BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Depresi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama. Orang
yang mengalami depresi umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan
emosi, motivasi, fungsional, dan tingkah laku serta kognisis bercirikan
ketidakpercayaan yang berlebihan (Lubis, 2009). Depresi didefinisikan sebagai
gangguan mental dengan penurunan mood, kehilangan minat atau perasaan
senang, adanya perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau penurunan
selera makan, sulit kontrol atau kelemahan fisik. Gangguan ini dapat menjadi
kronik atau kambuh dan mengganggu aktifitas pasien. Pada keadaan terburuk
dapat mencetuskan bunuh diri, suatu kejadian fatal yang dewasa ini semakin
sering terjadi (Ganiswara, 1995).
Gangguan depresi adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling
sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 %
dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health
Organization menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan keempat
penyakit di dunia. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% lakilaki pada suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah
penderita gangguan depresif semakin meningkat dan akan menempati urutan
kedua penyakit di dunia (Depkesa, 2007).
Dari survei didapatkan bahwa depresi memiliki prevalensi paling tinggi
(hampir 17%) dibandingkan gangguan jiwa lainnya (Kaplan & Saddock, 2007).
1
2
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, Indonesia menunjukkan prevalensi
gangguan mental emosional seperti kecemasan dan depresi sebesar 6% dari
populasi orang dewasa. Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional
tertinggi adalah Sulawesi Tengah (11,6%), sedangkan yang terendah di lampung
(1,2%), Jawa Tengah juga cukup tinggi yaitu sebesar 4,7% (Depkes, 2013).
Sekitar 10% pada perawatan primer dan 15% dirawat di rumah sakit
(Ismail dan Siste, 2010).
RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen merupakan rumah sakit umum
milik pemerintah kabupaten Sragen yang berklasifikasi tipe B pendidikan. RSUD
Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen melakukan pelayanan rawat jalan dengan
menyelenggarakan 23 jenis pelayanan spesialis, salah satu pelayanannya adalah
spesialis kesehatan jiwa. Kunjungan pasien di poli kesehatan jiwa pada tahun
2015 adalah sebanyak 3.106 pasien.
Pemberian obat antidepresan merupakan salah satu aspek dalam
menangani penderita depresi, obat diharapkan dapat menghilangkan atau
menurunkan emosi-emosi negatif dan memperbaiki mood bagi penderita depresi.
Terapi depresi dengan pemberian obat-obatan sangat menolong dan merupakan
pilihan utama, atau dikombinasi dengan pengobatan lainnya seperti psikoterapi
dan Electro Convulsive Therapy (ECT) (Junaidi, 2012).
Saat ini banyak terdapat golongan antidepresan yang ada di pasaran.
Pemilihan antidepresan untuk terapi harus memperhatikan keamanan dan efek
samping yang ditimbulkan serta dosis yang tepat. Penggunaan antidepresan yang
tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan pasien seperti
3
antidepresan golongan MAOI, golongan MAOI dapat berinteraksi secara negatif
bersama makanan yang mengandung tiramin dan dopamin. Interaksi tersebut
dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah ke tingkat membahayakan (Barber
et al., 2012). Selain itu penggunaan over dosis pada golongan antidepresan
trisiklik dapat menimbulkan efek kardiotoksik pada pasien (Unutzer, 2007).
Dari penelitian Lukluiyyati (2009), tentang pola pengobatan pasien depresi
di RS Jiwa Dr. Soejarwadi Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 didapatkan 50 kasus
depresi, dari analisis yang telah dilakukan ditemukan pasien yang tepat obat
89,47%, pasien yang tepat dosis 66,67%. Antidepresan yang banyak digunakan
adalah golongan SSRI yaitu fluoxetin sebesar 85, 96%.
Meningkatnya penderita depresi di Indonesia, serta penggunaan obat
antidepresan yang belum sepenuhnya tepat khususnya dalam pemberian besaran
dosis dan belum ada penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro
mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang evaluasi peresepan obat
antidepresan pada pasien depresi yang dilihat dari ketepatan obat dan ketepatan
dosis berdasarkan standar Diagnosing and Treating Depression-Adult-Primary
Care Clinical Practice Guideline (CPG) September 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana pola peresepan obat antidepresan pada pasien depresi rawat jalan
di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen periode Juli-Desember 2015?
4
2.
Bagaimana evaluasi peresepan obat antidepresan pada pasien depresi rawat
jalan di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen periode Juli-Desember 2015
berdasarkan kriteria tepat obat dan tepat dosis yang dibandingkan dengan
standar Diagnosing and Treating Depression-Adult-Primary Care Clinical
Practice Guideline (CPG) September 2013.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah tersebut
yaitu:
1.
Mengetahui pola peresepan obat antidepresan pada pasien depresi rawat jalan
di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen periode Juli-Desember 2015.
2.
Mengevaluasi peresepan obat antidepresan pada pasien depresi rawat jalan di
RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen periode Juli-Desember 2015
berdasarkan kriteria tepat obat dan tepat dosis yang dibandingkan dengan
standar Diagnosing and Treating Depression-Adult-Primary Care Clinical
Practice Guideline (CPG) September 2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya yaitu:
1.
Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak yang membutuhkan terutama
RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
2.
Memberikan sumber informasi bagi tenaga kesehatan dan pihak yang
membutuhkan.
3.
Sebagai bahan referensi atau ide untuk penelitian lebih lanjut.
Download