9 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
No.
1.
Judul Penelitian
Teori yang
Metodologi
dan Nama Peneliti
digunakan
Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Program
Teori yang
Metode penelitian
Sebesar 26,7% yang
Religi “Kata Ustadz
digunakan
yang digunakan
hasilnya memiliki
Solmed” di SCTV
dalam penelitian
adalah eksplanatif
pengaruh yang
Terhadap Perilaku
ini adalah teori
dengan teknik
cukup berarti
Beribadah Penonton
sosial kognitif
pengumpulan data
(Studi Kasus pada
dan pemodelan
menggunakan
Penonton yang Hadir
kuisioner
di Studio 10 SCTV
Periode Maret 2013)
Oleh : Trima Selvani
2013
2.
Pengaruh Tayangan
Teori yang
Metode penelitian
Sebesar 28.3%
Berita Kriminal di
digunakan
yang digunakan
tayangan berita
Televisi Terhadap
dalam penelitian
adalah
criminal
Kecemasan Ibu
ini adalah teori
pendekatan
mempengaruhi
Rumah Tangga
S-O-R,
kuantitatif
kecemasan ibu
Akan Tindak
Cultivation
eksplanatif
rumah tangga
Kejahatan Anak di
Theory, dan
pengumpulan data
Samarinda (Studi
Teori Psikologi
menggunakan
pada RT.24
Sosial
populasi atau
sampel tertentu
Kelurahan Gunung
Kelua Samarinda)
9
10
No.
Judul Penelitian
Teori yang
Metodologi
dan Nama Peneliti
digunakan
Penelitian
Hasil Penelitian
Oleh : Mustika Dewi
2013
3.
Hubungan antara
Teori yang
Metode yang
Terdapat hubungan
Terpaan Tayangan
digunakan
dipakai dalam
antara Isi Pesan
Reportase
dalam penelitian
penelitian ini
Tayangan Reportase
Investigasi TRANS
ini adalah teori
adalah metode
Investigasi TRANS
TV dengan Persepsi
Kultivasi
kuantitatif dengan
TV dengan Persepsi
Penonton pada
mengadakan jenis
Ibu-Ibu Rumah
Tindak Kejahatan
penelitian
Tangga dimana
dan Penipuan
korelasional
hubungan yang
terjadi merupakan
Oleh : Windy
hubungan yang
Grahita 2012
positif dan cukup
berarti
4.
Impact of Television
Teori yang
Metode yang
Terdapat pengaruh
Programs and
digunakan
digunakan dalam
sebesar 43 %, antara
Advertisements on
dalam penelitian
penelitian ini
program televisi dan
School Going
ini adalah teori
adalah metode
iklan terhadap
Adolescents : a Case
uses and
kuantitatif
perilaku dan gaya
of Bahawalpur City,
gratifications
(survey)
hidup remaja
Pakistan
sekolah di kota
Bahawalpur,
Pakistan
Oleh : Ali Hasan &
Muhammad Daniyal
2013
5.
The Impact of a
Teori yang
Metode yang
Terdapat pengaruh
Multichannel
digunakan
digunakan dalam
yang signifikan
Environment on
dalam penelitian
penelitian ini
sebesar 93,7% antara
Television News
ini adalah teori
adalah metode
banyaknya news
Viewing : a
uses and effect
kuantitatif
channel di korea
Longitudinal Study
selatan dengan minat
11
No.
Judul Penelitian
Teori yang
Metodologi
dan Nama Peneliti
digunakan
Penelitian
Hasil Penelitian
of News Audience
menonton berita di
Polarization in South
korea selatan
Korea
Oleh : Su Jung Kim
& James G. Webster
2012
2.2
Landasan Teori
Dalam menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini
maka diperlukan adanya gambaran objektif terhadap pokok permasalahan tersebut.
Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu landasan teoritis mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan media pertelevisian, khususnya pengaruh tayangan program 86 di
Net. terhadap pengetahuan followers twitter @86netmedia.
2.2.1 Komunikasi
Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin
“communis”. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “common” berarti sama. Jadi,
apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam
keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu perasaan (commonness) dalam hal sikap
dengan
seseorang.
Jadi,
pengertian
komunikasi
adalah
sebagai
proses
“menghubungi” atau “mengadakan perhubungan” (Rosmawati, 2010).
Hovland, Janis dan Kelley juga membuat definisi tentang komunikasi bahwa:
”communication is the process by which an individual (the communicator) transmits
stimuli (ussualy verbal symbols) to modify the behavior of the individuals (the
audience)
yakni
komunikasi
adalah
suatu
proses
melalui
seseorang
(komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan untuk
mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak), (Cangara, 2009).
Dalam buku Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik,
Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan adalah
12
menjawab pertanyaan: who says what? in which channel? to whom? with what
effect? Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek (akibat) tertentu. Willbur Schramm mengatakan bahwa
komunikasi selalu menghendaki adanya paling sedikit tiga unsur, yaitu: sumber
(source), pesan (message), dan sasaran (destination), (Suhandang, 2010:16).
Kata kunci dari komunikasi adalah adanya sesuatu “makna” atau pengertian
(meaning) yang terkandung dalam setiap pesan (ide, gagasan, informasi, perasaan,
dan lain-lain) yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi.
Berangkat dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, maka Suprapto
(2011) menggolongkan ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian
secara etimologis, terminologis, dan paradigmatis.
1. Etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu komunikasi
berasal dari bahasa Latin ‘communication’, dan perkataan ini bersumber dari
kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang
dikomunikasikan.
2. Terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian pesan pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
3. Paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen
berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Hafied Cangara (2010) menyatakan bahwa komunikasi hanya bisa disebut
komunikasi jika memiliki unsur-unsur pendukung yang membangunnya sebagai
body of knowledge, yakni: sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, umpan balik,
dan lingkungan. Unsur-unsur ini juga sering disebut komponen atau elemen. Adapun
unsur-unsur yang dimaksud tersebut dijelaskan sebagai berikut:
SUMBER
PESAN
MEDIA
PENERIMA
UMPAN BALIK
Gambar 2.1 Unsur Komunikasi
(Sumber : Cangara,2010)
EFEK
13
a. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia sumber bisa terdiri satu
orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi,
lembaga atau negara. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau
dalam bahasa Inggris dikenal sebutan source, sender, encoder.
b. Pesan
Pesan dalam komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat
atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan
kata message, content, atau information.
c. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada
penerima.
Media
komunikasi ada
yang
berbentuk
saluran
antarpribadi, media kelompok, da nada pula dalam bentuk media massa.
Istilah media banyak digunakan dengan sebutan berbeda, misalnya saluran,
alat, sarana, atau dalam bahasa Inggris disebut channel atau medium.
d. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima biasa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
organisasi instansi, departemen, partai atau negara. Penerima biasa disebut
dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan,
konsumen, klien, target atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau
receiver.
e. Efek
Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek ini bisa terjadi
pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, efek
bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan,
14
sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. Efek biasa
juga disebut dampak atau akibat.
f. Umpan Balik
Ada yang beranggapan bahwa tanggapan balik atau umpan balik sebenarnya
merupakan salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.
Akan tetapi, karena pengaruh tidak selamanya berbalik kepada penerima,
tanggapam balik dapat dibedakan dengan pengaruh. Tanggapan balik sangat
penting karena bisa dikatakan semua komunikasi yang menginginkan
keharmonisan memerlukan tanggapan balik. Tanggapan balik juga biasa
dikenal dengan sebutan reaksi atau dalam bahasa Inggris disebut feedback
atau response.
g. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologi, dan
dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses
komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya
kendala alam, atau ketidaksetaraan sarana komunikasi seperti telepon, kantor
pos atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya,
ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi,
misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial.
Lingkungan psikologis ialah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam
berkomunikasi. Misalnya, menghindari kritik yang dapat menyinggung
perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak.
Sementara itu, lingkungan dalam bentuk waktu atau kondisi menunjukkan
situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi.
2.2.2 Teori Komunikasi Massa
Istilah ‘komunikasi massa’ yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli untuk secara sederhana
mendefinisikan komunikasi massa. Kata ‘massa’ sendiri memiliki banyak arti dan
bahkan kontroversial, dan istilah ‘komunikasi’ sendiri masih belum memiliki definisi
15
yang dapat disetujui bersama. Namun dengan demikian, definisi komunikasi menurut
Gerbner dalam Morissan (2010) adalah interaksi sosial melalui pesan (social
interaction through messages), tampaknya merupakan definisi yang dipandang
paling sulit dipatahkan, setidaknya definisi itu sangat ringkas dan cukup tepat
menggambarkan gejala komunikasi. Namun dengan demikian, terdapat upaya untuk
terus mengajukan definisi lainnya agar dapat menggambarkan proses kerja (working
definition) serta sifat-sifat komunikasi secara umum.
Istilah ‘massa’ menggambarkan sesutau (orang atau barang) dalam jumlah
besar, sementara ‘komunikasi’ mengacu pada pemberian dan penerimaan arti,
pengiriman dan penerimaan pesan. Salah satu definisi awal komunikasi oleh
Janowitz dalam Morrisan (2010) adalah komunikasi massa terdiri atas lembaga dan
teknik dimana
kelompok-kelompok terlatih menggunakan
teknologi
untuk
menyebarluaskan simbol-simbol kepada audiens yang tersebar luas dan bersifat
heterogen. Definisi oleh Janowitz ini berupaya untuk menyamakan kata ‘komunikasi
massa’ dengan pengiriman (transmisi) pesan yang hanya menekankan pada aspek
pengiriman saja, definisi ini tidak memasukan aspek respons dan interaksi.
Menurut Bittner dalam buku Psikologi Komunikasi (Rakhmat, 2011), definsi
yang paling sederhana tentang komunikasi massa yaitu,
“Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large
number og people”
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan bahwa
komunikasi massa merujuk pada “pesan”, namun menurut Wiryanto (2006)
“komunikasi
massa
merupakan
suatu
tipe
komunikasi
manusia
(human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi”. Dengan
demikian, dapat kita simpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk
komunikasi yang memanfaatkan media massa untuk menyebarkan pesan kepada
khalayak luas pada saat yang bersamaan.
Menurut Wright dalam Severin dan Tankard, Jr (2010) mendefinisikan
komunikasi massa dalam tiga ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen,
dan anonim.
16
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa
mencapai sebanyak mungkin anggota audiens serempak dan sifatnya
sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang
kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
2.2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Para ahli mengemukakan tentang beberapa fungsi komunikasi massa,
pembahasan komunikasi massa menjadi suatu pembahasan yang cukup penting,
terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi massa
menurut Dominick dalam Ardianto dan Q-Aness (2007):
1. Pengawasan (Surveillance)
Dalam fungsi ini terbagi menjadi dua, yaitu pengawasan peringatan
(warning and beware surveillance) yang terjadi ketika media massa
menginformasikan tentang ancaman yang penting untuk diketahui oleh
khalayak, dan pengawasan instrumental (instrumental surveillance), yaitu
penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat
membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penafsiran (Interpretation)
Fungsi penafsiran ini hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media
massa tidak hanya memasok fakta dan data, tapi juga memberikan penafsiran
terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi memilih dan memutuskan
peristiwa-peristiwa yang ditayangkan.
3. Pertalian (Lingkage)
Media massa bisa menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
4. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of Values)
Fungsi ini bisa disebut sebagai sosialisasi. Media merupakan sebuah
model dan peran, dimana kita mengamati dan menirunya.
17
5. Hiburan (Entertaiment)
Pada dasarnya media massa menjalankan fungsinya sebagai media
hiburan. Televisi merupakan media massa yang mengutamakan sajian
program hiburan, dimana hampir tiga perempat bentuk siaran televisi
merupakan program hiburan. Begitu juga dengan radio, dimana siarannya
banyak memuat acara hiburan.
2.2.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media
massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam
komunikasi massa adalah :
a. Komunikator
-
Merupakan pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi
informasi modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka
informasi tersebut dengan cepat ditangkap oleh publik.
-
Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagai informasi,
pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar
tanpa diketahui jelas keberadaan mereka.
-
Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili
institusi formal yang bersifat mencari keuntungan dari penyebaran informasi
tersebut.
b. Media Massa
Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran secara massal dan juga dapat diakses oleh masyarakat secara massal.
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.
Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan:
-
Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media
edukasi.
-
Sebagai media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan
informasi kepada masyarakat.
18
-
Terakhir media massa sebagai media hiburan.
c. Informasi (pesan) Massa
Informasi massa merupakan informasi yang diperuntukan kepada masyarakat
secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi.
Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan
kepada individu masing-masing.
d. Gatekeeper
Merupakan penyeleksi informasi-informasi. Sebagaimana diketahui bahwa
komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa,
mereka inilah yang akan menyeleksi informasi yang akan disiarkan atau tidak
disiarkan.
e. Khalayak (publik)
Khalayak merupakan massa yang menerima informasi massa yang disebarkan
oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah
media massa.
f. Umpan Balik
Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya mempunyai sifat tertunda
sedangkan dalam komunikasi tatap muka bersifat langsung. Akan tetapi, konsep
umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin
majunya teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat
tradisional (Bungin, 2006).
2.2.2.3 Efek Komunikasi Massa
Terdapat tiga dimensi efek komunikasi massa, yakni kognitif, afektif, dan
konatif (Ardianto, 2007). Efek kognitif berhubungan dengan pemikiran dan
penalaran. Efek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, dan sikap. Sedangkan
efek afektif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut
cara tertentu.
19
1. Efek Kognitif
Efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.
Dalam efek kognitif ini akan dibahas mengenai bagaimana media massa
dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, khalayak
memperoleh informasi mengenai benda, orang, atau tempat yang belum
pernah diketahui secara langsung.
2. Efek Afektif
Efek ini mempunyai kadar yang lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan
dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu
informasi, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat merasakan
perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan lain sebagainya.
3. Efek Konatif
Efek ini merupakan akibat yang timbul dari diri khalayak dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. Misalnya siaran kesejahteraan keluarga yang
banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga
memiliki keterampilan baru, adegan kekerasan dalam televisi atau film akan
menyebabkan orang menjadi beringas. Contoh-contoh ini mencerminkan
tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan, dan gerakan
khalayak yang tampak dalam kehidupan sehari-sehari.
2.2.2.4 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Menurut Nurudin (2007), komunikasi massa memiliki ciri-ciri:
1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, melainkan
kumpulan orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan
bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Yang dimaksudkan di sini adalah, penonton televisi beragam pendidikan,
umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam,
memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka
adalah komunikan televisi.
20
3. Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan yang terdapat di dalam komunikasi massa tidak ditujukan
kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain,
pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural.
4. Proses komunikasi berlangsung satu arah
Komunikator dan komunikan tidak dapat berhubungan secara langsung
karena proses komunikasinya dilakukan melalui media massa. Dengan kata
lain dapat diartikan komunikasi massa bersifat satu arah.
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir
bersamaan dalam keadaan yang terpisah.
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayak media
massa sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis, seperti misalnya
pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Seiring dengan
perkembangan teknologi sudah terjadi revolusi komunikasi massa dengan
perantara satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan
yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan sekarang televisi
sudah melakukan siaran langsung (live) dan bukan siaran rekaman
(recorded).
7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang lebih dikenal sebagai penapis informasi atau palang
pintu atau penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini mempunyai
fungsi
sebagai
orang
yang
ikut
menambah
atau
mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih
mudah dipahami.
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka tayangan reality show 86
merupakan komunikasi massa dimana komunikator yang ada di dalam program ini
bukan hanya satu orang, melainkan banyak orang yaitu, polisi yang sedang bertugas,
orang yang melanggar peraturan, orang yang berada di sekitar terjadinya perkara atau
masyarakat sekitar, penonton (audience) yang mencakup dari berbagai macam latar
belakang pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan, agama,
21
dan lain sebagainya. Pesan dalam program ini juga tidak ditujukan khusus kepada
satu orang atau kelompok masyarakat tertentu, dengan kata lain pesannya ditujukan
kepada khalayak yang plural. Acara reality show 86 ini disiarkan melalui media
massa elektronik yaitu televisi maka orang-orang yang terlibat dalam acara tersebut
berhubungan secara langsung serta tayangan ini bisa dinikmati secara bersamaan
dalam keadaan yang terpisah.
2.2.3 Media Massa
Media massa adalah sebuah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan
dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, radio, televisi, dan film (Cangara: 2006).
Menurut Apriadi Tamburaka dalam buku Agenda Setting Media Massa
(2012), menjelaskan bahwa media massa merupakan sarana penyampaian
komunikasi dan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal,
bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka
informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masingmasing.
Sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan dan sangat mempengaruhi proses
komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini adalah keberadaan media massa.
Dewasa ini media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi
massa. Bahkan adanya ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian
besar.
Dennis McQuail (2010) mengemukakan beberapa asumsi mengenai media
massa:
1. Media adalah sebuah industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri
lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki
peraturan dan norma-norma yang menghubungkan industri tersebut dengan
masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di sisi lain, institusi media diatur oleh
masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lain.
22
3. Media merupakan wadah yang semakin berperan untuk menampilkan
peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional
maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan
norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat
dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan
penilaian normatif yang terdapat dalam berita dan hiburan.
2.2.3.1 Jenis-Jenis Media Massa
Pada dasarnya media massa terbagi atas dua jenis, yakni media cetak dan
media elektronik.
1. Media Cetak
Media cetak dapat diartikan sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk
menyebarkan informasi secara tertulis dan mendetail yang informasi tersebut
berkaitan dan bermanfaat bagi masyarakat atau khalayak. Dalam media cetak
terbagi lagi yaitu surat kabar dan majalah (Ardianto, dkk).
-
Surat Kabar
Surat kabar merupakan media yang memberikan informasi secara tertulis dan
terperinci. Surat kabar juga dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau.
Surat kabar merupakan media massa pertama untuk menyampaikan informasi
yang dibutuhkan oleh khalayak. Keunggulan dari surat kabar ini adalah
terperinci dan tertulis, jadi berbentuk dokumen yang mudah dibawa dan dicari
ketika dibutuhkan.
-
Majalah
Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Untuk
majalah dari awal tim redaksi harus sudah menentukan siapa pangsa pasar
mereka berdasarkan umur, gender, dan juga sosial. Majalah juga diterbitkan
oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa
menentukan jenis, bentuk, dan sasaran khalayaknya.
23
2. Media Elektronik
Media elektronik adalah media yang menggunakan alat-alat mekanis. Media
elektronik terdiri dari:
-
Radio
Radio adalah suatu medium komunikasi dimana pesan berupa suara diubah
menjadi sinyal suara, dipancarkan dari suatu sumber dengan antene pemancar,
tanpa perangkat kabel, melalui gelombang elektromagnetik, kemudian
diterima oleh antene penerima, pada pesawat penerima, yang mengubah sinyal
suara menjadi pesawat penerima, yang mengubah sinyal suara menjadi pesan
berupa suara kembali (Wibowo, 2012).
-
Televisi
Televisi adalah media massa yang menggunakan alat-alat elektronis dengan
memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton di
rumah-rumah tak mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak ada unsurunsur radio. Dan tak mungkin dapat melihat-lihat gambar yang bergerak pada
layar pesawat televisi, jika tidak ada unsur-unsur film (Wibowo, 2007).
-
Film
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian melalui gambar melalui layar
lebar, tetapi dalam pengertian luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi.
Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio menjadi
sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan. Film
dapat diputar berkali-kali pada tempat dan khalayak atau audience yang
berbeda (Cangara, 2012).
2.2.4 Televisi
Televisi adalah media massa yang menggunakan alat-alat elektronis dengan
memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture). Penonton di rumah tidak
mungkin dapat menangkap siaran televisi, kalau tidak ada unsur-unsur radio, dan
tidak mungkin dapat melihat gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika
tidak ada unsur-unsur film (Wibowo, 2007).
2.2.4.1 Fungsi Televisi
Televisi mempunyai fungsi yang sama seperti media massa lainnya, yaitu
memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk (Ardianto, dkk, 2009).
24
1.
Fungsi Informasi
Televisi mempunyai peran sebagai media penyampaian informasi tidak hanya
dalam bentuk siaran langsung, yaitu berita yang dibacakan penyiar yang
didukung oleh gambar faktual, tetapi juga menyiarkan ceramah, diskusi, dan
komentar. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu menyiarkan
informasi yang sangat memuaskan.
2. Fungsi Pendidikan
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh
untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak atau audience yang
berjumlah banyak. Sesuai dengan makna pendidikan, maka acara yang
ditayangkan juga merupakan acara yang dapat menambah pengetahuan
khalayak atau audience.
3. Fungsi Hiburan
Televisi sebagai sarana hiburan mempunyai fungsi yang lebih dominan
dibandingkan dengan fungsi yang lainnya. Karena sebagian besar acara
televisi diisi oleh acara-acara hiburan seperti lagu, film, sinetron, dan lain
sebagainya. Fungsi televisi sebagai hiburan sangatlah penting karena menjadi
salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu dari aktifitas di luar
rumah. Televisi hadir dengan konten yang dibutuhkan oleh khalayak atau
audience.
2.2.4.2 Karakteristik Televisi
Dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Ardianto, dkk, (2009)
menyebutkan beberapa karakteristik televisi, yakni:
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yaitu dapat didengar sekaligus dilihat
(audiovisual). Maka dari itu keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis
sehingga tidak tumpang tindih antara gambar dan juga suara agara dapat
dinikmati oleh khalayak.
25
2. Berpikir Dalam Gambar
Terdapat dua tahapan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah
visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung
sebuah gagasan pesan sehingga menjadi gambar secara individual. Kedua, adalah
penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar secara
individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu.
3. Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio pengoperasian televisi lebih kompleks dan
melibatkan banyak orang. Jika dilihat dari segi peralatan yang digunakan
televisi memerlukan peralatan yang lebih banyak, dan dalam pelaksanaan
operasionalnya pun juga lebih rumit serta membutuhkan orang yang banyak
dan terlatih.
2.2.4.3 Progam Televisi
Program berasal dari bahasa Inggris proggrame atau yang berarti acara atau
rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program
untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang diartikan sebagai pesan yang
disajikan dalam berbagai bentuk.
Namun dalam dunia penyiaran di Indonesia untuk mengacu pada pengertian
acara, kata “program” lebih sering digunakan daripada kata “siaran”. Program adalah
segala bentuk yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan
khalayak atau audience (Morissan. 2008).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program televisi adalah segala
hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience-nya.
Acara yang diberikan dalam sebuah program merupakan faktor yang membuat
penonton tertarik untuk mengikuti acara yang ditayangkan baik oleh stasiun televisi
ataupun radio.
2.2.4.4 Jenis Progam Televisi
Terdapat berbagai macam jenis program televisi, namun dapat dikelompok
menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu (Morissan, 2011):
26
1. Program Informasi (Jurnalistik)
Program informasi adalah program jenis siarannya bertujuan untuk
memberikan informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu audience terhadap
suatu hal serta menambah informasi kepada audience. Program informasi
dibagi menjadi dua bagian yaitu, berita keras (Hardnews) dan berita ringan
(Softnews).
2. Program Hiburan (Artistik)
Program hiburan adalah segala bentuk program yang bertujuan untuk
menghibur audience baik dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.
-
Drama
Pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter
seseirang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain yang melibatkan
konflik dan emosi. Program televisi yang masuk dalam program jenis drama
adalah sinetron dan film.
-
Permainan
Suatu bentuk program yang terdiri dari sejumlah orang baik individu maupun
kelompok yang saling berkompetisi untuk mendapatkan sesuatu. Program ini
dirancang dengan melibatkan audience. Program permainan atau game show
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu quiz show, ketangkasan, reality show.
3. Musik
Program berjenis musik dapat ditampilkan dengan dua format, yaitu
videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di luar
studio (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor).
4. Pertunjukan
Program pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio
ataupun di luar studio. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis
program yang paling banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi.
27
2.2.4.5 Konten Program
Dalam sebuah program acara memiliki beberapa konten-konten penting yang
harus diperhatikan untuk menarik perhatian audience, di antaranya adalah sebagai
berikut :
1. Narasi
Naskah merupakan ide atau gagasan yang berbentuk susunan kalimat,
dimana susunan kalimat tersebut bisa diketahui maksud dan tujuannya,
karena terdapat informasi/pesan yang ingin disampaikan (Darwanto, 2007).
Dalam penyusunan/pembuatan naskah perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:
a. Jelas
Ketika membuat naskah kejelasan merupakan prioritas utama. Kata
dan kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”,
narrator hanya memiliki satu kesempatan untuk berkomunikasi
dengan penonton. Berbeda dengan pembaca koran yang dapat
membaca artikel secara berulang-ulang kali sampai dapat dipahami
secara jelas.
b. Ringkas
Naskah disusun dengan menggunakan kalimat-kalimat ringkas dengan
menggunakan kalimat yang biasa diucapkan saat bercakap-cakap.
Sebaiknya hindari pemakaian anak kalimat, satu ide untuk satu
kalimat.
c. Sederhana
Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam
bahasa sehari-hari, tidak rumit, dan hindari penggunaan istilah asing,
gaya bahasa birokrasi, bahasa hukum atau jargon.
d. Aktif
Kalimat yang digunakan dalam naskah berbentuk kalimat aktif, bukan
kalimat pasif.
e. Imajinatif
Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi penonton dengan
kekuatan audio dan visual, agar pesan dapat tersampaikan dengan
baik dan emosional penonton dapat terbangun.
28
f. Hindari Akronim
Jika ada dan harus menggunakan kata-kata akronim atau singkatan,
maka sebaiknya sesudah atau sebelum kata tersebut dijelaskan apa
artinya.
g. Global
Yang dibutuhkan oleh penonton adalah inti berita, karena waktu
narrator terbatas sehingga sedapat mungkin hindari detail yang tidak
perlu.
h. Bercerita
Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat
langsung. Naskah harus “berbicara”, yakni “menceritakan” orang
berbicara apa, dimana, bagaimana, mengapa, dana sebagainya.
2. Narasumber
Narasumber
merupakan
komponen
yang
penting
dalam
proses
wawancara, karena tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan
keterangan langsung dari sumbernya, yaitu keterangan actual dari pelaku atau
saksi peristiwa.
Narasumber yang baik adalah orang yang berpengetahuan dalam sesuatu
bidang dan yang memiliki perasaan tajam yang sama dengan wartawan
tentang perlunya publik mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Dalam menemui narasumber yang seperti disebutkan di atas tidaklah
mudah, jika itu ditemui maka harus dijalin hubungan yang baik , sehingga
dapat dimanfaatkan bila diperlukan. Narasumber juga memiliki motif dalam
memberikan keterangan, namun narasumber juga memiliki rasa keberatan
untuk memberikan informasi (Kusumaningrat, 2005).
3. Materi Acara
Materi isi berita bisa dikelompokkan ke dalam berita pernyataan,
pendapat, ide/gagasan, berita ekonomi, berita keuangan, berita politik, berita
sosial masyarakat, berita olahraga, berita hiburan, berita tentang aspek-aspek
ketertarikan manusiawi atau minat insani (Sumadiria, 2010).
Materi acara dalam program 86 adalah seputar kegiatan kepolisian dalam
menegakkan peraturan hukum yang berlaku. Di sini ditayangkan bagaimana
29
polisi dalam melakukan tugasnya menertibkan masyarakat yang melanggar
hukum yang berlaku. Tidak hanya sekedar melakukan operasi atau razia
namun juga diinformasikan dengan jelas peraturan apa-apa saja yang harus
ditaati dan dipatuhi.
4. Lokasi
Dalam broadcasting, program acara dapat dibedakan menjadi dua jenis
program acara siaran tidak langsung (recording) baik berjenis drama dan nondrama serta program acara siaran langsung (live), baik yang berasal dari
studio maupun luar studio yang dapat melalui transmisi satelit atau
microwave (Setyobudi, 2006).
Program 86 termasuk ke dalam program acara tidak langsung (recording),
kejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu baru kemudian dilakukan proses
penyempurnaan baik sistem audio melalui mixing atau dubbing dan sistem
video melalui proses editing, titling, chroma key, pemberian effect, dan
sebagainya, yang dalam TV Production dikenal dengan istilah Post
Production.
Sejak pertama kali ditayangkan sampai sekarang “86” selalu disiarkan
secara recording dari tempat lokasi syuting. Sehingga segala hambatan,
kendala, maupun kesalahan dapat diperbaiki saat proses editing. Selain itu
juga lokasi syuting dalam program ini selalu berpindah-pindah tidak monoton
di satu tempat saja, sesuai dengan topik dan bahasan yang sedang dibahas.
2.2.5 Uses and Effect Theory
Teori Uses and Effect pertama kali dicetuskan oleh Sven Windahl pada tahun
1979, teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori
tradisional mengenai efek. Konsep “use” (penggunaan) merupakan bagian yang
sangat penting atau pokok dari suatu pemikiran. Karena pengetahuan mengenai
penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan
perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media
massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata
menunjuk pada tindakan mempersepsi (Ardianto, dkk: 2007).
Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang
lebih kompleks, di mana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk
30
memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi.
Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. Pada teori uses and
gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar
individu, sedangkan dalam uses and effect kebutuhan hanya salah satu dari faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu,
harapan, dan persepsi terhadap media dan tingkatan akses terhadap media, akan
membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan
isi media massa (Ardianto,dkk: 2007).
Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan
penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini.
Hubungan antara penggunaan dan hasilnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk
yang berbeda, antara lain:
1.
Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media
menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media
hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut
dinamakan efek. Dalam pengertian ini pula, uses and gratification hanya
akan dianggap berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau
melemahkan efek dari isi media.
2.
Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan
daripada
karakteristik
isi
media.
Penggunaan
media
dapat
mengecualikan, mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya, di
samping
dapat
pula
memiliki
konsekuensi
psikologis
seperti
ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan merupakan
penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi.
3.
Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi
media (melalui perantara penggunaannya) dan sebagian lain oleh
penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang
bekerja secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan terjadinya
suatu hasil yang kita sebut ‘conseffects’. Di mana sebagian dari hasil
disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian
lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara
otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan.
31
Ilustrasi mengenai hubungan-hubungan dapat dilihat pada gambar berikut:
ISI MEDIA
PENGGUNAAN
MEDIA
ISI MEDIA
PENGGUNAAN
MEDIA
KONSEKUENSI
ISI MEDIA
PENGGUNAAN
MEDIA
CONSEFFECT
EFEK
Gambar 2.2 Hubungan Uses and Effect
(Sumber : Ardianto,dkk,2007)
Hasil-hasil ini dapat ditemukan pada tataran individu maupun tataran
masyarakat. Gambaran selengkapnya dapat disimak pada diagram berikut:
32
Keputusan untuk
menggunakan
alternatif fungsional
Akses kepada harapan
dan persepsi terhadap
media, isi, dan
komunikator
Audience dan
karakteristik
intra/ekstra individu,
termasuk kebutuhan
dan kepentingan
Keputusan untuk
menggunakan media
dan isi
Penggunaan media:
Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan
dengan isi yang digunakan, cara konsumsi
Media dan karakteristik isi
Hasil pada tataran individu
Efek: terutama
disebabkan oleh
media /
karakteristik
Konsekuensi:
terutama
disebabkan oleh
pengguna media
Conseffects:
disebabkan
sekaligus oleh
isi dan
penggunaan
media
Hasil pada tataran lainnya
Gambar 2.3 Hasil Uses and Effect
(Sumber : Ardianto,dkk,2007)
2.2.6 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2011).
33
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yang disebut AIETA, yaitu:
a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap
subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2011).
Ada enam kategori kecakapan berfikir pada manusia, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah
dipelajari sebelumnya. Ini adalah tingkat pengetahuan paling rendah.
2. Pemahaman (comprehension)
Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada atau bisa dikatakan
sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan secara benar.
3. Penerapan (application)
Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang
telah dipelajari ke dalam situasi yang baru. Dalam tingkatan ini diartikan
juga sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip, dan lain
sebagainya.
34
4. Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan
mencoba memahami struktur informasi. Kemampuan analisa ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada
untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada
sebelumnya, misalnya dapat menyusun, menggunakan, meringkas,
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan
kriteria-kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita lihat sesuai
dengan tingkatan-tingkatan di atas. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang
(Notoatmodjo, 2011).
2.3
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Di dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hubungan antar variabel
independen dengan dependen berupa hubungan korelasional dan hubungan sebab
akibat dan bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
yang nantinya akan diketahui hasil positif atau negatif.
35
Pengetahuan
Hukum
followers
twitter
@86netmedia
Program 86
di NET.
Variabel (X)
Variabel (Y)
ISI
PROGRAM
KECAKAPAN
BERFIKIR
Narasi
Pengetahuan
Narasumber
Narasi
Materi Acara
Lokasi
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
(Sumber : Pengolahan Data Penelitian, 2015)
Keterangan :
1. Variabel Independen (X)
Merupakan variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktor-faktor
yang diukur untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diamati.
Dalam penelitian ini variabel independen (X) adalah program 86 di NET.
2. Variabel Dependen (Y)
Merupakan faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul.
Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah pengetahuan hukum
followers twitter @86netmedia.
36
Download