bab i pendahuluan - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan pesona alam
yang indah, tingginya ketercapaian target sektor pariwisata sepanjang tahun 2013
semakin menguatkan bahwa prospek pariwisata semakin besar pada tahun 2014.
Saat ini Indonesia dianggap baik oleh dunia karena dilihat dari daerah tujuan
wisata atau destinasi pariwisata yang ada, Indonesia memiliki banyak tempat yang
menarik untuk di kunjungi dan dijadikan sebagai objek berwisata. Saat ini
Indonesia mendapat penghargaan sebagai salah satu negara terbaik dan
mengesankan dari Bursa Pariwisata Internasional atau Internationale Tourismus
Bourse (ITB) di Berlin. (www.detik.com diakses tanggal 27/2/2014)
Salah satu kota tujuan wisata di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa
Barat yaitu Kota Cirebon. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota
Cirebon dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Cirebon 2010-2013
Tahun
Jumlah Wisatawan
2010
340.328
2011
360.653
2012
477.207
2013
540.945
Sumber: Kantor
Dinas
Pemuda
Olah
Raga,
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon
(2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota
Cirebon terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini karena Kota
Cirebon memiliki beberapa tempat tujuan berwisata yaitu, wisata alam, wisata
sejarah, wisata religi dan wisata belanja. Hal ini merupakan suatu daya tarik para
1
2
wisatawan untuk melakukan kunjungan ke Kota Cirebon. Selanjutnya kondisi
tersebut memicu perkembangan industri jasa perdagangan, jasa pariwisata dan
jasa perhotelan di Kota Cirebon.
Maraknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon menyebabkan
perusahaan penyedia jasa perhotelan terus meningkat, baik hotel berbintang
maupun hotel non berbintang. Jumlah perusahaan penyedia jasa Akomodasi/
Hotel di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Perusahaan Penyedia Jasa Akomodasi/Hotel di Kota Cirebon
Tahun
Hotel Berbintang
Jasa Akomodasi Lainnya
2010
8
34
2011
10
35
2012
12
36
2013
15
38
Sumber: Kantor Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Cirebon (2013)
Data di atas menunjukan pertumbuhan penyedia jasa Akomodasi/ Hotel
yang ada di Kota Cirebon terus meningkat dari tahun 2010-2013. Banyaknya
jumlah Akomodasi/Hotel di Kota Cirebon sangat jelas membuat persaingan antar
hotel semakin meningkat.
Berbicara mengenai dunia penjualan dan pemasaran selalu berkaitan
dengan promosi. Dengan semakin banyak persaingan pasar dalam bidang jasa
perhotelan, strategi promosi merupakan salah satu cara untuk menarik minat tamu
terhadap produk maupun jasa yang ditawarkan. Dalam setiap penjualan, metode
promosi menyediakan berbagai cara untuk menginformasikan, mempengaruhi,
dan
menjadikan
pelanggan
menjadi
aktif.
Banyak
tamu
yang sering
membandingkan suatu hotel dengan hotel-hotel lain, sehingga tak jarang tamu
yang sering berkunjung ke suatu hotel akhirnya pindah ke hotel lain, karena
mungkin promosi yang dilakukan oleh hotel lain lebih menjanjikan dari hotel
sebelumnya. Maka dengan promosi diharapkan dapat menarik minat konsumen
3
untuk mengkonsumsi jasa yang telah ditawarkan, karena kurangnya promosi dapat
menyebabkan turunnya loyalitas konsumen pada suatu hotel.
Salah satu hotel yang ada di Kota Cirebon yaitu Hotel Prima. Hotel Prima
Cirebon tergolong sebagai hotel bintang tiga dan memiliki jumlah kamar
sebanyak 98 kamar yang terdiri dari 3 kamar Prima Suite, 2 kamar Executive
Suite, 1 kamar Suite, 56 kamar Deluxe, 19 kamar Superior dan 17 kamar
Standard. Hotel Prima Cirebon memiliki keunggulan dibandingkan dengan hotel
lainnya karena hotel ini bertaraf Internasional dan memiliki fasiltitas yang cukup
lengkap khususnya dalam menyediakan Ballroom dan ruang pertemuan. Hotel ini
sering digunakan oleh pihak instansi pemerintah maupun swasta untuk melakukan
pertemuan ataupun pelatihan karyawan. Selain itu letak Hotel Prima Cirebon
berlokasi strategis di tengah Kota Cirebon, tepatnya di depan Balai Kota Madya
Cirebon Jl. Siliwangi no. 107 Kota Cirebon.
Dengan terus meningkatnya jumlah penyedia jasa Akomodasi/ Hotel yang
ada di Kota Cirebon memberi dampak negatif bagi Hotel Prima Cirebon dengan
turunnya tingkat hunian kamar. Berikut data yang di peroleh dari Hotel Prima
Cirebon:
Tabel 1.3
Target dan Tingkat Hunian Kamar yang Terjual di Hotel Prima Cirebon
2008
HUNIAN KAMAR YANG
TERJUAL
10885
TARGET PENJUALAN
HUNIAN KAMAR
11000
2009
11220
11500
2010
12350
12400
2011
12335
12500
2012
12230
12600
2013
12235
13000
TAHUN
Sumber: Hotel Prima Cirebon (2013)
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa tingkat hunian kamar Hotel Prima
Cirebon mengalami penurunan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
Sebagai gambaran pada tahun 2011 tingkat hunia kamar yang terjual menurun
4
sebanyak 0,12%, selanjutnya pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali
sebanyak 0,85%. Pada tahun 2013 hunian kamar Hotel Prima Cirebon mengalami
kenaikan, namun target tingkat hunian kamar masih belum terpenuhi. Turunnya
penjualan hunian kamar disebabkan oleh tingginya persaingan dengan munculnya
hotel-hotel baru yang menawarkan berbagai macam fasilitas, serta ragam
tingkatan hotel itu sendiri mulai dari hotel non berbintang hingga hotel
berbintang. Sebagai hotel baru, para pesaing juga melakukan promosi secara
besar-besaran yang secara tidak langsung dapat berdampak pada turunnya tingkat
hunian kamar hotel-hotel lainnya. Hotel Prima Cirebon berupaya semaksimal
mungkin untuk dapat meningkatkan jumlah tamu yang menginap agar jumlah
tingkat hunian kamar pada Hotel Prima Cirebon meningkat dan target yang telah
ditetapkan tercapai.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka Hotel Prima Cirebon melakukan
beberapa kegiatan pemasaran dan berbagai macam promosi guna meningkatkan
tingkat hunian kamar dan membuat konsumennya loyal terhadap Hotel Prima
Cirebon. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bambang Ismanto selaku
General Manager Hotel Prima Cirebon, cukup banyak upaya yang dilakukan oleh
pihak Hotel Prima Cirebon dalam meningkatkan hunian kamar. Berbagai strategi
pemasaran, program promosi, dan program discount yang dilakukan oleh Hotel
Prima Cirebon antara lain, melakukan pemasaran melalui media elektronik seperti
Radio dan Televisi, Banner, Flyer, Billboard, Spanduk, Surat Kabar dan
memberikan diskon kepada para tamu yang menggunakan kartu credit Bank
Mandiri. Namun upaya tersebut dirasakan belum berhasil untuk meningkatkan
hunian kamar sehingga pada akhirnya Hotel Prima Cirebon melakukan strategi
direct marketing yang merupakan salah satu bagian dari program promosi.
Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang
terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Meningkatnya perkembangan
zaman yang semakin modern, lalu lintas yang semakin padat dan sulitnya
menemukan waktu luang bagi orang yang mempunyai kesibukan tidak terbatas
dapat menimbulkan rasa malas atau enggan untuk melakukan transaksi pembelian
5
secara langsung/face to face sehingga pada bulan Maret 2012 Hotel Prima
Cirebon berupaya menerapkan sistem Direct Marketing yang diharapkan dapat
meningkatkan hunian kamar yang telah disediakan oleh Hotel Prima Cirebon.
Pada zaman modern kebanyakan orang lebih memilih melakukan transaksi secara
praktis tanpa harus repot dan Direct Marketing dirasakan dapat membantu
konsumen dalam menghemat waktu tanpa mengganggu kesibukan yang
dimilikinya. Selain itu Direct Marketing diharapkan dapat memberi manfaat yang
cukup berarti bagi perusahaan karena dapat memilih calon konsumennya secara
selektif dan dapat menjalin hubungan baik dan jangka panjang dengan
pelanggannya. Selain itu perusahaan atau sebagai pihak pemasar dapat
memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Direct marketing yang
diterapkan oleh Hotel Prima Cirebon yaitu melalui telemarketing (dilakukan pada
calon konsumen dan konsumen yang sudah pernah menginap di Hotel Prima
Cirebon),
e-mail,
dan
pemesanan
secara
online
melalui
website
www.hotelprimagroup.com, namun kenyataannya cara ini masih belum dapat
meningkatkan tingkat hunian kamar secara optimal dan belum terjawab seberapa
besar Direct Marketing yang dilaksanakan oleh Hotel Prima Cirebon dapat
mempengaruhi loyalitas konsumen pada Hotel Prima Cirebon.
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk meneliti permasalahan yang
dihadapi oleh Hotel Prima Cirebon mengenai seberapa besar pengaruh program
Direct Marketing pada Hotel Prima Cirebon terhadap loyalitas konsumen
menggunakan jasa di Hotel Prima Cirebon. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini
dapat dijadikan salah satu masukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan atas
penanganan program Direct Marketing di masa yang akan datang sehingga Hotel
Prima Cirebon dapat meningkatkan tingkat hunian kamar dan menjadikan
konsumennya loyal. Namun, direct marketing bisa saja menghadapi kendala
seperti konsumen yang merasa terganggu karena adanya penjualan yang agresif,
timbulnya citra buruk bila ada salah satu direct marketer yang menipu
pelanggannya dan mengganggu privasi orang lain.
6
Dilihat dari fenomena di atas penulis bermaksud untuk melakukan
penelitian di Hotel Prima Cirebon. Selanjutnya hasil dari penelitian tersebut
dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Direct Marketing Terhadap
Loyalitas Konsumen pada Hotel Prima Cirebon”
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal di atas, maka penulis bermaksud mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana tanggapan konsumen mengenai program Direct Marketing pada
Hotel Prima Cirebon?
2.
Bagaimana Loyalitas konsumen dalam menggunakan jasa pada Hotel Prima
Cirebon?
3.
Seberapa besar pengaruh Direct Marketing terhadap Loyalitas konsumen
dalam menggunakan jasa pada Hotel Prima Cirebon?
1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dengan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengolah,
menganalisa, dan menginterprestasikan data dalam menyusun skripsi sebagai
salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada program Studi Manajemen
Fakultas Bisnis dan Manajemen.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai program Direct Marketing
pada Hotel Prima Cirebon.
2.
Untuk mengetahui Loyalitas konsumen dalam menggunakan jasa pada Hotel
Prima Cirebon.
3.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Direct Marketing terhadap
Loyalitas konsumen dalam menggunakan jasa pada Hotel Prima Cirebon.
7
1.4.
Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian memiliki manfaat yang sangat berguna baik itu bagi
perusahaan yang menjadi objek penelitian, lembaga pendidikan, dan juga bagi
penulis itu sendiri. Adapun kegunaan penelitian adalah:
1.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan membantu pihak manajemen dalam
mengevaluasi dan menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan
loyalitas konsumen pada Hotel Prima Cirebon.
2.
Bagi Akademisi dan Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi, tambahan khasanah
kepustakaan, dan bahan masukan bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian yang sama di masa yang akan datang. Serta dapat dijadikan sebagai
pembelajaran dalam dunia usaha.
3.
Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis serta menjadi latihan bagi
penulis untuk mendefinisikan masalah, menganalisa, serta mengadakan
penyelidikan dan penelitian.
1.5.
Kerangka Pemikiran
Dalam persaingan bisnis perhotelan di era globalisasi, perusahaan harus
dapat membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan tamu-tamu hotelnya.
Salah satunya dengan cara promosi yang baik diharapkan dapat menarik minat
konsumen untuk mengkonsumsi produk/jasa yang telah ditawarkan sehingga
konsumen yang sudah pernah mencoba akhirnya merekomendasikan/mengajak
teman, saudara ataupun orang yang baru dikenalnya untuk mengkonsumsi
produk/jasa yang telah dikonsumsi sehingga pada akhirnya konsumen loyal
terhadap jasa yang telah dikonsumsinya.
8
Promosi menurut Buchari (2011:179) yang telah diterjemahkan, promosi
ialah usaha yang dilakukan marketer, berkomunikasi dengan calon audiens.
Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, perasaan audiens.
Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang
agar dapat mengenal produk suatu perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap,
menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk
tersebut. Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang
sama, akan tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas
khususnya.
Menurut Fandy (2008: 224) ada beberapa macam bentuk bauran promosi
dengan bentuk dan pengertiannya, berikut adalah penjelasan dari promotion mix:
1.
Personal Selling
Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga
calon pelanggan akan mencoba dan membelinya.
2.
Mass Selling
Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam suatu waktu.
3.
Sales Promotion/ Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan/ atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
4.
Public Relation
Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap
berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
5.
Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media untuk menimbulkan respon yang
terukur dan atau transaksi disembarang lokasi.
9
Ketika konsumen lebih memilih melakukan pembelian jasa pada
perusahaan maka selaku pemasar, perusahaan jasa harus mengidentifikasi keadaan
yang memicu kebutuhan yang dibutuhkan dengan cara mengumpulkan informasi,
lalu mengembangkan strategi pemasaran yang memicu pembelian dan
memberikan nilai pada konsumen. Hal ini senantiasa agar perusahaan dapat
menggunakan metode yang tepat agar tujuannya tercapai salah satunya dengan
melakukan strategi promosi Direct Marketing yang tepat.
Menurut Bob dan Ron (2010:5) yang diterjemahkan pemasaran langsung
adalah penggunaan media periklanan untuk merangsang perubahan perilaku
(langsung), sehingga perilaku ini dapat ditelusuri, direkam, dianalisis dan
disimpan dalam database untuk digunakan dalam penelitian di masa yang akan
datang. Sedangkan menurut Fandy (2008:232) Direct Marketing adalah sistem
pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media
iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang
lokasi. Direct marketing menghubungkan secara langsung perusahaan dengan
konsumen individu, dimana konsumen dijadikan target oleh sebuah perusahaan
demi mendapatkan respon langsung dan memupuk hubungan jangka panjang
dengan pelanggan. Direct marketing memiliki berbagai paduan alat-alat media,
seperti yang dijelaskan oleh Clow & Baack (2007:353) antara lain sebagai berikut:
1.
Surat langsung (direct mail)
2.
Katalog (catalog)
3.
Media Masa (Mass Media)
4.
Alternative Media
5.
Internet
6.
E-mail
Menurut Repiyanti (2013) terdapat indikator direct marketing sebagai
berikut:
1.
E-Mail: Kejelasan informasi, kelengkapan informasi melalui e-mail, daya
tarik pesan dalam e-mail.
10
2.
Telemarketing: Ketepatan waktu menelepon, Kesopanan staf sales &
marketing saat berbicara di telepon, Keramahan staf sales & marketing saat
berbicara di telepon.
3.
Face to face selling: Kemenarikan staf sales & marketing, kesopanan staf
sales & marketing, keramahan staf sales & marketing, penguasaan produk
knowledge sales & marketing, kesigapan sales & marketing dalam menjawab
pertanyaan.
Berbagai upaya dilakukan suatu perusahaan untuk memperoleh loyalitas
konsumen, baik melalui pemberian fasilitas-fasilitas khusus bagi pelanggan yang
sedang dan sudah menggunakan / mengkonsumsi produk tersebut. Loyalitas dapat
terbentuk apabila seorang konsumen merasa puas terhadap produk yang telah
dibelinya, dimana pembelian dilakukan setelah melalui proses pembuatan
keputusan pembelian, sehingga konsumen yang puas tersebut memutuskan untuk
membeli kembali produk perusahaan di waktu mendatang.
Loyalitas menurut Griffin (2009:16), Loyalty is defined as non random
purchase expressed over time by some decision making unit. Sedangkan Menurut
Fandy (2008:111) mendefinisikan loyalitas pelanggan situasi dimana konsumen
bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyedia jasa) dan disertai pola
pembelian ulang yang konsisten. Pelanggan yang loyal merupakan aset tak ternilai
bagi perusahaan.
Menurut Griffin (2009:31), loyalitas pelanggan dalam kaitannya dengan
perilaku pembelian ditandai dengan adanya :
1.
Melakukan pembelian ulang.
2.
Membeli lini produk/jasa lain dari produsen yang sama.
3.
Merekomendasikan produk/jasa kepada orang lain.
4.
Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa loyalitas
merupakan suatu sikap dari konsumen atau pelanggan yang melakukan pembelian
ulang produk/jasa yang sama secara konsisten, dan komitmen konsumen terhadap
produk/jasa tersebut yang positif dan melalui serangkaian proses evaluasi.
11
Untuk menjadi konsumen yang loyal seorang pelanggan harus melalui
beberapa tahap, dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk masingmasing tahap. Karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan
memperhatikan masing-masing tahap dan memenuhi kebutuhan dalam setiap
tahap tersebut, peluang perusahaan lebih besar untuk membentuk calon pembeli
menjadi pelanggan yang loyal. Melalui penanganan penawaran produk/jasa yang
berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan pelanggan diharapkan akan mampu
meningkatkan loyalitas pelanggan di masa yang akan datang.
Dalam jurnal penelitian terdahulu yang diterbitkan oleh Universitas
Pendidikan Indonesia Volume 1 dan ditulis oleh Repiyanti (2013) yang berjudul
“Pengaruh Direct Marketing Terhadap Keputusan menggunakan Meeting package
Grand Hotel Lembang”. Mengatakan bahwa Direct Marketing berpengaruh positif
terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package Grand Hotel Lembang.
Sarton & Rohayati (2008) dalam jurnal Ekonomika Volume IV “Pengaruh Bauran
Promosi (periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, direct
marketing) Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada PT. Aquasolve
Sanaria”. Menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif direct marketing terhadap
peningkatan volume penjualan penjualan pada PT. Aquasolve Sanaria. Liana
(2013) Universitas Pendidikan Indonesia Volume 1 “Pengaruh Kinerja Bauran
Promosi (Direct Marketing, Sales Peomotion, Advertising) Terhadap Keputusan
Menggunakan Paket Outbound Di Ciwangun Indah Camp”. Menunjukkan adanya
pengaruh positif antara direct marketing terhadap keputusan menggunakan paket
outbound di Ciwangun Indah Camp.
1.6.
Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan hipotesis yang akan
diuji kebenarannya sebagai berikut Direct Marketing mempunyai pengaruh positif
terhadap Loyalitas konsumen pada Hotel Prima Kota Cirebon.
12
1.7.
Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif yaitu metode
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas atau mandiri,
baik satu variabel atau lebih tanpa menghubungkan dengan variabel lain Sugiyono
(2009:53). Sedangkan verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono (2009:55).
1.8.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini penulis melakukan
penelitian di Hotel Prima Cirebon Jl. Siliwangi No. 107 Kota Cirebon dengan
waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai dengan Agustus
2014.
Download