UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN

advertisement
UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL
DAN INTRAPERSONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI
(Penelitian di MAN 4 Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh:
YANI
NIM: 1110011000070
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
I
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
skripsi berjudul Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan lnterpersonal
dan
rntrapersonal Siswa Daram pemberajaran pAI disusun oreh yani. NIM
1110011000070' Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas
Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Telah
melalui himbingan dan dinyatakn sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk
diujikan pada sidang munaqasah seuai ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.
Jakarta, 09 Januari 2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Yudhi Munadi. MA
NIP. 197012031998031003
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Up.aya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
dan
Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan
lulus dalarn ujian munaqasyah pada tanggal 05 Februari 2015 dihadapan dewan penguji. Oleh
karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.
I) dalam bidang Pendidikan
Agama Islam.
Jakarla, l0 Februari 201
Panitia Uj ian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jr"rrusan PAI)
(Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag)
Tanggal
tt/ Lof
/a
NrP. 19s80707 198703 1 005
Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)
(Marhamah Saleh. Lc. M.A)
NIP. 19720313 200801 2 010
Penguji
IOI
I
loL ?ag
(Dr. Dimyati. MA)
NIP. 19640704 199303 1 003
Penguji
ll
'1, rote
(Siti Khadijah. MA)
NIP. 1 9700727 199703 2 004
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegur
Nurl ena4.ifa'i MA. Ph. D
NIP. 19591002 198603 2 001
5
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Yani
NIM
11r001r000070
Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat
Kp. Cikiwul Baru baru. RT004iRW003. Cikiwul Kec.
antargebang Bekasi
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Guru Mengembangkan
Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran
Kecerdasan
PAI adalah
benar
hasil karya sendiri di barvah bimbingan dosen:
Yudhi Munadi, MA
Nama Pembimbing
:
NIP
: 197 01203 1 99803 1 003
Jurusan/Program
Studi
Demikian surat pernyataan
: Pendidikan Agama Islam
ini
(PAI)
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahr,va skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
J
akarta, 09 Nov€mb er 201 5
w'
1
93966243
@
Yani
ABSTRAK
Kecerdasan interpersonal dan intrapersonal adalah bagian kecerdasan dari
Sembilan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, yang ditemukan oleh Howard
Gardner, kecerdasan interpersonal ini melibatkan kemampuan memahami dan
bekerjasama dengan orang lain, membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta
perasaan orang lain, sedangkan kecerdasan intrapersonal ini merupakan
kemampuan
memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman
tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat
(kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi,
temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan
menghargai diri. Andaikan para pendidik di sekolah mampu menggali dan
mengembangkan serta mengarahkan anak didik mereka sesuai dengan
kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya maka peluang keberhasilan anak didik
akan lebih besar karna guru sangat berperan dalam mengembangkan kecerdasankecerdasan yang dimiliki anak didiknya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI..
Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta, dengan menggunakan pendekatan
kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data diperoleh melalui melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa guru MAN 4 Jakarta
membuat perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP dan dalam proses
pembelajaran pun guru menggunakan metode, strategi dan media yang relevan
yang dapat mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswanya
khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Penggunaan metode,
strategi dan media yang digunakan cukup baik dan dapat menunjang
pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam
pembelajaran PAI.
iii
ABSTRACT
Interpersonal and intrapersonal intelligence is the intelligence section of the
Nine intelligence possessed by humans, discovered by Howard Gardner,
interpersonal intelligence involves the ability to understand and cooperate with
others, distinguish the moods, intentions, motivations and feelings of others, while
the intrapersonal intelligence is the ability to understand themselves and to act on
that understanding. This intelligence includes the ability to understand oneself
accurate (strengths and limitations); awareness of the moods, intentions,
motivations, temperament, and desires, as well as the ability to self disciplined,
understand and appreciate themselves. Suppose the educators at the school is able
to explore and develop and direct their students according to its intelligences then
the chances of success of the students will be greater because the teacher was
instrumental in developing intelligences owned protege.
The purpose of this study was to determine teachers' efforts to develop
interpersonal and intrapersonal intelligence students in learning PAI .. This
research was conducted in MAN 4 Jakarta, using a qualitative approach to
generate descriptive data in the form of words written or spoken of the people and
behaviors that can observed. Data obtained through observation, interviews, and
documentation.
Based on the results of this research is that teachers MAN 4 Jakarta create
lesson plans in the form of a syllabus and lesson plans and also a teacher in the
learning process using the methods, strategies and relevant media to develop
intelligences owned by students, especially interpersonal and intrapersonal
intelligence. The use of methods, strategies and media used quite well and can
support the development of interpersonal and intrapersonal intelligence students
in learning PAI.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik-NYA, puji syukur saya panjatkan kehadirat illahi
rabbi, penguasa seluruh alam semesta, Allah Yang Maha Agung yang selalu
memberikan limpahan rahmat, karunia dan kebaikan, petunjuk serta kekuatan
sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul Upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Seiring dengan selesainya skripsi ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1.
Dr. Hj. Nurlena Rifa’I, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
2.
Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI), dan Hj. Marhamah Shaleh, Lc, MA sebagai Sekertaris Jurusan
Pendidikn Agam Islam (PAI).
3.
Bapak Yudhi Munadi, MA selaku dosen pembimbing skripsi, penulis
ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas saran, kritik dan masukan yang
telah mengarahkan dengan sabar dan penuh harapan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4.
Seluruh dosen FITK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya
kepada penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
5.
Dra. Nurlaelah, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta, dewan guru serta
seluruh staf karyawan MAN 4 Jakarta yang telah memberikan izin penulis
untuk
melakukan
penelitian
di
sekolah
tersebut,
sehingga
dapat
terselesaikannya skripsi ini.
6.
Seluruh guru PAI MAN 4 Jakarta, yang telah meluangkan waktunya untuk
diwawancari dan bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian ini.
7.
Seluruh siswa MAN 4 Jakarta.
v 8.
Bapak
Esan
dan
Ibu
Kanah
tercinta
yang
selalu
menyayangiku,
mendukungku, dan menyemangatiku. Terimakasih atas segala doa, nasehat,
kasih sayang dan pengorbanan kalian yang tulus. Mungkin ini belum bisa
membalas jasa-jasa Bapak dan ibu berikan, semoga ini akan menjadi salah
satu wujud terimakasih ananda kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.
9.
Saudara kandungku yang terkasih Ade wacih kurniasih, Irfan Maulana, Ade
Sania Putri yang tak pernah bosan memotivasi dan mendoakan serta
membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada calon sumamiku Wisna Ramdani
yang selalu mendoakan,
menyemangati, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih atas segala doa, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang
diberikan.
11. Kepada sahabat-sahabatku Sofi Roziqoh , Siti Suci Lestari, Nur Hamimah
hayati, Sulas Fadhliati, Siti Lupiah, Siti Maeraroh,Albert ferdinan dan semua
keluarga P20AI, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan rasa
kekeluargaan yang erat, yang selalu indah untuk dikenang dan tidak bisa
penulis lupakan dalam menggapai semua cita-cita kita ini. Terimakasih
kepada semuanya. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian untuk kita
semua.
12. Teman-teman angkatan 2010 yang telah mengajarkan penulis arti sebuah
persahabatan dan kedewasaan dalam berfikir.
13. Kepada teman-teman kosanku nuy, ela, dan rara yang selalu menyemangati
dan mendoakanku
14. Seluruh pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu, namun tidak
mengurangi rasa terimakasih dan penghargaan penulis kepadanya.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.Penulis berharap semoga ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
vi Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 9 Januari 2015
Penulis
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ………………………………
i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI …………………………..
ii
ABSTRAK …………………………………………………………………...
iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
BAB I
BAB II
x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………
5
C. Pembatasan Masalah…………………………………….......
5
D. Rumusan Masalah……………………………………………
6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil penelitian………………………
6
KAJIAN TEORI
A. Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal…………
1. Pengertian Pengembangan Kecerdasan...........................
2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal……………............
7
7
9
3. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal….... 11
4. Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal……….. 13
5. Indikator Kecerdasan Interpersonal………………………. 15
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan…………. 16
7. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal……………………. 17
B. Konsep Kecerdasan Intrapersonal………………………….. 18
1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal…………………...... 18
2. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Intrapersonal……. 19
3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal………... 21
viii
4. Indikator Kecerdasan Intrapersonal……………………… 23
5. Pentingnya Kecerdasan Intrapersonal……………………. 24
C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…………………….. 25
1. Pengertian pembelajaran…………………………………. 25
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam……………………. 26
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam………………………..
28
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam……………… 30
5. Fungsi Pendidikan Agama Islam………………………..
31
D. Penelitian Yang Relevan…………………………………… 32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………. 34
B. Latar Penelitian……………………………………………… 34
C. Metode Penelitian…………………………………………… 35
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data.....................
37
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Penelitian……….. 39
F. Analisis Data…………………………………………............ 40
BAB IX
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta.......................................
43
B. Deskripsi Data........................................................................ 48
C. Pembahasan........................................................................... 49
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan..........................................................................
B. Implikasi..............................................................................
C. Saran ...................................................................................
63
64
64
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
66
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
: Pedoman Wawancara Guru
LAMPIRAN 2
: Pedoman Wawancara Siswa
LAMPIRAN 3
: SILABUS
LAMPIRAN 4
: RPP
LAMPIRAN 6
: Uji Referensi
LAMPIRAN 7
: Surat Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 8
: Permohonan Izin Penelitian
LAMPIRAN 9
: Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu istimewa dan beragamnya kecerdasan manusia, dan begitu banyak
pula sisi-sisi lainnya yang belum terkuak. Menurut Howard Gardner dalam
bukunya Hamzah B. Uno bahwa Manusia memiliki kecerdasan-kecerdasan
yang beragam di antaranya kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa,
kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan naturalis.1 Jika
kecerdasan-kecerdasan tersebut digali secara terus menurus dengan cara yang
tepat , maka akan muncul manusia-manusia yang unggul pada masing-masing
di bidangnya.
Sayangnya, sistem budaya, pendidikan, dan persekolahan kita selama ini
masih belum begitu memperhatikan jenis-jenis kecerdasan yang lain selain IQ.
Padahal manusia pada dasarnya selalu bersifat terbuka untuk cerdas, sesuai
dengan pilihan dan lingkungannya. Mereka berpikir, berimajinasi, merasa dan
memaknai suatu realitas dan tindakannya dengan cara yang tidak mungkin
semuannya sama.2 Masih banyak orang yang tidak menyadari akan kecerdasan
yang dimilikinya yang sebenarnya mereka mempunyai banyak ragam
kecerdasan selain kecerdasan intelektual.
Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai
modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan
dikembangkan serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan
pembelajaran yang terarah dan terpadu, yang dikelola secara serasi dan
1
Hamzah B. Uno dan Misri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:
bumi Aksara, 2009), h. 11
2
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful
Interlligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 13
1
2
seimbang dengan memperhatikan pengembangan potensi peserta didik secara
utuh dan optimal.3
Oleh karena itu di sini pengelola pendidikan khususnya guru berperan
penting dalam membantu mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang
dimiliki anak didiknya. Jika guru mampu menggali dan mengarahkan anak
didiknya sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang mereka miliki, tentu saja
peluang keberhasilan akan sangat besar.
Oleh karena itu, strategi manajemen pendidikan perlu secara khusus
memperhatikan
pengembangan
potensi
peserta
didik
yang
memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa, karena Tugas pendidik memfasilitasi
siswa agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi.
Namun pemahaman pendidik tentang karakteristik individu siswanya pada
umumnya masih kurang, sehingga sering muncul keluhan pendidik, siswa sulit
memahami pelajaran, bahkan suatu hal yang ironis menganggap siswanya
bodoh
Tidak ada anak bodoh, yang ada anak yang menonjol pada satu atau
beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi
kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat
merancang sebuah motede khusus yang dapat membantu merangsang potensi
kecerdasan ganda anak tersebut.4 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kecerdasan anak, sehingga kecerdasan mereka dapat berkembang sesuai
dengan kecerdasan yang mereka miliki.
Akan tetapi strategi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama ini
masih bersifat masal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan
yang sama kepada semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat
kecakapan, kecerdasan, minat, bakat, dan kreativitasnya.
Oleh karena itu pemahaman karakteristik siswa harus diketahui oleh
pendidik sehingga dalam belajar, pendidik harus dapat memfokuskan siswanya
3
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), h. 2
4
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), h. 42.
3
agar melibatkan pikirannya, karena dalam pikiran tersebut ada kecerdasan,
dimana
setiap
individu
memiliki
bermacam-macam
kecerdasan
atau
kecerdasan ganda, yakni bukan hanya kecerdasan IQ yang dimiliki individu.
Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003, telah menjelaskan
tentang SISDIKNAS bab II pasal 3 (Dasar, Fungsi dan Tujuan) yaitu:
Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 5
Pendidikan bertujuan untuk menciptakan manusia yang cerdas, cakap dan
kreatif. Karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala
perubahan dan permasalahan yang dihadapinya. Namun suatu perkembangan
dan kemajuan seseorang tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan
kecerdasan intelektual yang mengandalkan kemampuan berlogika semata.
Akan tetapi masih banyak dari kita yang mengidentikkan kecerdasan
dengan IQ (Intelligence Quotient) atau menghubung-hubungkan kecerdasan
seseorang dengan siswa yang hanya cerdas dalam hal intelektualnya. Padahal
keberhasilan dalam kehidupan tidak hanya ditentukan oleh IQ saja. Namun
masih banyak kecerdasan-kecerdasan lain yang dapat menunjang keberhasilan
seseorang.
Menurut Howard Gardner dalam bukunya Hamzah B. uno yang berjudul
mengelola kecerdasan dalam pembelajaran menegaskan bahwa skala
kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak keterbatasan
sehingga kurang akurat dalam meramalkan kinerja yang sukses untuk masa
depan seseorang. Dan kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur
kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal,
kecerdasan kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.6
Berbagai pengalaman menunujukan, banyak anak yang berhasil di sekolah
atau tergolong anak pandai dan juara kelas, ternyata tidak berhasil dalam
5
Undang-undang SISDIKNAS, (Bandung: FOKUSMEDIA, 2009) Bab. II, h. 5-6.
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), h. 11
6
4
kehidupan. Sebaliknya, anak yang memiliki kecerdasan interpersonal ia tidak
terlalu pandai, tapi karena memiliki kemampuan sosial yang baik dan dapat
berinteraksi dengan sesamanya dan pandai bekerjasama, ia lebih berhasil dalam
mengarungi hidup masyarakat.
Ada seorang siswa di dalam kelasnya, sebenarnya ia pintar atau bisa
dikatakan ia mempunyai potensi yang cukup baik. Namun di sisi lain, ia tidak
mempunyai keberanian misalnya dalam berdiskusi, atau dalam setiap kegiatan
yang membuatnya lebih terlihat kreatif, sehingga potensi yang ia miliki bisa
terasah dengan baik. Dari sini bisa terlihat bahwa pentingnya kecerdasan
intrapersonal dan interpersonal bagi seseorang. Jika seorang siswa memliki
kecerdasan intrapersonal, ia akan mampu mengali segala kekurangan dan
kelebihan yang ia miliki, dan bagi siswa yang memiliki kecerdasan
interpersonal ia akan mampu bekerja sama dengan orang lain dan mampu
berinteraksi dengan baik.
Akan tetapi siswa sering kali tidak menyadari akan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya. Oleh karena itu disini
seorang guru berperan penting untuk membantu mengembangkan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal yang siswa miliki.
Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta
didik yang mempunyai potensi beragam. Dalam konteks ini guru lebih
berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang menentukan segalagalanya bagi peserta didik. Guru harus lebih terbuka menerima gagasangagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan
kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah
secara kreatif. Tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan yang maksimal.7
Pendidikan Agama Islam seyogyanya dapat mengembangkan kecerdasankecerdasan yang dimiliki anak didiknya secara optimal, bukan hanya
7
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), h. 26-27
5
kecerdasan intelektualnya saja yang dikembangkan khususnya kecerdasan
interpersonal dan kecerdasan intrapersonal, karena dengan kecerdasan
interpersonal siswa bisa mempunya sifat sosial yang tinggi karena manusia
sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan sesamanya dan bisa
menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama dan berprilaku baik dengan
sesamanya. Sedangkan
dengan kecerdasan
intrapersonal
siswa
dapat
mengintropeksi diri, khususnya dapat lebih menghayati keimanannya terhadap
Tuhannya. Jadi guru pendidikan agama islam sangat dituntut untuk dapat
mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
pengamatan tentang: UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN
INTERPERSONAL
DAN
INTRAPERSONAL
SISWA
DALAM
PEMBELAJARAN PAI.
B. Identifikasi Masalah
1. Minimnya kesadaran siswa akan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
yang dimiliki.
2. Kebanyakan guru Pendidikan Agama Islam hanya mengedepankan pada
pembinaan kecerdasan intelektual saja tanpa memperhatikan kecerdasankecerdasan
yang lainnya
khususnya
kecerdasan
interpersonal
dan
intrapersonal.
3. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan siswa khususnya
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka lingkup masalah yang akan dibahas
hanya dibatasi pada kajian: “UPAYA GURU MENGEMBANGKAN
KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA
DALAM PEMBELAJARAN PAI”
6
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa.
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal
dan intrapersonal
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal siswa.
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
2. Manfaat Hasil penelitian
a. Bagi siswa, agar siswa dapat menyadari dan mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya.
b. Bagi guru, dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan
atau mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswanya
khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.
c. Bagi sekolah, dapat menambah pengetahuan tentang kecerdasan
majemuk yang perlu dikembangkan selain kecerdasan intelektual dan
menambah pengetahuan untuk mengembangkan kecerdasan majemuk
yang dimiliki siswanya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal
1. Pengertian Pengembangan Kecerdasan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling cerdas karna
Allah telah menganugrahkan kecerdasan kepada setiap manusia. Dengan
kecerdasan itu mereka dapat melengkapi kehidupannnya. Namun
kecerdasan itu harus dilatih agar bisa tampil keluar, serta dilihat oleh orang
lain. Seseorang yang cerdas, maka ia bisa menjadi manusia seutuhnya.
Dalam Kamus Besar Indonesia, “pengembangan” berarti proses, cara,
perbuatan mengembangkan.1
Psikolog kognitif, Howard Gardner dari Harvard, melihat bahwa ada
banyak kecerdasan, bukan hanya satu, dan menjelaskan bahwa kecerdasan
adalah pengetahuan atau kemampuan untuk mengemas satu produk atau
menggunakan suatu keterampilan dalam suatu cara yang dinilai oleh satu
atau lebih kebudayaan.2
Beberapa ahli mendeskripsikan “kecerdasan sebagai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah, ahli lain mendeskripsikannya sebagai
kapasitas beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Ahli lain berpendapat
bahwa kecerdasan meliputi karakteristik seperti kreativitas dan keahlian
interpersonal”.3
Menurut Howard Gardner dalam buku yang ditulis oleh Eric Jensen
yang berjudul memperkaya otak cara memaksimalkan potensi setiap
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h. 538
2
Eric Jensen, Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks,
2008), cet 2, h.25-26
3
John W. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h. 317
7
8
pembelajaran: kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan pada skor
standar semata (tes IQ), melainkan dengan ukuran [1] kemampuan
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu, [2]
kemampuan mengasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, [3]
kemampuan menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam
budaya seseorang.4
Menurut Herbert dalam buku yang ditulis oleh Yatim Riyanto
“intelegensi adalah kualitas bawaan sejak lahir, sebagai hal yang berbeda
dari kemampuan yang diperoleh melalui belajar”.
Menurut pendapat Binet dalam bukunya Yatim Riyanto “intelegensi
merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan
yang dimiliki dan diwarisi sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi
oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu lingkungan turut berperan
dalam pembentukkan kemampuan intelegensi”.5
Menurut M. Alisuf Sabri, “Intellegensi merupakan suatu kemampuan
umum individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan
keberhasilannya dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah yang
dihadapi”.6
William Stern dalam bukunya Abu Ahmadi dan Widodo supriyono,
“Intellegensi ialah suatu daya jiwa untuk mendapat menyesuaikan diri
dengan cepat dan tepat di dalam situasi baru‟.7
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki
4
Eric Jensen,Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks,
2008), cet 2, h. 42
5
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 219-220
6
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2006), h. 112
7
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h.
34
9
seseorang dalam memecahkan masalah secara cepat dan tepat, makin
tinggi kecerdasaan seseorang maka akan semakin cepat dan semakin tepat
juga dalam memecahkan masalah. Jadi pengembangan kecerdasan adalah
cara
mengembankan
kemampuan
yang
dimiliki
individu
yang
menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam
bertindak memecahkan masalah yang dihadapi”
2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal
Menurut May Lwin, “Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Kecerdasan ini
adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan,
temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan
menanggapinya secara layak”.8
Menurut Thomas Armstrong, kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud,
motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
pada ekspresi wajah, suara gerak-isyarat; kemampuan membedakan
berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi
secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu
(misalnya, mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan
tertentu).9
Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk
peka terhadap perasaan orang lain. Orang yang mempunyai kecerdasan
interpersonal dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain sehingga
mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan ini
juga dapat
disebut sebagai kecerdasan sosial, yang mempunyai
kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, dan juga
memiliki kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani
8
May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan
Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 197
9
Thomas Armstrong, Sekolah para Juara, (Bandung: Kaifa, 2003), h.4
10
perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain,
dan sebagainya.10
Menurut Thomas Armstrong, “kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain”.11
Menurutnya orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal ini
dapat bekerja sama dengan baik dan orang yang mempunyai kecerdasan
ini dapat dengan mudah mengajak sekelompok orang untuk mencapai
suatu tujuan yang sama.
Kecerdasan inilah yang memungkinkan kita untuk membangun
hubungan dengan masyarakat. Adapun kecerdasan interpersonal bukan
sesuatu yang dibawa sejak lahir, akan tetapi sesuatu yang harus
dikembangkan
melalui
pembinaan
dan
pengajaran,
sama
seperti
kecerdasan lainnya. Karena itu, waktu terbaik untuk mulai membangun
kecerdasan interpersonal adalah ketika muda.
Mereka yang memiliki kecerdasan ini biasanya memiliki keterampilan
intuitif yang kuat. Mereka pintar membaca suasana hati, temperamen,
motivasi, dan maksud orag lain. 12
Maka dengan demikian dapat disimpulkan kecerdasan interpersonal
adalah kemampuan seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungannya
dan kemampuan bekerja sama yang baik dengan orang lain, orang yang
mempunyai kecerdasan interpersonal ini sangat menyadari bahwa dia tidak
dapat hidup sendiri dan menyadari bahwa ia memperlukan bantuan orang
lain.
10
Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 13
11
Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 4
12
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful
Interlligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 156
11
3. Stragegi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal
Beberapa siswa membutuhkan kesempatan untuk melemparkan
gagasan kepada orang lain agar dapat belajar secara optimal di kelas.
Pelajar yang bersifat sosial ini paling merasakan manfaat dari belajar
kelompok. Namun, karena semua siswa memiliki derajat kecerdasan
interpersonal yang berbeda-beda, pendidik perlu mengetahui pendekatan
dan pengajaran yang melibatkan interaksi antar siswa.
Strategi-strategi berikut ini dapat membantu guru menyentuh
kebutuhan siswa akan kebersamaan dan hubungan dengan orang lain.
a. Berbagi Rasa dengan teman Sekelas.
Mungkin berbagi rasa adalah strategi kecerdasan majemuk yang paling
mudah diterapkan.Yang anda harus lakukan hanyalah mengatakan
kepada siswa “Berbaliklah kearah teman di sebelahmu dan mulailah
bercerita. Tentang….” Titik disini dapat diisi dengan topik apapun.
Anda dapat meminta siswa mengolah materi yang baru saja diajarkan di
kelas. Atau Anda ingin memulai pelajaran dengan cara berbagi rasa ini
untuk membuka apa yang sudah diketahui siswa tentang topik yang
sedang dipelajari.
b. Kerja Kelompok.
Pembentukan kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran umum
adalah komponen utama model belajar kelompok. Kelompok ini efektif
jika terdiri atas tiga sampai delapan orang. Siswa-siswi dalam kelompok
ini dapat mengerjakan tugas belajar dengan bermacam-macam cara.
Kelompok dapat mengerjakan tugas tertulis secara kolektif misalnya
dengan setiap anggota menyumbangkan gagasan. Mereka juga dapat
berbagi tanggung jawab dengan berbagai cara.
12
c. Simulasi.
Simulasi melibatkan sekelompok orang yang secara bersama-sama
menciptakan lingkungan “serba seadanya”. Tatanan sementara ini
mempersiapkan suasana untuk kontak yang lebih langsung dengan
materi yang dipelajari. Misalnya, siswa yang mempelajari periode
sejarah tertentu menggunakan kostum periode tersebut, mengubah
ruang kelas seperti pada zaman tersebut.13
d. Interaksi interpersonal
Diberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan
tamennya dalam proses pembelajaran.
e. Mengajari teman sekelas
Istilah ini sama dengan tutor sebaya dimana salah satu siswa menjadi
tutor dan pasanganya yang mendengarkan.14
Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih
strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu
akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki
cara belajar yang berbeda-beda. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan
interpersonalnya tinggi strategi yang telah disebutkan di atas dapat
digunakan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa,
dimana guru memberikan waktu ke kepada siswa untuk melemparkan
gagasannya dan berinteraksi antara guru dengan siswa serta antara siswa
dengan siswa.
13
Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 144-148
14
Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia
Pendidikan, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 84
13
4. Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal
menurut Thomas Armstrong.
a. Berilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman,
kenalan, kerabat, dan orang lain, dan tetaplah menjalin hubungan
dengan mereka.
Contoh dalam dunia pendidikan, berilah kartu nama kepada teman atau
kerabat baru
b. Tetapkan untuk mengenal teman baru setiap harinya (atau dalam
seminggu).
c. Bergabunglah dengan kelompok relawan atau kelompok yang
berorientasi memberikan pelayanan.
Contoh dalam dunia pendidikan, bergabunglah dengan kelompok teman
yang suka mengadakan kegiatan sosial.
d. Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekan
mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat.
e. Selenggarakan sebuah pesta dan undanglah sekurang-kurangnya tiga
orang yang tidak begitu Anda kenal.
f. Hadirilah sebuah sesi psikoterapi kelompok atau sesi terapi keluarga
secara teratur.
g. Ambil peran kepemimpinan dalam kelompok Anda, baik di tempat
kerja atau di lingkungan permukiman.
Contoh dalam dunia pendidikan, ambil peran sebagai pemimpin kelas
atau pemimpin yang ada di lingkungan sekolah seperti OSIS.
h. Buatlah kelompok pendukung sendiri.
i. Ikuti sebuah kursus diperguruan tinggi setempat mengenai keterampilan
komunikasi antarpribadi.
j. Bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah program
berdasarkan kesamaan minat.
k. Adakan pertemuan keluarga secara teratur di rumah Anda.
14
l. Berkomunikasilah dengan orang lain melalui jaringan komputer buletin
elektronik.
m. Adakan sesi sumbang saran secara berkelompok di tempat kerja Anda.
n. Ikuti retret pasangan suami-istri.
o. Kuasai seni perilaku sosial yang wajar dengan membaca buku tentang
sopan santun dan bahaslah hal ini dengan seorang yang Anda anggap
pandai bersosialisasi.
p. Mulailah percakapan dengan orang-orang di tempat umum.
q. Mulailah untuk menyurati orang-orang dalam sebuah jaringan kerja di
seluruh negeri bahkan dunia secara teratur.
r. Hadirilah reuni keluarga, sekolah, atau yang berkaitan dengan
pekerjaan.
s. Mainkan pertandingan luar rumah yang tidak kompetitif atau kooperatif
bersama keluarga dan teman.
t. Berkenalanlah dengan anggota masyarakat kebudayaan “Kami” dan
terapkan sifat-sifat terbaik dari gaya pergaulannya ke dalam hidup Anda
sendiri.
u. Bergabunglah dengan kelompok yang bertujuan membantu Anda
bertemu dengan orang-orang baru.
v. Tawarkan diri Anda untuk mengajar, membimbing, atau membina
orang lain melalui organisasi sukarela atau tidak resmi.
w. Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari selama satu atau dua
minggu untuk mengamati cara orang berinteraksi di tempat umum.
x. Renungkan hubungan Anda dengan sekitar Anda, meluas hingga
masyarakat dan negeri Anda, dan apa akhirnya mencakup seluruh
planet.
y. Pelajarilah kehidupan orang terkenal yang mahir bersosialisasi (para
dermawan, pengacara, politikus, pekerja sosial) melalui riwayat hidup,
film, dan media lain, kemudian belajarlah mengikuti contoh mereka.15
15
Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 114-115
15
Cara-cara di atas dapat membantu kita mengembangkan kecerdasan
interpersnol kita. Dengan cara-cara itu kecerdasan yang kita miliki akan
berkembang dengan baik.
5. Indikator kecerdasan Interpersonal
Berikut ini indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi:
a. Berteman dan berkenalan dengan mudah
b. Suka berada di sekitar orang lain.
c. Ingin tahu mengenai orang lain dan ramah terhadap orang asing
d. Menggunakan bersama mainannya dan berbagi permen dengan temantemannya.
e. Mengalah kepada anak-anak lain.
f. Mengetahui bagaimana menunggu giliran selama bermain.16
g. Suka menolong orang lain
h. Tidak egois
i. Mengenali perasaan dan emosi orang lain
j. Mengetahui kebutuhan orang lain
k. Mampu membuat hubungan yang tepat dengan orang lain
l. Mampu memahami sudut pandang dan sikap orang lain.17
16
May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan
Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 205
17
Makmun Mubayidh, kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar), h. 23-24
16
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang
sudah tentu setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, dan
kecerdasan itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Faktor Hereditas
Faktor ini ditentukan oleh sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, batas
kecakapan atau kecerdasan seseorang dalam memecahkan suatu
masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
b. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Keluarga
Peran keluarga dalam perkembangan kecerdasan anak sangat
besar, seperti kultur dalam keluarga, tingkat pendidikan orang tua,
tingkat ekonomi, dan realita kehidupan.
2) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal sebagai
tempat pengembangan kepribadian anak secara menyeluruh. Dari
sekolah, anak akan mendapatkan pengetahuan, teman, dan
pengalaman.
c. Faktor Gizi
Seperti halnya tumbuhan, otak pun membutuhkan nutrisi dan gizi
yang tepat dalam bekerja. Otak bekerja tanpa henti, maka nutrisi yang
sangat dibutuhkan sangat banyak jika otak kekurangan gizi maka otak
tidak akan bekerja secara maksimal.
d. Faktor kebebasan
Kadang orang sering mengatakan belajar yang baik adalah belajar
yang tanpa ada tekanan. Dengan membebaskan anak menggunakan
kecerdasannya dalam belajar, ia akan mengerjakan tugasnya dengan
17
baik sehingga hasilnya pun dapat memuaskan karna ia belajar dengan
kecerdasan yang disukainya.
7. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal
Kita semua tahu bahwa memiliki persahabatan yang kuat akan
membantu kita dalam kehidupan pribadi maupun profesional kita. Akan
tetapi, banyak orang gagal menyadari betapa penting sebenarnya „cerdas
bermasyarakat‟ itu. Ada beberapa alasan penting mengapa memiliki
kecerdasan interpersonal tingkat tinggi bukan hanya penting tetapi juga
merupakan dasar bagi kesejahteraan anak Anda, khususnya ketika dia
menjadi orang dewasa.
Di bawah ini beberapa alasan mengapa Anda mengkin ingin memulai
berusaha mengembangkan kecerdasan interpersonal anak Anda.
a. Untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah
menyesuaikan diri.
Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah satu akar penyebab
tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Orang-orang yang
kecerdasan interpersonal yang rendah cenderung tidak peka, tidak
peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain. Salah satu hal
yang dapat Anda lakukan untuk memastikan bahwa anak Anda tumbuh
menjadi anak yang mudah menyesuaikan diri secara sosial adalah
mengajarkan kecerdasan bermasyarakat yang benar.
b. Menjadi berhasil dalam pekerjaan.
Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka tumbuh menjadi
orang yang berkarir yang berhasil dan menjanjikan. Sebagai akibatnya,
banyak orang tua seperti ini cenderung menekankan pada anak mereka
agar mendapatkan nilai yang baik dan memenangkan beasiswa yang
bergengsi. Sebenarnya, banyak orang yang cerdas secara teknis tidak
pernah mencapai tataran tinggi dalam karirnya karena mereka kurang
mampu bergaul secara baik dengan orang lain, sedangkan orang yang
belum tentu memiliki IQ tertinggi melaju ke depan dalam karir mereka,
18
karena mereka mampu mengetahui orang yang tepat dan memanfaatkan
keterampilan kerjasama mereka.
c. Demi kesejahteraan Emosional dan fisik.
Anda pasti pernah mendengar ungkapan, „No man is an island‟ (Tidak
ada orang dapat hidup sendirian), sesungguhnya, orang memerlukan
orang lain agar mendapatkan kehidupan seimbang secara emosional dan
fisik.18
Manusia sebagai makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Untuk mendukung terjalinnya
hubungan yang baik kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting
dimiliki setiap individu. Kecerdasan ini sangat penting karna pada
dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri.
B. Konsep Kecerdasan Intrapersonal
1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal
Thomas Armstrong mendefinisikan Kecerdasan Intrapersonal adalah
kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman
tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat
(kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud,
motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri,
memahami dan menghargai diri.19
Kecerdasan intrapersonal menunujukan kemampuan seseorang untuk
peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk
menggali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. Peserta didik semacam ini sering melakukan intropeksi diri,
mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk
18
May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan
Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 198-202
19
Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 4
19
memperbaiki diri. Beberapa di antaranya cenderung menyukai kesunyian
dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.20
Sedangkan menurut May lwin beserta kawan-kawannya, kecerdasan
intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini
adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab
atas
kehidupannya
sendiri.
Orang-orang
yang
berkecerdasan
intrapersonalnya tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada
apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian-diri.
Mereka selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka
dan mereka juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka
sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing kehidupan
mereka sendiri.21
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
intrapersonal adalah suatu kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam
mengenali dirinya sendiri, orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal
ia mampu memotivasi dirinya sendiri dan ia mengetahui kelemahan dan
kelebihan yang dimilikinya, ia pun memiliki kemandirian serta keyakinan
yang kuat untuk mencapai tujuan hidupnya.
2. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Intrapersonal
Sebagian besar siswa menghabiskan waktu di kelas selama enam jam
sehari, enam hari setiap minggu bersama tiga puluh sampai empat puluh
orang lain. Bagi individu yang kecerdasan intrapersonalnya sangat kuat
berkembang suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan.
Karena itu, guru perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
menikmati dirinya sendiri sebagai pribadi yang otonom yang memiliki
20
Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h. 14
21
May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan
Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 233
20
sejarah hidup yang unik dan rasa individualis yang mendalam setiap
harinya.
Strategi berikut ini akan membantu mencapai tujuan tersebut dengan
cara yang sedikit berbeda.
a. Sesi refleksi satu menit. Selama pelajaran diskusi, penelitian atau
kegiatan yang lain sebaiknya mendapatkan waktu “jeda” yang cukup
untuk mengawas diri atau merenung. Sesi refleksi satu menit
memberikan waktu bagi para siswa untuk mencerna informasi yang
mereka terima, atau menghubungkan informasi dengan peristiwaperistiwa dalam kehidupan mereka sendiri.22
b. Belajar Mandiri atau Mandiri
Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan tugasnya
secara mandiri.
c. Game dan kegiatan individual
Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan nya
sendiri.23
Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih
strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu
akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki
cara belajar yang berbeda-beda oleh karena itu seorang guru harus
mengetahui karakteristik yang dimiliki siswanya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bagi siswa yang memiliki
kecerdasan intrapersonal yang tinggi jika terlalu lama di dalam kelas
suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan. Karena itu, guru
perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menikamti dirinya
22
Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h.149
23
Thomas Armstrong, Sekolah Para juara Menerapkan Multiple intelligeces di Dunia
Pendidikan, (Bandung: kaifa, 2003), h. 85
21
sendiri memberikan waktu untuk mereka mengerjakan tugas secara
mandiri. Cara ini bisa dilakukan dengan strategi yang telah disebutkan di
atas.
3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal
Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal menurut
Thomas Armstrong.
a. Datangi bimbingan individu atau jalani psikoterapi
Contoh dalam dunia pendidikan, datangi guru bimbingan konseling
b. Pelajari “Peta diri” dalam sosiologi dunia barat/filosofi Timur.
Contoh pelajari catatan diri sendiri
c. Belajarlah bermeditasi.
Contoh belajarlah untuk intropeksi diri
d. Dengarkan kaset dan video tentang motivasi.
e. Tuliskan autobiografi Anda.
f. Ciptakan ritual pribadi atau ritual perjalanan hidup Anda.
g. Rekam dan tafsirkan mimpi Anda secara teratur.
h. Bacalah buku self-help.
i. Tentukan tempat yang tenang di rumah Anda untuk melakukan
intropeksi.
j. Belajarlah sesuatu yang baru, misalnya keterampilan, bahasa, atau
kumpulan pengetahuan dalam bidang yang Anda minati secara
otodidak.
k. Mulailah bisnis Anda sendiri.
l. Kembangkan hobi atau minat yang membuat Anda berbeda dari orang
banyak.
m. Ikutilah pelajaran tentang latihan bersikap tegas atau pengembangan
kepercayaan diri.
22
n. Ikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan
kelemehan khusus Anda dalam berbagai bidang.
o. Tentukan sasaran jangka pendek dan jangka panjang Anda dan
kemudian tindaklanjuti rencana itu.
p. Hadirilah seminar yang dirancang untuk mengajar Anda mengenal diri
atau “diri” sendiri.
q. Buatlah buku atau catatan harian untuk merekam gagasan, perasaan,
sasaran, dan kenangan Anda.
r. Amatilah biografi dan autobiografi orang besar yang memiliki
kepribadian hebat.
s. Libatkan diri Anda dalam perilaku yang meningkatkan harga diri
sehari-hari.
t. Ikuti doa di rumah ibadah secara teratur.
u. Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri Anda sekurang-kurangnya
satu kali.
v. Caritahu mana “mitos” pribadi Anda dan hayatilah.
w. Sediakan cermin untuk mengamati ekspresi Anda dalam keadaan batin
atau keadaan pikiran yang berbeda-beda.
x. Luangkan waktu sepuluh menit setiap petang untuk meninjau kambali
secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang Anda alami
hari itu.
y. Luangkan waktu dengan orang yang mempunyai rasa diri yang kuat dan
wajar.24
25 cara di atas adalah cara yang dapat membantu mengembangkan
kecerdasan intrapersonal, jika kita menggunakan cara-cara tersebut
kecerdasan intrapersonal yang kita miliki akan berkembang dengan baik.
24
Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 132-133
23
4. Indikator kecerdasan Intrapersonal
Adapun indikator kecerdasan intrapersonal diantaranya yaitu:
a. Senang bekerja sendiri dan cukup mandiri.
b. Memiliki keyakinan yang tinggi.
c. Memiliki kendali yang baik .
d. Termotivasi sendiri dalam mengejar cita-citanya.
e. Dapat mengintropeksi kesalahannya sendiri.25
f. Merasakan jati diri
g. Merasa istimewa dan unggul
h. Memahami apa yang ada di balik perasaan Anda
i. Mampu mengendalikan emosi
j. Mampu menghadapi kegagalan
k. Mampu melawan kecerobohan.26
Jika dalam diri kita terdapat indikator-indikator yang ada di atas
berarti kita mempunyai kecerdasan intrapersonal.
25
May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan
Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 240
26
Makmun Mubayidh, kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar), h. 22-23
24
5. Pentinga Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal tidak hanya penting bagi mereka yang
berjuang untuk menjadi pemimpin dan atasan, tetapi pada dasarnya
penting bagi setiap orang yang ingin menguasai kendali atas kehidupannya
dan karena itu mencapai keberhasilan dan keamanan. Dari sinilah maka
kecerdasan ini kadang-kadang dikenal sebagai kecerdasan penguasaan diri.
Berikut ini beberapa alasan mengapa penting bagi setiap orang untuk
menjadi cerdas diri.
a. Mengembangkan
pemahaman
yang
kuat
mengenai
diri
yang
membimbingnya kepada kestabilan Emosi.
Orang-orang dengan pemahaman yang lemah terhadap diri sendiri
cenderung dengan mudah menjadi tidak stabil secara emosional di
bawah tekanan atau penderitaan. Karena itu mereka tidak dapat
mengatasi banyak tantangan hidup, memilih untuk menderita tekanan
emosional dan menyerah dengan mudah. Jika anak Anda tidak belajar
bagaimana mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri, dia
juga akan mudah terkena kritik, kesepian dan kejemuan.
b. Mengendalikan dan mengarahkan emosi
Yang lebih sering terjadi, yang menghalangi kita mengambil tindakan
dalam
kehidupan
kita
dan
mewujudkan
impian
kita
adalah
ketidakmampuan kita mengendalikan dan mengarahkan emosi kita.
Orang-orang yang tidak pernah belajar untuk mengarahkan emosi
mereka akan merasa sangat terikat oleh perasaan ini. Mereka
mengetahui bahwa mereka harus menemukan suatu pekerjaan yang
lebih baik tetapi mereka terhambat oleh ketakutan akan penolakan dan
kegagalan. Orang-orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang
tinggi memiliki suatu pemahaman yang dalam mengenai perasaan
mereka dan dapat mengarahkan emosi tersebut sedemikian rupa
sehingga mereka dapat memberdayakannya untuk mengambil tindakan.
25
c. Mengatur dan memotivasi diri
Bukanlah
lebih
sering
bahwa
menghambat kita untuk mencapai
penundaan
penyelesaian
tugas
sesuatu yang lebih baik dalam
kehidupan? Biasanya, apa yang membedakan orang-orang yang berhasil
dengan yang lainnya adalah kemampuan mereka untuk memotivasi diri
mereka dan orang lain untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukan.
Sebaiknya, orang-orang dengan kecerdasan intrapersonal yang rendah
harus bersandar pada orang lain untuk memotivasi mereka.
d. Bertanggug jawab atas kehidupan diri sendiri.
Orang-orang
dengan
kecerdasan-diri
yang
tinggi
cenderung
bertanggung jawab dan menjadi pemilik kehidupan mereka sendiri.
Mereka merasa bertanggung jawab atas akibat dari apa yang mereka
hasilkan. Ketika ada hal-hal yang tidak beres, mereka cepat mengambil
tanggung jawab. Mereka adalah orang-orang yang selalu merasa bahwa
mereka mengendalikan kehidupan mereka sendiri.Sebaliknya, orangorang yang dengan kecerdasan intrapersonal rendah umumnya
cenderung mengambil peran sebagai korban.27
C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemah dari kata instruction yang dalam
bahasa
Yunani
disebut
instruction
atau
intruere
yang
berarti
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran.28
27
May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan
Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h.234-236
28
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 256
26
Pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan
keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai peserta didik melalui
berbagai interaksi dan pengalaman belajar.29
Menurut Wina Sanjaya, “Pembelajaran adalah sebagai proses
kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan
sumber yang ada baik potensi yang bersumber dalam diri siswa itu sendiri
seperti minat, bakat dan kemampuan dasar termasuk gaya belajar sebagai
upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu”.30
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs dalam bukunya Bambang
Warsita, “pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajaran peserta didik, yang berisi serangkain peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang sifatnya
internal”.31
Dengan demikian pembelajaran adalah proses interaksi antara guru
dan murid. Dimana guru membantu muridnya agar dapat belajar dengan
baik dan tercapainya tujan pembelajaran.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya Abdul Majid dan Dian
Andayani yang berjudul “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi”
menyebutkan pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
29
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), h. 100
30
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media
Group), hal. 26
31
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008),h. 266
27
secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.32
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Menurut
Tayar Yusuf dalam bukunya Abdul Majid dan Dian
Andayani yang berjudul Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
mengartikan “pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua
untuk
mengalihkan
pengalaman,
pengetahuan,
kecakapan
dan
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa
kepada Allah SWT”. 33
Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran yang
seharusnya dinamakan “Agama Islam”, karena yang diajarkan adalah
agama islam bukan pendidikan agama islam. Nama kegiatannya atau
usaha-usaha dalam mendidikkan agama islam disebut sebagai pendidikan
agama islam. Kata “pendidik” ini ada dan mengikuti setiap mata
pelajaran.34
Dalam hal ini PAI sejajar atau sekatagori dengan pendidikan IPS/IPA
dan lain-lainnya (nama mata pelajaran adalah Matematika atau IPS/IPA
dan lain-lain), pendidikan olahraga (nama mata pelajarannya adalah
olahraga), pendidikan Biologi (nama mata pelajarannya dalah Biologi) dan
seterusnya. Sedangkan pendidikan agama islam adalah nama sistem, yaitu
sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang
32
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 130
33
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 131
34
Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 6
28
secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang
diidealkan. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun
berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits.35
Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.36
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pendidikan agama islam
adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan pendidik dalam
menyiapkan peserta didik untuk memahami dan mengamalkan ajaran
islam dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau pelatihan. Sehingga menjadi umat yang taat
akan ajaran agama.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan,
berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.37
35
Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), h. 163
36
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 132
37
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 135
29
Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman
peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
tinggi. 38
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak
ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama
islam, yaitu: (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama
islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan
peserta didik terhadap ajaran agama islam; (3) dimensi penghayatan atau
pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran
islam; dan (4) dimensi pengalamnnya, dalam arti bagaimana ajaran islam
yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau internalisasi oleh peserta
didik
itu
mampu
menumbuhkan
motivasi
dalam
dirinya
untuk
menggerakan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya
dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.39
Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam bertujuan
membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.Serta dapat mengamalkan
nilai-nilai keagamaan kedalam kehidupan sehari-hari.
38
Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 135
39
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 78
30
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Sebagaimana diketahui , bahwa inti ajaran Islam meliputi: (a) masalah
keimanan; (b) masalah keislaman (syari‟ah); dan (c) masalah ihsan
(akhlak), yang kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum
Islam (tarikh), sehingga secara berurutan : (a) ilmu tauhid/keimanan; (b)
ilmu fiqih; (c) al-Qur‟an; (d) al-Hadits; (e) akhlak; (f) tarikh Islam.40
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya
dalam ruang lingkup Al-qur‟an dan al-hadis, keimanan, akhlak,
fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup
pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan
dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,
sesama Manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun
minallah wa hablun minannas).41
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
ruang lingkup pendidikan agama islam berpusat pada sumber utama ajaran
Islam, yakni al-Qur‟an dan as-Sunnah, sebagaimana firman Allah dalam
surat al-Baqarah ayat 2 dan al-Isra‟ ayat 9:
           
“Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah:2).42
           
 
     
  
40
Zuhairini, dan abdul ghofur, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang:
UM Press, 2004), h. 48
41
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3,h. 131
42
Al-Qur‟an dan Terjemah , (Bandung: CV.J –Art, 2005), h. 2
31
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang
mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.
(Q.S. Al-Israa’: 9).43
Dengan demikian, as-Sunnah berfungsi sebagai penjelas terhadap alQur‟an dan sekaligus dijadikan sebagai sumber pokok ajaran Islam serta
dijadikan pijakan atau landasan dalam lapangan pembahasan Pendidikan
Agama Islam.
Dari kedua sumber tersebut, baik pada jenjang pendidikan dasar
maupun menengah kemampuan yang diharapkan adalah sosok siswa yang
beriman dan berakhlak. Hal tersebut tentunya selaras dengan tujuan
Pendidikan Agama Islam seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu sosok
siswa yang secara terus menenus membangun pengalaman belajarnya, baik
pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
5. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Dijelaskan oleh Abdul Majid dan Dian Andayani bahwa kurikulum
pendidikan agama islam untuk sekolah/madrasah berfungsi, yaitu
“Pengembangan, Penanaman nilai, Penyesuaian mental, Perbaikan,
pencegahan, dan Penyaluran”.44
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allh SWT yang telah ditanamkan dalam kehidupan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban mananamkan
keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut
dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar
43
Al-Qur‟an dan Terjemah , (Bandung: CV.J –Art, 2005), h. 284
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 134-135
44
32
keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian
hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian
mental,
yaitu
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelamahan peserta didik dan keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain.
D. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang kecerdasan interpersonal pernah dilakukan oleh Sofyan
Adenansi yang berjudul Upaya Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa
dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat diketahui bahwa guru membuat perencanaan pembelajaran berupa,
silabus, RPP dan menggunakan metode, strategi, serta media yang relevan
guna mengembangkan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal
dapat berkembang dalam pembelajaran PAI dengan cara menggunakan
metode, strategi, serta media yang relevan dengan materi yang diajarkan.
Perbedaannya skripsi ini hanya menjelaskan kecerdasan interpersonal saja.45
45
Sofyan Adenansi, Upaya mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Madania Indonesian School with world class
standard, skripsi SI Jurusan PAI UIN Jakarta, (Jakarta: Pespustakan UIn, 2012), h. 67
33
Selain itu penelitan juga pernah dilakukan oleh Wafa Zahruddin yang
berjudul Peranan ESQ terhadap Kecerdasan Intrapersonal Siswa. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwanya training ESQ berperan dalam
meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa. Perbedaannya adalah skripsi ini
hanya membahas tentang kecerdasan intrapersonal saja dan jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian lapangan.46
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoirunnisa dengan judul
skripsi “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan
Emosional Siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI”, tujuan penelitian ini
untuk mengetauhi peranan guru pendidikan agama islam dalam membina
kecerdasan emosional siswa, kecerdasan emosional adalah bagian dari
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dimana hasil penelitian
disimpulkan bahwa peranan guru pendidikan agama islam terhadap pembinaan
kecerdasan emosional siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI dengan
katagori baik.47
Dari ketiga judul tersebut ada persamaan dan perbedaan dengan judul yang
peneliti teliti diantaranya adalah sebagai berikuti:
1. Persamaan dan perbedaannya yaitu: dari hasil yang diperoleh dari judul
yang pertama sama-sama menjelaskan kecerdasan interpersonal akan tetapi
perbedaannya
adalah
judul
ini
tidak
menjelaskan
kecerdasan
intrapersonalnya sedangkan peneliti menjelaskan dua macam kecerdasan itu.
2. Persamaan dan perbedaannya yaitu: judul ini dan judul yang peneliti teliti
sama-sama menjelaskan kecerdasan intrapersonal adapun perbedaannya
judul ini hanya menjelaskan kecerdasan intrapersonal saja.
3. Persamaan dan perbedaannya yaitu judul ini sama-sama menjelaskan
tentang kecerdasan emosional dimana kecerdasan intrapersonal dan
interpersonal adalah bagian dari kecerdasan emosional.
46
Wafa Zahruddin Thohir, Peranan training ESQ Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Siswa,
skripsi S1 Jurusan PAI UIN Jakarta, (Jakarta: Perpustakan UIN Jakarta, 2012), h. 65
47
Siti Khoirunnisa, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan
Emosional Siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI, (Jakarta: Pesputakan UIN Jakarta, 2011), h.
68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian yang dijadikan objek adalah MAN 4 Jakarta berada
dekat Tol Pondok Pinang.
Penelitian ini dilaksanakan di semester ganjil selama dua bulan yang
dimulai dari bulan Oktober-November.
MAN 4 Jakarta adalah lokasi yang dipilih, karena lokasinya sangat
strategis dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan UIN syarif Hidayatullah,
selain itu, sekolah ini adalah salah satu sekolah yang terbaik di Jakarta dan
MAN 4 Jakarta memiliki banyak kegiatan interaksi sosial yang positif
B. Latar Penelitian
Madrasah ALiyah 4 Jakarta berada di dekat tol pondok pinang lokasi
yang sangat terjangkau dan sangat strategis, untuk sampai ke MAN 4 bisa di
tempuh dengan mengendarai sepeda motor, angkot, busway untuk yang
jaraknya jauh dari sekolah bahkan bisa juga berjalan kaki untuk siswa yang
rumahnya dekat dengan sekolah. Kualitas MAN 4 Jakarta selalu meningkat
mulai dari sarana prasarana, jumlah guru bahkan jumlah murid.
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta adalah lembaga pendidikan formal dan
lembaga pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas
keislaman. MAN 4 Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber
daya manusia yang unggul dalam penguasaan IPTEK dan dibekali dengan
iman dan takwa.
Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi madrasah berstandar
nasional, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan UU sistem
pendidikan nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan
sebagai rintisan madrasah bertaraf internasional sesuai surat keputusan kepala
kanwil kementrian agama prov. DKI Jakarta. MAN 4 berkomitmen untuk
34
35
terus menerus meningkatkan mutu, baik dalam aspek manajemen maupun
dalam proses akademiknya
Peneliti ingin mengadakam penelitian di sekolah ini karena MAN 4
Jakarta berkomitmen untuk terus menerus meningkatkan mutu, baik dalam
aspek manajemen maupun dalam proses akademiknya, sehingga setiap
kecerdasan anak bisa dikembangkan.
Oleh karena itu saya tertarik untuk meneliti dua kecerdasan yang dimiliki
siswa yaitu kecerdasan Interpersonal dan kecerdasan Intrapersonal.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan
situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar,
dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis
data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. 1
Menurut Lexy J. Moleong “penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.”2
Untuk memudahkan dalam mendapatkan data, fakta dan informasi yang
mengungkapkan serta menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini,
peneliti memilih metode deskriptif melalui penelitian lapangan. Metode
deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu
variable, gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu.3
1
Djam’am Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
ALFABETA, 2011), CET. III, H. 25
2
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA
KARYA, 2010), h. 6
3
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet.10, h. 234
36
Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh data
mengenai Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan
Intrapersonal Siswa di MAN 4 Jakarta.
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan adalah
1. Tahapan Pra lapangan
Tahapan-tahapan dalam penelitian yang peneliti lakukan sebelum
memasuki tahap lapangan adalah:
a. Menyusun rencana penelitian
Rencana penelitian disusun berdasarkan apa yang ada dalam Bab 1
yaitu Upaya Guru Mengembangkan kecerdasan interpersonal dan
Intrapersonal dalam Pembelajaran PAI di MAN 4 Jakarta.
b. Memilih Lapangan penelitian
Peniliti memilih MAN 4 Jakarta sebagai lapangan penelitian, karena
lokasi MAN 4 Jakarta strategis dan jarak yang tidak terlalu jauh dengan
UIN Syarif Hidayatullah dan memiliki interaksi yang positif dengan
lingkungannya.
c. Mengurus perizinan
Sebelum peneliti melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta, peneliti
meminta surat izin terlebih dahulu kepada Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Setelah itu meminta permohonan izin ke Kantor Wilayah Jakarta untuk
melaksanakan penelitian di MAN 4 Jakarta dan setelah mendapatkan
izin dari KANWIL Jakarta maka peneliti menyerahkan surat izin
penelitian dari KANWIL kepada HUMAS MAN 4 Jakarta Untuk
diserahkan kepada Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta.
37
2. Tahap Lapangan
Tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam penelitian pada saat
memasuki tahap lapangan adalah:
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Peneliti harus terlebih dahulu memahami situasi dan kondisi MAN 4
Jakarta dan peneliti harus mempersiapkan diri. Berprilaku sesuai
dengan norma-norma yang ada di MAN 4 Jakarta.
b. Memasuki lapangan
Pada saat peneliti memasuki lapangan hendaknya peneliti menciptakan
suasana yang akrab dengan lingkungan yang ada di sekitar MAN 4
Jakarta. Baik hubungan dengan guru, siswa maupun pegawai yang ada
di MAN 4 Jakarta dan sikap terbuka sehingga tidak ada suatu informasi
yang diada-adakan.
c. Berperan serta sambil mengumpulkan data
Disini peneliti terlibat langsung dalam penelitian, peneliti ikut serta di
dalam kelas ketika guru Aqidah Akhlak dan Guru Fiqih melakukan
proses pembelajaran untuk aktivitas belajar mengajar yang terjadi di
dalam kelas dan untuk mengatahui upaya apa saja yang dilakukan guru
untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
siswa dan untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang yang dapat
mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa.
Dalam pelaksanaan ini peneliti ikut serta dalam proses pembelajaran
pembelajaran
dimulai
hingga
pembelajaran
berakhir,
peneliti
mengumpulkan data dengan cara mengamati proses pembelajaran yang
sedang berlangsung, wawancara, dan lain-lain yang dapat digunakan
untuk membantu dalam pengumpulan data seperti kamera.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa prosedur dalam
pengumpulan data dan informasi
dokumentasi.
yaitu observasi, wawancara dan
38
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain
pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit, karena itu
observasi
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya.4
Mengadakan observasi menurut kenyataan, melukiskannya dengan
kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatatnya dan
kemudian mengolahnya dalam rangka masalah yang di teliti secara ilmiah
bukanlah pekerjaan yang sulit.5 Observasi diarahkan pada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.6
2. Wawancara
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relative lama.7 Wawancara adalah percakapan dan
Tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.8
Melalui wawancara (interviu) peneliti bisa mendapatkan informasi
yang mendalam (indepeth information) karena beberapa hal, antara lain
a. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang tidak
dimengerti responden.
4
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,, Kebijakan Publik dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 3, h. 115
5
S. Nasution, Metode Reseach (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 70
6
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LP3ES,
1998), cet. 1, h. 62
7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,, Kebijakan Publik dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 3, h. 108
8
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LP3ES,
1998), cet. 1, h. 72
39
b. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up question).
c. Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan.
d. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan
masa mendatang.
3. Studi Dokumentasi.
Dokumen maupun bukti-bukti catatan seringkali diperlukan oleh
peneliti sebagai bukti pendukung.9
Dokumenentasi adalah kegiatan penelitian dengan mengamati
berbagai dokumen yang berkaitan dengan judul penelitian. Dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data. Pengumpulan data baik dari
dokumen tertulis, gambar, maupun rekaman dengan didukung dengan
media yang sesuai.10
Setelah
pengumpulan
data
dengan
observasi,
wawancara
dan
dokumentasi dilakukan pengkodingan dan pengkelompokan.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan usaha untuk
meningkatkan derajat kepercayaan data.11 Pemeriksaan terhadap keabsahan
data ini, pada dasarnya dapat digunakan untuk menyanggah tuduhan akan
ketidakilmiahan penelitian kualitatif. Untuk memeriksa atau mengecek
keabsahan data peneliti akan menggunakan cara berikut:
1. Perpanjangan waktu penelitian
Perpanjangan waktu penelitian ini dilakukan saat data yang
dibutuhkan belum mencapai pada tahap jenuh atau data yang ada di
lapangan penelitian ternyata masih ada yang harus diambil untuk
melengkapi suatu analisis.
2. Ketekunan
9
A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: PT Pustaka Jaya, 2011), h. 110-111
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA
KARYA, 2010), h. 217
11
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA
KARYA, 2010), h. 107
10
40
Salah satu faktor yang dapat membuat penelitian ini berhasil adalah
terdapat pada peneliti sendiri. Muningkatkan ketekunan peneliti dapat
lebih membuat hasil penelitian yang cermat dan berkesinambungan pada
data-data yang ada sehingga mampu dianalisis dengan baik.
Mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam
kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu
usaha
membatasi
berbagai
pengaruh.
Mencari
apa
yang
dapat
diperhitungkan dan apa yang tidak. Teknik ini digunakan untuk
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secara rinci.12
3. Triangulasi
Triangulasi,
yaitu
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya.13
Triangulasi data dalam penelitian ini dengan menggunakan pengecekan
kembali data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik hasil observasi,
wawancara maupun dokumentasi selama penelitian.
F. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola mensintetiskannya, mencari, dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.14
13
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA
KARYA, 2010), h. 330
14
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA
KARYA, 2010), h. 248
41
Dalam penelitian ini, digunakan analisis model Miles and Huberman.
Langkah-langkah dalam analisis model ini diantaranya adalah:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan
pengumpulan
data
selanjutnya
dan
mencarinya
bila
diperlukan.15 Dengan demikian reduksi data sama juga dengan
kategorisasi, yaitu dengan melakukan peng-kode-an data coding. Dalam
penelitian kualitatif, coding dimaksudkan untuk:
a. Frekuensi kemunculan butir-butir temuan sehingga perlu diketahui
sebagai batu loncatan untuk membangun kategori.
b. Pemberian kode pada temuan dimaksudkan untuk mengiris-iris temuan
dan mengelompokannya dalam kategori-kategori untuk memudahkan
peneliti melakukan perbandingan temuan dalam suatu kategori atau
silang kategori
c. Perbandingan temuan dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep
teoritis.16
2. Data display
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most
frequent from of display data for qualitative research data in the past has
been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.17
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuanlitatif, kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 338.
16
A. Chaedar alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pustaka, 2011), h. 11
17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuanlitatif, kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 341.
42
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tatapi mungkin
juga tidak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MAN 4 JAKARTA
1. Sejarah singkat MAN 4
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta adalah Pendidikan tingkat
SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas Keislaman. MAN 4
Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang
unggul dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan
dibekali dengan Iman dan Takwa (IMTAK) sebagai Madrasah Aliyah
yang didirikan pada tahun 1992 hasil alih fungsi dari PGAN 28 sesuai
dengan Keputusan Menteri Agama RI nomor 64 tahun 1992 tanggal 29
April 1992. Pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta atas berbagai prestasi yang
diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta oleh
Menteri Agama RI sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal
20 Februari 1998. Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah
Standar Nasional (MSN), seiring dengan perkembangan dunia pendidikan
dan UU Sistem Pendidikan Nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4
Jakarta ditetapkan sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional
(RMBI) sesuai Surat Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta. Namun sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)
mengenai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) maka kini MAN
4 Jakarta tidak lagi berstatus sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf
Internasional (RMBI).1
2. Visi dan Misi MAN 4 Jakarta
MAN 4 memiliki visi sebagai berikut:
“PENGEMBANG
PENDIDIKAN
ISLAMI
UNGGUL
DALAM
PRESTASI”
1
http://man4jkt.kemenag.go.id/id/ di akses pada tanggal 15 november 2014 pukul 14:00
43
44
Untuk mewujudkan visi tersebut, MAN 4 jakarta menetapkan misi
yang akan disebutkan di bawah ini untuk terwujudnya cita-cita Madrasah
Aliyah (MAN) 4 Jakarta.
Dan adapun misi MAN 4 adalah:
a. Menjadikan
Agama
Islam
sebagai
Ruh
dan
Sumber
Nilai
Pengembangan Madrasah.
b. Mengembangkan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan Bernuansa
Islam.
c. Menjadikan Orang Tua Peserta Didik dan Masyarakat sebagai Mitra
dan Modal Kerja Madrasah.
d. Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat, Lingkungan dan Berbagai
Instansi yang concern terhadap Madrasah.
e. Menyiasati Kurikulum secara Cermat dan Akurat.
f. Menempatkan Tugas Pendidik Mengajar sesuai Latar Belakang Disiplin
Keilmuannya dan Meningkatkan Profesionalisme melalui Berbagai
Penataran, Pembinaan dan Pelatihan.
g. Menambah dan Mengembangkan Sarana Pendukung Pembelajaran.
h. Memotivasi Semangat Peserta Didik, Pendidik dan Seluruh Komponen
Madrasah lainnya untuk Belajar dan Kerja Keras.
i. Mengembangkan Madrasah sebagai Wahana Pengembangan Potensi
Peserta Didik.
j. Mengembangkan Madrasah melalui Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008.2
2
http://man4jkt.kemenag.go.id/id/ di akses pada tanggal 15 november 2014 pukul 14:00
45
3. Data Siswa
Kondisi siswa dan rombel smester ganjil TP 2014/2015
Kelas 10
No.
2.
Siswa Baru Kelas 10
Lk.
Pr.
Lk.
131
177
113
181
4
3
1
1
114
182
Pr.
202
Sebelumnya
Siswa Pengulang
4.
Siswa Pindah Masuk
5.
Siswa Pindah Keluar
6.
Siswa Drop-out Keluar
7.
Siswa Drop-out Kembali
9.
118
Pr.
Siswa Naik dari Kelas
3.
8.
Kelas 12
Uraian Siswa & Rombel
Lk.
1.
Kelas 11
3
1
Jumlah Siswa Total Saat
Ini
Jumlah Rombel
118
10
199
135
9
179
9
46
4. Sarana dan Prasarana
Di atas tanah seluas 2,2 hektar, berdiri sekolah MAN 4 Jakarta yang
memiliki sarana prasarana sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun
2007.
Diantara sarana dan prasarananya sebagai berikut:
Kondisi (Unit)
No.
Jenis Ruang
Baik
1.
Ruang Kelas
1
2.
Ruang Kepala Madrasah
1
3.
Ruang Guru
1
4.
Ruang Tata Usaha
1
Rusak
Ringan
Rusak Berat
Kondisi (Unit)
No.
Jenis Ruang
Baik
5.
Ruang Laboratorium Fisika
1
6.
Ruang Laboratorium Kimia
1
7.
Ruang Laboratorium Biologi
1
8.
9.
Ruang Laboratorium
Komputer
Ruang Laboratorium Bahasa
1
1
Rusak
Ringan
Rusak Berat
47
10.
Ruang Perpustakaan
1
11.
Ruang UKS
1
12.
Ruang Keterampilan
13.
Ruang Kesenian
1
14.
Ruang Toilet Guru
4
15.
Ruang Toilet Siswa
25
16
Ruang Hotspot area
1
17
18
19.
20
Ruang multimedia dan
workshop
1
1
Ruang bimbingan konseling
1
Asrama
1
PSBB (pusat belajar bersama)
1
Sarana prasana yang medukung lainnya:
a. Lapangan olah raga (Sepak bola, volly, futsal dan basket)
b. Masjid
c. Tempat wudhu
d. Kebun apotik hidup
e. UKS dengan Dokter jaga
f. Pos jaga
g. Lapangan parkir yang luas dan aman dll.
h. Pos jaga
i. Kantin dan koperasi
j. Alat music (band, kedaerahan dan marawis)
3
48
B. Deskripsi Data
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di MAN 4 Jakarta
Pondok Pinang, untuk mengetahui sejauh mana upaya guru mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam pembelajaran PAI maka
peneliti mengamati kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN
4 Jakarta dan melakukan wawancara pada guru dan siswa yang terkait. Hal ini
guna untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan guru untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal
siswa khususnya dalam pembelajaran PAI.
Pada awal pembelajaran di buka dengan pembacaan doa atau basmalah di
lanjut dengan pengelolaan kelas yang dapat menunjang kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal seperti pengaturan tempat duduk, menyiapkan
siswa agar tenang dan siap mengikuti pembelajaran, setelah itu di lanjut
dengan pemberian motivasi atau nasehat agar siswa termotivasi dan sadar
akan tugas diri mereka sebagai siswa, dan ketika masuk pada kegiatan inti
guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode yang bervariasi
yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa serta di dukung oleh media-media yang dapat membantu
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa selain
peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran di dalam kelas peneliti
juga mengamati kegiatan atau lingkungan yang ada di luar kelas yang dapat
menunjang kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. Diantara
kegiatan di luar kelas yang diadakan oleh guru PAI seperti penugasan
penyampaian kultum oleh siswa setelah melakukan shalat zuhur berjama’ah,
tadarus Al-Qur’an yang di pimpin oleh salah satu siswa, jadwal shalat dhuha,
dan hafidz Qur’an.
Adapun data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
kemudian diteliti sejauh mana upaya yang dilakukan guru untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa.
49
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian maka peneliti akan membahas secara lebih lanjut,
adapun data hasil dari observasi dan wawancara akan dituangkan disini yaitu
tentang upaya yang dilakukan para pendidik di MAN 4 Jakarta dalam
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa-siswinya
khususnya dalam pembelajaran PAI. terlihat dari di mulainya pembuatan
perencanaan sampai pada tataran aplikasinya dalam pembelajaran PAI
diantaranya
dimulai
mengembangkan
penggunaan
dari
pengelolaan
kecerdasan
metode
kelas
interpersonal
pembelajaran
yang
yang
dan
dapat
membatu
intrapersonal
bervariasi
yang
siswa,
dapat
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal sampai pada
penggunaan media yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan siswasiwinya.
1. Pengelolaan
Kecerdasan
Kelas
Yang
Interpersonal
Dapat
dan
Menunjang
Intrapersonal
Pengembangan
Siswa
Dalam
Pembelajaran PAI
Dari hasil wawancara dan observasi maka peneliti menemukan upaya
yang dilakukan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal dalam pembelajaran PAI yaitu dengan pengelolaan kelas
yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Guru
PAI di MAN 4 Jakarta melakukan pengelolaan kelas sebelum
pembelajaran dimulai untuk menciptkan suasana kelas yang dinamis dan
dapat membantu mengembangkan kecerdasan siswa diantara pengelolaan
kelas yang dilakukan sebagai berikut.
a. moving class
Di MAN 4 Jakarta menerapkan sistem pembelajaran moving class.
Sistem moving class dalam proses pembelajaran membiasakan siswa
agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain itu, agar mereka
50
tidak merasa jenuh, dengan moving class siswa bisa belajar untuk
bertanggung jawab atas kelas yang digunakannya.
b. Mengkondisikan Keadaan Siswa
Sebelum pembelajaran di mulai guru selalu mengkondisikan keadaan
siswa agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif dan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, dengan
menenangkan mereka agar tidak ribut, dan mengajak mereka siap untuk
mengikuti pelajaran yang akan dimulai dengan keadaan siwa yang
sudah siap dan kondusif maka guru akan lebih mudah mengembangkan
kecerdasan yang mereka miliki. Pengondisian keadaan siswa dimulai
dengan pembacaan doa sebelum membelajaran di mulai. Membangun
lingkungan kelas yang akrab salah satunya yaitu dengan cara
menanyakan kabar siswa terlebih dahulu. Menciptan hubungan yang
akrab antara guru dan siswa. Sehingga terciptanya suasana kelas yang
hangat dan adanya interaksi yang positif antara guru dan siswa. Dengan
suasana kelas yang seperti itu akan membuat siswa lebih rileks dan
tidak tegang ketika proses pembelajaran. Maka dengan keadaan yang
demikian akan membantu guru dalam mengembangkan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal siswa.
c. Pengelolaan Tempat Duduk Siswa
Sebelum pembelajaran di mulai guru melakukan pengaturan tempat
duduk terlebih dahulu, agar menciptakan suasana yang nyaman dan
posisi tempat duduk sesuai dengan metode yang akan digunakan.
Model tempat duduk atau posisi tempat duduk yang biasa digunakan
untuk
menunjang pengembangan
kecerdasan
interpersonal
dan
intrapersonal adalah duduk secara berkelompok dengan format
lingkaran kecil dan kadang juga posisi tempat duduk menghadap ke
papan tulis dan kadang leter u. pengaturan tempat duduk yang seperti
51
itu dapat menujang pengembangan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa.
d. Memberikan Motivasi Sebelum Proses Pembelajaran Berlangsung
Sebelum masuk pada pembelajaran inti, guru selalu memberikan
motivasi kepada siswa dengan tujuan siswa lebih semangat untuk
mengikuti pembelajaran dan dengan pemberian motivasi guru dapat
menstimulasi pengembangan kecerdasan intrapersonal siswa. Motivasi
yang diberikan oleh guru MAN 4 ini berbentuk alkisah (cerita-cerita
yang
dapat
memotivasi),
menayangan
video
motivasi,
cerita
pengalaman-pengalaman guru yang dapat mendorong semangat mereka
seperti bercerita tentang pengalamnnya belajar di luar negeri, sehingga
dengan motivasi dapat membantu mengembangkan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal siswa.
e. Melakukan Pendekatan Kepada Siswa
Guru di MAN 4 Jakarta ini selalu melakukan pendekatan kepada siswa
nya agar guru dengan mudah mengetahui setiap karakteristik siswanya,
dengan cara pendektan guru akan lebih mudah mengembangkan
kecerdasan siswanya. Pendekatan yang dilakukan biasanya Pendekatam
kelompok dan pendekatan indinvidu. Pendektan kelompok itu biasanya
dilakukan di dalam kelas dan adapun pendekatan individu biasanya
dilakukan di luar kelas. Pendekatan dalam kelas biasnya dilakukan
ketika proses pembelajaran berlangsung seperti dengan cara membuat
siswa itu suka terlebih dahulu dengan gurunya dan guru membagun
hubungan yang akrab dengan siswa agar mereka tidak menganggap
guru itu sosok yang menakutkan sedangkan pendekatan individu
biasanya dilakukan di luar kelas pada siswa tertentu saja. Pendekatan
individu di luar kelas dengan cara memanggil siswa yang mempunyai
masalah dalam belajarnya misalnya siswa yang kurang aktif dalam
52
proses pembelajaran maka dilakukan pendekatan individu pada siswa
tersebut, dengan cara memberikan nasehat dan motivasi.3
Jadi dapat disimpulkan pengelolaan kelas yang dapat menunjang
pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa Dalam
Pembelajaran PAI yang dilakukan MAN 4 Jakarta diantaranya
1) Moving class
2) Mengkondisikan Keadaan Siswa
3) Pengelolaan Tempat Duduk Siswa. Tempat duduk yang dapat
menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
siswa seperti duduk secara berkelompok dengan format lingkaran kecil,
leter U, dan duduk secara individu dengan posisi siswa menghadap ke
papan tulis.
4) Memberikan motivasi sebelum proses pembelajaran berlangsung,
5) Melakukan pendekatan kepada siswa.
2. Penggunaan Strategi, Metode Dan Media Yang Dapat Menunjang
Pengembangan
Kecerdasan
Interpersonal
Siswa
Dalam
Pembelajaran PAI
Pembelajaran yang diterapkan pada Pendidikan Agama Islam di MAN
4 Jakarta merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa. Guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Dan dalam pembelajaran guru menggunakan strategi,
metode dan media yang bervariasi agar kecerdasan yang dimiliki siswa itu
dapat berkembang dan agar dalam proses pembelajaran itu siswa tidak
merasa bosan. upaya guru untuk mengembangkan kecerdasan khususnya
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa yaitu dengan penggunaan
strategi, metode dan media yang dapat menunjang pengembangan
kecerdasan siswa khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.
3
Hasil Observasi dan Wawancara di MAN 4 Jakarta, tanggal 18 November 2014
53
Adapun
strategi
atau
metode
yang
dapat
menggembangkan
kecerdasan interpersonal siswa diantaranya adalah
a. Diskusi
Dalam proses diskusi ini siswa di bagi menjadi beberapa kelompok
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dan setiap kelompok mempunyai
tugas untuk membuat makalah yang harus di presentasikan kepada
teman-temannya. Dengan demikian melalui metode diskusi siswa
diberikan kesempatan untuk berinteraksi positif dengan temantemannya,
metode
diskusi
mendorong
siswa
untuk
berialog,
berpendapat dan juga belajar menghargai perbedaan pendapat. Dengan
metode diskusi ini dapat membantu mengembangkan kecerdasan
interpersonal siswa karna siswa diberi kesempatan untuk menyapaikan
informasi kepada teman-temannya, kesempatan untuk bertanya,
menjawab dan menanggapi pertanyaan dari temannya.
b. Tutor sebaya
Dengan tutor sebaya menciptakan suasana atau lingkungan belajar yang
lebih akrab, bagi yang siswa yang menjadi tutor dapat melakukan
pengayaan dan melatih diri, melatih tanggung jawab, dan dengan tutor
sebaya memberikan kesempatan kepada siswa yang mempunyai
perasaan takut dan malu untuk bertanya kepada gurunya ia mempuyai
kesempatan bertanya kepada temannya. Dengan tutor sebaya dapat
mengembangkan kecerdasan interpersonal.
c. Demonstrasi
Metode demonstrasi ini biasa digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih
karna banyak materi yang memerlukan demontrasi. Dengan metode
demontrasi ini siswa diminta untuk tampil ke depan kelas membantu
guru mendemonstrasikan materi yang sedang di samapaikan contoh
tentang materi akad nikah. dengan metode demontrasi ini memberi
54
kesempatan pada siswa sikap berani tampil di depan teman-temannya
dan dapat menambah pengalaman untuk peserta didik.
d. Penugasan secara berkelompok
Dalam metode penugasan ini siswa diberikan kesempatan untuk
mengerjakan tugas secara berkelompok. Adapun tugas kelompok
membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal
mereka karna dengan tugas kelomopok guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berinterakasi positif dengan teman-temannya dan
dengan kerja kelompok mereka belajar untuk saling menghargai.
e. Tanya jawab
Metode Tanya jawab ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berbicara di depan teman-temannya dan memberikan waktu pada siswa
untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Dengan metode Tanya
jawab ini dapat membantu mengembangkan kecerdasan interpsonal
siswa.
f. Video critic
Dalam metode video critic ini guru menampilkan sebuah tayangan
video yang berhubungan dengan materi, kemudian siswa diminta untuk
memperhatikan tayangan tersebut dan mengambil nilai-nilai/ilmu yang
terdapat dari tayangan tersebut dan meminta salah satu siswa untuk
menyebutkannya atau menyampaikan kepada teman-temannya. Dengan
video
kritik
ini
dapat
menunjang
pengembangan
kecerdasan
interpersonal siswa yaitu dengan diberikan kesempatan kepada untuk
menyampaikan pendapatnya dan dilatih untuk berani berbicara di
hadapan teman-temannya.4
4
Hasil wawancara dengan guru, siswa dan hasil observasi kelas di MAN 4 Jakarta pada tanggal
28 Oktober sampai 20 November 2014
55
3. Penggunaan Strategi, Metode Dan Media Yang Dapat Menunjang
Pengembangan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran
PAI
Adapun
strategi
atau
metode
yang
dapat
menggembangkan
kecerdasan intrapersonal siswa diantaranya adalah
a. Hafalan
Hafalan dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa karna
metode hafalan itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
secara mandiri dan hafalan juga dapat memotivasi diri mereka. Dan
dapat melatih rasa tanggung jawab mereka.
b. Penugasan secara individu atau mandiri
Dengan Tugas secara individu guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menggali kemapuan yang dimilikinya dan memberikan
kesempatan kepada siswa yang lebih suka belajar atau mengerjakan
tugas secara mandiri karna tidak semua siswa itu suka dengan belajar
secara berkelompok oleh karna itu guru juga harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas secara mandiri agar
mereka
dapat
mengembangkan
kecerdasan
intrapersonal
yang
dimilikinya.
c. Pemecahan masalah/kasus
Jika ini dilakukan secara individu maka akan mengembangkan
kecerdasan intrapersonal siswa karna guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menggali kemampuannya sendiri.
d. Memberikan jeda waktu kepada siswa untuk memahami kembali materi
atau melakukan sesi refleksi.
Jeda waktu yang diberikan kepada siswa dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mencerna informasi yang telah mereka terima, guru
56
memberikan kesempatan kepada siwa untuk berpikir dan memberikan
waktu untuk diri mereka sendiri mengembangkan kecerdasan yang
mereka miliki. Karna untuk anak yang memiliki kecerdasan
intrapersonalnya lebih tinggi ia akan merasa bosan dan merasa tertekan
jika dia terlalu lama dalam suasana yang sangat sosial, oleh karena itu
guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menikmati
dirinya sendiri memberikan waktu untuk mereka mengerjakan tugas
secara mandiri.5
Adapun dalam pembelajaran itu pasti memerlukan media yang dapat
membantu dalam penyampaian materi dan setiap media yang digunakan
itu membantu guru untuk mengembangkan kecerdasan siswa terutama
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Media yang digunakan untuk
menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
siswa dalam pembelajaran diantaranya adalah
a. kaset rekaman suara
b. kaset film/video yang berhubungan dengan materi
c. Alat peraga/poster
d. Slide
e. Diktat (diktat itu digunakan untuk mereka belajar terlebih tentang
materi yang akan disampaikan sehingga mereka bisa mempelajari
terlebih dahulu sebulum guru menjelaskan)
f. Buku paket
g. HP: HP digunakan untuk mencari informasi tambahan dari internet.
h. Leptop dan LCD.
Media-media ini digunakan sesuai dengan metode yang digunakan
contoh leptop dan LCD digunakan ketika penggunaan metode diskusi
dalam proses pembelajaran. Leptop dan LCD digunakan untuk
5
Hasil wawancara dengan guru, siswa dan hasil observasi kelas di MAN 4 Jakarta pada tanggal
28 Oktober sampai 20 November 2014
57
menampilkan power point yang dibuat oleh siswa untuk dipresentasikan di
hadapan teman-temannya, kaset/film yang berhubungan dengan materi
digunakan ketika penggunaan metode video kritik dan yang lainnya.
4. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal
dan Intrapersonal
Adapun
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
kecerdasan
khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang peneliti
temukan dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan beberapa guru
dan murid diantaranya adalah
a. Minat
Jika dalam diri sendiri ada kamauan atau minat untuk mengembangkan
kecerdasan yang dimiliki maka akan lebih mudah karna pada dasarnya
setiap orang itu memiliki kecerdasan. Anak yang kurang dorongan dari
diri sendiri atau kurangnya minat maka anak tersebut akan sulit
mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya.
b. Motivasi Orang Tua
Motivasi dari Orang tua sangat penting dalam mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal anak, anak yang sering
mendapatkan motivasi atau dorongan maka ia akan merasa lebih
semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kegiatankegiatan positif yang ada di sekolah atau kegiatan yang ada di luar
kelas. Adapun anak yang tidak mendapatkan motivasi dari orang tua,
bisa dikatakan orang tua yang cuek kepada anaknya maka ia pun kurang
semangat untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan kegiatankegiatan yang yang lainnya.
c. Motivasi Guru
Selain motivasi orang tua motivasi guru pun sangat berperan penting
dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
58
siswa, bagi anak yang kecerdasan interpersonalnya rendah jika ia terus
mendapatkan motivasi atau dorongan dari guru maka siswa tersebut
akan merasa termotivasi agar kecerdasan interpersonalnya lebih
berkembang, misalnya dalam proses pembelajaran anak yang memiliki
kecerdasan interpersonal rendah siswa tersebut tidak memiliki
keberanian untuk tampil di depan teman-temannya bahkan anak
tersebut cenderung pasif dalam proses pembelajaran, tetapi jika guru
selalu memberikan motivasi dan kesempatan kepada siswa tersebut
maka lambat laun ia akan lebih aktif dalam pembelajaran. Sedangkan
anak yang memang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dengan
mendapatkan motivasi atau nasehat dari guru ia akan lebih dapat
mengembangkan kecerdasan interpesonalnya ke arah yang lebih positif.
Seperti bagi siswa yang kecerdasan interpersonalnya tinggi ia akan
diarahkan dalam pergaulannya atau dengan lingkungannya secara
positif dengan cara guru memotivasi siswa tersebut agar mengikuti
kegiatan-kegiatan yang positif di dalam sekolah maupun di luar
sekolah.
d. Metode Yang Digunakan Guru Dalam Proses Pembelajaran
Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dapat
membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal,
guru
diharapkan
pintar
dalam
memilih
metode
pembelajaran karna dalam satu kelas tidak semua siswa memiliki
kecerdasan yang sama, oleh karena itu terlebih dahulu harus
mengetahui karakteristik siswa-siswanya setelah itu guru dapat
menentukan metode apa yang cocok digunakan dalam proses
pembelajarannya. Contoh metode diskusi, dalam metode diskusi
kecerdasan interpersonal siswa akan berkembang karna dalam metode
diskusi siswa akan belajar bagaimana cara berbicara di hadapan orang
lain, dapat belajar mengharagai perbedaan pendapat, dalam diskusi juga
siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan argumennya dan
59
masih banyak nilai posotif dari metode diskusi tersebut dan dalam
metode diskusi pun dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal
siswa karna dalam diskusi pasti ada waktu refleksi dimana siswa diberi
kesempatan untuk mencerna informasi yang mereka terima. Sedangkan
contoh metode yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan
intrapersonal siswa seperti metode tugas individu diamana tugas
individu ini memberikan kesempatan pada siswa yang memiliki
kecerdasan intrapersonal lebih tinggi, karna biasanya siswa yang
memiliki kecerdasan intrapersonalnya lebih tinggi ia akan lebih suka
belajar secara mandiri dan tidak terlalu suka belajar secara berkelompok
karna menurut mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonalnya
tinggi belajar secara berkelompok itu tidak membuat mereka fokus
dalam mengerjakan tugas atau melakukan pembelajaran.
e. Teman
Teman adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal, karna teman adalah salah satu orang
yang terdekat setelah orang tua dan waktu bersama teman itu lebih
banyak ketimbang waktu dengan orang tua, jika seseorang bertemana
dengan orang yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi ia akan
terpacu untuk mengembangkan kecerdasan interpersonalnya contoh jika
mempunyai teman yang aktif di segala kegiatan misalanya kegiatan
ekstrakurikuler maka ia akan termotivasi mengikuti kegiatan tersebut.
Karna
biasanya
salah
satu
alasan
siswa
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler atau kegiatan lainnya adalah karna adanya teman.
Dan contoh lain jika kita berteman atau bergaul dengan orang yang
rajin beribadah atau berakhlak baik maka kecerdasan intrapersonal kita
akan lebih berkembang misal ketika kita melihat teman kita beribadah
atau selalu melakukan kebaikan kita akan dapat memotivasi diri kita
untuk melakukan hal tersebut, kita akan berusaha merenungkan atau
mengintropeksi diri kita agar bisa lebih baik.
60
f. Ekstrakurikuler
Pada hakikatnya kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membantu
perkembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat
siswa. Selain itu dengan kegiatan Ekstrakurikuler kecerdasan siswa
akan berkembang khususnya kecerdasan interpersonal dan juga
intrapersonal karna dalam kegiatan ekstrakurikuler kita di ajarkan
bagaimana kita bekerjasama, bagaimana berkreativitas sesuai dengan
bakat dan minat kita, bagaimana kita menjadi pemimpin, bagimana kita
berbicara di depan orang tanpa harus ada perasaan malu dan dalam
kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menambah teman.
Contoh ekstrakurikuler yang ada di MAN 4 Jakarta FMIK, kegiatan
yang ada dalam ekstrakurikuler ini salah satunya adalah muhadhoroh,
dimana dalam muhadhoroh ini siswa belajar untuk tampil berpidato,
membaca tilawatul qur’an, shalawat, dan saritilawah di depan temantemannya. Kegiatan tersebut dapat mengembangkan kecerdasan
interpersonal siswa, dan dalam ekstrakurikuler FMIK juga ada kegiatan
mengkaji A-Qur’an dengan kegiatan mengaji Al-Qur’an siswa yang
memiliki kecerdasan intrapersonal pun akan berkembang karna mereka
akan berusaha mengaji kandungan yang ada dalam Al-Qur’an dan
setelah mereka mengkaji kandungan yang ada dalam Al-Qur’an siswa
tersebut akan berusaha mempraktikan apa-apa yang ada dalam ajaran
Al-Qur’an.
Sedangkan contoh ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan
kecerdasan intrapersonal siswa adalah ekstrakurikuler kaligrafi, karna
dalam kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi siswa yang memiliki
kecerdasan intrapersonalnya tinggi ia dapat mengembangkan kreativitas
yang ada dalam dirinya.
Macam-macam kegiatan Ekstrakurikuler yang berhubangan dengan
Pendidikan Agama Islam di MAN 4 Jakarta diantaranya adalah Rohis,
FMIK, qiraat, shalawat, naady araby dan kaligrafi.
61
g. Kegiatan yang diadakan oleh guru PAI di luar kelas
Kegiatan yang diadakan oleh guru di luar kelas seperti kultum yang
diadakan dua kali dalam seminggu setelah shalat zuhur berjama’ah dan
kultum itu dibawakan oleh siswa yang mendapatkan tugas tersebut,
adapun petugas kultum itu dilakukan secara bergantian. Kegiatan
kultum ini dapat mengembangkan kecerdasan khususnya kecerdasan
interpersonal siswa, karna dengan kegiatan kultum ini siswa akan
belajar berbicara di hadapan orang banyak dan belajar bagaimana cara
mengajak orang ke jalan yang baik. Dan kultum juga dapat menunjang
pengembangkan kecerdasan intrapersonal
bagi siswa yang menjadi
audience karna bagi siswa yang menjadi audience ia akan mendapatkan
kesempatan atau waktu untuk mencerna dan menerungkan informasi
yang sedang di dengarnya.
Dan kegiatan tadarus, yang dilakukan setiap hari setelah shalat zuhur
berjama’ah, adapun kegiatan tadarus Al-Qur’an itu di pimpin oleh siswa
yang mendapatkan tugas untuk memimpin tadarus tersebut. Siswa yang
menjadi petugas pada hari itu akan membacakan ayat Al-Qur’an di
hadapan siswa lainnya dan siswa lainnya mengikuti bacaannya. Dan
adanya jadwal untuk shalat dhuha.
h. Organisasi
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang berada dalam satu
kelompok untuk suatu masalah tertentu. Organisasi itu tentunya terdiri
dari beberapa orang yang memiliki seorang pemimpin dan anggota
yang minimal lebih dari 3 atau 5 orang.
Organisasi merupakan salah satu faktor penunjang pengembangan
kecerdasan interpersonal siswa, karna dengan siswa mengikuti
organisasi maka siswa tersebut dilatih untuk menanamkan sifat
kepemimpinan, persaudaraan, lebih mengharagai waktu, rasa saling
menghargai satu sama lain, memiliki sifat sosial yang lebih tinggi, dan
dengan organisasi juga siswa dilatih untuk bicara dan tampil di depan
62
umum tanpa adanya rasa canggung ataupun malu dan dengan organisasi
juga bisa menambah wawasan.6
Dari hasil wawancara dan observasi maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal diantaranya adalah Minat, motivasi orang tua, motivasi guru,
metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, teman,
ekstrakurikuler, kegiatan yang dilakukan guru PAI di luar kelas, dan
oragnisasi.
6
Hasil wawancara dengan guru, siswa dan hasil observasi kelas di MAN 4 Jakarta pada tanggal
28 Oktober sampai 20 November 2014
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MAN 4 Jakarta
mengenai upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan
kecerdasan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Upaya
guru
untuk
mengembangkan
kecerdasan
interpersonal
dan
intrapersonal siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam di
antaranya.
a. Melakukan Pengelolaan kelas yang dapat menunjang pengembangan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yaitu dengan melakukan 1)
moving class, 2) Mengkondisikan keadaan siswa 3) Pengelolaan tempat
duduk siswa adapun tempat duduk yang dapat menunjang pengembangan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa seperti duduk secara
berkelompok dengan lingkaran kecil, leter U, dan duduk secara individu
dengan posisi siswa menghadap ke papan tulis, 4) Memberikan motivasi
sebelum proses pembelajaran berlangsung, 5) Melakukan pendekatan
kepada siswa.
b. Menggunakan
strategi, metode dan media yang dapat menunjang
pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Adapun
strategi dan metode yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal diantaranya seperti Diskusi, tutor sebaya, demonstrasi,
penugasan secara berkelompok, Tanya jawab, video kritik. Adapun
strategi atau metode yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan
intrapersonal seperti Hafalan, penugasan secara individu atau mandiri,
pemecahan masalah atau kasus (problem solving), sesi refleksi. Dan
63
64
media yang digunakan kaset rekaman suara, kaset film/video yang
berhubungan dengan materi, Alat peraga/poster, Slide, diktat, Buku
paket, HP, Leptop dan LCD.
2. Faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan kecerdasan
intrapersonal diantarnya: Minat, motivasi orang tua, motivasi guru, metode
yang
digunakan
oleh
guru
dalam
proses
pembelajaran,
teman,
ekstrakurikuler, kegiatan yang dilakukan guru PAI di luar kelas, dan
organisasi.
B. Implikasi
1. Diperlukan
pelatihan
tentang
pengembangan
kecerdasan
majemuk
khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal bagi guru MAN 4
Jakarta, sehingga upaya pengembangan kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa dapat berjalan dengan baik.
2. Guru PAI dapat lebih mengembangkan strategi, metode dan media dalam
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal
dan intrapersonal siswa.
3. Penggunaan strategi, metode dan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran
PAI
sesuai
dengan
materi
dan
dapat
menunjang
pengembangankan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa.
4. Di MAN banyak kegiatan yang menunjang pengembangan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal siswa.
C. Saran
1. Kepada guru PAI diharapkan menggunakan metode yang lebih bervariasi
dalam pembelajaran, agar kecerdasan siswa dan potensi yang dimiliki siswa
dapat berkembang secara maksimal
65
2. Perlu adanya usaha yang harus lebih serius dilakukan guru PAI dalam
mengembangkan kecerdasan siswa karna setiap siswa pasti memiliki
kecerdasan yang berbeda-beda.
3. Guru diharapakan selalu melakukan pendekatan dan memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa dapat termotivasi untuk mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal mereka.
4. Kepada pihak sekolah diharapkan untuk lebih melengkapi sarana dan
prasana sekolah dalam proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan
efisien sehingga memberikan hasil yang lebih maksimal dan agar
kecerdasan siswa dan potensi yang di miliki siswa dapat berkembang secara
maksimal.
5. Kepada siswa diharapkan lebih menyadari potensi yang dimikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004
Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: CV.J –Art. 2005
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009
Armstrong , Thomas. Sekolah para Juara. Bandung: Kaifa, 2003
-------:7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: PT Gramedia. 2002
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,, Kebijakan Publik
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2009
Chaedar Alwasilah, Ahmad. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT Pustaka Jaya. 2011
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 2005
Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful
Interlligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta. 2005
Jensen,
Eric.
Memperkaya Otak Cara
Memaksimalkan Potensi
Setiap
Pembelajaran. Indeks. 2008
Kristi Poerwandari, E. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:
LP3ES. 1998
Lwin, May et. All. How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara
Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks, 2008
Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006
Mubayidh, Makmun. kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar. 2010
Moleong, Lexy j. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA
ROSDA KARYA. 2010
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004
-------:Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta:
Rajawali Pers. 2011
66
67
-------:Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2011
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2013
Nasution, S. Metode Reseach (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. 2012
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi. Jakarta: Kencana, 2009
Sabri, M. Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya. 2006
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada
Media Group. 2013
Santrock, John W.. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
2007
Satori, Djam’am dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
ALFABETA. 2011
Undang-undang SISDIKNAS. Bandung: FOKUSMEDIA. 2009
Uno
,
Hamzah
B.
dan
Masri
KuadratMengelola
Kecerdasan
Dalam
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta. 2008
Zuhairini dan abdul ghofur. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Malang: UM Press. 2004
Pedoman Wawancara
A. Identitas Responden
Informan
: Guru
Nama
:
Tempat, Tgl lahir
:
Jabatan
:
B. Jawaban
1. Apakah bapak membuat perencanaan sebelum pembelajaran dimulai?
2. Bagaimana cara bapak/ibu mengetahui karakteristik siswa dari segi gaya
belajar dan dari segi intelektualnya khususnya kecerdasan interpersonal dan
intrapersonalnya?
3. Selama bapak/ibu mengajar disini pernah kah ibu/bapak menemukan siswa
yang pendiam/kurang aktif ketika proses pembelajaran? Bagaimana cara
bapak menanganinya atau mentindaklanjuti siswa yang seperti itu?
4. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan pendekatan kepada siswa dalam proses
pembelajaran atau di luar proses pembelajaran?
5. Pengelolaan kelas bagaimana yang dapat mengembangkan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal siswa? Apakah sebelum pembelajaran di
mulai bapak/ibu memberikan motivasi?
6. Apakah
dalam
proses
pembelajaran
PAI
bapak/ibu
menggunakan
strategi/metode/media yang dapat menunjang kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal siswa? Seperti apa strategi/metode/media yang digunakan?
7. Apakah bapak memberikan banyak waktu pada siswa dalam proses
pembelajaran? Dan apakah siswa diberikan waktu untuk bekerja kelompok
atau mandiri dalam proses pembelajaran?
8. Faktor-faktor apa saja yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal
dan intrapersonal siswa?
9. Kegiatan apa saja yang dapat menggali bakat atau mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa? Apakah kegiatan tersebut
terlaksana?
Jawaban informan 1:
1. Jawab: iya itu pasti, sebelum pembelajaran dilakukan setiap guru itu harus
membuat perencanaan. Setiap guru punya silabus, RPP, jadwal pelajaran, dan
mempunyai kalender tahunan yah
2. Jawab: eeeeuh mengetahuinya dengan pengamatan dengan mengamati
prilaku mereka dalam proses pembelajaran, itu sudah akan terlihat masingmasing gaya belajara dan kecerdasan meraka ya , dengan pendektan juga ya,
baik pendektan secara individual maupun pendekatan secara berkelompok.
3. Jawab: sudah pasti dalam satiap kelas kita menemukan anak yang demikian
eeeuh ada anak yang di dalam kelasnya aktif eeeeuh ada juga anak yang di
dalam kelasnya pasif. Eeeeeuh dengan cara pendekatan yaakh, pendekatan
kelompok ada juga pendekatan indinvidu, kalau pendekatan kelompok itu
biasanya di dalam kelas kalau pendekatan individu biasanya dilakukan di luar
kelas, eeeuh jika ada anak yang diam saja ketika dalam proses pembelajaran
yakh kita melakukan pemanggilan kepada siswa yang terkait. Kita berikan
tanyakan kepada dia kenapa dia dalam kelas diam saja setalah itu kita berikan
motivasi kepada anak itu, kadang juga ada juga untuk pendekatan individual
mereka sendiri yang menemui saya dan cerita kepada saya yah
4. Jawab: eeeuh seperti yang tadi udah saya jelasin, tadi kan sebelumnya saya
sudah jelaskan, yaitu dengan pendekatan individu dan pendekatan kelompok.
5. Jawab: eeeuh Mengkondisikan keadaan siswa terlebih dulu agar mereka tidak
rebut dan berisik Eeeuh terkadang memberikan motivasi agar siswa lebih
semangat dalam pembelajaran akan tetapi pemberian motivasi tidak harus
dilakukan di awal pembelajaran tapi terkadang di pertengahan pembelajaran
pun digunakan ketika kondisi siswa sudah mulai bosan. kalau pengondisian
tempat duduk agar dapat memengbangkan kecerdasan siswa kadang tempat
duduk dengan format lingkarang kecil, kadang juga posisi tempat duduk
menghadap ke papan tulis dan kadang dengan posisi duduk yang seperti ini
(menunjukan bentuk meja yang ada ruang rapat guru. Leter u).
6. Jawaban: ia menggunakannya, contoh metode yang saya gunakan dalam
pembelajaran agar mendukung kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
seperti diskusi ketika dalam diskusi ada pertanyaan dari siswa untuk
pemakalah maka saya tidak ikut menjawab pertanyaannya tapi saya
memberikan kesempatan kepada meraka untuk menjawabnya tapi kalau
mereka sudah mentok dan sudah melenceng baru diakhir diskusi saya
meluruskan jawaban mereka, hafalan biasaya yang dihafalkan itu dalil-dalil
yang berhubungan dengan materi, ceramah, video kritik, tutor sebaya dengan
tutor sebaya si anak bisa belajar tanggung jawab dan mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya eeekh kemudian
anak yang biasanya malu bertanya pada guru bisa bertanya kepada temannya,
demontrasi karna saya fiqih pasti banyak yang perlu di demonstrasikan
seperti manasik haji, penugasan, memberikan jeda kepada mereka untuk
memahami materi yang telah akan diberikan atau telah disampaikan, eeeeeuh
mencari informasi dari sumber lain seperi dari internet mungkin untuk
metode cukup sampe itu aja sih . media yakh? media yang digunakan ada
infokus, leptop, hp, wifi, kaset/film yang berhubungan dengan materi ,buku
paket, untuk buku paket saya tidak hanya menggunakan satu buku loh tapi
kurang lebih 5 buku yang saya gunakan, saya cari isinya yang lebih mudah
dipahami itu yang saya gunakan untuk disampaikan ke anak-anak, dan saya
juga kadang menggunakan alat peraga yah karna saya itu mengajar mata
pelajaran fiqih jadi bayak yang alat peraga yang digunakan.
7. Jawab: : iyah itu harus yakh karna siswa lah yang harus lebih aktif (berbicara
dengan nada yang tegas), eeeeuh tapi dengan tidak secara langsung tapi
dengan menggunakan metode-metode yang mengaktifkan mereka misalnya
dengan diskusi pun itu memberikan banyak waktu pada mereka. Eeeuh, tentu
yah mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok
dan juga mandiri yah, ada waktu dimana mereka harus mengerjakan tugasnya
secara kelompok dan kadang ada waktu dimana mereka harus menyelesaikan
tugasnya secara individu
8. Jawab: dari guru itu sendiri dapat mempengaruhinya seperti motivasi yang
diberikan guru itu sangat membantu mereka, eeeuh metode-metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran itu juga dapat membantu
mengembangkan yah metode-metode nya seperti yang tadi saya sebutkan, ada
juga kegiatan yang ada di luar kelas seperti eskul yakh, karna di luar kelas
banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mereka untuk
mengembangkan kecerdasan mereka, yang berhungan dengan pendidikan
agama pun banyak seperti rohis, ada juga naady araby, ada juga kaligrafi
masih banyak lagi yah.
9. Jawab: eeeuh kegiatan yakh eeeuh kalau untuk di dalam kelas tidak ada yah
tapi kalau di luar kelas itu banyak seperti kegiatan yang ada di dalam ekskul
nah eskul yang berhubungan dengan pendidikan agama islam ada FMIK di
dalam FMIK itu ada fahmil quran ada macam-macam yah, Rohis, Qiraat,
Shalawat, Kaligraf, masih banyak eskul lainnya yakh itu di adakan di luar
pelajaran. Dan untuk kegiatan yang menunjang kecerdasan intrapersonal
siswa itu lebih kepada kegiatan ibadah yah seperti shalat jam’ah, tadarus,
shalat dhuha, tahfiz qur’an.
Jawaban informan 2:
1. Jawab: iyah, membuat rpp (langsung menjawab tanpa berpikir), rpp di buat
per satu tahun, jadi gak buat setiap pertemuan, kalau setiap pertemuan
buatnya itu repot, jadi biar lebih mudah rpp itu di buat per tahun. Kita juga
punya silabus. Sibus itu gambaran umum aja sedangkan rpp itu lebih
khususnya ya
2. Jawab: yah dengan cara melihat ketika proses pembelajarannya. dengan kita
melihat proses pembelajaran pun maka gaya belajar anak-anak itu akan
terlihat
3. Jawab: ia itu pasti yah, dalam kelas itu pasti ada anak yang aktif dan ada yang
super aktif aktif, dan ada juga yang pendian. mentindaklanjutinya dengan cara
pendekatan saja, biasanya dilakukan pendekatan di dalam kelas, kita buat
mereka seneng kepada kita terlebih dahulu setelah mereka senang kepada kita
dan sudah menggap kita bukan guru yang menakutkan maka di luar kelas pun
mereka tidak akan merasa takut kepada kita, dan meraka tidak akan merasa
sungkan bercerita ketika mereka mempunyai masalah. Bisa juga dengan cara
memotivasi mereka, menasehati meraka agar mereka bisa lebih aktif, tapi
sebelumnya kita tanyakan terlebih dahulu kepada mereka kenapa mereka
demikian, mungkin mereka mempunyai masalah. Jika benar mereka
mempunyai masalah maka kita sebagai guru harus membantu anak tersebut
untuk memecahkan masalahnya, setalah itu baru kita berikan motivasi agar
mereka lebih aktif ketika dalam proses belajar
4. Jawab: dengan mendekati mereka, buat mereka suka terlebih dahulu dengan
kita, agar mereka tidak menganggap kalau guru itu sosok yang menakutkan,
jika di dalam kelas sudah dilakukan dan meraka suka dengan kita maka di
luar kelas pun akan mudah, dengan tidak merasa takut mereka akan menegur
kita jika bertemu dengan kita meraka yang akan mendekati kita. (berbicara
dengan tenang sambil tersenyum).
5. Jawab: ooh pengelolaan kelas. Ya sebelum masuk saya membaca salam dulu,
merapikan tempat duduk, membaca bismilah terlebih dahulu sebelum
pelajaran dimulai untuk memberikan contoh yang baik pada siswa,
menyanyakan kabar siswa untuk mengakrabkan hubungan guru dan siswa,
iyakh saya sering memberikan motivasi-motivasi yang berbentuk alkisah
yang dapat menggugah semangat anak-anak, kadang juga diberikan tayangan
video motivasi ,alkisah atau video yang diberikan biasanya sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Heeeem Sebelum masuk ke materi baru saya
menanyakan pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan agar
saya tahu sejauh mana mereka mengetahui materi yang baru, ketika mereka
sudah tahu maka saya hanya melanjutkan materi yang kiranya mereka sama
sekali belum tahu agar waktu yang ada itu tidak terbuang. Kemudian ketika
saya menjelaskan materi sisipkan kan lah kata-kata guyonan atau lelucon
contohnya lulucon yang saya gunakan seperti bahasa betawi karna saya orang
betawi dengan bahasa betawi pun sudah membuat mereka tertawa dan
suasana kelas tidak bosan. Kemudian menggunakan metode yang membuat
siswa itu tidak jenuh.
6. Jawab: iya , seperti diskusi, Tanya jawab, studi lapangan, dan penugasan.
Heeeem itu kadang juga saya menampilkan video kemudian meminta mereka
mengambil nilai-nilai/pelajaran yang ada dalam video itu. Dan media yang
digunakan adalah leptop leptop itu yang pasti digunakan untuk menampilkan
slide, LCD, wifi, papan tulis, yakh banyak lah.
7. Jawab: : itu si tergantung yah, jika ada sisa waktu atau materi tidak terlalu
banyak siswa diberikan banyak waktu tapi ketika materi masih banyak yang
perlu disampaikan mungkin waktu untuk siswa terbatas, tetapi dalam proses
pembelajaran siswa ikut terlibat langsung dan untuk mengantisipasi waktu
yang ada sebelum guru memberikan materi yang akan dipelajari guru
menggali pengetahuan siswa terlebih dahulu sejauh mana mereka mengetahui
materi yang akan disampaikan setelah guru mengetahui pengetahuan siswa
maka guru hanya melanjtukan saja. Agar waktu tidak terbuang sia-sia.
8. Jawab: Keluarga itu pertama yah, kalau anak yang sudah mempunyai dasar
dari keluarganya maka di sekolah ia tidak akan terlalu sulit untuk mengikuti
pembelajaran, guru, nah guru itu hanya membantu meneruskan tugas orang
tua mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa,
kemudian lingkungan dan masyarakat juga mempengaruhi menurut saya yah,
kalau di lingkungan rumahnya dia mengikuti remaja masjid misalnya, itu bisa
mempengaruhi kecerdasan interpersonalnya kemudian jika dia aktif di
masyarakat juga atau masyarakat yang ada di lingkungannya baik-baik saja
dan dapat membantu mengembangkan mereka, maka kecerdasan mereka pun
akan berkembang yah.
9. Jawab: kalau kegiatan di luar kelas itu banyak yah, seperti kegiatan eskul,
eskul di sekolah ini yang berkaitan dengan PAI itu ada Rohis, ada FMIK terus
(berhenti sejeanak seperti sedang berpikir) Qiraat, ada juga kaligrafi dan ada
juga kegiatan yang diadakan oleh guru untuk siswa yaitu penjadwalan kultum
setiap seminggu dua kali yang harus dilakukan siswa setalah shalat duhur,
kemudian di lanjutkan dengan tadarus yang di lakukan setiap selesai shalat
zuhur berjama’ah dan harus di pimpin oleh salah satu siswa sebagai
memimpin tadarus. Adapun petugas-petugas kultum dan pemimpin tadarus
itu bergantian yah.tidak itu itu saja
Jawaban: informan 3
1. Jawab: ooh itu pasti nak, sebelum kita memulai pengajaran kita terlebih
dahulu membuat perencanaan nah perencanaan itu kita tuangkan dalam
silabus dan rpp, agar pembelajaran itu dapat terarah
2. Jawab: dengan mengamati proses belajar mereka ketika dalam kelas dan
dengan melakukan pendekatan kepada mereka karna dengan itu kita akan
mengetahui karakteristik mereka.
3. Jawab: ooh itu tentu, saya menemukan siswa-siswa yang demikian, tidak
semua siswa itu sama, dalam satu kelas itu ada anak yang kadang dia aktif,
kadang ada anak yang juga pendiam yakh, jika ada siswa yang pendiam atau
kurang aktif untuk anak yang kurang aktif saya ajak dia ngobrol, kemudian
berikan motivasi dan selalu memberikan dia kesempatan untuk maju kedepan
atau memberi kesempatan agar dia bisa aktif, karna jika dia terbiasa seperti
itu lambat laun dia akan berubah tapi tidak dengan memaksa berilah dia
pujian walaupun tidak agar dia bisa lebih semangat
4. Jawab: mendekati mereka agar mereka merasa senang dengan kita membagun
hubungan yang akrab dengan mereka karena jika mereka sudah suka dengan
kita maka mereka pun akan suka dengan pelajaran apa yang kita ajarkan, di
dalam kelas ketika proses pembelajaran tidak membuat mereka tertekan, buat
suasana yang santai. Nah jika di luar kelas biasanya pendekatan secara
individu, jika ada anak yang mempunyai masalah biasanya kita adakan
pendekatan individu dengan memanggilnya
5. Jawab: ooh di MAN 4 kita melakukang moping class. Dan kita juga harus
menciptakan suasana kelas yang dinamis seperti sebelum pembelajaran
dimulai diberikan waktu 5 menit untuk pemberian motivasi pada siswa agar
mereka semangat mengikuti pembelajaran, tapi itu dilakukan tidak setiap
akan memulai pelajaran tapi ketika anak terlihat sudah bosan dan lelah saja,
kemudian dari pengaturan tempat duduknya juga yang nyaman dan sesuai
dengan metode yang akan digunakan biasanya pengondisian tempat duduk
sesuai dengan kelompok dari pembentukan kelompok pun dibuat secara
bervariasi biasanya dengan cara berhitung agar teman satu kelompoknya tidak
itu itu saja, dari situ pun kecerdasan interpersonal mereka akan berkembang
dan kadang dengan posisi tempat duduk yang mereka inginkan
6. Jawab: ia itu harus, agar siswa itu tidak bosan yaah contoh metode yang
saya gunakan dalam pembelajaran seperti ceramah, ceramah itu pasti
digunakan karna pasti siswa itu membutuhkan penjelasan dari kita, setiap
pembelajaran penggunaan ceramah itu pasti ada, ada juga diskusi, diskusi di
sini itu sudah hampir kebutuhan primer,kemudan hafalan yah karna saya itu
guru qurdis jadi hafalan itu juga pasti ada, kadang juga saya tampilkan video
yang berkaitan dengan materi, tanya jawab itu sudah satu paket dengan
diskusi, apa tuh namanya kalau kita meminta anak untuk mempraktikan,
mencontohkan atau membacakan di depan kelas /demonstrasi penugasan,
memberikan jeda waktu untuk anak-anak berpikir, Ooh media, media si yang
digunakan leptop, infokus LCD itu sudah satu paket yah, hp kalau hp ketika
belum dibutuhkan saya pinta anak-anak untuk mengupulkan di depan di atas
meja saya tapi ketika dibutuhkan untuk mencari bahan lain dari internet saya
minta anak-anak mengambil hpnya tapi setalah digunakan diminta untuk
diletakan kembali ke meja saya agar tidak menggangu mereka.
7. Jawab: oh itu jelas, saya selalu memberikan tugas kepada siswa saya secara
kelompok atau secara mandiri. Karna kadang ada siswa yang lebih suka
belajar secara berkelompok dan kadang juga ada siswa yang lebih suka
belajar mandiri (berbicara dengan santai dan lantang
8. Jawab: yang pastinya yang paling pertama itu dari keluarga yah, kemudian
guru seperti motivasi yang diberikan guru dan metode yang digunakan pada
saat belajar,bahkan lingkungan juga dapat mempengaruhi yah.
9. Jawab.: ada kegiatan yang diadakan guru PAI Seperti kegiatan membaca AlQur’an atau tadarus setalah sholat berjamaah dengan dipilihnya salah satu
anak untuk memimpin bacaan Al-Qur’an di depan teman-temannya dulu itu
setelah selasi shalat hanya dilakukan zikir bersama tapi ketika kita amati
kegiatan yang dilakukan zikir bersma setelah shalat itu kurang efektif karna
pada saat pembacaan zikir bersama masih banyak anak-anak yang tidak ikut
membaca merka ngobrol dengan teman yang ada di sampingnya kadang ada
yang meninggalkan masjid sebelum pembacaan zikir dan doa selesai oleh
karna itu kami sebagai guru PAI plus petugas dan penanggung jawab masjid
kami buat kegiatan yang lain yang lebih efektif yaitu dengan ditambahnya
tadarus setelah shalat salah satu siswa di tunjuk untuk memipin bacaan
setalah itu diikuti oleh yang lain dengan seperti itu ternyta anak-anak lebih
bisa terkontrol dan lebih tenang lalu di lanjutkan dengan Kultum setelah
sholat berjamaah biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu yang menigisi
kultum biasanya siswa yang di terpilih dan untuk guru biasanya hanya per
dua bulan sekali. Setelah selesai anak-anak tidak langsung bubar tapi mereka
mendapat pengumumam petugas kultum dan pemipin tadarus untuk hari
berikutnya.
Wedoman Wawancara
A. Identitas Responden
Informan
: Siswa
Nama
:
Tempat, Tgl lahir
:
Jabatan
:
B. Jawaban
1. Apakah anda lebih suka belajar sendiri atau berkelompok? Kamu punya
banyak temen tidak?
2. Eskul apa si yang kamu ikuti di sekolah ini? Apakah kamu ikut eskul itu
kemauan sendiri atau dorongan dari orang tua?
3. Apakah kamu suka mengikuti pembelajaran PAI? Apakah kamu tertarik
dengan pembelajaran PAI?
4. Apakah guru anda sebelum pembelajaran dimuali mengkondisikan kelas
terlebih dahulu?
5. Apakah guru kamu khususnya guru PAI memberikan motivasi atau ice
breaking sebelum pembelajaran dimulai? Contohnya kaya gimana?
6. Apakah guru kamu dalam proses pembelajaran menggunakan metode yang
bervariasi? Contohnya?
7. Menurut kamu metode yang digunakan guru itu dapat mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal kamu tidak si?
8. Apakah dalam proses pembelajaran kamu diberikan kesempatan untu
berinteraksi positif dengan teman-teman?
9. Apakah kamu juga sering diberikan kesempatan untuk mengerjakan
tugas/proyek secara mandiri? Contohnya tugas secara mandiri itu kaya
gimana?
10. Setelah kamu belajar pendidikan agama islam apakah kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal kamu dapat berkembang secara positif?
11. Menurut kamu faktor apa saja si yang dapat mengembangkan kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal?
Jawaban Informan: 1
1. Jawab: saya lebih suka belajar berkelompok, soalnya kalau belajar sendiri
kaya menyendiri bangat ka, kalau belajar kelompok kan kita bisa bertukar
pendapat kaya beradu argumen dan aku si lebih suka ngomong di depan
teman-teman ka. Iya aku punya banyak teman kan emang semuanya teman ka,
iya semuanya akrab, kadang kalau ada teman yang sendiri juga saya coba
untuk deketin ka yaah walaupun kadang yang saya temenin itu diem saya
suka ajak ngobrol aja.
2. Jawab: Ikut, Aku ikut dua eksul naady araaby dan Rohis, Kalau naady
araaby kaya belajar bahasa arab, terus Kalau rohis ada liqo, liqo itu baca alquran secara bergantian kaya tutor sebaya gitu, terus ada juga mengupas alquran secara lebih dalam, ia ada muhadoroh itu adanya di dalam rohis, latihan
pidato, membaca saritilawah dan lain-lain ka. Karna keinginan sendiri dan
karna ibu q juga sering memberikan motivasi agar q bisa ikut kegiatankegiatan di sekolah katanya si agar nambah pengalaman dan nambah temen
juga ka.
3. Jawab: ia, aku selalu ikut pelajaran agama islam, karna aku dari pesantren ka,
ia saya juga tertarik dengan pelajaran PAI karna aku cita-citanya jadi guru
PAI, terus dari gurunya juga enak dah gitu kita kan hidup di dunia ini
sementara jadi aku harus cari bekel juga untuk di akhirat ka.
4. Jawab: ia sebelum pembelajaran di mulai kita disuruh menyiapkan peralatan
belajar dan menyuruh kita untuk merapikan tempat duduk kita ka.
5. Jawab: ia sebelum pembelajaran dimulai biasanya kita kan males ya belajar
tapi guru suka ngasih motivasi dulu ke kita agar kita bisa tambah semangat
dalam belajar terus membuat kita untuk merenung ka, biasanya motivasinya
itu kita disuruh nonton video motivasi ka kadang juga cerita pengalaman guru
itu belajar di luar negri ka, jadi kan kalau kita dengerin cerita-cerita kaya gitu
bikin kita mau kaya gitu ka
6. Jawab: ia ka soalnya kalau Cuma jelasin aja bikin ngantuk ka lagian kan di
sma ini yang harus aktif kan siswanya ka guru tuh Cuma ngasih langkah-
langkahnya aja, kaya presentasi kadang presentrasi perorangan kadang
perkelompok ka, diskusi, hafalan-hafalan, tanya jawab masih banyak lagi ka
tapi saya lupa, buku paket, diktat, LCD, Hp juga kadang ka di pake untuk cari
informasi dari internet ka
7. jawab: menurut saya si ya dapat ngembangin ka, kaya diskusi kita bisa belajar
bicara depan temen-temen terus kalau kaya buat yang sukanya belajar sendiri
biasanya di kasih tugas individu ka.
8. Jawab: ia sering ka, kan di SMA ini yang aktif itu muridnya guru Cuma
ngasih langkah-langkahnya aja, kaya diskusi itu kan kita diberi kesempatan
untuk berinteraksi sama teman-teman.
9. Jawab: ia ka, kita suka di suruh ngerjain tugas sendiri juga kaya ngerajin
latihan-latihan gitu.
10. Jawab: ia sedikit-sedikit si mulai berkembang ya kaya pelajaran tentang
akhalak nah dari situ kita bisa mempraktikan bagaimana kita harus bergaul
dengan orang-orang, bagaimana kita berpaiakan dengan baik. Bagaimana cara
kita menghargai diri sendiri juga
11. Diskusi, diri sendiri, motivasi dari orang tua, motivasi dari guru, temen karna
waktu yang lebih banyak itu dengan teman ka, organisasi juga bisa. Kalau
orang tua itu yang paling peting menurut aku ka.
Jawaban Informan 2:
1. Jawab: Saya lebih suka belajar sendiri ka, karna kalau belajar kelompok saya
gak bisa fokus, kurang konsentrasi. Temen si Banyak ka, tapi yang deket si
sedikit, kalau Cuma kenal aja yah banyak, ya gak bosen si biasa aja kalau
udah biasa maennya sama itu itu aja ya enak aja.
2. Jawab: saya gak ikut eskul ka, soalnya males ka pulang sekolah aja kan sore
jadi kalau ikut eskul cape dan saya juga belum minat juga si. Ya kalau dari
orang tua si terserah saya aja ka kalau saya ikut tidak apa-apa dan kalau mau
ikut pun tidak apa-apa, mereka gak perah nyuruh-nyuruh saya untuk ikut
kegiatan-kegiatan gitu.
3. Jawab: ia suka kalau ada halangan baru ngantuk, ia tertarik ka soalnya saya
dari pesantren dah gitu gurunya juga kalau jelasin enak gak bikin ngantuk
juga
4. ia biasanya sebelum belajar dimulai kita di suruh merapikan tempat duduk
dulu ka, kalau ada yang masih berisik ditenangin dulu. Kadang duduk
berkempok kadang juga kaya biasa aja, sendiri-sendiri gitu
5. Jawab: sering ka, Biasanya si kaya nonton video motivasi gitu yang bisa bikin
kita tergugah ka
6. Jawa: bervariasi ka, jadi kita gk bosen, kadang kita berdiskusi, kadang
hafalan, kadang prenstasi, kadang juga gurunya yang jelasin
7. Jawab: ia sangat ka, kaya diskusi dari diskusi kita di tuntut untuk berani,
tadinya saya malu-malu gak mau ngomong di depan tapi karna itu udah tugas
kita jadi mau gak mau harus berani.
8. Jawab: iyaakh, kan kita sering dibagi kelompok ka buat ngerjain tugas secara
kelompok dan diskusi juga.
9. Jawab: sering ka, pasti ada tugas yang harus kita kerjakan secara individu,
kaya latihan soal, kadang juga kita di suruh bikin malakalan sendiri-sendiri
10. Jawab: ia dapat ka, kan dalam belajar agama kita juga bisa tahu cara bersikap
yang benar cara kita berbicara atau bersikap dengan yang lebih tua, lebih
muda dan seumuran.
11. Jawab: dari keluarga, heeem temen, guru juga ka, sebenarnya eskul juga bisa
ka, tapi saya belom minat buat ikut hehehe
Jawaban inforan siswa: 3
1. Jawab: saya suka belajar berkelompok karna kalau belajar kelompok kita bisa
bertukar pendapat, berpendapat, beradu argumen. Aduuh kalau temen mah
banyak banget ka, semua temen kelas deket semua.
2. Jawab: saya ikut eskul rohis sama kaligrafi ka, Di rohis itu kan ada tentang
keagamaan contohnya latihan-latihan pidato. iya pasti ibu selalu memotivasi
saya untuk ikut kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah ka, selama itu positif
ibu selalu mendukung.
3. Jawab: ia ka selalu ikut, tertarik banget karna pembelajaran PAI itu bisa
membuat kita lebih terarah juga, dan menurut saya guru nya juga asik-asik
ga bikin bosen soalnya kalau lagi belajar siswanya yang aktif ka.
4. Jawab: ia ka, jadi sebelum pembelajaran dimulai dirapiin dulu tempat duduk
kita ka, kalau lagi kerja kelompok ya duduknya perkelompok tapi kalau lagi
secara individu seperti biasanya aja kita menghadap ke depan papan tulis.
Terus kita ditenangin dulu sampe tidak berisik biar kelas menjadi lebih
kondusif.
5. Jawab: ia sering ko, kan biasanya kita males-malesan buat belajar jadi guru
suka ngasih motivas, contoh motivasinya ka? yaah kaya nontonan video
motivasi gitu ka atau kadang suka di mulai dengan permainan juga ka
6. Jawab: ia itu selalu, karna kalau jelasin aja bisa bikin bosen dan ngatuk juga
ka, contoh kalau di MAN 4 ini diskusi, heeem presentasi, terus ada juga
hafalan-hafalan ka.
7. Jawab: ia ka dapat mengembangkan ka, kalau ke interpersonal tuh kaya
metode diskusi, dari diskusi kita kan bisa berani, bisa menyampaikan
pendapat ka terus kalau intrapersonalnya lebih ke tugas individu ka, kaya
latihan dan pernah juga membuat makalah secara individu ka.
8. Jawab: ia pasti ka, karna di man 4 ini kita kan yang harus lebih aktif, kita juga
sering d suruh kerja kelompok
9. Jawab: ia, kan kan kalau ada tugas kelompok pasti ada tugas mandiri juga ka.
10. Jawab: heeem iyah, (berhenti sejenak sambil berpikir) contohnya materi
tentang akhlak ka, bagaimana cara kita bergaul dengan orang lain, bagaimana
kita berbicara yang baik dan kalau untuk diri sendiri kita bisa tahu bagaimana
cara kita berpakaian, kita juga tahu bagaimana cara beribadah yang baik ka
tapi menurut saya yang paling penting si di materi akhlak
11. Jawab: yang paling penting si dari keluarga, karna sehari-hari kita bersama
keluarga, terus motivasi dari guru juga penting banget ka, heeem dari temen
juga bisa, kalau kita bertemen dengan yang baik kita akan termotivasi untuk
ikut baik begitu juga sebaliknya ka
EE
o
vf
'6tr5
o ooa=
Z' .
,9Y .ac
HP
a=
g.Es,Ef 6c
:<<
,tETEEA
&#e!.o € =:5EPE
E'-s.
E6
(,G
=-c
co
oa
EE
*#
EEt,* ?-,
Ste;Afr5g
=?
;*;HE
e= =*;:E
;i
-i
-g-
(r<
-6
o-\
:
E
.q
6
O
(!
G
CI A Y..=
vt >E6=xY
fillc
=l
ol=d)--;Yl
o
o
:I J O
Xl .Y:
-!Y
EF
*l ;; g =l
st E --': djt .5 &
o-
.=l
z
llloc=l!:F
N
.-
'i3*;=i
* e'E a!.E E :=
.l !E=cE xH=
E *6
rv .* v +He
"6
I E !iE.oilg
3 stE;E :aE 3E
tqi :E *r; iE T_E: EEE9;
=
** qIEFC SEE+;E HEgtr€EE-EE
5..t[E:
t;gB ffiE;E EEE;EE
=E€E€
p**
r?
s
+
IESEE
36E*
nE
(,,
J
2
UJ
o
o
6
5
l)
o-
z
E
o
o-
o
6
th
.q
g)
trl
:<
)
!
trotrr;!
J
M:i:ld
E
o)
.-Ge-:-
q:ro
=?
ErEEEcs +sBrg
EEs$g
6
G
g)
E'
E,FEE
-t
6
z
Hl
Eo
6
G
6
(9
ll z
.;l
Ssl
s
,El trr
:H (,
5
-o
E
CO
|
-
o
o-
G
o
(!
Fril = E
t=l
E
atsl
:
*$
Zal
'-a al
!i ll
SI
*dl
=c.*
ro?
uoaoo
A3
L
Y-
9u
U
=Y
xE
ri Fr !l
-trizO
V i!l
<tr
:,.xl(!=:
!u=-
c{o
tn c
o-6
ii;:=
z4,l. iF-i H ?Ty
-1
El
E=d
o
FI:
-z
i,;
c
!
*.:.{.*
o.l
cG
c
e f;
E:fi ac
o
E$* -o
E:<
gE
ElE
FEj<61 iHE
E*l 3r3
o
0)
6
E
ho-o
oE
6-A
d
6
o
6
0)
co)
!
oo.
hoE ?
0)
o
E
o
Y
,D
F
)
E.EE
-
dl
F.
Q.
=
6Ef iE==f = Etr2
g g E g E-3.8.8
g
g€
.E
=E
.-!
EFe6
-EG
q116
-! g!
q c
oE
A!
c
g.
o
ai
6
^5E.o @
=)X.o
i 6y
r
6
o
o
c
L N
o
o:i ij
=cA
=9-d
;ii
]!; o- o
C.- c
6
o
l<;>LnO
9.aZ-o,:7
N;
! oX{:
"
aE
a
o
J C- N -.:
= F -(
l u 6l:E
>
@
]= i:"E rni ;lH +E i ;
HIE ;EEtEE;**E"E1E *P* tf
E;3 se
g H fe"Eg-sEEEEEsltr;3ts
E E + q Eti s 3 E s il9 F ts ii e E E I
* PE B*
E;*lsEs.fiE ggs
E s;
'-'i.92
q=;: E EE
c a:
o EE c Ll
S[[EsEEs*EEs.8Hgl.
!
.El
83f,
>c:l
M
[[.8 [€
i::'l
L
!x G tr
b- O-;ic
I
!
O
FF.=-
qccrE
.9
E-'"
S E x;
,.=
CU d E
?I: xk
=U!I
q:l. --5
..i z il
,iE
n <Zl
rl
riIE5l
F-,,<tl
^.=
9u:F-.t-
co
tq,
.
-
.E
{r=El
iJigl
s; i
j
N
=
e S.F
.E
. =G ii!
s = E E -d = ! a j:!
::
6 tr Ex
E
E
P-{
I
Ec:
x 3 Ed
u".= 6= E :a .!
, q.- H A
<= P
r=
_g
=
sBt
<=1 o-!l
Adl
j
E'
EiE:9 iEE
E d E ;E'&€ E E ;li-u
E*3,8E!:"se
O
E)
F
I€EE €EE€sEEE
"
ytli66.9
=E
ffiEits
c )\v =**:u
-=-c
z
eoi
z-oY
ca
E
!/
-1!
= -
-
|
o
O
(\
O
O
0.
,)
o
E
o
o
z
t-;-;
li4l= *i**
lE.=l
lN
I:
e
-l!
OIO!
--
lz:<lrL <
i,ll
I
i
dl
E
|
=
I
l L- c \
o >
=O F.!l
5:l
.
'j
I
I
i
I
l.,E s€ E,Ea
| ^ I EE'EE
rrk r
I
dEE
I
I
--,
L;
E6
E IJ,*
lE- I
lqI
I
I
|
I F*_
|
l=L E ils
.:
dircir
v, o€N
+
--- c-6EG
.2
o-:r
ll
S
t
-:
oG
Eft sa =
l-o
I
I
I
I
HESFP q
L*
E:i==E
I
E;$E
E
t E-Pg
:
llr |
:
-J
I
IIlt--.-+=
II
aAE
I
a
(D
E
Li-r
L
I
z.
J
I
3n**EEl
.ql
:
3
5 iis-i
plyr
o
o:
= tF ;6
.=g-E
Eiitr.=
E
'6XXtr
q 6
>
!
O9OO
o.r>
X.==
o
&
I
I l.E
H:#! Es=EtEl
e
El
l
E6E SEB * FEaE:€ €
i Ei ;Ei- g g;r,.: -EE#;;E ;
LU
c-l
I
IEE f e EE=I
F"EEg EE
Eg
I
CO
I
lEs
G- l
H.ql
.o.s I
€
o
G
I
I
I
I
I
l
C
I
al
z.
a
V
.o
o
J
tu
mt
oat
t-
IFEIgEEE AfuEEffiE
at
<;l
I Efi... g. ... . $.o . .
2
li
;v.al e
El
itJJ*:.Ji
LIJ
.?
<31
v{t
40)
v=l
a' vl
*l
Z.
'zt ql
\dl
>_
el
-i Jll.Sl
^)
-aA
- El
cll
\ El
t3 rtr rl
.iz7l
,r lli
ro.-9
roco{
.ia
(uxr
_!!
<l
k-o
(u
hn
oJ
<p-l
-LcnSl
E-+ J sl
>eEl
r-.-r r<
.H
VE;l
6)= 61traa) q=a
::
(ntrtr
==
-
I +€Ss €Es:; €SlF '€5 . lel;*r-rE=*"EEi qEEE
I
?dec
o
X'
=
ftru
A
>j
N
Efl=E
U#
sF
I
6dNX=Aoo
-6
-u
=
C
2<(,xNcoo
II
I
l-
-( r
e3
gF
Fms ae *5[u
EIC TE €EE€E EE
ligE EE EE*",e H,E
*EtE
*F
H
I EE;E *:
€B
I € IEEE ;E .!E#€E ,H€
3 IF'E a E-. a43 : Fl8 E E-9
ffftEffi*st
*fi9 E+:6 1 E'gEe;,*E€ffF+*e+fisEErsE l-. ''..'.'''
E
-t
E
.E-E
I
I
I
I
N
lElrm:;tr-:Etl€;Esit;E
}.<P
EE
:€==r-,*€
E;bD
I
---]
!bEu
ao
x.6d
o.l
,<:l
r-'1 FF( cl
II II
o0
F
'+*
m
t;
FUrv-U
ziHl
44.r1
.-l rJ
o.
6-c\t-lc\?o
L(E=6-.j.F<
"91
iEHff#
gEseen
Ua;(g- I
=?
&
1
f!
€
I
.;
o
I
E
I
o
c;
I
z
I
I
I
I
S lgE
Go0t.^;-PH
I
I
c'a
7 v.
Uf,
g@o
'49.Y
dc
:<<
$*
'-^-=cl)L==o.c/ ! f c/,o.=
'=-J-'>'^-a:J!c>
_=
€ 8E3eeq
&-:Ii.5
o
Q toI
f,u?x4=tE:)9__
-ro
o<
EO
aft
o..
;l
col
o
o
i=
..
.N
G
C
I
6
,g
o)
c)
:<
Z
G
.t
c0
-o
E
o
o-
o
o
?l
Z
LIJ
=
o-
'il
6
ro
,:t
zal
<?l
zit
2=!
,lL-t
<f ;_i El
t3 rl Jlcl
-.Y
.izXl
zr *
'91
eiHl
< :.=l
n <zl
I-! lrr
Fi <:l
5l
42 il
zeEt
r;
-\ .a
t{ zl
ul
ME;l
c,_
'OF
'T
Hn
9Y
o.r
X'
_d
ii>i qr "N
a+nil
?aNx
I
-v^-d
-':.-'5
iilo=rrj
E E,FO-
=
h;
o
E
s
E
-9
*
O
z
;.
E kTo
:(!<
b'o">o)
o6
cofi6
(o(go!^
fPtr9!
PI!L('
(E<o),L
\hev)O-
f
c=
X d ;5s;
c .l
-'-
t
):=
N c
I
C
o
, E 5€
l=fr
Ir=_rE
l=\iA:
l!'1
,tr -
(g
!
c
o
a
'A2*;=,
=EIEE
-i!??
je-E:q
I E i n H:61
tr - -l
'-:'t::
=;!-, a =-:?i1;..r8
rr'!=A( =
l= .'.j:==
;>
-.
N
6
fl
6"
-
b1)
3
L
=,
i
R
a
- bFs
€ E$;
=e*
=oo
H
=H iE; Ex
3 qEG o
f;
o
o)
E
o
:<
.!
,)
=)6
on:i =
la-aE
'.o
> :; 2 " axv'-lo
> a i z a :z z ';' :t Yl I
0)
o
E
o
a=
;
a
J
- =
c=pci-L
-a
ai
aoaa
1..
G'
tr
::
:-,6"
o
.a
=:t
O
:o:' H
>
=
ic
; 13:=*:E6EEE:;SlE s:s or gA
l2zZEEA4iai? E ilEE€€n h;
E E; E s0 E
t:= E';€: E s!; #:gtl5
lEbbeEHsSi-Y?'i.ql
><(,xd
CG
G
6
tlcA--==:Hcu,i
ate
d n
I
S Q
ts:J
o'uiaI
L
:,:,"i
z_'L
.^
L-C
(oCO
.Y
NX
;f;
tr)
,:,
*n
6
=
t!
\=l
e==
Fl-5
"i$i;
gEsEt=eE;
!€KF*:t
aEzz 71i*i'2=_ia
i:.=l
a a Y xd::r.p
i;, d
a='=.Y
;E or)i!
i H
tr o h
Y -A
: ..4 \ - .2E
eIEE LPi! =! [iE E"E€=
.:
,al
(9
2.aa
:
, i
*e
\t
@l
\/xl
ci!
=;
Eiir
-E66
"rb=
=;rb
:E-a
o:ldo
=Pq F=dF-dc
=*E
.a
i::
a
Z
EE=
:=q
jia:
6
-U!
.- i
6
E
7f
.,
6 6Ja
x zEtTPEEEEE
6c:X
E'a?ts',
z
rl
cDF
;,
=d"
-,s
i'4
N::
E.H8H
(9
cS
Aft
EE
o
=
E-o
-
+r6
==a
.J=E
fx*u
kFncr)
=bo
F*
=-= ai
o2' e.=
e!!:E!!=
E+;c+ B=qd; E-ii;siE+=1
-eE F2=i
F=a,.:-=,*,eieL
=sq
=^4i=Ei
=;.iH"
?*:
E (E
rflt =EEF€
E
q)
o-
a
Jal
\
,:'l
O
d.
li
t! ;q
i* =se
a;z E=*
;€E
t
Eli
a,
-E
A=
E!.)
s
r:
.- =
6h
O-;i
6
p
co
?
.;
:
A
!
6
6
:)
cl
e)
6 q
d,
.E
s n:j .-:E E
_ E= 8Ea :rb
c6
o
a
k9
? =l
bE
Cl
oL
El -=:': 3l j e
:a
=
7
Z
=
Yl
;l R
Z
r_l
;it
=
5=o)-!l
t9l
d
-r
g?
'=l
;Y!
o_
6l
c
o
-.4
.
Y F
al =L6
:!fl:!fr1-^
o
o-
Erfl;fi
:< 6 o 558
<lJI
.q
=6
I
zut
.:
E
o=
N€
a
o
>-
t*:sE
eE
Er
ro
:.SlOG
'l
'l
;*
o !i G o
I
6
o
N
o
O
r
F
O
E
o
a
o
z
oo
o=
<3
o=
c >
o!'To
[<{5:lF.!l
z:<
6
x:
!
o: Hl:=
*
=;
gE'=
6E'-Ets.sf
C
c
oo
-e
:
N
d
,-E
Eio
=t
-E
to -
f-
o
}E
?o
t'o
l><
c
.Y
d
a
o
=
6
>
I
!s
*o
G>
-!
v7^
...4H
o:rI
Ya
oPF
o
E
o
UJ
o-
o
-
co
o
c
N
E
g
z.
o
c
o
d
a
:<
J
tu
ll?l oa1 z
1.':t
<;l
2. d,
r".l
F/ -*i
N?.
-4
<;Et
\ .r ql
Fr lr
-:
Z:".:i
,. '* i:l
Z il
9
-\ I :l
<*il
\dl
Z7=,1
#i=l
* 4Zl!t
r-lFcl
.l-Yq"
:y
6
:
b
:f
;
G
Eo-
14
iZ
ZZ
J=
;e
o-
a
=i
-c^
l-r.\=l: =
b =x
lPd
c !
E
e o=199_E
.
..
- i
o^>*
E
.:
.
o
.
LIJ N=.=-,.
f,
e
. . I .. . .
ii
<]
C.l
O
-o
a)
F
"..,;
50
F.
.
c =E
EdE
-ioc6-!tY-
-cdG
a2i;r:i==E:ilEEI:E;i
E
E
-!d
,18=EEileEE
-- - -.-i
:.= -'i==itr,
C= L?E
t b
L -a l. ==+
a L u=
i= e? ".?
u i, Lo = u
a -C oJ L3 -- Za ; r':
- LrxE
1
G
)
;=
c
i'S{ E*d
Eo-nPcx*
KJ<Ci :f;EtsEEE
VE=r ,g5sifl#€
P
O
i-
o
ha
E=
aR
!)x
a
6
c
Y+ ler!
:9::n!3
s,
;)
gE
>n
.^;+
a a
o
o
a
.iq
>
a:"it:= =a Er
E A;?::T EE H;
(
(!ff9
O
-F-cp.
=
6SX-=;
i
E
gEE
ot
L
!
ca
&
=
O
so
c
O
-a:<_J.-,'--
'.
5€6=R-;
co
RP
i;-g
.cc
-oi
(
c e
-c
Aa= '- trt - c =i
->'iA
!E-:!.:
L C t'
;=
=
^,r-'-?Ncjai<*:
:)
c==tr
€toh
<=
- -c = a 4E:
2
=
**R=lE;o
o l.-;X
,, E
cF3
Ei=i^
r p a4: ; =
oorgEo.iF
ZiEl
F-_
c.--
-
5
r
=G
E.tNt-t^-i:-A66
3<#r
nl
=
P
!kiA
;iJc
F-*ii
?s-*fi3
c
c ()-.=
E8:E
E
F<;l
-yA)t
=-]Pi
..
J*
{: xt
:-t
^-l
6
PttsE I E=e=n; i:s-*HE=
zoEEEeg h6
*?#F*$ tEAtgf*A
q,EE";gE EEE
I5; AI H EEe EEEES =EE5;s;*a
:;ee*A ;EEEgei€ aAf*#BE€
;=gEE€ EsB;fig#
EEs=EfisgE
L'
7i
=2
tE
9
4
Zzl
E c
3€
5E
P!$=
:SsfisE
-E
ger
s;*;*;E
E:*E=€e
flB'& E EIE E tx:;EB
m
a=l
o
Z
b
E=
6-up=
:
ul
.t-a
O
&
Y
-;EE
*,
< hcE
iri
6
J
4al
:Ft
'-l
:
9=.
? iine
E
S
-?E'5
+a)=9a.9aE+
-
VFI
3
GO- (/)#J-i!)+6"
co-::.|g=-o,Y?-i9
z.
>'al
Ed\'-o
do
al
O
O
9E
E
qo)v H ?-? i?6YF:
Ed a -f<m co'-N ri.=
E
\.tt
!lu
o
:r'- .Ea*HE t9==E
5---!2:--+
<o
-tll
mo,-@
ra=
x-;x,
u-'ii "f:y
:.r**O
!
E E:P],;:; €E
:j
;a E==76i
'Etq;;
!tr
tr
=i
c!
9) =Eaia'
-!aJ.':-=
3i =:-Aj.U =F
a
43.:zcc*i
- \',;9=.:
a
E
c
!a=i=oi-=-:= )
i'q:9=-^=a
i;d.",=i2ar
J,
c
6X' Eo
tr;
E
*:+ = xij;
F a
k o
U=
o
E
G
(qr;l - c(o E
o[c
)X
trl S* ftj
.,t
^Co
ts'o
sY
>cE
(u c
h A
E;={EEafE"q #lEBEsE_
E i;Eiieiziael;€:f
> 6 d s i;
E !:2,::2+ZEEs
?
c
b:
r'-
O ; -
) LE
z=2_iz_i,!14;;yl.,
*[
El>
-l
r
r
v
E
O
o
ci
z
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAIARAN
(RPP)
1_
MATA PELAJARAN
:
AL-QUR,AN HADITS
KELAS/ SEMESTER
:
Xl
PERTEMUAN KE
:6(ENAIvI)
ALOKASI WAKTU
:2X 45IvIENIT
STANDAR KOMPETEI\ISI
IPS 1, IPS 2,IpS 3,BHS
/
Ganjil
:Memahami ayat-ayat Al_eur,an dan
haclis
tentang berlaku adil dan jujur.
KOMPETENSI DASAR:
Mengartikan eS.al-Maidah:B_10;eS.
an_Nah l:90_92;eS.an_
Nisa 105 dan haclis terrtang berlaku
adildan jujur.
Menjelaskan kandungan
eS.al_Maidah:g_10;eS.an_
Nahl:90-92; es.a.-Nisa:105 cla, hadis
te*tang berlaku
adil dan jujur.
Menunjukkanper.ilaku orang yang rxengamalkan
eS.aI_
Maidalr: B- 1O;eS.a,_N ahl:90_92;eS.an_Nisa
:105 dan
haclis tentang berlaku adil clan jujur
Mer-rerapka. per,aku aclil dan jujur
daram perkataan dan
perbuatan seperti terkanclung dalam
eS.al_Maidah:B_
10;Qsan-Nahl:90-92;esan-Nisa:105
dan hadis
tentang
berlaku adil dan jujur.
T. INDIKATOR PENCAPAIAN PEMBELAJARAN
.
.
Membaca
eS.
:
al_Maiclah:g_10;eS.an_Nah1:90_92;eS.an_
Nisa 105 dan haclis tentang berlaku
adildan jujur.
Ivlenerjernahkar-r
QS.
al-Maidah:8-1 0;eS. an_Najrl: 90_
92;QS'an-Nisa 105 dar-r hacris tentang
berraku adildan
jujur.
.
Menguraikan eS.al_N{aiclah:B_10;eS.an_Nahl:90_92;eS.an_
Nisa 105
dar-r haclis
tentang berlaku adilclan jujur.
Menyimpulkan-
eS.al_Maidah:g_1O;eS.an_Nahl:90_
92;QS'an-Nisa 105 cran hadis tentang berlaku
adildan
jujur.
Memberikan contoh perilaku orang yang
mengamalkan
QS.al-Maidah:8-10;eS.an-Ilahl:90_92;eS.an_Nisa 105 dan
hadis tentang berlaku adildan jujur..
Mengikuti perilaku orang yang mengamalkan
eS.al_
Maidah:8-10;QS.an-Nalil:90-92;eS.an_Nisa
105 dan hactis
tentang berlaku adildan jujur..
N{emperlil-rarkan perilaku
eS.al_Maidah:g_1O;eS.an_
Nahl:90-92;QS.an-Nisa 105 dan haciis tentang
berlaku
adildan jujur.
Melaksanakan perilaku
eS.a1_Maidah:g_1O;eS.an_
Nal'rl:90-92;QS.a.-Nisa 105 dan hadis tentang
berlaku
adildan jujur.
IT. TUJUAN PEMBELAJARAN:
. Siswa mampu membaca qs. al_maidah:g_10;qs.an_nahl:9092;qs.an-.isa 105 dan
hacris tentang berraku adildan jujur.
o siswa mampu menerjemahkan qs.ai-maidah:B-10;qs.an-nahl:g092;qs.an-nisa 105 dan hadis tentang berlaku
ad,dan jujur.
' siswa
mampu me.guraikan qs.ar-maidah:B-10;qs.an-nahr:90-
92;qs.an-nisa 105 dan hadis tentang berraku
acr,dan jujur.
'
siswa marnpu me.yimpulkan qs.ar-maidah:g-10;qs.an-nahr:90_
92;qs.ar"r-.isa 105
'
da. hadis tenta^g berlaku adildan jujur.
siswa mampu memberikan contoh perilaku orang
yang
mengamalkan
qs. al_maidah:
B_1 0;
qs. an_nal1l :9 O _92;,qs.
an_nisa 1 05
dan hadis tentang berlaku adildan jujur..
'
siswa mampu me^gikuti perilaku or-ang yang
mengamarkan
qs'ar-maidah:g-10;qs.an-nahr:90-92;qs.ar-r-.isa
tentang berlaku adildan jujur..
105 dan
hadis
.
Siswa mampu memperlihatkan perilaku
qs.al_maidah:g_
L0;qs.an-nahl:90-92;qs.an-nisa 105 dan hadis tentang
berlaku
adildan jujur.
'
siswa mampu melaksanakan perilaku qs.ar-maidah:g-10;qs.annahl:90-92;qs.an-.isa 105 dan hadis tentang berlaku adildan
jujur.
III. MATERI AJAR
: es..a1-maidah:B-10;es.an-nahl:9a-92;es
.an-nisa 105 dan
hadis tentang berlaku adildan jujur.
IV. METODE PEMBELA}ARAN
.
1
:
Demonstrasi, Card Sort, Tanya jarvab.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan: Alokasi waktu
10
:
menit
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai karakter
Berdo'a sebelum belajar
Berdo'a sebelum belajar
R"hgio*..-=-
Apersepsi
Mendengarkan
Rasa ingin tahu
Menyimak/ memperhatikan
Disiplin
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti
8.1. Eksplorasi : Alokasi
Kegiatan Guru
sama membaca
qs.al-
maidah:8-1 0;qs. an-nahl: 90-
,1I
I
20
menit
Kegiatan Siswa
. Menugaskan kepada
siswa unfuk bersama-
92;qs.an-nisa
waktu
10S
dan
Nilai karakter
Siswa
bersama-
sama membaca qs.almaidah:B-10;qs.annahl:9 0 -92;q
s.
an-rds a
105 dan hadis tentang
Rasa
ingin tahu,
Disiplin, tekun.
hadis tentang
berlaku
berlaku adildan jujur.
adildan jujur.
B.2.
Elaborasi : Alokasi waktu : 25 rrrenit
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai karakter
Metode Card Sort:
-Menjodohkan
Mandiri,
-Memberikan kartu indeks
potongan ayat dan
ingin tahu,
secara acak yang berisikan
terjemahan yang cocok
kreatif.
potongan ayat dan terjemahan
dengan kategori.
Rasa
kepada masing-masing
kelompok.
Akreatif,
Berdiskusi dengan
-N{asing-masing kelompok
mandiri.
tema kelompok
menyocokan kartu indeks
Kreatif
tersebut.
Mempresentasikan
-Meminta kepada Masing-
hasil kelornpok
masing kelompok
bersama-sama
Percaya diri,
mandiri
mempresentasikan hasilnya.
8.3. Konfirmasi : Alokasi waktu; 10 menit
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai karakter
tiertanya kembali tentang
lvienjawab pertanyaan
Kreati{
materi pelajaran yang telah
yang diajukan
4
dibahas
Meluruskan pemahaman d.an ata*puika,
I
menyimpulkan
motivasi
kepada siswa yang kurang
Memberikan
I
I
I Rasa ingin tahu
Menyimak yang
i disampaikan
atau belum berpartisipasi
C. Penutup
: Alokasi waktu:25
menit
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai karakter
Memberikan umpan balik
Mendengarkan dan
Disiplin
terhadap proses dan hasil
memperhatikan
pembeiajaran
N4enjawab pertanyaan
Disiplin
Tes
Menjal.t ab
Mandiri, rasa
Menyampaikan rencana
Membaca hamdalah
ingin tahu
pembelajaran pada
Religious
pertemuan berikutnya
Membaca hamdalah
2
SUMBER BELAJAR DAN MEDIA
1 . Al-Qur'an Terjemahan
2. Buku paket
eur,an Hadits
3.LCD, Laptop, internet.
4 . papan tulis, LKS, Buku lain yang relevan.
5. Tafsir
Al-Azhar
6. Tafsir
Al-Maragiri
7. Tafsir Mishbah
B.
al-Qur'an dan tafsirnya.
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
:
NIM
: 1110011000070
Jurusan
: Pendidikan Agama
Judul
:
YANI
Islam (PAI)
Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan
Iintrapersonal Sisr.va dalam Pembelaj aran PAi
Judul dan Halaman Buku
No
Paraf
Pembimtring
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan
Agomct
Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT
Remaja
.--"-t'
Rosdakarya, 2006
Z
Abu Ahmacli dan Widodo Supriyono, Psikologi Belujar,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004
J-
Al-Qur'an dan Terjemah, Bandung: CV.J -Art. 2005
4
Suharsimi Arikunto. |rlancgemen Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta. 2009
5
Thomas Armstrong, 7 Kinds a-f Smart fuIenemukan clan
luleningkatkan Kecerdason Anda Berdasarkctn Teori
Mu
6
It
ip I e In t el li g enc e. J akarta:
PT Gramed ia. 2002
Bambang Warsita, Telcnologi Pembelajarqn Lanclasqn
dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2008
l
Burhan
Bungin, Penelitiun Kuolitotif:
Ekonomi,, Kebijakan Publik dan
llmu
Komunikasi,
Sosial Loinnya.
Jakarta: Kencana. 2009
8
A.Chaedar Alwasilah, Pokoktrya Kualitatif. Jakarta: PT
Pustaka Jaya. 201
1
--"'-''
9
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balat Pustaka. 2005
10
E. Mulyasa. Kurilalum Berbasis Kompetensi, Konsep,
Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja
Rosda Karya. 2013
11
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI,
EI, SQ, AQ dan Successful Interlligence Atas Ig.
Bandung: Alfabeta. 2005
12
Eric
Jensen, fuIemperkaya
Otak Cara fuIemaksirnctlkart
Potensi Setiap Pembelajararz. Indeks. 2008
13
E. Kristi
Poenvandan. Pendekatan Kuolitatif dalam
t4
'
--/-)
Penelitian Psikologi. Jakarta: LP3ES. 1998
May Lwin et. All. How to Multiply Your Clhild's
[ntelligence-Cara Mengembangkan Berbagai
Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks, 2008
15
Lexy.
j
Moleong. Metodologi Penelitian Kualitotif.
Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA. 2010
16
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya- 2004
t7
Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi Pengernbangon
>i
Penrlidikart Islam. Jakarta: Rajar,vali Pers. 2011
18
Muhairnin. Pengembangan Kuntkulum Pendidikon
Aganta Islam
di
Sekolah, Madrasah, clan Perguruan
.---)'
Tinggi. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2011
t9
S. Nasution. luletode Reseoch (Penelitian llmiah).
Jakarta: Bumi Aksara. 2012
20
Yatirn Riyanto. Paradigma Baru
Pembelctjaran:
Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implententctsi.
Jakarla: Kencana,2009
21
ruwl.
Alisuf Sabri. Pengotttar Psikologi (Jmrtm
dcut
--)'
Perkembangan. Jakarla'. Pedoman Ilmu Jaya. 2006
22
John
W.
Santrock, Perkembangan Anak. Jakarta: PT
Gelora Aksara Pr atama. 2007
23
Djam'am Satori dan Aan Komariah. Metodologi
P enelitian
24
Kualitatif- Bandung: ALFABETA.
20
11
Thomas Armstrong. Sekolah para Juara. Bandung:
Kaifa,2003
25
Undang-undang SISDIKNAS.
FOKUSMEDIA.
26
Hamzah
Bandung:
2OO9
B Uno. dan Masri
KtadratMengelola
Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi
\,
Aksara
2l
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain
Sistem
Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group. 2013
28
Zuhairini dan abdul ghofur. Metodologi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Malang: UM Press. 2004
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan
kuanlimtrt lamlitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010)
__-_;,
,1
,.
,
rT)*fl
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
trrrK
LKryJJ
),',,' i"r*nau
No. Dokumen
Tgl.
FORM (FR)
No.
Na ss ciputa! 1s412 tndonesia
:
FITK-FR-AKD-081
Terbit :
1 tvlaret 2010
Revisi: :
01
Hal
1t1
SURAT tsIIVIBINGAN SKRIPSI
Nomor : Urr.O I /F. 1/KN{.0 1.3/ ^.......12A14
Jakarta,
16
Oktober
2014
tr-arnp. : -
F{al
: Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Yuali;Munadi, MA
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta"
A
ss
al amu' al aikum w r.w b.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pernbimbing IAI
(materi/tekn i s) penulisan skrips i mahas isrva:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul
Skripsi
:Yani
: 1110011000070
: Pendidikan Agama Islam
:
lX (sembilan)
:
UPAYA GURU MENGEMBANGKAN I(BCERDASAN II.{TERPERSONAL DAN
INTRAPER.SONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Fetrruari
2014, abstrakst/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila 'perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing
menghubungi Jurusan terlebih dahtilu.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam rvaktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
I{as s al aruu' al a i kum
y, r. w b.
Agama Islam
|
Tembusan:
l.
2.
Dekan FITK
Mahasiswa ybs.
002
KEIBEENTEKTAN AGAMA
KANTOR WII,AYAH PROVINSI DAERAH KTIUSUS IBUKOTA JAKAKTA
JL. D.t. PANJAITAN NO. 10 TELPON 8197479 (HU'NTING) FAX 8512402 KODE POS 13:i40
lz1
Nomor
Sifat
Lamp
t{tu.09.4121tL.001
Penting
Hal
Re ko m e n da s i Me n g a da ka
tt
Jakarta,
1201a
J
Oktober 2014
n
Obseruasi da n Pen etitia n
Kepada Yth
Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 lakarta
lakafta
,
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Berdasarkan permohonan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN lakarta
Nomor : Un.01/Ft1KM.01.312777120L4 Tanggpl, 06 Oktober 2014, perihal tersebut
pada pokok surat di atas, untuk mengadakan Observasi dan penelitian sebagai
bahan pembuatan skripsi atas nama :
Nama
Strata
NIM
Program Study
:
:
:
:
YANI
S-1
1110011000070
Pendidikan Agama Islam
yang berjudul "upaya untuk Mengembangkan
Kecerdasian
Interperional dan fnffapersonal Siswa dalam Pembelaiaran PAIi
milka
kami rekomendasikan kepada mahasiswa tersebut untuk melaksanakan observ'asi
dan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 4 lakarta
Demikian Rekomendasi
ini diberikan untuk dipergunakan sebagamana
mestinya.
Wassalam,
W
ktYI
Pendidikan Madrasarh
-.,.
1i991021001
Tembusan Yth:
1. Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta;
2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota lakarta Selatan'
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN} 4 JAKARTA
lnduk :
Filial :
,
Jl. Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama,.Jakarta Selatan,
]fp. O27-7690283.Fax.021-7697195
l/:rc
website : www.mon4ikt.kemehaq.qo.id E-mail : [email protected]
Jl. M. Kahfi ll No. 64 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 72640T|p./Fax.021-7868970
Website'.www.mo-alozhar.com
SURAT
E-mail: [email protected]
KtrTERANGAN
No*offi,4a,tzotq
:
I
4
Jakarta
ruf$
Syahid,
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah
ini
:
Nama
: Yani
NIM
:11i0011000070
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Jenjang Pendidikan
: ( 31) Strata Satu
Nama tersebut diatas adalah benar Mahasiswa Universitas Islam Negeri
telah melaksanakan penelitian
di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
4
Jakarta. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal'.9 Oktober s.d. 28 November 2014, dengan judul skripsi
Guru
N,Iengembangkan Kecerdasan Interpersonal
Pembelajaran PAI
"
Upaya
dan Intrapersonal Siswa
dalam
".
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
16 Desember2014
,-4
lah, M.Pd
1 994032001
9660608
No. Dok : MA-FR-15-03-02
Tgl. Terbit : 01-1 1-2010
No. Revisi: 02
Hal: l/1
Download