YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO

advertisement
ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS
IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO
(Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH)
Di susun oleh :
M.SENOPATI. NEGARA
NIM: 105081002484
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H /2010M
ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS
IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO
(Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
M.SENOPATI. NEGARA
NIM: 105081002484
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Yahya Hamja, Dr., MM.
Suhendra, S.Ag, MM
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H /2010M
Hari ini jumat Tanggal 23 Bulan juli Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan judul
skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan
Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,23 Juli 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Ketua
Sekretaris
Yahya Hamja, Dr., MM
NIP:194906021978031001
Suhendra, S.Ag, MM
NIP:1971120620031211001
Penguji Ahli 1
Penguji Ahli II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
NIP:196902032001121003
Leis Suzanawaty, SE,.MSI
NIP:197208092005012004
Penguji Proposal
Cut Erika Ananda F, SE., MBA
Hari ini kamis Tanggal 10 Bulan juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan
judul skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha
Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,10 Juni 2010
Tim Penguji Ujian komprehensif
Ketua
Sekretaris
Heryanto, SE., M.SI
NIP:195902231986011002
Leis Suzanawaty, SE., M.SI
NIP:197208092005012004
Penguji Ahli
Yahya Hamja, Dr., MM
NIP:194906021978031001
ABSTRAK
M. Senopati Negara, Analisis Perbandingan Persepsi Efektivitas Iklan TV:
Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah).
Skripsi, Jakarta: Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.2010
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas iklan TV produk
Yamaha Mio, efektivitas iklan TV produk Honda Vario, dan adanya perbedaan
efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario.
Penelitian dilakukan di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
subjek penelitian mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif
sampai dengan semester genap tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 100 responden.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan analisa
deskripsi data, dan uji t dua sampel independen (Independen-Samples t Test)
untuk melakukan uji perbedaan efektivitas iklan TV.
Berdasarkan data hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden
menunjukkan bahwa hasil efektifitas iklan televise Yamaha Mio memiliki ratarata skor dalam skala efektif, sehingga menunjukkan iklan TV Yamaha Mio
adalah efektif. Sementara untuk iklan TV Honda Vario, memiliki rata-rata skor
dalam skala cukup efektif, sehingga iklan TV Honda Vario adalah cukup efektif.
Berdasarkan hasil uji-t sampel independen, maka perbedaan nilai rata-rata
efektivitas iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario adalah signifikan, dilihat
dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05.
Keywords: Efektivitas iklan televise, Yamaha Mio, Honda Vario
ABSTRACT
M. Senopati Negara, The Comparison perception Analysis on Television
Advertising Effectiveness : Yamaha Mio and Honda Vario (Case Study : FEB UIN
Syarif Hidayatullah).
Script, Jakarta: Major of Management, Faculty of Economics and Social Sciences,
State’s Islamic University of Syarif Hidayatullah (Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah) 2010
The purpose of this study is to determine the effectiveness of yamaha mio
and honda vario television advertising as well as the differences between them.
The study was conducted at FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta using
100 active students as respondents. The research method used was survey research
using descriptive analysis of data and two independent sample t-test to test the
differences in the effectiveness of television advertising.
Based on the result of the questionaire distributed to the respondents
indicated that the effectiveness of Yamaha mio television advertising has an
average score of effective scale, thereby indicating Yamaha mio television
advertising is effective. While Honda vario television advertising has an average
score of quite effective scale, so that Honda vario television advertising is quite
effective. Based on the results of independent sample t-test, the difference in the
average value of television advertising effectiveness between Yamaha mio and
Honda vario is significant, see from the value of sig. (2-tailed) of 0.000 is smaller
than α value of 0.05.
Keywords : Effectiveness of television Advertising, Yamaha Mio, Honda Vario
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Muhamad Senopati Negara
T/TL
: Jakarta/ 02 Juli 1987
Alamat
: Jl. Kp Kepu Gg. 4 No. 302 B RT 15/ RW 03
Telp
: 08561035235
Agama
: Islam
Hobi
: Basket dan Futsal
Cita-cita
: Membahagiakan kedua orang tua
Status
: Belum Menikah
Pendidikan Formal
:
1. SDN Islam Meranti Jakarta
2. SMPN 78 Jakarta
3. SMAN 1 Jakarta
4. FEB-UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Informal :
1. BBC English Course (1998-1999)
2. LB LIA for General English (2003-2005)
Pengalaman
:
1. Pemantau Independen UN SMP (2007)
2. Ketua karang taruna (2008)
3. Kuliah kerja social di Bandung (2008)
Motto Hidup
“Mengerjakan semua aktivitas hidup semata-mata hanya karena ibadah dan
syukur atas kebesaran ALLAH SWT”
KATA PENGANTAR
Puji, Sujud dan Syukur hamba kepada Ilahi Rabbi Allah Subhanahu
Wata’ala Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah –
Nya serta jalan kemudahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan tuntas tepat pada waktunya.
Shalawat dan Salam terhatur kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah
Shallallahu ’Alaihi Wasalam, Keluarga dan Sahabat serta para tabi’in dan tabi’ut
Tabi’in, Insya Allah mereka diberikanNya keselamatan hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan penghormatan dan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan
membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi ini, mereka ialah:
1. ALLAH SWT, berkatNya jalan yang sulit menjadi luas, lewat do’a yang
di’ijabah serta jalan pemberianNya yang tidak penulis duga sebelumnya.
2. Orang tua penulis, Ibunda Bety nurbaty, dan Ayahanda Burhannudin yang
selalu memberikan kesabaran, inspirasi dan motivasinya, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan, semoga penulis bersama dengan adik-adik penulis dapat
membahagiakan mereka berdua kelak dikemudian hari.
3. Adik-adikku yang baik, Bijak Dipanegara, Sakti Jati Anugrah, Kaisar Lafran
Abdullah, Jabbar Hanacaraka, Mayang Ratu Zahra, dan Indah Qurrotaayun.
4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, terima kasih atas bimbingan dan pengarahan dengan penuh
kesabaran. Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan
kepada bapak.
5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, Pak Yahya hamja, Dr., MM, Pak
Suhendra, S.Ag, MM. terima kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang
berharga kepada penulis sehingga impian penulis dapat tercapai, bapak
merupakan inspirasi yang berharga bagi penulis, Semoga ALLAH selalu
memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak.
6. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, Pudek I Bidan Akademik Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima
kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. Semoga
ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak.
7. For My girlfriend Firda Fitria Junella Come on to the next level babe!!!!!.
8. Sahabat Seperjuangan di Manajemen 2005 dan 2006: Edi kurniawan,
Engkong, Paul, Towi, Wahyu, Kasaf, Gori, Boay, Upi, Bowo, Kiwil, Komeng
9. Sahabat-sahabat Asrama Putra (2005) khusunya fikcuy, aris, zarken, hadi,
asbah, kautsar dan lain sebagainya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk
pencapaian yang lebih baik.
Jakarta, 21 mei 2010
Muhamad Senopati Negara
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...................................................................................................
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iii
DAFTAR ISI................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran ...............................................................................
10
B. Periklanan (Advertising) ..........................................................
17
C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi ...................................
38
D. Penelitian Sebelumnya.............................................................
52
E. Kerangka Pemikiran.................................................................
54
F. Hipotesis Penelitian..................................................................
55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................
56
B. Metode Penentuan Sampel.......................................................
57
C. Metode Pengumpulan Data......................................................
59
D. Metode Analisis Data ..............................................................
60
E. Operasional Variabel Penelitian...............................................
64
F. Variabel Penelitian ...................................................................
66
G. Skala Pengukuran ....................................................................
67
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ...........................
68
B. Penemuan dan Pembahasan ....................................................
70
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ..............................................................................
106
B. Implikasi ..................................................................................
107
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
108
LAMPIRAN.................................................................................................
112
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
: Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan.............................
19
Tabel 2.2
: Sumber Informasi Konsumen..................................................
39
Tabel 3.1
: Daftar Operasionalisasi Konsep Variabel Penelitian ..............
65
Tabel 4.1
: Jenis Kelamin Responden ......................................................
71
Tabel 4.2
: Usia Responden ......................................................................
71
Tabel 4.3
: Pengeluaran per Bulan Responden..........................................
72
Tabel 4.4
: Kendaraan Bermotor Yang Dimiliki .......................................
72
Tabel 4.5
: Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi Emphaty ...................................................................
Tabel 4.6
74
: Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas
Dimensi Persuasion.................................................................
75
Tabel 4.7
: Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Dimensi Impact ....
76
Tabel 4.8
: Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Dimensi
Communication ........................................................................
Tabel 4.9
: Dimensi Emphaty Responden Terhadap
Iklan TV Yamaha Mio.............................................................
Tabel 4.10
76
78
: Dimensi Persuasion Responden terhadap
Iklan TV Yamaha Mio.............................................................
80
Tabel 4.11
: Dimensi Impact Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio
82
Tabel 4.12
: Dimensi Communication Responden Terhadap
Iklan TV Yamaha Mio.............................................................
84
Tabel 4.13
: Dimensi Emphaty Responden terhadap Iklan TV Honda
Vario ........................................................................................
88
Tabel 4.14 : Dimensi Persuasion Responden Terhadap
Iklan TV Honda Vario .................................................................
90
Tabel 4.15 : Dimensi Impact Responden terhadap Iklan TV Honda Vario .....
92
Tabel 4.16 : Dimensi Communication Responden Iklan TV Honda Vario .....
94
Tabel 4.17 : Data Statistik Rata-rata Efektivitas Iklan TV
Yamaha Mio dan Honda Vario ....................................................
97
Tabel 4.18 : Hasil Uji-t Sampel Independen ....................................................
98
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Banyak faktor mempengaruhi pendapatan perusahaan. Perusahaan secara
konsisten memonitor laporan rugi laba dan membandingkannya dengan proyeksi
anggaran sehingga perusahaan dapat mengetahui perlu tidaknya perubahan
proyeksi pendapatan. Dalam hal ini, item yang perlu dilihat oleh perusahaan
adalah pemasaran.
Perubahan ini ada dalam banyak bentuk, misalnya perubahan prosedur
operasional atau kenaikan harga produk atau jasa. Bila satu metode pemasaran
memiliki tingkat keberhasilan yang baik, metode itu akan terus menjadi bagian
dari anggaran keseluruhan perusahaan. Tetapi bila metode itu tidak menciptakan
hasil yang sesuai harapan, perusahaan bisa menyiapkan sejumlah alternatif lain
yang dapat dijelajahi.
Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini,
limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat
konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam
persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan
kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya
dimana salah satu wujudnya adalah melalui kegiatan pengiklanan (advertising).
(Kusumaatmaja,2006:1).
1
Advertising yang tepat sasaran (efektif) dapat digunakan oleh perusahaan/
produsen dan biro iklan untuk mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen
terhadap berbagai merek produk di pasar yang pada akhirnya juga menjadi salah
satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk
memilih produk. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi), advertising
yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan
perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta
mempertahankan image perusahaan itu sendiri. (Kusumaatmaja,2006:1).
Dari sisi konsumen, iklan (advertising) sendiri dipandang sebagai suatu
media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun
atribut lainnya yang berkaitang dengan suatu produk (Durianto et.al,2003). Sebaik
apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang tepat
tentang keberadaan produk tersebut di pasar (market), maka kecil sekali peluang
bagi produk untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Dengan informasi
sempurna yang dimiliki konsumen akan keadaan pasar dan produk-produk di
dalamnya maka akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan di pasar, dan
sebaliknya keterbatasan informasi akan kondisi (harga, kualitas, dll) produkproduk di pasar menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki kurva demand
(permintaan) yang menunjukkan kemiringan negatif yang mampu menimbulkan
market power (kuasa pasar) bagi setiap produsen. (Kusumaatmaja,2006:1).
Salah satu bentuk iklan tersebut adalah iklan TV. Dewasa ini iklan TV
menyemarakkan berbagai stasiun TV swasta di Indonesia. Iklan TV merupakan
2
strategi efektif bagi kalangan bisnis yang berkeinginan mengirim pesan visual
singkat yang dapat dibaca dalam beberapa detik. Popularitas iklan TV semakin
meningkat. Iklan TV terus berubah seturut waktu dan menjadi satu media iklan
yang pertumbuhannya sangat pesat.
Iklan TV merupakan satu cara berdampak besar dalam menyebarkan pesan
penjualan perusahaan. Iklan TV merupakan pertaruhan advertising terbaik
perusahaan. Menggunakan televisi untuk mengiklankan barang dan jasa
perusahaan merupakan langkah cerdas karena efektivitas pemasangan iklan jauh
lebih baik.
Ada beberapa alasan atas meningkatnya penggunaan iklan TV, yang
efektivitasnya memainkan peran besar. Misalnya, memasang iklan di televisi
setiap hari untuk beberapa detik memiliki siklus hidup sangat panjang. Pada sisi
lain, iklan TV bekerja sepanjang hari seiring televsi mengoperasikan programnya
24 jam sehari tujuh hari seminggu. Dibandingkan kebanyakan bentuk iklan lain,
iklan TV jauh lebih efektif.
Kemajuan teknologi membuat iklan TV lebih efektif. Masa lalu di kala
iklan TV masih dibuat dengan tangan telah usai. Dewasa ini pengiklan mendesain
dan mencetak pesan lewat komputer yang membuat perusahaan semakin efektif
dan akurat dalam desain.
Menjadikan iklan TV sebagai media advertising berarti memilih media
berdampak besar. Namun tujuan tersebut dapat dicapai bila iklan TV dibuat
dengan kreatif.
3
Kebanyakan orang yang berada di luar rumah memliki sedikit waktu untuk
melihat pesan iklan di stasiun-stasiun TV di Indonesia. Iklan TV perlu
menciptakan dampak langsung dan abadi, meskipun hanya dalam beberapa detik.
Pesan bisa memberi kesan sangat positif bila singkat dan to the point. Oleh karena
itu iklan TV harus memberikan kesan tentang perusahaan dengan tagline yang
singkat dan mudah diingat.
Gambar, foto, dan warna dapat sama efektifnya dengan kata-kata. Banyak
perusahaan tidak ragu-ragu menambahkan sedikit kesan seksualitas pada pesan
iklan TV mereka sepanjang itu dapat membuat orang tertawa dan gembira.
Iklan TV bisa efektif bila didesain dengan singkat dan kuat. Tidak
seorangpun bersedia melihat pesan yang bertele-tele dan ragu-ragu. Iklan harus
memiliki header seperti ANDA MAU NGETOP?? atau ANDA KEPANASAN??
Pesan harus memuat nama dan menyertakan sesuatu yang menarik minat secara
instan.
Dengan kemajuan teknologi dewasa ini, perusahaan memiliki banyak
keuntungan dari desain iklan TV mereka. Di bawah ini ada beberapa manfaat
pemilihan iklan TV:
1. Iklan TV mampu menarik minat audiens dengan cara yang tidak dapat
ditiru oleh nedia advertising lain
2. Iklan TV memuat kesadaran merk dan pengenalan nama yang kuat
3. Iklan TV mengandung iklan bewarna warni, menggugah minat dan
berdampak besar
4
4. Iklan TV mampu menjangkau jutaan orang setiap harinya
5. Iklan TV membidik audiens khusus tanpa mempedulikan wilayah
6. Iklan TV tidak mudah tertelan oleh banyak iklan milik pesaing
7. Iklan TV memuat pesan yang dihantarkan kontinyu dan frekeuentif
8. Calon klien dan konsumen dapat mengarah langsung menuju merk
produk dan perusahaan pembuatnya
Kesemuanya ini hanya beberapa dari banyak keuntungan yang dibeirkan
oleh iklan TV. Dengan manfaat yang besar, tidak mengherankan banyak
perusahaan dewasa ini memanfaatkan TV sebagai media iklan mereka.
Salah satu perusahaan tersebut adalah Yamaha Motor Indonesia dengan
produk Yamaha Mio dan Astra Honda Motor dengan produk Honda Vario.
Perusahaan memasang iklan mereka pada hampir semua stasiun TV swasta di
Indonesia.
Pasar sepeda motor di Indonesia adalah pasar sepeda motor terbesar nomor
3 di dunia, tetapi pangsa pasar terbesar adalah motor berkapasitas mesin kecil
dengan model bebek (underbone) karakter khas Asia Tenggara. Hal ini agak
kurang menguntungkan bagi produsen motor, karena kecenderungan pasar sepeda
motor dunia untuk sepeda motor berkapasitas mesin kecil adalah jenis skuter.
Alasan ini menjadi dasar dari Yamaha Indonesia untuk mempopulerkan skuter di
Indonesia melalui Yamaha Mio yang meraih sukses di kemudian hari.
Mesin full otomatis khas skuter dipasangkan dimotor ini, berkapasitas 113
cc cukup bertenaga dan pas dengan pasar Indonesia. Transmisi otomatis menjadi
5
poin utama dalam kampanye penjualan dengan semboyan iklan “OTOMATIS
DULUAN” dengan maksud untuk menunjukan kepada konsumen bahwa Yamaha
Mio lebih dahulu diproduksi dibandingkan saingan terberatnya, Honda Vario.
Honda Vario adalah skuter otomatis produksi dari Astra Honda Motor di
Indonesia. Skuter yang diluncurkan pada tahun 2006 ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi makin populernya Yamaha Mio di pasar sepeda motor Indonesia.
Posisi sebagai market leader menjadi poin utama dalam kampanye penjualan
dengan semboyan iklan “I’M VARIO WHAT ABOUT YOU” dengan maksud
untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa Honda Vario tetap lebih diipilih
dibandingkan saingan terberatnya, Yamaha Mio.
Dari lima bauran promosi, menurut Durianto et.al (2003) yaitu Periklanan,
Promosi Penjualan, Personal Selling, Public Relations, maupun Direct Marketing;
Periklanan (advertising) seringkali menjadi perhatian penting karena selain
posisinya yang strategis (mampu menjangkau konsumen secara luas) juga
memerlukan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan
untuk periklanan (terutama iklan di media televisi) menjadikan perusahaan harus
berhati-hati dan lebih bijak dalam membelanjakan dananya serta memperoleh
suatu efisiensi. (Kusumaatmaja, 2006:3).
Yang terjadi dalam prakteknya adalah seringkali sebuah iklan menjadi
sumber pengeluaran yang besar tanpa mampu memberikan return yang
memuaskan, ketika produk mereka gagal di pasaran. Karena tidak bisa dipungkiri
bahwa hanya sedikit pemirsa yang mampu menerima perhatian dan pemahaman
6
pesan iklan dari ratusan iklan yang ditayangkan setiap hari. Belum lagi dengan
banyaknya stasiun televisi (baik swasta atau negri) yang ada, dan fenomena
berpindah-pindah saluran (zapping) yang seringkali muncul. Kecenderungan ini
terjadi pada hampir seluruh golongan audience termasuk pada mahasiswa yang
merupakan salah satu golongan audience tersebut. (Kusumaatmaja,2006:4).
Mengingat besarnya biaya yang harus ditanggung produsen pada awal
kemunculan suatu produk maka perlu dikaji efektivitas iklan televisi yang
ditayangkan yang biasanya menggunakan beberapa model atau metode dengan
pertimbangan konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks yang mengarah
pada kompleksitas perilaku mereka. Dengan menggunakan suatu model penelitian
efektifitas iklan dapat dijelaskan secara sederhana perilaku konsumen yang
kompleks tersebut.
Durianto et.al (2003), menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan untuk melihat efektifitas suatu iklan televisi berdasarkan dampak
komunikasi yang ditimbulkan, yaitu: CRI (Customer Response Index), DRM
(Direct Rating Method), EPIC Model, dan CDM (Consumer Decision Model).
Dalam EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu
Empathy, Persuation, Impact, dan Communication untuk kemudian dianalisa guna
melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat
diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam
pencapaian
tujuannya,
serta
selanjutnya
dibuat
strategi
baru
untuk
memperbaikinya.
7
Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan analisa
perbandingan persepsi efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario terkait
keputusan mereka untuk membeli produk.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Yamaha Mio ?
2. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Honda Vario ?
3. Apakah ada perbedaan efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda
Vario ?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisa iklan TV produk Yamaha Mio
2. Untuk menganalisa iklan TV produk Honda Vario
3. Untuk adanya perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda
Vario
8
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
ekonomi pada umumnya dan manajemen pemasaran dan periklanan pada
khususnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi
penelitian selanjutnya, khususnya yang hendak meneliti mengenai tema efektivitas
iklan TV. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat juga bagi obyek penelitian,
yaitu produsen Yamaha Mio dan Honda Vario dalam rangka penetapan kebijakan
bisnis mereka di masa datang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran
Kotler (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses social
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sementara menurut American Marketing Association (AMA) dalam
Alma
(2004:3),
mengungkapkan
bahwa
pemasaran
adalah
proses
merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan
peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi.
Definisi yang dikemukakan tersebut menuntut konsumen ikut
memahami tentang pemasaran, kondisi ini mengingat konsumen merupakan
obyek dari pemasaran
yaitu dengan konsekuensi konsumen harus
mengeluarkan sejumlah uang atau dana dalam jumlah tertentu untuk
mengkonsumsi produk. (Kusumaatmaja, 2006:10).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian
pemasaran, yaitu segala kegiatan atau usaha untuk memperlancar penyaluran
barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan menggunakan unsurunsur yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran, yaitu unsur produk,
harga, saluran distribusi dan promosi yang sesuai dengan kebutuhan
10
konsumen dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif di
dalam pasar.
1. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika
(dalam Kotler, 2002:9) merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran terhadap penetapan harga, promosi, dan penyaluran produk
baik barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
sasaran-sasaran individu dan organisasi
Definisi tersebut mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah
proses yang meliputi analisa, perencanaan sampai dengan pelaksanaan
dan pengendalian tentang produk perusahaan dengan tujuan menghasilkan
kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat baik individu maupun organisasi
perusahaan.
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses dari perencanaan
dan pelaksanaan suatu conceptation, harga, promosi, dan distribusi dari
barang-barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mana dapat
memuaskan individu dan tujuan organisasi. (Belch & Belch,2001:7).
Efektifitas pemasaran dapat dicapai jika perusahaan tersebut dapat
mengenali interdependence dari banyak aktifitas seperti sales dan
promotion dan bagaimana perusahaan dapat mengkombinasikan untuk
mengembangkan suatu program pemasaran. (Tunggadewi,2006:13).
11
2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang
digunakan
perusahaan
untuk
terus-menerus
mencapai
tujuan
pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002: 18). Bauran pemasaran ini
lazim dikenal sebagai 4P yang terdiri dari produk (product), harga (price),
tempat/saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).
Robert Lauterborn (dalam Kotler, 2002:18) menyebutkan bahwa
bauran pemasaran (4P) merupakan gambaran pandangan penjualan
terhadap alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi
pembeli. Sehingga dalam menyikapinya, tiap alat pemasaran ini harus
dirancang untuk memberi satu manfaat bagi pembeli. Lebih lanjut,
Lauterborn menyebutkan 4C pelanggan yang erat hubungannya dengan
4P penjual. 4C tersebut ialah Costumer solution (solusi pelanggan);
Costumer Cost (biaya pelanggan); Convinience (kenyamanan); dan
Comunication (Komunikasi).Yang menjadi pemenang adalah perusahaan
yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan secara
menyenangkan serta yang dapat berkomunikasi secara efektif.
a. Produk
Kotler (2002:448) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan. Produk-produk ini meliputi barang fisik, jasa, pengalaman,
peristiwa, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
12
Produk sendiri jika dilihat dari penggunaannya (Kotler: 2002),
dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (consumer goods) dan produk
industrial (industrial goods). Barang konsumsi (consumer goods)
dibedakan menjadi convinence goods, shopping goods, dan specialty
goods. Sedangkan produk industrial (industrial goods) terdiri dari
material and parts; capital items; dan supplies and business services.
Convinence goods merupakan barang yang biasanya dibeli secara
berulang, secara cepat, seringkali tanpa perncanaan, dan dengan upaya
yang minimum. Contoh dari barang ini antara lain: sabun, rokok, koran,
dan lain-lain.
Shopping goods merupakan barang yang dalam pembeliannya
memerlukan proses seleksi, dimana konsumen akan membandingkan
karakteristik barang tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan
gaya. Contoh dari barang ini antara lain barang fashion, ponsel, mobil
bekas,dan lain-lain.
Specialty
goods
merupakan
barang-barang
yang
memiliki
karakteristik yang unik atau identifikasi merk (brand identification) yeng
menyebabkan sejumlah pembeli bersedia melakukan upaya pembelian
yang khusus. Contohnya antara lain arloji, peralatan audio, dan lain-lain.
Barang industrial (industrial goods) juga dibedakan menjadi tiga
macam barang yaitu bahan baku dan suku cadang (material and parts)
yang merupakan bahan mentah, barang setengah jadi, dan suku cadang.
13
Jenis kedua dari barang industrial ialah barang modal (capital
items) yaitu barang-barang yang tahan lama yang memfasilitasi
pembuatan barang jadi (finished goods).
Sedangkan jenis ketiga dari barang industrial ialah perlengkapan
dan jasa bisnis (supplies and business services); yaitu barang-barang
yang berumur pendek dan jasa yang memfasilitasi produksi barang jadi.
b. Harga
Harga merupakan satu-satunya dari seluruh elemen bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lain
menimbulkan biaya. Harga merupakan sejumlah nominal yang harus
dibayar pelanggan atas produk yang dinikmati.
Mengingat kaitan harga yang berhubungan dengan besarnya biaya
yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk,
maka dalam penentuannya Kotler (2002:516) berpendapat harus
melewati enam langkah, yaitu:
1) Memilih tujuan Penetapan Harga
2) Menentukan Permintaan
3) Memperkirakan Biaya
4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing
5) Memilih Metode Penetapan Harga
6) Memilih Harga Akhir
14
c. Tempat/ Saluran Distribusi
Distribusi berhubungan dengan berbagai tempat kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan konsumen sasaran agar
dapat dengan mudah memperoleh produk. Tujuan dari distribusi adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi menurut Kotler
(2002:558) ialah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk (barang dan jasa) siap
untuk digunakan/ dikonsumsi.
d. Promosi
Promosi sebagai salah satu dari 4 bauran pemasaran merupakan
alat bagi perusahaan (produsen) untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan
konsumennya.
Melalui
promosi,
perusahaan
(produsen)
menginformasikan produknya yang kemudian oleh konsumen digunakan
sebagai preferensi merek dalam melakukan pengambilan keputusan
pembelian.
Dalam Kotler (2002:583) disebutkan bahwa promosi merupakan
seluruh aktifitas perusahaan untuk menginformasikan suatu produk
termasuk didalamnya usaha untuk mempengaruhi konsumen dengan
membujuk, maupun mengingatkan konsumen akan keberadaan produk
mereka.
Promosi juga didefinisikan sebagai koordinasi dari semua penjual
dalam memulai usaha untuk menyediakan saluran informasi dan persuasi
15
untuk menjual jasa dan barang-barang atau mengenalkan suatu gagasan
(Belch & Belch, 1993:10).
3. Bauran Promosi
Dalam marketing mix barang maupun jasa, iklan termasuk dalam
kategori bauran promosi. Adapun dalam bauran promosi dikenal lima cara
komunikasi yang utama (Durianto et.al, 2003:1), yaitu:
a. Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi
dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.
b. Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka
pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa.
c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam
program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra
perusahaan atau merek sebuah produk.
d. Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan
satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung): penggunaan surat, telepon,
faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk
melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan
langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.
16
B. Periklanan (Advertising)
1. Definisi Periklanan
Periklanan (advertising) yang merupakan bauran promosi yang mudah
dijumpai di berbagai media adalah merupakan bentuk penyajian informasi
nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan
dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang
mensponsorinya (pemasar). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan
kognisi konsumen-evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap,
dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek (Peter & Olson, 2000:181).
Dalam Durianto et.al (2003:2), advertising atau periklanan adalah semua
bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang
dibayar oleh suatu sponsor. Begitu juga menurut Shimp (2003:38) yang
mengidentifikasi advertising sebagai suatu bentuk dari komunikasi massa atau
komunikasi direct to consumer yang bersifat nonpersonal dan didanai oleh
perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikandengan berbagai cara-dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap
untuk menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu.
Wells, Burnett dan Moriarty (dalam Sutisna. 2003:276) mendefinisikan
periklanan sebagai suatu bentuk komunikasi non personal yang dibayar oleh
sponsor yang dikenali dengan menggunakan media massa untuk membujuk atau
mempengaruhi pemirsa.
Dari beberapa pengertian dan teori tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara massa (nonpersonal)
17
yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan
untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan yang
menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
2. Tujuan Periklanan
Iklim persaingan usaha yang ketat mengharuskan perusahaan menentukan
tujuan sebelum menjalankan setiap aktivitasnya. Demikian juga untuk tujuan
periklanan dibuat sebagai alat koordinasi, membantu pengambilan keputusan, dan
alat evaluasi kesuksesan.
Tujuan periklanan setiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari
kondisi intern dan ekstern perusahaan itu sendiri. Kotler dan Keller (2006:245)
menyebutkan bahwa tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasaran perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Periklanan untuk memberi informasi (informative)
Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang
seluk-beluk suatu produk. Biasanya iklan dengan cara ini dilakukan secara
besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan
tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu
produk yang sebelumnya “tersembunyi” atau masih berupa persepsi dapat
diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifat informative
digunakan untuk merek yang siklus hidupnya berada di tahap perkenalan
(introduction stage)
18
b. Periklanan untuk membujuk (persuasive)
Periklanan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap
kompetitif. Tujuannnya adalah membentuk permintaan selektif produk
tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi secara tidak
langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang
akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Pada
umumnya, periklanan yang bersifat membujuk digunakan untuk merk
yang siklus kehidupannya pada taraf pertumbuhan (growth stage).
c. Periklanan untuk mengingatkan (reminding)
Periklanan
untuk
mengingatkan
(reminding)
digunakan
untuk
menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan ini sangat
penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah
iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan menyakinkan
pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan tindakan pembelian
yang benar. Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan
(maturity) suatu merk.
Penjelasan secara spesifik adalah pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan
-
Untuk Menginformasikan:
Memberitahukan pasar tentang suatu - Menjelaskan
pelayanan
yang
produk baru
tersedia
Mengusulkan kegunaan baru suatu
produk
- Mengoreksi kesan yang salah
Memberitahukan
pasar tentang
perubahan harga
- Mengurangi kecemasan pembeli
Menjelaskan cara kerja suatu produk
19
- Membangun citra perusahaan
-
-
-
Untuk Membujuk:
Membentuk preferensi merek
Mendorong alih merek
Mengubah persepsi pembeli tentang
atribut produk
Untuk Mengingatkan:
Mengingatkan
pembeli
bahwa
produk tersebut mungkin akan
dibutuhkan di kemudian hari
Mengingatkan pembeli dimana dapat
membelinya
Sumber : Kotler dan Keller (2006)
- Membujuk pembeli untuk membeli
sekarang
- Membujuk pembeli untuk menerima
kunjungan pembelian
- Membuat pembeli tetap ingat produk
itu walau tidak sedang musimnya
- Mempertahankan kesadaran puncak
Durianto et.al (2003:12) menyebutkan ada sembilan (9) tujuan yang secara
umum ingin dicapai perusahaan-perusahaan yang beriklan, yaitu:
a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (create
awareness).
Brand awareness yang tinggi merupakan pembuka untuk tercapainya
brand equity yang kuat. Pemasar seharusnya menyadari bahwa tanpa
brand awareness yang tinggi sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang
tinggi.
b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan
manfaat suatu merek (communicate information about attributes and
benefits).
c. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek
(develop or change an image or personality).
Sebuah merek terkadang mengalami dilusi sehingga perlu diperbaiki
citranya. Yang dapat dilakukan adalah melalui iklan.
20
d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi (associate a
brand with feelings and emotions).
Disini dimaksudkan agar ada hubungan emosi antara konsumen dan suatu
merek.
e. Menciptakan norma-norma kelompok (create group norms).
f. Mengendapkan perilaku (precipitate behaviour).
g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan
kekuatan pasar (market power) perusahaan.
Iklan sangat kuat dalam meningkatkan kekuatan suatu merek di pasaran.
Meski iklan bukan segalanya, mengingat keberhasilan suatu merek di
pasaran tidak hanya tergantung pada iklannya.
h. Menarik calon konsumen menjadi “konsumen yang loyal” dalam jangka
waktu tertentu.
i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat
menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari periklanan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan informasi, membujuk
(mempengaruhi), dan mengingatkan serta dapat pula untuk menciptakan kesan
positif pada produk dan merek tersebut.
3. Sasaran Periklanan
Setiap iklan dibuat untuk mencapai dan memenuhi suatu sasaran tertentu
yang telah dirancang dan ditetapkan oleh pemasar (produsen) secara spesifik.
Sasaran periklanan bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan
21
periklanan dibuat dengan maksud menginformasikan, membujuk, atau hanya
mengingatkan saja (Sutisna,2003:276).
Adapun klasifikasi sasaran periklanan dilihat dari tujuan periklanan-nya
adalah sebagai berikut: (Kusumaatmaja, 2006:23)
a. Sasaran periklanan yang didasarkan dari tujuan untuk menginformasikan
adalah 50 % dari keseluruhan konsumen mengetahui keberadaan produk
di pasar.
b. Sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk adalah
mayoritas konsumen di pasar mempunyai sikap positif terhadap produk,
dan terdorong untuk melakukan pembelian.
c. Sedangkan sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk
mengingatkan adalah jika sekitar 80 % konsumen di pasar mengingat akan
keberadaan produk.
4. Kelebihan dan Kelemahan Periklanan
Periklanan sebagai bagian dari promotional mix memiliki berbagai
kelebihan dibanding yang lain yang menyebabkan metode ini banyak dipilih
untuk mempromosikan suatu produk. Belch & Belch (1993:11) menyebutkan
beberapa kelebihan periklanan, yaitu:
a. Karena perusahaan membayar atas ruang iklan maka perusahaan dapat
mengontrol
dan
menentukan
apa
yang
ingin
dikatakan,
kapan
dikatakannya, dan kepada siapa ditujukan.
22
b. Iklan merupakan metode biaya yang efektif untuk berkomunikasi dengan
pemirsa luas dan biaya per kontaknya relatif redah.
c. Iklan juga dapat digunakan untuk menciptakan gambaran dan pendekatan
simbolis untuk barang dan jasa.
d. Iklan mampu menciptakan dan mempertahankan brand equity.
e. Iklan dapat menciptakan responsive chord dengan konsumen ketika unsurunsur dalam program pemasaran lainnya belum berhasil.
Namun, seperti yang disebutkan juga oleh Belch & Belch (1993:13),
periklanan juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
a. Biaya memproduksi dan menempatkan iklan dapat sangat tinggi.
b. Kurangnya umpan balik langsung oleh kebanyakan iklan adalah juga suatu
kelemahan, karena hal itu menyebabkan kesulitan bagi pihak pembuat
iklan untuk mengetahui seberapa baik pesan iklan diterima konsumen dan
efektif tidaknya iklan tersebut.
c. Kredibilitas iklan itu sendiri dan kenikmatan untuk mengabaikannya. Iklan
seringkali dianggap skeptis oleh konsumen, dianggap bias dan terkait
dengan tujuan iklan untuk membujuk.
5. Merencanakan Media Iklan
Perencanaan dan pemilihan media untuk periklanan memegang peranan
penting dalam proses penyampaian pesan iklan kepada konsumen. Ketepatan
produsen/ perusahaan pembuat iklan dalam memilih media komunikasi tersebut
akan menentukan ke-efektif-an iklan, apakah sampai kepada kelompok sasaran
23
atau tidak. Apabila media iklan yang digunakan tidak pernah diketahui oleh
kelompok atau pasar sasaran maka periklanan tidak akan efektif.
Penetapan media periklanan berkaitan erat dengan strategi dan perencanaan
media. Dalam Durianto et.al (2003:15) disebutkan bahwa strategi dan
perencanaan media dijalankan setelah perusahaan mengidentifikasi pasar sasaran,
serta menentukan sasaran sebelumnya yang akhirnya menentukan strategi yang
tepat untuk pencapaiannya.
Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang menggunakan lebih dari satu
media periklanan (menggabungkan media periklanan) karena alasan-alasan
sebagai berikut (Durianto et.al, 2003:39):
a. Untuk mencapai masyarakat yang tidak mampu, dicapai dengan media
tertentu (misalnya radio).
b. Untuk menyediakan paparan ulang tambahan dengan biaya yang lebih
murah.
c. Untuk mendayagunakan beberapa nilai intrinsic media sehingga
memeperluas efektivitas kreativitas kampanye iklan.
d. Untuk menyampaikan kupon dalam media cetak jika media utama yang
digunakan adalah media broadcast.
6. Kelebihan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Periklanan
Pada masing masing media yang digunakan untuk beriklan, ada
keuntungan dan kelebihannya masing masing, tetapi ada beberapa kelebihan dan
kekurangan yang secara umum terjadi. Menurut Shimp (2003:46), kelebihan dan
kelemahan media periklanan televisi adalah sebagai berikut :
24
a. Kelebihan Media Periklanan Televisi
1) Di luar pertimbangan lainnya, televisi memiliki kemampuan yang
unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk.
Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara
serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan sekaligus.
Audiens dapat melihat dan mendengarkan yang didemonstrasikan,
mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan
bahwa diri mereka memakai produk.
2) Iklan televisi mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan
(intrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya.
Iklan
televisi
menggunakan
indera
seseorang
dan
menarik
perhatiannya bahkan pada saat orang tersebut tidak ingin menonton
iklan. Sebagai perbandingan, adalah jauh lebih mudah bagi seseorang
untuk menghindari iklan majalah atau surat kabar dengan cara
membalik lembarannya daripada mencoba menghindari iklan televisi
baik secara fisik maupun mental. Tentu saja, alat-alat pengendali jarak
jauh (remote devices) memudahkan para penonton untuk menghindari
iklan televisi melalui zipping dan zapping.
3) Iklan televisi mampu memberikan hiburan dan menghasilkan
kesenangan.
Produk yang diiklankan dapat didramatisir dan dibuat lebih
menggairahkan atau kurang lazim dari biasanya. Hal ini juga terkait
25
dengan unsur humor yang kerap ditampilkan di televisi sebagai salah
satu strategi periklanan untuk menarik perhatian pemirsa.
4) Iklan televisi mampu menjangkau konsumen satu persatu
Dalam iklan televisi, ketika seorang pembicara atau endorser
mendukung keunggulan suatu produk, hal tersebut seperti presentasi
penjualan perorangan, dimana interaksi antara pembicara dan
konsumen, terjadi pada tingkat perorangan.
5) Iklan televisi mampu menjangkau baik konsumen akhir maupun
tenaga penjualan perusahaan.
Dengan jangkauan yang luas, iklan televisi dapt menjangkau tenaga
penjualan perusahaan dimana ia akan lebih mudah memasarkan
produk yang bersangkuatan karena iklan televisi juga menjangkau
konsumen akhir dan meningkatkan citra produk tersebut di pasaran.
6) Iklan televisi mampu untuk mencapai dampak yang diinginkan.
Dampak tersebut adalah mutu/media periklanan yang mengaktifkan
kesadaran konsumen dan mengaktifkan ingatannya untuk menerima
pesan penjualan.
b.
Keterbatasan Media Periklanan Televisi :
1) Biaya periklanan yang meningkat dengan cepat. Biaya ini akan
meningkat pada waktu-waktu prime time dimana banyak pemirsa
menonton pada jam-jam tersebut.
2) Terpecahnya penonton (audience fractionalization).
26
Para pengiklan tidak dapat mengharap untuk menarik penonton
homogen yang luas ketika memasang iklan pada program tertentu
karena sekarang tersedia banyak pilihan program bagi penonton
televisi.
3) Kebiasaan dari pemirsa yang suka meng- zipping dan zapping iklan.
Zapping terjadi ketika para penonton beralih ke saluran lain ketika
iklan ditampilkan. Suatu riset menunjukkan bahwa ada sekitar
sepertiga penonton potensial iklan televisi yang hilang akibat tindakan
zapping. Selain zapping ada zipping yaitu terjadi saat iklan yang telah
direkam dengan VCR ditayangkan dengan cepat ketika penonton
menonton materi iklan yang pernah ditayangkan sebelumnya.
4) Ketidakberaturan (clutter)
Clutter mengacu kepada semakin banyaknya materi non-program
yaitu iklan, pesan layanan umum, dan pengumuman promosi stasiun
dan program-program saluran yang bersangkutan. Clutter terjadi
karena jaringan meningkatkan/ menambah pengumuman promosi
untuk merangsang penonton menonton program yang dipromosikan
secara gencar dan karena pengiklan menambah iklan-iklan pendeknya.
Efektifitas periklanan televisi menjadi berkurang karena masalah
clutter, yang menciptakan kesan negatif di kalangan konsumen
mengenai periklanan pada umumnya, menjauhkan para penonton dari
pesawat televisi, dan mungkin mengurangi kemampuan untuk
mengingat nama merek.
27
Durianto et.al (2003:35), menyebutkan kelebihan dan kelemahan
periklanan dengan televisi sebagai berikut:
a. Kelebihan media televisi:
1). Efisiensi biaya
Televisi mampu menjangkau masyarakat secara luas. Kelebihan ini
menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang. Oleh
sebab itu, banyak pengiklan memandang Televisi sebagai media yang
paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya.
2). Dampak yang kuat
Keunggulan yang belum bisa ditandingi oleh media lain adalah
kemampuan
yang menghadirkan tayangan secara audio visual,
sehingga kreativitas pengiklan dapat lebih dioptimalkan dengan
menggabungkan elemen gerak, suara, musik, drama, humor, maupun
ketegangan yang pada akhirnya pemirsa dapat dengan mudah
menangkap pesan dan kesan yang ditampilkan.
3). Pengaruh yang kuat
Pada umumnya pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi, baik
itu untuk mencari hiburan, berita, pendidikan maupun informasi
lainnya. Sebagaimana kebanyakan pembeli, pemirsa televisi lebih
cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi daripada produk
yang tidak mereka kenal.
b. Kelemahan media televisi:
1) Biaya tinggi
28
Pada kenyataannya tidak sedikit uang yang dihabiskan untuk
membiayai sebuah iklan. Hal ini akan menjadi tidak efektif ketika
iklan tersebut tidak mampu meninggalkan pesan yang jelas kepada
konsumen, sehingga berlalu begitu saja. Ironisnya, iklan yang tidak
mampu meninggalkan pesan yang mendalam tentang produk yang
diiklankan ini banyak sekali. Sangat sedikit produk-produk yang
mampu membangun positioning yang tepat bagi para konsumen.
2) Masyarakat yang tidak selektif
Pemirsa televisi banyak dan luas berasal dari latar belakang yang
berbeda-beda baik dari pendidikan, tingkat pendapatan, maupun strata
sosial. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar
yang yang tidak menjadi target dan tidak selektif. Seperti sebuah iklan
handphone yang berteknologi tinggi dengan harga lima juta lebih,
mungkin pemirsa yang berada di luar target pasar akan mengacuhkan
iklan tersebut, apalagi kalau iklan itu tidak dibuat menarik dan kreatif.
3) Kesulitan teknis
Kesulitan teknis terkait dengan jadwal tayang iklan di televisi yang
tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan
pengiklan yang mendesak dalam menghadapi event-event tertentu,
seringkali pihak pengiklan akan menghadapi kesulitan teknis untuk
mengubah jadwal maupun jam tayang.
29
7. Iklan Efektif
Walaupun definisi tentang sebuah periklanan yang efektif yang dapat
digunakan untuk segala kegunaan (multi purpose definition ) dianggap tidak
praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut
bisa dianggap cukup baik karena mencakup berbagai karakteristik umum.
Menurut Shimp (2003:415), taraf minimal iklan yang baik (atau efektif)
memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini:
a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran.
Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi
komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi
b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.
Mengingat bahwa para konsumen membeli manfaat- manfaat produk,
bukan atribut/lambangnya, maka, iklan harus dinyatakan dengan cara
yang berhubungan dengan kebutuhan- kebutuhan, keinginannya, serta apa
yang dinilai oleh konsumen daripada si pemasar.
c. Periklanan yang baik harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika
produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi
konsumen
d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan
iklan. Artinya adalah suatu iklan haruslah kreatif, yakni yang bisa
membedakan dirinya dengan iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja;
iklan yang tidak biasa dan berbeda. Karena tentu saja iklan yang sama
dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menerobos
30
kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan mampu menarik perhatian
konsumen.
e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa
diberikan. Yang intinya adalah sebuah iklan akan menerangkan secara
jujur, apa adanya baik dalam etika serta dalam pengertian bisnis yang
cerdas. Para konsumen akan belajar cepat saat mereka tahu bahwa mereka
ditipu.
f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.
Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya bukan
membagus-baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu.
Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang hanya ingat
humornya saja, tanpa ingat pesannya. Atau dapat dikatakan iklan tersebut
harus dapat mencegah gagasan kreatif bertumpang tindih dengan strategi.
8. Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif
Durianto et.al (2003:18) mengatakan bahwa untuk membuat sebuah iklan
yang efektif ada 4 poin strategi yang bisa dilakukan, yaitu:
a. What to say
What to say adalah tema sentral yang ingin disampaikan oleh pemasar
melalui iklan yang mereka buat. Penetapannya di dalam iklan merupakan
suatu keputusan strategis yang akan mempengaruhi suksues atau gagalnya
iklan.
Dasar pertimbangan mengapa kampanye iklan yang efektif hanya
dilandaskan pada satu tema sentral adalah keterbatasan daya ingat manusia
31
sebagai konsumen dan pemirsa. Sebagaimana diketahui, manusia memiliki
daya ingat yang sangat terbatas, padahal di pasaran terdapt banyak sekali
merek atau produk yang diiklankan. Dengan menggunakan satu tema sentral,
kemungkinan diingatnya suatu pesan iklan oleh konsumen akan jauh lebih
besar daripada digunakan beberapa tema.
Dalam prakteknya, beberapa strategi penyampaian pesan (what to say)
yang sering digunakan adalah:
1) Produk Benefit / Feature Oriented Advertising
Produk Benefit / Feature Oriented Advertising adalah strategi
periklanan yang mengkomunikasikan kegunaan atau keistimewaan
suatu produk kepada konsumen. Iklan ini akan sangat mengena
apabila manfaat produk ini berbeda (unik) dari pesaing. Biasanya yang
sukses dengan strategi ini adalah produsen yang menggunakan dan
terus setia dengan satu tema sentral saja.
2) Brand Image Oriented Advertising
Brand Image Oriented Advertising adalah strategi periklanan yang
lebih mengedepankan pada citra merek, pada akhirnya hal ini akan
bermuara pada penciptaan suatu image atau personality tertentu.
3) Problem and/or Opportunity Oriented Advertising
Strategi ini dipakai oleh iklan yang berorientasi pada permasalahan
atau peluang dari oleh produk yang diiklankan. Dalam iklan dengan
strategi ini, suatu permasalahan yang mungkin muncul coba
32
dinetralisir, dan seringkali iklan ini mencoba mencari manfaat baru
dari suatu produk.
4) Competitive Positioning oriented advertising
Alasan utama para pengusung teori strategi positioning (Al Ries dan
Jack Trout:1981) ini adalah karena suatu manfaat (benefit) maupun
merek (brand) sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena
hampir semua pengiklan menggunakan strategi tersebut. Dianggap
kita tidak bisa lagi bersaing hanya dengan menonjolkan manfaat dan
merek, kita harus mampu membentuk positioning produk di benak
konsumen.
b. How to say
Poin yang kedua adalah How to Say. Hal ini terkait dengan bagaimana
menyampaikan pesan iklan secara kreatif dari satu tema yang dipilih. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kreativitas suatu
iklan:
1) Directed creativity
Dalam hal ini berarti harus ada kesesuaian antara kreativitas yang
ingin ditampilkan dengan what to say yang telah dipilih.
2) Brand name exposure
Brand name exposure terdiri dari individual brand name (merek
produk) dan company brand name (nama perusahaan). Ketika suatu
iklan dibuat, idealnya iklan tersebut harus mampu mengangkat dua
brand ini secara bersama-sama.
33
3) Positive unique
Kesan positif harus muncul ketika iklan tersebut ditampilkan, jangan
sampai konsumen memiliki asosiasi yang negatif tentang produk
tersebut. Asosiasi negatif ini bisa muncul karena penafsiran dari suatu
iklan yang salah yang disebabkan kurang mampunya iklan
menyampaikan pesan.
4) Selectivity
Selektif ini diartikan sebagai kesesuaian antara pembawa pesan
(endoser), structure pesan, dan isi pesan (message content). Struktur
pesan terdiri dari konklusi, argumentasi, dan klimaks; sedangkan isi
pesan sendiri ada 3 yaitu rasional ( untuk barang-barang industri),
emosional ( barang konsumsi), dan moral ( untuk iklan layanan
masyarakat).
c. How much to say
Sedangkan untuk poin ketiga yaitu How Much To Say sangat terkait
dengan berapa biaya iklan yang harus dikeluarkan. Ada tiga teknik yang dapat
digunakan yaitu dari persentase penjualan, kemampuan perusahaan, dan
banyaknya biaya iklan yang dikeluarkan oleh pesaing. Perlu diperhatikan,
bahwa tingginya biaya bersifat relatif, tergantung pada tingkat penjualan.
d. Where to say
Poin keempat adalah Where To Say, berarti memfokuskan dalam
pemilihan media, dimana perusahaan harus menekankan pada efektifitas
media yang akan digunakan.
34
9. Pengukuran Efektifitas Periklanan
Belch dan Belch (2001:637) menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga
alasan yang mendasari mengapa suatu iklan harus diukur efektifitasnya, yaitu:
a. Avoiding costly mistake
Dengan melakukan sebuah pengukuran terhadap efektifitas periklanan,
pihak pembuat iklan dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam biaya
yang dikeluarkan untuk beriklan, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak
terbuang percuma untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuannya.
Ketika sebuah program periklanan tidak memenuhi tujuan yang
diharapkan, manajer pemasaran dapat mengetahuinya dengan cepat dan
dapat menghentikan perusahaan dari mengeluarkan uang terlalu banyak
(wasting money).
b. Evaluating alternative strategies
Biasanya sebuah perusahaan memiliki lebih dari satu macam strategi yang
menjadi pertimbangannya. Sebuah riset dapat membantu seorang manajer
untuk menentukan strategi apakah yang paling efektif. Perusahaan sering
menguji versi-versi program periklanannya di kota-kota yang berbeda
untuk menentukan komunikasi iklan yang paling efektif.
c. Increasing the efficiency of advertising in general
Dengan melakukan suatu riset tentang efektifitas iklan, dapat membantu
perusahaan dalam menentukan pola komunikasi yang paling efektif dan
efisien. Hal ini dikarenakan tidak semua dari pemirsa memahami
seluruhnya apa yang mencoba disampaikan oleh pengiklan. Sebuah iklan
35
terkadang terlalu kreatif (shopisticated) hingga nyaris hanya dipahami
oleh pembuat iklan itu sendiri dalam arti malah kehilangan dari apa yang
ingin dikomunikasikan, atau suatu iklan demikian menariknya tapi kita
malah lupa, apa merek produk yang diiklankan itu.
Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur
efektifitas periklanan (Durianto et.al,2003:15) yaitu:
a. Penjualan
Efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui
melalui riset tentang dampak penjualan, namun akan cukup sulit dilakukan
karena banyaknya faktor-faktor di luar iklan yang berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Namun demikian,
dengan alat analisis yang tepat dimungkinkan untuk melihat peran parsial
iklan terhadap penjualan suatu produk.
b. Persuasi
Pada kriteria kedua, yaitu persuasi lebih menekankan pada mengukur
dampak pemahaman konsumen terhadap suatu iklan, terhadap perubahan
kepercayaan konsumen pada ciri atau konsekuensi produk, sikap terhadap
merek, keinginan membeli. Apakah suatu iklan dapat menciptakan rantai
akhir suatu pengetahuan produk sebagaimana yang diinginkan, yaitu
menemukan apakah konsumen membentuk pengasosian yang tepat antara
merek dengan pribadi konsumen.
36
c. Pengingatan
Dalam kriteria pengingatan, yang umum dipakai sebagai ukuran adalah
kemampuan konsumen dalam mengingat iklan atau bagian dari iklan
tersebut. Hal apa sajakah yang mereka tangkap dari iklan yang
ditayangkan. Konsep ini menjadi penting untuk iklan yang ditujukan untuk
memperkuat kesadaran akan merek (brand awareness)
Misalnya, dalam suatu telaah daya ingat konsumen pada hari setelah iklan
ditayangkan, maka para peneliti dapat menggali informasi dari konsumen
dengan mengajukan pertayaan kepada pemirsa, apakah mereka menonton
program tersebut, kemudian konsumen ditanyai, apakah mereka mengingat
adanya iklan yang ditayangkan, dan hal apa saja yang mereka ingat
sehubungan dengan iklan yang ditayangkan. Hanya pemirsa yang
mampu mengingat sebuah elemen visual atau suatu pesan penjualan yang
dianggap dapat mengingat iklan yang ditayangkan.
Untuk mengukur efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan
dapat dilihat dari penelitian terhadap dampak penjualan sebelum dan sesudah
melakukan iklan. Hal tersebut sulit dilakukan mengingat adanya faktor-faktor lain
diluar iklan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan
penjualan produk.
Adapun selain menggunakan pendekatan penjualan, efektifitas iklan dapat
diukur dengan pendekatan komunikasi (pengingatan dan persuasi). Kemampuan
audience untuk mengingat pesan dalam iklan, terutama bagi iklan yang ditujukan
37
untuk memperkuat kesadaran audience terhadap suatu merek dapat dianggap
sebagai alat ukur efektifitas iklan tersebut (Durianto et.al, 2003:16).
C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi
Semua promosi, termasuk periklanan, diterima oleh konsumen sebagai
informasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, model pemrosesan
kognitif dalam pengambilan keputusan relevan digunakan untuk memahami
dampak dari jenis promosi yang digunakan terhadap konsumen. Pertama
konsumen harus diekspose pada sebuah informasi promosi. Kemudian mereka
harus masuk ke dalam komunikasi promosi dan memahami maknanya. Akhirnya,
pengetahuan, makna dan kepercayaan yang didapat tentang bentuk promosi yang
ditrerimanya akan diintegrasikan dengan pengetahuan lainya untuk menciptakan
sikap merek dan membuat keinginan untuk membeli. (Kusumaatmaja, 2006:40).
Pencarian iklan sendiri adalah merupakan salah satu cara bagi konsumen
dalam mengumpulkan dan memperoleh informasi sebelum melakukan keputusan
pembelian. Iklan dapat dicari di berbagai majalah dan Koran, mendengar dan
melihat iklan di televisi, mendengar dari teman, tetangga atau orang tua dan lainlain. Dengan perkataan lain, informasi bisa dari berbagai sumber yang ada
(Sutisna, 2003:87)
Komunikasi terutama persepsi menjadi hal yang penting bagi kedua pihak
(produsen pembuat iklan dan konsumen), karena dengan persepsi konsumen akan
menerjemahkan isi pesan iklan yang disampaikan oleh produsen.
38
Oleh karena iklan merupakan suatu pemrosesan imformasi, menurut
Sutisna (2003:89) terdapat beberapa sumber informasi yang dapat digunakan oleh
konsumen, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.2
Sumber Informasi Konsumen
Sumber yang bisa
dikendalikan oleh
pemasar
Personal
● Petugas penjualan
● Pemasaran jarak jauh
● Pameran dagang
● Dari mulut ke mulut
● Saran professional
● Pengalaman
mengkonsumsi
Sumber: Oleh Henry Assael dalam Sutisna (2003)
Sumber yang tidak bisa
dikendalikan oleh
pemasar
●
●
●
●
●
●
Impersonal
Iklan
Tata letak di toko
Promosi penjualan
Pengemasan
Berita dan editorial
Sumbernetral
(majalah, surat kabar,
dll)
1. Proses Komunikasi
Perspektif pemrosesan kognitif menyatakan bahwa mengembangkan
strategi pemasaran yang berhasil intinya adalah permasalahan komunikasi. Di
sinilah pada akhirnya suatu komunikasi yang baik menjadi penting artinya bagi
konsumen. (Kusumaatmaja, 2006:41).
Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa Latin communis,
yang
berarti “sama” (dalam bahasa Inggris: common ). Komunikasi kemudian dapat
dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan (commonness) atau suatu
kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima. (Kusumaatmaja, 2006:41).
Kunci utama dari definisi ini adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang
dikembangkan antara pengirim dan penerima jika diharapkan terjadi komunikasi.
Kesamaan pemikiran ini
membutuhkan adanya hubungan saling berbagi (
39
sharing ) antara pengirim (pengiklan, misalnya) dengan penerima pesan. (Shimp,
2003:162).
Adapun hal mendasar dari proses komunikasi adalah konsep arti (meaning)
yang dimilikinya. Para pemasar berusaha menunjukkan arti merek mereka,
sedangkan konsumen memperoleh arti yang sama atau mungkin berbeda dengan
apa yang dimaksudkan oleh komunikator pemasaran.
Proses komunikasi dimulai ketika sumber komunikasi menentukan informasi
apa yang harus dikomunikasikan dan meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk
simbol-simbol yang paling tepat (kata, gambar, tindakan). Pesan tersebut
kemudian ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media. Penerima
atau konsumen, jika diekspos kedalam suatu promosi, harus men-dekoding atau
menterjemahkan maknanya. Kemudian konsumen tersebut dapat mengambil
tindakan, yang dapat berupa pergi ke toko atau melakukan pembelian Peter dan
Olson (2000:188).
Dua tahapan model komunikasi dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan
penerapan strategi promosi. Yang pertama terjadi ketika pemasar menciptakan
komunikasi promosi untuk meg-engkoding suatu makna tertentu, di sini pemasar
dapat membawa makna tentang suatu merek kepada konsumen yang dituju.
Tahapan penting lainnya adalah pen-dekodingan, yaitu ketika konsumen masuk
dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan
intepretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.
40
Komunikasi promosi bukannya tanpa tujuan, dimana dalam Peter dan
Olson (2000:188) disebutkan tujuan komunikasi promosi ditinjau dari sudut
pandang manajer pemasaran, yaitu:
a. Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan
suatu kategori produk atau bentuk produk.
b. Konsumen harus sadar (aware) akan merek.
c. Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand
attitude).
d. Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to
purchase) tertentu.
e. Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various
behaviors) untuk membeli merek tertentu.
Berikut ini merupakan Proses Model Umum Proses Komunikasi Untuk
Promosi:
Umpan
Balik
Sumber
Pesan
Transmisi
Penerima
Tindakan
Agen dan Perangsang yang relevan
- Produsen
- Manajer
promosi
Periklanan
- Agen
periklanan
- Salesman
Sumber : Peter dan Olson (2000)
TV
Konsumen
Konsumen
Gambar 2.1
Model Umum Proses Komunikasi Untuk Promosi
41
2.
EPIC Model
EPIC Model dalam Durianto et.al (2003:86) adalah salah satu alat ukur
efektifitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC
Nielsen – salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia – yang
mencakup empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi
(Empathy, Persuation, Impact, and Communication – EPIC).
Berikut akan dipaparkan dimensi-dimensi dalam EPIC model :
a. Dimensi Empati
Empati (empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau
pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan
dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu
iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati ini memiliki indicator yaitu:
pertama, tingkat baik tidaknya iklan produk, dan kedua, tingkat kesukaan
iklan televisi suatu produk atau jasa.
b. Dimensi Persuasi
Persuasi (persuation) adalah perubahan keperceyaan, sikap, dan keinginan
berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi
yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam
pesan produk.
Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan
untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang
42
iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan
konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu
iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi ini
memiliki indicator yaitu : tingkat ketertarikan dengan produk, dan keinginan
membeli produk.
c. Dimensi Impact
Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah
pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui
tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses
pemilihan.
Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol
dibanding merek lain pada kategori yang serupa; dan apakah iklan mampu
melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dimensi dampak
(impact) memiliki indikator yaitu tingkat pengetahuan produk (level of
product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk, dan tingkat kreatifitas
iklan televisi suatu produk dibandingkan iklan produk yang sejenis.
d. Dimensi Komunikasi
Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen
dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen,
serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dimensi komunikasi
ini memiliki indikator yaitu : pertama, kejelasan informasi iklan televisi
suatu produk dibandingkan dengan iklan produk sejenis. Kedua,
kemampuan iklan televisi suatu produk dalam mengkomunikasikan pesan
43
yang ingin disampaikan, dan ketiga, tingkat pemahaman pemirsa (audience)
terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi suatu produk
3.
Persepsi
Menurut Benyamin (2001: 100) persepsi didefinisikan sebagai:
“Perception as the selective extraction and interpretation of information
from the environment. That environment can be both external and
internal enviroment comprises the cues that we pick up from our own
body, such as sensation from our muscles or rumblings from an empty
stomach. Selectivity in perception is partly due to the actions of the sensor
receptors.
Terjemahan dari definisi di atas adalah persepsi merupakan
interpretasi dan penggalian yang selektif mengenai informasi yang datang
dari lingkungan. Lingkungan baik itu eksternal maupun internal meliputi
tanda-tanda yang kita peroleh dari tubuh kita seperti sensasi dari otot kita
ataupun getaran dari perut kita yang kosong. Keselektifan dalam persepsi
adalah bagian dari tindakan yang berasal dari penerimaan sensor kita.
Kemudian batasan lain yang dikemukakan oleh Thomas Hardy
Leahey & Richard Jackson Harris (2002: 213) sebagai berikut :
“ Perception is the process in which sensory experiences are
organized and made meaningfull.......... we can think or percepts as a
product of two components : (1) data that are produces by stimulus
enviroment and (2) tha concepts that are imposed by our cognitive
capacities. Percepts may imposed by our cognitive capacities.
Percepts may be heavily influenced by data, in which case we call
them “ data driven” or processed from the “ bottom up” ...
Jadi persepsi adalah sebagai sari pilihan dan interpretasi dari
informasi terhadap lingkungan diri kita sendiri, baik yang berasal dari
lingkungan internal maupun yang eksternal. Atau dapat juga dikatakan
44
persepsi merupakan tanggapan dan pilihan keputusan seseorang terhadap
suatu kebijakan ataupun pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan
hidup dengan melibatkan seluruh proses akalnya secara sadar.
Leahey & Richard Jackson Harris (2002: 172)
menambahkan
Persepsi, merupakan proses dimana seseorang memilih mengorganisasikan
dan memberi arti pada informasi sensoris yang diterimanya ke dalam
gambaran mental yang berarti. Persepsi mencakup proses penginderaan,
interprestasi dan evaluasi obyek hal yang dipersepsikan.
Kognitif seseorang terorganisir secara selektif dalam suatu sistem
kognitif. Pengorganisasian ini terjadi melalui suatu
proses interaksi
yang aktif antara stimulus yang datang dari lingkungan dengan pribadi
seseorang. Bagaimana stimulus diterima dan diartikan, ditentukan oleh
pengalaman masa lalu,
keinginan dan tujuan yang ada serta struktur
kognitif yang terdapat dalam diri seseorang. Proses penerimaan dan
pemberian arti pada stimulus inilah yang dinamakan persepsi.
Pandangan konvensional menganggap persepsi sebagai kumpulan
penginderaan (sensation). Dengan melihat sebuah benda terbuat dari kayu,
berkaki empat maka kumpulan penginderaan itu akan diorganisasikan
secara tertentu, dikaitkan dengan pengalaman dan ingatan masa lalu, dan
diberi makna
kursi.
tertentu sehingga kita bisa mengenal, misalnya sebagai
Cara pandangan seperti ini dinamakan juga pendekatan
kontruktivisme. Akan tetapi, aktivitas mengenali obyek atau benda itu
45
sendiri adalah aktivitas mental, yang disebut juga
sebagai aktivitas
kognisi.
Jadi, sebetulnya otak tidak secara pasif menggabung kumulasi
pengalaman dan memori, melainkan aktif untuk menilai, dan memberi
makna. Karena adanya fungsi aktif untuk menilai, dan memberi makna.
Karena adanya fungsi aktif dari kesadaran manusia, pandangan
konvensional ini sering digolongkan dalam pandangan fungsionalisme.
Pendekatan
mengatakan
kedua
individu
adalah
pendekatan
Gestalt.
tidaklah menciptakan makna
Pendekatan
dari apa yang
diinderakannya, karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam
stimulasi itu sendiri
dan tersedia untuk organisme
yang siap
menyerapnya.
Dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler (2000: 21) bahwa,
persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Jadi, bersifat holistik.
Spontanitas itu terjadi karena organisme selalu menjajaki (eksplorasi)
lingkungannya dan dalam penjajakan itu dilibatkan setiap obyek yang ada
di lingkungannya dan setiap obyek menonjolkan sifatnya yang khas untuk
organisme bersangkutan. Sebuah pohon, misalnya tampil dengan sifatsifatnya yang berdaun rindang dan berbatang besar maka sifat–sifat ini
menampilkan makna buat manusia sebagai tempat berteduh. Sifat–sifat
yang
menampilkan makna, atau sering dinamakan affordances
(menampilkan makna atau yang menghasilkan manfaat).
46
Margaret E. Bell Gredler (2001 : 25) mengungkapkan bahwa
pengaruh usia pada perepsi dengan seenaknya bermain pisau
seterika listrik
atau
sehingga membuat orang tuanya marah karena
mempersepsikan benda–benda itu sebagai stimulasi yang berbahaya.
Selanjutnya menurut Sarwono (2000 :37) dapat diutarakan
bahwa hasil dari tingkatkah laku “coping” akan menyebabkan pada
persepsi individu. Persepsi bersifat dinamis dapat berubah. Mengapa
dan bagaimana persepsi itu berubah perlu mempengaruhi persepsi.
Perubahan disebabkan oleh proses faal (fisiologik) dari sistem syaraf
pada indera–indera manusia. Jika suatu stimulasi tidak mengalami
perubahan; memungkinkan terjadinya adaptasi atau habituasi, yaitu
tanggapan terhadap stimulus itu makin lama makin lemah.
Persepsi, penting dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah. Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah
laku seseorang merupakan fungsi dan cara seseorang memandang.
Didalam pembahasan ini adalah mengenai otonomi daerah.
Secara etimologis istilah peran serta atau partisipasi dapat
diartikan sebagai mengambil bagian atau turut serta dalam suatu
kegiatan. Dengan turut sertanya masyarakat dalam suatu kegiatan akan
dapat mengurangi resiko yang akan terjadi dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan yang lebih
baik.
47
Ouchi dan Campbell (2001 :41) menjelaskan bahwa peran serta
atau partisipasi berarti ikut mengambil bagian dalam proses tertentu
dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Selanjutnya dijelaskan bahwa
terdapat dimensi dan tingkatan yang berbeda dalam melakukan
kegiatan ini. Ada individu yang hanya turut berpartisipasi dalam (1)
mengidentifikasi
masalah;
proyek/pekerjaan;
(3)
(2)
memformulasikan/merencanakan
memobilisasi
sumber
daya;
(4)
mengimplementasikan proyek/ pekerjaan; (5) pembagian keuntungan;
atau (6) memantau dan mengevaluasi proyek/pekerjaan.
Newstrom and Davis (2001 : 35) mengartikan peran serta
sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam suatu
kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi
kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab dalam
pencapaian tujuan tersebut. Sesuai dengan definisi ini, partisipasi
memiliki tiga unsur penting, yakni: (1) unsur keterlibatan, yaitu bahwa
partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan
perasaan daripada keterlibatan secara fisik, (2) unsur kontribusi, yaitu
kesediaan memberi sumbangan kepada usaha yang akan dilakukan
guna mencapai tujuan kelompok. (3) unsur tanggung jawab yaitu
bahwa partisipasi mendorong orang untuk menerima tanggung jawab
dalam aktivitas kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
seseorang dalam suatu kegiatan disebabkan adanya desakan dari luar
48
dan dari dalam dirinya. Partisipasi dari luar adalah partisipasi karena
adanya desakan yang memaksa seseorang untuk berpartisipasi,
meskipun keikutsertaannya tidak berdasarkan rasa senang atau
panggilan hati nuraninya. Partisipasi dari dalam adalah keterlibatan
individu dalam suatu kegiatan yang didasarkan atas perasaannya yang
menyenangi keterlibatan tersebut dan dilaksanakan secara sukarela.
Kemudian James L dan Richard F (2001 : 51) meberikan
pendapat lain tentang persepsi, yaitu :
Perception is the interpretation of sensation. A sensed stimulus is
interpreted in terms of its context or surroundigs. In perpectual
contrast, the same stimulus is perceived differently in diffrent
surroundings. In perceptual constancy, a changing or different
stimulus is perceived as being the same.
Persepsi adalah interpretasi dari suatu sensai, dimana
stimulusnya diinterpretasikan dalam bentuk konteks atau kondisi
sekitarnya. Secara perspektual konstruk, stimulus yang sama dipahami
secara berbeda dalam kondisi yang berbeda. Sementara dalam
perspektual konstan, perubahan atau perbedaan stimulus dipahami
sebagai sesuatu hal yang sama.
Menurut Jalalludin Rakhmat (2002 : 73) dalam berkomunikasi,
secara
psikologis dapat dikatakan bahwa setiap orang mempersepsi
stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya.
Dalam ilmu
komunikasi, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda.
“Word don’t mean, people mean”. Kata–kata tidak mempunyai
makna : oranglah yang memberi makna. Selanjutnya menurut
Jalalludin Rakhmat persepsi dikatakan merupakan proses pemberian
49
makna kepada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan
baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
Selanjutnya sensasi adalah proses menangkap stimuli, dan informasi
tersimpan oleh memori. Dimana memori, adalah proses menyimpan
informasi dan memanggilnya
kembali. Kemudian bila proses
dilanjutkan kepada pemanipu-lasian dan pengolahan informasi untuk
memenuhi kebutuhan atau memberi repons, berarti telah melakukan
proses berpikir.
Menurut Atkinson proses terbentuknya persepsi, diawali
dengan penerimaan informasi yang disebut sensasi; dengan arti terjadi
pengideraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.
Melalui alat indera
manu-sia memperoleh pengetahuan dan semua
kemampuan berinteraksi dengan dunianya. Manusia mempunyai
lima alat indera, yang disebut pancaidera, penginderaan dilakukan
melalui proses kegiatan, antara lain: penglihatan, pendengaran,
kinestesis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa, dan
penciuman.
Jadi,
persepsi adalah
rangsangan stimulus
penafsiran dari sensasi.
Sebuah
ditafsirkan dalam pengertian dan konteksnya
yang sesuai dengan lingkungannya. Perbedaan perseptual, stimulus
yang sama dibedakan oleh pemahaman, perubahan atau stimulus yang
berbeda dapat menjadikan pemahaman sama.
50
Persepsi dipengaruhi, faktor intern yakni faktor yang berasal
dari dalam diri manusia itu sendiri untuk menangkap obyek tertentu.
Faktor ekstern
berasal dari pengaruh luar, sehingga melalui akal
pikiran dapat di ubah persepsi sesuai dengan keinginan.
Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang secara
psikologis dengan dunia obyek materi, melalui proses pengamatan
atau pandangan terhadap sasaran, peristiwa atau kebijakan tertentu
melalui proses kognisi dengan melakukan penilaian, interpretasi
dan penyimpulan.
Berdasarkan teori persepsi, Sarlito Wirawan mengungkapkan
bahwa perbedaan
persepsi di sebabkan oleh : Pertama, perhatian
biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di
sekitar sekaligus, tetapi memfokuskan perhatiannya antara seseorang
dengan orang lain menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka.
Kedua, harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul; seperti
pada seseorang pelari yang siap di garis start terhadap set bahwa
akan terdapat bunyi letusam pistol di saat ia harus
berlari. Ketiga,
kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan
mempengaruhi persepsi orang tersebut. Keempat, sistem nilai yang
berlaku pada masyarakat akan mempengaruhi pula terhadap persepsi
orang tersebut. Kelima, ciri kepribadian akan mempengaruhi pula
persepsi seseorang.
51
Kelima faktor tersebut membedakan persepsi orang perorangan,
artinya membedakan tanggapan atau reaksi orang perorangan terhadap
obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan
informasi dan menafsirkan
pesan.
Persepsi
merupakan pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli)
terhadap otonomi daerah.
Menurut Jalaludin Rakhmat (2002 :59) sensasi berhubungan
dengan persepsi, dimana sensasi merupakan bagian dari persepsi.
Namun demikian, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya
melibatkan
sensasi, tetapi juga melibatkan atensi (perhatian),
ekspektasi (harapan), motivasim dan memori.
Dalam hal ini dijelaskan bahwa memori merupakan sistem
yang berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam
fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk
membimbing perilakunya.
D. Penelitian Sebelumnya
Kusumaatmaja (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisa
Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum Super Mezzo Versi “Berlari dan
Melayang” Menggunakan EPIC Model Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya Malang”. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui
tingkat efektifitas sebuah iklan, dimana dalam hal ini adalah iklan televisi Djarum
Super Mezzo versi “berlari dan melayang” dengan menggunakan EPIC Model
52
pada mahasiswa S-1
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang yang
masih aktif s/d tahun ajaran 2005/2006.
Hasil penelitian Kusumaatmaja (2006) menunjukkan bahwa analisa
metode EPIC terhadap iklan tv Djarum Super Mezzo versi “berlari dan melayang”
adalah penghitungan dimensi emphaty diperoleh nilai/skor rata-rata 4,437 yang
berarti efektif. Dalam penghitungan dimensi persuasi diperoleh nilai skor/rata-rata
3,891 yang berarti cukup efektif. Dimensi impact (dampak) sebagai parameter
product knowledge diperoleh nilai/skor rata-rata 3,613 yang berarti cukup efektif.
Dan untuk dimensi komunikasi diperoleh hasil sebesar 3,848 yang berarti cukup
efektif.
Wahyudi (2007) juga melakukan penelitian mengenai efektifitas iklan
televisi dengan judul “Efektifitas Iklan Televisi Indosat Dalam Mensosialisasikan
Promo “5 Jam Free Talk” Kepada Masyarakat Surabaya”. Dalam penelitian ini
pengukuran efektifitas iklan televisi menggunakan Direct Rating Method. Direct
Rating Method adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah iklan
yang berkaitan dengan kemampuan iklan itu menarik perhatian, pemahaman,
respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap iklan. Hasil penelitian Wahyudi
(2007) yang dilakukan pada masyarakat Surabaya menunjukkan bahwa iklan
televisi Indosat sangat efektif dalam mensosialisasikan promo “5 Jam Free Talk”.
Penelitian yang membandingkan efektifitas iklan telah dilakukan oleh
Satriojati (2007) dengan judul penelitiannya adalah “Analisis Perbandingan
Efektivitas Iklan Animasi dan Non Animasi: Studi Produk Low-Involvement dan
High-Involvement”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
53
perbedaan efektivitas iklan animasi dengan iklan non animasi dilihat dari sikap
audience terhadap iklan. Penelitian ini juga meneliti adanya perbedaan sikap
terhadap iklan untuk produk kategori low involvement dan high involvement.
Peneliti mengambil studi produk Coca Cola untuk kategori low involvement dan
Honda Jazz untuk kategori high involvement yang masing-masing memiliki
eksekusi iklan animasi dan non animasi. Sampel yang diambil melalui metode
convenience sampling sebanyak 107 orang adalah mahasiswa FEUI berusia 17-25
tahun.
Hasil penelitian Satriojati (2007) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan antara sikap audience terhadap iklan animasi dengan iklan non animasi,
baik untuk produk kategori low involvement dan high involvement. Penelitian ini
juga membuktikan kesukaan pada iklan meningkatkan ketertarikan terhadap
produk.
E. Kerangka Pemikiran
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas iklan TV
Yamaha Mio dan Honda Vario. Dengan demikian, kerangka pemikiran untuk
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
54
Iklan Televisi Kendaraan
Bermotor Yamaha Mio dan
Honda Vario
Pengukuran efektivitas iklan TV
dengan EPIC Model, meliputi :
1. Empati
2. Persuasi
3. Impact
4. Komunikasi
Efektivitas Iklan
TV Yamaha Mio
Efektivitas Iklan TV
Honda Vario
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
F.
Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan kerangka penelitian di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak adanya perbedaan efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda
Vario yang signifikan
Ha: Adanya perbedaan efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda
Vario yang signifikan
55
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup manajemen pemasaran,
mengenai pengukuran efektifitas periklanan dan perbandingan efektifitas antara
dua produk kendaraan bermotor.
Dalam Hasan (2002:13) dijelaskan tentang beberapa penelitian secara
umum yaitu (1) penelitian survey, (2) grounded research, (3) studi kasus, (4)
penelitian eksperimen, dan (5) analisis data sekunder. Adapun jenis penelitian ini
termasuk penelitian survey. Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi: 1995).
Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (Hasan, 2002:13), yaitu:
(1)
penjajagan
(explorative),
(2)
deskriptif,
(3)
penjelasan
(explanatory/confirmatory), (4) evaluasi, (5) prediksi atau peramalan, dan (6)
pengembangan sosial. Penelitian evaluasi sendiri dibedakan menjadi (1) evaluasi
summatif; biasanya dilakukan di akhir program untuk mengetahui pelaksanaan
program tersebut apakah tercapai sesuai tujuan, (2) evaluasi formatif; dilakukan
bersamaan pelaksanaan program, mencari umpan balik untuk memperbaiki
pelaksanaan program tersebut.
Dalam penelitian ini, survey dilakukan pada mahasiswa FEB UIN Syarif
Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran
56
2009/2010 guna mengevaluasi, menganalisa perbandingan efektifitas iklan tv
Yamaha Mio dan Honda Vario. Dengan kata lain, jenis penelitian ini merupakan
penelitian survey evaluasi formatif dan comparative.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002:58).
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Strata
1 (S-1) FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester
genap tahun ajaran 2009/2010.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2005: 117) “sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Dalam suatu penelitian kita tidak perlu meneliti semua
anggota populasi mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu,
tenaga dan biaya dari peneliti. Untuk itu maka perlu diambil sejumlah sampel
yang representatif artinya sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan menggunakan dasar
teori milik Gay dan Diehl, yang berpendapat bahwa semakin besar sampelnya
maka kecenderungan lebih representatif dan hasilnya dapat digeneralisasi.
Sehingga ukuran sampel dapat diterima tergantung pada jenis penelitiannya, yaitu
secara minimum tolok ukurannya (Ruslan, 1999:147) :
57
a. Penelitian deskriptif, yaitu sekurang-kurangnya 100 sampel atau 10% dari
populasi.
b. Penelitian korelasi, sekitar 30 subjek sebagai objek penelitian.
c. Penelitian kausal-perbandingan, sekitar 30 subjek per kelompok.
d. Penelitian eksperimental, yaitu minimum sekitar 15 subjek per kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menentukan sampel sebanyak 100
responden dari FEB UIN Syarif Hidayatullah.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), pada dasarnya terdapat dua
macam metode pengambilan sampel, yaitu:
1. pengambilan sampel secara acak (random sampling).
2. pengambilan sampel secara tidak acak (non random sampling).
Sedangkan metode pengambilan sampel untuk penelitian ini sendiri
menggunakan non random sampling, tepatnya dengan metode purposive sampling
yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun pertimbanganpertimbangan tersebut adalah:
1. responden adalah mahasiswa S-1 FEB UIN Syarif Hidayatullah yang
masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran 2009/2010.
2. responden tahu atau pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda
Vario.
Jika terdapat anggota populasi (responden) yang belum pernah menyaksikan
iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario maka anggota populasi ini tidak
58
termasuk dalam sampel dan hasil penelitian yang didapatkan dari anggota
populasi ini dinyatakan tidak qualified dan tidak dapat dimasukkan ke dalam hasil
penelitian.
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dari responden maka
penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi pada FEB UIN Syarif Hidayatullah
Ciputat.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penulisan, digunakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara :
1. Kuesioner (Angket)
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui persepsi responden mengenai
dimensi EPIC (Empathy, Persuasion, Impact dan Communication)
digunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuestioner
(angket) kepada responden yaitu mahasiswa S-1 FEB UIN
Syarif
Hidayatullah yang pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda
Vario. Kuisioner yang dibagikan adalah tergolong kuesioner tertutup, yaitu
kuesioner yang pilihan jawaban pertanyaan sudah disediakan, responden
tinggal mengisi dengan cara memberi tanda terhadap pilihan jawaban yang
sesuai dengannya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
59
digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih
mendalam serta jumlah responden sedikit (Riduwan, 2003:29).
D. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur untuk mengukur apa yang
diukur (Singarimbun dan Efendi:1995). Valid tidaknya suatu item instrumen dapat
diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson
dengan level signifikansi 5 % dengan nilai kritisnya, dimana r dapat digunakan
rumus sebagai berikut (Arikunto,2005)
Dengan demikian validitas dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
rxy 
n  XY   X  Y
n  X  ( X ) 2 xn  Y 2  ( Y ) 2
2
Dimana:
r xy
= koefisien korelasi product moment
n
= banyaknya responden
ΣX
= total nilai item X
ΣY
= total nilai item Y
XY
= total nilai hasil perkalian X dengan Y
Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%) maka dinyatakan
valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid.
60
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1995).
Dalam penilitian ini, uji reliabilitas data menggunakan pendekatan Alpha
dengan rumus sebagai berikut (Singarimbun dan Effendi, 1995):
 k 
r

 k  1
  b 2 
1 
2 
 t 

Keterangan :
r
= reliabilitas instrument
k
= banyak butir pertanyaan
  b = jumlah varians butir
2
t
2
= varians total
3. Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk
persentase, dengan rumus sebagai berikut:
P=
fi
x100%
fi
Dimana :
P = persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu
Σfi = banyaknya jumlah responden
61
4. Skor Rata-rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot.
Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai
masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.
Rumus:
fi.wi
fi
x =
Dimana;
x = rata-rata berbobot
fi
= frekuensi
wi = bobot
Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan
responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif
jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1
sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif.
Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut:
Rs =
R (bobot )
M
Dimana:
R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil
M
= banyaknya kategori bobot
Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5,
maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
Rs = 5 - 1 = 0,8
62
5
Sehingga posisi keputusannya menjadi :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
SE
3,4
4,2
5,00
Keterangan :
STE = Sangat Tidak Efektif
(masuk skala 1,00 – 1,80)
TE
= Tidak Efektif
(masuk skala 1,80 – 2,60)
CE
= Cukup Efektif
(masuk skala 2,60 – 3,40)
E
= Efektif
(masuk skala 3,40 – 4,20)
SE
= Sangat Efektif
(masuk skala 4,20 – 5,00)
Setiap dimensi EPIC Model yaitu Empathy (empati); Persuasion
(persuasi); Impact (dampak); Communication (komunikasi), akan dianalisis secara
terpisah dengan menggunakan metode skor rata-rata untuk mengetahui efektifitas
tiap dimensi tersebut dalam iklan televisi produk Yamaha Mio dan Honda Vario
yang nantinya nilai rata-rata itu akan dimasukkan dalam rentang skala posisi
keputusan dari sangat tidak efektif (STE) sampai dengan sangat efektif (SE).
5. Analisis Data
Penelitian ini melakukan perbandingan efektifitas iklan televise Yamaha
Mio dan Honda Vario, sehingga untuk menguji adanya perbedaan atau tidak,
maka dilakukan analisa data dengan menggunakan uji t dua sampel independen
(Independent-Samples t Test). Oleh karena sampel dalam penelitian ini terdiri dari
2 yaitu efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan efektivitas iklan TV Honda Vario.
63
Uji-t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan selisih dua ratarata dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal.
Dalam penelitian ini bentuk hipotesis untuk uji-t adalah bentuk uji hipotesis dua
sisi (two-sided atau two-tailed test) dengan hipotesis : (Uyanto, 2009:137)
Ho
: μ1 = μ2
Ha
: μ1 ≠ μ2
Di mana :
μ1
= rata-rata (mean) 4 dimensi efektifitas iklan TV Yamaha Mio
μ2
= rata-rata (mean) 4 dimensi efektfitas iklan TV Honda Vario
Dalam pengujianhipotesis, kriteris untuk menolak atau tidak menolak Ho
berdasarkan P-value adalah sebagai berikut :
Jika P-value < α , maka Ho ditolak
Jika P-value ≥ α , maka Ho tidak dapat ditolak
Dalam program SPSS digunakan istilah Significance (yang disingkat Sig.) untuk
P-value; dengan kata lain P-value = Sig. (Uyanto, 2009:138).
Analisa uji t dua sample independen tersebut menggunakan alat bantu program
SPSS versi 15.0 for Windows.
E. Operasional Variabel Penelitian
Penilaian atau persepsi mahasiswa yang ingin dilihat pada penelitian ini
adalah bagaimana tanggapan mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tentang iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario baik berkaitan dengan
64
dimensi empati, persuasi, impact (dampak), dan komunikasi. Berikut ini disajikan
operasionalisasi konsep dari penelitian ini, yaitu :
Tabel 3.1
Daftar Operasionalisasi Konsep Variabel Penelitian
Variabel
Efektifitas Iklan
Televisi Yamaha Mio
dan Honda Vario
Dimensi

Empati


Persuasi


Dampak



Komunikasi

Indikator
Tingkat baik tidaknya iklan
televisi Yamaha Mio dan
Honda Vario
Tingkat kesukaan iklan
televisi Yamaha Mio dan
Honda Vario
Tingkat ketertarikan dengan
produk (Yamaha Mio dan
Honda Vario
Keinginan membeli produk
(Yamaha Mio dan Honda
Vario)
Tingkat pengetahuan produk
(level of product knowledge)
yaitu tahu betul tentang
produk (Yamaha Mio dan
Honda Vario)
Tingkat kreatifitas iklan
televisi Yamaha Mio dan
Honda Vario dibandingkan
iklan produk kendaraan
bermotor yang sejenis
Kejelasan informasi iklan
televisi Yamaha Mio dan
Honda Vario jika
dibandingkan iklan produk
sejenis
Kemampuan iklan televisi
Yamaha Mio dan Honda
Vario dalam
mengkomunikasikan pesan
yang ingin disampaikan
Tingkat pemahaman
pemirsa (audience) terhadap
pesan yang disampaikan
dalam iklan televisi
Yamaha Mio dan Honda
Vario
Skala
Likert
65
F. Variabel Penelitian
Agar dapat diukur, variabel-variabel dalam penelitian ini dijabarkan ke
dalam indikator-indikator. Dimana indikator dalam penelitian ini diadopsi dari
Durianto (2003) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
1. Empathy (empati)
Indikatornya meliputi:
-
tingkat baik tidaknya iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario,
-
dan tingkat kesukaan iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario
tersebut.
2. Persuation (persuasi)
Indikatornya meliputi:
-
tingkat ketertarikan dengan produk (Yamaha Mio dan Honda
Vario),
-
dan keinginan membeli produk (Yamaha Mio dan Honda Vario).
3. Impact (dampak)
Indikatornya meliputi:
-
tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu
tahu betul tentang produk (Yamaha Mio dan Honda Vario),
-
dan tingkat kreatifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario
dibandingkan iklan produk kendaraan bermotor yang sejenis.
4. Communication (komunikasi)
Indikatornya meliputi:
66
-
kejelasan informasi iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario
jika dibandingkan iklan produk sejenis,
-
kemampuan iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario dalam
mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan,
-
dan tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang
disampaikan dalam iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario
tersebut.
G. Skala Pengukuran.
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan ialah skala Likert.
Menurut Riduwan (2003:12), skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
kejadian atau gejala sosial. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan
seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk
memberikan jawaban dari 5 (lima) pilihan jawaban, dimana masing-masing
jawaban memiliki nilai yang berbeda.
Dalam penelitian ini, digunakan pertanyaan tertutup dengan rentang skala
penilaian, yaitu:
‫ת‬
Sangat Tidak Setuju
: 1
‫ת‬
Tidak Setuju
: 2
‫ת‬
Cukup
: 3
‫ת‬
Setuju
: 4
‫ ת‬Sangat Setuju
: 5
67
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Yamaha
Pada tahun 1971, Yamaha Motor Jepang mendirikan distributor resmi di
Indonesia bekerjasama dengan konglomerat local dan memulai ekspor motor
rakitan utuh dengan mesin 100cc dari Jepang dan menjualnya secara local. Pada
Juli 1974, Yamaha Motor mendirikan PT YIMM (Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing). Pada tanggal 29 Agustus 2001 didirikan pabrik suku cadang di
Indonesia yang dinamakan PT. Moric Indonesia. Pabrik itu mulai beroperasi pada
Januari 2002 dan didirikan dengan modal lima juta dolar AS yang terdiri dari 80%
oleh Moric Co., Ltd dan 20% olehYamaha Motor Asia Pte.Ltd. Perusahaan ini
menyediakan dukungan finansial untuk semua perakitan dan manufacturing
Yamaha di kawasan Asia Tenggara dan promosi perdagangan. Dengan
memanfaatkan sejumlah fasilits yang suda hada di Indonesia, perusahaan itu akan
memproduksi lampu dan suku cadang mesin untuk sepeda motor.
Pada November 2004, Yamaha Motor membuat pabrik manufacturing
motor kedua di Karawang, Jawa Barat dengan nama PT. YMMWJ (Yamaha
Motor Manufacturing West Java). Perusahaan ini didirikan dengan modal
US$14,7 juta dan merupakan anak perusahaan YIMM (Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing). Pabrik ini memilki luas total 300.000 m2 dan area gedung 54.000
m2 dengan kapasitas produksi 300.000 unit dan dimulai pada Januari 2006. Salah
68
satu fitur yang menarik dari pabrik baru ini adalah pabrik yang khusus membuat
motor tipe moped (bebek) dan mempunyai kemampuan untuk memproduksi
moped dalam skala besar.
Produk-produk yang dikeluarkan oleh Yamaha adalah sebagai berikut :
1. Automatic
Untuk automatic, jenis produknya adalah Mio, Mio Sporty, dan Mio Soul
2. Moped / Bebek
Untuk moped/bebek, jenis produknya adalah Jupiter Z CW, Jupiter Z,
New Vega-R DB, Jupiter MX135LC CW Auto Clutch, dan Jupiter MX
135LC.
3. Sports
Untuk sports, jenis produknya adalah V-Ixion, Scorpio-Z, dan RX King.
Berdasarkan beberapa produk yang diuraikan di atas, terlihat bahwa
produk yang paling banyak memiliki berbagai jenis adalah produk moped/bebek.
Sementara Mio dan Sports sama-sama memiliki tiga jenis motor.
2. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Honda
PT. Astra Honda Motor, didirikan pada tahun 1971. Pada awalnya,
perusahaan ini bernama PT. Perdana Motor. Perusahaan yang beralamat di JL.
Yos Sudarso, Sunter I, JAkarta Utara ini merupakan agen tunggal, importir, dan
perakit sepeda motor Honda. Produk Pertama yang dihasilkan PT. Perdana Motor
adalah Honda S-90Z. Produk dari PT. Perdana Motor didistribusikan melalui PT.
Astra International Honda Sales Operation ke seluruh Indonesia.
69
Pada tahun 1971, kapasitas produksi perusahaan ini di bawah 10.000 unit.
Namun, seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1996 kapasitas produksi
perusahaan ini sudah mencapai angka 650.000 unit/tahun. Pada tahun 1996, PT.
Perdana Motor berganti nama menjadi PT. Astra Honda Motor. Sebanyak 50%
saham PT. AHM dipegang oleh Astra International, sisanya dimiliki oelh Honda
Motor Co. Ltd. Saat ini, PT. Astra Honda Motor memiliki kapasitas produksi
mencapai angka 1.500.000 unit/tahun. Perusahaan yang mempekerjakan lebih dari
6.000 personel ini memproduksi lebih dari sepuluh jenis sepeda motor. Jenis-jenis
sepeda motor tersebut meliputi kelas bebek dan sport.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Gambaran Umum Responden
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah 100 orang dengan
karakteristik sebagai berikut:
-
Mahasiswa S-1 FEB UIN Syarif Hidayatullah
-
Pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario.
Sedangkan profil demografi responden yang didapat dari item pertanyaan
jenis kelamin, usia/umur, pengeluaran per bulan dan kendaraan bermotor yang
dimiliki dapat dijabarkan dalam tabel berikut:
70
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No.
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase
1
Laki-laki
62
62 %
2
Perempuan
38
38 %
Total
100
100%
Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010
Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah terdiri
dari 62 laki-laki dan sisanya 38 orang perempuan.
Tabel 4.2
Usia/umur Responden
No.
Usia/umur
Jumlah Responden
Persentase
1
Kurang dari 20 tahun
55
55 %
2
20 s/d 25 tahun
45
45 %
3
Lebih dari 25 tahun
0
0%
100
100%
Total
Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010
Dalam tabel 4.2 diketahui bahwa dari total 100 responden didominasi oleh
responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu sebesar 55 responden, dimana
responden berusia antara 20 sampai dengan 25 tahun sebanyak 45 mahasiswa dan
tidak ada yang berumur lebih dari 25 tahun.
71
Tabel 4.3
Pengeluaran per Bulan Responden
No.
Pengeluaran per Bulan
Jumlah Responden
Persentase
1
Kurang dari Rp. 500.000
41
41
2
>Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000
54
54 %
3
>Rp.1000.000 s/d Rp. 1.500.000
5
5%
4
Lebih dari Rp. 1.500.000
0
0%
100
100%
Total
Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa 54 % pengeluaran responden per bulan
adalah antara Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000, kurang dari Rp 500.000 sebanyak 41
%, sedangkan pengeluaran responden antara Rp. 1.000.000 s/d Rp. 1.500.000
adalah sebesar 5%. Sementara tidak ada responden yang memiliki pengeluaran per
bulan lebih dari Rp 1.500.000.
Tabel 4.4
Kendaraan Bermotor Yang Dimiliki
No.
Kendaraan Bermotor
Jumlah Responden
1
Honda Vario
17
2
Jupiter
3
3
Kawasaki
4
4
Kawasaki Athlete
3
5
Honda
14
6
Suzuki
2
72
7
Suzuki Shogun
2
8
Suzuki Smash
2
9
Thunder
2
10
Vespa
3
11
Yamaha Jupiter MX
4
12
Yamaha Mio
29
Total
85
Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa dari total 100 responden, 85 responden
adalah memiliki kendaraan bermotor; sedangkan yang tidak memiliki kendaraan
bermotor terdapat 15 responden (tidak tercantum dalam tabel). Mengingat bahwa
penelitian skripsi ini tidak dikhususkan bagi para pengguna kendaraan bermotor
saja maka ke-15 responden bukan pemilik kendaraan bermotor tersebut adalah
masih layak dijadikan sampel. Sedangkan merek kendaraan bermotor jenis
Yamaha yang paling banyak menjadi konsumsi respoden adalah Yamaha Mio
yaitu sebanyak 29 responden. Adapun diketahui pula dari table 4.4 bahwa terdapat
responden yang memiliki kendaraan bermotor merek Honda Vario yaitu sebanyak
17 orang/responden, dan sebanyak 14 orang memiliki kendaraan bermotor merek
Honda.
73
2. Uji Coba Instrumen
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r
tabel dimana hasil diterima bila r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat
kepercayaan 5% (Singarimbun, 1995:139).
Dari hasil pengujian validitas untuk masing-masing dimensi didapat hasil
sebagai berikut:
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Empati
Pada dimensi emphaty yang menggunakan 4 butir pertanyaan, pada pengujian
pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang responden. Hasil pengolahan data
pada uji validitas pada masing-masing butir pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi Empati
Sig. (2No. Butir
r tabel r hitung
Keterangan
tailed)
Butir 1
0,361
0,717
0.000
Valid
Butir 2
Butir 3
0,361
0,361
0,816
0,711
0.006
0.000
Valid
Valid
Butir 4
0,361
0,709
0.000
Valid
Alpha Conbrach = 0,723
Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah
Hasil pengolahan data pada dimensi emphaty terlihat bahwa seluruh item
berada pada kondisi r hitung > r tabel, sehingga seluruh item dinyatakan valid.
Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach menunjukkan angka 0,723 nilai
reliabilitas jauh diatas 0,50 sehingga dimensi emphaty dinyatakan reliable atau
memiliki kualitas keandalan yang sangat tinggi.
74
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Persuasi
Pada dimensi persuasi (persuasion) yang menggunakan 4 butir pertanyaan,
pada pengujian pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang responden. Hasil
pengolahan data pada uji validitas pada masing-masing butir pertanyaan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Persuasi (Persuasion)
No. Butir
r tabel
r hitung
Keterangan
0,748
Sig. (2tailed)
0.000
Butir 1
0,361
Butir 2
Butir 3
0,361
0,361
0,655
0,777
0.000
0.000
Valid
Valid
Butir 4
0,361
0,783
0.000
Valid
Valid
Alpha Conbrach = 0,724
Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah
Hasil pengolahan data pada dimensi persuasi terlihat bahwa seluruh item
berada pada kondisi r hitung > r tabel, maka hal ini menjadikan seluruh item
dinyatakan valid atau tidak ada item butir pertanyaan yang dinyatakan gagal.
Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach pada uji validitas dan reliabilitas
menunjukkan angka 0,724 nilai reliabilitas diatas 0,50 sehingga dimensi persuasi
dinyatakan reliable atau memiliki kualitas keandalan yang tinggi.
c. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Dampak (Impact)
Pada dimensi dampak (impact) yang menggunakan 4 butir pertanyaan, pada
pengujian pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang responden. Hasil
pengolahan data pada uji validitas pada masing-masing butir pertanyaan adalah
sebagai berikut:
75
Tabel 4.7
Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Dampak (Impact)
No. Butir r tabel r hitung Sig. (2Keterangan
tailed)
Butir 1
0,361
0,615
0.000
Valid
Butir 2
Butir 3
0,361
0,361
0,715
0,704
0.000
0.000
Valid
Valid
Butir 4
0,361
0,643
0.000
Valid
Alpha Conbrach = 0,590
Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah
Hasil pengolahan data pada dimensi dampak (impact) terlihat bahwa seluruh
item berada pada kondisi r hitung > r tabel, maka hal ini menjadikan seluruh item
dinyatakan valid atau tidak ada item butir pertanyaan yang dinyatakan gagal.
Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach pada uji validitas dan reliabilitas
menunjukkan angka 0,590 nilai reliabilitas diatas 0,50 sehingga dimensi dampak
(impact) dinyatakan reliable atau memiliki kualitas keandalan yang tinggi.
d. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Komunikasi (Communication)
Pada dimensi komunikasi (communication) yang menggunakan 6 butir
pertanyaan, pada pengujian pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang
responden. Hasil pengolahan data pada uji validitas pada masing-masing butir
pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi Komunikasi (Communication)
No. Butir r tabel r hitung Sig. (2Keterangan
tailed)
Butir 1
0,361
0,643
0.000
Valid
Butir 2
Butir 3
0,361
0,361
0,677
0,663
0.000
0.000
Valid
Valid
76
Butir 4
0,361
0,722
0.000
Valid
Butir 5
0,361
0,657
0.000
Valid
Butir 6
0,361
0,582
0.001
Valid
Alpha Conbrach = 0,736
Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah
Hasil pengolahan data pada dimensi komunikasi (communication) terlihat
bahwa seluruh item berada pada kondisi r hitung > r tabel, maka hal ini
menjadikan seluruh item dinyatakan valid atau tidak ada item butir pertanyaan
yang dinyatakan gagal.
Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach pada uji validitas dan reliabilitas
menunjukkan angka 0,736 nilai reliabilitas diatas 0,50 sehingga dimensi
communication dinyatakan reliable atau memiliki kualitas keandalan yang tinggi.
3. Hasil Uji Dimensi EPIC
Dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner terhadap 100
responden selanjutnya dalam sub bab ini dijabarkan hasil analisa dan
penghitungan terhadap 4 (empat) dimensi EPIC Model yang menjadi parameter
efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario yaitu Empathy (Empati),
Persuasion (Persuasi), Impact (Dampak), dan Communication (Komunikasi).
Adapun dalam penelitian ini dimensi-dimensi EPIC yang ingin diketahui dan
diukur adalah diwakili dalam 18 pernyataan dalam kuesioner untuk kemudian
responden memilih dari 5 (lima) pilihan jawaban dalam skala Likert 1 s/d 5,
seperti yang telah disebutkan dalam bab 3, metode penelitian. Berikut ini akan
dijabarkan secara lebih jelas variabel-variabel penelitian tersebut serta hasil
penghitungannya. Dari 18 butir pernyataan tersebut 9 butir pernyataan mewakili
77
efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan sisanya yaitu sebanyak 9 butir pernyataan
mewakili efektifitas iklan TV Honda Vario.
a. Dimensi EPIC Iklan TV Yamaha Mio
1) Dimensi Empathy (Empati)
Dimensi Empathy (Empati) menginformasikan tentang baik (menarik) atau
tidaknya iklan menurut audiences dan tingkat kesukaan audiences terhadap iklan
tersebut.
Untuk penelitian ini dimensi empati diwakili oleh 2 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa iklan TV Yamaha Mio adalah baik, dan
2. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Yamaha Mio tersebut.
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi empati.
Tabel 4.9
Dimensi Empathy Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Empathy 1
Empathy 2
Sangat tidak setuju
1
4
4
Tidak setuju
2
5
7
Cukup
3
20
24
Setuju
4
50
51
Sangat setuju
5
21
14
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
78
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifiktas dimensi empati.
Nila/skor rata-rata dimensi Empathy (Empati)
Dari tabel 4.9 diperoleh rata-rata respon dimensi empathy, sebagai berikut:
x( E1) 
(1  4)  (2  5)  (3  20)  (4  50)  (5  21) 379

100
100
= 3,79
x( E 2 ) 
(1  4)  (2  7)  (3  24)  (4  51)  (5  14) 364

100
100
= 3,64
xEmpathy 
3,79  3,64 7,43

2
2
= 3,715
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
5,00
XEmpathy
Hasil analisis penelitian pengukuran efektifitas iklan televisi Yamaha Mio
berdasarkan EPIC Model diketahui dimensi empathy iklan tersebut masuk dalam
rentang skala efektif (3,715). Hal ini menginformasikan bahwa audiences
menganggap iklan Yamaha Mio adalah baik (menarik) dan audiences menyukai
iklan tersebut.
79
2) Dimensi Persuasion (Persuasi)
Dimensi persuasi menginformasikan mengenai apa yang dapat diberikan oleh
suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan suatu merek, sehingga pemasang
iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan
konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan
dalam mengembangkan daya tarik suatu merek (Durianto, 2003:87).
Untuk penelitian ini dimensi persuasi diwakili oleh 2 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan Yamaha Mio, dan
2. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli Yamaha Mio.
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi persuasi.
Tabel 4.10
Dimensi Persuasion Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Persuasion 1
Persuasion 2
Sangat tidak setuju
1
0
0
Tidak setuju
2
5
18
Cukup
3
33
33
Setuju
4
41
31
Sangat setuju
5
21
18
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
80
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifiktas dimensi persuasi.
Nila/skor rata-rata dimensi Persuasion (Persuasi)
Dari tabel 4.10 diperoleh rata-rata respon dimensi persuasion, sebagai berikut:
x( P1) 
(1  0)  (2  5)  (3  33)  (4  41)  (5  21) 378

100
100
= 3,78
x( P 2 ) 
(1  0)  (2  18)  (3  33)  (4  31)  (5  21) 364

100
100
= 3,64
xPersuasion 
3,78  3,64 7,42

2
2
= 3,71
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
5,00
XPersuasion
Dimensi persuasion iklan TV Yamaha Mio masuk dalam rentang skala efektif
(3,71), yang menunjukkan bahwa iklan Yamaha Mio tersebut cukup dapat
memberikan peningkatan atau penguatan karakter Yamaha Mio. Iklan tersebut
cukup memberikan dampak terhadap ketertarikan audiences akan produk dan
keinginan konsumen untuk membeli kendaraan motor merek Yamaha Mio.
81
3) Dimensi Impact (Dampak)
Dimensi Impact digunakan sebagai parameter tentang apakah suatu iklan
dapat lebih kreatif dan menonjol dibandingkan iklan merek lain yang sejenis serta
mampu
tidaknya
keterlibatan
konsumen
berpengaruh
terhadap
tingkat
pengetahuan produk (product knowledge).
Untuk penelitian ini dimensi impact diwakili oleh 2 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Yamaha Mio, dan
2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih kreatif
dibandingkan iklan TV motor lainnya.
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi impact.
Tabel 4.11
Dimensi Impact Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Impact 1
Impact 2
Sangat tidak setuju
1
0
4
Tidak setuju
2
5
7
Cukup
3
33
24
Setuju
4
41
51
Sangat setuju
5
21
14
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
82
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifiktas dimensi impact.
Nila/skor rata-rata dimensi Impact (Dampak)
Dari tabel 4.11 diperoleh rata-rata respon dimensi impact, sebagai berikut:
x( I 1) 
(1  0)  (2  5)  (3  33)  (4  41)  (5  21) 378

100
100
= 3,78
x( I 2) 
(1  4)  (2  7)  (3  24)  (4  51)  (5  14) 364

100
100
= 3,64
xIm pact 
3,78  3,64 7,42

2
2
= 3,71
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
5,00
XImpact
Dimensi impact iklan motor Yamaha Mio di televisi termasuk dalam rentang
skala efektif (3,71). Hal ini berarti bahwa konsumen dan audiences cukup
memiliki product knowledge atas motor Yamaha Mio dan audiences beranggapan
bahwa iklan tv motor Yamaha Mio cukup kreatif bila dibandingkan iklan tv motor
lainnya.
83
4) Dimensi Communication (Komunikasi)
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen
dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta
kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut (Durianto,2003:89).
Untuk penelitian ini dimensi komunikasi diwakili oleh 3 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih jelas dibanding
iklan TV motor lainnya,
2. Anda
setuju
bahwa
iklan
TV
motor
Yamaha
Mio
mampu
mengkomunikasikan pesan yang disampaikan, dan
3. Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan
TV motor Yamaha Mio tersebut
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 3 pernyataan dimensi komunikasi.
Tabel 4.12
Dimensi Communication Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Com. 1
Com. 2
Com. 3
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Tidak setuju
2
11
5
0
Cukup
3
39
36
43
Setuju
4
46
55
46
Sangat setuju
5
4
4
11
100
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
84
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifitas dimensi komunikasi.
Nilai/skor rata-rata dimensi Communication (Komunikasi)
Dari tabel 4.12 diperoleh rata-rata respon dimensi communication, sebagai
berikut:
x(C1) 
(1  0)  (2  11)  (3  39)  (4  46)  (5  4) 323

100
100
= 3,23
x(C 2 ) 
(1  0)  (2  5)  (3  36)  (4  55)  (5  4) 358

100
100
= 3,58
x ( C 3) 
(1  0)  ( 2  0)  (3  43)  (4  46)  (5  11) 368

100
100
= 3,68
xCommunication 
3,23  3,58  3,68 10,49

3
3
= 3,497
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
4,2
XCommuncation
SE
5,00
Dimensi komunikasi iklan TV Yamaha Mio masuk dalam rentang skala
efektif (3,497), yang menginformasikan bahwa konsumen dan audiences
menganggap iklan tv Yamaha Mio sudah cukup jelas, dan mampu menyampaikan
85
pesan utamanya serta audiences cukup mengerti pesan yang ingin disampaikan
dalam iklan tersebut.
Dari hasil penghitungan maka grafik hasil analisa efektifitas iklan televisi
motor Yamaha Mio dengan metode EPIC (Empathy, Persuasion, Impact,
Communication) model secara keseluruhan adalah dapat dilihat pada gambar 4.1
berikut ini:
Gambar 4.1
Grafik EPIC Model iklan TV motor Yamaha Mio
Empathy
5
3,715 = efektif
4
3
3,71 = efektif
3,71 = efektif
2
Impact
Persuasion
5
4
3
2
1
2
3
4
5
2
3
3,497 = efektif
4
5
Communication
Sumber: Data Primer diolah bulan Mei 2010
86
Dari gambar 4.1 tersebut diketahui bahwa dari keempat dimensi EPIC
(Empathy, Persuasion, Impact, dan Communication) iklan televisi motor Yamaha
Mio adalah lebih menonjol atau efektif dalam dimensi Empathy (empati)
dibandingkan 3 (tiga) dimensi yang lain. Hal itu menunjukkan bahwa responden
cukup menyukai, menyatakan kesukaannya terhadap iklan Yamaha Mio tersebut
dan merasa bahwa iklan itu sudah cukup baik bagi mereka (responden).
Sedangkan untuk ketiga dimensi EPIC yaitu persuasi, dampak, dan
komunikasi juga memperoleh nilai efektif dari responden, namun nilainya lebih
dibawah dimensi Emphaty. Hal itu berarti bahwa para responden menilai bahwa
dalam hal menggugah minat membeli (persuasi), ataupun kreatifitas iklan, product
knowledge (dampak), dan penyampaian pesan (komunikasi) adalah biasa-biasa
saja serta tidak jauh berbeda dengan iklan produk sejenis di pasaran.
EPIC rate secara keseluruhan memiliki rara-rata 3,658 dan dibulatkan
menjadi 3,6 yang berarti bahwa iklan televisi motor Yamaha Mio adalah berada
dalam skala efektif .
b. Dimensi EPIC Iklan TV Honda Vario
1) Dimensi Empathy (Empati)
Dimensi Empathy (Empati) menginformasikan tentang baik (menarik) atau
tidaknya iklan menurut audiences dan tingkat kesukaan audiences terhadap iklan
tersebut.
Untuk penelitian ini dimensi empati diwakili oleh 2 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa iklan TV Honda Vario adalah baik, dan
87
2. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Honda Vario tersebut.
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi empati.
Tabel 4.13
Dimensi Empathy Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Empathy 1
Empathy 2
Sangat tidak setuju
1
4
4
Tidak setuju
2
19
18
Cukup
3
35
39
Setuju
4
31
31
Sangat setuju
5
11
8
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifiktas dimensi empati.
Nila/skor rata-rata dimensi Empathy (Empati)
Dari tabel 4.13 diperoleh rata-rata respon dimensi empathy, sebagai berikut:
x( E1) 
(1  4)  (2  19)  (3  35)  (4  31)  (5  11) 326

100
100
= 3,26
x( E 2) 
(1  4)  ( 2  18)  (3  39)  ( 4  31)  (5  8) 321

100
100
= 3,21
88
x Empathy 
3,26  3,21 6,47

2
2
= 3,235
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
4,2
XEmpathy
SE
5,00
Hasil analisis penelitian pengukuran efektifitas iklan televisi Honda Vario
berdasarkan EPIC Model diketahui dimensi empathy iklan tersebut masuk dalam
rentang skala cukup efektif (3,235). Hal ini menginformasikan bahwa audiences
menganggap iklan Honda Vario adalah baik (menarik) dan audiences menyukai
iklan tersebut.
2) Dimensi Persuasion (Persuasi)
Dimensi persuasi menginformasikan mengenai apa yang dapat diberikan oleh
suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan suatu merek, sehingga pemasang
iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan
konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan
dalam mengembangkan daya tarik suatu merek (Durianto, 2003:87).
Untuk penelitian ini dimensi persuasi diwakili oleh 2 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan Honda Vario, dan
2. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli Honda Vario.
89
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi persuasi.
Tabel 4.14
Dimensi Persuasion Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Persuasion 1
Persuasion 2
Sangat tidak setuju
1
0
0
Tidak setuju
2
17
24
Cukup
3
32
43
Setuju
4
33
23
Sangat setuju
5
18
10
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifiktas dimensi persuasi.
Nila/skor rata-rata dimensi Persuasion (Persuasi)
Dari tabel 4.14 diperoleh rata-rata respon dimensi persuasion, sebagai berikut:
x( P1) 
(1  0)  (2  17)  (3  32)  (4  33)  (5  18) 352

100
100
= 3,52
x( P 2 ) 
(1  0)  (2  24)  (3  43)  (4  23)  (5  10) 319

100
100
= 3,19
x Persuasion 
3,52  3,19 6,71

2
2
90
= 3,355
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
SE
3,4
4,2
XPersuasion
5,00
Dimensi persuasion iklan TV Honda Vario masuk dalam rentang skala cukup
efektif (3,355), yang menunjukkan bahwa iklan Honda Vario tersebut cukup dapat
memberikan peningkatan atau penguatan karakter Honda Vario. Iklan tersebut
cukup memberikan dampak terhadap ketertarikan audiences akan produk dan
keinginan konsumen untuk membeli kendaraan motor merek Honda Vario.
3) Dimensi Impact (Dampak)
Dimensi Impact digunakan sebagai parameter tentang apakah suatu iklan
dapat lebih kreatif dan menonjol dibandingkan iklan merek lain yang sejenis serta
mampu
tidaknya
keterlibatan
konsumen
berpengaruh
terhadap
tingkat
pengetahuan produk (product knowledge).
Untuk penelitian ini dimensi impact diwakili oleh 2 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Honda Vario, dan
2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih kreatif
dibandingkan iklan TV motor lainnya.
91
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi impact.
Tabel 4.15
Dimensi Impact Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Impact 1
Impact 2
Sangat tidak setuju
1
0
4
Tidak setuju
2
17
18
Cukup
3
32
39
Setuju
4
33
31
Sangat setuju
5
18
8
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifiktas dimensi impact.
Nila/skor rata-rata dimensi Impact (Dampak)
Dari tabel 4.15 diperoleh rata-rata respon dimensi impact, sebagai berikut:
x( I 1) 
(1  0)  (2  17)  (3  32)  ( 4  33)  (5  18) 352

100
100
= 3,52
x( I 2) 
(1  4)  (2  18)  (3  39)  (4  31)  (5  8) 321

100
100
= 3,21
x Im pact 
3,52  3,21 6,73

2
2
92
= 3,365
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
5,00
XImpact
Dimensi impact iklan motor Honda Vario di televisi termasuk dalam rentang
skala cukup efektif (3,365). Hal ini berarti bahwa konsumen dan audiences cukup
memiliki product knowledge atas motor Honda Vario dan audiences beranggapan
bahwa iklan tv motor Honda Vario cukup kreatif bila dibandingkan iklan tv motor
lainnya.
4) Dimensi Communication (Komunikasi)
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen
dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta
kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut (Durianto,2003:89).
Untuk penelitian ini dimensi komunikasi diwakili oleh 3 pernyataan sebagai
berikut:
1. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih jelas dibanding
iklan TV motor lainnya,
2. Anda
setuju
bahwa
iklan
TV
motor
Honda
Vario
mampu
mengkomunikasikan pesan yang disampaikan, dan
93
3. Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan
TV motor Honda Vario tersebut
Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey
terhadap 100 responden tentang 3 pernyataan dimensi komunikasi.
Tabel 4.16
Dimensi Communication Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario
Atribut
Bobot
Jumlah Responden
Com. 1
Com. 2
Com. 3
Sangat tidak setuju
1
6
0
0
Tidak setuju
2
15
17
8
Cukup
3
50
37
48
Setuju
4
27
44
41
Sangat setuju
5
2
2
3
100
100
100
Total
Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010
Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui
tingkat efektifitas dimensi komunikasi.
Nilai/skor rata-rata dimensi Communication (Komunikasi)
Dari tabel 4.16 diperoleh rata-rata respon dimensi communication, sebagai
berikut:
x(C1) 
(1  6)  (2  15)  (3  50)  (4  27)  (5  2) 304

100
100
= 3,04
94
x(C 2 ) 
(1  0)  ( 2  17)  (3  37)  ( 4  44)  (5  2) 331

100
100
= 3,31
x ( C 3) 
(1  0)  ( 2  8)  (3  48)  ( 4  41)  (5  3) 339

100
100
= 3,39
xCommunication 
3,04  3,31  3,39 9,74

3
3
= 3,247
Sehingga :
STE
1,00
TE
1,8
CE
2,6
3,4
XCommuncation
E
SE
4,2
5,00
Dimensi komunikasi iklan TV Honda Vario masuk dalam rentang skala
cukup efektif (3,247), yang menginformasikan bahwa konsumen dan audiences
menganggap iklan tv Honda Vario sudah cukup jelas, dan mampu menyampaikan
pesan utamanya serta audiences cukup mengerti pesan yang ingin disampaikan
dalam iklan tersebut.
Dari hasil penghitungan maka grafik hasil analisa efektifitas iklan televisi
motor Honda Vario dengan metode EPIC (Empathy, Persuasion, Impact,
Communication) model secara keseluruhan adalah dapat dilihat pada gambar 4.2
berikut ini:
95
Gambar 4.2
Grafik EPIC Model iklan TV motor Honda Vario
Empathy
5
3,235 = cukup
efektif
4
3
3,247 = cukup
efektif
3,355 = cukup
efektif
2
Impact
Persuasion
5
4
3
2
1
2
3
4
5
2
3
3,365 = cukup
efektif
4
5
Communication
Sumber: Data Primer diolah bulan Mei 2010
Dari gambar 4.1 tersebut diketahui bahwa dari keempat dimensi EPIC
(Empathy, Persuasion, Impact, dan Communication) iklan televisi motor Honda
Vario adalah tidak ada yang lebih menonjol atau efektif dari keempat dimensi. Hal
itu menunjukkan bahwa responden , menyatakan kesukaannya terhadap iklan
Honda Vario tersebut dan merasa bahwa iklan itu sudah cukup baik bagi mereka
(responden), menggugah minat membeli (persuasi), ataupun kreatifitas iklan,
96
product knowledge (dampak), dan penyampaian pesan (komunikasi) adalah biasabiasa saja serta tidak jauh berbeda dengan iklan produk sejenis di pasaran.
EPIC rate secara keseluruhan memiliki rara-rata 3,3005 dibulatkan menjadi
3,3 yang berarti bahwa iklan televisi motor Honda Vario adalah berada dalam
skala cukup efektif .
4. Hasil Uji Perbedaan Efektifitas
Untuk menguji hipotesis yang diutarakan sebelumnya yaitu :
H0
: Tidak adanya perbedaan efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda
Vario yang signifikan (μ1 = μ2)
Ha : Adanya perbedaan efektifitas iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario
yang signifikan (μ1 ≠ μ2)
Dengan menggunakan bantuan SPSS versi 15,0 for windows, maka diperoleh hasil
uji-t sampel independen (uji beda dua rata-rata) sebagai berikut :
Tabel 4.17
Data Statistik Rata-rata Efektivitas Iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario
Group Statistics
Efektivitas iklan TV
Group
Yamaha Mio
Honda Vario
N
100
100
Mean
3.6448
3.2946
Std. Deviation
.64925
.71651
Std. Error
Mean
.06492
.07165
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, terlihat dari hasil perhitungan SPSS, bahwa
rata-rata efektivitas iklan TV Yamaha Mio adalah 3,6448 dibulatkan menjadi 3,6
dan nilai rata-rata ini sama dengan rata-rata rate pada EPIC model Yamaha Mio.
97
Sementara rata-rata efektivitas iklan TV Honda Vario adalah sebesar 3,2946
dibulatkan menjadi 3,3 dan nilai rata-rata ini sama dengan rata-rata rate pada
EPIC model Honda Vario. Angka rata-rata efektivitas iklan TV dari dua merek
motor yang berbeda tersebut tidak terlalu jauh. Selisih nilai rata-rata efektivitas
iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario adalah sebesar 0,3502. Walaupun
selisihnya tidak terlalu banyak, namun nilai rata-rata efektivitas iklan TV Yamaha
Mio lebih besar dari pada efektivitas iklan TV Honda Vario. Untuk menjawab
hipotesis sebelumnya, maka hasil analisa uji-t sampel independen adalah sebagai
berikut
Tabel 4.18
Hasil Uji-t Sampel Independen
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
F
Efektivitas iklan TV
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
2.957
Sig.
.087
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
3.622
198
.000
.35025
.09669
.15957
.54093
3.622
196.106
.000
.35025
.09669
.15956
.54094
Sumber : Lampiran 5
Pada tabel 4.18 di atas, terlihat bahwa nilai t hitung adalah sebesar 3,622
dengan nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000, dimana nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari nilai α yaitu sebesar 0,05, maka Ho : μ1 = μ2 ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan
Honda Vario adalah berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak
dan Ha diterima yang menyatakan ada perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha
Mio dan Honda Vario secara signifikan.
98
Konsep baru dari pemasaran, yang muncul kira-kira di tahun 1960,
mengalihkan fokus pemasaran dari produk ke pelanggan. tujuannya masih tetap
laba, tetapi cara mencapainya menjadi lebih luas termasuk seluruh bauran
pemasaran (marketing mix), atau empat P seperti yang dikenal secara luas :
product, price, promotion, and place atau produk, harga, promosi dan saluran
distribusi.
Perusahaan hanya dapat membuat lebih sedikit perubahan bauran
pemasaran dari periode ke periode dari pada variabel bauran pemasaran. Ini
berarti tidak semua variabel bauran pemasaran dapat disesuaikan dalam jangka
yang sama. Biasanya perusahaan dapat mengubah harga, besarnya tenaga
penjualan dan pengeluaran biaya iklannya dalam jangka pendek. Sedangkan
mengembangkan produk baru dan modifikasi saluran distribusi hanya bisa di
lakukan dalam jangka panjang.
Alat bauran yang paling mendasar adalah produk. Penawaran dari
perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, merek, desain, kemasan
produk, jaminan dan pelayanan pendukung lainnya merupakan keunggulan
kompetitif yang harus dimiliki setiap produk dalam pasar persaingan global.
Alat bauran pemasaran yang tidak kalah penting adalah harga yakni jumlah uang
yang pelanggan bayar untuk produk tertentu yang diperolehnya. Harga yang
mencakup didalamnya adalah potongan, jangka waktu pembayaran, syarat kredit
dan margin tentulah sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan .
Karena jika tidak pembeli akan berpaling ke produk yang dimiliki oleh pesaing.
99
Promosi merupakan bauran pemasaran yang keempat meliputi semua
kegiatan
yang
dilakukan
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan
dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Cakupannya dapat meliputi
mempekerjakan, melatih dan memotivasi tenaga penjual dan yang paling utama
bagi perusahaan harus membuat program komunikasi dan promosi yang terdiri
dari iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat serta pemasaran secara
langsung dan sistem on line.
Promosi merupakan suatu kegiatan yang di lakukan perusahaan yang
bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang manfaat dari produk yang
akan dipasarkan disamping itu juga berusaha bagaimana cara mempengaruhi dan
meyakinkan konsumen mengenai barang-barang yang ditawarkan, dalam usaha
meningkatkan omzet penjualan (Swasta, 2003 : 45).
Sebagai pembanding pendapat di atas Farris dan Quelch, dua orang ahli
di bidang promosi yang ditulis oleh Kotler, mengungkapkan penilaiannya yang
lebih luas yaitu:
a. Promosi penjualan memungkinkan produsen menyusun variasi penawaran dan
permintaan jangka pendek.
b. Promosi penjualan memungkinkan produsen menaikan daftar harga barang
yang lebih tinggi untuk menguji seberapa tinggi naiknya harga barang yang
dijual.
c. Promosi penjualan mendorong konsumen untuk mencoba produk baru.
d. Promosi penjualan mendorong format eceran yang lebih bervariasi seperti
harga di toko yang rendah setiap hari dan harga promosi.
100
e. Promosi penjualan menyadarkan konsumen terhadap harga yang lebih
besar memberi banyak pilihan bagi konsumen.
f. Promosi penjualan memungkinkan produsen menjual lebih banyak
daripada biasanya dengan harga normal dan sejauh terdapat skala
ekonomis yang mengurangi biaya per unit.
g. Promosi penjualan memungkinkan produsen menyusun program untuk
segmen konsumen yang berbeda.
h. Konsumen menikmati kepuasan melakukan belanja yang cakap saat
mereka mengambil keuntungan dari harga jual Kotler, 2000 :8).
Sedangkan Thomas dan David Hunger dalam Kotler
menyatakan alasan pelaksanaan promosi, yaitu :
a. Memperkenalkan produk penjualan dengan cara mengadakan pameranpameran.
b. Membujuk konsumen untuk mencoba produk baru dengan pemberian
sample.
c. Menaikkan wilayah pemasaran merk produk yang sudah mapan dengan
memberi tiga barang untuk prmbayaran dua barang.
d. Memperoleh pedagang eceran yang lebih banyak dengan memberikan
uang hadiah kepada para pengecer untuk menyelenggarakan pertunjukan.
Menurut Kotler (2000 : 42) beberapa faktor yang mengakibatkan
promosi penjualan berkembang pesat, khususnya dipasaran konsumsi
adalah:
101
a. Promosi sekarang ini sudah diterima oleh manajer puncak sebagai alat
penjualan yang efektif.
b. Lebih banyak manager produksi yang telah terampil menggunakan alatalat promosi penjualan.
c. Manager produksi di tekan terus untuk meningkatkan penjualannya.
d. Para pesaing telah menjadi lebih promotion minded.
e. Para pesaing telah membuat transaksi lebih banyak dari pabrik-pabrik.
f. Efisiensi iklan telah menurun karena biaya kerusakan media dan batasanbatasan hukum.
Salah satu media promosi/ periklamnan yang menarik adalah periklanan
menggunakan media televisi. Iklan yang dikemas dengan menarik mampu secara
efektif meningkatkan penjualan. Dengan iklan yang menarik, akan mampu
merubah persepsi tentang produk yang dijual. Sesuai dengan Shimp (2003:46),
kelebihan media periklanan televisi banyak sekali. Kelebihan Media Periklanan
Televisi
antara
lain
elevisi
memiliki
kemampuan
yang
unik
untuk
mendemonstrasikan penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat
menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus. Audiens dapat melihat dan mendengarkan yang
didemonstrasikan,mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan
bahwa diri mereka memakai produk.
Iklan televisi mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan
(intrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya. Iklan televisi
menggunakan indera seseorang dan menarik perhatiannya bahkan pada saat orang
102
tersebut tidak ingin menonton iklan. Sebagai perbandingan, adalah jauh lebih
mudah bagi seseorang untuk menghindari iklan majalah atau surat kabar dengan
cara membalik lembarannya daripada mencoba menghindari iklan televisi baik
secara fisik maupun mental. Tentu saja, alat-alat pengendali jarak jauh (remote
devices) memudahkan para penonton untuk menghindari iklan televisi melalui
zipping dan zapping.
Selain itu Iklan televisi mampu memberikan hiburan dan menghasilkan
kesenangan. Produk yang diiklankan dapat didramatisir dan dibuat lebih
menggairahkan atau kurang lazim dari biasanya. Hal ini juga terkait dengan unsur
humor yang kerap ditampilkan di televisi sebagai salah satu strategi periklanan
untuk menarik perhatian pemirsa.
Disamping itu Iklan televisi mampu
menjangkau konsumen satu persatu
Dalam iklan televisi, ketika seorang pembicara atau endorser mendukung
keunggulan suatu produk, hal tersebut seperti presentasi penjualan perorangan,
dimana interaksi antara pembicara dan konsumen, terjadi pada tingkat perorangan.
Iklan televisi mampu menjangkau baik konsumen akhir maupun tenaga penjualan
perusahaan. Dengan jangkauan yang luas, iklan televisi dapt menjangkau tenaga
penjualan perusahaan dimana ia akan lebih mudah memasarkan produk yang
bersangkuatan karena iklan televisi juga menjangkau konsumen akhir dan
meningkatkan citra produk tersebut di pasaran. Selain itu Iklan televisi mampu
untuk mencapai dampak yang diinginkan. Dampak tersebut adalah mutu/media
periklanan yang mengaktifkan kesadaran konsumen dan mengaktifkan ingatannya
untuk menerima pesan penjualan.
103
Temuan penelitian ini membuktikan bahwa iklan TV yang disajikan oleh
Honda Vario dan Yamaha Mio secara efektif mampu membuat persepssi yang
berbeda terhadap pelanggannya. Iklan yamaha Mio terbukti lebih efektif
membangun persepsi pelanggan lebih baik dari pada iklan Honda Vario.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Satriojati (2007) yang
melakukan uji perbedaan efektivitas iklan animasi dengan iklan non animasi
dilihat dari sikap audience terhadap iklan. Hasil penelitian Satriojati (2007)
mengungkapkan bahwa perbedaan yang ada tidak signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas iklan animasi dan non animasi
dari sikap audience. Sementara hasil penelitian ini yang menggunakan EPIC
model juga melihat sikap audience terhadap iklan televisi membandingkan dua
produk jenis kendaraan bermotor yang sama namun berbeda merek, menunjukkan
adanya perbedaan efektivitas iklan televisi antara kedua merek kendaraan
bermotor tersebut yaitu Yamaha Mio dan Honda Vario.
Berdasarkan hasil uji beda dua rata-rata efektivitas iklan televisi Yamaha
Mio dan Honda Vario di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa iklan televisi
Yamaha Mio lebih efektif daripada Honda Vario. Hasil ini juga mendukung data
tingkat penjualan Yamaha Mio dibandingkan dengan Honda Vario. Berdasarkan
data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Yamaha mengungguli
Honda dalam penjualan di bulan Februari dengan angka penjualan mencapai
251.394 unit, lebih tinggi dari hasil penjualan motor Honda yang hanya berhasil
mencapai 243.412 ujit. Sebelumnya, dalam pejualan bulan Januari, juga
berdasarkan data penjualan dari AISI, menunjukkan Yamaha lebih di depan dari
104
pada Honda. Sehingga dapat disimpulkan makin efektivitas iklan televisi sebuah
produk, maka makin tinggi minat pembelian dari produk tersebut.
105
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraiakan pada bab 4
sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil jawaban responden yang merupakan mahasiswa FEB
UIN Syarif Hidayatullah mengenai efektifitas iklan televisi motor Yamaha
Mio, maka terlihat dari setiap dimensi yang merupakan indicator
efektifitas memiliki rata-rata nilai skor dalam skala efektif. Sehingga iklan
televisi motor Yamaha Mio adalah efektif.
2. Berdasarkan hasil jawaban responden yang merupakan mahasiswa FEB
UIN Syarif Hidayatullah mengenai efektifitas iklan televisi motor Honda
Vario, maka terlihat dari setiap dimensi yang merupakan indicator
efektifitas memiliki rata-rata nilai skor dalam skala cukup efektif.
Sehingga iklan televisi motor Honda Vario adalah cukup efektif atau
responden menganggap iklan televisi Honda Vario biasa-biasa saja tidak
memiliki kelebihan dari iklan televisi motor lainnya.
3. Berdasarkan hasil Uji-t sampel independen (uji beda rata-rata), maka
perbedaan nilai rata-rata efektivitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda
Vario adalah signifikan, dilihat dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih
kecil dari nilai α sebesar 0,05.
106
B. Implikasi
Implikasi yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan iklan televisi Yamaha
Mio lebih efektif dari Honda Vario dan perbedaan tersebut signifikan,
maka disarankan kepada pihak manajemen Honda Vario khususnya
dibagian promosi untuk membuat iklan yang lebih bagus dari Yamaha
Mio, misalnya dengan iklan-iklan yang lebih menyentuh kehidupan
masyarakat kelas menengah kebawah.
2. Bagi Yamaha Mio untuk dapat lebih meningkatkan kembali kegiatan
promosi melalui iklan televisi, sehingga kedepan iklan televisi Yamaha
Mio dapat masuk dalam skala Sangat Efektif.
107
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Alma, Buchari.Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Edisi revisi.
Alfabeta, Bandung,2004.
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta, Jakarta,2005.
Belch, George., dan Michael Belch, Introduction Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communication Perseptive. Second Edition, Irwin,
United States of America,1993
Belch, George., dan Michael Belch. Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communication Perspective. McGraw Hill, New York ,2001
Benjamin, S Bloom,
et al.,
Taxonomy of Education Objectives, Book
I ,
Cognitive Domain ,New York: Longman, 2001.
Durianto, Darmadi., Sugiarto., Anton.W. Widajaja., dan Hendrawan.S. Invasi
Pasar Dengan
Iklan Yang Efektif, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta,2003
Gredler, Margaret E. Bell, Learning and Instruction, Terjemahan Munandir
,Jakarta: CV. Rajawali, 2000.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya,
Cet. Pertama. Ghalia Indonesia, Jakarta,2002.
Hergenhanh, B. R., dan Olson M. H., An Introduction to Theories of Learning,
New Jersey: Prentice-Hall International, Inc., 2001.
108
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Edisi 10. Terjemahan: Hendra Teguh
et.al. PT Prenhallindo ,Jakarta ,2002
Kotler, Philip, Marketing Management , Millenium Edition , Upper Saddle River ,
NJ, Prentice Hall International. 2000.
Kotler, Philip., dan Kevin Lane Keller.Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2.
Pengalih Bahasa Benyamin Molan, Pearson Education Inc, New
Jersey,2006.
Newman, Philip R. and Barbara M. Newman, Living: The Process of Adjustmant
Homewood, Illinois: The Dorsey Press, 2001.
Newstrom and Davis, Learning System Design NewYork: McGraw-Hill, Inc.,
2001.
Ouchi and Campbell, Consumer Behavior, Canada: MacMilan, 2001.
Peter, J Paul dan Jerry C Olson, Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan
Strategi Pemasaran. Jilid 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ,2000.
Rakmat , Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Cetakan kedua.
Alfabeta, Bandung,2003.
Ruslan, Rosady.Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi dan
Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,1999.
Sarwono, Perilaku Konsumen. PT Eresco, Bandung. 2000.
Shimp, Terence A. Periklanan Promosi : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid
2, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta,2003
109
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey. LP3ES,
Jakarta, 1995.
Sutisna. Perilaku Konsumen : Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2003
Swasta, Basu Manajemen Pemasaran Modern Penerbit, Liberty, Yogyakarta,
cetakan Ketujuh, 2003.
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS Edisi 3, Graha
Ilmu,Yogyakarta,2009.
Tesis dan Skripsi :
Kusumaatmaja, Bachtiar Sri.Analisa Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum
Super Mezzo Versi “Berlari dan Melayang” Menggunakan EPIC Model
Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang,
Skripsi. FE-Universitas Brawijaya, Malang,2006
Satriojati, Wahyu Aji Anindhiyo.Analisis Perbandingan Efektivitas Iklan Animasi
dan Non-Animasi: Studi Produk Low-Involvement dan High-Involvement.
Skripsi. FE-Universitas Indonesia,Depok, 2007.
Thomas Hardy Leahey & Richard Jackson Harris, Learning dan Cognition ,New
Jersey: Prentice Hall Inc., 2002.
Tunggadewi, Nugrahani.Evaluasi Pasca Iklan Terhadap Efektifitas Iklan Televisi
Dove (Sabun Batang), Karya Akhir, Magister Manajemen Universitas
Indonesia, Jakarta,2006
110
Wahyudi, Lidia.Efektifitas Iklan Televisi Indosat Dalam Mensosialisasikan
Promo “5 Jam Free Talk” Kepada Masyarakat Surabaya. Skripsi.
Universitas Kristen Petra, Surabaya,2007.
111
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Kuesioner
Assalamulaikum Wr. Wb.
Responden yang saya hargai, sehubungan dengan penelitian skripsi saya tentang
penelitian perbandingan efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario saya
memohon kesediaan anda sebagai responden sekalian untuk mengisi kuesioner ini.
Adapun sebelum mulai mengisi pastikan bahwa anda:
‫ת‬
‫ת‬
Mahasiswa aktif FEB UIN Syarif Hidayatullah
Pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario
Daftar Pertanyaan Responden
A. Demografi / Profil Responden
1. Nama (boleh tidak diisi)
_____________________________
Beri tanda “X” dalam kotak yang sesuai
2. Jenis Kelamin
 Laki-laki
 Perempuan
3. Usia/umur
 Kurang dari 20 tahun
 20 s/d 25 tahun
 Lebih dari 25 tahun
4. Pengeluaran per Bulan
 Kurang dari Rp. 500.000
 > Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000
 > Rp. 1.000.001 s/d Rp. 1.500.000
 Lebih dari Rp. 1.500.000
5. Kendaraan bermotor apa yang anda miliki ?
_____________________________
B. EPIC Model (Yamaha Mio dan Honda Vario)
Empathy
1. Anda setuju bahwa iklan TV Yamaha Mio adalah baik.
112
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
2. Anda setuju bahwa iklan TV Honda Vario adalah baik
a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat Setuju
3. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Yamaha Mio tersebut.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
4. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Honda Vario tersebut.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat Setuju
Persuasion
1. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan motor Yamaha Mio.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
2. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan motor Honda Vario
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
3. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli motor Yamaha Mio.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
4. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli motor Honda Vario
a. Sangat tidak setuju
113
b.
c.
d.
e.
Tidak setuju
Cukup
Setuju
Sangat setuju
Impact
1. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Yamaha Mio.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
2. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Honda Vario
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
3. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih kreatif dibandingkan
iklan TV motor lainnya.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
4. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih kreatif dibandingkan
iklan TV motor lainnya.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
Communication
1. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih jelas dibanding iklan
TV motor lainnya.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih jelas dibanding iklan
TV motor lainnya.
a. Sangat tidak setuju
114
3.
4.
5.
6.
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio mampu
mengkomunikasikan pesan yang disampaikan.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario mampu mengkomunikasikan
pesan yang disampaikan.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan TV
Yamaha Mio tersebut.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan TV
Honda Vario tersebut.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Cukup
d. Setuju
e. Sangat setuju
Atas partisipasi anda saya ucapkan terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.
115
Lampiran 2 : Sebaran Data Uji Coba
Data Uji Coba Dimensi Emphaty
Resp.
butir 1
butir 2
butir 3
butir 4
total butir
1
4
4
2
4
14
2
4
4
4
4
16
3
3
3
3
3
12
4
4
4
4
3
15
5
3
4
3
4
14
6
3
4
4
5
16
7
4
2
3
2
11
8
4
4
4
4
16
9
3
3
3
4
13
10
4
3
4
3
14
11
4
4
5
4
17
12
4
4
4
3
15
13
1
1
1
1
4
14
4
3
4
3
14
15
4
5
3
5
17
16
4
2
4
2
12
17
5
3
4
3
15
18
5
2
4
3
14
19
3
3
3
3
12
20
4
4
4
4
16
21
3
2
5
2
12
22
5
5
5
4
19
23
2
4
2
4
12
24
5
3
4
3
15
25
4
3
3
3
13
26
2
3
2
3
10
27
5
5
5
4
19
28
4
2
4
2
12
29
4
3
4
2
13
30
5
3
4
2
14
116
Data Uji Coba Dimensi Persuasion
Resp.
butir 1
butir 2
butir 3
butir 4
total butir
1
4
4
3
3
14
2
5
4
5
4
18
3
2
3
2
2
9
4
3
4
3
4
14
5
4
4
3
3
14
6
4
3
3
3
13
7
4
2
4
2
12
8
3
4
2
3
12
9
2
4
2
3
11
10
5
3
4
3
15
11
5
5
4
4
18
12
5
3
5
2
15
13
3
3
3
3
12
14
4
4
4
4
16
15
3
5
2
4
14
16
3
2
3
2
10
17
4
2
2
2
10
18
5
5
5
5
20
19
3
3
3
3
12
20
4
4
5
5
18
21
3
5
3
3
14
22
4
4
4
4
16
23
3
3
3
3
12
24
4
3
4
2
13
25
4
4
4
3
15
26
3
2
3
3
11
27
5
4
5
4
18
28
4
3
4
2
13
29
4
2
4
3
13
30
4
3
4
3
14
117
Data Uji Coba Dimensi Impact
Resp.
butir 1
butir 2
butir 3
butir 4
total butir
1
4
4
2
4
14
2
5
4
4
4
17
3
2
3
3
3
11
4
3
4
4
3
14
5
4
4
3
4
15
6
4
3
4
5
16
7
4
2
3
2
11
8
3
4
4
4
15
9
2
4
3
4
13
10
5
3
4
3
15
11
5
5
5
4
19
12
5
3
4
3
15
13
3
3
1
1
8
14
4
4
4
3
15
15
3
5
3
5
16
16
3
2
4
2
11
17
4
2
4
3
13
18
5
5
4
3
17
19
3
3
3
3
12
20
4
4
4
4
16
21
3
5
5
2
15
22
4
4
5
4
17
23
3
3
2
4
12
24
4
3
4
3
14
25
4
4
3
3
14
26
3
2
2
3
10
27
5
4
5
4
18
28
4
3
4
2
13
29
4
2
4
2
12
30
4
3
4
2
13
118
Data Uji Coba Dimensi Communication
Resp.
butir 1
butir 2
butir 3
butir 4
butir 5
butir 6
total butir
1
4
3
4
4
4
4
23
2
5
4
5
4
5
4
27
3
3
3
2
2
3
3
16
4
3
3
3
3
4
4
20
5
3
3
4
3
3
3
19
6
3
4
3
4
3
4
21
7
4
1
4
2
4
2
17
8
3
4
3
4
3
3
20
9
2
3
2
4
3
5
19
10
4
2
4
3
4
4
21
11
4
3
4
4
4
4
23
12
3
3
4
4
4
4
22
13
3
3
3
3
3
3
18
14
4
4
4
4
4
4
24
15
3
4
3
4
3
4
21
16
4
2
4
2
4
2
18
17
3
3
4
2
5
3
20
18
4
4
4
4
4
4
24
19
3
3
3
3
3
3
18
20
2
4
3
4
3
3
19
21
4
2
3
3
3
3
18
22
4
3
4
4
4
4
23
23
3
3
3
3
3
3
18
24
4
3
4
3
4
3
21
25
2
1
4
3
3
3
16
26
4
2
3
2
4
3
18
27
5
5
5
5
5
4
29
28
4
3
4
3
4
3
21
29
4
3
4
3
4
3
21
30
4
3
4
3
5
3
22
119
Lampiran 3 : Hasil Uji Coba
Hasil Uji Coba Instrumen :
1. Uji Validitas
a. Dimensi Emphaty
Correlations
butir_tot
Pearson Correlation
.717(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 2
Pearson Correlation
.816(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 3
Pearson Correlation
.711(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 4
Pearson Correlation
.709(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir_tot
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
butir 1
b. Dimensi Persuasion
Correlations
butir 1
butir 2
butir 3
butir 4
butir_tot
butir_tot
Pearson Correlation
.748(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
Pearson Correlation
.655(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
Pearson Correlation
.777(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
Pearson Correlation
.783(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
120
c. Dimensi Impact
Correlations
butir 1
Pearson Correlation
butir_tot
.615(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
butir 2
Pearson Correlation
30
.715(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
butir 3
Pearson Correlation
30
.704(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
butir 4
Pearson Correlation
30
.643(**)
Sig. (2-tailed)
N
butir_tot
Pearson Correlation
.000
30
1
Sig. (2-tailed)
N
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
d. Dimensi Communication
Correlations
butir_tot
Pearson Correlation
.643(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 2
Pearson Correlation
.677(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 3
Pearson Correlation
.663(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 4
Pearson Correlation
.722(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 5
Pearson Correlation
.657(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
butir 6
Pearson Correlation
.582(**)
Sig. (2-tailed)
.001
N
30
butir_tot Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
butir 1
121
2. Uji Realibilitas
a. Dimensi Emphaty
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.723
N of Items
4
b. Dimensi Persuasion
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.724
N of Items
4
122
c. Dimensi Impact
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.590
N of Items
4
d. Dimensi Communication
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.736
N of Items
6
123
Lampiran 4 : Sebaran Data Penelitian
Data Penelitian Dimensi Emphaty
Yamaha Mio
Resp.
butir 1
Honda Vario
butir 3
Total
rata2
butir 2
butir 4
total butir
rata2
1
4
2
6
3
4
4
8
4
2
4
4
8
4
4
4
8
4
3
3
3
6
3
3
3
6
3
4
4
4
8
4
4
3
7
3.5
5
3
3
6
3
4
4
8
4
6
3
4
7
3.5
4
5
9
4.5
7
4
3
7
3.5
2
2
4
2
8
4
4
8
4
4
4
8
4
9
3
3
6
3
3
4
7
3.5
10
4
4
8
4
3
3
6
3
11
4
5
9
4.5
4
4
8
4
12
4
4
8
4
4
3
7
3.5
13
1
1
2
1
1
1
2
1
14
4
4
8
4
3
3
6
3
15
4
3
7
3.5
5
5
10
5
16
4
4
8
4
2
2
4
2
17
5
4
9
4.5
3
3
6
3
18
5
4
9
4.5
2
3
5
2.5
19
3
3
6
3
3
3
6
3
20
4
4
8
4
4
4
8
4
21
3
5
8
4
2
2
4
2
22
5
5
10
5
5
4
9
4.5
23
2
2
4
2
4
4
8
4
24
5
4
9
4.5
3
3
6
3
25
4
3
7
3.5
3
3
6
3
26
2
2
4
2
3
3
6
3
27
5
5
10
5
5
4
9
4.5
28
4
4
8
4
2
2
4
2
29
4
4
8
4
3
2
5
2.5
30
5
4
9
4.5
3
2
5
2.5
31
4
4
8
4
3
3
6
3
32
4
5
9
4.5
4
4
8
4
33
4
4
8
4
4
3
7
3.5
34
1
1
2
1
1
1
2
1
35
4
4
8
4
3
3
6
3
36
4
3
7
3.5
5
5
10
5
124
37
4
4
8
4
2
2
4
2
38
5
4
9
4.5
3
3
6
3
39
5
4
9
4.5
2
3
5
2.5
40
3
3
6
3
3
3
6
3
41
4
4
8
4
4
4
8
4
42
3
5
8
4
2
2
4
2
43
5
5
10
5
5
4
9
4.5
44
2
2
4
2
4
4
8
4
45
5
4
9
4.5
3
3
6
3
46
4
3
7
3.5
3
3
6
3
47
4
2
6
3
4
4
8
4
48
4
4
8
4
4
4
8
4
49
3
3
6
3
3
3
6
3
50
4
4
8
4
4
3
7
3.5
51
3
3
6
3
4
4
8
4
52
3
4
7
3.5
4
5
9
4.5
53
4
3
7
3.5
2
2
4
2
54
4
4
8
4
4
4
8
4
55
3
3
6
3
3
4
7
3.5
56
4
4
8
4
3
3
6
3
57
4
5
9
4.5
4
4
8
4
58
4
4
8
4
4
3
7
3.5
59
1
1
2
1
1
1
2
1
60
4
4
8
4
3
3
6
3
61
4
3
7
3.5
5
5
10
5
62
4
4
8
4
2
2
4
2
63
5
4
9
4.5
3
3
6
3
64
5
4
9
4.5
2
3
5
2.5
65
3
3
6
3
3
3
6
3
66
4
4
8
4
4
4
8
4
67
3
3
6
3
4
4
8
4
68
3
4
7
3.5
4
5
9
4.5
69
4
3
7
3.5
2
2
4
2
70
4
4
8
4
4
4
8
4
71
3
3
6
3
3
4
7
3.5
72
4
4
8
4
3
3
6
3
73
4
5
9
4.5
4
4
8
4
74
4
4
8
4
4
3
7
3.5
75
1
1
2
1
1
1
2
1
76
4
4
8
4
3
3
6
3
125
77
4
3
7
3.5
5
5
10
5
78
4
4
8
4
2
2
4
2
79
5
4
9
4.5
3
3
6
3
80
5
4
9
4.5
2
3
5
2.5
81
3
3
6
3
3
3
6
3
82
4
4
8
4
4
4
8
4
83
3
5
8
4
2
2
4
2
84
5
5
10
5
5
4
9
4.5
85
2
2
4
2
4
4
8
4
86
5
4
9
4.5
3
3
6
3
87
4
3
7
3.5
3
3
6
3
88
2
2
4
2
3
3
6
3
89
5
5
10
5
5
4
9
4.5
90
4
4
8
4
2
2
4
2
91
4
4
8
4
3
2
5
2.5
92
5
4
9
4.5
3
2
5
2.5
93
4
3
7
3.5
5
5
10
5
94
4
4
8
4
2
2
4
2
95
5
4
9
4.5
3
3
6
3
96
5
4
9
4.5
2
3
5
2.5
97
3
3
6
3
3
3
6
3
98
4
4
8
4
4
4
8
4
99
3
5
8
4
2
2
4
2
100
5
5
10
5
5
4
9
4.5
Data Penelitian Dimensi Persuasion
Yamaha Mio
Resp.
butir 1
butir 3
Honda Vario
Total
rata2
butir 2
butir 4
total butir
rata2
1
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
2
5
5
10
5
4
4
8
4
3
2
2
4
2
3
2
5
2.5
4
3
3
6
3
4
4
8
4
5
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
6
4
3
7
3.5
3
3
6
3
7
4
4
8
4
2
2
4
2
8
3
2
5
2.5
4
3
7
3.5
9
2
2
4
2
4
3
7
3.5
10
5
4
9
4.5
3
3
6
3
11
5
4
9
4.5
5
4
9
4.5
12
5
5
10
5
3
2
5
2.5
126
13
3
3
6
3
3
3
6
3
14
4
4
8
4
4
4
8
4
15
3
2
5
2.5
5
4
9
4.5
16
3
3
6
3
2
2
4
2
17
4
2
6
3
2
2
4
2
18
5
5
10
5
5
5
10
5
19
3
3
6
3
3
3
6
3
20
4
5
9
4.5
4
5
9
4.5
21
3
3
6
3
5
3
8
4
22
4
4
8
4
4
4
8
4
23
3
3
6
3
3
3
6
3
24
4
4
8
4
3
2
5
2.5
25
4
4
8
4
4
3
7
3.5
26
3
3
6
3
2
3
5
2.5
27
5
5
10
5
4
4
8
4
28
4
4
8
4
3
2
5
2.5
29
4
4
8
4
2
3
5
2.5
30
4
4
8
4
3
3
6
3
31
5
4
9
4.5
3
3
6
3
32
5
4
9
4.5
5
4
9
4.5
33
5
5
10
5
3
2
5
2.5
34
3
3
6
3
3
3
6
3
35
4
4
8
4
4
4
8
4
36
3
2
5
2.5
5
4
9
4.5
37
3
3
6
3
2
2
4
2
38
4
2
6
3
2
2
4
2
39
5
5
10
5
5
5
10
5
40
3
3
6
3
3
3
6
3
41
4
5
9
4.5
4
5
9
4.5
42
3
3
6
3
5
3
8
4
43
4
4
8
4
4
4
8
4
44
3
3
6
3
3
3
6
3
45
4
4
8
4
3
2
5
2.5
46
4
4
8
4
4
3
7
3.5
47
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
48
5
5
10
5
4
4
8
4
49
2
2
4
2
3
2
5
2.5
50
3
3
6
3
4
4
8
4
51
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
52
4
3
7
3.5
3
3
6
3
127
53
4
4
8
4
2
2
4
2
54
3
2
5
2.5
4
3
7
3.5
55
2
2
4
2
4
3
7
3.5
56
5
4
9
4.5
3
3
6
3
57
5
4
9
4.5
5
4
9
4.5
58
5
5
10
5
3
2
5
2.5
59
3
3
6
3
3
3
6
3
60
4
4
8
4
4
4
8
4
61
3
2
5
2.5
5
4
9
4.5
62
3
3
6
3
2
2
4
2
63
4
2
6
3
2
2
4
2
64
5
5
10
5
5
5
10
5
65
3
3
6
3
3
3
6
3
66
4
5
9
4.5
4
5
9
4.5
67
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
68
4
3
7
3.5
3
3
6
3
69
4
4
8
4
2
2
4
2
70
3
2
5
2.5
4
3
7
3.5
71
2
2
4
2
4
3
7
3.5
72
5
4
9
4.5
3
3
6
3
73
5
4
9
4.5
5
4
9
4.5
74
5
5
10
5
3
2
5
2.5
75
3
3
6
3
3
3
6
3
76
4
4
8
4
4
4
8
4
77
3
2
5
2.5
5
4
9
4.5
78
3
3
6
3
2
2
4
2
79
4
2
6
3
2
2
4
2
80
5
5
10
5
5
5
10
5
81
3
3
6
3
3
3
6
3
82
4
5
9
4.5
4
5
9
4.5
83
3
3
6
3
5
3
8
4
84
4
4
8
4
4
4
8
4
85
3
3
6
3
3
3
6
3
86
4
4
8
4
3
2
5
2.5
87
4
4
8
4
4
3
7
3.5
88
3
3
6
3
2
3
5
2.5
89
5
5
10
5
4
4
8
4
90
4
4
8
4
3
2
5
2.5
91
4
4
8
4
2
3
5
2.5
92
4
4
8
4
3
3
6
3
128
93
3
2
5
2.5
5
4
9
4.5
94
3
3
6
3
2
2
4
2
95
4
2
6
3
2
2
4
2
96
5
5
10
5
5
5
10
5
97
3
3
6
3
3
3
6
3
98
4
5
9
4.5
4
5
9
4.5
99
3
3
6
3
5
3
8
4
100
4
4
8
4
4
4
8
4
Data Penelitian Dimensi Impact
Yamaha Mio
Resp.
butir 1
butir 3
Honda Vario
Total
rata2
butir 2
butir 4
total butir
rata2
1
4
2
6
3
4
4
8
4
2
5
4
9
4.5
4
4
8
4
3
2
3
5
2.5
3
3
6
3
4
3
4
7
3.5
4
3
7
3.5
5
4
3
7
3.5
4
4
8
4
6
4
4
8
4
3
5
8
4
7
4
3
7
3.5
2
2
4
2
8
3
4
7
3.5
4
4
8
4
9
2
3
5
2.5
4
4
8
4
10
5
4
9
4.5
3
3
6
3
11
5
5
10
5
5
4
9
4.5
12
5
4
9
4.5
3
3
6
3
13
3
1
4
2
3
1
4
2
14
4
4
8
4
4
3
7
3.5
15
3
3
6
3
5
5
10
5
16
3
4
7
3.5
2
2
4
2
17
4
4
8
4
2
3
5
2.5
18
5
4
9
4.5
5
3
8
4
19
3
3
6
3
3
3
6
3
20
4
4
8
4
4
4
8
4
21
3
5
8
4
5
2
7
3.5
22
4
5
9
4.5
4
4
8
4
23
3
2
5
2.5
3
4
7
3.5
24
4
4
8
4
3
3
6
3
25
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
26
3
2
5
2.5
2
3
5
2.5
27
5
5
10
5
4
4
8
4
28
4
4
8
4
3
2
5
2.5
129
29
4
4
8
4
2
2
4
2
30
4
4
8
4
3
2
5
2.5
31
5
4
9
4.5
3
3
6
3
32
5
5
10
5
5
4
9
4.5
33
5
4
9
4.5
3
3
6
3
34
3
1
4
2
3
1
4
2
35
4
4
8
4
4
3
7
3.5
36
3
3
6
3
5
5
10
5
37
3
4
7
3.5
2
2
4
2
38
4
4
8
4
2
3
5
2.5
39
5
4
9
4.5
5
3
8
4
40
3
3
6
3
3
3
6
3
41
4
4
8
4
4
4
8
4
42
3
5
8
4
5
2
7
3.5
43
4
5
9
4.5
4
4
8
4
44
3
2
5
2.5
3
4
7
3.5
45
4
4
8
4
3
3
6
3
46
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
47
4
2
6
3
4
4
8
4
48
5
4
9
4.5
4
4
8
4
49
2
3
5
2.5
3
3
6
3
50
3
4
7
3.5
4
3
7
3.5
51
4
3
7
3.5
4
4
8
4
52
4
4
8
4
3
5
8
4
53
4
3
7
3.5
2
2
4
2
54
3
4
7
3.5
4
4
8
4
55
2
3
5
2.5
4
4
8
4
56
5
4
9
4.5
3
3
6
3
57
5
5
10
5
5
4
9
4.5
58
5
4
9
4.5
3
3
6
3
59
3
1
4
2
3
1
4
2
60
4
4
8
4
4
3
7
3.5
61
3
3
6
3
5
5
10
5
62
3
4
7
3.5
2
2
4
2
63
4
4
8
4
2
3
5
2.5
64
5
4
9
4.5
5
3
8
4
65
3
3
6
3
3
3
6
3
66
4
4
8
4
4
4
8
4
67
4
3
7
3.5
4
4
8
4
68
4
4
8
4
3
5
8
4
130
69
4
3
7
3.5
2
2
4
2
70
3
4
7
3.5
4
4
8
4
71
2
3
5
2.5
4
4
8
4
72
5
4
9
4.5
3
3
6
3
73
5
5
10
5
5
4
9
4.5
74
5
4
9
4.5
3
3
6
3
75
3
1
4
2
3
1
4
2
76
4
4
8
4
4
3
7
3.5
77
3
3
6
3
5
5
10
5
78
3
4
7
3.5
2
2
4
2
79
4
4
8
4
2
3
5
2.5
80
5
4
9
4.5
5
3
8
4
81
3
3
6
3
3
3
6
3
82
4
4
8
4
4
4
8
4
83
3
5
8
4
5
2
7
3.5
84
4
5
9
4.5
4
4
8
4
85
3
2
5
2.5
3
4
7
3.5
86
4
4
8
4
3
3
6
3
87
4
3
7
3.5
4
3
7
3.5
88
3
2
5
2.5
2
3
5
2.5
89
5
5
10
5
4
4
8
4
90
4
4
8
4
3
2
5
2.5
91
4
4
8
4
2
2
4
2
92
4
4
8
4
3
2
5
2.5
93
3
3
6
3
5
5
10
5
94
3
4
7
3.5
2
2
4
2
95
4
4
8
4
2
3
5
2.5
96
5
4
9
4.5
5
3
8
4
97
3
3
6
3
3
3
6
3
98
4
4
8
4
4
4
8
4
99
3
5
8
4
5
2
7
3.5
100
4
5
9
4.5
4
4
8
4
131
Data Penelitian Dimensi Communication
Yamaha Mio
Resp.
butir 1
butir 3
Honda Vario
butir 5
Total
rata2
butir 2
butir 4
butir 6
total butir
rata2
1
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
2
5
5
5
15
5.0
4
4
4
12
4.0
3
3
2
3
8
2.7
3
2
3
8
2.7
4
3
3
4
10
3.3
3
3
4
10
3.3
5
3
4
3
10
3.3
3
3
3
9
3.0
6
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
7
4
4
4
12
4.0
1
2
2
5
1.7
8
3
3
3
9
3.0
4
4
3
11
3.7
9
2
2
3
7
2.3
3
4
5
12
4.0
10
4
4
4
12
4.0
2
3
4
9
3.0
11
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
12
3
4
4
11
3.7
3
4
4
11
3.7
13
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
14
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
15
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
16
4
4
4
12
4.0
2
2
2
6
2.0
17
3
4
5
12
4.0
3
2
3
8
2.7
18
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
19
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
20
2
3
3
8
2.7
4
4
3
11
3.7
21
4
3
3
10
3.3
2
3
3
8
2.7
22
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
23
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
24
4
4
4
12
4.0
3
3
3
9
3.0
25
2
4
3
9
3.0
1
3
3
7
2.3
26
4
3
4
11
3.7
2
2
3
7
2.3
27
5
5
5
15
5.0
5
5
4
14
4.7
28
4
4
4
12
4.0
3
3
3
9
3.0
29
4
4
4
12
4.0
3
3
3
9
3.0
30
4
4
5
13
4.3
3
3
3
9
3.0
31
4
4
4
12
4.0
2
3
4
9
3.0
32
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
33
3
4
4
11
3.7
3
4
4
11
3.7
34
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
35
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
36
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
37
4
4
4
12
4.0
2
2
2
6
2.0
132
38
3
4
5
12
4.0
3
2
3
8
2.7
39
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
40
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
41
2
3
3
8
2.7
4
4
3
11
3.7
42
4
3
3
10
3.3
2
3
3
8
2.7
43
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
44
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
45
4
4
4
12
4.0
3
3
3
9
3.0
46
2
4
3
9
3.0
1
3
3
7
2.3
47
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
48
5
5
5
15
5.0
4
4
4
12
4.0
49
3
2
3
8
2.7
3
2
3
8
2.7
50
3
3
4
10
3.3
3
3
4
10
3.3
51
3
4
3
10
3.3
3
3
3
9
3.0
52
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
53
4
4
4
12
4.0
1
2
2
5
1.7
54
3
3
3
9
3.0
4
4
3
11
3.7
55
2
2
3
7
2.3
3
4
5
12
4.0
56
4
4
4
12
4.0
2
3
4
9
3.0
57
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
58
3
4
4
11
3.7
3
4
4
11
3.7
59
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
60
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
61
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
62
4
4
4
12
4.0
2
2
2
6
2.0
63
3
4
5
12
4.0
3
2
3
8
2.7
64
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
65
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
66
2
3
3
8
2.7
4
4
3
11
3.7
67
3
4
3
10
3.3
3
3
3
9
3.0
68
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
69
4
4
4
12
4.0
1
2
2
5
1.7
70
3
3
3
9
3.0
4
4
3
11
3.7
71
2
2
3
7
2.3
3
4
5
12
4.0
72
4
4
4
12
4.0
2
3
4
9
3.0
73
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
74
3
4
4
11
3.7
3
4
4
11
3.7
75
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
76
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
77
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
133
78
4
4
4
12
4.0
2
2
2
6
2.0
79
3
4
5
12
4.0
3
2
3
8
2.7
80
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
81
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
82
2
3
3
8
2.7
4
4
3
11
3.7
83
4
3
3
10
3.3
2
3
3
8
2.7
84
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
85
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
86
4
4
4
12
4.0
3
3
3
9
3.0
87
2
4
3
9
3.0
1
3
3
7
2.3
88
4
3
4
11
3.7
2
2
3
7
2.3
89
5
5
5
15
5.0
5
5
4
14
4.7
90
4
4
4
12
4.0
3
3
3
9
3.0
91
4
4
4
12
4.0
3
3
3
9
3.0
92
4
4
5
13
4.3
3
3
3
9
3.0
93
3
3
3
9
3.0
4
4
4
12
4.0
94
4
4
4
12
4.0
2
2
2
6
2.0
95
3
4
5
12
4.0
3
2
3
8
2.7
96
4
4
4
12
4.0
4
4
4
12
4.0
97
3
3
3
9
3.0
3
3
3
9
3.0
98
2
3
3
8
2.7
4
4
3
11
3.7
99
4
3
3
10
3.3
2
3
3
8
2.7
100
4
4
4
12
4.0
3
4
4
11
3.7
134
Lampiran 5 : Analisis Uji-t dua sampel independen (uji beda dua rata-rata)
Group Statistics
Efektivitas iklan TV
Group
Yamaha Mio
Honda Vario
N
Mean
3.6448
3.2946
100
100
Std. Deviation
.64925
.71651
Std. Error
Mean
.06492
.07165
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
F
Efektivitas iklan TV
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
2.957
Sig.
.087
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
3.622
198
.000
.35025
.09669
.15957
.54093
3.622
196.106
.000
.35025
.09669
.15956
.54094
135
Download