lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal setelah penandatanganan kontrak, dan dapat diperpanjang
berdasarkan kesepakatan bersama tiga (3) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini.
Pada tanggal 4 Oktober 2003, perjanjian tersebut telah diperbaharui, dimana dalam amandemen
perjanjian tersebut ditetapkan bahwa BHPB berhak atas komisi sebesar 4% dari setiap pengapalan
ekspor dari seluruh batubara di lokasi penambangan Satui, Senakin, Ata-Mereh Batulicin, dan dari
lokasi penambangan baru yang akan dibuka dimasa depan yang ditujukan untuk memenuhi pasar
ekspor, selain itu disebutkan juga bahwa pihak BHPB berkewajiban untuk membayar service fee
sebesar 0,75% kepada pihak Enercorp, dari setiap komisi yang diterima oleh pihak BHPB. Jangka
waktu perjanjian berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011.
Pada tanggal 6 Juli 2005, Arutmin dan BPHB memutuskan perjanjian kontrak jasa pemasaran
tanggal 22 Oktober 2001 dan 4 Oktober 2003, lalu Arutmin, BHPB, Perusahaan, dan Indo Kalsel
menandatangani perjanjian jasa pemasaran yang baru. Dalam perjanjian baru ini BHPB setuju
untuk menyediakan jasa pemasaran bagi Arutmin, Perusahaan, dan (sesuai dengan pengalihan
kontrak kerja Arutmin ke Indo Kalsel) Indo Kalsel. BHPB berhak untuk menerima komisi
sebesar 4% dari penjualan ekspor diluar penjualan Arutmin ke Perusahaan dalam rangka
Perjanjian Penyediaan Jangka Panjang dan yang dijual Indo Kalsel ke Perusahaan dalam rangka
Perjanjian Penyediaan Jangka Panjang. Perjanjian akan berakhir pada tanggal 29 Nopember 2011.
2. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Glencore Coal
(Mauritius) Limited (“Glencore”), dimana Glencore bertindak sebagai agen pemasaran batu bara
untuk seluruh negara kecuali Jepang. Sebagai imbal jasa, KPC akan membayar komisi sebesar 5%
dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah selama dua belas (12)
tahun sejak berlakunya perjanjian.
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Glencore diperbaharui dan disajikan
kembali untuk melibatkan Perusahaan dan Indo Kaltim terlibat dalam perjanjian pemasaran.
Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Glencore setuju untuk
memberikan jasa pemasaran untuk KPC, Perusahaan, dan (sesuai dengan Perjanjian Pengalihan
PKP2B KPC ke Indo Kaltim) Indo Kaltim.
3. Pada tanggal 9 Januari 2005, KPC mengadakan perjanjian dengan Mitsubishi Corporation
(“Mitsubishi”), dimana Mitsubishi akan bertindak sebagai agen pemasaran batubara untuk negara
Jepang. Sebagai imbal jasa, KPC akan membayar komisi sebesar 5% dari FOB, CIF, CFR atau
dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah selama dua belas (12) tahun sejak tanggal berlakunya
perjanjian.
14
INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan)
Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Mitsubishi diperbaharui dan disajikan
kembali untuk melibatkan Perusahaan dan Indo Kaltim terlibat dalam perjanjian pemasaran.
Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Mitsubishi setuju
untuk memberikan jasa pemasaran untuk KPC, Perusahaan, dan (sesuai dengan Perjanjian
Pengalihan PKP2B KPC ke Indo Kaltim) Indo Kaltim.
12. DIVESTASI
Pada tanggal 16 Maret 2006, Bumi Resources menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat
Conditional Sales and Purchase Agreement (“CSPA”) dengan PT Borneo Lumbung Energi (“Borneo”), sebuah
perusahaan afiliasi dari PT Renaissance Capital, untuk menjual semua saham Perusahaan. Transaksi ini
hanya akan menjadi efektif setelah semua kondisi yang tercantum CSPA, termasuk persetujuan pemegang
saham Bumi Resources, terpenuhi.
Berdasarkan surat pernyataan ke BAPEPAM pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources dan Borneo
setuju untuk tidak melanjutakan CPSA, karena beberapa persyaratan tidak dapat dipenuhi oleh kedua belah
pihak (lihat Catatan 13).
13. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai rencana
untuk melepas 30% kepemilikan saham Indo Kalsel, Indo Kaltim, Perusahaan, KPC dan Arutmin.
Berdasarkan surat dari Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007,
terdapat enam (6) perusahaan yang telah menyelesaikan proses uji tuntas dan proses penawaran sesudah
masa jatuh tempo pada tanggal 28 Pebruari 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik
saham baru atas 30% saham Perusahaan Batubara akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007.
15
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca
1
2. Laporan Laba Rugi
2
3. Laporan Perubahan Defisiensi Modal
3
4. Laporan Arus Kas
4
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
5
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
NERACA
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Didirikan pada tanggal 13 Mei 2005)
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2006
2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Bank
Piutang lain-lain
3
4
JUMLAH AKTIVA
46.105.869
2.500.000
47.542.120
2.500.000
48.605.869
50.042.120
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang pajak
2c,7a
393.075
-
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak hubungan istimewa
2b,5
82.505.069
55.000.000
82.898.144
55.000.000
50.000.000
(84.292.275 )
50.000.000
(54.957.880 )
JUMLAH DEFISIENSI MODAL
(34.292.275 )
(4.957.880 )
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
DEFISIENSI MODAL
48.605.869
50.042.120
JUMLAH KEWAJIBAN
DEFISIENSI MODAL
Modal saham - nominal Rp 10.000
Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 5.000 lembar
Defisit
6
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
Catatan
PENJUALAN
2d
BEBAN USAHA
Jasa profesional
Beban pajak
Beban lain lain
2d
Jumlah Beban Usaha
PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Pendapatan bunga
Beban bunga
Rugi selisih kurs - bersih
Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain - bersih
RUGI SEBELUM BEBAN PAJAK
BEBAN PAJAK
RUGI BERSIH
2006
2005
-
-
27.225.000
200.000
644.944
55.000.000
-
28.069.944
55.000.000
2d
579.673
(246.000 )
(1.598.124 )
392.120
(350.000 )
-
(1.264.451 )
42.120
(29.334.395 )
(29.334.395 )
(54.957.880 )
(54.957.880 )
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Modal Saham
Rugi bersih
Saldo 31 Desember 2005
Rugi bersih
Saldo 31 Desember 2006
6
Modal Saham
Jumlah Defisiensi
Modal
Defisit
50.000.000
-
50.000.000
-
(54.957.880 )
(54.957.880 )
50.000.000
(54.957.880 )
(4.957.880 )
-
(29.334.395 )
(29.334.395 )
50.000.000
(84.292.275 )
(34.292.275 )
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
3
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
2006
2005
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan pendapatan bunga
Pembayaran beban keuangan
Pembayaran pajak
579.673
(246.000 )
(1.769.924 )
392.120
(350.000 )
-
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi
(1.436.251 )
42.120
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari modal disetor awal
Kenaikan piutang lain-lain
-
50.000.000
(2.500.000 )
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas
Pendanaan
-
47.500.000
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
BANK
(1.436.251 )
BANK PADA AWAL TAHUN
47.542.120
-
BANK PADA AKHIR TAHUN
46.105.869
47.542.120
47.542.120
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a.
Pendirian Perusahaan
PT IndoCoal Kaltim Resources (Perusahaan) didirikan di Indonesia yang bergerak dalam bidang
usaha pertambangan batubara . Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 44 pada tanggal
13 Mei, 2005 dibuat oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn, dan mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan
No. C-13305.HT.01.01.TH.2005 tanggal 17 Mei 2005. Perusahaan beralamat di Wisma Bakrie 2,
lantai 7, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920.
b. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah
sebagai berikut:
Komisaris
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
Hannibal S. Anwar
Ari Saptari Hudaja
R Eddie Junianto Subari
Drs Perry Purbaya Wahyu
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak memiliki karyawan. Fungsi akuntansi dan
administrasi dilakukan oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan keuangan perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan adalah
sebagai berikut:
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan
konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis
lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi di masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus
kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah
(“Rp”) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
b. Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa,
sebagaimana didefinisikan oleh PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang
dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
5
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
c.
Pajak Penghasilan
Perusahaan menghitung pajak penghasilannya sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak
Penghasilan”
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aktiva dan kewajiban tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan
pajak aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang
boleh dikurangkan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena
pajak pada masa akan datang.
Estimasi atas kewajiban perpajakan Perusahaan akan disesuaikan ketika Perusahaan menerima Surat
Ketetapan Pajak, atau, jika mengajukan banding, pada saat diperolehnya surat keputusan atas banding
tersebut.
d. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Perusahaan mengakui pendapatan dari Perusahaan tambang batubara ketika jasa telah diberikan
kepada pelanggan.
Beban diakui pada saat terjadinya transaksi (accrual basis)
3. BANK
Akun ini terdiri dari kas di PT Bank Mega Tbk, masing-masing sebesar Rp 46.105.869 dan Rp 47.542.120
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005.
4. PIUTANG LAIN-LAIN
Akun ini merupakan pembayaran uang muka kepada PT Kutai Timur Sejahtera untuk modal kerja sebesar
Rp 2.500.000 pada tahun 2005.
5. HUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
Hutang pada PT Bumi Resources Tbk (“Bumi Resources”), induk perusahaan, terdiri dari biaya yang
masih harus dibayar untuk jasa profesional masing-masing sebesar Rp 82.505.069 dan Rp 55.000.000 pada
tanggal 31 Desember 2006 dan 2005.
6
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
6. MODAL DISETOR
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan Akta Notaris No. 44
tanggal 13 Mei 2005 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
PersentaseJumlah
Kepemilikan
(%)
PT Bumi Resources Tbk.
Drs. Perry Purbaya Wahyu
4.999
1
99,98
0,02
49.990.000
10.000
Jumlah
5.000
100,00
50.000.000
Pemegang Saham
Disetor Penuh
7. PERPAJAKAN
a.
Hutang pajak
Akun ini terdiri dari hutang Pajak Penghasilan Pasal 23 yang berhubungan dengan jasa profesional
sebesar Rp 393.075 pada tahun 2006.
b. Beban pajak
Rekonsiliasi antara rugi komersial dan fiskal untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan
2005 adalah sebagai berikut:
2006
Rugi sebelum pajak penghasilan
(29.334.395 )
Ditambah (dikurangi):
Beda tetap:
Pajak
Pendapatan bunga yang dikenakan
pajak final
c.
2005
(54.957.880 )
200.000
-
(579.673 )
(392.120 )
Rugi pajak sebelum kompensasi kerugian
Kompensasi kerugian tahun 2005
(29.714.068 )
55.350.000
(55.350.000 )
-
Akumulasi kompensasi rugi fiskal
(85.064.068 )
(55.350.000 )
Pajak tangguhan
Rincian akumulasi pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah
sebagai berikut:
2006
Rugi Fiskal
Dikurangi: Penyisihan penilaian
Aktiva pajak tangguhan
2005
25.519.220
(25.519.220 )
-
16.605.000
(16.605.000 )
-
7
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
7. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Administrasi
Menurut Undang-undang Perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak
(SPT) atas dasar self-assessment. Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atau perbaikan dalam
waktu sepuluh (10) tahun setelah berakhirnya masa pajak.
8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN
a.
Perjanjian Keuangan
Pada tanggal 6 Juli 2005, IndoCoal Exports (Cayman) menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 dengan
jumlah pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Pinjaman ini dikenai bunga sebesar 7,134% per
tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Pokok hutang dan bunga akan dibayarkan setiap
tanggal pembayaran bulanan, untuk setiap satu bulan penuh sebelum tanggal 28 Juli 2008 sebesar
AS$ 12.250.988 dan kemudian sebesar AS$ 6.063.308.
Sehubungan dengan penerbitan Surat Hutang di atas, PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) dan
PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”) (“Pihak Penjual”), IndoCoal Resources (Cayman Limited
(“IndoCoal Resources”) (“Originator”) dan Bank New York (“Trustee”) menandatangani perjanjian
sebagai berikut:
1. Perjanjian Penjualan Piutang Originator (Originator Receivable Sale Agreements/ORSA)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator
akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan
datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini
melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang
berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak
Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang
berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan
penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil
segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak, membuka rekening untuk
menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau
mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah
kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain
penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan,
melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam
Perjanjian ini.
8
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan)
2. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long Term Supply Agreement/LTSA)
Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2005, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak
Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan
nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik
Originator yang dibeli dari KPC/ Arutmin sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price). Perjanjian
ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar
AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Uang muka tersebut disyaratkan dan akan dikurangi setiap
bulan dengan jumlah Receivables Purchase Price (sebagaimana diatur dalam Dokumen Sekuritisasi
Transaksi) terhutang oleh Originator atas Piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dimana Pihak
penjual adalah pihak-pihak dan ditambah dengan pembayaran oleh Originator kepada Pihak
penjual berdasarkan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang dan ORSA yang diatur berdasarkan
cash waterfall yang ditetapkan pada Indenture dan jumlah bunga terhutang oleh Pihak penjual kepada
Originator pada Tanggal Pembayaran Bulanan. Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada
Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam rangka ORSA secara bulanan yang
jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri
2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal
pembayaran bulanan.
Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat
dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh
ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan
kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana
tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan.
3. Cash and Accounts Management Agreement(“CAMA”)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Penerbit, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo
SPV, Penjamin, dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju
untuk melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan
dengan kontraktor produksi utama dan agen pemasaran utama. Pembayaran kepada kontraktor
produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan
pembatasan yang tertera dalam kontrak.
4. Akte Pengalihan Kontrak Karya (“PKP2B”)
Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, KPC dan Arutmin masing-masing menandatangani
perjanjian untuk mengalihkan PKP2B kepada Perusahaan dan IndoCoal Kalsel. Perjanjian ini
berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat pailitnya KPC, Arutmin atau Originator. Jika
kepailitan tersebut terjadi atau jika KPC, Arutmin dan Originator menyatakan tidak dapat
memenuhi kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi) sehubungan
dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka Perusahaan dan IndoCoal Kalsel diberi kuasa untuk
melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya dijual ke Pelanggan. Perjanjian
dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk
memberikan izin kepada Indo SPV pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan.
9
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan)
Berdasarkan perjanjian, Arutmin/KPC diwajibkan untuk:
a.
Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba,
perizinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang
berlaku.
b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor
produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan;
c.
Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku (seperti dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi), dan
d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha.
Sehubungan dengan perjanjian pengalihan PKP2B dari pihak Penjual ke Indo SPV, Perusahaan
dan Indo Kalsel menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat dengan
Originator dimana Perusahaan dan Indo Kalsel menyetujui untuk memasok batubara kepada
Originator dengan harga yang disepakati dalam perjanjian.
Sehubungan dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Penerbit, Originator
dan Bank New York (“Indenture Trustee” dan “Security Trustee”) telah melakukan perubahan
perjanjian dengan menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan
perjanjian Surat Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan
Penyajian Kembali” sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2.
Sehubungan dengan perjanjian perubahan dan penyajian kembali tersebut, perubahan dan
kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui perubahan dan modifikasi
tersebut.
b. Prepayment Amount
1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan Indo Kalsel (“Indo SPV”), Originator, Pihak
Penjual, Penerbit, Penjamin dan Administrator Transaksi, menandatangani Perjanjian Tambahan
(Indenture Supplement), atas Surat Hutang Seri 2006-2, dimana dengan perjanjian ini Penerbit akan
mengeluarkan:
(i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta.
(ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta.
Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk:
(a)
(b)
(c)
(d)
Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta;
Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta;
Modal kerja untuk KPC dan Arutmin sebesar AS$ 30 juta; dan
Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman.
Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dikenai bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah
margin tertentu. Bunga yang masih harus dibayar atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode
akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan, tanggal jatuh tempo yang dipercepat atau tanggal
pelunasan akhir. Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran
pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006.
10
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan)
Persyaratan atas Pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan
dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan persyaratan
Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan dan peristiwa-peristiwa pemicu,
sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Bumi Resources, Pihak Penjual,
Indo SPV, Originator dan Pelaksana.
Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang
diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa
99,99% saham Arutmin dan 99,98% saham Indo SPV, Forrerunner memberikan jaminan berupa
100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham KPC
memberikan jaminan berupa 92% saham KPC.
2. Pada tanggal 28 April 2006, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit, dan Indenture Trustee,
menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana penerbit mengeluarkan
Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat hutang Seri 2006-1
ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi
Resources dari Credit Suisse. Surat hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006
(Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada
tanggal tertentu setiap bulan.
Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006,
semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1.
Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut:
1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal 28
September 2006.
2. Tingkat bunga diubah dari 7.0% per tahun menjadi 7.0% per tahun untuk periode sebelum
tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7.5% per tahun.
Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk
membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut.
3. Pada tanggal 6 juli 2005, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit, Penjamin, dan
Administrator Transaksi mengadakan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Penerbit
mengeluarkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan total pokok sebesar AS$ 600 juta
dengan tingkat bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012.
Penerbit menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk
membeli piutang-piutang tersebut dari Orginator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement
antara Penerbit dan Orginator. Originator menggunakan uang muka sebesar AS$ 600 juta yang
diterima dari Penerbit untuk membayar uang muka kepada Pihak Penjual (“Prepayment Amount”)
atas pembelian piutang yang ada sekarang dan yang akan datang milik Penjual sesuai dengan
Orginator Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Pihak Penjual dan pembelian batubara
dimasa yang akan datang sehubungan dengan LTSA antara Pihak Penjual dan Orginator. Pihak
Penjual diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya
sama dengan biaya bunga yang dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1
sehubungan dengan Tambahan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal
pembayaran bulanan.
Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan
untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan
tersebut.
11
PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN
(13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain)
9. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai rencana
baru untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, Indo Kalsel, KPC, Arutmin, dan IndoCoal
Resources (Perusahaan Batubara). Berdasarkan surat Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada
tanggal 21 Maret 2007, enam (6) perusahaan telah menyelesaikan proses uji tuntas pada tanggal
28 Pebruari 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham
Perusahaan Batubara akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007.
12
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca
1
2. Laporan Laba Rugi
2
3. Laporan Perubahan Defisiensi Modal
3
4. Laporan Arus Kas
4
5. Catatan atas Laporan Keuangan
5
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
NERACA
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
(Didirikan pada tanggal 13 Mei 2005)
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2006
2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Bank
3
JUMLAH AKTIVA
48.649.838
50.046.052
48.649.838
50.046.052
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang pajak
2c,6a
393.075
-
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak hubungan istimewa
2b,4
82.505.069
55.000.000
82.898.144
55.000.000
50.000.000
(84.248.306 )
50.000.000
(54.953.948 )
JUMLAH DEFISIENSI MODAL
(34.248.306 )
(4.953.948 )
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
DEFISIENSI MODAL
48.649.838
50.046.052
JUMLAH KEWAJIBAN
DEFISIENSI MODAL
Modal saham - nominal Rp 10.000
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 5.000 saham
Defisit
5
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
PENDAPATAN
2d
BEBAN USAHA
Jasa profesional
Beban pajak
Lain-lain
2d
Jumlah Beban Usaha
PENDAPATAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Pendapatan bunga
Beban bunga
Rugi selisih kurs - bersih
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain bersih
RUGI SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
RUGI BERSIH
2006
2005
-
-
27.225.000
200.000
644.944
55.000.000
-
28.069.944
55.000.000
2d
619.710
(246.000 )
(1.224.414 )
(29.294.358 )
(29.294.358 )
396.052
(350.000 )
(1.598.124 )
46.052
(54.953.948 )
(54.953.948 )
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Modal disetor
Rugi bersih
Saldo 31 Desember 2005
Rugi bersih
Saldo 31 Desember 2006
5
Modal Ditempakan
dan Disetor Penuh
Jumlah
Defisiensi Modal
Defisit
50.000.000
-
50.000.000
-
(54.953.948 )
(54.953.948 )
50.000.000
(54.953.948 )
(4.953.948 )
-
(29.294.358 )
(29.294.358 )
50.000.000
(84.248.306 )
(34.248.306 )
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2006
2005
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan bunga
Pembayaran beban keuangan
Pembayaran pajak
619.710
(246.000 )
(1.769.924 )
396.052
(350.000 )
-
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi
(1.396.214 )
46.052
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari modal disetor awal
-
50.000.000
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
BANK
(1.396.214 )
BANK PADA AWAL TAHUN
50.046.052
-
BANK PADA AKHIR TAHUN
48.649.838
50.046.052
50.046.052
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a.
Pendirian Perusahaan
PT IndoCoal Kalsel Resources (Perusahaan) didirikan di Indonesia yang bergerak dalam bidang usaha
pertambangan batubara. Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 43 tanggal 13 Mei 2005
oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn,dan mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. C-13303.HT.01.01.TH.2005
tanggal 17 Mei 2005. Perusahaan beralamat di Wisma Bakrie 2, lantai 7, Jl. H.R. Rasuna Said
Kav. B-2, Jakarta 12920.
b. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah
sebagai berikut:
Komisaris
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
Hannibal S. Anwar
Ari Saptari Hudaja
R Eddie Junianto Subari
Drs Perry Purbaya Wahyu
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak memiliki karyawan. Fungsi akuntansi dan
administrasi diselenggarakan oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan keuangan Perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten adalah sebagai berikut:
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, telah disusun berdasarkan konsep akrual dengan
menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat
berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi di masing-masing akun
tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), arus kas
dikelompokan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah (Rp), yang
juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
b. Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa,
sebagaimana didefinisikan oleh PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang
dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
5
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
c.
Pajak Penghasilan
Perusahaan menghitung pajak penghasilannya sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak
Penghasilan”
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aktiva dan kewajiban tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan
pajak aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang
boleh dikurangkan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena
pajak pada masa akan datang.
Estimasi atas kewajiban perpajakan Perusahaan akan disesuaikan ketika Perusahaan menerima Surat
Ketetapan Pajak, atau, jika mengajukan banding, pada saat diperolehnya surat keputusan atas banding
tersebut.
d. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Perusahaan mengakui pendapatan dari penambangan batubara pada saat jasa telah diterima oleh
pelanggan.
Beban diakui pada saat terjadinya transaksi (accrual basis).
3. BANK
Akun ini terdiri dari kas di PT Bank Mega sebesar Rp 48.649.838 dan Rp 50.046.052 pada tanggal
31 Desember 2006 dan 2005.
4. HUTANG KEPADA PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
Hutang pada PT Bumi Resources Tbk. (Bumi Resources), induk perusahaan, terdiri dari biaya yang masih
harus dibayar untuk jasa profesional masing-masing sebesar Rp 82.505.069 dan Rp 55.000.000 pada
tanggal 31 Desember 2006 dan 2005.
6
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. MODAL DISETOR
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan Akta Notaris No. 43
tanggal 13 Mei 2005 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Jumlah
Pemegang Saham
Disetor Penuh
Persentase
Kepemilikan
(%)
Disetor Penuh
PT Bumi Resources Tbk.
Hannibal S. Anwar
4.999
1
99,98
0,02
49.990.000
10.000
Jumlah
5.000
100,00
50.000.000
6. PERPAJAKAN
a.
Hutang Pajak
Akun ini terdiri dari hutang Pajak Penghasilan Pasal 23 yang berhubungan dengan jasa profesional
sebesar Rp 393.075 di tahun 2006.
b. Beban Pajak
Rekonsiliasi antara rugi komersial dan fiskal untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005
adalah sebagai berikut:
2006
Rugi sebelum pajak penghasilan
(29.294.358 )
Ditambah (dikurangi):
Beda tetap:
Denda pajak
Pendapatan bunga yang telah dikenakan
pajak final
c.
2005
(54.953.948 )
200.000
-
(619.710 )
(396.052 )
Rugi pajak sebelum kompensasi kerugian
Kompensasi kerugian tahun 2005
(29.714.068 )
(55.350.000 )
(55.350.000 )
-
Akumulasi kompensasi rugi fiskal
(85.064.068 )
(55.350.000 )
Pajak Tangguhan
Rincian akumulasi pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah
sebagai berikut:
2006
2005
Rugi Fiskal
Dikurangi: Penyisihan penilaian
25.519.220
-
-
Aktiva pajak tangguhan
25.519.220
7
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Administrasi
Menurut Undang-undang Perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak
(SPT) atas dasar self-assessment. Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atau perbaikan dalam
waktu sepuluh (10) tahun setelah berakhirnya masa pajak.
7. KOMITMEN DAN KONTIJENSI
a.
Perjanjian Keuangan
Pada tanggal 6 Juli 2005, IndoCoal Exports (Cayman) menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 dengan
jumlah pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Pinjaman ini dikenai bunga sebesar 7,134% per
tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Pokok hutang dan bunga akan dibayarkan setiap
tanggal pembayaran bulanan, untuk setiap satu bulan penuh sebelum tanggal 28 Juli 2008 sebesar AS$
12.250.988 dan kemudian sebesar AS$ 6.063.308.
Sehubungan dengan penerbitan Surat Hutang di atas, PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) dan
PT Arutmin Indonesia (Arutmin) (Pihak Penjual), IndoCoal Resources (Cayman Limited (IndoCoal
Resources) (Originator) dan Bank New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) menandatangani
perjanjian sebagai berikut:
1. Originator Receivable Sale Agreements (ORSA)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator
akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan
datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini
melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang
berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak
Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang
berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan
penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil
segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak, membuka rekening untuk
menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau
mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah
kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain
penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan,
melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam
Perjanjian ini.
8
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan)
2. Long Term Supply Agreement (LTSA)
Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2006, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak
Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34.30 per ton berdasarkan
nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik
Originator yang dibeli dari KPC/ Arutmin sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price). Perjanjian
ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar
AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Uang muka tersebut disyaratkan dan akan dikurangi setiap
bulan dengan jumlah Receivables Purchase Price (sebagaimana diatur dalam Securitization Transaction
Documents) terhutang oleh Originator atas Piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dimana Pihak
Penjual adalah pihak-pihak dan ditambah dengan pembayaran oleh Originator kepada Pihak
penjual berdasarkan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang dan ORSA yang diatur berdasarkan
cash waterfall yang ditetapkan pada Indenture dan jumlah bunga terhutang oleh Pihak Penjual kepada
Originator pada tanggal pembayaran bulanan. Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan
membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Pihak
Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam
rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Penerbit
kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas
Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran bulanan.
Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat
dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh
ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan
kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang atau pengenaan sanksi sebagaimana
tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan.
3. Cash and Accounts Management Agreement (“CAMA“)
Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan dan PT IndoCoal Kaltim Resources (Indo Kaltim) (Indo
SPV), Penerbit, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Penjamin, dan Standard
Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk melakukan serangkaian
pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan kontraktor produksi
utama dan agen pemasaran utama. Pembayaran kepada kontraktor produksi harus berdasarkan
rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan pembatasan yang tertera dalam
kontrak.
4. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B)
Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, KPC masing-masing menandatangani perjanjian
dengan Indo Kaltim dan Arutmin menandatangani perjanjian dengan Perusahaan sehubungan
dengan pengalihan kontrak karya KPC dan Arutmin yang akan berlaku efektif secara otomatis jika
dan sejak saat terjadinya kepailitan (termasuk jika terjadi kepailitan atas KPC, Arutmin atau
Originator) atau jika terdapat pernyataan atau deem declaration kegagalan pembayaran (seperti
dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi) sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1,
maka Perusahaan dan IndoCoal Kaltim diberi kuasa untuk melanjutkan pemasokan batubara ke
Originator untuk selanjutnya dijual ke Pelanggan. Perjanjian dengan kontraktor oleh pihak Penjual
dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk memberikan izin kepada Indo SPV pada
saat pengalihan PKP2B diselesaikan.
9
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan)
Berdasarkan perjanjian, Arutmin/KPC diwajibkan untuk:
a.
Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba,
perizinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang
berlaku.
b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor
produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan;
c.
Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku (seperti dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi), dan
d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha.
Sehubungan dengan perjanjian pengalihan PKP2B dari Pihak Penjual ke Indo SPV, Perusahaan
dan Indo Kaltim dan Originator menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat
dimana Perusahaan dan Indo Kaltim menyetujui untuk memasok batubara kepada Originator
dengan harga yang disepakati dalam perjanjian.
Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Penerbit, Originator dan Bank
New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan
menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan perjanjian Surat
Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali”
sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2.
Sehubungan dengan perjanjian perubahan dan penyajian kembali tersebut, perubahan dan
kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui perubahan dan modifikasi
tersebut.
b. Prepayment Amount
1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan Indo Kaltim (Indo SPV), Originator, Pihak Penjual,
Penerbit, Penjamin dan Administrator Transaksi, menandatangani Perjanjian Tambahan (Indenture
Supplement), atas Surat Hutang Seri 2006-2, dimana dengan perjanjian ini Penerbit akan
mengeluarkan:
(i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta.
(ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh
tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta.
Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk:
(a)
(b)
(c)
(d)
Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta;
Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25.5 juta;
Modal kerja untuk KPC dan Arutmin sebesar AS$ 30 juta; dan
Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman.
10
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan)
Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dikenai bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah
margin tertentu. Bunga yang masih harus dibayar atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode
bunga akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan, tanggal jatuh tempo yang dipercepat atau
tanggal pelunasan akhir. Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana
pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006.
Persyaratan atas Pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan
dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan Persyaratan
Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan dan peristiwa-peristiwa pemicu,
sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Bumi Resources, Pihak Penjual,
Indo SPV, Originator dan Pelaksana.
Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang
diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa
99,99% saham Arutmin dan 99,98% saham Indo SPV, Forrerunner memberikan jaminan berupa
100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham KPC
memberikan jaminan berupa 92% saham KPC.
2. Pada tanggal 28 April 2006, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit dan Indenture Trustee
menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana penerbit mengeluarkan
Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat hutang Seri 2006-1
ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi
Resources dari Credit Suisse. Surat hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006
(Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada
tanggal tertentu setiap bulan.
Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006,
semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1.
Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut:
1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal
28 September 2006.
2. Tingkat bunga diubah dari 7,0% per tahun menjadi 7,0% per tahun untuk periode sebelum
tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7,5% per tahun.
Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk
membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut
3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit, Penjamin, Administrator
Transaksi mengadakan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Penerbit mengeluarkan dan
menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat
bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penerbit
menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk membeli
piutang-piutang tersebut dari Orginator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara
Penerbit dan Orginator. Originator menggunakan uang muka sebesar AS$ 600.000.000 diterima
dari Penerbit untuk membayar uang muka kepada Pihak Penjual (Prepayment Amount) atas
pembelian piutang yang ada sekarang dan yang akan datang milik Penjual sesuai dengan Orginator
Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Pihak Penjual dan pembelian batu bara dimasa yang
akan datang sehubungan dengan LTSA antara Pihak Penjual dan Orginator. Pihak Penjual
diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama
dengan biaya bunga yang dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1
sehubungan dengan Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal
pembayaran bulanan.
11
PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006
DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005)
SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005
(Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan)
Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan
untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan
tersebut.
8. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai rencana
baru untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, Indo Kaltim, KPC, Arutmin, dan IndoCoal
Resources (Perusahaan Batubara). Berdasarkan surat Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada
tanggal 21 Maret 2007, enam (6) perusahaan telah menyelesaikan proses uji tuntas pada tanggal
28 Pebruari 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham
Perusahaan Batubara akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007.
12
PT BUMI ResourceS Tbk
5.
Surat Pernyataan Perseroan No.: 449/BR-BOD/V/07 dan
No. 450/BR-BOD/V/07
Informasi Kepada Pemegang Saham
42
PT BUMI ResourceS Tbk
6.
Blanko Surat Kuasa Bagi Pemegang Saham
Informasi Kepada Pemegang Saham
43
PT BUMI ResourceS Tbk.
SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN, DAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
PT BUMI RESOURCES Tbk.
Saya/Kami _________________________________________________________________(nama),
________________________________________________________________(alamat) (1), dalam
hal ini bertindak selaku pemegang _________________________ (2) saham PT Bumi Resources
Tbk. (“Perseroan”), dengan ini menunjuk ______________________(3) sebagai Kuasa Saya/Kami
(4) (“Penerima Kuasa”) untuk menghadiri dan memberikan suara sesuai dengan jumlah saham yang
tertulis diatas pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (“RUPS”) dan setiap RUPS yang akan diselenggarakan selanjutnya (Rapat Kedua dan
Ketiga), jika diadakan.
Saya/Kami meminta Penerima Kuasa agar memberikan suara atas (5):
I.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
1. Persetujuan Atas Laporan Pertanggungjawaban Direksi atas jalannya
Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006;
1 Setuju
1 Tidak Setuju
2. Pengesahan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi untuk Tahun Buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006;
1 Setuju
1 Tidak Setuju
3. Persetujuan untuk rencana penggunaan laba Perseroan untuk Tahun
Buku 2006;
1 Setuju
1 Tidak Setuju
4. Penunjukan Akuntan Publik untuk melakukan audit atas Laporan
Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2007.
1 Setuju
1 Tidak Setuju
II. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
1. Persetujuan atas rencana transaksi penjualan aset Perseroan berupa
saham-saham yang dimiliki baik secara langsung maupun tidak
langsung pada anak-anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Kaltim
Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, Indocoal Resources (Cayman)
Limited, PT Indocoal Kalsel Resources dan PT Indocoal Kaltim
Resources yang merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material
dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama;
1 Setuju
1 Tidak Setuju
2. Persetujuan untuk menjaminkan atau mengagunkan seluruh atau
sebagian besar Aset/harta kekayaan Perseroan kepada para
krediturnya termasuk namun tidak terbatas pada (i) gadai atas sebagian
atau seluruh saham-saham pada anak perusahaan; (ii) fidusia atas
tagihan-tagihan rekening bank klaim asuransi, persediaan (inventory)
Perseroan dan atau anak perusahaan; (iii) jaminan atau agunan atas
harta kekayaan lain milik Perseroan dan anak perusahaan, yang
dilakukan dalam rangka pembiayaan atau perolehan kredit dari pihak
ketiga baik sekarang maupun yang akan datang; sebagaimana
disyaratkan oleh Pasal 88 Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas.
1 Setuju
1 Tidak Setuju
3. Persetujuan atas perubahan ketentuan Program Pembelian Kembali
Saham dan Penggunaannya.
1 Setuju
1 Tidak Setuju
Surat Kuasa ini akan tetap berlaku dan karena itu memberikan hak kepada Penerima Kuasa untuk
menghadiri dan memberikan suara pada setiap RUPS PT Bumi Resources Tbk. yang akan
diselenggarakan selanjutnya (Rapat Kedua dan Ketiga), jika diadakan sehubungan dengan agendaagenda seperti yang disebutkan diatas, selama Saya/Kami masih tetap menjadi Pemegang Saham
yang terdaftar di PT Bumi Resources Tbk.
Demikian Surat Kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tanggal ________________
Penerima Kuasa,
Pemberi Kuasa,
Meterai
Rp.6.000,00
____________________
/EV-RUPST-Formulir Surat Kuasa.doc
_____________________
2
Petunjuk
(1)
Tulislah nama dan alamat Anda dalam huruf besar pada tempat yang telah disediakan (untuk
diisi oleh Pemegang Saham Perseroan yang namanya terdaftar dalam Buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan tanggal 7 Mei 2007);
(2)
Tulislah jumlah saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Perseroan yang namanya
terdaftar dalam Buku Daftar Pemegang Saham Perseroan tanggal 7 Mei 2007;
(3)
Tulislah nama dan alamat yang diberi kuasa yang diinginkan dalam huruf besar pada tempat
yang telah disediakan;
(4)
Anggota Direksi, Anggota Komisaris atau karyawan Perseroan tidak boleh bertindak sebagai
penerima kuasa;
(5)
Berilah tanda silang (X) dalam kotak yang bersangkutan bilamana Anda ingin memberikan
suara atau penerima kuasa akan memberikan suara sesuai dengan pertimbangannya sendiri.
Catatan
a.
Bagi Pemegang Saham berbentuk Badan Hukum, Surat Kuasa ini harus dibuat dan
ditandatangani oleh pihak yang berwenang mewakili Badan Hukum tersebut;
b.
Surat Kuasa ini, beserta surat kuasa manapun yang mendasari ditandatanganinya Surat
Kuasa ini, harus sudah diterima oleh Direksi di Kantor Perseroan, Wisma Bakrie 2, Lt. 7, Jl.
H.R. Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920, selambat-lambatnya pada hari Jum’at tanggal 18
Mei 2007 pukul 16.00 WIB;
c.
Pengiriman dan pengembalian Surat Kuasa ini tidak membatasi Anda sebagai pemegang
saham Perseroan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat bila dikehendaki;
d.
Pemegang Saham atau kuasanya yang menghadiri Rapat ini diminta untuk memperlihatkan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal lainnya dan menyerahkan fotocopynya
kepada petugas penerimaan sebelum memasuki ruang rapat.
/EV-RUPST-Formulir Surat Kuasa.doc
3
Download