KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HmUp - ANSN

advertisement
Peneliuan
don Pengembangan
Aplikasi
Is%p
don Ramasi,
J 998
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HmUp
Sutamihardja
Dalam Repelita I pertumbuhanekonomi masih
sangatbergantungpadapenyediaansumberdayaalam daD
jasa lingkungan hidup sepertibahan galian, basil lautan,
hutan, lahansubur, keindahanalam, daDsumberdayaair.
Potensisumberalam daDlingkungan tersebutmasihamat
sedikit yang sudahdikenali. Sementaraitu, pertumbuhan
ekonomimasihmemerlukanlebihbanyaksumberalamdaD
jasa lingkungan hidup. Oleh karena itu, sasaranpenting
dalam pembangunan lingkungan hidup adalah
meningkatnyapengenalanjumlah dan mutu sumberalam
sertajasa lingkungan yang tersedia di alam, pengenalan
tingkat kerusakan, penggunaan, daD kemungkinan
pengembangannya.Sasaranini erat kaitannya dengan
pengembangansistemtala guna sumberalam yang lebih
adil daDlebih merata.Pengenalandayadukunglingkungan
yang tepat akan membantupencapaiansasaranpenataan
ruang yang lebih efisien, efektif, daD berwawasan
lingkungan. Alokasi kegiatan pembangunanke dalam
ruang yang tepat berdasarkandaya dukmlg lingkungan
akan lebih mudahdilakukan.
Berbagai smnber alam telah digunakan dalam
pembangunanselamaini. Karena kurang hati-hati dalam
pemanfaatannya,
banyaksmnberdayaalamdan lingkungan
hidupyang makin menurunjumlah daDmutunya,sehingga
manfaatnya makin berkurang. Sementaraitu, di masa
depan pembangunan akan makin beranekaragamdaD
memerlukandukungansmnberalam daDlingkunganyang
lebih beranekaragampula. Oleh karena itu, diperlukan
pemeliharaansumber alam daD lingkungan hidup yang
masihutuh agar kesempatan
bagi pembangunan
yang lebih
beranekaragaIndi masa depan tidak berkurang. Dalam
hubungan itu, perin disisihkan sebagiandaTi ekosistem
alam yang masihutuh dijadikan kawasankonseIVasialam,
yang diperlukan sebagaipenyediaanplasma nutfah guna
pembudidayaannya di masa depan, misalnya dengan
rekayasagenetik.
Dalam Repelita VI kurang lebih 10 persendaTi
ekosistemalam perIn disisillkan untuk keperluantersebut,
dalam bentuk suaka alam, suaka margasatwa,taman
nasional,hutan lindung, daDsebagainya.
Di samping itu, dipelihara pula keanekaragaman
hayati yang terdapat di luar kawasankonversi di daerah
pedesaandaDlain-lain. Terpeliharanyakawasankonversi,
hutan lindung, keanekaragamanhayati, daD ekosistem
khusus. Wilayah daerah aliran sungai (DAS), terumbu
karangdaD hutan bakau merupakansasaranyang penting
bagi pembangunandaD perlindunganlingkungan.
Kemampuan sistem pengelolaan lingkungan
hidup menentukankeberhasilanupayapelestarianfungsi
lingkungan. Sistempengelolaanini terdiri daTiorganisasi
daDtala cara, mulai daTipusat sampaike daerah.Dalam
bentukan ini, juga termasuk institusi daD organisasi
pemerintah,dunia usaha,daDmasyarakat.Padawaktu ini
RTM.
kerusakan lingkungan hidup sering kali disebabkan oleh
sistern pengelolaan yang belurn efektif daD efisien. Oleh
karena itu, sasaranpengelolaan lingkungan hidup lainnya
adalah terbentuknya sisternkelernbagaan Yallg lebih efisien
dan efektif, rnulai daTi tingkat pusat sampai ke daerah, baik
dalarn lingkungan pernerintah, dunia usaha rnaupun
organisasi rnasyarakat. Sasaran ini rnencakup pula
terbentuknya kelernbagaan dalarn sistern pernbiayaan
lingkungan hidup, organisasi pelaksanaandaD pengawasan
daD sistern informasi serta kornunikasi sosialnya. Dengan
sistern pengelolaan yang efektif, peran serta rnasyarakat
dalarn pernbangunan lingkungan hidup akan rneningkat.
Kerusakan surnber alarn daD pencemaran
lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh kegiatan
pernbangunan yang kurang rnernperhatikan daya dukung
lingkungan hidup. Lirnbah industri daDrumah tangga yang
langsung dibuang ke dalarn sungai daD sistern perairan
alarniah atau ke udara rnenirnbulkan biaya sosial yang
rnakin besar bagi rnasyarakat baik dalarn bentuk biaya
untuk kesehatan, rnenurunnya produktivitas
daD
pendapatankarena sakit, tidak berfungsinya sungai untuk
rnendukung kegiatan perikanan daD penyediaan air rninum,
daDsebagainya.Lirnbah bahan berbahaya daD beracun (B3)
yang dibuang sernbarangan ke dalam lingkungan akan
rnernatikan kernarnpuan daD fungsi lingkungan hidup
dalarn rnendukung perikehidupan. Oleh karena itu, sasaran
yang penting pula adalah terkendalinya pencerna ran
perairan daD udara yang disebabkan oleh kegiatan
pernbangunan atau cara hidup masyarakat.
Diantara berbagai sektor yang rnenirnbulkan
pencelnaran lingkungan, sasaranpengendalian pencelnaran
yang terpenting diantaranya adalah sektor perhubungan,
energi, pertanaian, pertarnbangan, daD industri. Dari segi
lokasi, sasaranpengendalian pencelnaran lingkungan hidup
yang terpenting adalah daerah padat penduduk dan padat
pernbangunan, seperti daerah Gresik -Bangkalan
Mojokerto -Surabaya -Sidoarjo -Larnongan, pantai utara
Jawa, Jakarta -Bogor -Tangerang -Bekasi, Bandung Raya,
Bagian Tirnur Kalilnantan Timur, Lhok SeUlnawe,Medan
-Belawan, Ujung Pandang, daD Bali. Sasaran lain adalall
pengendalian pencernaran di 101 sungai terpenting di
seluruh Indonesia yang sudah rnengalami pencernaran
berat.
MeskipunpantaiIndonesiaterhitung pantai yang
terpanjang di dunia, karena kepadatan penduduk dan
pemanfaatannya
tidak merata,beberapabagianpantaiteIah
mengalaIuikerusakan.SebagiaIlbesarterumbukarangdaD
hutanbakaudi sepanjangpantaiPulauJawa,SelatMalaka,
daDBali telah rusak. Daerah pantai ini juga merupakan
daerah yang padat pembangunan, baik berupa
pembangunanpemukiman,industri maupunperhubungan.
Dengandemikian, motu perairan pantaijuga mengalami
penurunansehinggamanfaatnyabagi kegiatan budi daya
Penelitiandan Pengembangan
Aplikasi Isotop danRadiasi. 1998
laut, pariwisata,dan lain-lain menjadisemakinberkurang.
Olah karena itu, sasaranpembangunanlingkungan hidup
dalam kaitannya dengan daerah pantai ini adalah
terkendalinya kerusakanpantai dan terpeliharanyamutu
dan fungsi kawasan pantai untuk berbagai keperluan
pembangunan, terutama bagi keperluan peningkatan
kesejahteraanpenduduk miskin yang banyak terdapatdi
daerahpantai.
Sebagaiakibatpenggunaan
yang berlebihantanpa
upayapelestarianfungsinya,banyaklahan suburyang telah
berubah menjadi kritis. Di daerah sepertiini lahantidak
dapatmemberikanbasil yang memadaibagipenduduknya
sehingga penduduk menjadi lebih miskin. Tanah kritis
tersebut dapat ditingkatkan produktivitasnya dengan
teknologi yang memadai. Rehabilitasi tanah kritis akan
memberikanlapangankerja dan sumberpendapatanbagi
pendudukyang miskin menjadisasaranyangpentinguntuk
meningkatkan kesejahteraanpetani dan meningkatkan
fungsi lingkungan hidup. Sasaran tersebut dikaitkan
denganrehabilitasiwilayahDAS. Sekurang-kurangnya
39
DAS telah mengalami
penurunan
mutu dan harus
dipulillkan fungsinya.
KEBLJAKSANAANPEMBANGUNANLINGKUNGAN
HIDUPPADAREPELITA VI
Kebijaksanaanpembangunanlingkungan hidup
pada Repelita VI meliputi (a) pemitihan lokasi
pembangunan; (b) pengurangan produksi limbah; {c)
pengelolaanlimbah; (d) penetapanbaku mutulingkungan;
(e) pelestarianalam daDrehabilitasisumberdayaalamdan
lingkungan hidup; dan (f) pengembangallkelembagaan,
peran serta masyarakat,dan kemampuansumberdaya
manusia.
a. Pemilihan Lokasi Pembangunan. Bertambah
lajunya pertumbuhan dan kegiatan pembangunan pacta
Repelita VI menuntut peningkatan efisiensi penggunaan
sumberdaya alam daD lingkungan. Untuk menghindari
pemborosan penggunaan sumberdaya alam daD kerusakan
lingkungan, pemilihan lokasi yang tepat untuk setiap
kegiatan merupakan pertimbangan utama daD pertama
dalam pembangunan.
Pemilihan lokasi pembangunan didasarkan pacta
kemampuan atau daya dukung lingkungannya, yang
meliputi kemampuan menyediakan bahan baku, menerima
dampak yang terjadi dan daya dukung lingkungan tersebut.
Kegiatan inventarisasi smnberdaya alam daD lingkungan
merupakan kegiatan utama yang perlu dilakukan. Kegiatan
ini erat kaitannya dengan penetapan kawasan lindung daD
pemaluaatan kawasan budi daya serta penempatan lokasi
pembangunan yang tepat dalam pola tata ruang nasional
daDdaerah.
b. Pengurangan Produksi Limbah. Peningkatan
efisiensi prodUksi dalam bidang industri, pertambangan,
transportasi, energi, perumahan, daD lain-lain terus
ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
produksi limbah yang berupa B3, limbah cair, limbah
padat; dart limoaihi'gasyah'g
fangsung,,;"dibuang'ke
lingkungan alamo Efisiensi produksi tersebut dapat
dilakukan melalui pemilihan bahanbaku, pengembangan
teknologi, pemanfaatanulang daD lain-lain sehingga
limbahyang dihasilkan makin berkurang..Di salnping itu,
dikembangkanpula pengaturan kualitas daD kuantitas
limbah yang dapatdibuangke media lingkungan hidup.
c. Pengelolaan Limbah. Penyediaan fasilitas
penampungan daD pengelolaan limbah secara terpusat daD
memadai akan terus ditingkatkan
untuk memberi
kesempatanbagi para investor untuk mengolah limbahnya.
Bagi kegiatan usaha skala kecil penyediaan fasilitas
penampungan daDpengolahan limbah serta pembinaannya
yang lebih efektif juga diupayakan peningkatannya.
Pengendalian pencemaran air akan dilaksanakan
dengan memusatkanperhatian pada sungai daD danau yang
mempunyai fungsi strategis daD atau yang telah mengalami
degradasifungsi. Selain itu, ditingkatkan pula pencegahan
intrusi air laut ke dalam air bawah tanah, terutarna pada
kawasan padat pembangunan. Hal itu dilakukan melalui
penataan ruang, pengembangan teknologi, penetapanbaku
mutu lingkungan daD baku mutu limbah, penerapan
kebijaksanaan insentif daD disinsentif, serta pecan serta
masyarakat.
Sementaraitu, pengendalian pencemaran udara di
perkotaan daD kawasan industri dikembangkan melalui
penurunan emisi polutan udara dari setiap sumber,
pemilihan teknologi yang tepat, pembangunan ruang
terbuka hijau, daD taman kola. Oi samping itu, juga
dilakukan pengembanganpengelolaan lalu lintas kola yang
dapat melnperlancar arus kendaraan bermotor daD
pengembangan sistem angkutan kola yang efisien daD
efektif. Detnikian pula pernakaian sumber energi yang lebih
bersih terns dikembangkan.
Pencegahan pencemaran laut dilakukan melalui
pembinaan serta peningkatan pengawasan daD penegakan
hukum. Khusus dalam penanggulangan pencetnaran oleh
minyak di laut diusahakan agar perusahaan di bidang
perminyakan, pengangkutan, daD pelabuhan mampu
menanggulangi daD mencegahterjadinya pencemaran oleh
tninyak. Pengendalianpencernaran taut ini diarahkan untuk
meningkatkan kualitas perairan, terutama pada wilayah
strategis, yaitu wilayah tujuan wisata, kawasan pelabuhan
daD jalur padat pelayaran, wilayah penambangan lepas
pantai, serta wilayah yang secara ekologis peka terhadap
kerusakan lingkungan.
Dalam upaya pemeliharaan daD perlindungan
lingkungan hidup terns dikembangkan daD ditingkatkan
kerjasama regional daD internasional. Kerjasama ini,
terutama berkaitan dengan masalah lingkungan global,
meliputi masalah meningkatnya suhu bumi karena
pemakaian ballaD bakar fosil yang berlebihan daD
kebakaran bulan, perubahan iklim, menipisnya lapisan
ozon, serta pencemaran di laut lepas.
d. PenetapanBaku Mutu Lingkungan. Tingkat
pencemaranlingkungan suatu daerah dapat ditetapkan
berdasarkan kemampuan lingkungan tersebut dalam
menerimabahan pencemaran.Kemampuan lingkungan
untuk
menerima
beban pencemaran
tanpa
harus
menimbulkari dampaknegatif yang berarti dinyatakan
Penelilian don Pengembangan Aplikasi I.JOlap don Radiasi. J 998
dalam baku mutu lingkungan. Baku mutu ini selanjutnya
dijadikan acuan untuk mengevaluasidampak dari setiap
kegiatan pembangunan terhadap lingkungan. Sesuai
dengansifat daDpotensiwilayahyang berbeda-beda,
baku
mutu lingkungan dari setiapwilayah akan berbeda.Baku
mutu lingkungan yang baik merupakan sasarandalam
pembangunanlingkungan yang ingin dicapai. Sementara
itu, pencapaian baku mutu limbah merupakan strategi
bertahap untuk mencapaitujuan baku mutu lingkungan
melalui pengaturansektoraldaDregional. Penetapanbaku
mutu lingkungan daDbaku mutu limbah dilanjutkan daD
dituntaskandalam RepelitaVI, baik padatingkat nasional
maupun tingkat propinsi yang belum ada ketetapannya.
Penyusunanbaku mutu pada tingkat nasionaldan baku
mutu pada tingkat wilayah atau propinsi dilakukan
sedelnikianrupa, sehinggabaku mutupadatingkatwilayah
ataupropinsitidak lebih longgardaripadabaku mutupada
tingkat nasional.
e. Rehabilitasi daD Pelestarian Sumber Daya
Alam daD Lingkungan
Hidup.
Dalam rangka
melaksanakan pembangunan yang pada hakekatnya
merupakan pemanfaatan swuber daya alarn dan lingkungan
hidup, masalah terganggunya fungsi kelestarian sumber
daya alam daD lingkungan hidup tidak dapat dihindarkan.
Untuk menjaga agar sumber daya alaIu daD lingkungan
hidup tetap berfungsi sebagai penyangga kehidupan daD
memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat, pelestarian, daD rehabilitasi sumber daya alam
daD lingkungan hidup terns ditingkatkan.
Rehabilitasi lahan kritis dengan pendekatan
pengelolaan DAS terns ditingkatkan daD dilakukan secara
lebih terpadu, demikian pula halnya dengan penanganan
lahan pasca tambang.
Plasma nutfah yang merupakan bahan baku
penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di
bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan daD industri,
dikembangkan
dan dilestarikan
bersama dengan
mempertahankan keanekaragarnan biologinya. Pelestarian
ekosistem alamiah tersebut menduduki prioritas utama
dalam penyelamatan plasma nutfah daD fungsi ekosistem
lainnya dalam berbagai bentuk seperti kawasan konversi,
hutan lindwlg, daD pelestarian keanekaragaman hayati.
Pengamanan sumber daya laut daD pesisir yang
berupa teTUlubukarang, rumput laut, daD hutan bakau daTi
perusakan daD pemanfaatan yang berlebihan terus
ditingkatkan untuk mencegah kemsakan sumber daya alam
tersebut daD memelihara kelestariannya.
f. Pengembangan Kelembagaan, Peran Serta
Masyarakat, daD Kemampuan Somber Daya Manusia.
Kemampuan kelembagaan yang menangani masalah
lingkungan hidup ditingkatkan.
Pengembangan
kelembagaantersebutmencakuppeningkatankemampuan
manajemenaparatur,penyediaanprasaranaYaIlgmelnadai
dalam pelaksanaanpengelolaan lingkUllgan hidup, daD
pembentukan kelembagaan pengendalian dampak
lingkungan di daerahyang pesatpembangunannyaagar
masalahpengendaliandampaklingkungandapatditangani
denganlebih baik.
Pengembangan kelembagaan juga meliputi
pengembangan dan penyempurnaan perangkat hokum,
peraturan pernndang-undangan, prosedur, dan koordinasi
antar sektor dan antar daerah dalam upaya pengelolaan
somber alam dan lingkungan hidup. Sejalan dengan
pengembangan kelembagaan, dilakukan peningkatan
keterpaduan penanganan masalall lingkungan kedalam
setiapkegiatan pembangunanbaik sektoral maupun daerah,
daD kedalam proses pengambilan keputusan. Sektor
prioritas yang perlu memasukkan kebijaksanaan yang
berkaitan dengan perlindungan fungsi lingkungan, antara
iain adalah keuangan (fiskal dan moneter) ; undustri dan
pertambangan, pe~nian, daD kehutanan; transmigrasi;
perhubungan daD pariwisata; pembangunan daerah;
pemukiman daD pernmahan, perkotaan daD pedesaan;
energi; pengembangan dunia usaha; kelautan daD
kedirgantarnan; kependudukan; serta ilmu pengetahuandan
teknologi.
Peran serta masyarakat merupakan salah satu
syarat utama bagi kerberhasilan usaha pengendalian dan
pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, akses masyarakat
kepada smnber daya alam daD kemudahan memperoleh
modal usaha akan ditingkatkan agar dapat memberi
peluang yang lebihbesar kepada masyarakat dalam
pengendalian dan pelestarian lingkungan. Akses daD
kemudahan ini terutama ditujukan kepada penduduk
miskin baik di daerah perkotaan dan di daerah pedesaan.
Di saInping itu, didorong pula kerjasarnaantara Pemerintah
daD masyarakat, Pemerintah dan dunia usaha, serta antara
masyarkat daD dunia usaha di dalam pembangunan
lingkungan.
Tingkat perno aktif masyarakat berkaitan erat
dengan keberadaan, kelnampuan dan kualitas organisasi
sosial daD organisasi kemasyarakatan yang berkecimpung
dalam bidang lingkungan hidup serta tingkat pengetahuan
daD kesadaran masyarakat tentang lingkungan.
Sehubungan dengan itu, akan diupayakan untuk
meningkatkan keterlibatan organisasi kemayarakatan
seperti organisasi keagamaan, adat, profesi, pemuda,
wanita, pramuka, daD pelajar, baik formal maupun informal
yang berada di daerah pedesaan dan perkotaan, dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan membina pengetahuan
serta kemampuannya, sehingga peran serta lembaga
masyarakat akan lebih efektif.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup diarahkan agar menjangkau
lapisan yang lebih luas. Oleh karena itu, ketersediaan
informal yang berkenaan dengan kelestarian sumber alam
daD lingkungan hidup akan dikembangkan dan diperluas
sehingga pengetahuan daD kesadaran masyarakat lebih
meningkat. Hal ini dilakukan, baik melalui pelatihan,
penerangan, pendidikan dalam daD loaf sekolah serta
pemberian penghargaan. rangsangan dan dorongan kepada
masyarakat.
Secara keseluruhan kemampuan daD kualitas
somber daya manusia, baik aparatur pemerintah,
masyarakat maupun dunia usaha yang berkecimpung di
dalam pengelolaan somber daya alam daD lingkungan
hid up, terns ditingkatkan.
Pene/itiandan Pengembangan
Ap/ikasi lsotop dan Radiasi,/998
AnalisisMengenaiDampakLingkungan(PP.No. 51/1993)
daD KeputusanMenteri Kependudukandan Lingkungan
Hidup Nomor KEP-03/Men.KLH/VI/I993 tentang Baku
Mutu Limbah Cair (2,3,4).
Dalarn lampiranPP. No. 20/90 ditetapkanKadar
Maksimumberbagaiparameterlingkungan: fisika, kimia,
mikrobiologik daDradioaktivitasuntuk air golonganA (air
minwn), golonganB (air baku air lninum), golonganC (air
untuk perikanandaD peternakan)dan golonganD (untuk
pertanian, perkotaan,industri, pembangkitlistrik tenaga
air).
Untuk melaksanakanketentuandalam lampiran
PP. No. 20/1990 tentang kadar maksimum berbagai
parameter,dibutuhkan suatu laboratoriumyang mampu
malaksanakanana1isisparameter-parameterlingkungan
yang dimaksud. Proseduranaiisisyang diperlukan dapat
diadopsidari prosedur-prosedur
yang telah dipakai secara
baku di negara-negara
maju. Namun dalamjangkapanjang
alangkah baiknya kalau kita dapat menetapkanmetode
analisissendiri sesuaidengankondisi di Indonesia.Setiap
metodebarn yang dikembangkanharus diuji validitasnya
sehinggamemenuhistandarintemasional.Hal ini memerlukan penelitian daD studi yang dilaksanakan dengan
kesungguhanhati.
Pencemaran
lingkungan
oleh bahan kimia,
terutama bahan kimia organik, dalam perjalanannya
dipengaruhi oleh berbagaipengaruhalami (udara, sinar
matahari, suhu, mikroorganisme)akan berubah menjadi
senyawabarn. Senyawabarn yang terbentuk boleh jadi
kurang beracunatau lebih beracun dibandingkansenyawa
asal/induknya.Seringkali mekanismeperubahanstruktur
kimia yang teljadi sangatkompleks, sehinggadari satu
senyawa induk terbentuk lebih dari satu senyawa
turunannya. Telah banyak studi yang dilakukan di )uar
negeri daDhasil-hasilnyadapatkita pelajaridari literatur.
Namun perlu disadari bahwa kondisi lingkungan di luar
negeritempatstudi-studitersebutdilakukan,sangatberbeda
dengan kondisi lingkungan di Indonesia. Hal ini
menyebabkanperbedaan
prosesperuraiandaDmetabolisme
sehinggamemberikanbasilyangberbeda.Karenaitu studi
serupaperlu dilakukan di Indonesia.Tujuan uraiandalam
makalah ini ialah untuk menjelaskantentang potensi
aplikasi
teknik
nuklir
dalam masalah pencemaran
lingkungan, sebagai teknik yang saling melengkapi
(complementary) dengan teknik-teknik analisis
konvensional.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Menurut Pasal 1 butir 12 dari UU. No. 23/1997,
pencemar~n lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya
makhluk
yang dapatmenimbulkanberbagaikonsekuensiantara lain
gangguankesehatan,daDkerugianekonomi.
Dasaracuan untuk menentukansuatukomponen
lingkungantercemar atautidak tercemaradalahbakumu~
lingkunganyang ditetapkanmelalui PeratuanPemerintah.
Pactasaarini Indonesiabarn memiliki baku mutu air yang
ditetapkan melalui PP. No. 20/1990. Dalam PP tersebut
dijelaskanbahwa yang dimaksud dengan baku mutu air
adalahbatasatau kadar makhluk hidup, zat, energi atau
komponenlain yang acta atau hams acta dan/atau unsur
pencemaryang ditenggangadanyadalam air pactasumber
air tertentusesuaidenganperuntukannya.Makhluk hidup,
zat, energidaDkomponenlainnya dinamakanparameterparameteryangbila kadarmaksimumnyadilampauiberarti
air yangmengandungnya
dinyatakantercemar.Parameterparameteryangdimaksudteardiri dari:
I. Parameterfisika yang meliputi: ball, jumlah zat padat
terlarut, kekeruhan,rasa daDwarDa.
2. Parameter
kimia yangmeliputi:pH, logmn-iogam,anion
anorganik,daDsenyawaorganik.
3. Parametermikrobiologik yang meliputi: koliform rioja
daDtotal koliform.
4. Parameterradioaktivitasyang meliputi: aktivitas alpha
daDaktivitas beta.
hidup, zat energi daD /atau
komponenlain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia,sehingga kualitasnya turun sampaike tingkat
tertentuyang menyebabkanlingkungan hidup tidak dapat
berfungsisesuaidenganperuntukkannya.
Hampir tidak actakegiatan manusiayang tidak
menghasilkanlimbah dalam berbagaibentuknya (padat,
cair, gas). Apabila tidak dikelola denganbaik, sebagian
besarlimbah tersebutakan masukmencemarilingkungan
Dalam Pasal 9 daTi PP. No. 20/1990 disebutkan
bahwa: Metode analisis untuk setiap baku mutu air daDbaku
mutu limbah cair ditetapkan oleh Menteri, yang dalam hal
ini adalah Menten yang ditugasi mengelola lingkungan
hidup. Karena sampai saat ini metode yang dimaksud belum
ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, sedangkan
kebutuhan analisis yang berkaitan dengan pelaksanaan
AMDAL daD sengketa lingkungan perlu dilakukan, maka
laboratorium pelaksana menggunakan metode yang
disesuaikan dengan kondisi daD peralatan yang mereka
miliki. Ada beberapa buku acuan (5, 6, 7) yang secara
internasional dijadikan pegangan untuk analisis air daD air
limbah. Metode-metode analisis dalam buku-buku tersebut
semuanyamempakan metode konvensional, dalam arti tidak
menggunakan teknik nuklir, kecuali untuk analisis
radioaktivitas.
Analisis
logam dilakukan
dengan
spektrometri serapan atom (SSA) sedang senyawa organik
dianalisis dengan teknik kromatografi gas (KG) daD
kromataografi cair kinerja tinggi (KCKT).
Seperti telah disebutkan dalam uraian sebelurnnya
bahwa,senyawa-senyawaorganik dapat termetabolisme dan
temrai menjadi senyawa lain karena pengamh keadaan
lingkungan. Sebagai contoh: DDT, suatu insektisida
organoklorin mengalami metabolisme daD pemraian seperti
pada gambar 1 (8).
Struktur kimia basil pemraiannya ditentukan
berdasarkanmetode-metodespektrometri , NMR-proton daD
C-13, Infra Merah (IR) Ultra Violet (UV) daD Spektrometri
Massa. Pemurnian daTi basil-basil pemraian dilakukan
dengan cara-cara kromatografi.
TEKNIK NUKLIR
Teknik Nuklir yang dapat diaplikasikan untuk
menanganimasalahlingkungan dapatdibagi menjadidua
Download